76
Buku Panduan Pos PAUD Inklusif ST. Fanatus Syamsiyah A Zulkarnain Ali David Kristian Susilo 2018

Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

Buku Panduan Pos PAUD Inklusif

ST. Fanatus Syamsiyah A Zulkarnain Ali

David Kristian Susilo

2018

Page 2: Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

ii

PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA KATALOG DALAM TERBITAN (KDT)

Buku Panduan Pos PAUD Inklusif

Penulis

ST. Fanatus Syamsiyah A Zulkarnain Ali

David Kristian Susilo

Desain Cover Bichiz Daz

Layout

Fitri Ana Rahmayani, S.Hum Fitri Ani Rahmawati, A.md

Copyright © 2018 Jakad Publishing Surabaya

Diterbitkan & Dicetak Oleh

CV. Jakad Publishing Surabaya 2018 Jl. Gayung Kebon Sari I No. 1 Surabaya

Telp. : 081234408577 E-mail : [email protected]

ISBN: 978-602-53176-9-9

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang

Ketentuan Pidana Pasal 112 - 119 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014

Tentang Hak Cipta.

Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini

tanpa izin tertulis dari penerbit

Page 3: Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

iii

KATA PENGANTAR

“Pendidikan inklusif penting untuk meraih pendidikan yang berkualitas bagi semua orang”

(Save the Children UK (2008) Making Schools Inclusive: How change can happen. Save the Children's experience)

Pendidikan inklusif membenarkan bahwa semua anak bisa belajar membenarkan dan menghormati perbedaan anak-anak : usia, gender, etnis, bahasa, dan disabilitas. Pendidikan inklusif juga memungkinkan struktur, sistem dan metodologi pendi-dikan untuk memenuhi kebutuhan semua anak. Pendidikan inklusif penting untuk meraih pendidikan yang berkualitas bagi semua orang, dan merupakan bagian dari strategi yang lebih luas untuk memajukan sebuah masyarakat yang inklusif.

Kehadiran Buku Panduan ini diharapkan dapat sedikit memberikan informasi tentang upaya implementasi pendi-dikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang terintegrasi dengan layanan Posyandu. Buku Panduan ini jauh dari kata sempurna, untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan agar buku panduan ini dapat dengan mudah dimengerti dan diimplementasikan. Semoga bermanfaat.

Jember, 09 Agustus 2018

TIM Peneliti

Page 4: Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

iv

Page 5: Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

v

DAFTAR ISI Halaman Judul ............................................................ i Kata Pengantar ........................................................... iii Daftar Isi ..................................................................... v BAB 1 PENDAHULUAN ............................................ 1

A. Latar Belakang ....................................................... 1 B. Tujuan .................................................................... 3 C. Manfaat Program ................................................... 3 D. Pengguna ................................................................ 5

BAB 2 MENGENAL PENDIDIKAN INKLUSIF ........ 7

A. Pendidikan Sebagai Hak Semua Anak ................. 8 B. Landasan Konseptual ............................................. 11

1. Pengertian Pendidikan Inklusif....................... 11 2. Permasalahan Konsep Pendidikan Inklusif .... 14 3. Model Pendidikan Untuk ABK ...................... 20

C. Landasan Hukum Pendidikan Inklusif ................. 23 D. Landasan Filosofi Pendidikan Inklusif .................. 25

BAB 3 MENGENAL ANAK BERKEBUTUHAN

KHUSUS .......................................................... 29 A. Mengenal Anak Berkebutuhan Khusus .............. 29 B. Tugas Perkembangan ............................................ 30 C. Penyebab Seseorang Menjadi ABK ...................... 31 D. Karakteristik ........................................................... 32

Page 6: Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

vi

BAB 4 POS PAUD INKLUSIF ..................................... 39 A. Keungulan POS PAUD inklusif........................... 39 B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... 41 C. Komponen Pembelajaran POS PAUD Inklusif .. 42 D. Langkah-langkah Pelaksanaan Pelaksanaan Pos

PAUD Inklusif ....................................................... 44 E. Deteksi Dini Tumbuh Kembang ......................... 45 F. Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran ...... 48 G. Guru POS PAUD Inklusif .................................... 49 H. Lampiran-lampiran ................................................ 51

DAFTAR PUSTAKA ................................................... 63 TENTANG PENULIS .................................................. 67

Page 7: Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan Inklusif (Pendidikan Inklusif) merupakan pendidikan yang mengakomodir semua anak dengan segala macam perbedan. Namun informasi tentang apa yang maksud dengan Pendidikan Inklusif itu sendiri masih sangat jarang, hanya kalangan tertentu yang dapat mengakses informasi terkait Pendidikan Inklusif. Bagi lembaga pendidikan, akses untuk mendapatkan informasi mengenai Pendidikan Inklusif dan bagaimana implementasinya hanya terbatas pada sekolah yang telah ditunjuk menjadi penyelenggara Pendidikan Inklusif. Sementara berdasarkan jenjang pendidikan maka penyelenggara Pendidikan Inklusif dapat ditemui di jenjang Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas. Bagi jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), sekalipun ada yang menyatakan sebagai penyeleng-gara Pendidikan Inklusif, namun masih sangat terbatas. Sementara bagi POS PAUD yang terintegrasi dengan Posyandu, Pendidikan Inklusif menjadi wacana baru.

Keberadaan POS PAUD yang terintegrasi dengan Posyandu akan mudah dijangkau oleh segenap lapisan masyarakat, sebab Posyandu berada diseluruh pelosok negeri ini. Implementasi Pendidikan Inklusif menjadi sangat penting di jenjang POS PAUD, sebab beberapa alasan sebagai berikut, yaitu:

Page 8: Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

2

1. POS PAUD yang terintegrasi dengan Posyandu akan lebih mudah dijangkau oleh masyarakat sebab keberadaannya telah sejak masa kepemimpinan Presiden Suharto terstruk-tur dengan baik sejak ditingkat Dasa Wisma/ RT (Rukun Tetangga)/RW (Rukun Warga). Keberadaan Posyandu yang telah berjalan dengan baik, dan berada sangat dekat dengan masyarakat dapat menjadi wadah bagi upaya implementasi Pendidikan Inklusif secara lebih luas.

2. Pendidikan Inklusif merupakan salah satu bentuk upaya mewujudkan lingkungan sosial yang inklusif, yang me-rangkul semua perbedaan, dan menolak diskriminasi. Oleh sebab itu, maka upaya implementasi Pendidikan Inklusif harusnya tidak terbatas pada lembaga-lembaga sekolah formal saja, dan dikenalkan serta diimplementasikan pada semua jenjang pendidikan yang ada. Sebab semakin awal pengenalan dan implementasi Pendidikan Inklusif dilaku-kan, maka akan semakin mudah untuk mewujudkan dunia pendidikan yang inklusif.

3. Guru POS PAUD merupakan penentu utama keberhasilan implementasi Pendidikan Inklusif, sama halnya dengan Guru di lembaga-lembaga lainnya. Oleh sebab itu, agar Pendidikan Inklusif dapat diselenggarakan dengan tepat, maka Guru harus mengetahui segala hal yang berkaitan dengan Pendidikan Inklusif termasuk teknis pelaksanaan-nya.

Page 9: Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

3

B. Tujuan Tujuan umum pembuatan modul ini adalah untuk

memberikan kesempatan pendidikan kepada semua anak, termasuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) untuk men-dapatkan layanan pendidikan yang berkualitas sesuai dengan hak pendidikan semua anak. Adapun Tujuan khususnya adalah : 1. Mewujudkan penyelenggaraan pendidikan yang meng-

hargai keanekaragaman, hak anak dan tidak diskriminatif bagi semua anak yang berkelainan

2. Mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh anak ABK dengan dididik bersama-sama anak lainnya

3. Pemerataan kesempatan belajar bagi anak berkebutuhan khusus dengan menerima perbedaan karakteristik masing-masing anak.

C. Manfaat Program

Beberapa manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan pendidikan inklusif adalah: 1. Bagi Anak Didik

a. Memiliki pemahaman yang baik terhadap perbedaan dan keberagaman sejak dini

b. Memunculkan sikap empati pada anak secara alamiah c. Memunculkan budaya saling menghargai dan meng-

hormati antar sesama peserta didik

Page 10: Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

4

d. Menurunkan terjadinya stigma dan labeling kepada semua anak, khususnya pada anak berkebutuhan khusus

e. Menimbulkan budaya kooperatif dan kolaboratif pada peserta didik sehingga memungkinkan adanya saling bantu antar satu dengan yang lainnya.

2. Bagi Pendidik/Guru a. Lebih tertantang untuk mengembangkan berbagai

metode pembelajaran b. Bertambahnya kemampuan dan pengetahuan guru

tentang keberagaman anak didik termasuk keunikan, karakteristik, dan sekaligus kebutuhannya

c. Terjalinnya komunikasi dan kerja sama dalam kemitraan antar guru dan guru ahli dalam bidang lain

d. Menumbuhkembangkan sikap empati guru terhadap peserta didik termasuk anak didik berkebutuhan khusus.

3. Bagi Lembaga a. Memberikan kontribusi yang sangat besar bagi program

wajib belajar b. Memberikan peluang terjadinya pemerataan pendidikan

bagi semua kelompok masyarakat c. Menggunakan biaya yang relatif lebih efisien d. Mengakomodasi kebutuhan masyarakat e. Meningkatkan kualitas layanan pendidikan

Page 11: Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

5

D. Pengguna 1. Guru POS PAUD 2. Pengelola PAUD 3. Praktisi PAUD lainnya

Page 12: Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

6

Page 13: Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

7

BAB II MENGENAL PENDIDIKAN INKLUSIF

“Di suatu sekolah yang berkembang menuju Inklusif pendi-

dikan berkualitas harus diberikan dalam lingkungan yang

ramah anak dan ramah pembelajaran, dimana keragaman

diperkenankan, dirangkul dan diakui sebagai pengayaan

untuk semua yang terlibat di dalamnya. Kurikulum, serta

pendekatan dan metode pengajaran harus ditandai dengan

penekanan pada aspek sosial pembelajaran, dialog, kepe-

kaan terhadap kebutuhan dan minat anak, berbagi daripada

bersaing dan guru serta manajemen kelas yang fleksibel dan

kreatif. Semua anak, juga anak-anak yang mengalami ham-

batan belajar, perkembangan dan partisipasi, termasuk anak-

anak penyandang cacat, mempunyai hak atas pendidikan

berkualitas disekolah yang dekat dengan rumah mereka dan

kelas yang sesuai dengan usia mereka”

Miriam Donath Skjørten / 2006

Page 14: Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

8

A. Pendidikan Sebagai Hak Semua Anak Pada tahun 2015 Kementerian Pemberdayaan Perem-

puan dan Perlindungan Anak (KPP dan PA) bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) mempublikasikan Profil Anak Indonesia tahun 2015. Publikasi tersebut merupakan gambaran keadaan anak Indonesia berusia 0-17 tahun pada tahun 2014, diantaranya adalah tercatat hanya 17,83 persen anak usia 0-6 tahun di seluruh Indonesia yang akses Pen-didikan Anak Usia Dini (PAUD). Jika berdasarkan wilayah, maka Desa hanya 15,34 persen dan di Kota sebesar 20,41 persen. Sementara dalam lembar fakta SDGs Indonesia yang diterbitkan oleh Kementerian PPN/Bappenas dan UN Indo-nesia dilaporkan bahwa di tahun 2015 hanya 35,28% anak usia 3-6 tahun yang mengikuti program pendidikan ditingkat usia dini (SDGs; 2015). Pada tahun 2017 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Darwain, menyatakan bahwa dari 1,6 juta Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di Indonesia, baru 18 persen yang sudah mendapatkan layanan pendidikan inklusif. Sekitar 115 ribu ABK bersekolah di Sekolah Luar Biasa (SLB), sedangkan 299 ribu anak bersekolah di sekolah reguler pelaksana Sekolah Inklusif. Pernyataan tersebut menegaskan bahwa pendidikan di Indonesia belum merata, terutama bagi anak penyandang disabilitas.

Program pendidikan inklusif belum bisa dimanfaatkan dengan baik, sehingga masih banyak ABK yang belum mem-peroleh hak pendidikan. Pemerataan akses pendidikan meru-

Page 15: Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

9

pakan salah satu tujuan pendidikan inklusif. Keberadaan SLB yang hanya berada di pusat kota seperti Kabupaten/Kota dan Provinsi turut menjadi sebab banyaknya ABK yang belum dapat mengakses pendidikan. Diskriminasi menjadi kondisi yang dialami oleh penyandang disabilitas dan keluarganya. Pertanyaannya, apakah anak penyandang disabilitas memiliki hak pendidikan yang sama sebagaimana anak-anak lainnya ?

Dalam Pasal 1 Ayat 1 dalam Undang-Undang Perlin-dungan Anak Nomor 20 Tahun 2002 (UU No. 20/2002) disebutkan bahwa yang dimaksud Anak adalah “..seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan”. Cakupan kategori anak ditambahkan lagi pada Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Perlindungan Anak Nomor 20 Tahun 2002 (UU No. 35/2014), yaitu pada Pasal 1 Ayat 7 yang berbunyi: “Anak Penyandang Disabilitas adalah Anak yang memiliki keterbatasan fisik, mental, intelektual, atau sensorik dalam jangka waktu lama yang dalam berinteraksi dengan lingkungan dan sikap masyarakat dapat menemui hambatan yang menyulitkan untuk berpartisipasi penuh dan efektif berdasarkan kesamaan hak.” Penambahan Ayat 7 ini merupakan upaya penegasan bahwa perlindungan hak-hak anak termasuk hak mendapatkan pendidikan diberikan kepada semua anak tanpa terkecuali. Sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 1 ayat 2 UU Perlindungan Anak Nomor 20/2002 bahwa: “Perlindungan Anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi

Page 16: Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

10

anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, nerkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”. Pernyataan dalam Pasal tersebut sudah sangat jelas bahwa semua anak tanpa kecuali dijamin hak-haknya dan dilindungi dari perlakuan yang diskriminatif.

Pada dasarnya konsep pendidikan inklusif tidak dapat dipisahkan dengan konsep Education For All (EFA) atau yang disebut dengan istilah Pendidikan Untuk Semua (PUS). Korelasi tersebut dapat dilihat pada definisi pendidikan inklusif yang dirumuskan dalam Seminar Agra tahun 1998, dan disetujui oleh 55 peserta dari 23 negara (Stubbs, 2002: 38). Dalam seminar Agra tahun 1998 telah dirumuskan bahwa esensi (intisari/pokok) pendidikan inklusif pada hakekatnya adalah: 1. Pendidikan yang lebih luas daripada pendidikan formal,

mencakup pendidikan di rumah, masyarakat, sistem non-formal dan informal.

2. Pendidikan inklusif adalah suatu pendidikan yang mengakui bahwa semua anak dapat belajar.

3. Memungkinkan struktur, sistem dan metodologi pendi-dikan memenuhi kebutuhan semua anak.

4. Mengakui dan menghargai berbagai perbedaan pada diri anak, yaitu mengakui adanya perbedaan usia, jender, etnik, bahasa, ketunaan, status HIV/AIDS dll.

5. Merupakan proses yang dinamis yang senantiasa berkem-bang sesuai dengan budaya dan konteksnya.

Page 17: Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

11

6. Merupakan bagian dari strategi yang lebih luas untuk mempromosikan masyarakat yang inklusif.

B. Landasan Konseptual

1. Pengertian Pendidikan Inklusif Inklusif dimaknai sebagai sebuah pendekatan dalam

membangun dan mengembangkan lingkungan terbuka, mengajak masuk dan mengikutsertakan semua orang dari berbagai latar belakang, karakteristik, kemampuan, status, kondisi, etnik, gender, dan budaya dalam lingkungan sosial. Inklusi membawa perubahan dalam kehidupan sosial.

Situasi yang menciptakan kemudahan, rasa aman dan nyaman dalam kehidupan sehari-hari. Inklusi memberikan peluang berkembang sesuai minat dan bakatnya, memberi-kan kesempatan belajar secara optimal, dan mengupayakan kemudahan dalam melaksanakan kewajiban, dan menda-patkan hak sebagai warga negara. Pendidikan inklusif adalah sebuah pemikiran dan pilihan atas bentuk pendi-dikan yang menolak diskriminasi. Konsep pendidikan inklusif di Indonesia terwujud dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu pada Pasal 5 Ayat (1) yang mengakui bahwa semua warga negara mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Pendidikan inklusi adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat

Page 18: Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

12

istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya (Permen No. 70 tahun 2009).

Pendidikan inklusi adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam lingkungan pendi-dikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya (Permen No. 70 tahun 2009).

Inklusi dalam pendidikan didefinisikan sebagai proses peningkatan partisipasi siswa dan upaya mengurangi keter-pisahannya dari budaya, kurikulum dan komunitas sekolah setempat (Indeks untuk Inklusi dikutip oleh Stubbs: 2002). Inklusi juga melibatkan: a. Restrukturisasi budaya, kebijakan dan praktek untuk

merespon terhadap keberagaman siswa dalam ling-kungannya;

b. Pembelajaran dan partisipasi SEMUA anak yang rentan akan tekanan eksklusi (bukan hanya siswa penyandang disabilitas);

c. Meningkatkan mutu sekolah untuk stafnya maupun siswanya;

d. Mengatasi hambatan akses dan partisipasinya; e. Hak siswa untuk dididik di dalam lingkungan masya-

rakatnya;

Page 19: Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

13

f. Memandang keberagaman sebagai kekayaan sumber, bukan sebagai masalah

g. Saling memelihara hubungan antara sekolah dan masya-rakat;

h. Memandang pendidikan inklusif sebagai satu aspek dari Masyarakat Inklusif.

Istilah inklusi memiliki ukuran universal. Istilah inklusi dapat dikaitkan dengan persamaan, keadilan, dan hak indi-vidual dalam pembagian sumber-sumber seperti politik, pendidikan, sosial, dan ekonomi. Dalam ranah pendidikan, istilah inklusi dikaitkan dengan model pendidikan yang tidak membeda-bedakan individu berdasarkan kemampuan dan atau kelainan yang dimiliki individu. Berikut ini adalah definisi pendidikan inklusi dari beberapa pakar pendidikan : a. Pendidikan inklusi adalah sistem layanan pendidikan

yang mensyaratkan anak berkebutuhan khusus belajar di sekolah-sekolah terdekat di kelas biasa bersama teman-teman seusianya (Sapon – Shevin dalam O’Neil, 1994).

b. Sekolah/lembaga penyelenggara pendidikan khusus in-

klusi adalah sekolah yang menampung semua anak di kelas yang sama. Sekolah ini menyediakan program pendidikan yang layak, menantang, tetapi disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan setiap murid mau-pun bantuan dan dukungan yang dapat diberikan oleh para guru, agar anak-anak berhasil (Stainback,1980).

Page 20: Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

14

Pengertian-pengertian yang dikemukakan di atas secara umum menyatakan hal yang sama mengenai pen-didikan inklusi, yaitu pendidikan yang dirancang dan disesuaikan dengan kebutuhan semua peserta didik, baik peserta didik yang berkebutuhan khusus maupun tidak berkebutuhan khusus. Masing-masing dari anak mempe-roleh layanan pendidikan yang sama tanpa dibeda-bedakan satu sama lain

2. Permasalahan Konsep Pendidikan Inklusif

Selama ini pendidikan inklusif difahami sebagai pen-didikan yang menempatkan penyandang disabilitas di sekolah umum bersama dengan siswa lainnya yang bukan penyandang disabilitas. Pendidikan inklusif juga ditujukan bagi semua anak yang berkebutuhan khusus (ABK). Siapa-kah yang dimaksud dengan ABK?

Di Indonesia terdapat lembaga yang bernama Direk-torat Jendral Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus yang biasa disingkat PK-PLK. PK-PLK merupa-kan pelayanan pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) penyandang disabilitas maupun ABK non disabilitas. PK-PLK merupakan perwujudan dari Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendi-dikan Nasional Pasal 32 yang berbunyi : (1) Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena

Page 21: Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

15

kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. (2) Pendidikan layanan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik di daerah terpencil atau terbelakang, masyarakat adat yang terpencil, dan/atau mengalami bencana alam, bencana sosial, dan tidak mampu seperti ekonomi.”. Jika kita cermati, esensi dari PK-PLK sebenarnya merupakan pendidikan inklusif, yaitu memberikan akses pendidikan bagi semua (PUS atau Education For All). Semangat untuk merangkul semuanya, baik yang termasuk ABK disabilitas maupun ABK non disabilitas. Berikut ini uraian lebih lanjut tentang pem-bedaan ABK Disabilitas dan ABK Nondisabilitas: a. Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Disabilitas

Pada website resmi PK-PLK di jelaskan bahwa yang dimaksud Anak Berkebutuhan Khusus yang di-singkat ABK yang perlu Pendidikan Khusus sesuai Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 32 Ayat 1 diantaranya anak-anak atau peserta didik seperti: 1) Penyandang Disabilitas:

a) Tunanetra/buta dan Low Vision yang bermasalah dengan penglihatan.

b) Tunarungu yaitu hambatan pendengaran dan Tunawicara yaitu hambatan berbicara

c) Tunadaksa yaitu lumpuh/hambatan fisik atau kehilangan satu/sebagian fisik.

Page 22: Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

16

d) Cerebral Palsy yaitu lumpuh/hambatan fisik akibat gangguan motorik syaraf.

e) Tunaganda yaitu memiliki dua jenis handicap/ ketunaan

2) Anak Kesulitan Belajar: a) Hiperaktif, adalah anak yang mengalami gang-

guan pemusatan perhatian pada jangka waktu tertentu, anak hanya mampu memusatkan per-hatian pada waktu yang sangat pendek, mudah terganggu perhatian dan pikirannya dan tidak mampu mengontrol diri untuk bersikap tenang.

b) ADD (Attention Deficit Disorder) / ADHD (Atten-tion Deficit Hyperactivity Disorderi), merupakan gangguan perkembangan dalam peningkatan aktivitas motorik anak-anak hingga menyebabkan aktivitas anak-anak yang tidak lazim dan cende-rung berlebihan. Hal ini ditandai dengan berbagai keluhan perasaan gelisah, tidak bisa diam, tidak bisa duduk dengan tenang, dan selalu mening-galkan keadaan yang tetap seperti sedang duduk, atau sedang berdiri. Beberapa kriteria yang lain sering digunakan adalah suka meletup-letup, aktivitas berlebihan, dan suka membuat keributan.

c) Autis, adalah anak yang terhambat dengan bidang sosialisasi, imajinasi, dan komunikasi.

Page 23: Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

17

d) Asperger Syndrome, adalah salah satu gejala autisme dari kemampuan linguistik dan kognitif dimana para penderitanya memiliki kesulitan dalam berkomunikasi dengan lingkungannya, sehingga kurang begitu diterima.

e) Down Syndrome, yaitu suatu kondisi keter-belakangan perkembangan fisik dan mental anak dengan ciri badan yang relative pendek, kepala mengecil. Hidung yang datar menyerupai orang Mongoloid.

f) Tunagrahita, adalah keterbelakangan intelektual dan perilaku.

g) Dyslexia, yaitu kondisi ketidakmampuan belajar, khususnya dalam melakukan aktivitas membaca dan menulis.

h) Dysgraphia, merupakan ketidakmampuan belajar dari kesulitan dalam mengungkapkan pikiran secara tertulis dan grafis.

i) Dysphasia, yaitu ketidakmampuan memproduksi dan mengerti bahasa.

j) Dyscalculia, adalah kesulitan dalam belajar atau memahami perhitungan, termasuk memahami simbol-simbol matematika.

k) Dyspraxia, merupakan kesulitan yang dialami seorang anak dalam melaksanakan proses “pem-bentukan ide” untuk mencapai idenya, dan proses

Page 24: Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

18

“pelaksanaan gerakan” atau action tersebut. Dyspraxia dikenal juga sebagai hambatan/gang-guan motorik.

3) Anak Bakat Istimewa : adalah anak yang berbakas di bidang Kesenian, Olahraga, Ketangkasan, dan Kete-rampilan.

4) Anak Cerdas Istimewa : adalah anak dengan IQ 130< dan anak Indigo (anak mempunyai indera keenam atau intuisi yang luar biasa).

Sementara itu di dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Penyandang Disabilitas disebut-kan secara general pada Pasal 4 Ayat (1)sebagai beri-kut : Ragam Penyandang Disabilitas meliputi: a. Penyandang Disabilitas fisik; b. Penyandang Disabilitas intelektual; c. Penyandang Disabilitas mental; dan/atau d. Penyandang Disabilitas sensorik. Pengertian masing-masing ragam disabilitas terdapat pada bagian penjelasan yang diuraikan di masing-masing huruf dalam Ayat (1) tersebut sebagai berikut: Pasal 4 Ayat (1) - Huruf a : Yang dimaksud dengan “Penyandang

Disabilitas fisik” adalah terganggunya fungsi gerak, antara lain amputasi, lumpuh layu atau kaku, paraplegi, celebral palsy (CP), akibat stroke, akibat kusta, dan orang kecil.

Page 25: Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

19

- Huruf b : Yang dimaksud dengan “Penyandang Disabilitas intelektual” adalah terganggunya fungsi pikir karena tingkat kecerdasan di bawah rata-rata, antara lain lambat belajar, disabilitas grahita dan down syndrom.

- Huruf c : Yang dimaksud dengan “Penyandang Disabilitas mental adalah terganggunya fungsi pikir, emosi, dan perilaku, antara lain: a. Psikososial diantaranya skizofrenia, bipolar,

depresi, anxietas, dan gangguan kepribadian; dan b. Disabilitas perkembangan yang berpengaruh pada

kemampuan interaksi sosial di antaranya autis dan hiperaktif.

- Huruf d : Yang dimaksud dengan “Penyandang Disabilitas sensorik” adalah terganggunya salah satu fungsi dari panca indera, antara lain disabilitas netra, disabilitas rungu, dan / atau disabilitas wicara.

b. Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Non Disabilitas Adapun Anak Berkebutuhan Khusus yang bukan

penyandang disabilitas adalah sebagai berikut : 1) Anak Korban Sosial-Ekonomi:

a) pekerja/buruh anak, b) anak pemulung, c) napi anak/ anak yang berhadapan dengan

hukum (ABH), d) pengasong anak,

Page 26: Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

20

e) anak pelacur, f) pelacur anak, g) anak korban asusila, h) anak korban trafficking, i) anak jalanan, j) anak korban narkoba k) anak korban HIV/AIDS, l) anak korban perceraian, m) anak yatim-piatu, n) anak putus sekolah, o) anak dari keluarga miskin absolut. p) Anak Korban Bencana: q) Anak korban bencana alam, r) anak korban konflik, s) anak korban peperangan, t) anak pengungsi.

2) Anak dengan Kendala Geografis a) anak-anak dari tenaga kerja Indonesia (TKI) diluar

negeri. b) anak-anak di wilayah 3T seperti anak di daerah

tertinggal, anak di pulau terdepan, anak di ter-pencil/pedalaman/suku).

3. Model Pendidikan Untuk ABK

Terdapat beberapa model pendidikan yang dapat diberikan kepada ABK, yaitu :

Page 27: Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

21

a) Pendidikan Segregasi atau Pendidikan Luar Biasa Segregasi merupakan salah satu bentuk sekolah

yang memisahkan anak-anak berkebutuhan khusus dari sekolah umum atau sekolah reguler. Bentuk sekolah yang menerapkan Pendidikan segregasi ini adalah berupa Sekolah Luar Biasa. Pada model pendidikan ini masih digunakan istilah “normal” untuk membedakan-nya dengan ABK, dan sistem sekolah luar biasa adalah berbeda dengan sistem sekolah reguler.

Sumber : Stubbs, 2002

b) Pendidikan Integrasi atau Terpadu

Penjelasan dari Pendidikan integrasi ini adalah penerimaan ABK di sekolah umum / sekolah reguler dengan keharusan mengikuti sistem yang telah ada. Semua ABK yang diterima di sekolah reguler harus mengikuti dan menyesuaikan diri dengan sistem yang telah ditetapkan. Sehingga kesulitan dan hambatan banyak ditemui oleh ABK yang belum bisa menye-suaikan diri.

Page 28: Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

22

Sumber : Stubbs, 2002

c) Pendidikan Inklusif

Berbeda dengan Pendidikan Terpadu/Integrasi, di Sekolah yang mengimplementasikan pendidikan inklu-sif, bukan ABK yang harus menyesuaikan diri dengan sistem yang ada, melainkan justru sistem harus menye-suaikan diri dengan kebutuhan anak. Stainback dan Staniback (1990) mendefinisikan Sekolah Inklusif sebagai : “one that educateds all students in the mainstream...providing [them with] appropriate educational programs that are challenging yet geared to their capabilities and needs as well as any support and assistance they and/or their teacher may need to be successful in the mainstream But an inclusive school also goes beyond this. An inclusive school is a place where everyone belongs, is accepted, supports, and is supported by his or her peers and others members of the school community in the course of having his or her educational needs met (dikutip oleh Mara Sapon-Shevin dalam The Inclusive School, 1994:64). Menurut Stainback & Stainback sekolah inklusif bukan hanya menerima semua anak dan menyediakan program pendidikan

Page 29: Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

23

yang layak dan menantang, tetapi juga harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan setiap siswa. Selain itu, yang utama harus diingat bahwa sekolah penye-lenggara pendidikan inklusif harus menjadi tempat bagi setiap orang untuk diterima, didukung, dan didukung oleh teman dan anggota lain dari komunitas sekolah dalam rangka memenuhi kebutuhan pendidikannya. Dapat disimpulkan bahwa Sekolah ramah anak menjadi syarat mutlak sekolah inklusif. Bukan sekolah inklusif jika tidak ramah terhadap anak.

Sumber : Stubbs, 2002

C. Landasan Hukum Pendidikan Inklusif

Hak memperoleh pendidikan dan pengajaran (lihat Pasal 9 ayat 1 UU No. 23/2002). Pasal 9 ayat 1 merupakan turunan dan pelaksanaaan dari Pasal 31 UUD 1945 yang berbunyi sebagai berikut, “Setiap warga negara berhak mendapat pen-didikan”. Dengan demikian, PAUD merupakan pendidikan yang harus diberikan kepada semua anak, selain sebagai hak anak juga sebagai bentuk perlindungan terhadap anak agar

Page 30: Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

24

semua anak dapat melalui pertumbuhan dengan baik serta memiliki kesiapan untuk memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. Sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 1 Ayat (14) Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 yang menyebutkan bahwa PAUD dimulai sejak lahir: “Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.” Di dalam Lampiran Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2011 Tentang Kebijakan Peme-nuhan Hak Pendidikan Anak, disebutkan bahwa Pendidikan merupakan satu diantara hak anak yang wajib dijamin, dilindungi dan dipenuhi oleh Orangtua, keluarga, masyarakat, pemerintah dan negara. Pemenuhan hak pendidikan anak dalam Lampiran tersebut dijelaskan sebagai beikut: “Peme-nuhan hak pendidikan anak, tidak hanya sekedar memberikan kepada anak kesempatan untuk memperoleh pendidkan saja, akan tetapi harus diartikan sebagai salah satu bentuk penyelenggaraan perlindungan anak. Dalam Pasal 1 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak disebutkan bahwa “Perlindungan Anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi Anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai

Page 31: Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

25

dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”. Berikut ini adalah peraturan perundang-undangan yang menjadi landasan hukum pendidikan inklusif yang menjadi acuan pembuatan Bahan Ajar saat ini, yaitu: 1. Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Pasal 31 Tentang

Hak Pendidikan Setiap Warganegara 2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional Pasal 32 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlin-

dungan Anak 4. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2014 Tentang Peru-

bahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak

5. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2018 Tentang Penyan-dang Disabilitas

6. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif Provinsi Jawa Timur

7. Peraturan Daerah Kabupaten Jember Nomor 7 Tahun 2016 Tentang Pelindungan dan Pemenuhan Hak-Hak Penyandang Disabilitas

D. Landasan Filosofi Pendidikan Inklusif

Landasan filosofi Pendidikan Inklusif di negara Indonesia adalah “Bhineka Tunggal Ika”. Filsafat ini wujud pengakuan

Page 32: Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

26

kebhinekaan manusia, baik vertikal maupun horizontal yang mengemban misi tunggal sebagai umat Tuhan di muka bumi. Kebhinekaan vertikal ditandai dengan perbedaan, kecerdasan, fisik, finansial, pangkat, kemampuan, pengendalian diri. Kebhinekaan horizontal diwarnai dengan perbedaan suku bangsa, ras, bahasa, budaya, agama, tempat tinggal, daerah afiliasi politik, dsb. Bertolak dari filosofi tersebut maka, disabilitas dan kebutuhan khusus lainnya hanyalah satu bentuk kebhinekaan seperti halnya perbedaan suku, ras, bahasa, budaya dan agama. Artinya dari ABK pasti ditemukan keunggulan tertentu, karena tidak ada makhluk di dunia ini yang sempurna. Sistem pendidikan harus memungkinkan terjadinya pergaulan dan interaksi antar peserta didik yang beragam sehingga mendorong sikap demokratis dan penghargaan asas HAM.

Adapun filosofi yang mendasari pendidikan inklusi adalah keyakinan bahwa setiap anak yang memiliki kebutuhan khusus berhak untuk memperoleh pendidikan bersama dengan anak-anak lainnya dalam lingkungan yang sama (Education for All ). Sekolah inklusi tidak semata mengejar kemampuan akademik, tetapi lebih dari itu, mereka belajar tentang kehidupan itu sendiri. Pada Pendidikan Untuk Semua (PUS) dalam Education for All/EFA dikota Salamanca Spanyol(1994), menyatakan bahwa;

Page 33: Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

27

1. Setiap anak berhak untuk mengakses dan mendapatkan fasilitas pendidikan yang layak ,belajar hidup bersama dan bersosialisasi

2. Setiap anak berhak untuk mendapatkan perhatian yang sama sebagai peserta didik dan Integrasi pada lingkungan

3. Setiap anak berhak menyatu dengan lingkungannya dan menjalin kehidupan sosial yang harmonis dan menerima terhadap perbedaan

4. Setiap anak berhak dipandang sama dan tidak men-dapatkan diskriminasi dalam pendidikan

Page 34: Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

28

Page 35: Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

29

BAB III MENGENAL ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

A. Mengenal Anak Berkebutuhan Khusus

Siapakah Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) ? Banyak masyarakat yang kurang mengenal siapakah yang dimaksud dengan ABK yang memiliki pengertian sebagai berikut : 1. Anak luar biasa/keluarbiasaan ~ sesuatu yang luar biasa da-

pat berupa sesuatu yg sangat positif atau sebaliknya, sesuatu yg negatif. Keluarbiasaan itu dapat berada diatas rata-rata anak normal, dapat pula berada dibawah rata-rata anak normal

2. Anak yang membutuhkan perlakuan khusus 3. Anak dengan keterbatasan fisik (disability) 4. Anak dengan gangguan (disorder)

Istilah berkebutuhan khusus secara eksplisit ditujukan kepada anak yang dianggap mempunyai kelainan/penyim-pangan dari kondisi rata-rata anak normal pada umumnya, dalam hal fisik, mental maupun karakteristik perilaku sosialnya. Jadi, anak berkebutuhan khusus dikategorikan dalam 3 aspek antara lain: aspek fisik, aspek mental, aspek sosial – emosi.

Contoh Anak Berkebutuhan Khusus: Gifted (keberba-katan khusus) ~ kemampuan diatas rata-rata, misal anak 8 tahun mengusai 5 bahasa luar negri (jelas membutuhkan perlakuan khusus, tidak sama dengan anak seusianya, butuh

Page 36: Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

30

pendidikan khusus). Disability (keterbatasan fisik) ~ tunanetra, tunarungu, tunadaksa (jelas membutuhkan perlakuan khusus, tidak normal seperti anak seusianya, butuh pendidikan dan alat bantu khusus). Disorder (gangguan) ~ tunagrahita/retardasi mental, memiliki kemampuan mental berada dibawah normal atau IQ di bawah rata-rata anak pada umumnya (jelas membutuhkan perlakuan khusus, tidak sama dengan anak seusianya, butuh pendidikan khusus, fokus pada bantu diri).

B. Tugas Perkembangan

Adapun tugas-tugas perkembangan yang harus diselesai-kan oleh individu berdasarkan fase/tahapan perkembangannya adalah sebagai berikut : 1. Masa bayi – anak-anak (0-6 tahun)

a. Belajar tengkurap, duduk, merangkak, berjalan b. Belajar makan, makanan padat c. Belajar berbicara d. Belajar buang air kecil dan buang air besar e. Mengenal perbedaan jenis kelamin f. Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis g. Belajar bersosialisasi

2. Masa anak sekolah : a. Belajar ketangkasan fisik untuk bermain b. Belajar bergaul dan bersahabat dengan teman sebaya c. Belajar peranan jenis kelamin

Page 37: Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

31

d. Mengembangkan kecakapan membaca, menulis, ber-hitung

e. Mengembangkan pengertian keperluan hari-hari f. Belajar membebaskan ketergantungan diri g. Mengembangkan kata hati moralitas dan skala nilai-nilai

C. Penyebab seseorang menjadi ABK

Adapun beberapa faktor penyebab anak berkebutuhan khusus terjadi dalam periode kehidupan anak, yaitu : 1. Sebelum kelahiran

Penyebab yang terjadi sebelum proses kelahiran atau selama dalam kandungan yang terkadang tidak disadari oleh Ibu hamil. Faktor-faktor tersebut anatara lain : gangguan genetika (kelainan kromosom, transformasi), infeksi kehamilan, usia Ibu hamil, keracunan saat hamil, proses pengguguran.

2. Selama proses kelahiran Beberapa proses kelahiran yang penyebabkan anak

berkebutuhan khusus, antara lain : proses kelahiran lama (anoxia), prematur, kekurangan oksigen, kelahiran dengan alat bantu (vacum), kehamilan terlalu lama (lebih dari 40 minggu).

3. Setelah kelahiran Berikut beberapa hal yang meyebabkan anak

berkebutuhan khusus tersebut antara lain : kecelakaan,

Page 38: Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

32

penyakit infeksi bakteri (TBC), virus, kekurangan zat makanan (gizi, nutrisi), keracunan.

D. Karakteristik

Anak berkebutuhan khusus memiliki beberapa karakteristik, di antaranya sebagai berikut : 1. Tunanetra

a. Secara kognitif anak tuna netra cenderung terhambat dibandingkan anak normal pada umumnya

b. Perkembangan motoriknya cenderung lambat c. Perkembangan emosinya sedikit mengalami hambatan d. Perkembangan sosialnya mengalami hambatan karena

kurangnya motivasi, perasaan rendah diri dan malu serta sikap masyarakat yang sering kali tidak mengun-tungkanya penolakan, penghinaan, ketidak jelasan , tuntutan sosial serta keterbatasan tuna netra untuk belajar pola tingkah laku yang diterima.

2. Tunarungu Perkembangan emosi anak tuna rungu a. Kekurangan pemahaman bahasa atau tulisan menyebab-

kan anak menfasirkan sesuatu secara negatif sehingga sering terjadi tekanan pada emosinya

b. Memiliki sikap menutup diri, bertindak agresif menam-pakkan kebimbangan dan keraguan.

c. Bila ditegur oleh orang yang tidak dikenalnya menam-pakkan resah dan gelisah

Page 39: Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

33

d. Sifat yang polos, sederhana dan tidak banyak masalah e. Mudah marah lekas tersinggung f. Kurang mempunyai konsep tentang hubungan se-

hingga karakternya susah dipahami Perkembangan sosial anak tuna rungu a. Tuna rungu memerlukan kebutuhan kebersamaan

dengan orang lain namun memerlukan penyesuaian diri terhadap lingkunganya.

b. Lingkungan menganggap sebagai seseorang yang kurang berkarya sehingga tuna rungu merasa kurang berharga.

c. Kecenderungan menyendiri serta memiliki sifat egosentris

d. Memiliki perasaan takut hidup yang lebih luas e. Lebih dependen/ketergantungan kepada orang yang

dikenalnya Perkembangan kognitif anak tuna rungu a. Memiliki intelegensia seperti anak normal tetapi secara

fungsional dipengaruhi tingkat kemampuan bahasa, informasi dan kurangnya daya abstraksi

b. Memiliki perhatian yang sukar dialihkan c. Lebih terpusat pada hal-hal yang konkrit d. Miskin fantasi

3. Tunagrahita Secara intelektual a. Sulit memperlajari hal-hal akademik

Page 40: Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

34

b. Intelegensinya cenderung lebih rendah dari anak normal c. Mereka lebih banyak belajar dengan cara membeo Sosial emosinya a. Bergaul dengan anak yang lebih muda b. Suka menyendiri c. Mudah dipengaruhi d. Kurang dinamis e. Kurang pertimbangan/control f. Kurang konsentrasi g. Tidak mampu memimpin dirinya atau orang lain

4. Tunadaksa Perkembangan kognitifnya a. IQ antara : 35 – 38 b. Rata-rata IQ : 57 c. Sangat dipengaruhi oleh lingkungan ditempat mereka Perkembangan sosial a. Menarik diri dari pergaulan masyarakat b. Merasa dirinya tidak berguna apabila masyarakat meng-

anggapnya tidak berdaya c. Lingkungan sekitar berpengaruh tentang konsep diri

anak tuna daksa Perkembangan emosinya a. Merasa minder b. Malu c. Bagi tuna daksa sebaga akibat kecelakaan biasanya stress

pasca trauma

Page 41: Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

35

5. Autis Perkembangan emosi a. Ketidakmampuan untuk kontak afeksi dengan orang

lain b. Sulit membaca ekspresi orang lain c. Kesulitan mengenali emosi-emosi tertentu d. Kesulitan mengendalikan emosi e. Mudah mengamuk, marah, agresif, menangis, takut

pada hal-hal tertentu, mendadak tertawa, membentur-kan kepala, mengigit, mencakar, menarik rambut.

f. Senang, sayang, rindu, malu, sedih, takut, terkejut Perkembangan Kognitif a. Anak-anak autis bisa melihat, mendengar, merasakan

dan mengecap b. Belajar untuk memahami dan berfikir abstrak c. Diproses dengan cara memperhatikan dan mengingat Perkembangan Sosialnya a. Spontan mendekati orang lain tanpa komunikasi b. Bersama anak yang sudah dikenal c. Apabila dengan anak yang belum dikenal biasanya

subyek akan mengejar, merebut apa yang dibawa anak tersebut

d. Apabila dengan anak yang sudah di kenal biasanya berinteraksi dengan tiba-tiba, memegang pipi, tangan, mencium, menarik benda yang dipegang anak lain dan dilakukan dengan tertawa dan tersenyum

Page 42: Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

36

6. Tunalaras Perkembangan emosi a. Lambat b. Cepat marah c. Menunjukkan sedih d. Merasa tertekan dan cemas Perkembangan Sosialnya a. Kurang senang menghadapi pergaulan b. Tidak dapat beradaptasi c. Keras kepala d. Berkelahi e. Merusak milik orang lain f. Menyendiri g. Introvert h. Mengganggu orang lain

7. Kesulitan belajar Intelegensi a. Ada yang tinggi, tapi ada pula yang rendah b. Ketidak mampuan dalam membaca/disleksia, disgrafia,

discalculia dan gangguan konsentrasi Emosi a. Perasaan takut, marah, cemas, sedih b. Berbohong Perkembangan Sosialnya a. Tingkah laku agresif b. Daya juang kurang

Page 43: Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

37

c. Pemalu d. Manja e. Negativisme f. Perilaku berkuasa g. Perilaku merusak

8. Hiperaktif Intelegensi a. Ada yang tinggi, tapi ada pula yang rendah b. Ketidak mampuan dalam membaca/disleksia, disgrafia,

discalculia dan gangguan konsentrasi c. Motivasi kurang, selalu bingung, bekerja terlalu lambat

atau cepat, melupakan instruksi/penjelasan d. Tidak melakukan tugas, prestasi kurang Perkembangan Sosialnya a. Kesulitan untuk menyesuaikan diri b. Mementingkan diri sendiri c. Menarik diri dari kelompok d. Sering berperilaku tanpa perasaan e. Tidak mau menunggu giliran, tidak berpikir panjang,

membuat keributan Perkembangan perilaku a. Suka menjadi pemimpin, lebih banyak bicara Emosi a. Ketidakstabilan dalam suasana hati b. Kegembiraan yang berlebihan

Page 44: Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

38

c. Ransang yang tidak menyenangkan akan menimbulkan kemarahan

d. Marah dipicu oleh factor sepele e. Ketika masa remaja, kehilangan semangat/tidak berdaya f. Konsep diri yang rendah g. Tertekan, gelisah, cemas, kasar, tidak dewasa, mudah

frustasi 9. Berbakat istimewa

Intelegensi a. Diatas rata-rata b. Imajinasi kuat, senang membaca, ingin tahu tinggi Emosi a. Mementingkan diri sendiri, Egois, Temprament tinggi b. Senang menyendiri, sibuk melakukan penelitian, tidak

mudah menerima pendapat orang lain

Page 45: Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

39

BAB IV POS PAUD INKLUSIF

A. Keunggulan POS PAUD Inklusif

POS PAUD Inklusif adalah POS PAUD yang menye-lenggarakan pendidikan inklusif. Tidak jauh berbeda dengan POS PAUD pada umumnya, sebagai Satuan Paud Sejenis, maka POS PAUD Inklusif dapat berintegrasi dengan layanan Posyandu dan layanan lainnya. Adapun fokus buku ini adalah POS PAUD yang berintegrasi dengan Posyandu.

Keunggulan dari POS PAUD Inklusif yang terintegrasi dengan Posyandu adalah terletak pada ketersediaan Posyandu yang tersebar secara merata di wilayah-wilayah pinggiran yang jauh dari pusat kota seperti Desa. Dengan berintegrasi dengan Posyandu maka diharapkan akan lebih mudah di-temukan POS PAUD yang dapat memberikan layanan pendidikan inklusif di daerah-daerah pinggiran dan jauh dari pusat kota. Terbatasnya sarana dan prasarana pendidikan di Desa seringkali menjadi penyebab sulitnya mendapatkan layanan pendidikan yang berkualitas bagi anak usia dini, khusus bagi ABK. Dengan demikian maka diharapkan layanan pendidikan dapat menjangkau semua anak terutama di daerah pinggiran yang jauh dari pusat kota. Sehingga proses tercapainya Education For All atau Pendidikan Untuk Semua dapat terwujud.

Page 46: Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

40

Jika pada penyelenggaraan POS PAUD Guru syaratkan telah memperoleh pelatihan tentang PAUD dan di dalam Petunjuk Teknis Penyelenggaraan POS PAUD telah diperkenal-kan tentang Anak Berkebutuhan Khusus, maka materi-materi tersebut akan menjadi perhatian utama bagi penyelenggara POS PAUD Inklusif. Guru POS PAUD Inklusif harus memahami bagaimana penanganan ABK sesuai dengan jenis kebutuhan khususnya, dan harus memperoleh pendampingan dari Dokter, Bidan, atau tenaga kesehatan yang biasa bertugas di Posyandu.

Dalam rangka penyelenggaraan pendidikan inklusif, guru POS PAUD perlu dibekali berbagai pengetahuan tentang anak berkebutuhan khusus. Diantaranya mengetahui siapa dan bagaimana anak berkebutuhan khusus serta karakteris-tiknya. Dengan pengetahuan tersebut diharapkan guru mampu melakukan identifikasi, peserta didik di sekolah, maupun di masyarakat sekitar sekolah. Identifikasi anak berkebutuhan khusus diperlukan agar keberadaan mereka dapat diketahui sedini mungkin. Selanjutnya, program pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan mereka dapat diberikan. Pelayanan tersebut dapat berupa penanganan medis, terapi, dan pelayanan pendidikan dengan tujuan mengembangkan potensi mereka. Dalam rangka mengiden-tifikasi [menemukan] anak berkebutuhan khusus, diperlukan pengetahuan tentang berbagai jenis dan tingkat kelainan anak, diantaranya adalah kelainan fisik, mental, intelektual,

Page 47: Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

41

sosial dan emosi. Selain jenis kelainan tersebut terdapat anak yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa atau sering disebut sebagai anak yang memiliki kecerdasan dan bakat luar biasa. Masing- masing memiliki ciri dan tanda-tanda khusus atau karakteristik yang dapat digunakan oleh guru untuk mengidentifikasi anak dengan kebutuhan pen-didikan khusus.

B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif

POS PAUD memiliki prinsip demokratis dalam penye-lenggaraannya, Artinya POS PAUD merupakan lembaga pendidikan yang berasal dari, oleh, dan untuk masyarakat. Kesepakatan masyarakat menjadi unsur utama pembentukan POS PAUD, dan pengelolaannya didasarkan pada asas keber-samaan dan kerelaan. Di tingkat Desa, Pembina POS PAUD terdiri atas unsur perangkat Desa, unsur Dewan Perwakilan Desa, Tokoh Masyarakat dan Agama, Tim Penggerak PKK. Berdasarkan pada prinsip penyelenggaraan dan posisi strategis yang dimiliki POS PAUD yang meletakkan perangkat Desa, tokoh dan TP. PKK sebagai Pembina, maka dapat memudah-kan upaya mewujudkan POS PAUD inklusif. Letak Desa yang berada di daerah pinggiran akan lebih memudahkan masyarakat dalam menjangkau layanan pendidikan. Dalam pelaksanaannya, POS PAUD memiliki tiga prinsip utama yaitu :

Page 48: Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

42

1. Mudah, Kesederhanaan menjadikan POS PAUD mudah diwujudkan dan dilaksanakan. Prinsip Mudah meliputi aspek persyaratannya, proses, dan sistem evaluasinya.

2. Murah, pengelolaan yang demokratis, yaitu dari, oleh, dan untuk masyarakat dan memanfaatkan potensi lingkungan dan kearifan lokal, menjadikan biaya pendidikan di POS PAUD sangat murah dan terjangkau dibandingkan dengan layanan PAUD lainnya. Penentuan biaya dilakukan dengan cara musyawarah bersama dengan orangtua siswa, dan selanjutnya dicarikan solusi apakah sepenuhnya dibe-bankan kepada orangtua atau dicarikan sumberlain melalui konsultasi dengan Pembina di Desa, misalnya dengan adanya bantuan dari Dana Desa dengan menggratiskan biaya pendidikan bagi anak yatim dan berada dibawah garis kemiskinan.

3. Bermutu, Mutu POS PAUD dicapai melalui : (1) keterpa-duan dengan layanan pembinaan orangtua melalui Bina Keluarga Balita (BKB) dan layanan kesehatan dan gizi melalui Posyandu.

C. Komponen Pembelajaran POS PAUD Inklusif

Terdapat beberapa komponen yang harus diperhatikan dalam dalam pembelajaran di Pos PAUD inklusif, yaitu: 1. Anak Usia Dini usia 2-5 tahun 2. Anak Berkebutuhan Khusus Usia dini 3. Pengelola; unsur dari Tim Penggerak PKK Desa

Page 49: Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

43

4. Guru yang telah mendapatkan Pendidikan dan Pelatihan Pendidikan Inklusif

5. Pos PAUD yang terintegrasi dengan Posyandu 6. Petugas kesehatan yang bertugas di Posyandu 7. Orangtua/Wali murid 8. Unsur dari Pemerintah Desa sebagai Pembina Pos PAUD

yang terintehgrasi dengan Posyandu 9. Tenaga Ahli, yaitu Dokter dan Psikolog yang dapat

memberikan konsultasi dan bantuan penanganan terhadap ABK apabila petugas kesehatan yang berada di Posyandu memerlukan penanganan lebih lanjut. Terkait tenaga ahli, maka Pos PAUD dapat melakukan pilihan solusi, di antaranya: a. Menyampaikan dan memusyawarahkan kebutuhan

ini kepada Tim Penggerak PKK di Tingkat Desa sebagai Pembina dan Pengelola Pos PAUD dan Posyandu di tingkat Desa. Musyawarah juga harus melibatkan partisipasi unsur Pemerintah Desa. Musya-warah ditujukan untuk menentukan langkah sinergi dengan Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) yang memiliki keterkaitan dengan masalah yang dihadapi, atau untuk melakukan sinergi dengan Perguruan Tinggi yang memiliki kompetensi di bidang penanganan ABK seperti Prodi Pendidikan Luar Biasa (PLB) di IKIP PGRI Jember, atau tenaga Psikolog yang dimiliki Perguruan Tinggi yang ada di

Page 50: Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

44

Kabupaten Jember. Jadi dalam hal ini, sinergi akan dijembatani oleh Pemerintah Desa dan Tim Penggerak PKK Desa.

b. Guru-Guru yang ada di Lembaga Pos PAUD dapat melakukan sinergi secara mandiri dan langsung apabila memungkinkan, yaitu dengan mendatangi langsung Dokter atau Perguruan Tinggi sebagaimana tersebut di atas. Hal ini sangat memungkinkan untuk dilakukan jika Guru Pos PAUD memiliki akses, misalnya telah mengenal dan dapat mengkomuni-kasikannya secara langsung kepada pihak-pihak terkait.

D. Langkah-langkah Pelaksanaan Pos PAUD Inklusif Selain langkah-langkah pembelajaran yang telah umum

dilaksanakan di Pos PAUD, terdapat beberapa langkah yang harus menjadi perhatian utama dalam pelaksanaan pembela-jaran di Pos PAUD Inklusif, yaitu : 1) Aksesibilitas

Yang harus diperhatikan dalam pembelajaran dengan setting inklusif adalah penataan ruang kelas dan ling-kungan di luar kelas agar dapat diakses oleh semua anak, terutama oleh ABK. Bagi ABK yang mengalami disabilitas fisik (seperti amputasi, lumpuh layu, cerebral palsy, orang kecil) dan disabilitas sensorik (disabilitas netra) maka pastikan penataan ruang kelas tidak menghambat gerak

Page 51: Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

45

ABK dalam mengikuti kegiatan, misalnya dengan mem-buat ruang kelas yang tidak harus menaiki tangga, pintu ruang kelas yang lebih lebar agar dapat diakses pengguna kursi roda, penataan meja dan kursi yang memungkinkan gerak semua anak, dan seterusnya.

Penataan tempat duduk menjadi sangat penting bagi disabilitas sensorik (seperti disabilitas rungu, dan/atau disa-bilitas wicara). Selain menggunakan bahasa isyarat, ABK yang mengalami disabilitas rungu dan/atau disabilitas wicara akan membaca gerak bibir saat berkomunikasi. Oleh sebab itu maka penataan ruang kelas harus memung-kinkan semua anak dapat melihat dan membaca gerak bibir Guru saat memberikan penjelasan. Jika penataan meja dan kursi di kelas pada umumnya menghadap ke arah Guru, maka bagi kelas yang memiliki ABK dengan disabilitas rungu dan / atau wicara harus mengubahnya menjadi model U atau tapal kuda.

2) Startegi Pembelajaran Yang Mengakomodasi Semua Anak 3) Evaluasi Perkembangan Belajar ABK

E. Deteksi Dini Tumbuh Kembang

Pengertian Deteksi Dini Tumbuh Kembang atau dising-kat DDTK adalah kegiatan untuk menemukan secara dini adanya potensi dan hambatan tumbuh kembang anak di usia dini. Tujuan dilakukannya deteksi dini untuk dijadikan sebagai dasar memberikan stimulasi dan intervensiyang tepat

Page 52: Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

46

sesuai dengan kebutuhan anak (Ditjen PAUDNI, 2015: 55-56). Deteksi pertumbuhan dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Menimbang berat badan anak setiap bulan untuk melihat

pertumbuhan berat badannya. 2. Mengukur tinggi atau panjang badan anak setiap bulan

untuk melihat pertumbuhan tinggi / panjang badan. 3. Mengukur besar lingkar kepala anak setiap bulan untuk

melihat pertumbuhan lingkar kepala. 4. Memeriksa bagian kepala antara lain: rambut, nata, telinga,

hidung, mulut, gigi. Serta memeriksa kulit, kuku, tangan dan kaki yang dilaksanakan minimal seminggu 1 (satu) kali untuk melihat kebersihan dan kesehatannya.

Poin 1-3 menjadi ranah tugas Kader Posyandu yang dilaksanakan setiap bulan satu kali, sementara pada poin 4 menjadi tanggungjawan Guru POS PAUD dan Orangtua. Adapun Deteksi perkembangan anak usia dini meliputi enam aspek, yaitu: a. Sosial emosional dan kemandirian; Deteksi dilakukan

untuk mengetahui kemampuan bersosialisasi dan kemam-puan dalam mengendalikan emosi, dan kemampuan untuk mandiri. Sikap yang dimungkinkan muncul diantaranya adalah: kurang konsentrasi, sulit berinteraksi dengan orang lain, mudah menangis, mudah marah dan tidak terkontrol.

Page 53: Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

47

b. Bahasa; deteksi dilakukan untuk mengetahui hambatan yang berhubungan dengan kemampuan berkomunikasi dan menggunakan bahasa.

c. Fisik; deteksi dilakukan untuk mengetahui potensi masalah pada motorik kasar dan motorik halus anak.

d. Kognitif; Deteksi dini dilakukan untuk mengetahui hambatan yang berkaitan dengan proses berfikir.

e. Penglihatan; deteksi dini dilakukan untuk mengetahui hambatan yang berkaitan dengan indera penglihatan dan keterampilan melihat dan mengingat apa yang dilihat.

f. Pendengaran; deteksi dini dilakukan untuk mengetahui hambatan pada indera pendengaran dan kemampuan dengar dan keterampilan mengingat apa yang didengar.

Di setiap Posyandu dan POS PAUD telah tersedia Kartu DDTK yang disediakan oleh pihak tenaga kesehatan yang bertugas. Mengingat pentingnya Kartu DDTK dalam me-mantau tumbuh kembang anak usia dini, maka menjadi tugas Kader Posyandu dan Guru POS PAUD untuk aktif me-mastikan ketersediaannya. Untuk pengisiannya dan format rekapitulasi pelaksanaan DDTK dapat dilihat pada halaman lampiran.

Hasil DDTK harus disampaikan kepada Orangtua atau Wali murid, baik ditemukan hambatan atau tidak. Sehingga Orangtua juga dapat mengikuti semua informasi terkait pertumbuhan dan perkembangan anak. Apabila ditemukan hambatan perkembangan maka harus dijelaskan dengan baik

Page 54: Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

48

kepada Orangtua, agar dapat diberikan tindakan lebih lanjut. Jika dirasa perlu Guru dapat merekomendasikan kepada orangtua untuk melakukan konsultasi ke ahli yang relevan antara lain kepada staf Puskesmas, terapis, psikolog, dan/atau dokter.

F. Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran

1. Penataan ruang secara fisik yang memungkinkan semua anak terlibat dalam aktivitas pembelajaran dengan: a. menata lingkungan kelas dan lingkungan main b. menata posisi tempat duduk c. mengatur posisi pendidik saat berada di ruang kelas.

2. Strategi pembelajaran yang mengakomodasi kebutuhan setiap anak a. Digunakan Pendidik saat mengajar di kelas inklusi b. Pembelajaran digunakan di kelas inklusi dan saat

melakukan kegiatan pembelajaran 3. Konsep-konsep yang diajarkan kepada anak dengan stra-

tegi pembelajaran: a. Pra membaca b. Pra menghitung c. Pra menulis

4. Evaluasi perkembangan belajar anak berkebutuhan khusus a. Pendidik melakukan evaluasi melalui observasi dan

pengamatan saat aktivitas main anak, untuk melihat:

Page 55: Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

49

1) Perkembangan moral agama. 2) Perkembangan sosial emosi. 3) Perkembangan fisik motorik. 4) Perkembangan berbicara dan bahasa. 5) Perkembangan kognisi. 6) Perkembangan kemandirian.

b. Lembar kerja dan hasil karya anak. c. Bercakap-cakap dan bertanya jawab dengan anak. d. Evaluasi perkembangan bagi anak berkebutuhan khusus

dapat dilakukan secara terus menerus bersama dengan anak-anak lain dalam kelompoknya.

e. Lembar kerja dan ceklis pengamatan yang beragam sesuai karakteristik kebutuhan khusus anak harus selalu tersedia.

f. Untuk anak yang memiliki kesulitan penglihatan dapat dievaluasi perkembangan kognitif melalui percakapan.

g. Untuk anak yang memiliki hambatan fisik, evaluasi perkembangan kognitifnya dapat dibantu oleh pendidik dengan menuliskan apa yang dikatakannya.

G. Guru POS PAUD Inklusif

Adapun kiteria Guru atau tenaga kependidikan di POS PAUD inklusif tidak jauh berbeda dengan Guru POS PAUD, yaitu berasal dari kader Posyandu dan kader BKB, atau masyarakat yang peduli dan memiliki komitmen tinggi terhadap PAUD dengan persyaratan sebagai berikut:

Page 56: Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

50

1. Latar belakang pendidikan minimal Sekolah Menengah Umum (SMU) atau sederajat

2. Pernah mengikuti atau mendapatkan pelatihan tentang PAUD dari lembaga terakreditasi

3. Ramah dan menyayangi anak 4. Mampu bekerjasama dengan Orangtua atau wali murid

secara baik 5. Telah memperoleh pendidikan dan pelatihan pendidikan

inklusif dari lembaga yang berkompeten dan terakreditasi

Page 57: Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

51

H. Lampiran-lampiran Lampiran 1 Lembar Deteksi Anak Berkebutuhan Khusus Contoh lembar dateksi Gangguan Autisme

Perilaku Ya Tidak Interaksi interpersonal 1. Tidak mampu menggunakan perilaku non-

verbal (misalnya kontak mata) dalam interaksi

2. Lebih tertarik melakukan aktifitas sendirian (sering tanpa tujuan atau berwujud gerakan berulang)

3. Tidak mampu menangkap dan membalas ekspresi emosi

Perkembangan kemampuan komunikasi 1. Keterlambatan dalam kemampuan bicara,

seperti belum dapat menunjukkan keinginan-nya

2. Sering menggunakan kata/kalimat secara berulang dan kadang tanpa maksud jelas

3. Tidak mampu terlibat dalam permainan cilukba, permainan menirukan, atau bermain peran

Page 58: Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

52

Perilaku khas berulang 1. Suka melakukan gerakan tubuh berulang

tanpa tujuan: tepuk tangan, menggoyang kaki, geleng/angguk kepala

2. Suka melakukan aktifitas dengan urutan yang tetap dan tidak dengan urutan lain

3. Sering terpaku pada satu benda/suara/permu-kaan objek tertentu dalam waktu lama dan tanpa dipahami maksudnya dan bahkan tidak menoleh meski di panggil berulang

Contoh Lembar Deteksi Gangguan Kelekatan Pada Anak

Perilaku Ya Tidak 1. Ananda mengalami kesulitan dalam hu-

bungan sosialnya bersama teman-teman sebayanya

2. Ananda mengalami kesulitan dalam hu-bungan sosialnya ketika dihadapkan pada lingkungan baru

3. Ananda selalu ingin dekat dengan ibu/ pengasuh ketika bermain dan berada di lingkungan sekitarnya

4. Ananda merasa kurang nyaman/menangis jika ibu/pengasuh berada jauh darinya

5. Ananda selalu berperilaku berlebihan jika berkumpul dengan teman/orang lain

6. Ananda selalu berperilaku menghindar jika

Page 59: Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

53

berkumpul dengan teman/orang lain 7. Ananda selalu berperilaku menghindar

jika berkumpul dengan teman/ orang lain

8. Ananda pernah menjalin keakraban dengan orang yang tidak dikenal

9. Ananda tidak pemilih dalam menjalin keakraban dengan orang yang tidak dikenal

Contoh Lembar Deteksi Gangguan Pemusatan Perhatian Dan Hiperaktivitas

Perilaku Ya Tidak 1. Tidak dapat memperhatikan detil (sering

melakukan kesalahan/tidak hati-hati dalam tugas sekolah atau pekerjaan)

2. Kesulitan untuk fokus pada satu tugas 3. Tidak mendengarkan/memperhatikan keti-

ka diajak berbicara

4. Tidak mengikuti instruksi dan gagal menyelesaikan tugas sekolah atau pekerjaan

5. Sering mengalami kesulitan dalam menyu-sun tugas sekolah

6. Sering menghindari, membenci atau enggan untuk terlibat dalam tugas yang memerlukan pemikiran lama

Page 60: Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

54

7. Sering menghindari hal-hal yang diperlu-kan untuk menyelesaikan tugas (misalnya: tugas sekolah, pensil, buku, atau peralatan lain)

8. Mudah terpengaruh perhatiannya oleh stimulus luar

9. Sering lupa dalam aktifitas sehari-hari 10. Sering gelisah dengan tangan dan kaki atau

menggeliat di tempat duduk

11. Sering meninggalkan tempat duduk di kelas

12. Sering berlari-lari atau memanjat secara berlebihan

13. Sering mengalami kesulitan bermain atau memanfaatkan waktu luang secara tenang

14. Sering “siap-siap pergi” atau bertindak seakan-akan “didorong oleh sebuah motor”

15. Sering berbicara berlebihan 16. Sering menjawab tanpa dipikir terhadap

pertanyaan sebelum selesai diberikan

17. Sulit menunggu giliran 18. Sering memutus atau mengganggu orang

lain (misalnya: memotong pertanyaan atau permainan)

Page 61: Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

55

Lampiran 2

PETUNJUK PENGISISAN DDTK Petunjuk Umum: 1. Pengamatan dilakukan pada akhir bulan ke-4, 8, 12,

18, 24, 36, 48, dan 60 usia anak. 2. Saat pengamatan dilakukan anak harus dalam kondisi

sehat dan tanpa beban. 3. Pengamatan dilakukan sealami mungkin sehingga si

anak tidak tahu sedang dideteksi. 4. Pengamatan dilakukan per aspek perkembangan,

mulai dari gerakan kasar sampai sosialisasi. 5. Garis grafik perkembangan dimulai dari titik merah

pada usia pengamatan, selanjutnya dihubungkan dengan titik-titik pada kolom aspek perkembangan sesuai dengan kemampuan anak saat pengamatan.

6. Saat membubuhi titik pada kolom perkembangan yang dicapai, pastikan bahwa kemampuan itu tidak terjadi secara kebetulan.

7. Untuk anak di bawah usia 2 tahun sebaiknya DDTK dilakukan oleh orangtuanya dengan dibantu oleh Kader.

Usia 4 Bulan: Anak ditengkurapkan, di

depannya diletakkan mainan. Anak mampu

Usia 24 Bulan: Anak diminta untuk

melompati garis. Anak mampu

Page 62: Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

56

mengangkat kepala. Anak ditelentangkan. Anak

mampu bermain-main dengan kedua tangannya.

Anak diterlentangkan, di atasnya diberi mainan. Anak mampu mengamati mainan.

Anak diterlentangkan. Anak mampu mendengar suara kertas diremas & bermain bibir sambil mengeluarkan air liur

Anak digendong Ibunya. Anak mampu tersenyum pada Ibunya ketika di goda.

Usia 8 Bulan: Anak dalam posisi duduk

dengan mainan. Anak mampu duduk sendiri dan mengambil posisi ongkong-ongkong sambil bertahan sebentar.

Balok mainan diletakkan di depan anak. Anak mampu menggenggam balok

melompat dengan dua kaki sekaligus.

Anak diminta membuka botol dengan memutar tutupnya. Anak mampu membuka botol dengan memutar tutupnya.

Anak diminta menyebukan bagian-bagian tubuh. Anak mampu menyebutkan 6 bagian tubuh (mata, hidung, mulut, kepala, tangan, telinga, dst).

Ibu bertanya dengan pertanyaan sederhana, “Mau apa?” Anak mampu menjawab dengan dua kata.

Ibu mengajak anak mencuci. Anak

Page 63: Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

57

mainan dengan seluruh permukaan tangan.

Mainan diletakkan di atas meja di depan anak lalu mainan digerakkan/digelindingkan sampai jatuh. Anak mampu memperhatikan dan mencari mainan yang jatuh.

Ibu memperhatikan dan mendengar celoteh anak. Anak mampu mengeluarkan suara: ma.. ma… ma…, da... da…da…, ta... ta… ta…

Bapak/Ibu duduk di depan anak berhadap-hadapan. Anak mampu bermain Ciluk…Baa…

Usia 12 Bulan: Mainan diletakkan didepan

anak.Anak mampu berdiri sendiri dan berjalan berpegangan.

Benda kecil disebarkan didepan anak. Anak mampu

mampu meniru kegiatan orang dewasa.

Usia 36 Bulan: Anak diminta untuk

turun tangga. Anak mampu turun tangga dengan kaki bergantian tanpa berpegangan.

Anak diminta untuk mengambar garis dan lingkaran. Anak mampu meniru garis tegak, garis datar dan lingkaran.

Anak diminta untuk menunjukkan warna sayur-sayuran dan buah-buahan. Anak mampu menyebut tiga warna.

Ibu/bapak mengajak anak melihat

Page 64: Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

58

mengambil benda kecil dengan ujung ibu jari dan jari telunjuk.

Mobil-mobilan atau boneka diletakkan didepan anak. Anak mampu menunjuk roda mobil-mobilan atau mata boneka.

Ibu/Bapak memperhatikan dan mendengarkan ucapan anak. Anak mampu mengucapkan satu kata atau lebih dan tahu artinya.

Anak sedang asyik dengan mainan, ibu meninta mainanya. Anak mampu memberikan mainan pada Ibu/Bapak

Usia 18 Bulan: Anak diminta mendekati ibu

dengan cepat. Anak mampu berlari tanpa terjatuh.

Ibu memperhatikan ucapan anak. Anak mampu mengucapkan sepuluh kata

gambar.Anak mampu bertanya dengan memakai kata apa, siapa, dimana?

Anak diminta bergabung dengan teman-temannya. Anak mampu bermain bersama dengan teman.

Usia 48 Bulan: Anak diminta untuk

melompat dengan satu kaki. Anak mampu melompat dengan satu kaki ditempat.

Anak diberi pensil dan kertas untuk menggambar, kemudian perhatikan cara anak memegang pensil. Anak mampu

Page 65: Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

59

atau lebih dan tahu artinya. Ibu bertanya: NAmamu

siapa?”. Anak mampu menyebutkan namanya bila ditanya.

Ibu memperhatikan ucapan anak. Anak mampu mengucapkan sepuluh kata atau lebih dan tahu artinya.

Ibu bertanya: Namamu siapa?”. Anak mampu menyebutkan namanya bila ditanya.

memegang pensil dengan ujung jari.

Anak diminta untuk menghitung tiga balok mainan didepannya. Anak mampu menghitung tiga balok mainan dengan cara menunjuk.

Ibu bertanya dan mendengarkan ucapan anak saat bermain, Mis: Itu apa? Anak mampu menggunakan kalimat lengkap (lebih dari 2 kata).

Anak diajak bergabung dengan teman-temannya dalam satu permainan. Anak mampu bermain bersama teman dalam satu

Page 66: Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

60

permainan.

Usia 60 Bulan: Anak diminta

melompat dengan satu kaki kearah depan. Anak mampu melompat dengan satu kaki kearah depan.

Beri contoh menggambar tanda + Anak mampu meniru tanda +

Anak diminta untuk menggambar orang. Anak mampu menggambar orang.

Ibu mendengar apa yang diceritaqkan anak pada temannya. Anak mampu bercerita dan bermakna.

Page 67: Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

61

Ibu diminta bergabung dengan teman-temannya dalam permainan yang berurutan. Anak mampu bermain bersama teman dengan mengikuti urutan permainan.

Page 68: Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

62

Lampiran 3 REKAPITULASI PELAKSANAAN DDTK Nama Lembaga :

Tanggal Observasi :

Page 69: Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

63

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal dan Informal Kementerian Pendidikan Nasional, 2011, Petunjuk Teknis Penyelenggaraan POS PAUD. Diunduh dari http://www.paudni.kemdiknas.go.id/paud/

Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2015, NSPK (Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria) Petunjuk Teknis Penyelenggaraan POS PAUD, di akses dari: http://anggunpaud.kemdikbud.go.id/images/upload/images/Juknis_PAUD_2016/4._Juknis_Pos_PAUD.pdf

American Psychiatric Association (APA). (2010). Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder Fourth Edition Text Revision (DSM IV-TR). Washington: American Psychiatric Association.

Mboi, Nafsiah, dkk, 2010, Kompendium Perjanjian, Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif, Jakarta: IDP NORWAY, BRAILLO NORWAY dan IDPN Indonesia. http:dx.doi.org/10.1596/978-08213-9836-

Page 70: Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

64

4www.idp-europe.orgidoes/uio_upi_inclusion_book/index.php

Lukens, Ellen P. McFarlane, William R. 2004. Journal Brief Treatment and Crisis Intervention Volume 4. Psychoeducation as Evidence-Based Practice: Consideration for Practice, Research, and Policy. Oxford University Press.

Sarafino, E.P. 2006. Health Psychology. 5th ed. New York: John Wiley and Sons.

Skjørten, Miriam D., dkk, 2001, Pendidikan – Pendidikan Kebutuhan Khusus Sebuah Pengantar (terj), Jakarta: UPI diakses dari: http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195903241984031-ZAENAL_ALIMIN/modul_1_UNIT_1_.pdf

Stubbs, Sue, 2002, Pendidikan Inklusif Ketika Hanya Ada Sedikit Sumber (terj.), [email protected]

Walsh, Joseph. 2010. Psycheducation In Mental Health. Chicago: Lyceum Books, Inc. diakses dari:

https://www.unicef.org/disabilities/files/Disabilities_2pager_indicators_SDGs.pdf

http://www.idp-europe.org/docs/uio_upi_inclusion_book/7-perspektif_pengayaan.php

Page 72: Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

66

Page 73: Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

67

TENTANG PENULIS

ST. FANATUS SYAMSIYAH lahir di Desa Kalibaru Wetan Banyuwangi-Jawa Timur, 28 Desember 1978. Pendidikan Sarjana Hukum Islam (S.H.I) IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dan Master of Science (M.Si) Ilmu Politik UGM Yogyakarta. Selain menjadi dosen di IKIP PGRI

Jember, juga aktif sebagai pegiat dibidang pendidikan inklusif dengan mengadakan kegiatan Diklat (Pendidikan dan Pelatihan) bagi Guru di jenjang PAUD dan SD tentang pendidikan inklusifAkhir Desember tahun 2016 menghimpun beberapa orang dosen dalam format pengabdian masyarakat dengan memfokuskan diri pada Pendidikan Inklusif di Kabupaten Jember yang dikenal sebagai Gerakan Pendidikan Pendidikan Inklusi (GEPPSI). Perkembangan selanjutnya GEPPSI ber-transformasi menjadi Pusat Kajian dan Pengembangan Pen-didikan Inklusif (Puskapensif) yang berada dibawah naungan LPPM IKIP PGRI Jember. Latar belakang pendidikan dan kondisi sosial turut mempengaruhi minatnya dalam kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kebangsaan dan keberagaman di Indonesia. Perhatian akan pentingnya merawat kebhinnekaan di Indonesia menghantarkannya menjadi anggota Dewan Pena-sehat Forum Pembauran Kebangsaan kabupaten Jember periode tahun 2018-2020.

Page 74: Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

68

A Zulkarnain Ali, Lahir di Silo Jember pada 23 Juli 1980 adalah Alumnus Pascasarjana Universitas Jember tahun 2008 Jurusan Administrasi kebijakan publik. Beliau dosen di IKIP PGRI Jember dan Penggiat Pendidikan Inklusif, Sejak tahun 2016 sampai sekarang beliau aktif di PUSKAPENSIF ( Pusat Kajian

Pendidikan Inklusif ) IKIP PGRI Jember adapun beberapa artikel dan hasil penelitian yang pernah di tulis adalah: Internalisasi Nasionalisme melalui pengintegrasia nilai-nilai kearifan lokal dalam pembe lajaran PAUD ( 2016), Signifikansi Revisi Undang-Undang No. 15 Tahun 2003 Tentang Tindak Pidana Terrorisme (2017), Evaluasi pelaksanaan Program distribusi beras miskin di Desa Sumber Kejayan, pengembangan implementasi penyeleng-garaan POS PAUD INKLUSIF di tingkat Desa(2018) (dengan ST. Fanatus Syamsiah dan David K. Susilo) (2018) Buku Panduan POS PAUD INKLUSIF (2018)( dengan ST. Fanatus Syamsiah dan David K. Susilo).

Page 75: Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

69

David K Susilo, SET, MM lahir pada 10 Oktober 19761. Pada tahun 2003 beliau lulus dari Fakultas Ekonomi Uni-versitas Gadjah Mada dilanjutkan 2019 lulus dari Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jember, beliau adalah dosen IKIP PGRI Jember, selain itu juga aktif sebagai Konsultan

Keuangan Mitra Bank (KKMB) Jember, Konsultan Manajemen Jember Fashion Carnaval (JFC), Konsultan Manajemen Pember-dayaan Soft Skill Siswa Siswi Tingkat SMA/SMK di Jember, Konsultan Asia Europe Classroom Network yang kesemuanya masih aktif hingga sekarang.

Page 76: Buku Panduan Pos PAUD Inklusif filedikan inklusif di jalur PAUD nonformal yaitu POS PAUD yang ... B. Prinsip Penyelenggaraan POS PAUD Inklusif ... C. Komponen Pembelajaran POS PAUD

70