4
Sistem produksi minyak dan gas bumi terdiri dari reservoir, well, flowline, separator, pompa, dan pemipaan trensportasi. Reservoir : formasi bawah tanah yang berpori dan permeable mengandung banyak hidrokarbon yang dibatasi batu impermeable dan tahanan berupa air dan terkarakterisasi oleh system tekanan alami tunggal. Minyak saat tekanan diatas bubble-point disebut undersaturated oil karena dapat melarutkan gas pada suhu tertentu. Saat tekanan bubble-point disebut saturated oil karena melarutkan gas berlebih pada suhu tertentu. Well dalam reservoir tergantung nilai GOR. Miyak dapat dibagi dengan batasan berdasarkan mekanisme penggerak, yaitu water drive reservoir, gas-cap drive reservoir, dissolved gas drive reservoir. Wellhead adalah set peralatan surface yang berada dibawah master valve. Kebanyakan well diproduksi melalui serangkaian pemipaan yg dijalankan dalam casing string. Pada permukaan, pemipaan didukung oleh kepala pemipaan.peralatan pada atas wellhead produksi disebut “Christmas tree”. Surface choke adl bagian peralatan digunakan mengontrol flowrate. Separator berfungsi memisahkan minyak dengan gas. Separator horizontal dipakai karena biaya rendah, nilai GOR tinggi, dan pemisahan cairan dr cairan. Mereka memiliki lbh besar interface gas- cairan krn besar, panjang. Vertical digunakan utk nilai GOR rendah/intermediet dan aliran banyak cairan slugs. Properties of oil. Terdiri dari gas-oil ratio(GOR), densitas, formation volume factor, viskositas, dan kompresibilitas. Solution GOR(Rs scf/stb): ratio volume gas produksi pd permukaan (kondisi standar) thd volume tanki penyimpanan minyak. = () () Densitas( o API) o = 141,5 − 11,5 = , Formation volume factor (Bo, rb/stb) = Viskositas(μo, cp) = (0,32 + 1,8×10 7 4,53 )( 360 +200 ) , = 10 (0,4+ 8,22 ) Kompresibilitas (co) =− 1 ( ) Fungsi-fungsi surface facilities: (1) Memfasilitiasi terjadinya transport (aliran) fluida dari dasar sumur ke permukaan hingga sales point; (2) Memisahkan minyak, gas, air; (3) Memisahkan kondensat dari gas; (4) Membersihkan gas dari pollutant; (5) Membersihkan minyak dari air; (6) Membersihkan air dari minyak. BAB 3 Reservoir deliverability bergantung terhadap: (1) Tekanan reservoir; (2) Ketebalan pay zone dan permeabilitasnya; (3) Tipe batasan reservoir dan jarak reservoir; (4) Jari-jari sumur; (5) Sifat fluida reservoir; (6) Kondisi dekat-sumur; (7)Permeabilitas relatif reservoir. Vertikal well. Aliran Transient didefinisikan sebagai rezim aliran mana / ketika radius gelombang tekanan propagasi dari sumur bor belum mencapai batas-batas dari reservoir. Persamaan turun tekan Biasanya produksi minyak bekerja pada tekanan bawah-lubang konstan (pwf= konstan). Karena dianggap konstan, maka laju alir produksi minyak dirumuskan sebagai berikut : Untuk sumur minyak laju alir produksinya adalah : pwf = tekanan aliran lubang-bawah (psia); pi = tekanan awal; q = laju alir produksi minyak (stb/day); μ0 = viskositas minyak (cp); k = permeabilitas efektif horizontal terhadap minyak (md); h = ketebalan reservoir (ft); t = waktu laju alir (jam); Φ = porositas; ct = total kompresibilitas (psi -1 ); rw = Jarak sumur dari permukaan pasir (ft); S = Skin faktor; Log = 10-based logaritma Log10; qg = laju produksi gas (Mscf/d); T = Temperatur ( o R); m(p) = tekanan-pseudo gas nyata, yang diturunkan sebagai berikut : Aliran Tunak didefinisikan sebagai rejim aliran dimana tekanan pada setiap titik pada reservoir yang tersisa selalu konstansepanjang waktu. pe = tekanan pada batasan tekanan-konstan; re = radius sumur pada tekanan konstan. Aliran pseudo-steady state didefinisikan sebagai rezim aliran mana tekanan pada setiap titik dalam reservoir menurun pada tingkat yang konstan dari waktu ke waktu. Waktu alir yang diperlukan untuk saluran tekanan untuk mencapai batas melingkar dapat dinyatakan sebagai : Karena pe pada pers. Sebelumnya tidak diketahui, maka digunakan tekanan rata-rata reservoir untuk menentukan q, yaitu : Dimana ̅ adalah tekanan rata-rata reservoir dalam psia. Jika batas-batas tidak ada aliran menggambarkan area drainase bentuk bukan lingkaran, persamaan berikut harus digunakan untuk analisis aliran pseudo-steady-state : A = area drainase, ft 2 ; γ = 1,78 = konstanta euler; CA = faktor bentuk area drainase, 31,6 untuk bentuk batasan lingkaran. Untuk sumur gas yang berlokasi di tengah area drainase berbentuk lingkaran, penyelesaian untuk pseudo-steady sate adalah : D = koefisien aliran non-Darcy (d/Mscf) Horizontal well Dimana, Dan kH = permeabilitas rata-rata arah horizontal (md); kV = permeabilitas vertikal (md); reH = jarak area drainase (ft); L = panjang sumur arah horizontal (L/2<0,9 reH) (ft) Inflow Performance Relationship (IPR) IPR merupakan hubungan antara tekanan aliran dasar-lubang terhadap laju produksi likuid. Tipikal kurva IPR adalah sbb : Slope pada kurva ini disebut dengan Productivity index (PI atau J). IPR untuk reservoir fase tunggal (Likuid) Untuk aliran transien arah radial pada sumur vertikal Untuk aliran tunak arah radial pada sumur vertikal Untuk aliran pseudo-steady state disekitar sumur vertikal IPR untuk reservoir dua fase Persamaan vogel : Atau Dimana qmax didefinisikan sbb : ̅ = Reservoir pressure (psia) Contoh kurva IPR untuk dua fasa : IPR untuk reservoir parsial dua fasa Tekanan reservoir di bawah tekanan bubble-point dan tekanan aliran bottom-hole dibawah tekanan bubble-point. Dimana qb merupakan flow rate pada tekanan bubble point dan qv adalah : pb adalah tekanan bubble point, psia. Bab 4 Wellbore Performance Mengetahhui kinerja sumur bor merupakan suatu hal yang penting dalam merancang peralatan sumur minyak dan mengoptimasi kondisi produksi sumur. Minyak dapat diproduksi melalui tube, casing, atau keduanya dalam sumur tergantung dari pola aliran. Memproduksi minyak melalui tube aliran. Memproduksi minyak melalui tubing merupakan pilihan yang lebih baik pada beberapa kasus dengan memanfaatkan efek gas-lift. 4.2 Aliran Cairan 1 Fasa Aliran cairan 1 fasa terdapat pada sumur minyak ketika tekanan wellhead diatas tekanan bubble-point minyak dan pada dasarnya jarang terjadi. Menilik kasus fluida yang mengalir dari titik 1 ke titik 2 pada tubing string dengan panjang L dan tinggi ∆Z, hukum pertama termodinamika menghasilkan persamaan pressure drop : ∆P = 1 2 = ∆z + 2 2 + 2 2 Dimana : ∆P (pressure drop,lbf/ft 2 ), P1 dan P2 (tekanan pada titik 1 dan 2, lbf/ft 2 ), g (grafitasi, 32,17ft/s 2 ), gc (faktor unit konversi, 32,17 lbm.ft/lbf.s 2 ), ρ (densitas fluida, lbm/ft 3 ), ∆z (peningkatan elevasi, ft), u (kecepatan fluida, ft/s), fF (faning factor friction), L (panjang tube), D (diameter dalam tube, ft). Suku pertama, kedua, dan ketinga pada persamaan menggambarkan pressure drop akibat perubahan elevasi, energi kinetik, dan gesekan. Faning factor dapat dievaluasi berdasarkan bilangan Reynold dan kekasaran relatif. Bilangan reynold merupakan rasio gaya inersia terhadap viskositas. Bilangan Reynold dinyatakan dengan : = atau U. S. Field = 1.48 Dimana : NRe (bilangan reynold), q (laju alir fluida, bbl/hari), ρ (densitas fluida, lbm/ft 3 ), D (diameter dalam tube, in), μ (viskositas fluida, cp). Untuk aliran laminer, dimana NRe<2100, Faning factor sebanding dengan Bilangan Reynold : = 16 Untuk aliran turbulen, dimana Nre>2100, Faning factor dinyatakan berdasarkan korelasi chen’s : 1 = −4 × log { 3.7065 5.0542 [ 1.1098 2.8257 ]+( 7.149 ) 0.8981 } Dimana kekasaran relatif ε merupakan perbandingan kekasaran absolut pipa (δ) terhadap diameter pipa dalam (d). Faktor ini terkadang didefinisikan juga dalam Moody friction factor (fM), hubungan antara Moody dan Faning friction factor dinyatakan dalam : = 4 Example Probem 4.1Suppose that 1000 bbl/day of40 o API, 1.2 cp oil is being produced through 27⁄8in.,8.6-lbm/ft tubing in a well that is 15 degrees fromvertical. If the tubing wall relative roughness.is 0.001,calculate the pressure drop over 1000 ft of tubing. Solution Oil specific gravity : = 141.5 + 131.5 = 141.5 40 + 131.5 = 0.825 Oil density = 62.4 = (62.4)(0.825) = 51.57 / 3 Elevation increase ∆ = cos() = cos(15)(1000) = 966 The 2 7/8-in, 8.6 lbm/ft tubing has an inner diameter of 2.259 in. Therefore, = 2.259 12 = 0.188 Fluid velocity can be calculated accordingly : = 4 2 = 4(5.615)(1000) (0.188) 2 (86400) = 2.34 / Reynolds Number = 1.48 = 1.48(1000)(51.57) (2.259)(1.2) = 28115 > 2100 (turbulent flow) Chen’s correlation gives 1 = −4 × log { 3.7065 5.0542 [ 1.1098 2.8257 ] +( 7.149 ) 0.8981 } = 12.3255 = 0.006583 If Fig. 4.2 is used, the chart gives moody friction factor of 0.0265. Thus, the faning factor is estimated as : = 0.0265 4 = 0.006625 Finally, the pressure drop is calculated : ∆P = ∆z + 2 2 + 2 2 ∆P = 32.17 32.17 (51.57)(966) + 51.57 2(32.17) 0 2 + 2(0.006625)(51.57)(2.34) 2 (1000) (32.17)(0.188) ∆P = 50435 2 = 350 4.3 Aliran Multifasa dalam Sumur Minyak Hampir seluruh sumur minyak menghasilkan sejumlah air, gas, pasir selain minyak. Sumur ini disebut sumur multifasa. Tubing performance relationship (TPR) untuk 1 fasa tidak berlaku, untuk menganalisa nya model multifasa dibutuhkan. 4.3.1 Rezim Aliran Rezim aliran telah diidentifikasi dalam aliran 2 fasa gas-cair, yaitu aliran bubble/gelembung, slug, churn, dan annular. Rezim aliran ini terjadi akibat peningkatan laju alir gas untuk laju alir fluida yang diberikan. Pada aliran gelembung/bubble : fasa gas didispersikan dalam bentuk gelmembung kecil pada fasa cairan secara kontinu. Pada aliran slug : gelembung gas menyatu menjadi gelembung besar yang akan mengisi selurung penampang pipa. Diantara gelembung besar terdapat slug cairan mengandung gelembung kecil dari gas yang naik. Pada aliran churn : gelembung gas yang lebih besarmenjadi tidak stabil dan akhirnya pecah menghasilkan aliran yang turbulen dengan kedua fasa terdispersi. Pada aliran annular gas menjadi fasa kontinu dengan fasa cair mengalir dalam annulus melapisi permukaan pipa dan dengan droplet yang naik dalam fasa gas. 4.3.2 Tahanan Cair / Liquid Holdup Pada aliran multifasa, jumlah pipa yang diduduki oleh fasa terkadang berbeda dengan proporsional total laju alir volumetrik. Hal ini terjadi dikarenakan perbedaan densitas antara fasa. Perbedaan densitas mengakibatkan fasa padat mengalir menuju posisi teratas (fasa yang lebih ringan mengalir lebih cepat dibandingkan fasa padat). Karena itu fraksi volume in situfasa padat akan lebih besar dibandingkan fraksi volume masukan. Liquid hold up tergantung pada rezim aliran, data fisik cairan, ukuran dan konfigurasi pipa. Nilai liquid hold up hanya dapat ditentukan dengan pengukuran eksperimen. Liquid hold up didefinisikan sebagai : = V Dimana : yL (fraksi hold up cairan), VL (volume fasa cairan pada segmen pipa, ft 3 ), V (volume segmen pipa, ft 3 ) 4.3.3 Model TPR Model TPR untuk sumur aliran multifasa dapat dikategorikan menjadi 2, model aliran homogen dan model aliran terpisahkan. 4.3.3.1 Aliran Homogen Aliran homogen menganggap aliran multifasa sebagai campuran homogen dan mengabaikan efek liquid hold up sehingga model in kurang akurat dan biasanya dikalibrasi dengan kondisi lokal lapangan. Keuntungan model ini berdasarkan sifat alami mekanistiknya yang dapat menangani 3fasa gas- minyak-air dan 4fasa gas-minyak-air-pasir. Dengan asumsi tidak terdapat slip pada fasa cair, Poetman dan Carpenter menyatakan persamaan untuk menghitung tekanan yang melintas dalam tube vertikal dimana kondisi percepatan diabaikan: ∆p = (̅ + ̅ ) ∆h 144 , = 2 0 2 M 2 7.4137 × 10 10 5 Dimana : ∆p (kenaikan tekanan, psi), ρ (densitas fluida rata-rata (berat sesifik), lbm/ft 3 ), ∆h (kenaikan ketinggian, ft), f2F(faning friction factor untuk aliran 2 fasa), qo (laju produksi minyak, stb/hari), M (massa total berhubungan dengan 1 stb minyak), D (diamtere dalam tube, ft) Densitas rata-rata campuran dapat diperhitungkan dengan : ̅ = 1 + 2 2 Dimana : ρ1 dan ρ1(densitas campuran pada segmen atas tube, dan segmen bawah tube, lb/ft 3 ). Densitas campuran terhadap titik yang diberikan dapat dihitung berdasarkan laju air massa dan laju alir volume : = M = 350.17 ( + ) + 5.615( + ) + ( − )( 14.7 )( 520 )( 1.0 ) Dimana : γo (spesific grafity minyak, 1 untuk air segar), WOR (water-oil ratio yang diproduksi), γw (spesific grafity air, 1 untuk air segar), GOR (gas- oil ratio yang diproduksi, scf/stb), ρair(densitas udara, lbm/ft 3 ), γg (spesific grafity gas, 1 untuk air segar), Vm (vol campuran berhubungan dengan 1 stb minyak, ft 3 ), Bo (formation volume factor minyak, rb/stb), Bw (formation volume factor air, rb/bbl), Rs (perbandingan campuran gas-oil, scf/stb), p (tekanan in situ, psia), T (temperatur in situ, R), z (faktor kompresibilitas gas pada p dan T). Jika data dari pengukuran langsung tidak tersedia, campuran gas-oil ratio dan formation volume factor minyak dapat diperkirakan berdasarkan persamaan : = [ 18 10 0.0125 10 0.00091 ] 1.2048 , = 0.9759 + 0.00012 [ ( ) 0.5 + 1.25 ] 1.2 , Dimana : t (temperatur in situ, F), f2F friction factor 2 fasa dapat diperkirakan dari grafik berdasarkan Poettman dan Carpenter, yang dapat dihitung dengan persamaan : 2 = 10 1.444−2.5log() Dimana (Dρv) mewakili bilangan reynold mewakili gaya inersia dan dapat diformulasikan sebagai : () = 1.4737 × 10 −5 4.3.3.2 Model Aliran Terpisah Model aliran terpisah lebih realistis yang biasanya diberikan dalam tampilan empiris, pengaruh hold up dan rezim aliran diperhitungkan. Kerugian model ini bahwa sulit untuk mendefinisikan dalam program komputer dikarenakan sebagian besar berbentuk grafik. Persamaan Hagedorn-Brown: = ̅ + 2 ̅ 2 + ̅ ∆( 2 ) 2 Juga dapat diekspresikan dalam unit U.S. 144 = ̅ + 2 7.413 × 10 10 5 ̅ + ̅ ∆( 2 ) 2 ̅ = + (1 − ) = + Dimana : M (total laju alir masa, lbm/d), ρ (densitas rata-rata in situ, lbm/ft 3 ), um (kecepatan campuran, ft/s), ρL (densitas cairan, lbm/ft 3 ), ρG (densitas gas in situ, lbm/ft 3 ), uSL (kecepatan superfisial pada fasa cairan, ft/s), uSG (kecepatan superfisial pada fasa gas, ft/s).

Cheat Sheet

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Cheat Sheet

Citation preview

  • Sistem produksi minyak dan gas bumi terdiri dari

    reservoir, well, flowline, separator, pompa, dan

    pemipaan trensportasi. Reservoir : formasi bawah

    tanah yang berpori dan permeable mengandung

    banyak hidrokarbon yang dibatasi batu

    impermeable dan tahanan berupa air dan

    terkarakterisasi oleh system tekanan alami tunggal.

    Minyak saat tekanan diatas bubble-point disebut

    undersaturated oil karena dapat melarutkan gas

    pada suhu tertentu. Saat tekanan bubble-point

    disebut saturated oil karena melarutkan gas

    berlebih pada suhu tertentu. Well dalam reservoir

    tergantung nilai GOR. Miyak dapat dibagi dengan

    batasan berdasarkan mekanisme penggerak, yaitu

    water drive reservoir, gas-cap drive reservoir,

    dissolved gas drive reservoir.

    Wellhead adalah set peralatan surface yang berada

    dibawah master valve. Kebanyakan well

    diproduksi melalui serangkaian pemipaan yg

    dijalankan dalam casing string. Pada permukaan,

    pemipaan didukung oleh kepala

    pemipaan.peralatan pada atas wellhead produksi

    disebut Christmas tree. Surface choke adl bagian peralatan digunakan mengontrol flowrate.

    Separator berfungsi memisahkan minyak dengan

    gas. Separator horizontal dipakai karena biaya

    rendah, nilai GOR tinggi, dan pemisahan cairan dr

    cairan. Mereka memiliki lbh besar interface gas-

    cairan krn besar, panjang. Vertical digunakan utk

    nilai GOR rendah/intermediet dan aliran banyak

    cairan slugs. Properties of oil. Terdiri dari gas-oil

    ratio(GOR), densitas, formation volume factor,

    viskositas, dan kompresibilitas. Solution GOR(Rs

    scf/stb): ratio volume gas produksi pd permukaan

    (kondisi standar) thd volume tanki penyimpanan

    minyak. =()

    () Densitas(oAPI) o =

    141,5

    11,5 =

    ,

    Formation volume

    factor (Bo, rb/stb) =

    Viskositas(o, cp)

    = (0,32 +1,8107

    4,53) (

    360

    +200)

    , =

    10(0,4+8,22

    ) Kompresibilitas (co) =

    1

    (

    )

    Fungsi-fungsi surface facilities: (1) Memfasilitiasi

    terjadinya transport (aliran) fluida dari dasar sumur

    ke permukaan hingga sales point; (2) Memisahkan

    minyak, gas, air; (3) Memisahkan kondensat dari

    gas; (4) Membersihkan gas dari pollutant; (5)

    Membersihkan minyak dari air; (6) Membersihkan

    air dari minyak.

    BAB 3

    Reservoir deliverability bergantung terhadap: (1)

    Tekanan reservoir; (2) Ketebalan pay zone dan

    permeabilitasnya; (3) Tipe batasan reservoir dan

    jarak reservoir; (4) Jari-jari sumur; (5) Sifat fluida

    reservoir; (6) Kondisi dekat-sumur;

    (7)Permeabilitas relatif reservoir. Vertikal well.

    Aliran Transient didefinisikan sebagai rezim aliran

    mana / ketika radius gelombang tekanan propagasi

    dari sumur bor belum mencapai batas-batas dari

    reservoir. Persamaan turun tekan

    Biasanya produksi minyak bekerja pada tekanan

    bawah-lubang konstan (pwf= konstan). Karena

    dianggap konstan, maka laju alir produksi minyak

    dirumuskan sebagai berikut :

    Untuk sumur minyak laju alir produksinya adalah :

    pwf = tekanan aliran lubang-bawah (psia); pi =

    tekanan awal; q = laju alir produksi minyak

    (stb/day); 0 = viskositas minyak (cp); k = permeabilitas efektif horizontal terhadap minyak

    (md); h = ketebalan reservoir (ft); t = waktu laju

    alir (jam); = porositas; ct = total kompresibilitas (psi-1); rw = Jarak sumur dari permukaan pasir (ft);

    S = Skin faktor; Log = 10-based logaritma Log10;

    qg = laju produksi gas (Mscf/d); T = Temperatur

    (oR); m(p) = tekanan-pseudo gas nyata, yang

    diturunkan sebagai berikut :

    Aliran Tunak didefinisikan sebagai rejim aliran

    dimana tekanan pada setiap titik pada reservoir

    yang tersisa selalu konstansepanjang waktu.

    pe = tekanan pada batasan tekanan-konstan; re =

    radius sumur pada tekanan konstan. Aliran

    pseudo-steady state didefinisikan sebagai rezim

    aliran mana tekanan pada setiap titik dalam

    reservoir menurun pada tingkat yang konstan dari

    waktu ke waktu.

    Waktu alir yang diperlukan untuk saluran tekanan

    untuk mencapai batas melingkar dapat dinyatakan

    sebagai : Karena pe pada

    pers. Sebelumnya tidak diketahui, maka digunakan

    tekanan rata-rata reservoir untuk menentukan q,

    yaitu :

    Dimana adalah tekanan rata-rata reservoir dalam psia. Jika batas-batas tidak ada aliran

    menggambarkan area drainase bentuk bukan

    lingkaran, persamaan berikut harus digunakan

    untuk analisis aliran pseudo-steady-state :

    A = area drainase, ft2; = 1,78 = konstanta euler; CA = faktor bentuk area drainase, 31,6 untuk

    bentuk batasan lingkaran. Untuk sumur gas yang

    berlokasi di tengah area drainase berbentuk

    lingkaran, penyelesaian untuk pseudo-steady sate

    adalah :

    D = koefisien aliran non-Darcy (d/Mscf)

    Horizontal well

    Dimana,

    Dan kH = permeabilitas rata-rata

    arah horizontal (md); kV = permeabilitas vertikal

    (md); reH = jarak area drainase (ft); L = panjang

    sumur arah horizontal (L/2 2100 (turbulent flow) Chens correlation gives 1

    = 4 log{

    3.70655.0542

    [

    1.1098

    2.8257]

    + (7.149

    )0.8981

    }

    = 12.3255 = 0.006583

    If Fig. 4.2 is used, the chart gives moody friction

    factor of 0.0265. Thus, the faning factor is

    estimated as :

    =0.0265

    4= 0.006625

    Finally, the pressure drop is calculated :

    P =

    z +

    22 +

    22

    P

    =32.17

    32.17(51.57)(966) +

    51.57

    2(32.17)02

    +2(0.006625)(51.57)(2.34)2(1000)

    (32.17)(0.188)

    P = 50435

    2= 350

    4.3 Aliran Multifasa dalam Sumur Minyak

    Hampir seluruh sumur minyak menghasilkan

    sejumlah air, gas, pasir selain minyak. Sumur ini

    disebut sumur multifasa. Tubing performance

    relationship (TPR) untuk 1 fasa tidak berlaku,

    untuk menganalisa nya model multifasa

    dibutuhkan.

    4.3.1 Rezim Aliran Rezim aliran telah

    diidentifikasi dalam aliran 2 fasa gas-cair, yaitu

    aliran bubble/gelembung, slug, churn, dan annular.

    Rezim aliran ini terjadi akibat peningkatan laju alir

    gas untuk laju alir fluida yang diberikan. Pada

    aliran gelembung/bubble : fasa gas didispersikan

    dalam bentuk gelmembung kecil pada fasa cairan

    secara kontinu. Pada aliran slug : gelembung gas

    menyatu menjadi gelembung besar yang akan

    mengisi selurung penampang pipa. Diantara

    gelembung besar terdapat slug cairan mengandung

    gelembung kecil dari gas yang naik. Pada aliran

    churn : gelembung gas yang lebih besarmenjadi

    tidak stabil dan akhirnya pecah menghasilkan

    aliran yang turbulen dengan kedua fasa terdispersi.

    Pada aliran annular gas menjadi fasa kontinu

    dengan fasa cair mengalir dalam annulus melapisi

    permukaan pipa dan dengan droplet yang naik

    dalam fasa gas.

    4.3.2 Tahanan Cair / Liquid Holdup Pada aliran

    multifasa, jumlah pipa yang diduduki oleh fasa

    terkadang berbeda dengan proporsional total laju

    alir volumetrik. Hal ini terjadi dikarenakan

    perbedaan densitas antara fasa. Perbedaan densitas

    mengakibatkan fasa padat mengalir menuju posisi

    teratas (fasa yang lebih ringan mengalir lebih cepat

    dibandingkan fasa padat). Karena itu fraksi

    volume in situfasa padat akan lebih besar

    dibandingkan fraksi volume masukan. Liquid hold

    up tergantung pada rezim aliran, data fisik cairan,

    ukuran dan konfigurasi pipa. Nilai liquid hold up

    hanya dapat ditentukan dengan pengukuran

    eksperimen. Liquid hold up didefinisikan sebagai :

    =V

    Dimana : yL (fraksi hold up cairan), VL (volume

    fasa cairan pada segmen pipa, ft3), V (volume

    segmen pipa, ft3)

    4.3.3 Model TPR Model TPR untuk sumur aliran

    multifasa dapat dikategorikan menjadi 2, model

    aliran homogen dan model aliran terpisahkan.

    4.3.3.1 Aliran Homogen Aliran homogen

    menganggap aliran multifasa sebagai campuran

    homogen dan mengabaikan efek liquid hold up

    sehingga model in kurang akurat dan biasanya

    dikalibrasi dengan kondisi lokal lapangan.

    Keuntungan model ini berdasarkan sifat alami

    mekanistiknya yang dapat menangani 3fasa gas-

    minyak-air dan 4fasa gas-minyak-air-pasir.

    Dengan asumsi tidak terdapat slip pada fasa cair,

    Poetman dan Carpenter menyatakan persamaan

    untuk menghitung tekanan yang melintas dalam

    tube vertikal dimana kondisi percepatan diabaikan:

    p = ( +

    )h

    144, =

    202M2

    7.4137 10105

    Dimana : p (kenaikan tekanan, psi), (densitas fluida rata-rata (berat sesifik), lbm/ft3), h (kenaikan ketinggian, ft), f2F(faning friction factor

    untuk aliran 2 fasa), qo (laju produksi minyak,

    stb/hari), M (massa total berhubungan dengan 1

    stb minyak), D (diamtere dalam tube, ft)

    Densitas rata-rata campuran dapat diperhitungkan

    dengan :

    =1 + 22

    Dimana : 1 dan 1(densitas campuran pada segmen atas tube, dan segmen bawah tube, lb/ft3).

    Densitas campuran terhadap titik yang diberikan

    dapat dihitung berdasarkan laju air massa dan laju

    alir volume :

    =M

    =350.17 ( +) +

    5.615( + ) + ( )(14.7) (

    520

    ) (1.0)

    Dimana : o (spesific grafity minyak, 1 untuk air segar), WOR (water-oil ratio yang diproduksi), w (spesific grafity air, 1 untuk air segar), GOR (gas-

    oil ratio yang diproduksi, scf/stb), air(densitas udara, lbm/ft3), g (spesific grafity gas, 1 untuk air segar), Vm (vol campuran berhubungan dengan 1

    stb minyak, ft3), Bo (formation volume factor

    minyak, rb/stb), Bw (formation volume factor air,

    rb/bbl), Rs (perbandingan campuran gas-oil,

    scf/stb), p (tekanan in situ, psia), T (temperatur in

    situ, R), z (faktor kompresibilitas gas pada p dan

    T). Jika data dari pengukuran langsung tidak

    tersedia, campuran gas-oil ratio dan formation

    volume factor minyak dapat diperkirakan

    berdasarkan persamaan :

    = [

    18

    100.0125

    100.00091 ]

    1.2048

    ,

    = 0.9759+ 0.00012 [ ()0.5

    + 1.25 ]1.2

    ,

    Dimana : t (temperatur in situ, F), f2F friction

    factor 2 fasa dapat diperkirakan dari grafik

    berdasarkan Poettman dan Carpenter, yang dapat

    dihitung dengan persamaan :

    2 = 101.4442.5log ()

    Dimana (Dv) mewakili bilangan reynold mewakili gaya inersia dan dapat diformulasikan

    sebagai :

    () =1.4737 105

    4.3.3.2 Model Aliran Terpisah Model aliran

    terpisah lebih realistis yang biasanya diberikan

    dalam tampilan empiris, pengaruh hold up dan

    rezim aliran diperhitungkan. Kerugian model ini

    bahwa sulit untuk mendefinisikan dalam program

    komputer dikarenakan sebagian besar berbentuk

    grafik. Persamaan Hagedorn-Brown:

    =

    +

    2 2

    +

    (2 )

    2

    Juga dapat diekspresikan dalam unit U.S.

    144

    = +

    2

    7.413 10105+

    (2 )

    2

    = + (1 ) = +

    Dimana : M (total laju alir masa, lbm/d), (densitas rata-rata in situ, lbm/ft3), um (kecepatan

    campuran, ft/s), L (densitas cairan, lbm/ft3), G (densitas gas in situ, lbm/ft3), uSL (kecepatan

    superfisial pada fasa cairan, ft/s), uSG (kecepatan

    superfisial pada fasa gas, ft/s).

  • Bilangan Reynold untuk aliran multifasa dapat

    dihitung dengan :

    =2.2 102

    (1)

    Dimana : mt (lajur alir massa). Metode m-HB

    menggunakan persamaan Griffith untuk rezim

    aliran gelembung/bubble. Aliran bubble telah

    diamati terjadi jika g0.13, jika nilai LB< 0.13, maka LB=0.13

    digunakan. Dengan mengabaikan energi kinetik,

    korelasi Griffith dalam unit U.S. dapat

    diekspresikan dengan :

    144

    = +

    2

    7.413 101052

    Dimana mL (laju alir massa cairan), liquid hold

    updalam korelasi Griffith dapat diekspresikan

    dalam :

    = 1 1

    2[1 +

    (1 +

    )2

    4]

    Dimana s=0.8 ft/s. Bilangan Reynold digunakan untuk mendapatkan friction factor didasarkan pada

    kecepatan cairan rata-rata in situ, yaitu

    =2.2 102

    4.4 Aliran Gas 1 Fasa Hukum pertama

    termodinamika (kekekalan energi) mengatur

    tentang aliran gas dalam tube. Efek perubahan

    energi kinetik diabaikan karena variasi diameter

    tube tidak signifikan pada kebanyakan sumur

    minyak.

    +

    +

    2

    2= 0

    Atau

    29

    + {

    +

    82

    2

    252

    [

    ]2

    } = 0

    4.4.1 Metode Temperatur Rata-rata dan Faktor

    Kompresibilitas Apabila nilai rata-rata temperatur

    dan faktor kompresibilitas pada seluruh tube dapat

    diasumsikan maka persamaan menjadi :

    2

    = exp()2

    +6.67 104[exp() 1]

    2 22

    5

    dan

    =0.0375

    Darchy-Weisbach (Moody) friction factor dapat

    ditemukan untuk tube dengan berbagai diameter,

    kekasaran dinding, dan bilangan Reynold. Namun

    jika diasumsikan berupa aliran turbulen, yang

    merupakan kasus umum di sumur gas, maka

    persamaan empiris sederhana dapat digunakan

    untuk menentukan friction factorpada tube strings

    umum (Katz and Lee) :

    fM =0.01750

    di0.224 untuk di 4.277 in

    fM =0.01603

    di0.164 untuk di > 4.277

    Guo (2001) menggunakan persamaan Nikuradse

    friction factor untuk aliran turbulent pada pipa

    kasar :

    fM = [1

    1.74 2log (2)]

    2

    Karena faktor kompresibilitas rata-rata merupakan

    fungsi tekanan, teknik numerik seperti Newron-

    Raphson digunakan untuk menyelesaikan

    persamaan Pwf untuk tekanan dasar lubang.

    4.4.2 Metode Cullender dan Smith Metode ini

    dapat digunakan untuk menyelesaikan persamaan

    penentuan tekanan dasar lubang dengan

    menggunakan algoritma numerik Cullender dan

    Smith.

    29

    + {

    +

    82

    2

    252

    [

    ]2

    } = 0

    (

    )

    2

    +82 2

    252

    =29

    [

    (

    )

    2

    +82 2

    252 ]

    =29

    Dalam unit U.S. (qmsc dalam MMscf/d)

    [

    0.001 ()

    2

    + 0.66662

    5 ]

    = 18.75 Jika integrasi dilambangkan dalam simbol I, maka:

    I =

    0.001 ()

    2

    + 0.66662

    5

    Sehingga

    = 18.75

    Dalam bentuk integrasi numerik, persamaan

    tersebut dapat diekspresikan dalam bentuk : ()(+)

    2+()(+)

    2= 18.75

    Dimana : pmf (tekanan pada kedalaman

    menengah), Ihf, Imf, Iwf (integrasi dievaluasi pada

    phf, pmf, dan pwf) Dengan asumsi kondisi pertama

    dan kedua pada sisi kanan pada persamaan

    tersebut mewakili setengah dari integrasi,

    sehingga: ()(+)

    2=18.75

    2

    ()(+)

    2=18.75

    2

    Sehingga persamaan berikut didapat :

    = +18.75+

    = +18.75+

    4.5 Aliran Kabut dalam Sumur Gas Hampir

    sebagian besar sumur gas menghasilkan sejumlah

    besar cairan. Cairan ini merupakan formasi air

    dan/atau kondensat gas (minyak ringan).

    Tergantung tekanan dan temperatur pada sumur

    minyak, kondensat gas tidak terlihat pada

    permukaan tetapi terdapat pada sumur bor.

    Beberapa sumur gas menghasilkan pasir dan

    partikel batu bara. Sumur ini disebut sumur

    multifasa. Model aliran 4fasa pada 4.3.3.1 dapat

    diterapkan pada aliran kabut dalam sumur gas.

    Bab 5 Choke Performance Wellhead chokes

    digunakan untuk membatasi laju produksi karena

    regulasi, melindungi peralatan surface dari

    pengendapan lumpur, menghindari masalah pasir

    akibat drawdown, dan mengontrol laju alir untuk

    menghindari coning air atau gas. 2 jenis wellhead

    chokes diantaranya positive/fixed chokes dan

    adjustable chokes. Menempatkan chokes pada

    wellhead ditujukan untuk memperbaiki tekanan

    wellhead dan tekanan aliran dasar lubang, dan laju

    produksi. Pada tekanan wellhead tertentu dengan

    memperhitungkan pressure loss pada tube, tekanan

    dasar lubang dapat diketahui. Jika tekanan

    reservoir dan indeks produktivitas diketahui, laju

    alir dapat ditentukan dengan dasar hubungan

    performansi aliran masuk (IPR)

    5.2 Aliran Sonic dan Subsonic Pressure drop

    sepanjang well chokes biasanya tidak dapat

    diabaikan. Tidak terdapat persamaan universal

    untuk memperkirakan presure drop sepanjang

    chokes untuk seluruh jenis fluida produksi.

    Gelombang suara dan tekanan merupakan

    gelombang mekanik, ketika kecepatan aliran fluida

    pada chokes mencapai kecepatan suara pada fluida

    di bawah kondisi tekanan in situ, aliran tersebut

    disebut aliran sonic.Di bawah kondisi aliran sonic,

    gelombang tekanan downstream choke tidak dapat

    naik melalui choke dikarenakan medium (fluida)

    mengalir pada arah yang sebaliknya pada

    kecepatan yang sama. Sehingga diskontinuitas

    tekanan terjadi pada choke oleh sebab itu tekanan

    downstream tidak mempengaruhi tekanan

    upstream. Karena diskontinuitas tekanan dalam

    choke maka perubahan apapun pada tekanan

    downstream tidak akan dideteksi dari pressure

    gauge upstream juga sebaliknya. Aliran sonic ini

    memfasilitasi fitur chokes unik yang menstabilkan

    laju produksi dan kondisi operasional pemisahan.

    Terjadinya aliran sonic pada choke tergantung

    pada perbandingan tekanan downstream-upstream.

    Jika perbandingan tekanan kurang dari

    perbandingan tekanan kritis, sonic (kritikal) akan

    terjadi. Apabila perbandingan tekanan ini lebih

    besar/sama dengan perbandingan tekanan kritik,

    aliran subsonic akan terjadi. Perbandingan tekanan

    kritik sepanjang chokes diekpresikan sebagai :

    (

    )

    = (2

    + 1)

    11

    (5.1)

    Dimana poutlet (tekanan outlet pada choke), pup

    (tekanan upstream), k=Cp/Cv (perbandingan panas

    spesifik), Nilai k adlah sekitar 1.28 untuk gas

    alam. Perbandingan tekanan kritik sekitar 0.55

    untuk gas alam. Konstanta yang sama digunakan

    untuk aliran minyak. Kurva performansi choke

    umum ditampilkan dalam grafik.

    5.3 Aliran Cairan 1 Fasa

    Ketika pressure drop sepanjang choke berdasarkan

    energi kinetik berubah, untuk aliran cairan 1 fasa,

    maka persamaan menjadi

    q = 2

    dimana : q (laju alir, ft3/s), CD (koefisien discharge

    choke), A (choke area, ft2), gc (faktor unit

    konversi, 32,17 lbm.ft/lbf.s2), P (pressure drop, lbf/ft2), (densitas fluida, lbm/ft3) Dalam unit U.S.

    q = 807422

    dimana : q (laju alir, bbl/d), d2 (diameter choke,

    in), P (pressure drop, psi). Koefisien discharge choke dapat ditentukan

    berdasarkan bilangan Reynold dan perbandingan

    choke/diameter. Korelasi berikut menujukan hasil

    yang akurat unuk bilangan Reynold antara 104-106

    untuk chokes jenis nozzle :

    =21+0.3167

    (21)0.6 + 0.025[( 4)]

    Dimana : d1 (diameter pipa upstream, in), d2

    (diameter choke, in), Nre (bilangan Reynold

    berdsarkan d2)

    5.4 Aliran Gas 1 Fasa Persamaan tekanan aliran

    gas dalam choke didasarkan atas kondisi isentropik

    karean tidak terdapat waktu untuk perpindahan

    panas (adiabatik) dan kehilangan gesekan

    diabaikan pada chokes. Selain pressure drop

    sepanjang chokes, temperatur drop berkaitan

    dengan aliran choke juga penting karena hidrat

    mungkin terbentuk yang akan menghambat aliran.

    5.4.1 Aliran Subsonic

    = 12482

    ( 1)[(

    )

    2

    (

    )

    1

    ]

    Dimana : qsc (laju alir gas, Mscf/d), pup (tekanan

    upstream choke, psia), A2 (luas penampang choke,

    in2), Tup (temperatur upstream, R), g (gravitasi,

    32.2ft/s2), g (spesific gravity gas berhubungan dengan udara). Bilangan Reynold untuk

    menentukan CD diekspresikan, dimana (viskositas gas, cp) :

    =202

    Kecepatan gas dibawah kondisi aliran subsonic

    kurang dari kecepatan suara pad agas pada kondisi

    in situ :

    = 2 + 2 [1

    (

    )

    1

    ]

    Dimana Cp (panas spesifik gas pada tekanan

    konstan (187.7 lbf.ft/lbm.R untuk udara)

    5.4.2 Aliran Sonic Dibawah kondisi aliran sonic,

    laju gas mencapai kondisi maksimum. Laju gas

    diekspresikan dalam persamaan (ideal gas) :

    = 879(

    ) (

    2

    + 1)

    +11

    (5.8)

    Koefisien aliran choke CD tidak sensitif terhadap

    bilangan Reynold untuk Nre lebih dari 106,

    sehingga dapat diasumsikan untuk NRe 106 dapat

    diasumsikan untuk nilai CD dengan bilangan

    Reynolds yang lebih besar.

    Kecepatan gas dibawah kondisi aliran sonic sama

    dengan kecepatan suara pada gas dibawah kondisi

    in situ :

    = 2 + 2 [1

    (2

    + 1)]

    Atau 44.76

    5.4.3 Temperatur dalam Choke Tergantung pada

    perbandingan tekanan upstream-downstream,

    temperatur pada choke dapa tjauh lebih rendah

    dibandingkan yang diperkirakan.temperatur rendah

    ini diakibatkan efek pendinginan Joule-Thompson

    yang merupakan ekspansi tiba-tiba dibawah nozzle

    mengakibatkan penurunan tekanan signifikan.

    Temperatur dapat dengan mudah turun dibawah

    temperatur es menghasilkan penyumbatan es jika

    terdapat air. Bahkan temperatur masih adpat

    berada diatas temperatur es, hidrat dapat terbentuk

    danmenimbulkan penyumbatan. Asumsi proses

    berlangsung isentropik untuk gas ideal mengalir

    melalui chokes, temperatur pada downstream

    choke dapat diperkirakan menggunakan

    persamaan: =

    (

    )

    1

    Tekanan outlet sebanding dengan tekanan

    downstream pada kondisi aliran subsonic.

    5.4.4 Aplikasi Persamaan diatas digunakan untuk

    memperkirakan temperatur downstream, laju

    bagian gas pada tekanan upstream dan downstream

    tertentu, tekanan upstream pada tekanan

    downstream dan bagian gas (gas passage) tertentu,

    tekanan downstream pada tekanan upstream dan

    bagian gas tertentu. Untuk mengestimasi laju

    bagian gas pada tekanan upstream dan downstream

    tertentu prosedur berikut dapat digunakan : 1.

    Menghitung perbandingan tekanan kritik (5.1), 2.

    Menghitung perbandingan tekanan

    downstream/upstream, 3.Jika perbandingan

    tekanan downstream/upstream lebih besar dari

    perbandingan tekanan kritik, gunakan (5.5)/(5.8).

    5.5 Aliran Multifasa Ketika minyak yang

    dihasilkan mencapai wellhead choke, tekanan

    wellhead biasanya berada dibawah tekanan

    bubble-point minyak. Hal ini berarti gas bebas

    terdapat dalam aliran fluida melalui choke. Choke

    akan berlaku berbeda tergantung dari kandungan

    gas dan rezim aliran (sonic/subsonic).

    5.5.1 Aliran Kritik (Sonic) Ketika gelembung gas

    ditambahkan kedalam fluida tidak termampatkan,

    diatas kecepatan kritik nya, medium akan menjadi

    tidak mempu menyalurkan perubahan tekanan

    menuju upstream melawan aliran. Beberapa model

    empiris choke dikembangkan, yaitu :

    =

    Dimana : pwh (tekanan wellhead upstream, psia), q

    (laju cairan gross, bbl/d), R (perbandingan

    produksi gas-cair, Scf/bbl), S (ukuran choke, 1/64

    in) dan C, m, dan n adalah konstanta empiris

    tergantung terhadap sifat fisik fluida.

    5.5.2 Aliran Subkritik (Subsonic)

    Model aliran choke multifasa Sachdeva

    merupakan model yang paling mewakili aliran ini

    dan telah diterapkan pada beberapa software

    modeling, model ini menggunakan persamaan

    untuk menghitung boundary kritik-subkritik.

    =

    {

    1 +

    (1 1)(1 )11

    1 +

    2 +

    (1 1)12

    +2[(1 1)12

    ]2

    }

    1

    (5.13)

    Dimana : yc (perbandingan tekanan kritik), k

    (Cp/Cv (perbandingan panas spesifik)), n

    (eksponen polytropik untuk gas), x1 (kualitas gas

    bebas upstream, fraksi massa), VL (volume

    spesifik cairan upstream, ft3/lbm), VG1 (volume

    spesifik gas upstream, ft3/lbm), VG2 (volume

    spesifik gas downstream, ft3/lbm)

    Eksponen polytropik gas dihitung berdasarkan

    persamaan :

    = 1 +1( )

    1 + (1 1)

    Volume spesifik gas (VG1) dapat ditentukan

    menggunakan hukum gas berdasarkan tekanan dan

    temperatur upstream. Volume spesifik gas (VG2)

    diekspresikan dalam :

    2 = 11

    Perbandingan tekanan kritik yc dapat diselesaikan

    dengan persamaan (5.13).

    Perbandingan tekanan aktual dapat dihitung

    dengan :

    =21

    Dimana : ya (perbandingan aktual tekanan), p1 dan

    p2(tekanan upstream dan downstream, psia).

    Jika ya< yc, aliran kritik terjadi, yc harus digunakan

    (y=yc), kecuali jika aliran subsonic terjadi yaharus

    digunakan (y=ya)

    Fluks massa total dapat diperhitungkan dengan

    menggunakan persamaan :

    2 = {288122 [

    (1 1)(1 )

    +1

    1(1

    2]}0.5

    1

    2= 11

    1 + (1 1)

    Dimana : G2 (fluks massa downstream, lbm/ft2/s),

    CD (koefisien discharge, 0.62-0.90), m2 (densitas campuran downstream, lbm/ft3), L (densitas cairan, lbm/ft3)

    Setelah fluks massa ditentukan, laju alir massa

    dapat dihitung dengan persamaan :

    2 = 22 Dimana : A2 (luas penampang area, ft2), M2 (laju

    alir massa downstream, lbm/s)

    Laju alir massa cairan ditentukan dengan :

    2 = (1 2)2 Pada kecepatan campuran umumnya 50-150ft/s

    mengalir melalui chokes, pada umumnya tidak

    terdapat waktu untuk transfer massa antara fasa

    pada saluran. Sehingga x2=x1 dapat diasumsikan.

    Laju alir volumetrik dapat ditentukan berdasarkan

    densitas cairan.

    Laju alir massa gas ditentukan dengan :

    2 = 22 Laju alir volumetrik pada choke downstream dapat

    ditentukan menggunakan hukum gas berdsarkan

    tekanan dan temperatur downstream.

    Keakuratan model Sachdeva dapat diperkuat

    dengan menggunakan koefisien discharge yang

    berbeda untuk jenis fluida dan sumur berbeda,

    untuk memprediksi laju cairan sumur minyak dan

    laju gas dari sumur kondensat gas CD=1.08, untuk

    memprediksi laju gas sumur minyak CD=0.78,

    untuk memprediksi laju cairan sumur kondensat

    gas CD=1.53.

    Bab 6 Well Deliverability

    Well deliverability ditentukan oleh performa aliran

    well dan performa aliran wellbore. Sifat fluida

    berubah berdasarkan lokasi bergantung pada

    sistem produksi tekanan dan temperatur minyak

    dan gas. Nodal analysis adalah analisis untuk

    menentukan laju produksi fluida dan tekanan pada

    spesifik node. Nodal analysis biasanya digunakan

    untuk bottom-hole atau wellhead sebagai solusi

    node. Analiysis dengan Bottom-Hole Node. Ketika

    bottom hole digunakan sebagai solusi node dalam

    nodal analisis, performa aliran masuk adalah IPR

    (inflow performance relationship) well dan

    performa aliran keluar adalah tubing performance

    relationship (TPR), jika di letakkan pada atas pay

    zone. Gas Well. IPR bottom-hole node

    = (2

    2 )

    dan aliran keluar (TPR)

    2 =

    2 +6.67 104[1]

    222

    5 cos

    dan flow rate dengan tekanan pada bottom-hole

    node dapat ditentukan dengan membuat grafik

    antara 2 persamaan tersebut untuk menemukan

    perpotongannya atau bisa di selesaikan secara

    analitik dengan mensubsitusi 2 persamaan

    tersebut. Oil Well. Tekanan reservoir di bawah

    tekanan bubble-point , pada IPR straight line

    menggunakan = ( ). TPR

    menggunakan model Poettmann-Carpenter =

    + ( +

    )

    144 dimana pwh dan L adalah

    tekanan head dan kedalam well. Persamaan Vogel

    IPR untuk tekanan reservoir di bawah tekanan

    bubble-point

    = [1 0.2(

    ) 0.8(

    )2]

    atau

    = 0.125 [81 80 (

    ) 1]

    Untuk TPR dengan persamaan Guo-Ghalambor

    adalah

    144( )

    +1 2

    2ln(144 + )2 +

    (144 + )2 +

    +

    2

    [tan1 (

    144 +

    )

    tan1 (144 +

    )] = (cos + 2)

    Jika tekanan bottom-hole diatas tekanan bubble-

    point, persamaan IPR Vogel = + [1

    0.2(

    ) 0.8(

    )2]. Analysis with Wellhead

    Node. Jka wellhead digunakan sebagai solusi node

    dalan Nodal analysis, performa kurva aliran masuk

    dalah wellhead performance relationship (WPR),

    yang didapat dari tranformasi IPR wellhead

    melalui TPR. performa kurva aliran keluar adalah

    wellhead choke performance relationship(CPR).

    Gas Well.

  • = [2

    (2 +6.67 104[ 1]

    2 22

    5 cos

    )]

    hubungan antara wellhead pressure (phf) dan

    produksi gas (qsc) adalah WPR dengan

    = 879(

    ) (

    2

    + 1)

    +11

    Oil Well. Jika tekanan reservoir di atas tekanan

    bubble-point straight line IPR menggunakan =

    ( ). TPR oeh poettmann carpenter model

    = + ( +

    )

    144. ydengan WPR adalah

    aliran masuk wellhead node. dengan CPR =

    . Jika tekanan reservoir dibawah tekanan

    bubble-point, rumus Voger IPR adalah =

    0.125[1 80(

    ) 1]. TPR di deskripsi

    kan oleh Guo-Ghalambor model dengan

    persamaan

    144( )

    +1 2

    2ln(144 + )2 +

    (144 + )2 +

    +

    2

    [tan1 (

    144 +

    )

    tan1 (144 +

    )] = (cos + 2)

    dan CPR dengan persamaan =

    . Gas

    Well. = (2

    2)dimana Ci adalah

    produktivity coefficient of lateral i dan ni adalah

    produktivity exponent o lateral i. 2 =

    (2 +6.67 104[1]

    2 22

    5 cos45

    ) dimana

    =0.0375 cos45

    2

    dengan fMi untuk di>4.277 in =0.01603

    0.164 4.277 =

    0.01750

    0.224 . Untuk fMi turbulen menggunakan rumus

    = [1

    1.742 log(2)]

    2

    . Untuk gas well mengikuti

    persamaan

    2

    = 2

    +6.67 104[ 1]

    2=1

    22

    5

    dimana

    =0.0375

    Persamaan IPR

    =(

    2 2)

    1424[

    1

    ln(0.472

    4

    )]

    Predicting Horizontal Gas-Liquid Flow Regime

    2( / )L sL LG u lbm hr ft 2( / )G sG GG u lbm hr ft

    1/2

    0.075 62.4

    G L

    1/32

    73 62.4L

    L L

    3/ , ; /Llbm ft cp dynes cm

    The coordinates for the Baker map are a plot of

    GG

    versus L

    G

    G

    G

    The Mandhane map is simply a plot of superficial

    liquid velocity versus superficial gas velocity.

    The Beggs and Brill map plots the mixture Froude

    number against the input fraction of liquid(

    2

    mFr

    uN

    gD ;

    sLL

    m

    u

    u )

    Pressure Gradient CalculationEx:oil/gas flow in

    horizontal pipe

    Qo=2000 bbl/day oil ;Qgas=1 MMSCFD

    D = 2 7/8 in (Area 0.0278 ft2)

    Oil: visc. 2 cp ; = 49.9 lbm/ft3 ; 175 F ; 800 psia

    Gas: visc. 0.0131 cp ; = 0.709 ; Z-factor 0.935

    Beggs and Brill correlation

    32

    2000 / 5.615 / 1 / 864004.67

    0.0278sL

    bbl d ft bbl d s ftu

    ft s

    6 32

    460 17510 / 14.70.935 8.72

    0.0278 460 60 800 86400sG

    ft d d ftu

    ft s s

    4.67 8.72 13.39 /m SL SGu u u ft s

    4.670.35

    13.39

    sLL

    m

    u

    u

    1 0.35 0.65G

    2

    2

    2

    13.39

    29.6

    32.17 0.18825

    mFr

    ft

    u sN

    ftgDft

    s

    0.302

    1 316 230LL 2.4684

    2 0.000925 0.0124LL

    1.4516

    3 0.10 0.459LL

    6.738

    4 0.5 490LL

    Segregated flow,

    10.01L FRandN L atau

    20.01L FRandN L Transition flow,

    2 30.01L FRandL N L Intermittent flow,

    3 10.01 0.4L FRandL N L atau

    3 40.4L FRandL N L Distributed flow,

    10.4L FRandN L atau

    40.4L FRandN L Flow regime a b c

    Segregated 0.98 0.4846 0.0868

    Intermittent 0.845 0.5351 0.0173

    Distributed 1.065 0.5824 0.0609

    3 10.01 0.4L FRandL N L intermitten flow

    0.5351

    0.0173

    0.845(0.35)0.454

    (29.6)

    b

    Llo c

    FR

    ay

    N

    Horizontal = 0 0.454L loy y

    m L L G G

    3

    3

    28.97

    28.97(0.709)(800 )2.6 /

    (0.935) 10.73 (460 175)

    GG

    o

    o

    p

    zRT

    psialbm ft

    psia ftR

    mole R

    3(0.35)(29.9) (0.65)(2.6) 19.1m

    lbm

    ft

    m L L G G

    (0.35)(2) (0.65)(0.0131) 0.709m cp

    Rem m

    m

    m

    u DN

    Re

    (19.1)(13.39)(2.259 /12)(1488)101,000

    0.709mN

    From Moody chart 0.0045nf

    2 2

    0.351.698

    (0.454)

    L

    L

    xy

    2 4ln( )

    0.3810.0523 3.182ln( ) 0.875 ln( ) 0.01853 ln( )

    xS

    x x x

    0.3810.0045 0.006587Stp nf f e e

    2

    3

    27.45 0.05

    tp m m

    F

    f udp lbf psi

    dz gD ft ft

    Eaton correlation

    . .

    ;L L L G G Gm q m q ;

    . . .

    m L Gm m m

    4(..... )(6.72 10 ) .....sec. .sec

    G

    lbm lbmcp

    ft cp ft

    From Eaton friction factor correlation

    . .0.5

    2.25

    0.057( )G m

    G

    m m

    D

    0.1.

    .

    L

    G

    mf

    m

    2

    2

    m m

    F

    f udp

    dx gD

    determine the liquid holdup

    41.938 LvL sLN u

    41.938 LvL sGN u

    120.872 LDN D

    43

    10.1572L L

    L

    N

    From Eaton holdup correlation

    0.575 0.05 0.1

    0.0277

    (1.84) ( / )LvL b

    vG D

    N p p N

    N N

    Ly Dukler correlation

    22

    G GL Lk

    L Gy y

    ;

    Rek m

    k

    m

    u DN

    0.320.0056 0.5( Re )n kf N

    = 1

    ln

    1.281 + 0.478 ln + 0.444(ln )2 + 0.094(ln )3 + 0.00843(ln )4

    2

    2

    k m

    F

    f udp

    dx gD

    Kinetic energy contribution

    2 21 G sG L sL

    KF G L

    u udp

    dx g x y y

    F KE

    dp dp dp

    dx dx dx

    CHOKE PERFORMANCE

    Single-Phase Liquid Flow

    32 ( / )g P

    q CA ft s

    C = flow coefficient of the choke; A = choke area

    (ft2); g = unit conversion factor, 32.17 lbm-ft/lbf-s2

    P = lbf/ft2; = lbm/ft3; For oilfield units,

    2

    2

    3

    2

    22,800 ( ) ( / )

    ; ; /m

    Pq C D bbl d

    D in P psi lb ft

    From flow coefficient for liquid flow through a

    choke, NRe (based on D2) C

    Single-Phase Gas Flow

    =

    4221

    (

    2

    28.971)(

    1)[(

    2

    1)

    2 (

    2

    2)

    +1]

    = 3.505642 (

    1

    ) (

    2

    28.971)(

    1) [(

    2

    1)

    2 (

    2

    2)

    +1]

    qg= MSCF/d ; D64is the choke diameter (bean size)

    in 64ths of inches (e.g., for a choke diameter of

    in., D2 = 16/64 in and D64 = 16) ; T1 = R ; = Cp/Cv ; is flow coefficient of the choke.

    Multiphase Flow

    1/2

    2 2

    g lc g g g g

    g gc l lc

    vv v

    Gilbert and Ros correlation

    1

    64

    ( )BlC

    Aq GLRp

    D ;

    1/

    64

    1

    ( )C

    B

    lAq GLRDp

    Correlation A B C

    Gilbert 10.00 0.546 1.89

    Ros 17.40 0.500 2.00

    Omana correlation

    3.49 3.19 0.657 1.80.263ql pl l DN N N N

    1/1.8

    3.49 3.19 0.6571

    0.263D ql pl lN N N N

    g

    l

    N

    0.5

    2

    1

    11.74 10pl

    l l

    N p

    1.25

    1.84 lql ll

    N q

    64

    (0.1574)

    D

    l

    l

    ND

    Surface facilities Gambarkan skematik rangkaian

    surface facilities suatu sistem produksi lapangan

    minyak yang mempunyai GOR tinggi, tekanan

    wellhead tinggi dan pressure loss sepanjang

    flowline rendah. Jelaskan secara singkat masing-

    masing fungsi peralatan yang terdapat pada

    fasilitas tersebut. Tuliskan uraian singkat fungsi-

    fungsi dari surface facilities suatu sistem produksi

    lapangan migas (minimal 6 fungsi)

    Alat Surface Facilities: Separator untuk

    memisahkan fasa minyak, gas dan air dari fluida;

    Water treater untuk mengolah air formasi yang

    ikut terproduksi; Scrubber untuk memisahkan

    cairan yang masih terbawa dalam fasa gas; Booster

    untuk meningkatkan laju aliran fluida; Filter untuk

    memisahkan solid yang terbawa pada masing-

    masing fasa; Coalescer untuk memisahkan butiran

    cairan dan menggabungkannya menjadi butiran

    yang lebih besar agar terpisah dengan fasa gas

    secara gravitasi; Compressor untuk menempatkan

    gas atau menaikkan tekanan; Heater untuk

    memanaskan fluida; Cooler untuk menurunkan

    temperatur fluida; Glycol Reconcenerator untuk

    mengembalikan kondisi glycol dari rich glycol

    menjadi lean glycol; Flash Chamber seperti

    separator tetapi bekerja pada temperatur dan

    tekanan rendah; Glycol Contactor sebagai tempat

    terjadinya kontak antara lean glycol dengan gas

    yang akan dihilangkan kandungan airnya.

    Fungsi Surface Facilities: Memfasilitasi

    terjadinya transport (aliran) fluida dari dasar sumur

    ke permukaan hingga sales point; Memisahkan

    minyak, gas, air; Memisahkan kondensat dari gas;

    Membersihkan gas dari pollutant; Membersihkan

    minyak dari air; Membersihkan air dari minyak.

    Please, write-up of Properties of Petroleum Fluids. It should contain: Tipe Fluida Reservoir Black Oil. Initial producing gas-oil ratio: 2000

    scf/STB; GOR akan meningkat selama produksi

    ketika tekanan reservoir menurun dibawah tekanan

    bubble-point. The gravity of the stock-tank liquid:

    45o API; Stock-tank oil gravity akan menurun

    seiring dengan waktu hingga di akhir dari reservoir

    akan meningkat. The color of the stock-tank

    liquid: berwarna sangat hitam yang menandakan

    adanya hidrokarbon berat, biasanya berwarna

    hitam, tetapi kadang didapatkan berwarna

    kehijauan atau coklat. Analisa: Analisa laboratory

    akan mengidentifikasikan oil formation volume

    awal 2,0 res bbl/STB atau kurang. Oil formation

    volume factor adalah kuantitas dari reservoir liquid

    dalam kebutuhan barrels untuk memproduksi satu

    persediaan tank barrel. Volume oil menyusut satu

    setengah atau lebih dalam perjalanan ke tempat

    penyimpanan. Komposisi C6+ harus lebih besar

    dari 30 %-mol, dan mengidentifikasikan

    banyaknya hidrokarbon berat dalam black oils.

    Penentuan properties fluida :

    =

    o =

    141,5

    131,5. =

    +

    =1

    . =

    (5)

    = + ( ). =

    (7)

    dengan: = ; o =

    ; = ; = ; = ; = Volatile Oil. Initial producing gas-oil ratio:2000 3300 scf/STB; GOR akan meningkat selama

    proses produksi dan tekanan reservoir akan

    menurun di bawah tekanan bubble-point. The

    gravity of the stock-tank liquid: 40o API atau lebih

    tinggi; akan meningkat selama produksi dan

    tekanan reservoir akan menurun di bawah tekanan

    bubble-point. The color of the stock-tank liquid:

    biasanya berwarna coklat, orange, atau hijau.

  • Analisa: Analisa laboratory akan

    mengidentifikasikan oil formation volume awal

    2,0 res bbl/STB atau kurang. Produksi oil akan

    menurun lebih dari satu setengah, seringnya tiga

    per empat selama perjalanan menuju tempat

    penyimpanan. Volatile oil di produksi melalui tiga

    atau lebih tingkat surface separation untuk

    mengurangi penyusutan. Komposisi volatile oils

    antara 12,5 30 %-mol C6+. Perbedaan antara volatile oils dan retrograde gases berada pada 12,5

    %-mol C6+. Jika konsentrasi C6+ lebih dari 12,5

    %-mol, fluida reservoir berada dalam fasa liquid

    dan ditunjukkan dengan bubble point; konsentrasi

    C6+ di bawah 12,5 %-mol, fluida reservoir

    terdapat dalam fasa gas dan ditunjukkan oleh dew

    point.

    Retrograde gas Initial producing gas-oil ratio:

    sekitar 3300 5000 scf/STB; batas atas belum ditentukan, tetapi sudah diteliti hingga 150.000

    scf/STB; GOR di atas 50.000 scf/STB

    menandakan cairan di dalam reservoir sangat

    sedikit dan fluida reservoir dapat diperlakukan

    seperti wet gas; produksi retrograde gas akan

    meningkat setelah produksi dimulai dengan

    penurunan tekanan reservoir di bawah tekanan

    dew-point gas. The gravity of the stock-tank

    liquid: 40o 60o API dan meningkat seiring dengan turunnya tekanan reservoir di bawah

    tekanan bubble-point. The color of the stock-tank

    liquid: berwarna muda, coklat, orange, kehijauan,

    atau bening. Analisa: Retrograde gases

    menunjukkan dew point ketika tekanan menurun

    pada temperatur reservoir. Fraksi C6+ akan kurang

    dari 12,5 %-mol. Perilaku retrograde akan terjadi

    pada kondisi gas reservoir di bawah 1% C6+,

    retrograde liquid bisa diabaikan untuk kondisi

    tersebut.

    Wet gas Initial producing gas-oil ratio: lebih besar

    dari 50.000 scf/STB; nilai GOR cenderung

    konstan selama umur wet gas reservoir. The

    gravity of the stock-tank liquid: 40o 60o API; nilainya sama dengan retrograde gas tetapi tidak

    akan berubah selama umur reservoir. The color of

    the stock-tank liquid: berwarna putih air.

    Penentuan properties fluida : =+

    +;

    = + ; = 0,0762 + 350,2 (10)

    = 0,00263 + 350,2

    ; =

    +4600

    +133.300

    =

    11+4600+

    1+; =

    5954

    8,8=

    42,43

    1,008 (13)

    = 2 + + 133.300

    ; =

    22 + ; =

    dengan : = ; = ; = ; = = ; = ; = ; = ; = Dry gas Initial producing gas-oil ratio: hanya

    terdapat gas. The gravity of the stock-tank liquid:

    tidak ada liquid. The color of the stock-tank liquid:

    tidak berwarna.

    Penentuan properties fluida : =

    ; =

    (18)

    =

    ; = ;

    =

    (21)

    =

    12

    12

    ; = (23)

    =

    ; = 1 ( 1 )

    2 (25)

    =()

    (26)

    dengan : = = = = ; = ; = ; = ; = ; = Construct IPR of two wells in an undersaturated

    oil reservoir using the generalized Vogel equation.

    The following data are given: Reservoir pressure:

    = 5500 Bubble point pressure: = 3000 Tested flowing bottom-hole pressure in Well A: 1 = 4000 Tested production

    rate from Well A: 1 = 300

    Tested flowing

    bottom-hole pressure in Well B: 1 =2000 Tested production rate from Well B: 1 = 900 / Well A:

    =1

    ( 1)

    =300

    (5500 4000)

    = 0,2

    nilai pwf dimasukkan dengan rentang 0 pwf 5000 maka didapatkan hasil perhitungan seperti disajikan pada Tabel 1

    pwf (psia) q (stb/day)

    0 833

    500 815

    1000 781

    1500 733

    2000 670

    2500 593

    3000 500

    5000 0

    Well B:

    =1

    ( ) +1,8 [1 0,2

    0,8()2]

    =900

    (55003000)+30001,8

    [10,220003000

    0,8(20003000

    )2];

    = 0,2685

    nilai pwf dimasukkan dengan rentang 0 pwf 5000 maka didapatkan hasil perhitungan seperti

    disajikan pada Tabel 2

    pwf (psia) q (stb/day)

    0 1119

    500 1094

    1000 1049

    1500 985

    2000 900

    2500 796

    3000 671

    5000 0

    Construct IPR of a well in a saturated oil reservoir

    using both Vogels equation and Fetkovichs equation. The following data are given: Reservoir

    pressure: = 3500 Tested flowing bottom-hole pressure: pwf1 = 2000 psia Tested

    production rate at pwf1: q1 = 500stb

    dayTested

    flowing bottom-hole pressure : pwf2 =1000 psia Tested production rate at pwf2: 2 =800 / Persamaan Vogel:

    =1

    1 0,21 0,8(

    1 )

    2

    =500

    1 0,220003500 0,8(

    20003500)

    2

    = 800,65 / nilai pwf dimasukkan dengan rentang 0 pwf 3500 maka didapatkan hasil perhitungan seperti

    disajikan pada Tabel 3

    pwf (psia) q (stb/day)

    0 800,65

    500 765

    1000 703

    1500 614

    2000 500

    2500 359

    3000 193

    3500 0

    Persamaan Fetkovich:

    =log(

    12)

    log(2 1

    2

    2 22 )

    =log(

    500800)

    log(35002 20002

    35002 10002)

    = 1,5

    =1

    (2 12 )

    =500

    (35002 20002)1,5

    = 1,65 108

    2

    = (2 12 )

    = 1,65 108(35002 12 )1,5

    nilai pwf dimasukkan dengan rentang 0 pwf 3500 maka didapatkan hasil perhitungan seperti

    disajikan pada Tabel 4

    pwf (psia) q (stb/day)

    0 800,65

    500 765

    1000 703

    1500 614

    2000 500

    2500 359

    3000 193

    3500 0

    Determine the IPR for a well at the time when the

    average reservoir pressure will be 1700 psia. The

    following data are obtained from laboratory test of

    well fluid samples:

    Reservoir

    Properties Present Future

    Average

    pressure (psig) 2250 1685,3

    Productivity

    index J*

    (stb/day-psi)

    1,01

    Oil viscosity

    (cp) 3,11 3,63

    Oil formation

    volume factor

    (rb/stb)

    1,173 1,145

    Relative

    permeability to

    oil

    0,815 0,68

    =

    (

    )

    (

    )

    = 1,01

    (0,68

    3,63(1,145))

    (0,815

    3,11(1,173))

    = 0,74

    Persamaan Vogel untuk future IPR:

    =1,8

    [1 0,2

    0,8()2]

    =(0,74)(1685,3)

    1,8[1 0,2

    1685,3

    0,8(

    1685,3)2]

    nilai pwf dimasukkan dengan rentang 0 pwf 2250 dan 0 pwf 1685,3 maka didapatkan hasil perhitungan seperti disajikan pada Tabel 6

    Reservoir

    pressure = 2250

    psig

    Reservoir

    pressure = 1685,3

    psig

    pwf

    (psig)

    q

    (stb/day)

    pwf

    (psig)

    q

    (stb/day)

    2250 0 1685,3 0

    2025 217 1516,77 119,11

    1800 414 1348,24 227,14

    1575 591 1179,71 324,09

    1350 747 1011,18 409,96

    1125 884 842,65 484,75

    900 1000 674,12 548,46

    675 1096 505,59 601,09

    450 1172 337,06 642,64

    225 1227 168,53 673,11

    0 1263 0 692,50