Upload
edward-suryadi
View
48
Download
29
Embed Size (px)
DESCRIPTION
buprenorfin
Citation preview
Buprenorphin
Buprenorfin adalah opioida semisintetik yang berasal dari morfin, alkaloid thebain,
yang merupakan antagonis agonis campuran atau parsial agonis dengan efek
farmakologis sesuai dengan kerja reseptornya, dalam bentuk sediaan tablet atau injeksi.m
Merupakan suatu agonis parsial reseptor μ , merupakan derivat fenantren yang poten dan
sangat lipofilik.i
m = Sujatno, M. 2002. Profil dan Karakteristik Buprenorfin. Jakarta, Indonesia
I = buku UI farmakologi
3.2.1. Farmakodinamik
Buprenorfin menimbulkan analgesia dan efek lain pada SSP seperti morfin. Masa
kerjanya meskipun bervariasi umumnya lebih panjang daripada morfin , karena lambat
dilepaskan dari reseptor μ. Masa paruh disosiasi buprenorfin dari reseptor μ 166 menit
sedangkan fentanil 7 menit.
Tergantung pada dosis, buprenorfin dapat menimbulkan gejala abstinensi pada
pasien yang sedang menggunakan agonis reseptor μ untuk beberapa minggu.
Buprenorfin dapat mengantagonis depresi pernafasan yang ditimbulkan oleh dosis
anestetik fentanil sama baiknya dengan nalokson.
Depresi pernafasan dan efek lain yang ditimbulkan buprenorfin dapat dicegah oleh
penggunaan nalokson sebelumnya , akan tetapi nalokson dosis tinggi pun sulit untuk
mengatasi efek yang sudah ditimbulkan oleh buprenorfin.
Dapus : Farmako UI
3.2.2. Farmakokinetik
Buprenorfin diabsorbsi relatif baik. Buprenorfin 0,4-0,8 mg sublingual
menimbulkan analgesia yang baik pada pasien pasca bedah. Kadar puncak dalam
darah dicapai dalam 5 menit setelah suntikan IM dan dalam 1-2 jam setelah
penggunaan secara oral atau sublingual.
Masa paruh dalam plasma sekitar 3 jam, tetapi tidak / kecil hubungannya dengan
kecepatan hilangnya efek buprenorfin.
Dapus : Farmako UI
3.2.3. Farmakoterapi
Selain sebagai analgesik , buprenorfin juga bermanfaat untuk terapi penunjang
pasien ketergantungan opioid dan pengobatan adiksi heroin. Dosis untuk menimbulkan
analgesia 0,3 mg IM atau IV tiap 6 jam atau 0,4-0,8mg sublingual. Untuk terapi
penunjang pasien ketergantungan opioid dosis 6-8mg kurang lebih sama dengan 60mg
metadon.
- Induksi : Peralihan dari heroin, peralihan dari metadon. Dosis inisial : 2 mgr/hari
dapat dinaikan perhari 2-4 mgr sampai tercapai stabilisasi, maksimum 16 mgr/hari.
- Dosis Harian : 6 – 12 mg/hari dalam kisaran dosis 2 – 16 mgr/hari.
- Detoksifikasi : Pengurangan dosis gradual sampai bebas obat
Dapus : Farmako UI dan Husin, Al Bachri. 2002. Penatalaksanaan Terapi Medik
Ketergantungan Opioida. Jakarta, Indonesia.
3.2.4. Efek Samping
Buprenorfin dapat menimbulkan ketergantungan fisik dengan gejala dan tanda-
tanda putus obat seperti morfin tetapi tidak terlalu berat.
3.2.5. Buprenorfin sebagai Terapi Substitusi Opioid
- Dewasa ini buprenorfin menjadi obat yang paling popular di banyak negara sebagai
terapi rumatan pasien-pasien ketergantungan opioid .
- Buprenorfin dapat diberikan 2 atau 3 kali dalam seminggu karena masa aksinya
yang panjang.
- Karena kemungkinan untuk disalah gunakan , kombinasi formula buprenorfin dan
nalokson juga telah digunakan untuk terapi ketergantungan opioid
- Buprenorfin mengurangi efek agonis opioid dan mengurangi potensi menekan
sentra ppernafasan.
- Gejala-gejala withdrawal mudah dikendalikan
- Bila metadon diberikan secara oral, buprenorfin diberikan secara sublingual.
- Bila tidak hati-hati hak privilage untuk bawa pulang sering disalahgunakan pasien.
- Sampai saat ini , buprenorfin adalah obat satu-satunya yang paling signifikans
untuk adiksi heroin di Indonesia.
( Dapus) Husin, Al Bachri. 2002. Penatalaksanaan Terapi Medik Ketergantungan
Opioida. Jakarta, Indonesia.
Metadon Buprenorfin
Klasifikasi Murni pAg
Substitusi untuk heroin +++ ++
Efek terhadap heroin ++
Dosis tinggi (>60 mgr )
++++
Dosis rendah (>4 mgr)
Withdrawal symptoms +++ ++
Onset of Action 30-60 mnt 30-60 mnt
Puncak efek 3 – 6 jam 1 – 4 jam
Duration of Action 16 – 30 jam >2 -3 hari dengan
dosis tinggi
Metabolisme Hepatik MES +++
dipengaruhi fungsi liver
Hepatik MED & konyungasi,
impact thd liver kurang
Cara pemberian Oral Sublingual
Tabel. Perbedaan buprenorfin dan metadon
(dari sini ke bawah DAPUS dari IZZA)
Pedoman klinis penatalaksanaan ketergantungan heroin dengan buprenorfin.
Memulai terapi buprenorfin , terapi buprenorfin hanya diindikasikan untuk
detoksifikasi dan terapi rumatan pasien dengan ketergantungan opioid.
I. Grade A , level lb
Kontraindikasi Insufisisensi pernafasan penggunaan buprenorfin :
- Siapa saja yang diketahui hipersensitif dan/ atau mengalami efek samping berat
dari paparan buprenorfin sebelumnya tidak dapat diobati dengan buprenorfin.
atau hepatik berat
- Pasien berusia kurang dari 18 tahun
- Alkoholisme akut atau delirium tremens
II. Grade C, level IV