Upload
pebrianiiii
View
219
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
pdl
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
PPOK adalah penyakit paru kronik yang ditandai oleh hambatan aliran udara di saluran
napas yang bersifat progressif nonreversibel atau reversibel parsial. PPOK terdiri dari bronkitis
kronik dan emfisema atau gabungan keduanya.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa menjelang tahun 2020 prevalensi
PPOK akan meningkat sehingga sebagai penyebab penyakit tersering peringkatnya meningkat
dari ke-12 menjadi ke-5 dan sebagai penyebab kematian tersering peringkatnya meningkat dari
ke-6 menjadi ke-3. Pada 12 negara Asia Pasifik, WHO menyatakan angka prevalensi PPOK
sedang-berat pada usia 30 tahun keatas, dengan rerata sebesar 6,3%, dimana Hongkong dan
Singapura dengan angka prevalensi terkecil yaitu 3,5% dan Vietnam sebesar 6,7%.
Indonesia sendiri belumlah memiliki data pasti mengenai PPOK ini sendiri, hanya Survei
Kesehatan Rumah Tangga DepKes RI 1992 menyebutkan bahwa PPOK bersama-sama dengan
asma bronchial menduduki peringkat ke-6 dari penyebab kematian terbanyak di Indonesia.
Terdapat banyak faktor risiko yang diduga kuat merupakan etiologi dari PPOK. Faktor-
faktor risiko yang ada adalah genetik, paparan partikel, pertumbuhan dan perkembangan paru,
stres oksidatif, jenis kelamin, umur, infeksi saluran nafas, status sosioekonomi, nutrisi dan
komorbiditas.
Diagnosis PPOK di pastikan melalui pemeriksaan spirometri paksa bronkhodilator.
Perasaan rasa sesak nafas dan dada terasa menyempit merupakan gejala non spesifik yang dapat
bervariasi seiring waktu yang dapat muncul pada seluruh derajat keparahan PPOK. Pemeriksaan
fisik memainkan peranan penting untuk diagnosis PPOK. Pada inspeksi dapat di temukan sentral
sianosis, bentuk dada “barel-shaped”, takhipneu, edema tungkai bawah sebagai tanda kegagalan
jantung kanan. Perkusi dan palpasi jarang membantu diagnosis PPOK kecuali tanda-tanda
hiperinflasi yang akan mengaburkan batas jantung dan menurunkan batas paru-hati. Auskultasi
sering memberikan kelemahan saluran nafas, dapat dengan disertai adanya mengi.
BAB II
LAPORAN KASUS
2.1. Identifikasi Pasien
Nama : Tn. A. L.
Umur : 60 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Jl. Letda Rozak, Kelurahan Duku, Kota Palembang
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Kebangsaan : WNI
MRS : 20 April 2015
No. Registrasi/ RM : RI 15010490 / 887761
2.2 Anamnesis
Autoanamnesis dengan penderita pada 28 April 2015
Keluhan utama : Sesak napas sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit
2.2.1 Riwayat Penyakit Sekarang
± 2 bulan sebelum masuk rumah sakit os sesak saat istirahat, tidak dipengaruhi
cuaca dan emosi. Batuk (+), dahak (-), demam (-), mengi (-), BAB dan BAK biasa, nyeri
dada (-), berdebar-debar (-), terbangun malam hari karena sesak… Os kemudian dirawat di
RS Pelabuhan, pulang dan perbaikan.
± 2 hari SMRS os sesak hebat saat istirahat, tidak dipengaruhi cuaca dan emosi.
Os nyaman tidur dengan 1 bantal. Sembab kedua tungkai (-), batuk (+), mengi (+), demam
(-). Os berobat ke RSMH dan dirawat.
2.2.2 Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat merokok ± 1 bungkus/hari (+)
2.2.3 Riwayat Penyakit Dalam Keluarga
(-)
2.3. Pemeriksaan Fisik
Tanggal pemeriksaan : 28 April 2015
Keadaan Umum
Kesadaran : Kompos mentis
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 82 x/menit, reguler, isi dan tegangan cukup
Pernapasan : 26 x/menit
Suhu : 36,6°c
VAS : 2
Berat Badan : kg
Tinggi Badan : cm
Status gizi :
Keadaan Spesifik
Kepala :
- Mata
Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks cahaya (+/+)
- Hidung
Sekret (-), deviasi septum (-)
- Mulut
Mukosa mulut dan bibir kering (-)
Leher : JVP (5-2) cmH2O, pembesaran KGB (-)
Thoraks
- Cor
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis tidak teraba
Perkusi :
Auskultasi : HR = 60 x/m, BJ I-II normal, murmur (-), gallop(-)
- Pulmo
Inspeksi : statis dan dinamis simetris
Palpasi : stem fremitus menurun
Perkusi : hipersonor
Auskultasi : vesikuler (+), ronkhi basah sedang pada paru kiri(+), wheezing (-)
Abdomen
Inspeksi : datar
Palpasi : lemas, nyeri tekan (-), hepar/lien tak teraba
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus (+) normal
Ekstremitas : tidak ada kelainan
Kulit : tidak ada kelainan
RT : tidak diperiksa
Status Lokalis
Pulmo: I: statis dinamis simetris, barrel chest (+)
P: stem fremitus menurun
P: hipersonor
A: vesikuler (+) N, ronkhi basah sedang (+) paru kiri, wheezing (-)
2.4 Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium ()
HematologiHb g/dlEritrosit x106mm3Leukosit x103mm3Hematokrit %Platelet x103/μLDiff.Count /////
Kimia KlinikNa mEq/LK mEq/LUreum mg/dlKreatinin mg/dllGDS mg/dl
Urinalisis Sedimen urine Epitel Leukosit Eritrosit Silinder Kristal Bakteri Mucus Jamur
2. Pemeriksaan Radiologis (29 Oktober 2014)
Kesan :
2.5 Diagnosis Kerja
PPOK Eksaserbasi Akut
2.6 Penatalaksanaan
Nonfarmakologis:
O2 3 l/menit
Istirahat
Diet BB
Edukasi
Farmakologis:
IVFD RL gtt xx/menit
Inj. Dexametason 3x1 amp IV
Inj. Ceftriaxone 2x1 g IV
Retaphyl 1x1 tab PO
Cek DR, DK
Rontgen thorax PA
Spirometri
2.7 Prognosis
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Follow Up
S
O KU :
Sens :
TD : mmHg
Nadi : x/m
RR : x/m
Suhu : oC
A
P
S
O KU :
Sens : compos mentis
TD : mmHg
Nadi : x/m
RR : x/m
Suhu : oC
A
P