Upload
gede-ngurah-probo
View
444
Download
31
Embed Size (px)
DESCRIPTION
powerpoint untuk referat cedera kepala yang diajukan pada kepaniteraan klinik bagian ilmu saraf RSUD Budhi Asih Jakarta
Citation preview
CEDERA KEPALA
I Gede Ngurah Probo Suteja Putra
030.08.194
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf
RSUD Budhi Asih
PENDAHULUAN
• Cedera kepala atau yang disebut dengan trauma kapitis adalah ruda paksa tumpul / tajam pada kepala atau wajah yang berakibat disfungsi cerebral sementara.
• Penyebab kematian dan kecacatan utama pada usia produktif
• Pembagian : simple head injury, commutio cerebri, contusion cerebri, laseratio cerebri, basis cranii fracture.
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
trauma mekanik pada kepala yang terjadi baik secara langsung atau tidak langsung yang kemudian dapat berakibat pada gangguan fungsi neurologis,
fungsi fisik, kognitif, psikososial, yang dapat bersifat temporer ataupun permanent.
suatu kerusakan pada kepala, bukan bersifat kongenital ataupun degeneratif, tetapi disebabkan oleh serangan / benturan fisik dari luar, yang
dapat mengurangi atau mengubah kesadaran, sehingga menimbulkan kerusakan kemampuan kognitif dan fungsi fisik
ANATOMI KEPALA
`
ASPEK FISIOLOGIS CEDERA KEPALA
TIKNormal +/- 10 mmHg
Hukum Monroe-KellieVic = V br+ V csf + V
bl
Tekanan Perfusi otakPerbandingan MAP dan
TIK. Buruk jia < 70 mmHg
Aliran darah otak (ADO)
normal kira-kira 50 ml/100 gr
PATOFISIOLOGI CEDERA KEPALA
Primer
Sekunder
1. akibat langsung dari suatu ruda paksa
2. Coup dan countercoup
tahap lanjutan dari kerusakan otak primer,
berupa perdarahan, edema otak, kerusakan neuron berkelanjutan, iskemia, peningkatan tekanan intrakranial
dan perubahan neurokimiawi
KLASIFIKASI CEDERA KEPALA
Mekanisme cedera kepala
• Cedera kepala tumpul
• Cedera kepala tembus
Beratnya cedera
• 1. Nilai GCS sama atau kurang dari 8 didefenisikan sebagai cedera kepala berat.
• 2. Cedera kepala sedang memiliki nilai GCS 9-13
• 3. Cedera kepala ringan dengan nilai GCS 14-15.
MORFOLOGI CEDERA
Fraktur cranium
• Pada atap atau dasar tengkorak
• Tanda – tanda jelas : kimosis periorbital (raccoon eye sign), ekimosis retroauikular (battle sign), kebocoran CSS(Rhinorrhea, otorrhea) dan paresis nervus fasialis
Lesi Intrakranial
• EDH
• SDH (akut, kronik)
• Kontusi dan hematoma intraserebral
• Cedera difus
Fraktur maxilofacial
• Faktur maxilaris
• Fraktur mandibula
• Fraktur gigi
• Fraktur os nasal
• Fraktur os orbita
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto polos kepalaCT-Scan (dengan
atau tanpa kontras)
MRI, Cerebral Angiography, Serial EEG, X-Ray, BAER, PET, CSF, Lumbal Punksi, ABGs,
Kadar Elektrolit, Screen Toxicologi
PENATALAKSANAAN
Primer
• airway, breathing, circulation, disability, dan exposure
Sekunder
• Cairan intravena, hiperventilasi, pemberian manitol, steroid, furosemid, barbitirat dan antikonvulsan
memantau sedini mungkin dan mencegah cedera kepala sekunder serta memperbaiki keadaan umum
OPERATIFvolume masa hematom mencapai lebih dari 40 ml di daerah supratentorial atau lebihdari 20 cc di daerah infratentorialkondisi pasien yang semula sadar semakin memburuk secara klinistanda fokal neurologis semakin beratterjadi gejala sakit kepala, mual, dan muntah yang semakin hebatpendorongan garis tengah sampai lebih dari 3 mmterjadi kenaikan tekanan intrakranial lebih dari 25 mmHg.terjadi penambahan ukuran hematom pada pemeriksaan ulang CT scanterjadi gejala akan terjadi herniasi otakterjadi kompresi / obliterasi sisterna basalis
PROGNOSA
• anak-anak biasanya memiliki daya pemulihan yang baik. Penderita yang berusia lanjut biasanya mempunyai kemungkinan yang lebih rendah untuk pemulihan dari cedera kepala
KESIMPULAN
• Cedera kepala bisa menyebabkan kematian tetapi juga penderita bisa mengalami penyembuhan total
• Aspek-aspek terjadinya cedera kepala dikelompokan menjadi beberapa klasifikasi yaitu berdasarkan mekanisme cedera kepala, beratnya cedera kepala, dan morfologinya.
• Kerusakan otak sering kali menyebabkan kelainan fungsi yang menetap, yang bervariasi tergantung kepada kerusakan yang terjadi, apakah terbatas (terlokalisir) atau lebih menyebar (difus). Kelainan fungsi yang terjadi juga tergantung kepada bagian otak mana yang terkena
• Gejala yang terlokalisir bisa berupa perubahan dalam gerakan, sensasi, berbicara, penglihatan dan pendengaran. Kelainan fungsi otak yang difus bisa mempengaruhi ingatan dan pola tidur penderita, dan bisa menyebabkan kebingungan dan koma.
DAFTAR PUSTAKA
• American College of Surgeons, 1997, Advance Trauma Life Suport. United States of America: Firs Impression
• Ariwibowo Haryo et all, 2008, Art of Therapy: Sub Ilmu Bedah. Yogyakarta: Pustaka Cendekia Press of Yogyakarta
• Bernath David, 2009, Head Injury, www.e-medicine.com
• Boies adam., 2002, Buku Ajar Penyakit THT: Edisi 6, Jakarta: EGC.
• Hafid A, 2007, Buku Ajar Ilmu Bedah: edisi kedua, Jong W.D. Jakarta: penerbit buku kedokteran EGC
• Ghazali Malueka, 2007, Radiologi Diagnostik, Yogyakarta: Pustaka Cendekia.
•
• Japardi iskandar, 2004, Penatalaksanaan Cedera Kepala secara Operatif. Sumatra Utara: USU Press.
• Kluwer wolters, 2009, Trauma and acute care surgery, Philadelphia: Lippicott Williams and Wilkins
TERIMA KASIH