123
ESTIMASI MANFAAT DAN KERUGIAN MASYARAKAT AKIBAT KEBERADAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR: Studi Kasus di TPA Bantar Gebang, Kota Bekasi YUDI BUJAGUNASTI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009RINGKASAN YUDI BUJAGUNASTI. Estimasi Manfaat dan Kerugian Masyarakat Akibat Keberadaan Tempat Pembuangan Akhir : Studi Kasus di TPA Bantar Gebang. Dibimbing Oleh YUSMAN SYAUKAT Penetapan Bantar Gebang sebagai TPA bagi warga Jakarta menimbulkan dampak bagi masyarakat Bantar Gebang. Dampak yang terjadi dapat berupa manfaat yang menguntungkan masyarakat sekitar maupun kerugian bagi masyarakat sekitar TPA Bantar Gebang. Apabila hal ini terus berlanjut dapat menimbulkan masalah sosial yang akan semakin sulit untuk ditangani baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat itu sendiri. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk: (1)Mengidentifikasi manfaat dan kerugian yang timbul akibat keberadaan TPA Bantar Gebang, (2)Mengestimasi nilai

Contoh Makalah Bantar Gebang

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Contoh Makalah Bantar Gebang

ESTIMASI MANFAAT DAN KERUGIAN MASYARAKAT

AKIBAT KEBERADAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR:

Studi Kasus di TPA Bantar Gebang, Kota Bekasi

YUDI BUJAGUNASTI

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009RINGKASAN

YUDI BUJAGUNASTI. Estimasi Manfaat dan Kerugian Masyarakat Akibat

Keberadaan Tempat Pembuangan Akhir : Studi Kasus di TPA Bantar Gebang. Dibimbing

Oleh YUSMAN SYAUKAT

Penetapan Bantar Gebang sebagai TPA bagi warga Jakarta menimbulkan dampak

bagi masyarakat Bantar Gebang. Dampak yang terjadi dapat berupa manfaat yang

menguntungkan masyarakat sekitar maupun kerugian bagi masyarakat sekitar TPA

Bantar Gebang. Apabila hal ini terus berlanjut dapat menimbulkan masalah sosial yang

akan semakin sulit untuk ditangani baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat itu

sendiri.

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk: (1)Mengidentifikasi manfaat dan

kerugian yang timbul akibat keberadaan TPA Bantar Gebang, (2)Mengestimasi nilai

manfaat dan kerugian yang dialami oleh masyarakat akibat keberadaan TPA Bantar

Gebang, (3)Membandingkan besarnya nilai manfaat dan kerugian akibat keberadaan TPA

Bantar Gebang, (4)Memberikan alternatif pilihan sistem penanganan sampah di TPA

Bantar Gebang. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer

diperoleh melalui wawancara dengan responden. Data sekunder penelitian ini diperoleh

dari Puskesmas Kecamatan Bantar Gebang, Kelurahan Ciketing Udik, Pustu Ciketing

Page 2: Contoh Makalah Bantar Gebang

Udik, dan studi literatur serta sumber lainnya seperti jurnal, artikel dan pencarian data di

internet. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif untuk mengidentifikasi

dampak TPA Bantar Gebang bagi masyarakat, penghitungan pendapatan untuk

mengestimasi manfaat yang diterima masyarakat, serta biaya kesehatan dan biaya

pengganti untuk mengestimasi kerugian yang diterima masyarakat.

Manfaat yang dirasakan responden berupa peningkatan pendapatan bagi

masyarakat, pemasukan bagi Pemkot Bekasi, dan menimbulkan nilai daur ulang.

Manfaat berupa peningkatan pendapatan dirasakan sangat besar oleh masyarakat

yang bertempat tinggal di wilayah < 1 km dan masyarakat pemulung. Hal ini

diakibatkan karena sumber pendapatan masyarakat yang bertempat tinggal di

wilayah < 1 km dan masyarakat pemulung bersumber dari TPA. Manfaat berupa

pemasukan bagi Pemkot Bekasi hanya diketahui oleh sebagian masyarakat, hal

tersebut dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat dan sosialisasi yang

dilakukan oleh Pemkot Bekasi.

Kerugian yang dirasakan oleh masyarakat akibat keberadaan TPA

Bantargebang adalah berupa pencemaran air, pencemaran udara, sebagai sarang

penyakit, dan pengurangan estetika. Pencemaran tanah tidak dinilai sebagai

kerugian bagi masyarakat dikarenakan masyarakat masih menilai lahan diwilayah

mereka belum tercemar. Kerugian yang paling besar dirasakan masyarakat adalah

kerugian berupa pencemaran udara, hal tersebut dikarenakan kerugian berupa

pencemaran udara sangat sulit untuk dihindari oleh masyarakat. Nilai manfaat

yang didapat akibat keberadaan TPA Bantar Gebang adalah sebesar Rp

183.547.000. Nilai tersebut didapatkan dengan menjumlahkan pendapatan masyarakat yang bekerja bersumber dari TPA Bantar Gebang. Nilai manfaat

bersih yang diterima masyarakat adalah sebesar Rp170.161.700 yang didapatkan

dengan mengurangkan manfaat yang diterima masyarakat dengan kerugian

Page 3: Contoh Makalah Bantar Gebang

masyarakat (Rp 13.385.300).

Pemprov DKI Jakarta bersama Pemkot Bekasi dan pengelola TPA Bantar

Gebang dapat bekerjasama untuk meningkatkan manfaat yang diterima masyarakat

dengan mendirikan Unit Pengelolaan Sampah seperti yang dilakukan Pemkot Depok,

mendirikan yayasan seperti yang dilakukan di daerah Lhoksumawe, maupun pencegahan

dengan sistem 3R (reduce,reuse,recycle) pada tingkat rumah tangga untuk mengurangi

jumlah sampah dan memperbaiki sistem pengelolaan yang sudah ada.ESTIMASI MANFAAT DAN KERUGIAN MASYARAKAT

AKIBAT KEBERADAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR :

Studi Kasus di TPA Bantar Gebang, Kota Bekasi

YUDI BUJAGUNASTI

H44053765

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL

“ESTIMASI MANFAAT DAN KERUGIAN MASYARAKAT AKIBAT

KEBERADAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR : Studi Kasus di TPA Bantar

Gebang, Kota Bekasi” BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI

LAIN ATAU LEMBAGA LAIN MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH

GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN SKRIPSI INI

Page 4: Contoh Makalah Bantar Gebang

BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHANBAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN

KECUALI SEBAGAI BAHAN RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM

NASKAH.

Bogor, Agustus 2009

Yudi Bujagunasti

H44053765Judul Skripsi : Estimasi Manfaat dan Kerugian Masyarakat Akibat Keberadaan

Tempat Pembuangan Akhir : Studi Kasus di TPA Bantar Gebang,

Kota Bekasi

Nama : Yudi Bujagunasti

NRP : H44053765

Menyetujui,

Pembimbing

Dr.Ir.Yusman Syaukat, M.Ec

NIP: 19631227 198811 1 001

Mengetahui,

Ketua Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan

Prof. Dr. Akhmad Fauzi, M.Sc.

NIP: 19620421 198603 1 003

Tanggal Lulus:RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 25 November 1987. Penulis

merupakan anak kedua dari dua bersaudara pasangan Nasir Lundung dan Teguh Suciyati

Penulis menyelesaikan pendidikan di TK Kuncup Kencana Jakarta Timur pada

tahun 1993, lalu melanjutkan ke Sekolah Dasar Negeri 03 Jakarta Timur. Pada Tahun

1999, penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 102 Jakarta

Selatan dan melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri 39 Jakarta Timur

Page 5: Contoh Makalah Bantar Gebang

pada tahun 2005. Pada tahun 2005, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui

jalur SPMB di Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi

dan Manajemen.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif di berbagai kegiatan kemahasiswaan

sebagai Staff Divisi Usaha Mandiri, Syariah Economics Student Club (SES-C) periode

2006/2007 dan Ketua Divisi Study Research and Development, Resources and

Environmental Economics Student Association (REESA) Periode 2007/2008.KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam, pujian yang memenuhi seluruh

nikmat-Nya bagi kemuliaan wajah-Nya dan keagungan kekuasan-Nya, serta salam dan

junjungan atas Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya yang dimuliakan Allah SWT.

Atas anugrah, berkat, dan kasih sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan

skripsi yang berjudul ”Estimasi Manfaat dan Kerugian Masyarakat Akibat Keberadaan

Tempat Pembuangan Akhir : Studi Kasus di TPA Bantar Gabenag, Kota Bekasi”. Skripsi

ini disusun untuk memenuhi persyaratan penyelesaian Program Sarjana Ekonomi pada

Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan,

Institut Pertanian Bogor.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengestimasi manfaat dan kerugian

yang dialami oleh masyarakat di sekitar TPA Bantar Gebang. Manfaat dan kerugian

tersebut dibandingkan agar dapat menjadi salah satu alat untuk menentukan sistem

pengelolaan yang lebih baik di TPA Bantar Gebang bagi pengelolan maupun pemerintah

yang dibantu dengan referensi sistem pengelolaan sampah di tempat lain.

Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyempurnakan skripsi ini,

namun penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan

saran yang membangun guna melengkapi skripsi ini. Akhirnya, penulis berharap semoga

skripsi ini bermanfaat bagi kemaslahatan umat dan bernilai ibadah dalam pandangan

Page 6: Contoh Makalah Bantar Gebang

ALLAH SWT.

Bogor, Agustus 2009

PenulisUCAPAN TERIMAKASIH

Penyusunan skripsi ini banyak dibantu oleh berbagai pihak baik secara moril

maupun materil. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada:

1. Dr. Ir. Yusman Syaukat, M. Ec atas kesabaran dan kesediaannya

membimbing sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

2. Ir. Sutara Hendrakusumaatmadja, M. Sc atas kesediaannya sebagai dosen

penguji utama.

3. Novindra, SP atas kesediaannya sebagai dosen wakil dari komisi pendidikan.

4. Ibu dan bapak tercinta atas doa, dukungan, dan motivasi selama penulis

menjalani masa perkuliahan.

5. Pemerintah Kota Bekasi, Kelurahan Ciketing Udik, Puskesmas Kecamatan

Bantar Gebang, dan Puskesmas pembantu Ciketing Udik atas sambutan

hangat dan bantuannya.

6. Frizka amalia atas doa dan dukungannya setiap saat.

7. Sahabat-sahabat ESL: Hans, Ratih, Asri, Sahata, Tri, Ani, Rani, Merry, Danti,

Etha, sanjay atas persahabatannya selama penulis menjalani kuliah. Kalian

membuat semuanya menjadi lebih berarti.

8. Tim perwira 51 (dadang’ers): mimi, bibob, dito, decil, dinda, fela, arisa,

gladys. Tiga tahun disini sungguh menyenangkan.

9. Dan pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN................................................................................... i

RIWAYAT HIDUP.......................................................................... vi

Page 7: Contoh Makalah Bantar Gebang

KATA PENGANTAR...................................................................... vii

DAFTAR ISI.................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR........................................................................ x

DAFTAR TABEL............................................................................ xi

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................... xiii

I. PENDAHULUAN................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ................................................................. 1

1.2 Perumusan Masalah.......................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian.............................................................. 8

1.4 Ruang Lingkup Penelitian................................................. 9

II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................... 10

2.1 Waste Economic ............................................................... 10

2.2 Cost of Illness dan Replacement Cost................................ 11

2.3 Pencemaran ..................................................................... 13

2.3.1 Pencemaran air ......................................................... 15

2.3.2 Pencemaran Udara .................................................... 17

2.4 Efek Sampah Terhadap Manusia dan Lingkungan............. 18

2.5 Tempat Pembuangan Akhir .............................................. 21

III. KERANGKA PEMIKIRAN ................................................ 24

IV. METODE PENELITIAN..................................................... 27

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................ 27

4.2 Jenis dan Sumber Data...................................................... 27

4.3 Teknik Pengambilan dan Pengumpulan Data .................... 28

4.4 Identifikasi Manfaat dan Kerugian.................................... 28

4.5 Teknik Analisis Data ........................................................ 29

Page 8: Contoh Makalah Bantar Gebang

4.5.1 Estimasi Manfaat ...................................................... 29

4.5.2 Estimasi Kerugian..................................................... 30

4.5.2.1 Pencemaran Air................................................... 31

4.5.2.2 Pencemaran Udara .............................................. 33

4.5.2.3 Kerugian Sebagai sarang Penyakit......................

4.6 Batasan Penelitian ............................................................ 33V. GAMBARAN UMUM.......................................................... 35

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................. 35

5.1.1 Gambaran Umum Ciketing Udik............................. 35

5.1.2 Kependudukan ........................................................ 36

5.2 Tempat Pembuangan Akhir .............................................. 37

5.3 Karakteristik Responden................................................... 41

5.3.1 Jenis Kelamin ......................................................... 41

5.3.2 Usia ........................................................................ 42

5.3.3 Pendidikan Formal.................................................. 43

5.3.4 Jenis Pekerjaan ....................................................... 43

5.3.5 Lama Tinggal.......................................................... 44

VI. PEMBAHASAN ................................................................... 46

6.1 Identifikasi Manfaat dan Kerugian Akibat

Keberadaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA)

Bantargebang ................................................................ 46

6.1.1 Identifikasi Manfaat Akibat Keberadaan TPA

Bantargebang ....................................................... 46

6.1.2 Identifikasi Kerugian Akibat Keberadaan TPA

Bantargebang ....................................................... 49

6.2 Estimasi Manfaat dan Kerugian Akibat Keberadaan

Page 9: Contoh Makalah Bantar Gebang

TPA Bantargebang ........................................................ 53

6.2.1 Estimasi Manfaat Akibat Keberadaan TPA

Bantargebang..................................................... 53

6.2.2 Estimasi Kerugian Akibat Keberadaan TPA

Bantargebang..................................................... 54

6.3 Perbandingan Antara Manfaat dan Kerugian Akibat

Keberadaan TPA Bantargebang..................................... 63

6.4 Sistem Pengelolaan Sampah .......................................... 65

VII. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................. 68

7.1 Kesimpulan ................................................................... 68

7.2 Saran............................................................................. 69

DAFTAR PUSTAKA ........................................................... 71

LAMPIRAN.......................................................................... 73DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1 Siklus Pencemaran.................................................................... 15

2 Kerangka Pemikiran ................................................................. 26

3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin................ 42

4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia............................... 42

5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan formal ......... 43

6 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan.............. 44

7 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Tinggal ................ 45

8 Persepsi Manfaat Masyarakat Akibat Keberadaan TPA

Berdasarkan Jarak dari TPA...................................................... 47

9 Persepsi Manfaat masyarakat Akibat Keberadaan TPA

Berdasarkan Profesi Masyarakat ............................................... 48

Page 10: Contoh Makalah Bantar Gebang

10 Persepsi Kerugian Masyarakat Akibat Keberadaan TPA

Berdasarkan Jarak Dari TPA..................................................... 49

11 Persepsi Kerugian Masyarakat Akibat Keberadaan TPA

Berdasarkan Profesi Masyarakat ............................................... 52DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1 Jumlah Produksi dan Terangkut Sampah DKI Jakarta per

Kotamadya (2006).................................................................. 2

2 Keperluan Air Bersih Orang Indonesia Yang Bermukim

di Kota per Harinya (2004)..................................................... 16

3 Penyakit Menular Melalui Air ................................................ 17

4 Metode Penelitian................................................................... 28

5 Biya Pengobatan Akibat Pencemaran Air ............................... 31

6 Biaya Pengganti Akibat Pencemaran Air ................................ 32

7 Biya Pengobatan Akibat Pencemaran Udara ........................... 33

8 Biaya Pengobatan Akibat TPA Sebagai sarang Penyakit......... 34

9 Jumlah Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin di

Kelurahan Ciketing Udik Tahun 2008 .................................... 37

10 Struktur Mata Pencaharian Penduduk Ciketing Udik

Tahun 2008 ............................................................................ 38

11 Pendapatan Bersumber dari TPA Bantargebang...................... 53

12 Biaya Pengganti Untuk Sumber Minum dan Memasak

Akibat Pencemaran Air Berdasarkan Jarak Tempat

Tinggal................................................................................... 55

13 Biaya Pengganti Untuk Sumber Minum dan Memasak

Akibat Pencemaran Air Berdasarkan Profesi .......................... 56

Page 11: Contoh Makalah Bantar Gebang

14 Biaya Pengganti Untuk Keperluan MCK Akibat

Pencemaran Air Berdasarkan Jarak Tempat Tinggal............... 57

15. Biaya Pengganti Untuk Keperluan MCK Akibat

Pencemaran Air Berdasarkan Jarak Tempat Tinggal............... 57

16 Biaya Pengobatan Penyakit Pencernaan Akibat

Pencemaran Air Berdasarkan Jarak Tempat Tinggal............... 58

17 Biaya Pengobatan Penyakit Pencernaan Akibat

Pencemaran Air Berdasarkan Profesi...................................... 59

18 Biaya Pengobatan Penyakit Kulit Akibat Pencemaran Air

Berdasarkan Jarak Tempat Tinggal......................................... 59

19 Biaya Pengobatan Penyakit Kulit Akibat Pencemaran Air

Berdasarkan Profesi................................................................ 60

20 Biaya Pengobatan Penyakit Pernafasan Akibat

Pencemaran Udara Berdasarkan Jarak Tempat Tinggal........... 6121 Biaya Pengobatan Penyakit Pernafasan Akibat

Pencemaran Udara Berdasarkan Profesi.................................. 62

22 Total Kerugian Masyarakat Akibat Keberadaab TPA

Bantargebang Berdasarkan Jarak Tempat Tinggal .................. 63

23 Total Kerugian Masyarakat Akibat Keberadaab TPA

Bantargebang Berdasarkan Profesi ......................................... 63DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1 Peta Kelurahan Ciketing Udik................................................... 73

2 20 Penyakit Besar Kecamatan Bantar Gebang........................... 74

3 Estimasi Manfaat Akibat Keberadaan TPA Bantar Gebang ....... 86

4 Estimasi Biaya Pengganti Pembelian Air Minum...................... 88

5 Estimasi Biaya Pengganti Pembelian Air MCK ........................ 90

Page 12: Contoh Makalah Bantar Gebang

6 Estimasi Biaya Pengobatan Akibat Pencemaran Air

(Penyakit Pencernaan) .............................................................. 92

7 Estimasi Biaya Pengobatan Akibat Pencemaran Air

(Penyakit Kulit) ........................................................................ 94

8 Estimasi Biaya Pengobatan Akibat Pencemaran Udara ............. 96I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam menjalani aktivitas hidup sehari-hari, manusia tidak lepas dari

kebutuhannya terhadap lingkungan. Manusia memperoleh daya dan tenaga serta

pemenuhan kebutuhan baik kebutuhan primer, sekunder, tersier, serta segala

keinginan lainnya dari lingkungan. Masalah lingkungan timbul karena adanya

interaksi antara aktivitas ekonomi dan eksistensi sumberdaya alam yang dapat

berdampak kepada degradasi lingkungan maupun sumberdaya itu sendiri.

Aktivitas ekonomi yang dilakukan tanpa memperhatikan keseimbangan ekologi

dapat menyebabkan penurunan daya dukung atau bahkan dapat menyebabkan

kerusakan lingkungan dan sumberdaya alam.

Aktivitas manusia berjalan seiring dengan pertambahan jumlah penduduk

dimana penduduk dengan segala aktivitasnya merupakan salah satu komponen

penting dalam timbulnya permasalahan lingkungan. Salah satu permasalahan

lingkungan yang terkait dengan aktivitas manusia adalah sampah. Aktivitas

manusia akan menghasilkan sisa (buangan) yang dinamakan sampah. Sampah

yang ditimbulkan dari aktivitas konsumsi masyarakat dikenal dengan limbah

domestik.

Di Indonesia, masalah penanganan sampah merupakan salah satu

tantangan yang harus dihadapi oleh pengelola perkotaan. Salah satu wilayah di

Indonesia yang memberikan kontribusi sampah yang cukup besar adalah Provinsi

Page 13: Contoh Makalah Bantar Gebang

DKI Jakarta. Menurut Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta, setiap hari sampah

di Jakarta mencapai 26.444m

3

. Sampah yang mampu diangkut dari seluruh Jakarta

berjumlah 25.904m

3

dan sisa sampah yang tidak terangkut mencapai 540m

3

.Tabel 1. Jumlah Produksi dan Terangkut Sampah Jakarta per Kotamadya

(2006)

Kotamadya Produksi/hari Terangkut/hari Sisa

Jakarta Selatan 5.489 5.341 148

Jakarta Timur 5.576 5.508 68

Jakarta Pusat 5.466 5.383 83

Jakarta Barat 5.500 5.279 221

Jakarta Utara 4.413 4.393 20

Total 26.444 25.904 540

2005 26.264 25.446 818

2004 27.966 25.925 2.041

2003 25.687 24.675 1.012

2002 25.192 24.162 1.750

Sumber : Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta (2007)

Sampah yang dihasilkan wilayah DKI Jakarta dibuang ke Tempat

Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Bantargebang Bekasi yang memiliki luas areal

sebesar 108 hektar

Page 14: Contoh Makalah Bantar Gebang

1

. Setiap harinya sekitar 6000 ton sampah di buang ke TPA

Bantargebang, maka di tempat tersebut terdapat gunungan sampah yang tingginya

mencapai 25 meter

2

.

Masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar TPA mengalami berbagai

macam dampak akibat keberasaan TPA tersebut. Dampak yang dirasakan dapat

berupa manfaat dan kerugian. Manfaat yang dapat timbul dari keberadaan TPA

adalah terbukanya lapangan pekerjaan baru. Masyarakat dapat hidup dari sampah

yang menumpuk di TPA. Pemulung dapat mengambil sampah yang dapat didaur

ulang seperti besi, kaca, plastik. Usaha pengumpulan sampah ini dapat

memberikan nilai positif bagi pemenuhan kebutuhan ekonomi masyarakat sekitar

TPA karena sampah tersebut memiliki nilai ekonomi.

1

Ester Lince Napitupulu. “Menanti Kepastian Nasib TPA Bantar Gebang”. 12 Desember 2003.

www.kompas.com

2

Jonder Sithotang. “TPA Bantar Gebang Sebaiknya Dijadikan Kawasan Industri Sampah. 6

Desember 2003.

www.sinarharapan.comSelain manfaat yang diberikan oleh kehadiran sampah di TPA terdapat

pula kerugian yang terjadi akibat kehadiran TPA. Kehadiran sampah dapat

menyebabkan kerusakan lingkungan dan sumberdaya yang cukup besar.

Lingkungan dan sumberdaya yang berada tidak jauh dari lokasi TPA dapat

Page 15: Contoh Makalah Bantar Gebang

tercemar, baik itu udara, air, maupun tanah sehingga sumberdaya tersebut tidak

layak untuk digunakan sebagai pendukung aktivitas manusia yang terus-menerus

meningkat. Tidak hanya itu penetapan TPA juga dapat menimbulkan konflik

sosial antara masyarakat dan pemerintah yang menyebabkan kehidupan

masyarakat tidak harmonis.

Selain berbahaya bagi lingkungan, sampah juga dapat membahayakan

kesehatan masyarakat. Sampah dapat menjadi sumber bau yang dapat

menyebabkan penyakit saluran pernafasan seperti TBC, bronchitis, dan penyakit

saluran pernafasan lainnya. Sampah juga dapat menjadi tempat berkembang

biaknya bibit penyakit yang dapat menyebar dan menyebabkan wabah penyakit

bagi manusia maupun mahluk hidup lainnya yang berada si sekitar TPA.

Kondisi seperti ini tidak dapat dibiarkan. Pihak-pihak yang terkait dengan

TPA tersebut harus mencari pemecahan masalah pencemaran yang terjadi. Sistem

pengelolaan sampah yang selama ini dijalankan perlu dievaluasi dan dilihat

tingkat keberhasilannya dalam mengatasi masalah sampah. Apabila sistem

pengelolaan yang selama ini berjalan dianggap banyak menimbulkan kerugian

maka pihak-pihak yang berkepentingan dapat mengadopsi sistem pengelolaan

sampah baru yang lebih efektif sehingga dapat mengurangi kerugian yang dialami

masyarakat. Berdasarkan keadaan tersebut peneliti merasa perlu adanya studi

yang mengkaji mengenai dampak yang timbul akibat keberadaan TPA.1.2. Perumusan Masalah

Meningkatnya jumlah penduduk memberikan dampak meningkatnya

volume sampah. Upaya mengatasi volume sampah terus dilakukan oleh

pemerintah terutama pengelola kota. Karena itu pemerintah khususnya pemerintah

DKI Jakarta memerlukan tempat untuk penampungan sampah yang memadai dan

memenuhi kriteria ambang batas lingkungan hidup. Pemerintah DKI Jakarta

Page 16: Contoh Makalah Bantar Gebang

akhirnya menetapkan salah satu di wilayah kecamatan Bantar Gebang sebagai

TPA Sampah. Areal ini merupakan lahan bekas galian tanah untuk kepentingan

pembangunan beberapa perumahan di daerah Jakarta seperti Sunter, Podomoro,

dan Kelapa Gading serta perbaikan jalan di Narogong pada tahun 1986 (Anwar.

A, 2003).

Penetapan Bantar Gebang sebagai TPA sudah berjalan lebih dari 15 tahun.

Kewenangan pengelolaan sampah di TPA Bantar Gebang dipegang oleh

Pemerintah Kota Bekasi sejak 1 Januari 2004. Sementara pengolahan sampah

sebelum sampai TPA Bantar Gebang menjadi tanggung jawab Pemerintah

Provinsi DKI Jakarta.

Pengelolaan sampah yang ada selama ini dapat dikatakan belum

terlaksana secara optimal karena masih banyak sampah yang tidak terkelola. Salah

satu penyebabnya adalah volume sampah yang masuk ke TPA Bantar Gebang

melebihi kapasitas yang seharusnya. Sampah yang dapat ditampung oleh TPA

Bantar Gebang adalah sebesar 1.500 – 2000 ton/hari, sedangkan volume sampah

yang masuk TPA Bantar Gebang setiap harinya sebesar 6000 ton.

Penetapan Bantar Gebang sebagai TPA bagi warga Jakarta menimbulkan

dampak bagi masyarakat Bantar Gebang. Dampak yang terjadi dapat berupa manfaat yang menguntungkan masyarakat sekitar maupun kerugian bagi

masyarakat sekitar TPA Bantar Gebang. Apabila hal ini terus berlanjut dapat

menimbulkan masalah sosial yang akan semakin sulit untuk ditangani baik oleh

pemerintah maupun oleh masyarakat itu sendiri.

Manfaat yang ditimbulkan oleh keberadaan TPA Bantar Gebang antara

lain terbukanya lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar TPA Bantar

Gebang. Masyarakat di sekitar TPA mengambil kesempatan untuk memilah

sampah organik dan anorganik. Pemulung mengambil sampah seperti plastik,

Page 17: Contoh Makalah Bantar Gebang

besi, botol bekas, kaca dan bahan-bahan yang dapat didaur ulang. Kontribusi dari

pemulung amat besar dalam proses pemilahan sampah yang membantu

mempermudah proses sanitary landfill dari TPA Bantar Gebang. Usaha

pengumpulan sampah anorganik ini menberikan nilai positif bagi pemenuhan

kebutuhan ekonomi masyarakat sekitar TPA Bantar Gebang karena limbah ini

merupakan komoditi yang bernilai ekonomi.

Penetapan TPA Bantar Gebang juga menjadi sumber pemasukan bagi

Pemerintah Kota Bekasi. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberikan dana

bantuan kepada pemerintah kota bekasi sebagai biaya kompensasi TPA Bantar

Gebang. Dana yang diberikan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dapat

mencapai Rp.1,4 Milyar per tahunnya. Sebesar 70 persen dibagikan kepada

masyarakat sekitar TPA Bantar Gebang sebagai kompensasi sedangkan sisanya

dikelola oleh Pemerintah Kota Bekasi

3

.

Di balik manfaat yang ditimbulkan oleh TPA Bantar Gebang terdapat

kerugian yang jauh lebih besar. Keberadaan TPA Bantar Gebang menimbulkan

3

Widya Siska. “ Kompensasi Bantar Gebang Jangan Disunat”. 29 Juni 2006

www.vhrmedia.netkerusakan lingkungan yang besar. Hal ini dirasakan oleh masyarakat di sekitar

wilayah TPA Bantar Gebang. Keberadaan sampah yang menumpuk di TPA ini

juga menuai konflik sosial antara masyarakat dan pemerintah, dimana masyarakat

meminta biaya penggantian (kompensasi) akibat kerugian yang mereka terima.

Hal ini mencerminkan belum baiknya pengelolaan sampah di TPA Bantar

Page 18: Contoh Makalah Bantar Gebang

Gebang.

Selain menimbulkan masalah sosial volume sampah yang besar

menyebabkan dampak buruk kepada lingkungan karena dari sebagian sampah

tersebut tidak semuanya dapat diatasi oleh manusia dari lingkungannya (Anwar.

A, 1985), sehingga akan menimbulkan :

1. Sampah yang berasal dari berbagai sumber terutama dari pemukiman

sebagian besar berupa sisa makanan, daun-daunan, dan sisa buah-buahan

mudah mengalami proses pembusukan. Sampah model ini dapat menjadi

sumber pembiakan penyakit. Di samping itu sampah yang membusuk dapat

menimbulkan bau yang sangat menganggu.

2. Dari segi keindahan, adanya sampah yang berserakan atau bahkan

menggunung menjadikan lingkungan tersebut tidak sedap dipandang mata,

bahkan secara umum mengurangi keindahan kota.

3. Sampah yang menggunung dapat menghasilkan air limpasan maupun

mengeluarkan gas atau panas yang sangat mengganggu.

Sebagai contoh kerugian bagi lingkungan yang ditimbulkan oleh TPA

Bantar Gebang antara lain adalah timbulnya bau yang tidak sedap yang dapat

tercium sampai daerah Kemang Pratama, Kranji, Pekayon, dan wilayah-wilayah

lain yang berjarak 10 KM dari lokasi TPA Bantar Gebang. Hal tersebut tidak hanya mengganggu tetapi juga berpotensi menjadi sumber penyakit pernafasan

seperti TBC, bronchitis, dan penyakit pernafasan lainnya.

Kualitas air sumur warga di wilayah sekitar TPA menurun akibat tercemar

oleh sampah yang berada di TPA Bantar Gebang. Masyarakat mengeluhkan

tercemarnya air tanah sehingga hanya dapat digunakan untuk keperluan mandi

dan mencuci saja, sedangkan untuk kebutuhan air minum masyarakat harus

membelinya seharga Rp 2.500 per gallon

Page 19: Contoh Makalah Bantar Gebang

4

. Apabila masyarakat tetap

mengkonsumsi air tanah yang tercemar tersebut tidak menutup kemungkinan

untuk terjangkit penyakit seperti diare dan masalah pencernaan lainnya.

Pada tahun 1991, 1992, 1993 dan 1994 telah dilakukan penelitian

terhadap kondisi kimia dan fisik air (Hendrawan, 1996). Perubahan sifat fisik

dan kimia air terjadi sebelum dan sesudah melewati sungai Ciketing Udik

yaitu desa yang termasuk dalam lokasi TPA. Keadaan ini dibuktikan dengan

tingginya kandungan COD yang memperlihatkan kebutuhan terhadap oksigen

yang tinggi untuk mereaksikan zat-zat kimia yang terlarut dalam air. Kadar

amonia di atas baku mutu menggambarkan aktifitas dekomposer akibat zat-zat

organik yang terlarut dalam air sungai. Kondisi ini diperkuat oleh data yang

memperlihatkan kadar BOD yaitu kebutuhan oksigen mikroorganisme di dalam

air di atas baku mutu. Dengan kondisi seperti di atas menunjukkan pengelolaan

drainase dan sanitary landfill di TPA Bantar Gebang kurang mendapat perhatian.

Pencemaran yang terjadi di TPA Bantar Gebang tidak terlepas dari

buruknya pengelolaan sampah yang dijalankan TPA Bantar Gebang. Selama ini

TPA Bantar Gebang melaksanakan sistem sanitary landfill tetapi dalam

4

Gilang dan Rubiyanto. “Bantar Gebang Siap Menuai Tuah”. 3 November 2000

www.pdpersi.co.idpelaksanaannya sering didapati pengelola TPA Bantar Gebang melaksanakan

sistem open dumping. Sistem open dumping ini dapat mengancam keselamatan

masyarakat apabila timbunan sampah yang ada mengalami longsor

5

Page 20: Contoh Makalah Bantar Gebang

. Sistem yang

berjalan selama ini dirasa tidak dapat mengatasi permasalahan sampah yang ada

selama ini. Karena pengelolaan sampah hanya sebatas angkut dan buang tanpa

adanya solusi pengelolaan yang lebih baik sehingga dapat mengurangi volume

sampah dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat dan

lingkungan sekitar.

Berdasarkan uraian diatas, beberapa permasalahan yang akan dibahas

dalam penelitian meliputi:

1. Apa saja manfaat dan kerugian akibat keberadaan TPA Bantar Gebang?

2. Berapa besar manfaat dan kerugian yang ditimbulkan akibat keberadaan TPA

Bantar Gebang?

3. Bagaimana sistem pola penanganan sampah yang telah ada dapat mengatasi

permasalahan sampah?

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengidentifikasi manfaat dan kerugian yang timbul akibat keberadaan TPA

Bantar Gebang

2. Mengestimasi nilai manfaat dan kerugian yang dialami oleh masyarakat

akibat keberadaan TPA Bantar Gebang.

3. Membandingkan besarnya nilai manfaat dan kerugian akibat keberadaan TPA

Bantar Gebang.

5

Sujud D Pratisto, Bahaya Karena Kurang Biaya. 16 September 2006.

www.digilib-ampl.net4. Memberikan alternatif pilihan sistem penanganan sampah di TPA Bantar

Page 21: Contoh Makalah Bantar Gebang

Gebang.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan pertimbangan

dalam penyusunan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan pengelolaan

sampah di TPA Bantar Gebang, terutama dalam bidang ekonomi sumberdaya.

1.4. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini hanya menghitung dampak yang bersifat langsung terhadap

masyarakat yang berada di sekitar TPA Bantar Gebang. Pada penelitian ini

manfaat yang diestimasi hanya pendapatan yang diterima oleh masyarakat dari

keberadaan TPA Bantar Gebang. Kerugian yang diestimasi pada penelitian ini

hanya kerugian berupa pencemaran air dan udara karena dua kerugian tersebut

dianggap sangat berpengaruh dampak biayanya terhadap masyarakat.II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Waste Economic

Residu atau limbah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

aktivitas manusia dan akan meningkat sejalan dengan peningkatan aktivitas

tersebut. Oleh karenanya pencemaran adalah fenomena yang akan tetap ada

sebagai akibat dari aktivitas manusia. Dalam sudut ekonomi sumberdaya, jalan

terbaik dalam menangani pencemaran adalah bagaimana mengendalikan

pencemaran tersebut ke tingkat yang paling efisien (Fauzi, 2006).

Biaya untuk melakukan akitivitas pengurangan pencemaran disebut

abatement cost. Untuk analisis ekonomi pencemaran, akan lebih mudah jika

mengunakan pengukuran marjinal, yakni Marginal Abatement Cost (MAC) yang

menggambarkan penambahan biaya akibat pengurangan satu unit pencemaran

atau biaya yang dihemat apabila pencemaran ditingkatkan satu unit (Fauzi, 2006).

Biaya tersebut didasari konsep bahwa mengurangi emisi/pencemaran dapat

mengurangi kerusakan yang diderita orang akibat polusi lingkungan, sedangkan di

Page 22: Contoh Makalah Bantar Gebang

sisi lain, mengurangi emisi/pencemaran membutuhkan sumberdaya yang

seharusnya dapat dimanfaatkan untuk kepentingan lainnya (opportunity).

Menurut Bernstein (1992), terdapat tiga macam pengenaan biaya yang

dapat dikenakan dalam proses pengumpulan dan pembuangan sampah yaitu biaya

pengguna, biaya pembuangan, dan biaya produk. Biaya pengguna pada umumnya

dikenakan pada pelayanan pengumpulan dan pemeliharaan sarana pemerintah

dalam mengelola sampah dan dianggap sebagai biaya pelayanan yang wajar.

Biaya pengguna dikenakan untuk menutupi total biaya operasional dan tidak

mencerminkan biaya marjinal sosial dampak lingkungan. Biaya pembuangan adalah biaya yang dikenakan dalam layanan pembuangan sampah, sedangkan

biaya produk dikenakan pada sampah yang sudah tidak dapat dimanfaatkan lagi.

Namun, pengalaman di beberapa negara di Eropa, biaya produk mempunyai

dampak insentif aktual yang kecil karena secara umum biaya produk tidak nyata

berkontribusi pada perubahan kebijakan preventif pada pola masyarakat dalam

mengelola sampah.

Beban biaya yang ditanggung oleh pemerintah daerah dalam mengelola

sampah domestik cukup berat. Pemerintah daerah di negara berkembang

mengalokasikan anggaran pengelolaan sampahnya terutama pada proses layanan

pengumpulan dan pengangkutan (Pagiola et al. 2002). Biaya operasional yang

semakin tinggi dan semakin sulitnya ruang yang pantas untuk pembuangan juga

menjadi masalah dalam penanganan sampah perkotaan.

Efisiensi ekonomi menjadi hal penting dalam suatu pengelolaan

pencemaran. Efisiensi ekonomi adalah suatu kriteria yang dapat diterapkan pada

beberapa tingkatan input untuk mencerminkan suatu tingkatan output tertentu.

Efisiensi ekonomi pengelolaan sampah salah satunya dinilai dari manfaat bersih

yang dihasilkan. Manfaat bersih dapat berupa selisih antara manfaat yang diterima

Page 23: Contoh Makalah Bantar Gebang

masyarakat dengan biaya yang dalam hal ini adalah kerugian yang diterima oleh

masyarakat.

2.2. Cost of Illness dan Replacement Cost

Untuk mengestimasi kerugian yang diakibatkan oleh keberadaan TPA

ditempuh melalui dua metode yaitu metode cost of illness (biaya kesehatan) dan

replacement cost (biaya pengganti). Kedua metode tersebut dinilai dapat

mengestimasi kerugian yang diderita masyarakat berupa biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat baik untuk mengganti kebutuhan mereka dengan bahan alternatif

maupun biaya untuk pengobatan.

Menurut Champ. P. A (2003) Metode biaya kesehatan tidak mengestimasi

surplus konsumen atau harga marjinal. Metode biaya kesehatan secara sederhana

berusaha untuk mengukur biaya kesehatan secara penuh, termasuk biaya

perawatan. Biaya perawatan didasarkan kepada keputusan individu atau

masyarakat mengenai level dari kepedulian individu atau masyarakat tersebut

akan kesehatan.

Biaya kesehatan terdiri dari dua jenis, yang pertama adalah biaya langsung

dan kedua adalah biaya tidak langsung. Biaya langsung itu sendiri terbagi menjadi

medical cost dan non-medical cost. Biaya yang termasuk medical cost adalah

biaya perawatan medis pasien itu sendiri yang besarnya dapat berbeda setiap

pasiennya, sedangkan yang termasuk non-medical cost antara lain biaya

perjalanan pasien untuk menempuh perjalanan sampai kepada tempat pengobatan,

biaya logistik dan akomodasi pasien yang besarnyapun dapat bervariasi. Biaya

tidak langsung terkait dengan hilangnya sumberdaya yang hilang akibat penyakit

tersebut, antara lain opportunity cost akibat hilangnya produktivitas pasien

(pendapatan) yang terkena penyakit tersebut.

Biaya pengganti adalah menilai aset yang didasari oleh biaya untuk

Page 24: Contoh Makalah Bantar Gebang

mengganti aset tersebut apabila dibutuhkan pada saat sekarang. Biaya pengganti

dapat digunakan untuk menentukan nilai suatu aset pada saat ini, atau

diaplikasikan dengan menggunakan faktor inflasi. Metode index inflasi adalah

metode yang paling sering digunakan.Metode biaya pengganti memiliki beberapa keunggulan antara lain dapat

mengatasi kesalahan penghitungan akutansi yang menggunakan nilai saat ini,

berpotensial untuk digunakan secara transparan, sangat cocok digunakan untuk

menilai suatu aset saat terjadi inflasi yang tinggi, dan dapat menjadi dasar

penentuan keputusan untuk memasuki suatu pasar. Kekurangan yang dimiliki oleh

biaya pengganti adalah menjadi subjektif dikarenakan nilai saat ini sulit untuk

ditentukan, membutuhkan penghitungan yang akurat apabila menggunakan nilai

sekarang apabila terjadi pergantian teknologi, mengabaikan sifat keoptimalan,

dapat terjadi overestimate dari suatu aset yang dinilai.

2. 3. Pencemaran

Dewasa ini permasalahan lingkungan atau umumnya pencemaran semakin

meningkat khususnya pencemaran air yang menjadi masalah yang perlu mendapat

perhatian lebih dari berbagai pihak, agar kualitas air dapat terjaga sesuai dengan

baku mutu tertentu. Pencemaran menurut SK Menteri Kependudukan dan

Lingkungan Hidup No. 02/MENKLH/1998: Pencemaran adalah termasuk atau

dimasukannya mahluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam

air/udara, dan/atau berubahnya tatanan (komposisi) air/udara oleh kegiatan

manusia dan proses alam sehingga kualitas air/udara menjadi kurang atau tidak

dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.

Pencemaran terjadi bila dalam lingkungan terdapat bahan yang

menyebabkan timbulnya perubahan yang tidak menyebabkan perubahan yang

tidak diharapkan baik yang bersifat fisik, kimiawi, maupun biologis sehingga

Page 25: Contoh Makalah Bantar Gebang

mengganggu kesehatan eksistensi manusia, dan aktivitas manusia serta organisme

lainnya. Bahan penyebab pencemaran tersebut disebut sebagai bahan pencemar atau pollutan. Polusi disebabkan terjadinya faktor-faktor tertentu yang sangat

menentukan ialah (1) jumlah penduduk, (2) jumlah Sumberdaya alam yang

digunakan setiap individu, (3) jumlah Polutan yang dikeluarkan oleh setiap jenis

sumberdaya alam, (4) teknologi yang digunakan.

Menurut Daryanto (2004) pencemaran merupakan suatu siklus yng selalu

berputar dan saling mempengaruhi satu dengan lainnya. Pada hakikatnya antara

aktivitas manusia dan timbulnya pencemaran terdapat hubungan melingkar. Agar

dapat hidup dengan baik manusia beradaptasi dengan lingkungannya dan untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya manusia mengembangkan teknologi. Akibat

sampingan dari pengembangan teknologi adalah bahan pencemar yang

menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan ini

merupakan stimulus agar manusia menyesuaikan diri terhadap lingkungannya.

Tiap pencemaran memiliki derajat pencemaran atau tahap pencemaran yang

berbeda didasarkan pada (1) konsentrasi zat pencemar, (2) waktu tercemarnya, (3)

lamanya kontak antara bahan pencemar dan lingkungan. Siklus tersebut dapat

dilihat pada Gambar 1.

Untuk mencegah terjadinya pencemaran pada lingkungan oleh berbagai

aktivitas manusia maka diperlukan pengendalian terhadap pencemaran lingkungan

dengan menetapkan baku mutu lingkungan. Baku mutu lingkungan adalah batas

kadar yang diperkenankan bagi zat atau bahan pencemar terdapat di lingkungan

dengan tidak menimbulkan gangguan pada mahluk hidup maupun benda lainnya.

Pada saat ini pencemaran pada lingkungan berlangsung dimana-mana

dengan laju yang sangat cepat. Sekarang ini beban pencemaran dalam lingkungan

Page 26: Contoh Makalah Bantar Gebang

sudah semakin berat dengan masuknya berbagai macam limbah ataupun sampah. Pencemaran dapat dibagi menjadi (1) pencemaran air, (2) pencemaran udara, (3)

pencemaran tanah. Ketiga pencemaran di atas terjadi di tempat penelitian.

Gambar 1. Siklus Pencemaran

Sumber : Daryanto (2004)

2.3.1. Pencemaran air

Air merupakan salah satu sumber alam yang mulai terasa pengaruhnya

pada kehidupan manusia. Air sebagai sumberdaya kini lebih disadari merupakan

salah satu unsur penentu dalam mencapai keberhasilan pembangunan dan

peningkatan kualitas kesehatan manusia. Pada masa sekarang ini nampaknya

sangat sulit untuk mendapatkan air yang betul-betul murni. Manusia sebagai

mahluk hidup yang melakukan aktivitas berperan besar sebagai penyebab

timbulnya masalah-masalah pencemaran sumberdaya air.

Air merupakan salah satu suber kehidupan manusia. Apabila air telah

tercemar maka kehidupan manusia akan terganggu. Hampir semua mahluk hidup

di muka bumi ini membutuhkan air. Tanpa air tiada kehidupan di muka bumi ini.

Air yang tercemar dapat mengakibatkan kerugian yang besar bagi manusia.

Stimulasi dari

lingkungan sekitarnya

Pencemaran

Bahan Pencemar

Manusia

beradaptasi

Perkembangan

teknologiKerugian yang disebabkan oleh pencemaran air berupa air menjadi tidak

bermanfaat lagi dan air menjadi penyebab timbulnya penyakit (Wardhana. 2004).

Page 27: Contoh Makalah Bantar Gebang

1. Air menjadi tidak bermanfaat lagi

Air yang tidak dapat dimanfaatkan lagi akibat pencemaran merupakan

kerugian yang dirasakan secara langsung. Air tidak dapat lagi digunakan untuk

keperluan rumah tangga dan penunjang kehidupan. Hal ini akan menimbulkan

dampak sosial yang sangat luas dan butuh waktu lama untuk memuluhkannya.

Gambaran air bersih yang diperlukan orang Indonesia yang tinggal di kota untuk

setiap orang per hari dapat dilihat pada Tabel 2.

Selain itu air juga sudah tidak dapat lagi digunakan untuk keperluan

industri. Air yang tercemar juga tidak dapat digunakan untuk keperluan pertanian

sebagai sumber irigasi, kolam perikanan karena adanya senyawa-senyawa organik

yang menyebabkan perubahan drastis pada pH air.

Tabel 2. Keperluan Air Bersih Orang Indonesia Yang Bermukin di Kota per

Harinya (2004)

Keperluan Air yang dipakai (Liter)

Minum 2,0

Memasak, kebersihan dapur 14,5

Mandi, kakus 20,0

Cuci pakaian 13,0

Air wudhu 15,0

Air untuk kebersihan rumah 32,0

Air untuk menyiram tanaman 11,0

Air untuk mencuci kendaraan 22,5

Air untuk keperluan lain-lain 20,0

Total 150,0

Sumber : Wardhana (2004)

Page 28: Contoh Makalah Bantar Gebang

2. Air menjadi penyebab penyakit

Air yang tercemar akan mudah sekali menjadi media berkembangnya

berbagai macam penyakit. Penyakit yang diakibatkan pencemaran air dapat terjadi

karena berbagai macam sebab antara lain karena alasan-alasan seperti air merupakan tempat berkembangnya mikroorganisme termasuk mikroba patogen.

Air yang tercemar tidak dapat lagi digunakan sebagai alat pembersih, sedangkan

air bersih sudah tidak mencukupi sehingga kebersihan manusia dan

lingkungannya tidak terjamin yang pada akhirnya menyebabkan manusia mudah

terserang penyakit. Jenis-jenis penyakit yang diakibatkan oleh air yang tercemar

dapat dilihat pada Tabel 3.

2.3.2. Pencemaran Udara

Pencemaran udara dapat diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zatzat asing di dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan udara dari

keadaan normalnya. Kehadiran zat tersebut dalam waktu lama tentunya akan

mengganggu kehidupan mahluk hidup.

Tabel 3. Penyakit menular melalui air

Jenis Mikroba Penyakit

Virus :

Rota Virus

Virus Hepatitis A

Virus Poliomyelitis

Diare

Hepatitis A

Poliomyelitis

Bakteri :

Vibrio cholerae

Page 29: Contoh Makalah Bantar Gebang

Escheria choli

Salmonela paratyphi

Salmonella typhi

Shigella dysenteriae

Cholera

Diare/dysentri

Patrathypus

Typus abdominale

Dysentri

Protozoa :

Entaamoeba histolytica

Balantidia coli

Giardia Lamblia

Dysentri amoeba

Balantidiasis

Giardiasis

Metazoa :

Ascaris lumbricoides

Clonorchis Sinensis

Diphyllobothorium latum

Tawenia saginata/solium

Schistosoma

Ascaris

Clonorchiasis

Diphylobothriasis

Page 30: Contoh Makalah Bantar Gebang

Taeniasis

Schistosomiasis

Sumber : Wardhana (2004)Secara umum penyebab pencemaran dapat dibagi menjadi dua, yaitu

karena faktor internal dan karena faktor eksternal. Apabila tetap dibiarkan maka

dapat menimbulkan penyakit kepada tubuh manusia antara lain penyakit Silikosis,

penyakit Asbestosis, penyakit Bisinosis, penyakit Antrakosis, penyakit Beriliosis

(Wardhana. 2004).

2.4. Efek Sampah Terhadap Manusia dan Lingkungan

Sampah memberikan banyak sekali dampak, baik terhadap manusia

(terutama kesehatan) maupun lingkungan.

1) Dampak terhadap kesehatan

Lokasi pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan

sampah tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa

organisme dan menarik bagi berbagai macam binatang seperti lalat dan

nyamuk yang dapat menjangkit penyakit. Potensi bahaya penyakit yang

ditimbulkan adalah sebagai berikut :

a. Penyakit diare, kolera, dan tifus menyebar dengan cepat karena virus

yang berasal dari sampah yang dikelola dengan cara yang tidak tepat

dapat bercampur dengan air minum. Penyakit deman berdarah dapat juga

meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang

memadai.

b. Penyakit jamur, misalnya jamur kulit.

c. Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Misalnya

penyakit yang dijangkit oleh cacing pita.

d. Penyakit yang diakibatkan oleh sampah beracun. Misalnya sampah yang

Page 31: Contoh Makalah Bantar Gebang

sudah terkontaminasi air raksa.2) Dampak terhadap lingkungan

Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan

mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan akan mati sehingga

beberapa spesies akan lenyap dan menyebabkan perubahan ekosistem

biologis perairan. Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air akan

menghasilakan asam organik dan gas cair organik seperti gas metana. Gas

cair organik ini memiliki bau yang tidk sedap dan dapat meledak pada suhu

yang tinggi.

3) Dampak terhadap keadaan sosial dan ekonomi

a. Pengolahan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang

kurang menyenangkan bagi masyarakat antara lain dengan bau yang

tidak sedap dan pemandangan yang buruk karena sampah yang

menumpuk dan berserakan.

b. Memberikan dampak negatif bagi kepariwisataan.

c. Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya

tingkat kesehatan masyarakat dan menimbulkan pembiayaan secara

langsung (untuk mengobati orang sakit) dan pembiyaan secara tidak

langsung (tidak masuk kerja, rendahnya produktivitas).

d. Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan

akan memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan,

jembatan drainase, dan lain-lain.

Sementara itu, Hadiwijoto (1983) mengungkapkan bahwa sampah

memiliki dampak positif dan negatif dalam kehidupan manusia, terutama yang tinggal di sekitar tempat pembuangan sampah. Dampak-dampak tersebut adalah

sebagai berikut:

1) Dampak negatif

Page 32: Contoh Makalah Bantar Gebang

a. Tumpukan sampah dapat menimbulkan kondisi fisik dan kimia yang

tidak sesuai dengan lingkungan yang normal. Biasanya dapat

menyebabkan kenaikan suhu dan perubahan pH tanah. Keadaan ini

mengganggu kehidupan di sekitarnya.

b. Tumpukan sampah dapat menjadi media berkembang biak dan tempat

mencari makan bagi lalat atau tikus dan pada akhirnya menjadi tempat

berkembangnya bibit penyakit.

c. Sampah dapat menimbulkan pencemaran udara karena selama proses

pembusukan dihasilkan gas-gas beracun, bau yang tidak sedap, dan

daerah yang becek dan berlumpur terutama pada musim hujan.

d. Terjadi kekurangan oksigen di tempat pembuangan sampah. Keadaan ini

disebabkan selama proses perombakan sampah menjadi senyawa

sederhana, diperlukan oksigen yang diambil dari udara sekitarnya.

e. Kontak langsung dengan sampah yang mengandung kuman penyakit,

misalnya sampah yang berasal dari rumah sakit.

f. Pasokan air minum yang mengalami kontaminasi dengan bahan kimia

beracun dari sampah yang dibuang ke dalam air dapat merusak

kesehatan.

g. Keadaan fisik sampah, seperti kaleng bekas, paku, pecahan kaca, dan

sebagainya dapat mengakibatkan kecelakaan pada manusia.

h. Dapat mencemari tanah atau pengotorani. Sampah yang dibuang ke badan air dapat menghambat aliran air

sehingga pada musim hujan akan mengakibatkan banjir.

j. Dapat menjadi sumber kebakaran.

k. Secara estetika, sampah dapat digolongkan sebagai bahan yang dapat

mengganggu pemandangan dan keindahan.

Page 33: Contoh Makalah Bantar Gebang

l. Mencerminkan nilai sosial, budaya, dan martabat bangsa.

m. Mengurangi minat wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.

2) Dampak positif

a. Sampah dapat dipakai untuk menimbun tanah.

b. Dapat digunakan untuk pupuk sebagai penyubur tanah dan mempercepat

pertumbuhan tanaman.

c. Dapat digunakan sebagai pakan ternak.

d. Gas-gas yang dihasilkan mempunyai nilai ekonomi karena dapat

dikonversi menjadi tenaga listrik.

e. Proses pengolahan sampah dapat membuka lapangan kerja.

2.5. Tempat Pembuangan Akhir

Pengolahan sampah dengan metode pembuangan akhir dilakukan dengan

teknik penimbunan sampah. Tujuan utama penimbunan akhir adalah menyimpan

sampah padat dengan cara-cara yang tepat dan menjamin keamanan lingkungan,

menstabilkan sampah (mengkonversi menjadi tanah), dan merubahnya ke dalam

siklus metabolisme alam. Ditinjau dari segi teknis, proses ini merupakan

pengisian tanah dengan menggunakan sampah. Lokasi penimbunan harus

memenuhi kriteria ekonomis dan dapat menampung sampah yang ditargetkan, mudah dicapai oleh kendaraan-kendaraan pengangkut sampah, dan aman terhadap

lingkungan sekitarnya.

Terdapat dua teknik yang termasuk dalam TPA yaitu teknik open dumping

dan sanitary landfill (Salvato, 1982 dalam Amurwaraharja, 2003). Teknik open

dumping merupakan cara pengelolaan yang sederhana, yaitu sampah dihamparkan

di suatu lokasi tertentu dan dibiarkan terbuka begitu saja. Teknik ini sering

menimbulkan masalah yaitu timbulnya bau busuk, pemandangan yang tidak

indah, bahaya kebakaran, serta menimbulkan pencemaran air.

Page 34: Contoh Makalah Bantar Gebang

Teknik sanitary landfill adalah cara penimbunan sampah padat pada suatu

daerah tertentu dengan memperhatikan keamanan lingkungan karena telah ada

perlakuan terhadap sampah. Pada teknik ini sampah dihamparkan sampai pada

ketebalan tertentu lalu dipadatkan kembali. Pada bagian atas timbunan sampah

tersebut dihamparkan lagi sampah yang kemudian ditimbun lagi dengan tanah.

Demikian seterusnya sampai terbentuk lapisan sampah dan tanah. Pada bagian

dasar konstruksi sanitary landfill dibangun suatu lapisan kedap air yang

dilengkapi dengan pipa-pipa pengumpul dan penyalur air lindi (leachate) serta

pipa penyalur gas yang terbentuk dari hasil penguraian sampah-sampah organik

yang ditimbun.

Penimbunan sampah yang sesuai dengan persyaratan teknis akan membuat

stabilisasi tanah lebih cepat tercapai. Dasar dari pelaksanaannya adalah meratakan

setiap lapisan sampah, memadatkan sampah dengan menggunakan compactor,

dan menutupnya setiap hari dengan tanah yang juga dipadatkan. Ketebalan lapisan

sampah pada umumnya sekitar dua meter, namun masih diizinkan lebih atau

kurang tergantung dari karakteristik sampah itu sendiri, metode penimbunan, peralatan yang digunakan, topografi lokasi penimbunan, pemanfaatan tanah bekas

penimbunan, kondisi lingkungan sekitarnya, dan sebagainya. Fungsi lapisan

penutup dalam teknik sanitary landfill adalah sebagai berikut:

a. Mencegah berkembangnya vektor penyakit

b. Mencegah penyebaran debu dan sampah ringan

c. Mencegah tersebarnya bau dan gas yang timbul

d. Mencegah kebakaran

e. Menjaga agar pemandangan tetap indah

f. Menciptakan stabilisasi lokasi penimbunan sampah

g. Mengurangi volume air lindi

Page 35: Contoh Makalah Bantar Gebang

Sehubungan dengan teknik sanitary landfill dalam pengolahan sampah,

terdapat beberapa jenis bahan pencemar di lahan penimbunan sampah yaitu:

a. Air lindi

Air lindi keluar dari dalam tumpukan sampah karena masuknya rembesan

air hujan ke dalam tumpukan sampah lalu bersenyawa dengan komponenkomponen hasil penguraian sampah.

b. Pembentukan gas

Penguraian bahan organik secara aerobik akan menghasilkan gas

karbondioksida, sedangkan penguraian bahan organik pada kondisi anaerobik

akan menghasilkan gas metana, H2S, dan NH3. Gas metana perlu ditangani

karena merupakakn salah satu gas rumah kaca yang sifatnya mudah terbakar,

sedangkan gas H2S, dan NH3 merupakan sumber bau yang tidak enak.III. KERANGKA PEMIKIRAN

Wilayah DKI Jakarta yang terbagi menjadi lima kota (Jakarta Pusat,

Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Utara) setiap harinya

menghasilkan sampah sebesar 6000 ton yang berasal dari berbagai aktivitas

manusia, baik itu dari aktivitas rumah tangga, pembangunan, gedung,

perdagangan, perkantoran, industri, dan jalan raya. Jumlah sampah wilayah DKI

Jakarta yang sangat besar tidak diimbangi dengan alokasi wilayah untuk

pengelolaan sampah. Wilayah DKI Jakarta tidak memiliki TPA untuk sampah

yang mereka hasilkan.

TPA Bantar Gebang ditunjuk oleh Pemprov DKI Jakarta sebagai TPA

wilayah DKI Jakarta. Pengelolaan TPA Bantar Gebang sejak 1 Agustus 2004

telah diserahkan kepada pemerintah Kota Bekasi dan diolah dengan teknologi

sanitary landfill dan Pemkot bekasi menunjuk PT PBB sebagai pihak swasta

untuk mengelola TPA , namun mulai Desember 2008 pengelolaan sudah

berpindahtangan kepada PT Gudang Tua Jaya sampai dengan tahun 2023. Dalam

Page 36: Contoh Makalah Bantar Gebang

pelaksanaan pengelolaan, banyak terjadi penyimpangan antara lain terdapat

beberapa zona pembuangan di TPA Bantar Gebang yang menggunakan sistem

open dumping. Selain itu banyak terjadi kebocoran-kebocoran pipa yang

menyalurkan air lindi sehingga menyebabkan pencemaran air. Jumlah sampah

masuk yang terlalu banyak juga menjadi salah satu permasalahan TPA Bantar

Gebang.

Dampak dari keberadaan TPA Bantar Gebang sangat dirasakan oleh

masyarakat sekitar TPA Bantar Gebang. Dampak yang dirasakan dapat berupa

manfaat yang memberikan pendapatan bagi masyarakat di sekitar TPA Bantargebang yang berprofesi sebagai pemulung. Namun kerugian yang dirasakan

oleh masyarakat di sekitar TPA Bantar Gebang berupa pencemaran air sehingga

masyarakat di sekitar TPA Bantar Gebang tidak dapat mengkonsumsi air sumur

mereka lagi.

Dampak yang diakibatkan oleh keberadaan TPA Bantar Gebang terlebih

dahulu diidentifikasi. Identifikasi yang dilakukan termasuk identifikasi manfaat

yang diakibatkan oleh keberadaan TPA Bantar Gebang maupun kerugian yang

diakibatkan oleh keberadaan TPA tersebut. Dampak yang terjadi kemudian di

estimasi dengan perhitungan pendapatan untuk manfaat yang diakibatkan oleh

TPA Bantargebang dan dengan pendekatan cost of illness dan replacement cost

untuk kerugian yang terjadi akibat keberadaan TPA Bantar Gebang bagi

masyarakat di sekitar TPA Bantar Gebang.

Estimasi manfaat dan kerugian yang diterima masyarakat di sekitar TPA

Bantar Gebang akan dibandingkan untuk menentukan sistem pengelolaan sampah

yang lebih baik. Studi literatur juga dilakukan sebagai pembanding sistem

pengelolaan yang dilakukan oleh TPA selain TPA Bantar Gebang. Hal tersebut

dapat menjadi masukan bagi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta atau pihak PT

Page 37: Contoh Makalah Bantar Gebang

Gudang Tua Jaya sebagai pengelola TPA. Alur berfikir penelitian ini dapat dilihat

melalui Gambar 2.IV. Metode Penelitian

Gambar 2. Kerangka pemikiran

Sumber : Penulis (2009)

Permasalahan sampah Pemprov DKI

Jakarta :

- Jumlah sampah yang terus

meningkat

- Tidak tersedianya tempat

pengelolaan di Jakarta

Bantar Gebang sebagai TPA Jakarta :

- Jumlah sampah yang terlalu banyak

- Sistem pengelolaan yang

konvensional

Dampak

Manfaat :

- Peningkatan pendapatan

masyarakat

- Pemasukan Pemkot Bekasi

- Memiliki nilai daur ulang

Kerugian :

- Pencemaran air

- Pencemaran udara

- Pencemaran tanah

- Sarang penyakit

Page 38: Contoh Makalah Bantar Gebang

- Pengurangan estetika

Estimasi manfaat

Estimasi kerugian

Perbandingan antara

manfaat dan kerugian

Sistem penanganan sampah di

TPA Bantar Gebang yang lebih

tepat dan baik

Pembelajaran penanganan

sampah yang ada pada TPA lain

Studi literaturIV. METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di RW 04 Kelurahan Ciketing Udik,

Kecamatan Bantar Gebang, Kota Bekasi. Pemilihan lokasi tersebut ditentukan

secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa sebesar 65,74% dari luas

wilayah TPA Bantar Gebang merupakan wilayah milik Kelurahan Ciketing Udik

dan wilayah RW 04 yang menyatu dengan TPA Bantar Gebang. Pengambilan data

dilakukan pada bulan Mei-Juni 2009.

4.2. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan

sekunder. Data primer diperoleh dengan cara wawancara kepada responden dan

dengan observasi lapang. Responden merupakan satu orang individu wakil dari

rumah tangga yang berada di wilayah RW 04 di sekitar TPA Bantar Gebang .

Data sekunder pada penelitian ini diperoleh dari berbagai sumber yang relevan,

diantaranya buku referensi, laporan kegiatan, internet, serta informasi dan sumber

Page 39: Contoh Makalah Bantar Gebang

dari instansi terkait, seperti puskesmas pembantu Kelurahan Ciketing Udik,

pusekesmas Kecamatan Bantar Gebang dan Dinas Kebersihan Kota Bekasi. Untuk

lebih jelasnya, jenis sumber, dan metode yang digunakan disajikan pada Tabel 4.

4.3. Teknik Pengambilan dan Pengumpulan Data

Data primer diambil dengan teknik panduan wawancara dan responden

yang dipilih berdasarkan judgement/purposive sampling. Sampel penelitian

berjumlah 48 orang yang akan dibagi menjadi tiga zona utama yaitu zona 1 yang

berjarak < 1 km dari TPA, zona 2 yang berjarak 1-2 km dan zona 3 yang berjarak

>2 km dari pusat TPA Bantar Gebang. Penentuan zona-zona tersebut didasari oleh penelitian yang dilakukan oleh BKLH mengenai AMDAL bahwa tidak boleh ada

pemukiman penduduk yang berjarak kurang dari 1 KM. Responden juga dibagi

berdasarkan dengan profesi yang ditekuni, yaitu berupa masyarakat pemulung dan

masyarakat non-pemulung untuk melihat perbandingan dampak yang diterima

masyarakat.

Tabel 4. Metode Penelitian

Tujuan

Data yang

diperlukan

Sumber data Metode

Identifikasi

manfaat dan

kerugian akibat

TPA Bantar

Gebang

Persepsi masyarakat

mengenai manfaat

Page 40: Contoh Makalah Bantar Gebang

dan kerugian akibat

TPA Bantar Gebang

Data primer Analisis deskriptif

Estimasi manfaat

Data pendapatan

masyarakat yang

bekerja bersumber

dari TPA Bantar

Gebang

Data primer

Penghitungan

pendapatan

Estimasi kerugian

Data penyakit,

pembelian air

minum dan air

untuk MCK, harga

air minum, harga air

PAM, biaya

pengobatan,

intensitas penyakit

Data primer dan

sekunder

Replacement cost

(biaya pengganti)

Page 41: Contoh Makalah Bantar Gebang

dan cost of

illness(biaya

kesehatan)

Sistem pengelolaan

Sistem pengelolaan

pada TPA lain

Data Sekunder Studi Literatur

Sumber : Penulis (2009)

4.4. Identifikasi manfaat dan kerugian

Identifikasi dilakukan untuk mengetahui dampak apa saja yang dialami

oleh masyarakat akibat keberadaan TPA Bantar Gebang, terutama masyarakat

yang tinggal di sekitar TPA Bantar Gebang. Identifikasi ini dilakukan dengan cara

kuesioner dan wawancara kepada masyarakat sebagai responden penelitian ini.

Pertanyaan yang disampaikan berupa pertanyaan mengenai dampak apa yang

mereka terima sebagai akibat keberadaan TPA di lingkungan tempat tinggal

mereka. Dampak yang diterima masyarakat dapat berupa manfaat dan kerugian. Manfaat yang diidentifikasi antara lain adalah berupa peningkatan pendapatan

masyarakat, pemasukan Pemkot Bekasi, dan nilai daur ulang. Kerugian yang

diidentifikasi pada penelitian ini antara lain pencemaran air, pencemaran udara,

pencemaran tanah, sebagai sarang penyakit, dan pengurangan estetika Kota

Bekasi.

4.5. Teknik analisis data

Penelitian ini menggunakan metode penghitungan pendapatan untuk

mengestimasi manfaat akibat keberadaan TPA Bantar Gebang yang berupa

peningkatan pendapatan masyarakat akibat keberadaan TPA Bantar Gebang.

Metode cost of ilness (biaya kesehatan)dan replacement cost (biaya pengganti)

Page 42: Contoh Makalah Bantar Gebang

digunakan sebagai metode untuk mengestimasi kerugian yang dirasakan

masyarakat di sekitar TPA Bantar Gebang akibat pencemaran.

4.5.1. Estimasi Manfaat

Estimasi manfaat yang didapat oleh masyarakat dihitung melalui

perhitungan pendapatan dengan menjumlahkan pendapatan yang didapat oleh

masyarakat di sekitar TPA Bantar Gebang yang berprofesi sebagai pemulung.

Estimasi dapat diketahui dengan menjumlahkan pendapatan rata-rata pemulung

tiap tahunnya.

Data pendapatan pemulung didapat dari wawancara dengan pemulung

yang beroperasi di TPA Bantar Gebang dan tinggal di zona yang telah ditentukan.

Pendapatan ditentukan dengan mengetahui jenis sampah apa saja yang

dikumpulkan oleh pemulung tersebut, berapa banyak jumlah sampah yang

dikumpulkan lalu dikonversikan ke dalam nilai ekonomi dengan mengalikan

jumlah sampah yang telah dikumpulkan berdasarkan jenisnya dengan harga dari sampah sesuai dengan jenisnya. Sehingga dapat ditentukan pendapatan pemulung

yang berasal dari TPA Bantar Gebang. Estimasi total manfaat dari pemulung

dihitung dengan menggunakan rumus di bawah ini :

Ii = rata-rata pendapatan pemulung ke-i

Manfaat juga dapat dirasakan oleh pegawai dari TPA Bantar Gebang yang

bertempat tinggal di zona yang telah ditentukan. Untuk menentukan besarnya

manfaat ini dilakukan wawancara dengan menanyakan berapa besar upah yang

mereka terima sebagai pegawai dari TPA Bantar Gebang.

4.5.2. Estimasi Kerugian

Kerugian yang diterima masyarakat diestimasi berdasarkan biaya

kesehatan dan biaya pengganti, maka dilakukan analisis terhadap data-data yang

telah dikumpulkan. Pencemaran dilihat dari asumsi pertama yaitu, biaya

Page 43: Contoh Makalah Bantar Gebang

kesehatan akan dikeluarkan oleh masyarakat di sekitar TPA Bantar Gebang akibat

dari mengkonsumsi air sumur dan menghirup udara di sekitar TPA Bantar

Gebang. Biaya kesehatan juga dikeluarkan masyarakat untuk pengobatan akibat

kerugian TPA sebagai sarang penyakit. Kedua, biaya pengganti akan dikeluarkan

oleh masyarakat sebagai akibat dari penggantian konsumsi air karena air sumur

mereka sudah tercemar akibat keberadaan TPA Bantar Gebang. Adapun analisis

data yang dilakukan antara lain:

4.5.2.1. Pencemaran Air

Kerugian akibat pencemaran air dilihat dari dua parameter. Pertama,

terganggunya kesehatan masyarakat akibat tetap mengkonsumsi air sumur yang

telah tercemar sampah yang berasal dari TPA Bantar Gebang yang akan

Estimasi total manfaat = I1+I2+…+Indiidentifikasi dengan penyebaran kuesioner dan data sekunder dari puskesmas

terdekat. Kedua, penggunaan sumber air lain akibat telah tercemarnya air sumur

warga yang akan diidentifikasi dengan penyebaran kuesioner.

Terganggunya kesehatan masyarakat akibat pencemaran air akan

diestimasi dengan menggunakan metode biaya kesehatan yang ditanggung oleh

masyarakat maupun stakeholders. Informasi yang akan digali menyangkut : (1)

jenis penyakit, yaitu jenis peyakit apa yang diderita oleh responden akibat

mengkonsumsi air sumur yang telah tercemar dan apakah penyakit tersebut

merupakan penyakit keturunan atau tidak, (2) tingkat mengalami penyakit, yaitu

seberapa sering responden mengalami penyakit, (3) biaya, yaitu seberapa besar

biaya yang dikeluarkan oleh responden untuk mengobati penyakit yang diderita.

Untuk memudahkan data ditabulasikan pada Tabel 5. Tabel 5 berisi data jenis

penyakit, intensitas menderita penyakit, biaya pengobatan, total biaya pengobatan.

Tabel 5. Biaya pengobatan akibat pencemaran air

Page 44: Contoh Makalah Bantar Gebang

Wilayah

/ profesi

Jumlah

Penderita

(orang)

Biaya

Pengobatan*

(Rp)

Intensitas Penyakit

dalam Satu Tahun*

Total Biaya

Pengobatan

/tahun

(Rp)

Total

*Puskesmas pembantu Kelurahan Ciketing Udik

Penggunaan sumber air lain akibat tercemarnya air sumur warga akan

diestimasi dengan menggunakan metode biaya pengganti. Informasi yang akan

digali menyangkut : (1) sumber air pengganti, yaitu darimana sumber air

pengganti responden untuk kebutuhan rumah tangganya, (2) jumlah konsumsi air pengganti, yaitu berapa besar jumlah konsumsi air pengganti yang gunakan

responden, (3) biaya, yaitu berapa besar biaya yang dikeluarkan responden untuk

mendapatkan sumber air pengganti. Untuk memudahkan data akan ditabulasikan

ke dalam Tabel 6. Tabel 6 berisi sumber air pengganti, harga air pemgganti,

jumlah konsumsi air pengganti, dan total biaya per sumber air.

Tabel 6. Biaya pengganti akibat pencemaran air

Page 45: Contoh Makalah Bantar Gebang

Wilayah

/ profesi

Jumlah Masyarakat

Membeli Air

(Orang)

Biaya

Pembelian/minggu

(Rp)

Biaya

Pembelian/tahun

(Rp)

Total

4.5.2.2. Pencemaran udara

Kerugian akibat pencemaran udara dilihat dari terganggunya kesehatan

masyarakat akibat terganggunya kesehatan masyarakat akibat menghirup udara

yang telah tercemar. Hal tersebut diestimasi dengan metode biaya kesehatan yang

ditanggung oleh masyarakat maupun stakeholders. Informasi yang akan digali

menyangkut : (1) jenis penyakit, yaitu jenis peyakit apa yang diderita oleh

responden akibat menghirup udara yang telah tercemar dan apakah penyakit

tersebut merupakan penyakit keturunan atau tidak, (2) tingkat mengalami

penyakit, yaitu seberapa sering responden mengalami penyakit, (3) biaya, yaitu

seberapa besar biaya yang dikeluarkan oleh responden untuk mengobati penyakit

yang diderita. Untuk memudahkan data akan ditabulasikan ke dalam Tabel 7.

Tabel 7 berisi data jenis penyakit, intensitas menderita penyakit, biaya

pengobatan, total biaya pengobatan.Tabel 7. Biaya pengobatan akibat pencemaran udara

Page 46: Contoh Makalah Bantar Gebang

Wilayah

/profesi

Jumlah

Penderita

(orang)

Biaya

Pengobatan*

(Rp)

Intensitas Penyakit

dalam Satu Tahun*

Total Biaya

Pengobatan

/tahun

(Rp)

Total

*Puskesmas pembantu Kelurahan Ciketing Udik

4.5.2.3. Kerugian Sebagai Sarang Penyakit

Kerugian sebagai sarang penyakit diestimasi dengan metode biaya

kesehatan yang ditanggung oleh masyarakat maupun stakeholders. Kerugian

tersebut berupa biaya-biaya yang dikeluarkan masyarakat untuk mengobati

penyakit yang mereka derita akibat nyamuk, tikus, maupun sumber-sumber

penyakit lain yang berasal dari TPA selain pencemaran udara dan pencemaran air.

Untuk memudahkan data akan ditabulasikan ke dalam Tabel 8. Tabel 8 berisi data

jenis penyakit, biaya pengobatan, intensitas menderita penyakit, dan total biaya

pengobatan.

Page 47: Contoh Makalah Bantar Gebang

Tabel 8. Biaya pengobatan akibat TPA sebagai sarang penyakit

Wilayah

/profesi

Jumlah

Penderita

(orang)

Biaya

Pengobatan*

(Rp)

Intensitas Penyakit

dalam Satu Tahun*

Total Biaya

Pengobatan

/tahun

(Rp)

Total

*Puskesmas pembantu Kelurahan Ciketing Udik4.6. Batasan Penelitian

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Wilayah penelitian adalah Kelurahan Ciketing Udik.

2. Responden adalah warga Kelurahan RW 04 Ciketing Udik.

3. Warga RW 04 Kelurahan Ciketing Udik merasakan dampak akibat

keberadaan TPA Bantargebang.

4. Penelitian diestimasi dalam kurun waktu satu tahun. Asumsi satu tahun

adalah 52 minggu.

5. Semakin jauh jarak tempat tinggal maka dampak yang dirasakan juga

Page 48: Contoh Makalah Bantar Gebang

semakin kecil.

6. Manfaat yang diestimasi hanya manfaat yang berupa pendapatan masyarakat

akibat keberadaan TPA.

7. Kerugian yang diestimasi hanya kerugian yang berupa pencemaran air,

pencemaran udara, dan kerugian berupa TPA sebagai sarang penyakit karena

dianggap berdampak langsung terhadap biaya yang dikeluarkan masyarakat.

8. Biaya kesehatan yang diestimasi hanya biaya medis, sedangkan biaya nonmedis tidak diestimasi.

9. Kesehatan dianggap tidak mempengaruhi produktivitas pekerjaan.

10. Masyarakat yang menderita sakit berobat di Puskesmas pembantu Kelurahan

Ciketing Udik atau Puskesmas Bantar Gebang I. V. GAMBARAN UMUM

5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

5.1.1. Gambaran Umum Ciketing Udik

Kelurahan Ciketing Udik merupakan salah satu dari delapan kelurahan

yang berada di bawah Kecamatan Bantar Gebang, Kota Bekasi. Tujuh kelurahan

lainnya yaitu Kelurahan Sumur Batu, Padurenan, Cikiwul, Bantargebang, Mustika

Jaya, Mustika sari, dan Cimuning. Secara administratif, Kelurahan Ciketing Udik

berbatasan dengan Kelurahan Cikiwul di sebelah utara, Kabupaten Bogor di

sebelah barat dan selatan, dan Kelurahan Sumur Batu di sebelah timur. Kelurahan

Ciketing Udik memiliki luas areal sebesar 343,340 ha dan terbagi menjadi

sembilan rukun warga (RW)

6

.

Jarak Kelurahan Ciketing Udik dari Kecamatan Bantar Gebang adalah 3

km dan letaknya tergolong strategis karena dapat dicapai melalui berbagai jalur,

yaitu Cileungsi, Bekasi, dan Pondok Gede. Kelurahan Ciketing Udik berada di

Page 49: Contoh Makalah Bantar Gebang

wilayah Pangkalan V dan dilewati berbagai macam jenis kendaraan seperti motor,

mobil, bis antar kota, dan truk.

Pemukiman penduduk Ciketing Udik terbagi menjadi tiga kelompok,

yaitu pemukiman umum (tersebar di wilayah RW 01- RW 07), pemukiman

komplek semi real estate (berada di wilayah RW 08 dan RW 09), dan pemukiman

pemulung (berada di wilayah RW 04 dan RW 05). Sarana pendidikan yang ada di

Kelurahan Ciketing Udik yaitu Sekolah Dasar Negeri (SDN) dan satu Sekolah

Menengah Kejuruan Negeri (SMKN). Selain itu, sarana kesehatan juga disediakan

berupa satu pusat kesehatan masyarakat (PUSKESMAS) pembantu yang

6

Monografi Kelurahan Ciketing Udik, 2008merupakan cabang dari PUSKESMAS Bantar Gebang dan melayani masyarakat

Ciketing Udik tanpa pungutan biaya. Sarana olahraga yang ada di Ciketing Udik

terdiri dari lapangan sepak bola dan lapangan voli. Sementara itu, juga terdapat

masjid dan mushola di setiap rukun tetangga (RT) sebagai sarana peribadatan.

5.1.2. Kependudukan

Menurut data yang diperoleh dari Kelurahan Ciketing Udik (2008), jumlah

penduduk yang tercatat yaitu sebesar 17.534 jiwa yang terdiri dari 4.860 kepala

keluarga (KK). Jumlah penduduk laki-laki terdiri dari 9.155 jiwa dan jumlah

penduduk perempuan terdiri dari 8.379 jiwa. Kepadatan penduduk di Ciketing

Udik yaitu sebesar 5.107 jiwa/km

2

. Rekapitulasi jumlah penduduk dapat dilihat

pada Tabel 9.

Penduduk Ciketing Udik terdiri dari dua golongan masyarakat, yaitu

Page 50: Contoh Makalah Bantar Gebang

masyarakat umum dan masyarakat pemulung. Mata pencaharian penduduk

Ciketing Udik yang tergolong masyarakat umum bertumpu pada sektor jasa dan

perdagangan (85,07%). Penduduk yang bekerja di sektor ini termasuk pegawai

negeri, pegawai swasta dan buruh pabrik, tukang kayu, tukang batu, penjahit,

tukang cukur, jasa konstruksi angkutan sepeda motor, angkutan kendaraan umum,

warung,dan toko. Selain itu terdapat pula penduduk yang bermata pencaharian di

sektor pertanian (3,24%), peternakan (10,43%), industri rumah tangga (0,19%),

dan industri besar (1,07%). Struktur mata pencaharian penduduk Ciketing Udik

dapat dilihat pada tabel 10. Sementara itu, penduduk Ciketing Udik yang

tergolong masyarakat pemulung berjumlah 8.000 jiwa

7

dan sifatnya musiman

sehingga tidak dapat diduga dengan baik.

7

Hasil wawancara dengan Ketua Forum Masyarakat Pemulung Ciketing UdikTabel 9. Jumlah Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin di Kelurahan

Ciketing Udik Tahun 2008

Golongan Umur

(Tahun)

Jenis Kelamin Total

Laki-laki Perempuan (orang)

0-4 823 827 1.650

5-9 682 638 1.320

10-14 773 741 1.514

15-19 803 683 1.486

Page 51: Contoh Makalah Bantar Gebang

20-24 719 708 1.427

25-29 574 592 1.166

30-35 847 773 1.620

35-39 641 585 1.226

40-44 667 613 1.280

45-49 638 547 1.185

50-54 587 472 1.059

55-59 571 526 1.097

60-64 436 349 785

≥65 394 325 719

Total (orang) 9.155 8.379 17.543

Sumber: Laporan Kependudukan Kelurahan Ciketing Udik (Sepetember 2008)

Sektor pertanian masih dijadikan mata pencaharian, tetapi bukan mata

pencaharian utama, karena kualitas lahan pertanian Ciketing Udik yang sudah

menurun dan mengakibatkan lahan pertanian tidak dapat memberikan hasil yang

optimal. Pertanian yang masih dilakukan masyarakat meliputi pertanian tanaman

perkebunan, buah-buahan, dan pertanian tanaman pangan. Sektor peternakan

diminati juga oleh masyarakat sebagai mata pencaharian sampingan. Usaha

industri RT yang dilakukan masyarakat seluruhnya merupakan industri makanan

ringan, sementar industri sedang meliputi industri daur ulang limbah dan industri

makanan ringan.

5.2. Tempat Pembuangan Akhir

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang berlokasi di Kota

Bekasi dan merupakan satu-satunya tempat pembuangan sampah yang dimiliki

pemprov DKI Jakarta. Jarak TPA dari Jalan Raya Narogong adalah 2 km.

Page 52: Contoh Makalah Bantar Gebang

sebelumnya pernah ada TPA Kapuk Kamal, tetapi TPA tersebut ditutup operasinya semenjak tahun 1993. Selain itu, pemerintah juga pernah

mencanangkan akan membuka TPA di Tangerang, tetapi sampai saat ini belum

ada realisasi, demikian dengan rencana pembukaan TPA Bojong Gede.

Tabel 10. Struktur Mata Pencaharian Penduduk Ciketing Udik Tahun 2008

Struktur Mata Pencaharian Jumlah (orang) Persentase (%)

Pertanian 175 3,24

Peternakan 563 10,43

Usaha Industri RT 10 0,19

Usaha Industri Sedang 58 1,07

Jasa dan Perdagangan 4.594 85,07

Jumlah 5.400 100

Sumber: Daftar Isian Potensi Daerah (2008)

Kontur tanah asal dari TPA merupakan lahhan kritis (tanah bekas galian).

Pembebasan lahan dilakukan pada tahun 1986-1987 dengan luas lahan mencapai

108 ha yang berada di wilayah Kelurahan Ciketing Udik, Sumur Batu, dan

Cikiwul. Pada awal pendirian TPA Bantar Gebang telah dilakukan studi Analisis

Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) oleh BKLH DKI Jakarta dan BKLH

Jawa Barat dan ditetapkan dalam radius 1 km dari TPA tidak diperbolehkan ada

pemukiman penduduk, tetapi pada prakteknya, bahkan sampai radius 50 m dari

TPA masih terdapat pemukiman penduduk.

TPA Bantar Gebang memiliki lima zona pembuangan sampah yang

penggunaannya disesuaikan dengan ketetapan perencanaan periode. Zona 1

memiliki luas 25 ha (luas efektif sebesar 18,8 ha) dan digunakan pada tahun 1988-

1991. Zona 2 memiliki luas total sebesar 23 ha (luas efektif sebesar 20 ha) dan

digunakan pasa periode waktu 1993-1997. Zona 3 memiliki luas total sebesar 34

Page 53: Contoh Makalah Bantar Gebang

ha (luas efektif sebesar 23,3 ha) yang dipergunakan pada periode waktu tahun

1994-1997. Zona 4 digunakan pada tahun 1988-2000 dengan luas total sebesar 13

ha (luas efektif sebesar 11,5 ha), dan zona 5 yang dipergunakan pada tahun 2001-

2002 memiliki luas total sebesar 12 ha (luas efektif sebesar 9,5 ha).Pada awal penggunaannya, TPA Bantar Gebang dikelola langsung oleh

Dinas Kebersihan DKI Jakarta dengan sistem open dumping. Tetapi, terhitung

mulai tanggal 1 Agustus 2004, atas kesepakatan Pemprov DKI Jakarta dan

Pemkot Bekasi, ditunjuk suatu perusahaan swasta yaitu PT Patriot Bangkit Bekasi

(PT PBB) untuk melakukan pengolahan sampah yang masuk ke TPA

Bantargebang.Pemprov DKI Jakarta membayar tipping fee kepada PT PBB

sebesar Rp 52.500 sebagai biaya pengelolaan untuk setiap ton sampah yang

masuk ke TPA. Biaya tersebut mencakup biaya dana kompensasi yang harus

diserahkan sebagai ganti rugi kepada warga yang bertempat tinggal di sekitar

wilayah TPA Bantar Gebang. Kontrak pengelolaan TPA Bantar Gebang telah

pindah tangan semenjak Desember 2008 yang diserahkan kepada PT Gudang Tua

Jaya yang kontraknya akan berakhir sampai pada tahun 2023.

Pengelolaan sampah di TPA Bantar Gebang dilakukan dengan sistem

sanitary landfill. Dengan tahapan pengoperasian TPA adalah sebagai berikut:

1. Sebelum dioperasikan, setiap zona TPA terlebih dulu di konstruksi. Tahapan

konstruksi lahan:

a. Lahan 0%

b. Cut dan fill

c. Pembentukan tanggul

d. Pemadatan landasan lahan

e. Pemasangan geomembran dan galian jalur pipa air lindi

f. Pelapisan geotekstil

Page 54: Contoh Makalah Bantar Gebang

g. Pelapisan tanah pelindung, pekerjaan pasir, pemasangan pipa air lindi,

dan pekerjaan koralh. Lahan siap pakai

2. Air lindi dialirkan ke kolam-kolam pengolahan IPAS dengan sistem

pipanisasi.

3. Proses pemusnahan sampah:

a. Penimbangan (akibat kerusuhan Desember 2001, jembatan tiang

mengalami ganguan teknis)

b. Pembongkaran (penurunan sampah dengan menggunakan excavator)

c. Penyebaran dan pemadatan (perataan sampah oleh bulldozer dan

pemadatan dengan landfill compactor)

d. Penutupan akhir

Air lindi yang dihasilkan sampah dialirkan ke kolam-kolam penampungan

Instalasi Pengolahan Air Sampah (IPAS). Di TPA Bantar Gebang terdapat empat

IPAS yang beroperasi. Setiap IPAS memiliki enam kolam penampungan yang

melakukan tahapan pengolahan air lindi yangberbeda-beda yaitu:

1. Ekualisasi (persamaan konseentrasi) dan proses aerisasi. Terdapat tiga tahap

ekualisasi, yaitu penghilangan amoniak, penurunan kadar BOD (biochemical

Oxygen Demand), dan penurunan kadar COD (chemical Oxygen Demand).

2. Proses kimia. Tahapan dalam proses kimia yaitu netralisasi asam-basa,

koagulasi, dan flokulasi.

3. Chemical clarifier (pemisahan antara cairan dengan lumpur)

4. Oksidasi

5. Biologocal clarifier (sedimentasi)

6. Polisingpod dan cleanwaterSetelah itu sampah diolah sesuai tahapan tersebut, kemudian akan dihasilkan air

yang sesuai dengan standar layak baku mutu dan dapat dialirkan ke badan air

Page 55: Contoh Makalah Bantar Gebang

(sungai). Standar layak baku mutu air meliputi:

1. pH berkisar antara 6-9

2. konduktivitas tidak terlalu tinggi (di bawah 30 µs/Nm)

3. kadar BOD 150 mg/l

4. kadar COD 300 mg/l

5.3. Karakteristik Responden

Karakteristik umum responden di Kelurahan Ciketing Udik diperoleh

berdasarkan survei yang dilakukan terhadap 48 wakil dari setiap rumah tangga

RW 04 Kelurahan Ciketing Udik. Karakteristik umum ini terdiri dari beberapa

variabel meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan formal, jenis pekerjaan, dan lama

tinggal di Ciketing Udik.

5.3.1. Jenis Kelamin

Sebagian besar responden yang masuk dalam survei adalah laki-laki, yaitu

berjumlah 31 orang (65%), sedangkan responden perempuan berjumlah 17 orang

(35%). Dominasi responden laki-laki dikarenakan pada umumnya kepala keluarga

sebagai pengambil keputusan dalam suatu rumah tangga adalah laki-laki sehingga

untuk menjawab pertanyaan yang diajukan dalam survei laki-laki lebih berperan.

Perbandingan antar responden laki-laki dan perempuan dapat dilihat pada Gambar

3.Gambar 3. Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber : Dikumpukan penulis dari hasil survey (2009)

5.3.2. Usia

Tingkat usia responden tergolong bervariasi dengan distribusi usia antara

kurang dari 24 tahun sampai dengan lebih dari 50 tahun. Jumlah responden

teringgi berada pada selang umur lebih 30-34 tahun, yaitu berjumlah 10 orang

(21% ). Responden yang berusia < 24 tahun memiliki jumlah responden yang

Page 56: Contoh Makalah Bantar Gebang

paling sedikit yaitu berjumlah 4 orang. Perbandingan distribusi usia responden

dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Sumber : Dikumpulkan penulis dari hasil survey (2009)

5.3.3. Pendidikan Formal

Tingkat pendidikan responden bervariasi, mulai dari jenjang Sekolah

Dasar (SD) sampai dengan jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA), tetapi ada

65%

35%

Jenis Kelamin

Laki-laki

Perempuan

8%

15%

21%

15%

13%

19%

10%

Usia

< 24

25-29

30-34

35-39

40-44

Page 57: Contoh Makalah Bantar Gebang

45-49

>50beberapa responden yang tidak mengikitu proses pendidikan formal. Sebanyak 6

responden (13%) tidak menempuh pendidikan formal, sebanyak 11 orang

responden (23%) menempuh pendidikan sampai jenjang SD, 9 orang responden

(19%) menempuh pendidikan sampai jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP),

dan 22 orang responden (46%) menempuh pendidikan sampai pada jenjang SMA.

Responden penelitian ini tidak ada yang mencapai tingkat pendidikan pada

jenjang perguruan tinggi, karena kesadaran mereka akan pendidikan yang

tergolong rendah. Selain itu, faktor lemahnya kondisi ekonomi juga menjadi

alasan sehingga tidak ada biaya untuk sekolah. Perbandingan persentase tingkat

pendidikan responden dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Sumber : Dikumpulkan penulis dari hasil survey (2009)

5.3.4. Jenis Pekerjaan

Jenis pekerjaan responden Ciketing Udik bervariasi, mulai dari responden

yang bekerja dari TPA, responden yang bekerja pada sektor jasa, ibu rumah

tangga, dan terdapat sebagian responden yang tidak bekerja. Responden yang

bekerja bersumber dari TPA termasuk pemulung, pengumpul plastik, penyobek

plastik, pengumpul besi dan kayu. Responden yang bekerja pada sektor jasa

mencakup pegawai swasta, buruh pabrik, penjual sayur, pedagang kelontong.

13%

23%

19%

46%

Tingkat Pendidikan

Page 58: Contoh Makalah Bantar Gebang

Tidak Bersekolah

SD

SMP

SMAMayoritas pekerjaan responden adalah pekerjaan yang bersumber dari TPA, hal

ini mengingat jarak yang dekat dengan TPA dan tingkat pendidikan dari

responden yang tergolong rendah. Perbandingan persentase jumlah responden

pada setiap jenis pekerjaan dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Sumber : Dikumpulkan penulis dari hasil survey (2009)

5.3.5. Lama Tinggal

Responden dalam penelitian ini terbagi menjadi dua kelompok

berdasarkan lamanya responden berdomisili di RW 04 Kelurahan Ciketing Udik,

yaitu penduduk asli dan penduduk pendatang. Mayoritas responden adalah

penduduk asli karena sudah tinggal di wilayah RW 04 Kelurahan Ciketing Udik

lebih dari 10 tahun. Sebagian responden yang nerupakan penduduk pendatang

datang ke RW 04 Kelurahan Ciketing Udik karena adanya TPA yang menjadi

sumber pendapatan, tetapi ada pula penduduk yang terpaksa tinggal di RW 04

Kelurahan Ciketing Udik karena terpaksa (ikut dengan suami, harga tanah di

tempat lain yang mahal, dan alasan-alasan lainnya). Persentase perbandingan

jumlah responden berdasarkan lama tinggal dapat dilihat pada Gambar 7.

33%

23%

23%

21%

Jenis Pekerjaan

Page 59: Contoh Makalah Bantar Gebang

Bersumber dari TPA

Jasa

Ibu rumah tangga

Tidak bekerja Gambar 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Tinggal

Sumber : Dikumpulkan penulis dari hasil survey (2009)

17%

8%

75%

Lama Tinggal

< 5 tahun

5-10 tahun

> 10 tahunVI. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1. Identifikasi Manfaat dan Kerugian Akibat Keberadaan Tempat

Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang

Keberadaan tempat pembuangan akhir memberikan dampak kepada

masyarakat. Dampak yang diberikan dapat berupa manfaat dan kerugian. Dampak

yang dirasakan masyarakat akibat keberadaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA)

diidentifikasi dengan analisis persepsi masyarakat. Pada saat pelaksanaan

penelitian, para responden diberi pilihan mengenai dampak keberadaan TPA

terhadap masyarakat. Manfaat antara lain : peningkatan pendapatan masyarakat,

salah satu sumber pendapatan pemerintah Kota Bekasi, memiliki nilai daur ulang.

Pilihan untuk kerugian antara lain: pencemaran air, pencemaran udara,

pencemaran tanah, sarang penyakit, dan pengurangan estetika Kota Bekasi.

6.1.1. Identifikasi Manfaat Akibat Keberadaan TPA Bantar Gebang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pihak responden memberikan persepsi

Page 60: Contoh Makalah Bantar Gebang

bahwa keberadaan TPA memberikan manfaat bagi masyarakat di sekitar TPA.

Persepsi dari masyarakat mengenai manfaat dapat dilihat pada Gambar 8. Gambar

8 menunjukkan bahwa menurut masyarakat manfaat yang timbul akibat

keberadaan TPA adalah peningkatan pendapatan, salah satu sumber pendapatan

pemerintah Kota Bekasi, dan memiliki nilai daur ulang.

Seluruh masyarakat memberikan persepsi bahwa keberadaan TPA Bantar

Gebang memberikan manfaat berupa pendapatan bagi masyarakat. Hal tersebut

dikarenakan masyarakat menilai bahwa banyak masyarakat yang bekerja

bersumber dari TPA Bantar Gebang. Pekerjaan yang ditekuni masyarakat antara

lain adalah pemulung, penyobek plastik, pengumpul plastik, pengumpul besi,

pengumpul kayu, dan lain-lain.Gambar 8. Persepsi Manfaat Masyarakat akibat Keberadaan TPA Berdasarkan

Jarak Dari TPA

Sumber : Dikumpulkan penulis dari survey (2009)

Dalam hal manfaat keberadaan TPA sebagai salah satu sumber pendapatan

pemerintah Kota Bekasi masyarakat yang bertempat tinggal > 2 km memberikan

penilaian paling besar (81%), masyarakat yang bertempat tinggal 1-2 km (19%),

sedangkan masyarakat yang bertempat tinggal < 1 km tidak menilai keberadaan

TPA memberikan manfaat sebagai salah satu pemasukan bagi pemerintah Kota

Bekasi. Banyaknya masyarakat yang tidak mengetahui bahwa pemerintah DKI

Jakarta membayar kepada pemerintah Kota Bekasi menjadi salah satu penyebab

masyarakat tidak memberikan penilaian ini sebagai manfaat dari TPA. Nilai daur

ulang hanya diberikan penilaian oleh masyarakat yang tinggal < 1 km dan > 2 km

sebagai manfaat dengan persentase yang sama yaitu 6%.

Hasil penelitian juga menunjukkan perbedaan persepsi mengenai manfaat

yang diberikan akibat keberadaan TPA Bantar Gebang antara masyarakat yang

Page 61: Contoh Makalah Bantar Gebang

berpendapatan berasal dari TPA dengan masyarakat yang berpendapatan bukan

dari TPA. Perbedaan tersebut didasari dengan adanya perbedaan profesi yang

ditekuni oleh masyarakat. Masyarakat dengan profesi sebagai pemulung kurang

100%

0%

6%

100%

19%

0%

100%

81%

6%

0% 20% 40% 60% 80% 100% 120%

Peningkatan pendapatan

Pemasukan PemKot Bekasi

Nilai daur ulang

> 2 km

1-2 km

< 1 kmmengetahui manfaat yang terjadi karena sebagian besar masyarakat pemulung

tersebut adalah pendatang. Persepsi masyarakat mengenai manfaat akibat

keberadaan TPA Bantar Gebang berdasarkan profesi dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Persepsi Manfaat Masyarakat akibat Keberadaan TPA Berdasarkan

Profesi

Sumber : Dikumpulkan penulis dari survey (2009)

Pada Gambar 9 seluruh masyarakat yang berpendapatan berasal dari TPA

Page 62: Contoh Makalah Bantar Gebang

(masyarakat pemulung) maupun masyarakat yang berpendapatan tidak berasal

dari TPA (masyarakat non-pemulung) menilai manfaat yang diberikan TPA

Bantar Gebang berupa peningkatan pendapatan. Hal ini disebabkan karena

sebagian masyarakat bekerja berasal dari TPA, sehingga masyarakat merasakan

dampak langsung dengan mendapatkan pendapatan dari TPA Bantar Gebang

ataupun hanya melihat dan mendengar cerita. Manfaat TPA Bantar Gebang

sebagai salah satu pemasukan Pemkot Bekasi diberi penilaian sebesar 13% oleh

masyarakat pemulung dan 54% oleh masyarakat non-pemulung. Hal tersebut

terjadi akibat masyarakat pemulung yang sebagian besar adalah masyarakat

pendatang (madura, wonogiri, indramayu, bogor, dll) sehingga mereka tidak

mengetahui mengenai manfaat berupa pemsukan bagi Pemkot Bekasi. Masyarakat

100%

13%

4%

100%

54%

4%

0% 50% 100% 150%

Peningkatan pendapatan

Pemasukan Pemkot Bekasi

Nilai daur ulang Pendapatan tidak

bersumber dari TPA

Pendapatan

bersumber dari TPApemulung dan non-pemulung sama-sama memberikan persepsi sebesar 4% untuk

manfaat TPA Bantar Gebang menimbulkan nilai daur ulang.

Page 63: Contoh Makalah Bantar Gebang

6.1.2. Identifikasi Kerugian Akibat Keberadaan TPA Bantar Gebang

Keberadaan TPA juga dinilai masyarakat memberikan dampak berupa

kerugian kepada mereka yang bertempat tinggal di sekitar TPA. Persepsi

masyarakat mengenai kerugian yang dirasakan dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10 menunjukkan bahwa kerugian yang dirasakan oleh masyarakat adalah

terjadinya pencemaran air, pencemaran udara, menjadi sarang penyakit, dan

pengurangan nilai estetika. Pencemaran tanah tidak dirasakan oleh masyarakat

yang bertempat tinggal di sekitar TPA karena masyarakat masih dapat

memanfaatkan lahan untuk menanam, bahkan ada beberapa masyarakat yang

menanam padi.

Gambar 10. Persepsi Kerugian Masyarakat Akibat Keberadaan TPA Berdasarkan

Jarak

Sumber : Dikumpulkan penulis dari hasil survey (2009)

Pencemaran air dirasakan paling besar oleh masyarakat yang bertempat

tinggal < 1 km (94%), pencemaran air juga dirasakan oleh masyarakat yang

94%

94%

0%

0%

88%

88%

38%

100%

38%

100%

Page 64: Contoh Makalah Bantar Gebang

38%

88%

0% 20% 40% 60% 80% 100% 120%

Pencemaran air

Pencemaran udara

Sarang penyakit

Pengurangan Estetika

> 2 km

1-2 km

< 1 kmbertempat tinggal antara 1-2 km (88%) dan > 2 km (38%). Warga yang bertempat

tinggal < 1 km paling besar merasakan pencemaran air karena lokasi wilayah

tempat tinggal mereka yang menyatu dengan wilayah TPA, bahkan air yang

berasal dari wilayah < 1 km secara fisik sudah berbau dan berwarna sehingga

masyarakat tidak dapat memanfaatkannya lagi sebagai sumber minum sehari-hari.

Udara yang bercampur dengan bau yang ditimbulkan oleh sampah yang

berada di TPA sangat dirasakan masyarakat, hal ini dapat dilihat dari penilaian

masyarakat dari pencemaran udara yang terjadi akibat keberadaan TPA.

Pencemaran udara dirasakan paling besar oleh masyarakat yang bertempat tinggal

> 2 km (100%), lalu < 1 km (94%), dan 1-2 km (88%). Masyarakat yang

bertempat tinggal > 2 km merasa paling terganggu dengan pencemaran udara,

apalagi saat tiba musim penghujan dimana sampah yang datang semakin banyak

sehingga bau yang ditimbulkan bertambah dan arah angin yang bertiup akan

menambah bau tersebut. Tetapi beberapa masyarakat merasa sudah biasa dengan

bau tersebut sehingga menilai bau tersebut bukan sebagai kerugian akibat

keberadaan TPA.

Page 65: Contoh Makalah Bantar Gebang

Berbagai penyakit dirasakan muncul akibat keberadaan TPA tersebut.

Terlihat dari penilaian masyarakat yang bertempat tinggal antara 1-2 km dan > 2

km yaitu sebesar 38%. Masyarakat menilai bahwa keberadaan TPA menyebabkan

banyaknya nyamuk yang muncul sebagai akibat dari menumpuknya sampah

apalagi pada musim-musim tertentu, sehingga TPA dinilai sebagai sarang

penyakit yang menimbulkan kerugian bagi masyarakat. Sementara masyarakat

yang bertempat tinggal < 1 km tidak melihat hal tersebut sebagai kerugian karena mereka telah terbiasa dengan kondisi lingkungan tersebut, karena wilayah tempat

tinggal mereka yang berdempet dengan TPA.

Pengurangan estetika dirasakan pula oleh masyarakat sebagai kerugian

yang diakibatkan oleh keberadaan TPA. Kerugian ini dirasakan paling besar oleh

masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah 1-2 km (100%), > 2 km (88%).

Masyarakat merasa terganggu dengan kondisi sampah yang menumpuk sehingga

tidak sedap dipandang mata. Masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah < 1

km tidak memandang keberadaan TPA mengurangi estetika lingkungan tempat

tinggal mereka. Hal ini dikarenakan mereka merasa bahwa TPA tersebut sudah

menjadi bagian dari lingkungan tempat tinggal mereka sehingga mereka telah

terbiasa dengan kondisi lingkungan tersebut.

Berdasarkan profesi yang ditekuni masyarakat, terjadi pula perbedaan

persepsi terhadap kerugian yang dirasakan. Masyarakat yang berprofesi sebagai

pemulung menilai bahwa kerugian yang dirasakan jauh lebih kecil dibandingkan

dengan manfaat yang diterima, sedangkan masyarakat non-pemulung menilai

bahwa kerugian yang diterima jauh lebih besar dibandingkan dengan manfaat

yang diterima. Persepsi masyarakat mengenai kerugian akibat keberadaan TPA

Bantar Gebang berdasarkan profesi dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11 menunjukkan masyarakat pemulung memberikan penilaian

Page 66: Contoh Makalah Bantar Gebang

kerugian berupa pencemaran air akibat keberadaan TPA Bantar Gebang sebesar

92%, sedangkan masyarakat non-pemulung sebesar (54%). Hal ini terkait dengan

jarak pemukiman masyarakat pemulung yang hampir seluruhnya berdempet

dengan lokasi TPA, sehingga pencemaran air sangat dirasakan oleh masyarakat

pemulung. Kerugian masyarakat berupa pencemaran udara diberi penilaian oleh masyarakat pemulung sebesar 88% dan oleh masyarakat non-pemulung sebesar

100%. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar masyarakat pemulung telah

terbiasa dengan udara di sekitar TPA yang menimbulkan bau yang cukup

menyengat.

Gambar11 : Persepsi Kerugian Masyarakat Akibat Keberadaan TPA Bantargebang

Berdasarkan Profesi

Sumber : Dikumpulkan penulis dari hasil survey (2009)

Sarang penyakit sebagai kerugian akibat keberadaan TPA Bantar Gebang

dinilai oleh masyarakat pemulung sebesar 13% dan masyarakat non-pemulung

38%. Sebagian besar masyarakat pemulung tidak menganggap hal tersebut

sebagai kerugian akibat keberadaan TPA Bantar Gebang dikarenakan mereka

telah terbiasa dengan kondisi lingkungan TPA yang juga menjadi lahan mereka

bekerja. Pengurangan estetika juga dinilai kecil oleh masyarakat pemulung (42%),

sedangkan oleh masyarakat pemulung sebesar 83%. Hal tersebut dikarenakan

masyarakat pemulung telah menganggap TPA sebagai bagian dari tempat tinggal

mereka, karena pada umumnya masyarakat pemulung tinggal di sekitar TPA.

92%

88%

13%

42%

54%

Page 67: Contoh Makalah Bantar Gebang

100%

38%

83%

0% 50% 100% 150%

Pencemaran air

Pencemaran udara

Sarang penyakit

Pengurangan Estetika

Pendapatan tidak

bersumber dari TPA

Pendapatan

bersumber dari TPA6.2. Estimasi Manfaat dan Kerugian Akibat Keberadaan TPA Bantar

Gebang

6.2.1. Estimasi Manfaat Akibat Keberadaan TPA Bantar Gebang

Keberadaan TPA Bantar Gebang sedikit banyak memberikan manfaat bagi

masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar TPA tersebut, antara lain

pembukaan lapangan pekerjaan baru sehingga mereka mampu mendapatkan

penghasilan dari bekerja di TPA tersebut. Pekerjaan tersebut dapat berupa

menjadi pemulung, penyobek plastik, pemungut kayu, sampai dengan pemilik

lapak.

Manfaat yang berupa penerimaan pendapatan masyarakat dapat diestimasi

melalui seberapa besar masyarakat di sekitar wilayah TPA Bantar Gebang yang

bekerja bersumber dari TPA tersebut seperti menjadi pemulung, penyobek plastik,

penggepeng kaleng (besi), pengumpul. Berdasarkan penelitian yang dilakukan,

masyarakat mendapatkan penghasilan dari TPA Bantar Gebang sebagai penyobek

Page 68: Contoh Makalah Bantar Gebang

plastik, pengumpul plastik, dan penggepeng besi. Manfaat yang dirasakan

masyarakat dapat dilihat dari Tabel 11.

Tabel 11. Pendapatan Bersumber dari TPA Bantar Gebang

Wilayah Pendapatan/minggu

(Rp)

Pendapatan/tahun

(Rp)

< 1km 2.006.750 104.351.000

1-2 km 1.523.000 79.196.000

>2 km 0 0

Total (Rp) 3.529.750 183.547.000

Sumber : Dikumpulkan penulis dari survey (2009)

Dari Tabel 11 manfaat yang dirasakan oleh masyarakat sebesar Rp

183.547.000. Nilai ini didapat dari penjumlahan pendapatan rata-rata total

masyarakat yang bekerja bersumber dari TPA selama satu tahun dengan rata-rata

waktu bekerja mereka adalah 6-7 hari dalam satu minggu dan dengan asumsi 52 minggu dalam satu tahun. Nilai tersebut bisa saja menjadi lebih besar apabila

seluruh responden bekerja bersumber dari TPA Bantar Gebang.

Manfaat terbesar dirasakan oleh masyarakat yang bertempat tinggal di

wilayah < 1 km (Rp104.351.000) dalam satu tahun, hal tersebut dikarenakan jarak

wilayah < 1 km yang berdempet dengan TPA Bantar Gebang sehingga orientasi

pekerjaan masyarakat di wilayah < 1 km bersumber dari TPA. Pada wilayah 1-2

km, masyarakat mendapatkan manfaat dari peningkatan pendapatan adalah

sebesar Rp 79.196.000 dalam satu tahun. Masyarakat yang bertempat tinggal di

wilayah >2 km tidak mendapatkan manfaat (Rp 0), hal ini dikarenakan tidak

adanya responden yang bertempat tinggal di wilayah > 2 km yang bekerja

Page 69: Contoh Makalah Bantar Gebang

bersumber dari TPA.

6.2.2. Estimasi Kerugian Akibat Keberadaan TPA Bantar Gebang

Kerugian yang dialami oleh masyarakat akibat keberadaan TPA Bantar

Gebang dinilai dengan dua metode yaitu biaya pengganti dan biaya pengobatan.

Biaya pengganti dikeluarkan oleh masyarakat akibat pembelian sumber air karena

sumber air yang biasa mereka gunakan tercemar akibat keberadaan TPA Bantar

Gebang. Pengeluaran biaya pengganti akibat keberadaan TPA Bantar Gebang

untuk sumber air minum dapat dilihat pada Tabel 12.

Pada Tabel 12 didapat nilai sebesar Rp12.168.000. Nilai tersebut didapat

dari nilai pembelian responden atas sumber air pengganti untuk sumber air

minum. Untuk sumber minum dan memasak responden membeli air galon(air

minum dalam kemasan) sebagai pengganti air sumur yang biasa mereka gunakan

untuk kebutuhan minum dan memasak sehari-hari.Tabel 12. Biaya Pengganti Untuk Sumber Minum Akibat Pencemaran Air

Berdasarkan Jarak Tempat Tinggal

Wilayah Jumlah Masyarakat

Membeli Air

(Orang)

Biaya Pembelian Air

Minum/minggu

(Rp)

Biaya Pembelian Air

Minum/tahun

(Rp)

< 1km 14 201.000 10.452.000

1-2 km 4 33.000 1.716.000

Page 70: Contoh Makalah Bantar Gebang

>2 km 0 0 0

Total (Rp) 234.000 12.168.000

Sumber : Dikumpulkan penulis dari survey (2009)

Masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah < 1 km hampir seluruhnya

(14 orang) menggunakan air galon untuk sumber air minum dan keperluan

memasak mereka. Hal ini disebabkan karena air sumur di lingkungan mereka

sudah tidak layak untuk digunakan sebagai keperluan minum karena secara fisik

sudah tercemar (berwarna dan berbau). Masyarakat yang bertempat tinggal di

wilayah antara 1- 2 km hanya sebesar 4 orang yang menggunakan air galon

sebagai pengganti sumber air minum, hal ini dikarenakan hanya sebagian wilayah

1-2 km yang baru tercemar akibat keberadaan TPA selain karena wilayah

penelitian antara 1-2 km yang lebih tinggi dibanding wilayah TPA Bantargebang.

Masyarakat yang bertempat tinggal pada wilayah > 2 km tidak ada yang

menggunakan sumber air pengganti untuk keperluan minum dan memasak karena

masyarakat menilai air sumur di wilayah mereka dapat digunakan untuk keperluan

sehari-hari.

Berdasarkan profesi yang ditekuni masyarakat, sebagian besar masyarakat

pemulung menggunakan sumber air pengganti untuk sumber air minum. Hal ini

diakibatkan sumber air yang dimiliki masyarakat pemulung telah tercemar, karena

masyarakat pemulung bertempat tinggal di sekitar TPA Bantar Gebang.

Masyarakat non-pemulung hanya sebagian kecil yang menggunakan sumber air pengganti sebagai sumber air minum, karena jarak tempat tinggal mereka yang

cukup jauh dan lebih tinggi dari TPA Bantar Gebang. Pengeluaran biaya

pengganti untuk sumber air minum berdasarkan profesi dapat dilihat pada Tabel

13.

Tabel 13. Biaya Pengganti Untuk Sumber Minum Akibat Pencemaran Air

Page 71: Contoh Makalah Bantar Gebang

Berdasarkan Profesi

Profesi Jumlah

Masyarakat

Membeli Air

(Orang)

Biaya Pembelian Air

Minum/minggu

(Rp)

Biaya Pembelian

Air Minum/tahun

(Rp)

Pemulung 16 194.000 10.088.000

Non-pemulung 2 40.000 2.080.000

Total (Rp) 234.000 12.168.000

Sumber : Dikumpulkan penulis dari survey (2009)

Pada Tabel 13 terlihat bahwa masyarakat pemulung lebih banyak

mengeluarkan biaya untuk membeli sumber air pengganti sebagai sumber air

minum mereka. hal tersebut dikarenakan sumber air mereka yang sudah tidak

dapat dikonsumsi sebagai air minum karena secara fisik sudah tidak layak untuk

digunakan, sedangkan masyarakat non-pemulung hanya sebagian kecil yang

menggunakan sumber air pengganti sebagai sumber air minum. Pada Tabel 13

terlihat pula bahwa kerugian akibat keberadaan TPA lebih besar dirasakan oleh

masyarakat pemulung dibandingkan masyarakat non-pemulung.

Untuk keperluan MCK (mandi, cuci, kakus) hanya sebanyak 2 masyarakat

yang menggunakan sumber air pengganti. Hal ini dikarenakan sebagian besar

Page 72: Contoh Makalah Bantar Gebang

masyarakat masih menilai bahwa air yang berada di wilayah mereka masih aman

digunakan untuk keperluan MCK walaupun air di wilayah mereka sudah berwarna

dan berbau. Biaya yang dikeluarkan masyarakat untuk keperluan MCK akibat

tercemarnya sumber air masyarakat akibat keberadaan TPA Bantar Gebang dapat dilihat pada Tabel 14. Biaya untuk pembelian sumber air pengganti untuk

keperluan MCK ditentukan berdasarkan jumlah konsumsi air penduduk kota

menurut Wardhana (2004) dengan berbagai penyesuaian dan dikalikan dengan

harga air perm

3

yang berlaku di Kota Bekasi.

Tabel 14. Biaya Pengganti Untuk Keperluan MCK Akibat Pencemaran Air

Berdasarkan Jarak Tempat Tinggal

Wilayah Jumlah Masyarakat Membeli Air

(orang)

Biaya/bulan

(Rp)

Biaya/tahun

(Rp)

< 1 km 2 60.275 723.300

1-2 km 0 0 0

>2 km 0 0 0

Total 723.300

Sumber : Dikumpulkan penulis dari survey (2009)

Berdasarkan profesi yang ditekuni masyarakat, hanya sebagian kecil

masyarakat pemulung yang menggunakan sumber air pengganti untuk keperluan

MCK, sedangkan masyarakat non-pemulung tidak menggunakan sumber air

Page 73: Contoh Makalah Bantar Gebang

pengganti untuk keperluan MCK. Biaya yang dikeluarkan masyarakat untuk

keperluan MCK akibat tercemarnya sumber air masyarakat berdasarkan profesi

akibat keberadaan TPA Bantar Gebang dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15. Biaya Pengganti Untuk Keperluan MCK Akibat Pencemaran Air

Berdasarkan Jarak Tempat Tinggal

Profesi Jumlah Masyarakat Membeli Air

(orang)

Biaya/bulan

(Rp)

Biaya/tahun

(Rp)

Pemulung 2 60.275 723.300

Non-pemulung 0 0 0

Total 723.300

Sumber : Dikumpulkan penulis dari survey (2009)

Kerugian yang ditimbulkan oleh keberadaan TPA Bantar Gebang akibat

pencemaran air tidak hanya membuat masyarakat mengeluarkan biaya untuk

mengganti sumber air yang biasa mereka gunakan tetapi juga berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar TPA.

Pencemaran air yang terjadi membuat masyarakat menderita penyakit akibat air

yang tercemar tersebut antara lain penyakit pencernaan, kulit, dan pernafasan.

Kerugian yang dialami masyarakat akibat penyakit pencernaan berdasarkan jarak

tempat tinggal dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16. Biaya Pengobatan Penyakit Pencernaan Akibat Pencemaran Air

Berdasarkan Jarak Tempat Tinggal

Wilayah Jumlah

Page 74: Contoh Makalah Bantar Gebang

Penderita

(orang)

Biaya

Pengobatan

(Rp)

Intensitas

Penyakit

dalam Satu

Tahun

Total Biaya

Pengobatan

/tahun

(Rp)

< 1 km 1 26.000 3 78.000

1-2 km 2 26.000 3 156.000

>2 km 0 26.000 3 0

Total 234.000

Sumber : Dikumpulkan penulis dari survey (2009)

Pada Tabel 16 kerugian akibat penyakit pencernaan yang diakibatkan oleh

keberadaan TPA Bantargebang adalah sebesar Rp 234.000. Nilai tersebut didapat

dari biaya pengobatan masyarakat yang terkena penyakit pencernaan selama satu

tahun. Penyakit pencernaan yang diderita oleh masyarakat adalah diare.

Masyarakat yang menderita penyakit pencernaan tersebut dikarenakan masih

menggunakan air sumur sebagai keperluan minum dan memasak sehari-hari.

Penyakit pencernaan dialami oleh masyarakat yang berempat tinggal < 1 km dan

Page 75: Contoh Makalah Bantar Gebang

antara 1-2 km, hal tersebut dikarenakan sumber air masyarakat yang tinggal pada

jarak tersebut telah tercemar air lindi yang dihasilkan TPA Bantar Gebang.

Berdasarkan pekerjaan yang ditekuni masyarakat, masyarakat pemulung

yang menderita panyakit pencernaan sebesar 2 orang, sedangkan masyarakat nonpemulung sebesar 1 orang. Hal tersebut diakibatkan karena sebagian besar

masyarakat pemulung masih menggunakan air sumur mereka untuk kebutuhan memasak mereka sehingga tidak menutup kemungkinan untuk terkena pwnyakit

pencernaan . Kerugian masyarakat berupa penyakit pencernaan akibat keberadaan

TPA Bantar Gebang berdasarkan profesi dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17. Biaya Pengobatan Penyakit Pencernaan Akibat Pencemaran Air

Berdasarkan Profesi

Profesi Jumlah

Penderita

(orang)

Biaya

Pengobatan

(Rp)

Intensitas

Penyakit

dalam Satu

Tahun

Total Biaya

Pengobatan

/tahun

(Rp)

Pemulung 2 26.000 3

Page 76: Contoh Makalah Bantar Gebang

156.000

Non-pemulung 1 26.000 3

78.000

Total 234.000

Sumber : Dikumpulkan penulis dari survey (2009)

Selain penyakit pencernaan, pencemaran air juga mengakibatkan penyakit

kulit. Penyakit kulit yang diderita responden sebagian besar adalah gatal-gatal.

Hal tersebut diakibatkan responden tetap menggunakan air sumur yang sudah

tercemar untuk keperluan MCK. Kerugian masyarakat yang diderita akibat

penyakit kulit yang diderita masyarakat dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18

menunjukkan nilai sebesar Rp 52.000 yang didapat dari biaya pengobatan

masyarakat yang menderita penyakit kulit selama satu tahun. Masyarakat yang

menderita penyakit kulit adalah masyarakat pendatang yang belum lama tinggal di

sekitar daerah TPA Bantar Gebang, sehingga kondisi tubuh mereka yang masih

belum dapat beradaptasi seperti masyarakat asli pada umumnya.

Berdasarkan profesi yang ditekuni masyarakat, penyakit kulit hanya

dialami oleh masyarakat pemulung. Hal tersebut dikarenakan tempat tinggal

pemulung yang umumnya berjarak lebih dekat dengan TPA Bantar Gebang

sehingga tingkat air yang tercemar lebih tinggi. Hal ini juga didukung dengan

kondisi dimana hampir seluruh masyarakat pemulung adalah masyarakat pendatang sehingga kekebalan tubuh mereka yang masih sulit beradaptasi dengan

sumber air yang ada. Kerugian masyarakat berupa penyakit kulit akibat

pencemaran air oleh TPA Bantar Gebang berdasarkan profesi dapat dilihat pada

Tabel 19.

Tabel 18. Biaya Pengobatan Penyakit Kulit Akibat Pencemaran Air

Berdasarkan Jarak Tempat Tinggal

Page 77: Contoh Makalah Bantar Gebang

Wilayah Jumlah

Penderita

(orang)

Biaya

Pengobatan

(Rp)

Intensitas

Penyakit

dalam Satu

Tahun

Total Biaya

Pengobatan/tahun

(Rp)

< 1 km 1 26.000 2 52.000

1-2 km 0 26.000 2 0

>2 km 0 26.000 2 0

Total 52.000

Sumber : Dikumpulkan penulis dari survey (2009)

Kurangnya perhatian pengelola TPA Bantar Gebang mengenai sanitasi

menjadi salah satu penyabab tercemarnya air sumur warga. Bocornya air limpasan

hasil dari tumpukan sampah dari TPA yang merembes masuk ke dalam tanah

menjadi penyebab utama tercemarnya air sumur masyarakat di dekitar TPA

Bantar Gebang. Rendahnya kesadaran masyarakat akan sanitasi manjadi

pendukung penyebab munculnya penyakit yang dialami masyarakat.

Tabel 19. Biaya Pengobatan Penyakit Kulit Akibat Pencemaran Air

Page 78: Contoh Makalah Bantar Gebang

Berdasarkan Profesi

Profesi Jumlah

Penderita

(orang)

Biaya

Pengobatan

(Rp)

Intensitas

Penyakit

dalam Satu

Tahun

Total Biaya

Pengobatan/t

ahun

(Rp)

Pemulung 1 26.000 2 52.000

Non-pemulung 0 26.000 2 0

Total 52.000

Sumber : Dikumpulkan penulis dari survey (2009)

Pencemaran udara akibat bau yang dihasilkan oleh TPA Bantar Gebang

yang berasal dari sampah yang menumpuk dinilai mengganggu oleh masyarakat. Lebih jauh, hal tersebut dapat menimbulkan penyakit pernafasan bagi yang

menghirup udara yang tercemar tersebut. Penyakit yang dapat ditimbulkan oleh

bau tersebut antara lain adalah penyakit batuk dan sesak nafas. Untuk mengatasi

penyakit tersebut masyarakat harus mngeluarkan biaya untuk mengobati penyakit

yang mereka derita. Biaya yang dikeluarkan masyarakat akibat pencemaran udara

Page 79: Contoh Makalah Bantar Gebang

berdasarkan jarak tempat tinggal dapat dilihat pada Tabel 20.

Tabel 20. Biaya Pengobatan Penyakit Pernafasan Akibat Pencemaran Udara

Berdasarkan Jarak Tempat Tinggal

Wilayah Jumlah

Penderita

(Orang)

Biaya

Pengobatan

(Rp)

Intensitas

Penyakit dalam

Satu Tahun

Total Biaya

Pengobatan/tahun

(Rp)

< 1 km 0 26.000 4 0

1-2 km 0 26.000 4 0

>2 km 2 26.000 4 208.000

Total

208.000

Sumber : Dikumpulkan penulis dari survey (2009)

Masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah < 1 km dan 1-2 km tidak

menderita penyakit pernafasan. Hal ini disebabkan karena mereka telah terbiasa

dengan udara yang sehari-hari mereka hirup. Hal tersebut juga menyangkut

dengan sistem kekebalan tubuh manusia, tubuh manusia akan menjadi terbiasa

Page 80: Contoh Makalah Bantar Gebang

(kebal) apabila terus-menerus menerima zat-zat yang tercemar. Penyakit

pernafasan hanya diderita pada masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah > 2

km, apalagi pada musim hujan dimana banyak angin yang bertiup ke arah wilayah

> 2 km sehingga bau yang ditimbulkan juga semakin besar yang sampai dapat

menimbulkan sesak nafas bagi yang menghirupnya.

Berdasarkan profesi yang ditekuni masyarakat, penyakit pernafasan hanya

dialami oleh masyarakat non-pemulung. Masyarakat non-pemulung mengalami

penyakit pernafasan akibat dampak dari bau yang diakibatkan oleh keberadaan TPA Bantar Gebang. Masyarakat pemulung tidak menderita penyakit pernafasan

karena mereka telah terbiasa dengan udara di sekitar mereka yang tercemar. Hal

tersebut karena hampir setiap hari mereka menghirup udara tersebut sehingga

kekebalan tubuh mereka terhadap pencemaran udara telah meningkat. Kerugian

masyarakat berupa biaya pengobatan penyakit pernafasan berdasarkan profesi

dapat dilihat pada Tabel 21.

Tabel 21. Biaya Pengobatan Penyakit Pernafasan Akibat Pencemaran Udara

Berdasarkan Profesi

Profesi Jumlah

Penderita

(Orang)

Biaya

Pengobatan

(Rp)

Intensitas

Penyakit dalam

Satu Tahun

Total Biaya

Page 81: Contoh Makalah Bantar Gebang

Pengobatan/tahun

(Rp)

Pemulung 0 26.000 4 0

Nonpemulung

2 26.000 4 208.000

Total

208.000

Sumber : Dikumpulkan penulis dari survey (2009)

Masyarakat tidak menderita kerugian berupa TPA sebagai sarang penyakit.

Hal tersebut dikarenakan masyarakat tidak menderita sakit yang diakibatkan

sumber-sumber penyakit yang berasal dari TPA dalam kurun waktu satu tahun

terakhir sehingga kerugian yang diderita masyarakat adalah RP 0.

Total kerugian masyarakat akibat keberadaan TPA Bantar Gebang

diestimasi dengan menjumlahkan semua kerugian yang dialami. Kerugian

masyarakat yang diestimasi berupa biaya pengganti dan biaya kesehatan yaitu

biaya pengganti untuk sumber air minum dan memasak, biaya pengganti untuk

MCK, biaya pengobatan penyakit pencernaan, biaya pengobatan penyakit kulit,

biaya pengobatan penyakit pernafasan dan biaya pengobatan penyakit masyarakat

dimana peran TPA sebagai sarang penyakit. Total estimasi kerugian masyarakat

berdasarkan jarak tempat tinggal dapat dilihat pada Tabel 22. Kerugian paling

besar dirasakan oleh masyarakat dengan jarak tempat tinggal < 1 km, dikarenakan jarak tempat tinggal mereka yang berdempet dengan TPA menyebabkan kerugian

yang semakin besar pula.

Tabel 22. Total Kerugian Masyarakat Akibat Keberadaan TPA Bantar

Gebang Berdasarkan Jarak Tempat Tinggal

Wilayah Biaya Pengganti

Page 82: Contoh Makalah Bantar Gebang

(Replacement cost)

(Rp)

Biaya Kesehatan

(Cost of Illness)

(Rp)

Total

(Rp)

< 1 km 11.175.300 130.000 11.305.300

1-2 km 1.716.000 156.000 1.872.000

>2 km 0 208.000 208.000

Total (Rp) 12.891.300 494.000 13.385.300

Sumber : Dikumpulkan penulis dari survey (2009)

Berdasarkan profesi masyarakat, kerugian paling besar dialami oleh

masyarakat pemulung. Hal tersebut dikarenakan interaksi masyarakat pemulung

yang lebih intensif dengan sampah dan TPA, selain itu sebagian besar tempat

tinggal masyarakat pemulung yang berdempet dengan TPA menyebabkan

sumber-sumber air mereka tercemar dan tidak dapat digunakan. Total estimasi

kerugian masyarakat akibat keberadaan TPA berdasarkan profesi dapat dilihat

pada Tabel 23.

Tabel 23. Total Kerugian Masyarakat Akibat Keberadaan TPA Bantar

Gebang Berdasarkan Profesi

Profesi Biaya Pengganti

(Replacement cost)

(Rp)

Biaya Kesehatan

Page 83: Contoh Makalah Bantar Gebang

(Cost of Illness)

(Rp)

Total

(Rp)

Pemulung 10.811.300 208.000 11.019.300

Non-pemulung 2.080.000 286.000 2.366.000

Total (Rp) 12.891.300 494.000 13.385.300

Sumber : Dikumpulkan penulis dari survey (2009)

6.3. Perbandingan Antara Manfaat dan Kerugian Akibat Keberadaan

TPA Bantar Gebang

Manfaat dan kerugian yang diakibatkan oleh keberadaan TPA Bantar

Gebang tentunya dapat dikendalikan baik oleh pemilik, pengelola, maupun masyarakat. Hal tersebut tentunya akan meningkatkan manfaat yang telah

dihasilkan akibat keberadaan TPA Bantar Gebang menjadi lebih besar. Hal

tersebut tentunya juga dapat mengurangi kerugian yang dirasakan masyarakat

akibat keberadaan TPA Bantar Gebang.

Manfaat yang dirasakan masyarakat adalah sebesar Rp183.547.000

sebagian besar dirasakan oleh masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah yang

berjarak < 1 km, sedangkan untuk masyarakat yang bertempat tinggal yang

jaraknya > 2 km manfaat yang berupa peningkatan pendapatan tidak dirasakan

sepenuhnya. Hal tersebut tentunya akan menimbulkan kesenjangan antara

masyarakat yang mendapatkan manfaat secara langsung berupa pendapatan

dengan masyarakat yang tidak memanfaatkan pendapatan. Pengelola sebaiknya

memberikan solusi untuk memberikan manfaat yang sebanding antara masyarakat

yang tempat tinggalnya berjarak < 1km dengan > 2 km.

Total estimasi kerugian yang dialami oleh masyarakat adalah sebesar

Page 84: Contoh Makalah Bantar Gebang

Rp13.385.300. Kerugian yang dirasakan oleh masyarakat berupa biaya yeng

dikeluarkan untuk mengganti kebutuhan air mereka sehari-hari dan biaya

pengobatan yang diakibatkan oleh pencemaran yang terjadi di sekitar lingkungan

masyarakat. Biaya yang dikeluarkan masyarakat tergolong dinilai masih kecil

dibandingkan dengan pencemaran yang terjadi. Hal tersebut diakibatkan

kepedulian masyarakat yang masih rendah terhadap kebersihan air dan kesehatan,

sehingga sebagian besar masyarakat tetap mengkonsumsi air sumur yang sudah

tercemar akibat keberadaan TPA Bantar Gebang. Selain itu, sistem tubuh manusia

yang dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitar juga menjadi salah satu

penyebab minimnya kerugian yang dirasakan masyarakat. Terlihat dari sedikitnya jumlah masyarakat yang menderita penyakit pencernaan, kulit, maupun

pernafasan akibat pencemaran yang diakibatkan TPA. Masyarakat sudah

menganggap pencemaran itu hal yang wajar terjadi di lingkungan tempat tinggal

mereka.

Dari estimasi yang telah dilakukan maka nilai manfaat bersih yang

dihasilkan akibat keberadaan TPA Bantar Gebang dapat ditentukan dengan

pengurangan antara manfaat dengan kerugian yang telah dihasilkan. Manfaat

bersih yang dihasilkan oleh keberadaan TPA Bantar Gebang adalah sebesar Rp

170.161.700. Nilai tersebut menunjukkan nilai yang positif, maka keberadaan

TPA Bantar Gebang memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan

kerugian yang dirasakan oleh masyarakat. Manfaat tersebut berupa peningkatan

pendapatan masyarakat bagi masyarakat di sekitar TPA Bantar Gebang.

Nilai manfaat bersih yang positif dikarenakan dampak yang diterima

masyarakat berupa kerugian akibat keberadaan TPA Bantar Gebang bersifat

komulatif. Kerugian yang diderita oleh masyarakat tidak hanya dirasakan di masa

sekarang, tetapi juga akan dirasakan di masa yang akan datang yang efeknya akan

Page 85: Contoh Makalah Bantar Gebang

semakin besar dari waktu ke waktu. Hal tersebut didukung dengan kurangnya

kepedulian masyarakat terhadap masalah lingkungan dan kesehatan akan dirinya

sendiri sehingga kerugian yang dirasakan masyarakat pada saat ini dinilai sangat

kecil. Hal ini dapat menjadi sinyal peringatan bagi masyarakat bahwa manfaat

yang diterima akibat keberadaan TPA Bantar Gebang pada saat sekarang dapat

menjadi jauh lebih kecil dibandingkan dengan kerugian yang akan diterima oleh

masyarakat akibat keberadaan TPA Bantar Gebang di masa yang akan datang.6.4. Sistem Pengelolaan dan Penanganan Sampah

Besarnya manfaat yang dihasilkan akibat keberadaan TPA Bantar Gebang

bagi masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar TPA seharusnya dapat

mendorong pengelola, pemerintah, dan masyarakat untuk memperbesar manfaat

yang dihasilkan. Manfaat dapat dioptimalkan dengan memberdayakan masyarakat

sekitar yang tidak bekerja sehingga manfaat yang dihasilkan dapat lebih besar dan

merata.

Pengelolaan sampah yang masih mengandalkan pengelolaan secara

sanitary landfill menjadi salah satu penghambat tidak maksimalnya manfaat yang

diterima masyarakat. Sistem pengelolaan secara sanitary landfill hanya fokus

bagaimana mengatasi sampah yang ada tanpa adanya pengolahan yang lebih

lanjut. Potensi yang besar dimiliki oleh sampah tersebut apabila dikelola dengan

baik.

Sistem pengelolaan sampah dengan cara pengelolaan sampah dan

menjadikannya barang daur ulang menjadi salah satu solusi pengelolaan sampah

yang memberikan manfaat yang cukup besar. Sistem pengelolaan tersebut telah

digunakan oleh Pemerintah Kota Depok melalui program Unit Pengelolaan

Sampah (UPS) yang berada di sekitar wilayah TPA Cipayung. Pemkot Depok

telah mencoba program UPS dengan pilot project pada daerah Cipayung, sistem

Page 86: Contoh Makalah Bantar Gebang

pengelolaan dengan sistem UPS tentunya menimbulkan manfaat bagi masyarakat

sekitar. Terlihat dari keuntungan yang didapat dari pelaksanaan sistem UPS

tersebut sebesar Rp 51.634.264 pertahun dalam skala UPS. Manfaat tersebut

tentunya manambah manfaat bersih akibat keberadaan TPA Bantar Gebang, karena bahan baku dalam pelaksanaan UPS yang berupa sampah dan dapat

berasal dari TPA Bantar Gebang.

Pelaksanaan pengelolaan sampah dengan skala UPS juga dapat

dilaksanakan pada tingkat hulu, yaitu dilaksanakan pada tingkat masyarakat

Jakarta selaku penghasil sampah di TPA Bantar Gebang. Masyarakat dapat

mendirikan unit-unit pengelolaan sampah di sekitar tempat tinggal mereka untuk

mengurang jumlah sampah organik yang mereka hasilkan. Hal ini tentunya akan

mengurangi berbagai macam biaya, seperti biaya pengangkutan dan dapat

membantu mengurangi dampak negatif yang diterima oleh masyarakat di sekitar

TPA Bantar Gebang, serta mengasilkan manfaat bagi masyarakat Jakarta itu

sendiri.

Pengelola maupun Pemprov DKI Jakarta beserta Pemkot Bekasi dapat

membentuk suatu yayasan seperti yang telah dilakukan di daerah Lhoksumawe

(Palapa Plastic Recycle Foundation) yang kini telah dilirik oleh perusahaan

pendaur ulang plastik terbesar di dunia (Fukotomi). Berbeda dengan agen barang

bekas, yayasan ini memberikan pengetahuan kepada pemulung untuk

membedakan sampah plastik secara ekonomis. Yayasan ini mendorong para

pemulung untuk memisahkan jenis plastik berdasarkan unsur kimianya. Sampah

yang dijual para pemulung dapat meningkat berkali-kali lipat apabila sampah

plastik telah dipisahkan dibanding dengan sampah plastik yang masih bercampur

baur

8

Page 87: Contoh Makalah Bantar Gebang

.

Palapa Plastic Recycle Foundation (PPRF) memiliki tempat penampungan

dan pengolahan plastik. Pabrik ini berfungsi untuk mengubah bentuk plastik

8

http://laguna-bumihijau.blogspot.com/2009/03/daur-ulang-sampah-plastik-di.htmlmenjadi cacahan plastik atau plastic chips, plastik dalam bentuk ini harganya jauh

lebih mahal lagi. Perwakilan fukotomi asal Korea mendatangi pihak PPRF dan

meminta untuk dikirimkan plastic chips sebanyak dua kontainer, hal ini dapat

dilakukan karena kapasitas dari pabrik pengolahan plastik PPRF yang dapat

mencapai 150 ton dalam satu bulan. PPRF tentunya dapat menjadi inspirasi bagi

pemerintah untuk meningkatkan manfaat bagi masyarakat di sekitar TPA,

ditambah dengan pembukaan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar

untuk tenaga kerja pabrik pengelolaan sampah plastik.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dapat melakukan pengelolaan sampah

lebih awal ditingkat rumah tangga. Pemprov DKI Jakarta dapat menerapkan

sistem 3R (reduce, reuse, recycle) sehingga jumlah sampah dapat ditekan dari

sumbernya. Salah satu program yang dapat dilakukan adalah pengomposan yang

telah banyak dilakukan di tinggkat rumah tangga. Teknik pembuatan yang mudah

dan manfaat pupuk yang dihasilkan seharusnya menjadi motivasi masyarakat

untuk memanfaatkan sampah pada tingkat rumah tangga.

Pemerintah provinsi DKI Jakarta juga dapat menerapkan sistem

pembayaran yang didasari dengan jumlah sampah anorganik yang dibuang oleh

masyarakat (penghasil sampah). Biaya pembuangan sampah akan semakin besar

apabila sampah anorganik yang mereka hasilkan semakin besar. Hal ini tentunya

akan memnerikan insentif bagi masyarakat untuk mengurangi jumlah sampah

Page 88: Contoh Makalah Bantar Gebang

yang mereka hasilkan sehingga dapat mengurangi jumlah sampah yang masuk di

TPA Bantargebang.

Pemkot Bekasi sebaiknya memberlakukan pembentukan zona penyangga

dan zona budidaya terbatas. Zona penyangga adalah zona yang berjarak sampai dengan 500m dari TPA, pada zona tersebut seharusnya ditempati dengan tanaman

keras maupun tanaman perdu yang berfungsi menyerap racun untuk

meminimalkan terjadinya pencemaran lingkungan. Zona budidaya terbatas adalah

zona yang berjarak antara 500-1000m yang difungsikan sebagai pertanian nonpangan maupun hunian bersyarat.

Pengenaan sanksi bagi pengelola TPA Bantar Gebang dapat diterapkan

oleh Pemkot Bekasi sebagai salah satu insentif untuk tetap menjaga kualitas

lingkungan di Sekitar TPA Bantar Gebang. Kriteria pengenaan sanksi dapat

merujuk kepada kondisi air tanah yang tidak sesuai dengan standar baku mutu,

tingginya perkembangan vektor penyakit yang diduga kuat berasal dari TPA

Bantar Gebang, buruknya kualitas udara, dan dampak-dampak negatif lain yang

ditimbulkan oleh TPA Bantar Gebang (Dinas Pekerjaan Umum, 2000).

Pemberlakuan sistem penangan sampah di TPA Bantar Gebang dengan

mengadopsi sistem penanganan sampah pada TPA lain harus menyesuaikan

dengan kondisi di TPA Bantar Gebang itu sendiri, baik kondisi lingkungan

maupun sosial masyarakat. Pelaksanaan pilot project diperlukan untuk

menentukan apakah sistem pengelolaan yang akan diterapkan dapat sesuai dan

berjalan lancar di TPA Bantar Gebang sehingga tujuan yang diharapkan dapat

tercapai. VII. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Penetapan TPA Bantar Gebang sebagai TPA Wilayah DKI Jakartauntuk

mengatasi masalah sampah Kota Jakarta yang jumlahnya semakin banyak.

Page 89: Contoh Makalah Bantar Gebang

Penetapan TPA Bantar Gebang menimbulkan berbagai macam dampak bagi

masyarakat di sekitar TPA Bantar Gebang. Berdasarkan penelitian tentang

estimasi manfaat dan kerugian akibat keberadaan TPA Bantar Gebang diperoleh

hasil sebagai berikut :

1. Kerugian yang dirasakan oleh masyarakat akibat keberadaan TPA Bantar

Gebang dalah berupa pencemaran air, pencemaran udara, sebagai sarang

penyakit, dan pengurangan estetika. Pencemaran tanah tidak dinilai sebagai

kerugian bagi masyarakat dikarenakan masyrakat masih menilai taah

diwilayah mereka belum tercemar. Kerugian yang paling besar dirasakan

masyarakat adalah kerugian berupa pencemaran udara, hal tersebut

dikarenakan kerugian berupa pencemaran udara sangat sulit untuk dihindari

oleh masyarakat.

2. Nilai manfaat yang didapat akibat keberadaan TPA Bantar Gebang adalah

sebesar Rp 183.547.000. Nilai tersebut didapatkan dengan menjumlahkan

pendapatan masyarakat yang bekerja bersumber dari TPA Bantar Gebang.

3. Nilai manfaat bersih yang diterima masyarakat adalah sebesar Rp170.161.700

yang didapatkan dengan mengurangkan manfaat yang diterima masyarakat

dengan kerugian masyarakat (Rp 13.385.300).

4. Pemprov DKI Jakarta bersama Pemkot Bekasi dan pengelola TPA Bantar

Gebang dapat bekerjasama untuk meningkatkan manfaat yang diterima masyarakat dengan mendirikan Unit Pengelolaan Sampah seperti yang

dilakukan Pemkot Depok, mendirikan yayasan seperti yang dilakukan di

daerah Lhoksumawe, maupun pencegahan dengan sistem 3R pada tingkat

rumah tangga maupun pemberlakuan insentif untuk mengurangi jumlah

sampah.

7.2. Saran

Page 90: Contoh Makalah Bantar Gebang

1. Pengelola dan pemerintah bekerja sama untuk menyediakan sumber air bersih

bagi masyarakat yang dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, sehingga

masyarakat tidak perlu mengeluarkan biaya untuk kebutuhan air mereka.

2. Pengelola TPA Bantar Gebang sebaiknya memberdayakan masyarakat yang

bertempat tinggal di sekitar TPA Bantar Gebang dengan membuka usahausaha pendaurulangan sampah untuk memperbesar manfaat yang diterima

masyarakat.

3. Pemerintah Kota Bekasi sebaiknya menerapkan dengan tegas larangan untuk

membuat pemukiman di wilayah sekitar TPA Bantar Gebang (< 1 km). Hal

tersebut dapat mengurangi kerugian yang diterima masyarakat akibat

keberadaan TPA Bantar Gebang berupa pencemaran air dan udara.

4. Dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengukur manfaat dan kerugian

akibat keberadaan TPA Bantar Gebang yang mencakup seluruh aspek yang

dimulai semenjak TPA Bantar Gebang ditetapkan sampai pada masa

sekarang.DAFTAR PUSTAKA

Anwar, A. 2003. Konflik Sampah Kota. Komunitas Jurnal Bekasi.

Amurwaraharja, I.P.2003. Analisis Teknologi Pengolahan Sampah dengan Proses

Hierarki Analitik dan Metoda Valuasi Kontingansi (Studi Kasus di Jakarta

Timur). Tesis. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Badan Pusat Statistik. 2007. Jakarta dalam Angka. Jakarta, Indonesia.

Bernstein, J. D. 1992. Alternative Approach to Pollution Control and Waste

Management. UNDP/UNCHS/World Bank Publication. Washington D.C,

USA.

Champ, P. A, Boyle, K. J, & T. C, Brown. 2003. A Primer Non-market Valuation.

Kluwer Academic Publisher. New York.

Daryanto. 2004. Masalah Pencemaran. Tarsito. Bandung.

Page 91: Contoh Makalah Bantar Gebang

Devi, R. S. 2008. Evaluasi Ekonomi dan Sosial UPS Kota Depok. Skripsi. Institut

Pertanian Bogor.

Dinas Pekerjaan Umum. 2000. Pedoman Pemanfaatan Kawasan Sekitar TPA

Sampah. Jakarta. Indonesia.

Fauzi, A. 2006. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan : Teori dan

Aplikasi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Hadiwiyoto, S. 1983. Penanganan dan Pemanfaatan Sampah. Yayasan Idahu.

Jakarta.

Haddix A. C, Teutsch, S. M., & P. S , Corso. 2003. Prevention Efectiveness, A

GuideTo Decision Analysis and Economic Valuation. Oxford University

Press. New York.

Hendrawan, I. D. 1996. Dampak Lokasi Pembuangan Akhir (LPA) Sampah

Sanitary Landfill Terhadap Pencemaran Lingkungan (Studi Kasus di Bantar

Gebang Bekasi). Tesis. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.

Bogor.

Pagiola, Stefano et. al. 2002. Generating Pulic Sector Resources to Finance

Sustainable Development (Revenue and Incentive effects). World Bank

Technical Paper No.538 :60-63. Environment Series (Washington D. C,

USA).

Pemerintah Kota Bekasi. 2008. Monografi Kelurahan Ciketing Udik 2008. Bekasi

: Pemkot Bekasi.Puskesmas Kecamatan Bantargebang. 2008. Laporan Tahunan Puskesmas

Kecamatan Bantargebang 2008. Bekasi.

Puskesmas Kelurahan Ciketing Udik. 2008. Laporan Bulanan Puskesmas

Pembantu Kelurahan Ciketing Udik 2008. Bekasi.

Wardhana, Wisnu arya. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan (Edisi Revisi).

Page 92: Contoh Makalah Bantar Gebang

Andi Offset. Yogyakarta.Lampiran 1. Peta Kelurahan Ciketing UdikLampiran 2. 20 Penyakit Terbesar Kecamatan Bantar Gebang