Upload
sylvanie-ratna-permatasari
View
240
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
8/3/2019 CRS Efusi Pleura Ec TBC
1/10
8/3/2019 CRS Efusi Pleura Ec TBC
2/10
Nama : Tn. O
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 62 tahun
Alamat : Kp. Cilayu RT 03/RW 08, Cimahi Utara, Cimahi
Pekerjaan : Wiraswasta
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Tgl Masuk RS : 26 Oktober 2011
Tgl Pemeriksaan : 31 Oktober 2011
II. Anamnesis
Keluhan Utama
Sesak nafas
Anamnesis Khusus
Sejak kira-kira 1 bulan yang lalu, pasien mengeluh sesak nafas yang dirasakan
semakin berat. Keluhan disertai batuk berdahak berwarna putih, penurunan berat badan
sebanyak 5 kg dalam 2 bulan terakhir dan keringat malam. Keluhan demam yang naik
turun dan batuk berdarah disangkal pasien. Keluhan sesak dirasakan berkurang jika
pasien berbaring miring ke kiri. Keluhan tidak disertai dengan suara mengi. Keluhan
sering terbangun malam karena sesak, keluhan tidur dengan lebih dari satu bantal
disangkal.
Riwayat kontak dengan penderita yang batuk-batuk lama tidak diakui pasien.
Riwayat asma ataupun bersin-bersin pada pagi hari disangkal pasien. Riwayat tekanan
darah tinggi maupun kencing manis disangkal pasien. Riwayat merokok disangkal
pasien.
III. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Kesan sakit : Sakit sedang
Kesadaran : CM
Tanda Vital
Tekanan Darah : 110/70 mmHg Nadi : 76x/menit
8/3/2019 CRS Efusi Pleura Ec TBC
3/10
Pernafasan : 28/menit
Suhu : 36,8 C
Kepala
Rambut : tidak kusam, sedikit rontok
Mata : konjunctiva : tidak anemis
sklera : tidak ikterik
Hidung : pernapasan cuping hidung (-)
Mulut : perioral cyanosis (-)
Leher
JVP : 5+1 cmH 2O
KGB : tidak teraba membesar
Trakea : di tengah
Thoraks
Bentuk dan gerak asimetris
Sela iga normal, sudut epigastrium > 90
Pulmo :
VF ka
8/3/2019 CRS Efusi Pleura Ec TBC
4/10
Akral teraba hangat
CRT
8/3/2019 CRS Efusi Pleura Ec TBC
5/10
Lekosit : >25/LpB
Epitel : >10/LpB
Pemeriksaan Radiologi
Cor tidak dapat dinilai, batas kanan berselubung
Sinus dan diafragma kanan berselubung, kiri normal
Pulmo:
Sinus kanan kabur, kiri normal
Corakan bronko vaskuler normal
Tidak tampak bercak lunak
Tampak perselubungan opak homogen di hemitoraks kanan atas sampai bawah
Kesan: Efusi pleura kanan
IV. Diagnosa Banding
Efusi Pleura kanan ec. TBC
Efusi Pleura kanan ec.keganasan paru
V. Diagnosa Kerja
Efusi Pleura Kanan ec.TBC
VI. Penatalaksanaan
Umum:
Oksigen
Diet biasa
Khusus:
OAT kategori 1
CTT
VII. Prognosis
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
8/3/2019 CRS Efusi Pleura Ec TBC
6/10
8/3/2019 CRS Efusi Pleura Ec TBC
7/10
Tujuan terapi pada efusi pleura adalah menghilangkan gejala (nyeri dan sesak),
mengobati penyakit dasarnya, mencegah fibrosis pleura dengan penurunan fungsi paru,
dan mencegah kekambuhan.
Cairan pleura dapat dikeluarkan dengan jalan aspirasi se cara berulang atau
dengan pemasangan selang toraks yang di hubungkan dengan Waler Seal Drainage
(WSD). Aspirasi cairan (torakosentesis) berulang merupakan tindak an penanganan
yang tidak berbeda dengan torakosentesis untuk tujuan diagnostik. Cairan yang
dikeluarkan pada setiap kali pengambilan sebaiknya tidak lebih dari 1000 ml untuk
mencegah terjadinya edema paru akibat pengembangan paru secara men dadak .
Selain itu, pengeluaran cairan daam jumlah besar secara tiba-tiba bisa
menimbulkan refleks vagal, berupa batuk-batuk, bradikardi, aritmi yang berat, dan
hipotensi. Jika jumlah cairan cukup banyak, sebaiknya dipasang selang toraks
dihubungkan dengan WSD, sehingga cairan dapat dikeluar kan secara lambat dengan
aman.
Pleurodesis bertujuan untuk fusi lapisan pleura visceralis dan parietal dalam
mencegah reakumulasi cairan atau udara dalam rongga paru. Berbagai zat kimia yang
digunakan untuk menginduksi pleurodesis adalah talk, Corynebacterium parvum,
doksisiklin, tetrasiklin, dan bleomisin
Selain itu, untuk mencegah rekurensi, perlu dicari etiologi dari efusi pleura dan
dilakukan penanganan terhadap etiologi tersebut.
Pada pasien ini, etiologi efusi pleuranya adalah TB, karena itu perlu dilakukan
pengobatan terhadap penyakit TB
Pengobatan TB
Tujuan Pengobatan
Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien, mencegah kematian,
mencegah kekambuhan, memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya
resistensi kuman terhadap OAT.
Prinsip pengobatan
Pengobatan tuberkulosis dilakukan dengan prinsip - prinsip sebagai berikut:
8/3/2019 CRS Efusi Pleura Ec TBC
8/10
OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat, dalam
jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan
Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat, dilakukan pengawasan
langsung (DOT= Directly Observed Treatment ) oleh seorang Pengawas MenelanObat (PMO).
Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap, yaitu tahap intensif dan lanjutan.
Tahap awal (intensif)
Pada tahap intensif (awal) pasien mendapat obat setiap hari dan perlu diawasi
secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat.
Bila pengobatan tahap intensif tersebut diberikan secara tepat, biasanya pasien
menular menjadi tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu. Sebagian besar pasien TB BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) dalam
2 bulan.
Tahap Lanjutan
Pada tahap lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit, namun dalam
jangka waktu yang lebih lama
Tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman persister sehingga mencegah
terjadinya kekambuhan
Paduan OAT dan Peruntukannya
1. Kategori-1 (2HRZE/ 4H3R3)
Paduan OAT ini diberikan untuk pasien baru:
Pasien baru TB paru BTA positif
Pasien TB paru BTA negatif foto toraks positif
Pasien TB ekstra paru
2. Kategori -2 (2HRZES/ HRZE/ 5H3R3E3)Paduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA positif yang telah diobati sebelumnya:
8/3/2019 CRS Efusi Pleura Ec TBC
9/10
Pasien kambuh
Pasien gagal
Pasien dengan pengobatan setelah default (terputus)
Catatan:
Untuk pasien yang berumur 60 tahun ke atas dosis maksimal untuk streptomisin
adalah500mg tanpa memperhatikan berat badan.
Untuk perempuan hamil lihat pengobatan TB dalam keadaan khusus.
Cara melarutkan streptomisin vial 1 gram yaitu dengan menambahkan aquabidest
sebanyak 3,7ml sehingga menjadi 4ml. (1ml = 250mg)
3. OAT Sisipan (HRZE)
Paket sisipan KDT adalah sama seperti paduan paket untuk tahap intensif kategori 1
yang diberikan selama sebulan (28 hari).
Penggunaan OAT lapis kedua misalnya golongan aminoglikosida (misalnya
kanamisin) dan golongan kuinolon tidak dianjurkan diberikan kepada pasien baru
tanpa indikasi yang jelas karena potensi obat tersebut jauh lebih rendah daripada OAT
lapis pertama. Di samping itu dapat juga meningkatkan terjadinya risiko resistensi
pada OAT lapis kedua.
8/3/2019 CRS Efusi Pleura Ec TBC
10/10