115
CASE Page I This is the first admission for Mr.Hilman to Casualty Department of Hasan Sadikin Hospital. This 22 years old male has been complaining of right groin lump since one day ago, and it becomes larger and painful. He also complains of colicky abdominal pain, and obstipation, but he denies to having abdominal distention and vomiting. He is still able to urinate. He tells you that the lump emergeed suddenly after he had lifted a bucket with full of water. The lump did not dissapear in spite of his effort to reduce it or lie down. He has previous history of suffering from groin lump. Since fifteen years ago he has noticed that whenever he coughed, strained or did some physical exercies, the lump appeared, but it was easily reduced by

CASE 4.Docprint

Embed Size (px)

DESCRIPTION

case 4

Citation preview

Page 1: CASE 4.Docprint

CASE

Page I

This is the first admission for Mr.Hilman to Casualty Department of Hasan Sadikin

Hospital. This 22 years old male has been complaining of right groin lump since one

day ago, and it becomes larger and painful. He also complains of colicky abdominal

pain, and obstipation, but he denies to having abdominal distention and vomiting. He

is still able to urinate.

He tells you that the lump emergeed suddenly after he had lifted a bucket with full of

water. The lump did not dissapear in spite of his effort to reduce it or lie down. He

has previous history of suffering from groin lump. Since fifteen years ago he has

noticed that whenever he coughed, strained or did some physical exercies, the lump

appeared, but it was easily reduced by pressing his hand to the lump. He denies

having history of difficulty in micturition.

Page II

Physical examination is conducted, and the doctor in charge reveals that:

He is still conscious, but looks pale and perpirated. His blood pressure is 100/60

mmHg, and the pulse rate is 112/minute. He is unfeverish. The respiratory rate is

24/minute.

Jugular venous pressure seems to be low. The cardio-pulmonal status looks normal.

Page 2: CASE 4.Docprint

The abdominal region is distended with visible bowel peristaltic. The bowel sound

increases with metallic sounds. There is no muscle rigidity or tenderness.

At the above of inguinal region, a lump is revealed with tenderness and redness

surrounding the lump. Translumination test is negative.

At the left inguinal region, there is no lump detected.

Digital rectal examination reveals good sphincter tone, soft mucosa, collapsed

ampulla.

Page III

The doctor in charge orders the laboratory examination, and the results are:

Hemoglobin: 11,8 g/dl (Normal: 14.0-17,5 g/dl)

WBC 14.000/ mm3 (Normal: 4400-11.300/µL

PCV 33% (Normal: 40-52%)

Blood glucose 120 mg/dl (Normal: 76-110 mg/dl)

Urea 67 mg/dl (Normal: <50 mg/dl)

Creatinine 1,6 mg/dl (Normal <1,2 mg/dl)

Sodium 139 mEq/L (Normal: 136-145 mEq/L

Potassium 3,2 mEq/L (Normal: 3,3-5,1 m Eq/L)

ECG shows normal condition

Chest X-ray: normal

The doctor inserts urethral catheter and urine output is 30 cc/hour, after 150 mls of

initial urine output from the catheter. He also inserts i.v. line and naso gastric tube.

Page 3: CASE 4.Docprint

The gastric aspirate shows greenish fluid. Fluid resuscitation is instituted with

Lactated Ringer Solution.

Page IV

The patient is diagnosed to have strangulated right indirect inguinal hernia plus

moderate dehydration (with estimated fluid loss of 5%).

The ptient is resuscitated with crystalloid solution of Lactated Ringer solution as

much as 2500 mls for six hours, and after the urine output is over 50 mls/hour, the

patient is brought to the operating theatre to undergo surgery.

Theurapeutic broad spectrum antibiotics are also administrated intravenously.

Page V

The ptient undergoes Emergency Herniorrhapy and small bowel resection with

primary end to end anastomosis. Mc Vay repair is done.

The operative findings are:

Blackened reddish color of loops of ileum measuring 40 cm that is strangled at

the internal ring of inguinal canal and surrounded with reddish fluid of

approximately 10 mls.

There are no signs of perforated bowel or purulent peritoneal fluid.

There is no protrusion through Hasselbach triangle.

Page VI

Page 4: CASE 4.Docprint

The patient is hospitalized for six days and he recovers well. He resumes his normal.

Learning Issue

Page 5: CASE 4.Docprint

Problem Hipotesa More Info

I Don’t Know

- Mr hilman 22 tahun

- Keluhan utama

- right groin lump

- colicky abdominal

- pain- obstipa

si

Riwayat sebelumnya :

pada usia 7 tahun lump muncul, tpi masih dapat digerakan dan direduksi, muncul sat batuk dan mengedan.

Pemeriksaan fisik

Looks pale dan berkeringat

BP 100 / 60 mmhg

PR 112 / mnit

RR 24 / menit

JVP turun

Abdominal exam

Distensi dan bowel peristaltic terlihat

Terdapat metallic sound

1. Hernia inguinalis dextra

2. Obstruksi intestinal

3. Inflamasi GI Organ

4. Urinary tract obstruction

5. Trauma di inguinal

6. Limphadenitis

7. undescend testis

8. Varicocele

9. Hydrocele

1. Definisi hernia2. Klasifikasi hernia berdasarkan

a.Jenis : Direct, indirectb.Regiol

3. Factor resiko dan etiologi hernia

4. Pathogenesis hernia5. Pathopisiologi hernia 6. Epidemiologi hernia7. Anatomi inguinal region

(organnya apa saja)8. Sign & symptom intestinal

obstruction9. Anatomi inguinal canal10. Sign & symptom hernia11. Differential diagnosis hernia12. Kenapa pada obstruksi

intestinal absorpsinya turun?(pathogenesis)

13. Metallic sound?(apa,cirinya apa?)

14. Muscle rigidity or tenderness (DD dr apa?)

15. Transilluminasi test (apa,indikasi,interpretasi,prosedur)

16. Anatomi ampulla pada rectal17. Ampulla collapse

(apa,maksudnya, interpretasi?)18. Hernia inguinalis dextra (All

about)19. Embriologi inguinal canal20. Hernia inguinalis (patgen)21. Hernia inguinalis incarcerata22. Kenapa bisa terjadi dehidrasi

pada hernia inguinalis/obstruksi intestinal?

23. Klo pada obstruksi intestinal, fungsi usus yang mana yang dominan terganggu

Page 6: CASE 4.Docprint

Inguinal exam

Ada lump, nyeri dan kemerahan di sekitar lump.

Transluminasi negatif

DRE :

good sphincter tone

Soft mukosa

Collapsed ampulla

LAB :

Hb menuurun

WBC meningkat

PCV menurun

Glukosa darah meningkat

Urea meningkat

Creatinin meningkat

Sodium normal

Potassium menurun

Insert urethral catheter

Urin kluar 30 cc/jam

24. Komplikasi hernia inguinalis25. Diagnosis hernia inguinalis26. Sign & symptom hernia

incarcerrata27. Interpretasi lab (patmeknya

gmn?)28. Patgen & patpis obstruksi

intestinal pada hernia incarcerrata?

29. Obstruksi intestinal pada anak kecil

30. Anatomi small intestine?31. Fisiologi small intestine32. Histology small intestine33. Food digestion (biokimia)34. Ampulla pada rectal35. Colic pain

(definisi,jenis,karakteristik nyeri)

36. Sign & symptom hernia berdasarkan klasifikasi(physical finding)?

37. Anatomi femoral canal ‘+ batas-batasnya

38. Apakah ada perbedaan antara anak dan dewasa dalam hal management + strangulated inguinal hernia

39. Antibiotik yang diberikan pada kasus apa?

40. Open loop +close loop?41. Degree dehydration?42. Perubahan mikrobiologi di

intestine43. Sifat-sifat flora intestine44. Perdarahan abdominal wall?45. Mc.vay repair itu apa?

Page 7: CASE 4.Docprint

setelah 150 dari initial rine output dari catheter.

Insert IV line and nasogastric tube

Gastric aspirate menunjukan greenish fluid

Fluid resusitasi – lactated ringer solution

Diagnosis : strangulated right indirect ( lateral ) hernia plus moderate dehidrasi

INGUINAL CANAL

Page 8: CASE 4.Docprint

A. Embriologi

Desensus Testis

Menjelang akhir bulan ke-2, testis dan mesonefros

diletakan pada dinding belakang perut melalui mesentrium urogenital

Dengan terjadinya degenerasi mesonefros,

pita pelekat tersebut berguna sebagai mesentrium untuk gonad

Ke arah kaudal, mesentrium ini menjadi ligamentum

dan dikenal sebagai ligamentum genitalis kaudal

Yang juga berjalan dari kutub kaudal testis, merupakan suatu pemadatan

mesenkim yang kaya akan matriks eksrtaselular dan dikenal sebagai

gubernakulum.

Page 9: CASE 4.Docprint
Page 10: CASE 4.Docprint

Sebelum testis turun, korda mesenkin ini berujung di daerah inguinal di antara

muskulus oblikus abdominalis internus dan eksternus

Kemudian karena testis mulai turun menuju anulus inguinalis,

terbentuklah bagian ekstra abdomen gubernakulus dan tumbuh dari daerah

inguinal menuju ke tonjolan skrotum

Pada saat testis melewati saluran inguinal, bagian ekstraabdomen ini

bersentuhan dengan lantai skrotum (gubernakulum terbentuk juga pada

wanita, tetapi pada keadaan normal korda ini tetap rudimenter).

Faktor-faktor yang mengendalikan turunnya testis tidak semuanya jelas.

Tetapi, tampaknya pertumbuhan keluar bagian ekstraabdomen

gubernakulum tersebut

menimbulkan migrasi intraabdomen,bahwa bertambah besarnya tekanan

intraabdomen yang disebabkan oleh pertumbuhan organ

Page 11: CASE 4.Docprint

mengakibatkan lewatnya testis melalui kanalis inguinalis dan bahwa

regresi bagian ekstra abdomen gubernakulum menyempurnakan

pergerakan testis masuk ke dalam skrotum

Proses ini pasti dipengaruhi oleh hormone dan mungkin melibatkan

androgen.

Sewaktuu turun, suplai darah ke testis dari aorta tetap dipertahankan dan

pembuluh-pembuluh darah testis memanjang dari posisi lumbal yang

aslinya ke testis yang berada di skrotum.

Terlepas dari desensus testis, peritoneum rongga selom membentuk suatu

evaginasi pada sisi kanan dan kiri garis tengah ke dalam dinding ventral

perut.

Penonjolan ini mengikuti perjalanan gubernakulum testis menuju ke tonjolan

skrotum dan dikenal sebagai tunika vaginalis testis lamina parietalis;

bagian lain kantong peritoneum membentuk tunika vaginalis testis lamina

parietalis.

Page 12: CASE 4.Docprint

Saluran sempit yang menghubungkan lumen prosesus vaginallis dengan

rongga peritoneum, menutup pada saat lahir atau segera sesudahnya.

Di samping dibungkus oleh lapisan-lapsan yang berasal dari dinding abdomen

anterior yang dilewatinya.

Dengan demikian, fasia transversalis membentuk fasia spermatika

interna, muskulus oblikus abdominalis internus membentuk fasia

kremasterika dan muskulus kremaster dan muskulus oblikus

abominalis eksternus membentuk fasia spermatika eksterna.

Muskulus abdominis transverses tidak ikut membentuk lapisan, karena

otot ini melengkung di atas daerah ini dan tidak menutup jalan migrasi.

Page 13: CASE 4.Docprint

Kolerasi Klinis :

Hubungan antara rongga perut dan prosesus vaginalis dalam

kantong skrotum biasanya menutup dalam tahun pertama setelah lahir.

Apabila jalan ini tetap terbuka, gelung usus dapat turun ke dalam skrotum,

sehingga menyebabkan suatu hernia inguinalis kongenital. (Lihat

Gambar 14.41.B)

Kadang-kadang penutup jalan ini tidak teratur, dengan

meninggalkan kista kecil di sepanjang perjalanannya. Kemudian kista ini

dapat mengeluarkan cairan yang berlebihan, mengakibatkan pertumbuhan

hidrokel. (lihat gambar 14.41.C)1

B. Anatomi Inguinal Region

Inguinal region disebut juga groin.

Memanjang antara Anterior Superior Iliac Spine (ASIS) dan pubic tubercle.

Merupakan area ynag penting secara anatomi (karena region ini merupakan

tempat keluar masuknya struktur ke abdominal cavity) dan klinis (karena

merupakan jalan keluar masuknya merupakan tempat yang berpotensi untuk

terjadinya hernia).

a. The inguinal ligament and iliopubic tract

Inguinal ligament dan iliopubic tract memanjang dari ASIS sampai pubic

tubercle.

Page 14: CASE 4.Docprint

Inguinal ligamnet merupakan band padat yang membentuk bagian inferior

external oblique aponeurosis.

Walaupun kebanyakan dari fibers of the ligamnet’s medial berakgir di

pubic tubercle, beberapa mengikuti jalan lain yaitu:

o Beberapa deeper fiber lewat ke posterior untuk menempel pada

superior ramus (lateral pubic tubercle), membentuk lacunar ligament

( of Gombernat: membentuk medial boundary of sublingual space).

Kebanyakan lateral dari fiber ini berjalan sepanjang pecten pubis

sebagai pectineal ligament of Cooper).

o Beberapa superior fiber melewati pubic tubercle dan melinatsi linea

alba untuk bersatu dengan lower fiber of contralateral external

oblique aponeurosis untuk membentuk reflected inguinal ligament.

Iliopubic tract merupakan penebalan batas inferior transversalis fascia

yang muncul sebagai fibrous band yang berjalan paralel dan posterior

(deep) dari inguinal ligament.

Di inguinal ligament dan iliopubic tract terdapat area yang lemah di

dinding tubuh di region groin yaitu myopectinal orifice. Area lemah ini

terjadi karena struktur melintang dinding tubuh yang merupakan

tempatnya groin hernia (direct dan indirect inguinal dan femoral hernia).

b. Inguinal canal

Page 15: CASE 4.Docprint

Inginal canal dibentuk dalam hubungannya dengan descent of testis

selama perkembangan fetus.

Ingunal canal pada dewasa panjangnya 4 cm yang merupakan oblique

passage yang memanjang secara inferomedial melalui bagian inferior

anterolateral abdominal wall.

Inguinal canal letaknya paralel dan superior dari medial half or inguinal

ligament.

Penghuni utama inguinal canal adalah spermatic cord (pada pria) dan

round ligament of the uterus (pada wanita).

Inguinal canal juga mengandung pembuluh darah dan pembuluh limfatik

dan ilioinguinal nerve (pada pria dan wanita)

Inguinal canal mempunyai pembukaan yaitu:

o Deep (internal) inguinal ring

Merupakan pembukaan internal ke inguinal canal

Merupakan evaginasi transversalis fscia

Melalui pembukaan ini, extraperitoneal ductus deferens (vas

deferens) dan testicular vessels (pada pria) atau round ligamnet

(pada wanita) lewat ke inguinal canal.

Transversalis fascia diteruskan masuk ke canal dan membentuk

internal fascia.

o Superficial (external) inguinal ring

Page 16: CASE 4.Docprint

o Merupakan tempat keluarnya spoermatic cord atau round ligament

yang masuk ke inguinal canal.

o Bagian aponeurosis (suatu perluasan tendinous yang menyerupai kaki

yang berfungsi untuk menghubungkan bagian otot dengan bagian

yang digerakkan) yang terletak di lateral dan medial superficial ring

dan membentuk margin dari superficial ring yang disebut crura.

o Lateral crura menempel pada pubic tubercle dan medial crura

menempel pada pubic crest. Terdapat intercrural ligament di antra

keduanya.2

Tabel 1 Boundaries of ingunal canal

Page 17: CASE 4.Docprint

Gambar 1

Page 18: CASE 4.Docprint

Gambar 2

Page 19: CASE 4.Docprint

Gambar 3

Page 20: CASE 4.Docprint

ANATOMI FEMORAL CANAL

Merupakan tiga kompartemen yang kecil, pendek (1,25 cm) dan berbentuk

kerucut. Terletak antara medial edge of the femoral sheath dan femoral vein.

Femoral canal :

o Memanjang distally ke level of proximal edge of the saphenous ring.

o Memungkinkan femoral vein meluas ketika venous return dari lower limb

yang meningkat atau ketika peningkatan tekanan intraabdominal yang

menyebabkan temporary stasis di vena (juga pada saat valsava maneuver

misalnya tarik nafas, tahan nafas).

o Mengandung jaringan ikat longgar, fat, beberapa pembuluh limfatik dan

kadang-kadang deep lingual lymph node (cloquet node).

o Base femoral canal dibentuk oleh proximal opening yaitu femoral ring

yang ditutupi dari extraperitoneal fatty tissue yang membentuk femoral

septum oleh parietal peritoneum.

Batas-batas femoral ring :

o Lateral : vertical septum antara femoral canal dan femoral vein.

o Posterior : superior ramus dari pubis yang dilapisi oleh pectineus dan

fascianya.

o Medial : lacunar ligament.

o Anterior : medial part of the inguinal ligament.2

Page 21: CASE 4.Docprint

Gambar 4 Dissection of femoral sheath in femoral triangle

Page 22: CASE 4.Docprint

SMALL INTESTINE

1. Anatomi

Memanjang dari pilorus ke ileocecal junction ( tempat penyatuan ileum

dan cecum)

Small intestine terdiri atas :

Duodenum

Jejunum

Ileum

a. Duonenum

Lintasannya merupakan huruf C yang melingkari head of pancreas

Duodenum berawal pada pylorus di sebelah kanan dan berakhir pada

peralihan duodenojejunal (duodenojejunal junction) di sebelah kiri

Duodenum terbagi menjadi 4 bagian :

o Bagian proksimal (1st part), yang pendek (5 cm) terletak

ventrolateral terhadap corpus vertebrae L1. 2cm pertama

merupakan bagian yang mempunyai mesentery (sehingga

mobile) disebut duodenal cap (ampula). Aspek anteriornya

ditutupi oleh peritoneum (kecuali bagian ampula). Bagian

posteriornya terdapat hepatoduodenal ligament yagn menempel

superior, dan greater omentum menempel inferior. Bagian

posterior merupakan vena porta, bile duct, gastroduodenal artery

dan inferior vena cava

o Bagian pars descendens (2nd part), yang panjang (7-10 cm)

melintas ke kaudal sejajar dengan sisi kanan vertebra L1-L3.

Page 23: CASE 4.Docprint

Pararel dengan inferior vena cava sebelah kanan. Dinding

posteromedialnya dimasuki oleh bile dan pancreatic duct

o Pars horizontalis (3rd part), panjangnya 6-8 cm & melintas

ventral terhadap vertebra L3, inferior vena cava dan aorta

o Pars ascendens (4th part), yang pendek 5 cm lalu melintas ke

cranial sampai setinggi tepi cranial vertebra L2. Bersambungan

dengan jejenum di duodenojejunal juntion yang terdapat

duodenojejunal flexure

Arteri duodenal, berasal dari :

Truncus coelicus & arteri mesenteric superior

Artery gastroduodenalis superior dan cabangnya pancreatico

duodenalis

Proximal duodenum dari muara ductus choleduchus ( yang berasal

dari usus depan )

Arteri mesenterica superior

Arteri pancreaticoduodenalis inferior

Bagian duodenum yang terdapat distal terhadap muara ductus

choledochus (yang berasal dari usus tengah embrional.

Vena duodenal

Mengikuti arteri dan bermuara pada vena porta hepatis

Page 24: CASE 4.Docprint

Pembuluh life

o Disebelah ventral mengikutiarteri dan ditampung oleh nodi

lymphoidei pancreaticoduodenales (sepanjang arteri splenica)

dan nodi lymphoidei pyloric sepanjang gastroduodenalis

o Disebelah dorsal mencurahkan isinya ke dalam nodi lymphoidei

mesenteric superior

Persarafan

Berasal dari nerve vagus dan saraf simpatis melalui pleksus sekitar

arteria pancreaticoduodenalis

b. Jejenum dan Ileum

Awal intestinal jejunum terdapat pada flexura duodenojejunalis dan

intestinum ileum berakhir pada ileocecal junction

Panjang jejunum-ileum =6-7 m ( jejenum : ileum = 2: 3 )

Bagian terbesar jejunum terletak di region umbilical sedangkan

bagian terbesar dari ileum beada di suprapubik dan region inguinal

kanan

Bagian akhir ileum di pelvis dan melintas cranial untuk berakhir pada

permukaan medial caecum

Sifat pembeda jejunum dan ileum :

Page 25: CASE 4.Docprint

Tabel 2 Perbedaan jejunum dan ileum

sifat jejunum Ileumwarna Merah tua Merah mudadiameter 2-4 cm 2-3 cmdinding Tebal dan berat Tipis dan ringan

Jumlah pembuluh darah banyak sedikit

Vasa recta panjang pendek

Lengkung arterial Beberapa yang besar Banyak lengkung

pendek

Lemak dalam

mesenterium

Kurang banyak

Plica circulares Besar, tinggi dan rapat Rendah, jarang, di

bagian distal

Plak limfoid (peyer) Sedikit banyak

Vaskularisasi

Arteri mesenterica superior, melepaskan 15-18 cabang ke intestinum

Cabang-cabang saling berhubungan

Anastomosis berupa arcus

Lengkung-lengkung arterial

Vasa recta

Page 26: CASE 4.Docprint

Vena

Vena mesenteric superior

Berakhir dorsal dari collum pancreas

Untuk membentuk vena porta hepatis

Pembuluh limfe

o Melintas antara lembar-lembar mesenterium ke nodi lymphoidei

mesenterici yang terletak :

o Dekat pada dinding intestinum

o Anterior lengkung arterial

o Sepanjang bagian proximal arteri mesenteric superior

o Pembuluh limfe dari bagian akhir ileum mengikuti ramus ilealis

arteria ke nodi lymphoidei ileocolici

o Pembuluh limfe eferen dari nodi lymphatica mesenterici di

tamping untuk nodi lymphoidei mesenterica superior

Nerve supply

o Saraf simpatis berasal dari segmen medulla spinalis T5-T9.

Mencapai plexus coeliacus melalui truncus simpaticus dan kedua

nerve splanchnicus major

o Saraf parasimpatis berasal dari truncus vagalis posterior.2

Page 27: CASE 4.Docprint

2. Histologi

Lapisan small intestine tersusun seperti pada bagian pencernaan lainnya yang

terdiri atas:

Mukosa (tersusun atas epithelium, lamina propria, mukosa muskularis),

submukosa (pleksus submukosa/Meissner; GALT/gut associated

lymphoid tissue),

Muskularis eksterna (dua lapis yakni dalam sirkular dan luar longitudinal;

ada juga pleksus myenterik yang terletak antara lapisan otot),

Serosa.

Gambar 5 Duodenum

1. Lining epithelium : columnar cells with striated borders and goblet cells2. Intervillous space

3. Intestinal villus

4. Muscle fibers in a villus

5. Intestinal glands opening into intervillous spaces 6. Intestinal glands

7. Intestinal glands

8. Duodenal glands

9. Displaced fibers of the muscularis mucosae

10. Arteriole 11. Venule

12. Parasympathetic ganglion

13. Villi with core of lamina propria and muscle fibers

14. Lamina propria proper

15. Muscularis mucosae

16. Duodenal glands extending into the mucosa

17. Submucosa with duodenal glands

18. Muscularis external : inner circular and outer longitudinal layers

19. Serosa (visceral peritoneum)

Page 28: CASE 4.Docprint

Gambar 6 Jejunum dan ileum

a. Membran Mukosa

1. Villi (l.s)

2. Intervillous spaces

3. Intestinal glands (crypts of Lieberkuhn)

4. Epithelium 5. Lamina propria

6. Muscularis mucosae 7. Submucosa 8. Circular muscle

layer

9. Longitudinal muscle layer

10. Serosa

19. Adipose tissue 20. Neurovascular

bundle

21. Lymphatic nodule

11. Surface epithelium : striated – ordered and goblet cells

12. Villus (t.s)

15. Smooth muscle fibers in villi

16. Villi (t.s)

17. Intestinal glands (t.s)

18. Parasympathetic ganglia of the myentric plexus

Page 29: CASE 4.Docprint

Lapisan mukosa memiliki permukaan yang sangat luas dibandingkan

daerah lain pada saluran pencernaan dikarenakan adanya struktur-struktur

di bawah ini:

1. Plika Sirkularis/ katup Kerckring (dilihat makroskopik)

Merupakan lipatan permanen berbentuk spiral atau sirkular, terdiri

atas seluruh tebal mukosa dan submukosa ditengahnya.

Tiap lipatan dapat melingkari 2/3 atau lebih lumen usus

Dimulai dari duodenum sampai proksimal jejenum, selanjutnya

akan berkurang dan menghilang di bagian ileum.

2. Vili Intestinal/ kriptus (dilihat mikroskopik)

Panjangnya 0,5-1,5 mm

Dilapisi oleh epithel dan bagian tengahnya terdapat masing- masing

1 arteriol, venul dan limfatik.

Bentuk vili pada duodenum seperti daun, namun di ileum berbentuk

seperti jari.

Epitel vili bersambungan langsung dengan kelenjar intestinal /

kelenjar lieberkuhn, yang muaranya terletak diantara vili.

Kelenjar Intestinal/ Kelenjar Lieberkuhn

Terdapat jenis- jenis sel :

a. Undifferentiated (Stem) cells

Page 30: CASE 4.Docprint

Sel-sel ini terletak pada bagian sepertiga bawah kripta Liberkuhn

yang akan menjadi bakal enterosit, sel goblet, dan sel

enteroendokrin. Sekitar 1,7 juta enterosit terlepas dari usus setiap

harinya pada orang dewasa dan akan digantikan oleh sel-sel ini

yang bermigrasi dari basis kripta. Pergantian enterosit terjadi setiap

5 hari.

Protein yang dihasilkan dari sel-sel yang terlepas sebesar 30 g per

hari. Sehingga terhitung sebagai hilangnya protein rutin per hari

pada tubuh.

b. Enterosit (intestinal absorptive cells)

Enterosit merupakan sel yang terbanyak dan ditemukan utamanya

pada villi dan permukaan usus halus dan menurun jumlahnya pada

kelenjar usus. Sel ini merupakan sel silindris tinggi dengan inti

lonjong.

Pada apeks terdapat striated border yang merupakan lapisan

mikrovili (bila diperbesar). Satu sel absorptive mengandung kurang

lebih 3000 mikrovili yang berfungsi memperluas permukaan kontak

usus dengan makanan.

Sel ini mengabsorpsi dari lumen usus dan pada sekelilingnya

terdapat ATPase yang mengangkut sodium dari sel menuju lumen

yang menarik air yang terserap dari lumen dengan cara osmosis.

Page 31: CASE 4.Docprint

Organel-organel terdapat banyak retikulum endoplasma plasa,

mitokondria, dan golgi, juga terdapat banyak ribosom.

Glikokaliks pada mikrovilli terdapat enzim (laktase, alkalin

fosfatase, lipase) yang terlibat dalam pencernaan dan transportasi.

Mikrovilli dapat dirusak oleh flagela parasit Giardia lambia yang

akan beregernerasi jika organisme tersebut tereradikasi.

c. Goblet cells

Sel ini memproduksi mukus seperti sel epitel lainnya pada pencernaan.

Fungsinya menghasilkan glikoprotein asam untuk melindungi dan

melumasi usus. Terletak terselip antara enterosit dan banyak terdapat

pada villi dan pada dua pertiga bawah kripta. Sel ini sedikit jumlahnya

pada duodenum namun meningkat jumlahnya terutama pada ileum

terminalis.

d. Paneth cells

Sel ini terdapat pada bagian terdalam kelenjar usus yang

merupakan sel pensintesis dan pensekresi protein dalam jumlah

besar dengan sitoplasma yang kaya akan retikulum endoplasma

kasar. Bentuk seperti piramida dan menghasilkan lisozim.

Sel ini bersifat fagositik dan menganduk granul-granul lisosom

yang merupakan enzim pencerna dinding beberap bakteri. Sel ini

berperan dalam mengatur flora usus.

Page 32: CASE 4.Docprint

e. M cells

Sel ini merupakan sel epitel yang terletak di atas jaringan limfoid yang

tersusun yang disebut Peyer’s patches. Bentuknya yang pipih dapat

menjadi tempat masuknya antigen. Ditandai dengan banyaknya ‘pit’

(sumur) dan berfungsi memegang peranan dalam sistem imun..

f. Enteroendocrine cells

Sel-sel ini terletak pada kripta usus halus yang mirip seperti pada

lambung. Bentuknya seperti segitiga dengan apeks luminal yang

memiliki mikrovilli. Sel ini mengeluarkan peptida pengatur aktif

yang berhubungan dengan sekresi lambung, motilitas intestinal,

sekresi pankreas, dan kontraksi kandung empedu.

Sel –sel enteroendokrin di usus halus :

o Sel S

Menghasilkan seketin

F (x) sekresi bikarbonat pankreas

o Sel K

Menghasilkan hormon polipedpida penghambat gastrik

(GIP –Gaster Inhibiting Polypeptide)

F(x) inhibisi asam lambung

o Sel L

Menghasilkan substansi mirip glukagon (glisentin)

Page 33: CASE 4.Docprint

F(x) glikogenolisis hati

o Sel I

Menghasilkan kolesistokinin

F(x) sekresi enzim pankreas dan kontraksi kandung

empedu

o Sel D

Menghasilkan somatostatin

F(x) menghambat sek endokrin setempat

o Sel Mo

Menghasilkan motilin

F(x) meningkatkan motilitas usus

g. Sel Kaveola

Jarang ada, berungsi sebagai kemoreseptor namun perannya belum

diketahui.

Lamina propria

Lapisan ini tersusun atas matriks glikosaminoglikan (GAG),

fibroblas, kolagen, retikulin, dan serat otot polos. Lapisan ini juga

mengandung kapiler-kapiler, kelenjar getah bening, sarag, dan

jaringan limfoid yang tersebar. Kapiler limfe berujung buntu di

dalam vili, mengandung lemak yang diabsorpsi dari makanan

(berwarna putih ). Kapiler tersebut adalah lakteal.

Page 34: CASE 4.Docprint

Terdapat folikel soliter/Noduli limfatisi yang pada ileum terletak

berkelompok membentuk jaringan limfoid yang disebut plaque

peyeri/ noduli agregatii.

Plaque Peyeri

Bagian ini merupakan agregasi jaringan limfoid (MALT) yang

memanjang pada mukosa ileum ke submukosa yang terletak berlawanan

dengan mesenterium. Bagian ini terdiri dari:

Membranous microfold ’M’ cell yang dapat dilewati oleh antigen,

Ssel kubah (dome cell) yang memiliki banyak MCH kelas II dan

mempresentasikan antigen kepada limfosit,

Limfosit B dan T yang terdapat pada zona folikular.

b. Submukosa

Pada lapisan ini terdiri atas pembuluh-pembuluh darah, kelenjar getah

bening, dan pleksus submukosa (Meissner) yang mengandung GALT dan

kelenjar Brunner’s yang terdapat pada duodenum. Kelenjar-kelenjar ini

mensekresikan mukus, bikarbonat, dan faktor-faktor pertumbuhan seperti

epidermal growth factor yang dapat mencetus regenerasi jaringan.

Kelenjar Brunner juga dapat mensekresikan urogastron yang dapat

menginhibisi sekresi asam. Fungsi umum kelenjar Brunner adalah

Page 35: CASE 4.Docprint

mensekresi alkalis (pH 8,1- 9,3) untuk melindungi mukosa duodenum

terhadap pengaruh asam lambung dan mengoptimalkan pH bagi kerja

enzim pankreas.3

3. Fisiologi

Fungsi small intestine :

a. Motoric function : Motility of small intestine

1. Kontraksi Pencampuran (Segmentation)

Segmentation adalah pencampuran isi intestine, localized, terjadi pada

bagian intestine yang distended oleh chyme. Segmentation

mencampurkan chyme dengan digestive juice dan membawanya

kontak dengan mucosa untuk diabsorpsi, segmentation tidak

mendorong intestine content ke sepanjang tract. Segmentation dimulai

dengan kontraksi dari circular muscle fiber, suatu aksi yang

mengkontriksikan the intestine menjadi segment. Segmentation terjadi

sangat cepat di duodenum sekitar 12 kali per menit dan melambat

sampai 8 kali per menit di ileum. Setelah kebanyakan makanan telah

di absorpsi, dimana distended dari wall small intestine berkurang,

segmentation berhenti dan peristaltic dimulai.

2. Kontraksi Pendorongan (Peristaltik)

Peristaltik adalah suatu gerakan mendorong chyme melewati small

intestine. Tipe peristaltik yang terjadi di small intestine dinamakan

Page 36: CASE 4.Docprint

Migrating Motility Complex (MMC), dimulai di bagian bawah

lambung dan mendorong chyme kedepannya sepanjang small intestine.

MMC bergerak lambat memindahkan ke bawah small intestine.

Kemudian MMC memulai kembali di stomach. Chyme berada di small

intestine selama 3-5 jam. Peristaltik, normalnya sangat lemah dna

biasanya berhenti setelah menempuh jarak 3-5cm, jarang sekali

melebihi 10 cm. sehingga gerakan peristaltik sangat lambat. Rata-rata

pergerakannya sepanjang small intestine 1cm/ menit berarti

membutuhkan waktu 3-5 jam dari pylori sampai ke ileocaecal

sphincter. Control peristaltik oleh saraf dan hormon :

Meningkat sesudah makan

Diawali dengan masukknya cchyme ke duodenum. Reflex

gastroenterik yang dimulai dengan peregangan lambung dan

diteruskan melalui plexus myentericus dari lambung ke duodenum

wall.

Hormon

o Meningkat : gastrin, CCK, insulin dan serotonin.

o Dihambat : sekretin dan glucagon.

o Efek mendorong dari gerakan segmentasi :

Gerakan segmentasi terjadi sampai di daerah anus dan

membantu mendorong makanan menuruni usus.

Page 37: CASE 4.Docprint

o Desakan peristaltik

Desakan peristaltik terjadi pada mukosa yangmengalami

infeksi atau iritasi (contoh diare infeksi sangat berat). Infeksi

tersebut dapat menimbulkan peristaltic yang kuat dan cepat.

Hal ini terjadi karena reflex saraf ekstrinsik ke ganglia sistem

saraf autonom dan batang otak lalu kembali ke usus, dan

sebagain karena adanya peningkatan reflex plexus myentericus

secara langsung. Kontraksi peristaltic yang sangat kuat ini

kemudian berjalan jauh di dalam small intestine dalam

hitungan menit, menyapu isi usus ke dalam colon dank arena

itu dapat membebaskan small intestiena dari chyme yang

mengiritasi atau peregangan berlebihan.

o Gerakan yang disebabkan oleh muscularis mucosa dan serat-

serat otot vili

Muscularis mucosa dapat menimbulkan lipatan-lipatan pendek

atau panjang agar dapat muncul di mucosa usus. Selain itu,

serat-serat tunggal otot ini meluas ke dalam vili dan

menyebabkan vili berkontraksi secara intermitten. Lipatan

mucosa tersebut memperluas daerah absorpsi sehingga dengan

kontraksi vili ini akan menggerakkan cairan yang mengelilingi

vili akan segera di absorpsi. Kontraksi mucosa dan vili dimulai

Page 38: CASE 4.Docprint

dari reflex saraf local dalam plexus submucosa yang terjadi

sebagai respon terhadap chyme dalam small intestine.

Ileocaecal Valve Function

Fungsi ileocaecal valve adalah mencegah aliran balik fecal dari colon ke small

ntestine. Valve ini dapat menahan aliran balik 50-60 cm air. Tahanan valve ini

dalam pengosongan ileum, dapat memperlama tinggalnya chyme dalam ileum,

sehingga mempermudah absorpsi. Hanya 1500 ml chyme dikoeongkan dari

ileum ke dalam caecum setiap harinya. Sebelum valve, terdapat penebalan

otot, yaitu sphincter ileocaecal. Sphincter ini dalam keadaan normal tetap

berkontriksi dan memperlambat pengosongan isi ileum ke dalam caecum

kecuali segera setelah makan, saat gastroileal memperkuat peristaltic dalam

ileum.

b. Secretion function

1. Kelenjar Brunner, mensekresi mucus yang bersifat alkalis sebagai

respon terhadap

Rangsangan taktil atau rangsangan iritsi dari mukosa

Page 39: CASE 4.Docprint

Rangsangan vagus, yang menyebabkan sekresi bersamaan

dengan meningkatnya sekresi lambung

Pengaruh hormone gastrointestinal, khususnya sekretin

Fungsi Mucus dari kelenjar brunner adalah melindungi duodenal

wall dari pencernaan oleh enzim perncernaan. Oleh karena itu,

respon mucus yang cepat dan kuat terjadi karena adanya

rangsangan iritasi. Mucus ini mengandung sejumlah ion-ion

bikarbonat yang sangat menambah ion bikarbonat dari sekresi

pancreas dan bile salt dalam menetralkan asam lambung yang

masuk ke dalam duodenum. Kelenjar brunner ini dihambat oleh

stimulus simfatis.

2. Sekresi enzim pencernaan usus dari Crypt of Lieberkuhn

Crypta ini trletak di antara viili usus, dan permukaan usus dari crypt

dan vili ditutupi oleh suatu epitel yang terdiri dari dua jenis sel :

Sel goblet, yang mensekresi mucus untuk melumasi dan

mellindungi permukaan usus.

Enterosit yang di dalam crypt, mensekresi sejumlah besar air dan

elektrolit: dan di atas permukaan vili, mereabsorbsi air dan

elektrolit bersama dengan produk akhir pencernaan.

Sekresi ini, mengandung hampir murni cairan ekstrasellular dan

memiliki pH sedikit alkalis (7,5-8). Sekresi ini terjadi dengan

kecepatan 1800 ml/hari. Sekresi cairan dari crypta ini akan

Page 40: CASE 4.Docprint

menyuplai media encer ke vili untuk absorpsi zat-zat dari chyme

sewaktu berkontak dengan vili.

3. Enzim-enzim yang terkandung dalam sekresi small intestine

Enterosit mukosa yang menutupi vili, mengandung enzim pencernaan

yang mencerna zat-zat makanan khusus ketika makanan diabsorbsi

melalui epitel. Enzim-enzim ini adalah :

Peptidase untuk memecah peptide kecil menjadi asam amino.

Empat enzim untuk memecah disakrida dan monoosakarida

(sukrase, maltase, isomaltase dan laktase).

Lipase intestinum untuk memecah lemak netral menjadi gliserol

dan asam lemak.

Enzim ini diduga mengkatalisa hidrolisis makanan pada permukaan

luar mikrovili sebelum terjadi absorpsi produk akhir pencernaan.

Pengaturan Sekresi Small Intestine

1. Pengaturan Lokal

Reflex saraf setempat, terutama reflex yang dimulai oleh rangsangan taktil

dan iritasi serta oleh peningkatan aktivitas saraf enteric yang berhubungan

Page 41: CASE 4.Docprint

dengan pergerakan gastrointestinal. Oleh karena itu, di hamper semua

tempat, sekresi pada small intestine terjadi hanya sebgai respon terhadap

keberadaan chym di dalamnya.

2. Pengaturan Hormonal

Beberapa hormon yang sama dapat merangsang sekresi di daerah manapun

pada gastrointestinal tract, juga dapat meningkatkan sekresi small

intestine, khususnya sekretin dan cholecytokinin.

c. Chemical Function – Chemical Digestive Small Intestine

1. Digestion of Carbohydrate

Pencernaan oleh Amilase Pancreas. Sekresi pancreas

mengandung sejumlah besar -amilase yang fungsinya hamper

mirip dengan -amilase saliva tetapi beberapa kali lebih kuat.

Oleh karena itu, dalam waktu 15-30 menit setelah chyme

dikosongkan dari gastric ke dalam duodenum dan bercampu

dengan getah pankreas. Pada umumnya, hampir semua starch

diubah menjadi maltose dan polimer-polimer glukosa yang

sangat kecil lainnya sebelum keduanya melewati duodenum dan

upper jejunum.

Hidrolisis Disakarida dan Polimer-polimer Glikosa Kecil

menjadi Monosakarida oleh enzim-enzim epitel. Entrosit yang

terletak pada vili small intestine mengandung empat enzim :

Page 42: CASE 4.Docprint

laktase, sukrase, maltase dan -dekstrinase, yang mampu

memecah disakarida laktosa, sukrosa, dan maltase demikian juga

polimer-polimer gluksa kecil lainnya menjadi unsure

monosakarida . Enzim-enzim ini terletak di dalam membrane

mikrovili brush border enterosit, dan disakarida dicerna sewaktu

kontak dengan membrane ini.

1. Laktosa dipecah menjadi → 1 molekul glukosa + 1 molekul

galaktosa.

2. Sukrosa dipecah menjadi → 1 molekul glukosa + 1 molekul

fruktosa.

3. Maltosa dan polimer-polimer glukosa kecil lainnya dipecah

menjadi → molekul-molekul glukosa.

Jadi hasil akhir dari pencernaan karbohidrat adalah semua

monosakarida, dan monosarida tersebut diserap dengan segera

ke dalam darah portal.

2. Digestion of Protein

Pencernaan protein oleh sekresi pankreas. Kebanyakan

pencernaan protein terjadi terutama dalam upper small intestine,

di dalam duodenum dan jejunum, dibawah pengaruh enzim-

enzim proteolitik dari sekresi pancreas. Saat protein

meninggalkan lambung, protein biasanya dalam bentuk proteosa,

pepton, dan polipeptida-polipeptida besar. Kemudian masuk ke

Page 43: CASE 4.Docprint

small intestine, lalu dipecah oleh enzim-enzim proteolitik utama

pancreas : tripsin, kimotripsin, karboksipeptidase dan

proelastase.

Tripsin dan kimotripsin memecah molekul protein menjadi

polipeptida kecil;

karboksipeptidase kemudian memecah asam amino tunggal

dari ujung karboksil polipeptida.

Proelastase meningkatkan elastase yang kemudian mencerna

serabut-serabut elastin yang menahan daging.

Pencernaan peptida-peptida oleh peptidase di dalam enterosit

yang Terletak pada vili small intestine. Pencernaan terakhir

protein di small intestine dicapai oleh enterosit yang terletak di

dalam vili small intestine, terutama dalam lumen duodenum dan

jejunum. Sel ini memiliki brush border yang mengandung

ratusan mikrovili yang menonjol dari permukaan tiap sel. Pada

membran sel dari mikrovili terdapat banyak peptidase yang

menonjol ke luar melalui membrane. Dua tipe enzim peptidase

adalah aminopolipeptidase dan dipeptidase. Enzim ini mampu

memecah sisa polipeptida-polipeptida besar menjadi bentuk

tripeptida dan dipeptida serta sepenuhnya menjadi asam amino.

Page 44: CASE 4.Docprint

3. Digestion of Lipid

Emulsifikasi lemak oleh asam empedu dan lesitin. Tahap pertama

dalam pencernaan lemak adalah memecah gelembung lemak menjadi

ukuran yang lebih kecil, sehingga enzim pencernaan yang larut dalam

air dapat bekerja pada permukaan gelembung lemak, proses ini

dinamakan emulsifikasi lemak, dan dicapai sebagian melalui

“agitation” di dalam lambung bersama produk pencernaan lambung

tapi terutama dibawah pengaruh bile. Bile mengandung sejumlah besar

garam empedu juga fosfolipid lesitin, yang keduanya penting untuk

emulsi lemak. Hasil emulsi lemak, ukuran rata-rata partikel lemak < 1

m, ukuran ini menggambarkan peningkatan sebanyak 1000 kali lipat

pada daerah permukaan total lemak yang disebabkan oleh emulsi

lemak. Lipase merupakan senyawa larut air dan dapat menyerang

gelembung lemak hanya pada permukaannya.

d. Fungsi Absorpsi

1. Absorption of Monosacharides

Pada dasarnya semua makanan karbohidrat diabsorbsi dalam

bentuk monosakarida, hanya sejumlah kecil yang diabsorbsi

sebagai disakarida dan hamper tidak ada sebagai senyawa

karbohidrat yang lebih besar. Monosakarida yang paling banyak

diabsorbsi adalah glukosa, bisa mencakup 80% kalori. Hal ini

Page 45: CASE 4.Docprint

terjadi karena hasil akhir pencernaan makanan karbohidrat paling

banyak berasal dari tepung. Sisanya 20% monosakarida yang

diabsorbsi hamper seluruhnya teridiri dari galaktosa dan

fruktosa.

Monosakarida melewati lumen apical membrane via facilitated

diffusion atau active transport. Fruktosa diangkut via facilitated

diffusion, glukosa dan galaktosa ditransfor ke dalam sel epitel

dari vili via 2nd active transport, tranporter berikatan untuk 1

molekul glukosa dan 2 ion Natrium, sehingga glukosa dan

galktosa berkompetisi untuk transport.

2. Absorption of Protein

Kebanyakan protein diserap melewati membran luminal sel-sel epitel

usus (enterosit small intestine) dalam bentuk dipeptide, tripeptide dan

beberapa asam amino bebas. Protein yang diabsorpsi dalam bentuk

asam amino melalui active transport, utamanya terjadi di duodenum

dan jejunum. Beberapa asam amino ditransport ke epitel sel dari vili

via Na+ -dependent secondary active transport. Dipeptide dan

tripeptide via 2nd active transport dengan H+ .

3. Absorption of Lipid

Page 46: CASE 4.Docprint

Semua dietary lipid diabsorbsi via simple diffusion. Absorbsi lemak

95% dari lipid yang ada di small intestine. Sebagai hasil emulsi dan

digestion, trigliserida dipecah menjadi monoglyseride dan fatty acid.

Short chain fatty acid (< 10-12 carbon atoms) masuk ke epitel sel via

simple diffusion. Long chain fatty acid dan monoglyceride

membutuhkan bile untuk absorbsi. Garam empedu adalh amphipathis,

yang memiliki polar (hydrophilic) dan nonpolar (hydrophobic)

portion. Kemudian mereka akan membentuk sphere yang disebut

micelles. Karena ukurannya kecil dan memiliki sifat polar dari garam

empedu molekul pada permukaan mereka, micelles dapat larut dalam

air. Sebaliknya, lipid dapat larut pada nonpolar central core of

micelles. Daalm bentk ini fatty acid dan monoglyceride mencapai sel

epitel dari vili. Setelah mencaapi permukaaan apical epitel cell, fatty

acid dan monoglyceride berdifusi ke dalam sel dan micelles terlepas. 4

Page 47: CASE 4.Docprint

HERNIA

1. Definisi

Hernia adalah suatu tonjolan dari suatu atau beberapa viscus dari rongga yang

seharusnya.

Terdiri dari:

- Herniated viscus

- Hernia sac : dinding internal hernia dilapisi oleh peritoneum

- Hernial ring

2. Epidemiologi

Hernia merupakan kejadian yang umum.

Lima persen dari hernia adalah spontaneous abdominal hernia

Merupakan penyebab paling umum dari obstruksi intestin di selurus dunia

dan merupakan penyebab ke-3 obtruksi intestin di USA.

Dari keseluruhan abdominal hernia, 85%-nya adalah groin hernia, dimana

indirect inguinal hernia adalah yang paling sering terjadi.

Inguinal hernia lebih sering terjadi pada laki-laki dari pada perempuan

dengan perbandingan 7 : 1.

3. Karakteristik

Congenital vs acquired

External vs internal hernia

Page 48: CASE 4.Docprint

External hernia herniated organ secara abnormal terletak di luar rongga

abdomen.

Internal hernia herniated organ secara abnormal masih terletak di

rongga abdomen.

Complete vs incomplete hernia

Complete hernia seluruh bagian organ mengalami herniasi.

Incomplet/ partial hernia hanya sebagian dari bagian organ yang

mengalami herniasi.

Reducible vs incarcerated hernia

Reducible hernia dikatakan reducible hernia saat hernial sac content

dapat kembali ke rongga abdomen secara spontan atau dengan manipulasi

eksternal.

Incarcerated hernia hernia dikatakan incarcerated saat hernial sac

content tidak dapat dikeluarkan kembali dari sac-nya.

4. Patogenesis

Regangan yang berlebih dari otot-otot dan sktuktur aponeurosisnya.

Adanya peningkatan tekana intra abdomen.

Untuk incisional hernia lebih disebabkan oleh infeksi atau regangan

selama penyembuhan luka sehingga menyebabkan lemahnya jaringan

muskuloaponeurosis.

5. Klasifikasi

Page 49: CASE 4.Docprint

a. Hernia anterior abdominal wall :

Umbilical

Hernia umbilical 10-30% terjadi seringkali pada saat kelahiran

sebagai protusi pada umbilicus. Biasanya disebabkan oleh suatu

pembukaan pada dinding abdomen, yang normalnya terututup

sebelum lahir sedangkan ini tidak tertutup lengkap. Jika celah kecil

dapat tertutup kembali pada usia 2 tahun sedangkan celah yang besar

harus melalui operasi penutupan dan biasanya pada usia 2-4 tahun.

Epigastric

Penonjolan antara umbilicus dengan bagian bawah ribcage pada

bagian midline abdomen. Epigastric hernia terdiri dari jaringan lemak

dan jaringan mengandung intestine. Terbentuk dari bagian dinding

abdomen yang lemah, tidak nyeri, dan tidak dapat didorong ke

abdomen sakit pertama diketahui.

Spigelian

Jaringan terjadi dan biasanya terjadi sepanjang tepi muscle rectus

abdominis.

b. Hernia inguinal abdominal wall

Page 50: CASE 4.Docprint

Indirect inguinal ( HIL )

Jalur dari testikel yang terbuat prebirth kemudian turun dari abdomen ke

scrotum jalur ini secara normal tertutup setelah lahir tapi bisa juga

tersisa / tidak tertutup sehingga dapat menjadi tempat hernia. Kadang-

kadang kantung hernia menonjol keluar ke dalam scrotum. Biasanya

terjadi pada berbagai usia.

Direct inguinal ( HIM )

Berlangsung sangat tipis / berbeda jarak sedikit dari HIL, pada tempat

dimana abdominal wall normalnya lebih tipis. Jarang menonjol ke

scrotum. Terjadi pada middle age dan lansia karena abdominal wall

melemah sesuai usia.

Femoral

Femoral hernia terjadi melalui femoral canal adalah jalur lewat arteri,vena

dan nerve femoral dari rongga abdomen sampai paha. Walaupun

normalnya merupakan rongga / tempat yang padat, kadang menjadi besar

jika isi intestine masuk ke dalam canal. Femoral hernia biasanya terjadi

penonjolan di bawah lipatan inguinal dan terlihat di bagian paha tengah.

Biasanya terjadi pada wanita dan beresiko menjadi irreducible ( tidak

dapat didorong kembali ke tempatnya ) dan strangulasi.

Page 51: CASE 4.Docprint

c. Hernia pelvis

Obturator

Paling jarang terjadi dan biasanya pada wanita. Tonjolan hernia dari

rongga pelvis lewat pembukaan pada tulang pelvis ( obsturator foramen ).

Tidak selalu terlihat penonjolan tetapi sangat mempengaruhi bowel

sehingga terjadi obstruksi bowel yang mengakibatkan mual dan muntah.

Sciatic

Perineal

d. Hernia lumbar

Superior lumbar triangle ( Grynfelt )

Inferior lumbar triangle ( Petit )

HERNIA INGUINALIS

(GROIN HERNIA)

Page 52: CASE 4.Docprint

1. Epidemiologi

Hernia yang paling sering pada laki-laki dan wanita adalah inguinal

hernia indirect.

Rasio wanita:laki-laki sama dengan 9:1 untuk inguinal hernia dan 1:3

untuk femoral hernia.

2. Klasifikasi

Hernia ini dibagi menjadi dua:

a. Hernia direct

Hernia direct ini tidak selalu kongenital, penyebabnya ialah gangguan

perkembangan atau deficiency transversus abdominal muscle, yang

menjadi flour inguinal canal. Berhubungan dengan hesselbach triangle

secara anatomi, pada hernia direct ini disebabkan oleh adanya kelemahan

floor pada triangle tersebut (the transversalis fascia).

b. Hernia indirect

Lebih ke arah lateral artery dan protrude/tonjolan tersebut melalui

inguinal canal sampai ke spermatic cord. Pada indirect hernia ini, terjadi

disebabkan oleh dua hal, yaitu adanya ruang potensial yang tidak hilang

dari processus vaginalis, dan yang kedua dikarenakan adanya kelemahan

fascia dari transversalis muscle fibers yang berada di sekitar luar

spermatic cord pada inernal abdominal ring. Berhubungan dengan

Page 53: CASE 4.Docprint

hessebach’s bach triangle sacara anatomi, pada hernia indirect ini adanya

kelemahan pada bagian lateral dari triangle tersebut

Tabel 2 Perbedaan hernia direct dan indirectIndirect Direct

Patient’s age Any age but ussualy young

Older

Cause Maybe congenital Acquired

Bilateral 20% 50%Protusion on coughing Oblique Straight

Appearance on standing Does not reach full size immediately

Reach full size immediately

Reduction on lying down May not reduce immediately

Reduce immediately

Descent into scrotum Common Rare

Occlution of internal ring controls Does not controlNeck of sac Narrow Wide

Strangulation Not uncommon Unusual

Relation to inferior epigastric vessels

Lateral Medial

Gilbert designed a classification for primary and recurrent inguinal hernias

done through an anterior approach (Figure 28). It is based on evaluating 3

factors :

1. Presence or absence of a peritoneal sac

Page 54: CASE 4.Docprint

2. Size of the internal ring

3. Integrity of the posterior wall of the canal

Tabel 3 Klasifikasi hernia

Keterangan:

Type 1 hernias have a peritoneal sac passing through an intact

internal ring that will not admit 1 fingerbreadth (ie,<1 cm.); the posterior

wall is intact.

Type 2 hernias (the most common indirect hernia) have a

peritoneal sac coming through a 1-fingerbreadth internal ring (ie, </=2

cm.); the posterior wall is intact.

Type 3 hernias have a peritoneal sac coming through a 2-

fingerbreadth or wider internal ring (ie, >2 cm.).

Page 55: CASE 4.Docprint

Type 3 hernias frequently are complete and often have a sliding

component. They begin to break down a portion of the posterior wall just

medial to the internal ring.

Type 4 hernias have a full floor posterior wall breakdown or

multiple defects in the posterior wall. The internal ring is intact, and there

is no peritoneal sac.

Type 5 hernias are pubic tubercle recurrence or primary

diverticular hernias. There is no peritoneal sac and the internal ring

remains intact. In cases where double hernias exist, both types are

designated (eg, Types 2/4). Descriptors such as L, Sld., Inc., Strang. Fem.

are used to designate lipoma, sliding component, incarceration,

strangulation and femoral components.

Nyhus developed a classification designed for the posterior approach based

on the size of the internal ring and the integrity of the posterior wall.

According to this scheme :

Type 1 is an indirect hernia with a normal internal ring;

Type 2 is an indirect hernia with an enlarged internal ring;

Type 3a is a direct inguinal hernia;

Type 3b is an indirect hernia causing posterior wall weakness;

Type 3c is a femoral hernia;

Type 4 represents all recurrent hernias

Page 56: CASE 4.Docprint

4. Etiologi

Kebanyakan hernia pada groin adalah genetik. Penyebab inguinal hernia

adalah congenital dan acquired. Hampir semua indirect inguinal hernias

adalah congenital, akibat dari patent processus vaginalis :

80% pada newborn

50% pada anak usia 1 tahun, penutupan berlanjut hingga usia 2 tahun

20% pada orang dewasa

Faktor lain yang dapat menjadi penyebab hernia pada groin adalah :

Stretching and exposing the groin.

Muscle deficiency, bisa berupa congenital atau acquired insufficiencies

dari internal oblique abdominal muscle.

Kerusakan jaringan ikat akibat physical stress intraabdominal pressure,

merokok, penuaan, connective tissue disease, dan systemic illness yang

mengurangi kekuatan transverse aponeurosis dan fascia.

Fraktur elastic fibers serta adanya perubahan struktur, jumlah dan

metabolit kolagen pada struktur jaringan ikat di groin area.

Abdominal dinstention dan peningkatan tekanan intraabdominal akibat

ascites dan peritoneal dialysis → merusak myopectineal orifice → dilatasi

paten dari processus vaginalis.

Fraktur pelvis dan denervation pada shutter mechanism.

Page 57: CASE 4.Docprint

5. Manifestasi Klinis

1. Hernia reponible

Ada benjolan yang timbul pada saat mengejan, mengangkat beban berat

dan hilang pada saat berbaring (tekanan intraabdomen meningkat).

2. Hernia ireponible

Ada benjolan yang timbul pada saat mengejan, mengangkat beban berat

dan tidak hilang pada saat berbaring (tekanan intraabdomen meningkat).

3. Hernia incarcerate

- Obstipasi

- Muntal

- Tidak flatus

- Dehidrasi dan perut kembung

- Adanya gangguan keseimbangan cairan, elektrolit, asam basa

4. Hernia strangulated

- Nyeri hebat (colicky pain)

- Nyeri tekan

- Asites

- Abses local

- Takikardia

- Ileus ( inhibitory motorik of GI tract)

Page 58: CASE 4.Docprint

- Hilangnya bising usus

6. Differenttial diagnosis

Lipoma tumors

Lymphadenopathy

Abscess

Cysts

Hydrocele

Varicocele

Pseudoaneurysm

Undesended testicle

7. Treatment

Tahapan operatif Hernia

1. Herniotomy

Membuka dan memotong kantung hernia dan mengembalikan isi dari

hernia ke cavum abdominalis

2. Herniorrhapy

Mengikat leher hernia dan digantung di conjoint tendon

Page 59: CASE 4.Docprint

3. Hernioplasty

Merupakan usaha untuk memperkuat tempat terjadinya hernia, agar

hernia tidak terjadi lagi

Operasi hernia dilakukan :

Elektif jika masih hernia reponible.

2 x 24 jam jika hernia ireponible.

Dilakukan sesegera mungkin jika hernia incarcerata telah terjadi.

Penilaian sebelum operasi (Preoperative Assesment) dan Persiapan

- Lakukan pemeriksaan kondisi general dinilai dari pemeriksaan klinis

dan tes laboratorium. (cek Hb, urine, juga fungsi cardiovascular dan

renal)

- Pada pasien obese harus diturunkan dahulu berat badan

Hernioplasty

o Tujuan Hernioplasty :

- mencegah terjadinya hernia recurrent

- memasukkan kembali hernia ke dalam abdomen

- memperbaiki otot yang mengalami kelemahan

- mencegah terjadinya strangulasi

o Metode Hernioplasty :

- Penutupan aponeurotic yang rusak

- Penggantian fascia yang rusak oleh bahan penutup sintetis

Page 60: CASE 4.Docprint

o Jenis Hernioplasty :

a. Anterior Hernioplasty

Terdapat 3 bagian :

1. Pembukaan inguinal canal

2. Perbaikan lubang myopectineal

Ada 3 macan yang diketahui :

- Marcy simple ring closure

Yang diperbaiki hanya bagian deep ring

- Bassini operation

Diperbaiki adalah deep ring dan Hesselbach’s triangle

- McVay Lotheissen Cooper Ligament Repair

Memperbaiki 3 lokasi yang rentan terjadi hernia, deep ring,

Hesselbach’s triangle dan femoral canal.

3. Penutupan inguinal canal

b. Posterior Hernioplasty

Umumnya dilakukan pada hernia femoral

8. Komplikasi

Ischemic orchitis

Recurrences

Page 61: CASE 4.Docprint

OBSTRUKSI INTESTINAL

1. Definisi

Obstruksi usus dapat didefinisikan sebagai gangguan (apapun penyebabnya)

aliran normal isi usus sepanjang saluran usus.

Page 62: CASE 4.Docprint

Obstruksi usus dapat bersifat akut maupun kronis, parsial maupun total.

Obstruksi usus kronis biasanya mengenai bagian colon akibat adanya

karsinoma atau pertumbuhan tumor, dan perkembangannya lambat.

Obstruksi total usus halus merupakan keadaan gawat yang memerlukan

diagnosis dini dan tindakan pembedahan darurat bila penderita ingin tetap

hidup.

2. Etiologi

Tabel 3 Penyebab utama obstruksi usus

Obtruksi Mekanis

Adhesi

Hernia internal dan eksternal

Volvulus

Intususepsi (invaginasi)

Tumor

Striktur akibat radang

Batu empedu, fekalit, benda asing yang obstruktif

Striktur congenital, atresia

Pita (band) congenital

Mekonium pada mukoviskoidosis

Anus imferporata

Page 63: CASE 4.Docprint

Obstruksi Semu

Ileus paralitik (misalnya, pasca bedah)

Vaskuler – infark usus

Miopati dan neuropati (midalnya, penyakit Hirshsprung)

3. Tanda dan Gejala dari Obstruksi Intestinal

Gejala – gejala penting dari obstruksi usu halus adalah :

1. Nyeri

2. Muntah

3. Obstipasi, dan

4. peregangan abdomen.

Hernia

Kelemahan atau defek pada dinding rongga peritoneum memungkinkan

penonjolan keluar suatu kantung peritoneal; disebut kantung hernia.

Menyatakan adanya penonjolan keluar dari suatu kantong yang dibatasi

oleh serosa melalui setiap kelemahan atau kerusakan dari dinding rongga

peritoneum.

Tempat-tempat umum yang menunjukkan kelemahan seperti itu adalah

inguinal da saluran femoralis, umbilicus, dan jaringan parut yang lama

bekas operasi.

Page 64: CASE 4.Docprint

Arti hernia terletak pada kecenderungan dari bagian tersering dan paling

penting adalah terjepitnya usus halus, usus besar, omentum atau isi perut

yang lain, seperti ovarium, mungkin terkena.

Bila leher hernia ini cukup sempit aliran vena dari isi perut yang

menonjol akan terhalang.

Bendungan dan edema yang dihasilkan akan menyebabkan

pembengkakan yang besar sehingga isi perut akan terjebak secara

permanen atau inkarserasi.

Lebih lanjut pada aliran darah dan mungkin mengganggu aliran arteri,

sehingga menghasilkan nekrosis iskemik dari isi perut yang terjebak

tersebut atau disebut hernia strangulates.

Bila usus halus yang terkena, gambaran histologisnya sama seperti

gambaran yang disebabkan oleh penyumbatan aliran darah mesenteric

Perlekatan Usus Halus (Adhesi)

Pita-pita jaringan ikat mungkin terbentuk dari organ-ke organ atau ke

dinding peritoneum sebagai hasil penyembuhan dari peritonitis atau setelah

setiap operasi abdominal.

Perlekatan-perlekatan ini dapat menghasilkan loop tertutup sehingga dapat

dilalui oleh isi perut lain yang mungkin meluncur masuk dan terjebak,

seperti halnya pada kantung hernia.

Page 65: CASE 4.Docprint

Komplikasi adhesi adalah herniasi internal, obstruksi usus, dan

strangulasi visera.

Obstruksi usus yang sebagian atau menyeluruh akan terjadi, kadang-

kadang dengan infark dari isi perut yang terkena tersebut.

Intususepsi

Pada gangguan ini, satu segmen dari usus halus dikerutkan oleh suatu

gelombang peristaltic, serta sekonyong-konyong masuk (mengalami

invaginasi) ke dalam segmen distal dari usus tersebut.

Sekali terjebak, segmen yang masuk tersebut, oleh gerakan peristaltic

didorong ke dalam segmen bagian distal, ikut menarik mesenterium

dibelakangnya.

Intususepsi lebih sering terjadi pada bayi dan anak-anak daripada orang

dewasa, dan pada kelompok umur ini biasanya secara nyata terjadi spontan

pada usus yang sehat.

Pada kasus demikian, perbaikan sering kali dilakukan dengan memasukkan

enema.

Meskipun demikian pada orang dewasa, suatu intususepsi sering

menyatakan secara tidak langsung suatu masa di dalam lumen atau lesi

yang bermanfaat sebagi titik untuk menarik dan mendorong dasar dari

perlekatan dan sepanjang usus itu.

Page 66: CASE 4.Docprint

Operasi eksplorasi adalah perlu, tidah hanya untuk menentukan

penyebabnya, tapi juga untuk memperbaiki intususepsinya.

Sebaliknya obstruksi usus pada saatnya mungkin disertai dengan infark,

karena aliran darah mesenteric jadi tertekan secara progresif.

Volvulus

Menunjukkan adanya pemulintiran (pemutaran) dari saluran usus, kira-kira

pada dasar perlekatan mesenteric.

Hal ini sering terjadi pada usus halus, tapi saluran sigmoid yang sangat

berlebihan mungkin dapat terkena.

Obstruksi dan infark sering terjadi pada kasus ini.

Page 67: CASE 4.Docprint

Gambar 7 Herniasi, adhesion, intussusception, dan volvulus

Page 68: CASE 4.Docprint

Gambar 8 Hernia, adhesion, intussuseption, dan volvulus

Page 69: CASE 4.Docprint

3. Klasifikasi

Klasifikasi lain

Mechanical obstruction dapat disebabkan oleh :

- Torsion at the point of adhesion

- Incarceration in a hernia sac

- Intraluminal mass

- Extrinsic compression

Page 70: CASE 4.Docprint

Tabel 4 Klasifikasi Obstruksi Intestinal Mekanis pada Dewasa

INTRALUMINALForeign bodiesBarium inspissations (colon)BenzoarInspissated fecesGallstoneMeconium (cystic fibrosis)ParasitesOther (swallowed objects, enteroliths)IntussusceptionPolypoid, exophytic lesions

EXTRINSICAdhesionsCongenital Ladd or meckel’s band Postoperative PostinflammatoryHernias External InternalVolvulusExternal mass effect Abscess Annular pancreas Endometriosis Pregnancy Pancreatic pseudocyst

INTRAMURALCongenital Atresia, stricture, or stenosis Web Intestinal duplication Meckel’s diverticulumInflammatory process Crohn’s disease Diverticulitis Chronic intestinal ischemia Radiation enteritis Medication induced (nonsteroidal, antiinflamatories, potassium chloride tablets)Neoplasma Primary bowel (malignant or benign) Secondary (metastases, especially melanoma)Traumatic Intramural hematoma of duodenum

Page 71: CASE 4.Docprint

Terdapat 2 jenis obstruksi usus :

1) Non-mekanis (misalkan ileus paralitik/ileus adinamuk), pertistaltik usus

dihambat oleh pengaruh toksin atau trauma yang mempengaruhi pengendalian

otonom motilitas usus.

2) Mekanis, terjadi obstruksi di dalam lumen usus atau obstruksi mural yang

disebabkan oleh tekanan ekstrinsik. Obstruksi ini selanjutnya digolongkan

menjadi :

a. Obstruksi mekanis simpleks/open loop obstruction (hanya terdapat satu

tempat obstruksi). Pada obstruksi jenis ini lumen usus bisa sebagian

tertutup atau tertutup sempurna tapi tanpa adanya gangguan dari aliran

darah usus. Obstruksi mekanis simple ini bisa juga sempurna tertutup

yang berarti lumen secara total tertutup (complete) atau tertutup sebagian

(incomplete), yang berarti lumen ususnya menyempit tapi bagian distalnya

masih bisa dilewati cairan dan udara.

b. Obstruksi lengkung tertutup (Closed-loop obstruction), sedikitnya

terdapat 2 tempat obstruksi. Obstruksi jenis ini tidak dapat didekompresi,

sehingga tekanan intralumen meningkat cepat dan mengakiatkan

terjadinya penekanan pembuluh darah, iskemia, dan infark (strangulasi).

4. Patofisiologi

Terdapat kemiripan proses patofisiologis yang terjadi setelah obstruksi usus,

tanpa memandang penyebab obstruksi yang disebabkan oleh mekanis atau

Page 72: CASE 4.Docprint

fungsional. Perbedaan utamanya adalah pada obstruksi paralitik, peristaltic

dihambat sejak awal, sedangkan pada obstruksi mekanis, awalnya peristaltic

diperkuat, kemudian timbul intermiten, dan akkhirnya menghilang.

Dinding usus terletak sebelah proksimal dari segmen yang tersumbat secara

progresif akan teregang oleh penimbunan cairan dan gas (70& dari udara

yang tertelan dalam lumen). Distensi berat pada dinding usus akan

mengurangi pengaliran air dan natrium dari lumen usus ke dalam darah.

Sekitar 8 liter cairan disekresi ke dalam saluran cerna setiap hari, sehingga

tidak adanya absorpsi dapat mengakibatkan penimbunan intralumen dengan

cepat.

Muntah dan penyedotan usus setelah dimulainya pengobatan merupakan

penyebab utama kehilangan cairan dan elektrolit. Pengaruh kehilangan ini

adalah pengerutan ruang cairan ekstrasel yang mengakibatkan syok-

hipotensi, berkurangnya curah jantung, berkurangnya perfusi jaringan, dan

asidosis metabolic.

Peregangan usus yang terjadi terus menerus mengakibatkan timbulnya

lingkaran setan penurunan absorpsi cairan dan peningkatan sekresi cairan ke

dalam usus. Efek local peregangan usus adalah iskemia akibat peregangan

dan peningkatan permeabilitas yang disebabkan oleh nekrosis, disertai

dengan absorpsi toksin bakteri ke dalam rongga peritoneum dan sirkulasi

sistemik.

Page 73: CASE 4.Docprint

Obstruksi Usus

Akumulasi gas dan cairan intralumen di sebelah proksimal dari letak obstruksi

Distensi Proliferasi bakteri yang berlangsung cepat

Tekanan intralumen ↑ dipertahankan

Pelepasan bakteri dan toksin dari usus yang nekrotik ke dalam peritoneum dan sirkulasi sistemik

Syok hipovolemik

Peritonitis septikemia

Kehilangan H2O dan elektrolit

Iskemia dinding usus

↓ volume ECF

Kehilangan cairan menuju ruang peritoneum

Page 74: CASE 4.Docprint

5. Manifestasi Klinis

Gejala cardinal obstruksi usus halus adalah : peregangan abdomen, nyeri,

muntah, dan konstipasi absolute.

Nyeri biasanya meneyrupai kejang dan dipertengahan abdomen (terutama

daerah paraumbilikalis) dan memberat bila letak obstruksi makin tinggi.

Abdomen dapat terasa nyeri.

Frekuensi muntah bervariasi bergantung pada letak obstruksi. Bila obstruksi

terjadi pada usus halus bagian atas, maka muntah akan lebih sering terjadi

dibandingkan dengan obstruksi yang terjadi pada ileum atau usus besar.

Konstipasi absolute sering terjadi dini pada obstruksi usus besar, tetapi flatus

dan feses mungkin dapat dikeluarkan pada permulaan obstruksi usus halus.

Pemeriksaan radiografi abdomen sangat penting dalam menegakkan

diagnosis obstruksi usus.

Obstruksi mekanis usus halus ditandai oleh adanya udara dalam usus halus,

tetapi tidak terdapat dalam colon. Sedangkan obstruksi kolon ditandai oleh

adanya gas di seluruh kolon, tetapi sedikit atau tidak ada gas dalam usus

halus.

Page 75: CASE 4.Docprint

Bila foto polos tidak dapat memberikan kepastian diagnosis akhir, dilakukan

pemeriksaan radiografi dengan barium untuk mengetahui letak obstruksi.

6. Management

1. Resusitasi cairan : Ringer Lactate melalui IV Line

Tabel 5 Ringer lactate solutionelectrolyte Extracellular fluid

(mEq/L)Lactate Ringer (mEq/L)

Sodium 135-145 130Potassium 3.2-4.5 4Chloride 95-105 109Lactate (bicarbonate) 24-28 28

2. Kateter urin,untuk memonitor pengeluaran urin

3. Kateter vena/pulmonary pada pasien yang memliki kelainan jantung

4. NGT (Naso gastric tube) untuk mengeluarkan cairan atau udara dari lambung.

5. Pre operasi,diberikan antibiotic spectrum luas sebagai profilaksis(biasanya

menggunakan Cephalisporine)

6. Operasi:

Tujuan :

a Untuk meminimalisasi resiko bowel strangulasi yang dapat

meningkatnkan resiko kematian

b Untuk mencegah terjadinya Iskemia yang menetap

Page 76: CASE 4.Docprint

7. Komplikasi

1. Closed loop obstruction

Komplikasi yang muncul dari closed loop obstruction ini berkembang dengan

cepat, dalam hitungan jam.

Crampy abdominal pain yang intense dan terfokus di daerah umbilicus.

Mual dan muntah, sebagai akibat dari respon reflex dari hyperperistaltis dan

stretching dari mesentery.

Setelah 8-18 jam, sekresi mucus yang terus menerus menyebabkan tekanan

intraluminal yang meningkat → stasis → pertumbuhan bakteri yang

meningkat → mucosal disruption.

Demam

Setelah 20-24 jam jika tidak ditangani dengan baik, menyebabkan gangrene

dan perforasi → peritonitis.

Sepsis

2. Open loop obstruction

Perkembangan komplikasinya tidak cepat seperti pada closed loop

obstruction.

Open loop obstruction terletak di proximal jejunum, dapat didekompresi

dengan muntah.

Obstruksi dikarakteristikan dengan loss of gastric, pancreatic, dan biliary

secretion → hal ini mengakibatkan ketidakseimbangan elektrolit.

Page 77: CASE 4.Docprint

Ketidakseimbangan elektrolit ini dapat menyebabkan dehidrasi,

metaboloic alkalosis, hypochloremia, hypokalemia, dan hyponatremia.

ABDOMINAL BLEEDING

1. Definisi

Abdominal bleeding adalah adalah kondisi medis serius yang

dikarakteristikan oleh tempat perdarahan di abdomen.

Disebut juga dengan intra-abdominal bleeding.

2. Etiologi

Abdominal bleeding dapat disebabkan oleh berbagai hal mulai dari penyakit

sampai trauma. Penyebab-penyebabnya antara lain:

1. Pecah pembuluh darah

2. Pecah organ

3. Tumor

4. Ulkus

5. Trauma

3. Manifestasi Klinis

Nyeri dan nyeri tekan abdomen paling umum dijumpai pada abdominal

bleeding

Distensi

Abdomen kaku (rigid)

Page 78: CASE 4.Docprint

Nausea dan muntah ditemukan pada beberapa pasien

Muntah darah, ditemukan pada beberapa kasus atau tipe abdominal bleeding

lainnya.

Apabila berat dapat mengakibatkan shock dengan gejala confusion,

menggigil, lethargy, dan terkadang tidak sadar.

4. Diagnosis

Diagnosis abdominal bleeding dengan menggunakan pencitraan.

5. Pengobatan

Bedah

Untuk kehilangan darah yang berlebih dapat diganti dengan transfuse darah.

THE FLORA OF THE GASTROINTESTINAL TRACT

Page 79: CASE 4.Docprint

Intestinal Flora

Tubuh mengandung sekitar 1013 human cell dan 1014 bacterial cell.

Kebanyakan GI tract mengandung koloni bakteri, tetapi terdapat organ yang

relative sterile yaitu: gaster, gallbladder dan salivary glands.

Kulit, termasuk disekeliling oral dan anal orifices:

o Coagulase-negative Staphylococci (utamanya Staphylococcus

epidermidis)

o Diptheroids (termasuk Propionibacterium acnes dan Corynebacteria)

o Bacillus species

o Streptococci

Oropharynx→ Streptococci viridans, Neiserria genus, Corynebacteria

(diptheroids) dan anaerob (tetapi bukan Bacteroides fragilis→ karena flora

dibawah difragma)

Stomach→ <10 organism per mL cairan (Streptococcus, Staphylococcus,

Lactobacillus, Peptostreptococcus dan Candida)

Perubahan flora di Small Intestinal

a. Duodenum, sedikit organisme (gram positive coccid an rods)

b. Jejunum, lebih banyak bakteri daripada di duodenum (Enterococcus

faecalis, Lactobacilli, diptheroid)

c. Ileum, banyak flora (104 - 108 organism/mL cairan→ obligate anaerob

dan termasuk Bacteroides, Clostridia, Bifidobacteria, dan

Enterobactericeae)

Large intestinal, termasuk bakteri anaerob (Bacteroides fragilis).

Page 80: CASE 4.Docprint
Page 81: CASE 4.Docprint

DAFTAR PUSTAKA

1. Langman. Embriologi Kedokteran. Edisi 7. T. W. Sadler. EGC2. Moore KL and Dalley AF. Clinically Oriented Anatomy. 5 th Edition. Lippincott

Williams & Wilkins.3. Junqueira, L.Carlos and Carneiro J. Basic Histology Text and Atlas. 8th

Edition. Lange Medical Books McGraw-Hill.4. Guyton Hall. Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. EGC5. Robbin Kumar. Basic Pathology Of Disease.6. Schwartz. Principles of Surgery. 8th edition. F. Charles Brunicardi.