17
CONTOH PROGRAM REVISI FORMULARIUM KOMITE FARMASI DAN TERAPI RUMAH SAKIT UMUM xxyy PENDAHULUAN Perawatan pasien di rumah sakit dan dalam fasilitas kesehatan lain sering kali tergantung pada keefektifan penggunaan obat. Keragaman obat yang tersedia mengharuskan dikembangkannya suatu program penggunaan obat yang baik dyyi rumah sakit, guna memastikan bahwa pasien menerima perawatan yang terbaik. Untuk kepentingan perawatan pasien yang lebih baik, rumah sakit harus mempunyai suatu program evaluasi pemilihan dan penggunaan obat yang obyektif di rumah sakit. Program ini adalah dasar dari terapi obat yang tepat dan ekonomis. Konsep sistem formularium adalah suatu metode untuk mengadakan program tersebut dan telah digunakan oleh berbagai rumah sakit beberapa tahun yang lalu.

CONTOH Program Kerja Revisi Formularium Th

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Program kerja revisi formularium

Citation preview

Page 1: CONTOH Program Kerja Revisi Formularium Th

CONTOH

PROGRAM REVISI FORMULARIUM

KOMITE FARMASI DAN TERAPI

RUMAH SAKIT UMUM xxyy

PENDAHULUAN

Perawatan pasien di rumah sakit dan dalam fasilitas kesehatan lain

sering kali tergantung pada keefektifan penggunaan obat. Keragaman

obat yang tersedia mengharuskan dikembangkannya suatu program

penggunaan obat yang baik dyyi rumah sakit, guna memastikan bahwa

pasien menerima perawatan yang terbaik. Untuk kepentingan perawatan

pasien yang lebih baik, rumah sakit harus mempunyai suatu program

evaluasi pemilihan dan penggunaan obat yang obyektif di rumah sakit.

Program ini adalah dasar dari terapi obat yang tepat dan ekonomis.

Konsep sistem formularium adalah suatu metode untuk mengadakan

program tersebut dan telah digunakan oleh berbagai rumah sakit

beberapa tahun yang lalu.

Sistem formularium merupakan metode yang digunakan staf medik

di rumah sakit yang bekerja melalui Komite Farmasi dan Terapi (KFT),

mengevaluasi, menilai, dan memilih dari berbagai zat aktif obat dan

produk obat yang tersedia, yang dianggap paling berguna dalam

perawatan pasien. Hanya obat yang dipilih demikian yang secara rutin

tersedia di Instalasi Farmasi Rumah Sakit. Dengan demikian, sistem

formularium adalah sarana penting dalam memastikan mutu penggunaan

Page 2: CONTOH Program Kerja Revisi Formularium Th

obat dan pengendalian harganya. Sistem formularium menetapkan

pengadaan, penulisan, dispensing, dan pemberian suatu obat dengan

nama dagang atau obat dengan nama generik apabila obat tersedia

dalam dua nama tersebut.

Keberhasilan sistem formularium hanya dapat tercapai bila

mendapat persetujuan dari Komite Medik, Staf medisyang terorganisasi,

anggota staf secara individu, dan berfungsinya Komite Farmasi dan Terapi

(KFT) yang terorganisasi dengan baik. Kebijakan dan prosedur dasar

yang menguasai sistem formularium harus tertera dalam anggaran

dasar/anggaran rumah tangga atau dalam ketetapan dan peraturan staf

medik.

Hasil utama dari pelaksanaan sistem formularium adalah

formularium rumah sakit, yaitu dokumen yang berisi kumpulan produk

obat yang dipilih KFT disertai informasi tambahan penting tentang

penggunaan obat tersebut, yang terus menerus direvisi agar selalu

akomodatif bagi kepentingan pasien dan staf profesional pelayan

kesehatan, berdasarkan data konsumtif dan data morbiditas serta

pertimbangan klinik staf medik di rumah sakit.

I. LATAR BELAKANG

Tugas pokok Komite Farmasi dan Terapi (KFT) berdasarkan SK

Direktur RSU XXYY nomor : 821.27/5586.TU adalah membantu Direktur

RSU XXYY dalam pengelolaan obat-obatan dan alat kesehatan habis

pakai, sedangkan salah satu fungsi KFT sebagai mana tercantum dalam

Surat Keputusan Direktur tersebut adalah menyusun formularium RSU X.

XXYY, mengevaluasi dan merevisi setiap tahun, dengan memperhatikan

usulan dari Staf Medik

Formularium rumah sakit berperan sebagai koridor bagi pelaksana

untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan sesuai dengan kaidah

dan standar terapi yang berlaku. Oleh karena itu, Formularium RSU X.

XXYY perlu direvisi secara berkala tidak hanya menyesuaikan dengan

Page 3: CONTOH Program Kerja Revisi Formularium Th

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran, tetapi juga

didasarkan pada kajian pola penyakit dan kajian penggunaan obat serta

berbagai kebijakan Kementerian Kesehatan.

III. TUJUAN

a. Tujuan Umum :

Formularium RSU X. XXYY disusun untuk digunakan sebagai

acuan bagi rumah sakit untuk menjamin ketersediaan obat, serta

menjamin kerasionalan penggunaan obat yang aman, bermanfaat

dan bermutu bagi masyarakat.

b. Tujuan Khusus :

1. Menjadi acuan bagi tenaga medis untuk menetapkan pilihan obat

yang tepat, paling efficacious, dan aman, dengan harga yang

terjangkau.

2. Mendorong penggunaan obat secara rasional sesuai standar,

sehingga pelayanan kesehatan lebih bermutu dengan belanja obat

yang terkendali (cost effective)

3. Mengoptimalkan pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien

kepada masyarakat.

4. Memudahkan perencanaan dan penyediaan obat di RSU X. XXYY

dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya sesuai dengan

kebutuhan.

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

Kegiatan Pokok :

1. Permintaan usulan obat secara tertulis kepada seluruh Staf medis .

2. Kompilasi Usulan

3. Penyusunan draft daftar obat

4. Pembahasan draft

5. Finalisasi draft

Page 4: CONTOH Program Kerja Revisi Formularium Th

6. Pengesahan

Rincian Kegiatan :

No. Kegiatan Pelaksana Jadwal

1. Permintaan usulan obat

secara tertulis kepada

seluruh Staf Medis .

Ketua Komite

Farmasi dan

Terapi

Nopember 2011

2. Kompilasi Usulan Sekretaris KFT Desember 2011

3. Penyusunan draft daftar

obat

Sekretaris KFT Desember 2011

4. Pembahasan draft Komite Farmasi

dan Terapi

Januari 2012

5. Finalisasi draft Sekretaris KFT Februari 2012

6. Pengesahan Direktur RSU

XXYY

Maret 2012

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN (METODOLOGI)

Metodologi :

Page 5: CONTOH Program Kerja Revisi Formularium Th

1. Permintaan usulan obat secara tertulis kepada seluruh Staf medis

(STAF MEDIS).

2. Kompilasi Usulan

Pelaksana melakukan kompilasi usulan obat yang masuk dan

dikelompokkan sesuai dengan kelas terapi.

3. Penyusunan draft daftar obat

Draft daftar obat disusun dengan sistematika sebagai berikut :

a. Daftar obat disusun berdasarkan kelas terapi

b. Nama obat ditulis dengan nama generik

c. Penulisan obat di dalam kelas terapi disusun secara alfabetis

4. Pembahasan draft

Pembahasan draft dilakukan bersama oleh KFT. Usulan obat yang

dibahas diutamakan pada usulan yang disertai alasan dan bukti ilmiah

(evidence) yang lengkap.

Prinsip dasar pemilihan obat adalah efficacy, safety, dan economic

evaluation.

5. Finalisasi draft

Draft yang telah dibahas, difinalisasi untuk penyempurnaannya.

6. Pengesahan

Diterbitkan Surat Keputusan Direktur RSU X. XXYY tentang Formularium.

Kriteria Pemilihan Obat :

Pemilihan obat dalam Formularium RSU X. XXYY didasarkan atas kriteria

berikut :

1. Mengutamakan penggunaan obat generik.

2. Jumlah obat dengan nama generik yang sama mengikuti rasio

sebagai berikut : 1 (satu) obat generik; 1 (satu) obat original; dan 3

(tiga) obat me too.

3. Memiliki rasio manfaat-risiko (benefit-risk ratio) yang paling

menguntungkan penderita.

4. Mutu terjamin, termasuk stabilitas dan bioavailabilitas.

Page 6: CONTOH Program Kerja Revisi Formularium Th

5. Praktis dalam penyimpanan dan pengangkutan.

6. Praktis dalam penggunaan dan penyerahan

7. Menguntungkan dalam hal kepatuhan dan penerimaan oleh pasien

8. Memiliki rasio manfaat-biaya (benefit-cost ratio) yang tertinggi

berdasarkan biaya langsung dan tidak langsung.

9. Bila terdapat lebih dari satu pilihan yang memiliki efek terapi yang

serupa, pilihan dijatuhkan pada :

a. Obat yang sifatnya paling banyak diketahui berdasarkan data

ilmiah

b. Obat dengan sifat farmakokinetik yang diketahui paling

menguntungkan

c. Obat yang stabilitasnya lebih baik

d. Mudah diperoleh

e. Obat yang telah dikenal

10.Obat jadi kombinasi tetap, harus memenuhi kriteria berikut :

a. Obat hanya bermanfaat bagi pasien dalam bentuk kombinasi

tetap

b. Kombinasi tetap harus menunjukkan khasiat dan keamanan

yang lebih tinggi daripada masing-masing komponen

c. Perbandingan dosis komponen kombinasi tetap merupakan

perbandingan yang tepat untuk sebagian besar pasien yang

memerlukan kombinasi tersebut

d. Kombinasi tetap harus meningkatkan rasio manfaat-biaya

(benefit-cost ratio)

e. Untuk antibiotika kombinasi tetap, harus dapat mencegah atau

mengurangi terjadinya resistensi dan efek merugikan lainnya.

11.Obat lain yang terbukti paling efektif secara ilmiah dan aman

(evidence based medicines) yang paling dibutuhkan untuk

pelayanan kesehatan di RSU X. XXYY, dengan harga yang

terjangkau.

Page 7: CONTOH Program Kerja Revisi Formularium Th

Kriteria Penghapusan Obat :

1. Obat-obat yang jarang digunakan (slow moving) akan dievaluasi.

2. Obat-obat yang tidak digunakan (death stock) setelah waktu 3 (tiga)

bulan maka akan diingatkan kepada dokter-dokter terkait yang

menggunakan obat tersebut. Apabila pada 3 (tiga) bulan berikutnya

tetap tidak/kurang digunakan, maka obat tersebut dikeluarkan dari

buku formularium.

3. Obat-obat yang dalam proses penarikan oleh Pemerintah/BPOM

atau dari pabrikan.

Terminologi

1. Isi dan Format Formularium

a. Satu jenis obat dapat digunakan dalam beberapa bentuk

sediaan, dan satu bentuk sediaan dapat terdiri dari beberapa

jenis kekuatan.

b. Dalam Formularium RSU X. XXYY, obat dikelompokkan

berdasarkan kelas, subkelas dan kadang-kadang sub-subkelas

terapi. Dalam setiap subkelas atau sub-subkelas terapi obat

disusun berdasarkan nama obat.

c. Satu jenis obat dapat tercantum ke dalam lebih dari 1 (satu)

kelas atau sub kelas atau sub-subkelas terapi sesuai indikasi

medis.

2. Tata Nama

Page 8: CONTOH Program Kerja Revisi Formularium Th

a. Nama obat dituliskan sesuai dengan Farmakope Indonesia edisi

terakhir. Jika tidak ada dalam Farmakope Indonesia maka

digunakan International Non-proprietary Names (INN)/nama

generik yang diterbitkan WHO.

b. Obat yang sudah lazim digunakan dan tidak mempunyai nama

INN (generik) ditulis dengan nama lazim, misalnya : garam

oralit.

c. Obat kombinasi yang tidak mempunyai nama INN (generik)

diberi nama yang disepakati sebagai nama generik untuk

kombinasi dan dituliskan masing-masing komponen zat

berkhasiatnya disertai dengan kekuatan masing-masing

komponen.

d. Untuk beberapa hal yang dianggap perlu sinonim, dituliskan di

antara tanda kurung.

3. Pengertian dan Singkatan

a. Pengertian

(1) Bentuk Sediaan

Bentuk sediaan adalah bentuk obat sesuai proses

pembuatan obat tersebut dalam bentuk seperti yang akan

digunakan, misalnya : tablet salut enterik, injeksi intravena

dan sebagainya.

(2) Kekuatan Sediaan

Kekuatan sediaan adalah kadar zat berkhasiat dalam

sediaan obat jadi. Untuk kekuatan sediaan dalam bentuk

garam atau esternya, maka garam atau ester tersebut

dicantumkan dalam tanda kurung, misalnya : ethambutol

tablet 250 mg (hidroklorida).

Sedangkan untuk kekuatan kandungan zat berkhasiatnya

saja, maka nama garam atau ester yang ditulis dalam tanda

kurung akan didahului dengan kata ‘sebagai’, misalnya :

klorokuin tablet 150 mg (sebagai fosfat).

Page 9: CONTOH Program Kerja Revisi Formularium Th

(3) Kemasan

Kemasan adalah wadah terkecil yang berhubungan

langsung dengan obat.

(4) Besar Kemasan

Besar kemasan adalah jumlah satuan sediaan atau

kemasan terkecil dalam satu kemasan standar, misal : kotak

100 vial.

b. Singkatan

amp : ampulbls : blisterbtl : botolgr : gramih : inhalasiinj : injeksiinj i.k : injeksi intrakutaninj i.m : injeksi intramuskularinj i.v : injeksi intravenainj infltr : injeksi infiltrasiinj p.v : injeksi paravertebralinj s.k : injeksi subkutankapl : kapletkaps : kapsulkaps dlm minyak : kapsul dalam minyakktg : kantongktk : kotakL : literlar : larutanlar ih : larutan inhalasimcg : microgrammek : miliekuivalenmg : miligramml : mililiterserb inj : serbuk injeksisir : sirupsup : supositoriasusp : suspensitab : tablettts : tetes

SINGKATAN YANG DILARANG KERAS:

Page 10: CONTOH Program Kerja Revisi Formularium Th

VI. SASARAN

Sasaran dari sistem formularium ini adalah tercapainya pelayanan

kesehatan yang optimal terhadap pasien melalui seleksi dan penggunaan

obat yang rasional di RSU X. XXYY.

Page 11: CONTOH Program Kerja Revisi Formularium Th

VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

No. KegiatanNopember

20..

Desember

20..

Januari

20..

Februari

20..

1. Permintaan

usulan obat

secara tertulis

kepada seluruh

Staf medis

2. Kompilasi

Usulan√

3. Penyusunan

draft daftar obat√

4. Pembahasan

draft√

5. Finalisasi draft √

6. Pengesahan √

Page 12: CONTOH Program Kerja Revisi Formularium Th

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

Penerapan Formularium RSU X. XXYY perlu dipantau dan

dievaluasi secara kontinyu. Pemantauan dan evaluasi dilakukan untuk

menunjang keberhasilan penerapan Formularium RSU X. XXYY melalui

mekanisme pemantauan dan evaluasi keluaran dan dampak penerapan

Formularium RSU X. XXYY yang sekaligus dapat mengidentifikasi

permasalahan potensial dan strategi penanggulangan yang efektif.

Pemantauan dan evaluasi dilaksanakan secara berjenjang sesuai

dengan fungsi dan tingkatnya, berdasarkan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

Pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan meliputi :

1. Evaluasi penulisan resep dan penggunaan obat formularium dan

obat generik.

2. Pencatatan obat nonformularium yang sering diresepkan

3. Evaluasi perubahan harga obat formularium.

4. Pelaporan obat formularium yang sudah tidak diproduksi lagi.

Ketua Komite Farmasi dan Terapi RSU X. XXYY

Page 13: CONTOH Program Kerja Revisi Formularium Th