168
PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTU Tahun 2010 - 2014 DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN 2009 Buku VI PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTU Tahun 2010 - 2014

Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

�PETA PANDUAN (Road Map)

PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN2009

Buku VI

PETA PANDUAN

(Road Map)

PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTU

Tahun 2010 - 2014

Page 2: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

Page 3: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

���KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR

Kabinet Indonesia Bersatu II periode 2010-2014 di bidang perekonomian menargetkan pertumbuhan ekonomi rata-rata 7 %, tingkat pengangguran menjadi berkisar 5 - 6%, tingkat kemiskinan diharapkan menjadi 8 -10%, dan diperlukan investasi sekitar Rp. 2.000 triliun tiap tahun. Untuk itu, sektor industri diharapkan menjadi penggerak utama (prime mover) mampu berkontribusi lebih dari 26% terhadap PDB pada tahun 2014, dan mampu tumbuh minimal 1,5% lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi.

Dalam rangka mewujudkan Indonesia sebagai negara industri yang tangguh pada tahun 2025, menghadapi tantangan dan kendala yang ada, serta merevitalisasi industri nasional, maka telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 28 tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional.

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT telah tersusun 35 Road Map (peta panduan) pengembangan klaster industri prioritas untuk periode 5 (lima) tahun ke depan (2010-2014) sebagai penjabaran Perpres 28/2008, yang disajikan dalam 6 (enam) buku, yaitu:

1. Buku I, Kelompok Klaster Industri Basis Industri Manufaktur (8 Klaster indutri), yaitu: 1) Klaster Industri Baja, 2) Klaster Industri Semen, 3) Klaster Industri Petrokimia, 4) Klaster Industri Keramik, 5) Klaster Industri Mesin Listrik & Peralatan Listrik, 6) Klaster Industri Mesin Peralatan Umum, 7) Klaster Industri Tekstil dan Produk Tekstil, 8) Klaster Industri Alas Kaki.

Page 4: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

�vPETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

2. Buku II, Kelompok Klaster Industri Berbasis Agro (12 Klaster Industri), yaitu: 1) Klaster Industri Pengolahan Kelapa Sawit, 2) Klaster Industri Karet dan Barang Karet, 3) Klaster Industri Kakao, 4) Klaster Industri Pengolahan Kelapa, 5) Klaster Industri Pengolahan Kopi, 6) Klaster Industri Gula, 7) Klaster Industri Hasil Tembakau, 8) Klaster Industri Pengolahan Buah, 9) Klaster Industri Furniture, 10) Klaster Industri Pengolahan Ikan, 11) Klaster Industri Kertas, 12) Klaster Industri Pengolahan Susu.

3. Buku III, Kelompok Klaster Industri Alat Angkut (4 Klaster Industri), yaitu: 1) Klaster Industri Kendaraan Bermotor, 2) Klaster Industri Perkapalan, 3) Klaster Industri Kedirgantaraan, 4) Klaster Industri Perkeretaapian.

4. Buku IV, Kelompok Klaster Industri Elektronika dan Telematika (3 Klaster Industri), yaitu: 1) Klaster Industri Elektronika, 2) Klaster Industri Telekomunikasi, 3) Klaster Industri Komputer dan Peralatannya.

5. Buku V, Kelompok Klaster Industri Penunjang Industri Kreatif dan Industri Kreatif Tertentu (3 Klaster Industri), yaitu: 1) Klaster Industri Perangkat Lunak dan Konten Multimedia, 2) Klaster Industri Fashion, 3) Klaster Industri Kerajinan dan Barang seni.

6. Buku VI, Kelompok Klaster Industri Kecil dan Menengah Tertentu (5 Klaster Industri), yaitu: 1) Klaster Industri Batu Mulia dan Perhiasan, 2) Klaster Industri Garam, 3) Klaster Industri Gerabah dan Keramik Hias, 4) Klaster Industri Minyak Atsiri, 5) Klaster Industri Makanan Ringan.

Diharapkan dengan telah terbitnya 35 Road Map tersebut pengembangan industri ke depan dapat dilaksanakan secara lebih fokus dan dapat menjadi:

Page 5: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

vKATA PENGANTAR

1. Pedoman operasional Pelaku klaster industri, dan aparatur Pemerintah dalam rangka menunjang secara komplementer dan sinergik untuk suksesnya pelaksanaan program pengembangan industri sesuai dengan bidang tugasnya.

2. Pedoman koordinasi perencanaan kegiatan antar sektor, antar instansi terkait di Pusat dan Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota).

3. Informasi dalam menggalang partisipasi dari masyarakat luas untuk berkontribusi secara langsung dalam kegiatan pembangunan industri.

Kepada semua pihak yang berkepentingan dan ikut bertanggung-jawab terhadap kemajuan industri diharapkan dapat mendukung pelaksanaan peta panduan (Road Map) ini secara konsekuen dan konsisten, sesuai dengan peran dan tugasnya masing-masing.

Semoga Allah SWT meridhoi dan mengabulkan cita-cita luhur kita bersama menuju Indonesia yang lebih baik.

Jakarta, November 2009

MENTERI PERINDUSTRIAN RI

MOHAMAD S. HIDAYAT

Page 6: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

v�PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

Page 7: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

v��DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................. iii

DAFTAR ISI ........................................................ vii

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 133/M-IND/PER/10/2009 TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI BATU MULIA DAN PERHIASAN ..... 1

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI NOMOR : 133/M-IND/PER/10/2009 TANGGAL : 14 OKTOBER 2009 PETA PANDUAN PENGEMBANGANKLASTER INDUSTRI BATU MULIA DAN PERHIASAN ..... 9

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIKINDONESIA NOMOR : 134/M-IND/PER/10/2009TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI GARAM .................................... 31

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI NOMOR : 134/M-IND/PER/10/2009 TANGGAL : 14 OKTOBER 2009 PETA PANDUAN PENGEMBANGANKLASTER INDUSTRI GARAM .................................... 39

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 135/M-IND/PER/10/2009TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI GERABAH DAN KERAMIK HIAS .... 63

Page 8: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

v���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI NOMOR : 135/M-IND/PER/10/2009 TANGGAL : 14 OKTOBER 2009 PETA PANDUAN PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI BATU MULIA DAN PERHIASAN ..... 71

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 136/M-IND/PER/10/2009TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI MINYAK ATSIRI ......................... 95

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI NOMOR : 136/M-IND/PER/10/2009 TANGGAL : 14 OKTOBER 2009 PETA PANDUAN PENGEMBANGANKLASTER INDUSTRI BATU MULIA DAN PERHIASAN ..... 103

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 137/M-IND/PER/10/2009TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI MAKANAN RINGAN .................... 125

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI NOMOR : 137/M-IND/PER/10/2009 TANGGAL : 14 OKTOBER 2009 PETA PANDUAN PENGEMBANGANKLASTER INDUSTRI BATU MULIA DAN PERHIASAN ..... 133

Page 9: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

�PERATURAN

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 133/M-IND/PER/10/2009

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR : 133/M-IND/PER/10/2009

TENTANG

PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI BATU MULIA DAN PERHIASAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka pengembangan industri nasional sesuai dengan Pasal 2 Peraturan Presiden RI Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional, perlu menetapkan peta panduan (Road Map) pengembangan klaster industri prioritas yang mencakup basis industri manufaktur, industri berbasis agro, industri alat angkut, industri elektronika dan telematika, industri penunjang industri kreatif dan industri kreatif tertentu serta industri kecil dan menengah tertentu;

Page 10: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

�PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

b. Bahwa industri batumulia dan perhiasan merupakan bagian dari kelompok in-dustri kecil dan menengah tertentu sebagaimana dimaksud pada huruf a maka perlu ditetapkan peta panduan pengembangan klaster industri batu-mulia dan perhiasan;

c. Bahwa berdasarkan pertimbangan seba-gaimana dimaksud huruf a dan huruf b perlu dikeluarkan Peraturan Menteri Perindustrian tentang Peta Panduan (Road Map) Pengembangan Klaster Industri Ba-tu Mulia dan Perhiasan;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Nega-ra Republik Indonesia Tahun 1984 No-mor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3274);

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangu-nan Nasional (Lembaran Negara Re-publik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Re-publik Indonesia Nomor 4421);

3. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lem-baran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437 sebagaimana telah diubah dengan Un-dang-Undang Republik Indonesia No-mor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara

Page 11: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

�PERATURAN

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 133/M-IND/PER/10/2009

Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Re-publik Indonesia Nomor 4548);

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lem-baran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1986 tentang Kewenangan Pengaturan, Pembinaan dan Pengembangan Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1986 Nomor 23, Tambahan Lem-baran Negara Republik Indonesia Nomor 3330);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Peme-rintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Da-erah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Ta-hun 2009 tentang Kawasan Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia

Page 12: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

�PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

Tahun 2009 Nomor 47, Tambahan Lem-baran Negara Republik Indonesia Nomor 4987);

9. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun 2004 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Ber-satu sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Pre-siden Republik Indonesia Nomor 77/P Tahun 2007;

10. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 94 Tahun 2006;

11. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007;

12. Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional;

13. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 01/M-IND/PER/3/ 2005 tentang Orga-nisasi dan Tata Kerja Departemen Per-industrian;

Page 13: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

�PERATURAN

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 133/M-IND/PER/10/2009

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI BATU MULIA DAN PERHIASAN.

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Peta Panduan (Road Map) Pengembangan Klaster Industri Batu Mulia dan Per-hiasan Tahun 2010-2014 selanjutnya disebut Peta Panduan adalah dokumen perencanaan nasional yang memuat sasaran, strategi dan kebijakan, serta program/rencana aksi pengembangan klaster industri z vv vv dan perhiasan untuk periode 5 (lima) tahun.

2. Industri Batu Mulia dan Perhiasan adalah industri yang terdiri dari:

a. Industri Permata (KBLI 36911);

b. Industri Brang perhiasan Berharga untuk Keperluan Pribadi dari Logam Mulia (KBLI 36912).

3. Pemangku Kepentingan adalah Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Swasta, Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan serta Lembaga Kemasyarakatan lainnya.

Page 14: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

�PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

4. Menteri adalah Menteri yang melaksanakan sebagian tugas urusan pemerintahan di bidang perindustrian.

Pasal 2

(1) Peta Panduan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 1 sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini.

(2) Peta Panduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan:

a. Pedoman operasional Aparatur Peme-rintah dalam rangka menunjang secara komplementer dan sinergik untuk suksesnya pelaksanaan pro-gram pengembangan industri sesuai dengan bidang tugasnya;

b. Pedoman bagi Pelaku klaster In-dustri Batu Mulia dan Perhiasan, baik pengusaha maupun institusi lainnya, khususnya yang memiliki kegiatan usaha di sektor Industri Batu Mulia dan Perhiasan ataupun sektor lain yang terkait;

c. Pedoman koordinasi perencanaan kegiatan antar sektor, antar instansi terkait di Pusat dan Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota); dan

d. Informasi untuk menggalang duku-ngan sosial-politis maupun kontrol sosial terhadap pelaksanaan ke-bijakan klaster industri ini, yang

Page 15: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

�PERATURAN

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 133/M-IND/PER/10/2009

pada akhirnya diharapkan untuk mendorong partisipasi dari masya-rakat luas untuk berkontribusi secara langsung dalam kegiatan pembangunan industri.

Pasal 3

(1) Program/rencana aksi pengembangan klaster Industri Batu Mulia dan Perhiasan dilaksanakan sesuai dengan Peta Pandu-an sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1).

(2) Pelaksanaan program/rencana aksi se-bagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Pemangku Kepentingan sebagaimana tercantum dalam Peta Panduan.

Pasal 4

(1) Kementerian Negara/Lembaga membuat laporan kinerja tahunan kepada Menteri atas pelaksanaan program/rencana aksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1).

(2) Menteri melaporkan hasil pelaksanaan program/rencana aksi sebagaimana di-maksud pada ayat (1) kepada Presiden setiap 1 (satu) tahun selambat-lam-batnya pada akhir bulan Februari pada tahun berikutnya.

Page 16: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

�PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

Pasal 5

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 14 Oktober 2009

MENTERI PERINDUSTRIAN RI

ttd

FAHMI IDRIS

Salinan sesuai dengan aslinya Sekretariat Jenderal Departemen Perindustrian

Kepala Biro Hukum dan Organisasi

PRAYONO

SALINAN Peraturan Menteri ini disampaikan kepada:

1. Presiden RI;2. Wakil Presiden RI;3. Menteri Kabinet Indonesia Bersatu;4. Gubernur seluruh Indonesia;5. Bupati/Walikota seluruh Indonesia;6. Eselon I di lingkungan Departemen Perindustrian.

Page 17: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

�LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 133/M-IND/PER/10/2009

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI NOMOR : 133/M-IND/PER/10/2009 TANGGAL : 14 OKTOBER 2009

PETA PANDUANPENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI BATU

MULIA DAN PERHIASAN

BAB I PENDAHULUAN

BAB II SASARAN

BAB III STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV PROGRAM / RENCANA AKSI

MENTERI PERINDUSTRIAN RI

ttd

FAHMI IDRIS

Salinan sesuai dengan aslinya Sekretariat Jenderal Departemen Perindustrian

Kepala Biro Hukum dan Organisasi

PRAYONO

Page 18: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

�0PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

Page 19: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 133/M-IND/PER/10/2009

BAB IPENDAHULUAN

A. Ruang Lingkup Industri Batu Mulia dan Perhiasan

Yang dimaksud dengan produk perhiasan adalah barang-barang perhiasan yang menggunakan bahan baku utama berupa emas dan perak dan bahan campurannya berupa logam kuningan dan tembaga atau campuran logam lainnya. Batumulia adalah mineral yang terbentuk oleh proses alami tanpa bantuan atau usaha manusia. Batumulia atau gemstone merupakan batuan, mineral atau bahan alami lainnya yang setelah diolah memiliki keindahan dan ketahanan yang memadai untuk dipakai sebagai barang perhiasan. Batuan yang memiliki nilai yang tinggi adalah batuan yang mempunyai kekerasan tertentu dan kilauan yang indah.

Industri perhiasan perak di Indonesia adalah industri yang terkenal sejak dahulu, di beberapa daerah di Indonesia terkenal dengan sentra produsen perak baik di dalam maupun di luar negeri. Daerah tersebut adalah Kotagede-Yogyakarta; Bangil/Lumajang-Jawa Timur; Gianyar (Celuk)-Bali; Kota Gadang-Sumatera Barat dan beberapa daerah lainnya. Assesories yang terbuat dari bahan metal dalam hal ini berbahan dasar perak (sterling silver) dengan kadar 925 dan jenis perhiasan yang dikategorikan sebagai fine jewelry dimana desain-desainnya dipadukan dengan batu-batuan yang memiliki kualitas tinggi.

Industri perhiasan Indonesia mempunyai potensi be-sar untuk dikembangkan, dan sebagai industri padat

Page 20: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

karya mempunyai potensi yang besar pula untuk menyerap tenaga kerja. Potensi ini tergambar dari cukup tersedianya bahan baku berupa emas dan perak (Indonesia produsen emas ketujuh dunia dengan produksi mencapai 160 ton pada tahun 2008) dan mempunyai tambang intan (batumulia) berkualitas bagus di Martapura-Kalimantan Selatan, tenaga kerja terampil dengan akar kompetensi warisan budaya, dan kebiasaan masyarakat untuk memakai asesories (perhiasan) sekaligus menabung (saving) dalam bentuk perhiasan yang terbukti dari besarnya potensi pasar dalam negeri yang menempati peringkat ketujuh dunia (80 ton pada tahun 2008).

B. Pengelompokan Industri Batu mulia dan Perhiasan

Industri batumulia dan perhiasan pada dasarnya dike-lompokkan menjadi: 1) industri batu permata (loose stone) yang asli maupun imitasi seperti intan, ruby, safir, kecubung, kalimaya dan jenis-jenis batuan lainnya termasuk mutiara, 2) perhiasan (emas, perak dan jenis logam mulia lainnya termasuk yang semi logam mulia seperti tembaga, kuningan, 3) kombinasi antara logam dengan batu permata. Dalam klasifikasi Harmonized System (HS), industri batumulia dan perhiasan mencakup HS 7018, 7101 s/d 7109, 7110 s/d 7118. Rantai nilai industri batumulia dan perhiasan pada dasarnya terdiri dari kegiatan penambangan batu permata; pengolahan/penggosokan batu permata; dan pengolahan perhiasan secara parsial (loose atau finished) maupun kombinasi. Pada tingkat produsen perhiasan dilakukan proses assem-bling atau pemaduan antara batumulia dengan logam pengikat baik dari logam emas, perak ataupun logam

Page 21: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 133/M-IND/PER/10/2009

mulia lainnya. Pada umumnya produsen perhiasan melakukan pemesanan pada industri/perajin batumulia dengan bentuk, ukuran, desain dan jenis batu yang telah ditetapkan.

Pemangku kepentingan klaster IKM batumulia dan perhiasan terdiri dari pelaku inti dan pendukung. Pelaku inti meliputi perajin batumulia dan perajin perhiasan (emas dan perak), sementara pelaku pendukung meru-pakan anggota klaster lainnya yang bersifat mendukung kegiatan inti seperti; (a) industri mesin dan peralatan batumulia; (b). industri mesin dan peralatan casting; (c) Pusat pelatihan batumulia; (d) pusat pelatihan perhiasan; (e) Unit Pelayanan Teknis (UPT) Casting; (f). Balai Besar Batik dan Kerajinan; (g) Lembaga Sertifikasi Mutu Batumulia dan Instansi terkait di tingkat pusat dan Kabupaten/Kota seperti Pemerintah Daerah, Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank, ASEPI, APEPI, Lembaga Penelitian dan Perguruan Tinggi.

Page 22: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

Page 23: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 133/M-IND/PER/10/2009

BAB IISASARAN

A. Jangka Menengah (2010 – 2014)

a. Terbentuknya klaster-klaster industri batumulia dan perhiasan yang akan memberikan nilai tambah yang lebih besar pada setiap simpul kerjasama dan meningkatkan jumlah unit usaha sebesar rata-rata per tahun sebesar 5,6% atau sebesar 2.572 UU per tahun serta tenaga kerja sebesar 5,6% atau sebesar kurang lebih 7.381 orang per tahun.

Tolok ukur Sasaran Pengembangan (2010 – 2014)Batumulia dan Perhiasan

Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RINomor : 133//M-IND/PER/10/2009

3

BAB II

SASARAN

A. Jangka Menengah (2010 – 2014)

a. Terbentuknya klaster-klaster industri batumulia dan perhiasan yang

akan memberikan nilai tambah yang lebih besar pada setiap simpul

kerjasama dan meningkatkan jumlah unit usaha sebesar rata-rata per

tahun sebesar 5,6% atau sebesar 2.572 UU per tahun serta tenaga

kerja sebesar 5,6% atau sebesar kurang lebih 7.381 orang per tahun.

Tolok ukur Sasaran Pengembangan (2010 – 2014)Batumulia dan Perhiasan

Tolok Ukur 2010 2014Unit Usaha 45.379 Unit 56.210 Unit

Tenaga Kerja 127.815 Orang 158.919 OrangNilai Produksi (Rp.) 40183.148 Juta 602830926 JutaNilai Tambah ( Rp. ) 201020316 Juta 3.057.058 Juta

b. Terjadinya peningkatan produktifitas, efisiensi dan mutu

(desain/keaneka ragaman) produk di sentra-sentra perhiasan ( sentra

kerajinan perak dan sentra kerajinan batumulia).

c. Tumbuhnya 15 perusahaan produk-produk ekspor batumulia dan

perhiasan yang mampu bersaing di pasar luar negeri atau sebagai

pemasok produk-produk batumulia dan perhiasan.

d. Terciptanya iklim usaha yang lebih kondusif melalui sistem perpajakan

proporsional agar produk-produk perhiasan dapat lebih bersaing baik di

dalam negeri maupun luar negeri dan terjadi peningkatan ekspor

sebesar rata-rata mencapai 3% atau US$ 8.000.000/tahun.

b. Terjadinya peningkatan produktifitas, efisiensi dan mutu (desain/keaneka ragaman) produk di sentra-sentra perhiasan ( sentra kerajinan perak dan sentra kerajinan batumulia).

c. Tumbuhnya 15 perusahaan produk-produk ekspor batumulia dan perhiasan yang mampu bersaing di pasar luar negeri atau sebagai pemasok produk-produk batumulia dan perhiasan.

d. Terciptanya iklim usaha yang lebih kondusif melalui sistem perpajakan proporsional agar produk-produk perhiasan dapat lebih bersaing baik di dalam ne-geri maupun luar negeri dan terjadi peningkatan

Page 24: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

ekspor sebesar rata-rata mencapai 3% atau US$ 8.000.000/tahun.

B. Jangka Panjang ( 2010 – 2025 )

a. Tercapainya pembinaan model klaster-klaster industri batumulia dan perhiasan dengan jaringan usaha yang solid dan didukung oleh sub-sub sistem pendukung yang kuat dan akan memberikan dampak pada perkembangan jumlah unit usaha sebesar 8.7% atau rata-rata 1.526 UU/tahun dan penyerapan tenaga kerja sebesar 8,7% atau 4.376 orang/tahun.

a. Terwujudnya industri batumulia dan perhiasan nasional yang mampu bersaing baik di dalam maupun di luar negeri dan terjadi peningkatan ekspor produk batumulia dan perhiasan rata-rata 6% per tahun atau senilai US$ 1.800.000/tahun.

b. Tumbuhnya 45 perusahaan produk ekspor batumulia dan perhiasan yang mampu bersaing di pasar luar negeri.

c. Terciptanya iklim usaha yang kondusif melalui sistem perpajakan dan pengawasan penyeludupan bahan baku batumulia dan intan melalui kerjasama terpadu di antara pihak-pihak yang terkait.

Page 25: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 133/M-IND/PER/10/2009

BAB IIISTRATEGI DAN KEBIJAKAN

A. Strategi Pokok

1. Pembinaan Model Klaster

1) Pembinaan dan pengembangan ini dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu: a) Diagnosis; b) Sosialisasi; c) Kolaborasi; d) Implementasi dan e) Monitoring. Sistem ini dilakukan melalui penetapan Champion sebagai penghela lokomotif atau yang menginisiasi seluruh anggota dengan melibatkan seluruh stakeholder sesuai dengan fungsi dan perannya. Pada saat ini (2009) telah memasuki tahap implementasi daripada rencana-rencana aksi, antara lain pelaksanaan pelatihan ketrampilan teknis dan disain, pemberian bantuan mesin dan peralatan, pelaksanaan workshop/temu usaha dan Focus Group Discussion (FGD) dalam hal permodalan/pembiayaan, pemecahan masalah bahan baku, pajak pertambahan nilai (PPN), kemitraan dengan BUMN serta memfasilitasi IKM batumulia dan perhiasan ke pameran-pameran di dalam maupun di luar negeri.

2) Pengembangan Sentra Produksi melalui bantuan sarana dan prasarana, fasilitasi kemitraan dengan BUMN-BUMN yang punya Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL).

3) Pemetaan komoditi dilakukan dengan mendata jenis dan kemampuan produksi dan juga ke-mampuan kapasitas dan kemutakhiran peralatan

Page 26: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

yang tersedia serta pemetaan disain-disain yang ada baik disain dari luar negerai maupun disain lokal (muatan seni budaya daerah).

Pemetaan keserasian dan kesesuaian jenis batu mulia misalnya, diukur dari kekerasan dan keindahan kilau yang dipengaruhi oleh struktur geologi dan ketrampilan pengrajin menentukan jenis ikatan logam mulia yang akan digunakan.

2. Dukungan akses terhadap sarana produksi dan dukungan penguasaan teknologi dan peningkatan keterampilan.

3. Prioritas pengembangan Kelompok Usaha Bersama (KUB).

Dilakukan untuk membermudah dalam melakukan pembinaan untuk pencapaian hasil yang efektif dan efisien serta kemudahan dalam administrasi.

4. Kerjasama antar stake holder dan dunia usaha.

Dilakukan untuk menciptakan kerjasama sinerji dengan keterpaduan program pembinaan dan pe-ngembangan.

5. Mendorong tumbuhnya iklim usaha yang sehat.

Dilakukan untuk meningkatkan gairah usaha di sektor kerajinan batumulia dan perhiasan dengan usulan berbagai kebijakan pengaturan, pengem-bangan dan pengawasan.

B. Strategi Operasional1. Peningkatan kapabilitas SdM IKM kerajinan batumulia

dan perhiasan. Pengetahuan dan keterampilan da-lam aspek teknis (produksi dan desain) maupun manajemen produksi dari pelaku IKM batumulia dan perhiasan yang pada umumnya belum memadai

Page 27: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 133/M-IND/PER/10/2009

terutama para produsen batu mulia/permata. Untuk mengatasi hal ini akan dilakukan peningkatan keterampilan melalui pelatihan-pelatihan yang relevan dengan permasalahan di lapangan.

2. Modernisasi mesin dan peralatan.

1) Sebagian besar produsen/para perajin merupakan industri kecil yang sebagian besar masih mempergunakan alat yang sederhana dan umur mesin yang sudah tua. Demikian pula dengan Unit Pelayanan Teknis yang secara operasional merupakan ujung tombak dalam pengembangan teknologi dan sebagai unit percontohan. Dampak dari kondisi ini adalah kualitas dan kuantitas produk serta kinerja yang kurang produktif. Untuk mengatasi hal ini strategi operasional yang dilakukan adalah melalui fasilitasi bantuan mesin dan peralatan untuk modernisasi/revitalisasi UPT dan pengusaha yang tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama.

2) Penciptaan iklim usaha yang kondusif;

Sebagai besar industri kerajinan batumulia dan perhiasan terkendala oleh sistem perpajakan yang kurang mendukung, sebagai perbandingan PPN, bea masuk dan jenis pajak lainnya untuk loose diamond, PPN yang berlaku 10%, (CIF+duty), bea masuk 5% dan jenis pajak lainnya sebesar 2,5% (CIF+duty) serta PPn Bm sebesar 75%. Sedangkan di Malaysia loose diamond tidak dikenakan pajak apapun dan di China PPN hanya sebesar 4%. Sementara bahan baku perak di Indonesia hanya kini masih dikenakan pajak PPN 10%. Untuk memberikan

Page 28: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

�0PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

iklim usaha yang lebih kondusif akan dilakukan konsolidasi dan koordinasi untuk me-resceduling penurunan PPN perak dan pajak-pajak lainnnya agar tercipta iklim usaha yang lebih mendorong perkembangan IKM batu mulia dan perhiasan.

3). Pengembangandan Penguatan Kelembagaan;

Hampir semua perajin perhiasan terutama untuk perajin batumulia mempunyai posisi tawar yang lebih terhadap berbagai pihak. Terbentuknya kelembagaan seperti Kelompok Usaha Bersama (KUB), Assosiasi ataupun bentuk lain yang dapat memperbaiki akses terhadap sumber-sumber permodalan dan pasar.

4). Pengembangan jejaring;

Kerjasama antar pemangku kepentingan melalui pembentukan sinkronisasi dan harmonisasi kebijakan dan program lintas sektoral yang mendukung IKM batumulia dan perhiasan yang akan menghasilkan sinerji yang kuat dalam pengembangan industri perhiasan.

Page 29: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 133/M-IND/PER/10/2009

BAB IVPROGRAM / RENCANA AKSI

A. Jangka Menengah (2010 – 2014)1. Iklim Usaha ( Regulasi )

1) Penerapan kebijakan perpajakan yang lebih rasional, antara lain dengan mengusahakan penyesuaian pajak-pajak perhiasan seperti PPN bahan baku perak dan PPnBM batu permata.

2) Penerapan standardisasi produk ( ISO-9000 dan CE-Mark) dengan memperbanyak sosialisasi dan bimbingan penerapan ISO-9000 dan CE-Mark terhadap IKM batumulia dan perhiasan.

3) Dukungan pemerintah pusat dan daerah dalam upaya perlindungan terhadap eksploitasi penjualan bahan baku batumulia ke luar negeri yang belum diolah atau masih sedikit pengolahan (poles).

4) Mengupayakan terwujudnya Pembangunan Ka-wasan Khusus Pengembangan Industri Perhiasan (KKPIP) yang saat ini sedang dalam tahap pem-bangunan di Surabaya-Jawa Timur.

2. Promosi dan Pemasaran.

1) Fasilitasi promosi dan pemasaran melalui pameran DN dan LN.

2) Pengembangan pasar spesifik untuk batumulia dan perhiasan.

3) Membangun portal sistem informasi untuk pasar luar negeri/ekspor.

4) Studi banding pengusaha/perajin ke luar negeri.

Page 30: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

5) Promosi melalui media cetak/elektronik, leaflet dan katalog

6) Mengikuti perlombaan desain di luar negeri.

3. Teknologi Produksi.

1) Peningkatan kemampuan sistem manajemen mutu.

2) Peningkatan kesadaran serta dorongan untuk mengaplikasikan HaKI.

3) Sosialisasi dan penerapan standarisasi.

4) Penerapan Model Gugus Kendali Mutu.

5) Penguatan peran Perguruan Tinggi dalam teknik perencanaan/pembuatan perhiasan CAD/CAM serta menjamin kualitas batumulia.

4. Penguatan struktur usaha.

1) Peningkatan kemitraan dengan perusahaan besar untuk merintis pasar ekspor dan transfer pengetahuan dan desain.

2) Kemitraan dengan pemasok/penghasil bahan baku/bahan setengah jadi dan pemasaran.

3) Fasiltiasi kemitraan dengan instansi terkait dalam rangka pemanfaatan asuransi dan pembiayaan ekspor.

4) Mengadakan kerjasama dengan negara-negara yang memiliki keunggulan dalam desain dan model.

5) Pemetaan potensi bahan baku batumulia (jenis dan spesifikasi kekerasan)

5. Sumber Daya Manusia.

1) Peningkatan kemampuan dalam bidang teknik produksi dan desain.

Page 31: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 133/M-IND/PER/10/2009

2) Peningkatan kemampuan dalam bidang ekspor-impor dan teknik negosiasi.

3) Peningkatan kemampuan dalam bidang mutu produk.

4) Peningkatan kemampuan dalam pengujian kadar emas dan perak.

5) Peningkatan kemampuan dan pengetahuan webside dan e-Commerce

6. Pengembangan Sarana dan Prasarana.

1) Modernisasi mesin dan peralatan untuk Unit Pelayanan Teknis (UPT).

2) Bantuan mesin dan peralatan pada Kelompok Usaha Bersama yang potensial untuk dikembangkan.

3) Bantuan sarana jaringan informasi

7. Pengembangan Institusi Pendukung dan Ke-lembagaan.

1) Pendirian Unit Pelayanan Langsung (UPL).

2) Revitalisasi dan pendirian Unit Pelayanan Teknis (UPT) yang dilakukan melalui tahapan studi kelayakan di sentra-sentra potensial.

B. Jangka Panjang ( 2010 – 2025)

1. Pemasaran

1) Pengembangan pasar spesifik untuk produk batumulia dan perhiasan

2) Peningkatan kemampuan market intelegence untuk penetrasi dan perluasan pasar global.

3) Pengembangan showroom/counter di pusat-pusat pariwisata di dalam dan di luar negeri.

Page 32: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

2. Teknologi

1) Pengembangan mesin dan peralatan produksi untuk batumulia dan perhiasan.

2) Pendirian lembaga sertifikasi mutu batumulia pada setiap sentra potensial.

3) Pengembangan desain melalui sistem kompu-terisasi.

3. Perkuatan Kelembagaan dan Jejaring.

1) Penguatan kelembagaan kelompok produsen batumulia dan perhiasan (Assosiasi, Koperasi atau Kelompok Usaha Bersama).

2) Pengembangan jaringan komunikasi dan bisnis melalui internet dan e-Comerce.

3) Pengembangan jejaring (network) IKM dengan Universitas dan Lembaga penelitian untuk pe-ngembangan teknologi dan desain produk.

Page 33: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 133/M-IND/PER/10/2009

Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RINomor : 133//M-IND/PER/10/2009

11

Gambar 1 Kerangka Pengembangan Industri Batu Mulia dan Perhiasan

INDUSTRI INTI INDUSTRI PENDUKUNG INDUSTRI TERKAITIKM Batumulia dan Perhiasan fashion, Gift Item, Perlengkapan Rumah Tangga

Sasaran Jangka Menengah 2010 - 2014 : Sasaran Jangka Panjang (2010 - 2025) :1 1

2 2

3 Digunakannya bahan baku yang standar 3

4 Berkembangnya IKM Batumulia dan Perhiasan yang berorientasi ekspor. 4 Semakin tingginya permintaan IKM untuk melindungi produknyamelalui HaKI.

Terwujudnya IKM batumulia dan perhiasan yang berdaya saing dipasar dalam dan luar negeri, serta meningkatnya nilai eksporhingga tahun 2025 mencapai US $ ………………….

Terjadinya peningkatan produktivitas, efisiensi dan mutu produk (desain/keanekaragaman) di sentra-sentra IKM Batumulia dan Perhiasan

Berkembangnya 45 perusahaan batumulia dan perhiasanbermerek dan kuat yang mampu bersaing untuk pasar luar negeriatau sebagai pemasok antar klaster industri batumulia danperhiasan

Terbentuknya klaster-klasterIKM Batumulia dan Perhiasan yang mampumemberikan nilai tambah lebih besar di sentra potensial, sehingga dapatmeningkatkan jumlah unit usaha mencapai 56.210 Unit usaha dan tenaga kerjasebesar 158.919 Orang.

Industri mesin/peralatan, pemasokbahan baku, industri pengolahan danindustri kemasan

Terbentuknya basis produksi batumulia dan perhiasan yang kuatdidukung oleh SDA yang terjamin dan SDM yang terampil danproduktif.

Gambar 1 Kerangka Pengembangan Industri Batu Mulia dan Perhiasan

Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RINomor : 133//M-IND/PER/10/2009

12

Strategi Pokok : Strategi Operasional :1 Pengembangan klaster IKM Batumulia dan Perhiasan 1 Peningkatan kapabilitas SDM IKM batumulia dan perhiasan2 Pengembangan sentra dan revitalisasi/pendirian UPT IKM Batumulia dan Perhiasan 2

3 Prioritas pengembangan Kelompok Usaha Bersama (KUB) 3 Penciptaan iklim usaha yang kondusif (perpajakan; bea masuk)4 Kerjasama antara Stakeholder dan Dunia Usaha 4 Pengembangan dan perkuatan kelembagaan.5 Mendorong tumbuhnya iklim usaha yang kondusif 5 Pengembangan jejaring kerjasama (Networking) pemasaran.

Pokok-Pokok Rencana Aksi Jangka Menengah (2010-2014) : Pokok-Pokok Rencana Aksi Jangka Panjang (2010-2014) :1 Iklim Usaha (Regulasi) 1 Pemasaran► ►

► ►

►2 Promosi dan Pemasaran► Fasilitasi promosi dan pemasaran melalui pameran DN dan LN. 2 Teknologi► Pengembangan pasar spesifik untuk produk-produk batumulia dan perhiasan ►► Membangun portal website bagi informasi pasar ekspor.► Studi banding pengusaha/perajin ke luar negeri. ►► Promosi melalui media cetak/elektronik, leaflet dan katalog.► Mengikuti perlombaan desain di DN dan LN.► Pengembangan sentra produksi batumulia dan perhiasan untuk tujuan wisata. ►

3 Teknologi Produksi ► Pengembangan desain produk melalui sistem komputerisasi.

► Peningkatan kemampuan sistem manajemen mutu► Mendorong diterapkannya HaKI bagi produk batumulia dan perhiasan 3 Sentra Produksi► Sosialisasi dan penerapan CE-Mark dan ISO 9001:2000, ISO 14000 ►► Penerapan Gugus Kendali Mutu dan Desain► ►

4 Penguatan Struktur Usaha 4 Stakeholder► ►

5 Sumber Daya Manusia► Peningkatan kemampuan di bidang ketrampilan teknis produksi► Peningkatan kemampuan dalam bidang ekspor-import dan teknik negosiasi.► Peningkatan kemampuan dalam bidang mutu dan desain produk.► Peningkatan kemampuan dalam memadukan komponen perhiasan dan batu permata►

6 Pengembangan Sarana dan Prasarana► Modernisasi mesin dan peralatan untuk Unit Pelayanan Teknis.► Bantuan mesin dan peralatan pada KUB/UPT IKM batumulia dan perhiasan► Bantuan sarana jaringan informasi.► Pengembangan institusi pendukung dan kelembagaan.► Pendirian Unit Pendampingan Langsung (UPL).►

Tersedianya Kawasan Khusus Pengembangan Industri Perhiasan Peningkatan kemampuan market intelegen untuk penetrasidan perluasan pasar global.

Dukungan pemerintah pusat dan daerah dalam perlindungan terhadapeksploitasi/pengiriman bahan baku batu-batuan (fosil) ke luar negeri.

Pengembangan pasar spesifik bagi produk-produk batumuliadan perhiasan

Pengembangan showroom/counter/outlet di pusat pasarmodern dan pariwisata di dalam negeri.

Pengembangan/modernisasi mesin dan peralatan industribatumulia dan perhiasan

Fasilitasi sertifikasi mutu bagi produk batumulia danperhiasan yang berorientasi ekspor atau terutama yangsudah ekspor.

Pengembangan teknologi tepat guna dan tekniki finishingyang berkualitas.

S T R A T E G I

Modernisasi mesin dan peralatan di Sentra-sentra potensialterpilih.

Peningkatan kemitraan dengan perusahaan besar untuk merintis pasar ekspordan transfer pengetahuan dan desain.Kemitraan dengan pemasok/penghasil bahan baku/bahan setengah jadi danpemasaran diikat dengan MoU.Fasilitasi kemitraan dengan BUMN atau instansi terkait dalam rangkapemanfaatan dana PKBLFasilitasi kerjasama dengan negara lain yang memiliki keunggulan teknologi,mutu dan desain.

Revitalisasi dan pendirian sentra/UPT dilakukan atas dasar studi kelayakan disentra-sentra IKM batumulia dan perhiasan yang potensial.

Penguatan kelembagaan Kelompok Usaha Bersama batumuliadan perhiasan (Assosiasi, Koperasi atau Kelompok UsahaBersama)Pengembangan sistem jejaring bisnis dan pemasaran untukproduk batumulia dan perhiasan

Pemetaan potensi bahan baku dan kondisi riil sentra/UPT IKM batumulia danperhiasan

Pengembangan jaringan kerjasama (network) industribatumulia dan perhiasan dengan Lembaga Perguruan Tinggi,Lembaga Penelitian untuk pengembangan teknologi dandesain produk, terutama pada Balai Besar Kerajinan danBatik Yogyakarta.

Peningkatan kemampuan dan pengetahuan sistem informasi pemasaranproduk batumulia dan perhiasan dan e-Commerce.

Penguatan peran Perguruan Tinggi dalam teknik penerapan/pembuatan desainproduk batumulia dan perhiasan

Page 34: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RINomor : 133//M-IND/PER/10/2009

12

Strategi Pokok : Strategi Operasional :1 Pengembangan klaster IKM Batumulia dan Perhiasan 1 Peningkatan kapabilitas SDM IKM batumulia dan perhiasan2 Pengembangan sentra dan revitalisasi/pendirian UPT IKM Batumulia dan Perhiasan 2

3 Prioritas pengembangan Kelompok Usaha Bersama (KUB) 3 Penciptaan iklim usaha yang kondusif (perpajakan; bea masuk)4 Kerjasama antara Stakeholder dan Dunia Usaha 4 Pengembangan dan perkuatan kelembagaan.5 Mendorong tumbuhnya iklim usaha yang kondusif 5 Pengembangan jejaring kerjasama (Networking) pemasaran.

Pokok-Pokok Rencana Aksi Jangka Menengah (2010-2014) : Pokok-Pokok Rencana Aksi Jangka Panjang (2010-2014) :1 Iklim Usaha (Regulasi) 1 Pemasaran► ►

► ►

►2 Promosi dan Pemasaran► Fasilitasi promosi dan pemasaran melalui pameran DN dan LN. 2 Teknologi► Pengembangan pasar spesifik untuk produk-produk batumulia dan perhiasan ►► Membangun portal website bagi informasi pasar ekspor.► Studi banding pengusaha/perajin ke luar negeri. ►► Promosi melalui media cetak/elektronik, leaflet dan katalog.► Mengikuti perlombaan desain di DN dan LN.► Pengembangan sentra produksi batumulia dan perhiasan untuk tujuan wisata. ►

3 Teknologi Produksi ► Pengembangan desain produk melalui sistem komputerisasi.

► Peningkatan kemampuan sistem manajemen mutu► Mendorong diterapkannya HaKI bagi produk batumulia dan perhiasan 3 Sentra Produksi► Sosialisasi dan penerapan CE-Mark dan ISO 9001:2000, ISO 14000 ►► Penerapan Gugus Kendali Mutu dan Desain► ►

4 Penguatan Struktur Usaha 4 Stakeholder► ►

5 Sumber Daya Manusia► Peningkatan kemampuan di bidang ketrampilan teknis produksi► Peningkatan kemampuan dalam bidang ekspor-import dan teknik negosiasi.► Peningkatan kemampuan dalam bidang mutu dan desain produk.► Peningkatan kemampuan dalam memadukan komponen perhiasan dan batu permata►

6 Pengembangan Sarana dan Prasarana► Modernisasi mesin dan peralatan untuk Unit Pelayanan Teknis.► Bantuan mesin dan peralatan pada KUB/UPT IKM batumulia dan perhiasan► Bantuan sarana jaringan informasi.► Pengembangan institusi pendukung dan kelembagaan.► Pendirian Unit Pendampingan Langsung (UPL).►

Tersedianya Kawasan Khusus Pengembangan Industri Perhiasan Peningkatan kemampuan market intelegen untuk penetrasidan perluasan pasar global.

Dukungan pemerintah pusat dan daerah dalam perlindungan terhadapeksploitasi/pengiriman bahan baku batu-batuan (fosil) ke luar negeri.

Pengembangan pasar spesifik bagi produk-produk batumuliadan perhiasan

Pengembangan showroom/counter/outlet di pusat pasarmodern dan pariwisata di dalam negeri.

Pengembangan/modernisasi mesin dan peralatan industribatumulia dan perhiasan

Fasilitasi sertifikasi mutu bagi produk batumulia danperhiasan yang berorientasi ekspor atau terutama yangsudah ekspor.

Pengembangan teknologi tepat guna dan tekniki finishingyang berkualitas.

S T R A T E G I

Modernisasi mesin dan peralatan di Sentra-sentra potensialterpilih.

Peningkatan kemitraan dengan perusahaan besar untuk merintis pasar ekspordan transfer pengetahuan dan desain.Kemitraan dengan pemasok/penghasil bahan baku/bahan setengah jadi danpemasaran diikat dengan MoU.Fasilitasi kemitraan dengan BUMN atau instansi terkait dalam rangkapemanfaatan dana PKBLFasilitasi kerjasama dengan negara lain yang memiliki keunggulan teknologi,mutu dan desain.

Revitalisasi dan pendirian sentra/UPT dilakukan atas dasar studi kelayakan disentra-sentra IKM batumulia dan perhiasan yang potensial.

Penguatan kelembagaan Kelompok Usaha Bersama batumuliadan perhiasan (Assosiasi, Koperasi atau Kelompok UsahaBersama)Pengembangan sistem jejaring bisnis dan pemasaran untukproduk batumulia dan perhiasan

Pemetaan potensi bahan baku dan kondisi riil sentra/UPT IKM batumulia danperhiasan

Pengembangan jaringan kerjasama (network) industribatumulia dan perhiasan dengan Lembaga Perguruan Tinggi,Lembaga Penelitian untuk pengembangan teknologi dandesain produk, terutama pada Balai Besar Kerajinan danBatik Yogyakarta.

Peningkatan kemampuan dan pengetahuan sistem informasi pemasaranproduk batumulia dan perhiasan dan e-Commerce.

Penguatan peran Perguruan Tinggi dalam teknik penerapan/pembuatan desainproduk batumulia dan perhiasan

Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RINomor : 133//M-IND/PER/10/2009

13

Periodisasi Peningkatan Teknologi : Sumber Daya Manusia (SDM) :1 Inisiasi (2005-2009) Pengembangan Peningkatan kualitas dan desain produk 12 Pengembangan Cepat(2010-2015) 2 Menyiapkan tenaga ahli pendamping di sentra-sentra produksi

3 Pematangan (2016-2025) 3 Mendorong tumbuhnya WUB di daerah penghasil bahan baku

Pasar : Infrastruktur :1 Membangun/fasilitasi pendirian outlet di daerah wisata, hotel/terminal airport 12 Fasilitasi pendirian trading house untuk pemasaran dalam dan luar negeri3 2

4 Fasilitasi promosi dan pemasaran dalam dan luar negeri dengan mitra lokal 3 Fasilitasi pendirian/revitalisasi UPT di sentra-sentra potensialterpilih

Pengembangan teknologi nasional, komputerisasi danfinishing produk-produk perhiasanPenyempurnaan Kawasan Khusus PengembanganIndustri Perhiasan

Memberikan pelatihan sistem manajemen mutu dan desainproduk

Fasilitasi penyediaan informasi pasar luar negeri melalui website/internet di sentra-sentra potensial

Melaksanakan litbang disain, bahan bakuserta bantuanmesin/peralatanFasilitasi kerjasama dengan instansi terkait untuk programpengembangan sarana/prasarana di sentra potensial terpilih.

UNSUR PENUNJANG

Page 35: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 133/M-IND/PER/10/2009

Tab

el 1

. P

rog

ram

Dan

Ren

can

a A

ksi

Pen

gem

ban

gan

Kla

ster

Ikm

Batu

mu

lia D

an

Perh

iasa

n

Lam

pira

nPe

ratu

ran

Men

teri

Perin

dust

rian

RI

Nom

or :

133 //

M-IN

D/P

ER/1

0/20

09

14

Tabe

l1.P

rogr

amD

anR

enca

naAk

siPe

ngem

bang

anK

last

erIk

mB

atum

ulia

Dan

Perh

iasa

n

2010

2011

2012

2013

2014

1Pe

ngem

bang

anIk

limU

saha

Yang

Kon

dusi

f1

Mem

berika

nbi

mbi

ngan

dan

kem

udah

anD

eppe

rin,

Pem

daPr

ov,

dala

mpe

ngur

usan

perij

inan

usah

ada

nPe

mda

Kab

/Kot

a

kepa

stia

nte

mpa

tus

aha

bagi

IKM

Bat

umul

iada

nPe

rhia

san

2M

embe

rika

ndu

kung

anin

sent

iffis

kalb

agi

Dep

perin,

Dep

.Keu

IKM

Bat

umul

iada

nPe

rhia

san

3M

embe

rika

nbi

mbi

ngan

dan

kem

udah

anD

eppe

rin,

Dep

kum

ham

untu

kpe

ngur

usan

HaK

I.

4M

embe

rika

nke

berp

ihak

anak

ses

Dep

perin,

BAPP

ENAS,

pem

asar

anda

lam

nege

rikh

usus

nya

untu

kM

eneg

BU

MN

,D

ep.

pem

belia

npe

mer

inta

hda

npe

ngam

anan

Perd

agan

gan,

Men

egKo

p

pasa

rda

lam

nege

riba

giIK

MBat

umul

iada

nPe

rhia

&U

KM

5M

embe

rika

nke

berp

ihak

anda

lam

Dep

perin,

BAPP

ENAS,

peny

edia

ansc

hem

ekr

edit

pem

biay

aan

Men

eg B

UM

N,D

ep.K

eu,

yang

mud

ahda

nm

urah

bagi

Men

eg K

op&

UKM

, BI

,

IKM

Bat

umul

iada

nPe

rhia

san

Perb

anka

n/N

onBan

k

6M

embe

rika

nke

berp

ihak

anpe

nyed

iaan

Dep

perin,

Dep

.

baha

nba

kuda

lam

nege

riba

giPe

rdag

anga

n,D

ep.

ESD

M,

IKM

Bat

umul

iada

nPe

rhia

san

Dep

.H

ut,D

KP

7M

embe

rika

nke

berp

ihak

andu

kung

anD

eppe

rin,

Dep

nake

r,

peng

emba

ngan

inst

itusi

/lem

baga

Dep

dikn

as,M

eneg

BUM

N,

pend

ukun

gun

tuk

peni

ngka

tan

kom

pete

nsi

Pem

daPr

ov,Pe

mda

SDM

bagi

IKM

Bat

umul

iada

nPe

rhia

san

Kab

/Kot

a

8M

embe

rika

nke

berp

ihak

andu

kung

anD

eppe

rin,

Men

egRis

tek,

rese

arch

&de

velo

pmen

tdi

bida

ngBPP

T,LI

PI,D

epdi

knas

,

peng

emba

ngan

baha

nba

ku/p

enol

ong,

Dun

iaPe

ndid

ikan

tekn

olog

i,pa

sar

dan

desa

inba

gi

IKM

Bat

umul

iada

nPe

rhia

san

√ √ √ √√

Pem

angk

u Ke

pent

inga

n

√√

√ √

No

Prog

ram

Ren

cana

Aks

iPu

sat

Dae

rah

Tahu

n

Page 36: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

Lam

pira

nPe

ratu

ran

Men

teri

Perin

dust

rian

RI

Nom

or :

133 //

M-IN

D/P

ER/1

0/20

09

15

2Pe

ngem

bang

anPr

omos

idan

Pem

asar

an1

Mem

fasi

litas

ipen

yele

ngga

raan

dan

atau

Dep

perin

,D

ep.

part

isip

asip

amer

an(e

xhib

ition

)at

auPe

rdag

anga

n,M

eneg

pam

eran

daga

ng(t

rade

fair)

tingk

atBU

MN

,Pem

daPr

ov,

inte

rnas

iona

ldid

alam

dan

dilu

arne

geri.

Pem

daKa

b/Ko

ta

2M

emfa

silit

asip

ositi

onin

gda

nbr

andi

ngD

eppe

rin,D

epda

g,D

unia

prod

ukIK

MBa

tum

ulia

dan

Perh

iasa

nPe

ndid

ikan

,D

unia

Usa

ha

3M

emfa

silit

asit

emu

usah

a(b

usin

ess

Dep

perin

,D

unia

Usa

ha,

mat

chin

g)da

nat

auke

mitr

aan

deng

anPe

mda

Prov

,Pem

da

pros

pect

ifbu

yer

dida

lam

mau

pun

dilu

arKa

b/Ko

ta,Le

mba

ga

nege

ri.Te

rkai

t

4M

emfa

silit

asip

erlu

asan

pasa

rm

elal

uiD

eppe

rin,D

epda

g

kerjas

ama

bila

tera

l,re

gion

alda

n

mul

tilat

eral

deng

an n

egar

aya

ngm

enja

di

targ

etst

rate

gis

eksp

orba

giIK

MBa

tum

ulia

dan

Per

5M

emfa

silit

asip

rom

osiy

ang

inte

nsif

untu

kD

eppe

rin,D

epda

g,M

eneg

prod

ukIK

MBa

tum

ulia

dan

Perh

iasa

nm

elal

uiBU

MN

,Pem

daPr

ov,

med

iael

ektr

onik

,CD

,kat

alog

dan

bros

ur.

Pem

daKa

b/Ko

ta

3Pe

ngem

bang

an S

tand

arTe

knol

ogid

anM

utu

1M

emfa

silit

asip

engi

riman

tena

gaah

li un

tuk

Dep

perin

,D

unia

Prod

ukpe

ndam

ping

anpe

nera

pan

desa

inpr

oduk

Pend

idik

an,D

unia

Usa

ha,

dan

atau

desa

inke

mas

anse

suai

pote

nsi

Lem

baga

Terk

ait

pasa

rba

giIK

MBa

tum

ulia

dan

Perh

iasa

n

2M

emfa

silit

asip

engi

riman

tena

gaah

li un

tuk

Dep

perin

,D

unia

pend

ampi

ngan

pene

rapa

nsi

stem

Pend

idik

an,D

unia

Usa

ha,

man

ajem

enm

utu

(TQ

M, S

NI

1900

0da

nLe

mba

gaTe

rkai

t

ISO

9000

)ba

giIK

MBa

tum

ulia

dan

Perh

iasa

n

3M

emfa

silit

asip

engi

riman

tena

gaah

li un

tuk

Dep

perin

,D

unia

pend

ampi

ngan

pene

rapa

nst

anda

rpr

oduk

Pend

idik

an,D

unia

Usa

ha,

dan

stan

dar

pros

es p

rodu

ksib

agi

Lem

baga

Terk

ait

IKM

Batu

mul

iada

nPe

rhia

san

√√ √

√ √√

√√

√ √

Page 37: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 133/M-IND/PER/10/2009

Lam

pira

nPe

ratu

ran

Men

teri

Perin

dust

rian

RI

Nom

or :

133 //

M-IN

D/P

ER/1

0/20

09

16

4M

emfa

silit

asip

engi

riman

tena

gaah

li un

tuk

Dep

perin

,D

unia

pend

ampi

ngan

peng

guna

anda

npe

raw

atan

Pend

idik

an,D

unia

Usa

ha,

tekn

olog

ipro

duks

itep

atgu

naba

giLe

mba

gaTe

rkai

t

IKM

Batu

mul

iada

nPe

rhia

san

5M

emfa

silit

asip

engi

riman

tena

gaah

li un

tuk

Dep

perin

,D

unia

pend

ampi

ngan

pem

iliha

nda

npe

nyim

pana

nPe

ndid

ikan

,D

unia

Usa

ha,

baha

nba

kuda

nba

han

peno

long

bagi

Lem

baga

Terk

ait

IKM

Batu

mul

iada

nPe

rhia

san

4Pe

ngem

bang

anKo

mpe

tens

iSD

M1

Mem

fasi

litas

ipen

yele

ngga

raan

pela

tihan

Dep

perin

,D

epda

g,M

eneg

TOT

mau

pun

pela

tihan

ketr

ampi

lan

bida

ngte

knik

,BU

MN

,Pem

daPr

ov,

bisn

is,k

ewira

swas

taan

dan

man

ajem

en,

Pem

daKa

b/Ko

ta,D

unia

beke

rjas

ama

deng

anle

mba

gape

ndid

ikan

,U

saha

,Dun

iaPe

ndid

ikan

,

duni

a us

aha

dan

inst

itusi

terk

aitdi

dala

mD

epdi

knas

,Dep

nake

r,

dan

luar

neg

eri.

Lem

baga

Terk

ait

2M

emfa

silit

asip

emag

anga

nda

nst

udi

Dep

perin

,D

unia

band

ing

beke

rjas

ama

deng

andu

nia

usah

a,Pe

ndid

ikan

,D

unia

Usa

ha,

lem

baga

pend

idik

anda

nin

stitu

site

rkai

t,di

Lem

baga

Terk

ait

dala

mm

aupu

ndi

luar

nege

ri.

3M

emfa

silit

asip

enge

mba

ngan

inku

bato

rD

eppe

rin,D

unia

beke

rjas

ama

deng

anle

mba

gape

ndid

ikan

,Pe

ndid

ikan

,D

unia

Usa

ha,

duni

a us

aha

dan

inst

itusi

terk

aitdi

dala

mLe

mba

gaTe

rkai

t,M

eneg

nege

ri.BU

MN

5Pe

ngem

bang

anAk

ses

Baha

nBa

ku1

Mem

fasi

litas

ipen

gam

anan

paso

kan

baha

nD

eppe

rin,D

epda

g,M

eneg

baha

nba

kuya

ngbe

rkua

litas

dan

harg

aBU

MN

,Pem

daPr

ov,

yang

kom

petit

ifba

giPe

mda

Kab/

Kota

IKM

Batu

mul

iada

nPe

rhia

san

2M

emfa

silit

asid

anm

endo

rong

peng

guna

anD

eppe

rin,M

eneg

Rist

ek,

baha

nba

kuda

nba

han

peno

long

yang

ram

ahBP

PT,LI

PI,P

emda

lingk

unga

nba

giIK

MBa

tum

ulia

dan

Perh

iasa

nKa

b/Ko

ta

√√

√√

√√√

√√√

Page 38: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

�0PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

Page 39: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��PERATURAN

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 134/M-IND/PER/10/2009

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR : 134/M-IND/PER/10/2009

TENTANG

PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI GARAM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka pengembangan industri nasional sesuai dengan Pasal 2 Peraturan Presiden RI Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional, perlu menetapkan peta panduan (Road Map) pengembangan klaster industri prioritas yang mencakup basis industri manufaktur, industri berbasis agro, industri alat angkut, industri elektronika dan telematika, industri penunjang industri kreatif dan industri kreatif tertentu serta industri kecil dan menengah tertentu;

Page 40: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

b. Bahwa industri garam merupakan bagian dari kelompok industri kecil dan menengah tertentu sebagaimana dimaksud pada huruf a maka perlu ditetapkan peta panduan pengembangan klaster industri garam;

c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b perlu dikeluarkan Peraturan Menteri Perindustrian tentang Peta Panduan (Road Map) Pengembangan Klaster Industri Garam;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3274);

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pem-bangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

3. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan

Page 41: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��PERATURAN

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 134/M-IND/PER/10/2009

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1986 tentang Kewenangan Pengaturan, Pembinaan dan Pengembangan Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1986 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3330);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2009 tentang Kawasan Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia

Page 42: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

Tahun 2009 Nomor 47, Tambahan Lem-baran Negara Republik Indonesia Nomor 4987);

9. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun 2004 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Ber-satu sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 77/P Tahun 2007;

10. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 94 Tahun 2006;

11. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kemen-terian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007;

12. Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional;

13. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 01/M-IND/PER/3/ 2005 tentang Orga-nisasi dan Tata Kerja Departemen Per-industrian;

Page 43: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��PERATURAN

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 134/M-IND/PER/10/2009

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI GARAM.

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Peta Panduan (Road Map) Pengembangan Klaster Industri Garam Tahun 2010-2014 selanjutnya disebut Peta Panduan adalah dokumen perencanaan nasional yang memuat sasaran, strategi dan kebijakan, serta program/rencana aksi pengembangan klaster industri garam untuk periode 5 (lima) tahun.

2. Industri Garam adalah industri yang terdiri dari Industri Kimia dasar Anorganik Khlor dan Alkali (KBLI 24111);.

3. Pemangku Kepentingan adalah Pemerin-tah Pusat, Pemerintah Daerah, Swasta, Perguruan Tinggi dan Lembaga Pene-litian dan Pengembangan serta Lembaga Kemasyarakatan lainnya.

4. Menteri adalah Menteri yang melaksa-nakan sebagian tugas urusan peme-rintahan di bidang perindustrian.

Page 44: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

Pasal 2

(1) Peta Panduan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 1 sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini.

(2) Peta Panduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan:

a. Pedoman operasional Aparatur Pe-merintah dalam rangka menunjang secara komplementer dan sinergik untuk suksesnya pelaksanaan program pengembangan industri sesuai dengan bidang tugasnya;

b. Pedoman bagi Pelaku klaster Industri Garam, baik pengusaha maupun institusi lainnya, khususnya yang memiliki kegiatan usaha di sektor Industri Garam ataupun sektor lain yang terkait;

c. Pedoman koordinasi perencanaan kegiatan antar sektor, antar instansi terkait di Pusat dan Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota); dan

d. Informasi untuk menggalang dukungan sosial-politis maupun kontrol sosial terhadap pelaksanaan kebijakan klaster industri ini, yang pada akhirnya diharapkan untuk mendorong partisipasi dari masyarakat luas untuk berkontribusi secara langsung dalam kegiatan pembangunan industri.

Page 45: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��PERATURAN

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 134/M-IND/PER/10/2009

Pasal 3

(1) Program/rencana aksi pengembangan klaster Industri Garam dilaksanakan se-suai dengan Peta Panduan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1).

(2) Pelaksanaan program/rencana aksi se-bagaimana dimaksud pada ayat (1) di-lakukan oleh Pemangku Kepentingan sebagaimana tercantum dalam Peta Panduan.

Pasal 4

(1) Kementerian Negara/Lembaga membuat laporan kinerja tahunan kepada Menteri atas pelaksanaan program/rencana aksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1).

(2) Menteri melaporkan hasil pelaksanaan program/rencana aksi sebagaimana di-maksud pada ayat (1) kepada Presiden setiap 1 (satu) tahun selambat-lambat-nya pada akhir bulan Februari pada tahun berikutnya.

Pasal 5

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Page 46: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 14 Oktober 2009

MENTERI PERINDUSTRIAN RI

ttd

FAHMI IDRIS

Salinan sesuai dengan aslinya Sekretariat Jenderal Departemen Perindustrian

Kepala Biro Hukum dan Organisasi

PRAYONO

SALINAN Peraturan Menteri ini disampaikan kepada:

1. Presiden RI;2. Wakil Presiden RI;3. Menteri Kabinet Indonesia Bersatu;4. Gubernur seluruh Indonesia;5. Bupati/Walikota seluruh Indonesia;6. Eselon I di lingkungan Departemen Perindustrian.

Page 47: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 134/M-IND/PER/10/2009

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI NOMOR : 134/M-IND/PER/10/2009 TANGGAL : 14 OKTOBER 2009

PETA PANDUANPENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI

GARAM

BAB I PENDAHULUAN

BAB II SASARAN

BAB III STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV PROGRAM / RENCANA AKSI

MENTERI PERINDUSTRIAN RI

ttd

FAHMI IDRIS

Salinan sesuai dengan aslinya Sekretariat Jenderal Departemen Perindustrian

Kepala Biro Hukum dan Organisasi

PRAYONO

Page 48: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

�0PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

Page 49: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 134/M-IND/PER/10/2009

BAB IPENDAHULUAN

A. Ruang Lingkup Industri GaramKomputer dapat diklasifikasikan menurut The Harmonized commodity Descreption and Coding System (HS) yang dapat diperlihatkan pada table dibawah ini.

B. Pengelompokan Industri Garam

1. Berdasarkan perdagangan Internasional, kelompok HS garam dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) yaitu:

• Garam Meja (Table Salt) dengan HS 2501.00.100 adalah garam hasil olahan dengan tingkat kualitas food grade, kadar NaCl lebih dari 97 % H2O kurang dari 1 %. Garam ini dihasilkan dari rekristalisasi (refinery) garam umumnya sudah dalam bentuk halus dan mengandung bahan tambahan seperti yodium, senyawa anti gumpal (anti cacking) sehingga kristal garam bebas mengurai dan bebas mengalir (free flowing) dan tidak menggumpal. Umumnya garam ini dikemas dalam kemasan yang baik, seperti plastik, botol, maupun karton.

• Garam Curah (Salt in Bulk) dengan HS 2501.00.2900 adalah garam tambang, tidak diproses atau larutan air. Umumnya jenis garam ini dalam bentuk curah, merupakan bahan baku untuk industri Soda Kostik (Chlore Alkali Plant – CAP) atau bahan baku untuk industri garam konsumsi beryodium. Kualitas garam ini adalah

Page 50: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

industrial grade dengan NaCL lebih dari 98 % maupun common salt dengan NaCl 95 – 97 %.

• Garam lainnya (Other Salt) dengan HS 2501.00.900 meliputi garam farmasi (pharmaeutical salt) atau garam untuk keperluan analisa laboratorium (laboratory salt pure analysis – p.a). jenis ini merupakan garam dengan kualitas NaCl sangat tinggi yaitu lebih dari 99 %.

2. Garam Bahan Baku dan Garam Olahan

a Garam bahan baku adalah garam yang berasal dari pungutan langsung di ladang (tambak) garam yang belum dicuci maupun sudah dicuci dan belum diproses lanjut menjadi garam ber-yodium atau garam kemasan. Garam bahan baku ini terdiri dari bahan baku untuk industri garam konsumsi beryodium (SNI 01-4435-2000) dan garam bahan baku untuk industri Chlor Alkali Plan (CAP)/Industri Soda Kostik.

b Garam olahan adalah garam bahan baku yang sudah diproses lanjut menjadi garam beryodium ataupun garam kemasan baik untuk keperluan konsumsi maupun industri.

c Garam beryodium adalah garam konsumsi yang mengandung komponen utama natrium khlorida (NaCl) minimal 94,7%, air maksimal 7% dan Kalium Yodat (KIO3) minimal 30 ppm serta senyawa-senyawa lainnya sesuai Standar Nasional Indonesia 01 - 3556.2 – 2000.

Page 51: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 134/M-IND/PER/10/2009

3. Jenis garam dan penggunaannya

Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RINomor : 134//M-IND/PER/10/2009

3

3. Jenis garam dan penggunaannya

Gambar I.1. Jenis Garam dan Penggunaan Garam

(1)GARAM KONSUMSI,

Garam Konsumsi yaitu garam dengan kadar Natrium

Chlorida minimum 94,7% atas dasar berat kering – adbk- (dry

basis), dengan kandungan impuritis Sulfat, Magnesium dan Kalsium

maksimum 2 % dan sisanya adalah kotoran (lumpur, pasir). Kadar

air maksimal 7 %.

Garam konsumsi ini masih dibagi menjadi 3 jenis : food

grade, medium grade dan low grade.

GARAM

GARAMINDUSTRI

GARAMINDUSTRI

PERMINYAKANDAN LAINNYA

GARAMRUMAH

TANGGA DANANEKA

PANGAN

GARAMPENGASINAN

IKAN

GARAMINDUSTRI

CHLORALKALI

GARAMFARMASETIS

(VACUUMEVAP)

GARAMKONSUMSI

GARAMPERMINYAKAN

DLL

IndustriFarmasi

Reagen Lab

NaCl 94 –97%

Beryodium

Garam Masak Garam Meja Garam Bumbu Garam Diet Industri Minyak

Goreng, Mentega(Non Yodium)

Industri AnekaPangan(Beryodium)

Garam Meja(Beryodium)

IndustriChlor Alkali(CAP)

NaCl 85 –95%

Beryodium

PengasinanIkan

PengalenganIkan

Perminyakan Industri

Tekstil Industri Kulit Garam

mandi/Spa Industri Pakan

Ternak

NaCl 90 – 97 %Non Yodium

Non metal (Fe) &non heavy metal

NaCl > 98,5 %Non ImputitisNon metal &

non heavy metal

NaCl > 99,8 %Non ImpuritiesNon metal &

non heavy metal

AIR LAUT TEKNOLOGI SOLAREVAPORATION/

ELEKTRODIALISA

Gambar I.1. Jenis Garam dan Penggunaan Garam

(1) GARAM KONSUMSI,

Garam Konsumsi yaitu garam dengan kadar Natrium Chlorida minimum 94,7% atas dasar berat kering – adbk- (dry basis), dengan kan-dungan impuritis Sulfat, Magnesium dan Kalsium maksimum 2 % dan sisanya adalah kotoran (lumpur, pasir). Kadar air maksimal 7 %.

Page 52: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

Garam konsumsi ini masih dibagi menjadi 3 jenis : food grade, medium grade dan low grade.

• Food atau high grade yaitu garam konsumsi mutu tinggi dengan kandungan NaCl 97 %, kadar air dibawah 0,05 %, warna putih bersih, butiran umumnya berupa kristal yang sudah dihaluskan. Garam jenis ini digunakan untuk garam meja, industri penyedap makanan (bumbu masak, masako dll), industri makanan mutu tinggi (makanan camilan : Chiki, Taro, supermi dan sebagainya), industri sosis dan keju, serta industri minyak goreng.

• Medium grade yaitu garam konsumsi kelas menengah dengan kadar NaCl 94,7% - 97% dan kadar air 3 – 7 % untuk garam dapur, dan industri makanan menengah seperti kecap, tahu, pakan ternak.

• Low grade, yaitu garam konsumsi mutu rendah dengan kadar NaCl 90 –94.7 %, kadar air 5 –10 %, warna putih kusam, digunakan untuk pengasinan ikan dan pertanian.

(2) GARAM INDUSTRI PERMINYAKAN,

Garam Industri Perminyakan yaitu yang mem-punyai kadar NaCl antara 95 sampai 97% (dry basis), impurities Sulfat maksimum 0.5 %, impuritis Calcium maksimum 0.2% dan impuritis Magnesium maksimum 0,3 % dengan kadar air 3%- 5%. Garam industri jenis ini disebut garam Industri Perminyakan karena umumnya dipakai di Industri perminyakan.

Didalam industri perminyakan garam mempunyai 2 kegunaan:

Page 53: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 134/M-IND/PER/10/2009

• Untuk penguat struktur sumur pengeboran agar sumur pengeboran tidak longsor.

• Untuk bahan pembantu membuat uap yang digunakan dalam pengeboran minyak secondary atau tertiary drilling method.

(3) GARAM INDUSTRI LAINNYA,

Garam Industri Lainnya yaitu garam yang digunakan didalam industri kulit, industri teks-til, pabrik es dan lain sebagainya. Garam ini mempunyai kadar NaCl > 95% (dry basis), impurities Sulfat maksimum 0.5 %, impuritis Calcium maksimum 0.2% dan impuritis Mag-nesium maksimum 0,3 % dengan kadar air 1%- 5%.

(4) GARAM INDUSTRI CHLOR ALKALI PLANT (CAP) DAN INDUSTRI FARMASI,

Yaitu garam dengan kadar Natrium Chlorida diatas 98,5 % dengan impuritis Sulfat, Mag-nesium, Kalium dan kotoran (insoluble matter) yang sangat kecil.

CAP (Chlor Alkali Plant) Industrial Salt atau garam Industri untuk industri Soda-Klor, yaitu garam yang mempunyai kadar NaCl diatas 98,5 % (dry basis), impurities Sulfat maksimum 0.2 %, impuritis Calcium maksimum 0.1% dan impuritis Magnesium maksium 0,06 %. Garam ini digunakan untuk proses kimia dasar pembuatan soda dan klor.

Page 54: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

Pharmaceutical Salt yaitu garam industri yang mempunyai kadar NaCl diatas 99,5% dengan kadar impuritis mendekati 0. Garam ini digunakan dalam industri pharmasi antara lain untuk pembuatan cairan infus serta cairan untuk mesin cuci ginjal dan dijadikan garam murni untuk analisa kimia (pure analysis–p.a.) untuk keperluan analisa di laboratorium.

Page 55: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 134/M-IND/PER/10/2009

BAB IISASARAN

A. Jangka Menengah (2010 – 2014)

a. Intensifikasi lahan pegaraman, Peningkatan Produk-tivitas Lahan Garam dan Kualitas Produk Garam.

Sasaran: peningkatan produktivitas lahan dari rata-rata 60 ton/ha menjadi 80 ton/ha per musim, rata-rata kualitas garam mencapai 50 % K1, 30 % K2, dan sisanya 20 % K3.

b. Fasilitasi infrasruktur (saluran primer, sekunder & pintu air), penerapan manajemen mutu lahan dan sistem panen untuk meningkatkan produktivitas lahan pegaraman dan kualitas garam rakyat.

c. Peningkatan produksi, distribusi dan konsumsi garam beryodium untuk mencapai USI (Universal Salt Iodization), yaitu pemenuhan garam beryodium yang memenuhi syarat pada 90% masyarakat di Kabupaten/Kota.

d. Ekstensifikasi Lahan produksi garam

Sasaran: Pengembangan lahan di Madura-Sampang 2000 hektar, NTB Bima (500 ha), NTT Flores 2000 ha, persiapan Kupang 6000 hektar.

B. Jangka Panjang (2010 – 2025)

1. Melanjutkan Intensifikasi industri garam untuk Pe-ningkatan Produktivitas Lahan Garam dan Kualitas Produk Garam.

Sasaran: Meningkatkan kapasitas dari rata-rata 80 ton/ha menjadi 100 ton/ha/tahun, rata-rata kualitas

Page 56: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

garam mencapai 65 % K1, 25 % K2, dan sisanya 10 % K3.

2. Indonesia mampu swasembada garam konsumsi dan aneka industri untuk garam dengan kadar NaCl 95% dan sebagian garam industri telah mampu su-btitusi impor 30%.

3. Melanjutkan Ekstensifikasi Lahan produksi garam

Sasaran: Melanjutkan pengembangan lahan di NTT Flores 2000 ha dan pengembangan areal Kupang 6000 hektar.

4. Yodisasi garam

Sasaran: Produksi distribusi dan konsumsi garam beryodium untuk semua (USI) telah tercapai dan berkesinambungan

Page 57: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 134/M-IND/PER/10/2009

BAB IIISTRATEGI DAN KEBIJAKAN

A. Visi dan Arah Pembangunan Industri Garam

1. Memenuhi kebutuhan garam nasional dengan meng-optimalkan produksi dalam negeri

2. Meningkatkan kesejahteraan petani garam sebagai penyedia bahan baku

3. Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam pantai untuk produksi garam

4. Pencapaian Konsumsi Garam Beryodium untuk Semua (KGBS) dengan memenuhi kebutuhan sampai dengan pendistribusian garam beryodium yang me-menuhi persyaratan kadar yodium > 30 ppm.

B. Indikator Pencapaian

1. Terpenuhinya kebutuhan aneka industri dan kon-sumsi garam nasional.

2. Meningkatnya produksi garam nasional.

3. Menurunnya volume garam impor.

4. Terdistribusinya garam beryodium yang memenuhi persyaratan kadar yodium (> 30 ppm) di seluruh Indonesia di atas 90% dari kebutuhan masyarakat tiap kabupaten/kota

C. Tahapan Implementasi

1. Intensifikasi lahan produksi yang sudah ada (existing) di sentra produksi garam Jawa Bagian Utara (Indramayu, Cirebon, Demak, Pati,Rembang,

Page 58: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

�0PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

Tuban, Gresik, Pasuruan dan Probolinggo), Madura (Sampang, Pamekasan, Sumenep), NTB (Lombok, Sumbawa dan Bima), NTT (Flores, Kupang), Sula-wesi Selatan (Maros, Takalar dan Jeneponto) serta Sulawesi Tengah (Palu, Parigi Moutong) guna me-ningkatkan produktivitas lahan dan kualitas hasil produksi garam.

2. Peningkatan kemampuan industri pengolahan garam (pencucian, pengeringan dan yodisasi) guna meningkatkan mutu produk garam bahan baku pasca panen dalam rangka pemenuhan kebutuhan garam yang memenuhi persyaratan bagi industri aneka maupun konsumsi.

3. Pemenuhan garam industri Chlor Alkali dan Farmasi dari impor secara selektif dan terkendali.

4. Extensifikasi lahan produksi garam dengan mendayagunakan lahan potensial dalam rangka perluasan areal produksi dan pemerataan pembangunan industri.

5. Koordinasi instansi terkait dan Pemda dalam rangka pemenuhan garam beryodium yang memenuhi per-syaratan kadar yodium > 30 ppm melalui:

- Pemenuhan jumlah kebutuhan garam konsum beryodium (sektor produksi); pendistribusian; pemenuhan landasasan hukum (perda di tiap Provinsi/Kabupaten/Kota) serta penegakan hukumnya (law enforcement).

Page 59: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 134/M-IND/PER/10/2009

BAB IVPROGRAM / RENCANA AKSI

A. Jangka Menengah (2010 – 2014)1. Intensifikasi lahan pegaraman dalam rangka pe-

ningkatan Produktivitas Lahan Garam dan Kualitas Produk Garam.

Rencana Aksi:

a. Pemetaan Lahan Produksi garam

b. Pemetaan Kualitas Garam

c. Penataan struktur lahan (lay-out), peningkatan teknologi pembuatan garam, penerapan manajemen mutu lahan garam dan perbaikan sistem panen.

d. Peningkatan Kemampuan SDM pegaram.

2. Fasilitasi infrastruktur (saluran primer, sekunder & pintu air) untuk meningkatkan produktivitas lahan pegaraman dan kualitas garam rakyat.

Rencana Aksi:

a. Pembuatan studi tata ruang dan tata letak sentra produksi garamsebagai implementasi dari pemetaan lahan garam.

b. Koordinasi instansi terkait (PU, Lembaga Ke-uangan dan Pemda) dan rangka pengembangan infrastruktur sentra produksi garam.

3. Peningkatan produksi, distribusi dan konsumsi garam beryodium untuk mencapai USI (Universal Salt Iodization), yaitu pemenuhan garam beryodium yang memenuhi syarat pada 90% masyarakat di Kabupaten/Kota.

Page 60: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

Rencana Aksi:

a. Pemetaan kembali teknologi, produksi dan kualitas industri garam olahan (non dan beryodium).

b. Pembinaan teknologi, sistim mutu dan peng-awasan produksi garam beryodium.

c. Pemenuhan perangkat hukum (perda di Provinsi/Kabupaten/Kota) dalam rangka pemenuhan garam beryodium yang memenuhi persyaratan (produksi, distribusi , pengawasan dan tindakan hukumnya (law enforcement).

4. Ekstensifikasi Lahan

Pengembangan lahan di Madura-Sampang 2000 hektar, NTB Bima (500 ha), NTT Flores 2000 ha, persiapan Kupang 6000 hektar.

Rencana Aksi:

b. Identifikasi dan pemetaan potensi lahan yang prospektif dan pembuatan Feasibility Study.

c. Fasilitasi infrastruktur

d. Promosi investasi

e. Pelaksanaan proyek perluasan lahan

5. Pengembangan Kelembagaan

a. Pembinaan Asosiasi Produsen Garam Bahan Baku/ Produsen Garam Rakyat dan Produsen Garam Beryodium secara berkesinambungan.

b. Fasilitasi berdirinya Unit Usaha Bersama/Ko-perasi produsen Garam Bahan Baku/Produsen Garam Rakyat dan Produsen Garam Beryodium di sentra produksi garam.

c. Fasilitasi berdirinya UPT garam bahan baku dan garam beryodium di sentra produksi garam.

Page 61: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 134/M-IND/PER/10/2009

d. Koordinasi Instansi/Lembaga terkait di tingkat Pusat dan Daerah dalam rangka pembinaan Industri garam meliputi:

- Iklim industri garam (pengarturan impor dan distribusi garam) yang kondusif.

- Produksi dan distribusi garam beryodium yang memenuhi persyaratan.

- Penegakan norma sosial (social enforcement) dan hukum (law enforcement) garam ber-yodium.

B. Jangka Panjang (2010 – 2025)

1. Indonesia mampu swasembada garam konsumsi dan aneka industri untuk garam dengan kadar NaCl 95% dan sebagian garam industri telah mampu subtitusi impor 30%.

2. Melanjutkan intensifikasi lahan pegaraman dalam rangka peningkatan Produktivitas Lahan Garam dan Kualitas Produk Garam

Rencana Aksi:

a. Melanjutkan penataan struktur lahan (lay-out), peningkatan teknologi pembuatan garam, pe-nerapan manajemen mutu lahan garam dan perbaikan sistem panen.

b. Peningkatan Kemampuan SDM pegaram.

3. Melanjutkan fasilitasi infrasruktur (saluran primer, sekunder & pintu air) untuk meningkatkan produk-tivitas lahan pegaraman dan kualitas garam rakyat.

Rencana Aksi:

a. Implementasi hasil studi tata ruang dan tata letak sentra produksi garam.

Page 62: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

b. Koordinasi instansi terkait (PU, Lembaga Ke-uangan dan Pemda) dan rangka pengembangan infrastruktur sentra produksi garam.

4. Produksi, distribusi dan konsumsi garam beryo-dium dalam rangka USI (Universal Salt Iodization berkesinambungan dan dipertahankan (sustainable).

Rencana Aksi:

a. Melanjutkan pembinaan teknologi, sistim mutu dan pengawasan produksi garam beryodium.

b. Melengkapi pemenuhan perangkat hukum (perda di Provinsi/Kabupaten/Kota) dalam rangka pemenuhan garam beryodium yang memenuhi persyaratan (produksi, distribusi, pengawasan dan tindakan hukumnya (law enforcement).

5. Ekstensifikasi Lahan

Melanjutkan ekstensifikasi dengan mengembangkan lahan di NTT Flores 2000 ha dan Kupang 6000 hektar.

Rencana Aksi:

a. Pembuatan Feasibility Study.

b. Fasilitasi infrastruktur

c. Promosi investasi

d. Pelaksanaan proyek perluasan lahan di NTT Flores 2000 ha dan Kupang 6000 hektar.

6. Pengembangan Kelembagaan

a. Pembinaan Asosiasi Produsen Garam Bahan Baku/Produsen Garam Rakyat dan Produsen Garam Beryodium secara berkesinambungan.

b. Fasilitasi berdirinya Unit Usaha Bersama/Koperasi produsen Garam Bahan Baku/ Garam

Page 63: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 134/M-IND/PER/10/2009

Rakyat dan Produsen Garam Beryodium di sentra produksi garam.

c. Fasilitasi berdirinya UPT garam bahan baku dan garam beryodium di sentra produksi garam.

d. Koordinasi Instansi/Lembaga terkait di tingkat Pusat dan Daerah dalam rangka pembinaan Industri garam meliputi :

- iklim industri garam (pengarturan impor dan distribusi garam) yang kondusif.

- Produksi dan distribusi garam beryodium yang memenuhi persyaratan

- Penegakan norma sosial (social enforcement) dan hukum (law enforcement) garam ber-yodium.

Page 64: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

Gam

bar

1.

Kera

ng

ka P

en

gem

ban

gan

In

du

stri

Gara

m

Lam

pira

nP

erat

uran

Men

teri

Per

indu

stria

nR

IN

omor

: 134

//M-IN

D/P

ER

/10/

2009

14

Gam

bar1

. Ker

angk

aPe

ngem

bang

anIn

dust

riG

aram

Indu

stri

Inti

Indus

triGa

ram

Anek

aInd

ustri

dan

Gara

mKo

nsum

siBe

ryodiu

m

Indu

stri

Pend

ukun

gInd

ustri

Perm

esina

ndan

Kaliu

mYo

dat (

KIO3

)In

dust

riTe

rkait

Indu

striK

emas

an

Sasa

ran

Jang

ka M

enen

gah

(201

0–20

15)

1.Te

rpen

uhiny

akeb

utuha

ngar

amna

siona

l;2.

Terca

painy

apro

gram

Unive

rsalS

altIod

izatio

n;3.

Terca

painy

aswa

semb

adag

aram

untuk

anek

aind

ustri

deng

anka

darN

aCl<

95%

;.

Sasa

ran

Jang

kaPa

njan

g (2

015–

2025

)1.

Terp

enuh

inyak

ebutu

hang

aram

nasio

nal;

2.Te

rcap

ainya

prog

ram

Unive

rsalS

altIod

izatio

nyan

gber

kesin

ambu

ngan

;3.

Terca

painy

asw

asem

bada

gara

mun

tukan

eka

indus

tride

ngan

kada

rNaC

l<95

%da

nsub

stitus

iimpo

r30%

4.Be

rkemb

angn

yapr

oduk

siga

ram

untuk

kebu

tuha

nind

ustri

dasa

r(kh

loralk

ali)

Stra

tegi

Sekt

or:In

tensif

ikasi

lahan

pega

rama

ndan

ekste

sifika

siun

tukka

wasa

n tim

urInd

ones

iaTe

knol

ogi:

Peng

emba

ngan

tekn

ologi

sistem

krista

lisas

iber

tingk

at.Po

kok-

Poko

kRen

cana

Aksi

Jang

kaMe

neng

ah (2

010–

2015

)1.

Peme

taanl

ahan

untuk

prior

itasi

ntens

ifikas

idan

untuk

ekste

nsifik

asi

2.Fa

silita

siinf

rastr

uktur

(salu

ranp

rimer

,sek

unde

rpint

uair,

derm

aga,

trans

porta

si)3.

Pena

taan

mana

jemen

mutu

pega

rama

nden

gans

istem

krista

lisas

iber

tingk

at4.

Bantu

anpe

ralat

anun

tukpr

oduk

siga

ram

baha

nba

kuda

npe

ngola

han

gara

mno

n/ber

yodiu

m(a

latpe

ncuc

i,pen

gerin

gdan

iodisa

si)5.

Peng

emba

ngan

komp

etens

iSDM

dank

elemb

agaa

n

Poko

k-po

kokR

enca

naAk

siJa

ngka

Panj

ang

(201

5–20

25)

1.Pe

mban

guna

nlah

anun

tukpr

iorita

sinte

nsifik

asid

anun

tukek

stens

ifikas

i;2.

Fasil

itasi

infra

struk

tur(sa

luran

prim

er,

seku

nder

pintu

air,

derm

aga,

trans

porta

si);

3.Pe

nata

anma

najem

enmu

tupe

gara

mand

enga

nsist

emkri

stalis

asib

ertin

gkat;

4.Ba

ntuan

pera

latan

untuk

prod

uksi

gara

mba

han

baku

dan

peng

olaha

nga

ram

non/b

eryo

dium

(alat

penc

uci,p

enge

ringd

aniod

isasi)

;5.

Peng

emba

ngan

komp

etens

iSDM

dank

elemb

agaa

n.Un

surP

enun

jang

Perio

desa

siPe

mbi

naan

:a.

Perio

de20

10–2

015:

Peny

usun

anda

npen

erap

anSN

Iane

kaind

ustri

gara

m;b.

Perio

de20

16–2

025:

Pene

rapa

ndan

peng

awas

anSN

Iane

kaind

ustri

gara

m.

Pasa

r :a.

Peme

taanj

enis

dank

ualita

sgar

amun

tukma

sing-

masin

gkeb

utuha

nind

ustri;

b.Me

ningk

atkan

akse

spas

arek

spor

prod

ukga

ram

teruta

maun

tukAS

EAN;

SDM

:a.

Menin

gkatk

anke

mamp

uan

dan

peng

etahu

anSD

Mten

tang

pros

espr

oduk

siga

ram

baha

nbak

uuntu

kane

kaind

ustri

dang

aram

beryo

dium;

b.Me

mfas

ilitas

ipen

gemb

anga

nSDM

dalam

meng

emba

ngka

nusa

haba

ru.

c.Me

ngem

bang

kank

elemb

agaa

nusa

ha(A

sosia

si,Ko

pera

si)In

frast

rukt

ur :

a.Fa

silita

sipe

nera

pan

hasil

litban

gda

npe

reka

yasa

anda

riba

lai,

ristek

,pe

rgur

uant

inggi,

pene

liti ;

b.Fa

silita

sipe

mban

guna

ninfr

astru

kturd

anba

ntuan

sara

napr

oduk

si.

Page 65: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 134/M-IND/PER/10/2009

Gam

bar

2.

K

era

ng

ka K

ete

rkait

an

In

du

stri

Gara

m

Lam

pira

nP

erat

uran

Men

teri

Per

indu

stria

nR

IN

omor

: 134

//M-IN

D/P

ER

/10/

2009

15

Gam

bar2

. K

eran

gka

Ket

erka

itan

Indu

stri

Gar

am

Pem

erin

tah

Pusa

t :M

enko

Per

ekon

omia

n,B

appe

nas,

Dep

keu,

Dep

PU

,Dep

dagr

i, D

KP

,BS

N,D

epK

es,

Kop

eras

i&U

KM

,BP

OM

, Dep

perin

,Dep

dag,

Foru

mK

omun

ikas

iWorking

Group

Fasi

litat

orK

last

er

Lem

baga

Litb

ang/

PTB

BK

K,B

AR

ISTA

NA

PRO

GA

KO

B,A

PGR

BA

HA

NB

AK

U :

Garam

Rakyat,G

aram

PTGaram

,Garam

Impor,

Kaliu

mYo

dat

Mes

inda

nPe

rala

tan

:A

real

Gar

amU

nitP

encu

cian

Uni

tYod

isas

i

- - --

PE

ME

NU

-H

AN

PA

SA

RD

ALA

MN

EG

ER

I

PA

SA

RLU

AR

NE

GE

RI

Eks

porti

r

Dis

tribu

tor

Indu

stri

Gar

amB

ahan

Bak

u:B

UM

NPT

Gar

amda

nSw

asta

/Rak

yat

Indu

stri

Chl

orA

lkal

i,In

dust

ri F

arm

asi,I

ndus

tri

Pang

an

Indu

stri

Ane

ka :

Perm

inya

kan,

Paka

nT

erna

k,T

ekst

il,Pe

nyam

akan

Kul

;it,

Peng

asin

anIk

an

JAS

A:

Tran

spor

tasi

,Per

bank

an

Pem

da:

Din

asIn

dagk

opB

appe

da,

Din

kes

Page 66: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

Tab

el 1

. P

era

n P

em

an

gku

Kep

en

tin

gan

dala

m P

en

gem

ban

gan

In

du

stri

Gara

m

Lam

pira

nP

erat

uran

Men

teri

Per

indu

stria

nR

IN

omor

: 134

//M-IN

D/P

ER

/10/

2009

16

Tabe

l1.P

eran

Pem

angk

u K

epen

tinga

nda

lam

Peng

emba

ngan

Indu

stri

Gar

am

Pem

erin

tah

Pusa

tPe

mda

Swas

ta /B

UMN

Perg

urua

nTi

nggi

dan

Litb

ang

Foru

m

Renc

anaA

ksi2

004–

2009

Dep.Perin

MenkoEkuin,

,Bappenas

Dep. Dag

Dep Kes,BPOM

BSN

DepKu

DepKop.UKM

,DKP

Prop

Kab

Asosiasi

PerusahaanIndustri

PT Garam

PT

Baristan

BBKK

WorkingGroup

FasilitasKlaster

1.Pe

ngam

anan

/peme

nuha

nGa

ram

Baha

nBak

u0

00

00

00

00

0

2.Pe

metaa

nLah

anGa

ram

dan

Kuali

tasGa

ram

Baha

nBak

u0

00

00

00

00

0

3.Me

lakuk

anpe

meta

an in

dustr

ipe

ngola

hanG

aram

;0

00

00

00

00

00

00

4.Pe

menu

hanK

ebutu

hanP

asar

Dom

estik

;0

00

00

00

5.Int

ensif

ikasi

Prod

uksi;

pena

taan

lahan

danp

ener

apan

man

ajeme

nmu

tulah

an0

00

00

00

00

0

6.Fa

silita

si Inf

rastr

uktur

laha

ngar

am0

00

00

7.Pe

nyus

unan

danp

ener

apan

SNI

wajib

untuk

gara

man

ekaI

ndus

trida

nSNI

untu

kgar

amko

nsum

si0

00

00

00

00

8.Ek

stens

ifikas

ilaha

n: Id

entifi

kasi,

Stud

iKela

yaka

ndan

Prom

osi

Inves

tasiu

ntukp

enge

mba

ngan

lahan

di Ma

dura

,NTB

danN

TT;

00

00

00

00

Page 67: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 134/M-IND/PER/10/2009

Lam

pira

nP

erat

uran

Men

teri

Per

indu

stria

nR

IN

omor

: 134

//M-IN

D/P

ER

/10/

2009

17

Pem

erin

tah

Pusa

tPe

mda

Swas

ta /B

UMN

Perg

urua

nTi

nggi

dan

Litb

ang

Foru

m

Renc

anaA

ksi2

004–

2009

Dep.Perin

MenkoEkuin,

,Bappenas

Dep. Dag

Dep Kes,BPOM

BSN

DepKu

DepKop.UKM

,DKP

Prop

Kab

Asosiasi

PerusahaanIndustri

PT Garam

PT

Baristan

BBKK

WorkingGroup

FasilitasKlaster

9.Pe

ningk

atan t

ekno

logid

anpr

oduk

siind

ustri

peng

olahg

aram

(pen

cucia

n,pe

nger

ingan

,pe

ngem

asan

dany

odisa

si)0

00

00

00

00

0

10.P

ening

kata

nkom

pete

nsiS

DM.

00

00

00

11.P

enge

mban

ganK

elemb

agaa

n0

00

00

00

00

00

00

00

00

Page 68: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

�0PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

Lam

pira

nP

erat

uran

Men

teri

Per

indu

stria

nR

IN

omor

: 134

//M-IN

D/P

ER

/10/

2009

18

Inst

ansi

No

Prog

ram

/Keg

iata

n

Dep.Perin

Bappenas

Dep.Ku

Dep.Kes.

DepDagri

DKP

DepDag

BPOM

BSN

Kkop.UKM

Dep.PU

/BPN

Pem.Da.

DisPrin

Lit.Bang

LSM/NGO

DuniaUsaha

Asosiasi

A.

Prog

ram

Inte

nsifi

kasi

Laha

n.

1.In

tens

ifika

siLa

han

Peg

aram

an

a.pe

met

aan

laha

npe

gara

man

untu

kpr

iorit

asin

tens

ifika

si

2.Fa

silit

asi I

nfra

stru

ktur

a .S

alur

anpr

imer

dan

seku

nder

b .P

intu

airb

esar

c .P

intu

air k

ecil

d .Ja

lan

trans

porta

si

3.P

enat

aan

Laha

nP

egar

aman

(Ha)

(Sis

tem

Kris

talis

asib

ertin

gkat

4.B

antu

anS

aran

aPr

oduk

si

a .G

uluk

dan

sork

ot

b .A

latu

ji ka

darN

aCl

5.B

antu

anS

aran

aD

istri

busi

(Der

mag

ada

ngu

dang

di C

olle

ctin

gPo

int)

6.B

antu

anA

latP

engo

lah

Gar

am(P

encu

ci,P

enge

ring,

Yod

isas

i)

7.P

eman

faat

anE

nerg

iAng

in U

ntuk

Sara

naPr

oses

Pro

duks

i

(Alih

tekn

olog

itep

atgu

na)

Page 69: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 134/M-IND/PER/10/2009

Lam

pira

nP

erat

uran

Men

teri

Per

indu

stria

nR

IN

omor

: 134

//M-IN

D/P

ER

/10/

2009

19

a .P

ompa

air k

inci

rang

in

8.P

enin

gkat

anK

emam

puan

Sum

berD

aya

Man

usia

(Peg

aram

)

a .B

idan

gpr

oduk

siga

ram

baha

nba

kuun

tuk

anek

ain

dust

rib .

Pen

gem

bang

anpr

oduk

siga

ram

bery

odiu

m

c .B

idan

gmix

farm

ing

B.

Peni

ngka

tan

Kua

litas

Gar

amR

akya

tMen

jadi

Bah

anB

aku

a.Pe

ncuc

ian

gara

m k

ualit

asre

ndah

men

jadi

gara

mba

han

baku

b.Ba

ntua

nal

atpe

ncuc

i,pe

nger

ing

dan

perle

ngka

pann

ya

C.

Peni

ngka

tan

Prod

uksi

Gar

amB

eryo

dium

a.Pe

ning

kata

npr

oduk

siga

ram

bery

odiu

mdi

sent

raga

ram

raky

at-B

antu

anpe

rala

tan

-Pem

bina

an,p

ener

apan

SN

I,da

n U

KM

-Ban

tuan

pera

lata

nKa

lium

Ioda

t

D.

Peng

emba

ngan

Keb

ijaka

nda

nK

elem

baga

an

a.Pe

nyus

unan

dan

pene

rapa

nS

NIu

ntuk

mas

ing-

mas

ing

jeni

sin

dust

ri

b.Pe

nega

kan

norm

a so

sial

dan

norm

ahu

kum

c.Pe

ngem

bang

anpe

ran

kele

mba

gaan

asos

iasi

pega

ram

,as

osia

sipe

ngem

bang

anga

ram

bery

odiu

m

Page 70: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

Lam

pira

nP

erat

uran

Men

teri

Per

indu

stria

nR

IN

omor

: 134

//M-IN

D/P

ER

/10/

2009

20

E.Pr

ogra

mEk

sten

sifik

asi

a.P

emet

aan

laha

npe

gara

man

untu

kek

sten

sifik

asi t

erut

ama

di k

awas

antim

ur In

done

sia

(NTT

)

b.Fa

silit

asip

rom

osii

nves

tasi

pem

bang

unan

indu

stri

gara

mc.

Pem

bang

unan

indu

stri

gara

min

dust

ri

F.Pe

nera

pan

Has

il-H

asil

LitB

ang

dan

Pere

kaya

saan

diIn

dust

riB

idan

gG

aram

G.

Mon

itorin

gG

aram

Rak

yatd

anG

aram

Ber

yodi

um

H.

Koo

rdin

asiP

enga

man

anda

nK

esei

mba

ngan

Har

gaG

aram

a.M

onito

ring

harg

aga

ram

raky

at

b.M

onito

ring

harg

aga

ram

impo

r

c.Pe

neta

pan

harg

aga

ram

I.A

dvok

asiP

enin

gkat

anK

onsu

msi

Pene

gaka

nN

orm

aSo

sial

dan

Nor

ma

Huk

um

Page 71: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��PERATURAN

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 135/M-IND/PER/10/2009

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR : 135/M-IND/PER/10/2009

TENTANG

PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI GERABAH DAN KERAMIK HIAS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka pengembangan industri nasional sesuai dengan Pasal 2 Peraturan Presiden RI Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional, perlu menetapkan peta panduan (Road Map) pengembangan klaster industri prioritas yang mencakup basis industri manufaktur, industri berbasis agro, industri alat angkut, industri e-lektronika dan telematika, industri pe-nunjang industri kreatif dan industri kreatif tertentu serta industri kecil dan menengah tertentu;

Page 72: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

b. Bahwa industri gerabah dan Keramik Hias merupakan bagian dari kelompok industri kecil dan menengah tertentu sebagaimana dimaksud pada huruf a maka perlu ditetapkan peta panduan pengembangan klaster industri gerabah dan keramik hias;

c. Bahwa berdasarkan pertimbangan seba-gaimana dimaksud huruf a dan huruf b perlu dikeluarkan Peraturan Menteri Perindustrian tentang Peta Panduan (Road Map) Pengembangan Klaster In-dustri Gerabah dan Keramik Hias;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3274);

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pemba-ngunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

3. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lem-baran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara

Page 73: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��PERATURAN

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 135/M-IND/PER/10/2009

Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1986 tentang Kewenangan Pengaturan, Pembinaan dan Pengembangan Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1986 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3330);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2009 tentang Kawasan Industri

Page 74: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4987);

9. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun 2004 tentang Pem-bentukan Kabinet Indonesia Bersatu sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 77/P Tahun 2007;

10. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 94 Tahun 2006;

11. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007;

12. Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional;

13. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 01/M-IND/PER/3/ 2005 tentang Orga-nisasi dan Tata Kerja Departemen Per-industrian;

Page 75: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��PERATURAN

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 135/M-IND/PER/10/2009

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI GERABAH DAN KERAMIK HIAS.

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Peta Panduan (Road Map) Pengembangan Klaster Industri Gerabah dan Keramik Hias Tahun 2010-2014 selanjutnya disebut Peta Panduan adalah dokumen perencanaan nasional yang memuat sasaran, strategi dan kebijakan, serta program/rencana aksi pengembangan klaster industri gerabah dan keramik hias untuk periode 5 (lima) tahun.

2. Industri Gerabah dan Keramik Hias adalah industri yang terdiri dari:

a. Industri Barang-barang dari Tanah Liat/Keramik (KBLI 26321);

b. Industri Bahan Bangunan dari Tanah Liat/Keramik selain Bara Bara dan Genteng (KBLI 26324);

c. Industri barang lainnya dari Tanah Liat/Keramik (KBLI 26329).

3. Pemangku Kepentingan adalah Pemerin-tah Pusat, Pemerintah Daerah, Swasta, Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian

Page 76: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

dan Pengembangan serta Lembaga Ke-masyarakatan lainnya.

4. Menteri adalah Menteri yang melaksanakan sebagian tugas urusan pemerintahan di bidang perindustrian.

Pasal 2

(1) Peta Panduan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 1 sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini.

(2) Peta Panduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan:

a. Pedoman operasional Aparatur Pe-merintah dalam rangka menunjang secara komplementer dan sinergik untuk suksesnya pelaksanaan program pengembangan industri sesuai dengan bidang tugasnya;

b. Pedoman bagi Pelaku klaster Industri Gerabah dan Keramik Hias, baik pengusaha maupun institusi lainnya, khususnya yang memiliki kegiatan usaha di sektor Industri Gerabah dan Keramik Hias ataupun sektor lain yang terkait;

c. Pedoman koordinasi perencanaan kegiatan antar sektor, antar instansi terkait di Pusat dan Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota); dan

d. Informasi untuk menggalang duku-ngan sosial-politis maupun kontrol

Page 77: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��PERATURAN

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 135/M-IND/PER/10/2009

sosial terhadap pelaksanaan kebijakan klaster industri ini, yang pada akhirnya diharapkan untuk mendorong partisipasi dari masyarakat luas untuk berkontribusi secara langsung dalam kegiatan pembangunan industri.

Pasal 3

(1) Program/rencana aksi pengembangan klaster Industri Gerabah dan Keramik Hias dilaksanakan sesuai dengan Peta Panduan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1).

(2) Pelaksanaan program/rencana aksi se-bagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Pemangku Kepentingan sebagaimana tercantum dalam Peta Panduan.

Pasal 4

(1) Kementerian Negara/Lembaga membuat laporan kinerja tahunan kepada Menteri atas pelaksanaan program/rencana aksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1).

(2) Menteri melaporkan hasil pelaksanaan program/rencana aksi sebagaimana di-maksud pada ayat (1) kepada Presiden setiap 1 (satu) tahun selambat-lambatnya pada akhir bulan Februari pada tahun berikutnya.

Page 78: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

�0PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

Pasal 5

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 14 Oktober 2009

MENTERI PERINDUSTRIAN RI

ttd

FAHMI IDRIS

Salinan sesuai dengan aslinya Sekretariat Jenderal Departemen Perindustrian

Kepala Biro Hukum dan Organisasi

PRAYONO

SALINAN Peraturan Menteri ini disampaikan kepada:

1. Presiden RI;2. Wakil Presiden RI;3. Menteri Kabinet Indonesia Bersatu;4. Gubernur seluruh Indonesia;5. Bupati/Walikota seluruh Indonesia;6. Eselon I di lingkungan Departemen Perindustrian.

Page 79: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 135/M-IND/PER/10/2009

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI NOMOR : 135/M-IND/PER/10/2009 TANGGAL : 14 OKTOBER 2009

PETA PANDUANPENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI

GERABAH DAN KERAMIK HIAS

BAB I PENDAHULUAN

BAB II SASARAN

BAB III STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV PROGRAM / RENCANA AKSI

MENTERI PERINDUSTRIAN RI

ttd

FAHMI IDRIS

Salinan sesuai dengan aslinya Sekretariat Jenderal Departemen Perindustrian

Kepala Biro Hukum dan Organisasi

PRAYONO

Page 80: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

Page 81: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 135/M-IND/PER/10/2009

BAB IPENDAHULUAN

A. Ruang Lingkup Industri Gerabah dan Keramik HiasBerdasarkan nomor HS, ruang lingkup industri kerajinan Gerabah dan Keramik Hias mencakup nomor HS 691310000 s.d. 691490000 dengan KBLI 26321

Berdasarkan pada teknologi proses dan komposisi bahan baku dan penolong, maka ruang lingkup industri gerabah dan keramik hias dibagi menjadi 2 (dua) yaitu:

1. Industri kerajinan gerabah.

Adalah industri yang berbahan baku tanah liat dengan proses produksi menjadi gerabah.

2. Industri kerajinan keramik hias

Adalah industri yang berbahan baku clay, feldspar, pasir silika, dan kaolin dengan proses produksi menjadi keramik hias.

Berdasarkan pada kegunaannya maka industri gerabah dan keramik hias ada industri untuk perlengkapan rumah tangga (tableware) dan untuk hiasan (interior)

B. Pengelompokan Industri Gerabah dan Keramik Hias1. Kelompok Industri Hulu

Meliputi industri bahan baku gerabah dan keramik hias seperti tanah liat (clay), kaolin, feldspar, pasir kuarsa, dan zircon, serta toseki.

Page 82: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

2. Kelompok Industri Antara

Meliputi bahan baku body kermik, bahan pewarna, frits dan glasir.

3. Kelompok Industri Hilir

Meliputi industri barang jadi gerabah seperti perlengkapan rumahtangga dan interior/hiasan dan barang jadi keramik hias seperti perlengkapan rumahtangga (tableware) dan interior/pajangan (gift items).

Page 83: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 135/M-IND/PER/10/2009

BAB IISASARAN

A. Jangka Menengah (2010 -2014)1. Terbentuknya klaster-klaster industri kerajinan

keramik hias yang mampu memicu dan memacu perkembangan industri kecil gerabah dan keramik hias, sehingga akan meningkatkan jumlah unit usaha sebesar rata-rata per tahun sebesar 3,79% atau sebesar 1.243 UU/tahun, tenaga kerja sebesar 3,68% atau sebesar 5.219 orang per tahun dengan nilai produksi sebesar 6,94% atau meningkat Rp. 6.863 juta/tahun.

2. Tersedianya bahan baku yang standard baik yang dilakukan oleh perusahaan maupun yang disediakan oleh Unit Pelayanan Teknis di sentra-sentra potensial, sehingga para perajin dapat bekerja secara produktif dan menghasilkan produk yang memiliki kualitas baik.

3. Menciptakan 5 perusahaan kerajinan gerabah dan keramik hias yang telah mampu menerapkan CE-Mark dan 10 perusahaan telah menerapkan ISO 9000, sehingga mampu meningkatkan produktivitas kerja serta dapat mengekspor produknya untuk tujuan Eropa.

4. Terbentuknya Gugus Kendali Mutu Model di 30 perusahaan gerabah dan keramik hias yang dilakukan secara selektif pada perusahaan berorientasi ekspor.

Page 84: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

B. Jangka Panjang (2010-2025)1. Terbentuknya system klaster-klaster industri

kerajinan gerabah dan keramik hias dengan jaringan usaha yang solid dan didukung oleh sub-sub system pendukung yang kuat dan akan memberikan dampak pada perkembangan jumlah unit usaha sebesar 8,34% atau rata-rata 3.045 UU/tahun dan penyerapan tenaga kerja sebesar 5,2% atau 10.212 orang/tahun dengan nilai produksi rata-rata pengembangan mencapai 18,40%.

2. Penyediaan bahan baku standard melalui UPT, Bali atau perusahaan swasta di 41 sentra IKM Kerajinan Gerabah dan Keramik Hias yang memiliki potensi.

3. Terwujudnya industri kerajinan gerabah dan keramik hias nasional mampu bersaing baik di dalam maupun luar negeri dan terjadi peningkatan ekspor produk gerabah dan keramik hias rata-rata 23,49% per tahun atau senilai US$ 11.013.403 per tahun.

4. Kerjasama dengan RW TUV dan Pusat Standardisasi untuk penerapan CE-Mark pada 30 perusahaan dan ISO 9000 55 perusahaan serta membentuk Gugus Kendali Mutu Model sebanyak 225 perusahaan IKM kerjasama dengan PT. Pilar.

Page 85: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 135/M-IND/PER/10/2009

BAB IIISTRATEGI DAN KEBIJAKAN

A. Visi dan Arah Pengembangan Industri Gerabah dan Keramik Hias1. Visi Industri Gerabah dan Keramik Hias

Visi industri kerajinan gerabah dna keramik hias ialah membangun industri gerabah dan keramik hias nasional yang mempunyai daya saing nasional dan internasional dan mempunyai nilai tambah yang tinggi pada tahun 2025.

2. Arah Pengembangan

Arah pengembangan industri kerajinan gerabah dan keramik hias untuk peningkatan nilai tambah. Adanya klaster industri gerabah dan keramik hias diharapkan memperkuat keterkaitan pada semua tingkat rantai nilai (value chain) dari industri hulunya, mampu meningkatkan nilai tambah sepanjang rantai nilai dengan membangun visi dan misi yang selaras, sehingga mampu meningkatkan produktifitas, efisiensi dan jenis sumber daya yang digunakan dalam industri, dan memfokuskan keterkaitan yang kuat antara sector hulu sampai dengan hilir.

3. Indikator Pencapaian

Indikator pencapaian industri kerajinan gerabah dan keramik hias adalah terintegrasinya industri pengolahan gerabah dan keramik hias dengan peningkatan utilisasi dan kapasitas industri gerabah dan keramik hias, yang ditandai dengan:

Page 86: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

• Kebutuhan bahan baku dapat dipenuhi dari dalam negeri

• Meningkatnya investasi baru dan perluasan usaha industri gerabah dan keramik hias

• Terpenuhinya kebutuhan dalam negeri akan produk-produk gerabah dan keramik hias

• Meningkatnya kapasitas industri gerabah dan keramik hias.

4. Tahapan Implementasi

Pengembangan klaster kerajinan gerabah dan keramik hias: Pembinaan dan pengembangan ini dilakukan melalui beberapa tahapan antara lain: 1) Diagnosis; 2) Sosialisasi; 3) Kolaborasi; 4) Implementasi dan 5) Monitoring. System ini dilakukan melalui penetapan Champion dan pemasok serta pembinaannya dengan melibatkan seluruh stakeholder sesuai dengan fungsi dan perannya.

Prioritas pengembangan Kelompok Usaha Bersama (KUB). Dilakukan untuk mempermudah dalam melakukan pembinaan untuk pencapaian hasil yang efektif dan efisien serta kemudahan dalam administrasi.

Kerjasama antar stake holder dan dunia usaha. Dilakukan untuk menciptakan kerjasama sinerji dengan keterpaduan program pembinaan dan pengembangan.

Peningkatan kapabilitas SDM IKM Kerajinan Gerabah dan Keramik Hias. Pengetahuan dan keterampilan dalam aspek teknis (produksi

Page 87: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 135/M-IND/PER/10/2009

& desain) maupun manajemen produksi dari pelaku industri kecil kerajinan gerabah dan keramik hias yang pada umumnya belum memadai terutama para produsen gerabah dan keramik hias. Untuk mengatasi hal ini akan dilakukan peningkatan keterampilan melalui pelatihan-pelatihan yang relevan dengan permasalahan di lapangan.

Modernisasi mesin dan peralatan. Sebagian besar produsen/para perajin merupakan industri kecil yang sebagian besar masih mempergunakan alat yang sederhana dan umur mesin yang sudah tua. Demikian pula dengan Unit Pelayanan Teknis yang secara operasional merupakan ujung tombak dalam pengembangan teknologi dan sebagai unit percontohan. Dampak dari kondisi ini adalah kualitas dan kuantitas produk serta kinerja yang kurang produktif. Untuk mengatasi hal ini strategi operasional yang dilakukan adalah melalui fasilitasi bantuan mesin dan peralatan untuk modernisasi/revitalisasi UPT dan pengusaha yang tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama.

Pengembangan dan penguatan kelembagaan. Hampir semua perajin gerabah dan keramik hias mempunyai posisi tawar yang lebih terhadap berbagai pihak. Terbentuknya kelembagaan seperti Kelompok Usaha Bersama (KUB), Asosiasi ataupun bentuk lain yang dapat memperbaiki akses kepada modal usaha dan pasar.

Page 88: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

�0PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

Pengembangan jejaring. Kerjasama antar pemangku kepentingan melalui pembentukan sinkronisasi dan harmonisasi kebijakan dan program lintas sektoral yang mendukung IKM kerajinan perhiasan dan batu mulia yang akan menghasilkan sinerji yang kuat dalam pengembangan industri kerajinan perhiasan.

Page 89: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 135/M-IND/PER/10/2009

BAB IVPROGRAM / RENCANA AKSI

A. Rencana Aksi Jangka Menengah (2010 – 2014)1. Promosi dan Pemasaran

• Fasilitasi promosi dan pemasaran melalui pameran DN & LN.

• Pengembangan pasar spesifik yang berkaitan dengan daerah tujuan wisata.

• Membangun portal system informasi untuk pasar luar negeri/ekspor.

• Studi banding pengusaha/perajin ke luar negeri.

• Promosi melalui media cetak/elektronik, leaflet dan Katalog.

• Mengikuti perlombaan desain di luar negeri.

• Temu usaha/bisnis.

• Penyusunan Direktory kerajinan gerabah dan keramik hias.

2. Teknologi Produksi

• Peningkatan kemampuan system manajemen mutu.

• Peningkatan kesadaran serta dorongan untuk mengaplikasikan HaKI.

• Sosialisasi dan penerapan CE-Mark dan ISO 9000.

• Penerapan Gugus Kendali Mutu Model.

• Penguatan peran perguruan tinggi dalam teknik perencanaan/pembuatan perhiasan CAD/CAM serta menjamin kualitas batu mulia.

Page 90: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

3. Penguatan struktur usaha

• Peningkatan kemitraan dengan perusahaan besar untuk merintis pasar ekspor dan transfer pengetahuan dan desain

• Kemitraan dengan pemasok/penghasil bahan baku/bahan setengah jadi dan pemasaran

• Fasilitasi kemitraan dengan instansi terkait dalam rangka pemanfaatan asuransi dan pembiayaan ekspor

• Mengadakan kerjasama dengan Negara-negara yang memiliki keunggulan dalam desain dan model

• Pemetaan potensi jenis bahan baku dan peman-faatan/peruntukkannya (kandungan/unsur-unsur bahan baku)

4. Sumber Daya Manusia

• Peningkatan kemampuan dalam bidang desain

• Peningkatan kemampuan dalam bidang ekspor-impor dan teknik negosiasi

• Peningkatan kemampuan dalam bidang mutu produk

• Peningkatan kemampuan dan pengetahuan website dan E-Commerce

5. Pengembangan Sarana dan Prasarana

• Modernisasi mesin dan peralatan untuk Unit Pelayanan Teknis (UPT)

• Bantuan mesin dan peralatan pada Kelompok Usaha Bersama yang potensial untuk dikembangkan

• Bantuan sarana jaringan informasi

• Penataan organisasi UPT dan reorientasi peran UPT

Page 91: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 135/M-IND/PER/10/2009

6. Pengembangan Institusi Pendukung dan Kelembagaan

• Pendirian Unit Pelayanan Langsung (UPL)

• Revitalisasi dan pendirian Unit Pelayanan Teknis yang akan dilakukan melalui studi kelayakan di sentra-sentra potensial

B. Rencana Aksi Jangka Panjang (2010 – 2025)1. Pemasaran

• Pengembangan pasar spesifik untuk produk gerabah dan keramik hias

• Peningkatan kemampuan market intelegen untuk penetrasi dan perluasan pasar global

• Pengembangan showroom/counter di pusat-pusat pariwisata di dalam dan di luar negeri

• Pengembangan pasar kerjasama dengan per-hotelan, transportasi dan tempat pariwisata khususnya produk-produk gift item sebagai barang souvenir (welcome souvenir)

2. Teknologi

• Pengembangan mesin dan peralatan produksi untuk pengolahan kerajinan gerabah dan keramik hias

• Pendirian lembaga sertifikasi mutu gerabah dan keramik hias pada setiap sentra potensial (CE-Mark)

• Pengembangan desain produk melalui system komputerisasi

3. Sentra Produksi

• Penguatan kelembagaan kelompok produsen gerabah dan keramik hias (assosiasi, koperasi atau Kelompok Usaha Bersama)

Page 92: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

• Pengembangan jaringan komunikasi dan bisnis melalui internet dan E-Commerce

• Pengembangan sentra sebagai tempat wisata belanja dan wisata belajar

4. Stakeholder

• Pengembangan jejaring (network) IKM dengan Universitas dan lembaga penelitian untuk pengembangan teknologi dan desain produk.

• Pengembangan teknologi dan standardisasi bahan baku dan produk gerabah dan keramik hias kerjasama dengan Balai Besar Keramik dan Unit Pelayanan Teknis Daerah.

Page 93: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 135/M-IND/PER/10/2009

IND

US

TR

I IN

TI

IND

US

TR

IP

EN

DU

KU

NG

IND

US

TR

IT

ER

KA

ITIK

MG

erab

ah/K

eram

ikH

ias

->In

dust

ri Pe

mas

okM

esin

/Per

alat

anH

iasa

n,So

uven

ir,In

terio

r, P

erle

ngka

pan

Rum

ahTa

ngga

->In

dust

ri Pe

mas

okBa

han

Baku

/Pen

olon

g

Sas

aran

Jan

gka

Men

eng

ah2

01

0-

20

14

:S

asar

anJa

ng

kaP

anja

ng

(20

10

-2

02

5)

:1

1 22

3

34

4

Str

ateg

iPo

kok

:S

trat

egi O

per

asio

nal

:1

Peng

emba

ngan

klas

ter

kera

jinan

Kera

mik

Hia

s1

Peni

ngka

tan

kapa

bilit

asSD

MIK

MKe

rajin

an b

aran

gse

ni.

2Pe

ngem

bang

anse

ntra

dan

rev

italis

asi/pe

ndiri

anU

PTIK

MKe

rajin

anBa

rang

Seni

23

Prio

ritas

pen

gem

bang

anKe

lom

pok

Usa

haBe

rsam

a (K

UB)

4Ke

rjas

ama

anta

raSt

akeh

olde

rda

nD

unia

Usa

ha3

Peng

emba

ngan

dan

per

kuat

anke

lem

baga

an (

UPL

,KU

B,Ko

pera

si,

5M

endo

rong

tum

buhn

yaik

limus

aha

yang

kond

usif

Asso

sias

i)4

Po

kok-

Po

kok

Ren

can

aA

ksiJ

ang

kaM

enen

gah

(20

10

-20

14

) :

Po

kok-

Po

kok

Ren

can

aA

ksiJ

ang

kaP

anja

ng

(20

10

-20

14

) :

1Ik

lim

Usa

ha

(Reg

ula

si)

1P

emas

aran

►Pe

nera

pan

kebi

jaka

n pe

rpaj

akan

yang

lebi

h ra

sion

al►

►Pe

nera

pan

stan

dard

isas

i pro

duk

(CE-

Mar

k&

ISO

9000

)

Terw

ujud

nya

indu

stri

kera

jinan

kera

mik

hias

yang

mam

pube

rsai

ngdi

DN

mau

pun

LNda

nte

rjad

ipen

ingk

atan

eksp

orra

ta-r

ata

23,9

4%pe

rta

hun

atau

seni

laiU

S$11

.013

.403

/tah

unFa

silit

asik

erja

sam

ade

ngan

RW

Tuv

dan

Pusa

tSt

anda

rdis

asiu

ntuk

pene

rapa

nCE

-Mar

kpa

da30

peru

saha

anda

nIS

O90

00pa

da55

peru

saha

anse

rta

mem

bent

ukG

KMM

odel

seba

nyak

225

peru

saha

an d

enga

n PT

. Pi

lar

Uta

ma

dan

PT.W

ahan

aKe

ndal

iMut

u.

Peng

emba

ngan

pasa

rsp

esifi

kba

gipr

oduk

kera

jinan

gera

bah/

kera

mik

hias

.

Terb

entu

knya

klas

ter-

klas

ter

indu

stri

kera

mik

hias

yang

akan

men

ingk

atka

nju

mla

hun

itus

aha

sebe

sar

3,79

%at

ause

besa

r1.

243

UU

/Tah

un,

tena

gake

rja

sebe

sar

3,68

%at

ause

besa

r5.

219

oran

gpe

rta

hun

deng

anni

lai

prod

uksi

sebe

sar

6,94

%at

aum

enin

gkat

Rp.

6.96

3ju

ta/t

ahun

.

Terb

entu

knya

sist

emkl

aste

rin

dust

rike

rajin

ange

raba

h/ke

ram

ikhi

asde

ngan

jarin

gan

usah

aya

ngso

lidda

ndi

duku

ngol

ehsu

b-su

bsi

stem

pen

duku

ngya

ngku

at.

Peny

edia

anba

han

baku

sete

ngah

jadi

yang

stan

dard

mel

alui

UPT

di41

sent

ra p

oten

sial

.

Peng

emba

ngan

jeja

ring

kerj

asam

aan

tara

pem

angk

uke

pent

inga

n.

S T

RA

T E

G I

Mod

erni

sasi

mes

in d

an p

eral

atan

diS

entr

a-se

ntra

pot

ensi

alte

rpili

h.

Ters

edia

nya

baha

nba

kuya

ngst

anda

rdi

prod

uksi

oleh

Uni

tPe

laya

nan

Tekn

ism

aupu

n pe

rusa

haan

swas

ta.

Men

cipt

akan

5pe

rusa

haan

yang

mam

pum

ener

apka

nCE

-Mar

kda

n10

peru

saha

ante

lah

men

erap

kan

ISO

9000

.

Terb

entu

knya

Gug

usKe

ndal

iMut

uM

odel

di30

peru

saha

andi

laku

kan

seca

rase

lekt

ifpa

da p

erus

ahaa

n be

rorie

ntas

i eks

por.K

ER

AN

GK

AP

EN

GE

MB

AN

GA

NIN

DU

ST

RI

GE

RA

BA

HD

AN

KE

RA

MIK

HIA

S

Page 94: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

►► ►

►►

2P

rom

osi

dan

Pem

asar

an►

Fasi

litas

i pro

mos

i dan

pem

asar

anm

elal

ui p

amer

anD

N d

anLN

.►

Peng

emba

ngan

pas

arsp

esifi

kun

tuk

kera

jinan

kera

mik

hias

.2

Tek

no

log

i►

Mem

bang

un p

orta

l web

site

bagi

info

rmas

i pas

arlu

arne

geri/

eksp

or.

►►

Stud

i ban

ding

pen

gusa

ha/p

eraj

inke

luar

nege

ri.►

Prom

osim

elal

uim

edia

ceta

k/el

ektr

onik

,le

afle

t da

nka

talo

g.►

►M

engi

kuti

perlo

mba

an d

esai

n di

LN.

►Te

mu

Usa

ha/b

isni

s►

Peng

emba

ngan

des

ain

prod

ukm

elal

uisi

stem

kom

pute

risas

i.

►Pe

nyus

unan

Dire

ktor

yke

rajin

an g

erab

ah d

anke

ram

ikhi

as3

Sen

tra

Pro

du

ksi

3T

ekn

olo

giP

rod

uks

i►

►Pe

ning

kata

nke

mam

puan

sist

emm

anaj

emen

mut

u►

Peni

ngka

tan

kesa

dara

nse

rta

doro

ngan

untu

km

enga

plik

asik

anH

aKI.

►So

sial

isas

i dan

pen

erap

anCE

-Mar

k da

nIS

O90

00►

Peng

emba

ngan

des

ain

prod

ukm

elal

uisi

stem

kom

pute

risas

i

►Pe

nera

pan

Gug

usKe

ndal

iMut

uM

odel

4P

eng

uat

anS

tru

ktu

rU

sah

a4

Sta

keh

old

er►

►►

► ► ►

Duk

unga

npe

mer

inta

hpu

sat

dan

daer

ahda

lam

upay

ape

rlind

unga

nte

rhad

apek

splo

itasi

peng

irim

anba

han

men

tah

kera

mik

hias

kelu

arne

geri

yang

belu

mdi

olah

.

Men

gupa

yaka

nte

rsed

iany

aka

was

ankh

usus

peng

emba

ngan

indu

stri

kera

mik

hias

Peng

emba

ngan

show

room

/cou

nter

/out

let

dipu

sat

pasa

rm

oder

n da

n pa

riwis

ata

di d

alam

nege

ri.

Peng

emba

ngan

pasa

rke

rjas

ama

deng

anpe

rhot

elan

,tr

ansp

orta

sida

nte

mpa

tpa

riwis

ata

prod

uk-p

rodu

kgi

ftite

mse

baga

i bar

ang

souv

enir

(wel

lcom

eso

uven

ir).

Peni

ngka

tan

kem

ampu

anm

arke

tin

tele

gen

untu

kpe

netr

asi

dan

perlu

asan

pas

argl

obal

.

Peng

emba

ngan

jarin

gan

(net

wor

k)IK

Mde

ngan

Uni

vers

itas

dan

Lem

baga

Pene

litia

nun

tuk

peng

emba

ngan

tekn

olog

ida

nde

sain

pro

duk

Peng

emba

ngan

tekn

olog

ida

nst

anda

rdis

asi

baha

nba

kuda

npr

oduk

gera

bah/

kera

mik

hias

kerj

asam

ade

ngan

Bala

iBe

sar

Kera

mik

dan

Uni

t Pe

laya

nan

Tekn

isD

aera

h.

Pend

irian

lem

baga

sert

ifika

sim

utu

gera

bah

dan

kera

mik

hias

pada

setia

pse

ntra

pot

ensi

al.

Peng

emba

ngan

mes

inda

npe

rala

tan

prod

uksi

untu

kpe

ngol

ahan

kera

jinan

ger

abah

/ker

amik

hias

.

Peng

uata

nke

lem

baga

anKe

lom

pok

prod

usen

gera

bah

dan

kera

mik

hias

(Ass

osia

si,

Kope

rasi

atau

Kelo

mpo

kU

saha

Bers

ama)

Peni

ngka

tan

kem

itraa

nde

ngan

peru

saha

anbe

sar

untu

km

erin

tispa

sar

eksp

orda

ntr

ansf

erpe

nget

ahua

n da

n de

sain

.

Pem

etaa

npo

tens

ije

nis

baha

nba

kuda

npe

man

faat

an/p

erun

tukk

anny

a(k

andu

ngan

/uns

ur-u

nsur

baha

n ba

ku)

Kem

itraa

nde

ngan

pem

asok

/pen

ghas

ilba

han

baku

/bah

anse

teng

ahja

dida

npe

mas

aran

diik

at d

enga

nM

oU.

Fasi

litas

ike

mitr

aan

pada

inst

ansi

terk

ait

dala

mra

ngka

pem

anfa

atan

asur

ansi

dan

pem

biay

aan

eksp

or.

Men

gada

kan

kerj

asam

ade

ngan

nega

ra-n

egar

aya

ngm

emili

kike

ungg

ulan

dala

mde

sain

dan

mod

el.

Page 95: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 135/M-IND/PER/10/2009

5S

um

ber

Day

aM

anu

sia

►Pe

ning

kata

nke

mam

puan

dal

am b

idan

g de

sain

►Pe

ning

kata

nke

mam

puan

dal

am b

idan

gek

spor

-impo

rt d

ante

knik

nego

sias

i.►

Peni

ngka

tan

kem

ampu

an d

alam

bid

ang

mut

u pr

oduk

.►

Peni

ngka

tan

kem

ampu

an d

alam

men

ggla

sir

►Pe

ning

kata

nke

mam

puan

dan

pen

geta

huan

Web

Site

dan

E-Co

mm

ers.

6P

enge

mb

anga

nS

aran

ada

nP

rasa

ran

a►

Mod

erni

sasi

mes

in d

an p

eral

atan

untu

kU

nit

Pela

yana

nTe

knis

.► ►

Bant

uan

sara

naja

ringa

nin

form

asi.

►Pe

nata

anor

gani

sasi

UPT

dan

reo

rient

asi p

eran

UPT

Per

iodi

sasi

Pen

ingk

atan

Tekn

olog

i :S

um

ber

Day

aM

anu

sia

(SD

M)

:1

Inis

iasi

(20

05-2

009)

1Ba

ntua

n pe

latih

ante

knol

ogi p

rose

s da

n de

sain

2Fa

silit

asi b

antu

ante

naga

ahli

dise

ntra

pro

duk

2Pe

ngem

bang

anCe

pat

3Pe

man

faat

an p

ara

tena

gako

nsul

tan

IKM

(Al

umni

Shin

dan)

(201

0-20

15)

4Pe

latih

anfa

silit

ator

man

ajem

enm

utu

dan

fasi

litat

orkl

aste

r3

Pem

atan

gan

(201

6-20

25)

Peng

emba

ngan

Kaw

asan

Indu

stri

Kera

mik

Hia

s (S

entr

a)5

Pela

tihan

man

ajem

en p

rodu

ksi d

isen

tra-

sent

ra

Pas

ar :

Infr

astr

ukt

ur

:1

Fasi

litas

i pen

diria

nou

tlet

di d

aera

h w

isat

a,ho

tel/t

erm

inal

airp

ort

1M

endo

rong

pem

bang

unan

outle

t di

dae

rah

tuju

an w

isat

a2

Men

yedi

akan

info

rmas

i pas

arLu

arN

eger

i dan

Des

ain

2Fa

silit

asiL

itban

g ba

han

baku

sete

ngah

jadi

yang

stan

dard

3Fa

silit

asi p

rom

osi d

an p

emas

aran

mer

eklo

kalk

epa

sar

inte

rnas

iona

l3

4Fa

silit

asi p

endi

rian

trad

ing

hous

eat

auke

rjas

ama

deng

anca

rgo

Bant

uan

mes

inda

npe

rala

tan

pada

Kelo

mpo

kU

saha

Bers

ama

yang

pote

nsia

lun

tuk

dike

mba

ngka

n

Peng

emba

ngan

kual

itas

dan

desa

inpr

oduk

sert

ape

ngem

bang

ante

knol

ogim

asin

al.

Kerj

asam

ade

ngan

inst

ansi

terk

ait

untu

kpe

ngur

usan

"Jal

it"(J

alan

,Li

strik

, Air

dan

Tele

kom

unik

asi)

dise

ntra

yang

pot

ensi

al/t

erpi

lih

UN

SU

RP

ENU

NJA

NG

Kom

pute

risas

i(CA

D/C

AM)

dan

peng

guna

anfin

ishi

ngan

tito

ksin

Page 96: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

KERA

NGKA

KETE

RKAI

TAN

PENG

EMBA

NGAN

INDU

STRI

GER

ABAH

DAN

KERA

MIK

HIAS

Gam

bar

2.

Kera

ng

ka K

ete

rkait

an

Pen

gem

ban

gan

In

du

stri

Gera

bah

dan

Kera

mik

Hia

s

Page 97: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 135/M-IND/PER/10/2009

2010

2011

2012

2013

2014

1Pe

ngem

bang

anIk

limU

saha

Yan

gKon

dusi

f1

Mem

berika

nbi

mbi

ngan

dan

kem

udah

anD

eppe

rin,

Pem

daPr

ov,

dala

mpe

ngur

usan

perijin

anus

aha

dan

Pem

daKab

/Kot

a

kepa

stia

nte

mpa

tus

aha

bagi

IKM

Ger

abah

/Ker

amik

Hia

s

2M

embe

rika

ndu

kung

anin

sent

iffis

kalb

agi

Dep

perin,

Dep

.Keu

IKM

Ger

abah

/Ker

amik

Hia

s

3M

embe

rika

nbi

mbi

ngan

dan

kem

udah

anD

eppe

rin,

Dep

kum

ham

untu

kpe

ngur

usan

HaK

I.

4M

embe

rika

nke

berp

ihak

anak

ses

Dep

perin,

BAPP

ENAS,

pem

asar

anda

lam

nege

rikh

usus

nya

untu

kM

eneg

BU

MN

,D

ep.

pem

belia

npe

mer

inta

hda

npe

ngam

anan

Perd

agan

gan,

Men

egKop

pasa

rda

lam

nege

riba

giIK

MG

erab

ah/K

eram

ik&

UKM

Hia

s

5M

embe

rika

nke

berp

ihak

anda

lam

Dep

perin,

BAPP

ENAS,

peny

edia

ansc

hem

ekr

edit

pem

biay

aan

Men

egBU

MN

,D

ep.K

eu,

yang

mud

ahda

nm

urah

bagi

Men

egKop

&U

KM

,BI,

IKM

Ger

abah

/Ker

amik

Hia

sPe

rban

kan/

Non

Ban

k

6M

embe

rika

nke

berp

ihak

anpe

nyed

iaan

Dep

perin,

Dep

.

baha

nba

kuda

lam

nege

riba

giPe

rdag

anga

n,D

ep.

ESD

M,

IKM

Ger

abah

/Ker

amik

Hia

sD

ep.

Hut

,D

KP

7M

embe

rika

nke

berp

ihak

andu

kung

anD

eppe

rin,

Dep

nake

r,

peng

emba

ngan

inst

itus

i/le

mba

gaD

epdi

knas

,M

eneg

BU

MN

,

pend

ukun

gun

tuk

peni

ngka

tan

kom

pete

nsi

Pem

daPr

ov,

Pem

da

SDM

bagi

IKM

Ger

abah

/Ker

amik

Hia

sKab

/Kot

a

8M

embe

rika

nke

berp

ihak

andu

kung

anD

eppe

rin,

Men

egR

iste

k,

rese

arch

&de

velo

pmen

tdi

bida

ngBPP

T,

LIPI

,D

epdi

knas

,

peng

emba

ngan

baha

nba

ku/p

enol

ong,

Dun

iaPe

ndid

ikan

tekn

olog

i,pa

sar

dan

desa

inba

gi

IKM

Ger

abah

/Ker

amik

Hia

s

MA

TR

IKS

PR

OG

RA

MD

AN

RE

NC

AN

AA

KS

IP

EN

GE

MB

AN

GA

NK

LAS

TE

R I

KM

GE

RA

BA

H/K

ER

AM

IK H

IAS

√ √ √ √√

Pem

angk

uKep

enting

an

√√

√ √

No

Prog

ram

Ren

cana

Aks

iPu

sat

Dae

rah

Tah

un

Page 98: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

�0PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

2010

2011

2012

2013

2014

Pem

angk

uKe

pent

inga

nN

oPr

ogra

mR

enca

naAks

iPu

sat

Dae

rah

Tahu

n

2Pe

ngem

bang

anPr

omos

idan

Pem

asar

an1

Mem

fasi

litas

ipen

yele

ngga

raan

dan

atau

Dep

perin,

Dep

.

part

isip

asip

amer

an(e

xhib

ition

)at

auPe

rdag

anga

n,M

eneg

pam

eran

daga

ng(t

rade

fair)

tingk

atBU

MN

,Pe

mda

Prov

,

inte

rnas

iona

ldid

alam

dan

dilu

arne

geri.

Pem

daKa

b/Ko

ta

2M

emfa

silit

asip

ositi

onin

gda

nbr

andi

ngD

eppe

rin,

Dep

dag,

Dun

ia

prod

ukIK

MG

erab

ah/K

eram

ikH

ias

Pend

idik

an,

Dun

iaU

saha

3M

emfa

silit

asit

emu

usah

a(b

usin

ess

Dep

perin,

Dun

iaU

saha

,

mat

chin

g)da

nat

auke

mitr

aan

deng

anPe

mda

Prov

,Pe

mda

pros

pect

ifbu

yer

dida

lam

mau

pun

dilu

arKa

b/Ko

ta,

Lem

baga

nege

ri.

Terk

ait

4M

emfa

silit

asip

erlu

asan

pasa

rm

elal

uiD

eppe

rin,

Dep

dag

kerj

asam

abi

late

ral,

regi

onal

dan

mul

tilat

eral

deng

anne

gara

yang

men

jadi

targ

etst

rate

gis

eksp

orba

giIK

M

Ger

abah

/Ker

amik

Hia

s

5M

emfa

silit

asip

rom

osiy

ang

inte

nsif

untu

kD

eppe

rin,

Dep

dag,

Men

eg

prod

ukIK

MG

erab

ah/K

eram

ikH

ias

mel

alui

BUM

N,

Pem

daPr

ov,

med

iael

ektr

onik

, CD

,ka

talo

gda

nbr

osur

.Pe

mda

Kab/

Kota

3Pe

ngem

bang

anSt

anda

rTe

knol

ogid

anM

utu

1M

emfa

silit

asip

engi

rim

ante

naga

ahli

untu

kD

eppe

rin,

Dun

ia

Prod

ukpe

ndam

ping

anpe

nera

pan

desa

inpr

oduk

Pend

idik

an,

Dun

iaU

saha

,

dan

atau

desa

inke

mas

anse

suai

pote

nsi

Lem

baga

Terk

ait

pasa

rba

giIK

MG

erab

ah/K

eram

ikH

ias

2M

emfa

silit

asip

engi

rim

ante

naga

ahli

untu

kD

eppe

rin,

Dun

ia

pend

ampi

ngan

pene

rapa

nsi

stem

Pend

idik

an,

Dun

iaU

saha

,

man

ajem

enm

utu

(TQ

M,

SNI

1900

0da

nLe

mba

gaTe

rkai

t

ISO

9000

)ba

giIK

MG

erab

ah/K

eram

ikH

ias

3M

emfa

silit

asip

engi

rim

ante

naga

ahli

untu

kD

eppe

rin,

Dun

ia

pend

ampi

ngan

pene

rapa

nst

anda

rpr

oduk

Pend

idik

an,

Dun

iaU

saha

,

dan

stan

dar

pros

espr

oduk

siba

giLe

mba

gaTe

rkai

t

IKM

Ger

abah

/Ker

amik

Hia

s

√√ √

√ √√

√√

√ √

Page 99: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 135/M-IND/PER/10/2009

2010

2011

2012

2013

2014

Pem

angk

uKe

pent

inga

nN

oPr

ogra

mR

enca

naAk

siPu

sat

Dae

rah

Tahu

n

4M

emfa

silit

asip

engi

riman

tena

gaah

liun

tuk

Dep

perin

,D

unia

pend

ampi

ngan

peng

guna

anda

npe

raw

atan

Pend

idik

an,

Dun

iaU

saha

,

tekn

olog

ipro

duks

itep

atgu

naba

giLe

mba

gaTe

rkai

t

IKM

Ger

abah

/Ker

amik

Hia

s

5M

emfa

silit

asip

engi

riman

tena

gaah

liun

tuk

Dep

perin

,D

unia

pend

ampi

ngan

pem

iliha

nda

npe

nyim

pana

nPe

ndid

ikan

,D

unia

Usa

ha,

baha

nba

kuda

nba

han

peno

long

bagi

Lem

baga

Terk

ait

IKM

Ger

abah

/Ker

amik

Hia

s

4Pe

ngem

bang

anKo

mpe

tens

iSD

M1

Mem

fasi

litas

ipen

yele

ngga

raan

pela

tihan

Dep

perin

,D

epda

g,M

eneg

TOT

mau

pun

pela

tihan

ketr

ampi

lan

bida

ngte

knik

,BU

MN

,Pe

mda

Prov

,

bisn

is,

kew

irasw

asta

anda

nm

anaj

emen

,Pe

mda

Kab/

Kota

,D

unia

beke

rjas

ama

deng

anle

mba

gape

ndid

ikan

,U

saha

,D

unia

Pend

idik

an,

duni

aus

aha

dan

inst

itusi

terk

ait

dida

lam

Dep

dikn

as,

Dep

nake

r,

dan

luar

nege

ri.Le

mba

gaTe

rkai

t

2M

emfa

silit

asip

emag

anga

nda

nst

udi

Dep

perin

,D

unia

band

ing

beke

rjas

ama

deng

andu

nia

usah

a,Pe

ndid

ikan

,D

unia

Usa

ha,

lem

baga

pend

idik

anda

nin

stitu

site

rkai

t,di

Lem

baga

Terk

ait

dala

mm

aupu

ndi

luar

nege

ri.

3M

emfa

silit

asip

enge

mba

ngan

inku

bato

rD

eppe

rin,

Dun

ia

beke

rjas

ama

deng

anle

mba

gape

ndid

ikan

,Pe

ndid

ikan

,D

unia

Usa

ha,

duni

aus

aha

dan

inst

itusi

terk

ait

dida

lam

Lem

baga

Terk

ait,

Men

eg

nege

ri.BU

MN

5Pe

ngem

bang

anAk

ses

Baha

nBa

ku1

Mem

fasi

litas

ipen

gam

anan

paso

kan

baha

nD

eppe

rin,

Dep

dag,

Men

eg

baha

nba

kuya

ngbe

rkua

litas

dan

harg

aBU

MN

,Pe

mda

Prov

,

yang

kom

petit

ifba

giPe

mda

Kab/

Kota

IKM

Ger

abah

/Ker

amik

Hia

s

2M

emfa

silit

asid

anm

endo

rong

peng

guna

anD

eppe

rin,

Men

egR

iste

k,

baha

nba

kuda

nba

han

peno

long

yang

ram

ahBP

PT,

LIPI

,Pe

mda

lingk

unga

nba

giIK

MG

erab

ah/K

eram

ikH

ias

Kab/

Kota

√√

√√

√√√

√√√

Page 100: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

2010

2011

2012

2013

2014

Pem

angk

uKe

pent

inga

nN

oPr

ogra

mR

enca

naAk

siPu

sat

Dae

rah

Tahu

n

6Pe

ngem

bang

anAk

ses

Pem

biay

aan

1M

emfa

silit

asip

enin

gkat

anke

mam

puan

Dep

perin

,D

epke

u,BI

,

untu

km

enga

kses

kele

mba

gaPe

rban

kan/

Non

Bank

,

keua

ngan

/per

bank

anm

elal

uiD

unia

Pend

idik

an,

Men

eg

supe

rvis

i/ad

voka

sida

lam

peny

usun

anKo

p&

UKM

,Pe

mda

Prov

,

prop

osal

dan

perb

aika

npe

mbu

kuan

Pem

daKa

b/Ko

ta

peru

saha

an.

2M

emfa

silit

asit

emu

usah

ade

ngan

lem

baga

Dep

perin

,D

epke

u,BI

,

keua

ngan

perb

anka

nda

nBU

MN

bagi

Perb

anka

n/N

onBa

nk,

IKM

Ger

abah

/Ker

amik

Hia

sM

eneg

Kop

&U

KM,

Dun

ia

Pend

idik

an,

Pem

daPr

ov,

3M

emfa

silit

asip

embu

atan

prof

ilus

aha

bagi

Dep

perin

,BI

,Pe

rban

kan/

IKM

Ger

abah

/Ker

amik

Hia

sun

tuk

kem

udah

anN

onBa

nk,

Men

egKo

p &

men

dapa

tkan

akse

spe

mbi

ayaa

nda

riU

KM,

Dun

iaPe

ndid

ikan

,

lem

baga

keua

ngan

perb

anka

n/no

nPe

mda

Prov

,Pe

mda

bank

dan

BUM

N/D

Kab/

Kota

7Pe

ngem

bang

anKe

lem

baga

anBi

snis

/Usa

ha1

Mem

fasi

litas

ipen

gem

bang

anda

npe

rkua

tan

Dep

perin

,D

unia

Usa

ha,

Asos

iasi

,KU

B,Ko

pera

siU

PTba

giM

eneg

Kop

&U

KM,

IKM

Ger

abah

/Ker

amik

Hia

sPe

mda

Prov

,Pe

mda

Kab/

Kota

2M

emfa

silit

asip

enge

mba

ngan

dan

Dep

perin

,D

unia

Usa

ha,

peng

uata

nin

stitu

sipe

nduk

ung

UPT

dan

BDS

Men

egBU

MN

,BP

PT,

untu

kle

bih

berp

eran

men

jadi

Cen

ter

ofD

unia

Pend

idik

an,

Pem

da

Exce

llenc

ese

baga

isar

ana

kem

andi

rian

dan

Prov

,Pe

mda

Kab/

Kota

inov

asib

agiI

KMG

erab

ah/K

eram

ikH

ias

3M

emfa

silit

asip

enge

mba

ngan

Show

vase

Dep

perin

,D

epda

g,M

eneg

Cent

erse

baga

isar

ana

ujic

oba

pasa

rda

nKo

p&

UKM

,M

eneg

BUM

N,

pem

bela

jara

npe

rilak

ucu

stom

erse

cara

Dun

iaU

saha

,D

unia

lang

sung

(out

let)

mau

pun

tidak

lang

sung

Pend

idik

an,

Pem

daPr

ov

(onl

ine)

.

√√

√√

√√

√√

√√

√√

Page 101: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 135/M-IND/PER/10/2009

2010

2011

2012

2013

2014

Pem

angk

uKe

pent

inga

nN

oPr

ogra

mR

enca

naAk

siPu

sat

Dae

rah

Tahu

n

4M

enin

gkat

kan

kerj

asam

ade

ngan

perg

urua

nD

eppe

rin,

Dun

iaU

saha

,

tingg

i,du

nia

usah

ada

npr

aktis

iser

taD

unia

Pend

idik

an,

BI,

pem

erin

tah

daer

ahda

lam

rang

kaBA

PPEN

AS,

BPPT

,M

eneg

pem

berd

ayaa

nIK

MG

erab

ah/K

eram

ikH

ias

BUM

N,

Pem

daPr

ov,

ungg

ulan

daer

ahde

ngan

pend

ekat

an O

VOP

Pem

daKa

b/Ko

ta,

Dep

dag.

8Pe

ngem

bang

anR

esea

rch

and

Dev

elop

men

t1

Mem

fasi

litas

ipen

gem

bang

anba

han

baku

Dep

perin

,M

eneg

Ris

tek,

(R&

D)

yang

ram

ahlin

gkun

gan

untu

kBP

PT,

LIPI

,D

unia

IKM

Ger

abah

/Ker

amik

Hia

sPe

ndid

ikan

,D

ekdi

knas

2M

emfa

silit

asip

enge

mba

ngan

inov

asi

Dep

perin

,M

eneg

Ris

tek,

tekn

olog

itep

atgu

naya

ngle

bih

efis

ien,

BPPT

,LI

PI,

Dun

ia

efek

tifda

npr

oduk

tifba

giPe

ndid

ikan

,D

epdi

knas

.

IKM

Ger

abah

/Ker

amik

Hia

s

3M

emfa

silit

asip

enge

mba

ngan

inov

asid

esai

nD

eppe

rin,

Dep

dag,

Dun

ia

untu

km

enga

ntis

ipas

iper

kem

bang

antr

enPe

ndid

ikan

,D

unia

Usa

ha

pasa

rba

giIK

MG

erab

ah/K

eram

ikH

ias

4M

emfa

silit

asip

enge

mba

ngan

stan

dar

Dep

perin

,BS

N,

Dep

dag,

prod

uk/s

tand

arpr

oses

prod

uksi

bagi

Dun

iaPe

ndid

ikan

,D

unia

IKM

Ger

abah

/Ker

amik

Hia

sU

saha

5M

emfa

silit

asib

ench

mar

king

prod

uk,

tren

dD

eppe

rin,

Dep

dag,

Dun

ia

dan

pelu

ang

pasa

rba

giIK

MG

erab

ah/K

eram

ikH

ias

Usa

ha,

Dun

iaPe

ndid

ikan

6M

emfa

silit

asie

kspl

oras

ipot

ensi

IKM

Ger

abah

/D

eppe

rin,

Dun

iaU

saha

,

Kera

mik

Hia

sun

ggul

anda

erah

.D

unia

Pend

idik

an,

Pem

da

Prov

,Pe

mda

Kab/

Kota

√ √

√ √√√

√√

Page 102: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

Loka

si:

Jaw

a Bar

at,

DI.

Yog

yaka

rta,

Nusa

Ten

ggar

a Bar

at,

Bal

iSen

tra

:Pl

ered

-Purw

akar

ta(

2),

Kas

ongan

/Pundon

g-B

antu

l(

2),

Ban

yum

ule

k-Lo

mbok

Bar

at(

3),

Tab

anan

(2

)Ju

mla

h S

entr

a:

9Pe

rusa

haa

n:

Em

anCra

ft,

Tim

bulKer

amik

,Subu

rKer

amik

,Tan

teri

Ker

amik

,Cem

ara

Ker

amik

,Bal

iKer

amik

Jaw

aBara

tBali

Nusa

Tenggara

Bara

t

Gam

bar

3.

Lo

kasi

Pen

gem

ban

gan

In

du

stri

Gera

bah

dan

Kera

mik

Hia

s

Page 103: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��PERATURAN

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 136/M-IND/PER/10/2009

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR : 136/M-IND/PER/10/2009

TENTANG

PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI MINYAK ATSIRI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka pengembangan industri nasional sesuai dengan Pasal 2 Peraturan Presiden RI Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional, perlu menetapkan peta panduan (Road Map) pengembangan klaster industri prioritas yang mencakup basis industri manufaktur, industri berbasis agro, industri alat angkut, industri elektronika dan telematika, industri penunjang industri kreatif dan industri kreatif tertentu serta industri kecil dan menengah tertentu;

Page 104: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

b. Bahwa industri minyak atsiri merupakan salah satu industri kecil dan menengah tertentu sebagaimana dimaksud pada huruf a maka perlu ditetapkan peta panduan pengembangan klaster industri minyak atsiri;

c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b perlu dikeluarkan Peraturan Menteri Perindustrian tentang Peta Panduan (Road Map) Pengembangan Klaster Industri Minyak Atsiri;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3274);

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

3. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia

Page 105: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��PERATURAN

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 136/M-IND/PER/10/2009

Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1986 tentang Kewenangan Pengaturan, Pembinaan dan Pengembangan Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1986 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3330);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2009 tentang Kawasan Industri

Page 106: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4987);

9. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun 2004 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Ber-satu sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 77/P Tahun 2007;

10. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 94 Tahun 2006;

11. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Ke-menterian Negara Republik Indonesia se-bagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007;

12. Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional;

13. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 01/M-IND/PER/3/ 2005 tentang Orga-nisasi dan Tata Kerja Departemen Per-industrian;

Page 107: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��PERATURAN

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 136/M-IND/PER/10/2009

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI MINYAK ATSIRI.

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Peta Panduan (Road Map) Pengembangan Klaster Industri Minyak Atsiri Tahun 2010-2014 selanjutnya disebut Peta Panduan adalah dokumen perencanaan nasional yang memuat sasaran, strategi dan kebijakan, serta program/rencana aksi pengembangan klaster industri minyak atsiri untuk periode 5 (lima) tahun.

2. Industri Minyak Atsiri adalah industri yang memiliki kode KBLI 24294.

3. Pemangku Kepentingan adalah Pe-merintah Pusat, Pemerintah Daerah, Swasta, Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan serta Lembaga Kemasyarakatan lainnya.

4. Menteri adalah Menteri yang melaksana-kan sebagian tugas urusan peme-rintahan di bidang perindustrian.

Page 108: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

�00PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

Pasal 2

(1) Peta Panduan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 1 sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini.

(2) Peta Panduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan:

a. Pedoman operasional Aparatur Pe-merintah dalam rangka menunjang secara komplementer dan sinergik untuk suksesnya pelaksanaan program pengembangan industri sesuai dengan bidang tugasnya;

b. Pedoman bagi Pelaku klaster Industri Minyak Atsiri, baik pe-ngusaha maupun institusi lainnya, khususnya yang memiliki kegiatan usaha di sektor Industri Minyak Atsiri ataupun sektor lain yang terkait;

c. Pedoman koordinasi perencanaan kegiatan antar sektor, antar instansi terkait di Pusat dan Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota); dan

d. Informasi untuk menggalang dukungan sosial-politis maupun kontrol sosial terhadap pelaksanaan kebijakan klaster industri ini, yang pada akhirnya diharapkan untuk mendorong partisipasi dari masyarakat luas untuk berkontribusi secara langsung dalam kegiatan pembangunan industri.

Page 109: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

�0�PERATURAN

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 136/M-IND/PER/10/2009

Pasal 3

(1) Program/rencana aksi pengembangan klaster Industri Minyak Atsiri dilaksa-nakan sesuai dengan Peta Panduan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1).

(2) Pelaksanaan program/rencana aksi se-bagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Pemangku Kepentingan sebagaimana tercantum dalam Peta Panduan.

Pasal 4

(1) Kementerian Negara/Lembaga membuat laporan kinerja tahunan kepada Menteri atas pelaksanaan program/rencana aksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1).

(2) Menteri melaporkan hasil pelaksanaan program/rencana aksi sebagaimana di-maksud pada ayat (1) kepada Presiden setiap 1 (satu) tahun selambat-lam-batnya pada akhir bulan Februari pada tahun berikutnya.

Pasal 5

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Page 110: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

�0�PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 14 Oktober 2009

MENTERI PERINDUSTRIAN RI

ttd

FAHMI IDRIS

Salinan sesuai dengan aslinya Sekretariat Jenderal Departemen Perindustrian

Kepala Biro Hukum dan Organisasi

PRAYONO

SALINAN Peraturan Menteri ini disampaikan kepada:

1. Presiden RI;2. Wakil Presiden RI;3. Menteri Kabinet Indonesia Bersatu;4. Gubernur seluruh Indonesia;5. Bupati/Walikota seluruh Indonesia;6. Eselon I di lingkungan Departemen Perindustrian.

Page 111: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

�0�LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 136/M-IND/PER/10/2009

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI NOMOR : 136/M-IND/PER/10/2009 TANGGAL : 14 OKTOBER 2009

PETA PANDUANPENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI

MINYAK ATSIRI

BAB I PENDAHULUAN

BAB II SASARAN

BAB III STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV PROGRAM / RENCANA AKSI

MENTERI PERINDUSTRIAN RI

ttd

FAHMI IDRIS

Salinan sesuai dengan aslinya Sekretariat Jenderal Departemen Perindustrian

Kepala Biro Hukum dan Organisasi

PRAYONO

Page 112: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

�0�PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

Page 113: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

�0�LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 136/M-IND/PER/10/2009

BAB IPENDAHULUAN

A. Ruang Lingkup Industri Minyak AtsiriMinyak atsiri biasa disebut minyak eteris, minyak ter-bang atau essential oil. Ciri minyak atsiri antara lain mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi, berbau wangi sesuai tanaman penghasilnya, dan umumnya larut dalam pelarut organik tetapi tidak larut dalam air. Pengelompokan minyak atsiri mencakup KBLI : 24294, HS 3301, 3303, SITC 55, 551, 5513.

Minyak atsiri merupakan bahan baku penting dalam industri aroma, bahan pewangi dan kosmetik (Flavor, Fragrance and Cosmetic Industry), disamping itu juga digunakan sebagai komponen bahan aktif dalam industri farmasi. Minyak atsiri umumnya diproduksi melalui proses penyulingan menggunakan uap air (steam).

Indonesia telah mengekspor 12 jenis minyak atsiri, di-antaranya memiliki pangsa pasar dominan seperti minyak nilam, minyak pala, minyak cengkeh, dan minyak kenanga. Nilai ekspor minyak atsiri Indonesia (kode HS 3301) pada tahun 2007 sebesar USD 101 juta dengan pangsa 6,12 % dari total ekspor dunia sebesar USD 1,7 milyar.

B. Pengelompokan Industri Minyak AtsiriIndustri Minyak Atsiri dapat dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) golongan, yaitu:

1. Kelompok Industri Hulu:

• Minyak Kasar (Crude Oil) yang dapat dihasilkan dari proses menyuling daun, tangkai (minyak

Page 114: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

�0�PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

nilam, cengkeh, kenanga, dan minyak kayu putih), buah (minyak pala), akar (minyak akar wangi) kulit / kayu (minyak masoi dan minyak kayu cendana).

2. Kelompok Industri Antara:

• Adalah industri yang mengolah lanjut minyak kasar menjadi turunan minyak atsiri antara lain seperti minyak cengkeh menjadi Eugenol, sereh wangi menjadi Sitronelal, minyak nilam dan akar wangi menjadi Rectified Oil, dsb.

3. Kelompok Industri Hilir:

• Industri pengguna minyak atsiri seperti antara lain: industri flavour dan fragrance; industri farmasi/obat tradisional; industri FMCG, misal: makanan, sabun dan detergen (jika mereka mencampur sendiri flavour dan fragrancenya; industri spa, aromatheraphy; industri lain,misal: insektisida dll.

Page 115: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

�0�LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 136/M-IND/PER/10/2009

BAB IISASARAN

A. Jangka menengah (2010 – 2014)1. Kualitatif

• Melanjutkan Penguatan Basis Klaster yang belum terselesaikan hingga tahun 2009;

• Penyediaan demplot bibit unggul di lokasi pe-ngembangan klaster/cultiva

• Peningkatan kemampuan SDM pelaku minyak atsiri melalui pelatihan GAP dan GMP;

• Terbentuknya klaster-klaster industri minyak atsiri, antara lain melalui penerapan program Cultiva, khususnya untuk produk prioritas yaitu minyak nilam, minyak pala, minyak cengkeh, minyak kenanga dan minyak akar wangi di beberapa sentra produksi.

• Terjadinya peningkatan dan stabilitas harga rata-rata produk minyak atsiri di sentra-sentra produksi yang membentuk klaster, melalui penerapan program cultiva di daerah target sasaran.

• Tercapainya peningkatan volume dan nilai ekspor produk minyak atsiri Indonesia, pemantapan kelembagaan pengumpul minyak atsiri dan penguatan jejaring ekspor.

• Peningkatan standardisasi peralatan, operator, dan mutu produk industri minyak atsiri, melalui sertifikasi peralatan penyulingan minyak atsiri, penyusunan dan penyempurnaan SNI, penerapan standar mutu minyak atsiri;

Page 116: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

�0�PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

• Diversifikasi bahan baku minyak atsiri;

• Pemantapan Kelembagaan di tingkat daerah, melalui pembentukan Badan Penyangga dan penyediaan Dana Penyangga oleh Pemda se-tempat;

• Pendirian pilot proyek industri hilir minyak atsiri (industri flavor dan fragrance);

• Penyediaan Data Base berbasis GPS yang dapat diakses secara online oleh stake holders.

2. Kuantitatif

• Unit Usaha diharapkan tumbuh sebesar 11% yaitu dari 800 tahun 2008 menjadi 889 pada akhir tahun 2014.

• Tenaga Kerja diharapkan tumbuh sebesar 30% yaitu dari 4000 orang tahun 2008 menjadi 5200 orang pada akhir tahun 2014.

• Nilai Produksi diharapkan tumbuh sebesar 40% yaitu dari Rp 1600 milyar tahun 2008 menjadi Rp 2.200 milyar pada akhir tahun 2014.

• Nilai Tambah diharapkan tumbuh sebesar 61% yaitu dari Rp 555 milyar tahun 2008 menjadi Rp 893 milyar pada akhir tahun 2014.

• Ekspor diharapkan tumbuh 76% yaitu dari USD 160 juta tahun 2008 menjadi USD 281 juta akhir tahun 2014 atau rata-rata meningkat sekitar 15% pertahun.

B. Jangka Panjang (2015-2025)

• Terbentuknya klaster-klaster industri minyak atsiri untuk produk-produk minyak atsiri lainnya, baik komoditas yang sudah ada maupun komoditas

Page 117: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

�0�LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 136/M-IND/PER/10/2009

minyak atsiri baru, di sentra-sentra produksi masing-masing di berbagai Provinsi di Indonesia.

• Terwujudnya industri minyak atsiri nasional yang memiliki competitive advantages sehingga berdaya saing tinggi di pasar global.

• Penyiapan tenaga tenaga terdidik/ahli falavor dan fragrance untuk persiapan pendirian industri minyak wangi di Indonesia.

• Terbentuknya industri hilir minyak atsiri (Industri flavour dan fragrance) di tanah air yang mampu memberikan nilai tambah yang maksimal bagi kekayaan alam Indonesia.

• Tercapainya posisi Indonesia yang dominan dengan pangsa pasar sekitar 20% sebagai eksportir utama dunia untuk minyak atsiri dan produk turunannya.

Page 118: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��0PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

Page 119: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 136/M-IND/PER/10/2009

BAB IIISTRATEGI DAN KEBIJAKAN

A. Visi dan Arah Pengembangan Industri

1. Visi:

• Indonesia Sebagai Pusat Keunggulan Atsiri Dunia Pada Tahun 2025 (diharapkan menjadi 5 besar dunia).

2. Misi:

• Meningkatkan produktivitas, efisiensi dan mutu produk melalui perbaikan metode kerja, teknologi dan penerapan GMP;

• Meningkatkan penerapan standad proses, alat proses dan produk minyak atsiri;

• Mendorong peningkatan investasi di bidang in-dustri hilir/yang menghasilkan produk derivatif di daerah potensial bahan baku minyak atsiri;

• Membangun rantai nilai antar industri dari hulu, antaradan hilir melalui promosi investasi pendirian industri flavor dan fragrance;

• Memperkuat fungsi kelembagaan pelaku industri minyak atsiri;

• Meningkatkan kemampuan produksi industri peng-hasil produk derivatif, agar sesuai persyaratan pasar.

Page 120: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

3. Strategi dan Arah Pengembangan Minyak Atsiri:

• Pengembangan minyak atsiri dilakukan dengan pendekatan klaster yang di fokuskan di dua lokasi, yaitu : Garut dan Banyumas;

• Khusus untuk minyak nilam dilakukan dengan pendekatan penerapan “Program Cultiva” untuk tahap pertama di lima, yaitu: Aceh Besar, Pakpak Bharat, Pasaman Barat, Kuningan dan Blitar;

• Kedepan untuk jangka menengah dan jangka panjang diarahkan memproduksi minyak atsiri organik serta mempertahankan kelestarian ling-kungan.

4. Kebijakan:

• Menetapkan Komoditi Prioritas, yang dilakukan berdasarkan performance masing-masing komo-diti terutama yang menyangkut market share dan kemampuan daya saing di pasar dunia. Komoditi prioritas tersebut meliputi: 1) minyak nilam, 2) minyak pala, 3) minyak daun cengkeh, 4) minyak kenanga dan 5) minyak akar wangi;

• Mengoptimalkan pemanfaatan sumber bahan baku atsiri baru untuk pengembangan produk minyak atsiri baru yang prospektif secara ko-mersial.

• Meningkatkan peran dan pemanfaatan perguruan tinggi dan lembaga penelitian/pengembangan untuk pengembangan dan diseminasi inovasi proses dan produk atsiri.

• Meningkatkan kerjasama lintas sektoral dan jejaring antar pemangku kepentingan melalui

Page 121: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 136/M-IND/PER/10/2009

sinkronisasi dan harmonisasi kebijakan dan pro-gram yang mendukung pengembangan IKM Mi-nyak Atsiri.

• Memperkuat sentra produksi yang didukung oleh infrastruktur yang memadai untuk peningkatan produktivitas dan daya saing.

5. Indikator Pencapaian:

Daya saing minyak atsiri Indonesia masih tergolong rendah, hal ini tercermin dari masih rendahnya produktivitas, antara lain yang disebabkan oleh faktor efisiensi yang masih belum berhasil dicapai serta ongkos produksi dan belum terjaminnya kepastian suplai yang antara lain diakibatkan pola tanam berpindah-pindah terutama untuk tanaman nilam. Meskipun demikian, berdasarkan data perkembangan ekspor-impor data tahun 2003-2007 tingkat daya saing yang diukur dengan menggunakan Indeks Spesialisasi Perdagangan (ISP), maka Indonesia berada pada urutan ke-2 setelah Argentina, dengan perkembangan ISP berkisar antara 0.63 - 0.73, dengan kecenderungan menurun rata-rata 1,45% pertahun. Sementara Argentina, China, India, dan Brazil mengalami peningkatan. Dengan demikian posisi Indonesia sebagai negara pengekspor minyak atsiri mempunyai kecenderungan dikalahkan oleh keempat negara tersebut.

Meskipun demikian Minyak Atsiri Indonesia telah mampu meraih peningkatan pangsa pasar ekspor dari 4,52% pada tahun 2005 menjadi 6,12% pada tahun 2007.

Page 122: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

6. Tahapan Implementasi

Langkah-langkah yang telah dilakukan:

• Telah dilakukan tahapan sosialisasi, identifikasi permasalahan, persiapan dan pelaksanaan kola-borasi klaster industri minyak atsiri melalui pe-laksanan forum komunikasi dan working group di 2 (dua) lokasi yaitu: Garut dan Banyumas. Dalam implementasi klaster industri minyak atsiri selalu dilakukan penyesuaian, baik terhadap kondisi maupun jenis tanaman yang sedang ditangani oleh tim untuk dikembangkan. Salah satu jenis atsiri yang menjadi target pengembangana adalah minyak nilam. Mengingat kondisi tanaman nilam memerlukan penanganan yang spesifik, maka mulai tahun 2007 telah diperkenalkan dan diterapkan “Program Cultiva” di 5 (lima) lokasi, yaitu: Aceh Besar, Pakpak Bharat, Pasaman Barat, Kuningan dan Blitar.

• Pelaksanaan diagnosa permasalahan dalam u-paya pengembangan minyak atsiri melibatkan seluruh stake holders melalui pembentukan ke-lembagaan, working group dan Forum Group Discussion(FGD). Dari hasil kelompok kerja in-dustri minyak atsiri telah dipetakan dan diinven-tarisasi di beberapa wilayah potensi tanaman/sentra minyak atsiri. Sementara itu, pada tujuh lokasi klaster / cultiva telah dilakukan antara lain : (i) Pelatihan Good Manufacturing Practices (GMP), (ii) Bantuan peralatan penyulingan, (iii) peralatan uji, (iv) mesin peralatan fraksi-nasi yang diharapkan mampu mendorong tum-buhnya industri hilir minyak atsiri. Selain itu, dari Deptan (v) penyediaan demplot bibit unggul

Page 123: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 136/M-IND/PER/10/2009

dan pelatihan GAP terutama di daerah sasaran pengembangan klaster / cultiva.

Hasil yang telah dicapai, diantaranya:

• Telah disusun Roapmap Industri Minyak Atsiri Indo-nesia

• Melakukan koordinasi dalam rangka pelaksanaan diversifikasi bahan bakar anatara lain menggunakan batu bara dan arang briket

• Diagnosis dan Pemetaan potensi tanaman dan pe-nyulingan minyak atsiri

• Penyusunan Panduan GMP minyak akar wangi, nilam, daun cengkeh dan minyak pala.

• Pelatihan GMP

• Bantuan alat penyulingan dengan sistem kukus yang menggunakan boiler di utamakan di 7 (tujuh) lokasi pengembangan minyak atsiri.

• Bantuan peralatan fraksinasi di 3 (tiga) lokasi, yaitu Banyumas, Garut, dan Pakpak Bharat.

• Bantuan alat uji mutu produk di Garut

• Promosi investasi dan pemasaran melalui IFEAT dan ISEO.

• Market share Minyak Atsiri Indonesia telah meningkat 4,52% pada tahun 2005 menjadi 6,12% pada tahun 2007.

Page 124: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

Page 125: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 136/M-IND/PER/10/2009

BAB IVPROGRAM / RENCANA AKSI

A. Jangka menengah (2010 – 2014)• Melanjutkan Penguatan Basis Klaster dan Cultiva

yang belum terselesaikan hingga tahun 2009;

• Penyediaan demplot bibit unggul di lokasi pengembangan klaster/cultiva

• Peningkatan kemampuan SDM pelaku minyak atsiri melalui pelatihan GAP dan GMP;

• Peningkatan standardisasi peralatan, operator, dan mutu produk industri minyak atsiri, melalui sertifikasi peralatan penyulingan minyak atsiri, penyusunan dan penyempurnaan SNI, penerapan standar mutu minyak atsiri;

• Diversifikasi bahan baku minyak atsiri;

• Pemantapan Kelembagaan di tingkat daerah, melalui pembentukan Badan Penyangga dan penyediaan Dana Penyangga oleh Pemda setempat;

• Pendirian pilot proyek industri hilir minyak atsiri (industri flavor dan fragrance);

• Penyediaan Data Base berbasis GPS yang dapat diakses secara online oleh stake holders.

• Promosi Investasi Pendirian Industri Penghasil Produk Derivatif minyak Atsiri;

• Membangun Proyek Percontohan Penyulingan Modern Skala IKM;

• Memperkuat Kelembagaan Pelaku Industri Minyak Atsiri;

Page 126: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

B. Jangka Panjang (2015 – 2025)

• Meningkatkan Kemampuan Produksi, Produktifitas dan Rendemen Minyak Atsiri;

• Meningkatkan Mutu Minyak Atsiri menuju Standard SNI dan Efisiensi Proses;

• Membangun Proyek Percontohan Penyulingan Modern Skala IKM;

• Meningkatkan Kemampuan Pemasaran Minyak Atsiri di DN dan LN;

• Mengembangkan Industri Hilir yang memproduksi Produk Derivatif Minyak Atsiri di dalam negeri;

• Meningkatkan Kemampuan Produksi Industri Penghasil Produk Derivatif Minyak Atsiri agar sesuai persyaratan pasar;

• Memperkuat Kelembagaan Pelaku Industri Minyak Atsiri;

• Membangun Rantai nilai antar Industri dari hulu, antara dan hilir melalui Promosi Investasi Pendirian Industri Flavor dan Fragrance di Indonesia;

• Pengembangan Pasar dalam dan luar negeri Produk Flavor dan Fragrance Indonesia;

Page 127: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 136/M-IND/PER/10/2009

Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RINomor : 136//M-IND/PER/10/2009

11

Gambar 1 Kerangka Pengembangan Industri Minyak Atsiri

Industri Inti Industri Pendukung Industri TerkaitPetani/penyuling Industri rekayasa alat penyuling dan

alat fraksinasiIndustri makanan minuman,farmasi/obat-obatan, parfum, sabun dankosmetika

Sasaran Jangka Menengah (2010-2014)

Unit Usaha diharapkan tumbuh sebesar 11% yaitu dari800 tahun 2008 menjadi 889 pada akhir tahun 2014.

Tenaga Kerja diharapkan tumbuh sebesar 30% yaitu dari4000 orang tahun 2008 menjadi 5200 orang pada akhirtahun 2014.

Nilai Produksi diharapkan tumbuh sebesar 40% yaitu dariRp 1600 milyar tahun 2008 menjadi Rp 2.200 milyarpada akhir tahun 2014.

Nilai Tambah diharapkan tumbuh sebesar 61% yaitu dariRp 555 milyar tahun 2008 menjadi Rp 893 milyar padaakhir tahun 2014.

Ekspor diharapkan tumbuh 76% yaitu dari USD 160 jutatahun 2008 menjadi USD 281 juta akhir tahun 2014atau rata-rata meningkat sekitar 15% pertahun.

Sasaran Jangka Panjang (2015-2025)

Terbentuknya klaster-klaster industri minyak atsiri untukproduk-produk minyak atsiri lainnya, baik komoditasyang sudah ada maupun komoditas minyak atsiri baru, disentra-sentra produksi masing-masing di berbagaiProvinsi di Indonesia.

Terwujudnya industri minyak atsiri nasional yangmemiliki competitive advantages sehingga berdaya saingtinggi di pasar global.

Penyiapan tenaga tenaga terdidik/ahli flavor danfragrance untuk persiapan pendirian industri minyakwangi di Indonesia.

Terbentuknya industri hilir minyak atsiri (Industri flavourdan fragrance) di tanah air yang mampu menghasilkanproduk sesuai persyaratan pasar.

Tercapainya posisi Indonesia yang dominan denganpangsa pasar sekitar 20% sebagai eksportir utama duniauntuk minyak atsiri dan produk turunannya.

StrategiSektor : Meningkatkan kedalaman rantai proses, memperpendek rantai pemasaran serta memperkuat kemampuanpemasaran khususnya untuk ekspor, meningkatkan dan menstabilkan harga minyak atsiri.

Teknologi : Pengembangan Teknologi Penyulingan Modern dan adopsi melalui lisensi / aliansi dengan MNC untuk

teknologi Fraksinasi / Rektifikasi / Derivatisasi Minyak atsiri.

Pokok-pokok Rencana Aksi Jangka Menengah(2010-2014)

1. Membangun pilot project penyulingan modern skala IKMdi berbagai sentra;

2. Peningkatan produktifitas perusahaan dan mutu produk,melalui perbaikan metode kerja serta pengembanganteknologi;

3. Peningkatan penerapan SNI4. Bimbingan dan penerapan Sertifikasi peralatan

penyulingan;5. Peningkatan kemampuan SDM IKM6. Membangun Pilot Project fraksinasi / rektifikasi /

derivatisasi skala IKM di berbagai sentra IKM.

Pokok-pokok Rencana Aksi Jangka Panjang(2015-2025)

1. Desiminasi teknologi refraksinasi / rektifikasi / derivatisasiskala IKM di berbagai sentra;

2. Mendorong tumbuhnya industri flavor dan fragrance danmeningkatnya ekspor.

3. Meningkatkan kemampuan tenaga terdidik/ahli flavor dan fragrance;

4. Memfasilitasi pengembangan industri minyak wangi di Indonesia.

5. Meningkatkan kemampuan industri hilir minyak atsiri(Industri flavour dan fragrance) di Indonesia agar mampumenghasilkan produk sesuai persyaratan pasar.

Note : Tahun pencapaian agak sulit ditentukan, karena dipengaruhi oleh banyak variable, seperti faktor keamanan,iklim usaha, termasuk faktor end users di luar negeri.

Unsur Penunjang

Periodisasi Peningakatan Teknologi :

a. Pilot Proyek Penyuling Moderndan, Fraksinasi,Rektifikasi/Derivatisasi, sertifikasi alat ; standarisasi dandiversifikasi produk, (2010-2014)

b. Pengembangan cepat (2015-2025) Lisensi dan aliansiparfum dan fragance.

Pasar :a. Mendorong jaringan pemasaran melalaui kerjasama

dengan perusahaan besar baik di DN maupun di LNguna memantapkan dan menstabilkan harga;

b. Mengembangkan merk lokal di pasar global ;c. Mendorong pengembangan eksportir produsen;d. Menyediakan informasi harga dan pasar internasional.

SDM :

a. Meningkatkan kemampuan SDM IKM melalui PelatihanGMP, pemasaran / ekspor dan pelatihan managerial;

b. Mendorong tumbuhnya wiraswasta.

Infrastruktur :

a. Meningkatkan akses permodalan;b. Melaksanakan Litbang Fraksinasi/Rektifikasi/Derivatisasi

skala IKM, termasuk formulasi pembuatan minyak wangi .

Gambar 1 Kerangka Pengembangan Industri Minyak Atsiri

Page 128: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��0PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

Gambar 2 Kerangka Keterkaitan Pengembangan Industri Minyak Atsiri

Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RINomor : 136//M-IND/PER/10/2009

12

Gambar 2 Kerangka Keterkaitan Pengembangan Industri Minyak Atsiri

Pelaku Inti:

Petani/Penyuling

BudidayaTanamanAtsiri

BahanBaku

TanamanAtsiri

Destilasi,Ekstraksi

MinyakAtsiriKasar

Penampungan,Pengumpulan,Pencampuran

PedagangPerantara

MinyakAtsiriKasar

Eksportir

Pengumpulan,Pencampuran,Ekspor

PedagangPengumpul

Penampungan,Pengumpulan

PedagangPengumpulPenampungan,Pengumpulan,Pencampuran

Industri -EksportirPemurnian,Fraksinasi,Ekspor

MinyakAtsiriMurni,Turunan

Industri Besar

Compouding,BlendingDerivatisasi

Industri Pangan,Kosmetik, Farmasi,Toileteries, Parfum,dll

CompoundedFlavours &Fragrances

Industri Pendukung:Ind. Rekayasa alatPenyulingan dan alatFraksinasi.

IK - Penyuling

Eksportir

Ind. Terkait

Page 129: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 136/M-IND/PER/10/2009

Lam

pira

nP

erat

uran

Men

teri

Per

indu

stria

nR

IN

omor

: 136

//M-IN

D/P

ER

/10/

2009

13

NoUr

aian

Dep.

Perin

Dep.

Tan

Dep.

Dag

Dep.

Keu

BKPM

BSN

Dep.

PUDe

p.ES

DMBI

Mene

g.Ko

p/UK

MPo

lriPr

op.

Kab.

Asos

iasi

Prsh

.Ind

.PT

BPTP

Balitr

oDa

yaSa

ingW

orkin

gGr

oup

Fasil

itasi

Klas

ter/

Cultiv

a

1.Me

lanjut

kan

Peng

uatan

Basis

Klas

terda

nCu

ltiva

yang

belum

terse

lesaik

anhin

ggat

ahun

2009

√√

√√

√√

√√

√√

√√

2.Pe

nyed

iaan

demp

lotbib

itun

ggul

dilok

asip

enge

mban

gan

klaste

r/cu

ltiva

√√

√√

√√

3.Pe

ningk

atan

kema

mpua

nSD

Mpe

laku

miny

akats

irime

lalui

pe-

latiha

nGAP

danG

MP

√√

√√

4.Pe

ningk

atan

stand

ardis

asi

per-

alatan

,ope

rator

,dan

mutu

prod

ukind

ustri

miny

akats

iri,me

lalui

sertif

ikasi

pera

latan

peny

uling

anmi

nyak

atsiri,

peny

usun

anda

npe

nyem

purn

aan

SNI,

pene

rapa

nsta

ndar

mutu

miny

akats

iri

√√

5.Di

versi

fikas

iba

han

baku

miny

akats

iri√

√√

√√

6.Pe

manta

pan

Kelem

baga

andi

tingk

atda

erah

,me

lalui

pemb

en-

tukan

Bada

nPe

nyan

gga

dan

peny

ediaa

nDan

aPen

yang

gaole

hPe

mdas

etemp

at

√√

√√

√√

7.Pe

ndiria

npil

otpr

oyek

indus

trihil

irmi

nyak

atsiri

(indu

strif

lavor

dan

fragr

ance

)

√√

√√

8.Pe

nyed

iaan

Data

Base

berb

asis

GPS

yang

dapa

tdiak

ses

seca

raon

lineo

lehsta

keho

lders

√√

Page 130: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

Lam

pira

nP

erat

uran

Men

teri

Per

indu

stria

nR

IN

omor

: 136

//M-IN

D/P

ER

/10/

2009

14

Tabe

l1

Pera

nPe

man

gku

Kep

entin

gan

dala

mPe

ngem

bang

anIn

dust

riM

inya

kAt

siri

9.Pr

omos

iInv

estas

iPe

ndiria

nIn-

dustr

iPen

ghas

ilPr

oduk

Deriv

atif

miny

akAt

siri

√√

10.

Memb

angu

nPr

oyek

Perco

ntoha

nPe

nyuli

ngan

Mode

rnSk

alaIK

M√

√√

√√

11.

Memp

erku

atKe

lemba

gaan

Pelak

uInd

ustri

Miny

akAt

siri

√√

√√

√√

Tab

el 1

Pera

n P

em

an

gku

Kep

en

tin

gan

dala

m P

en

gem

ban

gan

In

du

stri

Min

yak A

tsir

i

Page 131: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 136/M-IND/PER/10/2009

Gam

bar

3 Lo

kasi

Pen

gem

ban

gan

IK

M M

inyak A

tsir

i

Lam

pira

nP

erat

uran

Men

teri

Per

indu

stria

nR

IN

omor

: 136

//M-IN

D/P

ER

/10/

2009

15

Ind

ikas

iLo

kasi

:N

AD

,Sum

ut,S

umba

r,R

iau,

Ben

gkul

u,Ja

bar,

Jate

ng,D

IY,J

atim

,NT

T ,

Sul

sel,

Sul

tra,

Mal

uku,

Pap

uaS

entr

a:

NA

D(1

0) ,

Sum

ut(1

4),S

umba

r(6)

,Ria

u(2)

,Ben

gkul

u(2)

,Jab

ar(7

),Ja

teng

(12)

,DIY

(1),

Jatim

(2),

NT

T(1

0) ,

Sul

sel(2

),S

ultr

a(4)

,Mal

uku(

28),

Pap

ua(6

)S

entr

aP

ote

nsi

al:

Ace

hS

elat

an,D

airi,

Sol

ok,M

enta

wai

,Kun

inga

n,B

ukitt

ingg

i,S

ukab

umi,

Gar

ut.

Jum

lah

Sen

tra

:10

6

NA

DN

AD

Su

mu

tS

um

ut

Ria

uR

iau

Su

mb

arS

um

bar Ben

gku

luB

eng

kulu

Jab

arJa

bar

Jate

ng

Jate

ng

Jati

mJa

tim

NT

TN

TT

DI

DI

Yo

gya

Yo

gya

Su

lsel

Su

lsel

Su

ltra

Su

ltra

Mal

uku

Mal

uku

Pap

ua

Pap

ua

Ind

ikas

iLo

kasi

:N

AD

,Sum

ut,S

umba

r,R

iau,

Ben

gkul

u,Ja

bar,

Jate

ng,D

IY,J

atim

,NT

T ,

Sul

sel,

Sul

tra,

Mal

uku,

Pap

uaS

entr

a:

NA

D(1

0) ,

Sum

ut(1

4),S

umba

r(6)

,Ria

u(2)

,Ben

gkul

u(2)

,Jab

ar(7

),Ja

teng

(12)

,DIY

(1),

Jatim

(2),

NT

T(1

0) ,

Sul

sel(2

),S

ultr

a(4)

,Mal

uku(

28),

Pap

ua(6

)S

entr

aP

ote

nsi

al:

Ace

hS

elat

an,D

airi,

Sol

ok,M

enta

wai

,Kun

inga

n,B

ukitt

ingg

i,S

ukab

umi,

Gar

ut.

Jum

lah

Sen

tra

:10

6

NA

DN

AD

Su

mu

tS

um

ut

Ria

uR

iau

Su

mb

arS

um

bar Ben

gku

luB

eng

kulu

Jab

arJa

bar

Jate

ng

Jate

ng

Jati

mJa

tim

NT

TN

TT

DI

DI

Yo

gya

Yo

gya

Su

lsel

Su

lsel

Su

ltra

Su

ltra

Mal

uku

Mal

uku

Pap

ua

Pap

ua

NA

DN

AD

Su

mu

tS

um

ut

Ria

uR

iau

Su

mb

arS

um

bar Ben

gku

luB

eng

kulu

Jab

arJa

bar

Jate

ng

Jate

ng

Jati

mJa

tim

NT

TN

TT

DI

DI

Yo

gya

Yo

gya

Su

lsel

Su

lsel

Su

ltra

Su

ltra

Mal

uku

Mal

uku

Pap

ua

Pap

ua

NA

DN

AD

NA

DN

AD

Su

mu

tS

um

ut

Su

mu

tS

um

ut

Ria

uR

iau

Ria

uR

iau

Su

mb

arS

um

bar Ben

gku

luB

eng

kulu

Jab

arJa

bar

Jate

ng

Jate

ng

Jati

mJa

tim

Jati

mJa

tim

NT

TN

TT

DI

DI

Yo

gya

Yo

gya

Su

lsel

Su

lsel

Su

ltra

Su

ltra

Mal

uku

Mal

uku

Mal

uku

Mal

uku

Pap

ua

Pap

ua

Pap

ua

Pap

ua

Gam

bar

3Lo

kasi

Peng

emba

ngan

IKM

Min

yak

Ats

iri

Page 132: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

Page 133: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

���PERATURAN

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 137/M-IND/PER/10/2009

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR : 137/M-IND/PER/10/2009

TENTANG

PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI MAKANAN RINGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka pengembangan industri nasional sesuai dengan Pasal 2 Peraturan Presiden RI Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional, perlu menetapkan peta panduan (Road Map) pengembangan klaster industri prioritas yang mencakup basis industri manufaktur, industri berbasis agro, industri alat angkut, industri elektronika dan telematika, industri penunjang industri kreatif dan industri kreatif tertentu serta industri kecil dan menengah tertentu;

Page 134: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

b. Bahwa industri makanan ringan meru-pakan bagian dari kelompok industri kecil dan menengah tertentu sebagaimana dimaksud pada huruf a maka perlu dite-tapkan peta panduan pengembangan klaster industri makanan ringan;

c. Bahwa berdasarkan pertimbangan seba-gaimana dimaksud huruf a dan huruf b perlu dikeluarkan Peraturan Menteri Per-industrian tentang Peta Panduan (Road Map) Pengembangan Klaster Industri Makanan Ringan;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984

tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3274);

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pemba-ngunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

3. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indo-nesia Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005

Page 135: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

���PERATURAN

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 137/M-IND/PER/10/2009

Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1986 tentang Kewenangan Pengaturan, Pembinaan dan Pengembangan Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1986 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3330);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2009 tentang Kawasan Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia

Page 136: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

Tahun 2009 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4987);

9. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun 2004 tentang Pem-bentukan Kabinet Indonesia Bersatu sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 77/P Tahun 2007;

10. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 94 Tahun 2006;

11. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007;

12. Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional;

13. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 01/M-IND/PER/3/ 2005 tentang Orga-nisasi dan Tata Kerja Departemen Per-industrian;

Page 137: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

���PERATURAN

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 137/M-IND/PER/10/2009

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI MAKANAN RINGAN.

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Peta Panduan (Road Map) Pengembangan Klaster Industri Makanan Ringan Tahun 2010-2014 selanjutnya disebut Peta Panduan adalah dokumen perencanaan nasional yang memuat sasaran, strategi dan kebijakan, serta program/rencana aksi pengembangan klaster industri makanan ringan untuk periode 5 (lima) tahun.

2. Industri Makanan Ringan adalah industri yang terdiri dari:

a. Industri Roti dan Sejenisnya (KBLI 15410);

b. Industri Makanan dari Coklat dan Kembang Gula (KBLI 15432);

c. Industri Tempe dan Tahu (KBLI 15494);

d. Industri Makanan dari Kedele dan dan Kacang-kacangan Lainnya sela-in Kecap, Tempe dan Tahu (KBLI 15495);

Page 138: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��0PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

e. Industri Kerupuk, Keripik, Peyek dan Sejenisnya (KBLI 15496);

f. Industri Kue-kue Basah (KBLI 15498).

3. Pemangku Kepentingan adalah Peme-rintah Pusat, Pemerintah Daerah, Swasta, Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan serta Lembaga Kemasyarakatan lainnya.

4. Menteri adalah Menteri yang melaksana-kan sebagian tugas urusan peme-rintahan di bidang perindustrian.

Pasal 2

(1) Peta Panduan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 1 sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini.

(2) Peta Panduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan:

a. Pedoman operasional Aparatur Pe-merintah dalam rangka menunjang secara komplementer dan sinergik untuk suksesnya pelaksanaan program pengembangan industri sesuai dengan bidang tugasnya;

b. Pedoman bagi Pelaku klaster Industri Makanan Ringan, baik pengusaha maupun institusi lainnya, khususnya yang memiliki kegiatan usaha di sek-tor Industri Makanan Ringan atau-pun sektor lain yang terkait;

Page 139: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

���PERATURAN

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 137/M-IND/PER/10/2009

c. Pedoman koordinasi perencanaan kegiatan antar sektor, antar instansi terkait di Pusat dan Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota); dan

d. Informasi untuk menggalang dukungan sosial-politis maupun kontrol sosial terhadap pelaksanaan kebijakan klaster industri ini, yang pada akhirnya diharapkan untuk mendorong partisipasi dari masyarakat luas untuk berkontribusi secara langsung dalam kegiatan pembangunan industri.

Pasal 3

(1) Program/rencana aksi pengembangan klaster Industri Makanan Ringan dilak-sanakan sesuai dengan Peta Panduan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1).

(2) Pelaksanaan program/rencana aksi se-bagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Pemangku Kepentingan sebagaimana tercantum dalam Peta Panduan.

Pasal 4

(1) Kementerian Negara/Lembaga membuat laporan kinerja tahunan kepada Menteri atas pelaksanaan program/rencana aksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1).

Page 140: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

(2) Menteri melaporkan hasil pelaksanaan program/rencana aksi sebagaimana di-maksud pada ayat (1) kepada Presiden setiap 1 (satu) tahun selambat-lambatnya pada akhir bulan Februari pada tahun berikutnya.

Pasal 5

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 14 Oktober 2009

MENTERI PERINDUSTRIAN RI

ttd

FAHMI IDRIS

Salinan sesuai dengan aslinya Sekretariat Jenderal Departemen Perindustrian

Kepala Biro Hukum dan Organisasi

PRAYONO

SALINAN Peraturan Menteri ini disampaikan kepada:

1. Presiden RI;2. Wakil Presiden RI;3. Menteri Kabinet Indonesia Bersatu;4. Gubernur seluruh Indonesia;5. Bupati/Walikota seluruh Indonesia;6. Eselon I di lingkungan Departemen Perindustrian.

Page 141: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 137/M-IND/PER/10/2009

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI NOMOR : 137/M-IND/PER/10/2009 TANGGAL : 14 OKTOBER 2009

PETA PANDUANPENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI

MAKANAN RINGAN

BAB I PENDAHULUAN

BAB II SASARAN

BAB III STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV PROGRAM / RENCANA AKSI

MENTERI PERINDUSTRIAN RI

ttd

FAHMI IDRIS

Salinan sesuai dengan aslinya Sekretariat Jenderal Departemen Perindustrian

Kepala Biro Hukum dan Organisasi

PRAYONO

Page 142: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

Page 143: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 137/M-IND/PER/10/2009

BAB IPENDAHULUAN

A. Ruang Lingkup Industri Makanan Ringan

Industri Kecil Menengah (IKM) Makanan Ringan menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah industri makanan ringan yang memiliki asset sampai dengan Rp.10 milyar, memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.50 milyar.

Industri Makanan Ringan adalah makanan hasil olahan industri yang bukan merupakan makanan pokok tetapi sebagai makanan selingan seperti aneka kerupuk (udang, ikan, bawang); aneka keripik (kacang, ikan, pisang, nangka, singkong, kentang dsb); aneka kipang (kacang, jagung, ketan dsb); makanan ringan lainnya seperti chiki.

B. Pengelompokan Industri Makanan Ringan

1. Pengelompokan Industri Makanan Ringan

Tabel I.1. Pengelompokkan Industri makanan Ringan

Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RINomor : 137//M-IND/PER/10/2009

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Ruang Lingkup Industri Makanan Ringan

Industri Kecil Menengah (IKM) Makanan Ringan menurut Undang-Undang

Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah

industri makanan ringan yang memiliki asset sampai dengan Rp.10 milyar,

memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.50 milyar.

Industri Makanan Ringan adalah makanan hasil olahan industri yang bukan

merupakan makanan pokok tetapi sebagai makanan selingan seperti aneka

kerupuk (udang, ikan, bawang); aneka keripik (kacang, ikan, pisang, nangka,

singkong, kentang dsb); aneka kipang (kacang, jagung, ketan dsb); makanan

ringan lainnya seperti chiki.

B. Pengelompokan Industri Makanan Ringan

1. Pengelompokan Industri Makanan Ringan

Tabel I.1. Pengelompokkan Industri makanan Ringan

No. Indutri Hulu Industri Antara Industri Hilir1. Buah-buahan Ind. Pengalengan Buah-buahan

Ind. Pengasinan/ PemanisanBuah-buahan

Ind. Pengeringan Buah-buahan2. Sayuran Ind. Pengalengan Sayuran

Ind. Pengasinan/ PemanisanSayuran

Ind. Pengeringan Sayuran3. Ind. Pembersihan dan

Pengupasan Kacang-kacangan Ind. Pembersihan dan

Pengupasan Umbi-umbian

Page 144: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RINomor : 137//M-IND/PER/10/2009

2

No. Industri Hulu Industri Antara Industri Hilir4. Ind. Pemotongan

ayamNugget daging ayam

5. Ind. Pemotongandaging

Nugget daging sapiNugget daging lainnya

6. Pengolahanbuah-buahan

Nanas keringRambutan keringAnggur kering (kismis)Mangga keringLengkeng keringJambu keringJambu lainnya keringApel keringKedondong keringSalak keringPisang keringCermai keringBuah pala keringKolang-kaling keringNangka keringJeruk keringEmping melinjoEmping jengkolCeriping kentangCeriping pisangCeriping ubi kayu/singkongCeriping gadungCeriping talesCeriping lainnyaKeripik pisangKeripik nangkaKeripik nanas

7. PengolahanSayuran

Jamur dan cendawan keringBawang merahBawang putihBawang BombaySayuran daun-daunan keringRebung keringJagung muda keringKentang keringCabe keringSayuran lainnya yang dikeringkanEmping ketanEmping berasEmping tekiEmping jagung

Page 145: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 137/M-IND/PER/10/2009

Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RINomor : 137//M-IND/PER/10/2009

3

Emping lainnyaKeripik jagungKeripik bayamKeripik kentangKeripik gadungKeripik lainnya

8. Ind. Tepung, Ind.Gula

Biskuit manisBiskuit tawarWafelCrackersKue semprongWaferKoyaSagonBapiaSimpingPutri saljuLedre pidangSus keringKuping gajahAstorPilusChikiKue-kue kering lainnya

9. Kacang-kacangan Tempe kedeleTempe bengukTempe dari kacang-kacanganlainnyaTempe dari ampas kacang-kacanganTempe gembus (ampas tahu)Tempe ampas kacang-kacanganlainnyaOncom kacang tanahOncom kacang kedeleOncom dari kacang-kacanganlainnyaOncom dari ampas kacang-kacanganOncom ampas tahuOncom ampas kacang-kacanganlainnyaSari tempeTahu dari kedeleTahu dari kacang hijauTahu dari kacang-kacanganlainnyaKembang tahu dari kedele

Page 146: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RINomor : 137//M-IND/PER/10/2009

4

Kembang tahu dari kacang hijauKembang tahu dari kacang-kacangan lainnyaKeripik tempeKeripik tahuKeripik oncomPeyek kacang tanahPeyek kacang kedelePeyek kacang hijauPeyek dari kacang-kacanganlainnyaMakanan ringan dari kacang-kacanganKacang kapriKacang asin tak berkulitKacang asin berkulitKacang tawar tak berkulitKacang tawar berkulitKacang sukroKacang bogorKacang bawang/taujinKacang tolo/ kacang kelitik

10. Ind. Tepung Kerupuk udangKerupuk ikanKerupuk pati (kerupuk terung)Kerupuk singkongKerupuk jagungKerupuk berasKerupuk lainnya

Page 147: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 137/M-IND/PER/10/2009

BAB IISASARAN

A. Sasaran Jangka Menengah (2010-2014)

Jangka menengah (2010-2014) yang secara kualitatif ditujukan untuk mencapai sasaran sebagai berikut:

Meningkatnya produksi IKM makanan ringan

Meningkatnya kualitas, disain dan kemasan

Meningkatnya ekspor makanan ringan

Meningkatnya penyerapan tenaga kerja

Sementara secara kuantitatif, pembangunan jangka menengah (2010-1014) ingin mencapai sasaran:

Meningkatnya jumlah IKM makanan ringan dari 31.262 UU menjadi 34.000 UU atau tumbuh 2 % per tahun

Meningkatnya nilai produksi dari Rp. 156,31 Trilyun menjadi Rp. 187,500 Trilyun atau tumbuh 5 % per tahun

Meningkatnya nilai tambah dari Rp. 13.145 milyar menjadi Rp. 18.436 milyar atau tumbuh 7 % per tahun

Meningkatnya jumlah tenaga kerja dari 101.500 orang menjadi 115.000 orang atau tumbuh 3 % per tahun

Meningkatnya nilai ekspor dari Rp. 13.145 milyar menjadi Rp. 16.777 milyar atau tumbuh 5 % per tahun

Page 148: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��0PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

B. Sasaran Jangka Panjang (2010-2025)Jangka panjang (2010 - 2025) yang diproyeksikan men-capai sasaran:

Meningkatnya mutu produk makanan ringan Indo-nesia yang semakin higienis, dan memenuhi persya-ratan kesehatan, serta ketentuan-ketentuan yang berlaku secara internasional

Terbentuknya klaster-klaster IKM makanan ringan untuk produk-produk kerupuk, dodol, aneka ka-cang-kacangan, aneka keripik, baik komoditas yang sudah ada maupun komoditas diversifikasi produk baru, di sentra-sentra produksi di berbagai provinsi di Indonesia

Terwujudnya industri makanan ringan yang memiliki competitive advantages sehingga berdaya saing tinggi di pasar internasional

Page 149: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 137/M-IND/PER/10/2009

BAB IIISTRATEGI DAN KEBIJAKAN

A. Visi dan Arah Pengembangan Industri Makanan RinganPembangunan IKM makanan ringan di seluruh pe-losok tanah air sangat penting dalam kerangka pe-nanggulangan kemiskinan dan upaya membuka lapa-ngan kerja, terutama di daerah yang saat ini dikenal sebagai sentra produsen makanan ringan berciri khas lokal. Memperhatikan rencana jangka panjang (2010-2025), maka visi pembangunan IKM makanan ringan adalah:

”Mewujudkan industri makanan ringan yang tangguh dengan produk yang higienis, sehat dan digemari secara nasional dan mampu membuka peluang lapangan ker-ja serta memberikan kontribusi nyata dalam pening-katan pendapatan masyarakat dalam kerangka penang-gulangan kemiskinan”.

Dengan visi seperti ini, arah pembangunan IKM makanan ringan menjadi semakin jelas sejalan dengan misi pembangunan IKM makanan ringan yang dilaksanakan menurut prioritas program dan kegiatan terpilih. Pem-bangunan IKM makanan ringan dilakukan secara ber-sama-sama dan terpadu antara pemerintah pusat dan daerah mengikuti semangat otonomi daerah.

B. Strategi/Kebijakan1. Strategi Pokok

Pendekatan klaster untuk pembangunan IKM makanan ringan membutuhkan adanya beberapa

Page 150: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

pelaku usaha atau perusahaan sebagai champion, dengan kriteria (a) bergerak dalam industri pening-katan nilai tambah makanan ringan dan sekaligus sebagai pengekspor, (b) mempunyai keterkaitan yang kuat dengan seluruh komponen stakeholders di dalam negeri dan jaringan bisnis di pasar lokal dan global, (c) mempunyai komitmen, keperdulian, dan motivasi terhadap pengembangan makan ringan di Indonesia. Pola pengembangan IKM makanan ringan dengan pendekatan klaster perlu diarahkan kearah peningkatan daya saing di pasar lokal dan internasional. Tiga faktor utama daya saing yang perlu dioptimalkan mencakup mutu (quality), biaya (cost), pelayanan dan penyediaan (service/delivery).

Penentuan komoditas unggulan. Diantara beragam produk ekspor makanan ringan, seperti kerupuk, aneka keripik, aneka jenang, aneka dodol perlu mendapatkan perhatian khusus untuk terus dikem-bangkan mengingat kinerja ekspornya dan posisi pentingnya di pasaran regional dan pasar ekspor.

Pengembangan sentra produksi dan pewilayahan komoditi. Kesesuaian agroklimat dan sosial budaya (termasuk tradisi) suatu daerah terhadap kebutuhan suatu daerah tertentu sangat menentukan dalam pengembangan sentra produksi. Dukungan berupa akses terhadap sarana produksi akan meningkatkan produktifitas dan mutu bahan bahan baku suatu sentra produksi.

2. Strategi Operasional

Strategi operasional didekati dengan beberapa upaya, seperti:

Page 151: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 137/M-IND/PER/10/2009

• Penyempurnaan dan perbaikan serta modernisasi peralatan produksi. Sebagian besar produsen ma-kanan ringan merupakan industri kecil yang masih menggunakan peralatan yang sangat sederhana sehingga kurang efisien dan mutu yang dihasilkan umumnya rendah. Penerapan peralatan proses yang memenuhi standar mutu diyakini akan meningkatkan kinerja produksi sekaligus memperbaiki mutu.

• Peningkatan mutu kemasan dan diversifikasi produk makanan ringan. Hal ini dimaksudkan agar lebih mampu bersaing di pasar internasional.

• Optimalisasi kapasitas sumberdaya manusia IKM. Pengetahuan (knowledge) dan keahlian (skill) dalam aspek teknis maupun manajemen produksi dari pelaku industri kecil umumnya belum memadai. Hal ini berdampak langsung terhadap kinerja produksi masing-masing. Untuk itu program-program pela-tihan yang relevan dan tepat guna sangat diperlukan untuk mengatasi masalah tersebut.

• Stabilisasi dan peningkatan mutu produk. Pengem-bangan dan penerapan standar proses produksi (Good Manufacturing Practices, Hazard Analysis Critical Control Point, Halal dan SNI), standar alat, standar mutu yang berlaku dan sesuai dengan permintaan pasar, serta standar harga dikaitkan dengan mutu perlu segera diupayakan. Untuk itu diperlukan dukungan semua pemangku kepentingan untuk terwujudnya berbagai standar tersebut.

• Penguatan kelembagaan/asosiasi. Organisasi sosial seperti ini perlu ditingkatkan agar lebih berperan dalam pengembangan industri kecil menengah makanan ringan.

Page 152: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

• Diversifikasi produk makanan ringan secara horizontal dan vertikal. Pengembangan makanan ringan baru yang prospektif diperlukan untuk me-nambah ragam dan memperbesar pangsa pasar ekpor. Disamping itu, pengembangan produk turunan makanan ringan juga diperlukan untuk memaksimalkan nilai tambah bahan alam Indonesia. Hal ini dicapai dengan memanfaatkan hasil kegiatan lembaga litbang/perguruan tinggi melalui diseminasi ke pelaku usaha.

• Pengembangan jejaring (network). Kerjasama antar pemangku kepentingan (stakeholders) dilakukan melalui pembentukan asosiasi dan forum-forum yang perannya masih perlu ditingkatkan lagi. Sinkronisasi dan harmonisasi kebijakan dan program lintas sektoral yang mendukung pengembangan IKM makanan ringan akan menghasilkan sinergi yang kuat bagi pengembangan industri makanan ringan.

Page 153: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 137/M-IND/PER/10/2009

BAB IVPROGRAM / RENCANA AKSI

A. Program Jangka Menengah (2010-2014)

1. Regulasi

Pengkajian dan penyebaran/diseminasi peraturan perundang-undangan

Penerapan dan penegakan hukum yang berlaku

Fasilitasi perlindungan merek

Penerapan kebijakan tentang sertifikasi peralatan dan operator

Penerapan kebijakan tentang standar mutu produk ekspor

Penyediaan insentif bagi produsen dan eksportir

2. Pemasaran

Fasilitasi penyiapan sarana pemasaran

Fasilitasi kerjasama kemitraan antara IKM makanan ringan dengan perusahaan ritel

Penyediaan informasi harga dan peluang pasar ekspor

Peningkatan kerjasama antar pasar modern dan pasar tradicional

3. Teknologi Produksi

Litbang terapan proses (terciptanya teknologi terapan)

Fasilitasi pengujian BTP dan penerapan SNI.

Fasilitasi kemasan dan merek.

Page 154: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

Pengendalian produksi untuk mencapai kapasitas yang menguntungkan.

Peningkatan kemampuan dan kapasitas produsen peralatan produksi yang berkualitas.

Peningkatan kemampuan SDM untuk melakukan reparasi/modifikasi/pemeliharaan peralatan pro-duksi dan penyediaan bantuan sarana produksi.

4. Ekonomi & Finansial

Peningkatan akses terhadap berbagai sumber dan skema pembiayaan bagi IKM makanan ringan serta sistem penjaminannya.

Peningkatan peran BDS (Business Development Services) bagi peningkatan kemampuan bisnis IKM makanan ringan.

5. Sumberdaya Manusia

Peningkatan kemampuan pelaku IKM untuk menghasilkan mutu produk yang stabil dan rendemen yang lebih tinggi.

Pengembangan sikap sadar mutu di kalangan pelaku IKM.

Bimbingan dan supervisi cara produksi yang baik.

6. Pengembangan Infrastruktur

Peningkatan kualitas sarana transportasi dan komunikasi ke sentra produksi.

7. Pengembangan Institusi Pendukung

Pengembangan dan peningkatan peran dan fungsi asosiasi.

Page 155: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 137/M-IND/PER/10/2009

Pengembangan dan peningkatan peran dan fungsi asosiasi pada setiap wilayah sentra produksi.

Pengembangan jejaring (network) dengan universitas dan lembaga penelitian terkait.

Focus Group Discussion (FGD).

Peningkatan peran FGD hingga ke lokasi sentra produksi.

B. Program Jangka Panjang (2010-2025)

1. Pemasaran

Pengembangan trading house

Peningkatan kemampuan market untuk penetrasi dan perluasan pasar global

Penguatan daya saing melalui pembentukan competitive advantage

2. Teknologi

Peningkatan utilisasi kapasitas terpasang dengan menerapkan kerjasama penggunaan peralatan produksi (sharing production facilities)

Pengembangan dan penerapan teknologi proses untuk menghasilkan produk yang higienis

3. Sentra Produksi

Penguatan kelembagaan kelompok produsen (asosiasi atau koperasi)

4. Pemangku Kepentingan

Pengembangan jejaring inovasi produk IKM dengan universitas dan lembaga penelitian untuk inovasi produk.

Page 156: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

Pengembangan jejaring pemasaran IKM dengan distributor maupun pasar modern.

Pengembangan jejaring sumber pembiayaan IKM dengan lembaga keuangan, sepert per-bankan dan non bank.

Gambar 1 Kerangka Pengembangan IKM Makanan Ringan

Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RINomor : 137//M-IND/PER/10/2009

14

Gambar 1 Kerangka Pengembangan IKM Makanan Ringan

Sasaran Jangka Menengah (2009-2014)1. Meningkatnya mutu produk dan proses

sesuai ketentuan keamanan pangan;

2. Meningkatnya jumlah IKM makanan ringanyang mampu mengakses ke pasar-pasarmodern;

3. Meningkatnya produk makanan ringan yangdiekspor;

4. Meningkatnya merk lokal

Sasaran Jangka Panjang (2010-2025) Tumbuhnya IKM makanan ringan,

termasuk waralaba nasional yangmampu menembus pasarinternasional

StrategiSektor : Meningkatkan mutu dan kemasan melalui penerapan sistem mutu (GoodManufacturing Practices dan HACCP), mengembangkan promosi, dan pemasaran

Teknologi : Mengembangkan teknologi pengolahan dan teknologi pengemasan produk.

Pokok-Pokok Rencana Aksi JangkaMenengah (2009-2014)1. Meningkatkan teknologi proses, produk dan

kemasan;

2. Membantu mempersiapkan pewaralabadengan merek-merek unggulan;

3. Mengembangkan kemasan yang denganbahan bio-degradable

4. Optimalisasi jejaring sistem keamananpangan terpadu

Pokok-Pokok Rencana Aksi JangkaPanjang (2015-2025) Mendorong kemandirian para

pengusaha untuk menjadi pewaralabayang mampu ekspor.

Page 157: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 137/M-IND/PER/10/2009

Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RINomor : 137//M-IND/PER/10/2009

15

Unsur Penunjang

Periodisasi Peningkatan Teknologi: Inisiasi (2009-2014) :Meningkatkan mutu

melalui Good Manufacturing Practice(GMP) dan HACCP;

Pengembangan Cepat (2010-2014):Sertifikasi dan akreditasi internasional;

Pematangan (2015–2025): PengembanganBio-degradable packaging.

SDM : Memberikan pelatihan sistem

manajemen mutu dan disainkemasan;

Mendorong tumbuhnya wiraswasta

Pasar : Mendorong kerjasama pemasaran antara

retailer dan IKM;

Mengembangkan promosi dan pemasaranmelalui penyediaan info pasar dan pameran,

promosi, pembangunan pasar spesifik.

Meningkatkan akses dan penetrasi pasar diluar negeri

Meningkatkan kemampuan eksportirprodusen kecil dan menengah

Infrastruktur : Memberikan bantuan disain

kemasan; Meningkatkan akses pembiayaan; Rasionalisasi biaya sertifikasi.

Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RINomor : 137//M-IND/PER/10/2009

16

Gambar 2 Lokasi Pengembangan IKM Makanan Ringan

Jumlah sentra industri pangan 2.747 sentra, yang terdiri dari 35 komoditi.

Jumlah sentra industri makanan ringan adalah 884, Yang Terdiri Dari Sentra

Dodol 34; Sentra Emping 43; Sentra Kerupuk 47; Sentra Kue Basah 52; Sentra

Aneka Kue Kering 157; Sentra Roti 79; Sentra Pengolahan Singkong 74; Sentra

Tahu/Tempe 302; dan Sentra Tape Ketan 96. Sebaiknya dalam format tabel!!

Jumlah sentra 884 ini tersebar di 33 provinsi di Indonesia.

Indikasi Lokasi : NAD, Sumut, Sumbar, Riau, Jambi, Bengkulu, Sumsel,Lampung, babel, DKI, Banten, Jabar, Jateng, DIY, Jatim,Bali, NTB, NTT, Kalsel, Kalbar, Kalteng, Kaltim, Sulsel,Sulbar, Sulteng, Sultra, Sulut, Gorontalo, Malut, Maluku,Iriran Jaya, Irian Barat.

Sentra : Diseluruh provinsi di Indonesia

Sentra Potensial : Ciamis, Cirebon, Bandung, Semarang, Rembang, Kudus,Magelang, Purwakarta, Sleman, Bantul, Malang, Sidoarjo,Denpasar, Padang, Bukittinggi, Makasar, Medan,Palembang dan Indramayu.

Jumlah Sentra : 884.

Gambar 2 Lokasi Pengembangan IKM Makanan Ringan

Jumlah sentra industri pangan 2.747 sentra, yang terdiri dari 35 komoditi. Jumlah sentra industri makanan ringan adalah 884, Yang Terdiri Dari Sentra Dodol 34; Sentra

Page 158: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��0PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

Emping 43; Sentra Kerupuk 47; Sentra Kue Basah 52; Sentra Aneka Kue Kering 157; Sentra Roti 79; Sentra Pengolahan Singkong 74; Sentra Tahu/Tempe 302; dan Sentra Tape Ketan 96. Sebaiknya dalam format tabel!! Jumlah sentra 884 ini tersebar di 33 provinsi di Indonesia.

Indikasi Lokasi : NAD, Sumut, Sumbar, Riau, Jambi, Bengkulu, Sumsel, Lampung, babel, DKI, Banten, Jabar, Jateng, DIY, Jatim, Bali, NTB, NTT, Kalsel, Kalbar, Kalteng, Kaltim, Sulsel, Sulbar, Sul-teng, Sultra, Sulut, Gorontalo, Malut, Maluku, Iriran Jaya, Irian Barat.

Sentra : Diseluruh provinsi di Indonesia

Sentra Potensial : Ciamis, Cirebon, Bandung, Sema-rang, Rembang, Kudus, Magelang, Purwakarta, Sleman, Bantul, Malang, Sidoarjo, Denpasar, Padang, Bukit-tinggi, Makasar, Medan, Palembang dan Indramayu.

Jumlah Sentra : 884

Page 159: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 137/M-IND/PER/10/2009

Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RINomor : 137//M-IND/PER/10/2009

17

Gambar 3 Kerangka Keterkaitan IKM Makanan Ringan

Pemerintah Pusat Dep. Perindustrian Dep. Perdagangan Meneg UKM Dep. keuangan

Forum Daya Saing Working Group Fasilitator Klaster

Pemerintah Daerah Dinas Indag Meneg UKM Dinas Pertanian

MesinPeralatan

BahanTambahan

Pangan

Bahan Baku

Bahankemasan

MakananRingan

Kerupuk Kue Kering Aneka

keripik Dodol Makanan

dari kacang

Eksportir

Distributor

PasarLN

PasarDN

Lembaga Litbang/PT BBIA Balai Industri Lembaga Pengujian Lemmbaga Sertifikasi Perguruan Tinggi

Jasa Perbankan Asuransi Assosiasi

GAPMMI AIMMI APTINDO FAMNI ASPADIN AROBIM AGI AIKMA

Gambar 3. Kerangka Keterkaitan IKM Makanan Ringan

Page 160: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

LampiranPeraturan

Men

teriPe

rindu

stria

nRI

Nom

or:1

37//M

-IND/PER/10/20

09

18

Tabe

l 1. R

enca

naA

ksiP

enge

mba

ngan

Dan

Peng

uata

n IK

MM

akan

an R

inga

n

TAH

UN

No

Asp

ekst

rate

gis

Prog

ram

Keg

iata

n

2010

2011

2012

2013

2014

Inst

ansi

terk

ait

1A

spek

Perm

inta

an/

Pasa

r

Mem

fasi

litas

ipe

rluas

anak

sesp

asar

M

endo

rong

spes

ialis

asid

alam

indu

stri

mak

anan

ringa

n

Peng

uata

nke

mitr

aan

dan

kerja

sam

ape

mas

aran

anta

rain

dust

risk

ala

keci

ldan

men

enga

hde

ngan

indu

stri

besa

r

Mem

berik

anin

sent

ifke

pada

usah

aun

tuk

berin

ovas

i

Mem

fasi

litas

ipro

mos

idan

pem

asar

anpr

oduk

dala

mda

nlu

arne

geri

M

endo

rong

kegi

atan

-keg

iata

npe

nelit

ian

pasa

r(m

arke

tres

earc

h)

guna

men

cari

orie

ntas

idan

sasa

ran

pasa

rya

ngba

ruda

nbe

rmut

u tin

ggi.

Pe

nyed

iaan

fasi

litas

pem

asar

an (t

radi

ngho

use,

mar

ketc

ente

r, ds

b)un

tuk

men

cipt

akan

rant

aipe

mas

aran

yang

lebi

hef

isie

n.

Men

doro

ngpe

ran

berb

agai

lem

baga

terk

aitu

ntuk

mem

bant

um

enin

gkat

kan

pem

asar

anpr

oduk

IKM

Mak

anan

Rin

gan

V V V V V

V V V V V

V V V V V V

V V V V V V

V V V V V V

D

epar

tem

enPe

rindu

stria

n

Dep

arte

men

Perd

agan

gan

D

inas

Perin

dust

rian,

Perd

agan

gan,

Kop

eras

idan

Pena

nam

an M

odal

Prop

insi

dan

Kab

upat

en

Peni

ngka

tan

kual

itas

prod

uk

Pe

ning

kata

nke

ahlia

nda

nte

knol

ogiu

ntuk

men

doro

ngsp

esia

lisas

ipro

duk

Mak

anan

Rin

gan

M

emfa

silit

asip

elak

sana

anbe

rbag

aike

giat

anpe

ndid

ikan

dan

pela

tihan

untu

km

enin

gkat

kan

kual

itasp

rodu

k

Men

doro

ngpe

nggu

naan

baha

nba

kulo

kaly

ang

baik

dan

berk

ualit

astin

ggi

M

endo

rong

pera

nbe

rbag

aiin

stan

site

rkai

tunt

ukm

emba

ntu

men

ingk

atka

nku

alita

spro

duk

indu

stri

mak

anan

ring

an

Men

doro

ngbe

rope

rasi

nya

lem

baga

serti

fikas

idan

V V V V V V

V V V V V V

V V V V V

V V V V V

V V V V V

D

epar

tem

enPe

rindu

stria

n

Dep

arte

men

Perd

agan

gan

D

epar

tem

enTe

naga

Ker

jada

nTr

ansi

mig

rasi

;Dep

arte

men

Kop

eras

idan

PKM

;

Uni

vers

itasd

anPe

rgur

uan

Ting

giN

eger

ida

nSw

asta

Terd

ekat

D

inas

Perin

dust

rian,

Perd

agan

gan,

Kop

eras

idan

Pena

nam

an M

odal

Prop

insi

dan

Kab

upat

en

Bad

anSt

anda

risas

iNas

iona

l

Bad

anPO

M

Tab

el 1

. R

en

can

a A

ksi

Pen

gem

ban

gan

Dan

Pen

gu

ata

n I

KM

Makan

an

Rin

gan

Page 161: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 137/M-IND/PER/10/2009

LampiranPeraturan

Men

teriPe

rindu

stria

nRI

Nom

or:1

37//M

-IND/PER/10/20

09

19

TAH

UN

peng

awas

amm

utu

prod

uk IK

Mm

akan

an ri

ngan

M

endo

rong

sist

emm

anaj

emen

prod

uksi

yang

sist

emat

isda

nhi

gien

is

Mem

fasl

itasi

upay

aun

tuk

peni

ngka

tan

kesa

dara

nak

anpe

ntin

gtid

akm

engg

unak

anza

tadd

itive

dan

baha

nbe

rbah

aya

bagi

kese

hata

n.

VV

VV

V

Din

asK

eseh

atan

2A

spek

Fakt

orPr

oduk

si

Peni

ngka

tan

kete

ram

pila

nda

npe

nget

ahua

nte

naga

kerja

M

emfa

silit

asip

elak

sana

anke

giat

anpe

ndid

ikan

serta

latih

anun

tuk

men

cipt

akan

tena

gake

rjaya

ngte

ram

pil

M

endo

rong

pera

nle

mba

ga-le

mba

gape

ndid

ikan

dan

latih

anda

lam

peni

ngka

tan

kete

ram

pila

nda

npe

nget

ahua

nte

naga

kerja

V V

V V

V V

V V

V V

D

epar

tem

enPe

rindu

stria

n

Dep

arte

men

Perd

agan

gan

D

epar

tem

enTe

naga

Ker

jada

nTr

ansi

mig

rasi

;Dep

arte

men

Kop

eras

idan

PKM

;

Uni

vers

itasd

anPe

rgur

uan

Ting

giN

eger

ida

nSw

asta

Terd

ekat

D

inas

Perin

dust

rian,

Perd

agan

gan,

Kop

eras

idan

Pena

nam

an M

odal

Prop

insi

dan

Kab

upat

en

Bad

anSt

anda

risas

iNas

iona

l

Din

asK

eseh

atan

/Bad

anPO

M

Peni

ngka

tan

tekn

olog

ipr

oduk

si

M

emfa

silit

asip

engu

atan

linka

gede

ngan

peru

saha

an-p

erus

ahaa

nbe

saru

ntuk

men

gupa

yaka

nal

ihte

knol

ogi.

M

embe

rikan

inse

ntif

bagi

mod

erni

sasi

tekn

olog

ida

npe

rala

tan.

K

erja

sam

ape

man

faat

anha

sil-h

asil

pene

litia

nde

ngan

lem

baga

pene

litia

nda

npe

ngem

bang

anat

auun

iver

sita

sunt

ukm

enin

gkat

kan

kapa

sita

stek

nolo

gipr

oduk

si.

M

endo

rong

pera

nle

mba

galit

bang

untu

km

enin

gkat

kan

tekn

olog

ipro

duks

i

V V V V

V V V V

V V V V

V V V V

V V V V

D

epar

tem

enPe

rindu

stria

n

Dep

arte

men

Perd

agan

gan

D

epar

tem

enTe

naga

Ker

jada

nTr

ansi

mig

rasi

;Dep

arte

men

Kop

eras

idan

PKM

;

Uni

vers

itasd

anPe

rgur

uan

Ting

giN

eger

ida

nSw

asta

Terd

ekat

D

inas

Perin

dust

rian,

Perd

agan

gan,

Kop

eras

idan

Pena

nam

an M

odal

Prop

insi

dan

Kab

upat

en

Bad

anSt

anda

risas

iNas

iona

l

Bad

anPO

M

Din

asK

eseh

atan

Peni

ngka

tkan

kete

rsed

iaan

M

embe

rikan

bant

uan

perm

odal

anke

pada

UK

M

Men

doro

ngU

KM

untu

km

elak

ukan

lega

lisas

iusa

haV V

V VV V

V VV V

D

epar

tem

enPe

rindu

stria

n

Dep

arte

men

Perd

agan

gan

Page 162: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

LampiranPeraturan

Men

teriPe

rindu

stria

nRI

Nom

or:1

37//M

-IND/PER/10/20

09

20

TAH

UN

mod

alda

npe

rbai

kan

man

ajem

enus

aha

M

endo

rong

pera

nle

mba

gain

term

edia

sike

uang

anda

lam

peny

edia

anla

yana

nkr

edit

dan

mod

alV

VV

VV

D

epar

tem

enK

oper

asid

anPK

M;

D

inas

Perin

dust

rian,

Perd

agan

gan,

Kop

eras

idan

Pena

nam

an M

odal

Prop

insi

dan

Kab

upat

en

Dep

arte

men

Keu

anga

n

Lem

baga

Keu

anga

nda

nPe

rban

kan

Pusa

tdan

Dae

rah

Men

jam

inke

ters

edia

anba

han

baku

M

enin

jau

ulan

gke

bija

kan

berb

agai

kebi

jaka

nya

ngm

enya

ngku

teks

pori

mpo

rbah

anba

kuda

nm

enyu

sun

kebi

jaka

nya

ngda

patm

enja

min

paso

kan

baha

nba

kudi

dala

mne

geri

M

endo

rong

pene

litia

nda

npe

ngem

bang

anba

han

baku

alte

rnat

if

Men

doro

ngpe

nggu

naan

baha

nba

kuya

ngbe

rkua

litas

Pe

nggu

naan

baha

nba

kulo

kaly

ang

sesu

aide

ngan

pote

nsis

etem

pat

V V V V

V V V V

V V V V

V V V V

V V V V

D

epar

tem

enPe

rindu

stria

n

Dep

arte

men

Perd

agan

gan

D

epar

tem

enK

oper

asid

anPK

M;

D

epar

tem

enPe

rtani

an

Uni

vers

itasd

anPe

rgur

uan

Ting

giN

eger

ida

nSw

asta

Terd

ekat

D

inas

Perin

dust

rian,

Perd

agan

gan,

Kop

eras

idan

Pena

nam

an M

odal

Prop

insi

dan

Kab

upat

en

Bad

anSt

anda

risas

iNas

iona

l

Bad

anPO

M

Din

asK

eseh

atan

Peny

edia

ansa

rana

dan

pras

aran

a

M

empe

rluas

akse

skep

ada

tekn

olog

iinf

orm

asi

untu

km

enin

gkat

kan

akse

spa

sar

M

enin

gkat

kan

sara

nada

npr

asar

ana

trans

porta

sise

rtate

leko

mun

ikas

ipad

alo

kasi

-loka

siin

dust

riya

ngm

asih

sulit

diak

ses

V V

V V

V V

V V

V V

D

epar

tem

enPe

rindu

stria

n

Dep

arte

men

Perd

agan

gan

D

epar

tem

enK

oper

asid

anPK

M;

D

epar

tem

enPe

rtani

an

Uni

vers

itasd

anPe

rgur

uan

Ting

giN

eger

ida

nSw

asta

Terd

ekat

D

inas

Perin

dust

rian,

Perd

agan

gan,

Kop

eras

idan

Pena

nam

an M

odal

Prop

insi

dan

Kab

upat

en

Bad

anSt

anda

risas

iNas

iona

l

Din

asK

eseh

atan

/Bad

anPO

M

3A

spek

Stra

tegi

,St

rukt

ur,

Peni

ngka

tan

kerja

sam

ada

nja

ringa

nan

tar

M

empr

omos

ikan

kerja

sam

adi

anta

ra IK

Mm

akan

anrin

gan

mel

alui

pend

ekat

anpa

rtisi

patif

M

endo

rong

pera

nas

osia

sius

aha

seba

gaib

asis

V V

V V

V V

V V

V V

D

epar

tem

enPe

rindu

stria

n

D

epar

tem

enPe

rdag

anga

n

Dep

arte

men

Kop

eras

idan

PKM

;

Page 163: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 137/M-IND/PER/10/2009

LampiranPeraturan

Men

teriPe

rindu

stria

nRI

Nom

or:1

37//M

-IND/PER/10/20

09

21

TAH

UN

dan

Pers

aing

anU

saha

usah

ake

rjasa

ma

kole

ktif

para

pela

kuus

aha.

M

emfa

silit

asia

sosi

asiu

saha

untu

km

elak

ukan

aktiv

itas-

aktiv

itasb

ersa

ma

(col

lect

ive

actio

n)V

VV

VV

D

epar

tem

enPe

rtani

an

Uni

vers

itasd

anPe

rgur

uan

Ting

giN

eger

ida

nSw

asta

Terd

ekat

D

inas

Perin

dust

rian,

Perd

agan

gan,

Kop

eras

idan

Pena

nam

an M

odal

Prop

insi

dan

Kab

upat

en

Penc

ipta

anik

limus

aha

berk

ompe

tisi

yang

seha

t

M

elak

ukan

pem

bina

anse

rtam

emep

erku

atja

ringa

npa

sar I

KM

Mak

anan

Rin

gan

agar

tidak

terja

dipe

rsai

ngan

harg

aya

ngko

ntra

-pro

dukt

if.

Men

ingk

atka

nke

sada

ran

pela

kuus

aha

terh

adap

Hak

keka

yaan

inte

lekt

ual (

HA

KI)

M

endo

rong

dan

mem

fasi

litas

ipen

dafta

ran

pate

n,m

erek

,dan

hak

cipt

apr

oduk

-pro

duk

yang

diha

silk

anol

ehus

aha

M

emfa

silit

asik

eber

adaa

nle

mba

gape

nyed

iala

yana

nH

AK

I

V V V

V V V

V V V

V V V

V V V

D

epar

tem

enPe

rindu

stria

n

Dep

arte

men

Perd

agan

gan

D

epar

tem

enK

oper

asid

anPK

M;

D

epar

tem

enPe

rtani

an

Uni

vers

itasd

anPe

rgur

uan

Ting

giN

eger

ida

nSw

asta

Terd

ekat

D

inas

Perin

dust

rian,

Perd

agan

gan,

Kop

eras

idan

Pena

nam

an M

odal

Prop

insi

dan

Kab

upat

en

KA

DIN

D

epar

tem

enLu

arN

eger

i

Bad

anPO

M

Dep

arte

men

Huk

umda

nH

AM

Men

doro

ngke

pem

impi

nan

dala

mkl

aste

rIK

M

M

embe

rikan

inse

ntif

kepa

da IK

Mya

ngbe

rpot

ensi

dida

lam

klas

ter

M

emfa

silit

asi I

KM

yang

berp

oten

siun

tuk

berp

eran

dala

mas

osia

sius

aha

V V

V V

V V

V V

V V

D

epar

tem

enPe

rindu

stria

n

Dep

arte

men

Perd

agan

gan

D

epar

tem

enK

oper

asid

anPK

M;

D

epar

tem

enPe

rtani

an

Din

asPe

rindu

stria

n,Pe

rdag

anga

n,K

oper

asid

anPe

nana

man

Mod

alPr

opin

sida

nK

abup

aten

4A

spek

Inst

itusi

dan

Indu

stri

Pend

ukun

g

Men

ingk

atka

npe

rana

nin

stitu

sipe

nduk

ung

dala

mkl

aste

rIK

M

M

enci

ptak

anke

mitr

aan

anta

rape

mer

inta

h,le

mba

gape

ndid

ikan

,dan

lem

baga

-lem

baga

pend

ukun

gda

lam

meb

erik

anla

yana

nke

pada

usah

adi

dala

mkl

aste

r

Mem

fasi

litas

ipen

yeba

ran

info

rmas

imen

gena

i

V V V

V V V

V V V

V V V

V V VV

D

epar

tem

enPe

rindu

stria

n

Dep

arte

men

Perd

agan

gan

D

epar

tem

enK

oper

asid

anPK

M;

D

epar

tem

enPe

rtani

an

Din

asPe

rindu

stria

n,Pe

rdag

anga

n,K

oper

asid

anPe

nana

man

Mod

al

Page 164: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

LampiranPeraturan

Men

teriPe

rindu

stria

nRI

Nom

or:1

37//M

-IND/PER/10/20

09

22

TAH

UN

laya

nan

yang

dibe

rikan

oleh

lem

baga

-lem

baga

pend

ukun

gke

pada

usah

a

Mem

berik

anin

sent

ifke

pada

usah

ask

ala

keci

ldan

rum

ahta

ngga

agar

dap

atm

enga

kses

laya

nan

yang

dibe

rikan

oleh

lem

baga

-lem

baga

pend

ukun

g.

Prop

insi

dan

Kab

upat

en

Bad

anPO

M

Men

ingk

atka

nke

terk

aita

nan

tara

usah

ade

ngan

indu

stri

hulu

dan

hilir

M

embe

rikan

inse

ntif

dan

kem

udah

anus

aha

dida

lam

klas

ter u

ntuk

men

arik

indu

stri-

indu

stri

pend

ukun

gun

tuk

mel

akuk

anin

vest

asi

M

emfa

silit

asif

orum

kerja

sam

ada

nko

mun

ikas

ian

tara

usah

ade

ngan

indu

stri-

indu

stri

dise

ktor

hulu

dan

hilir

V V

V V

V V

V V

V V

D

epar

tem

enPe

rindu

stria

n

Dep

arte

men

Perd

agan

gan

D

epar

tem

enK

oper

asid

anPK

M;

D

epar

tem

enPe

rtani

an

Uni

vers

itasd

anPe

rgur

uan

Ting

giN

eger

ida

nSw

asta

Terd

ekat

D

inas

Perin

dust

rian,

Perd

agan

gan,

Kop

eras

idan

Pena

nam

an M

odal

Prop

insi

dan

Kab

upat

en

KA

DIN

D

epar

tem

enLu

arN

eger

i

Bad

anPO

M

Dep

arte

men

Huk

umda

nH

AM

5K

elem

baga

an Pe

mer

inta

h

Men

cipt

akan

iklim

usah

aya

ngko

ndus

ifba

gipe

ngem

bang

ankl

aste

rind

ustri

M

enye

derh

anak

anpe

ratu

ran

dise

ktor

kete

naga

kerja

an,i

ndus

tri,d

anpe

rdag

anga

nse

hing

gam

endu

kung

peng

emba

ngan

klas

ter I

KM

mak

anan

ring

an.

M

engu

paya

kan

kebi

jaks

anaa

npe

rpaj

akan

sele

ktif

terh

adap

prod

ukte

rtent

u,de

ngan

men

ghila

ngka

npa

jak

berg

anda

dan

men

etap

kan

paja

kpa

dapr

oduk

akhi

r (PP

N),

buka

npa

daba

han

baku

,

Mem

berik

anin

sent

if,su

bsid

idan

kem

udah

anba

giin

vest

asi.

M

engu

paya

kan

kete

rpad

uan

prog

ram

dan

lang

kah

impl

emen

tasi

nya

yang

terf

okus

pada

peni

ngka

tan

daya

sain

gpr

oduk

nasi

onal

terh

adap

prod

ukim

por.

M

enja

gake

past

ian

huku

mda

nm

elak

ukan

pene

gaka

nhu

kum

,

V V V V V V

V V V V V V

V V V V V V

V V V V V V

V V V V V V

D

epar

tem

enPe

rindu

stria

n

Dep

arte

men

Perd

agan

gan

D

epar

tem

enK

oper

asid

anPK

M;

D

epar

tem

enPe

rtani

an

Uni

vers

itasd

anPe

rgur

uan

Ting

giN

eger

ida

nSw

asta

Terd

ekat

D

inas

Perin

dust

rian,

Perd

agan

gan,

Kop

eras

idan

Pena

nam

an M

odal

Prop

insi

dan

Kab

upat

en

KA

DIN

D

epar

tem

enLu

arN

eger

i

Bad

anPO

M

Dep

arte

men

Huk

umda

nH

AM

Page 165: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 137/M-IND/PER/10/2009

LampiranPeraturan

Men

teriPe

rindu

stria

nRI

Nom

or:1

37//M

-IND/PER/10/20

09

23

TAH

UN

M

empe

rbai

kim

ekan

ism

eda

npr

asar

ana

sara

nata

tani

aga,

serta

men

ghila

ngka

nad

anya

mon

opol

ipe

rdag

anga

n,ka

rtela

taup

unm

onop

soni

.

Men

cipt

akan

kele

mba

gaan

pem

erin

tah

yang

efis

ien

dan

efek

tif

M

engu

paya

kan

pera

nef

ektif

seba

gaif

asili

tato

r,re

gula

tor,

dan

kata

lisat

orpe

ngem

bang

anik

limus

aha

yang

kond

usif.

M

empe

rbai

kida

nm

enin

gkat

kan

kapa

sita

sapa

ratu

rpe

mer

inta

hdi

setia

ple

velp

emer

inta

han

M

enye

derh

anak

anpr

osed

urad

min

inst

ratif

dan

men

ghin

dari

biro

kras

iyan

gbe

rbel

it-be

litun

tuk

men

doro

ngke

mud

ahan

usah

aun

tuk

mel

akuk

anin

vest

asi

dan

perd

agan

gan

M

eneg

akka

ngo

od-g

over

nanc

eda

lam

prak

tek

kepe

mer

inta

han

M

engh

inda

ripe

ratu

ran-

pera

tura

nda

erah

yang

men

gham

bati

nves

tasi

dan

perd

agan

gan

terk

ait

IKM

mak

anan

ring

an

V V V V V

V V V V V

V V V V V

V V V V V

V V V V V

D

epar

tem

enPe

rindu

stria

n

Dep

arte

men

Perd

agan

gan

D

epar

tem

enK

oper

asid

anPK

M;

D

epar

tem

enPe

rtani

an

Uni

vers

itasd

anPe

rgur

uan

Ting

giN

eger

idan

Swas

taTe

rdek

at

Din

asPe

rindu

stria

n,Pe

rdag

anga

n,K

oper

asid

anPe

nana

man

Mod

alPr

opin

sida

nK

abup

aten

K

AD

IN

Dep

arte

men

Luar

Neg

eri

B

adan

POM

D

epar

tem

enH

ukum

dan

HA

M

6A

spek

Keb

ijaka

nK

husu

s

Peng

kajia

npe

nyed

iaan

skim

perm

odal

anba

gipe

ngem

bang

ankl

aste

r

Pe

ngka

jian

Peny

edia

anSk

imPe

rmod

alan

yang

rela

tifm

udah

dan

mur

ahun

tuk

diak

seso

leh

IKM

mak

anan

Rin

gan

dala

mR

angk

am

endu

kung

Peng

emba

ngan

Kla

ster

IKM

Mak

anan

Rin

gan

VV

D

epar

tem

enPe

rindu

stria

n

Dep

arte

men

Perd

agan

gan

D

epar

tem

enK

oper

asid

anPK

M

Dep

arte

men

Perta

nian

D

epar

tem

enK

euan

gan

Proy

ekpa

ndu

(pilo

tpro

ject

)pe

ngem

bang

anIK

Mm

akan

anrin

gan

Pi

lotP

roje

ctPe

ngem

bang

anK

last

er IK

M M

akan

anR

inga

n

(Pen

gem

bang

anK

last

er d

imul

aida

rita

hap

diag

nost

ik,s

elan

jutn

yadi

susu

npr

ogra

mak

si,

pela

ksan

aan

pilo

tpro

ject

klas

terh

ingg

ata

hap

self

man

ajem

en,m

onito

ring

dan

eval

uasi

,bar

uke

mud

ian

mod

elkl

aste

r IK

Mm

akan

an ri

ngan

dibl

owup

kese

luru

h In

done

sia)

Unt

ukda

erah

V V

V V

V V

D

epar

tem

enPe

rindu

stria

n

Dep

arte

men

Perd

agan

gan

D

epar

tem

enK

oper

asid

anPK

M

Dep

arte

men

Perta

nian

D

epar

tem

enK

euan

gan

D

inas

Perin

dust

rian,

Perd

agan

gan,

Kop

eras

idan

Pena

nam

an M

odal

daer

ah,

In

stan

siTe

rkai

tLai

nnya

Page 166: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014

LampiranPeraturan

Men

teriPe

rindu

stria

nRI

Nom

or:1

37//M

-IND/PER/10/20

09

24

TAH

UN

peng

emba

ngan

.

Bas

elin

est

udy

(Stu

diPe

ndas

aran

)pe

ngem

bang

ankl

aste

r IK

Mm

akan

anrin

gan

Pe

nyus

unan

Dat

ada

nin

form

asid

asar

(bas

elin

eda

ta) I

KM

Mak

anan

Rin

gan

(Dat

ada

nin

form

asi

dasa

r IK

Mm

akan

an ri

ngan

sang

atm

empr

ihat

inka

n,se

hing

gadi

perlu

kan

suat

ust

udip

enda

sara

nda

lam

rang

kam

enin

gkat

kan

akur

asid

ata

dan

info

rmas

ida

nha

lini

dila

kuka

nse

cara

berk

esin

ambu

ngan

VV

V

Dep

arte

men

Perid

ustri

an

Inst

ansi

Terk

aitl

ainn

yadi

daer

ahPr

opin

sida

nka

bupa

ten

Page 167: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

���LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 137/M-IND/PER/10/2009

LampiranPeraturan

Men

teriPe

rindu

stria

nRI

Nom

or:1

37//M

-IND/PER/10/20

09

25

Tabe

l 2

Pera

nPe

man

gku

Kep

entin

gan

Dal

amPe

ngem

bang

an Ik

mM

akan

an R

inga

n

PEM

ER

INT

AH

PU

SAT

(DE

PAR

TE

ME

N)

Pem

erin

tah

Dae

rah

Swas

taPe

rgur

uan

Tin

ggi

&L

itban

gFo

rum

RE

NC

AN

AA

KSI

2004

-200

9K

ese

hata

nPe

rind

Per

dag

Keu

anga

nPe

rta

nian

Nak

ertr

ans

Men

egK

opB

adan

POM

Ris

tek

Parb

udPr

opK

abA

sosi

asi

Peru

sah

aan

Indu

stri

PTA

sosi

asi

BPP

TD

aya

Sain

gW

orki

ngG

roup

Fasil

itasi

Kla

ster

1.M

enja

min

Aks

esPa

sar

√√

√√

√√

√√

√√

√√

2.M

enin

gkat

kan

mut

uda

nke

amna

npa

ngan

√√

√√

√√

√√

√√

3.Pe

ngem

bang

anPr

oduk

si√

√√

√√

√√

4.Pe

ngem

bang

anPe

mas

aran

√√

√√

√√

√√

5.Pe

ngem

bang

anK

euan

gan

√√

√√

√√

√√

6.Pe

ngem

bang

an S

DM

√√

√√

√√

√√

7.Pe

ngem

bang

anTe

knol

ogi

√√

√√

√√

8.Pe

ning

kata

nPe

nera

pan

syst

emm

utu

√√

√√

√√

√√

√√

9.Pe

ngem

bang

anD

esai

nda

ndi

vers

ifika

sipr

oduk

√√

√√

10.M

enja

min

kete

rsed

iaan

baha

nba

ku√

√√

√√

√√

Tab

el 2

Pera

n P

em

an

gku

Kep

en

tin

gan

Dala

m P

en

gem

ban

gan

Ikm

Makan

an

Rin

gan

Page 168: Buku 6 Prioritas Industri Kecil Dan Menengah

��0PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014