Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Jurnal Ilmiah WIDYA Volume 4 Nomor 2 AgustusDesember 2017268
ISSNISSNL
2337668623383321
DAMPAK MODEL PELATIHAN KETERAMPILAN DALAMMENINGKATKAN KOMPETENSI ANAK JALANAN UNTUKMEMPEROLEH PEKERJAAN DI TANGERANG SELATAN
Murhadi dan Rita Agustina KarnawatiSekolah Tinggi Pariwisata Sahid Jakarta
Email: [email protected]
ABSTRAK: Evaluasi efektivitas model penelitian dalam meningkatkan keterampilan anak jalanan untuk memperolekh pekerjaan.Penelitian ini dilatar belakangi oleh permasalahan kurang efektifnya pelatihan keterampilan dalam penangan anak jalanan. Mengacupada kondisi tersebut, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang kondisi objektif pelatihan keterampilan yangdilakukan Pengelola anak jalanan dan Dinas Sosial Tangsel, penelitian ini meliputi penelitian terdahulu yang relevan dengan masalahpenelitian dan hakikat pelatihan dalam meningkatkan kompetensi anak jalanan. Pendekatan yang ditempuh dalam penelitian inimenggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and DevelopmentR&D). Data dikumpulkan melalui observasipartisipasi, studi dokumentasi, wawancara, angket dan diskusi kelompok. Hasil penelitian ini dapat dirumuskan suatu model pelaksanaanpelatihan yang dapat diterapkan oleh DinSos Tangsel sebagai salah satu solusi dalam mengatasi kondisi anak jalanan untuk mendapatkanpekerjaan. Dan model pelatihan ini dapat dilakukan melalui kerjasama Dinas Sosial dengan pelaku usaha di sekitar kota TangerangSelatan dan Pengelola Anak Jalanan dengan harapan setelah pelatihan peserta dapat ditarik sebagai pegawai tentunya yang memilikiketerampilan sesuai dengan kriteria perusahaan tersebut.
Kata Kunci : Pelatihan, kompetensi,, anak jalanan, pengelola anak jalanan
ABSTRACT: Evaluate the effectiveness of research models in improving the skills of street children to get job. This research is based onthe problem of ineffective skills training in street children handling. Referring to these conditions, this study aims to obtain an overviewof the objective conditions of skills training performed by Manager of street children and social offices, this research includes previousresearch relevant to the research problem and the nature of training in improving the competence of street children. The approach takenin this research using research and development (R & D) method. Data were collected through participant observation, documentationstudies, interviews, questionnaires and group discussions. The results of this study can formulate a model of training implementationthat can be applied by Social Services Tangsel as one solution in overcoming the condition of street children to get a job. And thistraining model can be done through Social Services cooperation with business actors or company around Tangerang Selatan city areaand Manager of street children in the hope after training participants can be drawn as employees of course who have skills inaccordance with the criteria of the company.
Keywords : Trainning, , trainning, comptency, stret children, manager of street children
PENDAHULUANLatar belakang penelitian ini bahwa jumlah anak
jalanan di Tangerang Selatan (Tangsel) yangmengalami kenaikan dari tahun ke tahun.Berdasarkan data Dinas Sosial, Tenaga Kerja danTransimigrasi (Dinsosnakertrans), sekitar lebih 100yang terdata, diprediksi kondisi saat ini jumlahtersebut semakin bertambah baik jumlah maupunkompleksistas masalahnya. Anak jalanan, nampaknyamasih menjadi salah satu problem klasik Negaranegara termasuk Indonesia.
Implementasi dari undangundang tersebut,pemerintah dalam hal ini Dinas Sosial telahmengadakan pelatihan. Nampaknya hasil ataudampak dari pelatihan tersebut belum memberikansolusi bagi pemecahan sosial anak jalanan,indikasinya adalah masih banyak anak jalananmelakukan kegiatan di jalanan, anak jalanan belumterampil dalam mengaplikasikan keterampilan yangtelah didapatkannya, terlebih kegiatan pelatihan yang
dilakukan belum mampu merubah pola pikir anakjalanan.
Hal tersebut mengindikasikan bahwa programyang dijalanakan belum memberikan dampakperubahan terhadap anak jalanan. Fakta di lapanganmenunjukan masih banyak halhal yang perluditingkatkan dalam menyelenggarakan kegiatanpelatihan keterampilan bagi anak jalanan. Hasilpenelitian dalam kegiatan pelatihan menyebutkanbahwa: (1) Dinas Sosial TangSel dalam menanganimasalah anak jalanan mempunyai program pelatihandan bekerjasama dengan Pengelola anak jalanansebagai mitra dalam menyelenggarakan pembinaandan pelatihan keterampilan, (2) pelaksanaanpengembangan model pelatihan keterampilan untukmeningkatkan kompetensi anak jalanan dalammemperoleh pekerjaan, (3) efektivitas pengembanganmodel pelatihan keterampilan dalam meningkatkankompetensi anak jalanan untuk memperolehpekerjaan. Dalam hal ini diperlukan perhatian semua
Murhadi dan RitaAgustina Karnawati,268 274
Dampak Model Pelatihan Keterampilan DalamMeningkatkan Kompetensi Anak Jalanan untuk
Memperoleh Pekerjaan di Tangerang Selatan
Jurnal Ilmiah WIDYA Volume 4 Nomor 2 AgustusDesember 2017269
elemen masyarakat untuk berkontribusi dalammengatasai masalah sosial terutama anak jalanan,anak terlantar dan anakanak yang miskin.
Pengetahuan, keterampilan, dan sikap yangsudah dilatih dapat diaplikasikan dan dapatmemberikan pengaruh, sehingga memungkinkan anakjalanan mampu bersaing dan memperoleh pekerjaandan mampu menciptakan pekerjaan tertentu denganberwiraswasta. Kegiatan pembinaan untuk dapatmelihat dampak keberhasilan perlu dilakukanevaluasi, demikian halnya dalam kegiatan pelatihan.Untuk pelatihan mengenai evaluasi ini bisa dilihatdari masalah yang dievaluasi, proses evaluasiprogram, dan evaluasi penentuan hasil pelatihan.
Evaluasi program adalah penentuan baik buruksuatu program. Proses ini terdiri atas kegiatan: (1)penentuan materi, metode dan waktu pelatihan, (2)mencari bukti berkenaan dengan kriteria dimaksud,dan (3) membandingkan tujuan dengan hasil dariprogram latihan, baik buruknya suatu program latihanditentukan dengan cara membandingkan biktibuktiyang ada dengan criteria yang sudah disusun ataustandar yang sudah ditentukan. Berdasarkanperbandingan antara fakta yang dikumpulkan denganinstrument penelitian, dapat ditentukan kualitaspelatihan yang dilaksanakan: baik, cukup, kurang.Atas dasar penilaian itu dapat dikatakan apakahprogram pelatihan itu berhasil,agak berhasil ataugagal.
Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanameningkatkan kompetensi anak jalanan terkaitdengan kecakapan hidup (life skill) yang seyogyanyadimilikinya oleh anak jalanan. Kata skill masihterdapat perbedaan arti. Perbedaan disebabkan olehpenafsiran dan cara pandang orang yang berbeda.Namun demikian secara umum kata skill diartikansebagai keahlian, keterampilan, dan kecakapan. Skilldalam arti keahlian biasanya dipakai untuk seseorangyang mempunyai kemahiran pada bidang teknik danatau manajemen. Skill dalam arti keterampilandigunakan pada seseorang yang mempunyaikemahiran pada seseorang yang memilikikemampuan praktis dibidang kejujuran, pertukanganatau kerajinan. Skill dalam arti kecakapan cenderungberkenan dengan seseorang yang menguasai bidangilmu tertentu dalam mampu menyelesaikan tugasorganisasi atau lembaga.
Untuk mengatasi permasalahan terhadap anaktelah disahkan UndangUndang Perlindungan Anak,yaitu: UndangUndang Nomor 23 Tahun 2002 yang
bertujuan untuk menjamin terpenuhinya hakhakanak, agar dapat hidup tumbuh berkembang danberpartisipasi secara optimal sesuai harkat danmartabat kemanusiaan serta mendapatkanperlindungan dari kekerasan dan diskriminasi, denganterwujudnya anak Indonesia yang berkualitas, sehat,cerdas, berakhlak mulia dan sejahtera.
Tujuan umum yang akan dicapai dalampenelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaanmodel pelatihan keterampilan bagi anak jalanansehingga dapat meningkatkan kompetensi dalammemperoleh pekerjaan. Sedangkan tujuan khusus daripenelitian ini yaitu (1) Memperoleh gambaran secaraempirik tentang kondisi objektif pelatihanketerampilan anak jalanan yang dilakukan DinasSosial Kota Tangerang Selatan dan (2) untukmengetahui pelaksanaan model pelatihanketerampilan dalam meningkatkan kompetensi anakjalanan.
METODOLOGI PENELITIANSementara metode penelitian merujuk pada
metode penyelesaian masalah berdasarkanpendekatan trial dan error melalui tahapan pengujiankonsep, aplikasi konsep, evaluasi dan sasaran. Padapelaksanaan penelitian dilakukan kajian efektifitaspelaksanaan pelatihan keterampilan anak jalananyang memberikan solusi bagi pemerintah dalammeminimalkan tingkat kriminalitas, ketertiban dankenyamanan terhadap aktivitas anak jalanan. ModelPelatihan keterampilan ini melibatkan Pemerintahdalam hal ini Dinas Sosial, Pengelola anak jalanandan pelaku usaha atau donatur yang ada di wilayahsetempat. Dinas Sosial tentunya bekerjasama denganpelaku usaha atau donatur dan pengelola anak jalanandalam melaksanakan pelatihan keterampilan.Pengkajian pelatihan yang telah dilaksankankemudian dibadingkan dengan model pengembanganpelatihan keterampilan dalam penelitian ini untukmengetahui dampak dari pelaatihan terhadapkemajuan pada anak jalanan. Dilakukan evaluasi padapelaksanaan model pelatihan keterampilan.
Pengumpulan data dilakukan melalui wawancaramendalam dengan Dinas Sosial terkait, PengelolaAnak Jalanan dan Pelaku Usaha di wilayah setempat.Selain itu juga diadakan temu ilmiah melalui seminaratau forum diskusi untuk dapat memberikan masukanterhadap model pelatihan keterampilan yang akandilaksanakan, sehingga model ini menjadi bahankajian dan masukan bagi Dinas Sosial dalam
a.
~
Murhadi dan RitaAgustina Karnawati,268 274
Dampak Model Pelatihan Keterampilan DalamMeningkatkan Kompetensi Anak Jalanan untuk
Memperoleh Pekerjaan di Tangerang Selatan
Jurnal Ilmiah WIDYA Volume 4 Nomor 2 AgustusDesember 2017270
mengadakan pelatihan kepada anak jalanan.Penelitian ini dilakukan melalui metode
penelitian research and development atau penelitiandan pengembangan dengan menggunakan pendekatankualitatif (Qualitatif method). Dalam penelitian inimenggunakan lima langkah penelitian research anddevelopment, yaitu (1) studi pendahuluan, langkah inimeliputi studi literature dan survey terbatas; (2)pengembangan model konseptual, (3) implementasimodel (uji coba lapangan), dan (4) model akhir yangdirekomendasikan
HASIL DAN PEMBAHASANDampak Pelatihan Terhadap Kompetensi
Banyak ahli berpendapat tentang arti pelatihan,namun dari beberapa pendapat tersebut padaprinsipnya tidak jauh berbeda. Menurut Moekijat(1993:3) menyatakan bahwa pelatihan adalah suatubagian pendidikan yang menyangkut proses belajaruntuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan diluar system pendidikan yang berlaku dalam waktuyang relative singkat dan dengan metode yang lebihmengutamakan praktek daripada teori. Pernyataantersebut mengisyaratkan bahwa kegiatan pelatihansebagai upaya mendidik dalam arti sempit, terutamadilakukan dengan cara intruksi, berlatih dan sikapdisiplin. Alex S. Nitisemito (1982:86)mengungkapkan tentang tujuan pelatihan sebagaiusaha untuk memperbaiki dan mengembangkansikap, tingkah laku dan pengetahuan, sesuai dengankeinginan individu maupun lembaga yangbersangkutan. Dengan demikian pelatihandimaksudkan dalam pengertian yang lebih luas, dantidak terbatas sematamata hanya untukmengembangkan keterampilan dan bimbingan.Berbeda dengan Nadler (1982:6) yang menekankanbahwa pelatihan adalah pembelajaran pengembanganindividu yang bersifat mendesak karena kebutuhansekarang ini. Pandangan Nadler ini berangkat dariasumsi bahwa pemenuhan kebutuhan (needs)individu untuk mencapai tingkat kepuasaan atas hasilkerja tertentu membutuhkan pengetahuan danketerampilan individu itu sendiri, baik dalammemulai atau mengembangkan aktivitas tertentu.
Bahwa yang dimaksud dalam pelatihan untukmeningkatkan kompetensi adalah merupakan suatuprogram terencana yang bertujuan untukmembangun, mengembangkan, dan meningkatkanpengetahuan, keterampilan, dan sikap yangberhubungan dengan tugastugas kehidupan anak
jalanan sehingga mampu mendapatkan pekerjaan.model pelatihan yang ada, dapat dilihat diantaranyasebagaimana diungkapkan Nadler (1982:12), yangdikenal dengan The Critical Event Model (CEM) ataudisebut dengan model terbuka yang langkahlangkahnya terlihat lebih detail dan spesifik. Padamodel ini tidak semua variabel bisa diidentifikasi atauditetapkan pada saat dilakukan perancangan programpelatihannya, namun pada setiap langkahnya selaludievaluasi sebagai balikan. Model yangdikembangkan Nadler dimulai dari: (1) menentukankebutuhan organisasi, (2) menentukan spesifikasipelaksanaan tugas, (3) menentukan kebutuhanpembelajaran, (4) merumuskan tujuan, (5)menentukan kurikulum, (6) memilih strategipembelajran, (7) mendapatkan sumber belajar, dan(8) melaksanakan pelatihan yang telah dilaksanakan,apakah masih perlu diadakan perbaikan atau memangsudah sesuai dengan tujuan yang diinginkan olehorganisasi.
Kompetensi seseorang individu merupakansesuatu yang melekat dalam dirinya yang dapatdigunakan untuk memprediksi tingkat kinerjanya.Setiap kompetensi memerlukan pengembanganmenyeluruh dari bepikir kritis dan praktek yangreflektif yang akan membangun sejumlahpengetahuan dan penglaman hidup bagi manusia.Gordon dal E. Mulyasa (2003:38) menjelaskanbeberapa aspek atau ranah yang terkandung dalamkonsep kompetensi sebagai berikut: (1) pengetahuan(knowledge): yaitu kesadaran dalam bidang kognitif;(2) pemahaman (understanding): yaitu kedalamankognitif dan afektif yang dimiliki individu, (3)kemampuan (skill), adalah sesuatu yang dimilikiindividu untuk melakukan tugas atau pekerjaan yangdiberikan kepadanya; (4) nilai (values): adalah suatustandar perilaku yang telah diyakini dan secarapsikologis telah menyatu dalam diri seseorang; (5)sikap (attitude): yaitu perasaan senang tidak senang,suka tidak suka atau reaksi terhadap sesuaturangsangan yang datang dari luar, (6) minat (interest):adalah kecenderungan seseorang untuk melakukansuatu perbuatan.Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang dipilih oleh Penelitiadalah Tangerang Selatan (Tangsel). Ada beberapadasar pertimbangan dan alasanalasan akademikdipilihnya Tangerang Selatan sebagai lokasipenelitian pengembangan model pelatihanketerampilan dalam meningkatkan kompetensi bagi
Murhadi dan RitaAgustina Karnawati,268 274
Dampak Model Pelatihan Keterampilan DalamMeningkatkan Kompetensi Anak Jalanan untuk
Memperoleh Pekerjaan di Tangerang Selatan
Jurnal Ilmiah WIDYA Volume 4 Nomor 2 AgustusDesember 2017271
anak jalanan, yaitu; pertama, Tangerang Selatanmemiliki jumlah anak jalanan yang cukup banyakwalaupun di bawah kotakota lainnya, kedua DinasSosial Tangerang Selatan memiliki program pelatihanbagi anak jalanan, dimana Dinas Sosial juga dalammelakukan pelatihan dan pembinaan anak jalanandibantu oleh Sanggar atau Pengelola Anak Jalanan.Pengelola yang membantu kegiatan Dinsos yaituLSM Jarak yang berlokasi di Bintaro Pondok Aren,Sangar Kreatif Anak Bangsa kawasan Ciputat dansanggar tersebut tempat berkumpulnya kegiatan anakdalam pembinaan dan pemberian pelatihan.Kondisi Anak Jalanan
Perkembangan jumlah anak jalanan di TangerangSelatan dalam perkembangannya ini mengalamipeningkatan. Banyak faktor yang menyebabkananakanak jalanan melakukan aktivitas di jalan dalammencari uang. Faktor penyebab adanya anak jalananyaitu :a. Ekonomi
Faktor keadaan keuangan orang tua dari anakjalanan yang serba kekurangan untuk mencukupiekonomi keluarga seperti untuk makan sehari – hari,biaya sekolah dan biaya hidup lainnya.b. Dipengaruhi oleh orang lain
Dari hasil wawancara dilapangan sebagai anakjalanan diajak atau dipengaruhi oleh temantemanyayang tidak sekolah karena putus sekolah atau karenateman mainnya dalam kegiatan seharisehari,sehingga ikut menjadi anak jalanan dan sekalianmencoba untuk mencari uang di jalanan. Denganpendekatanpendekatan antar teman sehinggapopulasi jumlah anak jalanan bertambah.c. Kekerasan dirumah
Timbulnya anak jalanan yaitu disebabkankekerasan orang tua dalam mendidik anakanak nya,sehingga anak tersebut tidak betah tinggal di rumahkarena tekanantekanan dari para orang tua.d. Perceraian orang tua
Penyebab menjadi anak jalanan karena anaktersebut berinisiatif untuk mencari uang di jalanankarena ingin membatu ekonomi kehidupan ibunyaatau keluarganya.e. Tidak mampu mengatasi rasa minder
Rasa minder karena status sosial, rasa minderterhadap lingkungan dan temantemannya yangberada, sehingga menyebabkan anak tersebut menjadianak jalanan.
Dari hasil survei di lapangan yaitu ada keinginanmereka untuk keluar dari lingkungan tersebut. Setiap
pertanyaan ini muncul mereka akan menjawabdengan sepontan bahwa mereka akan pilih untukbertahan sebagai anak jalanan. Hal tersebut karenasebagian besar dari anak jalanan dengan kategorianakanak sehingga sangat kecil dan usia sekolah,kemungkinan memikirkan halhal yang lebih serius,kebiasaan hidup bebas tanpa aturan yang mengikatmereka, kemudian tidak ada yang mengawasisehingga membuat mereka hidup bebas.
Pandangan anak jalanan mengenai masa depantidak jelas dan tidak tahu mereka masih bingungketika ditanya, tentang cita cita mereka sebagianbesar menjawab seperti layaknya anakanak yang lainakan tetapi bagaimana menanggapainya mereka tidakterbayangkan.Pelatihan dan PembinaanPelatihan Anak Jalanan
Pemberian pelatihan kepada anak jalanan degantujuan agar anak jalanan tidak kembali ke jalan untukmelakukan aktivitas mencari uang dengan caramengamen, memintaminta dan mencuri uang dijalanan. Sebanyak 30 anak jalanan (anjal) diberikanbeberapa pelatihan menyablon dan melukis olehDinas Sosial Tangerang Selatan, bekal keterampilantersebut diharapkan bisa beralih profesi untukkesejahteraan hidup nya.
Peserta pelatihan dinaungi oleh kelompok anakjalanan dengan kegiatan bimbingan sosial danpelatihan bagi anak dan remaja bermasalah ini dapatmengurangi potensi Penyandang MasalahKesejahteraan Sosial (PMKS). Sebab, permasalahanutama dari PMKS selalu berkaitan dengan ekonomi.Pelatihan yang diberikan dalam pelatihan ini dapatditerapkan untuk membantu perekonomian keluarga.Materi pelatihan yaitu teknik pembuatan sablon,teknik melukis dilatih dengan menggunakan berbagaimedia. Jadi bukan hanya kaos atau bahan kain saja,mereka juga bisa sablon untuk mug, membuat stiker,dan pin.Pembinaan Anak Jalanan
Selain pelatihan yang dilakukan Sanggar atauPengelola Anak Jalanan yang berlokasi di Ciputatdan di Bintaro yang bertugas melakukan pembinaandan pendidikan sejauh ini yang telah dilakukan yaitupembinaan keagamaan dalam mengembangkan nilainilai moral dan ahlak anak jalanan, pemberianpengetahun bahasa inggris dan belajar pengetahuanumum. Pembinaan keagamaan mengarahkan anakjalanan agar mengenal dirinya sendiri dengan tujuanmemiliki semangat untuk berubah ke yang lebih
Murhadi dan RitaAgustina Karnawati,268 274
Dampak Model Pelatihan Keterampilan DalamMeningkatkan Kompetensi Anak Jalanan untuk
Memperoleh Pekerjaan di Tangerang Selatan
Jurnal Ilmiah WIDYA Volume 4 Nomor 2 AgustusDesember 2017272
baik.. Pengelola Anak Jalanan berperan sebagaifasilitator, penyedia informasi, motivator dan materiyang diberikan yaitu tentang keagamaan meliputiaqidah, syariah dan akhlak. Tujuan pembinaankeagamaan memberikan pengaruh dan kepercayaankepada anak jalanan. Dukungan yang dibutuhkandalam proses pembinaan yaitu fasilitas, tempat,perlengkapan dan dukungan dana dari para donatur,masyarakat maupun dari pemerintah. Permasalahanpermasalahan dilapangan yaitu :1. Bahwa program pembinaan dan pelatihan belumsecara maksimal terhadap kemampuan keterampilananak jalanan, sehingga belum memberikan pengaruhterhadap anak jalanan untuk mendapatkan pekerjaan.2. Belum ada pembinaan yang komprihensif terhadaptata kelola Pengelola anak jalanan karena belumadanya tempat yang permanen dalam kegiatantersebut.3. Kegiatan pembinaan dan pelatihan yang diadakanbelum berdampak positif kepada peserta, hal inidisebabkan oleh:
a. Waktu pelatihan yang sangat singkatb. Belum adanya program kelanjutan
4. Masalah selanjutnya adalah mengenai rencanapenempatan anak jalanan setelah mengikuti pelatihanmereka akan disalurkan atau ditempatkan padabeberapa industri yang bersedia untuk menerimamereka. Masalah penempatan anak jalananmenghadapi kendala:
a. Bermain masih menjadi tujuan merekaketimbang bekerja
b. Bekal pelatihan yang terlalu sedikitMelihat beberapa permasalahan yang dihadapi
dalam penanganan anak jalanan, diperlukanpemikiran upaya yang harus dilakukan dalammenyelesaikan masalah sosial.Model Pelatihan Keterampilan yang dilakukan
Berdasarkan permasalahan tentang anak jalanandan anakanak miskin dan pengaruh pelatihanterhadap keterampilan, maka peneliti dapat menggambarkan bahwa model pelatihan yang dapatdilakukan dengan memberikan pelatihan langsungdengan simulasi dan pratek di tempat sanggar, ditempattempat usaha atau pelaku usaha sebagai salahsatu solusi terhadap anak jalanan.
Metode yang dilakukan yaitu melalui kerjasamaantara Dinas terkait, Pengelola anak jalanan danPelaku usaha dalam pelaksanaan pelatihan, sehinggaanak jalanan dan anakanak miskin mendapatkanketerampilan dan kompetensi dari pelatih atauinstruktur tentang keterampilan yang dibutuhkan ditempattempat usaha tersebut.
Adapun langkah–langkah yang akan dilakukanadalah:1. Pendekatan terhadap sanggar atau Pengelola anakjalanan, membekali atau memberikan pengetahuankepada sanggar atau pengelola anak jalanan mengeanipengelolaan dan organisasi. Adapun pembekalan–pembekalan yang dibutuhkan oleh pengelolah anakjalanan dan anakanak miskin berdasarkan hasilpenelitian yaitu:
a. Manajemenb. Leadershipc. Psikologi anak terapand. Keterampilan–keterampilan yang lain
2. Pendekatan terhadap anak jalanan dan anakanakmiskin, yaitu mengumpulkan data tentang usia anakjalanan, latar belakang pendidikan, latar belakangkehidupan anak jalanan, waktu yang tepat untukdiadakannya pelatihan dan outcome dari pelatihan.3. Model pelatihan yang sesuai atau mewakilikeinginan banyaknya anakanak4. Memberikan pencerahan dan motivasi tentangpentingnya pelatihan yang akan diikuti bagi masadepan mereka
Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan untukanak jalanan dengan pertimbangan:1. Jenis pekerjaan tersebut bukan jenis pekerjaanyang diusahakan sendiri akan tetapi pekerjaantersebut sudah disediakan oleh orang lain.2. Tidak memerlukan pengetahuan yang kuat, untukdapat mengerjakan pekerjaan.3. Dapat dilakukan oleh anak anak mulai usia SDhingga SMA.4. Untuk dapat mengerjakan pekerjaan ini dan tidakmemerlukan keahlian khusus.
Pemerintah dalam hal ini Dinas Sosialbekerjasama dengan pelaku usaha di wilayahsetempat dalam melakukan pelatihan untukmeningkatkan kompetensi dari program pelatihan.Metode pelatihan yang dilakukan yaitu pemberianketerampilan dan sekaligus melakukan pekerjaanyang dilakukan oleh karyawan nantinya pada tempatusaha tersebut. Adapun pelatihan yang dapatdilakukan yaitu seperti :1. Pelatihan Sablon dan Percetakan
Untuk meningkatkan keterampilan dalam bidangcetak dan sablon, telah diadakan pelatihanmenyablon, program pelatihan tersebut secaraterprogram dilaksanakan. Adapun peserta pelatihandiikuti oleh anak jalanan dan anakanak bermasalah.Yang perlu ditingkatkan dalam pelatihan ini adalahkeberalanjutan dari pelatihan bagaimana anak jalanantidak kemabli ke jalanan dan mempunyai pekerjaantetap, yaitu dengan menggadeng pelatih dari pelaku
Murhadi dan RitaAgustina Karnawati,268 274
Dampak Model Pelatihan Keterampilan DalamMeningkatkan Kompetensi Anak Jalanan untuk
Memperoleh Pekerjaan di Tangerang Selatan
Jurnal Ilmiah WIDYA Volume 4 Nomor 2 AgustusDesember 2017273
usaha bidang sablon, memberikan peralatan danmemberikan maagang peserta pelatihan di tempatusaha sablon.
Dari hasil analisis penelitian, agar para pesertapelatihan mempunyai keterampilan dan kompetensidalam menyabon dan percetakan, dengan metodepelatihan diarahkan kepada materimateri tentangbagaimana mengetahui teknikteknik menyabon,mengetahui peralatan dan bahanbahan menyabondan percetakan.2. Pelatihan Cuci Steam roda dua dan rodaempat
Pelaksanaan pelatihan cuci/steam kendaran rodadua atau roda empat dilakukan di tempat pencucianatau di tempat pelaku usaha pencucian kendaraanyang diikuti oleh peserta. Adapun pelatihanketerampilan membersihkan kendaraan roda dua atauroda empat (motor dan mobil) yang bisa diterapkankepada kemampuan atau keterampilan, pelatihandibimbing dan dilatih oleh para pekerja yang ada ditempat pencucian.3. Pelatihan melukis
Pelaksanaan pelatihan melukis, dengan tujuanuntuk menyalurkan bakat dan minat bagi peserta dibidang seni, agar peserta pelatihan mendapatkanketerampilan dan kompetensi sebagai bekal untukbekerja. Pelatihan keterampilan melukis yang bisaditerapkan kepada peserta pelatihan yaitu melaluibimbingan dan dilatih oleh para pelukis yangmempunyai pengalaman seni dalam bidang melukis.4. Pelatihan membuat kerajinan dari bahan koranbekas
Untuk meningkatkan kompetensi keterampilandalam membuat barangbarang yang unik dan bahandasar dari korankoran bekas, pelatihan membuatkerajinan barangbarang unik dari bahan koran bekas.Tujuan pelatihan yaitu agar peserta pelatihanmempunyai kreatifitas yang tinggi dan dapatmemanfaatkan barangbarang bekas untuk dijadikansesuatu yang unik dan dapat dijual untukmendapatkan uang, selain barangbarang yang unikdari sisi bahan juga sangat murah dan sangat mudahdidapatkan oleh peserta pelatihan.
Dari hasil analisis penelitian ini agar para pesertapelatihan mempunyai keterampilan dalam membuatseni kerjainan dan memanfaatkan barangbarangbekas dan metode program pelatihan diarahkankepada tingkat kompetensi, dengan materimateriyaitu : dapat mengetahui teknikteknik lintingankorang sebagai pelatihan dasar, mengetahui peralatan
dan bahanbahan yang digunakan. pelaksanaanpelatihan dilatih oleh trainer dengan metode simulasidan praktek.Evaluasi Pelatihan
Untuk mengetahui kegiatan pelatihan anakjalanan dan anakanak miskin berjalan sesauai denganprogram dan tujuan yang telah direncakan diperlukanadanya evaluasi melalui pemamantauan dan hasilpelatihan kegiatan peserta pelatihan. Yang perludipanatu dari pelaksanaan pelatihan yaitu:1. Keaktifan Peserta pelatihan
Peserta pelatihan dimotivasi agar aktif dansemangat dalam mengikuti pelatihan, keaktifandilihat dari kehadiran, motivasi ingin berubahkeadaan yang sekarang menjadi orang yangmempunyai kemampuan untuk bekerja.2. Kemampuan sikap sebelum dan sesuadah pelatihan
Tentunya pelatihan yang efektif yaitu pelatihanyang memberikan hasil yang cepat dan tepat, parapeserta pelatihan atau anak jalan dengan cepatmemiliki kemampuan atau keterampilan bidang ilmuyang diberikan, sehingga anak jalanan mempunyaimodal untuk bekerja dan tidak kembali kejalanan.3. Tujuan yang diharapkan
Tujuan yang diharapkan dari hasil pelatihan yaituadanya kerjasama antara Dinas Sosial dengan tempattempat usaha untuk memberikan keterampilan danpeluang bekerja para anak jalanan.
PENUTUPKesimpulan
Dinas Sosial telah melaksanakan pembinaansecara berkala kepada anak jalanan melalui pelatihanketerampilan. Dan Dinas Sosial juga dalam hal inimelibatkan sanggar atau pengelola anak jalanmelalukan pembinaan, pendidikan dan kerohanian.Dan hasil kegiatan dan upaya yang telah dilakukanagar dapat menyelesaikan permasalahan pada anakjalanan. Dalam penelitian ini disimpulkan sebagaiberikut : Dinas Sosial telah melaksanakan pembinaansecara berkala kepada anak jalanan melalui pelatihanketerampilan, Dinas Sosial juga dalam hal inimelibatkan sanggar atau Pengelola anak jalan untukmelalukan pembinaan, pendidikan dan kerohanian,bermacam pelatihan telah diberikan kepada anakjalanan untuk menyelesaikan masalahmasalah sosialkhususnya anak jalanan dengan harapan anak jalananmempunyai aktivitas yang dapat menghasilkan uang,dalam penelitian ini peneleti ingin mengetahuipelaksanaan model pelatihan keterampilan anak
Murhadi dan RitaAgustina Karnawati,268 274
Dampak Model Pelatihan Keterampilan DalamMeningkatkan Kompetensi Anak Jalanan untuk
Memperoleh Pekerjaan di Tangerang Selatan
Jurnal Ilmiah WIDYA Volume 4 Nomor 2 AgustusDesember 2017274
jalanan, yaitu merubah model pelatihan yang selamaini di jalankan, model ini bukan hanya sekedarpelatihan tetapi juga “kompetensi yang dibutuhkanoleh pelaku usaha “. Pelaksanaan model pelatihan iniakan memberikan manfaat kepada kedua belah pihakbaik anak jalanan dan pemberi kerja akandimudahkan karena pelatihan yang diberikan berasaldari kebutuhan keterampilan kompetensi tenagakerja..Saran–Saran
Agar pelaksanaan pelatihan memberikanpengaruh dan efektif dapat dilaksanakan sesuaidengan tujuan, dalam penelitian menyarankan agarmelakukan pengembangan model pelatihanketerampilan yang dilakukan oleh Dinas Sosial danPengelola yang bertujuan agar anak jalananmempunyai keterampilan sebagai modal untukmendapatkan pekerjaan yang layak dan mendapatkanpenghasilan, sehingga anak jalanan tidak kembalikejalan untuk mengemis, mengamen atau memintaminta, kerjasama dengan pelaku usaha sangatdiharapkan untuk pelaksanaan model pelatihan dan
dilakukan secara berkelanjutan agar anak jalananmempunyai keterampilan sebagai modal dalammencari pekerjaan, Melakukan pembinaan secaraberkelanjutan baik pembinaan mental, kepercayaandiri dan keagamaan.
DAFTAR PUSTAKAAlex. S. Nitisemito. Manajemen Personalia, Edisi Ke3 Cetakan
ke9, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1996Dessler, Gary. Human Resource Management 8th, Prentice Hall,
Inc,New Jersey, 2000Hasibuan Malayu S.P. Manajemen Sumber Daya Manusia, Dasar
dan Kunci keberhasilan, Gunung Agung, Jakarta, 1997Moekijat. Latihan dan Pengembangan Layanan Pegawai,
Mandar Maju, Bandung, 1991Nadler, D.A. and Thusman, M.L. A General Diagnostic Model for
Organizational Behavior. New York: MacGraw Hill,1983
Nasution, S. Berbagai Pendekatan dalam Proses BelajarMengajar, Bandung Aksara, 2008
Sudjana, D., Metoda dan Teknik Pembelajaran Partisipatif,Bandung, Nusantara Press, 1993
Sugiyono, Prof., Dr. Metode Penelitian Bisnis , Cetakan Ke6,CV. Alfa Beta, Bandung, 1999
http://www.equatornews.com/berita/index.asp?Berita=Opini&id=16387
http://www.hagi.or.id/download/JGeofisika/2006_1/2006_1_5.pdf