52

Christ Centered Therapy - UKSW

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Christ Centered Therapy - UKSW
Page 2: Christ Centered Therapy - UKSW

Christ Centered Therapy

Integrasi Praktis Teologi dan Psikologi

Neil T. Anderson, D. MinTerry E. Zuehlke, Ph.D.

Julianne S. Zuehlke, M.S.

Page 3: Christ Centered Therapy - UKSW

Originally published in the U.S.A. under the title: Christ-Centered Therapy

Copyright © 2000 by Neil T. Anderson, Terry E. Zuehlke, & Julianne S. Zuehlke

Translation copyright © 2013 by Neil T. Anderson, Terry E. Zuehlke, & Julianne S. Zuehlke

Translated by Joseph Ernest Mambu, M.A.Published by permission of Zondervan, Grand Rapids, Michigan

Hak cipta terjemahan IndonesiaPenerbit Gandum MasCetakan Pertama 2014

Penerjemah: Joseph Ernest Mambu, M.A.Korektor: Indrijanti Mali Limanta, S.Th., M.Div.

Tiada ungkapan yang lebih manisselain mengucap syukur kepada Tuhan Yesus Kristus,

karena Anda telah menghargai dan tidak memperbanyakkarya tulis saudara seiman ini

dalam bentuk dan dengan cara apa pun termasuk fotokopi,

tanpa izin tertulis dari Penerbit Gandum Mas

Page 4: Christ Centered Therapy - UKSW

DAFTAR ISI

Daftar Tabel ..............................................................................................................4

Daftar Bagan.............................................................................................................5Ucapan Terima kasih ..............................................................................................7

Pendahuluan ............................................................................................................9

1. Penjelasan Mengenai Nilai-nilai dan Wawasan Dunia.....................15

2. Mengklaim Kembali Psikologi yang Alkitabiah ................................41

3. Beragam Strategi dalam Konseling Kristen ........................................71

4. Integrasi Teologi dan Psikologi ............................................................99

5. Allah, Klien, dan Terapis dalam Konseling Kristen ........................127

6. Strategi Alkitabiah bagi Konseling Kristen.......................................149

7. Penilaian Praktisi dan Klien ................................................................183

8. Menetapkan Akar Masalah dalam Dunia Kerja..............................211

9. Seperangkat Alat Bantu Konseling ....................................................243

Terapi Kognitif-Behavioral Gangguan KecemasanKeterikatan DepresiPengalaman Masa Lalu Batasan-batasanGangguan Pola Makan Kepribadian GandaDuka dan Rasa Kehilangan Komunikasi dalam PernikahanPelecehan Fisik, Emosional, dan Seksual Kecanduan SeksPengasuhan Kecanduan Miras dan Obat-obatanTheoPhostics Siapa Saya di Dalam Kristus

Janji Pemenang di Dalam Kristus

10. Terapi Kristen Profesional dan Komunitas Gereja ..........................331

11. Hubungan-hubungan Pertanggungjawaban Profesional dengan Pemerintah..........................................................349

LAMPIRAN A: Integrasi Konflik Spiritual dalam Psikoterapi ..............365

LAMPIRAN B: Peran Psikiatri dalam Perawatan Terkelola ..................375

LAMPIRAN C: Pelayanan Kepedulian dalam Gereja .............................381

LAMPIRAN D: Formulir-formulir Profesional ........................................382

LAMPIRAN E: Langkah-langkah Menuju Kemerdekaan di Dalam Kristus ...................................................................................410

Indeks..............................................................................................................439

Page 5: Christ Centered Therapy - UKSW

DAFTAR TABEL

1.1 Empat Model Wawasan Dunia Barat .....................................................30

6.1 Efek Kejatuhan Umat Manusia ke dalam Dosa ..................................1516.2 Bersatu dengan Kristus...........................................................................152

6.3 Tingkat-tingkat Konflik ..........................................................................153

6.4 Tingkat-tingkat Penyelesaian ................................................................154

8.1. Kerusakan-kerusakan Kritis ..................................................................225

8.2 Kerusakan-kerusakan di Empat Bidang Diri Manusia ......................226

8.3 Kerusakan-kerusakan dalam Bidang Holistik ....................................234

9.1 Masa-masa Kehilangan...........................................................................26810.1 Pelatihan Tingkat Dasar .........................................................................342

10.2 Pelatihan Tingkat Lanjutan....................................................................344

10.3 Jadwal untuk Pelatihan Tingkat Dasar: Format 16 Minggu .............346

10.4 Jadwal untuk Pelatihan Tingkat Dasar: Format Empat

Akhir Pekan..............................................................................................346

A.1 Hasil Kuesioner Tindak Lanjut dari Skala Pengukuran Diri ............366

Page 6: Christ Centered Therapy - UKSW

DAFTAR BAGAN

2.1 Bagian Tengah yang Tersingkirkan........................................................56

2.2 Wawasan Dunia yang Seimbang ............................................................68

3.1 Pendekatan-pendekatan Klinis pada Psikoterapi.................................81

4.1 Penciptaan Awal Manusia .....................................................................100

4.2 Peran Tubuh Jasmani..............................................................................114

4.3 Otak Manusia ...........................................................................................115

5.1 Peran Allah dalam Terapi ......................................................................128

5.2 Kedaulatan Allah.....................................................................................129

6.1 Disiplin-disiplin Pribadi: Tanpa Kristus di Pusat...............................164

6.2 Disiplin-disiplin Pribadi: Dengan Kristus di Pusat............................165

7.1 Pohon Gersang.........................................................................................197

8.1 Empat Bidang dalam Diri Manusia: Suatu Wawasan

Dunia yang Tidak Alkitabiah ................................................................223

8.2 Lima Bidang dalam Diri Manusia: Suatu Wawasan

Dunia yang Alkitabiah...........................................................................224

9.1 Terapi Kognitif-Behavioral: Permainan ..............................................251

9.2 Terapi Kognitif-Behavioral: Permainan ..............................................253

9.3 Siklus Kecanduan ....................................................................................324

10.1 Sebuah Model untuk Integrasi ..............................................................339

A.1 Peperangan Rohani: Tipu Muslihat Musuh ........................................369

A.2 Peperangan Rohani: Realitas .................................................................369

Page 7: Christ Centered Therapy - UKSW
Page 8: Christ Centered Therapy - UKSW

UCAPAN TERIMA KASIH

Ketiga penulis hendak berterimakasih kepada penerbit kami, dan staf yang telah berhubungan dengan kami – secara khusus, John Sloan, Dirk Buursma, Jonathan Petersen, dan para pendukung yang profesional dan sangat baik dalam segala aspek! Kami juga hendak berterimakasih kepada para penulis penyumbang “Alat Bantu Konseling” yang telah membagikan pengalaman-pengalaman klinis mereka. Dr. Stephen dan Judy King adalah para pemimpi yang bersama kami sejak awal proyek ini. Kontribusi mereka untuk “Alat Bantu Konseling” sangat kami hargai.

Neil, Terry, dan Julie

Terry dan Julie juga hendak mengungkapkan terimakasih kepada Neil Anderson dan beberapa orang lain:

Kami sangat dipengaruhi ketika pertama kali mendengar pesan Dr. Anderson yang demikian menguatkan mengenai mengklaim identitas kita di dalam Kristus dan mencapai kemenangan pribadi di atas tipu muslihat musuh. Kami adalah para konselor yang telah lahir baru yang berpraktek secara privat, bekerja dengan para klien yang memiliki humanistik yang sekular. Sebuah kehausan yang sangat timbul di dalam diri kami untuk mengintegrasikan kebenaran rohani dari Firman Tuhan yang tidak berke-salahan di dalam pekerjaan kami dengan para klien. Kami menyadari jika tidak memberitakan kebenaran kepada para klien akan menghambat penyembuhan mereka dan juga memperlihatkan keraguan pada pihak kami. Bagaimana kami dapat menyembah dan berdoa kepada Allah yang sejati dan hidup yang menyembuhkan, menghiburkan, memberi damai sejahtera, dan mengampuni dosa kami melalui kematian Yesus Kristus, dan tidak menginte-grasikan kebenaran-kebenaran tersebut ke dalam konseling dengan klien kami? Karena pemberdayaan oleh Roh Kudus, kami tertantang dalam hal ini, dan secara bertahap mulai mengubah cara konseling kami. Hasilnya sangat menakjubkan dan berkat-berkat dalam kehidupan klien kami sangat luar biasa. Ketika Neil memberikan kami kesempatan untuk bergabung bersama-nya untuk mendampingi para konselor mengintegrasikan teologi dan psikologi, kami langsung menangkap kesempatan itu. Buku ini adalah hasil dari kolaborasi kami, Terimakasih, Neil.

Kami juga ingin berterimakasih pada banyak klien kami karena mencari bimbingan kami dan memberikan pengalaman-pengalaman yang nyata dalam hidup mereka sebagai pola untuk integrasi. Kami berterimakasih pada anggota staf di klinik kami yang berani berjuang dengan mengambil resiko untuk menerapkan integrasi ini sebagaimana kami mencontohkan kepada mereka. Kami juga berterima kasih kepada para pejuang doa kami, yaitu: John dan Carolyn Fugate, Tim dan Kathy White, dan Bob dan Barbara Francis. Kami juga berterimakasih kepada para pembaca naskah dalam bentuk

Page 9: Christ Centered Therapy - UKSW

konsep dari buku ini: Dr. Bruce Roselle, Dr. Carl Haugen, dan Linda Wismer. Kami juga berterima kasih kepada Tuhan atas tersedianya tempat bagi kami di Lake of the Woods di Ontario,Kanada, di mana kami menulis sebagian besar dari bagian-bagian tulisan ini pada waktu kami jauh dari kesibukan praktek klinik dan pelayanan kami.

Kami sadar bahwa banyak orang lain yang sudah menulis tentang integrasi dengan sangat jelas dan amat baik. Dalam era postmodern yang menganut relativisme dan pragmatisme, kami yakin bahwa buku ini akan menolong untuk mengingatkan para konselor mengenai kebenaran-kebenaran alkitabiah yang mutlak, yang di dalamnya kesembuhan yang sejati terjadi. Segala kemuliaan bagi Allah!

Terry dan Julie

8 Christ Centered Therapy

Page 10: Christ Centered Therapy - UKSW

PENDAHULUAN

Sejak revolusi budaya di tahun 1960-an, kebutuhan mental dan emosional orang Amerika meningkat drastis. Menurut National Institute of Mental Health (Institut Nasional Kesehatan Mental), lebih dari 19 juta orang di Amerika akan menderita depresi setiap tahunnya. Jumlah konsultasi ke dokter di mana para pasien menerima resep obat untuk masalah kejiwaan meningkat dari 32,7 juta menjadi 45,6 juta antara tahun 1985 sampai 1994. Konsultasi dengan diagnosa depresi jumlahnya hampir dua kali lipat dalam kurun waktu 10 tahun

1terakhir ini, yang artinya meningkat dari 11 juta sampai lebih dari 20,4 juta. Jelaslah kita sekarang mengalami “wabah stres.”

Kita juga sedang hidup di era kecemasan. Sesungguhnya, problema

kesehatan mental nomor satu di Amerika hari ini tidak lagi depresi tapi

gangguan kecemasan. Kecanduan zat-zat kimia [seperti alkohol] menempati

urutan ketiga. Tambahan terhadap masalah mental dan emosional adalah

kehancuran keluarga dan pergumulan dalam hubungan antar manusia. Jika

ada yang meragukan bahwa masalah-masalah ini tidak serius, maka sejumlah

penembakan di sekolah atau tempat kerja baru-baru ini seharusnya menun-

jukkan dengan kuat dan jelas bahwa tidak semua baik-baik saja di Amerika.

Ada potensi kemarahan yang siap meledak dengan hanya sedikit provokasi. Untungnya, dalam tiga dasawarsa terakhir ini kita telah menyaksikan

peningkatan luar biasa jumlah orang-orang Kristen yang masuk dalam

profesi kesehatan jiwa. Beberapa memilih profesi ini untuk menemukan

jawaban-jawaban bagi diri mereka sendiri, tetapi banyak yang meresponi

panggilan Allah untuk mencari jawaban-jawaban yang alkitabiah yang akan

menolong orang-orang yang sangat terluka. Tentu saja untuk bisa menjalan-

kan praktek profesinya sebagai terapis/psikolog secara legal, mereka harus

diberi izin oleh negara [bagian], dengan syarat-syarat yang mencakup pen-

didikan yang ekstensif di bidang psikologi, pekerjaan sosial, studi pernikahan

dan keluarga, dan ilmu perawatan kejiwaan. Lagipula, sebagian besar negara

bagian mewajibkan para calon terapis/psikolog untuk menjalani program

magang yang diawasi selama sekurang-kurangnya satu tahun. Akhirnya,

sebagian besar terapis yang memenuhi berbagai persyaratan ini menikmati

tingkat kenyamanan klinis berkat prinsip-prinsip psikologis yang telah

mereka pelajari.

1. Dicatat dalam Brenda C. Coleman, “Doctors Prescribing More Antidepressant

Medicines,” Denver Post, 18 Februari 1998, bag. A, hal. 3.

Page 11: Christ Centered Therapy - UKSW

Banyak terapis Kristen yang telah memenuhi syarat-syarat tersebut di atas juga mengalami tingkat kenyamanan rohani berkenaan dengan iman pribadi mereka. Sering dengan berlatar belakang gereja-gereja injili yang sehat, mereka mempraktekkan disiplin-disiplin kehidupan kekristenan seperti penyembahan, pemahaman Alkitab, doa, dan penginjilan. Namun, banyak yang tidak memiliki kesempatan atau keahlian untuk mengintegrasikan prinsip-prinsip rohani ke dalam praktek-praktek konseling. Meskipun mereka merasa nyaman di dalam setiap bidang secara terpisah, mereka memiliki berbagai pertanyaan dan rasa tidak aman dalam hal mengkom-binasikan prinsip-prinsip psikologis dengan prinsip-prinsip spiritual dalam praktek mereka.

Pertimbangkanlah, misalnya, pergumulan dari dua terapis Kristen yang

berbeda. Pertama, seorang psikolog yang relatif belum berpengalaman, mera-

sa tidak yakin bagaimana memasukkan doa di dalam sebuah sesi konseling. Ia

menjelaskan, “Rasanya sangat aneh untuk berdoa dengan klien saya. Saya

tidak pernah punya pengalaman seperti ini di sekolah!” Pendidikan dan

pelatihannya tidak memasukkan apapun tentang peran Roh Kudus atau

mengenai gangguan-gangguan roh jahat. Akibatnya, ia tidak tahu bagaimana

mengintegrasikan disiplin rohani dasar seperti doa di dalam prakteknya.Sebaliknya, seorang konselor berlisensi yang dilatih sebagai pendeta

memiliki kesulitan menerapkan prinsip-prinsip dari Pedoman Diagnosa dan

Statistik untuk Gangguan Mental edisi ke-4 (Diagnostic and Statistical Manual

of Mental Disorders, 4th ed. / DSM-IV) terbitan Asosiasi Psikiatrik Amerika.

Meskipun ia dilengkapi dengan baik untuk memberi perhatian pada aspek

spiritual dari masalah-masalah emosional, ia kurang kecakapan klinis untuk

mendiagnosa dan harus berjuang dengan pengambilan keputusan pengelola-

an kasus. Seperti psikolog tersebut, pendeta yang memberikan terapi perlu

mempelajari prinsip-prinsip dasar untuk mengintegrasikan iman Kristen

dengan terapi dan kemudian mempraktekkan prinsip-prinsip tersebut

melalui latihan-latihan penerapan.

PERLUNYA INTEGRASI

Kami bukan orang pertama yang mengakui perlunya prinsip-prinsip

integrasi dan praktek-praktek penerapannya. Psikolog dan penulis Kristen

Gary Collins, contohnya, menjelaskan bahwa bidang kebutuhan utama

sekarang ini saat kita berpikir tentang integrasi bukanlah yang teoritis tetapi

yang praktis. Bagaimana kita melakukan integrasi? Kecakapan dan metode

apa saja yang harus ada? Collins menyimpulkan diperlukannya buku-buku 2dan artikel-artikel yang berfokus pada praktek dan latihan.

2. Diamati dalam Mark R. McMinn, Psychology, Theology, and Spirituality in Christian Counseling (Wheaton, Ill.: Tyndale House, 1996), 8.

10 Christ Centered Therapy

Page 12: Christ Centered Therapy - UKSW

Harapan kami adalah bahwa buku ini akan memenuhi kebutuhan tersebut dengan cara mengintegrasikan kebenaran Firman Allah dengan perangkat evaluasi dan perawatan psikologis. Sebagai orang-orang Kristen injili, kami yakin bahwa Alkitab adalah satu-satunya sumber yang memiliki otoritas bagi iman dan prakteknya. Oleh karena itu, kami telah berusaha mengembangkan wawasan dunia (worldview) yang alkitabiah, untuk menunjukkan relevansi injil, termasuk realitas dari identitas kita di dalam Kristus, dan menetapkan prinsip-prinsip dan teknik-teknik yang alkitabiah di bidang konseling Kristen. Jika kita mengatakan bahwa Yesus Kristus adalah jawaban dan bahwa kebenaran Firman Allah memerdekakan orang, maka keyakinan-keyakinan inti tersebut harus secara penuh diintegrasikan ke dalam praktek oleh terapis Kristen.

Kami sedih karena menyadari adanya kontroversi yang terus-menerus di antara lingkungan orang-orang Kristen mengenai relevansi praktek-praktek psikoterapik dengan psikologi secara umum. Dalam cakupan sejarah yang luas, psikologi adalah kajian ilmiah yang relatif baru, seperti ilmu komputer dan mikrobiologi. Dan walaupun kita tidak bisa menerima psikologi sekuler sebagaimana kita juga tidak bisa menerima teologi liberal, namun kita tidak bisa menolak psikologi sebagai sebuah disiplin ilmu. Dalam arti yang sempit, psikologi hanyalah sebuah kajian mengenai pikiran manusia dan bagaimana pikiran itu berfungsi. Definisi yang lebih luas mencakup hal-hal terkait seperti emosi, identitas, kepribadian, dan hubungan. Karena manusia adalah makhluk yang kompleks, penting bagi anggota-anggota profesional lainnya yang membantu untuk memahami tidak saja bagaimana otak berfungsi (neurologi) tetapi juga bagaimana pikiran bekerja (psikologi). Untuk tujuan itu, sasaran kami dalam buku ini yaitu mengumpulkan psikiater, konselor profesional, dan teolog praktis bersama-sama untuk mempresentasikan kepada komunitas Kristen sebuah jawaban terpadu dari wawasan dunia Kristen yang alkitabiah.

Kami yakin bahwa psikologi yang alkitabiah itu ada. Alkitab berbicara dengan otoritas mengenai pikiran, perasaan, dan masalah-masalah patologis/penyakit seperti gangguan kekuatiran, depresi, kemarahan, dan kepahitan. Lagipula, sejak kita diubah oleh pembaruan budi kita (lih. Rm. 12:2), kita harus, jika ingin menjadi serupa dengan gambaran-Nya, memahami bagaimana pikiran berfungsi. Dan kesadaran semacam ini juga merupakan bagian penting dalam proses penyucian, sebagaimana yang

3 dijelaskan Neil Anderson dan Robert Saucy dalam The Common Made Holy(Hal umum yang menyucikan). Penyucian adalah kehendak Allah bagi hidup

. .kita (lih I Tes 4:3), jadi konselor-konselor Kristen perlu sebuah pemahaman yang komprehensif tidak saja dalam hal prinsip-prinsip psikologis tetapi juga

penyucian secaraposisi dan progresif.

3. Lihat Neil T. Anderson dan Robert Saucy, The Common Made Holy (Eugene , Ore.: Harvest House, 1997).

11Pendahuluan

Page 13: Christ Centered Therapy - UKSW

Kami tidak bermaksud untuk memberi perhatian kepada setiap isu yang berhubungan dengan konseling Kristen. Banyak buku telah ditulis mengenai topik-topik seperti teknik-teknik konseling, integrasi psikologi dan agama, etika konseling, apa artinya menjadi konselor Kristen, peperangan rohani, dan layanan perawatan terkelola (managed care). Kami menyarankan agar para pembaca mempelajari tulisan-tulisan yang direferensikan dalam catatan kaki untuk kajian mengenai isu-isu ini secara lebih mendalam. Apa yang akan disediakan oleh buku ini adalah kerangka prinsip-prinsip untuk menginte-grasikan konseling dan iman Kristen serta praktek-praktek penerapannya untuk membantu konselor Kristen mempraktekkan prinsip-prinsip ini dalam praktek konseling mereka. Kami telah melihat bahwa prinsip-prinsip dan praktek-praktek ini berhasil diterapkan di dalam praktek konseling kami, sehingga kami tahu semuanya itu bisa juga berhasil diterapkan oleh para konselor Kristen yang berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan emosional dan psikologis di zaman kita sekarang ini.

ASAL MULA DAN SEKILAS PANDANG MENGENAI PENDEKATAN INTEGRATIF (PENGGABUNGAN) KAMI

Terry dan Julie Zuehlke pertama kali bertemu dengan Neil Anderson saat dia mengadakan konferensi “Hidup Merdeka di Dalam Kristus” di gereja mereka beberapa tahun yang lalu. Setelah melihat banyak orang menyelesaikan konflik-konflik psikologis dan spiritual mereka dan menemukan kemerdekaan dan identitas mereka di dalam Kristus, pasangan Zuehlke mulai mengintegrasikan (menggabungkan) prinsip-prinsip alkitabiah yang diajarkan di konferensi itu ke dalam pekerjaan mereka di pusat konseling profesional. Hal terpenting dari upaya integrasi (penggabungan) ini adalah memahami injil sepenuh yang didasarkan atas karya Yesus Kristus yang telah genap serta pelayanan Roh Kudus di masa kini. Mereka mulai menganggap setiap klien Kristen sebagai anak Allah yang adalah ciptaan baru di dalam Kristus. Alih-alih hanya mengajarkan kecakapan-kecakapan menghadapi dan mengatasi masalah, mereka mendorong pertobatan yang tulus yang membawa pada kemerdekaan di dalam Kristus. Mereka juga mulai menerapkan prinsip-prinsip peperangan rohani dalam bentuk yang sesuai dengan konteks konseling.

Akhirnya, Julie mengurangi waktunya di klinik untuk bisa melayani sebagai staf senior di gereja mereka yang membawahi pelayanan pastoral, mengawasi pelayanan kepedulian pastoral. Terry terus memimpin pusat konseling profesional berpusatkan Kristus. Inilah model yang kami harap bisa kami bagikan: seorang teolog dan dua terapis berpengalaman (salah satunya juga adalah direktur pelayanan pastoral di sebuah gereja yang besar) bekerja sama menyediakan jawaban yang alkitabiah dan komprehensif bagi dunia yang sangat membutuhkan pengetahuan mengenai kebenaran yang akan memerdekakan mereka.

12 Christ Centered Therapy

Page 14: Christ Centered Therapy - UKSW

Kami sangat percaya setiap gereja bisa diperlengkapi untuk menolong jemaatnya menyelesaikan konflik-konflik pribadi dan rohaninya. Inilah tujuan dari pelayanan Neil Anderson, dia berusaha menawarkan kepada gereja-gereja dan kelompok-kelompok misi sumber-sumber yang akan memampukan mereka memantapkan jemaat, pernikahan-pernikahan, dan pelayanan-pelayanan agar tetap hidup dan merdeka di dalam Kristus. Tetapi kami juga percaya ada sebuah kebutuhan akan konselor-konselor Kristen profesional yang secara unik dilatih untuk menolong anggota-anggota gereja dengan kebutuhan-kebutuhan khusus dan jemaat yang cenderung tidak mencari pertolongan dari gereja. Untuk jemaat jenis kedua ini, konselor Kristen yang profesional menjadi jembatan antara dunia dan gereja.

Untuk memperlengkapi para pemimpin gereja dan konselor Kristen dalam rangka memenuhi kebutuhan ini, kami mulai dengan bab satu yang membahas perlunya menjelaskan masalah nilai-nilai dan wawasan dunia yang dimiliki oleh terapis maupun klien. Kemudian, di bab dua, kami memperkenalkan dan memantapkan wawasan dunia yang alkitabiah. Kami mengulas kaitan historis antara psikologi dan agama sehubungan dengan diagnosa dan penanganan penyakit jiwa. Kami juga membahas pertanyaan mengenai kondisi psikologis yang mengganggu sebagai “gejala-gejala” atau “dosa.” Di bab tiga kami mengulas empat konseptualisasi konseling Kristen, sebagaimana diuraikan oleh empat penulis terkemuka, begitu juga para-digma operasional dari kami. Di bab empat kami berusaha membangun integrasi yang alkitabiah antara teologi dan psikologi. Tujuan dari bab ini yaitu meletakkan dasar yang alkitabiah untuk resolusi konflik pribadi dan rohani ketimbang hanya mengurangi gejala penyakit. Memiliki sebuah “teologi resolusi” yang tepat sangatlah penting bagi konselor Kristen. Di bab lima kami menyelidiki peran dan tanggung jawab Allah, terapis, dan klien saat berhubungan dengan proses konseling.

Bab enam meletakkan dasar-dasar teologis bagi strategi alkitabiah yang empatik untuk konseling Kristen. Bab tujuh mengintegrasikan teologi dengan metodologi strategis dan menyediakan evaluasi rohani dan psikologis bagi terapis dan klien. Bab delapan menunjukkan bagaimana isu-isu rohani yang mendasar bisa dilibatkan dalam kehidupan sehari-hari dengan menggunakan bahasa psikologi, sebuah pendekatan yang memampukan klien Kristen untuk berakar teguh di dalam Kristus. Pendekatan ini memam-pukan klien Kristen untuk berakar lebih kuat di dalam Kristus. Bab sembilan berisi alat bantu bagi terapis. Di sini kami membagikan pendekatan-pende-katan yang terbukti efektif dalam menyelesaikan berbagai masalah.

Bab sepuluh membahas bagaimana terapis profesional dan komunitas gereja dapat dan seharusnya bekerja sama. Kami menguraikan tanggung jawab timbal balik maupun pribadi dari profesional Kristen dan gereja, dan mempresentasikan diagram yang menggambarkan kerjasama konselor dan gereja. Bab ini menyediakan sebuah gambaran tentang bagaimana para klien bisa bergerak di antara dua lingkungan untuk mencapai kemerdekaan dan

13Pendahuluan

Page 15: Christ Centered Therapy - UKSW

meraih resolusi atas konflik-konflik mereka. Akhirnya, bab sebelas berbicara tentang akuntabilitas (dapat dipertanggungjawabkan) dan integritas konse-ling Kristen dalam lapangan kehidupan sehari-hari. Kami juga membahas hubungan yang dimiliki para konselor profesional dengan dewan lisensi negara, serta perlunya dokumentasi yang memadai.

Kerinduan kami secara keseluruhan ialah mengintegrasikan kebenaran Firman Allah dengan metodologi yang sesuai dari ilmu psikologi. Kami ingin membantu para konselor Kristen memperdalam hubungan pribadi mereka dengan Yesus Kristus, meningkatkan kecakapan-kecakapan klinis mereka, berpraktek dengan kebebasan dalam konteks wawasan dunia yang alkitabiah, dan menuntun lingkungan para pemakai jasa tersebut dalam lapangan kehidupan sehari-hari. Kompetensi-kompetensi ini akan menolong para konselor saat mereka menghadapi emosi yang terluka dari para pengikut Tuhan Yesus Kristus, yang mencari penyembuhan, pemulihan, dan kebenaran tentang identitas mereka. Buku ini juga akan memperlengkapi para konselor Kristen untuk dengan penuh ucapan syukur bekerja dengan orang-orang yang tidak percaya kepada Tuhan Yesus, yang mungkin, karena pencerahan di dalam kasih pada Kebenaran di dalam konteks konseling, memutuskan untuk menaruh kepercayaan mereka di dalam Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat.

14 Christ Centered Therapy

Page 16: Christ Centered Therapy - UKSW

Psikologi sebagai sebuah disiplin lepas dari wawasan dunia tetapi jus-ilmu tidak berasal dari sumber-sum- tru mencakup perspektif Kristen ber Kristen. Lagipula, psikologi ba- atau perspektif spiritual alter-ru masuk secara signifikan ke dalam natif/non-Kristen.kurikulum pendidikan agama Kris- Jadi, kecenderungan akhir-akhir

ini mengakui adanya pertentangan ten pada paruhan terakhir abad ke-dua puluh, tak diragukan ini karena wawasan dunia di dalam komunitas sikap historis yang lazim dari bidang profesional mencerminkan peru-psikologi terhadap nilai-nilai rohani bahan yang menggembirakan. yang tidak mendapat tempat dalam Sebagai contoh, Asosiasi Psikolog konseling – posisi ini disebabkan Amerika (APA/American Psycholo-oleh, di antara faktor-faktor lain, per- gical Association) mengamanatkan ke-saingan wawasan dunia, kebenaran pada para psikolog untuk memiliki politis, gereja yang liberal, dan pe- pandangan yang terpelajar/inte-mahaman akan sains yang tidak lektual tentang agama karena agama akurat. Bertentangan dengan wa- merupakan salah satu dari beberapa wasan historis, kami tetap yakin dimensi penting perbedaan atau bahwa nilai-nilai spiritual yang ter- keanekaragaman manusia – atau jika cermin dalam banyak wawasan du- seorang psikolog tidak memiliki wa-nia memainkan peran yang sangat wasan keagamaan yang luas, ia ha-penting dalam keputusan-kepu- rus memberi rujukan kepada psiko-tusan klinis yang dibuat oleh para log lain yang punya wawasan terse-

1terapis dan dalam hidup para klien but. Di samping itu, Komite Asosiasi yang datang untuk perawatan. Psi- Psikiatri Amerika di bidang Agama koterapi, pada faktanya, tidak bisa

dan Psikiatri merekomendasikan

1. American Psychological Association, Ethical Standard 1.08, dicatat oleh Siang-Yang Tan, “Religion in Clinical Practice: Implicit and Explicit Integration,” dalam Religion and the Clinical Practice of Psychology, editor: Edward P. Shafranske (Washington, D.C.: American Psychological Association, 1996), 367.

1 Penjelasan Mengenai Nilai-nilai dan Wawasan Dunia

Hanya karena begitu banyak kebohongan berkembang dalam dunia psikologi bukan berarti orang Kristen harus membuang ilmu tersebut. Sebaliknya, orang Kristen harus membawa kebenaran Allah ke dalam disiplin ilmu yang telah terperdaya itu.

DAVID A. NOEBEL

Page 17: Christ Centered Therapy - UKSW

bahwa keberagamaan seseorang ngungan yang luar biasa. Di satu sisi, 2harus tercakup dalam praktek klinis. pemerintah Amerika Serikat mulai

Kedua pedoman etik di atas meng- membatasi pembentukan struktur

haruskan adanya perkembangan birokratik pada banyak aspek kehi-

basis pengetahuan dan kompetensi dupan penduduknya dan menyerah-

pada semua jenjang penyediaan la- kan urusan-urusan pribadi atau ke-

yanan kesehatan mental, yaitu pen- luarga kepada masing-masing pen-

didikan, pelatihan, riset/penelitian, duduk. Untuk mengganti keterlibat-

dan praktek klinis. annya yang berkurang, pemerintah

mulai bergantung pada gereja-gereja Fakta bahwa nilai-nilai religius

dan organisasi-organisasi swasta memiliki tempat yang penting da-

untuk membantu menyediakan ke-lam praktek konseling kesehatan

butuhan bagi orang-orang di komu-mental yang bersifat etis mulai

nitasnya masing-masing.mendapatkan pengakuan resmi.

Siang-Yang Tan, seorang guru besar Di lain pihak, sistem layanan pe-

bidang psikologi di Fuller Theological rawatan kesehatan bukannya me-

Seminary mengamati, bahwa “Pen- ngurangi tetapi justru memperluas

dekatan alkitabiah terhadap kon- kontrol pengaturannya. Sistem ini

seling … yang secara eksplisit meng- mengelola layanan melalui kontrol

gunakan nilai-nilai atau perspektif biaya dan dengan “menjatah” layan-

dan intervensi keagamaan secara an perawatan kesehatan. Pengaruh

Kristen (seperti doa, penggunaan perawatan terkelola dalam bidang

Kitab Suci) dan bergantung pada kesehatan mental telah menegakkan

karunia-karunia roh dan kuasa serta struktur-struktur birokratik yang

pelayanan dari Roh Kudus yang se- mengatur praktek-praktek konse-

suai, memberikan kontribusi yang ling. Lagipula, tindakan-tindakan

unik pada efektivitas konseling, khu- dari dewan-dewan pengurus lisensi 3 negara, organisasi-organisasi prak-susnya pada klien-klien Kristen.”

tisi profesional, dan sistem peradilan

terus mempertahankan pembatas-P E M E R I N T A H D A N L I N G -

annya, yang dianggap benar secara KUNGAN SEPUTAR LAYANAN politis, pada praktisi-praktisi Kris-PERAWATAN KESEHATANten. Akibatnya, komunitas konsu-

Jelas bahwa inilah saat-saat peru- men dan praktisi kesehatan mental bahan di dalam profesi kesehatan yang beragama Kristen dibatasi mental yang mengakibatkan kebi- ruang lingkupnya untuk bisa saling

2. American Psychiatric Association Board of Trustees, “Guidelines Regarding Possible Conflict Between Psychiatrists' Religious Commitment and Psychiatric Practice,” American Journal of Psychiatry 147 (1990), 542.

3. Siang-Yang Tan, “Religious Values and Interventions in Lay Christian Counseling,” Journal of Psychology and Christianity 10 (1991),173-182, dirujuk dalam Mark R. McMinn, Psychology, Theology, and Spirituality in Christian Counseling (Wheaton, Ill.: Tyndale House, 1996), 121.

16 Christ Centered Therapy16

Page 18: Christ Centered Therapy - UKSW

menentukan nilai-nilai dan pende- datang waktunya, orang tidak dapat

katan-pendekatan spiritualnya. Mes- lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-kipun bentuk-bentuk spiritualitas guru menurut kehendaknya untuk sekuler, humanis, ateis, agnostik dan memuaskan keinginan telinganya. agama Timur diterima karena di-Mereka akan memalingkan telinga-anggap “benar secara politis”, na-nya dari kebenaran dan membuka-mun nilai-nilai dan wawasan dunia nya bagi dongeng” (II Tim. 4:2-4). kekristenan yang alkitabiah, yang Menyedihkan, terlalu banyak gereja menjadi dasar budaya Amerika dan hari ini telah menjadi proklamator kebebasannya, telah semakin diten-dari kekristenan yang palsu, yang ti-tang. dak relevan atau yang paling buruk, yang gagal menyentuh isu-isu seper-

PERAN GEREJA ti moralitas publik dan personal. Keputusan-keputusan hukum Perubahan tren semacam ini se-

yang merugikan juga telah mende-harusnya tidak mengejutkan kita pak pengaruh kekristenan dari arena karena Alkitab memperingatkan kita publik. Beberapa contoh keputusan-akan datangnya kemurtadan (lih. keputusan tersebut adalah larangan Mat. 24:24, 37-38; I Tim. 4:1). Dengan doa di sekolah, simbol-simbol Kris-bahasa yang lebih sederhana, se-ten di tempat-tempat umum pada orang yang murtad adalah seseorang hari Natal, dan doa di saat upacara yang secara lahiriah beragama tetapi wisuda atau pertandingan-pertan-tidak memiliki kuasa supranatural dingan olahraga. Melalui proses poli-Roh Kudus dan komitmen pada ke-tik dan hukum di negara Amerika benaran mutlak. Sama halnya, gere-ini, kami [orang Amerika] ditekan/ ja-gereja yang murtad adalah gereja-dipaksa untuk menjalankan ibadah gereja yang menyetujui dan mendu-keagamaan kami di dalam dinding kung keyakinan-keyakinan keliru bertembok empat, menjauhkan diri dan praktek-praktek kultural dari dari kancah politik, dan berhenti budaya moral kita yang merosot. Bu-mencampuri urusan masyarakat. kannya menjadi lembaga yang mem-

Namun demikian, gereja harus punyai pengaruh yang benar bagi memberitahu budaya dengan mema-masyarakat sekitarnya, gereja-gereja kai suara kebenaran dengan kasih murtad semacam ini justru menjadi dan memberdayakan orang-orang di mangsanya, karena kapanpun kita dalam budaya kita itu untuk meng-meninggalkan otoritas Firman Allah, ambil sikap yang benar di dalam maka kita kehilangan kompas moral lapangan hidup sehari-hari. Gereja kita. seharusnya menjadi “tiang pe-Rasul Paulus mendorong kita un-nopang dan dasar kebenaran” (I Tim. tuk “Beritakanlah Firman, siap sedia-3:15), tetapi jika kita gagal mempro-lah baik atau tidak baik waktunya, klamasikan kebenaran di dalam nyatakanlah apa yang salah, tegorlah kasih, kita tidak akan bisa menjadi dan nasihatilah dengan segala kesa-garam dan terang bagi budaya kita baran dan pengajaran. Karena akan

17Penjelasan Mengenai Nilai-nilai dan Wawasan Dunia

Page 19: Christ Centered Therapy - UKSW

(lih. Mat. 5:13-16). Hukum, pendi- adalah seorang gembala yang baik dikan, dan politik akan berfungsi dan begitu pula sebaliknya; perbe-bagai dalam ruang hampa tanpa daan utama antara gembala dan kon-prinsip-prinsip Yudaisme-Kristen selor Kristen yang profesional adalah yang memengaruhi tindakan-tin- jumlah pelatihan teologis atau psi-dakan mereka. Gereja bukanlah pe- kologi yang mereka terima. Tetapi ngawas negara tetapi seharusnya saat ini orang-orang lebih cenderung menjadi hati nurani negara; ber- mencari pertolongan untuk masalah fungsi sedemikian menuntut gereja pribadinya pada psikoterapis dari-untuk tetap benar sesuai Firman pada dari gembala. Allah. Sebagai contoh, sulit, atau Karena perubahan-perubahan bahkan tidak mungkin, bagi konselor spiritual, hukum dan sosial ini, para Kristen yang berhati nurani untuk psikoterapis dan tenaga profesional mendorong seorang kliennya me- kesehatan jiwa telah menjadi pembe-ninggalkan gaya hidup homoseksual ri layanan yang utama dan penyalur jika “gereja” dengan semangat mem- bimbingan moral di masyarakat perdebatkan apakah boleh menah- kita. Psikologi sebagai sebuah disi-biskan orang-orang homo menjadi plin ilmu mengizinkan mantel sains pendeta. modern yang sangat berpengaruh

dikenakan pada bahu para konselor. Oleh karena itu, para praktisi terse-

KONSELOR SEBAGAI ILMU-but tidak saja mengambil peran im-WAN DAN SPESIALIS DI BI-plisit sebagai ahli di bidang moralitas DANG ETIKA tapi juga peran eksplisit sebagai ahli

Peran konseling pastoral dan dalam bidang sains. Terlebih lagi ka-pelatihan pemuridan yang menurun, rena sains sering bertentangan de-dan juga pertumbuhan luar biasa psi- ngan Tuhan dan mengembangkan kologi klinis dalam tiga puluh tahun “netralitas dari nilai-nilai” (yang ti-terakhir ini, menandakan perubahan dak lain adalah sebuah nilai juga), ba-kritis lainnya dalam budaya kita. nyak tenaga praktisi kesehatan jiwa Sebelum tahun 1960, pendeta gereja yang dilatih secara profesional sama-lokal menjadi pilihan utama bagi sama berkomitmen pada “objekti-mereka yang mencari pertolongan vitas” dan “netralitas”. Akibatnya, dan pembimbingan pribadi. Namun, tenaga profesional kesehatan jiwa kemudian pelatihan pemuridan se- yang menjalankan prakteknya me-cara fungsional tergantikan oleh kon- miliki sentimen antiteistik yang sa-seling profesional. Bandingkan ngat tinggi, yang mana pada giliran-jumlah para penolong yang telah di- nya, secara tipikal mengembangkan latih sebagai gembala yang memu- nilai-nilai non-Kristen atas nama ridkan dengan jumlah mereka yang sains yang objektif dan netralitas ni-dilatih menjadi psikoterapis. Dari lai-nilai. perspektif alkitabiah, gembala dan Para peneliti dan pendidik telah konselor pada prinsipnya sama. Se- lama memperdebatkan bahwa nilai-orang konselor Kristen yang baik nilai spiritual dapat dan harus dipi-

Christ Centered Therapy18

Page 20: Christ Centered Therapy - UKSW

sahkan dari teori, penelitian, dan mengandung nilai-nilai. Karl Marx

praktek psikologi. Akibatnya, seba- (1818-1883), seorang filsuf Jerman, menyebut agama monoteistik se-gian besar terapis/ psikolog dilatih bagai “candu bagi masyarakat,” me-untuk meyakini bahwa mereka bisa rendahkan nilai agama monoteistik menjadi lembaran kosong yang putih semata-mata menjadi sebagai obat bersih, teknisi yang ilmiah dan objek-bius bagi pikiran yang tidak kritis. tif, pendengar dan evaluator yang ti-Akan tetapi sistem yang dia kemu-dak bersifat menghakimi, dan per-kakan sebenarnya juga didorong wujudan dari pragmatisme klinis

4 oleh nilai-nilai spiritual, walaupun dan idealisme humanistik. Namun, sistemnya dipaparkan sebagai se-jika dilihat lebih mendalam, menun-suatu yang ilmiah.jukkan bahwa nilai-nilai spiritual ter-

Lebih parahnya, psikologi tidak sembunyi di balik bahasa teoritis. Ba-saja salah dalam klaimnya bahwa hasa dari teori-teori psikologi selalu ilmu tersebut memiliki netralitas ter-berbicara tentang pencarian umat hadap nilai-nilai, tetapi juga secara manusia akan makna, aktualisasi terang-terangan mendiskriminasi diri, dan realisasi potensi kemanu-para praktisi yang mempunyai nilai-siaan seseorang. Orientasi-orientasi nilai yang berbeda dari psikologi psikologis demikian berisikan spiri-yang melembaga. Contohnya, Terry tualitas dari wawasan dunia sekuler, ingat akan seorang anggota dewan humanistik, agnostik, dan Gerakan psikologi negara yang menyatakan Zaman Baru (New Age), yang secara bahwa setiap terapis yang berdoa de-keliru dipandang sebagai sesuatu ngan kliennya terlibat dalam peri-yang “ilmiah”. Karena orientasi-laku tidak etis. Terry dan Julie juga orientasi ini berbeda dari perspektif kenal seorang psikolog yang dalam spiritual yang moneteistik, maka ti-praktek pribadinya dimarahi ketika dak dianggap berhubungan dengan dia berdoa dengan seorang klien. nilai-nilai spiritual. Walaupun kliennya mengklaim Sebagaimana telah disinggung di bahwa dirinya Kristen dan telah atas, bidang ilmu psikologi dalam bersedia berdoa dalam sesi konse-sejarahnya memiliki bias terhadap ling, klien tersebut mengeluh pada perspektif spiritual teistik, bias ini dewan psikologi bahwa psikolognya tetap tak teridentifikasi dan tak ter-telah berdoa dengannya!tantang. Walaupun ada bukti kuat

Pada tahun 1980, Allen Bergin, se-bahwa psikologi pada hakekatnya orang profesor psikologi pada Brig-mencakup nilai-nilai yang bisa ter-ham Young University mempra-identikasi, ilmu ini tetap saja menam-karsai diskusi terbuka mengenai bias pilkan dirinya sebagai sesuatu yang historis dalam psikologi terhadap berpegang pada pendirian bahwa pendekatan teistik dan spiritual. Di ilmu ini objektif, ilmiah, dan tidak

4. Dicatat oleh Allen E. Bergin, I. Reed Payne, dan P. Scott Richards, “Values in Psychotherapy,” dalam Religion and the Clinical Practice of Psychology, 298.

19Penjelasan Mengenai Nilai-nilai dan Wawasan Dunia

Page 21: Christ Centered Therapy - UKSW

dalam artikelnya yang mengejutkan, Kristen untuk menjadi sensitif

Dr. Bergin secara kultural dan menghor-

mati para kliennya yang meng-• menyatakan bahwa minat pada anut paham monoteistik.isu-isu mengenai nilai-nilai te-

• menganjurkan masuknya nilai-lah meningkat di antara tenaga nilai spiritual monoteistik da-profesional di bidang kesehat-lam aliran utama psikologi de-an.ngan kehati-hatian secara aka-• menantang para terapis untuk demis, sebagaimana masuknya menunjukkan nilai-nilainya nilai-nilai mendasar lainnya secara eksplisit. Terapis yang

5yang perlu dipelajari dan diuji.teistik seharusnya mengung-

kapkan secara terbuka orien- Lebih dari seribu tenaga profesio-tasi ini, begitu pula dengan nal dilaporkan telah memberikan para humanis (ateis dan agnos- respon pada artikel ini, dan banyak tik), utopianis, dan penganut dari orang-orang terkemuka men-paham Zaman Baru. dukung tema-tema umumnya wa-

• mengungkap asumsi-asumsi laupun mereka tidak selalu setuju nilai yang tidak secara terang- dengan setiap nilainya yang spesi-terangan dibuka dalam banyak fik. Dukungan mereka menjadi pen-mazhab besar dalam profesi dorong untuk terus maju dengan psikologi. eksplorasi terhadap relevansi muat-

• mendeskripsikan secara ter-an spiritual dalam konseling.

buka sistem-sistem keyakinan Saat kami merenungkan peran-

teistik dan spiritual. peran psikologi, gereja, pemerintah, • menunjukkan bahwa ideal hu- dan perawatan terkelola dalam me-

manistik dan behavioristik ber- nangani kesehatan jiwa, kami bisa tentangan dengan nilai-nilai menarik satu kesimpulan yang do-monoteistik. minan: Pertanyaannya bukanlah apa-

• memperhadapkan profesi ter- kah nilai-nilai spiritual bisa diguna-sebut dengan bias negatifnya kan dalam praktek konseling, me-terhadap nilai-nilai mono- lainkan nilai-nilai mana saja yang bisa teistik. digunakan. Tidak ada sesuatu pun

• mendorong semua terapis yang tidak ada nilainya, karena posi-untuk terbuka mengenai nilai- si itupun adalah sebuah nilai! Mere-nilai yang mereka yakini dan ka yang mempromosikan gagasan tidak memaksa kepada para bahwa konseling tidak memiliki nilai

dan tidak bersifat religius berarti se-kliennya secara halus.• menantang para terapis non- dang menganjurkan suatu sistem ni-

5. Kesimpulan-kesimpulan yang dikumpulkan dari Allen E. Bergin, “Psychotherapy and Religious Values,” Journal of Consulting and Clinical Psychology 48 (1980), 95-105, dirujuk dalam Bergin, Payne, dan Richards, “Values in Psychotherapy,” dalam Religion and the Clinical Practice of Psychology, 299.

Christ Centered Therapy20

Page 22: Christ Centered Therapy - UKSW

lai tanpa nilai. Sama halnya, mereka mikian, nilai-nilai yang dianut publik yang menganut wawasan dunia ate- Amerika bertentangan dengan nilai-istik sedang menganjurkan sebuah nilai yang dianut oleh rata-rata kon-keyakinan agama tanpa Tuhan dan selor. Lagipula, hasil penelitian me-antiteisme. nunjukkan bahwa para klien mulai

Perawatan terkelola bisa dikata- mengadopsi nilai-nilai yang dianut kan etis jika pengelolanya mengakui oleh terapisnya. Ini berarti nilai-nilai

7legitimasi dari nilai-nilai religius non-teistik secara lazim berlaku.

Salah satu contoh di mana kon-monoteistik dan berhenti berpura-pura bahwa keyakinan religius alter- seling dipengaruhi oleh orientasi ni-natif bersifat netral dan tidak berni- lai-nilai yang dianut seorang tera-

lai. Pendekatan “bebas dari nilai” da- pis/psikolog bisa terlihat dalam isu lam psikoterapi tidaklah mungkin; perceraian. Perspektif Kristen yang oleh karena itu, semua yang meng- dominan mengenai perceraian ada-klaim “bebas dari nilai” harus digan- lah bahwa itu diizinkan jika ada per-tikan oleh perspektif yang diterangi zinaan atau ditinggalkan secara fisik, oleh nilai, yang lebih terbuka dan atau jika seorang pasangan yang bu-utuh. Untungnya, tabu, prasangka kan orang percaya memutuskan un-buruk dan bias yang telah berurat

tuk menceraikan pasangannya yang akar mulai, walaupun lambat, meng-

adalah orang percaya. Saat para klien izinkan penemuan-penemuan empi-

kami mengutarakan kesulitan-kesu-ris menunjukkan hubungan positif

litan dalam pernikahannya, mereka antara kesehatan mental dan keaga-

6 akan mendapati kami bekerja de-maan yang ber-komitmen. Walau-

ngan giat untuk mempertahankan pun keyakinan-keyakinan spiritual pernikahan. Bahkan walaupun per-dan religius adalah hal yang sangat ceraian ada dasar alkitabiahnya, ka-lazim bagi publik Amerika, namun mi masih memperjuangkan per-para konselor umumnya sangat ter-tobatan dan rekonsiliasi/perda- papar dengan banyak wawasan du-maian. Kami bekerja dengan sabar nia lain selama mereka mengenyam dengan salah satu atau kedua belah pendidikan tinggi dan kurang men-pihak karena komitmen kami pada dapat pelajaran yang seimbang ten-nilai alkitabiah adalah bahwa perni-tang wawasan dunia Kristen yang

memadai, yang menghasilkan dua kahan merupakan cerminan hubu-

ngan antara Kristus dengan gereja-generasi praktisi psikologi yang ham-pir semuanya non-teistik. Dengan de- Nya yang tidak akan pernah Dia

6. Sebuah referensi yang sangat baik untuk penyelidikan lebih lanjut yaitu David B. Larson dan Susan S. Larson, The Forgotten Factor in Physical and Mental Health: What Does the Research Show? (Rockville, Md.: National Institute for Healthcare Research, 1994).

7. Diamati oleh L. Beutler dan J. Bergan, “Value Change in Counseling and Psychotherapy: A Search for Scientific Credibility,” Journal of Counseling Psychology 38 (1991),16-24, dirujuk dalam Bergin, Payne, dan Richards, “Values in Psychotherapy,” dalam Religion and the Clinical Practice of Psychology, 297-298.

21Penjelasan Mengenai Nilai-nilai dan Wawasan Dunia

Page 23: Christ Centered Therapy - UKSW

tinggalkan atau telantarkan (lih. Ef. but. Isu sebenarnya adalah apakah

5:22-33). lebih baik bekerja dengan perspektif

yang diterangi oleh nilai yang berda-Para terapis sekuler umumnya ti-

sarkan Alkitab atau dengan nyaman dak berpegang pada sistem nilai

tetap meyakini bahwa nilai-nilai ti-yang sama. Para klien membagikan

dak masuk hitungan. Psikolog P. pada kami pengalaman-pengalaman

Scott Richards dan Allen Bergin mereka dengan para terapis non-

menyatakan bahwa “orang memiliki Kristen yang, pada saat mendengar

masalah-masalah spiritual yang sa-seorang dari pasangan suami isteri

ngat berkaitan dengan problem-ingin bercerai, akan menganggap

problem yang sedang dihadapinya. pernikahannya tak terselamatkan

Terapi bagi mereka tidak akan benar-lagi. Para psikolog ini umumnya

benar berhasil jika psikolog tidak akan merekomendasikan perceraian

memasukkan keyakinan-keyakinan sebagai pilihan terbaik dan akan me-8lanjutkan dengan konseling perce- dan isu-isu tersebut.”

raian. Kelihatannya nilai yang domi-

nan adalah apa saja yang membuat P S I K O T E R A P I : P R O M O S I

setiap orang secara individu senang WAWASAN DUNIAdan puas. Jika salah seorang dari pa-

Cerita anak-anak yang menarik sangan suami istri tidak bisa baha-berjudul The Emperor's New Clothes gia dalam pernikahan, psikolog se-(Pakaian Baru Sang Kaisar) telah se-kuler akan berpikir bahwa yang ter-jak lama mempesona dan menghibur baik adalah untuk menghentikan banyak pembaca dari berbagai usia. pernikahan itu. Kebahagiaan indi-Dalam cerita tersebut, seorang kaisar vidual menjadi nilai yang utama. yang sombong diperdaya sampai Contoh kasus ini menunjukkan percaya bahwa ia mengenakan pa-bahwa kedua kelompok terapis ter-

kaian yang agung dan mulia saat ber-sebut – yang Kristen dan yang non-parade di hadapan rakyatnya. Tentu Kristen – sama-sama bekerja atas da-saja sang kaisar segera mendengar sar sebuah wawasan dunia dan se-gelak tawa dari kerumunan orang kumpulan nilai-nilai. Apakah ma-banyak karena sebenarnya dia tidak sing-masing pendekatan ini memi-mengenakan apa-apa sama sekali. liki dampak yang signifikan pada Demikian pulalah psikologi sekuler klien dan jalan keluar? Ya! Apakah saat ini membangga-banggakan se-salah satu pendekatan tidak bernilai kaligus menipu dirinya sendiri. Ke-dan pendekatan lainnya sarat nilai?

- sombongan profesional yang bisa Sama sekali tidak! Keduanya didaterlihat dengan mudah menyertai ge-sarkan atas orientasi-orientasi nilai-lar-gelar akademis sering mempu-nilai yang tersirat maupun tersurat nyai andil dalam penipuan diri sen-yang diyakini oleh para terapis terse-

8. P. Scott Richards dan Allen E. Bergin, A Spiritual Strategy for Counseling and Psychotherapy (Washington, D.C.: American Psychological Association, 1997), 7.

Christ Centered Therapy22

Page 24: Christ Centered Therapy - UKSW

diri semacam ini. Rasul Paulus me- area-area lain dalam diri klien yang terganggu fungsinya. Kami yang ngatakan, “Mereka berbuat seolah-mengamati sikap diskriminatif ini olah mereka penuh hikmat, tetapi dan melihat berlakunya mitos ini ti-mereka telah menjadi bodoh. Mereka dak menertawakan batas-batas pe-menggantikan kemuliaan Allah yang mikiran sang “kaisar buta,” kami sa-tidak fana dengan gambaran yang ngat sedih atas kerusakan yang di-mirip dengan manusia yang fana…” akibatkan oleh kekeliruan bahwa ni-(Rm. 1:22-23).lai-nilai tidak ada pengaruhnya da- Keyakinan di zaman sekarang lam konseling. bahwa merawat orang secara psiko-

Pihak-pihak lain juga mengakui logis bisa dilakukan tanpa melibat-adanya masalah ini. Contohnya, Aso-kan nilai-nilai adalah sebuah mitos. siasi Psikologi Amerika (APA) baru-Keyakinan bahwa psikologi hanya-baru ini menerbitkan sebuah buku lah mengenai naluri, motivasi, ke-

adaan emosi, dan situasi hidup yang yang sangat inovatif berjudul Reli-gion and the Clinical Practice of Psy-bisa diteliti secara ilmiah terlepas da-

ri nilai-nilai juga sama kelirunya. Sa- chology (Agama dan Praktek Klinis yangnya, pendekatan-pendekatan Psikologi), yang diedit oleh Edward dalam perawatan [psikologis], alo- P. Shafranske, seorang profesor Pro-kasi pendanaan, dan tindakan-tin- gram Pascasarjana Ilmu Pendidikan dakan disipliner diatur oleh para dan Psikologi di Pepperdine. Karya “kaisar” wawasan dunia yang buta ini merupakan hasil dari dialog ber-terhadap fakta bahwa nilai-nilai me- kesinambungan dalam Divisi 36 rupakan sumber hidup utama yang APA (Psikologi Agama) di antara pa-kami lakukan sebagai konselor ter-

ra cendekiawan di bidang psikologi hadap para klien kami.

mengakui bahwa tanpa nilai dan Contohnya, ketika Terry menye-

tanpa agama, usaha-usaha konseling rahkan Diagnostic and Statistical Ma-

kosong (sia-sia). Buku tersebut, yang nual of Mental Disorders IV (DSM-IV,)

sering kami kutip dalam buku ini, sebuah diagnosa mengenai Religious

mencakup beberapa pasal yang or Spiritual Problem (V-Code 62.89) ditulis oleh para cendekiawan dan yang merupakan diagnosa sekunder praktisi di bidang klinis yang sama-dari diagnosa primer Major Depres-sama mengakui bahwa nilai-nilai, sive Disorder kepada pengelola pe-agama, dan iman adalah bagian inte-rawatan psikologis, klaimnya untuk gral dalam diri seseorang sebagai penggantian pengeluaran uang di-manusia yang utuh, sekaligus seba-tolak. Pemeriksa kasusnya yakin gai bagian yang penting bagi suk-bahwa fokus pada masalah-masalah

9sesnya terapi.spiritual hanya akan mengaburkan

23Penjelasan Mengenai Nilai-nilai dan Wawasan Dunia

9. Dua sumber penting lainnya untuk memahami meningkatnya minat dalam isu-isu spiritualitas oleh American Psychological Association, antara lain P. Scott Richards dan Allen Bergin, A Spiritual Strategy for Counseling and Psychotherapy (Washington, D.C.: American Psychological Association, 1997); dan William R.

Page 25: Christ Centered Therapy - UKSW

lain terhadap pengabaian terse-Di dalam karya yang sangat pen- but. Salah satu alasan yang jelas ting ini, kontributor (penyumbang)

namun tidak mengenakkan, yaitu Allen Bergin, I. Reed Payne, dan P. faktor keputusan mengenai nilai Scott Richards mengutip kesimpulan proses preferensi (pilihan). Ter-

dari G. Owen, yang menyatakan, lepas dari sejumlah masalah pe-

“Sekularisasi psikoterapi tidak bisa nyelidikan, faktanya adalah ba--lagi dipromosi kan tanpa diperta- nyak psikolog berpengaruh telah

nyakan. Terapi tanpa nilai tidak lagi memilih (karena satu dan lain hal) 10bisa berkembang.” Namun demiki- untuk mengeluarkan isu-isu me-

ngenai maksud, makna, nilai-ni-an, untuk menarik kesimpulan ini lai, dan konstruksi-konstruksi bukan berarti promosi dari sekum-atau pengalaman-pengalaman pulan nilai-nilai tertentu adalah religius dan spiritual dari proses sekedar kewajiban etis yang terbuka perumusan teori mereka menge-

terhadap nilai-nilai seorang terapis 11nai perilaku manusia. maupun kliennya. Jadi, Bergin,

Cendekiawan lain seperti W. Payne, dan Richards menambahkan:Bevan, W. O'Donohue, James

Kurang sehatnya dan kelesuan, Olthuis, dan Nicholas Wolterstorff,

atau bahkan sikap tidak bersaha-telah mengakui betapa besarnya pe-batnya dunia profesional yang ka-ngaruh “keyakinan-keyakinan yang dang dihadapi saat menying-menguasai” dalam setiap bidang ke-gung isu-isu ini, tidak dapat dije-

12hidupan. Keyakinan-keyakinan laskan oleh orang terkemuka atau

pernyataan resmi bahwa aspek- yang menguasai ini menjadi komit-aspek dari sifat manusia ini tidak- men mendasar, seperangkat wawas-lah ilmiah. Ilmu pengetahuan di- an dunia, ideologi yang disukai yang tentukan oleh metodologi, bukan berpengaruh terhadap pemikiran oleh isi dan banyaknya bidang- kreatif, penelitian ilmiah, dan jawab-bidang yang diteliti secara ilmiah. 13an-jawaban akhir. Para cendekia-Masalahnya bukan itu, ada alasan

Miller (editor), Integrating Spirituality into Treatment (Washington, D.C.: American Psychological Association, 1999).

10. G. Owen, “Ethics of Intervention for Change,” Australian Psychologist 21 (1986), 211-218, dirujuk dalam Bergin, Payne, dan Richards, “Values in Pscyhotherapy,” dalam Religion and the Clinical Practice of Psychology, 316..

11. Bergin, Payne, dan Richards, “Values in Pscyhotherapy,” dalam Religion and the Clinical Practice of Psychology, 316-317.

12. Lihat W. Bevan, “Contemporary Psychology: A Tour Inside the Onion,” American Psychologist 26 (1991), 475-483; W. O'Donohue, “The (Even) Bolder Model: The Clinical Psychologist as Metaphysician-Scientist-Practitioner,” American Psychologist 44 (1989),1460-1468; J. Olthuis, “On Worldviews,” Christian Scholars Review 14 (1985), 153-164; dan N. Wolterstorff, Reason Within the Bounds of Religion, edisi ke-2. (Grand Rapids: Eerdmans, 1984).

13. Diamati oleh Bergin, Payne, dan Richards, “Values in Psychotherapy,” dalam Religion and the Clinical Practice of Psychology, 316

Christ Centered Therapy24

Page 26: Christ Centered Therapy - UKSW

wan ini mengakui bahwa ketiadaan penciptaan dan kebangkitan dari ke-nilai pada hakekatnya adalah pe- matian).

maksaan nilai-nilai. Mengapa perlu Beberapa bahkan berpendapat

ada pertentangan dengan dimasuk- bahwa orang-orang Kristen tergang-

kannya nilai-nilai dan intervensi aga- gu, kaku, dan tidak sehat secara emo-

ma yang monoteistik dalam terapi? sional dibandingkan keseluruhan

Tampaknya beberapa psikolog ber- populasi manusia pada umumnya.

pengaruh memilih untuk menying- Pandangan semacam ini yang dianut

kirkan wawasan dan pengalaman- banyak perumus teori psikologi se-

pengalaman spiritual klien mereka suai dengan sebuah keyakinan yang

dari proses perumusan teori karena diungkapkan di dalam sebuah ar-

wawasan mereka sendiri dan hasrat tikel harian New York Times tahun

mereka untuk mengontrol atau me- 1997 yang mencap orang-orang

mengaruhi wawasan orang lain! Kristen sebagai orang-orang “mis-kin, tak berpendidikan, dan mudah Psikologi telah sejak lama tak

15digiring.” Seorang psikolog berna-ramah terhadap perspektif-perspek-14 ma Wendell Watters juga berpenda-tif spiritual yang monoteistik. Bebe-

pat bahwa keyakinan-keyakinan rapa tenaga profesional kesehatan ji-Kristen juga menyebabkan sakit jiwa. wa menganggap nilai-nilai dan keya-

kinan-keyakinan Kristen menim- “Orang Kristen sejati,” tulisnya,

bulkan perilaku yang tidak sehat, se- “pasti selalu berada dalam keadaan tersiksa, karena dia tidak pernah da-perti salah menafsirkan penundukan pat benar-benar yakin Allah telah diri yang alkitabiah sebagai penye-

16bab kekerasan dalam rumah tangga mengampuninya.” Dan Albert Ellis, dan pendisiplinan yang alkitabiah seorang humanis dan psikolog terke-sebagai penyebab kekerasan terha- nal, menyebut orang Kristen sebagai dap anak. Mereka juga menafsirkan orang-orang yang “terganggu emosi-

bahwa keyakinan-keyakinan Kristen nya, biasanya neurotik (gangguan didasari mitos-mitos yang penuh ta- syaraf) tapi kadang-kadang psikotik

17khayul dan tidak ilmiah (misalnya, (gangguan jiwa).” Stereotip sema-

14. Lihat pembahasan dalam David M. Wulff, “The Psychology of Religion: An Overview,” dalam Religion and the Clinical Practice of Psychology, 47-52.

15. Dirujuk dalam Tom Prichard, Minnesota Family Council Newsletter (Minneapolis: Minnesota Family Council, Nopember 1999).

16. Wendell W. Watters, “Christianity and Mental Health,” The Humanist (Nopember/Desember 1987),10, dirujuk dalam David A. Noebel, Understanding the Times (Colorado Springs: Association of Christian Schools International and Summit Ministries, 1995),167. Ini adalah versi yang lebih ringkas dari Understanding the Times: The Religious Worldviews of Our Day and the Search for Truth karya Noebel (Eugene, Ore.: Harvest House, 1994). Kecuali disebutkan sebaliknya, referensi-referensi terhadap Understanding the Times di sini adalah versi buku yang lebih ringkas.

17. Albert Ellis, “The Case Against Religiosity,” dalam “Testament of Humanist,” Free Inquiry (musim semi 1987), 21, dirujuk dalam Noebel, Understanding the Times, 19.

25Penjelasan Mengenai Nilai-nilai dan Wawasan Dunia

Page 27: Christ Centered Therapy - UKSW

cam ini terhadap sekelompok orang Psikolog Edward Shafranske -seperti wanita, orang-orang Afro- memperhatikan bahwa sebagian be

Amerika, kaum homoseksual, orang- sar orang-orang dalam masyarakat -orang Yahudi, dan lain-lain adalah Barat dibesarkan dalam tradisi reli

19 -hal tabu [di Amerika] yang mengede- gius. Dalam survey baru-baru ini di, -pankan kebenaran politis tetapi se- temukan bahwa 93% dari orang Ame

-karang ini stereotip terhadap orang- rika beragama; lebih dari 80% mengorang Kristen tampaknya sangat anggap agama sebagai “cukup” atau gencar dalam komunitas politik dan “sangat penting” dalam kehidupan

20 -psikologi. Sikap tidak ramah, terha- mereka. Sebaliknya, seorang psikodap perspektif-perspektif spiritual log dan profesor bernama Stanton

-monoteistik ini secara umum dan Jones menemukan bahwa agama ha-terhadap kekristenan secara khusus, nya sedikit berperan dalam kehidup

lebih bersumber dari nilai-nilai dasar an kebanyakan psikolog akademis di daripada dasar ilmu pengetahuan, Amerika. Sebuah survey pada tahun dari isi wawasan dunia tertentu ke-

1984 menunjukkan bahwa 50% dari timbang dari suatu metodologi ilmi- -psikolog tidak menyukai agama diah, dan keyakinan daripada fakta. -bandingkan dengan hanya 10% po

Tinjauan terhadap semua artikel -pulasi umum. Di antara para psikopenelitian kuantitatif dalam dua

terapis, hanya 33% dari psikolog jurnal psikiatrik dalam kurun waktu

klinis menggambarkan bahwa iman dua belas tahun menunjukkan

religius memiliki pengaruh paling bahwa 72% dari variabel komitmen

penting dalam kehidupan mereka, religius yang diteliti berguna bagi padahal 72% dari populasi umum kesehatan mental; tambahan pula, mengklaim bahwa iman mereka empat dari dimensi religius yang

21 penting.diteliti bermanfaat bagi kesehatan Angka-angka statistik ini meng-mental dalam 92% hasil penelitian

18 indikasikan dengan cukup jelas bah-yang dilaporkan. Penelitian ini jelas wa para psikolog adalah sub-popu-menampilkan gambaran yang lasi yang tidak lazim di dalam negara berbeda dari yang dilukiskan oleh

- kami, memiliki tingkat agnostik, mereka yang melihat “ketidakskeptik, dan ateis yang lebih tinggi stabilan psikologis” dalam diri dari klien mereka. Berdasarkan orang-orang yang religius!

18. Dilaporkan dalam Larson dan Larson, The Forgotten Factor, 32, 34. 19. Edward P. Shafranske, “Introduction: Foundation for the Consideration of

Religion in the Clinical Practice of Psychology,” dalam Religion and the Clinical Practice of Psychology, 1.

20. Data statistik dirujuk dari Shafranske, “Foundation for the Consideration of Religion,” dalam Religion and the Clinical Practice of Psychology, 1.

21. Data statistik dikutip dari Stanton L. Jones, “A Constructive Relationship for Religion With the Science and Profession of Psychology: Perhaps the Boldest Model Yet,” dalam Religion and the Clinical Practice of Psychology, 113.

Christ Centered Therapy26

Page 28: Christ Centered Therapy - UKSW

perbedaan-perbedaan ini, tidaklah antara pasien dan terapis dalam hal

mengherankan jika para psikolog nilai-nilai religius mungkin salah sa-

akan salah memahami religiusitas tu pemrediksi terbaik untuk hasil

kliennya, secara tidak tepat meng- yang sukses. Jadi, nilai-nilai religius

evaluasi peran iman dalam kehidup- seharusnya menjadi satu variabel

an para kliennya, dan mengabaikan dalam menentukan bagaimana para

untuk mengintegrasikan unsur-un- klien dan terapis dipasangkan. Ed-

sur religius ke dalam praktek klinis- ward Shafranske dengan tegas me-22nya. nyatakan bahwa “kecocokan nilai-

nilai” ini harus benar-benar diperhi-Saat kita menyusun kerangka

tungkan, bukan hanya sebagai masa-alkitabiah untuk konseling dalam

lah praktis yang etis, tapi khususnya kehidupan sehari-hari secara umum,

karena keterlibatan agama memiliki mungkin ada gunanya untuk meng-

potensi untuk menjadi faktor berpe-ingat bahwa ada dampak dari per-

ngaruh yang signifikan dalam kese-samaan atau perbedaan antara nilai-25hatan mental seseorang. Keya-nilai religius seorang klien dan tera-

kinan, praktek-praktek, dan afiliasi-pisnya terhadap hasil terapi konse-

afiliasi seseorang bekerja bersama-ling. Bukti menunjukkan bahwa para

sama untuk menciptakan motivasi klien yang religius merespon lebih

yang mendorong seseorang untuk baik pada terapi yang disesuaikan 23

berperilaku.dengan nilai-nilai religius mereka.

T. Kelly dan Hans Strupp menemu- Para terapis harus mengakui bah-

kan bahwa satu-satunya variabel di wa mereka adalah agen-agen peng-

mana kesamaan antara pasien dan ubah yang harus mendukung nilai-

terapis penting untuk memprediksi nilai dan gaya hidup yang, atas dasar

hasil terapi adalah persesuaian bukti dan debat yang jujur, terbukti

“keselamatan” antara klien dan tera- meningkatkan kesehatan mental; 24 mereka harus mengadopsi sikap yang pis tersebut. Penelitian ini mendu-

eksplisit dan non-relatif tentang nilai-kung kesimpulan bahwa persamaan

22. Dicatat dalam Jones, “A Constructive Relationship,” dalam Religion and the Clinical Practice of Psychology, 131.

23. L. Rebecca Propst, “The Comparative Efficacy of Religious and Nonreligious Cognitive-Behavioral Therapy for the Treatment of Clinical Depression in Religious Individuals,” Journal of Consulting and Clinical Psychology 60 (1992), 94-103, dirujuk dalam Jones, “A Constructive Relationship,” dalam Religion and the Clinical Practice of Psychology, 140.

24. T. Kelly dan H. Strupp, “Patient and Therapist Values in Psychotherapy: Perceived Changes, Assimilation, Similarity, and Outcome,” Journal of Clinical and Consulting Psychology 60 (1992), 34-40, dirujuk dalam Jones, “A Constructive Relationship,” dalam Religion and the Clinical Practice of Psychology, 140.

25. Dicatat oleh Shafranske, “Foundation for the Consideration of Religion,” dalam Religion and the Clinical Practice of Psychology, 2-3.

27Penjelasan Mengenai Nilai-nilai dan Wawasan Dunia

Page 29: Christ Centered Therapy - UKSW

nilai, dan bukannya sikap terapetik kan komitmennya terhadap relativis-26yang implisit dan bersifat relatif. Ten- me dengan cara yang tidak logis.

tu saja setiap terapis perlu menole- Demikian pula, para lelaki dalam

ransi perbedaan-perbedaan, tetapi beberapa budaya mengambil dua

sikap relativistik meyakini bahwa atau lebih istri dan tidak mengang-

tidak ada nilai-nilai yang universal, gap itu buruk atau ilegal. Oleh sebab

dan bahwa semua nilai tergantung bu- itu, seorang konselor yang berhadap-

daya dan situasinya. Kecenderungan an dengan seseorang yang poligami

pluralistik semacam ini dalam terapi yang punya istri di beberapa negara

menimbulkan masalah, tidak saja ka- tidak punya dasar untuk mengusul-

rena tren tersebut menyatakan bahwa kan perubahan pada perilaku orang

semua wawasan sama-sama benarnya itu selama konselor tersebut mem-

dan seluruhnya relatif (yang adalah pertahankan relativisme dalam hal

sebuah wawasan), tapi juga karena nilai-nilai. Satu-satunya situasi di

tidak secara logis konsisten dengan tu- mana konselor relativistik bisa mera-

juan terapi, yaitu untuk menghasilkan sa dibenarkan dalam mengesam-

perubahan di dalam diri klien. Setiap pingkan relativismenya adalah ke-

kali para terapis mengusulkan tujuan tika ada aktivitas-aktivitas ilegal. Te-

yang spesifik ini dilakukan semua te- tapi secara keseluruhan, ide relati-

rapis, mereka tidak lagi relativis! Lagi- visme dalam konseling adalah ko-

pula, jika nilai-nilai yang dimiliki nyol, sebagaimana yang bisa dilihat

kliennya berpotensi memiliki kon- dalam hal-hal ekstrim yang disebab-

sekuensi emosi, fisik, atau spiritual kannya.Hal ini menimbulkan pertanyaan yang negatif, maka para terapis rela-

mengenai apakah ada hal-hal mu-tivistik tidak bisa menentang secara tlak/absolut yang universal di mana logis nilai-nilai kliennya yang destruk-kita bisa mendasarkan nilai-nilai kita tif dan tetap berpegang pada wawas-

27. dalam hal kesehatan jiwa. Jika kita annya. melihat perjalanan sejarah, kita bisa Sebagai contoh, karena beberapa melihat ada nilai-nilai dasar yang, budaya tertentu menganggap kani-jika dianut oleh suatu budaya, akan balisme sebagai perilaku manusia bertahan. Bila nilai-nilai tersebut te-yang normal, seorang terapis yang lah diabaikan atau dilanggar, maka sedang menghadapi seorang kanibal budaya tersebut hancur. Di samping tidak memiliki dasar untuk meng-itu, kalau kita membandingkan ke-usulkan perubahan dalam pilihan saksian sejarah mengenai klaim-perilaku kliennya tanpa meninggal-

26. Kesimpulan-kesimpulan dirujuk dalam Bergin, Payne, dan Richards, “Values in Pscyhotherapy,” dalam Religion and the Clinical Practice of Psychology, 300; dan dari Jones, “A Constructive Relationship,” dalam Religion and the Clinical Practice of Psychology, 140.

27. Kesimpulan-kesimpulan dirujuk dalam Bergin, Payne, dan Richards, “Values in Pscyhotherapy,” dalam Religion and the Clinical Practice of Psychology, 300.

Christ Centered Therapy28

Page 30: Christ Centered Therapy - UKSW

klaim dari berbagai sikap/pendirian tidak bisa saling berhubungan, atau

agama-agama, kita bisa menemukan bahwa iman Kristen harus dikesam-pingkan dari kehidupan sehari-hari, bahwa kita bisa menarik kesimpulan dan bahwa hanya nilai-nilai “sekuler” yang jelas tentang apa saja hal-hal saja yang memainkan peran dalam yang mutlak itu. Misalnya, kita bisa konseling, adalah pola pikir yang se-melihat budaya-budaya di mana ho-sat dan keliru. Kami percaya bahwa moseksualitas berkembang telah pendekatan-pendekatan konseling hancur berkeping-keping; masya-yang alkitabiah berada pada posisi rakat-masyarakat di mana pembu-yang lebih baik daripada keyakinan-nuhan dan seksualitas yang tidak keyakinan konseling yang disodor-terkendalikan jumlahnya tidak lagi kan oleh budaya kita, tidak saja kare-bertahan; dan negara-negara di ma-na prinsip-prinsip alkitabiah mende-na keluarga hancur tidak lagi berta-

28 monstrasikan superioritasnya dalam han.ruang konseling, tapi juga karena Kita harus melihat lebih dekat prinsip-prinsip ini didasari oleh kebe-“perang saudara yang memperta-naran mutlak Firman Allah. hankan nilai-nilai” (sebuah frasa yang

dicetuskan pertama kali oleh Dr. James Dobson) yang terjadi tidak saja NILAI-NILAI EKSPLISIT DALAM pada budaya [Amerika] secara umum PSIKOTERAPI: EMPAT WA-tapi juga dalam bidang psikologi WASAN DUNIA YANG BER-secara khusus. Saat kita meru- SAINGmuskan prinsip-prinsip untuk meng-

Tidak ada terapis yang bebas dari integrasikan kebenaran-kebenaran nilai. Tak terelakkan lagi, wawasan spiritual dengan praktek konseling, dunia seorang terapis akan terung-kita tidak melakukannya dalam kap dalam metodologinya. Para ruang hampa tetapi di dalam konteks klien datang dalam sesi-sesi terapi sekarang, yang dalam prosesnya di-dengan membawa pandangan me-pengaruhi oleh pandangan-pan-reka sendiri yang telah terbentuk dangan budaya, kemanusiaan, dan sebelumnya, dunia di mana mereka agama yang kesemuanya bisa saling hidup, dan Tuhan – begitu pulalah bersaing/bertentangan. Apabila para dengan para terapisnya. Jadi jenis konselor yang membaca buku ini pa-wawasan dunia apa saja yang ber-da akhirnya percaya bahwa mereka laku di sini?tidak dapat menerapkan prinsip-

Dalam Understanding the Times prinsip yang kami sodorkan kecuali (Mengetahui Waktu), seorang ahli mereka ada dalam konteks gereja, wawasan dunia yang terkemuka, kami pasti akan kalah dalam “perang David Noebel, mendaftarkan empat saudara” ini. Pola pikir kultural yang wawasan dunia yang mempunyai meyakini bahwa agama dan budaya

.28. Diamati oleh Warren Brookes, “The Key to Well-being,” The Washington Times, 25 Desember 1989, bag. D, hal. 1, dirujuk dalam Noebel, Understanding the Times,15.

29Penjelasan Mengenai Nilai-nilai dan Wawasan Dunia

Page 31: Christ Centered Therapy - UKSW

banyak pengaruh bagi banyak orang nulis, “Istilah wawasan dunia meng-

di masyarakat Barat. Menurut acu pada semua ideologi, filsafat,

Noebel, wawasan dunia yang domi- teologia, gerakan, atau agama yang

nan meliputi humanisme, utopia- memberikan pendekatan menye-

nisme, Zaman Baru (New Age) dan luruh dalam memahami Allah, du-

kekristenan yang alkitabiah. Dia me- nia, dan hubungan antara Allah dan

29. Noebel, Understanding the Times, 2.

30. Diambil dari Noebel, Understanding the Times, 24. Diperbanyak dengan izin.

HUMANISME UTOPIANISME KEKRISTENAN ALKITABIAH

ZAMAN BARU

30EMPAT MODEL WAWASAN DUNIA BARAT

SUMBER

TEOLOGI

FILSAFAT

ETIKA

BIOLOGI

PSIKOLOGI

SOSIOLOGI

HUKUM

POLITIK

EKONOMI

SEJARAH

Manifesto Humanis I dan II

Ateisme

Naturalisme

Relativisme

Evolusi Darwin

Aktualisasi diri

Keluarga Non-tradisional

Hukum Positif

Pemerintahan Dunia (Globalisme)

Sosialisme

Evolusi Historis

Tulisan-tulisan Marx dan Lenin

Tulisan-tulisan Spangler, Ferguson, dan sejenisnya Alkitab

Ateisme Panteisme Teisme

Materialisme Dialektikal

Non-naturalisme Supranaturalisme

Moralitas Proletariat Relativisme Absolutisme

Evolusi Darwin/Penekanan Evolusi

PenciptaanEvolusi Darwin/Penekanan Evolusi

Behaviorisme Kesadaran Kolektif Pikiran/Tubuh

Penghapusan Keluarga, Gereja, dan Negara

Rumah, Gereja, dan Negara Non-tradisional

Keluarga, Gereja, dan Negara Tradisional

Hukum Diri SendiriHukum Alkitab

dan AlamHukum Positif

Orde Dunia Baru (Peradaban Baru) Orde Zaman Baru

Keadilan, Kemerdekaan, dan Ketertiban

Produksi Pencerahan Universal

Pengelolaan Hak MilikSosialisme

Materialisme Historis

Ketuhanan Evolusioner

Kebangkitan Historis

Tabel 1.1

Christ Centered Therapy30

Page 32: Christ Centered Therapy - UKSW

Noebel berpendapat bahwa seti- buah pandangan yang dapat kita co-

ap wawasan dunia berisi perspektif- cokkan dalam salah satu kategori be-

perspektif yang bisa dibedakan ke rikut ini:

dalam sepuluh bidang: teologia, fil-• Ada satu Allah (Kekristenan,

safat, etika, biologi, psikologi, sosio-Yudaisme, Islam).

logi, hukum, politik, ekonomi, dan • Tidak ada Allah (humanism,

sejarah (lih. Tabel 1.1). Kesepuluh utopianisme).

disiplin ilmu ini saling berkaitan, • Ada banyak allah (panteisme).

yang artinya pada setiap kasus, psi- • Semua adalah allah (Zaman kologi berhubungan dengan satu 32 Baru/New Age).atau lebih disiplin ilmu lain, terma-

suk teologia! Mengklarifikasi wawasan dunia Cukup ironis, tokoh humanis seseorang adalah hal yang penting

terkemuka Bertrand Russell (1872- bagi konselor ataupun klien, karena 1970) secara tidak sengaja mendu- keduanya memiliki keyakinan yang kung ide bahwa seseorang tidak bisa kuat mengenai dunia di mana mere-memisahkan agama dan psikologi. ka hidup. Setiap wawasan dunia me-Menurut para utopianis (penganut miliki penjelasan mengenai masalah komunis), Russell menulis “Mereka kliennya dan apa yang diperlukan semua punya ciri-ciri agama. Mereka untuk menyelesaikannya. Berdasar-mendukung cara hidup berdasarkan kan wawasan dunia mereka, para te-dogma-dogma yang irasional; me- rapis akan menggunakan metodo-reka memiliki sejarah yang sakral, logi dan sumber-sumber tertentu un-seorang Mesias, dan sebuah ke- tuk mengembangkan sebuah renca-imaman. Saya tidak melihat ada ciri na perawatan dan, saat mereka terli-lain lagi yang bisa menggambarkan bat dalam sesi-sesi konsultasi kasus,

31menyajikan rencana pengelolaan ka-sebuah doktrin sebagai agama.”

sus kepada layanan kesehatan terke-Memang, Russell benar mengenai

lola dan membicarakannya dengan para utopianis, tetapi konteks dari

dewan-dewan lisensi profesional. komentar-komentarnya menyirat-

Dari pengalaman kami, kami da-kan bahwa dia melihat pandangan-

pat mengatakan bahwa lingkungan nya terhadap posisi humanisnya se-

profesional ini sering tidak terbuka bagai sesuatu yang tidak religius,

terhadap wawasan dunia Kristen. yang tentu saja tidak benar. Wawas-

Akan tetapi, jika suara kebenaran an dunia yang dimiliki Russell juga

Kristen dibungkam, berarti kita me-rentan terhadap kritik yang sama.

ngibarkan bendera putih dan bukan-Setiap filsafat mengasumsikan

suatu pandangan tentang Allah, se- nya mempertahankan posisi kita di

31. Dikutip dari Noebel, Understanding the Times, 16.

32. Dibahas dalam Stephen P. Goold, “New Age Deception: 'No Other Gods,'” Bagian 4 (khotbah di Crystal Evangelical Free Church, New Hope, Minnesota, 4 Oktober 1998), kaset khotbah #98.

31Penjelasan Mengenai Nilai-nilai dan Wawasan Dunia

Page 33: Christ Centered Therapy - UKSW

percaya dan aku yakin bahwa Dia dalam Kristus sampai Mempelai La-berkuasa memeliharakan apa ki-Laki yang sangat kita hargai itu yang telah dipercayakan-Nya ke-

datang. Jika, karena intimidasi dari padaku hingga pada hari Tuhan. budaya sekitar kita, konselor-konse- Peganglah segala sesuatu yang

telah engkau dengar dari padaku lor Kristen takut memberitakan de-sebagai contoh ajaran yang sehat ngan kasih kebenaran Firman Allah dan lakukanlah itu dalam iman dan

baik kepada orang-orang yang per- kasih dalam Kristus Yesus. Pe-caya (Kristen) maupun yang tidak liharalah harta yang indah, yang

telah dipercayakan-Nya kepada percaya, maka para konselor ini telah a kita, oleh Roh Kudus yang diam di mengecewakan diri mereka sendiri

dalam kita.dan para kliennya. Kita harus meng-

—II Timotius 1:7-14 ikuti teladan Paulus, yang menyak-sikan di dalam suratnya kepada Ti-

Ini adalah sebuah perikop yang motius:meyakinkan bagi semua terapis Kristen yang mengetahui iklim yang Sebab Allah memberikan kepada

kita bukan roh ketakutan, melain- dominan, oposisi/perlawanan yang kan roh yang membangkitkan ke- sengit, dan wawasan-wawasan du-kuatan, kasih dan ketertiban. Jadi

nia saingan yang ada di budaya kita. janganlah malu bersaksi tentang Tetapi kita juga tahu kebenaran yang Tuhan kita dan janganlah malu ka-

rena aku, seorang hukuman ka- akan memerdekakan orang, dan kita rena Dia, melainkan ikutlah men- diberi amanat oleh Allah untuk derita bagi Injil-Nya oleh ke-

membagikan kebenaran di dalam kuatan Allah. Dialah yang menye-

kasih. Oleh karena itu, kami dengan lamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan senang hati berdiri di dalam kebe-berdasarkan perbuatan kita, naran Kristus dan melayani mereka melainkan berdasarkan maksud yang sedang bergumul.dan kasih karunia-Nya sendiri,

Tetapi untuk melayani secara yang telah dikaruniakan kepada efektif, kita harus memahami tidak kita dalam Kristus Yesus sebelum

permulaan zaman dan yang seka- saja wawasan dunia secara alkitabiah rang dinyatakan oleh kedatangan tetapi juga wawasan-wawasan dunia Juruselamat kita Yesus Kristus,

yang lain yang dominan di dalam yang oleh Injil telah mematahkan psikologi kontemporer. Dengan pe-kuasa maut dan mendatangkan

hidup yang tidak dapat binasa. mahaman seperti ini, dengan singkat Untuk Injil inilah aku telah dite- kami akan memperlihatkan bagai-tapkan sebagai pemberita, seba-

mana keempat wawasan dunia yang gai rasul dan sebagai guru. Itulah

utama memengaruhi proses kon-sebabnya aku menderita semua-nya ini, tetapi aku tidak malu; seling. karena aku tahu kepada siapa aku

a. “mengecewakan” ini terjemahan dari kata “failed” yang dalam konteksnya sesuai dengan salah satu makna dari “failed” dalam Merriam Webster's Dictionary & Thesaurus, Encyclopædia Britannica 2008: “to disappoint the expectations or trust of ‹her friends ~ed her›” (yaitu “mengecewakan harapan atau kepercayaan dari… [contoh: teman-temannya mengecewakannya]).

Christ Centered Therapy32

Page 34: Christ Centered Therapy - UKSW

PSIKOLOGI HUMANIS dan kejahatan muncul karena peng-aruh masyarakat pada pemikiran ma-

Menurut David Noebel, psikologi nusia. Setiap orang perlu untuk jujur

humanis berpegang pada tiga asumsi dengan perasaan dan diri ter-

utama: “Manusia pada hakekatnya dalamnya; hal yang baik didefini-

baik, maka bisa disempurnakan; sikan sebagai apa yang baik bagi ma-

masyarakat dan lembaga-lembaga sing-masing individu (pemusatan diri

sosialnya bertanggung jawab atas sendiri). Para humanis yakin psi-

tindakan kejahatan manusia; kese-kologinya lebih superior dalam men-

hatan mental bisa dipulihkan bagi se-jelaskan mengapa orang bertindak

tiap orang yang bergaul karib de-sebagaimana yang mereka lakukan,

33ngan batinnya yang 'baik'.” Psi- karena bersifat “ilmiah.” Misalnya, kologi jenis ini menyangkal keber- Carl Rogers menyatakan bahwa sains

adaan yang supranatural dan hanya sejati menjelajah dunia pribadi yang berfokus pada keberadaan materi bernama “makna-makna pribadi

35seperti otak atau rangsangan-rang- dalam batin.” Dia kemudian me-sangan dan respon pada rangsangan nyarankan sebuah pendefinisian

-(yaitu, paham behavior). Para pe ulang ilmu pengetahuan yang berarti nganut behaviorisme percaya bah- menghilangkan metode ilmiah wa pikiran dan kepribadian manusia standar: bisa diulangi, bisa diamati, fe-ditentukan semata-mata oleh proses nomena terstruktur dalam dunia ob-biologis di dalam otak. Dalam pan- jektif. Dengan definisinya ini, semua dangan mereka, “psikologi adalah agama besar bersifat ilmiah karena di pemahaman tentang bagaimana dalamnya terdapat makna pribadi da-rangsangan fisik mendorong otak lam batin. Sesungguhnya, humanisme

34dan tubuh fisik kita berperilaku.” bukanlah sains murni tetapi sebuah -Mereka berargumentasi bahwa ke wawasan dunia religius.

adaan supranatural tidak ada, hanya Sebagaimana diamati oleh Richard yang natural, dan bahwa semua pe- Baer, seorang profesor di Cornell Uni-ngalaman manusia bersifat mekanis. versity, sehubungan dengan men-Dalam sejarahnya, psikologi modern darah dagingnya humanisme dalam terutama berasal dari konsep rasio- sistem sekolah umum di Amerika, nalisme dan naturalisme Barat. Erich “Pendidikan tidak pernah terjadi Fromm (1900-1980), Abraham Mas- dalam ketiadaan moral dan filsafat.

Jika pertanyaan yang lebih besar low (1908-1970), Carl Rogers (1902-1987), dan Rollo May (1909-1994) tentang manusia dan nasibnya tidak

adalah para pendukung yang terke- ditanyakan dan dijawab dengan wa-wasan Yudaisme-Kristen, maka per-nal dari wawasan psikologi humanis. tanyaan-pertanyaan tersebut akan Umumnya para psikolog percaya dijawab dengan kerangka filsafat atau bahwa manusia pada dasarnya baik

33. Noebel, Understanding the Times, 171.34. Ibid. 165-166.35. Dirujuk dalam Noebel, Understanding the Times, 170.

33Penjelasan Mengenai Nilai-nilai dan Wawasan Dunia

Page 35: Christ Centered Therapy - UKSW

agama lainnya – tapi tentu saja tidak ngan pandangan-pandangannya 36 ada yang 'netral.'” mengenai Kekristenan. Pada tahun

Kutipan Dr. Baer berlaku juga da- 1985, Turner mendirikan Better World Society (Masyarakat Dunia yang Le-lam psikologi modern dan proses te-

rapi. Psikologi dan konseling tidak bih Baik) dan beberapa tahun kemu-terjadi dalam ruang hampa tetapi di dian menyediakan hadiah $500.000 dalam konteks wawasan dunia tera- yang akan diberikan kepada siapa pisnya. Pertanyaannya bukan apa- saja yang bisa menemukan wawasan kah sebuah wawasan atau seperang- dunia yang baru yang cocok dengan kat nilai-nilai tertentu sedang dipro- bumi yang baru dan damai yang dia mosikan tetapi mana saja yang domi- bayangkan. Seorang kolumnis nasio-nan. nal, Cal Thomas, membuat peng-

Humanisme adalah sebuah sis- amatan berikut ini di dalam harian tem religius, sebagaimana yang di- The Washington Times: “Menurut

37akui dalam banyak penerbitannya. Turner, kekristenan adalah 'agama Mahkamah Agung Amerika Serikat bagi para pecundang'; 'Kristus seha-dalam kasus Torcaso versus Watkins di rusnya tidak usah repot-repot mati di tahun 1961 juga menyatakan, “Di atas kayu salib. Saya tidak ingin se-antara agama-agama di negara ini orang pun mati buat saya,” kata yang tidak mengajarkan apa yang Turner. 'Saya minum minuman keras biasa dianggap sebagai keyakinan sedikit dan punya sedikit pacar, dan pada keberadaan Allah antara lain kalau itu membawa saya ke neraka,

39 adalah Budha, Taoisme, Budaya Etis, ya biarkan saja.'”Humanisme Sekuler, dan lain-lain”

38 (huruf miring kami tambahkan). PSIKOLOGI UTOPIANISMEBeberapa humanis menyatakan

Seperti para humanis, para uto-dengan cukup jelas ketidaksukaan pianis memandang pikiran sebagai mereka pada sistem-sistem agama materi dan terdiri dari serangkaian lain. Ted Turner, misalnya, Humanis aktivitas fisik otak. Perkembangan terpilih tahun 1990 dan pendiri Tur-manusia adalah sebuah pergerakan ner Broadcasting System (yang me-menuju ketertiban sosial yang sem-miliki TBS Superstation, CNN, CNN

Headline News, dan Turner Net-work purna (inilah utopianisme) dan jauh

Television - dari kehendak bebas. Manusia bisa ), sangat blak-blakan de

36. Richard A. Baer, “They Are Teaching Religion in Public Schools,” Christianity Today (17 Pebruari 1984), 15, dirujuk dalam Noebel, Understanding the Times, 18.

37. Francis A. Schaeffer memberikan contoh-contoh dalam bukunya, A Christian Manifesto (Westchester, Ill.: Crossway, 1981), 54, dirujuk dalam Noebel, Understanding the Times, 16.

38. Dicatat oleh Schaeffer, A Christian Manifesto, 55, dirujuk dalam Noebel, Understanding the Times, 17.

39. Cal Thomas, “Turner's Takeover Tender,” The Washington Times, 6 November 1989, bag. F, hal. 2, dikutip dalam Noebel, Understanding the Times, 7.

Christ Centered Therapy34

Page 36: Christ Centered Therapy - UKSW

dididik dan dikontrol sehingga me- diri perilakunya tetapi memilih jenis

reka hanya melakukan yang baik, masyarakat mana yang akan meng-sampai pada penyempurnaan umat atur dan mengontrol tindak-tanduk manusia. Para pendukung paham ini seseorang. “Paling banter,” catat mengambil beberapa ajaran dari B. F. David Noebel, “ini adalah konsep ke-Skinner (1904-1990), Ivan P. Pavlov merdekaan yang terpasung – manu-(1849-1936), dan John B. Watson sia bebas memilih masyarakat yang (1878-1958), tetapi mereka memodi- akan menentukan setiap tindakan-

40fikasinya karena mereka memadu- nya.” Kemerdekaan, sebagaimana kan behaviorisme dengan kehendak yang biasa kita pahami, tidaklah ber-bebas. makna. Kemerdekaan diredefinisi ke

Dalam wawasan dunia dari uto- dalam kerangka lain. Neil Anderson pianisme, tanggung jawab pribadi

melihat akibat dari redefinisi konsep atas dosa tidak diakui; kejadian-ke-

kebebasan ini saat dia menyelengga-jadian yang tragis di dalam hidup

rakan konferensi bagi para pendeta adalah lebih karena struktur-struk-

di Kroasia. Komunisme bertahun-ta-tur masyarakat. Penyembuhan dari

hun telah menanggalkan pemaham-penyakit-penyakit kemanusiaan

an mereka tentang diri; seolah-olah adalah dengan meningkatkan pen-

mereka tidak memiliki identitas pri-didikan, membuang kemiskinan,

badi atau otonomi. Mereka semua dan menghilangkan penindasan. Jika jadi seperti boneka dalam negara oto-semua masalah ini terselesaikan, be-krasi. gitulah paham ini berpendapat, ma-

Gagasan kontemporer mengenai ka masyarakat dan kemanusiaan bisa “ketepatan secara politik” adalah se-disempurnakan. Para utopianis per-buah contoh mengenai cara masyara-caya bahwa kapitalisme telah gagal kat menentukan respon pribadi dan secara positif memengaruhi kese-ekspresi kebebasan yang berbeda da-hatan mental setiap individu; mereka ri apa yang secara tradisional telah yakin bahwa hanya utopianisme kita pahami dalam warisan Yudais-yang menyediakan konteks/ ling-me-Kristen. Praktek kebenaran poli-kungan yang optimal bagi kesehatan tik mencerminkan wawasan dunia jiwa. Meskipun sistem utopianisme utopianisme. Masyarakat bisa mene-telah jatuh di Eropa timur, sudut rima sesuatu atau tidak menyetujui pandang ini tetap hidup di Cina, di bahasa tertentu karena pengaruh dari negara-negara komunis yang lebih pemahaman orang-orang dari kelom-kecil, di Amerika Selatan, dan di Afri-pok masyarakat tertentu. Misalnya, ka – dan bahkan pada sistem pendi-menggunakan istilah “pendukung dikan tinggi, hukum, peradilan, sosi-aborsi” lebih dianggap benar secara al, dan politik di Amerika Serikat.politis ketimbang menyebut “pendu-Di dalam sistem psikologi ini, ke-kung pro-kehidupan”; atau “Afro-bebasan tidak berarti memilih sen-

40. Noebel, Understanding the Times, 181.

35Penjelasan Mengenai Nilai-nilai dan Wawasan Dunia

Page 37: Christ Centered Therapy - UKSW

Amerika” daripada “kulit hitam”; Dalam wawasan dunia New Age,

atau “fundamentalis sayap kanan” solusi terhadap masalah-masalah ke-

tapi bukan “liberal sayap kiri”; atau sehatan adalah melalui proses men-

capai pikiran yang melampaui mate-“gay” tapi bukan “penyimpangan ri. Orang menderita penyakit karena seksual.” Di dalam wawasan dunia mereka tidak mencapai kesadaran utopianisme, negara menentukan dan yang lebih tinggi. Menurut cara ber-mengontrol pola pikir dan bahasa pikir ini, ketidakmampuan berhu-rakyatnya. bungan dengan “allah di dalam” juga

bisa menyebabkan perilaku krimi-PSIKOLOGI ZAMAN BARU

nal. Daripada dipenjara, para penja-(NEW AGE)

hat butuh bimbingan yang bijaksana 41Agama/filsafat yang paling cepat untuk mencapai batin. Di samping

pertumbuhannya di Amerika adalah itu, kesadaran yang lebih tinggi tidak sesuatu yang dikenal sebagai New saja menjamin kesehatan, tapi juga Age. Tujuan psikologi New Age ada- menyediakan jawaban bagi dunia ah mencapai kesadaran yang lebih dan membuka jalan bagi kesatuan tinggi, yang berarti mempercepat dan kedamaian di bumi pada akhir-

42evolusi menuju kesadaran akan nya.Allah secara kolektif. Anda tidak Para pendukung wawasan dunia perlu mesias yang mati untuk dosa- tersebut datang dari latar belakang dosa Anda dan memberikan hidup mereka dan melengkapi orang-orang kepada Anda – Anda hanya butuh seperti Shirley MacLaine, Marianne pencerahan. Pandangan ini adalah Williamson, Marilyn Ferguson dan versi Barat dari mistik Timur di mana yang terakhir adalah John Denver. Allah bukan seorang pribadi ter- Pendukung New Age menyatakan tentu, tapi menjadi bagian dari segala bahwa posisi humanisme lemah ka-sesuatu. Batu adalah Allah, semut rena humanisme mengajarkan bah-adalah Allah, orang adalah Allah, wa manusia itu terbatas dan ini ber-dan bumi adalah Allah. Segmen radi- arti membatasi apa yang bisa di-kal dari gerakan lingkungan dipacu capainya. Tetapi jika Anda adalah oleh kepercayaan ini karena keya- benar-benar Allah dan Anda hanya kinan ini menganggap manusia tidak butuh merealisasikannya, maka An-lebih bernilai daripada benda-benda, da akan mencapai apapun yang An-seperti pohon, hewan, dan unsur-un- da berani yakini. sur alam. Sebuah batu adalah sama Meditasi adalah salah satu meto-dengan sebuah pohon adalah sama de utama yang digunakan dalam psi-dengan seorang manusia. kologi New Age untuk menghasilkan

41. Ditegaskan oleh Vera Alder, When Humanity Comes of Age (New York: Samuel Weiser, 1974), 82, dirujuk dalam Noebel, Understanding the Times, 186.

42. Ditegaskan oleh Shirley MacLaine, Out on a Limb (Toronto: Bantam, 1984), 96, dirujuk dalam Noebel, Understanding the Times, 187.

Christ Centered Therapy36

Page 38: Christ Centered Therapy - UKSW

kesadaran yang lebih tinggi, dan tangan untuk membela keaneka-biasanya dibantu dengan kristal atau ragaman budaya; fenomena ini tiap mantra-mantra dan satu atau lebih hari dilaporkan oleh media dan sa-bimbingan dari roh (setan-setan). ngat nyata dalam sistem pendidikan, Meditasi membuka kemampuan se- politik, dan ekonomi. Bahkan dalam seorang untuk berhubungan dengan lingkungan yang religius pun kein-

43roh-roh. Para psikolog New Age se- dahan yang murni yang kita miliki di ring menggunakan dan merekomen-

dalam Yesus Kristus dan penyataan dasikan hubungan dengan roh-roh,

Firman Allah melepaskan banyak termasuk praktek-praktek lain seper-

orang yang menganggap dirinya ti astrologi, berjalan di atas api, meja

anak-anak Allah. Mengomentari wa-Ouija, dan pembacaan aura, untuk

wasan-wawasan dunia yang berten-meningkatkan meditasi dan meraih tangan ini, David Noebel menyata-kesadaran yang lebih tinggi. Mereka kan perspektif Alkitabiah dengan ka-juga sering menggunakan visuali-ta-kata bermakna dalam untuk me-sasi, yaitu praktek membayangkan ngabaikan dari pembahasan di sini. kejadian-kejadian di masa depan dan Jadi kami mengutip, dengan minta mengharapkan itu benar-benar izin lebih dulu, paparannya yang terjadi.

Meditasi New Age menitikbe- mendetail mengenai wawasan dunia ratkan “allah di dalam diri”, semen- yang alkitabiah dalam kaitannya de-tara meditasi Kristen berfokus pada ngan wawasan-wawasan dunia lain-Allah yang di luar diri manusia. Me- nya:ditasi Kristen termasuk pembacaan

Banyak orang yakin bahwa ke-dan refleksi Alkitab, serta doa. Jadi, tika orang Kristen berkonfrontasi adalah sebuah diskriminasi religius dengan wawasan-wawasan dunia

jika dewan-dewan profesional dan yang lain dan berusaha untuk

organisasi-organisasi perawatan berbicara kepada disiplin-disiplin

kesehatan terkelola mengizinkan ser-ilmu yang “duniawi” seperti poli-

ta mendukung meditasi New Age tik, ekonomi, biologi, dan hukum

dalam praktek klinisnya tetapi me- [kami menambahkan psikologi], nyensor para terapis Kristen atau me- mereka melangkah terlalu jauh. nentang pembayaran bagi mereka “Uruslah urusanmu sendiri,” itu yang menggunakan campur tangan yang dikatakan pada kita. Yesus yang alkitabiah seperti doa. mengajarkan para pengikut-Nya,

“kamu bukan dari dunia, melain-W A W A S A N D U N I A Y A N G kan Aku telah memilih kamu dari ALKITABIAH dunia” (Yoh. 15:19).

Jadi bagaimana bisa orang Publik dibanjiri wawasan-wa-Kristen membela tuntutannya ke-wasan dunia yang saling berten-

43. Diperhatikan oleh Kathleen Vande Kieft, Innersource: Channeling Your Unlimited Self (New York: Ballantine, 1988), 114, dirujuk dalam Noebel, Understanding the Times, 187.

37Penjelasan Mengenai Nilai-nilai dan Wawasan Dunia

Page 39: Christ Centered Therapy - UKSW

pada sebuah wawasan dunia Kejadian 2:9, “pengetahuan ten-yang berbicara pada setiap aspek tang yang baik dan yang jahat” – kehidupan? Tidakkah seharusnya berisi nilai etis; Kejadian 1:21, ia cukup mengurusi urusan-urus- “segala jenis makhluk hidup” – an spiritual dan memberi kesem- biologis; Kejadian 2:7, “makhluk patan bagi orang-orang non-Kris- (jiwa) yang hidup” – psikologis; ten untuk berkonsentrasi pada Kejadian 1:28, “beranakcuculah urusan-urusan praktis dalam dan bertambah banyak; penuhi-menjalankan dunia ini? lah bumi” – sosiologis dan ekolo-

Singkatnya, apakah ada per- gis; Kejadian 3:11, “Firman-Nya bedaan antara yang sekuler de- (Aku memerintahkan engkau)” – ngan yang rohani? Menurut Diet- hukum; Kejadian 9:6, “siapa yang rich Bonhoeffer, yang menga- menumpahkan darah manusia” – takan bahwa kita tidak seharus- politik dan hukum; Kejadian 1:29, nya membedakan keduanya: “itulah akan menjadi makanan-“Tidak ada dua realita, tapi hanya mu” – ekonomis; Kejadian 3:15, ada satu realita, dan realita itu “permusuhan antara engkau dan adalah realita Allah, yang dimani- perempuan ini” – historis/seja-festasikan di dalam Kristus di da- rah. Kesepuluh disiplin ilmu ini lam realita dunia ini.” disinggung dalam hanya bebe-

Dari perspektif Kristen yang rapa pasal pertama dari Alkitab alkitabiah, sepuluh disiplin ilmu karena kesemuanya memanifes-yang dibahas di dalam buku ini tasikan dan menekankan aspek-merefleksikan berbagai aspek aspek tertentu dari pengaturan Allah dan pengaturan penebusan- yang kreatif. Nya dan rencana-Nya yang krea- Lebih lanjut, Allah memanifes-tif. Allah menciptakan umat ma- tasikan dirinya di dalam Kristus nusia dengan dimensi teologis, sedemikian rupa untuk menekan-filosofis, etis, biologis, dan lain- kan pentingnya setiap disiplin lain. Kita hidup dan bergerak, dan ilmu. Di bidang teologia, contoh-mempunyai keberadaan (esensi nya, Yesus Kristus adalah “selu-mendasar dan eksistensi) di da- ruh kepenuhan keAllahan” (Kol. lam kategori-kategori ini. Menga- 2:9); di bidang filsafat, Kristus pa? Karena begitulah Allah men- adalah Firman (Logos) Allah ciptakan kita. (Yoh. 1:1); di bidang etika, Kristus

Berangkat dari kenyataan ini, adalah “terang yang sesung-maka kategori-kategori tersebut, guhnya” (Yoh. 1:9; 3:19-20); di dari sudut pandang Kristen, ada- bidang biologi, Kristus adalah lah sakral dan tidak duniawi. Ka- “kehidupan” (Yoh. 1:4; 11:25; Kol. tegori-kategori itu sakral karena 1:16); di bidang psikologi, Kristus ditanamkan di dalam rencana pe- ada “Juruselamat” (Luk. 1:46-47; ngaturan-Nya yang kreatif. Kisah Tit. 2:13); di bidang sosiologi, di awal Kitab Kejadian dan kehi- Kristus adalah “Anak” (Luk. 1:30-dupan Yesus Kristus mencermin- 31; Yes. 9:6); di bidang hukum, kan kebenaran ini. Kristus adalah pembuat hukum

Sebagai contoh, Kejadian 1:1, (Kej. 49:10; Yes. 9:7); di bidang po-“Pada mulanya Allah mencipta- litik, Kristus adalah “Raja segala kan langit dan bumi” – sarat de- raja dan Tuan di atas segala tuan” ngan nilai teologis dan filosofis. (Why. 19:16; I Tim. 6:15; Yes. 9:6;

Christ Centered Therapy38

Page 40: Christ Centered Therapy - UKSW

Luk. 1:33); di bidang ekonomi, Yesus Tuhan” (Kol. 2:6) harus ber-Kristus adalah Pemilik segala akar dan dibangun di dalam Dia, sesuatu (Mzm. 24:1; 50:10-12; I dan bertambah teguh di dalam Kor. 10:26); dan di bidang sejarah, iman seperti yang telah diajarkan Kristus adalah Alfa dan Omega (Kol. 2:7). Sementara orang Kris-(Why. 1:8). Integrasi dari kategori- ten bekerja untuk memperkuat kategori yang berlainan ini ke iman atau wawasan dunianya, ia dalam masyarakat telah dikenal harus berjaga-jaga supaya tidak sebagai Peradaban Barat. ada seorang pun yang “menawan

Alkitab dan hidup Yesus Kris- dengan filsafatnya yang kosong tus memberikan orang Kristen dan palsu menurut ajaran turun-dasar bagi wawasan dunia yang temurun dan roh-roh dunia, teta-lengkap. Memang, orang Kristen pi tidak menurut Kristus” (Kol. memperoleh sebuah perspektif 2:8). Dari sudut pandang kekris-yang begitu komprehensif sehing- tenan, humanisme, utopianisme, ga ia diperintahkan untuk “mena- dan New Age mewakili “prinsip-wan segala pikiran dan menak- prinsip dasar dunia ini. Wawas-lukkannya kepada Kristus” (II an-wawasan dunia non-Kristen Kor. 10:5). tersebut didasarkan atas kebijak-

Begitu kita menawan segala sanaan dunia ini, dan bukan di-pikiran dan menaklukkannya ke- dasari Kristus. pada kristus, kita harus menggu- Ini bukan sekedar doktrin bagi nakan pemikiran-pemikiran ini Paulus. Ia melakukan apa yang untuk “mematahkan setiap siasat dia khotbahkan. Dalam Kisah orang dan merubuhkan setiap

Para Rasul 17, Paulus berhadapan kubu yang dibangun oleh keang-

dengan filsafat-filsafat kosong kuhan manusia untuk menentang

yang menipu dari orang-orang pengenalan akan Allah” (II Kor.

Epikuros yang ateistik dan orang-10:4-5). Ketika bangsa-bangsa dan

orang Stoa yang panteistik para manusia lupa akan Tuhan (lih.

humanis profesional di zaman-Mzm. 2), mereka mengalami apa

nya. Rasul Paulus menyanggah yang umat manusia alami di abad

gagasan mereka dengan gagasan ke-20. Nazisme dan komunisme, Kristen. Ia menerangkan, meng-dua gerakan utama yang jauh dari khotbahkan, dan menekankan pengenalan akan Allah, mengor-tiga kebenaran Kristen – kebang-bankan jutaan jiwa. Whittaker kitan Yesus Kristus (Kis. 17:18), Chambers mengatakan bahwa penciptaan alam semesta oleh masalah yang dimiliki komunis-Allah (Kis. 17:14), dan pengha-me bukanlah problem ekonomi, kiman yang akan datang (Kis. tapi ateisme: “Iman adalah masa-17:31).lah sentral zaman ini.” Alexander

Apa kita boleh mengurangi-Solzhenitsyn mengungkapkan hal nya? Kita, juga, harus tanpa ke-yang serupa: “Manusia telah me-gentaran memproklamasikan lupakan Allah.”kabar baik dari Injil (Allah men-Rasul Paulus menekankan di ciptakan alam semesta dan segala dalam Kolose 2 bahwa mereka

yang telah “menerima Kristus isinya, umat manusia dengan

39Penjelasan Mengenai Nilai-nilai dan Wawasan Dunia

Page 41: Christ Centered Therapy - UKSW

pemberontakannya merusak sama seperti Paulus – penciptaan, 44kebangkitan, dan penghakiman.gambar dan rupa Allah melalui

dosa, Yesus Kristus mati untuk Bab berikutnya, “Mengklaim

dosa kita, dibangkitkan dari an-kembali Psikologi yang Alkitabiah,” tara orang-orang mati, dan hidup akan membahas wawasan dunia selamanya – I Kor. 15:1-4), dan kita yang alkitabiah secara lebih men-harus berdiri teguh dalam

konteks wawasan dunia yang dalam.

44. Noebel, Understanding the Times, 13-15.

Christ Centered Therapy40

Page 42: Christ Centered Therapy - UKSW

Psikologi adalah sebuah ilmu me- makna tentang siapa kita yang berta-ngenai pikiran. Jadi tidak ada tempat han terus sepanjang hidup kita, mes-yang lebih baik untuk mulai belajar kipun semua molekul otak terus ber-ilmu ini daripada apa yang Sang Pen- ubah. Memori manusia terdiri dari cipta telah nyatakan tentang bagai- sel-sel syaraf yang berdiri sendiri di- mana tubuh, jiwa, dan roh dimak- mana memori seharusnya berada. sudkan untuk berfungsi secara sela- Para humanis dan utopianis tidak ras dengan-Nya. Kita bukan sekum- dapat menjelaskan fenomena ini pulan molekul yang acak. Kita dicip- karena mereka tidak memiliki kon-takan sesuai dengan gambar dan sep bahwa otak dan pikiran adalah rupa Allah. Allah menghembuskan kesatuan yang lahir terpisah. Mereka nafas ke dalam diri Adam, dan “de- juga tidak memiliki konsep tentang mikianlah manusia itu menjadi kehendak bebas terlepas dari mani-

1 pulasi lingkungan.makhluk yang hidup” (Kej. 2:7).

Semua masalah psikologis yang Kombinasi nafas ilahi dan debu

bukan karena kerusakan organis tim-membentuk umat manusia ciptaan

bul dari sifat dasar manusia yang yang hidup selaras dengan Allah.

berdosa, yaitu dari pemberontakan Menurut Sir John Eccles (1903-

terhadap Allah. Mengetahui dosa 1997), seorang neuro-fisiologis terna-

menimbulkan tanggung jawab pri-ma, dualisme ini adalah satu-satunya

badi untuk berubah dan menghadapi penjelasan mengenai kesadaran. Kita

masalah rasa bersalah akibat dosa. memiliki “kesatuan identitas,” suatu

2 Mengklaim Kembali Psikologi yang Alkitabiah

Inti paling utama dari agama adalah menyesuaikan pikiran dan jiwa seseorang. Menyembuhkan berarti membawa seseorang ke dalam hubungan yang benar dengan hukum-hukum Allah dalam hal rohani, mental, dan fisik.

CHARLES ALLEN

1. Dicatat oleh David A. Noebel, Understanding the Times (Colorado Springs, Colo.: Association of Christian Schools International and Summit Ministries, 1995), 192. Ini adalah versi yang lebih ringkas dari Understanding the Times: The Religious Worldviews of Our Day and the Search for Truth karya Noebel (Eugene, Ore.: Harvest House, 1994). Kecuali disebutkan sebaliknya, referensi-referensi terhadap Understanding the Times adalah versi buku yang lebih ringkas.

Page 43: Christ Centered Therapy - UKSW

Masyarakat adalah hasil tindakan in- Rasul Paulus menulis, “Sebab apa dividu, maka tiap-tiap individu ha- yang tidak nampak dari pada-Nya, rus dipandang sebagai pihak yang yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan bertanggung jawab atas kejahatan di keilahian-Nya, dapat nampak kepa-masyarakat. Setiap individu harus da pikiran dari karya-Nya sejak du-berubah demi kehidupan yang lebih nia diciptakan, sehingga mereka ti-baik sebelum masyarakat bisa dak dapat berdalih” (Rm. 1:20). Kare-berubah. Daripada menempatkan na Allah telah dengan begitu jelas diri kita sebagai pusat alam semesta menyatakan diri-Nya kepada alam, atau membuat masyarakat bertang- mengapa dunia tidak menyambut gung jawab atau memandang pri- Dia sebagai Pencipta dan Tuhan? badi sebagai sesuatu yang mekanis, Mengapa kita tidak mengakui fir-kita harus “berpikir dan berkehen- man-Nya sebagai satu-satunya sum-dak setelah Allah berpikir dan berke- ber kebenaran yang berotoritas? Bah-hendak" yaitu Allah yang dinyata- kan saat Allah menyatakan diri-Nya

2kan di dalam Alkitab. di dalam pribadi Yesus Krisus, yang adalah Sang Kebenaran, orang-orang menolak-Nya. Paulus menjelaskan, WAWASAN-WAWASAN DUNIA “Mereka berbuat seolah-olah mereka DALAM KONFLIKpenuh hikmat, tetapi mereka telah

Penyair Inggris Samuel Taylor menjadi bodoh. Mereka mengganti-Coleridge (1772-1834) dalam Fears in kan kemuliaan Allah yang tidak fana Solitude (Ketakutan dalam Kesunyi- dengan gambaran yang mirip de-an) memberikan ekspresi puitis ke- ngan manusia yang fana, burung-bu-pada orang-orang yang tidak per- rung, binatang-binatang yang ber-caya Tuhan yang bisa terjadi di anta- kaki empat atau binatang-binatang ra pria dan wanita terpelajar: yang menjalar” (Rm. 1:22-23).

Demikian pula, pemazmur me-Dari kegelapan dan tempat per-nulis, “Langit menceritakan kemu-sembunyiannya yang sepi,liaan Allah, dan cakrawala memberi-(Suatu pemandangan yang men-takan pekerjaan tangan-Nya” (Mzm. cekam!) hantu muda Ateisme,19:1). Pernyataan-pernyataan sema-Meluncur dengan sayap-sayap cam ini menunjukkan penyingkapan cabul/menjijikkan menentang rahasia secara umum. Penelitian em-siang,piris adalah salah satu bentuk pe-Mengatup pelupuk mata nan biru nyingkapan rahasia secara umum, pinggirnya, dan menutupnya tetapi tidak memiliki otoritas yang rapat-rapat,sama sebagai penyingkapan rahasia Seraya berteriak pada matahari secara khusus yang memasukkan nan mulia di langit,

3 Firman Allah dan wahyu utama Berteriak, “Mana mataharinya?”

2. Dikutip dari Noebel, Understanding the Times, 194-196.3. Dirujuk dari Frank S. Mead, The Encyclopedia of Religious Quotations (Westwood,

N.J.: Revell, 1965), 11.

Christ Centered Therapy42

Page 44: Christ Centered Therapy - UKSW

SEKULER ATAU ROHANI?Allah mengenai diri-Nya di dalam Yesus Kristus. Melakukan penelitian

Kata sekuler menyiratkan ketia-empiris itu penting dalam pendi-

daan fondasi rohani. Seperti yang te-dikan tinggi, karena membantu kita

lah kita lihat, ketiadaan fondasi rohani memahami kondisi dunia sekarang

adalah sebuah keyakinan rohani juga dan para penghuninya. Penelitian (yaitu, tidak ada Allah) yang menjadi empiris berguna kalau hanya seke-bagian dari wawasan dunia seseorang. dar deskriptif, namun penelitian se-Karena wawasan seseorang meme-macam ini kurang memiliki otoritas ngaruhi setiap bidang kehidupan preskriptif. Tujuan penyingkapan utama (termasuk psikologi), tidak ada rahasia khusus adalah menjelaskan konseling yang terlepas dari perpektif dan menginterpretasi penyingkapan religius entah apapun itu. Yang berla-rahasia umum. Kita harus menaf-

sirkan semua pengamatan kita mela- ku dalam lingkungan konseling me-lui kisi-kisi Alkitab. Dengan kata wakili seberapa banyak konselor atau lain, “apa yang” (umum) harus dipa- klien percaya tentang Allah. Jadi Da-hami sebagai “mengapa” (spesial) vid Noebel dengan tepat menyimpul-dari perspektif Allah. kan, “Berusaha memisahkan yang ro-

Dalam praktek konseling, se- hani dengan yang sekuler adalah se-orang terapis Kristen akan dengan perti mencoba menghanguskan jiwa yakin dan rasa hormat merujuk dan dari tubuh – sebuah eksperimen yang menggunakan Alkitab sebagai dasar mematikan. Kita harus mengenali bah-dari wawasan dunianya. Kebijaksa- wa semua wawasan dunia ada impli-

4 naan adalah melihat kehidupan dari kasi rohaninya.”perspektif Allah. Kita harus belajar Masalahnya mirip dengan me-untuk berpikir secara alkitabiah dan ngatakan, “Anda tidak bisa meng-menolong para klien kita untuk me- undang-undangkan moralitas.” Ka-ngetahui kebenaran yang akan me- mi akan mengeritik pernyataan ini merdekakan mereka. Sekedar memi- sebagai sesuatu yang sama sekali ti-liki pengetahuan tentang Alkitab ti- dak masuk akal! Kita membuat atur-daklah cukup. Demikian juga, sese- an moralitas setiap hari. Setiap ran-kali menerapkan sebuah ayat adalah cangan undang-undang yang ditan-metodologi tambal sulam. Sebagai- datangani menjadi hukum yang mana yang akan kami bahas nanti, mencerminkan pertimbangan moral; mengetahui kebenaran ini lebih dari bila membuat aturan moralitas itu ti-sekedar melatih kemampuan intelek- dak mungkin, kita tidak akan punya tual. Perkataan Yesus tidaklah cukup hukum apapun yang mengidentifi-untuk memerdekakan seseorang tan- kasi kejahatan. Apa yang dikatakan pa kehidupan Yesus, yang adalah oleh para pendukung peraturan Firman itu. amoral adalah “Kamu tidak bisa

4. Noebel, Understanding the Times, 18.

43Mengklaim Kembali Psikologi yang Alkitabiah

Page 45: Christ Centered Therapy - UKSW

membuat aturan moralitasmu.” Me- ngungkapkan orientasi nilai berarti meminta persetujuan dari klien un-reka tidak ingin bertanggung jawab tuk melanjutkan atau memutuskan untuk standar benar atau salah dari untuk tidak melanjutkan. Menurut perspektif rohani kecuali standarnya standar perawatan profesional, ti-sendiri. daklah etis bagi para konselor dan Menurut David Noebel, untuk dewan lisensi negara untuk mendis-mempertahankan pendapat bahwa kriminasi satu perspektif religius se-sekularisme non-religius ada di da-mentara menjunjung tinggi atau lam konseling adalah manuver po-

5 menghormati perspektif-perspektif litik yang diperhitungkan. Semua lainnya. Selanjutnya, para klien me-wawasan dunia non-Kristen mere-miliki kebebasan untuk memilih apa-fleksikan sebuah keyakinan religius, kah mereka berperan sebagai Allah, tetapi orang-orang sekuler biasanya tunduk pada Allah yang tidak dalam memilih untuk percaya bahwa allah pribadi tertentu, atau tunduk pada (atau allah-allah) mereka bukanlah satu Allah yang benar dan berpri-pribadi tertentu maka tidak perlu di-badi. Konseling Kristen unik karena layani. Inti permasalahannya adalah bukan hanya bersandar pada bahwa mereka tidak mau bertang-kebenaran yang dinyatakan secara gung jawab kepada pribadi yang le-ilahi, namun juga pada kehadiran bih tinggi – yaitu untuk memiliki Ye-Allah. Orang-orang sekuler ingin sus sebagai Tuhan atas hidup mere-memisahkan diri mereka dari Allah. ka. Sebaliknya, mereka ingin menjadi

Yang menjadi masalah adalah tuhan atas diri mereka sendiri. Itu bahwa organisasi-organisasi profe-masalah hidup yang utama dan yang sional mengirimkan pesan-pesan membedakan konseling Kristen dan yang bercampur aduk dan mem-non-Kristen yaitu, masalah menge-praktekkan standar ganda dalam nai siapa Allah itu, atau siapa yang bidang ini. Tidak etis bagi organisasi-berperan sebagai Allah?organisasi ini untuk menganjurkan netralitas terhadap nilai-nilai dan

PERLUNYA PERSETUJUAN DARI toleransi bagi perbedaan-perbedaan

KLIENkultural dan individual sementara di lain pihak menganjurkan pendapat-Karena setiap sesi konseling ber-

pendapat tentang nilai (misalnya, basis nilai dan menganjurkan agenda religius, kita harus secara terang-te- pro-aborsi dan perilaku seksual me-rangan menyatakan dan memprak- nyimpang) yang tidak peka pada ke-

percayaan-kepercayaan dan nilai-tekkan sistem nilai kita dengan jujur. nilai kultural dari kebanyakan orang. Sebagaimana yang akan dibahas se-Tidaklah jujur bagi para terapis un-cara lebih mendetail nanti, para klien tuk menyatakan bahwa mereka be-harus membuat pilihan terapisnya bas dari nilai dan bersifat relativistik atas dasar keterbukaan penuh orien-namun menganjurkan nilai-nilai spe-tasi nilai-nilai dari sang terapis. Me-

5. Diamati oleh Noebel, Understanding the Times, 18.

Christ Centered Therapy44

Page 46: Christ Centered Therapy - UKSW

sifik dan hal-hal mutlak sekaligus! masalah-masalah moral dan religius. Integritas profesional mengharuskan Jadi sangatlah penting bagi para para terapis untuk menyatakan nilai- praktisi di bidang kita untuk jauh nilainya secara terbuka dan jelas, ber- lebih menekankan keterbukaan ten-praktek di dalam parameter-para- tang hal ini saat kita menyajikan pro-

7 fesi kita kepada publik/khalayak.”meter tersebut, dan menginformasi-kan para kliennya mengenai nilai-ni- Dalam praktek kami, kami sering lainya untuk memfasilitasi perse- mendengar keluhan dari para man-

tujuan dari klien. Daripada terbantu, tan klien tentang para praktisi non-seorang klien yang sudah bingung Kristen. Awalnya klien beranggapan

-tentang bagaimana mencapai ke bahwa konselor mereka netral. Na-puasan di dalam hidup akan sangat mun mereka menemukan mencolok-mungkin menjadi bertambah bi- nya agenda moral dan religius yang ngung karena seorang terapis yang terlontar, yang bertentangan dengan tidak bersahabat dengan nilai-nilai wawasan dunia mereka sendiri! De-

6 utama dalam hidup klien tersebut. mikian pula, para terapis Kristen Seorang terapis harus terbuka de- yang sangat taat beragama pun mem-

ngan evaluasi kebutuhan religius punyai agenda-agenda yang keliru dan spiritual, meskipun kliennya ti- yang membenarkan diri mereka sen-dak memulai topik ini. Menghindar diri mengenai bagaimana seseorang dari masalah-masalah religius atau harus percaya. Seperti Allen Bergin, I. terus mengulang kepentingan-ke- Reed Payne, dan P. Scott Richards me-pentingan spiritual sama-sama tidak ngamati, ada “garis sensitif . . . antara bisa dibenarkan, seperti menolak un- mengeksplorasi dan bahkan meng-tuk berhadapan dengan kematian se- ritik nilai-nilai, konstruksi iman, ke-orang anggota keluarga klien atau yakinan-keyakinan, dan spiritual se-dengan ketakutan-ketakutan klien mentara mengejar integritas psiko-

8terhadap hubungan sosial. Stanton logis.” Jones menjelaskan: “Daripada ber-komitmen kembali pada netralitas

KONSELING DALAM KEHI-terhadap nilai-nilai yang adalah ti-

DUPAN SEHARI-HARIdak mungkin, seharusnya kita me-

Sebuah artikel berjudul “Konselor ngetahui bahwa seseorang tidak bisa Kristen dalam lingkungan Sekuler” mengintervensi struktur kehidupan menawarkan pemahaman yang sa-manusia tanpa sangat terlibat dalam

6. Lihat pembahasan dalam Allen E. Bergin, I. Reed Payne, dan P. Scott Richards, “Values in Psychotherapy,” dalam Religion and the Clinical Practice of Psychology, editor: Edward P. Shafranske (Washington, D.C.: American Psychological Association, 1996), 300-301.

7. Stanton L. Jones, “A Constructive Relationship for Religion With the Science and Profession of Psychology: Perhaps the Boldest Model Yet,” dalam Religion and the Clinical Practice of Psychology, 140.

8. Bergin, Payne, dan Richards, “Values in Psychotherapy,” dalam Religion and the Clinical Practice of Psychology, 314.

45Mengklaim Kembali Psikologi yang Alkitabiah

Page 47: Christ Centered Therapy - UKSW

ten yang mengungkapkan niat-ngat baik mengenai bagaimana para nya untuk menaruh perhatian pa-konselor Kristen bisa melewati garis da isu-isu tersebut. Lagipula, ca-sensitif tersebut. Dalam artikel ter-kupan dari fokus Kristen akan ter-sebut, seorang konselor sekolah, se-gantung pada relevansi isu-isu

orang psikolog militer dan seorang tersebut dengan masalah-masalah

psikolog penjara membahas peran mereka yang mengemuka… Saya nilai-nilai dan wawasan dunia Kris- yakin jenis praktek seperti ini ma-ten dalam dunia kerja mereka. Mere- sih dalam batas-batas yang diha-ka setuju bahwa mereka seharusnya ruskan oleh etika profesional dan

peraturan-peraturan organisasi. berusaha mendemonstrasikan belas Pada intinya, menurut pemaham-kasih seperti Kristus dalam konse-an saya, lembaga-lembaga sekuler ling, menggunakan intervensi psiko-tidak ingin kita menginjili pasien-logis yang sesuai dengan Alkitab, pasien kita atau memaksakan sis-

dan melakukan evaluasi awal yang tem keyakinan kita pada mereka.

terbuka mengenai latar belakang Namun, ini bukan berarti isu-isu

religius seorang klien. Jika seorang spiritual diabaikan . . . Meng-klien setuju dengan sebuah orientasi abaikan isu-isu ini berarti ke-religius, maka konselor akan meng- hilangan sebuah bagian pema-

haman yang penting mengenai evaluasi dampak keyakinan-keya-mengapa para pasien kita percaya kinannya pada masalah yang me-dan bertingkah laku sebagaimana ngemuka. Jika masalah-masalah spi-

9 yang mereka lakukan.ritualnya relevan dan wawasan du-nianya cocok dengan terapisnya, isu- Kita bisa berempati dengan per-isu spiritual tersebut akan dilibatkan gumulan yang dihadapi para tenaga dalam penanganan/perawatan, jika profesional psikologi. Ada perbeda-klien menginginkannya demikian. Ji- an jelas antara mereka yang dibayar ka klien tersebut memeluk agama sebagai pegawai sekolah umum, pen-yang lain, pentingnya masalah-ma- jara, dan institusi militer, dan mereka salah spiritual diakui dan sang klien yang bekerja di sektor swasta. Yang didorong untuk mencari nasihat spi- bekerja di sektor non-swasta sering ritual dari mereka yang bisa diper- menghadapi pembatasan-pemba-caya dan berkualitas, yang juga me- tasan yang berbeda dengan mereka yakini wawasan dunia yang sama yang melakukan praktek konseling di dengan sang klien. Salah seorang sektor swasta. Kami setuju bahwa pa-konselor yang diwawancarai me- ra terapis Kristen di area non-swasta nyatakan hal berikut: memiliki hak, bahkan kewajiban, un-

tuk membimbing para klien Kristen Pada hakekatnya, saya hanya dengan perspektif alkitabiah; ini akan melakukan “konseling Kris-

ten” dengan pasien-pasien Kris- seharusnya sejalan dengan standar-

9. Andy Rowan, dikutip dari “Christian Counselors in Secular Settings: A Panel Response by Miriam Neff, Andy Rowan, and Steven J. Sandage,” Christian Counseling Today 5, no. 4 (1997), 15.

Christ Centered Therapy46

Page 48: Christ Centered Therapy - UKSW

standar etika yang digariskan dewan empat jurnal psikiatri terkemuka, lisensi negara. hanya 2.5 persennya saja yang me-

Namun, kami tidak setuju dengan masukkan satu atau lebih variabel pandangan-pandangan beberapa agama. Hanya ada tiga penelitian konselor mengenai penginjilan. Bebe- saja yang menjadikan agama sebagai

10variabel utama. Jadi, mengapa psi-rapa konselor tertentu menyudutkan

kologi dan ilmu-ilmu sosial gagal penginjilan sehingga Injil tidak ter-

mengintegrasikan kekristenan yang sedia bagi mereka yang butuh men-

bersejarah ke dalamnya? Psikiater dengar tentang Yesus. Menurut para

peneliti David Larson menjelaskan: konselor ini, penginjilan sama saja

“Banyak orang menganggap kekris-dengan memaksakan Injil pada ko-

tenan atau komitmen religius lain ke-lega atau pasien yang tidak setuju de-

tinggalan zaman, anti-intelektual, ngan kehendaknya. Ini pada giliran-

dan berbahaya bagi kesehatan nya akan menyebabkan sikap anti-11 pati terhadap usaha-usaha pengin- emosi.”

jilan. Tak diragukan lagi, beberapa Terry mengalami prasangka bu-konselor Kristen memaksakan agen- ruk semacam ini waktu dia bekerja da pribadinya. Hal ini tidak perlu dan sebagai staf psikolog pada sistem la-tidak etis. Menyatakan kebenaran di yanan perawatan kesehatan terke-dalam kasih mencakup “kabar baik.” lola. Sebuah surat edaran dibagikan Membagikan kabar baik secara tepat kepada para psikolog klinis untuk harus menjadi suatu komponen yang mengetahui apakah mereka mampu dimiliki setiap konselor Kristen memberi nasihat kepada para klien dalam konteks terapi, baik itu di sek- yang menginginkan konselor Kristen tor publik atau swasta. Jika para kon- (permohonan untuk “basis nilai” ini selor secara sungguh-sungguh yakin telah meningkat). Terry adalah salah bahwa Yesus Kristus adalah jawaban, satu dari hanya dua konselor dengan dan ada surga dan neraka dalam arti kompetensi ini di antara staf yang harafiahnya, maka tidak membagi- berjumlah 50 orang. Kemudian, kan Injil berarti tidak etis dan berten- dengan makin banyaknya permin-tangan dengan wawasan dunia mere- taan dari orang-orang tua Kristen ka. untuk layanan [berbasis nilai] ini,

Validitas kekristenan yang alki- Terry mengusulkan untuk memulai tabiah sebagai sebuah wawasan du- kelompok belajar menjadi kelompok nia yang relevan untuk praktek kon- pengasuhan berdasarkan nilai-nilai seling belum banyak dikaji di waktu alkitabiah. Permohonan ini ditolak yang lampau. Contoh, sebuah pene- oleh manajemen klinik, yang menje-litian baru-baru ini menyatakan bah- laskan, “Klinik ini tidak boleh di-wa dari 2.348 artikel penelitian pada anggap mendukung sistem keyakin-

10. Data statistik dirujuk dari David B. Larson dan Susan S. Larson, The Forgotten Factor in Physical and Mental Health: What Does the Research Show? (Rocksville, Md.: National Institute for Healthcare Research, 1994), 24.

11. Larson dan Larson, The Forgotten Factor, 19.

47Mengklaim Kembali Psikologi yang Alkitabiah

Page 49: Christ Centered Therapy - UKSW

Dan siapakah yang akan berbuat an tertentu.” Namun, minggu beri-jahat terhadap kamu, jika kamu kutnya manajemen klinik itu meng-rajin berbuat baik? Tetapi sekali-

edarkan permohonan yang meminta pun kamu harus menderita juga

para terapis untuk menyatakan kese- karena kebenaran, kamu akan diaannya memimpin kelompok pen- berbahagia. Sebab itu janganlah

kamu takuti apa yang mereka dukung gay/lesbian bagi mereka takuti dan janganlah gentar. Te-yang menginginkan bantuan dalam tapi kuduskanlah Kristus di dalam

menangani pilihan gaya hidup me-hatimu sebagai Tuhan! Dan siap

reka. Tampaknya dukungan dari ke- sedialah pada segala waktu untuk lompok Kristen-alkitabiah dalam memberi pertanggungan jawab

kepada tiap-tiap orang yang me-konseling tidak dapat diterima, se-minta pertanggungan jawab dari mentara dukungan pada kelompok kamu tentang pengharapan yang humanis yang tidak alkitabiah bisa ada padamu, tetapi haruslah de-

diterima” Tentu saja, perubahan ini ngan lemah lembut dan hormat, [yaitu dari penolakan terhadap yang dan dengan hati nurani yang mur-

ni, supaya mereka, yang memfit-satu sampai dukungan terhadap nah kamu karena hidupmu yang yang lain] menyebabkan Terry ber-saleh dalam Kristus, menjadi malu tanya-tanya tentang apa maksud usa-karena fitnahan mereka itu.

ha mengidentifikasi terapis Kristen I Petrus 3:13-16padahal dia sendiri kelihatannya ti-

dak akan diberdayakan untuk mela- Dalam ulasan terhadap artikel-kukan praktek konseling dengan ba- artikel yang diterbitkan antara tahun sis nilai itu. Satu sistem keyakinan je- 1978 sampai 1989, peneliti David las-jelas lebih disukai daripada yang Larson dan Susan Larson menemu-lainnya, walaupun ada penegasan kan bahwa dari variabel-variabel ko-formal bahwa bukan begitu yang mitmen religius yang diteliti, 92% terjadi. secara positif mendukung kesehatan

Diskriminasi semacam ini terjadi mental. Temuan ini membuat me-berulang-ulang sampai tak terhitung

reka mengambil kesimpulan bahwa banyaknya di seluruh Amerika Uta-

keyakinan-keyakinan dan praktek-ra. Kebingungan dalam budaya kita

praktek religius bisa membantu ke-secara umum dan dalam budaya psi- 12 sehatan fisik dan mental. Dalam se-kologi secara khusus tak terelakkan

buah penelitian tahun 1994 untuk selama kesaksian komunitas Kristen menentukan efektivitas aspek-aspek tetap berada dalam tembok-tembok spiritual dalam terapi, para psikolog gedung gereja. Kita harus belajar mendapatkan pelajaran bahwa para mengekspresikan pesan kita dengan pasien yang menerima penanganan jelas dan hormat, dalam bahasa yang dengan muatan religius mendapat orang-orang non-Kristen pun bisa hasil yang lebih baik dari para pasien memahaminya. Prinsip penuntun ini lain, entah religius atau tidak, yang diberikan oleh Petrus dalam surat-tidak mendapatkan penanganan de-nya yang pertama:

12. Diringkas dalam Larson dan Larson, The Forgotten Factor, 33.

Christ Centered Therapy48

Page 50: Christ Centered Therapy - UKSW

13 berhubungan dengan persepsi ngan muatan religius. Dalam sebu-yang keliru; membantu konseli ah pidato pada September 1999 di menggerakkan sumber-sumber hadapan para hadirin yang meng-daya batin dan lingkungan di saat-hadiri konferensi Asosiasi Para Kon-saat krisis; mengajar metode-

selor Kristen Amerika, David Larson metode penyelesaian masalah; dan

meminta perhatian para peserta kon- meningkatkan kompetensi dan ferensi pada penelitian yang menge- kesadaran akan diri konseli… di muka yang menunjukkan bahwa antara yang lain. agama memberi keuntungan bagi Para konselor Kristen mungkin

terlibat menolong konseli untuk 84% orang bagi kesehatan mental mengejar salah satu dari tujuan-dan fisiknya. Rasio keuntungan ber-tujuan ini, tetapi apa kita juga me-banding kerugiannya adalah tiga pu-miliki tujuan-tujuan unik karena luh (30) berbanding satu (1) dalam kita adalah pengikut Yesus Kris-

hal kesehatan mental dan dua puluh tus? Apakah konselor Kristen ber-

(20) berbanding satu (1) dalam hal usaha untuk

kesehatan fisik.• menyajikan berita Injil dan Berdasarkan semua bukti bahwa

mendorong konseli menye-agama memainkan peran positif da-rahkan hidup mereka kepada lam konseling, kita akan memper-Yesus Kristus?

hatikan dengan baik kata-kata Gary • merangsang pertumbuhan ro-

Collins mengenai tujuan konseling hani?

Kristen: • mendorong konseli untuk me-

ngakui dosa dan mengalami Buku-buku konseling sering pengampunan ilahi?berisi tujuan-tujuan konseling: me-

• memberi teladan standar, si-nolong klien mengubah perilaku, kap, dan gaya hidup Kristen?sikap, nilai-nilai, dan/atau persep-

• merangsang konseli untuk si; mengajarkan kecakapan-keca-mengembangkan nilai-nilai kapan, termasuk kecakapan sosial, dan menghidupi kehidupan interpersonal, dan komunikasi; yang didasarkan atas peng-mendorong pengenalan dan peng-ajaran alkitabiah, ketimbang ekspresian emosi; memberikan hidup menurut standar-stan-

dukungan di saat membutuhkan dar humanistik yang relati-

pertolongan; mengajar tanggung vistik?

jawab; menanamkan pengertian

yang mendalam; menghadapi Orang Kristen yang membuat trauma dan luka-luka emosional isu-isu tersebut di atas menjadi masa lalu; membimbing saat ke- bagian dalam konseling beresiko putusan-keputusan diambil; mem- dikritik karena tidak menghor-buang konsep yang keliru tentang mati nilai-nilai konseli, melanggar diri sendiri, orang lain, terapi, ke- prinsip-prinsip etika, atau mem-

bawa-bawa agama dalam konse-kristenan, atau hal-hal lain yang

13. Dirujuk dari Bergin, Payne, dan Richards, “Values in Psychotherapy,” dalam Religion and the Clinical Practice of Psychology, 311.

49Mengklaim Kembali Psikologi yang Alkitabiah

Page 51: Christ Centered Therapy - UKSW

ling. Ini bisa jadi kritik-kritik yang nahan informasi tersebut? Jika kita valid, terutama jika orang Kristen melihat para klien terlibat dalam pe-bekerja dengan orang-orang yang rilaku amoral atau mengambil ke-belum percaya…. Tampaknya,

simpulan yang jelas-jelas tidak sesuai banyak konselor Kristen memilih

dengan ajaran alkitab, apakah kita untuk membuat keyakinan me-

tidak mencelakakan, munafik, dan reka tersembunyi di balik ba-pengecut jika kita hanya mengamati yang-bayang profesionalisme dan pergumulan dan tidak mengatakan memilih untuk tidak mengatakan

apa-apa tentang agama kecuali apa-apa mengenai Yesus Kristus? Ji-kliennya mengangkat isu terse- ka kita mengklaim bahwa kita adalah

14but. konselor Kristen, apakah kita tidak

bertindak etis jika kita tidak pernah Kita sangat perlu tahu bahwa menyebutkan Yesus atau memasuk-yang paling utama para klien datang kan isu-isu kristen dalam konseling untuk terapi dan bukan untuk pe-kita? Albert Ellis, salah seorang psi-nginjilan dan memperkenalkan Kris-koterapis yang paling berpengaruh tus hanyalah satu komponen kon-di dunia, tidak ragu-ragu mempro-seling. Namun, mengintegrasikan ni-

15klamasikan humanismenya, , wa-lai-nilai alkitabilah adalah sebuah laupun konvensi profesional jurnal-komponen penting yang lain. Meng-jurnal mulai lebih banyak memper-hindari manipulasi dan memperla-kenalkan New Age dan konsep-kon-kukan orang lain dengan hormat sep agama Timur ke dalam terapi. adalah dua prinsip fundamental bagi Apakah kita hanya mengamati per-konseling yang efektif dengan wa-kembangan-perkembangan ini dan wasan dunia yang alkitabiah. tidak mengatakan apa-apa tentang Di lain pihak, jika para terapis prinsip-prinsip Kristen, terutama ha-Kristen gagal memperkenalkan wa-nya karena profesi kita begitu tidak wasan dunia mereka, mereka men-toleran terhadap segala yang berbau dasarkan konseling mereka pada Kristen?agama lain seperti humanisme, yang

Jika kebenaran diberitakan, ba-artinya mencekik keyakinan mereka nyak yang bergantung pada bagai-sendiri dan mengotak-ngotakkan ke-mana konsep-konsep Kristen diper-hidupan menjadi yang sekuler dan kenalkan di dalam terapi. Tidak ada yang rohani. Jika kita yakin bahwa yang akan mengatakan bahwa kita kepercayaan kita di dalam Yesus menekan, mengindoktrinasi, atau Kristus membuat perbedaan baik mengintimidasi para klien untuk me-untuk saat ini dan kekekalan, apakah renungkan ajaran-ajaran dan nilai-benar di hadapan Allah jika kita me-

14. Gary R. Collins, “What is Christian Counseling?” dalam Case Studies in Christian Counseling, editor. Gary R. Collins (Dallas: Word, 1991), 14-15.

15. Sebagai contoh, lihat Albert Ellis, “Psychotherapy and Atheistic Values: A Response to A. E. Bergin's Psychotherapy and Religious Values,” dalam Journal of Consulting and Clinical Psychology, 48 (1980), 635-639.

Christ Centered Therapy50

Page 52: Christ Centered Therapy - UKSW