Upload
dewiandrianikhanajmi
View
153
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
makalah
Citation preview
CARA MEMBUAT KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
A. Pengertian Karya Tulis Ilmiah.Karya tulis ilmiah adalah hasil penelitian, hasil evaluasi program pendidikan, dan/atau hasil gagasan untuk pemecahan atau menjawab suatu masalah dengan menggunakan tinjauan teori dan fakta/data di lapangan.
B. Fungsi Karya Tulis IlmiahMenggambarkan, menjelaskan, memprediksi, dan mengendalikan fakta dan data dalam pemecahan masalah
C. Karakteristik Karya Tulis Ilmiah1. Berfokus pada kajian tentang suatu masalah sentral yang tercakup dalam
salah satu tugas pokok dan fungsi penilik PNFI.2. Menggunakan kajian empirik dari lepangan dan kajian teoritik dari studi kepustakaan.3. Ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar, yaitu singkat, padat, dan populer.
D. Sistimatika Karya Tulis Ilmiah
JUDUL PENELITIANLEMBAR PERNYATAANLEMBAR PENGESAHANABSTRAKKATA PENGANTARDAFTAR ISIDAFTAR TABELDAFTAR BAGANDAFTAR GAMBARDAFTAR LAMPIRAN
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang MasalahB. Pembatasan dan Perumusan MasalahC. Tujuan PenelitianD. AsumsiE. Hipotesis/Pertanyaan PenelitianF. Metode PenelitianG. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian
BAB II : LANDASAN TEORITIS/STUDI KEPUSTAKAAN
A. Teori-teori yang relevan dengan masalah yang diteliti, bersumber dari:1. Buku-buku ilmiah,2. Jurnal, makalah ilmiah3. Laporan penelitian
B. Teori-teori yang relevan dengan motodologi penelitian.
BAB III : METODOLOGI/PROSEDUR PENELITIANA. Definisi Operasional Variabel dalam Hipotesis, atau istilah-istilah dalam Pertanyaan Penelitian.B. Pengembangan Alat Pengumpulan Data.C. Penentuan Ukuran Sampel/Subjek Penelitian.D. Pengumpulan Data.E. Prsedur dan Teknik Pengolahan Data.
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Temuan-temuan PenelitianB. Pembahasan
BAB V : KESIMPULAN DAN REKOMENDASI/ IMPLIKASIA. KesimpulanB. Rekomendasi/Implikasi
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRANA. ALAT PENGUMPULAN DATAB. DATA PENELITIAN
RIWAYAT HIDUP
PENJELASAN BAB-BAB KARYA TULIS ILMIAH
BAB I: PENDAHULUAN
Bab I tentang pendahuluan merupakan bagian awal dari karya tulis ilmiah. Pendahuluan ini berisi: Latar belakang masalah dan analisis masalah, rumusan masalah biasa dalam bentuk pertanyaan penelitian dan atau hipotesis, definisi istilah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, asumsi atau anggapan dasar, metode penelitian secara garis besar beserta tekhnik pengumpulan data dan pendekatannya, lokasi dan sampel penelitian. Secara ringkas berikut ini dibahas satu persatu.
1. Latar Belakang Masalah
Pembahasan dalam latar belakang masalah ini bermaksud mengungkapkan mengapa masalah yang diteliti itu timbul dan penting dilihat dari segi profesi penilik, pengembangan ilmu dan kepentingan pembangunan. Yang perlu disajikan dalam latar belakang masalah adalah apa yang membuat peneliti merasa tertantang, penasaran dan resah sekiranya masalah tersebut tidak diteliti. Dalam latar belakang masalah sebaiknya diungkapkan gejala-gejala kesenjangan yang terdapat di lapangan sebagai dasar pemikiran untuk memunculkan permasalahan. Ada baiknya kalau diutarakan kerugian-kerugian apa yang bakal diderita apabila masalah tersebut dibiarkan tidak diteliti untuk pemecahannya. Sebaliknya, keuntungan-keuntungan apa yang bakal diperoleh apabila masalah tersebut dipecahkan melalui penelitian. .Di samping itu, perlu diuraikan pula secara jelas masalah yang hendak diteliti di wilayah kerjanya.
Untuk mampu merumuskan latar belakang secara runtut, jelas dan tujum, maka penilik dituntut untuk mampu membaca dan memaknai gejala-gejala yang muncul dalam dunia pendidikan luar sekolah. Untuk itu, pengetahuan yang luas dan terpadu mengenai teori-teori dan hasil-hasil penelitian terdahulu yang dimiliki penilik perlu sejak awal dilakukan.
2. Rumusan Masalah Merumuskan masalah merupakan pekerjaan kecermatan. Hal yang dapat menolong penilik keluar dari kesulitan merumuskan judul dan masalah adalah pengetahuan yang luas dan terpadu mengenai teori-teori dan hasil-hasil penelitian para pak dalam bidang-bidang yang terkait dengan masalah yang akan diteliti. Dalam rumusan dan analisis masalah sekaligus juga diidentifikasi variabel-variabel dalam penelitian beserta definisi operasionalnya (penjelasan istilahnya). Untuk mempermudah, maka rumusan masalah dapat dinyatakan dalam bentuk kalimat bertanya (pertanyaan penelitian) dan atau kalimat pernyataan yang berbentuk hipotesis setelah didahului uraian tentang masalah.
3. Pertanyaan penelitian dan Hipotesis Pertanyaan penelitian dan atau hipotetis dijabarkan dari rumusan masalah. Pertanyaan penelitian dikemukakan dalam kalimat-kalimat tanya tentang hal-hal yang berkaitan dengan masalah atau sub masalah yang akan dicari jawabannya dalam karya tulis ilmiah. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah atau sub masalah yang diajukan oleh penilik sebagai peneliti. Pertanyaan penelitian dan atau hipotesis dijabarkan dari landasan teori atau tinjauan pustaka yang akan dicari jawabannya atau masih harus diuji kebenarannya. Melalui karya tulis ilmiah, hipotesis akan dinyatakan dapat diterima diterima atau ditolak. Hipotesis harus dibuat dalam setiap penelitian yang bersifat analitis. Untuk penelitian yang bersifat deskriptif, yang bermaksud mendetesiskan masalah yang diteliti, hipotesis tidak perlu dibuat, oleh karena memang tidak pada tempatnya. Hipotesis penelitian harus dirumuskan dalam kalimat
afirmatif. Hipotesis tidak boleh dirumuskan dalam kalimat bertanya, kalimat menyuruh, kalimat menyarankan, atau kalimat mengharapkan.
4. Penjelasan Istilah atau Definisi operasional Penjelasan istilah atau definisi operasional digunakan untuk menjelaskan istilah-istilah yang ada dalam pertanyaan penelitian atau variabel-variabel dalam hipotetis. Tujuannya adalah supaya terdapat kesamaan persepsi antara peniik dan pembaca tentang istilah-istilah atau variabel-variabel yang diajukan olehpenilik sebagai peneliti. Penjelasan istilah atau definisi operasional harusnya sampai melahirkan indikator-indikator yang akan diteliti yang kemudian akan dijabarkan dalam instrumen penelitian. Apabila dipandang perlu maka istilah yang terdapat dalam judul dan sub judul tesis dapat pula dijelaskan. Namun yang paling diutamakan yaitu istilah-istilah dalam pertanyaan penelitian atau variabel-variabel dalam hipotesis.
5. Tujuan Penelitian /Studi Rumusan tujuan penelitian/studi ini menyajikan hasil yang ingin dicapai setelah penelitian selesai dilakukan. Oleh sebab itu rumusan tujuan itu harus konsisten dengan rumusan masalah dan mencerminkan pula proses penelitiannya. Rumusan tujuan penelitian tidak boleh sama dengan rumusan maksud penulisan karya ilmiah yang ditulis pada halaman Sampul Luar dan halaman Sampul Dalam. Tujuan penelitian bisa terdiri atas tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum menggambarkan secara singkat dalam satu kalimat tentang apa yang ingin dicapai melalui penelitian. Tujuan khusus dirumuskan dalam bentuk butir-butir (misalnya, 1, 2, 3, dst) yang secara spesifik mengacu kepada pertanyaan-pertanyaan penelitian.
6. Asumsi atau Anggapan dasar Fungsi asumsi atau anggapan dasar dalam sebuah karya tulis ilmiah merupakan titik pangkal penelitian dalam rangka penulisan karya ilmiah itu. Asumsi/anggapan dasar dapat berupa teori, evidensi-evidensi dan dapat pula pemikiran peneliti sendiri. Apapun materinya, asumsi/anggapan dasar tersebut harus sudah merupakan sesuatu yang tidak perlu dipersoalkan atau dibuktikan lagi kebenarannya; sekurang-kurangnya bagi masalah yang akan diteliti pada masa itu. Asumsi/anggapan dasar dirumuskan sebagai landasan bagi pertanyaan penelitian dan atau hipotesis. Asumsi/anggapan dasar dirumuskan dalam bentuk kalimat deklaratif, bukan kalimat bertanya, kalimat menyuruh, kalimat menyarankan atau kalimat mengharapkan.
7. Metode Penelitian Metode Penelitian yang disajikan dalam Bab Pendahulaun bersifat garis besar, sedangkan rinciannya dikemukakan pada Bab III. Ke dalam metode penelitian ini dimasukkan instrumen atau alat pengumpulan data. Metode, dapat disebut metode penelitian historis, deskriptif, inferensial,
eksperimental, atau kaji tindak. Alat (instrumen) pengumpulan data dapat terdiri atas teknik angket, wawancara, observasi partisipatif, observasi non-partisipatif, atau tes. Pendekatan penelitian dapat berupa pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Dipaparkan pula teknik pengolahan dan analisis data. Apabila dianggap perlu dapat pula dimasukkan pendekatan sosiologis, pendekatan edukatif, dan sebagainya. Kedalam bab ini juga dimasukkan proses uji coba dan pengembangan instrumen penelitian yang secara khusus digunakan untuk mengumpulkan data.
8. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian Di samping menyebut lokasi, populasi dan sampel penelitian pada bagian ini juga harus disebutkan alasan mengapa penelitian itu dilakukan di tempat suatu tempat tertentu dan dengan subyek (populasi/sampel) penelitian tertentu pula. Alasan ini akan menjadi kuat apabila dikaitkan dengan rumusan masalah, latar belakang masalah, dan tujuan penelitian, serta teknik analisis data.
BAB II: KAJIAN PUSTAKA/LANDASAN TEORITIS
Kajian pustaka sangat penting dalam suatu karya ilmiah, karena melalui kajian pustaka ditunjukkan kedudukan suatu penelitian di tengah perkembangan ilmu dalam bidang yang diteliti. Kajian pustaka harus memuat hal-hal berikut ini :(a) apakah teori-teori utama dan teori-teori turunannya dalam bidang yang dikaji,(b) apa yang telah dilakukan oleh orang lain atau peneliti lain dalam bidang yang diteliti dan bagaimana mereka melakukannya (prosedur, subyek),(c) setelah peneliti melakukan kajian secara komprehenshif, maka dapatlah diketahui masalah apa yang masih perlu diteliti sehingga jelas kedudukan penelitian ini di tengah penelitian-penelitian sejenis sebelumnya.
Dalam melaporkan hasil kajiannya, peneliti membandingkan, mengontraskan, dan meletakkan tempat kedudukan masing-masing dalam masalah yang sedang diteliti, dan pada akhirnya menyatakan posisi/pendirian peneliti disertai alasan-alasannya. Dengan demikian menjadi sangat jelas mengapa peneliti hanya menggunakan teori-teori dan hasil penelitian tertentu saja dan tidak yang lainnya. Telaah ini diperlukan karena tidak ada penelitian empirik tanpa didahului telaah kepustakaan. Telaah teoretis dimaksudkan untuk menampilkan “mengapa dan bagaimana” teori dan hasil penelitian para pakar terdahulu itu dipergunakan olehpenilik dalam penelitiannya, termasuk di dalamnya merumuskan asumsi-asumsi penelitiannya. Dalam prakteknya, judul Bab II disesuaikan dengan masalahnya, tetapi dapat juga diberi judul KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORITIK, atau KAJIAN TEORITIK karena isinya telah tergambar dalam judul penelitian. Bila dikehendaki, kajian pustaka dapat dituangkan dalam 2 (dua) sub bab, masing-masing mengemukakan tentang teori-teori dan hasil-hasil penelitian
terdahulu yang relevan, dan sub bab lainnya menjelaskan secara rinci teori yang digunakan dalam penelitian.
BAB III: METODE PENELITIAN
Bab ini merupakan penjabaran lebih rinci tentang metode penelitian yangsecara garis besar telah disinggung pada Bab I. Pembatasan istilah yang ada pada judul dan variabel yang diteliti dalam penelitian juga dijelaskan dalam bab ini. Semua prosedur dan tahap-tahap penelitian mulai persiapan hingga penelitian berakhir dijelaskan dalam bab ini. Di samping itu, dilaporkan juga tentang alat-alat (instrumen) pengumpulan data yang digunakan beserta proses pengembangan dan uji validitas dan reliabilitasnya. Sangat penting untuk dijelaskan mengapa sesuatu tekhnik atau prosedur/metode dipilih oleh peneliti.
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA
Dalam bab ini dilaporkan hasil-hasil penelitian. Penyajian mengikuti butir-butir tujuan, pertanyaan, atau hipotesis penelitian. Penyajian hasil penelitian diikuti oleh pembahasan. Dalam pembahasan ini diperlukan sikap ilmiah peneliti, yakni sikap bersedia dan terbuka untuk dikritik, sikap bersedia dan terbuka mengemukakan sebab-sebab keanehan hasil penelitiannya jika hal itu memang terjadi. Sebaliknya juga peneliti bersikap tidak segan-segan mengemukakan hasil-hasil penelitiannya itu secara apa adanya tanpa meninggalkan tata krama ilmiah dan tata krama pergaulan. Dalam bab ini dapat pula disajikan rangkuman secara ringkas dan terpadu sejak dari persiapan hingga penelitian berakhir. Dikatakan ringkas dan terpaduoleh karena penulisan rangkuman ini tidak harus secara berurutan dari awal hingga akhir, akan tetapi semua komponennya telah dipadukan menjadi satu kesatuan yang utuh dan dituangkan ke dalam satu uraian yang padat. Oleh sebab itu, rumusan-rumusannya tidak perlu sama, bahkan sebaiknya tidak sama, dengan rumusan-rumusannya tidak perlu sama.
BAB V: KESIMPULAN DAN IMPLIKASI/REKOMENDASI
Dalam bab ini disajikan penafsiran/pemaknaan peneliti secara terpadu terhadap semua hasil penelitian yang telah diperolehnya. Karena sudah ada unsur penafsiran,maka isi kesimpulan akan berbeda dengan rangkuman. Dalam menuliskan kesimpulan dapat ditempuh salah satu cara dari dua cara berikut : (a) dengan cara butir demi butir, atau (b) dengan cara esei padat. Untuk karya tulis maka penulisan kesimpulan dengan cara esei yang padat akan lebih baik dari pada dengan cara butir demi butir. Implikasi atau rekomendasi yang ditulis setelah kesimpulan dapat ditunjukkan kepada para pembuat kebijakan, kepada para pengguna hasil penelitian yang bersangkutan dan kepada peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA Daftar pustaka memuat semua sumber tertulis (buku, artikel, jurnal, dokumen resmi, atau sumber-sumber lain dari internet) atau tercetak (misalnya Compact Disk, Video, film, atau kaset) yang pernah dikutip dan digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah. Semua sumber tertulis atau tercetak yang tercantum dalam uraian harus dicantumkan dalam daftar pustaka. Di pihak lain, sumber-sumber yang tidak pernah dipergunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah tersebut atau tidak dikutip, tidak perlu dicantumkan dalam daftar pustaka, walaupun pernah dibaca oleh peneliti. Cara menulis daftar pustaka berurutan secara alfabetis tanpa nomor urut. Sumber tertulis/tercerak yang memakan tempat lebih dari satu baris, ditulis dengan jarak antar-baris satu spasi; sedangkan jarak antara sumber-sumber tertulis yang saling berurutan adalah dua spasi. Cara menulis Daftar Pustakasecara khusus dijelaskan pada bagian Teknik Penulisan.
LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran-lampiran berisi semua dokumen yang digunakan dalam penelitian dan penulisan hasil-hasilnya menjadi satu karya tulis ilmiah. Setiap lampiran diberi nomor urut Lampiran sesuai dengan urutan penggunaannya. Di samping diberi nomor urut Lampiran ini juga diberi Judul Lampiran. Nomor Urut Lampiran akan mempermudah pembaca untuk mengaitkannya dengan bab terkait. Apabila nomor urut lampiran tersebut terdiri atas dua angka Arab dengan diselang satu tanda penghubung di mana angka depan menyatakan nomor urut lampiran. Misalnya, lampiran 1.2 artinya lampiran 2 dari Bab 1.
RIWAYAT HIDUP Riwayat hidup dibuat secara padat dan hanya menyampaikan hal-hal yang relevan dengan kegiatan ilmiah, tidak semua informasi tentang yang bersangkutan. Cakupannya adalah: nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, riwayat pendidikan, riwayat pekerjaan dan jabatan (bila telah bekerja), prestasi-prestasi yang pernah dicapai, dan apabila ada, karya ilmiah/publikasi yang telah dihasilkan atau diterbitkan. Riwayat hidup dapat dibuat dengan gaya butir perbutir dan dapat pula dibuat dengan gaya esei padat. Dalam tesis atau tesis gaya yang kedua lebih tepat dari pada gaya yang pertama.
DAFTAR PUSTAKA
Babbie, E. (1986). The Practice of Social Research. Belmont, Ca: Wadsworth Publising Co.Creswell, J. W. (1994). Research Design: Qualitative and Quantitative Approaches. London: Sage Publications.Fowles, J. (1984). Handbook of Futures Research. London: Greenwood Press.
McTaggart, R. (1993). Action Research: A Short Modern History. Victoria, Austr.: Deakin University.Moleong, L. J. (2001). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Penerbit Remaja Rosdakarya.Riyanto, Y. (2001). Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: Penerbit SIC.Sudjana, D. (2004). Manajemen Program Pendidikan: Untuk Pendidikan nonformal dan Pengembangan SDM. Bandung: Fallah Production._________ (2001). Hakekat Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Paper bahan Pelatihan Dosen PLS UPI dan Universitas Negeri Yogyakarta. Bandung: Prodi PLS FIP UPI.Suryabrata, S. (2000). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.Tim Pelatih Proyek PGSM (1999). Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Jakarta: Depdiknas.Universitas Pendidikan Indonesia (2004). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah(Laporan Buku, Makalah, Skripsi, Tesis, Disertasi). Bandung: UPI Depdiknas.Posted in: Membuat Karya Tulis Ilmiah (KTI)
AnneAhira.com Referensi Karya Ilmiah Penulisan Karya Ilmiah
Langkah Mudah Membuat Karya Tulis Ilmiah - ANNEAHIRA.COM
Ilustrasi karya tulis
Karya tulis ilmiah merupakan hasil tulisan seseorang, baik yang dibuat oleh penulis maupun peneliti yang memiliki tujuan untuk mengkomunikasikan atau mempublikasikan hasil yang didapat dari penelitiannya kepada masyarakat umum. Pengertian lain tentang karya tulis ilmiah adalah karya tulis yang dibuat dan diakui dalam bidang keilmuan, baik dalam bidang seni, teknologi atau yang lainnya yang dikerjakan sesuai denga tata cara ilmiah.
Jenis karya tulis ilmiah cukup banyak, mulai dari karya ilmiah berupa makalah, skripsi, buku, tesis, disertasi, dan berbagai tulisan ilmiah lain yang dibuat setelah melakukan penelitian terlebih dulu. Karya ilmiah memiliki banyak sekali manfaat. Selain bisa mempublikasikan temuan baru, karya tulis juga seringkali dimanfaatkan untuk menguji kompetensi seseorang.
Siswa, mahasiswa, hingga pegawai negeri sekalipun tak akan pernah bisa terlepas dari yang namanya karya ilmiah ini. Siswa SMA misalnya, untuk memperoleh syarat kelulusan harus terlebih dahulu membuat sebuah karya ilmiah, demikian juga mahasiswa. Untuk pegawai negeri, karya ilmiah digunakan untuk menilai kelayakan kenaikan pangkat seorang pegawai.
Nah, atas dasar itulah penulis merasa perlu untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat luas tentang tata cara penulisan karya ilmiah yang paling mudah. Harapannya tentu saja agar semua masyarakat bisa dengan mudah membuat sebuah karya tulis ilmiah yang sesuai dengan kebutuhannya.
Langkah Membuat Karya Tulis Ilmiah
Setidaknya ada 2 langkah mudah dalam menyusun sebuahkarya tulis ilmiah.
1. Memahami Dimensi Karya Tulis
Agar tidak salah menafsirkan bahwa tulisan yang tengah Anda buat itu sebuah karya ilmiah atau bukan, sebaiknya Anda ketahui terlebih dulu apa saja yang termasuk dimensi karya ilmiah itu. Setidaknya ada 3 dimensi karya ilmiah, yakni sebagai berikut.
Adanya sebuah objek kajian yang ditemukan dalam sebuah penelitian yang telah dilakukan.
Adanya dimensi bahasa tulis untuk mempresentasikan pemikiran penulis. Adanya sistematika penulisan yang baku agar bisa dibedakan dengan karya ilmiah lain.
2. Mengikuti Sistematika Penulisan
Sebelum membuat sebuah karya ilmiah, Anda sebaiknya memahami terlebih dahulu sistematika penulisan sebuah karya ilmiah yang baik. Karya ilmiah memiliki sistematika penulisan yang baku dan harus ditaati oleh seseorang yang hendak membuat karya tulis. Sistematika penulisan karya ilmiah ini biasanya terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut.
1. Judul. Sebaiknya dibuat singkat, namun menarik dan kaya makna.2. Abstrak. Sebaiknya menampilkan isi utama pada naskah, namun dalam bentuk intisari
dan jangan sama dengan kesimpulan.3. Pendahuluan. Pendahuluan ini harus berisi beberapa informasi penting, yang meliputi
latar belakang penelitian; rumusan masalah penelitian; tujuan penelitian.4. Kajian Pustaka. Merupakan sumber-sumber teori yang kita jadikan rujukan atau acuan
untuk melakukan penulisan karya ilmiah.5. Metodologi Penulisan dan Penelitian. Sebaiknya dipilih metode penelitian yang Anda
anggap paling mudah; dalam bahasan ini juga sebaiknya dijelaskan tentang prosedur penelitian yang dipakai.
6. Pembahasan. Pembahasan ini merupakan penjabaran hasil penelitian dengan cara menerangkan data yang dipakai, analisis yang digunakan, dan pemikiran ilmiah berdasarkan data empiris.
7. Kesimpulan dan Saran. Merupakan ringkasan isi karya tulis; adanya hasil analisis, dan terdapat jawaban atas masalah yang diangkat.
8. Daftar Rujukan. Merupakan pencantuman sumber-sumber rujukan yang kita pakai untuk melakukan penyusunan karya ilmiah.
Teknik Penulisan Karya Tulis Ilmiah
Karya tulis ilmiah baik berupa skripsi, tesis, atau desertasi pada umumnya ditulis dengan menggunakan kertas HVS 70 - 80 gram, ukuran kertas A4 atau kuarto.
1. Aturan Pengetikan
Adapun dalam pengetikannya terdapat aturan-aturan sebagai berikut.
Dalam penulisan apabila menggunakan mesin ketik maka menggunakan huruf pika. Jika menggunakan komputer menggunakan huruf jenis Courir 10 – 12 pt atau tipe Times Roman, Garamond, Arial, CG Times atau yang lain dengan ukuran huruf 10 – 12.
Pada isi Bab dan Daftar Pustaka, jarak antara baris yang satu dengan baris berikutnya adalah dua spasi.
Pada batas sisi kiri, sisi atas, sisi kanan, sisi bawah masing-masing adalah kurang lebih 4 cm, 4 cm, 3 cm, dan 3 cm. Bila menggunakan MS Windows atau Woed Perfect margin kiri dan kanan masing-masing berukuran 1,20 sedangkan pada margin atas 1,2 bawah 1,0
Pada setiap penulisan paragraf baru harus dimulai dengan posisi menjorok (masuk ke dalam) dengan lima kali pukulan tik dari kiri ke kanan. Bila menggunakan komputer lima tab.
Penulisan judul Bab menggunakan huruf besar (kapital) semua tanpa menggunakan tanda baca seperti titik dan koma. Nomor Bab menggunakan huruf romawi (I, II, III, VI, V, VI). Setiap awal dari judul subbab harus ditulis dengan menggunakan huruf besar, kecuali kata sambung dan nomor urutnya menggunakan abjad atau angka Hindu Arab.
Karena merupakan penulisan karya ilmiah maka dalam penulisan nomor harus konsisten, tidak boleh berubah. Untuk penomoran sebaiknya jangan terlalu banyak dan jangan semua dinomorkan, karena pada prinsipnya karya ilmiah adalah esai bukan pointers. Cara penomoran dapat menggunakan salah satu cara dari dua cara. Cara pertama: I., A., 1., a., 1), a), (1), (a). Cara kedua: I., 1., 1.1, 1.1.1, dan seterusnya.
Perpindahan dari satu butir ke butir berikutnya tidak harus menjorok, namun dapat diketik secara simetris atau lurus agar tidak banyak mengambil terlalu banyak tempat dan posisinya enak dilihat.
Penulisan Judul Tabel di sebelah atas tabel. Sedangkan untuk bagan, diagram atau gambar ditulis di bagian bawah bagan, diagram, dan gambar.
2. Aturan Penulisan Angka
Dalam suatu kalimat tak jarang penulis akan mencantumkan angka guna memaparkan, menjelaskan sesuatu yang berhubungan dengan penelitiannya. Cara penulisan angka pada suatu kalimat adalah sebagai berikut.
Apabila kurang dari 10 dapat ditulis dengan menggunkan huruf, misalnya Agar hasil penelitian menjadi maksimal, maka peneliti melakukan riset langsung kelapangan selama dua bulan.
Apabila lebih dari 10 maka ditulis dengan menggunakan angka, misalnyaSelama 20 tahun organisasi tersebut bertahan dan melaksanakan programnya dengan baik.
Untuk angka yang berhubungan dengan simbol kimia, metematika, fisika, statistik, dan seterusnya, penulisannya sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan.
Kiat Membuat Karya Tulis Ilmiah
Membuat karya tulis hampir sama dengan membuat makalah, tetapi karya tulis lebih spesifik lagi. Meski demikian aturan penulisan dan tahapan menulisnya masih sama. Membuat karya ilmiah ini tidak seperti membuat laporan penelitian atau laporan kerja, karena juga menggunakan metode dan konsep penulisan ilmiah. Bagi yang berkecimpung di dunia penelitian dan pengabdian masyarakat, membuat karya ilmiah ini tidaklah begitu sulit. Hanya dibutuhkan strategi khusus dalam memilih tema yang akan diangkat ke dalam sebuah karya tulis.
Masih banyak diantara kita yang masih bingung bagaimana menuangkan pikiran ke dalam karya ilmiah. Salah satu faktornya adalah minimnya materi pendukung yang bisa membantu kita untuk menjabarkan fenomena atau objek yang kita angkat. Tidak jarang juga banyak penulis yang berhenti ditengah jalan atau mengganti fokus utamanya dengan tema yang lain guna mengentaskan kebuntuan dalam membuat karya ilmiah. Banyak juga hambatan yang sifatnya teknis sehingga banyak penulis, terutama bagi penulis pemula mengalami kendala dalam membuat karya ilmiah ini.
Ada beberapa kiat khusus yang bisa kita lakukan untuk membuat dan menghasilkan karya ilmiah yang baik. Pada dasarnya setiap penulis punya strategi khusus untuk membuat karya ilmiah ini, hanya saja kadang terbentur oleh sumberdayanya. Ada kalanya kemandekan membuat karya ilmiah bukan karena kurang memadainya materi atau bahan pendukung, tetapi penulis sendiri yang mengalami krisis kepercayaan diri dan mood yang seringkali berubah-ubah. Nah, supaya bisa membuat sebuah karya
ilmiah yang baik dengan lancar, ada beberapa kiat yang bisa kita lakukan, yaitu sebagai berikut:
Untuk mengatasi kebuntuan ide dalam mencari tema yang akan dikembangkan dalam karya ilmiah, sebaiknya Anda buat daftar tema atau ide dari fenomena yang Anda lihat. Buat dalam satu file, dan bila suatu hari akan membuat karya ilmiah tetapi kekurangan ide, kita sudah ada database tema yang sebelumnya kita buat.
Buatlah database pokok-pokok materi atau bahan pendukung berdasarkan bidang keilmuannya. Misalnya, untuk tema politik Anda sudah menyimpan materi seputar ilmu politik dan pemerintahan. Demikian juga halnya dengan tema yang lain.
Lakukan diskusi dengan teman sejawat mengenai isu-isu hangat yang terjadi di tengah masyarakat. Dengan bertukar pikiran ini, Anda tidak akan kehabisan ide.
Pantau terus sistematika atau aturan penulisan karya ilmiah, manakala ada perubahan dalam format penulisan, Anda bisa langsung mencatatnya dan memasukkan ke dalam database karya ilmiah Anda. Sehingga karya tulis Anda akan selalu up to date.
Sistematika Penulisan Karya Ilmiah
JUDUL
ABSTRAK
LEMBAR PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
BABI. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
1. Tujuan Penulisan
2. Manfaat Penulisan
BAB II. KAJIAN TEORETIS DAN METODOLOGI PENULISAN
A. Kajian Teoretis
B. Kerangka Berpikir
C. Metodologi Penulisan
BAB III. PEMBAHASAN (judul sesuai topik masalah yang dibahas)
A. Deskripsi Kasus
B. Analisis Kasus
BAB IV. KESIMPULAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN (termasuk sinopsis gambaran umum perusahaan yang ditulis)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Memuat fakta-fakta atau sebab yang relevan sebagai titik tolak dalam merumuskan masalah
penulisan dan mengemukakan alasan penentuan masalah. Penulis dapat
mengutip/mengemukakan pendapat para ahli, berita melalui media massa, peraturan
perundang-undangan yang mendukung terhadap fakta atau fenomena yang akan ditulis.
Setiap peraturan dan perundang-undangan yang dikutip tidak ada catatan kaki, sedangkan
pendapat para ahli, berita melalui media massa harus disertai catatan kaki.
B. Perumusan Masalah
Menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan apa yang ingin dicari jawabannya.
Perumusan masalah merupakan pertanyaan yang lengkap dan terperinci mengenai ruang
lingkup permasalahan yang dibahas, diakhir pertanyaan harus memberikan tanda tanya (?).
C. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan Penulisan : Menyebutkan secara spesifik maksud yang ingin dicapai dalam
penulisan.
2. Manfaat Penulisan : Kontribusi hasil penulisan bagi pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
BAB II
KAJIAN TEORETIS DAN METODOLOGI PENULISAN
A. Kajian Teoretis
Pemaparan beberapa teori ilmiah dan temuan-temuan lain yang dianggap perlu dan relevan
dengan pokok masalah Setiap teori yang dikutip harus disertai penjelasan dan komentar
penulis tentang kaitan teori tersebut dangan masalah. Sedangkan pada akhir dari semua
teori-teori yang dikutip, penulis harus memunculkan sebuah kesimpulan terkait dengan
permasalahan.
B. Kerangka Berpikir
Argumentasi penulis yang didasari pada teori-teori ilmiah yang telah dikemukakan dimuka.
Penelitis harus menjelaskan suatu alur kerja atau saling keterkaitan antar indikator dengan
permasalahan yang dibahas. Peneliti dapat untuk mengungkapkannya dapat menggunakan
bantuan skema atau bagan penjelasan.
C. Metodologi Penulisan
1. Tempat dan waktu : jelaskan tempat/lokasi observasi dengan menyebutkan nama
perusahaan serta alamatnya, kemudian sebutkan waktu observasi sesuai dengan jadwal
yang ditentukan oleh masing-masing program studi.
2. Metode :
a. Sebutkan nama metode yang digunakan (misalnya: metode deskriptif analisis).
b. Teknik pengumpulan data (misalnya: wawancara, observasi, menggunakan kuesioner).
c. Teknik Analisis Data (misalnya: memakai rumus statistik, rumus keuangan, atau model
analisis lain
seperti SWOT, EOQ, EVA, ABC).
BAB III
PEMBAHASAN (judul bab ini harus sesui dengan topik yang diangkat)
A. Deskripsi Kasus
Mengidentifikasi kasus-kasus yang terdapat pada perusahaan (sesuai dengan kekhususan
bidang ilmu penulis). Kasus yang diidentiftkasi di mulai dengan kasus sederhana sampai
pada kasus kompleks dan rumit sesuai dengan urgensi fenomena yang diangkat pada
perumusan masalah. Kasus yang diangkat merupakan kasus yang ditemukan di perusahaan
dan penulis terlebih dahulu melakukan konfirmasi dengan pihak perusahaan (guna
menjamin kesahihan kasus). Kasus-kasus yang bersifat rahasia tidak disarankan untuk
dibahas oleh penulis. Kasus yang diangkat dapat berupa point-point uraian penjelasan atau
berupa tabel, diagram dan sebagainya.
B. Analisis Kasus
Penulis melakukan pengkajian terhadap kasus yang dipilih sesuai urgensi permasalahan dan
berusaha mengkaitkan dengan konsep teori dan temuan-temuan lain yang dianggap perlu.
Untuk mendapatkan solusi/pemecahan terhadap kasus yang dibahas, penulis dapat juga
menggunakan model-model analisis seperti analisis SWOT, EOQ dan sebagainya sesuai
kebutuhan.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Peneliti harus meyimpulkan hasil temuan dari analisis kasus dalam bentuk point-point
penting secara jelas dan tepat (tidak boleh menulis simpulan diluar kasus yang dianalisis).
Berangkat dari kesimpulan tersebut penulis memberikan saran-saran yang berguna terkait
dengan kasus yang telah dianalisis (untuk jangka pendek, menengah dan panjang) terutama
ditujukan kepada perusahaan yang ditulis dan kegunaannya bagi perkembangan IPTEK.
Pada bab ini antara Kesimpulan dan Saran masing-masing dijadikan sub-bab tersendiri.
=======================================================
=======================================================
==================================
Teknik Penulisan Laporan Karya Ilmiah
A. Bahan dan Teknik Pengetikan
1. Kertas
Kertas yang digunakan untuk menulis karya ilmiah adalah kertas HVS 80 gram
berukuran A4 (21,0 cm x 29,7 cm).
Sampul (kulit luar) berupa soft cover dari bahan buffalo atau linen pada saat ujian
karya ilmiah dan hard cover setelah ujian (revisi) dan dinyatakan lulus dengan warna
magenta.
Pembatas antara bab yang satu dengan bab lainnya diberikan pembatas kertas
doorslag warna magenta berlogo Universitas Negeri.
2. Jenis Huruf
Naskah karya akhir menggunakan jenis huruf yang sama, dari awal sampai akhir,
yaitu Times New Roman, ukuran font 12, kecuali judul bab digunakan ukuran font 14
dan footnote dengan ukuran font 9.
Huruf tebal digunakan untuk judul bab, sub bab, tabel, gambar dan lampiran.
Huruf miring dapat digunakan untuk tujuan tertentu, misalnya istilah/kata dalam
bahasa asing, atau kata yang ingin ditekankan.
3. Margin
Batas pengetikan dari tepi kertas untuk naskah karya ilmiah adalah sebagai berikut :
Tepi atas 4 cm
Tepi bawah 3 cm
Tepi kiri 4 cm
Tepi kanan 3 cm
4. Format
Setiap judul bab dan judul lembaran dimulai halaman baru diketik dengan huruf
kapital diletakkan di tengah (centering) bagian atas halaman.
Sub bab diketik di pinggir sisi kiri halaman dengan menggunakan huruf kecil tebal
kecuali huruf pertama pada setiap kata diketik dengan huruf kapital.
Setiap alinea baru, kata pertama diketik masuk ke kanan setelah ketukan ketujuh
atau mulai pada ketukan delapan.
Tabel dalam teks disertai nomor tabel dan judul tabel diketik dengan huruf “T”
kapital seperti Tabel II.1, berarti tabel Bab II yang pertama dan seterusnya serta
penempatannya di atas tabel.
Gambar dalam teks disertai nomor gambar dan judul gambar diketik dengan huruf
“G” kapital seperti Gambar III.1, berarti gambar Bab III yang pertama dan seterusnya
serta ditempatkan di bawah gambar.
Penulisan lambang atau simbol sebaiknya menggunakan fasilitas program perangkat
lunak komputer. Sedangkan satuan dan singkatan yang digunakan hanya yang lazim
dipakai dalam disiplin ilmu masing-masing seperti: 100 C; kg; 12 ppm; ml; dan
sebagainya.
Istilah asing yang dalam teks dicetak miring(Italic) misalnya: et al.; ibid; supply;
centring; dan sebagainya.
Setelah tanda koma, titik koma, dan titik dua diberi jarak satu ketukan dan
sebelumnya tidak perlu diberi spasi.
Pemutusan kata harus mengikuti kaedah bahasa Indonesia yang baku dan benar.
5. Spasi
Jarak antara baris dalam teks adalah dua spasi, kecuali kalimat judul, sub judul, sub
bab, judul tabel, dan judul gambar serta judul lampiran adalah satu setengah spasi.
Jarak antara judul bab dengan teks pertama isi naskah atau antara judul bab dengan
sub bab adalah empat spasi.
Abstrak/abstract diketik dengan jarak satu spasi; judul abstract dan seluruh teksnya
diketik dengan huruf miring (Italic).
Jarak spasi sumber referensi dalam Daftar Pustaka satu spasi kecuali jarak spasi
antara sumber pustaka.
Jarak baris pada kata pengantar, daftar isi dan daftar tabel maupun gambar 2 (dua)
spasi.
B. Penomoran Halaman
1. Halaman Bagian Awal
Bagian awal karya ilmiah diberi nomor halaman dengan menggunakan angka Romawi kecil
(i, ii, iii, dan seterusnya) ditempatkan pada posisi tengah bawah halaman yang dimulai dari
judul dalam (sesudah sampul) sampai dengan halaman Riwayat Hidup. Halaman judul dan
halaman persetujuan tidak diberi nomor, tetapi diperhitungkan sebagai halaman i dan ii
yang tidak perlu diketik.
2. Halaman Utama
Penomoran mulai dari Bab Pendahuluan sampai dengan Bab Kesimpulan dan Saran
menggunakan angka Arab (1, 2, 3 dst.) dan setiap judul bab nomor diletakkan pada bagian
tengah bawah dan halaman berikutnya diletakkan sudut kanan atas dengan jarak tiga spasi.
Penomoran bukan bab dan sub bab menggunakan angka Arab dengan tanda kurung
misalnya: 1), 2) atau (1), (2), dst.
3. Halaman Bagian Akhir
Penomoran pada bagian akhir karya ilmiah mulai dari Daftar Pustaka sampai dengan
Riwayat Hidup menggunakan angka Arab yang diketik pada marjin bawah persis di tengah-
tengah dengan jarak tiga spasi dari marjin bawah teks, dan halaman selanjutnya diketik
sebelah kanan atas dengan jarak tiga spasi dari pinggir atas (baris pertama teks) lurus
dengan marjin kanan teks.
C. KUTIPAN
Kutipan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu kutipan langsung dan kutipan tidak
langsung. Kutipan langsung adalah peneliti mengambil kutipan sesuai dengan sumber
aslinya. Kutipan yang tidak lebih dari tiga baris diketik dua spasi dengan cara memberikan
tanda petik diantara teks yang dikutip dan diberi nomor kutipan. kutipan yang
menggunakan istilah atau bahasa asingdicetak miring dan diberi nomor kutipan Ini dapat
dilihat pada contoh berikut :
Menurut Hawkins, Best dan Cooney mengemukakan pengertian sikap bahwa :“Attitude is an
enduring organizational, emotional, perceptual an cognitive process with respect to some
aspect environmental (Sikap adalah suatu organisasi yang bertahan lama dari motivasi,
emosi, persepsi, dan proses kognitif dengan menghargai beberapa aspek lingkungan)”.
Sedangkan kutipan lebih dari tiga baris diketik satu spasi dan ditempatkan dalam alinea
tersendiri. Adapun ketukan baris pertama dan seterusnya sebanyak 7 ketukan. Hal Ini dapat
dilihat pada contoh berikut :
Syaiful Bahri Djamarah berpendapat bahwa kelebihan metode diskusi adalah :
1. Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan bukan
satu jalan.
2. Menyadarkan anak didik bahwa dengan diskusi mereka saling mengemukakan pendapat
secara konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang baik.
3. Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda
dengan pendapatnya sendiri dan membiasakan bersikap toleran”.
Sedangkan kutipan tidak langsung adalah peneliti menggambarkan suatu teori berdasarkan
sumber kutipan.
D. CATATAN KAKI
Pencantuman catatan kaki diperlukan dalam penulisan karya ilmiah. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui sumber referensi yang menjadi kajian peneliti. Adapun unsur pokok dalam
catatan kaki adalah nama penulis, judul tulisan, data publikasi (kota tempat terbit, nama
penerbit, dan tahun penerbitan), serta nomor halaman. Semua sumber kutipan yang baru
muncul pertama kali harus ditulis secara lengkap, sedangkan untuk pemunculan berikutnya
digunakan singkatanibid, op. cit, atau loc. cit. Dalam menulis catatan kaki, baris pertama
harus ke dalam sebanyak 7 (tujuh) ketukan.
Ibid adalah singkatan dari ibidem, digunakan apabila sumber kutipan pertama diikuti
dengan kutipan berikutnya dimana sumbernya sama, tanpa diselingi dengan sumber
kutipan lain.
Loc. cit. adalah singkatan dari loco citato, artinya yaitu tempat yang pernah dikutip. Kutipan
berasal dari sumber yang sama dengan sumber yang pernah dikutip
(halamannya sama), tetapi telah diselingi dengan sumber kutipan lain.
Op. cit. adalah singkatan dari opere citato,artinya karya yang telah dikutip (dikutip terlebih
dahulu). Kutipan berasal dari sumber yang sama dengan sumber yang pernah dikutip
(halamannya berbeda), tetapi telah diselingi dengan sumber kutipan lain.
Contoh Penulisan Catatan Kaki:
Pada Halaman 1
1 William H. Newman, Administrative Action(London: Prentice Hall, Inc., 1963), p.463
2 Ibid., p. 473
3 Pangripto, “Manajemen Rumah Sakit”,Jurnal Kesehatan dan Gizi, Vol. 3 No. 2, Juni 1998,
pp. 55-58
4 William H. Newman, loc. cit.
Pada Halaman 2
5 Gunawan Adisaputro et al., Business Forecasting: Latar Belakang Teoretis, Vol. 1
(Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada, 1974), p. 53.
6 William H. Newman, op. cit., p.590 10John M. Spiszer, Leadership and Combat Motivation:
The Critical Task, 1999, p.1
(http://www.cgsc.army.mil/milrev/english/MayJun99/Spiszer.htm).
E. DAFTAR PUSTAKA
Ketentuan dalam penulisan daftar pustaka adalah sebagai berikut :
1. Tuliskan nama pengarang, judul karangan dan data tentang penerbitannya (tempat,
penerbit dan tahun).
2. Daftar pustaka disusun secara alfabetis tidak hanya huruf terdepannya tetapi juga
huruf kedua dan seterusnya.
3. Daftar pustaka diketik satu spasi dan jarak antara masing-masing pustaka adalah
dua spasi.
4. Huruf pertama dari baris pertama masing-masing pustaka diketik tepat pada garis
tepi kiri tanpa ketukan (indensi) dan baris berikutnya digunakan indensi 7 karakter.
5. Apabila nama pengarang sama dan judul berbeda, maka baris pertama harus diberi
garis terputus-putus sebanyak 14 (empat belas) ketukan.
6. Penulisan nama pengarang diawali dengan nama keluarga, kemudian namanya.
Untuk dua atau tiga pengarang, nama pengarang kedua dan ketiga tidak perlu
dibalik.
7. Penulisan nama pengarang yang bermarga cina atau mandarin, ditulis apa adanya
(tidak diindeks).
8. Jika nama pengarang sama dalam dua tahun penerbitan berbeda, maka daftar
pustaka disusun menurut urutan waktu (tahun).
9. Nama pengarang sama, judul berbeda perlu diberikan garis sebanyak 14 ketukan.
10. Sama sekali tidak boleh mencantumkan sumber referensi yang tidak pernah dibaca
dan tidak boleh mencantumkan gelar.
11. Dalam daftar pustaka/catatan kaki, tulisan yang bersumber dari majalah/
koran/makalah yang diberi garis bawah atau ditebalkan adalah nama
majalah/korannya yang menerbitkan.
Contoh Penulisan Daftar Pustaka
1) Buku
a. Satu Pengarang
Nasoetion, Andi Hakim. Metode Statstika.Yakarta: Penerbit PT Gramedia, 1980 Turabian,
Kate L. A Manual for Writers of Term Papers, Theses, and Dissertations.
Chicago: University of Chicago Press, 1980.
b. Dua Pengarang
Kennedy, Ralph Dale dan Stewart Y. McMullen. Financial Statement: Form, Análisis and
Interpretation. Petaling Jaya: Irwin Book Company, 1973 Pangestu, Subagyo dan Djarwanto.
Statistik Deskriptif. Yogyakarta: BPFE, 1982.
c. Tiga Pengarang
Heidirachman R., Sukanto R., dan Irawan.Pengantar Ekonomi Preusan. Yogyakarta: Bagian
Penerbitan Facultas Ekonomi Universitas Gajah Mada, 1980. Jahoda, Marie, Morton Deutsch,
dan Stuart W. Cook. Research Methods in Social Relation. New Cork: Dryden Press, 1951.
d. Lebih Dari Tiga Pengarang
Selltiz, Claire, et al. Research Methods in Social Relations. New Cork: Holt, Rinehart &
Winston, 1959 Sukanto, et al. Business Forecasting. Yogyakarta: Bagian Penerbitan Facultas
Ekonomi Universitas Gadjah Mada, 1980.
e. Pengarang Sama
Newman, William H. The Process of Management. London: Prentice Hall. Inc., 1961.
________________. Administratif Action. London: Prentice Hall. Inc., 1963.
f. Tanpa Pengarang
Author’s Guide. Englewood, Cliffs, N.J.: Prentice Hall. Inc., 1975. Scientific Method in
Business. Collage Park: University of Maryland, 1973.
2) Buku Berjilid/Berseri
Edwards, James D., et al. Accounting: A Programmed Text. Vol. I. Homewood, Illinois:
Richards D. Irwin, Inc., 1967. Suhardi Sigit. Azas-Azas Accounting. Bagian Pertama.
Yogyakarta: Fa. Sarjana, 1968.
3) Buku Terjemahan/Saduran/Suntingan
Booth, Anne, dan Meter McCawley. Ekonomi Orde Baru. Suntingan Sujarwadi. Yakarta:
LP3ES, 1982.
Conant, James B. Teori dan Soal-Soal Ekonomi Makro. Terjemahan Faried Wijaya.
Yogyakarta: Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada, 1978.
Kotler, Phlips. Marketing Management. Saduran Karyadi dan Sri Suwarsi. Surakarta: Facultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret, 1978.
4) Buku Dengan Edisi Bukan Edisi Pertama
Djarwanto Ps. Statistik Nonparametrik. Edisi 2. Yogyakarta: BPFE, 1985.
Shepherd, William R. Historical Atlas. 8th ed. New Cork: Barnes & Noble, 1956.
5) Bab Yang Ditulis bukan oleh Pengarang atau Penyunting Buku yang Bersangkutan
Ahluwalia, M. “Income Inequality: Some Dimensions of the Problem”, In H. Chenery, et al.
Redistribution With Growth. London: Oxford University Press, 1974.
Soelistyo, Sudarsono, dan Ari Sudarman. “Prospek Kesempatan Kerja dan Pemerataan
Pendapatan Dalam Repelita III”. Dalam The Kian Wie (Penyuntingan).
Pembangunan Ekonomi dan Pemerataan: Beberapa Pendekatan Alternatif. Jakarta: LP3ES,
1981.
6) Seri atau Rangkaian
Sutrisno Hadi. Efisiensi Kerja. Jilid I dari Seri Kapita Selekta “Psikologi Kerja”, 5 jilid.
Yogyakarta: [t.p.], [t.th].
Terman, Lewis M., dan Melita H. Olden. The Gifted Child Grows Up. Vol. 4 of the “Genetic
Studies of Genius Series”, Lewis M. Terman (ed.). Standford: Stanford University Press, 1974.
7) Lembaga Sebagai Penyunting Buku
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Pedoman Umum Ejaan Yang Disempurnakan. Jakarta: PN Balai Pustaka, 1980.
FAO. Production Yearbook 1975. Rome: FAO, 1976.
8) Surat Kabar
Salim, Emil. “Forest Sustainability Management”, The Jakarta Post. Februari 6, 1977.
Karlina. “Sebuah Tanggapan: Hipotesa dan Setengah Ilmuan”. Kompas. 12 Desember 1981.
9) Jurnal/Peberbitan Berkala
Rahardjo, M. Dawam. “Dunia Bisnis di Persimpangan Jalan”, Prisma. Juli 1983, 7, hal. 1-12.
Dharmawan, Johan. “Uruea dan TPS di Indonesia dalam Analisis Permintaan Kuantitatif”,
Jurnal Argo Ekonomi. Mei 1982, 2, hal. 1 – 27.
10) Hasil Penelitian
Kasryno, Faisal, et al. Perkembangan Institusi dan Pengaruhnya Terhadap Distribusi
Pendapatan dan Penyerapan Tenaga Kerja: Kasus di Empat Desa di Jawa
Barat. Bogor: Studi Dinamika Pedesaan, 1981.
Nganji, Kalikit, et al. Regional Studi Daerah Kedu dan Surakarta. Salatiga: Fakultas Ekonomi
Universitas Kristen Satyawacana, 1976.
11) Paper dalam Seminar/Lokakarya
Mangundikoro, Apandi. “Konservasi Tanah dalam Rangka Rehabilitasi Lahan di Wilay ah
Daerah Aliran Sungai”. Kertas Kerja padaLokakarya Pola Tanam dan
Usahatani ke-IV, Bogor, 20 – 21 Juni 1983.
Suranggadjiwa, L.M. Harris. “Pengelolaan Daerah Aliran Sungai”. Kereta Kerja pada Seminar
Nasional Pengembangan Lingkungan Hidup, Jakarta, 5 – 6 Juni 1978.
12) Bahan yang Tidak Diterbitkan
Brizi. Teknik Perencanaan Linear untuk Penyusunan Rencana di Bidang Pertanian. Bogor:
Institut Pertanian Bogor, 1979. (Stensilan).
Coffin, Thomas E. Beyond Audience: The Measurement of Advertising Effectiveness.
(Monographed report, Undated).
13) Karya ilmiah/Tesis/Disertasi
Budiarto. Sebab-sebab dan Cara Pencegahan Labour Turnover di Pabrik Rokok Menara Sala.
Skirpsi Sarjana (Tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada,
1972.
Swenson, Geoffrey C. The Effect of Increases in Rice Production on Employment and Income
Distribution in Thanjavur District, South India. Unpublished Ph.D.
Disertation. Minchigan: Minchigan University, 1973.
14) Artikel dalam Ensiklopedia
Banta, Richard E. “New Harmony”,Encyclopedia Britanica (1968 ed.), vol. 16, p. 305 Morris,
Edward Parmelle. “The Latin Language”, The Encyclopedia Americana(1936
ed.), vol. 17, pp. 47 – 48.
15) Internet
Spiszer, John M. Leadership and Combat Motivation: The Critical Task. 1999.
http://www.cgsc.army.mil /milrev/english/MayJun99/Spiszer.htm. (Diakses tanggal 12
September 1999).
Tulisan singkat tentang Contoh Sistematika Penulisan Karya Ilmiah ini berupaya
memberikan kemudahan bagi mahasiswa untuk dapat mengembangkan potensinya dalam
bidang penulisan karya ilmiah dengan memberikan gambaran singkat tentang sistematika
penulisan karya ilmiah. Semoga Bermanfaat. Terima kasih Telah berkunjung di blog kami.
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, yang telah memberikan berkat, rahmat, serta karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah sederhana ini dengan judul “Cara Menjaga Kebersihan SMP Negeri 9 Berau”
Karya ilmiah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas di mata pelajaran Bahasa Indonesia. Saya menyadari bahwa penyusunan karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya karya ilmiah ini. Selanjutnya terimakasih saya sampaikan kepada yang terhormat guru Bahasa Indonesia kami Ibu Siti Qoyimah yang telah membimbing sehingga karya ilmiah ini dapat terselesaikan. Semoga dengan adanya karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta dapat menyadarkan para siswa atau siswi SMPN 9 Berau untuk menjaga kebersihan lingkungan sekolah.
Tanjung Redeb, 26 Februari 2014
Penulis
Faisal Fachrureza
BAB 1PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan Kebersihan lingkungan sangat perlu dijaga, baik di lingkungan pribadi maupun umum. Contoh lingkungan umum adalah lingkungan sekolah seperti di kawasan SMP Negeri 9 Berau. Lingkungan sekolah yang bersih akan membuat nyaman para siswa bahkan para guru pun ikut merasa nyaman dalam proses mengajar. Di SMP Negeri 9 Berau banyak terdapat slogan yang berisikan tentang pentingnya menjaga kebersihan. Tetapi sepertinya itu belum bisa menyadarkan para siswa yang masih bersikap apatis dalam upaya menjaga kebersihan sekolah. Untuk itu dengan dibuatnya karya tulis ini, semoga dapat menumbuhkan kesadaran para siswa SMPN 9 Berau terhadap kebersihan lingkungan sekolah demi kenyamanan bersama.
1.2 Rumusan MasalahBagaimana cara memberikan kesadaran kepada siswa SMP Negeri 9 Berau
untuk menjagakebersihan sekolah
1.3 TujuanUntuk menimbulkan kesadaran kepada siswa SMP Negeri 9 Berau agar menjaga
kebersihansekolah.
BAB 2PEMBAHASAN
2.1 Dampak jika tidak menjaga kebersihan lingkungan sekolah Masih banyak siswa SMP Negeri 9 Berau yang belum peduli terhadap kebersihan lingkungan sekolah. Mereka masih saja membuang sampah sembarangan, padahal sudah disediakan tong sampah. Kebanyakan
mereka berfikir, jika membuang sampah sembarangan di sekolah tidak dapat menimbulkan dampak yang begitu besar. Hal itu sangat salah. Banyak sekali dampak yang ditimbulkan jika suatu lingkungan tidak terjaga kebersihannya. Adapun dampak negatifnya antara lain :
Menimbulkan bencana banjir, seperti yang sering kita lihat di kota-kota besar. Hal ini bisa saja terjadi di sekolah kita jika murid selalu membuang sampah sembarangan. Sampah yang bertumpuk di selokan dapat menyumbat jalannya air di selokan tersebut sehingga, saat hujan pun tiba, mungkin saja SMP kita menjadi banjir dan akhirnya proses belajar-mengajar terhenti
Debu lantai yang jarang dibersihkan dapat menyebabkan murid batuk hingga sesak nafas. Laci meja yang penuh dengan sampahpun dapat dijadikan nyamuk sebagai tempat bersarangnnya. Apalagi jika nyamuk tersebut adalah nyamuk Aedes Aegypty yang dapat menyebabkan seseorang mengidap penyakit demam berdarah
Sampah yang bertumpuk dapat menimbulkan bau yang tidak sedap sehingga mengganggu konsentrasi para murid hingga guru dalam proses belajar-mengajar.
2.2 Upaya yang dapat dilakukan dalam menjaga kebersihan sekolah Didalam lingkungan sekolah, guru menjadi panutan semua murid. Jika guru berbuat baik, maka muridpun akan berbuat baik juga. Tetapi jika guru berbuat tidak baik/jelek, maka mungkin bisa jadi muridpun bisa berbuat lebih jelek. Dalam upaya menyadarkan siswa akan kebersihan lingkungan sekolah, para guru harus memberikan contoh yang baik, seperti dengan membuang sampah pada tempatnya dan memungut sampah yang tergeletak. Guru juga dapat menegur siswa yang kedapatan membuang sampah sembarangan. Selain itu, guru dapat memberi denda kepada pelaku sehingga mereka jera untuk mengulangi perbuatan mereka di kemudian hari. Kesadaran murid dalam upaya menjaga kebersihan lingkungan sekolah berasal dari hati nuraninya masing-masing. Untuk menimbulkan kesadaran itu, dapat ditempuh dengan cara-cara berikut:
Membiasakan membuang sampah pada tempatnya. Merasa malu jika membuang sampah sembarangan. Melakukan piket kelas secara teratur.
Melaksanakan gotong royong rutin setiap hari jum’at.
Dengan melakukan hal-hal diatas, diharapkan nantinya akan menumbuhkan rasa sadar terhadap para siswa SMP Negeri 9 Berau dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah.
BAB 3PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan Dari pembahasan diatas,kesimpulan yang dapat diambil adalah kebersihan lingkungan sekolah harus dijaga bersama-sama agar terbentuknya suasana aman dan nyaman dalam proses belajar mengajar. Siswa SMP Negeri 9 Berau harus memiliki kesadaran diri dalam menjaga kebersihan sekolah.
3.2 Saran
1. Selalu membuang sampah pada tempatnya. 2. Mematuhi tata tertib sekolah. 3. Menjaga peralatan yang digunakan untuk pembersihan. 4. Selalu gotong royong setiap hari jum’at
BAB IPENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANGSangat ironis memang bahwa manusia sangat memperhatikan keseimbangan alam akibat proses pembakaran bahan bakar oleh industri yang mengeluarkan polusi, tetapi dilain pihak orang-orang dengan sengaja mengalirkan gas produksi pembakaran rokok ke paru-paru mereka.
Kebiasaan merokok telah menjadi budaya diberbagai bangsa di belahan dunia. Mayoritas perokok diseluruh dunia ini, 47 persen adalah populasi pria sedangkan 12 persen adalah populasi wanita dengan berbagai kategori umur. Latar belakang merokok beraneka ragam, di kalangan remaja dan dewasa pria adalah faktor gengsi dan agar disebut jagoan, malahan ada salah satu pepatah menarik yang digunakan sebagai pembenar atas kebiasaan merokok yaitu `ada ayam jago diatas genteng, ngga merokok ngga ganteng`. Sedangkan kalangan orang tua, stres dan karena ketagihan adalah faktor penyebab keinginan untuk merokok.
Berbagai alasan dan faktor penyebab untuk merokok diatas biasanya kalah seandainya beradu argumen dengan pakar yang ahli tentang potensi berbahaya atas apa ditimbulkan dari kebiasaan merokok baik bagi dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan. Harus diakui banyak perokok yang mengatakan bahwa merokok itu tidak enak tetapi dari sekian banyak pamflet, selebaran, kampanye anti rokok, sampai ke bungkus rokoknya diberi peringatan akan bahaya kesehatan dari rokok, tetap tak bisa mengubris secara massal berkurangnya kebiasaan merokok dan jumlah perokok
1.2.RUMUSAN MASALAHDari latar belakang yang telah kami uraikan maka masalah yang akan kami bahas:1. Apa dampak dari merokok?2. Zat apa yang terkandung di dalam dan yang paling berbahaya?3. Upaya apa yang dilakukan bagi perokok di sekolah?4. Apa aktor penyebab perilaku merokok pada remaja?
1.3.TUJUAN PENELITIAN-Untuk mengetahui Bahaya merokok.-Untuk mengetahui faktor – faktor penyebab perilaku merokok pada remaja.-Untuk mengetahui apa itu rokok.
1.4.METODE PENELITIANMetode yang kami gunakan adalah:-Deskriptif-Kajian pustaka dilakukan dengan mencari literatur di internet da buku – buku panduan
1.5.SISTEMATIKA PENULISANBAB I PENDAHULUAN1.1.Latar Belakang Masalah1.2.Perumusan Masalah1.3.Tujuan Penelitian1.4.Metode Penelitian1.5.Sistematika penulisan
BAB IIKERANGKA TEORI2.1.Pengertian Rokok2.2.Dampak dari merokok2.3.Faktor penyebab merokok pada remaja2.4.Upaya mengatasi rokok
BAB IIIZAT YANG TERKANDUNG DALAM ROKOK3.1.Rokok dan Reaksi Kimia (Pembakaran)3.2.Reaksi pembakaran rokok3.3.Rokok dan proses penguapan uap air dan nikotin3.4.Tar dan Asap Rokok3.5.Gas CO (Karbon Mono Oksida)3.6.Nikotin dan kerja nikotin
BAB IV
PENUTUP4.1.Kesimpulan4.2.Saran
BAB IIKERANGKA TEORI
2.1. Pengertian RokokRokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain.Ada dua jenis rokok, rokok yang berfilter dan tidak berfilter. Filter pada rokok terbuat dari bahan busa serabut sintetis yang berfungsi menyaring nikotin.Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker paru-paru atau serangan jantung(walapun pada kenyataanya itu hanya tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi).Manusia di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah suku bangsa Indian di Amerika, untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad 16, Ketika bangsa Eropa menemukan benua Amerika, sebagian dari para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba menghisap rokok dan kemudian membawa tembakau ke Eropa. Kemudian kebiasaan merokok mulai muncul di kalangan bangsawan Eropa. Tapi berbeda dengan bangsa Indian yang merokok untuk keperluan ritual, di Eropa orang merokok hanya untuk kesenangan semata-mata. Abad 17 para pedagang Spanyol masuk ke Turki dan saat itu kebiasaan merokok mulai masuk negara-negara Islam.Rokok adalah benda beracun yang memberi efek santai dan sugesti merasa lebih jantan. Di balik kegunaan atau manfaat rokok yang secuil itu terkandung bahaya yang sangat besar bagi orang yang merokok maupun orang di sekitar perokok yang bukan perokok.
2.2. Dampak dari merokokSebagaimana kita ketahui di dalam asap sebatang rokok yang dihisap oleh perokok, tidak kurang dari 4000 zat kimia beracun. Zat kimia yang dikeluarkan ini terdiri dari komponen gas (85 persen) dan partikel. Nikotin, gas karbonmonoksida, nitrogen oksida, hidrogen sianida, amoniak, akrolein, asetilen, benzaldehid, urethan, benzen, methanol, kumarin, 4-etilkatekol,ortokresoldan perylene adalah sebaian dari beribu – ribu zat di dalam rokok.Jumlah kematian dan klaim perokok Menurut penelitian Organisasi Kesehatan dunia (WHO), setiap satu jam, tembakau rokok membunuh 560 orang diseluruh dunia. Kalau dihitung satu tahun terdapat 4,9 juta kematian didunia yang disebabkan oleh tembakau rokok. Kematian tersebut tidak terlepas dari 3800 zat kimia, yang sebagian besar merupakan racun dan karsinogen (zat pemicu kanker), selain itu juga asap dari rokok memiliki benzopyrene yaitu partikel-partikel karbon yang halus yang dihasilkan akibat pembakaran tidak sempurna arang, minyak, kayu atau bahan bakar lainnya yang merupakan penyebab langsung mutasi gen. Hal ini berbanding terbalik dengan sifat output rokok sendiri terhadap manusia yang bersifat abstrak serta berbeda dengan makanan dan minuman yang bersifat nyata dalam tubuh dan dapat diukur secara kuantitatif.Selain mengklaim mendapatkan kenikmatan dari output rokok, perokok juga mengklaim bahwa rokok dapat meningkatan ketekunan bekerja, meningkatkan produktivitas dan lain-lain. Tetapi klaim ini sulit untuk dibuktikan karena adanya nilai abstrak yang terlibat dalam output merokok. Para ahli malah memperkirakan bahwa rokok tidak ada hubunganya dengan klaim-klaim di atas. Malah terjadi sebaliknya,
menurunnya produktiviats seseorang karena merokok akibat terbaginya waktu bekerja dan merokok. Selain itu berdasarkan penelitian terbaru menyatakan bahwa merokok dapat menurunkan IQ. (dari berbagai sumber)Bahaya bagi tubuh yaitu bisa mengakibatkan kanker, paru-paru, impotensi dan gangguan pada janin, sedangkan bahaya bagi lingkungan dapat menimbulkan polusi udara yang ditimbulkan dari asap rokok yang dihisap.Sebenarnya yang paling berbahaya diantara perokok pasif dan perokok aktif, perokok pasif lah yang berbahaya sebab perokok pasif menghisap asap rokok yang paling banyak. Rokok juga selain berbahaya juga bisa mematikan dan akan menimbulkan kecanduan kepada pemakainya.Merokok bagi orang dewasa bisa berbahaya apalagi bagi anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah. Oleh Karena itu, merokok dilarang di sekolah maupun di luar sekolah.Akibat negatif dari rokok, sesungguhnya sudah mulai terasa pada waktu orang baru mulai menghisap rokok. Dalam asap rokok yang membara karena diisap, tembakau terbakar kurang sempurna sehingga menghasilkan CO (karbon mono oksida), yang disamping asapnya sendiri, tar dan nikotine (yang terjadi juga dari pembakaran tembakau tersebut) dihirup masuk ke dalam jalan napas.
CO, Tar, dan Nikotin tersebut berpengaruh terhadap syaraf yang menyebabkan :
Gelisah, tangan gemetar (tremor)Cita rasa / selera makan berkurangIbu-ibu hamil yang suka merokok dapat kemungkinan keguguran kandungannya.
2.3. Faktor penyebab merokok pada remajaAda beberapa faktor yang mendorong remaja untuk merokok, di antaranya:1. Faktor orangtua dan keluargaSalah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi perokok dibanding anak-anak muda yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia (Baer & Corado dalam Atkinson, Pengantar psikologi, 1999:294).Selain itu, anak-anak yang mempunyai orang tua perokok, lebih rentan untuk terpengaruh dan mencontoh orang tuanya.
2. Temanku merokokBanyak fakta membuktikan bahwa remaja perokok, kemungkinan besar teman-temannya juga perokok, dan sebaliknya. Diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja non perokok (Al Bachri, 1991).
3. PribadikuAda yang mencoba merokok hanya karena alasan ingin tahu. Mungkin juga karena ingin mengobati rasa sakit fisik maupun jiwa, mengusir bosan. Selain alasan tersebut, konformitas sosial juga menjadi pemicu. Orang yang memiliki skor tinggi pada tes konformitas sosial lebih mudah menjadi pengguna dibandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang rendah (Atkinson, 1999).
4. Iklan rokok ternyata…Iklan-iklan di berbagai media yang memberikan gambaran bahwa perokok adalah lambang keglamouran, cowok banget, memicu remaja untuk ikut berperilaku seperti itu.Nah, jika kamu sudah terperangkap dalam status perokok saat ini, tenang saja. Ada berbagai upaya pencegahan jika kamu ingin berubah.
2.4. Upaya mengatasi rokokMerokok di sekolah yang dilakukan siswa kini semakin banyak, itu dikarenakan siswa yang satu mengajak siswa yang lainnya atau dikarenakan oleh faktor pergaulan. Oleh karena itu para guru lebih ketat lagi dalam melakukan pengawasan dengan mengelilingi tempat-tempat yang sering dijadikan tempat merokok.Selain itu juga melakukan peringatan yang lebih tegas lagi agar para pelanggar khususnya perokok jera dan tidak melakukan hal tersebut lagi baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Jika karena kecanduan, maka tips yang harus dilakukan adalah:Pikirkanlah hal-hal yang menyenangkan yang akan terjadi pada tubuh ketika masa krisis karena berhenti merokok (biasanya 1,5 sampai 2 minggu)
Minumlah banyak air putih, makan banyak sayur dan buah-buahan setiap kali timbul keinginan untuk merokok
Berbicara atau berkomunikasilah dengan orang lain dan tetaplah menyibukkan diri
Berolahraga yang menyennagkan dan disukai secara teratur dan terukur
Pijatlah daerah punggung dan leher, lalu tariklah napas dalam-dalam.
Jika karena ketergantungan, maka putuskan semua hubungan antara rokok dan kebiasaan-kebiasaan yang sering dilakukan dengan tips berikut ini:Jika ingin merasakan rokok di tangan, bermainlah dengan barang-barang lain seperti pensil, pena, atau membaca buku
Jika ada keinginan untuk menyalakan rokok, jauhkan rokok dari jangkauan dan buanglah korek api
Jika biasa merokok sesudah makan, segeralah bangkit dari duduk setelah makan, gosok gihi dan pergilah berjalan atau lakukan kegiatan yang membuat lupa pada rokok
Jika merokok disertai dengan minum kopi, maka ganilah kopi dengan jus buah dll
Jika merokok untuk menenangkan diri, maka cobalah untuk mengingat bahaya merokok dapat mengakibatkan penyakit jantung, paru-paru, kanker, stroke, keguguran, dll.
Berikut ini beberapa tips yang perlu diperhatikan:Tanyalah pada diri sendiri, apakah ada teman, saudara, atau tetangga yang menderita salah satu penyakit di atas. Bayangkan jika penyakit tersebut menyerang diri kita sendiri.
Jika keinginan untuk merokok sangat kuat, lakukanlah olahraga ringan seperti berjalan-jalan atau lakukan kegiatan yang menjadi kegemaran atau hobi Anda.
Jika berpikir bahwa merokok dapat membuat kita menjadi tenang atau nyaman, maka katakanlah dan akuilah secara jujur bahwa rokok tidak mungkin bisa mengatasi masalah yang ada.
Untuk mengatasi masalah ini, perlu melibatkan keluarga, teman, dan saudara untuk membantu mengalihkan perhatian dari rokok.
Jika ingin berhenti merokok harus menetapkan tindakan yang akan dipilih atau perilaku apa yang paling mudah diubah berkaitan dengan situasi merokok.
Buatlah pernyataan untuk berhenti merokok, kemudian bacalah pernyataan tentang niat berhenti merokok di depan teman atau saudara atau anggota keluarga yang akan menjadi pengingat agar keinginan berhenti merokok tercapai.
BAB IIIZAT YANG TERKANDUNG DALAM ROKOK
3.1. Rokok dan Reaksi Kimia (Pembakaran)Proses pembakaran rokok tidaklah berbeda dengan proses pembakaran bahan-bahan padat lainnya. Rokok yang terbuat dari daun tembakau kering, kertas dan zat perasa, dapat dibentuk dari unsur Carbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N) dan Sulfur (S) serta unsur-unsur lain yang berjumlah kecil. Rokok secara keseluruhan dapat diformulasikan secara kimia yaitu sebagai (CvHwOtNySzSi).
Dua reaksi yang mungkin terjadi dalam proses merokok
Pertama adalah reaksi rokok dengan oksigen membentuk senyawa-senyawa seperti CO2, H2O, NOx, SOx, dan CO. Reaksi ini disebut reaksi pembakaran yang terjadi pada temperatur tinggi yaitu diatas 800oC. Reaksi ini terjadi pada bagian ujung atau permukaan rokok yang kontak dengan udara.
CvHwOtNySzSi + O2 -> CO2+ NOx+ H2O + SOx + SiO2 (abu) ((pada suhu 800oC))
3.2. Reaksi pembakaran rokokReaksi yang kedua adalah reaksi pemecahan struktur kimia rokok menjadi senyawa kimia lainnya. Reaksi ini terjadi akibat pemanasan dan ketiadaan oksigen. Reaksi ini lebih dikenal dengan pirolisa. Pirolisa berlangsung pada temperatur yang lebih rendah dari 800oC. Sehingga rentang terjadinya pirolisa pada bagian dalam rokok berada pada area temperatur 400-800oC. Ciri khas reaksi ini adalah menghasilkan ribuan senyawa kimia yang strukturnya komplek.
CvHwOtNySzSi -> 3000-an senyawa kimia lainnya + panas produk ((pada suhu 400-800oC))reaksi pirolisa
Walaupun reaksi pirolisa tidak dominan dalam proses merokok, tetapi banyak senyawa yang dihasilkan tergolong pada senyawa kimia yang beracun yang mempunyai kemampuan berdifusi dalam darah. Proses difusi akan berlangsung terus selagi terdapat perbedaan konsentrasi. Tidak perlu disangkal lagi bahwa titik bahaya merokok ada pada pirolisa rokok. Sebenarnya produk pirolisa ini bisa terbakar bila produk melewati temperatur yang tinggi dan cukup akan Oksigen. Hal ini tidak terjadi dalam proses merokok karena proses hirup dan gas produk pada area temperatur 400-800oC langsung mengalir kearah mulut yang bertemperatur sekitar 37oC.
3.3. Rokok dan proses penguapan uap air dan nikotinSelain reaksi kimia, juga terjadi proses penguapan uap air dan nikotin yang berlangsung pada temperatur antara 100-400oC. Nikotin yang menguap pada daerah temperatur di atas tidak dapat kesempatan untuk melalui temperatur tinggi dan tidak melalui proses pembakaran. Terkondensasinya uap nikotin dalam gas tergantung pada temperatur, konsentrasi uap nikotin dalam gas dan geometri saluran yang dilewati gas.
Pada temperatur dibawah 100oC nikotin sudah mengkondensasi, jadi sebenarnya sebelum gas memasuki mulut, kondensasi nikotin telah terjadi. Berdasarkan keseimbangan, tidak semua nikotin dalam gas terkondensasi sebelum memasuki mulut sehingga nantinya gas yang masuk dalam paru-paru masih mengandung nikotin. Sesampai di paru-paru, nikotin akan mengalami keseimbangan baru, dan akan terjadi kondensasi lagi.
Jadi, ditinjau secara proses pembakaran, proses merokok tidak ada bedanya dengan proses pembakaran kayu di dapur, proses pembakaran minyak tanah di kompor, proses pembakakaran batubara di industri semen, proses pembakaran gas alam di industri pemanas baja dan segala proses pembakaran yang melibatkan bahan bakar dan oksigen. Sangat ironis memang bahwa manusia sangat memperhatikan keseimbangan alam akibat proses pembakaran bahan bakar oleh industri yang mengeluarkan polusi, tetapi dilain pihak orang-orang dengan sengaja mengalirkan gas produksi pembakaran rokok ke paru- paru mereka.
3.4. Tar dan Asap RokokZat berbahaya ini berupa kotoran pekat yang dapat menyumbat dan mengiritasi paru – paru dan sistem pernafasan, sehingga menyebabkan penyakit bronchitis kronis, emphysema dan dalam beberapa kasus menyebabkan kanker paru – paru ( penyakit maut yang hampir tak dikenal oleh mereka yang bukan perokok ).Racun kimia dalam TAR juga dapat meresap ke dalam aliran darah dan kemudian dikeluarkan di urine.TAR yang tersisa di kantung kemih juga dapat menyebabkan penyakit kanker kantung kemih. Selain itu Tar dapat meresap dalam aliran darah dan mengurangi kemampuan sel – sel darah merah untuk membawa Oksigen ke seluruh tubuh, sehingga sangat besar pengaruhnya terhadap sistem peredaran darah.
Tar dan asap rokok merangsang jalan napas, dan tar tersebut tertimbun disaluran itu yang menyebabkan :
Batuk-batuk atau sesak napasTar yang menempel di jalan napas dapat menyebabkan kanker jalan napas,lidah atau bibir.
3.5. Gas CO (Karbon Mono Oksida)Gas CO juga berpengaruh negatif terhadap jalan napas dari pembuluh darah. Karbon mono oksida lebih mudah terikat pada hemoglobin daripada oksigen. Oleh sebab itu, darah orang yang kemasukan CO banyak, akan berkurang daya angkutnya bagi oksigen dan orang dapat meninggal dunia karena keracunan karbon mono oksida. Pada seorang perokok tidak akan sampai terjadi keracunan CO, namun pengaruh CO yang dihirup oleh perokok dengan sedikit demi sedikit, dengan lambat namun pasti akan berpengaruh negatif pada jalan napas dan pada pembuluh darah.
3.6. Nikotin dan kerja nikotinAdalah suatu zat yang dapat membuat kecanduan dan mempengaruhi sistem syaraf, mempercepat detak jantung ( melebihi detak normal ) , sehingga menambah resiko terkena penyakit jantung.Selain itu zat ini paling sering dibicarakan dan diteliti orang, karena dapat meracuni saraf tubuh, meningkatkan tekanan darah, menimbulkan penyempitan pembuluh darah tepi dan menyebabkan ketagihan dan ketergantungan pada pemakainya. Kadar nikotin 4-6 mg yang dihisap oleh orang dewasa setiap hari sudah bisa membuat seseorang ketagihan. Selain itu Nikotin berperan dalam memulai terjadinya penyakit jaringan pendukung gigi karena nikotin dapat diserap oleh jaringan lunak rongga mulut termasuk gusi melalui aliran darah dan perlekatan gusi pada permukaan gigi dan akar. Nikotin dapat ditemukan pada permukaan akar gigi dan hasil metabolitnya yakni kontinin dapat ditemukan pada cairan gusi.
Nikotin merangsang bangkitnya adrenalin hormon dari anak ginjal yang menyebabkan :- Jantung berdebar-debar- Meningkatkan tekanan darah serta kadar kolesterol dalam darah, berhubungan erat terjadinya serangan jantungSaat merokok, nikotin mulai diserap aliran darah dan diteruskan ke otak. Nikotin terikat di reseptor nikotinat antikolinergik 42 di ventral tegmental area (VTA). Nikotin yang terikat di reseptor 42 akan melepaskan dopamin di nucleus accumbens (nAcc). Dopamin itulah yang diyakini menimbulkan perasaan tengan dan nyaman. Tak heran bila perokok akan kembali merokok untuk memperoleh efek nyaman itu.Bila perokok mulai mengurangi atau berhenti merokok maka asupan nikotin berkurang dan pelepasan dopamin juga berkurang, akibatnya timbul gejala putus obat berupa iritabilitas dan stress.
Hal itu menyebabkan jalan untuk berhenti merokok menjadi sulit karena rasa ketagihan terhadap nikotin. Peran verenicline berfungsi sebagai pemutus rantai adiksi. Biasanya nikotin berikatan dengan reseptor 42, namun nanti yang akan berkaitan dengan reseptor 42 adalah verenicline yang bekerja dengan dua cara. Pertama, verenicline menstimulasi reseptor untuk melepaskan dopami secara pasrial, tujuanya untuk mengurangi gejala putus obat berupa pusing, sulit berkosentrasi atau badmood yang ditimbulkan dari proses berhenti merokok.
Kedua, verenicline menghalangi nikotin yang menempel di reseptor. Jadi bila merokok kembali, nikotin tidak dapat menempel di reseptor, sehingga mengurangi rasa nikmat dari rokok tersebut. = Verenicline dapat diberikan pada perokok dewasa atau minimal usia 18 tahun yang ingin berhenti merokok. Verenicline dapat diberikan pada perokok berat maupun ringan. Dosis awal yang diberikan ringan yang ditingkatkan secara perlahan-lahan. Untuk mencapai kesembuhan berhenti merokok, dibutuhkan waktu selama tiga bulan, baik bagi perokok berat atau ringan.Efek samping verenicline adalah mual, nyeri kepala, insomnia dan mimpi abnormal. Meski demikian, manfaat yang ditimbulkan dari berhenti merokok jauh lebih besar karena dalam sebatang rokok terkandung lebih dari 4 ribu bahan kimia dan 250 zat karsinogenik.
Bahkan bahan kimia yang ditemukan pada asap tembakau (rokok) seperti aseton, butan, arsenic, cadmium, karbon monoksida dan toluene sama seperti yang ditemukan pada bahan industri. Jadi dapat dibayangkan bukan dampak buruk rokok?
BAB IVPENUTUP
4.1. KesimpulanMelihat kenyataan yang ada pada uraian sebelumnya, dapat dikatakan rokok itu lebih banyak dampak negativnya dari pada dampak positifnya. Apabila hal ini dibiakan terus berlangsung, maka akan mengakibatkan permasalahan yang serius pada kesehatan tubuh manusia. Dan seharusnya masyarakat sadar akan bahaya merokok bagi kesehatan tubuh mereka.Namun hal itu masih sulit dilakukan di Indonesia.
4.2. SaranSetelah membaca kartulis ini, semoga masyarakat dapat tersadarkan akan bahaya rokok bagi kesehatan mereka dan segera meninggalkan kebiasaan merokoknya, supaya kesehatan mereka tetap terjaga dan nantinya menjadikan tubuh mereka sehat bugar dan terhindar dari penyakit yang mengancam jiwa mereka.
"Judul Karya Ilmiah : Menumbuhkan Minat Belajar Siswa Dalam Pembelajaran"
A. Pendahuluan
Suatu kegiatan yang dilakukan tidak sesuai dengan minat akan menghasilkan prestasi yang kurang menyenangkan. Dapat dikatakan bahwa dengan terpenuhinya minat seseorang akan mendapatkan kesenangan dan kepuasan batin yang dapat menimbulkan motivasi. S.C. Utami Munandar (1985:11) menyatakan bahwa minat dapat juga menjadi kekuatan motivasi. Prestasi seseorang selalu dipengaruhi macam dan intensitas minatnya. Minat menimbulkan kepuasan. Seorang anak cenderung untuk mengulang-ulang tindakan-tindakan yang didasari oleh minat dan minat ini dapat bertahan selama hidupnya.
Dengan demikian, minat belajar merupakan faktor yang sangat penting dalam keberhasilan belajar siswa. Disamping itu minat belajar juga dapat mendukung dan mempengaruhi proses belajar mengajar di sekolah. Namun dalam prakteknya tidak sedikit guru Seni Budaya (Kesenian) menemukan kendala di dalam kelas, karena kurangnya minat siswa dalam pembelajaran Seni Budaya khususnya seni rupa. Jika hal ini terjadi, maka proses belajar mengajar pun akan mengalami hambatan dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Berdasarkan pengalaman penulis, pada saat pembelajaran berlangsung siswa kurang bergairah dalam mengikuti pelajaran. Hanya sebagian kecil saja siswa yang bisa memahami dan mengerjakan tugas dengan semangat. Sebagian besar siswa mengerjakan tugas yang diberikan dengan perasaan terpaksa atau takut. Hal ini menyebabkan tugas yang diberikan hasilnya kurang memuaskan sehingga terkesan asal jadi. Jika mereka ditanya, alasannya mereka tidak mempunyai bakat di bidang seni atau tidak punya bakat menggambar. Dengan kondisi seperti ini, guru perlu mencari upaya bagaimana menumbuhkan minat belajar siswa terutama dalam pembelajaran Seni Rupa.
B. Konsep Minat Belajar
Pengertian minat Minat sering dihubungkan dengan keinginan atau ketertarikan terhadap sesuatu yang datang dari dalam diri seseorang tanpa ada paksaan dari luar. The Liang Gie (1994:28) mengungkapkan bahwa minat berarti sibuk, tertarik, atau terlibat sepenuhnya dengan suatu kegiatan karena menyadari pentingnya kegiatan itu. Menurut Slameto (dalam Djaali 2006:121) minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Sedangkan menurut Crow and Crow (dalam Djaali 2006:121) mengatakan bahwa minat berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.
Pengertian Belajar Ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli tentang belajar, pada umumnya mereka memberikan penekanan pada unsur perubahan dan pengalaman. Menurut Witherington (dalam Sukmadinata 2007:155) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan dalam kepribadian, yang dimanifestasikan sebagai pola respon yang baru yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan. Crow and Crow (dalam Sukmadinata 2007:155) mengemukakan bahwa belajar adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap baru. Sedangkan menurut Hilgar (1962:252) menjelaskan bahwa belajar adalah suatu proses di mana suatu perilaku muncul atau
berubah karena adanya respon terhadap sesuatu situasi.
Berdasarkan penekanan unsur pengalaman tentang definisi belajar dikemukakan para ahli, antara lain menurut Di Vesta and Thompson (1970:112) menyatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman. Gage and Berliner (1970:256) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang muncul karena pengalaman. Sedangkan menurut Hilgard (1983:630), mengemukakan bahwa belajar dapat dirumuskan sebagai perubahan perilaku yang brelatif permanen yang terjadi karena pengalaman.
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar Minat belajar peserta didik sangat menentukan keberhasilannya dalam proses belajar. Ada beberapa faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut bersumber pada dirinya dan luar dirinya atau lingkungannya antara lain sebagai berikut :
Faktor dalam diri siswa, yang terdiri dari :
1. Aspek jasmaniah, mencakup kondisi fisik atau kesehatan jasmani dari individu siswa. Kondisi fisik yang prima sangat
mendukung keberhasilan belajar dan dapat mempengaruhi minat belajar. Namun jika terjadi gangguan kesehatan
pada fisik terutama indera penglihatan dan pendengaran, otomatis dapat menyebabkan berkurangnya minat belajar
pada dirinya. (Kumpulan Tugas Sekolahku)
2. Aspek Psikologis (kejiwaan), menurut Sardiman (1994:44) faktor psikologis meliputi perhatian, pengamatan,
tanggapan, fantasi, ingatan, berfikir, bakat,dan motif. Pada pembahasan berikut tidak semua faktor psikologis yang
dibahas, tetapi hanya sebagian saja yang sangat berhubungan dengan minat belajar. Faktor dari luar siswa, meliputi:
1. Keluarga, meliputi hubungan antar keluarga, suasana lingkungan rumah, dan keadaan ekonomi keluarga.
2. Sekolah, meliputi metode mengajar, kurikulum, sarana dan prasarana belajar, sumber-sumber belajar, media
pembelajaran, hubungan siswa dengan temannya, guru-gurunya dan staf sekolahserta berbagai kegiatan
kokurikuler.
3. Lingkungan masyarakat, meliputi hubungan dengan teman bergaul, kegiatan dalam masyarakat, dan lingkungan
tempat tinggal. Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa faktor-faktor dari diri siswa dan dar luar siswa saling berkaitan dalam menumbuhkan minat belajar. Jika faktor-faktor tersebut tidak mendukung mengakibatkan kurang atau hilangnya minat belajar siswa. Kurang atau hilangnya minat belajar siswa disebabkan oleh banyak hal yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar. Menurut JT. Loekmono (1985:97), faktor-faktor yang menyebabkan kurang atau hilangnya minat belajar sisbwa adalah sebagai berikut :
D. Faktor-faktor yang dapat menumbuhkan minat belajar Beberapa ahli pendidikan berpendapat bahwa cara yang paling efektif untuk membangkitkan minat pada suatu subyek yang baru adalah dengan menggunakan minat-minat siswa yang telah ada. Menurut Tanner and Tanner (1975) menyarankan agar para pengajar berusaha membentuk minat-minat baru pada siswa. Hal ini bisa dicapai melalui jalan memberi informasi pada siswa tentang bahan yang akan dismpaikan dengan menghubungkan bahan pelajaran yang lalu, kemudian diuraikan kegunaannya di
masa yang akan datang. Roijakters (1980) berpendapat bahwa hal ini biasa dicapai dengan cara menghubungkan bahan pelajaran dengan berita-berita yang sensasional, yang sudah diketahui siswa.
Harry Kitson (dalam The Liang gie 1995:130) mengemukakan bahwa ada dua kaidah tentang minat (the laws of interest), yang berbunyi : Untuk menumbuhkan minat terhadap suatu mata pelajaran, usahakan memperoleh keterangan tentang hal ituUntuk menumbuhkan minat terhadap suatu mata pelajaran, lakukan kegiatan yang menyangkut hal itu.
Minat belajar akan tumbuh apabila kita berusaha mencari berbagai keterangan selengkap mungkin mengenai mata pelajaran itu, umpamanya arti penting atau pesonanya dan segi-segi lainnya yang mungkin menarik. Keterangan itu dapat diperoleh dari buku pegangan. ensiklopedi, guru dan siswa senior yang tertarik atau berminat pada mata pelajaran itu. Disamping itu perlu dilakukan kegiatan yang berhubungan dengan mata pelajaran itu, misalanya pada mata pelajaran seni rupa usahakan mengikuti apa yang harus dilakukan apakah dengan menggambar atau melukis. Dengan langkah-langkah itu minat siswa terhadap mata pelajaran itu akan tumbuh.
JT. Loekmono (1985:98), mengemukakan bahwa cara-cara untuk menumbuhkan minat belajar pada diri siswa adalah sebagai berikut :
Periksalah kondisi jasmani anak, untuk mengetahui apakah segi ini yang menjadi sebab.
Gunakan metode yang bervariasi dan media pembelajaran yang menarik sehingga dapat merangsang anak untuk
belajar
Menolong anak memperoleh kondisi kesehatan mental yang lebih baik.
Cek pada orang atau guru-guru lain , apakah sikap dan tingkah laku tersebut hanya terdapat pada pelajaran saudara
atau juga ditunjukkan di kelas lain ketika diajar oleh guru-guru lain.
Mungkin lingkungan rumah anak kurang mementingkan sekolah dan belajar. Dalam hal ini orang-orang di rumah
perlu diyakinkan akan pentingnya belajar bagi anak. (Kumpulan Tugas Sekolahku)
Cobalah menemukan sesuatu hal yang dapat menarik perhatian anak, atau tergerak minatnya. Apabila minatnya
tergerak, maka minat tersebut dapat dialihkan kepada kegiatan-kegiatan lain di sekolah. Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan dapat dipahami bahwa banyak sekali faktor yang dapat menumbuhkan atau membangkitkan minat belajar bagi siswa. Tinggal bagaimana upaya yang harus kita lakukan sebagai seorang guru dalam memecahkan masalah ini, sehingga siswa terbantu untuk menemukan minatnya dalam mengikuti pembelajaran. Siswa yang memiliki karakter yang berbeda-beda memerlukan penanganan yang berbeda pula, termasuk dalam hal menumbuhkan minat belajarnya. Dengan adanya upaya dari guru dan pihak lain dalam menumbuhkan minat belajar bagi siswa, diharapkan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang akhirnya tertuju pada keberhasilan belajar siswa.
Penutup Minat belajar merupakan salah satu komponen yang berpengaruh terhadap keberhasilan belajar. Untuk menumbuhkan minat belajar pada diri siswa, terlebih dahulu kita harus memperhatikan apa yang menjadi latar belakang yang menyebabkan berkurang atau bahkan hilangnya minat belajar. Setelah itu baru kita mengambil langkah-langkah apa yang harus kita lakukan untuk menumbuhkan minat belajar pada diri siswa. Dengan demikian upaya untuk menumbuhkan minat belajar sesuai dengan sasarannya.
Dari uraian yang telah dipaparkan di atas, maka dapat kita tarik beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan upaya menumbuhkan minat belajar pada peserta didik. Pertama, pahami dan kenali terlebih dahulu kondisi fisik dan psikologis siswa. Kedua, gunakan teknik dan metode yang bervariasi dalam
penyajian materi pembelajaran. Ketiga, penggunaan media pembelajaran hendaknya dapat merangsang siswa untuk tertarik ikuti serta dalam pembelajaran. Keempat, pahami kondisi lingkungan keluarga, masyarakat, dan sekolah sehingga kita dapat mencari jalan keluar dalam menumbuhkan minat belajar siswa.
Rujukan Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.Munandar, S.C. Utami. 1985. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah: Petunjuk bagi Para Guru dan Orang Tua. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.Sardiman, AM.1992. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar: Pedoman bagi Guru dan Calon Guru. Jakarta: Rajawali Pers.Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.Djaali, H. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.Gie, The Liang. 1995. Cara Belajar yang Efisien. Yogyakarta: Liberty.Loekmono,JT. 1985. Bimbingan bagi Anak Remaja yang bermasalah. Jakarta: CV. Rajawali.====================================================================================================================================================================================================================================================================================================================================
Contoh Karya Ilmiah Globalisasi
Judul Karya Ilmiah : pengaruh dan dampak globalisasi terhadap kehidupan masyarakat
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Karya Ilmiah PKN ini dengan baik.
Karya Ilmiah ini diharapkan mampu membantu saya dalam memperdalam mata pelajaran
PKN dalam kegiatan belajar. Selain itu, Karya Ilmiah ini diharapkan agar dapat menjadi
bacaan para pembaca agar menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab karena
materi ini disajikan mengarah pada terbentuknya arah globalisasi yang berpengaruh
terhadap kehidupan social dan budaya.
Oleh karena itu, Karya Ilmiah ini diharapkan agar bangsa Indonesia memiliki sikap yang
kritis terhadap situasi, kondisi dan juga dapat menerima perubahan-perubahan yang terjadi
dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Akhir kata, saya ucapkan terima kasih kepada para pembaca yang sudah berkenan
membaca Karya Ilmiah ini dengan tulus ikhlas. Semoga Karya Ilmiah ini dapat bermanfaat,
khususnya bagi saya dan pembaca. Amin
Cianjur, 11 Februari 2013
Penulis
ABSTRAK
Globalisasi adalah keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di
seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-
bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit.
Globalisasi secara fisik ditandai dengan perkembangan kota-kota yang menjadi bagian dari
jaringan kota dunia. Hal ini dapat dilihat dari infrastruktur telekomunikasi, jaringan
transportasi, perusahaan-perusahaan berskala internasional serta cabang-cabangnya.
Dampak Positif :
· Perubahan tata nilai dan sikap
· Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi
· Tingkat kehidupan yang lebih baik
Dampak Negatif :
· Pola hidup konsumtif
· Sikap individualistik
· Gaya hidup kebarat-baratan
· Kesenjangan Sosial
DAFTAR ISI
JUDUL ........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
ABSTRAK ....................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
I.1 Latar belakang ........................................................................................ 1
I.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 1
I.3 Tujuan .................................................................................................... 1
BAB II KAJIAN TEORITIS .......................................................................... 2
II.1 Pengertian Globalisasi ........................................................................... 2
II.2 Proses Globalisasi ................................................................................. 2
II.3 Dampak Globalisasi .............................................................................. 3
II.3.1 Dampak Positif ........................................................................... 3
II.3.2 Dampak Negatif .......................................................................... 5
II.4 Pengaruh Globalisasi ............................................................................. 6
II.5 Contoh Kasus ........................................................................................ 7
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 8
III.1 Kesimpulan .......................................................................................... 8
III.2 Saran..................................................................................................... 8
III.3 Penutup ................................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Manusia telah mengalami perkembangan dalam setiap periode waktu yang dilewatinya, dari
zaman purbakala sampai dengan zaman sekarang. Peradaban manusia telah mengalami
kemajuan sampai sekarang. Perkembangan manusia pun semakin barkembang pesat.
Perkembangan itu membawa perubahan – perubahan besar pada kehidupan manusia.
Misalnya, pada pakaian, teknologi, makanan, dsb. Sebagai contoh misalnya Indonesia.
Indonesia pada saat ini, sudah mulai mengikuti perkembangan dunia. Hal ini dapat disebut
bahwa Indonesia mengalami proses globalisai. Untuk itu, karya tulis ilmiah ini akan
memberitahukan dampak – dampak dari globaliasasi dan cara- cara penanggulangan
dampak negatif globalisasi.
I.2. Rumusan Masalah
a) Apa yang dimaksud dengan globalisasi?
b) Bagaimana proses globalisasi?
c) Hal – hal apa saja yang timbul akibat proses globalisasi?
d) Pengaruh apa yang dibawa oleh globalisasi?
e) Bagaimana sikap kita agar tidak terbawa pengaruh arus negatif globalisasi?
I.3. Tujuan
Tujuannya dari laporan yang saya buat ini adalah :
· kita dapat mengetahui dampak yang ditimbulkan dari proses globaliasasi baik
dampak positif maupun dampak negatif.
· Dan kita dapat mengetahui bagaimana sikap kita dalam menerima perubahan –
perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
BAB II
KAJIAN TEORITIS
II.1. Pengertian Globalisasi
Kata globalisasi diambil dari global yang maknanya universal. Globalisasi belum memiliki
definisi atau pengertian yang pasti kecuali sekedar definisi kerja sehingga maknanya
tergantung pada sudut pandang orang yang melihatnya.
Ada beberapa definisi global yang dikemukakan oleh beberapa orang sebagai berikut :
a. Malcom Waters, seorang professor sosiologi dari Universitas Tasmania, berpendapat,
globalisasi adalah sebuah proses social yang berakibat pembatasan geografis pada keadaan
social budaya menjadi kurang penting yang terjelma di dalam kesadaran orang.
b. Emanuel Richter, guru besar pada ilmu politik Universtas Aashen, Jerman, berpendapat,
bahwa globalisasi adalah jaringan kerja global secara bersamaan yang menyatukan
masyarakat yang sebelumnya terpencar-pencar dan terisolasi kedalam saling
ketergantungan dan persatuan dunia.
c. Princenton N Lyman, mantan duta besar AS di Afrika Selatan, berpendapat bahwa
globalisasi adalah pertumbuhan yang sangat cepat atas saling ketergantungan dan
hubungan antara Negara-negara di dunia dalam hal perdagangan dan keuangan.
d. Selo Soemardjan, bapak Sosiologi Indonesia, berpendapat bahwa Globalisasi adalah
terbentuknya organisasi dan komunikasi antara masyarakat di seluruh dunia untuk
mengikuti sistem dan kaidah yang sama.
II.2. Proses Globalisasi
Globalisasi sebagai suatu proses bukanlah suatu fenomena baru karena proses globalisasi
sebenarnya telah ada sejak berabad-abad lamanya. Di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-
20 arus globalisasi semakin berkembang pesat di berbagai negara ketika mulai ditemukan
teknologi komunikasi, informasi, dan transportasi. Loncatan teknologi yang semakin canggih
pada pertengahan abad ke-20 yaitu internet dan sekarang ini telah menjamur telepon
genggam (handphone) dengan segala fasilitasnya.
Bagi Indonesia, proses globalisasi telah begitu terasa sekali sejak awal dilaksanakan
pembangunan. Dengan kembalinya tenaga ahli Indonesia yang menjalankan studi di luar
negeri dan datangnya tenaga ahli (konsultan) dari negara asing, proses globalisasi yang
berupa pemikiran atau sistem nilai kehidupan mulai diadopsi dan dilaksanakan sesuai
dengan kondisi di Indonesia.
Globalisasi secara fisik ditandai dengan perkembangan kota-kota yang menjadi bagian dari
jaringan kota dunia. Hal ini dapat dilihat dari infrastruktur telekomunikasi, jaringan
transportasi, perusahaan-perusahaan berskala internasional serta cabang-cabangnya.
II.3. Dampak Globalisasi
II.3.1. Dampak Positif
Dampak positif globalisasi adalah sebagai berikut:
a. Perubahan Tata Nilai dan Sikap
Adanya globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran nilai dan sikap masyarakat
yang semua irasional menjadi rasional.
b. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah
dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju.
c. Tingkat Kehidupan yang lebih Baik
Dibukanya industri yang memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih
merupakan salah satu usaha mengurangi penggangguran dan meningkatkan taraf hidup
masyarakat.
Dampak positif globalisasi menurut bidangnya, adalah:
1. Globalisasi bidang hukum, pertahanan, dan keamanan.
a. Semakin menguatnya supremasi hukum, demokratisasi, dan tuntutan terhadap
dilaksanakannya hak-hak asasi manusia.
b. Menguatnya regulasi hukum dan pembuatan peraturan perundang-undangan yang
memihak dan bermanfaat untuk kepentingan rakyat banyak.
c. Semakin menguatnya tuntutan terhadap tugas-tugas penegak hukum yang lebih
profesional, transparan, dan akuntabel.
2. Globalisasi bidang sosial budaya.
a. Meningkatkan pemelajaran mengenai tata nilai sosial budaya, cara hidup, pola pikir
yang baik, maupun ilmu pengetahuan dan teknologi dari bangsa lain yang telah maju.
b. Meningkatkan etos kerja yang tinggi, suka bekerja keras, disiplin, mempunyai jiwa
kemandirian, rasional, sportif, dan lain sebagainya.
3. Globalisasi bidang ekonomi sektor perdagangan.
a. Liberalisasi perdagangan barang, jasa layanan, dan komodit lain memberi peluang
kepada Indonesia untuk ikut bersaing mereput pasar perdagangan luar negeri, terutama
hasil pertanian, hasil laut, tekstil, dan bahan tambang.
b. Arus masuk perdagangan luar negeri menyebakan defisit perdagangan nasional.
4. Globalisasi bidang ekonomi sektor produksi.
Adanya kecenderungan perusahaan asing memindahkan operasi produksi perusahaannya
ke negara-negara berkembang dengan pertimbangan keuntungan geografis.
II.3.2 Dampak Negatif
Dampak negatif globalisasi adalah sebagai berikut :
a. Pola Hidup Konsumtif
Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat
melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk mengonsumsi barang dengan
banyak pilihan yang ada.
b. Sikap Individualistik
Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi
membutuhkanorang lain dalam beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah
makhluk sosial.
c. Gaya Hidup Kebarat-baratan
Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya negatif yang
mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan
bebas remaja, dan lain-lain.
d. Kesenjangan Sosial
Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu yang dapat
mengikuti arus globalisasimaka akan memperdalam jurang pemisah antara individu dengan
individu lain yang stagnan. Hal ini menimbulkan kesenjangan sosial.
Dampak negatif globalisasi menurut bidangnya, adalah:
1. Globalisasi bidang hukum, pertahanan, dan keamanan.
a. Peran masyarakat dalam menjaga keamanan, kedaulatan, dan ketertiban negara
semakin berkurang karena hal tersebut sudah menjadi tanggung jawab pihak tentara dan
polisi.
b. Perubahan dunia yang cepat, mampu mempengaruhi pola pikir masyarakat secara
global. Sifat – sifat masyarakatnya adalah pragmatisme, hedonisme, primitif,dan
konsumerisme
c. Semakin lunturnya semangat gotong-royong, solidaritas, kepedulian, dan
kesetiakawanan sosial sehingga dalam keadaan tertentu.
2. Globalisasi bidang sosial budaya.
a. Semakin mudahnya nilai-nilai barat masuk ke Indonesia baik melalui internet, media
televisi, maupun media cetak yang banyak ditiru oleh masyarakat.
b. Semakin memudarnya apresiasi terhadap nilai-nilai budaya lokal yang melahirkan
gaya hidup berikut ini. Individualisme (mengutamakan kepentingan diri sendiri).
II.4. Pengaruh Globalisasi
Di Zaman Globalisasi saat ini banyak pengaruh yang mempengaruhi remaja. Ada pengaruh
yang positif ada juga pengaruh yang negatif. Sebagai remaja yang baik kita harus
memanfaatkan alat - alat / teknologi yang sudah canggih sehingga mampu menguasainya.
Indonesia adalah negara yang masyarakatnya mempunyai etika yang baik. Tapi saat ini
banyak sekali remaja yang tidak sopan, tidak menghormati orang yang lebih tua darinya.
Mungkin itu adalah pengaruh negatif dari Globalisasi. Dan itu menyebabkan pergaulan
bebas, narkoba, dll. Hal - hal itulah yang harus kita hindari.
Tapi kita juga tidak boleh menyalahkan adanya Zaman Globalisasi, karena jika tidak ada
Zaman Globalisasi kita tidak akan mengenal alat - alat komunikasi yang canggih. Nilai moral
bangsa dinilai dari etika masyarakatnya. Jadi, jika ingin mempunyai nilai moral bangsa yang
baik kita harus menjaga etika. Gunakan slogan " Jika ingin dihormati, Hormatilah orang lain."
Agar kita sopan terhadap orang lain. Jadi, kita dianggap bangsa yang berbudi baik dimata
bangsa lain.
Etika seharusnya diajarkan sejak dini oleh orang tuanya. Anak biasanya menirukan kegiatan
orang tuanya,maka dari itu orang tua seharusnya melakukan kegiatan yang mampu
memberikan arti etika baik. Dan mampu dimengerti oleh si anak. Dengan didikan yang baik
anak tersebut akan menjadi anak yang sopan kelak. Dan anak tersebut juga harus
mempunyai iman yang kuat. Sehingga, mampu melawan pengaruh buruk Globalisasi seperti
Narkoba, Sex bebas, dll.
Oleh karena itu, agar kita tidak terjerumus ke dalam pengaruh negatif globalisasi kita harus
mengikuti langkah – langkah seperti berikut:
a. Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai
produk dalam negeri.
b. Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya.
c. Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya.
d. Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial
budaya bangsa.
e. Perlunya perhatian para orang tua dalam memantau pergaulan dan cara hidup
anaknya.
II.5. Contoh Kasus
Ada contoh kasus seorang pria 17 tahun, kecanduan games sejak kelas I SMA. Awalnya ia
seorang murid teladan di sekolahnya, kemudian ia menjadi pencandu games setelah
perceraian kedua orang tuanya. Akhirnya ia sekarang ini ditangani psikiater karena ia mulai
sering membayangkan dirinya menjadi salahsatu pemain peran dari games yang
dimainkannya. Ia mulai tidak bisa membedakan antara dunia nyata dan dunia maya. Latar
belakang keluarga, ayah pengusaha, ibunya guru salah satu SMA.
BAB III
PENUTUP
III.1. Kesimpulan
Kita harus bersikap selektif dalam mengikuti perkembangan globalisasi. Ambilah sisi positif
dari proses globalisasi. Dengan adanya proses globalisasi dalam kehidupan, kita dapat
memperoleh informasi dengan cepat, membuat kehidupan semakin baik, makin
berkembangnya teknologi. Orang tua adalah orang yang berperan penting dalam mendidik
anak agar tidak terbawa arus negative globalisasi.
III.2. Saran
Dengan begitu, kami menyarankan agar kalian jangan sampai terbawa hal – hal buruk
dalam pergaulan. Dan untuk para orang tua, kalian adalah orang yang sangat penting dalam
hal mengontrol anak anda, apalagi yang memiliki anak remaja, pengawasan orang tua
adalah yang paling utama sebelum pengawasan guru, teman, maupun orang lain.
Dan kalian harus bersikap selektif dalam mengikuti setiap perkembangan globalisasi.
Dan gunakanlah teknologi,informasi, dan komunikasi dengan sebaik – baiknya.
III.3. Penutup
Sekian hal – hal yang dapat kami bahas dan sampaikan. Mohon maaf bila ada salah kata.
Mudah – mudahan dapat bermanfaat bagi kalian. Dan kami mengharapkan sumbangan
pikiran, kritikan, maupun saran. Terima Kasih.
DAFTAR PUSTAKA
1. Kuntowijoyo, Budaya Elite dan Budaya Massa dalam Ecstasy Gaya Hidup: Kebudayaan
Pop dalam Masyarakat Komoditas Indonesia, Mizan 1997.
2. Sapardi Djoko Damono, Kebudayaan Massa dalam Kebudayaan Indonesia: Sebuah
Catatan Kecil dalam Ecstasy Gaya Hidup: Kebudayaan Pop dalam Masyarakat Komoditas
Indonesia, Mizan 1997.
3. http://www.isomwebs.com/2012/karya-ilmiah-pengaruh-globalisasi-terhadap-
eksistensi-kebudayaan-daerah
4. http://afand.abatasa.com/post/detail/2761/dampak-positif-dan-dampak-negatif–
globalisasi-dan-modernisasi diakses pada 2 Oktober 2011
=======================================================
=======================================================
=======================================================
=======================================================
=======================================================
============
Contoh Karya Ilmiah tentang Sampah
Judul Karya Ilmiah : Pengaruh Sampah terhadap Lingkungan
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Latar Belakang
Sampah adalah suatu barang yang sudah tidak terpakai lagi dan tidak di gunakan
lagi. Apabila tidak di tangani dengan benar akan menimbulkan bau yang tidak sedap,
sumber berbagai penyakit, penyumbatan saluran air dan juga dapat menyebabkan banjir.
Seiring berjalannya waktu maka di temukanlah cara untuk menanggulangi sampah. Kalau
dulu sampah hanya di biarkan sampai menimbulkan bau tak sedap, sekarang sampah di
manfaarkan menjadi sumber penghasilan. Misalnya, sampah organik yaitu : sampah sisa-
sisa makanan di jadikan kompos, pupuk dll. Sedangkan sampah anorganik diantaranya
sampah plastik di jadikan kerajinan tangan atau di daur ulang.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah karya tulis ilmiah ini
adalah “ Bagaimana pengaruh sampah terhadap lingkungan?”.
1.4 Tujuan Penulisan
· Mengetahui jenis dan sifat sampah
· Mengetahui manfaat pengolahan sampah
· Mengetahui pengaruh sampah terhadap lingkungan
1.5 Manfaat Penulisan
ü Masyarakat sadar akan kebersihan lingkungan.
ü Banyak kreativitas yang di hasilkan leh masyarakat
ü Lingkungan menjadi bersih dan nyaman
BAB II
JENIS – JENIS SAMPAH
Sampah sangatlah lekat dengan kita, dimana pun kita berada pastilah kita menemui
sampah. Berdasarkan bahan dasar dan kandungan yang terdapat di dalamnya sampah di
bagi menjadi tiga:
2.1. Sampah Organik
Sampah organik adalah sampah yang dapat diurai, yang mudah membusuk. Sampah
ini termasuk sampah basah yang dapat diolah menjadi kompos.
Contoh sampah organik adalah :
· Sisa makanan
· Sayuran
· Dedaunan dan sebagainya
2.2. Sampah Anorganik
Sampah anorganik adalah sampah yang tidak terurai, yang tidak dapat membusuk.
Sampah ini termasuk sampah kering yang dapat di jadikan sampah komersial atau sampah
yang laku di jual kembali untuk diolah kembali menjadi barang yang bisa di gunakan lagi.
Contoh sampah anorganik adalah :
· Plastik
· Kertas
· Gelas atau kaca
· Botol
2.3. Sampah Berbahaya
Sampah Berbahaya adalah sampah yang beracun penyabab infeksi, mempunyai sifat
korosif. Korosif adalah sifat suatu subtansi yang dapat menyebabkan benda lain hancur atau
memeroleh dampak negatif. Sampah ini biasanya berasal dari limbah pabrik yang merusak
sungai setempat karena memiliki racun. Sampah ini sangat memengaruhi linkungan dan
mengakibatkan kerusakan yang merugikan bagi kehidupan makhluk hidup.
Contoh sampah berbahaya adalah :
· Logam
· Pestisida
· Zat kimia
· Sisa perindustrian
BAB III
CARA PENGOLAHAN SAMPAH
Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, pendaurulangan
dari material sampah. Hal ini biasanya dihasilkan dari kegiatan manusia, dan dikelola untuk
mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan. Pengelolaan ini melibatkan zat
padat, cair, gas, atau radioaktif. Praktek pengelolaan sampah berbeda antara daerah
perkotaan dengan daerah pedesaan, berbeda juga perumahan dan industri. sampah yg
tidak berbahaya dari pemukiman dan di daerah perkotaan biasanya menjadi tanggung
jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk sampah dari area industri biasanya ditangani
oleh perusahaan pengolah sampah. Metode ini berbeda-beda tergantung banyak hal,
diantaranya tipe zat sampah, tanah yg digunakan untuk mengolah dan ketersediaan area.
Dan caranya dibagi rata dengan jenisnya, dari sampah organik, sampah anorganik, dan
sampah berbahaya.
3.1 Pengolahan Sampah Organik
Sampah organik tergolong sampah yang gampang busuk.seperti sisa makanan, dedaunan
dan masih banyak lagi. Sebenarnya sampah jenis ini masih bisa kita manfaatkan lagi.
Asalkan kita tahu kegunaan dan juga cara mengolahnya. Jenis sampah organik bisa kita
manfaatkan lagi menjadi pupuk kompos. Karena sampah organik berasal dari makluk hidup.
Pengomposan yaitu zat tanaman, sisa makanan atau kertas, bisa diolah dengan
menggunakan proses biologis. Contoh dari pengelolaan sampah menggunakan teknik ini
adalah Green Bin Program (program tong hijau) yaitu seluruh sampah organik dikumpulkan
di kantong khusus untuk di komposkan.
3.2 Pengolahan Sampah Anorganik
Sampah anorganik sebaiknya kita daur ulang kembali. Jangan membuangnya secara
sembarangan, karena jenis sampah ini tidak mudah untuk hancur. Kita memerlukan
kreatifitas tinggi untuk mengubah sampah tersebut menjadi suatu barang yang mempunyai
nilai beda. Proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk
digunakan kembali disebut sebagai daur ulang. Ada beberapa cara daur ulang, pertama
adalah mengambil bahan sampahnya untuk diproses lagi. Kedua mengumpulkan dan
menggunakan kembali sampah yang dibuang.Sampah yang biasa dikumpulkan adalah
kaleng minum aluminum, kaleng baja makanan atau minuman, kertas, koran, majalah, dan
kardus. Daur ulang dari produk yang komplek seperti komputer atau mobil lebih susah,
karena bagiannya harus diurai dan dikelompokan menurut jenis bahannya.
3.3 Sampah Berbahaya
Tahap penanganan sampah B3 (bahan berbahaya dan beracun) dari rumah tangga dimulai
dari pemilahan. Sampah B3 harus dipilah dan dipisahkan dari sampah organik dan
anorganik. Kemudian sampah B3 yang sudah terkumpul dimasukkan dalam wadah yang
aman. Pastikan menggunakan sarung tangan saat melakukannya. Selanjutnya, jika
penganangan sampah B3 dilakukan secara terkoordinasi dengan warga masyarakat di
perumahan sekitar, maka tahap selanjutnya adalah dengan pewadahan dan pengumpulan
besar, pengangkutan dan penyimpanan sementara. Semuanya harus dilakukan dengan
metode pengelolaan sampah B3 yang sesuai dengan aturan pemerintah dan anjuran ahli.
Dalam menyikapi sampah B3 Sebagai warga juga konsumen perlu memiliki peran yang baik.
Usahakan mengurangi konsumsi produk yang mengandung bahan berbahaya beracun, dan
lebih memilih produk ramah lingkungan. Kita juga bisa memperpanjang umur dengan
memakai suatu produk dengan pemakaian yang bijak. Misalnya dengan merawat baterai
alat elektronik agar awet atau menghemat penggunaan bahan pembersih. Perlu diketahui
juga bahwa produsen memegang peran yang sama pentingnya. Produsen wajib
mencantumkan material yang dikategorikan sebagai kandungan berbahaya ataupun
beracun pada semua produknya. Tujuannya agar konsumen tahu cara penanganannya.
Produsen juga memiliki kewajiban untuk melakukan upaya-upaya yang dirasa perlu untuk
mengolah produk tersebut setelah digunakan. Dan jika terjadi pencemaran lingkunga,
produsen wajib bertanggung jawab untuk memulihkannya. Dengan mengetahui apa itu
sampah B3 dan peran apa yang bisa kita lakukan untuk menanggulanginya, semoga
keluarga dan lingkungan kita tetap sehat dan aman untuk selamanya.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses.
Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam tidak ada sampah,
yang ada hanya produk-produk yang tak bergerak.
Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan
dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai
emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi.
4.2 Saran
Cara pengendalian sampah yang paling sederhana adalah dengan menumbuhkan kesadaran
dari dalam diri untuk tidak merusak lingkungan dengan sampah. Selain itu diperlukan juga
kontrol sosial budaya masyarakat untuk lebih menghargai lingkungan, Peraturan yang tegas
dari pemerintah juga sangat diharapkan karena jika tidak maka para perusak lingkungan
akan terus merusak sumber daya alam ini.
Sebaiknya setiap rumah tangga melakukan pembuangan sampah dengan cara memilahkan
sampah sesuai jenisnya. Agar pihak TPA(tempat pembuangan akhir) mudah untuk
dijadikan sesuai kebutuhan.
=======================================================
=======================================================
=======================================================
=======================================================
=======================================================
============