71
Cara Pembuatan Obat yang baik Aji Muhhidin Lubis Andriani Devi Wijayanti Dita Sasri Primaviri Endang Setianingsih

Cpob vs Pendek

Embed Size (px)

Citation preview

Personel,Bangunan, Bahan

Cara Pembuatan Obat yang baik

Aji Muhhidin Lubis

Andriani Devi Wijayanti

Dita Sasri Primaviri

Endang Setianingsih

12 BAB

Bagian CPOB 2012

Manajemen Mutu

Personalia

Bangunan dan Fasilitas

Peralatan

Sanitasi dan higiene

Produksi

Pengawasan Mutu

Inspeksi Diri, Audit Mutu, dan Audit dan Persetujuan Pemasok

Penanganan Keluhan Terhadap Produk dan Penarikan

Dokumentasi

Pembuatan dan Analisis Berdasarkan Kontrak

Kualifikasi dan Validasi

9 ANEKS

Bagian CPOB 2012

Pembuatan Produk Steril

Obat Produk Biologi

Gas Medisinal

Inhalasi

Darah

Obat Investigasi untuk Uji Klinis

Sistem Komputerisasi

Cara Pembuatan Bahan Obat yang Baik

Radiofarmaka

Radiasi Pengion

Sampel pembanding dan petinggal

Cara Penyimpanan dan pengiriman obat yang baik

Pelulusan Parametris

Manajemen risiko mutu

Bab 1. Manajemen Mutu

Prinsip

Produk yang dihasilkan harus memenuhi persyaratan yang tercantum dalam dokumen izin edar dan tidak menimbulkan resiko yang berbahaya bagi penggunanya.

Manajemen Mutu

Pemastian Mutu

CPOB

Pengawasan

Mutu

Pengkajian Mutu Produk

Pengkajian dibutuhkan untuk menentukan apakah CAPAs atau revalidasi dibutuhkan.

Dilakukan secara berkala (biasanya setiap tahun) untuk membuktikan konsistensi proses.

Pengkajian mutu dapat dilakukan berdasarkan kelompok jenis produk (padat, cair, steril, dll)

Manajemen Resiko Mutu

Proses sistematis untuk menilai, mengendalikan, mengkaji resiko terhadap mutu produk

Memastikan jika evaluasi resiko sesuai dengan ilmu pengetahuan, pengalaman dan proses.

Tingkat usaha = Tingkat resikonya.

Bab 2. Personalia

Syarat Personnel yg terlibat dalam pembuatan Obat:

Sehat, Kualified dan berpengalaman,

Personnel Kunci :

Kepala bagian Produksi

Kepala bagian Pengawasan Mutu

Kepala bagian Penjaminan Mutu

Masing-masing harus independen

Jumlah personnel memadai

CPOB: 2006 (Pedoman dan Petunjuk Operasioal Penerapan)

Drs. Bambang Priyambodo, Apt. - PT. Berlico Mulia Farma

10

Pelatihan

Seluruh Personil yang oleh karena tugasnya harus berada di area Produksi, Gudang dan Laboratorium HARUS mendapat pelatihan

Program & materi Pelatihan disiapkan oleh masing-masing Kepala Bagian dan dikoordinasikan oleh QA Manager

Program Pelatihan mencakup :

Materi umum

CPOB Dasar (mikrobiologi dan higiene perorangan)

CPOB Spesifik (terutama untuk yg bekerja di bagian produksi steril)

Pemahaman semua PROTAP, Metode Analisa, dan prosedur lain

Pengetahuan mengenai sifat bahan/produk, cara pengolahan dan pengemasan

Harus dibuat Catatan Pelatihan untuk setiap karyawan

CPOB: 2006 (Pedoman dan Petunjuk Operasioal Penerapan)

Drs. Bambang Priyambodo, Apt. - PT. Berlico Mulia Farma

11

Bab 3. Bangunan dan Fasilitas

PRINSIP

desain, konstruksi dan letak yang memadai,

disesuaikan kondisinya dan dirawat dengan baik

Tujuan akhir memperkecil risiko terjadi kekeliruan, pencemaran silang dan kesalahan lain, serta memudahkan pembersihan, sanitasi dan perawatan yang efektif untuk menghindarkan pencemaran silang, penumpukan debu atau kotoran.

Bab 4. Peralatan

Prinsip

Tujuan : jaminan keseragaman mutu obat terjamin, memudahkan pembersihan serta perawatan agar mencegah kontaminasi silang, penumpukan debu atau kotoran dan, dll terkait mutu

Peralatan

Untuk menjamin

Keajegan mutu

memadai

Lokasi tepat

Desain dan konstruksi mudah dibersihkan

dikualifikasi

Prinsip

desain dan konstruksi yang tepat, ukuran yang memadai serta ditempatkan dan dikualifikasi dengan tepat,

Desain Dan Konstruksi

didesain, ditempatkan dan dirawat sesuai dengan tujuannya.

Permukaan peralatan yang bersentuhan dengan bahan awal, produk antara atau produk jadi tidak boleh menimbulkan reaksi, adisi atau absorbsi

Bahan yang diperlukan untuk peng-operasian alat khusus, misalnya pelumas atau pendingin tidak boleh bersentuhan dengan bahan yang sedang diolah

Perbaikan /perawatan tidak membahayakan produk

Desain Dan Konstruksi

Peralatan manufaktur hendaklah didesain sedemikian rupa agar mudah dibersihkan..

Peralatan pencucian dan pembersihan hendaklah dipilih yang tidak meninggalkan residu

Semua peralatan khusus untuk pengolahan bahan mudah terbakar atau bahan kimia atau yang ditempatkan di area khusus dilengkapi dengan perlengkapan elektris yang kedap eksplosi

Bab 5. Sanitasi dan higiene

Prinsip

Diterapkan pada setiap aspek

Ruang lingkup meliputi personil, bangunan, peralatan dan perlengkapan, bahan produksi serta wadahnya, bahan pembersih dan desinfeksi, dan segala sesuatu yang dapat merupakan sumber pencemaran produk.

Sumber pencemaran potensial hendaklah dihilangkan melalui suatu program sanitasi dan higiene yang menyeluruh dan terpadu.

Higiene Perorangan

Tiap personil yang masuk ke area pembuatan hendaklah mengenakan pakaian pelindung yang sesuai dengan kegiatan yang dilaksanakannya.

Prosedur higiene perorangan diberlakukan bagi semua personil yang memasuki area produksi tak terkecuali

Pakaian kerja kotor dan lap pembersih kotor (yang dapat dipakai ulang) disimpan dalam wadah tertutup dicuci, dan bila perlu, didisinfeksi atau disterilisasi.

Higiene Perorangan

Semua personil menjalani pemeriksaan kesehatan dahulu sebelum direkrut dan pemeriksaan kesehatan kerja dan kesehatan personil secara berkala.

Bagi petugas pemeriksa visual menjalani pemeriksaan mata secara berkala.

Higiene Perorangan

Tiap personil yang mengidap penyakit atau menderita luka terbuka dilarang menangani bahan awal, bahan pengemas, bahan yang sedang diproses dan obat jadi sampai kondisi personil tersebut dipertimbangkan tidak lagi menimbulkan risiko.

Semua personil hendaklah diperintahkan dan didorong untuk melaporkan kepada atasan langsung tiap keadaan (pabrik, peralatan atau personil) yang menurut penilaian mereka dapat merugikan produk.

Higiene Perorangan

Dihindarkan kontak langsung antara tangan operator dengan bahan awal, produk antara dan produk ruahan yang terbuka, bahan pengemas primer dan juga dengan bagian peralatan yang bersentuhan dengan produk.

Personil hendaklah diinstruksikan supaya mencuci tangan sebelum memasuki area produksi.

Perlu dipasang poster yang sesuai.

Dilarang merokok, makan, minum, mengunyah, memelihara tanaman, menyimpan makanan, minuman,

Persyaratan khusus untuk pembuatan produk steril dicakup dalam Aneks 1. Pembuatan Produk Steril

Sanitasi bangunan dan fasilitas

Bangunan didesain untuk memudahkan sanitasi

Tersedia sarana toilet dan tempat cuci bagi personil yang mudah diakses dari area pembuatan.

Disediakan sarana untuk penyimpanan barang pribadi personil

Rodentisida, insektisida, agens fumigasi dan bahan sanitasi tidak boleh mencemari

Segala praktik tidak higienis di area pembuatan atau area lain yang dapat berdampak merugikan terhadap mutu produk, hendaklah dilarang.

Pembersihan dan sanitasi peralatan

Setelah digunakan, peralatan hendaklah dibersihkan menyeluruh sesuai prosedur, dijaga dan disimpan dalam kondisi yang bersih.

Metode pembersihan dengan cara vakum atau cara basah lebih dianjurkan. Udara bertekanan dan sikat hendaklah digunakan dengan hati-hati dan bila mungkin dihindarkan karena menambah risiko pencemaran produk.

Tersedia prosedur tertulis rinci untuk pembersihan dan sanitasi, divalidasi dan ditaati.

Disinfektan dan deterjen hendaklah dipantau terhadap pencemaran mikroba;

Validasi prosedur pembersihan dan sanitasi

Tersedia prosedur tertulis pembersihan alat yang divalidasi dan dievaluasi secara berkala, dan mencantumkan:

a) Penanggung jawab untuk pembersihan alat;

b) Jadwal pembersihan, termasuk sanitasi,

c) Deskripsi lengkap dari metode pembersihan dan bahan pembersih yang digunakan

d) Instruksi pembongkaran dan pemasangan kembali tiap bagian alat,

e) Instruksi untuk menghilangkan atau meniadakan identitas bets sebelumnya;

f) Instruksi untuk melindungi alat yang sudah bersih terhadap kontaminasi sebelum digunakan;

g) Inspeksi kebersihan alat segera sebelum digunakan; dan

h) Menetapkan jangka waktu maksimum yang sesuai untuk pelaksanaan pembersihan alat setelah selesai digunakan produksi.

Bab 6. Produksi

Prinsip

Melaksanakan produksi sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan dan sesuai dengan ketentuan CPOB yang menjamin bahwa produk dapat memenuhi syarat mutu dan izin pembuatan serta izin edar.

Daftar Isi Bab 6. Produksi

Validasi

Bahan Awal

Penomoran

Penimbangan dan Penyerahan

Pengembalian

Pencegahan Kontaminasi Silang

Pencampuran, Granulasi, dan Pencetakan Tablet

Operasi Pengolahan Produk Antara dan Ruahan

Penyalutan

Pengisian Kapsul Keras

Penandaan Tablet Salut dan Kapsul

Produk Cair, Krim, dan Salep Nonsteril

Bahan Pengemas

Pengemasan

Pengawasan Selama Proses (IPC)

Bahan dan Produk yang Ditolak, Dipulihkan, dan Dikembalikan

Karantina dan Penyerahan Produk Jadi

Catatan Pengendalian Pengiriman Obat

Penyimpanan Bahan Awal, Bahan Pengemas, Produk Antara, Produk Ruahan, dan Produk Jadi

Pencegahan Pencemaran Silang

Kontaminan paling berbahaya adalah produk biologis yang mengandung mikroba, hormon, bahan sitotoksik atau yang berpotensi tinggi.

Produk yang paling terpengaruh adalah sediaan parenteral, sediaan dengan dosis besar dan/atau diberikan dalam jangka panjang

Dicegah dengan : area terpisah, airlocks, sirkulasi udara, pakaian pelindung, pengujian residu, dan lain-lain.

Pencampuran, Granulasi, dan Pencetakan

Mesin pencampur, pengayak, pengaduk, dan pencetak hendaknya dilengkapi sistem pengendali debu kecuali digunakan sistem tertutup.

Kantong filter pada mesin pengering fluid bed tidak boleh digunakan untuk produk yang berbeda tanpa dicuci. Jika produknya beresiko tinggi, sebaiknya memiliki kantong khusus.

Penyalutan

Udara yang dialirkan ke panci penyalut untuk pengeringan harus disaring dan bermutu.

Pembuatan larutan penyalut harus mengurangi resiko pertumbuhan mikroba.

Tinta yang digunakan untuk penandaan tablet salut atau kapsul harus memenuhi syarat untuk bahan makanan.

Produk Cair, Krim, dan Salep Nonsteril

Hindari penggunaan alat berbahan kaca. Sebaiknya alat menggunakan baja tahan karat.

Barang berserat seperti kardus atau kayu harus dihindarkan dalam area produk atau wadah terpapar lingkungan.

Jika produk ruahannya tidak segera dikemas, penyimpanannya harus diatur dan diberi penandaan waktu.

Pengemasan

Segera setelah produk dimasukkan ke dalam kemasan, kemasan disegel dan diberi label yang menunjukkan identitas produk secara lengkap.

Label, karton, bahan pengemas, dan bahan cetak diprakodifikasi dengan nomor bets/lot, tanggal kadaluarsa, dan informasi lain sesuai perintah pengemasan.

Proses prakodifikasi dilakukan di area terpisah dari kegiatan pengemasan. Jika dilakukan manual, harus diperiksa kembali secara berkala.

Resiko kesalahan pengemasan dapat diperkecil dengan menggunakan label dalam gulungan, memberi penandaan bets pada jalur pemasangan label, menggunakan alat pemindai label elektronik, label didesain untuk memiliki tanda khusus untuk tiap produk, dan dilakukan pemeriksaan oleh bagian Pengawasan Mutu saat dan di akhir proses.

Produk yang mirip tidak dikemas pada jalur yang berdampingan kecuali dapat dipisahkan secara fisik

Jika saat area dibersihkan ditemukan bahan pengemas cetak, harus diserahkan kepada supervisor untuk ditempatkan dalam wadah untuk rekonsiliasi dan dimusnahkan.

Roll feed label bukan cut labels

36

Penyebaran debu harus dikendalikan bahkan sebaiknya disediakan area terpisah untuk produk dosis rendah dan berpotensi tinggi atau produk toksik dan bahan yang dapat menimbulkan sensitisasi.

Udara bertekanan tidak boleh digunakan untuk membersihkan peralatan di area pengemasan di mana kontaminasi silang dapat terjadi.

Pemakaian sikat hendaknya dibatasi karena dapat menimbulkan bahaya pencemaran dari bulu sikat atau partikel yang menempel di sikat.

Hanya produk yang satu bets dari satu kegiatan pengemasan yang dapat ditempatkan di satu palet. Jika tidak penuh, maka jumlahnya dicantumkan di kardus tempat kemasan produk jadi.

Bahan dan Produk yang Ditolak, Dipulihkan, dan Dikembalikan

Bets yang mengandung produk pulihan hanya boleh diloloskan jika semua bets asal produk pulihan dinyatakan memenuhi spesifikasi.

Bab 7. Pengawasan Mutu

Sampling Bahan Awal

Pengujian identitas suatu bets bahan awal dipastikan menggunakan metode sampling yang telah divalidasi.

Validasi mencakup sifat atau status industri pemasok, sistem Pemastian Mutu industri, kondisi pembuatan saat bahan diproduksi dan diperiksa, serta sifat bahan atau produk.

Prosedur tersebut tidak harus dilakukan terhadap tiap wadah jika bahan awal berasal hanya dari 1 industri atau diterima langsung dari industri pemasok dengan segel yang dapat dipercaya.

Prosedur tersebut tidak dapat diaplikasikan terhadap bahan awal yang dipasok melalui broker dimana pabrik pembuatnya tidak diketahui atau bahan awal digunakan untuk produk parenteral.

Pengambilan Sampel

Alat untuk mengambil sampel dan wadah sampel harus dari bahan inert yang bersih.

Instruksi pengambilan sampel mencakup metode dan pola, peralatan, jumlah sampel, instruksi pembagian sampel, jenis wadah sampel, identitas wadah sampel, peringatan khusus yang harus diperhatikan, kondisi penyimpanan, dan instruksi cara pembersihan serta penyimpanan alat sampling.

Tiap wadah sampel mencantumkan nama bahan yang disampel, nomor bets atau lot, nomor wadah yang diambil sampelnya, tanda tangan petugas yang mengambil, dan tanggal pengambilan sampel.

Pengujian Ulang Bahan yang Diluluskan

Hendaknya ditetapkan batas waktu penyimpanan yang sesuai. Jika telah melewati batas waktunya, harus dilakukan uji ulang apakah dapat diluluskan kembali atau tidak.

Jika kondisi penyimpanan tidak sesuai dengan persyaratan, bahan yang disimpan harus diuji ulang sebelum diluluskan untuk digunakan

Bab 8. Inspeksi Diri, Audit Mutu, dan Audit dan Persetujuan Pemasok

INSPEKSI DIRI, AUDIT MUTU DAN AUDIT & PERSETUJUAN PEMASOK

Tujuan inspeksi diri adalah untuk mengevaluasi apakah semua aspek produksi dan pengawasan mutu industri farmasi memenuhi ketentuan CPOB.

Pelaksanaan inspeksi diri :

Dirancang untuk mendeteksi kelemahan dalam pelaksanaan GMP dan untuk menetapkan tindakan perbaikan yang diperlukan.

Dilakukan secara independen dan rinci oleh petugas yang kompeten dari perusahaan yang dapat mengevaluasi penerapan GMP secara obyektif.

dilakukan secara rutin dan, di samping itu, pada situasi khusus, misalnya dalam hal terjadi penarikan kembali obat jadi atau terjadi penolakan yang berulang.

Didokumentasikan

Hal-Hal yang Di Inspeksi Diri

Hendaklah dibuat instruksi tertulis untuk inspeksi diri yang menyajikan standar persyaratan minimal dan seragam. Daftar ini hendaklah berisi pertanyaan mengenai ketentuan CPOB yang mencakup antara lain:

- Bangunan termasuk fasilitas untuk personil- Program validasi dan revalidasi- Perawatan bangunan dan peralatan- Kalibrasi alat atau sistem pengukuran- Penyimpanan bahan awal, bahan pengemas dan obat jadi- Prosedur penarikan kembali obat jadi- Peralatan- Penanganan keluhan- Pengolahan dan pengawasan selama-proses- Pengawasan label- Pengawasan Mutu- Hasil inspeksi diri sebelumnya dan tindakan perbaikan- Dokumentasi- Sanitasi dan higiene- Personalia

Tim Inspeksi Diri

Manajemen hendaklah membentuk tim inspeksi diri yang berpengalaman dalam bidangnya masing-masing dan memahami GMP. Anggota tim dapat berasal dari pihak dalam maupun pihak luar

Frekuensi Inspeksi Diri

Inspeksi diri dapat dilaksanakan per bagian sesuai dengan kebutuhan perusahaan, namun inspeksi diri yang menyeluruh hendaklah dilaksanakan minimal 1 (satu) kali dalam setahun. Frekuensi inspeksi diri hendaklah tertulis dalam prosedur inspeksi diri.

Laporan Inspeksi Diri

Semua hasil inspeksi diri hendaklah dicatat. Laporan hendaklah mencakup:

(a) Hasil inspeksi;

(b) Kesimpulan dan evaluasi;

(c) Saran tindakan perbaikan.

Tindak Lanjut

Hendaklah ada program penindak-lanjutan yang efektif. Manajemen perusahaan hendaklah mengevaluasi baik laporan inspeksi diri maupun tindakan perbaikan bila diperlukan.

Audit Mutu

Penyelenggaraan audit mutu berguna sebagai pelengkap inspeksi diri. Audit mutu meliputi pemeriksaan dan penilaian semua atau sebagian dari sistem manajemen mutu dengan tujuan spesifik untuk meningkatkannya.

Audit mutu umumnya dilaksanakan oleh spesialis dari luar atau independen atau suatu tim yang dibentuk khusus untuk hal ini oleh manajemen perusahaan. Audit mutu juga dapat diperluas terhadap pemasok dan penerima kontrak.

Audit dan Persetujuan Pemasok

Orang yang bertanggung jawab terhadap QC hendaklah bertanggung jawab bersama bagian lain yang terkait untuk memberi persetujuan pemasok yang dapat diandalkan memasok bahan awal dan bahan pengemas yang memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan.

Hendaklah dilakukan evaluasi sebelum pemasok disetujui dan dimasukkan ke dalam daftar pemasok atau spesifikasi. Evaluasi hendaklah mempertimbangkan riwayat pemasok dan sifat bahan yang dipasok.

Jika audit diperlukan, audit tersebut hendaklah menetapkan kemampuan pemasok dalam pemenuhan standar CPOB.

Bab 9. Penanganan Keluhan Terhadap Produk dan Penarikan

PRINSIP

Semua keluhan dan informasi lain yang berkaitan dengan kemungkinan terjadi kerusakan obat harus dikaji dengan teliti sesuai dengan prosedur tertulis.

Untuk menangani semua kasus yang mendesak, hendaklah disusun suatu sistem, bila perlu mencakup penarikan kembali produk yang diketahui atau diduga cacat dari peredaran secara cepat dan efektif.

KELUHAN

Ditunjuk personil penanggung jawab yang menangani keluhan dan memutuskan tindakan dibantu staf yang memadai

Tersedia prosedur tertulis rinci

Penanganan keluhan dan laporan dan hasil evaluasi dari penyelidikan serta tindak lanjut yang dilakukan dicatat dan dilaporkan kepada manajemen

Perhatian khusus untuk dugaan keluhan yang disebabkan oleh pemalsuan.

Tiap keluhan dicatat dan diinvestigasi mengenai asal-usul keluhan secara menyeluruh dan mendalam.

Kepala bagian Pengawasan Mutu dilibatkan dalam pengkajian masalah tersebut.

Dipertimbangkan untuk memeriksa bets lain. Terutama bets yang mengandung hasil pengolahan ulang produk cacat

Tindak lanjut keluhan mencakup:

tindakan perbaikan bila diperlukan;

penarikan kembali satu bets atau seluruh produk akhir yang bersang-kutan; dan

tindakan lain yang tepat.

Catatan keluhan produk dikaji berkala

Badan POM diberitahukan bila industri farmasi mempertimbangkan tindakan terkait kemungkinan kesalahan pembuatan, kerusakan produk, pemalsuan atau hal serius lain mengenai mutu produk.

Penarikan kembali produk

ditunjuk penanggung jawab untuk melaksanakan dan mengoordinasikan penarikan kembali produk dan dibantu oleh staf yang memadai. Independen terhadap bagian penjualan dan pemasaran.

tersedia prosedur tertulis, yang diperiksa secara berkala dan dimutakhirkan jika perlu, untuk meng-atur segala tindakan penarikan kembali.

Operasi penarikan kembali hendaklah mampu untuk dilakukan segera dan tiap saat.

Pelaksanaan Penarikan Kembali

a) dilakukan segera setelah diketahui ada produk yang cacat mutu atau diterima laporan mengenai reaksi yang merugikan;

b) Pemakaian produk yang berisiko tinggi terhadap kesehatan, hendaklah dihentikan dengan cara embargo yang dilanjutkan dengan penarikan kembali dengan segera. Penarikan kembali hendaklah menjangkau sampai tingkat konsumen;

c) Sistem dokumentasi, Pedoman dan prosedur menjamin bahwa embargo dan penarikan kembali dilaksanakan secara cepat, efektif dan tuntas; dari seluruh mata rantai distribusi.

Catatan dan laporan hasil penarikan kembali didokumentasi

Badan pengawas yang berwenang di tiap negara obat didistribusi; diinformasikan,

Catatan distribusi tersedia untuk digunakan oleh personil yang bertanggung jawab terhadap penarikan kembali, berisi informasi yang lengkap mengenai distributor dan pelanggan yang dipasok secara langsung (dengan alamat, nomor telepon, dan/atau nomor fax pada saat jam kerja dan di luar jam kerja, nomor bets dan jumlah yang dikirim), termasuk distributor di luar negeri untuk produk yang diekspor dan sampel medis.

Produk yang hasil recall diberi identifikasi dan disimpan terpisah di area yang aman menunggu proses selanjutnya.

rekonsiliasi antara jumlah produk yang dikirim dan yang berhasil ditarik kembali.

Efektivitas penyelenggaraan penarikan kembali hendaklah dievaluasi dari waktu ke waktu.

Bab 10. Dokumentasi

Dokumentasi

Prinsip

Dokumentasi adalah bagian dari sistem informasi manajemen dan dokumentasi yang baik merupakan bagian yang esensial dari pemastian mutu. Dokumentasi yang jelas adalah fundamental untuk memastikan bahwa tiap personil menerima uraian tugas yang relevan secara jelas dan rinci sehingga memperkecil risiko terjadi salah tafsir dan kekeliruan yang biasanya timbul karena hanya mengandalkan komunikasi lisan.

Tujuan Dokumentasi:

Mendefinisikan spesifikasi dan prosedur seluruh material dan metode pembuatan dan pengawasan.

Menjamin seluruh personel mengetahui apa yang dilakukan dan kapan melakukannya.

Menjamin bahwa orang yang berwenang mendapat seluruh informasi untuk memutuskan apakah bets diluluskan untuk diedarkan.

Menjamin keberadaan dokumen, memudahkan pelacakan, dan untuk dapat memberikan catatan dan jejak audit jika dilakukan investigasi.

Menjamin ketersediaan data yang dibutuhkan untuk validasi, review dan analisis statistic.

Hal-Hal Mengenai Dokumen :

Hendaklah didesain, disiapkan, dikaji dan didistribusikan dengan cermat.

Hendaklah disetujui, ditandatangani dan diberi tanggal oleh personil yang sesuai dan diberi wewenang. Dokumen tidak bisa diubah tanpa otorisasi dan persetujuan.

Isi dokumen hendaklah tidak bermakna ganda; judul, sifat dan tujuannya hendaklah dinyatakan dengan jelas.

Penampilan dokumen hendaklah dibuat rapi dan mudah dicek. Dokumen hasil produksi ulang hendaklah jelas dan terbaca.

Dikaji ulang secara berkala dan dijaga agar selalu mutakhir. Bila suatu dokumen direvisi, hendaklah dijalankan suatu sistem untuk menghindarkan penggunaan dokumen yang sudah tidak berlaku secara tidak sengaja. Dokumen yang telah diganti disimpan dalam jangka waktu tertentu.

Bila dokumen memerlukan pencatatan data, maka pencatatan ini hendaklah ditulis-tangan dengan jelas, terbaca, dan tidak dapat dihapus. Hendaklah disediakan ruang yang cukup untuk mencatat data.

Semua perubahan yang dilakukan terhadap pencatatan pada dokumen hendaklah ditandatangani dan diberi tanggal; perubahan hendaklah memungkinkan pembacaan informasi semula. Di mana perlu, alasan perubahan hendaklah dicatat.

Pencatatan hendaklah dibuat atau dilengkapi pada tiap langkah yang dilakukan dan sedemikian rupa sehingga semua aktivitas yang signifikan mengenai pembuatan obat dapat ditelusuri.

Catatan pembuatan hendaklah disimpan selama paling sedikit satu tahun setelah tanggal daluwarsa produk jadi.

Data dapat dicatat dengan menggunakan sistem pengolahan data elektronis, cara fotografis atau cara lain yang dapat diandalkan yang hanya dapat dilakukan oleh personil yang diberi wewenang.

Catatan bets yang disimpan secara elektronis hendaklah dilindungi dengan transfer pendukung menggunakan pita magnet, mikrofilm, kertas atau cara lain. Adalah sangat penting bahwa data selalu tersedia selama kurun waktu penyimpanan.

Dokumen yang Diperlukan

Spesifikasi Bahan Awal

Spesifikasi Bahan Pengemas

Spesifikasi Produk Antara dan Produk Ruahan

Spesifikasi Produk Jadi

Dokumen Produksi

Dokumen Produksi Induk

Prosedur Pengolahan Induk

Prosedur Pengemasan Induk

Catatan Pengolahan Bets

Catatan Pengemasan Bets

Prosedur dan Catatan

Prosedur dan Catatan

Terdiri dari :

Prosedur dan Catatan penerimaan

Prosedur dan Catatan pengambilan sampel

Prosedur dan Catatan pengujian

Prosedur dan Catatan pelulusan dan penolakan

Prosedur dan Catatan distribusi

Prosedur dan Catatan pengoperasian peralatan

buku log untuk mencatat peralatan utama atau kritis, sesuai keperluan, semua kegiatan validasi, kalibrasi, perawatan, pembersihan dan perbaikan, termasuk tanggal, identitas personil yang melaksanakan kegiatan tersebut.

Bab 11. Pembuatan dan Analisis Berdasarkan Kontrak

PEMBUATAN DAN ANALISIS BERDASARKAN KONTRAK

Prinsip

Pembuatan dan analisis berdasarkan kontrak harus dibuat secara benar, disetujui dan dikendalikan untuk menghindarkan kesalahpahaman yang dapat menyebabkan produk atau pekerjaan dengan mutu yang tidak memuaskan. Kontrak tertulis antara Pemberi Kontrak dan Penerima Kontrak harus dibuat secara jelas yang menentukan tanggung jawab dan kewajiban masing-masing pihak.

Tanggung jawab pemberi kontrak

Menilai legalitas, kesesuaian dan kompetensi dari penerima kontrak.

Memberikan informasi kepada penerima kontrak tentang pelaksanaan kontrak secara jelas dan sesuai dengan izin edar dan persyaratan legal lainnya dan memastikan penerima kontrak paham bekerja secara aman.

Menjamin seluruh produk dan material yang dikirm oleh penerima kontrak telah diproses sesuai CPOB dan izin edar .

Memonitor dan mereview kegiatan penerima kontrak termasuk pelaksaan perbaikan yang dibutuhkan dan keefektifannya.

menjamin bahwa penerima kontrak paham jika aktifitasnya akan dilakukan inspeksi oleh pihak yang berkompeten.

Penerima Kontrak

Harus mempunyai gedung dan peralatan yang cukup, pengetahuan dan pengalaman, personil yang kompeten untuk melakukan pekerjaan yang diberikan oleh Pemberi Kontrak dengan memuaskan dan memiliki izin pembuatan yang sah.

Tidak mengalihkan pekerjaan atau pengujian apa pun yang dipercayakan kepadanya sesuai kontrak kepada pihak ketiga, tanpa terlebih dahulu dievaluasi dan disetujui oleh Pemberi Kontrak.

Membatasi diri dari segala aktifitas yang dapat berpengaruh buruk pada mutu produk yang dibuat dan/atau dianalisis untuk Pemberi Kontrak.

Penerima Kontrak hendaklah memastikan bahwa semua produk dan bahan yang diterima sesuai dengan tujuan penggunaannya.

Persyaratan Kontrak

Dibuat antara Pemberi Kontrak dan Penerima Kontrak dengan menetapkan tanggung jawab masing-masing pihak.

Harus jelas siapa yang berhak untuk meluluskan bets produk yang dapat dijual atau menerbitkan sertifikat analisis, melaksanakan tanggung jawabnya secara penuh dan menjamin setiap bets telah dibuat, di cek dan sesuai dengan izin edar.

Aspek teknis dari kontrak hendaklah dibuat oleh personil yang kompeten yang mempunyai pengetahuan yang sesuai di bidang teknologi farmasi, analisis dan CPOB.

Semua hal-hal mengenai pembuatan dan analisis harus sesuai dengan izin edar dan disetujui oleh kedua belah pihak.

Kontrak hendaklah menguraikan secara jelas penanggung jawab pengadaan, pengujian dan pelulusan bahan, produksi dan pengendalian mutu, termasuk pengawasan selama-proses, dan penanggung jawab pengambilan sampel dan fungsi analisis.

Pembuatan, catatan analisis dan distribusi, contoh pertinggal harus disimpan dan harus dimiliki oleh pemberi kontrak.

Menguraikan penanganan bahan awal, bahan pengemas, produk antara dan ruahan, dan produk jadi bila bahan atau produk tersebut ditolak.

Menguraikan prosedur yang harus diikuti bila analisis berdasarkan kontrak menunjukkan bahwa produk yang diuji harus ditolak.

Bab 12. Kualifikasi dan Validasi