72
dari redaksi 1 Hemat Energi | Edisi 01 - April 2014 energi hemat Penanggung Jawab Ir. Rida Mulyana, MSc Redaktur Ir. Maritje Hutapea Andriah Feby Misna ST. MT. Msc. Ir. Mustofa Said Harris, ST. Ir. Edi Sartono Dr. Ir Arief Heru Kuncoro, MT. Editor Awang Riyadi, ST. MBA. Catur Wahyu Prasetyo, ST Ani Wiyanti, ST Kunaefi ST, MSE. Devi Laksmi, ST Supriyadi, SE Qatro Romandhi, ST. M.Sc Gita Lestari, ST, MBA Rahadian Arafat, ST, M.Ak Tianni Lisdawati Sihotang, ST Desain & Layout Trubus Swadaya Fotografer Budi R. Putra Sekretariat Deva Wijaya ST Awaliah Penerbit Direktorat Konservasi Energi, Ditjen EBTKE Kementerian ESDM Alamat Redaksi dan Perpustakaan Jalan Pegangsaan Timur no 1A Menteng, Jakarta 10320 Telp (021) 39830077 Faksimili : 021-31901087 Website : www.ebtke.esdm.go.id Email : [email protected] P uji syukur ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa atas perkenanNya, Direktorat Konservasi Energi, Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menerbitkan buletin “Hemat Energi”. Buletin ini memaparkan berbagai ragam kegiatan yang dilakukan oleh Direktorat Konservasi Energi dan para stakeholders dalam upaya pemanfaatan energi secara efisien dan rasional. Pembaca yang budiman, konsumsi energi primer Indonesia pada tahun 2012 mencapai 1.117 juta SBM (setara barrel minyak) yang digunakan untuk menopang GDP (gross domestic product) sebesar Rp 2.463 triliun rupiah atau setara dengan 259 milyar USD, sementara populasi Indonesia mencapai 241,13 juta penduduk. Konsumsi energi primer oleh sejumlah sektor pengguna, berasal dari sektor industri, transportasi, rumah tangga, komersial, dan sektor lainnya. Konsumsi energi ke 5 (lima) sektor pengguna tersebut meningkat rata-rata 7% per tahun selama kurun waktu tahun 2000 - 2011. Pangsa konsumsi energi per sektor yakni sektor industri (43%), tranportasi (38%), rumah tangga (12%), komersial (4%), dan lainnya (3%). Pada 2025, konsumsi energi Indonesia diperkirakan sebanyak 4.300 juta Setara Barrel Minyak (SBM). Nilai yang sangat besar mengingat terbatasnya volume serta cadangan energi fosil yang dimiliki. Karena itu, pemerintah melalui Kementerian ESDM berupaya menekan permintaan energi menjadi 2.852 juta SBM. Upaya pengelolaan energi harus dilakukan dengan baik guna memenuhi kebutuhan masa sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi kehidupannya. Untuk menekan permintaan energi, konservasi energi menjadi salah satu pilar kebijakan energi utama yang dapat ditempuh. Kebijakan itu merupakan upaya sistematis, terencana, dan terpadu untuk menjamin kelestarian sumber daya energi bagi generasi saat ini dan mendatang. Pada edisi perdana ini, para pembaca akan disuguhi dengan berbagai informasi seputar upaya para stakeholder dalam memanfaatkan energi secara efisien serta berberapa program dan kegiatan Direktorat Konservasi Energi. Dengan demikian diharapkan buletin ini bisa memberi inspirasi dan memotivasi pengguna energi lainnya untuk berinovasi dan berkreasi dalam menerapkan upaya efisiensi dan konservasi energi demi pembangunan yang berkelanjutan. Salam Redaksi

Buletin Hemat Energi April 2014

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Buletin Hemat Energi April 2014

dari redaksi

1Hemat Energi | Edisi 01 - April 2014

energihemat

Penanggung JawabIr. Rida Mulyana, MSc

RedakturIr. Maritje HutapeaAndriah Feby Misna ST. MT. Msc.Ir. Mustofa Said Harris, ST.Ir. Edi SartonoDr. Ir Arief Heru Kuncoro, MT.

EditorAwang Riyadi, ST. MBA.Catur Wahyu Prasetyo, STAni Wiyanti, STKunaefi ST, MSE.Devi Laksmi, STSupriyadi, SEQatro Romandhi, ST. M.ScGita Lestari, ST, MBARahadian Arafat, ST, M.AkTianni Lisdawati Sihotang, ST

Desain & LayoutTrubus Swadaya

FotograferBudi R. Putra

SekretariatDeva Wijaya STAwaliah

PenerbitDirektorat Konservasi Energi, Ditjen EBTKEKementerian ESDM

Alamat Redaksi dan PerpustakaanJalan Pegangsaan Timur no 1AMenteng, Jakarta 10320Telp (021) 39830077Faksimili : 021-31901087Website : www.ebtke.esdm.go.idEmail : [email protected]

Puji syukur ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa atas perkenanNya, Direktorat Konservasi Energi, Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian Energi dan

Sumber Daya Mineral menerbitkan buletin “Hemat Energi”. Buletin ini memaparkan berbagai ragam kegiatan yang dilakukan oleh Direktorat Konservasi Energi dan para stakeholders dalam upaya pemanfaatan energi secara efisien dan rasional.

Pembaca yang budiman, konsumsi energi primer Indonesia pada tahun 2012 mencapai 1.117 juta SBM (setara barrel minyak) yang digunakan untuk menopang GDP (gross domestic product) sebesar Rp 2.463 triliun rupiah atau setara dengan 259 milyar USD, sementara populasi Indonesia mencapai 241,13 juta penduduk. Konsumsi energi primer oleh sejumlah sektor pengguna, berasal dari sektor industri, transportasi, rumah tangga, komersial, dan sektor lainnya. Konsumsi energi ke 5 (lima) sektor pengguna tersebut meningkat rata-rata 7% per tahun selama kurun waktu tahun 2000 - 2011. Pangsa konsumsi energi per sektor yakni sektor industri (43%), tranportasi (38%), rumah tangga (12%), komersial (4%), dan lainnya (3%).

Pada 2025, konsumsi energi Indonesia diperkirakan sebanyak 4.300 juta Setara Barrel Minyak (SBM). Nilai yang sangat besar mengingat terbatasnya volume serta cadangan energi fosil yang dimiliki. Karena itu, pemerintah melalui Kementerian ESDM berupaya menekan permintaan energi menjadi 2.852 juta SBM. Upaya pengelolaan energi harus dilakukan dengan baik guna memenuhi kebutuhan masa sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi kehidupannya.

Untuk menekan permintaan energi, konservasi energi menjadi salah satu pilar kebijakan energi utama yang dapat ditempuh. Kebijakan itu merupakan upaya sistematis, terencana, dan terpadu untuk menjamin kelestarian sumber daya energi bagi generasi saat ini dan mendatang.

Pada edisi perdana ini, para pembaca akan disuguhi dengan berbagai informasi seputar upaya para stakeholder dalam memanfaatkan energi secara efisien serta berberapa program dan kegiatan Direktorat Konservasi Energi.

Dengan demikian diharapkan buletin ini bisa memberi inspirasi dan memotivasi pengguna energi lainnya untuk berinovasi dan berkreasi dalam menerapkan upaya efisiensi dan konservasi energi demi pembangunan yang berkelanjutan.

Salam Redaksi

Page 2: Buletin Hemat Energi April 2014

2 Hemat Energi | Edisi 01 - April 2014

energihemat

dari redaksi 1fokus utama 44 menuju Negeri mandiri energi 12 smart street Lighting system : tekan konsumsi daya PJu

hingga 63 %14 Home and school energy efficiency Competition :

Ciptakan Pahlawan-pahlawan Hemat energi18 Gali kepedulian karyawan melalui energy sWitCH

Behavior20 Penghargaan efisiensi energi 2013 : 27 institusi Peduli

Penghematan energi22 ingin Biaya energi turun? segera terapkan iso 5000124 Ngirit Berkat Lampu Hemat energi

tokoH 2626 oppie andaresta : Beri Cintamu Pada Bumi

Page 3: Buletin Hemat Energi April 2014

3Hemat Energi | Edisi 01 - April 2014

daftar isi

kamPusiaNa 3030 smk al-muslim tambun Laskar Go Green Perintis sekolah

Hijau34 universitas multimedia Nasional Barometer kampus

ramah Lingkungan

aNJaNGsaNa 3838 kementerian Pekerjaan umum : Gedung Hijau Penghemat

energi

Prestasi 4444 PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia—Karawang

Plant: adopsi teknologi Hijau di Belantara industri

efisieNsi 5050 konservasi energi di Bangunan dan rumah tinggal

tekNoLoGi 5454 Prof. dr. ir. ari darmawan Pasek m.sc :refrigeran

Hidrokarbon Pendingiun anti-Global Warming

iNovasi 5858 Pt Holcim indonesia tbk. Bahan Bakar alternatif dari

Limbah industri

maNCaNeGara 6270 Hemat energi ala Bangsa thai

reGuLasi 6565 rencana induk konservasi energi Nasional

Page 4: Buletin Hemat Energi April 2014

4 Hemat Energi | Edisi 01 - April 2014

fokus utama

MenujuNegeri Mandiri Energi

Pada 2025, indonesi berpotensi menghadapi permintaan energi sebanyak 4.300 juta setara Barrel minyak (sBm). Jumlah yang luar biasa besar di tengah keterbatasan energi fosil.

karena itu, pemerintah melalui kementerian esdm berupaya menekan permintaan energi menjadi 2.852 juta sBm. untuk itu dilakukan strategi dan pengupayaan program-program

yang mendukung pengeloaan energi nasional, salah satunya konservasi energi.

Page 5: Buletin Hemat Energi April 2014

5Hemat Energi | Edisi 01 - April 2014

fokus utama

yang bersifat tanpa investasi (no cost) wajib diterapkan dalam waktu kurang dari 1 (satu) tahun, rekomendasi investasi rendah (low cost) wajib diterapkan dalam waktu kurang dari 2 (dua) tahun, dan rekomendasi investasi menengah dan tinggi (medium dan high cost) wajib diterapkan dalam waktu kurang dari 5 (lima) tahun.

Dalam melakukan konservasi energi, upaya juga dilakukan melalui regulasi yang berlaku dan manfaat yang diperoleh pengguna energi dari pelaksanaannya. Contohnya, bagi pengguna energi dengan konsumsi energi lebih besar dari 6.000 TOE per tahun, diterapkan pelaksanaan konservasi energi sebagaimana diatur dalam PP 70/2009 dan Peraturan Menteri ESDM No. 14/2012. Namun, tidak sedikit konsumen energi skala besar (< 6000 TOE) melakukan konservasi energi secara sukarela karena manfaat yang diperoleh, misalnya sektor industri dan sektor komersil dengan green building. Kedua sektor pengguna ini dikategorikan sebagai pengusaha pengguna energi.

Pelaksanaan konservasi energi bagi

Pemerintah melalui Kementerian ESDM dan Kementerian Perindustrian telah memberikan insentif berupa audit

energi dalam pola kemitraan bagi pengguna energi. Mereka yang memperoleh insentif adalah yang dinilai berhasil melaksanakan konservasi energi pada periode tertentu. Kementerian ESDM telah melaksanakankegiatan audit energi sejak tahun 2003sampai dengan tahun 2013 dan sedikitnyatelah dilaksanakan audit energi pada 974industri dan bangunan, dengan rincian349 objek bangunan gedung dan 625objek industri. Dari kegiatan audit energidihasilkan penghematan energi sebesar 749,6 GWh atau setara 662,1 Kilo Ton CO2.

Dari pelaksanaan audit energi dihasilkan rekomendasi berupa rekomendasi no/low cost, medium cost, dan high cost. Rekomendasi audit energi

Pangsa konsumsi energi nasional

sektor komersial mencapai 4%

Page 6: Buletin Hemat Energi April 2014

6 Hemat Energi | Edisi 01 - April 2014

fokus utama

(Persero) telah memanfaatkan beberapa teknologi efisien pada proses steel making, seperti power demand control, dedusting system optimization, water cooling panel optimization, optimization in laddle preheating. Pemanfatan teknologi ini mampu mengurangi konsumsi energi listrik sebanyak 51,61 GWh atau setara dengan produksi listrik kapasitas 7,4 MW.

Gedung-gedung komersil di DKI Jakarta dan sekitarnya telah melakukan aktivitas green building yang antara lain menerapkan prinsip-prinsip konservasi energi. Grand Indonesia berhasil memperoleh Platinum Greenship Existing Building tanggal 21 Desember 2011 dan berlaku sampai Desember 2014. Total efisiensi yang dicapai dari pelaksanaan green building gedung Grand Indonesia (eksisting) adalah 18,6% yang berhasil menurunkan intensitas energi listrik dari 210 kWh/m2/tahun menjadi 173 kWh/m2/tahun. -Sertifikasi ini dilakukan oleh Green Building Council Indonesia

(GBCI) berdasarkan perangkat penilaian khas Indonesia (Greenship). Demikian pula dengan gedung-gedung milik instansi pemerintah seperti gedung berkonsep hijau milik Kementerian Pekerjaan Umum.

Untuk melaksanakan konservasi industri di kalangan industri dan komersial yang menggunakan sumber energi lebih besar atau sama dengan 6.000 (enam ribu) setara ton minyak (TOE) per tahun juga wajib melakukan manajemen energi. Bentuk manajemen energi yang dilaksanakan seperti menunjuk manajer energi dan melaksanakan audit energi secara berkala. Manajer Energi dan Auditor Energi wajib memiliki sertifikat kompetensi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Hingga saat ini, Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) tentang Manajer Energi dan Auditor Energi telah diterbitkan oleh Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Manajer Energi dan/atau Auditor Energi diberikan sertifikasi oleh Lembaga Sertifikasi Personil (LSP), yakni Himpunan Ahli konservasi energi (HAKE) dengan Sistem Sertifikasi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Peserta dapat melakukan Uji Kompetensi SKKNI dengan berpedoman kepada syarat-syarat yang telah ditentukan oleh HAKE. Hingga Juli 2013, telah disertifikasi sebanyak 67 Manajer Energi oleh HAKE.

Kegiatan lain dalam hal upaya konservasi energi adalah dengan mengadakan pendidikan dan pelatihan. Kegiatan itu dilaksanakan oleh beberapa

Pengusaha Pengguna Energi merupakan tuntutan dalam rangka meningkatkan daya saing usaha. Industri yang memiliki intsentif energi seperti industri baja, semen, pupuk, pulp & kertas, dan lainnya telah memanfaatkan teknologi efisien dalam proses produksinya, baik dengan tindakan low, medium, maupun high cost, sesuai dengan kondisi masing-masing industri. Sebagai contoh, PT Krakatau Steel

Konsumsi energi nasional sektor transportasi sebesar 38%

Perilaku hemat energi salah satunya adalah pengenalan system bank sampah

Page 7: Buletin Hemat Energi April 2014

7Hemat Energi | Edisi 01 - April 2014

fokus utama

intansi kementerian atau lembaga, badan usaha dan partisipasi swasta. Kegiatan pendidikan dan pelatihan konservasi energi ditujukan untuk menyebarluaskan pentingnya penghematan energi untuk umum. Demikian juga dimaksudkan untuk menambah jumlah manajer dan auditor energi serta tenaga ahli dalam negeri.

Kegiatan pelaksanakan pendidikan dan pelatihan bagi stakeholder konservasi energi yang dilaksanakan oleh UNIDO (United Nations Industrial Development Organization) telah mencapai 23 tenaga ahli nasional (national expert) yang telah mengikuti pelatihan ISO 50001, 256 manajer pabrik (factory managers) yang telah mengikuti pelatihan Energy Management, 272 personel pabrik (factory personnel) yang telah mengikuti pelatihan Energy Management dan pendirian ISO 50001 Basecamp.

energi melalui berbagai program sosialisasi, pelatihan, lokakarya, dan lain-lain.

Pusat fasilitas pelayanan informasi EECCHI diresmikan pada tanggal 24 Maret 2011 di Jakarta. Peranan penting EECCHI adalah meningkatkan kepedulian masyarakat melalui beberapa kegiatan konservasi energi. Di antaranya, diadakan pelatihan (training), workshop, konferensi, kompetisi energi, dan seminar pendukung.

Energi SWITCH behavior adalah program lain yang juga diupayakan oleh Ditjen EBTKE melaui ECCHI. Energy Saving with Changing Behavior, atau energy SWITCH, adalah program EECCHI yang membantu institusi yang bersedia mengikuti program penguatan dan membentuk inisiatif serta program perubahan perilaku agar lebih efisien di tempat kerja. Energy SWITCH mengajak organisasi seperti perusahaan, pemerintahan, media dan lain-lain untuk membentuk Green Team. Juga dilakukan energy assesment guna mengetahui kondisi konsumsi energi perusahaan saat ini. Dengan bantuan dari EECCHI, Green Team merancang program penghematan energi di lingkungan kerjanya serta mengawasi perilaku dan penggunaan energi di dalam organisasi.

Terdapat 6 Langkah di dalam program Energy SWITCH. Terdiri dari mendapatkan komitmen hemat energi, identifikasi situasi energi, perencanaan, penerapan, evaluasi dan pada akhirnya mempertahankan perubahan perilaku di dalam organisasi. Sebanyak 9 institusi telah mengikuti program ini dan memperoleh dampak

PromosiEnergy Efficiency and Conservation

Clearing House Indonesia (EECCHI) merupakan fasilitas jasa pelayanan informasi di bawah Kementerian ESDM yang bertujuan untuk mempromosikan, menguatkan, dan memperkaya kegiatan konservasi energi di Indonesia. EECCHI berfungsi sebagai unit atau wadah pelayanan informasi, promosi, dan kemitraan untuk meningkatkan upaya-upaya efisiensi dan konservasi di berbagai sektor pengguna energi final, seperti sektor industri, transportasi, rumah tangga, komersil, dan lainnya. Sebagai suatu wadah untuk memberikan pelayanan informasi, mengumpulkan dan mengolah informasi secara sistematis. EECCHI akan berperan aktif dalam meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menerapkan Konservasi

Sektor industri menyumbang

konsumsi terbesar mencapai 43%

Industri yang menggunakan

energi di atas TOE 6.000 diwajibkan

menerapkan konservasi energi

Page 8: Buletin Hemat Energi April 2014

8 Hemat Energi | Edisi 01 - April 2014

fokus utama

positif, terutama perubahan perilaku dari para pengguna energi di masing-masing perusahaan tersebut.

Sejumlah dukungan diberikan oleh EECCHI agar terjadi perubahan perilaku perusahaan. Bentuk dukungannya seperti memberikan jasa konsultasi mengenai cara mempromosikan perubahan perilaku, cara membangun mekanisme insentif untuk staf, cara publikasi melalui media (online dan tradisional), cara pengembangan secara teknis dan finansial, seperti retrofitting. Dilakukan pula peminjaman peralatan untuk melakukan audit sederhana, kesempatan branding dengan publikasi usaha-usaha terbaik yang dilakukan, dan mengadakan acara promosi dan penghargaan, publikasi online, konferensi pers, serta acara pers lainnya.

KompetisiECCHI juga meluncurkan Home and

School Energy Efficiency Champion. Melalui kompetisi ini, dilakukan pembangunan kapasitas sekolah terkait dengan pengetahuan tentang efisiensi energi. Pembangunan kapasitas dilakukan melalui pelatihan, pembagian materi kampanye hemat energi, buku panduan dan juga memberikan tantangan setiap bulan kompetisi berjalan. Home and School Energy Efficiency Champion ini terdiri dari dua kategori, yaitu kompetisi utama dan pendukung. Kompetisi utama terdiri dari kompetisi antara rumah tangga, kompetisi antara sekolah, dan kompetisi antara

kelompok rumah dan sekolah bersama dengan kelompok rumah dan sekolah yang lain. Kegiatan kompetisi utama adalah berupa praktek perilaku efisiensi energi di lingkungan sekolah dan rumah. Sedangkan untuk kategori pendukung, dilakukan setiap bulan selama berlangsungnya Home and School Energy Champion. Kompetisi bulanan terdiri dari quiz di twitter, kompetisi menggambar dan melukis, membuat slogan/jingle, iklan hemat energi di radio, pembuatan video, membuat cerpen atau artikel, dan design arsitektur hemat energi.

Melalui kegiatan kegiatan Home and School Energy Efficiency Champion ini, KESDM mengajak generasi muda khususnya anak-anak sekolah untuk ikut aktif menerapkan upaya-upaya konservasi dan efisiensi energi yang bisa dimulai dari lingkungan yang paling kecil yaitu di di lingkungan sekolah dan rumahnya masing-masing. Sejak peluncuran perdana pada tahun 2012 kegiatan ini rutin dilaksanakan

hingga kini. Sebanyak 600 rumah tangga dan 20 sekolah di area Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi telah ikut menjadi peserta kegiatan selama 2012 dan 2013. Para peserta ditantang untuk mengubah perilaku agar bisa mengkonsumsi energi dengan lebih bijak, tanpa mengurangi kenyamanan dalam beraktivitas.

Masih berbasis kompetisi dan penghargan, diadakan juga kegiatan Penghargaan Efisiensi Energi Nasional (PEEN). Kegiatan itu bertujuan untuk meningkatkan partisipasi para pemangku kepentingan/stakeholder dalam mensukseskan program-progam pemerintah di bidang efisiensi dan konservasi energi.

Pengelolaan energi yang tepat mampu menghasilkan penghematan energi 10—30%

Melalui Home and School Energy Efficiency Champion, pelajar dikenalkan perilaku yang menunjang konserasi energi

Page 9: Buletin Hemat Energi April 2014

9Hemat Energi | Edisi 01 - April 2014

fokus utama

Para peserta juga diharapkan meningkat kesadarannya akan manfaat penerapan efisiensi dan konservasi energi dalam rangka peningkatan daya saing dan kualitas di sektor industri dan bangunan gedung.

Dengan diadakannya PEEN diharapkan muncul model-model industri dan bangunan gedung yang berbasis hemat energi di Indonesia. Kegiatan berskala nasional ini diumumkan secara meluas ke masyarakat dan para stake holder. Harapannya, model serupa segera direplikasi dan akan tercipta kesadaran nasional untuk peduli dengan upaya konservasi energi.

Penyelenggaraan kegiatan PEEN merupakan ajang seleksi tingkat nasional dalam rangka mengikuti ASEAN Energy Award yang berlangsung tahun berikutnya. ASEAN Energy Award merupakan kegiatan tahunan regional ASEAN yang diselenggarakan oleh ASEAN Center for Energy (ACE) dalam rangka mempromosikan pemanfaatan energi baru terbarukan serta penerapan efisiensi dan konservasi energi di regional ASEAN.

Dengan menerapkan konservasi energi diharapkan akan terjadi peningkatan efisiensi energi yang secara langsung memberi kontribusi pada peningkatan daya saing dunia usaha nasional. Termasuk peningkatan laju pertumbuhan ekonomi. Berkaitan dengan hal tersebut, pemerintah telah merumuskan berbagai program konservasi energi yang komprehensif dan berkesinambungan.

Bagi para peserta, mereka akan memperoleh pengakuan secara nasional dari pemerintah, asosiasi profesi, stakeholder di bidang industri dan

bangunan gedung, LSM, dan akademisi. Adapun bentuk pengakuannya didasari atas gedung atau industri yang telah berhasil menerapkan upaya-upaya efisiensi dan konservasi energi dengan memberikan hasil penurunan konsumsi energi tanpa mengganggu produktivitas.

PenelitianPerkembangan penelitian dan

pengembangan konservasi energi lebih lambat dibanding dengan penelitian dan pengembangan energi baru dan terbarukan. Hal ini menunjukkan perhatian pemerintah dan lembaga penelitian tentang konservasi energi masih kurang dibanding dengan energi baru dan terbarukan. Padahal pelaksanaannya menguntungkan semua pihak yang melakukan konservasi energi dan mendorong penurunan intensitas energi.

Beberapa penelitian dan pengembangan terkait dengan konservasi energi dilakukan oleh Badan Litbang KESDM. Di antaranya adalah analisis potensi penghematan energi pada bangunan dan industri serta kendala penerapannya, pemetaan nilai awal efikasi dan faktor daya lampu LED bulb (Sektor Rumah Tangga), pemanfaatan panas buang sisa pembakaran boiler untuk kebutuhan peralatan pengering hasil pertanian/perkebunan, lampu PJU pintar, dan smart grid. Balai Besar Teknologi Energi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (B2TE-BPPT) melakukan litbang konservasi energi juga secara terbatas diantaranya

Dengan PEEN diharapkan muncul model industri dan

bangunan gedung yang berbasis hemat energi di

Indonesia

Rumah tangga membutuhkan energi listrik dalam jumlah besar

Page 10: Buletin Hemat Energi April 2014

10 Hemat Energi | Edisi 01 - April 2014

fokus utama

pengembangan modul penyalur cahaya matahari untuk penerangan ruangan dan pengering multi produk pasca panen tenaga surya.

Hasil penelitian tersebut dilakukan dengan dukungan laboratorium lampu hemat energi, laboratorium tusuk kontak, kotak kontak, dan saklar, laboratorium uji kWh meter yang dimiliki oleh Badan Litbang KESDM. Adapun fasilitas laboratorium konservasi energi yang dimiliki B2TE-BPPT saat ini adalah labaroratorium pengujian komponen dan sistem fotovoltaik, laboratorium pengujian peralatan listrik rumah tangga, dan laboratorium karakterisitik bahan bakar. Berbagai universitas juga mempunyai fasilitas laboratorium dan litbang konservasi energi sejauh ini terkesan berjalan sendiri-sendiri sehingga besarnya potensi yang mampu dicapai oleh berbagai litbang tersebut belum tercatat dengan baik.

MasyarakatBagi masyarakat umum, terutama

sektor rumah tangga, kegiatan konservasi energi sudah berjalan pada batas tertentu dalam kehidupan sehari-hari. Sebagian besar masyarakat terutama di kota-kota besar sudah mengerti akan pentingnya penerapan hemat energi. Namun tetap dibutuhkan upaya sosialisasi lebih luas bagi masyarakat yang belum mengerti manfaat penghematan energi.

Berdasarkan hasil studi pengukuran indeks kepedulian masyarakat terhadap pelaksanaan konservasi energi yang dilakukan di 4 (empat) kota besar di Indonesia, yaitu Bandung, Jakarta, Semarang, dan Surabaya, diperoleh sejumlah informasi. Di antaranya, masyarakat sudah memiliki pengetahuan tentang konservasi energi. Berikutnya, dorongan ekonomi sudah memotivasi masyarakat untuk melakukan tindakan/kegiatan konservasi energi, dan terakhir,

Penyerahan Penghargaan Efisiensi Energi Nasional 2013

Page 11: Buletin Hemat Energi April 2014

11Hemat Energi | Edisi 01 - April 2014

fokus utama

tingkat pelaksanaan konservasi energi di kota besar cukup baik.

Hasil pengukuran tingkat kesadaran masyarakat khususnya di kota-kota besar terhadap pelaksanaan kegiatan konservasi energi atau hemat energi cukup tinggi, yaitu 80 dari range 0-100. Namun demikian, tingkat kesadaran yang tinggi tersebut belum diterapkan dalam tindakan sehari hari karena harga energi masih disubsidi dan perilaku hemat energi yang belum menjadi budaya

Untuk lebih menyadarkan masyarakat akan pentingnya perilaku hemat energi, peralatan rumah tangga, seperti lampu, lemari pendingin, pengkondisi udara, kipas angin, penanak nasi, balas elektronik, dan motor listrik masuk ke dalam peralatan rumah tangga yang wajib untuk dicantumkan label standar peralatan hemat energi. Standar dan label hemat energi merupakan instrumen kebijakan untuk mendorong efisiensi energi peralatan pemanfaat energi. Kebijakan ini umum diterapkan untuk peralatan yang banyak digunakan masyarakat dan secara kumulatif signifikan mengkonsumsi energi.

Untuk Indonesia, peralatan rumah tangga seperti lampu, lemari pendingin, pengkondisi udara, kipas angin, penanak nasi, balas elektronik, serta komponen utama mesin industri seperti motor listrik merupakan obyek kebijakan standar dan label yang sudah dan sedang disusun oleh Kementerian ESDM. Standar dan label hemat energi peralatan sudah diterapkan pada lampu swabalast dengan terbitnya Peraturan Menteri ESDM Nomor 6 tahun 2011 tentang Pelabelan Hemat Energi untuk Lampu Swabalast.

Saat ini Indonesia mengadopsi label komparatif dengan 4 (empat) tingkat hemat energi dan ditandai dengan jumlah bintang sesuai tingkatan levelnya untuk memberikan informasi kepada konsumen. Semakin banyak bintang suatu produk CFL, semakin tinggi tingkat hemat energinya. Selain label, Indonesia tengah mempersiapkan kebijakan Minimum Energy Performance Standard (MEPS) untuk beberapa produk. Dalam waktu dekat yang sedang disusun adalah untuk motor listrik dan AC. Kebijakan MEPS membatasi

peredaran produk pemanfaatan energi di Indonesia yang hanya diperbolehkan jika melewati kinerja efisiensi energi minmum tertentu.

Kebijakan standar dan label tersebut dapat dikombinasikan ataupun diterapkan secara terpisah untuk tiap jenis peralatan, tergantung dari karakter/jenis peralatan dengan mempertimbangkan efektifitas penerapan kebijakannya. Dalam mewujudkan keberhasilan penerapan kebijakan standar dan label hemat energi pada peralatan pemanfaat energi di rumah tangga, Kementerian ESDM bekerjasama dengan Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan untuk pelaksanaan produksinya dan pengawasannya.

Demikian berbagai ragam kegiatan nyata yang telah dilakukan Direktorat Konservasi energi, Ditjen EBTKE KESDM dalam upaya untuk mencapai cita-cita menuju Indonesia mandiri energi. Keberhasilan pencapaian target pengelolaan energi nasional sangat penting artinya bagi peningkatan kegiatan ekonomi dan ketahanan nasional. Karena itu, pengelolaan energi berupa penyediaan, pemanfaatan, dan pengusahaannya harus dilaksanakan secara berkeadilan, berkelanjutan, rasional, optimal dan terpadu.

Sosialisasi konservasi energi kepada ibu-ibu

Dharma Wanita

Page 12: Buletin Hemat Energi April 2014

12 Hemat Energi | Edisi 01 - April 2014

fokus utama

Smart Street Lighting System :

Tekan Konsumsi Daya PJU

hingga 63%

Dalam rangka membuktikan efektivitas dan kehandalan teknologi ini, Badan Litbang ESDM melalui Pusat

Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (P3TKEBTKE) bekerja sama dengan Dinas Perindustrian dan Energi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memasang 12 unit percontohan PJU cerdas di Jalan Kebon Sirih. Untuk memaksimalkan penghematan energi, lampu HPS 250 W diganti dengan lampu induksi 150W sedangkan magnetic ballast dengan faktor daya 0,5 – 0,8 diganti dengan dimmable and controllable ballast yang maksimum peredupannya hingga daya 30% daya tertera dan faktor daya 0,95

Dari penggantian lampu saja, penghematan energi mencapai 1,2 kWh/ hari atau 0,4 MWh/ tahun per titik lampu. Karena fleksibilitasnya, nilai peredupan

pun dapat diatur sesuai kebutuhan. Dengan asumsi, pada pukul 18.00 – 22.00 WIB lalu lintas sangat padat di Jakarta dan pencahayaan jalan dibantu oleh lampu kendaraan, maka lampu PJU dapat diredupkan hingga 50%. Skema tersebut mendukung program penghematan energi di waktu beban puncak (WBP).

Diluar periode tersebut, diasumsikan bahwa kepadatan lalu lintas telah berkurang sehingga diperlukan pencahayaan yang lebih baik dari PJU sehingga tingkat pencahayaan dinaikkan menjadi 70% daya terpasang. Pada periode 05.00 – 06.00 WIB, diasumsikan masyarakat mulai beraktivitas sehingga jumlah kendaraan mulai meningkat dan selain itu matahari mulai terbit sehingga lampu kembali diredupkan hingga 50%. Skema untuk DKI Jakarta tersebut akan menekan konsumsi daya hingga 63% dari pemakaian daya 1,1 MWh menjadi 0,4 MWh per tahun per titik lampu. Estimasi penghematan energi dari setiap percontohan PJU cerdas dapat dilihat pada Gambar 1.

Perhitungan penelitian tersebut, belum mempertimbangkan rugi daya di jaringan listrik PJU akibat efisiensi magnetic ballast yang rendah. Uji coba di lapangan mengukur bahwa penghematan yang terjadi mencapai 70 – 83% tergantung dari tingkat keredupan yang dipilih. Lampu HPS 250W sebelumnya mengkonsumsi daya 71,5 kWh selama 21 hari sehingga diperkirakan terjadi rugi daya balast sebesar 8,5 kWh, sedangkan lampu induksi 150W hanya mengkonsumsi 11,7 – 22 kWh untuk periode pengukuran yang sama.

Perhitungan keekonomian dari 12 unit percontohan PJU cerdas dapat dilihat pada Tabel 8. Waktu pengembalian biaya investasi mencapai 9 tahun dengan estimasi penghematan seperti pada Gambar 21. Bengkaknya biaya disebabkan karena harus mengganti magnetic ballast, lampu dan amarture sementara biaya sistem kontrol segmen sebesar 50 juta rupiah per unit untuk memonitor 250 titik lampu sehingga jika di levelized harganya menjadi 200 ribu rupiah per unit lampu. Perhitungan tersebut belum mempertimbangkan biaya pemeliharaan pada PJU konvensional yang diperlukan

Sekitar pukul 18.00—05.00 WIB lampu penerangan jalan umum (PJu) di Jalan kebon sirih itu mulai meredup. Lokasi yang sebelumnya penuh cahaya

lampu di sepanjang jalan utama itu, perlahan tampak memudar. Ya, kondisi itu terjadi berkat penerapan sistem Penerangan Jalan umum (PJu) Pintar atau

smart street lighting system. dengan upaya itu pemakaian daya berkurang hingga 63%.

Page 13: Buletin Hemat Energi April 2014

13Hemat Energi | Edisi 01 - April 2014

fokus utama

untuk operasional memeriksa kondisi PJU setiap harinya. Untuk meningkatkan manfaat ekonominya, PJU cerdas sebaiknya digunakan pada saat pemasangan PJU baru atau penggantian PJU yang telah rusak.

PJU cerdasSmart street lighting system adalah cara

baru dalam pengelolaan PJU secara modern. Sistem ini melengkapi lampu PJU dengan perangkat komunikasi cerdas. Dengan demikian terdapat komunikasi antarlampu maupun dengan pusat pengendali. Bentuk komunikasinya, seperti memberikan sinyal kinerja lampu hingga pengendalian jarak jauh dengan perangkat portabel seperti smartphone. Sistem ini mengatur periode dan besarnya peredupan sehingga PJU dapat dikontrol sepenuhnya oleh pengelola.

Lampu dapat dilengkapi dengan berbagai sensor, seperti sensor cuaca, sensor udara, juga smart meter dan webcam. Sensor cuaca misalnya, akan menginformasikan ke sistem ketika terjadi hujan. Hasilnya, secara otomatis lampu PJU akan bekerja dengan daya penuh 100%. Sebaliknya, jika cuaca cerah maka lampu PJU akan diredupkan tanpa melanggar standar penerangan yang berlaku. Webcam berfungsi sama yaitu saat lalu lintas padat maka penerangan PJU dapat diredupkan dan saat jumlah kendaraan berkurang sehingga kendaraan dapat berjalan pada kecepatan tinggi maka penerangan PJU perlu ditingkatkan.

Smart Meter mempunyai fungsi untuk analisa energi dan manajemen energi. Dengan adanya fungsi tersebut maka penggunaan energi seperti arus tegangan antar phasa, daya aktif, daya reaktif, tegangan, arus, faktor daya, THD, kWh dan analisis kVARh dapat dipantau secara langsung. Bila smart meter dipasang di setiap kotak panel dan ballast lampu maka dapat dilakukan tindakan pencegahan, seperti pencurian listrik di jaringan PJU yang menyebabkan rugi daya. Sistem juga dapat dilengkapi webcam untuk memberikan keamanan bagi warga di malam hari.

Sinyal dari sensor dan webcam tersebut diolah oleh sistem kontrol segmen yang diletakkan di panel PJU. Satu unit sistem

kontrol dapat berkomunikasi dengan 250 unit lampu PJU menggunakan teknologi power line communications (PLCs) yang memanfaatkan

kabel listrik PJU yang ada sebagai jalur transmisi data. Hal ini berarti pengelola PJU tidak perlu investasi kabel baru. Selanjutnya sistem kontrol segmen berkomunikasi data dengan pengelola PJU melalui jaringan internet. Untuk itu, sistem kontrol segmen dilengkapi dengan kartu global satellite mobile (GSM) dengan biaya langganan Rp 50.000,-/bulan tergantung pada kartu GSM yang digunakan. Karena komunikasi dilakukan melalui jaringan internet, maka pengelola PJU dapat menggunakan komputer khusus yang diletakkan pada pusat pengendali atau lebih fleksibel lagi menggunakan smart device yang portabel.

Pemasangan PJU cerdas tersebut tidak mengurangi tingkat pencahayaan di sekitar jalan walau lampu diganti dengan daya yang lebih rendah dan bahkan diredupkan untuk menekan pemakaian energi. Tingkat penerangan sebelum pemasangan PJU cerdas berkisar antara 3,9 – 33,3 lux. Kemudian setelah pemasangan berkisar antara 11,6 – 23,2 lux untuk operasi daya lampu 100% dan antara 5,7 - 15 lux untuk operasi daya lampu 50%. Terbukti pada peredupan energi 50%, lux tidak turun secara linear.

Page 14: Buletin Hemat Energi April 2014

14 Hemat Energi | Edisi 01 - April 2014

fokus utama

"Melalui kegiatan Home and School Energy Efficiency Champion ini kami mengajak generasi muda

khususnya anak-anak sekolah untuk ikut aktif menerapkan upaya-upaya konservasi dan efisiensi energi yang bisa dimulai dari lingkungan yang paling kecil yaitu di di lingkungan sekolah dan rumahnya masing-masing," kata Maritje Hutapea,

Home and School Energy Efficiency Champion : Ciptakan Pahlawan-

pahlawan Hemat Energi

Direktur Konservasi Energi, Dijen EBTKE. Anak-anak ini, diharapkan bisa menjadi Pahlawan Hemat Energi di lingkungan sekolah dan rumah masing-masing sekaligus mengajak teman-teman sekolah dan anggota keluarganya untuk ikut peduli dan menerapkan upaya-upaya konservasi dan efisiensi energi sehingga para generasi muda bisa menjadi generasi yang hemat

di tengah sulitnya mensosialisasikan konservasi energi kepada konsumen rumah tangga, Direktorat Konservasi Energi—DJEBTKE melakukan kegiatan yang menyasar pelajar.

kompetisi ini disambut sangat positif oleh pimpinan sekolah, pelajar, dan peserta rumah tangga. mereka terpacu untuk berinisiatif, berperan aktif, dan sekaligus membangun

kapasitas lewat pengetahuan tentang efisiensi energi.

Penghargaan diberikan kepada para juara

Page 15: Buletin Hemat Energi April 2014

15Hemat Energi | Edisi 01 - April 2014

fokus utama

energi. "Untuk itu kami mengharapkan anak-anak kami di sini bisa menjadi teladan bagi siswa-siswa lainnya. Semoga melalui kegiatan ini kita bisa mewujudkan budaya hemat energi di negeri kita ini,” ujar Marietje.

Konsumsi listrikKompetisi energi tersebut muncul

lantaran tingginya kebutuhan listrik yang ada di rumah tangga. Jika dilihat dari sisi pengguna energi, sektor rumah tangga menghabiskan 10% dari total energi yang ada. Posisinya menempati urutan ke-3 setelah industri (38%), dan transportasi 33%.

Angka itu menjadi besar ketika dilihat dari jumlah kebutuhan energi listrik yang digunakan. Angka totalnya menyamai konsumsi listrik sektor industri. Tak heran bila dengan 33 juta pelanggan listrik rumah tangga, sektor ini mampu mempengaruhi keuangan negara. Apalagi untuk pemenuhan energi listrik rumah tangga tersebut Pemerintah memberikan subsidi yang nilainya sangat besar. Pola penggunaan energi listrik di rumah tangga umumnya mencapai puncak pada pukul 17.00—22.00. Pada kisaran waktu tersebut, anggota keluarga telah pulang dari aktivitas luar rumah. Penggunaan alat-alat penerangan, televisi, peralatan pengkondisi udara (AC) dan refrigerasi (kulkas), mengonsumsi listrik dalam jumlah besar.

Selain itu, pola penggunaan peralatan

juga mempengaruhi besar-kecil konsumsi energi rumah tangga, terutama untuk peralatan penerangan dan televisi. Untuk itu, kebijakan dan program Pemerintah tentang konservasi energi di sektor rumah tangga ditujukan untuk menggunakan energi secara efisien. Upaya dilakukan melalui peralatan hemat energi dan perilaku hemat energi.

Untuk mengubah perilaku sadar akan hemat energi maupun pola penggunaan peralatan hemat energi dilakukan sejumlah tindakan. Di antaranya, sosialisasi dan pendampingan secara terus-menerus untuk mengubah kebiasaan para anggota rumah tangga. Sayangnya sosialisasi yang dilakukan dirasa kurang. Berawal dari fakta tersebut, pada 2012 Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi c.q Direktorat Konservasi Energi meluncurkan Program Home and School Energy Efficiency Champion.

Program ini dilatarbelakangi oleh pemahaman bahwa rumah tangga merupakan unit organisasi yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Ayah sebagai kepala rumah tangga terlibat dalam pengambilan keputusan yang menyangkut hal-hal penting atau memakan biaya besar. Peran ibu menjalankan keputusan yang telah diambil dan ikut menentukan keputusan untuk hal-hal yang bersifat sehari-hari. Sedangkan anak memiliki akses terhadap informasi yang kontinu melalui sekolah, media elektronik, dan sosial media.

Pelatihan kegiatan hemat energi

Page 16: Buletin Hemat Energi April 2014

16 Hemat Energi | Edisi 01 - April 2014

fokus utama

KompetisiPerubahan perilaku memerlukan

pendampingan dan akses informasi yang kontinu. Untuk itu anak yang memiliki kesempatan tersebut menjadi subyek dalam sosialisasi konservasi energi. Kegiatan sosialisasi itu dilakukan melalui pendekatan sekolah ke rumah. Home and School Energy Efficiency Champion adalah contoh program sosialisasi konservasi energi. Kegiatan tersebut dirancang dalam bentuk kompetisi praktek efisiensi energi melalui perubahan perilaku konsumsi energi di rumah tangga dan sekolah. Bentuk kompetisi dipilih untuk menggugah daya saing peserta, baik di sekolah maupun di rumah.

Berbagai penghargaan, baik berupa hadiah dari Pemerintah maupun pengakuan dari sesama peserta, melengkapi kegiatan tersebut. Kegiatan HSEEC 2012 diikuti oleh 9 sekolah. Sekolah Santa Laurensia, Sekolah Madania, SMA IC Al Muslim, SMP IC Al Muslim, SMA Al Azhar Syifa Budi, SDS Model Islamic Village, Global Jaya International School, British International School, Bunda Mulia International School, serta 234 peserta rumah tangga dari masing-masing sekolah.

Sedangkan pada tahun 2013, HSEEC diikuti oleh 300 rumah tangga dan sepuluh sekolah di area Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi diantaranya, tetapi untuk peserta dari sekolah dibagi dalam dua kategori yaitu kategori mother school yaitu sekolah yang telah menjadi peserta pada kompetisi tahun lalu yaitu diantaranya SMP Al Muslim, Bekasi dan

kemudian Sekolah Madania, Bogor. Kategori lain yaitu sister school (sekolah sekolah yang baru bergabung dalam kegiatan Home and School Energy Champion) diantaranya SMP Al Amin dan Al Muslim, Bekasi, lalu SMA Al Fida, Tambun, SMP Al Azhar Syifa Budi Cibinong, SMP Santa Laurensia, Tangerang dan SMA Ummul Quro, Bogor.

Selama kompetisi berlangsung, para peserta murid sekolah memperoleh pengetahuan tentang efisiensi energi melalui pembentukan tim.

Pelatihan yang diberikan berupa pengetahuan dasar tentang efisiensi energi, energy assesment serta merancang dan menjalankan kegiatan sosialisasi efisiensi energi yang efektif.

Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh oleh murid sekolah ini, kemudian dibawa ke rumah tangga untuk diterapkan dan dikompetisikan bagi rumah tangga yang terlibat. Di sini, kesatuan unit rumah tangga melalui sang anak melaporkan perencanaan dan penerapan kegiatan efisiensi energi. Hal itu dibuktikan melalui pencatatan penggunaan energi (seperti tagihan listrik, gas dan lain-lain). Keterlibatan unit rumah tangga itu memiliki kategori kompetisi dan penghargaan sendiri, sehingga para anggota rumah tangga menjadi pelaku atau obyek utamanya. Di awal dan akhir kompetisi, para peserta yang disebut dengan “pahlawan energi” mengisi kuesioner terkait pengetahuan tentang efisiensi energi, terbukti bahwa pengetahuan tentang efisiensi energi meningkat rata-rata sebesar 33%.***

Diakhir kompetisi pengetahuan tentang efisiensi nergi meningkat rata-rata sebesar 33%

Page 17: Buletin Hemat Energi April 2014

17Hemat Energi | Edisi 01 - April 2014

fokus utama

Page 18: Buletin Hemat Energi April 2014

18 Hemat Energi | Edisi 01 - April 2014

fokus utama

Berkat program energy swicth yang diikuti, kini karyawan sejumlah perusahaan yang mengikuti kegiatan tersebut memiliki kepedulian tinggi

terhadap penggunaan energi. mereka kini rajin mematikan mesin pendingin atau aC dan lampu saat tak lagi digunakan. Juga dilakukan unplug peralatan elektronik dan power switch.kepedulian itu akhirnya membuahkan hasil, perusahaan-perusahaan itu bisa

berhemat 5%-12%.

Gali Kepedulian Karyawan

melalui Program Energy SWITCH

Behavior

Energy Saving with Changing Behavior, atau Energy SWITCH, adalah program EECCHI yang membantu

instansi yang bersedia mengikuti program penguatan dan membentuk inisiatif serta program perubahan perilaku agar lebih efisien di tempat kerja. Energy SWITCH mengajak organisasi seperti perusahaan, pemerintahan, media dan lain-lain untuk membentuk Green Team. Juga dilakukan energy assesment guna mengetahui kondisi konsumsi energi perusahaan saat ini. Dengan bantuan dari EECCHI, Green Team

merancang program penghematan energi di lingkungan kerjanya serta mengawasi perilaku dan penggunaan energi di dalam organisasi.

Terdapat 6 Langkah di dalam program Energy SWITCH. Terdiri dari mendapatkan komitmen hemat energi, identifikasi situasi energi, perencanaan, penerapan, evaluas,i dan pada akhirnya mempertahankan perubahan perilaku di dalam organisasi.

DukunganSejumlah dukungan diberikan oleh

EECCHI agar terjadi perubahan perilaku perusahaan. Bentuk dukungannya seperti memberikan jasa konsultasi mengenai cara mempromosikan perubahan perilaku, cara membangun mekanisme insentif untuk staf, cara publikasi melalui media (online dan tradisional), cara pengembangan secara teknis dan finansial, seperti retrofitting. Dilakukan pula peminjaman peralatan untuk melakukan audit sederhana, kesempatan branding dengan publikasi

Pada saat panen, akan dipilih karyawan ISBG yang berhasil dengan mendapat sebutan “Petani” dan PIN berupa pujian

Page 19: Buletin Hemat Energi April 2014

19Hemat Energi | Edisi 01 - April 2014

fokus utama

usaha-usaha terbaik yang dilakukan, dan mengadakan acara promosi dan penghargaan, publikasi online, konferensi pers, serta acara pers lainnya.

Perusahan yang terlibat harus berkomitmen untuk mengimplementasikan inisiatif konservasi di dalam operasi mereka. Perusahaan itu diharapkan untuk sadar tentang isu efisiensi energi; membentuk Green Team internal untuk

menerapkan Program Energy SWITCH; mengadakan satu seminar energi yang melibatkan setidaknya 80% staf; dan menyediakan logistik untuk seminar.

Selanjutnya perusahaan melibatkan minimal 40 anggota staf dalam proses implementasi Energy SWITCH. Tindakan kemudian menjalankan audit energi oleh para staf dan mendokumentasikan usaha serta dampak inisiatif agar dapat digunakan sebagai studi kasus.

Hasilnya, diperoleh potensi penghematan 5% - 12%, yang dicapai melalui perilaku hemat energi seperti penjadwalan penggunaan alat-alat elektronik, setting suhu yang tepat serta sosialisasi. Dengan penerapan cara tersebut, perusahaan akan berhemat sampai jutaan rupiah per bulan dari perubahan perilaku saja.

Lantaran kepeduliannya tersebut, sebuah penghargaan diberikan oleh Ditjen EBTKE, Kementerian ESDM. Award Apresiasi Institusi Pelopor Energy Switch, diberikan sebagai bentuk kepedulian pada penggunaan energi di kalangan industri yang lebih bijak. Sekaligus perusahaan itu dinilai telah berhasil melaksanakan program hemat energi melalui perubahan perilaku karyawan.

Kegiatan yang merupakan salah satu program dari Energy Efficiency and Conservation Clearing House Indonesia (EECCHI) itu dilaksanakan selama 4 bulan. Berdasarkan hasil, evaluasi, dan penilaian selama kegiatan tersebut, sejumlah perusahaan menerima apresiasi. Perusahaan itu adalah Nutri Food, Yayasan Indecon (Indonesia Eco-Tourism Network), Sampoerna School of Business, Mal Malioboro Yogyakarta, Hotel Ibis Yogyakarta, The Body Shop Indonesia, PT. LEN Industri, PT. DHL Indonesia, dan PT. ISBG Communiaction

Award ini diberikan karena perusahaan tersebut telah berpartisipasi mengikuti program Energy SWITCH. Program itu bertujuan untuk memberikan edukasi di sektor industri dan menciptakan pelopor green champion. Selain itu dalam hal efisiensi energi bertujuan mewujudkan Inisiatif Efisiensi Energi bagi Indonesia.

Monitoring energi di lingkungan kerja

Kegiatan Program berkebun di kantor ISBG

Program penghematan energi di lingkungan

kerja dilakukan dengan mengawasi

perilaku dan penggunaan energi

Page 20: Buletin Hemat Energi April 2014

20 Hemat Energi | Edisi 01 - April 2014

fokus utama

malam itu, sekitar 21 instansi dan 6 pemerintah daerah (Pemda) mendapat penghargaan istimewa. Ya, sederet institusi itu patut diacungi jempol karena kepedulian yang tinggi terhadap efisiensi energi nasional. karenanya, institusi tersebut diberi apresiasi berupa

Penghargaan efisiensi energi Nasional (PeeN) 2013. Penganugerahan PeeN 2013 diselenggarakan oleh ditjen eBtke kementerian esdm untuk yang ke 2 kalinya.

Penghargaan Efisiensi Energi 2013 :

27 Institusi Peduli Penghematan

Energi

Penghargaan Efisiensi Energi Nasional 2013 Susilo Siswoutomo dan Dirjen EBTKE,

Rida Mulyana ke masing-masing peserta. Pemberian penghargaan merupakan bentuk apresiasi bagi institusi pemerintah dan pemangku kepentingan di sektor

Di panggung kehormatan tampak berjejer para pemenang PEEN 2013. Sebuah piala bergengsi

diserahkan langsung oleh Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)

Page 21: Buletin Hemat Energi April 2014

21Hemat Energi | Edisi 01 - April 2014

fokus utama

bangunan gedung dan industri. Hal itu terkait dengan upaya efisiensi dan konservasi energi terbaik yang telah diterapkan di masing-masing lingkungannya

Acara penganugerahan juga dihadiri oleh perwakilan dari berbagai Kementerian dan Lembaga Negara, Pemerintah Daerah, akademisi, asosiasi, peserta, pemenang PEEN 2013, serta para tamu undangan lainnya. Sejak awal PEEN 2013 bertujuan untuk meningkatkan partisipasi para pemangku kepentingan/stakeholder dalam mensukseskan program-progam pemerintah di bidang efisiensi dan konservasi energi. Selain itu juga meningkatkan kesadaran akan perlunya penerapan efisiensi dan konservasi energi dalam rangka peningkatan daya saing dan kualitas di sektor industri dan bangunan gedung.

Lebih lanjut ajang PEEN 2013 juga diharapkan mampu menghasilkan model-model industri dan bangunan gedung yang hemat energi di Indonesia. Dengan diumumkan secara meluas, Pemerintah berharap masyarakat dan para stake holder segera mereplikasi konsep hemat energi tersebut.

Penyelenggaraan kegiatan PEEN 2013 juga merupakan ajang seleksi tingkat nasional dalam rangka mengikuti ASEAN Energy Award Tahun 2014. ASEAN Energy Award merupakan kegiatan tahunan regional ASEAN yang diselenggarakan oleh ASEAN Center for Energy (ACE) dalam rangka mempromosikan pemanfaatan energi baru terbarukan serta penerapan efisiensi dan konservasi energi di regional ASEAN.

Dengan menerapkan konservasi energi diharapkan akan terjadi peningkatan efisiensi energi yang secara langsung memberi kontribusi pada peningkatan daya saing dunia usaha nasional. Termasuk peningkatan laju pertumbuhan ekonomi. Berkaitan dengan hal tersebut pemerintah telah merumuskan berbagai program konservasi energi yang komprehensif dan berkesinambungan.

Bagi para peserta, mereka akan memperoleh pengakuan secara nasional dari pemerintah, asosiasi profesi, stakeholder di bidang industri dan

bangunan gedung, LSM, dan akademisi. Adapun bentuk pengakuannya didasari atas gedung atau industri yang telah berhasil menerapkan upaya-upaya efisiensi dan konservasi energi dengan memberikan hasil penurunan konsumsi energi tanpa mengganggu produktivitas.

Selanjutnya Penerima Efisiensi Energi Nasional 2013 akan menjadi wakil Indonesia pada ajang ASEAN Energy Award 2014 dalam “Best Practice Competition for Energy Efficient Building” dan “Best Practice Competition for Energy Management in Building and Industries”.

Wamen Kementerian ESDM memberikan sambutan saat pembukaan acara

Penghargaan Efisiensi Energi Nasional 2013

KATEGORI PEMENANG I PEMENANG II PEMENANG III

GEDUNG BARU

Gedung Komersial : Universitas Multimedia Kampus Institut Teknologi

Nusantara dan Sains Bandung

Gedung Pemerintah Gedung Utama Kementerian

Pekerjaan Umum

Gedung BUMN PT. PP (Persero) Tbk

Gedung Retrofit

Manajemen Energi Pada Industri (sub kategori Kecil dan Menengah)

PT. Phapros Tbk (RNI Group) PT. Perkebunan Nusantara XII

Manajemen Energi Pada Industri (sub kategori Industri Besar)

PT. Toyota Motor Manufacturing PT. Pupuk Kalimantan Timur PT. KMK Global Sports

Indonesia

Inovasi Khusus Pada Industri

PT. Holcim Indonesia Tbk.

PT. Bio Farma (Persero)

PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang

PT. Metropolitan Bayu Industri

PT. Semen Padang

Manajemen Energi Pada Gedung (sub kategori Kecil dan Menengah)

Rumah Sakit Kanker Dharmais PT. Graha Sarana Duta Badan Pengelolaan

(Telkom Property) Lingkungan Hidup Daerah

Jawa Barat

Manajemen Energi Pada Gedung (sub kategori Gedung Besar)

PT. Samsung Electronics Indonesia Sinar Mas Land Plaza Jogjakarta Plaza Hotel

PT. Bumi Serpong Damai Tbk -

Inovasi Khusus Pada Gedung

Universitas Bakrie

Penghematan Energi dan Air pada Pemerintah Daerah :

Wilayah Jawa

Pemerintah Provinsi Jawa Timur Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Pemerintah Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta

Wilayah Luar Jawa

Pemerintah Provinsi Kalimantan Pemerintah Provinsi Sulawesi Pemerintah Provinsi Sulawesi

Timur Utara Selatan

Page 22: Buletin Hemat Energi April 2014

22 Hemat Energi | Edisi 01 - April 2014

fokus utama

simak cerita berikut. indah kiat Pulp & Paper (ikkP), tangerang kini bisa jauh menghemat biaya operasionalnya. sebelumnya pabrik yang bergerak di bidang industri kertas itu banyak

menghabiskan biaya untuk energi dalam proses produksinya. sekitar tahun 2013, pabrik tersebut menerapkan sistem manajemen energi iso 50001 secara efektif. didampingi oleh national expert di bidang iso 50001, mereka melakukan penghematan energi pada semua

proses yang mencakup Perencanaan energi, implementasi, operasi, serta Pengecekan. Hasilnya, biaya energi pun turun hingga 10%.

Kesuksesan PT IKKP dalam mengelola penggunaan energi akhirnya berbuah manis. Pada awal 2014, pabrik

tersebut menerima sertifikasi ISO 50001. Sertifikasi itu mengokohkannya sebagai pabrik pertama dari industri pulp & paper di Indonesia dan Asia Tenggara yang telah memperoleh ISO 50001. Dengan pencapaian tersebut, manajemen PT IKKP berkomitmen penuh mendukung program-program konservasi energi dan penurunan emisi GRK. Ke depannya, hasil dari penghematan

Ingin Biaya Energi Turun? Segera

Terapkan ISO 50001

itu diharapkan mampu mendongkrak daya saing produk yang dihasilkan di pasar global.

Pengalaman lebih menarik lagi dialami APAC Inti Corpora di Semarang, Jateng. Perusahaan yang bergerak di bidang konveksi itu bahkan mampu menghemat biaya energi hingga Rp. 18 miliar paska penerapan ISO 50001. PT Argo Pantes juga berhasil menghemat sekitar 6,12% pada 2012. Cerita sukses yang sama dialami PT Chingluh. Dari penggunaan listrik PT.

Sosisalisasi ISO 50001 dilakukan di sejumlah kota besar di Indonesia

Page 23: Buletin Hemat Energi April 2014

23Hemat Energi | Edisi 01 - April 2014

fokus utama

Chingluh yang mencapai 99,51% dari total energi yang digunakan sepanjang tahun 2012, dilakukan evaluasi.

Langkah pertama yang dilakukan ialah memastikan top manajemen PT Chingluh berkomitmen tinggi untuk melakukan perubahan ini. Langkah kedua dilakukan energy review untuk melihat konsumsi energi pada PT. Chingluh. Konsultan ahli memfokuskan pada penggunaan listrik. Langkah ketiga ialah melakukan operational control yang bermaksud untuk mendata dan mengontrol konsumsi listrik selama waktu produksi. Selanjutnya dilakukan Monitoring and Measurement untuk melihat hasil yang telah dilakukan pra dan pasca penerapan SNI ISO 50001. Dari hasil yang didapatkan terbukti setelah penerapan Sistem Manajemen Energi PT. Chingluh dapat menghemat konsumsi listrik dengan rata rata 420.134,99 kWh di tahun 2013. “Penghematannya sekitar 5,8%,” ujar Aris Ika Nugroho, National Project Coordinator United Nations Industrial Developmen Organization (UNIDO).

Intensitas penggunaan energi di sektor energi Indonesia cenderung lebih tinggi dibanding beberapa negara lain. Karena itu potensi penghematan terbuka luas. ISO 50001 adalah sebuah standar untuk sistem manajemen energi. Tujuannya, membangun sistem dan proses untuk meningkatkan kinerja, efisiensi, dan konsumsi energi. Dengan rancangan ISO 50001, suatu institusi menjadi lebih baik dalam menggunakan aset energinya. Sekaligus mengevaluasi dan memprioritaskan penggunaan teknologi hemat energi, serta mendorong efisiensi pada seluruh rantai pasok. Selain itu, ISO 50001 juga dirancang agar dapat terintegrasi dengan standar manajemen lain, terutama ISO 14001 (Sistem Manajemen Lingkungan) dan ISO 9001 (Sistem Manajemen Mutu).

”Peran top manajemen sangatlah berperan dalam penerapan SNI ISO 50001 ini. Karena komitmen tinggi dari manajemen perusahaan merupakan sebuah awal baik untuk menggerakkan segenap karyawan pada perusahaan tersebut.”, jelas Aris. Penerapan SNI ISO 50001 ini bukanlah hal yang tidak mungkin untuk dilakukan di Indonesia. Saat ini sudah ada 11 Pilot

Project Company yang telah dirintis. Selain itu UNIDO bekerjasama dengan Direktorat Konservasi dan Energi Ditjen EBTKE dan Badan Standarisasi Nasional mengadakan sosialisasi ISO 50001di 5 kota, di antaranya Semarang, Balikpapan, Medan, Surabaya. Pelatihan pun digelar untuk menghasilkan national expert yang berkemampuan tinggi menangani manajemen energi. Terdapat 3 modul pelatihan yang diajarkan dalam waktu selang 4 bulan. Terdiri dari perencanaan, implementasi operation control, dan monitoring-evaluasi serta internal audit. “Training yang kita adakan didampingi tenaga ahli dari Swedia, Amerika Serikat,” kata Aris. Saat ini telah berhasil diwisuda 23 national expert yang kebanyakan berlatarbelakang konsultan.

Selain itu, pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral telah mengeluarkan Permen ESDM NO. 14/2012 tentang manajemen energi yang menetapkan industri dengan penggunaan energi lebih dari 6000 TOE (ton oil equivalent) wajib menerapkan sistem manajemen energi dan industri dengan penggunaan energi kurang dari 6000 TOE (ton oil equivalent) agar menerapkan sistem manajemen energi atau melakukan penghematan energi.

Perusahaan yang menerapkan sistem manajemen energi dan berhasil 3 tahun berturut-turut dapat menurunkan Konsumsi Energi Spesifik minimal 2% per tahun mendapatkan insentif berupa Audit Energi dalam pola kemitraan yang dibiayai oleh pemerintah dan mendapat prioritas pasokan energi. ***

Dibutuhkan komitmen tinggi dari manajemen

perusahaan untuk menggerakkan

karyawan

Page 24: Buletin Hemat Energi April 2014

24 Hemat Energi | Edisi 01 - April 2014

fokus utama

Simak data ini. “Berdasarkan penelitian kami, jika 48 juta pelanggan PLN menganti lampu pijarnya di rumah dengan lampu hemat energi, maka dalam sehari, listrik yang dihemat mencapai 1.536 mW per hari," ujar maritje Hutapea. Paparan direktur konservasi energi, kementerian energi dan sumber daya manusia itu, sungguh sangat mengejutkan. Bisa dibayangkan besarnya nilai penghematan listrik yang bakal diperoleh.

Ngirit Berkat Lampu Hemat Energi

Dengan kenyataan tersebut, wajar bila Pemerintah mendorong masyarakat untuk menggunakan lampu hemat

energi. Jika seluruh pelanggan PLN melakukannya, nilai yang bisa dihemat sebesar USD 8,3 juta per hari. Lebih lanjut, Maritje mengatakan untuk berhemat banyak caranya dan mudah, salah satunya dengan menganti lampu penerangan di rumah dengan lampu hemat energi.

Maritje bahkan menambahkan jika lampu yang dipilih dari jenis lampu LED (Light Emitting Diode) maka nilai penghematan listriknya bertambah menjadi 1.728 MW per hari. "Jika listrik yang diproduksi menggunakan BBM, maka nilainya mencapai USD 20 sen per kWh maka sangat besar penghematan yang didapat," ucapnya. Bila penghematan listrik 1.728 MW per hari dengan biaya produksi listrik USD 20 sen per kWh maka, 1 MWh = 1.000 kWh, jadi 1.728 MWh = 1.728.000 kWh. maka 1.728.000 kWh x USD 0,2 = USD 345.600 per jam yang bisa dihemat. Kalau sehari ada 24 jam maka US$ 345.600 x 24 jam = USD 8.294.400 per hari.

Melihat potensi penghematan tersebut, Pemerintah menerapkan aturan khusus tentang lampu hemat energi. Melalui standarisasi dikeluarkan label hemat energi peralatan pada lampu swabalast. Dibuktikan dengan terbitnya Peraturan Menteri ESDM Nomor 6 tahun 2011 tentang Pelabelan Hemat Energi untuk Lampu

Makin hemat dengan lampu LHE

Page 25: Buletin Hemat Energi April 2014

25Hemat Energi | Edisi 01 - April 2014

fokus utama

Swabalast. Dalam peraturan tersebut dikatakan

pembubuhan Label Tanda Hemat Energi harus memenuhi ketentuan seperti Standar Nasional Indonesia IEC 60969:2009, dan pembubuhan Label Tanda Hemat Energi untuk swabalast produksi dalam negeri dan luar negeri. Sebelum membubuhkan tanda hemat energi, produsen atau importir wajib menerbitkan pernyataan kesesuaian (declaration of conformity) secara tertulis yang menyatakan lampu swabalast sudah memenuhi ketentuan. Pernyataan tersebut disampaikan kepada Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi dan harus memuat informasi produk, produsen dan pemegang merek, nama, tanggal, dan tanda tangan penanggung jawab.

Label hemat energi untuk CFL dikombinasikan dengan kebijakan standar tingkat efisiensi energi minimum (Minimum Energy Performance Standard/MEPS). Untuk produk CFL, batas bawah bintang 1 (satu). Dengan demikian, semua produk CFL yang beredar di Indonesia wajib memiliki batas minimal performance efisiensi tersebut. Indonesia mengadopsi label komparatif dengan 4 (empat) tingkat hemat energi dan ditandai dengan jumlah bintang sesuai tingkatan levelnya. Label bintang dengan jumlah tertentu memberikan informasi kepada konsumen. Semakin banyak bintang suatu produk CFL (Compact Fluorescent Lamp), semakin tinggi tingkat hemat energinya.

Sebelum diberikan label, seluruh produk termasuk produk lampu impor dari China, harus mengikuti tes produk di laboratorium milik Ditjen EBTKE Kementerian ESDM, Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan. Beberapa produsen lampu LHE adalah PT Multi Indocitra (Hori) dari Jakarta, PT Ningbo Indonesia (Shinyoku) dari Jakarta, PT Sinar Angkasa Rungkut (Chiyoda) dari Surabaya, PT Panasonic Lighting Indonesia (Panasonic) dari Pasuruan.

LEDSelain lampu LHE, saat ini telah

banyak dijual lampu hemat energi

dengan teknologi LED (Light Emitting Diode). Kementerian ESDM menyarankan masyarakat mulai mengganti lampunya dengan lampu LED, meski harganya mahal. "Menghemat energi memang salah satunya harus dengan teknologi, memang masih mahal, namun kita harus melihat ujungnya. Biaya justru jauh lebih hemat," kata Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Rida Mulyana. Hanya dengan lampu 5 Watt, lampu LED tampak sangat terang. “Cahayanya seperti lampu 40 Watt lebih, ini tentu jauh lebih hemat," tutur Rida

Untuk itu Rida mengajak masyarakat Indonesia untuk senantiasa hemat energi, karena untuk upaya itu jauh lebih mudah daripada memproduksi energi. "Memproduksi listrik itu tidak mudah. Kontrak sekarang 5-7 tahun kemudian baru bisa merasakan listriknya. Sulit produksi listrik itu, jadi janganlah kita menghambur-hamburkan energi listrik," lanjutnya.

Saat ini setidaknya terdapat 4 produsen lampu LED dalam negeri. Di antaranya adalah PT Sinar Angkasa Rungkut, PT Panasonic Gobel Eco Solution Sales Indonesia, PT Sure Indonesia, dan PT Surya Citra Teknik Cemerlang. PT Panasonic Gobel Indonesia bersama Panasonic Lighting Indonesia (PLI) meluncurkan lampu LED berteknologi Jepang. Lampu itu menghemat energi hingga 86 persen dengan durabilitas 25 tahun serta bercahaya terang dan jernih.

Saat ini, tingkat kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya penghematan energi telah jauh meningkat. Karena itu, momen ini merupakan saat yang tepat bagi para produsen lampu LHE, terlebih LED memasuki pasar lampu. Para produsen lampu itu menawarkan produk lampu yang tahan lama, berteknologi tinggi, serta hemat energi. Khusus LED, lampu LED memiliki cahaya lebih terang, tanpa radiasi panas, dan sinar UV serta menggunakan teknologi tinggi. Pelaku usaha industri lampu menargetkan konsumsi lampu light-emitting diode (LED) pada tahun ini bisa menyentuh lebih dari 20 juta unit. Konsumsi ini naik dibandingkan dengan konsumsi LED pada 2013, yakni 15 juta.***

Label hemat energi untuk produk CFL

Page 26: Buletin Hemat Energi April 2014

26 Hemat Energi | Edisi 01 - April 2014

tokoh

Beri cintamu pada bumi seperti bumi mencintaimu, adalah filosofi hidup oppie andaresta. Bagi seniman dan duta lingkungan itu hidup secara wajar adalah bagian dari

gaya yang membuat kesehariannya kian seimbang dan adil terhadap alam.

Oppie Andaresta :

Beri Cintamu Pada Bumi

Oppie Andaresta :

Beri Cintamu Pada Bumi

Beri cintamu pada bumi seperti bumi mencintaimu, adalah filosofi hidup oppie andaresta. Bagi seniman dan duta lingkungan itu hidup secara wajar adalah bagian dari

gaya yang membuat kesehariannya kian seimbang dan adil terhadap alam.

Filosofi hidup Oppie: Beri cintamu pada bumi seperti bumi mencintaimu

Page 27: Buletin Hemat Energi April 2014

27Hemat Energi | Edisi 01 - April 2014

tokoh

Oppie Andaresta yang telah berkarier dalam dunia musik selama 24 tahun ini memaknai keseimbangan alam

sebagai perilaku adil kepada lingkungan. “Jadi keseimbangan lingkungan berarti apa yang sudah diberikan bumi pada kita sudah sepantasnya kita berikan kembali kepada bumi,” kata ibu satu anak itu.

Ia merasa alam telah berbuat begitu baik kepada seluruh makhluk hidup melalui sistem dan daur kerja yang luar biasa. ”Yang Maha Besar jenius banget, ada sistem-sistemnya. Ada yang namanya ekosistem, ekologi dan segala macam. Semua disediakan untuk kita, bukan untuk siapa-siapa. Gratis. Jadi kalau kita memberikan cinta kita kembali pada bumi itu untuk siapa?.. Ya untuk kita juga,” kata perempuan yang pernah menerbitkan buku puisi belum lama ini.

Menurut dia manusia justru dalam keadaan merugi jika tidak berbuat baik kepada bumi karena logikanya bumi tidak memerlukan apa-apa dari manusia. Oppie malah mengagumi pola hidup manusia zaman dahulu termasuk neneknya yang kini berusia 90 tahun tetapi tetap sehat. “Orangtua dan nenek hidup dengan keseimbangan yang baik dengan lingkungan. Mereka tidak pernah berpikir bahwa harus mencintai bumi karena bumi sudah mencintai kita tapi gaya hidup mereka sudah menunjukkan hal itu,” katanya.

Ia berpendapat manusia zaman dulu tidak menerapkan filosofi yang muluk-muluk soal lingkungan namun gaya hidup sehari-hari sudah menerapkan falsafah hemat energi.

Oppie kini tinggal di kawasan Sawangan, Depok, Jawa Barat dengan konsep rumah sederhana yang dekat dengan alam. Itu memungkinkan penghuninya menikmati kupu-kupu terbang di halaman rumah, ditemani suara burung, bahkan tupai yang berkeliaran dari dahan ke dahan pohon. Setiap pagi menjelang, Oppie memastikan semua pintu dan jendela dibuka lebar-lebar agar ada pergantian udara. “Lihat ada lampu menyala di siang hari? Tidak ada,” katanya.

Itulah arti hidup wajar bagi seorang Oppie. Rumah yang kaya dengan oksigen

dan meminimalisir penggunaan AC menjadi harta yang sangat berharga baginya. Apalagi sejak kecil Oppie sudah dibiasakan untuk hidup wajar dalam penggunaan energi. “Kebetulan saya dibesarkan dalam lingkungan yang segala sesuatunya harus hemat. Waktu kecil saya mau mandi harus mompa sendiri, tapi itu wajar,” katanya. Bagi Oppie hidup wajar berarti tidak berlebihan sehingga segala sesuatu bisa berjalan harmonis dan seimbang.

MenginspirasiKewajaran Oppie dalam menjalani

hidup tanpa disangka menjadi inspirasi bagi banyak orang. Padahal ia sendiri tak pernah merasakan hal itu sebagai sesuatu yang istimewa. Bahkan Oppie tak pernah menganggap dirinya sebagai aktivis yang selalu giat memperjuangkan lingkungan. “Seperti tiba-tiba banyak orang datang pada saya, mewawancarai saya. Tapi kemudian saya sadar jika apa yang saya pikirkan dan lakukan sudah menginspirasi, kemudian orang bilang saya aktivis. Mungkin karena orang lain kewajarannya berbeda, lebih tinggi. Kalau saya kewajarannya segini ini,” katanya.

Oppie yang sejak 2011 didaulat menjadi duta lingkungan itu mengaku tidak pernah mengajukan diri untuk ditunjuk sebagai duta. Namun kemudian ia menerima amanah dan melaksanakan tugas sebagai public relation pemerintah kepada masyarakat untuk membudayakan hemat energi. Meski begitu ia tidak segan untuk mengkritik kebijakan pemerintah yang dianggapnya tidak mencerminkan keinginan untuk mengkonservasi alam. Salah satunya ketika pemerintah berkampanye hemat energi tapi tidak juga memperbaiki infrastruktur yang membuat masalah macet tidak juga terselesaikan. Di sisi lain, ia juga menganggap kebijakan mobil murah sebagai paradoks yang menunjukkan sikap double standard pemerintah yang meminta masyarakatnya hemat energi tapi tidak disertai kebijakan pendukung dalam implementasinya.

Penulis buku anak tentang lingkungan hidup itu memulai hidup dan hemat energi dari cara-cara yang sangat sederhana. Misalnya dari rumahnya di Sawangan, ia

Rumah tinggal Oppie dengan konsep rumah sederhana dan dekat

dengan alam

Oppie aktif menulis buku cerita anak dengan pesan-

pesan lingkungan hidup

Page 28: Buletin Hemat Energi April 2014

28 Hemat Energi | Edisi 01 - April 2014

tokoh

mengendarai mobil sampai Lebak Bulus lalu memarkir mobilnya di kawasan itu kemudian menaiki busway atau ojek. Ia mengaku sebagai penggemar ojek yang dinilainya sebagai kendaraan alternatif paling efisien untuk menembus kemacetan.

“Saya pernah tulis status di facebook, orang Jakarta yang gengsi naik ojek atau busway ke laut aja. Kalau mau jadi orang Jakarta gengsinya harus dipangkas besar. Kecuali rela mau ada meeting berangkat dari rumah 3 jam sebelumnya,” kata Oppie yang tahun ini pasang target meluncurkan album kesembilan itu. Menurut dia naik ojek penuh dengan seni dan cita rasa tersendiri. Bahkan pernah pada suatu kesempatan Oppie naik ojek melewati perkampungan kumuh sembari memotret dan mengabadikan momen-momen yang jarang sekali dilihatnya selama ini. “Salut saya pada tukang ojek,” katanya.

Modul EdukasiSampai detik ini Oppie Andaresta

berpendapat kampanye hemat energi yang dilakukan pemerintah belum menjadi gaya hidup bahkan hanya sekadar slogan dan jargon. Kata-kata yang disosialisasikan terkait hemat energi serasa sebagai kalimat tidak berjiwa dan tak bernyawa. Padahal baginya hemat energi harus disuarakan dari jiwa yang penuh komitmen. Pantas bila kemudian berbeda hasilnya ketika kampanye sekadar disampaikan dengan kata-kata. “Di satu pihak ada kampanye BBM listrik hemat energi, di lain pihak ada mobil murah, infrastruktur tidak diperbaiki. Jadinya hanya pepesan kosong,” katanya.

Oppie tidak ingin hanya pandai mengkritik. Oleh karena itu ia memulai

kampanye hidup hemat energi dengan caranya sendiri yang paling sederhana. Salah satunya ia membuat modul edukasi sepanjang 20-30 menit yang diselingi lagu dan cerita. Menurut dia, sebagai duta lingkungan, ia merasa sangat perlu untuk menemukan inisiatif dalam hal ini membuat program edukasi lingkungan untuk anak. “Yang saya edukasi di dalamnya bukan hanya untuk anak saja, tapi juga untuk umum dengan cara yang sederhana. Masalah kepedulian lingkungan itu kan sebenarnya masalah kebiasaan saja. Kalau sudah terbiasa ya lingkungan terjaga,” katanya.

Ia mengatakan sejak zaman dulu hingga kini, kampanye hemat energi cenderung hanya disuarakan dengan dua kalimat yakni jangan buang sampah sembarangan dan jangan menebang pohon. Namun kini, Oppie meluaskannya hingga ada kata-kata lain misalnya reduce, reuse, dan recycle. Ia juga membiasakan keluarganya untuk cinta lingkungan bahkan anaknya sejak berumur tiga tahun sudah paham betul untuk membuang sampah pada tempatnya.

Kebiasaan lain misalnya ketika siang menjelang ia membiasakan seluruh penghuni rumahnya untuk mematikan lampu. “Saya paling judes, control freak juga, kalau dengar air mengalir lama tidak ada yang pakai langsung teriak itu siapa yang belum matiin air? Sering juga berantem-berantem karena kecerewetan saya,” katanya.

Ia menyadari sebenarnya hal itu merupakan sesuatu yang dianggap remeh oleh banyak orang lain. Namun kebiasaan baik baginya berawal dari sesuatu yang kecil. Apalagi ia bertekad menanamkan hidup hemat energi kepada anaknya agar sejak dini terbiasa. “Makanya saya fokus kampanye edukasi lingkungan ke anak,” katanya.

Oppie juga menyusun buku dan CD tentang lingkungan hidup yang berisi cerita dengan pesan-pesan lingkungan hidup. Untuk kepentingan itu Oppie selama dua tahun penuh mendatangi sekolah-sekolah dan memberikan workshop kepada guru-guru yang mengajarkan lingkungan hidup. Itu dilakukan agar anak-anak didik lebih mudah menerima materi yang disampaikan.

Ruang-ruang di rumah Oppie diterangi lampu-lampu hemat energi ketika malam hari dan mengandalkan cahaya alami ketika siang tiba

Page 29: Buletin Hemat Energi April 2014

29Hemat Energi | Edisi 01 - April 2014

tokoh

“Bisa dilihat berhasil atau tidak, dari anak saya. Anak saya sekarang 6 tahun, dari 4 tahun dia paham hal-hal ini. Sekarang dia sedang belajar tentang recycle di sekolahnya, dan dia sudah paham karena sudah diajarkan dari kecil. Pertanyaan para guru seputar lingkungan hidup dapat ia jawab mengalir lancar,” katanya. Menurut dia, anaknya begitu nyaman dengan hidup seperti yang dijalankannya termasuk ajaran untuk tidak hidup bermewah-mewah. Oppie bahkan baru akan membelikan sepatu jika ada sale 70 persen di department store. “Buat saya prestasi akademik bukan keharusan, yang penting anak saya baik, tidak merugikan orang lain, tidak curang, tidak korupsi,” kata Oppie yang sukses memasarkan CD lingkungannya hingga 30 ribu copy sejak 2012 itu.

Ia membesarkan anaknya di lingkungan yang menekankan pentingnya hemat energi. Rumahnya dihuni oleh 13 orang dengan diterangi lampu-lampu hemat energi ketika malam hari dan mengandalkan cahaya alami ketika siang tiba. Rumahnya juga dipenuhi pohon dengan model terbuka dilengkapi saung atau balai-balai sebagai tempat untuk bersantai.

Sudah delapan tahun Oppie dan keluarganya menetap di rumah yang mereka tinggali. Dengan luas tanah 1.300 m2 dan bangunan bertingkat seluas 150 m2 memungkinkan pertukaran udara yang optimal. “Di belakang rumah ada setu besar, Setu Sawangan,” katanya.

Isu LingkunganOppie Andaresta boleh dibilang sebagai

pengamat isu lingkungan yang baik. Bahkan ketika isu lingkungan mulai menjadi tren pada 2006 dengan isu turunan seperti global warming dan kerusakan ozon. Bahkan ketika isu lingkungan menjadi trend dan industri, Oppie sejatinya telah lebih dahulu menerapkan hidup hemat energi. Ia mendapati topik lingkungan menjadi bahasan yang seksi bahkan hampir semua perusahaan membuat acara tentang go green, perumahaan go green, masyarakat memunculkan komunitas-komunitas yang bergerak, basis aksi-aksi alternatif seperti bike to work hingga Jakarta Berkebun.

“Saya kadang tidak enak hati pada aktivis lingkungan sesungguhnya. Pandangan orang terhadap saya terlalu berlebihan, karena hal-hal yang saya lakukan masih sederhana, jauh dari aktivis. Saya hanya orang yang cinta lingkungan, itu saja,” katanya. Ia mengaku masih menggunakan mobil dengan cc besar karena pertimbangan akses menuju rumahnya yang memerlukan kendaraan tipe offroad. Ia bahkan iri kepada rekan seprofesinya Nugie yang berkomitmen untuk mengendarai sepeda kemana pun pergi.

Karena itulah Oppie merasa belum memiliki kapasitas yang cukup untuk menularkan kebiasaan hidup hemat energi kepada masyarakat yang lebih luas. “Saya hanya bisa menegur orang yang membuang sampah sembarangan, asal melihat dengan mata kepala sendiri. Saya pasti judes banget, dan orangnya pasti ketonjok banget. Akhirnya orang malu buang sampah sembarangan di depan saya. Tapi kan tidak tahu setelah itu, besoknya jadi biasa lagi,” katanya.

Meski begitu, Oppie mengaku bangga menjadi sosok yang idealis hingga bisa berjalan dengan kepada tegak sebagai orang yang memiliki pendirian tegas terutama dalam kaitannya dengan isu lingkungan. Baginya hal terpenting adalah esensi bukan eksistensi diri. Mimpinya sederhana, menciptakan tren agar masyarakat lebih peduli pada lingkungan.***

Rumah yang kaya dengan oksigen dan meminimalisir

penggunaan AC menjadi harta yang sangat

berharga

Page 30: Buletin Hemat Energi April 2014

30 Hemat Energi | Edisi 01 - April 2014

kampusiana

SMK Al-Muslim Tambun

Laskar Go Green Perintis Sekolah

Hijau

Merintis Sekolah Hijau dan Generasi Peduli Lingkungan

Berdasarkan penelitian, diperoleh data yang luar biasa. sekitar 83,8% dari 300 siswa sekolah smk al-muslim tambun telah sadar untuk berperilaku hemat energi. mereka ibarat laskar go

green siap mendukung program hemat energi.

Page 31: Buletin Hemat Energi April 2014

31Hemat Energi | Edisi 01 - April 2014

kampusiana

Simak penelitian yang dilakukan Rahmawati dengan judul “Pengembangan Model Penilaian

Sikap Observasi Perilaku Rutinitas Program Pembentukan Perilaku Peduli Lingkungan Pada Peserta Didik di SMK Al Muslim Tambun Tahun Pelajaran 2013/2014. Data menyebutkan, sebanyak 76% siswa selalu mengingatkan temannya untuk mematikan lampu dan kipas saat meninggalkan kelas. Sebanyak 81—83% siswa mematikan lampu dan kipas angin saat kelas kosong. Sedangkan sekitar 79% siswa senang mendapatkan giliran menjadi Laskar Go Green Hemat energi. Kesimpulannya, rata-rata 83,8% siswa mendukung penuh pelaksanaan program konservasi energi.

Kepala Sekolah SMK Al-Muslim Ade Irawan mengatakan program hemat energi sudah dilaksanakan sejak sekolah berdiri pada 1986. “Pemilik yayasan, Muslimin Nasution, yang merupakan mantan Menteri Kehutanan di era Presiden Soeharto, sangat concern terhadap masalah energi,” katanya. Menurut Ade Irawan, Muslimin Nasution-lah yang membawa ide green education ke sekolah itu hingga masuk dalam silabus pendidikan berupa mata pelajaran unggulan green education.

“Pada awalnya mata pelajaran ini hanya sebagai rekreasi, tapi sekarang digunakan sebagai bahan pembelajaran. Bahkan salah satu program green education adalah konservasi dan penghematan energi,” katanya. Green education pada perkembangannya menjadi bentuk tanggung jawab sosial sekolah terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar. Di samping SMK Al-Muslim juga ingin menjadi perintis penerap budaya hemat energi dan pengguna energi alternatif yang ramah lingkungan.“Ini juga dilatarbelakangi karena kami belum melihat upaya nyata pemerintah untuk mendorong penemuan energi alternatif yang murah dan dapat digunakan masyarakat luas,” kata Ade Irawan.

Hal tersebut menjadi salah satu dasar pemikiran yang menjadikan konsep dan budaya hijau diterapkan di sekolah, sekaligus dijadikan bahan untuk memotivasi siswa untuk terbiasa hidup hemat energi. Budaya hemat energi itu diharapkan tidak hanya diterapkan di

sekolah oleh para siswa tetapi juga di rumah dan lingkungan tempat tinggalnya.

Menurut Rahmawati dari SMK Al-Muslim Tambun sang peneliti, program hemat energi yang diterapkan oleh sekolah mendapatkan respon yang positif. “Pengawasan dan penilaian yang dilakukan terus-menerus secara rutin akan membentuk habit siswa untuk menjadi generasi yang peduli lingkungan,” kata Rahmawati.

Sekolah tersebut memang tidak ingin menerapkan konsep green education secara searah yakni hanya dari guru ke siswa tetapi juga ada partisipasi siswa secara aktif melalui dua program unggulan yakni program bank sampah dan program hemat energi. Program bank sampah meliputi pemilahan sampah, penyetoran sampah ke bank sampah, menimbang dan menghitung sampah, hingga mencatat sampah. Sedangkan program hemat energi meliputi kebiasaan berhemat energi, di antaranya mematikan lampu saat tidak dipakai dalam proses pembelajaran di kelas dan mematikan kipas angin saat selesai digunakan.

Laskar Go GreenSMK Al-Muslim boleh berbangga karena

memiliki laskar go green alias energy warrior yang ditunjuk secara bergantian dari kalangan siswa. Selain siswa, wali murid dan orang tua siswa juga dilibatkan secara aktif dalam program green education di sekolah itu. Jumlah laskar sebanyak 30 siswa yang merupakan perwakilan dari

Menerapkan budaya hidup hemat energi

Page 32: Buletin Hemat Energi April 2014

32 Hemat Energi | Edisi 01 - April 2014

kampusiana

seluruh kelas X hingga XII. Ade Irawan mengatakan laskar ini diharapkan dapat merangkul teman—temannyae untuk terbiasa hidup hemat energi.

“Awalnya green education hanya berjalan satu arah melalui pengajaran guru-guru di kelas. Namun, hasilnya kurang memuaskan, sedikit siswa yang tergugah. Lalu kemudian dilakukan pergiliran jadwal pembersihan lingkungan dari pos satpam sampai area sekolah. Namun, tetap kurang efektif,” katanya. Dari situlah kemudian digagas, pola pembelajaran dari siswa kepada siswa lainnya.

Laskar Go Green mendapatkan mandat dan tugas di antaranya di bidang kebersihan, penghematan energi, bank sampah, sekaligus menjadi duta go green di lingkungan sekolah. Di bidang penghematan energi, Laskar Go Green bertugas memonitor kelas, ruang guru, ruang kepala sekolah, dan area sekolah yang lain. Laskar Go Green akan memastikan penggunaan peralatan listrik terpakai secara optimal dan tidak ada pemborosan. Jika masih ada lampu atau kipas angin menyala saat ruangan tidak digunakan, Laskar Go Green akan mematikannya. Laskar Go Green juga memastikan penggunaan air dengan baik dan meminimalisir pemborosan.

Setiap sore selepas pelajaran berakhir atau pada pukul 16.00 seluruh siswa memilah sampah-sampah, menimbang, dan mencatat jumlah sampah yang disetor oleh tiap-tiap kelas. Kelas terbanyak

menyetorkan sampah akan diumumkan sebagai juara. Sampah-sampah itu kemudian dijual melalui kerja sama dengan pihak ketiga di antaranya PT Buana Mayestik untuk kemudian didaur ulang. “Ke depan kami ingin memiliki mesin pencacah plastik untuk meningkatkan nilai jual sampah sebelum didaur ulang,” katanya.

Dampak PositifKonsep green education ternyata

mendatangkan dampak positif yang tidak disangka-sangka. Ketika seorang siswa terpilih sebagai Laskar Go Green mendapatkan pengaruh yang baik bagi dirinya sendiri. Regenerasi anggota Laskar Go Green dilakukan setiap tahun dimana siswa di level XII menyerahkan tongkat kepemimpinan kepada siswa di level bawahnya. Sedangkan siswa baru di level X akan menjadi asisten koordinator bagi kakak kelasnya. “Ada perubahan signifikan, tidak hanya di sekolah tetapi juga di rumah siswa. Di sini siswa dinilai secara individual melalui angka-angka. Secara sikap, siswa menjadi lebih peduli terhadap lingkungan dan lebih hemat energi,” kata Ade.

Ia mencontohkan dalam penggunaan air keran ketika berwudhlu, siswa jadi lebih sadar untuk tidak membuka keran lebar-lebar. Selain itu siswa juga semakin sadar untuk membuang sampah pada tempatnya. Ketika meninggalkan kelas, para siswa semakin sadar untuk mematikan lampu dan kipas angin sehingga tagihan listrik sekolah turun 5 hingga 10 persen.

Pembentukan bank sampah meningkatkan kepedulian

Menghemat energi harus dilakukan mulai dari hal yang terkecil

“Salah satu yang membanggakan, bahkan ada anak

yang berhasil menghemat

listrik di rumah tanpa mengurangi kenyamanan

hidupnya. sampai-sampai

tim dari kementerian

esdm mengunjungi rumah anak

tersebut,” kata ade irawan.

Page 33: Buletin Hemat Energi April 2014

33Hemat Energi | Edisi 01 - April 2014

kampusiana

“Salah satu yang membanggakan, bahkan ada anak yang berhasil menghemat listrik di rumah tanpa mengurangi kenyamanan hidupnya. Sampai-sampai tim dari Kementerian ESDM mengunjungi rumah anak tersebut,” kata Ade Irawan. Penghematan listrik tersebut didapat dari kesadaran siswa untuk mencabut stop kontak alat-alat listrik seperti charger ponsel, televisi dari sumber listrik ketika sudah tidak digunakan atau istilahnya mengurangi “vampire energy”.

Energi AlternatifSMK Al-Muslim belum merasa di puncak

sukses green education. Sekolah di kawasan Bekasi itu masih memiliki mimpi besar untuk merintis penemuan dan penggunaan energi alternatif khususnya yang berasal dari sampah. “Kami ingin mengembangkan energi alternatif dari sampah-sampah organik dan dedaunan, bukan dari kotoran hewan yang sudah dikembangkan selama ini,” kata Ade Irawan. Ade sekaligus berharap ke depan siswa dapat belajar konsep kewirausahaan dari program daur ulang sampah dan energi alternatif.

Ia juga berupaya untuk menjaga konsistensi siswa untuk terus berbudaya hidup hijau. Dan untuk mengatasi kejenuhan dan kebosanan siswa agar terus konsisten, siswa dikondisikan untuk terus saling berbagi semangat satu sama lain. “Program penghematan energi tidak akan berhasil bila tidak ada keseriusan pemerintah. Program ini bukan sekadar himbauan yang bersifat normatif. Harus ada aturan yang jelas tentang penghematan energi,” katanya.

Menurut Ade, menghemat energi harus dilakukan mulai dari hal yang terkecil, mematikan lampu yang tidak diperlukan hingga mematikan televisi bila tidak ditonton. “Hal kecil tapi bila dilakukan seluruh rumah tangga se-Indonesia akan sangat besar manfaatnya. Jika tidak sekarang, kapan lagi?” katanya.

Sekolah yang dipimpinnya itu tidaklah menggunakan AC melainkan hanya kipas di langit-langit ruangan. Meski begitu udara di kelas tetap nyaman dan tidak panas karena penerapan jendela-jendela besar dan banyak ventilasi.

Rahmawati yang meneliti perilaku siswa di SMK AL-Muslim pada akhirnya mampu menyimpulkan bahwa program hemat energi mendapatkan dukungan yang tinggi dari siswa. “Green education dapat melatih kemandirian, tanggung jawab, dan kejujuran siswa sehingga dapat membentuk habit perilaku sikap sesuai yang kita inginkan,” katanya.

SMK Al-Muslim tidak sia-sia mengejar impian menjadi lembaga pendidikan berplatform green education. Hasil kerja keras laskar go green di sekolah itu membuahkan hasil di antaranya penghargaan Sekolah Hemat Energi 2013 versi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Sekolah Adiwiyata Mandiri Tingkat Provinsi Jawa Barat 2013.***

Program hemat energi mendapatkan respon

positif dari para siswa

Page 34: Buletin Hemat Energi April 2014

34 Hemat Energi | Edisi 01 - April 2014

kampusiana

Universitas Multimedia NasionalBarometer Kampus Ramah Lingkungan

universitas multimedia Nasional (umN) punya cara sendiri untuk menghemat energi. kampus yang terletak di Gading serpong, tangerang, itu salah satunya membangun New

media tower sebagai pusat kegiatan belajar mengajar yang ditekankan sebagai gedung hijau dengan pembangunan dan pengelolaan yang ramah lingkungan.

Mendapat penghargaan PEEN 2013

Tidak heran bila kemudian UMN mendapatkan Penghargaan Efisiensi Energi Nasional 2013 dalam Kompetisi

Gedung Hemat Energi yang digelar Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Cara UMN membangun dan mengelola New Media Tower memang layak dicontoh. Wakil Rektor UMN Andrey Andoko mengatakan sejak awal kampus dibangun pihaknya sudah mempertimbangkan faktor

penghematan energi dan konservasi alam. “Pembangunan gedung dilakukan dalam dua fase yakni fase pertama menggunakan gas sebagai bahan bakar pembangkit listrik. Tapi generator gas buangnya digunakan kembali untuk menggerakkan chiller, dan air pun didaur ulang,” katanya.

Sedangkan pada fase kedua pembangunan gedung menggunakan beberapa konsep tambahan untuk penghematan energi. Andrey mencontohkan sampai saat ini banyak bagian yang tidak menggunakan AC atau bahkan 75% ruangan tidak menggunakan AC. Dari semua itu Gedung New Media Tower menjadi bench mark gedung hijau di lingkungan kampus yang dimiliki oleh Kompas Gramedia Group itu. New Media Tower menempati area seluas sekitar 80.000 meter persegi dan diselesaikan pada November 2012.

Bangunan ini merupakan salah satu dari 3 gedung yang ada di area kampus UMN. Bangunan ini memiliki 1 basement dan 11 lantai, serta 4 lantai gedung utility dengan total area lantai kotor adalah

Page 35: Buletin Hemat Energi April 2014

35Hemat Energi | Edisi 01 - April 2014

kampusiana

32.000 meter persegi. Andrey Andoko mengatakan konsep gedung sejak awal dirancang sebagai gedung hemat energi. “Tapi awalnya belum bisa disebut sebagai green building karena syarat renewable energy belum digunakan. Butuh waktu 18 bulan untuk menyelesaikan ini semua,” katanya.

Namun ia menekankan pada dasarnya pembangunan gedung hemat energi tidak selalu mesti lebih mahal ketimbang biaya pembangunan gedung konvensional. “Misalnya bahan untuk membuat double skin dari alumunium panel, di dalamnya hanya menggunakan kaca biasa ketebalan sekitar 6 mm. Kalau tidak ada selubung alumuniumnya harus menggunakan kaca yang lebih tebal untuk security dan harganya lebih mahal. Dan justru lebih murah karena sebagian besar tidak menggunakan AC,” katanya.

Gedung berkonsep hijau menurut dia justru mampu menghemat penggunaan listrik hingga 65,7 kWh/m2/tahun. Itu artinya 1 kWh Rp 1.300 atau jauh lebih rendah dari sebagian besar gedung yang minimal konsumsinya sekitar 140 kWh/m2/tahun. “Penghematan listrik terbesar didapat dari pengurangan jumlah AC yang signifikan. Bisa 70% dari gedung itu AC,” katanya.

Efisiensi EnergiDemi menerapkan efisiensi energi,

orientasi massa bangunan New Media Tower diupayakan untuk memperhatikan arah sinar matahari yang mengenai gedung. Dengan begitu cahaya serta panas matahari yang langsung mengenai massa bangunan tersebut dapat dikurangi. Lapisan kulit luar dari gedung berfungsi untuk mengurangi panas sinar matahari yang masuk ke dalam gedung, sehingga pemakaian energi untuk pendingin udara dapat dikurangi, dan cahaya matahari dapat masuk untuk menyinari ruangan di dalam bangunan, sehingga pemakaian listrik untuk lampu dapat dikurangi.

Manager Building UMN Sudarman Susanto mengatakan salah satu bentuk efisiensi energi dari New Media Tower terletak pada kulit luar gedung yang berpori-pori di seluruh permukaannya sehingga udara dapat bersirkulasi di dalam gedung termasuk area koridor. Sementara ventilasi udara pada basement yang digunakan sebagai tempat parkir kendaraan dibuat terbuka, sehingga asap kendaraan dapat dengan cepat dibuang serta udara dapat bersirkulasi dengan baik. “Material yang terpasang dalam gedung mempunyai sistem peredam suara antar ruang yang baik, tidak mudah terbakar, ringan serta mudah dipasang,” katanya.

New Media Tower sebagai tempat pusat kegiatan

belajar mengajar

Andrey Andoko, Wakil Rektor UMN (kanan),

Sudarman Susanto, Manager Building UMN

(Kiri)

Page 36: Buletin Hemat Energi April 2014

36 Hemat Energi | Edisi 01 - April 2014

kampusiana

Gedung juga dilengkapi dengan sumur resapan sehingga air hujan yang jatuh ke gedung dialirkan ke dalam sumur itu. “Gedung New Media Tower memiliki 32 sumur resapan. Air hujan yang jatuh ke taman, langsung di serap ke dalam tanah,” kata Sudarman. Salah satu kelebihan gedung yang lain yakni air limbah gedung yang didaur ulang untuk digunakan kembali sebagai air untuk flushing toilet, penyiraman tanaman, dan make-up cooling tower. Sedangkan di sisi luar gedung dihiasi tanaman yang berfungsi sebagai sumber oksigen (O2). Selain itu tanaman yang ada juga berfungsi untuk mengurangi suhu udara yang masuk ke dalam gedung. Terdapat juga taman yang di sekeliling gedung dari lantai 1-3 yang ditata seperti bukit yang berfungsi sebagai ruang terbuka hijau.

Gedung seluas 32.000 m2 memiliki area yang menggunakan pendingin udara/AC sekitar 7.000 m2. Sedangkan ruangan yang tidak menggunakan AC 78,12 % dari luas bangunan. Ruangan yang menggunakan AC terdiri dari ruangan kelas, kantor, ruang server, dan ruang theater. Ruang yang tidak menggunakan pendingin udara adalah seluruh lantai 1 (termasuk lobby),

toilet, koridor, dan kantin. Dimana ruangan tersebut menggunakan ventilasi udara alami.

Untuk rancangan sistem pendingin udara Gedung New Media UMN, menggunakan Chiller Mc Quay dengan kapasitas 260TR sebanyak 2 unit untuk seluruh lantai. Cooling Tower dengan kapasitas 600TR. FCU (Fan Coil Unit) dengan kapasitas 30.000 – 50.000 btu/h sebanyak 120 unit. Chiller yang digunakan untuk pendinginan udara, menggunakan Refrigerant 134a (R134a).

Suhu ruangan diset pada thermostat dengan pada temperatur 24oC, dengan kelembaban relative (RH) 60 %. Untuk beberapa ruangan seperti control room dan ruang kerja, menggunakan AC Split dengan inverter untuk menghemat listrik yang digunakan. Pompa untuk cooling tower dan chiller, didisain menggunakan VSD (Variable Speed Driver), untuk mengurangi pemakaian listrik.

Dari sisi kelistrikan, sistem PLN dan

Lapisan kulit luar mengurangi panas matahari

genset gedung terintegrasi secara otomatis. Waktu back-up dari genset pada saat PLN padam, sekitar 15 detik. Dengan luas area bangunan sebesar 3.000 m2, maka kebutuhan daya listrik adalah 37,2 watt/m2. Sumber penerangan di dalam gedung mengutamakan cahaya alami yang berasal dari matahari, serta lampu hemat energi (LHE) untuk ruangan kelas seperti T5, PLC, PLS dan LED pada ruangan tertentu dengan fitur ballast elektrik yang lebih efisien dibanding ballast konvensional, sehingga pemakaian listrik dapat diperkecil. Total pemakaian listrik rata-rata untuk seluruh gedung 42,2 w/m2. “Kebutuhan pencahayaan di dalam ruang kelas serta

Ruang terbuka hijau

Page 37: Buletin Hemat Energi April 2014

37Hemat Energi | Edisi 01 - April 2014

kampusiana

kantor rata-rata 10,08 Watt/m2,” kata Sudarman.

Gedung New Media sendiri dilengkapi dengan 4 pesawat angkut (lift), dimana terdapat 3 lift penumpang dengan kapasitas angkut 24 orang per lift atau 1.600 kg per lift serta 1 lift service/fire dengan kapasitas angkut yang sama. Sementara dari sisi pengelolaan air, air limbah dari toilet dialirkan ke bagian pengolahan limbah STP (Sewage Treatment Process), untuk didaur ulang dan hasil daur ulang digunakan kembali sebagai air flushing toilet, penyiraman tanaman, serta air make-up cooling tower. Kapasitas pengolahan air limbah STP 450 m3/hari.

Free MaintenanceWakil Rektor UMN Andrey Andoko

mengatakan green building dari sisi pemeliharaan nyaris tanpa biaya alias free maintenance. “Pemeliharaan gedung hampir dapat dikatakan free maintenance karena tidak perlu gondola atau dinding gedung tidak perlu dicuci,” kata pria yang mengurus soal keuangan dan bagian umum di kampus itu.

Menurut dia meski New Media Tower ditutupi selubung kepompong berupa panel aluminium yang berlubang-lubang, namun panel tersebut sudah dilapis dengan bahan pelican. Jadi bila ada debu menempel, akan rontok saat terkena angin atau hujan dan bersih kembali. “Maintanance untuk kebersihan hanya di dalam gedung saja.

oleh lubang-lubang dari selubung panel alumunium agar tidak terlalu banyak masuk. “Itu karena semakin banyak sinar matahari masuk malah akan membuat ruangan semakin panas,” katanya.Ia mengatakan ke depan dalam setiap rencana pembangunan gedung pihaknya akan membuatnya terkonsep secara hemat energi. “Kami masih akan membangun setidaknya empat gedung baru lagi,” katanya.

New Media Tower sendiri bagi UMN dianggap sebagai rintisan green building di kawasan kampusnya. Apalagi karena gayanya yang unik dan belum banyak digunakan oleh gedung-gedung di Indonesia. “Gedung ini memang lebih cocok ke arah tropical building karena penggunaan AC yang minim. Landscapenya pun bergaya tropical botanical garden,” kata Andrey.

Ia sendiri berpendapat gedung hemat energi tersebut sudah sangat memuaskan performanya. Namun, masih ada sedikit kelemahan dalam hal beberapa tempat yang terbuka saat hujan angin, air limpasan masuk. Andrey berharap ke depan upaya penghematan energi menjadi budaya tidak hanya di kampusnya tapi di seluruh Indonesia. Ia sendiri merasa masih terkendala banyak persoalan terutama ketika budaya hemat energi belum tertanam dengan sempurna di benak mahasiswa.

Pihaknya masih juga kesulitan mengontrol mahasiswa yang menyalakan lampu koridor ketika cahaya matahari masih cukup terang. Ada pula kelas yang sudah kosong tapi lampu masih dinyalakan. Meskipun sebenarnya hal itu masih bisa diatasi dengan konsep BAS. Namun penerapan budaya hemat energi di kalangan mahasiswa baginya tetap mutlak dilakukan.

“Green building manfaatnya terasa sekali. Karena setiap bulan bayar gas dan listrik menghabiskan ratusan juta, ini bisa ditekan,” kata Andrey. Oleh karena itu saat ini gedung baru kampusnya lebih mengandalkan passive design yang memanfaatkan fenomena alam untuk mendinginkan gedung sekaligus memanfaatkan ventilasi dan cahaya alami.***

Kebutuhan pencahayaan dalam ruang rata-rata 10.08 watt/m2

Efek pencahayaan ditahan oleh lubang dari selubung panel

Kapasitas gedung baru 4.000 orang,” kata pemegang Master Queensland University of Technology, Brisbane, Australia itu.

Efek pencahayaan justru menurut dia sangat baik karena sinar matahari ditahan

Page 38: Buletin Hemat Energi April 2014

38 Hemat Energi | Edisi 01 - April 2014

anjangsana

kementerian Pekerjaan umum (Pu) memang layak mendapatkan Penghargaan efisiensi energi Nasional 2013, bagaimana tidak, Gedung utama kementerian yang rampung dibangun 2011 itu sukses menurunkan intensitas konsumsi energi (ike) 64% lebih hemat dari rata-rata gedung perkantoran. Bahkan melalui operasional dan pemeliharaan berbasis green Gedung utama Pu mampu menghemat ike hingga 35% dari disain yang direncanakan.

Indonesia pada dasarnya bisa menghemat Rp670 triliun dari sektor properti jika konsep pembangunan dan

pengelolaan gedung menggunakan desain dan teknologi yang ramah lingkungan. Riset terbaru United Technologies Corporation bekerja sama dengan Rhodium Group menunjukkan dampak dari target efisiensi energi bangunan di Amerika Serikat bisa mencapai 30% hingga 2030.

Hal serupa bisa diterapkan di Indonesia bila pemerintah, pebisnis, dan rumah tangga mau menghemat energi

Kementerian Pekerjaan Umum :

Gedung Hijau

Penghemat Energi

Gedung Kementerian PU sukses menurunkan IKE 64% lebih hemat dari rata-rata gedung perkantoran umumnya

Page 39: Buletin Hemat Energi April 2014

39Hemat Energi | Edisi 01 - April 2014

anjangsana

menggunakan desain dan teknologi pembangunan gedung berkonsep hijau. Pemerintah Indonesia sejatinya sudah mulai menyadari hal itu. Salah satunya yang dirintis oleh Kementerian Pekerjaan Umum (PU). Instansi itu menerapkan gedung berkonsep hijau untuk fungsi perkantorannya.

Kepala Bagian Prasarana Fisik Biro Umum Kementerian PU M Hidayat mengatakan, Gedung Utama Kementerian PU dari awal mengusung konsep hemat energi. Salah satu aspek hemat energi dari gedung seluas 25.590 m2 itu diukur dari konsumsi listrik gedung yang dapat ditekan menjadi hanya 91 kWh/m2/tahun. Padahal konsumsi rata-rata listrik gedung kantor bertingkat di Jakarta menurut Asosiasi Gedung Bertingkat rata-rata 250 kWh/m2/tahun, sedangkan menurut SNI distandarkan sebesar 240 kWh/m2/tahun.

“Saat perencanaan, gedung diperkirakan akan mengonsumsi listrik sebanyak 140 kWh/m2/tahun. Setelah setahun lebih berjalan, konsumsi listrik gedung dapat ditekan menjadi hanya 91 kWh/m2/tahun,” kata Alumnus Universitas Bung Hatta itu. Menurut Hidayat, penghematan salah satunya berasal dari penggunaan alat-alat hemat energi seperti chiller VSD, dan yang paling penting adalah operasional yang diatur otomatis dalam mengidupkan dan mematikan AC serta lift.

“Menghidupkan AC sedikit lebih lambat, mematikan lebih cepat. Kantor masuk jam 08.00 WIB. Peralatan baru dihidupkan sejam sebelumnya. Kalau dulu kan harus 2 jam sebelumnya,” katanya. Tidak heran bila kemudian Gedung Kementerian Pekerjaan Umum sejak September 2012 hingga Oktober 2013 atau hanya dalam kurun 13 bulan menunjukkan kecenderungan yang cukup konstan pada tingkat konsumsi energi yang rendah. Tercatat konsumsi energi listrik terbesar (51%) digunakan untuk AC, diikuti dengan konsumsi penerangan (22%), Parkir (7%), lift (6%), dan lain-lain (14%).

Pantas bila kemudian gedung yang terdiri atas 17 lantai, 1 lantai basement, dan semi basement itu tercatat mendapatkan Penghargaan Efisiensi Energi Nasional 2013 dalam Kompetisi Gedung Hemat Energi yang diselenggarakan

Direktorat Konservasi Energi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Hemat EnergiGedung Utama Kementerian PU yang

berbentuk huruf H itu dibangun dengan menggunakan material bangunan dan konsep yang ramah lingkungan dari berbagai segi. Di dalam proses konstruksi, gedung yang terletak di kawasan Kampus Pekerjaan Umum di Jakarta Selatan dirancang untuk bisa memanfaatkan kembali air yang terbuang (metoda dewatering). Air lalu digunakan untuk domestic water pekerja, menyiram tanaman, menjernihkan kolam, dan recharge well.

Page 40: Buletin Hemat Energi April 2014

40 Hemat Energi | Edisi 01 - April 2014

anjangsana

“Salah satu strategi untuk menghemat air adalah menggunakan water fixture yang low flow, contoh menggunakan kran wastafel, kran tembok dan shower,” kata Hidayat. Air bekas (grey water) diolah di STP (Sewage Treatment Plant) sehingga air yang keluar menjadi air bersih dan dapat dimanfaatkan kembali untuk digunakan sebagai penyiram tanaman, flushing dan make up cooling tower. Untuk air bekas yang berasal dari jet spray, urinoir dan flushing diolah dan dibuang ke saluran kota.

Konstruksi juga menekankan gedung untuk menggunakan metal deck slab yang bertujuan untuk mengurangi penggunaan material bekisting kayu, mengurangi sampah proyek dan menjadikan lokasi proyek menjadi lebih bersih, serta memperkuat struktur bangunan. Di sisi lain potongan deck slab digunakan untuk stopper car.

“Penggunaan material kembali diaplikasikan pada gedung ini,” kata Hidayat. Ia mencontohkan lantai kantin yang menggunakan keramik pecah. Bahan itu dimanfaatkan kembali dan sekaligus menambah nilai artistik bagi kantin tersebut. Selain itu material yang digunakan berasal dari pabrik yang bersertifikasi ISO 14001. Untuk mengurangi foot print, material yang digunakan yang tersedia dalam radius 1.000 km dan berasal dari wilayah Indonesia.

Dari sisi kelistrikan, rancangan sistem pembangkit yang digunakan pada Gedung Kementrian PU menggunakan sumber listrik dari PLN dan genset sebagai sumber tenaga darurat. Daya terpasang pada PLN sebesar

2 x 1.250 KVA dan daya genset sebesar 1.250 KVA dengan jumlah 2 unit, sehingga total daya genset adalah 2.500 KVA. Sistem pembangkit ini dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan 25.590 m2, maka kebutuhannya adalah 78 W/m2.

Untuk mengatasi masalah orientasi bangunan, maka gedung ini dibagi menjadi dua massa bangunan sesuai tujuan desain dan fungsinya masing-masing, yaitu bangunan kantor menteri (17 lantai) dan bangunan parkir kendaraan (12 lantai). Pada sisi barat gedung utama terdapat gedung parkir yang secara optimal mendapatkan pencahayaan alami. Gedung parkir tersebut mengurangi paparan cahaya matahari dari arah barat secara langsung sehingga melindungi gedung utama dari paparan sinar matahari pada sore hari.

InsulasiSedangkan beberapa hal yang

dilakukan untuk mengatasi radiasi panas matahari melalui jendela dengan cara mengurangi Isolasi Thermal Transfer

Value (OTTV). Pengurangan dilakukan melalui pengubahan orientasi dan bentuk bangunan; penggunaan bahan untuk dinding dan jendela yang dirancang untuk melindungi perpindahan panas, kelembaban, dan efek radiasi matahari. Bahan bangunan dipilih tahan panas untuk mendukung program penghematan energi. Bahan yang bisa digunakan di antaranya stopsol super silver dark blue, ceramic stopsol blue, dan plate glass-cladding 0,015.

Selain itu dilakukan dengan menambah insulasi pada dinding (tipe 1 eksternal

Gedung parkir mengurangi paparan cahaya matahari secara langsung sehingga melindungi bangunan utama perkantoran

Page 41: Buletin Hemat Energi April 2014

41Hemat Energi | Edisi 01 - April 2014

anjangsana

surface filn, cladding aluminium, calcium silicate/gypsum, isolasi fiberglassm internal surface film atau tipe 2 eksternal surface filn, CW ceramic glass 8 mm, calcium silicate/gypsum, isolasi fiberglassm internal surface film. Radiasi matahari juga bisa ditekan dengan memasang pelindung sinar matahari (sun shading) pada jendela serta memasang perforated metal pada sisi dinding barat untuk menahan radiasi sinar matahari dan menambah cahaya alami yang masuk ke dalam ruangan. “Cara ini menghasilkan penurunan radiasi sinar matahari melalui jendela yang memasuki

Pemanfaatan sun shading berfungsi menahan silaunya cahaya matahari dan memantulkannya ke plafond (ceiling warna putih). Dengan demikian cahaya alami dapat memasuki wilayah terdalam dalam ruang pada bangunan. Sekaligus dimanfaatkan sebagai penerangan untuk bekerja, sehingga lampu di wilayah terluar ruangan dapat dimatikan saat siang hari.

Desain ruangan yang tidak terlalu lebar dan penambahan lightshelf/sun shading, menghasilkan 43% luasan ruangan mendapatkan pencahayaan alami sesuai persyaratan kuat cahaya 300 lux. Penggunaan partisi interior yang transparan, akan meningkatkan jangkauan distribusi sinar matahari alami yang lebih baik ke dalam ruangan.

Budaya HijauSukses Kementerian PU layak untuk

direplikasi meskipun belum sepenuhnya sempurna. Ke depan gedung-gedung hijau perlu diintegrasikan dengan budaya hidup serba hijau dari sisi manajemen maupun pemanfaatannya. Apalagi jika manajemen gedung juga melengkapi dengan fasilitas pendukung untuk budaya hidup hijau.

Misalnya saja Gedung Utama Kementerian PU yang saat ini memiliki gedung parkir kendaraan roda 4 dan roda 2, dan menyediakan fasilitas parkir sepeda bagi para pengguna. “Hal ini dimaksudkan untuk mendorong program “bike to work” yaitu dengan menyiapkan tempat parkir sepeda dan shower mandi,” kata Hidayat. Selain itu, konsep bangunan ke arah vertikal, juga dinilai membuat ketersediaan lahan menjadi bertambah. Dampak lainnya, lebih banyak pohon yang dapat ditanam, sehingga iklim mikro dalam kawasan akan menjadi semakin baik.

Desain fasad untuk mengatasi radiasi panas matahari melalui jendela dan mengurangi OTTV

ruangan dari 684 kW dapat ditekan secara drastis menjadi 83 kW sehingga mampu menurunkan OTTV yang sebelumnya sebesar 76 W/m2 menjadi 28 W/m2,” kata Hidayat.

Penurunan tersebut setara dengan menekan emisi carbon (CO2) sebesar 1.880 ton/tahun, ini setara dengan CO2 yang diserap oleh 165 buah pohon beringin. Sementara itu, untuk mengoptimalkan pemanfaatan pencahayaan alami pada bangunan dilakukan dengan menambahkan pelindung sinar matahari melalui pengaturan dan pengalihan sinar matahari secara langsung. Dengan cara itu, cahaya alami dapat dimanfaatkan sebanyak mungkin ke dalam ruang melalui pemantulan ke langit-langit dan pendistribusiannya menjangkau wilayah yang jauh ke dalam ruangan dari bukaan jendela. Di samping itu, kondisi kelembaban ruangan dalam gedung juga terus terjaga dengan baik karena adanya cahaya alami yang konsisten.

Page 42: Buletin Hemat Energi April 2014

42 Hemat Energi | Edisi 01 - April 2014

anjangsana

Dasar desain lansekap Gedung Utama Kementerian PU menerapkan perencanaan yang fungsional dan estetis yang ramah lingkungan serta peduli untuk mengedukasi pengguna. Fungsi dari pola penataan tanaman untuk mengurangi tingkat polusi udara, mengurangi polusi suara/kebisingan, konservasi air, menampilkan keindahan pada aspek bangunan (estetika) dan berperan dalam

Tampilan tanaman yang merupakan elemen hijau menambah asri suasana

mengurangi dampak global warming. Luas total lahan gedung ini 15.440,24

m2 yang terdiri luas tapak gedung menteri seluas 1.937,78 m2, luas tapak gedung parkir 1.459,68 m2 dan luas lahan terbuka seluas 12.042,78m2. Luas lahan hijau (taman) bebas basement sebesar 5.295 m2. Sehingga prosentase lahan hijau bebas basement terhadap luas total lahan adalah sebesar 34,29%. Lokasi tambahan taman

Sudah sejak lama Kementerian PU dalam membangun apa saja selalu berlandaskan pembangunan yang

berwawasan lingkungan. “Penekanan pembangunan berbasis green constructure dan green infrastructure telah menjadi keharusan,” ujar Djoko Kirmanto, Menteri Pekerjan Umum. Lebih lanjut Djoko selalu menekankan kepada staf di lingkungan kementerian PU, “Apapun yang dilakukan tidak boleh melukai lingkungan, “. Keberlanjutan hidup masa depan sangat tergantung pada cara kita menjaga lingkungan kini dan seterusnya. Menurut Djoko, hal-hal yang dapat merusak lingkungan salah satunya adalah

Menteri Pekerjaan Umum

Djoko Kirmanto:

Prinsipnya

Jangan Melukai

Lingkungan

Page 43: Buletin Hemat Energi April 2014

43Hemat Energi | Edisi 01 - April 2014

anjangsana

penggunaan bangunan hijau, selain dalam proses konstruksi dan pelaksanaaan operasionalnya, tetapi juga dalam perilaku bagi penghuni.

Oleh karena itu menurut dia penting dilakukan kampanye untuk hidup hijau, diantaranya melalui training tentang pengertian gedung bangunan hijau bagi penghuni agar berperilaku hemat serta menyosialisasikan program green building melalui banner dan leaflet. “Perlu ada kampanye dan gerakan besar agar hemat energi menjadi bagian daribudaya masyarakat Indonesia,” demikian tutur Hidayat.***

Roof garden yang merupakan

tamabahan lahan hijau

pada gedung berada di area plaza interaksi, plaza upacara, plasa utara dan selatan, selasar dan taman gantung lantai 2, roof garden lantai 5, roof garden lantai 17, roof garden lantai 18 (roof top), dan pada gedung parkir kendaraan.

Pada perkembangannya Gedung Utama Kementerian PU telah mendapatkan sertifikat Platinum untuk gedung terbangun, sehingga perlu dilakukan operasional dan pemeliharaan (O&P) berdasarkan konsep hijau. O&P tersebut mencakup pekerjaan mengawasi dan mengevaluasi metode, konsumsi energi dan konsumsi air, tingkat layanan, dan memberikan rekomendasi untuk meningkatkan kualitas dan layanan sehingga menjadi bangunan berkinerja tinggi (high performance building), kemudian membandingkan dengan target sesuai dengan perencanaan.

Pada intinya O&P green mengedepankan dan memperhatikan kinerja konsumsi energi dan air. Konsumsi energi dan air akan dimonitor dan harus dikendalikan, sehingga mencapai target sebagai gedung yang berkinerja tinggi (high performance building). “Maintanance memang memerlukan perhatian sedikit lebih tinggi. Perlu dipantau setiap saat pemakaian air dan listrik setiap hari,” kata Hidayat. Ia melihat pentingnya mengimplementasikan

emisi gas rumah kaca (GRK). Tak heran bila kini berbagai akibat cuaca ekstrim dan fenomena perubahan iklim kian dirasakan dampaknya. Kementerian PU juga mendorong adanya ruang terbuka hijau di berbagai pembangunan. “Sebaiknya mencapai 30%, 20% di antaranya ruang terbuka untuk publik dan 10% lagi untuk private,” ungkap Djoko. Kebijakan pembangunan yang berwawasan lingkungan saat ini mulai diterapkan di dalam gedung. Berlatarbelakang hal tersebut, gedung baru Kementerian PU menerapkan konsep green building dalam pembangunannya. “Konsep yang kita pilih menerapkan desain green building strata tertinggi,”

Page 44: Buletin Hemat Energi April 2014

44 Hemat Energi | Edisi 01 - April 2014

prestasi

PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia—Karawang Plant:

Adopsi Teknologi Hijau di Sektor

Industri

PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia—Karawang Plant:

Adopsi Teknologi Hijau di Sektor

Industri

Page 45: Buletin Hemat Energi April 2014

45Hemat Energi | Edisi 01 - April 2014

prestasi

kehadiran Pt toyota motor manufacturing indonesia (tmmiN) di belantara kota industri karawang bukan sekadar jagoan dalam mengoptimalkan kapasitas produksi 130.000 unit mobil per tahun. Perakit mobil merek toyota itu sekaligus sanggup menurunkan energi per unit sebesar 43% dan konsumsi energi yang relatif stabil dengan naiknya kapasitas produksi 130% dari 2009 hingga 2013.

TMMIN Karawang Plant yang berdiri di area tanah seluas 100 Ha saat ini difokuskan sebagai basis produksi

kendaraan Toyota Fortuner, Kijang Innova, dan Etios. Kendaraan produksi itu ditujukan untuk pasar domestik dan internasional. Tak hanya sukses memproduksi berbagai kendaraan, TMMIN juga dinilai sukses menghemat energi hingga berhasil meraih penghargaan kategori management energi sub perusahaan besar dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Kepedulian terhadap aktivitas penghematan energi sejatinya telah dilakukan semenjak pabrik Toyota didirikan. Vice president PT TMMIN Warih Andang Tjahjono mengatakan sejak 2000 hingga kini kegiatan penghematan energi merupakan kebijakan perusahaan yang dituangkan di dalam kebijakan lingkungan perusahaan. Hal itu juga sejalan dengan implementasi ISO 14001.“Ini tidak hanya bertujuan untuk efisiensi biaya melainkan untuk mewujudkan kepedulian terhadap lingkungan,” katanya.

Sejumlah aktivitas penghematan energi telah dilakukan perusahaan berumur 40 tahun itu. Di antaranya pengurangan konsumsi natural gas pada boiler dengan meningkatkan panas air umpan boiler melalui pemasaran “economizer”. Temperatur air umpan boiler dari 40oC menjadi 70oC telah menghemat natural gas 17.793 M3/bulan.

TMMIN yang diawaki lebih dari 4 ribu karyawan itu juga dianggap berhasil menurunkan pemakaian listrik pompa cooling tower dengan memodifikasi posisi valve distribusi air dari 100% menjadi 50%. Aktivitas ini menghemat 6.300 kWh/bulan.Perusahaan otomotif itu juga mampu mengurangi flow rate air chiller di painting shop dengan mengganti spesifikasi pompa supply dari kapasitas 55 kW menjadi 37 kW dimana aktivitas itu menghemat 15.920 kWh/bulan.

TMMIN Karawang menginovasi penghematan energi melalui program penurunan energi listrik compressor dengan mengubah udara input dari dalam ruangan (34oC) menjadi udara dari luar (32oC). Aktivitas ini menghemat 10.674 kWh/bulan. “Kami juga menggunakan energi

TMMIN mampu menurunkan konsumsi

energi 43% per unit

Penghematan energi dengan pengurangan

konsumsi gas pada boiler dan

peningkatan panas air boiler melalui

pemasaran economizer

Page 46: Buletin Hemat Energi April 2014

46 Hemat Energi | Edisi 01 - April 2014

prestasi

alternatif yakni sinar matahari untuk kebutuhan listrik office dan alat produksi dengan kapasitas 20.000 Watt,” katanya.

Sampai saat ini total konsumsi energi rata-rata yang digunakan oleh PT. TMMIN Karawang Plant adalah 306.963 GJ/tahun. Angka ini berasal dari beberapa sumber energi yaitu listrik, solar dan gas alam. Pertumbuhan produksi yang dialami selama 5 tahun terakhir mencapai angka 130%, namun kenaikan konsumsi energi hanya 32% saja.

Sementara itu penggunaan listrik oleh PT.TMMIN Karawang Plant setiap tahunnya mencapai 56.000 MWh/tahun. Sedangkan untuk penghematan rata-rata per tahun mencapai 3.576 MWh/tahun yang sebanding dengan 6,4% dari total penggunaan energi. Total konsumsi gas alam per tahun mencapai 3.347.000 M3 dengan total penghematan periode tahun 2010—2013 mencapai 893.000 M3.

Orientasi LingkunganSebagai perusahaan otomotif

manufaktur yang berorientasi lingkungan, PT. TMMIN Karawang secara berkesinambungan terus mengembangkan proses manufaktur yang ramah lingkungan. Kepedulian terhadap lingkungan juga dilakukan dengan meminimalkan polusi udara. Fokus kepeduliannya pada 3 sumber emisi utama, yaitu emisi konvensional, GRK (Gas Rumah Kaca), dan Bahan Perusak Ozon (BPO).

Perusahaan besar ini telah melakukan aktivitas pengelolaan dan pengurangan

Total konsumsi energi yang digunakan 306.963 GJ/tahun

pencemaran udara di antaranya melalui substitusi & modifikasi peralatan produksi dengan perangkat yang hemat energi (seperti penggunaan solar cell, lampu LED, dan penambahan inverter). Pihaknya juga mengatur waktu operasional untuk peralatan listrik, sehingga hanya beroperasi sesuai dengan kebutuhan. Di samping itu juga mengurangi VOC (Volatile Organic Compound) yang dihasilkan oleh proses painting dengan meminimalkan pemakaian thinner (bahan pelarut cat).

Berbagai upaya untuk terus mengurangi konsumsi BBM aktivitas logistik dilakukan dengan peningkatan efisiensi logistik part melalui program forklift-less yang ikut menurunkan konsumsi BBM diesel sehingga mengurangi CO2 yang dihasilkan. Hal lain yang dilakukan yakni substitusi forklift yang menggunakan tenaga diesel menjadi tenaga baterai.

Pengelolaan limbah yang benar merupakan upaya mengembangkan manufaktur ramah lingkungan

PT TMMIN Karawang Plant juga berkomitmen untuk mengelola dan menurunkan sampah yang dihasilkan dari proses produksinya baik yang berbahaya (limbah B3) maupun yang domestik. Didalam pengelolaan sampah, perusahaan memiliki kebijakan untuk ‘Zero Landfill Waste” (meniadakan timbunan sampah).

Di sisi lain PT TMMIN Karawang Plant melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pencapaian tingkat penurunan konsumsi energi dibandingkan dengan unit produksi yang dihasilkan. Pada periode 2009 – 2013, perusahaan telah dapat

Page 47: Buletin Hemat Energi April 2014

47Hemat Energi | Edisi 01 - April 2014

prestasi

Penerapan zero landfill waste dalam pengelolaan sampah

menurunkan konsumsi per satuan unit produksi (GJ/Unit) sekitar 43%.

Teknologi HijauWarih Andang menilai betapa

pentingnya mengadopsi teknologi hijau sejalan dengan kebijakan perusahaan untuk mengembangkan proses manufaktur yang berkelanjutan (sustainable development). Ia mengatakan pemilihan teknologi hijau dilakukan dengan cara membandingkan dengan teknologi saat ini dengan didasarkan pada beberapa faktor.

“Faktor yang dipertimbangkan di antaranya efisiensi energi yang dihasilkan, jumlah, dan sumber energi yang dibutuhkan, effort perubahan sistem yang dibutuhkan, efek terhadap kualitas, safety, produktivitas, lingkungan, serta besaran investasi,” kata alumnus Teknik Kimia Universitas Diponegoro Semarang itu.

Warih mengakui sebagian besar teknologi hijau yang diterapkan memerlukan investasi tinggi. Ia mencontohkan pihaknya menginvestasikan tidak kurang dari Rp1 miliar untuk memodifikasi peralatan penggantian bahan bakar solar dengan natural gas pada 2006. Pada kasus lain, perusahaannya menginvestasikan Rp300 juta untuk mengimplementasikan economizer pada boiler di tahun 2011. Perseroan juga mengucurkan Rp600 juta untuk pemasangan VSD compressor pada 2013. “Meski mahal namun dampak penghematan energi dan penurunan CO2 cukup signifikan,” katanya.

Di sisi lain, ia menambahkan ada juga aktivitas penghematan energi yang

membutuhkan biaya investasi yang cukup tinggi tetapi penghematan dan benefit yang didapat dampaknya baru dirasakan dalam jangka waktu yang lama seperti dalam hal pemasangan solar cell.

Kampanye Hemat EnergiTMMIN memandang penghematan

energi bukan semata pada peralatan dan perangkat kerja melainkan sumber daya manusia yang mengakses perusahaan. Oleh karena itu perseroan kemudian membentuk tim kampanye lingkungan dalam melakukan aktivitas kampanye penghematan energi melalui patrol simpatik dan kampanye bulan hemat energi.

Tim itu bertugas membuat rencana aktivitas dan target penghematan energi di area kerja terkait dan memastikan implementasi keseluruhan aktivitas

Pemasangan solar cell baru dirasakan dampaknya

ada jangka waktu lama

penghematan energi melalui laporan pencapaian bulanan dan mengoordinasi inspeksi rutin dengan manajemen. “Tim juga membuat tindakan perbaikan lanjutan dan pelaporan apabila terdapat target penghematan energi yang tidak tercapai,” kata Warih.

Di sisi lain pihaknya juga sudah berupaya meningkatkan kesadaran dan partisipasi seluruh karyawan dalam aktivitas penghematan energi sehari-hari melalui penempelan poster dan stiker tips hemat energi pada fasilitas dan mesin, kompetisi QCC dan ide berkonsep dengan

Page 48: Buletin Hemat Energi April 2014

48 Hemat Energi | Edisi 01 - April 2014

prestasi

tema hemat energi, serta kampanye hemat energi.

“Budaya untuk hemat energi sudah kami perkenalkan sejak seseorang menjadi karyawan di Toyota melalui pendidikan lingkungan yang telah diterapkan dalam BET (Basic Environment Training),” kata Warih. Melalui training tersebut pihaknya memberikan pemahaman bahwa untuk berhemat energi itu mudah dan tidak rumit misalnya membiasakan diri mematikan lampu atau AC sesudah meeting atau mematikan peralatan jika sudah tidak digunakan.

Ke depan TMMIN, kata Warih, ingin menjadi sebuah manufaktur yang secara berkelanjutan menerapkan energi ramah lingkungan dan terbarukan sebagai sumber energinya. Menurt dia, TMMIN secara bertahap berupaya meningkatkan efisiensi penggunaan energi. “Dalam jangka pendek, aktivitas yang dilakukan PT TMMIN bertujuan untuk menciptakan keseimbangan antara supply dan demand energi pada proses manufacturing. Selain itu secara voluntary mengimplementasikan renewable energy,” katanya.

Perusahaan itu ingin menjadi perusahaan ramah lingkungan terbaik dalam hal efisiensi energi baik di tingkat nasional maupun asia pasifik atau global minimal pada 2020. Dari sisi penghematan energi TMMIN bertekad akan meningkatkan

Warih Andang Tjahjono, Vice Presient Toyota Manufakturing Indonesia

Terjadi penurunan konsumsi natural gas pada boiler

Page 49: Buletin Hemat Energi April 2014

49Hemat Energi | Edisi 01 - April 2014

prestasi

Penggunaan lampu PJU berbasis solar cell diharapkan menghemat biaya listrik

persentase penghematan energi hingga mencapai lebih dari 60% sampai 2015. Sedangkan untuk penghematan lainnya, perusahaan itu menargetkan akan mencapai Zero Water Discharge dan Zero waste pada 2020.

Menurut Warih, penularan semangat konservasi dan penghematan energi juga merupakan hal yang penting sehingga PT TMMIN terus melibatkan para pemasok, masyarakat sekitar, karyawan, dan keluarga karyawan untuk membudayakan pola hidup hemat energi. “Sejak 2012 kepada para supplier khususnya di dalam Toyota Group Indonesia, kami melakukan sharing activity penghematan energi dan mengajak para supplier saling berbagi aktivitas penghematan energi secara periodik,” katanya.

Sedangkan untuk masyarakat umum, Toyota memiliki program ECO YOUTH semenjak 2005. Toyota bekerja sama dengan perguruan tinggi menularkan pengetahuan tentang penghematan dan pentingnya konservasi energi dan lingkungan kepada generasi penerus di tingkat SLTA. Dalam kaitan mobil murah, ia mengatakan pihaknya berkomitmen untuk semaksimal mungkin memproduksi mobil yang tidak hanya harga terjangkau tetapi juga hemat bahan bakar. “Selain itu dalam proses produksinya pun akan semaksimal mungkin dilakukan dengan meminimalkan energi yang dipakai,” kata Warih.***

Berkomitmen terhadap lingkungan

Page 50: Buletin Hemat Energi April 2014

50 Hemat Energi | Edisi 01 - April 2014

efisiensi

50

Hemat energi dapat dimulai dari rumah kita sendiri. saat membangun atau merenovasi rumah sebaiknya kita mementingkan kiat agar dapat hemat energi dan ramah lingkungan, jadi

tidak sekedar mempertimbangkan gaya rumah saja. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengefisiensi penggunaan energi pada rumah dan bangunan.

Konservasi Energi di Bangunan dan Rumah

Tinggal

Sejumlah permasalahan konsumsi energi banyak ditemukan, “Selama ini di masyarakat belum terlalu clear

tentang kebijakan penggunaan energi di bangunan, gedung, dan rumah tangga, “ ujar Dr. Ir. Surjamanto Wonorahardjo, Asisten professor di Sekolah Arsitektur Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan ITB, Bandung. Banyaknya rumah sederhana satu lantai (RS dan RSS) dikembangkan oleh pemiliknya baik secara vertikal maupun horisontal sehingga bersifat boros energi. Selain itu faktor gaya hidup juga berperan dalam tingkat konsumsi energi. Pola hidup modern saat ini, dimana masyarakat tidak dapat lepas dari peralatan rumah tangga eletronik yang selalu terpasang standby di setiap rumah seperti alat pendingin udara (AC), water dispenser, kulkas, dan sebagainya. Seringkali settting temperatur udara untuk AC dipasang hingga 16oC, sangat rendah dan berlebihan, dan ironisnya pengguna membiarkan kondisi pintu—jendela tetap terbuka. Selain itu di perumahan baru, penggunaan pompa air untuk menyedot air tanah tidaklah terkendali, karena pada umumnya untuk perumahan baru fasilitas PDAM belum ada. Hal-hal di atas itu semua menerangkan bagaimana proses pemborosan penggunaan energi terjadi pada lingkungan rumah kita.

Sebuah survey yang dilakukan Surjamanto di sejumlah perumahan

di Bandung pada 2009 membuktikan tingkat konsumsi energi yang tidak wajar. Dari keseluruhan konsumsi energi, sekitar 20% digunakan untuk keperluan pencahayaan, 20% untuk pengkondisian udara menggunakan kipas angin, dan 60% peralatan elektronik. Hal itu memperlihatkan, komponen peralatan elektronik sebagai bagian gaya hidup berperan menentukan tingginya konsumsi energi listrik, selain itu faktor pencahayaan dan penghawaan patut diwaspadai pula.

LingkunganDalam skema konservasi energi

melalui sektor bangunan dan rumah tinggal ditekankan efisiensi energi dalam penyelenggaraan bangunan dan rumah tinggal. Skema konservasi energi ini secara tidak langsung juga memberikan arah sifat-sifat bagi bangunan yang bersahabat dengan lingkungan. Untuk mengoptimalkan usaha konservasi energi pada bangunan, kita tidak dapat hanya mengandalkan pengkondisian bangunan saja, tetapi harus melibatkan pengkondisian lingkungan luar dan lingkungan dalam. Menurut Surjamanto, konservasi energi harus dimulai dari luar bangunan baru ke dalam bangunan.

Salah satu faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap penggunaan energi di dalam bangunan adalah sinar matahari.

Page 51: Buletin Hemat Energi April 2014

51Hemat Energi | Edisi 01 - April 2014

efisiensi

51

Panas yang dirasakan dan tingginya temperatur udara antara lain disebabkan oleh paparan sinar matahari yang seringkali dianggap sebagai faktor utama penyebab ketidaknyamanan termal. Oleh karenanya, paparan sinar matahari yang mengandung infra merah tersebut, semestinya dihindari.

Lebih lanjut Surjamanto memaparkan, orientasi bangunan selalu dikaitkan dengan kenyamanan termal dan penggunaan energi bangunan. Sisi bangunan yang menghadap timur dan barat, bakal menerima paparan sinar matahari pagi dan sore. Kondisi itu berpotensi memanaskan ruang-ruang di dalam bangunan atau rumah tinggal dan menimbulkan ketidaknyamanan termal di dalam bangunan, sehingga banyak penghuni membutuhkan alat pendingin udara atau AC. Untuk menghindari gangguan pada pengguna bangunan dibutuhkan berbagai perangkat pelindung dari paparan sinar matahari yang sering dikenal sebagai pembayang matahari, baik yang melekat pada bangunan atau berupa vegetasi yang merambat atau berdiri sendiri.

Sebaliknya, sisi bangunan yang menghadap utara dan selatan, tidak akan mendapatkan radiasi matahari sebesar sisi timur dan barat. Dengan demikian ruang-ruang yang menghadap utara dan selatan lebih nyaman untuk digunakan dan tidak membutuhkan pembayang matahari yang besar atau pengkondisian udara buatan.

Dengan alasan tersebut, orientasi bangunan merupakan aspek penting dalam penataan bangunan yang harus dipertimbangkan dengan baik. Meski demikian, tak jarang kondisi tertentu memaksa bangunan harus berorientasi timur dan barat. Penyebabnya, seperti bentuk lahan, posisi jalan, harga tanah, topografi atau aspek lainnya. Sisi timur dan barat bangunan selalu mendapat perhatian terkait dengan paparan radiasi matahari pagi dan sore hari, sehingga para arsitek cenderung menyarankan menutup kedua sisi tersebut dengan dinding beton atau bata agar sinar matahari langsung tidak masuk ke dalam bangunan.

Hasil analisis Surjamanto pada bangunan gedung, dinding timur dan barat berpotensi menerima dan menyimpan kalor sangat banyak dan melepaskannya kembali

ke udara sehingga menimbulkan pemanasan (local warming) dimana temperatur udara di sekitar bangunan meningkat pada pagi dan sore hari dibanding daerah sekitarnya. Secara akumulatif, sejumlah bangunan di kawasan perkotaan yang padat bangunan akan memiliki temperatur udara lebih tinggi ketimbang daerah yang tidak padat atau sedikit bangunan.

Penataan orientasi bangunan di kawasan kota tidak dapat berdiri sendiri karena kinerja orientasi terkait dengan penggunaan bahan bangunan. Pada kawasan kota yang sudah terbangun, harus dilakukan usaha khusus untuk melindungi dinding timur-barat agar tidak menerima dan menyimpan kalor terlalu banyak. Beberapa tindakan mitigasi yang dapat dilakukan pada bangunan yang sudah berdiri adalah pemberian pembayangan vegetasi pada dinding timur dan barat. Pembayang vegetasi dapat berupa pohon besar bila lahan memungkinkan, tetapi bila terbatas maka pembayang matahari dapat berupa tanaman rambat pada dinding timur dan barat. Seringkali tidak dapat dihindari sisi timur dan barat bangunan lebih luas dibanding sisi utara dan selatan, sehingga upaya pemberian pembayang matahari harus lebih besar. Pada bangunan-bangunan yang akan dibangun dapat dilakukan pembedaan material dinding untuk sisi timur-barat dan utara-selatan. Sisi timur dan barat harus menggunakan—terutama bahan penyusun dinding—bahan bangunan ringan yang berkapasitas kalor kecil.

PengkondisianPada pengkondisian

lingkungan termal dalam bangunan dan rumah tinggal hal utama yang perlu dilakukan adalah pengendalian kalor masuk. Dengan demikian dapat dilakukan efisiensi sistem pendinginan melalui pengendalian beban

Page 52: Buletin Hemat Energi April 2014

52 Hemat Energi | Edisi 01 - April 2014

efisiensi

52

pendinginan dan pengendalian kebocoran. Sedangkan untuk pengkondisian lingkungan termal di luar bangunan dilakukan dengan pengendalian perolehan dan pelepasan kalor dari bangunan melalui pengendalian susunan massa—seperti jarak antar bangunan, keberadaan ruang terbuka, pengendalian orientasi bangunan.

Dalam skema konservasi energi pada bangunan dan rumah tinggal, Surjamanto yang tergabung dalam Kelompok Keilmuan Teknologi Bangunan ITB menekankan pengutamaan penerapan konsep strategi pasif. Upaya pengendalian secara pasif di antaranya menganjurkan penggunaan insulasi termal pada atap dan dinding timur. Atap adalah salah satu elemen bangunan yang terpapar sinar matahari. Radiasi matahari tersebut diterima langsung oleh atap relatif sepanjang hari dan kemudian dilepaskan kembali ke lingkungannya baik pada ruang dalam maupun ruang luar dalam bentuk radiasi gelombang panjang infra merah. Lepasan infra merah tersebut berperan

besar kenaikan temperatur udara di ruang luar maupun di dalam bangunan. Kondisi termal ruang tinggal akan sangat dipengaruhi oleh temperatur udara di ruang atap (attic) yang umumnya bertemperatur udara lebih tinggi pada siang hari. Artinya, atap yang terpapar radiasi matahari akan meneruskan panas yang diperoleh ke bawah dengan mekanisme konduksi, konveksi dan radiasi.

Apabila material penutup atap berupa bahan yang mudah meneruskan panas dan cahaya seperti kaca, maka temperatur udara di ruang atap akan cepat meningkat. Bila temperatur ruang atap relatif tinggi dibanding ruang hunian, maka terjadilah perpindahan kalor ke ruang atap ke ruang huni. Dampaknya, terjadi kenaikan temperatur udara ruang hunian. sehingga menurunkan tingkat kenyamanan termal ruang hunian. Solusi yang berbasis konservasi energi adalah ditambahkannya ventilasi pada ruang atap yang akan mendinginkan ruang atap. Dengan turunnya temperatur udara di ruang atap, diharapkan transfer kalor ke ruang dalam/hunian juga berkurang.

Selain atap, dinding-dinding bangunan juga teradiasi sinar matahari sehingga perolehan dan pelepasan kalor oleh dinding bangunan juga perlu dikendalikan. Sebagai contoh, upaya menghalangi rambatan dan lepasan kalor dengan penggunaan bahan dinding yang tidak konduktif dan atau tidak emisif. Upaya ini menghindari munculnya sumber radiasi baru yang masuk ke dalam bangunan. Cara lain yakni menghindari terjadinya ‘pemanasan’ melalui pemberian pembayangan sinar matahari dan penggunaan insulasi di dinding bangunan yang menerima sinar matahari langsung.

Tindakan ramah lingkungan lain dalam pengkondisian udara di lingkungan dalam bangunan adalah membuat sejumlah opening seperti jendela yang berperan sebagai bukaan ventilasi, sehingga memungkinkan terjadi aliran udara di dalam ruang. Dengan cara tersebut udara lembab panas di dalam ruangan dapat didorong keluar, sehingga memungkinkan terjadi evaporative cooling pada penghuni. Sistem ventilasi alami ini jelas ramah lingkungan karena tidak membuang kalor

Page 53: Buletin Hemat Energi April 2014

53Hemat Energi | Edisi 01 - April 2014

efisiensi

53

ke lingkungan sekitarnya.Pengkondisian ruangan dengan

AC merupakan sifat yang tidak ramah lingkungan. Pasalnya, dengan adanya AC, lingkungan di dalam bangunan nyaman, tetapi lingkungan luar dan sekitar tidak nyaman. Itu terjadi karena adanya pembuangan limbah kalor/waste heat keluar ruang. Sebelum kita memutuskan untuk menggunakan AC sebaiknya periksa dan kurangi dulu sumber panas pada ruang tersebut. “Respon kebanyakan orang adalah langsung memasang AC, itu kurang tepat,” kata Surjamanto.

Beberapa alternatif perbaikan untuk mengatasi ruang yang panas yakni dengan menambahkan shading device. Bila sumber kalor berasal dari sinar matahari langsung yang tidak terbayangi atau memberikan lapisan insulasi termal bila terjadi rambatan kalor masuk pada bidang atap dan dinding, atau penanaman vegetasi di luar ruang bila sumber pemanasan dari sinar matahari langsung masuk ke dalam ruang, atau penanaman vegetasi di luar ruang bila sumber pemanasan berasal dari sinar matahari langsung tidak masuk. Namun perlu diingat upaya pembayangan diberikan pada sinar matahari langsung bukan ada cahaya tampak dari terang langit yang justru dibutuhkan untuk pencahayaan di dalam ruang.

Penggunaan lapisan insulasi termal sebaiknya sedekat mungkin dengan lingkungan luar. Namun, bila bahan dinding dan atap sudah cukup menahan aliran kalor, maka lapisan insulasi tambahan tak dibutuhkan. Penyaring sinar matahari paling efektif adalah pembayang. Penggunaan pembayang sinar matahari oleh banyak ahli diyakini merupakan salah satu cara paling efisien dalam mengurangi beban pendingin ruang.

Pembayang dengan vegetasi berupa tanaman rambat yang ditanam pada fasad adalah pilihan cukup baik. Selai itu dapat digunakan juga pohon berbentuk seperti lilin (contoh: cemara) sebagai unit pembayang bila ditanam secara berjajar dengan kerapatan tertentu. Konfigurasi tanaman ini juga dapat memperbaiki aliran udara di ruang luar sehingga bermanfaat besar ketika temperatur meningkat pada

siang hari. Pemberian tambahan material insulasi termal pada atap akan mengurangi radiasi kalor masuk ke dalam ruangan secara signifikan. Bila semua usaha melalui strategi pasif telah dilakukan secara optimum tetapi temperatur udara masih tinggi, maka barulah dilakukan pengkondisian udara secara mekanik atau AC. Beberapa contoh persiapan untuk ruang berAC adalah melapis dinding dan lantai dengan bahan berinsulasi termal seperti karpet, kayu tipis untuk membatasi pertukaran kalor pada bidang dinding dan lantai tersebut. Selain itu perlu dibatasi pertukaran udara, melalui lubang ventilasi udara, pintu dan jendela dengan memberikan air lock pada pintu masuk utama serta periksa volume ruang.

Volume udara ruang yang besar kalau diberikan AC, maka beban pendinginan akan sangat besar dan boros energi. Solusinya, turunkan plafon ruangan sehingga sedikit saja volume ruangan yang didinginkan. “Tidak perlu plafon setinggi 7—10 m. Cukup sekitar 2,75—3 m dan sekatlah ruang yang perlu diberi AC terpisah dengan ruang lain yang tidak perlu diberi AC,” tambah Surjamanto. Bila terpaksa menggunakan AC pendingin, maka yang diberi fasilitas tersebut hanya ruangan yang telah diseka dengan baik. Ruangan yang berfungsi untuk sirkulasi dan jalan tidak perlu diberi AC. Itu adalah salah satu contoh pengimplementasian kaidah sifat bersahabat dengan lingkungan bila menggunakan sistem pengkondisian udara. ***

Page 54: Buletin Hemat Energi April 2014

54 Hemat Energi | Edisi 01 - April 2014

teknologi

Nyatanya hingga kini substansi pengganti CFC yang popular hanya HFC padahal HFC bak setali tiga

uang dengan CFC lantaran masih masuk berada dalam priority watch list substance yang juga berpotensi menyebabkan pemanasan global. Kondisi yang tak juga menemukan titik temu itu menggugah Prof Dr Ir Ari Darmawan Pasek, MSc untuk menemukan substansi pengganti yang mampu menjadi bahan pendingin tapi lebih ramah lingkungan. Dosen Fakultas Tenik Mesin dan Dirgantara ITB, Bandung, itu bersama sejumlah rekan sejawat merancang teknologi yang berhubungan dengan bahan

Refrigeran Hidrokarbon Pendingin Anti-Global

Warmingmontreal Protocol sudah menyetujui untuk menghilangkan penggunaan CfC dalam segala bentuk pemanfaatannya, termasuk fungsinya sebagai bahan pendingin secara bertahap, karena dianggap dapat membahayakan lapisan ozon dan menyebabkan efek rumah kaca.

Lantas apa penggantinya?

Dilakukan penelitian selama 3 tahun untuk mencari refrigeran ramah lingkungan

pendingin untuk menggantikan CFC 12, HFC 134a, serta bahan pendingin lain yang ekuivalen.

“Tujuan awal penelitian adalah untuk penghematan energi dan mengganti refrigeran agar lebih ramah lingkungan,” kata pemegang predikat S3 Cryogenics Doctor Of Philosphy, Southampton UK itu. Selama ini refrigeran alias bahan pendingin lazim digunakan untuk air conditioner (AC) pada perumahan dan komersial, chiller, dan mobile air conditioner dan domestic referigation (kulkas, dispenser), hingga water cooler, ice cream box, dan unit industri pada cool storage.

Page 55: Buletin Hemat Energi April 2014

55Hemat Energi | Edisi 01 - April 2014

teknologi

“Keunggulan refrigeran ini Ozone Depletion Potential-nya nol, hidrokarbon yang tidak mudah terbakar, mudah diproduksi di Indonesia, tidak korosif, dan tidak beracun, sehingga mampu meningkatkan sistem performansi dengan efisiensi energi lebih tinggi,” kata Pasek yang juga menjabat sebagai Rektor Institut Teknologi dan Sains Bandung itu.

Diproduksi KomersialAri Darmawan Pasek tak diragukan

lagi kemampuannya dalam hal konservasi energi. Pantas bila kemudian ia fokus untuk berkutat dengan pengembangan hidrokarbon ramah lingkungan yakni R-290 (propane), R-600a (Iso-butana). Namun kemudian R-600a tidak dikembangkan lebih jauh karena tidak ada sumbernya di Indonesia. Di sisi lain ada juga campuran dari R 290 dan R-600a yang mulai dikembangkan di Tanah Air. Sayangnya belum juga ada teknologi yang membuat campuran itu lebih stabil.

Substansi R-290 dimaksudkan untuk mengganti referigerant R-22 yang dianggap membahayakan ozon. Selama ini R-22 banyak digunakan pada AC rumah tangga dan perkantoran. Sedangkan campuran dari R-290 dan R-600a dimaksudkan untuk mengganti R-12 yang digunakan pada AC mobil. Menurut Pasek selama ini hidrokarbon di Indonesia sebagian besar bersumber dari LPG yang kandungannya terdiri dari propana meliputi R-290, Butana R-600, dan Iso-butana R-600a. “Oleh karena itu penelitian awal yang kita lakukan bertujuan untuk membuat sistem produksi R-290 dan campuran R-290 dan R-600a melalui proses destilasi,” katanya.

Pasek sekaligus ingin hasil penelitiannya nanti bisa diproduksi secara komersial alias dipasarkan kepada masyarakat sehingga penggunaannya kian meluas. ITB kemudian bekerja sama dengan PT Pertamina. “Setelah penelitian selesai, Pertamina melaunching produk Petrozon dan Musicool, ITB kemudian membimbing dua teknisi yang membuat Hycool dan Artek. Hycool terus diproduksi hingga 2011,” kata Pasek.

Di sisi lain, sejak penelitian pada awal 1996 dilakukan, Pasek mengamati

Ari Darmawan Pasek berahsil meraih sejumlah

penghargaan nasional bergengsi

Demi mempertimbangkan fungsi dan peran bahan pendingin yang semakin luas itu, Pasek mengukuhkan langkah untuk menemukan substansi yang benar-benar tidak menyebabkan global warming termasuk merusak lapisan ozon. Maka penelitian dan pengembangan pun dilaksanakan selama tiga tahun. Penelitian mengenai penggunaan hidrokarbon dimulai pada 1996 bersama dengan Prof. Dr. Ir. Aryadi Suwono dan Dr. Ir. Nathanael Tandian.

Penelitian itu dibagi dalam 3 tahap, yaitu tahap 1 fokus pada identifikasi bahan baku dan invensi produk. Tahap 2 berupa karakterisasi dan pengujian penerapan produk, dan tahap 3 pengembangan sistem produksi untuk skala kecil/menengah. Ia mengatakan riset yang dilakukan bertahap itu meliputi sejumlah langkah. Di antaranya, analisis tingkat keadaan termodinamika berbagai kemungkinan komposisi bahan refrigeran yang diusulkan sebagai pengganti CFC, penerapan subtitusi refrigeran jenis lain, menemukan hasil flamabilitas, analisis termodinamika penerapan sebagai refrigeran, menguji penerapan pada mesin pendingin, analisis dan penyiapan bahan baku, dan pembuatan prototipe sistem produk refrigeran skala kecil/menengah.

Pasek mencatat komposisi bahan refrigeran pada dasarnya terdiri dari, iso-butan (i-C4H10) 0-65%, n-butan (n-C4H10) 0-40%, propana (C3H8) 30%, etana (C2H6) 1%, dan LFS 20-70%, semuanya dalam basis molar. “Dengan pengaturan komposisi yang tepat, bahan refrigeran yang dikembangkan dapat masuk kelompok A2 serta menggantikan CFC-12 dan HFC-134a. Juga meningkatkan performansi mesin pendingin 15-20%, dengan potensi perusakan ozon 0, potensi pemanasan global sangat kecil (~3),” kata pria yang sudah 27 tahun bergabung dengan ITB itu.

Produk yang dihasilkan dari teknologi ini juga dapat dimanfaatkan sebagai propellant, blowing agent, dan pelarut. Pasek menambahkan bahan pendingin hidrokarbon yang dihasilkan itu juga tidak mudah terbakar dan pada dasarnya merupakan campuran dari hidrokarbon dan low flammability suppressant substance.

Page 56: Buletin Hemat Energi April 2014

56 Hemat Energi | Edisi 01 - April 2014

teknologi

Tanjung Sari Bandung setelah diretrofit dengan R-290 tagihan listrik turun dari awal sekitar Rp2 juta menjadi hanya Rp1 juta. Saat ini seluruh pabrik susu kemudian diretrofit menggunakan R-290.

Pasek boleh berbangga karena pabrik produksi retrofit ITB di Tambun, Bekasi Timur, yang kini diambil alih kepemilikannya oleh alumni melalui system sharing itu mampu memproduksi retrofit bahan pendingan secara massal. Bahkan retrofit AC ramah lingkungan itu didistribusikan sampai ke Jakarta, Medan, Surabaya, hingga ke Ujung Pandang. “Hasilnya sama semua. Ada penurunan jumlah tagihan listrik 10-15%. Kami pernah juga meretrofit untuk Gran Melia Hotel. Penghematannya hingga Rp11 juta per chiller per bulan sementara Grand Melia punya 6 chiller,” katanya.

Keunggulan lain, bahan baku mudah didapat karena Indonesia memiliki kilang-kilang LPG sendiri. Dan yang terpenting hidrokarbon retrofit itu tidak merusak lingkungan. Itu salah satunya dinyatakan dalam ODP (ozone depletion potential atau kemampuan suatu zat merusak ozon) dan GWP (Global warming potential)-nya yang rendah.

Belum DitemukanMontreal Protocol sejak 1987 sudah

menekankan adanya pengrusakan ozon oleh CFC, sementara Indonesia sendiri meratifikasi protocol itu mulai 1992. Dan, Indonesia baru benar-benar mampu melepaskan diri dari penggunaan CFC pada 2007 dimana tidak ada lagi CFC digunakan yakni sejak 31 Desember 2007. Rencananya, 2015 hingga 2030 akan menjadi phase out untuk HCFC yang ODP-nya nol tetapi GWP tinggi sehingga tetap saja tidak ramah lingkungan. Sayangnya, karena tidak memproduksi unit khusus hidrokarbon, kegiatan yang ada hanya sekadar meretrofit dan me-maintenance sehingga bisnis di bidang itu menjadi stagnan. “Kita meretrofit yang sudah ada di pasaran, tapi tidak menjual AC (alatnya) khusus hidrokarbon”.

Hidrokarbon memang bisa juga digunakan menjadi refrigeran pada kulkas-kulkas kecil untuk rumah tangga dengan

Hasil Retrofit pada Mesin Domestik RefrigerasiNo Parameter HC R-12

Perubahan

Bertambah Berkurang1. muatan refrigeran (g) 33 100 67

2. CoP (tanpa beban) 3,3 2,8 19

3. CoP (dengan beban) 3,0 2,2 35

4. Perbandingan kompresi (tanpa beban) 5,7 6,2 8,1

5. Perbandingan komporersi (dengan beban) 5,8 6,7 13,4

6. konsumsi listrik (Watt) 100,8 126 25

penggunaan bahan pendingin R-22 masih jamak dipakai bahkan di lokasi penelitian yakni di Koperasi Susu Tanjung Sari, Bandung. Di pabrik susu itu awalnya digunakan refrigeran R-22, lalu dicobakan untuk diganti (retrofit) menggunakan R-290. Hasil yang dapat diamati langsung salah satunya pada turunnya tingkat konsumsi listrik pada koperasi itu. Dan penelitian berlanjut dalam skala yang lebih besar pada 2000 ke Tambun, Bekasi Timur. “Jadi, penelitian-penelitian yang dilakukan menemukan fakta bahwa R-290 berhasil sampai bisa diproduksi masal, tetapi yang campuran R-290&R-600a belum juga berhasil karena masih sulit memisahkan antara R-600 dan R-600a,” katanya.

Banyak KeunggulanMenurut Pasek, referigeran hidrokarbon

R-290 memiliki beberapa keunggulan. Pertama, sifatnya yang “drop in” substitube, dapat langsung digunakan ke dalam sistem untuk menggantikan R-22 tanpa harus memodifikasi mesin. Ini, katanya, cocok

diterapkan di negara berkembang karena tidak harus melakukan investasi untuk peralatan baru. Apalagi instalasi sederhana dengan cukup mengeluarkan R-22 sampai kosong dan menggantikannya dengan R-290.

Keunggulan kedua adalah efisien karena R-290 mampu menghemat 10-20% penggunaan listrik yang digunakan. Salah satunya terindikasi dari tagihan listrik di Pabrik Susu

Hasil Retrofit pada AC IndustriInstitusi PT Mulia Industrindo,

Cibitungtanggal retrofit mei 22, 2002

sistem pendingin 25 hp, sistem aC

voltage listrik 3 phase, 380 v, 50 Hz

refrigeran r-22 (HCfC) r-290 (HC)

arus listrik 15 a 11 a

Jam operasi 24 hr 2 hr

tekanan keluaran 250 psig 210 psig

tekanan hisap 72 psig 63 psig

temperatur kondensor 41 0C 40 0C

temperatur evaporator N/a N/a

temperatur udara luar 33 0C 34 0C

temperatur udara keluar 20 0C 16 0C

temperatur udara ruangan 24 0C 24 0C

Page 57: Buletin Hemat Energi April 2014

57Hemat Energi | Edisi 01 - April 2014

teknologi

tingkat pemakaian listrik yang cenderung turun 10-20%. Sayangnya substansi itu tidak dapat digunakan untuk meretrofit AC mobil. Sebab sampai kini belum ditemukan cara untuk mencampur R-290&R-600a & R-600. Menurut Pasek hasil campuran R-290 & R-600a & R-600 sifatnya tidak stabil sehingga kalau ada kebocoran menjadi tidak dingin. Dan karena campurannya tidak stabil maka dingin yang dihasilkan pun tidak merata.

Kelemahan lain dari campuran itu adalah sifatnya yang mudah terbakar. Itu kemudian menjadikan tantangan dalam jaminan keamanan. “Siapa yang mau memberi garansi jika terjadi kebakaran,” kata Pasek. Ia mencontohkan di Australia ada perusahaan Hychill yang didukung penuh oleh asuransi, sehingga jadi jika terjadi sesuatu dengan alat produksinya bisa langsung diganti rugi dengan nilai klaim mencapai 50 ribu dollar Australia. Sayangnya, kondisi serupa belum diterapkan di Indonesia. Bahkan asuransi di Tanah Air bisa saja menolak bila ada retrofit pendingin yang digunakan adalah refrigeran yang mudah terbakar.

Untungnya, kata Pasek, sampai saat ini belum ada kejadian fatal, tapi ia menekankan memang ada faktor-faktor yang lebih harus diperhatikan saat menggunakan hidrokarbon yang digolongkan dalam A3 itu (tidak beracun tetapi mudah terbakar) sebagai retrofit pendingin. “Pertama, segala potensi percikan api harus dihindarkan, instalasi kabel listrik harus diisolasi, terminal listrik dicor menggunakan silicon rubber. Tidak boleh ada kebocoran, harus di vacuum. Jadi segala alat bengkel harus lengkap, supaya tidak ada udara masuk. Jadi ada standar SNI nya yang dikeluarkan tahun 2000,” katanya.

Kelemahan lain, hidrokarbon belum familiar di masyarakat Indonesia sehingga banyak teknisi yang belum terlatih menangani hidrokarbon, sehingga berisiko untuk terjadi kesalahan dalam penanganan. Maka dari itu, pada akhirnya diperlukan manufaktur yang khusus memproduksi unit-unit hidrokarbon agar keamanannya lebih terjamin. Faktor keamanan ini pun menyebabkan perlakuan untuk transportasi

hidrokarbon yang harus dikirim khusus menggunakan container khusus tersendiri.

Pada dasarnya di Indonesia sudah ada produsen yang memproduksi unit AC khusus hidrokarbon yakni perusahaan asal China, Midea. Namun riset Risk Assessment perusahaan itu menunjukkan bahwa retrofit berisiko cukup berbahaya. Oleh karena itu itu disarankan untuk ada unit khusus refrigerant hidrokarbon yang tidak menggunakan unit untuk R-22 yang biasa digunakan. Sebab jika terjadi kebocoran dengan konsentrasi setengah dari R-22 saja maka dalam 6 detik tercapai kondisi yang sangat kritis alias menyala. Jadi, penggunaan hidrokarbon sebaiknya dikhususkan pada peralatan yang memang didedikasikan untuk hidrokarbon dengan standard keselamatan dan teknisi yang juga khusus.

Di banyak negara lain di dunia, unit khusus hidrokarbon sudah dibuat misalnya di India di pabrik Godrej dan di China di pabrik Haier, sementara untuk skala yang lebih besar ada perusahaan bermerek Bitzer dan Danfrot. Dari semua faktor itu, Pasek tetap pada kesimpulan dan keyakinannya bahwa hidrokarbon memang hemat energi, drop in substitute, tidak merusak lingkungan, diterima baik oleh ozon dan tidak berefek rumah kaca. “Namun, hidrokarbon flammable dan marketnya masih belum jelas, masyarakat dan teknisi masih banyak yang belum paham, equipment-nya masih banyak yang belum dedicated untuk hidrokarbon,” katanya.

“Sebenarnya bila pemerintah sudah meregulasi hidrokarbon ini, pasti industri akan masuk ke alat-alat khusus refrigerant hidrokarbon. Bila kita mau dan lakukan sungguh-sungguh, regulasi ada, zat tersedia, teknologi tersedia, tinggal siapa yang mau mengembangkannya,” kata Pasek.***

Hasil Retrofit pada ChillerChiler HCFC-22 R-290

tanggal pengamatan25/12/2002 sd 27/1/2003

Har 34 hari

kWh meter 859.0 781.8

Hour meter

komp. 1 707.0 773.0

komp. 2 694.8 772.5

komp. 3 645.4 753.8

komp. 4 702.9 769.8

komp. 5 690.2 768.8

komp. 6 651.9 751.4

komp. 7 518.7 724.5

▲ jam operasi 4610.9 5313.8

Jam operasi rata-rata 19.37 22.32

Jam operasi komprersor utama jam/hari 20.79 22.73

konsumsi energi listrik, kW 194.40 161.82

Page 58: Buletin Hemat Energi April 2014

58 Hemat Energi | Edisi 01 - April 2014

inovasi

dengan teknologi sederhana, Pt Holcim indonesia mampu menghemat 39 ribu ton batubara dalam kurun waktu kurang dari setahun. Bukan sembarang penghematan, produsen semen

terbesar ketiga di tanah air itu sekaligus merancang teknologi yang ramah lingkungan sekaligus membuat bahan bakar alternatif dari limbah industri.

dengan teknologi sederhana, Pt Holcim indonesia mampu menghemat 39 ribu ton batubara dalam kurun waktu kurang dari setahun. Bukan sembarang penghematan, produsen semen

terbesar ketiga di tanah air itu sekaligus merancang teknologi yang ramah lingkungan sekaligus membuat bahan bakar alternatif dari limbah industri.

PT Holcim Indonesia Tbk.

Bahan Bakar Alternatif dari

Limbah Industri

PT Holcim Indonesia Tbk.

Bahan Bakar Alternatif dari

Limbah Industri

Page 59: Buletin Hemat Energi April 2014

59Hemat Energi | Edisi 01 - April 2014

inovasi

Holcim bukan pemain baru dalam industri semen dunia, sehingga pantas bila pembangunan

berkelanjutan menjadi tolak ukur kinerja perusahaan. Perusahaan dengan kapasitas produksi mencapai 10,3 juta ton semen itu bahkan mampu memanfaatkan limbah industri sebagai bahan bakar alternatif untuk menggantikan energi panas dalam proses pembuatan semen. Angka itu setara dengan penghematan 39 ribu ton batubara selama kurun waktu Januari hingga Oktober 2013. Sedangkan total jumlah batubara yang digantikan sejak 2010 mencapai 134 ribu ton.

Corporate Environment Technical Head Widya Paramita mengatakan perusahaan yang didukung oleh hampir 3.000 karyawan di seluruh Indonesia itu menyadari pemanfaatan limbah industri sebagai bahan bakar alternatif mampu menurunkan emisi CO2 secara total. Limbah sendiri pun bila dimusnahkan dengan pembakaran biasa (incinerator) akan menimbulkan emisi CO2, padahal proses pembuatan semen juga menimbulkan emisi CO2. Jadi bila limbah industri tersebut dimanfaatkan dalam industri semen (co-processing) sebagai bahan bakar alternatif, maka emisi CO2 yang dihasilkan hanya menjadi satu saja.

Sebenarnya proses pembuatan semen menghasilkan beberapa jenis limbah industri. Limbah yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan bakar alternatif yaitu jenis limbah cair, limbah padat, dan limbah sludge. Untuk kepentingan pemanfaatan limbah industri itu produsen semen yang mengoperasikan pabrik di Narogong (Jawa Barat) dan Cilacap (Jawa Tengah) tersebut menggunakan mesin pencacah (shredder) dan mesin pengumpan khusus.

Dua teknologi pemanfaatan limbah padat industri sebagai bahan bakar alternatif merupakan suatu terobosan baru sistem teknologi limbah.Teknologi itu dapat meningkatkan produktivitas dan keseragaman kualitas produk limbah padat yang akan digunakan sebagai sumber bahan bakar alternatif. Pada intinya, proses pemanfaatan limbah padat industri dimulai dari langkah penampungan material limbah industri yang diterima dari luar pabrik di dalam gudang. Kemudian

material diangkut ke mesin pencacah untuk dilakukan proses pencacahan sekaligus homogenisasi. Setelah itu material diangkut menggunakan truk ke area Preheater Kiln, kemudian material diangkat ke Preheater dengan menggunakan elevator. Setelah material sampai ke lantai 6 di area Preheater, material dimasukkan ke dalam hopper khusus mesin pengumpan untuk diumpankan kedalam Kiln.

Proses-proses itu memungkinkan Holcim yang memiliki anak usaha di berbagai bidang di Indonesia itu mendapatkan manfaat berupa penghematan penggunaan batubara dan peningkatan pemanfaatan bahan bakar alternatif. Itu juga yang memungkinkan perusahaan itu mencetak prestasi di bidang lingkungan berupa

Page 60: Buletin Hemat Energi April 2014

60 Hemat Energi | Edisi 01 - April 2014

inovasi

penghargaan Penghargaan Efisiensi Energi Nasional 2013 kategori inovasi khusus pada industri yang digelar Ditjen EBTKE, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Terbukti EfisienTeknologi sederhana

pemanfaatan limbah dengan dua sistem yakni menggunakan mesin pencacah (shredder) dan mesin pengumpan khusus itu ternyata terbukti efisien bagi Holcim. Sejak 2010 hingga Oktober 2013, perusahaan itu telah berhasil menghemat pemakaian batubara sebesar

4% dari jumlah total bahan bakar yang digunakan.

Di sisi lain selama kurun waktu Januari hingga Oktober 2013 perseroan mampu memanfaatkan limbah industri sebagai bahan bakar alternatif untuk menggantikan energi panas dalam proses pembuatan semen setara dengan penghematan 39 ribu ton batubara. Sedangkan total jumlah batubara yang digantikan sejak tahun 2010 adalah 134 ribu ton.

Penurunan konsumsi panas spesifik per ton semen setelah pemanfaatan limbah industri sebagai bahan bakar alternatif juga mulai dirasakan oleh perusahaan. Sejak mengaplikasikan program ramah lingkungan itu terjadi penurunan konsumsi panas sebesar 38%, di tahun 2010 sebesar 3.548 Mj/ton semen menjadi 2.577 Mj/ton semen hingga Oktober 2013.

Perusahaan juga tercatat berhasil menggantikan energi panas batubara (TSR atau Thermal Substitution Rate), dimana sejak 2011 terjadi substitusi panas sebesar 10% menjadi 10.99% pada Oktober 2013.

Menurut Shinta Maryke Geocycle Communication & Relations PT Holcim Indonesia pihaknya menyadari pemanfaatan limbah padat industri sebagai bahan bakar alternatif secara tidak langsung membantu program pemerintah. Namun ini jelas dapat menurunkan emisi gas rumah kaca yaitu dengan terjadinya penurunan emisi CO2

spesifik, pada tahun 2010 sebesar 712 kg CO2/ton cementitious menjadi 673 kg CO2/ton cementitious.

Ia menambahkan perusahaannya juga telah mengikuti program CDM (Clean Development Mechanism) dengan proyek “Pengurangan emisi melalui subtitusi bahan bakar fosil dengan bahan bakar alternatif di dua pabrik PT Holcim Indonesia Tbk” (No.1598) mulai tahun 2008. “Kami juga telah mendapatkan CER atau Certified Emission Reduction masing-masing sebesar 12.335 periode tahun 2008 dan 124.195 periode 2009-2010,” kata Widya.

Solusi BerkelanjutanProgram yang ramah lingkungan

mendatangkan dampak ikutan positif yang luas bahkan hingga pengaruh langsung yang tak berwujud. Shinta menjelaskan perusahaannya tanpa terasa sudah mampu memberikan solusi yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan terhadap kalangan industri secara khusus dan masyarakat pada umumnya dalam mengelola limbah. Perusahaan itu juga memberikan kontribusi dalam membangun kapasitas (capacity building) di bidang infrastruktur pengelolaan limbah industri dan yang lebih penting peningkatan kapasitas sumber daya manusia.

Namun pihaknya boleh berbangga karena telah terlibat langsung dalam membantu pemerintah untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan, menggalang sinergi antara pelaku perekonomian, konservasi lingkungan, dan pemberdaya masyarakat. Dalam perusahaannya sendiri, aktifitas

Gedung ATMI.Teknologi yang digunakan mampu menghemat penggunaan listrik dan air hingga 50% persen.

foto

-fot

o : d

ok. H

olci

m

Fasilitas pemusnah bahan perusak ozon

Page 61: Buletin Hemat Energi April 2014

61Hemat Energi | Edisi 01 - April 2014

inovasi

pemanfaatan bahan bakar alternatif ini berada dalam bagian khusus yang diberi nama divisi Geocycle. Geocycle ini merupakan divisi di dalam Direktorat Manufaktur yang dalam pelaksanaan hariannya bekerja sama dengan pihak operasional pabrik Narogong.

Pihaknya juga aktif menyelenggarakan aktivitas dan training pendukung program pembangunan berkelanjutan. “Pada pelaksanaan awal proyek pemanfaatan limbah industri sebagai bahan bakar alternatif ini telah dilakukan training untuk meningkatkan pengetahuan para operator yang terlibat dalam proyek ini,” kata Shinta.

Diadopsi AsingSistem pemanfaatan limbah padat

industri sebagai bahan bakar alternatif yang terdiri dari mesin pencacah (shredder) dan sistem mesin pengumpanan khusus ini telah diadopsi dan diterapkan di industri semen lain di Filipina. Beberapa karyawan dari India dan Vietnam juga telah datang ke Holcim Indonesia untuk melakukan studi banding. Pihaknya menyambut baik entitas lain yang ingin mengadopsi teknologi pemanfaatan limbah yang dilakukan perusahaannya. Hal itu menurut dia semata demi keberlanjutan lingkungan dan masa depan yang lebih baik.

Pabrik semen itu juga sudah merancang rencana program berikutnya dalam memanfaatkan limbah industri ini dengan membangun fasilitas Platform Geocycle. Fasilitas ini tidak hanya akan memanfaatkan limbah padat industri, namun juga dapat memanfaatkan limbah cair dan sludge. Menurut Widya hal itu penting mengingat melalui pemanfaatan limbah industri sebagai bahan bakar alternatif mendatangkan manfaat. Baik dalam hal membantu industri dalam mengelola limbah maupun membantu pemerintah mengurangi dampak limbah indsutri. Itu belum termasuk dampak positif lain dalam bentuk pengurangan emisi gas rumah kaca dan pengurangan pemakaian bahan bakar konvensional.

Apalagi perusahaan itu sejak 2007 sudah menjalankan fasilitas pemusnah bahan perusak ozon (BPO) atau gas rumah

kaca (GRK) yang pertama di Indonesia dan Asia Tenggara. Pengembangan unit dilakukan bersama pemerintah Jepang, dengan prinsip kerja gas bahan perusak ozon dimasukkan ke dalam tanur semen bersuhu sangat tinggi sehingga gas terurai tanpa menimbulkan risiko bahaya. Hingga 2012, jumlah GRK yang dimusnahkan produsen semen itu mencapai lebih dari 20.000 kilogram.

Holcim pada akhirnya memutuskan untuk mengutamakan langkah efisiensi energi dan produksi per ton semen. Langkah itu terbukti berhasil menekan emisi bersih CO2 per ton semen menjadi 659 kg pada 2012 atau turun 4 persen dari angka pada 2011. Penurunan terus diupayakan perusahaan. Selama tiga tahun terakhir, emisi per ton semen berkurang 7 persen, dan penurunan dari angka tahun 2003 bahkan telah mencapai 20 persen.***

Monitor yang menjelaskan alur sistem pengolahan

limbah

Page 62: Buletin Hemat Energi April 2014

62 Hemat Energi | Edisi 01 - April 2014

mancanegara

Pemerintah Thailand sendiri selalu berpikir dan bertindak strategis dalam seluruh kebijakan yang terkait

dengan konservasi energi. Mereka bahkan meluncurkan semacam yayasan yang mempromosikan penghematan energi dan energi terbarukan. Berdasarkan laporan Bangkok Post, yayasan konservasi energi di negara itu yakni The Energy Conservation Promotion Fund (Encon)

Hemat Energi Ala

Bangsa Thai

Thailand dalam beberapa tahun terakhir menyetujui penggelontoran dana sebesar 3 miliar baht untuk 75 proyek yang menggalakkan penghematan energi dan energi terbarukan. Selain itu, untuk keperluan promosi energi terbarukan sudah dianggarkan 1,28 miliar baht, untuk pos penghematan energi sebesar 1,61 miliar baht, dan untuk kepentingan perencanaan manajemen sebesar 118 juta baht.

Sekretaris tetap pada Kementerian Energi Thailand Norkhun Sitthipong mengatakan konsumsi energi terbarukan secara nasional 2012 mencapai 25 persen dari total konsumsi energi atau naik 12 persen dibanding 2011. Proyek-proyek unggulan pun digelar termasuk merangsang badan-badan pemerintah untuk memproduksi air hangat dari energi matahari dengan dana 86 juta baht, dan sebuah instalasi konservasi energi yang bernilai 67 juta baht. Sebuah proyek untuk memproduksi bio-methane gas (CBG) untuk bahan bakar mobil didukung dana sebesar 21 juta baht guna mengembangkan energi alternatif di pedesaan terpencil.

Di sisi lain sebuah proyek penelitian senilai 400 juta baht dimaksudkan untuk membuat makin efisiennya motor penggerak di pabrik-pabrik. Sementara untuk kampanye, dibentuk public relations khusus yang bertujuan menggugah kesadaran publik tentang konservasi energi. Meski kaya akan migas, nyatanya Thailand memang sedang berusaha keras untuk mengendalikan pemborosan energi sebagai salah satu gerakan yang menyeluruh.

thailand sebagai eksportir gas alam terbesar dunia tak pernah memposisikan diri sebagai negara yang berkelimpahan minyak dan gas bumi bahkan lebih sering menempatkan diri layaknya berada dalam

ancaman krisis energi. Pantas bila kemudian gaya hidup hemat itu menjadi pola pikir yang membuat

bangsa thai kian rasional dan ekonomis dalam memanfaatkan sumber-sumber energi.

Pemerintah memberikan insentif dan beragam kemudahan kepada perussahaan jasa energi yang beroperasi di negara itu, termasuk pembangkit tenaga surya

Melalui dukungan Undang-Undang Konservasi Energi dan Pusat Konservasi Energi, kegiatan konservasi energi di Thailand dilakukan cukup agresif

Page 63: Buletin Hemat Energi April 2014

63Hemat Energi | Edisi 01 - April 2014

mancanegara

Hemat Miliaran BahtPemerintah Thailand menyusun beragam

langkah penghematan energi mendampingi proyek-proyek yang dilaksanakan oleh yayasan energi di negeri gajah putih itu. Pemerintah Thailand bahkan sudah menyusun tiga langkah wajib hemat energi yang diharapkan mampu menghemat anggaran negara hingga 6,8 miliar baht. Tiga langkah wajib hemat energi terdiri mencakup penutupan stasiun pengisian BBM dari pukul 10 malam sampai 5 pagi, pemadaman papan iklan neon sesudah pukul 10 malam, dan larangan badan-badan pemerintah untuk membayar bensin bagi mobil-mobil pejabat.

Tercatat hanya stasiun pengisian BBM sepanjang jalan bebas hambatan utama dan stasiun penjualan gas alam untuk kendaraan (NGV) dan bahan bakar pesawat jet dikecualikan dari peraturan jam layanan ini. Kementerian Keuangan juga mengeluarkan peraturan yang mewajibkan hanya gasohol (gas alkohol) yang disediakan untuk kendaraan milik pemerintah, kecuali untuk kendaraan lebih tua dari 1995 yang mesinnya tidak dapat disubstitusi dengan gasohol.

Pemerintah negara itu memperkirakan pelaksanaan tiga langkah ini akan menghemat 328 juta liter bahan bakar dan 52 juta unit listrik per tahun, yang total per tahun bernilai 6,68 miliar baht. Pemerintah Thailand mengharapkan langkah tersebut akan menanamkan rasa kedaruratan dan perlunya upaya pelestariaan energi dalam benak masyarakat. Menanggapi pengumuman pemerintah, Asosiasi Pedagang Minyak mengatakan penerapan jam pelayanan terbatas dapat memaksa lebih dari 15.000

stasiun pengisian BBM seluruh negeri untuk secara bartahap memberhentikan para pekerja mereka. Padahal kini sebanyak 100.000 tenaga kerja dipekerjakan di sektor pelayanan BBM. Ketua Asosiasi Sompob Tanateerapong kepada wartawan mengatakan penjualan ritel BBM sudah jatuh karena orang cenderung membeli lebih sedikit. Ia memperkirakan

Pemerintah PuasPemerintah Thailand belum lama

ini mengungkapkan rasa puasnya atas tanggapan publik terhadap kampanye baru pemerintah untuk menghemat dan melakukan konservasi energi. Dalam kampanye hemat energi, warga Thailand diminta untuk mematikan semua lampu yang tidak diperlukan pada malam hari, mematikan AC selama jam makan siang, dan bagi para pengendara untuk menjalankan kendaraannya kurang dari 90 km per jam. Pemerintah negara itu mengajak 14 juta rumah tangga di seluruh negeri dalam penghitungan detik-detik terakhir untuk mematikan lampu yang tidak digunakan selama lima menit pada pukul 20.45 untuk menandai diresmikannya peluncuran kampanye konservasi energi.

Raksasa media Thailand, MCOT Public Company Limited (MCOT), dan Departemen Humas pemerintah (PRD) bekerja sama menyiarkan penghitungan detik-detik terakhir langsung melalui jaringan televisi dan radio di seluruh negeri. Melalui program mematikan lampu yang tidak diperlukan itu, konsumsi listrik lokal berkurang 702 megawatt, atau 44.000 power unit yang biasa dihasilkan Dam Bhumibol, satu dari dam terbesar negara itu di Propinsi Thailand bagian utara. Langkah itu sekaligus dapat menghemat 43 juta baht setahun.

Pemerintah negeri itu berkeyakinan jika satu orang mematikan dua lampu selama satu jam sehari, maka dapat menghemat sekitar 1,2 miliar baht setahun. Dari sisi internal, semua menteri dan para pejabat pemerintah sudah diminta agar tidak mengenakan jas jika mereka tidak hendak menghadiri rapat resmi. Itu menjadi bentuk kerja sama yang baik antara pemerintah dengan semua warga negara Thailand yang

Terkenal sebagai eksportir gas alam terbesar di dunia, tetapi memiliki kepedulian tinggi terhadap ancaman

krisis energi

Page 64: Buletin Hemat Energi April 2014

64 Hemat Energi | Edisi 01 - April 2014

mancanegara

diharapkan mampu mendorong keberhasilan upaya mengurangi konsumsi energi secara nasional.

Kamar Dagang Thailand, Federasi Industri Thailand (FTI), perusahaan yang tercatat dalam Bursa Saham Thailand (SET) dan semua eksekutif puncak negara itu sepenuhnya bekerja sama dengan pemerintah untuk menyukseskan program konservasi energi.

Mencontoh JepangThailand merupakan salah satu dari

beberapa negara di dunia yang sukses belajar dari pengalaman Jepang dalam melakukan program konservasi energi. Tidak mau tanggung-tanggung, Thailand bahkan menggandeng Jepang untuk bisa bekerja sama mengembangkan program konservasi energi secara langsung. Kerja sama Thailand dengan Jepang di bidang Konservasi Energi dimulai awal 1980-an, dengan melakukan sejumlah training dan pembuatan master plan konservasi energi. Hingga Pusat Konservasi Energi Thailand sukses didirikan pada 1985, dan Undang-undang Konservasi diterbitkan pada 1992.

Pusat Konservasi Energi Thailand bertindak aktif dengan melakukan kampanye, latihan manajer energi, dan menggelar program konservasi energi yang lain. Berbagai petunjuk/ buku yang didistribusikan untuk umum, di antaranya mengenai konservasi seperti “Bagaimana Mengendarai Dengan Menghemat Energi”, “Penghematan Energi Untuk Kantor Pemerintah dan BUMN”, “60 juta Penduduk Thai Mengunakan Energi Yang Lebih Sedikit”, “Penghematan Energi di Pabrik”, dan sebagainya merupakan produk dari Pusat Konservasi Energi Muangthai.

Melalui dukungan Undang-Undang Konservasi Energi dan Pusat Konservasi Energi, kegiatan konservasi energi di Thailand dilakukan cukup agresif. Tidak heran bila Thailand sekarang termasuk negara dengan produktivitas pemanfaatan energi yang cukup baik dibandingkan negara-negara lain di Asia. Indikator efisiensi pemanfaatan energi di Thailand menunjukkan perkembangan yang terus meningkat di berbagai sektor, termasuk transportasi.

Perkembangan bisnis Energy Service Company (ESCO) di Thailand juga semakin menjanjikan dan memberikan kontribusi yang besar bagi negara. Hal ini disebabkan kesadaran untuk menekan dampak dari krisis energi di negara itu untuk jangka panjang, serta penggunaan energi yang berkelanjutan. Pemerintah sendiri memberikan insentif dan beragam kemudahan kepada perusahaan jasa energi yang beroperasi di negara itu.

Pantas bila kemudian program konservasi energi menjadi bisnis menjanjikan di Thailand. Pada awal 2000, pemerintah bahkan mengeluarkan skema pendanaan dengan bunga rendah sekitar 3-4% untuk investasi efisiensi energi. Setelah lebih dari 10 tahun, skema pendanaan itu membuat bisnis ESCO semakin berkembang dan pihak perbankan dengan senang hati meminjamkan uang bagi proyek efisiensi.

Saat harga minyak dunia melonjak naik, Pemerintah Thailand mengajak kalangan bisnis retail membatasi jam operasional rata-rata satu jam per hari. Walaupun program hemat energi bukan menjadi keharusan, kalangan pebisnis retail mematuhi kebijakan ini. Para pemilik toko retail pun sepakat mengurangi jam operasionalnya.

Thailand bukan mudah menerapkan kebijakan itu, sebab boleh jadi negara gajah putih kini mulai merasakan dampak implementasi program konservasi energi. Thailand hampir pasti sudah melalui proses pro dan kontra untuk kebijakan hemat energi yang lebih sering dianggap tidak populer. Namun setidaknya negara itu berani memulai upaya perintisan pelestarian alam untuk mengimbangi perusakan yang niscaya terjadi.***

Gedung milik ENCO yang sering menyabet penghargaan ASEAN ENERGY AWARD

Page 65: Buletin Hemat Energi April 2014

65Hemat Energi | Edisi 01 - April 2014

regulasi

Rencana Induk Konservasi Energi

Nasionaldi banyak negara lain regulasi pendukung kemandirian energi telah sejak lama

ditetapkan untuk memandirikan bangsanya dalam hal energi. indonesia tak ingin ketinggalan meraih impian serupa hingga diperbaharuilah pedoman konservasi berupa

rencana induk konservasi energi Nasional (rikeN).

Untuk mencapai ketahanan energi, Konservasi Energi memang menjadi salah satu pilar kebijakan utama

yang harus ditempuh. Konservasi Energi harus ditekankan pada semua sendi bangsa sebagai upaya sistematis, terencana, dan terpadu untuk menjamin kelestarian sumber daya energi bagi generasi saat ini dan generasi yang akan datang. Konservasi juga memungkinkan terjadinya efisiensi pemanfaatan sumber energi. Sekaligus merespon isu perubahan iklim sebagai akibat dari meningkatnya emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari pembakaran energi fosil.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik mengatakan RIKEN menjadi salah satu upaya menuju Indonesia yang menjunjung kemandirian energi. Upaya itu didukung oleh dua kebijakan utama yaitu diversifikasi energi dan konservasi energi. “Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi mengamanatkan bahwa penyediaan energi perlu dilakukan melalui inventarisasi sumber daya energi, peningkatan cadangan energi, penyusunan neraca energi, diversifikasi, konservasi dan intensifikasi sumber energi, serta penjaminan kelancaran penyaluran,

transmisi energi, dan penyimpanan sumber energi,” katanya.

UU itu juga mengamanatkan konservasi energi nasional menjadi tanggung jawab pemerintah, pemerintah daerah, pengusaha dan masyarakat, yang mencakup seluruh tahap pengelolaan energi. Selanjutnya Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2009 tentang Konservasi Energi menyatakan bahwa tanggung jawab tentang konservasi energi dilaksanakan berdasarkan rencana induk konservasi energi yang ditetapkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral.

“RIKEN ini memuat antara lain sasaran, pokok-pokok kebijakan, program, dan langkah-langkah konservasi energi,” kata Jero Wacik. RIKEN kemudian digunakan sebagai acuan bagi seluruh pemangku kepentingan dalam melaksanakan kegiatan konservasi energi baik di sektor industri, transportasi, rumah tangga maupun komersial. RIKEN sekaligus diharapkan mampu mendongkrak terjadinya penurunan intensitas energi nasional sebesar 1% per tahun.

Intensitas energi selama ini menjadi indikator keberhasilan penerapan Konservasi Energi yang diukur dengan

Page 66: Buletin Hemat Energi April 2014

66 Hemat Energi | Edisi 01 - April 2014

regulasi

seberapa besar energi yang dapat dihemat untuk menghasilkan produk yang sama. Menurut World Energy Outlook Special Report Southeast Energy Outlook publish by IEA and ERIA (US-EIA), ekonomi Asia Tenggara adalah salah satu yang paling cepat berkembang di dunia selama tahun 1980-2011, dengan peningkatan PDB rata-rata 5% per tahun. Namun ekspansi ekonomi yang cepat, nyatanya tidak disertai dengan penurunan intensitas energi yang signifikan, yang menurun hanya 12% selama periode tersebut. Masih jauh bila dibandingkan dengan penurunan intensitas energi sebesar 26% di seluruh dunia, 38% di negara-negara OECD, 74% di China, dan 44% di India.

Penurunan intensitas energi di Asia Tenggara berjalan lambat karena berubah menjadi ekonomi-energi yang lebih intensif, dan gagal untuk sepenuhnya memanfaatkan potensi Konservasi Energi yang tersedia. Intensitas energi industrinya hanya menurun 0,2% per tahun selama periode 1980-2011. Sementara intensitas energi negara berkembang lainnya menurun sebesar 5,9% per tahun (China), 2,3% per tahun (India) dan 2,1% per tahun untuk negara-negara OECD.

Berbagai ProgramKonservasi energi di Indonesia sendiri

sejatinya telah dilaksanakan oleh hampir semua pihak dari pemerintah, pelaku usaha, hingga masyarakat. Bahkan bagi masyarakat di Indonesia, kegiatan Konservasi Energi sudah berjalan pada batas tertentu dalam kehidupan sehari-hari. Sebagian besar masyarakat terutama di kota-kota besar sudah mengerti pentingnya penerapan hemat energi, meski masih diperlukan upaya sosialisasi yang lebih luas menjangkau pelosok tanah air.

Sejumlah program konservasi energi yang sudah dilakukan di antaranya sertifikasi manajer dan auditor energi, penerapan standard dan label hemat pada peralatan rumah tangga, pendidikan dan pelatihan konservasi energi, serta penelitian dan pengembangan konservasi energi.

Berbagai program itu dilaksanakan untuk mencapai sasaran pelaksanaan konservasi energi nasional. Sasaran tersebut yakni tercapainya penurunan intensitas

energi final sebesar satu persen per tahun. Penurunan itu juga diselaraskan dengan target pertumbuhan ekonomi dan tercapainya elastisitas energi lebih kecil dari satu pada 2025.

Indonesia sendiri menerapkan Kebijakan Energi Nasional yakni tercapainya elastisitas energi lebih kecil dari satu pada 2025 dan terwujudnya energi primer (energi mix) yang optimal pada 2025. Energi mix yang diharapkan adalah minyak bumi menjadi kurang dari 20%, gas bumi menjadi lebih dari 30%, batubara menjadi lebih dari 33%, bahan bakar nabati (biofuel) menjadi lebih dari 5%, panas bumi menjadi lebih dari 5%, energi baru terbarukan lainnya (biomassa, nuklir, tenaga air, tenaga surya dan tenaga angin) menjadi 5% dan batubara dicairkan (liquefied coal) menjadi 2%.

Kebijakan Energi Nasional yang termuat dalam RIKEN disusun sebagai pedoman untuk mewujudkan ketahanan dan kemandirian energi guna mendukung pembangunan nasional berkelanjutan. Beberapa hal yang ingin diwujudkan di antaranya sumber daya energi sebagai modal pembangunan nasional, kemandirian pengelolaan energi, terjaminnya ketersediaan energi dalam negeri, pengelolaan sumber daya energi secara optimal, terpadu, dan berkelanjutan, serta pemanfaatan energi secara efisien di semua sektor.

Selain itu juga diharapkan terjadi akses masyarakat terhadap energi secara adil dan merata. Selanjutnya terjadi pengembangan kemampuan dan kemandirian teknologi, industri dan jasa energi dalam negeri dan meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia, terciptanya lapangan kerja, dan terjaganya kelestarian fungsi lingkungan hidup.

Terapkan StrategiDalam mencapai sasaran penurunan

intensitas energi final sebesar satu persen per tahun, pemerintah menyusun strategi pelaksanaan kegiatan konservasi energi. Strategi penerapan konservasi energi terdiri dari 8 yakni menyiapkan regulasi pelaksanaan konservasi energi, meningkatkan kesadaran pengguna energi, meningkatkan kapasitas SDM dan penguasaan teknologi, serta meningkatkan efisiensi penyediaan energi.

Page 67: Buletin Hemat Energi April 2014

67Hemat Energi | Edisi 01 - April 2014

regulasi

Strategi lain yakni meningkatkan efisiensi pengusahaan energi, meningkatkan efisiensi pemanfaatan energi, mendorong investasi swasta di bidang konservasi energi, dan menerapkan sistem monitoring, evaluasi, dan pengawasan.

Strategi itu diterapkan untuk mencapai cita-cita konservasi energi nasional sekaligus mencapai komitmen pencapaian tujuan ekonomi, ketahanan energi, dan penurunan emisi CO2 di wilayah ASEAN. Sebelumnya, negara-negara ASEAN telah menyepakati beberapa langkah strategi rencana aksi dalam mewujudkannya, antara lain untuk menurunkan intensitas energi primer ASEAN sekurang-kurangnya 8% di tahun 2015 dengan tahun dasar 2005.

Di sisi lain ASEAN juga sepakat untuk meningkatkan efisiensi energi di semua sektor melalui regulasi dan pendekatan pasar sekaligus meningkatkan kapasitas institusi dan kemampuan individu khususnya pada pengembangan teknologi energi efisiensi dan pelayanan informasi konservasi energi di wilayah ASEAN. Negara-negara ASEAN juga sepakat untuk mendorong partisipasi sektor swasta khususnya institusi yang menangani pendanaan energi efisiensi dan konservasi energi.

Namun pencapaian menuju cita-cita ideal baik di dalam negeri maupun tingkat regional bukan sesuatu yang sederhana. Hingga saat ini Indonesia harus berjibaku dengan beragam kendala dalam penerapan Konservasi Energi. Indonesia masih terkendala terbatasnya regulasi pendukung, tingkat harga energi yang relatif masih murah dengan subsidi energi yang tinggi, hingga sistem pendanaan investasi program energi efisiensi dan konservasi energi belum memadai.

Faktor penghambat lain yakni insentif untuk pelaksanaan energi efisiensi dan konservasi energi belum memadai, disinsentif untuk pengguna energi yang tidak melaksanakan efisiensi energi dan konservasi energi belum dilaksanakan secara konsisten, serta tingkat kesadaran hemat energi bagi pengguna masih rendah. Sementara di sisi lain daya beli teknologi/peralatan yang berbasis efisien energi masih rendah, di samping masih kurangnya koordinasi antar instansi dalam menyusun peraturan teknis

yang mengatur kewajiban pelaksanaan konservasi energi. Apalagi pengetahuan dan pemahaman terhadap pentingnya konservasi energi masih terbatas, jumlah tenaga latih untuk manajer dan auditor energi juga terbatas, dan belum tersedianya sistem monitoring dan evaluasi hasil pelaksanaan Konservasi Energi lintas sektor.

Roadmap Konservasi EnergiRIKEN selanjutnya memuat ketentuan

soal Roadmap Konservasi Energi. Roadmap itu disusun dengan mempertimbangkan strategi dan sasaran konservasi energi masing-masing sektor pengguna energi. Keberadaannya diharapkan mampu mengatasi berbagai masalah dan hambatan pelaksanaan konservasi energi selama ini.

Pada dasarnya, pembahasan Roadmap Konservasi Energi dilakukan terhadap sisi regulasi, standardisasi, sertifikasi, sosialisasi, penelitian dan pengembangan, pendidikan dan pelatihan, monitoring dan pengawasan, pelaksanaan program, dan lainnya. Kesembilan sisi tersebut dikelompokkan ke dalam empat kegiatan mencakup kegiatan lintas sektor, kegiatan penyediaan energi, kegiatan pengusahaan energi, dan kegiatan pemanfaatan energi.

Roadmap Sektor Lain-lain mencakup roadmap penggunaan lampu jalan hemat energi, penghematan energi pada gedung pemerintah dan kendaraan pemerintah, serta pemanfaatan teknologi efisien pada sektor pengguna energi final lainnya, yaitu sub-sektor pertanian, konstruksi, dan pertambangan.

Ke depan RIKEN diharapkan bisa menjadi upaya untuk mendapatkan gambaran pelaksanaan kebijakan dan program konservasi energi nasional. Kegiatan yang dilaksanakan oleh masing-masing sektor dengan stakeholder terkait dikedepankan. RIKEN kemudian dianggap sebagai dokumen hidup yang dapat dimutakhirkan berdasarkan masukan dari stakeholder konservasi energi dan perubahan kebijakan nasional yang tumbuh mengikuti perkembangan baik internasional, regional dan nasional. Nantinya RIKEN-lah yang akan memandu Indonesia menjadi negeri mandiri energi.***

Page 68: Buletin Hemat Energi April 2014

68 Hemat Energi | Edisi 01 - April 2014

regulasi

I. Program Lintas Sektor

Langkah-langkahROADMAP

2014 2015-2019 2020-2025

1

regulasi konservasi energi sebagai turunan PP 70/2009

menyiapkan sebanyak 8 regulasi turunan:teknologi efisien energi, (Psl 7:2)tata cara penyusunan program dan pelaporan hasil pelaksanaan konservasi energi (Psl 13:5)Pentahapan, tata cara labelisasi dan jenis-jenis peralatan pemanfaat energi (Psl 16:3)kriteria keberhasilan pelaksanaan konservasi energi (Psl 19:3)Persyaratan dan kriteria pengguna energi yang mendapat insentif (Psl 21:2)tata cara pengenaan disinsentif bagi pengguna energi yang boros (Psl 27)kebijakan konservasi sumber daya energi (Psl 14:1)

tata cara penyusunan program dan pelaporan hasil pelaksanaan konservasi energi (Psl 13:5)Pentahapan, tata cara labelisasi dan jenis-jenis peralatan pemanfaat energi (Psl 16:3)

teknologi efisien energi, (Psl 7:2)kriteria keberhasilan pelaksanaan konservasi energi (Psl 19:3)Persyaratan dan kriteria pengguna energi yang mendapat insentif (Psl 21:2)tata cara pengenaan disinsentif bagi pengguna energi yang boros (Psl 27)kebijakan konservasi sumber daya energi (Psl 14:1)

2mekanisme Pendanaan

menyusun aturan dan kebijakan pendanaanmenyediakan pendanaan dari swasta

Pmk fasilitas pembiayaan efisiensi energi regulasi Lembaga Pembiayaan untuk energi efisiensi

implementasi melalui lembaga pembiayaan (BumN/ swasta) dengan skema non esCoimplementasi pembiayaan oleh esCo

implementasi melalui lembaga pembiayaan (BumN/ swasta) dengan skema non esCoimplementasi pembiayaan oleh esCo

3 insentif

menyusun peraturan dan kebijakanPenerapan insentif bagi perusahaan yang menerapkan program hemat energimenyediakan pembiayaan untuk lampu hemat energi dengan sistem rabat

Pmk insentif bagi perusahaan yang melakukan manajemen energi soP kriteria insentif Pmk rabat pembelian lampu hemat energi Pmk rabat pembelian peralatan hemat energi oleh rumah tangga

implementasi insentif bagi perusahaan yang melakukan manajemen energi Pemberian rabat pembelian lampu hemat energi Pemberian rabat pembelian peralatan hemat energi kepada rumah tangga

implementasi insentif bagi perusahaan yang melakukan manajemen energi

4energy service Company (esCo)

menciptakan aturan dan kebijakan mendorong dan memajukan perusahaan jasa konservasi energi dari BumN atau swasta

identifikasi lembaga esCo regulasi esCo Pembentukan/revitalisasi esCo terutama BumN

Pembentukan dan perizinan sebanyak 50 esCo swasta Pembentukan lembaga pembina esCo

Pembentukan dan perizinan sebanyak 50 esCo swasta Pembinaan esCo

5 disinsentif menyusun peraturan operasional regulasi disinsentif Penerapan disinsentif Penerapan disinsentif

6Bimtek/pelatihan/ workshop.

melaksanakan kegiatan bimbingan teknis, pelatihan dan workhsop

kegiatan bimtek/pelatihan/ workshop sejalan dengan program, kegiatan dan roadmap

kegiatan bimtek/pelatihan/ workshop sejalan dengan program, kegiatan dan roadmap

kegiatan bimtek/pelatihan/workshop sejalan dengan program, kegiatan dan roadmap

7Pendidikan dan Pelatihan

melaksanakan kegiatan pendidikan dan pelatihan

Pendidikan dan pelatihan bagi aparat pemerintah/ pemerintah daerah

Pendidikan dan pelatihan bagi aparat pemerintah/pemerintah daerah

Pendidikan dan pelatihan bagi aparat pemerintah/pemerintah daerah

8 kampanye

melaksanakan kegiatan sosialisasi hemat energi melalui media cetak, televisi dan radio melaksanakan sosialisasi melalui lembaga sosial masyarakat

membuat/review materi, bahan sosialisasi melakukan sosialisasi sejalan dengan program, kegiatan dan roadmap

membuat/review materi, bahan sosialisasi melakukan sosialisasi sejalan dengan program, kegiatan dan roadmap

membuat/review materi, bahan sosialisasi melakukan sosialisasi sejalan dengan program, kegiatan dan roadmap

9Lomba hemat energi

melaksanakan program lomba hemat energi level regional dan internasional: • institusi pendidikan tingkat SD, SMP, sma dan perguruan tinggi • sektor industri, sektor rumah tangga, sektor komersial/gedung

Lomba hemat energi level regional dan internasional tiap tahun: • Tingkat SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi • Sektor industri, sektor rumah tangga, sektor komersial/gedung

Lomba hemat energi level regional dan internasional tiap tahun: • Tingkat SD, SMP, SMA dan perguru-an tinggi • sektor industri, sektor rumah tangga, sektor komersial/gedung

Lomba hemat energi level regional dan internasional tiap tahun: • Tingkat SD, SMP, SMA dan perguru-an tinggi • sektor industri, sektor rumah tangga, sektor komersial/gedung

1. Roadmap Konservasi Energi Program Lintas Sektor

Page 69: Buletin Hemat Energi April 2014

69Hemat Energi | Edisi 01 - April 2014

regulasi

I. Program Lintas Sektor

Langkah-langkahROADMAP

2014 2015-2019 2020-2025

10forum dialog/seminar/fGd

melaksanakan forum dialog/seminar/fGd untuk terus mengembangkan konservasi energi

forum dialog/seminar/fGd terkait dengan permasalahan/ issu terkini

forum dialog/seminar/fGd terkait dengan permasalahan/issu terkini

forum dialog/seminar/fGd terkait dengan permasalahan/issu terkini

11

unit pelayanan informasi (Clearing House) konservasi energi

melakukan kegiatan pengembangan clearing house konservasi energi

meningkatkan unit pelayanan informasi di Jakarta

membentuk unit pelayanan informasi di kota surabaya, Bandung, medan, Palembang, denpasar dan makasar

membentuk unit pelayanan informasi di kota besar lainnya

12 unit pengawasan

membentuk kelembagaan unit pengawas untuk penerapan kegiatan konservasi energi dengan berkoordinasi instansi yang memiliki sertifikat auditor

membentuk unit pengawas pada 3 kota besar

membentuk unit pengawas pada 5 kota besar lainnya

membentuk unit pengawas pada 5 kota besar lainnya

13sistem pelaporan online

menciptakan mekanisme palaporan secara online melalui website kegiatan konservasi energi

- membentuk website pelaporan implementasi dan penghematan energi

- identifikasi 300 industri/gedung wajib lapor

target 2000 sektor industri dan gedung wajib lapor data

target 5000 sektor industri dan gedung wajib lapor data

14Penelitian dan Pengembangan

melakukan penelitian dan pengembangan sistem dan teknologi energi efisien mengembangkan laboratorium peralatan uji

manajemen energi,analisis sistem energi,disain sistem hemat energi,Benchmarking dan standarisasi efisiensi energi,Pengembangan teknologi hemat energi Pengadaan dan peremajaan laboratorium uji

manajemen energi,analisis sistem energi,disain sistem hemat energi,Benchmarking dan standarisasi efisiensi energi,Pengembangan teknologi hemat energi,integrasi sistem berbasis kawasan Pengadaan dan peremajaan laboratorium uji

analisis sistem energi,Benchmarking dan standarisasi efisiensi energi,Pengembangan teknologi hemat energi,integrasi sistem berbasis kawasan,disain sistem zero energy Pengadaan dan peremajaan laboratorium uji

15Pendidikan dan pelatihan

melakukan pendidikan dan pelatihan sistem dan teknologi energi efisien mengembangkan laboratorium kediklatan efisiensi energi

diklat fungsional analis konservasi energidiklat metode audit energi bagi pengguna energi di bawah 6.000 toe diklat iso 50001 tentang sistem manajemen energi Pengadaan dan peremajaan laboratorium diklat

diklat fungsional analis konservasi energidiklat metode audit energi bagi pengguna energi di bawah 6.000 toe diklat iso 50001 tentang sistem manajemen energi Pengadaan dan peremajaan laboratorium diklat

diklat fungsional analis konservasi energidiklat metode audit energi bagi pengguna energi di bawah 6.000 toe diklat iso 50001 tentang sistem manajemen energi Pengadaan dan peremajaan laboratorium diklat

16

kelompok Jabatan fungsional analis konservasi energi

melakukan koordinasi dengan Badan kepegawaian Nasional dan kementerian aparatur NegaraPembinaan Jabatan fungsional analis konservasi energi

Proposal dan pembahasan pembentukan jabatan fungsional analis konservasi energi nasional

Penetapan jabatan fungsional analis konservasi energi dan pemberlakuan/rekrutmen/pemutihan manajemen dan pembinaan jabatan fungsional

manajemen dan pembinaan jabatan fungsional

17technology Need assessment (tNa)

mengidentifikasi teknologi efisien pada semua sektor (industri, transportasi, rumah tangga, komersial, dan lainnya)

koordinasi stakeholder indentifikasi teknologi eksisting dan teknologi masa depan Penyiapan regulasi dan standar

koordinasi stakeholder identifikasi teknologi eksisting dan teknologi masa depan Penyiapan regulasi dan standar

koordinasi stakeholder identifikasi teknologi eksisting dan teknologi masa depan Penyiapan regulasi dan standar

2. Roadmap Konservasi Energi Program Eksploitasi Sumber Daya Energi (Sektor Penyediaan Energi)

II. Program Eksploitasi SDE Langkah-langkahROADMAP

2014 2015-2019 2020-2025

1 manajemen Penambangan Pelatihan manajer operasiPelatihan manajer operasi 1 kali setahun untuk kegiatan eksploitasi

Pelatihan manajer operasi 1 kali setahun untuk kegiatan eksploitasi

Pelatihan manajer operasi 1 kali setahun untuk kegiatan eksploitasi

Page 70: Buletin Hemat Energi April 2014

70 Hemat Energi | Edisi 01 - April 2014

regulasi

3.a Roadmap Konservasi Energi Program Ketenagalistrikan (Sektor Pengusahaan Energi)

IIIa. Program Ketenagalistrikan

Langkah-langkahROADMAP

2014 2015-2019 2020-2025

1 Pembangkit ListrikPengembangan Pembangkit listrik efisien

membangun pembangkit listrik yang efisienretrofit pembangkit

membangun pembangkit listrik yang efisienretrofit pembangkit

membangun pembangkit listrik yang efisienretrofit pembangkit

2manajemen Pengelolaan ketenagalistrikan

menerapkan manajemen pengelolaan pembangkit listrik

melaksanakan manajemen operasi dan perawatan berbasis manajemen aset

melaksanakan manajemen operasi dan perawatan berbasis manajemen aset

melaksanakan manajemen operasi dan perawatan berbasis manajemen aset

3 transmisi dan distribusiPemanfaatan teknologi transmisi dan distribusi yang efisien

mengurangi losses transmisi dan distribusi

mengurangi losses transmisi dan distribusi

mengurangi losses transmisi dan distribusi

4 Pelanggan

sistem Pencatatan dan Pembayaran konsumsi tenaga Listrikmenerapkan konsumen terintegrasi untuk sektor industri dan komersial

Penggantian peralatan kWh meter metode prabayarPercontohan smart block consumer

Penggantian peralatan kWh meter metode prabayar

-

3.b Roadmap Konservasi Energi Program Pengolahan Migas (Sektor Pengusahaan Energi)

IIIb. Program Pengolahan Migas

Langkah-langkahROADMAP

2014 2015-2019 2020-2025

1Peningkatan efisiensi kilang migas

Pemanfaatan panas buang pada kilang menambah jumlah kilang migas

menyusun feasibility study boiler dan detail energineering design (ded)

mengganti boiler dengan cogenerationmembangun kilang migas yang efisien

membangun kilang migas yang efisien

2Penyaluran migas

sistem pengangkutan minyak dan gas bumi yang efisien energi

membangun jaringan pipa transmisi dan distribusi minyak Bumi dan Gas Bumi modernisasi alat pengangkutan (tanker, mobil tangki, dll)

membangun jaringan pipa transmisi dan distribusi minyak Bumi dan Gas Bumi modernisasi alat pengangkutan (tanker, mobil tangki, dll)

membangun jaringan pipa transmisi dan distribusi minyak Bumi dan Gas Bumi modernisasi alat pengangkutan (tanker, mobil tangki, dll)

4.a. Roadmap Konservasi Energi Program Sektor Industri

IVa. Program Sektor Industri

Langkah-langkahROADMAP

2014 2015-2019 2020-2025

1sertifikasi manajer energi.

melakukan pelatihan berbasis kompetensi untuk manajer energi

sertifikasi untuk manajer energi sebanyak 30 orang per tahun

sertifikasi untuk manajer energi sebanyak 100 orang per tahun

sertifikasi untuk manajer energi sebanyak 100 orang per tahun

2sertifikasi auditor energi.

melakukan pelatihan berbasis kompetensi untuk auditor energi

sertifikasi untuk auditor energi sebanyak 50 orang per tahun

sertifikasi untuk auditor energi sebanyak 150 orang per tahun

sertifikasi untuk auditor energi sebanyak 150 orang per tahun

3manajemen energi

menerapkan manajemen energi

merumuskan/mengadopsi standar manajemen energi internasional untuk sektor industri

Penerapan standar manajemen energi untuk sektor industri dengan kesadaran sendiri

Wajib penerapan standar manajemen energi untuk sektor industri

4Penerapan efisiensi energi

menerapkan pilot project bidang konservasi energi. mendorong industri swasta untuk melakukan efisiensi energi berdasarkan inisiatif sendiri secara bertahap untuk: - low dan medium cost - high cost

audit energi untuk industri dengan biaya aPBN Pelaksanaan pilot project ee dengan dana bergulir dari aPBN untuk low dan medium cost

audit energi untuk industri dengan inisiatif sendiri (mandiri) dan dana aPBN Pelaksanaan pilot project ee dengan dana bergulir dari dana aPBN untuk low dan medium cost

kewajiban audit energi untuk industri atas inisiatif sendiri (mandiri) Pelaksanaan pilot project ee dengan dana mandiri atau dana komersial untuk low dan medium cost

5 mePs

menyusun peraturan tentang minimum energy performance standar pada peralatan pemanfaat energi

2 mePs 8 mePs 8 mePs

Page 71: Buletin Hemat Energi April 2014

71Hemat Energi | Edisi 01 - April 2014

regulasi

4.b Roadmap Konservasi Energi Program Sektor TransportasiIVb. Program Sektor Transportasi

Langkah-langkahROADMAP

2014 2015-2019 2020-2025

1 angkutan massal

mengembangkan tod, jaringan dan infrastruktur angkutan umum massal, dan perbaikan intermodalitas dan aksesibilitas angkutan umum

Pengembangan jalur busway/Brt

Pengembangan jalur busway/Brtmonorailkereta api

monorailkereta api

2 manajemen dan rekayasa lalulintas

melaksanakan perbaikan kapasitas jalan, penerapan aCts/its, penerapan manajemen lalulintas dan aNdaLaLiN

Perbaikan kapasitas jalanaCtsits

Perbaikan kapasitas jalanaCtsitsmanajemen lalilintasaNdaLaLiN

Perbaikan kapasitas jalanaCtsitsmanajemen lalulintasaNdaLaLiN

3 Polusi udara Penerapan teknologi ramah lingkungan kendaraan efisien kendaraan efisien kendaraan efisien

4 transpor demand management (tdm)

Penerapan erP, manajemen parkir, dan dis-insentif penggunaan mobil pribadi

manajemen parkirmanajemen parkirerPdis-insentif mobil pribadi

manajemen parkirerPdis-insentif mobil pribadi

5 Non-motorized transport

Pengembangan fasilitas pejalan kaki, jalur sepeda, dan pelaksanaan car free day

Jalur sepedaJalur pejalan kakiCar free day

Jalur sepedaJalur pejalan kaki Car free day

Jalur sepedaJalur pejalan kaki Car free day

6 standadisasi kendaraan bermotor efisien

menerapkan moda transportasi yang hemat energi

Penyusunan standar kendaraan efisien

keharusan/mandatory industri memproduksi kendaraan standar efisien

keharusan/mandatory industri memproduksi kendaraan standar efisien

7 standardisasi bahan bakar

menerapkan bahan bakar dengan kadar rendah emisi

Litbang bahan bakar efisien

Litbang bahan bakar efisienPenerapan bahan bakar efisien

Litbang bahan bakar efisienPenerapan bahan bakar efisien

8 Peraturan gubernur/ walikota

menyusun Peraturan Gubernur/Walikota tentang Busway, erP, Car free day, jalur sepeda, jalu pejalan kaki, aNdaLaLiN, dll

BuswayerPCar free dayJalur sepedaaNdaLaLiNJalur pejalan kaki

BuswayerPCar free dayJalur sepedaaNdaLaLiNJalur pejalan kaki

BuswayerPCar free dayJalur sepedaaNdaLaLiNJalur pejalan kaki

9efisiensi pengoperasian pesawat udara dan fasilitas bandara

Pengembangan sistem pengoperasian pesawat udara dan fasilitas bandara yang hemat energi

standar bandar udara efisien standar bandar udara efisien standar bandar udara efisien

10 modernisasi pesawat udara

Penggantian pesawat udara yang boros energi menjadi hemat energi

Peremajaan pesawat udara

teknologi pesawat udara lebih efisien

teknologi pesawat udara lebih efisien

11manajemen lalu lintas penerbangan berbasis performa

Pengembangan manajemen lalu lintas penerbangan udara berbasis performa

standar manajemen bandara efisien

standar manajemen bandara efisien

standar manajemen bandara efisien

12efisiensi pengoperasian kapal laut dan fasilitas pelabuhan

Pengembangan sistem pengoperasian kapal laut dan fasilitas pelabuhan yang hemat energi

standar manajemen pelabuhan efisien

standar manajemen pelabuhan efisien

standar manajemen pelabuhan efisien

13modernisasi kapal laut dan teknologi mesin yang lebih efisien

Penggantian kapal laut yang boros energi menjadi hemat energi Peremajaan kapal laut modernisasi kapal feri dan

angkutan lautmodernisasi kapal feri dan angkutan laut

14manajemen lalu lintas kapal laut berbasis performa

Pengembangan manajemen lalu lintas kapal laut berbasis performa

standar manajemen lalu lintas efisien

standar manajemen lalau lintas efisien

standar manajemen lalau lintas efisien

4.c. Roadmap Konservasi Energi Program Sektor Rumah Tangga

IVc. Program Sektor Rumah Tangga Langkah-langkah

ROADMAP

2014 2015-2019 2020-2025

1 standardisasi dan Labelisasi

menyiapkan dan menerapkan standar dan labelisasi untuk peralatan pemanfaat energi

Penetapan peraturan standar dan label masing-masing untuk 1 jenis peralatan

Penetapan peraturan standar dan label masing-masing untuk 3 jenis peralatan

Penetapan peraturan standar dan label masing-masing untuk 3 jenis peralatan

Pemberlakuan wajib untuk peralatan Pemberlakuan suka rela untuk peralatan

Pemberlakuan wajib untuk peralatan Pemberlakuan suka rela untuk peralatan

Pemberlakuan wajib untuk peralatan Pemberlakuan suka rela untuk peralatan

2 mePs

menyusun peraturan tentang minimum energy Performance standar Pada Peralatan Pemanfaat energi

3 mePs 10 mePs 10 mePs

Page 72: Buletin Hemat Energi April 2014

72 Hemat Energi | Edisi 01 - April 2014

regulasi

4.d. Roadmap Konservasi Energi Program Sektor Komersial/Bangunan GedungIVd. Program Sektor Komersial/Bangunan Gedung

Langkah-langkahROADMAP

2014 2015-2019 2020-2025

1sertifikasi manajer energi.

melakukan pelatihan untuk manajer energi

sertifikasi untuk manajer energi sebanyak 30 orang per tahun

sertifikasi untuk manajer energi sebanyak 100 orang per tahun

sertifikasi untuk manajer energi sebanyak 100 orang per tahun

2sertifikasi auditor energi.

melakukan pelatihan untuk auditor energi

sertifikasi untuk auditor energi sebanyak 50 orang per tahun

sertifikasi untuk auditor energi sebanyak 150 orang per tahun

sertifikasi untuk auditor energi sebanyak 150 orang per tahun

3Penerapan efisiensi energi

menerapkan kegiatan efisiensi di sektor bangunan gedung

melaksanakan kegiatan audit energi dan energy Potential scan

melaksanakan rekomendasi audit energi dan ePs

membangun gedung dan bangunan sesuai dengan standar energi efisien

4 manajemen energi menerapkan manajemen energi

merumuskan/mengadopsi standar manajemen energi internasional untuk sektor gedung/bangunan

Penerapan standar manajemen energi internasional untuk sektor gedung/bangunan dengan kesadaran sendiri

Wajib penerapan standar manajemen energi internasional untuk sektor gedung/bangunan

5 Building code

menyusun building code gedung/perkatoran Perumahan rumah tunggal

menyusun building code gedung/perkantoran untuk kota besar

menyusun building code untuk Perumahan dan rumah tunggal Penerapan building code untuk gedung/ perkantoran

Penerapan building code Perumahan dan rumah tunggal secara suka rela

6 sNi mereview sNi tata Pencahayaan, tata udara dan selubung bangunan

mereview gedung ber-sNi tata Cahaya, tata udara, dan selubung Bangunan

mereview gedung ber-sNi tata Cahaya, tata udara, dan selubung Bangunan

mereview gedung ber-sNi tata Cahaya, tata udara, dan selubung Bangunan

7Labelisasi dan sertifikasi

menerapkan labelisasi dan sertifikasi bangunan gedung

menyusun Peraturan menteri tentang penerapan labelisasi dan sertifikasi

sertifikasi sNi gedung sertifikasi sNi gedung

8kawasan/wilayah/kota hemat energi

sistem kawasan/wilayah/kota hemat energi secara terintegrasiPenelitian dan pengembanganPeraturan gubernur/walikotaZero energi

Penelitian dan pengembangan

Penelitian dan pengembanganPeraturan menteri/Gubernur/ Walikota/BupatiPenerapan kawasan/wilayah/kota hemat energi

Penelitian dan pengembanganPeraturan menteri/Gubernur/ Walikota/BupatiPenerapan kawasan/wilayah/kota hemat energiPenerapan kawasan/wilayah/kota zero energy

9 mePs

menyusun peraturan tentang minimum energy Performance standar Pada Peralatan Pemanfaat energi

3 mePs 10 mePs 10 mePs

10

sertifikasi perencana, pengawas, pelaksana

melakukan pelatihan tentang perencana, pengawas, dan pelaksana bangunan gedung hijau

sertifikasi perencana, pengawas, pelaksana gedung hijau

sertifikasi perencana, pengawas, pelaksana gedung hijau

sertifikasi perencana, pengawas, pelaksana gedung hijau

4.e. Roadmap Konservasi Energi Program Lain-lainIVe. Program Lain-Lain

Langkah-langkahROADMAP

2014 2015-2019 2020-2025

1Penerapan efisiensi energi

Penghematan pada lampu penerangan jalanPenghematan pada lampu penerangan iklan jalan

regulasi, standarPilot project

regulasi, standarPilot projectmandatori lampu PJu Hemat energi

mandatori lampu PJu Hemat energi

2 Penghematan energi

Penghematan listrik pada gedung pemerintahPenghematan pada kendaraan pemerintah

Pelaksanaan dan monitoring

Pelaksanaan dan monitoring

Pelaksanaan dan monitoring

3 mePs menyusun peraturan tentang minimum energy Performance standard Pada Peralatan Pemanfaat energi

menyusun regulasi tentang minimum energy Performance standar

menyusun regulasi tentang minimum energy Performance standar3 mePs (pertanian) dan 4 mePs (konstruksi)

6 mePs (pertanian) dan 6 mePs (konstruksi)