22
15 DAMPAK KEBIJAKAN PROVISI SUMBERDAYA HUTAN DAN DANA REBOISASI TERHADAP KESEJAHTERAAN ( ) Impact of Forest Royalties and Reforestation Fund to the Welfare Erwinsyah , Harianto , Bonar M. Sinaga & Bintang C.H. Simangunsong 1 2 3 4 1 2,3 4 Short term Consultant untuk Bank Dunia, email: [email protected] Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Dramaga-Bogor Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Dramaga-Bogor Diterima 13 Februari 2012, disetujui 7 Juni 2012 Dalam tiga dasawarsa terakhir sektor kehutanan memberikan penerimaan negara, antara lain dari Provisi Sumberdaya Hutan (PSDH) dan Dana Reboisasi (DR). Untuk mengetahui dampak penerapan kebijakan PSDH dan DR terhadap kesejahteraan maka digunakan pendugaan elastisitas penawaran dan permintaan pasar kayu bulat dan pasar kayu olahan, yang digunakan atas dasar penelitian yang dilakukan sebelumnya. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dari tahun 1995 sampai dengan 2009. Hasil penelitian menunjukan bahwa kenaikan PSDH dan DR secara terpisah akan meningkatkan harga kayu bulat, kecuali harga kayu bulat HTI , dan meningkatkan harga produk kayu olahan. Kenaikan PSDH dan DR secara bersamaan akan meningkatkan harga kayu bulat dan kayu olahan. Kenaikan PSDH akan meningkatkan produksi kayu bulat dan kayu olahan, kecuali kayu lapis yang tidak didukung oleh kenaikan harga pasar. Kenaikan DR akan meningkatkan produksi kayu bulat, kecuali dari HTI yang hampir tidak terpengaruh. Kenaikan DR akan meningkatkan produksi kayu gergajian, sedangkan kenaikan PSDH dan DR bersamaan akan meningkatkan produksi kayu bulat hutan alam, HTI perkakas dan HTI , serta kayu gergajian dan . Kenaikan PSDH dan DR akan meningkatkan kesejahteraan produsen serta menurunkan kesejahteraan konsumen kayu bulat. Kata kunci: Kayu bulat, produk kayu, penawaran, permintaan, elastisitas, kesejahteraan. ABSTRACT In the last three decades the forestry sector has given important contribution to the government revenues, among others are recieved from forest royalty (PSDH) and reforestation fund (DR). To determine the impact of implementation of PSDH and DR policy on welfare then elasticity of supply and demand of roundwood market and wood products market were determined, and use from previous study. Data used in this study was time series from year 1995 to year 2009. This study was concluded that increasing PSDH and DR separately will increase the price of roundwood, except the price of pulp wood of HTI, and will increase the price of wood products. An increased DR and PSDH at the sametime will increase the price of roundwood and wood products. Increased PSDH will encourage higher production of roundwood and wood products, except of plywood which was not much influenced by increased market prices. Increased DR will increase roundwood production, except the pulp wood of HTI. Increased DR will increase production of sawn timber. While increased DR and PSDH will simultaneously increase the production of roundwood from natural forest, construction wood and pulp wood from HTI as well as sawntimber and pulp product. Increased PSDH and DR will increase producer welfare and reduce consumer welfare of roundwood. Keywords: Roundwood, wood products, supply, demand, elasticity, welfare. time series pulp pulp pulp pulp ABSTRAK

DAMPAK KEBIJAKAN PROVISI SUMBERDAYA HUTAN DAN …puspijak.org/uploads/kebijakan_2013/Analisis_Kebijakan_10.1.2013-2...15 DAMPAK KEBIJAKAN PROVISI SUMBERDAYA HUTAN DAN DANA REBOISASI

  • Upload
    phamanh

  • View
    245

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DAMPAK KEBIJAKAN PROVISI SUMBERDAYA HUTAN DAN …puspijak.org/uploads/kebijakan_2013/Analisis_Kebijakan_10.1.2013-2...15 DAMPAK KEBIJAKAN PROVISI SUMBERDAYA HUTAN DAN DANA REBOISASI

15

DAMPAK KEBIJAKAN PROVISI SUMBERDAYA HUTAN DANDANA REBOISASI TERHADAP KESEJAHTERAAN

( )Impact of Forest Royalties and Reforestation Fund to the Welfare

Erwinsyah , Harianto , Bonar M. Sinaga & Bintang C.H. Simangunsong1 2 3 4

1

2,3

4

Short term Consultant untuk Bank Dunia, email: [email protected] Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Dramaga-Bogor

Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Dramaga-Bogor

Diterima 13 Februari 2012, disetujui 7 Juni 2012

Dalam tiga dasawarsa terakhir sektor kehutanan memberikan penerimaan negara, antara lain dariProvisi Sumberdaya Hutan (PSDH) dan Dana Reboisasi (DR). Untuk mengetahui dampak penerapankebijakan PSDH dan DR terhadap kesejahteraan maka digunakan pendugaan elastisitas penawaran danpermintaan pasar kayu bulat dan pasar kayu olahan, yang digunakan atas dasar penelitian yang dilakukansebelumnya. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dari tahun 1995 sampaidengan 2009. Hasil penelitian menunjukan bahwa kenaikan PSDH dan DR secara terpisah akanmeningkatkan harga kayu bulat, kecuali harga kayu bulat HTI , dan meningkatkan harga produkkayu olahan. Kenaikan PSDH dan DR secara bersamaan akan meningkatkan harga kayu bulat dan kayuolahan. Kenaikan PSDH akan meningkatkan produksi kayu bulat dan kayu olahan, kecuali kayu lapisyang tidak didukung oleh kenaikan harga pasar. Kenaikan DR akan meningkatkan produksi kayu bulat,kecuali dari HTI yang hampir tidak terpengaruh. Kenaikan DR akan meningkatkan produksi kayugergajian, sedangkan kenaikan PSDH dan DR bersamaan akan meningkatkan produksi kayu bulat hutanalam, HTI perkakas dan HTI , serta kayu gergajian dan . Kenaikan PSDH dan DR akanmeningkatkan kesejahteraan produsen serta menurunkan kesejahteraan konsumen kayu bulat.

Kata kunci: Kayu bulat, produk kayu, penawaran, permintaan, elastisitas, kesejahteraan.

ABSTRACT

In the last three decades the forestry sector has given important contribution to the government revenues,among others are recieved from forest royalty (PSDH) and reforestation fund (DR). To determine the impact ofimplementation of PSDH and DR policy on welfare then elasticity of supply and demand of roundwood marketand wood products market were determined, and use from previous study. Data used in this study was time seriesfrom year 1995 to year 2009. This study was concluded that increasing PSDH and DR separately will increasethe price of roundwood, except the price of pulp wood of HTI, and will increase the price of wood products. Anincreased DR and PSDH at the sametime will increase the price of roundwood and wood products. IncreasedPSDH will encourage higher production of roundwood and wood products, except of plywood which was notmuch influenced by increased market prices. Increased DR will increase roundwood production, except the pulpwood of HTI. Increased DR will increase production of sawn timber. While increased DR and PSDH willsimultaneously increase the production of roundwood from natural forest, construction wood and pulp woodfrom HTI as well as sawntimber and pulp product. Increased PSDH and DR will increase producer welfare andreduce consumer welfare of roundwood.

Keywords: Roundwood, wood products, supply, demand, elasticity, welfare.

time series

pulp

pulp

pulp pulp

ABSTRAK

Page 2: DAMPAK KEBIJAKAN PROVISI SUMBERDAYA HUTAN DAN …puspijak.org/uploads/kebijakan_2013/Analisis_Kebijakan_10.1.2013-2...15 DAMPAK KEBIJAKAN PROVISI SUMBERDAYA HUTAN DAN DANA REBOISASI

16

Jurnal Analisis Kebijakan KehutananVol. 10 No. 1, April 2013 : 15 - 36

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam tiga dasawarsa terakhir sektorkehutanan memberikan kontribusi pentingbagi perekonomian Indonesia. Selama periodetahun 1980-2005, penerimaan dari sektor inimencapai puncaknya pada tahun 1997, sebesarUS$ 6,24 milyar. Kontribusi sektor kehutananterhadap GDP periode tahun 1993-2005berkisar antara 1,7 persen sampai 3,1 persen.Penerimaan dari sektor kehutanan berasal dariIuran Hak Pengusahaan Hutan (IHPH), DanaReboisasi (DJR/DR) dan Provisi SumberdayaHutan (PSDH/IHH). Realisasi penerimaanPNBP dari PSDH dan DR hingga semester Itahun 2009 mencapai Rp 1,1 triliun atau 40persen dari target tahun yang sama (BisnisIndonesia, 2009). Penerimaan negara bukanpajak dari sektor kehutanan pada tahun 2010mencapai Rp 3,1 triliun, dimana dari sektorPSDH dan DR memberikan kontribusisebesar Rp 2,5 triliun. (KementerianKehutanan, 2011).

Provisi Sumberdaya Hutan (PSDH) adalahpungutan ( ) yang dikenakan kepadapemegang izin perusahaan sebagai penggantinilai instrinsik hasil hutan yang dipungut darihutan negara. Kayu bulat yang dikenakanPSDH mencakup kayu bulat yang berasal darihutan alam dan dari hutan tanaman. DanaReboisasi dipungut dari kegiatan eksploitasihutan, yang digunakan untuk reboisasi danrehabilitasi hutan serta kegiatan pendukung-nya, dikenakan kepada pemegang izin usahapemanfaatan hasil hutan kayu pada hutanalam, hasil penebangan ( ) arealhutan alam, hutan tanaman yang dibiayainegara, dari hasil sitaan, dari penjualan tegakandan dari hutan desa. Berdasarkan PeraturanPemerintah Nomor 92 Tahun 1999, besarnyaDR antara US$ 13-16 per m untuk kelompokmeranti dan US$ 10,5-13 per m untukkelompok rimba campuran, tergantungwilayah perusahaan beroperasi.

royalty

land clearing

3

3

USAID dan Bank Dunia mencatat masihintensifnya produksi kayu bulat untuk bahanbaku kayu lapis, kayu gergajian dan pulp.Menurut Simangunsong . (2007) beberapakebijakan pemerintah telah menyebabkanindustri perkayuan tumbuh cepat danmengalami perubahan struktur selama periodetahun 1980-2005 dan terjadi defisit bahan bakuindustri kayu gergajian dan kayu lapis sejaktahun 1997, sementara disisi lain kapasitasterpasang industri terus meningkat.Produksi kayu lapis tahun 2009 sebesar 3 jutam dan produksi kayu gergajian tahun yangsama mencapai 0,7 juta m (KementerianKehutanan, 2010).

Produksi kayu bulat yang berasal darihutan alam pada tahun 2009 kurang dari 5 jutam per tahun, dan dari hutan tanamanberjumlah 22 juta m pada tahun 2008 serta 18juta m pada tahun 2009 (KementerianKehutanan, 2010), dibandingkan produksikayu bulat dari hutan alam periode tahun 1997-2000, lebih dari 10 juta m per tahun, danproduksi kayu bulat dari Hutan TanamanIndustri (HTI) 600 000 m pada tahun 1997 dan11 juta m pada tahun 2006.

Sinaga (1989) menyebutkan intervensikebijakan larangan ekspor kayu bulat periodetahun 1975-1982 telah berdampak kepadaterjadinya penurunan produksi kayu bulat danpenurunan harga kayu bulat domestik. Rusli(1999) menyebutkan adanya keterkaitanpenerapan kebijakan yang memihak ling-kungan di Indonesia dengan pasar kayu lapis,dimana kebijakan ini akan mempengaruhipengurangan produksi kayu bulat danmempengaruhi produksi kayu lapis. Di BaratLaut Pacific Amerika Serikat, peraturankonservasi berdampak kepada penurunanproduksi kayu (Wear dan Park, 1994). Karenakualitas hutan menurun, maka ketersediaansumber bahan baku kayu bulat juga menurun,

et al

pulp

3

3

3

3

3

3

3

3

B. Permasalahan Penelitian

Page 3: DAMPAK KEBIJAKAN PROVISI SUMBERDAYA HUTAN DAN …puspijak.org/uploads/kebijakan_2013/Analisis_Kebijakan_10.1.2013-2...15 DAMPAK KEBIJAKAN PROVISI SUMBERDAYA HUTAN DAN DANA REBOISASI

17

Dampak Kebijakan Provisi Sumberdaya Hutan dan . . .Erwinsyah, Harianto, Bonar M. Sinaga & Bintang C.H. Simangunsong

dan akan berdampak kepada penurunanpenerimaan pemerintah dari PSDH dan DR.

Instrumen pajak akan mempengaruhiperubahan kemiringan ( ) garis anggaran( ) dengan merubah harga yangditerima oleh konsumen (Varian, 1987).Dampak penerapan instrumen pajak per unitdapat dilihat melalui perbedaan pajak yangdibayar konsumen dan produsen (Nicholson,2000). Kehilangan penerimaan produsen dankonsumen akibat kebijakan pajak akanmenjadi penerimaan pemerintah. PSDHadalah pungutan pengganti nilai intrinsik atashasil yang dipungut dari hutan negara. Evaluasidampak kebijakan PSDH dan DR terhadapkesejahteraan dapat dilakukan dengan analisiskesejahteraan. Nicholson (2000) menyebutkanbahwa kesejahteraan akan maksimum padakeseimbangan pasar kompetisi (

). Just . (1982)menyebutkan bahwa surplus konsumen seringdigunakan untuk mengukur kesejahteraankonsumen dan surplus produsen umumdigunakan untuk mengukur kesejahteraanproduser.

Permasalahannya adalah bagaimanaketersediaan kayu bulat dapat mendukungkeberlangsungan industri pengolahan kayuprimer? Dan bagaimana implikasi penerapankebi jakan PSDH dan DR terhadapkesejahteraan produsen dan konsumen?

Tujuan dari penelitian ini adalah untukmenganalisis model permintaan danpenawaran kayu bulat sebagai bahan bakuindustri pengolahan kayu lapis, kayu gergajiandan serta menganalisis dampak kebijakanPSDH dan DR terhadap kesejahteraanprodusen dan konsumen. Ruang lingkuppenelitian dibatasi pada kajian bahan bakukayu bulat dari hutan alam dan hutan tanaman.

slopebudget line

competitivemarket equilibrium et al

pulp

C. Tujuan dan Ruang Lingkup Penelitian

D. Kerangka Teori

Kurva penawaran adalah hubungan antarajumlah barang yang produsen bersediamenjualnya dengan harga tertentu. Kurvapermintaan adalah hubungan antara jumlahbarang yang konsumen bersedia membelidengan harga tertentu (Pindyck andRubenfeld, 2005). Menurut McGuyan andMoyer (1986) faktor yang mempengaruhipermintaan yaitu ketahanan penggunaanbarang, , sebagai bahan bakuproduk lain dan nilai tukar. Harga produkyang memiliki barang substitusi akan lebihelastis. Produk tahan lama ( ) bersifatelastis, dan yang memiliki porsi terbesaranggaran ( ) akan lebih elastis. Dari sisipermintaan, Sinaga (1989) menyebutkanbahwa permintaan kayu bulat dalam negeritergatung harga yang berlaku di pasaran danharga yang berlaku untuk barang sub-stitusinya.

Nicholson (2000) menyebutkan bahwapajak per unit merupakan harga yangdibebankan kepada konsumen dan yangditerima produsen. Kehilangan yang mestinyaditerima konsumen akan menjadi penerimaanpemerintah. Besarnya PSDH adalah 10 persendari harga patokan (APHI, 2005), dikelom-pokkan dalam penerimaan negara bukanpajak. Ginoga . (2001) menyebutkanbahwa potensi penerimaan DR dan PSDH bisalebih besar dari perkiraan KementerianKehutanan.

Simangunsong (2001) menyebutkan modelkeseimbangan parsial perdagangan inter-nasional kayu tropis dapat digunakan untukmempelajari pengaruh liberalisasi perdaganganseperti penghilangan tarif produksi, konsumsi,ekspor, harga dan kesejahteraan. Conrad .(2005) melakukan penelitian yang intensif danmemberikan dampak yang berbeda diIndonesia, dibanding Brazil atau Malaysia, dan

derived demand

durable

budget

et al

et al

Page 4: DAMPAK KEBIJAKAN PROVISI SUMBERDAYA HUTAN DAN …puspijak.org/uploads/kebijakan_2013/Analisis_Kebijakan_10.1.2013-2...15 DAMPAK KEBIJAKAN PROVISI SUMBERDAYA HUTAN DAN DANA REBOISASI

18

disarankan tidak memberlakukan modelkebijakan pajak seragam untuk semua negaraatau semua jenis hutan. Penelitian inimenunjukan berbagai skenario yang bisadilakukan untuk melihat dampaknya terhadappenerapan yang terkait dengan industri kayubulat dan pengolahannya dengan memberikankemungkinan hasil yang berbeda.

Pindyck and Rubinfeld (2005) menyebut-kan bahwa surplus konsumen adalahkeuntungan total atau nilai yang diterimakonsumen atas biaya yang digunakan untukmembeli barang. Surplus produsen adalahkeuntungan total atau penerimaan yangditerima produsen atas biaya yang dikeluarkanuntuk memproduksi barang.

Hutan alam dan Hutan Tanaman Industri(HTI) adalah penyedia utama bahan bakuindustri pengolahan kayu primer, yaituindustri kayu lapis, kayu gergajian dan .Produksi kayu bulat yang berasal dari hutanalam dikelola melalui HPH dengan sistemtebang pilih ( ) dan hutantanaman melalui HTI dengan sistem tebanghabis. Jumlah produksi yang berasal dari hutantanaman akan tergantung kepada luas arealpenebangan. Secara teoritis jumlah penawarankayu bulat akan bergantung kepada produksikayu bulat di dalam negeri, impor kayu bulatdan dikurangi ekspor kayu bulat, sedangkanproduksi kayu bulat akan ditentukan olehharga kayu bulat, dimana apabila harga kayubulat tinggi, maka produksi kayu bulat akanmeningkat.

Estimasi elastisitas penawaran danpermintaan pada pasar kayu bulat dan kayuolahan, yaitu kayu lapis, kayu gergajian dan

pada makalah ini diperoleh dari hasilpenelitian terdahulu. Prosedur simulasi

II. METODE PENELITIAN

A. Kerangka Pemikiran

pulp

selective cutting

pulp

perhitungan kesejahteraan menggunakanmodel

menggunakan programSOLVER yang disediakan Microsoft EXCEL.Kajian penerapan skenario kebijakan PSDHdan DR pada penelitian ini dilakukan melaluisimulasi penerapan 9 (sembilan) skenariokebijakan, dengan kombinasi skenario, yaitu(1) menghapus PSDH dan penerapan DRaktual, (2) penerapan PSDH aktual danmenghapus DR, (3) menghapus PSDH danDR, (4) penerapan PSDH 20 persen dan DRaktual, (5) penerapan PSDH aktual dan DR 20persen, (6) penerapan PSDH 20 persen dan DR20 persen, (7) penerapan PSDH 25 persen damDR altual, (8) penerapan PSDH aktual dan DR25 persen, (9) penerapan PSDH 25 persen danDR 25 persen. Untuk melihat bagaimanapengaruh simulasi, maka hasilnya dibanding-kan dengan dampak penerpan kebijakanPSDH dan DR pada saat ini, sedangkanpengaruh kebijakan PSDH dan DR terhadapkesejahteraan dihitung berdasarkan turunanrumus Marshalian (Simangunsong, 2001),yaitu :

PS = [1/(1+s)] [P S -P S ] …… …… (25)

dimana:PS = Perubahan surplus produsen

s = Elastisitas penawaran terhadap hargaP = Harga awalP = Harga baru (setelah penerapan

kebijakan)S = Kuantitas penawaran awalS = Kuantitas penawaran baru (setelah

penerapan kebijakan)

CS = [1/(1+d)] [P D -P D ] … … … (26)

dimana:CS = Perubahan surplus konsumen.

d = elastisitas permintaan terhadap hargaP = Harga awalP = Harga baru (setelah penerapan

kebijakan)

parsial equilibrium, nonlinear programoptimalization

� ������������

� �� ���������

1 1 0 0

0

1

0

1

1 1 0 0

0

1

Jurnal Analisis Kebijakan KehutananVol. 10 No. 1, April 2013 : 15 - 36

Page 5: DAMPAK KEBIJAKAN PROVISI SUMBERDAYA HUTAN DAN …puspijak.org/uploads/kebijakan_2013/Analisis_Kebijakan_10.1.2013-2...15 DAMPAK KEBIJAKAN PROVISI SUMBERDAYA HUTAN DAN DANA REBOISASI

19

D = Kuantitas permintaan awalD = Kuantitas permintaan baru (setelah

penerapan kebijakan)

Data utama penelitian adalah datasekunder time series tahun 1995 sampai tahun2009, berasal dari statistik Kehutanan Indo-nesia, Badan Pusat Statistik dan laporan

(FAO), sertareferesensi lain.

0

1

B. Sumber dan Jenis Data

FoodAssociation Organization

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Estimimasi Pasar Kayu Bulat danProduk Kayu Primer

Hasil estimasi elastisitas penawaran danpermintaan kayu bulat dan produk kayuprimer (kayu lapis, kayu gergajian dan )diambil dari hasil penelitian penulis sebelum-nya, sebagaimana disajikan pada Tabel 1. Nilaiestimasi elastisitas ini nantinya akan digunakanuntuk penelitian ini.

pulp

Tabel 1. Nilai estimasi elastisitasTable 1. Estimated elasticity value

Sumber ( ): Erwinsyah (2012)Source

Dampak Kebijakan Provisi Sumberdaya Hutan dan . . .Erwinsyah, Harianto, Bonar M. Sinaga & Bintang C.H. Simangunsong

S KBHA (QT1)

D KBHA (QD1)

S KBHTI PKK (QT2)

D KBHTI PKK (QT2)

S KBHTI PULP (QT3)

D KBHTI PULP (QT3)

S Kayu Lapis (QKL)

D Kayu Lapis (Q1)

S Kayu Gergaji (QKG)

D Kayu Gergaji (Q2)

S PULP (QP)

D PULP (Q3)

PersamaanPT1

0,04

-0,002

-0,06

-0,41 0,49

1,95

2,96

3,06

2,31

2,69

-2,46

2,82-0,29

-0,18

-0,08

-0,06 -0,17

1,17

0,23

1,01

-0,11-0,190,05-0,18

1,02

0,70

-0,11*

-0,11*

4,13*

4,13*

4,13*

0,61*

-1,19*

1,28**

1,02*

Pt2 PT3 I1 I2 I3 PQ1 PQ2 PQ3 PL PE QKL QKG QP GDP

Variabel

B. Dampak Kebijakan PSDH dan DRterhadap Produksi dan Harga

Penerapan kebijakan PSDH dan DR akanmempengaruhi tingkat produksi dan harga.Produksi rata-rata kayu bulat dihasilkan darihutan alam, HTI perkakas dan HTI danproduksi kayu lapis, kayu gergajian dandihasilkan oleh industri primer kayu.Pengaruh penerapan skenario kebijakanPSDH dan DR terhadap produksi kayu bulatdan kayu olahan dapat dilihat pada Tabel 2.Adapun pengaruh penerapan skenario

pulppulp

kebijakan PSDH dan DR terhadap harga kayubulat dan kayu olahan dapat dilihat padaTabel 3.

Skenario kebijakan 1 akan menurunkanproduksi kayu bulat dari hutan alam, kayu daribulat HTI perkakas dan kayu bulat dari HTI

, berturut-turut menjadi sebesar27.917.068 m , 5.004.536 m dan 3.121.423 mdengan tingkat harga berturut turut sebesarRp 2.165.728 per m , Rp 319.289 per m danRp 542.130 per m . Produksi kayu gergajiandan juga mengalami penurunan,

pulp

pulp

3 3 3

3 3

3

Page 6: DAMPAK KEBIJAKAN PROVISI SUMBERDAYA HUTAN DAN …puspijak.org/uploads/kebijakan_2013/Analisis_Kebijakan_10.1.2013-2...15 DAMPAK KEBIJAKAN PROVISI SUMBERDAYA HUTAN DAN DANA REBOISASI

20

Jurnal Analisis Kebijakan KehutananVol. 10 No. 1, April 2013 : 15 - 36

sementara kayu lapis relatif stabil. Adapunharga kayu lapis, kayu gergajian danakibat kebijakan ini juga mengalamipenurunan.

Skenario kebijakan 2 akan menurunkanproduksi kayu bulat yang berasal dari hutanalam, kayu bulat HTI perkakas dan kayu bulatHTI . Tingkat harga untuk skenario 2lebih tinggi dibadingkan skenario 1, namunlebih rendah dibandingkan harga keseim-bangan akibat penerapan PSDH dan DR yangberlaku pada saat ini, kecuali untuk kayu bulat

memiliki tingkat harga yang relatif samadengan harga saat ini. Adapun produksi kayugergajian dan pada skenario 2 lebih besardibandingkan dengan produksi pada skenario1, kecuali produksi kayu lapis relatif samadengan skenario 1. Tingkat harga produk kayulapis akibat penerapan kebijakan skenario 2sedikit lebih besar dibandingkan skenario 1,dan sedikit lebih kecil dibandingkan hargayang berlaku di lapangan saat ini, kecuali harga

yang relatif sama.Skenario kebijakan 3 menyebabkan

produksi dan harga kayu bulat hutan alam,kayu bulat HTI perkakas dan kayu bulat HTI

relatif lebih kecil dibandingkan skenario 2dan penerapan PSDH dan DR saat ini.Produksi kayu lapis akibat skenario kebijakan3 relatif sama dengan skenario sebelumnya.

pulp

pulp

pulp

pulp

pulp

pulp

Penerapan skenario 6 menghasilkan pro-duksi kayu gergajian lebih tinggi dibandingkanskenario-skenario sebelumnya, namunproduksi kayu lapis relatif sama. Produksimeningkat dengan skenario 4 atau 6 akibatpenerapan kebijakan PSDH masing-masingsebesar 20 persen. Penerapan kebijakan DRtidak mempengaruhi bahan baku industri ,karena kebijakan DR tidak diterapkan untukHTI . Harga kayu lapis, kayu gergajian dan

akan meningkat pada skenario 6dibandingkan skenario-skenario sebelumnya.Harga kayu bulat hutan alam dan kayu bulatHTI perkakas lebih besar dibandingkan hargapada skenario-skenario sebelumnya, kecualiharga kayu bulat HTI relatif sama padaskenario kebijakan 4 dan 6.

Skenario kebijakan 7 menghasilkan pro-duksi kayu gergajian lebih kecil dibandingskenario 6, tetapi lebih besar dibandingkanskenario sebelumnya, sedangkan produksikayu lapis relatif sama dibandingkan skenario-skenario sebelumnya. Produksi akanmeningkat dengan penerapan skenariokebijakan 7 dan 9. Produksi kayu bulat hutanalam dan HTI akan meningkat akibatpenerapan skenario 6 dan 9. Harga kayu lapis,kayu gergajian, , kayu bulat hutan alamdan HTI perkakas akan meningkat akibatskenario kebijakan 9, kecuali harga kayu bulatHTI .

pulp

pulp

pulppulp

pulp

pulp

pulp

pulp

Page 7: DAMPAK KEBIJAKAN PROVISI SUMBERDAYA HUTAN DAN …puspijak.org/uploads/kebijakan_2013/Analisis_Kebijakan_10.1.2013-2...15 DAMPAK KEBIJAKAN PROVISI SUMBERDAYA HUTAN DAN DANA REBOISASI

21

Pro

duk

si(P

rodu

ctio

n)Sk

enar

io(S

cen

ario

)K

ayu

bu

lat

huta

nal

am(m

3)

Kay

ub

ula

tH

TI

per

kak

as(m

3)

Kay

ub

ula

tH

TI

pulp

(m3)

Kay

ula

pis

(m3)

Kay

uge

rgaj

ian

(m3)

Pul

p(t

on

)

Pen

erap

anP

SDH

dan

DR

Ak

tual

27.9

19.6

875.

005.

272

3.12

2.55

26.

386.

600

5.80

3.86

74.

161.

533

1.P

SDH

=0,

DR

=A

ktu

al27

.917

.068

5.00

4.53

63.

121.

423

6.38

6.60

15.

803.

021

4.16

0.12

12.

PSD

H=

Ak

tual

,D

R=

027

.917

.390

5.00

4.83

23.

122.

552

6.38

6.60

15.

803.

151

4.16

1.53

33.

PSD

H=

0,D

R=

027

.914

.866

5.00

4.11

93.

121.

423

6.38

6.60

15.

802.

341

4.16

0.12

14.

PSD

H=

20%

, DR

=A

ktu

al27

.923

.065

5.00

6.04

43.

123.

717

6.38

6.59

95.

804.

919

4.16

3.05

85.

PSD

H=

Ak

tual

, DR

=20

%27

.923

.304

5.00

6.34

03.

122.

552

6.38

6.59

95.

805.

042

4.16

1.53

36.

PSD

H=

20%

, DR

=20

%27

.926

.804

5.00

7.14

83.

123.

718

6.38

6.59

85.

806.

129

4.16

3.05

97.

PSD

H=

25%

, DR

=A

ktu

al27

.924

.610

5.00

6.43

53.

124.

309

6.38

6.59

95.

805.

412

4.16

3.81

68.

PSD

H=

Ak

tual

, DR

=25

%27

.924

.818

5.00

6.73

03.

122.

552

6.38

6.59

95.

805.

524

4.16

1.53

39.

PSD

H=

25%

, DR

=25

%27

.929

.752

5.00

7.92

93.

124.

310

6.38

6.59

75.

807.

097

4.16

3.81

8

Tab

el2.

Dam

pak

keb

ijak

anP

SDH

dan

DR

terh

adap

pro

duk

sik

ayu

bu

lat

dan

kay

uo

lah

anT

able

2.Im

pact

ofP

SDH

and

DR

poli

cyon

rou

nd

woo

dan

dw

ood

proc

essi

ng

prod

ucti

on

Dampak Kebijakan Provisi Sumberdaya Hutan dan . . .Erwinsyah, Harianto, Bonar M. Sinaga & Bintang C.H. Simangunsong

Page 8: DAMPAK KEBIJAKAN PROVISI SUMBERDAYA HUTAN DAN …puspijak.org/uploads/kebijakan_2013/Analisis_Kebijakan_10.1.2013-2...15 DAMPAK KEBIJAKAN PROVISI SUMBERDAYA HUTAN DAN DANA REBOISASI

22

Tab

el3.

Dam

pak

keb

ijak

anP

SDH

dan

DR

terh

adap

har

gak

ayu

bu

lat

dan

kay

uo

lah

anT

able

3.Im

pact

ofP

SDH

and

DR

poli

cyon

rou

nd

woo

dan

dw

ood

proc

essi

ng

pric

e

Har

ga(P

rice

)Sk

enar

io(S

cen

ario

)K

ayu

bu

lat

hu

tan

alam

(Rp

/m3)

Kay

ub

ula

tH

TI

per

kak

as(R

p/m

3)

Kay

ubu

lat

HT

Ipul

p(R

p/m

3)

Kay

ula

pis

(Rp

/m3)

Kay

uge

rgaj

ian

(Rp

/m3)

Pul

p(R

p/t

on

)

Pen

erap

anP

SDH

dan

DR

Ak

tual

2.17

6.89

931

9.33

154

2.53

14.

381.

415

2.65

6.31

94.

017.

525

1.P

SDH

=0,

DR

=A

ktu

al2.

165.

728

319.

289

542.

130

4.38

1.38

82.

619.

754

4.01

3.63

72.

PSD

H=

Ak

tual

,D

R=

02.

170.

518

319.

305

542.

531

4.38

1.40

02.

632.

507

4.01

7.52

53.

PSD

H=

0,D

R=

02.

159.

710

319.

265

542.

130

4.38

1.37

32.

598.

245

4.01

3.63

84.

PSD

H=

20%

, DR

=A

ktu

al2.

188.

644

319.

375

542.

945

4.38

1.44

32.

696.

870

4.02

1.55

75.

PSD

H=

Ak

tual

, DR

=20

%2.

193.

455

319.

391

542.

531

4.38

1.45

42.

711.

675

4.01

7.52

56.

PSD

H=

20%

, DR

=20

%2.

205.

969

319.

437

542.

945

4.38

1.48

32.

756.

556

4.02

1.56

17.

PSD

H=

25%

, DR

=A

ktu

al2.

194.

617

319.

398

543.

155

4.38

1.45

72.

718.

182

4.02

3.60

48.

PSD

H=

Ak

tual

, DR

=25

%2.

199.

465

319.

413

542.

531

4.38

1.46

52.

733.

213

4.01

7.52

59.

PSD

H=

25%

, DR

=25

%2.

217.

889

319.

482

543.

155

4.38

1.51

12.

803.

513

4.02

3.61

0

Jurnal Analisis Kebijakan KehutananVol. 10 No. 1, April 2013 : 15 - 36

Page 9: DAMPAK KEBIJAKAN PROVISI SUMBERDAYA HUTAN DAN …puspijak.org/uploads/kebijakan_2013/Analisis_Kebijakan_10.1.2013-2...15 DAMPAK KEBIJAKAN PROVISI SUMBERDAYA HUTAN DAN DANA REBOISASI

23

A. Dampak Kebijakan PSDH dan DR

terhadap Perubahan Harga

Penerapan skenario kebijakan PSDH dan

DR akan berdampak kepada perubahan harga

keseimbangan baru pada pasar , kayu

bulat hutan alam, HTI perkakas dan HTI ,

sebagaimana disajikan pada Tabel 4. Penerapan

skenario kebijakan 1, 2 atau 3 akan

mengakibatkan terjadinya penurunan harga

keseimbangan baru dibandingkan penerapan

kebijakan PSDH dan DR saat ini. Penerapan

skenario kebijakan akan menurunkan harga

antara -0,01 persen sampai -0,47 persen.

Penurunan harga tertinggi antara skenario 1

sampai 3 adalah karena penerapan skenario 3.

input

pulp

Dengan turunnya harga kayu bulat karena

skenario kebijakan 1, 2 atau 3, maka per-

usahaan HPH dan HTI akan mengurangi

jumlah produksinya. Penurunan harga kayu

bulat apabila tidak diiringi oleh persediaan

kayu bulat maka bisa menimbulkan kesen-

jangan penawaran dan permintaan industri

perkayuan, sehingga industri pengolahan kayu

akan mengalami persoalan defisit bahan baku

bagi industri perkayuan. Pengaruh penerapan

kebijakan PSDH dan DR pada kayu bulat,

sebagai bahan baku industri kayu lapis, kayu

gergajian dan , pada pasar disajikan

pada Tabel 4.

pulp output

Tabel 4. Dampak skenario kebijakan PSDH dan DR terhadap perubahan harga di pasar danpasar

inputoutput

Table 4. Impact of PSDH and DR policy scenario on price changes at the input and output market

Dampak Kebijakan Provisi Sumberdaya Hutan dan . . .Erwinsyah, Harianto, Bonar M. Sinaga & Bintang C.H. Simangunsong

Perubahan harga (Price changes)

Skenario (Scenario)Hutanalam

HTIperkakas

HTIpulp

Kayulapis

Kayugergajian

Pulp

1.PSDH=0, DR=Aktual -0,27 -0,01 -0,05 0,00 -1,31 -0,10

2.PSDH=Aktual, DR= 0 -0,21 -0,01 0,00 0,00 -1,00 0,00

3. PSDH= 0, DR= 0 -0,47 -0,02 -0,05 0,00 -2,22 -0,10

4. PSDH=20%, DR=Aktual 0,32 0,01 0,05 0,00 1,61 0,11

5. PSDH=Aktual, DR=20% 0,39 0,01 0,00 0,00 1,97 0,00

6. PSDH=20%, DR=20% 0,73 0,03 0,05 0,00 3,77 0,11

7. PSDH=25%, DR=Aktual 0,48 0,02 0,08 0,00 2,42 0,16

8. PSDH=Aktual, DR=25% 0,54 0,02 0,00 0,00 2,78 0,00

9. PSDH=25%, DR=25% 1,03 0,04 0,08 0,00 5,46 0,16

Page 10: DAMPAK KEBIJAKAN PROVISI SUMBERDAYA HUTAN DAN …puspijak.org/uploads/kebijakan_2013/Analisis_Kebijakan_10.1.2013-2...15 DAMPAK KEBIJAKAN PROVISI SUMBERDAYA HUTAN DAN DANA REBOISASI

24

Penerapan skenario 4, 5 atau 6 akibatkebijakan PSDH dan DR yang dikenakan padakayu bulat dari hutan alam, HTI perkakas danHTI akan menyebabkan terjadi kenaikanharga. Skenario kebijakan 6 memberikandampak perubahan harga sebesar 0,73 persen,yang tidak terpengaruh banyak adalahperubahan harga kayu bulat berasal dari HTI

akibat skenario 5.Penerapan PSDH dan DR sebagaimana

skenario 7, 8, atau 9, akan menyebabkankenaikan harga tertinggi akibat skenario 9,sebesar 1,03 persen, terjadi pada kayu bulatyang berasal dari hutan alam. Perubahan hargalainnya relatif sangat kecil, dibawah 0,05persen. Perubahan harga juga sangat kecil padakayu bulat yang berasal dari HTI akibatskenario 8. Perubahan harga pada kayu bulatyang berasal dari hutan alam cukup tinggidibandingkan perubahan harga kayu bulat dariHTI perkakas dan HTI .

Pada penerapan skenario kebijakan 1, 2atau 3, pengaruhnya terhadap perubahan hargaproduk kayu lapis sangat kecil sekali.Penurunan harga keseimbangan tertinggi padaproduk kayu olahan akibat penerapanskenario 1, 2 atau 3, terjadi pada harga kayugergajian, berturut-turut -1,31 persen, -1 persendan -2,22 persen. Perubahan harga akibatskenario kebijakan 1, 2 atau 3 ini sangat keciluntuk produk , berturut-turut -0,10persen, 0,00 persen dan -0,10 persen.

Penerapan skenario 4, 5 atau 6,pengaruhnya terhadap perubahan hargaproduk kayu lapis adalah kecil sekali. Tetapiproduk kayu gergajian mengalami kenaikanharga, berturut-turut sebesar 1,61 persen, 1,97persen dan 3,77 persen. Perubahan hargaakibat penerapan skenario kebijakan 4 dan 6,masing-masing 0,11 persen. Skenariokebijakan 5 memberikan dampak sangat kecilsekali terhadap perubahan harga .

Perubahan harga pada pasar , akibatpenerapan skenario 7, 8 atau 9 kecil sekali

pulp

pulp

pulp

pulp

pulp

pulp

pulpoutput

dampaknya terhadap perubahan harga produkkayu lapis. Pada produk kayu gergajian, terjadiperubahan harga yang lebih besar, lebih dari 5persen akibat penerapan skenario kebijakan 9.

Pada Tabel 5 dapat dilihat bahwapenerapan skenario 1, 2 atau 3 pada kayu bulatyang berasal dari hutan alam akanmenghilangkan biaya PSDH pada skenario 1,menghilangkan biaya DR pada skenario 2 danmenghilangkan biaya PSDH dan DR padaskenario 3, sehingga akan menurunkan tingkatharga. Tambahan kesejahteraan bagi kon-sumen terbesar diperoleh dengan penerapanskenario 3, yaitu penghapusan kewajibanpembayaran PSDH dan DR. Denganpenghapusan kewajiban pembayaran PSDHdan DR maka harga kayu bulat tidak lagidibebani biaya tambahan PSDH dan DRsehingga harga kayu bulat yang dijual kepadakonsumen bisa lebih rendah dan mengurangibiaya tambahan bagi industri primer kayu,baik industri kayu lapis maupun kayugergajian. Sekiranya kebijakan skenario 3 iniditerapkan, maka konsumen mendapatkantambahan surplus sebesar Rp 4,9x10 .Sebaliknya, penerapan skenario kebijakan 3 iniakan menurunkan kesejahteraan produsensebesar Rp -5,06x10 . Walaupun denganpenerapan kebijakan ini kesejahteraankonsumen meningkat, tetapi kesejahteraantotal justru mengalami penurunan sebesarRp -1x10 .

Penerapan PSDH dan DR pada kayu bulatyang berasal dari hutan alam dengan skenario 4yaitu penerapan kebijakan PSDH 20 persen

A.

1.

Dampak PSDH dan DR terhadapPerubahan Kesejahteraan di Pasardan Pasar

Pasar

a. Surplus produsen dan konsumen kayubulat hutan alam

InputOutput

input

12

12

11

Jurnal Analisis Kebijakan KehutananVol. 10 No. 1, April 2013 : 15 - 36

Page 11: DAMPAK KEBIJAKAN PROVISI SUMBERDAYA HUTAN DAN …puspijak.org/uploads/kebijakan_2013/Analisis_Kebijakan_10.1.2013-2...15 DAMPAK KEBIJAKAN PROVISI SUMBERDAYA HUTAN DAN DANA REBOISASI

25

dan penerapan kebijakan DR aktual sebagai-mana berlaku, serta skenario 5 yaitu penerapankebijakan PSDH aktual sebagaimana berlakudan penerapan kebijakan DR sebesar 20persen, atau skenario 6 yaitu penerapankebijakan PSDH dan DR masing-masingsebesar 20 persen, maka masing-masingskenario 4, 5 atau 6 akan meningkatkan hargabaru sehingga produsen akan meningkatkanproduksi kayu bulat. Dampak dari penerapankebijakan ini, maka akan memberikantambahan kesejahteraan total, terbesar akibatpenerapan skenario 6, sebesar Rp 2,1x10

Penerapan skenario kebijakan 4, 5 atau 6akan meningkatkan kesejahteraan produsen,masing-masing sebesar Rp 3,4x10 , Rp4,7x10 , atau Rp 8,4x10 . Namun penerapanskenario 4, 5 atau 6 akan menurunkankesejahteraan konsumen, masing-masingsebesar Rp -3x10 , Rp -4x10 dan Rp -8x10 ,karena beban PSDH dan DR dibebankan keharga kayu bulat. Penurunan terbesarkesejahteraan konsumen yaitu karenapenerapan skenario 6. Penerapan skenario 4, 5atau 6 akan memberikan tambahankesejahteraan total.

Penerapan kebijakan PSDH dan DRterhadap kayu bulat yang berasal dari hutanalam dengan skenario 7, yaitu penerapankebijakan PSDH 25 persen dan penerapankebijakan DR aktual sebagaimana berlaku,serta skenario 8 yaitu penerapan kebijakanPSDH aktual sebagaimana berlaku danpenerapan kebijakan DR sebesar 25 persen,atau skenario 9, yaitu penerapan kebijakanPSDH sebesar 25 persen dan penerapankebijakan DR sebesar 25 persen, masing-masing akan berdampak kepada peningkatanharga bahan baku kayu bulat. Peningkatanharga kayu bulat akan memberikan tambahankesejahteraan total. Dan kesejahteraan totalterbesar yaitu karena penerapan kebijakanskenario 9, sebesar Rp 3x10 . Penerapanskenario 7 atau 8 kesejahteran total juga

11

12

12 12

12 12 12

11

bertambah, hanya nilainya lebih kecil.Penerapan skenario 7, 8 atau 9 akanmeningkatkan kesejahteraan produsenberturut-turut menjadi sebesar Rp 5,1x10 , Rp6,5x10 , atau Rp 11,6x10 . Namun penerapanskenario kebijakan ini akan menurunkankesejahteraan konsumen, berturut-turutuntuk skenario 7, 8 atau 9, sebesar Rp -4,98x10 , Rp -6,3x10 dan Rp -11,3x10 , danpenurunan terbesar yaitu dengan penerapanskenario 9.

Penerapan skenario kebijakan 7, 8 dan 9akan membebani konsumen lebih besar akibatbeban PSDH dan DR yang dikenakan kepadaharga bahan baku kayu bulat, sehingga hargakayu bulat menjadi lebih tinggi.

Apabila skenario 1, 2 atau 3 diterapkan,maka harga kayu bulat akan turun sehinggaakan menurunkan kesejahteran produsen danmeningkatkan kesejahteraan konsumen kayubulat HTI perkakas. Tambahan kesejahteraankonsumen terbesar yaitu dengan penerapanskenario 3, yaitu apabila kewajiban PSDH danDR dihapuskan. Dengan penghapusankewajiban pembayaran PSDH dan DR makaharga kayu bulat dari HTI perkakas tidakdibebani oleh biaya tambahan pembayaranPSDH sehingga bisa lebih murah danmenguntungkan bagi industri kayu lapis dankayu gergajian yang menggunakan kayu bulatdari HTI perkakas. Sekiranya skenario 3 iniditerapkan, maka konsumen akan menerimatambahan surplus sebesar Rp 8,9x10 .Penerapan skenario 3 akan menurunkankesejahteraan produsen sebesar Rp-8x10 .Walaupun kesejahteraan konsumen meng-alami peningkatan, tetapi kesejahteraan totalakan turun, sebesar Rp -2x10 .

Apabila skenario 4, 5 atau 6 diterapkanpada pasar kayu bulat yang berasal dari HTIperkakas, maka akan terjadi peningkatan harga

12

12 12

12 12 12

9

9

6

b. Surplus produsen dan konsumen kayubulat HTI perkakas

Dampak Kebijakan Provisi Sumberdaya Hutan dan . . .Erwinsyah, Harianto, Bonar M. Sinaga & Bintang C.H. Simangunsong

Page 12: DAMPAK KEBIJAKAN PROVISI SUMBERDAYA HUTAN DAN …puspijak.org/uploads/kebijakan_2013/Analisis_Kebijakan_10.1.2013-2...15 DAMPAK KEBIJAKAN PROVISI SUMBERDAYA HUTAN DAN DANA REBOISASI

26

kayu bulat HTI perkakas sehingga akanmeningkatkan kesejahteraan produsen.Tambahan kesejahteraan terbesar produsenyaitu dengan penerapan skenario 6, yaitupenerapan PSDH dan DR masing-masingsebesar 20 persen. Dengan penerapan skenario4, 5 atau 6, yaitu penerapan PSDH sebesar 20persen, dan penerapan DR sebesar nilai aktualatau 20 persen, maka tambahan biaya akandibebankan kepada kayu bulat yang berasaldari HTI perkakas yang akan dijual kepadakonsumen.

Sekiranya skenario kebijakan 6 iniditerapkan, maka akan terjadi kenaikantingkat harga kayu bulat sehingga produsenakan menerima tambahan surplus sebesar Rp1,496x10 . Sebaliknya akibat kenaikan tingkatharga, maka skenario kebijakan 6 ini akanmenurunkan kesejahteraan konsumen sebesarRp 1,495x10 . Dengan penerapan skenario 4, 5atau 6, maka akan memberikan tambahankesejahteraan produsen. Namun penerapanskenario kebijakan 4, 5 atau 6 hanya mem-berikan tambahan kesejahteraan total kecilsekali, masing-masing hanya sebesar Rp 1 juta,Rp 2 juta dan Rp 7 juta saja.

Apabila skenario 7, 8 atau 9 diterapkanpada kayu bulat dari HTI perkakas, maka akanterjadi peningkatan harga jual kayu bulat,sehingga produsen akan meningkatkanproduksinya dan kesejahteraan produsen.Tambahan kesejahteraan produsen kayu bulatHTI perkakas akan lebih besar dibandingkankesejahteraan produsen akibat penerapanskenario kebijakan 4, 5 atau 6. Selanjutnyatambahan kesejahteraan produsen terbesaryaitu pada skenario 9, penerapan PSDH padaHTI perkakas sebesar 25 persen. Denganpenerapan PSDH ini, harga akan dibebankan

10

10

kepada kayu bulat HTI perkakas. Denganpenerapan skenario kebijakan 9, produsenakan menerima tambahan surplus Rp2,142x10 , dan menurunkan kesejahteraankonsumen Rp-2,141x10 . Dengan penerapanskenario 7, 8 atau 9, kesejahteraan total akanmeningkat sebesar Rp 2 juta, Rp 4 juta atau Rp13 juta saja.

Penerapan skenario 1, 2 atau 3 pada kayubulat dari HTI akan menyebabkanpenurunan tingkat harga sehingga produsenakan mengurangi produksinya.Tambahansurplus hanya diterima oleh konsumen denganpenerapan skenario kebijakan 2, sebesar Rp3,4x10 . Penerapan skenario 2 akanmenurunkan kesejahteraan produsen sebesarRp -3,5x10 . Penerapan skenario 1, 2 atau 3akan memberikan dampak penurunankesejahteraan total berturut-turut, masing-masing sebesar Rp -5,5x10 , Rp -4,3x10 atauRp -5,4x10 .

Apabila skenario 4, 5 atau 6 diterapkanpada kayu bulat berasal dari HTI , makatambahan surplus terjadi akibat penerapanskenario kebijakan 4 atau 6, masing-masingpenerapan kebijakan PSDH pada kayu bulatHTI sebesar 20 persen. Penerapanskenario kebijakan 4 atau 6 menghasilkanpeningkatan kesejahteraan relatif sama untukprodusen dan konsumen, sebesar Rp 2,8x10dengan peningkatan kesejahteraan total yangrelatif sama, sebesar Rp 5,6x10 . Perubahahankesejahteran di pasar dapat dilihat padaTabel 5.

10

10

1 2

12

10 10

10

10

10

c. Surplus produsen dan konsumen kayubulat HTI pulp

pulp

pulp

pulp

input

Jurnal Analisis Kebijakan KehutananVol. 10 No. 1, April 2013 : 15 - 36

Page 13: DAMPAK KEBIJAKAN PROVISI SUMBERDAYA HUTAN DAN …puspijak.org/uploads/kebijakan_2013/Analisis_Kebijakan_10.1.2013-2...15 DAMPAK KEBIJAKAN PROVISI SUMBERDAYA HUTAN DAN DANA REBOISASI

27

Tab

el5.

Per

ub

ahan

kes

ejah

tera

andi

pas

arin

put

Tab

le5.

Wel

fare

chan

ges

atin

put

mar

ket

Dampak Kebijakan Provisi Sumberdaya Hutan dan . . .Erwinsyah, Harianto, Bonar M. Sinaga & Bintang C.H. Simangunsong

Hut

anal

am

(Nat

ural

fore

st)

HT

Ip

erk

akas

(Pla

nta

tion

fore

stfo

rco

nst

ruct

ion

woo

d)

HT

Ipu

lp

(Pla

nta

tion

fore

stfo

rpu

lp)

Sken

ario

(Sce

nar

io)

Surp

lus

prod

usen

Surp

lus

kon

sum

enSu

rplu

sto

tal

Surp

lus

prod

usen

Surp

lus

kon

sum

enSu

rplu

sto

tal

Surp

lus

prod

usen

Surp

lus

kon

sum

enSu

rplu

sto

tal

1.P

SDH

=0,

DR

=A

ktu

al-3

.263

.556

3.18

4.23

4-7

9.32

2-5

.784

5.78

3-1

-27.

439

-27.

452

-54.

891

2.P

SDH

=A

ktu

al,

DR

=0

-1.8

77.6

951.

833.

246

-44.

449

-3.4

123.

411

0-3

.537

.024

3.49

3.69

0-4

3.33

4

3.P

SDH

=0,

DR

=0

-5.0

60.0

684.

934.

404

-125

.664

-8.9

758.

972

-2-2

7.42

4-2

7.43

8-5

4.86

3

4.P

SDH

=20

%, D

R=

Ak

tual

3.39

7.03

4-3

.315

.652

81.3

826.

104

-6.1

031

28.2

3028

.244

56.4

74

5.P

SDH

=A

ktu

al,

DR

=20

%4.

726.

464

-4.6

09.9

2611

6.53

88.

539

-8.5

362

00

0

6.P

SDH

=20

%, D

R=

20%

8.36

3.95

7-8

.149

.036

214.

921

14.9

60-1

4.95

37

28.2

5628

.271

56.5

27

7.P

SDH

=25

%, D

R=

Ak

tual

5.10

6.34

8-4

.981

.091

125.

257

9.22

8-9

.225

242

.599

42.6

3285

.231

8.P

SDH

=A

ktu

al, D

R=

25%

6.45

1.14

6-6

.288

.680

162.

465

11.6

57-1

1.65

24

00

0

9.P

SDH

=25

%, D

R=

25%

11.5

68.8

33-1

1.26

1.22

730

7.60

721

.423

-21.

410

1342

.651

42.6

8585

.336

Page 14: DAMPAK KEBIJAKAN PROVISI SUMBERDAYA HUTAN DAN …puspijak.org/uploads/kebijakan_2013/Analisis_Kebijakan_10.1.2013-2...15 DAMPAK KEBIJAKAN PROVISI SUMBERDAYA HUTAN DAN DANA REBOISASI

28

Apabila skenario 7, 8 atau 9 diterapkankayu bulat dari HTI , maka tambahansurplus akan terjadi dengan penerapanskenario 7 dan 9, yaitu penerapan kebijakanPSDH sebesar 25 persen. Penerapan skenario 7dan 9 memberikan peningkatan kesejahteraanhampir sama bagi produsen dan konsumen,yaitu sebesar Rp 4,2x10 , dengan peningkatankesejahteraan total, sebesar Rp 8,5x10 .

Penerapan PSDH dan DR akanmengakibatkan tingkat harga kayu bulatmeningkat sehingga produsen akanmeningkatkan produksinya. Dampakpenerapan skenario kebijakan PSDH dan DRpada pasar , yaitu kayu lapis, kayugergajian dan dapat dilihat pada Tabel 6.

Dampak penerapan skenario kebijakan 1, 2atau 3 terhadap kayu bulat dari hutan alam danHTI perkakas akan meningkatkan harga kayubulat sehingga meningkatkan produksi kayubulat oleh produsen. Peningkatan produksikayu bulat akan menurunkan kesejahteraantotal pasar kayu lapis, berturut-turutsebesar Rp -1,2x10 , Rp -7,8x10 dan Rp -1,9x10 . Kesejahteraan total mengalamipenurunan terbesar akibat skenario 3 yaitumenghapus PSDH dan DR, dan penurunanterkecil pada skenario 2 yaitu penerapanPSDH aktual dan penghapusan DR. Pada pasar

, industri kayu lapis akan bertindaksebagai produsen. Pembeli atau penggunaproduk kayu lapis akan bertindak sebagaikonsumen. Penerapan skenario ini akanmenambah kesejahteraan produsen, yaituindustri kayu lapis dan menurunkankesejahteraan konsumen kayu lapis.

Penerapan skenario kebijakan 4, 5 atau 6pada kayu bulat dari hutan alam dan HTIperkakas akan meningkatkan harga kayu bulat

pulp

outputpulp

output

output

10

10

9 8

9

2.

a.

Pasar o

Surplus produsen dan konsumen kayulapis

utput

sehingga produsen kayu bulat akanmeningkatkan pasokan untuk bahan bakuindustri pengolahan kayu. Kondisi ini akanmenambah kesejahteraan total yaitu Rp1,3x10 , Rp 1,7x10 dan Rp 3,1x10 . Penerapanskenario kebijakan 4, 5 atau 6 menambahkesejahteraan industri kayu lapis danmenurunkan kesejahteraan konsumen kayulapis.

Penerapan skenario kebijakan 7, 8 atau 9pada kayu bulat dari hutan alam dan HTIperkakas akan menaikan harga kayu bulatsehingga produsen meningkatkan pro-duksinya. Penerapan skenario ini menambahkesejahteraan total Rp 1,9x10 , Rp 2,3x10 danRp 4,3x10 . Skenario kebijakan 7, 8 atau 9 akanmenambah kesejahteraan industri kayu lapis.

Penerapan skenario kebijakan 1, 2 atau 3atas kayu bulat hutan alam dan HTI perkakasakan menurunkan harga kayu bulat.Penerapan skenario kebijakan akan mening-katkan kesejahteraan total Rp 6,0x10 , Rp1,9x10 dan Rp 13,8x10 . Kesejahteraan totalterbesar yaitu pada penerapan skenariokebijakan 3, dan terkecil pada penerapanskenario kebijakan 2.

Pada pasar , industri kayu gergajianbertindak sebagai produsen dan pembeli kayugergajian bertindak sebagai konsumen.Penerapan skenario kebjakan 1, 2 atau 3 akanmenambah kesejahteraan konsumen kayugergajian, berturut-turut Rp 2,424x10 , Rp1,656x10 dan Rp 3,927x10 dan menurunkankesejahteraan industri kayu gergajian, Rp -2,417x10 , Rp -1,654x10 dan sebesar Rp3,913x10 .

Penerapan skenario kebijakan 4, 5 atau 6pada kayu bulat yang berasal dari hutan alamdan HTI perkakas akan menaikkan harga kayubulat, serta meningkatkan kesejahteraan total,berturut-turut sebesar Rp 3,04x10 , Rp 6,3x10

9 9 9

9 9

9

9

9 9

12

12 12

12 12

9

9 9

B. Surplus produsen dan konsumen kayugergajian

output

Jurnal Analisis Kebijakan KehutananVol. 10 No. 1, April 2013 : 15 - 36

Page 15: DAMPAK KEBIJAKAN PROVISI SUMBERDAYA HUTAN DAN …puspijak.org/uploads/kebijakan_2013/Analisis_Kebijakan_10.1.2013-2...15 DAMPAK KEBIJAKAN PROVISI SUMBERDAYA HUTAN DAN DANA REBOISASI

dan Rp 2,0x10 . Penerapan skenario kebijak-an 4, 5 atau 6 akan menambah kesejahteraanindustri kayu gergajian, berturut-turutmenjadi sebesar Rp 2,693x10 , Rp 3,596x10dan Rp 6,556x10 , dan menurunkan kesejah-teraan pembeli kayu gergajian, berturut-turutsebesar Rp -2,690x10 , dan sebesar Rp -3,590x10 , serta Rp 6,556x10 .

Penerapan skenario 7, 8 dan 9 pada kayubulat yang berasal dari hutan alam dan hutantanaman akan meningkatkan harga kayu bulatsebagai bahan baku kayu gergajian. Pening-katan kesejahteraan total kayu gergajian ber-turut-turut sebesar Rp 7,05x10 , Rp 1,19x10dan Rp 4,05x10 . Kesejahteraan total terbesaryaitu pada penerapan skenario 9 yaitukebijakan penerapan PSDH dan DR masing-masing 25 persen. Penerapan skenariokebijakan 7, 8 atau 9 ini akan menambahkesejahteraan produsen yaitu industri kayugergajian, berturut-turut Rp 4,1x10 , Rp5,01x10 dan Rp 9,64x10 dan menurunkankesejahteraan konsumen yaitu pembeli atau

10

12 12

12

12

12 12

9 10

10

12

12 12

pengguna kayu gergajian, berturut-turutmasing-masing sebesar Rp -4,0x10 , serta Rp -5,0x10 dan Rp -9,60x10 .

Penerapan skenario 1 atau 3 pada kayubulat yang berasal dari Hutan TanamanIndustri (HTI) akan menurunkan hargakayu bulat. Penerapan skenario ini akanmenurunkan kesejahteraan total, masing-masing Rp -1,0x10 . Penerapan skenariokebijakan 2 relatif tidak memberikanperubahan terhadap kesejahteraan produsendan konsumen.

Pada pasar , industri akanbertindak sebagai produsen dan pembeliproduk akan bertindak sebagaikonsumen. Penerapan kebijakan skenario 1atau 3 akan meningkatkan kesejahteraan kon-sumen, berturut-turut yaitu Rp 1,9018x10dan Rp1,9013x10 , dan menurunkan kesejah-teraan produsen yaitu industri , berturut-turut sebesar Rp -2,919x10 dan Rp -2,918x10 .

12

12 12

11

11

11

11 11

c. Surplus produsen dan konsumen pulp

pulp

output pulp

pulp

pulp

29

Dampak Kebijakan Provisi Sumberdaya Hutan dan . . .Erwinsyah, Harianto, Bonar M. Sinaga & Bintang C.H. Simangunsong

Page 16: DAMPAK KEBIJAKAN PROVISI SUMBERDAYA HUTAN DAN …puspijak.org/uploads/kebijakan_2013/Analisis_Kebijakan_10.1.2013-2...15 DAMPAK KEBIJAKAN PROVISI SUMBERDAYA HUTAN DAN DANA REBOISASI

Tab

el6.

Per

ub

ahan

kes

ejah

tera

andi

pas

arou

tput

Tab

le6.

Wel

fare

chan

ges

atou

tput

mar

ket

30

Jurnal Analisis Kebijakan KehutananVol. 10 No. 1, April 2013 : 15 - 36

Kay

uL

apis

(Ply

woo

d)K

ayu

Ger

gaji

an(S

awn

tim

ber)

Pul

pSk

enar

io

(Sce

nar

io)

Surp

lus

prod

usen

Surp

lus

kon

sum

enSu

rplu

sto

tal

Surp

lus

prod

usen

Surp

lus

kon

sum

enSu

rplu

sto

tal

Surp

lus

prod

usen

Surp

lus

kon

sum

enSu

rplu

sto

tal

1.P

SDH

=0,

DR

=A

ktu

al-1

.636

398

-1.2

38-2

.417

.759

2.42

3.82

46.

065

-291

.942

190.

182

-101

.760

2.P

SDH

=A

ktu

al, D

R=

0-1

.025

239

-786

-1.6

54.8

921.

656.

794

1.90

20

00

3.P

SDH

=0,

DR

=0

-2.6

1262

6-1

.986

-3.9

13.7

433.

927.

546

13.8

03-2

91.8

4919

0.13

1-1

01.7

18

4.P

SDH

=20

%, D

R=

Ak

tual

1.71

7-4

131.

303

2.69

3.63

5-2

.690

.599

3.03

630

1.98

1-1

96.6

5210

5.32

9

5.P

SDH

=A

ktu

al, D

R=

20%

2.31

5-5

691.

746

3.59

6.59

5-3

.590

.247

6.34

70

00

6.P

SDH

=20

%, D

R=

20%

4.10

3-9

993.

104

6.55

6.06

4-6

.535

.675

20.3

8930

2.21

1-1

96.7

9510

5.41

6

7.P

SDH

=25

%, D

R=

Ak

tual

2.57

9-6

211.

958

4.10

5.40

6-4

.098

.355

7.05

145

5.53

9-2

96.5

2715

9.01

2

8.P

SDH

=A

ktu

al, D

R=

25%

3.17

1-7

752.

396

5.01

4.62

7-5

.002

.671

11.9

550

00

9.P

SDH

=25

%, D

R=

25%

5.77

6-1

.401

4.37

59.

647.

128

-9.6

06.5

5540

.573

455.

992

-296

.807

159.

185

Page 17: DAMPAK KEBIJAKAN PROVISI SUMBERDAYA HUTAN DAN …puspijak.org/uploads/kebijakan_2013/Analisis_Kebijakan_10.1.2013-2...15 DAMPAK KEBIJAKAN PROVISI SUMBERDAYA HUTAN DAN DANA REBOISASI

Penerapan skenario 4 atau 6 pada kayubulat yang berasal dari HTI akanmeningkatkan kesejahteraan total padaindustri berturut-turut sebesar Rp1,053x10 atau Rp 1,054x10 . Kesejahteraantotal terbesar yaitu pada penerapan skenario 6,yaitu kebijakan penerapan PSDH dan DRmasing-masing 20 persen. Skenario kebijakan 5tidak memberikan perubahan kesejahteraanberarti kepada konsumen maupun produsen.Penerapan skenario kebijakan 4, atau 6 padakayu bulat yang berasal dari HTI akanmeningkatkan kesejahteraan perusahaan HTI

, berturut-turut sebesar Rp 3,01x10 danRp 3,02x10 dan menurunkan kesejahteraankonsumen, yaitu pembeli atau pengguna kayugergajian, berturut-turut sebesar Rp -1,967x10 dan Rp -1,968x10 .

Penerapan skenario kebijakan 7 atau 9 padakayu bulat yang berasal dari HTI akanmeningkatkan harga kayu bulat. Peningkatanharga ini akan mendorong peningkatanproduksi kayu bulat. Perubahan kesejahteraantotal berturut-turut masing-masing Rp1,590x10 dan Rp 1,5x10 . Penerapan skenariokebijakan 8 tidak memberikan dampak berartiterhadap perubahan kesejahteraan konsumenmaupun produsen. Penerapan skenariokebijakan 7 atau 9 akan memberikan dampakterhadap penurunan kesejahteraan konsumenyaitu pembeli atau pengguna kayu gergajian,berturut-turut masing-masing sebesar Rp -2,965x10 , dan Rp -2,968x10 .

Penelitian penerapan Provisi SumberdayaHutan (PSDH) didasarkan datatahun 1995 sampai tahun 2009. Nilai PSDHrentang waktu tersebut adalah sebesar 6 persendan 10 persen dari harga kayu bulat. PenerapanDana Reboisasi (DR) dilakukan pada rentangwaktu yang sama, bervariasi setiap tahunnya,dihitung dalam mata uang US$ per m , dengan

pulp

pulp

pulp

pulp

pulp

time series

11 11

11

12

11 11

11 11

11 11

3

A. Dampak Kebijakan PSDH dan DRterhadap Perubahan Kesejahteraan

nilai rata-rata sebesar 15 persen dari harga kayubulat.

Dampak simulasi penerapan kebijakanPSDH dan DR meliputi 9 kemungkinanskenario, dan hasilnya simulasi ini kemudiandibandingkan dengan penerapan PSDH danDR yang berlaku saat ini sebagai pembanding( ). Penerapan skenario kebijakanPSDH diterapkan atas kayu bulat dari hutanalam serta kayu bulat dari HTI dan HTIperkakas. Hasil simulasi berbagai skenariokebijakan dan dampaknya terhadap perubahankesejahteraan produsen, konsumen dankesejahteraan total dapat dilihat pada Tabel 7.

Penerapan skenario PSDH dan DRdikenakan kayu bulat dari hutan alam, yanghasilnya akan berdampak kepada persamaanpenawaran dan permintaan kayu bulat darihutan alam. Pengenaan PSDH akanmenggerakan persamaan penawaran danpermintaan kayu bulat HTI perkakas dan HTI

.

baseline

pulp

pulp

31

Dampak Kebijakan Provisi Sumberdaya Hutan dan . . .Erwinsyah, Harianto, Bonar M. Sinaga & Bintang C.H. Simangunsong

Skenario 1: Menghapus PSDH danpenerapan DR aktual

Sekiranya pemerintah memberlakukanpenerapan kebijakan Dana Reboisasi tehadapproduk kayu bulat yang berasal dari hutanalam seperti saat ini, tetapi saat yang samapemerintah menghapus PSDH terhadapproduk kayu bulat yang diproduksi dari hutanalam dan produk kayu bulat yang dihasilkandari HTI perkakas dan HTI , makakebijakan ini akan meningkatkan harga kayubulat yang berasal dari hutan alam.

Dengan peningkatan harga kayu bulatyang berasal dari hutan alam, maka perusahaanpengelola kayu bulat dari hutan alam (HPH)akan berusaha meningkatkan penawaran kayubulat. Dengan elastisitas harga penawarankayu bulat hutan alam sebesar 0,04, danelastisitas harga permintaan kayu bulat hutanalam sebesar -0,11, maka kebijakan ini akanmengurangi kesejahteraan total yang mestinya

pulp

Page 18: DAMPAK KEBIJAKAN PROVISI SUMBERDAYA HUTAN DAN …puspijak.org/uploads/kebijakan_2013/Analisis_Kebijakan_10.1.2013-2...15 DAMPAK KEBIJAKAN PROVISI SUMBERDAYA HUTAN DAN DANA REBOISASI

Tabel 7. Dampak skenario kebijakan PSDH dan DR terhadap perubahan kesejahteraanTable 7. Impact of PSDH and DR policy scenario on welfare changes

32

Jurnal Analisis Kebijakan KehutananVol. 10 No. 1, April 2013 : 15 - 36

Perubahan k esejahteraan (Rp juta)(Welfare changes in million rupiah )Skenario

(Scenario)Produsen Konsumen Total

1. PSDH=0, DR=Aktual -6.008.115 5.776.968 -231.147

2. PSDH=Aktual, DR= 0 -3.537.024 3.493.690 -43.334

3. PSDH= 0, DR= 0 -9.304.672 9.034.241 -270.431

4. PSDH=20%, DR=Aktual 6.428.701 -6.181.175 247.526

5. PSDH=Aktual, DR=20% 8.333.913 -8.209.279 124.634

6. PSDH=20%, DR=20% 15.269.550 -14.869.187 400.363

7. PSDH=25%, DR=Aktual 9.721.698 -9.343.187 378.511

8. PSDH=Aktual, DR=25% 11.480.600 -11.303.779 176.821

9. PSDH=25%, DR=25% 21.741.805 -21.144.716 597.089

diterima oleh produsen dan konsumen sebesarRp -2,3x10 , mengurangi surplus yangmestinya diterima produsen sebesar Rp -6,0x10 . Kebijakan ini akan memberitambahan surplus kepada konsumen sebesarRp 5,7x10 . Pada penerapan skenario 1,menghapus Provisi Sumberdaya Hutan danmenerapkan kewajiban pembayaran DanaReboisasi seperti saat ini akan berdampakkepada penambahan kesejahteraan konsumen,dan mengurangi kesejahteraan produsen.

Apabila pungutan DR terhadap kayu bulatdari hutan alam dihilangkan, tetapi tetapmenerapkan kebijakan PSDH aktualsebagaimana berlaku saat ini, maka kebijakanini akan menurunkan tingkat harga kayu bulatyang berasal dari hutan alam, karena hilangnyabeban kewajiban pembayaran DR. PSDHmasih berlaku dan tidak mengalamiperubahan.

Dengan penurunan harga kayu bulat yangberasal dari hutan alam, maka konsumen akanmendapatkan keuntungan karena harga kayu

11

12

12

Skenario 2: Penerapan PSDH aktual danmenghapus DR

yang dijual di pasaran akan menjadi lebihmurah. Dengan harga kayu bulat hutan alamyang lebih murah maka konsumen bisamembeli dengan jumlah yang lebih besar.Sebaliknya, dengan penurunan harga kayubulat yang berasal dari hutan alam, makaprodusen akan mengurangi kuantitaspenawaran kayu bulat di pasaran sehinggakesejahteraan produsen menjadi berkurang.

Kesejahteraan total yang diterima bersama-sama oleh produsen dan konsumen akan turunsebesar Rp -4,3x10 , dimana dari jumlah iniprodusen mengalami penurunan surplussebesar Rp -3,5x10 , dan sebaliknya konsumenakan mendapatkan tambahan kesejahteraan,sebesar Rp 3,5x10 . Penerapan skenario 2,berdampak pada terjadinya penurunankesejahteraan total.

Penerapan skenario kebijakan 3,menghapus PSDH dan DR akan berdampakkepada penurunan harga kayu bulat dari hutanalam, HTI perkakas maupun HTI .Dengan penurunan harga tersebut makaindustri kayu lapis, kayu gergajian dan

10

12

12

Skenario 3: Menghapus PSDH dan DR

pulp

pulp

Page 19: DAMPAK KEBIJAKAN PROVISI SUMBERDAYA HUTAN DAN …puspijak.org/uploads/kebijakan_2013/Analisis_Kebijakan_10.1.2013-2...15 DAMPAK KEBIJAKAN PROVISI SUMBERDAYA HUTAN DAN DANA REBOISASI

33

Dampak Kebijakan Provisi Sumberdaya Hutan dan . . .Erwinsyah, Harianto, Bonar M. Sinaga & Bintang C.H. Simangunsong

akan membeli bahan baku kayu bulat denganjumlah yang lebih besar , sehinggakesejahteraan konsumen akan bertambah.Sebaliknya dengan penurunan harga kayubulat tersebut produsen kayu bulat, yaituperusahaan HPH dan HTI akan mengurangipenawaran bahan baku akibat turunnya harga,sehingga kesejahteraan produsen berkurang.

Penerapan skenario kebijakan ini akanmemberikan tambahan kesejahteraankonsumen sebesar Rp 9,3x10 , tetapi akanmengurangi kesejahteraan produsen sebesarRp -9,0x10 , dan akan mengakibatkankesejahteraan total turun sebesar Rp -2,7x10 .

Skenario penerapan PSDH 20 persen danpenerapan DR sebesar nilai aktual akanmeningkatkan harga kayu bulat. Kenaikanharga kayu bulat akan mendorong produsenkayu bulat meningkatkan produksi kayubulat, sehingga kesejahteraan produsenmeningkat. Sebaliknya peningkatan hargamendorong industri kayu lapis, kayu gergajiandan mengurangi konsumsi kayu bulatsehingga kesejahteraan konsumen berkurang.Penerapan skenario ini akan meningkatkankesejahteraan total sebesar Rp 2,4x10 ,meningkatkan surplus produsen sebesar Rp6,4x10 , menurunkan kesejahteraan konsu-men sebesar Rp -6,2x10 .

Penerapan DR sebesar 20 persen danPSDH dengan nilai aktual akan meningkatkanharga kayu bulat hutan alam, kayu bulat yangberasal dari HTI perkakas dan HTI .Dengan kenaikan harga kayu bulat makaprodusen kayu bulat akan meningkatkanproduksinya sehingga akan meningkatkankesejahteraan produsen. Sebaliknya, kenaikan

12

12

11

11

12

12

Skenario 4: Penerapan PSDH 20 persen danDR aktual

Skenario 5: Penerapan PSDH aktual danDR 20 persen

pulp

pulp

harga akan menyebabkan industri kayu lapis,kayu gergajian dan akan mengurangitingkat konsumsi bahan baku sehinggamengurangi kesejahteraan konsumen.

Penerapan skenario kebijakan ini akanmeyebabkan peningkatan surplus produsensebesar Rp 8,3x10 . Sebaliknya penerapanskenario kebijakan ini akan menurunkanpenerimaan surplus konsumen sebesar Rp -8,2x10 . Adapun kesejahteraan total akanmeningkat sebesar Rp 1,2x10 .

Dampak penerapan skenario kebijakanPSDH sebesar 20 persen dan DR sebesar 20persen akan menyebabkan harga kayu bulatmeningkat. Dengan kenaikan harga kayu bulatmaka produsen akan meningkatkan produksikayu lapis, kayu gergajian dan , sehinggakesejahteraan produsen akan meningkat.Sebaliknya, penerapan skenario kebijakan iniakan membuat perusahaan kayu lapis, kayugergajian dan akan mengurangi konsumsibahan baku kayu bulat.

Kesejahteraan total yang akan diterimaprodusen dan konsumen meningkat sebesarRp 4,0x10 , dan meningkatkan surplusprodusen sebesar Rp 15,3x10 , serta surpluskonsumen akan turun sebesar Rp -14,8x10 .

Skenario kebijakan penerapan PSDHsebesar 25 persen serta penerapan DR dengannilai aktual akan meningkatkan harga kayubulat. Dengan kenaikan harga kayu bulat dipasar maka akan mendorong produsen kayubulat meningkatkan produksi kayu bulatsehingga kesejahteraan produsen akanmeningkat. Sebaliknya peningkatan hargaakan membuat konsumen kayu bulat, yaituidustri kayu lapis, industri kayu gergajian dan

pulp

pulp

pulp

12

12

11

11

12

12

Skenario 6: Penerapan PSDH 20 persen danDR 20 persen

Skenario 7: Penerapan PSDH 25 persen danDR aktual

Page 20: DAMPAK KEBIJAKAN PROVISI SUMBERDAYA HUTAN DAN …puspijak.org/uploads/kebijakan_2013/Analisis_Kebijakan_10.1.2013-2...15 DAMPAK KEBIJAKAN PROVISI SUMBERDAYA HUTAN DAN DANA REBOISASI

34

Jurnal Analisis Kebijakan KehutananVol. 10 No. 1, April 2013 : 15 - 36

pulp

pulp

mengurangi konsumsi bahan baku kayubulat, sehingga kesejahteraan konsumen akanberkurang. Skenario kebijakan ini akanmenyebabkan kesejahteraan total menikngkatRp 3,7x10 , meningkatkan surplus produsenRp 9,7x10 , dan menurunkan surpluskonsumen Rp -9,3x10 .

Skenario penerapan PSDH sebagaimanaberlaku saat ini, serta penerapan DR sebesar 25persen akan menyebabkan terjadinyakenaikan tingkat harga kayu bulat. Kenaikanharga akan mendorong produsen kayu bulatmeningkatkan produksi kayu bulat sehinggaakan meningkatkan tambahan kesejahteraan.Sebaliknya kenaikan harga kayu bulat akanmendorong industri kayu lapis, kayu gergajiandan mengurangi konsumsi bahan bakusehingga kesejahteraan konsumen akanberkurang.

Dengan penerapan skenario ini, makakesejahteraan total akan bertambah sebesar Rp1,7x10 . Pada kondisi yang sama surplusprodusen juga akan bertambah sebesar Rp11,4x10 , namun sebaliknya akan menurun-kan surplus konsumen sebesar Rp -11,3x10 .

Penerapan PSDH sebesar 25 persen, sertapenerapan kebijakan DR sebesar 25 persenakan menaikkan tingkat harga kayu bulatakibat beban pembayaran PSDH dan DRdibebankan atas harga kayu bulat tersebut,sehingga harga kayu bulat di pasar akanmeningkat. Kenaikan harga kayu bulat akanmendorong produsen penghasil kayu bulatmeningkatkan produksinya sehingga kesejah-teraan produsen akan meningkat. Sebaliknyakenaikan harga kayu bulat sebagai bahan bakuindustri pengolahan kayu lapis, kayu gergajian

11

12

12

11

12.

12

Skenario 8: Penerapan PSDH aktual danDR 25 persen

Skenario 9: Penerapan PSDH 25 persen danDR 25 persen

dan akan mengurangi konsumsi bahanbakunya sehingga menurunkan produksi kayuolahan yang berdampak kepada penurunantingkat kesejahteraan pada konsumen kayubulat.

Penerapan kebijakan PSDH dan DRmasing-masing sebesar 25 persen akanmeningkatkan kesejahteraan total lebih besardibandingkan skenario-skenario sebelumnya,dimana kesejahteraan total akan meningkatsebesar Rp 5,9 x10 . Penerapan ini akanmeningkatkan surplus produsen sebesar Rp 2,1x 10 , dan menurunkan surplus konsumensebesar Rp -2,1x10 .

1. Kenaikan PSDH dan DR secara terpisahakan meningkatkan harga kayu bulat,kecuali harga kayu bulat HTI danmeningkatkan harga produk kayu olahan.Kenaikan PSDH dan DR secara bersama-sama akan meningkatkan harga kayu bulatdan kayu olahan.Kenaikan PSDH akan meningkatkanproduksi kayu bulat dan kayu olahan,kecuali produk kayu lapis karena tidakterjadi peningkatan harga kayu lapis.Kenaikan DR akan meningkatkanproduksi kayu bulat, kecuali kayu bulatdari HTI yang hampir tidakterpengaruh. Kenaikan DR hanya akanmeningkatkan produksi kayu gergajian.Sedangkan kenaikan PSDH dan DR secarabersama-sama akan meningkatkanproduksi kayu bulat hutan alam, HTIperkakas dan HTI , serta kayugergajian dan .K e n a i k a n P S D H d a n D R a k a nmeningkatkan kesejahteraan produsenkayu bulat hutan alam, HTI perkakas, HTI

, produsen kayu lapis, kayu gergajian

pulp

pulp

pulp

pulppulp

pulp

11

13

13

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

2.

3.

Page 21: DAMPAK KEBIJAKAN PROVISI SUMBERDAYA HUTAN DAN …puspijak.org/uploads/kebijakan_2013/Analisis_Kebijakan_10.1.2013-2...15 DAMPAK KEBIJAKAN PROVISI SUMBERDAYA HUTAN DAN DANA REBOISASI

35

Dampak Kebijakan Provisi Sumberdaya Hutan dan . . .Erwinsyah, Harianto, Bonar M. Sinaga & Bintang C.H. Simangunsong

serta , dan menurunkan kesejahteraankonsumen kayu bulat dan konsumen kayuolahan.

1. Saran kebijakan

Untuk menambah pasokan bahanbaku, perlu melakukan diversifikasi jenisbahan baku dari hutan alam, mening-katkan produktivitas hutan alam danmeningkatkan kinerja hutan tanaman sertamemberikan kemudahan impor bahanbaku.

b. Melakukan restrukturisasi industri kehu-tanan berbasis , dimanaperusahaan yang memiliki kinerja baikdiberikan yang memacu prestasi,sedangkan yang tidak baik diberikan

yang membuat efek jera.c. Perlu melakukan evaluasi menyeluruh dan

tindakan cepat dan sistematis mengenaipeluang ekonomi kayu untuk memenuhiharapan penerimaan lebih besar dari sektorkehutanan, khususnya menghadapi situasiekonomi dan politik berbeda dibanding-kan zaman keemasan kayu tahun 1980/90an, termasuk merumuskan nilai PSDHdan DR yang bisa memotivasi perusahaanbisa melakukan kegiatan bisnis yang sehat,serta pemerintah mendapat jaminanpenerimaan jangka panjang,

Saran Penelitian

a. Perlu meneliti pengaruh kuota produksikayu bulat terhadap kesejahteraanprodusen dan konsumen akibat penerapanPSDH dan DR.

b. Perlu meneliti pengaruh tarif dan non tarifyang dikenakan kepada pasarindustri perkayuan terhadap kesejahteraanprodusen dan konsumen.

c. Perlu meneliti pengaruh moratoriumpemberian izin baru pengusahaan kayu

pulp

input

competitiveness

reward

pinalty

output

B. Saran

a.

2.

bulat terhadap kesejahteraan produsen dankonsumen

APHI. 2005. Analisis Peraturan PerundanganTentang Pungutan Pengusahaan Hutan.www.aphi-net.com -- © 2003 2005.

Badan Pusat Statistik. 2005. Statistik Indonesia2004. Badan Pusat Statistik, Jakarta.

Bisnis Indonesia. 2009. Penerimaan DR &PSDH baru 40%. Selasa 8 September 2009.(Http://www.pajakonline.com/engine/artikel/art.php?artid=6403).

Conrad, R.F., M. Gillis, and D.E. Mercer.2005. Tropical forest harvesting andtaxation: A dynamic model of harvestingbehavior under selective extractionsystems. Environment and DevelopmentEconomics 10: 689709. CambridgeUniversity Press, Cambridge.

Departemen Kehutanan, 2007. Eksekutif DataStrategis Kehutanan 2007. DepartemenKehutanan, Jakarta.

Erwinsyah. 2012. Dampak kebijakan provisisumberdaya hutan dan dana reboisasiterhadap kesejahteraan. Disertasi. SekolahPascasarjana. Institut Pertanian Bogor.

Food Agriculture Organization. 2006.FAOISTAT Database home page(http://www.fao.org/) FAO, Rome.

Ginoga, K. L., M. Lugina dan Erwidodo. 2001.Analisis instrumen kebijakan DR danPSDH dan peluang penyempurnaannya.Jurnal Sosial Ekonomi, 2 (2) : 151 171,Bogor.

Just, R.E., D. L. Hueth., and A. Schmitz. 1982.Applied Welfare Economics and PublicPolicy. Prentice-Hall, Inc., EnglewoodCliffs, New Jersey.

DAFTAR PUSTAKA

Page 22: DAMPAK KEBIJAKAN PROVISI SUMBERDAYA HUTAN DAN …puspijak.org/uploads/kebijakan_2013/Analisis_Kebijakan_10.1.2013-2...15 DAMPAK KEBIJAKAN PROVISI SUMBERDAYA HUTAN DAN DANA REBOISASI

36

Jurnal Analisis Kebijakan KehutananVol. 10 No. 1, April 2013 : 15 - 36

McGuyan, J.R., and M.R. Charles. 1986.Managerial Economics. Fourth Edition.West Publising Co, Saint Paul, Minnesota,USA.

Nicholson, W. 2000. Intermediate Micro-economics and Its Application. EightEdition. CBS College Publishing, NewYork.

Pindyck, R.S., and D.L. Rubinfeld. 2005.Microeconomics. Sixth Edition. PersonEducation, Inc., New Jersey.

Rusli, Y. 1999. The Indonesian plywoodindustry, environmental conservationpolicy, and the long-run market adjust-ment. Ph.D. Dissertation. University ofWashington.

Simangunsong, B.C.H. 2001. Internationaldemand and supply for forest products,with applications to the tropical timberproducts trade. Ph.D. Dissertation.University of Wisconsin, Madison.

Simangunsong, B.C.H., E.G.T. Manurung,dan D.S. Sukadri. 2007. Road maprevitalisasi industri kehutanan Indonesia.In-house Experts Working GroupRevitalisasi Industri Kehutanan. Departe-men Kehutanan, Jakarta.

Sinaga, B.M. 1989. Econometric model of the

Indonesian hardwood products industry:

A policy simulation analysis. Ph.D.

Dissertation. University of The Philip-

pines, Los Banos.

Timotius. 2000. Analisis ekonometrika

perkembangan industri kayu lapis

Indonesia 1975-2010: Suatu simulasi

kebijakan. Disertasi Doktor. Program

Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor,

Bogor.

Turner, J,A., J. Buongiorno, and S. Zhu. 2006.

An economic model of international wood

supply, forest stock and forest area change.

Scandinavian Journal Of Forest Research,

2 (1) : 73 - 86.

Varian, H.R. 1987. Intermediate Micro-

economics. A Modern Approach. First

Edition. W.W. Norton & Company, Inc.,

New York.

Wear, D.N., and P.J. Parks. 1994. The

economics of timber supply: An analytical

synthesis of modeling approaches. Natural

Resource Modeling, Volume 8, Number 5:

199 -223.