Upload
duongdieu
View
225
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BUPATI BANYUWANGI
PROPINSI JAWA TIMUR
SALINAN
PERATURAN BUPATI BANYUWANGI
NOMOR 60 TAHUN 2018
TENTANG
PENDAFTARAN, PENDATAAN DAN PENILAIAN OBJEK DAN SUBJEK
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN DALAM
RANGKA PEMBENTUKAN DAN ATAU PEMELIHARAAN BASIS DATA
SISMIOP, PENERAPAN NILAI JUAL OBJEK PAJAK SESUAI DENGAN NILAI
PASAR SERTA PEMBERIAN KERINGANAN/STIMULUS
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI BANYUWANGI,
Menimbang
: a. bahwa dalam rangka memenuhi dan
mengantisipasi fungsi dan penggunaan NJOP untuk
berbagai tujuan perlu ditegaskan langkah dan
kebijakan penerapan NJOP sesuai dengan nilai
pasar, pembentukan dan pemeliharaan basis data
Sistem Manajemen Informasi Objek Pajak (SISMIOP)
serta pelaksanaan ketentuan Pasal 7 Peraturan
Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 6 Tahun
2012 tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan
dan Perkotaan, perlu membentuk Penerapan Nilai
Jual Objek Pajak dan Pemberian Stimulus kepada
wajib pajak di Kabupaten Banyuwangi;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut pada
huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati
tentang Pendaftaran, Pendataan Dan Penilaian
Objek Dan Subjek Pajak Bumi dan Bangunan
Perdesaan dan Perkotaan Dalam Rangka
Pembentukan Dan Atau Pemeliharaan Basis Data
SISMIOP, Penerapan Nilai Jual Objek Pajak Sesuai
Dengan Nilai Pasar Serta Pemberian
Keringanan/Stimulus.
1
2
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang
Pengadilan Pajak (Lembaran Negara Tahun 2002
Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara 4189);
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun
2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dua kali,
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2008 (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844);
3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5049);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4578);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005
tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4593);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010
tentang Tata Cara Pemberian dan Pemanfaatan
Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 119, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5161);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 91 Tahun 2010
tentang Jenis Pajak Daerah yang dipungut
berdasarkan Penetapan Kepala Daerah atau
dibayar sendiri oleh Wajib Pajak (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 153,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5179);
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82
Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan
Transaksi Elektronik;
3
MEMUTUSKAN
Menetapkan :PERATURAN BUPATI TENTANG PENDAFTARAN, PENDATAAN
DAN PENILAIAN OBJEK DAN SUBJEK PAJAK BUMI DAN
BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN DALAM RANGKA
PEMBENTUKAN DAN ATAU PEMELIHARAAN BASIS DATA
SISMIOP, PENERAPAN NILAI JUAL OBJEK PAJAK SESUAI
DENGAN NILAI PASAR SERTA PEMBERIAN
KERINGANAN/STIMULUS.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:
1. Kabupaten adalah Kabupaten Banyuwangi;
2. Bupati adalah Bupati Banyuwangi;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012
tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi
Elektronik;
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah sebagaimana telah diubah keduakalinya
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21
Tahun 2011;
11. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
29/PMK.03/2005 tentang Tatacara Pembayaran
Kembali Kelebihan Pembayaran Pajak Bumi dan
Bangunan Perdesaan dan Perkotaan;
12. Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 6
Tahun 2012 tentang Pajak Bumi dan Bangunan
Perdesaan dan Perkotaan;
13. Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor
8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah Kabupaten Banyuwangi;
14. Peraturan Bupati Banyuwangi Nomor 67 Tahun
2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi
Tugas dan Fungsi serta Tata kerja Badan
Pendapatan Daerah Kabupaten Banyuwangi;
15. Peraturan Bupati Banyuwangi Nomor 2 Tahun
2018 tentang Implementasi Transaksi Non Tunai.
4
3. Pemerintah Kabupaten adalah Pemerintah Kabupaten Banyuwangi;
4. Badan adalah Badan Pendapatan Kabupaten Banyuwangi;
5. Kepala Badan adalah Kepala Badan Pendapatan Kabupaten
Banyuwangi;
6. Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat Pajak adalah kontribusi
wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan
yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
7. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang selanjutnya
disingkat PBB-P2 adalah pajak atas bumi dan/atau bangunan yang
dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau
Badan kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha
perkebunan, perhutanan, dan pertambangan;
8. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau Badan, yang secara nyata
mempunyai suatu hak atas bumi dan/ atau memperoleh manfaat
atas bumi, dan/atau memiliki, menguasai, dan/atau memperoleh
manfaat atas bangunan;
9. Subjek PBB-P2 adalah orang pribadi atau Badan yang secara nyata
mempunyai suatu hak atas bumi dan/atau memperoleh manfaat
atas bumi, dan/atau memiliki, menguasai, dan/atau memperoleh
manfaat atas bangunan;
10. Surat Pemberitahuan Pajak Terutang PBB-P2 yang selanjutnya
disingkat SPPT PBB-P2 adalah surat yang digunakan untuk
memberitahukan besarnya PBB-P2 yang terutang kepada Wajib
Pajak
11. Utang pajak adalah pajak yang masih harus dibayar termasuk
sanksi administratif berupa bunga, denda atau kenaikan yang
tercantum dalam surat ketetapan pajak atau surat sejenisnya
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-udangan perpajakan;
12. Nilai Jual Objek Pajak yang selanjutnya disingkat NJOP adalah
harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual beli yang terjadi
secara wajar dan bilamana tidak terjadi transaksi jual beli, NJOP
ditentukan melalui perbandingan harga dengan objek lain yang
sejenis, atau nilai perolehan baru atau NJOP pengganti;
5
13. Hak atas tanah dan/atau bangunan adalah hak atas tanah, termasuk
hak pengelolaan, beserta bangunan diatasnya, sebagaimana
dimaksud dalam undang-undang di bidang pertanahan dan
bangunan;
14. Surat Pemberitahuan Objek Pajak yang selanjutnya disingkat SPOP,
adalah surat yang digunakan oleh wajib pajak untuk melaporkan
data subjek dan objek PBB-P2 sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan daerah;
15. Stimulus adalah faktor pengurang atau kebijakan pemberian
pengurangan terhadap pembayaran PBB-P2 yang seharusnya dibayar
oleh wajib pajak;
16. Daftar Biaya Komponen Bangunan adalah daftar yang dibuat untuk
memudahkan perhitungan nilai bangunan berdasarkan pendekatan
biaya yang terdiri dari biaya komponen utama dan/atau biaya
komponen material bangunan dan biaya komponen fasilitas
bangunan;
17. Basis Data adalah kumpulan informasi objek dan subjek PBB-P2 serta
data pendukung lainnya dalam suatu wilayah administrasi
pemerintahan tertentu serta disimpan dalam media penyimpanan
data;
18. Basis Data Sistem Manajemen Informasi Objek Pajak yang
selanjutnya disingkat SISMIOP adalah sistem yang dipakai oleh
pengelola perpajakan baik di pusat yaitu Direktorat Jenderal Pajak (DKP)
maupun di daerah yang tanggung jawabnya dipegang oleh Dinas
Pendapatan Daerah;
19. Pembentukan basis data adalah suatu rangkaian kegiatan untuk
membentuk suatu basis data yang sesuai dengan ketentuan SISMIOP
(pendaftaran, pendataan dan penilaian, serta pengolahan data Objek
dan Subjek Pendaftaran Objek dan Subjek PBB-P2) dengan bantuan
komputer pada suatu wilayah tertentu yang dilakukan oleh Badan
Pendapatan atau pihak lain yang ditentukan oleh Bupati dan atau
Badan Pendapatan;
20. Pendaftaran Objek dan Subjek PBB-P2 adalah Kegiatan Subjek Pajak
untuk mendaftarkan Objek pajaknya dengan cara mengisi Surat
Pemberitahuan Objek Pajak SPOP sesuai prosedur Pelayanan Satu
Tempat;
6
21. Pendataan Objek PBB-P2 adalah Kegiatan yang dilakukan oleh Badan
Pendapatan untuk memperoleh data objek dan subjek pajak sesuai
prosedur Pembentukan Basis Data. Kegiatan ini dapat dilaksanakan
bekerja sama dengan pihak lain yang di tentukan oleh Badan
Pendapatan;
22. Pendekatan Biaya adalah cara menentukan NJOP dengan
menghitung seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh
objek pajak tersebut pada waktu penilaian dilakukan dikurangi
dengan penyusutannya;
23. Pendekatan Data Pasar adalah cara penentuan NJOP dengan
membandingkan objek pajak yang akan dinilai dengan objek pajak
lain yang sejenis yang sudah diketahui harga jualnya, dengan
memperhatikan antara lain faktor letak, kondisi fisik, waktu, fasilitas
dan lingkungan;
24. Pendekatan Kapitalisasi Pendapatan adalah cara penentuan NJOP
dengan mengkapitalisasi pendapatan bersih 1 (satu) tahun dari objek
pajak tersebut;
25. Penilaian Individual adalah Penilaian terhadap Objek Pajak dengan
cara memperhitungkan semua karakteristik dari setiap objek pajak;
26. Penilaian Masal adalah Penilaian yang sistematis untuk sejumlah
objek pajak yang dilakukan pada saat tertentu secara bersamaan
dengan menggunakan suatu prosedur standar yang dalam hal ini
disebut Computer Assisted Valuation (CAV);
27. Penilaian Objek PBB-P2 adalah Kegiatan Direktorat Jendral Pajak
untuk menentukan NJOP yang akan dijadikan dasar pengenaan
Pajak, dengan menggunakan pendekatan data pasar, pendekatan
biaya, dan pendekatan kapitalisasi pendapatan;
28. Peta Desa/Kelurahan adalah Peta wilayah administrasi
Desa/kelurahan dengan skala tertentu yang memuat segala informasi
mengenai jenis tanah, batas dan nomor blok, batas wilayah
administrasi pemerintahan, dan keterangan lainnya yang diperlukan;
29. Zona Nilai Tanah yang selanjutnya disingkat ZNT adalah Peta yang
menggambarkan suatu zona geografis yang terdiri atas sekelompok
objek pajak yang mempunyai suatu Nilai Indikasi Rata-Rata (NIR)
yang dibatasi oleh batas penguasaan/pemilikan objek pajak dalam
suatu wilayah administrasi desa/kelurahan, penentuan batas Zona
Nilai Tanah tidak terikat pada batas blok;
7
30. Sistem Pelayanan Satu Tempat adalah Tata cara pemberian pelayanan
urusan PBB-P2 kepada Wajib Pajak atau Masyarakat pada tempat
yang telah ditentukan dan mudah dijangkau oleh Wajib
Pajak/Masyarakat;
31. Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat NPWPD
adalah suatu syarat pengurusan izin atau pembayaran pajak daerah yang
bukan merupakan legalitas atau normatif terhadap kegiatan.
32. Penyesuaian Stimulus adalah kebijakan pengurangan besaran nominal
faktor pengurang terhadap pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan
Terutang sebagai akibat dari pemberian stimulus atas kenaikan NJOP.
BAB II
PENDAFTARAN, PENDATAAN DAN PENILAIAN OBJEK PBB-P2
Bagian Kesatu
Pendaftaran PBB-P2
Pasal 2
(1) Pendaftaran Objek dan Subjek PBB-P2 dilakukkan oleh Subjek Pajak
dengan cara mengisi SPOP;
(2) Wajib Pajak yang memiliki NPWPD mencantumkan dalam kolom
yang tersedia dalam formulir SPOP;
(3) SPOP diisi dengan jelas, benar dan lengkap serta ditandatangani dan
disampaikan ke Badan selambat-lambatnya 30 hari setelah tanggal
diterimanya SPOP oleh Subjek Pajak atau kuasanya;
(4) Formulir SPOP disediakan dan diperoleh secara cuma-cuma pada
Badan atau tempat-tempat yang ditunjuk.
Bagian Kedua
Pendataan PBB-P2
Pasal 3
(1) Pendataan Objek dan Subjek PBB-P2 dilakukan oleh Badan dengan
menuangkan hasilnya dalam formulir SPOP;
(2) Pendataan Objek dan Subjek PBB-P2 sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat dilakukan dengan:
1. Penyampaian dan pemantauan pengembalian SPOP;
2. Identifikasi objek pajak;
8
3. Verifikasi data objek pajak;
4. Pengukuran bidang objek pajak;
Bagian Ketiga
Penilaian Objek Dan Subjek PBB-P2
Pasal 4
(1) Penilaian Objek dan Subjek PBB-P2 dilakukan oleh Badan baik
secara masal maupun secara individual dengan menggunakan
pendekatan penilaian yang telah ditentukan.
(2) Hasil penilaian objek pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
digunakan sebagai dasar penentuan NJOP, khusus hasil penilaian
objek pajak bumi, sebelum ditetapkan Badan dapat
dikonfirmasikan terlebih dahulu kepada Desa dan atau
kelurahan.
BAB III
SISMIOP
Pasal 5
Badan dapat melakukan kegiatan yang berkaitan dengan kebijakan
pengembangan dan penyempurnaan SISMIOP.
Pasal 6
Pemeliharaan basis data SISMIOP dilakukan dengan cara :
1. Pasif, yaitu kegiatan pemeliharaan basis data yang dilakukan oleh
petugas Badan berdasarkan laporan yang diterima dari wajib pajak
dan atau pejabat/ instansi terkait pelaksanaannya sesuai prosedur
pelayanan satu tempat (PST);
2. Aktif, yaitu kegiatan basis data yang dilakukan oleh Badan dengan
cara mencocokkan dan menyesuaikan data objek dan subjek yang
ada dengan keadaan sebenarnya dilapangan atau mencocokkan dan
menyesuaikan nilai jual objek pajak dengan rata-rata nilai pasar
yang terjadi dilapangan, pelaksanaannya sesuai dengan prosedur
pembentukan basis data.
9
Pasal 7
Setiap petugas yang melaksanakan kegiatan pendaftaran, pendataan
dan penilaian objek dan subjek PBB-P2 dalam rangka pembentukan
dan atau pemeliharaan basis data SISMIOP wajib merahasiakan segala
sesuatunya yang diketahuinya atau diberitahukan oleh wajib pajak
sesuai dengan ketentuan Pasal 34 Undang-undang Nomor 6 Tahun
1983 Tentang ketentuan Umum dan tatacara Perpajakan sebagaimana
telah diubah empat kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16
Tahun 2009.
Pasal 8
Petunjuk pelaksanaan pendaftaran, pendataan dan penilaian objek dan
subjek PBB-P2 dalam rangka Pembentukan dan Pemeliharaan SISMIOP
mengacu pada Keputusan Direktorat Jenderal Pajak Nomor KEP-
533/PJ/2000 dan atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB IV
PENERAPAN NJOP SESUAI DENGAN NILAI PASAR
Pasal 9
(1) Langkah penerapan NJOP dilakukan dalam rangka memenuhi dan
mengantisipasi fungsi dan penggunaan NJOP untuk berbagai
tujuan;
(2) Langkah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah dengan
menerapkan NJOP sesuai dengan nilai pasar;
(3) Yang dimaksud langkah-langkah sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan ayat (2) adalah :
1. Mengoptimalkan kegiatan Pendaftaran, pendataan dan penilaian
secara berkala dan bertahap dalam rangka pembentukan dan
atau pemeliharaan basis data SISMIOP;
2. Penerapan Assessment sales ratio pada tingkat minimal 80 %
(delapan puluh persen);
3. Memanfaatkan data laporan Pejabat Pembuat Akta Tanah secara
selektif mengingat banyaknya kasus harga transaksi jual beli
property yang dilaporkan sesuai dengan NJOP.
10
Pasal 10
(1) Penerapan Assessment sales Ratio minimal 80 % (delapan puluh
persen) akan berakibat NJOP PBB-P2 sebagai dasar pengenaan
PBB-P2 akan mengalami peningkatan yang sangat signifikan
khususnya sektor perdesaan dan perkotaan;
(2) Kenaikan NJOP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) akan
berdampak pada naiknya pokok ketetapan pajak terutang yang
harus dibayar oleh wajib pajak;
(3) Dalam rangka penentuan NJOP Bumi yang akurat perlu
melakukan kegiatan analisis untuk melihat tingkat penerapan
NJOP bumi terhadap nilai pasar yang berlaku melalui analisis
Assessment Sales Ratio yang diprioritaskan pada wilayah yang
memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Wilayah yang mempunyai tingkat pembangunan tinggi terutama
wilayah perkotaan;
b. Wilayah yang berpotensi dalam-
c. upaya penyesuaian peningkatan NJOP (diluar perkotaan);
d. Wilayah-wilayah yang berbatasan dalam rangka menjaga
tingkat keseimbangan NJOP antar wilayah;
e. Wilayah dimana terdapat indikasi adanya data pasar yang
mencakupi;
f. Wilayah yang sudah 3 (tiga) tahun atau lebih belum dilakukan
revaluasi;
(4) Untuk menunjang kelancaran pelaksanaan analisis assessment sales
ratio sebagaimana dimaksud pada ayat (1) perlu dibentuk Tim
evaluasi Pelaksanaan yang dibentuk dengan Keputusan Bupati.
BAB V
PEMBERIAN KERINGANAN/STIMULUS
Pasal 11
(1) Untuk mengantisipasi terhadap gejolak kenaikan NJOP sesuai
dengan nilai pasar perlu adanya pemberian keringanan PBB-P2/
stimulus;
(2) Keringanan/Stimulus sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diklasifikasikan berdasarkan pengenaan PBB-P2 terutang sebagai
berikut:
11
a. Buku 1 : Sampai dengan Rp. 100.000,00;
b. Buku 2 : Rp. 100.001,00 s/d Rp. 500.000,00;
c. Buku 3 : Rp. 500.001 s/d Rp. 2.000.000,00;
d. Buku 4 : Rp. 2.000.001,00 s/d Rp. 5.000.000,00.
e. Buku 5 : Lebih dari Rp. 5.000.000,00
(3) Pemberian stimulus diberikan saat penetapan masal pada awal tahun
penerbitan untuk setiap SPPT dalam bentuk pengurangan terhadap nilai
PBB-P2 yang terutang berdasarkan persentase kenaikan atau selisih
ketetapan tahun sebelumnya tercantum dalam lampiran I yang
merupakan bagian tak terpisahkan peraturan ini.;
(4) Contoh Keringanan/Stimulus sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
tercantum dalam lampiran II yang merupakan bagian tak terpisahkan
peraturan ini.
(5) Dalam hal terjadi kelebihan dan atau ketidaksesuaian persentase nominal
stimulus sebagaimana ditetapkan pada ayat (3) maka akan diberikan
penyesuaian stimulus;
(6) Penyesuaian stimulus dilakukan secara bertahap berdasarkan tingkat
pertumbuhan perekonomian dan tingkat kemiskinan di Kabupaten diatur
dan ditetapkan dalam Keputusan Bupati.
(7) Penyesuaian stimulus sebagaimana dimaksud pada ayat (6) akan
disesuaikan berdasarkan database SISMIOP Tahun 2018 sesuai
klasifikasi buku.
(8) Contoh Penyesuaian Stimulus sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
tercantum dalam lampiran III yang merupakan bagian tak terpisahkan
peraturan ini.
(9) Ketentuan lebih lanjut mengenai Persentase Pemberian Stimulus
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan Persentase Penyesuaian
Stimulus sebagaimana dimaksud pada ayat (6) diatur dan ditetapkan
dalam Keputusan Bupati.
(10) PBB-P2 Terutang adalah Pajak Daerah yang dipungut atas tanah dan
bangunan yang didapat dengan mengalikan tarif dan Nilai Jual Kena
Pajak PBB-P2;
(11) PBB-P2 yang harus dibayar adalah PBB-P2 yang harus dibayar oleh
Subjek Pajak yang merupakan hasil dari PBB-P2 Terutang yang dikurangi
Faktor Pengurang;
12
Pasal 12
Pengenaan PBB-P2 untuk objek pajak yang penetapan pajaknya
sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 ayat (2) diatur sebagai berikut :
1. Untuk objek pajak yang penetapan pajaknya masuk dalam buku 1
kenaikannya dibatasi maksimal 25% (persen) dari kenaikan yang
seharusnya;
2. Untuk objek pajak yang penetapan pajaknya masuk dalam buku 2
kenaikannya dibatasi maksimal 35 % (persen) dari kenaikan yang
seharusnya;
3. Untuk objek pajak yang penetapan pajaknya masuk dalam buku 3
kenaikannya dibatasi maksimal 50 % (persen) dari kenaikan yang
seharusnya.
Pasal 13
Pengenaan PBB untuk objek pajak yang penetapan pajaknya masuk
dalam buku 4 dan 5 dengan nilai diatas Rp.2.000.000,00 (dua juta
rupiah) diatur sebagai berikut:
1. Untuk objek pajak berupa tanah kosong kenaikannya dibatasi
maksimal 50% (persen) dari kenaikan yang seharusnya;
2. Untuk objek pajak bukan berupa tanah kosong yang nilai
bangunannya sampai dengan Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta)
kenaikannya dibatasi maksimal 50% (persen) dari yang seharusnya;
3. Untuk objek pajak bukan berupa tanah kosong yang nilai
bangunannya diatas Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta) kenaikannya
dibatasi maksimal 50% (persen) dari yang seharusnya.
Pasal 14
Pengenaan PBB-P2 untuk objek pajak yang dikuasai oleh Badan Hukum,
baik buku 1, buku 2, buku 3, buku 4 dan buku 5 kenaikannya sesuai
dengan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku.
Pasal 15
Ketentuan pengenaan PBB-P2 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2,
Pasal 3 dan Pasal 4 juga berlaku bagi objek pajak yang mengalami
kenaikan NJOP akibat kegiatan pendataan.
13
Pasal 16
(1) Hal-hal yang belum cukup diatur dalam peraturan ini sepanjang
mengenai petunjuk teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut
dengan Keputusan Bupati yang didelegasikan kepada Kepala Badan.
(2) Jenis pendelegasian Bupati kepada Kepala Badan terkait PBB-P2,
yaitu:
1. Penandatanganan SPPT yang dilakukan secara manual dan atau
elektronik atau digital;
2. Surat Keterangan NJOP;
3. Salinan SPPT;
4. Surat Keputusan Pembetulan PBB-P2;
5. Penundaan Pengembalian SPOP;
6. Surat Keterangan Lunas PBB-P2;
7. Keberatan atas besarnya PBB-P2;
8. Pengurangan/ Penghapusan Sanksi Administrasi;
9. Pengurangan Denda Administarsi;
10. Pengembalian kelebihan Pembayaran PBB-P2;
11. Pengurangan PBB-P2 Terutang;
12. Kompensasi PBB-P2;
13. Keberatan penunjukan sebagai Wajib Pajak PBB-P2;
14. Pembatalan SPPT/SKP/STP PBB-P2;
15. Penentuan kembali Jatuh Tempo Pembayaran;
16. Penetapan Besaran PBB-P2 per objek pajak
17. Penetapan Pemberian Stimulus per objek pajak
18. Penetapan Penyesuaian Stimulus per objek pajak
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 17
Dengan berlakunya Peraturan Bupati ini maka Peraturan Bupati nomor
50 Tahun 2013 tentang Pendaftaran, Pendataan Dan Penilaian Objek Dan
Subjek Pajak Bumi Dan Bangunan Perdesaan Dan Perkotaan Dalam Rangka
Pembentukan Dan Atau Pemeliharaan Basis Data Sismiop, Penerapan Nilai
Jual Objek Pajak Sesuai Dengan Nilai Pasar Serta Pemberian Keringanan,
sebagaimana diubah dengan Peraturan Bupati Nomor 41 Tahun 2015 dicabut
dan dinyatakan tidak berlaku.
14
Pasal 18
Peraturan Bupati ini berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam berita daerah
Kabupaten Banyuwangi.
Ditetapkan di Banyuwangi
Pada tanggal 31 Desember 2018
BUPATI BANYUWANGI,
Ttd.
H. ABDULLAH AZWAR ANAS
Diundangkan di Banyuwangi Pada tanggal 31 Desember 2018
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI,
Ttd.
DJADJAT SUDRADJAT
BERITA DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2018 NOMOR 60
15
LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI BANYUWANGI
NOMOR : 60 TAHUN 2018 TANGGAL : 31 DESEMBER 2018
TABEL PENGHITUNGAN STIMULUS PBB-P2
BUKU PBB TERUTANG
2018
STIMULUS
(FAKTOR PENGURANG)
2018
STIMULUS (%)
PBB YANG
HARUS
DIBAYAR 2018
1 2 3
(3 : 2) * 100% = 4
2 – 3 = 5
1 23.543.434.501 14.279.210.405 61 9.602.493.349
2 44.297.326.071 30.730.841.356 69 14.148.629.037
3 11.042.839.576 7.789.386.728 71 3.347.468.564
4 16.725.244.767 13.730.981.918 82 3.007.463.685
5 17.270.549.945 8.378.223.550 49 8.910.814.117
TOTAL 112.879.394.860 74.908.643.957 66 39.016.868.752
BUPATI BANYUWANGI,
Ttd.
H. ABDULLAH AZWAR ANAS
16
LAMPIRAN II PERATURAN BUPATI BANYUWANGI
NOMOR : 60 TAHUN 2018 TANGGAL : 31 DESEMBER 2018
Contoh Simulasi Pemberian Stimulus sebagai berikut
17
Keterangan :
Di tahun 2019 terjadi kenaikan NJOP Bumi dari Rp 100.000/m2 menjadi
Rp 150.000/m2 , maka stimulus yang diberikan adalah yang paling tinggi yaitu
35% karena objek pajak tersebut masuk buku 2 (pasal 11 ayat (2))
Perhitungan Secara Manual
PBB Terutang Tahun 2018(1) 90.000
PBB Terutang Tahun 2019 (2) 140.000
Kenaikan Seharusnya (2-1) = (3) 50.000
Maksimum Kenaikan 35% dari
kenaikan seharusnya (3*35%) = 4 17.500
PBB yang seharusnya dibayar (1+4) 107.500
Perhitungan Secara Sistem
PBB Terutang Tahun 2018(1) 90.000
PBB Terutang Tahun 2019 (2) 140.000
Stimulus (100%-35%) * (2-1) = (3) 32.500
PBB yang seharusnya dibayar (2-3)
107.500
BUPATI BANYUWANGI, Ttd.
H. ABDULLAH AZWAR ANAS
18
LAMPIRAN III PERATURAN BUPATI BANYUWANGI
NOMOR : 60 TAHUN 2018 TANGGAL : 31 DESEMBER 2018
Contoh Simulasi Penyesuaian Stimulus sebagai berikut
19
Keterangan :
Di tahun 2019 tidak terjadi kenaikan NJOP, SPPT tahun 2018 tersebut
terdapat faktor pengurang sebesar Rp. 32.500, maka untuk menaikkan
pengenaan PBB yang harus dibayar maka diberikan penyesuaian stimulus
yang akan diatur lebih lanjut dalam Surat Keputusan Bupati.
Perhitungan Secara Manual
PBB yang harus dibayar 2018 (1) 107.500
PBB Terutang Tahun 2019 (2) 140.000
Kenaikan Seharusnya (2-1) = (3) 32.500
Penyesuaian Stimulus 10% dari
stimulus sebelumnya (3*10%) = 4 3.250
PBB yang seharusnya dibayar
(1+4)
110.750
Perhitungan Secara Sistem
PBB yang harus dibayar 2018 (1)
107.500
PBB Terutang Tahun 2019 (2)
140.000
Stimulus (100%-10%) * (2-1) = (3) 29.250
PBB yang seharusnya dibayar (2-3) 110.750
BUPATI BANYUWANGI, Ttd.
H. ABDULLAH AZWAR ANAS