Upload
gunawan-al-qordowi
View
1.120
Download
98
Embed Size (px)
Citation preview
Contoh Laporan Evaluasi Program
BAB I
PENDAHULUANA. Latar Belakang
Penyelenggaraan pendidikan menjadi tanggung jawab kita bersama baik antara
pemerintah maupun masyarakat sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar RI 1945 Pasal
31 ayat (1) yakni memberi hak kepada setiap warga negara Indonesia untuk mendapatkan
pengajaran.
Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
mengamanatkan bahwa setiap warga negara yang berusia 7 – 15 tahun wajib mengikuti
pendidikan dasar. Pasal 34 ayat 2 menyebutkan bahwa Pemerintah dan pemerintah derah
menjamin terselenggaranya wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa
memungut biaya, sedangkan dalam ayat 3 menyebutkan bahwa wajib belajar merupakan
tanggung jawab negara yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan Pemerintah,
pemerintah daerah, dan masyarakat. Konsekuensi dari amanat undang-undang tersebut adalah
Pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan pendidikan bagi seluruh
peserta didik pada tingkat pendidikan dasar (SD dan SMP) serta satuan pendidikan lain yang
sederajat.
Di bidang pembangunan pendidikan, pemerintah telah melakukan berbagai upaya
baik yang berkaitan dengan peningkatan kuantitas maupun kualitasnya. Dalam prakteknya,
upaya itu sering kali menghadapi berbagai kendala. Krisis multidimensi yang terjadi di
Indonesia, misalnya disinyalir telah membawa dampak bertambahnya jumlah kelompok
masyarakat yang kurang beruntung. Kondisi ini menyebabkan semakin banyak orang yang
tak mampu meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, dan merupakan masalah
tersendiri dalam memberikan layanan pendidikan kepada seluruh lapisan masyarakat.
Sistem pendidikan yang dimungkinkan dapat diterapkan untuk itu adalah sistem
pendidikan terbuka jarak jauh. Karena sistem pendidikan ini diterapkan pada jenjang
pendidikan menengah khususnya SMP, maka kita sebut dengan SMP Terbuka.
Permasalahan dalam pendidikan sangat kompleks. Salah satu alternatif pemecahanya
dimulai dari penemuan konsep SMP Terbuka oleh pemerintah yang diilhami oleh berbagai
aspirasi masyarakat lapis bawah yang disampaikan kepada Departemen Pendidikan Dan
Kebudayaan (sekarang Departemen Pendidikan Nasional).
Selama lima tahun masa percepatan penuntasan Program Wajb Belajar Sembilan
Tahun, dari tahun 2003-2008 yang lalu, SMP Terbuka telah dapat menampung rata-rata
sekitar 50.000 anak usia 13-15 tahun setiap tahun. Upaya ini merupakan karya besar yang
ditangani secara sungguh-sungguh oleh Kementerian Pendidikan Nasional bersama
pemerintah daerah.
Pada saat ini SMP Terbuka yang operasional berjumlah 2.111 sekolah, memiliki
7.417 lokasi Tempat Kegiatan Belajar (TKB) dengan 248.432 peserta didik secara
keseluruhan. Mereka dilayani 26.248 Guru Bina di Sekolah Induk dan 15.221 Guru Pamong
yang mendampingi dalam pembelajaran siswa sehari-hari di TKB.
Salah satu SMP Terbuka yang ada di Kota Makassar adalah SMP Terbuka Ujung
Tanah yang sekolah induknya adalah SMP Negeri 7 Makassar yang beralokasi di jalan
Cakalang No. 2 Makassar dengan jumlah TKB (tempat kegiatan belajar) sebanyak 5 TKB.
Sebagai sebuah program layanan pendidikan alternatif, pelaksanaan SMP Terbuka perlu
dievaluasi. Data yang aktual secara kuantitatif maupun kualitatif dapat dijadikan dasar dalam
penetapan keputusan apakah penyelenggaraan program ini perlu perbaikan dan
penyempurnaan atau dihentikan sama sekali.
Salah satu bentuk partisipasi untuk melihat pelaksanaan program SMP Terbuka Ujung
Tanah di Makassar adalah melalui evaluasi terhadap komponen konteks, input, proses dan
produk dari program SMP Terbuka. Dengan harapan bahwa faktor-faktor yang dievaluasi
tersebut dapat memberikan sumbangan berarti terhadap peningkatan efektivitas pelaksanaan
program SMP Terbuka di Makassar, yang nantinya berujung pada peningkatan mutu siswa
SMP Terbuka.
B. Tujuan Program
Program SMP Terbuka ini dilaksanakan sebagai salah satu upaya pemerintah dalam
mengsukseskan wajib belajar 9 tahun, terutama diperuntukkan bagi peserta didik yang
mempunyai ekonomi lemah.
C. Sasaran Program
SMP Terbuka diperuntukkan bagi anggota masyarakat usia sekolah tertutama bagi
mereka yang tidak mampu untuk menempuh pendidikan reguler (sekolah umum), baik
karena kemampuan ekonomi, jarak tempuh, waktu dan lain-lain.
BAB II
Metode Monitoring dan Evaluasi
A. Jenis dan Pendekatan
Model evaluasi yang digunakan dalam memonitoring program ini adalah model
evaluasi Context-Input-Process-Product (CIPP). Tujuannya adalah untuk mengumpulkan
informasi yang akurat dalam pengambilan keputusan lebih lanjut guna memperbaiki dan
meningkatkan kualitas penyelenggaraan program SMP Terbuka di masa yang akan datang.
Model CIPP digunakan karena dibutuhkan ketersediaan informasi yang akurat dan
menyeluruh.
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan didukung pendekatan
kualitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mendapatkan hasil monitoring dan
evaluasi yang mendalam dan komprehensif. Pendekatan ini digunakan untuk menangani
data-data yang bersifat kuantitatif (angka).
B. Tahapan monitoring dan evaluasi
Fokus monitoring dan evaluasi berdasarkan tahapan monitoring dan evaluasi Context-
Input-Process-Product dikemukakan sebagai berikut:
a. Penilaian konteks meliputi profil TKB (tempat kegiatan belajar), latar belakang program SMP
Terbuka Ujung Tanah, faktor geografis-demografis, dan latar belakang sosial ekonomi dan
pendidikan orang tua siswa. Informasi yang dikumpulkan digunakan sebagai dasar dalam
pertimbangan program.
b. Penilaian input meliputi peserta didik, kurikulum, bahan ajar, guru dan tenaga administrasi
serta sarana belajar. Data dikumpulkan selama tahap penilaian digunakan sebagai pengambil
keputusan.
c. Penilaian proses adalah kegiatan penilaian selama pelaksanaan pendidikan. Penilaian ini
berkaitan langsung dengan pelaksanaan tutorial, aktivitas belajar, penggunaan media
pembelajaran, kemanfaatan laboratorium, kunjungan kepala sekolah, pemberian jenis tugas,
fasilitas guru pamong, dan fasilitas guru bina.
d. Penilaian produk/output, berhubungan dengan hasil pelaksanaan program. Penilaian dilakukan
untuk mengetahui sampai seberapa jauh pelaksanaan program SMP Terbuka di Ujung Tanah
telah berhasil mencapai tujuan berdasarkan kriteria yang ditetapkan, yang meliputi hasil
belajar peserta didik, nilai rerata dan jumlah kelulusan dalam ujian nasional.
Dasar kegiatan dalam evaluasi program pelaksanaan rintisan SMP Terbuka ini melalui
tahapan-tahapan konteks, input, proses dan produk. Penggunaan model CIPP dalam evaluasi
program ini karena:
1. Dengan model CIPP, maka kegiatan evaluasi pelaksanaan program SMP Terbuka Ujung
Tanah dapat dilakukan perbandingan yang mendasar antara data di lapangan dengan standar
yang ditentukan.
2. Dapat membuat evaluasi dan penilaian tentang pelaksanaan SMP Terbuka dilihat dari
indikator konteks, input, proses dan produk/output.
3. Dengan model CIPP, indikator konteks, input, proses dan produk/output yang dibandingkan
tidak hanya untuk menentukan apakah ada perbedaan tujuan dengan keadaan sebenarnya,
tetapi juga dibandingkan dengan standar yang ditentukan.
Untuk memudahkan monitoring evaluasi, maka perlu dilihat indikator indikator yang
terdapat dalam konteks, input, proses dan output yang digunakan dalam monitoring evaluasi
ini, yaitu:
Tabel 1 Indikator-indikator Evaluasi
Konteks Input Proses Output
1. Profil tempat
belajar
2. Latar belakang
program SMP
Terbuka
3. Faktor geografis
4. Latar belakang
sosial ekonomi dan
pendidikan orang tua
Siswa
(1) Peserta
didik
(2) Kurikulum
(3) Bahan ajar
(4) Guru dan
tenaga
administrasi
(5) Sarana
Belajar
1. Pelaksanaan tutorial
2. Aktivitas belajar siswa
3. Penggunaan media
pembelajaran
5. Kunjungan Kep. Sek.
6. Pemberian jenis tugas
7. Fasilitasi guru pamong
8. Fasilitasi guru bina
(1) Hasil belajar
(2) Nilai rerata
untuk 10
mapel.
(3) Jumlah
kelulusan
C. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data bertujuan untuk mendeskripsikan keadaan sesungguhnya yang
terjadi di lapangan, yang kemudian dibandingkan dengan standar pengelolaan SMP Terbuka
yang telah disusun oleh Pustekom dan Dikmenum sebagai pedoman pelaksanaan.
Subjek informan dalam monitoring evaluasi ini adalah orang-orang yang mengetahui,
berkaitan dan atau menjadi pelaku dari suatu kegiatan pendidikan, mereka diharapkan dapat
memberikan informasi secara lengkap tentang penyelenggaraan SMP Terbuka.
1. Kepala Sekolah SMP N 7 Makassar sebagai penyelenggara SMP Terbuka dan melakukan
supervisi ke Tempat Kegiatan Belajar (TKB).
2. Guru Bina di SMP Induk yang secara berkala memberikan tutorial kepada siswa di Tempat
Kegiatan Belajar
3. Guru pamong di Tempat Kegiatan Belajar yang mempunyai tugas membantu siswa belajar
yang dilakukan secara berkala di Tempat Kegiatan Belajar
4. Peserta didik SMP Terbuka Ujung Tanah
5. Masyarakat setempat yang peduli dengan adanya Tempat Kegiatan Belajar bagi peserta didik
SMP Terbuka Makassar
6. Kepala Tata Usaha SMP N 7 Makassar
Tabel 2 Data dan Sumber Data
KOMPONEN ASPEK INDIKATOR SUMBER DATA INSTRUMEN PENGUMPUL DATA
Konteks (1) Profil tempat belajar
(2) Latar belakang program SMP Terbuka
(3) Faktor geografis- demografis
(4) Latar belakang sosial ekonomi dan pendidikan orang tua peserta didik
Nama TKB, tahun dibuka, SMP yang membina, alamat TKB, jadwal KBM, pola pembelajaran.
Tujuan, sasaran
Jarak tempat tinggal peserta didik dengan TKB, transportasi ke TKB, waktu tempuh ke TKB
Biaya-pulang pergi ke TKB.Tingkat pendidikan dan ekonomi orang tua dan alasan peserta didik masuk
Kepala Sekolah
Kepala sekolah
Pedoman Pengelolaan SMP Terbuka
Peserta didik
Pedoman wawancara
Pedoman angket
Analisis dokumen
Pedoman angket
Pedoman angket
SMP Terbuka.Input (1) Peserta didik
(2) Kurikulum
(3) Bahan ajar
(4) Guru dan tenaga administra-si
(5) Sarana belajar
Jumlah peserta didik, jumlah calon peserta didik, latar belakang peserta didik
Kurikulum yang digunakan
Bahan ajar yang digunakan
Jumlah guru dan tenaga administrasi
Ruang tempat belajar, ruang perpustakaan khusus, administarsi laboratorium.
Kepala sekolah
Kepala sekolah
Guru pamong
Guru pamong Guru bina
Tempat belajar
Pedoman angket
Pedoman angket
Pedoman angket
Pedoman angket
Pedoman observasi
Proses (1) Pelaksanaan tutorial
(2) Aktivitas belajar
(3) Penggunaan media pembelajar-an
(4) Kemanfaat-an laboratori-um dan perpustaka-an
(5) Kunjungan Kep. Sek.
(6) Pemberian jenis tugas
Tutorial di sekolah induk, konsultasi di TKB, guru mengajar di TKB.
Belajar mandiri, diskusi antar peserta didik, diskusi peserta didik dengan: pamong, guru bantu, dan guru binaModul pegangan guru, video pembelajaran, audio pembelajaran, OHP
Penggunaan laboratorium
Kunjungan ke TKB
Tugas mandiri, tugas akhir unit, tugas akhir modul
Guru pamong
Guru bina
Tempat belajar
Guru pamong
Tempat belajar
Guru pamongGuru bina Tempat belajarpeserta didik
Kepala sekolah
Pedoman angket
Pedoman angket
Pedoman observasi
Pedoman angket
Pedoman observasiPedoman angket
Pedoman angketPedoman observasi
Pedoman angket
Pedoman angket
(7) Fasilitasi guru pamong
(8) Fasilitasi guru bina
Menyusun jadwal, membuat alokasi waktu tambahan untuk mata pelajaran yang dianggap sulit oleh peserta didik, memfasilitasi kegiatan diskusi, membuat catatan segala permasalahan atau kesulitan peserta didik, membuat laporan perkembangan belajar peserta didik
Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik, menjawab pertanyaan langsung dari peserta didik,mengoreksi hasi tes akhir modul, melaksanakan kegiatan tutorial, melakukan penilaian.
peserta didik
Guru pamong
Guru bina
Guru pamong
peserta didik
peserta didik
Guru pamong
Pedoman angket
Pedoman angket
Pedoman angket
Pedoman angket
Pedoman angket
Produk/Output
(1) Hasil belajar peserta didik
(2) Nilai rerata peserta didik untuk 11 mata pelajaran.
(3) Jumlah kelulusan peserta didik
Hasil belajar tes akhir unit, tes akhir modul dan ulangan umum semester.
Nilai rerata peserta didik untuk 11 mata pelajaran.
Jumlah kelulusan peserta didik dalam UN.
Guru bina
Tempat belajar
Kepala sekolah
Tempat belajar
Pedoman angket
Analisis dokumen
Pedoman angket
Analisis dokumen
Teknik pengumpulan data dalam monitoring evaluasi ini terdiri dari: (1) wawancara
terbuka dan mendalam; (2) observasi/ pengamatan langsung; dan (2) dokumen tertulis.
Sasaran yang menjadi pengamatan untuk kegiatan monitoring evaluasi ini meliputi
proses pembelajaran di kelas (sekolah) untuk mengungkap data tentang proses pembelajaran
di sekolah dan kelompok belajar serta ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan di
sekolah dan kelompok belajar. Sedangkan dokumen yang digunakan dalam penelitian adalah
arsip evaluasi hasil belajar (ujian formatif/sumatif, UN, uji kompetensi) serta data tertulis
lainnya yang dianggap perlu.
D. Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif, yaitu dengan
mendeskripsikan dan memaknai data dari masing masing indikator komponen konteks, input,
proses dan produk/output yang dievaluasi. Data tersebut dianalisis secara deskriptif
kuantitatif dengan menyajikan hasil perhitungan statistik diskriptif berupa tabel frekuensi dan
presentase yang didapat dari hasil monitoring evaluasi
Untuk memudahkan dalam monitoring evaluasi program, maka diperlukan kriteria
evaluasi.
Tabel 3 Aspek- Aspek dan Kriteria Evaluasi
Variabel/Objek
Penelitian
Aspek yang Dievaluasi Kriteria Keberhasilan
1. Peserta Didik
2. Kurikulum
3. Kegiatan Belajar
Mengajar
4. Penilaian hasil
belajar peserta
didik
5.Fasilitas Pendidikan
6. Ketenagaan
7. Hasil belajar
Persyaratan Administrasi
(STTB/NEM) seleksi awal
Dokumen kurikulum
Silabi pembelajaran SMP
Terbuka
Kesesuain materi dengan
kompetensi yang diajarkan
Persiapan Tutorial
Interaksi tutorial
Penggunaan media/modul
pembelajaran
Penilaian sumatif dan formatif
Hasil penilaian UN
Modul Pembelajaran
Media Pembelajaran
Administrasi penyelenggaraan
Fasilitasi guru bina
Fasilitasi guru pamong
Penilaian untuk mengetahui hasil
belajar peserta didik meliputi :
Tes Akhir Modul (TAM)
Tes Akhir Semester (TAS )
Ujian Akhir Nasional (UAN )
Jumlah kelulusan dalam ujian
Ada persyaratan administrasi
(STTB/NEM)
Terdapat dokumen
kurikulum
Terdapat silabi program
pembelajaran
Ada hasil kesesuaian materi
dengan kompetensi yang
diajarkan
Adanya SAP
Terdapat Interaksi saat
tutorial
Tutor menggunakan
media/modul pembelajaran
Adanya hasil penilian
sumatif dan formatif
Adanya hasil penilian UAN
Adanya modul
pembelajaran
Adanya media
pembelajaran
Adanya administrasi
penyelenggaraan
Kemampuan pengelolaan
guru bina
Adanya guru pamong
Adanya hasil tes akhir
modul
Adanya hasil tes semester
Adanya hasil penilaian
UAN
BAB III
Hasil Monitoring dan Evaluasi
A. Komponen Konteks SMP Terbuka Ujung Tanah
1. Profil Tempat Kegiatan Belajar (TKB)
a. Profil Umum/Historis
SMP Terbuka Ujung Tanah memiliki 5 TKB yang jumlah siswa pasang surut
berhubung karena berbagai faktor, misalnya lokasi sekolah induk yang terlalu jauh dari TKB,
adanya kerancuan antara guru bina dengan guru pamong.
SMP Terbuka Ujung Tanah bernaung di sekolah induk yaitu SMP Negeri 7 Makassar
yang berlokasi di Jalan Cakalang No. 2 Makassar.
1) TKB Tabaringan
TKB Tabaringan merupakan salah satu TKB yang dibina oleh SMP Terbuka Ujung
Tanah. TKB Tabaringan berlokasi di SD Inpres Tabaringan yang terletak di Jalan Tinumbu
Pasar Cidu Makassar. Kegiatan belajar di TKB Tabaringan menggunakan pola belajar 2 :
4, artinya dalam satu minggu 2 hari belajar dengan tatap muka, dan 4 hari belajar secara
mandiri dengan bimbingan guru pamong. Kegiatan belajar tatap muka dilaksanakan pada hari
Jum’at dan Sabtu dengan jadwal pelajaran sebagaimana sekolah regular. Kegiatan belajar
dilaksanakan pada sore hari, setelah kegiatan belajar peserta didik kelas reguler selesai.
Selama dua hari tersebut peserta didik belajar secara tatap muka, diajar oleh guru bidang
studi sebagai guru bina. Sedangkan yang 4 hari lainnya mereka belajar mandiri di rumah
tanpa bimbingan atau kendali dari guru pamong, maupun dari guru bina.
Jarak tempat tinggal peserta didik ke sekolah Induk bervariasi, ratra-rata jarak dari
rumah ke Sekolah Induk antara 5 km sampai 10 km. Untuk pergi – pulang dari tempat
tinggal siswa ke Sekolah Induk pada umumnya peserta didik menggunakan angkot sebagai
sarana transportasi. Sedangkan peserta didik yang jaraknya dekat, biasanya berjalan kaki.
Pada umumnya mereka sekali naik angkot sudah sampai di Sekolah Induk. Peserta didik yang
paling jauh jarak dari rumah ke Sekolah Induk, paling banyak tiga kali peserta didik pindah
angkot untuk sampai ke TKB.
TKB Tabaringan pada tahun ajaran 2011 membina 3 kelas, terdiri dari masing-
masing satu kelas untuk setiap tingkat yaitu kelas VII, kelas VIII, dan kelas IX. Jumlah
peserta didik keseluruhan sebanyak 60 orang. Guru Pamong sekaligus penanggung jawab
TKB Tabaringan adalah H Asri . Jumlah guru bina di TKB Tabaringan sebanyak 23 orang.
2) TKB Capoa
TKB Capoa bertempat di SD Negeri Bertingkat Galangan II . Sistem pembelajaran di
TKB Capoa menggunakan pola 2 : 4. Siswa di TKB Capoa belajar 2 hari, yaitu hari Jumat
dan Sabtu dengan jadwal pelajaran sebagaimana sekolah induk. Kegiatan belajar
dilaksanakan pada sore hari setelah peserta didik SMP Negeri 7 Makassar pulang. Mereka
belajar secara tatap muka, diajar oleh guru bidang bina dari sekolah tempat TKB
diselenggarakan (SMP Negeri 7), sedangkan yang 4 hari mereka belajar mandiri di rumah
tanpa bimbingan atau kendali dari guru pamong, maupun dari guru bina.
Jarak tempat tinggal siswa ke Sekolah Induk bervariasi, ratra-rata jarak dari rumah ke
Sekolah Induk antara 5 km sampai 10 km. Untuk pergi – pulang dari tempat tinggal peserta
didik ke Sekolah Induk pada umumnya peserta didik menggunakan angkot sebagai sarana
transportasi. Sedangkan peserta didik yang jaraknya dekat, biasanya berjalan kaki. Pada
umumnya mereka sekali naik angkot sudah sampai di Sekolah Induk. Peserta didik yang
paling jauh jarak dari rumah ke Sekolah Induk, paling banyak tiga kali peserta didik Capoa
pada tahun ajaran 2011 membina 3 kelas, terdiri dari kelas VII satu kelas, kelas VIII satu
kelas, dan kelas XI satu kelas. Jumlah peserta didik keseluruhan sebanyak 56 orang, Guru
Pamong pada TKB Capoa adalah Kamaruddin, S.Pd Jumlah guru bina sebanyak 4 orang
yang berasal dari guru SMP Negeri 7 Makassar.
3) TKB Pannampu
TKB Pannampu bertempat di SD Negeri Beroanging Lokasi TKB di jalan Tinumbu
NO. 2 Makassar Sistem pembelajarannya menggunakan pola 2 : 4, artinya 2 hari belajar
tutorial tatap muka dan 4 hari belajar mandiri.
Kegiatan belajar di TKB Pannampu berlangsung 2 hari, yaitu hari Jumat dan Sabtu
dengan jadwal pelajaran sebagaimana sekolah regular berlangsung pada sore hari. Peserta
didik belajar secara tatap muka, diajar oleh guru bina, sedangkan yang 4 hari mereka belajar
mandiri di rumah atau tempat lain.
Jarak tempat tinggal peserta didik ke Sekolah Induk bervariasi, ratra-rata jarak dari
rumah ke Sekolah Induk antara 5 km sampai 10 km. Untuk pergi – pulang dari tempat
tinggal peserta didik ke sekolah Induk pada umumnya menggunakan angkot sebagai sarana
transportasi. Sedangkan peserta didik yang jaraknya dekat, biasanya berjalan kaki. Pada
umumnya mereka sekali naik angkot sudah sampai di Sekolah Induk. Peserta didik yang
paling jauh jarak dari rumah ke Sekolah Induk, paling banyak tiga orang. TKB Pannampu
pada tahun ajaran 2011 membina 3 kelas, terdiri dari kelas VII satu kelas, kelas VIII satu
kelas, dan kelas XI satu kelas. Jumlah siswa keseluruhan sebanyak 78 orang, Guru Pamong
pada TKB Capoa adalah Hj . Nurasri, S.Pd Jumlah guru bina sebanyak 4 orang yang
berasal dari guru SMP Negeri 7 Makassar.
4) TKB Totaka
TKB Totaka bertempat di SD Negeri Totaka. TKB Totaka baru dibuka tahun 2004.
Peserta didik di TKB Totaka belajar 2 hari, yaitu hari Sabtu dan Selasa dengan jadwal
pelajaran sebagaimana sekolah regular. Mereka belajar secara tatap muka, diajar oleh guru
bidang studi, sedangkan yang 4 hari lainnya mereka belajar mandiri di rumah tanpa bimbingan
atau kendali dari guru pamong, maupun dari guru bina. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa mereka hanya belajar selama 2 hari di TKB dan tidak pernah ke sekolah induk.
Untuk tahun ajaran 2011/2012 TKB Totaka memiliki peserta didik sebanyak 76 yang
terbagi dalam tiga kelas yaitu kelas VII sebanyak satu kelas, kelas VIII sebanyak satu kelas,
dan kelas IX sebanyak satu kelas.
5) TKB Ujung Tanah
TKB Ujung Tanah bertempat di SD Inpres layang TKB Ujung Tanah dibuka tahun
2003. Proses pembelajaran bagi peserta didik di TKB Ujung Tanah yaitu 2 hari, pada hari
Jumat dan Sabtu dengan jadwal pelajaran sebagaimana sekolah regular. Mereka belajar
secara tatap muka, diajar oleh guru bina, sedangkan yang 4 hari mereka belajar mandiri di
rumah tanpa bimbingan atau kendali dari guru pamong, maupun dari guru bina. Jumlah kelas
yang dibina TKB Ujung tanah adalah sebanyak tiga kelas dengan masing-masing satu kelas
untuk setiap tingkatan kelas, yaitu kelas VII, kelas VIII, dan kelas IX. Jumlah peserta didik
seluruhnya adalah 80 peserta didik.
2. Faktor Geografis
SMP Terbuka dirancang untuk mengatasi kendala geografis para peserta didik. Salah
satu kendala geografis adalah jarak tempat tinggal peserta didik yang jauh dari Sekolah Induk
atau SMP terdekat, bahkan dari transportasi yang sulit untuk menuju TKB dan waktu tempuh
yang cukup jauh, sehingga membutuhkan biaya pulang-pergi menunju TKB cukup besar.
a. Jarak dari Rumah ke TKB
Hasil evaluasi mengenai jarak dari rumah peserta didik dengan TKB dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 4 Jarak dari Rumah ke TKB
TKB
Frekuensi dan Jarak dari Rumah ke TKB
Jumlah
≤ 2 km
2 - 5
km
5 - 10
km 10 - 15 km
≥ 15
km
Tabaringan 12 10 8 20 10 60
Capoa 6 12 8 16 14 56
Pannampu 13 17 10 18 20 78
Totaka 14 18 15 11 18 76
Ujung
Tanah20 14 14 15 17 80
Total 65 71 55 80 79 350
% 18.57 20.29 15.71 22.86 22.57 100
Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa jarak dari rumah peserta didik dengan TKB
yang lebih dari 15 km adalah sebanyak 22,57 %, 10 – 15 km sebanyak 22,86 %, 5-10 km
sebanyak 15,71 %, 2-5 km sebanyak 20,19 % dan kurang dari 2 km sebanyak 18,57 %.
Untuk menuju TKB, peserta didik menggunakan beberapa jenis sarana transportasi,
seperti angkot, ojek, dan ada juga yang jalan kaki. Data mengenai frekuensi dan jenis
transportasi yang digunakan oleh para siswa untuk menuju TKB dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 5 Transportasi ke TKB
Dari tabel di atas
menunjukkan bahwa
peserta didik yang menggunakan sarana transportasi angkot menuju TKB sebanyak 40,58 %,
transportasi ojek sebanyak 7,71 %, jalan kaki sebanyak 46 % dan lain-lain sebanyak 5,71 %.
TKB
Frekuensi dan Sarana Transportasi ke
TKBJumlah
Angkot Ojek
Jalan
Kaki Lain-lain
Tabaringan 30 0 22 8 60
Capoa 23 6 26 1 56
Pannampu 30 8 32 8 78
Totaka 28 4 42 2 76
Ujung
Tanah 31 9 39 180
Total 142 27 161 20 350
% 40.58 7.71 46 5.71 100
Sedangkan waktu tempuh yang digunakan peserta didik menuju TKB dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 6 Waktu Tempuh ke TKB
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa peserta didik yang memerlukan waktu tempuh
menuju TKB kurang dari 30 menit sebanyak 26,86 %, 0.5 – 1 jam sebanyak 15,14 %, 1-2 jam
sebanyak 29,43 % dan lebih dari 2 jam sebanyak 28,57 %.
Selanjutnya dari sisi biaya, maka besarnya biaya yang dihabiskan untuk menuju TKB
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 7 Biaya Pergi Pulang ke TKB
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa peserta didik yang menghabiskan biaya kurang
dari Rp 5.000 adalah sebanyak 66,29 %, Rp 5.000 - Rp 7.000 sebanyak 21,42 %, Rp 7.000 -
9.000 sebanyak 10 %, dan lebih dari Rp 9.000 sebanyak 2,29 %.
3. Latar Belakang Sosial Ekonomi dan Pendidikan Orang Tua Peserta Didik
TKBFrekuensi dan Waktu Tempuh ke TKB
Jumlah≤ 30 menit
0,5 - 1 jam
1 - 2 jam
≥ 2 jam
Tabaringan 12 8 22 18 60
Capoa 17 10 12 17 56Pannampu 18 16 20 24 78
Totaka 21 10 30 15 76Ujung Tanah 26 9 19 26
80
Total 94 53 103 100 350% 26.86 15.14 29.43 28.57 100
TKBFrekuensi dan Biaya Pergi Pulang ke TKB
Jml≤ Rp 5 rb
Rp5 - 7 rb
Rp 7 -9 rb ≥ Rp 9 rb
Tabaringan 45 8 5 2 60
Capoa 33 12 10 1 56Pannampu 48 16 12 2 78
Totaka 52 20 3 1 76Ujung Tanah 54 19 5 2
80
Total 232 75 35 8 350% 66.29 21.42 10 2.29 100
Latar belakang sosial ekonomi dan pendidikan orang tua yang masih rendah
merupakan salah satu faktor yang mendorong peserta didik memeilih atau masuk ke SMP
Terbuka. Klasifikasi besarnya penghasilan orang tua peserta didik setiap TKB di SMP
Terbuka Ujung Tanah dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 8
Penghasilan Orang Tua Peserta Didik SMP Terbuka Ujung Tanah per TKB
Penghasilan
Frekuensi dan Presentase Penghasilan Orang Tua per TKB SMP terbuka Ujung Tanah
JumlahTabaringa
nCapoa
Pannampu
TotakaUjung Tanah
f % f % f % f % f % f %
≤ 200 rb30 50 33 59 44 56 45 59 41 51
193 55
200 – 400 15 25 18 32 16 21 21 28 24 30 94 27400 – 600 12 20 4 7 12 15 7 9 10 13 45 13600 – 800 2 3 1 2 4 5 2 3 3 4 12 3
≥ 800 1 2 0 2 3 1 1 2 3 6 2
Total60 100 56 100 78 100 76 100 80 100
350
100
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa orang tua peserta didik yang mempunyai
penghasilan kurang dari Rp 200.000 adalah sebanyak 55 %, Rp 200.000 - 400.000
sebanyak 27 %, penghasilan Rp 400.000 - 600.000 sebanyak 13 %, dan penghasilan Rp
600.000 - 800.000 sebanyak 3 % dan penghasilan di atas Rp 800.000 sebanyak 2 %.
Jenis pekerjaan orang tua peserta didik sebagian besar adalah buruh, nelayan, sopir,
dan ada juga yang wirausaha serta Pegawai Negeri Sipil (PNS). Hasil evaluasi mengenai jenis
pekerjaan orangtua peserta didik pada setiap TKB SMP Terbuka Ujung Tanah dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 9
Pekerjaan Orang Tua Peserta Didik SMP Terbuka Ujung Tanah per TKB
Pekerjaan
Frekuensi dan Presentase Pekerjaan Orang Tua per TKB SMP terbuka Ujung Tanah
JumlahTabaringa
n CapoaPannamp
u TotakaUjung Tanah
f % f % F % f % f % f %
Buruh32 53 34 61 37 47 36 47 41 51
180 51
Nelayan 10 17 10 18 18 23 19 25 26 33 83 24Supir 10 17 4 7 12 15 11 14 8 10 45 13PNS 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0W.
Usaha 0 2 4 5 6 1 1 3 411
3lain-lain 8 13 6 11 6 8 9 12 2 3 31 9
Total60 100 56 100 78 100 76 100 80 100
350
100
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa sebahagian besar (51 %) pekerjaan dari orang
tua peserta didik adalah sebagai buruh. Sedangkan yang lainnya adalah sebagai nelayan (24
%), sopir (13 %), PNS (0 %), wirausaha (3 %), dan lain-lain (9 %). Selanjutnya hasil
evaluasi mengenai tingkat pendidikan orang tua peserta didik SMP Terbuka Ujung Tanah
dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 10 Tingkat Pendidikan Orang Tua Peserta Didik SMP Terbuka Ujung Tanah
per TKB
Pendidikan
Frekuensi dan Presentase Pekerjaan Orang Tua per TKB SMP terbuka Ujung Tanah
JumlahTabaringa
n CapoaPannamp
u TotakaUjung Tanah
f % f % f % f % f % F %
≤ SD 8 13 15 27 17 22 32 42 32 40104 30
SD 22 37 15 27 22 28 22 29 29 36110 31
≤SMP 13 22 17 30 31 40 9 12 13 16 83 24SMP 15 25 8 14 8 10 12 16 5 6 48 14
SMA 2 3 1 2 0 1 1 1 1 5 1
Total 60 100 56 100 78 100 76 100 80 100350 100
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa sebahagian besar (31 %) tingkat pendidikan
dari orang tua peserta didik di SMP Terbuka Ujung Tanah adalah SD, dan yang tidak tamat
SD sebanyak 30 %, tidak tamat SMP sebanyak 24 %, tamat SMP sebanyak 14 %, tamat
SMA hanya sebanyak 1 %.
Berbagai alasan melatarbelakangi para siswa untuk belajar di SMP Terbuka Ujung
Tanah. Hasil evaluasi mengenai alasan peserta didik untuk mengikuti pendidikan SMP
Terbuka Ujung Tanah dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 11 Alasan Peserta Didik Masuk SMP Terbuka
PendidikanFrekuensi dan TKB SMP terbuka Ujung Tanah
JumlahTBR CAP PNM TOT U.T
F f F f F f %
Tidak dipungut Biaya 45 24 38 44 45 196 56
Biaya Rendah 11 29 26 23 28 117 33
Waktu belajar dapat diatur 4 3 14 9 7 37 11
Total 60 56 78 76 80 350 100
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa alasan yang terbesar para peserta didik untuk
mengikuti pendidikan di SMP Terbuka adalah tidak dipungut biaya (56 %), alasan karena
biaya rendah sebanyak 33 % dan alasan karena waktu belajar dapat di atur sebanyak 11 %.
Secara konteks, SMP Terbuka dirancang untuk peserta didik yang memiliki kendala
waktu untuk belajar di sekolah reguler. Data dari berbagai komponen konteks yang telah
diuraikan di atas, menunjukkan bahwa peserta didik yang mengikuti pendidikan di SMP
Terbuka Ujung Tanah sebenarnya karena di latar belakangi oleh masalah ekonomi, bukan
karena mereka memiliki jarak tempat tinggal yang jauh dari TKB atau pun di latar belakangi
oleh kendala waktu untuk belajar. Kondisi yang ada sebenarnya menunjukkan bahwa mereka
belajar di SMP Terbuka karena kendala ekonomi keluarga untuk membiayai pendidikan
anaknya pada sekolah reguler, sementara sekolah di SMP Terbuka tidak dipungut biaya.
Latar belakang ekonomi keluarga tergolong miskin dapat terlihat dari penghasilan orang
tua peserta didik tergolong sangat rendah, yakni kurang dari Rp 200.000,-/bulan (dibawah
UMR), serta latar belakang pendidikan orangtua peserta didik juga tergolong minim yaitu
berpendidikan dasar (SD). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa yang belajar di SMP
Terbuka Ujung Tanah rata-rata adalah peserta didik yang memiliki kendala ekonomi dan
latar belakang pendidikan orang tua yang tidak memadai.
B. Komponen Input SMP Terbuka Ujung Tanah
Sajian aspek input dalam penelitian evaluasi ini meliputi: (1) peserta didik yang
mengikuti pendidikan di SMP Terbuka Ujung Tanah, (2) kurikulum, (3) bahan ajar, (4) guru
dan tenaga administrasi, (5) sarana dan prasarana relajar.
1. Peserta Didik
Hasil evaluasi mengenai peserta didik yang mengikuti pendidikan di SMP Terbuka
Ujung Tanah untuk tahun ajaran 2011/2012 adalah sebanyak 350 orang.
2. Kurikulum
Dari hasil evaluasi yang dilakukan, ditemukan bahwa kurikulum yang digunakan di
SMP Terbuka Ujung Tanah menggunakan kurikulum yang sama dengan SMP reguler, secara
umum meliputi mata pelajaran: (1) Pendidikan Agama, (2) PKn, (3)Seni Budaya, (4)
Pendidikan Jasmani , (5) Bahasa Indonesia , (6)Bahasa Inggeris, (7) Matematika, (8) IPA ,
(9) IPS , (10) TIK , (11) Muatan Lokal.
3. Bahan Ajar
Dari hasil evaluasi ditemukan bahwa bahan ajar utama di SMP Terbuka Ujung Tanah
adalah bahan ajar cetak berupa modul, yang dirancang secara khusus oleh Pustekkom dan
Dikmenum sehingga dapat dipelajari peserta didik secara mandiri. Selain modul, di SMP
Terbuka Ujung Tanah juga dikembangkan bahan ajar penunjang seperti program audio,
video/VCD dan media lainnya. Namun sarana penunjang tersebut hanya terdapat pada SMP
induk, sehingga peserta didik yang ada pada TKB tidak dapat menggunakannya.
4. Guru dan Tenaga Administrasi
Guru yang terdapat di SMP Terbuka terdiri dari guru bina, guru pamong, guru
pamong khusus, dan guru BK (bimbingan konseling). Guru bina adalah guru mata pelajaran
di sekolah penyelenggara yang bertugas membina kegiatan pembelajaran peserta didik SMP
Terbuka sesuai mata pelajaran yang menjadi kewenangannya. Sedangkan guru pamong,
adalah anggota masyarakat yang diserahi tugas untuk membimbing kegiatan belajar peserta
didik di TKB. Setiap TKB mempunyai seorang guru pamong, yang bisa berasal dan guru SD
atau tokoh masyarakat setempat. Guru pamong khusus, yaitu warga masyarakat di sekitar
TKB yang memiliki keterampilan tertentu dan berperan sebagai nara sumber sesuai
keterampilan yang dimiliki. Guru pamong khusus yang biasanya diperlukan misalnya: tokoh
agama, pengusaha, wiraswastawan, seniman, olahragawan atau tokoh masyarakat lain yang
memiliki keterampilan khusus. Sedangkan guru bimbingan dan konseling (BK), adalah guru
BK yang juga bertugas di SMP induk. Di samping itu SMP Terbuka juga dilengkapi
dengan tenaga administrasi, dengan memanfaatkan satu atau beberapa tenaga administrasi
dari sekolah induk yang diberi tugas khusus untuk mengelola administrasi SMP Terbuka.
Dari hasil evaluasi ditemukan bahwa masing-masing TKB memiliki lebih dari satu
orang guru pamong, sedangkan guru bina tidak ada.
5. Sarana Belajar
a. Ruang Tempat Belajar
Tempat pelaksanaan belajar untuk SMP Terbuka bisa beragam, di antaranya ada
yang menempati bangunan sekolah, rumah. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa ruang belajar
yang digunakan oleh TKB secara keseluruhan adalah bangunan sekolah (100 %). Karena
TKB didirikan di sekolah induk, sehingga untuk ketersediaan ruang belajar beserta
muebilernya mencukupi dan layak digunakan.
b. Ruang Perpustakaan Khusus
Hasil monitoring evaluasi menunjukkan bahwa ketersediaan ruang perpustakaan
khusus untuk masing-masing TKB belum ada (0 %), sehingga untuk sarana perpustakaan ini
masih bergabung dengan sekolah induk.
c. Laboratorium
Ketersediaan laboratorium di sekolah induk SMP Terbuka yang dimaksud adalah
laboratorium IPA dan laboratorium komputer. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa
keberadaan laboratorium tersebut untuk masing-masing TKB seluruhnya (100 %) disediakan
oleh sekolah induk.
d. Administrasi
Dari hasil evaluasi ditemukan bahwa administrasi mengenai kesiswaan, kepegawaian,
keuangan dan daftar peralatan di masing-masing TKB ada, tapi kurang lengkap.
Administrasi secara lengkap terdapat di sekolah induk. Di setiap TKB memiliki daftar
kehadiran peserta didik, guru pamong dan guru bina.
C. C. Komponen Proses SMP Terbuka Ujung Tanah
Sajian aspek proses dalam monitoring evaluasi ini meliputi: (1) pelaksanaan tutorial
pembelajaran; (2) aktivitas belajar; (3) penggunaan media pembelajaran; (4) kemanfaatan
laboratorium dan perpustakaan; (5) kunjungan kepala sekolah ke TKB; (6) pemberian jenis
tugas; (7) fasilitasi guru pamong; (8) dan fasilitasi guru bina.
1. Pelaksanaan Tutorial Pembelajaran di SMP Terbuka Ujung Tanah
Tutorial adalah bimbingan belajar yang dilakukan oleh guru bina kepada para peserta
didik SMP Terbuka yang dilaksanakan di sekolah induk dengan waktu pelaksanaan
bimbingan terjadwal. Tutorial merupakan ciri khas dari sistem pendidikan terbuka.
Aktivitas Belajar Peserta Didik
Ciri khusus pembelajaran di SMP Terbuka antara lain adalah: (1) mewajibkan kepada
peserta didik untuk mampu belajar mandiri; (2) mampu berdiskusi antar teman untuk mencari
penyelesailan persoalan kesulitan belajar; (3) mampu berdiskusi dengan guru pomong dalam
mencari penyelesaian persoalan kesulitan belajar; dan (4) mampu serta mempunyai
keberanian berdiskusi, bertanya dengan guru bina untuk mencari jawaban tentang
permasalahan kesulitan belajar.
Aktivitas belajar peserta didik di SMP Terbuka Ujung Tanah meliputi kegiatan
belajar mandiri, diskusi antar teman, diskusi dengan guru pamong, diskusi dengan guru bina,
dan mendengarkan guru bina mengajar.
D. Komponen Produk SMP Terbuka Ujung Tanah
Sajian aspek produk/output pada hasil penelitian ini meliputi: (1) pencapaian hasil
belajar peserta didik per TKB SMP Terbuka Ujung Tanah; (2) dan jumlah kelulusan peserta
didik SMP Terbuka Ujung Tanah dalam ujian nasional.
1. Hasil Belajar Peserta Didik SMP Terbuka Ujung Tanah
Setiap TKB memiliki daftar pencapaian hasil belajar peserta didik yang diperoleh
melalui tes akhir unit, tes akhir modul, dan tes akhir semester. Dari hasil evaluasi
menunjukkan bahwa pencapaian hasil belajar peserta didik dari tes.
2. Nilai Rerata Peserta Didik SMP Terbuka Ujung Tanah untuk 10 Mata Pelajaran
Dari nilai rerata tes akhir semester genap, dibuat rerata untuk menghasilkan nilai
rerata setiap TKB dari 10 mata pelajaran. Tabel di bawah ini adalah nilai rerata tes akhir
semester genap peserta didik dari kelas 1, 2 dan 3 dari 11 mata pelajaran di setiap TKB.
Tabel 12 Nilai Rerata Setiap TKB SMP Terbuka Ujung Tanah
TKBNilai Rerata 11 Mata Pelajaran
JumlahRt
PAI PKn B.Ind B.Ing Mat IPA IPS SBK Penjas TIKM. LKL
Tbr 71.2 69.53 69.6 62.1 65.97 65.63 64.33 61.5 65.5 64.33 67.6 727.29 66
Capoa 71.7 61 69 62.3 52.75 68.75 62.65 70.45 64.65 62.65 66.6 712.5 65
Panpu 65.23 67.77 66.83 50 53.3 61.37 59.6 60.2 66.57 50 76.3 677.17 62
Totaka 62.77 63.5 64.63 50.5 51.17 61.2 57.63 58.8 63.47 50.5 72.7 656.87 60
Ujung Tanah
61.8 61.6 61.35 45.9 47.75 55.4 57.05 59.95 60.35 45.9 70 627.05 57
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik diTKB Tabaringan
berada pada peringkat teratas dan TKB Ujung Tanah berada pada tingkat paling bawah.
BAB IV
Simpulan dan Rekomendasi
A. Simpulan
1. Dari faktor geografis-demografis, pelaksanan program kurang tepat karena lokasi tempat
kegiatan belajar (TKB) tersebut berada dekat dengan sekolah-sekolah regular, dan dapat
ditempuh oleh peserta didik dalam waktu yang tidak lama (1 sampai 2 jam) dengan
ketersediaan sarana transportasi yang cukup seperti angkot atau kenderaan lainnya.
2. Sedangkan secara sosial ekonomi, pelaksanan program pengelolaan rintisan SMP Terbuka
dibutuhkan oleh masyarakat di Kota Makassar sebagai pengganti SMP regular bagi sebagian
warga masyarakat yang memiliki kehidupan sosial ekonomi yang tidak mapan sehingga tidak
dapat menyekolahkan anaknya di SMP regular.
3. Belum tersedianyan perpustakaan dan laboratorium untuk masing-masing TKB.
4. Evaluasi proses tentang pelaksanaan tutorial pada SMP Terbuka Ujung Tanah rata-rata
kurang mencukupi.
5. Evaluasi produk/output mengenai pencapaian hasil belajar peserta didik yang diperoleh pada
semua TKB melalui tes akhir semester masih kurang baik.
B. Saran/Rekomendasi
1. Disarankan kepada pihak pengelola SMP Terbuka agar pada saat rekruitmen/penentuan guru
pamong dari masyarakat supaya lebih selektif dan professional agar guru pamong tersebut
mempunyai waktu yang cukup dan serius dalam memberikan pendampingan kepada peserta
didik.
2. Dilihat dari komponen proses, pelaksanaan tutorial SMP terbuka maka program pengelolaan
SMP Terbuka di Makassar ini perlu perlu disempurnakan.
Diposkan oleh Izham Az Zahiri di 3/26/2012 01:30:00 AM