Upload
lion-mic-ilwan
View
204
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
Bahasa Indonesia( Bobot : 2 SKS )
Harapan Mahasiswa memiliki kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan yangbenar, yang sifatnya teoritis maupun aplikatif.
Deskripsi Singkat Mata kuliah ini membahas masalah yang berkaitan dengan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan yang benar. Topik yang dipelajari meliputi ragam bahasa, kalimat & penekanan unsur kalimat, diksi, retorika bahasa,komunikasi lisan & tulis, paragraf & teknik pengembangannya, kerangkakarangan, serta karangan ilmiah & teknik penulisannya.
Tujuan Mahasiswa mampu dan trampil dalam berbahasa Indonesia yang baik danbenar, baik secara lisan maupun tertulis, teoritis maupun aplikatif kaitannya untuk kepentingan komunikasi & penulisan karangan ilmiah, sesuai dengan bidang ilmu yang dipelajari.
Buku Acuan 1. Depdikbud. Pedoman Umum EYD dan Pedoman Pembentukan Istilah.2. Keraf, Gorys. 1988. Komposisi. Ende : Nusa Indah.3. __________. 1990. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta : Gramedia.4. Sugono, Dendy. 1997. Berbahasa Indonesia dengan Benar. Jkt : Puspa Swara5. Pedoman Penulisan Skripsi/Tugas Akhir.
Agenda Pertemuan & Topik Bahasan 1. Pendahuluan, Kedudukan B. Indonesia 8. Pilihan Kata / Diksi2. Ragam Bahasa Indonesia 10. Penekanan Unsur Kalimat3. Bahasa Indonesia Ragam Baku 11. Paragraf / Alinea4. Kalimat dan Unsur-unsurnya 12. Kerangka Karangan5. Kalimat Tunggal dan Kalimat Majemuk 13. Karangan Ilmiah6. Kalimat Aktif-Pasif, Kalimat Efektif 14. Teknik Penulisan Karangan Ilmiah7. Retorika Bahasa,Tata Istilah dan EYD 15. Komunikasi Lisan & Tulis8. Ujian Tengah Semester 16. Ujian Akhir Semester
Penentuan Penilaian Nilai Akhir = 15% Kehadiran + 15% Tugas + 30% UTS + 40% UAS
Grade nilai : 85 < A 70 < B < 85 55 < C < 70 40 < D < 55 E < 40
Alur Perkembangan Bahasa Indonesia
2. Bahasa-bahasa yang Mempengaruhi Bahasa Melayu
1. Bahasa Melayu sebagai Dasar Pembentukan Bahasa Indonesia
BahasaMelayu
Bhs. Sansekerta
Bhs. Arab
Bhs. Belanda
Bhs. Inggris
Bhs. AsingLainnya
Bhs-BhsDaerah
28 Oktober 1928Politis
Bahasa PersatuanBahasa Nasional
18 Agustus 1945Yuridis
Bahasa NegaraBahasa Resmi
Kedudukan & Fungsi Bahasa IndonesiaBahasa Nasional :
- Lambang kebanggaan nasional.- Lambang identitas bangsa.- Alat pemersatu bangsa.- Penghubung antar budaya & daerah.
Bahasa Negara :- Bahasa resmi kenegaraan.- Pengantar resmi di semua lembaga pendidikan.- Bahasa resmi pada tingkat nasional untuk kepen- tingan pemerintah, perencanaan & pelaksanaan pembangunan.- Bahasa resmi pemanfaatan iptek.
Kriteria Bahasa Indonesia1. yang Baik
2. yang Benar Sesuai kaidah bahasa Indonesia
Ketepatan memilih ragam bahasa sesuai dengan kebutuhan komunikasi
• Topik yang dibicarakan• Maksud & tujuan pembicaraan• Sasaran / lawan bicara• Tempat & situasi pembicaraan
• Tata bahasa (kata & kalimat)• Tata bunyi (fonologi)• Kosa kata, ejaan, makna, dll.
Kemungkinan Pemakaian Bahasa Indonesia :1. Pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar.
(terjadi pada pemakaian bahasa Indonesia baku dalam situasi
formal).2. Pemakaian bahasa Indonesia yang baik tetapi tidak benar.(terjadi pada pemakaian bahasa Indonesia yang tidak
sesuaidengan kaidah tata bahasa, tetapi sesuai dengan situasi
pema-kaiannya & komunikatif).3. Pemakaian bahasa Indonesia yang benar tetapi tidak baik.(terjadi pada pemakaian bahasa Indonesia yang sesuai
dengan kaidah tata bahasa, tetapi tidak komunikatif).4. Pemakaian bahasa Indonesia yang tidak baik dan tidak benar.
(terjadi pada pemakaian bahasa Indonesia ragam santai yang
situasi pemakaiannya tidak cocok).
RagamBahasa
Media
PokokPersoalan
Penutur
LisanTulis
Keilmuan / IlmiahEkonomiHukumAgamaJurnalistikdll.
DialekTerpelajarResmi & tidak resmi
Baku Tidak baku
Bahasa Indonesia Ragam IlmiahBahasa Indonesia (ragam tulis) yang digunakan untuk kepentingan ilmiah (penulisan karangan yang sifatnya ilmiah), dengan ketentuan :
• Menggunakan bahasa Indonesia ragam baku.• Pemakaian kalimat efektif.• Menghindari bentuk bahasa bermakna ganda.• Menggunakan kata / istilah bermakna lugas.• Menghindari penonjolan persona untuk menjaga obyektifitas isi karangan.• Adanya keselarasan dan keruntutan antarpreposisi dan antaralinea.
Bahasa Indonesia Ragam Bakua) Penggunaan awalan ‘ber’ dan ‘me’ secara konsisten.b) Penggunaan kata tugas secara eksplisit dan konsisten.c) Penggunaan kata tugas sesuai dengan fungsinya.d) Penggunaan struktur logika yang tidak rancu.e) Penggunaan fungsi gramatikal secara konsisten.f) Menghindari pemendekan bentuk-bentuk kata maupun kalimat.g) Menghindari penggunaan kata/kalimat yang berbau dialek.h) Penggunaan kata-kata sapaan formal.i) Penggunaan pola urutan (aspek + pelaku + kata kerja) pada bentuk
kata kerja pasif berpelaku.j) Penggunaan bentuk terpadu (sintetik) bukan terberai (analitik).k) Penggunaan bentuk yang efektif.l) Penggunaan lafal baku pada pemakaian bahasa lisan.m) Penggunaan sistem tulis resmi pada pemakaian bahasa tulis.
Ciri Khusus Bahasa Baku
1. Adanya kemantapan dinamis.2. Unsur keseragaman3. Bersifat formil / terpelajar / resmi
Kalimat Efektif
Kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pembaca / pendengar seperti apa yang ada dalam pikiran penulis / pembicara.
Kalimat sangat mengutamakan keefektifan informasi untuk tetap menjamin kejelasan kalimat.
Ciri-ciri kalimat efektif :
1. Kesepadanan2. Keparalelan3. Ketegasan4. Kehematan5. Kecermatan6. Kepaduan7. Kelogisan
K A L I M A T
• Syarat pokok pernyataan disebut sebagai kalimat atau bukan, jika terdapat unsur Predikat.
• Susunan dua kata / lebih, yang memiliki unsur lengkap (S,P,O,Pel, K), atau minimal terdapat unsur Subyek & Predikat, memiliki satu makna, bila dituliskan diawali huruf kapital dan diakhiri tanda baca yang sesuai kaidah EYD, disebut Kalimat.
• Pernyataan yang terdiri dari dua kata / lebih, di dalamnya tidak ada unsur Predikat, satu kata sebagai inti dan kata lainnya berfungsi sebagai penjelas atau pembatas, disebut Frasa.
• Susunan kelompok kata berpredikat, tidak terdapat unsur Subyek, disebut Klausa.
Kalimat Frasa
S
Pak Dar itu mengajar bhs. Indonesia
P O
Pak Dar yang mengajar bhs. Indonesia itu
Inti Pembatas
Gadis itu cantik Gadis yang cantik ituDul Brewok penjual rongsokan Dul Brw yang penjual rongsokan
Contoh Klausa : mengajar bahasa Indonesia, penjual rongsokan
Unsur Kelengkapan Kalimat1. Subyek (S) :
a. Jawaban atas pertanyaan ‘siapa’ atau ‘apa’.b. Disertai kata ‘itu’.c. Didahului kata ‘bahwa’.d. Mempunyai keterangan pembatas ‘yang’.e. Tidak didahului preposisi.f. Berupa nomina atau frasa nomina.
2. Predikat (P) :a. Jawaban atas pertanyaan ‘mengapa’ atau ‘bagaimana’.b. Diawali kata ‘adalah’ atau ‘ialah’.c. Dapat diingkarkan dengan kata ‘tidak’.d. Dapat disertai kata-kata aspek dan modalitas.e. Unsur pengisi predikat.f. Peran predikat (pernyataan, perintah, pertanyaan, dll.).
3. Obyek (O) :a. Langsung mengikuti predikat.b. Bisa menjadi subyek (S) dalam kalimat pasif.c. Tidak didahului dengan preposisi.
4. Pelengkap (Pel) :a. Terletak di belakang predikat (P) atau obyek (O).b. Tidak didahului dengan preposisi.
5. Keterangan (K) :a. Bukan merupakan unsur utama.b. Tidak terikat pada letak posisi.c. Jenis keterangan : waktu, tempat, cara, sebab, tujuan, tambahan, dll..
1. Pak Dar mengatakan bahwa bahasa Indonesia dapat menaikkan derajat bangsa. S P O
2. Pak Dar berkata, “bahasa Indonesia dapat menaikkan derajat bangsa”. S P O
3. Bahwa bahasa Indonesia dapat menaikkan derajat bangsa dikatakan oleh pak Dar.S (berbentuk frasa benda) P O
4. Bahasa Indonesia dapat menaikkan derajat bangsa dikatakan oleh pak Dar.S (berbentuk kalimat) P O
5. Bahasa Indonesia dapat menaikkan derajat bangsa dikatakan oleh pak Dar. S P O K
a. Pak Dar mengajar bahasa Indonesia (kalimat) S P Ob. Pak Dar yang mengajar bahasa Indonesia (itu) (frasa)c. Pak Dar Yang mengajar bahasa Indonesia (itu) lembut (kalimat)
S P
Kalimat berobyek : kalimat transitifKalimat tidak berobyek : kalimat intransitif
Kalimat Tunggal & Kalimat Majemuk(dilihat dari struktur/unsur pembentuk kalimat)
Dr. Pratiwi sudah melangkah ke teknologi canggih. Dia mewakili bangsa Indonesia umumnya, wanita Indonesia pada khususnya. Dia memang ilmuwan wanita yang hebat, dia termasuk cendekiawan muda.
Kalimat 1 :
Dr. Pratiwi sudah melangkah ke teknologi canggih. S P K
Kalimat 2 :
Dia mewakili bangsa Indonesia umumnya, dia mewakili wanita Indonesia khususnya. S1 P1 O1 S2 P2 O2
Dia mewakili bangsa Indonesia umumnya, wanita Indonesia pada khususnya. S P O1 O2
Kalimat 3 :
Dia (memang) ilmuwan wanita yang hebat, dia (termasuk) cendekiawan muda. S1 P1 K S2 P2
Kalimat 1 disebut sebagai kalimat tunggal karena strukturnya hanya memiliki satu kalimat dasar, sedangkan kalimat 2 & 3 disebut sebagai kalimat majemuk karena strukturnya memiliki lebih dari satu kalimat.
Kalimat Tunggal
Kalimat dasar merupakan kalimat yang berisi informasi pokok dalam struktur inti dan belum mengalami perubahan struktur (penambahan unsur, perubahan bentuk, pertukaran urutan, serta peniadaan unsur tertentu).
Kalimat yang hanya memiliki satu unsur S P O Pel & K saja. Kelima unsur tidak harus muncul semua secara bersamaan, karena unsur minimal kalimat yaitu S dan P.
Kalimat Majemuk Kalimat yang strukturnya merupakan gabungan dari dua atau lebih
kalimat tunggal. Berdasarkan hubungan antarkalimat, kalimat majemuk dibedakan
menjadi kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat.
Kalimat Majemuk Setara Hubungan antarkalimat satu dengan kalimat lainnya masing-masing sederajat
atau dapat berdiri sendiri sebagai bentuk kalimat tunggal (koordinatif). Konjungsi / penghubung yang digunakan : dan, serta, sedangkan, kemudian,
baik…maupun…, lalu, melainkan, tetapi, atau.
Kalimat Majemuk Bertingkat Hubungan antarkalimat satu dengan lainnya tidak dapat berdiri sendiri tetapi
merupakan perluasan dari kalimat sebelumnya. Satu kalimat dasar sebagai inti, kalimat perluasan berfungsi sebagai pengisi
unsur kalimat inti yang ada. Konjungsi / penghubung yang digunakan menyatakan suatu tingkatan : sejak,
sewaktu, sementara, setelah, sambil, sebelum, ketika, hingga, seandainya, andaikan, asalkan, kalau, apabila, manakala, agar, supaya, untuk, walaupun, meskipun, karena, maka, oleh karena itu.
Inti kalimat berfungsi sebagai Induk Kalimat (IK), sedangkan kalimat perluasan yang mengisi unsur kalimat inti disebut sebagai Anak Kalimat (AK).
* Pada kenyataan penggunaan bahasa (ragam tulis), kalimat yang kita gunakan merupakan bentuk Kalimat Majemuk Campuran.
Kalimat Aktif & Kalimat Pasif
Bentuk aktif dan pasif dalam susunan kalimat merupakan kerangka pemikiran dari hubungan / relasi antara Subyek dan Predikat.
Hubungan tersebut, dilihat dari segi peran yang dilakukan Subyek terhadap perbuatan yang dinyatakan pada Predikat .
1. Kalimat Aktif
2. Kalimat Pasif
• Subyek suatu kalimat merupakan pelaku perbuatan yang dinyatakan pada Predikat.
• Kalimat aktif terdapat pada kalimat yang predikatnya berupa verba aktif.
• Subyek suatu kalimat merupakan sasaran perbuatan yang dinyatakan oleh Predikat.
• Kalimat pasif merupakan perubahan dari kalimat aktif, yakni Obyek kalimat aktif menjadi Subyek kalimat pasif.
• Fungsi verba pengisi predikat juga berubah menjadi verba pasif.• Kalimat intransitif tidak bisa dijadikan kalimat pasif.
RETORIKA BAHASA( Jenis kalimat menurut bentuk gaya penyampaiannya )
Tulisan/karangan akan lebih efektif, selain kalimat-kalimat yang disusunnya benar, diperlukan juga gaya penyampaiannya atau retorikanya juga menarik.
Meskipun kalimat yang disusun sudah gramatikal sesuai dengan kaidah, belum tentu tulisan itu memuaskan pembacanya jika segi retorikanya tidak memikat (susunan konstruksi kalimat monoton).
Kalimat majemuk, menurut gaya penyampaian / retorikanya ada 3 macam :
a. Kalimat yang Melepas ( Induk – Anak )b. Kalimat yang Berklimaks ( Anak – Induk )c. Kalimat yang Berimbang ( Setara / Campuran )
Tata Istilah & EYD
a. Penerjemahanb. Penyerapan, disertai dengan :
- penyesuaian ejaan (lafal dipertahankan)- penyesuaian lafal (ejaan dipertahankan)- penyesuaian imbuhan
c. Penerjemahan & Penyerapan
1. Prosedur Pembentukan IstilahProsedur pembentukan istilah bahasa Indonesia mengikuti langkah-langkah sesuai ketentuan pedoman pembentukan istilah yang diterbitkan oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
2. Pengindonesiaan Istilah Asing
3. Pembentukan Istilah secara BersistemKata-kata bahasa Indonesia cukup potensial dipakai sebagai istilah lewat pembentukan istilah secara bersistem
* Istilah dari bahasa Inggris lebih diutamakan, dibandingkan bahasa asing lainnya.
DIKSI / Pilihan Kata
Diksi akan sangat membantu penulis mengungkapkan dengan tepat apa yang disampaikan.
Dalam menggunakan diksi harus sesuai dengan situasi, kondisi, dan tempat pemakaiannya.
Pemakaian diksi meliputi :
1. Makna Denotatif & Konotatif2. Makna Umum & Khusus3. Makna Konkret & Abstrak4. Sinonim5. Pembentukan Kata ( Kesalahan & Pemilihan Kata)6. Ungkapan Idiomatik
Penekanan Unsur KalimatMasalah Kalimat :1. Kesalahan kalimat akibat kerancuan2. Kesalahan kalimat akibat kesalahan diksi3. Kesalahan kalimat akibat kesalahan ejaan
Ad. 1. Kerancuan pikiran :a. Aktif dan Pasif
Masalah yang bapak baru saja sampaikan itu, saya telah bicarakan dengan dosen pembimbing saya (kalimat tidak benar).
Kalimat perbaikan :
- Masalah yang baru saja bapak sampaikan itu, telah saya bicarakan dengan dosen pembimbing saya.- Saya telah membicarakan dengan dosen pembimbing saya, masalah yang baru saja bapak sampaikan.- Masalah yang baru saja bapak sampaikan itu, saya telah membicara- kannya dengan dosen pembimbing saya.
b. Subjek dan Keterangan
Pada bab kesimpulan ini tidak memuat rangkuman pembahasan, tetapi mengemukakan hasil analisis saja (kalimat tidak benar).
Kalimat perbaikan :
- Pada bab kesimpulan ini tidak dimuat rangkuman pembahasan, tetapi dikemukakan hasil analisis saja.- Bab kesimpulan ini tidak memuat rangkuman pembahasan, tetapi mengemukakan hasil analisis saja.
c. Pengantar Kalimat dan Predikat
Seperti telah kita ketahui bahwa kenaikan harga BBM akan mempengaruhi
kenaikan harga sembako (kalimat tidak benar).
Kalimat perbaikan :
- Telah kita ketahui bahwa kenaikan harga BBM akan mempengaruhi ….- Seperti telah kita ketahui, kenaikan harga BBM akan mempengaruhi ….
d. Kalimat Majemuk Bertingkat dan Setara
Meskipun keringat membasahi tubuhnya, tetapi petani itu tetap bekerja di bawah terik matahari (kalimat tidak benar).
Kalimat perbaikan :
- Meskipun keringat membasahi tubuhnya, petani itu tetap ….. - Keringat membasahi tubuhnya, tetapi petani itu tetap …..
e. Induk Kalimat dan Anak Kalimat
Berhubung objek penelitian terlalu luas, maka pengumpulan data hanya di batasi pada daerah kalurahan saja (kalimat tidak benar).
Kalimat perbaikan :
- Berhubung objek penelitian terlalu luas, pengumpulan data …..- Objek penelitian terlalu luas, maka pengumpulan data ….
Ad. 2. Kesalahan Diksi :
a. Pemakaian kata ‘dari’ dan ‘daripada’ yang tidak tepatb. Penggunaan kata berpasangan : baik ….. maupun ……, tidak …. tetapi …..,
bukan ….. melainkan ……, antara ….. dan ……c. Penggunaan dua kata yang tidak efisien : adalah merupakan, agar supaya, demi
untuk, seperti misalnya.d. Penghubung antarkalimat + kata ‘maka’ tidak efektif : dengan demikian maka,
oleh karena itu maka, sehubungan dengan itu maka, dll.e. Peniadaan preposisi : unsur preposisi yang tidak dapat ditiadakan dan kata kerja
dalam struktur tertentu, preposisi dapat dihilangkan.
Ad. 3. Kesalahan Ejaan (tanda baca koma) :
a. Koma diantara Subjek dan PredikatMahasiswa yang ikut ujian, diharapkan membawa kartu ujian.
b. Koma diantara Keterangan dan SubjekDengan kemenangan yang gemilang itu, pemain andalan dapat membawapiala Thomas ke Tanah air kembali.
c. Koma diantara Predikat dan ObjekKami belum tahu, kapan penelitian ini akan selesai.
TOPIK - TEMAKERANGKA KARANGAN
TOPIK
Langkah pertama ketika menulis karangan ilmiah harus memilih dan menetapkan topik.
Topik merupakan pokok pembicaraan / permasalahan yang dikembangkan menjadi karangan.
Merupakan jawaban atas pertanyaan ‘masalah apa yang akan dibahas?’ atau ‘hendak menulis tentang apa?’
Ciri khas topik terletak pada permasalahan yang bersifat umum dan belum terurai.
TEMA
Pokok pikiran / gagasan sebagai pengungkapan maksud dan tujuan.
Perumusan tema akan memudahkan dalam menyusun kerangka (outline) karangan yang akan ditulis karena sifatnya sudah terurai.
KERANGKA (outline) KARANGAN
Adalah rencana terstruktur & teratur dari pembagian-pembagian dan penyusunan gagasan.
Fungsi utama dari kerangka (outline) karangan yaitu mengatur hubungan antar gagasan-gagasan yang ada.
JUDUL
Pada dasarnya judul merupakan perincian / penjabaran topik.
Dibandingkan dengan topik, judul lebih spesifik dan biasanya sudah menyiratkan permasalahan / variabel yang akan dibahas.
Catatan : Topik boleh saja dijadikan judul, tetapi judul tidaklah harus sama dengan topik.
Jika topik sekaligus judul, biasanya karangan bersifat umum & ruang lingkupnya sangat luas.
Dalam penyusunan TA / Skripsi, judul diajukan pada awal proses penulisan (saat pengajuan outline). Namun proses penetapan judul tetap berawal dari pemilihan topik.
LANGKAH PENULISAN
1. Pemilihan Topik
2. Perumusan Tema
3. Pembuatan Outline
4. Pengumpulan Data
5. Penyusunan Draft
6. Penyuntingan Wacana
7.
Pokok bahasan tertentu & tentukan ruang lingkupnya.
Sasaran & target serta rumuskan pokok pikiran
Bentuk & jenis karangan dengan metode penelitian
Penelitian lapangan / kepustakaan
Data, lalu susun menjadi wacana
Kaidah bahasa, diksi, alinea, dan kalimat
TENTUKAN
TETAPKAN
SESUAIKAN
LAKUKAN
KLASIFIKASIKAN
SUNTINGLAH
PENULISAN AKHIR
Contoh : Bentuk kerangka (outline) karangan
1. Faktor Penyebab Keresahan Buruh1.1. Keuangan1.1.1. Gaji Pokok1.1.1.1. Buruh Terampil1.1.1.2. Buruh Kasar1.1.2. Perumahan1.1.2.1. Buruh yang Sudah Berkeluarga1.1.2.2. Buruh yang Belum Berkeluarga1.1.3. Kesehatan1.1.3.1. Buruh Lelaki1.1.3.2. Buruh Perempuan1.2. Politik1.2.1. Pengaruh Serikat Buruh1.2.1.1. Pengaruh pada Buruh Terampil1.2.1.2. Pengaruh pada Buruh Kasar
I. A. 1. a. b. 2. a. b. 3. a. b. B. 1. a. b.
PARAGRAF1. Pengertian dan Persyaratan :
Bagian-bagian karangan yang berpotensi, terdiri dari bebe-
rapa kalimat yang berkaitan secara utuh dan terpadu yang
membentuk kesatuan pikiran.
Dilihat dari segi makna, paragraf merupakan satuan informasi yang memiliki ide pokok sebagai dasarnya.
Karangan yang utuh, satuan-satuan informasi yang ada saling terkait.
Paragraf merupakan bagian dari keseluruhan karangan, yang terdiri dari susunan beberapa kalimat dan membentuk satu kesatuan ide.
Contoh :
Sebagai anggota masyarakat, manusia membutuhkan tingkat kehidupan yang lebih baik. Kehidupan tersebut menyangkut berbagai aspek, seperti ekonomi, kese- hatan, dan keamanan. Ketiga hal tersebut merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi oleh setiap manusia agar dapat hidup sejahtera. Apabila salah satu syarat tersebut tidak terpenuhi, kesejahteraan hidup manusia akan terganggu.
Paragraf di atas terdiri dari 4 kalimat. Kalimat 1 sebagai kalimat utama yang berisi pikiran pokok, sedangkan kalimat 2, 3, & 4 sebagai kalimat pengembang atau penjelas.
2. Unsur Paragraf :
a. Kalimat topik / kalimat utamab. Kalimat pengembang / penjelasc. Kalimat penegas
3. Struktur Paragraf :
- a b c - a b - b a - b c a
4. Syarat Paragraf :
- Kesatuan - Keselarasan - Kelengkapan
5. Fungsi Paragraf :
- Fungsi utama adalah sebagai awal ide / gagasan baru- Sebagai pengembangan ide sebelumnya- Sebagai penegasan tentang gagasan yang diungkapkan
6. Jenis Paragraf :
- Berdasarkan Fungsi- Berdasarkan Keberadaan Pikiran Pokoknya- Berdasarkan Bentuknya
B. Berdasarkan Isinya :
1. Cara perbandingan atau pertentangan2. Cara analogi3. Cara contoh 4. Cara sebab akibat5. Cara definisi luas6. Cara klasifikasi
Teknik Pengembangan Topik dalam Paragraf :
A. Berdasarkan Tekniknya :
1. Cara alamiah : a. urutan ruang b. urutan waktu2. Cara klimaks atau anti klimaks3. Cara umum – khusus atau khusus – umum
KARYA ILMIAH
1. Pengertian Karya Ilmiah 2. Ciri-ciri Karya Ilmiah 3. Jenis-jenis Karya Ilmiah4. Komponen Karya Ilmiah5. Karya Ilmiah dan Karya Ilmiah Populer6. Teknik Penulisan Karya Ilmiah
Tulisan / karangan yang membahas permasalahan tertentu, yang diungkapkan dengan menggunakan metode ilmiah.
Segi keilmiahnya karena berisi pengetahuan yang dikemukakan secara sistematis, dilandasi pola pikir logis dengan didukung data sebagai pembuktian fakta dalam penjabaran analisa objektif.
Ciri-ciri Karya Ilmiah : 1. Membahas masalah dalam bidang tertentu. 2. Membahas masalah secara utuh. 3. Bersifat objektif dan rasional. 4. Pengungkapan pendapat didukung data / fakta. 5. Penjabaran secara sistematis dan logis.
Jenis karya ilmiah (berdasarkan tingkat akademis) meliputi :laporan penelitian, makalah, tugas akhir, skripsi, tesis, disertasi.
Komponen karya ilmiah meliputi : 1. bagian awal 2. bagian isi 3. bagian penutup.
Komponen Karya Ilmiah
1. Bagian Awal
Sampul depan (hard cover)Halaman Judul …………………………………….Halaman Pengesahan ……………………………...Halaman Motto ……………………………………Halaman Persembahan ………………....................Kata Pengantar …………………………………….Daftar Isi …………………………………………..Daftar Tabel (jika ada) …………………………….Daftar Gambar (jika ada) ………………………….Intisari ……………………………………………..Abstract ……………………………………………
iiiiiiivvviviiviiiixx
Komponen Karya Ilmiah
2. Bagian Isi / Pokok / Utama
BAB I PENDAHULUAN1. Latar Belakang Masalah2. Pokok Permasalahan3. Batasan Masalah4. Tujuan Penelitian5. Manfaat Penelitian
BAB II LANDASAN TEORI1. Tinjauan Pustaka2. Hasil Penelitian Terdahulu
BAB III METODOLOGI PENELITIAN1. Objek Penelitian2. Metode Pengumpulan Data3. Metode Pengolahan & Analisis Data
BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP1. Kesimpulan2. Saran3. Rekomendasi
Komponen Karya Ilmiah
3. Bagian Akhir
Daftar PustakaLampiran
Sistem tata tulis karya ilmiah :
Penulisan karangan ilmiah harus menggunakan bahasa Indonesia ragam baku.
Perbedaan Karya Ilmiah dan Karya Ilmiah Populer :
Karya Ilmiah Karya Ilmiah Populer
a. Terikat pola & ketentuan ilmuwan - Tidak terikat pola & ketentuan b. Bentuk menyajikan urutan bab, bagian - Tanpa menyebutkan, penyajian dengan penomoran secara eksplisit secara global dan sederhana c. Menyajikan sumber referensi - Tidak perlu menuliskan referensi d. Memuat lampiran data pembuktian - Data pembuktian tidak perlu e. Bahasa ragam baku / ilmiah - Bahasa jelas, ringkas, lugas f. Terbatas golongan ilmuwan - Masyarakat umum
Karangan / tulisan / karya ilmiah populer merupakan salah satu ragam karangan faktawi (menurut Gie).
Karya ilmiah populer identik dengan karya ilmiah
Perbedaan utama pada pola penyusunan & jangkauan pembacanya.
Teknik Penulisan Karya Ilmiah
Ketentuan teknis :
1. Penggunaan Kertas2. Teknik Pengetikan3. Sistem Penomoran4. Penulisan Sumber Referensi5. Penulisan Daftar Pustaka
Catatan :Acuan yang detail gunakan Buku Panduan Penulisan & Penyusunan Tugas Akhir / Karya Tulis Ilmiah / Skripsi program studi Anda !
1. Penggunaan KertasJenis : HVS putih 80 gramUkuran : Kuarto A4 (21,5 X 29) cmPenulisan : Satu sisi tidak bolak-balikGambar/grafik : bisa menggunakan jenis dan ukuran lain.Sampul/Cover : Hard cover
2. Teknik PengetikanPengetikan naskah diketik dengan menggunakan huruf pica atau standart (Time New Roman / Arial 12), warna hitam.
JARAK PENGETIKAN Naskah utama : Jarak antarbaris 2 spasi (spasi ganda).Intisari : Jarak antarbaris 1 spasi, kurang dari 1 hal.Kutipan : Kutipan langsung lebih dari 4 baris, diketik
1 spasi, gunakan tanda petik.
Daftar Pustaka : Jarak antarbaris setiap sumber 1 spasi, antar sumber berjarak 2 spasi
Batas kertas : Tepi atas, bawah, kiri, kanan : 4, 3, 4, 3 cm.
PENULISAN NAMA
Catatan tubuh : Ditulis nama pokok atau belakangnya saja.
Daftar Pustaka : Ditulis nama belakangnya dahulu, baru nama pertama dan keduanya.
2 pengarang : Keduanya ditulis, hanya nama pengarang ke- dua penulisan sesuai nama tidak
dibalik.
3 pengarang / : Yang ditulis nama pengarang pertama saja,lebih dibalik, diikuti singkatan dkk. atau et.al.
Gelar : Tidak perlu dicantumkan.
PENULISAN ALINEA BARU
Kontinental : Dimulai 5 - 7 ketukan dari batas tepi kiri.Amerika : Setiap pergantian alinea diberi jarak 2X jarak
spasi baris.
PENULISAN BAB & SUBBAB
Bab : Huruf kapital semua, tanpa tanda baca titik. Nomor bab menggunakan angka
romawi. Penempatan pada posisi tengah.
Subbab : Penulisan nomor subbab dimulai dari batas
tepi kiri diikuti tanda titik. Judul subbab, setiap awal kata
memakai hu- ruf kapital kecuali kata tugas dan
sambung, tanpa diakhiri tanda titik.
Anak Subbab : sama dengan penulisan subbab.
PENULISAN TABEL & GAMBAR
Tabel : Nomor dan judul tabel ditempatkan simetris di atas tabel. Tabel bisa dipisah, dengan catatan
kepala tabel pada halaman baru disebutkan
lagi.
Gambar / grafik : Nomor dan judul gambar / grafik ditempatkan
simetris di bawah gambar / grafik. Penyusunan gambar tidak boleh
dipotong.
Penulisan : Judul tabel / gambar, setiap awal kata dengan huruf kapital, kecuali kata depan,
sambung
Nomor Urut : Penulisan nomor urut tabel menggunakan angka arab, sedangkan nomor urut
gambar menggunakan angka romawi.
3. Sistematika PenomoranPenomoran halaman baru awal bab, penulisan nomor ditaruhdi tengah bawah menggunakan angka arab (1,5 cm dari tepi bawah kertas).
Penomoran naskah utama menggunakan angka arab ditaruhdi sudut kanan atas (2 cm dari tepi atas kertas dan 3 cm daritepi kanan kertas.
Penomoran bagian awal (halaman pelengkap) menggunakan angka romawi kecil, diletakkan di bagian tengah bawah.
Daftar pustaka & lampiran, tanpa diberi nomor halaman.
4. Penulisan Sumber ReferensiSumber bacaan yang diacu ditulis pada akhir kutipan diantaratanda kurung, dengan menuliskan nama belakang pengarang, tahun penerbitan, dan nomor halaman.
Antara nama pengarang dan tahun penerbitan dipisahkan tanda koma, sedangkan antara tahun dan halaman dengan tanda titik dua.Contoh : Manajemen pemasaran ………….(Kotler, 2002:19).
Bila nama pengarang telah disebutkan terlebih dahulu, yang dituliskan dalam tanda kurung hanya tahun dan halamannya saja.Contoh : Menurut Tjiptono (2006:24) jasa merupakan ……….Atau Menurut Tjiptono, jasa merupakan …………. (2006:24).
Penggunaan sumber referensi dengan menggunakan catatan tubuh lebih praktis dan efisien.
Demi konsistensi penulisan, apabila menggunakan catatan tubuh semua harus catatan tubuh dan apabila menggunakan catatan kaki (foot note) semua harus foot note.
Abadi, C.J.. 2002. “Kumis Kucing”, (online), (http://www.chang.jaya_abadi.com.jamu-jawa04htm/, diakses 12 Desember 2003).
Connel, D.W. dan G.J. Miller. 1990. Kimia dan Entoksikologi Pencemaran.Terjemahan oleh Y. Koestoer. 1995. Jakarta : UI Press.
Griffith, Antonio.I.. 1995. “Coordinating Family and School:Mothering for Schooling”. Education Policy Analysis Archive,
(online), vol.3,No.1, (http://olam.ed.asu.edu/epaa/, diakses 12 Februari
1997).
Haryadi dan Purwiyatno. 2000. “Fortifikasi A dan B Karoten”. JurnalTeknologi dan Industri Pangan, XI (1) : 61-69.
Kompas. 18 Maret 2005. “Virgin Coconut Oil, Minyak Penakluk Berbagai Penyakit”, hal. 15
5. Penulisan Daftar Pustaka
Pitayaningrum, C.W.. 2004. “Efek Perebusan dengan Daun Kumis Kucingterhadap Penurunan Kandungan Logam Berat dalam
Hati danUsus Sapi”. Skripsi. Semarang : Fakultas Peternakan,
Undip
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2003. Pedoman UmumEjaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan
PedomanUmum Pembentukan Istilah. Bandung : Yrama Widya.
Robert, H.R.. 1981. Food Safety. Cet. I. Canada : A Wiley-Interscience Publication.
Sumardjo, S.. 2005. “Metodologi Penelitian, Sebuah Pengantar” Makalah disajikan dalam Lokakarya Metodologi Penelitian bagi
DosenUniversitas Diponegoro. Semarang, 12 Juni.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang SistemPendidikan Nasional. 2004. Jakarta : PT. Gramedia
Grup.
Wilarjo, L.. 2003. “Pasir Sebagai Sumber Energi”. Kompas, 23 Mei, hal.10.
KOMUNIKASI
1. Komunikasi Tulis :
a. Fungsi suratb. Bentuk suratc. Bagian-bagian suratd. Jenis surat
2. Komunikasi Lisan :
a. Dialog dan percakapanb. Bahasa untuk negosiasi (bisnis)
DialogSuatu komunikasi lisan sebagai proses take and give yang memerlukan interaksi dan tenggang rasa diantara para peserta, dengan tujuan antara lain menampung pendapat, pandangan, mencari solusi / pemecahan masalah.
Dalam dialog perlu dikembangkan : an open mind, an open heart, an open mouth.
PercakapanSuatu bentuk dialog yang tidak terlalu formal dan bersifat antarpersona (self-expression).
“ Berbicara sebagai Suatu Bahasa ”( Henry Guntur Tarigan )
1. Bagaimana cara menarik perhatian2. Bagaimana cara memulai pembicaraan3. Bagaimana cara menyela, menginterupsi,
mengoreksi pembicaraan4. Bagaimana cara mengakhiri pembicaraan