26

Buku Renstra PAUD-awal - anggunpaud.kemdikbud.go.id

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Buku Renstra PAUD-awal - anggunpaud.kemdikbud.go.id
Page 2: Buku Renstra PAUD-awal - anggunpaud.kemdikbud.go.id

iRENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 2015-2019

RENCANA STRATEGISDIREKTORAT PEMBINAAN

PENDIDIKAN ANAK USIA DINITAHUN 2015-2019

Kementerian Pendidikan dan KebudayaanDirektorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat

Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia DiniTahun 2017

Page 3: Buku Renstra PAUD-awal - anggunpaud.kemdikbud.go.id

iiiii RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 2015-2019

endidikan untuk pembangunan berkelanjutan (education for sustainable development --- ESD) telah disepakati oleh banyak negara (terutama anggota UNESCO) sebagai ac-uan kebijakan pendidikan ke depan. Kunci penting untuk terwujudnya pembangunan

berkelanjutan adalah pendidikan yang berkualitas yang dimulai sejak usia dini.

Rencana Strategis Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini tahun 2015-2019 disusun mengacu kepada (a) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasion-al, (b) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun (RPJPN) 2005-2025, (c) Peraturan Presiden Nomor 2 tahun 2015 tentang Ren-cana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, (d) Renstra Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan (e) Renstra Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (Ditjen PAUD dan Dikmas) Tahun 2015-2019.

Renstra ini akan menjadi dasar dan pedoman dalam menyusun: (1) Rencana Kerja Tahunan (RKT); (2) Program dan kegiatan pembangunan PAUD secara teruktur dan terarah; (3) Koordinasi per-encanaan dan pengendalian pembangunan PAUD ; (4) Laporan Tahunan; dan (5) Laporan Akunt-abilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).

Selain itu, Renstra ini menyajikan sasaran dan target serta strategi pencapaiannya yang dilaku-kan melalui peningkatan mutu dan akses layanan PAUD yang didukung dengan kerangka imple-mentasi dan perkiraan kebutuhan biaya penyelenggaraan PAUD dalam kurun waktu 2015-2019, mekanisme pemantaun dan evaluasi, serta pengendalian program untuk penjaminan mutu dan memastikan bahwa penyelenggaran program dan kegiatan berjalan sesuai rencana dengan menday-agunakan sumber daya yang tersedia secara efektif dan efi sien.

Jakarta, 2016

Direktur Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini

Ella Yulaelawati, MA, Ph.D

NIP: 195804091984022001

iiiiiRERERENNNCNCNCNCAANANANAAA STSTSTSTSTSTSTRARARARARARARARATETEEEEETEEEEEEEEEETETETETET GIGIGGIS SS DIDIDIREREREREEKTKTKTKTK ORORATATATATATTTATTTTATATATTATTTATA PPPPEMEMMEMEMEMMMMBIBIBIBIBIBINAAAANANNANNN ANANANANANANAN PPPPENENENENNDIDIKAANN ANAKAKAK UUSISISIAAA DIDID NNNNIN 2010155-20201919

Jakarta, 2016

Direktur Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini

Ella Yulaelawati, MA, Ph.D

NIP: 1958555555555555555555 04091984022001

KATA PENGANTAR

iiiRENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 2015-2019

Page 4: Buku Renstra PAUD-awal - anggunpaud.kemdikbud.go.id

1iv RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 2015-2019

DAFTAR ISI BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rencana Strategis Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia merupakan pengejawantahan dari Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Mas-yarakat yang diturunkan dari Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2015, Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini memiliki tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pendidikan anak usia dini. Sesuai Pasal 265 Permendikbud No. 11 Tahun 2015, tugas Direktorat Pembinaan PAUD adalah melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan pendidikan anak usia dini. Pasal 266, Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini menyelenggarakan fungsi a.l.: (1) penyiapan perumusan kebijakan di bidang kurikulum, peserta didik, sarana dan prasarana, pendanaan, dan tata kelola pendi-dikan anak usia dini; (2) koordinasi dan pelaksanaan kebijakan di bidang kurikulum, peserta didik, sarana dan prasarana, pendanaan, dan tata kelola pendidikan anak usia dini; (3) pening-katan kualitas pendidikan karakter peserta didik pendidikan anak usia dini; (4) fasilitasi sarana dan prasarana serta pendanaan pendidikan anak usia dini; (5) pertimbangan pemberian izin penyelenggaraan pendidikan anak usia dini yang diselenggarakan perwakilan negara asing dan satuan pendidikan anak usia dini kerja sama yang diselenggarakan oleh lembaga asing dengan lembaga pendidikan Indonesia, serta kerja sama di bidang pendidikan anak usia dini; (6) fasili-tasi pelaksanaan penjaminan mutu pendidikan anak usia dini; (7) penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang kurikulum, peserta didik, sarana dan prasarana, pendanaan, dan tata kelola pendidikan anak usia dini; (8) pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pendidikan anak usia dini; (9) pelaksanaan evaluasi dan laporan di bidang pendidikan anak usia dini. Dalam melaksanakan tugas tersebut Direktorat Pembinaan PAUD memiliki struk tur organisasi seperti yang tertuang dalam Pasal 267 Permendikbud No. 11 Tahun 2015, Direktorat Pembinaan PAUD terdiri atas: (1) Subdirektorat Program dan Evaluasi; (2) Subdi-rektorat Kurikulum; (3) Subdirektorat Sarana dan Prasarana; (4) Subdirektorat Kelembagaan dan Kemitraan; dan (5) Subbagian Tata Usaha.

Tugas dan fungsi Direktorat Pembinaan PAUD menjadi sangat strategis dalam penyiapan ma-nusia unggul sejak dini mengingat usia dini merupakan masa kritis sekaligus masa emas. Pada usia ini otak anak sedang mengalami perkembangan yang luar biasa pesatnya, yang akan ikut menentukan bagi keberhasilan anak di masa dewasanya. Berdasarkan berbagai hasil penelitian/studi, baik di negara lain maupun di Indonesia, manfaat mengikuti pendidikan anak usia dini telah nyata terbukti.

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... iiiDAFTAR ISI ...................................................................................................................... iv

BAB I Pendahuluan ......................................................................................................... 1A. Latar Belakang ................................................................................................ 1B. Landasan Hukum ........................................................................................... 4C. Paradigma Pembangunan Pendidikan Anak Usia Dini Merupakan Fondasi untuk Pendidikan Selanjutnya ........................................................................ 5D. Kondisi Umum .............................................................................................. 7E. Potensi dan Permasalahan ............................................................................... 13

1. Analisis Lingkungan Strategis .................................................................. 132. Permasalahan dan Tantangan Pembangunan Pendidikan Anak Usia Dini Periode 2015-2019 .................................................................................. 14

F. Landasan Filosofi ............................................................................................ 17BAB II Visi Misi, dan Tujuan Direktorat Pembinaan PAUD ........................................... 19

A. Visi Pembinaan PAUD ................................................................................... 19B. Misi Pembinaan PAUD .................................................................................. 21C. Tujuan Strategis Direktorat Pembinaan PAUD ............................................... 23D. Sasaran Strategis Direktorat Pembinaan PAUD .............................................. 24E. Tata Nilai Direktorat Pembinaan PAUD ........................................................ 25

BAB III Arah Kebijakan, Strategi, Kerangka Regulasi, Kerangka Pendanaan Kerangka Kelembagaan ........................................................................................ 27

A. Arah Kebijakan dan Strategi ........................................................................... 27B. Kerangka Regulasi .......................................................................................... 34C. Kerangka Pendanaan ...................................................................................... 35D. Kelembagaan .................................................................................................. 35

BAB IV Kerangka Implementasi ........................................................................................ 37A. Mekanisme Pengelolaan ................................................................................. 37B. Pelaksanaan .................................................................................................... 39C. Monitoring dan Evaluasi ................................................................................ 41D. Pelaporan ....................................................................................................... 42

BAB V Penutup ................................................................................................................ 43

Page 5: Buku Renstra PAUD-awal - anggunpaud.kemdikbud.go.id

32 RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 2015-2019

Hasil- hasil penelitian/studi tentang pendidikan anak usia dini di berbagai negara telah mem-buktikan a.l.: (1) bahwa intervensi dan perkembangan yang positif selama masa kanak-kanak awal terbukti berkorelasi positif dengan prestasi sekolah yang lebih baik, produktivitas dalam belajar, ketangguhan dan tanggung jawab sebagai anggota masyarakat (National Scientific Council on the Developing Child – NSCDC, 2007); (2) kelompok anak yang mendapatkan layanan pendidikan anak usia dini memiliki kemampuan pra-akademik lebih baik (Mc.Key, et. Al,1985, Powel, 1986, dan Huston,et.al, 1987); (3) manfaat mengikuti pendidikan anak usia dini meningkatkan secara tajam IQ dan skor akademik meskipun pada keluarga kurang mampu (Berrueta Clement, et.al, 1985, dan Concortium for Longitudinal Studies, 1983); (4) kemampuan menyelesaikan tugas dan kerjasama dalam kelompok pada anak yang mengikuti pendidikan anak usia dini memperoleh hasil yang lebih baik (Bronson,et.al, 1985); (5) anak yang mendapatkan pendidikan anak usia dini jarang masuk kelas remedial, lebih tekun di kelas, paling sedikit yang mengulang kelas, kematangan sosial-emosinya lebih baik, motivasi akade-mik lebih tinggi, lebih percaya diri, lebih meluangkan untuk mengerjakan pekerjaan rumah, lebih banyak lulus SMA (Concortium for Longitudinal Studies,1983; Stalling & Stipek,1986); (6) stimulasi dini di rumah maupun di program pra sekolah berkorelasi dengan kelancaran mem baca dan kemampuan matematika pada status sosial ekonomi dan ras yang variatif (Cool-ey, 2002); (7) bahwa pembiayaan yang dikeluarkan untuk pendidikan anak usia dini merupa-kan investasi SDM yang paling menguntungkan karena memberikan keuntungan yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan investasi pendidikan pada tahapan usia berikutnya (Heckman, 2010).

Hasil-hasil penelitian/studi tentang pendidikan anak usia dini di Indonesia pun juga makin memperkuat hasil-hasil penelitian di atas, diantaranya adalah: (1) UNESCO (2005) ber-

dasarkan kajian terhadap pendidikan anak usia dini di Indonesia menyampaikan a.l. bahwa pendidikan anak usia dini berkontribusi terhadap meningkatnya efi siensi pendidikan, yaitu menurunkan angka mengulang kelas dan meningkatkan kemampuan anak untuk menyele-saikan pendidikan yang lebih tinggi; (2) Dwi Hastuti/IPB (2010) melaporkan bahwa penye-lenggaraan dan fasilitasi anak usia dini secara holistik berdampak pada tumbuh-kembang, baik fi sik-motorik, kognitif, bahasa maupun perkembangan sosialnya menjadi utuh dan lebih baik, sehingga dapat lebih mempersiapkan anak mengikuti pendidikan lebih lanjut; (3) berdasarkan hasil penelitian tentang kesiapan sekolah terhadap anak-anak yang mengikuti dan tidak meng-ikuti program pendidikan anak usia dini yang dilakukan Unicef bersama Universitas Atmajaya Jakarta pada tahun 2010 diperoleh hasil a.l. bahwa program pendidikan anak usia dini secara signifi kan membantu anak untuk mengembangkan kompetensi psikososial dan kognitif yang penting bagi kesiapan sekolah (Unicef, 2011); (4) Bank Dunia (2013) berdasarkan hasil studi dampak PAUD di Indonesia menyimpulkan bahwa kemampuan di bidang bahasa Indonesia, matematika dan perkembangan kognitif anak-anak yang berasal dari PAUD lebih baik daripada anak-anak yang tidak berasal dari PAUD , dan hal ini konsisiten sejak anak berusia 6 hingga 9 tahun.

Berdasarkan amanat konstitusi, kajian ilmiah pentingnya PAUD, serta bukti-bukti nyata ke-manfaatan PAUD tersebut di atas, maka penyusunan Rencana Strategis PAUD Tahun 2015-2019 tidak semata-mata sekedar untuk menjabarkan kebijakan nasional di bidang pendidikan anak usia dini, tetapi juga disertai niat dan semangat yang tulus untuk ikut serta menyiapkan generasi ke depan yang tangguh. Renstra PAUD merupakan bagian dari RPJMN III sebagaima-na tertuang dalam bagan di bawah ini.

RP JM N-I2005-2009

Menata kembali NKRI, membangun Indonesia

yang aman dan damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan

yang lebih baik

RP JM N-II2009-2014

Memantapkan penataan kembali NKRI,

meningkatkan kualitas SDM, membangun kemampuan IPTEK,

memperkuat daya saing perekonomian

RP JM N-IV2020-2024

Mewujudkan manusia Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur

melalui percepatan pembangunan disegala bidang dengan struktur

perekonomian yang kokoh berlandaskan

keunggulan kompetitif

RP JM N-III2015-2019

Memantapkan pembangunan

secara menyeluruh dengan menekankan

pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis pada SDA yang tersedia, SDM

yang berkualitas serta kemampuan IPTEK

Page 6: Buku Renstra PAUD-awal - anggunpaud.kemdikbud.go.id

54 RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 2015-2019

Arah kebijakan pembinaan PAUD tahun 2015-2019 adalah meningkatkan perluasan dan mutu PAUD dalam rangka membina, menumbuhkan dan mengembangkan seluruh potensi anak usia dini secara optimal agar memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan lebih lanjut. Se-suai dengan bagan di atas bahwa tema pembangunan PAUD untuk tahun 2015-2019 adalah meningkatkan daya saing regional dalam arti program PAUD ditujukan sebagai fondasi untuk menghantar pembangunan manusia yang memiliki daya saing regional melalui stimuli tepat se-hingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimili-ki. Untuk menjamin tercapainya tujuan tersebut maka perlu disusun rencana strategis (Renstra) pembangunan PAUD selama kurun waktu minimal lima tahun guna memberikan arah yang jelas kepada siapa pun dan utamanya para penanggung jawab PAUD di Pusat dan di Daerah agar dalam merancang program-program PAUD beserta kegiatannya terukur dan ada kesinam-bungan yang jelas.

B. Landasan Hukum

Landasan hukum yang digunakan dalam penyusunan Renstra Direktorat Pembinaan PAUD adalah:

1. UUD 1945, a.l. Pasal 28B ayat (2) dan Pasal 28C ayat (1).

2. UU No. 20 Th. 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, a.l. Pasal 1 (butir 14) dan Pasal 28.

3. UU No. 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah, a.l. Pasal 9 ayat (4), Pasal 11 ayat (3), Pasal 12 ayat (1), dan Pasal 16 ayat (1).

4. UU No. 35 Th. 2014 tentang Perlindung¬an Anak, a.l. Pasal 4 dan Pasal 9.

5. UU No. 25 Th. 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, a.l. Pasal 6 (ayat 1) dan pasal 15 (ayat 1).

6. PP No 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan a.l. Pasal 91 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3).

7. Perpres No. 60 Tahun 2013 tentang Pengembangan Anak Usia Dini Holistik-Integratif, a.l. Pasal 1 (butir 1), Pasal 2 ayat (1) dan ayat (2).

8. Permen PPN/Kepala Bappenas No. 5 Tahun 2014 tentang Pedoman penyusunan dan pe-nelaahan Renstra K/L 2015-2019.

9. Permendiknas No. 63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan, a.l. Pasal 1 (butir 3), Pasal 5, Pasal 6, Pasal 7 ayat (1), Pasal 8 ayat (1), ayat (2) dan ayat (3).:

10. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan reformasi Birokrasi, No. 14/2010 ttg Jabatan Fungsional Penilik dan Angka Kreditnya, a.l. Pasal 1 (butir 1), dan Pasal 4.

11. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, No. 21/2010 ttg Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya, a.l. Pasal 1 (butir 1), Pasal 5, dan Pasal 6 ayat (2).

12. Permendikbud No. 137 Th. 2014 tentang Standar Nasional PAUD , a.l. Pasal 1 (butir 1), dan Pasal 2 ayat (1).

13. Permendikbud No. 146 Th. 2014 tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini, a.l. Pasal 2 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 3 ayat (1), ayat (2) dan ayat (3).

14. Permendikbud No. 11 tahun 2015, mengenai Organisasi dan Tata Kerja Kemdikbud, a.l. Pasal 243 dan Pasal 265.

15. Perpres No. 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019.

16. Permendikbud No. 22 Tahun 2015 tentang Renstra Kemdikbud 2015-2019.

C. Paradigma Pembangunan Pendidikan Anak Usia Dini

Rencana Strategis disusun berdasarkan beberapa paradigma yaitu sebagian paradigma bersifat universal, dikenal dan dipakai berbagai bangsa, sebagian lagi lebih bersifat nasional, sesuai de-ngan nilai-nilai dan kondisi bangsa Indonesia (Renstra Kemendikbud Bab I), antara lain:

1. Pendidikan untuk Semua

“Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari i lmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia” adalah amanat konstitusi. Pendidikan harus dapat diakses oleh setiap orang dengan tidak di-batasi oleh usia, tempat, dan waktu. Pemerintah harus menjamin keberpihakan kepada peserta didik yang memiliki hambatan fi sik, mental, ekonomi, sosial, ataupun geografi s.

2. Pendidikan Sepanjang Hayat

Pendidikan merupakan proses yang berlangsung seumur hidup, yaitu sejak lahir hingga akhir hayat. Pendidikan harus diselenggarakan dengan sistem terbuka yang memungkinkan fl eksibilitas pilihan dan waktu penyelesaian program secara lintas satuan dan jalur pendi-dikan.

3. Pendidikan sebagai Suatu Gerakan

Pemerintah memang bertanggung jawab menyelenggarakan pendidi kan yang sebaik-baik-nya bagi semua warga negara. Namun, semua pihak dapat member kontribusi dalam penye-

2005-2009 2010-2014 2015-2019 2020-2024

Penguatan Pelayanan

Daya Saing Regional

Daya Saing Internasional

Peningkatan Kapasitas dan Modernisasi

TEMA PEMBANGUNAN PENDIDIKAN

Page 7: Buku Renstra PAUD-awal - anggunpaud.kemdikbud.go.id

76 RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 2015-2019

lenggaraan pendidikan agar hasilnya optimal. Penyelenggaraan pendidikan harus disikapi sebagai suatu gerakan, yang mengintegrasikan semua potensi negeri dan peran aktif seluruh masyarakat.

4. Pendidikan Menghasilkan Pembelajar

Penyelenggaraan pendidikan harus memperlakukan, memfasilitasi, dan mendorong peserta didik menjadi subjek pembelajar mandiri yang bertanggung jawab, kreatif dan inovatif. Pendidikan diupayakan menghasilkan insan yang suka belajar dan memiliki kemampuan belajar yang tinggi. Pembelajar hendaknya mampu menyesuaikan diri dan merespons tan-tangan baru dengan baik.

5. Pendidikan Membentuk Karakter

Pendidikan berorientasi pada pembudayaan, pemberdayaan, dan pembentukan kepribadi-an. Kepribadian dengan karakter unggul antara lain, bercirikan kejujuran, berakhlak mulia, mandiri, serta cakap dalam menjalani hidup.

6. Sekolah yang Menyenangkan

Sekolah sebagai satuan pendidikan yang utama merupakan suatu ekosistem. Suatu tempat yang di dalamnya terjadi hubungan saling ketergantungan antara manusia dengan lingkun-gannya. Sekolah harus menjadi tempat yang menyenangkan bagi manusia yang berinteraksi di dalamnya, baik siswa, guru, tenaga pendidik, maupun orang tua siswa.

D. Kondisi Umum

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD )

PAUD adalah upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 (enam) tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam me-masuki pendidikan lebih lanjut.

Satuan atau program PAUD adalah layanan PAUD yang dilaksanakan pada suatu lembaga pen-didikan dalam bentuk Taman Kanak-kanak (TK)/Raudatul Athfal (RA)/Bustanul Athfal (BA), Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), dan Satuan PAUD Sejenis (SPS).

Berbagai terobosan yang telah dicapai dalam pembangunan PAUD sampai dengan tahun 2014 diantaranya diuraikan dalam capaian pembangunan Pembinaan PAUD pada periode 2010-2016.

1. Jumlah Anak Usia Dini yang Terlayani PAUD

Berdasarkan data proyeksi penduduk yang ada, jumlah anak usia 0-6 tahun, 0-2 tahun, 3-6 tahun, 5 tahun, dan 6 ta-hun pada tahun 2015-2019 adalah sbb.:

Dari data tersebut terlihat bahwa ra-ta-rata jumlah anak usia dini per tahun s/d 2019 adalah 31 juta untuk usia 0-6 tahun, 13 juta untuk usia 0-2 tahun , 18 juta untuk usia 3-6 tahun, dan hampir 5 juta untuk usia 5 tahun dan 6 tahun. Artinya, kebijakan wajib PAUD perlu mengambil prioritas pada usia/kelom-pok usia tertentu agar lebih realistis dari sisi anggaran.

Walaupun perkembangan angka parti-sipasi PAUD (3-6 tahun) telah menun-jukkan perkembangan yang cukup menggembirakan dari tahun ke tahun (tahun 2000 sebesar 24%, tahun 2005 sebesar 47%, tahun 2012 naik menjadi 63%, dan 2013/2014 telah mencapai 65%), na mun jika melihat sasaran anak yang harus dilayani se-demikian besar maka masih berat pe kerjaan rumah kita untuk bisa mewujudkan wajib ikut PAUD kepada semua anak usia dini.

Sementara itu berdasarkan data Susenas 2013, jumlah anak usia 6 (enam) tahun yang tel-ah masuk SD/MI ada sekitar 29% (data terlampir). Angka ini ada kecenderungan terus meningkat seiring dengan adanya perbaikan asupan gizi dan layanan kesehatan, serta makin meningkatnya jumlah dan kualitas layanan PAUD pada akhir-akhir ini. Kecenderungan tersebut juga dikarenakan adanya aturan perundangan yang menyatakan a.l. bahwa anak usia 6 tahun boleh (tidak dilarang) masuk pendidikan dasar (SD/MI) apabila memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.

7. Pendidikan Membangun Kebudayaan

Pendidikan memiliki hubungan yang amat erat dengan kebudayaan. Sebagian dari para-digma yang disebut di atas mengandung aspek kebudayaan atau proses budaya. Pendidikan pada dasarnya juga merupakan proses membangun kebudayaan atau membentuk perad-aban. Pada sisi lain, pelestarian dan pengelolaan kebudayaan adalah untuk menegaskan jati diri dan karakter bangsa Indonesia.

PROYEKSI JUMLAH ANAK USIA DINI DI INDONESIA(dalam jutaan)

TahunUsia (tahun)

0-6 0-2 3-6 5 6

2015 32,75 13,16 19,58 4,95 4,99

2016 31,91 12,78 19,12 4,85 4,93

2017 31,42 12,87 18,54 4,71 4,82

2018 31,19 13,23 17,96 4,56 4,68

2019 31,05 13,36 17,69 4,43 4,54

Sumber: Bank Dunia (dikutip dari United Nation Department of Economic and Social Affairs Poulation Devision, 2013)

Page 8: Buku Renstra PAUD-awal - anggunpaud.kemdikbud.go.id

98 RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 2015-2019

Berdasarkan semua data tadi serta kemampuan anggaran yang ada, maka san-gat bijaksana jika program PAUD untuk saat ini lebih diprioritaskan pada usia 5 tahun yakni sekaligus dalam rangka mempersiapkan kesiapan sekolah mereka.

2. Pemerataan Layanan PAUD

Merujuk data dari PDSP Kemdikbud tahun 2013, APK PAUD 0-6 tahun baru mencapai 38,57%, dan khusus APK PAUD 3-6 tahun mencapai 63,01%. APK PAUD 0-6 tahun tertinggi di Provinsi DIY (76,39%) dan ter-endah di Provinsi Papua (23,75%). Sedangkan untuk APK PAUD 3-6 tahun tertinggi juga di Provinsi DIY (97,94%) dan terendah di Provinsi Papua (42,74%). Khusus APK PAUD 0-2 tahun secara terinci yang ada hanya tahun 2012, yakni baru mencapai 6,6% dalam hal ini tertinggi juga di Provinsi (21,25%) dan terendah di Provinsi Maluku Utara (1,91%).

Jika peserta didik PAUD tersebut dibedakan antara pe-serta didik PAUD non formal dan formal, maka dari 11.669.240 peserta didik PAUD usia 3-6 tahun pada ta-

hun 2013, sebanyak 56,56% adalah peserta didik PAUD nonformal dan 54,44% peserta didik PAUD formal.

Keberadaan peserta didik PAUD nonformal tersebut nampaknya terkait dengan jum-lah lembaga PAUD yang ada. Dari seluruh lembaga PAUD yang ada pada tahun 2014 (188.480 lembaga), 57,83% merupakan lem-baga PAUD nonformal (Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak, dan Satuan PAUD Sejenis) dan 42,17% Lembaga PAUD formal (TK dan sedejarat). Data selengkapnya ten-tang APK PAUD dan data lembaga PAUD

tersebut dapat diperiksa pada Tabel 2 dan 3, serta Grafi k 1 dan 2 (terlampir).

Untuk mengetahui secara lebih terinci tingkat pemerataan layanan PAUD akan disajikan hasil analisis data partisipasi PAUD berdasarkan data Susenas. Walaupun data Susenas ber-beda dengan data Kemdikbud, tetapi menunjukkan adanya kecenderungan yang sama, dan selain itu memiliki banyak variabel yang dapat memperlihatkan tingkat pemerataan layanan PAUD ditinjau dari sisi usia, jender, kekayaan rumah tangga, pendidikan ibu, dan letak geografi s. Dengan membandingkan antar variabel tersebut, dapat diketahui kesenjangan atau disparitas dalam layanan PAUD selama ini.

(1) Dilihat dari sisi usia. Masih ada kesenjangan atau disparitas yang sangat tajam dalam layanan PAUD . Layanan PAUD selama ini masih belum merata pada semua kelompok usia. Dalam hal ini kelompok usia 3 tahun ke bawah yang semestinya perlu mendapat-

kan layanan PAUD masih belum mendapatkan layanan. Ini merupakan pekerjaan ru-mah yang perlu segera dicarikan solusinya, mengingat usia tersebut merupakan usia emas bagi perkembangan semua potensi mereka, termasuk potensi kecerdasannya.

APK PAUD 3-6 Tahun <50%

• Papua : 42,74%

• Papua Barat : 44,47%

• Kaltim : 45,11%

• NTT : 47,85%

• Maluku Utara : 49,07%

APK PAUD 3-6 Tahun >50%

• DIY : 97,94%

• Jatim : 87,52%

• Babel : 80,88%

LEMBAGA PAUD TAHUN 2014• Lembaga PAUD Formal : 42,17%• Lembaga PAUD Nonformal : 57,83%

PESERTA DIDIK PAUD 3-6 TAHUN• PAUD Formal : 54,44%• PAUD Nonformal : 56,56%

DISPARITAS PARTISIPASI PAUD DILIHAT BERDASARKAN USIA

SUSENAS, Maret 2013

NER: Age 4-6

0 .1 .2 .3 .4 .5 .6 .7 .8 .9 1

Kalimantan BaratPapua

Maluku UtaraMaluku

Sumatera SelatanSumatera Utara

Nanggroe Aceh DarussalamNusa Tenggara Timur

Sulawesi UtaraBanten

Sumatera BaratRiau

BengkuluJambi

Sulawesi TenggaraSulawesi SelatanKalimantan Timur

Nusa Tenggara BaratBangka Belitung

Jawa BaratLampung

Sulawesi BaratKalimantan Tengah

Sulawesi TengahPapua Barat

BaliDKI Jakarta

Kep. RiauKalimantan Selatan

Jawa TengahGorontalo

Jawa TimurDI Yogyakarta

0.130.13

0.160.190.190.210.220.220.23

0.25

0.250.25

0.250.260.27

0.290.300.300.300.310.32

0.350.360.360.370.380.39

0.410.45

0.470.53

0.550.66

NER: Age 0-3

0 .1 .2 .3 .4 .5 .6 .7 .8 .9 1

Kep. RiauKalimantan BaratSumatera Selatan

Sumatera BaratRiauBali

Kalimantan TengahSulawesi Selatan

BengkuluLampung

Bangka BelitungBantenMaluku

Jawa BaratSumatera Utara

DKI JakartaMaluku Utara

Kalimantan SelatanSulawesi Tenggara

Nanggroe Aceh DarussalamSulawesi Utara

Nusa Tenggara TimurKalimantan Timur

JambiPapua

Jawa TengahSulawesi Tengah

Papua BaratNusa Tenggara Barat

Jawa TimurGorontalo

Sulawesi BaratDI Yogyakarta

0.000.000.000.010.010.010.010.010.010.01

0.010.01

0.010.010.020.020.020.020.020.020.020.030.030.030.030.040.040.040.050.05

0.070.08

0.21

SUSENAS, Maret 2013

Page 9: Buku Renstra PAUD-awal - anggunpaud.kemdikbud.go.id

1110 RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 2015-2019

(2) Dilihat dari sisi jender.

Nampak sudah ada pemerataan yang relatif lebih baik dalam partisi-pasi PAUD antara laki-laki dan perempuan. Walaupun pada data ini menunjukkan perempuan relatif le bih banyak yang masuk ke PAUD ketimbang la ki-laki, namun perbedaaanya cu kup tipis.

(3) Dilihat berdasarkan tingkat pendidikan Ibu.

Terbukti makin tinggi tingkat pendidikan Ibu, tingkat partisipasi anak di PAUD lebih tinggi, demikian sebaliknya.

(6) Dilihat berdasarkan letak geografi s.

Terbukti bahwa anak di perkotaan (ur-ban) lebih tinggi tingkat parti-sipasin-ya di PAUD ketimbang anak di pedes-aan (rural).

Jika variabel sosial ekonomi dan letak geografi s digabung, akan makin jelas kesenjangan (disparitas) dalam akses layanan PAUD antara kaya-miskin, kota-desa, dan antara kaya-miskin di kota dan desa sebagaimana data beri-kut ini.

Data disamping kanan ini makin meyakinkan kita bahwa masih ada-nya kesenjangan antar status sosial ekonomi masyarakat untuk memper-oleh layanan PAUD , makin memper-lebar keterla-yanan mereka dalam lem-baga-lembaga PAUD yang ada. Tetap saja anak-anak dari keluarga miskin, anak-anak di pedesaan, apa-lagi sudah

(4) Dilihat berdasarkan kekayaan rumah tangga.

Terbukti bahwa ada kesenjangan antara anak dari rumah tangga miskin dan kaya dalam partisipasinya di PAUD. Makin kaya keluarga anak, makin mendapatkan partisipasinya di PAUD. Makin kaya keluarga anak, makin mendapatkan kesempatan lebih banyak untuk bisa mendapatkan layanan PAUD.

(5) Partisipasi PAUD dilihat dari sisi sosial ekonomi orangtua selama beberapa tahun.

Terbukti ada kecende-rungan peningkatan partisipasi PAUD khususnya untuk usia 4-6 tahun, baik dari rumah tangga miskin maupun kaya pada kurun waktu 2004, 2007, dan 2010. Namun jika dicer-mati, tetap saja masih terdapat disparitas antara yang kaya dan yang mis-kin, dalam hal ini yang miskin makin tertinggal dari yang kaya.

SUSENAS, Maret 2013

0

.9

.8

.7

.6

.5

.4

.3

.2

.1

1

NER: 4-6 boys NER: 4-6 girls

DISPARITAS PARTISIPASI PAUD DILIHAT BERDASARKAN JENDER

0.33 0.36

757065

40

60

35

55

30

50

25

45

201510

2004 2007 2010

50

DISPARITAS PARTISIPASI PAUD BERDASARKAN KONDISI SOSIAL

EKONOMI ORANGTUA

46%

19%

5% 5%8%

25%

36%

59%

68%

Age 0-3: Poorest 20%Age 0-3: Richest 20%Age 4-6: Poorest 20%Age 4-6: Richest 20%

Enro

llmen

t

DISPARITAS PARTISIPASI PAUD DILIHAT BERDASARKAN LETAK GEOGRAFIS

0

.9

.8

.7

.6

.5

.4

.3

.2

.1

1

NER: 4-6 Rural NER: 4-6 Urban

0.30 0.38

SUSENAS, Maret 2013

DISPARITAS PARTISIPASI PAUD DILIHAT BERDASARKAN KEKAYAAN

RUMAH TANGGA

0

.9

.8

.7

.6

.5

.4

.3

.2

.1

1

0.27 0.31 0.36 0.37 0.43

NER: 4-6 Poorest 20%

NER: 4-6 Quintile 3

NER: 4-6 Richest 20%

NER: 4-6 Quintile 2

NER: 4-6 Quintile 4

SUSENAS, Maret 2013

0

.9

.8

.7

.6

.5

.4

.3

.2

.1

1

NER: 4-6 Mothers has less than Senior High School Education

NER: 4-6 Mother has Senior High School Education or higher

SUSENAS, Maret 2013

0.31

DISPARITAS PARTISIPASI PAUD DILIHAT BERDASARKAN PENDIDIKAN IBU

0.42

Page 10: Buku Renstra PAUD-awal - anggunpaud.kemdikbud.go.id

1312 RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 2015-2019

miskin, tinggal di pedesaan, dan ibunya berpendidikan rendah, merupakan kelompok anak yang makin tertinggal dalam mendapatkan layanan PAUD .

(7) Jenis-jenis layanan PAUD yang dipilih berdasarkan tingkat kemampuan ekonomi orangtua.

Data disebelah kiri ini memperlihatkan bah wa baik kelompok kaya maupun miskin memiliki kecende rung an yang relatif sama dalam memilih lembaga PAUD un tuk anak-anak nya. Ra ta-rata Taman Ka nak-kanak (TK) menjadi pilihan pertama, kemudian dis-usul Ke lompok Bermain (KB), Taman Pendi dikan Al Qur an (TPQ), dan baru yang terakhir Raudhatul Athfal (RA). Namun jika dicermati, ketimpangan yang cukup men-colok adalah keterlayanan anak di TK; ada 60 persen anak dari keluarga kaya masuk di TK, sementara itu hanya 39 persen anak dari keluarga miskin yang masuk di TK. Hal ini diduga karena biaya di TK lebih mahal dari yang non TK.

E. Potensi dan Permasalahan

1. Analisis Lingkungan Strategis

Kondisi lingkungan strategis dapat diidentifi kasi sebagai potensi, yang selanjutnya dija-dikan bahan pertimbangan penting dalam penyusunan Renstra. Kondisi lingkungan strate-gis yang menggambarkan kecenderungan masa depan mendapat perhatian khusus. Berikut diuraikan beberapa aspek lingkungan strategis dimaksud.

Komitmen Dunia

Pertemuan para menteri pendidikan se dunia yang diprakarsai UNESCO di Incheon, Korea Selatan pada Mei 2015 telah menyepakati beberapa hal penting mengenai “visi baru untuk pendidikan menuju tahun 2030.” Visi baru tersebut telah diterjemahkan dalam “tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals - SDGs) 4,” yakni “memasti-kan pendidikan inklusif, adil dan bermutu, dan mempromosikan kesempaan belajar sepan-jang hayat untuk semua (ensure inclusive and equitable quality education and promote life-long learning opportunities for all).”

Salah satu komitmen penting terkait PAUD adalah perlunya penyediaan pendidikan anak usia dini atau pra sekolah dasar selama satu tahun yang bebas biaya dan bersifat wajib, serta semua anak usia dini memiliki akses untuk mendapatkan PAUD yang berkualitas ( ... the provision of at least one year of free and compulsory quality pre-primary education and all chil-dren have access to quality early childhood development, care and education).

Indonesia sebagai negara anggota UNESCO yang juga ikut hadir dan menandatan-gani komitmen penting tersebut sudah selayaknya segera memulai langkah nyata untuk mengimplementasikan PAUD tersebut sesuai kondisi dan situasi Indonesia. Apalagi sejak tahun 2001 komitmen Pemerintah Indonesia untuk menangani PAUD telah diwujudkan

SUSENAS, 2010

DISPARITAS AKSES LAYANAN PAUD ANTARA KAYA-MISKIN, KOTA-DESA, DAN KAYA-MISKIN DI KOTA DAN DESA

Typical 4-year old child from richest quintile

Typical 4-year old child from poorest quintile

Typical 4-year old child in rural area

Urban 4-year old boy from noon-poor household whose mother is highly educated

Rural 4-year old girl from poor household whose mother has very little education

Typical 4-year old child in urban area

Typical 4-year old child from middle quintileWea

lthLo

catio

nCh

arac

teris

tics

0,00 0,10 0,20 0,30 0,40 0,50

0,40

0,24

0,16

0,30

0,21

0,36

0,09

SUSENAS, 2010

0,00 0,10 0,20 0,30 0,40 0,50

JENIS-JENIS LAYANAN PAUD YANG DIPILIH BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN EKONOMI ORANGTUA

0

.9

.8

.7

.6

.5

.4

.3

.2

.1

1

Source: World Bank (2013): Endline data from the Impact Evaluation of the ECED project

0.60

0.35 0.390.33

0.12 0.09 0.09 0.06

Non-poor Poor

Kindergartens (TK) Quranic Kindergartens (TPQ)Islamic Kindergartens (RA)Playgroups (KB)

Page 11: Buku Renstra PAUD-awal - anggunpaud.kemdikbud.go.id

1514 RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 2015-2019

• Tenaga Kependidikan PAUD

Pasal 1 UU Nomor 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyeleng-garaan pendidikan. Termasuk tenaga kependidikan untuk PAUD adalah Kepala seko-lah, pengelola, penyelenggara, pengawas TK, penilik PAUD, dan pengasuh serta penja-ga di satuan PAUD.

Kecuali pengawas TK atau Penilik PAUD, tenaga kepedidikan PAUD adalah bukan pegawai negeri sipil (PNS). Bahkan di PAUD nonformal, sebagian besar tenaga kepen-didikan merupakan tenaga sukarela (jika ada yang dibayar, jumlahnya pada umumnya sangat jauh dari memadai).

• Pengawas/Penilik

– Pengawas TK dan penilik PAUD sesungguhnya merupakan tena-ga kependidikan yang scara re-smi memiliki tugas yang diatur dalam Permenpan, antara lain: Ditegaskan dalam Permenpan & RB Nomor 14 Tahun 2010 (Pas-al 1, butir 1) bahwa penilik ada-lah tenaga kependidikan dengan tugas utama melakukan kegiatan pengendalian mutu dan eval-uasi dampak program PAUD, pendidikan kesetaraan dan keaksaraan, serta kursus pada jalur Pendidikan Nonformal dan Informal (PNFI). Secara lebih tegas disebutkan dalam Pasal 4 Permenpan & RB tersebut bah-wa tugas pokok penilik adalah melaksanakan kegi-atan pengendalian mutu dan evaluasi dampak program PNFI (termasuk PAUD – penulis).

Ditegaskan juga dalam Permenpan & RB Nomor 21/2010 (Pasal 5), bahwa tugas pokok Pengawas Sekolah (termasuk Pengawas TK) adalah melaksanakan pengawasan akademik dan manajerial pada satuan pendidikan (termasuk satuan pendidikan TK - penulis) yang meliputi penyusunan program pengawasan, pelaksanaan pembinaan, pemantauan pelaksanaan 8 standar Nasional Pendidikan, penilaian, pembimbingan dan pelatihan profesional guru, evaluasi hasil pelaksanaan pengawasan, dan pelak-sanaan tugas kepengawasan di daerah khusus. Pemantauan terhadap 8 standar na-sional (untuk Pengawas TK adalah Standar Nasional PAUD ) sama artinya dengan menempatkan Pengawas TK sebagai pengendali mutu TK di wilayah yang menjadi tugasnya.

de ngan membentuk direktorat yang secara khusus menangani PAUD, dan komitmen terha-dap PAUD juga telah dituangkan secara eksplisit dalam perturan perundangan (UU Nomor 20 Tahun 2003).

2. Permasalahan dan Tantangan Pembangunan PAUD Periode 2015-2019

Pembangunan pendidikan anak usia dini hingga tahun 2014 menunjukkan keberhasilan yang nyata, seperti yang telah diuraikan pada bagian C di atas. Namun masih terdapat banyak permasalahan penting dan tantangan yang akan dihadapi pada periode tahun 2015-2019.

Desa yang belum terjangkau PAUD

Masih banyaknya desa yang belum terja-mah PAUD juga merupakan tantangan tersendiri dalam rangka peningkatan dan peme rataan akses layanan PAUD. Berdasar data yang ada, sampai tahun 2012 masih terdapat 27.393 (35,36%) desa yang belum memiliki PAUD. De-sa-desa tersebut tersebar diber bagai provinsi, terutama di Provinsi Aceh, Papua, Sumatera Utara, NTT, Sumatera Selatan,Papua Barat, Maluku, Jambi, bengkulu, serta provinsi-provinsi di Ka-limantan dan Sulawesi. Data selengkap-nya dapat diperiksa pada lampiran.

Keberadaan layanan PAUD

• Pendidik PAUD

Sampai tahun 2012 jumlah pendidik PAUD yang secara resmi tercatat di Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan PAUD NI sudah mencapai 352.464 orang. Dari jumlah tersebut 50,89 % di antaranya hanya berpendidikan SMA ke bawah.Pendidik PAUD berpendidikan SMA ke bawah terbanyak di PAUD nonformal (76%); di PAUD formal hanya 43,07%. Ini merupakan tantangan besar, karena sesuai Standar Nasional PAUD pendidik PAUD semestinya berpendidikan S-1 atau D-4. Data seleng-kapnya dapat diperiksa pada Tabel 5 dan 6 (terlampir).

35.36% desa yang belum memiliki PAUD, terutama di

Provinsi Aceh, Papua, Sumatera Utara, NTT, Sumatera Selatan, Papua Barat, Maluku, Jambi,

bengkulu, serta provini-provinsi di Kalimantan dan Sulawesi.

144

g p porang. Dari jumlah tersebut 50,89 % di antaranya hanya berpendidikan SMA ke bawah.Pendidik PAUD berpendidikan SMA A keke bbawawahah ttererbabanynyakak ddii PAPAUDUD nnononfoformrmalal ((7676%)%);;di PAUD formal hanyaya 4433,007%. IIni merupakan tantangan besar, karena sesuai Standar Nasional PAUD pependndididik PAUD semestinya berpendidikan S-1 atau D-4. Data seleng-kapnya dappatat ddipiperiksa pada Tabel 5 dan n 66 ((terlalaammmpmpirir)).

• Penilik adalah tenaga kependidikan dengan tugas utama melakukan pengendalian mutu dan evaluasi dampak program PAUD.

• Tugas pokok pengawas (termasuk pengawas TK) diantaranya adalah pemantauan pelaksanaan 8 standar Nasional Pendidikan.

• Pengawas dan penilik belum diperankan sebagaimana mestinya.

Page 12: Buku Renstra PAUD-awal - anggunpaud.kemdikbud.go.id

1716 RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 2015-2019

– Hasil temuan ACDP membuktikan bahwa pengawas dan penilik yang tugas uta-manya sebagai pengendali mutu PAUD (formal dan nonformal) belum diperankan sebagaimana mestinya (ACDP-022, 2015).

3. Anggaran PAUD

Selama ini anggaran untuk PAUD ma-sih belum sebanding dengan jumlah sasaran yang ada. Anggaran untuk Di-rektorat Pembinaan PAUD sejak 2008 s/d 2014 rata-rata di bawah Rp 1 triliun, sedangkan jumlah anak 3-6 tahun pada tahun 2013 ada 18.520.685. Demikian juga anggaran untuk Direktorat Pem-binaan Pendidik dan Tenaga Kependi-dikan PAUD NI rata-rata juga kurang dari Rp 1 triliun. Sementara itu sejak adanya tunjangan profesi bagi guru TK, sebagian diperuntukkan bagi tunjangan guru TK. Data selengkapnya tentang anggaran PAUD tersebut dapat diperiksa pada Tabel 4 (terlampir).

Melalui program PAUD diharapkan semua anak usia dini Indonesia dapat mengikuti pro-gram PAUD yang bermutu yang dapat melejitkan semua potensi fi sik dan mentalnya, seh-ingga ke depan dapat menjadi generasi emas yakni generasi yang sehat, cerdas, ceria, krea-tif, berbudi pekerti luhur/berakhlak mulia, tangguh, dan bisa melanjutkan pembangunan bangsa menuju negara yang adil, makmur dan bermartabat berdasarkan Pancasila. F. Landasan Filosofi

Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi me-nusia yang menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bera-khlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan anak usia dini bertujuan untuk Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam me-masuki pendidikan lebih lanjut.

Pendidikan anak usia dini berkontribusi terhadap meningkatnya efi siensi pendidikan, yaitu menurunkan angka mengulang kelas dan meningkatkan kemampuan anak untuk menyele-saikan pendidikan yang lebih tinggi; (2) Dwi Hastuti/IPB (2010) melaporkan bahwa penye-lenggaraan dan fasilitasi anak usia dini secara holistik berdampak pada tumbuh-kembang, baik fi sik-motorik, kognitif, bahasa maupun perkembangan sosialnya menjadi utuh dan lebih baik, sehingga dapat lebih mempersiapkan anak mengikuti pendidikan lebih lanjut; (3) berdasarkan hasil penelitian tentang kesiapan sekolah terhadap anak-anak yang mengikuti dan tidak mengi-kuti program pendidikan anak usia dini yang dilakukan Unicef bersama Universitas Atmajaya Jakarta pada tahun 2010 diperoleh hasil a.l. bahwa program pendidikan anak usia dini secara signifi kan membantu anak untuk mengembangkan kompetensi psikososial dan kognitif yang penting bagi kesiapan sekolah (Unicef, 2011); (4) Bank Dunia (2013) berdasarkan hasil studi dampak PAUD di Indonesia menyimpulkan bahwa kemampuan di bidang bahasa Indonesia,

• Rata-rata anggaran PAUD (Direktorat PPAUD dan Direktorat PPTK PAUDNI) per tahun selama periode 2008 s/d 2014 kurang dari Rp 2 triliun.

• Sementara itu pada tahun 2013, jumlah anak 3-6 tahun sudah mencapai 18.520.685 orang.

Page 13: Buku Renstra PAUD-awal - anggunpaud.kemdikbud.go.id

1918 RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 2015-2019

matematika dan perkembangan kognitif anak-anak yang berasal dari PAUD lebih baik daripada anak-anak yang tidak berasal dari PAUD , dan hal ini konsisiten sejak anak berusia 6 hingga 9 tahun.

Arah kebijakan pembinaan PAUD tahun 2014-2019 adalah meningkatkan perluasan dan mutu PAUD dalam rangka membina, menumbuhkan dan mengembangkan seluruh potensi anak usia dini secara optimal agar memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan lebih lanjut. Adapun tujuan program PAUD adalah agar semua anak usia dini baik laki-laki maupun perempuan, di daerah pedesaan maupun perkotaan, dari keluarga miskin maupun kaya, memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan layanan PAUD agar dapat tumbuh dan berkembang secara op-timal sesuai dengan potensi yang dimiliki. Untuk menjamin tercapainya tujuan tersebut maka perlu disusun rencana strategis (Renstra) pembangunan PAUD selama kurun waktu minimal lima tahun guna memberikan arah yang jelas kepada siapa pun dan utamanya para penanggung jawab PAUD di Pusat dan di Daerah agar dalam merancang program-program PAUD beserta kegiatannya terukur dan ada kesinambungan yang jelas.

BAB II

VISI, MISI, DAN TUJUAN DIREKTORAT PEMBINAAN PAUD

A. Visi Pembinaan PAUD

Sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 yaitu Menghasilkan Insan Indonesia Cerdas dan Kompetitif (Insan Kamil/Insan Paripurna). Visi Di-rektorat Pembinaan PAUD pun masih mengacu pada visi RPJPN dan sejalan dengan visi misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yaitu Terselenggaranya layanan Pendidikan Anak Usia Dini yang bermutu untuk mewujudkan insan Indonesia yang cerdas komprehensip, bera-khlak mulia, berkarakter, terampil, mandiri, kreatif dan profesional serta Ekosistem Pendidikan Anak Usia Dini yang berkarakter dengan Berlandaskan Gotong Royong.

Terbentuknya insan serta ekosistem pendidikan yang berkarakter dapat dimaknai sebagai ter-wujudnya tujuh elemen ekosistem. Penyebutan insan secara terpisah adalah dimaksudkan un-tuk menekankan arti sangat penting atas peran pelaku dalam suatu ekosistem.

Seperti yang disebutkan dalam Renstra 2015-2019 Kemendikbud Tujuh elemen ekosistem pendidikan yaitu:

1. Sekolah yang Kondusif

2. Guru sebagai Penyemangat

3. Orangtua yang Terlibat Aktif

4. Masyarakat yang Sangat Peduli

5. Industri yang Berperan Penting

6. Organisasi Profesi yang Berkontribusi Besar

7. Pemerintah yang Berperan Optimal

Pemerintah memegang peranan penting dalam peningkatan akses, kualitas, dan relevansi pen-didikan serta daya saing anak-anak Indonesia, terutama dalam penyediaan sarana dan prasarana sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan Standar Nasional Pendidikan (SNP), pemberian Bantuan Operasional Sekolah (BOS) pada semua jenjang pendidikan serta pemberi-an beasiswa miskin melalui Kartu Indonesia Pintar (KIP) sehingga keterjangkauan dan jaminan untuk memperoleh layanan pendidikan dasar dan menengah dapat terpenuhi. Selain itu peme-rintah juga harus menjamin ketersediaan pendidik dan tenaga kependidikan yang profesional

Page 14: Buku Renstra PAUD-awal - anggunpaud.kemdikbud.go.id

2120 RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 2015-2019

di seluruh jenjang pendidikan dan seluruh satuan pendidikan, serta mengurangi kesenjangan akses dan kualitas antar propinsi, kabupaten dan kota serta antardaerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T).

Pemerintah daerah pun dituntut untuk berperan lebih daripada waktu sebelumnya. Sebagian besar penggunaan dana pendidikan dari APBN berada dibawah kontrol pemerintah daerah. Pemanfaatan dana pendidikan yang berasal dari APBN dan APBD dapat diupayakan semakin terkoordinasi, antara lain mengkaitkan besaran alokasi dana pemerintah dengan seberapa besar alokasi APBD daerah bersangkutan.

Terbentuknya insan serta ekosistem kebudayaan yang berkarakter untuk anak usia dini dapat dimaknai sebagai berikut:

1. Terwujudnya pemahaman mengenai pluralitas sosial dan keberagaman budaya dalam mas-yarakat, yang diindikasikan oleh kesediaan untuk membangun harmoni sosial, menumbuh-kan sikap toleransi, dan menjaga kesatuan dalam keanekaragaman;

2. Terbentuknya wawasan kebangsaan di kalangan anak-anak usia sekolah yang diindikasikan oleh menguatnya nilai-nilai nasionalisme dan rasa cinta tanah air;

3. Terwujudnya budaya dan aktivitas riset, budaya inovasi, budaya produksi serta pengem-bangan ilmu dasar dan ilmu terapan yang sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri untuk mendukung pusat-pusat pertumbuhan ekonomi;

4. Terbentuknya karakter yang tangguh dengan melestarikan, memperkukuh dan menerapkan nilai-nilai kebudayaan Indonesia;

5. Tingginya apresiasi terhadap keragaman seni dan kreativitas karya budaya, yang mendorong lahirnya insan kebudayaan yang profesional yang lebih banyak;

Berlandaskan gotong royong dapat dimaknai sebagai berikut:

Gotong royong merupakan salah satu ciri khas bangsa Indonesia. Go-tong royong diakui sebagai kepri-badian dan budaya bangsa yang te-lah berakar kuat dalam kehidupan masyarakat. Gotong royong dalam pembangunan pendidikan dan ke-budayaan berarti banyak hal yang di-la kukan secara bersama oleh ba nyak pihak secara sadar, sukarela, dan keinginan saling menolong. Berlan-daskan gotong royong akan mem-posisikan pembangunan pendidikan dan kebudayaan sebagai sebuah ge-rakan. Gerakan yang dicirikan, an-tara lain oleh keterlibatan aktif mas-yarakat dan kepercayaan yang tinggi terhadap lingkungan lembaga satuan pendidikan seperti sekolah.

B. Misi Pembinaan PAUD

Untuk mencapai Visi Direktorat Pembinaan PAUD 2019, ditetapkan 5 (lima) Misi sebagai berikut:

M1; Mewujudkan Pelaku Pendidikan Anak Usia Dini yang Kuat dan Berkarakter

M2; Mewujudkan Akses PAUD yang Meluas, Merata, dan Berkeadilan

M3; Mewujudkan Pembelajaran yang Bermutu Berbasis Bermain

M4; Mewujudkan Pencapaian Tingkat Perkembangan Anak

M5; Mewujudkan Penguatan Tata Kelola serta Peningkatan Efektivitas Pelibatan Masyarakat dalam Pendidikan Anak Usia Dini

Misi Renstra Direktorat Pembinaan PAUD 2015-2019 dapat dimaknai sebagai berikut:

1. Mewujudkan pelaku pendidikan dan kebudayaan yang kuat adalah menguatkan siswa, guru, kepala sekolah, orang tua, dan pemimpin institusi pendidikan dalam ekosistem pendidikan; memberdayakan pelaku budaya dalam pelestarian dan pengembangan kebudayaan; serta fokus kebijakan diarahkan pada penguatan perilaku yang mandiri dan berkepribadian;

2. Mewujudkan akses yang meluas, merata, dan berkeadilan adalah mengoptimalkan capaian wa-jib PAUD satu tahun pra SD; meningkatkan ketersediaan serta keterjangkauan layanan pendi-dikan, khususnya bagi masyarakat yang berkebutuhan khusus dan masyarakat ter pinggirkan, serta bagi wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T);

3. Mewujudkan pembelajaran yang bermutu berbasis bermain adalah meningkatkan mutu pendidikan sesuai lingkup standar nasional pendidikan; serta memfokus-kan pada bermain anak yang menyenangkan dengan pema-haman akan keberagaman, dan penguatan praktik baik dan inovasi;

4. Mewujudkan pencapaian tingkat perkembangan anak adalah pembelajaran yang tetap memfokuskan untuk pencaiapan tingkat perkembangan anak dan dapat terukur serta tera-nalisa secara nasional.

5. Mewujudkan penguatan tata kelola serta peningkatan efektivitas birokrasi dan pelibatan publik adalah dengan memaksimalkan pelibatan publik dalam seluruh aspek pengelolaan

Page 15: Buku Renstra PAUD-awal - anggunpaud.kemdikbud.go.id

2322 RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 2015-2019

kebijakan yang berbasis data, riset, dan bukti lapangan; membantu penguatan kapasitas tata kelola pada pendidikan di daerah, mengembangkan koordinasi dan kerjasama lintas sektor di tingkat nasional; mewujudkan birokrasi Kemendikbud yang menjadi teladan dalam tata kelola yang bersih, efektif, dan efi sien.

Misi Renstra dapat pula dijelaskan sebagai bagian dari revolusi mental. Misi renstra tersebut dilihat sebagai tujuh jalan revolusi mental yang mengintegrasikan pengelolaan pembangunan pendidikan dan kebudayaan, yaitu:

1. Menerapkan paradigma pendidikan untuk membentuk manusia mandiri dan berkepriba-dian;

2. Mengembangkan kurikulum berbasis karakter dengan mengadopsi kearifan lokal serta vo-kasi yang beragam berdasarkan kebutuhan geografi s daerah serta bakat dan potensi anak;

3. Menciptakan proses belajar yang nyaman dan menyenangkan untuk menumbuhkan ke-mauan belajar dari dalam diri anak;

4. Memberi kepercayaan besar kepada kepala sekolah dan guru untuk mengelola suasana dan proses belajar yang kondusif agar anak nyaman belajar;

5. Memberdayakan orangtua untuk terlibat lebih aktif pada proses pembelajaran dan tumbuh kembang anak;

6. Membantu kepala sekolah untuk menjadi pemimpin yang melayani warga sekolah;

7. Menyederhanakan birokrasi dan regulasi pendidikan diimbangi pendampingan dan penga-wasan yang efektif.

C. Tujuan Strategis Direktorat Pembinaan PAUD

Merujuk pasa Renstra Kemendikbud tahun 2015-2019 dirumuskan tujuan dan sasaran-sasaran strategis tahun 2015-2019 yang lebih jelas guna menggambarkan ukuran-ukuran terlaksananya misi dan tercapainya visi.

Tujuan strategis Direktorat Pembinaan PAUD tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Strategis 3 (T3): Peningkatan Akses Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Peningkatan akses layanan PAUD dalam lima tahun ke depan menjadi prioritas Direktorat mengingat PAUD memiliki peranan penting dalam mendorong tumbuh kembang anak Indonesia secara optimal dan menyiapkan anak dalam rangka memasuki sekolah dasar. Pen-ingkatan akses layanan PAUD dilakukan melalui perluasan layanan PAUD yang menjang-kau semua lokasi dan komunitas anak usia dini serta meningkatkan pemerataan layanan hingga menjangkau wilayah terisolir, tertinggal dan/atau perbatasan mewujudkan layanan PAUD yang non-diskriminatif, inklusif, dan berkeadilan.

Peningkatan akses PAUD terutama difokuskan pada daerah-daerah miskin di 22.000 desa yang belum memiliki layanan PAUD. Bekerjasama dengan lembaga mitra dan Bunda PAUD diharapkan terjadi percepatan perluasan layanan PAUD . Rintisan kearah penerapan wajib PAUD satu tahun pra SD menjadi fokus pembangunan PAUD dalam lima tahun ke depan.

2. Tujuan Strategis 4 (T4): Peningkatan Mutu dan Relevansi Pembelajaran yang Berori-entasi pada Pembentukan Karakter.

Peningkatan mutu pendidikan anak usia dini merupakan kunci bagi pengembangan po-tensi anak secara optimal utamanya difokuskan pada pembentukan karakter. Peningkatan mutu PAUD diartikan terpenuhinya delapan standar layanan PAUD yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 137 tahun 2014 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Peningkatan mutu layanan PAUD berorientasi pada pemenu-han kebutuhan dan hak anak untuk tumbuh dan berkembang karenanya layanan PAUD bermutu berarti penerapan layanan holistic dan integrative dengan memperhatikan kebutu-han anak terhadap pengasuhan, kesehatan, gizi, pendidikan, rasa aman, dan terhindar dari kekerasan fi sik maupun verbal. Fokus pembangunan PAUD dalam lima tahun ke depan adalah pemberian layanan PAUD yang holistik dan terintegratif dengan mengangkat keari-fan dan budaya lokal termasuk di dalamnya penggunaan bahasa ibu.

3. Tujuan Strategis 5 (T5): Peningkatan Sistem Tata Kelola yang Transparan dan Akun-tabel dengan Melibatkan Publik.

Peningkatan akuntabilitas pengelolaan keuangan dan kinerja Ditjen PAUD dan Dikmas ber-tujuan untuk menjaga agar mutu laporan keuangan Ditjen PAUD dan Dikmas tetap mem-peroleh opini hasil audit Wajar Tanpa Pengecualian dari BPK. Pelibatan publik dalam berag-am program sebagai upaya peningkatan efi siensi dan efektivitas perencanaan dan pelaksanaan program kerja dan anggaran serta mengembangkan koordinasi dan kerjasama lintas sektor. Selain itu konsistensi dalam pelaksanaan reformasi birokrasi yang dilaksanakan di tingkat ke-menterian dan direktorat jenderal ditindaklanjuti dalam kebijakan penempatan staf sesuai de ngan komoetensi dan beban tugas dengan fokus pada mewujudkan tata kelola Direktorat PAUD yang bersih, efektif dan efi sien, wilayah bebas korupsi dan transparansi dengan melibat-kan publik dalam seluruh aspek pengelolaan kebijakan berbasis data, riset dan bukti lapangan.

Page 16: Buku Renstra PAUD-awal - anggunpaud.kemdikbud.go.id

2524 RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 2015-2019

D. Sasaran Strategis Direktorat Pembinaan PAUD

Sasaran Strategis (SS) yang menggambarkan kondisi yang dicapai pada tahun 2019 dimana pencapaiannya didasarkan pada Indikator Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) untuk mengukur apakah sasaran strategis untuk mengkonfi rmasi tujuan strategis tersebut dicapai pada tahun 2019. Sasaran strategis untuk tingkat ketercapaian masing-masing tujuan adalah sebagai berikut:

1. Terwujudnya tujuan strategis 3 (T3): Peningkatan Akses Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Untuk mencapai tujuan strategis (T3) dilakukan melalui sasaran strategis (SS1) yaitu dengan meningkatnya partisipasi anak usia dini yang terlayani PAUD. Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) sebagai tolok ukur Sasaran Strategis ditargetkan tahun 2019 seku-rang-kurangnya 78,7% anak usia 4-6 tahun terlayani PAUD.

KODE SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA SASARAN STRATEGIS (IKSS)

SS5Meningkatnya Akses Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat di Seluruh Provinsi dan Kabupaten

dan Kota

APK PAUD usia 3-6 tahun sekurang-kurangnya 78,70%.

Tabel 2.1 Sasaran Strategis 5 (SS 5)

SS 5 merupakan sasaran yang memfokuskan pada partisipasi anak usia 4-6 tahun yang ter-layani program PAUD . Pencapaian sasaran strategis diukur dari tingkat pencapaian indika-tor sasaran strategis, yang merupakan tolok ukur keberhasilan T3. Disamping itu SS 5 juga

mendukung pencapaian sasaran pembangunan nasional, khususnya sasaran pokok pemba-ngunan masyarakat serta pencapaian agenda prioritas pembangunan Nawacita 3 yaitu: (a) membangun dari pinggiran dan (b) meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat;

2. Terwujudnya tujuan strategis 4 (T4): Peningkatan Mutu dan Relevansi Pembelajaran yang Berorientasi pada Pembentukan Karakter, dapat ditandai dengan tercapainya sasaran strategis (SS) sebagai berikut:

KODE SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA SASARAN STRATEGIS (IKSS)SS7 Meningkatnya mutu Pendidikan Anak

Usia DiniJumlah lembaga PAUD yang menerapakan Pendidikan Karakter.

Tabel 2.2 Sasaran Strategis 7 (SS7)

SS7 ini memfokuskan pada mutu layanan PAUD .

Terwujudnya T4 dapat dilihat dari tercapainya sasaran strategis (SS 7) yang pencapaiannya diukur dari tingkat pencapaian IKSS yang merupakan tolok ukur keberhasilan T4. SS7 mencakup layanan PAUD yang diselenggarakan oleh masyarakat dengan fokus pada mutu layanan terpenuhinya delapan standar PAUD dan pembelajaran PAUD fokus utama pada pembentukan karakter anak.

E. Tata Nilai Direktorat Pembinaan PAUD

Pelaksanaan misi dan pencapaian visi memerlukan penerapan tata nilai yang sesuai dan men-dukungnya. Tata nilai merupakan dasar sekaligus arah bagi sikap dan perilaku seluruh pegawai da-lam menjalankan tugas. Tata nilai yang di utamakan pada Renstra Direktorat Pembinaan PAUD 2015-2019 mengacu pada Rentrsa Kemendikbud tahun 2015-2019 yaitu sebagai berikut:

1. Memiliki Integritas

Konsisten dan teguh dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan, terutama dalam hal kejujuran dan kebenaran dalam tindakan, memiliki integritas, bersikap jujur, dan mampu mengemban kepercayaan.

2. Kreatif dan Inovatif

Memiliki pola pikir, cara pandang, dan pendekatan yang variatif terhadap setiap permasala-han, serta mampu menghasilkan karya baru.

3. Inisiatif

Inisiatif adalah kemampuan bertindak melebihi yang dibutuhkan atau yang dituntut dari pekerjaan, melakukan sesuatu tanpa menunggu perintah lebih dahulu dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan hasil pekerjaan, dan menciptakan peluang baru atau un-tuk menghindari timbulnya masalah.

4. Pembelajar

Berkeinginan dan berusaha untuk selalu menambah dan memperluas wawasan, pengeta-huan dan pengalaman serta mampu mengambil hikmah dan mejadikan pelajaran atas setiap kejadian.

Page 17: Buku Renstra PAUD-awal - anggunpaud.kemdikbud.go.id

2726 RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 2015-2019

BAB III

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI, KERANGKA REGULASI, KERANGKA PENDANAAN DAN KELEMBAGAAN

A. Arah Kebijakan dan Strategi

Tahapan pembangunan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 saat ini memasuki tahap ketiga (2015-2019) dengan tema memantapkan pemba-ngunan secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan keuanggulan kompetitif, pere-konomian yang berbasis sumber daya alam yang tersedia, sumber daya manusia yang berkuali-tas, serta kemampuan iptek.

Arah kebijakan dan strategi pembanguan PAUD tahun 2015-2019, dirumuskan berdasarkan RPJMN 2015-2019 yaitu perluasan dan pemerataan akses pendidikan anak usia dini bermutu, berkesetaraan jender, dan berkeadilan dalam rangka mendukung keberhasilan wajib belajar 12 tahun..

Arah kebijakan Direktorat Pembinaan PAUD tahun 2015-2019 berisi program dan kegiatan dalam rangka pencapaian Tujuan Strategis yang memiliki dampak terhadap pencapaian visi dan misi Kemendikbud.

1. Arah kebijakan dan strategi untuk mendukung Nawacita 3: Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.

Tujuan Strategis 1 (T1): Peningkatan Akses Pendidikan PAUD

Peningkatan akses layanan PAUD dalam lima tahun ke depan menjadi prioritas Direktorat melalui:

1) Fokus pembangunan di daerah terluar, terjauh, perbatasan dan terisolir terutama di 22.000 desa yang belum memiliki PAUD. Wilayah pembangunan PAUD dari pinggir-an diprioritaskan wilayah timur dengan mengusung pemerataan akses yang berkeadilan bagi anak Indonesia.guna mewujudkan layanan PAUD yang non-diskriminatif, inklusif, dan berkeadilan melalui:

5. Menjunjung Meritokrasi

Memiliki pandangan yang memberi peluang kepada orang untuk maju berdasarkan kelay-akan dan kecakapannya.

6. Terlibat Aktif

Suka berusaha mencapai tujuan bersama serta memberikan dorongan agar pihak lain terger-ak untuk menghasilkan karya terbaiknya.

7. Tanpa Pamrih

Tidak memiliki maksud yang tersembunyi untuk memenuhi keinginan dan memperoleh keuntungan pribadi, memberikan dorongan dan semangat bagi pihak lain untuk suka be-rusaha mencapai tujuan bersama, memberikan inspirasi, dan memberikan dorongan agar pihak lain tergerak untuk menghasilkan karya terbaiknya.

Page 18: Buku Renstra PAUD-awal - anggunpaud.kemdikbud.go.id

2928 RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 2015-2019

a) Meningkatkan jumlah satuan PAUD inklusif minimal satu satuan PAUD di setiap kecamatan.

b) Menata kelembagaan PAUD melalui perizinan dan pemberian nomor induk lembaga/satuan PAUD.

c) Membentuk pusat konsultasi, informasi dan rujukan PAUD di setiap Satuan PAUD percontohan/unggulan.

2) Melakukan koordinasi dengan kementerian Desa Tertinggal dan Transmigrasi untuk membangun desa melalui program PAUD Desa Bermutu melalui:

3) Meningkatkan partisipasi masyarakat dan lembaga kemasyarakat dalam mengadvokasi pemerintah daerah dalam fasilitasi penyelenggaraan PAUD.

4) Meningkatkan jumlah satuan layanan PAUD yang menjangkau semua lokasi dan komunitas anak usia dini minimal satu satuan PAUD di setiap kel/desa dan di wilayah 3 T, melalui:

a) Bantuan pendirian/rintisan satuan PAUD baru;

b) Bantuan pembangunan/penyediaan fasilitas PAUD;

c) Penambahan satuan layanan pada satuan PAUD yang sudah berjalan (TK/KB/TPA/SPS).

2. Arah kebijakan dan strategi untuk mendukung Nawacita 5: Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia.

Sasaran strategis 2 (SS2) dan (SS3): Peningkatan Mutu dan Relevansi Pembelajaran yang Berorientasi pada Pembentukan Karakter.

Peningkatan mutu pendidikan anak usia dini merupakan kunci bagi pengembangan potensi anak secara optimal utamanya difokuskan pada pembentukan karakter melalui:

1) Pengembangan karakter secara berkesinambungan dan berkelanjutan dalam kegiatan sehari-hari yang dilaksanakan di satuan/lembaga PAUD maupun lingkungan keluarga.

2) Pemenuhan kebutuhan dan hak anak untuk tumbuh dan berkembang melalui pene rapan PAUD Holistik Integratif dengan mengoptimalkan potensi daerah, keanekaragaman hayati daerah, dan pembinaan terpadu lintas sektor.

3) Pembelajaran yang menyenangkan, selaras dengan tahapan perkembangan, sosial-budaya, dan kebutuhan anak.

4) Penggunaan bahasa ibu dalam proses berkomunikasi dalam pembelajaran di satuan/lembaga PAUD maupun dalam lingkungan setempat .

5) Pemenuhan standar PAUD di satuan/lembaga PAUD melalui dukungan pendanaan Pusat dan Daerah serta partisipasi masyarakat dan dunia usaha.

6) Pembentukan satuan PAUD percontohan disetiap kabupaten/kota dan kecamatan minimal setiap jenis layanan satu satuan PAUD percontohan;

3. Arah kebijakan dan strategi untuk mendukung Nawacita 2: Membangun Tata Kelola Pe-merintahan yang Bersih, Efektif, Demokratis, dan Terpercaya (Pembangunan Efektivitas Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola).

Sasaran strategis dan tujuan strategis yang mendukung pencapaian agenda prioritas pemba-ngunan (Nawacita 2), yaitu peningkatan sistem tata kelola yang transparan dan akuntabel dengan melibatkan publik.

Upaya yang dilakukan dalam rangka membangun tata kelola Ditbindikkel yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya, yaitu: (i) membangun transparansi dan akuntabiltas ki-nerja Ditbindikkel; (ii) menyempurnakan dan meningkatkan kualitas Reformasi Birokrasi Nasional (RBN); dan (iii) meningkatkan partisipasi publik dalam proses pengambilan ke-bijakan publik.

Arah kebijakan dan strategi yang diperlukan untuk mendorong tercapainya sasaran strategis terkait peningkatan sistem tata kelola yang transparan dan akuntabel adalah sebagai berikut:

1) Penguatan kapasitas pengelolaan reformasi birokrasi dilaksanakan melalui: (i) penguatan kelembagaan dan tatakelola pengelolaan reformasi birokrasi; (ii) penataan regulasi dan kebijakan di bidang aparatur negara; (iii) perluasan dan fasilitasi pelaksanaan RB pada instansi pemerintah daerah; dan (iv) penyempurnaan sistem evaluasi pelaksanaan RBN;

2) Penerapan manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN) yang transparan, kompetitif, dan berbasis merit, dilaksanakan melalui antara lain: (i) pengendalian jumlah dan distribusi pegawai; (ii) penerapan sistem rekrutmen dan seleksi pegawai yang transparan, kompetitif dan berbasis merit serta teknologi informasi dan komunikasi (TIK); (iii) penguatan sistem dan kualitas penyelenggaraan diklat; (iv) penerapan sistem promosi secara terbuka, kompetitif dan berbasis kompetensi didukung oleh efektifnya KASN; dan (v) penerapan sistem manajemen kinerja pegawai; dan penguatan sistem informasi kepegawaian nasional;

3) Peningkatan kualitas pelayanan publik dengan menerapkan strategi, antara lain: (i) penguatan kerangka kebijakan kelembagaan pelayanan dalam rangka kemitraan antara pemerintah dan swasta; (ii) peningkatan pelayanan publik yang lebih terintegrasi, memastikan implementasi kebijakan secara konsisten sebagaimana diamanatkan UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; penetapan quick wins pelayanan publik Kemendikbud; (iii) mendorong inovasi pelayanan publik, peningkatan kualitas dan standardisasi kelembagaan pelayanan perizinan; (iv) pemantapan penerapan SPM yang terintegrasi dalam perencanaan dan penganggaran; serta (v) penguatan kapasitas peng endalian kinerja pelayanan publik, yang meliputi pemantauan, evaluasi, penilaian, dan pengawasan, termasuk pengawasan oleh masyarakat;

4) Membangun keterbukaan informasi publik dan komunikasi publik, yang akan ditempuh dengan strategi: (i) pengembangan kebijakan bidang komunikasi dan informasi termasuk keterbukaan informasi publik, pengelolaan dan penyebaran informasi publik; (ii) fasilitasi untuk mendorong satuan kerja Kemendikbud wajib membuat laporan kinerja, serta membuka akses informasi publik sesuai dengan UU No. 14 tahun 2008 dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan negara yang transparan, efektif, efi sien dan akuntabel, serta dapat dipertanggungjawabkan; (iii) fasilitasi dorongan bagi pembentukan dan penguatan peran PPID dalam mengelola dan memberikan pelayanan informasi secara berkualitas; (iv) fasilitasi untuk mendorong pemerintah daerah untuk meningkatkan partisipasi publik dalam pembuatan kebijakan publik, program kebijakan publik, dan proses pengambilan keputusan publik serta alasan pengambilan keputusan terkait

Page 19: Buku Renstra PAUD-awal - anggunpaud.kemdikbud.go.id

3130 RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 2015-2019

pembangunan pendidikan dan kebudayaan; (v) penyediaan konten informasi publik berkualitas terkait pembangunan pendidikan dan kebudayaan untuk meningkatkan kecerdasan dan pengembangan kepribadian bangsa dan lingkungan sosialnya terutama di daerah terdepan, terluar, tertinggal dan rawan konfl ik; (vi) penguatan media centre, media komunitas, media publik lainnya, Kelompok Informasi Masyarakat (KIM), dan M-Pustika sebagai media penyebaran informasi publik yang efektif; (g) kampanye publik terkait pembangunan pendidikan dan kebudayaan dalam rangka pembangunan re volusi mental; (vii) penguatan sumber daya manusia bidang komunikasi dan informasi; dan (viii) penguatan Government Public Relation (GPR) untuk membangun komunikasi interaktif antara pemerintah dan masyarakat;

5) Mendorong masyarakat untuk dapat mengakses informasi publik dan memanfaatkannya, yang akan ditempuh dengan strategi: (i) penguatan kemitraan dengan pemerintah daerah, organisasi masyarakat sipil, swasta dan media untuk mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya informasi publik dan berpartisipasi dalam proses penyusunan dan pengawasan kebijakan; khususnya terkait pembangunan pendidikan dan kebudayaan (ii) penguatan literasi media terkait pembangunan pendidikan dan kebudayaan dalam peningkatan kesadaran, kemampuan dan kapasitas masyarakat untuk memanfaatkan media sesuai dengan kebutuhannya; (iii) diseminasi informasi publik terkait dengan prioritas program pembangunan nasional pendidikan dan kebudayaan melalui berbagai media;

6) Penyempurnaan sistem manajemen dan pelaporan kinerja instansi pemerintah secara terintegrasi, kredibel, dan dapat diakses publik yang akan ditempuh melalui strategi: (i) penguatan kebijakan sistem pengawasan intern pemerintah; (ii) penguatan peng-awasan terhadap kinerja pembangunan nasional; dan (iii) pemantapan implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) pada seluruh instansi pusat dan daerah;

7) Penerapan e-government untuk mendukung bisnis proses pemerintahan dan pemba-ngunan yang efi sien, efektif, transparan, dan terintegrasi melalui strategi, antara lain: (i) penguatan kebijakan e-government; (ii) penguatan sistem dan infrastruktur e-government yang terintegrasi; (iii) peningkatan kapasitas kelembagaan dan kompetensi sumber daya manusia; (iv) penetapan quick wins penerapan e-government;

8) Penerapan open government merupakan upaya untuk mendukung terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang terbuka, partisipatif dan akuntabel dalam penyusunan kebijakan publik, dan pengawasan terhadap penyelenggaraan negara dan pemerintahan. Strategi pelaksanaannya ditempuh dengan cara: (i) peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya informasi publik; (ii) penyediaan ruang partisipasi bagi publik dalam menyusun dan mengawasi pelaksanaan kebijakan publik, (iii) pengembangan sistem publikasi informasi proaktif dan interaktif yang dapat diakses publik, penguatan badan publik agar terbuka dan akuntabel melalui pelaksanaan edukasi dan advokasi bagi Komisi Informasi provinsi, kabupaten, dan kota; dan (iv) pendampingan operasionalisasi Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) badan publik daerah;

9) Penguatan manajemen kinerja pembangunan dilaksanakan melalui strategi: (i) penguat-an kualitas perencanaan dan penganggaran untuk meningkatkan kualitas belanja negara, (ii) penguatan implementasi manajemen kinerja Kemendikbud, (iii) penguatan pengendalian kinerja pembangunan pendidikan dan kebudayaan meliputi pemantauan, evalua si, dan pengawasan yang efektif dan terintegrasi disertai penguatan sistem pemberian penghargaan dan sanksi terhadap kinerja pembangunan; serta (iv) dukungan penerapan e-government yang terintegrasi dalam manajemen kinerja pembangunan nasional;

10) Peningkatan kualitas pelaksanaan desentralisasi dan otonomi pendidikan dan kebudayaan bertujuan untuk makin meningkatkan efektivitas pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah dalam penyelenggaraan pendidikan dan kebudayaan, serta pelayanan kepada masyarakat. Strategi yang ditempuh antara lain berupa: (i) peningkatan kapasitas pemerintah daerah dalam penyelenggaraan otonomi daerah pendidikan dan kebudayaan; (ii) peningkatan kualitas tata kelola pendidikan di daerah; dan (iii) peningkatan kualitas regulasi dan Dikmas.

11) Pelibatan publik dalam perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan monitoring layanan PAUD melalui (i) Peningkatan dan Penguatan Peran Organisasi Profesi dengan cara mendorong organisasi profesi meningkatkan perannya dalam mengkoordinasi dan meningkatkan kapasitas dan kualitas PTK PAUD. Baik dengan membangun kemitraan dalam pendidikan, pelatihan, maupun pemagangan. (ii) Peningkatan dan Penguatan Peran Organissasi Sosial Kemasayarakatan, (iii) Peningkatan dan Penguatan Peran Perguruan tinggi. (iv) Peningkatan dan Penguatan Peran Mitra Internasional. (v) Peningkatan dan penguatan peran dunia usaha dan dunia industri.

Kebijakan Direktorat Pembinaan PAUD 2015-2019 disiapkan disesuaikan dengan Rens-tra Kemdikbud dan Renstra Ditjen PAUD dan Dikmas dengan memprioritaskan layanan PAUD untuk mendukung wajib PAUD satu tahun pra SD mendukung keberhasilan wajar 12 tahun dan penanaman karakter sejak usia dini.

Arah kebijakan Direktorat Pembinaan PAUD dilaksanakan melalui program dan kegiatan tahun 2015-2019 dengan menggunakan struktur perencanaan dan anggaran yang terbaru. Penyesuaian dan penyempurnaan dilakukan pada struktur kinerja yang mencakup sasaran strategis (SS) dan indikator kinerja sasaran strategis (IKSS), sasaran program (SP) dan in-dikator kinerja program (IKP), serta sasaran kegiatan dan indikator kinerja kegiatan.

NO SASARAN PROGRAM (SP) IKP

1 Meningkatnya keluasan dan kemerataan akses PAUD yang bermutu, berkesetaraan jender, dan berwawasan pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan (ESD) dan kewarganegaraan global di semua provinsi, kabupaten, dan kota

• Jumlah Angka Partisipasi PAUD (APK) PAUD usia 3-6 tahun

• Persentase Kab/Kota memiliki Lembaga PAUD Pembina yang Menyelenggarakan Holistik Integratif

• Persentase lembaga PAUD yang menerapkan Pendidikan Karakter

Pengukuran keberhasilan penerapan strategi program PAUD dilakukan dengan rumusan indikator kinerja dan target tahunan Penyelenggaraan Layanan PAUD yang dijabarkan se-bagai berikut.

Page 20: Buku Renstra PAUD-awal - anggunpaud.kemdikbud.go.id

3332 RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 2015-2019

NO INDIKATOR KINERJA PROGRAM (IKP) TARGET

2015 2016 2017 2018 2019

IKP.4.1.1 Persentase Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD 3-6 tahun

70,06 72,13 74,28 75,10 78,70

IKP.4.1.2 Jumlah lembaga PAUD memenuhi Standar Nasional 34.801 36.051 37.851 40.126 42.926

IKP.4.1.3 Persentase (%) Kab/Kota memiliki Lembaga PAUD Pembina yang Menyelenggarakan Holistik Integratif

- 10 20 50 70

Tabel 3.2 Indikator Kinerja Program (IKP)

Pengukuran keberhasilan penerapan strategi ini dilakukan dengan merumuskan indikator dan target pencapaian yang dijabarkan sebagai berikut.

NO INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)

TARGET

2015 2016 2017 2018 2019

IKK.4.2016.1.1 Jumlah Anak Usia Dini memperoleh BOP PAUD

1.825.000 3.600.000 5.970.000 6.180.000 7.230.000

IKK.4.2016.1.2 Jumlah Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan penuntasan PAUD minimal 1 Tahun pra SD

- 20 40 100 200

IKK.4.2016.1.3 Jumlah lembaga PAUD terpadu yang dibangun/revitalisasi di daerah 3T

350

400

400

400

400

IKK.4.2016.1.4 Jumlah Ruang Kelas PAUD yang dibangun termasuk meubeleir

50

100

140

150

200

IKK.4.2016.1.5 Lembaga PAUD yang memperoleh bantuan sarana pembelajaran, termasuk APE

1.100

2.500

3.000

3.500

4.000

IKK.4.2016.1.6 Pusat Kegiatan Gugus (PKG) yang memperoleh bantuan Gugus PAUD

-

6.982

6.982

6.982

6.982

IKK.4.2016.1.7 Jumlah dokumen NSPK PAUD 20 15 20 20 20

IKK.4.2016.1.8 Jumlah dokumen penyelenggaran HAN, Lomba dan Apresiassi

1

1

1

1

1

IKK.4.2016.1.9 Jumlah lembaga yang melaksanakan kurikulum 2013 PAUD

- 59.875

88.029

93.211

98.214

IKK.4.2016.1.10 Jumlah lembaga PAUD baru yang terbentuk

- 2.000

2.000

2.500

3.000

IKK.4.2016.1.11 Persentase Lembaga PAUD pembina menyelenggarakan PAUD holistik integratif

- 10

20

50

70

Tabel 3.3 Indikator Keberhasilan PAUD

Tabel 3.3 Arah Kebijakan Kemdikbud Dikaitkan Dengan Kondisi Riil Di Lapangan

NOARAH KEBIJAKAN KEMDIKBUD BIDANG PAUD DAN HASIL ANALISIS TERHADAP

KONDISI RIIL SAAT INI

TUJUAN STRATEGIS PAUD : “Tersedia dan terjangkaunya layanan

PAUD bermutu dan berkesetaraan”

KEBIJAKAN STRATEGIS YANG DIREKOMENDASIKAN RELEVAN

DENGAN KEBUTUHAN

MISI PAUD

1 2 3 4 5

I A. Akselerasi pembangunan PAUD di daerah 3T

V V - V V a. Akselerasi pembangunan PAUD untuk masyarakat miskin, pedesaan, dan daerah 3TB. Afi rmasi pemberian layanan PAUD kepada

desa-desa yang belum terjangkau PAUD, masyarakat miskin, dan daerah 3T

V V - V V

II A. Koordinasi antar K/L Pemerintah, serta Pusat dan Daerah

V V V V V b. Peningkatan koordinasi dengan K/L, Pemda dan semua pihak terkait dalam rangka peningkatan akses dan mutu PAUD

B. Peningkatan koordinasi penanganan PAUD holistik-integratif dengan semua K/L terkait dengan tetap menghormati kewenangan masing-masing sesuai tugas dan fungsinya.

V V V V V

III A. Penguatan kemitraan strategis dengan masyarakat dan dunia usaha

V V V V V c. Penguatan kemitraan strategis dengan masyarakat dan dunia usaha.

d. Pemberdayaan potensi Pemda dan masyarakat untuk mendukung program PAUD

B. Peningkatan pemberdayaan potensi Pemerintah Daerah dan masyarakat untuk mendukung PAUD

V V V V V

IV A. Penguatan dan perluasan pemanfaatan TIK - - V - - e. Penguatan dan perluasan pemanfaatan TIK baik untuk pendataan (online) maupun untuk peningkatan mutu layanan PAUD

B. Penguatan pendataan PAUD secara online agar nantinya memiliki basis data yang valid dan lengkap.

- - V - -

V A. Penguatan kualitas dan kapasitas sarana prasarana

- - V V v f. Penguatan kualitas dan kapasitas sarana prasarana PAUD

g. Peningkatan/pemberian dukungan insentif kepada PTK PAUD

B. Pemberian afi rmasi anggaran khususnya untuk peningkatan mutu pembelajaran PAUD baik PAUD jalur formal maupun nonformal melalui BOP PAUD, dukungan sarpras dan insentif kepada para pendidik dan PTK termasuk Penilik PAUD.

- - V V V

VI A. Penguatan sistem evaluasi, akreditasi dan sertifi kasi pendidikan

- - V - - h. Peningkatan wawasan, kemampuan, dan keterampilan pendidik PAUD

B. Pemberian kesempatan kepada para pendidik PAUD untuk meningkatkan wawasan dan keterampilannya di bidang PAUD. (Catatan: Akreditasi dan sertifi kasi bukan menjadi tugas Direktorat Pembinaan PAUD)

- - V - -

VII A. Pendidikan kreatif, inovatif, sportif dan wirausaha

- - V - - i. Idem di atas (h)

B. Pemberian kesempatan yang lebih merata kepada para pendidik dan tenaga kependidikan PAUD (termasuk PAUD di jalur nonformal) untuk meningkatkan wawasan dan keterampilannya di bidang PAUD

- - V - -

Page 21: Buku Renstra PAUD-awal - anggunpaud.kemdikbud.go.id

3534 RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 2015-2019

NOARAH KEBIJAKAN KEMDIKBUD BIDANG PAUD DAN HASIL ANALISIS TERHADAP

KONDISI RIIL SAAT INI

TUJUAN STRATEGIS PAUD : “Tersedia dan terjangkaunya layanan

PAUD bermutu dan berkesetaraan”

KEBIJAKAN STRATEGIS YANG DIREKOMENDASIKAN RELEVAN

DENGAN KEBUTUHAN

MISI PAUD

1 2 3 4 5

VIII A. Penerapan pendidikan akhlak mulia dan karakter bangsa.

- - V - - j. Mendorong segera disusunnya kurikulum PAUD sesuai Standar PAUD (Permendiknas Nomor 58/2009)B. Penyiapan kurikulum PAUD sesuai Standar

PAUD juga mendesak diperlukan, selain untuk memberikan fondasi yang kuat ketika anak akan masuk SD, juga sebagai pegangan dalam koordinasi substansi PAUD ketika Perpres 60 Tahun 2013 akan diberlakukan.

- - V - -

Keterangan:1. Meningkatkan ketersediaan layanan PAUD.2. Memperluas keterjangkauan layanan PAUD.3. Meningkatkan kualitas/mutu dan relevansi layanan PAUD.4. Mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh layanan PAUD.5. Menjamin kepastian memperoleh layanan PAUD.

A = Arah dan kebijakan Kemdikbud dalam bidang PAUD yang tertuang di Renstra Kemdikbud (versi Revisi, 2013)

B = Hasil analisis terhadap kondisi riil saat ini

Bentuk kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah, baik di pusat maupun daerah dapat dalam bentuk keputusan presiden, instruksi presiden, keputusan menteri, instruksi menteri hingga dalam bentuk yang bersifat teknis operasional dalam bentuk pembuatan (perumus-an) standar, pedoman/acuan dan program implementatif.

B. Kerangka Regulasi

Kerangka regulasi yang mendukung pelaksanaan program PAUD tahun 2015-2019 sebagaima-na dirumuskan berdasarkan RPJMN 2015-2019 yaitu perluasan dan pemerataan akses pendi-dikan anak usia dini bermutu, berkesetaraan jender, dan berwawasan pendidikan pemba ngunan berkelanjutan di semua provinsi, kabupaten, dan kota.

Untuk memperkuat keberadaan program PAUD diperlukan aturan atau ketentuan dengan mempersiapkan antara lain: (1) penyusunan peraturan untuk penguatan penyelenggaraan PAUD ; (2) penyusunan kurikulum PAUD ; (3) menyusun petunjuk teknis pelaksanaan kegia-tan PAUD ; (4) penyusunan Rencana Strategis Direktorat Pembinaan PAUD 2015-2019; (5) penyusunan standar pelayanan minimum dalam kerangka pelaksanaan PAUD; (6) penyu sunan peraturan untuk memungkinkan penyediaan bantuan penguatan kelembagaan kepada satuan pendidikan baik negeri maupun swasta melalui bantuan sosial.

C. Kerangka Pendanaan

Kerangka pendanaan pendidikan terdiri dari: (1) membagi beban dan tanggung jawab pem-biayaan pembangunan pendidikan (pemerintah pusat, provinsi, kab/kota, masyarakat); (2) memperbaiki Norma Standar Prosedur dan Kriteria (NSPK); (3) memperbaiki mekanisme dan cakupan penggunaan dana bantuan; (4) memperbaiki pentunjuk teknis pelaksanaan kegiatan.

Pelaksanaan ketiga fungsi pendidikan dan kebudayaan tersebut bertujuan untuk mewujudkan pelayanan pendidikan dan kebudayaan sesuai dengan standar nasional pendidikan dan standar pelayanan minimal PAUD, yang dicerminkan dalam kerangka pendanaan dan anggaran serta pembagian tanggungjawab pendanaan antara pemerintah dengan pemerintah daerah.

Prinsip keadilan bahwa besarnya pendanaan pendidikan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat disesuaikan dengan kamampuan masing-masing. Prinsip kecukupan bahwa pendanaan pendidikan cukup untuk membiayai penyelenggaraan pendidikan yang me-menuhi sandar nasional pendidikan. Prinsip keberlanjutan pendanaan pendidikan dapat di-gunakan secara berkesinambungan untuk memberikan layanan pendidikan yang memenuhi standar nasional pendidikan.

Prinsip-prinsip dalam pengelolaan dana pendidikan oleh pemerintah daerah, penyelenggara dan satuan pendidikan yang didirikan oleh masyakarat terdiri atas prinsip keadilan, efi siensi, transparansi, dan akuntabilitas publik. Prinsip keadilan dilakukan dengan memberikan akses pelayanan pendidikan yang seluas-luasnya dan merata kepada peserta didik atau calon peser-ta didik, tanpa membedakan latar belakang suku, ras, agama, jenis kelamin, dan status sosial ekonomi.

Prinsip efi siensi dilakukan dengan mengoptimalkan akses, mutu, relevansi dan daya saing lapayanan pendidikan. Prinsip transparansi dilakukan dengan memanuhi asas kepatutan dan tata kelola yang baik oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, penyelenggara pendidikan yang didirikan oleh masyarakat, dan satuan pendidikan sehingga dapat diaudit atas dasar stan-dar audit yang berlaku, dan menghasilkan opini audit wajar tanpa perkecualian, serta dapat dipertanggungjawabkan secara transparan kepada pemangku kepentingan pendidikan. Prinsip akuntabilitas publik dilakukan dengan memberikan pertanggungjawaban atas kegiatan yang di-jalankan oleh penyelenggara atau satuan pendidikan kepada pemangkukepentingan pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

D. Kelembagaan

Dalam pelaksanaan pembangunan dan pelayanan pandidikan, sebenarnya sudah terstruktur mulai dari tingkat pusat sampai dengan desa/kelurahan, yaitu kelembagaan/instansi pemerin-tah, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota serat lembaga yang dike-lola oleh masyarakat.

Pada tingkat pemerintahan pusat, pembangunan PAUD dikelola oleh Direktorat Pembinaan PAUD yang terdiri dari: (1) Subdirektorat Program dan Evaluasi; (2) Subdirektorat Pembela-jaran; (3) Subdirektorat Sarana dan Prasarana; (4) Subdirektorat Kelembagaan dan Kemitraan; dan (5) Subbagian Tata Usaha.

Pada tingkat regional, pengelolaan pembangunan PAUD dilaksanakan oleh UPT Pusat yaitu 8

Page 22: Buku Renstra PAUD-awal - anggunpaud.kemdikbud.go.id

3736 RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 2015-2019

UPT PAUD dan Dikmas dengan tugas dan fungsi lebih kepada pengembangan berbagai mo-del pembelajaran dan pengedalian mutu program dan kelembagaan PAUD dan Dikmas. UPT tersebut adalah Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (Pusbang PAUD dan Dikmas) Jawa Barat dan Jawa Tengah serta Balai Pengembangan Pendi-dikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (Balaibang PAUD dan Dikmas) Jawa Timur, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Sekatan, dan Papua.

Pada tingkat provinsi, pengelolaan pembangunan PAUD , di koordinasikan oleh Dinas Pendi-dikan Provinsi. Fungsi dinas pendidikan provinsi lebih ditik beratkan pada fungsi koordinasi dan mediasi antara pemerintah pusat dengan pemerintah kabupaten/kota.

Pada tingkat kabupaten/kota pengelolaan pembangunan PAUD dilaksanakan oleh dinas pen-didikan kabupaten/kota dan lembaga/satuan pendidikan. Dinas pendidikan kabupaten/kota bersama UPTD Kab/kota merupakan instansi/kelembagaan yang merupakan pelaksana pem-bangunan pendidikan, karena pemerintah kabupaten/kota yang memiliki wilayah dan membi-na secara langsung lembaga-lembaga penyelenggara pendidikan.

BAB IV

KERANGKA IMPLEMENTASI

A. Mekanisme Pengelolaan

ALUR MEKANISME PENGELOLAAN PAUD

Tingkatan dan Penanggung Jawab

Desa/Kelurahan

Kepala Desa/Lurah

Kecamatan

Camat

Kabupaten/Kota

Bupati/Walikota

Propinsi

Gubernur

Pusat

Mendikbud

Institusi dan Penanggung Jawab Teknis

Dinas Pendidikan

Bidang PAUD(Bidang yang

membidangi PAUD)

Dirjen PAUD & Dikmas

Dit PPAUD

Dinas Pendidikan

Bidang yang membidangi PAUD

Satuan PAUD

Kepala TK/Pengelola PAUD dan Pendidik PAUD

UPTD Pendidikan Kec/UPTD Kec yang membidangi PAUD

(dibantu Pengawas TK dan Penilik PAUD)

Peran/Tanggung Jawab

• Menyiapkan regulasi (Permen, NSPK, Juknis, Sistem Pendataan dan Penjaminan Mutu)

• Menyiapkan anggaran (APBN)• Memberikan sosialisasi• Memberikan pendampingan teknis/pelatihan• Monev dan pelaporan

• Mengkoordinasikan pelaksanaan Wajib PAUD di tingkat provinsi

• Sosialisasi regulasi Wajib PAUD ditingkat provinsi• Memberikan pendampingan teknis/pelatihan• Monev dan pelaporan• Mengkoordinasikan pelaksanan sistem pendataan dan

penjaminan mutu) ditingkat provinsi

• Penanggung jawab teknis dan operasional pelaksanaan Wajib PAUD di Kab/Kota

• Sosialisasi regulasi Wajib PAUD ditingkat Kab/Kota• Menyiapkan anggaran pendamping (APBD)• memberikan pendampingan teknis/pelatihan• Monev dan pelaporan• Mengkoordinasikan pelaksanan sistem pendataan dan

penjaminan mutu ditingkat Kab/Kota

• Memberikan sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat tentang wajib PAUD

• Mendorong dan menggerakkan dukungan masyarakat• Mengarahkan dan mengawasi pelaksanaan wajib PAUD

ditingkat kecamatan• Memberikan pendampingan teknis kepada satuan-satuan

PAUD dan PTK PAUD• Monev dan pelaporan ke camat dan bupati/walikota

• Menyelenggarakan pembelajaran PAUD/Wajib PAUD• Mengisi instrumen sistem pendataan PAUD (online) • Bekerjasama dengan orangtua anak dan masyarakat

dalam melaksanakan pembelajaran/wajib PAUD

Page 23: Buku Renstra PAUD-awal - anggunpaud.kemdikbud.go.id

3938 RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 2015-2019

Penjelasan

1. Umum

• Pengelolaan program PAUD secara nasional menjadi tanggung jawab Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

• Koordinasi pengelolaan program tingkat provinsi menjadi tanggung jawab Gubernur

• Pengelolaan program PAUD tingkat kabupaten/kota menjadi tanggung jawab Bupati/Wa-likota

• Pengelolaan program PAUD tingkat kecamatan menjadi tanggung jawab Camat

• Pengelolaan program PAUD tingkat desa/kelurahan menjadi tanggung jawab Kepala Desa/Lurah

• Pengelolaan program PAUD tingkat satuan PAUD menjadi tanggung jawab pimpinan sat-uan PAUD

• Pengelolaan program PAUD di luar negeri menjadi tanggung jawab Kepala Perwakilan Negara Kesatuan Republik Indonesia di luar negeri yang bersangkutan

2. Pengelolaan di masing-masing tingkatan

• Tingkat Pusat

Pengelolaan PAUD di tingkat Pusat menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh Direk-torat Pembinaan PAUD, Direktorat Jenderal PAUD dan Dikmas, Kemdikbud.

• Tingkat Provinsi

Pengelolaan PAUD di tingkat Provinsi menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh Pe-merintah Provinsi c.q. Dinas Pendidikan Provinsi sesuai dengan kewenangannya

• Tingkat Kabupaten/Kota

Pengelolaan PAUD di tingkat Kabupaten/Kota menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota c.q. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota sesuai dengan kewenangannya

• Tingkat Kecamatan

Pengelolaan PAUD di tingkat Kecamatan menjadi tanggung jawab dan dikoordinasikan oleh Camat c.q. UPTD Pendidikan Kecamatan sesuai dengan kewenangannya

• Tingkat Desa/Kelurahan

Pengelolaan PAUD di tingkat Desa/Kelurahan menjadi tanggung jawab dan dikoordi-nasikan oleh Kepala Desa/Lurah sesuai dengan kewenangannya

B. Pelaksanaan

Pelaksanaan PAUD merupakan implementasi dari pemberian layanan PAUD yang berkualitas bagi seluruh anak di seluruh Indonesia dengan anggaran dari APBN, PBD dan masyarakat dengan langkah pentahapan berikut,

1. Pendataan secara online satuan PAUD berbasis mutu (8 standar PAUD).

2. Penguatan aktor untuk menumbuhkan budi pekerti anak usia dini melalui lagu.

PENGUATAN AKTOR UNTUK MENUMBUHKAN BUDI PEKERTI ANAK USIA DINI MELALUI

Orang Tua Menumbuhkan Budi Pekerti

Lagu yang Menyenangkan

Berbasis Kearifan Lokal

Melatih Pikir, Raga, Rasa

Melatih Vokal, Gerak, Seni

Pembelajaran yang

Guru

OUTPUT PENDATAAN SECARA ONLINE SATUAN PAUD BERBASIS MUTU (8 STANDAR PAUD)

• Data satuan PAUD berbasis 8 standar PAUD• Data kondisi satuan PAUD berbasis 8 standar PAUD• Data mutu satuan PAUD berbasis 8 standar PAUD

Page 24: Buku Renstra PAUD-awal - anggunpaud.kemdikbud.go.id

4140 RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 2015-2019

3. Peningkatan mutu dan akses PAUD melalui kelas yang sehat, aman, ramah dan menyenangkan 5. Pelaksanaan PAUD menggunakan pendekatan pemberdayaan seluruh potensi yang ada di masyarakat yang mencakup:

– Pengembangan lembaga PAUD yang telah ada untuk memenuhi standar yang telah ditentukan

– Membangun lembaga PAUD baru yang berkualitas untuk daerah/desa/kelurahan yang belum memiliki Lembaga PAUD

– Meningkatkan kualifi kasi dan kompetensi PTK PAUD sehingga dapat memberikan layanan PAUD yang berkualitas, serta meningkatkan jumlah PTK PAUD

– Memberikan layanan anak usia dini usia 5 tahun dengan dibiayai oleh BOP baik dari pemerintah pusat, pemerintah daerah maupun masyarakat

– Orangtua peserta didik mendapatkan sosialisasi tentang pentingnya PAUD, sehingga memiliki keasadaran dalam mendorong anaknya belajar di PAUD

– Masyarakat mendapatkan sosialisasi tentang pentingnya PAUD sehingga memiliki kes-adaran untuk ikut mendukung program PAUD

– Organisasi mitra (seperti Forum PAUD , HIMPAUDI, IGTKI, GOP-TKI, PKK, Mus-limat NU, Fatayat NU, Aisyiyah, Nasiyatul Asiyah, Wanita Kristen, Wanita Katholik, dll. ) mendapatkan sosilisasi tentang pentingnya PAUD sehingga bisa berperan serta secara aktif mendukung program PAUD sesuai kapasitas masing-masing.

– Pengawas TK dan Penilik PAUD diberdayakan secara optimal sebagai koordinator lapa-ngan untuk penjaga gawang mutu hasil PAUD.

– Kepala TK/Pengelola PAUD dan seluruh pendidik/tenaga kependidikan yang ada di Desa/kelurahan (khususnya pendidik dan tenaga kependidikan PAUD) diberikan so-sialisasi tentang PAUD dan pelatihan terkait dengan pembelajaran PAUD.

C. Monitoring dan Evaluasi

1. Monitoring dan evaluasi dilakukan terhadap seluruh proses perencanaan, pelaksanaan, dan dampak program PAUD

2. Hal-hal yang perlu dimonitor dan dievaluasi terutama:

a. Pelaksanaan regulasi

b. Proses pembelajaran

c. Kinerja pendidik dan tenaga kependidikan

d. Peranserta orangtua dan masyarakat

e. Hasil (capaian output) pelaksanaan PAUD

f. Dampak pelaksanaan PAUD

3. Monitoring dan evaluasi dilakukan oleh:

a. Tim Koordinasi PAUD

b. Direktorat Jenderal PAUD dan Dikmas

4. Kemitraan yang kuat pada PAUD berkualitas

Kegiatan yang menstimulasi belajar dan kegiatan rutin yang tepat dan terstruktur

Guru/Tutor yang berpendidikan, peduli, cinta kasih, dan terlibat sepenuhnya

Anak memperoleh Gizi Seimbang

Lingkungan belajar yang aman, sehat

dan ramah

KEMITRAAN YANG KUAT PADA PAUD BERKUALITAS

23

41

Guru

Lingkungan Belajar

Kegi

atan

Bel

ajar

Kom

unita

s Gi

zi Orang Tua

Orang tua/keluarga dan guru bertukar informasi tentang kemajuan tumbuh kembang anak dalam kebersamaan dengan pegiat PAUD dan masyarakat

Catatan: Bahasa daerah yang sangat kuat digunakan pada kantong-kantong buta aksara dan di wilayah ini pula, APK PAUD cukup rendah (Papua/Dani, Bugis, Bali, Sasak, Madura, Jawa, dan Sunda) ditambah Bahasa Melayu sebagai akar Bahasa Indonesia.

PENINGKATAN MUTU DAN AKSES MELALUI KELAS YANG SEHAT, AMAN, RAMAH, DAN MENYENANGKAN

Anak menerima stimulus yang beragam dalam dan luar ruang sesuai usianya

Mengembangkan kemampuan literasi, numerasi, sains, seni, musik, dan gerakan motorik sesuai usianya

Anak memperoleh sarapan, makan siang dan waktu

untuk tidur/istirahat

Anak berinteraksi dengan guru, dan

anak lainnya secara individual dan

kelompok

AUD dan orang dewasa sering

mencuci tangan

Pada sentra dalam dan luar

ruang aman untuk bermain

Pengalaman bermain yang menantang, menyenangkan dan nyaman

Mengembangkan kemampuan berbahasa berbasis bahasa ibu

Anak Terlibat Dalam Kegiatan

Page 25: Buku Renstra PAUD-awal - anggunpaud.kemdikbud.go.id

4342 RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 2015-2019

c. Direktorat Pembinaan PAUD

d. Direktorat Jenderal Guru dan tenaga Kependidikan

e. Direktorat Guru dan tenaga Kependidikan PAUD dan Dikmas

f. UPT Pusat Ditjen PAUD dan Dikmas di Daerah

g. Dinas Pendidikan Provinsi

h. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota

D. Pelaporan

1. UPTD Pendidikan Kecamatan (selaku Ketua Tim Koordinasi PAUD Kecamatan):

a. Melaporkan hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan PAUD pada wilayah kerjanya

b. Menyampaikan laporan secara berkala (tiap semester) dan tahunan

2. Dinas Pendidikan Kab/Kota (selaku Ketua Tim Koordinasi PAUD Kab/Kota):

a. Melaporkan hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan PAUD pada wilayah kerjanya

b. Menyampaikan laporan secara berkala (tiap semester) dan tahunan

3. Dinas Pendidikan Provinsi (selaku Ketua Tim Koordinasi PAUD Provinsi):

a. Melaporkan hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan PAUD pada wilayah kerjanya

b. Menyampaikan laporan secara berkala (tiap semester) dan tahunan

c. Ditjen PAUD dan Dikmas (selaku Ketuan Tim Koordinasi PAUD Pusat):

d. Melaporkan hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan PAUD pada wilayah kerjanya

e. Menyampaikan laporan secara berkala (tiap semester) dan tahunan

BAB V

PENUTUP

Rencana Strategis Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Tahun 2015-2019 sebagai acuan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengukuran pencapaian kinerja pelaksanaan program PAUD selama lima tahun. Renstra ini disusun berdasarkan pemikiran bahwa keterlibatan orang tua dalam pendidikan adalah sebuah keniscayaan, oleh karena itu keluarga dan satuan pendidikan perlu diberdayakan untuk meningkatkan keberpihakan sepenuhnya pada perkembangan seluruh potensi anak, perlindungan dan pemenuhan hak anak, pendidikan karakter dan kepribadian, kes-ehatan dan kebugaran, serta pengembangan budaya prestasi. Selain itu keterlibatan orang tua di sekolah berhubungan erat dengan kemampuan kognitif dan nonkognitif peserta didik. Hal ini juga berpengaruh terhadap kemmapuan membaca anak dan remaja, selanjutnya mengikutsertakan anak dalam diskusi bersama orang tua akan meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan memberikan teladan yang baik.

Penjabaran lebih lanjut dari Renstra ini tidak mungkin hanya bertumpu pada pengenalan dan pe-mahaman kita tentang karakteristik pendidikan keluarga dengan mempertimbangkan keadaan, ke-mampuan, dan kebutuhan masyarakat setempat, tetapi yang tidak kurang pentingnya adalah sum-ber pendanan yang tersedia APBN maupun APBD. Betapapun, ketersediaan dan keseimbangan pendanaan pusat dan daerah menjadi faktor pendukung lainnya, yang harus menjadi bahan per-timbangan kita dalam kerangka pengelolaan pendanaan yang efektif dan efi sien, untuk pemenuhan kebutuhan layanan pendidikan dalam jalur pendidikan nonformal, sebagai upaya konkret demi mewujudkan cita-cita kita bersama yaitu menuju masyarakat pembelajar sepanjang hayat.

Penyusunan Renstra sudah dilakukan melalui berbagai tahapan, termasuk interaksi dengan para pemangku kepentingan dan organisasi mitra kerja pendidikan anak usia dini dan pendidikan mas-yarakat dengan mempertimbangkan capaian kinerja pembangunan dan kondisi saat ini. Dengan demikian, Renstra Direktorat Pembinaan PAUD telah mengakomodasikan semua tugas dan fungsi yang menjadi tanggung jawab Direktorat Pembinaan PAUD, memelihara kesinambungan dan ke-berlanjutan program, memenuhi aspirasi pemangku kepentingan dan masyarakat, serta menganti-sipasi masa depan.

Selain yang diuraikan di atas, Renstra Direktorat Pembinaan PAUD diharapkan bisa dipahami serta dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat, khusus para pemangku kepentingan. Dengan demiki-an, banyak pihak dapat terlibat aktif secara efektif dan konstruktif dalam kegiatan pembangunan pendidikan anak usia dini. Termasuk memberi kritik, evaluasi dan rekomendasi. pelibatan publik secara lebih aktif dan terintegrasi diharapkan mampu meningkatkan hasil pembangunan pendi-dikan anak usia dini selama lima tahun ke depan.

Page 26: Buku Renstra PAUD-awal - anggunpaud.kemdikbud.go.id

44