31
JURNAL KOMUNIKASI DAN PERUBAHAN SOSIAL-BUDAYA MASYARAKAT Studi Terhadap Peran Komunikasi dalam Perubahan Sosial- Budaya Masyarakat Minangkabau di Nagari Sungayang, Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat Oleh: Wahyu Andikha D0213102 Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Politik Program Studi Ilmu Komunikasi FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

D0213102.docx · Web viewUntuk menjelaskan elemen komunikasi yang dibutuhkan dalam terjadinya komunikasi interpersonal, circular model yang disampaikan oleh Wilbur Schramm dan C.E

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: D0213102.docx · Web viewUntuk menjelaskan elemen komunikasi yang dibutuhkan dalam terjadinya komunikasi interpersonal, circular model yang disampaikan oleh Wilbur Schramm dan C.E

JURNAL

KOMUNIKASI DAN PERUBAHAN SOSIAL-BUDAYA MASYARAKAT

Studi Terhadap Peran Komunikasi dalam Perubahan Sosial-Budaya

Masyarakat Minangkabau di Nagari Sungayang, Kabupaten Tanah Datar,

Provinsi Sumatera Barat

Oleh:

Wahyu Andikha

D0213102

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Mencapai

Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Politik

Program Studi Ilmu Komunikasi

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2017

Page 2: D0213102.docx · Web viewUntuk menjelaskan elemen komunikasi yang dibutuhkan dalam terjadinya komunikasi interpersonal, circular model yang disampaikan oleh Wilbur Schramm dan C.E

KOMUNIKASI DAN PERUBAHAN SOSIAL-BUDAYA MASYARAKAT

(Studi Terhadap Peran Komunikasi dalam Perubahan Sosial-Budaya

Masyarakat Minangkabau di Nagari Sungayang, Kabupaten Tanah Datar,

Provinsi Sumatera Barat)

Wahyu Andikha

Pawito

Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

AbstractThis study was conducted to find out how socio-cultural changes occur in Nagari Sungayang society and then identify the role of communication in those changes. This research belongs to the type of qualitative paradigm by using phenomenology methods. The data collection technique was done by doing In depth Interview to 22 informants as primary data source, participant observation and documentation in order to provide data with sharper details. Sample were taken through maximum variation sampling technique and the data was analyzed by using Miles and Huberman interactive analysis with stages of data reductions.The result showed that there is a socio-cultural changes in Nagari Sungayang Society and occur in social system, mainly in economic aspect, structure and social stratification, the waning in implementation of local ceremonials, customary law, art, the old traditions, and understanding or Islamic magnificence. Later, there is indication that communication played a strong role as a trigger or catalyst in the process of the changes. The form of communications that were identified are interpersonal, group, mass (old media & new media) and computed mediated communication (CMC).

Keywords: Socio-Cultural Change, Role of Communication, General System Theory (GST), Minangkabau

2

Page 3: D0213102.docx · Web viewUntuk menjelaskan elemen komunikasi yang dibutuhkan dalam terjadinya komunikasi interpersonal, circular model yang disampaikan oleh Wilbur Schramm dan C.E

Pendahuluan

Masyarakat merupakan elemen sosial yang berkembang dinamis dan menuntut

masyarakat untuk melakukan perubahan yang tidak dapat dihindari yang

mempengaruhi seluruh aspek kehidupan mereka. Perubahan secara masif

mempengaruhi sekelompok masyarakat dalam konteks sosial budaya yang sama dan

kemudian memunculkan pergeseran yang bersifat struktural. Fenomena ini kemudian

lazim disebut sebagai perubahan sosial-budaya (Socio-Cultural). Segala sesuatu

tentunya akan terjadi jika munculnya sejumlah faktor sebagai pemicu, Seperti halnya

perubahan sosial budaya yang muncul akibat sejumlah faktor. Secara umum

fenomena ini dikaitkan kepada globalisasi yang mendesak adanya transformasi

kepada sejumlah aktivitas sosial-ekonomi masyarakat dalam lingkup kecil dan

berkembang secara cepat (Servaes & Lie, 2008: 59). Selain itu, faktor internal seperti

pola penerimaan dan adaptasi inovasi dari sebuah masyarakat juga sanagat

berpengaruh lansung kepada struktur sosial dan budaya yang ada. Kemampuan dan

kesiapan masyarakat untuk menerima inovasi yang berasal dari luar juga menjadi

tolak ukur.

Hal ini dikarenakan bahwa setiap perubahan yang terjadi, baik itu berdampak

baik ataupun buruk akan menimbulkan sebuah penolakan atau yang dikenal sebagai

konflik yang merupakan sumber dari sebuah perubahan (Panopio & Rolda, 2007:

429). Konflik ini terjadi akibat adanya gap nilai atau paham yang dianut masyarakat

dan kemudian melebur dalam jangka waktu tertentu, sesuai dengan kemampuan

adaptasi masyarakat. Di Indonesia, fenomena perubahan sosial budaya sudah terjadi

sejak lama dan terjadi secara masif saat masa orde baru muncul. Masuknya budaya

kapitalis secara besar-besaran memperbesar potensi terjadinya perubahan sosial

budaya seperti yang dialami masyarakat Minangkabau. Berdasarkan hasil Sensus oleh

Badan Pusat Statistik pada tahun 2010, Sebanyak 6,4 Juta masyarakat Indonesia

berasal dari etnis minangkabau atau sekitar 2,73 persen dari seluruh penduduk di

Indonesia (BPS, 2010: 9).

3

Page 4: D0213102.docx · Web viewUntuk menjelaskan elemen komunikasi yang dibutuhkan dalam terjadinya komunikasi interpersonal, circular model yang disampaikan oleh Wilbur Schramm dan C.E

Masyarakat Minangkabau merupakan masyakarat yang memiliki mobilitas

sosial yang sangat tinggi. Terbukti dengan adanya budaya merantau pemuda minang

hingga ke luar pulau sumatera, bahkan luar negeri dengan tujuan untuk mengadu

nasib dengan berdagang atau menuntut ilmu. Selain itu, kepercayaan orang

Minangkabau bahwa “Alam takambang jadi guru”, yakni alam merupakan tempat

yang bisa dijadikan guru untuk memperoleh ilmu, memperkuat pandangan merantau

sebagai sesuatu yang penting bagi mereka, kemanapun mereka akan merantau

nantinya. Selain itu, Pepatah minang “Sakali aia gadang, sakali tapian baraliah”

mengisyaratkan bahwa orang Minangkabau sudah memprediksi perubahan yang akan

mempegaruhi tatanan yang sudah ada. Dengan demikian, orang Minangkabau

cenderung terbuka dalam memandang sebuah perubahan dan mudah menerima

berbagai inovasi, selagi tidak mengganggu eksistensi budayanya (Sairin, 2002: 184).

Namun demikian, perubahan sosial budaya yang terjadi di Minangkabau saat

ini sudah mengarah kepada transformasi, dimana adanya penggerusan atau

pergerseran sejumlah fungsi, nilai, sistem sosial budaya yang sudah diturunkan oleh

leluhur dan menjadi sebuah kebudayaan yang seharusnya tetap dilestarikan. Sejumlah

sistem sosiokultural seperti ekonomi, sosial, budaya, dan agama menjadi sasaran dari

terjadinya perubahan tersebut. Hal ini secara massal menarik sejumlah kalangan

meneliti bagaimana proses perubahan sosial budaya terjadi pada salah satu suku

matrilineal terbesar di dunia. Sejumlah tradisi Miangkabau sudah mulai hilang dari

kebiasaan masyarakat, seperti adanya perayaan pada saat panen hasil bumi yang

sudah mulai ditinggalkan akibat adanya perubahan mata pencarian masyarakat,

hilangnya sejumlah peran tokoh seperti mamak, bundo kanduang dan budaya yang

tergerus. Perubahan ini juga merubah kebiasaan dari masyarakat minangkabau dalam

melakukan komunikasi kelompok. Maota Lapau merupakan istilah yang digunakan

dalam kegiatan sharing yang dilakukan masyarakat Minangkabau di warung.

Masyarakat Minangkabau memandang warung sebagai tempat berunding,

membicarakan persoalan masyarakat, isu-isu terkini dan dihadiri oleh masyarakat dari

seluruh lapisan.

4

Page 5: D0213102.docx · Web viewUntuk menjelaskan elemen komunikasi yang dibutuhkan dalam terjadinya komunikasi interpersonal, circular model yang disampaikan oleh Wilbur Schramm dan C.E

Melihat kepada ruang lingkup perubahan yang terjadi dalam skala regional

mendekatkan diri kepada konsep modernisasi yang terjadi dalam lingkup kecil.

modernisasi telah membawa masyarakat kepada arus informasi yang cepat dan

mempengaruhi kompleksitas dari sistem sosial budayanya. Dunia kapitalis membawa

perubahan bagi proses penerimaan informasi yang semakin terbuka dan memperbesar

potensi masyarakat untuk menyerap nilai-nilai sosial budaya baru di luar realitas

sosial budaya mereka. Moderniasi menjadi aspek yang harus masyarakat terima dan

berlansung secara terus-menerus. Proses interaksi berjalan cepat seiring dengan

adanya inovasi dan penyebaran nilai modernisasi ditengah masyarakat. Interaksi yang

merupakan bentuk perilaku dasar manusia direpresentasikan kedalam komunikasi,

interaksi dengan menggunakan bahasa verbal atau nonverbal yang bertujuan, baik

dalam transfer informasi maupun dalam rangka merubah sikap individu lainnya.

Pergeseran sistem sosial ini tentunya akan terus berjalan, tidak hanya masyarakat

minangkabau saja, akan tetapi juga dalam lingkup yang lebih besar lagi. Ada

sejumlah aspek internal yang sangat berperan vital dalam perubahan ini, yakni

komunikasi yang menjadi elemen yang sangat dekat dengan masyarakat.Komunikasi

memiliki hubungan dengan terjadinya perubahan dan berperan sebagai media

persuasi yang dapat mengarahkan individu untuk melakukan penyesuaiaan terhadap

keadaan sosial budaya yang ada pada saat itu.

Proses komunikasi sangat terlihat dalam proses perubahan sosial budaya,

dimana pengetahuan masyarakat akan dibangun melalui serangkaian pesan yang

efektif yang bertujuan menjadikan mereka sebagai agen perubahan (Harun &

Ardianto, 2011: 143). Kathleen M Carley mendukung hal ini melalui teori konstruksi,

dimana sistem sosial budaya berubah sebagai bentuk respon dari tindakan (interaksi

dan komunikasi) dari individu yang terlibat dan biasanya berinteraksi secara tatap

muka (Kaufer & Carley, 1993: xiii). Interaksi yang dimaksud tidak terbatas akan

tatap muka saja, akan tetapi masuk ke bentuk komunikasi lainnya yang sudah

berkembang bahkan memanfaatkan teknologi terkini dalam penyampaian pesan.

5

Page 6: D0213102.docx · Web viewUntuk menjelaskan elemen komunikasi yang dibutuhkan dalam terjadinya komunikasi interpersonal, circular model yang disampaikan oleh Wilbur Schramm dan C.E

Perkembangan teknologi secara lansung berdampak pada bagaimana pola

komunikasi masyarakat. Alat teknologi kemudian menjadikan peran komunikasi

menjadi lebih besar, termasuk dalam terjadinya perubahan sosial budaya masyarakat

Komunikasi menjadi katalis dalam terjadinya perubahan sosial budaya, khsusnya

masyarakat minangkabau yang terkenal akan kemahiran dalam melakukan hal ini.

Komunikasi yang dimaksud tidak hanya media massa dan new media yang sering kali

dijadikan sebagai alat dalam penyebaran inovasi dan nilai-nilai baru, akan tetapi

kegiatan komunikasi yang dapat dikategorikan sederhana seperti komunikasi

interpersonal antara masyarakat, komunikasi kelompok dalam forum formal atau

informal, bahkan adanya sosilasasi yang rutin dilakukan pemerintah, menjadi

perhatian pada penelitian ini. Untuk mengkaji fenomena komunikasi dan sosiologi ini

perlu adanya rujukan teori yang dapat menggabungkan kedua disiplin ilmu ini. Teori

sistem yang dikembangkan oleh B. Audrey Fisher dan Hawes dapat dijadikan rujukan

dalam membahas penyebaran informasi melalui interaksi masyarakat dengan

lingkungan sebagai bagian dalam sebuah sistem, dalah hal ini adalah sistem sosial

budaya yang ada pada masyarakat.

Selain itu, peneliti juga menjelaskan sejumlah peneltian terdahulu terkait peran

komunikasi dalam perubahan sosial budaya yang dijadikan rujukan dalam

memberikan batasan dalam melakukan penelitian. Pertama, penelitian yang

dilakukan oleh saudara Siti Fatimah mengenai perubahan sosial budaya masyarakat

yang tergambar dalam novel TAMU karta Wisran Hadi, seorang sastrawan terkenal

asal Minangkabau. Hasilnya bahwa sejumlah pergeseran nilai-nilai sosial dan budaya

Minangkabau mulai terjadi sejak diterapkannya kebijakan-kebijakan yang bersifat

sentralistis dan otoriter. Pusako dan budaya merantau dan berkembangnya keluarga

batih dan pendidikan menjadi faktor yang cukup besar dalam terjadinya perubahan

sistem nilai di Minangkabau (Fatimah, 2008: 285). Kedua, penelitian yang dilakukan

oleh Bǔi Hoǎi Son terkait sociocultural change yang terjadi akibat new means of

Communication (NMC) di Vietnam. Dalam penelitian ini, ditemukan sejumlah

perubahan perilaku sosial dan budaya masyarakat Vietnam yang disebabkan oleh

6

Page 7: D0213102.docx · Web viewUntuk menjelaskan elemen komunikasi yang dibutuhkan dalam terjadinya komunikasi interpersonal, circular model yang disampaikan oleh Wilbur Schramm dan C.E

adanya perkembangan teknologi komunikasi, khususnya internet dan cellphone dan

menimbulkan kecenderungan sikap individualisme, keterbukaan berpendapat dalam

minoritas, keterbukaan diri yang lebih besar dan sejumlah budaya dan aturan dalam

berbicara di tempat umum hingga penggerusan terhadap pemakaian bahasa

tradisional (Son, 2008: 21-25).

Selanjutnya, Penelitian mengenai peran komunikasi dalam perubahan sosial

budaya juga dilakukan oleh Sergio Carciotto dan Mulugeta F. Dinbabo. Penelitian

berkesimpulan bahwa komunikasi pembangunan menginisiatif adanya tindakan

secara kolektif dengan menaikkan kepercayaan diantara audiens dan komunikasi

pembangunan dengan tujuan mendidik mengizinkan mereka untuk mengidentifikasi

permasalahan dan membuat strategi dalam rangka mobilisasi sumber daya untuk

melakukan sejumlah tindakan (Carciotto & Dinbabo, 2013: 61-70). Adapun dari

sejumlah penelitian diatas menginspirasi penulis untuk meneliti tentang bagaimana

komunikasi dapat berperan dalam perubahan sosial budaya masyarakat.

Dalam hal ini peneliti akan mengidentifikasi bentuk komunikasi apa saja yang

berperan serta nilai-nilai yang ikut tergerus akibat adanya proses sosial ini, seperti

ekonomi, sosial, politik, agama, pendidikan dan yang paling penting adalah budaya

itu sendiri.Berdasarkan urgensi yang disebutkan diatas, peneliti melakukan penelian

tersebut dalam ranah akademik untuk mengetahui dampak berbagai aspek

komunikasi, mulai dari komunikasi interpersonal, kelompok, media massa, hingga

pemanfaatan new media dalam proses perubahan sosial budaya masyarakat Nagari

Sungayang. Peneliti memilih Nagari Sungayang sebagai lokasi penelitian, karena

Suangayang merupakan Nagari keempat yang tertua di Minangkabau yang

wilayahnya cukup kental akan penerapan nilai sosial dan budaya. Selain itu, Nagari

Sungayang terletak di daerah lahirnya kebudayaan Minangkabau atau dikenal sebagai

Luhak Nan Tigo dan besar adanya kemungkinan daerah tersebut akan terjadinya

perubahan sosial-budaya dikarenakan banyaknya keturunan masyarakat disana yang

merantau baik di dalam maupun keluar provinsi Sumatera Barat.

7

Page 8: D0213102.docx · Web viewUntuk menjelaskan elemen komunikasi yang dibutuhkan dalam terjadinya komunikasi interpersonal, circular model yang disampaikan oleh Wilbur Schramm dan C.E

Rumusan Masalah

1. Perubahan sosial-budaya seperti apa dan bagaimana yang terjadi di Nagari

Sungayang, Kabupaten Tanah Datar?

2. Bagaimana faktor komunikasi berperan dalam proses perubahan sosial-budaya

yang terjadi di Nagari Sungayang?

Telaah Pustaka

1. Komunikasi sebagai Proses

Sejumlah ahli menilai komunikasi sebagai sebuah proses, baik dalam

konteks transmisi pesan, interaksi sosial bahkan kepada kebudayaan yang

berkesinambungan secara dinamis (Liliweri, 2007: 6). Hal ini didasarkan akan

kebutuhan manusia akan interaksi yang kemudian memunculkan aktivitas

komunikasi itu sendiri dengan menggunakan elemen yang telah disepakati

bersama, terlebih dalam hal ini masyarakat pedesaan yang kental akan tradisi dan

adat yang sudah digunakan. Konsep komunikasi diatas merujuk kepada dekatnya

komunikasi kepada kehidupan masyarakat, khususnya pada dinamisnya

kehidupan mereka. Jika mengarah kepada konteks perubahan, komunikasi dapat

dipandang sebagai kegiatan mentransfer ide-ide, informasi atau menerima ide

dari anggota kelompok lainnya terkait isu atau masalah tertentu yang memicu

perubahan bagi masyarakat nantinya (Khosrow-Pour, 2005: 263).

2. Elemen Komunikasi

Untuk menjelaskan elemen komunikasi yang dibutuhkan dalam terjadinya

komunikasi interpersonal, circular model yang disampaikan oleh Wilbur

Schramm dan C.E. Osgood dapat merepresentasikan hal itu. Mereka mengatakan

bahwa komunikasi akan berjalan secara berulang oleh kedua pihak yang

berkomunikasi. Adapun model ini merumuskan adanya tiga unsur komunikasi,

yakni komunikator dan komunikan yang memiliki tiga fungsi, yaitu encoder,

interpreter dan decoder.

8

Page 9: D0213102.docx · Web viewUntuk menjelaskan elemen komunikasi yang dibutuhkan dalam terjadinya komunikasi interpersonal, circular model yang disampaikan oleh Wilbur Schramm dan C.E

Unsur ketiga adalah pesan yang disampaian secara dua arah (dalam

Mcquail & Windhai, 2015:19). Sedangkan model komunikasi interaksional yang

disampaikan oleh Fisher dapat menggambarkan komunikasi yang berjalan pada

lingkungan sosial. Setiap individu memiliki peran yang dapat dilihat dari

interaksi sosialnya (dalam Mulyana, 2012: 173). Beralih kepada komunikasi

massa yang dapat dijelaskan oleh beberapa model komunikasi. Salah satunya

adalah model komunikasi yang cukup terkenal, yaitu teori Laswell. Beliau

menjelaskan bahwa komunikasi massa dapat dilakukan jika sudah mencakupi

who, says what, in which channel, to whom, with what effect (dalam Mcquail &

Windahi, 2015: 13).

3. Bentuk Komunikasi

Sesuai dengan rumusan masaah, penelitian ini berusaha untuk

mengidentifikasi bentuk komunikasi yang terlibat dalam terjadinya perubahan

sosial budaya. Untuk menjelaskan bentuk komunikasi yang berperan disana,

penjabaran dari Devito cukup tepat untuk menjabarkan bentuk komunikasi yang

ada dalam masyarakat saat ini. Adapun bentuk komunikasi yang dimaksud

adalah (2015: 3):

a. Komunikasi Interpersonal

b. Komunikasi Kelompok

c. Komunikasi Massa (Old and New Media)

d. Computer Mediated Communication

4. Sistem Sosial Budaya

Dalam mengkaji sebuah peradaban, dimulai dari sebuah aspek terkecilnya

yaitu masyarakat. Masyarakat diartikan sebagai sekelompok manusia yang hidup

secara bersama-sama dalam kelompok yang terorganisasi dan diatur dalam sistem

yang berjalan secara kultural (Sanderson, 2010: 44).Pernyataan diatas menjadi

dasar bahwa sistem sosial budaya merupakan komponen yang dibentuk secara

alami oleh masyarakat itu sendiri. Komponen ini dapat muncul dari dalam atau

luar sistem masyarakat itu sendiri sehingga saling mempengaruhi. Komponen dari

9

Page 10: D0213102.docx · Web viewUntuk menjelaskan elemen komunikasi yang dibutuhkan dalam terjadinya komunikasi interpersonal, circular model yang disampaikan oleh Wilbur Schramm dan C.E

sistem sosial budaya ini terbagi dalam tiga tingkatan yakni superstruktur ideologis,

struktur sosial dan infrastruktur material (Sanderson, 2010: 60). Dalam penelitian

ini, komponen yang teridenfitikasi mengalami perubahan meliputi ekonomi,

pendidikan, budaya, agama, stratifikasi dan struktur Sosial, teknologi serta

sejumlah komponen yang berasal dari luar.

5. Perubahan Sosial Budaya

Perubahan sosial merupakan sebuah proses yang mempengaruhi sejumlah

aspek kehidupan masyarakat dan berpotensi merubah sistem sosial budaya yang

sudah ada, baik secara menyeluruh ataupun sedikit demi sedikit dalam jangka

waktu yang relatif tidak menentu. Pengertian diatas menitik beratkan pada

transformasi sistem sosial saja, berbeda dengan apa yang disampaikan oleh Burhan

Bungin terkait perubahan sosial:

Perubahan sosial adalah proses sosial yang dialami oleh anggota masyarakat serta semua unsur-unsur budaya dan sistem-sistem sosial, di mana semua tingkat kehidupan masyarakat secara sukarela atau dipengaruhi oleh unsur-unsur eksternal meninggalkan pola-pola kehidupan, budaya, dan sistem sosial lama kemudian menyesuaikan diri atau menggunakan pola-pola kehidupan, budaya, dan sistem sosial yang baru (Bungin, 2006: 91).

Definisi diatas memberikan gambaran yang jelas bagaimana masyarakat

dituntut untuk mengikuti seluruh perubahan yang terjadi, baik sistem sosial,

budaya dan aspek kehidupan lainnya yang disebabkan oleh faktor dari luar sistem

sosial mereka. Adapun aspek masyarakat yang dimaksud Bungin adalah,

perubahan pola pikir masyarakat, perilaku masyarakat hingga budaya materi yang

dimiliki sebelumnya. Jika dilihat secara keseluruhan bahwa perubahan sosial

merupakan bagian dari perubahan kebudayaan yang konteksnya lebih luas.

Meskipun demikian, ada sejumlah unsur kebudayaan yang tidak mempengaruhi

sistem sosial, seperti perubahan kesenian dan birokrasi yang terjadi di suatu

masyarakat tidak harus merubah sistem atau struktur sosial yang sudah ditetepakan

sebelumnya.

10

Page 11: D0213102.docx · Web viewUntuk menjelaskan elemen komunikasi yang dibutuhkan dalam terjadinya komunikasi interpersonal, circular model yang disampaikan oleh Wilbur Schramm dan C.E

6. Teori Sistem Umum

Ludwig von Bertalanffy yang merupakan penggagas teori GST melalui

konsep sistem terbuka yang terisnpirasi dari karyanya dalam pengembangan

biologi (dalam Hammond, 2003:18). Bertalanffy memberikan saran penelitian

yang berhubungan dengan lingkungan keseluruhan, organisasi atau multivariasi

interaksi dalam sistem yang tergorganisir agar memfokuskan pada perkembangan,

mekanisme dan sistem terbuka dan tertutup (2003:119).

Asumsi open system dari Bertalanffy dimodifikasi oleh B. Aubrey Fisher

dan Leonard C. Hawes yang kemudian mengembangkan konsep sistem yang

awalnya singular (sistem terbuka) menjadi plural yaitu adanya sistem terbuka dan

tertutup. Adapun fisher dan Hawes mengklasifikasikan sistem dalam kelompok

menjadi dua jenis, yakni sistem terbuka dan tertutup.Pada sistem terbuka, susunan

komponen terus menerus berubah karena saling mempengaruhi dan dipengaruhi

oleh variabel lingkungan, bebas berinteraksi dengan lingkungan yang melekat

kepada sistem. Sistem terbuka mampu menghasilkan informasi secara independen

dan menyesuaikan diri serta mediasi terhadap efek dari faktor lingkungan.

Berkebalikan dari sistem terbuka, pengaturan awal dari komponen sistem

menentukan stabilitas akhir dari strtuktur, fungsi dan perilaku, sehingga dapat

artikan sistem tertutup tidak mempengaruhi ataupun mempengaruhi

lingkungannya dan tidak memiliki kemampuan untuk mengatur diri (Fisher &

Hawes, 2009: 446-447).

Metodologi

Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi penelitian

fenomenologi. Patton (2002) bahwa pendekatan fenomenologi cenderung

mengekspolrasi, mendeskripsikan serta menganalisis apa yang informan rasakan,

11

Page 12: D0213102.docx · Web viewUntuk menjelaskan elemen komunikasi yang dibutuhkan dalam terjadinya komunikasi interpersonal, circular model yang disampaikan oleh Wilbur Schramm dan C.E

pikirkan, deskripsikan, ingat tentang sebuah pengalaman dalam kehidupan mereka,

baik itu keadaan hingga percakapan yang mereka lakukan saat itu (dalam Marshall &

Rossman 2016:24). Objek dalam penelitian ini adalah Sejumlah elemen masyarakat

Nagari Sungayang, Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat. Wawancara

dilakukan melibatkan 22 informan di mana 20 informan merupakan penduduk yang

menetap di Nagari dan 2 Informan lainnya merupakan penduduk Nagari Sungayang

yang berada di daerah rantau. Pemilihan informan yang berbeda dilakukan untuk

menambah variasi jawaban mengenai perubahan sosial-budaya yang dirasakan antara

masyarakat yang berada di Nagari dengan mereka yang berada dirantau.

Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, khususnya

maximum variation dalam meraih informasi secara spesifik dan dalam jumlah yang

banayak. Adapun teknik pengumpulan data meliputi wawancara mendalam sebagai

data primer, observasi partisipasi dan dokumentasi untuk melengkapi data primer.

Selanjutnya, model analisis Miles dan Huberman dimanfaatkan dalam proses analisis

data, mulai dari reduksi data, penyajian data, hingga penarikan kesimpulan.

Sajian dan Analisis Data

Penyajian data dalam penelitian ini sekaligus dilakukan dengan analisis oleh

peneliti. Data yang dikumpulkan merupakan hasil yang diperoleh di lapangan sesuai

dengan fokus penelitian yang diambil oleh peneliti. Berikut sajian dan analisis data

yang dapat dipaparkan secara rinci dari temuan di lapangan:

1. Perubahan Sosial-Budaya yang Terjadi di Nagari Sungayang

Dari data yang berhasil dikumpulkan selama ± 3 bulan, maka dapat

dikatakan bahwa banyak perubahan sosial-budaya yang terjadi pada waktu yang

bervariasi. Para informan memiliki pandangan yang berbeda akan waktu

terjadinya perubahan diatas. Sebahagian besar merasakan perubahan setelah

terjadinya perang PRRI tahun 1958-1960, yang lainnya mengatakan perubahan

tersebut terjadi sejak masuknya pemerintahan (era Soeharto) dan mulai masuknya

12

Page 13: D0213102.docx · Web viewUntuk menjelaskan elemen komunikasi yang dibutuhkan dalam terjadinya komunikasi interpersonal, circular model yang disampaikan oleh Wilbur Schramm dan C.E

aliran listrik serta media massa (televisi). Perubahan yang dimaksud lebih

mendominasi kepada aspek sistem sosial, yaitu:

a. Perekonomian

Perekonomian menjadi salah satu faktor terbesar munculnya sejumlah

perubahan sosial-budaya. Hal ini merujuk kepada sektor ekonomi yang

mendominasi segala aktivitas masyarakat dan menjadi sentral dari sistem

sosial. Perubahan sosial-budaya yang muncul dalam bentuk modernisasi

kemudian merombak keseluruhan kelas hingga stratifikasi sosial (Sztompka,

2008: 87).

Adapun bentuk perubahan atau pergeseran yang terjadi dalam sektor

ekonomi masyarakat Nagari Sungayang meliputi sejumlah sub sistem yang

ada di dalam sistem ekonomi. Pertama, pada mata pencaharian masyarakat

yang dahulu masih didominasi dalam bidang pertanian, dimana 80% dari

mereka merupakan petani. Kemudian, terjadi perubahan akibat terbatasnya

sumber daya di Nagari dan meningkatnya kebutuhan hidup mengharuskan

mereka mencari mata pencarharian lain, tidak lagi di dalam nagari saja.

Sehingga muncul berbagai macam bentuk mata pencaharian yang lebih

mengandalkan sumber daya manusia. Kedua, sistem kerja masyarakat yang

dahulu sangat kental akan gotong royong yang merupakan konsekuensi dari

hidup secara komunal pada saat itu.

Pola hidup masyarakat yang berangsur berubah dan masifnya perialku

merantau menyebabkan sistem kerja berubah menjadi sistem upah. Ketiga,

keterbukaan informasi dan inovasi dari sejumlah pihak membuat

berkembangnya teknologi pertanian yang merubah pola bertano masyarakat

yang semula mengandalkan alam dan binatang (memakai belerang,

menggunakan kerbau dalam membajak), sekarang sudah menggunakan alat

canggih dan pola tanam yang lebih vegetatif sehingga lebih efisien. Keempat,

terjadinya perubahan dalam pola merantau yang mana dahulu dikenal sebagai

13

Page 14: D0213102.docx · Web viewUntuk menjelaskan elemen komunikasi yang dibutuhkan dalam terjadinya komunikasi interpersonal, circular model yang disampaikan oleh Wilbur Schramm dan C.E

rantau manakiak yaitu rantau jarak dekat dalam jangka waktu yang singkat

untuk meraih penghasilan sembari menunggu panen padi dan berubah menjadi

rantau china dan menetap di daerah perantauan.

b. Struktur dan Stratifikasi sosial

Dalam struktur dan stratifikasi sosial, perubahan terjadi dalam sub

sistem yang beragam. Pertama, terjadinya pergeseran pola pendidikan yang

dahulu berorientasi ke agama berubah menjadi sekolah umum. Hal ini

ditandai dengan beralihnya fungsi surau sebagai tempat pembelajaran utama

ilmu umum dan budaya menjadi sekedar tempat mengaji saja. Masyarakat

cenderung memasukkan anaknya ke sekolah umum, berbeda pada saat dahulu

yang mana masyarakat bangga akan prestasii dibidang agama dibandingkan

bidang umum.

Hal ini disebabkan adanya perbedaan orientasi masyarakat mengenai

pendidikan dimana lebih cenderung dikaitkan kepada karir. Mereka

menganggap karir mereka yang disekolah agama sangat terbatas jika

dibandingkan dari mereka yang berasal dari sekolah umum. Kedua, mengenai

sistem kasta yang dahulu sangat kental di Nagari Sungayang, seperti para

niniak mamak yang memiliki darah biru akan berbeda dengan masyarakat

biasa dalam hal tertentu. Selanjutnya, sistem kasta ini akhirnya mulai hilang

meskipun secara tidak lansung masih dirasakan secara struktur adat. Murdai

(86) menambahkan bahwa sistem kasta ini akhirnya hilang akibat besarnya

syiar agama yang terjadi di Nagari Sungayang melalui kajiannya mengenai

ketauhidan membuat masyarakat akhirnye tercerahkan sehingga manusia

dianggap sama tanpa ada kedudukan yang tinggi ataupun rendah. Selain itu,

sisten keluarga juga mengalami pergeseran.

Masyarkat yang dahulu dikenal hiudp komunal di ruumah gadang

akhirnya berubah akibat keinginan untuk hidup mandiri di ruumah masing-

masing, sehinnga rumah gadag hanay difungsikan dalam acara adat saja.

14

Page 15: D0213102.docx · Web viewUntuk menjelaskan elemen komunikasi yang dibutuhkan dalam terjadinya komunikasi interpersonal, circular model yang disampaikan oleh Wilbur Schramm dan C.E

Ketiga, berubahnya peranan tokoh masyarkat seperti niniak mamak yang

kebanyakan tidak lagi hidu ditengah masyarakat dan mengurusi seluruh hal

tentang kemenakannnya. Keempat, terjadinya perubahan yang ada pada ruang

public masyarakat, seperti lapau. adapun lapau yang merupakan pusat

jaringan komunikasi masyarakat yang kental akan obrolan adat dan nagari,

kemudian berubah dikaibatkan masuknya media massa, sehingga obrolan

sudah mencakup seluruh topic yang ada di media, tidak terbatas hanya

mengenai nagari dan adat saja.

c. Pergeseran pada pelaksanaaan sejumlah adat istiadat, hukum adat,

kesenian, serta tradisi yang ada

Secara umum, pada aspek adat istiadat mengalami perubahan yang

cukup siginfikan dalam hal waktu pelaksanaan. Acara adat yang dahulu

dilaksanakan pada waktu yang panjang (1 minggu) sekarang diperpendek

menjadi satu hari saja dan pelaksanaan yang dahulu diadakan malam, saat ini

dilakukan pada siang hari. Hal ini dikarenakan faktor ekonomi masyarakat

dimana mereka tidak lagi mementingkan atau menomorsatukan acara adat

karena kompleksnya kebutuhan mereka atau sederhananya efektifitas waktu.

Sedangkan pada aspek hukum, KAN tidak lagi menjadi lembaga

otoritas yang berhak untuk menrapkan hukum dan mengadili masyarakat

karena dominasi hukum sipil yang berlaku hingga saat ini. Hukum adat hanya

berfungsi sebatas mengenai aspek adat saja dan beberapa diantaranya sudah

hilang penerapannya, seperti kawin keluar nagari dan sejenisnya. Berbeda

dengan sejumlah poin diatas, kesenian dan tradisi yang dilakukan masyarakat

Nagari Sungayang sudah masuk pada tahap yang lebih besar, dimana

perubahan sangat jelas terlihat menggerus kebudayaan lokal. Seperi yang

terjadi pada peralihan randai dan saluang baik dari segi pelaksanaan dan

fungsinya yang telah tergantikan oleh media massa dan elektornik.

Sejumlah tata cara pelaksanaan seperti penokohan berubah totakl

akibat nilai baru yang ditampilak melalui televisi, sehingga memaksa

15

Page 16: D0213102.docx · Web viewUntuk menjelaskan elemen komunikasi yang dibutuhkan dalam terjadinya komunikasi interpersonal, circular model yang disampaikan oleh Wilbur Schramm dan C.E

masyarakat untuk merubah itu. Selain itu, randai dan saluang hampir

tergantikan fungsinya sebagai media hiburan utama masyarkat nagari karena

media massa, sehingga kedua kesenian ini hanya difungsikan pada acara

tertentu saja. Selain itu, kesenian dan alat baru pun muncul dan menggerus

kebudayaan, seperti KIM dan penggunaan orgen tunggal.

d. Pemahaman dan syiar agama islam (memudarnya mitos, Pengalaman

nilai-nilai agama).

Untuk pemahaman dan syiar agama menjadi faktor seklaigus sub sistem

yang mengalami perubahan, dimana kelompok majlis sudah mulai tergantikan

dengan adanya pemanfaatan media massa dan new media dalam mengakses

informasi keagamaan. Selain itu, syiar agama juga menjadi faktor terjainya

perubahan pemahaman masyarkaat akan mitos yang kemudian menghilang.

Hal ini disebabkan adanya penyebaran ajaran tauhid dari ulama ke masyarakat

agar tidak melaksanaakan kegaiatan atau mempercayai bentuk kesyirikan.

2. Peran Komunikasi dalam Perubahan Sosial-Budaya di Nagari Sungayang

Komunikasi memiliki peran vital dalam terjadinya proses perubahan sosial-

budaya dan komunikasi juga berfungsi sebagai pemicu dan katalis terjadinya

perubahan tersebut Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat berjalan karena

adanya transaksi informasi melalui sejumlah channel. Penulis kemudian

mengidentifikasi setidaknya ada empat bentuk komunikasi yang mengambil peran

yang berbeda namun berkesinambungan antara satu dengan yang lainnya. Dalam

proses terjadinya perubahan, komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok

serta Computed Mediated Communication (CMC) berperan dalam menyalurkan

pesan-pesan perubahan dari pihak eksternal ke internal nagari ataupun antara

sesama penduduk nagari sungayang. Sedangkan peran komunikasi massa (old

media dan new media) lebih banyak berperan sebagai pemicu dari terjadinya

perubahan yang nantinya akan terintegrasi dengan bentuk komunikasi

dibawahnya.

16

Page 17: D0213102.docx · Web viewUntuk menjelaskan elemen komunikasi yang dibutuhkan dalam terjadinya komunikasi interpersonal, circular model yang disampaikan oleh Wilbur Schramm dan C.E

Sifat komunikasi satu arah yang dibangun komunikasi massa memberikan

efek yang besar dan menuntun masyarat terhadap perubahan. CMC juga memiliki

peran yang sama melalui penyebarkan informasi-informasi berkaitan kepada

kemajuan yang sangat dibutuhkan masyarakat serta menciptakan pola komunikasi

tanpa batasan ruang dan waktu. Komunikasi interpersonal dan kelompok dominan

sebagai katalis yang cenderung berdampak pada aspek afektif dan konatif

masyarakat. Sedangkan, komunikasi massa dan CMC dominan sebagai pemicu

perubahan dan berpengaruh pada penambahan pengetahuan (informasi dan nilai-

nilai baru), afektif (merubah pemikiran dan sikap) hingga aspek konatif

(melakukan perubahan dan menyebarkan informasi perubahan).

3. Teknologi dan Opinion Leaders

New media dan CMC yang berperan dalam perubahan sosial-budaya

masyarakat diindentifikasi sudah mulai menggantikan peran sejumlah tokoh

masyarakat sebagai Opinion Leader. Singkatnya, kedua aspek ini sudah merubah

definisi dari opinion leader yang berperan dalam model komunikasi dua tahap

(Two steps flow) yang biasanya kuat pengaplikasiaanya dalam penyebaran nilai-

nilai perubahan kepada masyarakat yang awam akan informasi baru, seperti yang

terjadi pada aspek pemahaman dan syiar agama islam dan teknologi pertanian,

dimana kedudukan masyarakat dan opinion leader sejajaran yakni memperoleh

informasi utama dari dunia maya. Teknologi kemudian memringkas fungsi

opinion leader yaitu hanya mengkonfiirmasi informasi yang ada saja, bukan lagi

mempengaruhi secara utuh kepada masyarakat.

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, didapatkan hasil bahwa perubahan

sosial-budaya masyarakat terjadi di Nagari Sungayang dalam sejumlah sistem sosial-

budaya dan dalam variasi waktu tertentu. Pasca terjadinya peristiwa PRRI pada tahun

1958-1960 di Nagari Sungayang dan masuknya listrik serta media massa pada tahun

1975-an menjadi momen yang dianggap sebagai pemicu yang menyebabkan terjadi

17

Page 18: D0213102.docx · Web viewUntuk menjelaskan elemen komunikasi yang dibutuhkan dalam terjadinya komunikasi interpersonal, circular model yang disampaikan oleh Wilbur Schramm dan C.E

Perubahan atau pergeseran dalam sejumlah sistem sosial masyarakat yakni

perekonomian, struktur dan stratifikasi sosial, perlaksanaan adat istiadat, hukum adat,

tradisi dan kesenian serta pemahaman dan syiar agama Islam.

Secara umum, faktor ekonomi menjadi penyebab terjadinya perubahan dalam

sistem sosial masyarakat secara masif serta ada asumsi tentang masyarakat terbuka

yang memungkinkan adanya transfer informasi baik dalam sistem maupun yang

diberikan dari lingkungan luar yang kemudian memperkuat identifikasi bahwa

komunikasi menjadi salah satu faktor yang berperan besar dalam terjadinya proses

perubahan yang dimaksud di atas. Peranan komunikasi dapat dilihat dalam sejumlah

bentuk komunikasi yang memiliki fungsi yang berbeda-beda, akan tetapi saling

berintegrasi. Bentuk komunikasi yang dimaksud meliputi komunikasi interpersonal,

komunikasi kelompok, komunikasi massa (old and new media) dan Computed

Mediated Communication (CMC).

Adapun peranan komunikasi terbagi dalam dua jenis, yakni sebagai pemicu dan

katalis dari perubahan sosial-budaya yang ada. Komunikasi Interpersonal dan

kelompok berperan sebagai katalis dengan menyebarkan nilai-nilai perubahan yang

kemudian memperngaruhi masyarakat mulai dari tingkat kognitif hingga konatif.

Komunikasi melalui media seperti media massa (old media & new media) dan CMC

berperan sebagai katalis dan lebih banyak mempengaruhi aspek kognitif hingga

afektif meskipun ada sejumlah masyarakat yang sudah masuk kedalam aspek Konatif

dan Computed Mediated Communication kemudian berperan dalam merubah

masyarakat dalam tingkatan kognitif dan afektif.

Saran

Saran yang dapat diberikan menanggapi kesimpulan yang telah dipaparkan di

atas bahwa penelitian ini dapat dijadikan bahan pembelajaran bagi seluruh kalangan

masyarakat Nagari Sungayang dalam menyikapi perubahan sosial-budaya yang

terjadi di daerah mereka. Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bagi elemen

18

Page 19: D0213102.docx · Web viewUntuk menjelaskan elemen komunikasi yang dibutuhkan dalam terjadinya komunikasi interpersonal, circular model yang disampaikan oleh Wilbur Schramm dan C.E

Tigo tali sapilin (KAN, BPRN, Pemerintah Nagari), Agen perubahan (Kelompok

tani, para ulama, perantau) serta stakeholders dalam mengembangkan cara

berkomunikasi yang memberikan dampak besar baik melalui komunikasi

interpersonal, kelompok, media massa, serta new media dalam menyampaikan pesan

perubahan atau inovasi secara tepat.

Daftar PustakaBPS. (2010). Kewarganegaraan, suku bangsa, agama, dan bahasa sehari-hari

penduduk Indonesia: Hasil Sensus Penduduk 2010. Jakarta: Badan Pusat Statistik

Bungin, B. (2008). Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana

Carciotto, S. & Dinbabo, M. F. (2013). Role of Development Communication in Fostering Social Change: Evidance from Lesotho. Journal Communication, 4.2, 65-70

Devito, J. A. (2015). Human Communication: The Basic Cource Thirteenth Edition. USA: Pearson Education

Fatimah, S. (2008). Mencermati Perubahan Sosial Masyarakat Minangkabau Melalui Novel TAMU Karya Wisran Hadi. Humaniora, 20.3, 278-285

Fisher, B. A. & Hawes, L. C. (2009). An Interact System Model: Generating a Grounded Theory of Small Groups. Quarterly Journal of Speech, 57.4, 444-453

Hammond, D. (2003). The Science of Synthesis: Exploring the Social Implication of General Systems Theory. Colorado: University Press of Colorado

Harun, R. & Ardianto, E. (2011). Komunikasi Pembangunan dan Perubahan Sosial. Jakarta: Rajagrafindo Persada

Kaufer, D.S. & Carley, K.M. (1993). Communication at a Distance: The Influence of Print on Sociocultural Organization and Change. New York: Psychology Press

Khosrow-Pour, M. (2005). Encyclopedia of Information Science and Technology, First Edition. USA: Idea Group

Liliweri, A. (2007). Makna Budaya dalam Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta: LKis

Marshall, C. & Rossman, G. B. (2016). Designing Qualitative Research. Singapore: Sage Publication, Inc

Mcquail, D. & Windahl, S. (2015). Communication Models for the Study of Mass Communication. London: Routledge

Mulyana, D. (2012). Culture and Communication: An Indonesian Scholar Perspective. Bandung: Remaja Rosdakarya

19

Page 20: D0213102.docx · Web viewUntuk menjelaskan elemen komunikasi yang dibutuhkan dalam terjadinya komunikasi interpersonal, circular model yang disampaikan oleh Wilbur Schramm dan C.E

Panopio, I. S. & Rolda, R. S. (2007). Society and Culture: Introduction to Sociology and Antropology, 3th Revision. Quezon City, Philippine: Katha Publishing, Co., Inc

Sairin, S. (2002). Perubahan Sosial Masyarakat Indonesia: Perspektif Antrologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sanderson, S. K. (2010). Makro Sosiologi: Sebuah Pendekatan Terhadap Realitas Sosial. (Wajidi & Menno, Trans). Jakarta: Rajagrafindo Persada

Servaes, J. (2008). Communication for Development and Social Change. New Delhi: Sage Publication India Pvt Ltd

Son, B. H. (2008). New Means of Communication and Socio-Cultural Change in Vietnam. Social Science Information Review, 3.3, 19-25

Sztompka, P. (2008). Sosiologi Perubahan Sosial. (Alimandan, Trans.) Jakarta: Prenada

20