Upload
ihendrizal
View
256
Download
11
Embed Size (px)
DESCRIPTION
"MEWUJUDKAN MASYARAKAT KABUPATEN SIAK YANG SEJAHTERA"
Citation preview
www.bappeda.siakkab.go.id/csr
BULETIN TJSL KAB. SIAK
edisi 1- 2013
PENANGGUNG JAWAB Drs. H. Yan Pranajaya, M.Si (Ketua Forum CSR Kab. Siak) REDAKTUR Ir. H. Wan Muhammad Yunus, MT (Sekretaris Bappeda Kab. Siak) Azmarman Yohanto, M.Si (Kabid Litbang Bappeda Kab. Siak) PENYUNTING/EDITOR Ade Hendri Alamsyah, SE DESAIN GRAFIS Hendrizal, S.Kom SEKRETARIAT CSR Andi Darmawan, ST Muhamad Rafi, S.Sos
SEKRETARIAT FORUM CSR KAB. SIAK Gedung Kantor BAPPEDA Lt.II Kompleks Perkantoran Tanjung Agung Sungai Mempura - Siak Sri Indrapura email: [email protected] website : www.bappeda.siakkab.go.id/csr
DAFTAR ISI :
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Cermati Batasan PKBL dan TJSL
istilah Program PKBL (Kemitraan dan Bina Lingkungan), TJSL (Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan), dan CSR memiliki perbedaan mendasar.
Penulisan artikel kali ini didorong pengalaman saya ikut berbagai diskusi di negara tercinta ini. Dalam banyak diskusi para pembicara mengartikan istilah CSR, PKBL, TJSL berdasarkan persepsi mereka sendiri dengan referensi sangat minim. Akibatnya, pemahaman istilah tersebut mengarah pada arti yang salah....
(Magister Management-Corporate Social Responsibility (MM-CSR) Universitas
Trisakti.)
Etika Dan Bisnis CSR Perusahaan tidak hanya mempunyai kewajiban-kewajiban ekonomis dan legal (artinya kepada pemegang saham atau shareholder) tapi juga kewajiban-kewajiban terhadap pihak-pihak lain yang berkepentingan (stakeholders) yang jangkauannya melebihi kewajiban-kewajiban di atas. Pemikiran yang mendasari CSR (corporate social responsibility) yang sering dianggap inti dari Etika Bisnis adalah bahwa perusahaan tidak hanya mempunyai kewajiban-kewajiban ekonomis dan legal...
PERDA TJSL SIAK DI SAHKAN
Realisasi dan pelaksanaan program bina lingkungan, serta alokasi kewajiban sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR) di Kabupaten Siak kini memiliki alur yang jelas. Pasalnya, Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan untuk wilayah Kabupaten Siak tersebut telah disahkan. Pembahasan Ranperda ini akhirnya mendapat persetujuan penuh dari 25 anggota DPRD Kabupaten Siak melalui Rapat Paripurna yang berlangsung cukup cepat. Usulan yang muncul sejak Rapat Paripurna Dewan pada tanggal 25 Januari 2012 silam...
www.bappeda.siakkab.go.id/csr
SEKAPUR SIRIH
.
Assalamualiakum wr.wb
Puji Syukur terhatur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa Atas izin-Nya buletin TJSL Kab.
Siak edisi Pertama bisa hadir ditengah-tengah pembaca. Pada kesempatan ini redaksi menyajikan
topik utama yang menarik dan penting untuk disimak, yaitu pembentukan forum CSR Kabupaten
Siak.
Sejalan dengan telah dideklarasikan program CSR Kab. Siak melalui pembentukan
Forum CSR pada tanggal 1 Maret 2012, Sebagai sebuah semangat kerjasama Pemerintah dan Dunia
Usaha dalam percepatan Pembangunan di Kabupaten Siak, menjadi penting untuk disiapkan
berbagai langkah konkrit dalam rangka implementasinya. Sesuai dengan tema CSR “Membangun
Sinergisitas Program CSR antara Pemerintah dan Korporasi”, perlu untuk dapat memberikan data
dan informasi terkait tema tersebut.
Keberhasilan sebuah mekanisme kerja sangat bergantung kepada komitmen seorang pimpinan.
Alasan ini yang mendorong keseriusan dan komitmen pimpinan perusahaan untuk lebih peduli
terhadap lingkungan, tidak hanya peduli pada sisi ekonomi dan sosial saja. Bahkan, saya meminta
kepada seluruh mitra dunia usaha untuk mengambil langkah nyata dalam membuat perbaikan dan
kontribusi positif, khususnya di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Melalui pendekatan pembangunan berkelanjutan ini, seluruh pemangku kepentingan akan terjaga
kepentingannya, sehingga akan tetap pada jalurnya, fokus dan dapat secara terus-menerus
meningkatkan kualitas lingkungan yang nantinya akan bermuara kepada keberlanjutan sebuah
kehidupan. Bukankah di dalam konsep sustainable development, telah ternyatakan sebuah logika
yang tak terbantahkan bahwa keberlanjutan sebuah kehidupan tidak hanya bersandar pada
kepentingan ekonomi dan sosial saja, namun juga kepentingan lingkungan hidup.
Pemerintah Kabupaten Siak dalam hal ini memberikan Apresiasi yang tinggi
Kepada Perusahaan yang telah memberikan bantuannya diwilayah kerja kabupaten siak, tentunya
dengan bantuan yang telah dikontribusikan kepada masyarakat diharapkan dapat dimanfaatkan
serta dipelihara dengan baik oleh masyarakat.
Wassalamualaikum wr.wb
Ketua Forum CSR Kab. Siak
Drs. H. Yan Pranajaya, M.Si
Buku CSR ini terbit pada desember 2013 berisikan program kegiatan perusahaan diwilayah
kerja kabupaten siak, dalam buku ini berisi panduan tentang serta cara mengintegrasikan
kegiatan CSR dalam strategic management perusahaan dengan kebutuhan masyarakat.
Selain itu, buku ini membahas pula mengenai maksud dan tujuan pembentukan forum csr
kabupaten siak serta langkah-langkah yang bisa ditempuh untuk mengimplementasikan
CSR di kabupaten Siak , sehingga dampak kegiatannya terencana dan efektivitasnya
terukur dari sisi penerima, perusahaan dan pemangku kepentingan lainnya.
Buku ini berisi tentang Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 47 Tahun 2012 Tentang
Tanggungjawab Sosial dan Lingkungan. PP ini melaksanakan ketentuan Pasal 74 Undang-
Undang Nomor 40 Tahun 2007 . Dalam PP ini, perseroan yang kegiatan usahanya di
bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam diwajibkan untuk melaksanakan
tanggung jawab sosial dan lingkungan. Kegiatan dalam memenuhi kewajiban tanggung
jawab sosial dan lingkungan tersebut harus dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya
Perseroan yang dilaksanakan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran. Turunan
dari PP ini adalah Perda No.6 Tahun 2012 Tentang tanggung jawab sosial perusahaan di
Provinsi Riau serta PP No.1 Tahun 2013 Tentang tanggung jawab sosial dan Lingkungan di
Kabupaten Siak yang terdapat di dalam isi buku tersebut.
PRODUK CSR LAINNYA :
www.bappeda.siakkab.go.id/csr
Sekilas Tentang CSR CSR berhubungan erat dengan "pembangunan berkelanjutan serta tanggung
jawab sosial perusahaan", dimana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan faktor keuangan, misalnya keuntungan atau deviden melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang.
Kepedulian Kepada masyarakat sekitar/relasi komunitas dapat diartikan sangat luas, namun secara singkat dapat dimengerti sebagai peningkatan partisipasi dan posisi organisasi didalam sebuah komunitas melalui berbagai upaya kemaslahatan bersama bagi organisasi dan komunitas. CSR adalah bukan hanya sekedar kegiatan amal, di mana CSR mengahruskan suatu perusahaan dalalm pengambilan keputusanya agar dengan sungguh-sungguh memperhitungkan akibat terhadap suatu pemangku kepetingan (stakekholder) perusahaan, termasuk lingkungan hidup.
Bisnis adalah aktivitas mulia, didalamnya terdapat suatu kegiatan, ekonomi penciptaan lapangan kerja dan mendatangkan konstribusi pajak dll. Alangkah indahnya jika bisnis dijalankan tidak hanya sekedar mencari profitabilitas semata, namun juga dengan penuh martabat dan hati nurani karena sesungguhnya "sebaik-baik manusia adalah mereka yang keberadaannya bermanfaat untuk orang banyak".
Bappeda berperan Sebagai fasilitator yang akan melakukan sosialisasi dan informasi kepada para perusahaan/dunia usaha yang berada di Kabupaten Siak, sehingga berkomitmen untuk berjalan seiring sejalan dengan pemerintah kabupaten Siak dalam mengurangi permasalahan sosial dan lingkungan.
Dengan harapan terlaksannya Forum ini dapat membangun sinergisitas antara program pemerintah untuk masyarakat dan begitu pula program perusahaan untuk masyarakat, guna mencapai profitabilitas dan sustaintabilitas yang maksimal untuk kepentingan masyarakat di wilayah kabupaten siak.
www.bappeda.siakkab.go.id/csr
Wakil Bupati Siak Drs. H. Alfedri, M.Si
membuka Seminar dan Pembentukan Forum
Corporate Social Responsibility (CSR) Kabupaten Siak Raja Indra Pahlawan Meeting Room Kantor Bupati Siak,
Kamis, 1 maret 2012
www.bappeda.siakkab.go.id/csr
Buletin TJSL Kab. Siak Page 2
adir pada kesempatan
tersebut Unsur Muspida Kabupaten
Siak, Anggota DPRD Kabupaten Siak,
Sekretaris Daerah Kabupaten Siak Drs.H.Amzar,
Bappeda Provinsi Riau, Pimpinan SKPD di lingkungan pemerintah Kabupaten Siak, Pimpinan atau
Perwakilan dari pihak Perusahaan, BUMD Siak, Lembaga dan
Organisasi terkait.
Dalam sambutannya Alfedri mengatakan melaksanakan proses pembangunan dalam upaya
mencapai tujuan serta mensejahterakan masyarakat dalam
artian luas tentunya tidak bisa hanya dikerjakan oleh pemerintah
saja, melainkan ada peran serta dari masyarakat dan dari dunia usaha. Karena pembangunan tidak cukup
hanya dilakukan oleh pemerintah namun perlu dukungan dari dunia
usaha melalui program Corporate Social Responsibility (CSR), maka
diperlukan suatu wadah atau forum CSR agar lebih terjaganya komitmen perusahaan untuk bersama-sama
pemerintah membangun daerah.
Upaya pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah
Kabupaten Siak dalam semua sektor tanpa kecuali dijabarkan dalam program strategis yang
tertuang dalam APBD yang dilaksanakan setiap tahun.
Bagaimana kita mengupayakan pembangunan ini secara
berkelanjutan, tidak terhenti karena mengandalkan sumber daya alam saja. Untuk itu keterlibatan dunia
usaha sangat diharapkan karena tanggungjawab sosial dan
lingkungan. Ruang lingkup dari pelaksanaan program CSR oleh
perusahaan ini bisa di sektor ekonomi, pendidikan, kesehatan,
lingkungan dan kegiatan sosial
lainnya. CSR ini adalah bagian komitmen perusahaan untuk ikut
bersama pemerintah, didalam melaksanaan terhadap
tanggungjawab sosial.
Melalui forum ini, lanjutnya, antara
perusahaan akan dapat berbagi pengalaman dalam pengelolaan CSR, dan meningkatkan kompetisi
pengelolaannya yang mampu memberdayaan masyarakat serta
mensinergikan dengan program pemerintah. Kontribusi CSR
perusahaan di kabupaten Siak, masih sangat rendah. Untuk itu dia berharap melalui seminar dan
pembentukan forum CSR ini nantinya, diharapkan fihak-fihak
terkait kian tumbuh kesadarannya dengan merujuk kepada undang-
undang yang mengatur tentang CSR ini, harapnya.
Sebelumnya Sekretaris Bappeda Kabupaten Siak Wan Muhammad
Yunus, ST,MT dalam laporannya mengatakan Seminar dan
Pembentukan Forum CSR bertujuan untuk mendapatkan masukan dan pengertian yang menyeluruh
tentang CSR, terjadinya hubungan kerjasama dan harmonisasi program
pemerintah kabupaten Siak dengan Perusahaan melalui program CSR
perusahaan dan menyusun program CSR yang tepat sasaran.
Sebagai Pembicara dari Kapolres
Siak, Nara Sumber dari Kemendagri dan dari lembaga The La Tofl School
Jakarta.
Acara dilanjutkan dengan musyawarah pembentukan Forum CSR kabupaten Siak dan Ekspos
program CSR Perusahaan serta diskusi dengan para Camat yang
bertempat di Hotel Yasmin pada hari Jumat 2 Maret 2012.(Hms/Ramli.S)
H
www.bappeda.siakkab.go.id/csr
Buletin TJSL Kab. Siak Page 3
DOKUMENTASI
Registrasi Peserta dari Perusahaan
www.bappeda.siakkab.go.id/csr
Buletin TJSL Kab. Siak Page 4
Pemaparan Narasumber CSR - Tim CSR jakarta, The Latofi School of CSR
www.bappeda.siakkab.go.id/csr
Buletin TJSL Kab. Siak Page 5
Bupati Siak Buka Pertemuan Forum
CSR Dan Workshop CSR Kamis, 14 NOVEMBER 2012
Forum Corporate
Social Responsibily (CSR) Kabupaten Siak
mengadakan pertemuan, Rabu (14/11) di GBC PT
Chevron Minas. Pertemuan ini dibuka
Bupati Siak Drs.H. Syamsuar MSi.
Bupati menyampaikan,
dengan telah dibentuknya Forum
CSR Kabupaten Siak berdasarkan surat
keputusan Bupati Siak nomor 91/HK/KPTS/2012
tanggal 5 Maret 2012, ke depannya
program-program CSR yang akan
dilaksanakan pelaku dunia usaha akan lebih terarah dan tepat sasaran.
‗‘Kita menyadari bahwa pembangunan Kabupaten Siak bukan hanya
menjadi tanggungjawab pemerintah saja, namun perlu keterlibatan dan partisipasi aktif seluruh masyarakat dan dunia usaha,‘‘ ungkap bupati.
Hadir pada acara tersebut, Ketua DPRD Siak Zulfi Mursal, dinas/badan di lingkungan Pemkab Siak dan pimpinan/perwakilan perusahaan.
Diakuinya, peran dunia usaha di Kabupaten Siak telah memberikan
kontribusi pada sektor ekonomi, pendidikan, kesehatan dan pengembangan wilayah. Namun demikian, peran serta pelaku usaha dalam pembangunan
di Kabupaten Siak masih belum signifikan, masih ada pelaku yang enggan dan merasa tidak punya kepentingan terhadap pembangunan di Siak.
Untuk itu, bupati mengimbau dan mengingatkan kepada para pelaku usaha untuk memahami konsep pembangunan berkelanjutan dengan bijak, serta
mempolakan kerja sama dan sinergisitas bersama Pemkab Siak melalui pengembangan program CSR. Dengan program CSR yang dialokasi oleh
Bupati Siak, Drs. H. Syamsuar, M.Si
saat memberikan sambutan pada
pertemuan Forum CSR Kab.SIak
www.bappeda.siakkab.go.id/csr
Buletin TJSL Kab. Siak Page 6
dunia usaha untuk masyarakat tempatan dapat lebih tepat sasaran.
‗‘Bila kita telaah lebih dalam, CSR dapat dikatakan sebagai tabungan masa
depan bagi perusahaan untuk mendapatkan keuntungan. Keuntungan yang diperoleh bukan sekadar bentuk finansial, melainkan rasa kepercayaan dari
masyarakat sekitar dan stakeholder lainnnya terhadap perusahaan,‘‘ paparnya.
General Manager PGPA PT Chevron Usman Slamet mengatakan sangat menyambut baik terbentuknya Forum CSR di Kabupaten Siak. Program CSR
harus didasarkan kepada keperluan masyarakat, bukan sekadar keinginan.
‗‘Diharapkan program CSR dapat menggagas pemetaan sosial di Kabupaten Siak, sehingga menjadi filter agar CSR yang dijalankan merupakan hasil
ekstraksi dari potret keperluan masyarakat,‘‘ ungkapnya. -Sementara itu Ketua Forum CSR Kabupaten Siak, Yan Prana mengatakan, Forum CSR sudah disahkan oleh Bupati Siak.‘Dengan terbentuknya forum ini perlu
diadakan pertemuan anggota. Dengan tujuan untuk meningkatkan silaturahmi serta membahas program apa yang akan dilakukan oleh
masing-masing perusahaan dalam program CSR-nya,‘‘ tukas Yan.(rnl) –
Dok (dari kiri ke kanan) : Ketua Forum CSR Kab.Siak, Pimpinan PT. Chevron, Bupati Siak, dan Ketua
DPRD Siak. (Minas, 14 November 2012)
www.bappeda.siakkab.go.id/csr
Buletin TJSL Kab. Siak Page 7
DOKUMENTASI
www.bappeda.siakkab.go.id/csr
Buletin TJSL Kab. Siak Page 8
PERTEMUAN FORUM CSR KAB.SIAK
TAHUN 2013 - PT. CHEVRON
Minas, 14 November 2012
www.bappeda.siakkab.go.id/csr
Buletin TJSL Kab. Siak Page 9
Sekretariat CSR Kabupaten Siak Hadiri
Konferensi Nasional CSR 2013 Jakarta. Rabu, 1 Mei 2013
Bertempat di LS Luwansa Hotel, di Jakarta, Rabu 1 mei 2013. Konfrensi
ini diadakan dengan tujuan untuk menyamakan persepsi mengenai CSR
dan membangun sinergi untuk perbaikan kesejahteran sosial.
Konfrensi ini dihadiri sekitar 140 peserta dari kalangan BUMN, Pemda, perguruan tinggi, serta pengiat CSR
dan pengurus forum CSR daerah dari berbagai wilayah di tanah Air.
Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri
meminta pertanggungjaw-aban sosial perusahaan (CSR) lebih fokus pada penanganan masalah-
masalah sosial khu-susnya yang ada di sekitar pe-rusahaan.
―Kami ingin agar CSR lebih fokus sebab masalah sosial ini sangat
banyak. Misalnya den-gan membuat proyek perconto-han supaya tidak parsial dan se-cara
profesional,‖ kata Mensos usai membuka Konferensi Nasi-onal CSR
bidang kesejahteraansosial di Jakarta, Rabu (1/5).
Mensos mengakui selama ini dunia usaha sudah berbuat cu-kup banyak
melalui CSR mere-ka namun masih secara parsial. Dia mencontohkan
peran du-nia usaha pada penanganan masalah sosial
misalnya seper-ti dalam program Bedah Kam-pung dimana sudah banyak pe-rusahaan yang bersedia
bekerja sama dengan Kementerian
Sosial maupun pemerintah daerah untuk membantu merehabilitasi
sosial rumah tidak layak huni. ―Kalau hanya mengandalkan APBN
saja program akan berja-lan lambat semua. Bayangkan saja
Kementerian Sosial hanya punya anggaran untuk mere-habilitasi 15.000 rumah tapi target kita ada
100.000 rumah yang direhab, selebihnya itu kita harapkan peran
dunia usaha dan masyarakat,‖ ujar Mensos. Untuk itulah pentingnya
ke-mitraan dengan berbagai pihak seperti dunia usaha, organisasi non pemerintah nasional mau-pun
internasional serta ma-syarakat guna menyelesaikan permasalahan
sosial yang ada.
Lebih lanjut Salim men-gatakan lebih cenderung untuk membuat pelayanan satu pintu yang melayani
berbagai perma-salahan sosial termasuk untuk pelayanan pencari
kerja, lansia, anak terlantar dan masalah so-sial lainnya. ―CSR bisa
membuat semacam pelayanan satu pintu yang ter-padu untuk berbagai perma-salahan sosial dan
nanti pen-anganannya secara profesion-al,‖ tambah Salim. Dia
mengatakan Kementerian Sosial siap membantu memep-ersiapkan
sumberdaya manu-sia yaitu pekerja sosial masyara-kat maupun pekerja sosial yang profesional.
www.bappeda.siakkab.go.id/csr
Buletin TJSL Kab. Siak Page 10
Penghargaan pelopor CSR Antara
juga memberitakan PT Indocement Tunggal Prakarsa dan PT Aneka
Tambang Perse-ro Tbk mendapat penghargaan pelopor ―CSR‖
(tanggung jawab sosial perusahaan) dari ―The La TofiSchoolofCSR‖
yang diserah-kan Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri. ―Kedua
perusahaan ini mem-pelopori
adanya direktur CSR dan menjadi contoh bagi peru-sahaan lain
dalam CSR,‖ kata Ketua Nasional Forum CSR La Tofi di Jakarta, Rabu.Tanggung jawab sosial pe-
rusahaan atau ―corporate so-cial responsibility‖ (CSR) adalah suatu
konsep bahwa organisa-si atau perusahaan memiliki suatu
tanggung jawab terha-dap konsumen, karyawan, pe-megang saham, komunitas dan lingkungan
dalam segala aspek operasional perusahaan. Selain kedua
perusahaan tersebut terdapat tiga tokoh yang dinilai berperan besar
dalam membentuk ―Forum CSR‖
yai-tu Gubernur Jawa Tengah Bib-it
Waluyo, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan Wali Kota
Bontang Adi Darma. ―Para tokoh penerima penghargaan ini ber-
peran dalam mendirikan Forum CSR,‖ tambah La Tofi.
Forum CSR merupakan ben-tuk
kemitraan antara dunia usaha dengan kepala daerah,terutama
untuk dorongan pem-berdayaan masyarakat yang tinggal disekitar perusahaan. Menteri Sosial Salim
Segaf Al Jufri mengharapkan, peng-hargaan pelopor CSR
menjadicontoh bagi perusahaan yang
lain untuk terus mengembang-kan program-program CSR, ter-utama untuk penanganan ma-salah-
masalah sosial.―Kita inginkan dunia usaha melalui CSR-nya lebih fokus
pada penanganan masalah-ma-salah sosial disekitarnya,‖ katanya.
www.bappeda.siakkab.go.id/csr
Buletin TJSL Kab. Siak Page 11
Oleh: Maria R. Nindita Radyati, PhD
ntervensi pemerintah
daerah (Pemda)
terhadap pelaksanaan
CSR apakah membantu
atau mempersulit?
Teorinya seharusnya
membantu, karena Pemda
tentu mempunyai
perencanaan
pengembangan daerah
yang tak semuanya dapat
terlaksana akibat
keterbatasan dana. Hal ini
yang memberi peluang
besar kepada sektor
swasta dan BUMN yang
bersedia membantu. Selain itu, secara teoritis,
Pemda seharusnya mampu
meletakkan prioritas untuk
mensinergitaskan program
pengembangan dan
program-program CSR
perusahaan. Tapi,
mengapa masih banyak
kemiskinan di daerah
sehingga mencari sesuap
nasi saja sulit? Mengapa
masih banyak
infrastruktur yang kurang
memadai, sekolah negeri
yang reyot, dan lahan-
lahan tandus yang
terbengkalai? Padahal bila
"teori-teori" di atas
dipenuhi, seharusnya
masalah di atas dapat
dikurangi. Di lain pihak
mengapa banyak BUMN
lebih menyukai melakukan
kegiatan PKBL secara
langsung kepada
komunitas? Berdasarkan berbagai
publikasi, banyak Pemda
menghimbau perusahaan
untuk menyerahkan dana
CSR-nya untuk diimasukkan
dalam APBD. Hal ini sangat
bertentangan dengan
hakekat CSR. Sebab, CSR
adalah kebijakan strategis
perusahaan untuk
meningkatkan reputasi
perusahaan dan
memberiikan kembali (give-
back) kepada masyarakat
dari keuntungan yang
diperoleh perusahaan.
Caranya dengan
membangun infrastruktur
(sekolah, jalan dan
lainnya), menyalurkan
dana kemitraan dengan
bunga rendah, maupun
memberi pendampingan
untuk give-back tersebut. Prioritas dan sasaran
utama CSR adalah untuk
pemangku kepentingan
yang paling legitimate
(legitimate stakeholders).
Para legitimatestakeholders
I
www.bappeda.siakkab.go.id/csr
Buletin TJSL Kab. Siak Page 12
yang mengetahui dan
berinteraksi langsung
dengan perusahaan
melalui kegiatan CSR akan
merasa lebih dekat dengan
perusahaan dan berterima
kasih. Bentuk rasa terima
kasih bisa dalam bentuk
tidak menggangggu
jalannya operasi
perusahaan, menceritakan
kepada teman-temannya
atas pengalaman
menyenangkan yang
mereka alami, bahkan
menjadi pelanggan setia.
Dengan demikian CSR
harus ada pengembalian
(return) bagi perusahaan.
Jika dana CSR disalurkan
Pemda, maka tidak
tercapai sasaran CSR dan
identitas perusahaan tidak
dikenali oleh masyarakat.
Problema lain jika dana CSR
diberikan untuk APBD:
Siapa yang bisa menjamin
good governance dari
penggunaan dana tersebu?
Apa yang akan diperoleh
perusahaan sebagai return
dari CSR mereka? Para
pegawai dalam perusahaan
yang berusaha sepanjang
tahun untuk menghasilkan
keuntungan, pada
akhirnya harus
menyerahkannya untuk
tujuan yang tidak jelas. Di
sini ada ketidakadilan, jadi
bertentangan dengan sila
kelima dari Pancasila. Jangan pula terjadi Pemda
menggunakan alasan
meminta dana CSR dengan
―senjata‖ pemberian izin.
Jika perusahaan tak
memberikan dana CSR,
maka proses perizinan
dipersulit bahkan izinnya
tak dikeluarkan. Misalkan
IUP (Izin Usaha
Pertambangan) yang
merupakan kartu truf
mematikan bagi
perusahaan tambang. Hal
ini menempatkan
perusahaan pada posisi
"makan buah simalakama".
Jika tak diberi, tak dapat
izin. Jika dana diberikan,
program CSR tak jalan dan
melangggar kode etik good
corporate governance,
sehingga menjadi socially
irresponsible.
Di ranah pengembangan
perekonomian masyarakat
lokal, Pemda hendaknya
tidak mempersulit
pelaksanaan CSR. Miisalnya
dengari memperpanjang
birokrasi dan pada akhirnya
meningkatkan biaya.
Contohnya dengan
memaksa pembentukan tim
pelaksana kegiatan CSR
yang konsekuensinya
adalah honor anggota tim. Sebenarnya Pemda tidak
perlu mengeluarkan ―truf-
truf‖ untuk perusahaan.
Sebab, perusahaan pada
umumnya sangat paham
tujuan strategis kegiatan
CSR mereka. Justru
sebaiknya Pemda harus
menciptakan suasana
kondusif untuk memotivasi
perusahaan-perusahaan
www.bappeda.siakkab.go.id/csr
Buletin TJSL Kab. Siak Page 13
ber-CSR. Dengan
memberikan dukungan
penuh, maka dijamin
reputasi dari Pemda dan
dukungan bagi Pemda
tersebut akan meningkat. Jadi, pada akhirnya ada
return yang diperoleh Pemda. Kerja sama perusahaan dan
Pemda boleh dalam bentuk
apa saja, selain penyaluran
dana CSR kepada Pemda.
Misallkan dengan memberikan
data asosiasi UKM,
mempercepat urusan
perizinan usaha bagi UKM
binaan perusahaan dan
sebagainya, sehingga dapat
dicari titik temu antara
program CSR dan program
Pemda.
Bentuk dukungan Pemda
kepada perusahaan-
perusahaan hakikatnya
merupakan social responsibility
dari pemerintah daerah. Di
lain pihak, perusahaan
sebaiknya lebih membuka diri
dan memberi peluang kepada
Pemda untuk membantu
mereka secara positif melalui
dialog. *Direktur CECT/ Direktur Program MM CSR
Universitas Trisakti. Artikel ini telah dimuat
dalam Majalah Mitra, Media PKBL BUMN.
Sinopsis Buku:
Buku ini menganalisis dengan cerdas tentang
CSR (Corporate Social Responsibility) meliputi
arti, manfaat, kategori perusahaan menurut
CSR; beberapa produk hukum yang mengatur
tentang pelaksanaan dan kisah sukses dunia
usaha bidang CSR; dilampiri UU No. 40
Tahun 2007 dan UU No. 25 Tahun 2007
tentang penanaman modal.
Judul Buku : Corporate Social Responsibility (CSR)
Penulis : Dr. Hendrik Budi Untung, SH, CN, MM
Penerbit : Sinar Grafika
Edisi : Soft Cover
Bahasa : Indonesia
www.bappeda.siakkab.go.id/csr
Buletin TJSL Kab. Siak Page 14
embangunan suatu negara
bukan hanya tanggung
jawab pemerintah saja,
setiap insan manusia berperan
untuk mewujudkan kesejahteraan
sosial dan peningkatan kualitas
hidup masyarakat. Dunia usaha
berperan untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi yang sehat
dengan mempertimbangan pula
faktor lingkungan hidup. Kini
dunia usaha tidak lagi hanya
memperhatikan catatan keuangan
perusahaan semata (single bottom
line), melainkan sudah meliputi
aspek keuangan, aspek sosial, dan
aspek lingkungan biasa disebut
triple bottom line. Sinergi dari tiga
elemen ini merupakan kunci dari
konsep pembangunan
berkelanjutan (sustainable
development).
Seiring dengan pesatnya
perkembangan sektor dunia usaha
sebagai akibat liberalisasi
ekonomi, berbagai kalangan
swasta, organisasi masyarakat,
dan dunia pendidikan berupaya
merumuskan dan mempromosikan
tanggung jawab sosial sektor
usaha dalam hubungannya
dengan masyarakat dan
lingkungan.
Namun saat ini – saat perubahan
sedang melanda dunia – kalangan
usaha juga tengah dihimpit oleh
berbagai tekanan, mulai dari
kepentingan untuk meningkatkan
daya saing, tuntutan untuk
menerapkan corporate governance,
hingga masalah
kepentinganstakeholder yang
makin meningkat. Oleh karena itu,
dunia usaha perlu mencari pola-
pola kemitraan (partnership)
dengan seluruh stakeholder agar
dapat berperan dalam
pembangunan, sekaligus
meningkatkan kinerjanya agar
tetap dapat bertahan dan bahkan
berkembang menjadi perusa haan
yang mampu bersaing.
Upaya tersebut secara umum
dapat disebut sebagai corporate
social responsibilityatau corporate
citizenship dan dimaksudkan
untuk mendorong dunia usaha
lebih etis dalam menjalankan
aktivitasnya agar tidak
berpengaruh atau berdampak
buruk pada masyarakat dan
lingkungan hidupnya, sehingga
pada akhirnya dunia usaha akan
dapat bertahan secara
berkelanjutan untuk memperoleh
P
www.bappeda.siakkab.go.id/csr
Buletin TJSL Kab. Siak Page 15
manfaat ekonomi yang menjadi
tujuan dibentuknya dunia usaha.
Konsep tanggung jawab sosial
perusahaan telah mulai dikenal
sejak awal 1970an, yang secara
umum diartikan sebagai kumpulan
kebijakan dan praktek yang
berhubungan dengan stakeholder,
nilai-nilai, pemenuhan ketentuan
hukum, penghargaan masyarakat
dan lingkungan; serta komitmen
dunia usaha untuk berkontribusi
dalam pembangunan secara
berkelanjutan. Corporate Social
Responsibility (CSR) tidak hanya
merupakan kegiatan karikatif
perusahaan dan tidak terbatas
hanya pada pemenuhan aturan
hukum semata.
Implementasi konsep sustainable
development dalam Program CSR
Masih banyak perusahaan tidak
mau menjalankan program-
program CSR karena melihat hal
tersebut hanya sebagai
pengeluaran biaya (cost center).
CSR memang tidak memberikan
hasil secara keuangan dalam
jangka pendek. Namun CSR akan
memberikan hasil baik langsung
maupun tidak langsung pada
keuangan perusahaan di masa
mendatang. Dengan demikian
apabila perusahaan melakukan
program-program CSRdiharapkan
keberlanjutan perusahaan akan
terjamin dengan baik. Oleh karena
itu, program-program CSR lebih
tepat apabila digolongkan sebagai
investasi dan harus menjadi
strategi bisnis dari suatu
perusahaan.
Dengan masuknya program CSR
sebagai bagian dari strategi bisnis,
maka akan dengan mudah bagi
unit-unit usaha yang berada
dalam suatu perusahaan untuk
mengimplementasi kan rencana
kegiatan dari program CSR yang
dirancangnya. Dilihat dari sisi
pertanggung jawaban keuangan
atas setiap investasi yang
dikeluarkan dari programCSR
menjadi lebih jelas dan tegas,
sehingga pada akhirnya
keberlanjutan yang diharapkan
akan dapat terimplementasi
berdasarkan harapan semua
stakeholder.
Mengapa Program CSR harus
Sustainable.
Pada saat ini telah banyak
perusahaan di Indonesia,
khususnya perusahaan besar yang
telah melakukan berbagai bentuk
kegiatan CSR, apakah itu dalam
bentuk community development,
charity, atau kegiatan-kegiatan
philanthropy. Timbul pertanyaan
apakah yang menjadi
perbandingan/perbedaan antara
program community development,
philanthropy, dan CSR dan mana
yang dapat menunjang
berkelanjutan (sustainable)?
Tidak mudah memang untuk
memberikan jawaban yang tegas
terhadap pertanyaan diatas,
namun penulis beranggapan
bahwa ―CSR is the ultimate level
towards sustainability of
development‖. Umumnya kegiatan-
kegiatan community development,
charity maupunphilanthropy yang
www.bappeda.siakkab.go.id/csr
Buletin TJSL Kab. Siak Page 16
saat ini mulai berkembang di
bumi. Indonesia masih merupakan
kegiatan yang bersifat pengabdian
kepada masyarakat ataupun
lingkungan yang berada tidak jauh
dari lokasi tempat dunia usaha
melakukan kegiatannya. Dan
sering kali kegiatannya belum
dikaitkan dengan tiga elemen yang
menjadi kunci dari pembangunan
berkelanjutan tersebut. Namun hal
ini adalah langkah awal positif
yang perlu dikembangkan dan
diperluas hingga benar-benar
dapat dijadikan kegiatan Corporate
Social Responsibility yang benar-
benar sustainable.
Selain itu program CSR baru dapat
menjadi berkelanjutan apabila,
program yang dibuat oleh suatu
perusahaan benar-benar
merupakan komitmen bersama
dari segenap unsur yang ada di
dalam perusahaan itu sendiri.
Tentunya tanpa adanya komitmen
dan dukungan dengan penuh
antusias dari karyawan akan
menjadikan program-program
tersebut bagaikan program
penebusan dosa dari pemegang
saham belaka. Dengan melibatkan
karyawan secara intensif, maka
nilai dari program-program
tersebut akan memberikan arti
tersendiri yang sangat besar bagi
perusahaan.
Melakukan program CSR yang
berkelanjutan akan memberikan
dampak positif dan manfaat yang
lebih besar baik kepada
perusahaan itu sendiri maupun
para stakeholderyang terkait.
Sebagai contoh nyata dari program
CSR yang dapat dilakukan oleh
perusahaan dengan semangat
keberlanjutan antara lain, yaitu:
pengembangan bioenergi, melalui
kegiatan penciptaan Desa Mandiri
Energi yang merupakan cikal
bakal dari pembentukan eco-
village di masa mendatang bagi
Indonesia.
Program CSR yang berkelanjutan
diharapkan akan dapat
membentuk atau menciptakan
kehidupan masyarakat yang lebih
sejahtera dan mandiri. Setiap
kegiatan tersebut akan melibatkan
semangat sinergi dari semua pihak
secara terus menerus membangun
dan menciptakan kesejahteraan
dan pada akhirnya akan tercipta
kemandirian dari masyarakat yang
terlibat dalam program tersebut.
Program CSR tidak selalu
merupakan promosi perusahaan
yang terselubung, bila ada iklan
atau kegiatan PR mengenai
program CSR yang dilakukan satu
perusahaan, itu merupakan
himbauan kepada dunia usaha
secara umum bahwa kegiatan
tersebut merupakan
keharusan/tanggung jawab bagi
setiap pengusaha. Sehingga dapat
memberikan pancingan kepada
pengusaha lain untuk dapat
berbuat hal yang sama bagi
kepentingan masyarakat luas, agar
pembangunan berkelanjutan dapat
terealisasi dengan baik. Karena
untuk menciptakan masyarakat
yang sejahtera dan mandiri semua
dunia usaha harus secara bersama
mendukung kegiatan yang terkait
hal tersebut. Dimana pada
www.bappeda.siakkab.go.id/csr
Buletin TJSL Kab. Siak Page 17
akhirnya dunia usaha pun akan
menikmati keberlanjutan dan
kelangsungan usahanya dengan
baik.
Manfaat dari program CSR bagi
perusahaan di Indonesia
Memang pada saat ini di
Indonesia, praktek CSR belum
menjadi suatu keharusan yang
umum, namun dalam abad
informasi dan teknologi serta
adanya desakan globalisasi, maka
tuntutan terhadap perusahaan
untuk menjalankan CSR akan
semakin besar. Tidak menutup
kemungkinan bahwa CSR menjadi
kewajiban baru standar bisnis
yang harus dipenuhi seperti
layaknya standar ISO. Dan
diperkirakan pada akhir tahun
2008 mendatang akan diluncurkan
ISO 26000 on Social
Responsibility, sehingga tuntutan
dunia usaha menjadi semakin jelas
akan pentingnya program CSR
dijalankan oleh perusahaan
apabila menginginkan
keberlanjutan dari perusahaan
tersebut.
CSR akan menjadi strategi bisnis
yang inheren dalam perusahaan
untuk menjaga atau meningkatkan
daya saing melalui reputasi dan
kesetiaan merek produk (loyalitas)
atau citra perusahaan. Kedua hal
tersebut akan menjadi keunggulan
kompetitif perusahaan yang sulit
untuk ditiru oleh para pesaing. Di
lain pihak, adanya pertumbuhan
keinginan dari konsumen untuk
membeli produk berdasarkan
kriteria-kriteria berbasis nilai-nilai
dan etika akan merubah perilaku
konsumen di masa mendatang.
Implementasi kebijakan CSR
adalah suatu proses yang terus
menerus dan berkelanjutan.
Dengan demikian akan tercipta
satu ekosistem yang
menguntungkan semua pihak (true
win win situation) – konsumen
mendapatkan produk unggul yang
ramah lingkungan, produsen pun
mendapatkan profit yang sesuai
yang pada akhirnya akan
dikembalikan ke tangan
masyarakat secara tidak langsung.
Sekali lagi untuk mencapai
keberhasilan dalam melakukan
program CSR, diperlukannya
komitmen yang kuat, partisipasi
aktif, serta ketulusan dari semua
pihak yang peduli terhadap
program-program CSR. Program
CSR menjadi begitu penting
karena kewajiban manusia untuk
bertanggung jawab atas keutuhan
kondisi-kondisi kehidupan umat
manusia di masa datang.
Perusahaaan perlu bertanggung
jawab bahwa di masa mendatang
tetap ada manusia di muka bumi
ini, sehingga dunia tetap harus
menjadi manusiawi, untuk
menjamin keberlangsungan
kehidupan kini dan di hari esok.
(copyright@timotheus_lesmana)
www.bappeda.siakkab.go.id/csr
Buletin TJSL Kab. Siak Page 18
Kunjungan Menhut ke BPPM Sinar Mas Forestry
Dunia Usaha Harus Jawab
Kebutuhan Rakyat Fenty/Terbit — HARIAN TERBIT
RIAU — Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan
mengunjungi Balai Pelatihan dan
Pengembangan Masyarakat (BPPM) Sinarmas
Forestry di Desa Pinang Sebatang Barat,
Kabupaten Siak, Provinsi Riau pada Senin
(26/8).
alam kunjungannya, Menhut mengapresiasi
upaya Sinar Mas Grup itu dalam memaksimalkan corporate
social responsibility (tanggungjawab sosial perusahaan) menjadi creating
share value (CSV) atau menciptakan nilai sharing kepada
masyarakat.
Menurutnya, membangun CSV harus diupayakan sehingga operasional perusahaan yang bisa
menjadi bisnis yang berkelanjutan dengan dukungan
masyarakat setempat serta keterlibatan pekerjanya menjadi
model yang mendunia.
―Kita pahami bahwa entitas bisnis adalah menumpuk keuntungan. Tetapi
dalam rangka keberlanjutan, tidak
cukup hanya keuntungan semata,
tetapi juga bagaimana menjawab kebutuhan-
kebutuhan masyarakat,
pelanggan, pekerja dan generasi
mendatang yang terus berkembang kebutuhannya,‖ jelas
menhut.
Saat ini di Sinar Mas Group juga sedang menjalani transformasi
dari CSR ke CSV. Secara prinsip ada perbedaan antara CSR dengan CSV. CSR menekankan
tujuan, sedangkan CSV fokus keuntungan ekonomi dan
masyarakat terhadap bagaimana biaya dilakukan berdasarkan
penciptaan nilai bersama antara perusahaan dan masyarakat setempat.
Selain itu dalam CSR
landasannya adalah response perusahaan terhadap tekanan-
tekanan masyarakat/LSM, sedangkan pada CSV adalah keterpaduan antara perusahaan,
masyarakat dan pekerja untuk meningkatkan kunggulan yang
terpadu antara profit, planet dan people.
D
www.bappeda.siakkab.go.id/csr
Buletin TJSL Kab. Siak Page 19
―Oleh karena itu saya merasa
senang dan bangga terhadap PT Arara Abadi Sinarmas Forestry
yang telah sukses dalam CSR termasuk melalui Balai Pelatihan
dan Pengembangan Masyarakat (BPPM) sebagai balai pelatihan
bagi masyarakat sekitar terkait program community development. Saya berharap bahwa akan terjadi
transformasi CSR ke CSV di Sinar Mas Group dan ini penting. Untuk
menuju pengelolaan hutan lestari berkaitan dengan fungsi produksi,
fungsi ekologis dan fungsi sosial,‖ papar menhut.
Menhut juga menegaskan pengelolaan hutan lestari
berkaitan dengan fungsi produksi, fungsi ekologis dan fungsi sosial.
―Harus ada keterpaduan antara perusahaan, masyarakat dan pekerja untuk meningkatkan
keunggulan yang terpadu antara profit, planet dan people.‖
Menteri Kehutanan
berkesempatan bersilaturahmi dengan karyawan Sinarmas
Forestry dan petani buah di Riau, serta menyempatkan diri
berkeliling area BPPM yang merupakan area percontohan dan
pembibitan buah terbesar di Indonesia.
BPPM merupakan pusat pelatihan masyarakat program Riau
berbuah bagi lebih dari 800 petani buah di Provinsi Riau.
Dengan kawasan pertanian seluas 16,8 hektar, BPPM memiliki kawasan induk buah unggul yang
berjumlah 42 varietas, plasma nutfah nusantara sebanyak 91
jenis tanaman, plasma nutfah Riau sebanyak 26 jenis tanaman
dan tanaman obat sebanyak 102 jenis tanaman yang akan berkontribusi terhadap
kesejahteraan rakyat.
Editor — Fenty Wardhany
www.bappeda.siakkab.go.id/csr
Buletin TJSL Kab. Siak Page 20
www.bappeda.siakkab.go.id/csr
Buletin TJSL Kab. Siak Page 21
Program CSR Perusahaan Dapat
Tanggulangi Kemiskinan "Sambutan Wakil Bupati Siak Pada Pertemuan Forum CSR Kab.Siak Tahun 2013"
ERAWANG - Forum Corporate Social Responsibility (CRS)
Kabupaten Siak mengadakan pertemuan yang dilaksanakan
di Meeting Room Eucalyptus PT Indah Kiat Pulp and paper Perawang
(IKPP), Kamis (13/6). Tujuannya untuk mensinergikan program CSR yang dilaksanakan oleh pemerintah
daerah dan perusahaan agar lebih terarah dan tepat sasaran kepada
masyarakat.
Pertemuan Forum CSR ini dibuka langsung oleh Wakil Bupati Siak Drs. H. Alfedri, M.Si. Hadir pada
acara tersebut, Ketua DPRD Siak Zulfi Mursal, Pimpinan PT IKPP
Hasanuddi The, Dinas/badan, Camat di lingkungan Pemerintah
kabupaten Siak, Pimpinan / perwakilan perusahaan yang ada di Kabupaten Siak.
Wakil Bupati Bupati Siak, Drs. H.
Alfedri, M.Si menyampaikan CSR menjadi proporsi
kerja perusahaan terhadap pencapaian
pembangunan yang
berkelanjutan. Oleh karena itu,
paradigma bisnis lama tersebut harus diubah dengan paragima baru
yakni usaha bisnis adalah untuk meningkatkan kesejahteran yang
berkesinambungan dan berperikemanusiaan.
Dikatakan Alfedri, permasalahan
kemiskinan masih menjadi perhatian yang serius dari Pemerintah Siak
sehingga diperlukan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat untuk
keluar dari garis kemiskinan dengan mengharapkan komitmen dari
semua pihak termasuk
dunia swasta.
Pemerintah
daerah telah melakukan
langkah-langkah
strategis melalui program dan
kegiatan dalam menanggulangani masalahan kemiskinan. Melalui Tim
Koordinasi penanggulangan kemiskinan, Pemerintah Kabupaten
Siak telah menyusun langkah startegis meliputi mengurangi beban
P
Diakui peran dunia usaha di
Kabupaten Siak telah
memberikan kontribusi pada
sektor ekonomi,pendidikan,
kesehatan dan pengembangan
wilayah.
www.bappeda.siakkab.go.id/csr
Buletin TJSL Kab. Siak Page 22
pengeluaran warga, meningkatkan
kemampuan dan pendapatan warga miskin serta mengembangkan dan
menjamin usaha mikro serta menengah
Diakui peran dunia usaha di
Kabupaten Siak telah memberikan kontribusi pada sektor ekonomi,pendidikan,kesehatan dan
pengembangan wilayah. Namun
demikian, peran serta pelaku usaha
dalam pembangunan di Kabupaten Siak masih belum signifikan karena
masih ada pelaku yang enggan dan merasa tidak punya kepentingan
terhadap pembangunan di Kabupaten Siak.
"Saya mengimbau dan mengingatkan kepada pelaku usaha sesuai dengan
tema hari ini melalui Forum CSR
Ket Foto : Wakil Bupati Siak, Drs H Alfedri MSi membuka Forum CSR se-Kabupaten Siak
di IKPP Kecamatan Tualang.
kita ciptakan program yang efektif
dan efisien dalam mengentasan kemiskinan di Kabupaten Siak,"ungkapnya.
Pimpinan PT IKPP Hasanuddin
sangat menyambut baik terlaksanaan pertemuan forum CSR
se Kabupaten Siak. Dengan adanya forum ini bisa bersinergi, membahas dan bisa terpadu pemerintah dan
dunia usaha.
Sementara itu Ketua Forum CSR Kabupaten Siak, Drs. H. Yan
Pranajaya, M.Si mengatakan forum
ini sudah berapa kali dilaksanakan untuk membahas program apa yang akan dilakukan oleh masing-masing
perusahaan dalam CSR nya.
Dikatakannya, saat ini ada sekitar 54 perusahaan yang tergabung
dalam Forum CSR Kabupaten Siak."Dengan bergabungnya perusahaan, maka bisa membantu
program pemerintah Siak terutama masyarakat yanhg berada disekitar
wilayah operasional. (rep.csr-ikpp)
www.bappeda.siakkab.go.id/csr
Buletin TJSL Kab. Siak Page 23
DOKUMENTASI PERTEMUAN
FORUM CSR KAB.SIAK TAHUN 2013
www.bappeda.siakkab.go.id/csr
Buletin TJSL Kab. Siak Page 24
DOKUMENTASI
www.bappeda.siakkab.go.id/csr
Buletin TJSL Kab. Siak Page 25
Puluhan Petani Kabupaten Siak Ikuti Pelatihan Pertanian Terpadu
ERAWANG, Puluhan petani dan peternak dari berbagai
kecamatan di Kabupaten Siak mengikuti pelatihan sistem
pertanian terpadu angkatan ke- VIII dari tanggal 7-8 November 2013 di PPKM CD PT Indah Kiat
Pulp and Paper.
Pimpinan CSR CD IKPP Ir. Ketut Piter mengatakan pelatihan
kepada petani dan peternak kabupaten Siak sudah rutin dilakukan setiap tahun. Tahun ini
merupakan angkatan ke- VIII.
Menurutnya, banyak petani dan peternak di daerah ini ingin
mengikuti pelatihan. Namun karena keterbatasan tidak bisa diakomodir semua. Pesertanya
harus melalui seleksi yang dilakukan PPL, BPK dan alumni
pelatihan.
‖ Jadi peserta untuk tahun 2013 dan mewakili petani yang ada di Kab.Siak,‖katanya.
Petani dan peternak berasal dari
berbagai kecamatan yang ada di Kabupaten Siak, seperti Tualang,
Sungai Mandau, Dayun, Lubuk Dalam dan Bunga raya. Jumlah
peserta sebanyak 30 orang.
―Diharapkan peserta yang
mengikuti pelatihan nantinya bertambah ilmu dalam
mengembangkan pertanian dan pertenakan yang sedang di geluti
saat ini‖ kata Ir.Ketut Piter.
Kepala Dinas Tanaman Pangan
dan Holtikutura Kabupaten Siak yang di wakili oleh Kepala Bidang
Pengembangan Hortikultura Suwandi, berharap pelatihan
dilaksanakan setiap tahun, sehingga petani bisa meningkatkan ilmu pertanian dan
pertenakannya.
―Untuk itu kami mengajak peserta mengikuti dengan baik, sehingga
nanti bisa meningkatkan pengetahuan tentang usaha pertanian terpadu, dan
menerapkan dilapangan‖ pungkasnya.(ram)
P
www.bappeda.siakkab.go.id/csr
Buletin TJSL Kab. Siak Page 26
Sinar Mas Forestry Terima 3 Penghargaan
Internasional Communitas Award dari Amerika
inar Mas Forestry melalui
salah satu unit pengelolaan hutan tanaman industrinya
di Riau, PT Arara Abadi,
menerima 3 penghargaan internasional Communitas
Awards dalam kategori Corporate Social Responsibility dari
Association of Marketing and Communication Professional (AMCP), Texas, Amerika. Setiap
nominator Communitas Awards dinilai efektifitasnya dalam
menjalankan pengelolaan organisasi sekaligus usahanya
dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat disekitarnya.
CEO Sinar Mas Forestry, Robin Mailoa, Rabu (28/8/`3)
mengungkapkan bahwa setiap unit pengelolaan hutan tanaman
industri Sinar Mas Forestry telah
merancang berbagai program CSR yang disesuaikan dengan kebutuhan setempat.
―Sinar Mas Forestry meyakini
bahwa pengelolaan hutan tanaman industri yang lestari
tidak hanya sebatas menjamin keberlangsungan fungsi produksi dan ekologi saja, namun juga
fungsi sosialnya. Oleh sebab itu, kami bertujuan memberikan
kontribusi positif bagi masyarakat di sekitar area konsesi
perusahaan,‖ terangnya.
3 penghargaan tersebut diberikan
pada program CSR adalah menanam benih kemakmuran di
pedesaan Riau, Program
S
www.bappeda.siakkab.go.id/csr
Buletin TJSL Kab. Siak Page 27
pemberdayaan masyarakat untuk
masyarakat adat di Indonesia, dan pembangunan infrastruktur
di Pulau Muda.
―Sejak didirikan pada tahun 2005, Balai Pelatihan & Pengembangan
Masyarakat (BPPM) telah melatih dan mendampingi ratusan petani buah di Provinsi Riau agar lebih
produktif dan mampu bersaing dipasar modern. Setelah
mengikuti pelatihan selama 3 hari, para petani akan kembali ke
desa asalnya masing-masing sambil dibekali dengan bibit buah unggulan sebagai modal bercocok
tanam dan dipantau selama 1 tahun pertama sampai tanaman
tersebut tumbuh dan hidup. Berlokasi di Desa Pinang
Sebatang Barat, Kabupaten Siak, Provinsi Riau,‖ kata Robin.
BPPM sendiri, tambahnya,
menempati area seluas lebih dari 20 Ha yang menjadikan BPPM
kebun percontohan dan pembibitan buah terbesar di
Indonesia dengan lebih dari 5.000 pohon buah yang terdiri dari spesies buah langka, spesies
buah lokal, spesies buah bernilai ekonomi tinggi dan spesies
tanaman obat.
Bukan hanya itu, Sinarmas Forstry juga melakukan program berkelanjutan yang dirancang
untuk membantu salah satu masyarakat adat asli Riau,
masyarakat Sakai, beradaptasi dengan kemajuan zaman, namun
tetap melestarikan budaya setempat. PT Arara Abadi telah merekonstruksi Rumah Adat
Sakai yang berlokasi di Desa Kesumbo Ampai, Kabupaten
Bengkalis, Provinsi Riau.
―Diharapkan rumah adat tersebut
kelak menjadi salah satu ikon
Provinsi Riau. Sejak tahun 2007, PT Arara Abadi juga memberikan
beasiswa pendidikan S1 dan S2 kepada putra putri masyarakat
Sakai,‖ katanya lagi.
Disinggung program Sinarmas Forestry di Pulau Muda dimana lokasi itu tidak jauh dari wilayah
operasionalnya, Robin mengatakan bahwa di Pulau
Muda, sebuah desa di pedalaman provinsi Riau yang memiliki
keterbatasan akses transportasi, listrik dan pendidikan, PT Arara Abadi membuka akses
transportasi, membangun sekolah dan instalasi listrik untuk
kesejahteraan penduduk Pulau Muda.
Sinar Mas Forestry merupakan pemasok bahan baku untuk Asia
Pulp & Paper (APP) yang mengikuti Kebijakan Konservasi
Hutan yang diterapkan APP sejak 1 Februari 2013. Dengan
diimplementasikannya kebijakan tersebut, Sinar Mas Forestry turut menerapkan praktek terbaik
dalam Manajemen Pengelolaan Hutan Lestari dan Nihil
Deforestasi.
www.bappeda.siakkab.go.id/csr
Buletin TJSL Kab. Siak Page 28
Corporate Social Responsibility
ahun 2015 Pokja Karmelasi
Jadi Sentra Pembibitan Karet di Siak
Setelah berhasil menggerakkan masyarakat untuk mengembangkan program
pertanian karet secara modern, Kelompok Kerja Kolaboratif
(pokja) Karet Melayu Siak (Karmelasi) berinisiatif
menjadikan Kecamatan Sungai Apit sebagai sentra pembibitan karet di Siak pada tahun 2015
mendatang.
Inisiatif tersebut mencuat dalam rapat koordinasi (rakor) pokja
binaan Tim CSR EMP Malacca Strait SA (EMP MSSA) di Selat Panjang, Sabtu hingga Minggu 30
Juni 2013. Rapat tersebut membahas bagaimana upaya dan
tahapan dalam mencapai tujuan pembentukan sentra bibit. Semua
proses membangun kesepakatan dilakukan secara partisipatif melibatkan seluruh partisipan
yang mewakili para stakeholder kunci di wilayah dampingan.
Selain pengurus dan anggota
Pokja Karmelasi, hadir dalam rakor Pokja Karmelasi sejumlah
jajaran manajemen dari EMP MSSA. Yakni Landmatters & CSR
Dept. Manager Dahrul Hidayat, Comrel & CSR Supt. Manshur Dwibekti, CSR Officer Ade
Abdurachman, dan Comrel Officer Arip Hidayatuloh.
Dahrul Hidayat, mengatakan
inisiatif ini merupakan sinyal positif dari gerakan pengembangan pertanian karet
modern yang selama ini dilakukan oleh Pokja Karmelasi.
Setelah sebelumnya berhasil melaksanakan program pelatihan
okulasi karet, program magang dan studi banding karet, Pokja Karmelasi kini semakin
meneguhkan posisinya di masyarakat sebagai agen
perubahan.
"Inisiatif ini perlu kita apresiasi bersama. Pertanian karet di Siak membutuhkan target dan
keberlanjutan agar program tersebut memberi dampak positif
bagi masyarakat yang lebih luas, khususnya di Kabupaten Siak,"
tutur Dahrul.
Pokja Karmelasi yang telah
terbentuk sejak tahun 2007 merupakan inisiator pelaksanaan
ekonomi lokal. Pokja binaan CSR EMP MSSA ini perlu diperkuat
agar lebih tangguh dalam menjalankan fungsi kelembagaan, fungsi fasilitasi bisnis dan fungsi
pengembangan jaringan ke pemerintah dan pelaku penting
lain.
Peran besar pokja sebagai lembaga kolaboratif yang
T
www.bappeda.siakkab.go.id/csr
Buletin TJSL Kab. Siak Page 29
melibatkan masyarakat,
perusahaan dan pemerintah daerah adalah peran yang sangat
strategis dalam upaya mempercepat pembangunan
daerah, khususnya di Kecamatan Sungai Apit. Oleh karena itu perlu
dilakukan penguatan pokja dalam perencanaan dan implementasi program guna mendorong peran
pokja sebagai fasilitator kegiatan usaha berbasis masyarakat.
Selain pengembangan pertanian
karet, telah banyak program kerja Pokja Karmelasi dalam upaya meningkatkan kemampuan
masyarakat. Di antaranya
program penguatan usaha melalui
lembaga keuangan mikro, program pembuatan demplot dan
pendampingan.
"Melalui rapat ini, semua program tersebut perlu dievaluasi bersama
guna perbaikan dan lebih mempercepat program ke depan, serta melihat potensi lain yang
memungkinkan bisa dikembangkan di Sungai Apit
secara bertahap," pungkasnya. (ITA/ADE/SI)
Catatan: Newsletter Untuk Negeri adalah medium
internal Kelompok Bakrie yang diterbitkan oleh
Badan Pengelola Gerakan Bakrie Untuk Negeri.
www.bappeda.siakkab.go.id/csr
Buletin TJSL Kab. Siak Page 30
eberapa tahun belakangan, di negara kita ini seperti sedang keranjingan CSR, yaitu singkatan dari Corporate Social Responsibility. CSR awalnya berangkat dari konsep usaha
pengelolaan stakeholder oleh si perusahaan yang menjadi bagian pula dalam GCG (Good Corporate Governance) mereka. Awalnya pula bahwa
CSR dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan lingkungan sekitar agar kembali berdampak positif terhadap sustainability
perusahaan. Namun kesini-kesini bisa jadi yang namanya CSR dilatarbelakangi oleh berbagai tujuan yang berbeda. Apabila kita perhatikan berbagai kegiatan CSR perusahaan-perusahaan sekarang ini
dibedakan menjadi 3 tujuan yang berbeda, seperti dijelaskan secara singkat berikut :
CSR untuk Murni Sosial
Ada perusahaan yang memprogramkan kegiatan CSR
mereka dengan tujuan murni sosial, dalam hal ini
―menyumbang‖ mereka yang kekurangan. Kegiatan CSR
dengan tujuan ini biasanya cukup tersembunyi, karena pada dasarnya tujuannya saja sudah
sosial buat apa digembar-gemborkan. Proyek atau
kelompok yang dibantu pun cenderung tidak selalu ada
hubungannya dengan perusahaan, seperti ke panti-
panti atau daerah-daerah bencana. CSR dalam koridor tujuan ini murni sebagai kegiatan
sosial perusahaan untuk membantu sesama.
CSR untuk Internal
Ada juga kegiatan CSR yang ditujukan untuk membangun
rasa solidaritas di dalam internal perusahaan. Suatu organisasi
memang membutuhkan media/kegiatan bersama agar
rasa kebersamaan dan rasa saling
memiliki tumbuh lebih dalam.
Berbagai perusahaan ada yang menggunakan aktivitas sosial sebagai kegiatan bersama yang
dilakukan oleh para anggota organisasi. Dalam hal ini seperti
kunjungan bersama ke panti atau daerah bencana. CSR dalam
koridor tujuan ini mementingkan dampak yang dirasakan oleh pelaku, dalam hal ini para
karyawan yang ikut terjun langsung membantu sesama atas
nama perusahaan. Melalui kegiatan ini para karyawanpun
dapat melihat niat baik dan solidaritas perusahaan kepada
sesama, dan tentu meningkatkan cinta akan perusahaan tempat mereka bekerja.
CSR untuk Building A Good
Brand Image
Yang tidak kalah banyaknya adalah CSR dengan tujuan untuk meningkatkan citra positif merk
di mata masyarakat. Contohnya saja apabila kita melihat berbagai
liputan bencana alam, tiba-tiba di tendanya ada nama brand
tertentu terpampang besar, karena tendanya sumbangan dari
B
www.bappeda.siakkab.go.id/csr
Buletin TJSL Kab. Siak Page 31
mereka. Bahkan gw pernah lihat
yang lebih heboh, yaitu truk penggali tanahnya dipasangkan
spanduk besar terpampang logo merk tertentu, karena truk
tersebut sumbangan dari mereka. Hal ini memang sah-sah saja, dan
tetap memberi dampak positif terhadap orang-orang yang dibantu. Pada koridor tujuan ini,
perusahaan mengorientasikan pada publisitas yang mereka
dapatkan pada saat melakukan kegiatan CSR. Dalam hal ini tidak
selalu berupa bantuan bencana, yang sering kita lihat misalnya adalah bantuan dana pendidikan
atau kesehatan untuk kelompok masyarakat tertentu. Pada
umumnya CSR dengan tujuan pembangunan citra merk ini
mengandalkan publisitas media yang besar, sehingga berita kegiatan ini diharapkan menyebar
semakin luas di masyarakat.
CSR untuk Promosi
Nah kalo yang ini juga ga jarang terjadi lho! Bahkan akhir-akhir ini pun kian menjamur. Tentu sering
Anda mengamati, apabila Anda membeli produk kami, itu berarti
Anda telah menyumbang sekian rupiah untuk anak jalanan atau
fakir miskin. Nah itu dia CSR untuk promosi. Pada dasarnya sih menurut gw ini udah agak diluar
batas.. dalam hal ini seperti mengkomersilkan niat orang
untuk membantu. Ya tapi sekali lagi ini sah-sah saja. Pada intinya
kemurnian unsur sosial dari suatu kegiatan CSR didasari pada niatannya. Kalau memang niat
awalnya untuk mendongkrak penjualan maka itu bukan CSR,
bisa jadi CSeMR corporate social.. eh! Marketing Responsibility! Dan
sosialnya dijadikan ―alat‖ atau hanya sebagai atribut konsep
promosi semata. Yah selama
konsumen juga masih mau berperan serta dan kegiatan sosial
yang dijanjikan disalurkan dengan benar, why not? Karena
tetap bisa membantu orang yang membutuhkan.
CSR untuk Sustainability Perusahaan Jangka Panjang
Nah menurut gw, yang paling
ideal adalah tujuan yang ini.. yaitu untuk sustainability
perusahaan jangka panjang. Apa maksudnya? Konsep bisnis sekarang itu sudah berubah, jadi
pastikan mindset Anda juga sudah berubah. Kalau dulu
orientasi bisnis pada profit jangka pendek, selama dapet chuan gede
sekarang, lakukan! Tapi besok-besok masyarakatnya jatuh miskin ga bisa beli produk kita
lagi. Nah konsep bisnis sekarang yang sudah dijalankan para
pebisnis global seperti Unilever dan HP bahwa perusahaan harus
memandang bisnis dengan jangka panjang. Bahwa kewajiban perusahaan untuk memastikan
masyarakat terutama konsumen mereka juga berkembang
bersama. Mengapa? Karena apabila mereka musnah maka
perusahaanpun akan musnah. Kegiatan CSR menjadi salah satu media untuk menjaga
sustainability masyarakat itu sendiri. Seperti pada case study
yang saya presentasikan dalam sebuah theatrical di Case Study
Competition MM Unpar beberapa bulan lalu mengenai CSR Indosat dengan basis tujuan utama
sustainability society tersebut. Dalam strategi CSR-nya Indosat
memiliki berbagai rangkaian garapan isu, antara lain
IndonesiaBelajar, IndonesiaSehat, IndonesiaHijau, IndosatPeduli dan
www.bappeda.siakkab.go.id/csr
Buletin TJSL Kab. Siak Page 32
Berbagi bersama Indosat.
Berbagai kegiatan riil yang Indosat lakukan melalui berbagai
program tersebut dengan tujuan untuk menjaga agar masyarakat
Indonesia selalu bertumbuh, karena apabila masyarakat
Indonesia terutama pada area garapan produk mereka sustain, memiliki kemampuan ekonomi
yang signifikan maka sustainability produk dan
company Indosatpun akan terjamin. Setiap tahunnya Indosat
mengangkat tema sebagai tema tahunan kegiatan CSR mereka, seperti tema ‗Indosat Cinta
Indonesia‘ di tahun 2008 dan ‗Satukan Cinta Negeri‘ di tahun
2010 ini. Ada baiknya strategi CSR yang Anda lakukan
terintegrasi dengan Business Plan perusahaan secara jangka panjang. Hal ini memberi manfaat
agar dana yang Anda keluarkan pun memiliki manfaat yang
selaras dengan strategi bisnis
secara keseluruhan.
Banyak praktisi maupun
akademisi yang kian berargumen mengenai tujuan dan penerapan
CSR yang kian dinilai melenceng. Tapi apapun bentuk kegiatannya,
apapun caranya, CSR hanya bisa dinilai sebagai tujuan sosial dilihat dari niat awalnya. Apabila
niat awalnya sosial, tetapi diliput berbagai media ya tidak masalah.
Dan selama perusahaan memiliki kepedulian untuk berbagi,
alangkah perlunya kita bersyukur, dan jangan lupa suatu peribahasa, bahwa semakin
banyak kita memberi semakin banyak kita menerima! Jadi
jangan pernah takut untuk
bermanfaat dan memberi Anda inspirasi dalam mengembangkan kegiatan CSR menjadi bagian dari
strategi bisnis jangka panjang Anda!
www.bappeda.siakkab.go.id/csr
Buletin TJSL Kab. Siak Page 33
Cermati Batasan PKBL dan TJSL Oleh: Maria R. Nindita Radyati, PhD
stilah Program PKBL
(Kemitraan dan Bina Lingkungan), TJSL (Tanggung
Jawab Sosial dan
Lingkungan), dan CSR memiliki perbedaan mendasar.
Penulisan
artikel kali ini didorong pengalaman
saya ikut berbagai
diskusi di negara tercinta
ini. Dalam banyak diskusi
para pembicara mengartikan istilah CSR,
PKBL, TJSL berdasarkan
persepsi mereka sendiri dengan referensi
sangat minim. Akibatnya, pemahaman istilah tersebut mengarah pada arti yang salah.
Banyak artikel jurnal penelitian
membahas alasan perusahaan perlu ber-CSR, salah satunya
stewardship principle. Prinsip ini mengatakan bahwa bisnis yang benar bila perusahaan mendapat
izin dan kepercayaan dari pemerintah maupun masyarakat
sehingga dapat mengelola dan menambah nilai pada sumber
daya hingga dapat menjadi produk/jasa yang dapat dijual.
Pemberian izin berarti perusahaan mendapat
kepercayaan pemerintah maupun
masyarakat/komunitas untuk menggunakan sumber daya alam, yang notabene tidak dibuat
perusahaan, misalnya air, tanah, dan udara. Semua itu diciptakan
Tuhan, dan sebelum perusahaan berada di situ,
semua sumber daya ini dimiliki
leluhur
komunitas setempat.
Prinsip
―Stewardship‖
Dalam banyak kasus, sebelum
perusahaan
beroperasi di tempat ini,
komunitas setempat tinggal ―mengambil‖
makanan dan minuman mereka di hutan. Setelah perusahaan hadir, komunitas biasanya jadi
kehilangan sumber makanan dan minuman tersebut. Nah, dengan
adanya
kepercayaan yang diberikan
masyarakat dalam bentuk social license to operate atau izin-izin lainnya untuk ―memiliki‖ sumber
daya setempat, berarti perusahaan punya kewajiban
menjaga (steward) kelestarian sumber daya yang telah
dipercayakan tersebut.
Jadi, stewardship principle
menurut saya secara filosofis paling mudah dan rasional
I
www.bappeda.siakkab.go.id/csr
Buletin TJSL Kab. Siak Page 34
digunakan sebagai alasan
perusahaan harus melakukan CSR. Sementara itu, alasan
duniawinya adalah ISO26000, yakni pedoman tanggung jawab
sosial untuk seluruh jenis organisasi, baik swasta,
pemerintah, maupun organisasi sektor tiga (OST), misalnya yayasan, koperasi, perkumpulan,
serikat pekerja, dan universitas.
ISO 26000 disusun lebih dari 90 negara, termasuk Indonesia.
Artinya, negara-negara tersebut termasuk kita, menyepakati beberapa hal penting berkaitan
dengan tanggung jawab sosial. Perusahaan atau organisasi
merupakan bagian dunia bisnis dan aktivitas global sehingga kita
adalah warga negara dunia (global citizen). Sebagai warga dunia, kita diharapkan menggunakan
ISO26000 sebagai pedoman bertanggung jawab sosial.
Kewajiban Fundamental
Pedoman setebal 120 halaman ini merumuskan tujuh isu utama
tanggung jawab sosial. Namun, yang terpenting adalah
penjelasannya (hal 11), yang mencakup ruang lingkup
tanggung jawab sosial. Di situ dijelaskan bahwa tujuan pembuatannya adalah membantu
organisasi berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan dan
mendorong mereka bertindak melampaui kepatuhan hukum.
ISO26000 mengakui kepatuhan pada hukum adalah kewajiban fundamental semua organisasi
dan merupakan bagian utama tanggung jawab sosial.
Maka, kepatuhan pada hukum
merupakan bagian mendasar
tanggung jawab sosial dan
merupakan bagian dari praktik CSR. Dengan kata lain, CSR lebih
luas artinya dari sekadar kepatuhan pada hukum. CSR
bukan ―bagi-bagi uang‖; CSR bukan hanya bersumber dari
laba; CSR bisa menggunakan
dana operasional; CSR bukan sekadar donasi; CSR tidak lebih
sempit dari PKBL ataupun TJSL, sebaliknya PKBL dan TJSL adalah
bagian dari CSR.
PKBL diatur dalam Peraturan
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) No 5/2007,
sedangkan TJSL bersumber dari Undang-Undang Perseroan
Terbatas (PT) No 40/2007 Pasal 74 dan PP No 47/2012 tentang TJSL bagi PT. Pasal 74
menjelaskan bahwa seluruh perseroan yang menjalankan
kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan
sumber daya alam wajib melaksanakan TJSL. Jadi, kalau BUMN melaksanakan PKBL,
berarti sudah menjalankan sebagian CSRnya, demikian juga
jika perusahaan swasta sudah melakukan TJSL, berarti sudah
ber-CSR.
CSR Lebih Luas
Akan tetapi, sangat penting
diingat bahwa CSR lebih luas dari PKBL dan TJSL. Contohnya,
program PKBL fokus untuk pemangku kepentingan di luar perusahaan, sementara CSR
harus dilaksanakan untuk pemangku kepentingan internal
maupun eksternal perusahaan.
Berdasarkan kompleksitasnya
www.bappeda.siakkab.go.id/csr
Buletin TJSL Kab. Siak Page 35
saya merumuskan CSR di
Indonesia terdiri dari empat tingkatan, yakni level-1
(kepatuhan pada hukum), level-2 (filantrofi ); level-3 (community
development); level-4 (internalising externalities); dan
level-5 (CSR holistik). Penelitian kami dari Center for Entrepreneurship, Change, and
Third Sector (CECT) mendapati bahwa perusahaanperusahaan di
Indonesia umumnya sudah mematuhi hukum dan peraturan
yang ada, jadi telah melaksanakan
level-1.
Bila perusahaan
menyumbangkan sebagian kecil keuntungannya kepada
masyarakat dalam bentuk donasi, modal usaha, beasiswa, pembangunan tempat ibadah,
fasilitas sosial, dan fasilitas umum, serta bentuk filantrofi
lainnya, berarti telah masuk level-2. Sementara itu, level-3 adalah
praktik CSR yang lebih sulit, yakni pengembangan masyarakat, di mana perusahaan memberikan
binaan dan pendampingan agar masyarakat mampu menciptakan
lapangan pekerjaan sendiri.
Level-4 membutuhkan dana lebih
besar dan komitmen lebih tinggi, yakni menginternalisasi dampak
negatif yang dihasilkan dari keputusan maupun operasi
perusahaan. Misalnya, perusahaan rokok membangun rumah sakit kanker paru-paru
dan menyediakannya gratis untuk masyarakat. Perusahaan
mengolah kembali sampah produknya, misal
bungkus/kemasan dan menjadikannya bahan baku, jadi bukan hanya mengubah bentuk
sampah bungkus menjadi tas.
Perusahaan menjalankan level-5 bila menjadikan CSR sebagai
citizen social responsibility. Artinya, CSR menjadi budaya (tata nilai dan norma)
perusahaan, yang dipraktikkan seluruh insan perusahaan.
Penjelasan tentang ini akan diulas dalam artikel mendatang.
*Penulis adalah Direktur Program Magister Management-Corporate Social Responsibility (MM-CSR) Universitas Trisakti.
www.bappeda.siakkab.go.id/csr
Buletin TJSL Kab. Siak Page 36
Antara PKBL dan CSR Oleh: Maria R. Nindita Radyati, PhD
pakah PKBL sama dengan
CSR? Jawabannya adalah PKBL merupakan bagian
dari CSR, tetapi CSR bukan hanya terhenti sampai
pelaksanaan PKBL. Salah satu karakteristik utama CSR adalah melampaui kepatuhan terhadap
hukum (beyond compliance).
Ada beberapa tingkatan CSR yang saya rumuskan berdasarkan
ruang lingkup dan kompleksitasnya. CSR yang mendasar, yakni level paling
rendah (level 1) adalah kepatuhan kepada semua aturan
yang ada (compliance to laws and regulation), baik UU, peraturan
pemerintah, peraturan menteri, dan sebagainya yang berkaitan
dengan sektor usaha perusahaan tersebut
Level 2 adalah CSR dalam bentuk filantrofi. Filantrofi adalah
keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan sesama,terutama
melalui pemberian sumbangan dalam bentuk uang untuk mencapai tujuan-tujuan yang
baik (Soanes, 2009). Contoh filantrofi adalah pemberian
donasi, beasiswa, pembangunan sekolah, tempat ibadah,
pemberian bantuan setelah adanya bencana alam, dan lainnya.
Level 3 adalah kegiatan
community development (pengembangan komunitas).
Banyak sekali definisi comdev, di antaranya adalah proses mengajak masyarakat aktif
bersama menemukan solusi
unruk meningkatkan kondisi
ekonomi, sosial, lingkungan, dan budaya (Frank dan Smith 1999).
Bentuk kegiatannya, antara lain pembinaan pada masyarakat di
suatu daerah tertentu.
Level 4, perusahaan menanggung
biaya atas dampak negatif yang timbul dari bisnisnya pada aspek
ekonomi, sosial, dan lingkunngan. Contoh dalam aspek lingkungan
dengan melakukan pengolahan limbah melalui manajemen limbah.
Level 5 adalah suatu sistem yang
terintegrasi dalam perencanaan bisnis perusahaan. Ruang lingkup
CSR mulai dari penggunaan bahan baku sampai mendaur
ulang limbah. Di level ini, perusahaan harus memilih bahan baku yang ramah lingkungan dan
aman bagi kesehatan manusia. Para pemasok juga di harus
diajarkan cara menjalankan bisnis yang bertanggung jawab
sosial. Proses produksi juga dilakukan dengan cara yang bertanggung jawab sosial,
misalnya pabrik yang bersih dengan pencahayaan yang baik
dan hemat energi. Kemasan produk juga harus menggunakan
bahan yang dapar didaur ulang.
Program pemasaran perusahaan
juga yang bertanggung jawab sosial, misalkan tidak
mendiskriminasi etnis maupun jender tertentu dan tidak
mengeksploitasi anak-anak.
Jadi program PKBL mempunyai
fokus pada community
A
www.bappeda.siakkab.go.id/csr
Buletin TJSL Kab. Siak Page 37
development, sedang CSR lebih
luas cakupannya. Artinya, PKBL merupakan bagian dari CSR.
PKBL adalah bagian dari compliance to laws and
regulations, sedang CSR adalah beyond compliance.
Dalam konteks Indonesia, dalam upaya mengintegrasikan PKBL
dalam CSR yang level 5, PKBL dapat diarahkan untuk
membantu masyarakat mempersiapkan dampak dari
perubahan iklim dan meningkatkan kepemilikan lokal (local community ownership).
Misalnya menjalin kerja sama dengan para pemangku
kepentingan untuk membina masyarakat agar tak tergantung
produk impor ataupun sumber daya alam tertentu.
Juga bisa dilakukan peningkatan kepemilikan lokal dengan cara
mengembangkan wirausaha sosial. Contohnya seperti apa
yang dilakukan oleh Silverius Oscar Unggul dengan mengajarkan para petani di
Konawe Selatan umuk melakukan sustainable community logging
sehingga mendapat sertifikasi FSC dan dapat diekspor melalui
kopetasi. Dengan memperoleh Forest Stewardship Council (FSC)
harga kayu meningkat sepuluh
kali lipat dan daerah tersebut menjadi bersih dari pembalak liar
dan masyarakat sejahtera. Selain itu, Sillverius juga
mengembangkan tanaman kumis kucing dengan
cara sustainable dengan
mengajak komunitas, sehingga tanaman tersebut memperoleh
sertifikasi dan hasilnya diekspor ke Perancis.
Dengan demikian, CSR membutuhkan inovasi, ketekunan
dan kerja keras. CSR merupakan investasi jangka panjang yang
pada akhirnya pasti memberikan keuntungan bagi perusahaan.
CSR tidak dapat dilakukan oleh pihak lain, selain perusahaan yang bersangkutan. Agar CSR
dapat memberikan dampak berkelanjutan, maka cara efektif
adalah melalui penciptaan wirausaha sosial, sehingga
masyarakat yang akan melanjutkan program CSR perusahaan .
*Direktur CECT/ Direktur Program MM CSR
Universitas Trisakti
Artikel ini telah dimuat dalam Majalah Mitra, Media PKBL BUMN. No. 35 Tahun IV Juni
2010
www.bappeda.siakkab.go.id/csr
Buletin TJSL Kab. Siak Page 38
PERDA TJSL
SIAK DI SAHKAN
IAK-Realisasi dan pelaksanaan program bina
lingkungan, serta alokasi kewajiban sosial perusahaan
(Corporate Social Responsibility/CSR) di Kabupaten Siak kini memiliki alur yang jelas.
Pasalnya, Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) mengenai
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan untuk
wilayah Kabupaten Siak tersebut telah disahkan.
Pembahasan Ranperda ini akhirnya mendapat persetujuan
penuh dari 25 anggota DPRD Kabupaten Siak melalui Rapat
Paripurna yang berlangsung cukup cepat. Usulan yang muncul sejak Rapat Paripurna Dewan
pada tanggal 25 Januari 2012 silam ini pun mendapat
tanggapan positif oleh Bupati Siak, Syamsuar.
―TJSL (Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan)
merupakan ketentuan yang secara langsung mempunyai
akibat terhadap kesehatan dan keselamatan,‖ ungkap Syamsuar.
Menurut Bupati, kepatuhan moral dan semangat untuk
bekerjasama antara perusahaan, daerah dan masyarakat akan
menghasilkan banyak keuntungan. ―Semakin besar
ketentuan hukum mengandung isi moralitas, maka semakin besar tanggung jawab sosial untuk
bekerjasama mewujudkannya,‖ lanjut Syamsuar mendukung
rancangan aturan ini.
Sementara itu, Ketua Panitia Khusus (Pansus) DPRD
Kabupaten Siak Suhartono menjelaskan, Perda tentang TJSL
secara umum memuat aturan-aturan yang telah disesuaikan
dengan berbagai ketentuan perundang-undangan, terutama Peraturan Pemerinta Nomot 7
Tahun 2012 yang mengatur permasalahan yang sama. Dengan
disahkannya Ranperda tersebut, diharapkan perusahaan-
perusahaan berstatus PT (Perseroan Terbatas) yang ada di Kabupaten Siak mampu
menerapkan program-program sosial sesuai acuan tersebut.
―Selain menciptakan kepastian
dan perlindungan hukum bagi perusahaan dalam melaksanakan tanggung jawab sosialnya,
peraturan ini juga diharapkan dapat melindungi perusahaan
dari berbagai bentuk pungutan liar yang dilakukan pihak-pihak
S
www.bappeda.siakkab.go.id/csr
Buletin TJSL Kab. Siak Page 39
tak berwenang,‖ imbuhnya.
Setelah mengesahkan Perda TJSL,
dalam sidang ini Pemkab Siak juga mengajukan enam
rancangan peraturan lainnnya yang akan dibahas Pansus
beberapa waktu mendatang,
sekaligus Ranperda Inisiatif menyangkut Badan Amil Zakat
dan Pendidikan Diniyah Takmaliyah Awaliyah yang
sebelumnya banyak diperbincangkan.(dea/rrc)
erusahaan tidak hanya mempunyai kewajiban-
kewajiban ekonomis dan legal (artinya kepada pemegang saham atau shareholder) tapi juga
kewajiban-kewajiban terhadap pihak-pihak lain yang
berkepentingan (stakeholders) yang jangkauannya melebihi
kewajiban-kewajiban di atas.
Pemikiran yang mendasari CSR
(corporate social responsibility) yang sering dianggap inti dari
Etika Bisnis adalah bahwa perusahaan tidak hanya
mempunyai kewajiban-kewajiban ekonomis dan legal (artinya kepada pemegang saham atau
shareholder) tapi juga kewajiban-kewajiban terhadap pihak-pihak
lain yang berkepentingan (stakeholders) yang jangkauannya
melebihi kewajiban-kewajiban di atas. Beberapa hal yang termasuk dalam CSR ini antara lain adalah
tatalaksana perusahaan (corporate governance) yang
sekarang sedang marak di Indonesia, kesadaran perusahaan
akan lingkungan, kondisi tempat kerja dan standar bagi karyawan, hubungan perusahan-
masyarakat, investasi sosial perusahaan (corporate
philantrophy).
Ada berbagai penafsiran tentang
CSR dalam kaitan aktivitas atau perilaku suatu perusahaan,
namun yang paling banyak diterima saat ini adalah pendapat bahwa yang disebut CSR adalah
yang sifatnya melebihi (beyond) laba, melebihi hal-hal yang
diharuskan peraturan dan melebihi sekedar public relations.
Survei : 60% Opini Masyarakat terhadap Perusahaan
Dipengaruhi CSR
Hasil Survey ―The Millenium Poll on CSR‖ (1999) yang dilakukan
oleh Environics International (Toronto), Conference Board (New York) dan Prince of Wales
Business Leader Forum (London) diantara 25.000 responden di 23
negara menunjukkan bahwa dalam membentuk opini tentang
perusahaan, 60% mengatakan bahwa etika bisnis, praktek terhadap karyawan, dampak
terhadap lingkungan, tanggungjawab sosial perusahaan
(CSR) akan paling berperan, sedangkan bagi 40% citra
perusahaan & brand image yang akan paling mempengaruhi kesan mereka. Hanya 1/3 yang
mendasari opininya atas faktor-faktor bisnis fundamental seperti
faktor finansial, ukuran perusahaan,strategi perusahaan,
atau manajemen.
P Etika Dan Bisnis CSR
www.bappeda.siakkab.go.id/csr
Buletin TJSL Kab. Siak Page 40
Lebih lanjut, sikap konsumen terhadap perusahaan yang dinilai
tidak melakukan CSR adalah ingin
―menghukum‖ (40%) dan 50%
tidak akan membeli produk dari
perusahaan yang
bersangkutan dan/atau
bicara kepada orang lain tentang
kekurangan perusahaan
tersebut.
Stakeholder Concept
Dalam kaitan ini, sejak didirikan
hampir 34 tahun yang lalu PPM telah secara sadar menganut stakeholder concept dan bertekad
untuk selalu berperilaku etis. Sampai sekarang PPM
mempertahankan keyakinannya akan konsep tersebut dalam
perilakunya. Misalnya, bagi PPM praktik KKN selalu merupakan hal yang diharamkan, apapun
konsekwensinya. Etika Bisnis sudah sejak 1967 merupakan
mata ajaran wajib bagi peserta program bergelar jangka panjang,
walaupun sempat dianggap tidak realistis oleh masyarakat bisnis. Nilai-nilai luhur yang ditanamkan
tersebut diduga menyebabkan bahwa `tingkat ngemplang` atau
`default rate` pelunasan besasiswa pinjaman diantara
peserta program `Wijawiyata Manajemen` tidak sampai 1%.
Etika Bisnis sudah sejak 1967 merupakan mata ajaran wajib
bagi peserta program bergelar
jangka panjang di PPM, walaupun sempat dianggap tidak realistis
oleh masyarakat bisnis.
Beberapa contoh tanggung jawab
sosial PPM adalah berbagai proyek pembinaan pengusaha kecil, yang telah dilakukan sejak
tahun 1982 (jauh sebelum ada `demam membina pengusaha
kecil` karena kebijakan Pemerintah), baik secara
langsung, maupun dengan melatih konsultan-konsultan bagi pengusaha kecil agar dapat
mendorong percepatan (multiplier effect) dalam pembinaan
pengusaha kecil tersebut. Bekerjasama dengan Bank
Indonesia, PPM juga menyebar-luaskan kiat-kiat bagi mereka melalui Televisi Pendidikan
Indonesia (TPI) dan Indosiar. Dan saat ini, bekerjasama dengan
Unilever Indonesia, PPM juga sedang terlibat dalam ―Program
Penciptaan Wirausaha Kecil dan Menengah Baru‖ bagi pengusaha kecil.
Akhir-akhir ini PPM juga terlibat
dalam berbagai proyek yang berkaitan dengan corporate
www.bappeda.siakkab.go.id/csr
Buletin TJSL Kab. Siak Page 41
governance); salah satu staf PPM
duduk dalam Executive Board IICG (Indonesian Institute for
Corporate Governance) yang didirikan para pelaku bisnis dan
MTI (Masyarakat Transaparansi Indonesia). Juga PPM merupakan
salah satu lembaga yang mendirikan IICD (Indonesian Institute for Corporate
Directorship), dan perwakilan PPM duduk dalam Badan
Pengawas maupun Executive Board . PPM juga telah mengambil
prakarsa mendirikan `Dewan Bisnis bagi Martabat Manusia` /Business Council for Human
Dignity yang pernah diliput dalam Jejaring yang lalu.
Khusus tentang CSR, PPM terlibat
dalam suatu proyek dari ADSGM (Association of Deans of Southeast Asian Graduate Schools of
Management) dimana STM-PPM adalah salah satu pendiri. Proyek
CSR ini didasari suatu observasi bahwa peusahaan-perusahaan di
Asia tampaknya kurang peduli terhadap CSR (dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan
di Barat) sehingga diputuskan untuk menaikkan `awareness`
dan kepedulian perusahaan-perusahaan di Asia tersebut
dengan menulis kasus-kasus
tentang CSR di Asia. Proyek ini diikuti wakil-wakil dari sekolah2
bisnis terkemuka di Filipina, Thailand, Malaysia, Singapore,
RRC, Vietnam, India dan Indonesia, dan didukung
pendanaan dari Aspen Institute, CIDA dan Japan Foundation. Diharapkan dapat dihasilkan
sekitar duapuluh kasus tentang CSR yang akan dibukukan tahun
ini untuk disebar luaskan dan dipakai sebagai bahan pelajaran
di sekolah-sekolah bisnis di Asia, Amerika dan Canada. Dalam proyek ini PPM sangat terlibat dan
peserta dari PPM telah menulis dua kasus tentang Inti Indorayon
Utama dan satu kasus tentang Aqua.
PPM meyakini, bahwa walaupun temuan survai yang disebut
didepan mencerminkan pendapat konsumen di negara maju,
tampaknya kecenderungan kedepan bagi konsumen
Indonesia juga akan searah. Hal ini kiranya perlu dicatat para pelaku bisnis; bahwa di Indonesia
CSR juga akan makin berperan, dan berbisnis dengan melakukan
CSR akan menjadi suatu investasi bagi masa depan perusahaan.
www.bappeda.siakkab.go.id/csr
Buletin TJSL Kab. Siak Page 42
BOB Pertamina Hulu Dan PT BSP Gelar
Pelatihan Guru Dan Serahkan Beasiswa
ebagai bentuk kepedulian kepada masyarakat, melalui
program comporate social responsibility (CSR) Pertamina tahun 1013, BOB PT Bumi Siak
Pusako (BSP)-Pertamina Hulu berikan pelatihan sosialisasi dan
inplementasi kurikulum 2013 kepada guru yang ada diwilayah
operasi perusahaan. Yakni guru di Kabupaten Siak, Pelalawan, Bengkalis dan Kabupaten
Kampar.
"Kenapa kita mengambil sosiali dan inplementasi kurikulun
2013? Karena kita melihat kurikulum ini masih baru dan baru diambil delapan sekolah
sebagai percobaan. Padahal jumlah sekolah ada ribuan," jelas
Manajer Eksternal Affair BOP PT BSP Nazaruddin, Selasa
(29/10/13) di Hotel Grand Zuri usai penutupan acara.
Ia menambahkan, acara yang diadakan selama dua hari tanggal
28-29 Oktober ini, diharapkan dapat memberikan pengetahuan
lebih kepada guru tentang kurikulum baru. Bagaimana supaya kurikulum yang
dicanangkan pemerintah dapat
diterapkan si seluruh sekolah,
khusunya sekolah yang berada di wilayah operasional BSP.
Nazaruddin juga menjelaskan bahwa acara tersebut akan
berkelanjutan. Sedangkan acara kali ini, menurutnya, baru
langkah awal kerjasama dengan Dinas Pendidikan (Disdik)
Provinsi Riau. "Kalau di daerah operasi kita sudah sering. Ini untuk program yang lebih besar,"
tambahnya.
Dengan program pelatihan seperti itu, pihaknya berharap
perusahaan melalui programnya dapat lebih membumi dan langsung mengena kepada
masyarakat. Ia tidak ingin program CSR hanya sebagai
program seremonial tanpa sampai ke pokok tujuan.
Sebelum acara ditutup, PT BSP menyerahkan bantuan beasiswa
kepada 51 siswa tingkat SMP dan SMA sederajat. Dimana siswa
yang mendapatkan beasiswa juga berasal dari sekolah yang berada
di wilayah operasional BSP.
Acara pelatihan sosislisasi dan
inplementasi kurikulum 2013 kepada guru dan beawsiswa
kepada siswa di wilayah operasional BOB PT BSP-
Pertamina Hulu ditutup oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi yang diwakili Pengawas Sekolah
SMA Joyo Usman.***(tam)
S
www.bappeda.siakkab.go.id/csr