Ca Mammae

Embed Size (px)

Citation preview

MAKALAH DOKTER MUDAKANKER PAYUDARA

Disusun oleh:Christopher Njotokusgito010911157

Pembimbing:Hantoro Ishardyanto, dr., Sp.B(K)Onk

DEPARTEMEN/SMF ILMU ONKOLOGIFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGARSU Dr. SOETOMO - SURABAYA2014

ANATOMIBATAS-BATAS PAYUDARA-Superior : iga II atau III (infraclavicula) -inferior : iga IV atau VI (inframammary fold) -medial : garis parasternal -lateral : garis aksilaris anterior/ medius

PEMBAGIAN KUADRAN1. kuadran lateral atas2. kuadran medial atas3. kuadran lateral bawah4. kuadran medial bawah5. kuadran central

ARTERIALISASIa. Cabang-cabang perforantes a.mammaria interna b. Rami pektoralis a. thorakoakromialisc. a.thorakalis lateralis (a. mammaria eksterna)d. a.thorakodorsalis

ALIRAN VENAa. Cabang-cabang perforantes v.mammaria internab. Cabang-cabang v.aksilaris, yang terdiri dari v. thorakoakromialis, v. thorakalis lateralis dan v. thorako dorsalis.c. Vena-vena kecil yang bermuara pada v. intercostalis

PEMBULUH LYMPHE1. Pembuluh getah bening Pembuluh getah bening aksila Pembuluh getah bening mammaria interna Pembuluh getah bening tepi medial kwadran medial bawah. 2. Kelenjar-kelenjar getah beninga. Kelenjar getah bening aksilab. Kelenjar getah bening prepektoralc. Kelenjar getah bening mammaria interna

STRUKUR PAYUDARA Parenkim epitelial Parenkim epitelial dibentuk oleh 15-20 lobus, masing-masing mempunyai saluran tersendiri untuk mengalirkan produknya dan bermuara pada nipple. Tiap lobus dibentuk oleh lobulus yang terdiri dari 10-100 asini grup. Lobulus ini merupakan struktur dasar dari glandula mamma. Lemak, pembuluh darah, saraf dan saluran getah bening Otot dan fasciaPayudara dibungkus oleh fasia pektoralis superfisialis dimana permukaan anterior dan posterior dihubungkan oleh ligamentum Cooper yang berfungsi sebagai penyangga.

FAKTOR RESIKO CA MAMMAE1. Usia > 35 tahun2. Menarche lebih dini 52 tahunHal ini disebabkan wanita dengan siklus menstruasi lebih panjang terpapar lebih banyak hormon estrogen. Wanita yang mulai menstruasi pada usia kurang dari 12 tahun memiliki resiko 30% lebih besar jika dibandingkan yang mulai menstruasi pada usia 15 tahun atau lebih.4. Melahirkan anak pertama lebih lambat >30 tahunWanita yang melahirkan anak pertama lebih dari 35 tahun memiliki resiko 40% lebih tinggi daripada yang melahirkan anaknya di usia awal 20 tahun.5. Tidak menyusui bayinya atau menyusui kurang dari 4 bulanTiap 12 bulan masa menyusui menurunkan resiko 4,3%6. Tidak menikahBerdasarkan penelitian meta-analisis (3 cohort dan 5 case-control) di negara-negara Eropa utara, wanita yang tidak menikah memiliki resiko 30% lebih besar untuk mengidap kanker payudara dibanding yang menikah.7. Tidak mempunyai anakTiap 2 kelahiran hidup menurunkan resiko kanker payudara sebesar 16%8. Penyakit displasi amammae sebelumnya (jenis hiperplastik)9. Riwayat keganasan pada keluargaWanita yang ibu atau saudarinya mengidap keganasan memiliki resiko 2 kali lebih besar dibanding yang tidak. Walaupun pada 85% penderita ca mammae tidak ditemukan riwayat keluarga yang sakit serupa, namun ditengarai mutasi gen BRCA1 dan BRCA2 dapat diturunkan secara genetik. Gen tersebut, pada usia 70 tahun memiliki kecenderungan 45-65% terhadap ca mammae.10. Obesitas11. Menderita kanker payudara kontralateralWanita yang menderita kanker payudara atau keganasan lain di tubuh memiliki resiko metastasis.

FISIOLOGIPayudara mengalami tiga macam perubahan yang dipengaruhi hormon. Perubahan pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas, sampai ke klimakterium, dan menopause. Sejak pubertas, pengaruh estrogen dan progesteron yang diproduksi ovarium dan juga hormon hipofise telah menyebabkan duktus berkembang dan timbul asinus.Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur haid. Sejak hari ke-8 haid, payudara menjadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum haid berikutnya terjadi pembesaran maksimal. Kadang-kadang timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata. Selama beberapa hari menjelang haid, payudara menjadi lebih tegang dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan. Begitu haid mulai, semuanya berkurang. Perubahan ketiga terjadi pada masa hamil dan menyusui. Pada kehamilan, payudara menjadi besar karena epitel duktus lobul dan duktus alveolus berproliferasi dan tumbuh duktus baru. Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu laktasi. Air susu diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui duktus ke puting susu.

ANAMNESISKeluhan utama adalah keluhan yang membuat seseorang datang ke tempat pelayanan kesehatan untuk mencari pertolongan, misalnya : Lump / benjolan dgn/tanpa nyeri, dgn/tanpa kelainan kulit, nipple discharge, payudara tidak simetris, kelainan kelainan akibat metastasis.Riwayat Penyakit sekarang, dilanjutkan anamnesis secara sistematis yaitu Lokasi (dimana ? menyebar atau tidak ?), onset / awitan dan kronologis (kapan terjadinya? berapa lama?), kuantitas keluhan (ringan atau berat, seberapa sering terjadi ?) , kualitas keluhan (rasa seperti apa ?), faktor-faktor yang memperberat keluhan, faktor-faktor yang meringankan keluhan, analisis sistem yang menyertai keluhan utama. Massa di payudara, sakit/tidak, nipple discharge, retraksi nipple/kulit. Keluhan yang berhubungan dengan metastasis, batuk, sesak, nyeri pada tulang. Nafsu makan, berkurang atau tetap. Berat badan, berkurang atau tetap. Keluar cairan dari putting (berdarah biasanya intraductal papiloma/ intraductal pappilary Ca; serous, seperti air, susu, nanah hijau, serosanguines). Sakit/nyeri tekan (berubah dengan siklus: tegangan premens, penyakit fibrokistik; tidak berubah: tumor jinak, ganas, infeksi)

Riwayat penyakit dahulu, ditanyakan adakah penderita pernah sakit serupa sebelumnya, bila dan kapan terjadinya dan sudah berapa kali dan telah diberi obat apa saja, serta mencari penyakit yang relevan dengan keadaan sekarang dan penyakit kronik (hipertensi, diabetes mellitus, dll), perawatan lama, rawat inap, imunisasi, dan riwayat pengobatan. pernah biopsi/tidak, operasi/tidak, sebelumnya pernah menderita (resiko tinggi), radiasi daerah thorax

Riwayat penyakit keluarga : ada tidak keluarga yg menderita sakit seperti ini atau tumor laiinya. keluarga menderita (resiko meningkat)Riwayat social : meliputi pendidikan, pekerjaan pernikahan, kebiasaan yang sering dilakukan.Status hormonal : riwayat menstruasi (teratur/tidak, berapa lama, dismernorhea )/ menopause. usia menarche (bila cepat, resiko meningkat), usia menopause (bila lambat, resiko meningkat)Faktor resiko : kehamilan usia tua (resiko meningkat), jumlah anak, abortus, riwayat menyusuiObat kontrasepsi (cegah penyakit fibrokistik), tidak menikah (resiko meningkat)

PEMERIKSAAN FISIKPemeriksaan payudara klinis merupakan komponen penting dari kesehatan wanita untuk meningkatkan deteksi dini kanker payudara yang dapat terlewatkan oleh mamografi dan memberikan kesempatan bagi para wanita untuk menunjukkan teknik pemeriksaan yang dapat dilakukan oleh diri sendiri.Ketika memulai pemeriksaan payudara, para wanita mungkin merasa tidak nyaman. Oleh karena itu, pemeriksaan seharusnya dimulai dengan menjelaskan tujuan dari dilakukannya pemeriksaan fisik tersebut. Hal ini dilakukan agar pasien yang kita periksa merasa nyaman selama proses pemeriksaan dan membuat kita mudah menemukan kelainan dari anggota tubuh pasien. Sebelum pemeriksaan, tanyakan kepada pasien apakah dia telah melihat ada benjolan atau masalah lain dan apakah dia melakukan pemeriksaan payudara sendiri (sadari)Karena payudara cenderung membengkak dan menjadi lebih nodular sebelum menstruasi sebagai akibat dari stimulasi estrogen meningkat, waktu terbaik untuk pemeriksaan adalah 5 sampai 7 hari setelah onset menstruasi. Nodul yang muncul selama fase pramenstruasi harus dievaluasi ulang ini kemudian waktu.

1. Inspeksi PayudaraPeriksa payudara dan puting dengan pasien dalam posisi duduk, melepas pakaian sebatas pinggang. Pemeriksaan menyeluruh payudara meliputi pemeriksaan seksama untuk perubahan kulit, ukuran-kesimetrisan, kontur, dan karakteristik puting susu Ada empat posisi yang digunakan untuk proses pemeriksaan:a. Lengan di SampingBeberapa hal yang harus diperhatikan antara lain: Kulit, termasuk warna dan penebalan. Penebalan kulit yang tidak biasa disertai penonjolan pori-pori dapat menyertai obstruksi limfatik. Ukuran dan apakah payudara simetris atau tidak. Beberapa perbedaan dalam ukuran payudara,termasuk areola, adalah umum dan biasanya normal. Kontur. Carilah perubahan seperti massa, dimpling, atau merata. Bandingkan satu sisi dengan lainnya. Karakteristik dari puting susu, termasuk ukuran dan bentuk, arah, setiap ruam atau ulserasi, retraksi, dan cairan yang keluar.

b. Lengan di Atas Kepala

c. Lengan Bertolak Pinggangd. Badan Condong ke Depan

Posisi b, c, d di atas digunakan untuk membantu memperlihatkan dimpling atau retraksi yang lain mungkin tidak terlihat. Mintalah pasien untuk mengangkat tangan di atas kepala, lalu tekan tangannya terhadap pinggang untuk mengkontraksikan otot-otot dada. Periksa kontur payudara dengan hati-hati di setiap posisi. Jika payudara besar, mungkin berguna untuk meminta pasien berdiri dan bersandar ke depan, ditopang oleh bagian belakang kursi atau tangan pemeriksa

INSPEKSI1. simetris/tidak2. ada benjolan/tidak3. perubahan pada kulit dimpling/berlekuk, reraksi, gambaran vena kemerahan (infeksi) edema peau de orange ulkus4. areola & putting susu eksoriasi kulit, inversi, pengeluaran cairan, kemerahan, edema, eksema pointing nipple (arah putting susu): mengarah ke kuadran yg sakit5. cairan papilla mammae sifat cairan: susu (kehamilan, laktasi), jernih (normal), hijau (perimenopause, ektasi duktus, kelainan fibrokistik), hemoragik (Ca, papiloma intraductal) keluar spontan/setelah dipijat unilateral/bilateral berhubungan dengan siklus haid/tidak premenopause/pascamenopause penggunaan obat hormone

PALPASIPalpasi yang terbaik dilakukan ketika jaringan payudara diratakan. Pasien harus telentang. Rabalah area payudara secara rektangular memanjang dari klavikula ke flip inframammary atau garis bra, dan dari linea midsternal ke linea aksilaris posterior.Pemeriksaan menyeluruh akan memakan waktu 3 menit untuk setiap payudara. Gunakan fingerpads dari jari-jari 2, 3, dan 4, dengan posisi sedikit fleksi. Hal ini penting untuk dilakukan secara sistematis. Meskipun pola melingkar atau wedge dapat digunakan, pola strip vertikal saat ini teknik yang divalidasi terbaik untuk mendeteksi massa payudara. Palpasi di area kecil dan lingkaran konsentris pada setiap titik pemeriksaan. Jika memungkinkan ada baiknya menerapkan tekanan yang ringan, sedang, dan dalam. Anda akan perlu menekan lebih tegas untuk mencapai jaringan yang lebih dalam dari payudara yang besar. Pemeriksaan harus mencakup seluruh payudara. Untuk menguji bagian lateral payudara, meminta pasien untuk miring ke arah kontralateral, menempatkan tangannya di dahinya, tetapi menjaga bahu menempel tempat tidur atau meja periksa. Posisi ini untuk membantu meratakan jaringan payudara lateralis. Mulailah palpasi di ketiak, bergerak dalam garis lurus ke garis bra, kemudian memindahkan jari ke medial dan palpasi dalam strip vertikal up dada ke klavikula. Lanjutkan sampai mencapai puting, kemudian reposisi pasien untuk meratakan bagian medial payudara. Untuk menguji bagian medial payudara, pinta pasien untuk tidur rata terhadap tempat tidur atau meja periksa, menempatkan tangannya padanya leher dan mengangkat sikunya sampai sejajar dengan bahunya. Palpasi dari puting susu ke garis bra (bra line). Periksalah jaringan payudara dengan hati-hati untuk menemukan:a. Konsistensi dari jaringan. Konsistensi yang normal sangat bervariasi, tergantung pada bagian pada proporsi relatif dari jaringan kelenjar dan lemak. Nodularitas fisiologis mungkin ada, semakin terasa sebelum menstruasi.b. Kelembutan (tenderness), seperti dalam payudara yang penuh pramenstruasic. Nodul. Palpasi secara seksama untuk setiap benjolan atau massa yang secara kualitatif berbeda dari atau lebih besar dari jaringan payudara sekitar. Hal ini kadang-kadang disebut massa yang dominan dan dapat mencerminkan perubahan patologis yang memerlukan evaluasi oleh mamogram, aspirasi, atau biopsi. Gambarkan setiap nodul yang tempak dengan keterangan sebagai berikut: Lokasi: kuadran atau jam, dengan sentimeter dari puting susu. Ukuran: dalam centimeter Bentuk: bulat, kistik, atau tidak teratur pada konturnya Konsistensi: lunak, atau keras Batas: berbatas jelas atau tidak Mobilitas: terhadap kulit, fasia dada, dinding dada, dan jaringan payudara sekitar. Kemudian secara gentle memindahkan payudara dekat massa dan memperhatikan apakah ada dimplingd. Selanjutnya, cobalah untuk memindahkan massa tersebut sementara pasien melemaskan lengannya dan saat ia menekan tangannya melawan pinggulnya.e. Palpasi puting masing-masing, tekan dengan jempol dan telunjuk. Jika ada riwayat dengan nipple discharge, coba untuk menentukan asalnya dengan menekan areola dengan jari telunjuk di posisi radial sekitar nipple. Perhatikan warna, konsistensi, dan jumlah discharge apapun dan lokasi yang tepat di mana ia muncul.

Pemeriksaan Regio AxillaMeskipun pemeriksaan aksila dapat dilakukan dengan posisi terlentang, posisi duduk lebih baik dilakukan.1. InspeksiInspeksi pada kulit aksila dapat ditemukan: Rash, infeksi, pigmentasi yang tidak biasa2. PalpasiUntuk memeriksa aksila sebelah kiri, minta pasien untuk merelaxkan tangan kirinya ke bawah. Bantu untuk menyangga pergelangan tangan dengan tangan kiri pemeriksa. Sedangkan tangan kanan pemeriksa meraba bagian apex dari aksila kemudian telusuri hingga tulang iga DIAGNOSIS1. Anamnesis2. Pemeriksaan fisik3. Pemeriksaan penunjanga. MammografiMerupakan pemeriksaan payudara yang menggunakan sinar X-ray. Digunaka n untuk skrining, yakni memantau payudara wanita yang tampak sehat untuk memastikan tidak ada kelainan. Selain itu, mamografi juga digunakan untuk diagnosis, untuk menyelidiki masalah benjolan pada payudara. Mamografi dilakukan pada wanita dengan umur lebih dari 35 tahun. Perempuan yang berusia 35 tahun dan lebih tua harus mendapatkan mammogram setiap 1 sampai 2 tahun dan wanita yang telah menderita kanker payudara atau masalah payudara lainnya atau yang memiliki riwayat keluarga kanker payudara, mungkin perlu untuk mulai mendapatkan mammogram sebelum usia 40b. USGProsedur yang dapat digunakan untuk menentukan apakah benjolan tersebut merupakan kista (kantung berisi cairan) atau massa yang solid yang merupakan kanker. USG juga dapat digunakan untuk menemukan posisi tumor yang dikenal dan membantu memandu dokter selama biopsi atau prosedur aspirasi. USG membantu mengkonfirmasi penempatan jarum dengan benarc. pemeriksaan lain: thorax foto, bone scanning, USG abdomen, MRI, CT-scan, estrogen reseptor, dll.4. Pemeriksaan histopatologisa. FNAB, menggunakan jarum yang sangat tipis untuk mengambil sejumlah kecil cairan dan potongan jaringan dari tumor. b. biopsi terbuka

Bila terdapat kelainan pada payudaran dimana tdak jelas lesi jinak/ ganas, maka dilakukan pemeriksaan Triple Diagnostic Procedure, yang meliputi:1. pemeriksaan klinis (temuan klinis)2. mammografi dan atau USG payudara3. pemeriksaan sitologi/ FNA

Ca Mammaekanker payudara (Carcinoma mammae) didefinisikan sebagai suatu penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma (Jaringan kelenjar payudara, Areola, Putting susu ).Berdasarkan WHOHistological Classification of breast tumor, kanker payudara diklasifikasikan sebagai berikut:1. Non-invasif karsinoma Non-invasif duktal karsinoma Lobular karsinoma in situ2. Invasif karsinoma Invasif duktal karsinoma Papilobular karsinoma Solid-tubular karsinoma Scirrhous karsinoma Special types Mucinous karsinoma Medulare karsinoma Invasif lobular karsinoma Adenoid cystic karsinoma karsinoma sel squamos karsinoma sel spindel Apocrin karsinoma Karsinoma dengan metaplasia kartilago atau osseus metaplasia Tubular karsinoma Sekretori karsinoma Lainnya3. 4. Paget's Disease

Stadiumpenyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penilaiandoktersaat mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita pasiennya, sudah sejauh manakah tingkat penyebaran kanker tersebut baik keorganataujaringansekitar maupun penyebaran ketempat lain. Stadium hanya dikenal pada tumor ganas atau kanker dan tidak ada pada tumor jinak. Untuk menentukan suatu stadium, harus dilakukan pemeriksaan klinis dan ditunjang dengan pemeriksaan penunjang lainnya yaituhistopatologiatau PA,rontgen, USG, dan bila memungkinkan denganCT scan,scintigrafi, dll. Banyak sekali cara untuk menentukan stadium, namun yang paling banyak dianut saat ini adalah stadium kanker berdasarkan klasifikasi sistem TNM yang direkomendasikan oleh UICC (International Union Against CancerdariWorld Health OrganizationSistem TNMTNM merupakan singkatan dari "T" yaitutumor sizeatau ukurantumor, "N" yaitunodeatau kelenjar getah bening regional dan "M" yaitumetastasisatau penyebaran jauh. Ketiga faktor T, N, dan M dinilai baik secara klinis sebelum dilakukan operasi, juga sesudah operasi dan dilakukan pemeriksaan histopatologi (PA). Pada kanker payudara, penilaian TNM sebagai berikut: T (tumor size), ukuran tumor: T 0: tidak ditemukan tumor primer T 1: ukuran tumor diameter 2 cm atau kurang T 2: ukuran tumor diameter antara 2-5 cm T 3: ukuran tumor diameter > 5 cm T 4: ukuran tumor berapa saja, tetapi sudah ada penyebaran ke kulit atau dinding dada atau pada keduanya, dapat berupa borok, edema atau bengkak, kulit payudara kemerahan atau ada benjolan kecil di kulit di luar tumor utama N (node), kelenjar getah bening regional (kgb): N 0: tidak terdapat metastasis pada kgb regional di ketiak/aksilla N 1: ada metastasis ke kgb aksilla yang masih dapat digerakkan N 2: ada metastasis ke kgb aksilla yang sulit digerakkan N 3: ada metastasis ke kgb di atas tulang selangka (supraclavicula) atau pada kgb dimammary internadi dekat tulangsternum M (metastasis), penyebaran jauh: M x: metastasis jauh belum dapat dinilai M 0: tidak terdapat metastasis jauh M 1: terdapat metastasis jauhSetelah masing-masing faktor T, N, dan M didapatkan, ketiga faktor tersebut kemudian digabung dan akan diperoleh stadium kanker sebagai berikut: Stadium 0: T0 N0 M0 Stadium 1: T1 N0 M0 Stadium II A: T0 N1 M0/T1 N1 M0/T2 N0 M0 Stadium II B: T2 N1 M0 / T3 N0 M0 Stadium III A: T0 N2 M0/T1 N2 M0/T2 N2 M0/T3 N1 M0 Stadium III B: T4 N0 M0/T4 N1 M0/T4 N2 M0 Stadium III C: Tiap T N3 M0

Ada beberapa pengobatan kanker payudara, yaitu:MastektomiMastektomi adalahoperasipengangkatan payudara. Ada 3 jenis mastektomi (Hirshaut & Pressman, 1992): Modified Radical Mastectomy,yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan di sekitar ketiak. Total (Simple) Mastectomy,yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara saja, tetapi bukan kelenjar di ketiak. Radical Mastectomy,yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara. Biasanya disebut lumpectomy, yaitu pengangkatan hanya pada jaringan yang mengandung sel kanker, bukan seluruh payudara. Operasi ini selalu diikuti dengan pemberian radioterapi. Biasanya lumpectomy direkomendasikan pada pasien yang besar tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara.RadiasiPenyinaran/radiasi adalah proses penyinaran padadaerahyang terkena kanker dengan menggunakansinar Xdansinar gammayang bertujuan membunuh sel kanker yang masih tersisa di payudara setelah operasi (Denton, 1996). Efek pengobatan initubuhmenjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit di sekitar payudara menjadihitam, serta Hb danleukositcenderung menurun sebagai akibat dari radiasi.KemoterapiKemoterapi adalah proses pemberianobat-obatananti kanker atausitokinadalam bentuk pil cair ataukapsulatau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker melalui mekanismekemotaksis. Tidak hanya sel kanker pada payudara, tapi juga di seluruh tubuh (Denton, 1996). Efek dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi

DAFTAR PUSTAKA

Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Soetomo Surabaya. 2010. Pedoman Diagnosis dan Terapi Bag/SMF Ilmu Bedah. Surabaya.