9
Bullying Siswa SD Bukittinggi Terjadi Saat Pelajaran Agama Ilustrasi—Aksi Bullying REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah video yang menayangkan sejumlah murid laki-laki memukuli dan menendang teman perempuannya beredar di jejaring sosial. Dalam video tersebut, seorang siswi di pojok ruangan dihujani pukulan dan tendangan oleh sekitar dua siswa dan satu siswi. Kepala Bidang TK dan SD Dinas Pendidikan Pemuda Olah Raga di Bukit Tinggi, Sumatra Barat, Erdi mengaku terkecoh dengan kejadian tersebut. Karena menurutnya, ia baru mengetahui hal itu pada Senin (6/10) lalu. Keesokan harinya, Selasa (7/10), pihaknya mendatangi sekolah SD di Bukit Tinggi tersebut untuk mendalami kasusnya. Erdi 1

Bullying

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kikk

Citation preview

Bullying Siswa SD Bukittinggi Terjadi Saat Pelajaran Agama

IlustrasiAksi BullyingREPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah video yang menayangkan sejumlah murid laki-laki memukuli dan menendang teman perempuannya beredar di jejaring sosial. Dalam video tersebut, seorang siswi di pojok ruangan dihujani pukulan dan tendangan oleh sekitar dua siswa dan satu siswi.

Kepala Bidang TK dan SD Dinas Pendidikan Pemuda Olah Raga di Bukit Tinggi, Sumatra Barat, Erdi mengaku terkecoh dengan kejadian tersebut. Karena menurutnya, ia baru mengetahui hal itu pada Senin (6/10) lalu. Keesokan harinya, Selasa (7/10), pihaknya mendatangi sekolah SD di Bukit Tinggi tersebut untuk mendalami kasusnya. Erdi mengatakan langsung mengumpulkan siswa kelas V SD dan pihak sekolah.

Saat diminta keterangan pada anak-anak siswa SD tersebut, mereka mengaku hanya iseng melakukan pemukulan. Setelah didesak, barulah anak-anak bercerita. Menurut salah seorang anak yang melakukan pemukulan itu, ia memukul atas dasar sakit hati kepada siswi berkerudung yang ia pukuli.

"Ibu saya dihina oleh teman ini. Ibu saya disamakan dengan sepatu," kata Erdi mengutip perkataan siswa pelaku pemukulan itu, dalam wawancara melalui telepon dengan Republika, Ahad (12/10).

Erdi mengatakan, peristiwa itu direkam oleh salah seorang siswa di kelas tersebut. Kemudian siswa tersebut memberikan video kepada ibunya. Lalu, ibunya memberikan rekaman tersebut kepada temannya hingga akhirnya beredar di dunia maya.

Menurutnya, kejadian berlangsung pada 18 September lalu. Namun, kasus ini sudah diselesaikan oleh pihak sekolah bersama para orang tua murid. Dan menurutnya, sudah ada perdamaian antara pihak terkait.

Kejadian berlangsung di kelas saat berlangsung mata pelajaran agama Islam. Namun, saat kejadian guru tersebut tengah mengajar di sekolah SMP di Agam.

Menurut Erdi, guru agama tersebut adalah guru tambahan dan merupakan PNS pada sekolah SMP di Agam. Atas kelalaian dan meninggalkan tugas, Erdi mengatakan pihaknya telah meminta kepala sekolah untuk menghentikan kontrak guru agama mengajar di SD tersebut. Ia juga menghimbau pada pihak sekolah agar lebih berhati-hati dalam menseleksi guru dan agar kejadian ini tidak terulang.

Atas kejadian tersebut, Erdi juga telah mengimbau kepada sekolah di Bukit Tinggi agar berhati-hati dalam proses pembelajaran di sekolah. Ke depan, katanya, ia akan membuat program kelompok kerja guru per gugus di masing-masing kecamatan di Bukit Tinggi. Di dalamnya menurutnya, berupa pemberian materi keragaan bagaimana menanamkan karakter yang baik sejak dini kepada anak-anak. Pembinaan guru tersebut menurutnya, diberikan dalam rangka memberikan pencerahan dan peningkatan implementasi karakter.Analisis Berita

Permasalahan

: Bullying Siswa SD Bukittinggi Terjadi Saat Pelajaran AgamaPelaku

: 2 orang siswa SD dan 1 orang siswi (Kelas V SD)

Korban

: 1 orang siswi (Kelas V SD)Tempat (Peristiwa): Di dalam kelas SD Bukit Tinggi (SUMBAR)

Waktu (Peristiwa): 18 September 2014

Penyebab (Peristiwa): "Ibu saya dihina oleh teman ini. Ibu saya disamakan dengan sepatu," kata Erdi mengutip perkataan siswa pelaku pemukulan itu, dalam wawancara melalui telepon dengan Republika, Ahad. Penyebabnya hanya karena sebuah kalimat, yang mungkin berisikan hal penyebab terjadinya kekerasan tersebut.Kronologi ( Peristiwa): Peristiwa ini terjadi pada tanggal 18 September 2014 tepatnya di saat berlangsungnya waktu pembelajaran agama (Islam). Kejadian ini mungkin saja tidak akan terjadi apabila waktu pembelajaran disempurnakan dengan kehadiran pengajarnya (guru). Namun, seiring dengan berjalan waktu/jadwal pembelajaran, guru tersebut tengah mengajar di SMP Agam (Di tempat lain). Dengan keadaan guru tidak berperan dalam waktu pembelajaran, sehingga memungkinkan adanya waktu penuh bagi siswa/i V SD Bukit Tinggi untuk bermain-main, saat bermain dipastikan adanya saling ejek-mengejek hingga muncul sakit hati dan terjadilah peristiwa kekerasan di dalam kelas SD Bukit Tinggi saat pelajaran Agama.Tanggapan: Seharusnya hal ini tidak pernah terjadi. Kesalahan bukan saja ditumpahkan pada guru agamanya yang saat kejadian sedang mengajar di sekolah lain, juga karena kurangnya perhatian dan kerjasama yang baik antar guru-guru di sekolah tersebut. Seharusnya ada inisitif dari guru lain untuk menangani sejenak pelajaran agama. TAWURAN ANTAR PELAJAR SMA WIYATA KARISMA & SISWA SMK MENSIN

Ilustrasi--Aksi tawuran pelajar (TMC Polda Metro Jaya)

Bogor (ANTARA News) - Tawuran antar pelajar kembali terjadi di wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat antara SMA Wiyata Karisma dengan SMK Mensin di Kecamatan Kemang hingga menewaskan satu orang.

Kepala Kepolisian Sektor Kemang Kompol Pramono DA mengatakan peristiwa tawuran pelajar terjadi sekitar pukul 14.30 WIB di Jalan Raya Kemang, Rabu (3/12).

"Korban meninggal dunia bernama Ade Sudrajat Al Ade usia 16 tahun status pelajar dari SMA Wiyata Karisma, beralamat di Kampung Tegal RT 01/RW 03 Kecamatan Kemang," ujar Kompol Ade.

Kompol Ade menyebutkan, korban tewas akibat bacokan senjata tajam pada pelipis sebelah kanan. Saat ditemukan kondisi korban tersungkur dijalanan dengan celurit masih menempel di pelipis korban.

"Korban saat ini sudah dibawa ke RS PMI untuk diotopsi demi keperluan penyelidikan," ujar Kapolsek.

Adapun kronologi singkat tawuran terjadi saat pelajar SMA Wiyata Karisma yang berjumlah 15 orang dihadang di depan Gang Masjid Jampang oleh siswa SMK Mensin.

Pertemuan antara dua sekolah tersebut akhirnya memicu terjadinya tawuran, hingga warga dibantu pihak keamanan berupaya membubarkan aksi para pelajar yang brutal dengan menggunakan senjata tajam, hingga korban meninggal dunia tidak mampu dielakkan.

Hingga kini, lanjut Kapolsek, berkat kerja sama antara aparat dan masyarakat 10 orang pelajar yang terlibat tawuran telah diamankan, dan beberapa diantaranya diduga sebagai tersangka yang menyebabkan seorang tewas.

"10 orang pelajar ini yang ada saat tawuran, semua kita amankan ke kepolisian untuk diproses. Kita sedang mengejar informasi siapa dalang utama dari tawuran ini dan pelaku pembacokan," ujar Kapolsek.Tawuran antarpelajar di wilayah Kabupaten Bogor kerap terjadi. Hampir setiap tahunnya terjadi seperti pada tahun 2013 tepatnya bulan November seorang pelajar SMP Telaga Kautsa Kecamatan Cibungbulang bernama Muhammad Mahdor tewas setelah ditikam oleh pelajar dari SMPPandu.Tiga pelajar SMP Pandu Cibungbulang menjadi tersangka kasus tawuran yang menewaskan seorang pelajar ini, dan kini telah menjalani proses persidangan di Pengadilan Negeri Cibinong.Analisis Berita

Permasalahan

: TAWURAN ANTAR PELAJAR SMA WIYATA KARISMA & SISWA SMK MENSIN.Pelaku

: Pelajar SMA WIYATA & siswa SMK MENSIN

Korban: 1 orang siswa meninggal bernama Ade Sudrajat Al Ade usia 16 tahun status pelajar dari SMA Wiyata Karisma, beralamat di Kampung Tegal RT 01/RW 03 Kecamatan Kemang.Tempat (Peristiwa): Di wilayah Jalan Raya Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.Waktu (Peristiwa): Terjadi sekitar pukul 14.30 WIB di Jalan Raya Kemang, Rabu (3/12).Penyebab (Peristiwa): Peristiwa tawuran antar SMA WIYATA KARISMA & siswa SMK MENSIN seperti ini bukan hal yang baru lagi dan mungkin sudah menjadi ketetapan dan menjadi kebanggaan bagi mereka yang ikut serta dalam tawuran tersebut. Tawuran seperti ini juga telah terjadi tepatnya pada bulan November 2013.Kronologi ( Peristiwa): Tawuran terjadi saat pelajar SMA Wiyata Karisma yang berjumlah 15 orang dihadang di depan Gang Masjid Jampang oleh siswa SMK Mensin. Pertemuan antara dua sekolah tersebut akhirnya memicu terjadinya tawuran, hingga warga dibantu pihak keamanan berupaya membubarkan aksi para pelajar yang brutal dengan menggunakan senjata tajam, hingga korban meninggal dunia tidak mampu dielakkan.Tanggapan: Disarankan bagi pihak kepolisian yang sudah menjadi tugasnya untuk menangani masalah kriminal, terkususnya bagi pihak kepolisian yang bertugas di Kabupaten Bogor, (JABAR) lebih memberikan perhatian yang khusus terhadap kedua sekolah tersebut. Dan saran bagi pihak pemerintahan Jawa Barat untuk juga memperhatikan sekolah-sekolah di Bogor yang rawan akan terjadinya tawuran dan apabila hal itu tidak memungkinkan adanya perkembangan yang positif maka, pihak pemerintahan Jawa Barat boleh memperhatikan kiat-kiat unik dari Bapak Ahok dalam mengatasi pelajar yang suka tawuran. Bagi yang suka tawuran masukkan saja jadi petinju kata Ahok (Gubernur DKI Jakarta).1