Upload
muhammad-kholid-firdaus
View
212
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
d
Citation preview
Presentasi Kasus 1
KERATITIS OKULAR DEKSTRA
Oleh :
Dante Yustisia
H1A 008 035
DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK
MADYA
BAGIAN ILMU PENYAKIT MATA
RUMAH SAKIT UMUM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
2012
Pendahuluan
Kornea merupakan bagian anterior dari mata, yang merupakan bagian dari
media refraksi. Kornea juga berfungsi sebagai membran pelindung dan jendela yang
dilalui berkas cahaya menuju retina. Kornea terdiri atas lima lapis yaitu epitel,
membran bowman, stroma, membran descemet, dan endotel. Endotel lebih penting
daripada epitel dalam mekanisme dehidrasi dan cedera kimiawi atau fisik pada
endotel jauh lebih berat daripada cedera pada epitel. Kerusakan sel-sel endotel
menyebabkan edema kornea dan hilangnya sifat transparan. Sebaliknya cedera pada
epitel hanya menyebabkan edema lokal sesaat pada stroma kornea yang akan
menghilang bila sel-sel epitel itu telah beregenerasi.
Keratitis adalah suatu peradangan kornea yang disebabkan oleh bakteri,virus,
dan jamur. Keratitis dapat diklasifikasikan berdasarkan lapis kornea yang terkena
seperti keratitis superfisial dan profunda, atau berdasarkan penyebabnya yaitu
keratitis karena berkurangnya sekresi air mata, keratitis karena keracunan obat,
keratitis reaksi alergi, infeksi, reaksi kekebalan, reaksi terhadap konjungtivitis
menahun.
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. “NN”
Usia : 6 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Kekait, Gunung Sari
Agama : Islam
Tanggal pemeriksaan : Kamis, 14 Juni 2012
II. ANAMNESA
a) Keluhan Utama :
Mata kanan merah dan palpebra bengkak
b) Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke poliklinik mata RSUP NTB dengan keluhan mata
kanannya merah dan palpebranya bengkak sejak 1 minggu yang lalu.
Pasien juga mengeluhkan matanya berair.
c) Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien tidak pernah mengalami keluhan mata yang sama sebelumnya.
d) Riwayat Penyakit Keluarga :
Bapak pasien 1 minggu yang lalu ini mengalami gejala mata merah. Tetapi
tidak diketahui apakah penyakitnya sama seperti pasien.
e) Riwayat Pengobatan :
Sebelumnya pasien mengaku pernah pergi berobat ke puskesmas dan diberi
obat tetes tetapi tidak membaik.
f) Riwayat Alergi :
Riwayat alergi makanan (+) ayam dan telur, alergi obat - obatan (-)
III. PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Generalis
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Gizi : cukup
Tanda vital :
Tekanan darah : tidak dilakukan
Frekuensi napas : 24 x/menit
Nadi : 84x/menit
Suhu : 37 C
B. Status Lokalis
OD OS
Pemeriksaan Mata kanan Mata kiri
Visus
Naturalis
Pin hole
6/7
Tidak dilakukan
6/6
Tidak dilakukan
Konfrontasi Normal pada segala arah Normal pada segala arah
Pergerakan bola mataGerakan lancar, jangkauan
penuh, nyeri (-)
Gerakan lancar, jangkauan
penuh, nyeri (-)
Posisi bola mata
Hirschberg Orthoforia Orthoforia
Palpebra superior :
Enteropion
Trikiasis
Pseudoptosis
Edema
Hiperemi
Skuama
(-)
(-)
(-)
(+)
(+)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
Palpebra inferior :
Enteropion (-) (-)
infiltrat
Trikiasis
Pseudoptosis
Edema
Hiperemi
Skuama
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
Fisura palpebra ± 7 mm ±10 mm
Konjungtiva palpebra
superior :
Hiperemi
Folikel/papil
Sikatriks
(+)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
Konjungtiva palpebra
inferior :
Hiperemi
Folikel/papil
Sikatriks
(+)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
Konjungtiva bulbi :
Injeksi konjungtiva
Injeksi siliar
Pterigium
(-)
(+)
(-)
(-)
(-)
(-)
Kornea Cembung, tidak rata, terdapat
infiltrate di kornea superior
Cembung, jernih.
COA :
Hifema
Hipopion
Kesan dalam
(-)
(-)
Kesan dalam
(-)
(-)
Iris :
Sinekhia
Warna
Bentuk
(-)
Kecoklatan
Regular
(-)
Kecoklatan
Regular
Pupil :
Ukuran Normal Normal
Refleks langsung
Refleks tidak langsung
(+)
(+)
(+)
(+)
Lensa Jernih Jernih
TIO :
Palpasi
Tonometri
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Funduskopi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
IV. GAMBARAN MATA PASIEN
Gambaran mata kanan dan kiri pasien
Gambaran mata kanan pasien Gambaran mata kiri pasien
V. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Mata merah dengan penurunan visus
2. Palpebra bengkak
3. Terdapat infiltrat pada kornea
VI. ANALISA KASUS
1. Mata merah dengan penurunan visus
Mata merah merupakan keluhan akibat terjadinya perubahan bola mata
yang sebelumnya berwarna putih menjadi merah. Hiperemi konjungtiva
terjadi akibat bertambahnya asupan pembuluh darah ataupun berkurangnya
pengeluaran darah seperti pada pembendungan pembuluh darah. Mata terlihat
merah akibat melebarnya pembuluh darah konjungtiva yang terjadi pada
peradangan mata akut, misalnya pada konjungtivitis, keratitis atau uveitis.
Untuk mata merah dengan penurunan visus dapat disebabkan oleh keratitis,
glaucoma akut, ulkus kornea, dan uveitis. Diagnosis paling mendekati adalah
keratitis. Glaucoma akut dapat disingkirkan karena tidak didapatkan
penyempitan lapangan pandang maupun peningkatan TIO. Ulkus kornea juga
disingkirkan karena kornea pasien belum terlihat adanya ulkus, hanya terlihat
infiltrat saja. Untuk uveitis dapat disingkirkan karena disini ditemukan
infiltrat pada kornea. Sedangkan pada uveitis terdapat presipitat kornea,
dimana terdapat endapan pada COA yang menempel pada endotel kornea.
2. Palpebra bengkak
Biasanya bengkak akibat radang atau bukan radang. Radang bisa
disebabkan oleh hordeolum, blefaritis, konjungtivitis, selulitis, dan trauma.
Bukan radang seperti kalazion, blefarokalasis, penyakit ginjal, jantung, dan
tiroid. Pada pasien hanya ditemukan edema palpebra dengan palpebra
hiperemi dan epifori biasanya akibat peradangan pada kelopak mata itu
sendiri (blefaritis). Blefaritis sering disertai dengan konjungtivitis dan
keratitis.
3. Terdapat infiltrat pada kornea
Biasanya terdapat pada penyakit keratitis dan uveitis. Pada keratitis
ditemukan infiltrat pada kornea. Sedangkan pada uveitis terdapat presipitat
kornea, dimana terdapat endapan pada COA yang menempel pada endotel
kornea.
VII. ASSESMENT
Diagnosis Kerja
1. Keratitis OD
VIII.PLANNING DIAGNOSTIC
1. Uji Flouresensi
IX. TATALAKSANA
1. Kompres hangat
2. Diberikan air mata buatan
3. Antibiotik bila perlu sesuai organism penyebab.
X. KIE
Pasien dapat menggunakan tutup mata/kacamata untuk melindungi mata dari
cahaya terang, benda asing dan bahan iritatif lainnya saat berada diluar.
XI. PROGNOSIS
Dubia ad bonam
XII. RINGKASAN AKHIR
Pasien seorang anak berusia 6 tahun, dating dengan keluhan mata merah
dan palpebra bengkak. Mata merah dan palpebranya bengkak dikeluhkan pasien
sejak 1 minggu yang lalu. Pasien juga mengeluhkan matanya sering berair.
Pemeriksaan fisik didapatkan VOD 6/7 dan VOS 6/6. Terdapat pembengkakan
dan hiperemi pada palpebra superior OD, injeksi siliar pada konjungtiva dan
terdapat infiltrat pada kornea.
Pasien didiagnosa dengan keratitis ocular dekstra. Pasien direncanakan
untuk uji flourosensi. Tatalaksana pasien ini dengan kompres air hangat,
memberikan air mata buatan dan antibiotik sesuai organism penyebab.
Prognosis penyakit ini adalah dubia ad bonam.