Upload
andryan-astoguno
View
222
Download
2
Tags:
Embed Size (px)
DESCRIPTION
general anasthesia
Citation preview
ANALYSIS CASEANESTESI UMUM
LARYNGEAL MASK AIRWAY PADA TUMOR MAMAE
Mirad Aditya Andrian Astoguno B. PPembimbing:
dr.Dublianus, Sp. An dr Tati Sp.An
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN PENUNJANG
KESAN ANESTESI
KESIMPULAN
Nama: Ny. I
Umur : 24 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Cilegon
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Agama : Islam
Status : Kawin
Tanggal Masuk : 13 Desember 2015
•ada benjolan di payudara kanan semenjak 2 bulan
Keluhan utama
•sebesar kelereng, benjolan teraba lunak, mudah digerakkan dan tidak terasa sakit dan benjolan•tidak mengkonsumsi pil KB dan obat hormonal lainnya
Riwayat Penyakit Sekarang
•Penyakit jantung, hipertensi, penyakit hati, penyakit ginjal, penyakit paru, asma dan diabetes mellitus disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu
•mengkonsumsi obat-obat herbal seperti sarang semut
Riwayat Kebiasaa
n dan Pengobat
an
•Alergi terhadap obat-obatan, makanan dan operasi sebelumnya disangkal.
Riwayat
Alergi
ANAMNESIS
Pemeriksaan FisikKeadaan Umu
m
Kesadaran
: Compos mentisKesan sakit
: Tampak sakit sedang
Tan
da Vita
l
Tekanan darah
: 100/70 mmHgNadi
: 84 x/menitSuhu
: 36,50
CPernapasan
: 20x/menit, Thorakoabdominal
Antropo
metri
Berat badan
: 55 kgTinggi badan
: 160 cmBody Mass Index (BMI): 18,9 kg/m2
Status gizi
: cukup
Status Generalis•Normocephali, rambut hitam, tidak mudah dicabut, distribusi merataKepala• oedem palpebra (-/- ), konjungtiva anemis -/-, sklera
ikterik -/-Mata• Tidak ada septum deviasi, sekret (-)Hidung•
Sianosis (-)Karies gigi (-)Tonsil T1-T1 Tenang, Faring tidak hiperemis
Mulut• Normotia , benjolan -/-, nyeri tekan -/-Telinga•Otot bantu pernafasan M. Sternocleidomastoideus (-), trakea di tengah, deviasi trakea (-), kelenjar tiroid tidak teraba membesar, pembesaran KGB (-)Leher•Tidak ada karies, gigi goyang, gigi tanggal, maupun gigi palsuGigi
Pemeriksaan Fisik ThoraksINSPEKSI• Bentuk normal, gerak napas simetris, tidak terdapat kelainan
kulit
PALPASI• vocal fremitus teraba simetris di kedua hemithoraks, pergerakan
dinding dada simetris saat inspirasi maupun ekspirasi.
PERKUSI• Sonor diseluruh lapang paru
AUSKULTASI• Paru : Suara nafas vesikuler diseluruh lapang paru kiri-kanan,
ronkhi (-/-), wheezing (-/-)• Jantung : Bunyi jantung I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Pemeriksaan Fisik
AbdomenPerut supel, terlihat datar, simetris, tidak terdapat sikatrik maupun pelebaran
vena.
PunggungTidak ditemukan tanda-tanda inflamasi maupun kelainan bentuk vertebrae.
EkstremitasTidak terdapat sikatrik, sianosis maupun edema dikedua tungkai. Turgor kulit baik,
akral hangat, CRT <2 detik.
Status LokalisRegio Mammae Sinistra In
spe
ksi
Tampak payudara kiri dan kanan tidak simetris, tampak benjolan pada payudara kiri, kulit payudara diatas benjolan sama dengan kulit sekitarnya.
Palp
asi
teraba massa di payudara regio superomedial, benjolan kurang lebih 1x1x1 cm. Benjolan teraba licin, tidak teraba sakit
KGB
axila dextra sinistra, supero-infero clavikula dextra-sinistra tidak teraba.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Glukosa Darah
Sewaktu156mg/Dl <200 mg/dl
SGOT 12 u/l < 31 u/l
SGPT 12 u/l <31 u/l
Ureum 14 mmol/l 17-43 mmol/l
Kreatinin 0,6 mmol/l 0,6-1,2 mmol/l
Hemoglobin 13,4 g/dl 12 – 16 g/dl
Leukosit 89000/uL 5000 – 10000 /uL
Hematokrit 40,4% 37 – 43 %
Trombosit 331000/uL 150-450 ribu/uL
Golongan Darah/Rhesus
B Rh +
HbsAg Negatif
Anti HIV Non reaktif
Natrium 139,3 mmol/L 135-155 mmol/L
Kalium 4,17 mmol/L 3,6-5,5 mmol/L
Chlorida 107,9 mmol/L 95-107 mmol/L
LAPORAN ANESTESIA
PREOPERATIF
• Pasien dipuasakan selama 8 jam• Pemasangan intravena fluid drip RL 500 cc, mengalir
lancar• Keadaan Umum
• Kesan Sakit : Tampak sakit sedang• Kesadaran : Compos mentis• Tinggi Badan : 160 cm• Berat Badan : 55 kg
• Tanda-Tanda Vital• Tekanan Darah : 100/70 mmHg• Nadi : 84
x/menit• Respirasi : 20 x/menit• Suhu : 36,5 °C
PREMEDIKASI
ANESTESI• Sebelum tindakan anestesia dilakukan, pasien
diberikan Ondansetron 4 mg secara bolus intravena.
monitor tekanan darah dan
saturasi oksigen serta denyut nadi
dilakukan pemberian
fentanyl 100mcg, dilanjutkan dengan
propofol 200mg
pasang sungkup dengan ukuran sesuai, yakni
no3, dengan mengatur isoflurane 2, oksigen dann N2O 2l/menit,
lakukan pumping
pasang LMA dengan benar, lakukan
pengujian pompa, agar mengetahui LMA sudah
terpasang dengan benar, fiksasi LMApemantauan tekanan
darah dan frekuensi nadi tiap 5 menit
inspeksi pernapasan spontan kepada pasien
dan saturasi oksigenmonitoring input cairan
infus
Jam Tindakan TD Nadi Saturasi
11.50
Pasien masuk kamar operasi,
dibaringkan di meja operasi
kemudian dilakukan pemasangan
manset kaki kanan, dan pulse
oksimetri di ibu jari tangan kiri.
Berikan premedikasi ondancetron
4mg IV. Setelah itu dilakukan
tindakan anastesi LMA
120/76 80 98
11.55 Operasi dimulai 120/78 80 99
12.00 120/74 70 99
12.05 120/76 80 100
12.10
Diberikan Tramadol 100 mg drip
Dilakukan ekstubasi
Operasi selesai
120/75 80 100
LAPORAN ANESTESI
Diagnosis Pra Bedah
• Tumor mamae sinistra
Diagnosis Pasca Bedah
• Tumor mame sinistra susp fam
Penatalaksanaan Pre O
• RL 500ml II
Penatalaksanaan Anestesi
• Jenis Pembedahan : eksisi massa• Jenis Anestesia : general anestesia• Teknik Anestesi : LMA ukuran 3• Mulai Anestesi: 11.50• Mulai Operasi : 11.55• Premedikasi : Ondansetron 4 mg IV• Medikasi : fentanyl 100mcg, propofol 200mg,
isoflurane, n2o, o2. • Medikasi Tambahan : Tramadol 100 mg• Repirasi : pernapasan spontan• Cairan selama operasi : RL 500ml I• Selesai Operasi : 12.05
Post Operatif
• Pasien masuk ke dalam ruang pemulihan kemudian dibawa kembali ke ruang rawat inap.
• Observasi tanda-tanda vital• Keadaan Umum : tampak sakit ringan• Kesadaran : compos mentis• Tekanan Darah : 110/60• Nadi : 62 x/menit• Respirasi : 20 x/menit• Saturasi Oksigen : 99%
Variabel Skor Skor Pasien
Aktivitas
Gerak ke-4 anggota gerak atas perintah
Gerak ke-2 anggota gerak atas perintah
Tidak respon
2
1
0
2
Respirasi
Dapat bernapas dalam dan batuk
Dispnea, hipoventilasi
Apnea
2
1
02
Sirkulasi
Perubahan ,< 20 % TD sistol preoperasi
Perubahan 20-50 % TD sistol preoperasi
Perubahan .> 50 % TD sistol preoperasi
2
1
02
Kesadaran
Sadar penuh
Dapat dibangunkan
Tidak respon
2
1
0
1
Warna kulit
Merah
Pucat
Sianotik
2
1
0
2
Skor Total 9
≥ 9 : Pindah dari unit perawatan pasca anestesi≥ 8 : Dipindahkan ke ruang perawatan bangsal≥ 5 : dipindahkan ke ruang perawatan intensif
(ICU)
Anestesi umum adalah tindakan untuk menghilangkan nyeri secara sentral disertai dengan hilangnya kesadaran dan bersifat pulih
kembali atau reversible.
Anestesi memiliki tujuan-tujuan sebagai berikut:
• Hipnotik/sedasi: hilangnya kesadaran
• Analgesia: hilangnya respon terhadap nyeri
• Muscle relaxant: relaksasi otot rangka
Cara anastesi dapat dipilih sebagai berikut• Umur
• Status Fisik• Posisi Pembedahan
• Keterampilan dan kebutuhan dokter pembedah• Keterampilan dan pengalaman dokter anestesiologi
• Keinginan Pasien• Bahaya Kebakaran dan Ledakan
Faktor-faktor ydapat mempengaruhi anastesi umum :• Faktor respirasi• Faktor sirkulasi• Faktor jaringan
• Faktor zat anestesika
1. Penilaian dan persiapan pra anestesia2. Penilaian pra bedah
• Anamnesis • Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan laboratorium• Kebugaran untuk anestesia• Klasifikasi status fisik• Masukan oral
Premedikasi1. Menimbulkan rasa nyaman bagi pasien
2. Memudahkan atau memperlancar induksi3. Mengurangi jumlah obat-obat anestesi
4. Menekan refleks-refleks yang tidak diinginkan (muntah/liur)5. Mengurangi sekresi kelenjar saliva dan lambung
6. Mengurangi rasa sakit
Obat-obat yang sering digunakan:Analgesik narkotik
Petidin ( amp 2cc = 100 mg), dosis 1-2 mg/kgBBMorfin ( amp 2cc = 10 mg), dosis 0,1 mg/kgBBFentanyl ( fl 10cc = 500 mg), dosis 1-3µgr/kgBB
Analgesik non narkotikPonstanTramolToradon
Hipnotik Ketamin ( fl 10cc = 100 mg), dosis 1-2 mg/kgBBPentotal (amp 1cc = 1000 mg), dosis 4-6 mg/kgBB
SedatifDiazepam/valium/stesolid ( amp 2cc = 10mg), dosis 0,1 mg/kgBBMidazolam/dormicum (amp 5cc/3cc = 15 mg),dosis 0,1mg/kgBBPropofol/recofol/diprivan (amp 20cc = 200 mg), dosis 2,5 mg/kgBBDehydrobenzperidon/DBP (amp 2cc = 5 mg), dosis 0,1 mg/kgBB
Anti emeticSulfas atropine (anti kolinergik) (amp 1cc = 0,25 mg),dosis 0,001 mg/kgBBDBPNarfoz, rantin, primperan.
Untuk persiapan induksi anestesi diperlukan ‘STATICS’:S : Scope Stetoskop untuk mendengarkan suara paru dan jantung. Laringo-Scope, pilih bilah atau daun (blade) yang sesuai dengan usia pasien. Lampu harus cukup terang.T : Tube Pipa trakea.pilih sesuai usia. Usia < 5 tahun tanpa balon (cuffed) dan > 5 tahun dengan balon (cuffed).A : Airway Pipa mulut faring (Guedel, orotracheal airway) atau pipa hidung-faring (naso-tracheal airway). Pipa ini untuk menahan lidah saat pasien tidak sadar untuk menjaga supaya lidah tidak menyumbat jalan napas.T : Tape Plester untuk fiksasi pipa supaya tidak terdorong atau tercabut.I : Introducer Mandrin atau stilet dari kawat dibungkus plastic (kabel) yang mudah dibengkokan untuk pemandu supaya pipa trakea mudah dimasukkan.C : Connector Penyambung antara pipa dan peralatan anestesiaS : Suction penyedot lender, ludah danlain-lainnya.
Induksi intravena• Tiopental (pentotal, tiopenton)• Propofol (diprivan, recofol)
• Ketamin (ketalar)• Opioid (morfin, petidin, fentanil, sufentanil)
Induksi intramuscularInduksi inhalasi
• N2O• Halotan (fluotan)
• Enfluran (etran, aliran)• Isofluran (foran, aeran)• Desfluran (suprane)• Sevofluran (ultane)
Induksi per rectalInduksi mencuri
Pelumpuh otot nondepolarisasi Tracurium 20 mg (Antracurium)
Rumatan Anastesi (MAINTAINANCE)Dapat dikerjakan secara intravena (anestesi intravena total) atau dengan inhalasi atau dengan campuran intravena inhalasi.Rumatan anestesi mengacu pada trias anestesi yaitu tidur rinan (hypnosis) sekedar tidak sadar, analgesia cukup, diusahakan agar pasien selama dibedah tidak menimbulkan nyeri dan relaksasi otot lurik yang cukup.
Tatalaksana Jalan NapasHidung
Menuju nasofaringMulut
Menuju orofaringManuver tripel jalan napasJalan napas faringSungkup mukaSungkup laring (Laryngeal mask)Pipa trakea (endotracheal tube)Laringoskopi dan intubasi
Indikasi intubasi trakeaMenjaga patensi jalan napas oleh sebab apapun.Mempermudah ventilasi positif dan oksigenasiPencegahan terhadap aspirasi dan regurgitasi
Secara garis besar dikenal dua macam laringoskop:1. Bilah, daun (blade) lurus (Macintosh) untuk bayi-
anak-dewasa2. Bilah lengkung (Miller, Magill) untuk anak besar-
dewasa.
Klasifikasi tampakan faring pada saat membuka mulut terbuka maksimal dan lidah dijulurkan maksimal menurut Mallapati dibagi menjadi 4 gradasi.
Gradasi Pilar faring UvulaPalatum Molle
1 + + +
2 - + +
3 - - +
4 - - -
Laringeal mask airway ( LMA ) adalah alat supra glotis airway, didesain untuk memberikan dan menjamin tertutupnya bagian dalam laring untuk ventilasi spontan dan memungkinkan ventilasi kendali pada mode level (<
15 cm H2O) tekanan positif. Alat ini tersedia dalam 7 ukuran untuk neonatus, infant, anak kecil, anak besar, kecil, normal dan besar
LMA dapat dibagi menjadi 3 :1. Clasic LMA
2. Fastrach LMA3. Proseal LMA4. Flexible LMA
Indikasi :• Sebagai alternatif dari ventilasi face mask atau intubasi ET untuk airway management. LMA bukanlah suatu penggantian ET, ketika pemakaian ET menjadi suatu indikasi.• Pada penatalaksanaan dificult airway yang diketahui atau yang tidak diperkirakan.• Pada airway management selama resusitasi pada pasien yang tidak sadarkan diri
Kontraindikasi :• Pasien-pasien dengan resiko aspirasi isi lambung ( penggunaan pada emergency adalah pengecualian ).• Pasien-pasien dengan penurunan compliance sistem pernafasan, karena seal yang bertekanan rendah pada cuff LMA akan mengalami kebocoran pada tekanan inspirasi tinggi dan akan terjadi pengembangan lambung. • Tekanan inspirasi puncak harus dijaga kurang dari 20 cm H2O untuk meminimalisir kebocoron cuff dan pengembangan lambung.• Pasien-pasien yang membutuhkan dukungan ventilasi mekanik jangka waktu lama.• Pasien-pasien dengan reflex jalan nafas atas yang intack karena insersi dapat memicu terjadinya laryngospasme.
Efek Samping : Efek samping yang paling sering ditemukan adalah nyeri
tenggorok, dengan insidensi 10 % dan sering berhubungan dengan over inflasi cuff LMA. Efek samping yang utama adalah aspirasi.
Lima tes sederhana dapat dilakukan untuk meyakinkan ketepatan posisi cLMA :1. ”End point” yang jelas dirasakan selama insersi.2. Posisi cLMA menjadi naik keluar sedikit dari mulut saat cuff di inflasi.3. Leher bagian depan tampak mengelembung sedikit selama cuff di inflasi.4. Garis hitam di belakang cLMA tetap digaris tengah.5. Cuff cLMA tidak tampak dimulut.
KesimpulanLaringeal mask airway ( LMA ) adalah alat supra glotis airway, didesain untuk memberikan dan menjamin tertutupnya bagian dalam laring untuk ventilasi spontan dan memungkinkan ventilasi kendali pada mode level (< 15 cm H2O) tekanan positifLMA dapat dibagi menjadi 3 : Clasic LMA, Fastrach LMA, Proseal LMA, Flexible LMA dengan spesifikasinya masing-masing.Pemasangan LMA tetap membutuhkan pemilihan kasus yang selektif. Dengan memperhatikan indikasi dan kontraindikasi.Untuk insersi LMA membutuhkan kedalaman anestesi yang adekuatDiperlukan suatu optimalisasi dalam hal ketepatan penempatan.Digunakan ventilasi bertekanan rendah setelah dilakukan insersi dan pasien dapat di ektubasi dalam keadaan sadar penuh.
Daftar Pustaka
• Dewoto HR, et al. Farmakologi dan Terapi Edisi 5, cetak ulang dengan tambahan, tahun 2012. Analgesik opioid dan antagonisnya. Balai Penerbit FKUI Jakarta 2012; 210-218.
• Muhiman, Muhardi, dr. et al. Anestesiologi. Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta; 65-71
• Latief, Said A, Sp.An; Suryadi, Kartini A, Sp.An; Dachlan, M. Ruswan, Sp.An. Petunjuk Praktis Anestesiologi. Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta 2010; 46-47, 81
• Calvey, Norman; Williams, Norton. Principles and Practice of Pharmacology for Anaesthetists. Fifth edition. Blackwell Publishing 2008; 110-126, 207-208
• Miller, Ronald D. MD, et. al. Miller’s anesthesia. Elseveir 2010. CDROOM. Accessed on 4 Maret 2013.
• Fentanyl. Available at: http://www.webmd.com/pain-management/fentanyl. Accessed on 3 Maret 2013.
• Propofol. Available at: http://reference.medscape.com/drug/diprivan-propofol-343100#0. Accessed on 3 Maret 2013
• Sandham J. Total Intravena Anesthesia. May 2009. Available at http://www.ebme.co.uk/arts/tiva/index.php. accessed on 10 Maret 2013.
• Hong LY, et al. Predictive performance of ‘Diprifusor’ TCI system in patients• during upper abdominal surgery under propofol/fentanyl anesthesia. Available at
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1390758/pdf/JZUSB06-0043.pdf. accessed on 10 Maret 2013.
TERIMA KASIHFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CILEGON