23
BAB I PENDAHULUAN Cerebral palsy adalah suatu gangguan atau kelainan yang terjadi pada kurun waktu dalam masa perkembangan anak, dimana terjadi kerusakan sel-sel motorik di dalam susunan saraf pusat, bersifat kronik dan tidak progresif.Walaupun bersifat statis dan tidak progresif, tetapi perkembangan tanda-tanda neuron perifer akan berubah akibat maturasi serebral. Yang pertama kali memperkenalkan penyakit ini adalah William John Little (1843), yang menyebutnya dengan istilah cerebral diplegia, sebagai akibat prematuritas atau asfiksianeonatorum. Sir William Olser adalah orang yang pertama kali memperkenalkan istilah cerebral palsy, sedangkan Sigmund Freud menyebutnya dengan istilah Infantile cerebral paralysis. Di Indonesia, prevalensi penderita cerebral palsy diperkirakan sekitar 1 – 5 per 1.000 kelahiran hidup. Laki–laki lebih banyak daripada perempuan. Seringkali terdapatpada anak pertama. Hal ini mungkin dikarenakan kelahiran pertama lebih seringmengalami kelahiran macet. Angka kejadiannya lebih tinggi pada bayi berat

CP Sandhy

Embed Size (px)

DESCRIPTION

cp

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

Cerebral palsyadalah suatu gangguan atau kelainan yang terjadi pada kurun waktu dalam masa perkembangan anak, dimana terjadi kerusakan sel-sel motorik di dalam susunan saraf pusat, bersifat kronik dan tidak progresif.Walaupun bersifat statis dan tidak progresif, tetapi perkembangan tanda-tanda neuron perifer akan berubah akibat maturasi serebral.

Yang pertama kali memperkenalkan penyakit ini adalah William John Little (1843), yang menyebutnya dengan istilahcerebral diplegia, sebagai akibat prematuritas atau asfiksianeonatorum. Sir William Olser adalah orang yang pertama kali memperkenalkan istilahcerebral palsy, sedangkan Sigmund Freud menyebutnya dengan istilahInfantile cerebral paralysis.

Di Indonesia, prevalensi penderita cerebral palsy diperkirakan sekitar 1 5 per 1.000 kelahiran hidup. Lakilaki lebih banyak daripada perempuan. Seringkali terdapatpada anak pertama. Hal ini mungkin dikarenakan kelahiran pertama lebih seringmengalami kelahiran macet. Angka kejadiannya lebih tinggi pada bayi berat badan lahir rendah dan kelahiran kembar. Umur ibu seringkali lebih dari 40 tahun, terlebihlagi pada multipara.

Walaupun sulit, etiologicerebral palsyperlu diketahui untuk tindakan pencegahan. Fisioterapi dini memberi hasil baik, namun adanya gangguan perkembangan mental dapat menghalangi tercapainya tujuan pengobatan.

Winthrop Phelps menekankan pentingnya pendekatan multi disiplin dalam penanganan penderitacerebral palsy, seperti disiplin anak, saraf, mata, THT, bedah tulang, bedah saraf, psikologi, ahli wicara, fisioterapi, pekerja sosial, guru sekolah Iuar biasa. Di samping itu juga harus disertakan peranan orang tua dan masyarakat.

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN

Nama: An. MS

Tanggal Lahir/ Umur: 2 November 2013 ( 1 tahun 4 bulan)

Jenis kelamin : Laki-laki

Alamat: Desa Tulo

Tanggal pemeriksaaan: 11 Februari 2015

II. ANAMNESIS

Keluhan Utama: Lemah seluruh badan

Riwayat Penyakit Sekarang

Lemah seluruh badan dirasakan 8 bulan yang lalu. Lemah dirasakan secara mendadak setelah anak mengalami kejang. Sampai saat ini pasien belum bisa mengangkat kepala. Anak juga belum bisa membalikkan badan dan tengkurap. Gerakan anak juga tidak aktif, dan anak belum bias berjalan, pasien juga mengalami sesak, Bab : biasa, Bak : Lancar

Riwayat Penyakit Terdahulu

Pada saat setelah lahir pasien mengalami kejang-kejang dengan interval waktu 15 menit secara berulang-ulang. Kejang timbul diseluruh tubuh, dan pasien dirawat dikamar bayi 1 bulan

Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada keluarga yang mengalami hal yang sama

Riwayat Kehamilan & Kelahiran

Saat hamil, ibu pasien sering mengalami demam. Riwayat minum obat-obatan selama hamil disangkal.

Lahir secara spontan di rumah sakit. Saat lahir bayi tidak langsung menangis, berat badan lahir 2000 gram. Lahir belum cukup bulan (8 bulan).

Anamnesis makanan

Pasien mendapatkan ASI sampai umur 8 bulan

Umur 7 bulan sampai sekarang diberikan bubur saring dan susu formula.

III. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : Sakit sedang, kesadaran compos mentis

BB:8 kg

TB: 97 cm

Status Gizi: Gizi kurang

Vital Sign

Nadi:116x/menit

Pernapasan :30x/menit

Suhu:360 C

Kepala

Wajah : Normocephal

Deformitas : Tidak ada kelainan

Rambut : Hitam

Mata : - Konjungtiva: Tidak anemis

Sclera : Tidak ikterik

Pupil : Isokor

Leher

Kelenjar Getah Bening : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening

Tiroid: Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

Tonsil: T1-T1

Faring: Tidak hiperemis

Massa lain: Tidak terdapat massa lain

Thoraks

Inspeksi : Simetris dada kiri dan kanan, ada retraksi

Palpasi : Vokal fremitus normal

Perkusi: Sonor

Auskultasi : Bunyi napas bronkhovesikuler, tidak ada bunyi napas tambahan

Jantung

Inspeksi: Ictus cordis tidak tampak pada ICS V linea midclavicularis

Palpasi: Ictus cordis teraba pada ICS V midclavicularis

Perkusi : Jantung dalam batas normal

Auskultasi : Bunyi jantung I dan II murni reguler

Bunyi tambahan tidak ada

Abdomen

Inspeksi: Kesan gembung,tidak tampak massa

Auskultasi: Peristaltik usus (+), kesan normal

Perkusi: Timpani

Palpasi : Tidak ada massa, nyeri tekan tidak ada, tidak ada organomegali

Anggota gerak

Atas : Akral hangat, lengan sulit ditekuk

Bawah : Akral hangat, tungkai kaku dan sulit ditekuk

Laboratorium

WBC: 13 x 103 /L

RBC: 15,7 x 106 /L

HB: 12,6 g/dL

HCT: 39,3 %

PLT: 666 x 103/L

Resume

Seorang anak laki-laki, umur 1 tahun 4 bulan,masuk dengan keluhan lemah seluruh badan. Lemah seluruh badan dirasakan 8 bulan yang lalu. Lemah dirasakan secara mendadak setelah. Sampai saat ini pasien belum bisa mengangkat kepala, membalikkan badan dan tengkurap. Gerakan anak juga tidak aktif. Dan pasien belum bias berjalan. Pasien juga mengalami sesak. Pada pemeriksaan fisik didapatkan status gizi kurang , ada retraksi, leher pasien lemah, kaku pada lengan dan ke-2 tungkai.

Diagnosis Kerja

Cerebral Palsy

Penatalaksanaan

IVFD RL 10 tpm

Inj. Ceftriaxone 200 mg/12jam/IV

Neurobion 1 mg drips/ 24 jam

Prolakta baby 1x1

Fisioterapi

Anjuran

CT scan

Elektroensefalogram (EEG)

Elektromiografi (EMG) dan Nerve Conduction Velocity (NCV)

MRI

Pungsi Lumbal

Follow Up

No

Tanggal dan Jam

Vital Sign

Follow Up

1

12 februari 2015

Hari ke 2

N :114 x/menit

P : 22 x/menit

S : 36,5 C

S : Panas (-), batuk (+), kejang (-), sesak (-), BAK Lancar, BAB Biasa.

O : KU sakit sedang, ekstremitas : akral hangat. Atas (N/N), bawah : (1/1)

A : Cerebral palsy + susp BP

P :

IVFD RL 10 tpm

Inj. Ceftriaxone 200mg/12jam/IV

L-bio 1dd1 sachet

Prolakta baby 1dd1

Ambroxol 3,5 mg

| 3 dd 1 pulv

Fisioterapi

2

13 Februari 2015

Hari ke 3

N :104 x/menit

P : 21 x/menit

S : 36,5 C

S : Panas (-), batuk (+), kejang (-), sesak (-), BAK Lancar, BAB Biasa.

O : KU sakit sedang, ekstremitas : akral hangat. Atas (N/N), bawah : (1/1)

A : Cerebral Palsy + BP

P :

IVFD RL 8 tpm

Inj. Ceftriaxone 200 mg/12 jam/ IV

L-Bio 1 dd 1 sachet

Ambroxol 3,5 mg

| 3 dd 1 pulv

Fisioterapi

3

14 Februari 2015

Hari ke 4

N : 95 x/menit

P : 22 x/menit

S : 36 C

S : Panas (-), Batuk (+), Sesak (-), Kejang (-), BAK Lancar, BAB Biasa.

O : KU Sakit sedang, ektremitas : akral hangat. Atas (N/N), Bawah (1/1)

A :Cerebral Palsy + BP

P :

IVFD RL 8 tpm

Inj. Ceftriaxone 200 mg/12 jam/ IV

Inj. Gentamicin 20 mg /12 jam/IV

L-Bio 1 dd 1 sachet

Ambroxol 3,5 mg

| 3 dd 1 pulv

Fisioterapi

4

15 Februari 2015

Hari ke 5

N :108 x/menit

P : 20 x/menit

S : 37 C

S : Panas (-), Batuk (+), Sesak (-), Rhonchi (+/+), Kejang (-), BAK Lancar, BAB Biasa.

O : KU Sakit sedang, ektremitas : akral hangat. Atas (N/N), Bawah (1/1)

A :Cerebral Palsy + BP

P :

IVFD RL 8 tpm

Inj. Ceftriaxone 200 mg/12 jam/ IV

Inj. Gentamicin 20 mg /12 jam/IV

L-Bio 1 dd 1 sachet

Puyer batuk

Ambroxol 3,5 mg

Salbutamol 0,5 mg

Histapan 3 mg

Metil prednisone (4mg) 1/8 tab

| 3 dd 1 pulv

Fisioterapi

5

16 Februari 2015

Hari ke 6

N :108 x/menit

P : 22 x/menit

S : 36 C

S : Panas (-), Batuk (+), Sesak (-), Rhonchi (+/+), Kejang (-), BAK Lancar, BAB Biasa.

O : KU Sakit sedang, ektremitas : akral hangat. Atas (N/N), Bawah (1/1)

A :Cerebral Palsy + BP

P :

IVFD RL 8 tpm

Inj. Ceftriaxone 200 mg/12 jam/ IV

Inj. Gentamicin 20 mg /12 jam/IV

L-Bio 1 dd 1 sachet

Puyer batuk

Ambroxol 3,5 mg

Salbutamol 0,5 mg

Histapan 3 mg

Metil prednisone (4mg) 1/8 tab

| 3 dd 1 pulv

Fisioterapi

Pasien diperbolehkan untuk pulang

DISKUSI

Cerebral palsy adalah sekelompok gangguan non progresif akibat kerusakan otak yang terjadi selama kehamilan (fetus) maupun pada awal kehidupan (bayi) dan ditandai oleh adanya paralisis, spastik, atau gangguan pergerakan atau postur tubuh (gangguan koordinasi atau keseimbangan).1, 2, 3

Klasifikasi Cerebral palsy terbagi sebagai berikut :

1. Berdasarkan gangguan motorik

a. Spastik, merupakan bentuk yang terbanyak (70-80%), ditandai dengan tonus otot yang hipertonik selama gerakan volunter, otot mengalami kekakuan dan secara permanen kontraktur serta melawan untuk bergerak. Pada anak-anak yang mengalami tipe ini harus bekerja keras untuk berjalan dan bergerak. Jika kedua tungkai mengalami spastisitas, pada saat seseorang berjalan, kedua tungkai tampak bergerak kaku dan lurus. Gambaran klinis ini membentuk karakterisitik berupa ritme berjalan yang dikenal dengan scissor gait.2,6

b. Atetoid/diskinetik,ditandai dengan timbulnya gerakan-gerakan involunter pada tubuh. Cerebral palsytipe atetoid terjadi pada 10%-15% penderita cerebral palsy. Anak yang mengalami tipe ini mempunyai gerakan-gerakan yang tidak terkontrol. Gerakan ini tidak dapat dicegah sehingga dapat mengganggu aktivitas. Gerakan abnormal ini mengenai tangan, kaki, lengan atau tungkai dan pada sebagian besar kasus otot muka dan lidah, menyebabkan anak tampak selalu menyeringai dan selalu mengeluarkan air liur. Gerakan sering meningkat selama periode peningkatan stress dan hilang pada saat tidur. Penderita juga mengalami masalah koordinasi otot lidah.2,6

c. Ataksia, gangguan koordinasi dan keseimbangan. Jarang dijumpai,