Upload
melia-indasari
View
26
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
STATUS PSIKIATRI
Nomor Rekam Medis : 26.18.69
Nama Pasien : Tn. S
Nama dokter yang merawat : dr. Wiendarto, SpKJ
Masuk RS pada tanggal : 14 Juni 2014
Rujukan/datang sendiri/keluarga :Tn. Roni (Kakak Ipar Pasien)
Ny. Sumasyati (Kakak Pasien)
I. IDENTITAS
Nama : Tn. S
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 20 tahun
Tempat, Tanggal Lahir : 20 Agustus 1994
Agama : Islam
Suku bangsa /warga Negara : Sunda/ Indonesia
Status Pernikahan : Belum menikah
Pendidikan Terakhir : Pesantren (Lulus)
Pekerjaan : Tidak bekerja
Alamat : Kp. Tipar RT 02 RW 06, Desa Gn.
Tanjung, Cisolok, Jawa Barat
Tanggal Masuk RS.MM : IGD 14 Juni 2014
Ruang Kresna 14 Juni 2014
II. RIWAYAT PSIKIATRI
Autoanamnesis dilakukan di Ruang Kresna RSMM Bogor pada:
19 Juni 2014 pk. 10.30 WIB
20 Juni 2014 pk. 07.30 WIB
1
A. Keluhan Utama
Pasien sering keluyuran sejak 1 tahun SMRS
Keluhan Tambahan
Merusak barang, marah – marah, jarang tidur, bicara sendiri, membawa benda
tajam
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Dari autoanamnesa, pasien mulai sering keluyuran sekitar 1 tahun SMRS
(2013), pergi dari rumah kira – kira 1 sampai 2 hari. Menurut pasien, ia seperti ini
karena disuruh oleh suara – suara yang membisikinya, suara tersebut merupakan
suara banyak laki – laki yang menyuruh pasien untuk jalan – jalan ke tempat
tersebut untuk menemui seseorang. Tetapi ketika sesampainya ditempat tujuan,
pasien menyadari ia tidak menemukan satu orang pun yang dimaksud oleh suara –
suara yang menyuruhnya.
Dimulai saat ia melanjutkan sekolah dasar ke pesantren, pasien sering
dibilang jelek dan pelit karena tidak mau memberi uang kepada temannya. Setelah
keluar dari pesantren, ia mulai bekerja sebagai penjual ikan bersama saudara
kembarnya. Ia menjual ikan tersebut sampai menjelang maghrib, setelah itu
mereka langsung pulang ke rumah. Tetapi, ketika sampai dirumah jika dagangan
nya tidak habis, pasien mengatakan orangtua mereka akan menyuruh kembali
menjual ikan mereka sampai habis. Pasien mengaku gejala-gejala yang mereka
alami ini berawal setelah ini.
Pasien mengatakan ia sering marah – marah dan merusak barang – barang
disekitarnya. Menurut pasien, ia seperti ini karena disuruh oleh suara – suara yang
membisikinya dan menyuruh marah – marah. Pasien tidak bisa melihat wujud dari
suara yang membisikinya tersebut. Pasien kadang merasa menyesal melakukan
hal yang disuruh oleh suara itu. Pasien juga merasa takut ketika keluar rumah,
takut disiksa dan takut dibunuh, sebelumnya pasien mengatakan bahwa ia pernah
di pukuli, di ikat, dan hampir di kubur oleh warga sekecamatannya. Saudara
2
kembar pasien juga mengalami hal yang sama dengan pasien, namun lebih parah,
pasien takut dengan saudara kembarnya dan selalu menuruti apa yang disuruh
termasuk merusak barang-barang dirumah hingga rumah mereka hancur, tidak
meminum obat bahkan memuntahkan obat yang sudah diminum.
Pasien mengatakan sering di cela oleh tetangga sekitar dengan
mengatakannya orang gila. Dan kakak ipar nya yang bernama Ronny, ia anggap
bisa membaca pikiran nya.
Pasien bersama saudara kembarnya pernah di ikat dan di kunci dalam
ruangan karena mereka sering mengamuk, marah-marah dan merusak alat rumah
tangga. Bahkan pasien mengatakan sudah dibuatkan lubang di tanah mirip seperti
kuburan, dimana sebentar lagi mereka akan dimasukkan kedalam sana.
Kegiatan sehari-hari seperti makan, minum, mandi dan berpakaian dapat
dilakukan nya dengan mandiri. beberapa hari sebelum masuk rumah sakit pasien
tidak tidur.
Saat diwawancara, ia mengatakan masih mendengar suara – suara yang
membisikinya tersebut terutama pada malam hari, perasaan nya biasa – biasa saja,
daya ingat tentang kejadian atau peristiwa sebelum nya masih baik
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat Psikiatri Sebelumnya
Pasien pernah mengalami hal yang sama setahun yang lalu. Pasien di
rawat di yayasan bersama dengan saudara kembarnya namun selama masa
perawatan pasien merusak barang-barang di sekitarnya dan berusaha untuk
kabur karena pasien sulit untuk dikendalikan akhirnya diputuskan untuk
dirujuk ke RSMM dengan tempat perawatan terpisah dengan saudara
kembarnya. Setelah dirawat beberapa hari, gejala pasien berkurang
sehingga keluarga nya pun membawanya kembali ke rumah. Setelah di
bawa kerumah, pasien tidak rutin minum obat dan tidak kontrol kembali.
Riwayat putus obat selama satu tahun.
3
Grafik Perjalanan Penyakit
2. Riwayat Medis Lainnya
Riwayat sakit berat atau menderita sakit disangkal. Tidak ada riwayat
demam, kejang, trauma kepala, ataupun penyakit lainnya. Pasien tidak
pernah dirawat di Rumah Sakit karena penyakit selain penyakit kejiwaan.
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif dan Alkohol
Pasien tidak merokok. Pasien mengatakan tidak pernah mengkonsumsi zat
psikoaktif seperti heroin, ekstasi, dan ganja. Pasien juga mengaku tidak
pernah meminum minuman beralkohol.
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat prenatal dan perinatal
2. Riwayat masa kanak awal (0-3 tahun)
3. Riwayat masa kanak pertengahan (3-11 tahun)
4. Riwayat masa kanak akhir (pubertas) dan remaja
4
2013
2014
Awal Juni 2014 – Sekarang
a. Hubungan sosial
Dahulu pasien banyak mempunyai teman dekat di sekolah dan
pesantren, namun ada beberapa anak yang suka mengejek pasien.
b. Riwayat pendidikan
Pasien menuntut ilmu di sekolah hanya sampai kelas 6 SD.
Selanjutnya, ia meneruskan nya ke pesantren selama 3 tahun.
Setelah lulus dari pesantren pasien tidak melanjutkan sekolahnya.
c. Perkembangan kognitif dan motorik
Pasien bisa membaca, menulis, dan menghitung dengan cukup baik
dan tidak terdapat gangguan perkembangan spesifik.
d. Problem emosi atau fisik khusus remaja
Pasien tidak pernah terlibat dalam tawuran maupun perkelahian.
e. Riwayat psikoseksual
Pasien belum menikah tetapi mengatakan menyukai teman wanita
di pesantren.
f. Latar belakang agama
Pasien beragama islam rajin sholat 5 waktu dan pandai mengaji,
sudah khatam alquran sebanyak 3 kali.
5. Riwayat masa dewasa
a. Riwayat pekerjaan
Pasien pernah bekerja sebagai penjual ikan dengan saudara
kembarnya setelah lulus 3 tahun dari pesantren
b. Aktivitas sosial
c. Kehidupan seksual masa dewasa
Pasien belum menikah dan tidak mempunyai kekasih.
5
E. Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak ketujuh dari 9 bersaudara, anak pertama, kedua
dan terakhir sudah meninggal, anak ketiga ( Sumaya, 33 tahun ), anak
keempat ( Suwandi, 35 tahun ), anak kelima ( Sumasyati, 37 tahun ), anak
keenam ( Suwandra (yuda), 20 tahun ), merupakan saudara kembar pasien,
dan mengalami hal yang lebih parah dibandingkan pasien, anak kedelapan
(Suruwan, 17 tahun).
Genogram
Keterangan :
: Pria : Wanita
/ : Meninggal dunia : Pasien
: 1 rumah
F. Riwayat Sosial Ekonomi.
Pasien tinggal di rumah milik kedua orang tuanya. Status perekonomian
keluarga adalah cukup.
G. Persepsi pasien tentang diri dan kehidupannya
1. Impian
Pasien mengatakan ingin mempunyai uang dan menikah sebelum adiknya.
2. Fantasi
Tidak terdapat fantasi pada pasien.
6
3. Sistem nilai
Pasien menganggap dirinya tidak sakit dan bingung mengapa selama ini
dibawa ke rumah sakit. Pasien mengatakan ia hanya sakit kepala.
4. Dorongan kehendak
Pasien ingin cepat pulang supaya dapat bertemu kembali dengan keluarga
5. Hal yang menjadi sumber kejengkelan atau frustasi dan yang membuat
bahagia atau senang
Hal yang membuat pasien bahagia adalah bernyamyi dan mempunyai
pacar dan hal yang membuat pasien jengkel adalah ketika apa yang ia
minta tidak diberikan.
II. STATUS MENTAL
Dilakukan pada tanggal 19 Juni 2014 pukul 10.30 WIB di Ruang Kresna RS.
Dr. Marzoeki Mahdi Bogor.
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan Umum
Pasien seorang laki-laki berusia 20 tahun, berpenampilan fisik tampak sesuai
dengan usianya. Penampilan kurang rapi, sikap sopan, aktif, rambut berwarna
hitam, riasan sewajarnya, kebersihan cukup, kulit sawo matang, dan perawakan
pasien sedang.
2. Kesadaran
- Neurologis/biologis : compos mentis
- Psikologis : terganggu
- Sosial : baik
3. Perilaku dan aktivitas motorik
Sebelum wawancara: pasien sedang tidur-tiduran di kamar
Selama wawancara: pasien duduk dengan ekspresi yang tenang, agak
mengantuk, sesekali makan, kontak mata dengan pemeriksa adekuat
Setelah wawancara: pasien kembali ke kamar dengan tenang
7
4. Pembicaraan
Pasien menjawab pertanyaan yang diajukan dengan volume suara keras, dan
spontan.
5. Sikap terhadap pemeriksa : kooperatif dan aktif
B. Alam Perasaan
1. Afek : labil, dangkal, skala diferensiasi sempit
2. Mood : hiperthym
3. Keserasian : tidak serasi antara emosi dan isi pembicaraan.
4. Empati : tidak dapat diraba-rasakan
5. Pengendalian : cukup
6. echt
C. Fungsi Intelektual
1. Taraf pendidikan, pengetahuan dan kecerdasan
Taraf Pendidikan/Intelegensia : SD (sesuai dengan taraf pendidikan)
Pengetahuan Umum : Baik (pasien dapat menyebutkan isi surat—
surat Al-qur’an)
Kecerdasan : Baik (pasien mampu menjawab soal
hitungan yang ditanyakan oleh pemeriksa)
2. Daya Konsentrasi : Baik (pasien dapat menjawab pertanyaan
“7 serial test” dengan benar)
3. Orientasi
Daya Orientasi Waktu : Baik (pasien dapat mengidentifikasi hari,
tanggal, bulan dan tahun)
Daya Orientasi Tempat : Baik (pasien mengetahui dimana ia berada
sekarang)
Daya Orientasi Personal : Baik (pasien mengenali pemeriksa sebagai
dokter).
4. Daya Ingat
8
Daya Ingat Jangka Panjang : Baik (pasien ingat nama sekolahnya
terdahulu)
Daya Ingat Jangka Pendek : Baik (pasien ingat hari ini sarapan apa dan
lauk makan apa saja, serta aktivitas yang dilakukan selama hari tersebut)
Daya Ingat Sesaat : Baik (pasien mampu mengingat nama
pemeriksa setelah beberapa menit)
5. Kemampuan Visuospatial : baik (Pasien dapat menirukan gambar yang
di buat pemeriksa)
6. Pikiran Abstrak : Kurang (pasien kurang tepat dalam
mengartikan arti peribahasa “udang di balik batu”)
7. Kemampuan Menolong Diri : Baik (pasien mau makan dan mandi secara
teratur)
D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi
- Halusinasi Auditorik : Ada (pasien mendengar suara orang-orang yang
memerintahnya untuk pergi dan membeli ini itu)
- Halusinasi Visual : Tidak ada
2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada
E. Proses Pikir
1. Arus Pikir
Produktivitas : Banyak ide
Kontinuitas Pikiran : Flight of ideas
Hendaya Berbahasa : Tidak ada.
Pasien mengunakan bahasa secara lazim
sesuai dengan tata bahasa.
2. Isi Pikir
Preokupasi : Tidak Ada
9
Waham
Waham kejar : Pasien merasa yakin bahwa orang-orang
akan memukulinya
Waham bizar
F. Pengendalian Impuls : kurang
G. Daya Nilai
1. Daya nilai sosial
Baik (ketika diberi pertanyaan apakah perbuatan yang ia lakukan selama
ini seperti menghancurkan barang-barang di rumah adalah perbuatan baik
atau tidak, pasien menjawab tidak baik)
2. Uji daya nilai
Baik (pasien jika melihat anak kecil terjatuh di jalan pasien akan
menolongnya)
3. Penilaian realita
Terganggu (Ditemukan adanya waham dan halusinasi)
H. Tilikan : Derajat 1
I. Taraf Dapat Dipercaya : kurang dapat dipercaya
III. STATUS FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal 19 Juni 2014 pukul 12.00 WIB di
Ruang Kresna RSMM Bogor
A. Status Internus
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Frekuensi napas : 20x/menit
Frekuensi nadi : 84x/menit
10
Suhu : dalam batas normal
Status gizi : Kesan gizi cukup
BB 165 cm, BB = 48 kg; IMT = 17,63 kg/m2
Kulit : sawo matang
Kepala : Tidak ada deformitas, normocephali
Rambut : Hitam, lebat, tidak mudah tercabut
Mata : Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik
Telinga : Normotia, sekret (-)
Gigi dan mulut : Dalam batas normal
Leher : Pembesaran KGB (-)
Jantung : Bunyi jantung I-II normal, murmur (-), gallop (-)
Paru : Pergerakan dinding dada simetris, suara napas
vesikuler, Ronkhi -/-, wheezing -/-
Abdomen : Datar, supel, bising usus normal, tidak ditemukan
pembesaran hepar dan lien.
Ekstremitas : Akral hangat (+), edema (-)
B. Status Neurologis
GCS : 15 (E4,V5,M6)
Kaku kuduk : (-)
Pupil : Bulat, isokor
Kesan parase nervus kranialis : (-)
Motorik : Kekuatan (5), tonus baik, rigiditas (-),
spasme (-), hipotoni (-), eutrofi, tidak ada
gangguan keseimbangan dan koordinasi
Sensorik :Tidak ada gangguan sensibilitas
Reflex fisiologis : Normal
Reflex patologis : (-)
Gejala ekstrapiramidal : (-)
Stabilitas postur tubuh : Normal
11
Tremor di kedua tangan : (-)
IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Pasien adalah seorang laki-laki berusia 20 tahun dengan keluhan sering
Keluyuran sejak 1 tahun SMRS. Setelah tamat SD pasien di masukan ke pesantren
oleh orang tuanya. Pasien mengatakan saat di pesantren ia merasa tidak betah
karena sering dikatai jelek oleh teman-temannya. Pasien bercerita orang tuanya
yang membawa dirinya ke rumah sakit namun pasien tidak tau mengapa ia dibawa
ke rumah sakit, ia mengatakan awalnya ia sehat-sehat saja namun lama kelamaan
pasien menjadi sering keluyuran. Pasien mengatakan saudara kembarnya lebih
parah dari dirinya, sering keluyuran, kebut-kebutan menghancurkan barang-
barang, main sampai malam dan tidak tidur.
Satu tahun SMRS, pasien mudah tersinggung dan marah-marah tanpa sebab
yang jelas, mulai keluyuran, berbicara dan tertawa sendiri . Keluarga pasien juga
mengatakan pasien sering kabur dari rumah bersama saudara kembarnya yang
juga memiliki penyakit yang sama. Pasien terkadang membawa benda tajam lalu
mengancam untuk membunuh ayahnya. 1 tahun yang lalu pasien juga pernah
kabur dari Yayasan Kimia Farma dengan cara menghancurkan tembok dan
memanjat ke atap bersama-sama dengan saudara kembarnya akhirnya pasien dan
saudaranya di rujuk ke RSMM Bogor. Saat di rumah sakit pasien dan saudaranya
di tempatkan di satu ruangan namun kondisinya makin memburuk. Akhirnya
keduanya di pindah rawat ke ruangan yang berbeda.
Selama di rumah pasien sering merasa kesal karena keinginannya tidak
dipenuhi seperti membeli handphone dan motor sehingga pasien merasa kesal dan
marah-marah di rumah lalu kabur.
Pasien mengatakan ia mendengar bisikan laki-laki yang menyuruhnya untuk
pergi dan membeli ini itu sehingga ia sering keluyuran. Namun pasien tidak tahu
wujud orang-tersebut. Saat di rumah pasien tidak teratur minum obat dan tidak
pernah kontrol. Pasien telah putus obat selama 1 tahun.
Pada status mental ditemukan:
12
- Kesadaran psikologis : terganggu
- Perilaku dan aktivitas motorik selama wawancara: pasien duduk dengan
ekspresi yang tenang, , tidak tegang, kontak mata dengan pemeriksa
adekuat
- Pembicaraan: volume suara keras, cepat, spontan
- Afek : labil, dangkal, skala diferensiasi sempit, tidak serasi, empati tidak
dapat dirabarasakan
- Mood : hiperthym
- Daya Konsentrasi: Baik
- Orientasi Waktu dan tempat : Baik
- Pikiran Abstrak : Baik
- Kemampuan Menolong Diri : Baik
- Gangguan Persepsi Halusinasi : auditorik
- Arus Pikir
Produktivitas : Banyak ide
Kontinuitas Pikiran : Flight of Ideas
- Isi Pikir Waham : kejar
- Uji daya nilai : Baik
- Penilaian realita : terganggu
- Tilikan : Derajat 1
- Taraf Dapat Dipercaya : Kurang dapat dipercaya
VI. FORMULASI DIAGNOSTIK
Pada pasien terdapat pola perilaku atau psikologis yang secara bermakna dan
khas berkaitan dengan suatu gejala yang menimbulkan hendaya (disfungsi)
dalam berbagai fungsi psikososial. Terdapat pula penderitaan (disstres) yang
dialami oleh pasien. Dengan demikian dapat disimpulkan pasien mengalami
gangguan jiwa.
Diagnosis Aksis I :
13
Berdasarkan anamnesis, pasien tidak memiliki riwayat cedera kepala,
riwayat tindakan operatif, dan riwayat kondisi medik lain yang dapat
secara langsung ataupun tidak langsung mempengaruhi fungsi otak.
Berdasarkan pemeriksaan fisik juga tidak ditemukan kondisi medis umum
yang dapat mempengaruhi fungsi otak. Pasien tidak mengalami gangguan
yang bermakna yang menimbulkan gangguan jiwa. Oleh karena itu,
gangguan mental organik (F00-09) dapat disingkirkan.
Pada tidak mempunyai riwayat penggunaan zat psikoaktif dan alkohol,
sehingga diagnosis gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat
psikoaktif (F10-19) dapat disingkirkan.
Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, maka kasus ini dapat
digolongkan kedalam:
Berdasarkan PPDGJ III, kasus ini dapat digolongkan kedalam
Skizoafektif, karena:
A. Terdapatnya halusinasi dan waham yang sesuai dengan skizofrenia
B. Disertai gangguan mood yang timbul dalam periode yang hampir
bersamaan bersamaan yang tidak cocok dalam kriteria manik
atau depresif
A. Eksklusi skizofrenia: meskipun sama-sama terdapat gejala psikotik
berupa waham dan halusinasi namun pada skizofrenia tidak di
dapatkan gangguan suasana perasaan/mood
B. Eksklusi gangguan akibat zat atau kondisi medis umum: gangguan
tidak disebabkan oleh efek fisiologis langsung dari zat (contohnya
penyalahgunaan obat, medikasi) atau kondisi medis umum.
Berdasarkan PPDGJ-III, kasus ini lebih di titik beratkan pada F 25.0
Skizoafektif, karena:
Terdapat gangguan episodik gejala gangguan mood maupun gejala
skizofrenik yang menonjol dalam episode penyakit yang sama,
baik secara simultan atau secara bergantian dalam beberapa hari
14
Sebagai tambahan:
- Halusinasi dan/atau waham harus menonjol;
(a) Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau
memberi perintah, atau halusinasi auditorik tanpa bentuk
verbal berupa bunyi pluit (whistling), mendengung
(humming), atau bunyi tawa (laughing);
(b) Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat
seksual, atau lain-lain perasaan tubuh; halusinasi visual
mungkin ada tetapi jarang menonjol;
(c) Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham
dikendalikan (delusion of control), dipengaruhi (delusion of
influence), atau “passivity”(delusion of passivity), dan
keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam, adalah yang
paling khas;
Diagnosis aksis II
Tidak ditemukan adanya ciri kepribadian ataupun gangguan kepribadian pada
pasien.
Diagnosis aksis III
Pada pemeriksaan fisik dan pemeriksaan neurologis tidak ditemukan kondisi
medik yang berhubungan dengan kondisi pasien pada saat ini, dapat disimpulkan
tidak ada diagnosis pada aksis III.
Diagnosis aksis IV
Berdasarkan autoanamnesis, didapatkan adanya masalah psikososial dan
lingkungan sebelum timbulnya gejala.
Diagnosis aksis V
Skala GAF :
GAF HLPY : 80-71 (gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan
dalam sosial, pekerjaan, sekolah,dll)
15
GAF saat masuk : 50-41 (gejala berat (serious), disabilitas berat)
GAF saat ini: 70-61 (beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas
ringan dalam fungsi, secara umum masih baik)
VII. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I : Skizoafektif tipe manik (DSM IV dan PPDGJ III)
Aksis II : Tidak ada diagnosis
Aksis III : Tidak ada diagnosis
Aksis IV : Masalah psikososial dan lingkungan
Aksis V : GAF HPYL : 80-71
GAF saat masuk : 50-41
GAF saat ini : 70-61
VIII. DAFTAR PROBLEM
Organobiologi : ada faktor herediter
Psikologis : Terdapat waham kejar, halusinasi auditorik 2nd order
Sosiobudaya : Hendaya dalam fungsi sosial
IX. DIAGNOSIS BANDING
Gangguan bipolar episode kini manik dengan gejala psikotik
X. PROGNOSIS
Ad vitam : ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
Ad sanasionam : dubia ad malam
A. Faktor yang memperingan :
- Adanya dukungan dari keluarga
- Gejala muncul didahului oleh stressor (pencetus)
16
B. Faktor yang memperberat :
- Terdapat riwayat gangguan jiwa (genetik) pada keluarga
- Onset usia muda
- Pernah putus obat
- Tidak pernah sembuh sempurna
- Tempat tinggal jauh dari RSMM
- Pasien takut kepada saudara kembarnya dan menuruti kemauan saudara
kembarnya.
X. PENATALAKSANAAN
Psikofarmaka :
Asam valproat ER (Depacote) 1x500 mg
Risperidone 2x2 mg
Clorpromazin 1x100mg (malam hari)
Haloperidol 3 x 5mg
THP 3 x 2mg
Psikoterapi
Psikoterapi suportif dengan memberikan pasien kesempatan untuk
menceritakan masalahnya dan meyakinkan pasien bahawa ia
sanggup menghadapi masalah yang ada.
Memotivasi pasien untuk rajin minum obat secara teratur dan
memberikan dukungan kepada pasien bahawa ia dapat kembali
pulang ke rumah apabila menurut dokter yang merawat keadaan
dirinya sudah membaik.
Memberikan pengetahuan tentang kehidupan beragama, berkeluarga,
dan sosial yang baik.
Sosioterapi
17
Memberi nasehat kepada keluarga pasien agar mengerti keadaan
pasien dan selalu memberi dukungan kepada pasien.
Mengikutsertakan pasien dalam kegiatan RSMM agar dapat
berinteraksi dengan baik dan pendalaman agama sesuai dengan
kepercayaannya.
Mengingatkan keluarga pasien untuk rajin kontrol ke Poli Psikiatri
dan mengambil obat secara teratur setelah selesai rawat inap dalam
program rawat jalan.
Mengajarkan keterampilan yang sesuai dengan kemampuan dan
pendidikannya.
Memberikan informasi pentingnya ADL dalam kehidupannya sehari-
hari dan menyakinkan pasien agar mahu melaksanakan kegiatan
tersebut.
18