14
BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 63 TAHUN 2015 TENTANG KEBUTUHAN DAN PENYALURAN SERTA HARGA ECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN KABUPATEN SIDOARJO TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO, Menimbang : bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 5 ayat (1) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 60/Permentan /SR.130/12/2015 dan Pasal 4 ayat (3) Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor : 79 Tahun 2015 tentang Kebutuhan dan Penyaluran Serta Harga Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi untuk Sektor Pertanian Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2016, maka perlu menetapkan Kebutuhan dan Penyaluran Serta Harga Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi untuk Sektor Pertanian Kabupaten Sidoarjo Tahun Anggaran 2016 dengan Peraturan Bupati Sidoarjo; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Kabupaten/Kota Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur Juncto Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotapraja Surabaya dan Daerah Tingkat II Surabaya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2730) ; 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan konsumen (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3478) ; 3. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433); sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan;

BUPATI SIDOARJO - Sistem Jaringan Dokumentasi dan ...sjdih.sidoarjokab.go.id/.../peraturan-bupati/...63_TH_2015_LAMP._.pdf · Menteri Pertanian Nomor 60/Permentan /SR ... Peraturan

Embed Size (px)

Citation preview

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN BUPATI SIDOARJO

NOMOR 63 TAHUN 2015

TENTANG

KEBUTUHAN DAN PENYALURAN

SERTA HARGA ECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI

UNTUK SEKTOR PERTANIAN KABUPATEN SIDOARJO

TAHUN ANGGARAN 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SIDOARJO,

Menimbang : bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 5 ayat (1) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 60/Permentan /SR.130/12/2015

dan Pasal 4 ayat (3) Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor : 79 Tahun 2015 tentang Kebutuhan dan Penyaluran Serta Harga Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi untuk Sektor

Pertanian Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2016, maka perlu menetapkan Kebutuhan dan Penyaluran Serta Harga

Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi untuk Sektor Pertanian Kabupaten Sidoarjo Tahun Anggaran 2016 dengan Peraturan

Bupati Sidoarjo;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan

Daerah Kabupaten/Kota Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur Juncto Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 tentang

Perubahan Batas Wilayah Kotapraja Surabaya dan Daerah Tingkat II Surabaya (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2730) ;

2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan

konsumen (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3478) ;

3. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433); sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan;

2

4. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem

Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 92, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4660) ;

5. Undang- Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan

dan Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor

84, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5015), sebagaimana

telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 41 Tahun 2014

Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 338, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 5619) ;

6. Undang- Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Lahan

Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran Negara Tahun

2009 Nomor 149, Tambahan Lembaran Negara

Nomor 5068),

7. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2010 tentang Holtikultura

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor

132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5170);

8. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

9. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012

Nomor 227, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5360);

10. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014

Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali

terakhir dengan undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015

tentang Perubahan Kedua Atas Undang- Undang Nomor 23

Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

11. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor :

308, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor :

5613);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2001, tentang Pupuk

Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 14,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 4079) ;

13. Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2005 tentang Penetapan

Pupuk Bersubsidi sebagai Barang dalam Pengawasan

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor

15 Tahun 2011;

14. Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 40/Permentan

/OT.140/4/2007 tentang Rekomendasi Pemupukan N, P dan

K pada Padi Sawah Spesifik Lokasi;

3

15. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 20/M-

DAG/PER/5/2009 tentang Ketentuan dan Tata Cara

Pengawasan Barang dan/atau Jasa;

16. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan

/SR.140/8/2011 tentang Syarat dan Tata Cara Pendaftaran

Pupuk An-Organik;

17. Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 70/Permentan

/SR.140/10/2011 tentang Pupuk Organik, Pupuk Hayati dan

Pembenah Tanah;

18. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 15/M-

DAG/PER/4/2013 tentang Pengadaan dan Penyaluran Pupuk

Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian;

19. Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 130/Permentan

/SR.130/11/2013 tentang Kebutuhan dan Harga Eceran

Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian

Tahun Anggaran 2015;

20. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 79 Tahun 2014

tentang Kebutuhan Dan Penyaluran Serta Harga Eceran

Tertinggi Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian Provinsi

Jawa Timur Tahun Anggaran 2016;

21. Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 5 Tahun 2015

tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Lembaran

Daerah Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015 Nomor 5 Seri D,

Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sidoarjo Tahun

2015 Nomor 61);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG KEBUTUHAN DAN PENYALURAN

SERTA HARGA ECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK

SEKTOR PERTANIAN KABUPATEN SIDOARJO TAHUN ANGGARAN

2016.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :

1. Pupuk An-organik adalah pupuk hasil proses rekayasa secara

kimia, fisika dan atau biologi, dan merupakan hasil industri

atau pabrik pembuat pupuk.

2. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan

mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan dan/atau

limbah organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,

berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan

mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk

meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah

serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.

3. Pupuk Bersubsidi adalah barang dalam pengawasan yang pengadaan dan penyalurannya mendapat subsidi dari

Pemerintah untuk kebutuhan Kelompok Tani dan/atau Petani di Sektor Pertanian.

4

4. Pemupukan Berimbang adalah pemberian pupuk bagi tanaman sesuai dengan status hara tanah dan kebutuhan

tanaman untuk mencapai produktivitas yang optimal dan berkelanjutan.

5. Kebutuhan Pupuk Bersubsidi adalah alokasi sejumlah Pupuk Bersubsidi per Kabupaten/Kota yang dihitung berdasarkan

usulan dari Bupati/Walikota atau Dinas yang membidangi sektor pertanian di Kabupaten/Kota.

6. Harga Eceran Tertinggi yang selanjutnya disebut HET adalah

harga Pupuk Bersubsidi yang dibeli oleh Petani/Kelompok Tani di Penyalur Lini IV yang ditetapkan oleh Menteri

Pertanian. 7. Sektor Pertanian adalah sektor yang berkaitan dengan

budidaya tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, hijauan pakan ternak, dan budidaya ikan dan/atau udang.

8. Petani adalah perorangan Warga Negara Indonesia

perseorangan dan / atau beserta keluarganya yang melakukan usaha tani di bidang tanaman pangan,

hortikultura, perkebunan dan/atau peternakan. 9. Petambak adalah perorangan Warga Negara Indonesia yang

mengusahakan lahan untuk budidaya ikan dan/atau udang.

10. Kelompok Tani adalah kumpulan petani atau petambak

yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan; kesamaan kondisi lingkungan sosial, ekonomi, dan sumberdaya;

kesamaan komoditas; dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan anggotanya.

11. Pelaksana Subsidi Pupuk adalah Badan Usaha Milik Negara yang ditugaskan sebagai pelaksana penugasan untuk subsidi pupuk.

12. Penyalur di Lini III adalah Distributor sesuai ketentuan Peraturan Menteri Perdagangan tentang Pengadaan dan

Penyaluran Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian yang berlaku.

13. Penyalur di Lini IV adalah Pengecer Resmi sesuai ketentuan Peraturan Menteri Perdagangan tentang Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian

yang berlaku. 14. Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani Pupuk

Bersubsidi selanjutnya disebut RDKK adalah rencana kebutuhan pupuk bersubsidi untuk satu tahun yang disusun

berdasarkan musyawarah anggota Kelompok Tani yang merupakan alat pesanan pupuk bersubsidi kepada Gabungan Kelompok Tani atau Penyalur Sarana Produksi Pertanian.

15. Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KPPP) adalah wadah koordinasi instansi terkait dalam pengawasan pupuk

dan pestisida yang dibentuk oleh Gubernur untuk Provinsi dan oleh Bupati/Walikota untuk Kabupaten/Kota.

BAB II

JENIS PUPUK BERSUBSIDI

Pasal 2

(1) Pupuk Bersubsidi terdiri atas Pupuk An-organik dan Pupuk

Organik yang diproduksi dan/atau diadakan oleh Pelaksana

Subsidi Pupuk.

5

(2) Pupuk An-organik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

terdiri atas Urea, SP-36, ZA dan NPK

BAB III

PERUNTUKAN PUPUK BERSUBSIDI

Pasal 3

(1) Pupuk Bersubsidi diperuntukkan bagi Petani dan/atau

Petambak yang telah bergabung dalam Kelompoktani dan

menyusun RDKK, dengan ketentuan:

a. Petani yang melakukan usaha tani di bidang tanaman

pangan sesuai areal yang diusahakan setiap musim

tanam;

b. Petani yang melakukan usaha tani di luar bidang

tanaman pangan dengan total luasan maksimal 2 (dua)

hektar setiap musim tanam; atau

c. Petambak dengan luasan maksimal 1 (satu) hektar setiap

musim tanam

(2) Pupuk bersubsidi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak

diperuntukkan bagi perusahaan tanaman pangan,

hortikultura, perkebunan, peternakan atau perusahaan

perikanan budidaya.

Pasal 4

(1) Kebutuhan Pupuk Bersubsidi dihitung sesuai dengan

anjuran Pemupukan Berimbang spesifik lokasi dengan

mempertimbangkan penyerapan pupuk bersubsidi tahun-

tahun sebelumnya serta jumlah alokasi Kebutuhan Pupuk

Bersubsidi untuk Kabupaten Sidoarjo Tahun 2016 yang telah

ditetapkan melalui Peraturan Gubernur Jawa Timur.

(2) Kebutuhan Pupuk Bersubsidi sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dijabarkan menurut Sub Sektor, Kecamatan, Jenis

dan Jumlah, sebagaimana tercantum dalam Lampiran dan

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan

Bupati ini.

(3) Kebutuhan Pupuk Bersubsidi sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) dirinci lebih lanjut dengan memperhatikan rekap

RDKK yang disusun oleh Mantri Pertanian dan Kepala Balai

Penyuluh Kecamatan dan diketahui Camat setempat menurut

Sub Sektor, Kelurahan/Desa, Jenis, Jumlah dan Sebaran

Bulanan.

Pasal 5

Untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan Pupuk Bersubsidi

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Bupati Sidoarjo

melakukan penyesuaian berdasarkan lokasi, jenis, jumlah dan

waktu kebutuhan pupuk yang menjadi prioritas di wilayah

kecamatan.

Pasal 6

Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan, Dinas Kelautan

dan Perikanan bersama Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana

Penyuluhan melaksanakan pembinaan kepada Petani, Petambak

6

dan/atau Kelompok Tani dalam penyusunan RDKK sesuai luas

areal usahatani dan/atau kemampuan penyerapan Pupuk

Bersubsidi di tingkat Petani, Petambak dan/atau Kelompok Tani

di wilayahnya.

BAB IV

PERUBAHAN DAN REALOKASI PUPUK BERSUBSIDI

Pasal 7

(1) Dalam hal Kebutuhan Pupuk Bersubsidi sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 4 dan 5 terjadi kekurangan dapat

dipenuhi melalui realokasi antar Kecamatan, waktu dan

subsektor yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Pertanian

Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Sidoarjo.

(2) Apabila terjadi realokasi antar Kabupaten/Kota di Provinsi

Jawa Timur maka ditindaklanjuti realokasi antar Kecamatan

yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan

Peternakan Kabupaten Sidoarjo.

(3) Apabila alokasi Pupuk Bersubsidi di wilayah Kecamatan

pada bulan berjalan tidak mencukupi, Penyaluran Pupuk

Bersubsidi di wilayahnya dapat dilakukan dengan

menggunakan sisa alokasi bulan sebelumnya dan/atau dari

alokasi bulan berikutnya dengan tidak melampaui alokasi 1

(satu) tahun, melalui penetapan realokasi.

BAB V

PENYALURAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET)

PUPUK BERSUBSIDI

Pasal 8

(1) Pelaksanaan pengadaan dan penyaluran Pupuk Bersubsidi

sampai ke Petani/Petambak dan/atau Kelompok Tani melalui

Penyalur di Lini IV dilakukan sesuai dengan ketentuan

Peraturan Menteri Perdagangan tentang Pengadaan dan

Penyaluran Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian yang

berlaku.

(2) Penyaluran Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian oleh

Penyalur di Lini IV ke Petani/Petambak dan/atau Kelompok

Tani diatur sebagai berikut :

a. Penyaluran Pupuk Bersubsidi oleh Penyalur di Lini IV ke

Petani/Petambak dan/atau Kelompok Tani dilaksanakan

sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Perdagangan

tentang Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi

Untuk Sektor Pertanian yang berlaku dan dibuktikan

dengan catatan dan/atau nota pembelian kepada Petani/

Petambak dan/atau Kelompok Tani.

7

b. Penyaluran Pupuk Bersubsidi sebagaimana dimaksud

pada huruf a memperhatikan kebutuhan

Petani/Petambak dan/atau Kelompok Tani dalam RDKK

dan alokasi di masing-masing wilayah.

(3) Untuk kelancaran penyaluran Pupuk Bersubsidi di Lini IV ke

Petani/Petambak dan/atau Kelompok Tani sebagaimana

dimaksud pada ayat (2), Dinas Pertanian Perkebunan dan

Peternakan berkoordinasi dengan Badan Ketahanan Pangan

dan Pelaksana Penyuluhan guna melakukan pendataan

RDKK di wilayahnya, sebagai dasar pertimbangan dalam

penyaluran Pupuk Bersubsidi sesuai alokasi yang ditetapkan

dalam Peraturan Bupati Sidoarjo.

(4) Optimalisasi pemanfaatan Pupuk Bersubsidi di tingkat Petani,

Petambak dan/atau Kelompok Tani dilakukan melalui

pendampingan penerapan Pemupukan Berimbang spesifik

lokasi oleh Mantri Pertanian dan Penyuluh.

(5) Pengawasan penyaluran Pupuk Bersubsidi di Lini IV ke

Petani/Petambak dan/atau Kelompok Tani dilakukan oleh

petugas pengawas yang ditunjuk sebagai satu kesatuan dari

Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KPPP) di Kabupaten

Sidoarjo.

(6) Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Sidoarjo melaksanakan Verifikasi dan Validasi Penyaluran

Pupuk Bersubsidi dan melaporkan hasil verifikasi dan validasi penyaluran pupuk bersubsidi setiap bulannya kepada

Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur. (7) Pelaksanaan verifikasi dan validasi penyaluran pupuk

bersubsidi sebagimana dimaksud pada ayat (6) dilakukan sesuai Petunjuk Pelaksanaan Verifikasi dan Validasi Penyaluran Pupuk Bersubsidi Tahun 2016 yang ditetapkan

oleh Direktur Jenderal.

Pasal 9

(1) Pelaksana Subsidi Pupuk sebagaimana dimaksud dalam Pasal

2, Penyalur di Lini III, dan Penyalur di Lini IV wajib menjamin

ketersediaan Pupuk Bersubsidi saat dibutuhkan Petani,

Petambak dan/atau Kelompok Tani di wilayah tanggung

jawabnya sesuai ketentuan yang berlaku.

(2) Untuk menjamin ketersediaan Pupuk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pelaksana Subsidi Pupuk wajib berkoordinasi

dengan Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Sidoarjo dan Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian,

Perdagangan dan ESDM Kabupaten Sidoarjo sesuai ketentuan yang berlaku.

Pasal 10

(1) Penyalur di Lini IV yang ditunjuk wajib menjual Pupuk Bersubsidi sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET).

(2) Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan sebagai berikut : a. Pupuk Urea : Rp. 1.800,-/kg;

b. Pupuk SP-36 : Rp. 2.000,-/kg;

8

c. Pupuk ZA : Rp. 1.400,-/kg; d. Pupuk NPK : Rp. 2.300,-/kg;

e. Pupuk Organik : Rp. 500,-/kg.

(3) Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berlaku untuk pembelian oleh Petani,

Petambak dan/atau Kelompok Tani di Lini IV secara tunai dalam kemasan sebagai berikut : a. Pupuk Urea : 50 Kg;

b. Pupuk SP-36 : 50 Kg; c. Pupuk ZA : 50 Kg;

d. Pupuk NPK : 50 Kg; e. Pupuk Organik : 40 Kg.

Pasal 11

(1) Kemasan Pupuk Bersubsidi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 harus diberi label tambahan berwarna merah,

mudah dibaca dan tidak mudah hilang/terhapus, yang bertuliskan :

(2) Khusus penyediaan dan penyaluran Pupuk Urea bersubsidi berwarna merah muda (pink) dan Pupuk ZA bersubsidi

berwarna jingga (orange).

BAB VI PENGAWASAN DAN PELAPORAN

Pasal 12

(1) Pelaksana Subsidi Pupuk wajib melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap pengadaan dan penyaluran Pupuk

Bersubsidi dari Lini I sampai Lini IV sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan tentang Pengadaan

dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian yang berlaku serta melakukan pengawalan terhadap penyaluran Pupuk Bersubsidi dari Lini IV ke

Petani/Petambak dan/atau Kelompok Tani. (2) Pelaksana Subsidi Pupuk wajib melaporkan perkembangan

realisasi penyaluran Pupuk Bersubsidi sampai ke

Petani/Petambak dan/atau Kelompok Tani setiap bulannya

kepada Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan

Kabupaten Sidoarjo dan Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian,

Perdagangan dan ESDM Kabupaten Sidoarjo.

Pasal 13

Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KPPP) Kabupaten

Sidoarjo wajib melakukan pemantauan dan pengawasan

terhadap penyaluran, penggunaan dan harga pupuk bersubsidi

di wilayahnya oleh Penyuluh dan Mantri Pertanian.

“Pupuk Bersubsidi Pemerintah” Barang Dalam Pengawasan

9

Pasal 14

Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KPPP) Kabupaten

Sidoarjo menyampaikan laporan hasil pemantauan dan

pengawasan Pupuk Bersubsidi di wilayah kerjanya kepada Bupati

Sidoarjo.

BAB VI PENUTUP

Pasal 15

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2016

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Sidoarjo.

Diundangkan di Sidoarjo

pada tanggal 2013

pada tanggal 2015

Diundangkan di Sidoarjo pada tanggal 31 Desember 2015

SEKRETARIS DAERAH

KABUPATEN SIDOARJO,

ttd

VINO RUDY MUNTIAWAN

BERITA DAERAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2015 NOMOR 63

Ditetapkan di Sidoarjo Pada tanggal 31 Desember 2015

Pj. BUPATI SIDOARJO,

TTD

JONATHAN JUDIANTO

10

ALOKASI PUPUK UREA BERSUBSIDI SUB SEKTOR PERIKANAN

DI KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2016

NO KECAMATAN

B U L A N

JUMLAH

JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOP DES

1 Sidoarjo 2,00 3,00 4,00

4,00 3,00 3,00 3,00 4,00 2,00 5,00 4,00 3,00 40,00

2 Buduran 5,00 4,00 5,00

5,00 6,00 5,00 5,00 5,00 2,00 8,00 7,00 6,00 63,00

3 Candi 5,00 5,00 5,00

4,00 6,00 5,00 5,00 5,00 2,00 9,00 8,00 5,00 64,00

4 Porong 6,00 5,00 6,00

7,00 8,00 8,00 2,00 2,00 3,00 7,00 5,00 6,00 65,00

5 Tanggulangin 5,00 4,00 5,00

4,00 4,00 3,00 2,00 5,00 4,00 4,00 4,00 5,00 49,00

6 Jabon 8,00 6,00 8,00

6,00 7,00 8,00 2,00 2,00 3,00 3,00 2,00 2,00 57,00

7 Tulangan - - -

- - - - - - - - - -

8 Krembung - - -

- - - - - - - - - -

9 Krian - - -

- - - - - - - - - -

10 Prambon - - -

- - - - - - - - - -

11 Tarik - - -

- - - - - - - - - -

12 Balongbendo - - -

- - - - - - - - - -

13 Wonoayu - - -

- - - - - - - - - -

14 Taman - - -

- - - - - - - - - -

15 Sukodono - - -

- - - - - - - - - -

16 Waru 5,00 4,00 4,00

2,00 3,00 4,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 34,00

17 Gedangan 5,00 2,00 5,00

5,00 5,00 5,00 3,00 3,00 3,00 3,00 4,00 5,00 48,00

18 Sedati 5,00 2,00 3,00

2,00 3,00 3,00 2,00 3,00 2,00 3,00 4,00 2,00 34,00

JUMLAH 46,00 35,00 45,00

39,00 45,00 44,00 26,00 31,00 23,00 44,00 40,00 36,00 454,00

11

ALOKASI PUPUK SP-36 BERSUBSIDI SUB SEKTOR PERIKANAN DI KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2016

NO KECAMATAN B U L A N

JUMLAH JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOP DES

1 Sidoarjo 2,00 2,00 2,00 - 2,00 2,00 1,00 - 2,00 - 2,00 1,00 16,00

2 Buduran 2,00 2,00 2,00 1,00 2,00 2,00 1,00 - 2,00 1,00 2,00 1,00 18,00

3 Candi 2,00 2,00 2,00 - 2,00 2,00 1,00 - 2,00 - 2,00 1,00 16,00

4 Porong 2,00 2,00 2,00 1,00 2,00 2,00 1,00 1,00 2,00 - 2,00 1,00 18,00

5 Tanggulangin 1,00 2,00 2,00 - 2,00 2,00 1,00 1,00 2,00 1,00 2,00 1,00 17,00

6 Jabon 1,00 2,00 2,00 1,00 2,00 2,00 1,00 - 2,00 - 2,00 1,00 16,00

7 Tulangan - - - - - - - - - - - - -

8 Krembung - - - - - - - - - - - - -

9 Krian - - - - - - - - - - - - -

10 Prambon - - - - - - - - - - - - -

11 Tarik - - - - - - - - - - - - -

12 Balongbendo - - - - - - - - - - - - -

13 Wonoayu - - - - - - - - - - - - -

14 Taman - - - - - - - - - - - - -

15 Sukodono - - - - - - - - - - - - -

16 Waru 2,00 2,00 2,00 1,00 2,00 2,00 1,00 - 2,00 1,00 2,00 1,00 18,00

17 Gedangan 2,00 2,00 2,00 1,00 2,00 2,00 1,00 - 2,00 1,00 2,00 1,00 18,00

18 Sedati 2,00 2,00 1,00 1,00 1,00 2,00 1,00 - 2,00 1,00 1,00 1,00 15,00

JUMLAH 16,00 18,00 17,00 6,00 17,00 18,00 9,00 2,00 18,00 5,00 17,00 9,00 152,00

12

ALOKASI PUPUK ZA BERSUBSIDI SUB SEKTOR PERIKANAN DI KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2015

NO KECAMATAN B U L A N

JUMLAH

JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOP DES

1 Sidoarjo - - - - - - - - - - - - -

2 Buduran - - - - - - - - - - - - -

3 Candi - - - - - - - - - - - - -

4 Porong - - - - - - - - - - - - -

5 Tanggulangin - - - - - - - - - - - - -

6 Jabon - - - - - - - - - - - - -

7 Tulangan - - - - - - - - - - - - -

8 Krembung - - - - - - - - - - - - -

9 Krian - - - - - - - - - - - - -

10 Prambon - - - - - - - - - - - - -

11 Tarik - - - - - - - - - - - - -

12 Balongbendo - - - - - - - - - - - - -

13 Wonoayu - - - - - - - - - - - - -

14 Taman - - - - - - - - - - - - -

15 Sukodono - - - - - - - - - - - - -

16 Waru - - - - - - - - - - - - -

17 Gedangan - - - - - - - - - - - - -

18 Sedati - - - - - - - - - - - - -

JUMLAH - - - - - - - - - - - - -

13

ALOKASI PUPUK NPK BERSUBSIDI SUB SEKTOR PERIKANAN DI KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2015

NO KECAMATAN B U L A N

JUMLAH

JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOP DES

1 Sidoarjo - - - - -

- - - - - - - -

2 Buduran - - - - -

- - - - - - - -

3 Candi - - - - -

- - - - - - - -

4 Porong - - - - -

- - - - - - - -

5 Tanggulangin - - - - -

- - - - - - - -

6 Jabon - - - - -

- - - - - - - -

7 Tulangan - - - - -

- - - - - - - -

8 Krembung - - - - -

- - - - - - - -

9 Krian - - - - -

- - - - - - - -

10 Prambon - - - - -

- - - - - - - -

11 Tarik - - - - -

- - - - - - - -

12 Balongbendo - - - - -

- - - - - - - -

13 Wonoayu - - - - -

- - - - - - - -

14 Taman - - - - -

- - - - - - - -

15 Sukodono - - - - -

- - - - - - - -

16 Waru - - - - -

- - - - - - - -

17 Gedangan - - - - -

- - - - - - - -

18 Sedati - - - - -

- - - - - - - -

JUMLAH - - - - -

- - - - - - - -

14

ALOKASI PUPUK ORGANIK BERSUBSIDI SUB SEKTOR PERIKANAN DI KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2016

NO KECAMATAN B U L A N

JUMLAH

JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOP DES

1 Sidoarjo - - - 1,00 - - - - - - - 1,00 2,00

2 Buduran 1,00 - - 1,00 - - 1,00 - - - - 1,00 4,00

3 Candi - - 1,00 1,00 1,00 - - - - - 1,00 1,00 5,00

4 Porong - - - 1,00 - 1,00 - 1,00 - - - 1,00 4,00

5 Tanggulangin - 1,00 - 1,00 - 1,00 - - - - 1,00 1,00 5,00

6 Jabon 1,00 - - 1,00 - - - 1,00 1,00 - 1,00 1,00 6,00

7 Tulangan - - - - - - - - - - - - -

8 Krembung - - 1,00 - 1,00 - - - - - - - 2,00

9 Krian - - - - - - - - - - - - -

10 Prambon - - - - - - - - - - - - -

11 Tarik - - - - - - - 1,00 - - - - 1,00

12 Balongbendo - - - - - - - - - - - - -

13 Wonoayu - 1,00 - - - - - - - - - - 1,00

14 Taman - - - - - - - - - - - - -

15 Sukodono - 1,00 - 1,00 - - - - - - - - 2,00

16 Waru - - 1,00 1,00 - - - - - 1,00 - 1,00 4,00

17 Gedangan - - - 1,00 - - - - - 1,00 - 1,00 3,00

18 Sedati - - - 1,00 - 1,00 - - - - - 1,00 3,00

JUMLAH 2,00 3,00 3,00 10,00 2,00

3,00 1,00 3,00

1,00 2,00 3,00 9,00 42,00

Pj. BUPATI SIDOARJO, ttd JONATHAN JUDIANTO