215
PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh : Bernadeta Cahya Ambar Murniwati NIM: 131134233 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

  • Upload
    vucong

  • View
    227

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED

LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN

REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V

SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Bernadeta Cahya Ambar Murniwati

NIM: 131134233

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

i

PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED

LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN

REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V

SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Bernadeta Cahya Ambar Murniwati

NIM: 131134233

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

iii

HALAMAN PENGESAHAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

iv

PERSEMBAHAN

Karya ilmiah ini Penulis persembahkan kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus, sumber berkat dan kekuatanku.

2. Kedua orang tuaku Vincentius Parman dan Anastasia Sri Endang

Setyowati yang senantiasa memberikan kasih sayang dan ketulusan.

3. Sahabat-sahabatku yang selalu menjadi penyemangat dan penghiburku.

4. Universitas Sanata Dharma almamaterku yang kubanggakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

v

MOTTO

“Our greatest glory is not in never falling, but in rising everytime we fall”

(Confucius)

“He has made everything beautiful in its time”

(Ecclesiastes 3:11)

“Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu,

perbuatlah demikian juga kepada mereka”

(Matius 7:12)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

daftar kutipan dan daftar referensi sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 12 Januari 2017

Penulis,

Bernadeta Cahya Ambar Murniwati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Bernadeta Cahya Ambar Murniwati

Nomor Mahasiswa : 131134233

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA

MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN

YOGYAKARTA”, beserta perangkat yang diperlukan (bila ada).

Dengan demikian saya berikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma

untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam

bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di

internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari

saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama

saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 12 Januari 2016

Yang menyatakan,

Bernadeta Cahya Ambar Murniwati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

viii

ABSTRAK

PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI

PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V

SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA

Bernadeta Cahya Ambar Murniwati

Universitas Sanata Dharma

2017

Kata kunci: model Problem Based Learning, kemampuan eksplanasi, kemampuan

regulasi diri, mata pelajaran IPA.

Latar belakang penelitian ini adalah keprihatinan terhadap rendahnya

kemampuan IPA siswa Indonesia pada penelitian PISA tahun 2015 yang masih di

bawah rata-rata. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

penerapan model Problem Based Learning terhadap kemampuan eksplanasi dan

regulasi diri pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Kalasan Yogyakarta

pada semester gasal tahun ajaran 2016/2017.

Penelitian ini menggunakan penelitian quasi experimental tipe non-

equivalent control group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa

kelas V SD Kanisius Kalasan Yogyakarta sebanyak 61 siswa. Sampel penelitian

terdiri dari 31 siswa kelas V A sebagai kelompok eksperimen dan 30 siswa kelas

V B sebagai kelompok kontrol. Treatment yang diterapkan di kelompok

eksperimen adalah model Problem Based Learning. Ada lima langkah dalam

model Problem Based Learning yaitu mengorientasikan siswa pada masalah,

mengorganisasikan siswa untuk belajar, penyelidikan mandiri dan kelompok,

mengembangkan dan mempresentasikan hasil karya, serta menganalisis dan

mengevaluasi proses pemecahan masalah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) model Problem Based Learning

berpengaruh terhadap kemampuan eksplanasi. Rerata skor kelompok eksperimen

(M = 0,88 dan SE = 0,14) lebih tinggi dari kelompok kontrol (M = 0,29 dan SE =

0,10). Perbedaan tersebut signifikan dengan t(59) = -3,37, p = 0,001 (p < 0,05).

Effect size terhadap kemampuan eksplanasi adalah r = 0,42 atau 18% yang setara

dengan “efek menengah”. 2) model Problem Based Learning berpengaruh

terhadap kemampuan regulasi diri. Rerata skor kelompok eksperimen (M = 0,59

dan SE = 0,11) lebih tinggi dari kelompok kontrol (M = 0,07 dan SE = 0,11).

Perbedaan tersebut signifikan dengan t(59) = -3,24, p = 0,002 (p < 0,05). Effect

size terhadap kemampuan regulasi diri adalah r = 0,39 atau 15% yang setara

dengan “efek menengah”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

ix

ABSTRACT

THE EFFECTS OF THE IMPLEMENTATION OF PROBLEM-BASED

LEARNING MODEL ON THE ABILITY TO EXPLAIN AND SELF

REGULATE IN SCIENCE SUBJECT FOR THE FIFTH GRADE STUDENTS

IN KANISIUS KALASAN ELEMENTARY SCHOOL YOGYAKARTA

Bernadeta Cahya Ambar Murniwati

Sanata Dharma University

2017

Keywords: Problem-Based Learning model, the ability to explain, ability to self

regulatie, natural science subject.

The background of this study was concern about the low of students science

ability at Indonesian country according to PISA 2015 research were still below

average. The aims of the study was to find out the effect of the implementation of

Problem-Based Learning model on the ability to explanation and self regulation

in science subject for the fifth grade students in Kanisius Kalasan Elementary

School, Yogyakarta in odd semester 2016/2017.

This study used quasi experimental research with nonequivalent control

group design. The population of this study were 61 of the 5th grade students in

Kanisius Kalasan Elementary School. The samples were 31 students of class VA

as the experimental group and 30 students of class VB as the control group. The

treatment for the experimental group was Problem-Based Learning model. There

are 5 steps in the Problem-Based Learning model including problem orientation,

organizing class, organize student to learn, independent inquiry and groups, to

develop and present the result of the work, as well as analyze and evaluate

problem-solving.

The result of this study showed that 1) Problem-Based Learning model

affects on the ability to explanation. The average experimental group (M = 0,88

and SE = 0,14) is higher than control group (M = 0,29 and SE = 0,10). It has

significant difference in t(59) = -3,37, p = 0,001 (p < 0,05). The effect size of

Problem-Based Learning model on the ability to explanation was r = 0,42 or 18%

categorized into“medium effect”. 2) Problem-Based Learning model affects on

the ability to self regulation. The average experimental group (M = 0,59 dan SE =

0,11) is higher than control group (M = 0,07 and SE = 0,11). It has significant

difference in t(59) = -3,24, p = 0,002 (p < 0,05). The effect size of Problem-Based

Learning model on the ability to self regulation was 0,39 (15%) categorized into

“medium effect”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih-Nya

sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar dan tepat waktu.

Skripsi yang berjudul “PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM

BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN

REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD

KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA”, disusun sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik berkat

bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Karena itu, peneliti mengucapkan

terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Apri Damai Sagita Krissandi, M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi

Pendidikan Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A. selaku Dosen Pembimbing

I yang telah membimbing dan mendukung dengan sabar dan bijaksana.

5. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang

membimbing kami dengan penuh kesabaran.

6. Drs. Y.B. Adimassana, M.A. selaku Dosen Penguji III yang telah

memberikan masukkan dan saran.

7. Patricia Agustin Ria Dewi, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SD Kanisius Kalasan

Yogyakarta yang telah memberikan ijin melakukan penelitian.

8. Martinus Sopyan Supriyadi, S.Pd. selaku guru mitra yang telah membantu

pelaksanaan penelitian, sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar.

9. Siswa kelas VA dan VB SD Kanisius Kalasan Yogyakarta tahun ajaran

2016/2017 yang telah bersedia terlibat dalam penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

xi

10. Sekretariat PGSD Universitas sanata Dharma Yogyakarta yang telah

membantu proses perijinan penelitian skripsi.

11. Kedua orang tuaku, Vincetius Parman dan Anastasia Sri Endang Setyowati

yang dengan sabar selalu menyertai perjuanganku berupa doa, kasih sayang,

perhatian, nasihat, dan materi.

12. Sahabatku penelitian kolaboratif payung Widi, Wati, Desy, Sita, Mita, Tita,

Tami, Cicil, Listy, Vero yang telah memberikan bantuan selama melakukan

penelitian dan menyelesaikan skripsi.

13. Sahabat-sahabatku dari SMA Pita, Marsel, dan Floren yang selalu

mendukung dan memberikan semangat.

14. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu namun telah

banyak membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna karena keterbatasan

kemampuan peneliti. Segala kritik dan saran yang membangun akan peneliti

terima dengan senang hati. Peneliti berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi dunia pendidikan dan para pembaca.

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ..............................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii

PERSEMBAHAN ................................................................................................. iv

MOTTO .................................................................................................................. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ................................................... vii

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .... vii

ABSTRAK ........................................................................................................... viii

ABSTRACT ............................................................................................................ ix

KATA PENGANTAR ............................................................................................ x

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvi

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xix

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Permasalahan ....................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 5

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 5

1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 6

1.4.1 Bagi Sekolah ........................................................................................... 6

1.4.2 Bagi Guru ............................................................................................... 6

1.4.3 Bagi Siswa .............................................................................................. 6

1.4.4 Bagi Peneliti ........................................................................................... 6

1.5 Definisi Operasional ...................................................................................... 6

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................ 8

2.1 Kajian Pustaka ............................................................................................... 8

2.1.1 Teori-teori yang Mendukung ..................................................................... 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

xiii

2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak ...................................................................... 8

2.1.1.2 Model pembelajaran .............................................................................. 11

2.1.1.3 Problem Based Learning ....................................................................... 12

2.1.1.4 Kemampuan Berpikir Kritis .................................................................. 15

2.1.1.5 Kemampuan Eksplanasi ........................................................................ 17

2.1.1.6 Kemampuan Regulasi Diri .................................................................... 18

2.1.1.7 Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam........................................................... 19

2.1.1.8 Materi Ajar Kelas V .............................................................................. 20

2.1.2 Penelitian yang Relevan ........................................................................... 22

2.1.2.1 Penelitian tentang Problem Based Learning ......................................... 22

2.1.2.2 Penelitian tentang kemampuan berpikir kritis ....................................... 22

2.1.2.3 Literature Map...................................................................................... 24

2.2 Kerangka Berpikir ....................................................................................... 25

2.3 Hipotesis Penelitian ..................................................................................... 26

BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 27

3.1. Jenis Penelitian ........................................................................................... 27

3.2. Setting Penelitian ........................................................................................ 29

3.2.1. Lokasi Penelitian ..................................................................................... 29

3.2.2. Waktu Penelitian ..................................................................................... 30

3.3 Populasi dan Sampel.................................................................................... 30

3.3.1 Populasi .................................................................................................... 30

3.3.2 Sampel ...................................................................................................... 31

3.4 Variabel Penelitian ...................................................................................... 32

3.5 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 33

3.6 Instrumen Penelitian .................................................................................... 35

3.7 Teknik Pengujian Instrumen........................................................................ 36

3.7.1 Uji Validitas.............................................................................................. 36

3.7.1.1 Validitas Isi ............................................................................................ 37

3.7.1.2 Validitas Muka ...................................................................................... 37

3.7.1.3 Validitas Konstruk ................................................................................. 38

3.7.1 Pengujian Reliabilitas ........................................................................... 40

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

xiv

3.8 Teknik Analisis Data ................................................................................... 41

3.7.2 Analisis Pengaruh Perlakuan ................................................................ 41

3.8.1.1 Uji Normalitas Distribusi Data ............................................................. 41

3.8.1.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal ........................................................ 42

3.8.1.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan .............................................................. 44

3.8.2 Analisis Lebih Lanjut ............................................................................... 45

3.8.2.1 Perhitungan Presentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I......... 45

3.8.2.2 Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I .................... 46

3.8.2.3 Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I ................................... 47

3.8.2.4 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan ............................................................ 48

3.8.3 Persepsi terhadap Perlakuan ..................................................................... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 52

4.1 Hasil Penelitian ............................................................................................ 52

4.1.1 Implementasi Penelitian ........................................................................... 52

4.1.1.1 Deskripsi Populasi dan Sampel Penelitian ............................................ 52

4.1.1.2 Deskripsi Implementasi Pembelajaran .................................................. 53

1. Deskripsi Implementasi Pembelajaran Kelompok Kontrol........................ 54

2. Deskripsi Implementasi Pembelajaran Kelompok Eksperimen ................. 55

4.1.2 Deskripsi Sebaran Data ............................................................................ 58

1. Kelompok Kontrol ..................................................................................... 59

2. Kelompok Eksperimen ............................................................................... 61

4.1.3 Uji Hipotesis Penelitian I.......................................................................... 63

4.1.3.1 Uji Normalitas Distribusi Data .............................................................. 64

4.1.3.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal ......................................................... 65

4.1.3.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan .................................................... 67

4.1.3.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan ............................................................... 69

4.1.3.5 Analisis Lebih Lanjut ............................................................................ 70

1. Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I ................. 70

2. Uji Besar Efek Peningkatan Rerata Skor Pretest ke Posttest I ..................... 71

3. Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I .......................................... 73

4. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan .................................................................... 74

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

xv

4.1.4 Hasil Uji Hipotesis Penelitian II ............................................................... 76

4.1.4.1 Uji Normalitas Distribusi Data .............................................................. 77

4.1.4.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal ......................................................... 78

4.1.4.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan .................................................... 80

4.1.4.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan ............................................................... 82

4.1.4.5 Analisis Lebih Lanjut ............................................................................ 83

1. Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I ................. 83

2. Uji Besar Efek Peningkatan Rerata Skor Pretest ke Posttest I ..................... 85

3. Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I .......................................... 86

4. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan .................................................................... 87

4.2 Pembahasan ................................................................................................. 89

4.2.1 Ancaman Validitas Internal Penelitian ..................................................... 89

4.2.2 Pengaruh Model PBL terhadap Kemampuan Eksplanasi ...................... 92

4.2.3 Pengaruh Model PBL terhadap Kemampuan Regulasi Diri .................. 95

4.2.4 Dampak Pengaruh Perlakuan ................................................................. 97

4.2.5 Pembahasan Lebih Lanjut .................................................................... 101

BAB V PENUTUP .............................................................................................. 103

5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 103

5.2 Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 104

5.3 Saran ......................................................................................................... 104

DAFTAR REFERENSI ..................................................................................... 105

LAMPIRAN ........................................................................................................ 109

CURRICULUM VITAE ...................................................................................... 193

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Bentuk paruh burung ............................................................................. 20

Tabel 3.1 Jadwal Pengambilan Data ..................................................................... 30

Tabel 3.2 Pemetaan Instrumen Penelitian ............................................................. 35

Tabel 3.3 Matriks Pengembangan Instrumen........................................................ 36

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen ............................................................... 39

Tabel 3.5 Hasil Validitas Instrumen Aspek Eksplanasi dan Regulasi diri ........... 39

Tabel 3.6 Kriteria Koefisien Reliabilitas .............................................................. 40

Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ............................................................ 40

Tabel 3.8 Kriteria Besar Pengaruh Perlakuan ....................................................... 44

Tabel 3.9 Pedoman Koefisien Korelasi ................................................................. 47

Tabel 3.10 Pedoman Wawancara dengan Guru .................................................... 50

Tabel 3.11 Pedoman Wawancara Siswa Kelompok Eksperimen Sebelum

Perlakuan ............................................................................................................... 50

Tabel 3.12 Pedoman Wawancara dengan Siswa ................................................... 51

Tabel 4.1 Tabulasi Data Kelompok Kontrol terhadap Kemampuan Eksplanasi .. 59

Tabel 4.2 Tabulasi Data Kelompok Kontrol terhadap Kemampuan Regulasi Diri

............................................................................................................................... 60

Tabel 4.3 Tabulasi Data Kelompok Eksperimen terhadap Kemampuan Eksplanasi

............................................................................................................................... 61

Tabel 4.4 Tabulasi Data Kelompok Eksperimen terhadap Kemampuan Regulasi

Diri ........................................................................................................................ 62

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Kemampuan Eksplanasi ........... 65

Tabel 4.6 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians .............................................. 66

Tabel 4.7 Hasil Uji Perbedaan Rerata Pretest Kemampuan Eksplanasi ............... 66

Tabel 4.8 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians .............................................. 68

Tabel 4.9 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Eksplanasi ... 68

Tabel 4.10 Hasil Uji Besar Pengaruh Peningkatan dari pretest ke posttest I

terhadap Kemampuan Eksplanasi ......................................................................... 69

Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Skor Pretest ke

Posttest I Kemampuan Eksplanasi ........................................................................ 70

Tabel 4.12 Hasil Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Skor Pretest ke Posttest I

Kemampuan Eksplanasi ........................................................................................ 72

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

xvii

Tabel 4.13 Hasil Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I Kemampuan

Eksplanasi ............................................................................................................. 73

Tabel 4.14 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Eksplanasi ....... 75

Tabel 4.15 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Eksplanasi ....... 76

Tabel 4.16 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Kemampuan Regulasi Diri ...... 77

Tabel 4.17 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians ............................................ 79

Tabel 4.18 Hasil Uji Perbedaan Rerata Pretest Kemampuan Regulasi Diri......... 79

Tabel 4.19 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians ............................................ 81

Tabel 4.20 Hasil Uji Perbedaan Rerata Pretest Kemampuan Regulasi Diri......... 81

Tabel 4.21 Hasil Uji Effect Size terhadap Kemampuan Regulasi Diri ................. 82

Tabel 4.22 Hasil Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Skor Pretest ke

Posttest I Kemampuan Regulasi Diri .................................................................... 83

Tabel 4.23 Hasil Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Skor Pretest ke Posttest I

Kemampuan Regulasi Diri .................................................................................... 85

Tabel 4.24 Hasil Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I Kemampuan

Regulasi Diri ......................................................................................................... 86

Tabel 4.25 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Regulasi Diri ... 88

Tabel 4.26 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Regulasi diri .... 89

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

xviii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Literatur mindmap ............................................................................. 24

Gambar 3.1 Desain Penelitian ............................................................................... 28

Gambar 3.2 Hubungan Variabel Penelitian .......................................................... 32

Gambar 3.3 Rumus Besar Efek untuk Data Normal ............................................. 44

Gambar 3.4 Rumus Rumus Besar Efek untuk Data Tidak Normal ...................... 45

Gambar 3.5 Rumus Besar Persentase Peningkatan Pretest-Posttest I .................. 45

Gambar 3.6 Rumus Gain Score.............................................................................46

Gambar 3.7 Rumus Persentase Uji Retensi Pengaruh .......................................... 49

Gambar 4.1 Diagram Rerata Selisih Skor Pretest-Posttest I Kemampuan

Eksplanasi ............................................................................................................. 69

Gambar 4.2 Grafik Gain Score Kemampuan Eksplanasi ..................................... 71

Gambar 4.3 Grafik Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Eksplanasi .. 75

Gambar 4.4 Diagram Rerata Selisih Skor Pretest-Posttest I Kemampuan Regulasi

Diri ........................................................................................................................ 82

Gambar 4.4 Grafik Gain Score Pada Kemampuan Regulasi Diri ........................ 84

Gambar 4.6 Grafik Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Regulasi Diri

............................................................................................................................... 88

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1.1 Surat Ijin Penelitian ............................................................................. 110

Lampiran 1.2 Surat Ijin Validitas Soal ...................................................................... 111

Lampiran 2.1 Silabus Kelompok Eksperimen.......................................................... 112

Lampiran 2.2 Silabus Kelompok Kontrol ................................................................. 114

Lampiran 2.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen ......... 116

Lampiran 2.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Kontrol ................ 126

Lampiran 2.5 Lembar Kerja Siswa .....................................................................133

Lampiran 2.6 Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa ............................................140

Lampiran 3.1 Soal Uraian........................................................................................... 135

Lampiran 3.2 Kunci Jawaban ..................................................................................... 149

Lampiran 3.3 Rubrik Penilaian .................................................................................. 154

Lampiran 3.4 Hasil Rekap Nilai Expert Judgement ................................................ 158

Lampiran 3.5 Hasil Analisis SPSS Uji Validitas ..................................................... 161

Lampiran 3.6 Hasil Analisis SPSS Uji Reliabilitas ................................................. 163

Lampiran 4.1 Tabulasi Nilai Kemampuan Eksplanasi Kelompok Kontrol dan

Eksperimen................................................................................................................... 164

Lampiran 4.2 Tabulasi Nilai Kemampuan Regulasi Diri Kelompok Kontrol dan

Eksperimen................................................................................................................... 165

Lampiran 4.3 Hasil SPSS Uji Normalitas Data ....................................................... 166

Lampiran 4.4. Hasil SPSS Uji Perbedaan Kemampuan Awal ............................... 167

Lampiran 4.5 Hasil SPSS Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ........................... 169

Lampiran 4.6 Perhitungan Manual Besar Pengaruh Perlakuan .............................. 171

Lampiran 4.7 Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I . 172

Lampiran 4.8 Hasil Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I.... 175

Lampiran 4.9 Hasil SPSS Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I ........ 179

Lampiran 4.10 Hasil Uji Retensi Perlakuan ............................................................. 181

4.10.1 Kemampuan Eksplanasi ................................................................................. 181

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

xx

Lampiran 4.11 Transkrip Wawancara Siswa ........................................................... 183

Lampiran 4.12 Transkrip Wawancara Guru ............................................................. 189

Lampiran 5.1 Foto-Foto Kegiatan Pembelajaran ..................................................... 190

Lampiran 5.2 Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian ..................................... 192

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

1

BAB I

PENDAHULUAN

Bab I dalam penelitian ini berisi tentang latar belakang penelitian,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.

Latar belakang penelitian berisi tentang alasan peneliti melakukan penelitian.

Rumusan masalah berisi pertanyaan mengenai masalah yang akan diteliti. Tujuan

penelitian berisi jawaban dari rumusan masalah penelitian. Manfaat penelitian

berisi tentang manfaat dari penelitian ini bagi sekolah, guru, peneliti, dan siswa.

Definisi operasional berisi tentang pengertian kata-kata kunci dalam penelitian.

Bagian-bagian tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.

1.1 Latar Belakang Permasalahan

Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting dalam kehidupan

kita. Melalui pendidikan kita dapat mengenal, mempelajari, memahami suatu

situasi dan informasi maupun permasalahan di sekitar kita. Satori (2007: 115)

menjelaskan bahwa pendidikan merupakan situasi ketika guru dan siswa

berkomunikasi, di mana guru menanamkan nilai luhur dalam masyarakat kepada

siswa. Salah satu tujuan pendidikan yaitu untuk mengembangkan potensi dari

peserta didik. Potensi-potensi dari peserta didik sangat beragam, misalnya ada

anak yang berpotensi di bidang musik, di bidang seni tari, di bidang olahraga, di

bidang bahasa ataupun di bidang berhitung. Hal ini dikarenakan setiap individu

memiliki potensi yang berbeda, maka dari itu pendidikan menjadi sarana yang

sangat penting untuk menggali dan mengasah potensi yang dimiliki peserta didik.

Melihat pentingnya pendidikan, maka dari itu pendidikan harus diusahakan secara

optimal dan semaksimal mungkin. Pendidikan dapat diperoleh dari mana saja,

seperti dari sekolah, dari lingkungan sekitar, dari media sosial dan dari

pengalaman pribadi maupun pengalaman orang lain. Pendidikan secara formal

dari sejak dini didapat dari sekolah.

Programme for International Student Assessment (PISA) melakukan

penelitian terhadap siswa-siswa usia 15 tahun. Survei PISA 2015 fokus pada IPA,

membaca, matematika, dan pemecahan masalah kolaboratif (OECD, 2016: 6).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

2

Ilmu pendidikan di Indonesia telah mengalami transformasi yang luar biasa untuk

menciptakan landasan bagi kemakmuran dan pembangunan yang berkelanjutan.

Hasil PISA 2015 menunjukkan bahwa Indonesia dibidang ilmu pengetahuan naik

21 poin apabila dibandingkan dengan hasil PISA 2012 yaitu dari 382 menjadi 403

(OECD, 2016). Meskipun demikian, hasil PISA 2015 menunjukkan Indonesia

masih berada di bawah rata-rata dengan ranking 62 dari 70 (OECD, 2016). Hal

tersebut dapat menjadi salah satu alasan untuk terus meningkatkan kualitas dan

kuantitas pendidikan.

Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan

memperhatikan proses pembelajaran di sekolah. Pembelajaran sebaiknya dapat

berperan untuk memfasilitasi siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri,

sehingga guru perlu melaksanakan pembelajaran dengan aktif, kreatif, efektif, dan

menyenangkan (Djamarah & Zain, 2010: 323). Pembelajaran dapat dilaksanakan

dengan berbagai macam metode dan model pembelajaran. Pemilihan metode dan

model pembelajaran yang baik adalah salah satu upaya untuk meningkatkan

kualitas pendidikan. Pemilihan model pembelajaran yang tepat diharapkan dapat

meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

Gunawan (2003: 177-178) memaparkan bahwa keterampilan berpikir kritis

merupakan kemampuan berpikir pada level yang kompleks yang menggunakan

proses analisis dan evaluasi. Tujuan kemampuan berpikir kritis adalah

memaksimalkan kemampuan berpikir siswa untuk mencapai pemahaman yang

mendalam. Kemampuan berpikir kritis sangat baik digunakan dalam memecahkan

masalah dan pengambilan keputusan, sehingga peserta didik terutama kelas V

Sekolah Dasar diusahakan memiliki keterampilan berpikir kritis. Semakin

berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan semakin banyak

pula informasi yang dapat diterima oleh peserta didik. Keterampilan berpikir kritis

berperan dalam pengambilan keputusan dan pemilihan informasi yang tepat,

akibat dari banyaknya informasi yang peserta didik terima.

Facione (2015) mengidentifikasi enam indikator keterampilan berpikir kritis,

yaitu interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi, eksplanasi, dan regulasi diri.

Kemampuan eksplanasi dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu menjelaskan hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

3

penalaran, membenarkan prosedur yang digunakan, dan memaparkan argumen-

argumen yang digunakan. Kata kerja operasional yang dapat digunakan untuk

menunjukkan indikator kemampuan berpikir kritis eksplanasi antara lain

menjustifikasi penalaran dan mempresentasikan penalaran. Kemampuan regulasi

diri dapat dibagi menjadi dua yaitu refleksi diri dan koreksi diri. Kata kerja

operasional yang dapat digunakan untuk menunjukkan indikator kemampuan

berpikir kritis regulasi diri yaitu menganalisis dan mengevaluasi.

Penelitian terdahulu telah meneliti tentang pengaruh penerapan Problem

Based Learning (PBL) dan Group Investigation (GI) terhadap kemampuan

berpikir kritis mahasiswa biologi STKIP (Asyari, Muhdhar, dkk., 2015). Hasil

penelitian menemukan bahwa penerapan PBL dan GI mendorong siswa untuk

berpikir kritis melalui perencanaan, berdebat, menyatakan pertanyaan dan

masalah, dan menganalisis dan memberikan solusi terhadap masalah lingkungan

sekitarnya. Penelitian lain mengungkapkan bahwa PBL dapat meningkatkanaspek

lain seperti perkembangan metakognitif dan perkembangan kepemimpinan.

Downing, Ning, dan Shin (2011) meneliti tentang pengaruh Problem Based

Learning terhadap pengalaman dan perkembangan metakognitif. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa penggunaan model PBL dapat lebih meningkatkan

pengalaman dan perkembangan metakognitif dibandingkan dengan menggunakan

metode tradisional. Yeo (2006) meneliti tentang apakah PBL dapat berjalan

seiring dengan perkembangan kepemimpinan. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa PBL berkontribusi terhadap kebermaknaan proses pembelajaran

kepemimpinan, selain itu PBL juga diperlukan untuk lebih memfasilitasi peserta

setelah sesi latihan. Schechter (2010) meneliti tentang penggunaan PBL dan

Success Based Learning (SBL) sebagai kerangka instruksional terhadap

pendidikan kepemimpinan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PBL dan SBL

dapat lebih mengembangkan kapasitas calon pemimpin.

Berdasarkan observasi dan wawancara yang telah peneliti lakukan terhadap

proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di suatu Sekolah Dasar,

beberapa guru yang mengampu pembelajaran IPA masih menggunakan metode

ceramah. Guru lebih sering menggunakan metode ceramah dibandingkan dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

4

metode maupun model pembelajaran lain. Guru menggunakan metode maupun

model lain sesekali dalam satu bab bahkan sering tidak pernah menggunakan

metode lain selain ceramah selama proses pembelajaran dalam satu bab. Metode

ceramah kurang efektif apabila diterapkan di sekolah karena metode tersebut

kurang merangsang kemampuan berpikir kritis siswa. Siswa tidak mendapatkan

kesempatan untuk mengungkapkan pendapatnya dalam memecahkan suatu

masalah. Hal tersebut dapat membuat siswa menjadi pasif saat pembelajaran dan

pembelajaran tersebut dapat dikatakan tidak berpusat pada siswa.

Salah satu model pembelajaran yang berpusat pada siswa dan dapat diterapkan

disekolah dasar adalah pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning).

Model Problem Based Learning adalah suatu model pembelajaran yang

menggunakan masalah nyata (autentik) yang tidak terstruktur dan bersifat terbuka

sebagai konteks bagi peserta didik untuk mengembangkan keterampilan

menyelesaikan masalah dan berpikir kritis serta sekaligus membangun

pengetahuan baru (Hosnan, 2014: 298). Terdapat lima langkah dalam penerapan

model Problem Based Learning yaitu mengorientasikan siswa pada masalah,

mengorganisasikan siswa untuk belajar, penyelidikan mandiri dan kelompok,

mengembangkan dan mempresentasikan hasil karya, serta menganalisis dan

mengevaluasi proses pemecahan masalah. Problem Based Learning memiliki

beberapa kelebihan antara lain berorientasi pada pengembangan belajar mandiri,

menekankan pentingnya pemerolehan keterampilan meneliti, memecahkan

masalah, dan penguasaan pengetahuan, dan mendorong siswa untuk berpikir

tingkat tinggi. Problem Based Learning menghadapkan siswa pada suatu masalah

langsung sehingga siswa dituntut untuk menggunakan kemampuan berpikir

tingkat tinggi antara lain eksplanasi dan regulasi diri dalam memecahkan suatu

masalah.

Penelitian ini dibatasi pada pengaruh penerapan model Problem Based

Learning terhadap kemampuan eksplanasi dan regulasi diri pada mata pelajaran

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Materi yang digunakan untuk penelitian ini

mengenai cara makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungan. Penelitian

ini diujicobakan pada siswa kelas V SD Kanisius Kalasan Yogyakarta semester

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

5

gasal tahun ajaran 2016/2017. Kelas yang diuji coba dalam penelitian ini adalah

kelas VA sebagai kelas eksperimen dan kelas VB sebagai kelas kontrol. Peneliti

memilih SD Kanisius Kalasan sebagai tempat melaksanakan penelitian karena

peneliti ingin mengetahui kemampuan eksplanasi dan regulasi diri siswa pada

kelas yang menggunakan metode konvensional dan model Problem Based

Learning.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apakah penerapan model Problem Based Learning berpengaruh terhadap

kemampuan eksplanasi pada mata pelajaran IPA materi penyesuaian diri

hewan dengan lingkungannya kelas V SD Kanisius Kalasan Yogyakarta

pada semester gasal tahun ajaran 2016/2017?

1.2.2 Apakah penerapan model Problem Based Learning berpengaruh terhadap

kemampuan regulasi diri pada mata pejalaran IPA materi penyesuaian diri

hewan dengan lingkungannya kelas V SD Kanisius Kalasan Yogyakarta

pada semester gasal tahun ajaran 2016/2017?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Mengetahui pengaruh penerapan model Problem Based Learning terhadap

kemampuan eksplanasi pada mata pejalaran IPA materi penyesuaian diri

hewan dengan lingkungannya kelas V SD Kanisius Kalasan Yogyakarta

pada semester gasal tahun ajaran 2016/2017.

1.3.2 Mengetahui pengaruh penerapan Problem Based Learning terhadap

kemampuan regulasi diri pada mata pejalaran IPA materi penyesuaian diri

hewan dengan lingkungannya kelas V SD Kanisius Kalasan Yogyakarta

pada semester gasal tahun ajaran 2016/2017.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

6

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Sekolah

Sekolah dapat mengetahui pengaruh model Problem Based Learning

terhadap kemampuan eksplanasi dan regulasi diri siswa kelas V Sekolah Dasar

saat belajar mengajar.

1.4.2 Bagi Guru

Guru dapat menerapkan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan

model Problem Based Learning untuk meningkatkan kemampuan eksplanasi dan

regulasi diri siswa kelas V Sekolah Dasar saat kegiatan belajar mengajar.

1.4.3 Bagi Siswa

Kemampuan eksplanasi dan regulasi diri siswa kelas V Sekolah Dasar

dapat meningkat ketika kegiatan belajar mengajarnya menggunakan model

Problem Based Learning.

1.4.4 Bagi Peneliti

Peneliti dapat menggunakan hasil penelitian sebagai batu loncatan agar

dapat menggunakan model Problem Based Learning sebagai salah satu cara

meningkatkan kemampuan eksplanasi dan regulasi diri siswa kelas V Sekolah

Dasar saat kegiatan belajar mengajar.

1.5 Definisi Operasional

1.5.1 Problem Based Learning adalah suatu model pembelajaran, di mana proses

pembelajaran diawali dengan menghadapkan siswa dengan suatu masalah

nyata atau masalah yang disimulasikan dengan lima tahap yaitu,

mengorientasikan siswa pada masalah, mengorganisasikan siswa untuk

belajar, penyelidikan mandiri dan kelompok, mengembangkan dan

mempresentasikan hasil karya, serta menganalisis dan mengevaluasi proses

pemecahan masalah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

7

1.5.2 Keterampilan berpikir kritis merupakan kemampuan untuk berpikir tingkat

tinggi dan pada level yang kompleks yang terdiri dari enam keterampilan

yaitu interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi, eksplanasi, dan regulasi diri.

1.5.3 Kemampuan eksplanasi adalah kemampuan untuk menjelaskan hasil dari

suatu pemikiran, yang dibagi menjadi tiga yaitu menjelaskan hasil

penalaran, membenarkan prosedur yang digunakan, dan memaparkan

argumen-argumen yang digunakan.

1.5.4 Kemampuan regulasi diri adalah kemampuan untuk mengontrol diri sendiri

yang dibagi menjadi dua yaitu koreksi diri dan refleksi diri melalui kegiatan

analisis dan evaluasi.

1.5.5 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah pengetahuan yang membahas

fenomena-fenomena alam yang terjadi di sekitar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

8

BAB II

LANDASAN TEORI

Bab II berisi tentang kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka

berpikir, dan hipotesis penelitian. Kajian pustaka berisi teori-teori yang

mendukung dalam pelaksanaan penelitian. Penelitian yang relevan berisi

penelitian sebelumnya yang pernah ada yang berkaitan dengan penelitian ini.

Kerangka berpikir berisikan rumusan atau landasan berpikir dari umum ke

khusus. Hipotesis berisi dugaan sementara tentang jawaban suatu rumusan

masalah. Bagian-bagian tersebut dijelaskan sebagai berikut.

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Teori-teori yang Mendukung

Teori-teori yang mendukung dalam penelitian ini adalah, teori

perkembangan anak, kemampuan berpikir kritis, kemampuan eksplanasi,

kemampuan regulasi diri, Pembelajaran Berbasis Masalah dan hakikat Ilmu

Pengetahuan Alam. Teori-teori tersebut yang mendukung dalam penelitian ini.

2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak

Perkembangan anak penting dipahami agar anak dapat mengembangkan

potensi yang ada dalam diri anak semaksimal mungkin. Ada beberapa alasan

mengapa perkembangan anak penting untuk dipahami (Yusuf, 2010: 12):

a. Masa anak-anak merupakan periode perkembangan yang cepat dan terjadi

perubahan dalam banyak aspek perkembangan.

b. Pengalaman masa kecil mempunyai pengaruh yang kuat pada masa

perkembangan berikutnya.

c. Membantu anak mengembangkan diri dan memecahkan masalah yang

dihadapi.

d. Melalui pemahaman tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

perkembangan anak, dapat diantisipasi tentang bagaimana upaya untuk

memfasilitasi perkembangan tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

9

Teori perkembangan kognitif Piaget (dalam Mutiah, 2010: 48-73) adalah

ide perkembangan anak melalui beberapa tahap, yaitu tahap sensorimotor (0 – 2

tahun), pada tahap ini pengetahuan anak didasarkan pada interaksi yang baik

dengan benda/objek yang ada disekitarnya maupun orang-orang yang ada

disekitarnya (Mutiah, 2010: 53). Interaksi yang baik yang dimaksudkan dalam

tahap ini seperti melihat, merasakan/meraba, mendengar dan lain sebagainya.

Pada tahap kedua, yaitu tahap praoperasional ( 2 – 7 tahun), pada tahap ini anak

mulai dapat menggunakan simbol-simbol sebagai tanda untuk menunjukkan suatu

objek yang mereka lihat (Mutiah, 2010: 62). Pada tahap kedua ini anak akan

menggunakan gambar atau simbol lain untuk mewakili suatu objek yang tidak

terlipat oleh anak pada saat itu atau objek tersebut berada ditempat yang saat itu

tidak terlihat oleh anak.

Tahap ketiga dalam teori perkembangan kognitif Piaget adalah tahap

operasional konkret (7 – 11 tahun), pada tahap ini anak sudah dapat menggolong-

golongkan sesuatu, namun belum bisa memecahkan masalah yang abstrak. Anak

telah mampu menggabungkan hubungan secara logis untuk memahami

kesimpulan tertentu (Mutiah, 2010: 67-68). Misalnya, ada 3 batang lidi (A, B, dan

C) panjang lidi A paling panjang, dan C paling pendek. Anak akan dapat

memahami bahwa lidi A lebih panjang dari lidi B dan lidi C, lidi B lebih panjang

dari lidi C. Tahap keempat dalam perkembangan kognitif Piaget adalah tahap

operasional formal (11 – 15 tahun), pada tahap ini anak mampu berpikir logis dan

mampu mengambil kesimpulan dari sesuatu yang dia amati (Mutiah, 2010: 68-

72). Anak mulai mengerti pemikiran-pemikiran abstrak dan dapat memikirkan

hipotesis dan analisis dalam suatu masalah yang dihadapi. Pada tahap ini anak

dapat memikirkan banyak kemungkinan dalam suatu analisis dan persoalan yang

dihadapi. Anak mampu menghubungkan simbol-simbol sehingga anak mampu

berpikir dan memecahkan masalah tanpa bantuan orang lain.

Seperti pendapat Piaget, Vygotsky juga memiliki pendapat yang sama

bahwa anak aktif dalam menyusun kemampuan mereka (Mutiah, 2010: 73).

Vygotsky menyampaikan sebuah konsep tentang Zone of Proximal Development

(ZPD), konsep tersebut merupakan istilah untuk serangkaian tugas yang terlalu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

10

sulit untuk dikuasai anak sendirian, namun dapat dikuasai anak dengan bantuan

orang dewasa atau teman yang lebih mampu (Mutiah, 2010:77). Terdapat batasan-

batasan dari ZPD, ada batasan bawah dan batasan atas. Batasan bawah dalam

konsep ini adalah tingkat masalah yang dapat diselesaikan anak seorang diri.

Sedangkan batasan atasnya adalah tingkat tanggung jawab atau tugas tambahan

yang dapat diterima anak dengan bantuan dari orang dewasa atau teman yang

mampu.

Dalam ZPD terdapat istilah scaffolding, scaffolding adalah sebuah teknik

untuk mengubah level dukungan (Mutiah, 2010: 78). Selama kegiatan

pembelajaran seorang guru atau orang yang lebih mampu menyesuaikan

bimbingannya dengan level kinerja siswa yang dia capai. Ketika tugas yang dia

pelajari adalah tugas baru, maka teknik yang digunakan orang yang lebih ahli

untuk membantu siswa adalah teknik instruksi langsung. Sedangkan ketika

kemampuan siswa meningkat, maka semakin sedikit bimbingan yang diberikan.

Konsep ZPD menjadi pendorong terjadinya kemajuan perkembangan dan

pembelajaran (Salkind, 2009: 375).

Kriteria penahapan perkembangan dalam hubungannya dengan

pendidikan, perkembangan individu sejak lahir sampai masa kematangan dapat

digambarkan menjadi beberapa fase perkembangan (Yusuf, 2010: 23). Pertama

adalah masa usia pra sekolah (usia 0 – 6 tahun), masa usia Sekolah Dasar (usia 6 –

12 tahun), masa usia sekolah menengah (usia 12 – 18 tahun), dan masa usia

mahasiswa (usia 18 – 25 tahun). Masa usia Sekolah Dasar atau sering disebut

dengan masa intelektual, anak lebih mudah dididik daripada masa sebelum dan

sesudahnya. Biasanya pada usia 6-7 tahun anak telah matang untuk masuk sekolah

dasar. Menurut Yusuf (2010: 24-25) pada usia sekolah dasar kira-kira 6-12 tahun

anak-anak memiliki sifat sebagai berikut :

a. Terdapat hubungan positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi.

b. Mentaati peraturan-peraturan permainan tradisional.

c. Kecenderungan memuji diri sendiri.

d. Suka membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

11

e. Apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal, soal tersebut dianggap tidak

penting.

f. Selalu menghendaki nilai yang baik, tanpa memikirkan apakah prestasinya atau

kemampuannya memang pantas diberi nilai baik.

Peneliti menggunakan anak kelas V SD sebagai sampel penelitian ini.

Berdasarkan teori-teori tentang perkembangan anak yang telah disebutkan, anak

usia kelas V SD termasuk dalam teori perkembangan kognitif Piaget pada tahap

operasional formal dan dalam fase perkembangan termasuk dalam usia Sekolah

Dasar. Pada perkembangan tersebut anak memiliki rasa percaya diri yang tinggi.

Mereka juga mulai mengerti tentang peraturan-peraturan dan berusaha untuk

mentaati peraturan tersebut. Mampu mengambil kesimpulan dari sesuatu yang

diamati dan dapat memecahkan masalah tanpa bantuan orang lain. Hal tersebut

sesuai dengan kemampuan yang diteliti. Vygotsky juga berpendapat bahwa usia

anak-anak adalah usia dimana mereka aktif dalam menyusun pengetahuan

mereka.

2.1.1.2 Model pembelajaran

Rusman (2013: 132) menyatakan bahwa model-model pembelajaran

biasanya disusun berdasarkan berbagai prinsip dan teori pengetahuan, antara lain

prinsip pembelajaran, teori psikologis, sosiologis, analisis sistem, atau teori-teori

lain yang mendukung. Joyce & Weil (dalam Rusman, 2013: 133) menyatakan

bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan

untuk membentuk kurikulum, merancang bahan pembelajaran, dan membimbing

pembelajaran dikelas atau lainnya. Guru dapat memilih model pembelajaran yang

sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya (Rusman, 2013: 133).

Berikut ini dasar pemilihan model pembelajaran yaitu (Rusman, 2013: 133):

1. Tujuan yang hendak dicapai, yang harus dipertimbangkan seperti

kompetensi akademik, kepribadian, sosial, dll.

2. Bahan atau materi pembelajaran, yang harus dipertimbangkan seperti

fakta, konsep, hukum, teori, sumber-sumber yang relevan, dll.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

12

3. Peserta didik, yang harus dipertimbangkan seperti tingkat kematangan,

gaya belajar, minat, bakat, dan kondisi peserta didik.

4. Nonteknis, yang harus dipertimbangkan seperti keefektifan model

pembelajaran, kesanggupan model pembelajaran untuk mencapai tujuan,

dan apakah model pembelajaran yang digunakan adalah satu-satunya

model yang dapat digunakan.

Rusman (2013: 136) memaparkan ciri-ciri model pembelajaran sebagai berikut:

1. Model pembelajaran dirancang untuk melatih partisipasi dalam kelompok

secara demokratis.

2. Mempunyai misi dan tujuan pendidikan tertentu.

3. Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar.

4. Terdapat pedoman praktis yang berisi bagian-bagian model, yaitu: urutan

langkah-langkah pembelajaran (syntax), adanya prinsip-prinsip reaksi,

sistem sosial, dan sistem pendukung.

5. Penerapan model pembelajaran memiliki dampak sebagai akibat.

6. Persiapan mengajar dibuat sesuai dengan pedoman model pembelajaran.

Peneliti menggunakan model pembelajaran sebagai pedoman untuk

merancang kegiatan pembelajaran. Berdasarkan pertimbangan yang telah

dipaparkan oleh Rusman tersebut.

2.1.1.3 Problem Based Learning

Model Problem Based Learning adalah suatu model pembelajaran yang

menggunakan masalah nyata (autentik) yang tidak terstruktur dan bersifat terbuka

sebagai konteks bagi peserta didik untuk mengembangkan keterampilan

menyelesaikan masalah dan berpikir kritis serta sekaligus membangun

pengetahuan baru (Hosnan, 2014: 295). Abidin (2014: 160) menjelaskan bahwa

model Problem Based Learning adalah model pembelajaran yang menyediakan

pengalaman autentik yang mendorong siswa untuk belajar aktif, mengkontruksi

pengetahuan, dan mengintegrasikan konteks belajar di sekolah dan belajar di

kehidupan nyata secara alamiah. Model Problem Based Learning menawarkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

13

kebebasan siswa dalam proses pembelajaran (Rusmono, 2012: 74). Berdasarkan

ketiga pendapat tersebut peneliti menyimpulkan bahwa model Problem Based

Learning ini adalah model pembelajaran yang menggunakan pengalaman nyata

yang mendorong dan membebaskan peserta didik untuk belajar aktif,

mengkontruksi pengetahuan, dan mengintegrasikan konteks belajar di sekolah dan

belajar di kehidupan nyata secara alamiah, mengembangkan keterampilan

menyelesaikan masalah dan berpikir kritis serta membangun pengetahuan baru.

Hosnan (2014: 299) menyatakan tujuan utama model Problem Based

Learning adalah pengembangan kemampuan berpikir kritis, kemampuan

pemecahan masalah dan kemampuan peserta didik dalam membangun

pengetahuan sendiri. Selain itu juga untuk mengembangkan kemandirian belajar

dan keterampilan sosial peserta didik. Kemampuan dan keterampilan-

keterampilan tersebut dapat terbentuk ketika peserta didik melakukan kegiatan-

kegiatan pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning seperti

mengidentifikasi informasi, strategi dan sumber belajar yang relevan untuk

menyelesaikan masalah.

Ciri khas Problem Based Learning adalah kegiatan pembelajarannya

berbasis pada suatu masalah. Abidin (2014: 161) berpendapat bahwa Problem

Based Learning memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a. Masalah menjadi titik awal pembelajaran.

b. Masalah yang digunakan bersifat kontekstual dan autentik. Selain itu juga

masalah harus jelas, mudah dipahami, luas dan bermanfaat.

c. Masalah harus mampu mendorong munculnya kemampuan siswa berpendapat

secara multiperspektif.

d. Masalah yang digunakan dapat mengembangkan pengetahuan, sikap dan

keterampilan serta kompetensi siswa.

e. Berorientasi pada pengembangan belajar mandiri.

f. Memanfaatkan berbagai sumber belajar.

g. Kagiatan pembelajaran menekankan aktivitas kolaboratif, komunikatif, dan

kooperatif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

14

h. Menekankan pentingnya pemerolehan keterampilan meneliti, memecahkan

masalah, dan penguasaan pengetahuan.

i. Mendorong siswa untuk berpikir tingkat tinggi : analisis, sintesis dan evaluatif.

j. Diakhiri dengan evaluasi, kajian pengalaman belajar, dan kajian proses

pembelajaran.

Langkah-langkah pembelajaran yang menggunakan model Problem Based

Learning adalah sebagai berikut (Hosnan, 2014: 302):

Tahap I : mengorientasikan peserta didik pada masalah. Tahap ini guru

menjelaskan tujuan pembelajaran dan sarana yang dibutuhkan dalam proses

pembelajaran. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik untuk terlibat

dalam aktivitas pemecahan masalah nyata yang dipilih atau ditentukan.

Tahap II: mengorganisasi peserta didik untuk belajar. Tahap ini guru membantu

peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasi tugas belajar yang berhubungan

dengan masalah yang sudah diorientasikan pada tahap sebelumnya.

Tahap III: membimbing penyelidikan individual maupun kelompok. Pada tahap

ini guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai dan

melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan kejelasan yang diperlukan untuk

menyelesaikan masalah.

Tahap IV: mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Pada tahap ini guru

membantu peserta didik untuk berbagi tugas dan merencanakan atau menyiapkan

karya yang sesuai sebagai hasil pemecahan masalah dalam bentuk laporan, video,

atau model.

Tahap V: menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Pada tahap

ini guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap

proses pemecahan masalah yang dilakukan.

Begitu pula terdapat 5 tahap Problem Based Learning berdasarkan pendapat

yang dituliskan oleh Rusmono (2012: 81):

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

15

Tahap I: mengorganisasi siswa pada masalah. Pada tahap ini guru

minginformasikan tujuan pembelajaran, mendeskripsikan kebutuhan logistik, dan

memotivasi siswa agar terlibat dalam pemecahan masalah.

Tahap II: mengorganisasikan siswa untuk belajar. Pada tahap ini guru membantu

siswa menetukan dan mengatur tugas belajar yang berhubungan dengan masalah.

Tahap III: membantu penyelidikan mandiri dan kelompok. Pada tahap ini guru

mendorong siswa mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan

eksperimen, mencari penjelasan dan solusi.

Tahap IV: mengembangkan dan mempresentasikan hasil karya serta pameran.

Pada tahap ini guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan hasil

karya yang sesuai seperti laporan, rekaman video, dan model, serta membantu

mereka berbagi karya yang mereka hasilkan.

Tahap V: menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Pada tahap

ini guru membantu siswa melakukan refleksi atas penyelidikan dan proses-proses

yang mereka gunakan.

Penelitian ini menggunakan lima langkah Problem Based Learning yaitu

mengorientasi peserta didik pada masalah, mengorganisasi peserta didik untuk

belajar, penyelidikan mandiri dan kelompok, mengembangkan dan

mempresentasikan hasil karya, serta menganalisis dan mengevaluasi proses

pemecahan masalah. Langkah-langkah model Problem Based Learning yang

dilakukan secara sistematis dapat berpotensi mengembangkan kemampuan

berpikir kritis peserta didik. Peserta didik dapat memecahkan suatu masalah

tertentu dan dapat menguasai pengetahuan yang sesuai dengan kompetensi dasar

tertentu (Hosnan, 2014: 302).

2.1.1.4 Kemampuan Berpikir Kritis

Pengertian berpikir (Tawil & Liliasari, 2013: 1) merupakan suatu proses

kognitif dan aktivitas mental untuk memperoleh pengetahuan. Proses berpikir

memiliki keterkaitan dengan pola perilaku dimana keduanya memerlukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

16

keterlibatan aktif pemikir melalui hubungan kompleks yang berkembang melalui

kegiatan berpikir. Kegiatan ini dapat diekspresikan oleh si pemikir dengan

berbagai macam cara. Proses berpikir dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis,

yaitu berpikir dasar dan berpikir kompleks. Proses berpikir dasar adalah proses

berpikir rasional yang berisi sejumlah langkah yang sederhana menuju langkah

yang lebih kompleks. Sedangkan berpikir kompleks adalah proses berpikir tingkat

tinggi yang terdiri dari berpikir kritis, berpikir kreatif, pemecahan masalah, dan

pengambilan keputusan (Costa dalam Tawil & Liliasari, 2013: 4).

Teori tersebut hampir sama dengan teori yang dikemukakan oleh Johnson,

berpikir kritis adalah sebuah proses yang jelas dan terarah sebagai bentuk dalam

kegiatan mental seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan, membujuk,

menganalisis asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah (Johnson, 2007: 185).

Berdasarkan teori mengenai kemampuan berpikir kritis tersebut peneliti

menyimpulkan bahwa berpikir kritis adalah kemampuan untuk memecahkan

masalah, mengambil keputusan, menganalisis asumsi, dan melakukan penelitian

ilmiah dengan menggunakan proses kognitif dan aktivitas mental.

Tujuan dari berpikir kritis adalah memaksimalkan kemampuan berpikir

siswa untuk mencapai pemahaman yang mendalam. Berikut ini kelebihan dari

berpikir kritis (Johnson, 2007: 201-205):

1. Memungkinkan siswa untuk mempelajari masalah secara sistematis.

2. Memungkinkan siswa untuk dapat menghadapi berjuta tantangan dengan cara

yang terorganisasi.

3. Memungkinkan siswa untuk dapat merumuskan pertanyaan yang inovatif.

4. Memungkinkan siswa untuk merancang solusi berdasarkan hasil

pemikirannya sendiri.

Melihat tujuan dan kelebihan berpikir kritis di atas, menunjukkan betapa

pentingnya kemampuan berpikir kritis dalam kehidupan kita. Maka dari itu,

kemampuan berpikir kritis perlu ditingkatkan, terlebih dalam dunia pendidikan.

Siswa dapat mencapai pemahaman yang mendalam dengan kemampuan berpikir

kritis dan keuntungan-keuntungan lainnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

17

2.1.1.5 Kemampuan Eksplanasi

Kemampuan eksplanasi merupakan kemampuan seseorang untuk

menyatakan masalah, menjelaskan dan memberikan suatu alasan dari hasil

pemikiran sendiri maupun orang lain tentang suatu konsep, metode, kriteria, dan

konteks yang digunakan dalam menarik kesimpulan (Facione, 2015). Berikut ini

kata-kata operasional kemampuan menjelaskan antara lain menjustifikasi

penalaran dan mempresentasikan penalaran.

Kemampuan eksplanasi atau kemampuan menjelaskan dapat dibagi

menjadi 3 bagian yaitu menjelaskan hasil penalaran, membenarkan prosedur yang

digunakan, dan memaparkan argumen-argumen yang digunakan (Facione, 2015).

Menjelaskan hasil penalaran contohnya menyampaikan penerapan suatu gagasan

di masa yang akan datang, menjelaskan temuan-temuan dari hasil penelitian, dan

merumuskan pernyataan atau deskripsi yang tepat dari hasil analisis, evaluasi, dan

kesimpulan.membenarkan prosedur yang digunakan contohnya menguraikan

langkah-langkah yang teliti dalam menyelesaikan suatu permasalahan,

menjelaskan standar yang digunakan untuk menilai sumber informasi, dan

memaparkan strategi yang digunakan untuk mengambil keputusan secara rasional.

Memaparkan argumen-argumen yang digunakan contohnya menuliskan alasan-

alasan mengapa mengambil posisi atau kebijakan tertentu, memaparkan argumen-

argumen yang pro maupun kontra terhadap pemikiran sendiri, dan memberikan

alasan-alasan mengapa menerima klaim tertentu.

Berdasarkan penjelasan mengenai kemampuan menjelaskan, kemampuan

menjelaskan sangat dibutuhkan bagi siswa SD untuk mempermudah dalam

menyampaikan hasil penalaran siswa dan dengan melakukan penelitian ini

diharapkan bahwa model Problem Based Learning dapat meningkatkan

kemampuan menjelaskan. Indikator kemampuan eksplanasi yang digunakan

dalam penelitian ini adalah menjelaskan pengaruh bentuk anggota tubuh unggas

dengan penyesuaian diri terhadap lingkungan, menjelaskan pentingnya adaptasi

bagi makhluk hidup, dan menjelaskan kesesuaian bentuk tubuh unggas untuk

mencari makan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

18

2.1.1.6 Kemampuan Regulasi Diri

Regulasi diri (Facione, 2015) merupakan kesadaran dalam diri seseorang,

menggunakan unsur-unsur dalam kegiatan dan hasil pembelajaran dan

menggunakan keterampilan analisis dan evaluasi terhadap penilaian inferensial

diri seseorang, untuk menanya, mengkonfirmasi, mevalidasi maupun mengkoreksi

hasil penalaran seseorang. Berikut ini kata-kata operasional kemampuan regulasi

diri antara lain analisis dan evaluasi.

Kemampuan regulasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu : refleksi diri dan

koreksi diri. Pertama refleksi diri contohnya menguji pandangan sendiri terhadap

masalah-masalah yang kontroversial untuk mengetahui apakah posisi yang

diduduki mengandung bias pribadi atau interest pribadi, menilai apakah ada

kekeliruan dalam cara berpikir sendiri. Selain itu juga merefleksikan cara

berpikirnya sendiri, memverifikasi hasil, aplikasi, dan pelaksanaan kegiatan

berpikir dan juga siswa membuat penilaian diri secara objektif terhadap gagasan

sendiri.

Kedua koreksi diri contohnya adalah memastikan apakah koreksi-koreksi

tersebut dapat mengubah posisi yang dipegang sebelumnya, berani mengoreksi

kelemahan-kelemahan metodologi atau tanda-tanda yang digunakan dan

merencanakan prosedur yang masuk akal untuk mengoreksi kesalahan-kesalahan.

Berdasarkan penjelasan tersebut kemampuan regulasi diri sangat

dibutuhkan bagi siswa SD untuk melihat sejauh mana siswa tersebut berpartisipasi

dalam pembelajaran, melakukan penilaian secara objektif terhadap gagasan

sendiri dan sejauh mana pemahaman siswa tersebut terhadap materi dan nilai-nilai

pembelajaran. Penelitian ini mengharapkan bahwa model Problem Based

Learning dapat meningkatkan kemampuan regulasi diri. Indikator kemampuan

regulasi diri yang digunakan dalam penelitian ini adalah menilai benar tidaknya

suatu tindakan dengan pandangan sendiri pada kasus adaptasi unggas, membuat

penilaian diri yang objektif terhadap gagasan sendiri pada kasus adaptasi unggas,

dan membuat penilaian diri yang objektif terhadap gagasan sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

19

2.1.1.7 Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam

Pengetahuan alam merupakan pengetahuan tentang alam semesta dengan

segala isinya. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu pengetahuan yang

berhubungan dengan alam. Ilmu yang mempelajari segala peristiwa-peristiwa

yang terjadi di alam ini (Samatowa, 2011: 3). Winaputra (dalam Samatowa, 2011:

3) menjelaskan bahwa IPA bukan hanya merupakan kumpulan pengetahuan

tentang benda atau makhluk hidup, tetapi memerlukan kerja, cara berpikir, dan

cara memecahkan masalah. Sains (IPA) merupakan pengetahuan yang

mempelajari, menjelaskan, serta menginvestigasi fenomena alam dengan segala

aspeknya yang bersifat empiris (Putra, 2013: 51). Bedasarkan teori-teori tersebut

dapat disimpulkan bahwa IPA adalah ilmu pengetahuan tentang fenomena-

fenomena alam semesta dan segala isinya dan juga memerlukan kerja, cara

berpikir dan cara memecahkan masalah.

IPA merupakan pengetahuan dasar dalam bidang teknologi, maka dari itu

IPA sangat perlu diajarkan di sekolah. Berikut ini alasan-alasan yang mendukung

perlunya IPA diajarkan di sekolah, antara lain (Samatowa, 2011: 6):

1. IPA merupakan dasar dari teknologi, tidak akan ada pembangunan tanpa dasar

yang cukup luas mengenai berbagai gejala alam.

2. IPA merupakan suatu mata pelajaran yang memberikan kesempatan berpikir

kritis.

3. Mata pelajaran tidak hanya bersifat hafalan karena dapat diajarkan dengan

melakukan percobaan-percobaan.

4. Mempunyai potensi untuk membentuk kepribadian anak secara keseluruhan.

Berikut ini merupakan pengaplikasian teori perkembangan kognitif dalam

pendidikan IPA, antara lain (Samatowa, 2011: 6-7):

1. Konsep IPA dapat berkembang dengan baik apabila pengenalan generalisasi-

generalisasi abstrak didahului dengan pengalaman langsung.

2. Proses belajar yang mendorong pekembangan konsep IPA berikut:

a. Eksplorasi, anak mengalami atau mengindra objek secara langsung.

b. Generalisasi, menarik kesimpulan dari informasi (pengalaman) yang

tampak bertentangan dengan informasi yang telah dimiliki anak.

c. Deduksi, mengaplikasikan konsep baru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

20

Pembelajaran IPA perlu dan tepat apabila diterapkan di sekolah, terlebih

Sekolah Dasar. Karena anak pada usia tersebut secara terus menerus

mengumpulkan dan mencari informasi baru.

2.1.1.8 Materi Ajar Kelas V

Kompetensi IPA kelas V yang digunakan dalam penelitian ini adalah

standar kompetensi 3 tentang “Mengidentifikasi cara makhluk hidup

menyesuaikan diri dengan lingkungan”. Kompetensi Dasar yang digunakan yaitu

3.1 Mengidentifikasi penyesuaian diri hewan dengan lingkungan tertentu untuk

mempertahankan hidup. Sulistyanto (2008: 45) menjelaskan salah satu ciri

makhluk hidup adalah mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya atau

biasa disebut dengan adaptasi. Adaptasi pada hewan bertujuan untuk

mempertahankan hidup hewan. Setiap jenis makhluk hidup memiliki cara yang

berbeda terhadap lingkungannya.

Bentuk penyesuaian diri hewan sangat beraneka ragam. Pada burung

terdapat beberapa perbedaan bentuk paruh dan bentuk kaki yang sesuai dengan

makanan dan lingkungannya. Berikut ini tabel mengenai ciri dan bentuk paruh

burung dan jenis makanannya.

Sumber : Sulistiyanto (2008 : 47)

Tabel 2.1 Bentuk paruh burung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

21

Selain burung, serangga juga memiliki cara tersendiri untuk memperoleh

makanannya. Salah satu bentuk penyesuaian diri serangga adalah bentuk mulut

yang bebeda-beda sesuai dengan jenis makanannya. Bedasarkan jenis makanan

yang dimakan, jenis mulut serangga dibedakan menjadi empat, yaitu mulut

pengisap, mulut penusuk, mulut penjilat, dan mulut penyerap (Sulistyanto, 2008:

47-48).

1) Mulut pengisap

Mulut pengisap pada serangga bentuknya seperti belalai yang dapat

digulung dan dijulurkan. Contoh serangga yang memiliki mulut pengisap adalah

kupu-kupu. Kupu-kupu menggunakan mulut pengisap untuk mengisap madu dari

bunga.

2) Mulut penusuk dan penghisap

Mulut penusuk dan penghisap pada serangga memiliki ciri bentuk yang

tajam dan panjang. Contoh serangga yang memiliki mulut penusuk dan penghisap

adalah nyamuk. Nyamuk menggunakan mulutnya untuk menusuk kulit manusia

kemudian menghisap darah. Jadi, selain mulutnya berfungsi sebagai penusuk juga

berfungsi sebagai pengisap.

3) Mulut penjilat

Mulut penjilat pada serangga memiliki ciri terdapatnya lidah yang panjang

dan berguna untuk menjilat makanan berupa nektar dari bunga, contoh serangga

yang memiliki mulut penjilat adalah lebah.

4) Mulut penyerap

Mulut penyerap pada serangga memiliki ciri terdapatnya alat penyerap

yang mirip spons (gabus). Alat ini digunakan untuk menyerap makanan terutama

yang berbentuk cair. Contoh serangga yang memiliki mulut penyerap adalah lalat.

Beberapa hewan menyesuaikan diri dengan cara mengubah tingkah laku

(Sulistyanto, 2008: 51-53). Hewan mengubah tingkah laku mereka untuk

mendapatkan makanan dan melindungi diri dari serangan musuh. Salah satu

hewan yang mengubah tingkah laku untuk melindungi diri adalah cecak. Cecak

melindungi diri dari serangan musuh dengan cara memutuskan ekornya. Bagian

ekor cecak yang putus dapat bergerak-gerak selama beberapa menit sehingga

dapat mengalihkan perhatian musuhnya dan saat itulah cecak bisa pergi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

22

2.1.2 Penelitian yang Relevan

2.1.2.1 Penelitian tentang Problem Based Learning

Downing, Ning, dan Shin (2011) meneliti tentang pengaruh Problem

Based Learning terhadap pengalaman dan perkembangan metakognitif, yang

bertujuan untuk mengetahui efektivitas Problem Based Learning dalam

pendidikan tinggi berdasarkan sampel besar mahasiswa tahun pertama dari dua

program di Universitas Hong Kong. Salah satu program menggunakan PBL dan

yang lain menggunakan metode tradisional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

analisis pengalaman belajar siswa diukur pada akhir program mengungkapkan

bahwa kelompok PBL melaporkan skor signifikan lebih tinggi secara keseluruhan

kepuasan kursus dan keterampilan generik perkembangan mereka.

Yeo (2006) meneliti tentang apakah Problem Based Learning dapat

berjalan seiring dengan perkembangan kepemimpinan. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa melalui analisis isi, tiga faktor penting telah diidentifikasi

sebagai kontribusi terhadap kebermaknaan proses pembelajaran kepemimpinan:

definisi masalah; komunikasi terbuka; dan pemanfaatan sumber daya. Selain itu

PBL juga diperlukan untuk lebih dalam memfasilitasi peserta bahkan setelah sesi

latihan.

Schechter (2010) meneliti tentang bagaimana mengatur kognitif

penggunaan Problem Based Learning dan Success Based Learning sebagai

kerangka instruksional terhadap pendidikan kepemimpinan. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa fokus pada Problem Based Learning dan Success Based

Learning dalam pendidikan kepemimpinan dapat lebih mengembangkan kapasitas

kepemimpinan calon kepala sekolah yang diperlukan untuk memimpin sekolah di

lingkungan yang dinamis.

2.1.2.2 Penelitian tentang kemampuan berpikir kritis

Beckmann dan Weber (2015) meneliti tentang keadaan kognitif pada

penilaian pembelajaran kolaboratif virtual dan mengembangkan berpikir kritis

dalam forum diskusi online. Hasil penelitian menunjukkan bahawa dihitung dari

rasio berpikir kritis untuk menganalisis menggunakan diskusi kolaboratif virtual

menunjukkan pengetahuan dari luar kuat. Tetapi pada saat yang sama, ada juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

23

yang masih lemah, seperti pengulangan. Berdasarkan hasil tersebut, selanjutnya

didapat perubahan hasil yaitu meningkatkan berpikir kritis siswa.

Joseph, Stone, Grantham, Harmancioglu, dan Ibrahim (2007) meneliti

tentang sebuah studi eksplorasi pada nilai layanan pembelajaran proyek dan

dampaknya terhadap keterlibatan pelayanan masyarakat dan berpikir kritis. Hasil

meningkatkan pengetahuan seseorang tentang manfaat dari layanan proyek

pembelajaran karena begitu banyak penekanan yang berakibat pada peningkatan

berpikir kritis dan kemampuan pemecahan masalah siswa sarjana bisnis.

Asyari, Muhdhar, Susilo, dan Ibrohim (2015) meneliti tentang

meningkatkan kemampuan berpikir kritis melalui penggabungan dari Problem

Based Learning and Group Investigation. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

pelaksanaan PBL dan GI mendorong siswa untuk berpikir kritis melalui

perencanaan, berdebat, menyatakan pertanyaan dan masalah, dan menganalisis

dan memberikan solusi terhadap masalah lingkungan sekitarnya.

Penelitian-penelitian relevan tersebut menggunakan berbagai macam

populasi. Populasi-populasi penelitian adalah siswa SD, siswa SMP, siswa SMA

dan mahasiswa. Beberapa penelitian menggunakan model Problem Based

Learning sebagai variabel independen penelitian. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa model Problem Based Learning berpengaruh terhadap variabel dependen.

Meskipun demikian, belum banyak penelitian yang menggunakan variabel

dependen berupa kemampuan eksplanasi dan regulasi diri. Oleh karena itu,

peneliti akan melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh penerapan model

Problem Based Learning terhadap kemampuan eksplanasi dan regulasi diri siswa

kelas V di SD Kanisius Kalasan Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

24

2.1.2.3 Literature Map

Gambar 2.1 Literatur mindmap

Penelitian tentang PBM Penelitian tentang Berpikir Kritis

Beckmann & Weber (2015)

Virtual Collaborative Learning – Berpikir kritis

Downing, Ning, & Shin (2011)

PBL – Metaconitive development

Roland K. Yeo (2006)

PBL – Leadership development

Joseph, Stone, dkk (2007)

Exploratory study – Berpikir kritis

Chen Schechter (2010)

PBL – Leadership education

Asyari, Muhdhar, dkk (2015)

PBL & Investigation – Berpikir kritis

Yang perlu diteliti:

Penerapan model PBL terhadap kemampuan

eksplanasi dan regulasi diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

25

2.2 Kerangka Berpikir

Metode pembelajaran PBM akan diterapkan pada pembelajaran IPA kelas

V pada kompetensi dasar 3.1 Mengidentifikasi penyesuaian diri hewan dengan

lingkungan tertentu untuk mempertahankan hidup. Metode PBM merupakan

sebuah metode pembelajaran yang mudah diterapkan untuk mencari informasi

sebanyak-banyaknya untuk diolah otak dan menjadi sebuah pengetahuan. Hal ini

dimaksudkan bahwa siswa dalam belajar dapat menggunakan suatu cara

memecahkan suatu permasalahan. Metode PBM juga menjadikan peserta didik

menjadi lebih kritis terhadap permasalahan-permasalahan yang dihadapi,

menemukan jalan alternatif pemecahan masalah, menyumbangkan ide-ide baru

yang dilandasi dengan alasan-alasan yang logis sehingga diharapkan tujuan

pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal.

Berpikir kritis merupakan suatu cara berpikir seseorang secara sadar mau

melihat situasi, memberikan penilaian, berdasarkan alasan-alasan dan fokus pada

masalah yang dihadapi. Berpikir kritis kategori kognitif dibedakan menjadi enam

keterampilan yaitu: interpretasi, analis, evaluasi, inferensi, eksplanasi dan regulasi

diri. Begitu pula dalam penelitian ini peneliti lebih menekankan pada

keterampilan eksplanasi dan regulasi diri. Eksplanasi merupakan kemampuan

seseorang dalam menyatakan masalah, menjelaskan dan memberikan alasan-

alasan dari hasil penalaran sendiri ataupun orang lain tentang suatu bukti, konsep,

metode, kriteria, dan konteks yang digunakan dalam menarik kesimpulan.

Regulasi diri merupakan kemampuan seseorang untuk merefleksikan

penalarannya dalam menarik kesimpulan dengan menganalisis dan mengevaluasi

penilaiannya sendiri dengan mempertanyakan, mengonfirmasi, memvalidasi atau

mengoreksi penalarannya sendiri atau hasil pemikiran orang lain.

Melalui PBL siswa lebih mudah mengembangkan pengetahuannya baik

dalam memecahkan suatu permasalahan atau menemukan suatu bukti atau alasan.

Hal tersebut membantu siswa untuk berpikir kritis terutama dalam keterampilan

eksplanasi dan regulasi diri karena ketika siswa diminta membuat suatu

kesimpulan maka dia bertanggungjawab untuk memberikan alasan atau bukti

yang mendukung gagasannya dan siswa mampu merefleksikan hasil pemikirannya

sendiri. Jika metode PBL diterapkan pada pembelajaran IPA kelas V, penggunaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

26

metode PBL akan berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kategori

eksplanasi dan regulasi diri.

2.3 Hipotesis Penelitian

2.3.1 Penerapan model Problem Based Learning berpengaruh terhadap

kemampuan eksplanasi pada mata pelajaran IPA materi penyesuaian diri

hewan dengan lingkungannya kelas V SD Kanisius Kalasan Yogyakarta

pada semester gasal tahun ajaran 2016/2017.

2.3.2 Penerapan model Problem Based Learning berpengaruh terhadap

kemampuan regulasi diri pada mata pelajaran IPA materi penyesuaian diri

hewan dengan lingkungannya kelas V SD Kanisius Kalasan Yogyakarta

pada semester gasal tahun ajaran 2016/2017.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

27

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab III membahas metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.

Pembahasan metode penelitian ini yaitu mengenai jenis penelitian, setting

penelitian, populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, instrumen

penelitian, uji validitas dan reliabilitas, teknik pengumpulan data, dan teknik

analisis data.

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi

Experimental tipe Nonequivalent Control Group Design. Sugiyono (2015: 114)

menjelaskan bahwa Quasi Experimental Design merupakan desain penelitian

yang mempunyai kelompok kontrol, namun tidak berfungsi sepenuhnya untuk

mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi eksperimen. Tipe

Nonequivalent Control Group Design hampir sama dengan pretest-posttest

control group design, hanya saja desain pada tipe Nonequivalent Control Group

Design ini kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dipilih secara

random. Penelitian ini disebut Quasi Experimental tipe Nonequivalent Control

Group Design karena kelompok eksperimental dan kelompok kontrol tidak dipilih

secara random atau acak. Tipe Nonequivalent Control Group Design dilakukan

dengan cara memberi pretest sebanyak satu kali untuk mengetahui kemampuan

awal siswa tiap kelompok (Sudijono, 2011: 69).

Pretest dilakukan sebelum materi penelitian diberikan kepada tiap kelompok.

Setelah itu, kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan pembelajaran

menggunakan model Problem Based Learning (PBL). Kelompok kontrol tidak

diberi perlakuan, dengan kata lain dengan pembelajaran biasa menggunakan

metode ceramah. Setelah perlakuan kedua kelompok diberi posttest yang

bertujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran

yang telah diajarkan guru (Sudijono, 2011: 70). Terdapat tiga langkah untuk

menghitung pengaruh perlakuan, yaitu (1) skor posttest kelompok eksperimen

dikurangi skor pretest kelompok eksperimen menghasilkan skor 1, (2) skor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

28

posttest kelompok kontrol dikurangi skor pretest kelompok kontrol menghasilkan

skor 2, (3) skor 1 dikurangi skor 2 (Cohen, 2007: 276-277). Pengaruh perlakuan

dihitung menggunakan rumus (O2-O1) – (O4-O3) (Cohen, 2007: 277). Jika

hasilnya negatif, maka pengaruh perlakuan juga negatif (Cohen, 2007: 277). Jika

hasilnya tidak sama dengan atau lebih besar dari nol, maka ada pengaruh

perlakuan.

Gambar desain penelitian sebagai berikut.

(Sumber: Cohen, 2007: 283)

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Keterangan: = hasil observasi pretest kelompok eksperimen

= hasil observasi posttest kelompok eksperimen

= hasil observasi pretest kelompok kontrol

= hasil observasi posttest kelompok kontrol

x = perlakuan atau treatment dengan penerapan model

pembelajaran berbasis masalah

Garis putus-putus pada gambar memisahkan baris pararel dalam diagram

nonequivalent control grup design menunjukkan bahwa kelompok eksperimental

dan kelompok kontrol tidak disamakan (Cohen, 2007: 283). Pada penelitian ini

pemilihan kelompok kontrol dan kelompok eksperimental dilakukan

menggunakan proses undian dan kelas yang digunakan mengambil kelas klasikal

yang sudah ada.

O1 X O2

- - - - - - - - - - - - - -

O3 O4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

29

3.2. Setting Penelitian

3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di SD Kanisius Kalasan yang terletak di Kringinan,

Tirtomartani, Kalasan, Sleman. SD Kanisius Kalasan merupakan SD swasta yang

cukup terkenal. SD Kanisius Kalasan memiliki kelas paralel A dan B, sehingga

tepat digunakan untuk penelitian eksperimen. Jumlah keseluruhan kelas ada 12

ruang. Jumlah siswa di setiap kelasnya sekitar 24 sampai 33 siswa, sehingga

seluruh siswa berjumlah kurang lebih 345-an siswa. Fasilitas sekolah ini sangat

memadai dan mendukung pembelajaran diantaranya adalah halaman sekolah yang

cukup luas, mempunyai laboratorium komputer, perpustakaan, UKS (Unit

Kesehatan Sekolah), koperasi, toilet dan kantin.

Setiap kelas di SD Kanisius Kalasan memiliki beberapa fasilitas meja dan

kursi untuk siswa, meja dan kursi untuk guru, papan tulis, almari, kipas angin,

papan absensi, dan jadwal pelajaran. Ruang kelas memiliki pintu yang cukup

lebar sehingga siswa tidak berebut untuk keluar masuk kelas. Setiap kelasnya juga

memiliki beberapa jendela untuk sikulasi udara, hal ini menyebabkan pergantian

udara dapat berganti dengan baik.

Tempat tinggal siswa di SD Kanisius Kalasan sangat beragam. Ada siswa

yang tinggal di dekat area persawahan ada pula siswa yang tinggal di daerah

perkotaan. Siswa sebagian besar siswa yang tinggal di daerah setempat yaitu

daerah Tirtomartani, Kalasan. Namun ada pula yang jarak rumahnya lumayan

jauh dari sekolah, antara lain Klaten, Janti, Sagan, dll.

Peneliti memilih SD Kanisius Kalasan sebagai objek penelitian karena siswa

di SD tersebut berasal dari daerah yang berbeda-beda, ada yang berasal dari desa

seperti Kemudo, Nangsri, dan Kringinan, ada pula yang berasal dari kota seperti

Babarsari, Sagan dan Maguwo. Berdasarkan asal siswa yang berbeda-beda

tersebut tentu saja menimbulkan pengalaman belajar dan kemampuan berpikir

kritis yang berbeda-beda pula. Selain itu juga, SD Kanisius Kalasan memiliki

kelas paralel yang dapat digunakan sebagai kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Bedasarkan hasil wawancara dengan guru, kelas di SD Kalasan juga ditentukan

secara acak, sehingga tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua kelas.

Sehingga peneliti memilih SD Kanisius Kalasan yang letaknya sangat strategis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

30

dan mudah ditemukan yaitu dipinggir jalan Jogja-Solo, siswanya berasal dari

daerah yang berbeda-beda, kelasnya paralel dan ditentukan secara acak.

3.2.2. Waktu Penelitian

Waktu pengambilan data dalam penelitian ini akan dilakukan selama tiga

minggu. Lama waktu pengambilan data pretest dan posttest dalam rentang waktu

2 minggu. Pemberian treatment dilakukan selama 2x40 menit sebanyak 3 kali

pertemuan. Berikut ini adalah jadwal pengambilan data yang dilakukan pada

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Tabel 3.1 Jadwal Pengambilan Data

Kelompok Kontrol V-B Kelompok Eksperimen V-A

Hari/Tanggal Pert Materi Hari/Tanggal Pert Materi

Senin, 24

Oktober 2016

1 Pretest Senin, 24

Oktober 2016

1 Pretest

Kamis, 27

Oktober 2016

2 Penyesuaian diri

hewan secara

umum dan cara

adaptasi unggas

Kamis, 27

Oktober 2016

2 Penyesuaian diri

hewan secara

umum dan cara

adaptasi unggas

Senin, 31

Oktober 2016

3 Cara adaptasi

serangga

Senin, 31

Oktober 2016

3 Cara adaptasi

serangga

Kamis, 3

November 2016

4 Cara adaptasi

cecak

Kamis, 3

November 2016

4 Cara adaptasi cecak

Senin, 7

November 2016

5 Posttest I Senin, 7

November 2016

5 Posttest I

Jumat, 11

November 2016

6 Posttest II Jumat, 11

November 2016

6 Posttest II

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Sugiyono (2015: 117) memaparkan bahwa populasi merupakan wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya. Begitu pula Sukmadinata (2008: 250) yang memaparkan

pendapatnya tentang populasi yaitu kelompok besar dan wilayah yang menjadi

lingkup penelitian. Sedangkan Darmawan (2013: 137) menjelaskan bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

31

populasi merupakan sumber data dalam penelitian yang memiliki jumlah banyak

dan luas. Berdasarkan ketiga pendapat tersebut, peneliti mengambil kesimpulan

bahwa populasi merupakan wilayah yang terdiri atas objek atau subjek kualitas,

jumlah banyak, luas dan karakteristik yang menjadi lingkup penelitian. Populasi

yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V di SD Kanisius

Kalasan. Jumlah seluruh siswa kelas V di SD Kanisius Kalasan adalah 61 siswa.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2015: 118). Bila populasi besar, dan peneliti tidak

mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena

keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel

yang diambil dari populasi tersebut. Sampel yang diambil dalam penelitian ini

adalah seluruh siswa kelas V A di SD Kanisius Kalasan sebagai kelas

eksperimental dan seluruh siswa kelas V B di SD Kanisius Kalasan sebagai kelas

kontrol. Teknik pengambilan sampel menggunakan desain non probability

sampling tipe convenience sampling. Tipe convenience sampling yaitu pemilihan

sampel dengan menggunakan kelas yang tersedia dikarenakan keterbatasan

administrasi untuk memilih secara acak (Best & Kahn, 2006: 18-19).

Penelitian ini dilakukan bersama dengan guru mitra sebagai pelaksana

proses pembelajaran. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kesenjangan atau

perbedaan kemampuan guru dalam mengajar masing-masing kelompok. Selain

itu, guru mitra juga lebih mengenal karakteristik siswa yang digunakan sebagai

penelitian sehingga akan lebih mudah dalam menerapkan penelitian. Selama

pembelajaran peneliti berperan sebagai observer yang mengamati jalannya

pembelajaran yang terjadi di kelas. Peneliti melakukan dokumentasi dan

pengamatan selama berlangsungnya proses pembelajaran baik di kelas eksperimen

maupun di kelas kontrol.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

32

3.4 Variabel Penelitian

Sugiyono (2015: 60) mengemukakan bahwa variabel penelitian adalah segala

sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

agar dapat memperoleh informasi tentang hal yang ingin diteliti, kemudian ditarik

kesimpulannya. Penelitian ini, menggunakan dua variabel yaitu variabel

independen dan variabel dependen. Sugiyono (2015: 61) menjelaskan bahwa

variabel independen atau yang sering disebut sebagai variabel bebas merupakan

variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau

timbulnya variabel dependen (terikat). Pada penelitian ini variabel independennya

yaitu model Pembelajaran Berbasis Masalah.

Sugiyono (2015: 61) menjelaskan bahwa variabel dependen atau yang

biasa disebut dengan variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat, karena adanya variabel independen. Pada penelitian ini

kemampuan eksplanasi dan kemampuan regulasi diri menjadi variabel dependen.

Berikut ini merupakan bagan hubungan antara variabel independen-dependen.

Variabel independen Variabel

dependen

Gambar 3.2 Hubungan Variabel Penelitian

Variabel independen akan mempengaruhi timbulnya perubahan pada variabel

dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah model pembelajaran

berbasis masalah, sedangkan variabel dependen penelitian ini adalah kemampuan

eksplanasi dan kemampuan regulasi diri. Variabel dependen adalah variabel yang

dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel independen.

Model Pembelajaran Berbasis

Masalah

Kemampuan Eksplanasi

Kemampuan Regulasi Diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

33

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Siregar (2014: 17-18) pengumpulan data adalah suatu proses pengumpulan

data primer dan sekunder, dalam suatu penelitian pengumpulan data merupakan

langkah yang penting, karena data yang dikumpulkan akan digunakan untuk

pemecahan masalah yang sedang diteliti atau untuk menguji hipotesis yang telah

dirumuskan. Sugiyono (2015:193) memaparkan kualitas pengumpulan data dan

kualitas instrumen penelitian mempengaruhi kualitas data hasil penelitian.

Sugiyono (2015) menambahkan bahwa teknik pengumpulan data merupakan

langkah yang paling utama dalam penelitian, katena tujuan utama dari penelitian

adalah mendapatkan data. Berdasarkan kedua pendapat ahli, peneliti

menyimpulkan bahwa pengumpulan data merupakan langkah penting dalam

sebuah penelitian dimana langkah tersebut dapat mempengaruhi data hasil

penelitian.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan tes. Arikunto (2010: 266) menyatakan bahwa teknik tes adalah

teknik yang digunakan untuk mengukur ada tidaknya serta tingginya kemampuan

dasar dan pencapaian subjek yang diteliti. Selain itu, Sudijono (2011: 67)

menjelaskan bahwa tes merupakan cara untuk mengukur tingkat pencapaian siswa

setelah menempuh proses belajar dalam jangka waktu tertentu yang berbentuk

pertanyaan-pertanyaan atau perintah, sehingga dapat dihasilkan data yang

melambangkan tingkah laku atau prestasi siswa. Ahli lain mengatakan tes

merupakan serentetan pertanyaan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur

pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau

kelompok (Daryanto, 2007: 35). Berdasarkan ketiga pendapat ahli tersebut,

peneliti menyimpulkan bahwa teknik tes merupakan cara untuk mengukur

pengetahuan, intelegensi, kemampuan dasar dan pencapaian siswa dengan

pertanyaan-pertanyaan atau perintah-perintah.

Tes yang diberikan adalah berupa pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk essai

yang dapat menunjukkan secara langsung hasil belajar siswa. Masidjo (1995: 46)

menjelaskan bahwa tes essai adalah tes yang memberi kesempatan kepada siswa

untuk memberikan jawaban secara bebas sesuai dengan kemampuan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

34

bahasanya sendiri atas sejumlah item yang relatif kecil dan tuntutan jawaban yang

benar, relevan, lengkap, terstruktur, dan jelas. Sedangkan Zaenul dan Nasution

(dalam Widoyoko, 2014:115) menjelaskan bahwa tes essai adalah butir soal yang

mengandung pertanyaan atau perintah yang jawaban atau pengerjaannya harus

dilakukan dengan cara mengekspresikan pikiran peserta tes. Berdasarkan kedua

pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa tes essai merupakan tes yang

berisi butir soal yang memberi kesempatan kepada peserta tes untuk memberikan

jawaban secara bebas sesuai dengan hasil pemikiran peserta tes. Soal yang

diberikan kepada siswa sebanyak 4 soal untuk menguji kemampuan eksplanasi

dan kemampuan regulasi diri. Pretest diberikan pada kelompok kontrol maupun

kelompok eksperimen saat awal penelitian. Soal pretest digunakan untuk

mengetahui pengetahuan kemampuan awal siswa pada kedua kelas sebelum

adanya pembelajaran. Pada pertemuan terakhir kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen diberikan soal posttest untuk membandingkan hasil

belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Posttest diberikan di

akhir penelitian untuk mengetahui adanya pengaruh penggunaan model

Pembelajaran Berbasis Masalah.

Selain menggunakan pengumpulan data dengan tes tertulis, peneliti juga perlu

mengumpulkan data dengan teknik non tes untuk melengkapi data hasil

penelitian. Masidjo (1995: 58) menjelaskan bahwa teknik non tes digunakan

untuk mengukur sesuatu yang bersifat konkret seperti perubahan tingkah laku

yang lebih berhubungan dengan apa yang dapat diamati dengan indera-indera.

Peneliti menggunakan teknik non tes berupa observasi selama kegiatan

pembelajaran di kelas eksperimen dan kelas kontrol, selain itu itu juga peneliti

melakukan wawancara dengan guru mitra serta beberapa siswa terkait dengan

kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama eksperimen serta dokumentasi

berupa foto-foto selama pembelajaran di kelas eksperimen maupun kelas kontrol.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

35

Tabel 3.2 Pemetaan Instrumen Penelitian

No. Kelompok Variabel Pengukuran

data

Instrumen

1 Kontrol (V-B) Eksplanasi Pretest Soal essai

(nomor 5, 6, dan 7)

Eksperimen (V-A) Posttest Soal essai

(nomor 5, 6, dan 7)

2 Kontrol (V-B) Regulasi Diri Pretest Soal essai (nomor 8a,

8b, dan 8c)

Eksperimen (V-A) Posttest Soal essai (nomor 8a,

8b, dan 8c)

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian digunakan untuk mengumpulkan data-data yang akan

digunakan oleh peneliti. Siregar (2014: 46) menjelaskan instrumen penelitian

adalah suatu alat yang digunakan untuk memperoleh, mengolah, dan

menginterpretasikan informasi yang diperoleh dari para responden yang dilakukan

dengan pola ukur yang sama. Sugiyono (2015: 148) menjelaskan bahwa

instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur

variabel penelitian yang diamati. Berdasarkan kedua pendapat ahli tersebut dapat

disimpulkan bahwa instrumen penelitian merupakan suatu alat ukur untuk

meperoleh, mengolah dan menginterpretasikan variabel penelitian. Penelitian ini

memerlukan dua macam data, yaitu skor pretest dan skor posttest. Instrumen

yang digunakan yaitu tes tertulis yang telah disusun bersama dua rekan lainnya

dan digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa.

Instrumen yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini berupa lembar

soal pretest dan posttest. Lembar tes ini terdapat beberapa item soal yang akan

diujikan pada siswa sebagai pretest dan posttest untuk melihat perbedaan hasil

belajar siswa dengan dilakukan dan tidaknya pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran berbasis masalah. Instrumen berisi 13 soal essay, 3 butir soal

eksplanasi dan 1 butir soal regulasi diri. Berikut ini matriks pengembangan

instrumen soal variabel eksplanasi dan regulasi diri:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

36

Tabel 3.2 Matriks Pengembangan Instrumen

No Variabel Indikator Nomor Soal

1. Eksplanasi : Menjelaskan pengaruh bentuk anggota tubuh

unggas dengan penyesuaian diri terhadap

lingkungan.

5

Menjelaskan pentingnya adaptasi bagi makhluk

hidup. 6

Menjelaskan kesesuaian penggunaan bentuk

anggota tubuh unggas untuk mencari makan. 7

2. Regulasi Diri : Menilai benar tidaknya suatu tindakan dengan

pandangannya sendiri pada kasus adaptasi

unggas.

8a

Membuat penilaian diri yang objektif terhadap

gagasan sendiri pada kasus adaptasi unggas. 8b

Membuat penilaian diri yang objektif terhadap

gagasan sendiri 8c

3.7 Teknik Pengujian Instrumen

Pengujian instrumen dilakukan sebelum instrumen digunakan dalam

penelitian. Pengujian instrumen dilakukan untuk menghindari pertanyaan-

pertanyaan yang kurang dimengerti oleh responden. Pertanyaan-pertanyaan yang

kurang dimengerti responden dapat disebabkan karena pertanyaan yang kurang

jelas atau memiliki makna ganda. Teknik pengujian instrumen berupa uji validitas

dan uji reliabilitas. Berikut ini pembahasan mengenai uji validitas dan reliabilitas.

3.7.1 Uji Validitas

Siregar (2014: 46) mendeskripsikan validitas adalah menunjukkan sejauh

mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur. Widoyoko (2014:

172) menjelaskan bahwa validitas berkaitan dengan “ketepatan” dengan alat ukur.

Masidjo (1995: 242) menyatakan bahwa validitas suatu tes adalah taraf suatu tes

mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Berdasarkan ketiga pendapat ahli

tersebut instrumen yang valid mampu mengukur apa yang seharusnya diukur.

Validitas internal instrumen yang berupa tes harus memenuhi construct validity

(validitas konstruksi) dan content validity (validitas isi) (Sugiyono, 2015: 174).

Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi, validitas

muka dan validitas konstruk.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

37

3.7.1.1 Validitas Isi

Siregar (2014: 46) menjelaskan bahwa validitas isi berkaitan dengan

kemampuan suatu instrumen mengukur isi (konsep) yang harus diukur. Kenneth

Hopkin (dalam Siregar, 2014: 46) memaparkan bahwa penentuan validitas isi

terutama berkaitan dengan proses analisis logis, dengan dasar ini dia berpendapat

bahwa validitas isi berbeda dengan validitas rupa yang kurang menggunakan

analisis logis yang sistematis. Widoyoko (2014: 173) menjelaskan sebuah tes

dapat dikatakan mempunyai validitas isi apabila dapat mengukur kompetensi yang

dikembangkan beserta indikator dan materi pembelajarannya. Cohen (2007: 162)

mengungkapkan bahwa validitas isi dapat dicapai dengan penilaian dari para ahli

atau expert judgemen. Validitas isi tes dalam penelitian ini dinilai oleh 3 expert

judgement atau dinilai oleh 3 ahli, yaitu dua dosen mata kuliah IPA dan satu guru

IPA kelas V dimana ketiga ahli tersebut memiliki latar belakang pendidikan IPA

(lihat lampiran 3.4). Berdasarkan penilaian dari ketiga ahli, ahli pertama

menyarankan ada beberapa perbaikan pada beberapa soal, ahli kedua dan ketiga

menyampaikan bahwa instrumen sudah bagus dan dapat digunakan untuk

penelitian dengan sedikit saran. Saran-saran yang diberikan oleh ahli pertama

adalah untuk soal nomor 8 variabel regulasi diri, dosen menyarankan agar

menambahkan keterangan soal seperti kedalaman kolam dalam cerita atau dengan

mengganti kunci jawaban dengan mengukur kedalaman kolam terlebih dahulu.

Validator kedua memberi saran untuk lebih memperhatikan penggunaan kata yang

tepat. Validator ketiga menyatakan bahwa instrumen sudah sangat baik, sehingga

tidak ada saran perbaikan dan dapat digunakan sebagai instrumen penelitian. Total

skor instrumen penilaian dari ketiga validator menunjukkan skor 19,16, dan 18.

Berdasarkan ketiga skor tersebut diperoleh rerata skor 2,94 yang menunjukkan

bahwa instrumen layak diimplementasikan dan butuh perbaikan.

3.7.1.2 Validitas Muka

Siregar (2014: 46) menjelaskan bahwa validitas muka merupakan validitas

yang menunjukkan alat pengukur atau instrumen penelitian dari segi rupa nampak

mengukur apa yang ingin diukur. Validitas muka mengacu pada bentuk dan

penampilan instrumen. Widoyoko (2014: 174) menjelaskan bahwa uji validitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

38

tampang atau muka diperoleh melalui pemeriksaan terhadap butir-butir tes untuk

membuat kesimpulan bahwa tes tersebut mengukur aspek yang relevan. Hal-hal

yang perlu dilihat dalam validitas permukaan berupa bentuk dan susunan kalimat.

Penelitian ini dinilai oleh expert judgement atau dinilai oleh para ahli. Validitas

permukaan dapat dicek oleh guru kelas maupun dengan melakukan pengujian

kepada siswa. Validitas muka pada penelitian ini diperoleh dengan cara

mengujicobakan soal pada 5 orang siswa kelas V SD Kanisius Sengkan tahun

ajaran 2016/2017. Pengerjaan soal dilaksanakan pada hari Selasa, 6 September

2016 dengan waktu 2 x 30 menit. Kelima siswa dipilih berdasarkan rekomendasi

guru dan sesuai dengan kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Siswa diminta

untuk mengerjakan soal dan memberi kritik dan saran pada soal-soal yang telah

dikerjakan. Berdasarkan hasil uji muka yang telah dilakukan terdapat beberapa

kata yang belum dimengerti siswa seperti “unggas”, “alternatif”, “adaptasi”, dan

“identifikasikan”. Pada instrumen nomor 6 kata adaptasi tidak diganti karena

dimateri selalu dibahas mengenai adaptasi, solusi dari uji muka tersebut adalah

dengan cara sebelum mulai mengerjakan diberitahu mengenai arti adaptasi.

3.7.1.3 Validitas Konstruk

Siregar (2014: 47) menjelaskan bahwa konstruk adalah kerangka dari

suatu konsep, validitas konstruk adalah validitas yang berkaitan dengan

kesanggupan suatu alat ukur dalam mengukur pengertian suatu konsep yang

diukurnya. Cara menguji validitas konstruk yaitu setelah membuat kuesioner

(instrumen penelitian) langkah selanjutnya adalah menguji apakah kuesioner yang

dibuat tersebut valid atau tidak. Validitas konstruk digunakan untuk melihat relasi

antar soal dengan keseluruhan soal. Validitas konstruk dilakukan melalui uji

empiris. Peneliti mengujikan soal tes kepada siswa kelas V SD Kanisius Sengkan

untuk memperoleh validitas konstruk. SD Kanisius Sengkan beralamat Jl.

Kaliurang KM. 7, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Peneliti memilih

SD Kanisius Sengkan dikarenakan beberapa alasan antara lain (1) memiliki

akreditasi sekolah A seperti SD Kanisius Kalasan, (2) memiliki kelas pararel, dan

(3) asal siswa dari daerah-daerah yang beragam dan kurang lebih sama dengan SD

Kanisius Kalasan. Pengerjaan soal dilaksanakan pada hari Kamis, 15 September

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

39

2016 dengan waktu 2 x 30 menit. Field (2009: 42) menjelaskan bahwa jumlah

responden sebanyak 33 siswa. Uji empiris dilakukan minimal kepada 30

responden agar mendapatkan distribusi data normal.

Soal yang telah diujikan dihitung menggunakan rumus kolerasi Pearson.

Uji validitas konstruk pada penelitian ini dilakukan menggunakan program

komputer IBM SPSS Statistics 22 for Windows untuk mempermudah perhitungan.

Sugiyono (2015: 178-179) menjelaskan bila koefisien korelasi tiap faktor positif

dan besarnya lebih dari 0,3 maka faktor tersebut merupakan konstruk yang kuat.

Jumlah responden pada uji empiris ini adalah 33 sehingga mempunyai koefisien

korelasi 0,344. Bila harga korelasi dibawah 0,344, maka instrumen tidak valid.

Tingkat signifikansi yang digunakan adalah 95% dengan tingkat kesalahan 5%.

Kriteria yang digunakan adalah jika harga Sig.(2-tailed) < 0,05, maka suatu item

dikatakan valid, sedangkan jika Sig.(2-tailed) > 0,05 maka item tersebut dikatakan

tidak valid (Field, 2009: 177-178). Berikut ini hasil uji validitas instrumen dan

hasil dari validitas dari variabel eksplanasi dan regulasi diri (lihat lampiran 3.5):

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen

No Variabel r tabel r hitung Sig (2-

tailed)

Keterangan

1 Interpretasi

0,344

0,401* 0,021 Valid

2 Analisis 0,535** 0,001 Valid

3 Evaluasi 0,601** 0,000 Valid

4 Inferensi 0,730** 0,000 Valid

5 Eksplanasi 0,788** 0,000 Valid

6 Regulasi Diri 0,592** 0,000 Valid

Tabel 3.5 Hasil Validitas Instrumen Aspek Eksplanasi dan Regulasi diri

Variabel Aspek r tabel r hitung Sig

(2-tailed)

Keterangan

Eksplanasi Memaparkan argumen

0,344

0,699** 0,000 Valid

Menjelaskan hasil

penalaran

0,788** 0,000 Valid

Memaparkan argumen 0,741** 0,000 Valid

Regulasi

Diri

Refleksi diri 0,495** 0,003 Valid

Refleksi diri 0,612** 0,000 Valid

Koreksi diri 0,584** 0,000 Valid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

40

Tabel 3.4 menunjukkan bahwa harga Sig.(2-tailed) < 0,05 pada semua

variabel, maka semua aspek tersebut dinyatakan valid. Berdasarkan tabel validitas

instrumen pretest-posttest diperoleh rtabel > rhitung maka instrumen dapat dikatakan

valid. Begitu pula tabel 3.5 pada indikator variabel eksplanasi dan regulasi diri

harga Sig.(2-tailed) < 0,05, maka semua indikator dapat dikatakan valid.

Penelitian ini merupakan penelitian kolaboratif dengan enam kemampuan berpikir

kritis Facione yang diujikan secara bersama. Enam kemampuan tersebut adalah

interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi, eksplanasi, dan regulasi diri. Meskipun

demikian, peneliti hanya fokus pada variabel eksplanasi dan regulasi diri.

3.7.1 Pengujian Reliabilitas

Siregar (2014: 55) menjelaskan Reliabilitas adalah untuk mengetahui

sejauh mana hasil pengukuan tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua

kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang

sama juga. Uji reliabilitas alat ukur dapat dilakukan secara eksternal maupun

internal. Pengujian reliabilitas instrumen data dianalisis dengan menggunakan

analisis Alpha Cronbach. Nunnally (dalam Ghozali, 2009: 46) menjelaskan bahwa

suatu konstruk dinyatakan reliabel jika harga Alpha Cronbach > 0,60. Hasil

perhitungan reliabilitas dihitung dengan menggunakan IBM SPSS Statistics 22 for

Windows. Masidjo (1995: 209) memaparkan tabel kriteria koefisien reliabilitas

untuk memberi arti terhadap koefisien reliabilitas yang diperoleh.

Tabel 3.6 Kriteria Koefisien Reliabilitas

Koefisien Korelasi Kualifikasi

0,91 – 1,00 Sangat Tinggi

0,71 – 0,90 Tinggi

0,41 – 0,70 Cukup

0,21 – 0,40 Rendah

negatif – 0,20 Sangat rendah

(Sumber: Masidjo, 1995: 209)

Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

Alpha Cronbach Kualifikasi

Uji reliabilitas instrumen 0,675 Tinggi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

41

Berdasarkan tabel di atas harga Alpha Cronbach adalah 0,675, maka dapat

dikatakan bahwa instrumen pretest-posttest reliabel karena nilai Alpha Cronbach

> 0,60 dan termasuk dalam kualifikasi cukup. Nilai Alpha Cronbach

menunjukkan kualifikasi cukup, sehingga instrumen soal tersebut dapat dikatakan

reliabel atau konsisten dan layak diterapkan dalam penelitian ini.

3.8 Teknik Analisis Data

Berdasarkan pemaparan dari Priyatno (2012: 1) analisis data merupakan

kegiatan menghitung data agar dapat disajikan secara sistematis dan dapat

dilakukan interpretasi. Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif pada

umumnya menggunakan teknik-teknik statistik. Sugiyono (2015: 207)

mengatakan bahwa statistik dibedakan menjadi dua macam, yaitu statistik

deskriptif dan statistik inferensial. Statistik yang digunakan peneliti adalah

statistik inferensial atau yang sering disebut statistik induktif atau statistik

probabilitas merupakan statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel

dan hasilnya diberlakukan untuk populasi.

Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan program komputer

IBM SPSS 22 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Teknik analisis data

dilakukan dengan langkah-langkah berikut:

3.7.2 Analisis Pengaruh Perlakuan

3.8.1.1 Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas digunakan untuk menentukan suatu data terdistribusi

normal atau tidak (Priyatno, 2012: 85). Uji normalitas ini penting untuk

menentukan jenis statistik yang digunakan untuk analisis data lebih lanjut. Uji

normalitas data dilakukan dengan statistik non parametrik yaitu menggunakan

teknik Kolmogorov-Smirnov test (Priyatno, 2012). Jumlah sampel yang kurang

dari 50 dapat menggunakan uji normalitas dengan Shapiro-Wilk agar

menghasilkan keputusan yang lebih akurat (Oktaviani & Notobroto, 2014).

Hnull = tidak ada deviasi dari normalitas data.

Hi = ada deviasi dari normalitas data.

Untuk penelitian ini kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

42

a. Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05 Hi ditolak, tidak ada deviasi dari normalitas.

Maka distribusi data normal.

b. Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 Hnull ditolak, ada deviasi dari normalitas.

Maka distribusi data tidak normal.

Uji selanjutnya yaitu menggunakan parametrik contohnya independent

samples t-test digunakan apabila data diperoleh dari dua kelompok yang berbeda

berdistribusi normal. Tetapi jika tidak normal maka analisis data menggunakan

non parametrik contohnya Mann-whitney U-test dan Wilcoxon.

3.8.1.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal

Uji perbedaan kemampuan awal dilakukan untuk mengetahui kemampuan

awal dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol apakah sama atau tidak.

Uji perbedaan kemampuan awal dilihat dari hasil pretest kedua kelompok apabila

data berdistribusi normal maka hasil pretest kedua kelompok dibandingkan

menggunakan independent samples t-test. Langkah ini diambil untuk memastikan

bahwa kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang setara.

Analisis data menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut:

H0 : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen. H0: p = q

Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen. Hi: p ≠ q

Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan yaitu sebagai

berikut (Priyatno, 2012: 23).

a. Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya

ada perbedaan yang signifikan antara rerata skor pretest pada kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain kedua kelompok tersebut

mempunyai kemampuan awal yang tidak sama.

b. Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya

tidak ada perbedaan yang signifikan antara rerata skor pretest pada kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain kedua kelompok tersebut

mempunyai kemampuan awal yang sama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

43

3.8.1.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan

Uji signifikansi pengaruh perlakuan bertujuan untuk mengetahui pengaruh

penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan eksplanasi

dan regulasi diri, dengan cara melihat perbedaan selisih skor posttest I kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen. Uji signifikansi pengaruh perlakuan diperoleh

dengan cara mengurangkan rerata selisih skor posttest I ke pretest pada kelompok

eksperimen dengan rerata selisih skor posttest I ke pretest pada kelompok kontrol

(Cohen, 2007: 276-277).

Data rerata selisih skor yang diuji berasal dari dua kelompok yang

berbeda, yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Uji statistik yang

digunakan jika data berasal dari dua kelompok yang berbeda adalah statistik

parametrik Independent samples t-test, apabila distribusi data normal (Field, 2009:

326). Namun apabila distribusi data tidak normal dapat menggunakan statistik non

parametrik Mann Whitney U-test (Field, 2009: 345). Sebelum melakukan analisis

dilakukan uji asumsi untuk memeriksa homogenitas varians dengan cara melihat

harga Sig Levene’s test. Apabila harga Sig.Levene’s test < 0,05 maka tidak

terdapat homogenitas varian dari kedua data dan sebaliknya jika Sig.Levene’s test

> 0,05 maka terdapat homogenitas varian dari kedua data yang dibandingkan

(Field, 2009:150). Apabila variansnya homogen maka data uji statistik

Independent samples t-test yang digunakan adalah data pada baris pertama.

Namun apabila variansnya tidak homogen maka data uji statistik Independent

samples t-test yang digunakan adalah data pada baris kedua (Field, 2009: 340).

Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Analisis data

menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut.

Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor posttest I -

pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor

posttest I -pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut

(Priyatna, 2012: 23):

a. Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak, maka

tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor posttest I -pretest

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

44

pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Artinya penerapan model

pembelajaran berbasis masalah tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

kemampuan eksplanasi dan regulasi diri.

b. Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima, maka ada

perbedaan yang signifikan antara selisih skor posttest I -pretest pada

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Artinya penerapan model

pembelajaran berbasis masalah berpengaruh secara signifikan terhadap

kemampuan eksplanasi dan regulasi diri.

3.8.1.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan

Uji besar pengaruh perlakuan bertujuan untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh penerapan model Problem Based Learning terhadap kemampuan

eksplanasi dan regulasi diri. Uji besar pengaruh model pembelajaran berbasis

masalah dapat diketahui dengan mencari effect size. Effect size merupakan suatu

ukuran objektif dan terstandarisasi untuk mengetahui besarnya efek yang

dihasilkan (Field, 2009: 56-57). Berikut ini kriteria untuk menentukan besar

pengaruh perlakuan (Field, 2009: 57).

Tabel 3.8 Kriteria Besar Pengaruh Perlakuan

r (effect size) Kategori Persentase

0,10 Kecil Setara dengan 1% pengaruh perlakuan.

0,30 Menengah Setara dengan 9% pengaruh perlakuan

0,50 Besar Setara dengan 25% pengaruh perlakuan.

Persentase pengaruh perlakuan diperoleh dengan menghitung koefisien

determinasi (R2) dengan cara mengkuadratkan harga r (harga koefisien korelasi

Pearson) kemudian dikalikan 100%. Jika distribusi data normal, uji besar

pengaruh dihitung dengan menggunakan rumus (Field, 2009: 332).

Gambar 3.3 Rumus Besar Efek untuk Data Normal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

45

Keterangan:

r = besar pengaruh (effect size) perlakuan dengan menggunakan koefisien

korelasi Pearson

t = harga uji t

df = harga derajat kebebasan (degree of freedom)

Jika distribusi data tidak normal, uji besar pengaruh dihitung dengan

menggunakan rumus effect size sebagai berikut (Field, 2009: 550):

Gambar 3.4 Rumus Rumus Besar Efek untuk Data Tidak Normal

Keterangan:

r = besar pengaruh (effect size)

Z = harga konversi dari standar deviasi (diperoleh dari perhitungan non

parametrik program SPSS)

N = jumlah total responden (dalam hal ini 2 x jumlah siswa)

3.8.2 Analisis Lebih Lanjut

3.8.2.1 Perhitungan Presentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I

Perhitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan untuk mengetahui persentase besar

pengaruh penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan

eksplanasi dan regulasi diri. Analisis perhitungan dilakukan dengan mengambil

data rerata skor pretest dan posttest I pada uji normalitas distribusi data

menggunakan Kolmogorov-Smirnov test. Besar persentase peningkatan rerata

pretest ke posttest I dihitung menggunakan rumus sebagai berikut (Gunawan,

2006: 575).

4

5

Gambar 3.5 Rumus Besar Persentase Peningkatan Pretest-Posttest I

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

46

Berikut ini cara perhitungan manual untuk mengetahui presentase selisih

skor pretest-posttest I (gain score):

Gambar 3.5 Rumus Gain Score

Frekuensi gain score yang diambil kurang lebih 50% dari skor tertinggi

selisih pretest-posttest I kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Grafik

poligon pada gain score menunjukkan perbandingan rerata kelompok eksperimen

maupun kelompok kontrol (Fraenkel, 2012: 250-251).

3.8.2.2 Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I

Uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest I bertujuan untuk

mengetahui apakah terdapat peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke

posttest I pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Field (2009:

325) memaparkan bahwa apabila data yang diuji berasal dari dua kelompok yang

sama dan distribusi data normal, maka digunakan uji statistik Paired samples t-

test. Apabila data yang diuji berasal dari dua kelompok yang sama dan distribusi

data tidak normal maka uji statistik yang digunakan adalah Wilcoxon (Field, 2009:

345).

Analisis statistik dengan menggunakan program komputer IBM SPSS

Statistics 22 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Analisis data

menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut.

Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest dan posttest I

pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest dan

posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulannya adalah sebagai berikut

(Priyatno, 2012: 31):

a. Jika harga sig.(2-tailed) > 0,05, Hnull diterima dan Hi ditolak, artinya tidak

ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest ke posttest I pada kelompok

ain score

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

47

kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain, tidak terdapat

peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I pada pada

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terhadap kemampuan eksplanasi

dan regulasi diri.

b. Jika harga sig.(2-tailed) < 0,05, Hnull ditolak dan Hi diterima, artinya ada

perbedaan yang signifikan antara skor pretest ke posttest I pada kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain, terdapat peningkatan

skor yang signifikan dari pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen terhadap kemampuan eksplanasi dan regulasi diri.

3.8.2.3 Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I

Uji korelasi bertujuan untuk mengetahui apakah siswa yang memperoleh

skor tinggi pada saat pretest mendapat skor tinggi pula pada saat posttest dan

sebaliknya. Selain itu, untuk memastikan sejauh mana validitas penelitian yang

terkait subjek dapat terkontrol. Priyatno (2012: 39) menjelaskan Analisis korelasi

Pearson adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan

secara linier antara dua variabel, terdapat hubungan positif/negatif, dan terdapat

hubungan yang signifikan atau tidak. Apabila hubungan positif berarti semakin

tinggi pretest semakin tinggi pula posttest I, signifikan berarti hasil skor korelasi

terdapat digeneralisasi pada populasi. Uji korelasi antara skor pretest dan posttest

I menggunakan rumus bivariate correlations yang bertujuan untuk mengetahui

korelasi antara dua variabel. Jika data terdistribusi normal maka uji korelasi

menggunakan rumus Pearson’s correlation coefficient (Field, 2009: 177). Apabila

distribusi data tidak normal maka rumus yang digunakan Spearman’s correlation

coefficient (Field, 2009: 179). Berikut ini merupakan tabel pedoman untuk

memberikan interpretasi koefisien korelasi (Sugiyono, 2015: 275):

Tabel 3.7 Pedoman Koefisien Korelasi

Rentang Nilai Korelasi Keputusan

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

48

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat kuat

Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Hipotesis statistiknya

adalah sebagai berikut.

Hi : Ada korelasi yang signifikan antara skor pretest dan posttest I pada

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Hnull : Tidak ada korelasi yang signifikan antara skor pretest dan posttest I pada

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut

(Priyatno, 2012: 45):

a. Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak

ada korelasi yang positif dan signifikan antara skor pretest dan posttest I pada

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

b. Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada

korelasi yang positif dan signifikan antara skor pretest dan posttest I pada

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

3.8.2.4 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan

Uji retensi pengaruh perlakuan bertujuan untuk mengetahui apakah

perlakuan yang diberikan masih kuat atau memiliki efek yang sama setelah

beberapa waktu. Pada uji ini perlu dilaksanakan Posttest II. Posttest II dapat

dilakukan minimal tiga hari setelah posttest I. Field (2009: 325) menjelaskan

bahwa jika data yang diuji berasal dari dua kelompok yang sama dan distribusi

data normal maka uji statistik yang digunakan adalah Paired samples t-test. Uji

statistik menggunakan Wilcoxon jika data terdistribusi dengan tidak normal (Field,

2009: 345).

Data hasil posttest II dibandingkan dengan data posttest I menggunakan

program IBM SPSS statistics versi 22 for Windows dengan tingkat kepercayaan

95%. Analisis data menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut.

Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II pada

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

49

Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II

pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan (Priyatno, 2012: 31)

adalah sebagai berikut:

1. Jika harga sig.(2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya

tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I ke posttest II pada

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain tidak ada

penurunan atau peningkatan skor yang signifikan dari skor posttest I ke

posttest II.

2. Jika harga sig.(2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya

ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I ke posttest II pada

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain ada

penurunan atau peningkatan skor yang signifikan dari skor posttest I ke

posttest II.

Persentase peningkatan rerata skor posttest I ke posttest II dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut.

Gambar 3.7 Rumus Persentase Uji Retensi Pengaruh

3.8.3 Persepsi terhadap Perlakuan

Persepsi terhadap perlakuan bertujuan untuk menyingkap persepsi terhadap

proses pembelajaran yang berlangsung dari subjek-subjek yang terlibat dalam

penelitian. Peneliti melakukan persepsi terhadap perlakuan dengan dua teknik

pengumpulan data yaitu teknik test dan nontest. Teknik tes merupakan teknik

utama dalam penelitian ini, sedangkan teknik nontes menggunakan elemen

penelitian kualitatif sederhana untuk melengkapi hasil penelitian kuantitatif

(Krathwohl, 2004: 546). Teknik test berupa hasil pretest dan posttest sedangkan

teknik nontest berupa teknik triangulasi. Triangulasi diartikan sebagai teknik

pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

50

pengumpulan data dan sumber data yang telah ada (Sugiyono, 2014: 330). Teknik

triangulasi pada penelitian ini berupa observasi, wawancara dan dokumentasi.

Sutrisno Hadi (dalam Sugiyono, 2015: 203) memaparkan bahwa, observasi

merupakan suatu proses kompleks yang tersusun dari berbagai proses biologis

psikologis. Sugiyono (2015: 329) menjelaskan bahwa dokumen merupakan

catatan peristiwa yang sudah berlalu dalam bentuk tulisan, gambar, maupun

karya-karya. Sugiyono (2015: 194) menjelaskan bahwa wawancara digunakan

sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi

pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga

peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden lebih mendalam. Wawancara

ditujukan kepada guru mitra dan tiga siswa yang mengikuti implementasi

pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning. Berikut ini

instrumen wawancara untuk guru dan siswa.

Tabel 3.10 Pedoman Wawancara dengan Guru

No Pertanyaan

1 Metode apa yang selama ini bapak gunakan ketika mengajar mata pelajaran IPA di kelas

V?

2 Mengapa bapak memilih menggunakan metode tersebut?

3 Bagaimana tanggapan bapak mengenai penerapan model Problem Based Learning dalam

penelitian kami?

4 Apakah sebelumnya bapak sudah menggunakan model Problem Based Learning dalam

mengajar mata pelajaran IPA?

5 Menurut bapak jika menggunakan model Problem Based Learning dalam mengajar mata

pelajaran IPA, apakah pembelajaran di kelas menjadi lebih efektif atau malah sebaliknya?

6 Bagaimana perbedaan antara kelas eksperimen (V A) yang menggunakan model Problem

Based Learning dengan kelas kontrol (V B) yang tidak menggunakan model Problem

Based Learning?

Tabel 3.11 Pedoman Wawancara Siswa Kelompok Eksperimen Sebelum Perlakuan

No Pertanyaan

1 Apakah kamu senang belajar IPA? Mengapa?

2 Biasanya, bagaimana cara gurumu mengajar IPA?

3 Apakah kamu merasa senang ketika gurumu mengajar IPA dengan metode ceramah?

Mengapa?

4 Apakah sebelumnya gurumu pernah mengajarkan materi IPA dengan metode lain (selain

ceramah)?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

51

Tabel 3.12 Pedoman Wawancara dengan Siswa

No Pertanyaan

1 Bagaimana perasaanmu saat belajar IPA menggunakan model Problem Based Learning?

2 Apakah sebelumnya sudah pernah belajar dengan menggunakan model Problem Based

Learning?

3 Apakah model Problem Based Learning membantumu dalam memahami materi?

Mengapa?

4 Kamu lebih mudah memahami materi pelajaran ketika Pak Martinus menggunakan model

Problem Based Learning atau ketika tidak menggunakan model Problem Based Learning?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

52

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV membahas hasil penelitian dan analisis data. Hasil penelitian berisi

implementasi penelitian berupa deskripsi populasi dan deskripsi implementasi

pembelajaran. Hasil analisis data berisi uji hipotesis penelitian I dan II berupa

analisis pengaruh perlakuan dan analisis lebih lanjut. Pada pembahasan diuraikan

mengenai pengaruh perlakuan beserta dampaknya.

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Implementasi Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua kelas sebagai kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen. Penentuan kelompok dilakukan dengan cara menggunakan

undian bersama dengan guru mitra. Teknik pengambilan sampel penelitian ini

menggunakan non probability sampling tipe convenience sampling. Tipe

convenience sampling yaitu pemilihan sampel dengan menggunakan kelas yang

tersedia dikarenakan keterbatasan administrasi untuk memilih secara acak (Best &

Kahn, 2006: 18-19). Hasil pengundian menunjukkan bahwa kelas V A sebagai

kelompok eksperimen dan kelas V B sebagai kelompok kontrol. Berikut ini

deskripsi populasi dan sampel penelitian dan pembelajaran pada kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen.

4.1.1.1 Deskripsi Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian ini adalah siswa kelas V SD Kanisius Kalasan.

Populasi terdiri dari dua kelas yaitu kelas V A dan kelas V B. Hasil wawancara

dengan guru dan kepala sekolah menunjukkan bahwa penentuan kelas tidak

berdasarkan prestasi atau secara acak sehingga kedua kelas memiliki prestasi yang

setara. Pembagian kelas dilakukan secara acak baik dari segi prestasi dan latar

belakang keluarga. Sampel pertama penelitian adalah kelas V A sebagai kelas

eksperimen. Jumlah siswa di kelas V A adalah 31 siswa yang terdiri dari 18 siswa

laki-laki dan 13 siswa perempuan. Data siswa menunjukan bahwa kelas V A ini

berasal dari daerah yang berbeda-beda. Daerah asal siswa tersebut antara lain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

53

Prambanan, Tirtomartani, Berbah, dan Kalasan. Berdasarkan daftar hadir siswa

semua siswa dapat hadir dan mengikuti implementasi pembelajaran menggunakan

PBL.

Sampel kedua penelitian adalah kelas V B sebagai kelompok kontrol.

Jumlah siswa kelas V B adalah 30 siswa, yang terdiri dari 19 siswa laki-laki dan

11 siswa perempuan. Data siswa menunjukan bahwa kelas V B ini berasal dari

daerah yang berbeda-beda yang hampir sama dengan kelas V A. Daerah asal

siswa tersebut antara lain Prambanan, Tirtomartani, Berbah, dan Kalasan.

Berdasarkan daftar hadir siswa kelas V B, 3 siswa tidak dapat hadir mengikuti

pretest namun mereka dapat hadir dan mengikuti implementasi pembelajaran

menggunakan PBL. Pengumpulan data untuk siswa yang tidak dapat hadir ketika

pretest, nilai siswa yang tidak dapat hadir diganti dengan nilai rata-rata kelas. Hal

tersebut untuk mengatasi ancaman validitas penelitian yaitu mortalitas, karena

jumlah partisipan yang tidak mengikuti ujian dapat berpengaruh terhadap validitas

penelitian (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 282). Nilai siswa yang tidak dapat

hadir ketika pretest maupun posttest diganti dengan nilai rata-rata pretest maupun

posttest, karena dengan digantinya nilai siswa yang tidak dapat mengikuti tes

dengan nilai rata-rata maka tidak akan mempengaruhi rata-rata hasil pretest

maupun posttest itu sendiri.

4.1.1.2 Deskripsi Implementasi Pembelajaran

Pelaksanaan penelitian dimulai dengan memberikan pretest pada

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Soal pretest digunakan untuk

mengetahui pengetahuan kemampuan awal siswa pada kedua kelas sebelum

adanya pembelajaran. Pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

dilaksanakan pada Senin, 24 Oktober 2016. Soal pretest berjumlah 13 soal uraian

dan dikerjakan siswa dengan waktu 2 x 35 menit. Siswa diberi pengarahan tentang

langkah-langkah mengerjakan soal dan diberi kesempatan untuk bertanya kepada

guru tentang soal yang kurang dipahami. Guru mendampingi siswa selama pretest

hingga posttest. Selama pelaksanaan pembelajaran guru mendampingi dan

memberikan materi belajar kepada siswa baik kelompok kontrol maupun

kelompok eksperimen. Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen didampingi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

54

dan diajar oleh seorang guru yang sama. Peneliti selama implementasi berperan

sebagai pengamat, peneliti sama sekali tidak mengambil peran dalam kegiatan

pembelajaran. Peneliti menyiapkan alat dan bahan sebelum pelaksanaan

pembelajaran dan mendokumentasikan kegiatan pembelajaran. Berikut ini

implementasi pembelajaran pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

1. Deskripsi Implementasi Pembelajaran Kelompok Kontrol

Kegiatan pembelajaran kelompok kontrol adalah dengan menggunakan

metode konvensional yaitu metode ceramah. Pelaksanaan pembelajaran

berdasarkan pedoman kurikulum 2006 (KTSP). Pembelajaran dilaksanakan

selama tiga kali pertemuan dengan tiga sub materi yang berbeda oleh guru mitra.

Waktu yang dibutuhkan untuk setiap pertemuan adalah dua jam pelajaran (2 x 40

menit). Materi pokok yang dipelajari adalah penyesuaian diri hewan. Sub materi

yang dipelajari pada tiga kali pertemuan adalah cara adaptasi unggas, cara

adaptasi serangga, dan cara adaptasi cecak.

Pertemuan pertama dilaksanakan pada Kamis, 27 Oktober 2016. Sub materi

yang dipelajari pada pertemuan pertama ini adalah adaptasi unggas. Kegiatan

pembelajaran diawali dengan apersepsi oleh guru mitra. Guru dan siswa

melakukan tanya jawab mengenai penyesuaian diri hewan. Kegiatan inti

dilaksanakan dengan guru memberikan penjelasan kepada siswa kemudian siswa

membaca dan mencatat materi terkait dengan adaptasi unggas. Setelah itu, siswa

mengerjakan LKS yang berkaitan dengan materi yang telah dipelajari. Kegiatan

pembelajaran diakhiri dengan pembahasan LKS yang telah dikerjakan siswa dan

menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

Pertemuan kedua dilaksanakan pada Senin, 31 Oktober 2016. Sub materi

yang dipelajari pada pertemuan kedua ini adalah cara adaptasi serangga. Kegiatan

pembelajaran diawali dengan apersepsi oleh guru mitra. Guru dan siswa

melakukan tanya jawab mengenai penyesuaian diri hewan yang telah dipelajari

pada pertemuan sebelumnya. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa

mengenai adaptasi serangga terutama bagian mulut serangga. Pada kegiatan inti

guru meminta siswa untuk membaca dan mencatat materi yang dituliskan guru di

papan tulis. Guru menjelaskan kepada siswa mengenai adaptasi serangga yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

55

telah dibaca dan dicatat siswa. Siswa mengerjakan soal LKS yang berkaitan

dengan adaptasi serangga. Pada kegiatan penutup guru bersama dengan siswa

membahas LKS yang telah dikerjakan siswa dan menyimpulkan hasil belajar hari

itu.

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada Kamis, 3 November 2016. Sub materi

yang dipelajari pada pertemuan tiga ini adalah cara adaptasi cecak. Kegiatan

pembelajaran diawali dengan apersepsi oleh guru mitra. Guru dan siswa

melakukan tanya jawab terkait dengan cara penyesuaian diri hewan. Pada kegiatan

inti siswa mencatat materi dengan cara guru mendikte siswa mengenai cara

adaptasi cecak. Guru menjelaskan kepada siswa mengenai adaptasi cecak dicatat

siswa. Siswa mengerjakan soal LKS yang berkaitan dengan cara adaptasi cecak.

Pada kegiatan penutup guru bersama dengan siswa membahas LKS yang telah

dikerjakan siswa dan menyimpulkan hasil belajar hari itu.

Setelah kegiatan pembelajaran mengenai penyesuaian diri hewan, cara

adaptasi unggas, cara adaptasi serangga, dan cara adaptasi cecak, kegiatan

penelitian selanjutnya adalah posttest. Posttest I dilaksanakan pada Senin, 7

November 2016. Tujuan dilakukannya posttest I adalah untuk mengetahui

pemahaman siswa mengenai materi yang telah diberikan dengan metode ceramah.

Soal posttest yang diberikan untuk siswa sama seperti soal pretest. Setelah

posttest I kemudian selang tiga hari dilakukan posttest II yaitu pada Jumat, 11

November 2016. Posttest II ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana

pemahaman siswa dalam menerima materi pembelajaran dengan menggunakan

metode ceramah.

2. Deskripsi Implementasi Pembelajaran Kelompok Eksperimen

Kegiatan pembelajaran kelompok eksperimen menggunakan model

pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning). Pelaksanaan

pembelajaran berdasarkan pedoman pada kurikulum 2006 (KTSP). Kegiatan

pembelajaran dilaksanakan selama tiga kali pertemuan dengan tiga sub materi

yang berbeda oleh guru mitra. Waktu yang dibutuhkan untuk satu kali pertemuan

yaitu dua jam pelajaran (2 x 35 menit). Materi pokok yang dipelajari adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

56

penyesuaian diri hewan. Sub materi yang dipelajari pada tiga kali pertemuan

adalah cara adaptasi unggas, cara adaptasi serangga, dan cara adaptasi cecak.

Kegiatan pembelajaran dengan model Problem Based Learning dilakukan

oleh guru mitra dengan cara siswa diberi kegiatan dan mencari informasi dari

sumber yang telah disediakan. Pelaksanaan pembelajaran seperti pelaksanaan

pembelajaran berdasarkan kurikulum 2006 yang meliputi pendahuluan, inti, dan

penutup. Di dalam pelaksanaan pembelajaran pada kegiatan inti dilakukan dengan

tahapan model Problem Based Learning. Pembelajaran dengan menggunakan

model Problem Based Learning dilakukan dengan lima tahap, yaitu (1)

mengorientasikan peserta didik pada masalah, (2) mengorganisasi peserta didik

untuk belajar, (3) membimbing penyidikan individual maupun kelompok, (4)

mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan (5) menganalisis dan

mengevaluasi pemecahan masalah.

Pertemuan pertama dilaksanakan pada Kamis, 27 Oktober 2016. Sub materi

yang dipelajari pada pertemuan pertama ini adalah adaptasi unggas. Kegiatan

diawali dengan salam, tanya jawab mengenai penyesuaian diri hewan (apersepsi),

motivasi, dan penyampaian tujuan pembelajaran (orientasi). Kegiatan inti berisi

tahap-tahapan model Problem Based Learning yang pertama penyajian masalah

(orientasi masalah), pengelompokkan siswa dan penyampaian langkah-langkah

dan aturan kegiatan (pengorganisasian siswa), pencarian informasi oleh siswa dan

guru sebagai fasilitator, pengembangan dan penyajian siwa terkait hasil

pembelajaran, dan menganalisis dan mengevaluasi pemecahan masalah

(konfirmasi). Pada tahap orientasi masalah, siswa dipancing dengan guru

mengajukan beberapa pertanyaan mengenai cara adaptasi unggas. Pada tahap

pengorganisasian siswa, guru membagi siswa kedalam 6 kelompok yang setiap

kelompok terdiri dari 5-6 siswa. Selain itu siswa juga diberikan penjelasan

mengenai kegiatan pembelajaran selanjutnya dan langkah-langkah kegiatan. Pada

tahap pencarian informasi setiap kelompok diberikan artikel mengenai cara

adaptasi unggas yang telah disediakan. Selain itu, setiap kelompok secara

bergantian melihat video tentang cara adaptasi unggas, berdiskusi dan mencatat

informasi serta hasil diskusi. Pada tahap selanjutnya analisis dan evaluasi,

perwakilan siswa menyampaikan hasil diskusi. Kegiatan penutup dilaksanakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

57

dengan menyimpulkan kegiatan pembelajaran, evaluasi dan pembahasan, tindak

lanjut, serta salam penutup.

Senin, 31 Oktober 2016. Sub materi yang dipelajari pada pertemuan kedua ini

adalah cara adaptasi serangga. Kegiatan diawali dengan salam, tanya jawab

mengenai penyesuaian diri hewan (apersepsi), motivasi, dan penyampaian tujuan

pembelajaran (orientasi). Kegiatan inti berisi tahap-tahapan model Problem Based

Learning yang pertama penyajian masalah (orientasi masalah), pengelompokkan

siswa dan penyampaian langkah-langkah dan aturan kegiatan (pengorganisasian

siswa), pencarian informasi oleh siswa dan guru sebagai fasilitator,

pengembangan dan penyajian siwa terkait hasil pembelajaran, dan menganalisis

dan mengevaluasi pemecahan masalah (konfirmasi). Pada tahap orientasi masalah,

siswa dipancing dengan guru mengajukan beberapa pertanyaan mengenai cara

adaptasi serangga. Pada tahap pengorganisasian siswa, guru membagi siswa

kedalam 6 kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa. Selain itu siswa

juga diberikan penjelasan mengenai kegiatan pembelajaran selanjutnya dan

langkah-langkah kegiatan. Pada tahap pencarian informasi setiap kelompok

diberikan artikel mengenai cara adaptasi serangga yang telah disediakan. Selain

itu, setiap kelompok mengamati mulut belalang dan serangga lain, berdiskusi dan

mencatat informasi serta hasil diskusi. Pada tahap selanjutnya analisis dan

evaluasi, perwakilan siswa menyampaikan hasil diskusi. Kegiatan penutup

dilaksanakan dengan menyimpulkan kegiatan pembelajaran, evaluasi dan

pembahasan, tindak lanjut, serta salam penutup.

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada Kamis, 3 November 2016. Sub materi

yang dipelajari pada pertemuan tiga ini adalah cara adaptasi cecak. Kegiatan

diawali dengan salam, tanya jawab mengenai penyesuaian diri hewan (apersepsi),

motivasi, dan penyampaian tujuan pembelajaran (orientasi). Kegiatan inti berisi

tahap-tahapan model Problem Based Learning yang pertama penyajian masalah

(orientasi masalah), pengelompokkan siswa dan penyampaian langkah-langkah

dan aturan kegiatan (pengorganisasian siswa), pencarian informasi oleh siswa dan

guru sebagai fasilitator, pengembangan dan penyajian siwa terkait hasil

pembelajaran, dan menganalisis dan mengevaluasi pemecahan masalah

(konfirmasi). Pada tahap orientasi masalah, siswa dipancing dengan guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

58

mengajukan beberapa pertanyaan mengenai cecak. Pada tahap pengorganisasian

siswa, guru membagi siswa kedalam 6 kelompok yang setiap kelompok terdiri

dari 5-6 siswa. Selain itu siswa juga diberikan penjelasan mengenai kegiatan

pembelajaran selanjutnya dan langkah-langkah kegiatan. Pada tahap pencarian

informasi setiap kelompok diberikan artikel mengenai cara adaptasi cecak yang

telah disediakan. Selain itu, setiap kelompok melakukan percobaan dengan

mengganggu cecak agar cecak merasa terancam dan melakukan pertahanan diri

dengan memutuskan ekor, berdiskusi dan mencatat informasi serta hasil diskusi.

Pada tahap selanjutnya analisis dan evaluasi, perwakilan siswa menyampaikan

hasil diskusi. Kegiatan penutup dilaksanakan dengan menyimpulkan kegiatan

pembelajaran, evaluasi dan pembahasan, tindak lanjut, serta salam penutup.

Setelah kegiatan pembelajaran mengenai penyesuaian diri hewan, cara

adaptasi unggas, cara adaptasi serangga, dan cara adaptasi cecak, kegiatan

penelitian selanjutnya adalah posttest. Posttest I dilaksanakan pada Senin, 7

November 2016. Tujuan dilakukannya posttest I adalah untuk mengetahui

pemahaman siswa mengenai materi yang telah diberikan dengan model Problem

Based Learning. Soal posttest yang diberikan untuk siswa sama seperti soal

pretest. Setelah posttest I kemudian selang tiga hari dilakukan posttest II yaitu

pada Jumat, 11 November 2016. Posttest II ini bertujuan untuk mengetahui sejauh

mana pemahaman siswa dalam menerima materi pembelajaran dengan

menggunakan model Problem Based Learning.

4.1.2 Deskripsi Sebaran Data

Sebaran data digunakan untuk melihat banyaknya siswa yang memperoleh

nilai pretest dan posttest, dari rentang nilai 1 sampai 4. Selain itu, untuk

memperjelas apakah ada perbedaan antara hasil skor pretest dan posttest. Terdapat

enam indikator untuk kemampuan eksplanasi dan kemampuan regulasi diri.

Sebaran data dibagi menjadi dua yaitu sebaran data kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen. Berikut ini sebaran data kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

59

1. Kelompok Kontrol

Kelompok kontrol digunakan untuk mengontrol variabel-variabel luar

yang mempengaruhi eksperimen, namun tidak berfungsi sepenuhnya. Jumlah

siswa kelompok kontrol adalah 30 siswa. Berdasarkan daftar hadir siswa kelas

kontrol, 3 siswa tidak dapat hadir mengikuti pretest namun mereka dapat hadir

dan mengikuti implementasi pembelajaran menggunakan Problem Based

Learning. Pengumpulan data untuk siswa yang tidak dapat hadir ketika pretest,

nilai siswa yang tidak dapat hadir diganti dengan nilai rata-rata kelas. Berikut ini

tabulasi data kelompok kontrol.

Tabel 4.1 Tabulasi Data Kelompok Kontrol terhadap Kemampuan Eksplanasi

No Indikator

Pretest Posttest I

1 2 3 4 Total 1 2 3 4 Total

1

Menjelaskan pengaruh

bentuk anggota tubuh

unggas dengan

penyesuaian diri

terhadap lingkungan.

4 14 8 4 30 3 10 12 5 30

2

Menjelaskan

pentingnya adaptasi

bagi makhluk hidup. 11 13 6 0 30 10 6 11 3 30

3

Menjelaskan kesesuaian

penggunaan bentuk

anggota tubuh unggas

untuk mencari makan.

2 18 10 0 30 1 17 6 6 30

Jumlah 17 45 24 4 90 14 33 29 14 90

Hasil pengerjaan soal pretest dan posttest I kelompok kontrol pada

kemampuan Eksplanasi menunjukkan perubahan hasil. Perubahan hasil terjadi

pada setiap indikator, indikator pertama yaitu menjelaskan pengaruh bentuk

anggota tubuh unggas dengan penyesuaian diri terhadap lingkungan terdapat

perubahan pada setiap skor. Skor 1 dan 2 mengalami penurunan dan skor 3 dan 4

mengalami peningkatan. Begitu pula pada indikator kedua yaitu menjelaskan

pentingnya adaptasi bagi makhluk hidup. Pada indikator ketiga yaitu menjelaskan

kesesuaian penggunaan bentuk anggota tubuh unggas mencari makan terjadi

penurunan pada skor 1, 2, dan 3 serta terjadi peningkatan pada skor 4. Hasil

keseluruhan pretest menunjukkan bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai 1

pada ketiga indikator kemampuan eksplanasi kelompok kontrol adalah 17. Jumlah

siswa yang mendapat nilai 2 pada ketiga indikator kemampuan eksplanasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

60

kelompok kontrol adalah 45. Jumlah siswa yang mendapat nilai 3 pada ketiga

indikator kemampuan eksplanasi kelompok kontrol adalah 24. Jumlah siswa yang

mendapat nilai 4 pada ketiga indikator kemampuan eksplanasi kelompok kontrol

adalah 4. Sedangkan hasil posttest menunjukkan bahwa jumlah siswa yang

mendapat nilai 1 pada ketiga indikator kemampuan eksplanasi kelompok kontrol

adalah 14. Jumlah siswa yang mendapat nilai 2 pada ketiga indikator kemampuan

eksplanasi kelompok kontrol adalah 33. Jumlah siswa yang mendapat nilai 3 pada

ketiga indikator kemampuan eksplanasi kelompok kontrol adalah 29. Jumlah

siswa yang mendapat nilai 4 pada ketiga indikator kemampuan eksplanasi

kelompok kontrol adalah 14.

Tabel 4.2 Tabulasi Data Kelompok Kontrol terhadap Kemampuan Regulasi Diri

No Indikator

Pretest Posttest I

1 2 3 4 Total 1 2 3 4 Total

1

Menilai benar tidaknya

suatu tindakan dengan

pandangannya sendiri

pada kasus adaptasi

unggas.

3 14 4 9 30 5 11 2 12 30

2

Membuat penilaian diri

yang objektif terhadap

gagasan sendiri pada

kasus adaptasi unggas.

1 18 8 3 30 2 17 7 4 30

3

Membuat penilaian diri

yang objektif terhadap

gagasan sendiri 3 18 7 2 30 2 14 9 5 30

Jumlah 7 50 19 14 90 9 42 18 21 90

Hasil pengerjaan soal pretest dan posttest I kelompok kontrol pada

kemampuan regulasi diri menunjukkan perubahan hasil. Perubahan hasil terjadi

pada setiap indikator, indikator pertama yaitu menilai benar tidaknya suatu

tindakan dengan pandangannya sendiri pada kasus adaptasi unggas terdapat

perubahan pada setiap skor. Skor 2 dan 3 mengalami penurunan dan skor 1 dan 4

mengalami peningkatan. Begitu pula pada indikator kedua yaitu membuat

penilaian diri yang objektif terhadap gagasan sendiri pada kasus adaptasi unggas.

Pada indikator ketiga yaitu membuat penilaian diri yang objektif terhadap gagasan

sendiri terjadi penurunan pada skor 1 dan 2 serta terjadi peningkatan pada skor 3

dan 4. Hasil keseluruhan pretest menunjukkan bahwa jumlah siswa yang

mendapat nilai 1 pada ketiga indikator kemampuan regulasi diri kelompok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

61

kontrol adalah 7. Jumlah siswa yang mendapat nilai 2 pada ketiga indikator

kemampuan regulasi diri kelompok kontrol adalah 50. Jumlah siswa yang

mendapat nilai 3 pada ketiga indikator kemampuan regulasi diri kelompok

kontrol adalah 19. Jumlah siswa yang mendapat nilai 4 pada ketiga indikator

kemampuan regulasi diri kelompok kontrol adalah 14. Sedangkan hasil posttest

menunjukkan bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai 1 pada ketiga indikator

kemampuan regulasi diri kelompok kontrol adalah 9. Jumlah siswa yang

mendapat nilai 2 pada ketiga indikator kemampuan regulasi diri kelompok

kontrol adalah 42. Jumlah siswa yang mendapat nilai 3 pada ketiga indikator

kemampuan regulasi diri kelompok kontrol adalah 18. Jumlah siswa yang

mendapat nilai 4 pada ketiga indikator kemampuan regulasi diri kelompok

kontrol adalah 21.

2. Kelompok Eksperimen

Kelompok eksperimen adalah kelompok yang diberi treatment yaitu

pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning. Jumlah siswa pada

kelompok eksperimen sebanyak 31 siswa. Soal dan indikator untuk kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen sama. Berikut ini tabulasi data kelompok

eksperimen.

Tabel 4.3 Tabulasi Data Kelompok Eksperimen terhadap Kemampuan Eksplanasi

No Indikator

Pretest Posttest I

1 2 3 4 Total 1 2 3 4 Total

1

Menjelaskan pengaruh

bentuk anggota tubuh

unggas dengan

penyesuaian diri

terhadap lingkungan.

6 13 8 4 31 2 4 11 14 31

2

Menjelaskan pentingnya

adaptasi bagi makhluk

hidup. 17 12 1 1 31 5 10 14 2 31

3

Menjelaskan kesesuaian

penggunaan bentuk

anggota tubuh unggas

untuk mencari makan.

7 14 7 3 31 0 7 14 10 31

Jumlah 30 39 16 8 93 7 21 39 26 93

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

62

Hasil pengerjaan soal pretest dan posttest I kelompok eksperimen pada

kemampuan Eksplanasi menunjukkan perubahan hasil. Perubahan hasil terjadi

pada setiap indikator, indikator pertama yaitu menjelaskan pengaruh bentuk

anggota tubuh unggas dengan penyesuaian diri terhadap lingkungan terdapat

perubahan pada setiap skor. Skor 1 dan 2 mengalami penurunan dan skor 3 dan 4

mengalami peningkatan. Begitu pula pada indikator kedua yaitu menjelaskan

pentingnya adaptasi bagi makhluk hidup dan pada indikator ketiga yaitu

menjelaskan kesesuaian penggunaan bentuk anggota tubuh unggas mencari

makan. Hasil keseluruhan pretest menunjukkan bahwa jumlah siswa yang

mendapat nilai 1 pada ketiga indikator kemampuan eksplanasi kelompok

eksperimen adalah 30. Jumlah siswa yang mendapat nilai 2 pada ketiga indikator

kemampuan eksplanasi kelompok eksperimen adalah 39. Jumlah siswa yang

mendapat nilai 3 pada ketiga indikator kemampuan eksplanasi kelompok

eksperimen adalah 16. Jumlah siswa yang mendapat nilai 4 pada ketiga indikator

kemampuan eksplanasi kelompok eksperimen adalah 8. Sedangkan hasil posttest

menunjukkan bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai 1 pada ketiga indikator

kemampuan eksplanasi kelompok eksperimen adalah 7. Jumlah siswa yang

mendapat nilai 2 pada ketiga indikator kemampuan eksplanasi kelompok

eksperimen adalah 21. Jumlah siswa yang mendapat nilai 3 pada ketiga indikator

kemampuan eksplanasi kelompok eksperimen adalah 39. Jumlah siswa yang

mendapat nilai 4 pada ketiga indikator kemampuan eksplanasi kelompok

eksperimen adalah 26.

Tabel 4.4 Tabulasi Data Kelompok Eksperimen terhadap Kemampuan Regulasi Diri

No Indikator

Pretest Posttest I

1 2 3 4 Total 1 2 3 4 Total

1

Menilai benar tidaknya

suatu tindakan dengan

pandangannya sendiri

pada kasus adaptasi

unggas.

9 9 3 10 31 1 7 5 18 31

2

Membuat penilaian diri

yang objektif terhadap

gagasan sendiri pada

kasus adaptasi unggas.

1 19 8 3 31 0 20 8 3 31

3

Membuat penilaian diri

yang objektif terhadap

gagasan sendiri 8 16 5 2 31 0 8 17 6 31

Jumlah 18 44 16 15 93 1 35 30 27 93

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

63

Hasil pengerjaan soal pretest dan posttest I kelompok eksperimen pada

kemampuan regulasi diri menunjukkan perubahan hasil. Perubahan hasil terjadi

pada setiap indikator, indikator pertama yaitu menilai benar tidaknya suatu

tindakan dengan pandangannya sendiri pada kasus adaptasi unggas terdapat

perubahan pada setiap skor. Skor 1 dan 2 mengalami penurunan dan skor 1 dan 4

mengalami peningkatan. Begitu pula pada indikator ketiga yaitu membuat

penilaian diri yang objektif terhadap gagasan sendiri. Sedangkan pada indikator

kedua yaitu membuat penilaian diri yang objektif terhadap gagasan sendiri pada

kasus adaptasi unggas terjadi penurunan pada skor 1 dan peningkatan pada skor 2

serta tidak ada perubahan pada skor 3 dan 4. Hasil keseluruhan pretest

menunjukkan bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai 1 pada ketiga indikator

kemampuan regulasi diri kelompok eksperimen adalah 18. Jumlah siswa yang

mendapat nilai 2 pada ketiga indikator kemampuan regulasi diri kelompok

eksperimen adalah 44. Jumlah siswa yang mendapat nilai 3 pada ketiga indikator

kemampuan regulasi diri kelompok eksperimen adalah 16. Jumlah siswa yang

mendapat nilai 4 pada ketiga indikator kemampuan regulasi diri kelompok

eksperimen adalah 15. Sedangkan hasil posttest menunjukkan bahwa jumlah

siswa yang mendapat nilai 1 pada ketiga indikator kemampuan regulasi diri

kelompok eksperimen adalah 1. Jumlah siswa yang mendapat nilai 2 pada ketiga

indikator kemampuan regulasi diri kelompok eksperimen adalah 35. Jumlah siswa

yang mendapat nilai 3 pada ketiga indikator kemampuan regulasi diri kelompok

eksperimen adalah 30. Jumlah siswa yang mendapat nilai 4 pada ketiga indikator

kemampuan regulasi diri kelompok eksperimen adalah 27.

4.1.3 Uji Hipotesis Penelitian I

Hipotesis penelitian I adalah penerapan model Problem Based Learning

berpengaruh terhadap kemampuan eksplanasi pada mata pelajaran IPA dengan

materi penyesuaian diri hewan kelas V SD Kanisius Kalasan tahun ajaran

2016/2017. Variabel dependen pada hipotesis tersebut adalah kemampuan

eksplanasi, sedangkan variabel independen adalah penerapan model Problem

Based Learning. Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel dependen

terdiri dari 3 soal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

64

Hasil analisis statistik secara keseluruhan dihitung dengan menggunakan

program statistik yaitu IBM SPSS Statistics 22 for Windows. Tingkat kepercayaan

yang digunakan dalam hipotesis tersebut adalah 95%. Tahapan analisis data yang

dilakukan adalah 1) uji normalitas distribusi data untuk mengetahui data

berdistribusi normal atau tidak normal, sehingga dapat diketahui analisis

selanjutnya menggunakan statistik parametrik atau non parametrik. 2) Uji

perbedaan kemampuan awal untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen setara atau tidak. 3) Uji signifikansi

pengaruh perlakuan. 4) Uji besar pengaruh perlakuan.

Analisis lebih lanjut menggunakan analisis statistik sebagai berikut: 1)

Perhitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest. 2) Uji signifikansi

peningkatan rerata pretest ke posttest. 3) Uji korelasi rerata pretest ke posttest. 4)

Uji retensi pengaruh perlakuan.

4.1.3.1 Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas distribusi data bertujuan untuk menentukan suatu data

terdistribusi normal atau tidak (Priyatno, 2012: 85). Uji normalitas ini penting

untuk menentukan jenis statistik yang digunakan untuk analisis data lebih lanjut.

Uji normalitas data dilakukan dengan statistik non parametrik yaitu menggunakan

teknik Kolmogorov-Smirnov test (Priyatno, 2012). Untuk penelitian ini kriteria

yang digunakan, jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka distribusi data normal.

Sedangkan jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka distribusi data tidak normal.

Uji selanjutnya yaitu menggunakan parametrik contohnya independent

samples t-test digunakan apabila data diperoleh dari dua kelompok yang berbeda

berdistribusi normal. Tetapi jika tidak normal maka analisis data menggunakan

non parametrik contohnya Mann-Whitney U-test dan Wilcoxon. Hasil uji

normalitas kemampuan eksplanasi pada kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut (lihat lampiran 4.3.1).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

65

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Kemampuan Eksplanasi

Kelompok Aspek

Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Sig.

(2-tailed) Keterangan

Sig.

(2-tailed) Keterangan

Kontrol

Pretest eksplanasi 0,017 Tidak

normal

0,111 Normal

Posttest I eksplanasi 0,135 Normal 0,055 Normal

Posttest II eksplanasi 0,011 Tidak

normal

0,069 Normal

Selisih rerata skor

pretest-posttest I

eksplanasi

0,041 Tidak

normal

0,127 Normal

Eksperimen

Pretest eksplanasi 0,135 Normal 0,245 Normal

Posttest I eksplanasi 0,005 Tidak

normal

0,065 Normal

Posttest II eksplanasi 0,048 Tidak

normal

0,075 Normal

Selisih rerata skor

pretest-posttest I

eksplanasi

0,009 Tidak

normal

0,240 Normal

Data tabel 4.5 menunjukkan harga Sig.(2-tailed) > 0,05 untuk dua aspek

berdasarkan analisis data menggunakan Kolmogorov-Smirnov. Namun jumlah

sampel yang digunakan kurang dari 50 sehingga analisis tersebut diperjelas

menggunakan Shapiro-Wilk. Data tabel 4.5 menunjukkan harga Sig.(2-tailed) >

0,05 untuk semua aspek berdasarkan analisis data menggunakan Shapiro-Wilk

sehingga semua aspek memiliki distribusi data normal. Aspek yang dimaksud

adalah pretest, posttest I, posttest II, dan selisih rerata skor pretest-posttest I untuk

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Berdasarkan hasil tersebut maka

analisis selanjutnya menggunakan statistik parametrik. Statistik parametrik yang

digunakan adalah Independent samples t-test digunakan untuk analisis data dari

kelompok yang berbeda (Field, 2009: 326). Selain itu, statistik parametrik yang

digunakan untuk analisis data dari kelompok yang sama menggunakan Paired

samples t-test.

4.1.3.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal

Uji perbedaan kemampuan awal bertujuan untuk melihat kemampuan awal

siswa kemampuan eksplanasi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

66

berbeda atau tidak. Uji ini dilakukan untuk memastikan bahwa kelompok kontrol

dan kelompok eksperimen memiliki kemampuan awal yang sama, meskipun

pengambilan sampel tidak dilakukan secara acak. Uji ini menggunakan statistik

parametrik Independent samples t-test karena data terdistribusi normal dan dari

dua kelompok yang berbeda (Field, 2009: 326). Data yang digunakan untuk

menguji perbedaan kemampuan awal penelitian ini adalah rerata skor pretest

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Sebelum melakukan uji perbedaan kemampuan awal dengan

menggunakan rerata skor pretest, dilakukan uji asumsi untuk memeriksa

homogenitas varians menggunakan Independent samples t-test dengan melihat

harga Sig. Levene’s test. Jika harga Sig. < 0,05 maka tidak terdapat homogenitas

varians dari kedua data yang dibandingkan, sehingga data yang digunakan adalah

data pada baris kedua output SPSS. Jika harga Sig. > 0,05 maka terdapat

homogenitas varians dari kedua data yang dibandingkan, sehingga data yang

digunakan adalah data pada baris pertama output SPSS (Field, 2009: 150). Hasil

uji asumsi homogenitas varians dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut (lihat

Lampiran 4.4.1).

Tabel 4.6 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians

Uji Statistik F Sig. Keputusan

Levene’s Test for Equality of Variances 1,29 0,260 Homogen

Levene’s test dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan harga F =

1,29 dan harga Sig. = 0,260, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat

homogenitas varians data. Uji statistik Independent samples t-test selanjutnya

yang digunakan adalah data pada baris pertama output SPSS. Tabel berikut ini

menunjukkan hasil uji perbedaan kemampuan awal dari kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen (lihat lampiran 4.4.1).

Tabel 4.7 Hasil Uji Perbedaan Rerata Pretest Kemampuan Eksplanasi

Uji Statistik Sig. (2-tailed) Keterangan

Independent samples t-test 0,271 Tidak ada perbedaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

67

Rerata skor pretest kelompok kontrol (M = 2,19, SE = 0,09) lebih tinggi

dari kelompok eksperimen (M= 2,02, SE = 0,11). Perbedaan tersebut tidak

signifikan dengan t(59) = 1,11, p = 0,271 (p > 0,05); maka Hnull diterima dan Hi

ditolak. Hal tersebut berarti tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap rerata

skor pretest kemampuan eksplanasi pada kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen. Kesimpulan dari hasil uji perbedaan rerata pretest yaitu kedua

kelompok memiliki kemampuan awal yang sama untuk kemampuan eksplanasi.

4.1.3.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan

Uji signifikansi pengaruh perlakuan bertujuan untuk mengetahui pengaruh

penerapan model PBL terhadap kemampuan eksplanasi. Pengaruh perlakuan

dapat diketahui dengan melihat perbedaan rerata selisih skor pretest dan posttest I

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Digunakan rumus (O2 –O1) – (O4 –

O3) untuk mengetahui pengaruh perlakuan, yaitu dengan mengurangkan selisih

skor posttest I – pretest pada kelompok eksperimen dengan selisih skor posttest I

– pretest pada kelompok kontrol (Cohen, 2007: 277). Apabila hasil perhitungan

lebih besar dari 0, maka ada pengaruh. Hasil perhitungan menunjukkan selisih

skor rerata posttest I – pretest kelompok eksperimen pada kemampuan eksplanasi

adalah 0,88. Sedangkan hasil perhitungan selisih skor rerata posttest I – pretest

kelompok kontrol pada kemampuan eksplanasi adalah 0,29. Besar pengaruh

perlakuan yang diperoleh adalah 0,59 (diperoleh dari selisih 0,88 dan 0,29), maka

dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh penerapan model Problem Based

Learning terhadap kemampuan eksplanasi. Setelah mengetahui besar pengaruh

penerapan model Problem Based Learning terhadap kemampuan eksplanasi

dilakukan analisis statistik selanjutnya untuk mengetahui pengaruhnya signifikan

atau tidak.

Analisis selanjutya menggunakan statistik parametrik dengan Independent

samples t-test karena data berasal dari dua kelompok yang berbeda. Selain itu juga

telah diketahui bahwa selisih rerata skor pretest dan posttest I pada kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen berdistribusi normal. Sebelum melakukan uji

signifikansi pengaruh perlakuan dengan menggunakan selisih rerata skor pretest

dan posttest I, dilakukan uji asumsi untuk memeriksa homogenitas varians

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

68

menggunakan Independent samples t-test dengan melihat harga Sig. Levene’s test.

Jika harga Sig. < 0,05 maka tidak terdapat homogenitas varians dari kedua data

yang dibandingkan, sehingga data yang digunakan adalah data pada baris kedua

output SPSS. Jika harga Sig. > 0,05 maka terdapat homogenitas varians dari kedua

data yang dibandingkan, sehingga data yang digunakan adalah data pada baris

pertama output SPSS (Field, 2009: 340). Hasil uji asumsi homogenitas varians

dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut (lihat Lampiran 4.5.1).

Tabel 4.8 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians

Uji Statistik F Sig. Keputusan

Levene’s Test for Equality of Variances 4,57 0,037 Tidak homogen

Levene’s test dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan harga F =

4,57 dan harga Sig. = 0,037, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat

homogenitas varians data. Uji statistik Independent samples t-test selanjutnya

yang digunakan adalah data pada baris kedua output SPSS. Tabel berikut ini

menunjukkan hasil uji signifikansi pengaruh perlakuan dari kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen (lihat Lampiran 4.5.1).

Tabel 4.9 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Eksplanasi

Uji Statistik Sig. (2-tailed) Keterangan

Independent samples t-test 0,001 Ada perbedaan

Rerata skor selisih kelompok eksperimen (M = 0,88, SE = 0,14) lebih

tinggi dari kelompok kontrol (M= 0,29, SE = 0,10). Perbedaan tersebut signifikan

dari kedua data tersebut t(59) = -3,37, p = 0,001(p < 0,05); maka Hnull ditolak dan

Hi diterima. Hal tersebut berarti ada perbedaan yang signifikan antara rerata

selisih skor pretest dan posttest I kemampuan eksplanasi pada kelompok kontrol

dan kelompok eksperimen. Kesimpulan dari hasil uji signifikansi pengaruh

perlakuan adalah penerapan model Problem Based Learning berpengaruh secara

signifikan terhadap kemampuan eksplanasi. Hasil perbandingan rerata selisih skor

pretest dan posttest I kemampuan eksplanasi pada kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen dapat dilihat dalam diagram berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

69

Gambar 4.1 Diagram Rerata Selisih Skor Pretest-Posttest I Kemampuan Eksplanasi

4.1.3.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan

Uji besar pengaruh perlakuan bertujuan untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh penerapan model Problem Based Learning terhadap kemampuan

eksplanasi. Uji besar pengaruh model Problem Based Learning dapat diketahui

dengan mencari effect size. Effect size merupakan suatu ukuran objektif dan

terstandarisasi untuk mengetahui besarnya efek yang dihasilkan (Field, 2009: 56-

57). Terdapat kriteria dan rumus uji pengaruh yang telah disebutkan di Bab III

pada halaman 42.

Persentase pengaruh perlakuan diperoleh dengan menghitung koefisien

determinasi (R2) dengan cara mengkuadratkan harga r (harga koefisien korelasi

Pearson) kemudian dikalikan 100%. Berikut ini hasil perhitungan effect size

terhadap kemampuan eksplanasi (lihat Lampiran 4.6).

Tabel 4.10 Hasil Uji Besar Pengaruh Peningkatan dari pretest ke posttest I terhadap

Kemampuan Eksplanasi

Kelompok Kontrol dan Eksperimen

Variabel t t2 df r (effect size) R

2 % Efek

Eksplanasi -3,37 11,34 53,09 0,42 0,18 18 menengah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

70

Berdasarkan tabel 4.10 besar pengaruh penerapan model Problem Based

Learning pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan eksplanasi adalah r =

0,42 atau 18%. Berdasarkan kriteria yang digunakan untuk menentukan besarnya

efek besar pengaruhnya termasuk dalam kategori menengah.

4.1.3.5 Analisis Lebih Lanjut

1. Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I

Perhitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan untuk mengetahui persentase besar

pengaruh penerapan model Problem Based Learning terhadap kemampuan

eksplanasi. Analisis perhitungan dilakukan dengan mengambil data rerata skor

pretest dan posttest I pada uji normalitas distribusi data menggunakan

Kolmogorov-Smirnov test. Besar persentase peningkatan rerata pretest ke posttest

I dihitung dengan cara membagi selisih rerata pretest-posttest I dengan rerata

pretest, kemudian dikali 100%. Hasil perhitungan persentase peningkatan rerata

skor pretest ke posttest I dapat dilihat pada tabel berikut ini (lihat Lampiran 4.7.1).

Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Skor Pretest ke Posttest

I Kemampuan Eksplanasi

No Kelompok Rerata

Peningkatan (%) Pretest Posttest I

1 Kontrol 2,19 2,48 13

2 Eksperimen 2,02 2,90 44

Data pada tabel 4.11 menunjukkan rerata pretest kelompok kontrol sebesar

2,19 dan rerata pretest kelompok eksperimen sebesar 2,02. Sedangkan rerata

posttest I kelompok kontrol sebesar 2,48 dan rerata posttest I kelompok

eksperimen sebesar 2,90. Hasil perhitungan persentase peningkatan rerata pretest

ke posttest I pada kelompok kontrol sebesar 13%, sedangkan hasil perhitungan

persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen

sebesar 44%. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah terjadi peningkatan skor

pretest ke posttest I pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen

terhadap kemampuan eksplanasi.

Persentase peningkatan skor pretest ke posttest I pada kelompok

eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol yaitu 44%, sedangkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

71

kelompok kontrol sebesar 13%. Hal ini diperjelas melalui gambar 4.2

menggunakan grafik poligon untuk melihat perbedaan selisih pretest – posttest I

pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Berikut grafik yang

menunjukkan frekuensi selisih pretest-postest I (gain score) pada kedua

kelompok.

Gambar 4.2 Grafik Gain Score Kemampuan Eksplanasi

Gambar 4.2 menunjukkan bahwa gain score terendah pada kelompok

kontrol adalah –1,00, sedangkan gain score terendah pada kelompok eksperimen

adalah -0,67. Gain score tertinggi kelompok kontrol sebesar 1,48, sedangkan gain

score tertinggi kelompok eksperimen adalah 2,67. Hal ini menunjukkan bahwa

selisih pretest–posttest I yang dominan pada kelompok eksperimen nilainya lebih

besar daripada selisih pretest–posttest I pada kelompok kontrol.

Frekuensi siswa yang mendapat nilai selisih rerata pretest–posttest I ≥

1,24 pada kelompok kontrol ada 1 siswa, sedangkan pada kelompok eksperimen

ada 11 siswa. Hal ini menunjukkan penggunaan model PBL memberikan dampak

yang lebih besar daripada menggunakan metode ceramah.

2. Uji Besar Efek Peningkatan Rerata Skor Pretest ke Posttest I

Uji besar efek peningkatan rerata pretest ke posttest I bertujuan untuk

mengetahui apakah terdapat peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

-2,00 -1,00 0,00 1,00 2,00 3,00

Frek

uen

si Kontrol

Eksperimen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

72

posttest I pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Field (2009:

325) memaparkan bahwa apabila data yang diuji berasal dari dua kelompok yang

sama dan distribusi data normal, maka digunakan uji statistik Paired samples t-

test. Apabila data yang diuji berasal dari dua kelompok yang sama dan distribusi

data tidak normal maka uji statistik yang digunakan adalah Wilcoxon (Field, 2009:

345). Uji ini menggunakan uji statistik Paired samples t-test karena data

berdistribusi normal dan berasal dari kelompok yang sama. Tingkat kepercayaan

yang digunakan adalah 95% dengan kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull

adalah jika harga Sig.(2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Hasil uji peningkatan

rerata skor pretest ke posttest I dapat dilihat pada tabel berikut (lengkapnya lihat

Lampiran 4.8.1).

Tabel 4.12 Hasil Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Skor Pretest ke Posttest I Kemampuan

Eksplanasi

No. Kelompok t t2

df r R2

% Efek

1 Kontrol 2,94 8,64 29 0,48 0,23 23 Kecil

2 Eksperimen 6,13 37,58 30 0,75 0,57 57 Besar

Rerata skor kelompok eksperimen (M = 0,88 dan SE = 0,14) lebih tinggi

dari kelompok kontrol (M = 0,29 dan SE = 0,10). Harga Sig.(2-tailed) rerata skor

pretest ke posttest I pada kelompok kontrol untuk kemampuan eksplanasi adalah

0,006 (p < 0,05), maka Hnull ditolak dan Hi diterima, dapat dikatakan ada

perbedaan yang signifikan antara skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol

terhadap kemampuan eksplanasi. Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil

tersebut adalah terdapat peningkatan skor yang signifikan dari skor pretest ke

posttest I pada kelompok kontrol terhadap kemampuan eksplanasi. Sedangkan

harga Sig.(2-tailed rerata skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen

untuk kemampuan eksplanasi adalah 0,000 (p < 0,05), maka Hnull ditolak dan Hi

diterima, dapat dikatakan ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest ke

posttest I pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan eksplanasi.

Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil tersebut adalah terdapat peningkatan

skor yang signifikan dari skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen

terhadap kemampuan eksplanasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

73

Persentase besar pengaruh penerapan model Problem Based Learning

pada kelompok eksperimen lebih besar daripada persentase besar pengaruh

penerapan metode ceramah pada kelompok kontrol. Besar pengaruh penerapan

model Problem Based Learning pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan

eksplanasi adalah 0,75 atau 57% yang setara dengan efek besar, sedangkan besar

pengaruh penerapan metode ceramah pada kelompok kontrol terhadap

kemampuan eksplanasi adalah 0,48 atau 23% yang setara dengan efek kecil.

3. Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I

Uji korelasi dilakukan untuk mengetahui korelasi yang terjadi antara skor

pretest dan posttest dan untuk memastikan semakin tinggi skor pretest juga

semakin tinggi skor posttest et vice versa. Uji korelasi ini untuk melihat apakah

ancaman validitas internal penelitian dapat teratasi dengan baik. Priyatno (2012:

39) menjelaskan Analisis korelasi Pearson adalah analisis yang digunakan untuk

mengetahui keeratan hubungan secara linier antara dua variabel, terdapat

hubungan positif/negatif, dan terdapat hubungan yang signifikan atau tidak.

Apabila hubungan positif berarti semakin tinggi pretest semakin tinggi pula

posttest I, signifikan berarti hasil skor korelasi terdapat digeneralisasi pada

populasi. Uji korelasi antara skor pretest dan posttest I menggunakan rumus

bivariate correlations yang bertujuan untuk mengetahui korelasi antara dua

variabel. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%, dengan kriteria yang

digunakan untuk menolak Hnull adalah jika harga Sig.(2-tailed) < 0,05. Tabel

berikut ini merupakan hasil uji korelasi antara rerata skor pretest dan posttest I

pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen kemampuan eksplanasi (lihat

Lampiran 4.9.1).

Tabel 4.13 Hasil Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I Kemampuan Eksplanasi

No Kelompok Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Keterangan

1 Kontrol 0,47 0,009 Positif dan signifikan

2 Eksperimen 0,20 0,279 Positif dan tidak signifikan

Berdasarkan tabel 4.13 hasil uji korelasi antara rerata skor pretest dan

posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen menunjukkan bahwa,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

74

harga Sig.(2-tailed) pada kelompok kontrol adalah 0,009. Hasil tersebut

menunjukkan Sig.(2-tailed) < 0,05, berarti Hnull ditolak dan Hi diterima. Maka,

ada korelasi hubungan yang signifikan antara hasil rerata pretest dan hasil rerata

posttest I pada kemampuan eksplanasi kelompok kontrol. Hasil Pearson

correlation kelompok kontrol menunjukkan 0,47. Harga Pearson correlation

menunjukkan nilai positif artinya apabila rerata skor siswa di pretest tinggi maka

hasil rerata skor siswa di posttest I tinggi, et vice versa.

Hasil uji korelasi kelompok eksperimen menunjukkan bahwa harga Sig.(2-

tailed) pada kelompok eksperimen adalah 0,279. Hasil tersebut menunjukkan

Sig.(2-tailed) > 0,05, berarti H i ditolak dan Hnull diterima. Maka, tidak ada

korelasi yang signifikan antara hasil rerata pretest dan hasil rerata posttest I pada

kemampuan eksplanasi kelompok eksperimen, sehingga hasil uji kelompok

eksperimen pada kemampuan eksplanasi tidak dapat digeneralisasikan ke dalam

populasi. Hasil Pearson correlation kelompok eksperimen menunjukkan 0,20.

Harga Pearson correlation menunjukkan nilai positif artinya apabila rerata skor

siswa di pretest tinggi maka hasil rerata skor siswa di posttest I tinggi, et vice

versa.

4. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan

Uji retensi pengaruh perlakuan bertujuan untuk mengetahui apakah perlakuan

yang diberikan masih kuat atau memiliki efek yang sama setelah beberapa waktu.

Pada uji ini dibutuhkan data nilai Posttest II. Posttest II dapat dilakukan minimal

tiga hari setelah posttest I. Field (2009: 325) menjelaskan bahwa jika data yang

diuji berasal dari dua kelompok yang sama dan distribusi data normal maka uji

statistik yang digunakan adalah Paired samples t-test. Uji statistik menggunakan

Wilcoxon jika data terdistribusi dengan tidak normal (Field, 2009: 345). Uji

statistik yang digunakan untuk uji retensi pada penelitian ini adalah Paired

samples t-test. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%, dengan kriteria

yang digunakan untuk menolak Hnull adalah Sig.(2-tailed) < 0,05 (Field: 2009, 53).

Hasil uji retensi pengaruh perlakuan pada kelompok kontrol maupun kelompok

eksperimen dapat dilihat dalam tabel 4.14 (lihat Lampiran 4.10.1.2).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

75

Tabel 4.14 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Eksplanasi

No

Kelompok

Rerata Peningkatan

(%)

Sig. (2-

tailed) Keterangan Posttest

I

Posttest

II

1 Kontrol 2,48 2,50 0,81 0,837 Tidak ada perbedaan

2 Eksperimen 2,90 2,73 -5 0,127 Tidak ada perbedaan

Data pada tabel 4.15 menunjukkan rerata posttest I kelompok kontrol

sebesar 2,48 dan rerata posttest I kelompok eksperimen sebesar 2,90. Sedangkan

rerata posttest II kelompok kontrol sebesar 2,50 dan rerata posttest II kelompok

eksperimen sebesar 2,73. Hasil perhitungan persentase peningkatan rerata posttest

I ke posttest II pada kelompok kontrol sebesar 0,81%, sedangkan hasil

perhitungan persentase peningkatan rerata posttest I ke posttest II pada kelompok

eksperimen sebesar -5%. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah terjadi

peningkatan rerata skor posttest I ke posttest II pada kelompok kontrol dan

penurunan rerata skor posttest I ke posttest II pada kelompok eksperimen

terhadap kemampuan eksplanasi dan tidak ada perubahan yang signifikan.

Meskipun hasil rerata posttest II kelompok kontrol mengalami peningkatan dan

kelompok eksperimen mengalami penurunan, rerata nilai posttest II kelompok

eksperimen lebih tinggi dibandingkan rerata nilai posttest II kelompok kontrol.

Perbandingan antara pretest, posttest I, dan posttest II dapat diperjelas

menggunakan grafik pada gambar 4.3 berikut.

Gambar 4.3 Grafik Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Eksplanasi

2,19 2,48 2,50

2,02

2,90 2,73

0,00

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

3,00

3,50

Pretest Posttest 1 Posttest 2

Me

an

Kontrol

Eksperimen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

76

Tabel 4.15 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Eksplanasi

No

Kelompok

Rerata Peningkatan

(%)

Sig. (2-

tailed) Keterangan

Pretest Posttest

II

1 Kontrol 2,19 2,50 14 0,008 Ada perbedaan

2 Eksperimen 2,02 2,73 35 0,000 Ada perbedaan

Data pada tabel 4.15 menunjukkan rerata pretest kelompok kontrol sebesar

2,19 dan rerata pretest kelompok eksperimen sebesar 2,02. Sedangkan rerata

posttest II kelompok kontrol sebesar 2,50 dan rerata posttest II kelompok

eksperimen sebesar 2,73. Hasil perhitungan persentase peningkatan rerata pretest

ke posttest II pada kelompok kontrol sebesar 14%, sedangkan hasil perhitungan

persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen

sebesar 35%. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah terjadi peningkatan skor

pretest ke posttest II pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen

terhadap kemampuan eksplanasi.

Berdasarkan tabel 4.15 model Problem Based Learning dan metode

ceramah dari pretest ke posttest II mengalami kenaikan yang signifikan. Maka,

dapat disimpulkan bahwa model Problem Based Learning dan metode ceramah

sama-sama efektif untuk pembelajaran.

4.1.4 Hasil Uji Hipotesis Penelitian II

Hipotesis penelitian II adalah penerapan model Problem Based Learning

berpengaruh terhadap kemampuan regulasi diri pada mata pelajaran IPA dengan

materi penyesuaian diri hewan kelas V SD Kanisius Kalasan tahun ajaran

2016/2017. Variabel dependen pada hipotesis tersebut adalah kemampuan

regulasi diri, sedangkan variabel independen adalah penerapan model Problem

Based Learning. Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel dependen

terdiri dari 1 soal dengan 3 indikator.

Hasil analisis statistik secara keseluruhan dihitung dengan menggunakan

program statistik yaitu IBM SPSS Statistics 22 for Windows. Tingkat kepercayaan

yang digunakan dalam hipotesis tersebut adalah 95%. Tahapan analisis data yang

dilakukan adalah 1) uji normalitas distribusi data untuk mengetahui data

berdistribusi normal atau tidak normal, sehingga dapat diketahui analisis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

77

selanjutnya menggunakan statistik parametrik atau non parametrik. 2) Uji

perbedaan kemampuan awal untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen setara atau tidak. 3) Uji signifikansi

pengaruh perlakuan. 4) Uji besar pengaruh perlakuan.

Analisis lebih lanjut lebih lanjut menggunakan analisis statistik sebagai

berikut: 1) Perhitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest. 2) Uji

signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest. 3) Uji korelasi rerata pretest ke

posttest. 4) Uji retensi pengaruh perlakuan.

4.1.4.1 Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas distribusi data bertujuan untuk menentukan suatu data

terdistribusi normal atau tidak (Priyatno, 2012: 85). Uji normalitas ini penting

untuk menentukan jenis statistik yang digunakan untuk analisis data lebih lanjut.

Uji normalitas data dilakukan dengan statistik non parametrik yaitu menggunakan

teknik Kolmogorov-Smirnov test (Priyatno, 2012). Untuk penelitian ini kriteria

yang digunakan, jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka distribusi data normal.

Sedangkan jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka distribusi data tidak normal.

Uji selanjutnya yaitu menggunakan parametrik contohnya independent

samples t-test digunakan apabila data diperoleh dari dua kelompok yang berbeda

berdistribusi normal. Tetapi jika tidak normal maka analisis data menggunakan

non parametrik contohnya Mann-Whitney U-test dan Wilcoxon. Hasil uji

normalitas kemampuan eksplanasi pada kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.16 berikut (lihat Lampiran 4.3.2).

Tabel 4.16 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Kemampuan Regulasi Diri

Kelompok Aspek

Kolmogorov smirnov Shapiro Wilk

Sig. (2-

tailed) Keterangan

Sig. (2-

tailed) Keterangan

Kontrol

Pretest Regulasi Diri 0,028

Tidak

nornal 0,113 Normal

Posttest I Regulasi Diri 0,045

Tidak

nornal 0,247 Normal

Posttest II Regulasi

Diri 0,015

Tidak

nornal 0,061 Normal

Selisih rerata skor

pretest-posttest I 0,64 Normal 0,114 Normal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

78

Regulasi Diri

Eksperimen

Pretest Regulasi Diri 0,161 Normal 0,070 Normal

Posttest I Regulasi Diri 0,008

Tidak

nornal 0,110 Normal

Posttest II Regulasi

Diri 0,200 Normal 0,075 Normal

Selisih rerata skor

pretest-posttest I

Regulasi Diri

0,006 Tidak

nornal 0,129 Normal

Data tabel 4.16 menunjukkan harga Sig.(2-tailed) > 0,05 untuk tiga aspek

berdasarkan analisis data menggunakan Kolmogorov-Smirnov. Namun jumlah

sampel yang digunakan kurang dari 50 sehingga analisis tersebut diperjelas

menggunakan Shapiro-Wilk. Data tabel 4.16 menunjukkan harga Sig.(2-tailed) >

0,05 untuk semua aspek berdasarkan analisis data menggunakan Shapiro-Wilk

sehingga semua aspek memiliki distribusi data normal. Aspek yang dimaksud

adalah pretest, posttest I, posttest II, dan selisih rerata skor pretest-posttest I untuk

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Berdasarkan hasil tersebut maka

analisis selanjutnya menggunakan statistik parametrik. Statistik parametrik yang

digunakan adalah Independent samples t-test digunakan untuk analisis data dari

kelompok yang berbeda (Field, 2009: 326). Selain itu, statistik parametrik yang

digunakan untuk analisis data dari kelompok yang sama menggunakan Paired

samples t-test.

4.1.4.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal

Uji perbedaan kemampuan awal bertujuan untuk melihat kemampuan awal

siswa kemampuan regulasi diri kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

berbeda atau tidak. Uji ini dilakukan untuk memastikan bahwa kelompok kontrol

dan kelompok eksperimen memiliki kemampuan awal yang sama, meskipun

pengambilan sampel tidak dilakukan secara acak. Uji ini menggunakan statistik

parametrik Independent samples t-test karena data terdistribusi normal dan dari

dua kelompok yang berbeda (Field, 2009: 326). Data yang digunakan untuk

menguji perbedaan kemampuan awal penelitian ini adalah rerata skor pretest

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

79

Sebelum melakukan uji perbedaan kemampuan awal dengan

menggunakan rerata skor pretest, dilakukan uji asumsi untuk memeriksa

homogenitas varians menggunakan Independent samples t-test dengan melihat

harga Sig. Levene’s test. Jika harga Sig. < 0,05 maka tidak terdapat homogenitas

varians dari kedua data yang dibandingkan, sehingga data yang digunakan adalah

data pada baris kedua output SPSS. Jika harga Sig. > 0,05 maka terdapat

homogenitas varians dari kedua data yang dibandingkan, sehingga data yang

digunakan adalah data pada baris pertama output SPSS (Field, 2009: 150). Hasil

uji asumsi homogenitas varians dapat dilihat pada tabel 4.17 berikut (lihat

Lampiran 4.4.2).

Tabel 4.17 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians

Uji Statistik F Sig. Keputusan

Levene’s Test for Equality of Variances 2,381 0,128 Homogen

Levene’s test dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan harga F =

2,38 dan harga Sig. = 0,128, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat

homogenitas varians data. Uji statistik Independent samples t-test selanjutnya

yang digunakan adalah data pada baris pertama output SPSS. Tabel 4.18 berikut

ini menunjukkan hasil uji perbedaan kemampuan awal dari kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen (lihat Lampiran 4.4.2).

Tabel 4.18 Hasil Uji Perbedaan Rerata Pretest Kemampuan Regulasi Diri

Uji Statistik Sig. (2-tailed) Keterangan

Independent samples t-test 0,192 Tidak ada perbedaan

Rerata skor pretest kelompok kontrol lebih tinggi (M = 2,49, SE = 0,09)

dari pada kelompok eksperimen (M= 2,30, SE = 0,11). Tidak ada perbedaan yang

signifikan dari kedua data tersebut dengan t(59) = 1,32, p = 0,192 (p > 0,05);

maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Hal tersebut berarti tidak ada perbedaan yang

signifikan terhadap rerata skor pretest kemampuan regulasi diri pada kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen. Kesimpulan dari hasil uji perbedaan rerata

pretest yaitu kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang sama untuk

kemampuan regulasi diri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

80

4.1.4.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan

Uji signifikansi pengaruh perlakuan bertujuan untuk mengetahui pengaruh

penerapan model PBL terhadap kemampuan regulasi diri. Pengaruh perlakuan

dapat diketahui dengan melihat perbedaan rerata selisih skor pretest dan posttest I

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Digunakan rumus (O2 –O1) – (O4 –

O3) untuk mengetahui pengaruh perlakuan, yaitu dengan mengurangkan rerata

selisih skor posttest I – pretest pada kelompok eksperimen dengan rerata selisih

skor posttest I – pretest pada kelompok kontrol (Cohen, 2007: 277). Apabila hasil

perhitungan lebih besar dari 0, maka ada pengaruh. Hasil perhitungan

menunjukkan selisih skor rerata posttest I – pretest kelompok eksperimen pada

kemampuan regulasi diri adalah 0,59. Sedangkan hasil perhitungan selisih skor

rerata posttest I – pretest kelompok kontrol pada kemampuan eksplanasi adalah

0,07. Besar pengaruh perlakuan yang diperoleh adalah 0,52 (diperoleh dari selisih

0,59 dan 0,07), maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh penerapan model

Problem Based Learning terhadap kemampuan regulasi diri. Setelah mengetahui

besar pengaruh penerapan model Problem Based Learning terhadap kemampuan

regulasi diri dilakukan analisis statistik selanjutnya untuk mengetahui

pengaruhnya signifikan atau tidak.

Analisis selanjutya menggunakan statistik parametrik dengan Independent

samples t-test karena data berasal dari dua kelompok yang berbeda. Selain itu juga

telah diketahui bahwa selisih rerata skor pretest dan posttest I pada kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen berdistribusi normal. Sebelum melakukan uji

signifikansi pengaruh perlakuan dengan menggunakan selisih rerata skor pretest

dan posttest I, dilakukan uji asumsi untuk memeriksa homogenitas varians

menggunakan Independent samples t-test dengan melihat harga Sig. Levene’s test.

Jika harga Sig. < 0,05 maka tidak terdapat homogenitas varians dari kedua data

yang dibandingkan, sehingga data yang digunakan adalah data pada baris kedua

output SPSS. Jika harga Sig. > 0,05 maka terdapat homogenitas varians dari kedua

data yang dibandingkan, sehingga data yang digunakan adalah data pada baris

pertama output SPSS (Field, 2009: 340). Hasil uji asumsi homogenitas varians

dapat dilihat pada tabel 4.19 berikut (lihat Lampiran 4.5.2).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

81

Tabel 4.19 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians

Uji Statistik F Sig. Keputusan

Levene’s Test for Equality of Variances 0,091 0,763 Homogen

Levene’s test dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan harga F =

0,091 dan harga Sig. = 0,763, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat

homogenitas varians data. Uji statistik Independent samples t-test selanjutnya

yang digunakan adalah data pada baris pertama output SPSS. Tabel 4.20 berikut

ini menunjukkan hasil uji signifikansi pengaruh perlakuan dari kelompok kontrol

dan kelompok eksperimen (lihat Lampiran 4.5.2).

Tabel 4.20 Hasil Uji Perbedaan Rerata Pretest Kemampuan Regulasi Diri

Uji Statistik Sig. (2-tailed) Keterangan

Independent samples t-test 0,002 Tidak ada perbedaan

Rerata skor selisih kelompok eksperimen (M = 0,59, SE = 0,11) lebih

tinggi dari pada kelompok kontrol (M= 0,07, SE = 0,11). Perbedaan tersebut

signifikan dengan t(59) = - 3,24, p = 0,002 (p < 0,05); maka Hnull ditolak dan Hi

diterima. Hal tersebut berarti ada perbedaan yang signifikan antara rerata selisih

skor pretest dan posttest I kemampuan regulasi diri pada kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen. Kesimpulan dari hasil uji signifikansi pengaruh perlakuan

adalah penerapan model Problem Based Learning berpengaruh secara signifikan

terhadap kemampuan regulasi diri. Hasil perbandingan rerata selisih skor pretest

dan posttest I kemampuan regulasi diri pada kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen dapat dilihat dalam diagram berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

82

Gambar 4.4 Diagram Rerata Selisih Skor Pretest-Posttest I Kemampuan Regulasi Diri

4.1.4.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan

Uji besar pengaruh perlakuan bertujuan untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh penerapan model Problem Based Learning terhadap kemampuan

eksplanasi. Uji besar pengaruh model Problem Based Learning dapat diketahui

dengan mencari effect size. Effect size merupakan suatu ukuran objektif dan

terstandarisasi untuk mengetahui besarnya efek yang dihasilkan (Field, 2009: 56-

57). Terdapat kriteria dan rumus uji pengaruh yang telah disebutkan di Bab III

pada halaman 42.

Persentase pengaruh perlakuan diperoleh dengan menghitung koefisien

determinasi (R2) dengan cara mengkuadratkan harga r (harga koefisien korelasi

Pearson) kemudian dikalikan 100%. Berikut ini hasil perhitungan effect size

terhadap kemampuan eksplanasi (lihat Lampiran 4.6).

Tabel 4.21 Hasil Uji Effect Size terhadap Kemampuan Regulasi Diri

Kelompok Kontrol dan Eksperimen

Variabel t t2 df r (effect size) R

2 % Efek

Regulasi Diri -3,24 10,50 59 0,39 0,15 15 Menengah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

83

Berdasarkan tabel 4.21 tersebut besar pengaruh penerapan model Problem

Based Learning pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan regulasi diri

adalah r = 0,39 atau 15%. Berdasarkan kriteria yang digunakan untuk menentukan

besarnya efek, maka hasil perhitungan r setara dengan efek menengah.

4.1.4.5 Analisis Lebih Lanjut

1. Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I

Perhitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan untuk mengetahui persentase besar

pengaruh penerapan model Problem Based Learning terhadap kemampuan

regulasi diri. Analisis perhitungan dilakukan dengan mengambil data rerata skor

pretest dan posttest I pada uji normalitas distribusi data menggunakan

Kolmogorov-Smirnov test. Besar persentase peningkatan rerata pretest ke posttest

I dihitung dengan cara membagi selisih rerata pretest-posttest I dengan rerata

pretest, kemudian dikali 100%. Hasil perhitungan persentase peningkatan rerata

skor pretest ke posttest I dapat dilihat pada tabel 4.22 berikut ini (lengkapnya lihat

Lampiran 4.7.1).

Tabel 4.22 Hasil Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Skor Pretest ke Posttest

I Kemampuan Regulasi Diri

No Kelompok Rerata

Peningkatan (%) Pretest Posttest I

1 Kontrol 2,49 2,57 3

2 Eksperimen 2,30 2,89 26

Data pada tabel 4.22 menunjukkan rerata pretest kelompok kontrol sebesar

2,49 dan rerata pretest kelompok eksperimen sebesar 2,30. Sedangkan rerata

posttest I kelompok kontrol sebesar 2,57 dan rerata posttest I kelompok

eksperimen sebesar 2,89. Hasil perhitungan persentase peningkatan rerata pretest

ke posttest I pada kelompok kontrol sebesar 3%, sedangkan hasil perhitungan

persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen

sebesar 26%. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah terjadi peningkatan skor

pretest ke posttest I pada kelompok kontrol maupun kelompok ekserimen

terhadap kemampuan regulasi diri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

84

Persentase peningkatan skor pretest ke posttest I pada kelompok

eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol yaitu 26%, sedangkan

kelompok kontrol sebesar 3%. Hal ini diperjelas melalui gambar 4.5

menggunakan grafik poligon untuk melihat perbedaan selisih pretest – posttest I

pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Berikut grafik yang

menunjukkan frekuensi selisih pretest-postest I (gain score) pada kedua

kelompok.

Gambar 4.4 Grafik Gain Score Pada Kemampuan Regulasi Diri

Gambar 4.5 menunjukkan bahwa gain score terendah pada kelompok

kontrol adalah –1,34, sedangkan gain score terendah pada kelompok eksperimen

adalah -0,67. Gain score tertinggi kelompok kontrol sebesar 0,34, sedangkan

gain score tertinggi kelompok eksperimen adalah 1,66. Hal ini menunjukkan

bahwa selisih pretest–posttest I yang dominan pada kelompok eksperimen lebih

besar daripada selisih pretest–posttest I pada kelompok kontrol.

Frekuensi siswa yang mendapat nilai selisih rerata ≥ 1,17 pada kelompok

kontrol tidak ada siswa yang mendapat nilai selisih rerata ≥ 1,17, sedangkan pada

kelompok eksperimen ada 6 siswa. Hal ini menunjukkan penggunaan model PBL

memberikan dampak yang lebih besar daripada menggunakan metode ceramah.

0

1

2

3

4

5

6

7

-2,00 -1,00 0,00 1,00 2,00

Frek

uen

si

Kontrol

Eksperimen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

85

2. Uji Besar Efek Peningkatan Rerata Skor Pretest ke Posttest I

Uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest I bertujuan untuk

mengetahui apakah terdapat peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke

posttest I pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Field (2009:

325) memaparkan bahwa apabila data yang diuji berasal dari dua kelompok yang

sama dan distribusi data normal, maka digunakan uji statistik Paired samples t-

test. Apabila data yang diuji berasal dari dua kelompok yang sama dan distribusi

data tidak normal maka uji statistik yang digunakan adalah Wilcoxon (Field, 2009:

345). Uji ini menggunakan uji statistik Paired samples t-test karena data

berdistribusi normal dan berasal dari kelompok yang sama. Tingkat kepercayaan

yang digunakan adalah 95% dengan kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull

adalah jika harga Sig.(2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Hasil uji peningkatan

rerata skor pretest ke posttest I dapat dilihat pada tabel 4.23 berikut (lengkapnya

lihat Lampiran 4.8.2).

Tabel 4.23 Hasil Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Skor Pretest ke Posttest I

Kemampuan Regulasi Diri

No. Kelompok t t2

df r R2

% Efek

1 Kontrol 0,62 0,38 29 0,1 0,01 1 Kecil

2 Eksperimen 5,43 29,48 30 0,7 0,49 49 Menengah

Rerata skor kelompok eksperimen (M = 0,59; SE = 0,11) lebih tinggi dari

rerata skor kelompok kontrol (M = 0,07; SE= 0,12). Harga Sig.(2-tailed) rerata

skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol untuk kemampuan regulasi diri

adalah 0,54 (p > 0,05), maka Hi ditolak dan Hnull diterima, dapat dikatakan tidak

ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest ke posttest I pada kelompok

kontrol terhadap kemampuan regulasi diri. Kesimpulan yang dapat ditarik dari

hasil tersebut adalah tidak ada peningkatan skor yang signifikan dari skor pretest

ke posttest I pada kelompok kontrol terhadap kemampuan regulasi diri.

Sedangkan harga Sig.(2-tailed rerata skor pretest ke posttest I pada kelompok

eksperimen untuk kemampuan regulasi diri adalah 0,00 (p < 0,05), maka Hnull

ditolak dan Hi diterima, dapat dikatakan ada perbedaan yang signifikan antara

skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan

regulasi diri. Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil tersebut adalah terdapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

86

peningkatan skor yang signifikan dari skor pretest ke posttest I pada kelompok

eksperimen terhadap kemampuan regulasi diri.

Persentase besar pengaruh penerapan model Problem Based Learning

pada kelompok eksperimen lebih besar daripada persentase besar pengaruh

penerapan metode ceramah pada kelompok kontrol. Besar pengaruh penerapan

model Problem Based Learning pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan

regulasi diri adalah 0,70 atau 49% yang setara dengan efek menengah, sedangkan

besar pengaruh penerapan metode ceramah pada kelompok kontrol terhadap

kemampuan regulasi diri adalah 0,10 atau 1% yang setara dengan efek kecil.

3. Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I

Uji korelasi dilakukan untuk mengetahui korelasi yang terjadi antara skor

pretest dan posttest dan untuk memastikan semakin tinggi skor pretest juga

semakin tinggi skor posttest et vice versa. Priyatno (2012: 39) menjelaskan

analisis korelasi Pearson adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui

keeratan hubungan secara linier antara dua variabel, terdapat hubungan

positif/negatif, dan terdapat hubungan yang signifikan atau tidak. Apabila

hubungan positif berarti semakin tinggi pretest semakin tinggi pula posttest I,

signifikan berarti hasil skor korelasi terdapat digeneralisasi pada populasi. Uji

korelasi antara skor pretest dan posttest I menggunakan rumus bivariate

correlations yang bertujuan untuk mengetahui korelasi antara dua variabel.

Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%, dengan kriteria yang digunakan

untuk menolak Hnull adalah jika harga Sig.(2-tailed) < 0,05. Tabel 4.24 berikut ini

merupakan hasil uji korelasi antara rerata skor pretest dan posttest I pada

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen kemampuan regulasi diri (lihat

Lampiran 4.9.2).

Tabel 4.24 Hasil Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I Kemampuan Regulasi

Diri

No Kelompok Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Keterangan

1 Kontrol 0,42 0,02 Positif dan signifikan

2 Eksperimen 0,43 0,01 Positif dan signifikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

87

Berdasarkan tabel 4.24 hasil uji korelasi antara rerata skor pretest dan

posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen menunjukkan bahwa,

harga Sig.(2-tailed) pada kelompok kontrol adalah 0,02. Hasil tersebut

menunjukkan Sig.(2-tailed) < 0,05, berarti Hnull ditolak dan Hi diterima. Maka,

ada korelasi hubungan yang signifikan antara hasil rerata pretest dan hasil rerata

posttest I pada kemampuan regulasi diri kelompok kontrol. Hasil Pearson

correlation kelompok kontrol menunjukkan 0,42. Harga Pearson correlation

menunjukkan nilai positif artinya apabila rerata skor siswa di pretest tinggi maka

hasil rerata skor siswa di posttest I tinggi, et vice versa.

Hasil uji korelasi kelompok eksperimen menunjukkan bahwa harga Sig.(2-

tailed) pada kelompok eksperimen adalah 0,01. Hasil tersebut menunjukkan

Sig.(2-tailed) > 0,05, berarti H i ditolak dan Hnull diterima. Maka, tidak ada

korelasi hubungan yang signifikan antara hasil rerata pretest dan hasil rerata

posttest I pada kemampuan eksplanasi kelompok kontrol, sehingga hasil uji

kelompok eksperimen pada kemampuan eksplanasi tidak dapat digeneralisasikan

ke dalam populasi. Hasil Pearson correlation kelompok eksperimen menunjukkan

0,43. Harga Pearson correlation menunjukkan nilai positif artinya apabila rerata

skor siswa di pretest tinggi maka hasil rerata skor siswa di posttest I tinggi, et vice

versa.

4. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan

Uji retensi pengaruh perlakuan bertujuan untuk mengetahui apakah perlakuan

yang diberikan masih kuat atau memiliki efek yang sama setelah beberapa waktu.

Pada uji ini dibutuhkan data nilai Posttest II. Posttest II dapat dilakukan minimal

tiga hari setelah posttest I. Field (2009: 325) menjelaskan bahwa jika data yang

diuji berasal dari dua kelompok yang sama dan distribusi data normal maka uji

statistik yang digunakan adalah Paired samples t-test. Uji statistik menggunakan

Wilcoxon jika data terdistribusi dengan tidak normal (Field, 2009: 345). Uji

statistik yang digunakan untuk uji retensi pada penelitian ini adalah Paired

samples t-test. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%, dengan kriteria

yang digunakan untuk menolak Hnull adalah Sig.(2-tailed) < 0,05 (Field: 2009, 53).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

88

Hasil uji retensi pengaruh perlakuan pada kelompok kontrol maupun kelompok

eksperimen dapat dilihat dalam tabel 4.25 (lihat Lampiran 4.10.2.2).

Tabel 4.25 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Regulasi Diri

No

Kelompok

Rerata Peningkatan

(%)

Sig. (2-

tailed) Keterangan Posttest

I

Posttest

II

1 Kontrol 2,56 2,72 6 0,115 Tidak ada perbedaan

2 Eksperimen 2,89 2,57 -11 0,001 Ada perbedaan

Data pada tabel 4.25 menunjukkan rerata posttest I kelompok kontrol

sebesar 2,56 dan rerata posttest I kelompok eksperimen sebesar 2,89. Sedangkan

rerata posttest II kelompok kontrol sebesar 2,72 dan rerata posttest II kelompok

eksperimen sebesar 2,57. Hasil perhitungan persentase peningkatan rerata posttest

I ke posttest II pada kelompok kontrol sebesar 6%, sedangkan hasil perhitungan

persentase peningkatan rerata posttest I ke posttest II pada kelompok eksperimen

sebesar -11%. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah terjadi peningkatan yang

tidak signifikan pada rerata skor posttest I ke posttest II kelompok kontrol dan

penurunan yang signifikan pada rerata skor posttest I ke posttest II kelompok

eksperimen terhadap kemampuan regulasi diri. Perbandingan antara pretest,

posttest I, dan posttest II dapat diperjelas menggunakan grafik pada gambar 4.6

berikut.

Gambar 4.6 Grafik Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Regulasi Diri

2,49

2,57

2,72

2,30

2,89

2,56

0,00

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

3,00

3,50

Pretest Posttest 1 Posttest 2

Mea

n

Kontrol

Eksperimen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

89

Tabel 4.26 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Regulasi diri

No

Kelompok

Rerata Peningkatan

(%)

Sig. (2-

tailed) Keterangan

Pretest Posttest

II

1 Kontrol 2,49 2,72 9% 0,045 Ada perbedaan

2 Eksperimen 2,30 2,56 11% 0,033 Ada perbedaan

Data pada tabel 4.26 menunjukkan rerata pretest kelompok kontrol sebesar

2,49 dan rerata pretest kelompok eksperimen sebesar 2,30. Sedangkan rerata

posttest II kelompok kontrol sebesar 2,72 dan rerata posttest II kelompok

eksperimen sebesar 2,56. Hasil perhitungan persentase peningkatan rerata pretest

ke posttest II pada kelompok kontrol sebesar 9%, sedangkan hasil perhitungan

persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen

sebesar 11%. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah terjadi peningkatan skor

pretest ke posttest II pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen

terhadap kemampuan regulasi diri.

Berdasarkan tabel 4.26 model Problem Based Learning dan metode

ceramah dari pretest ke posttest II mengalami kenaikan yang signifikan. Maka,

dapat disimpulkan bahwa model Problem Based Learning dan metode ceramah

sama-sama efektif untuk pembelajaran.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Ancaman Validitas Internal Penelitian

Perubahan yang terjadi pada variabel dependen bisa jadi tidak hanya

disebabkan oleh variabel independen saja tetapi juga dapat disebabkan oleh

variabel-variabel lain di luar penelitian. Berikut ini ancaman-ancaman yang dapat

mempengaruhi perubahan yang terjadi pada variabel dependen:

1. Sejarah (history)

Setiap kejadian terhadap kelompok yang sedang diteliti pada waktu treatment

dapat mempengaruhi hasil posttest pada variabel dependen (Johnson &

Christensen, 2008: 260, Cohen, Manion, & Morrison, 2007: 155). Jika penelitian

dilakukan dalam jangka waktu lama (beberapa bulan/tahun) bisa terdapat

pengaruh sejarah terhadap salah satu kelompok, misalnya kursus, ekstrakurikuler,

workshop, acara TV, dll dengan perlakuan yang sama digunakan sebagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

90

treatment. Cara mengatasi ancaman ini adalah melakukan penelitian dalam jangka

waktu pendek.

2. Difusi perlakuan atau kontaminasi (diffusion of treatment or contamination)

Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diam-diam saling

berkomunikasi dan sama-sama mempelajari treatment yang diberikan pada

kelompok eksperimen, hal tersebut dapat menjadi ancaman validitas internal

penelitian. Cara mengatasi ancaman ini adalah kedua kelompok benar-benar

dipisahkan dan diberi pemahaman untuk tidak mempelajari treatment yang

diberikan pada kelompok eksperimen (Neuman, 2013: 130).

3. Perilaku kompensatoris

Ancaman perilaku kompensatoris ini adalah adanya pemikiran bahwa

treatment yang diberikan dikelompok eksperimen sangat berharga dan diketahui

oleh kelompok kontrol yang tidak mendapatkan treatment. Karena merasa

diperlakukan berbeda, kelompok kontrol bisa jadi 1) ingin menandingi kelompok

eksperimen dengan belajar sangat keras atau 2) mengalami demoralisasi sehingga

marah dan tidak kooperatif (Neuman, 2013: 330). Cara mengatasi ancaman ini

adalah kelompok kontrol diberi pengertian bahwa akan mendapat perlakuan yang

sama setelah penelitian.

4. Maturasi

Ancaman ini terjadi karena perubahan biologis maupun psikologis misalnya

kebosanan, kelelahan, rasa lapar, rasa haus, dll yang dapat terjadi sepanjang waktu

penelitian dan bisa berpengaruh terhadap hasil posttest pada variabel dependen

(Johnson & Christensen, 2008: 261). Cara mengatasi ancaman ini adalah

menggunakan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dalam waktu yang

sama, sehingga kondisi partisipan hampir sama atau tidak jauh berbeda.

5. Regresi statistik

Adanya kecenderungan bahwa partisipan dengan hasil skor pretest sangat

tinggi (paling tinggi dalam skala pengukuran) akan memperoleh skor posttest

yang lebih rendah dan sebaliknya. Karena adanya kecenderungan nilai sangat

tinggi dan sangat rendah tersebut mendekati mean. Apabila perubahan yang

terjadi pada posttest selalu diklaim sebagai hasil penelitian, kesimpulan dapat

diragukan persis karena efek regresi statistik. Hasil penelitian bisa diragukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

91

karena hasil pretest dan posttest belum tentu memiliki korelasi yang sempurna

(Johnson & Christensen, 2008: 263). Cara mengatasi ancaman ini adalah

kecermatan melihat partisipan dengan skor pretest sangat tinggi atau sangat

rendah dan membandingkannya dengan hasil posttest. Penggunaan kelompok

kontrol juga akan mengurangi ancaman ini karena partisipan kedua kelompok

kurang lebih sama.

6. Mortalitas (mortality)

Ancaman ini berhubungan dengan jumlah partisipan pada waktu pretest dan

posttest yang berbeda akibat adanya partisipan yang tidak ikut pretest maupun

posttest. Cara mengatasi ancaman ini adalah (1) dengan menggunakan kelas

kontrol yang jumlahnya kurang lebih sama dengan jumlah kelas eksperimen. (2)

Apabila ada partisipan yang tidak bisa mengikuti tes, dan yang tidak dapat

mengikuti tes tersebut jumlahnya sedikit, maka hasil tes dapat diganti dengan

hasil rata-rata nilai kelas. Karena hal tersebut tidak akan mempengaruhi rata-rata

kelas.

7. Pengujian (testing)

Ancaman pada jenis ini adalah pretest yang dapat mempengaruhi hasil

posttest, hasil posttest dapat lebih tinggi tanpa adanya treatment. Karena dengan

mengerjakan pretest kelompok yang diteliti telah memiliki pengalaman awal,

sudah tahu apa yang ditargetkan, dan menjadi familiar dengan materi tes. Jika

penelitian hanya dilakukan terhadap satu kelompok eksperimen saja, ancaman

terhadap validitas internal akan lebih tinggi (Johnson & Christensen, 2008: 262).

Cara mengatasi ancaman validitas internal penelitian ini adalah dengan

penggunaan kelompok kontrol yang sama-sama mengerjakan pretest.

8. Instrumentasi (instrumentation)

Setiap perubahan atau perbedaan instrumen pretest dan posttest yang

digunakan untuk mengukur variabel penelitian dapat menjadi ancaman terhadap

validitas internal penelitian (Johnson Christensen, 2008: 262). Fraenkel, Wallen,

& Hyun (2012: 283) membagi ancaman instrumentasi ini ke dalam tiga kategori,

yaitu: (1) Instrumen yang digunakan mengalami kerusakan atau perubahan,

dimana kondisi instrumen pada pretest telah berbeda dengan kondisi instrumen

pada saat posttest. Cara mengatasi anacaman ini adalah dengan memperhatikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

92

instrumen dengan seksama, dan memastikan bahwa kondisi instrumen pada saat

pretest dan posttest sama. (2) Perbedaan karakteristik instrumen antara kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen. Cara mengatasi ancaman ini adalah

karakteristik alat pengumpul data pada kedua kelompok sama untuk pretest dan

posttest. (3) Alat pengumpul data bisa menjadi bias terutama bila menggunakan

teknik observasi. Observer bisa memiliki sudut pandang yang berbeda, selain itu

kondisi biologis dan psikologis observer dapat mempengaruhi. Cara mengatasi

ancaman ini adalah dengan melakukan training pada observer.

9. Lokasi (location)

Perbedaan lokasi yang digunakan pada kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen dapat menjadi ancaman validitas internal penelitian. Perbedaan seperti

ukuran ruang, kenyamanan, kebisingan, fasilitas, dll., dapat mempengaruhi hasil

pretest maupun posttest. Cara mengatasi ancaman validitas internal penelitian ini

adalah rungan yang digunakan kurang lebih memiliki kondisi yang sama.

10. Karakteristik subjek (subject characteristics)

Karakteristik subjek seperti kemampuan awal dan jumlah kelompok gender

yang berbeda akan mempengaruhi hasil posttest. Cara mengatasi validitas

ancaman penelitian ini dengan (1) pemilihan sampel kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen dilakukan secara acak dan dengan mengecek kemampuan

awal siswa. (2) pemilihan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan

penyetaraan jumlah laki-laki dan perempuan.

11. Implementasi (implementation)

Ancaman validitas internal penelitian ini adalah perbedaan guru yang

mengajar pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, karena guru yang

berbeda akan memiliki cara mengajar yang berbeda pula. Cara mengatasi

ancaman ini adalah dengan guru yang mengimplementasikan pembelajaran

dikelompok kontrol dan kelompok eksperimen sama.

4.2.2 Pengaruh Model PBL terhadap Kemampuan Eksplanasi

Hipotesis I penelitian ini adalah penerapan model Problem Based

Learning berpengaruh terhadap kemampuan eksplanasi mata pelajaran IPA materi

penyesuaian diri hewan pada siswa kelas V SD Kanisius Kalasan semester gasal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

93

tahun ajaran 2016/2017. Hasil analisis data menunjukkan bahwa penerapan model

Problem Based Learning berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan

eksplanasi. Berdasarkan deskripsi sebaran data yang telah dijelaskan pada awal

bab IV hasil pretest ke posttest kemampuan eksplanasi tiap indikator mengalami

perubahan baik kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Pada indikator

pertama yaitu menjelaskan pengaruh bentuk anggota tubuh unggas dengan

penyesuaian diri terhadap lingkungan, kelompok eksperimen mengalami

peningkatan lebih banyak terlihat dari jumlah siswa yang mendapat skor 3 yaitu

dari 8 menjadi 11 dan skor 4 yaitu dari 4 menjadi 14 sedangkan kelompok kontrol

yang mendapat skor 3 yaitu dari 8 menjadi 12 dan yang mendapat skor 4 yaitu

dari 4 menjadi 5. Begitu pula pada indikator kedua yaitu menjelaskan pentingnya

adaptasi bagi makhluk hidup. Jumlah siswa yang mendapat skor 3 yaitu dari 1

menjadi 14 dan skor 4 yaitu dari 1 menjadi 2 sedangkan kelompok kontrol yang

mendapat skor 3 yaitu dari 6 menjadi 11 dan yang mendapat skor 4 yaitu dari 0

menjadi 3. Pada indikator ketiga yaitu menjelaskan kesesuaian penggunaan

bentuk anggota tubuh unggas mencari makan kelompok eksperimen juga

mengalami peningkatan lebih banyak terlihat dari jumlah siswa yang mendapat

skor 3 dari 7 menjadi 14 dan skor 4 dari 3 menjadi 10 sedangkan kelompok

kontrol jumlah siswa yang mendapat skor 3 dari 10 menjadi 6 dan yang mendapat

skor 4 dari 0 menjadi 6.

Uji signifikansi pengaruh perlakuan yang menunjukkan harga Sig.(2-

tailed) sebesar 0,001. Hasil tersebut menunjukkan bahwa sig.(2-tailed) < 0,05,

maka Hnull ditolak dan Hi diterima, berarti ada perbedaan yang signifikan antara

rerata selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen. Kesimpulan

yang dapat ditarik adalah penerapan model Problem Based Learning berpengaruh

secara signifikan terhadap kemampuan eksplanasi.

Besar pengaruh penggunaan model Problem Based Learning terhadap

kemampuan eksplanasi adalah “menengah” yang ditunjukkan dengan harga r =

0,42 atau 18% pada uji besar pengaruh perlakuan. Pengaruh yang diberikan model

Problem Based Learning terhadap kemampuan eksplanasi adalah 18%, sedangkan

82% sisanya merupakan pengaruh dari variabel lain diluar penelitian (Kasmadi &

Sunariah, 2013: 151). Variabel-variabel lain diluar penelitian dapat berpengaruh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

94

terhadap hasil penelitian dan dapat menjadi ancaman validitas penelitian (Johnson

& Christensen, 2008: 258). Ancaman-ancaman tersebut berupa sejarah, difusi

treatment atau kontaminasi, perilaku kompensatoris, maturasi, regresi statistik,

mortalitas, pengujian, instrumentasi, lokasi, karakteristik subjek, dan

implementasi (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 282-284).

Perbandingan rerata selisih skor pretest ke posttest I kemampuan

eksplanasi pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada

gambar 4.1. Pada gambar tersebut menunjukkan diagram perbandingan rerata

selisih skor pretest ke posttest I kemampuan eksplanasi pada kelompok kontrol

dan kelompok eksperimen. Persentase peningkatan skor pretest ke posttest I

terhadap kemampuan eksplanasi pada kelompok eksperimen lebih tinggi daripada

kelompok kontrol. Persentase peningkatan skor pretest ke posttest I terhadap

kemampuan eksplanasi pada kelompok eksperimen yaitu 44%, sedangkan

kelompok kontrol sebesar 13%.

Persentase besar pengaruh penerapan model Problem Based Learning

pada kelompok eksperimen lebih besar daripada persentase besar pengaruh

penerapan metode ceramah pada kelompok kontrol. Besar pengaruh penerapan

model Problem Based Learning pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan

eksplanasi adalah 0,75 atau 57% yang setara dengan efek besar, sedangkan besar

pengaruh penerapan metode ceramah pada kelompok kontrol terhadap

kemampuan eksplanasi adalah 0,48 atau 23% yang setara dengan efek kecil.

Kelompok eksperimen memiliki korelasi antara rerata pretest dan posttest

I menunjukkan nilai positif dan tidak signifikan. Hasil uji korelasi kelompok

eksperimen menunjukkan bahwa harga Sig.(2-tailed) pada kelompok eksperimen

adalah 0,279. Hasil Pearson correlation kelompok eksperimen menunjukkan

0,20. Sedangkan kelompok kontrol memiliki korelasi antara rerata pretest dan

posttest I menunjukkan nilai positif dan signifikan. Hasil uji korelasi antara rerata

skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

menunjukkan bahwa, harga Sig.(2-tailed) pada kelompok kontrol adalah 0,009.

Hasil Pearson correlation kelompok kontrol menunjukkan 0,47.

Pengaruh model Problem Based Learning tidak sekuat pada posttest I,

karena terjadi penurunan skor rerata pretest II terhadap kemampuan eksplanasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

95

Terjadinya penurunan ini dapat dikarenakan karena beberapa ancaman validitas

internal penelitian yang tidak dapat diatasi/dikontrol oleh peneliti seperti maturasi

yaitu kebosanan, rasa lapar, kelelahan, rasa haus yang dialami siswa dan lokasi

yaitu kondisi kelas, sirkulasi udara kelas eksperimen kurang baik dikarenakan

posisi jendela yang tertutup tangga. Meskipun demikian, penurunan tersebut tidak

terjadi secara signifikan. Hal ini ditunjukkan dengan harga Sig.(2-tailed) sebesar

0,127 atau (sig.(2-tailed) > 0,05). Sedangkan kelompok kontrol mengalami

peningkatan yang tidak signifikan. Hal ini ditunjukkan dengan harga Sig.(2-tailed)

sebesar 0,837 atau (sig.(2-tailed) > 0,05). Hasil perhitungan persentase

peningkatan rerata pretest ke posttest II pada kelompok kontrol sebesar 14%,

sedangkan hasil perhitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I

pada kelompok eksperimen sebesar 35%. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah

terjadi peningkatan skor pretest ke posttest II pada kelompok kontrol maupun

kelompok eksperimen terhadap kemampuan eksplanasi.

4.2.3 Pengaruh Model PBL terhadap Kemampuan Regulasi Diri

Hipotesis II penelitian ini adalah penerapan model Problem Based

Learning berpengaruh terhadap kemampuan regulasi diri mata pelajaran IPA

materi penyesuaian diri hewan pada siswa kelas V SD Kanisius Kalasan semester

gasal tahun ajaran 2016/2017. Hasil analisis data menunjukkan bahwa penerapan

model Problem Based Learning berpengaruh secara signifikan terhadap

kemampuan eksplanasi. Berdasarkan deskripsi sebaran data yang telah dijelaskan

pada awal bab IV hasil pretest ke posttest kemampuan regulasi diri tiap indikator

mengalami perubahan baik kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.

Pada indikator pertama yaitu menilai benar tidaknya suatu tindakan dengan

pandangannya sendiri pada kasus adaptasi unggas kelompok eksperimen

mengalami peningkatan skor lebih banyak dibandingkan dengan kelompok

kontrol terbukti dari jumlah siswa yang mendapat skor 3 dari 3 menjadi 5 dan skor

4 dari 10 menjadi 18 sedangkan kelompok kontrol yang mendapat skor 3 dari 4

menjadi 2 dan yang mendapat skor 4 dari 9 menjadi 12. Pada indikator kedua

yaitu membuat penilaian diri yang objektif terhadap gagasan sendiri pada kasus

adaptasi unggas kelompok kontrol dan kelompok eksperimen tidak mengalami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

96

perubahan yang signifikan. Pada indikator ketiga yaitu membuat penilaian diri

yang objektif terhadap gagasan sendiri kelompok eksperimen mengalami

peningkatan lebih banyak terbukti dari jumlah siswa yang mendapat skor 3 dari 5

menjadi 17 dan skor 4 dari 2 menjadi 6 sedangkan kelompok kontrol yang

mendapat skor 3 dari 7 menjadi 9 dan skor 4 dari 2 menjadi 5.

Uji signifikansi pengaruh perlakuan yang menunjukkan harga Sig.(2-

tailed) sebesar 0,002. Hasil tersebut menunjukkan bahwa sig.(2-tailed) < 0,05,

maka Hnull ditolak dan Hi diterima, berarti ada perbedaan yang signifikan antara

rerata selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen. Kesimpulan

yang dapat ditarik adalah penerapan model Problem Based Learning berpengaruh

secara signifikan terhadap kemampuan regulasi diri.

Besar pengaruh penggunaan model Problem Based Learning terhadap

kemampuan regulasi diri adalah “menengah” yang ditunjukkan dengan harga r =

0,39 atau 15% pada uji besar pengaruh perlakuan. Pengaruh yang diberikan model

Problem Based Learning terhadap kemampuan regulasi diri adalah 15%,

sedangkan 85% sisanya merupakan pengaruh dari variabel lain diluar penelitian

(Kasmadi & Sunariah, 2013: 151). Variabel-variabel lain diluar penelitian dapat

berpengaruh terhadap hasil penelitian dan dapat menjadi ancaman validitas

penelitian (Johnson & Christensen, 2008: 258). Ancaman-ancaman tersebut

berupa sejarah, difusi treatment atau kontaminasi, perilaku kompensatoris,

maturasi, regresi statistik, mortalitas, pengujian, instrumentasi, lokasi,

karakteristik subjek, dan implementasi (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 282-

284).

Perbandingan rerata selisih skor pretest ke posttest I kemampuan regulasi

diri pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada gambar

4.4. Pada gambar tersebut menunjukkan diagram perbandingan rerata selisih skor

pretest ke posttest I kemampuan regulasi diri pada kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen. Persentase peningkatan skor pretest ke posttest I terhadap

kemampuan regulasi diri pada kelompok eksperimen lebih tinggi daripada

kelompok kontrol. Persentase peningkatan skor pretest ke posttest I terhadap

kemampuan regulasi diri pada kelompok eksperimen yaitu 26%, sedangkan

kelompok kontrol sebesar 3%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

97

Persentase besar pengaruh penerapan model Problem Based Learning

pada kelompok eksperimen lebih besar daripada persentase besar pengaruh

penerapan metode ceramah pada kelompok kontrol. Besar pengaruh penerapan

model Problem Based Learning pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan

regulasi diri adalah 0,70 atau 49% yang setara dengan efek menengah, sedangkan

besar pengaruh penerapan metode ceramah pada kelompok kontrol terhadap

kemampuan regulasi diri adalah 0,10 atau 1% yang setara dengan efek kecil.

Kelompok eksperimen memiliki korelasi antara rerata pretest dan posttest

I menunjukkan nilai positif dan signifikan. Hasil uji korelasi kelompok

eksperimen menunjukkan bahwa harga Sig.(2-tailed) pada kelompok eksperimen

adalah 0,01. Hasil Pearson correlation kelompok eksperimen menunjukkan 0,43.

Begitu pula kelompok kontrol memiliki korelasi antara rerata pretest dan posttest

I menunjukkan nilai positif dan signifikan. Hasil uji korelasi antara rerata skor

pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

menunjukkan bahwa, harga Sig.(2-tailed) pada kelompok kontrol adalah 0,02.

Hasil Pearson correlation kelompok kontrol menunjukkan 0,42.

Pengaruh model Problem Based Learning tidak sekuat pada posttest I,

karena terjadi penurunan sebesar 11%.skor rerata pretest II terhadap kemampuan

regulasi diri. Hasil perhitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest

II pada kelompok kontrol sebesar 9%, sedangkan hasil perhitungan persentase

peningkatan rerata pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen sebesar 11%.

Kesimpulan yang dapat ditarik adalah terjadi peningkatan skor pretest ke posttest

II pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen terhadap kemampuan

regulasi diri.

4.2.4 Dampak Pengaruh Perlakuan

Analisis dampak pengaruh perlakuan bertujuan untuk membuka

pandangan terhadap proses pembelajaran yang berlangsung dari subjek-subjek

yang terlibat dalam penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti

untuk melakukan analisis dampak perlakuan adalah teknik tes dan nontes. Teknik

tes merupakan teknik utama, sedangkan teknik nontes menggunakan elemen

penelitian kualitatif sederhana untuk melengkapi hasil penelitian kuantitatif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

98

(Krathwohl, 2004: 546). Peneliti menggunakan teknik nontes dengan metode

triangulasi yaitu dengan melakukan observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran di kelas yang

dilakukan di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Wawancara dilakukan dengan

guru dan siswa kelas eksperimen setelah kegiatan pembelajaran menggunakan

model Problem Based Learning. Dokumentasi berupa foto-foto selama

pembelajaran di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada bagian ini dipaparkan

hasil analisis dampak pengaruh perlakuan berdasarkan hasil observasi dan

wawancara.

Peneliti melakukan observasi saat kegiatan pembelajaran berlangsung di

kelas kontrol dan di kelas eksperimen selama tiga kali pertemuan. Observasi

pertama dilaksanakan hari Kamis, 27 Oktober 2016. Siswa sangat senang dan

antusias ketika mengetahui bahwa mereka akan bekerja dalam kelompok. Mereka

terlihat senang ketika membaca artikel dan melihat video bersama dengan

kelompok. Mereka mencatat informasi yang mereka dapat dari video bersama

kelompok dan mendiskusikan hasil informasi yang mereka dapat bersama dengan

kelompok.

Observasi kedua dilaksanakan pada hari Senin, 31 Oktober 2016. Siswa

sangat senang dan antusias ketika guru masuk sambil membawa serangga.

Bersama dengan kelompok siswa mencari informasi yang berkaitan dengan

adaptasi serangga. Guru memberikan sebuah gambaran mengenai mulut serangga

di depan kelas. Siswa memperhatikan beberapa tipe mulut serangga secara

langsung bahkan ada beberapa siswa yang memegang serangga dan mengamati

beberapa serangga tersebut. Namun, ada beberapa siswa juga yang takut untuk

memegang serangga, dengan bimbingan guru dan teman kelompok siswa dapat

mengamati bentuk mulut serangga. Siswa mengumpulkan informasi dan

mendiskusikan hasil informasi yang mereka dapat bersama dengan kelompok.

Observasi ketiga dilaksanakan pada hari Kamis, 3 November 2016. Anak-

anak sangat senang dan antusias mengamati cecak. Ada pula anak yang berani

bercerita mengenai pengalamannya dengan seekor cecak. Namun, tidak sedikit

pula anak yang takut dengan cecak dan memilih untuk mengamati cecak dari jauh.

Mereka melakukan percobaan dengan mengganggu cecak agar cecak merasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

99

terancam dan memutuskan ekornya. Dari percobaan tersebut hanya satu kelompok

yang berhasil membuat cecak merasa terancam dan memutuskan ekornya. Pada

saat itu anak juga mengamati ekor cecak yang mulai tumbuh kembali. Selain

melakukan percobaan siswa juga mengisi lembar kegiatan yang telah dilakukan

dan mencari informasi dari berbagai sumber seperti artikel dan buku paket IPA.

Peneliti melakukan wawancara terhadap guru mitra setelah dilakukannya

perlakuan pada Kamis, 1 Desember 2016. Guru mengungkapkan bahwa beliau

lebih sering menggunakan metode ceramah dibandingkan dengan metode-metode

lainnya. Berikut pernyataan guru, “Kebanyakan kalau aku ceramah, diskusi itu

cuma untuk akhir pas terakhir saya menerangkan. Contohnya satu bab, saya

ceramah dulu bla bla bla berapa pertemuan tiga kali, terakhir saya diskusi” (W G

B3-5). Guru lebih sering menggunakan metode ceramah dikarenakan jumlah

siswa dalam satu kelas yang terlalu banyak, sehingga akan susah untuk

mengkondisikan siswa apabila menggunakan metode lain. Selain itu karena

apabila menggunakan strategi-srategi belajar yang membuat siswa aktif waktu

yang diperlukan lumayan banyak dan bisa jadi akan kekurangan waktu. Maka dari

itu guru mitra lebih sering menggunakan metode ceramah. Berikut ini pemaparan

beliau mengenai alasan menggunakan metode ceramah, “Karena yang pertama,

anaknya banyak. Kalau kemampuan waktunya untuk menggunakan strategi-

strategi seperti itu tidak cukup.” (W G B7-8).

Guru mitra mengungkapkan bahwa penerapan model Problem Based

Learning dalam penelitian ini bagus. Namun guru mitra juga memberi catatan dan

masukkan. Guru mitra memaparkan bahwa untuk masalah materi kelas V terlalu

banyak, sehingga apabila setiap sub bab dibahas untuk setiap pertemuan waktunya

tidak akan cukup. Berikut ini pemaparan guru mitra pada penerapan model

Problem Based Learning pada penelitian ini, “Kalau saya bagus, tapi anu mbak,

untuk masalah materi, kelas V kan materinya banyak, kalau per sub satu

pertemuan seperti serangga dan lain-lain itu menurut RPP saklek gak jadi. Itu

sebagai catatan kalau mengajar saklek RPP waktunya tidak cukup.” (W G B11-

14). Guru mitra mengatakan bahwa beliau pernah menggunakan model Problem

Based Learning pada awal-awal mengajar. Berikut ini penuturan beliau mengenai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

100

pengalamannya menggunakan model Problem Based Learning, “Sudah, awal-

awal sudah.” (W G B17).

Guru mitra mengungkapkan bahwa pembelajaran menggunakan model

Problem Based Learning dalam mengajar mata pelajaran IPA lebih efektif

dibandingkan dengan metode ceramah. Berikut ini pemaparan beliau mengenai

penerapan model Problem Based Learning dalam mengajar mata pelajaran IPA,

“Lebih efektif, terutama untuk pembelajaran IPA yang materinya agak banyak,

menggunakan Based Learning bagus.” (W G B21-22). Selain itu guru mitra juga

mengungkapkan bahwa siswa lebih senang belajar dengan menggunakan model

Problem Based Learning. Berikut ini penuturan beliau mengenai perbedaan kelas

eksperimen dan kelas kontrol, “Anaknya lebih enjoy dengan menggunakan media.

Kalau metode ceramah itu biasanya salah satu bisa, tetapi bagian belakang itu

jarang mendengarkan.” (W G B26-28).

Wawancara juga dilakukan terhadap tiga siswa pada kelompok

eksperimen. Ketiga siswa tersebut memiliki kemampuan kognitif yang berbeda-

beda berdasarkan hasil pretest dan posttest yang telah dilakukan. Wawancara

dengan siswa yang memiliki kemampuan berbeda yaitu tinggi, sedang, dan rendah

dilakukan secara terpisah. Hasil wawancara menunjukkan bahwa siswa merasa

senang belajar menggunakan model Problem Based Learning. Ketiga siswa

menyatakan bahwa mereka senang, berikut ini penuturan ketiga siswa tersebut,

“senang” (W2 SA B3), begitu pula dengan penuturan siswa kedua “senang” (W2

SB B3), dan siswa ketiga “Senang. Seru” (W2 SC B3).

Hasil wawancara dengan siswa juga menunjukkan bahwa penerapan

model Problem Based Learning membuat siswa lebih mudah memahami materi

dibandingkan dengan metode ceramah. Berikut ini pemaparan hasil wawancara

ketiga siswa tersebut, “Lebih mudah memahami materi pelajaran dengan

pembelajaran seperti kemarin” (W2 SA B13), siswa kedua menyatakan “Lebih

senang dengan pembelajaran seperti kemarin, lebih mudah dipahami” (W2 SB

B14), dan siswa ketiga menyatakan “Lebih mudah memahami materi pelajaran

dengan pembelajaran seperti kemarin” (W2 SC B14-15).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

101

4.2.5 Pembahasan Lebih Lanjut

Penelitian ini menunjukkan dua hasil, yaitu penerapan model Problem

Based Learning berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan eksplanasi

dan penerapan model Problem Based Learning berpengaruh secara signifikan

terhadap kemampuan regulasi diri.

Asyari, Muhdhar, Susilo, dan Ibrohim (2015) meneliti tentang

meningkatkan kemampuan berpikir kritis melalui penggabungan dari Problem

Based Learning dan Group Investigation. Tujuan penelitian adalah untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa Biologi STKIP pada kursus

lingkungan melalui penerapan Problem Based Learning dan Group Investigation.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan Problem Based Learning dan

Group Investigation mendorong mahasiswa untuk berpikir kritis melalui

perencanaan, berdebat, menyatakan pertanyaan dan masalah, dan menganalisis

dan memberikan solusi terhadap masalah lingkungan sekitarnya. Penerapan

Problem Based Learning dan Group Investigation dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis mahasiswa STKIP. Begitu pula hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan

berpikir kritis siswa SD Kanisius Kalasan Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017

terutama kemampuan eksplanasi dan kemampuan regulasi diri.

Programme for International Student Assessment (PISA) melakukan

penelitian terhadap siswa-siswa usia 15 tahun. Survei PISA 2015 fokus pada ilmu

pengetahuan, membaca, matematika, dan pemecahan masalah kolaboratif (OECD,

2016: 6). Ilmu pendidikan di indonesia telah mengalami transformasi yang luar

biasa untuk menciptakan landasan bagi kemakmuran dan pembangunan yang

berkelanjutan. Hasil PISA 2015 menunjukkan bahwa Indonesia dibidang ilmu

pengetahuan naik 21 poin. Hal ini membuat Indonesia termasuk dalam posisi ke-

5 dari 72 tercepat yang mengalami peningkatan di bidang ilmu pengetahuan

(OECD, 2016: 1). Meskipun demikian, hasil menunjukkan Indonesia masih

berada di bawah rata-rata. Hal tersebut dapat menjadi salah satu alasan untuk terus

meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan. Salah satu cara untuk

meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan memperhatikan proses

pembelajaran di Sekolah. Pembelajaran sebaiknya dapat berperan dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

102

memfasilitasi siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri, sehingga guru

perlu melaksanakan pembelajaran dengan aktif, kreatif, efektif, dan

menyenangkan (Djamarah & Zain, 2010: 323). Pembelajaran dapat dilaksanakan

dengan berbagai macam metode dan model pembelajaran. Pemilihan metode dan

model pembelajaran yang baik adalah salah satu upaya untuk meningkatkan

kualitas pendidikan. Pemilihan model pembelajaran yang tepat diharapkan dapat

meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

Facione (2015) mengidentifikasi enam indikator keterampilan berpikir

kritis, yaitu interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi, eksplanasi, dan regulasi diri.

Penelitian ini khusus untuk meneliti kemampuan eksplanasi dan regulasi diri pada

mata pelajaran IPA materi penyesuaian diri hewan siswa kelas V SD Kanisius

Kalasan Yogyakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model

Problem Based Learning memberikan efek menengah terhadap kemampuan

eksplanasi dengan nilai harga r = 0,42 atau 18% pada uji besar pengaruh

perlakuan. Penerapan model Problem Based Learning memberikan efek

menengah terhadap kemampuan regulasi diri dengan harga r = 0,39 atau 15%

pada uji besar pengaruh perlakuan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, model

Problem Based Learning dapat diujicobakan ke sekolah-sekolah yang lain sebagai

model pembelajaran inovatif untuk meningkatkan kemampuan eksplanasi dan

regulasi diri siswa kelas V pada mata pelajaran IPA. Model Problem Based

Learning dapat diuji cobakan pada mata pelajaran lain, kemampuan atau aspek

lain, dan tingkat kelas yang berbeda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

103

BAB V

PENUTUP

Bab V membahas kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran.

Kesimpulan berisi hasil penelitian dan menjawab hipotesis penelitian.

Keterbatasan penelitian berisi kekurangan yang ada selama penelitian

dilaksanakan. Saran berisi masukkan dari peneliti untuk penelitian selanjutnya.

5.1 Kesimpulan

5.1.1 Penerapan model Problem Based Learning berpengaruh terhadap

kemampuan eksplanasi pada mata pelajaran IPA materi penyesuaian diri

hewan siswa kelas V SD Kanisius Kalasan Yogyakarta semester gasal

tahun ajaran 2016/2017. Hasil analisis terhadap data penelitian

mengafirmasi hipotesis penelitian. Rerata skor kelompok eksperimen (M =

0,88 dan SE = 0,14) lebih tinggi dari kelompok kontrol (M = 0,29 dan SE =

0,10). Perbedaan tersebut signifikan dengan t(59) = -3,37, p = 0,001 (p <

0,05). Besar pengaruh perlakuan (effect size) terhadap kemampuan

eksplanasi adalah r = 0,42 atau 18% yang setara dengan efek menengah.

5.1.2 Penerapan model Problem Based Learning berpengaruh terhadap

kemampuan regulasi diri pada mata pelajaran IPA materi penyesuaian diri

hewan siswa kelas V SD Kanisius Kalasan Yogyakarta semester gasal

tahun ajaran 2016/2017. Hasil analisis terhadap data penelitian

mengafirmasi hipotesis penelitian. Rerata skor kelompok eksperimen (M =

0,59 dan SE = 0,11) lebih tinggi dari kelompok kontrol (M = 0,07 dan SE =

0,11). Perbedaan tersebut signifikan dengan t(59) = -3,24, p = 0,002 (p <

0,05). Besar pengaruh perlakuan (effect size) terhadap kemampuan

regulasi diri adalah r = 0,39 atau 15% yang setara dengan efek menengah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

104

5.2 Keterbatasan Penelitian

5.2.1 Kurangnya koordinasi dengan guru mitra mengenai materi penyesuaian diri

hewan dan langkah-langkah pembelajaran secara detail sesuai dengan

model Problem Based Learning.

5.2.2 Hasil penelitian tidak dapat digeneralisasikan ke semua sekolah, karena

penelitian hanya terbatas pada siswa kelas V SD Kanisius Kalasan

Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017.

5.3 Saran

5.3.1 Perlu dilakukan koordinasi rutin dengan guru mitra untuk pelaksanaan

langkah-langkah pembelajaran model Problem Based Learning dan

pemberian materi mengenai penyesuaian diri hewan.

5.3.2 Penelitian ini dapat diujicobakan ke Sekolah Dasar lainnya dengan

penelitian yang mirip dengan SD Kanisius Kalasan Yogyakarta tahun

ajaran 2016/2017.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

105

DAFTAR REFERENSI

Abidin, Y. (2014). Desain sistem pembelajaran dalam konteks kurikulum 2013.

Bandung: PT Refika Aditama.

Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian: suatu pendekatan praktik (edisi revisi

2010). Jakarta: Rineka Cipta.

Asyari, M. & Muhdhar, M. H. I. A., dkk. (2015). Improving critical thinking skills

through the integration of problem based learning and investigation.

Diakses dari http://www.emeraldinsight.com/doi/pdfplus/10.1108/IJLLS-

10-2014-0042

Beckmann, J. & Weber, P. (2015). Cognitive presence in virtual collaborative

learning assessing and improving critical thinking in online discussion

forums. Diakses dari

http://www.emeraldinsight.com/doi/pdfplus/10.1108/ITSE-12-2015-0034

Best, J. W., & Kahn, J. V. (2006). Research in education (tenth edition). Boston:

Pearson Education Inc.

Cohen, L., Manion, L., & Morrison, K. (2007). Research methods in education.

New York: Routledge.

Darmawan, D. (2013). Metode penelitian kuantitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya Offset.

Daryanto. (2007). Evaluasi pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Djamarah, S. B., & Zain, A. (2010). Strategi belajar mengajar. Jakarta: Rineka

Cipta.

Downing, K., Ning, F., & Shin, K. (2011). Impact of problem-based learning on

student experience and metacognitive development. Diakses dari

http://www.emeraldinsight.com/doi/pdfplus/10.1108/17504971111121928

Facione, P. A. (2015). Critical thinking: What it is and why it counts. San

Francisco: Insight Assessment. Diakses dari

www.insightassessment.com/pdf_files/what&why2006.pdf

Field, A. (2009). Discovering statistics using SPSS, third edition. London: Sage.

Fraenkel, J. R., Wallen, N. E., & Hyun, H. H. (2012). How to design and evaluate

research in education (8th ed.). New York: McGraw Hill.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

106

Ghozali, I. (2009). Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS.

Semarang: Universitas Diponegoro.

Gunawan, A. (2006). Buku pintar Sekolah Dasar. Jakarta: Lima Bintang.

Gunawan, A. W. (2003). Genius learning strategy petunjuk praktis untuk

menerapkan accelarated learning. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Hosnan. (2014). Pendekatan saintifik dan kontekstual dalam pembelajaran abad

21. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.

Johnson, B. & Christensen, L. (2008). Educational research: Quantitative,

qualitative, and mixed approaches (3rd. Ed.). California: Sage

Publications.

Johnson, E., B. (2010). Contextual teaching and learning: Menjadikan kegiatan

belajar-mengajar mengasyikkan dan bermakna. Bandung: Kaifa.

Joseph, M. & Stone, G. W., dkk. (2007). An exploratory study on the value of

service learning projects and their impact on community service

involvement and critical thinking. Diakses dari

http://www.emeraldinsight.com/doi/pdfplus/10.1108/09684880710773192

Kasmadi, & Sunariah, N. S. (2013). Panduan modern penelitian kuantitatif.

Bandung: Alfabeta.

Krathwohl, D.R. (2004). Methods of educational and social science research, an

integrated approach, second edition. Illinois: Waveland Press.

Masidjo. (1995). Penilaian pencapaian hasil belajar siswa di sekolah.

Yogyakarta: Kanisius.

Mutiah, D. (2010). Psikologi bermain anak usia dini. Jakarta : Prenada Media

Group.

Neuman, W. L. (2013). Metodologi penelitian sosial: Pendekatan kualitatif dan

kuantitatif (Ed. 7). Jakarta: PT Indeks.

Oktaviani, M. A. & Notobroto, H.B. (2014). Perbandingan tingkat konsistensi

normalitas distribusi metode Kolmogorov-Smirnov, Lilliefors, Shapiro-

Wilk, dan Skewness-Kurtosis. Diakses dari

http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-

biometrikd8bc041810full.pdf.

Priyatno, D. (2012). Belajar praktis analisis parametrik dan non parametrik

dengan SPSS. Yogyakarta: Gava Media.

Putra, S. R. (2013). Desain belajar mengajar kreatif berbasis sains. Jogjakarta:

DIVA Press.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

107

OECD. (2014). PISA 2012: PISA results in focus. Diakses dari

www.oecd.org/pisa/keyfindings/pisa-2012-results-overview.pdf

OECD. (2016). Country note: Results from PISA 2015. Diakses dari

www.oecd.org/pisa/PISA-2015-Indonesia.pdf

OECD. (2016). PISA 2015: PISA results in focus. Diakses dari

www.oecd.org/pisa/pisa-2015-results-in-fokus.pdf

Rusman. (2013). Model-model pembelajaran: Mengembangkan profesionalisme

guru. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Rusmono. (2012). Strategi pembelajaran dengan Problem Based Learning itu

perlu: untuk meningkatkan profesionalitas guru. Bogor: Penerbit Ghalia

Indonesia.

Salkind, N. J. (2009). Teori-teori perkembangan manusia: sejarah kemunculan,

konsepsi dasar, analisis komparatif, dan aplikasi. Yogyakarta: Nusa

Media.

Samatowa, U. (2011). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta Barat: Indeks.

Satori, D. (2007). Profesi keguruan. Jakarta: UT.

Schechter, C. (2010). Switching cognitive gears Problem-Based Learning and

success-based learning as instructional frameworks in leadership

education. Diakses dari

http://www.emeraldinsight.com/doi/pdfplus/10.1108/09578231111116707

Siregar, S. (2013). Metode penelitian kuantitatif: Dilengkapi dengan

perbandingan perhitungan manual & SPSS. Jakarta: Rajawali Pers.

Sudijono, A. (2011). Pengantar evaluasi pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Sugiyono. (2015). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Penerbit

ALFABETA.

Sukmadinata, N. S. (2008). Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya Offset.

Sulistyanto, H & Wiyono, E. (2008). Ilmu pengetahuan alam untuk SD/MI kelas

5. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Tawil & Liliasari. (2013). Berpikir kompleks dan implementasinya dalam

pembelajaran IPA. Makassar: Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

108

Widoyoko, E.P. (2014). Penilaian hasil pembelajaran di sekolah. Yogyakarta:

Pustaka pelajar.

Yeo, R. K. (2006). Problem-Based Learning: a viable approach in leadership

development? Diakses dari

http://www.emeraldinsight.com/doi/pdfplus/10.1108/02621710710819357

Yusuf, S. (2011). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Bandung : PT

Remaja Rosdakarya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

109

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

110

Lampiran 1.1 Surat Ijin Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

111

Lampiran 1.2 Surat Ijin Validitas Soal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

112

Lampiran 2.1 Silabus Kelompok Eksperimen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

113

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

114

Lampiran 2.2 Silabus Kelompok Kontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

115

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

116

Lampiran 2.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

117

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

118

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

119

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

120

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

121

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

122

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

123

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

124

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

125

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

126

Lampiran 2.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Kontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

127

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

128

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

129

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

130

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

131

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

132

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

133

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

134

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

135

Lampiran 2.5 Lembar Kerja Siswa

Pertemuan I

1. Lengkapilah tabel berikut!

No. Bentuk Paruh Jenis Burung Jenis Makanan Fungsi paruh

1.

............................ ............................ ............................

2.

............................ ............................ ............................

3.

............................ ............................ ............................

4.

............................ ............................ ............................

5.

............................ ............................ ............................

2. Apakah semua unggas memiliki jenis paruh yang sama? Jelaskan!

Jawab:

...............................................................................................................................

...............................................................................................................................

3. Apa yang terjadi apabila semua unggas memiliki bentuk paruh yang sama?

Misalnya paruh burung pemakan biji digunakan untuk memakan daging.

Jawab:

...............................................................................................................................

...............................................................................................................................

4. Jelaskan manfaat adaptasi unggas terhadap kelangsungan hidup berdasarkan

bentuk tubuhnya!

Jawab:

...............................................................................................................................

...............................................................................................................................

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

136

Pertemuan II

A. Isilah tabel di bawah ini!

Nama Serangga Jenis Mulut Ciri-ciri Mulut Manfaat

B. Isilah titik di bawah ini dengan jawaban yang tepat!

1. Berdasarkan bentuk mulutnya, lebah termasuk serangga yang memiliki jenis

mulut .....

2. Bagaimana ciri-ciri serangga yang memiliki jenis mulut penusuk dan

penghisap ....

3. Tipe mulut untuk menggigit dan mengunyah ....

4. Tipe mulut untuk menusuk dan mengisap...

5. Tipe mulut untuk menghisap....

C. Jawablah pertanyaan di bawah ini!

1. Setiap serangga memilki tipe mulut serangga berbeda-beda. Mengapa

demikian?

Jawab:

2. Apakah bisa jenis mulut seperti belalang digunakan untuk menghisap nektar?

Jawab:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

137

3. Perhatikan gambar di bawah ini

Tuliskan tipe mulut yang dimiliki serangga pada gambar di atas!

Jawab:

.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

138

Pertemuan III

1. Pernahkah kamu melihat cecak yang tidak memiliki ekor?

Coba perhatikan gambar dibawah ini, menurutmu mengapa ekor cecak

tersebut putus?

Jawab:

2. Lakukan percobaan berikut!

a. Perhatikan cecak yang terdapat dalam toples.

b. Ambil cecak, dan pegang pada bagian ekornya.

c. Perlakukan cecak sedemikian rupa, namun dengan catatan jangan

memutuskan ekornya dengan menggunakan benda tajam.

d. Kalian boleh menggunakan penggaris, dengan cara menekan ekor cecak

dengan penggaris.

Dari percobaan tersebut, apa yang terjadi pada cecak? apakah cecak

memutuskan ekornya?

Jawab:

3. Dari percobaan di nomor dua, menurutmu apa alasan cecak memutuskan

ekornya?

Jawab:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

139

4. Apa tujuan cecak memutuskan ekornya?

Jawab:

5. Menurutmu apakah ekor cicak dapat kembali tumbuh? Jelaskan!

Jawab:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

140

Lampiran 2.6 Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa

Pertemuan I

1. Lengkapilah tabel berikut!

No. Bentuk Paruh Jenis Burung Jenis Makanan Fungsi paruh

1.

Pipit Biji-bijian Memecah biji-bijian

2.

Elang Ular, ayam, kelinci Mengoyak makanan

berupa daging

3.

Ayam Biji-bijian dan cacing Mencari makan di tanah

4.

Pelatuk Serangga

Memahat kayu pohon

dan menangkap serangga

di dalamnya.

5.

Itik Ikan dan cacing Menyaring makanan dari

air dan lumpur

2. Tidak. Unggas memiliki jenis makanan yang berbeda-beda, sehingga bentuk

paruhnya pun berbeda menyesuaikan dengan jenis makanannya agar paruh

tersebut dapat berfungsi dengan baik.

3. Apabila semua unggas memiliki bentuk paruh yang sama, maka beberapa

hewan akan kesulitan bahkan tidak bisa makan. Bentuk paruh unggas telah

disesuaikan dengan jenis makanannya, jenis makanan unggas yang berbeda

mengakibatkan paruh unggas berbeda-beda pula. Misalnya paruh burung

pemakan biji digunakan untuk memakan daging, paruh tersebut tidak akan

bisa digunakan dengan baik. Paruh burung pemakan biji berguna untuk

memecahkan biji-bijian bukan untuk mencabik daging.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

141

4. Bentuk tubuh unggas membantu unggas dalam mencari makan sesuai dengan

jenis makanannya dan tempat hidupnya. Sehingga unggas dapat bertahan

hidup dihabitatnya.

Pertemuan II

A. Isilah tabel di bawah ini!

Nama

Serangga

Jenis Mulut Ciri-ciri Mulut Manfaat

Belalang,

Jangkrik,

Kecoa

Mulut penggigit Mempunyai rahang atas dan

rahang bawah yang kuat

untuk menggigit dan

menghancurkan. Makanan

kemudian dikunyah lalu

ditelan.

Menggigit mangsa

Kupu-kupu Mulut penghisap Mempunyai alat penghisap

seperti belalai yang panjang

dan dapat digulung

Menghisap madu

pada bunga

Nyamuk, Kutu Mulut penusuk

dan penghisap

Mempunyai rahang yang

runcing dan panjang

Menusuk dan

menghisap makanan

Lebah madu,

lalat

Mulut penusuk

dan penjilat

Memiliki bibir untuk menjilat menusuk dan

menghisap makanan

B. Isilah titik di bawah ini dengan jawaban yang tepat!

1. Penusuk dan penjilat

2. Mempunyai rahang yang runcing dan panjang

3. Balalang

4. Nyamuk

5. Kupu-kupu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

142

C. Jawablah pertanyyan di bawah ini!

1. Setiap serangga memiliki tipe mulut yang berbeda karena itu merupakan

cara adaptasi serangga yang menyesuaikan diri dengan makanan demi

kelangsungan hidupnya.

2. Tidak bisa, karena belalang memiliki tipe mulut dengan rahang atas dan

rahang bawah yang kuat untuk menggigit. Sedangkan untuk menghisap

nektar diperlukan alat penghisap yang panjang seperti belalai yang panjang

dan dapat digulung.

3. Tipe mulut serangga

a. Tipe serangga pengunyah

b. Tipe serangga penghisap dan penjilat

c. Tipe serangga pengisap

d. Tipe serangga pengisap-penusuk

e. Tipe serangga pengisap-penusuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

143

Pertemuan III

1. Ya, saya pernah melihat cecak yang tidak memiliki ekor. Dari gambar

tersebut menurut saya cecak memutuskan ekornya dengan sengaja untuk

menghindari ancaman musuh.

2. Dari percobaan tersebut cecak yang saya pegang berusaha melepaskan diri.

Cecak sepertinya merasa terancam karena saya memegang ekornya. Saat

saya memegang ekor cecak tersebut tiba-tiba ekor cecak tersebut putus

dengan sendirinya.

3. Menurut saya cecak memutuskan ekornya karena merasa terancam saat

saya memegang ekornya sehingga cecak ingin melepaskan diri dengan

memutuskan ekornya agar cecak dapat lari dari tangkapan saya.

4. Cecak memutuskan ekornya supaya cecak bisa melepaskan diri dari

ancaman musuh.

5. Ya, ekor cicak dapat tumbuh kembali. Akan tetapi membutuhkan waktu

yang cukup lama untuk tumbuh kembali.cicak memiliki kemampuan untuk

meregenerasi bagian tubuh yang terputus terutama pada ekor. Apabila luka

pada ekor yang terputus sudah mulai membaik, maka proses regenerasi

akan segera dimulai sehingga ekor cicak dapat kembali tumbuh meskipun

ekornya tidak sama seperti semula.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

144

Lampiran 3.1 Soal Uraian

Nama :

Nomor:

Kelas :

Berikut adalah kasus yang akan digunakan untuk panduan soal!

Bu Mita memiliki 20 ekor ayam dan 20 ekor itik. Setiap harinya Bu Mita memberi

makan untuk ternaknya. Setelah diberi makan ayam dan itik dilepas. Semua itik

Bu Mita pergi ke sawah yang becek dan berlumpur, sedangkan ayam ke halaman

sambil mengais-ngais tanah. Ayam tidak pergi ke tempat yang becek dan

berlumpur karena bentuk kaki ayam tidak mendukung untuk dapat berjalan dan

mencari makan di tempat yang becek dan berlumpur.

1. Sebut dan jelaskan cara adaptasi yang dilakukan ayam dan itik berdasarkan

bacaan di atas!

Jawab:

...............................................................................................................................

...............................................................................................................................

2. Sebutkan minimal 5 contoh hewan lain yang memiliki ciri-ciri anggota tubuh

yang sama dengan contoh di bawah ini! Berikan tanda (√) pada kolom yang

sesuai!

a. Bentuk paruh unggas

No. Nama Hewan Paruh pemakan biji Paruh pencari makan

ditempat becek

1. Ayam √

2. Itik √

3.

4.

5.

6.

7.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

145

b. Bentuk kaki unggas

No. Nama Hewan Kaki Pejalan Kaki Perenang

1. Ayam √

2. Itik √

3.

4.

5.

6.

7.

3. a. Apa perbedaan paruh ayam dan itik? Jelaskan!

Jawab: ...................................................................................................................

b.Apa perbedaan kaki ayam dan itik? Jelaskan!

Jawab:

...............................................................................................................................

...............................................................................................................................

4. Ayam dan itik memiliki cara adaptasi yang berbeda.

a. Identifikasikanlah cara adaptasi yang dilakukan oleh ayam!

Jawab: ...................................................................................................................

b. Identifikasikanlah cara adaptasi yang dilakukan oleh itik!

Jawab: ...................................................................................................................

...............................................................................................................................

5. Mengapa kaki dan paruh ayam tidak cocok apabila digunakan untuk mencari

makan di tempat yang berair atau berlumpur? Berikan 2 alasannya!

Jawab: ...................................................................................................................

...............................................................................................................................

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

146

6. Jelaskan 2 alasan mengapa makhluk hidup harus beradaptasi dengan

lingkungan!

Jawab:....................................................................................................................

..............................................................................................................................

7. Apakah kamu setuju apabila ayam mencari makanan di tempat berair seperti

itik? Jelaskan minimal 2 alasan!

Jawab:....................................................................................................................

...............................................................................................................................

8. Ketika kamu dan temanmu melihat anak ayam yang tercebur ke dalam bekas

kolam yang berisi air sedalam setengah meter.

a. Apa yang akan kamu lakukan untuk menyelamatkan anak ayam? Sebutkan

minimal 2 cara!

Jawab:...............................................................................................................

..........................................................................................................................

b. Apabila temanmu mengajakmu pergi meninggalkan ayam yang sedang

tercebur dikolam, apa yang akan kamu lakukan? Diandaikan kamu masih

punya banyak waktu. Apakah:

1) Tetap menyelamatkan anak ayam yang tercebur di kolam.

2) Mengikuti temanmu pergi.

Alasan : ............................................................................................................

..........................................................................................................................

c. Apakah tindakan yang kamu lakukan sudah tepat? Berikan minimal 2

alasannya!

Jawab: ..............................................................................................................

..........................................................................................................................

..........................................................................................................................

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

147

9. Sabtu pagi Nina jalan-jalan ke taman bunga bersama ayahnya. Disana banyak

sekali bunga yang sedang mekar. Nina melihat ada kupu-kupu cantik hinggap

di salah satu bunga. Nina meminta ayahnya menangkap kupu-kupu itu untuk

dibawa pulang. Setiba di rumah, Nina meletakan kupu-kupu itu di dalam

wadah besar (seperti sangkar burung yang berisi satu tumbuhan yang tidak

berbunga). Lima hari kemudian Nina mendapati kupu-kupu sudah mati.

Berdasarkan kasus di atas jawablah pertanyaan di bawah!

a. Jelaskan 2 penyebab kupu-kupu tersebut mati terkait makanannya!

Jawab: .............................................................................................................

b. Berdasarkan pengalaman Nina, sebut dan jelaskan 2 alternatif yang bisa

dilakukan agar bisa memelihara kupu-kupu?

Jawab: .............................................................................................................

10. Berikut adalah tipe mulut-mulut serangga

1) tipe mulut penghisap

2) tipe mulut penggigit

3) tipe mulut penusuk-penghisap

Dari tipe mulut di atas:

Manakah tipe mulut yang cocok untuk memakan darah?

Alasan:................................................................................................................

11. Suatu hari ketika hendak makan siang, Andre melihat cecak yang sedang

memakan nasi di meja makan. Andre mencoba untuk menangkap cecak

menggunakan tangannya. Cecak itu tidak berhasil tertangkap, namun Andre

mendapat ekor cecak yang bergerak-gerak terlepas dari tubuh cecak. Cecak

itu lolos dan pergi merayap ke tembok rumah.

Lingkari jawaban yang tepat!

Manakah kalimat-kalimat berikut ini yang benar/salah?

Berikan alasan untuk setiap jawaban yang kamu pilih!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

148

a. Cicak memutuskan ekor untuk mengelabuhi musuhnya ketika terancam.

(Benar/ Salah)

Alasan: ...........................................................................................................

b. Cicak selalu memutuskan ekornya ketika dalam keadaan terancam. (Benar/

Salah)

Alasan: ...........................................................................................................

c. Dalam keadaan yang tidak terlalu terancam, cicak akan menghindar tanpa

harus memutuskan ekornya. (Benar/ Salah)

Alasan: ...........................................................................................................

12. Di bawah ini manakah cara cicak menyelamatkan diri ketika sangat terancam

musuh?

a. Melarikan diri

b. Memutuskan ekor

c. Melawan musuh

Manakah cara yang paling efektif yang dilakukan cicak untuk

menyelamatkan diri?

Alasan: ..............................................................................................................

13. Apa keuntungan dan kerugian cecak memutuskan ekornya? Jelaskan!

Jawab: ..............................................................................................................

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

149

Lampiran 3.2 Kunci Jawaban

1. Dari bacaan tersebut, cara adaptasi yang dilakukan ayam adalah ayam pergi

mencari makanan ke tempat yang kering yaitu halaman rumah dengan

mengais-ngais tanah. Sedangkan itik mencari makanan ke tempat yang becek

dan berlumpur. Kaki ayam dan itik berbeda, kaki ayam tidak memiliki selaput

berbeda dengan kaki itik yang memiliki selaput sehingga itik dapat berenang

di air.

2. Bentuk tubuh unggas

a. Bentuk paruh unggas

No. Nama Hewan Paruh pemakan biji Paruh pencari makan

ditempat becek

1. Ayam √

2. Itik √

3. Angsa √

4. Merpati √

5. Entok √

6. Burung pipit √

7. Burung gereja √

b. Bentuk kaki unggas

No. Nama Hewan Kaki Pejalan Kaki Perenang

1. Ayam √

2. Itik √

3. Entok √

4. Burung unta √

5. Burung Pelikan √

6. Burung Kasuari √

7. Angsa √

3. a. Bentuk paruh ayam pendek, tebal, runcing dan kuat. Bentuk paruh ini

sesuai untuk memakan jenis biji-bijian. Sedangkan paruh bebek berbentuk

seperti sudu dan pangkal bergerigi. Bentuk paruh seperti ini sesuai untuk

mencari makanan di tempat becek, berlumpur, atau di air.

c. Ayam memiliki kaki yang tersusun dari tiga jari menghadap ke depan dan

satu jari bagian belakang yang berukuran lebih pendek. Sedangkan itik

memiliki kaki yang tersusun dari tiga jari menghadap ke depan dan

memiliki selaput disela-sela jarinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

150

4. a. Cara adaptasi yang dilakukan oleh ayam;

- Adaptasi morfologi

Adaptasi morfologi pada ayam berupa bentuk paruh dan kaki. Paruh

ayam berbentuk runcing, pendek dan tebal yang cocok untuk memakan

biji-bijian. Kaki ayam cocok untuk berjalan.

- Adaptasi perilaku

Ayam mencari makan di tempat yang kering dengan mengais-ngais

tanah.

d. Cara adaptasi yang dilakukan oleh itik;

- Adaptasi morfologi

Adaptasi morfologi pada itik berupa bentuk paruh dan kaki. Paruh itik

berbentuk sudu dan bergerigi, sedangkan kakinya berselaput sehingga

membantunya untuk berenang.

- Adaptasi perilaku

Itik mencari makan dengan berenang dan menyaring makanan dari air

dengan paruhnya.

5. Kaki dan paruh ayam tidak cocok apabila digunakan untuk mencari makan

ditempat berair atau berlumpur karena kaki ayam tidak memiliki selaput

seperti itik yang dapat membantu berenang sehingga ayam dapat tenggelam

apabila berada di air dan terperosok di dalam lumpur. Sedangkan paruh ayam

juga tidak cocok untuk mencari makan di tempat yang berair atau berlumpur,

bentuk paruh ayam tidak seperti bentuk paruh itik yang lebar dan bergerigi

serta dapat menyaring makanan di dalam air. Bentuk paruh ayam lebih cocok

digunakan untuk mencari makan di tanah.

6. Makhluk hidup harus beradaptasi dengan lingkungan karena makhluk hidup

harus bertahan pada habitat yang ditempati karena makhluk hidup tidak dapat

mengubah keadaan lingkungan seperti layaknya manusia, misalnya pada

tempat yang dingin manusia dapat membuat penghangat ruangan. Selain itu

makhluk hidup perlu mempertahankan diri dari serangan musuh.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

151

7. Tidak setuju, karena ayam dan itik memiliki paruh yang berbeda, selain itu

ayam dan itik juga memiliki bentuk kaki yang berbeda. Maka dari itu, ayam

tidak dapat mencari makan ditempat berair seperti itik.

8. Ketika kamu dan temanmu melihat anak ayam yang tercebur ke dalam kolam.

Kemudian temanmu meminta kamu untuk menolong anak ayam keluar dari

kolam tersebut.

a. Menolong anak ayam keluar dari kolam dengan cara:

- Menggunakan galah untuk menggiring anak ayam keluar dari kolam.

- Turun ke kolam untuk mengambil anak ayam keluar dari kolam.

b. Apabila teman saya menyuruh saya meninggalkan anak ayam yang

tercebur di kolam sedangkan saya masih mempunyai banyak waktu, maka

saya akan:

1) Tetap menyelamatkan anak ayam yang tercebur di kolam. Karena apa

bila tidak diselamatkan anak ayam tersebut akan mati tenggelam.

c. Ya, tindakan yang saya lakukan sudah tepat karena anak ayam tidak bisa

berenang maka anak ayam tersebut harus diselamatkan. Selain itu apabila

anak ayam dibiarkan, anak ayam tersebut dapat mati tenggelam.

9. Berdasarkan bacaan tersebut maka:

a. Penyebab kupu-kupu tersebut mati terkait makanannya adalah:

Kupu-kupu tersebut mati karena di dalam wadah tidak terdapat bunga

untuk dihisap madunya.

Kupu-kupu tersebut tidak bisa makan daun karena memiliki tipe mulut

penghisap.

Tipe mulut yang bisa digunakan untuk memakan daun adalah tipe mulut

penggigit.

b. Alternatif yang bisa dilakukan agar bisa memelihara kupu-kupu adalah

Mengingat tipe mulut yang dimiliki kupu-kupu adalah tipe mulut penghisap

maka kita dapat memelihara kupu-kupu dengan memberi makan berupa

larutan gula dengan menggunakan spons yang sudah direndam dalam

larutan gula.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

152

Memelihara kupu di taman bunga dalam ruangan sehingga kupu-kupu bisa

makan madu dari bunga tanpa harus membiarkan kupu-kupu tersebut lepas.

10. Tipe mulut yang cocok untuk memakan darah adalah 3) tipe mulut penusuk-

penghisap.

Alasan: Karena nyamuk mempunyai rahang yang runcing dan panjang.

Nyamuk memakai mulutnya untuk mengisap makanan berupa darah manusia

dan hewan. Mulutnya yang berbentuk tabung panjang dan tajam (runcing)

digunakan untuk menusuk kulit manusia dan hewan yang menjadi

sasarannya, dimana makanan tersebut adalah makanan utama dari nyamuk.

Darah akan mudah dihisapnya karena terdapat sedikit lobang akibat

gigitannya.

11. a. Benar.

Alasan: karena cicak memutuskan ekor untuk mengelabuhi musuhnya ketika

dalam keadaan terdesak.

b. Salah

Alasan: karena cicak hanya akan memutuskan ekornya ketika dalam keadaan

terdesak.

c. Benar.

Alasan: karena cicak masih bisa melarikan diri tanpa harus memutuskan

ekornya

12. Cara yang paling efektif yang dilakukan cicak untuk menyelamatkan diri

adalah B. Memutuskan ekor.

Alasan: Karena dengan memutuskan ekor musuh akan terkelabuhi melihat ekor

cicak yang bergerak-gerak dan cicak akan mudah terbebas dari musuh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

153

13. Keuntungan dan kerugian cecak memutuskan ekornya:

- Keuntungan memutuskan ekor adalah cecak akan lebih mudah lepas dari

kejaran musuh karena ekor yang putus mengelabuhi musuh.

- Kerugian memutuskan ekor adalah cecak akan menunggu ekor tumbuh

waktu yang lama. Apabila ketika cecak masih dalam keadaan buntung

bertemu dengan musuh cecak tidak bisa lagi mengelabuhi musuh dengan

memutuskan ekornya, yang bisa dilakukan hanya berlari menghindari

musuh.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

154

Lampiran 3.3 Rubrik Penilaian

No Kemampuan Unsur yang

Terkandung Kriteria Penilaian Skor

No.

Soal

1

Interpretasi Menjelaskan

makna

Jika menyebutkan 2 jawaban dengan

benar dengan penjelasan yang tepat.

4 1

Jika menyebutkan 2 jawaban dengan

benar dengan penjelasan yang kurang

tepat.

3

Jika menyebutkan 1 jawaban yang

benar dengan penjelasan yang tepat.

2

Jika menyebutkan 1 jawaban yang

benar dengan penjelasan yang kurang

tepat.

1

Membuat

kategori

Jika menyebutkan minimal 4 nama

hewan dengan tepat dan 4 penjelasan

dengan tepat.

4 2a

Jika menyebutkan minimal 3 nama

hewan dengan tepat dan 3 penjelasan

dengan tepat.

3

Jika menyebutkan minimal 2 nama

hewan dengan tepat dan 2 penjelasan

dengan tepat.

2

Jika menyebutkan minimal 1 nama

hewan dengan tepat dan 1 penjelasan

dengan tepat.

1

Membuat

kategori

Jika menyebutkan minimal 4 nama

hewan dengan tepat dan 4 penjelasan

dengan tepat.

4 2b

Jika menyebutkan minimal 3 nama

hewan dengan tepat dan 3 penjelasan

dengan tepat.

3

Jika menyebutkan minimal 2 nama

hewan dengan tepat dan 2 penjelasan

dengan tepat.

2

Jika menyebutkan minimal 1 nama

hewan dengan tepat dan 1 penjelasan

dengan tepat.

1

2 Analisis Menguji

gagasan-gagasan

Jika menyebutkan 2 perbedaan

dengan 2 penjelasan yang tepat.

4 3a

Jika menyebutkan 2 perbedaan

dengan 2 penjelasan yang kurang

tepat.

3

Jika menyebutkan 1 perbedaan

dengan 1 penjelasan yang tepat.

2

Jika menyebutkan 1 perbedaan

dengan 1 penjelasan yang kurang

tepat.

1

Menguji

gagasan-gagasan

Jika menyebutkan 2 perbedaan

dengan 2 penjelasan yang tepat.

4 3b

Jika menyebutkan 2 perbedaan

dengan 2 penjelasan yang kurang

tepat.

3

Jika menyebutkan 1 perbedaan

dengan 1 penjelasan yang tepat.

2

Jika menyebutkan 1 perbedaan

dengan 1 penjelasan yang kurang

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

155

tepat.

Menguji

gagasan-gagasan

Jika menyebutkan 2 istilah dengan

tepat dengan 2 penjelasan yang tepat.

4 4a

Jika menyebutkan 2 istilah dengan

tepat dengan 2 penjelasan yang

kurang tepat.

3

Jika menyebutkan 1 istilah dengan

tepat dengan 1 penjelasan yang tepat.

2

Jika menyebutkan 1 istilah dengan

tepat dengan 1 penjelasan yang

kurang tepat.

1

Menguji

gagasan-gagasan

Jika menyebutkan 2 istilah dengan

tepat dengan 2 penjelasan yang tepat.

4 4b

Jika menyebutkan 2 istilah dengan

tepat dengan 2 penjelasan yang

kurang tepat.

3

Jika menyebutkan 1 istilah dengan

tepat dengan 1 penjelasan yang tepat.

2

Jika menyebutkan 1 istilah dengan

tepat dengan 1 penjelasan yang

kurang tepat.

1

3 Evaluasi

Menilai sah

tidaknya

argumen-

argumen

Jika memilih jawaban benar dengan

alasan yang tepat

4 10

Jika memilih jawaban benar dengan

alasan yang kurang tepat

3

Jika memilih jawaban benar dengan

alasan yang tidak tepat

2

Jika memilih jawaban salah dengan

alasan yang tidak tepat

1

Menilai benar

tidaknya suatu

argumen

Jika memilih 3 pernyataan benar dan

2 alasan yang tepat

4 11

Jika memilih 2 pernyataan benar dan

1 alasan yang tepat

3

Jika memilih 3 pernyataan benar

dengan alasan yang salah atau

memilih 1 pernyataan benar dan 1

alasan yang tepat

2

Jika memilih 2 pernyataan benar

dengan alasan yang salah

1

Menilai sah

tidaknya klaim-

klaim

Jika memilih jawaban benar dengan

alasan yang tepat

4 12

Jika memilih jawaban benar dengan

alasan yang kurang tepat

3

Jika memilih jawaban benar dengan

alasan yang tidak tepat

2

Jika memilih jawaban salah dengan

alasan yang tidak tepat

1

4 Inferensi Menarik

kesimpulan

Jika memberikan 2 penjelasan

dengan benar

4 9a

Jika memberikan 1 penjelasan dan 1

penjelasan yang kurang tepat

3

Jika memberikan 1 penjelasan

dengan benar

2

Jika memberikan penjelasan yang 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

156

salah

Menerka

alternatif-

alternatif

Jika memberikan 2 penjelasan

dengan benar

4 9b

Jika memberikan 1 penjelasan dan 1

penjelasan yang kurang

3

Jika memberikan 1 penjelasan

dengan benar

2

Jika memberikan penjelasan yang

salah

1

Menerka

alternatif-

alternatif

Jika menuliskan keuntungan dan

kerugian dengan benar

4 13

Jika menuliskan keuntungan dan

kerugian dengan salah satu jawaban

benar

3

Jika menuliskan keuntungan atau

kerugian dengan benar

2

Jika tidak menuliskan keuntungan

dan kerugian dengan benar

1

5

Eksplanasi Menjelaskan

hasil penalaran.

Jika menyebutkan 2 pokok dengan

tepat dengan 2 penjelasan yang tepat. 4

6

Jika menyebutkan 2 pokok dengan

tepat dengan 2 penjelasan yang

kurang tepat.

3

Jika menyebutkan 1 pokok dengan

tepat dengan 1 penjelasan yang tepat. 2

Jika menyebutkan 1 pokok dengan

tepat dengan 1 penjelasan yang

kurang tepat.

1

Memaparkan

argumen-

argumen yang

digunakan

Jika menjawab dengan tepat dengan

2 penjelasan yang tepat. 4

7

Jika menjawab dengan tepat dengan

1 penjelasan yang tepat. 3

Jika menjawab dengan tepat dengan

2 penjelasan yang kurang tepat. 2

Jika menjawab dengan tepat dengan

1 penjelasan yang kurang tepat. 1

Memaparkan

argumen-

argumen yang

digunakan

Jika menjawab dengan tepat dengan

2 alasan yang tepat. 4 5

Jika menjawab dengan tepat dengan

2 alasan yang kurang tepat. 3

Jika menjawab dengan tepat dengan

1 alasan yang tepat. 2

Jika menjawab dengan tepat dengan

1 alasan yang kurang tepat. 1

6 Regulasi

diri

Refleksi diri Jika memilih jawaban yang lebih

diharapkan dengan alasan yang tepat. 4

8b

Jika memilih jawaban yang lebih

diharapkan dengan alasan yang

kurang tepat.

3

Jika memilih jawaban yang kurang

diharapkan dengan alasan yang tepat. 2

Jika memilih jawaban yang kurang

diharapkan dengan alasan yang 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

157

kurang tepat.

Refleksi diri Jika menjawab dengan tepat dengan

2 alasan yang tepat. 4 8a

Jika menjawab dengan tepat dengan

2 alasan yang kurang tepat. 3

Jika menjawab dengan tepat dengan

1 alasan yang tepat. 2

Jika menjawab dengan tepat dengan

1 alasan yang kurang tepat. 1

Koreksi diri Jika menjawab dengan tepat dengan

2 alasan yang tepat. 4 8c

Jika menjawab dengan tepat dengan

2 alasan yang kurang tepat. 3

Jika menjawab dengan tepat dengan

1 alasan yang tepat. 2

Jika menjawab dengan tepat dengan

1 alasan yang kurang tepat. 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

158

Lampiran 3.4 Hasil Rekap Nilai Expert Judgement

No.

Soal

Validator Komentar (Saran Perbaikan)

1 2 3 Rerata

1 4 4 3 3,67 Validator 1

Soal pada variabel interpretasi sudah sangat baik.

Validator 2

Soal pada variabel interpretasi sudah sangat baik.

Validator 3

Soal pada variabel interpretasi baik.

2 4 3 3 3,33 Validator 1

Soal pada variabel interprestasi sudah sangat baik.

Validator 2

Soal pada variabel interpretasi baik.

Validator 3

Soal pada variabel interpretasi baik.

3a 3 4 3 3,33

Validator 1

Ditambah pertanyaan awal “bagaimana”

Validator 2 :

Soal pada 158ariable analisis sudah sangat baik.

Validator 3 :

Soal pada 158ariable analisis sudah baik.

3b 3 4 3 3,33 Validator 1

Ditambah pertanyaan awal “bagaimana”

Validator 2 :

Soal pada 158ariable analisis sudah sangat baik.

Validator 3 :

Soal pada 158ariable analisis sudah baik.

4a 3 3 3 3 Validator 1 :

Soal pada variabel analisis sudah baik.

Validator 2 :

Soal pada variabel analisis sudah baik.

Validator 3 :

Soal pada variabel analisis sudah baik.

4b 3 3 3 3 Validator 1 :

Soal pada variabel analisis sudah baik.

Validator 2 :

Soal pada variabel analisis sudah baik.

Validator 3 :

Soal pada variabel analisis sudah baik.

5 4 3 3 4,33 Validator 1

Soal pada variabel eksplanasi sudah sangat baik.

Validator 2

Soal pada variabel eksplanasi sudah baik.

Validator 3

Soal pada variabel eksplanasi sudah baik.

6 4 4 3 3,67 Validator 1

Soal pada variabel eksplanasi sudah sangat baik.

Validator 2

Soal pada variabel eksplanasi sudah sangat baik.

Validator 3

Soal pada variabel eksplanasi sudah sangat baik.

7 4 3 3 3,33 Validator 1

Soal pada variabel eksplanasi sudah sangat baik.

Validator 2

Soal pada variabel eksplanasi sudah baik.

Validator 3

Soal pada variabel eksplanasi sudah sangat baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

159

8a 1 3 3 2,33 Validator 1

Saya tidak setuju dengan kunci jawaban dari problem

ini. Alangkah lebih baik kalau mengukur lebih

dahulu dalamnya kolam atau ditambah keterangan

pada soal ceritanya.

Validator 2

Soal pada variabel regulasi diri sudah baik.

Validator 3

Soal pada variabel regulasi diri sudah baik.

8b 2 3 3 2,67 Validator 1

Tergantung terceburnya dimana, kalau di sumur atau

sungai yang deras, atau kolam yang dalam. Kok tiba-

tiba muncul kata kolam.

Validator 2

Soal pada variabel regulasi diri sudah baik.

Validator 3

Soal pada variabel regulasi diri sudah baik.

8c 1 3 3 2,33 Validator 1

Soal pada variabel regulasi diri sangat tidak baik.

Validator 2

Soal pada variabel regulasi diri sudah baik.

Validator 3

Soal pada variabel regulasi diri sudah baik.

9a 2 3 3 2,67 Validator 1

Perlu mengecek umur kupu-kupu berapa lama kupu-

kupu bertahan tanpa makanan.

Validator 2

Soal pada variabel inferensi sudah baik.

Validator 3

Soal pada variabel inferensi sudah baik.

9b 3 3 3 3 Validator 1

Soal pada variabel inferensi sudah baik.

Validator 2

Soal pada variabel inferensi sudah baik.

Validator 3

Soal pada variabel inferensi sudah baik.

10 3 3 3 3 Validator 1

Soal pada variabel evaluasi sudah baik.

Validator 2

Soal pada variabel evaluasi sudah baik.

Validator 3

Soal pada variabel evaluasi sudah baik.

11a 4 3 3 3,33 Validator 1

Soal pada variabel evaluasi sudah sangat baik.

Validator 2

Cicak

Perhatikan penulisan: harus menggunakan istilah

(nama) yang baku!

Validator 3

Soal pada variabel evaluasi sudah baik.

11b 2 3 3 2,67 Validator 1

Soal harusnya dalam bentuk pernyataan.

Validator 2

Soal pada variabel evaluasi sudah baik.

Validator 3

Soal pada variabel evaluasi sudah baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

160

Keterangan :

4 : Sangat baik

3 : Baik

2 : Tidak baik

1 : Sangat tidak baik

Kategori Kelayakan Rerata

Sangat layak 4

Layak perlu perbaikan 2,1 – 3,9

Tidak layak 1 - 2

11c 3 3 3 3 Validator 1

Soal pada variabel evaluasi sudah baik.

Validator 2

Soal pada variabel evaluasi sudah baik.

Validator 3

Soal pada variabel evaluasi sudah baik.

12 4 3 3 3,33 Validator 1

Soal pada variabel evaluasi sudah sangat baik.

Validator 2

Soal pada variabel evaluasi sudah baik.

Validator 3

Soal pada variabel evaluasi sudah baik.

13 4 3 3 3,33 Validator 1

Soal pada variabel inferensi sudah sangat baik.

Validator 2

Soal pada variabel inferensi sudah baik.

Validator 3

Soal pada variabel inferensi sudah baik.

Total

skor

61 64 60

Rerata 3,05 3,2 3 Validator 1

Instrumen penelitian layak diimplementasikan akan tetapi perlu

perbaikan

Validator 2

Instrumen penelitian layak diimplementasikan akan tetapi perlu

perbaikan

Validator 3

Instrumen penelitian layak diimplementasikan akan tetapi perlu

perbaikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

161

Lampiran 3.5 Hasil Analisis SPSS Uji Validitas

3.5.1 Hasil Uji Validitas Setiap Variabel

Total

Total Pearson Correlation 1

Sig. (2-tailed)

N 33

Interpretasi Pearson Correlation .401*

Sig. (2-tailed) .021

N 33

Analisis Pearson Correlation .535**

Sig. (2-tailed) .001

N 33

Evaluasi Pearson Correlation .601**

Sig. (2-tailed) .000

N 33

Inferensi Pearson Correlation .730**

Sig. (2-tailed) .000

N 33

Eksplanasi Pearson Correlation .788**

Sig. (2-tailed) .000

N 33

Regulasi Diri Pearson Correlation .592**

Sig. (2-tailed) .000

N 33

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-

tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-

tailed).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

162

3.5.2 Hasil Uji Validitas Setiap Aspek

3.5.2.1 Validitas Aspek Eksplanasi

Total

Total

Pearson Correlation 1

Sig. (2-tailed)

N 33

Menjelaskan

hasil penalaran

Pearson Correlation .853**

Sig. (2-tailed) .000

N 33

Memaparkan

argumen

Pearson Correlation .873**

Sig. (2-tailed) .000

N 33

Memaparkan

argumen

Pearson Correlation .866**

Sig. (2-tailed) .000

N 33

3.5.2.2 Validitas Aspek Regulasi Diri

Total

Total

Pearson Correlation 1

Sig. (2-tailed)

N 33

Refleksi diri

Pearson Correlation .704**

Sig. (2-tailed) .000

N 33

Refleksi diri

Pearson Correlation .666**

Sig. (2-tailed) .000

N 33

Koreksi diri

Pearson Correlation .776**

Sig. (2-tailed) .000

N 33

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-

tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-

tailed).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

163

Lampiran 3.6 Hasil Analisis SPSS Uji Reliabilitas

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 33 100.0

Excludeda 0 .0

Total 33 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in

the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

.675 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 186: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

164

Lampiran 4.1 Tabulasi Nilai Kemampuan Eksplanasi Kelompok Kontrol dan

Eksperimen

No.

Resp

Pre Kon

Ekp

Post1

Kon

Ekp

Post2

Kon

Ekp

Pre Eks

Ekp

Post1

Eks Ekp

Post2

Eks Ekp

SelPre-

Post1

Kon Ekp

SelPre-

Post1

Eks Ekp

1 2,67 2,67 2,67 1,67 3,33 3,33 ,00 1,66

2 1,33 2,00 1,67 1,00 2,67 2,33 ,67 1,67

3 1,67 2,33 2,33 2,67 3,00 3,33 ,66 ,33

4 2,00 3,00 2,00 2,00 3,67 3,00 1,00 1,67

5 2,19 2,67 2,67 2,33 2,67 3,33 ,48 ,34

6 2,00 2,33 2,33 3,67 3,00 2,33 ,33 -,67

7 2,67 2,33 2,67 1,67 3,00 2,67 -,34 1,33

8 3,00 3,00 3,33 3,00 3,00 3,00 ,00 ,00

9 2,67 3,00 3,33 1,67 3,33 2,33 ,33 1,66

10 1,67 1,67 1,67 2,33 2,67 2,00 ,00 ,34

11 2,00 2,00 2,33 2,00 3,00 3,67 ,00 1,00

12 3,00 2,67 3,00 1,67 3,33 3,33 -,33 1,66

13 2,67 1,67 2,67 1,00 1,67 1,67 -1,00 ,67

14 2,33 3,00 2,67 1,67 2,67 2,67 ,67 1,00

15 1,67 2,00 2,00 1,67 2,67 3,33 ,33 1,00

16 2,00 3,00 2,67 1,67 3,00 2,67 1,00 1,33

17 2,00 3,00 2,00 1,33 2,33 2,33 1,00 1,00

18 3,33 3,67 3,00 2,00 2,00 2,67 ,34 ,00

19 3,00 2,00 1,67 2,00 3,00 2,33 -1,00 1,00

20 2,00 2,67 3,33 1,00 3,00 1,67 ,67 2,00

21 1,33 1,67 2,67 2,67 2,00 2,33 ,34 -,67

22 2,33 2,33 2,33 1,33 4,00 3,67 ,00 2,67

23 2,33 2,33 1,67 2,33 2,00 2,00 ,00 -,33

24 1,67 1,67 3,00 2,33 3,67 2,33 ,00 1,34

25 2,00 2,67 3,00 1,33 1,33 2,73 ,67 ,00

26 2,00 2,00 2,00 2,00 3,00 2,33 ,00 1,00

27 1,67 2,00 1,33 2,00 3,67 3,00 ,33 1,67

28 2,19 2,67 3,33 2,67 3,67 3,33 ,48 1,00

29 2,00 2,67 2,67 3,00 3,00 2,67 ,67 ,00

30 2,19 3,67 3,00 2,67 3,67 3,33 1,48 1,00

31 2,33 3,00 3,00 ,67

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 187: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

165

Lampiran 4.2 Tabulasi Nilai Kemampuan Regulasi Diri Kelompok Kontrol

dan Eksperimen

No.

Resp

Pre Kon

Reg

Post1

Kon

Reg

Post2

Kon

Reg

Pre Eks

Reg

Post1

Eks Reg

Post2

Eks Reg

SelPre-

Post1

Kon Reg

SelPre-

Post1

Eks Reg

1 2,67 3,67 3,67 1,33 2,00 2,33 1,00 ,67

2 2,33 2,33 2,67 2,00 3,00 3,00 ,00 1,00

3 2,00 2,67 2,67 1,33 2,67 1,67 ,67 1,34

4 2,67 2,67 2,67 2,00 1,67 1,67 ,00 -,33

5 2,49 2,67 2,33 1,67 3,33 3,67 ,18 1,66

6 2,00 2,67 3,00 2,33 3,67 3,00 ,67 1,34

7 3,00 3,33 3,00 1,67 2,67 3,00 ,33 1,00

8 3,33 2,67 3,00 2,00 2,67 2,67 -,66 ,67

9 2,67 2,00 2,67 3,00 3,33 3,67 -,67 ,33

10 1,67 2,00 2,33 2,33 3,00 2,67 ,33 ,67

11 3,00 2,00 2,00 1,67 2,67 2,67 -1,00 1,00

12 3,33 2,67 2,67 3,00 3,00 3,00 -,66 ,00

13 1,33 1,67 2,00 2,67 2,00 2,33 ,34 -,67

14 2,67 2,67 2,33 3,00 4,00 2,67 ,00 1,00

15 2,67 1,33 3,00 2,00 3,33 3,00 -1,34 1,33

16 2,00 2,33 2,67 1,67 3,00 1,67 ,33 1,33

17 2,67 2,33 2,00 2,00 3,00 1,67 -,34 1,00

18 3,00 2,67 2,67 2,67 3,33 3,00 -,33 ,66

19 3,00 3,33 3,33 3,00 2,67 2,33 ,33 -,33

20 3,00 3,00 2,67 1,33 2,67 1,67 ,00 1,34

21 1,67 1,67 2,00 3,33 3,00 2,33 ,00 -,33

22 2,67 2,00 2,67 2,33 3,00 2,67 -,67 ,67

23 3,00 3,33 2,67 1,67 2,33 2,00 ,33 ,66

24 2,00 3,00 3,33 2,67 2,67 2,67 1,00 ,00

25 2,33 3,33 3,00 2,33 3,00 2,56 1,00 ,67

26 2,00 1,00 2,33 2,33 3,00 2,33 -1,00 ,67

27 2,67 3,67 3,33 2,67 3,00 2,33 1,00 ,33

28 2,49 2,67 2,33 3,33 3,33 3,33 ,18 ,00

29 2,00 2,33 3,33 1,67 2,33 2,00 ,33 ,66

30 2,49 3,33 3,33 3,00 3,33 2,67 ,84 ,33

31 3,33 3,00 3,00 -,33

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 188: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

166

Lampiran 4.3 Hasil SPSS Uji Normalitas Data

4.3.1 Kemampuan Eksplanasi

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

PreEksKon ,177 30 ,017 ,943 30 ,111

PreEksEkp ,141 30 ,135 ,956 30 ,245

Post1EksKon ,141 30 ,135 ,932 30 ,055

Post1EksEkp ,195 30 ,005 ,935 30 ,065

Post2EksKon ,183 30 ,011 ,936 30 ,069

Post2EksEkp ,160 30 ,048 ,937 30 ,075

SelEksKon ,163 30 ,041 ,945 30 ,127

SelEksEkp ,188 30 ,009 ,956 30 ,240

a. Lilliefors Significance Correction

4.3.2 Kemampuan Regulasi Diri

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

PreRegKon ,169 30 ,028 ,944 30 ,113

PreRegEkp ,137 30 ,161 ,936 30 ,070

Post1RegKon ,161 30 ,045 ,956 30 ,247

Post1RegEkp ,188 30 ,008 ,943 30 ,110

Post2RegKon ,179 30 ,015 ,934 30 ,061

Post2RegEkp ,123 30 ,200* ,937 30 ,075

SelRegKon ,155 30 ,064 ,944 30 ,114

SelRegEkp ,192 30 ,006 ,946 30 ,129

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 189: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

167

Lampiran 4.4. Hasil SPSS Uji Perbedaan Kemampuan Awal

4.4.1 Kemampuan Eksplanasi

Group Statistics

Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

PreEksKonEkp Pretest Eksplanasi

Kontrol 30 2,1860 ,50528 ,09225

Pretest Eksplanasi

Eksperimen 31 2,0219 ,63831 ,11464

Independent Samples Test

Levene's

Test for

Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig.

(2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95%

Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pre

Eks

Kon

Ekp

Equal

variances

assumed

1,29

2 ,260

1,11

1 59 ,271 ,16406 ,14771

-

,13151 ,45964

Equal

variances

not

assumed

1,11

5

56,7

95 ,270 ,16406 ,14715

-

,13062 ,45875

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 190: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

168

4.4.2 Kemampuan Regulasi Diri

Group Statistics

Kelompok N Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

PreKonEksReg Pretest Regulasi Diri

Kontrol 30 2,4940 ,50558 ,09231

Pretest Regulasi Diri

Eksperimen 31 2,3010 ,62820 ,11283

Independent Samples Test

Levene's

Test for

Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig.

(2-

tailed

)

Mean

Differen

ce

Std.

Error

Differen

ce

95%

Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pre

Kon

Eks

Reg

Equal

variances

assumed

2,3

81 ,128 1,319 59 ,192 ,19303 ,14630

-

,09970

,4857

7

Equal

variances not

assumed

1,324 57,12

5 ,191 ,19303 ,14577

-

,09886

,4849

3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 191: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

169

Lampiran 4.5 Hasil SPSS Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan

4.5.1 Kemampuan Eksplanasi

Group Statistics

Kelompok N Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

SelKonEkpEks Selisih Eksplanasi

Kontrol 30 ,2927 ,54624 ,09973

Selisih Eksplanasi

Eksperimen 31 ,8819 ,80059 ,14379

Independent Samples Test

Levene's

Test for

Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig.

(2-

tailed

)

Mean

Differen

ce

Std.

Error

Differen

ce

95%

Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Sel

Kon

Ekp

Eks

Equal

variances

assumed

4,566 ,037 -

3,347 59 ,001 -,58927 ,17606

-

,94156

-

,23698

Equal

variances not

assumed

-

3,367

53,0

95 ,001 -,58927 ,17499

-

,94024

-

,23830

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 192: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

170

4.5.2 Kemampuan Regulasi Diri

Group Statistics

Kelompok N Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

SelKonEksReg Selisih Regulasi Diri

Kontrol 30 ,0730 ,64505 ,11777

Selisih Regulasi Diri

Eksperimen 31 ,5916 ,60667 ,10896

Independent Samples Test

Levene's

Test for

Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig.

(2-

tailed

)

Mean

Differen

ce

Std.

Error

Differen

ce

95%

Confidence

Interval of the

Difference

Lower

Uppe

r

Sel

Kon

Eks

Reg

Equal

variances

assumed

,091 ,763 -

3,236 59 ,002 -,51861 ,16028

-

,83933

-

,1978

9

Equal

variances not

assumed

-

3,232

58,47

7 ,002 -,51861 ,16044

-

,83972

-

,1975

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 193: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

171

Lampiran 4.6 Perhitungan Manual Besar Pengaruh Perlakuan

Effect size kemampuan eksplanasi adalah

sebagai berikut:

Persentase pengaruh penggunaan metode

inkuiri untuk kemampuan eksplanasi:

R2 = r

2

= (0,42)

2

= 0,18

Persentase = R2

=

= 18 %

Effect size kemampuan regulasi diri adalah

sebagai berikut:

Persentase pengaruh penggunaan metode

inkuiri untuk kemampuan regulasi diri:

R2 = r

2

= (0,39)

2

= 0,15

Persentase = R2

=

= 15 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 194: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

172

Lampiran 4.7 Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest

I

4.7.1 Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I

Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I Kemampuan Eksplanasi

Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen

Persentase

%

%

%

%

= 13 %

Persentase

%

%

%

%

= 44 %

Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I Kemampuan Regulasi diri

Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen

Persentase

%

%

%

%

= 3 %

Persentase

%

%

%

%

= 26 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 195: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

173

4.7.2 Perhitungan Persentase Gain Score

4.7.2.1 Tabulasi Gain Score Kemampuan Eksplanasi

4.7.2.2 Perhitungan Persentase Gain Score ≥ 1,24 Kemampuan Eksplanasi

Kelompok Kontrol

Kelompok Eksperimen

Frekuensi gain score ≥ 1,24 adalah 1 siswa.

Persentase

%

%

%

= 3 %

Frekuensi gain score ≥ 1,24 adalah 11 siswa.

Persentase

%

%

%

= 35,48 %

Kelompok Kontrol

Gain Score f

1,48 1

1,00 3

0,67 5

0,66 1

0,48 2

0,34 2

0,33 4

0,00 8

-0,33 1

-0,34 1

-1,00 2

Kelompok Eksperimen

Gain Score f

2,67 1

2,00 1

1,67 3

1,66 3

1,34 1

1,33 2

1,00 8

0,67 2

0,34 2

0,33 1

0,00 4

-0,33 1

-0,67 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 196: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

174

4.7.2.3 Tabulasi Gain Score Kemampuan Regulasi Diri

4.7.2.4 Perhitungan Persentase Gain Score ≥ 1,17 Kemampuan Regulasi Diri

Kelompok Kontrol

Kelompok Eksperimen

Frekuensi gain score ≥ 1,17 adalah 0 siswa.

Persentase

%

%

%

= 0 %

Frekuensi gain score ≥ 1,17 adalah 6 siswa.

Persentase

%

%

%

= 19,35 %

Kelompok Kontrol

Gain Score f

1,00 4

0,84 1

0,67 2

0,34 1

0,33 6

0,18 2

0,00 5

-0,33 1

-0,34 1

-0,66 2

-0,67 2

-1,00 2

-1,34 1

Kelompok Eksperimen

Gain Score f

1,66 1

1,34 3

1,33 2

1,00 5

0,67 6

0,66 3

0,33 3

0,00 3

-0,33 4

-0,67 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 197: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

175

Lampiran 4.8 Hasil Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I

4.8.1 Kemampuan Eksplanasi

4.8.1.1 Hasil SPSS Uji Signfikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Post1EksKon 2,4787 30 ,55169 ,10072

PreEksKon 2,1860 30 ,50528 ,09225

Pair 2 Post1EksEkp 2,9039 31 ,62812 ,11281

PreEksEkp 2,0219 31 ,63831 ,11464

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Post1EksKon & PreEksKon 30 ,469 ,009

Pair 2 Post1EksEkp & PreEksEkp 31 ,201 ,279

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed) Mean

Std.

Deviatio

n

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair

1

Post1EksKo

n -

PreEksKon

,29267 ,54624 ,09973 ,08870 ,49664 2,935 29 ,006

Pair

2

Post1EksEk

p -

PreEksEkp

,88194 ,80059 ,14379 ,58828 1,1755

9 6,133 30 ,000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 198: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

176

4.8.1.2 Perhitungan Manual Besar Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I

Eksplanasi Kelompok Kontrol dan Eksperimen

Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen

Persentase = R2

= r2

= (0,48) 2

= 0,23

= 23

Persentase = R2

= r2

= (0,75) 2

= 0,57

= 57

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 199: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

177

4.8.2 Kemampuan Regulasi Diri

4.8.2.1 Hasil SPSS Uji Signfikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Post1RegKon 2,5670 30 ,66747 ,12186

PreRegKon 2,4940 30 ,50558 ,09231

Pair 2 Post1RegEkp 2,8926 31 ,48900 ,08783

PreRegEkp 2,3010 31 ,62820 ,11283

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Post1RegKon & PreRegKon 30 ,422 ,020

Pair 2 Post1RegEkp & PreRegEkp 31 ,432 ,015

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed) Mean

Std.

Deviatio

n

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 Post1RegKon

- PreRegKon ,07300 ,64505 ,11777 -,16786 ,31386 ,620 29 ,540

Pair 2 Post1RegEkp

- PreRegEkp ,59161 ,60667 ,10896 ,36908 ,81414

5,43

0 30 ,000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 200: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

178

4.8.2.2 Perhitungan Manual Besar Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I

Regulasi Diri Kelompok Kontrol dan Eksperimen

Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen

1

Persentase = R2

= r2

= (0,10) 2

= 0,01

= 1

70

Persentase = R2

= r2

= (0,70) 2

= 0,49

= 49

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 201: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

179

Lampiran 4.9 Hasil SPSS Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I

4.9.1 Kemampuan Eksplanasi

4.9.1.1 Uji Korelasi Kelompok Kontrol

Correlations

PreEksKon Post1EksKon

PreEksKon Pearson Correlation 1 ,469**

Sig. (2-tailed) ,009

N 30 30

Post1EksKon Pearson Correlation ,469**

1

Sig. (2-tailed) ,009

N 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

4.9.1.2 Uji Korelasi Kelompok Eksperimen

Correlations

PreEksEkp Post1EksEkp

PreEksEkp Pearson Correlation 1 ,201

Sig. (2-tailed) ,279

N 31 31

Post1EksEkp Pearson Correlation ,201 1

Sig. (2-tailed) ,279

N 31 31

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 202: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

180

4.9.2 Kemampuan Regulasi Diri

4.9.2.1 Uji Korelasi Kelompok Kontrol

Correlations

PreRegKon Post1RegKon

PreRegKon Pearson Correlation 1 ,422*

Sig. (2-tailed) ,020

N 30 30

Post1RegKon Pearson Correlation ,422* 1

Sig. (2-tailed) ,020

N 30 30

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

4.9.2.2 Uji Korelasi Kelompok Eksperimen

Correlations

PreRegEkp Post1RegEkp

PreRegEkp Pearson Correlation 1 ,432*

Sig. (2-tailed) ,015

N 31 31

Post1RegEkp Pearson Correlation ,432* 1

Sig. (2-tailed) ,015

N 31 31

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 203: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

181

Lampiran 4.10 Hasil Uji Retensi Perlakuan

4.10.1 Kemampuan Eksplanasi

4.10.1.1 Hasil SPSS Uji Retensi Perlakuan

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Post2EksKon 2,5003 30 ,57166 ,10437

Post1EksKon 2,4787 30 ,55169 ,10072

Pair 2 Post2EksEkp 2,7326 31 ,55346 ,09940

Post1EksEkp 2,9039 31 ,62812 ,11281

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Post2EksKon &

Post1EksKon 30 ,481 ,007

Pair 2 Post2EksEkp &

Post1EksEkp 31 ,477 ,007

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed) Mean

Std.

Deviatio

n

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair

1

Post2EksKon

-

Post1EksKon

,02167 ,57247 ,10452 -,19210 ,23543 ,207 29 ,837

Pair

2

Post2EksEkp

-

Post1EksEkp

-

,17129 ,60766 ,10914 -,39418 ,05160

-

1,569 30 ,127

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 204: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

182

4.10.1.2 Perhitungan Persentase Peningkatan Skor Pretest I ke Posttest II

Persentase Peningkatan Rerata Pretest I ke Posttest II Kemampuan Eksplanasi

Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen

Persentase

%

%

%

%

= -1 %

Persentase

%

%

%

%

= -6 %

4.10.2 Kemampuan Regulasi Diri

4.10.2.1 Hasil SPSS Uji Retensi Perlakuan

4.10.2.2 Perhitungan Persentase Peningkatan Skor Pretest I ke Posttest II

Persentase Peningkatan Rerata Pretest I ke Posttest II Kemampuan Eksplanasi

Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen

Persentase

%

%

%

%

= 6 %

Persentase

%

%

%

%

= -11 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 205: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

183

Lampiran 4.11 Transkrip Wawancara Siswa

4.11.1 Wawancara I Siswa A Sebelum Perlakuan

Hari/Tanggal: Senin, 24 Oktober 2016

Bari

s

Wawancara I Keterangan

1 P : Apakah kamu senang belajar IPA? Mengapa?

2 S

A

: Ya, senang Senang

belajar IPA

(W1 SA B2)

3 P : Biasanya, bagaimana cara gurumu mengajar IPA?

4 S

A

: Biasanya mencatat, guru menjelaskan Metode

ceramah

sering

digunakan

(W1 SA B4)

5 P : Apakah kamu merasa senang ketika gurumu mengajar IPA

dengan metode ceramah? Mengapa?

7 S

A

: Ya, senang. Senang

metode

ceramah

8 P : Apakah sebelumnya gurumu pernah mengajarkan materi IPA

dengan metode lain (selain ceramah)?

10 S

A

: Em, pernah waktu kelas IV. Pernah dengan percobaan. Pernah

melakukan

dengan

percobaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 206: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

184

4.11.2 Wawancara II Siswa A Sesudah Perlakuan

Hari/Tanggal: Kamis, 1 Desember 2016

Baris Wawancara ke-2 Keterangan

1 P : Bagaimana perasaanmu saat belajar IPA menggunakan model

Problem Based Learning?

3 S

A

: Senang PBL

menyenangk

an (W2 SA

B3)

4 P : Apakah sebelumnya sudah pernah belajar dengan

menggunakan model Problem Based Learning?

6 S

A

: Belum Belum

pernah

belajar

menggunaka

n PBL

7 P : Apakah model Problem Based Learning membantumu dalam

memahami materi? Mengapa?

9 S

A

: Membantu, lebih mudah dipahami PBL

mempermud

ah

(W2 SA B9)

10 P : Kamu lebih mudah memahami materi pelajaran ketika Pak

Martinus menggunakan model Problem Based Learning atau

ketika tidak menggunakan model Problem Based Learning?

13 S

A

: Lebih mudah memahami materi pelajaran dengan

pembelajaran seperti kemarin

PBL

mempermud

ah

(W2 SA

B13)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 207: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

185

4.11.3 Wawancara I Siswa B Sebelum Perlakuan

Hari/Tanggal: Senin, 24 Oktober 2016

Baris Wawancara I Keterangan

1 P : Apakah kamu senang belajar IPA? Mengapa?

2 S

A

: Senang, karena membantu mengetahui tentang tumbuhan dan hewan. Senang belajar

IPA (W1 SB

B2)

3 P : Biasanya, bagaimana cara gurumu mengajar IPA?

4 S

A

: Dengan menjelaskan dan mencatat. Metode

ceramah

sering

digunakan

(W1 SB B4)

5 P : Apakah kamu merasa senang ketika gurumu mengajar IPA dengan

metode ceramah? Mengapa?

7 S

A

: Ya, biasanya seperti itu. Senang

metode

ceramah

8 P : Apakah sebelumnya gurumu pernah mengajarkan materi IPA dengan

metode lain (selain ceramah)?

10 S

A

: Em, pernah tapi jarang . Dulu pernah sekali dengan melakukan

percobaan.

Pernah

melakukan

dengan

percobaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 208: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

186

4.11.4 Wawancara II Siswa B Sesudah Perlakuan

Hari/Tanggal: Kamis, 1 Desember 2016

Baris Wawancara ke-2 Keterangan

1 P : Bagaimana perasaanmu saat belajar IPA menggunakan model

Problem Based Learning?

3 S

A

: Senang PBL

menyenangkan

(W2 SB B3)

4 P : Apakah sebelumnya sudah pernah belajar dengan

menggunakan model Problem Based Learning?

6 S

A

: Belum pernah. Belum pernah

belajar

menggunakan

PBL

7 P : Apakah model Problem Based Learning membantumu dalam

memahami materi? Mengapa?

9 S

A

: Nggak tau. Lebih mudah dipahami. PBL

mempermudah

(W2 SB B9)

10 P : Kamu lebih mudah memahami materi pelajaran ketika Pak

Martinus menggunakan model Problem Based Learning atau

ketika tidak menggunakan model Problem Based Learning?

14 S

A

: Lebih senang dengan pembelajaran seperti kemarin, lebih

mudah dipahami

PBL

menyenangkan

(W2 SB B14)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 209: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

187

4.11.5 Wawancara I Siswa C Sebelum Perlakuan

Hari/Tanggal: Senin, 24 Oktober 2016

Bari

s

Wawancara I Keterangan

1 P : Apakah kamu senang belajar IPA? Mengapa?

2 S

A

: Senang, bisa belajar adaptasi hewan. Senang

belajar IPA

(W1 SC B2)

3 P : Biasanya, bagaimana cara gurumu mengajar IPA?

4 S

A

: Biasanya menerangkan dan mencatat. Metode

ceramah

sering

digunakan

(W1 SC B4)

5 P : Apakah kamu merasa senang ketika gurumu mengajar IPA

dengan metode ceramah? Mengapa?

7 S

A

: Senang, bisa belajar. Senang

metode

ceramah

8 P : Apakah sebelumnya gurumu pernah mengajarkan materi IPA

dengan metode lain (selain ceramah)?

10 S

A

: Dulu pernah, tapi jarang. Pernah belajar

dengan

metode selain

ceramah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 210: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

188

4.11.6 Wawancara II Siswa C Sesudah Perlakuan

Hari/Tanggal: Kamis, 1 Desember 2016

Baris Wawancara ke-2 Keterangan

1 P : Bagaimana perasaanmu saat belajar IPA menggunakan model

Problem Based Learning?

3 S

A

: Senang. Seru. PBL

menyenangkan

(W2 SC B3)

4 P : Apakah sebelumnya sudah pernah belajar dengan

menggunakan model Problem Based Learning?

6 S

A

: Jarang Jarang

menggunakan

PBL

7 P : Apakah model Problem Based Learning membantumu dalam

memahami materi? Mengapa?

9 S

A

: Membantu, karena dengan pembelajaran itu bisa menambah

pengetahuan dengan tahu langsung hewannya.

PBL

mempermudah

(W2 SC B9-10)

11 P : Kamu lebih mudah memahami materi pelajaran ketika Pak

Martinus menggunakan model Problem Based Learning atau

ketika tidak menggunakan model Problem Based Learning?

14 S

A

: Lebih mudah memahami materi pelajaran dengan

pembelajaran seperti kemarin

PBL

mempermudah

(W2 SC B14-15)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 211: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

189

Lampiran 4.12 Transkrip Wawancara Guru

Hari/Tanggal: Kamis, 1 Desember 2016

Baris Wawancara ke-1 Keterangan

1 P : Metode apa yang selama ini bapak gunakan ketika mengajar mata

pelajaran IPA di kelas V?

3 G : Kebanyakan kalau aku ceramah, diskusi itu cuma untuk akhir pas

terakhir saya menerangkan. Contohnya satu bab, saya ceramah dulu

bla bla bla berapa pertemuan tiga kali, terakhir saya diskusi.

Sering

menggunakan

metode ceramah

(W G B3-5)

6 P : Mengapa bapak memilih menggunakan metode tersebut?

7 G : Karena yang pertama, anaknya banyak. Kalau kemampuan

waktunya untuk menggunakan strategi-strategi seperti itu tidak

cukup.

Siswa terlalu

banyak dan

waktu kurang

(W G B7-8)

9 P : Bagaimana tanggapan bapak mengenai penerapan model Problem

Based Learning dalam penelitian kami?

11 G : Kalau saya bagus, tapi anu mbak, untuk masalah materi, kelas V

kan materinya banyak, kalau per sub satu pertemuan seperti

serangga dan lain-lain itu menurut RPP saklek gak jadi. Itu sebagai

catatan kalau mengajar saklek RPP waktunya tidak cukup.

PBL bagus (W

G B11-14)

15 P : Apakah sebelumnya bapak sudah menggunakan model Problem

Based Learning dalam mengajar mata pelajaran IPA?

17 G : Sudah, awal-awal sudah. Sudah pernah

menggunakan

PBL (W G B17)

18 P : Menurut bapak jika menggunakan model Problem Based Learning

dalam mengajar mata pelajaran IPA, apakah pembelajaran di kelas

menjadi lebih efektif atau malah sebaliknya?

21 G : Lebih efektif, terutama untuk pembelajaran IPA yang materinya

agak banyak, menggunakan Based Learning bagus.

PBL lebih

efektif (W G

B21-22)

23 P : Bagaimana perbedaan antara kelas eksperimen (V A) yang

menggunakan model Problem Based Learning dengan kelas

kontrol (V B) yang tidak menggunakan model Problem Based

Learning?

26 G : Anaknya lebih enjoy dengan menggunakan media. Kalau metode

ceramah itu biasanya salah satu bisa, tetapi bagian belakang itu

jarang mendengarkan.

Siswa lebih

enjoy

menggunakan

PBL (W G B26-

28)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 212: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

190

Lampiran 5.1 Foto-Foto Kegiatan Pembelajaran

5.1.1 Pembelajaran Kelompok Eksperimen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 213: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

191

5.1.2 Pembelajaran Kelompok Kontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 214: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

192

Lampiran 5.2 Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 215: core.ac.uk · PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

193

CURRICULUM VITAE

Bernadeta Cahya Ambar Murniwati merupakan anak

kedua dari pasangan Vincetius Parman dan Anastasia Sri

Endang Setyowati. Lahir di Klaten pada tanggal 19 Juli

1995. Pendidikan dimulai dari TK Pertiwi III Kemudo,

pada tahun 2000-2001 kemudian pendidikan dilanjutkan

di Sekolah Dasar Negeri I Kemudo pada tahun 2001-

2007. Peneliti melanjutkan pendidikan di Sekolah

Menengah Pertama Negeri 1 Prambanan pada tahun

2007 sampai tahun 2010. Peneliti kemudian menempuh

pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri I

Jogonalan pada tahun 2010 dan lulus pada tahun 2013.

Peneliti melanjutkan pendidikan di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

Dasar, Universitas Sanata Dharma pada tahun 2013. Selama menempuh

pendidikan di Universitas Sanata Dharma banyak kegiatan kemahasiswaan yang

telah diikuti. Kegiatan-kegiatan tersebut diantaranya sebagai berikut:

No Nama Kegiatan Tahun Peran

1 Creative or Die-Create Your Creativity with Kapal

Api

2014 Peserta

2 English Club Program 2013-2015 Peserta

3 Inisiasi FKIP Sanata Dharma (INFISA) 2013 Peserta

4 Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa I 2014 Peserta

5 Comunity Service Learning 2015 Peserta

6 Kursus Pembina Pramuka Mahir Dasar (KMD) 2014 Peserta

7 Inisiasi Mahasiswa Baru PGSD (Insipro PGSD) 2013 2013 Peserta

8 Kepanitiaan Visualisasi Kisah Sengsara Yesus Kristus 2013 Anggota

Seksi

9 Week-end Moral 2013 Peserta

10 Having participated in the Seminar “Reinventing

Childhood Education”

2013 Peserta

11 Seminar Love Datting and Sex 2013 Peserta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI