30
Choosing a Code Choosing a Code (Pemilihan Bahasa) (Pemilihan Bahasa) Kelompok 4 Kelompok 4 Choosing a Code / Pemilihan Bahasa - Kelompok 4 Choosing a Code / Pemilihan Bahasa - Kelompok 4

Copy of Choosing a Code

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Copy of Choosing a Code

Choosing a CodeChoosing a Code(Pemilihan Bahasa)(Pemilihan Bahasa)

Kelompok 4Kelompok 4

Choosing a Code / Pemilihan Bahasa - Kelompok 4

Choosing a Code / Pemilihan Bahasa - Kelompok 4

Page 2: Copy of Choosing a Code

Choosing a Code (Pemilihan Bahasa) - Kelompok 4

Choosing a Code (Pemilihan Bahasa) - Kelompok 4

Menurut Wardhaugh (1986), the term of ‘code’ refers to language or any system that two or more people use to communicate(Istilah ‘code’ mengacu pada bahasa atau suatu sistem yangdigunakan oleh dua orang ataulebih untuk berkomunikasi)

Page 3: Copy of Choosing a Code

Code dapat merujuk pada suatu sistem apa sajaCode dapat merujuk pada suatu sistem apa sajayang digunakan orang untuk berkomunikasi, yang digunakan orang untuk berkomunikasi, bahkan dapat diartikan sebagai hanya digunakan bahkan dapat diartikan sebagai hanya digunakan oleh satu orang manusia sebagai alat untuk oleh satu orang manusia sebagai alat untuk melindungi rahasia. Dengan demikian definisinya melindungi rahasia. Dengan demikian definisinya menjadi longgar.menjadi longgar.

Page 4: Copy of Choosing a Code

Mengapa orang cenderung lebih memilih satu code

dibanding dengan code yang lain, apa yang mempengaruhi orang menggati code (code switching)

dengan code yang lainnya,mengapa orang menganti-ganti code

dan bahkan mencampurkaanya (code mixing)?

Page 5: Copy of Choosing a Code

Orang cenderung memilih code yang tepat ketika mereka berbicara, orang tidak dapat menghindari situasi ini terlebih orang dapat dan akan menggantinya ketika situasi memerlukannya. Apayang mempengaruhinya?

Page 6: Copy of Choosing a Code

Fenomena code switching (pengalihan code) dalam situasi-situasi bilingual (dwibahasa) dan multi lingual. Persoalan yang akan timbul diantaranya yang merupakan babian dari bahasa seperti dialek, gaya dan register secara khusus akan dibahas diglossic

Page 7: Copy of Choosing a Code

Diglossia Diglossia

Situasi diglossic ada dalam Situasi diglossic ada dalam suatu masyarakat ketika suatu masyarakat ketika masyarakat tersebut memiliki alat masyarakat tersebut memiliki alat komunikasi yang berbeda yang komunikasi yang berbeda yang menunjukan pemisahan menunjukan pemisahan fungsional yang jelas yaitu dalam fungsional yang jelas yaitu dalam satu code digunakan satu set satu code digunakan satu set kasus dan yang satunya lagi kasus dan yang satunya lagi dalam hal yang berbeda.dalam hal yang berbeda.

Page 8: Copy of Choosing a Code

Ferguson (1959 hal.336) mendefinisikan:DIGLOSSIA is a relatively stable language situation in which, in addition to the primary dialects of the language (which may include a standard or regional standards) there is a very divergent, highly codified (often grammatically more complex) superposed variety, the vehicle of a large and respected body of written literature, either of an earlier periods or in another speech community, which is learned largely by formal education and is used by any sector of the community for ordinary conversation.

Page 9: Copy of Choosing a Code

DIGLOSSIA adalah keadaan satu bahasa yang relatif stabil, sebagai tambahan terhadap dialek primer dari bahasa (yang yang mungkin termasuk yang standar atau standar regional), terdapat sebuah varian bahasa yang sangat menyimpang terkodekan secara lebih diutamakan (sering secara tata bahasa lebih rumit), kendaraan bagi badan literatur tertulis yang besar dan dihormati, baik periode awal maupun pada masyarakat penguna bahasa lain, yaitu yang dipelajari secara luas dalam pendidikan formal dan dipergunakan paling banyak untuk secara tertulis dan penggunaan percakapan resmi tapi tidak dipergunakan oleh sektor komunitas manapun untuk percakapan biasa.

Page 10: Copy of Choosing a Code

Dalam artikel yang sama Ferguson mengidentifikasi 4 ciri utama diglosik bahasa Arab, Swis Jerman, Perancis-Haiti dan Creole, dan Yunai dalam masing-masing situasi terdapat varian bahasa yang tinggi (H) dan varian rendah (L). Setiap varian memiliki fungsi khusus dan masing-masing dilihat secara berbeda oleh mereka yang menyadari keduanya

Page 11: Copy of Choosing a Code

Salah satu kata kunci diglosia yaitu kedua varian terjaga jaraknya dalam segi fungsi-fungsinya. Misalnya, yang satu digunakan untuk khotbah (varian tinggi (H)), kuliah resmi, terutama di tubuh parlemen atau legislatif untuk menyampaikan pidato politik, penyiaran radio dan TV, penulisan literatur, puisi, tajuk rencana surat kabar.sedangkan varian rendah (L) digunakan untuk memberi perintah kepada pekerja rendahan, kepada pembantu, percakapan akrab dalam ‘opera sabun’ dan acara-acara popular di radio.

Page 12: Copy of Choosing a Code

Varian H lebih prestisius dari pada yang L. Varian H dianggap lebih indah, logis dan lebih ekspresif ketimbang varian L. itulah sebabnya hal itu dianggap tepat dalam literatur, tujuan-tujuan keagamaan dn sebagainya. Ada kemungkinan resistensi merebak bagi kitab-kitab tertentu untuk diterjemahkan kedalam varian L misalnya Qur’an kedalam salah satu varian bahasa Arab percakapan sehari-hari (bahasa pergaulan) atau Injil kedalam Creole Haiti atau kedalam bahasa Yunani popular

Page 13: Copy of Choosing a Code

Dalam beberapa kasus ada perbedaan system bunyi seperti perbedaan mencolok antara bahasa Arab klasik dengan varian bahasa pergaulan begitu pula bahasa Jerman H dengan Swis Jerman.

Page 14: Copy of Choosing a Code

Diglossia merupakan fenomena yang meluas di seluruh dunia. Bagi sebagian penutur, bahasa varian tidak menjadi masalah, tetapi manakala terjadi perkembangan literasi atau ketika mereka ingin mengurangi rintangan regional dan atau sosial atau ketika ada keperluan penyatuan bahasa nasional.

Page 15: Copy of Choosing a Code

Di Haiti usaha untuk mengembangkan literasi telah berhadapan langsung dengan isu apakah menambah jumlah pengajaran bahasa Perancis Standar dengan “mengangkat” varian L, Creole Haiti menjadi sebuah bahasa nasional. Akhirnya Creole Haiti menjadi sebuah bahasa nasional pada tahun 1983 akan tetapi masih kurang prestisius dari bahasa Perancis

Page 16: Copy of Choosing a Code

Bahasa Yunani masih belum sepenuhnya memecahkan masalah yang berhubungan dengan dua varian: bahasa Yunani “konservatif”yang ingin memecahkan perbedaan yang berhubungan dengan varian H, tetapi ‘Liberal’ menginginkan varian L.

Page 17: Copy of Choosing a Code

Abad dua puluh telah menjadi saksi perjuangan panjang dan terkadang pahit antara dua pendukung dua varian. Para tokoh keagamaan mengutuk terjemahan Perjanjian Baru tahun 1921 kedalam bahasa Yunani Demotik dan aksinya ini membawa kerusuhan jalanan di kota Athena. Salah satu konsekwensi dari ketidak setujuan bahasa yaitu bahwa, ketika pemerintah ‘liberal’ tahun 1960-an terguling oleh seorang ‘kolonel’ pada tahun 1967, program pemerintah yang sebelumnya untuk menggunakan Dhimotiki dianggap kurang tepat oleh restorasi penggunaan varian H, Katharévousa, misalnya dalam pendidikan, dan anggapan kurang tepat Dhimotiki dikarenkan asosiasinya denang pandangan-pandangan ‘sayap kiri.’ Dengan kembalinya pada konstitusi pemerintah pada tahun 1975 varian H sebagai bahasa resmi Yunani pada tahun 1976. model yang baru bagi Yunani tampaknya berdasarkan varian bahasa percakapan Athena.

Page 18: Copy of Choosing a Code

Pada saat ini, lawan bahasa Yunani baru yang berdasarkan varian L menyerangnya dengan anggapan miskin dan tercabut dari akarnya, yang menyatakan sebagai pendahulu varian H dan Yunani Kuno (Frangoudaki, 1992).

Page 19: Copy of Choosing a Code

Situasi linguistik baik di Haiti maupun di Yunani terikat erat dengan hubungan kekuasaan diantara kelompok-kelompok sosial. Secara tradisional, setiap Negara yang varian H-nya telah dianggap elit maka varian L-nya tersingkir. Diglosia menguatkan kekacauan sosial. Diglosia digunakan untuk membuat orang tersadar akan posisi sosial dan menjaganya tetap berada pada posisi tersebut terutama orang-orang yang bukan berada pada posisi atas hierarki sosial. Apapun gerakan untuk mengembangkan varian L, bahkan pada kasus Haiti untuk membuat penduduk literasi dalam satu varian, cenderung seperti dianggap ancaman langsung pada orang yang ingin menjaga hubungan tradisional dan keberadaan struktur kekuatan

Page 20: Copy of Choosing a Code

Contoh berikut dari Trudgill (1983b hal 119-19) menunjukan alangkah berbedanya varian Zurich dari Swis dan Jerman Swis dari Jerman varian H

Low variety –Swiss German:En Schwyzer isch er zwaar nie woorde, weder en papiirige na äine im Hëërz ine; und eebigs häd mer syner Spraach aagmĕrkt, das er nüd daa uufgwachsen ischt. Nüd nu s Muul häd Usslander verraate, au syni Möödeli. Er häd lieber mit syne tüütsche Landslüüte weder mit de Yhäimische vercheert, und ischt Mitgliid und Zaalmäischter von iremVerää gsy

High variety – Stadard German:Ein Schweizer ist er zwar nie geworden, weder auf dem papier noch im Herzen; und man hat es seine Spraache agmerkt, dass er nicht dort aufgewachsen ist. Nicht nur die Sprache hat den Aussländer verraten, sondern auch siene Gewohnheiten. Er hat lieber mit sienen deutschen Landsleuten als mit den Einheischen verkehert, und ist Mitglied und Zahlmeister ihres Vereins gewesen

Page 21: Copy of Choosing a Code

Bilingualism and Multilingualism(Kedwibahasaan dan Kemultibahasaan)

Monolingualisme yaitu kemampuan menggunakan hanya satu bahasa seperti yang terjadi di negara-negara Barat. Hal ini diterima secara luas sebagai suatu norma, sedangkan dwibahasa dan multi bahasa dianggap sebagai diluar kebiasaan.

Page 22: Copy of Choosing a Code

Akan tetapi di banyak bagian lain kemampuan berbicara dalam lebih dari satu bahasa, pada kenyataannya monolingualisme dianggap tidak cocok, kurang memiliki keterampilan dalam masyarakat.

Page 23: Copy of Choosing a Code

Terkadang orang tidak menyadari bahwa dirinya mampu berbicara dalam banyak bahasa. Contoh multi bahasa yang menarik yang ada diantara bangsa Tukano barat daya Amazon di perbatasan antara Colombia dan Brasil (Sorensen 1971). Bangsa Tukano adalah bangsa yang multi bahasa karena kaum prianya harus menikahi perempuan diluar grup bahasanya. Menikahi perempuan sebahasa dengan sipria dipandang sebagai inses. Kaum laki-lakinya mencari perempuan dari berbagai suku bangsa yang terdekat yang bahasanya berbeda dengan si laki-lakinya. Selanjutnya dalam pernikahan, sang istri pindah ke keluarga suami dan tinggal di rumah panjang long house. Sebagai akibatnya, berbagai bahasa yang digunakan para perempuan yang berasal dari berbagai suku menjadi tukar menukar bahasa dan akhirnya anak-anak mereka menggunakan berbagai bahasa dikarenakan kontak dengan berbagai keluarga yang berbeda-beda bahasa

Page 24: Copy of Choosing a Code

Code Switching(Pengalihan Bahasa)

Tidaklah lazim seorang penutur hanya menggunakan satu sistem komunikasi (kode) apakah itu varian bahasa, dialek, style (gaya) ataupun register. Kebanyakan penutur menguasai beberapa varian bahasa. Dengan demikian orang biasanya harus memilih kode tertentu ketika mereka bicara dan mereka mungkin memutuskan untuk beralih dari satu kode ke kode yang lainnya atau mencampurkannya.

Page 25: Copy of Choosing a Code

Gal (1988, hal 247) menyatakan:“Code switching is a conventional strategy used to establish, cross or destroy group boundaries to create, evoke or change interpersonal relation with their rights and obligations” “Pengalihan kode adalah strategi konvensional yang digunakan untuk membangun, melintasi atau menghancurkan batasan kelompok; untuk menciptakan, membangkitkan, atau mengubah hubungan antar manusia dengan dengan hak dan kewajibannya.”

Page 26: Copy of Choosing a Code

Di negara yang multi bahasa seperti Singapura kemampuan beralih kode dari satu bahasa ke bahasa yang lainnya dianggap biasa. Singapura memiliki 4 bahasa resmi yaitu bahasa Inggris, Mandarin varian China, bahasa China, Tamil dan bahasa Malaysia yang juga merupakan bahasa nasional. Akan tetapi mayoritas penduduknya penutur bahasa Hokkien varian lain dari bahasa China.

Page 27: Copy of Choosing a Code

Situasi lain, masyarakat multi bahasa bertemu dengan seting asing. Apa bahasa yang mereka gunakan. Tanner (1967) melaporkan tentang penggunaan bahasa terhadap sekelompok kecil mahasiswa Indonesia dengan keluarganya yang tinggal di Amerika. Diantara mereka para mahasiswa tersebut mengetahui sembilan bahasa yang berbeda dengan hamper semuanya mengetahui bahasa Indonesia, Jawa, Belanda dan Inggris. Mereka cenderung berdiskusi urusan menggunakan bahasa Inggris tetapi dalam kegiatan umum menggunakan bahasa Indonesia.

Page 28: Copy of Choosing a Code

Tidak seperti bahasa Jawa, Bahasa Indonesia...apakah resmi atau varian diangap sebagai bahasa netral, demokratis. “ penutur bahasa Indonesia tidak perlu mengaitkan dirinya pada identitas sosial tertentu atau ia terkait kepada salah seorang lawan bicara” (hal.134). Para mahasiswa tersebut juga menggunakan bahasa Belanda tapi sebagai sumber, misalnya yang berhubungan dengan bidang studi tertentu. Sedangkan penggunaan seperti bahasa Jawa, cenderung hanya digunakan sebagai bahasa akrab ketika rasa hormat atau jarak tertentu misalnya bila ada orang yang lebih tua.

Page 29: Copy of Choosing a Code
Page 30: Copy of Choosing a Code

Demikianlah penyajian kami semoga bermanfaat dan berkesan. Terima kasih atas perhatian dan partisifasinya. Mohon maaf masih banyak kekurangan dan kekeliruan

Terima kasih

Kepada semua pihak

yang telah banyak

membatu atas

terlaksananya acara ini