6
DAFTAR PUSTAKA 1. Kosasih A, Wisnu IM, Daili ES, Menaldi SL. Kusta. Dalam: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, editor. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Edisi ke-5. Cetakan ke-2 (dengan perbaikan). Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2001. Hal 73-88 2. Odom R.B, James W.D, Berger T.G. Hansen’s disease (Leprosy). Dalam : Adrew’s Disease of the skin, 9 th ed. Philadelphia: W.B Saunder Co.;2002. Hal 430-44. 3. Dinas Kesehatan Jawa Tengah. Profil Kesehatan Propinsi Jawa tengah Tahun 2010.(On-line). Diakses dari http://www.depkes.go.id/prov%20jateng %202006.pdf ., tanggal 9 juni 2013. 4. Hubaya, K. Pengenalan penyakit kusta secara dini dan pengobatannya. Pertemuan Konsultasi Program P2 Kusta-TB Kepala Puskesmas Se-kota Semarang. 2002. 5. Jain S, Sehgal VN. Multidrug therapeutic challenges in leprosy. International Journal of Dermatology. 1997. Hal : 36;493 41

DAFTAR PUSTAKA

Embed Size (px)

DESCRIPTION

daftar pustaka

Citation preview

DAFTAR PUSTAKA1. Kosasih A, Wisnu IM, Daili ES, Menaldi SL. Kusta. Dalam: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, editor. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Edisi ke-5. Cetakan ke-2 (dengan perbaikan). Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2001. Hal 73-882. Odom R.B, James W.D, Berger T.G. Hansens disease (Leprosy). Dalam : Adrews Disease of the skin, 9th ed. Philadelphia: W.B Saunder Co.;2002. Hal 430-44.3. Dinas Kesehatan Jawa Tengah. Profil Kesehatan Propinsi Jawa tengah Tahun 2010.(On-line). Diakses dari http://www.depkes.go.id/prov%20jateng%202006.pdf., tanggal 9 juni 2013.4. Hubaya, K. Pengenalan penyakit kusta secara dini dan pengobatannya. Pertemuan Konsultasi Program P2 Kusta-TB Kepala Puskesmas Se-kota Semarang. 2002.5. Jain S, Sehgal VN. Multidrug therapeutic challenges in leprosy. International Journal of Dermatology. 1997. Hal : 36;4936. World Health Organization. Cetakan Versi Indonesia : Pedoman eliminasi kusta mengatasi masalah kesehatan masyarakat. WHO : Ganeva. 2000.7. Amirudin, MD. Penyakit kusta. Dalam : Harahap, M. Ilmu penyakit kulit. Jakarta: hipokrates. 2002. Hal 260-71

8. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Buku pedoman nasional pengendalian penyakit kusta. Jakarta : Departemen Kesehatan RI. 2012.9. Baratawidjaja KG, Rengganis I. Gambaran umum Sistem Imun. Dalam : Imunologi Dasar Ed 9. Jakarta : Balai Penerbit FK UI. 2010. Hal : 3;28-56.10. Tanasal, H. Perubahan titer IgM pada lepra subklinik paska terapi jangka pendek dengan rifampisin dan klaritromisin. Semarang : Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FK Undip. 2005.11. World Health Organization. Classification. Dalam : A Guide to Leprosy Control 2th Ed. Ganeva : WHO. 1998.12. Rea TH, Modlin RL. Leprosy. In : Filtzpatricks Dermatology in General Medicine 6th Ed. 2003. Hal : 202 ; 1962-71.13. Istiantoro YH, setiabudy R. Tuberkulostik dan leprostatik. Dalam : In Ganiswarna SG, Setiabudy R, Suyatna FD, Purwantyastuti & Nafriadi. Farmakologi dan Terapi Ed 4. Jakarta : Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Indonesia. 2007. Hal 613-38.14. Soebono H, suhariyanto B. Pengobatan penyakit kusta. Dalam : Emmy S, Daily S, Menaldi SL, Ismiarto SP, Nilasari H. Kusta edisi ke-2. Jakarta : Balai Penerbit FK UI. 2003. Hal : 66-74.15. Setiabudy, R. Antimikroba lain. Dalam : In Ganiswarna SG, Setiabudy R, Suyatna FD, Purwantyastuti & Nafriadi. Farmakologi dan Terapi Ed 4. Jakarta : Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Indonesia. 2007.16. Fitriani, SD. Viabilitas mycobacterium leprae pada penderita kusta multibasiler yang diobati multi drug therapy (MDT) dibandingkan kombinasi rifampisin, ofloksasin dan klaritromisin. Program Pasca Sarjana Universitas Hassanudin Makassar. 2011.17. Hubaya, K. Pengobatan penderita kusta dengan kombinasi regimen rifampisin-klaritromisin selama 3 bulan di RSUD Tugurejo Semarang. SMF Ilmu kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Tugurejo Semarang. Pertemuan Ilmiah Tahunan X. Marbella Hotel Convention & Spa, Anyer, Banten, PERDOSKI. 2009.18. Rees, RJW, et al. Experimental and clinical studies on rifampicin in treatment of leprosy. British Medical Journal. 1970. Hal : 1 ; 89-92.19. Ashourian N, Cohen PR. Systemic antibacterial agents. Dalam : Wolferton SE. Comprehensive Dermatologic Drug Therapy 2th Ed. 2007. Hal ; 4 :58-64.

20. Astuti, Rahayu, dkk. Metodologi Penelitian Jilid 2 Biostatika dan Manajemen Data. Semarang : Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang. 2012.21. Sostroasmoro, S dan Sofyan ismail. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian. Jakarta : Binarupa Aksara. 1995.22. Notoadmojo, S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. 2002.23. Agusni, I. Dapsone resistance in a mycobacterium leprae isolate with two point mutations in foIP gene from a leprosy patient. Indonesian Journal of Tropical and Infectious Disease. Vol.3 No. 2 April-Juni 2012.24. Maeda,S. Matsuoka, N. Nakata, M. Kai, Y. Maeda, K. Hashimoto, H. Kimura, K. Kobayashi, and Kashiwabara. Multidrug-resistant Mycobacterium leprae from patients with leprosy. Antimicrob. Agen Chemother. 45 : 3635-9. 2011.25. Wahyuni, R. Dinar, A. Iswahjudi et al. Detection of dapsone and rifampicin resistance on M.leprae isolates from east java. The 4th Indonesian Biotechnology Conference. Bogor. 2008. 44