Upload
pramahadi-febriyanto
View
129
Download
15
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Cheat Sheet
Citation preview
Sistem produksi minyak dan gas bumi terdiri dari
reservoir, well, flowline, separator, pompa, dan
pemipaan trensportasi. Reservoir : formasi bawah
tanah yang berpori dan permeable mengandung
banyak hidrokarbon yang dibatasi batu
impermeable dan tahanan berupa air dan
terkarakterisasi oleh system tekanan alami tunggal.
Minyak saat tekanan diatas bubble-point disebut
undersaturated oil karena dapat melarutkan gas
pada suhu tertentu. Saat tekanan bubble-point
disebut saturated oil karena melarutkan gas
berlebih pada suhu tertentu. Well dalam reservoir
tergantung nilai GOR. Miyak dapat dibagi dengan
batasan berdasarkan mekanisme penggerak, yaitu
water drive reservoir, gas-cap drive reservoir,
dissolved gas drive reservoir.
Wellhead adalah set peralatan surface yang berada
dibawah master valve. Kebanyakan well
diproduksi melalui serangkaian pemipaan yg
dijalankan dalam casing string. Pada permukaan,
pemipaan didukung oleh kepala
pemipaan.peralatan pada atas wellhead produksi
disebut Christmas tree. Surface choke adl bagian peralatan digunakan mengontrol flowrate.
Separator berfungsi memisahkan minyak dengan
gas. Separator horizontal dipakai karena biaya
rendah, nilai GOR tinggi, dan pemisahan cairan dr
cairan. Mereka memiliki lbh besar interface gas-
cairan krn besar, panjang. Vertical digunakan utk
nilai GOR rendah/intermediet dan aliran banyak
cairan slugs. Properties of oil. Terdiri dari gas-oil
ratio(GOR), densitas, formation volume factor,
viskositas, dan kompresibilitas. Solution GOR(Rs
scf/stb): ratio volume gas produksi pd permukaan
(kondisi standar) thd volume tanki penyimpanan
minyak. =()
() Densitas(oAPI) o =
141,5
11,5 =
,
Formation volume
factor (Bo, rb/stb) =
Viskositas(o, cp)
= (0,32 +1,8107
4,53) (
360
+200)
, =
10(0,4+8,22
) Kompresibilitas (co) =
1
(
)
Fungsi-fungsi surface facilities: (1) Memfasilitiasi
terjadinya transport (aliran) fluida dari dasar sumur
ke permukaan hingga sales point; (2) Memisahkan
minyak, gas, air; (3) Memisahkan kondensat dari
gas; (4) Membersihkan gas dari pollutant; (5)
Membersihkan minyak dari air; (6) Membersihkan
air dari minyak.
BAB 3
Reservoir deliverability bergantung terhadap: (1)
Tekanan reservoir; (2) Ketebalan pay zone dan
permeabilitasnya; (3) Tipe batasan reservoir dan
jarak reservoir; (4) Jari-jari sumur; (5) Sifat fluida
reservoir; (6) Kondisi dekat-sumur;
(7)Permeabilitas relatif reservoir. Vertikal well.
Aliran Transient didefinisikan sebagai rezim aliran
mana / ketika radius gelombang tekanan propagasi
dari sumur bor belum mencapai batas-batas dari
reservoir. Persamaan turun tekan
Biasanya produksi minyak bekerja pada tekanan
bawah-lubang konstan (pwf= konstan). Karena
dianggap konstan, maka laju alir produksi minyak
dirumuskan sebagai berikut :
Untuk sumur minyak laju alir produksinya adalah :
pwf = tekanan aliran lubang-bawah (psia); pi =
tekanan awal; q = laju alir produksi minyak
(stb/day); 0 = viskositas minyak (cp); k = permeabilitas efektif horizontal terhadap minyak
(md); h = ketebalan reservoir (ft); t = waktu laju
alir (jam); = porositas; ct = total kompresibilitas (psi-1); rw = Jarak sumur dari permukaan pasir (ft);
S = Skin faktor; Log = 10-based logaritma Log10;
qg = laju produksi gas (Mscf/d); T = Temperatur
(oR); m(p) = tekanan-pseudo gas nyata, yang
diturunkan sebagai berikut :
Aliran Tunak didefinisikan sebagai rejim aliran
dimana tekanan pada setiap titik pada reservoir
yang tersisa selalu konstansepanjang waktu.
pe = tekanan pada batasan tekanan-konstan; re =
radius sumur pada tekanan konstan. Aliran
pseudo-steady state didefinisikan sebagai rezim
aliran mana tekanan pada setiap titik dalam
reservoir menurun pada tingkat yang konstan dari
waktu ke waktu.
Waktu alir yang diperlukan untuk saluran tekanan
untuk mencapai batas melingkar dapat dinyatakan
sebagai : Karena pe pada
pers. Sebelumnya tidak diketahui, maka digunakan
tekanan rata-rata reservoir untuk menentukan q,
yaitu :
Dimana adalah tekanan rata-rata reservoir dalam psia. Jika batas-batas tidak ada aliran
menggambarkan area drainase bentuk bukan
lingkaran, persamaan berikut harus digunakan
untuk analisis aliran pseudo-steady-state :
A = area drainase, ft2; = 1,78 = konstanta euler; CA = faktor bentuk area drainase, 31,6 untuk
bentuk batasan lingkaran. Untuk sumur gas yang
berlokasi di tengah area drainase berbentuk
lingkaran, penyelesaian untuk pseudo-steady sate
adalah :
D = koefisien aliran non-Darcy (d/Mscf)
Horizontal well
Dimana,
Dan kH = permeabilitas rata-rata
arah horizontal (md); kV = permeabilitas vertikal
(md); reH = jarak area drainase (ft); L = panjang
sumur arah horizontal (L/2 2100 (turbulent flow) Chens correlation gives 1
= 4 log{
3.70655.0542
[
1.1098
2.8257]
+ (7.149
)0.8981
}
= 12.3255 = 0.006583
If Fig. 4.2 is used, the chart gives moody friction
factor of 0.0265. Thus, the faning factor is
estimated as :
=0.0265
4= 0.006625
Finally, the pressure drop is calculated :
P =
z +
22 +
22
P
=32.17
32.17(51.57)(966) +
51.57
2(32.17)02
+2(0.006625)(51.57)(2.34)2(1000)
(32.17)(0.188)
P = 50435
2= 350
4.3 Aliran Multifasa dalam Sumur Minyak
Hampir seluruh sumur minyak menghasilkan
sejumlah air, gas, pasir selain minyak. Sumur ini
disebut sumur multifasa. Tubing performance
relationship (TPR) untuk 1 fasa tidak berlaku,
untuk menganalisa nya model multifasa
dibutuhkan.
4.3.1 Rezim Aliran Rezim aliran telah
diidentifikasi dalam aliran 2 fasa gas-cair, yaitu
aliran bubble/gelembung, slug, churn, dan annular.
Rezim aliran ini terjadi akibat peningkatan laju alir
gas untuk laju alir fluida yang diberikan. Pada
aliran gelembung/bubble : fasa gas didispersikan
dalam bentuk gelmembung kecil pada fasa cairan
secara kontinu. Pada aliran slug : gelembung gas
menyatu menjadi gelembung besar yang akan
mengisi selurung penampang pipa. Diantara
gelembung besar terdapat slug cairan mengandung
gelembung kecil dari gas yang naik. Pada aliran
churn : gelembung gas yang lebih besarmenjadi
tidak stabil dan akhirnya pecah menghasilkan
aliran yang turbulen dengan kedua fasa terdispersi.
Pada aliran annular gas menjadi fasa kontinu
dengan fasa cair mengalir dalam annulus melapisi
permukaan pipa dan dengan droplet yang naik
dalam fasa gas.
4.3.2 Tahanan Cair / Liquid Holdup Pada aliran
multifasa, jumlah pipa yang diduduki oleh fasa
terkadang berbeda dengan proporsional total laju
alir volumetrik. Hal ini terjadi dikarenakan
perbedaan densitas antara fasa. Perbedaan densitas
mengakibatkan fasa padat mengalir menuju posisi
teratas (fasa yang lebih ringan mengalir lebih cepat
dibandingkan fasa padat). Karena itu fraksi
volume in situfasa padat akan lebih besar
dibandingkan fraksi volume masukan. Liquid hold
up tergantung pada rezim aliran, data fisik cairan,
ukuran dan konfigurasi pipa. Nilai liquid hold up
hanya dapat ditentukan dengan pengukuran
eksperimen. Liquid hold up didefinisikan sebagai :
=V
Dimana : yL (fraksi hold up cairan), VL (volume
fasa cairan pada segmen pipa, ft3), V (volume
segmen pipa, ft3)
4.3.3 Model TPR Model TPR untuk sumur aliran
multifasa dapat dikategorikan menjadi 2, model
aliran homogen dan model aliran terpisahkan.
4.3.3.1 Aliran Homogen Aliran homogen
menganggap aliran multifasa sebagai campuran
homogen dan mengabaikan efek liquid hold up
sehingga model in kurang akurat dan biasanya
dikalibrasi dengan kondisi lokal lapangan.
Keuntungan model ini berdasarkan sifat alami
mekanistiknya yang dapat menangani 3fasa gas-
minyak-air dan 4fasa gas-minyak-air-pasir.
Dengan asumsi tidak terdapat slip pada fasa cair,
Poetman dan Carpenter menyatakan persamaan
untuk menghitung tekanan yang melintas dalam
tube vertikal dimana kondisi percepatan diabaikan:
p = ( +
)h
144, =
202M2
7.4137 10105
Dimana : p (kenaikan tekanan, psi), (densitas fluida rata-rata (berat sesifik), lbm/ft3), h (kenaikan ketinggian, ft), f2F(faning friction factor
untuk aliran 2 fasa), qo (laju produksi minyak,
stb/hari), M (massa total berhubungan dengan 1
stb minyak), D (diamtere dalam tube, ft)
Densitas rata-rata campuran dapat diperhitungkan
dengan :
=1 + 22
Dimana : 1 dan 1(densitas campuran pada segmen atas tube, dan segmen bawah tube, lb/ft3).
Densitas campuran terhadap titik yang diberikan
dapat dihitung berdasarkan laju air massa dan laju
alir volume :
=M
=350.17 ( +) +
5.615( + ) + ( )(14.7) (
520
) (1.0)
Dimana : o (spesific grafity minyak, 1 untuk air segar), WOR (water-oil ratio yang diproduksi), w (spesific grafity air, 1 untuk air segar), GOR (gas-
oil ratio yang diproduksi, scf/stb), air(densitas udara, lbm/ft3), g (spesific grafity gas, 1 untuk air segar), Vm (vol campuran berhubungan dengan 1
stb minyak, ft3), Bo (formation volume factor
minyak, rb/stb), Bw (formation volume factor air,
rb/bbl), Rs (perbandingan campuran gas-oil,
scf/stb), p (tekanan in situ, psia), T (temperatur in
situ, R), z (faktor kompresibilitas gas pada p dan
T). Jika data dari pengukuran langsung tidak
tersedia, campuran gas-oil ratio dan formation
volume factor minyak dapat diperkirakan
berdasarkan persamaan :
= [
18
100.0125
100.00091 ]
1.2048
,
= 0.9759+ 0.00012 [ ()0.5
+ 1.25 ]1.2
,
Dimana : t (temperatur in situ, F), f2F friction
factor 2 fasa dapat diperkirakan dari grafik
berdasarkan Poettman dan Carpenter, yang dapat
dihitung dengan persamaan :
2 = 101.4442.5log ()
Dimana (Dv) mewakili bilangan reynold mewakili gaya inersia dan dapat diformulasikan
sebagai :
() =1.4737 105
4.3.3.2 Model Aliran Terpisah Model aliran
terpisah lebih realistis yang biasanya diberikan
dalam tampilan empiris, pengaruh hold up dan
rezim aliran diperhitungkan. Kerugian model ini
bahwa sulit untuk mendefinisikan dalam program
komputer dikarenakan sebagian besar berbentuk
grafik. Persamaan Hagedorn-Brown:
=
+
2 2
+
(2 )
2
Juga dapat diekspresikan dalam unit U.S.
144
= +
2
7.413 10105+
(2 )
2
= + (1 ) = +
Dimana : M (total laju alir masa, lbm/d), (densitas rata-rata in situ, lbm/ft3), um (kecepatan
campuran, ft/s), L (densitas cairan, lbm/ft3), G (densitas gas in situ, lbm/ft3), uSL (kecepatan
superfisial pada fasa cairan, ft/s), uSG (kecepatan
superfisial pada fasa gas, ft/s).
Bilangan Reynold untuk aliran multifasa dapat
dihitung dengan :
=2.2 102
(1)
Dimana : mt (lajur alir massa). Metode m-HB
menggunakan persamaan Griffith untuk rezim
aliran gelembung/bubble. Aliran bubble telah
diamati terjadi jika g0.13, jika nilai LB< 0.13, maka LB=0.13
digunakan. Dengan mengabaikan energi kinetik,
korelasi Griffith dalam unit U.S. dapat
diekspresikan dengan :
144
= +
2
7.413 101052
Dimana mL (laju alir massa cairan), liquid hold
updalam korelasi Griffith dapat diekspresikan
dalam :
= 1 1
2[1 +
(1 +
)2
4]
Dimana s=0.8 ft/s. Bilangan Reynold digunakan untuk mendapatkan friction factor didasarkan pada
kecepatan cairan rata-rata in situ, yaitu
=2.2 102
4.4 Aliran Gas 1 Fasa Hukum pertama
termodinamika (kekekalan energi) mengatur
tentang aliran gas dalam tube. Efek perubahan
energi kinetik diabaikan karena variasi diameter
tube tidak signifikan pada kebanyakan sumur
minyak.
+
+
2
2= 0
Atau
29
+ {
+
82
2
252
[
]2
} = 0
4.4.1 Metode Temperatur Rata-rata dan Faktor
Kompresibilitas Apabila nilai rata-rata temperatur
dan faktor kompresibilitas pada seluruh tube dapat
diasumsikan maka persamaan menjadi :
2
= exp()2
+6.67 104[exp() 1]
2 22
5
dan
=0.0375
Darchy-Weisbach (Moody) friction factor dapat
ditemukan untuk tube dengan berbagai diameter,
kekasaran dinding, dan bilangan Reynold. Namun
jika diasumsikan berupa aliran turbulen, yang
merupakan kasus umum di sumur gas, maka
persamaan empiris sederhana dapat digunakan
untuk menentukan friction factorpada tube strings
umum (Katz and Lee) :
fM =0.01750
di0.224 untuk di 4.277 in
fM =0.01603
di0.164 untuk di > 4.277
Guo (2001) menggunakan persamaan Nikuradse
friction factor untuk aliran turbulent pada pipa
kasar :
fM = [1
1.74 2log (2)]
2
Karena faktor kompresibilitas rata-rata merupakan
fungsi tekanan, teknik numerik seperti Newron-
Raphson digunakan untuk menyelesaikan
persamaan Pwf untuk tekanan dasar lubang.
4.4.2 Metode Cullender dan Smith Metode ini
dapat digunakan untuk menyelesaikan persamaan
penentuan tekanan dasar lubang dengan
menggunakan algoritma numerik Cullender dan
Smith.
29
+ {
+
82
2
252
[
]2
} = 0
(
)
2
+82 2
252
=29
[
(
)
2
+82 2
252 ]
=29
Dalam unit U.S. (qmsc dalam MMscf/d)
[
0.001 ()
2
+ 0.66662
5 ]
= 18.75 Jika integrasi dilambangkan dalam simbol I, maka:
I =
0.001 ()
2
+ 0.66662
5
Sehingga
= 18.75
Dalam bentuk integrasi numerik, persamaan
tersebut dapat diekspresikan dalam bentuk : ()(+)
2+()(+)
2= 18.75
Dimana : pmf (tekanan pada kedalaman
menengah), Ihf, Imf, Iwf (integrasi dievaluasi pada
phf, pmf, dan pwf) Dengan asumsi kondisi pertama
dan kedua pada sisi kanan pada persamaan
tersebut mewakili setengah dari integrasi,
sehingga: ()(+)
2=18.75
2
()(+)
2=18.75
2
Sehingga persamaan berikut didapat :
= +18.75+
= +18.75+
4.5 Aliran Kabut dalam Sumur Gas Hampir
sebagian besar sumur gas menghasilkan sejumlah
besar cairan. Cairan ini merupakan formasi air
dan/atau kondensat gas (minyak ringan).
Tergantung tekanan dan temperatur pada sumur
minyak, kondensat gas tidak terlihat pada
permukaan tetapi terdapat pada sumur bor.
Beberapa sumur gas menghasilkan pasir dan
partikel batu bara. Sumur ini disebut sumur
multifasa. Model aliran 4fasa pada 4.3.3.1 dapat
diterapkan pada aliran kabut dalam sumur gas.
Bab 5 Choke Performance Wellhead chokes
digunakan untuk membatasi laju produksi karena
regulasi, melindungi peralatan surface dari
pengendapan lumpur, menghindari masalah pasir
akibat drawdown, dan mengontrol laju alir untuk
menghindari coning air atau gas. 2 jenis wellhead
chokes diantaranya positive/fixed chokes dan
adjustable chokes. Menempatkan chokes pada
wellhead ditujukan untuk memperbaiki tekanan
wellhead dan tekanan aliran dasar lubang, dan laju
produksi. Pada tekanan wellhead tertentu dengan
memperhitungkan pressure loss pada tube, tekanan
dasar lubang dapat diketahui. Jika tekanan
reservoir dan indeks produktivitas diketahui, laju
alir dapat ditentukan dengan dasar hubungan
performansi aliran masuk (IPR)
5.2 Aliran Sonic dan Subsonic Pressure drop
sepanjang well chokes biasanya tidak dapat
diabaikan. Tidak terdapat persamaan universal
untuk memperkirakan presure drop sepanjang
chokes untuk seluruh jenis fluida produksi.
Gelombang suara dan tekanan merupakan
gelombang mekanik, ketika kecepatan aliran fluida
pada chokes mencapai kecepatan suara pada fluida
di bawah kondisi tekanan in situ, aliran tersebut
disebut aliran sonic.Di bawah kondisi aliran sonic,
gelombang tekanan downstream choke tidak dapat
naik melalui choke dikarenakan medium (fluida)
mengalir pada arah yang sebaliknya pada
kecepatan yang sama. Sehingga diskontinuitas
tekanan terjadi pada choke oleh sebab itu tekanan
downstream tidak mempengaruhi tekanan
upstream. Karena diskontinuitas tekanan dalam
choke maka perubahan apapun pada tekanan
downstream tidak akan dideteksi dari pressure
gauge upstream juga sebaliknya. Aliran sonic ini
memfasilitasi fitur chokes unik yang menstabilkan
laju produksi dan kondisi operasional pemisahan.
Terjadinya aliran sonic pada choke tergantung
pada perbandingan tekanan downstream-upstream.
Jika perbandingan tekanan kurang dari
perbandingan tekanan kritis, sonic (kritikal) akan
terjadi. Apabila perbandingan tekanan ini lebih
besar/sama dengan perbandingan tekanan kritik,
aliran subsonic akan terjadi. Perbandingan tekanan
kritik sepanjang chokes diekpresikan sebagai :
(
)
= (2
+ 1)
11
(5.1)
Dimana poutlet (tekanan outlet pada choke), pup
(tekanan upstream), k=Cp/Cv (perbandingan panas
spesifik), Nilai k adlah sekitar 1.28 untuk gas
alam. Perbandingan tekanan kritik sekitar 0.55
untuk gas alam. Konstanta yang sama digunakan
untuk aliran minyak. Kurva performansi choke
umum ditampilkan dalam grafik.
5.3 Aliran Cairan 1 Fasa
Ketika pressure drop sepanjang choke berdasarkan
energi kinetik berubah, untuk aliran cairan 1 fasa,
maka persamaan menjadi
q = 2
dimana : q (laju alir, ft3/s), CD (koefisien discharge
choke), A (choke area, ft2), gc (faktor unit
konversi, 32,17 lbm.ft/lbf.s2), P (pressure drop, lbf/ft2), (densitas fluida, lbm/ft3) Dalam unit U.S.
q = 807422
dimana : q (laju alir, bbl/d), d2 (diameter choke,
in), P (pressure drop, psi). Koefisien discharge choke dapat ditentukan
berdasarkan bilangan Reynold dan perbandingan
choke/diameter. Korelasi berikut menujukan hasil
yang akurat unuk bilangan Reynold antara 104-106
untuk chokes jenis nozzle :
=21+0.3167
(21)0.6 + 0.025[( 4)]
Dimana : d1 (diameter pipa upstream, in), d2
(diameter choke, in), Nre (bilangan Reynold
berdsarkan d2)
5.4 Aliran Gas 1 Fasa Persamaan tekanan aliran
gas dalam choke didasarkan atas kondisi isentropik
karean tidak terdapat waktu untuk perpindahan
panas (adiabatik) dan kehilangan gesekan
diabaikan pada chokes. Selain pressure drop
sepanjang chokes, temperatur drop berkaitan
dengan aliran choke juga penting karena hidrat
mungkin terbentuk yang akan menghambat aliran.
5.4.1 Aliran Subsonic
= 12482
( 1)[(
)
2
(
)
1
]
Dimana : qsc (laju alir gas, Mscf/d), pup (tekanan
upstream choke, psia), A2 (luas penampang choke,
in2), Tup (temperatur upstream, R), g (gravitasi,
32.2ft/s2), g (spesific gravity gas berhubungan dengan udara). Bilangan Reynold untuk
menentukan CD diekspresikan, dimana (viskositas gas, cp) :
=202
Kecepatan gas dibawah kondisi aliran subsonic
kurang dari kecepatan suara pad agas pada kondisi
in situ :
= 2 + 2 [1
(
)
1
]
Dimana Cp (panas spesifik gas pada tekanan
konstan (187.7 lbf.ft/lbm.R untuk udara)
5.4.2 Aliran Sonic Dibawah kondisi aliran sonic,
laju gas mencapai kondisi maksimum. Laju gas
diekspresikan dalam persamaan (ideal gas) :
= 879(
) (
2
+ 1)
+11
(5.8)
Koefisien aliran choke CD tidak sensitif terhadap
bilangan Reynold untuk Nre lebih dari 106,
sehingga dapat diasumsikan untuk NRe 106 dapat
diasumsikan untuk nilai CD dengan bilangan
Reynolds yang lebih besar.
Kecepatan gas dibawah kondisi aliran sonic sama
dengan kecepatan suara pada gas dibawah kondisi
in situ :
= 2 + 2 [1
(2
+ 1)]
Atau 44.76
5.4.3 Temperatur dalam Choke Tergantung pada
perbandingan tekanan upstream-downstream,
temperatur pada choke dapa tjauh lebih rendah
dibandingkan yang diperkirakan.temperatur rendah
ini diakibatkan efek pendinginan Joule-Thompson
yang merupakan ekspansi tiba-tiba dibawah nozzle
mengakibatkan penurunan tekanan signifikan.
Temperatur dapat dengan mudah turun dibawah
temperatur es menghasilkan penyumbatan es jika
terdapat air. Bahkan temperatur masih adpat
berada diatas temperatur es, hidrat dapat terbentuk
danmenimbulkan penyumbatan. Asumsi proses
berlangsung isentropik untuk gas ideal mengalir
melalui chokes, temperatur pada downstream
choke dapat diperkirakan menggunakan
persamaan: =
(
)
1
Tekanan outlet sebanding dengan tekanan
downstream pada kondisi aliran subsonic.
5.4.4 Aplikasi Persamaan diatas digunakan untuk
memperkirakan temperatur downstream, laju
bagian gas pada tekanan upstream dan downstream
tertentu, tekanan upstream pada tekanan
downstream dan bagian gas (gas passage) tertentu,
tekanan downstream pada tekanan upstream dan
bagian gas tertentu. Untuk mengestimasi laju
bagian gas pada tekanan upstream dan downstream
tertentu prosedur berikut dapat digunakan : 1.
Menghitung perbandingan tekanan kritik (5.1), 2.
Menghitung perbandingan tekanan
downstream/upstream, 3.Jika perbandingan
tekanan downstream/upstream lebih besar dari
perbandingan tekanan kritik, gunakan (5.5)/(5.8).
5.5 Aliran Multifasa Ketika minyak yang
dihasilkan mencapai wellhead choke, tekanan
wellhead biasanya berada dibawah tekanan
bubble-point minyak. Hal ini berarti gas bebas
terdapat dalam aliran fluida melalui choke. Choke
akan berlaku berbeda tergantung dari kandungan
gas dan rezim aliran (sonic/subsonic).
5.5.1 Aliran Kritik (Sonic) Ketika gelembung gas
ditambahkan kedalam fluida tidak termampatkan,
diatas kecepatan kritik nya, medium akan menjadi
tidak mempu menyalurkan perubahan tekanan
menuju upstream melawan aliran. Beberapa model
empiris choke dikembangkan, yaitu :
=
Dimana : pwh (tekanan wellhead upstream, psia), q
(laju cairan gross, bbl/d), R (perbandingan
produksi gas-cair, Scf/bbl), S (ukuran choke, 1/64
in) dan C, m, dan n adalah konstanta empiris
tergantung terhadap sifat fisik fluida.
5.5.2 Aliran Subkritik (Subsonic)
Model aliran choke multifasa Sachdeva
merupakan model yang paling mewakili aliran ini
dan telah diterapkan pada beberapa software
modeling, model ini menggunakan persamaan
untuk menghitung boundary kritik-subkritik.
=
{
1 +
(1 1)(1 )11
1 +
2 +
(1 1)12
+2[(1 1)12
]2
}
1
(5.13)
Dimana : yc (perbandingan tekanan kritik), k
(Cp/Cv (perbandingan panas spesifik)), n
(eksponen polytropik untuk gas), x1 (kualitas gas
bebas upstream, fraksi massa), VL (volume
spesifik cairan upstream, ft3/lbm), VG1 (volume
spesifik gas upstream, ft3/lbm), VG2 (volume
spesifik gas downstream, ft3/lbm)
Eksponen polytropik gas dihitung berdasarkan
persamaan :
= 1 +1( )
1 + (1 1)
Volume spesifik gas (VG1) dapat ditentukan
menggunakan hukum gas berdasarkan tekanan dan
temperatur upstream. Volume spesifik gas (VG2)
diekspresikan dalam :
2 = 11
Perbandingan tekanan kritik yc dapat diselesaikan
dengan persamaan (5.13).
Perbandingan tekanan aktual dapat dihitung
dengan :
=21
Dimana : ya (perbandingan aktual tekanan), p1 dan
p2(tekanan upstream dan downstream, psia).
Jika ya< yc, aliran kritik terjadi, yc harus digunakan
(y=yc), kecuali jika aliran subsonic terjadi yaharus
digunakan (y=ya)
Fluks massa total dapat diperhitungkan dengan
menggunakan persamaan :
2 = {288122 [
(1 1)(1 )
+1
1(1
2]}0.5
1
2= 11
1 + (1 1)
Dimana : G2 (fluks massa downstream, lbm/ft2/s),
CD (koefisien discharge, 0.62-0.90), m2 (densitas campuran downstream, lbm/ft3), L (densitas cairan, lbm/ft3)
Setelah fluks massa ditentukan, laju alir massa
dapat dihitung dengan persamaan :
2 = 22 Dimana : A2 (luas penampang area, ft2), M2 (laju
alir massa downstream, lbm/s)
Laju alir massa cairan ditentukan dengan :
2 = (1 2)2 Pada kecepatan campuran umumnya 50-150ft/s
mengalir melalui chokes, pada umumnya tidak
terdapat waktu untuk transfer massa antara fasa
pada saluran. Sehingga x2=x1 dapat diasumsikan.
Laju alir volumetrik dapat ditentukan berdasarkan
densitas cairan.
Laju alir massa gas ditentukan dengan :
2 = 22 Laju alir volumetrik pada choke downstream dapat
ditentukan menggunakan hukum gas berdsarkan
tekanan dan temperatur downstream.
Keakuratan model Sachdeva dapat diperkuat
dengan menggunakan koefisien discharge yang
berbeda untuk jenis fluida dan sumur berbeda,
untuk memprediksi laju cairan sumur minyak dan
laju gas dari sumur kondensat gas CD=1.08, untuk
memprediksi laju gas sumur minyak CD=0.78,
untuk memprediksi laju cairan sumur kondensat
gas CD=1.53.
Bab 6 Well Deliverability
Well deliverability ditentukan oleh performa aliran
well dan performa aliran wellbore. Sifat fluida
berubah berdasarkan lokasi bergantung pada
sistem produksi tekanan dan temperatur minyak
dan gas. Nodal analysis adalah analisis untuk
menentukan laju produksi fluida dan tekanan pada
spesifik node. Nodal analysis biasanya digunakan
untuk bottom-hole atau wellhead sebagai solusi
node. Analiysis dengan Bottom-Hole Node. Ketika
bottom hole digunakan sebagai solusi node dalam
nodal analisis, performa aliran masuk adalah IPR
(inflow performance relationship) well dan
performa aliran keluar adalah tubing performance
relationship (TPR), jika di letakkan pada atas pay
zone. Gas Well. IPR bottom-hole node
= (2
2 )
dan aliran keluar (TPR)
2 =
2 +6.67 104[1]
222
5 cos
dan flow rate dengan tekanan pada bottom-hole
node dapat ditentukan dengan membuat grafik
antara 2 persamaan tersebut untuk menemukan
perpotongannya atau bisa di selesaikan secara
analitik dengan mensubsitusi 2 persamaan
tersebut. Oil Well. Tekanan reservoir di bawah
tekanan bubble-point , pada IPR straight line
menggunakan = ( ). TPR
menggunakan model Poettmann-Carpenter =
+ ( +
)
144 dimana pwh dan L adalah
tekanan head dan kedalam well. Persamaan Vogel
IPR untuk tekanan reservoir di bawah tekanan
bubble-point
= [1 0.2(
) 0.8(
)2]
atau
= 0.125 [81 80 (
) 1]
Untuk TPR dengan persamaan Guo-Ghalambor
adalah
144( )
+1 2
2ln(144 + )2 +
(144 + )2 +
+
2
[tan1 (
144 +
)
tan1 (144 +
)] = (cos + 2)
Jika tekanan bottom-hole diatas tekanan bubble-
point, persamaan IPR Vogel = + [1
0.2(
) 0.8(
)2]. Analysis with Wellhead
Node. Jka wellhead digunakan sebagai solusi node
dalan Nodal analysis, performa kurva aliran masuk
dalah wellhead performance relationship (WPR),
yang didapat dari tranformasi IPR wellhead
melalui TPR. performa kurva aliran keluar adalah
wellhead choke performance relationship(CPR).
Gas Well.
= [2
(2 +6.67 104[ 1]
2 22
5 cos
)]
hubungan antara wellhead pressure (phf) dan
produksi gas (qsc) adalah WPR dengan
= 879(
) (
2
+ 1)
+11
Oil Well. Jika tekanan reservoir di atas tekanan
bubble-point straight line IPR menggunakan =
( ). TPR oeh poettmann carpenter model
= + ( +
)
144. ydengan WPR adalah
aliran masuk wellhead node. dengan CPR =
. Jika tekanan reservoir dibawah tekanan
bubble-point, rumus Voger IPR adalah =
0.125[1 80(
) 1]. TPR di deskripsi
kan oleh Guo-Ghalambor model dengan
persamaan
144( )
+1 2
2ln(144 + )2 +
(144 + )2 +
+
2
[tan1 (
144 +
)
tan1 (144 +
)] = (cos + 2)
dan CPR dengan persamaan =
. Gas
Well. = (2
2)dimana Ci adalah
produktivity coefficient of lateral i dan ni adalah
produktivity exponent o lateral i. 2 =
(2 +6.67 104[1]
2 22
5 cos45
) dimana
=0.0375 cos45
2
dengan fMi untuk di>4.277 in =0.01603
0.164 4.277 =
0.01750
0.224 . Untuk fMi turbulen menggunakan rumus
= [1
1.742 log(2)]
2
. Untuk gas well mengikuti
persamaan
2
= 2
+6.67 104[ 1]
2=1
22
5
dimana
=0.0375
Persamaan IPR
=(
2 2)
1424[
1
ln(0.472
4
)]
Predicting Horizontal Gas-Liquid Flow Regime
2( / )L sL LG u lbm hr ft 2( / )G sG GG u lbm hr ft
1/2
0.075 62.4
G L
1/32
73 62.4L
L L
3/ , ; /Llbm ft cp dynes cm
The coordinates for the Baker map are a plot of
GG
versus L
G
G
G
The Mandhane map is simply a plot of superficial
liquid velocity versus superficial gas velocity.
The Beggs and Brill map plots the mixture Froude
number against the input fraction of liquid(
2
mFr
uN
gD ;
sLL
m
u
u )
Pressure Gradient CalculationEx:oil/gas flow in
horizontal pipe
Qo=2000 bbl/day oil ;Qgas=1 MMSCFD
D = 2 7/8 in (Area 0.0278 ft2)
Oil: visc. 2 cp ; = 49.9 lbm/ft3 ; 175 F ; 800 psia
Gas: visc. 0.0131 cp ; = 0.709 ; Z-factor 0.935
Beggs and Brill correlation
32
2000 / 5.615 / 1 / 864004.67
0.0278sL
bbl d ft bbl d s ftu
ft s
6 32
460 17510 / 14.70.935 8.72
0.0278 460 60 800 86400sG
ft d d ftu
ft s s
4.67 8.72 13.39 /m SL SGu u u ft s
4.670.35
13.39
sLL
m
u
u
1 0.35 0.65G
2
2
2
13.39
29.6
32.17 0.18825
mFr
ft
u sN
ftgDft
s
0.302
1 316 230LL 2.4684
2 0.000925 0.0124LL
1.4516
3 0.10 0.459LL
6.738
4 0.5 490LL
Segregated flow,
10.01L FRandN L atau
20.01L FRandN L Transition flow,
2 30.01L FRandL N L Intermittent flow,
3 10.01 0.4L FRandL N L atau
3 40.4L FRandL N L Distributed flow,
10.4L FRandN L atau
40.4L FRandN L Flow regime a b c
Segregated 0.98 0.4846 0.0868
Intermittent 0.845 0.5351 0.0173
Distributed 1.065 0.5824 0.0609
3 10.01 0.4L FRandL N L intermitten flow
0.5351
0.0173
0.845(0.35)0.454
(29.6)
b
Llo c
FR
ay
N
Horizontal = 0 0.454L loy y
m L L G G
3
3
28.97
28.97(0.709)(800 )2.6 /
(0.935) 10.73 (460 175)
GG
o
o
p
zRT
psialbm ft
psia ftR
mole R
3(0.35)(29.9) (0.65)(2.6) 19.1m
lbm
ft
m L L G G
(0.35)(2) (0.65)(0.0131) 0.709m cp
Rem m
m
m
u DN
Re
(19.1)(13.39)(2.259 /12)(1488)101,000
0.709mN
From Moody chart 0.0045nf
2 2
0.351.698
(0.454)
L
L
xy
2 4ln( )
0.3810.0523 3.182ln( ) 0.875 ln( ) 0.01853 ln( )
xS
x x x
0.3810.0045 0.006587Stp nf f e e
2
3
27.45 0.05
tp m m
F
f udp lbf psi
dz gD ft ft
Eaton correlation
. .
;L L L G G Gm q m q ;
. . .
m L Gm m m
4(..... )(6.72 10 ) .....sec. .sec
G
lbm lbmcp
ft cp ft
From Eaton friction factor correlation
. .0.5
2.25
0.057( )G m
G
m m
D
0.1.
.
L
G
mf
m
2
2
m m
F
f udp
dx gD
determine the liquid holdup
41.938 LvL sLN u
41.938 LvL sGN u
120.872 LDN D
43
10.1572L L
L
N
From Eaton holdup correlation
0.575 0.05 0.1
0.0277
(1.84) ( / )LvL b
vG D
N p p N
N N
Ly Dukler correlation
22
G GL Lk
L Gy y
;
Rek m
k
m
u DN
0.320.0056 0.5( Re )n kf N
= 1
ln
1.281 + 0.478 ln + 0.444(ln )2 + 0.094(ln )3 + 0.00843(ln )4
2
2
k m
F
f udp
dx gD
Kinetic energy contribution
2 21 G sG L sL
KF G L
u udp
dx g x y y
F KE
dp dp dp
dx dx dx
CHOKE PERFORMANCE
Single-Phase Liquid Flow
32 ( / )g P
q CA ft s
C = flow coefficient of the choke; A = choke area
(ft2); g = unit conversion factor, 32.17 lbm-ft/lbf-s2
P = lbf/ft2; = lbm/ft3; For oilfield units,
2
2
3
2
22,800 ( ) ( / )
; ; /m
Pq C D bbl d
D in P psi lb ft
From flow coefficient for liquid flow through a
choke, NRe (based on D2) C
Single-Phase Gas Flow
=
4221
(
2
28.971)(
1)[(
2
1)
2 (
2
2)
+1]
= 3.505642 (
1
) (
2
28.971)(
1) [(
2
1)
2 (
2
2)
+1]
qg= MSCF/d ; D64is the choke diameter (bean size)
in 64ths of inches (e.g., for a choke diameter of
in., D2 = 16/64 in and D64 = 16) ; T1 = R ; = Cp/Cv ; is flow coefficient of the choke.
Multiphase Flow
1/2
2 2
g lc g g g g
g gc l lc
vv v
Gilbert and Ros correlation
1
64
( )BlC
Aq GLRp
D ;
1/
64
1
( )C
B
lAq GLRDp
Correlation A B C
Gilbert 10.00 0.546 1.89
Ros 17.40 0.500 2.00
Omana correlation
3.49 3.19 0.657 1.80.263ql pl l DN N N N
1/1.8
3.49 3.19 0.6571
0.263D ql pl lN N N N
g
l
N
0.5
2
1
11.74 10pl
l l
N p
1.25
1.84 lql ll
N q
64
(0.1574)
D
l
l
ND
Surface facilities Gambarkan skematik rangkaian
surface facilities suatu sistem produksi lapangan
minyak yang mempunyai GOR tinggi, tekanan
wellhead tinggi dan pressure loss sepanjang
flowline rendah. Jelaskan secara singkat masing-
masing fungsi peralatan yang terdapat pada
fasilitas tersebut. Tuliskan uraian singkat fungsi-
fungsi dari surface facilities suatu sistem produksi
lapangan migas (minimal 6 fungsi)
Alat Surface Facilities: Separator untuk
memisahkan fasa minyak, gas dan air dari fluida;
Water treater untuk mengolah air formasi yang
ikut terproduksi; Scrubber untuk memisahkan
cairan yang masih terbawa dalam fasa gas; Booster
untuk meningkatkan laju aliran fluida; Filter untuk
memisahkan solid yang terbawa pada masing-
masing fasa; Coalescer untuk memisahkan butiran
cairan dan menggabungkannya menjadi butiran
yang lebih besar agar terpisah dengan fasa gas
secara gravitasi; Compressor untuk menempatkan
gas atau menaikkan tekanan; Heater untuk
memanaskan fluida; Cooler untuk menurunkan
temperatur fluida; Glycol Reconcenerator untuk
mengembalikan kondisi glycol dari rich glycol
menjadi lean glycol; Flash Chamber seperti
separator tetapi bekerja pada temperatur dan
tekanan rendah; Glycol Contactor sebagai tempat
terjadinya kontak antara lean glycol dengan gas
yang akan dihilangkan kandungan airnya.
Fungsi Surface Facilities: Memfasilitasi
terjadinya transport (aliran) fluida dari dasar sumur
ke permukaan hingga sales point; Memisahkan
minyak, gas, air; Memisahkan kondensat dari gas;
Membersihkan gas dari pollutant; Membersihkan
minyak dari air; Membersihkan air dari minyak.
Please, write-up of Properties of Petroleum Fluids. It should contain: Tipe Fluida Reservoir Black Oil. Initial producing gas-oil ratio: 2000
scf/STB; GOR akan meningkat selama produksi
ketika tekanan reservoir menurun dibawah tekanan
bubble-point. The gravity of the stock-tank liquid:
45o API; Stock-tank oil gravity akan menurun
seiring dengan waktu hingga di akhir dari reservoir
akan meningkat. The color of the stock-tank
liquid: berwarna sangat hitam yang menandakan
adanya hidrokarbon berat, biasanya berwarna
hitam, tetapi kadang didapatkan berwarna
kehijauan atau coklat. Analisa: Analisa laboratory
akan mengidentifikasikan oil formation volume
awal 2,0 res bbl/STB atau kurang. Oil formation
volume factor adalah kuantitas dari reservoir liquid
dalam kebutuhan barrels untuk memproduksi satu
persediaan tank barrel. Volume oil menyusut satu
setengah atau lebih dalam perjalanan ke tempat
penyimpanan. Komposisi C6+ harus lebih besar
dari 30 %-mol, dan mengidentifikasikan
banyaknya hidrokarbon berat dalam black oils.
Penentuan properties fluida :
=
o =
141,5
131,5. =
+
=1
. =
(5)
= + ( ). =
(7)
dengan: = ; o =
; = ; = ; = ; = Volatile Oil. Initial producing gas-oil ratio:2000 3300 scf/STB; GOR akan meningkat selama
proses produksi dan tekanan reservoir akan
menurun di bawah tekanan bubble-point. The
gravity of the stock-tank liquid: 40o API atau lebih
tinggi; akan meningkat selama produksi dan
tekanan reservoir akan menurun di bawah tekanan
bubble-point. The color of the stock-tank liquid:
biasanya berwarna coklat, orange, atau hijau.
Analisa: Analisa laboratory akan
mengidentifikasikan oil formation volume awal
2,0 res bbl/STB atau kurang. Produksi oil akan
menurun lebih dari satu setengah, seringnya tiga
per empat selama perjalanan menuju tempat
penyimpanan. Volatile oil di produksi melalui tiga
atau lebih tingkat surface separation untuk
mengurangi penyusutan. Komposisi volatile oils
antara 12,5 30 %-mol C6+. Perbedaan antara volatile oils dan retrograde gases berada pada 12,5
%-mol C6+. Jika konsentrasi C6+ lebih dari 12,5
%-mol, fluida reservoir berada dalam fasa liquid
dan ditunjukkan dengan bubble point; konsentrasi
C6+ di bawah 12,5 %-mol, fluida reservoir
terdapat dalam fasa gas dan ditunjukkan oleh dew
point.
Retrograde gas Initial producing gas-oil ratio:
sekitar 3300 5000 scf/STB; batas atas belum ditentukan, tetapi sudah diteliti hingga 150.000
scf/STB; GOR di atas 50.000 scf/STB
menandakan cairan di dalam reservoir sangat
sedikit dan fluida reservoir dapat diperlakukan
seperti wet gas; produksi retrograde gas akan
meningkat setelah produksi dimulai dengan
penurunan tekanan reservoir di bawah tekanan
dew-point gas. The gravity of the stock-tank
liquid: 40o 60o API dan meningkat seiring dengan turunnya tekanan reservoir di bawah
tekanan bubble-point. The color of the stock-tank
liquid: berwarna muda, coklat, orange, kehijauan,
atau bening. Analisa: Retrograde gases
menunjukkan dew point ketika tekanan menurun
pada temperatur reservoir. Fraksi C6+ akan kurang
dari 12,5 %-mol. Perilaku retrograde akan terjadi
pada kondisi gas reservoir di bawah 1% C6+,
retrograde liquid bisa diabaikan untuk kondisi
tersebut.
Wet gas Initial producing gas-oil ratio: lebih besar
dari 50.000 scf/STB; nilai GOR cenderung
konstan selama umur wet gas reservoir. The
gravity of the stock-tank liquid: 40o 60o API; nilainya sama dengan retrograde gas tetapi tidak
akan berubah selama umur reservoir. The color of
the stock-tank liquid: berwarna putih air.
Penentuan properties fluida : =+
+;
= + ; = 0,0762 + 350,2 (10)
= 0,00263 + 350,2
; =
+4600
+133.300
=
11+4600+
1+; =
5954
8,8=
42,43
1,008 (13)
= 2 + + 133.300
; =
22 + ; =
dengan : = ; = ; = ; = = ; = ; = ; = ; = Dry gas Initial producing gas-oil ratio: hanya
terdapat gas. The gravity of the stock-tank liquid:
tidak ada liquid. The color of the stock-tank liquid:
tidak berwarna.
Penentuan properties fluida : =
; =
(18)
=
; = ;
=
(21)
=
12
12
; = (23)
=
; = 1 ( 1 )
2 (25)
=()
(26)
dengan : = = = = ; = ; = ; = ; = ; = Construct IPR of two wells in an undersaturated
oil reservoir using the generalized Vogel equation.
The following data are given: Reservoir pressure:
= 5500 Bubble point pressure: = 3000 Tested flowing bottom-hole pressure in Well A: 1 = 4000 Tested production
rate from Well A: 1 = 300
Tested flowing
bottom-hole pressure in Well B: 1 =2000 Tested production rate from Well B: 1 = 900 / Well A:
=1
( 1)
=300
(5500 4000)
= 0,2
nilai pwf dimasukkan dengan rentang 0 pwf 5000 maka didapatkan hasil perhitungan seperti disajikan pada Tabel 1
pwf (psia) q (stb/day)
0 833
500 815
1000 781
1500 733
2000 670
2500 593
3000 500
5000 0
Well B:
=1
( ) +1,8 [1 0,2
0,8()2]
=900
(55003000)+30001,8
[10,220003000
0,8(20003000
)2];
= 0,2685
nilai pwf dimasukkan dengan rentang 0 pwf 5000 maka didapatkan hasil perhitungan seperti
disajikan pada Tabel 2
pwf (psia) q (stb/day)
0 1119
500 1094
1000 1049
1500 985
2000 900
2500 796
3000 671
5000 0
Construct IPR of a well in a saturated oil reservoir
using both Vogels equation and Fetkovichs equation. The following data are given: Reservoir
pressure: = 3500 Tested flowing bottom-hole pressure: pwf1 = 2000 psia Tested
production rate at pwf1: q1 = 500stb
dayTested
flowing bottom-hole pressure : pwf2 =1000 psia Tested production rate at pwf2: 2 =800 / Persamaan Vogel:
=1
1 0,21 0,8(
1 )
2
=500
1 0,220003500 0,8(
20003500)
2
= 800,65 / nilai pwf dimasukkan dengan rentang 0 pwf 3500 maka didapatkan hasil perhitungan seperti
disajikan pada Tabel 3
pwf (psia) q (stb/day)
0 800,65
500 765
1000 703
1500 614
2000 500
2500 359
3000 193
3500 0
Persamaan Fetkovich:
=log(
12)
log(2 1
2
2 22 )
=log(
500800)
log(35002 20002
35002 10002)
= 1,5
=1
(2 12 )
=500
(35002 20002)1,5
= 1,65 108
2
= (2 12 )
= 1,65 108(35002 12 )1,5
nilai pwf dimasukkan dengan rentang 0 pwf 3500 maka didapatkan hasil perhitungan seperti
disajikan pada Tabel 4
pwf (psia) q (stb/day)
0 800,65
500 765
1000 703
1500 614
2000 500
2500 359
3000 193
3500 0
Determine the IPR for a well at the time when the
average reservoir pressure will be 1700 psia. The
following data are obtained from laboratory test of
well fluid samples:
Reservoir
Properties Present Future
Average
pressure (psig) 2250 1685,3
Productivity
index J*
(stb/day-psi)
1,01
Oil viscosity
(cp) 3,11 3,63
Oil formation
volume factor
(rb/stb)
1,173 1,145
Relative
permeability to
oil
0,815 0,68
=
(
)
(
)
= 1,01
(0,68
3,63(1,145))
(0,815
3,11(1,173))
= 0,74
Persamaan Vogel untuk future IPR:
=1,8
[1 0,2
0,8()2]
=(0,74)(1685,3)
1,8[1 0,2
1685,3
0,8(
1685,3)2]
nilai pwf dimasukkan dengan rentang 0 pwf 2250 dan 0 pwf 1685,3 maka didapatkan hasil perhitungan seperti disajikan pada Tabel 6
Reservoir
pressure = 2250
psig
Reservoir
pressure = 1685,3
psig
pwf
(psig)
q
(stb/day)
pwf
(psig)
q
(stb/day)
2250 0 1685,3 0
2025 217 1516,77 119,11
1800 414 1348,24 227,14
1575 591 1179,71 324,09
1350 747 1011,18 409,96
1125 884 842,65 484,75
900 1000 674,12 548,46
675 1096 505,59 601,09
450 1172 337,06 642,64
225 1227 168,53 673,11
0 1263 0 692,50