Upload
others
View
12
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
DAMPAK MEDIA TELEVISI TERHADAP PERILAKU REMAJA SMP KAMPUNG
KUKANG DESA DUARA LINGGA
(IMPACT OF TELEVISION MEDIA ON SMP KIDEEE BEHAVIOR KUKPUNG KUKANG DESA DUARA
LINGGA )
ABDUL ZIKIRULLAH
Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas
Maritiim Raja Ali Haji Jalan Raya Dompak Telp.(0771) 4500089, Fax. (0771)
4500090 Website : Http://Umrah.Ac.Id E-Mail : [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini membahas mengenai Dampak Media Televisi Terhadap Perilaku Remaja SMP
Kampung Kukang Desa Duara Lingga, seiring dengan perkembangan teknologi yang begitu
cepat yang merupakan akibat dari kemajuan zaman, sebagian remaja di kampung Kukang ini
mulai terpengaruh oleh perkembangan media massa. Salah satunya adalah televisi, yang
setiap hari menayangkan sinetron-sinetron yang tidak pantas untuk dijadikan tontonan untuk
anak-anak remaja, karena dapat merubah pola pikir maupun gaya hidup remaja. Disisi lain,
pengaruh acara televisi bagi remaja dapat mengganggu aktivitas istirahat dan belajar. Akan
tetapi hal ini tidak diikuti dengan kesadaran dan keteladanan orangtua untuk ikut serta
membantu anak belajar, sehingga menyebabkan anak jadi malas belajar.
Dalam penelitian ini, peneliti merumuskan Bagaimana Dampak Media Televisi
Terhadap Perilaku Remaja SMP Kampung Kukang Desa Duara Lingga. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif, penentuan informan berdasarkan teknik sampling bertujuan
yang didasarkan pada kriteria-kriteria tertentu. Teknik pengumpulan data peneliti
menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data yang
digunakan adalah redukasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menjelaskan bahwa media televisi berdampak negatif dan positif
terhadap perilaku remaja smp Kampung Kukang. Adapun dampak negatif yang ditimbulkan
yaitu : pertama, perilaku balapan yang disebabkan oleh tayangan televisi seperti sinetron
yang bermuatan kebanyakan unsur-unsur negatif. Kedua, malas belajar karena acara televisi
yang lebih menarik dan menghibur membuat remaja-remaja malas belajar. Ketiga, berselisih
dengan keluarga, perbedaaan memilih acara yang disukai dalam anggota keluarga sering
menyebabkan pertengkaran, dan perselisihan dalam keluarga. Keempat, peniruan perilaku,
apa yanng ditampilkan artis yang menjadi idolanya baik itu gaya berpakaian, cara bergaul,
dan lain sebagainya dapat mempengaruhi perilaku remaja terhadap proses peniruan perilaku.
Sedangkan dampak positif yaitu, menambahkan informasi.
Kata Kunci : Televisi, Perilaku Remaja, Sosialisasi
ABSTRACT
This study discusses the impact of Television Media on Junior Youth Adolescent
Behavior of Kampung Kukang Desa Duara Lingga, along with the rapid technological
developments that are the result of the progress of the times, some youth in this Kukang
village began to be affected by the development of mass media. One of them is television,
which every day aired sinetron-sinetron which is not suitable for spectacle for teenage
children, because it can change the mindset and lifestyle of adolescent. On the other hand, the
influence of television shows for teenagers can interfere with rest and learning activities.
However, this is not followed by the awareness and exemplary parent to participate in
helping children learn, thus causing children to be lazy to learn.
In this study, researchers formulate How the Impact of Television Media Against
Junior Youth Behavior of Kampung Kukang Desa Duara Lingga. This research uses
qualitative method, determination of informant based on purposive sampling technique based
on certain criteria. Techniques of collecting research data using observation, interviews, and
documentation. While the data analysis technique used is data reduction, data presentation,
and conclusion.
The results of the study explained that the television media had a negative and
positive impact on the behavior of juvenile smp Kampung Kukang. The negative impacts are
caused: first, the behavior of races caused by television shows such as soap operas that are
charged mostly negative elements. Second, lazy to learn because television shows are more
interesting and entertaining teenagers make learning lazy. Third, at loggerheads with families,
differences in choosing favorites in family members often lead to quarrels, and family
disputes. Fourth, imitation of behavior, what yanng displayed artist who became his idol
either the style of dress, how to get along, and so on can affect the behavior of adolescents to
the process of behavior imitation. While the positive impact is, adding information.
Keywords : Television, Youth Behavior, Socialization
PENDAHULUAN
Dalam era modern ini, komunikasi
menjadi salah satu faktor penting bagi
kemajuan suatu bangsa. Komunikasi yang
terjadi dapat melalui suatu media baik
elektronik maupun cetak. Salah satu media
elektronik yang sudah populer dan sangat
efektif untuk menyampaikan informasi
atau pesan adalah televisi. Televisi
merupakan salah satu saluran media
massa, karena televisi mempunyai fungsi
sebagai alat edukatif, persuasif, motivatif
yang mudah dan dapat dipahami (J.B.
Wahyudi 1996 : 207). Ketiga fungsi yang
diemban tadi dibentuk dalam acara yang
enak untuk ditonton oleh pemirsa televisi.
Dengan berbagai programnya,
televisi mampu memberikan informasi,
pendidikan, hiburan, dan sebagainya.
Acara tersebut dikemas sedemikian bagus,
agar yang menontonnya merasa tertarik.
Apalagi sekarang adalah era kebebasan
bermedia, dimana banyak bermunculan
media-media atau stasiun televisi yang
banyak menyuguhkan berbagai macam
program. Mulai dari program berita,
olahraga, musik, hingga sinetron maupun
reality show. Hampir keseluruhan acara
tersebut ditujukan untuk menghibur
masyarakat.
Bagi masyarakat kampung kukang,
televisi sebagai alat hiburan dan bukan
sesuatu yang baru dizaman modern seperti
sekarang ini. Sebagian besar setiap rumah
sudah memiliki televisi. Kampung Kukang
merupakan salah satu kampung yang
terletak di Desa Duara Kecamatan Lingga
Utara, Kabupaten Lingga. Kampung
Kukang sebagian besar masyarakatnya
bekerja sebagai nelayan karena letak
geograifisnya yang berdekatan dengan
laut. Seiring dengan perkembangan
teknologi yang begitu cepat yang
merupakan akibat dari kemajuan zaman,
sebagian remaja di Kampung Kukang ini
mulai terpengaruh oleh perkembangan
media massa. Salah satunya adalah televisi
yang setiap hari menayangkan sinetron-
sinetron yang tidak pantas untuk dijadikan
tontonan oleh anak-anak remaja, karena
dapat merubah pola pikir maupun gaya
hidup remaja.
Masyarakat di Kampung Kukang
mulai dari anak-anak hingga dewasa
maupun orangtua sangat suka dalam
menonton televisi. Hal ini dilakukan
karena sebagai cara untuk mendapatkan
hiburan dengan menonton sinetron yang
ditayangkan di televisi. Masyarakat
Kampung Kukang suka menonton acara
televisi bergenre sinetron dan drama. Salah
satu sinetron yang sering ditonton adalah
seperti sinetron anak jalanan, sinetron ini
tidak hanya diminati oleh orangtua saja
akan tetapi anak-anak remaja juga
menyukai sinetron ini.
Hal ini dikarenakan dalam sinetron
ini lebih banyak mengisahkan tentang
kehidupan anak remaja SMA dan
kehidupan geng-geng motor, sehingga
menarik minat remaja untuk menontonnya.
Padahal sinetron ini menunjukkan sedikit
sekali mengandung pesan moral. Hal ini
terbukti dalam sinetron Anak Jalanan yang
disiarkan di stasiun televisi RCTI,
menunjukkan bahwa isi tayangan tersebut
banyak terdiri dari unsur negatif. Seperti,
dalam sinetron ini mengisahkan bahwa
balapan liar bukanlah suatu masalah, selain
itu cara menyelesaikan masalah dengan
berkelahi dan balapan, menunjukkan
bahwa geng motor itu sesuatu yang keren,
dan selain itu pacaran adalah hal lumrah,
dan jam tayang yang berlebihan. Ditambah
lagi dengan para pemeran sinetronnya
adalah idola bagi anak-anak dan remaja,
hal ini cenderung mempengaruhi anak-
anak yang melihatnya untuk meniru
adegan yang ditampilkan oleh para pemain
sinetron tersebut. Selain itu, pada 24
November 2015 silam, KPI untuk pertama
kalinya memberikan perhatian kepada
sinetron Anak Jalanan dengan menerbitkan
surat peringatan untuk sinetron tersebut.
Dalam surat peringatan bernomor
1726/K/KPI/11/15 itu, KPI menilai
sinetron anak jalanan telah melanggar
Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar
Program Siaran (P3 dan SPS) dengan
menayangkan adegan kekerasan.
Namun, pada saat menonton acara
tersebut orangtua cenderung tidak pernah
memberikan penjelasan kepada anak
tentang nilai positif maupun negatif dari
tayangan televisi dan sinetron tersebut,
sehingga anak tidak mendapatkan
pengetahuan tentang baik dan buruk, boleh
dan tidak boleh dari tayangan sinetron
yang dilihat. Bahkan setelah melihat acara
tersebut biasanya anak akan langsung
mempraktikkan adegan sinetron dalam
kehidupan nyata. Adegan yang biasanya di
praktikkan oleh anak-anak antara lain,
tentang cara pergaulan remaja, cara
berbicara, dan gaya hidup para tokoh yang
ada di dalam sinetron tersebut. Sedangkan,
banyak dari sinetron yang tayang di
Indonesia lebih banyak didasari atas
pertimbangan bisnis atau nilai komersiil
dari pada nilai edukasi, sehingga menurut
kriteria penilaian yang dilakukan oleh
YKAI, terdapat 25% tayangan televisi
yang dikategorikan aman untuk dilihat
anak-anak, dan sisanya tayangan yang
tidak berkualitas dan tidak aman bagi
pemirsa terutama anak-anak. (Sunarto:
2009:106).
Di sisi lain, pengaruh acara televisi
bagi anak-anak dan remaja dapat
mengganggu aktivitas istirahat dan belajar
anak, karena banyak orangtua yang
membiasakan anak belajar pada pukul
18.00-20.00 WIB. Akan tetapi hal ini tidak
diikuti dengan kesadaran dan keteladanan
orangtua untuk ikut serta membantu anak
belajar, melainkan orangtua hanya
menyuruh anak dan lebih mementingkan
kesenangan diri sendiri dengan melihat
acara televisi. Hal ini menyebabkan anak
lebih sering memanfaatkan waktu malam
untuk mengikuti kegiatan orangtua
menonton televisi dari pada melakukan
aktivitas belajar, sehingga anak jadi malas
belajar dan pada akhirnya berpengaruh
pada prestasi anak di sekolah.
Selain itu, keseringan melihat acara
televisi terutama sinetron dapat
berpengaruh pada interaksi dan
komunikasi anak dalam keluarga, serta
relasi dengan teman sebaya menjadi
berkurang, sehingga dapat mempengaruhi
perkembangan sikap dan perilaku anak.
Hal ini disebabkan anak cenderung
melakukan tindakan sama seperti tokoh
yang dilihatnya. Masa anak-anak
merupakan masa dalam proses peniruan
(modelling) baik secara fisik maupun
verbal. Artinya, segala sesuatu yang dilihat
dan didengar oleh anak akan ditiru dan
dipraktekkan dalam kehidupan nyata,
tanpa disaring terlebih dahulu, tidak
terkecuali ucapan maupun perbuatan
buruk.
Televisi yang didalamnya disajikan
program dan acara sinetron dapat
mempengaruhi remaja yang ada di
Kampung Kukang, dan tidak dapat
dipungkiri lagi juga dapat membawa ke
arah yang lebih negatif, stasiun televisi
dalam praktiknya lebih sering
menonjolkan kepentingan bisnis padat
modal, dari pada kepentingan kultural
padat moral. Implikasi dari kondisi ini
adalah media televisi sudah tidak peka lagi
terhadap perasaan, nilai dan norma yang
berlaku dalam masyarakat, sehingga hal ini
dapat berpengaruh pada pola pikir, nilai,
dan perilaku masyarakat maupun anak-
anak dan remaja.
Berdasarkan permasalahan yang
telah diuraikan diatas, maka penulis
tertarik untuk meneliti masalah tentang
“Dampak Media Televisi Terhadap
Perilaku Remaja SMP Kampung Kukang”
METODELOGI
Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif. Pendekatan kualitatif diartikan
sebagai sebuah pendekatan yang
berorientasi secara ilmiah, proses
pelaksanaannya dilakukan dengan
observasi, wawancara, dan studi
dokumentasi.
Menurut Satori (2011:199)
menyatakan bahwa: Penelitian kualitatif
atau disebut juga penelitian naturalistik
adalah pendekatan penelitian yang
menjawab permasalahan penelitiannya
memerlukan pemahaman secara
mendalam dan menyeluruh mengenai
objek yang diteliti, untuk menghasilkan
kesimpulan-kesimpulan penelitian dalam
konteks waktu dan situasi yang
bersangkutan.
Sedangkan bentuk penelitan menurut
aspek metode yang digunakan adalah
penelitian deskriptif. Menurut sukardi
(2014:14) penelitian deskriptif berusaha
menjelaskan kegiatan penelitian yang
dilakukan pada objek tertentu secara jelas
dan sistematik. Penelitian ini juga disebut
penelitian preaksperimen karena dalam
penelitian ini mereka melakukan
eksplorasi, menggambarkan, dengan
tujuan dapat menerangkan dan dapat
memprediksi terhadap gejala yang berlaku
atas dasar yang diperoleh dilapangan.
Penelitian deskriptif ini hanya
menggambarkan secara jelas dan
sekuansial terhadap pernyataan peneliti
yang telah ditentukan sebelum peneliti
terjun lapangann dan mereka tidak
menggunakan hipotesi sebagai petunjuk
arah dalam penelitian.
a. Lokasi penelitian
b. Adapun lokasi penelitian yang
peneliti tentukan adalah tempatnya
di Kampug Kukang Desa Duara
Kecamatan Lingga Utara. Alasan
peneliti memilih lokasi penelitian
yaitu peneliti melihat anak-anak
remaja tersebut telah mengalami
perubahan perilaku yang lebih ke
arah negatif, yaitu seperti perilaku
balapan, kurangnya minat belajar,
serta gaya dalam berpenampilan.
Sehingga peneliti tertarik untuk
mengkaji masalah perilaku remaja
yang disebabkan oleh media
televisi. Selain itu peneliti juga
telah sedikit banyak memahami
lokasi penelitian, peneliti merasa
adanya kemudahan dalam
memperoleh data, serta
pertimbanngan keterbatasan biaya
dan waktu.
b. Informan Penelitian
Adapun kriteria-kriteria informan
yang peneliti butuhkan dalam penelitian
ini adalah :
a. Remaja yang tinggal
dikawasan Kampung
Kukang
b. Remaja yang masih
bersekolah dan masih
menempuh jenjang
pendidikan Sekolah
Menengah Pertama (SMP),
yang berusia 12-17 tahun
c. Remaja yang menonton
televisi hingga 3-4 jam atau
lebih
d. Remaja yang dirumahnya
memiliki televisi
e.
c. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini antara lain:
1. Observasi langsung
Yaitu teknik pengumpulan data
yang dilakukan secara
sistematis, yang dilakukan
dengan mengadakan suatu
pengamatan secara terus-
menerus. Observasi
dimaksudkan sebagai
pengamatan dan pencatatan
fenomena yang diteliti.
Observasi memungkinkan
melihat dan mengamati sendiri
perilaku dan kejadian
sebagaimana keadaan
sebenarnya. Adapun observasi
yang peneliti lakukan ialah
berupa pengamatan dan
pencatatan terhadap gejala-
gejala yang diteliti.
2. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai
teknik pengumpulan data,
apabila peneliti atau pengumpul
data telah mengetahui dengan
pasti tentang informasi apa yang
akan diperoleh, oleh karena itu
dalam mel/akukan wawancara
pengumpul data telah
menyiapkan instrumen
penelitian berupa pertanyaan-
pertanyaan tertulis (Sugiyono,
2008:233)
Tujuan utama melakukan
wawancara adalah untuk
menyajikan kontruksi saat
sekarang dalam suatu konteks
mengenai para pribadi,
peristiwa, aktivitas, organisasi,
perasaan, motivasi, tanggapan
atau persepsi, tingkat dan bentuk
keterlibatan, dan sebagainya,
untuk merekontruksi beragam
hal seperti itu sebagai bagian
dari pengalaman masa lampau,
dan memproyeksikan hal-hal itu
dikaitkan dengan harapan yang
bisa terjadi di masa yang akan
datang. Cara pelaksanaanya
wawancara yang lentur dan
longgar ini mampu menggali
dan menangkap kejujuran
informasi di dalam memberikan
informasi yang sebenarnya. Hal
ini semakin bermanfaat bila
informasi yang diinginkan
berkaitan dengan pendapat,
memperlancar jalannya
wawancara digunakan petunjuk
umum wawancara berupa daftar
pertanyaan yang telah disusun
sebelum terjun ke lapangan.
Dalam penelitian ini wawancara
dilakukan dengan para remaja
Kampung Kukang. Adapun hal
yang diwawancarai dalam
penelitian ini yaitu pertanyaan
yang berkaitan tentang dampak
media televisi terhadap perilaku
remaja SMP kampung kukang,
yang terletak di Desa Duara
Kecamatan Lingga Utara
Kabupaten Lingga.
3. Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2008:240)
dokumen merupakan catatan
peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumentasi bisa berbentuk
tulisan, gambar atau karya
monumental dari seseorang.
Dokumentasi yang peneliti
lakukan dalam penelitian ini
berupa gambar yaitu foto yang
berkaitan dengan situasi sosial,
kamera, catatan wawancara
dengan anak remaja dan
dokumen-dokumen yang
berkaitan dengan penelitian.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Televisi merupakan sarana
komunikasi utama disebagian besar
masyarakat kita, tidak terkecuali
dimasyarakat barat. Tidak ada media lain
yang dapat menandingi televisi dalam hal
volume budaya pop yang diproduksinya
dan banyaknya penonton. Peran media
massa khusunya televisi sangat
mempunyai relevansi terhadap pengaruh
publik atau masyarakat. Seiring
perkembangan zaman televisi yang semula
hanya berfungsi sebagai institusi sosial,
kini dihadapkan sebagai institusi bisnis
yang harus mulai berpikir bagaimana
mendapatkan keuntungan. Banyak para
pemilik modal mulai melirik stasiun
televisi sebagai lahan bisnis yang sangat
menggiurkan, namun dalam konteks ini
yang perlu dikaji seksama adalah
bagaiman televisi bisa memberikan
motivasi dalam perubahan hidup baik
sikap maupun perbuatan (Morrisan, 2009 :
340-341).
Perkembangan teknologi
telekomunikasi, terutama televisi semakin
hari menunjukkan pertumbuhan yang
pesat. Para konsumen atau penonton pun
dikenalkan dengan berbagai cara, seperti
berita, film, sinetron, dan lain sebagainya.
Meningkatnya pemakaian televisi tidak
lepas dari semakin tingginya kebutuhan
masyarakat terhadap informasi, dan sarana
hiburan, termasuk juga anak-anak sekolah.
Anak-anak remaja kampung
kukang pada umunya menyukai media
televisi dibandingkan media lainnya. Hal
ini juga disebabkan karena media televisi
yang mudah dimengerti dan sebagian besar
rumah tangga hampir memilikinya.
Mereka yang menyukai media televisi
menganggap bahwa televisi sebagai sarana
hiburan, pengetahuan, dan pusat informasi.
Kondisi remaja kampung kukang yang
mana setiap menonton televisi meraka
akan mudah terpengaruh dan selalu meniru
gaya maupun perilaku yang mereka lihat
dari program-program yang ditampilkan
ataupun yang ditayangkan televisi, gaya
maupun perilaku yang mereka tiru dari
media televisi seringkali mereka terapkan
dalam kehidupan mereka tanpa harus
memilih mana perilaku yang harus mereka
contohkan (perilaku baik) dan mana
perilaku yang tidak seharusnya mereka
contohkan (perilaku buruk). Berikut
beberapa bentuk pengaruh negatif anak-
anak remaja yang dipengaruhi oleh
televisi.
a. Dampak Negatif
1. Perilaku Balapan
Perilaku seseorang bisa terjadi akibat
individu dan luar individu. Perilaku
individu merupakan perilaku yang
dibawa sejak lahir, sedangkan
perilaku yang disebabkan dari luar
individu dipengaruhi oleh beberapa
faktor, seperti keluarga, sekolah,
masyarakat dan lain sebagainya.
Peniruan perilaku terutama ingin
tampil seperti idolanya, dan ingin
menjadi artis idola yang disukai
sudah menjadi dambaan bagi setiap
remaja. Apa yang ditampilkan artis
yang menjadi idolanya baik itu gaya
berpakaian, cara bergaul, dan lain
sebagainya dapat mempengaruhi
perilaku remaja terhadap proses
peniruan perilaku. Zaman yang serba
modern seolah-olah menuntut remaja
untuk mengikuti gaya-gaya yang lagi
ngtrend saat ini, pakaian seperti yang
dikenakan sang artis pun membuat
mereka ingin membelinya, bahkan
gaya rambut para artis yang menarik
pun membuat mereka ingin
mengikutinya.
Remaja kampung kukang melakukan
kegiatan balapan karena mereka
melihat sinetron yang ditayangkan
ditelevisi, salah satu sinetron yang
mereka lihat adalah sinetron anak
jalan yang mana ada kegiatan
balapan-balapan dan perkelahian,
dan sinetron ini bukan saja ditonton
oleh para anak-anak remaja tetapi
juga ditonton oleh semua kalangan
baik anak-anak maupun orang
tuanya. Balapan yang mereka
lakukan didapatkan dari acara
sinetron yang mereka tonton, dengan
melihat acara ini mereka merasa
penasaran apa akan terjadi saat
mereka mencontohi dari apa yang
mereka lihat dari sinetron tersebut,
walaupun mereka mengetahui akan
pengaruh televisi akan kehidupan
mereka sehari-hari tetapi mereka
tidak mempedulikanya, dan mereka
juga mengetahui bahwa sinetron
yang mereka tonton banyak dampak
negatifnya dari pada dampak
positifnya, walaupun demikian
mereka tetap melakukan yang
mereka anggap sesuatu yang baru
dan harus dicoba. Televisi
memberikan informasi dan
pengetahuan yang pada akhirnya
dapat membentuk persepsi dan juga
kognisi. Persepsi mempengaruhi
sikap (attitude) dan perilaku
seseorang, sedangkan kognisi
merupakan semua proses yang terjadi
dipikiran kita yaitu, melihat,
mengamati, mengingat,
mempersepsikan sesuatu,
membayangkan sesuatu, berpikir,
menduga, menilai,
mempertimbangkan, dan
memperkirakan. Jadi, acara-acara
dan program yang ditampilkan
melalui televisi dapat berpengaruh
terhadap sikap dan juga perilaku
mereka yang melihatnya.
2. Malas Belajar
Acara televisi yang menarik dan
menghibur membuat remaja-remaja lebih
memilih menonton televisi dari pada
melakukan kegiatan lain, padahal dengan
status mereka sebagai pelajar banyak
kegiatan lain yang lebih bermanfaat untuk
dilakukan dari pada menonton televisi.
Tetapi hal ini justru tidak mereka lakukan,
mereka lebih tertarik untuk menonton dari
pada belajar, membuat pekerjaan rumah,
dan lain sebagainya.
Kehadiran televisi sangat besar sekali
terhadap kegiatan belajar anak-anak
remaja, sehingga tidak heran remaja-
remaja ini melupakan kegiatan yang lebih
utama yang harus dilakukan oleh seorang
pelajar dari pada meneonton acara-acara
yang ada ditelevisi. Belajar yang menjadi
tugas utama oleh seorang pelajar menjadi
terlupakan dengan kehadiran televisi,
padahal menonton televisi bagi mereka
yang kurang menyadari manfaat televisi
selain untuk hiburan tidak dapat
mendatangkan keuntungan. Hal ini
diperkuat oleh pernyataan Linda Amalia
Sari Gumelar yang mengatakan media
penayangan elektronik mempunyai
dampak yang besar terhadap pola pikir
penonton, khusunya anak (Republika, 30
April 2013). Kebiasaan mereka menonton
televisi ini membuat mereka susah diatur
oleh orang tua. Nasehat dan perintah yang
diberikan oleh orang tua seringkali mereka
bantah, seperti perintah dari orang tua
untuk sholat, mengaji, dan belajar. Dengan
kondisi seperti ini sulit untuk mereka
hidup mandiri, karena pengaruh dari
tayangan-tayangan dari televisi membuat
mereka lupa akan tugas dan tanggung
jawab sebagai seorang anak dan seorang
pelajar. Kebiasaan mereka yang sangat
tergantung dengan televisi, membuat
mereka tidak mau melewatkan acara apa
saja yang ditampilkan televisi, sehingga
berbagai aktivitas yang mereka lakukan
seperti makan dan aktivitas lainnya mereka
lakukan didepan televisi. Kerugian yang
dimunculkan televisi memang tidak
sedikit, baik yang disebabkan karena
terapan kesannya, maupun kehadirannya
sebagai media fisik terutama bagi
pengguna televisi tanpa dibarengi dengan
sikap selektif dalam memilih berbagai
acara yang disajikan. Dalam konteks
semacam ini maka kita dapat melihat
beberapa kerugian itu seperti, menyia-
nyiakan waktu, melalaikan tugas dan
kewajiban, menumbuhkan sikaf hidup
konsumtif, mengganggu kesehatan,
mempengaruhi dan menurunkan prestasi
belajar anak (Mansur, 1993:37).
Televisi tidak dapat dipungkiri lagi kini
telah menjadi pengasuh bagi masyarakat,
terutama anak-anak dan remaja. Televisi
telah mengubah cara berpikir remaja,
anak-anak maupun remaja lebih bersifat
pasif dalam berintraksi dengan televisi,
bahkan seringkali mereka terhanyut ke
dalam dramatisasi terhadap tayangan yang
ada ditelevisi. Disatu sisi televisi dapat
menjadi satu sarana sebagai media
informasi, hiburan bahkan bisa sebagai
kemajuan kehidupan, namun disisi lain
televisi dapat menularkan efek yang buruk
bagi sikap, pola pikir, maupun perilaku
anak dan remaja.
3. Berselisih dengan Keluarga
Malam hari merupakan waktu yang
tepat untuk berkumpul dengan
keluarga, karena pada malam hari
biasanya semua anggota keluarga
menghabiskan waktunya untuk
istirahat dan berkumpul dengan
keluarga. Berkumpul bersama
dengan canda tawa dengan keluarga
merupakan dambaan setiap orang,
apalagi menonton televisi dengan
keluarga pasti akan lebih asyik.
Acara yang ditonton pun bisa
didiskusikan bersama oleh anggota
keluarga, akan tetapi hal ini berbeda
dengan anak remaja SMP kampung
kukang, mereka justru sering
bertengkar pada saat menonton
televisi dengan keluarga, hal ini
dikarenakan terdapat perbedaan acara
yang disukai yang ditayangkan oleh
televisi.
Pada saat menonton televisi mereka
selalau bertengkar dengan keluarga,
perbedaan dalam memilih program
yang ingin ditonton menyebabkan
mereka selalu bertengkar. Padahal
waktu malam hari merupakan waktu
yang tepat untuk berkumpul dengan
keluarga, selain itu juga saat
berkumpul kita bisa berbagi cerita,
bertukar pendapat, dan lain
sebagainya. Akan tetapi dengan
hadirnya televisi membuat suasana
saat menonton dirumah menjadi
tidak nyaman, dikarenakan selalu
bertengkar saat memilih acara dan
program yang diinginkan. Tanpa kita
sadari kehadiran televisi terutama
acara atau pun program yang
ditayangkan dapat merubah pola
pikir dan perilaku anak dan remaja
yang menontonnya. Televisi
hanyalah alat hiburan bagi mereka,
dan juga sebagai alat untuk mengisi
waktu mereka yang kosong, mereka
tidak berpikir bahwa televisi ini bisa
memberikan informasi, pesan moral
yang seharunya mereka contohkan
dan mereka terapkan didalam
kehidupan mereka sehari-hari,
mereka hanya mengetahui bahwa
televisi ini hanya tontonan yang
menyenangkan hati mereka acaranya
yang sangat menghibur sehingga
mereka terikut suasana dalam cerita
yang mereka tontonkan tanpa untuk
mengambil pelajaran dari apa yang
mereka tontonkan.
Tayangan televisi yang beragam
membuat masyarakat yang
menontonnya memilah dan memilih
program yang disukai, akan tetapi
dalam memilih acara dan program
yang disukai tidak dilandasi dengan
melihat pesan dan isi dari program
tersebut. Apalagi pada saat ini acara
yang ditayangkan kebanyakan
terdapat unsur-unsur negatife,
sehingga sulit bagi kita untuk
memilih tayangan yang bagus dan
dapat memberikan contoh yang baik
dalam kehidupan sehari-hari. Dalam
hal ini terlihat jelas bahwa cara
berpikir remaja telah dipengaruhi
televisi, mereka berpikir bahwa
dengan menonton televisi lebih
menghibur dari pada bercerita dan
berkumpul dengan keluarga. Seperti
yang dikatakan oleh Linda yang
mengatakan media penayangan
elektronik mempunyai dampak yang
besar terhadap pola pikir penonton,
khusunya anak (Republika, 30 April
2013).
b. Dampak positif
1. Menambah Informasi
Media massa adalah alat yang
digunakan dalam penyampaian
pesan-pesan dari sumber
kepada khalayak (penerima)
dengan menggunakan alat-alat
komunikasi mekanis seperti
surat kabar, film, radio, televisi.
Dari berbagai macam media
massa yang ada media yang
paling berpengaruh untuk
masyarakat adalah media
televisi. Media televisi yang
penyampaian pesannya disertai
dengan gambar dan suara atau
audio-visual, yang dapat
mengungkap dan memperjelas
maksud dari apa yang sedang
ditayangkan sehingga pesan
yang disampaikan mudah
dipahami oleh pemirsa atau
masyarakat dimana pun berada.
Dengan adanya media televisi
pada kehidupan manusia ini
menghadirkan suatu peradaban
yang signifikan, khusunya
dalam proses komunikasi dan
informasi yang bersifat massa.
Terlebih lagi televisi
menampilkan berbagai program
yang beragam seperti acara-
acara reality show dan berita-
berita yang dapat
menambahkan informasi dan
wawasan pemirsanya.
Keberadaan televisi tidak
semuanya membawa pengaruh
dan berdampak ke arah negatif,
tetapi juga dapat memberikan
dan berdampak positif yang
dapat memudahkan khalayak
yang menontonnya menerima
informasi dari apa yang mereka
lihat dan mereka dengar melaui
sumber televisi dengan
jangkauan yang sangat luas dan
dengan jarak yang sangat jauh,
sehingga dapat juga menambah
wawasan dan pengetahuan
terhadap khalayak atau pun
pemirsa yang menontonnya.
Dampak positif ini juga
mempengaruhi tingkahlaku
mereka dalam kehidupan
sehari-hari. Acara yang positif
pastinya akan membuat para
penontonnya untuk merespon
positif, tentu semua tergantung
pada bagaimana anak
menangkap dari apa yang
mereka lihat. Perilaku-perilaku
positif yang mereka lihat dari
media terutama televisi,
tergantung dari acara yang
mereka lihat. Pada saat melihat
acara yang disajikan media
elektronik seperti acara yang
tidak mendidik, justru dapat
membentuk perilaku remaja ke
arah negatif, karena remaja-
remaja ini masih belum tahu
dan mengerti apa-apa. Mereka
hanya tahu bahwa acara itu
bagus, mereka merasa senang
dan terhibur serta merasa
penasaran untuk terus
mengikuti acara demi acara
selanjutnya.
Seiring dengan perkembangan
teknologi informasi yang
menandai masyarakat modern,
media massa seperti televisi
mempunyai kekuatan yang
sangat besar untuk memberikan
informasi yang mengarahkan
pola berpikir dan berperilaku
seseorang. Kemajuan teknologi
elektronik yang semakin pesat,
menjadikan televisi sebagai
media sumber informasi yang
dapat dipercaya, karena televisi
sebagai media yang sangat
kompleks yang dilengkapi
dengan audio visual. Oleh
karena itu, keberadaan televisi
bagi anak-anak remaja dan
pelajar sebagai sumber
informasi yang sangat penting.
Apalagi televisi yang banyak
menyajikan acara-acara hiburan
yang sangat diminati oleh
anak-anak dan remaja.
Televisi memberikan informasi
dan pengetahuan yang pada
akhirnya dapat membentuk
persepsi dan juga kognisi.
Persepsi mempengaruhi sikap
(attitude) dan perilaku
seseorang, sedangkan kognisi
merupakan semua proses yang
terjadi dipikiran kita yaitu,
melihat, mengamati,
mengingat, mempersepsikan
sesuatu, membayangkan
sesuatu, berfikir, menduga,
menilai, mempertimbangkan
dan memperkirakan. Jadi,
acara-acara dan program yang
ditampilkan melalui televisi
dapat berpengaruh sikap dan
juga perilaku mereka yang
melihatnya.
Media massa yang dalam hal
ini adalah televisi yang
digunakan seseorang untuk
menyampaikan informasi
kepada masyarakat luas atau
orang, telah menjadi suatu
fenomena besar pada saat
sekarang ini, hal ini harus
diakui bahwa perannya sangat
besar dalam membentuk pola
pikir, pengembangan wawasan,
dan pendapat umum. Termasuk
pendapat umum untuk
menyukai barang-barang
ataupun produk-produk tertentu
dari apa yang mereka lihat.
Televisi juga tidak dapat
dipungkiri bahwa juga dapat
mempunyai manfaat dan unsur
positif yang berguna bagi
pemirsanya, baik manfaat yang
bersifat kognitif, afektif,
maupun psikomotor (Mansur,
1993:28).
2. Memberikan Motivasi
Tidak dapat dipungkiri bahwa
tayangan sinetron tersebut akan
memberikan pengaruh baik
atau buruk bagi penontonnya,
acara televisi pada umumnya
memengaruhi sikap,
pandangan, persepsi, dan
perasaan penonton. Selain dari
dapat mempengaruhi perilaku-
perilaku negatif, televisi juga
dapat memberikan pengaruh
positif, Salah satu dampak dari
media tersebut bahwa banyak
sinetron remaja yang
mempertontonkan hal-hal yang
mungkin tidak atau belum patut
ditonton remaja yang masih
dalam proses mencari-cari,
bahkan mungkin meraba-raba
untuk mencari identitas diri.
Tentu saja hal ini akan
membawa dampak yang
signifikan bagi para
penontonnya, terutama remaja
yang masih dalam proses
pencarian jati diri (Herry
Kuswita, 1999).
keberadaan televisi tidak semuanya
membawa pengaruh dan berdampak
kearah negatif, tetapi juga dapat
memberikan dan berdampak positif, yang
mana dampak positif ini dapat
memudahkan masyarakat yang
menontonnya dalam menerima informasi
dari apa yang mereka lihat serta mereka
dengar melalui sumber televisi dengan
jangkaun yang sangat luas, dan dengan
jarak yang jauh, sehingga dapat juga
menambahkan wawasan dan pengetahuan
masyarakat yang menontonnya.
Selain itu, televisi yang
merupakan salah satu media elektronik
yang dapat menyampaikan pesan melalui
audio dan visual kepada pemirsanya dan
memberikan pengetahuan baru sehingga
informasi yang ditampilkan sesuai dengan
tujuan yang diharapkan dan bermanfaat.
Televisi juga mampu membuat orang yang
pada umunya mengingat pesan yang
disampaikan dari apa yang mereka lihat
dan dengar dilayar televisi walaupun
hanya sekali ditayangkan. Dapat
disimpulkan bahwa, remaja-remaja SMP
kampung kukang seteleh menonton
televisi, mereka akan dengan mudah
meniru dari apa yang mereka lihat
tersebut. Tayangan televisi yang memuat
unsur-unsur positif akan mempengaruhi ke
arah positif, sedangkan tayangan televisi
yang banyak menampilkan hal-hal yang
negatif juga dapat membawa ke arah
negatif yang tentunya tidak diinginkan.
Anak-anak biasanya meniru
karakter-karakter yang ada didalam
televisi, terutama yang aktif dan terkenal.
Mereka bertindak dan bertingkah laku
sesuai dengan tokoh televisi yang mereka
lihat, dan hal itu mereka bawa dalam
pergaulan sehari-hari dan biasanya
dilakukan ketika bersama dengan teman-
teman sebaya mereka (Berns, 2004).
Dalam hal ini, mereka memproses apa
yang mereka lihat dan dengar, dan
menjadikan itu sebagai sesuatu yang
berarti bagi mereka. Kemudian televisi dan
film maupun sinetron menimbulkan
banyak perhatian terhadap perkembangan
remaja, khususnya efeknya terhadap
sosialisasi anak maupun remaja.
Melalui program yang ditayangkan
tersebut, televisi mampu memberikan
sosialisasi kepada para penontonnya.
Penerusan nilai-nilai merupakan salah satu
fungsi media massa, televisi merupakan
salah satu dari media massa tersebut.
Sosialisasi ini merujuk pada cara-cara
dimana seorang individu mengadopsi
perilaku dan nilai-nilai dari suatu
kelompok, televisi menghadirkan
gambaran masyarakat kita, dengan cara
mengamati, mendengarkan, dan membaca.
Dengan kata lain televisi menyuguhkan
kepada kita model peran yang dapat kita
amati dan kita tiru.Disini lah secara teoritis
terlihat bahwa, agen sosialisasi media
massa mempunyai pengaruh yang sangat
bermakna dalam menentukan dan
memberikan pengaruh terhadap sikap
maupun tindakan. Suatu sikap anak
sangatlah menentukan bagaimana mereka
bereaksi terhadap situasi dalam
kehidupannya, karena sikap atau tindakan
merupakan penentu dari bentuk perilaku
sosial. Seseorang selalu mempunyai
bentuk dan perilaku yang berubah-ubah,
hal itu disebabkan oleh apa yang mereka
lihat dan apa yang mereka dengar.
KESIMPULAN DAN SARAN
Media televisi dalam penelitian ini sangat
berdampak terhadap perilaku remaja SMP
Kampung Kukang, perilaku yang dilihat
melalui tayangan televisi tersebut
kemudian dipraktekkan dalam kehidupan
sehari-hari. Tayangan televisi yang
beragam membuat remaja yang
menontonnya memilih program yang
disukai, akan tetapi dalam memilih
program dan acara yang disukai tidak
dilandasi dengan melihat pesan dan isi dari
program tersebut. Apalagi tayangan
televisi sekarang lebih banyak unsur-unsur
negatif, sehingga sangan sulit untuk
memilih tayangan yang bagus dan dapat
memberikan contoh yang baik dalam
kehidupan sehari-hari.
Televisi yang menampilkan acara-acara
seperti sinetron menjadi program paforit
dan sangat diminati dari berbagai
kalangan, berbagai tema sinetron antara
lain percintaan, persahabatan, keluarga,
kekerasan, dan pembunuhan. Sinetron
menggunakan berbagai teknik untuk
menarik perhatian penonton, sinetron
umunya mempengaruhi pandangan, sikap,
persepsi, dan perasaan penontonnya.
Sehingga membuat penonton tidak bisa
membedakan yang benar, palsu, simulasi,
maupun rill.
Daya tarik televisi yang bersifat audio
visual memudahkan penonton dalam
menerima pesan yang disampaikan, karena
pesan-pesan yang diterima dapat terekam
dalam daya ingatan manusia lebih lama.
Melalui program yang ditayangkan
tersebut televisi mampu memberikan
sosialisasi kepada penontonnya. Penerusan
nilai-nilai merupakan salah satu fungsi
media massa, televisi merupakan salah
satu dari media massa tersebut. Sosialisasi
ini merujuk pada cara-cara dimana seorang
individu mengadopsi perilaku dan nilai-
nilai dari suatu kelompok. Televisi
menghadirkan gambaram masyarakat kita,
dengan kata lain televisi menyuguhkan
kepada para penontonnya model peran
yang dapat diamati dan ditiru.
Saran
Berdasarkan paparan terkait dampak media
televisi terhadap perilaku remaja SMP
Kampung Kukang, ada beberapa saran
yagn menjadi bahan pertimbangan agar
remaja tidak langsung menirukan perilaku
dari televisi.
1. Remaja harus mempunyai cara
pandang yang baik dan benar
untuk menilai program maupun
acara yang bagus dan sesuai
untuk dilihat melalui televisi.
2. Remaja seharusnya membatasi
waktu saat menonton televisi,
sehingga tidak mengganggu
aktivitas lain seperti belajar,
mengerjakan tugas sekolah, dan
lain sebagainya.
3. Remaja juga harus memiliki
perilaku yang baik sesuai
dengan usianya sehingga tidak
terlalu mudah mengikuti suatu
hal yang baru dan berinteraksi
sewajarnya dengan teman
sebaya, lingkungan masyarakat,
dan keluarga
4. Dalam menonton televisi
hendaknya didampingi oleh
orangtua, agar orangtua dapat
memantau acara-acara yang
ditonton oleh anak.
5. Orangtua juga harus mampu
memberikan penjelasan
terhadap anak tentang
tayangan-tayangan yang dilihat
yang tidak pantas untuk
dijadikan contoh.
6. Orangtua diharapkan
memberlakukan jam belajar
terhadap anak serta orangtua
juga harus mentaati jam belajar
yang telah ditetapkan.