Upload
others
View
12
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
- 1 -
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH (DIM) RANCANGAN UNDANG-UNDANG
TENTANG PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
1. RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK
INDONESIA NOMOR … TAHUN …
TENTANG PENGADAAN TANAH UNTUK
PEMBANGUNAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
F-PD : Frasa “UNTUK PEMBANGUNAN” diganti dengan “PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM” karena defenisi pembangunan terlalu luas.
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR … TAHUN … TENTANG
PENGADAAN TANAH PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG : Kata “PENGADAAN” diubah menjadi “PENYEDIAAN” dan kata “TANAH” diubah menjadi “LAHAN”.
Perlu ditegaskan dengan kalimat “BAGI KEPENTINGAN UMUM”, sehingga kepentingan individu/kelompok tidak bisa berlindung dibalik “pembangunan”. Pemberian judul sebisa mungkin ringkas namun tidak menimbulkan multi interpretasi.
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK
INDONESIA NOMOR … TAHUN …
TENTANG PENYEDIAAN LAHAN
UNTUK PEMBANGUNAN BAGI KEPENTINGAN UMUM
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
- 2 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
Istilah “PENGADAAN” cenderung diartikan sebagai upaya mendatangkan sesuatu, sehingga sebaiknya digunakan istilah “PENYEDIAAN” yang berarti upaya menyiapkan sesuatu. Masyarakat cenderung mempersepsikan tanah sebagai “soil”, sedangkan tanah yang dimaksud dalam RUU ini adalah sebagai “land”. Dalam ilmu kehutanan, tanah adalah media tanam, sedangkan lahan adalah hamparan tanah yang digunakan untuk tujuan tertentu. (Referensi: Kamus Kehutanan)
F-PDIP:
Perubahan redaksi: Kata “PEMBANGUNAN“ diganti dengan kata “KEPENTINGAN UMUM“
Perubahan kata pembangunan menjadi Kepentingan umum dimaksudkan untuk mempertegas tujuan dari pengaturan RUU ini yang hanya mengatur pengadaan tanah yang ditujukan untuk kepentingan umum.
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK
INDONESIA NOMOR … TAHUN …
TENTANG PENGADAAN TANAH UNTUK
KEPENTINGAN UMUM
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
F-PKS : TETAP TETAP
- 3 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PAN : Ada perubahan menjadi: PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN diubah menjadi PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM.
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK
INDONESIA NOMOR … TAHUN …
TENTANG PENGADAAN TANAH BAGI
PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
F-PPP : Judul UNTUK PEMBANGUNAN diganti dengan BAGI KEPENTINGAN UMUM mengingat luasnya arti kata pembangunan, dan agar lebih spesifik
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK
INDONESIA NOMOR … TAHUN …
TENTANG PENGADAAN TANAH BAGI
KEPENTINGAN UMUM
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
F-PKB : Pembangunan oleh Pemerintah pada RANCANGAN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK
- 4 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
prinsipnya dilakukan untuk kepentingan umum, dimana parameternya adalah adanya proses yang partisipatif dalam perumusan rencana pembangunan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi hasil pembangunan. Namun, tidak dapat dipungkiri, selalu ada bias dalam proses partisipatory development antara lain melalui manipulasi partisipasi, baik manipulasi informasi, pelaksanaan partisipasi yang tidak komprehensif, yang pada umumnya hal ini terjadi karena adanya misi tersembunyi yang tidak berkesusaian dengan kepentingan umum. Oleh karena itu,untuk mencegah bias, reduksi dan deviasi tersebut, maka kalimat “UNTUK KEPENTINGAN UMUM” ini diperlukan untuk memastikan nilai filosofis dan ideologis dari kebijakan pengadaan tanah untuk pembangunan.
INDONESIA NOMOR … TAHUN …
TENTANG PENGADAAN TANAH BAGI
PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
- 5 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-P. HANURA :
Di tambah “BAGI KEPENTINGAN UMUM” karena dalam pasal-pasal berikutnya mencantumkan kepentingan umum dan di dalam Naskah Akademik (NA) dicantumkan tetapi dalam judul tidak disebut. Jadi lebih menegaskan untuk lebih sinkron.
RANCANGAN UNDANG-UNDANG RE PUBLIK
INDONESIA NOMOR … TAHUN …
TENTANG PENGADAAN TANAH UNTUK
PEMBANGUNAN BAGI KEPENTINGAN UMUM
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
2. Menimbang : a. Bahwa dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang adil dan sejahtera, Pemerintah perlu melaksanakan pembangunan;
F-PD:
TETAP TETAP
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG Rumusan difokuskan pada pokok masalah dalam RUU ini. Mengikuti perubahan judul diatas.
Menimbang: Bahwa dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan sejahtera, Pemerintah perlu menyediakan lahan untuk pembangunan bagi kepentingan umum;
F-PDIP:
Perubahan redaksi kata “sejahtera” diganti dengan kata “makmur” dan kata “perlu”
Menimbang: a. Bahwa dalam rangka
mewujudkan masyarakat
- 6 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
diganti dengan kata “wajib” Serta menambahkan kalimat “berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945” setelah kata makmur. Disesuaikan dengan peristilahan dalam UUD 1945 dan UU No. 5 tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Agraria. Perubahan kata perlu menjadi wajib dimaksudkan sebagai sebuah penekanan bahwa Pemerintah harus melaksanakan pembangunan sebagai amanat UUD 1945 untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Konsideran tersebut juga merujuk pada RUU Sistem Resi Gudang yang sudah disahkan oleh DPR, Pasal 2 UU No. 10 Tahun 2004.
yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Pemerintah wajib melaksanakan pembangunan;
F-PKS: TETAP
TETAP
F-PAN:
Istilah “adil dan makmur” terdapat dalam Pembukaan UUD NRI tahun 1945. Karena itu, kata “sejahtera” diubah menjadi
Menimbang: Bahwa dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan
- 7 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
“makmur”. Pancasila dan UUD NRI tahun 1945, pemerintah perlu melaksanakan pembangunan;
F-PPP: TETAP
TETAP
F-PKB : Idem DIM angka 1
Menimbang : a. Bahwa dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang adil dan sejahtera, Pemerintah perlu melaksanakan pembangunan;
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA :
Penambahan kata makmur, dalam Pembukaan UUD 45 alinea dua:….yang merdeka, bersatu, berdaulat adil dan makmur…. Setelah makmur, barulah sejahtera melalui pembangunan yang dilaksanakan secara adil dan demokratis
Menimbang : a. Bahwa dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera, Pemerintah perlu melaksanakan pembangunan;
3. b. bahwa untuk menjamin terselenggara nya pembangunan sebagaimana di maksud dalam huruf a.
F-PD: TETAP
TETAP Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG:
Rumusan difokuskan pada pokok masalah
b. bahwa untuk menjamin terselenggaranya
- 8 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
diperlukan tanah yang perolehannya harus dilaksanakan dengan cara yang lebih adil dan demokratis;
dalam RUU ini. Mengikuti perubahan judul diatas.
pembangunan bagi kepentingan umum sebagaimana dimaksud dalam huruf a. diperlukan lahan yang perolehannya harus dilaksanakan dengan cara yang lebih adil dan demokratis;
F-PDIP:
Perubahan redaksi setelah kata “tanah” ditambahkan kata “untuk kepentingan umum” dan frasa “cara yang lebih adil dan demokratis” diganti “mengedepankan prinsip kemanusiaan, demokratis dan adil” Penambahan kata mengedepankan prinsip kemanusiaan dimaksudkan agar pengadaan tanah dilaksanakan dengan memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan karena praktik pengadaan tanah yang terjadi selama ini seringkali dilakukan dengan cara yang mengabaikan prinsip kemanusiaan
bahwa untuk menjamin terselenggaranya pembangunan sebagaimana di maksud dalam huruf a. diperlukan tanah untuk kepentingan umum yang perolehannya harus dilaksanakan dengan mengedepankan prinsip kemanusiaan, demokratis dan adil
- 9 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PKS : TETAP
TETAP
F-PAN : Agar menyesuaikan dengan judul RUU sebagaimana di atas, maka kata “perolehan” diubah menjadi “pengadaan”. Dan agar pengadaan tanah tidak menjadi bumerang bagi masyarakat, maka perlu ditambahkan kata “bijaksana” setelah kata “adil”.
b. Bahwa untuk menjamin terselenggaranya pembangunan sebagaimana dimaksud pada huruf a, diperlukan tanah yang pengadaannya harus dilaksanakan dengan cara yang lebih adil, bijaksana, dan demokratis;
F-PPP : TETAP
TETAP
F-PKB :
Penambahan phrasa “serta mempertimbangkan nilai sosial, kultural dan politik” dimaksudkan untuk memastikan bahwa pengadaan tanah tidak menyebabkan tergerusnya nilai social, kultural dan politik yang melekat pada tanah yang menjadi obyek pengadaan tanah tersebut.
b. bahwa untuk menjamin terselenggara nya pembangunan sebagaimana di maksud dalam huruf a. diperlukan tanah yang perolehannya harus dilaksanakan dengan cara yang lebih adil dan demokratis, serta mempertimbangkan nilai sosial, kultural dan politik;
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
- 10 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-P. HANURA:
Perubahan redaksional: lebih menekankan jaminan terhadap cara-cara perolehan tanah yang merupakan modal dalam sebuah pembangunan
b. bahwa untuk menjamin terlaksananya pembangunan sebagaimana di maksud huruf a. dibutuhkan modal tanah yang pelaksanaan perolehannya harus diselenggarakan dengan cara yang adil dan demokratis; serta memegang teguh keinginan memakmurkan dan mensejahterakan rakyat;
4. c. bahwa peraturan perundang-undangan dibidang pengadaan tanah belum dapat menjamin perolehan tanah untuk pelaksanaan pembangunan;
F-PD :
TETAP TETAP
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG :
Rumusan difokuskan pada pokok masalah dalam RUU ini. Mengikuti perubahan judul diatas.
bahwa peraturan perundang-undangan di bidang penyediaan lahan belum dapat menjamin perolehan lahan untuk pelaksanaan pembangunan bagi kepentingan umum
F-PDIP:
Perubahan redaksi kalimat “pelaksanaan pembangunan” diganti dengan “kepentingan umum”. Disesuaikan dengan
c. bahwa peraturan perundang-undangan di bidang pengadaan tanah belum dapat menjamin perolehan tanah untuk kepentingan umum;
- 11 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
perubahan judul. F-PKS : TETAP
TETAP
F-PAN :
Menyesuaikan dengan di atas. Kata “perolehan” diganti dengan “pengadaan”.
c. Bahwa peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan pengadaan tanah selama ini belum dapat menjamin pelaksanaan pembangunan;
F-PPP :
Ditambahkan “bagi kepentingan umum”
c. bahwa peraturan perundang-undangan di bidang pengadaan tanah belum dapat menjamin perolehan tanah untuk pelaksanaan pembangunan bagi kepentingan umum;
F-PKB :
Idem DIM angka 1
bahwa peraturan perundang-undangan dibidang pengadaan tanah belum dapat menjamin perolehan tanah untuk pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum;
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA :
Menambahkan kalimat ”dalam penerapannya” setelah kalimat
c. bahwa peraturan perundang-undangan dibidang pengadaan tanah dalam
- 12 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
dibidang pengadaan Menambahkan kata ”penyelenggaraan” Serta ”pelaksanaan pembangunan” menjadi ”kepentingan umum”
penerapannya belum dapat menjamin penyelenggaraan perolehan tanah untuk kepentingan umum;
5. d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu membentuk Undang-Undang tentang Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan;
F-PD:
Disesuaikan dengan judul. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu membentuk Undang-Undang tentang Pengadaan Tanah Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di TIMUS
F-PG:
Rumusan difokuskan pada pokok masalah dalam RUU ini. Mengikuti perubahan judul diatas.
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu membentuk Undang-Undang tentang Penyediaan Lahan Untuk Pembangunan Bagi Kepentingan Umum;
F-PDIP:
Perubahan redaksi disesuaikan dengan judul.
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu
- 13 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
membentuk Undang-Undang tentang Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum;
F-PKS : TETAP
TETAP
F-PAN :
Disesuaikan dengan judul RUU
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu membentuk Undang-Undang tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
F-PPP :
Frase Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan diganti dengan Pengadaan Tanah Bagi Kepentingan
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu membentuk Undang-Undang tentang Pengadaan Tanah Bagi Kepentingan Umum
F-PKB :
Disesuaikan dengan judul RUU
bahwa berdasarkan
- 14 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu membentuk Undang-Undang tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA :
Disesuaikan dengan judul konsideran diatas
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu membentuk Undang-Undang tentang Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan Bagi Kepentingan Umum
6. Mengingat: l. Pasal 5 ayat (1),
Pasal 20, Pasal 28G ayat (1), Pasal 28H, Pasal 28I ayat (5), Pasal 28J ayat (2), dan Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik
F-PD :
TETAP TETAP
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG : TETAP
TETAP
F-PDIP : TETAP
TETAP
F-PKS : TETAP
TETAP
- 15 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
Indonesia Tahun 1945;
F-PAN : TETAP
TETAP
F-PPP :
Menambahkan 3 (tiga) Pasal antara lain: Pasal 18B ayat (2) “Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepajang masih hidup dan sesuai dengan pekembangan masyarakat dan prinsip NKRI yang diatur dalam UU”; Pasal 28H ayat (4), “setiap orang berhak mepunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapapun”; Pasal 33 ayat (4) “perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip keberasamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan kesatuan ekonomi nasional.”
Mengingat: l. Pasal 5 ayat (1), Pasal 18B
ayat (2), Pasal 20, Pasal 28G ayat (1), Pasal 28H ayat (4), Pasal 28I ayat (5), Pasal 28J ayat (2), dan Pasal 33 ayat (3) dan ayat (4) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
F-PKB : TETAP
TETAP
- 16 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA :
TETAP TETAP
7. 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran. Negara Republik Indonesia Nomor 2034);
F-PD :
TETAP TETAP
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran. Negara Republik Indonesia Nomor 2034);
Disyahkan Tanggal 18 Agustus 2011 di ruang rapat KK I
F-PG : TETAP
TETAP F-PDIP : TETAP
TETAP F-PKS : TETAP
TETAP F-PAN : TETAP
TETAP F-PPP : TETAP
TETAP F-PKB : TETAP
TETAP F-P. GERINDRA :
TETAP
TETAP F-P. HANURA :
TETAP TETAP
7a F-PKS :
Penambahan konsideran
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 Tentang Pedoman Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan.
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
- 17 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
7b Pasal 10 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
7c F-PAN :
Ada tambahan point mengingat : 3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan. Lembaran Negara Nomor 4725)
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
7d F-PKB :
Ditambah konsideran mengingat angka 3, 4, 5
UU nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
7e Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009;
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
7f UU nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
8. Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA dan
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
MEMUTUSKAN:
F-PD :
TETAP TETAP
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA dan
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
MEMUTUSKAN:
F-PG: : TETAP
TETAP
F-PDIP : TETAP
TETAP F-PKS : TETAP
TETAP F-PAN : TETAP
- 18 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
TETAP Disyahkan Tanggal 18 Agustus 2011 di ruang rapat KK I
F-PPP : TETAP
TETAP F-PKB :
TETAP TETAP
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA :
TETAP TETAP
9. Menetapkan: UNDANG-UNDANG TENTANG PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN.
F-PD:
Direvisi
Menetapkan: UNDANG-UNDANG TENTANG PENGADAAN TANAH PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM.
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di TIMUS
F-PG :
Mengikuti perubahan judul diatas :
Menetapkan: UNDANG-UNDANG TENTANG PENYEDIAAN LAHAN UNTUK PEMBANGUNAN BAGI KEPENTINGAN UMUM.
F-PDIP:
Perubahan redaksi: kata “PEMBANGUNAN” diganti “KEPENTINGAN UMUM”. Disesuaikan dengan perubahan judul
Menetapkan: UNDANG-UNDANG TENTANG PENGADAAN TANAH UNTUK KEPENTINGAN UMUM.
F-PKS : TETAP
TETAP
- 19 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PAN:
Ada perubahan sesuai dengan judul di
atas.
Menetapkan: UNDANG-UNDANG TENTANG PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM.
F-PPP: Frase “Pengadaan Tanah Untuk
Pembangunan” diganti dengan “Pengadaan Tanah Bagi Kepentingan Umum”.
Menetapkan: UNDANG-UNDANG TENTANG PENGADAAN TANAH BAGI KEPENTINGAN UMUM.
F-PKB:
Idem DIM angka 1
Menetapkan: UNDANG-UNDANG TENTANG PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM.
F-P. GERINDRA:
TETAP TETAP
F-P. HANURA:
Disesuaikan dengan judul. Menetapkan: UNDANG-UNDANG TENTANG PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN BAGI KEPENTINGAN UMUM.
10. BAB I KETENTUAN UMUM
F-PD : TETAP
TETAP BAB I
KETENTUAN UMUM
Disyahkan Tanggal 18 Agustus
F-PG : TETAP
TETAP
F-PDIP : TETAP
- 20 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
TETAP 2011 di ruang rapat KK I F-PKS :
TETAP
TETAP F-PAN : TETAP
TETAP F-PPP : TETAP
TETAP F-PKB :
TETAP
TETAP F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA :
TETAP TETAP
11. Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan;
F-PD :
TETAP TETAP
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG : TETAP
TETAP
F-PDIP : TETAP
TETAP
F-PKS :
TETAP
Keterangan : Usulan adanya definisi pada Ketentuan Umum perlu juga mencantumkan definisi: a. Kepentingan umum; b. Musyawarah; c. Pembangunan.
TETAP
- 21 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PAN : TETAP
TETAP
F-PPP : TETAP
TETAP
F-PKB : TETAP TETAP
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA :
TETAP TETAP
11a.
F-PD :
Dalam Pasal 1 perlu ditambahkan 1 butir angka mengenai definisi “Kepentingan Umum” serta dipertegas makna, batasan dan ruang lingkup pembangunan untuk Kepentingan Umum, guna mengindari celah dalam penafsiran yang menyalahgunakan wewenang/kekuasaan dengan mengatasnamakan Kepentingan Umum Definisi “Kepentingan Umum adalah kepentingan bangsa dan negara dan/atau kepentingan masyarakat bersama, yang dalam jangka waktu tertentu dikuasai sepenuhnya oleh Negara”
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
- 22 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PDIP :
Penambahan substansi baru: Pengertian “Kepentingan Umum”.
1. Kepentingan Umum adalah sesuatu/kegiatan/kebutuhan yang bermanfaat bagi rakyat, bangsa dan negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat
F-PPP Penambahan angka tentang defenisi “Kepentingan Umum” mengingat banyaknya kata tersebut digunakan serta kaburnya defenisi yang ada dalam undang-undang
Kepentingan Umum adalah kepentingan yang menyangkut hajat hidup orang banyak, berfungsi melayani orang banyak dan memenuhi kebutuhan masyarakat, serta bersifat sosial untuk kepentingan masyarakat
12. 1. Instansi adalah Lembaga Negara, Kementerian/ Lembaga Pemerintah Nonkementerian, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota.
F-PD: TETAP
TETAP Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG:
Dalam hal kegiatan hulu migas misalnya, seluruh penyediaan lahan yang dilakukan oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dan BP MIGAS (sebagai manajemen KKKS) menjadi milik Negara. Oleh karena itu, Badan Hukum Milik Negara atau Badan Hukum Negara seperti BP MIGAS perlu dimasukkan ke dalam definisi instansi.
Instansi adalah Lembaga Negara, Kementerian/ Lembaga Pemerintah Nonkementerian termasuk Badan Hukum Milik Negara dan atau Badan Hukum Negara, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota.
F-PDIP :
Perubahan Redaksi: Pengertian Instansi selain lembaga Negara, juga lembaga
Instansi adalah Lembaga Negara, Kementerian/Lembaga Pemerintah Non Kementrian
- 23 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
sebagaimana dimaksud dalam PP No. 42 Tahun 2002.
termasuk Badan Hukum Milik Negara dan/atau Badan Hukum Negara, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota.
F-PKS :
TETAP
TETAP
F-PAN : TETAP
TETAP
F-PPP : TETAP
TETAP
F-PKB : TETAP
TETAP
F-P. GERINDRA : TETAP
TETAP
F-P. HANURA :
TETAP
TETAP
13. 2. Pengadaan tanah adalah kegiatan untuk memperoleh tanah bagi kepentingan pembangunan dengan cara membayar ganti kerugian yang layak kepada pihak yang berhak.
F-PD:
Perlu direvisi karena obyek tanah tidak selalu berupa tanah kosong atau pekarangan, sehingga perlu pengaturan ganti rugi terhadap bangunan beserta benda yang ada di atas tanah. “Pengadaan tanah adalah kegiatan untuk memperoleh tanah bagi kepentingan umum dengan cara membayar penggantian nilai asset yang adil terhadap tanah, bangunan
Pengadaan tanah adalah kegiatan untuk memperoleh tanah bagi kepentingan umum dengan cara membayar penggantian nilai asset yang adil terhadap tanah, bangunan beserta benda yang berkaitan dengan tanah kepada pihak yang menguasai/memiliki hak atas tanah.
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
- 24 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
beserta benda yang berkaitan dengan tanah kepada pihak yang menguasai/memiliki hak atas tanah”.
F-PG:
Penggunaan istilah ganti kerugian kurang tepat, hal itu mengesankan pahwa pemegang hak yang tanahnya terkena penyediaan lahan untuk pembangunan kepentingan umum selalu dalam keadaan rugi. Lebih tepat menggunakan istilah kompensasi, karena tidak mengesankan pemegang hak yang tanahnya terkena penyediaan lahan untuk pembangunan kepentingan umum menjadi rugi tetapi setara dengan keadaan sebelumnya atau malah untung. Dengan demikian, maka konsepsi ganti kerugian yang layak kurang tepat. Lebih tepat menggunakan konsepsi “kompensasi yang adil”, karena hal ini lebih sesuai dengan jiwa RUU ini yakni pelaksanaan penyediaan lahan secara lebih adil dan demokratis (lihat konsideran huruf b: “bahwa untuk menjamin terselenggaranya pembangunan sebagaimana dimaksud huruf a, diperlukan tanah yang perolehannya harus dilaksanakan
Penyediaan lahan adalah kegiatan untuk memperoleh lahan bagi keperluan pembangunan kepentingan umum dengan cara membayar kompensasi yang adil kepada pemegang hak.
- 25 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
dengan cara yang lebih adil dan demokratis”). Kata “adil” merujuk pada pemberian kompensasi kepada pemegang hak, dan kata “demokratis” merujuk pada tata cara penyediaan lahan. Kompensasi disebut adil apabila kepada pemegang hak diberikan kompensasi yang dapat memulihkan kondisi sosial ekonominya, minimal setara dengan keadaan sebelum dilaksanakannya penyediaan lahan, bahkan bila memungkinkan dapat meningkatkan kondisi sosial ekonominya.
F-PDIP:
Perubahan redaksi Kata “pembangunan” diganti “umum”;
kata “membayar” diganti “memberikan”; dan setelah kata “layak” ditambahkan kata “dan adil”
Penyesuaian angka 2 menjadi angka 3 Penambahan kata adil agar konsisten dengan konsideran menimbang huruf b dimana pengadaan tanah dilaksanakan dengan mengedepankan prinsip kemanusiaan, demokratis dan adil
Pengadaan tanah adalah kegiatan untuk memperoleh tanah bagi kepentingan umum dengan cara memberikan ganti kerugian yang layak dan adil kepada pihak yang berhak.
- 26 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
Kata membayar akan berkonotasi uang sehingga akan lebih umum kalau menggunakan kata memberikan dan dapat mengakomodasi semua bentuk ganti rugi.
F-PKS :
TETAP
Perlu ada penjelasan mengenai kata “layak”
TETAP
F-PAN :
Perlu perubahan / tambahan dalam dua hal: 1. Menyesuaikan dengan judul 2. Istilah ”layak” perlu dijelaskan secara lebih detil. Dalam DIM ini dijelaskan pada DIM nomor 19
2. Pengadaan tanah adalah kegiatan untuk memperoleh tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum dengan cara membayar ganti kerugian yang layak kepada pihak yang berhak.
F-PPP : Kata pembangunan ganti dengan umum Mengganti kata membayar ganti kerugian menjadi mengganti kerugian, karena konotasi kata membayar adalah uang, sementara ganti rugi bisa saja dalam bentuk lain sebagaimana diatur dalam Pasal 40
2. Pengadaan tanah adalah
kegiatan untuk memperoleh tanah bagi kepentingan umum dengan cara mengganti kerugian yang layak kepada pihak yang berhak.
F-PKB :
Idem DIM angka 1
2. Pengadaan tanah adalah kegiatan untuk memperoleh tanah bagi kepentingan
- 27 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
pembangunan untuk kepentingan umum dengan cara membayar ganti kerugian yang layak kepada pihak yang berhak.
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA :
1. Redaksi ganti kerugian yang layak
perlu didefinisikan secara jelas karena tidak ada penjelasannya dalam NA (lihat UU No.20 tahun 1961)
2. Kata layak bisa di interpretasikan secara bebas jika tidak dijelaskan dalam Naskah Akademik (NA)
3. Penggantian redaksi layak menjadi adil sesuai dengan jiwa RUU ini yakni pelaksanaan pengadaan tanah secara lebih adil dan demokratis (lihat konsideran)
4. Kata adil merujuk pada pemberian ganti kerugian kepada pihak yang berhak dan kata demokratis merujuk kepada tata cara pengadaan tanah
2. Pengadaan tanah adalah kegiatan untuk memperoleh tanah baigi kepentingan pembangunan dengan cara membayar ganti kerugian yang adil kepada pihak yang berhak.
13a F-PPP Penambahan satu point dalam Pasal 1 tentang “Land Banking” sebagai salah satu solusi yang paling efektif untuk pengadaan tanah yang
Land Banking adalah upaya pengadaan tanah untuk kepentingan umum dalam skala besar dan tidak
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
- 28 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
memadai untuk pembangunan mengejar keuntungan, serta menjaga stabilitas harga tanah.
14. 3. Pihak yang berhak adalah pihak yang menguasai/memiliki obyek pengadaan tanah.
F-PD:
Frasa “Obyek Pengadaan” dihilangkan, sehingga menjadi: “Pihak yang berhak adalah pihak yang menguasai/memiliki hak atas tanah”.
Pihak yang berhak adalah pihak yang menguasai/memiliki hak atas tanah.
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG:
Istilah “pihak yang berhak” diganti dengan “pemegang hak (atas tanah)”. Penggunaan istilah “pemegang hak” dirasa lebih definitiif dan langsung merujuk pada pemilik tanah yang menjadi obyek penyediaan lahan.
3. Pemegang hak adalah pihak yang menguasai/memiliki obyek penyediaan lahan.
F-PDIP : TETAP
Penyesuaian angka 3 menjadi angka 4.
4. Pihak yang berhak adalah pihak yang menguasai/memiliki obyek pengadaan tanah.
F-PKS :
Ayat 3 sebaiknya disesuaikan menjadi: “Pihak yang berhak adalah pihak yang menguasai/memiliki “obyek tanah”
Pihak yang berhak adalah pihak yang menguasai/memiliki obyek tanah
F-PAN :
Ada perubahan.
Pihak yang berhak atas tanah dan pihak yang memanfaatkan tanah dan/atau
- 29 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
pemilik segala sesuatu yang berkaitan dengan tanah.
F-PPP :
Adanya penambahan ayat, point 3 berubah menjadi 4 Mengganti defenisi pihak yang berhak, dengan tujuan untuk mengakomodir kenyataan bahwa terkada ada pihak yang memiliki hak guna/memanfaatkan meskipun tidak memilikinya.
4. Pihak yang berhak adalah
pihak yang berhak atas tanah dan pihak yang memanfaatkan tanah dan/atau pemilik segala sesuatu yang berkaitan dengan obyek pengadaan tanah
F-PKB :
TETAP
Ditambahkan dalam penjelasan angka 3: Pihak yang berhak dapat terdiri atas perseorang, kelompok masyarakat adat, atau badan hukum, baik badan hukum swasta atau BUMN/BUMD.
TETAP
F-P. GERINDRA :
TETAP
TETAP
F-P. HANURA :
TETAP TETAP
15. 4. Obyek pengadaan tanah adalah tanah,
F-PD : TETAP
TETAP Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di
- 30 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
ruang atas tanah dan bawah tanah, bangunan, tanaman, benda yang berkaitan dengan tanah, atau lainnya yang dapat dinilai.
PANJA F-PG :
Mengikuti perubahan penggunaan istilah “pengadaan tanah” menjadi “penyediaan lahan”.
4. Obyek penyediaan lahan adalah tanah, ruang atas tanah dan bawah tanah, bangunan, tanaman, benda yang berkaitan dengan tanah, atau lainnya yang dapat dinilai.
F-PDIP :
TETAP
Penyesuaian angka 4 menjadi angka 5
Obyek pengadaan tanah adalah tanah, ruang atas tanah dan bawah tanah, bangunan, tanaman, benda yang berkaitan dengan tanah, atau lainnya yang dapat dinilai.
F-PKS : TETAP
TETAP
F-PAN : TETAP
TETAP
F-PPP :
TETAP
Adanya penambahan ayat, point 4 berubah menjadi 5
5. Obyek pengadaan tanah adalah tanah, ruang atas tanah dan bawah tanah, bangunan, tanaman, benda yang berkaitan dengan tanah, atau lainnya yang dapat dinilai.
- 31 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PKB : TETAP
TETAP
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA :
TETAP
TETAP
16. 5. Hak atas tanah adalah hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria.
F-PD : TETAP
TETAP Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di TIMUS
F-PG : TETAP
TETAP
F-PDIP :
TETAP
Penyesuaian angka 5 menjadi angka 6
Hak atas tanah adalah hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria.
F-PKS : TETAP
TETAP
F-PAN : TETAP
TETAP
F-PPP :
TETAP
Adanya penambahan ayat, point 5 berubah menjadi 6
Hak atas tanah adalah hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 Undang-Undang Nomor 5 Tahun
- 32 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria.
F-PKB : TETAP
TETAP
F-P. GERINDRA : TETAP
TETAP
F-P. HANURA :
TETAP TETAP
17. 6. Hak Pengelolaan adalah hak menguasai dari negara yang kewenangan pelaksanaannya sebagian dilimpahkan kepada pemegangnya.
F-PD : TETAP
TETAP Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG : TETAP
TETAP
F-PDIP :
HAPUS
Dalam rumusan norma RUU ini tidak terdapat istilah hak pengelolaan
HAPUS
F-PKS : TETAP
TETAP
F-PAN : TETAP
TETAP
F-PPP :
TETAP
Adanya penambahan ayat, point 6 berubah menjadi 7
7. Hak Pengelolaan adalah hak menguasai dari negara yang kewenangan pelaksanaannya sebagian dilimpahkan kepada
- 33 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
pemegangnya.
F-PKB : TETAP
TETAP
F-P. GERINDRA : TETAP TETAP
F-P. HANURA :
Merubah kalimat dengan penekanan kepada aspek-aspek tujuan pembangunan nasional
6. Wewenang yang bersumber pada hak menguasai dari Negara Yaitu hak pengelolaan, digunakan untuk mencapai sebesar-besar kemakmuran rakyat dalam arti kebangsaan, kesejahteraan dan kemerdekaan dalam masyarakat dan Negara hukum Indonesia yang merdeka, berdaulat, adil dan makmur.1
18. 7. Pelepasan hak adalah kegiatan pemutusan hubungan hukum antara pihak yang berhak kepada negara melalui Lembaga Pertanahan.
F-PD : TETAP
TETAP Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG :
Idealnya penyediaan lahan dilakukan oleh suatu Panitia (Tim) yang terdiri atas unsur Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah terkait dan unsur Badan Pertanahan Nasional serta instansi yang membutuhkan lahan untuk melakukan musyawarah dengan para
Pelepasan hak adalah kegiatan pemutusan hubungan hukum antara pemegang hak atas tanah untuk diserahkan kepada negara melalui Panitia Penyediaan Lahan yang dibentuk oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah.
- 34 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
pemegang hak yang tanahnya terkena objek pembangunan bagi kepentingan umum untuk bertindak atas nama Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah. Lembaga Pertanahan selama ini menjalankan tugas administrasi dalam hukum pertanahan, sehingga jika diberi wewenang untuk melakukan pembebasan lahan cukup riskan. Tugas tersebut lebih tepat diberikan kepada suatu Panitia (Tim) yang terdiri atas unsur Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah terkait dan unsur Badan Pertanahan Nasional serta instansi yang membutuhkan lahan untuk melakukan musyawarah dengan para pemegang hak yang tanahnya terkena objek pembangunan bagi kepentingan umum untuk bertindak atas nama Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah. Setelah proses pembebasan lahan terlaksana, baru dilaksanakan pemutusan hubungan hukum antara pemegang hak untuk diserahkan kepada Negara melalui Panitia Penyediaan Lahan yang dibentuk oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah
- 35 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
Daerah yang kemudian dicatat dan didokumentasikan/diarsipkan oleh Lembaga Pertanahan.
F-PDIP :
TETAP
TETAP
F-PKS :
Mengganti kata “lembaga pertanahan” menjadi “pemerintah dan pemerintah daerah”
7. Pelepasan hak adalah kegiatan pemutusan hubungan hukum antara pihak yang berhak kepada negara melalui pemerintah dan pemerintah daerah.
F-PAN :
TETAP TETAP
F-PPP :
Adanya penambahan ayat, point 7 menjadi 8 Ditambahkan kalimat penjelas ”atas tanahnya untuk diserahkan”
8. Pelepasan hak adalah kegiatan pemutusan hubungan hukum antara pihak yang berhak atas tanahnya untuk diserahkan kepada negara melalui Lembaga Pertanahan.
F-PKB : TETAP
TETAP
F-P. GERINDRA :
TETAP
TETAP
- 36 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-P. HANURA :
Perlu ditegaskan bahwa lembaga pertanahan yang dimaksud disini siapa.
7. Pelepasan hak adalah kegiatan pemutusan hubungan hukum antara pihak yang berhak kepada negara melalui Lembaga Pertanahan sesuai ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku.
19. 8. Ganti kerugian adalah penggantian yang layak kepada pihak yang berhak dalam proses pengadaan tanah.
F-PD:
Frasa Ganti Kerugian dirubah menjadi Penggantian Nilai Asset dengan pengertian yang lebih jelas. Penggantian Nilai Asset adalah Penggantian terhadap kerugian fisik dan/atau non fisik sebagai akibat pengadaan tanah kepada yang mempunyai tanah, bangunan, tanaman, dan/atau benda lain yang berkaitan dengan tanah yang dapat memberikan kelangsungan hidup lebih baik dari tingkat kehidupan sosial ekonomi sebelumnya.
Penggantian Nilai Asset adalah Penggantian terhadap kerugian fisik dan/atau non fisik sebagai akibat pengadaan tanah kepada yang mempunyai tanah, bangunan, tanaman, dan/atau benda lain yang berkaitan dengan tanah yang dapat memberikan kelangsungan hidup lebih baik dari tingkat kehidupan sosial ekonomi sebelumnya.
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG:
Penggunaan istilah ganti kerugian kurang tepat, hal itu mengesankan pahwa pemegang hak yang tanahnya terkena
Kompensasi adalah penggantian yang adil kepada pemegang hak dalam proses penyediaan
- 37 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
penyediaan lahan untuk pembangunan kepentingan umum selalu dalam keadaan rugi. Lebih tepat menggunakan istilah kompensasi, karena tidak mengesankan pemegang hak yang tanahnya terkena penyediaan lahan untuk pembangunan kepentingan umum menjadi rugi tetapi setara dengan keadaan sebelumnya atau malah untung. Dengan demikian, maka konsepsi ganti kerugian yang layak kurang tepat. Lebih tepat menggunakan konsepsi “kompensasi yang adil”, karena hal ini lebih sesuai dengan jiwa RUU ini yakni pelaksanaan penyediaan lahan secara lebih adil dan demokratis (lihat konsideran huruf b: “bahwa untuk menjamin terselenggaranya pembangunan sebagaimana dimaksud huruf a, diperlukan tanah yang perolehannya harus dilaksanakan dengan cara yang lebih adil dan demokratis”). Kata “adil” merujuk pada pemberian kompensasi kepada pemegang hak, dan kata “demokratis” merujuk pada tata cara penyediaan lahan.
lahan.
- 38 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
Kompensasi disebut adil apabila kepada pemegang hak diberikan kompensasi yang dapat memulihkan kondisi sosial ekonominya, minimal setara dengan keadaan sebelum dilaksanakannya penyediaan lahan, bahkan bila memungkinkan dapat meningkatkan kondisi sosial ekonominya.
F-PDIP:
Perubahan redaksi. Ditambahkan kata “dan adil” setelah kata “layak”. Penambahan kata adil agar konsisten dengan konsideran menimbang huruf b dimana pengadaan tanah dilaksanakan dengan mengedepankan prinsip kemanusiaan, demokratis dan adil.
8. Ganti kerugian adalah penggantian yang layak dan adil kepada pihak yang berhak dalam proses pengadaan tanah.
F-PKS : Mengganti kata “layak” menjadi “adil”
8. Ganti kerugian adalah penggantian yang adil kepada pihak yang berhak dalam proses pengadaan tanah.
F-PAN :
Ada perubahan rumusan :
8. Ganti kerugian yang layak adalah ganti kerugian yang didasarkan atas nilai nyata/ sebenarnya dari tanah atau benda yang bersangkutan yang ditetapkan oleh Pemerintah berdasarkan atas musyawarah
- 39 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
antara Panitia dengan para pemegang hak atas tanah dengan memperhatikan harga umum setempat di samping faktor-faktor lain yang mempengaruhi harga tanah.
F-PPP :
Adanya penambahan ayat, point 8 menjadi 9 Mengganti kata “layak” menjadi “adil” mengingat kaburnya makna istilah layak tersebut
Ganti kerugian adalah penggantian yang adil kepada pihak yang berhak dalam proses pengadaan tanah.
F-PKB :
TETAP
Perlu ditambahkan dalam penjelasan pasal mengenai kriteria atau prinsip-prinsip kelayakan. Terminologi “layak” berpotensi ditafsirkan secara subyektif dan multi-intepretatif oleh masing-masing pihak, baik negara, pihak yang mengadakan tanah maupun pihak yang berhak atas tanah. Untuk mewujudkan kepastian hukum, maka perlu dicantumkan dalam penjelasan pasal 1 angka 8 ini tentang kriteria atau prinsip-prinsip kelayakan ini.
TETAP
- 40 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
Prinsip yang perlu diacu antara lain: Tidak berada di bawah harga pasar. Memperhitungkan tanah, ruang
atas tanah dan bawah tanah, bangunan, tanaman, benda yang berkaitan dengan tanah, atau lainnya yang dapat dinilai
Ditetapkan secara participatoris.
Nilai ganti rugi tidak menyebabkan pihak yang berhak mengalami kondisi sosial dan ekonomi yang lebih buruk dari sebelum tanah diserahkan
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA :
Sesuai dengan diatas. 8. Ganti kerugian adalah penggantian yang adil kepada pihak yang berhak dalam proses pengadaan tanah.
20. 9. Penilai Pertanahan, selanjutnya disebut Penilai, adalah orang perseorangan yang melakukan penilaian
F-PD : TETAP TETAP
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG :
Penambahan substansi: Lembaga atau Tim Penilai.
9. Penilai Pertanahan, selanjutnya disebut Penilai
- 41 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
secara independen dan profesional yang telah mendapat izin praktek penilaian dari Menteri Keuangan dan telah mendapat lisensi dari Lembaga Pertanahan, untuk menghitung nilai/harga obyek pengadaan tanah.
Mengikuti perubahan penggunaan istilah “pengadaan tanah” menjadi “penyediaan lahan”.
Independen, adalah orang perseorangan atau Lembaga atau Tim Penilai yang melakukan penilaian secara independen dan profesional yang telah mendapat izin praktek penilaian dari Menteri Keuangan dan telah mendapat lisensi dari Lembaga Pertanahan, untuk menghitung nilai/harga obyek penyediaan lahan.
F-PDIP : TETAP TETAP
F-PKS :
Mengganti kata “dan telah mendapat lisensi dari Lembaga Pertanahan, untuk menghitung nilai/harga obyek pengadaan tanah” menjadi “dan telah terdaftar pada Lembaga Pertanahan, untuk memberikan opini nilai ekonomi atas obyek pengadaan tanah”
9. Penilaian Pertanahan, selanjutnya disebut Penilai, adalah orang perseorangan yang melakukan penilaian secara independen dan profesional yang telah mendapat izin praktek penilaian dari Menteri Keuangan dan telah terdaftar pada Lembaga Pertanahan, untuk memberikan opini nilai ekonomi atas obyek pengadaan tanah
- 42 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PAN : TETAP TETAP
F-PPP :
Adanya penambahan ayat, point 9 menjadi 10 Ditambahkan “atau Badan Hukum Indonesia” Mengubah frase “menghitung nilai/harga obyek pengadaan tanah” menjadi “memberikan rekomendasi nilai ekonomi atas obyek pengadaan tanah”
10. Penilai Pertanahan, selanjutnya disebut Penilai, adalah orang perseorangan atau Badan Hukum Indonesia yang melakukan penilaian secara independen dan profesional yang telah mendapat izin praktek penilaian dari Menteri Keuangan dan telah mendapat lisensi dari Lembaga Pertanahan, untuk memberikan rekomendasi nilai ekonomi atas obyek pengadaan tanah
F-PKB : TETAP
TETAP
F-P. GERINDRA :
TETAP
TETAP
F-P. HANURA :
TETAP TETAP
21. 10.Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan
F-PD : TETAP
TETAP Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG :
Sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
10. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik Indonesia yang
- 43 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
pemerintahan Negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
memegang kekuasaan pemerintahan Negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
F-PDIP : TETAP
TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP
TETAP
F-PPP :
TETAP
Adanya penambahan ayat, point 10 menjadi 11
Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan Negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
F-PKB : TETAP
TETAP
F-P. GERINDRA : TETAP
TETAP
- 44 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-P. HANURA :
TETAP TETAP
22. 11. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
F-PD : TETAP
TETAP Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di TIMUS
F-PG: TETAP
TETAP
F-PDIP : TETAP
TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP
TETAP
F-PPP :
TETAP
Adanya penambahan ayat, point 11 menjadi 12
12. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
F-PKB : TETAP
TETAP
F-P. GERINDRA :
TETAP
TETAP
- 45 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-P. HANURA :
TETAP TETAP
23. 12. Lembaga Pertanahan adalah Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia, yaitu lembaga pemerintah yang mempunyai tugas di bidang pertanahan secara nasional, regional, dan sektoral.
F-PD :
DIREVISI
Lembaga Pertanahan Pusat adalah lembaga pemerintah yang mempunyai tugas di bidang pertanahan secara nasional. Lembaga Pertanahan Provinsi/Kabupaten/Kota adalah lembaga yang mempunyai tugas di bidang pertanahan pada masing-masing lingkup Provinsi/Kabupaten/Kota.
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG:
HAPUS
Tidak selaras dengan Pasal 10 UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah dan PP No. 38 Tahun 2007. Bidang pertanahan tidak disentralisasikan semuanya di Pemerintah Pusat, dan PP No.6 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Barang Daerah (termasuk pertanahan).
HAPUS
F-PDIP : TETAP
TETAP
F-PKS : TETAP TETAP F-PAN : TETAP
TETAP
- 46 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PPP : TETAP
Adanya penambahan ayat, point 12 menjadi 13
13. Lembaga Pertanahan adalah Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia, yaitu lembaga pemerintah yangmempunyai tugas di bidang pertanahan secara nasional, regional, dan sektoral.
F-PKB : TETAP TETAP F-P. GERINDRA : TETAP TETAP
F-P. HANURA :
TETAP TETAP
24. 13.Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia adalah Pimpinan Lembaga Pertanahan.
F-PD : DIREVISI
Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia adalah Sekretaris Lembaga Pertanahan
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG : TETAP
Penyesuaian angka dimana angka 13 berubah menjadi angka 12.
Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia adalah Pimpinan Lembaga Pertanahan.
F-PDIP : TETAP TETAP F-PKS : TETAP
TETAP F-PAN : TETAP
- 47 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
TETAP F-PPP :
TETAP
Adanya penambahan angka maka angka 13 menjadi 14
Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia adalah Pimpinan Lembaga Pertanahan.
F-PKB : TETAP
TETAP F-P. GERINDRA :
TETAP
TETAP
F-P. HANURA :
TETAP
TETAP
24a. F-PG
Penambahan substansi. Apabila merujuk pada ketentuan dalam Pasal 17 dan 20 RUU ini, bahwa konsultasi publik dilakukan antara pihak yang memerlukan lahan (Panitia Penyediaan Lahan) dan pemegang hak yang akan melepaskan haknya atas tanah (calon tergusur), maka lebih pas disebut “penyelesaian bilateral” sesuai dengan substansi pihak-pihak yang terlibat. Yang namanya konsultasi publik mestinya disebutkan pihak-pihak mana yang dilibatkan dalam konsultasi publik, tidak
Penyelesaian bilateral adalah musyawarah antara pemegang hak atau yang memegang kuasa untuk mewakili dengan Panitia Penyediaan Lahan yang dibentuk oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah untuk menentukan kompensasi yang adil
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
- 48 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
hanya pihak calon tergusur tanahnya dan pihak yang memerlukan lahan, sehingga substansi pengertian publik terpenuhi, yaitu: khalayak luas. Sebaiknya perlu penjelasan dari ahli bahasa agar tidak terjadi multi tafsir.
Perlu menambahkan pengertian “pembangunan bagi kepentingan umum” agar dalam pelaksanaannya tidak multi tafsir.
Pembangunan Bagi Kepentingan Umum adalah pembangunan yang dapat memberikan manfaat dan dapat diakses oleh rakyat secara merata melintasi batas-batas segmen sosial serta tidak bersifat komersial semata.
25. BAB II AZAS DAN TUJUAN
F-PD : TETAP
TETAP BAB II
AZAS DAN TUJUAN
Disyahkan Tanggal 18 Agustus 2011 di ruang rapat KK I
F-PG : TETAP
TETAP F-PDIP : TETAP
TETAP F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP
TETAP F-PPP :
TETAP TETAP
- 49 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PKB : TETAP
TETAP F-P. GERINDRA :
TETAP
TETAP
F-P. HANURA :
TETAP TETAP
26. Pasal 2 Pengadaan tanah dilaksanakan berdasarkan asas:
F-PD : TETAP
TETAP Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di TIMUS
F-PG : Mengikuti perubahan penggunaan istilah
“pengadaan tanah” menjadi “penyediaan lahan”.
Pasal 2 Penyediaan lahan dilaksanakan berdasarkan asas:
F-PDIP : TETAP
TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP
TETAP
F-PPP :
TETAP TETAP
F-PKB : TETAP
TETAP
F-P. GERINDRA :
TETAP
TETAP
F-P. HANURA TETAP
- 50 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
:
TETAP
27. a. keadilan;
F-PD : TETAP
TETAP Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG : TETAP
TETAP
F-PDIP:
Penambahan substansi baru sebelum huruf a yaitu “asas kemanusiaan”. Perubahan redaksi menjadi huruf b
a. kemanusiaan b. keadilan
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP
TETAP
F-PPP : TETAP TETAP
F-PKB : Perubahan tata urutan ini dimaksudkan untuk memperbaiki struktur pengaturan tentang asas, dimana asas (a) sampai dengan (f) berkaitan dengan prinsip nilai, sedangkan asas (g) sampai (i) menyangkut prinsip dalam mekanisme pengadaan tanah.
Perubahan susunan, sebagai berikut: a. keadilan;
F-P. GERINDRA : TETAP
TETAP
- 51 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-P. HANURA:
“asas keadilan” disini tidak sejalan dengan konsideran huruf b. diusulkan untuk dirumuskan kembali dimana yang dimaksud “asas keadilan” adalah memberikan jaminan penggantian yang adil kepada pihak-pihak yang berhak dalam proses Pengadaan Tanah.
27a F-PKB Penambahan subtansi: ”perlindungan atas kepentingan umum” karena manfaat dari tanah tersebut harus dapat diakses oleh seluruh segmen masyarakat, bukan hanya kelompok tertentu, dan bukan hanya untuk kepentingan komersil semata.
b. perlindungan atas kepentingan umum;
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
28. b. kemanfaatan;
F-PD : TETAP
TETAP Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di TIMUS
F-PG : TETAP
TETAP
F-PDIP: Perubahan redaksi menjadi huruf c
c. kemanfaatan;
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP
TETAP
- 52 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PPP : TETAP
TETAP
F-PKB :
TETAP
Penyesuaian huruf b menjadi huruf c. c. kemanfaatan;
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA : TETAP
TETAP
29. c. kepastian;
F-PD : TETAP
TETAP Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di TIMUS
F-PG : TETAP
TETAP
F-PDIP:
Perubahan redaksi menjadi huruf d
d. kepastian;
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP
TETAP
F-PPP : TETAP
TETAP
F-PKB:
Penyesuaian huruf c menjadi huruf d. d. kesejahteraan;
F-P.GERINDRA TETAP
TETAP
F-P. HANURA:
- 53 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
Pertimbangan dalam konsideran: Yang dimaksud “asas kepastian” dalam hukum adalah bahwa pengadaan tanah diselenggarakan dengan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan melindungi hak dan kewajiban semua pihak secara adil dengan jaminan kepastian hukum
30. d. keterbukaan;
F-PD : TETAP
TETAP Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di TIMUS
F-PG : TETAP
TETAP
F-PDIP:
Perubahan redaksi menjadi huruf e
e. keterbukaan;
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP
TETAP
F-PPP :
TETAP TETAP
F-PKB :
Penyesuaian huruf d menjadi huruf e. bahwa pengadaan tanah diselenggarakan dengan melindungi hak dan kewajiban semua pihak secara adil dengan jaminan kepastian hukum.
kepastian hukum;
F-P. GERINDRA :
- 54 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
TETAP TETAP F:-P. HANURA TETAP
TETAP
31. e. kesepakatan;
F-PD : TETAP
TETAP
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di TIMUS
F-PG : TETAP
TETAP
F-PDIP:
Perubahan redaksi menjadi huruf f
f. kesepakatan;
F-PKS : TETAP
TETAP
F-PAN : TETAP
TETAP
F-PPP :
TETAP
TETAP
F-PKB:
Penyesuaian huruf e menjadi huruf f. keselarasan;
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA : TETAP
TETAP
31a F-PKB Asas ini perlu dimasukkan untuk memastikan bahwa dalam proses pengadaan tanah untuk pembangunan harus memperhatikan dan melindungi nilai sejarah dan kultur yang melekat pada
perlindungan terhadap nilai sejarah dan kultur;
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
- 55 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
tanah, misalnya tanah yang menjadi lokasi situs purbakala.
32. f. keikutsertaan;
F-PD : TETAP
TETAP
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di TIMUS
F-PG : TETAP
TETAP
F-PDIP: Perubahan redaksi menjadi huruf g
g. keikutsertaan;
F-PKS : TETAP
TETAP
F-PAN : TETAP
TETAP
F-PPP : TETAP
TETAP
F-PKB:
keterbukaan;
F-P.GERINDRA : TETAP
TETAP
F-P. HANURA : TETAP
TETAP
33. g, kesejahteraan;
F-PD : TETAP
TETAP Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG : TETAP
TETAP
F-PDIP:
Perubahan redaksi menjadi
h. kesejahteraan;
- 56 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
huruf h
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP
TETAP
F-PPP :
Dihapuskan karena pada dasarnya asas ini sudah diadopsi dalam asas keadilan dan asas kemanfaatan
DIHAPUSKAN
F-PKB:
keikutsertaan;
F-P.GERINDRA : TETAP
TETAP
F-P. HANURA:
HAPUS
Asas ini tidak perlu tidak perlu dimuat karena pada dasarnya asas ini sudah diadopsi dalam asas keadilan dan asas kemanfaatan
HAPUS
34. h. keberlanjutan; dan
F-PD : TETAP
TETAP Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG : TETAP
TETAP
F-PDIP:
Perubahan redaksi menjadi huruf i
i. keberlanjutan; dan
F-PKS : TETAP
- 57 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
TETAP F-PAN : TETAP
TETAP
F-PPP :
HAPUS
Karena umumnya dipakai dalam konteks lingkungan hidup, bukan pertanahan
HAPUS
F-PKB: Kesepakatan;
F-P.GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA:
TETAP Penyesuaian huruf Pengertian asas keberlanjutan lazimnya merujuk kepada kelestarian lingkungan hidup Dirumuskan kembali yang dimaksud dengan “asas keberlanjutan” adalah bahwa pengadaan tanah diselenggarakan dengan menjamin kelestarian dan kelangsungan daya dukung dan daya tamping lingkungan
g. keberlanjutan;
34a F-PKB: Penambahan subtansi Akuntabilitas; dan
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
35. i. keselarasan.
F-PD : TETAP
TETAP Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di
- 58 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
PANJA F-PG : TETAP
TETAP
F-PDIP:
Perubahan redaksi menjadi huruf j
j. keselarasan;
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP
TETAP
F-PPP :
HAPUS
Karena sudah ada asas kemanfaatan
HAPUS
F-PKB:
Penyesuaian huruf i menjadi huruf k. Penambahan rumusan kata “kelestarian” ini untuk mempertegas pendefinisian dan maksud dari asas ini, yakni kelestarian dan keberlanjutan lingkungan hidup (sustainability)
k. kelestarian dan keberlanjutan.
F-P.GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA:
HAPUS • Pengertian keselarasan dan
kesinambungan itu berbeda • Perlu dirumuskan kembali atau
dihapuskan saja karena sudah
HAPUS
- 59 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
ditampung dalam asas kemanfaatan
36. Pasal 3 Pengadaan tanah bertujuan untuk tersedianya tanah bagi pelaksanaan pembangunan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta kemakmuran bangsa dan negara.
F-PD: TETAP
TETAP Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG:
Karena penyediaan lahan itu terkait dengan 2 pihak, yaitu pihak yang memerlukan tanah dan pemegang hak, maka kedua belah pihak tersebut harus sama-sama diuntungkan.
Pasal 3 Undang-Undang Penyediaan lahan bertujuan untuk tersedianya lahan bagi pelaksanaan pembangunan kepentingan umum guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta kemakmuran bangsa dan negara, dengan menjamin hak dan kepentingan pemegang hak.
F-PDIP : TETAP
TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN :
Ada perubahan karena menyesuaikan dengan judul RUU ini.
Pasal 3 Pengadaan tanah tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum bertujuan untuk menyedikan tanah bagi pelaksanaan pembangunan guna
- 60 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta kemakmuran bangsa dan negara.
F-PPP :
Pelaksanaan pembangunan diganti dengan kepentingan umum
Pasal 3 Pengadaan tanah bertujuan untuk tersedianya tanah bagi kepentingan umum guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta kemakmuran bangsa dan negara
F-PKB : TETAP
TETAP
F- P. GERINDRA :
Tujuan pengadaan tanah ini adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat sehingga dalam pengadaan tanah untuk pembangunan harus mengutamakan pada keberpihakan akan hak dan kepentingan untuk rakyat.
Pasal 3 Pengadaan tanah bertujuan untuk tersedianya tanah bagi pelaksanaan pembangunan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta kemakmuran bangsa dan Negara dengan melihat keberpihakan akan hak dan kepentingan rakyat.
F-P. HANURA :
Karena pengadaan tanah itu terkait dengan 2 pihak yaitu pihak yang memerlukan tanah dan pihak yang berhak, maka dengan memerhatikan uraian dalam Naskah Akademik (NA) hal. 55, sehingga perlu dirumuskan kembali.
Pasal 3 Undang-undang pengadaan tanah bertujuan untuk memastikan tersedianya tanah bagi pelaksanaan pembangunan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan kemakmuran bangsa dan Negara,
- 61 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
dengan menjamin hak dan kepentingan pihak yang berhak.
37. BAB III POKOK-POKOK
PENGADAAN TANAH
F-PD : TETAP
TETAP Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG :
Istilah diubah. Sesuai dengan UU No.10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan.
BAB III RUANG LINGKUP
PENYEDIAAN LAHAN
F-PDIP : TETAP
TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN :
Diubah menjadi
BAB III POKOK-POKOK KEBIJAKAN
PENGADAAN TANAH
F-PPP :
TETAP TETAP
F-PKB : TETAP
TETAP
F-P.GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA : TETAP
TETAP
38. Bagian Kesatu Umum
F-PD : TETAP
TETAP Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
- 62 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PG : TETAP
TETAP
F-PDIP : TETAP
TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP
TETAP
F -PPP :
HAPUS
Karena hanya satu jenis, Kepentingan Umum, tidak perlu ada pengelompokan bagian
HAPUS
F-PKB:
HAPUS
FPKB mengusulkan agar ruang lingkup UU ini dibatasi hanya pada pengadaan tanah bagi kepentingan umum, sehingga pengaturan tentang pengadaan tanah untuk kepentingan usaha swasta dihapus, karena 2 alasan: 1. Prosedur pengadaan tanah untuk
swasta seharusnya masuk dalam ranah perdata (berlaku hukum jual beli)
2. Pencantuman pengaturan tentang pengadaan tanah untuk swasta bertentangan secara fundamental
HAPUS
- 63 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
dengan misi undang-undang ini, karena kepentingan swasta untuk pengadaan tanah lebih cenderung untuk kepentingan profit.
Sehubungan dengan usulan FPKB ini, maka struktur bagian dan pasal dalam Bab III ini dengan demikian diubah dimana Pembagian Bab III ke dalam 3 bagian dihapuskan, sehingga setelah judul Bab III langsung masuk ke pasal.
F-P.GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA : TETAP
TETAP
39. Pasal 4 Pengadaan tanah untuk pembangunan meliputi:
F-PD :
HAPUS
Pasal 4 DIHAPUS, karena ruang lingkup RUU ini tidak lagi untuk Pembangunan, tetapi dikhususkan untuk Kepentingan Umum.
HAPUS
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG :
Mengikuti perubahan penggunaan istilah “pengadaan tanah” menjadi “penyediaan lahan”.
Pasal 4 Penyediaan lahan untuk pembangunan meliputi:
F-PDIP:
HAPUS
RUU ini dimaksudkan untuk mengatur pengadaan tanah
HAPUS
- 64 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
oleh pemerintah untuk kepentingan umum sehingga pengaturan pengadaan tanah bagi kepentingan swasta tidak perlu dicantumkan lagi karena kewenangan pengadaan tanah hanya dimiliki oleh negara dalam hal ini pemerintah. Oleh karena itu pembagian jenis pengadaan tanah menjadi tidak relevan.
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP
TETAP
F-PPP :
TETAP TETAP
F-PKB :
HAPUS
Pasal 4 ini dihapus, karena FPKB bependapat bahwa pengaturan tentang pengadaan tanah bagi kepentingan swasta harus dihapus dari UU ini (lihat DIM angka 44). Sebagai konsekwensi dari penghapusan klausul pengadaan tanah bagi kepentingan swasta pada huruf b, maka muatan pasal 4 ini hanya mengatur ruang lingkup pengadaan tanah untuk
HAPUS
- 65 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
kepentingan umum. Apabila materi muatan pasal 4 ini hanya mencakup ruang lingkup pengadaan tanah untuk kepentingan umum, maka rumusan norma pasal 4 ini bersifat redundant, sehingga pasal ini perlu dihapus.
F-P GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA :
Disesuaikan dengan perubahan diatas. Pasal 4 Pengadaan tanah untuk Pembangunan bagi kepentingan umum meliputi:
40. a. pengadaan tanah untuk kepentingan umum; dan
F-PD : HAPUS
HAPUS Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG :
Mengikuti perubahan penggunaan istilah “pengadaan tanah” menjadi “penyediaan lahan”.
penyediaan lahan untuk kepentingan umum
F-PDIP:
HAPUS
HAPUS
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP
TETAP
F-PPP :
TETAP TETAP
F-PKB : DIHAPUS
- 66 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
DIHAPUS
F-P. GERINDRA :
Perlu ditambah dengan” yang tidak merugikan rakyat” Menjadi: a. pengadaan tanah untuk
kepentingan umum yang tidak merugikan rakyat
Keterangan : Pentingnya menitikberatkan bentuk kepentingan umum yang tidak merugikan rakyat karena pengadaan tanah yang selama ini terjadi tidak memperhatikan hak dan kepentingan rakyat serta dilakukan dengan semena-mena
a. pengadaan tanah untuk kepentingan umum yang tidak merugikan rakyat
F-P. HANURA : TETAP
TETAP
41. b. pengadaan tanah untuk kepentingan usaha swasta
F-PD : DIHAPUS
DIHAPUS Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
FPG :
Mempertanyakan penyediaan lahan untuk kepentingan swasta mengapa ikut diatur dalam RUU ini? Relevansinya apa? Bukankah hal itu sudah diatur dalam hukum privat yaitu jual-beli, tukar-menukar atau cara lain yang disepakati?
F-PDIP:
- 67 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
HAPUS HAPUS
F-PKS :
TETAP
TETAP
F-PAN : TETAP
TETAP
F-PPP :
Penambahan 2 point baru
Pengadaan tanah untuk kepentingan umum bisa dilaksanakan oleh swasta setelah ditunjuk oleh pemerintah dengan sistem kerjasama pemerintah dan swasta (Public Private Partnership).
.Pengadaan tanah oleh swasta dilaksanakan oleh swasta dan dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
F-PKB : DIHAPUS
DIHAPUS
F-P GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA Disesuaikan dengan perubahan diatas. a. Pengadaan tanah untuk kepentingan pembangunan usaha swasta2
- 68 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
42. Bagian Kedua
Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum
F-PD : TETAP
TETAP Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG : Mengikuti perubahan penggunaan istilah
“pengadaan tanah” menjadi “penyediaan lahan”.
Bagian Kedua Penyediaan lahan Untuk
Kepentingan Umum
F-PDIP: HAPUS HAPUS
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN :
TETAP
F-PPP :
Karena hanya satu jenis, Kepentingan Umum, tidak perlu ada pengelompokan bagian
DIHAPUS
F-PKB :
Judul bagian kedua dihapus lihat DIM angka 45 DIHAPUS
F-P.GERINDRA :
Perlu penjabaran lebih jelas lagi bentuk kepentingan umum
Pada dasarnya Fraksi Partai Gerindra masih berkeberatan dengan rumusan kepentingan umum yang ada dalam RUU
- 69 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
ini. Bahkan adanya RUU ini sebaiknya dipertimbangkan lagi karena sarat dengan kepentingan kapitalis yang sama sekali tidak terlihat memberikan perlindungan kepada rakyat sebagai pemilik tanah. Terlihat adanya peluang untuk terjadinya penyalahgunaan kekuasaan, menindas rakyat, dan pelanggaran HAM. Perlu waktu untuk bisa menyesuaikan RUU ini agar benar-benar diperuntukkan untuk kepentingan rakyat.
F-P. HANURA : TETAP
TETAP
43. Pasal 5 (1) Pemerintah dan/atau
Pemerintah Daerah menjamin tersedianya tanah untuk kepentingan umum.
F-PD :
TETAP TETAP Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG :
Perlu ditambahkan dalam penjelasan ayat ini pengertian tentang kepentingan umum. Hal ini dimaksudkan agar pengertian tentang kepentingan umum tidak multi tafsir.
F-PDIP : TETAP
TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
- 70 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PAN : TETAP
TETAP
F-PPP :
Kata untuk diganti dengan bagi
Pasal 5 (1) Pemerintah dan/atau
Pemerintah Daerah menjamin tersedianya tanah bagi kepentingan umum.
F-PKB :
Penyesuaian nomor pasal Pasal 5 menjadi Pasal 4
Pasal 4 (1) Pemerintah dan/atau
Pemerintah Daerah menjamin tersedianya tanah untuk kepentingan umum.
F-P GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA : TETAP TETAP
44. (2) Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah menjamin tersedianya pendanaan
F-PD : TETAP TETAP (2) Pemerintah dan/atau
Pemerintah Daerah menjamin tersedianya pendanaan
F-PG : TETAP
TETAP
- 71 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PDIP : TETAP
TETAP Disyahkan Tanggal 18 Agustus 2011 di ruang rapat KK I
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP
TETAP F-PPP :
TETAP TETAP
F-PKB :
TETAP TETAP
F-P GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA : TETAP
TETAP 45. Pasal 6
Pihak yang berhak wajib melepaskan tanahnya pada saat pelaksanaan pengadaan tanah untuk kepentingan umum.
F-PD :
DIREVISI
Pasal 6 Pihak yang berhak mempunyai kewajiban melepaskan tanahnya pada saat pelaksanaan pengadaan tanah untuk kepentingan umum, setelah mendapatkan penggantian nilai asset yang adil.
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG :
Karena jika semua tahap penyediaan lahan sudah dilalui dan ganti kerugian sudah diterima oleh pemegang hak atau
DIHAPUS
- 72 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
telah dititipkan di Pengadilan Negeri, pemegang hak wajib melepaskan tanahnya. Hal ini sudah diatur dalam Bab IV Bagian Keempat tentang Pelaksanaan Penyediaan Lahan, khususnya paragraf 5 Pasal 43 ayat (2).
F-PDIP :
Perubahan redaksi Menambahkan kalimat baru diakhir kalimat. Kewajiban melepaskah hak atas tanah dari pihak yang berhak baru dapat diminta oleh negara setelah proses penggantian kerugian yang layak dan adil diterima oleh pihak yang berhak.
Pasal 6 Pihak yang berhak wajib melepaskan tanahnya pada saat pelaksanaan pengadaan tanah untuk kepentingan umum setelah mendapatkan ganti kerugian yang layak dan adil.
F-PKS :
Menghapus pasal 6 berbunyi : Pihak yang berhak wajib melepaskan tanahnya pada saat pelaksanaan pengadaan tanah untuk kepentingan umum.
DIHAPUS
F-PAN :
DIHAPUS DIHAPUS
F-PPP :
Semua tentang swasta dihapuskan dan tidak perlu diatur DIHAPUS
- 73 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
dalam undang-undang ini F-PKB :
Rumusan pasal ini mengatur prinsip dan aturan dasar yang harus dipenuhi dalam pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum. Namun dalam rumusan draft dari Pemerintah, cenderung tidak menyeimbangkan antara hak nsure dengan hak masyarakat, sehingga bertentangan juga dengan pasal 2 huruf a (asas keadilan). Oleh karena itu, guna menjamin terpenuhinya asas keadilan bagi pemilih tanah, maka rumusan pasal ini perlu ditambah dengan frasa “setelah mendapatkan ganti rugi yang layak”.
Pasal 5 Pihak yang berhak wajib melepaskan tanahnya pada saat pelaksanaan pengadaan tanah untuk kepentingan umum setelah mendapatkan ganti rugi yang layak.
F-P GERINDRA :
Pasal ini tidak adil dan tidak pro terhadap kepentingan rakyat. Mengingat banyaknya kasus-kasus tanah yang berkaitan dengan pengadaan tanah untuk pembangunan selama ini yang merugikan rakyat maka perlu mekanisme yang transparan dalam hal pembebasan tanah rakyat. Terlihat terdapat resistensi untuk dapat merampas hak-hak rakyat secara sewenang-wenang oleh Negara, sehingga ada kemungkinan terjadinya pelanggaran HAM terhadap
DIHAPUS
- 74 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
rakyat.
F-P. HANURA :
Dihapus karena jika semua tahap pengadaan tanah sudah dilalui dan diganti kerugian sudah diterima pihak yang berhak atau telah dititipkan di pengadilan negeri, pihak yang berhak wajib melepaskan tanahnya. Hal ini sudah diatur dalam bab IV bagian Keempat tentang pelaksanaan pengadaan tanah, Khususnya Paragraf 5, Pasal 45 ayat (2)
DIHAPUS
46. Pasal 7 Pengadaan tanah untuk kepentingan umum dilaksanakan oleh Lembaga Pertanahan.
F-PD :
DIREVISI
Pasal 7 Pengadaan tanah untuk kepentingan umum dilaksanakan oleh Pemerintah dan atau Pemerintah Daerah.
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG : Menjadi Pasal 6 karena FPG mengusulkan Pasal 6 dihapus. Substansi diubah karena tidak sesuai dengan jiwa UU No.32 Tahun 2004 ttg Pemerintahan Daerah dan PP No.38 Tahun 2007 dimana kewenangan daerah serta lokasi tanah dan masyarakat berada di daerah.
Pasal 6 (1) Penyediaan Lahan untuk
pembangunan bagi kepentingan umum dilaksanakan oleh Panitia Penyediaan Lahan yang terdiri atas unsur Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah terkait dan unsur Badan Pertanahan Nasional serta instansi yang membutuhkan lahan.
- 75 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
Idealnya penyediaan lahan dilakukan oleh suatu Panitia (Tim) yang terdiri atas unsur Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah terkait dan unsur Badan Pertanahan Nasional serta instansi yang membutuhkan lahan untuk melakukan musyawarah dengan para pemegang hak yang tanahnya terkena objek pembangunan bagi kepentingan umum untuk bertindak atas nama Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah. Lembaga Pertanahan selama ini menjalankan tugas administrasi dalam okum pertanahan, sehingga jika diberi wewenang untuk melakukan pembebasan lahan cukup riskan. Tugas tersebut lebih tepat diberikan kepada suatu Panitia (Tim) yang terdiri atas unsur Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah terkait dan unsur Badan Pertanahan Nasional serta instansi yang membutuhkan lahan untuk melakukan musyawarah dengan para pemegang hak yang tanahnya terkena objek pembangunan bagi kepentingan umum untuk bertindak atas nama Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah.
- 76 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
Setelah proses pembebasan lahan terlaksana, baru dilaksanakan pemutusan hubungan hukum antara pemegang hak untuk diserahkan kepada Negara melalui Panitia Penyediaan Lahan yang dibentuk oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah yang kemudian dicatat dan didokumentasikan/diarsipkan oleh Lembaga Pertanahan.
F-PDIP:
Perubahan substansi Pasal 7 Pengadaan tanah untuk kepentingan umum dilaksanakan oleh Pemerintah.
F-PKS :
Menghapus pasal 7 berbunyi : Pengadaan tanah untuk kepentingan umum dilaksanakan oleh Lembaga Pertanahan.
DIHAPUS
F-PAN :
Perlu kajian lebih mendalam untuk menyesuaikan dengan pasal 14 yang menyebutkan pelaksana pengadaan tanah pemerintah.
- 77 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PPP :
Pasal 7 (1) Pengadaan tanah untuk
kepentingan umum dilaksanakan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah dengan unsur dari Badan Pertanahan Nasional yang mempunyai wewenang untuk mengatur aspek teknis pertanahan.
F-PKB :
Penyesuaian nomor pasal 7 menjadi pasal 6
Pasal 6 Pengadaan tanah untuk kepentingan umum dilaksanakan oleh Lembaga Pertanahan.
F-P. GERINDRA :
Perlu pertimbangan lagi mengenai lembaga pertanahan Kenapa harus lembaga pertanahan? Ini akan menjadi monopoli kekuasaan pertanahan. Kenapa tidak diserahkan saja kepada instasi yag bersangkutan?
F-P. HANURA : Menambahkan kalimat berdasarkan Pasal 7
- 78 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku Yang dimaksud lembaga pertanahan disini perlu ditegaskan kembali
Pengadaan tanah untuk kepentingan umum dilaksanakan oleh Lembaga Pertanahan berdasarkan peraturan dan perudang-udangan yang berlaku
46a F-PG Ditambahkan satu ayat. (2) Panitia Penyediaan Lahan
sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 ayat (1) dibentuk oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah dan bertindak atas nama Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah.
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
46b F-PPP Perubahan total menjadi 6 ayat
Pengadaan tanah yang terletak di dua wilayah provinsi atau lebih, dilakukan dengan bantuan panitia pengadaan tanah yang dibentuk oleh Menteri Dalam Negeri yang terdiri atas unsur Pemerintah dan unsur Pemerintah Daerah terkait. Ketua Panitia Pengadaan Tanah adalah Menteri Dalam Negeri dan Kepala Badan Pertanahan sebagai sekretaris.
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
- 79 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
46c Pengadaan tanah yang terletak di dua wilayah kabupaten/kota atau lebih, dilakukan dengan bantuan panitia pengadaan tanah provinsi yang dibentuk oleh Gubernur. Ketua Panitia Pengadaan Tanah adalah Gubernur atau Sekretaris Daerah Provinsi dan unsur Badan Pertanahan Nasional provinsi sebagai sekretaris;
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
46d Pengadaan tanah di wilayah kabupaten/kota dilakukan dengan bantuan panitia pengadaan tanah kabupaten/kota yang dibentuk oleh Bupati/Walikota. Ketua Panitia Pengadaan Tanah adalah Bupati/Walikota atau Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota dan unsur Badan Pertanahan Nasional kabupaten/kota sebagai sekretaris.
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
46e Susunan keanggotaan Panitia Pengadaan Tanah pada masing-masing tingkat, dengan susunan :
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
46f a. Panitia Pusat : Menteri Dalam Negeri, Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri, Pejabat eselon I
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
- 80 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
Kementerian Pekerjaan Umum, Kepala Badan Pertanahan Nasional, Dirjen/Asisten Menteri/Deputi pada instansi yang terkait dengan pelaksanaan pengadaan tanah.
46g b. Panitia Provinsi : Gubernur yang bersangkutan, Sekretaris Daerah Provinsi, Pejabat daerah bidang pekerjaan umum tingkat provinsi, Kepala Badan Pertanahan Nasional Provinsi, Kepala Dinas/Kantor/Badan di Provinsi yang terkait dengan pelaksanaan pengadaan tanah atau pejabat yang ditunjuk.
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
46h c. Panitia Kabupaten/Kota: Bupati/Walikota yang bersangkutan, Sekretaris Daerah Kabapaten/Kota, Pejabat daerah bidang pekerjaan umum tingkat Kabupaten/Kota, Kepala Badan Pertanahan Kabupaten/Kota; Kepala Dinas/Kantor/Badan di Kabupaten/Kota yang terkait dengan pelaksanaan pengadaan tanah atau pejabat yang ditunjuk.
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
46i Dalam melaksanakan pengadaan tanah sebagaimana Pasal 7 ayat (5),
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di
- 81 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
panitia pengadaan tanah harus dilengkapi susunan keanggotaan panitia pengawas pengadaan tanah pada masing-masing tingkat, dengan unsur penegak hukum dengan susunan
PANJA
46j Panitia Pusat: Unsur Badan Pemeriksa Keuangan Pusat, unsur Kepolisian Republik Indonesia, unsur Kejaksaan Agung, unsur Mahkamah Agung, unsur Kementerian Keuangan. Unsur Badan Pemeriksa Keuangan Pusat sebagai Ketua, dan unsur Kementerian Keuangan sebagai sekretaris.
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
46k Panitia Provinsi: Unsur Badan Pemeriksa Keuangan Daerah Provinsi, Kepala Kepolisian Daerah, Ketua Kejaksaan Tinggi, Ketua Pengadilan Tinggi. Unsur Badan Pemeriksa Keuangan Daerah Provinsi sebagai Ketua, dan Inspektorat Daerah sebagai sekretaris. Panitia Kabupaten/Kota : Unsur Badan Pemeriksa Keuangan Daerah, Kepala Kepolisian Resor, Ketua Kejaksaan Negeri, Ketua Pengadilan Negeri. Unsur Badan
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
- 82 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
Pemeriksa Keuangan Daerah sebagai Ketua, dan Inspektorat Daerah sebagai sekretaris.
47. Pasal 8 Pengadaan tanah untuk
kepentingan umum dilaksanakan sesuai dengan:
F-PD : TETAP TETAP
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di TIMUS
F-PG :
Menjadi Pasal 7 karena FPG mengusulkan Pasal 6 dihapus. Mengikuti perubahan penggunaan istilah “pengadaan tanah” menjadi “penyediaan lahan”.
Pasal 7 (1)Penyediaan lahan untuk
kepentingan umum dilaksanakan sesuai dengan:
F-PDIP : TETAP
TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP
TETAP
F-PPP :
Kata untuk diganti dengan bagi
Pasal 8 Pengadaan tanah bagi
kepentingan umum dilaksanakan sesuai dengan:
F-PKB :
Penyesuaian nomor pasal 8 menjadi pasal 7
Pasal 7 (1) Pengadaan tanah untuk
kepentingan umum dilaksanakan sesuai dengan:
- 83 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-P GERINDRA :
Kata tersebut untuk lebih menekankan lagi pada item-item yang dijabarkan dibawahnya
Pasal 8 Pengadaan tanah untuk kepentingan umum harus dilaksanakan berdasarkan :
F-P. HANURA : TETAP
TETAP
48. a. Rencana Strategis dan Rencana Kerja Pemerintah masing-masing Instansi yang memerlukan tanah; dan
F-PD : TETAP
TETAP Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG : Perubahan kata “tanah” menjadi kata “lahan”
a. Rencana Strategis dan Rencana Kerja Pemerintah masing-masing Instansi yang memerlukan lahan;
F-PDIP : TETAP
TETAP
F-PKS :
Mengganti “Rencana Kerja Pemerintah masing-masing Instansi” menjadi “Renja K/L.
d. Rencana Strategis dan Renja K/L yang memerlukan tanah; dan
F-PAN : TETAP
TETAP
F-PPP : TETAP
TETAP
F-PKB :
Penambahan kalimat “dan/atau pemerintah daerah pada” Setelah kata “pemerintah”
Rencana Strategis dan Rencana Kerja Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah pada masing-
- 84 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
masing Instansi yang memerlukan tanah; dan
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA : TETAP
TETAP
49. b. rencana tata ruang wilayah atau rencana pembangunan nasional dan daerah.
F-PD :
TETAP TETAP
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG :
Penambahan substansi.
rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota;
rencana pembangunan nasional dan daerah.
F-PDIP : TETAP
TETAP
F-PKS : Point b “atau” diganti “dan”
b. rencana tata ruang wilayah dan rencana pembangunan nasional dan daerah.
F-PAN : TETAP
F-PPP :
Kata atau diganti dengan dan. Penggunaan kata dan bertujuan sebagai penegasan karena ”rencana tata ruang wilayah” tidak bisa dijadikan rujukan opsional, melainkan harus menjadi rujukan yang wajib diacu
b. rencana tata ruang wilayah dan rencana pembangunan nasional dan daerah.
- 85 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
sebagaimana UU No 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
F-PKB : TETAP
TETAP
F-P. GERINDRA :
TETAP
TETAP
F-P. HANURA : TETAP TETAP
49a F-PD Penambahan satu poin c Pelibatan atau akomodasi terhadap hak partisipatif masyarakat dilakukan sejak penyusunan rencana strategis dan rencana kerja pemerintah agar masyarakat dapat mengetahui sejak awal rencana pembangunan yang dilakukan pemerintah
Pembuatan rencana strategi dan rencana kerja pemerintah serta RTRW yang dimaksud pada point a dan b ayat 1 di atas dilakukan dengan melibatkan masyarakat sebagaisalah satu pemangku kepentingan.
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
49b F-P HANURA Menambahkan satu huruf, yaitu huruf c
pada pasal 8 ayat 1.
Ketentuan sebagaimana huruf a dan b ayat 1 pasal 8 adalah rencana yang telah ditetapkan sebagai peraturan pemerintah, dan atau peraturan pemerintah daerah, serta perundang-undangan yang berlaku
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
50. (2) Pengadaan tanah dilaksanakan melalui perencanaan dengan
F-PD :
TETAP TETAP
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
- 86 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
melibatkan semua pemangku dan pengampu kepentingan.
FPG :
Mempertanyakan jika yang dimaksud dalam kalimat ini adalah “stakeholders”, maka perlu penjelasan mengenai batasan antara “pemangku kepentingan” dan “pengampu kepentingan” terkait persamaan dan perbedaan keduanya.
F-PDIP :
TETAP
Disebutkan dalam penjelasan bahwa yang dimaksud pemangku kepentingan dan pengampu kepentingan termasuk salah satunya adalah masyarakat adat.
TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN :
Ada perubahan
(2) Pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum dilaksanakan melalui suatu perencanaan berdasarkan ketentuan yang berlaku dengan melibatkan pihak-pihak yang terkait.
F-PPP : TETAP TETAP
F-PKB : TETAP
TETAP
F-P. TETAP TETAP
- 87 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
GERINDRA : F-P. HANURA : TETAP
TETAP
51. Pasal 9 Pihak yang berhak dan obyek pengadaan tanah untuk kepentingan umum tunduk dan terikat pada ketentuan dalam Undang-Undang ini.
F-PD :
HAPUS Pasal ini dihilangkan karena bertentangan dengan asas peradilan umum bahwa, setiap warga negara mempunyai hak mencari keadilan dari tingkat Pengadilan Negeri sampai dengan Mahkamah Agung (Kasasi atau PK).
HAPUS
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG:
HAPUS Ruang lingkup pengaturan UU ini sudah jelas, yakni bahwa dalam perbuatan hukum penyediaan lahan untuk kepentingan umum oleh Pemerintah/Pemda terkait 2 pihak, yaitu pihak yang memerlukan lahan dan pihak yang berhak (pemegang hak). Dengan demikian, maka menjadi janggal bila yang harus tunduk dan terikat pada ketentuan dalam UU ini hanya pemegang hak (dan obyek penyediaan lahan).
HAPUS
F-PDIP:
HAPUS
- 88 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
Secara otomatis seluruh pemerintah dan warga negara tunduk pada undang-undang ini sejak diundangngkan sehingga ketentuan ini menjadi tidak relecan
HAPUS
F-PKS :
Menghapus pasal 9 yang berbunyi: Pihak yang berhak dan obyek pengadaan tanah untuk kepentingan umum tunduk dan terikat pada ketentuan dalam Undang-Undang ini.
DIHAPUS
F-PAN : HAPUS
HAPUS
F-PPP :
HAPUS
Semua tentang swasta dihapuskan dan tidak perlu diatur dalam undang-undang ini
HAPUS
F-PKB :
Penyesuaian nomor pasal Pasal 9 jadi Pasal 8
F-P. GERINDRA :
HAPUS
Pasal ini menjebak untuk memaksa rakyat menyerahkan tanahnya dan tidak bisa
HAPUS
- 89 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
berkilah atau menggunakan alasan lain. F-P. HANURA:
HAPUS Ruang lingkup pengaturan UU ini sudah jelas yakni bahwa dalam perbuatan hukum pengdaan tanah untuk kepentingan umum oleh pemerintah/pemda terkait 2 pihak, yakni pihak yang memerlukan tanah dan pihak yang berhak. Dengan demikian maka janggal bila yang harus tunduk dan terikat pada ketentuan dalam UU ini hanya pihak yang berhak (dan objek PT)
HAPUS
52. Pasal 10 (1) Pelaksanaan
pengadaan tanah memperhatikan keseimbangan antara kepentingan pembangunan dengan kepentingan masyarakat.
F-PD :
TETAP TETAP
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG : Rumusan ini menjadi Pasal 8 karena FPG
mengusulkan Pasal 6 dan Pasal 9 dihapus. Dalam draft awal, menggambarkan seolah-olah kepentingan pembangunan bukan untuk kepentingan masyarakat tetapi hanya bisnis semata.
Pasal 8 (1) Pelaksanaan penyediaan lahan
memperhatikan keseimbangan antara kepentingan pembangunan/masyarakat luas dengan kepentingan kelompok/masyarakat dan/atau pemegang hak.
F-PDIP : TETAP
TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
- 90 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PAN : TETAP
TETAP
F-PPP :
Kata pembangunan diganti dengan umum Pada pengadaan tanah, akan melibatkan pribadi-pribadi yang tanahnya akan dipakai
Pasal 10 (1) Pelaksanaan pengadaan
tanah memperhatikan keseimbangan antara kepentingan umum dengan kepentingan masyarakat dan pribadi yang berhak
F-PKB : Penyesuaian nomor pasal Pasal 10 jadi
Pasal 9
F-P. GERINDRA :
Bagaimana dengan kepentingan individu pemilik tanah? Harus dipertimbangkan juga. Pelaksanaan pengadaan tanah harus melihat kepada seluruh aspek kepentingan.
(1) Pelaksanaan pengadaan tanah memperhatikan keseimbangan antara kepentingan pembangunan, kepentingan masyarakat dan hak pemilik tanah
F-P. HANURA : TETAP
TETAP
53. (2) Pengadaan tanah untuk kepentingan umum dilaksanakan dengan pembayaran ganti kerugian yang layak.
F-PD : TETAP
TETAP Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG :
Penggunaan istilah ganti kerugian kurang tepat, hal itu mengesankan pahwa pemegang hak yang tanahnya terkena penyediaan lahan untuk pembangunan
(2) Penyediaan lahan untuk kepentingan umum dilaksanakan dengan pembayaran kompensasi
- 91 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
kepentingan umum selalu dalam keadaan rugi. Lebih tepat menggunakan istilah kompensasi, karena tidak mengesankan pemegang hak yang tanahnya terkena penyediaan lahan untuk pembangunan kepentingan umum menjadi rugi tetapi setara dengan keadaan sebelumnya atau malah untung. Dengan demikian, maka konsepsi ganti kerugian yang layak kurang tepat. Lebih tepat menggunakan konsepsi “kompensasi yang adil”, karena hal ini lebih sesuai dengan jiwa RUU ini yakni pelaksanaan penyediaan lahan secara lebih adil dan demokratis (lihat konsideran huruf b: “bahwa untuk menjamin terselenggaranya pembangunan sebagaimana dimaksud huruf a, diperlukan tanah yang perolehannya harus dilaksanakan dengan cara yang lebih adil dan demokratis”). Kata “adil” merujuk pada pemberian kompensasi kepada pemegang hak, dan kata “demokratis” merujuk pada tata cara penyediaan lahan. Kompensasi disebut adil apabila kepada pemegang hak diberikan kompensasi yang dapat memulihkan kondisi sosial
yang adil.
- 92 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
ekonominya, minimal setara dengan keadaan sebelum dilaksanakannya penyediaan lahan, bahkan bila memungkinkan dapat meningkatkan kondisi sosial ekonominya.
F-PDIP:
Perubahan redaksi mengganti kata “pembayaran” dengan “pemberian” dan menambahkan kata “adil” setelah “layak”. Pembayaran lebih berkesan kepada bentuk ganti kerugian berupa uang sedangkan pemberian lebih bersifat umum.
Pengadaan tanah untuk kepentingan umum dilaksanakan dengan pemberian ganti kerugian yang layak dan adil
F-PKS : TETAP
TETAP
F-PAN : TETAP
TETAP
F-PPP :
Kata pembayaran ganti kerugian diganti dengan penggantian kerugian dan kata layak diganti adil
(2) Pengadaan tanah untuk kepentingan umum dilaksanakan dengan penggantian kerugian yang adil
F-PKB : TETAP
TETAP
F-P. GERINDRA :
Pembayaran ganti rugi yang layak harus berdasarkan kesepakatan keduabelah pihak. Penggantian atas kerugian tanah
(2) Pengadaan tanah untuk kepentingan umum dilaksanakan dengan pemberian ganti kerugian yang adil dan memperhatikan asas
- 93 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
untuk kepentingan umum harus dilakukan langsung pada pemiliknya dengan disertakan bukti legalitas atas kepemilikan sehingga tidak ada manipulasi data, kata pembayaran tidak sesuai karena bentuk ganti kerugian dapat bermacam-macam sesuai kesepakatan.
kemanfaatan atas tanah
F-P. HANURA :
Merubah kalimat “ganti kerugian” yang layak dengan kalimat “harga tanah sesuai harga penilaian dan aspek-aspek keejahteraan”
Pengadaan tanah untuk kepentingan umum dilaksanakan melalui pembayaran harga tanah sesuai harga penilaian dan aspek-aspek kesejahteraan
53a. F-P. GERINDRA :
Penambahan ayat (3) baru Perlunya system atau mekanisme yang jelas dalam ganti kerugian atas pengadaan tanah untuk pembangunan
Perlu adanya mekanisme dan system ganti kerugian atas tanah diatur dalam peraturan pemerintah
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
54. (3) Pengendalian pertanahan dilakukan terhadap hasil pengadaan tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
F-PD :
TETAP TETAP
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di TIMUS
F-PG : Mengikuti perubahan penggunaan istilah
“pengadaan tanah” menjadi “penyediaan lahan”.
Pengendalian pertanahan dilakukan terhadap hasil penyediaan lahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
F-PDIP : TETAP
- 94 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
TETAP F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP
TETAP
F-PPP : TETAP
TETAP
F-PKB : TETAP
TETAP
F-P. GERINDRA :
Dengan adanya penambahan ayat baru maka ayat (3) menjadi ayat (4)
(4) Pengendalian pertanahan dilakukan terhadap hasil pengadaan tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
F-P. HANURA : TETAP TETAP
55. Bagian Ketiga Pengadaan Tanah Untuk
Kepentingan Usaha Swasta
F-PD : HAPUS
HAPUS Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
FPG :
Tetap mempertanyakan penyediaan lahan untuk kepentingan swasta mengapa ikut diatur dalam RUU ini? Relevansinya apa? Bukankah hal itu sudah diatur dalam hukum privat yaitu jual-beli, tukar-menukar atau cara lain yang disepakati?
F-PDIP: HAPUS
Konsisten dengan usulan
HAPUS
- 95 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
sebelumnya bahwa RUU ini tidak mengatur pengadaan tanah untuk kepentingan Swasta
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP
TETAP
F-PPP :
HAPUS
Semua tentang swasta dihapuskan dan tidak perlu diatur dalam undang-undang ini
HAPUS
F-PKB : HAPUS
Lihat DIM angka 44 HAPUS
F-P. GERINDRA : TETAP
TETAP
F-P. HANURA : TETAP
TETAP
56. Pasal 11 Pengadaan tanah untuk kepentingan usaha
F-PD : HAPUS
HAPUS
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
- 96 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
swasta dilakukan dengan perencanaan sesuai dengan rencana tata ruang wilayah atau rencana pembangunan nasional dan daerah.
F-PG :
Menjadi Pasal 9 karena FPG mengusulkan Pasal 6 dan Pasal 9 dihapus.
Pasal 9 FPG tetap mempertanyakan penyediaan lahan untuk kepentingan swasta mengapa ikut diatur dalam RUU ini? Relevansinya apa? Bukankah hal itu sudah diatur dalam hukum privat yaitu jual-beli, tukar-menukar atau cara lain yang disepakati?
Pasal 9 Pengadaan tanah untuk kepentingan usaha swasta dilakukan dengan perencanaan sesuai dengan rencana tata ruang wilayah atau rencana pembangunan nasional dan daerah.
F-PDIP:
HAPUS
Konsisten dengan usulan sebelumnya bahwa RUU ini tidak mengatur pengadaan tanah untuk kepentingan Swasta
HAPUS
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
F-PPP :
HAPUS Semua tentang swasta dihapuskan dan tidak perlu diatur dalam undang-undang ini
HAPUS
F-PKB :
HAPUS Lihat DIM angka 44.
HAPUS
- 97 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
Di samping itu, guna menjamin agar pengadaan tanah untuk kepentingan swasta dilakukan dengan perencanaan sesuai dengan rencana tata ruang wilayah atau rencana pembangunan nasional dan daerah sebagaimana draft rumusan pasal 11 ini, maka pengadaan tanah untuk swasta ini harus mengacu kepada UU penataan ruang, sehingga tidak perlu diatur dalam RUU ini
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA :
Kalimat dilakukan dengan perencanaan dihilangkan, agar pengadaan tanah mengacu Kepada RTRW atau Rencana pembangunan nasional dan daerah
Pasal 11 Pengadaan tanah untuk kepentingan usaha swasta sesuai dengan rencana tata ruang wilayah atau rencana pembangunan nasional dan daerah.
57. Pasal 12 Pengadaan tanah untuk kepentingan usaha swasta dilakukan secara langsung dan sukarela oleh pihak swasta yang memerlukan
F-PD : HAPUS
HAPUS Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG :
Menjadi Pasal 10 karena FPG mengusulkan Pasal 6 dan Pasal 9 dihapus.
- 98 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
tanah dengan pihak yang berhak.
Pasal 10 FPG tetap mempertanyakan penyediaan lahan untuk kepentingan swasta mengapa ikut diatur dalam RUU ini? Relevansinya apa? Bukankah hal itu sudah diatur dalam hukum privat yaitu jual-beli, tukar-menukar atau cara lain yang disepakati?
F-PDIP:
HAPUS
Konsisten dengan usulan sebelumnya bahwa RUU ini tidak mengatur pengadaan tanah untuk kepentingan Swasta
HAPUS
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : DIHAPUS DIHAPUS
F-PPP :
Semua tentang swasta dihapuskan dan tidak perlu diatur dalam undang-undang ini
DIHAPUSKAN
F-PKB :
DIHAPUS Lihat DIM angka 44. Di samping itu, prinsip yang diatur dalam draft pasal ini menjadi bagian dari prinisp hokum perdata (jual-beli), sehingga tidak perlu diatur dalam RUU ini.
DIHAPUS
F-P. GERINDRA :
Perlu pertimbangan pasal ini :
- 99 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
Pasal ini menunjukkan Pemerintah tidak memiliki pembelaan terhadap rakyat. Bisa jadi pihak swasta menggunakan kekeran dan segala macam cara untuk mendapatkan tanah ini. Makanya rakyat harus didampingi oleh pemerintah
F-P. HANURA :
Kata “langsung” itu dikaitkan dengan pihak swasta, sedangkan kata “sukarela” lebih ditekankan tanpa ada tekanan pihak manapun kepada pihak yang berhak
Pasal 12 Pengadaan tanah untuk kepentingan usaha swasta dilakukan oleh pihak swasta yang memerlukan tanah dengan pihak yang berhak secara langsung dan sukarela.3
58. BAB IV PENGADAAN TANAH
UNTUK KEPENTINGAN UMUM
F-PD :
DIREVISI
BAB IV PENGADAAN TANAH
PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG : Mengikuti perubahan penggunaan istilah
“pengadaan tanah” menjadi “penyediaan lahan”.
BAB IV PENYEDIAAN LAHAN
UNTUK KEPENTINGAN UMUM
F-PDIP:
HAPUS
Penyesuaian sistematika
HAPUS
F-PKS :
TETAP TETAP
3 Rizal
- 100 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PAN : TETAP
TETAP
F-PPP : TETAP
TETAP
F-PKB : TETAP
TETAP
F-P. GERINDRA :
TETAP
TETAP
F-P. HANURA : TETAP
TETAP
59. Bagian Kesatu Umum
F-PD :
TETAP TETAP
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG : TETAP
TETAP
F-PDIP:
HAPUS
Penyesuaian sistematika
HAPUS
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP
TETAP
F-PPP : TETAP
TETAP
F-PKB : TETAP
TETAP
F-P. GERINDRA : TETAP
TETAP
- 101 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-P. HANURA : TETAP TETAP 59a F-PKB Penyesuaian nomor Pasal
Penambahan criteria kepenitngan umum ini sangat diperlukan karena dalam pasal berikutnya hanya disebutkan kategori jenis kepentingan umum saja. Padahal dalam ketentuan pasal berikutnya, Presiden diberi kewenangan untuk menetapkan kepentingan umum di luar jenis-jenis yang diatur dalam pasal 13 huruf g. Tanpa mencantumkan kirteria kepentingan umum, maka akan terbuka peluang abuse of power.
Pasal 10 Tanah untuk kepentingan umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) memenuhi ketentuan:
a. Manfaat dari objek kepentingan umum harus dapat diakses secara luas oleh rakyat secara merata dan melintasi batas segmen social; dan
b. Objek dari kepentingan umum tersebut tidak untuk kepentingan
komersial saja
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
60. Pasal 13 Tanah untuk kepentingan umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) digunakan untuk pembangunan:
F-PD :
TETAP TETAP
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG :
Menjadi Pasal 11 karena FPG mengusulkan Pasal 6 dan Pasal 9 dihapus.
Pasal 11 Lahan untuk kepentingan umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) digunakan untuk pembangunan:
F-PDIP : TETAP
TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
- 102 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PAN :
Perlu ditambahkan pengendalinya, menjadi sebagai berikut:
Pasal 13 Tanah untuk kepentingan umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) digunakan untuk pembangunan infrastruktur milik negara, yaitu:
F-PPP : TETAP
TETAP
F-PKB :
Penyesuaian nomor Pasal
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA : TETAP TETAP
61. a. jalan umum, jalan tol, terowongan, jalur kereta api, stasiun kereta api, dan fasilitas operasi kereta api;
F-PD :
TETAP TETAP
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG : TETAP TETAP
F-PDIP : TETAP
TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP
TETAP
F-PPP :
Ditambahkan penerangan jalan a. jalan umum, jalan tol, terowongan, penerangan
- 103 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
jalan, jalur kereta api, stasiun kereta api, dan fasilitas operasi kereta api;
F-PKB : TETAP
TETAP
F-P. GERINDRA :
TETAP
TETAP
F-P. HANURA :
Peruntukan pembangunan jalan tol yang dilakukan dengan swasta melalui pola kerjasama harus dijelaskan lebih terinci dalam pasal penjelasan. Demikian pula dengan rel kereta api
TETAP
62. b. waduk, bendungan, bendung, irigasi, saluran air minum, saluran pembuangan air dan sanitasi, dan bangunan pengairan lainnya;
F-PD :
TETAP TETAP
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG :
Perlu penjelasan lebih lanjut mengenai batasan definisi bendungan dan bendung agar dapat diketahui persamaan dan perbedaan antara keduanya.
F-PDIP : TETAP
TETAP
F-PKS :
Ditambahkan frase “saluran air baku”
b. waduk, bendungan, bendung, irigasi, saluran air minum, saluran air baku, saluran pembuangan air dan sanitasi, dan bangunan pengairan lainnya;
- 104 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PAN : TETAP
TETAP
F-PPP : TETAP
TETAP
F-PKB : TETAP
TETAP
F-P. GERINDRA :
TETAP
TETAP
F-P. HANURA : TETAP
TETAP
63. c.pelabuhan, bandar udara, dan Terminal;
F-PD :
TETAP TETAP
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG :
Menambahkan kalimat “serta fasilitas pendukungnya;”
c. pelabuhan, bandar udara, dan terminal serta fasilitas pendukungnya;
F-PDIP : TETAP
TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP
TETAP
F-PPP : TETAP
TETAP
F-PKB : TETAP
TETAP
F-P. GERINDRA : TETAP
TETAP
- 105 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-P. HANURA : TETAP
TETAP
64. d. infrastruktur minyak, gas dan panas bumi, meliputi transmisi dan/atau distribusi minyak, gas dan panas bumi;
F-PD :
TETAP TETAP
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG :
Penyediaan lahan untuk kegiatan hulu migas tidak hanya infrastruktur tetapi termasuk fasilitas (sumur-sumur pemboran). Kegiatan usaha hulu migas meliputi kegiatan eksplorasi dan produksi sebagaimana dimaksud dalam UU No.22 Tahun 2001.
d. Seluruh kegiatan usaha migas yang memerlukan penyediaan lahan.
F-PDIP: Perubahan redaksi
Memperinci kegitan pertambangan Minyak Bumi dan Gas dan Panas Bumi serta Mineral
d. infrastruktur minyak, gas dan panas bumi, meliputi eksplrorasi, eksploitasi, produksi, transmisi dan/atau distribusi minyak, gas, Mineral dan panas bumi;
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP
TETAP
F-PPP : TETAP
TETAP
F-PKB : TETAP
- 106 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
TETAP F-P. GERINDRA :
TETAP
TETAP
F-P. HANURA : TETAP
TETAP
65. e. pembangkit, transmisi, gardu, jaringan, dan distribusi tenaga listrik;
F-PD :
TETAP TETAP
e. pembangkit, transmisi, gardu, jaringan, dan distribusi tenaga listrik;
Disyahkan Tanggal 18 Agustus 2011 di ruang rapat KK I
F-PG : TETAP
TETAP F-PDIP : TETAP
TETAP F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP
TETAP F-PPP : TETAP
TETAP
F-PKB : TETAP
TETAP F-P. GERINDRA : TETAP
TETAP F-P. HANURA : TETAP
TETAP 66. f. jaringan telekomunikasi
dan informatika;
F-PD :
TETAP TETAP
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG : TETAP
TETAP
- 107 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PDIP : TETAP
TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP
TETAP
F-PPP : TETAP
TETAP
F-PKB :
Fasilitas jaringan telekomunikasi dan informatika banyak dikelola oleh swasta sehingga tidak dapat dimasukkan dalam kriteria ini. Guna menghindari kerancuan, maka kriteria ini dikhususkan bagi jaringan telekomunikasi dan informatika yang dikuasasi Pemerintah
f. jaringan telekomunikasi dan informatika pemerintah;
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA : TETAP
TETAP
67. g. tempat pembuangan dan pengolahan sampah;
F-PD :
TETAP TETAP
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG :
Istilah pembuangan sebaiknya dihindarkan untuk mencegah lokasi hanya sebagai dumping saja.
g. tempat pengelolaan sampah dan limbah;
F-PDIP : TETAP
- 108 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
TETAP F-PKS :
Ditambahkan “limbah cair” karena pengolahan limbah cair perlu dikelola agar tidak merusak lingkungan.
g. tempat pembuangan, pengolahan sampah dan limbah cair
F-PAN : TETAP
TETAP
F-PPP : Ditambahkan dan limbah
g. tempat pembuangan dan pengolahan sampah dan limbah;
F-PKB : TETAP
TETAP
F-P. GERINDRA :
TETAP
TETAP
F-P. HANURA : TETAP
TETAP
68. h. rumah sakit pemerintah /pemerintah daerah;
F-PD :
Ditambahkan “dan pasar umum”
h. rumah sakit pemerintah/ pemerintah daerah dan pasar umum;
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG : TETAP
TETAP
F-PDIP : TETAP
TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN :
TETAP TETAP
F-PPP : TETAP
- 109 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
TETAP F-PKB : TETAP
TETAP
F-P. GERINDRA :
TETAP
TETAP
F-P. HANURA : TETAP
TETAP
69. i. tempat pemakaman umum pemerintah/pemerintah daerah;
F-PD :
TETAP TETAP
i. tempat pemakaman umum pemerintah/pemerintah daerah;
Disyahkan Tanggal 18 Agustus 2011 di ruang rapat KK I
F-PG : TETAP
TETAP F-PDIP : TETAP
TETAP F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP
TETAP F-PPP : TETAP
TETAP F-PKB : TETAP
TETAP F-P. GERINDRA :
TETAP
TETAP
F-P. HANURA : TETAP
TETAP
70. j. fasilitas keselamatan umum;
F-PD :
TETAP TETAP
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
- 110 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PG : TETAP
TETAP
F-PDIP : TETAP
TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP
TETAP
F-PPP : Ditambahkan fasilitas sosial dan
fasilitas umum j. fasilitas sosial dan fasilitas umum
serta fasilitas keselamatan umum;
F-PKB : TETAP
TETAP
F-P. GERINDRA :
TETAP
TETAP
F-P. HANURA : TETAP
TETAP
71. k. cagar alam dan cagar budaya;
F-PD :
TETAP TETAP
k. cagar alam dan cagar budaya;
Disyahkan Tanggal 18 Agustus 2011 di ruang rapat KK I
F-PG : TETAP
TETAP F-PDIP : TETAP
TETAP F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP
TETAP F-PPP : TETAP
- 111 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
TETAP F-PKB : TETAP
TETAP F-P. GERINDRA :
TETAP
TETAP
F-P. HANURA : TETAP TETAP
72. l. pertahanan dan keamanan nasional;
F-PD :
TETAP TETAP
l. pertahanan dan keamanan nasional;
Disyahkan Tanggal 18 Agustus 2011 di ruang rapat KK I
F-PG : TETAP TETAP
F-PDIP : TETAP
TETAP F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP
TETAP
F-PPP : TETAP
TETAP F-PKB : TETAP
TETAP F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA : TETAP
TETAP 73. m.kantor pemerintah/ F-PD : TETAP m.kantor pemerintah/
- 112 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
pemerintah daerah /desa;
TETAP pemerintah daerah /desa; Disyahkan Tanggal 18 Agustus 2011 di ruang rapat KK I
F-PG : TETAP
TETAP F-PDIP : TETAP
TETAP F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP
TETAP F-PPP : TETAP
TETAP F-PKB : TETAP
TETAP F-P. GERINDRA :
TETAP
TETAP
F-P. HANURA : TETAP
TETAP
74. n.penataan pemukiman kumuh perkotaan dan/atau konsolidasi tanah;
F-PD :
TETAP TETAP
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG : Kata tanah diganti menjadi lahan
mengikuti perubahan judul RUU. n.penataan pemukiman
kumuh perkotaan dan/atau konsolidasi lahan;
F-PDIP :
TETAP TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
- 113 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PAN :
TETAP TETAP
F-PPP : Ditambahkan perumahan
untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR)
n. penataan pemukiman kumuh perkotaan dan/atau konsolidasi tanah; perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR)
F-PKB : TETAP
TETAP
F-P. GERINDRA :
TETAP
TETAP
F-P. HANURA : TETAP
TETAP
75. o. prasarana pendidikan atau sekolah pemerintah/pemerintah daerah;
F-PD :
TETAP TETAP
o. prasarana pendidikan atau sekolah pemerintah/pemerintah daerah;
Disyahkan Tanggal 18 Agustus 2011 di ruang rapat KK I
F-PG : TETAP
TETAP F-PDIP : TETAP
TETAP F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP
TETAP F-PPP : TETAP
TETAP
- 114 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PKB : TETAP
TETAP F-P. GERINDRA :
TETAP
TETAP
F-P. HANURA : TETAP
TETAP 76. p. prasarana olah raga
pemerintah/ pemerintah daerah; dan
F-PD :
TETAP TETAP
p. prasarana olah raga pemerintah/ pemerintah daerah; dan
Disyahkan Tanggal 18 Agustus 2011 di ruang rapat KK I
F-PG : TETAP
TETAP F-PDIP : TETAP
TETAP F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP
TETAP F-PPP : TETAP
TETAP
F-PKB : TETAP
TETAP F-P. GERINDRA :
TETAP
TETAP
F-P. HANURA : TETAP
TETAP 76a F-PG Penambahan subtansi:
Ruang terbuka hijau publik merupakan q. pembangunan ruang terbuka hijau
publik Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di
- 115 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
salah satu kepentingan umum sehingga perlu dimasukkan dalam RUU ini.
PANJA
76b Penambahan subtansi: Rumah susun sederhana merupakan salah satu kepentingan umum sehingga perlu dimasukkan dalam RUU ini.
r. rumah susun sederhana
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
76c F-PPP Ditambahkan ruang terbuka hijau sebagaimana amanat UU No.26 tentang Penataan Ruang
q. ruang terbuka hijau, taman-taman kota, lapangan parkir
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
77. q.pembangunan kepentingan umum lainnya yang ditetapkan dengan Keputusan Presiden.
F-PD :
DIHAPUS DIHAPUS Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG :
Rumusan tersebut memberikan peluang kepada Presiden untuk memaknai “pembangunan kepentingan umum lainnya” tanpa batas menurut pemahamannya. Rumusan ini dapat menjadi “pasal karet” sehingga lebih baik dihapus.
DIHAPUS
F-PDIP:
HAPUS
Penghapusan kewenangan presiden untuk menetapkan jenis kepentingan umum lainnya ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya penyalahgunaan kewenangan terkait dengan penetapan jenis
HAPUS
- 116 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
kepentingan umum. F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP
TETAP
F-PPP :
Karena ada penambahan ayat, point q berubah menjadi r Ditambahkan untuk Produk hukum yang tepat dalam hal ini adalah Peraturan Presiden bukan Keppres.
q. pembangunan kepentingan umum lainnya yang ditetapkan dengan Peraturan Presiden
F-PKB :
Penambahan phrasa ini dimaksudkan untuk memberikan pembatasan kepada Presiden dalam menjalankan kewenangannya sebagaimana dimaksud pada huruf (q) degan mengacu kepada ketentuan pasal 13,sehingga dapat diantisipasi kemungkinan/potensi abuse of power dalam menentukan pembangunan kepentingan umum lainnya.
q. pembangunan kepentingan umum lainnya yang ditetapkan dengan Keputusan Presiden dengan memperhatikan ketentuan pasal 13.
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA : TETAP
TETAP
77a F-PDIP Penambahan substansi baru “area terbuka hijau”.
q. area terbuka hijau;dan Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
77b Penambahan substansi baru r. bantaran sungai. Diputuskan Raker Tanggal 18
- 117 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
“bantaran sungai”. Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
78. Pasal 14 Pengadaan tanah untuk kepentingan umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 dilaksanakan oleh Pemerintah, dan selanjutnya dimiliki Pemerintah atau Pemerintah Daerah.
F-PD :
TETAP TETAP
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG :
Menjadi Pasal 12 karena FPG mengusulkan Pasal 6 dan Pasal 9 dihapus.
Pasal 12 (1) Penyediaan lahan untuk
kepentingan umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 dilaksanakan oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah, dan selanjutnya dimiliki Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah;
F-PDIP :
TETAP TETAP
F-PKS :
Menambahkan kata “atau Pemerintah Daerah” setelah kata pemerintah
Pasal 14 Pengadaan tanah untuk kepentingan umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 dilaksanakan oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah, dan selanjutnya dimiliki Pemerintah atau Pemerintah Daerah.
- 118 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PAN :
Lihat kembali Pasal 7
F-PPP : Pasal 14 ini dirubah dan
ditambahkan kalimat Panitia Pengadaan Tanah yang sebelumnya berada pada Pasal 7 Kata dimiliki diganti menjadi dikuasai. Hal tersebut sesuai dengan UUD 1945 Pasal 33 ayat 3, dan UU No.5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria
Pasal 14 (1)Pengadaan tanah untuk
kepentingan umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 dilaksanakan oleh Panitia Pengadaan Tanah, dan selanjutnya dikuasai Pemerintah atau Pemerintah Daerah.
F-PKB :
Penyesuaian nomor Pasal 14 menjadi
Pasal 12
Pasal 12 Pengadaan tanah untuk kepentingan umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 dilaksanakan oleh Pemerintah, dan selanjutnya dimiliki Pemerintah atau Pemerintah Daerah.
F-P. GERINDRA : TETAP
TETAP
F-P. HANURA :
Pasal ini tidak konsisten karena pada pasal sebelumnya pelaksana pengadaan tanah adalah lembaga pertanahan. Rumusan ini tidak konsisten dengan
- 119 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
uraian dalam NA (halaman 56-57 angka 5 huruf a) yang menyebutkan adanya 3 kriteria kepentingan umum sebagai berikut: “Kriteria kepentingan umum yang pertama dan utama adalah tidak untuk mencari keuntungan Kriteria kedua, pengadaan tanah itu dilaksanakan oleh pemerintah atas nama negara, termasuk lembaga-lembaga publik yang dimungkinkan untuk melaksanakan pembangunan untuk kepentingan umum, dan/atau bersama swasta (KPS). Swasta dimungkinkan melaksanakan pembangunan kepentingan umum sepanjang dalam batas waktu tertentu asetnya menjadi dimiliki pemerintah. Kriteria ketiga, hasil pembangunan yang dipergunakan untuk kepentingan umum dalam tenggat waktu tertentu menjadi atau akan dimiliki oleh pemerintah
78a F-PPP Ditambah satu ayat lagi (2) Pengadaan tanah untuk kepentingan umum sebagaimana Pasal 13 yang berbatasan langsung dengan instalasi militer, berada dalam pulau-pulau terluar (termasuk penentuan Buffer Zone) dilaksanakan dengan mengikutsertakan
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
- 120 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
Kementerian Pertahanan.
79. Pasal 15 Pembangunan untuk kepentingan umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 kecuali huruf i, dapat dilaksanakan Pemerintah bekerjasama dengarj Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah atau Badan Usaha Swasta.
F-PD :
DIREVISI
Pasal 15 Pembangunan untuk kepentingan umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 kecuali huruf 1, dapat dilaksanakan Pemerintah bekerjasama dengarj Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah atau Badan Usaha Swasta dengan komposisi saham Pemerintah adalah mayoritas
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG :
Menjadi Pasal 13 karena FPG mengusulkan Pasal 6 dan Pasal 9 dihapus.
Pasal 13 Pembangunan untuk kepentingan umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 kecuali huruf l, dapat dilaksanakan Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah bekerjasama dengan Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah atau Badan Usaha Swasta.
- 121 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PDIP : TETAP
TETAP
F-PKS :
Menambahkan kata dilaksanakan Pemerintah atau Pemerintah Daerah bekerjasama….
Pasal 15 Pembangunan untuk kepentingan umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 kecuali huruf 1, dapat dilaksanakan Pemerintah atau Pemerintah Daerah bekerjasama dengan Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah atau Badan Usaha Swasta.
F-PAN : TETAP
TETAP
F-PPP :
Semua tentang swasta dihapuskan dan tidak perlu diatur dalam undang-undang ini
DIHAPUSKAN
F-PKB :
Penyesuaian nomor Pasal 15 menjadi Pasal 13
Pasal 13 Pembangunan untuk kepentingan umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 kecuali huruf i, dapat dilaksanakan Pemerintah bekerjasama dengarj Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah atau Badan Usaha
- 122 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
Swasta.
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA :
Keterlibatan swasta dalam proyek-proyek pembagunan kepeningan umum dalam pasal penjelasan harus diperinci secara jelas
TETAP
80. Pasal 16 Pengadaan tanah untuk kepentingan umum dilakukan melalui tahapan:
F-PD :
TETAP TETAP
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di TIMUS
F-PG :
Menjadi Pasal 14 karena FPG mengusulkan Pasal 6 dan Pasal 9 dihapus. Mengikuti perubahan penggunaan istilah “pengadaan tanah” menjadi “penyediaan lahan”.
Pasal 14 Penyediaan lahan untuk kepentingan umum dilakukan melalui tahapan:
F-PDIP : TETAP
TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP
TETAP
F-PPP : TETAP
TETAP
F-PKB :
Penyesuaian nomor Pasal 16 menjadi
Pasal 14 Pengadaan tanah untuk
- 123 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
Pasal 14 kepentingan umum dilakukan melalui tahapan:
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA : TETAP
TETAP
81. a. perencanaan pengadaan tanah;
F-PD :
TETAP TETAP
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di TIMUS
F-PG :
Mengikuti perubahan penggunaan istilah “pengadaan tanah” menjadi “penyediaan lahan”.
perencanaan penyediaan lahan;
F-PDIP : TETAP
TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP
TETAP
F-PPP : TETAP
TETAP
F-PKB : TETAP
TETAP
F-P. GERINDRA :
TETAP
TETAP
F-P. HANURA : TETAP
- 124 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
TETAP 82. b. persiapan pengadaan
tanah;
F-PD :
TETAP TETAP
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di TIMUS
F-PG :
Mengikuti perubahan penggunaan istilah “pengadaan tanah” menjadi “penyediaan lahan”.
persiapan penyediaan lahan;
F-PDIP : TETAP
TETAP
F-PKS : TETAP
TETAP
F-PAN : TETAP
TETAP
F-PPP : TETAP
TETAP
F-PKB : TETAP
TETAP
F-P. GERINDRA :
TETAP
TETAP
F-P. HANURA : TETAP
TETAP
83. c. pelaksanaan pengadaan tanah;
F-PD :
TETAP TETAP
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di TIMUS
F-PG :
Mengikuti perubahan penggunaan istilah “pengadaan tanah” menjadi “penyediaan lahan”.
c. pelaksanaan penyediaan lahan;
F-PDIP : TETAP z
- 125 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
TETAP F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP
TETAP
F-PPP : TETAP
TETAP
F-PKB : TETAP
TETAP
F-P. GERINDRA : TETAP
TETAP
F-P. HANURA : TETAP
TETAP
84. d. penyerahan hasil pengadaan tanah; dan
F-PD :
TETAP TETAP
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG :
Menambahkan satu tahapan dalam tahapan penyediaan tanah. Jangan lupa pembayaran kompensasi kepada pemegang hak harus dicantumkan dengan tegas dalam RUU ini. Mengikuti perubahan penggunaan istilah “pengadaan tanah” menjadi “penyediaan lahan”.
d. pembayaran kompensasi yang adil sesuai kesepakatan;
e. penyerahan hasil penyediaan
lahan;
F-PDIP : TETAP
TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
- 126 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PAN : TETAP
TETAP
F-PPP : TETAP
TETAP
F-PKB : TETAP
TETAP
F-P. GERINDRA :
TETAP
TETAP
F-P. HANURA : TETAP
TETAP
85. e. pengendalian pertanahan.
F-PD :
TETAP TETAP
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di TIMUS
F-PG : berubah menjadi point f f. pengendalian pertanahan
F-PDIP : TETAP
TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP
TETAP
F-PPP : TETAP
TETAP
F-PKB : TETAP
TETAP
F-P. GERINDRA :
TETAP
TETAP
- 127 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-P. HANURA :
TETAP
TETAP
86. Bagian Kedua Perencanaan Pengadaan
Tanah
F-PD :
TETAP TETAP
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di TIMUS
F-PG : Mengikuti perubahan penggunaan istilah
“pengadaan tanah” menjadi “penyediaan lahan”.
Bagian Kedua Perencanaan Penyediaan
Lahan
F-PDIP : TETAP
TETAP
F-PKS : TETAP
TETAP
F-PAN : TETAP
TETAP
F-PPP : TETAP
TETAP
F-PKB : TETAP
TETAP
F-P. GERINDRA :
TETAP
TETAP
F-P. HANURA : TETAP
TETAP
87. Pasal 17 (1) Instansi yang
memerlukan tanah membuat perencanaan
F-PD :
Ditambahkan kalimat “melalui pelaksanaan perencanaan tata ruang pemanfaatan ruang dan pengedalian pemanfaatan ruang”
Pasal 17 1) Instansi yang memerlukan tanah membuat perencanaan pengadaan tanah untuk kepentingan umum menurut
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
- 128 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
pengadaan tanah untuk kepentingan umum menurut ketentuan peraturan perundang-undangan.
ketentuan peraturan perundang-undangan, melalui pelaksanaan perencanaan tata ruang pemanfaatan ruang dan pengedalian pemanfaatan ruang
F-PG :
Pasal 15 FPG mempertanyakan maksudnya peraturan perundang-undangan yang mana? Menjadi Pasal 15 karena FPG mengusulkan Pasal 6 dan Pasal 9 dihapus. Tidak jelas maksudnya (Tidak jelas dasar hukumnya).
F-PDIP : TETAP
TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP
TETAP
F-PPP : TETAP
TETAP
F-PKB : Penyesuaian nomor pasal 17 menjadi
Pasal 15
Pasal 15 (1) Instansi yang memerlukan
tanah membuat perencanaan pengadaan
- 129 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
tanah untuk kepentingan umum menurut ketentuan peraturan perundang-undangan.
F-P. GERINDRA :
TETAP
TETAP
F-P. HANURA : TETAP TETAP
88. (2) Perencanaan pengadaan tanah untuk kepentingan umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan atas prioritas pembangunan yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah, Rencana Strategis, dan Rencana Kerja Pemerintah Instansi yang bersangkutan.
F-PD :
TETAP TETAP
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG :
Setelah kata “tercantum” dalam” ditambah kata “Rencana Tata Ruang Wilayah”. Setelah kata “Pemerintah” ditambah kata “dan/atau Pemerintah Daerah”.
(2) Perencanaan penyediaan lahan untuk kepentingan umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan atas prioritas pembangunan yang tercantum dalam Rencana Tata Ruang Wilayah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah, Rencana Strategis, dan Rencana Kerja Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah
- 130 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
Instansi yang bersangkutan.
F-PDIP : TETAP
TETAP
F-PKS :
Menambahkan kalimat : “dan Rencana Tata Ruang Wilayah”
(2) Perencanaan pengadaan tanah untuk kepentingan umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan atas prioritas pembangunan yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah, Rencana Strategis, Rencana Kerja Pemerintah Instansi yang bersangkutan dan Rencana Tata Ruang Wilayah.
F-PAN : Perlu kajian lebih mendalam
F-PPP :
Ditambahkan Rencana Tata Ruang Wilayah sebagaimana sering disebutkan pada pasal-pasal sebelumnya
(2) Perencanaan pengadaan tanah untuk kepentingan umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan atas prioritas pembangunan yang tercantum dalam Rencana Tata Ruang Wilayah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah,
- 131 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
Rencana Strategis, dan Rencana Kerja Pemerintah Instansi yang bersangkutan.
F-PKB : TETAP
TETAP
F-P. GERINDRA :
TETAP
TETAP
F-P. HANURA : TETAP
TETAP
89. Pasal 18 (1) Perencanaan
pengadaan tanah untuk kepentingan umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 disusun dalam bentuk Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah, yang memuat antara lain:
F-PD :
TETAP TETAP
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG :
Menjadi Pasal 16 karena FPG mengusulkan Pasal 6 dan Pasal 9 dihapus.
Pasal 16 Perencanaan penyediaan lahan untuk kepentingan umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 disusun dalam bentuk Dokumen Perencanaan Penyediaan Lahan, yang memuat antara lain:
F-PDIP : TETAP
TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP
- 132 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
TETAP F-PPP : TETAP
TETAP
F-PKB :
Penyesuaian nomor pasal 18 menjadi
pasal 16
Pasal 16 (1) Perencanaan pengadaan
tanah untuk kepentingan umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 disusun dalam bentuk Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah, yang memuat antara lain:
F-P. GERINDRA :
Harus menyertakan persetujuan dari pemilik tanah. Pemilik tanah juga berhak mengetahui tentang tanahnya yang akan dijadikan sesuatu yang diluar perencanaannya
F-P. HANURA : TETAP TETAP
90. a.maksud dan tujuan rencana pembangunan;
F-PD :
TETAP TETAP a.maksud dan tujuan rencana pembangunan; Disyahkan Tanggal 18 Agustus 2011 di ruang rapat KK I
F-PG : TETAP
TETAP
F-PDIP : TETAP
TETAP F-PKS :
TETAP TETAP
- 133 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PAN : TETAP
TETAP F-PPP : TETAP
TETAP
F-PKB : TETAP
TETAP F-P. GERINDRA :
TETAP
TETAP
F-P. HANURA : TETAP
TETAP 90a F-PG
Penambahan substansi baru. b. kesesuaian dengan rencana tata
ruang wilayah kabupaten/kota;
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
91. b. kesesuaian dengan rencana tata ruang wilayah atau rencana pembangunan nasional dan daerah;
F-PD :
Ditambahkan kalimat “perlu diatur demi menjaga keserasian dan keterpaduan anatara daerah dana antara pusat dan daerah agar tidak terjadi kesenjangan antar daerah”.
b. kesesuaian dengan rencana tata ruang wilayah atau rencana pembangunan nasional dan daerah; perlu diatur demi menjaga keserasian dan keterpaduan anatara daerah dana antara pusat dan daerah agar tidak terjadi kesenjangan antar daerah
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG : Merubah point b menjadi point c
c. rencana pembangunan nasional dan daerah;
F-PDIP : TETAP
- 134 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP
TETAP
F-PPP : TETAP
TETAP
F-PKB : TETAP
TETAP
F-P. GERINDRA :
TETAP
TETAP
F-P. HANURA : TETAP
TETAP
92. c. letak tanah;
F-PD :
TETAP TETAP
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di TIMUS
F-PG :
Mengikuti perubahan penggunaan istilah “tanah” menjadi “lahan”. d. letak lahan;
F-PDIP : TETAP
TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP
TETAP
F-PPP : TETAP
TETAP
F-PKB : TETAP
- 135 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
TETAP F-P. GERINDRA : TETAP
TETAP
F-P. HANURA : TETAP
TETAP
93. d. luas tanah yang dibutuhkan;
F-PD :
TETAP TETAP
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di TIMUS
F-PG : Mengikuti perubahan penggunaan istilah
“tanah” menjadi “lahan”. e. luas lahan yang
dibutuhkan;
F-PDIP : TETAP
TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP
TETAP
F-PPP : TETAP
TETAP
F-PKB TETAP TETAP
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA : TETAP
TETAP
93a. F-PKB Usull penambahan point baru huruf e status hukum tanah dan
e. status hukum tanah f. data historis, sosiologis dan
politis tanah
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
- 136 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
Informasi tentang status hokum tanah yang akan menjadi obyek pengadaan tanah harus menjadi bagian dari materi yang dimuat dalam dokumen rencana pengadaan tanah, agar dapat menjadi informasi yang komprehensif bagi semua pihak. f. data historis, sosiologis dan politis tanah Informasi ini perlu menjadi bagian dari informasi yang harus dimuat dalam dokumen rencana pengadaan tanah, agar sejak awal dapat diperoleh gambaran dampak yang akan muncul sebagai akibat dari proses pengadaan tanah.
94. e.perkiraan jangka waktu pelaksanaan pengadaan tanah;
F-PD :
TETAP TETAP
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di TIMUS
F-PG : Mengikuti perubahan penggunaan istilah
“pengadaan tanah” menjadi “penyediaan lahan”.
e. perkiraan jangka waktu pelaksanaan penyediaan lahan;
F-PDIP : TETAP
TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP
TETAP
- 137 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PPP : TETAP
TETAP
F-PKB : Dengan adanya penambahan 2 point baru disesuaikan huruf e menjadi huruf g
g.perkiraan jangka waktu pelaksanaan pengadaan tanah;
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA : TETAP TETAP
95. f.perkiraan jangka waktu pelaksanaan pembangunan;
F-PD :
TETAP TETAP
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di TIMUS
F-PG :
Point huruf f menjadi g g. perkiraan jangka waktu pelaksanaan pembangunan;
F-PDIP : TETAP
TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP
TETAP
F-PPP : TETAP
TETAP
F-PKB :
Penyesuaian huruf f berubah menjadi
- 138 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
huruf h F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA : TETAP
TETAP
96. g. perkiraan nilai tanah; dan
F-PD :
TETAP TETAP
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di TIMUS
F-PG :
Mengikuti perubahan penggunaan istilah “tanah” menjadi “lahan”.
h. perkiraan nilai lahan;
F-PDIP : TETAP
TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP
TETAP
F-PPP : TETAP
TETAP
F-PKB :
Penyesuaian huruf g berubah menjadi
huruf i
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA : TETAP TETAP
- 139 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
97 h. rencana penganggaran.
F-PD :
TETAP TETAP
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di TIMUS
F-PG : Point huruf h menjadi i
i. rencana penganggaran; dan
F-PDIP : TETAP
TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP
TETAP
F-PPP : TETAP
TETAP
F-PKB :
Penyesuaian huruf h berubah menjadi
huruf j
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA : TETAP
TETAP
97a. F-PG : Penambahan substansi.
j. kelayakan lingkungan untuk digunakan sebagai lokasi pembangunan.
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
97b.
F-PDIP
Penambahan substansi baru, yaitu “analisis terhadap fungsi sosial tanah” dan dirinci di
analisis terhadap fungsi sosial tanah;
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
- 140 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
penjelasan. Yang dimaksud dengan fungsi sosial tanah adalah bahwa tanah tidak hanya memiliki nilai ekonomis semata namun juga dapat terkandung nilai-nilai sosial, historis, kultural, dan spiritual..
97c Penambahan substansi baru, yaitu ditambah amdal. Penambahan amdal dimaksudkan agar pembangunan yang hendak dilakukan tidak berpotensi menimbulkan kerusakan lingkungan hidup sesuai dengan UU No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
analisis mengenai dampak lingkungan; dan
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
97d Penambahan substansi baru, yaitu “perkiraan pihak yang berhak” Pencantuman Perkiraan pihak yang berhak dimaksudkan agar sejak awal dapat diketahui siapa saja pihak-pihak yang akan
j. perkiraan pihak yang berhak
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
- 141 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
terkena pengadaan tanah secara langsung maupun tidak langsung.
98. (2) Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun berdasarkan studi kelayakan yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
F-PD :
DIREVISI
(2) Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun berdasarkan studi kelayakan yang tajam dan indenpenden dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG :
Mengikuti perubahan penggunaan istilah “pengadaan tanah” menjadi “penyediaan lahan”.
Dokumen Perencanaan Penyediaan Lahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun berdasarkan studi kelayakan yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
F-PDIP : TETAP
TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
- 142 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PAN : TETAP
TETAP
F-PPP :
TETAP
TETAP
F-PKB : TETAP
TETAP
F-P. GERINDRA TETAP TETAP
F-P. HANURA : TETAP TETAP
98a F-PDIP Penambahan substansi baru tentang kewajiban pengumuman rencana pengadaan tanah. Pengumuman perencanaan ini dimaksudkan agar konsisten melaksanakan asas keterbukaan.
Perencanaan pengadaan tanah sebagaimana diatur pada ayat (1) dan ayat (2) wajib diumumkan di media massa setempat dan kantor kepala desa
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
99. Bagian Ketiga Persiapan Pengadaan
Tanah
F-PD :
TETAP TETAP
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di TIMUS
F-PG :
Mengikuti perubahan penggunaan istilah “pengadaan tanah” menjadi “penyediaan lahan”.
Bagian Ketiga Persiapan Penyediaan Lahan
F-PDIP : TETAP
TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
- 143 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PAN : TETAP
TETAP
F-PPP : TETAP
TETAP
F-PKB :
TETAP
TETAP
F-P. GERINDRA :
TETAP
TETAP
F-P. HANURA : TETAP
TETAP
99a. F-PDIP Penambahan substansi baru berupa pasal baru tentang batas waktu pelaksanaan persiapan pengadaan tanah Pemberian batas waktu dimaksudkan agar terjadi kepastian hukum disetiap tahapan pengadaan tanah.
Pasal …..
Persiapan pengadaan tanah dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun
setelah pengumuman perencanaan pengadaan tanah
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
100. Pasal 19 Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 menjadi dasar bagi Instansi yang memerlukan tanah bersama Pemerintah. Provinsi dan/atau
F-PD :
TETAP TETAP
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG :
Menjadi Pasal 17 karena FPG mengusulkan Pasal 6 dan Pasal 9 dihapus. Mengikuti perubahan penggunaan istilah “pengadaan tanah” menjadi
Pasal 17 Dokumen Perencanaan Penyediaan Lahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 menjadi dasar bagi Instansi yang memerlukan
- 144 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
Pemerintah Kabupaten/Kota untuk melaksanakan:
“penyediaan lahan”. Setelah kata “Pemerintah” ditambah kata “dan/atau Pemerintah Daerah”.
lahan bersama Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah untuk melaksanakan:
F-PDIP : TETAP
TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP
TETAP
F-PPP : TETAP
TETAP
F-PKB : Pasal 19 menjadi Pasal 17
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA : TETAP
TETAP
101 a. pemberitahuan rencana pembangunan;
F-PD : TETAP
TETAP Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di TIMUS
FPG :
Mempertanyakan apa bedanya istilah rencana pembangunan dan rencana penyediaan lahan? Karena tujuan dari RUU ini adalah penyediaan lahan.
F-PDIP : TETAP
TETAP
- 145 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN :
TETAP
TETAP
F-PPP : TETAP
TETAP
F-PKB : TETAP
TETAP
F-P. GERINDRA : TETAP
TETAP
F-P. HANURA : TETAP TETAP
101a. F-PG Penambahan substansi b. sosialisasi rencana pembangunan;
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
102. b.pendataan awal lokasi rencana pembangunan; dan
F-PD :
TETAP TETAP
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG :
Point b menjadi c dengan adanya penambahan substansi.
c. pendataan awal lokasi rencana pembangunan; dan
F-PDIP : TETAP
TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
F-PPP :
- 146 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
TETAP TETAP F-PKB : TETAP
TETAP
F-P. GERINDRA :
Penambahan kata sosialisasi perlu karena sebelumnya rakyat perlu mengerti dan mengetahui akan adanya rencana pembangunan
b.pendataan awal lokasi rencana pembangunan; dan sosialisasi pengadaan tanah; dan
F-P. HANURA : TETAP
TETAP
103. c.konsultasi publik rencana pembangunan.
F-PD :
TETAP TETAP
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG :
Perbaikan redaksi. d.penyelesaian bilateral rencana pembangunan.
F-PDIP : TETAP
TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP
TETAP
F-PPP : Semua istilah konsultasi publik
diganti sosialisasi publik sosialisasi publik rencana pembangunan.
F-PKB : TETAP
TETAP
F-P. TETAP
- 147 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
GERINDRA :
TETAP
F-P. HANURA : TETAP TETAP
104. Pasal 20 Pemberitahuan rencana pembangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf a disampaikan kepada pihak yang berhak baik langsung maupun tidak langsung.
F-PD : TETAP TETAP
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG :
Menjadi Pasal 18 karena FPG mengusulkan Pasal 6 dan Pasal 9 dihapus. Sebaiknya pemberitahuan dilakukan secara langsung saja agar lebih jelas, efektif dan tepat sasaran, karena pemberitahuan secara tidak langsung melalui media cetak maupun elektronik berpotensi untuk menimbulkan kesalahpahaman dan terdapat kemungkinan pemegang hak tidak memperoleh informasi secara utuh/ sempurna. Catatan: Perlu dilakukan upaya antisipasi agar terhadap lokasi yang telah direncanakan tidak terjadi para spekulan maupun masyarakat yang masuk mengokupasi kemudian meminta ganti rugi.
Pasal 18 Pemberitahuan dan sosialisasi rencana pembangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf a dan b disampaikan kepada pemegang hak secara langsung.
- 148 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
Perubahan redaksi
Kata “baik” diganti dengan kata “secara”, kata “maupun” diganti kata “dan”. Pengertian langsung dan tidak langsung di Penjelasan. Diakhir kalimat ditambahkan meliputi kalimat: “meliputi seluruh dokumen perencanaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 ayat (1)”
Pasal 20
Pemberitahuan rencana pembangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf a disampaikan kepada pihak yang berhak secara langsung dan tidak langsung meliputi seluruh dokumen perencanaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 ayat (1)
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP
TETAP
F-PPP : TETAP
TETAP
F-PKB :
Penyesuaian nomor Pasal Frasa “baik langsung maupun tidak langsung” dihapus, karena dokumen rencana pembangunan merupakan sebuah dokumen penting yang akan berpotensi menimbulkan konsekwensi hukum bagi pihak yang berhak, sehingga sudah seharusnya diserahkan kepadanya secara langsung.
Pasal 18 Pemberitahuan rencana pembangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf a disampaikan kepada pihak yang berhak.
- 149 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-P. GERINDRA :
Pemberitahuan kepada yang berhak harus dilakukan secara langsung agar yang bersangkutan secara pasti mengetahuinya.
Pasal 20
Pemberitahuan rencana pembangunan dan sosialisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf a dan huruf b disampaikan kepada pihak yang berhak secara langsung
F-P. HANURA : TETAP
TETAP
105. Pasal 21 (1)Pendataan awal lokasi
rencana pembangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf b meliputi kegiatan pengumpulan data awal pihak yang berhak dan obyek pengadaan tanah.
F-PD :
TETAP TETAP
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG :
Menjadi Pasal 19 karena FPG mengusulkan Pasal 6 dan Pasal 9 dihapus. Istilah “pihak yang berhak” diganti dengan “pemegang hak”. Penggunaan istilah “pemegang hak” dirasa lebih definitiif dan langsung merujuk pada pemilik tanah yang menjadi obyek pengadaan tanah.
Pasal 19
Pendataan awal lokasi rencana pembangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf c meliputi kegiatan pengumpulan data awal pemegang hak dan obyek penyediaan lahan.
F-PDIP : TETAP
TETAP
F-PKS : TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
- 150 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PPP : TETAP
TETAP
F-PKB :
Penyesuaian nomor Pasal
Pasal 19 (1) Pendataan awal lokasi
rencana pembangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf b meliputi kegiatan pengumpulan data awal pihak yang berhak dan obyek pengadaan tanah.
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA : TETAP TETAP
105a. F-PDIP Penambahan substansi baru: Ditambahkan batas waktu
pendataan awal Pemberian batas waktu dimaksudkan agar terjadi kepastian hukum disetiap tahapan pengadaan tanah
(2) Pendataan awal sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilaksanakan dalam waktu 2 (dua) bulan.
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
106. (2)Hasil pendataan awal lokasi rencana pembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan
F-PD :
TETAP TETAP
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di TIMUS
F-PG : (2)Hasil pendataan awal lokasi rencana pembangunan
- 151 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
sebagai data untuk pelaksanaan konsultasi publik rencana pembangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf c.
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan sebagai data untuk pelaksanaan konsultasi publik rencana pembangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf d.
F-PDIP:
Penyesuaian ayat
(3) Hasil pendataan awal lokasi rencana pembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan sebagai data untuk pelaksanaan konsultasi publik rencana pembangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf c.
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP
TETAP
F-PPP :
Semua istilah konsultasi publik diganti sosialisasi publik
(2)Hasil pendataan awal lokasi rencana pembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan sebagai data untuk pelaksanaan sosialisasi publik rencana pembangunan sebagaimana
- 152 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
dimaksud dalam Pasal 19 huruf c.
F-PKB :
Penyesuaian nomor Pasal
(2) Hasil pendataan awal lokasi rencana pembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan sebagai data untuk pelaksanaan konsultasi publik rencana pembangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf c.
F-P. HANURA : TETAP
TETAP
107. Pasal 22 (1)Konsultasi publik
rencana pembangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf c dilaksanakan untuk mendapatkan kesepakatan lokasi rencana pembangunan dari pihak yang berhak.
F-PD :
TETAP TETAP
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG :
Menjadi Pasal 20 karena FPG mengusulkan Pasal 6 dan Pasal 9 dihapus. Istilah “pihak yang berhak” diganti dengan “pemegang hak”. Penggunaan istilah “pemegang hak” dirasa lebih definitiif
Pasal 20
Penyelesaian bilateral rencana pembangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf d dilaksanakan untuk mendapatkan lokasi rencana pembangunan dari
- 153 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
dan langsung merujuk pada pemilik tanah yang menjadi obyek penyediaan lahan. Istilah “konsultasi publik” diganti menjadi “penyelesaian bilateral”, karena hanya merujuk pada pihak yang memerlukan tanah dan pemegang hak sesuai dengan substansi masalah. Apabila merujuk pada ketentuan ini, bahwa konsultasi publik dilakukan antara pihak yang memerlukan lahan (Panitia Penyediaan Lahan) dan pemegang hak yang akan melepaskan haknya atas tanah (calon tergusur), maka lebih pas disebut “penyelesaian bilateral” sesuai dengan substansi pihak-pihak yang terlibat. Yang namanya konsultasi publik mestinya disebutkan pihak-pihak mana yang dilibatkan dalam konsultasi publik, tidak hanya pihak calon tergusur tanahnya dan pihak yang memerlukan lahan, sehingga substansi pengertian publik terpenuhi, yaitu: khalayak luas. Sebaiknya perlu penjelasan dari ahli bahasa agar tidak terjadi multi tafsir.
pemegang hak.
- 154 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PDIP : TETAP
TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP
TETAP
F-PPP :
Semua istilah konsultasi publik diganti sosialisasi publik
Pasal 22 (1)Sosialisasi publik rencana
pembangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf c dilaksanakan untuk mendapatkan kesepakatan lokasi rencana pembangunan dari pihak yang berhak.
F-PKB :
Penyesuaian nomor Pasal
Pasal 20 Konsultasi publik rencana pembangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf c dilaksanakan untuk mendapatkan kesepakatan lokasi rencana pembangunan dari pihak yang berhak.
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
- 155 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-P. HANURA :
Uraian tentang konsultasi publik tidak ada di NA, sehingga tidak dapat ditelusuri alur pikir yang mendasari rumusan Pasal 22.
Untuk pasal 22 ini perlu dijelaskan lebih lanjut mengenai ketentuan konsultasi public dan perlu diatur terkait dengan ketentuan-ketentuan pelaksanaannya.
108. (2)Konsultasi publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan melibatkan pihak yang berhak dan dilaksanakan di tempat yang disepakati.
F-PD :
TETAP TETAP
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG :
Istilah “pihak yang berhak” diganti dengan “pemegang hak”. Penggunaan istilah “pemegang hak” dirasa lebih definitiif dan langsung merujuk pada pemilik tanah yang menjadi obyek penyediaan lahan.
Penyelesaian bilateral sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan melibatkan pemegang hak dan dilaksanakan di tempat yang disepakati.
F-PDIP:
Perubahan redaksi:
Setelah “pihak yang berhak” ditambahkan “dan masyarakat yang terkena dampak”. Sebelum “tempat yang disepakati” ditambahkan dengan “tempat lokasi dilaksanakan pembangunan” yang bersifat alternatif yakni
Konsultasi publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan melibatkan pihak yang berhak dan masyarakat yang terkena dampak dan dilaksanakan di tempat lokasi dilaksanakan pembangunan atau di tempat yang disepakati.
- 156 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
menggunakan “atau” Tempat konsultasi publik di lokasi pembangunan untuk menambah posisi tawar masyarakat agar lebih merasa nyaman dan partisipasi masyarakat dapat maksimal karena memperkecil biaya transportasi.
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN :
Penambahan “serta tujuan” antara rencana pembangunan dan kalimat “untuk kepentingan umum,” setelah kata pembangunan sehingga rumusannya menjadi,
Konsultasi publik rencana pembangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf c dilaksanakan untuk mendapatkan kesepakatan lokasi dan rencana serta tujuan pembangunan untuk kepentingan umum, dari pihak yang berhak.
F-PPP :
Semua istilah konsultasi publik diganti sosialisasi publik
(2) Sosialisasi publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan melibatkan pihak yang berhak dan dilaksanakan di tempat yang disepakati.
- 157 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PKB : TETAP
TETAP
F-P. GERINDRA :
TETAP
TETAP
F-P. HANURA :
TETAP TETAP
109. (3)Pelibatan Pihak yang berhak sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dapat melalui perwakilan dari dan oleh pihak yang berhak atas lokasi rencana pembangunan
F-PD :
TETAP TETAP
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG :
Penambahan kalimat “berdasarkan surat kuasa” untuk mempertegas bahwa perwakilan tersebut mendapatkan kuasa dari pemegang hak untuk mewakilinya, sehingga terhindar dari perwakilan yang mungkin saja direkayasa oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Pelibatan pemegang hak sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dapat melalui perwakilan berdasarkan surat kuasa dari atau oleh pemegang hak atas tanah lokasi rencana pembangunan
F-PDIP : TETAP
TETAP
F-PKS :
Menambahkan kalimat : “menggunakan surat kuasa” setelah kata perwakilan
(3) Pelibatan Pihak yang berhak sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dapat melalui perwakilan menggunakan surat kuasa dari dan oleh pihak yang berhak atas lokasi rencana
- 158 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
pembangunan F-PAN : TETAP
TETAP
F-PPP : TETAP
TETAP
F-PKB :
Penambahan phrasa “yang sah” setelah kata perwakilan diperlukan untuk memastikan bahwa perwakilan yang mengikuti proses konsultasi public memiliki kedudukan hukum yang kuat untuk mengambil keputusan. Dalam penjelasan pasal, perlu ditambahkan definisi perwakilan yang sah ini, dengan mempersyaratkan adanya bukti dokumen surat kuasa yang sah menurut undang-undang yang berlaku
Pelibatan Pihak yang berhak sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dapat melalui perwakilan yang sah dari dan oleh pihak yang berhak atas lokasi rencana pembangunan
F-P. GERINDRA :
Pasal ini juga menjebak. Karena bisa jadi seseorang dinilai mewakili pemilik hak padahal tidak. Oleh karena itu perwakilan hanya bisa dilakukan jika yang mewakili telah menerima surat kuasa dari pemilik
(3) Pelibatan Pihak yang berhak sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dapat melalui perwakilan dari dan oleh pihak yang berhak atas lokasi rencana pembangunan disertai dengan surat kuasa dari pihak yang berhak
F-P. HANURA : TETAP TETAP
109a. F-PDIP Penambahan substansi baru: dengan ditambahkan ayat baru
Dalam melakukan konsultasi publik pihak yang berhak
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di
- 159 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
“Dalam melakukan konsultasi publik pihak yang berhak dapat didampingi oleh pihak ketiga yang ditunjuk dan bersifat sukarela”
Pengaturan tentang pihak ketiga sebagai pendamping untuk mengantisipasi pihak yang berhak kurang memiliki kecakapan dalam melakukan kesepakatan dengan Pemerintah.
masyarakat dapat didampingi oleh pihak ketiga yang ditunjuk dan bersifat sukarela
PANJA
110. (4)Kesepakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam bentuk berita acara kesepakatan.
F-PD :
TETAP TETAP
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG : TETAP TETAP
F-PDIP : TETAP
(penyesuaian ayat)
Kesepakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam bentuk berita acara kesepakatan
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP
TETAP
F-PPP : TETAP
TETAP
- 160 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PKB : TETAP
TETAP
F-P. GERINDRA :
TETAP
TETAP
F-P. HANURA : TETAP
TETAP
110a. F-PPP
Ditambahkan dua ayat yakni ayat (5) dan (6)
Perwakilan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan dengan surat kuasa notariil atau dibawah tangan yang diketahui oleh Kepala Desa/Lurah dan Camat
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
110b Perwakilan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan dengan ketentuan 1 (satu) penerima kuasa hanya dapat menerima kuasa dari 1 (satu) pihak yang berhak.
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
111. Pasal 23 (1)Konsultasi publik
rencana pembangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 dilaksanakan untuk jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan.
F-PD :
TETAP TETAP
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG :
Penyesuaian redaksi mengikuti perubahan penggunaan istilah dan pasal.
Pasal 21 (1)Penyelesaian bilateral
rencana pembangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 dilaksanakan untuk jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan.
F-PDIP : TETAP
- 161 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
TETAP F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN :
Ada perubahan menjadi tiga bulan.
Pasal 23 Konsultasi publik rencana pembangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 dilaksanakan untuk jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan.
F-PPP :
Semua istilah konsultasi publik diganti sosialisasi publik
Pasal 23 (1) sosialisasi publik rencana
pembangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 dilaksanakan untuk jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan.
F-PKB :
Penyesuaian nomor Pasal
Pasal 21 Konsultasi publik rencana pembangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 dilaksanakan untuk jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan.
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA : TETAP
- 162 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
TETAP 112. (2)Apabila sampai dengan
jangka waktu 2 (dua) bulan pelaksanaan konsultasi publik rencana pembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdapat pihak yang keberatan mengenai rencana lokasi pembangunan, dilaksanakan konsultasi publik ulang dengan pihak yang keberatan paling lama 1 (satu) bulan.
F-PD :
TETAP TETAP
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG :
Penyesuaian redaksi mengikuti perubahan penggunaan istilah.
(2)Apabila sampai dengan jangka waktu 2 (dua) bulan pelaksanaan penyelesaian bilateral rencana pembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdapat pihak yang keberatan mengenai rencana lokasi pembangunan, dilaksanakan penyelesaian bilateral ulang dengan pihak yang keberatan paling lama 1 (satu) bulan.
F-PDIP:
Perubahan redaksi: Ditambahkan kata “tahap pertama” setelah kata “ulang”, Kata “mengenai” diganti “terhadap”
Kesempatan yang luas bagi proses dialog agar tercapai kesepakatan yang maksimal dan tanpa gejolak.
Apabila sampai dengan jangka waktu 2 (dua) bulan pelaksanaan konsultasi publik rencana pembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdapat pihak yang keberatan terhadap rencana lokasi pembangunan, dilaksanakan konsultasi publik ulang tahap
Konsultasi publik ulang dilakukan dalam dua tahapan untuk memberikan
- 163 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
pertama dengan pihak yang keberatan paling lama 1 (satu) bulan.
Penambahan substansi baru: Ditambah konsultasi publik sekali lagi selama 1 bulan Kata mengenai diganti terhadap Konsultasi publik ulang dilakukan dalam dua tahapan untuk memberikan kesempatan yang luas bagi proses dialog agar tercapai kesepakatan yang maksimal dan tanpa gejolak.
Apabila sampai dengan jangka waktu 1 (satu) bulan pelaksanaan konsultasi publik ulang tahap pertama rencana pembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdapat pihak yang keberatan terhadap rencana lokasi pembangunan, dilaksanakan konsultasi publik ulang tahap kedua dengan pihak yang keberatan paling lama 1 (satu) bulan.
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP
TETAP
F-PPP :
Semua istilah konsultasi publik diganti sosialisasi publik
(2) Apabila sampai dengan jangka waktu 2 (dua) bulan pelaksanaan sosialisasi publik rencana pembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdapat pihak yang
- 164 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
keberatan mengenai rencana lokasi pembangunan, dilaksanakan sosialisasi publik ulang dengan pihak yang keberatan paling lama 1 (satu) bulan.
F-PKB : TETAP
TETAP
F-P. GERINDRA :
TETAP
TETAP
F-HANURA TETAP TETAP 113. Pasal 24
(1)Apabila dalam konsultasi publik ulang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2) masih terdapat pihak yang keberatan mengenai rencana lokasi pembangunan, instansi yang memerlukan tanah melaporkan keberatan dimaksud kepada Menteri yang mempunyai tugas di bidang perencanaan
F-PD :
TETAP TETAP
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG :
Menjadi Pasal 22 karena FPG mengusulkan Pasal 6 dan Pasal 9 dihapus. Mengikuti perubahan penggunaan istilah
“tanah” menjadi “lahan”.
FPG mempertanyakan mengapa Menteri yang dimaksud dalam Pasal ini adalah Menteri yang mempunyai tugas di bidang
Pasal 22
- 165 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
pembangunan nasional.
perencanaan pembangunan nasional? Apa relevansinya dengan penyediaan lahan?
F-PDIP:
Penambahan redaksi: Diberi jangka waktu 7 hari kerja Jangka waktu diberikan batasannya agar tercipta kepastian hukum.
Pasal 24 Apabila dalam konsultasi publik ulang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2) masih terdapat pihak yang keberatan mengenai rencana lokasi pembangunan, instansi yang memerlukan tanah melaporkan keberatan dimaksud kepada Menteri yang mempunyai tugas di bidang perencanaan pembangunan nasional selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak berakhirnya konsultasi publik
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP
TETAP F-PPP :
Semua istilah konsultasi publik diganti sosialisasi publik
Pasal 24 (1)Apabila dalam sosialisasi
- 166 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
publik ulang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2) masih terdapat pihak yang keberatan mengenai rencana lokasi pembangunan, instansi yang memerlukan tanah melaporkan keberatan dimaksud kepada Menteri yang mempunyai tugas di bidang perencanaan pembangunan nasional.
F-PKB :
Penyesuaian nomor Pasal
Pasal 22 (1) Apabila dalam konsultasi
publik ulang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (2) masih terdapat pihak yang keberatan mengenai rencana lokasi pembangunan, instansi yang memerlukan tanah melaporkan keberatan dimaksud kepada Menteri yang mempunyai tugas di bidang perencanaan pembangunan nasional.
F-P. GERINDRA :
Kenapa pemerintah harus memaksakan kehendaknya untuk mengambil tanah
- 167 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
rakyat? Seharusnya jika sudah ada keberatan, pemerintah hanya bisa menegosiasiakannya lagi. Tanpa paksaan
F-P. HANURA : TETAP
TETAP 114. (2) Menteri sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) membentuk Tim untuk melakukan kajian atas keberatan rencana lokasi pembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
F-PD :
TETAP TETAP
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG :
TETAP TETAP
F-PDIP:
Penambahan redaksi: Diberi jangka waktu 7 hari kerja.
Jangka waktu diberikan batasannya agar tercipta kepastian hukum.
(2) Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) membentuk Tim untuk melakukan kajian atas keberatan rencana lokasi pembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak diterimanya laporan dari instansi.
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN :
TETAP
TETAP
F-PPP : TETAP
- 168 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
TETAP F-PKB :
Penambahan frasa “paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak diterimanya laporan” guna memberikan kepastian hokum mengenai jangka waktu pembentukan Tim oleh Menteri sekaligus untuk memastikan efisiensi waktu.
(2) Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) membentuk Tim untuk melakukan kajian atas keberatan rencana lokasi pembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak diterimanya laporan.
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA :
TETAP TETAP
115. (3) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (2) beranggotakan dari kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian yang menangani urusan pemerintahan di bidang perencanaan pembangunan nasional, di bidang hukum dan hak asasi manusia, di
F-PD : TETAP TETAP
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG :
Perlu menambahkan tokoh masyarakat setempat dan akademisi dalam tim tersebut agar kinerja tim tidak subyektif.
(3)Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (2) beranggotakan dari kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian yang menangani urusan pemerintahan di bidang perencanaan pembangunan nasional, di bidang hukum dan hak asasi manusia, di
- 169 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
bidang urusan dalam negeri, dan Gubernur setempat atau pejabat yang ditunjuk.
bidang urusan dalam negeri, Gubernur/Bupati/Walikota setempat atau pejabat yang ditunjuk, tokoh masyarakat setempat dan akademisi.
F-PDIP:
Penambahan substansi baru
Komposisi Tim kajian dipertegas jumlahnya dengan melibatkan unsur independen yang berasal dari akademisi, LSM, tokoh masyarakat agar rekomendasinya komprehensif
Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (2) beranggotakan 1 (satu) orang dari kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian yang menangani urusan pemerintahan di bidang perencanaan pembangunan nasional, 1 (satu) orang di bidang hukum dan hak asasi manusia, 1 (satu) orang di bidang urusan dalam negeri, 1 (satu) orang dari akademisi di bidang pertanahan, 1 (satu) orang dari lembaga swadaya masyarakat dibidang pertanahan, 1 (satu) orang dari Tokoh Masyarakat setempat dan Gubernur setempat atau pejabat yang
- 170 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
ditunjuk. F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP
TETAP F-PPP :
Ditambahkan urusan pertanahan (3) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (2) beranggotakan dari kementerian/ lembaga pemerintah nonkementerian yang menangani urusan pemerintahan di bidang perencanaan pembangunan nasional, di bidang hukum dan hak asasi manusia, di bidang urusan dalam negeri, urusan pertanahan dan Gubernur setempat atau pejabat yang ditunjuk.
F-PKB : TETAP
TETAP
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA : TETAP TETAP
- 171 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
115a.
F-PDIP
Penambahan substansi baru Tugas tim kajian harus diperinci dengan tugas minimal kewajiban untuk bertemu dan memperhatikan masukan dari pihak yang keberatan
Tim Kajian bertugas:
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
115b
a. menginventarisir masalah-masalah yang menjadi alasan keberatan
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
115c
b. membuat rekomendasi diterima atau tidaknya keberatan
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
115d
c. melakukan pertemuan dengan pihak yang keberatan
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
115e Penambahan substansi baru Tim kajian diperpanjang masa tugasnya agar memiliki waktu yang cukup untuk menyusun rekomendasi kepada menteri
Tim kajian dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (3) paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal diterimanya permohonan oleh Menteri yang mempunyai tugas di
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
- 172 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
bidang perencanaan pembangunan nasional.
115f F-PKB Penambahan ayat baru yang mengatur prosedur kerja Tim
(4) Dalam menjalankan tugasnya, Tim melakukan kegiatan:
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
115g a. melakukan kajian atas proses konsultasi publik;
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
115h b. melakukan klarifikasi kepada pihak yang berhak;
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
115i d. melakukan kajian atas potensi dampak sosial, ekonomi, politik, dan kultural dari proses pengadaan tanah
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
115j Penambahan ayat baru. guna memberikan kepastian hokum mengenai jangka waktu kerja Tim sekaligus untuk memastikan efisiensi waktu.
(5) Tim bekerja dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan sejak dibentuk oleh Menteri;
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
116. (4) Hasil kajian Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berupa rekomendasi diterima tidaknya keberatan rencana lokasi pembangunan,
F-PD :
TETAP TETAP
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG :
Perubahan 30 (tiga puluh) hari dengan dasar kewajaran pelaksanaannya mengingat pengajuan keberatan adalah untuk seluruh wilayah Republik Indonesia.
(4)Hasil kajian Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berupa rekomendasi diterima
- 173 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
dalam jangka waktu paling lima 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak tanggal diterimanya permohonan oleh Menteri yang mempunyai tugas di bidang perencanaan pembangunan nasional.
tidaknya keberatan rencana lokasi pembangunan, dalam jangka waktu paling lima 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung sejak tanggal diterimanya permohonan oleh Menteri yang mempunyai tugas di bidang perencanaan pembangunan nasional.
F-PDIP:
HAPUS
Pengaturan ayat (4) sudah diatur dalam ayat sebelumnya.
HAPUS
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP
TETAP
FPPP : TETAP
TETAP
F-PKB :
Frasa “dalam jangka waktu paling lima 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak tanggal diterimanya permohonan oleh Menteri yang mempunyai tugas di bidang perencanaan pembangunan nasional” dihapus,
(6) Hasil kajian Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berupa rekomendasi diterima tidaknya keberatan rencana lokasi pembangunan
- 174 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
karena alokasi waktu 14 hari tidak realistis bagi Tim untuk melakukan kajian dan rekomendasi. Dengan dihapuskannya frasa ini, maka rekomendasi Tim diserahkan kepada Menteri berdasarkan alokasi waktu sebagaimana diatur dalam ayat (5)
F-P. GERINDRA : TETAP
F-P. HANURA : TETAP
TETAP
117. (5)Menteri berdasarkan rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) mengeluarkan penetapan diterima atau tidaknya keberatan atas rencana pembangunan.
F-PD :
TETAP TETAP
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG : TETAP
TETAP
F-PDIP:
Penambahan redaksi baru:
Diberikan batas waktu dan penambahan kata lokasi setelah kata rencana. Penyesuaian ayat.
(6) Menteri berdasarkan rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) mengeluarkan penetapan diterima atau tidaknya keberatan atas rencana lokasi pembangunan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak diterimanya hasil Tim Kajian.
- 175 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP
TETAP
F-PPP : Pasal ini belum jelas. Jika pihak
yang terkena rencana lokasi pembangunan tetap menolak rencana tersebut bagaimana penyelesaiannya? Ditambah kata lokasi
(5)Menteri berdasarkan rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) mengeluarkan penetapan diterima atau tidaknya keberatan atas rencana pembangunan.
F-PKB :
Penyesuaian nomor ayat
(7) Menteri berdasarkan rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (6) mengeluarkan penetapan diterima atau tidaknya keberatan atas rencana pembangunan.
F-P. GERINDRA :
Ini merupakan keputusan sepihak. Maka rakyat yang menjadi pemilik tanah harus diberikan kewenangan untuk mem-veto keputusan ini.
F-P. HANURA : TETAP TETAP
117a.
F-PDIP
Penambahan substansi baru
Perlu diatur tentang konsekuensi penolakan keberatan agar terwujud kepastian hukum bagi
(7) Dalam hal menteri mengeluarkan penetapan diterimanya keberatan atas rencana lokasi pembangunan maka
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
- 176 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
pihak yang berhak. rencana pengadaan tanah dibatalkan
117b
Penambahan substansi baru
(8) Dalam hal menteri mengeluarkan penetapan ditolaknya keberatan atas rencana lokasi pembangunan maka pengadaan tanah dapat dilaksanakan
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
117c
Penambahan substansi baru
Jika pihak yang berhak keberatan atas penetapan menteri sebagaimana dimaksud dalam ayat (7) pihak yang berkeberatan dapat melakukan upaya hukum melalui mediasi
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
117d F-PKB :
Penambahan pasal ini diperlukan untuk memberikan kepastian mengenai tindak lanjut dari penetapan Menteri. Apabila tidak dilakukan penambahan pasal ini, maka terjadi kekosongan norma terhadap konsekwensi dari penetapan Menteri.
Pasal 23 Dalam hal Menteri menerima keberatan pihak yang berhak, maka Instansi yang memerlukan tanah melakukan perubahan atas rencana lokasi pembangunan
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
117e
Dalam hal Menteri menolak keberatan pihak yang berhak, maka pihak yang berhak dapat mengajukan gugatan ke pengadilan negeri setempat.
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
- 177 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
118. Pasal 25
(1) Dalam hal Instansi yang memerlukan tanah merupakan Pemerintah Daerah, keberatan rencana lokasi pembangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2) disampaikan kepada Gubernur.
F-PD :
TETAP TETAP
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG :
Menjadi Pasal 23 karena FPG mengusulkan Pasal 6 dan Pasal 9 dihapus. Mengikuti perubahan penggunaan istilah “tanah” menjadi “lahan”.
Pasal 23 Dalam hal Instansi yang
memerlukan lahan merupakan Pemerintah Daerah, keberatan rencana lokasi pembangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (2) disampaikan kepada Gubernur.
F-PDIP:
Penambahan redaksi baru diberi batas waktu 7 hari kerja.
Pasal 25 (1) Dalam hal Instansi yang
memerlukan tanah merupakan Pemerintah Daerah, keberatan rencana lokasi pembangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2) disampaikan kepada Gubernur selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
- 178 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
FPPP : TETAP TETAP
F-PKB :
Penyesuaian nomor Pasal Perubahan frasa “Pemerintah Daerah” menjadi Pemerintah Kabupaten/Kota untuk menghilangkan bias, karena pada dasarnya norma ini diberlakukan kepada Pemkab/Pemkot, sedangkan frasa “Pemerintah Daerah” dapat terdiri atas Pemerintah Provinsi dan/atau Pemkab/Pemkot
Pasal 24 (1) Dalam hal Instansi yang
memerlukan tanah merupakan Pemerintah Kabupaten/Kota, keberatan rencana lokasi pembangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (2) disampaikan kepada Gubernur.
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA :
TETAP TETAP
119. (2)Gubernur membentuk Tim untuk melaksanakan kajian atas keberatan rencana lokasi pembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
F-PD :
TETAP TETAP
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG : TETAP TETAP
F-PDIP:
Penambahan redaksi diberi batas waktu 7 hari kerja
(2) Gubernur membentuk Tim untuk melaksanakan kajian atas keberatan rencana lokasi pembangunan
- 179 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja.
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
FPPP : TETAP TETAP
F-PKB :
Penambahan frasa “paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak diterimanya laporan” guna memberikan kepastian hokum mengenai jangka waktu pembentukan Tim oleh Gubernur sekaligus untuk memastikan efisiensi waktu.
Gubernur membentuk Tim untuk melaksanakan kajian atas keberatan rencana lokasi pembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak diterimanya laporan.
F-P. GERINDRA : TETAP
TETAP
F-P. HANURA : TETAP
TETAP
120. (3) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (2) beranggotakan dari instansi yang menangani urusan di bidang perencanaan
F-PD :
TETAP TETAP
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG :
Perlu menambahkan tokoh masyarakat setempat dan akademisi dalam tim tersebut agar kinerja tim tidak subyektif
(3) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (2) beranggotakan dari instansi
- 180 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
pembangunan daerah, di bidang pemerintahan, di bidang hukum dan hak asasi manusia, dan Bupati/Walikota setempat atau pejabat yang ditunjuk.
FPG juga minta penjelasan tentang instansi di bidang Hukum dan HAM. Apakah instansi dimaksud merupakan bagian dari Kementrian teknis di tingkat Provinsi, yaitu Kementrian Hukum dan HAM atau salah satu bidang/biro dalam struktur Pemerintahan Daerah? .
yang menangani urusan di bidang perencanaan pembangunan daerah, di bidang pemerintahan, di bidang hukum dan hak asasi manusia, Bupati/Walikota setempat atau pejabat yang ditunjuk, tokoh masyarakat dan akademisi.
F-PDIP:
Perubahan substansi
Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (2) beranggotakan dari 1 (satu) orang instansi yang menangani urusan di bidang perencanaan pembangunan daerah, 1 (satu) orang di bidang pemerintahan, 1 (satu) orang di bidang hukum dan hak asasi manusia, 1 (satu) orang akademisi bidang pertanahan atau 1 (satu) orang dari Lembaga Swadaya masyarakat bidang pertanahan dan Bupati/Walikota setempat atau pejabat yang ditunjuk.
- 181 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN :
TETAP TETAP
F-PPP :
Ditambahkan bidang pertanahan (3) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (2) beranggotakan dari instansi yang menangani urusan di bidang perencanaan pembangunan daerah, di bidang pemerintahan, bidang pertanahan, di bidang hukum dan hak asasi manusia, dan Bupati/Walikota setempat atau pejabat yang ditunjuk.
F-PKB : TETAP TETAP
F-P. GERINDRA : TETAP TETAP
F-P. HANURA : TETAP TETAP
120a. F-PDIP Penambahan substansi baru
(4) Tim Kajian bertugas: melakukan pertemuan dengan pihak yang keberatan menginventarisir
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
- 182 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
masalah-masalah yang menjadi alasan keberatan membuat rekomendasi diterima atau tidaknya keberatan
120b Penambahan substansi baru (5) Tim kajian dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (4) paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal diterimanya permohonan oleh Gubernur
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
120c F-PKB: Penambahan ayat baru yang mengatur prosedur kerja Tim
(4) Dalam menjalankan tugasnya, Tim melakukan kegiatan:
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
120d a. melakukan kajian atas proses konsultasi publik;
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
120e b. melakukan klarifikasi kepada pihak yang berhak;
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
120f c. melakukan kajian atas potensi dampak sosial, ekonomi, politik, dan kultural dari proses pengadaan tanah
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
120g Penambahan ayat baru. guna memberikan kepastian hukum
(5) Tim bekerja dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan sejak
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di
- 183 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
mengenai jangka waktu kerja Tim sekaligus untuk memastikan efisiensi waktu.
dibentuk oleh Gubernur; PANJA
121. (4) Hasil kajian Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berupa rekomendasi diteima tidaknya keberatan rencana lokasi pembangunan dalam jangka waktu paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak diterimanya permohonan.
F-PD :
TETAP TETAP
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG :
Perubahan 30 (tiga puluh) hari dengan dasar kewajaran pelaksanaannya mengingat tanggung jawab tim tidak kecil.
(4) Hasil kajian Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berupa rekomendasi diterima tidaknya keberatan rencana lokasi pembangunan dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak diterimanya permohonan.
F-PDIP:
HAPUS HAPUS
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
FPPP : TETAP TETAP
F-PKB :
Frasa “dalam jangka waktu paling
(6) Hasil kajian Tim sebagaimana dimaksud pada
- 184 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
lima 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak tanggal diterimanya permohonan” dihapus, karena alokasi waktu 14 hari tidak realistis bagi Tim untuk melakukan kajian dan rekomendasi. Dengan dihapuskannya frasa ini, maka rekomendasi Tim diserahkan kepada Gubernur berdasarkan alokasi waktu sebagaimana diatur dalam ayat (5)
ayat (2) berupa rekomendasi diterima tidaknya keberatan rencana lokasi pembangunan.
F-P. GERINDRA : TETAP
TETAP
F-P. HANURA : TETAP
TETAP
122. (5)Gubernur berdasarkan rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) mengeluarkan penetapan diterima atau tidaknya keberatan atas rencana pembangunan.
F-PD :
TETAP TETAP
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG :
TETAP TETAP
F-PDIP:
Penambahan redaksi
Gubernur berdasarkan rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (5) mengeluarkan penetapan diterima atau tidaknya keberatan atas rencana lokasi pembangunan
- 185 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak diterimanya hasil Tim Kajian.
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
FPPP : TETAP TETAP
F-PKB :
Penyesuaian nomor Ayat.
Gubernur berdasarkan rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) mengeluarkan penetapan diterima atau tidaknya keberatan atas rencana pembangunan.
F-P. GERINDRA :
Ini merupakan keputusan sepihak. Maka rakyat yang menjadi pemilik tanah harus diberikan kewenangan untuk mem-veto keputusan ini.
F-P. HANURA : TETAP
TETAP
122a.
F-PDIP
Penambahan substansi baru Dalam hal Gubernur mengeluarkan penetapan ditolaknya keberatan atas rencana lokasi
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
- 186 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
pembangunan maka pengadaan tanah dapat dilaksanakan
122b Penambahan substansi baru Jika pihak yang berhak keberatan atas penetapan menteri sebagaimana dimaksud dalam ayat (7) pihak yang berkeberatan dapat melakukan upaya hukum melalui mediasi
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
122c F-PKB: Penambahan pasal ini diperlukan untuk memberikan kepastian mengenai tindak lanjut dari penetapan Gubernur. Apabila tidak dilakukan penambahan pasal ini, maka terjadi kekosongan norma terhadap konsekwensi dari penetapan Gubernur.
Pasal 25 Dalam hal Gubernur menerima keberatan pihak yang berhak, maka Instansi yang memerlukan tanah melakukan perubahan atas rencana lokasi pembangunan
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
122d
Dalam hal Gubernur menolak keberatan pihak yang berhak, maka pihak yang berhak dapat mengajukan gugatan ke pengadilan negeri setempat.
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
123. Pasal 26 (1)Instansi yang
memerlukan tanah menyampaikan Rencana Pengadaan Tanah kepada Lembaga
F-PD :
TETAP TETAP
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG :
Menjadi Pasal 24 karena FPG mengusulkan Pasal 6 dan Pasal 9 dihapus.
Pasal 24 (1) Instansi yang memerlukan
- 187 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
pertanahan guna memperoleh penetapan lokasi pembangunan untuk kepentingan umum.
Berdasarkan:
UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan UU No. 12 Tahun 2008, Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemda Kab/Kota disebutkan bahwa urusan pertanahan menjadi urusan Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota.
lahan menyampaikan Rencana Penyediaan Lahan kepada Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah guna memperoleh penetapan lokasi pembangunan untuk kepentingan umum sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
F-PDIP:
Perubahan redaksi
Diberi keterangan setelah proses kesepakatan lokasi pengadaan tanah baik melalui konsultasi publik, penetapan menteri atau penetapan gubernur
Pasal 26
(1) Instansi yang memerlukan tanah menyampaikan Rencana Pengadaan Tanah kepada Lembaga pertanahan setelah adanya kesepakatan lokasi pengadaan tanah sebagaimana dimaksud dalam pasal 23, Pasal 24 dan Pasal 25 guna memperoleh penetapan lokasi pembangunan untuk
- 188 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
kepentingan umum. F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN :
Penetapan lokasi tanah di daerah wewenang dari pemerintah daerah.
Pasal 26 (1) Instansi yang memerlukan
tanah menyampaikan Rencana Pengadaan Tanah kepada pemerintah daerah guna memperoleh penetapan lokasi pembangunan untuk kepentingan umum.
F-PPP : Frase Rencana Pengadaan
Tanah dihapus dan diganti dengan usulan penetapan lokasi pembangunan. Kewenangan penetapan lokasi tetap menjadi kewenangan Gubernur/Bupati/Walikota yang mengetahui secara detail wilayahnya. Ditambahkan sesuai dengan RTRW
Pasal 26 (1)Instansi yang memerlukan
tanah menyampaikan usulan penetapan lokasi pembangunan kepada Kepala Daerah guna memperoleh penetapan lokasi pembangunan untuk kepentingan umum sesuai dengan RTRW
F-PKB :
Penyesuaian nomor pasal
Pasal 26 Instansi yang memerlukan tanah menyampaikan Rencana Pengadaan Tanah kepada Lembaga pertanahan guna
- 189 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
memperoleh penetapan lokasi pembangunan untuk kepentingan umum.
F-P. GERINDRA :
Harus melalui persetujuan pemilik tanah.
F-P. HANURA :
Perlu dirubah
Pasal 26 (1) Instansi yang memerlukan tanah
seharusnya meyampaikan rencana kepada PEMERINTAH DAERAH untuk memperoleh lokasi dan tidak kepada lembaga pertanahan sebagaimana dimaksud karena Pemerintah daerahlah yang memiliki master plan tata ruang suatu daerah
124. (2) Rencana pengadaan tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilengkapi :
F-PD :
TETAP TETAP
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di TIMUS
F-PG : Mengikuti perubahan penggunaan istilah
“pengadaan tanah” menjadi “penyediaan lahan”.
(2) Rencana penyediaan lahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilengkapi :
F-PDIP :
TETAP TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
- 190 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
FPPP : TETAP
TETAP
F-PKB : TETAP
TETAP
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA : TETAP
TETAP
125. a. dokumen rencana pengadaan tanah;
F-PD :
TETAP TETAP
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di TIMUS
F-PG :
Mengikuti perubahan penggunaan istilah “pengadaan tanah” menjadi “penyediaan lahan”.
a. dokumen rencana penyediaan lahan;
F-PDIP: Penambahan redaksi “sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 ayat (1)”.
a. dokumen rencana pengadaan tanah sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 ayat (1);
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
FPPP :
TETAP TETAP
F-PKB : TETAP TETAP
- 191 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA : TETAP
TETAP
126. b. berita acara kesepakatan; dan/atau
F-PD :
TETAP TETAP
b.berita acara kesepakatan; dan/atau
Disyahkan Tanggal 18 Agustus 2011 di ruang rapat KK I
F-PG : TETAP
TETAP F-PDIP : TETAP
TETAP F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP
TETAP FPPP : TETAP
TETAP F-PKB : TETAP
TETAP F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA : TETAP
TETAP
127. c. Penetapan Menteri atau Gubernur.
F-PD :
TETAP TETAP
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG : Perubahan substansi. Penetapan Pemerintah dan/atau
Pemerintah Daerah.
- 192 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PDIP : TETAP
TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP
TETAP
FPPP : TETAP
TETAP
F-PKB : TETAP
TETAP
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA : TETAP
TETAP
128. (3) Lembaga Pertanahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menetapkan Lokasi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum sebagai dasar proses pelaksanaan pengadaan tanah.
F-PD :
TETAP TETAP
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG :
Perubahan substansi. (3) Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menetapkan Lokasi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum sebagai dasar proses pelaksanaan penyediaan lahan.
F-PDIP : TETAP
TETAP
F-PKS : TETAP
- 193 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
TETAP F-PAN : TETAP TETAP
F-PPP :
Frase Lembaga Pertanahan diganti dengan Kepala Daerah
Kepala Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menetapkan Lokasi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum sebagai dasar proses pelaksanaan pengadaan tanah.
F-PKB : TETAP
TETAP
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA : TETAP
TETAP
129. Pasal 27 (1) Penetapan Lokasi
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 diberikan untuk jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun.
F-PD :
DIREVISI
Pasal 27 Penetapan Lokasi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 diberikan untuk jangka waktu paling lama 2 (Dua) tahun.
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG : TETAP Pasal 25
TETAP
F-PDIP : TETAP
TETAP
- 194 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PKS :
Mengganti kata : “2 (dua) tahun” menjadi “5 (lima) bulan”
Pasal 27 (1) Penetapan Lokasi
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 diberikan untuk jangka waktu paling lama 5 (lima) bulan.
F-PAN : TETAP
TETAP
FPPP : TETAP
TETAP
F-PKB :
Penyesuaian nomor pasal
Pasal 27 Penetapan Lokasi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 diberikan untuk jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun.
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA : TETAP
TETAP
130. (2) Penetapan Lokasi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
F-PD :
TETAP TETAP
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
- 195 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat diperpanjang untuk jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun.
FPG :
Mempertanyakan apakah perpanjangan Penetapan Lokasi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum dilakukan karena proses tahapan penyediaan lahan belum selesai? Jika hal itu yang dimaksud berarti perlu ditambahkan 1 ayat lagi sebagai berikut:
F-PDIP : TETAP
TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP
TETAP
FPPP : TETAP
TETAP
F-PKB :
Untuk menghindari status tanah menganggur.
(2) Penetapan Lokasi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat diperpanjang untuk jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun.
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA : TETAP
TETAP
- 196 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
130a. F-PG Penambahan ayat. Nilai tanah selalu bergerak naik, jika penetapan diperpanjang maka nilai kompensasi juga akan semakin mahal. Oleh karenanya, ketika penetapan diperpanjang perlu diadakan penilaian kembali.
(3) Apabila dalam jangka waktu 2 (dua) tahun penetapan belum selesai, maka diadakan penilaian kembali oleh Penilai Independen pada saat perpanjangan penetapan lokasi pembangunan untuk kepentingan umum.
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
131. Pasal 28 Dalam hal jangka waktu Penetapan Lokasi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 tidak terpenuhi, maka Penetapan Lokasi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum dilaksanakan proses ulang terhadap sisa tanah yang belum selesai pengadaannya.
F-PD :
TETAP TETAP
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG :
Mengikuti perubahan penggunaan istilah “pengadaan tanah” menjadi “penyediaan lahan”.
Pasal 26 Dalam hal jangka waktu Penetapan Lokasi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 tidak terpenuhi, maka Penetapan Lokasi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum dilaksanakan proses ulang terhadap sisa lahan yang belum selesai penyediaannya.
F-PDIP :
Perubahan redaksi Frase “terhadap sisa tanah yang belum selesai
Pasal 28 Dalam hal jangka waktu Penetapan Lokasi
- 197 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
pengadaannya” dihapus. Pembangunan Untuk Kepentingan Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 tidak terpenuhi, maka Penetapan Lokasi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum dilaksanakan proses ulang
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP
TETAP
F-PPP :
Mengganti kata proses ulang menjadi penetapan ulang
Pasal 28 Dalam hal jangka waktu Penetapan Lokasi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 tidak terpenuhi, maka Penetapan Lokasi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum dilaksanakan penetapan ulang terhadap sisa tanah yang belum selesai pengadaannya.
F-PKB :
Norma pasal ini membingungkan, baik dari sisi struktur kalimat maupun maksud yang hendak dinyatakan. Di samping itu juga kontradiktif dengan pasal sebelumnya.
DIHAPUS
- 198 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
Alokasi waktu 2 tahun + 1 tahun sebagaimana dimaksud pasal 27 secara substantif dimaksudkan untuk memberi ruang bagi perencana pengadaan tanah untuk mengadakan sisa tanah yang belum slesai pengadaannya, sehingga dengan demikian, norma pasal ini tidak lagi diperlukan, karena maksudnya sudah tercakup dalam pasal 27..
F-P. GERINDRA :
Mengganti kata “proses” menjadi kata “penetapan”
Pasal 28 Dalam hal jangka waktu Penetapan Lokasi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 tidak terpenuhi, maka Penetapan Lokasi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum dilaksanakan penetapan ulang terhadap sisa tanah yang belum selesai pengadaannya.
F-P. HANURA : TETAP
TETAP
132. Pasal 29 (1) Lembaga Pertanahan
bersama Instansi yang
F-PD :
TETAP TETAP
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
- 199 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
memerlukan tanah dan Pemerintah Provinsi dan/atau Pemeintah Kabupaten/ Kota mengumumkan Penetapan Lokasi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.
F-PG :
Menjadi Pasal 27 karena FPG mengusulkan Pasal 6 dan Pasal 9 dihapus. Perubahan substansi. Juga perlu ditambahkan dalam penjelasan. Kapan pengumuman itu dilaksanakan apakah pada saat (bersamaan) dengan penetapan lokasi langsung diumumkan atau beberapa hari sebelumnya atau sesudahnya.
Pasal 27
(1) Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah bersama Instansi yang memerlukan lahan mengumumkan Penetapan Lokasi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum sesuai dengan Urusan Pemerintahan Bidang Pertanahan berdasarkan peraturan perundang-undangan.
F-PDIP : TETAP
TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP
TETAP
F-PPP :
Mengganti kata Lembaga Pertanahan menjadi Panitia Pengadaan Tanah
Pasal 29 Panitia Pengadaan Tanah bersama Instansi yang memerlukan tanah dan Pemerintah Provinsi dan/atau Pemeintah Kabupaten/ Kota mengumumkan Penetapan Lokasi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.
F-PKB : Pasal 28
- 200 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
Penyesuaian nomor pasal Pasal ini diubah dengan menghapuskan nomor ayat.
Lembaga Pertanahan bersama Instansi yang memerlukan tanah dan Pemerintah Provinsi dan/atau Pemeintah Kabupaten/ Kota mengumumkan Penetapan Lokasi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA :
TETAP TETAP
133. (2)Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimaksudkan untuk pemberitahuan kepada masyarakat bahwa di lokasi tersebut akan dilaksanakan pembangunan untuk kepentingan umum.
F-PD :
TETAP TETAP
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG : TETAP
TETAP
F-PDIP : TETAP
TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP
TETAP
F-PPP :
Ditambahkan dilakukan dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalender agar ada kejelasan waktu pelaksanaan
(2) Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam jangka waktu 30 (tiga
- 201 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
puluh) hari kalender dimaksudkan untuk pemberitahuan kepada masyarakat bahwa di lokasi tersebut akan dilaksanakan pembangunan untuk kepentingan umum.
F-PKB :
Norma ayat (2) ini tidak perlu dicantumkan karena substansinya sudah menjadi bagian dari maksud yang diatur dalam ayat (1).
DIHAPUS
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA : TETAP
TETAP
134. Pasal 30 (1) Penetapan Lokasi
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 tidak menghalangi pihak yang berhak untuk melakukan peralihan dan pendaftaran tanahnya.
F-PD :
TETAP TETAP
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG : Menjadi Pasal 28 karena FPG
mengusulkan Pasal 6 dan Pasal 9 dihapus. Mengikuti perubahan penggunaan istilah “pihak yang berhak” menjadi “pemegang hak”.
Pasal 28
Penetapan Lokasi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 tidak menghalangi pemegang hak untuk melakukan peralihan dan pendaftaran tanahnya.
- 202 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PDIP :
TETAP TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
F-PPP :
Perlunya larangan peralihan hak atas tanah setelah diterbitkannya penetapan lokasi pembangunan untuk kepentingan umum karena untuk menghindari adanya spekulan tanah dan/atau persekongkolan
Pasal 30 Penetapan Lokasi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 mengakibatkan pihak yang berhak tidak diizinkan untuk melakukan peralihan dan pendaftaran tanahnya.
F-PKB :
Penyesuaian nomor pasal
Pasal 29 Penetapan Lokasi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 tidak menghalangi pihak yang berhak untuk melakukan peralihan dan pendaftaran tanahnya.
F-P. GERINDRA : TETAP TETAP
- 203 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-P. HANURA :
Lokasi pembangunan untuk kepentingan umum juga harus memperhatikan mana daerah yang harus dijadikan pembangunan dan mana yang untuk pelestarian lingkungan dan situs cagar budaya
DIPERJELAS
135. (2)Pengalihan penguasaan/ pemilikan tanah yang berada pada lokasi yang telah ditetapkan sebagai lokasi pembangunan untuk kepentingan umum, pemerintah melalui Lembaga Pertanahan memperoleh kesempatan pertama atas peralihan tersebut sebelum dialihkan kepada pihak lain.
F-PD :
TETAP TETAP
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG :
Perubahan substansi: Dari Lembaga Pertanahan menjadi Pemerintah dan atau Pemerintah Daerah melalui Panitia Penyediaan Lahan.
Pengalihan penguasaan/pemilikan lahan yang berada pada lokasi yang telah ditetapkan sebagai lokasi pembangunan untuk kepentingan umum, Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah melalui Panitia Penyediaan Lahan memperoleh kesempatan pertama atas peralihan tersebut sebelum dialihkan kepada pihak lain.
F-PDIP : TETAP
TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : DIHAPUS
DIHAPUS
- 204 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PPP :
Menghapus frase melalui Lembaga Pertanahan
Pengalihan penguasaan/pemilikan tanah yang berada pada lokasi yang telah ditetapkan sebagai lokasi pembangunan untuk kepentingan umum, pemerintah memperoleh kesempatan pertama atas peralihan tersebut sebelum dialihkan kepada pihak lain.
F-PKB :
Perbaikan redaksional ayat.
(2) Dalam hal terjadi peralihan tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pemerintah melalui Lembaga Pertanahan memperoleh kesempatan pertama atas peralihan tersebut sebelum dialihkan kepada pihak lain.
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
- 205 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-P. HANURA :
Dalam ayat (2) dirumuskan bahwa “Pemerintah memperoleh kesempatan pertama atas perolehan tanah sebelum dialihkan kepada pihak lain.” Ketentuan ini harus dimaknai bahwa pihak yang akan mengalihkan tanahnya memperoleh harga yang disepakati, siapa pun pembelinya, baik Pemerintah maupun pihak lain.
DIPERJELAS
136. (3) Pihak lain yang telah memperoleh tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib melepaskan atau menyerahkan .penguasaan/pemilikannya kepada pemerintah melalui Lembaga Pertanahan pada saat pengadaan tanah dilaksanakan.
F-PD : TETAP
TETAP Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA F-PG :
Perbaikan redaksi untuk memperjelas masalah. Karena ayat (1) tidak menyebut pihak lain.
(3) Pihak lain sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang telah memperoleh lahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib melepaskan atau menyerahkan Penguasaan/ pemilikannya kepada Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah melalui Panitia Penyediaan Lahan pada saat penyediaan lahan dilaksanakan.
F-PDIP : TETAP TETAP
- 206 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : DIHAPUS DIHAPUS
F-PPP :
Dihapuskan karena secara otomatis berlaku dengan adanya Pasal 30 ayat (2)
DIHAPUS
F-PKB :
Ayat (3) ini sebaiknya dihapus, karena bersifat redundant. Tanpa dinyatakanpun, semua warga negara yang memiliki hak atas tanah yang akan diadakan untuk pembangunan harus tunduk kepada UU ini.
DIHAPUS
F-P. GERINDRA :
Pasal ini juga sangat tidak adil. Masyarakat yang merasa memiliki hak seharusnya diberikan kesempatan untuk membuktikan kepemilikannya
F-P. HANURA :
karena hal itu sudah dengan sendirinya akan berlaku. Siapa pun yang dalam tahap inventarisasi dan identifikasi tercatat sebagai pemegang hak atas tanah sampai dengan saat pengumuma atau verifikasi, dialah yang berhak atas ganti kerugian dan wajib melepaskan hak atas tanahnya pada saat pengadaan tanah dilaksanakan.
DIHAPUS
- 207 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
136a F-PD :
DITAMBAHKAN 1 AYAT
(4)Pengalihan enguasaan/pemilikan tanah yang berada pada lokasi yang telah ditetapkan sebagai lokasi pembangunan untuk kepentingan umum, tidak boleh dilaksanakan tanpa izin dari Lembaga Pertanahan
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
137. Bagian Keempat Pelaksanaan Pengadaan
Tanah
F-PD : TETAP TETAP Diputuskan Raker Tanggal 18
Agustus 2011 untuk dibahas di TIMUS F-PG :
Mengikuti perubahan penggunaan istilah “pengadaan tanah” menjadi “penyediaan lahan”.
Bagian Keempat Pelaksanaan Penyediaan
Lahan
F-PDIP :
TETAP TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
FPPP : TETAP TETAP
F-PKB : TETAP TETAP
F-P. GERINDRA : TETAP TETAP
- 208 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-P. HANURA :
TETAP TETAP
138. Paragraf 1 Umum
F-PD :
F-PD : TETAP TETAP Paragraf 1
Umum Disyahkan Tanggal 18 Agustus 2011 di ruang rapat KK I
F-PG :
F-PG : TETAP TETAP
F-PDIP :
F-PDIP : TETAP TETAP
F-PKS :
F-PKS : TETAP TETAP
F-PAN : F-PAN : TETAP TETAP
FPPP: TETAP TETAP
F-PKB :
TETAP TETAP
F-P. GERINDRA : TETAP TETAP
F-P. HANURA: TETAP TETAP
139. Pasal 31 (1)Berdasarkan Penetapan
Lokasi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal
F-PD : TETAP TETAP Diputuskan Raker Tanggal 18
Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG :
Menjadi Pasal 29 karena FPG mengusulkan Pasal 6 dan Pasal 9 dihapus.
Pasal 29
Berdasarkan Penetapan Lokasi Pembangunan Untuk
- 209 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
26, Lembaga Pertanahan melaksanakan pengadaan tanah.
Perubahan substansi. Pelaksana penyediaan lahan adalah Panitia Penyediaan Lahan yang dibentuk oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah.
Kepentingan Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 Panitia Penyediaan Lahan melaksanakan penyediaan lahan.
F-PDIP :
F-PDIP : Perubahan substansi Disesuaikan dengan Pasal 7
Pasal 31 (1)Berdasarkan Penetapan
Lokasi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum, Pemerintah melaksanakan pengadaan tanah.
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP FPPP Dalam pengadaan tanah sebaiknya
melibatkan dan bekerjasama dengan masyarakat yang terkait.
Mengganti frase Lembaga Pertanahan menjadi Panitia Pengadaan Tanah
Pasal 31 (1)Berdasarkan Penetapan
Lokasi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26, Panitia Pengadaan Tanah melaksanakan pengadaan tanah dengan melibatkan masyarakat yang terkait
F-PKB : Penyesuaian nomor pasal
Pasal 30 Berdasarkan Penetapan Lokasi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
- 210 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26, Lembaga Pertanahan melaksanakan pengadaan tanah.
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA : TETAP TETAP
140. (2) Pelaksanaan pengadaan tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
F-PD : TETAP TETAP Diputuskan Raker Tanggal 18
Agustus 2011 untuk dibahas di TIMUS F-PG :
Mengikuti perubahan penggunaan istilah “pengadaan tanah” menjadi “penyediaan lahan”.
Pelaksanaan penyediaan lahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
F-PDIP :
TETAP TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP FPPP TETAP TETAP F-PKB : TETAP TETAP F-P. GERINDRA : TETAP TETAP
F-P. HANURA: TETAP TETAP
141. a. inventarisasi dan identifikasi
F-PD : TETAP TETAP Diputuskan Raker Tanggal 18
Agustus 2011 untuk dibahas di
- 211 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
penguasaan, pemilikan,penggunaan dan pemanfaatan tanah;
F-PG :
Mengikuti perubahan penggunaan istilah “tanah” menjadi “ lahan”.
a. inventarisasi dan identifikasi penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan lahan;
TIMUS
F-PDIP :
TETAP TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP FPPP TETAP TETAP F-PKB : TETAP TETAP F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA: TETAP TETAP
142. b. penilaian ganti kerugian;
F-PD : TETAP TETAP Diputuskan Raker Tanggal 18
Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG :
Perubahan penggunaan istilah ganti kerugian menjadi kompensasi. b. penilaian kompensasi;
F-PDIP : TETAP TETAP F-PKS : TETAP TETAP F-PAN : TETAP TETAP FPPP TETAP TETAP F-PKB : TETAP TETAP
F-P. GERINDRA :
Nilai ganti rugi minimal 2 kali lipat dari harga atau nilai yang telah dihitung.
- 212 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
Karena pemilik tanah yang telah memberikan persetujuan untuk penggunaan tanahnya untuk kepentingan umum telah berkorban demi bangsa dan harus dihargai dengan sangat tinggi oleh pemerintah.
F-P. HANURA: TETAP TETAP
143. c. musyawarah penetapan ganti kerugian; dan
F-PD : TETAP TETAP
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA F-PG :
Perubahan penggunaan istilah ganti kerugian menjadi kompensasi.
c.musyawarah penetapan kompensasi;
F-PDIP :
TETAP TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP FPPP TETAP TETAP F-PKB : TETAP TETAP F-P. GERINDRA :
Menambahkan kalimat “harus melibatkan pemilik tanah” setelah kata “kerugian” dan menghilangkan kata “dan”
c. Musyawaran penetapan ganti kerugian harus melibatkan pemilik tanah
F-P. HANURA: TETAP TETAP
144. d. pembayaran ganti kerugian.
F-PD : TETAP TETAP Diputuskan Raker Tanggal 18
Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA F-PG : Perubahan penggunaan istilah ganti d. pembayaran kompensasi
- 213 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
kerugian menjadi kompensasi.
F-PDIP :
Perubahan redaksi Keterangan : Konsisten dengan DIM Sebelumnya
Pemberian ganti kerugian
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
F-PPP : Kata pembayaran ganti kerugian diganti menjadi penggantian kerugian
d. penggantian kerugian.
F-PKB : TETAP TETAP
F-P. GERINDRA : TETAP TETAP
F-P. HANURA: TETAP TETAP
144a
F-PPP :
Penambahan dua ayat tentang land banking
(3) Pengadaan Tanah bagi Kepentingan Umum dapat dilakukan juga melalui Land Banking yang disiapkan oleh Pemerintah/Pemerintah Daerah
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
144b
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai land banking sebagaimana dimaksud
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
- 214 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
pada ayat (3) diatur dengan Peraturan Pemerintah
145. Paragraf 2
Inventarisasi dan Identifikasi Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan
Tanah
F-PD : TETAP TETAP Diputuskan Raker Tanggal 18
Agustus 2011 untuk dibahas di TIMUS
F-PG :
Mengikuti perubahan penggunaan istilah “tanah” menjadi “ lahan”.
Paragraf 2 Inventarisasi dan Identifikasi
Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan
Pemanfaatan Lahan
F-PDIP :
TETAP TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
FPPP : TETAP TETAP
F-PKB : TETAP TETAP
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA: TETAP TETAP
146. Pasal 32 (1)Inventarisasi dan
identifikasi penguasaan, pemilikan, penggunaan
F-PD : TETAP TETAP Diputuskan Raker Tanggal 18
Agustus 2011 untuk dibahas di TIMUS
F-PG :
Menjadi Pasal 30 karena FPG mengusulkan Pasal 6 dan Pasal 9
Pasal 30 Inventarisasi dan identifikasi
- 215 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
dan pemanfaatan tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (2) huruf a meliputi kegiatan:
dihapus. Mengikuti perubahan penggunaan istilah “tanah” menjadi “lahan”.
penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan lahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (2) huruf a meliputi kegiatan:
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
FPPP : TETAP TETAP
F-PKB :
Penyesuaian nomor pasal
Pasal 31 (1)Inventarisasi dan identifikasi
penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (2) huruf a meliputi kegiatan:
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA: TETAP TETAP
147. a. pengukuran dan pemetaan bidang tanah; dan
F-PD : TETAP TETAP Diputuskan Raker Tanggal 18
Agustus 2011 untuk dibahas di TIMUS F-PG : Mengikuti perubahan penggunaan istilah pengukuran dan
- 216 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
“tanah” menjadi “ lahan”. pemetaan bidang lahan; dan
F-PDIP :
TETAP TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
FPPP : TETAP TETAP
F-PKB : TETAP TETAP
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA : TETAP TETAP
148. b. pengumpulan data pihak yang berhak dan obyek pengadaan tanah.
F-PD :
TETAP TETAP Diputuskan Raker Tanggal 18
Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA F-PG :
Perbaikan redaksi seiring dengan perubahan penggunaan istilah.
pengumpulan data pemegang hak dan obyek penyediaan lahan.
F-PDIP : TETAP TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN :
TETAP TETAP
- 217 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
FPPP :
TETAP TETAP
F-PKB :
TETAP TETAP
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA:
TETAP TETAP
149. (2) Inventarisasi dan identifikasi penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dalam jangka waktu yang dapat ditentukan dengan mempertimbangkan pihak yang berhak dan obyek pengadaan tanah.
F-PD :
TETAP TETAP Diputuskan Raker Tanggal 18
Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG :
Perbaikan redaksi.
Inventarisasi dan identifikasi penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan lahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dalam jangka waktu yang dapat ditentukan dengan mempertimbangkan pemegang hak dan obyek penyediaan lahan.
F-PDIP :
Penambahan redaksi Batas waktu 1 bulan
2) Inventarisasi dan identifikasi penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dalam jangka waktu 30 (tigapuluh) hari kerja dengan
- 218 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
mempertimbangkan pihak yang berhak dan obyek pengadaan tanah.
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN :
TETAP TETAP
FPPP :
TETAP TETAP
F-PKB :
TETAP TETAP
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA:
TETAP TETAP
150. Pasal 33 (1) Hasil inventarisasi dan
identifikasi penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 diumumkan di kantor desa/kelurahan dan kantor kecamatan setempat dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja.
F-PD :
TETAP TETAP Diputuskan Raker Tanggal 18
Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG :
Menjadi Pasal 31 karena FPG mengusulkan Pasal 6 dan Pasal 9 dihapus. Perbaikan redaksi.
Pasal 31 (1) Hasil inventarisasi dan
identifikasi penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan lahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 diumumkan di kantor desa/kelurahan dan kantor kecamatan setempat dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja.
- 219 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PDIP : Perubahan substansi
Pasal 33 (1) Hasil inventarisasi dan
identifikasi penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 diumumkan di kantor desa/kelurahan dan kantor kecamatan setempat dalam jangka waktu 30 (tigapuluh) hari kerja.
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN :
TETAP TETAP
FPPP :
TETAP
TETAP
F-PKB :
Penyesuaian nomor pasal
Pasal 32 (1) Hasil inventarisasi dan
identifikasi penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 wajib diumumkan di kantor desa/kelurahan dan kantor kecamatan setempat dalam jangka waktu 7 (tujuh)
- 220 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
hari kerja. F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA :
TETAP TETAP
151. (2) Hasil inventarisasi dan identifikasi penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 dapat diumumkan secara bertahap/partial atau secara keseluruhan.
F-PD :
TETAP TETAP Diputuskan Raker Tanggal 18
Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA F-PG :
Perbaikan redaksi.
(2) Hasil inventarisasi dan identifikasi penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan lahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 dapat diumumkan secara bertahap/partial atau secara keseluruhan.
F-PDIP :
Keterangan : Ayat (2) tidak diperlukan karena ayat (3) sudah mencakup keseluruhan substansi pengumuman
DIHAPUS
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN :
TETAP TETAP
FPPP : TETAP
- 221 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
TETAP F-PKB :
TETAP TETAP
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA:
TETAP TETAP
152. (3) Pengumuman hasil inventarisasi dan identifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi subyek hak, luas, letak dan peta tanah obyek pengadaan tanah.
F-PD :
TETAP TETAP Diputuskan Raker Tanggal 18
Agustus 2011 untuk dibahas di TIMUS
F-PG :
Perbaikan redaksi.
Pengumuman hasil inventarisasi dan identifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi subyek hak, luas, letak dan peta tanah obyek penyediaan lahan.
F-PDIP :
Perubahan redaksi Penyesuaian penomoran ayat
(2) Pengumuman hasil inventarisasi dan identifikasi meliputi subyek hak, luas, letak dan peta tanah obyek pengadaan tanah.
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN :
TETAP TETAP
FPPP :
TETAP TETAP
F-PKB : TETAP
- 222 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
TETAP F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA:
TETAP TETAP
153. (4) Dalam hal terdapat keberatan atas hasil pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan verifikasi dan perbaikan.
F-PD :
TETAP TETAP Diputuskan Raker Tanggal 18
Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG :
TETAP TETAP
F-PDIP : Perubahan substansi Penyesuaian penomoran ayat
(3) Dalam hal terdapat keberatan atas hasil pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan verifikasi dan perbaikan sekurang-kurangnya 30 (tigapuluh) hari kerja.
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN :
TETAP TETAP
FPPP :
Mesti diberikan batas waktu masa kerjanya
(4) Dalam hal terdapat keberatan atas hasil pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan verifikasi dan perbaikan dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari kerja
- 223 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PKB :
F-PKB : TETAP TETAP
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA:
TETAP TETAP
154. Pasal 34 Hasil pengumuman atau verifikasi dan perbaikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ditetapkan oleh Lembaga Pertanahan dan selanjutnya menjadi dasar penentuan pihak yang berhak dalam pembayaran ganti kerugian.
F-PD : TETAP TETAP Diputuskan Raker Tanggal 18
Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG :
Menjadi Pasal 32 karena FPG mengusulkan Pasal 6 dan Pasal 9 dihapus. Perubahan substansi.
Pasal 32 (1) Hasil pengumuman atau
verifikasi dan perbaikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ditetapkan oleh Panitia Penyediaan Lahan dan selanjutnya menjadi dasar penentuan pemegang hak dalam pembayaran kompensasi.
F-PDIP :
Perubahan redaksi Pembayaran diganti pemberian Keterangan : Konsisten dengan DIM sebelumnya
Pasal 34 Hasil pengumuman atau verifikasi dan perbaikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ditetapkan oleh Lembaga Pertanahan dan selanjutnya menjadi dasar penentuan pihak yang berhak dalam pemberian ganti kerugian.
- 224 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PKS : TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
F-PPP :
Ditambah panitia pengadaan tanah dan penggantian kerugian
Pasal 34 Hasil pengumuman atau verifikasi dan perbaikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ditetapkan oleh Panitia Pengadaan Tanah dan selanjutnya menjadi dasar penentuan pihak yang berhak dalam penggantian kerugian
F-PKB :
Penyesuaian nomor pasal
Pasal 33 Hasil pengumuman atau verifikasi dan perbaikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ditetapkan oleh Lembaga Pertanahan dan selanjutnya menjadi dasar penentuan pihak yang berhak dalam pembayaran ganti kerugian.
F-P.GERINDRA :
Bentuk ganti kerugian tidak hanya dalam bentuk uang maka penggunaan frasa “pembayaran” menjadi tidak tepat
Pasal 34 Hasil pengumuman atau verifikasi dan perbaikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ditetapkan oleh Lembaga Pertanahan dan selanjutnya menjadi dasar penentuan pihak
- 225 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
yang berhak dalam pemberian ganti kerugian
F-P. HANURA : TETAP TETAP
154a F-PG
Penambahan ayat. (2) Pengaturan lebih lanjut mengenai inventarisasi dan identifikasi penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan lahan diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
155. Paragraf 3 Penilaian Ganti Kerugian
F-PD : TETAP TETAP Diputuskan Raker Tanggal 18
Agustus 2011 untuk dibahas di TIMUS F-PG :
Perbaikan redaksi. Paragraf 3
Penilaian Kompensasi
F-PDIP :
TETAP TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
FPPP : TETAP TETAP
F-PKB : TETAP TETAP
F-P. GERINDRA : TETAP TETAP
- 226 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-P. HANURA: TETAP TETAP
156. Pasal 35 Lembaga Pertanahan
menetapkan Penilai sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
F-PD : TETAP TETAP Diputuskan Raker Tanggal 18
Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG :
Menjadi Pasal 33 karena FPG mengusulkan Pasal 6 dan Pasal 9 dihapus. Penilai Independen diperlukan untuk menghindari subyektivitas hasil penilaian.
Pasal 33 Panitia Penyediaan Lahan
menetapkan Penilai Independen yang profesional sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
F-PDIP :
TETAP TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
FPPP : TETAP TETAP
F-PKB :
Penyesuaian nomor pasal Perubahan redaksional
Pasal 34 Lembaga Pertanahan menetapkan Penilai dan mengumumkannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA: TETAP TETAP
- 227 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
157. (2) Lembaga Pertanahan
mengumumkan Penilai yang telah ditetapkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk melaksanakan perhitungan nilai obyek pengadaan tanah.
F-PD : TETAP TETAP Diputuskan Raker Tanggal 18
Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG :
Penilai Independen diperlukan untuk menghindari subyektivitas hasil penilaian.
Panitia Penyediaan Lahan mengumumkan Penilai Independen yang telah ditetapkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk melaksanakan perhitungan nilai obyek tanah.
F-PDIP :
TETAP TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN :
TETAP TETAP
FPPP : TETAP TETAP
F-PKB :
Perubahan redaksional.
(2) Penilai yang telah ditetapkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melaksanakan perhitungan nilai obyek pengadaan tanah berdasarkan tata cara yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
- 228 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-P. HANURA : TETAP TETAP
158. Pasal 36 (1) Penilai yang ditetapkan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 bertanggung jawab secara formil dan materiil terhadap hasil penilaian yang telah dilaksanakan.
F-PD : TETAP TETAP Diputuskan Raker Tanggal 18
Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA F-PG :
Menjadi Pasal 34 karena FPG mengusulkan Pasal 6 dan Pasal 9 dihapus. Perubahan substansi.
Pasal 34 (1) Penilai Independen yang
ditetapkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 bertanggung jawab secara formil dan materiil terhadap hasil penilaian yang telah dilaksanakan.
F-PDIP : TETAP TETAP F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
FPPP : TETAP TETAP
F-PKB :
Dipindah
Penempatan pasal ini dipindahkan ke bagian akhir paragraf 3, agar lebih sistematis.
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
- 229 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-P. HANURA :
Uraian ini tidak tercantum dalam NA perlu untuk dijelaskan dan diuraikan kembali. Apa yang dimaksud bertanggung jawab secara formil dan materiil.
DIPERJELAS
159. (2) Pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenakan sanksi administratif dan/atau pidana sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
F-PD : TETAP TETAP Diputuskan Raker Tanggal 18
Agustus 2011 untuk dibahas di TIMUS F-PG :
TETAP TETAP
F-PDIP : TETAP TETAP F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
FPPP : TETAP TETAP
F-PKB :
Dipindah. Penempatan pasal ini dipindahkan ke bagian akhir paragraf 3, agar lebih sistematis.
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA : TETAP TETAP
160. Pasal 37 Perhitungan besarnya nilai ganti kerugian oleh Penilai sebagaimana dimaksud
F-PD : TETAP TETAP Diputuskan Raker Tanggal 18
Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG :
Menjadi Pasal 35 karena FPG mengusulkan Pasal 6 dan Pasal 9
- 230 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
dalam Pasal 35 dilakukan bidang per bidang tanah termasuk tanah, ruang atas tanah, dan bawah tanah, bangunan, tanaman, benda-benda yang berkaitan dengan tanah, dan/atau kerugian lain yang dapat dinilai.
dihapus.
Pasal 35 FPG mempertanyakan apa yang dimaksud bawah tanah tersebut, dan bagaimana cara menilainya? Perlu ditambahkan dalam penjelasan agar tidak multi tafsir.
F-PDIP :
TETAP TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
FPPP :
Mengganti dan/atau kerugian lain yang dapat dinilai dengan dan usaha yang langsung berkaitan dengan tanah tersebut.
Pasal 37 Perhitungan besarnya nilai ganti kerugian oleh Penilai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 dilakukan bidang per bidang tanah termasuk tanah, ruang atas tanah, dan bawah tanah, bangunan, tanaman, benda-benda yang berkaitan dengan tanah, dan usaha yang langsung berkaitan dengan tanah tersebut.
F-PKB : Pasal 35
- 231 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
Penyesuaian nomor pasal Perubahan redaksional
Perhitungan besarnya nilai ganti kerugian oleh Penilai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (2) dilakukan bidang per bidang tanah yang meliputi tanah, ruang atas tanah, dan bawah tanah, bangunan, tanaman, benda-benda yang berkaitan dengan tanah, dan/atau kerugian lain yang dapat dinilai.
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA : TETAP TETAP
161. Pasal 38 (1) Nilai ganti kerugian yang
dinilai Penilai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37, merupakan nilai pada saat pengumuman Penetapan Lokasi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29.
F-PD : TETAP TETAP Diputuskan Raker Tanggal 18
Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG :
Menjadi Pasal 36 karena FPG mengusulkan Pasal 6 dan Pasal 9 dihapus. Penyesuaian redaksi karena FPG mengusulkan Pasal 6 dan Pasal 9 dihapus.
Pasal 36 (1) Nilai kompensasi yang dinilai
Penilai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35, merupakan nilai pada saat pengumuman Penetapan Lokasi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27.
F-PDIP : Perubahan substansi Pasal 38
- 232 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
Keterangan : Penilaian ganti kerugian dilakukan berdasarkan harga pasar saat penilaian dilakukan bertujuan agar pihak yang berhak tidak dirugikan
(1) Nilai ganti kerugian yang dinilai Penilai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37, mengikuti harga pasar pada saat Penilai melakukan penilaian
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
FPPP :
TETAP TETAP
F-PKB :
Penyesuaian nomor pasal
Pasal 36 (1) Nilai ganti kerugian yang dinilai
Penilai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35, merupakan nilai pada saat pengumuman Penetapan Lokasi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26.
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
- 233 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-P. HANURA: TETAP TETAP
162. (2) Besarnya nilai ganti kerugian berdasarkan hasil penilaian Penilai sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disampaikan kepada Lembaga Pertanahan dengan berita acara.
F-PD : TETAP TETAP Diputuskan Raker Tanggal 18
Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA F-PG :
Perubahan substansi. Guna kelancaran penyediaan lahan untuk pembangunan kepentingan umum perlu batasan jangka waktu bagi Tim Penilai Independen dalam menentukan besaran kompensasi.
Besarnya nilai kompensasi berdasarkan hasil penilaian Penilai Independen sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disampaikan kepada Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah melalui Panitia Penyediaan Lahan dalam berita acara selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari kalender sejak Penilai Independen ditetapkan oleh Panitia Penyediaan Lahan.
F-PDIP :
TETAP TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
FPPP : TETAP TETAP
F-PKB : TETAP TETAP
F-P.
- 234 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
GERINDRA :
Nilai ganti kerugian harus dilipatgandakan
F-P. HANURA:
TETAP TETAP
163. (3) Nilai ganti kerugian berdasarkan hasil penilaian Penilai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menjadi dasar musyawarah penetapan ganti kerugian.
F-PD : TETAP TETAP Diputuskan Raker Tanggal 18
Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG :
Perubahan substansi. Ketentuan ini untuk mencegah demand para spekulan (rent seeker) yang membeli tanah pada lokasi pembangunan dari pemegang hak dengan harapan akan memperoleh kompensasi yang lebih besar dari nilai tanah yang dibelinya.
Nilai kompensasi berdasarkan hasil penilaian Penilai Independen sebagaimana dimaksud pada ayat(2) menjadi nilai tertinggi dalam musyawarah penetapan kompensasi.
F-PDIP :
TETAP TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
FPPP : TETAP TETAP
F-PKB : TETAP TETAP
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA: TETAP TETAP
- 235 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
164. Pasal 39 Dalam hal bidang tanah tertentu yang terkena pengadaan tanah terdapat sisa yang tidak lagi dapat difungsikan sesuai dengan peruntukan dan penggunaannya, pihak yang berhak dapat meminta untuk penggantian secara utuh atas bidang tanahnya.
F-PD : TETAP TETAP Diputuskan Raker Tanggal 18
Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA F-PG :
Menjadi Pasal 37 karena FPG mengusulkan Pasal 6 dan Pasal 9 dihapus. Penyesuaian redaksi.
Pasal 37 Dalam hal bidang tanah tertentu yang terkena penyediaan lahan terdapat sisa yang tidak lagi dapat difungsikan sesuai dengan peruntukan dan penggunaannya, pemegang hak dapat meminta kompensasi secara utuh atas bidang tanahnya.
F-PDIP :
TETAP TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
FPPP : TETAP TETAP
F-PKB :
Penyesuaian nomor pasal
Pasal 37 Dalam hal bidang tanah tertentu yang terkena pengadaan tanah terdapat sisa yang tidak lagi
- 236 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
dapat difungsikan sesuai dengan peruntukan dan penggunaannya, pihak yang berhak dapat meminta untuk penggantian secara utuh atas bidang tanahnya.
F-P. GERINDRA : TETAP TETAP F-P. HANURA: TETAP TETAP
164a F-PKB
Pindahan dari pasal 36 (DIM nomor 171) Perbaikan redaksional
Pasal 38 (1) Penilai sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 34 bertanggung jawab atas hasil penilaian yang telah dilaksanakan.
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
164b
Pindahan dari pasal 36 (DIM nomor 172)
(2) Pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenakan sanksi administratif dan/atau pidana sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
165. Pasal 40 Pembayaran ganti kerugian dapat diberikan dalam bentuk:
F-PD : TETAP TETAP Diputuskan Raker Tanggal 18
Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG :
Menjadi Pasal 38 karena FPG mengusulkan Pasal 6 dan Pasal 9 dihapus.
Pasal 38 Pemberian kompensasi dapat diberikan dalam bentuk:
- 237 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
Mengikuti perubahan penggunaan istilah “ganti kerugian” menjadi “kompensasi”.
F-PDIP : Perubahan redaksi Pasal 40 Ganti Kerugian dapat
diberikan dalam bentuk: F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN :
Rumusan pembayaran ganti kerugian tidak tepat, karena yang dapat dibayarkan hanya bentuk ”uang” atau benda materiil lain. Karena itu, kata ”pembayaran” diubah menjadi ”ganti”.
Pasal 40
Ganti kerugian dapat diberikan dalam bentuk:
FPPP : Kata pembayaran dihapuskan karena
konotasinya hanya sebatas uang
Pasal 40 Ganti kerugian dapat diberikan dalam bentuk:
F-PKB :
Pasal 40 dipindahkan ke paragraf 6 Pasal 40 dipindahkan ke paragraf berikutnya (paragraf 6 tentang pembayaran ganti rugi, DIM nomor 196), karena muatan norma pasal ini tidak lagi termasuk dalam bagian penilaian ganti kerugian yang menjadi judul paragraf 3
F-P. GERINDRA :
Pilihan bentuk kerugian tidak boleh dipaksakan tapi berdasarkan negosiasi
Pasal 40 Ganti kerugian dapat diberikan dalam bentuk:
- 238 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
dengan pemilik tanah F-P. HANURA :
Rumusan pembayaran ganti kerugian tidak tepat, karena yang dapat dibayarkan hanya bentuk a. “uang”.
Pasal 40 Ganti kerugian dapat diberikan dalam
bentuk: 166. a. uang;
F-PD : TETAP TETAP Diputuskan Raker Tanggal 18
Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG : TETAP TETAP
F-PDIP : Perubahan substansi Tanah Pengganti F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
FPPP : TETAP TETAP
F-PKB : Pasal 40 dipindahkan ke paragraf 6
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA : TETAP TETAP
167. b. tanah pengganti;
F-PD : TETAP TETAP Diputuskan Raker Tanggal 18
Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA F-PG :
Perlu diberi penjelasan mengenai tanah pengganti, bahwa tanah pengganti pada tanah yang memiliki fungsi tertentu seperti fungsi lindung harus diganti dengan tanah yang memiliki kesamaan fungsi.
- 239 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PDIP :
Perubahan substansi Pemukiman Kembali
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
FPPP : TETAP TETAP
F-PKB :
Pasal 40 dipindahkan ke paragraf 6
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA: TETAP TETAP
168. c. permukiman kembali;
F-PD : TETAP TETAP Diputuskan Raker Tanggal 18
Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG : TETAP TETAP
F-PDIP :
Perubahan substansi Keterangan : Bagi untung merujuk pada istilah profit sharing
Bagi untung
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
- 240 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PPP :
Perbaikan ketikan permukiman menjadi pemukiman
c. pemukiman kembali;
F-PKB :
Pasal 40 dipindahkan ke paragraf 6
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA : TETAP TETAP
168a F-PDIP Penambahan Substansi baru
Sewa; Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
168b Kepemilikan saham; Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
168c Uang; Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
168d Fasilitias umum; Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
169. d. bentuk lain yang disetujui oleh pihak yang berhak; atau
F-PD : TETAP TETAP Diputuskan Raker Tanggal 18
Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA F-PG :
Mengikuti perubahan penggunaan istilah “pihak yang berhak” menjadi “pemegang hak”.
d. bentuk lain yang disetujui oleh pemegang hak
F-PDIP : F-PDIP : Tetap
Bentuk lain yang disetujui oleh pihak yang berhak; atau
- 241 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
Disesuaikan penomorannya Perlu ditambahkan dipenjelasan Keterangan : Tambahan penjelasan: Ganti kerugian dalam bentuk lain berupa pemberian prioritas kepada masyarakat untuk memanfaatkan pembangunan yang akan dilaksanakan misalnya pembangunan di bidang pendidikan, pihak yang berhak atau putra-putrinya diberi prioritas untuk menjadi guru atau pegawai atau peserta didiknya.
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
FPPP : TETAP TETAP
F-PKB : Pasal 40 dipindahkan ke paragraf 6
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA : TETAP TETAP
170. e. gabungan dari 2 F-PD : TETAP TETAP Diputuskan Raker Tanggal 18
- 242 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
(dua) atau lebih bentuk ganti kerugian sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d.
Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG :
Perbaikan redaksi e. gabungan dari 2 (dua) atau lebih bentuk kompensasi sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d.
F-PDIP :
Penambahan redaksi Disesuaikan penomorannya
gabungan dari 2 (dua) atau lebih bentuk ganti kerugian sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, huruf f , huruf g dan huruf h.
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
FPPP : TETAP TETAP
F-PKB : Pasal 40 dipindahkan ke paragraf 6
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA: TETAP TETAP
170a F-PDIP Penambahan substansi Baru Ketentuan mengenai bentuk ganti kerugian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
- 243 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
lampiran yang tidak terpisahkan dari Undang-Undang ini.
170b
Penambahan substansi Baru
Keterangan : Tanah ulayat dan hak serupa dari masyarakat hukum adat sepanjang menurut kenyataannya masih ada maka sebaiknya ganti kerugian tidak dalam bentuk uang agar eksistensi dari masyarakat hukum adat tetap dapat dipertahankan dan tidak terkontaminasi oleh hal-hal yang bersifat pragmatis demi terjaganya kearifan lokal.
Pasal ... Dalam hal objek pengadaan tanah adalah Tanah Ulayat dan hak-hak serupa dari masyarakat hukum adat sepanjang menurut kenyataannya masih ada, maka bentuk ganti kerugian adalah sebagaimana dimaksud dalam pasal 40 ayat (1) kecuali huruf f
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
171. Paragraf 4 Musyawarah Penetapan
Ganti Kerugian
F-PD : TETAP TETAP Diputuskan Raker Tanggal 18
Agustus 2011 untuk dibahas di TIMUS F-PG :
Mengikuti perubahan penggunaan istilah “ganti kerugian” menjadi “kompensasi”.
Paragraf 4 Musyawarah Penetapan
Kompensasi
F-PDIP :
TETAP TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
- 244 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
FPPP : TETAP TETAP
F-PKB : TETAP TETAP
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA: TETAP TETAP
172. Pasal 41 (1) Lembaga Pertanahan
melakukan musyawarah dengan pihak yang berhak, untuk menetapkan bentuk dan/atau besarnya ganti kerugian berdasarkan hasil penilaian ganti kerugian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 ayat (2).
F-PD :
TETAP
TETAP
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG : Menjadi Pasal 39 karena FPG mengusulkan Pasal 6 dan Pasal 9 dihapus.
Pasal 39
Panitia Penyediaan Lahan
- 245 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
Perlu penjelasan lebih detail mengenai jaminan bahwa ketika pembangunan dilakukan, pemegang hak sudah menerima kompensasi yang sesuai, contohnya:
1. Pelebaran jalan tol yang mengakibatkan pepohonan di sepanjang jalan harus direlokasi. Perlu dipastikan bahwa lokasi baru untuk pepohonan tersebut sesudah tersedia dan penanamannya dilakukan tepat pada saat pembangunan jalan tol tersebut dimulai.
2. Pembangunan fasilitas umum yang mengakibatkan pemukiman warga tergusur. Perlu dipastikan bahwa pemukiman baru sudah tersedia pada saat pembangunan dimulai, sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan.
melakukan musyawarah dengan pemegang hak, untuk menetapkan bentuk dan/atau besarnya kompensasi berdasarkan hasil penilaian kompensasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (2).
F-PDIP :
Perubahan substansi Lembaga pertanahan diganti pemerintah Disesuaikan Pasal 7
Pasal 41 (1) Pemerintah melakukan
musyawarah dengan pihak yang berhak, untuk menetapkan bentuk dan/atau besarnya ganti kerugian berdasarkan
- 246 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
hasil penilaian ganti kerugian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 ayat (2).
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
F-PPP : Dimasukkan jangka waktu agar ada kepastian waktu pelaksanaan Mengganti frase Lembaga Pertanahan menjadi Panitia Pengadaan Tanah
Pasal 41 (1) Panitia Pengadaan Tanah
melakukan musyawarah dengan pihak yang berhak selama-lamanya 60 (enam puluh) hari, untuk menetapkan bentuk dan/atau besarnya ganti kerugian berdasarkan hasil penilaian ganti kerugian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 ayat (2).
F-PKB :
Penyesuaian nomor pasal
Pasal 39 (1) Lembaga Pertanahan
melakukan musyawarah dengan pihak yang berhak, untuk menetapkan bentuk dan/atau besarnya ganti kerugian berdasarkan hasil penilaian ganti kerugian sebagaimana dimaksud dalam
- 247 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
Pasal 36 ayat (2). F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA:
TETAP TETAP
173. (2) Hasil kesepakatan dalam musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi dasar pembayaran ganti kerugian kepada pihak yang berhak yang dimuat dalam berita acara kesepakatan.
F-PD : TETAP TETAP Diputuskan Raker Tanggal 18
Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
F-PG :
Penyesuaian redaksi. Hasil kesepakatan dalam musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi dasar pembayaran kompensasi kepada pemegang hak yang dimuat dalam berita acara kesepakatan.
F-PDIP :
Perubahan redaksi Kata pembayaran diubah menjadi pemberian Keterangan : Konsisten dengan DIM sebelumnya
(2) Hasil kesepakatan dalam musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi dasar pemberian ganti kerugian kepada pihak yang berhak yang dimuat dalam berita acara kesepakatan.
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
- 248 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
FPPP : TETAP TETAP
F-PKB :
Kata “pembayaran” diubah menjadi “pemberian”, karena bentuk ganti rugi tidak hanya dalam bentuk uang.
(2) Hasil kesepakatan dalam musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi dasar pemberian ganti kerugian kepada pihak yang berhak yang dimuat dalam berita acara kesepakatan.
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA : TETAP TETAP
173a
F-PD DITAMBAHKAN 1 AYAT
(3) Nilai ganti rugi berdasarkan hasil kesepakatan dalam musyawarah penetapan ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diumumkan secara terbuka kepada masyarakat
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
173b F-PG Penambahan ayat. Dengan memperhatikan asas kepastian, asas kesepakatan, dan asas keberlanjutan. Guna tercapainya efektivitas penyediaan lahan untuk pembangunan bagi kepentingan umum.
Musyawarah penetapan kompensasi dilakukan dalam jangka waktu paling lama 120 (seratus dua puluh) hari kalender sejak tanggal undangan musyawarah pertama.
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
- 249 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PPP Penambahan ayat tentang kewajiban Lembaga Pertanahan menjelaskan mekanisme pengajuan keberatan ini harus dimasukkan mengingat adanya aturan pada Pasal 43, yang akan merugikan pihak berhak yang tidak mengetahui mekanisme dan batas waktu pengajuan keberatan
(3) Bagi pihak yang berhak dan tidak menerima hasil keputusan musyawarah, Lembaga Pertanahan harus menjelaskan mekanisme dan batas waktu pengajuan keberatan kepada Pengadilan Negeri sebagaimana di atur dalam undang-undang
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA
174. Pasal 42 (1) Pihak yang berhak yang
tidak menerima bentuk dan/atau besarnya ganti kerugian, dapat mengajukan keberatan kepada Pengadilan Negeri setempat dalam jangka waktu paling lama 14 (empat belas) hari kerja setelah musyawarah penetapan ganti kerugian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41.
F-PD :
DIREVISI
Pasal 42 Bilamana ada sebagian kecil pihak yang berhak yang tidak menerima bentuk dan/atau besarnya penggantian nilai asset, dapat mengajukan keberatan kepada Pengadilan Negeri setempat dalam jangka waktu paling lama 90 hari kerja setelah musyawarah penetapan penggantian nilai asset sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41
Diputuskan Raker Tanggal 18 Agustus 2011 untuk dibahas di PANJA F-PG :
Menjadi Pasal 40 karena FPG mengusulkan Pasal 6 dan Pasal 9 dihapus.
Pasal 40
Pemegang hak yang tidak menerima bentuk dan/atau
- 250 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
Penyesuaian redaksi. besarnya kompensasi, dapat mengajukan keberatan kepada Pengadilan Negeri setempat dalam jangka waktu paling lama 14 (empat belas) hari kerja setelah musyawarah penetapan ganti kerugian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39.
F-PDIP : Perubahan substansi Pasal 42
(1) Pihak yang berhak yang tidak menerima bentuk dan/atau besarnya ganti kerugian, dapat mengajukan keberatan kepada Pengadilan Negeri setempat dalam jangka waktu paling lama 30 (tigapuluh) hari kerja setelah musyawarah penetapan ganti kerugian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41.
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN :
Tetap. Dan perlu pengaturan lebih lanjut.
FPPP :
Batas waktu yang diberikan sangat sedikit sehingga pihak yang
Pasal 42 (1) Pihak yang berhak yang
- 251 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
berhak mungkin saja kesulitan dalam persiapan pengajuan keberatan. Karena itu dirubah menjadi 30 hari, sejumlah jangka waktu pengambilan keputusan pengadilan
tidak menerima bentuk dan/atau besarnya ganti kerugian, dapat mengajukan keberatan kepada Pengadilan Negeri setempat dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja setelah musyawarah penetapan ganti kerugian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41.
F-PKB :
Penyesuaian nomor Pasal Frasa “Pengadilan Negeri” diubah menjadi Pengadilan Tinggi. Hal ini mengingat besarnya beban perkara yang ditangani oleh Pengadilan Negeri, sehigga dikhawatirkan akan membebani.
Pasal 40 (1) Pihak yang berhak yang tidak
menerima bentuk dan/atau besarnya ganti kerugian, dapat mengajukan keberatan kepada Pengadilan Tinggi setempat dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja setelah musyawarah penetapan ganti kerugian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39.
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA: TETAP TETAP
- 252 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
174a F-PDIP Penambahan substansi baru Keterangan : Upaya mediasi lebih memposisikan pihak yang berperkara secara setara dan sederhana.
Penyelesaian sengketa tentang bentuk dan/atau besarnya ganti kerugian di Pengadilan Negeri dilakukan melalui upaya mediasi
174b Penambahan substansi baru Pelaksanaan mediasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dilakukan paling lama 20 (dua puluh) hari
174c Penambahan substansi baru Dalam hal tidak terjadi kesepakatan dalam upaya mediasi maka pihak yang berkeberatan dapat mengajukan keberatan ke Pengadilan Negeri setempat dalam jangka waktu paling lama 14 (empat belas) hari kerja
175. (2) Pengadilan Negeri memutus bentuk dan/atau besarnya ganti kerugian dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak diterimanya pengajuan keberatan.
F-PD : TETAP TETAP
F-PG :
Mengikuti perubahan penggunaan istilah “ganti kerugian” menjadi “kompensasi”.
(2) Pengadilan Negeri memutus bentuk dan/atau besarnya kompensasi dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak diterimanya pengajuan keberatan.
- 253 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PDIP :
TETAP TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
FPPP : TETAP TETAP
F-PKB : TETAP TETAP
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA: TETAP TETAP
176. (3) Putusan Pengadilan Negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan putusan tingkat pertama dan terakhir yang bersifat final dan mengikat.
F-PD :
DIREVISI
(3) Putusan Pengadilan
Negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan putusan tingkat pertama dan apabila ada kebertan, masih dapat melakukan proses hukum pada tingkat berikutnya.
F-PG :
FPG mempertanyakan mengapa putusan Pengadilan Negeri dalam RUU ini
- 254 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
merupakan putusan tingkat pertama dan terakhir? Bukankah hal ini bertentangan dengan prinsip peradilan umum yang membolehkan pencari keadilan mengajukan banding atas putusan Pengadilan Negeri? Bahkan mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung?
F-PDIP :
TETAP TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
FPPP : Perlu adanya tahapan mediasi
sebelum adanya putusan yang final dan mengikat tersebut. Klausul ini dapat berpotensi menimbulkan gejolak di masyarakat yang merasa tidak puas, sehingga melampiaskan kekecewaannya dengan tindakan-tindakan diluar hukum. Karena sama sekali tidak diberikan kesempatan untuk melakukan upaya hukum terhadap hasil putusan pengadilan tersebut.
(3) Sebelum masuk ke pengadilan perlu dilakukan mediasi antara pemilik tanah dengan panitia pengadaan tanah. Apabila tidak terjadi kesepakatan maka proses ini diajukan ke pengadilan. Putusan Pengadilan Negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan putusan tingkat pertama dan terakhir yang bersifat final dan mengikat.
F-PKB : TETAP TETAP
- 255 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA : TETAP TETAP
177. (4) Putusan Pengadilan Negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menjadi dasar pembayaran ganti kerugian kepada pihak yang mengajukan keberatan.
F-PD : TETAP TETAP
F-PG :
FPG tetap mempertanyakan mengapa putusan Pengadilan Negeri dalam RUU ini merupakan putusan tingkat pertama dan terakhir? Bukankah hal ini bertentangan dengan prinsip peradilan umum yang membolehkan pencari keadilan mengajukan banding atas putusan Pengadilan Negeri? Bahkan mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung?
F-PDIP : Perubahan redaksi Keterangan : Konsisten dengan DIM sebelumnya
(4) Putusan Pengadilan Negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menjadi dasar pemberian ganti kerugian kepada pihak yang mengajukan keberatan.
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
FPPP :
Mengganti kata pembayaran ganti rugi
(4) Putusan Pengadilan Negeri sebagaimana dimaksud pada
- 256 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
menjadi penggantian kerugian
ayat (2) menjadi dasar penggantian kerugian kepada pihak yang mengajukan keberatan.
F-PKB : TETAP TETAP
F-P. GERINDRA :
Bentuk ganti kerugian tidak hanya dalam bentuk uang maka penggunaan frasa “pembayaran” menjadi tidak tepat
(4) Putusan Pengadilan Negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menjadi dasar pemberian ganti kerugian kepada pihak yang mengajukan keberatan.
F-P. HANURA: TETAP TETAP
177a F-PKB Perlu dimuat pengaturan tentang hukum acara bagi Pengadilan dalam memeriksa dan memutus perkara pengajuan keberatan ini. Hal ini mengingat bahwa UU ini berusaha mengatur secara khusus (membatasi) waktu penanganan perkara pengajuan keberatan. Dengan demikian UU ini bersifat lex-specialist dari KUHAP.
Paragraf 5 Tata Cara Pemeriksaan dan
Penanganan Perkara
Pasal ….
178. Pasal 43 Dalam hal pihak yang berhak tidak menerima bentuk dan/atau besarnya ganti kerugian, dan tidak
F-PD : TETAP TETAP
F-PG :
Menjadi Pasal 41 karena FPG mengusulkan Pasal 6 dan Pasal 9 dihapus.
Pasal 41 Dalam hal pemegang hak tidak menerima bentuk dan/atau
- 257 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
mengajukan keberatan dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 ayat (1), karena hukum pihak yang berhak dinyatakan menerima bentuk dan besarnya ganti kerugian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41.
Penyesuaian redaksi terkait perubahan istilah dan Pasal.
besarnya kompensasi, dan tidak mengajukan keberatan dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (1), karena hukum pemegang hak dinyatakan menerima bentuk dan besarnya kompensasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39.
F-PDIP : Perubahan redaksi Pasal 43 Dalam hal pihak yang berhak tidak menerima bentuk dan/atau besarnya ganti kerugian, dan tidak mengajukan keberatan dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 ayat (4), karena hukum pihak yang berhak dinyatakan menerima bentuk dan besarnya ganti kerugian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41.
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN :
Disarankan agar hak-hak masyarakat untuk mengajukan keberatan dan batas waktunya disampaikan kepada masyarakat
- 258 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
sejak tahap awal.4 FPPP : TETAP TETAP
F-PKB :
Penyesuaian nomor pasal
Pasal 41 Dalam hal pihak yang berhak tidak menerima bentuk dan/atau besarnya ganti kerugian, dan tidak mengajukan keberatan dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (1), karena hukum pihak yang berhak dinyatakan menerima bentuk dan besarnya ganti kerugian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39.
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA :
Pasal ini krusial karena dapat menghilangkan hak seseorang untuk mengajukan keberatan. Jangka waktu mengajukan keberatan hanya 14 (empat belas) hari kerja setelah musyawarah penetapan ganti kerugian. Oleh karena itu disarankan agar hak-hak masyarakat untuk mengajukan keberatan dan batas
DIPERJELAS
- 259 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
waktunya disampaikan kepada masyarakat sejak tahap awal.
179. Paragraf 5 Pembayaran Ganti Kerugian
F-PD : TETAP TETAP
F-PG : Mengikuti perubahan penggunaan istilah
“ganti kerugian” menjadi “kompensasi”. Paragraf 5
Pembayaran Kompensasi
F-PDIP :
Perubahan redaksi Pembayaran diganti Pemberian Keterangan : Konsisten dengan DIM sebelumnya
Paragraf 5 Pemberian Ganti Kerugian
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
FPPP : TETAP TETAP
F-PKB :
Penyesuaian nomor paragraf Kata “pembayaran” diubah menjadi “pemberian”, karena bentuk ganti rugi tidak hanya dalam bentuk uang.
Paragraf 6 Pemberian Ganti Kerugian
F-P.GERINDRA :
Karena pada paragraph ini memaparkan tatacara pemberian ganti rugi
Paragraf 5 Mekanisme Ganti Kerugian
F-P. HANURA
: TETAP TETAP
- 260 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
179a F-PKB Pindahan dari DIM nomor 180 Pasal 42
Pemberian ganti kerugian dapat diberikan dalam bentuk:
a. uang; b. tanah pengganti; c. permukiman kembali; d. bentuk lain yang disetujui
oleh pihak yang berhak; atau
e. gabungan dari 2 (dua) atau lebih bentuk ganti kerugian sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d.
180.
Pasal 44 Pembayaran ganti kerugian atas obyek pengadaan tanah diberikan langsung kepada pihak yang berhak.
F-PD :
DIREVISI
Pasal 44 Pembayaran penggantian nilai asset atas obyek pengadaan tanah diberikan langsung kepada pihak yang berhak. Pihak lain yang memperoleh manfaat dari kerugian pihak yang berhak dalam proses pengadaan tanah untu pembangunan dikenakan sanksi pidana
F-PG :
Menjadi Pasal 42 karena FPG mengusulkan Pasal 6 dan Pasal 9
Pasal 42 Pembayaran kompensasi atas
- 261 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
dihapus. Penyesuaian redaksi terkait perubahan penggunaan istilah.
obyek penyediaan lahan diberikan langsung kepada pemegang hak.
F-PDIP : Perubahan redaksi Pembayaran diganti Pemberian Keterangan : Konsisten dengan DIM sebelumnya
Pasal 44 Pemberian ganti kerugian atas obyek pengadaan tanah diberikan langsung kepada pihak yang berhak.
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : Kata “pembayaran” di awal kalimat dihapus. Kata diberikan diganti “diserahkan”
Pasal 44 Ganti kerugian atas obyek pengadaan tanah diserahkan langsung kepada pihak yang berhak.
F-PPP :
Mengganti kata pembayaran ganti rugi menjadi penggantian kerugian
Pasal 44 Penggantian kerugian atas obyek pengadaan tanah diberikan langsung kepada pihak yang berhak.
F-PKB :
Penyesuaian nomor pasal Kata “pembayaran” diubah menjadi “pemberian”, karena bentuk ganti rugi tidak hanya dalam bentuk uang.
Pasal 43 Pemberian ganti kerugian atas obyek pengadaan tanah diberikan langsung kepada pihak yang berhak.
- 262 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-P. GERINDRA :
Disesuaikan degnan pasal sebelumnya
Pasal 44 ganti kerugian atas obyek pengadaan tanah diberikan langsung kepada pihak yang berhak.
F-P. HANURA :
Kata “pembayaran” seyogyanya diganti dengan Pemberian/ Penyerahan ganti kerugian (lihat uraian No. 14 (Pasal 40)) Penjelasan Pasal 44 terkait pihak yang berhak atas ganti kerugian, uraiannya tidak dimuat dalam NA.
Pasal 44 Pemberian ganti kerugian atas obyek pengadaan tanah diberikan langsung kepada pihak yang berhak.
181. Pasal 45 (1) Ganti kerugian
dibayarkan kepada pihak yang berhak berdasarkan hasil penilaian yang ditetapkan dalam musyawarah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 dan/atau Putusan Pengadilan Negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42,
F-PD : TETAP TETAP
F-PG :
Menjadi Pasal 43 karena FPG mengusulkan Pasal 6 dan Pasal 9 dihapus. Penyesuaian redaksi terkait perubahan istilah dan Pasal.
Pasal 43 (1) Kompensasi dibayarkan
kepada pemegang hak berdasarkan hasil penilaian yang ditetapkan dalam musyawarah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 dan/atau Putusan Pengadilan Negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40.
F-PDIP : Perubahan redaksi Pasal 45
- 263 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
(1) Ganti kerugian dibayarkan kepada pihak yang berhak berdasarkan hasil penilaian yang ditetapkan dalam musyawarah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 dan/atau Putusan Pengadilan Negeri atas hasil Mediasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42,
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
F-PPP :
Mengganti kata dibayarkan menjadi diberikan
Pasal 45 (1) Ganti kerugian diberikan
kepada pihak yang berhak berdasarkan hasil penilaian yang ditetapkan dalam musyawarah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 dan/atau Putusan Pengadilan Negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42,
F-PKB :
Penyesuaian nomor pasal Penyesuaian redaksional
Pasal 44 (1) Ganti kerugian diberikan
kepada pihak yang berhak
- 264 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
berdasarkan hasil penilaian yang ditetapkan dalam musyawarah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 dan/atau Putusan Pengadilan Tinggi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40,
F-P. GERINDRA :
Disesuaikan degnan pasal sebelumnya
Pasal 45 (1) Ganti kerugian diberikan
kepada pihak yang berhak berdasarkan hasil penilaian yang ditetapkan dalam musyawarah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 dan/atau Putusan Pengadilan Negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42,
F-P. HANURA :
TETAP TETAP
182. (2) Pada saat pembayaran ganti kerugian pihak yang berhak menerima ganti kerugian wajib.
F-PD :
DIREVISI
(2) Pada saat pembayaran penggantian nilai asset pihak yang berhak menerima penggantian nilai asset wajib:
F-PG :
Mengikuti perubahan penggunaan istilah “ganti kerugian” menjadi “kompensasi”.
(2) Pada saat pembayaran kompensasi pemegang hak
- 265 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
menerima kompensasi wajib:
F-PDIP : Perubahan redaksi Pembayaran diganti Pemberian Keterangan : Konsisten dengan DIM sebelumnya
(2) Pada saat Pemberian ganti kerugian pihak yang berhak menerima ganti kerugian wajib:
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN :
Menyesuaikan dengan pasal 44. Kata “pembayaran” digantik kata “penyerahan”
(2)Pada saat penyerahan ganti kerugian pihak yang berhak menerima ganti kerugian wajib:
F-PPP Mengganti kata pembayaran ganti rugi menjadi penggantian kerugian
(2) Pada saat penggantian kerugian pihak yang berhak menerima ganti kerugian wajib.
F-PKB :
Penyesuaian nomor pasal Penyesuaian redaksional
(2) Pada saat pemberian ganti kerugian pihak yang berhak menerima ganti kerugian wajib.
F-P. GERINDRA:
Disesuaikan dengan pasal sebelumnya
(2) Pada saat pemberian ganti kerugian pihak yang berhak menerima ganti kerugian wajib.
F-P. HANURA: TETAP TETAP
183. a. melakukan pelepasan F-PD : TETAP TETAP a. melakukan pelepasan hak;
- 266 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
hak; dan
dan Disyahkan pada Raker Pansus tanggal 18 Agustus 2011
F-PG : TETAP TETAP
F-PDIP :
TETAP TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
F-PPP : TETAP TETAP
F-PKB : TETAP TETAP
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA:
TETAP TETAP
184. b. menyerahkan alat bukti penguasaan/kepemilikan obyek pengadaan tanah, kepada negara melalui Lembaga Pertanahan.
F-PD :
DIREVISI
Menyerahkan alat bukti, yang terdiri dari sertifikat, girik, letter c dan bukti penguasaan tanah adat yang didukung oleh data yuridis, data fisik dan/atau penguasaan fisik secara terus-menerus yang sah menurut hukum
- 267 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
kepada negara melalui Lembaga Pertanahan.
F-PG :
Perubahan redaksi menyerahkan alat bukti penguasaan/kepemilikan obyek penyediaan lahan, kepada negara melalui Panitia Penyediaan Lahan yang dibentuk oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah.
F-PDIP :
TETAP TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
F-PPP : TETAP TETAP
F-PKB : TETAP TETAP
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA :
TETAP TETAP
184a F-PDIP Penambahan substansi baru
(2) Keabsahan Alat bukti sebagaimana dimaksud pada
- 268 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
Keterangan : Pengesahan alat bukti untuk menghindari terjadinya pemberian ganti kerugian kepada pihak yang tidak berhak dan menjamin kepastian hukum
ayat (2) huruf b menjadi tanggungjawab Lembaga Pertanahan
185. (3) Alat bukti sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, merupakan satu- satunya alat bukti yang sah menurut hukum dan tidak dapat diganggu gugat di kemudian hari.
F-PD : TETAP TETAP
F-PG :
Masih banyak tanah yang belum memiliki alat bukti tertulis ataupun dikuasai oleh masyarakat adat. Dalam penjelasan agar ditambah keterangan bahwa: “alat bukti dapat mencakup sertifikat, girik, letter c dan bukti penguasaan tanah adat yang didukung oleh data yuridis, data fisik dan/ atau penguasaan fisik secara terus-menerus”.
F-PDIP : Tetap
Disesuaikan penomorannya TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : DIHAPUS DIHAPUS
F-PPP :
RUU Pasal 45 ayat (3) dihapuskan karena ketentuan tentang “alat DIHAPUSKAN
- 269 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
bukti satu-satunya bertentangan dengan Pasal 19 UUPA jo PP No. 24/1977 tentang Pendaftaran Tanah”
F-PKB : Pasal 19 Undang-undang Pokok Agraria jo PP No. 24 Tahun 1997 yang mengatakan bahwa “sertifikat kita itu bukan satu-satunya alat bukti dan bukan alat bukti yang mutlak. UU PA mengatakan bahwa “sertifikat itu adalah alat bukti hak yang kuat”
DIHAPUS
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA :
Rumusan “satu-satunya alat bukti yang sah” tidak sejalan dengan maksud Pasal 19 UUPA yo PP No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah. Jika yang dimaksud adalah sertipikat, maka sertipikat adalah alat bukti yang kuat, bukan satu-satunya alat bukti. Artinya, sepanjang tidak dapat dibuktikan sebaliknya data fisik dan data yuridis yang tercantum dalam sertipikat harus diterima sebagai data yang benar. Uraian alat bukti ini tidak dimuat dalam NA
DIHAPUS
186. (4) Pihak yang berhak menerima ganti kerugian
F-PD : TETAP TETAP
- 270 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
bertanggung jawab atas kebenaran dan keabsahan alat bukti penguasaan/kepemilikan yang diserahkan.
F-PG :
Perbaikan redaksi terkait perubahan penggunaan istilah.
(4) Pemegang hak menerima kompensasi bertanggung jawab atas kebenaran dan keabsahan alat bukti penguasaan/kepemilikan yang diserahkan.
F-PDIP :
Tetap Disesuaikan penomorannya TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
F-PPP :
Ayat (4) menjadi ayat (3) (3) Pihak yang berhak menerima ganti kerugian bertanggung jawab atas kebenaran dan keabsahan alat bukti penguasaan/ kepemilikan yang diserahkan.
F-PKB : TETAP TETAP
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA:
TETAP TETAP
- 271 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
187. (5) Tuntutan pihak lain atas
obyek pengadaan tanah yang telah diserahkan kepada negara sebagaimana dimaksud pada ayat (2), menjadi tanggung jawab pihak yang berhak menerima ganti kerugian.
F-PD : TETAP TETAP
F-PG :
Perbaikan redaksi terkait perubahan penggunaan istilah.
(5) Tuntutan pihak lain atas obyek penyediaan lahan yang telah diserahkan kepada negara sebagaimana dimaksud pada ayat (2), menjadi tanggung jawab pihak yang berhak menerima kompensasi.
F-PDIP :
Perubahan redaksi (5) Tuntutan pihak lain atas obyek
pengadaan tanah yang telah diserahkan kepada negara sebagaimana dimaksud pada ayat (2), menjadi tanggung jawab Lembaga Pertanahan
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
F-PPP : Ayat (5) menjadi ayat (4)
(4) Tuntutan pihak lain atas obyek pengadaan tanah yang telah diserahkan kepada negara sebagaimana dimaksud pada ayat (2), menjadi tanggung jawab pihak yang berhak menerima ganti kerugian.
- 272 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PKB : TETAP TETAP
F-P. GERINDRA : TETAP TETAP
F-P. HANURA :
TETAP TETAP
188. (6) Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dikenakan sanksi pidana sesuai ketentuan peraturan perundang undangan.
F-PD : TETAP TETAP
F-PG : TETAP TETAP
F-PDIP :
TETAP TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : DIHAPUS DIHAPUS
F-PPP :
Sebaiknya dihapuskan karena secara otomatis berlaku DIHAPUS
F-PKB :
Norma ayat 6 sudah dimuat dalam KUHP
tentang pemalsuan. DIHAPUS
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA:
Sudah dengan sendirinya berlaku tanpa harus dirumuskan dalam ayat 6 DIHAPUS
189. Pasal 46 (1) Dalam hal pihak yang
F-PD : TETAP TETAP
- 273 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
berhak meneima ganti kerugian tidak menerima bentuk dan/atau besarnya ganti kerugian berdasarkan hasil musyawarah atau Putusan Pengadilan Negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 Pasal 42 atau Pasal 43, ganti kerugian dititipkan di Pengadilan Negeri setempat.
F-PG :
Menjadi Pasal 44 karena FPG mengusulkan Pasal 6 dan Pasal 9 dihapus.
Pasal 44 FPG mempertanyakan apakah dengan cara menitipkan kompensasi di Pengadilan setempat merupakan solusi yang tepat?
F-PDIP :
Perubahan redaksi Pasal 46 (1) Dalam hal pihak yang berhak
menerima ganti kerugian tidak menerima bentuk dan/atau besarnya ganti kerugian berdasarkan hasil musyawarah atau Putusan Pengadilan Negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 Pasal 42 atau Pasal 43, ganti kerugian sebagaimana dimaksud dalam pasal 40 dititipkan di Pengadilan Negeri setempat.
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP
F-PPP : TETAP TETAP
- 274 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PKB : Penyesuaian nomor pasal Penyesuaian redaksional Pasal ini diubah tanpa mencantumkan ayat
Pasal 45 Dalam hal pihak yang berhak menerima ganti kerugian tidak menerima bentuk dan/atau besarnya ganti kerugian berdasarkan hasil musyawarah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 atau Putusan Pengadilan Tinggi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42, ganti kerugian dititipkan di Pengadilan Negeri setempat.
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA :
TETAP TETAP
190. (2) Selain karena adanya pihak yang tidak menerima bentuk dan/atau besarnya ganti kerugian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ganti kerugian dititipkan di Pengadilan Negeri setempat dalam hal:
F-PD : TETAP TETAP
F-PG : Perubahan substansi.
(4) Kompensasi dititipkan di Pengadilan Negeri setempat dalam hal:
F-PDIP :
TETAP TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
- 275 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PPP : TETAP TETAP
F-PKB :
Norma pengaturan dalam ayat ini tidak jelas, dan kontradiktif dengan pengaturan pasal-pasal sebelumnya, yang menyatakan bahwa pelepasan hak atas tanah pada prinsipnya dilakukan antara Pemerintah dengan pihak yang berhak. Apabila pihak yang berhak belum jelas (misalnya karena masih terdapat sengketa kepemilikan) maka pelepasan hak tersebut tidak dapat dilaksanakan. Dengan demikian, maka mekanisme penitipan ganti kerugian di Pengadilan negeri karena alasan sebagaimana diatur dalam ayat (2) seharusnya tidak boleh terjadi.
DIHAPUS
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA :
TETAP TETAP
191. a. pihak yang berhak menerima ganti kerugian tidak diketahui
F-PD : TETAP TETAP
F-PG :
Penyesuaian redaksi terhadap istilah yang digunakan.
a. pemegang hak yang menerima kompensasi
- 276 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
keberadaannya; atau
tidak diketahui keberadaannya; atau
F-PDIP :
TETAP TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
F-PPP : TETAP TETAP
F-PKB : DIHAPUS DIHAPUS
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA :
TETAP TETAP
192. b. obyek pengadaan tanah yang akan dibayar ganti kerugian:
F-PD : TETAP TETAP
F-PG : Penyesuaian redaksi terhadap istilah yang
digunakan.
b. obyek penyediaan lahan yang akan dibayar kompensasi:
F-PDIP :
TETAP TETAP
F-PKS : TETAP TETAP
- 277 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PAN : TETAP
F-PPP : Mengganti kata dibayar
menjadi diberi
b. obyek pengadaan tanah yang akan diberi ganti kerugian:
F-PKB :
DIHAPUS DIHAPUS
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA: TETAP TETAP
193. 1. sedang menjadi obyek perkara di Pengadilan;
F-PD : TETAP TETAP
F-PG :
TETAP TETAP
F-PDIP : TETAP TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
F-PPP : TETAP TETAP
F-PKB : DIHAPUS DIHAPUS
F-P. TETAP
- 278 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
GERINDRA : TETAP F-P. HANURA:
TETAP TETAP
194. 2. masih dipersengketakan kepemilikannya; atau
F-PD : TETAP TETAP
F-PG : TETAP TETAP
F-PDIP :
TETAP TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
F-PPP : TETAP
F-PKB :
DIHAPUS DIHAPUS
F-P. GERINDRA : TETAP TETAP
F-P. HANURA: TETAP TETAP
195. 3. diletakkan sita oleh pejabat yang berwenang.
F-PD TETAP TETAP
F-PG : TETAP TETAP
F-PDIP :
TETAP TETAP
F-PKS : TETAP TETAP
- 279 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PAN : TETAP TETAP
F-PPP : TETAP TETAP
F-PKB : DIHAPUS DIHAPUS
F-P. GERINDRA : TETAP TETAP
F-P. HANURA: TETAP TETAP
195a
F-PG Biasanya tanah dijadikan jaminan untuk mendapatkan pinjaman dari Bank oleh pemiliknya.
4. menjadi jaminan di bank
F-PPP Ditambahkan satu point angka lagi 4. menjadi jaminan Bank 196. Pasal 47
Pada saat pelaksanaan pembayaran ganti kerugian dan pelepasan hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 telah dilaksanakan, atau pembayaran ganti kerugian sudah dititipkan ke Pengadilan Negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46, kepemilikan
F-PD : TETAP TETAP
F-PG :
Menjadi Pasal 45 karena FPG mengusulkan Pasal 6 dan Pasal 9 dihapus. Perbaikan redaksi.
Pasal 45 Pada saat pelaksanaan pembayaran kompensasi dan pelepasan hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 telah dilaksanakan, atau pembayaran kompensasi sudah dititipkan ke Pengadilan Negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44, kepemilikan atau hak atas lahan
- 280 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
atau hak atas tanah dari pihak yang berhak menjadi hapus dan alat bukti haknya dinyatakan tidak berlaku, dan tanahnya menjadi tanah yang dikuasai langsung oleh negara.
dari pemegang hak menjadi hapus dan alat bukti haknya dinyatakan tidak berlaku, dan lahannya menjadi lahan yang dikuasai langsung oleh negara.
F-PDIP :
Perubahan redaksi Pembayaran diganti Pemberian Keterangan : Konsisten dengan DIM sebelumnya
Pasal 47 Pada saat pelaksanaan pemberian ganti kerugian dan pelepasan hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 telah dilaksanakan, atau pembayaran ganti kerugian sudah dititipkan ke Pengadilan Negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46, kepemilikan atau hak atas tanah dari pihak yang berhak menjadi hapus dan alat bukti haknya dinyatakan tidak berlaku, dan tanahnya menjadi tanah yang dikuasai langsung oleh negara.
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN :
DIHAPUS DIHAPUS
F-PPP :
Mengganti pembayaran ganti kerugian menjadi penggantian kerugian
Pasal 47 Pada saat pelaksanaan pengganti kerugian dan
- 281 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
pelepasan hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 telah dilaksanakan, atau pembayaran ganti kerugian sudah dititipkan ke Pengadilan Negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46, kepemilikan atau hak atas tanah dari pihak yang berhak menjadi hapus dan alat bukti haknya dinyatakan tidak berlaku, dan tanahnya menjadi tanah yang dikuasai langsung oleh negara.
F-PKB :
Penyesuaian nomor pasal
Pasal 46 Pada saat pelaksanaan pembayaran ganti kerugian dan pelepasan hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 telah dilaksanakan, atau pembayaran ganti kerugian sudah dititipkan ke Pengadilan Negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46, kepemilikan atau hak atas tanah dari pihak yang berhak menjadi hapus dan alat bukti haknya dinyatakan tidak berlaku, dan tanahnya menjadi tanah yang dikuasai langsung
- 282 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
oleh negara.
F-P. GERINDRA:
Disesuaikan dengan pasal sebelumnya
Pasal 47 Pada saat pelaksanaan pemberian ganti kerugian dan pelepasan hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 telah dilaksanakan, atau pembayaran ganti kerugian sudah dititipkan ke Pengadilan Negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46, kepemilikan atau hak atas tanah dari pihak yang berhak menjadi hapus dan alat bukti haknya dinyatakan tidak berlaku, dan tanahnya menjadi tanah yang dikuasai langsung oleh negara.
F-P. HANURA :
kata pembayaran dalam kalimat pembuka diganti dengan penyerahan, menjadi: “Pada saat pelaksanaan penyerahan ganti kerugian dan pelepasan hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 telah dilaksanakan,….”.
Pasal 47 Pada saat pelaksanaan penyerahan ganti kerugian dan pelepasan hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 telah dilaksanakan, atau pembayaran ganti kerugian sudah dititipkan ke Pengadilan Negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46, kepemilikan atau hak atas tanah dari pihak yang berhak menjadi hapus dan alat bukti haknya dinyatakan tidak berlaku,
- 283 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
dan tanahnya menjadi tanah yang dikuasai langsung oleh negara.
197. Pasal 48
Pihak yang berhak menerima ganti kerugian atau instansi yang memperoleh tanah dalam pengadaan tanah untuk kepentingan umum dapat diberikan insentif perpajakan.
F-PD : TETAP TETAP
F-PG :
Menjadi Pasal 46 karena FPG mengusulkan Pasal 6 dan Pasal 9 dihapus.
Pasal 46 (1) Pemegang hak yang
menerima kompensasi atau instansi yang memperoleh lahan dalam penyediaan lahan untuk kepentingan umum dapat diberikan insentif perpajakan sesuai peraturan perundang-undangan tentang perpajakan.
F-PDIP : TETAP TETAP
F-PKS : TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
F-PPP : TETAP TETAP
F-PKB :
Penyesuaian nomor pasal
Pasal 47 (1) Pihak yang berhak menerima
ganti kerugian atau instansi yang memperoleh tanah dalam pengadaan tanah untuk
- 284 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
kepentingan umum dapat diberikan insentif perpajakan.
F-P. GERINDRA:
TETAP TETAP
F-P. HANURA :
TETAP TETAP
198. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai insentif perpajakan diatur lebih lanjut oleh Pemerintah atau pemerintah daerah sesuai kewenangannya.
F-PD : TETAP TETAP
F-PG : DIHAPUS DIHAPUS
F-PDIP : TETAP
TETAP
F-PKS : TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
F-PPP : TETAP TETAP
F-PKB : TETAP TETAP
F-P. GERINDRA:
TETAP TETAP
F-P. HANURA :
TETAP TETAP
- 285 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
199. Bagian Kelima Penyerahan Hasil Pengadaan Tanah
F-PD :
TETAP TETAP
F-PG : Bagian Kelima Penyerahan Hasil Penyediaan
Lahan
F-PDIP : TETAP TETAP
F-PKS : TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
F-PPP : TETAP TETAP
F-PKB : TETAP TETAP
F-P. GERINDRA:
TETAP TETAP
F-P. HANURA :
TETAP TETAP
200. Pasal 49 Lembaga Pertanahan
menyerahkan hasil pengadaan tanah kepada
F-PD : TETAP TETAP
F-PG :
Menjadi Pasal 47 karena FPG mengusulkan Pasal 6 dan Pasal 9
Pasal 47 (1) Panitia Penyediaan Lahan
- 286 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
Instansi yang memerlukan tanah setelah:
dihapus. Perubahan substansi.
menyerahkan hasil penyediaan lahan kepada Instansi yang memerlukan lahan melalui Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah setelah:
F-PDIP : TETAP TETAP
F-PKS : TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
F-PPP :
Frase Lembaga Pertanahan diganti dengan Panitia Pengadaan Tanah.
Pasal 49 (1) Panitia Pengadaan Tanah
menyerahkan hasil pengadaan tanah kepada Instansi yang memerlukan tanah setelah:
F-PKB :
Penyesuaian nomor pasal
Pasal 48 (1) Lembaga Pertanahan
menyerahkan hasil pengadaan tanah kepada Instansi yang memerlukan tanah setelah:
F-P. GERINDRA:
TETAP TETAP
- 287 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-P. HANURA :
TETAP TETAP
201. a.pembayaran ganti kerugian kepada pihak yang berhak menerima ganti kerugian dan pelepasan hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 telah dilaksanakan; dan/atau
F-PD :
TETAP TETAP
F-PG :
Perubahan substansi pembayaran kompensasi kepada pihak yang berhak menerima kompensasi dan pelepasan hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 telah dilaksanakan seluruhnya.
F-PDIP :
Perubahan redaksi Pembayaran diganti Pemberian Keterangan : Konsisten dengan DIM sebelumnya
a. Pemberian kerugian kepada pihak yang berhak menerima ganti kerugian dan pelepasan hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 telah dilaksanakan; dan/atau
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN :
Menyesuaikan dengan pasal sebelumnya, kata “pembayaran” diganti “penyerahan”.
Penyerahan ganti kerugian
kepada pihak yang berhak menerima ganti kerugian dan pelepasan hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45
- 288 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
telah dilaksanakan; dan/atau
F-PPP : Pasal 49 ayat (1) huruf a dan b, kata pembayaran diganti penggantian
a. Penggantian kerugian kepada pihak yang berhak menerima ganti kerugian dan pelepasan hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 telah dilaksanakan; dan/atau
F-PKB :
Kata “dan” dihapus
a. pembayaran ganti kerugian kepada pihak yang berhak menerima ganti kerugian dan pelepasan hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 telah dilaksanakan; atau
F-P. GERINDRA:
Disesuaikan dengan pasal sebelumnya
a. pemberian ganti kerugian kepada pihak yang berhak menerima ganti kerugian dan pelepasan hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 telah dilaksanakan; dan/atau
F-P. HANURA :
Menyesuaikan dengan pasal yang diatas. “Pembayaran” diganti “penyerahan”
a. Penyerahan ganti kerugian kepada pihak yang berhak menerima ganti kerugian dan pelepasan hak sebagaimana
- 289 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
dimaksud dalam Pasal 45 telah dilaksanakan; dan/atau
202. b. pembayaran ganti
kerugian telah dititipkan di Pengadilan Negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46.
F-PD : TETAP TETAP
F-PG :
Penyesuaian redaksi sesuai perubahan penggunaan istilah.
b. kompensasi telah dititipkan di Pengadilan Negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44.
F-PDIP :
Perubahan redaksi Pembayaran diganti Pemberian Keterangan : Konsisten dengan DIM sebelumnya
b. Pemberian ganti kerugian telah dititipkan di Pengadilan Negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46.
F-PKS : TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
F-PPP :
Pasal 49 ayat (1) huruf a dan b, kata pembayaran diganti penggantian
b. Penggantian kerugian telah dititipkan di Pengadilan Negeri sebgaiman adimaksud dala Pasal 46
F-PKB : TETAP TETAP
F-P GERINDRA :
Disesuaikan degnan pasal sebelumnya
b. pemberian ganti kerugian telah dititipkan di Pengadilan Negeri sebagaimana dimaksud dalam
- 290 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
Pasal 46. F-P. HANURA :
TETAP TETAP
203. (2) Instansi yang memerlukan tanah dapat mulai melaksanakan kegiatan pembangunan setelah serah terima hasil pengadaan tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
F-PD : TETAP TETAP
F-PG :
Perbaikan redaksi seiring dengan perubahan penggunaan istilah.
(2) Instansi yang memerlukan lahan dapat mulai melaksanakan kegiatan pembangunan setelah serah terima hasil penyediaan lahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
F-PDIP : TETAP TETAP
F-PKS : TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
F-PPP : TETAP TETAP
F-PKB : TETAP TETAP
F-P. GERINDRA:
TETAP TETAP
F-P. HANURA : TETAP TETAP
- 291 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
204. Pasal 50
(1) Pengadaan tanah untuk kepentingan umum dalam rangka penyediaan fasilitas keselamatan umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf j atau pembangunan untuk kondisi/keadaan mendesak, dapat langsung dilaksanakan pembangunannya setelah Penetapan Lokasi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.
F-PD :
DIREVISI
(1) Pengadaan tanah untuk kepentingan umum dalam rangka penyediaan fasilitas keselamatan umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf j atau pembangunan untuk kondisi/keadaan mendesak (bencana alam, bencana sosial dan kondisi darurat pertahanan keamanan), dapat langsung dilaksanakan pembangunannya setelah Penetapan Lokasi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
F-PG :
Menjadi Pasal 48 karena FPG mengusulkan Pasal 6 dan Pasal 9 dihapus. Penyesuaian redaksi sesuai perubahan penggunaan istilah.
Pasal 48 (1) Penyediaan lahan untuk
kepentingan umum dalam rangka penyediaan fasilitas keselamatan umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf j atau pembangunan untuk kondisi/keadaan mendesak, dapat langsung dilaksanakan pembangunannya setelah
- 292 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
Penetapan Lokasi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.
F-PDIP :
Terhadap pasal ini perlu penjelasan terlebih dahulu maksud dari pasal 13 huruf j “fasilitas keselamatan umum” juga pelaksanaan pembangunan harus tetap mengacu pada tahapan yang telah ditentukan
DIHAPUS
F-PKS : TETAP TETAP
F-PAN :
Perlu diatur lebih lanjut agar pasal ini tidak Disalahgunakan dengan cara-cara otoriter.
F-PPP :
Mengganti pengadaan dengan tersedianya
Ada penambahan: baik secara langsung atau menyewa karena penanggulangan bencana alam tidak harus secara permanen mengingat terkadang tempat pengungsuan hanya bersifat sementara. tanpa konsultasi publik sebagai penekanan pada pembangunan ’keselamatan umum’ (Pasal 13 huruf j) dalam kondisi/keadaan mendesak
Pasal 50 Pengadaan tanah untuk kepentingan umum dalam rangka tersedianya fasilitas keselamatan umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf j atau pembangunan untuk kondisi/keadaan mendesak, dapat langsung dilaksanakan pembangunannya setelah Penetapan Lokasi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum baik secara permanen atau menyewa, tanpa melalui
- 293 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
konsultasi publik F-PKB :
Perlu dicantumkan dalam penjelasan pasal, pengertian keselamatan umum dan kondisi/keadaan mendesak. Frasa “setelah Penetapan Lokasi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum” diubah menjadi “berdasarkan Keputusan Presiden”. Hal ini dikarenakan bahwa kondisi khusus/darurat memerlukan respon yang cepat demi keselamatan jiwa rakyat. Dengan menyerahkan kewenangan tersebut kepada Presiden, maka akan lebih jelas otoritas dan pertanggungjawabannya, serta lebih cepat dan responsif prosedurnya.
Pasal 49 (1) Pengadaan tanah untuk
kepentingan umum dalam rangka penyediaan fasilitas keselamatan umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf j atau pembangunan untuk kondisi/keadaan mendesak, dapat langsung dilaksanakan pembangunannya berdasarkan Keputusan Presiden.
F-P. GERINDRA:
TETAP TETAP
F-P. HANURA :
Landasan berpikir tentang hal ini tidak dimuat dalam NA. Bandingkan dengan ketentuan tentang “pencabutan hak atas tanah dalam keadaan mendesak” dalam UU No. 20 Tahun 1961. Dijelaskan kembali dalam NA
DIPERJELAS
205. (2) Sebelum Penetapan Lokasi Pembangunan
F-PD :
DIREVISI
(2) Sebelum Penetapan Lokasi
- 294 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
Untuk Kepentingan Umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terlebih dahulu disampaikan pemberitahuan kepada pihak yang berhak.
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terlebih dahulu disampaikan pemberitahuan kepada pihak yang berhak, dan setelah mencapai kesepakatan
F-PG :
Penyesuaian redaksi sesuai perubahan penggunaan istilah.
Sebelum Penetapan Lokasi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terlebih dahulu disampaikan pemberitahuan kepada pemegang hak.
F-PDIP :
DIHAPUS DIHAPUS
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
F-PPP : TETAP TETAP
F-PKB :
Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib mensosialisasikan Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada pihak yang berhak.
F-P. TETAP TETAP
- 295 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
GERINDRA: F-P. HANURA :
TETAP TETAP
206. Pasal 51 Dalam hal terdapat keberatan, gugatan, atau tuntutan atas pelaksanaan pengadaan tanah, Instansi yang memerlukan tanah tetap dapat melaksanakan kegiatan pembangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 ayat (2) dan Pasal 50.
F-PD :
DIREVISI
Pasal 51 Dalam hal terdapat keberatan, gugatan, atau tuntutan atas pelaksanaan pengadaan tanah, maka Instansi yang memerlukan tanah tidak dapat melaksanakan kegiatan pembangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 ayat (2) dan Pasal 50.
F-PG :
Menjadi Pasal 49 karena FPG mengusulkan Pasal 6 dan Pasal 9 dihapus. FPG mempertanyakan siapa yang melakukan eksekusi? Apakah instansi yang memerlukan tanah, Pemda, BPN, atau Pengadilan Negeri?
Pasal 49
F-PDIP : DIHAPUS DIHAPUS
- 296 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PKS : TETAP TETAP
F-PAN :
Diubah
Pasal 51 Dalam hal terdapat keberatan, gugatan, atau tuntutan atas pelaksanaan pengadaan tanah, Instansi yang memerlukan tanah menunda pelaksanaan kegiatan pembangunan sampai hal-hal dimaksud dalam Pasal 49 ayat (2) dan Pasal 50 terpenuhi.
F-PPP : TETAP TETAP
F-PKB :
Penyesuaian nomor pasal
Pasal 50 Dalam hal terdapat keberatan, gugatan, atau tuntutan atas pelaksanaan pengadaan tanah, Instansi yang memerlukan tanah tetap dapat melaksanakan kegiatan pembangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 ayat (2) dan Pasal 50.
F-P. GERINDRA: TETAP TETAP
F-P. HANURA :
TETAP TETAP
207. Pasal 52 Instansi yang
F-PD : TETAP TETAP
- 297 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
memperoleh tanah wajib mendaftarkan tanah yang telah diperoleh sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
F-PG :
Menjadi Pasal 50 karena FPG mengusulkan Pasal 6 dan Pasal 9 dihapus.
Pasal 50 Instansi yang memperoleh lahan wajib mendaftarkan lahan yang telah diperoleh sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
F-PDIP : TETAP TETAP
F-PKS : TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
F-PPP : TETAP TETAP
F-PKB :
Penyesuaian nomor pasal
Pasal 51 Instansi yang memperoleh tanah wajib mendaftarkan tanah yang telah diperoleh sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
F-P. GERINDRA:
TETAP TETAP
F-P. HANURA :
TETAP TETAP
208. Bagian Keenam Pengendalian Pertanahan
F-PD : TETAP TETAP Bagian Keenam
Pengendalian Pertanahan
- 298 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PG : TETAP TETAP
Disyahkan pada Raker Pansus tanggal 18 Agustus 2011
F-PDIP : TETAP TETAP
F-PKS : TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
F-PPP : TETAP TETAP
F-PKB : TETAP TETAP
F-P. GERINDRA:
TETAP TETAP
F-P. HANURA :
TETAP TETAP
209. Pasal 53 (1)Lembaga pertanahan
melakukan pengendalian pertanahan terhadap tanah yang telah diperoleh Instansi,
F-PD : TETAP TETAP
F-PG :
Menjadi Pasal 51 karena FPG mengusulkan Pasal 6 dan Pasal 9 dihapus. Perubahan substansi.
Pasal 51 (1) Pemerintah dan/atau
Pemerintah Daerah melalui Panitia Penyediaan Lahan melakukan pengendalian pertanahan terhadap lahan yang telah diperoleh Instansi,
- 299 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PDIP : Perubahan redaksi
Pasal 53 (1) Lembaga pertanahan
melakukan pengendalian pertanahan terhadap tanah yang telah diperoleh Instansi sebagaimana dimaksud pada pasal 52
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
F-PPP : TETAP TETAP
F-PKB :
Penyesuaian nomor pasal
Pasal 52 (1) Lembaga pertanahan
melakukan pengendalian pertanahan terhadap tanah yang telah diperoleh Instansi,
F-P. GERINDRA:
TETAP TETAP
F-P. HANURA :
TETAP TETAP
210. (2) Pengendalian pertanahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kegiatan monitoring dan
F-PD : TETAP TETAP (2) Pengendalian pertanahan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kegiatan monitoring dan
F-PG : TETAP TETAP
- 300 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
evaluasi atas penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah.
F-PDIP : TETAP
TETAP
evaluasi atas penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah.
Disyahkan pada Raker Pansus tanggal 18 Agustus 2011
F-PKS : TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
F-PPP : TETAP TETAP
F-PKB : TETAP TETAP F-P. GERINDRA:
TETAP TETAP
F-P. HANURA :
TETAP TETAP
211. BAB V PENGADAAN TANAH
UNTUK KEPENTINGAN USAHA SWASTA
F-PD :
DIHAPUS DIHAPUS
F-PG :
FPG tetap mempertanyakan penyediaan lahan untuk kepentingan swasta mengapa ikut diatur dalam RUU ini? Relevansinya apa? Bukankah hal itu sudah diatur dalam hukum privat yaitu jual-beli, tukar-menukar atau cara lain yang disepakati?
F-PDIP : DIHAPUS DIHAPUS
- 301 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PKS : TETAP TETAP
F-PAN :
Bab ini dihapus
F-PPP :
Semua tentang swasta dihapuskan dan tidak perlu diatur dalam undang-undang ini
DIHAPUSKAN
F-PKB :
DIHAPUS DIHAPUS
F-P. GERINDRA:
TETAP TETAP
F-P. HANURA :
TETAP TETAP
212. Pasal 54 (1) Pengadaan tanah untuk
kepentingan usaha swasta dilaksanakan oleh pihak swasta baik orang perorangan maupun badan hukum.
F-PD :
DIHAPUS DIHAPUS
F-PG :
Menjadi Pasal 52 karena FPG mengusulkan Pasal 6 dan Pasal 9 dihapus.
FPG tetap mempertanyakan penyediaan lahan untuk kepentingan swasta mengapa ikut diatur dalam RUU ini? Relevansinya
Pasal 52
- 302 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
apa? Bukankah hal itu sudah diatur dalam hukum privat yaitu jual-beli, tukar-menukar atau cara lain yang disepakati?
F-PDIP : DIHAPUS DIHAPUS
F-PKS : TETAP TETAP
F-PAN : DIHAPUS DIHAPUS
F-PPP :
Semua tentang swasta dihapuskan dan tidak perlu diatur dalam undang-undang ini
DIHAPUSKAN
F-PKB : DIHAPUS DIHAPUS
F-P. GERINDRA: TETAP TETAP
F-P. HANURA :
TETAP TETAP
213. (2) Pelaksanaan pengadaan tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
F-PD : DIHAPUS DIHAPUS
F-PG :
FPG tetap mempertanyakan penyediaan lahan untuk kepentingan swasta mengapa ikut diatur dalam RUU ini? Relevansinya apa? Bukankah hal itu sudah diatur dalam hukum privat yaitu jual-beli, tukar-menukar atau cara lain yang disepakati?
F-PDIP : DIHAPUS DIHAPUS
- 303 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : DIHAPUS DIHAPUS
F-PPP :
Semua tentang swasta dihapuskan dan tidak perlu diatur dalam undang-undang ini
DIHAPUSKAN
F-PKB : DIHAPUS DIHAPUS
F-P. GERINDRA: TETAP TETAP F-P. HANURA :
TETAP TETAP
214. Pasal 55 (1)Pengadaan tanah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 dilaksanakan melalui peralihan hak dengan cara jual beli, pelepasan, penyerahan, atau cara lain atas dasar kesepakatan.
F-PD : DIHAPUS DIHAPUS
F-PG :
Pasal 53
FPG tetap mempertanyakan penyediaan lahan untuk kepentingan swasta mengapa ikut diatur dalam RUU ini? Relevansinya apa? Bukankah hal itu sudah diatur dalam hukum privat yaitu jual-beli, tukar-menukar atau cara lain yang disepakati? Keterangan: Menjadi Pasal 53 karena FPG
- 304 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
mengusulkan Pasal 6 dan Pasal 9 dihapus.
F-PDIP : DIHAPUS DIHAPUS
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : DIHAPUS DIHAPUS
F-PPP :
Semua tentang swasta dihapuskan dan tidak perlu diatur dalam undang-undang ini
DIHAPUSKAN
F-PKB : DIHAPUS DIHAPUS
F-P. GERINDRA:
TETAP TETAP
F-P. HANURA :
Menambahkan kalimat tidak merugikan pemegang hak tanah
Pasal 55 (1) Pengadaan tanah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 dilaksanakan melalui peralihan hak dengan cara jual beli, pelepasan, penyerahan, atau cara lain atas dasar kesepakatan yang tidak merugikan pemegang hak tanah.
215. (2) Peralihan hak sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan
F-PD : DIHAPUS DIHAPUS
F-PG : FPG tetap mempertanyakan penyediaan
- 305 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
dihadapan pejabat Lembaga Pertanahan.
lahan untuk kepentingan swasta mengapa ikut diatur dalam RUU ini? Relevansinya apa? Bukankah hal itu sudah diatur dalam hukum privat yaitu jual-beli, tukar-menukar atau cara lain yang disepakati?
F-PDIP : DIHAPUS DIHAPUS
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : DIHAPUS DIHAPUS
F-PPP :
Semua tentang swasta dihapuskan dan tidak perlu diatur dalam undang-undang ini
DIHAPUSKAN
F-PKB : DIHAPUS DIHAPUS
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA :
Menambahkan kalimat sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku
(2) Peralihan hak sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan dihadapan pejabat Lembaga Pertanahan sesuai peraturan dan perudang-undangan yang berlaku.
216. Pasal 56 Peralihan hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ditindaklanjuti denganri
F-PD : DIHAPUS DIHAPUS
F-PG :
Menjadi Pasal 54 karena FPG mengusulkan Pasal 6 dan Pasal 9
Pasal 54
- 306 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
pendataran tanah untuk mendapatkan tanda bukti hak atas tanah.
dihapus.
FPG tetap mempertanyakan penyediaan lahan untuk kepentingan swasta mengapa ikut diatur dalam RUU ini? Relevansinya apa? Bukankah hal itu sudah diatur dalam hukum privat yaitu jual-beli, tukar-menukar atau cara lain yang disepakati?
F-PDIP :
DIHAPUS DIHAPUS
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : DIHAPUS DIHAPUS
F-PPP :
Semua tentang swasta dihapuskan dan tidak perlu diatur dalam undang-undang ini
DIHAPUSKAN
F-PKB : DIHAPUS DIHAPUS
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA : TETAP TETAP
217. Pasal 57 Pengadaan tanah untuk kepentingan usaha swasta dilarang:
F-PD : DIHAPUS DIHAPUS
F-PG :
Menjadi Pasal 55 karena FPG mengusulkan Pasal 6 dan Pasal 9 dihapus.
Pasal 55
- 307 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
FPG tetap mempertanyakan penyediaan lahan untuk kepentingan swasta mengapa ikut diatur dalam RUU ini? Relevansinya apa? Bukankah hal itu sudah diatur dalam hukum privat yaitu jual-beli, tukar-menukar atau cara lain yang disepakati?
F-PDIP :
DIHAPUS DIHAPUS
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : DIHAPUS DIHAPUS
F-PPP :
Semua tentang swasta dihapuskan dan tidak perlu diatur dalam undang-undang ini
DIHAPUSKAN
F-PKB : DIHAPUS DIHAPUS
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA :
TETAP TETAP
218. a. melanggar pinsip-prinsip kepentingan umum;
F-PD : DIHAPUS DIHAPUS
F-PG :
FPG tetap mempertanyakan penyediaan lahan untuk kepentingan swasta mengapa ikut diatur dalam RUU ini? Relevansinya
- 308 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
apa? Bukankah hal itu sudah diatur dalam hukum privat yaitu jual-beli, tukar-menukar atau cara lain yang disepakati?
F-PDIP : DIHAPUS DIHAPUS
F-PKS : TETAP TETAP
F-PAN : DIHAPUS DIHAPUS
F-PPP :
Semua tentang swasta dihapuskan dan tidak perlu diatur dalam undang-undang ini
DIHAPUSKAN
F-PKB : DIHAPUS DIHAPUS
F-P. GERINDRA:
TETAP TETAP
F-P. HANURA :
Bila Pasal 6 UUPA dan Penjelasan Umum (II angka 4) dipahami dengan benar, lebih tepat merumuskan huruf a tersebut sebagai berikut: “melanggar prinsip-prinsip fungsi sosial hak atas tanah.”
a. Melanggar prinsip-prinsip fungsi sosial hak atas tanah
219. b. mengganggu fungsi pertahanan dan keamanan negara;
F-PD : DIHAPUS DIHAPUS
F-PG :
FPG tetap mempertanyakan penyediaan lahan untuk kepentingan swasta mengapa ikut diatur dalam RUU ini? Relevansinya
- 309 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
apa? Bukankah hal itu sudah diatur dalam hukum privat yaitu jual-beli, tukar-menukar atau cara lain yang disepakati?
F-PDIP : DIHAPUS DIHAPUS
F-PKS : TETAP TETAP
F-PAN : DIHAPUS DIHAPUS
F-PPP : Semua tentang swasta dihapuskan dan
tidak perlu diatur dalam undang-undang ini
DIHAPUSKAN
F-PKB : DIHAPUS DIHAPUS
F-P. GERINDRA:
TETAP TETAP
F-P. HANURA :
TETAP TETAP
220. c. menguasai pulau-pulau kecil dan pulau-pulau terluar secara keseluruhan untuk kepentingan usahanya;
F-PD : DIHAPUS DIHAPUS
F-PG :
FPG tetap mempertanyakan penyediaan lahan untuk kepentingan swasta mengapa ikut diatur dalam RUU ini? Relevansinya apa? Bukankah hal itu sudah diatur dalam hukum privat yaitu jual-beli, tukar-menukar atau cara lain yang disepakati?
- 310 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PDIP : DIHAPUS DIHAPUS
F-PKS : TETAP TETAP
F-PAN : DIHAPUS DIHAPUS
F-PPP :
Semua tentang swasta dihapuskan dan
tidak perlu diatur dalam undang-undang ini
DIHAPUSKAN
F-PKB : DIHAPUS DIHAPUS
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA :
TETAP TETAP
221. d. mengakibatkan alih fungsi tanah pertanian produktif;
F-PD : DIHAPUS DIHAPUS
F-PG :
FPG tetap mempertanyakan penyediaan lahan untuk kepentingan swasta mengapa ikut diatur dalam RUU ini? Relevansinya apa? Bukankah hal itu sudah diatur dalam hukum privat yaitu jual-beli, tukar-menukar atau cara lain yang disepakati?
- 311 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PDIP : DIHAPUS DIHAPUS
F-PKS : TETAP TETAP
F-PAN : DIHAPUS DIHAPUS
F-PPP :
Semua tentang swasta dihapuskan
dan tidak perlu diatur dalam undang-undang ini
DIHAPUSKAN
F-PKB : DIHAPUS DIHAPUS
F-P. GERINDRA:
TETAP TETAP
F-P. HANURA : TETAP TETAP
221a F-P. GERINDRA:
Usul tambah huruf: e. mengakibatkan alih fungsi hutan lindung
Saat ini banyak terjadi alih fungsi hutan yang tidak sesuai sehingga harus
diperketat lagi
e. Mengakibatkan alih fungsi hutan lindung;
222. e. menelantarkan tanahnya;
F-PD : DIHAPUS DIHAPUS
F-PG :
FPG tetap mempertanyakan penyediaan lahan untuk kepentingan swasta mengapa ikut diatur dalam RUU ini? Relevansinya apa? Bukankah hal itu sudah diatur dalam hukum privat yaitu jual-beli, tukar-menukar
- 312 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
atau cara lain yang disepakati?
F-PDIP : DIHAPUS DIHAPUS
F-PKS : TETAP TETAP
F-PAN : DIHAPUS DIHAPUS
F-PPP :
Semua tentang swasta dihapuskan
dan tidak perlu diatur dalam undang-undang ini
DIHAPUSKAN
F-PKB : DIHAPUS DIHAPUS
F-P. GERINDRA : Point huruf e menjadi f f. menelantarkan tanahnya;
F-P. HANURA :
TETAP TETAP
223. f. mengakibatkan menurunnya kualitas lingkungan;
F-PD : DIHAPUS DIHAPUS
F-PG :
FPG tetap mempertanyakan penyediaan lahan untuk kepentingan swasta mengapa ikut diatur dalam RUU ini? Relevansinya apa? Bukankah hal itu sudah diatur dalam hukum privat yaitu jual-beli, tukar-menukar atau cara lain yang disepakati?
F-PDIP : DIHAPUS DIHAPUS
- 313 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PKS : TETAP TETAP
F-PAN : DIHAPUS DIHAPUS
F-PPP :
Semua tentang swasta dihapuskan dan
tidak perlu diatur dalam undang-undang ini
DIHAPUSKAN
F-PKB : DIHAPUS DIHAPUS
F-P. GERINDRA:
Point huruf f menjadi g g. mengakibatkan menurunnya kualitas lingkungan;
F-P. HANURA :
TETAP TETAP
224. g. mengakibatkan rusaknya atau hilangnya situs dan cagar budaya; dan
F-PD : DIHAPUS DIHAPUS
F-PG :
FPG tetap mempertanyakan penyediaan lahan untuk kepentingan swasta mengapa ikut diatur dalam RUU ini? Relevansinya apa? Bukankah hal itu sudah diatur dalam hukum privat yaitu jual-beli, tukar-menukar atau cara lain yang disepakati?
F-PDIP : DIHAPUS DIHAPUS
F-PKS : TETAP TETAP
- 314 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PAN : DIHAPUS DIHAPUS
F-PPP :
Semua tentang swasta dihapuskan
dan tidak perlu diatur dalam undang-undang ini
DIHAPUSKAN
F-PKB : DIHAPUS DIHAPUS
F-P. GERINDRA: Point huruf g menjadi h
h. mengakibatkan rusaknya atau hilangnya situs dan cagar budaya; dan
F-P. HANURA :
TETAP TETAP
225. h. menutup akses masyarakat terhadap wilayah publik.
F-PD : DIHAPUS DIHAPUS
F-PG :
FPG tetap mempertanyakan penyediaan lahan untuk kepentingan swasta mengapa ikut diatur dalam RUU ini? Relevansinya apa? Bukankah hal itu sudah diatur dalam hukum privat yaitu jual-beli, tukar-menukar atau cara lain yang disepakati?
F-PDIP : DIHAPUS DIHAPUS
F-PKS : TETAP TETAP
F-PAN : DIHAPUS DIHAPUS
- 315 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PPP :
Semua tentang swasta dihapuskan dan
tidak perlu diatur dalam undang-undang ini
DIHAPUSKAN
F-PKB : DIHAPUS DIHAPUS
F-P. GERINDRA: Point huruf h menjadi i
i. menutup akses masyarakat terhadap wilayah publik.
F-P. HANURA :
TETAP TETAP
226. (2) Pelanggaran ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dikenakan sanksi administratif berupa pembatalan izin yang diberikan atau pembatalan hak atas tanah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
F-PD : DIHAPUS DIHAPUS
F-PG :
FPG tetap mempertanyakan penyediaan lahan untuk kepentingan swasta mengapa ikut diatur dalam RUU ini? Relevansinya apa? Bukankah hal itu sudah diatur dalam hukum privat yaitu jual-beli, tukar-menukar atau cara lain yang disepakati?
F-PDIP : DIHAPUS DIHAPUS
F-PKS : TETAP TETAP
F-PAN :
DIHAPUS DIHAPUS
- 316 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PPP :
Semua tentang swasta dihapuskan dan
tidak perlu diatur dalam undang-undang ini
DIHAPUSKAN
F-PKB : DIHAPUS DIHAPUS
F-P. GERINDRA:
TETAP TETAP
F-P. HANURA :
TETAP TETAP
227. Pasal 58 (1)Pemerintah mengatur
luasan penguasaan tanah yang diperoleh melalui pengadaan tanah untuk kepentingan usaha swasta.
F-PD : DIHAPUS DIHAPUS
F-PG :
Menjadi Pasal 56 karena FPG mengusulkan Pasal 6 dan Pasal 9 dihapus. FPG tetap mempertanyakan penyediaan lahan untuk kepentingan swasta mengapa ikut diatur dalam RUU ini? Relevansinya apa? Bukankah hal itu sudah diatur dalam hukum privat yaitu jual-beli, tukar-menukar atau cara lain yang disepakati?
Pasal 56
F-PDIP : DIHAPUS DIHAPUS
- 317 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PKS : TETAP TETAP
F-PAN : DIHAPUS DIHAPUS
F-PPP :
Semua tentang swasta dihapuskan dan
tidak perlu diatur dalam undang-undang ini
DIHAPUSKAN
F-PKB : DIHAPUS DIHAPUS
F-P. GERINDRA:
TETAP TETAP
F-P. HANURA :
TETAP TETAP
228. (2)Pemerintah mengatur luasan penguasaan tanah untuk kepentingan usaha swasta yang berada di:
F-PD : DIHAPUS DIHAPUS
F-PG :
FPG tetap mempertanyakan penyediaan lahan untuk kepentingan swasta mengapa ikut diatur dalam RUU ini? Relevansinya apa? Bukankah hal itu sudah diatur dalam hukum privat yaitu jual-beli, tukar-menukar atau cara lain yang disepakati?
F-PDIP : DIHAPUS DIHAPUS
F-PKS : TETAP TETAP
- 318 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PAN : DIHAPUS DIHAPUS
F-PPP :
Semua tentang swasta dihapuskan dan tidak perlu diatur dalam undang-undang ini
DIHAPUSKAN
F-PKB : DIHAPUS DIHAPUS
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA :
TETAP TETAP
229. a. pulau-pulau terluar
F-PD : DIHAPUS DIHAPUS
F-PG :
FPG tetap mempertanyakan penyediaan lahan untuk kepentingan swasta mengapa ikut diatur dalam RUU ini? Relevansinya apa? Bukankah hal itu sudah diatur dalam hukum privat yaitu jual-beli, tukar-menukar atau cara lain yang disepakati?
F-PDIP : DIHAPUS DIHAPUS
F-PKS : TETAP TETAP
F-PAN : DIHAPUS DIHAPUS
F-PPP : DIHAPUSKAN
- 319 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
Semua tentang swasta dihapuskan dan tidak perlu diatur dalam undang-undang ini
F-PKB : DIHAPUS DIHAPUS
F-P. GERINDRA: TETAP TETAP
F-P. HANURA :
TETAP TETAP
230. b. pulau-pulau kecil;
F-PD : DIHAPUS DIHAPUS
F-PG :
FPG tetap mempertanyakan penyediaan lahan untuk kepentingan swasta mengapa ikut diatur dalam RUU ini? Relevansinya apa? Bukankah hal itu sudah diatur dalam hukum privat yaitu jual-beli, tukar-menukar atau cara lain yang disepakati?
F-PDIP : DIHAPUS DIHAPUS
F-PKS : TETAP TETAP
F-PAN : DIHAPUS DIHAPUS
F-PPP :
Semua tentang swasta dihapuskan dan
tidak perlu diatur dalam undang-undang DIHAPUSKAN
- 320 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
ini
F-PKB :
DIHAPUS DIHAPUS
F-P. GERINDRA:
TETAP TETAP
F-P. HANURA :
TETAP TETAP
231. c. wilayah perbatasan antar negara; dan
F-PD : DIHAPUS DIHAPUS
F-PG :
FPG tetap mempertanyakan penyediaan lahan untuk kepentingan swasta mengapa ikut diatur dalam RUU ini? Relevansinya apa? Bukankah hal itu sudah diatur dalam hukum privat yaitu jual-beli, tukar-menukar atau cara lain yang disepakati?
F-PDIP : DIHAPUS DIHAPUS
F-PKS : TETAP TETAP
F-PAN : DIHAPUS DIHAPUS
F-PPP :
Semua tentang swasta dihapuskan dan
tidak perlu diatur dalam undang-undang ini
DIHAPUSKAN
- 321 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PKB : DIHAPUS DIHAPUS
F-P. GERINDRA:
TETAP TETAP
F-P. HANURA :
TETAP TETAP
232. d. wilayah pesisir.
F-PD : DIHAPUS DIHAPUS
F-PG :
FPG tetap mempertanyakan penyediaan lahan untuk kepentingan swasta mengapa ikut diatur dalam RUU ini? Relevansinya apa? Bukankah hal itu sudah diatur dalam hukum privat yaitu jual-beli, tukar-menukar atau cara lain yang disepakati?
F-PDIP : DIHAPUS DIHAPUS
F-PKS : TETAP TETAP
F-PAN : DIHAPUS DIHAPUS
F-PPP :
Semua tentang swasta dihapuskan dan
tidak perlu diatur dalam undang-undang ini
DIHAPUSKAN
F-PKB : DIHAPUS DIHAPUS
- 322 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-P. GERINDRA:
TETAP TETAP
F-P. HANURA :
TETAP TETAP
233. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai luasan penguasaan tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
F-PD : DIHAPUS DIHAPUS
F-PG :
FPG tetap mempertanyakan penyediaan lahan untuk kepentingan swasta mengapa ikut diatur dalam RUU ini? Relevansinya apa? Bukankah hal itu sudah diatur dalam hukum privat yaitu jual-beli, tukar-menukar atau cara lain yang disepakati?
F-PDIP : DIHAPUS DIHAPUS
F-PKS : TETAP TETAP
F-PAN : DIHAPUS DIHAPUS
F-PPP :
Semua tentang swasta dihapuskan dan
tidak perlu diatur dalam undang-undang ini
DIHAPUSKAN
F-PKB : DIHAPUS DIHAPUS
F-P. GERINDRA: TETAP TETAP
- 323 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-P. HANURA :
TETAP TETAP
234. BAB VI SUMBER DANA
PENGADAAN TANAH
F-PD : TETAP TETAP
F-PG :
Penyesuaian redaksi mengikuti perubahan penggunaan istilah.
BAB VI SUMBER DANA PENYEDIAAN
LAHAN
F-PDIP : TETAP TETAP
F-PKS : TETAP TETAP
F-PAN :
TETAP TETAP
F-PPP : TETAP TETAP
F-PKB : TETAP TETAP
F-P. GERINDRA:
TETAP TETAP
F-P. HANURA : TETAP TETAP
235. Bagian Kesatu Sumber Pendanaan
F-PD : TETAP TETAP
F-PG : TETAP TETAP
- 324 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PDIP :
TETAP TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
F-PPP :
TETAP TETAP
F-PKB : DIHAPUS DIHAPUS
F-P. GERINDRA:
TETAP TETAP
F-P. HANURA :
TETAP TETAP
236. Pasal 59 (1) Pendanaan pengadaan
tanah untuk kepentingan umum bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dan/atau anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) sesuai dengan ketentuan peraturan
F-PD :
TETAP TETAP
F-PG :
Menjadi Pasal 57 karena FPG mengusulkan Pasal 6 dan Pasal 9 dihapus. Apabila pada tahun berjalan belum dianggarkan dana penyediaan lahan, sementara kebutuhan penyediaan lahan mendesak maka pendanaannya dapat
Pasal 57
Pendanaan penyediaan lahan untuk kepentingan umum bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dan/atau anggaran pendapatan dan belanja
- 325 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
perundang-undangan.
diusahakan dari sumber lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam kegiatan usaha hulu migas misalnya, pendanaan awal penyediaan lahan tidak dibiayai oleh APBN/APBD namun dibiayai terlebih dulu oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama, tanah tersebut otomatis menjadi milik Negara.
daerah (APBD) dan atau sumber lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
F-PDIP : TETAP TETAP
F-PKS : TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
F-PPP :
Ditambahkan dengan dan atau sumber lainnya mengingat ada juga lembaga lain yang tidak langsung menggunakan APNBN/APBD. Kegiatan pengadaan tanah dalam usaha hulu migas misalnya, tidak langsung dibiayai oleh APBN/APBD melainkan dibiayai terlebih dahulu oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama
Pasal 59
(1) Pendanaan pengadaan tanah untuk kepentingan umum bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dan/atau anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) dan atau sumber lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan
- 326 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
perundang-undangan lainnya.
F-PKB :
Penyesuaian nomor Pasal
Pasal 53 (1) Pendanaan pengadaan
tanah untuk kepentingan umum bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dan/atau anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
F-P. GERINDRA:
TETAP TETAP
F-P. HANURA :
TETAP TETAP
237. (2) Dana Pengadaan Tanah dapat meliputi dana perencanaan pengadaan tanah, persiapan pengadaan tanah, pelaksanaan pengadaan tanah, penyerahan hasil pengadaan tanah, pengendalian pertanahan, administrasi dan pengelolaan pengadaan
F-PD : TETAP TETAP
F-PG :
Penyesuaian redaksi mengikuti perubahan penggunaan istilah.
Dana Penyediaan Lahan dapat meliputi dana perencanaan penyediaan lahan, persiapan penyediaan lahan, pelaksanaan penyediaan lahan, penyerahan hasil penyediaan lahan, pengendalian pertanahan, administrasi dan pengelolaan penyediaan lahan, dan sosialisasi
- 327 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
tanah, dan sosialisasi pengadaan tanah.
penyediaan lahan.
F-PDIP :
Perubahan redaksi Keterangan : Kata dapat dihapus karena bukan merupakan keharusan padahal seluruh kegiatan harus dibiayai oleh APBN/APBD
(2) Dana Pengadaan Tanah meliputi dana perencanaan pengadaan tanah, persiapan pengadaan tanah, pelaksanaan pengadaan tanah, penyerahan hasil pengadaan tanah, pengendalian pertanahan, administrasi dan pengelolaan pengadaan tanah, dan sosialisasi pengadaan tanah.
F-PKS : TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
F-PPP : TETAP TETAP
F-PKB : TETAP TETAP
F-P. GERINDRA:
TETAP TETAP
F-P. HANURA :
TETAP TETAP
- 328 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
238. (3) Pendanaan pengadaan tanah untuk kepentingan umum dilakukan oleh instansi dan dituangkan dalam dokumen penganggaran sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
F-PD : TETAP TETAP
F-PG :
Penyesuaian redaksi mengikuti perubahan penggunaan istilah.
(3) Pendanaan penyediaan lahan untuk kepentingan umum dilakukan oleh instansi dan dituangkan dalam dokumen penganggaran sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
F-PDIP :
TETAP TETAP
FPKS :
Dalam ayat 3, diusulkan ditambahkan: “….dituangkan dalam dokumen perencanaan dan penganggaran …”
(3) Pendanaan pengadaan tanah untuk kepentingan umum dilakukan oleh instansi dan dituangkan dalam dokumen perencanaan dan penganggaran sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
F-PAN : TETAP TETAP
F-PPP : TETAP TETAP
F-PKB : TETAP TETAP
F-P. GERINDRA:
TETAP TETAP
- 329 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-P. HANURA :
TETAP TETAP
239. (4) Mekanisme pelaksanaan pendanaan pengadaan tanah untuk kepentingan umum diatur dengan Peraturan Bersama Menteri yang mempunyai tugas di bidang keuangan, Menteri yang mempunyai tugas di bidang perencanaan pembangunan nasional, dan Pimpinan Lembaga Pertanahan.
F-PD : TETAP TETAP
F-PG :
Perubahan redaksi (4) Mekanisme pelaksanaan pendanaan penyediaan lahan untuk kepentingan umum diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
F-PDIP :
Perubahan substansi Keterangan : Peraturan Bersama Menteri diganti Peraturan Presiden mengacu pada ketentuan UU No. 10 tahun 2004
(4) Mekanisme pelaksanaan pendanaan pengadaan tanah untuk kepentingan umum diatur dengan Peraturan Presiden.
F-PKS :
Menambahkan kalimat : “Menteri yang mempunyai tugas di bidang pekerjaan umum”
(4) Mekanisme pelaksanaan pendanaan pengadaan tanah untuk kepentingan umum diatur dengan Peraturan Bersama Menteri yang mempunyai tugas di bidang keuangan, Menteri yang mempunyai tugas di bidang perencanaan pembangunan nasional, Menteri yang mempunyai tugas di bidang
- 330 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
pekerjaan umum dan Pimpinan Lembaga Pertanahan.
F-PAN : TETAP TETAP
F-PPP : TETAP TETAP
F-PKB :
Untuk memperkuat status hokum peraturan tersebut.
(4) Mekanisme pelaksanaan pendanaan pengadaan tanah untuk kepentingan umum diatur dengan Peraturan Pemerintah.
F-P. GERINDRA :
TETAP TETAP
F-P. HANURA : TETAP TETAP
240. Pasal 60 Pendanaan pengadaan tanah untuk kepentingan usaha swasta bersumber dari pendanaan swasta.
F-PD : DIHAPUS DIHAPUS
F-PG :
Menjadi Pasal 58 karena FPG mengusulkan Pasal 6 dan Pasal 9 dihapus.
Pasal 58 FPG tetap mempertanyakan penyediaan lahan untuk kepentingan swasta mengapa ikut diatur dalam RUU ini? Relevansinya apa? Bukankah hal itu sudah diatur dalam hukum privat yaitu jual-beli, tukar-menukar atau cara lain yang disepakati?
- 331 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PDIP :
Konsisten dengan usulan sebelumnya DIHAPUS
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
F-PPP :
Semua tentang swasta dihapuskan dan
tidak perlu diatur dalam undang-undang ini
DIHAPUSKAN
F-PKB : DIHAPUS DIHAPUS
F-P. GERINDRA: TETAP TETAP
F-P. HANURA :
TETAP TETAP
241. Bagian Kedua Penyediaan dan
Penggunaan Pendanaan
F-PD : TETAP TETAP Bagian Kedua
Penyediaan dan Penggunaan Pendanaan
Disyahkan pada Raker Pansus tanggal 18 Agustus 2011
F-PG : TETAP TETAP
F-PDIP : TETAP TETAP
F-PKS : TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
F-PPP : TETAP TETAP
- 332 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PKB : TETAP TETAP
F-P. GERINDRA:
TETAP TETAP
F-P. HANURA : TETAP TETAP
242. Pasal 61 Jaminan ketersediaan pendanaan bagi pengadaan tanah untuk kepentingan umum dialokasikan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
F-PD : TETAP TETAP
F-PG : Menjadi Pasal 59 karena FPG mengusulkan Pasal 6 dan Pasal 9 dihapus. Pasal ini hanya menjelaskan ketentuan “penyediaan pendanaan”, padahal berada di bagian yang berjudul: “Penyediaan dan Penggunaan Pendanaan”. Dengan demikian, perlu ditambahkan penjelasan mengenai ketentuan “penggunaan pendanaan” sesuai dengan judul tersebut.
Pasal 59
F-PDIP : TETAP TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
- 333 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PPP : TETAP TETAP
F-PKB : DIHAPUS DIHAPUS
F-P. GERINDRA
TETAP TETAP
F-P. HANURA :
TETAP TETAP
243. BAB VII PEMBINAAN DAN
PENGAWASAN
F-PD :
TETAP TETAP BAB VII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Disyahkan pada Raker Pansus tanggal 18 Agustus 2011
F-PG : TETAP TETAP
F-PDIP : TETAP TETAP
F-PKS : TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
F-PPP : TETAP TETAP
F-PKB : TETAP TETAP
F-P. GERINDRA:
TETAP TETAP
F-P. HANURA : TETAP TETAP
- 334 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
244. Pasal 62 (1) Pembinaan dan
pengawasan pengadaan tanah dilaksanakan oleh Lembaga Pertanahan.
F-PD :
TETAP TETAP
F-PG : Menjadi Pasal 60 karena FPG
mengusulkan Pasal 6 dan Pasal 9 dihapus. Perubahan substansi.
Pasal 60 Pembinaan dan pengawasan penyediaan lahan dilaksanakan oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah.
F-PDIP : TETAP TETAP
F-PKS :
Menambahkan kata : Pemerintah, Pemerintah Daerah dan
Pasal 62 (1) Pembinaan dan pengawasan
pengadaan tanah dilaksanakan oleh Pemerintah , Pemerintah Daerah dan Lembaga Pertanahan. .
F-PAN : TETAP TETAP
F-PPP :
Frase Lembaga Pertanahan diganti
dengan Panitia Pengawas Pengadaan Tanah agar selaras dengan Pasal 7.
Pasal 62 Pembinaan dan pengawasan pengadaan tanah dilaksanakan oleh Panitia Pengawas Pengadaan Tanah
- 335 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PKB :
Penyesuaian nomor Pasal
Pasal 54 (1) Pembinaan dan pengawasan
pengadaan tanah dilaksanakan oleh Lembaga Pertanahan.
F-P. GERINDRA:
TETAP TETAP
F-P. HANURA: TETAP TETAP
245. (2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui monitoring dan evaluasi pengadaan tanah.
F-PD : TETAP TETAP
F-PG :
Penyesuaian redaksi mengikuti perubahan penggunaan istilah.
Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui monitoring dan evaluasi penyediaan lahan.
F-PDIP :
TETAP TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
F-PPP : TETAP TETAP
F-PKB : TETAP TETAP
- 336 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-P. GERINDRA:
TETAP TETAP
F-P. HANURA :
TETAP TETAP
246. BAB VIII HAK, KEWAJIBAN, DAN PERAN MASYARAKAT
F-PD :
TETAP TETAP BAB VIII
HAK, KEWAJIBAN, DAN PERAN MASYARAKAT
Disyahkan pada Raker Pansus tanggal 18 Agustus 2011
F-PG :
TETAP TETAP
F-PDIP :
TETAP TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN :
TETAP TETAP
F-PPP :
TETAP TETAP
F-PKB :
TETAP TETAP
F-P. GERINDRA:
TETAP TETAP
F-P. HANURA :
TETAP TETAP
247. Pasal 63 Dalam pelaksanaan
F-PD :
TETAP TETAP
- 337 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
pengadaan tanah, setiap orang berhak:
F-PG :
Menjadi Pasal 61 karena FPG mengusulkan Pasal 6 dan Pasal 9 dihapus. Penyesuaian redaksi mengikuti perubahan penggunaan istilah.
Pasal 61 Dalam pelaksanaan penyediaan lahan, setiap orang berhak:
F-PDIP :
TETAP TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN :
Perlu dirumuskan kembali.
F-PPP :
TETAP TETAP
F-PKB :
Penyesuaian nomor Pasal
Pasal 55 Dalam pelaksanaan pengadaan tanah, setiap orang berhak:
F-P. GERINDRA:
TETAP TETAP
F-P. HANURA :
TETAP TETAP
248. a. mengetahui rencana pelaksanaan
F-PD :
TETAP TETAP
- 338 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
pengadaan tanah; dan
F-PG :
Penyesuaian redaksi mengikuti perubahan penggunaan istilah.
a. mengetahui rencana pelaksanaan penyediaan lahan;
F-PDIP :
TETAP TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN :
TETAP TETAP
F-PPP :
TETAP TETAP
F-PKB :
TETAP TETAP
F-P. GERINDRA:
TETAP TETAP
F-P. HANURA :
TETAP TETAP
249. b. memperoleh informasi mengenai pengadaan tanah.
F-PD : TETAP TETAP
F-PG :
Penyesuaian redaksi mengikuti perubahan penggunaan istilah.
b. memperoleh informasi mengenai penyediaan lahan; dan
F-PDIP : TETAP TETAP
F-PKS : TETAP TETAP
- 339 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PAN : TETAP TETAP
F-PPP : TETAP TETAP
F-PKB : TETAP TETAP
F-P. GERINDRA:
TETAP TETAP
F-P. HANURA :
TETAP TETAP
249a F-PG: Penambahan substansi
c. memperoleh kompensasi yang adil
249b F-PKS: Perlu ditambahkan juga dengan Hak masyarakat untuk mengajukan keberatan atas pengadaan tanah.
c. mengajukan keberatan atas pengadaan tanah.
250. Pasal 64 Dalam pelaksanaan pengadaan tanah, setiap orang wajib mematuhi ketentuan dalam pengadaan tanah.
F-PD : TETAP TETAP
F-PG :
Menjadi Pasal 62 karena FPG mengusulkan Pasal 6 dan Pasal 9 dihapus. Penyesuaian redaksi mengikuti perubahan penggunaan istilah.
Pasal 62 Dalam pelaksanaan penyediaan lahan, setiap orang wajib mematuhi ketentuan dalam penyediaan lahan.
F-PDIP : TETAP TETAP
F-PKS : TETAP TETAP
- 340 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PAN : Pasal ini dihapuskan saja.
F-PPP : TETAP TETAP
F-PKB :
DIHAPUS Redundet pasal 9 DIHAPUS
F-P. GERINDRA:
TETAP
F-P. HANURA :
TETAP TETAP
251. Pasal 65 Dalam pengadaan tanah, masyarakat dapat berperan serta, antara lain:
F-PD : TETAP TETAP
F-PG : Menjadi Pasal 63 karena FPG
mengusulkan Pasal 6 dan Pasal 9 dihapus.
Pasal 63 Dalam penyediaan lahan, masyarakat dapat berperan serta, antara lain:
F-PDIP : TETAP TETAP
F-PKS : TETAP TETAP
F-PAN : Perlu dirumuskan kembali.
F-PPP : TETAP TETAP
- 341 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PKB : Penyesuaian nomor Pasal
Pasal 56 Dalam pengadaan tanah, masyarakat dapat berperan serta, antara lain:
F-P. GERINDRA:
TETAP TETAP
F-P. HANURA :
TETAP TETAP
252. a. memberikan masukan secara lisan atau tertulis dalam pengadaan tanah; dan
F-PD : TETAP TETAP
F-PG : Penyesuaian redaksi mengikuti perubahan
penggunaan istilah.
a. memberikan masukan secara lisan atau tertulis dalam penyediaan lahan; dan
F-PDIP : TETAP TETAP
F-PKS : TETAP TETAP
F-PAN :
Perlu dirumuskan kembali.
F-PPP : TETAP TETAP
F-PKB : TETAP TETAP
F-P. GERINDRA:
TETAP TETAP
- 342 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-P. HANURA :
TETAP TETAP
253. b.memberikan dukungan dalam pelaksanaan pengadaan tanah.
F-PD : TETAP TETAP
F-PG :
Perlu ditambahkan dalam penjelasan. Apa dan bagaimana bentuk-bentuk dukungan dimaksud?
F-PDIP : TETAP TETAP
F-PKS : TETAP TETAP
F-PAN :
Perlu dirumuskan kembali.
F-PPP : TETAP TETAP
F-PKB :
TETAP
Perlu diberikan penjelasan tentang maksud norma pengaturan ini.
TETAP
F-P. GERINDRA:
TETAP TETAP
F-P. HANURA :
Penambahan kalimat sesuai dengan peraturan dan perundang-undang yang berlaku. Jika pengadaan tidak sesuai perundang-undangan masyarakat
b. memberikan dukungan dalam pelaksanaan pengadaan tanah sesuai dengan peraturan dan perundang-undang yang berlaku
- 343 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
dapat menolak
254. BAB IX KETENTUAN LAIN-LAIN
F-PD : TETAP TETAP BAB IX
KETENTUAN LAIN-LAIN
Disyahkan pada Raker Pansus tanggal 18 Agustus 2011
F-PG : TETAP TETAP
F-PDIP :
TETAP TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
F-PPP : TETAP TETAP
F-PKB : TETAP TETAP
F-P. GERINDRA:
TETAP TETAP
F-P. HANURA :
TETAP TETAP
254a F-PG: Penambahan Pasal. Menjadi Pasal 64 karena FPG mengusulkan Pasal 6 dan Pasal 9
Pasal 64 Pelepasan obyek penyediaan lahan
untuk kepentingan umum yang
- 344 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
dihapus, dan setelah Pasal 63 ditambahkan 1 pasal.
dimiliki oleh masyarakat adat dilakukan oleh Tetua Adat dengan persetujuan anggota masyarakatnya untuk diberikan kepada Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah melalui Panitia Penyediaan Lahan.
254b Penambahan ayat (substansi). Pelepasan obyek penyediaan lahan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 ayat (1) diberi kompensasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 pengakuan adanya hak masyarakat adat yang bersangkutan, dan fasilitas umum yang bermanfaat bagi masyarakat adat tersebut.
255. Pasal 66 (1) Pelepasan obyek
pengadaan tanah untuk kepentingan umum yang dimiliki oleh Instansi dilakukan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang mengatur pengelolaan barang milik
F-PD : TETAP TETAP
F-PG : Menjadi Pasal 65 karena FPG mengusulkan Pasal 6 dan Pasal 9 dihapus, dan setelah Pasal 63 ditambahkan 1 pasal. Penyesuaian redaksi mengikuti perubahan penggunaan istilah.
Pasal 65 Pelepasan obyek penyediaan
lahan untuk kepentingan umum yang dimiliki oleh Instansi dilakukan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang mengatur pengelolaan barang milik
- 345 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
negara/daerah. negara/daerah. F-PDIP :
Perubahan redaksi Keterangan : Sinkronisasi dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
Pasal 66 (1) Pelepasan obyek pengadaan
tanah untuk kepentingan umum yang dimiliki oleh Instansi dilakukan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
F-PPP : TETAP TETAP
F-PKB :
Penyesuaian nomor Pasal
Pasal 57 (1) Pelepasan obyek
pengadaan tanah untuk kepentingan umum yang dimiliki oleh Instansi dilakukan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang mengatur pengelolaan barang milik negara/daerah.
F-P. GERINDRA:
TETAP TETAP
F-P. HANURA : TETAP TETAP
- 346 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
256. (2) Pelepasan obyek
pengadaan tanah untuk kepentingan umum yang dikuasai oleh instansi atau dikuasai/dimiliki Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah dilakukan berdasarkan Undang-Undang ini.
F-PD :
Pengadaan tanah untuk kepentingan umum, perlu dibuatkan klasifikasi atau kategori tanah/lahan yang dapat dan tidak dapat digunakan. Untuk tanah/lahan, misalnya lahan milik BUMN dan lahan lainnya yang telah memiliki HGU sebaiknya dimasukkan dalam kategori tanah/lahan yang tidak dapat digunakan. DIREVISI
Pelepasan obyek pengadaan tanah untuk kepentingan umum yang dikuasai oleh instansi atau dikuasai/dimiliki Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah dilaksanakan berdasarkan perundang-undangan yang mengatur pengelolaan barang milik negara/daerah
F-PG :
Penyesuaian redaksi mengikuti perubahan penggunaan istilah.
(2)Pelepasan obyek penyediaan lahan untuk kepentingan umum yang dikuasai oleh instansi atau dikuasai/dimiliki Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah dilakukan berdasarkan Undang-Undang ini.
F-PDIP :
Perubahan redaksi Keterangan : Sinkronisasi dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
(2)Pelepasan obyek pengadaan tanah untuk kepentingan umum yang dikuasai oleh instansi atau dikuasai/dimiliki Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah dilakukan berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang
- 347 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
berlaku.
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
F-PPP : TETAP TETAP
F-PKB :
DIHAPUS Dihapus karena sudah tercakup dalam
Pasal 1 dan Pasal 3 DIHAPUS
F-P. GERINDRA:
TETAP TETAP
F-P. HANURA :
TETAP TETAP
257. (3) Pelepasan obyek pengadaan tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilakukan oleh pejabat yang berwenang atau pejabat yang diberikan pelimpahan kewenangan untuk itu.
F-PD : TETAP TETAP
F-PG :
Penyesuaian redaksi mengikuti perubahan penggunaan istilah.
(3) Pelepasan obyek penyediaan lahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilakukan oleh pejabat yang berwenang atau pejabat yang diberikan pelimpahan kewenangan untuk itu.
F-PDIP : TETAP TETAP
- 348 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PKS : TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
F-PPP : TETAP TETAP
F-PKB : DIHAPUS DIHAPUS
F-P. GERINDRA:
TETAP TETAP
F-P. HANURA :
TETAP TETAP
257a F-PG:
Perlu diatur jangka waktu pelepasan hak. Jangka waktu dari penetapan lokasi pembangunan untuk kepentingan umum sampai dengan pelepasan obyek penyediaan lahan untuk kepentingan umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 65 ayat 1 dan ayat 2 adalah 60 hari.
258. Pasal 67 (1) Pelepasan obyek
pengadaan tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66 tidak diberikan ganti kerugian, kecuali:
F-PD :
TETAP TETAP
F-PG :
Menjadi Pasal 66 karena FPG mengusulkan Pasal 6 dan Pasal 9 dihapus, dan setelah Pasal 63 ditambahkan 1 pasal.
Pasal 66 (1) Pelepasan obyek
penyediaan lahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 65 tidak
- 349 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
Penyesuaian redaksi mengikuti perubahan penggunaan istilah
diberikan kompensasi, kecuali:
F-PDIP :
: TETAP TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN :
TETAP TETAP
F-PPP :
TETAP TETAP
F-PKB :
Penyesuaian nomor Pasal
Pasal 58
(1) Pelepasan obyek pengadaan tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57 tidak diberikan ganti kerugian, kecuali:
F-P. GERINDRA:
TETAP TETAP
F-P. HANURA :
TETAP TETAP
259. a. Obyek pengadaan tanah yang telah
F-PD :
TETAP TETAP
- 350 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
berdiri bangunan yang dipergunakan secara aktif untuk penyelenggaraan tugas pemerintahan;
F-PG : Penyesuaian redaksi mengikuti perubahan penggunaan istilah.
Obyek penyediaan lahan yang telah berdiri bangunan yang dipergunakan secara aktif untuk penyelenggaraan tugas pemerintahan;
F-PDIP : TETAP TETAP
F-PKS : TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
F-PPP : TETAP TETAP
F-PKB : TETAP TETAP
F-P. GERINDRA: TETAP TETAP
F-P. HANURA : TETAP TETAP
260. b. Obyek pengadaantanah yang dimiliki/dikuasai oleh Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah; dan/atau
F-PD : TETAP TETAP
F-PG : Penyesuaian redaksi mengikuti perubahan penggunaan istilah.
Obyek penyediaan lahan yang dimiliki/dikuasai oleh Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah; dan/atau
F-PDIP : TETAP TETAP
- 351 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
Keterangan : Ditambahkan di penjelasan “Termasuk tanah ulayat yang berada dalam kawasan yang dikuasai oleh BUMN/D”.
F-PKS : TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
F-PPP : TETAP TETAP
F-PKB : Dihapus karena sudah tercakup dalam
Pasal 1 dan Pasal 3 DIHAPUS
F-P. GERINDRA: TETAP TETAP
F-P. HANURA : TETAP TETAP
261. c. Obyek pengadaantanah kas Desa.
F-PD : TETAP TETAP
F-PG : Penyesuaian redaksi mengikuti perubahan penggunaan istilah.
Obyek penyediaan lahan kas Desa.
F-PDIP : TETAP TETAP
- 352 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PKS : TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
F-PPP : TETAP TETAP
F-PKB : TETAP TETAP
F-P. GERINDRA: TETAP TETAP
F-P. HANURA : TETAP TETAP
262. (2) Ganti kerugian atas obyek pengadaan tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf c diberikan dalam bentuk tanah dan/atau bangunan atau relokasi.
F-PD : TETAP TETAP
F-PG : Penyesuaian redaksi mengikuti perubahan penggunaan istilah.
(2) Kompensasi atas obyek penyediaan lahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf c diberikan dalam bentuk lahan dan/atau bangunan atau relokasi.
F-PDIP : TETAP TETAP
F-PKS : TETAP TETAP
- 353 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PAN : TETAP TETAP
F-PPP : TETAP TETAP
F-PKB : TETAP TETAP
F-P. GERINDRA: TETAP TETAP
F-P. HANURA : TETAP TETAP
263. (3) Ganti kerugian atas obyek pengadaan tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dapat diberikan dalam bentuk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40.
F-PD : TETAP TETAP
F-PG : Pada intinya ketentuan diatas menyatakan bahwa pelepasan obyek penyediaan lahan yang dimiliki BUMN harus diberikan ganti rugi. Maka, kata “harus” lebih tepat digunakan daripada kata “dapat” sehingga konsisten dengan Pasal 66 ayat (1).
(3) Kompensasi atas obyek penyediaan lahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b harus diberikan dalam bentuk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38.
F-PDIP : TETAP TETAP
F-PKS : TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
F-PPP : TETAP
- 354 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
TETAP F-PKB : Dihapus karena sudah tercakup dalam
Pasal 1 dan Pasal 3 DIHAPUS
F-P. GERINDRA: TETAP TETAP
F-P. HANURA : TETAP TETAP
264. (4) Nilai ganti kerugian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) didasarkan atas hasil penilaian ganti kerugiansebagaimana dimaksud dalam Pasal 38.
F-PD : TETAP TETAP
F-PG : Penyesuaian redaksi mengikuti perubahan penggunaan istilah dan perubahan pasal.
(4) Nilai kompensasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) didasarkan atas hasil penilaian kompensasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36.
F-PDIP : TETAP TETAP
F-PKS : TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
F-PPP : TETAP TETAP
F-PKB :
Penyesuaian nomor ayat dan perubahan dengan menghapus kalimat “dan ayat
(3) Nilai ganti kerugian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) didasarkan atas hasil penilaian ganti kerugian
- 355 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
(3)”. sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36
F-P. GERINDRA: TETAP TETAP
F-P. HANURA : TETAP TETAP
265. Pasal 68 (1) Pelepasan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 66 dan Pasal 67 dilaksanakan paling lama 60 (enam puluh) hari kalender sejak Penetapan Lokasi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.
F-PD : TETAP TETAP
F-PG : Penyesuaian redaksi mengikuti perubahan pasal.
Pasal 67 (1) Pelepasan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 65 dan Pasal 66 dilaksanakan paling lama 60 (enam puluh) hari kalender sejak Penetapan Lokasi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.
F-PDIP : Perubahan substansi
Pasal 68 (1) Pelepasan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 66 dan Pasal 67 dilaksanakan paling lama 90 (sembilan puluh) hari kalender sejak Penetapan Lokasi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.
- 356 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PKS : TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
F-PPP : TETAP TETAP
F-PKB : Penyesuaian nomor pasal Pasal 59 (1) Pelepasan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 66 dan Pasal 67 dilaksanakan paling lama 60 (enam puluh) hari kalender sejak Penetapan Lokasi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.
F-P. GERINDRA: TETAP TETAP
F-P. HANURA :
TETAP TETAP
266. (2) Apabila pelepasan belum selesai dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat
F-PD : TETAP TETAP (2) Apabila pelepasan belum
selesai dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tanahnya dinyatakan telah
F-PG : TETAP TETAP
F-PDIP : TETAP
- 357 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
(1), tanahnyadinyatakan telah dilepaskan dan menjadi tanah negara, dan dapat langsung digunakan untuk pembangunan bagi kepentingan umum.
TETAP dilepaskan dan menjadi tanah negara, dan dapat langsung digunakan untuk pembangunan bagi kepentingan umum.
Disyahkan pada Raker Pansus tanggal 18 Agustus 2011
F-PKS : TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
F-PPP : TETAP TETAP
F-PKB : TETAP TETAP
F-P. GERINDRA: TETAP TETAP
F-P. HANURA :
TETAP TETAP
267. (3) Pejabat yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dikenakan sanksi administratif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
F-PD : TETAP TETAP (3) Pejabat yang melanggar
ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dikenakan sanksi administratif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Disyahkan pada Raker Pansus tanggal 18 Agustus 2011
F-PG : TETAP TETAP
F-PDIP : TETAP TETAP
F-PKS : TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
F-PPP : TETAP TETAP
- 358 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PKB :
TETAP TETAP
F-P. GERINDRA:
TETAP TETAP
F-P. HANURA :
TETAP TETAP
268. BAB X KETENTUAN PERALIHAN
F-PD :
TETAP TETAP
BAB X KETENTUAN PERALIHAN
Disyahkan pada Raker Pansus tanggal 18 Agustus 2011
F-PG :
TETAP TETAP
F-PDIP :
TETAP TETAP
F-PKS :
TETAP TETAP
F-PAN :
TETAP TETAP
F-PPP :
TETAP TETAP
F-PKB :
TETAP TETAP
F-P. GERINDRA:
TETAP TETAP
F-P. HANURA :
TETAP TETAP
269. Pasal 69 Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku:
F-PD :
TETAP TETAP
F-PG :
Menjadi Pasal 68 karena FPG
Pasal 68 Pada saat Undang-Undang ini
- 359 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
mengusulkan Pasal 6 dan Pasal 9 dihapus, dan setelah Pasal 63 ditambahkan 1 pasal.
mulai berlaku:
F-PDIP : TETAP TETAP
F-PKS : TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
F-PPP : TETAP TETAP
F-PKB : Penyesuaian nomor pasal
Pasal 60 Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku:
F-P. GERINDRA: TETAP TETAP
F-P. HANURA : TETAP TETAP
270. a. proses pengadaantanah yang sedang dilaksanakan sebelum berlakunya Undang-Undang ini dapat diselesaikan berdasarkan ketentuan sebelum berlakunya Undang-
F-PD : TETAP TETAP
F-PG : Mohon penjelasan. Terjadi pengertian yang berlawanan antara huruf a dan huruf b, khususnya membedakan antara “proses penyediaan lahan sedang dilaksanakan” dengan “sisa lahan yang belum selesai
- 360 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
Undang ini; penyediaannya”. Misalnya proses musyawarah sedang berjalan pada suatu ruas jalan tol, apakah masuk dalam kategori huruf a dan huruf b.
F-PDIP : TETAP TETAP
F-PKS : TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
F-PPP : TETAP TETAP
F-PKB : Kata “dapat” dihapus
a. proses pengadaan tanah yangsedang dilaksanakan sebelumberlakunya Undang-Undangini diselesaikan berdasarkanketentuan sebelum berlakunyaUndang-Undang ini;
F-P. GERINDRA: TETAP TETAP
F-P. HANURA : TETAP TETAP
271. b. dalam hal proses pengadaan tanah sebagaimana dimaksud dalam huruf a terdapat sisa tanah yang belum
F-PD : TETAP TETAP
F-PG : Mohon penjelasan. Terjadi pengertian yang berlawanan antara huruf a dan huruf b, khususnya
- 361 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
selesai pengadaannya, maka dapat diselesaikan berdasarkan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang ini;
membedakan antara “proses penyediaan lahan sedang dilaksanakan” dengan “sisa lahan yang belum selesai penyediaannya”. Misalnya proses musyawarah sedang berjalan pada suatu ruas jalan tol, apakah masuk dalam kategori huruf a dan huruf b.
F-PDIP : TETAP TETAP F-PKS : TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
F-PPP : TETAP TETAP
F-PKB : TETAP TETAP
F-P. GERINDRA: TETAP TETAP
F-P. HANURA : TETAP TETAP
272. c. Peraturan pelaksanaan mengenai tata cara pengadaan tanah dinyatakah tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan atau belum diganti dengan yang
F-PD : TETAP TETAP
F-PG : Penyesuaian redaksi mengikuti perubahan penggunaan istilah.
Peraturan pelaksanaan mengenai tata cara penyediaan lahan dinyatakah tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan atau belum diganti dengan yang baru
- 362 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
baru berdasarkan ketentuan Undang-Undang ini.
berdasarkan ketentuan Undang-Undang ini.
F-PDIP : TETAP TETAP F-PKS : TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
F-PPP : TETAP TETAP
F-PKB : TETAP TETAP
F-P. GERINDRA: TETAP TETAP
F-P. HANURA : TETAP TETAP
273. BAB XI KETENTUAN PENUTUP F-PD : TETAP TETAP
BAB XI KETENTUAN PENUTUP
F-PG : TETAP TETAP
F-PDIP : TETAP TETAP
F-PKS : TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
- 363 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-PPP : TETAP TETAP
F-PKB : TETAP TETAP
F-P. GERINDRA: TETAP TETAP
F-P. HANURA : TETAP TETAP
274. Pasal 70 Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengadaan tanah diatur dengan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia.
F-PD :
DIREVISI
Pasal 70 Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengadaan tanah diatur dengan Peraturan Perundang-undangan yang sudah ada.
F-PG : Menjadi Pasal 69 karena FPG mengusulkan Pasal 6 dan Pasal 9 dihapus, dan setelah Pasal 63 ditambahkan 1 pasal.
Perubahan substansi.
Pasal 69 Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyediaan lahan diatur dengan Peraturan Pemerintah.
F-PDIP : Perubahan substansi
Pasal 70 Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengadaan tanah
- 364 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
diatur dengan Peraturan Pemerintah.
F-PKS : TETAP TETAP
F-PAN :
Diubah dengan menghapus “Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Nidnoensia” diganti dengan “diatur dengan Peratruan Pemerintah”
Pasal 70 Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengadaan tanah diatur dengan Peraturan Pemerintah.
F-PPP : TETAP TETAP
F-PKB :
Penyesuaian nomor pasal
Pasal 61 Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengadaan tanah diatur dengan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia.
F-P. GERINDRA: TETAP TETAP
- 365 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
F-P. HANURA : Penambahan kalimat dengan mengacu
kepada undang-undang ini untuk menghindari perbedan penafsiran dalam peraturan Badan Pertanahan
Pasal 70 Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengadaan tanah diatur dengan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia dengan mengacu kepada Undang-Undang ini.
275. Pasal 71 Peraturan pelaksanaan Undang-Undang ini harus telah ditetapkan paling lambat 1 (satu) tahun sejak Undang-Undang ini diundangkan.
F-PD : TETAP TETAP
F-PG : Menjadi Pasal 70 karena FPG mengusulkan Pasal 6 dan Pasal 9 dihapus, dan setelah Pasal 63 ditambahkan 1 pasal.
Rumusan Tetap. F-PDIP :
TETAP TETAP
F-PKS : TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
F-PPP : TETAP TETAP
F-PKB : Penyesuaian nomor pasal
Pasal 62 Peraturan pelaksanaanUndang-Undang ini harus telah
- 366 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
ditetapkan paling lambat 1 (satu) tahun sejak Undang-Undang ini diundangkan.
F-P. GERINDRA: TETAP TETAP
F-P. HANURA : TETAP TETAP
276. Pasal 72 Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai pengadaan tanah untuk kepentingan umum dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
F-PD : TETAP TETAP
F-PG :
Menjadi Pasal 71 karena FPG mengusulkan Pasal 6 dan Pasal 9 dihapus, dan setelah Pasal 63 ditambahkan 1 pasal.
Pasal 71 Perlu ditambahkan dalam penjelasan mengenai peraturan perundang-undangan mana saja yang dibatalkan/dicabut dengan berlakunya undang-undang ini.
F-PDIP : TETAP TETAP
F-PKS : TETAP TETAP
F-PAN :
Diubah dengan rumusan baru menjadi :
Pasal 72 Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, maka UU No. … Tahun … yang mengatur tentang pengadaan tanah untuk
- 367 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
kepentingan umum dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
F-PPP : TETAP TETAP
F-PKB : DIHAPUS DIHAPUS
F-P. GERINDRA: TETAP TETAP
F-P. HANURA : TETAP TETAP
277. Pasal 73 Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang- Undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
F-PD :
DIREVISI
Pasal 73 Undang-Undang ini mulai berlaku setelah 90 hari tanggal penetapannya. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-Undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia dan disosialisasikan terlebih dahulu
F-PG : Menjadi Pasal 72 karena FPG mengusulkan Pasal 6 dan Pasal 9 dihapus, dan setelah Pasal 63 ditambahkan 1 pasal.
- 368 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
Mohon penjelasan. Apakah tidak bertentangan dengan Pasal 69 huruf c.
F-PDIP : TETAP TETAP
F-PKS : TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
F-PPP : TETAP TETAP
F-PKB : Penyesuaian nomor pasal
Pasal 63 Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang- Undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
F-P. GERINDRA: TETAP TETAP
F-P. HANURA : TETAP TETAP
- 369 -
NO.
DIM DRAFT RUU DARI PEMERINTAH
TANGGAPAN FRAKSI MASUKAN FRAKSI-FRAKSI SETELAH PERUBAHAN HASIL PEMBAHASAN
278. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
DR. H. SUSILO BAMBANG YUDH0Y0NO
Diundangkan di Jakarta, Pada Tanggal
PATRIALIS AKBAR LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN ………. NOMOR ………
F-PD : TETAP TETAP Ditetapkan di Jakarta pada tanggal PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
DR. H. SUSILO BAMBANG YUDH0Y0NO
Diundangkan di Jakarta, Pada Tanggal
PATRIALIS AKBAR LEMBARAN NEGARAREPUBLIK INDONESIA TAHUN ………. NOMOR ………
F-PG : TETAP TETAP
F-PDIP : TETAP TETAP
F-PKS : TETAP TETAP
F-PAN : TETAP TETAP
F-PPP : TETAP TETAP
F-PKB : TETAP TETAP
F-P. GERINDRA: TETAP TETAP
F-P. HANURA : TETAP TETAP