31

Buku JejaG edisi 1 Ikatan Mahasiswa Arsitektur Gunadharma - ITB

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Jeja-G merupakan program kerja divisi Keprofesian dan Inovasi Ikatan Mahasiswa Arsitektur Gunadharma yang bertujuan untuk meneliti bambu sebagai material bahan bangunan. Bambu merupakan bahan bangunan yang terbaharui, di mana saat ini yang bahan bangunan seperti batu bata dan beton adalah bahan yang merusak lingkungan. Penelitian yang dilakukan merupakan action research, dengan studi literature terlebih dahulu, lalu dilakukan pembangunan sebuah saung bambu. Penelitian dimulai dengan membaca literature dan teori mengenai pemanfaatan dan jenis-jenis bambu.

Citation preview

Page 1: Buku JejaG edisi 1 Ikatan Mahasiswa Arsitektur Gunadharma - ITB
Page 2: Buku JejaG edisi 1 Ikatan Mahasiswa Arsitektur Gunadharma - ITB
Page 3: Buku JejaG edisi 1 Ikatan Mahasiswa Arsitektur Gunadharma - ITB
Page 4: Buku JejaG edisi 1 Ikatan Mahasiswa Arsitektur Gunadharma - ITB

Awal Mula

Ikatan Mahasiswa Arsitektur Gunadharma pada tahun ini ingin melakukan suatu penelitian yang dapat bermanfaat bagi masyarakat umum dan dapat menambah ilmu arsitek-tur. Keinginan ini dilanjutkan dengan kajian penelitian seperti apa yang akan dilakukan pada tahun ini dan isu apa yang

dapat dibawa untuk sebuah penelitian.

apa itu jeja-g?

Jeja-G merupakan program kerja divisi Keprofe-sian dan Inovasi Ikatan Mahasiswa Arsitektur Gu-nadharma yang bertujuan untuk meneliti bambu sebagai material bahan bangunan. Bambu meru-pakan bahan bangunan yang terbaharui, di mana saat ini yang bahan bangunan seperti batu bata dan beton adalah bahan yang merusak lingkun-gan. Penelitian yang dilakukan merupakan action research, dengan studi literature terlebih dahulu, lalu dilakukan pembangunan sebuah saung bam-bu. Penelitian dimulai dengan membaca literature dan teori mengenai pemanfaatan dan jenis-jenis bambu. Setelah melakukan studi literatur, dilaku-kan juga penentuan lokasi pembangunan di RW04 Kebon Bibit, Bandung. Kemudian perancangan saung bambu dilakukan oleh tim Jeja-G dengan melihat kebutuhan dari masyarakat RW04 Taman-sari. Terakhir dilakukan persiapan bambu dengan pengawetan bamboo lalu pembangunan saung yang dilakukan dengan workshop anggota IMA-G, Karang Taruna RW04 Tamansari, dan tukang bambu.

Jeja-G akan membagi buku hasil penelitiannya menjadi dua isu. Buku isu 1 ini berisikan hasil stu-di literatur bambu, penjelasan mengenai RW04, dan proses desain fase 1. Buku isu 2 berisikan proses persiapan pembangunan dan pembangu-nan saung itu sendiri. Diharapkan buku ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat umum, khususnya bagi mahasiswa arsitektur dan warga RW 04 Tamansari.

Page 5: Buku JejaG edisi 1 Ikatan Mahasiswa Arsitektur Gunadharma - ITB

KETUA IMA-GUNADHARMAAKBAR FIRIZKY AGNIPUTRA

Terucap puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang, karena atas ridho-Nya lah seluruh rangkaian kegiatan dan penyusunan buku ini dapat terlaksana.

Terimakasih sebesar-besarnya kepada Pak Budi Faisal yang telah bersedia mendampingi dan membimbing tim Jeja-G dari awal pembentukanya hingga terbitnya buku ini.

Apresiasi setinggi-tingginya saya berikan ke-pada seluruh tim Jeja-G dan massa-G yang telah berhasil mewujudkan satu bentuk dokumentasi penilitian material bambu.

Kemahasiswaan sudah sepatutnya berlandaskan Tri Dharma Pergu-ruan Tinggi yang mengaplikasikan pendidikan dan penelitian untuk

kepentingan masyarakat. Jeja-G adalah sebuah bentuk inovasi karya anggota IMA-Gunadharma yang berhasil merealisasikan kemaha-siswaan seutuhnya, Pendidikan yang diberikan di bangku kuliah diperdalam dengan penelitian sederhana yang hasilnya direalisasikan untuk warga sekita ITB.

Dengan terbitnya buku ini diharapkan mampu mem-berikan paradigma baru bagi sivitas akademika dan masyarakat sekitar tentang material bambu. Harapanya buku ini bisa menjadi langkah awal untuk senantiasa membuat dokumentasi karya agar dapat dirasakan manfaatnya sampai generasi berikutnya.

Sekecil apapun karya yang kita berikan lebih berarti daripada berdiam diri dan beretorika belaka. Hidup mahasiswa!

Vivat-vivat G, IMA-G tetap jaya !!

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa serta ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para dosen yang telah mendukung penelitian ini terutama untuk dosen pembimbing kami Pak Budi Faisal serta dosen lainnya yaitu Bu Wiwik, Pak Arif dan nama-nama yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu. Uca-pan terima kasih juga saya ucapkan kepada massa-G yang telah mendukung penelitian ini.

Apresiasi yang sebesar-besarnya untuk tim Jeja-G. Perjalanan yang cukup panjang hampir

selama satu tahun ini telah dilalui. Peneli-tian yang kami lakukan mengenai bambu

merupakan sebuah pembelajaran yang menyenangkan dan baru untuk kami. Mulai dari pencarian data melalui studi literatur hingga pengaplikasian penelitian yang kami lakukan di RW

04 Taman Sari. Diharapkan peneli-tian ini tidak berhenti hanya sampai buku ini saja, akan tetapi dapat dilan-

jutkan sehingga pembelajaran dapat terus berlangsung

Bambu dipilih sebagai objek penelitian karena bambu memiliki sifat yang unik

mulai dari tingkat pertumbuhannya yang cepat hingga sifat dan kekuatannya, hal

tersebut sangat berhubungan erat dengan dunia arsitektur. Melalui buku ini kami tuangkan ilmu yang

kami dapatkan selama penelitian ini sehingga kami dapat berbagi kepada pembaca.

Semoga buku ini bisa menjadi manfaat dan dapat menambah pengetahuan bagi kita semua.

KETUA TIM JEJA-GFADHIL FACHRIANSYAH

OVERVIEW 4SAMBUTAN 8DAFTAR ISI 9 BAB I BAMBU 101.1 Bambu Sebagai Bahan Bangunan 141.2 Ketersediaan Bambu di Dunia 20

1.3 Jenis Bambu dan Kegunaannya 24

BAB II RW 04 TAMANSARI 302.1 Profil RW 04 342.2 Analisis Tapak 38

DAFTAR ISI

BAB III DESAIN 403.1 Workshop Desain 44

3.2 Output Workshop 483.3 Desain Saung 52

KEGIATAN LAINNYA 54 DAFTAR PUSTAKA 56

STRUKTUR TIM 57

Page 6: Buku JejaG edisi 1 Ikatan Mahasiswa Arsitektur Gunadharma - ITB

OVERVIEW

Bambu kini tidak hanya dipakai untuk elemen estetis saja, namun juga se-bagai konstruksi utama dalam bangunan. Sistem rangka bambu merupakan struktur bangunan yang sangat efisien terhadap penurunan getaran tanah. Sistem ini dapat merespon pergerakan tanah dengan ikut bergerak tanpa mempengaruhi kestabilan konstruksi bangunan. Hal ini yang menjadikan bambu sangat baik untuk diterapkan pada kerangka bangunan di daerah

rawan gempa bumi.

Aplikasi material ini pun sangat beragam karena dapat dimanfaatkan sebagai konstruksi dinding, pelat lantai, sampai struktur atap. Penggunaan bambu oleh masyarakat sebagai bahan bangunan selain mudah didapat juga meru-pakan bahan yang kuat dan awet, dengan catatan telah melewati proses

pengawetan yang baik.

Page 7: Buku JejaG edisi 1 Ikatan Mahasiswa Arsitektur Gunadharma - ITB

1.1 Bambu Sebagai Bahan Bangunan

BAMBU

13

Page 8: Buku JejaG edisi 1 Ikatan Mahasiswa Arsitektur Gunadharma - ITB

1.1 Bambu Sebagai Bahan Bangunan 1.1 Bambu Sebagai Bahan Bangunan

BAMBU BAMBU

14 15

Bambu adalah bagian dari familia Poaceae, sub-famili Bambusoideae, rumpun Bambuseae. Ada lebih dari 1200 spesies bambu di seluruh dunia. Struktur dari bambu berbeda dari tanaman pada umumnya. Bagian dalam dari batang bambu hampa, dengan bundel vaskularnya tersebar dalam batangnya bukan terdapat dalam ketera-turan silinder. Pertumbuhannya juga berbeda. Bambu tumbuh berbentuk kolom dan tidak runcing. Bambu juga merupakan salah satu tanaman yang paling cepat tumbuh di dunia. Dengan per-tumbuhan yang bisa mencapai 100 cm dalam 24 jam. Namun itu bergantung pada kesub-uran tanah, kondisi iklim, serta spesies bambu yang tumbuh.

Terdapat dua tipe bambu yaitu bambu monopodial (Running Bamboo) dan bambu sympodial (Clumping Bamboo). Bambu mono-podial berasal dari daerah dingin yaitu Cina, Jepang, dan Korea. Pertumbuhannya panjang dan di dalam tanah.

Setiap batang dapat menghasilkan batang baru bersama dengan pertumbuhannya. Bambu sympodial adalah bambu berakar dangkal, dan kebanyakan tumbuh di daerah tropis dan sub-tropis. Pertumbuhannya terbatas karena tiap batangnya menghasilkan satu batang hampa saja.

1200SPESIES BAMBU DI DUNIA

100/24 cm/JAMPERTUMBUHAN BAMBU

Perbedaan dari kedua tipe tersebut adalah per-tumbuhannya. Bambu monopodial dapat tum-buh dengan sangat cepat. Oleh karena itu tipe bambu ini dapat tumbuh menyebar dan menyerbu lahan disekitarnya. sedangkan bambu sympodial hanya tumbuh disekitar induknya yang membuat tumbuhan ini tidak mengganggu seperti bambu sympodial. Cabang sendiri tumbuh dari node dan tumbuh

daun dari cabang tersebut. Pada ta-hun berikutnya, dinding batang

bambu perlahan mengeras, dan akan siap panen dalam tiga ta-hun.

Pada dua sampai 5 tahun beri-kutnya (tergantung pada spe-sies bambu), lumut dan jamur

dapat tumbuh pada luar batang, dan dapat menembus batang

bambu. Lima hingga delapan tahun setelah itu, jamur dan lumut yang tum-

buh akan menyebabkan batang bambu runtuh dan rusak.

Kehidupan yang singkat ini membuat bambu siap panen dan dapat digunakan untuk konstruksi dalam tiga hingga tujuh tahun. Bambu memiliki banyak guna dalam hidup seperti untuk mema-sak, pengobatan, konstruksi, tekstil, kertas, inst-rumen musik, dan lain-lain.

Bambu Sympodial

Page 9: Buku JejaG edisi 1 Ikatan Mahasiswa Arsitektur Gunadharma - ITB

1.1 Bambu Sebagai Bahan Bangunan 1.1 Bambu Sebagai Bahan Bangunan

BAMBU BAMBU

16 17

Biasanya bambu ditemukan di Asia Selatan, Asia Timur, dan Asia Pasifik. Hingga sekarang, bambu digunakan di seluruh dunia untuk rumah dan kerajinan. Dalam arsitektur, bambu diguna-kan untuk kepentingan konstruksi atau dekorasi pada bangunan.

Pertumbuhan bambu berbeda dengan pohon. Batang bambu secara individual tum-buh keluar dari tanah dalam diam-eter seutuhnya, dan akan tum-buh pada tinggi maksimalnya dalam waktu 3-4 bulan secara vertikal, tanpa pertumbuhan cabang batang hingga sam-pai pada tinggi siap panen.

Pada sebuah bangunan ham-pir semua bagianya dapat dibuat dari bambu kecuali-alat-alat penyambungan (tali dan se-bagainya).Bagian-bagian bangunan tidak terbatas pada tiang,lantai,dan dinding beserta kontruksi atap,tetapi juga dapat berupa perabotan seperti kursi ,meja, rak dan sebagainya

3-7 tahunbambu siap panen

3-4 bulanBambu Mencapai tinggi maksimal

ASiabenua dengan hutan bambu terbanyak di dunia

rumputBambu tergolong sebagai rumput bukan pepohonan

GREAT BAMBOO WALL HOUSEbeijing, CHINA

ECOLODGE BRIDGEGUANGZHOU, CHINA GREEN SCHOOL

BALI, INDONESIA

OBI ECOCAMPUSJATILUHUR, INDONESIA

WATER AND WIND CAFEBINH DUONG, VIETNAM

BARAJAS AIRPORTMADRID, SPAIN

preseden pemanfaatan bambu

Page 10: Buku JejaG edisi 1 Ikatan Mahasiswa Arsitektur Gunadharma - ITB

1.2 Ketersediaan Bambu di Indonesia

BAMBU

19

Page 11: Buku JejaG edisi 1 Ikatan Mahasiswa Arsitektur Gunadharma - ITB

1.2 Ketersediaan Bambu di Indonesia 1.2 Ketersediaan Bambu di Indonesia

BAMBU BAMBU

2120

Seperti yang terlihat pada peta disamping, bambu banyak ditemukan di zona tropis, zona subtropis, dan zona pertengahan. Tetapi bambu sebenarnya dapat tumbuh dimanapun, tergan-tung pada iklim dan spesies yang sesuai. Da-pat dilihat juga pada peta diatas bahwa bambu dapat tumbuh dimanapun selain Antartika dan Eropa. Tempat paling umum untuk menemukan bambu adalah di Asia Tenggara dan telah tum-buh di daerah ini selama jutaan tahun. Terdapat 64% dari jenis bambu di dunia yang tumbuh secara ala-mi di daerah ini. Selain di Asia Tenggara, 33% jenis bambu di dunia tumbuh di Amerika Lat-in, dan 7% sisanya tumbuh di Africa, Oceana, dan bagian dunia lainnya.

Benua Asia memiliki 48 negara, 16 diantaranya terdapat pada dae-rah iklim tropis yaitu daerah paling baik untuk di tumbuhi bambu. Dapat dilihat pada di-agram dibawah ini, Asia merupakan penyedia bambu terbesar di dunia yaitu sebesar 65% dari sumber bambu di seluruh dunia. Total sumber bambu di dunia adalah lebih dari 36 juta hektar. Pada 16 negara di Asia secara keseluruhan memiliki 24 juta hektar hutan bam-bu. Dengan produsen bambu utama dari India dengan 11,4 juta hektar, Cina dengan 5,4 juta hektar, Indonesia sebagai yang ketiga di Asia

2 juta hektarhutan bambu di Indonesia

16 negaradi Asia memiliki total 24 juta hektar hutan bambu

64% hutan bambu dunia berada di benua Asia

33% di Amerika Latin 7% di Afrika

dengan -2 juta hektar, dan Laos dengan 1,6 juta hektar hu-tan bambu. Dalam 15 tahun terakhir, total luas hu-tan bambu di Asia meningkat hingga 10% (Book of World Bamboo Resources, 2005). Ini menun-jukkan bahwa Asia memiliki potensi yang besar untuk pemanfaatan bambu dalam konstruksi ka-rena memiliki jumlah sumber bambu yang tinggi dan meningkat terus jumlahnya.

Metode konstruksi bambu seharusnya menjadi pilihan terbaik untuk pem-

bangunan berkelanjutan daripada bahan bangunan lainnya. Kon-sumsi energi dari bambu un-tuk konstruksi bangunan hanya

30 Nmm2, lebih baik dari ba-han bangunan lainnya. Dapat dilihat perbandingan konsumsi

energi bahan bangunan lainnya yaitu baja (1500 Nmm2), beton (240

Nmm2) dan kayu (80 Nmm2). Sebuah penelitian yang dilakukan oleh J.A. Jans-

sen menunjukkan bahwa Asia dapat mengurangi konsumsi energi bahan bangunan di dunia jika bambu dimanfaatkan sebagai bahan bangunan utama (Bamboo Research at Eindhoven Univer-sity of Technology).

10% meningkat hutan bambu di Asia dalam 15 tahun terakhir

30 Nmm2konsumsi energi bambu untuk konstruksi bangunan

1500 nmm2 untuk baja

240 nmm2

untuk beton

80 nmm2

untuk kayu

Page 12: Buku JejaG edisi 1 Ikatan Mahasiswa Arsitektur Gunadharma - ITB
Page 13: Buku JejaG edisi 1 Ikatan Mahasiswa Arsitektur Gunadharma - ITB

1.3 Jenis Bambu di Indonesia

BAMBU

251.3 Jenis Bambu di Indonesia

BAMBU

24

Dari 75 genus atau 1200 spesies bambu di du-nia, terdapat 10 genus atau 125 spesies bam-bu yang tumbuh di Indonesia. Berdasarkan sistem percabangan rimpang, genus tersebut dikelompokkan menjadi dua bagian. Pertama, genus yang berakar rimpang dan tumbuh se-cara simpodial, termasuk didalamnya genus Bambusa, Dendrocalamus, Gigantochloa, dan Schizostachyum. Kedua, genus berakar rimpang dan tumbuh secara mono-podial (horizontal) dan bercabang secara lateral sehingga menghasilkan rumpun terse-bar, diantaranya genus Arundinaria Menurut Dury-atmo (2000,hal 27).

Sedangkan menurut Ber-lian dan Rahayu (1995:90) di Indonesia terdapat lebih kurang 125 jenis bambu. Ada yang masih tumbuh liar dan masih belum jelas kegunaannya. Be-berapa jenis bambu tertentu mempunyai man-faat atau nilai ekonomis yang tinggi seperti: bambu apus, bambu ater, bambu andong, bambu betung, bambu kunig, bambu hitam, bambu talang, bambu tutul, bambu cendani, bambu cangkoreh, bambu perling, bambu tamiang, bambu loleba, bambu batu, bambu belangke, bambu sian, bambu jepang, bam-bu gendang, bambu bali, dan bambu pagar.

BAmbusa atra lindleyloleba (maluku)

gigantochloa atroviolaceaeBambu hitam (indonesia)

gigantochloa apusbambu tali (indonesia)

dendrocalamus asperbambu petung (indonesia)

BAmbusa vulgarisampel hijau tua (indonesia)

BAmbusa multiplexbambu cina (indonesia)

gigantochloa pruriensBuluh yakyak (gayo)

gigantochloa atterbambu ater (indonesia)

Jenis Bambu Lokasi Diameter Rata-Rata (cm)

Panjang Rata-Rata (m)

Arundinaria japon-ica

Jawa

Bambusa arundina-cea

Jawa ; Sulawesi

Bambusa atra Maluku

Bambusa balcooa Jawa

Bambusa blumeana

(Bambu Duri) Jawa ; Sulawesi ; Nusa Tenggara

7,5 - 10 9 - 18

Bambusa glauces-cens

(Bambu Pagar ; Cendani)

Jawa

Bambusa horsfieldii

(Bambu Embong) Jawa

Bambusa maculata

(Bambu Tutul ; Pring Tutul)

Bali 4 - 7 < 15

Bambusa multiplex

(Bambu Cina) Jawa 1 - 2 < 8

tabel jenis bambu di indonesia

Page 14: Buku JejaG edisi 1 Ikatan Mahasiswa Arsitektur Gunadharma - ITB

1.3 Jenis Bambu di Indonesia

BAMBU

271.3 Jenis Bambu di Indonesia

BAMBU

26

Bambusa polymor-pha

Jawa

Bambusa tulda Jawa

Bambusa tuldoides

(Haur Hejo) Jawa

Bambusa vulgaris

(Awi Ampel ; Haur Kuneng ; Haur Hejo ; Pring Kuning )

Jawa ; Sumatera ; Kalimantan ; Maluku

5 - 10 <20

Dendrocalamus asper

(Bambu Petung) Jawa ; Sumatera ; Kalimantan ; Bali ; Sulawesi

8 - 13 10 - 20

Dendrocalamus giganteus

(Bambu Sembilang) Jawa

Dendrocalamus strictur

(Bambu Batu) Jawa

Dinochloa scandens

(Bambu Cangkoreh ; Kadalan)

Jawa 8 - 25 +- 20

Gigantochloa apus

(Bambu Apus ; Bambu Tali)

Jawa 4 - 8 6 – 13

Gigantochloa atro-violacea

(Bambu Hitam ; Bambu Wulung ; Gombong )

Jawa

Gigantochloa atter

(Bambu Legi ; Bambu Ater ; Buluh ; Jawa Benel ; Awi Ater ; Awi Kekes)

Jawa 5 - 10 < 22

Gigantochloa ach-madii

(Buluh Apus) Sumatera

Gigantochloa has-skarliana

(Bambu Lengka Tali) Jawa ; Sumatera ; Bali

3 - 6 < 10

Gigantochloa kuring

(Awi Belang) Jawa

Gigantochloa levis

(Bambu Suluk) Kalimantan

Page 15: Buku JejaG edisi 1 Ikatan Mahasiswa Arsitektur Gunadharma - ITB

1.3 Jenis Bambu di Indonesia

BAMBU

1.3 Jenis Bambu di Indonesia

BAMBU

28 29

Gigantochloa manggong

(Bambu Manggong) Jawa

Gigantochloa nigro-cillata

(Bambu Lengka ; Bambu Terung ; Bambu Bubat)

Jawa

Gigantochloa pru-riens

(Buluh Rengen) Sumatera

Gigantochloa pse-doarundinaceae

(Bambu Andong ; Gambang Surat ; Peri)

Jawa 5 - 13 < 30

Gigantochloa ridleyi

(Tiyang Kaas) Bali

Gigantochloa ro-busta

(Bambu Mayan ; Te-men Serit)

Jawa ; Sumatera ; Bali

Gigantochloa waryi

(Buluh Dabo) Sumatera

Melocanna bacifera Jawa

Nastus elegantissi-mus

(Bambu Eul-Eul) Jawa

Phyllostachys aurea

(Bambu Uncea ; Bambu Buluh Kecil)

Jawa

Schizotachyum blunei

(Bambu Wuluh ; Bambu Tamiang)

Jawa ; Sumat-era ; Kalimantan ; Sulawesi ; Maluku ; NTT

Schizotachyum brachycladum

(Bambu Buluh Besar ; Buluh Nehe ; Awi Buluh ; Ute Watat ; Tomula )

Jawa ; Sumatera ; Sulawesi ; Maluku

8 - 10 < 15

Page 16: Buku JejaG edisi 1 Ikatan Mahasiswa Arsitektur Gunadharma - ITB

OVERVIEW

Tempat realisasi Jeja-G berada di RW 04 Tamansari, Bandung. RW 04 ini merupakan RW yang sudah memulai kerjasama dengan IMA-G sejak tahun 2010. Letaknya berseberangan dengan jalan layang pasopati-tamansari dan merupakan ruang terbuka publik yang baik. Disini terdapat sebuah lapa-ngan futsal yang sering digunakan warga untuk berkumpul dan menggelar

berbagai acara.

Page 17: Buku JejaG edisi 1 Ikatan Mahasiswa Arsitektur Gunadharma - ITB
Page 18: Buku JejaG edisi 1 Ikatan Mahasiswa Arsitektur Gunadharma - ITB

rw 04 rw 04

2.1 Profil RW 2.1 Profil RW 34 35

RW04 Tamansari merupakan salah satu RW yang terdapat di Bandung Utara. Kawasan ini dapat diamati dari jalan layang Pasopati, terda-pat pada sisi utara jalan layang, sekitar daerah Tamansari dan perempatan Balubur.Lokasi RW04 Tamansari ini cukup strategis ka-rena sebagian dari batas terluar dari RW tersebut menghadap jalan layang Pasopati dan Tamansari. Lokasi yang strategis menim-bulkan banyaknya media pro-mosi produk-produk komer-

sil sepanjang area tersebut, mulai dari spanduk hingga pengecatan pada rumah warga.

Lokasinya yang terdapat pada pu-sat kota Bandung membuat RW04 ini menjadi kampung kota yang potensial untuk dikembangkan. Selama ini RW04 Taman-sari telah beberapa kali dikunjungi komunitas Bandung Berkebun yang mengenalkan urban farming pada masyarakat daerah tersebut dan Ikatan Mahasiswa Arsitektur – Gunad-harma Institut Teknologi Bandung (IMA-G ITB) yang membangun lapangan bersama untuk warga RW04 dalam rangka kegiatan pengab-dian masyarakat organisasi tersebut.

profil rw 04 Pada eksisting terdapat sebuah saung yang sebelumnya didirikan oleh warga. Saung terse-but tiap harinya dimanfaatkan oleh warga se-bagai tempat berkumpul. Aktivitas yang terjadi tiap harinya adalah sejak pagi hingga menjelang siang saung ini dimanfaatkan sebagai tempat berkumpul bapak-bapak RW04, lalu kegiatan berkumpul tersebut dilanjutkan pada malam hari hingga pagi hari. Selain itu saung diguna-kan sebagai tempat berteduh anak-anak ketika

bermain di lapangan tersebut setelah kegiatan sekolah selesai. Saung

tersebut juga digunakan seba-gai tempat sound system pada saat ada kegiatan besar war-ga seperti senam pagi, sha-

lat Ied, dan kegiatan lainnya. Namun di balik kebutuhannya yang sangat banyak, saung

tersebut saat ini dalam keadaan yang kurang layak pakai sehingga

kami berencana untuk membangun saung yang baru agar aktivitas warga

dapat terwadahi dengan baik juga diharapkan dapat lebih berkembang dengan adanya saung yang baru.

kebutuhan warga

Page 19: Buku JejaG edisi 1 Ikatan Mahasiswa Arsitektur Gunadharma - ITB

rw 04 rw 04

2.1 Profil RW 2.1 Profil RW 36 37

Page 20: Buku JejaG edisi 1 Ikatan Mahasiswa Arsitektur Gunadharma - ITB

rw 04 rw 04

2.2 Analisis Tapak 2.2 Analisis Tapak38 39

Stakeholder dari RW04 Tamansari merupakan semua warga yang menghuni daerah tersebut, masyarakat sekitar daerah tersebut yang menggunakan fasilitas yang terdapat dalam daerah tersebut, pemer-intah, dan juga IMA-G sebagai pihak yang akan membangun saung pada kawasan tersebut.

stakeholder rw 04

Lahan yang akan digunakan untuk pembangunan saung RW04 merupakan lahan yang

berukuran 4 x 6 meter yang ter-letak di samping lapangan olah-

raga. Berbatasan dengan masjid di sisi barat lahan, rumah warga pada

sisi utara, lapangan olahraga pada sisi sela-tan, dan jalur sirkulasi warga pada sisi timur. Pada lahan tersebut juga terdapat vegetasi dan sumur.

analisislahan

Dalam keberjalanan kegiatan pembangunan saung ini, warga dan pengguna diwakili

oleh Bapak Didi selaku ketua RW04 Tamansari dan Bapak Dedi selaku

bendahara RW04 Tamansari.

Page 21: Buku JejaG edisi 1 Ikatan Mahasiswa Arsitektur Gunadharma - ITB

OVERVIEW

Proses perancangan saung untuk RW 04 ini melalui berbagai tahap. Diada-kan sebuah workshop untuk perancangan saung oleh bapak Budi Faisal. Workshop dimulai dengan kuliah singkat mengenai bambu sebagai bahan bangunan, lalu dilakukan sketsa bersama di lokasi RW 04. Setelah itu dida-patkan enam desain saung yang berbeda yang kemudian dipilih salah satu-

nya untuk direalisasikan.

Page 22: Buku JejaG edisi 1 Ikatan Mahasiswa Arsitektur Gunadharma - ITB
Page 23: Buku JejaG edisi 1 Ikatan Mahasiswa Arsitektur Gunadharma - ITB

desain desain

3.1 Workshop Desain 3.1 Workshop Desain44 45

Ikatan Mahasiswa Arsitek-tur Gunadharma ITB dan Tim JejaG untuk melihat lokasi dan mengeluarkan konsep-konsep ide awal desain. Sebelum menuju lokasi, diadakan kuliah dari Dr. Ir. Budi Faisal, MAUD., MLA. mengenai desain menggunakan material bambu.

Workshop desain ini dilakukan pada tanggal 31 Juli 2012. Tujuan dari workshop ini adalah menghasilkan berbagai macam rancangan saung untuk dibangun di RW 04. Pada akhir workshop akan terpilih satu karya terbaik untuk direalisasikan.

Setelah melakukan penelitian bambu, dilakukan proses untuk mendesain untuk menguji dan mengaplikasikan langsung mengenai bambu. Tipologi bangunan yang dipilih adalah saung, Tipologi tersebut dipilih karena merupakan tipologi bangunan sederhana yang dapat dibangun dengan waktu singkat, sehingga dapat terlihat bagaimana eksplorasi desain berdasarkan karakter bambu yang sudah diteliti sebelumnya.

Sebagai pengantar bagi anggota Ikatan Mahasiswa Arsitektur Gu-nadharma ITB dalam mendesain saung, Hari Sketsa diadakan untuk mengajak para anggota

Peserta workshop ini adalah:

Belly Munandar G11

Prathito Andy W. G11

Dimastyo L. G10

Karina Wiriadidjaja G11

Iqbal Adam D. G11

Alicia Tiffany B. G11

M. Fadhil F. G10

Raden Agung Y. G11

Abdul S.Ahtar G10

Marsha Ramadanti G10

Davina Iwana G09

Raden Aldy M. G10

Gagas Firas Silmi G12

Arif Rachman Hidayat G12

Rahmadanu Jalu Pradana G12

Daniel Caesar PratamaG12

Kevin Trikusumo F. G12

Dena Hilmi Fauzi G12

hasil workshop sketsaPertama

Page 24: Buku JejaG edisi 1 Ikatan Mahasiswa Arsitektur Gunadharma - ITB

desain desain

46 47

Page 25: Buku JejaG edisi 1 Ikatan Mahasiswa Arsitektur Gunadharma - ITB

desain desain

3.2 Output Desain 3.2 Output Desain48 49

Workshop sketsa yang berlangsung dua hari ini dilanjutkan dengan pengumpulan beberapa gagasan awal desain saung untuk lapangan RW04 Taman Sari. Pengumpulan hasil sket-sa dilaksanakan dalam jangka waktu sekitar satu minggu setelah workshop dilaksanakan. Setelah itu, tim JEJA-G mengada-kan asistensi dengan Bapak Budi Faisal mengenai sketsa dan hasil rancangan saung yang diikuti oleh peserta workshop. Dalam proses asistensi Ba-

3.2

hasilpengumpulan workshop

pak Budi Faisal memberikan komentar maupun usulan terhadap saung yang diran-cang oleh peserta workshop agar rancangan yang dihasil-kan dapat lebih mengeksplo-rasi bambu sebagai elemen utama saung tersebut.

Kriteria penilaian perancangan saung1. Perancangan saung harus memak-simalkan sifat kelengkungan material bambu2. Saung yang dirancang dapat diban-gun

3. Memanfaatkan 150 bambu tali dalam rancangan saung

4. Terdapat fungsi peny-impanan alat olahraga5. Nyaman digunakan semua kelompok ma-nusia6. Memiliki kapasitas

yang dapat menampung minimal 8 orang

Gagasan desain yang mas-uk dirancang oleh:Raden Aldy ManggalaDavina IwanaRaden Agung YogaswaraAbdul Said AhtarM. Fadhil FachriansyahKarina Wiriadidjaja

Page 26: Buku JejaG edisi 1 Ikatan Mahasiswa Arsitektur Gunadharma - ITB

desain desain

50 51

Page 27: Buku JejaG edisi 1 Ikatan Mahasiswa Arsitektur Gunadharma - ITB

desain desain

3.3 Desain Saung 3.3 Desain Saung52 53

Saung yang terpilih untuk dibangun di lapa-ngan RW 04 adalah gagasan rancangan R. Aldy Manggala. Saung ini dirancang dengan bentuk seperti tangan yang mengenggam. Dirancang satu lantai untuk menanggapi rumah warga yang terletak dibelakangnya agar tidak menghalangi jendela dari rumah tersebut. Pemberian penutup pada bagian depan saung juga untuk menyika-pi penggunaan lapangan didepannya agar tidak terlalu terganggu, namun tetap ada sudut pandang untuk melihat kegiatan di lapangan. Bentuk base dari saung yang beragam bertujuan untuk

Saung gaul

denah

Potongan 1

tampak timur

gambar desain

Rancangan ini dipilih karena sesuai dengan kriteria peran-cangan saung yang diminta.

Saung ini juga merupakan pilihan pertama dari pihak RW

04, di mana pada saat melihat rancangan saung tersebut pihak RW

berkata “Wah, necis ya saung ini”.

potongan 2

tampak selatan

perspektif

Kenapa Terpilih

memfasilitasi berbagai bentuk kegiatan bersosialsasi.Pemberian penutup berupa terpal pada arah timur dan barat untuk menyikapi panas ca-haya matahari Indonesia. Dan aksebilitas dari dua arah untuk memberikan fleksibilitas pengguna dan mem-berikan kesan shelter yang lebih liuas.

Mengingat biaya dan kesederhanaan tanpa mengabaikan estetika adalah pertimbangan utama sang perancang. Pendekatan per-ancangan lebih condong ke arah fungsional

dan harmonisasi antara desain bangu-nan dan lingkungan tapak yang

merupakan lapangan bola dan kebun vertical gardening kecil dengan beberapa pepohonan kecil yang mengelilingi.

Page 28: Buku JejaG edisi 1 Ikatan Mahasiswa Arsitektur Gunadharma - ITB

instalasi tensegrity

Studi penelitian ke sukabumi

kegiatan jeja-g lainnyaWawancara dengan tukang bambu

sosialisasi ke rw 04

Page 29: Buku JejaG edisi 1 Ikatan Mahasiswa Arsitektur Gunadharma - ITB

Daftar Pustaka

Using Plastered Bamboo for Housing as the In-novative Eco-Construction in Asia, ICSTD 2012 Proceedings

www.sahabatbambu.com

Sumber Foto

Preseden Bambu

http://www.floornature.com/projects-housing/project-great-bamboo-wall-house-kengo-kuma-beijing-2002-4718/

http://inhabitat.com/great-bamboo-wall/

http://www.environmentalgraffiti.com/green-living/incredible-bamboo-architecture-vo-trong-nghia/15781

http://www.architravel.com/architravel/building/airport-barajas

http://o2indonesia.wordpress.com/category/bamboo/

http://viewthrumygloballens.blogspot.com/2010/07/bamboo-bridge.html

Sisanya

Dok. Pribadi

Pembimbing: Dr. Budi FaisalPengawas Tim: Akbar Firizky Agniputra Reza Ambardi Pradana Abdul Said AhtarKetua: M. Fadhil Fachriansyah Sekretariat: Karina Wiriadidjaja Marsha RamadantiKepala Divisi Buku: Arief SutantoAnggota Divisi Buku: Alicia Tiffany Beandda Reina Rivenska Dissa Ditto Ardiaputra Pratama Gavrila Ramona MenayangKepala Divisi Pameran: Alfianta PutraAnggota Divisi Pameran: Kunto Anggoro Raden Aldy Manggala Putra Evelyn Miranda SitorusKepala Divisi Publikasi: Davina IwanaKepala Divisi Realisasi: Davin ChangAnggota DivisiRealisasi: Raden Agung Yogaswara Lioner Octo Gurusinga

STRUKTUR TIM JEJA-G

Terima kasih kepada:Wiwik D. Pratiwi Ph. D

Robbi Zidna IlmanPatriot Negri

Cipta HarismaProdi Arsitektur ITB

Panitia Gaung Bandung Dies 61Pak Joni dan Tim Tukang Bambu

Warga RW 04Dan semua yang terlibat dan berkontribusi untuk

kesuksesan penelitian Jeja-G

Page 30: Buku JejaG edisi 1 Ikatan Mahasiswa Arsitektur Gunadharma - ITB
Page 31: Buku JejaG edisi 1 Ikatan Mahasiswa Arsitektur Gunadharma - ITB