137
UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT DEPOSIT DAN RISK TAKING BANK UMUM DI INDONESIA MENGGUNAKAN PANEL DATA ANALYSIS : STUDI EMPIRIS PERIODE 1995 - 2010 TESIS MAULISA YANTI NASUTION 1006793870 FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN JAKARTA JANUARI 2012 Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

  • Upload
    vothuan

  • View
    235

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

UNIVERSITAS INDONESIA

DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP

TINGKAT DEPOSIT DAN RISK TAKING BANK UMUM DI

INDONESIA MENGGUNAKAN PANEL DATA ANALYSIS :

STUDI EMPIRIS PERIODE 1995 - 2010

TESIS

MAULISA YANTI NASUTION

1006793870

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

JAKARTA

JANUARI 2012

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 2: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

UNIVERSITAS INDONESIA

DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP

TINGKAT DEPOSIT DAN RISK TAKING BANK UMUM DI

INDONESIA MENGGUNAKAN PANEL DATA ANALYSIS :

STUDI EMPIRIS PERIODE 1995 - 2010

TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Manajemen

MAULISA YANTI NASUTION

1006793870

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN

KEKHUSUSAN MANAJEMEN KEUANGAN

JAKARTA

JANUARI 2012

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 3: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 4: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 5: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

iv

KATA PENGANTAR

Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena hanya atas izin-Nya tesis ini

dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Tesis ini dibuat sebagai salah

satu syarat dalam mencapai gelar Magister Manajemen pada Program Studi

Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Dengan selesainya

tesis ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

(1) Prof. Rhenald Khasali, Ph.D. selaku ketua Program Studi Magister

Manajemen Universitas Indonesia

(2) Rofikoh Rokhim, S.E., SIP., DEA., Ph.D, selaku dosen pembimbing yang

telah meluangkan waktu, berbagi pengetahuan, dan mendukung penyusunan

tesis ini;

(3) Dr. Dewi Hanggraeni, MBA., dan Eko Rizkianto, ME., selaku dosen penguji

yang telah memberi banyak masukan berharga kepada penulis;

(4) Seluruh dosen dan staf pengajar Magister Manajemen Universitas Indonesia;

(5) Ayahanda dan Ibunda tercinta, Alm. Akmal Nasution dan Jusmaniah,

sumber kekuatan dan motivasi.

(6) Suami dan putriku, Arie Septiantoro dan Nadine Almira Khanza yang selalu

memberikan motivasi dan inspirasi.

(7) Bank Indonesia, yang memberikan kesempatan emas ini.

(8) Seluruh staf administrasi dan perpustakaan Magister Manajemen Universitas

Indonesia.

(9) Teman-teman dari kelas B101 dan KP101 angkatan 2010, atas persahabatan,

kerja sama, dan dukungan selama ini.

(10) Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Akhir kata, semoga Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas kebaikan

semua pihak yang telah berpartisipasi dan memberikan dukungan selama ini.

Semoga tesis ini bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

Jakarta, 9 Januari 2012

Penulis

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 6: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 7: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

Universitas Indonesia

vi

ABSTRAK

Nama : Maulisa Yanti Nasution

Program Studi : Magister Manajemen

Judul Tesis : Dampak Sistem Penjaminan Simpanan Terhadap

Tingkat Deposit Dan Risk Taking Bank Umum Di

Indonesia Menggunakan Panel Data Analysis : Studi

Empiris Periode 1995 - 2010

Tujuan penelitian ini adalah menginvestigasi pengaruh implementasi deposit

insurance system (DIS) terhadap depositor dan bank. Pertanyaan fundamental

yang ingin dibuktikan dalam penelitian ini adalah apakah implementasi DIS

memperbaiki tingkat deposit bank umum di Indonesia. Penelitian ini dilakukan

menggunakan panel data analysis dengan pendekatan random effect yang

memungkinkan analisis terhadap perbedaan individu dan waktu. Studi

membuktikan bahwa implementasi DIS di Indonesia efektif meningkatkan deposit

bank umum di Indonesia. Disamping itu, dana masyarakat juga semakin terbesar

dan tidak terkonsentrasi pada bank milik pemerintah. Namun demikian, dari studi

ini tidak terbukti bahwa implementasi DIS menimbulkan moral hazard pihak

bank umum dalam bentuk peningkatan risk taking dalam bentuk penurunan

komposisi modal terhadap aset atau peningkatan komposisi kredit terhadap aset

bank.

Kata Kunci: penjaminan simpanan, risiko, bank, panel data analysis

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 8: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

Universitas Indonesia

vii

ABSTRACT

Name : Maulisa Yanti Nasution

Study Program : Master of Management

Title : The Impact Of The Implementation Of Deposit Insurance

System To The Bank Level Of Deposit And Bank Risk Taking

Using Panel Data Analysis : Empirical Study 1995 – 2010

Period

This study evaluates the impact of the deposit insurance system (DIS) to the

depositors and banks in Indonesia. The implementation of explisit deposit

insurance system in Indonesia is managed by Indonesia Deposit Insurance

Corporation (IDIC). The fundamental question tried to answer in this research is

whether the DIS improved the effectiveness of the banking system evidenced by

the increased of the bank level of deposit. The research conducted in a panel data

analysis using the random effect model approach, that controlled individual and

time. The research find that the deposit level of the bank has improved since the

deposit insurance is available. It also find that the deposit is not concentrated in

the state controlled banks any longer since the implementation of DIS in

Indonesia. Another good news is that the study did not find that the DIS affect the

increasing of bank risk taking not only the composition of credit to asset, but also

the level of equity to asset of the bank.

Key Words: deposit insurance, risk taking, banking, panel data analysis

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 9: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

Universitas Indonesia

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ iv

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................ vi

ABSTRAK ........................................................................................................ vii

ABSTRACT ....................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 7

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................. 8 1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................ 9

1.5 Hipotesis Penelitian ............................................................................. 10 1.6 Batasan Penelitian ............................................................................... 11

1.7 Sistematika Penulisan .......................................................................... 11

BAB 2 LANDASAN TEORI .......................................................................... 13

2.1 Peran Perbankan .................................................................................. 13 2.2 Ruang Lingkup Usaha Bank Umum .................................................... 13

2.3 Determinan Bank Interest Margins ...................................................... 15 2.4 Jenis Risiko Bank ................................................................................ 15

2.5 Determinan Risiko Bank ..................................................................... 18 2.6 Manajemen Risiko Bank ..................................................................... 18

2.7 Penjaminan Simpanan ......................................................................... 20 2.8 Kenapa Penjaminan Simpanan Diperlukan .......................................... 21

2.8.1 Biaya, Keanggotaan, dan Premi Penjaminan Simpanan ................... 23

2.8.2 Penjaminan Simpanan dan Risk Taking Bank .................................. 24 2.8.3 Penjaminan Simpanan dan Charter Value ....................................... 29

2.8.4 Penjaminan Simpanan dan Krisis Perbankan ................................... 29

2.9 Pre requisite Implementasi Sistem Penjaminan Simpanan ................... 30

2.10 Studi Empris : Implementasi Penjaminan simpanan ............................. 32 2.11 Regulasi Penjaminan simpanan Nasabah di Indonesia ......................... 33

2.11.1 Program Penjaminan Simpanan Indonesia ....................................... 34 2.11.2 Simpanan Yang Dijamin LPS ......................................................... 34

BAB 3 GAMBARAN UMUM LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN ........... 36

3.1 Dari Blanket Guarantee Ke LPS .......................................................... 36 3.2 Organisasi LPS .................................................................................... 36

3.2.1 Dewan Komisioner ......................................................................... 37

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 10: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

Universitas Indonesia

ix

3.2.2 Kepala Eksekutif ............................................................................. 37

3.3 Fungsi, Tugas, dan Wewenang LPS..................................................... 38

3.4 Sumber Dana ....................................................................................... 39 3.5 Premi Penjaminan simpanan ................................................................ 40

3.6 Suku Bunga Penjaminan ...................................................................... 41 3.7 Simpanan Nasabah Yang Dijamin LPS ................................................ 42

3.8 Profil Risiko LPS ................................................................................ 42 3.9 Kinerja LPS ........................................................................................ 44

3.9.1 Klaim Penjaminan Simpanan Nasabah Oleh LPS ............................ 45 3.9.2 Penanganan Bank Century oleh LPS ............................................... 46

3.9.3 Investasi LPS .................................................................................. 47

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 48

4.1 Formulasi Model Penelitian ................................................................. 48

4.2 Hipotesis ............................................................................................. 49 4.3 Metode Penelitian................................................................................ 52

4.3.1 Pendekatan Kuantitatif .................................................................... 52 4.3.2 Pengumpulan Data : Populasi dan Sampel ....................................... 53

4.3.3 Variabel Yang Digunakan Dalam Model ......................................... 54 4.3.4 Panel Data....................................................................................... 56

4.3.5 Pemilihan Metode Estimasi ............................................................. 59 4.3.6 Pengujian Kriteria Ekonometrik ...................................................... 60

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................ 65

5.1 Analisis Deskriptif .............................................................................. 65

5.1.1 Perkembangan Jumlah Bank ........................................................... 65

5.1.2 Dana Pihak Ketiga (Deposit) ........................................................... 66 5.1.3 Risk Taking Bank Berdasarkan Komposisi Modal Terhadap Aset

Bank Umum Periode 1995-2010 ..................................................... 69

5.1.4 Kredit dan Risk Taking Bank Umum Menggunakan Ukuran

Komposisi Kredit Terhadap Aset Bank ........................................... 73

5.2 Pengujian Hipotesis Dengan Metode Regresi ...................................... 77

5.2.1 Pengujian Kriteria Statistik Dan Ekonometrika ............................... 78

5.2.2 Pengolahan Data Menggunakan Panel Data Dengan Pendekatan

Random Effect Model ...................................................................... 81

5.2.3 Hasil Regresi Dan Analisis.............................................................. 81

5.3 Perbedaan Hasil Studi Empiris di Indonesia, Canada, dan Rusia .......... 96

BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN …………………………………………...99

6.1 Simpulan ............................................................................................. 99 6.2 Saran ................................................................................................. 101

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 11: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

Universitas Indonesia

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Perkembangan Simpanan dan Pinjaman Bank (1990 – 2010) ............ 3

Gambar 1.2 Perkembangan Suku Bunga Berjangka (1990 – 2010) ....................... 3

Gambar 1.3 Perkembangan Kinerja Bank Umum (2001 – 2010) .......................... 6

Gambar 3.1 Struktur Organisasi LPS ................................................................. 38

Gambar 3.2 Pergerakan Suku Bunga LPS ......................................................... 41

Gambar 3.3 Manajemen Risiko LPS .................................................................. 42

Gambar 3.4 Alur Proses Manajemen Risiko LPS ............................................... 43

Gambar 3.5 Likuidasi Bank dan Bank Dalam Pengawasan Khusus .................... 45

Gambar 4.1 Tahapan Model Penelitian .............................................................. 53

Gambar 5.1 Perkembangan Jumlah Bank Yang Beroperasi di Indonesia ............ 65

Gambar 5.2 Pergeseran Pangsa Pasar DPK Per Jenis Bank Umum .................... 68

Gambar 5.3 Pergerakan Risk Taking Bank Umum Menggunakan Komposisi

Modal Terhadap Aset Per Kelompok Bank Umum Per Tahun ....... 71

Gambar 5.4 Pangsa Pasar Kredit Per Jenis Bank Umum Per Tahun Periode

1995 – 2010 ................................................................................... 74

Gambar 5.5 Pergerakan Komposisi Kredit Terhadap Aset .................................. 76

Gambar 5.6 Perkembangan Kurs Spot Harian Rp/USD (3 Januari 1996 sd. 16

September 1998) ........................................................................... 90

Gambar 5.7 Perkembangan Indikator Kinerja Perbankan Periode 2001 sd.

2010 .............................................................................................. 92

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 12: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

Universitas Indonesia

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Penjaminan Simpanan Tanpa Limit (Blankeet Guarantee)

Sampai Pemberlakuan Limit Penjaminan Simpanan Oleh LPS ............ 5

Tabel 3.1 Jumlah Bank Anggota LPS (2009/2010) .............................................44

Tabel 3.2 Kinerja Bank Mutiara, Tbk Setelah Penanganan Posisi 31

Desember 2010...................................................................................46

Tabel 3.3 Investasi LPS Posisi 31 Desember 2010 .............................................47

Tabel 5.1 Ringkasan Statistik Dana Pihak Ketiga (DPK) Per Jenis Bank

Umum (1995 sd. 2010) .......................................................................67

Tabel 5.2 Pergerakan Komposisi Modal Bank Terhadap Aset Per

Kelompok Bank Umum Periode 1995 – 2010 .....................................69

Tabel 5.3 Posisi Kredit Yang Disalurkan Bank Umum .......................................73

Tabel 5.4 Risk Taking Bank Umum Menggunakan Ukuran Komposisi

Kredit Terhadap Aset Per Kelompok Bank Umum Periode 1995-

2010 ...................................................................................................75

Tabel 5.5 Dampak Sistem Penjaminan Simpanan Terhadap Tingkat

Deposit Bank Umum di Indonesia (1995-2010) ..................................83

Tabel 5.6 Distribusi Simpanan Nasabah di Bank Umum Per September

2011 ...................................................................................................86

Tabel 5.7 Dampak DIS Terhadap Komposisi Modal Terhadap Aset Bank

Umum Periode 1995-2010 ..................................................................88

Tabel 5.8 Dampak DIS Terhadap Proporsi Kredit Terhadap Aset Bank

Umum Periode 1995-2010 ..................................................................94

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 13: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

Universitas Indonesia

xii

DAFTAR RUMUS

Rumus 2.1 Nilai premi untuk setiap dollar simpanan yang dijaminkan

(IPP) ………………………………………………………….

24

Rumus 2.2 Market equity value of bank (E)……………………………… 25

Rumus 2.3 Korelasi antara ekuitas dan fluktuasi aset …………………… 25

Rumus 2.4 Perubahan premi penjaminan simpanan (IPP) …………….. 26

Rumus 2.5 Perhitungan β1 .......................................................................... 26

Rumus 4.1 Model regresi Chernych dan Cole 2010 ................................... 48

Rumus 4.2 Model regresi data panel dengan pendekatan fixed effect.......... 57

Rumus 4.3 Model regresi data panel dengan pendekatan random effect..... 57

Rumus 4.4 Fungsi error dalam regresi random effect.................................. 57

Rumus 4.5 Fungsi Interval keyakinan untuk memperkirakan nilai

koefisien ………………………………………………………

60

Rumus 5.1 Model regresi yang digunakan dalam pengujian ...................... 73

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 14: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

Universitas Indonesia

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Negara-Negara Yang Telah Memiliki DIC (per November

2011) ........................................................................................ 109

Lampiran 2: Ringkasan Data Statistik Tentang Deposit Dan Risk Taking

Bank di Indonesia .................................................................... 110

Lampiran 3: Hasil Pengujian Normalitas Variabel Yang Digunakan Dalam

Regresi ..................................................................................... 112

Lampiran 4: Variabel Yang Digunakan Dalam Regresi ................................. 113

Lampiran 5: Perkembangan Pangsa Deposit Dan Pangsa Kredit Per

Kelompok Bank Umum Periode 1995 – 2010 ........................... 114

Lampiran 6: Perkembangan Jumlah Bank Per Kelompok Bank Umum

Periode 1995-2010 .................................................................... 115

Lampiran 7: Pergerakan Jumlah Bank Peserta LPS Periode 2005 – 2010 ...... 116

Lampiran 8: Rincian Nominal Penerbitan Obligasi Pemerintah Untuk

Program Rekapitalisasi Bank Umum (Per 31 Desember

2001) ........................................................................................ 117

Lampiran 9: Detail Hasil Regresi Pengaruh DIS Terhadap Tingkat

Deposit Bank Umum ................................................................ 118

Lampiran 10: Detail Hasil Regresi Pengaruh DIS Pada Komposisi Modal

Terhadap Aset Bank, Dan Komposisi Kredit Terhadap Aset

Bank Umum Periode 1995-2010 ............................................... 119

Lampiran 11: Detail Posisi Kredit Yang Disalurkan Bank Umum Dalam

Rupiah Dan Valuta Asing Periode 1995-2010 ........................... 121

Lampiran 12: Perbandingan Kondisi Perbankan Di Rusia, Canada, Dan

Asia .......................................................................................... 122

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 15: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

1 Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Studi ini dilakukan untuk menguji efektifitas deposit insurance system

(DIS) nasabah yang dijalankan fungsinya oleh Lembaga Penjamin Simpanan

(LPS) sejak tanggal 22 September 2005. Hal-hal yang melatarbelakangi studi ini

meliputi : 1) Peran penting bank dalam perekonomian suatu negara, 2) Hasil

penelitian mengenai krisis perbankan yang mengakibatkan kehancuran ekonomi

sehingga memakan biaya yang sangat besar; 3) Hasil pengamatan sementara

bahwa kinerja bank umum relatif meningkat setelah LPS beroperasi; 4) Hasil

studi atas implementasi DIS terhadap perbankan di Rusia.

Kondisi sistem perbankan suatu negara merupakan faktor penting dalam

perekonomian suatu negara karena fungsinya sebagai lembaga intermediasi, yaitu

lembaga yang menyerap dana masyarakat dalam bentuk tabungan, deposito, giro,

dan sebagainya serta menyalurkan dana tersebut dalam bentuk kredit modal kerja,

kredit investasi, dan kredit konsumsi (King dan Levine, 1993).

Perbankan Indonesia memiliki komposisi kapitalisasinya yang besar di

Bursa Efek Indonesia (BEI). Saat ini jumlah bank yang beroperasi di Indonesia

sudah mencapai 121 bank yang 10 bank diantaranya merupakan bank asing. Dari

total 121 bank tersebut, yang telah go public saat ini mencapai 31 bank. Data

statistik bulanan Bursa Efek Indonesia bulan Juli 2011 menunjukkan bahwa

market capitalization industri keuangan merupakan yang terbesar yaitu mencapai

25,5%. Dari total market capitalization industri keuangan, sektor perbankan

mencapai komposisi 93,28% yaitu mencapai Rp 887,06 Triliun. Oleh karena itu

gangguan pada perbankan akan mempengaruhi perekonomian secara luas (Bursa

Efek Indonesia, Laporan Triwulanan BEI, 2011).

Caprio dan Klingebiel (1999) menyebutkan bahwa gelombang krisis

sistem perbankan di dunia menyebabkan 112 krisis sistemik di 93 negara, dan 51

episode krisis sistemik di 46 negara. Krisis tersebut merupakan bukti pentingnya

stabilitas sistem perbankan terhadap perekonomian negara. Krisis perbankan pada

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 16: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

2

Universitas Indonesia

tahun 1997 di Thailan memakan biaya fiskal sampai dengan 30% gross domestic

product (GDP). Di Indonesia, biaya fiskal yang harus dikeluarkan atas krisis

perbankan tersebut mencapai 50% GDP untuk memperbaiki kondisi tersebut.

Kunt and Kane (2002) menyampaikan bahwa dalam rangka meredam

dampak sistemik dan membatasi membengkaknya biaya fiskal atas krisis tersebut,

strategi yang dijalankan negara-negara tersebut antara lain dengan memberikan

penjaminan simpanan masyarakat (eksplisit dan implisit), fasilitas bank sentral

yang berperan sebagai lender of the last resort, dan berbagai strategi lain terkait

dengan pengaturan dan pengawasan bank. Demikian juga halnya dengan

Indonesia.

Pada saat krisis 1997, Bank Indonesia dengan dukungan dari International

Monetary Fund (IMF) menutup 16 bank kecil pada bulan November 1997 tanpa

jaminan atas simpanan nasabah. Hal tersebut memicu terjadinya bank runs di

beberapa bank swasta yang secara total mencapai sekitar setengah dari PDB

Indonesia. Oleh karena itu, Bank Indonesia terpaksa meningkatkan bantuan

likuiditasnya dari Rp 13 Triliun menjadi Rp 31 Triliun atau 15% PDB Indonesia

pada bulan Desember 1997. Selanjutnya pemerintah memutuskan untuk

memberikan jaminan atas kewajiban semua bank yang berbadan hukum (IMF,

1999).

Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 26 tahun 1998 tentang Jaminan

Terhadap Kewajiban Pembayaran Bank Umum, pemerintah Indonesia

menetapkan pemberian jaminan pembayaran bank umum sejak tanggal 26 Januari

1998. Pada tanggal 13 November 1998, pemerintah menetapkan Keputusan

Presiden Nomor 193 tahun 1998 tentang Jaminan Terhadap Kewajiban

Pembayaran Bank Perkreditan Rakyat yang memberlakukan kebijakan yang sama

terhadap simpanan nasabah di BPR. Adapun pemberian jaminan simpanan kepada

BPR tersebut diberlakukan mundur sejak tanggal 26 Januari 1998. Kedua

kebijakan pemerintah dimaksud diberlakukan sebagai upaya untuk meredam krisis

perbankan tahun 1997/1998. Jaminan pembayaran bank atau yang dikenal dengan

blanket guarantee tersebut diberikan tanpa batasan jumlah simpanan nasabah di

bank.

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 17: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

3

Universitas Indonesia

Gambar 1.1 Perkembangan Simpanan dan Pinjaman Bank (1990 – 2010) Sumber : Bank Indonesia, Statistik Perbankan (2011)

Pemberlakuan blanket guarantee tersebut dapat mengembalikan kepercayaan

masyarat terhadap perbankan, namun disisi lain jaminan tersebut juga

menimbulkan risiko moral hazard bagi perbankan. Pada tahun 1998 posisi kredit

yang disalurkan perbankan mencapai 85% dari total simpanan (gambar 1.1)

Demikian juga halnya dengan suku bunga tinggi yang ditawarkan bank kepada

nasabah.

Gambar 1.2 Perkembangan Suku Bunga Berjangka (1990 – 2010) Sumber : Bank Indonesia, Statistik Perbankan (2011)

0

500,000

1,000,000

1,500,000

2,000,000

2,500,000

Pinjaman/Simpanan

(dlm Miliar Rp)

Periode

Kredit Simpanan Masyarakat

0

20

40

60

80

100

120

140

160

Su

ku

Bu

nga B

erja

ngk

a (

% p

a)

Periode

1 bulan 3 bulan 6 bulan 12 bulan 24 bulan

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 18: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

4

Universitas Indonesia

Pada saat krisis, bank menaikkan suku bunga berjangka 1 bulan sampai dengan

61,76% sedangkan suku bunga BI 1 bulan mencapai angka maksimal 70,44%. Hal

ini memperlihatkan kecenderungan risk taking bank meningkat pada saat

pemberlakuan blanket guarantee oleh pemerintah Indonesia (Bank Indonesia,

Statistik Ekonomi Dan Keuangan Indonesia, 2011).

Kaplan, 1999 melakukan penelitian terhadap sistem perbankan di Asia

Tenggara pada saat krisis 1997/1998 dengan sample bank-bank di Thailand,

Malaysia, Korea, Indonesia, dan Singapore. Dengan menggunakan metode deposit

insurance pricing approach, hasil studi tersebut menyimpulkan bahwa perbankan

Indonesia mengalami goncangan paling buruk pada saat krisis perbankan Asia

1997. Penjaminan simpanan secara implisit dalam bentuk blanket guarantee dari

pemerintah berdampak pada peningkatan risk taking dan leverage bank-bank di

Indonesia.

Pada tanggal 10 November 1998 pemerintah menerbitkan Undang-undang

Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun

1992 Tentang Perbankan yang antara lain menugaskan Departemen Keuangan

bersama Bank Indonesia untuk mempersiapkan implementasi deposit insurance

system (DIS) di Indonesia melalui pembentukan Lembaga Penjaminan Simpanan

(http://www.lps.go.id/v2/home.php?link=sejarah, 19 Oktober 2011, pk. 08.00

wib).

Pada tanggal 22 September 2004, pemerintah menerbitkan Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2004 Tentang Lembaga Penjamin

Simpanan yang diberlakukan terhitung sejak tanggal 22 September 2005. Dengan

diberlakukannya Undang-undang tersebut maka setiap bank wajib menjadi

anggota LPS dan berakhirnya sistem penjaminan simpanan yang tanpa batas atau

blanket guarantee tersebut. Sejak saat ini, setiap bank diwajibkan untuk menjadi

peserta LPS. Dalam mengelola DIS di Indonesia, LPS menerapkan fixed rate

premium system yaitu sistem pengenaan premi yang sama untuk setiap bank tanpa

memperhitungkan perbedaan tingkat risiko masing-masing bank. Disamping itu,

LPS juga membatasi penjaminan dalam bentuk limit penjaminan simpanan dan

suku bunga yang dijamin yang dikenal dengan suku bunga LPS.

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 19: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

5

Universitas Indonesia

Tabel 1.1 Penjaminan Simpanan Tanpa Limit (Blankeet Guarantee) Sampai

Pemberlakuan Limit Penjaminan Simpanan Oleh LPS

Periode

Batas

Maksimum

Penjaminan

Simpanan

Dasar Hukum

Sejak 13/10/2008 Rp 2 Miliar PP No. 66 tahun 2008 tentang Besaran

Nilai Simpanan Yang Dijamin LPS

22/03/2007 – 12/10/2008 Rp 100 Juta Pasal 100 UU No. 24 tahun 2004

tentang LPS sebagaimana telah diubah

dengan UU No. 7 tahun 2009

22/09/2006 – 21/03/2007 Rp 1 Miliar Pasal 100 UU No. 24 tahun 2004

tentang LPS sebagaimana telah diubah

dengan UU No. 7 tahun 2009

22/03/2006 – 21/09/2006 Rp 5 Miliar

22/09/2005 – 21/03/2006 Tidak terbatas

26/01/1998 – 21/09/2005 Tidak terbatas Keputusan Presiden No. 26 tahun 1998

dan Keputusan Presiden No. 193 tahun

1998

Sumber : UU No. 24 tahun 2004 tentang LPS; PP No. 66 tahun 2008 tentang Besaran Nilai

Simpanan Yang Dijamin LPS; Kep.Presiden No. 26 tahun 1998 tentang Jaminan Pembayaran

Bank Umum dan Kep.Presiden No. 193 tahun 1998 tentang Jaminan Pembayaran Bank

Perkreditan Rakyat

Simpanan nasabah yang dijamin dibatasi secara bertahap. Enam bulan sejak

berdirinya LPS, yaitu tanggal 22 Maret 2006 jumlah simpanan nasabah mulai

dibatasi maksimal sebesar Rp 5 Miliar. Enam bulan berikutnya batas maksimum

simpanan nasabah yang dijamin diturunkan menjadi Rp 1 Miliar. Selanjutnya

terhitung sejak tanggal 22 Maret 2007 batas jaminan simpanan yang diberikan

ditetapkan sebesar Rp 100 juta per nasabah. Akhirnya karena pertimbangan global

crisis tahun 2008, LPS kembali menaikkan jumlah simpanan yang dijamin

menjadi Rp 2 Miliar sejak tanggal 13 Oktober 2008. Disamping itu, LPS juga

membatasi bunga simpanan yang dijamin sesuai dengan suku bunga wajar yang

ditetapkan LPS setiap periode 4 bulan.

Kinerja bank umum setelah implemenasi DIS di Indonesia secara umum

menunjukkan perbaikan.

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 20: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

6

Universitas Indonesia

Gambar 1.3 Perkembangan Kinerja Bank Umum (2001 – 2010) Sumber : Bank Indonesia, Statistik Perbankan (2011)

Kecukupan modal (CAR) bank umum periode tahun 2001 sd. 2010 rata-rata

19,25%. Penerimaan dibandingkan aset (ROA) bank umum menurun 26,3% pada

periode tahun 2004 ke tahun 2005. Penurunan ROA kembali dialami pada periode

tahun 2007 ke tahun 2008 sebesar 16,2%. Penyaluran kredit (LDR) oleh bank

umum cukup tinggi rata-rata mencapai 57,5%. Pendapatan bunga (NIM) bank

umum secara umum meningkat dengan rata-rata kenaikan sebesar 5,7%. Kredit

bermasalah (NPL) mencapai angka yang tinggi selama periode 2001 sampai

dengan 2005 dengan angka tertinggi 12,2% pada tahun 2001. Setelah tahun 2005

kredit bermasalah bisa ditekan sampai angka 2,56% pada tahun 2010. Dengan

demikian, secara umum kinerja bank umum menunjukkan kinerja yang membaik

setelah implementasi DIS di Indonesia.

Chernykh dan Cole (2010) menemukan bahwa bank yang menjadi anggota

DIS memperoleh manfaat dari sistem tersebut dengan peningkatan jumlah

simpanan masyarakat yang diperolehnya. Sistem penjaminan simpanan juga

berhasil menurunkan tingkat ketergantungan masyarakat Rusia terhadap bank

milik pemerintah. Namun demikian, risk taking bank dalam bentuk penurunan

komposisi modal terhadap aset dan peningkatan proporsi kredit terhadap aset

bank, juga meningkat setelah berlakunya DIS di Rusia. Demikian juga halnya

dengan implementasi DIS di Texas yang berdampak pada peningkatan risk taking

0

10

20

30

40

50

60

70

80

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Kin

erja

(%

)

Periode

CAR (%) ROA (%) LDR (%) NIM (%) NPL (%)

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 21: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

7

Universitas Indonesia

bank di Texas sebagaimana penelitian Hooks dan Robinson (2002). Namun tidak

demikian halnya dengan implementasi DIS di Canada yang tidak terbukti

meningkatkan risk taking bank di Canada sesuai penelitian Gueyie & Lai (2003).

Berdasarkan hal-hal tersebut, perlu diteliti efektivitas DIS melalui LPS

dengan menguji dampaknya terhadap kenaikan simpanan masyarakat dan

penurunan ketergantungan masyarakat terhadap bank BUMN. Disamping itu,

penelitian ini juga akan menguji potensi dampak negatif DIS dalam bentuk

kenaikan risk taking bank umum menggunkana ukuran komposisi modal terhadap

aset bank. Ukuran lain risk taking yang digunakan yaitu dalam bentuk proporsi

kredit yang disalurkan bank terhadap asetnya. Periode penelitian dibedakan antara

periode sebelum adanya penjaminan simpanan (1996 – 1997), periode penjaminan

simpanan dalam bentuk blanket guarantee (2002 – 2005) dan setelah

beroperasinya LPS dengan memberlakukannya batas penjaminan simpanan (2006

– 2010).

1.2 Rumusan Masalah

Levin (1997) menemukan teori yang menyatakan bahwa implementasi

DIS berdampak pada peningkatan tingkat deposit dan meningkatkan penyaluran

kredit perbankan suatu negara. Disamping itu, DIS juga memberikan manfaat

dengan meminimalisir gap competitive advantage sebagaimana teori yang

disampaikan McCarthy (1980). Namun demikian, implementasi DIS memiliki sisi

negatif berupa moral hazard pihak bank berupa peningkatan risk taking bank

sebagaimana hasil penelitian Kunt, Kane, dan Laeven (2008), serta Zarruck dan

Madura (1992).

Chernykh dan Cole (2010) membuktikan teori tersebut atas

diimplementasikannya DIS terhadap perbankan di Rusia. Disamping itu

ditemukan juga bahwa implementasi DIS di Rusia menurunkan tingkat

ketergantungan masyarakat terhadap bank milik pemerintah (state controlled

bank). Namun demikian, studi tersebut memberikan bukti kuat bahwa

implementasi DIS menimbulkan moral hazard bagi bank di Rusia berupa

peningkatan risk taking bank yang diukur menggunakan komposisi modal

terhadap aset dan komposisi kredit terhadap aset bank. Demikian juga hasil studi

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 22: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

8

Universitas Indonesia

yang dilakukan Hooks dan Robinson (2002) mengenai pengaruh implementasi

DIS yang terbukti meningkatkan risk taking bank di Texas. Penelitian Gueyie dan

Lai (2003) berbeda dengan hasil penelitian di Rusia dan Texas, dimana

implementasi DIS terhadap perbankan di Canada tidak terbukti mempengaruhi

risk taking bank di Canada.

Di Indonesia, implementasi DIS secara umum sama dengan program

penjaminan simpanan di Rusia, Texas, dan Canada. Sistem keanggotaan sifatnya

wajib bagi setiap bank, dan sistem premi yang sama untuk setiap bank (fixed rate

premium system).

Berdasarkan hal tersebut diatas, pertanyaan penelitian ini meliputi :

1) Apakah implementasi DIS mempengaruhi kemampuan bank umum menarik

dana dari masyarakat?

2) Apakah implementasi DIS mengurangi tingkat ketergantungan masyarakat

terhadap bank BUMN di Indonesia?

3) Apakah implementasi DIS mempengaruhi kemampuan bank umum swasta

nasional dalam menarik dana dari masyarakat?

4) Apakah implementasi DIS mempengaruhi kemampuan bank pembangunan

daerah dalam menarik dana dari masyarakat?

5) Apakah implementasi DIS mempengaruhi kemampuan bank asing dalam

menarik dana dari masyarakat?

6) Apakah implementasi DIS meningkatkan risk taking dalam bentuk penurunan

komposisi modal terhadap aset bank umum di Indonesia?

7) Apakah implementasi DIS meningkatkan risk taking dalam bentuk

peningkatan komposisi kredit terhadap aset bank umum di Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian

Studi ini dilakukan dengan tujuan :

1) Untuk menguji efektivitas DIS di Indonesia yang ditunjukkan dengan

peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap bank umum.

2) Untuk mengetahui efektivitas DIS terhadap tingkat ketergantungan

masyarakat pada bank BUMN.

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 23: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

9

Universitas Indonesia

3) Untuk mengetahui pengaruh kepemilikan swasta nasional terhadap tingkat

deposit BUSN dengan diimplementasikannya DIS di Indonesia.

4) Untuk mengetahui pengaruh kepemilikan pemerintah daerah terhadap tingkat

deposit BU-Bank Pembangunan Daerah (BPD) dengan diimplementasikannya

DIS di Indonesia.

5) Untuk mengetahui pengaruh kepemilikan asing terhadap tingkat deposit BU-

Asing (termasuk bank umum campuran) dengan diimplementasikannya DIS di

Indonesia.

6) Untuk mengetahui dampak implementasi DIS terhadap perilaku risk taking

dalam bentuk penurunan komposisi modal terhadap aset bank umum di

Indonesia.

7) Untuk mengetahui dampak implementasi DIS terhadap perilaku risk taking

dalam bentuk peningkatan komposisi kredit terhadap aset bank umum di

Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi akademisi, bank, regulator

sistem perbankan yaitu Bank Indonesia, serta LPS sebagai regulator dan

pengelola DIS di Indonesia.

A. Akademisi

Dengan mengetahui dampak pemberlakuan sistem penjaminan simpanan

terhadap perilaku risk taking menggunakan ukuran komposisi kredit terhadap aset

dan komposisi modal terhadap aset bank umum di Indonesia, akademisi dapat

menemukan area penelitian lebih lanjut terkait dengan implementasi DIS di

Indonesia.

B. Nasabah

Dengan memahami karakteristik bank umum khususnya perilaku risk

taking bank, dapat memperkaya informasi nasabah dalam proses keputusan

penempatan dananya.

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 24: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

10

Universitas Indonesia

C. Bank Umum

Studi ini juga diharapkan dapat menyelaraskan strategi bank dengan tujuan

utama diberlakukannya sistem penjaminan simpanan oleh pemerintah Indonesia.

Dengan demikian implementasi program penjaminan simpanan dapat berjalan

efektif dalam rangka mendukung fungsi intermediasi bank.

D. LPS

Studi ini juga dapat dimanfaatkan LPS untuk mengevaluasi peraturan

tentang program penjaminan simpanan agar mendorong tingkat kesehatan bank di

Indonesia. Dengan demikian diharapkan dapat meminimalisir risiko operasional

LPS serta mendukung terciptanya stabilitas sistem perbankan Indonesia.

E. Bank Indonesia

Bank Indonesia, dapat menggunakan hasil studi ini untuk memastikan

efektivitas peraturan perbankan Indonesia dalam mengantisipasi terjadinya moral

hazard bank dengan diberlakukannya sistem penjaminan simpanan tersebut.

Disamping itu, hasil studi ini juga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan

dalam menjalankan fungsi pengawasan perbankan oleh Bank Indonesia sebelum

dialihkan kepada otoritas jasa keuangan (OJK).

1.5 Hipotesis Penelitian

Penelitian ini akan menguji beberapa hipotesis yaitu :

H1 : DIS memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah simpanan

masyarakat di bank umum

H2 : Kepemilikan pemerintah memiliki pengaruh negatif dan signifikan

terhadap jumlah simpanan bank umum BUMN dengan

diimplementasikannya DIS di Indonesia

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 25: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

11

Universitas Indonesia

H3 : Kepemilikan swasta nasional memiliki pengaruh positif dan signifikan

terhadap jumlah simpanan bank umum BUSN dengan

diimplementasikannya DIS di Indonesia

H4 : Kepemilikan pemerintah daerah memiliki pengaruh positif dan signifikan

terhadap jumlah simpanan bank umum BPD dengan

diimplementasikannya DIS di Indonesia

H5 : Kepemilikan asing memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap

jumlah simpanan bank umum Asing dengan diimplementasikannya DIS di

Indonesia

H6 : DIS memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap komposisi modal

terhadap aset bank

H7 : DIS memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap komposisi kredit

terhadap aset bank

1.6 Batasan Penelitian

Dalam membuktikan hipotesis tersebut, studi ini menggunakan data bank

umum yang meliputi Bank BUMN, Bank Pembangunan Daerah (BPD), Bank

Swasta Nasional (Devisa dan Non Devisa), serta Bank Asing termasuk Bank

Campuran.

Periode pengamatan adalah periode 1995 sampai dengan 2010 yang dibagi

dalam tiga tahap yaitu tahap sebelum adanya penjaminan simpanan nasabah (1995

– 1997), tahap berlakunya blanket guarantee (1998 – 2005), dan tahap berlakunya

sistem penjaminan simpanan dengan plafon oleh LPS (2006 – 2010).

1.7 Sistematika Penulisan

Tulisan ini disusun dalam lima bab dengan beberapa sub bab yang

membahas lebih lanjut hal-hal yang terkait denga pokok pembahasan dalam setiap

bab. Adapun kelima bab tersebut disusun dengan sistematika sebagai berikut :

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 26: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

12

Universitas Indonesia

Bab 1 Pendahuluan

Bab ini memberikan informasi/ gambaran umum tentang penelitian yang

dilakukan. Cakupan bahasan dalam bab ini yaitu beberapa sub bab yang

membahas tentang latar belakang penelitian, perumusan masalah, pertanyaan

penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, hipotesa penelitian, yang kemudian

ditutup dengan informasi tentang batasan penelitian dan sistematikan penulisan.

Bab 2 Tinjauan Literatur

Bab tinjauan literatur memuat berbagai landasan teori dan beberapa hasil

penelitian yang dilakukan terkait dengan metode penilaian saham, metode

statistik, serta ekonometrik yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini.

Bab 3 Gambaran Umum Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)

Bab ini memuat informasi ditujukan untuk memberikan gambaran organisasi LPS

dan sistem penjaminan yang dijalankannya.

Bab 4 Metodologi Penelitian

Bagian selanjutnya dalam bab 4 akan membahas tentang perumusan model yang

digunakan, formulasi hipotesis, metodologi, dan tahapan penelitian yang

dilakukan dalam studi ini.

Bab 5 Hasil Dan Pembahasan

Dalam bab ini akan didiskusikan hasil operasional data dan analisisnya.

Selanjutnya intepretasi atas hasil analisis yang diperoleh juga akan dibahas dalam

bab ini.

Bab 6 Simpulan Dan Saran

Thesis ini akan ditutup dengan bab simpulan dan saran yang memuat kesimpulan

atas hasil analisis penelitian, implikasi terhadap perumusan kebijakan, serta saran-

saran untuk penelitian selanjutnya.

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 27: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

13 Universitas Indonesia

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Peran Perbankan

Bank sebagai lembaga intermediasi yang menyerap dana nasabah dalam

bentuk simpanan (deposit) kemudian menyalurkan dana tersebut kedalam bentuk

pinjaman (loan). Oleh karena itu, bank memiliki peran penting dalam

pertumbuhan ekonomi. Lembaga intermediasi menjadi penting karena beberapa

alasan yaitu : 1) komposisi bank loan yang signifikan dalam aktivitas investasi; 2)

sebagai sumber dana utama perusahaan, bank berperan dalam mendorong

penerapan corporate governance; 3) demand deposit bank banyak digunakan

depositor sebagai media transaksi, seperti kartu kredit, cek, kartu debit, dan

sebagainya (Gorton dan Winton, 2002).

2.2 Ruang Lingkup Usaha Bank Umum

Sejalan dengan regulasi perbankan dalam Undang-undang nomor 7 tahun

1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang nomor

10 tahun 1998, antara lain memuat bahwa bank umum merupakan institusi yang

memberikan pelayanan dalam proses pembayaran baik secara konvensional

ataupun berdasarkan prinsip syariah.

Dalam Pasal 6 dan Pasal 7 undang-undang tersebut mengatur cakupan

usaha bank umum yaitu :

a. Menghimpun dana masyarakat dengan produk simpanan berupa giro,

deposito, berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan sebagainya yang

dapat dipersamakan dengan produk tersebut;

b. Menyalurkan kredit;

c. Menerbitkan surat pengakuan hutang;

d. Membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk

kepentingan dan berdasarkan perintah nasabah;

1. Surat-surat wesel dengan jangka waktu berlakunya lebih pendek

dibandingkan dengan jangka waktu berlaku surat tersebut secara umum.

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 28: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

14

Universitas Indonesia

2. Surat pengakuan hutang dan kertas dagang lainnya dengan periode

berlakunya lebih pendek daripada yang berlaku umum;

3. Kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah;

4. Sertifikat Bank Indonesia (SBI) ;

5. Obligasi;

6. Surat dagang berjangka waktu sampai dengan satu tahun;

7. Instrumen surat berharga lain dengan periode paling lama 1 tahun;

e. Memberi pelayanan transfer dana untuk kepentingan bank sendiri ataupun

nasabah.

f. Melakukan transaksi dengan bank lain berupa penempatan dana,

peminjaman dana, atau memberikan pinjaman dana.

g. Memperoleh pembayaran atas tagihan surat berharga dan melakukan

perhitungan dengan atau antar pihak ketiga.

h. Memberi pelayanan safe deposit box.

i. Menerima jasa penitipan dan administrasi harta nasabah terkait dengan jasa

penyedia safe deposit box.

j. Menghubungkan nasabah yang membutuhkan dan nasabah yang

menyediakan instrumen surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek.

k. Melakukan usaha anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali

amanat.

l. Memberikan pembiayaan atau kegiatan lain dengan Prinsip Syariah

berdasarkan regulasi Bank Indonesia.

m. Memberikan pelayanan dalam valuta asing sesuai regulasi Bank Indonesia.

n. Melakukan investasi berupa penyertaan modal pada perusahaan atau bank

lain sesuai regulasi Bank Indonesia.

o. Melakukan penyertaan modal yang ditujukan untuk memperbaiki kegagalan

kredit atau kegagalan pembiayaan dengan prinsip syariah sesuai regulasi

Bank Indonesia.

p. Berperan sebagai pendiri dan pengurus dana pensiun sesuai peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 29: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

15

Universitas Indonesia

2.3 Determinan Bank Interest Margins

Ho dan Saunders (1981) menyebutkan bahwa bank dapat dipandang

sebagai dealer dalam credit market yang menjalankan fungsi intermediasi antara

demander of funds dan supplier of funds. Bank memiliki 3 komponen dalam

wealth of portfolio nya yang meliputi : 1) diversified portfolio yaitu , 2) net credit

inventory yaitu selisih antara market value simpanan dan pinjaman yang

disalurkan), 3) short term net cash bank atau posisi bank dalam pasar uang yaitu

selisih antara posisi loan dengan debt pada akhir decision periode (short term atau

long term).

Studi ini mengembangkan model dimana bank dianggap sebagai risk

averse dealer yang akan memperoleh interest margin sebagai hasil dari

ketidakpastian transaksi bank. Pure spread bank dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu

degree of managerial risk aversion, ukuran transaksi yang dijalankan bank,

struktur pasar bank, dan varian dari tingkat bunga (fluktuasi). Karena

ketidakpastian transaksi, bank dinilai perlu melakukan hedging untuk

mengoptimalkan expected utility nya.

Studi empiris yang dilakukan terhadap commercial banks di Amerika

Serikat menunjukkan bahwa spread yang diperoleh bank memiliki korelasi positif

dan signifikan terhadap variance in the rate on bond sebagaimana diprediksi

dalam teori. Disamping itu, asset liability maturity, atau durasi fokus utama bank-

bank tersebut adalah 1 tahun.

Durasi bank-bank yang lebih kecil sepertiga dari 1% durasi bank yang

lebih besar. Hasil pengujian statistik menunjukkan hasil tentatif bahwa perbedaan

durasi tersebut terutama disebabkan oleh faktor struktur pasar yang

memungkinkan bank yang lebih kecil memperoleh keuntungan yang lebih besar.

Dengan demikian, maka teori dan empirical modeling tentang optimalisasi

interest margin bank masih sejalan.

2.4 Jenis Risiko Bank

Peraturan Bank Indonesia nomor 11/25/PBI/2009 sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Bank Indonesia nomor 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan

Manajemen Risiko Bagi Bank Umum antara lain memuat kewajiban Bank Umum

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 30: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

16

Universitas Indonesia

Konvensional untuk melakukan manajemen risiko. Adapun delapan jenis risiko

yang dimuat dalam Peraturan Bank Indonesia tersebut meliputi :

a. Risiko Kredit, yaitu risiko yang disebabkan karena kegagalan debitur atau

pihak terkait lainnya dalam memenuhi kewajiban kepada pihak bank.

b. Risiko Pasar, yaitu risiko yang timbul karena berubahnya kondisi pasar

secara umum, termasuk berubahnya harga option. Risiko pasar antara lain

meliputi Risiko suku bunga, Risiko nilai tukar, Risiko komoditas, dan Risiko

ekuitas.

c. Risiko Likuiditas, yaitu risiko yang timbul karena kegagalan bank dalam

memenuhi kewajiban baik itu bersumber dari cash flow maupun dari aset

likuid dengan kualitas tinggi yang dapat digunakan sebagai agunan, tanpa

mempengaruhi kegaitan dan kondisi keuangan bank.

d. Risiko Operasional, yaitu risiko yang bersumber dari tidak berjalannya

proses internal, faktor manusia, sistem yang gagal, atau karena faktor

eksternal yang berdampak pada aktivitas bank.

e. Risiko Hukum, yaitu risiko berasal dari tuntutan hukum kepada bank atau

karena faktor yuridis yang tidak kuat.

f. Risiko Reputasi, merupakan risiko yang timbul karena penurunan

kepercayaan stakeholder bank yang bersangkutan akibat faktor tertentu

seperti berita di media masa atau rumor yang menimbulkan persepsi negatif

atas bank itu sendiri.

g. Risiko Stratejik, adalah risiko yang bersumber dari kekeliruan dalam proses

pengambilan keputusan stratejik atau implementasinya, atau karena

kesalahan dalam menganalisis dan mengantisipasi perubahan lingkungan

bisnis.

h. Risiko Kepatuhan, yaitu risiko yang berasal dari ketidakpatuhan atas

peraturan dan ketentuan yang berlaku.

Pyle (1997) mendefinisikan risiko bank sebagai penurunan nilai institusi

bank karena perubahan lingkungan bisnis bank tersebut. Adapun risiko bank yang

penting meliputi :

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 31: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

17

Universitas Indonesia

a. Risiko pasar, yaitu penurunan net asset value bank yang disebabkan karena

perubahan faktor-faktor ekonomi terkait, seperti tingkat suku bunga, harga

komoditas, dan sebagainya.

b. Risiko kredit, yaitu penurunan net asset value bank yang disebabkan karena

perubahan kemampuan pihak terkait dalam memenuhi kewajibannya kepada

bank.

c. Risiko operasional, merupakan biaya yang terjadi karena terjadinya

kesalahan dalam proses pelaksanaan transaksi seperti settlement failure,

kegagalan memenuhi persyaratan yang ditetapkan regulator, atau untimely

collection.

d. Risiko kinerja, yaitu kerugian yang ditimbulkan karena kegagalan institusi

dalam mengelola sumber daya manusia, atau kesalahan dalam menggunakan

metode yang tepat bagi bank.

Chernykh dan Cole (2010) mengukur risk taking bank berdasarkan risiko

keuangan menggunakan ukuran capital to asset ratio, dan risiko operasional

menggunakan ukuran ratio of bank loans to assets.

Berbagai jenis risiko tersebut diatas, kemudian disegmentasi kedalam tiga

kelompok risiko (Oldfiel dan Santomero, 1997) yaitu :

a. Kelompok risiko yang dapat ditekan atau dihindari dengan praktek bisnis

sederhana yang meliputi :

Standarisasi proses operasional perusahaan.

Portfolio yang efektif dalam mendiversifikasi risiko diantara para

debitur, dan menekan dampak kerugian 1 pihak terhadap pihak lain.

Implementasi incentive compatible contracts untuk memastikan

pegawainya memenuhi tugas dan tanggung jawabnya.

b. Kelompok risiko yang bisa ditransfer ke pihak lain.

Risiko pasar seperti risiko suku bunga dapat ditransfer dengan berbagai

produk suku bunga seperti swap, atau produk derivatif lain.

c. Kelompok risiko yang harus dikelola secara aktif agar level risiko dapat

dijaga pada posisi tertentu.

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 32: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

18

Universitas Indonesia

2.5 Determinan Risiko Bank

Haq (2007) melakukan studi untuk menganalisis determinan dari bank

equity risk dan operational risk dengan meregresi lima ukuran risiko yaitu total

risk, systematic risk, interest rate risk, idiosyncratic risk dan credit risk. Variabel

independen yang diuji meliputi charter value, bank capital, off balance sheet

activities, uninsured deposit, bank size, dan variabel lain seperti rasio loan to total

assets, dividend yield, operating leverage, ownership, geographical proximity,

legal origin, creditor rights, dan anti director rights. Data yang digunakan

meliputi 84 lembaga keuangan di 15 negara di Eropa selama periode 1996 sampai

dengan 2005.

Hasil penelitian Haq (2007) menunjukkan bahwa off balance sheet

activities merupakan faktor penting dalam kelima ukuran risiko tersebut.

Subordinated debt dan interbank deposit memiliki hubungan signifikan terhadap

systematic risk. Namun bank capital menunjukkan korelasi non linear terhadap

risiko bank.

Terkait dengan charter value, ditemukan hubungan negatif dan signifikan

dengan credit risk bank (operational risk). Sedangkan charter value dengan

keempat ukuran risiko lainnya menunjukkan hasil positif dan signifikan. Dari

studi ini juga disimpulkan bahwa euro zonebanks memiliki total risk dan

idiosyncratic risk yang lebih tinggi, namun systematic risk lebih rendah

dibandingkan dengan non euro zone banks (Haq, 2007).

2.6 Manajemen Risiko Bank

Santomero (1997) menyampaikan bahwa bank secara umum

menggunakan tahapan sistem manajemen risiko yang mencakup empat bagian

yaitu : 1) standards/reports; 2) position limits or rules; 3) investment guidelines or

strategies; 4) incentives contracts and compensation.

Peraturan Bank Indonesia nomor 5/8/PBI/2005 sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Bank Indonesia nomor 11/25/PBI/2009 tentang Penerapan

Manajemen Risiko Bank Umum, mewajibkan bank umum untuk melakukan

manajemen risiko secara efektif baik individu bank maupun bank secara

konsolidasi dengan perusahaan anak. Adapun yang dimaksud dengan manajemen

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 33: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

19

Universitas Indonesia

risiko menurut Peraturan Bank Indonesia ini, adalah serangkaian metodologi dan

prosedur yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan

mengendalikan risiko yang timbul dari seluruh kegiatan usaha Bank. Pelaksanaan

manajemen risiko oleh bank wajib dilaporkan kepada Bank Indonesia dalam

bentuk :

a. Laporan profil risiko setiap bulan Maret, Juni, September, dan Desember.

b. Laporan rencana penerbitan produk atau pelaksanaan aktivitas baru yang

disampaikan paling lambat 60 hari sebelum penerbitan produk atau

pelaksanaan aktivitas baru.

c. Laporan realisasi penerbitan produk atau pelaksanaan aktivitas baru yang

disampaikan paling lambat 7 hari setelah penerbitan produk dan aktivitas

baru dilakukan.

Bank yang melanggar peraturan sebagaimana dimuat dalam Peraturan

Bank Indonesia tersebut diatas, akan dikenakan sanksi administrasi berupa :

a. Teguran tertulis;

b. Penurunan tingkat kesehatan Bank;

c. Pembekuan kegiatan usaha tertentu;

d. Pencantuman anggota pengurus, pegawai Bank, dan/atau pemegang

e. Saham dalam daftar pihak-pihak yang mendapat predikat tidak lulus

f. Dalam penilaian kemampuan dan kepatutan atau dalam catatan administrasi

Bank Indonesia sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia yang

berlaku; dan/atau

g. Pemberhentian pengurus Bank.

Peraturan Bank Indonesia nomor 13/1/PBI/2011 tentang Penilaian Tingkat

Kesehatan Bank antara lain memuat penilaian kualitas penerapan manajemen

risiko bank yang dilakukan dengan mempertimbangkan :

a. Tata kelola risiko;

b. Kerangka manajemen risiko;

c. Proses manajemen risiko, kecukupan sumber daya manusia, serta kecukupan

sistem informasi manajemen; dan

d. Cakupan sistem pengendalian risiko yang memadai memperhatikan kondisi

bank.

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 34: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

20

Universitas Indonesia

Peringkat risiko bank umum menurut Peraturan Bank Indonesia tersebut,

terdiri dari Low, Low to Moderate, Moderat, Moderate to High, dan High.

2.7 Penjaminan Simpanan

Skema penjaminan simpanan pertama kali diimplementasikan pada tahun

1924 oleh Cekoslowakia yang disebut dengan jaminan kredit dan simpanan untuk

menyelamatkan bank-bank komersil pada saat krisis yang disebabkan oleh perang

dunia pertama. Pada tahun 1929, Amerika memberlakukan sistem penjaminan

simpanan untuk negara bagian New York. Selanjutnya diikuti oleh negara bagian

lain, dan pada tahun 1934 didirikan lembaga penjamin simpanan di Amerika

Serikat dengan nama Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC). Setelah

Turki memberlakukan Bank Liquidation Fund pada tahun 1960, beberapa negara

lainnya mulai ikut menerapkan dan mendirikan lembaga penjamin simpanan di

negaranya (McCarthy, 2011).

Dari berbagai negara yang menerapkan sistem penjaminan simpanan,

hanya Amerika, Argentina, dan Jerman yang memperbolehkan bank untuk keluar

dari sistem. Namun demikian, selanjutnya Federal Reserve Amerika Serikat

mewajibkan bank untuk menjadi anggota FDIC. Adapun sumber dana deposit

insurance corporation (DIC) di berbagai negara sangat bervariasi. Ada yang

berdasarkan premi penjaminan simpanan, ada yang menetapkan premi sangat

rendah sehingga pada saat diperlukan dana yang besar akan memanfaatkan

sumber dana khusus dari pemerintah (McCarthy, 2011).

Semakin luasnya implementasi DIC di dunia, mendorong dibentuknya

forum DIC dunia yang dikenal dengan nama International Association of Deposit

Insurance (IADI) pada bulan Mei 2002. Tujuan utama IADI adalah memberikan

kontribusi kepada stabilitas sistem keuangan dengan kerjasama antar negara

dalam bidang penjaminan simpanan dan memperlancar komunikasi antar DIC dan

pihak terkait lainnya di berbagai negara (http://www.iadi.org/aboutiadi.aspx, 11

November 2011 pk. 14.30 wib).

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 35: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

21

Universitas Indonesia

2.8 Kenapa Sistem Penjaminan Simpanan Diperlukan?

Dari berbagai pendapat dan studi yang dilakukan, dapat disimpulkan

bahwa tujuan DIC adalah untuk menghindari bank run, menciptakan stabilitas

sistem keuangan, dan pertimbangan competitive equality.

Diamond dan Dybrig (1983) menggunakan model yang menyampaikan 3

hal penting. Pertama, bank penerbit demand deposit bisa memperbaiki pasar yang

kompetitif dengan menawarkan risk sharing yang lebih baik diantara orang-orang

dengan kebutuhan konsumsi pada waktu yang berbeda-beda. Kedua, demand

deposit tersebut memiliki undesirable equilibrium yang tidak diinginkan (bank

run) dimana semua nasabah panik dan menarik dananya tiba-tiba. Ketiga, bank

runs menyebabkan masalah real economic karena bank yang sehat sekalipun bisa

runtuh. Hal ini disebabkan karena bank tersebut akhirnya melakukan penarikan

pinjaman dan investasi produktifnya. Model ini memberikan kerangka analisis

yang dapat digunakan untuk melindungi bank dari bank runs, yaitu dengan

suspension of convertibility dan demand deposit insurance (bekerja sama dengan

bank sentral yang berperan sebagai “lender of the last resort”).

Illiquidity of asset merupakan rasional keberadaan bank dan kerentanan

bank terhadap risiko bank runs. Illiquidity merupakan properti financial asset

meskipun diperdagangkan dalam pasar yang kompetitif tanpa transaction cost.

Agency problem menimbulkan kondisi dimana pasar yang kompetitif tersebut

tidak memberikan liquidity insurance.

Stakeholder suatu bank meliputi equityholder (pemilik bank) dan

debtholder (nasabah bank). Karena adanya debt contract maka setiap keputusan

keuangan dan investasi manajer bank adalah untuk kesejahteraan equityholders

yaitu dengan mengoptimalkan nilai perusahaan. Semakin tinggi risiko investasi,

apabila berhasil, akan menguntungkan equityholders. Akan tetapi akan

menurunkan nilai kolateralisasi debtholders apabila investasi tersebut gagal.

Dengan demikian, pasar yang kompetitif sekalipun tidak menjamin likuiditas

bank.

Bank memiliki kemampuan mentransformasi illikuid asset dengan

menawarkan kewajiban-kewajiban yang berbeda, dengan pengembalian yang

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 36: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

22

Universitas Indonesia

semakin lama semakin ringan daripada yang ditawarkan illikuid asset. Namun

demikian, apabila agen panik, akan terjadi bank runs dan insentif terdistorsi.

Penjaminan simpanan dinilai mampu menghindari bank run tanpa

mengurangi kemampuan bank untuk mentransformasi asetnya. Departemen pajak

menjadi natural provider atas jaminan tersebut, meskipun masih ada provider lain

dalam komposisi kecil dari pihak swasta. Disamping itu, sistem penjaminan

simpanan mendukung stabilitas perbankan dari bahaya bank runs. Namun

demikian, sistem penjaminan tersebut juga dinilai sebagai pendorong terjadinya

moral hazard bagi bank. Moral hazard bank terjadi dalam bentuk meningkatnya

level risk taking bank yang semakin agresif dalam mendanai high rish asset tanpa

mempertimbangkan suku bunga simpanan yang diperoleh dari nasabah. Hal ini

dapat dilihat dengan biaya atas perilaku moral hazards bank-bank di Amerika

Serikat pada saat krisis tahun 1980an dan 1990an yang mencapai ratusan milyar

dollar untuk melikuidasi lembaga keuangan yang tidak sehat.

Hasil studi Diamond dan Dybvig (1983) menunjukkan bahwa penjaminan

simpanan memberikan manfaat intervensi pemerintah terhadap industri

perbankan. Berbeda dengan skema pajak dan subsidi, sistem ini memberikan

institutional framework yang mendorong kelancaran operasional bank. Namun

ada trade off antara optimal risk sharing dan insentif dari pilihan portfolio yang

tepat, dengan penjaminan simpanan yang bisa menimbulkan moral hazard bank.

Oleh karena itu, penerapannya harus disertai dengan regulasi bank yang tepat.

Fungsi bank sentral sebagai lender of the last resort memiliki peran yang

sama dengan penjaminan simpanan, dalam hal teknologi tidak berisiko. Apabila

teknologi berisiko maka fungsi bank sentral tersebut tidak berjalan, karena

penyelamatan bank yang memiliki masalah likuiditas menimbulkan insentif bagi

bank untuk mengambil risiko. Disisi lain, apabila tidak diselamatkan,

menimbulkan bank runs yang akan memperburuk kondisi ekonomi (Diamond dan

Dybvig, 1983).

Faktor kompetisi antar bank merupakan pertimbangan lain didirikannya

DIC. Tanpa penjaminan simpanan, bank dengan skala besar akan dinilai lebih

aman dibandingkan dengan bank yang lebih kecil. Akibatnya dana masyarakat

akan terfokus pada bank-bank besar, sehingga bank-bank kecil akan hilang karena

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 37: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

23

Universitas Indonesia

tidak mampu bersaing. Dengan adanya penjaminan simpanan, gap competitive

advantage antar bank tersebut dapat diminimalisir (competitive equality) karena

dana nasabah dimanapun dijamin oleh DIC (McCarthy, 1980).

2.8.1 Biaya, Keanggotaan, dan Premi Penjaminan Simpanan

Biaya atas implementasi penjaminan simpanan dibedakan atas : direct cost

yang mencakup biaya operasional dan biaya pembayaran (payment cost),

opportunity cost, dan indirect cost. Merton (1977) mengemukakan model yang

menunjukkan bahwa total cost DIC merupakan fungsi dari rasio deposit terhadap

aset dan varian dari perubahan nilai aset selama periode simpanan. Sedangkan

payment cost dipengaruhi oleh kecukupan modal bank secara keseluruhan dan

volatilitas perubahan nilai aset bank secara keseluruhan (agregat).

McCarthy (1980) menyampaikan bahwa opportunity cost bagi bank

sebesar rata-rata return on investmen dana dikalikan dengan besar dana.

Sedangkan bagi deposan, opportunity cost penjaminan simpanan akan lebih kecil

daripada opportunity cost bagi bank. Indirect cost terutama disebabkan karena

penerapan penjaminan simpanan menuntut pengaturan yang semakin rigid. Biaya

tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu peluang kegagalan bank, seberapa

besar konsentrasi dana pada bank asing atau bank besar, tingkat kepercayaan

publik terhadap otoritas moneter.

Keanggotaan bank dalam DIC di berbagai negara secara umum dibedakan

atas dua jenis yaitu voluntary, atau compulsory participation. Mayoritas negara

menerapkan keanggotaan wajib bagi bank dalam DIC di negaranya. Argentina

dan Jerman saat ini menerapkan keanggotaan yang sifatnya voluntary bagi bank.

Premi penjaminan simpanan yang dikenakan kepada setiap anggota DIC

dibedakan atas flat rate premium system dan risk based premium system. Fixed

rate premium system merupakan perhitungan dan penetapan premi penjaminan

simpanan yang sama bagi seluruh bank peserta. Sedangkan risk based premium

system merupakan sistem penetapan tingkat premi yang berbeda-beda untuk setiap

bank berdasarkan bank specific risks (Laeven, 2001).

Risk based premium system secara umum memiliki empat kesulitan dalam

implementasinya yaitu : Pertama, pengukuran risiko bank dinilai cukup

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 38: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

24

Universitas Indonesia

kompleks. Kedua, kesulitan dalam memperoleh data yang akurat dan tepat waktu.

Ketiga, rating bank harus transparan. Keempat, identifikasi potensi destabilizing

effects dari pengenaan premi yang tinggi pada bank yang bermasalah (Financial

Stability Forum 2001). Saat ini yang umum digunakan sebagai ukuran risiko bank

adalah kecukupan modal bank (CAR), CAMEL rating, dan supervisory rating.

Beberapa negara menggunakan kombinasi beberapa ukuran risiko bank tersebut

untuk menghitung premi penjaminan simpanan bank. Saat ini, tidak ada satupun

negara yang menggunakan option pricing method atau market based method

lainnya. Terhitung sejak tahun 2000, pengguna risk based premium system sudah

mencapai 40,8% dari total negara yang memiliki DIC (Laeven, 2002).

2.8.2 Penjaminan Simpanan dan Risk Taking Bank

Duan et al. (1992) memberikan kerangka yang dapat digunakan untuk

menilai pergeseran risk taking bank. Kerangka tersebut dibangun berdasarkan

hasil studi Merton (1977) yang menggunakan model Black dan Scholes (1973)

option pricing model dalam mengembangkan model korelasi antara penjaminan

simpanan dengan European put option atas nilai aset bank-bank. Model Merton

(1977) menggunakan asumsi bahwa nilai aset bank (V) mengikuti proses

lognormal yang disebut mean, dan parameter-parameter volatilitas (σV). Put

option memiliki periode jatuh tempo sama dengan periode audit (T) dan striking

price sama dengan maturity value of debt bank. Asumsi selanjutnya adalah

simpanan sama dengan total hutang bank (B), serta total principal dan bunga

dijamin. Nilai premi untuk setiap dollar simpanan yang dijaminkan (IPP) adalah

sesuai formula sebagai berikut :

𝐼𝑃𝑃 = 𝑁 𝑦 + 𝜎𝑣 𝑇 − 𝑉

𝐵 𝑁(𝑦) (2.1)

dimana,

𝑦 ≡ [ln(𝐵/𝑉) − (𝜎𝑣 2 𝑇/2)]/𝜎𝑣 𝑇

N = cumulative standard normal density function

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 39: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

25

Universitas Indonesia

Disamping itu, perlu ditetapkan perkiraan unobserved market value of

bank assets (V) dan volatilitasnya (σV).

Ronn dan Verma (1986) merekomendasikan untuk menggunakan 2

batasan dalam mengidentifikasi 2 variabel yang berbeda. Batasan pertama

diperoleh dari market equity value of bank, E, yang dapat diobservasi secara

langsung sebagai call option aset bank dengan strike price sama dengan nilai aset

bank sesuai formula berikut :

𝐸 = 𝑉𝑁 𝑥 − 𝐵𝑁 (𝑥 − 𝜎𝑣 𝑇) (2.2)

dimana,

𝑥 ≡ [ln 𝑉

𝐵 + (𝜎𝑉

2 𝑇

2)]/𝜎𝑣 𝑇

Batasan kedua adalah korelasi antara ekuitas dan fluktuasi aset sesuai

formula sebagai berikut :

𝜎𝐸 = 𝜎𝑉𝑉𝑁 𝑥 /𝐸 (2.3)

dimana σE adalah standard deviasi tingkat pengembalian ekuitas.

Merton (1977) dan Duan et al. (1992) menyimpulkan bahwa penjaminan

simpanan yang diberikan pemerintah merupakan insentif bagi bank untuk

memindahkan risiko ke lembaga penjaminan, dan mendorong upaya peningkatan

kekayaan.

Pengukuran bank risk shifting behavior dimulai dengan melihat perubahan premi

penjaminan simpanan (IPP) dikaitkan dengan perubahan risiko aset bank (σV)

sesuai formula berikut :

∆𝐼𝑃𝑃 ≅ 𝜕𝐼𝑃𝑃

𝜕𝜎𝑣 ∆𝜎𝑣 +

𝜕𝐼𝑃𝑃

𝜕(𝐵

𝑉)

𝑑(

𝐵

𝑉)

𝑑𝜎𝑣 ∆𝜎𝑣 (2.4)

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 40: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

26

Universitas Indonesia

dimana,

𝛼1 ≡ {𝑑

𝐵

𝑉

𝑑𝜎𝑣}

Kemudian persamaan 2.4 dapat diformulasikan kembali menjadi :

∆𝐼𝑃𝑃 ≅ 𝛽1∆𝜎𝑣

maka :

𝛽1 = 𝜕𝐼𝑃𝑃

𝜕𝜎𝑣+

𝜕𝐼𝑃𝑃

𝜕(𝐵

𝑉) 𝛼1 (2.5)

Duan et al. (1992) menyatakan bahwa bank risk shifting terjadi ketika β1>0,

sedangkan Merton (1977) menyatakan bahwa β1 tergantung pada tanda dan

besarnya α1 yaitu : (1) Hipotesa 1 : α1 0, dan (2) Hipotesa 2 : β1 0. Menolak

hipotesa 1 menunjukkan risk shifting berkurang, tapi tidak cukup untuk

menyimpulkan bahwa risk shifting tidak terjadi. Menolak hipotesa 2 menunjukkan

terjadinya risk shifting. Persamaan pertama menunjukkan hubungan antara asset

risk dengan leverage risk, sedangkan persamaan kedua menunjukkan hubungan

antara asset risk dengan premi penjaminan simpanan (IPP).

Duan et al. (1992) menggunakan metode ordinary least square (OLS)

dengan data 30 bank besar di Amerika Serikat selama periode 1976 – 1986. Hasil

penelitiannya menunjukkan bahwa hanya terdapat 1 bank yang memiliki korelasi

positif dan signifikan antara asset risk dan leverage risk. Namun temuan tersebut

belum cukup untuk digeneralisir. Regresi OLS pada korelasi kedua menunjukkan

terdapat enam bank yang memiliki korelasi positif dan signifikan antara asset risk

dan IPP termasuk satu bank pada OLS regresi korelasi pertama. Dengan demikian

disimpulkan bahwa secara umum risk shifting tidak terjadi secara luas.

Hovakimian dan Kane (2000) meneliti 123 bank di Amerika Serikat

selama periode 1985 – 1994 untuk menjawab hal-hal berikut :

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 41: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

27

Universitas Indonesia

a. Apakah terjadi risk shifting incentives?

b. Apakah persyaratan modal bank oleh pemerintah dan market discipline bisa

mengendalikan risk shifting bank?

Penelitian menggunakan option based methodology untuk menghitung

biaya kewajiban aktuaria bank terhadap institusi penjamin simpanan, dan

menggunakan regresi OLS untuk menguji hipotesa risk shifting bank.

Pendekatannya sedikit berbeda dengan pendekatan Duan et al (1992), dimana

variabel-variabel (asset risk, leverage risk, dan IPP) yang digunakan tidak dalam

bentuk “posisi” melainkan dalam bentuk “perubahan”. Hovakimian dan Kane

(2000) menggunakan dua model persamaan diatas untuk menguji (1) korelasi

antara perubahan asset risk dan perubahan leverage risk, dan (2) korelasi antara

perubahan asset risk dengan perubahan IPP. Hasil penelitiannya membuktikan

bahwa bank menikmati risk shifting incentive dan bank-bank yang agresif

memanfaatkan subsidi penjaminan simpanan tersebut. Risk taking incentive

terbesar terjadi di bank-bank yang bermasalah dan bank-bank dengan rasio

deposit terhadap total debt yang tinggi. Disamping itu, disimpulkan juga bahwa

pengaturan modal bank tidak mencegah bank-bank besar memindahkan risiko ke

jaring pengaman, akan tetapi beberapa disiplin pasar dan peraturan justru

digunakan untuk risk taking bank-bank tersebut.

Zarruk dan Madura (1992) mengamati hubungan antara peraturan modal

bank oleh regulator, penjaminan simpanan, dan interest margin optimal yang

dapat dinikmati bank. Tujuan studi ini adalah untuk menjawab pertanyaan berikut:

a. Apakah dampak penerapan risk based capital guidelines atas profitabilitas dan

risiko bank

b. Bagaimana FDIC deposit insurance premiums berdampak pada risk taking

incentives bank.

Studi tersebut menyimpulkan bahwa peraturan mengenai persyaratan

modal dan penjaminan simpanan mempengaruhi interest margin optimal bank.

Hal ini dirumuskan dalam dua preposisi yaitu :

Preposisi 1 : peningkatan syarat ratio modal terhadap simpanan berdampak

langsung pada penurunan interest margin optimal bank, untuk tingkat risiko tetap.

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 42: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

28

Universitas Indonesia

Preposisi 2 : kenaikan biaya penjaminan simpanan (premi), menurunkan interest

margin optimal bank untuk tingkat risiko tetap atau lebih rendah.

Penurunan pendapatan bunga optimal bank menurunkan kemampuan bank untuk

menekan risiko kerugian atas pinjaman yang disalurkan.

Oleh karena itu peningkatan syarat kecukupan modal bank dan premi

penjaminan simpanan, mendorong bank untuk mengalihkan penempatan dananya

dari Federal Reserve (risk free instrument) ke loan market. Hal ini disebabkan

karena modal yang digunakan untuk menghasilkan interest margin yang menurun.

Semakin tersebarnya risiko kerugian pinjaman, memperkecil peluang bank

untuk memperoleh interest margin. Karena variance of profit menunjukkan fungsi

kenaikan tingkat pinjaman yang disalurkan bank, maka penurunan profit margin

bank menurunkan risiko bank untuk mendapat profit. Loan losses bank yang

semakin berfluktuasi, menggambarkan penurunan kualitas aset bank. Oleh karena

itu, terdapat hubungan positif antara kualitas aset dengan net interest margin

bank.

Disamping hal-hal tersebut diatas, dampak negatif lain dari penpenjaminan

simpanan adalah menurunnya insentif bagi depositor untuk mengawasi banknya

dan menurunnya tanggung jawab bank untuk memenuhi kewajibannya kepada

depositor. Di negara yang tidak memberlakukan sistem penjaminan simpanan

(eksplisit), jaminan pada dasarnya tetap ada secara implisit. Dampak negatif dan

manfaat yang dirasakan masyarakat dari kedua jenis jaminan tersebut, ditentukan

oleh seberapa efektif regulator dapat mengendalikan pergeseran risk taking bank

tersebut (Buser, Chen, dan Kane, 1981; Brickley dan James, 1988; Calomiris,

1992; Kane, 1995; Honohan dan Klingebiel, 2002).

Mondschean dan Opiela (1999) meneliti dampak perubahan penjaminan

simpanan di pasar untuk bank-bank deposan di Polandia. Hasilnya bahwa

kenaikan besaran simpanan yang dijamin mengakibatkan tingkat sifnifikansi

variabel-variabel spesifik bank dalam menjelaskan perubahan suku bunga

simpanan menjadi berkurang. Hal ini diinterpretasikan sebagai penurunan disiplin

pasar karena kenaikan batas simpanan yang dijamin.

Laeven (2002) meneliti 144 bank di tujuh negara-negara emerging market

dan tujuh negara maju (developed countries) selama periode 1991 – 1998. Studi

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 43: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

29

Universitas Indonesia

ini menggunakan cost of deposit insurance untuk melihat korelasi antara struktur

kepemilikan pemerintah dengan risk taking bank. Hasil studi menunjukkan bahwa

biaya jaminan simpanan tertinggi terjadi di bank-bank dengan kepemilikan

terkonsentrasi pada swasta. Sedangkan biaya terendah terjadi di bank dengan

kepemilikan terdispersi. Hal ini menunjukkan bahwa risk taking tertinggi terjadi

pada bank swasta, dan tingkat risk taking terendah terjadi pada bank dengan

kepemilikan yang terdispersi.

2.8.3 Penjaminan Simpanan dan Charter Value

Gonzales (2005) melakukan penelitian yang ditujukan untuk menguji

pengaruh regulatory restriction terhadap risk taking bank. Studi menggunakan

sample data dari 251 bank di 36 negara. Hasil penelitian melihat bahwa negara

dengan regulatory restrictions yang lebih rendah memberikan insentif bagi bank

untuk mengurangi risiko (lebih berhati-hati). Namun demikian pernyataan

tersebut menjadi tidak berlaku apabila negara tersebut memiliki sistem penegakan

hukum yang baik dan private contract ditegakkan.

Selanjutnya, studi tersebut juga menemukan bahwa penjaminan simpanan

mendorong bank untuk melakukan risk shifting. Negara dengan tingkat tata kelola

(governance) yang lebih baik mengurangi insentif atas risk shifting bank.

Disamping itu, studi ini juga menunjukkan bahwa penjaminan simpanan

meningkatkan bank charter value.

2.8.4 Penjaminan Simpanan dan Krisis Perbankan

Krugman (1998), McKinnon dan Pill (1996) menemukan bahwa deposit

insurance dan berbagai jaminan implisit lain bagi bank merupakan sumber-

sumber utama terjadinya moral hazard bank-bank di Asia. Hasil studi tersebut

juga menyimpulkan bahwa moral hazard merupakan salah satu penyebab utama

terjadinya krisis di Asia.

Peningkatan risk taking bank karena penjaminan simpanan nasabahnya,

merupakan ancaman bagi sistem perbankan. Oleh karena itu, penjaminan

simpanan secara explisit dari pemerintah mengarah pada terjadinya krisis

perbankan yang lebih besar (Kane dan Klingebiel, 2004)

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 44: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

30

Universitas Indonesia

Cull et al. (2005) melakukan penelitian dengan membandingkan

implementasi penjaminan simpanan antar negara selama periode 1990 sampai

dengan 1999. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa implementasi DIS di

negara-negara dengan sistem hukum dan regulasi yang lemah akan berdampak

negatif terhadap pengembangan dan pertumbuhan keuangan negaranya dalam

jangka panjang.

Angkinand (2009) melakukan studi untuk mengetahui apakah penjaminan

simpanan bisa menurunkan biaya pemulihan dari krisis perbankan. Studi ini

menggunakan data dari 47 krisis di 35 negara selama periode 1970 sampai dengan

2003. Hasil studi tersebut menunjukkan bahwa biaya output lebih rendah di

negara-negara dengan tingkat penjaminan simpanan yang tinggi.

2.9 Pre requisite Implementasi Sistem Penjaminan Simpanan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa

kondisi yang direkomendasi untuk dipenuhi agar DIS dapat diimplementasikan

meliputi sistem penegakan hukum yang kuat, disiplin pasar, kebebasan politik dan

ekonomi, tingkat korupsi yang rendah, regulasi khususnya di bidang perbankan

yang kuat, penetapan premi penjaminan simpanan yang memadai dan berdasarkan

tingkat risiko bank, serta pemberian jaminan simpanan yang selektif. Adapun

regulati di bidang perbankan yang dimaksudkan antara lain adalah kebijakan

capital requirement yang memadai, serta sistem perizinan usaha bank yang ketat.

Cull et al. (2005) melakukan menemukan bahwa DIS memiliki dampak

negatif terhadap pengembangan dan pertumbungan ekonomi di jangka panjang,

kecuali di negara-negara yang memiliki sistem hukum dan lembaga pengaturan

yang kuat. Oleh karena itu maka suatu negara harus memastikan sistem low

enforcement dan regulasi yang mendukung implementasi DIS untuk

meminimalisir potensi kerugian yang akan dibebankan kepada taxpayer.

Hovakimian et al. (2003) menguji bagaimana negara dan karakteristik

jaring pengaman mempengaruhi risk shifting bank. Studi menginvestigasi

seberapa efektif otoritas di 56 negara mencegah timbulnya risk shifting incentive

selama periode 1991 – 1999. Dua kondisi yang harus dipenuhi bagi market and

regulatory pressure yang menetralisir potensi risk shifting incentive bank meliputi

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 45: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

31

Universitas Indonesia

: 1) modal meningkat secara volatile : α1 0; 2) nilai jaminan tidak mengalami

kenaikan secara volatile : β1 0. Market and regulator discipline mampu

menetralisir risk shifting incentive secara penuh apabila β1 bernilai negatif.

Kedua, implementasi DIS diperkirakan dapat efektif apabila kebebasan

berpolitik dan ekonomi relatif tinggi karena hal tersebut akan memungkinkan

terjadinya kontrol masyarakat terhadap implementasi DIS. Disamping itu, tingkat

korupsi yang rendah juga akan merupakan prasyarat efektivitas implementasi DIS

karena hal tersebut akan meminimalisir potensi penyalahgunaan sistem oleh

oknum-oknum tertentu khususnya dari pihak bank dan pengawasan bank. Dimana

integritas dan kredibilitas pengawas bank menentukan akurasi laporan tingkat

kesehatan bank yang berdampak langsung pada analisis risiko dan biaya (DIC).

Hal ini didukung dengan studi yang dilakukan Hovakimian et. Al (2003) yang

menggunakan metode panel data untuk menguji hubungan antara asset risk dan

leverage risk, serta korelasi antara asset risk dengan IPP. Dimana hasil studi

menunjukkan bahwa rata-rata terjadi pergeseran risiko bank secara signifikan,

namun perbedaan yang substansial terjadi dari sisi efektivitas pengendalian risiko

antar negara. Perubahan risk taking bank karena DIS itu juga dipicu oleh

gabungan berbagai loss control features seperti risksensitive premiums, batasan

jaminan, dan coinsurance. Akhirnya disimpulkan bahwa penjaminan simpanan

menimbulkan dampak negatif (merugikan) bagi negara dengan kebebasan politik

dan ekonomi yang rendah, serta tingkat korupsi yang tinggi.

Ketiga, sistem premi yang ditetapkan dengan memperhatikan tingkat

risiko masing-masing bank (risk based premium system). Penelitian yang

dilakukan Gorton dan Winton (2002) menunjukkan bahwa dengan implementasi

sistem yang menjamin simpanan nasabah yang sumber dananya antara lain berasal

dari pembayar pajak, timbul potensi moral hazard bagi bank apabila penjaminan

simpanan tersebut dinilai underprized sehingga tidak ada insentif bagi bank untuk

menekan risk taking bank. Hal ini dinilai suatu hal yang wajar terjadi karena

premi atas penjaminan simpanan ditetapkan sama bagi seluruh bank tanpa

memperhatikan perbedaan tingkat risiko masing-masing bank.

Disamping ketiga hal tersebut diatas, terdapat faktor lain yang diperlukan

dalam rangka implementasi DIS yaitu regulasi mengenai syarat kecukupan modal

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 46: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

32

Universitas Indonesia

minimum bank (CAR). Cooper dan Ross (2002) memanfaatkan model yang

dikembangkan oleh Diamond dan Dybvig (1983) untuk mengamati dampak

penjaminan simpanan terhadap bank runs dan moral hazard bank. Hasil studi

menunjukkan bahwa implementasi DIS bermanfaat untuk mencegah terjadinya

bank runs. Namun demikian, menurunnya insentif bagi depositor untuk

mengawasi bank terkait berakibat pada meningkatnya penempatan bank pada

investasi dengan risiko lebih tinggi. Pengaturan tentang capital requirement

dinilai perlu untuk mengatasi penurunan insentif tersebut. Capital requirement

yang tidak cukup serta penjaminan simpanan secara luas (generous) mendorong

terjadinya ketidakstabilan perbankan seperti terjadi di Amerika Serikat tahun

1980an.

Akhirnya, Buser, Chen, dan Kane (1981) serta Marcus (1984)

merekomendasikan agar sistem penjaminan simpanan perlu dilengkapi dengan

izin dari pemerintah (charter from the government). Izin tersebut diberikan

kepada bank-bank tertentu untuk menarik simpanan (deposit) dan memberikan

pinjaman. Hak tersebut tidak dapat dipindahkan ke pihak lain (nontransferable)

dan berakhir apabila bank yang bersangkutan mengalami kegagalan. Charter

tersebut diperkirakan dapat menghindari terjadinya moral hazard bila premi

penjaminan simpanan underpriced.

2.10 Studi Empris : Implementasi Penjaminan simpanan

Gueyie dan Lai (2003) menggunakan hipotesa risk shifting untuk menguji

dampak sistem penjaminan simpanan yang mulai berlaku sejak 1967, terhadap

moral hazard bank-bank di Canada. Studi ini menggunakan sample data dari 5

chartered bank terbesar di Canada dalam periode 1959 – 1982. Subhipotesis yang

diuji yaitu : (1) sub hipotesis 1 : α1 < 0, dan (2) subhipotesis 2 : β1 0. Apabila

β1 > 0 maka terjadi risk shifting bank. Ukuran dalam pengujian subhipotesis 1

adalah capital ratio (rasio antara market value ekuitas terhadap market value aset

bank) dan leverage ratio (B/V) mengacu penelitian Duan et al. (1992). Pengujian

subhipotesis 2 mengacu pada penelitian yang dilakukan Hovakimian dan Kane

(2000) dalam menilai korelasi antara perubahan asset risk dengan perubahan IPP.

Hasil penelitiannya menunjukkan korelasi positif antara asset risk dengan capital

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 47: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

33

Universitas Indonesia

ratio chartered bank di Canada. Disamping itu hasil studi juga menemukan

korelasi negatif antara perubahan asset risk dengan perubahan IPP, yang

menunjukkan bahwa tidak terjadi risk shifting bank. Dari hasil studi tersebut

disimpulkan bahwa penjaminan simpanan tidak terbukti menimbulkan moral

hazard di sektor industri perbankan di Canada.

Hooks dan Robinson (2002) melakukan pengamatan dampak implementasi

DIS terhadap moral hazard yang diukur dengan ex ante asset risk bank di Texas

selama periode 1919 sampai dengan 1926. Hasil studi membuktikan sistem

penjaminan simpanan fixed rate premium system menimbulkan moral hazard,

yang berkontribusi terhadap kecenderungan kegagalan bank di Texas. Penurunan

kapitalisasi bank tanpa penjaminan simpanan, tidak diikuti dengan konsentrasi

pinjaman (loan). Sedangkan bank dengan penjaminan simpanan, merespon

penurunan kapitalisasi tersebut dengan meningkatkan asset risk (loan

concentration).

Chernykh dan Cole (2010) melakukan studi empiris atas dampak moral

hazard atas implementasi sistem penjaminan simpanan di Rusia. Hasil studi

menemukan bahwa implementasi penjaminan simpanan meningkatkan moral

hazard dalam bentuk kenaikan risk taking bank di Rusia. Risiko keuangan dalam

bentuk ratio of equity to assets terbukti meningkat secara signifikan. Risiko

operasional juga mengalami peningkatan namun tidak signifikan.

2.11 Regulasi Penjaminan simpanan Nasabah di Indonesia

Sistem Penjaminan simpanan diatur dalam Undang-Undang Nomor 24

tahun 2004 tentang Lembaga Penjaminan Simpanan yang antara lain memuat

kewajiban setiap bank telah memperoleh izin untuk menjalankan fungsi

intermediasi di wilayah Republik Indonesia, menjadi peserta penjaminan

simpanan. Pengelolaan penjaminan simpanan di Indonesia dilakukan oleh

Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yang mulai beroperasi sejak tanggal 22

September 2005.

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 48: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

34

Universitas Indonesia

2.11.1 Program Penjaminan Simpanan Indonesia

Program penjaminan simpanan di Indonesia diatur lebih lanjut dalam

Peraturan LPS Nomor 2/PLPS/2010 tentang Program Penjaminan Simpanan yang

antara lain memuat kewajiban bank peserta LPS untuk :

a. Memenuhi persyaratan adminitratif berupa penyerahan beberapa dokumen

khusus termasuk laporan tingkat kesehatan bank dari lembaga pengawasan

perbankan.

b. Membayar kontribusi kepesertaan dan premi kepesertaan.

Kontribusi kepesertaan saat ini ditetapkan sebesar 0,1% dari modal disetor

bank. Premi penjaminan simpanan ditetapkan flat rate untuk seluruh bank peserta

LPS sebesar 0,1% dari rata-rata saldo bulanan sesuai dengan periode premi.

Pembayaran premi tersebut dilakukan 2 kali dalam 1 tahun yaitu periode Januari

sampai dengan Juni, dan periode Juli sampai dengan Desember tahun berjalan.

Sebagai informasi bahwa saat ini LPS sedang mengkaji penerapan differential

premium yaitu tingkat premi yang berbeda sesuai dengan tingkat risiko bank

peserta.

2.11.2 Simpanan Yang Dijamin LPS

Berdasarkan peraturan LPS nomor 2/PLPS/2010 tentang Program

Penjaminan Simpanan, maka simpanan nasabah bank umum yang dijamin LPS

meliputi giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan, atau bentuk lain yang dapat

dikategorikan sebagai salah satu instrumen simpanan nasabah tersebut.

Simpanan nasabah di bank yang dicabut izin usahanya, akan memperoleh

penggantian sesuai saldo simpanan mencakup pokok dan bunga atas simpanan,

pada saat pencabutan izin usaha bank tersebut. LPS akan memenuhi klaim atas

simpanan nasabah tersebut sebesar plafon tertentu yang ditetapkan oleh LPS

berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku (Peraturan LPS nomor :

2/PLPS/2010 tentang Program Penjaminan Simpanan).

Simpanan nasabah yang tidak dijamin LPS adalah simpanan nasabah yang

tidak tercatat data/informasinya pada bank, nasabah dinilai memperoleh

keuntungan melebihi kewajaran, dan apabila nasabah diketahui sebagai pihak

yang menyebabkan kerugian pada bank terkait. Keuntungan dinilai wajar apabila

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 49: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

35

Universitas Indonesia

tingkat bunga yang diperoleh nasabah sesuai tingkat bunga yang ditetapkan LPS

(Peraturan LPS nomor : 2/PLPS/2010 tentang Program Penjaminan Simpanan).

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 50: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

36 Universitas Indonesia

BAB 3

GAMBARAN UMUM LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

3.1 Dari Blanket Guarantee Ke LPS

Krisis moneter dan perbankan di Indonesia pada tahun 1997, antara lain

berdampak pada keputusan melikuidasi 16 bank yang dinilai tidak sehat.

Keputusan ini menimbulkan kepanikan nasabah yang berlomba-lomba menarik

dananya dari bank atau yang disebut sebagai bank runs. Untuk menyelamatkan

perbankan, pemerintah akhirnya memutuskan untuk memberikan jaminan atas

pembayaran bank kepada nasabah atau yang dikenal dengan blanket guarantee

(http://www.lps.go.id/v2/home.php?link=publikasi&pub_id=147, tanggal 15

November pk. 10.00 wib).

Kebijakan tersebut terbukti berhasil mengembalikan kepercayaan

masyarakat, namun disisi lain menimbulkan moral hazard bagi bank karena

jaminan dari pemerintah tidak terbatas. Oleh karena itu, pemerintah melalui

undang-undang tentang perbankan tahun 1998 menugaskan Bank Indonesia

bersama Departemen Keuangan untuk mendirikan LPS.

Pada tanggal 22 September 2004 pemerintah mengesahkan Undang-

undang nomor 24 tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan yang mulai

berlaku 1 tahun kemudian. Dengan demikian, LPS sebagai badan hukum yang

independen, transparan, dan akuntabel resmi beroperasi mulai tanggal 22

September 2005.

3.2 Organisasi LPS

LPS merupakan badan hukum independen, transparan, dan akuntabel yang

bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Pasal 62 Undang-undang nomor 24

tahun 2004 tentang Lembaga Penjaminan Simpanan sebagaimana telah diubah

dengan Undang-undang nomor 7 tahun 2009 diatur pemisahan antara dewan

komisioner dengan kepala eksekutif.

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

uiperpustakaan
Inserted Text
Page 51: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

37

Universitas Indonesia

3.2.1 Dewan Komisioner

Dewan komisioner menjalankan tugas sebagai regulator dan monitoring

implementasi operasional LPS. Dewan Komisioner LPS ditetapkan oleh Presiden

sebanyak 6 orang yang terdiri dari 3 orang Ex-Officio yang mewakili Kementerian

Keuangan, Bank Indonesia dan Lembaga Pengawas Perbankan (LPP), dan 3 orang

yang berasal dari dalam dan/atau luar LPS. Dari anggota Dewan Komisioner

tersebut 1 orang ditetapkan sebagai Ketua Dewan Komisioner dan 1 orang

ditetapkan sebagai Kepala Eksekutif.

Dewan komisioner menyelenggarakan Rapat Dewan Komisioner (RDK)

sekurang-kurangnya 1 kali dalam 1 bulan untuk menetapkan regulasi mengenai

program penjaminan simpanan dan regulasi terkait dengan stabilitas sistem

perbankan, mengevaluasi pencapaian implementasi program penjaminan

simpanan dan peran LPS dalam mendukung stabilitas sistem perbankan, evaluasi

informasi yang disampaikan Kepala Eksekutif, dan permasalahan institusi lainnya.

3.2.2 Kepala Eksekutif

Kepala eksekutif bertanggung jawab dalam operasional LPS. Secara

struktural, Kepala Eksekutif dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh 5 orang

Direktur yang menjalani fungsi penjaminan dan manajemen risiko, klaim dan

resolusi bank, hukum dan peraturan, akuntansi dan keuangan, serta administrasi

dan sistem informasi. Namun demikian, sampai akhir tahun 2010 LPS belum

memiliki Direktur hukum dan peraturan yang notabene merupakan salah satu

fungsi penting dalam LPS.

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 52: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

38

Universitas Indonesia

Gambar 3.1 Struktur Organisasi LPS Sumber : http://www.lps.go.id/v2/home.php?link=bentuk tanggal 15 November pk. 10.00 wib

Pada tahun 2010, jumlah pegawai LPS mencapai 91 orang yang terdiri dari 63

orang pegawai tetap dan 28 orang pegawai dalam penugasan dari Kementrian

Keuangan dan Bank Indonesia.

3.3 Fungsi, Tugas, dan Wewenang LPS

Berdasarkan Undang-undang nomor 24 tahun 2004, LPS mengemban 2

tugas utama. Pertama, menjalankan program penjaminan simpanan dalam bentuk :

1) Regulator kebijakan implementasi program penjaminan simpanan; 2) Pelaksana

program penjaminan simpanan; 3) Regulator kebijakan yang berkaitan dengan

peran LPS dalam mewujudkan stabilitas sistem perbankan; 4) Regulator dan

pelaksana dalam menyelesaikan masalah terkait dengan Bank Gagal yang tidak

berdampak sistemik; 5) Pelaksana penyelamatan Bank Gagal yang berdampak

sistemik. Adapun biaya yang timbul atas penyelamatan bank gagal yang

berdampak sistemik, diakui sebagai penyertaan modal LPS pada bank tersebut.

Bank gagal dinilai berdampak sistemik apabila memenuhi kriteria : 1)

biaya penyelamatan bank akan menjadi lebih murah secara signifikan daripada

biaya yang timbul dari penutupan bank; 2) peluang bisnis bank kedepan dinilai

bagus; dan 3) RUPS sudah menyatakan bersedia melepas hak, wewenang, serta

kepengurusan bank kepada LPS. Pernyataan RUPS tersebut juga disertai dengan

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 53: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

39

Universitas Indonesia

penyerahan dokumen yang diperlukan kepada LPS (Laporan Keuangan LPS tahun

2010).

Kedua, secara aktif mewujudkan stabilitas sistem perbankan melalui : 1)

mendesain dan menetapkan regulasi yang sejalan dengan fungsi tersebut; 2)

menyusun dan menetapkan ketentuan mengenai penyelesaian bank gagal yang

tidak berdampak sistemik (bank resolution); 3) menyelesaikan masalah bank

gagal yang berdampak sistemik.

Dalam rangka menjalankan program penjaminan simpanan tersebut, LPS

diberi wewenang berupa : 1) Menetapkan dan memungut premi penjaminan; 2)

Menetapkan dan memungut kontribusi pada saat bank pertama kali menjadi

peserta; 3) Melakukan pengelolaan kekayaan dan kewajiban LPS; 4)

Mendapatkan, merekonsiliasi, verifikasi, serta konfirmasi atas data simpanan

nasabah, data kesehatan bank, laporan keuangan bank, dan laporan hasil

pemeriksaan bank sepanjang tidak melanggar kerahasiaan bank; 5) Menetapkan

syarat, tata cara, dan ketentuan pembayaran klaim; 6) LPS juga berwenang

menunjuk, memberi kuasa, atau melakukan penugasan kepada pihak lain untuk

melaksanakan sebagian tugas LPS dimaksud atas nama LPS; 7) Melakukan

penyuluhan kepada bank dan masyarakat tentang penjaminan simpanan.

Adapun kewenangan yang diberikan kepada LPS sehubungan dengan

fungsi yang kedua meliputi : 1) mengambil alih dan menjalankan seluruh hak dan

wewenang Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS); 2) menguasai dan mengelola

aset dan kewajiban bank gagal yang diselamatkan; 3) meninjau ulang,

membatalkan, mengakhiri dan/atau mengubah setiap kontrak yang mengikat bank

gagal yang diselamatkan dengan pihak ketiga yang merugikan bank; 4) menjual

dan/atau mengalihkan aset bank tanpa persetujuan debitur dan/atau kewajiban

bank tanpa persetujuan kreditur (Laporan keuangan LPS tahun 2010).

3.4 Sumber Dana

Dalam operasionalnya, LPS memperoleh modal awal sebesar Rp 4 Triliun

yang merupakan kekayaan negara. LPS secara bertanggung jawab melakukan

pengadminitrasian dan pengelolaan modal awal tersebut. (Pasal 81 UU No. 24

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 54: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

40

Universitas Indonesia

tahun 2004 tentang LPS sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang nomor

7 tahun 2009)

Disamping itu, sumber dana operasional LPS juga berasal dari kontribusi

kepesertaan dan premi yang dibayarkan oleh bank peserta LPS. Dalam hal terjadi

defisit, LPS dapat menggunakan dana cadangan penjaminan.

Investasi LPS terbatas pada surat berharga yang diterbitkan pemerintah

termasuk Bank Indonesia. Dalam hal diperlukan penyelamatan atas bank tertentu,

LPS dapat melakukan penyertaan modal dalam periode tertentu (terbatas). (Pasal

82 UU No.24 tahun 2004 tentang LPS sebagaimana telah diubah dengan Undang-

undang nomor 7 tahun 2009)

Surplus atas operasional LPS selama 1 tahun dialokasikan sebagai

cadangan tujuan sebesar 20%, dan cadangan penjaminan sebesar 80%. Cadangan

penjaminan LPS akan dicatat sebagai penerimaan negara bukan pajak, apabila

mencapai 2,5% dari total simpanan seluruh bank.

Untuk kondisi dimana keuangan LPS mengalami defisit, maka defisit

tersebut akan ditutupi dengan dana dari cadangan penjaminan. Apabila cadangan

penjaminan tidak memadai, maka LPS akan menggunakan modal lembaga.

Alternatif terakhir sumber dana untuk menutupi defisit LPS tersebut berasal dari

pemerintah atas persetujuan DPR. Dan dalam hal LPS menghadapi kesulitasn

likuiditas, LPS dapat mengajukan pinjaman kepada pemerintah (Pasal 84 dan

Pasal 85 UU nomor 24 tahun 2004 tentang LPS sebagaimana telah diubah dengan

Undang-undang nomor 7 tahun 2009).

3.5 Premi Penjaminan simpanan

Bank sebagai anggota LPS wajib membayar kontribusi kepesertaan dan

premi penjaminan simpanan. Kontribusi kepesertaan ditetapkan sebesar 0,1% dari

modal disetor bank.

Premi atas penjaminan simpanan yang diselenggarakan LPS ditetapkan

sebesar 0,1% dari rata-rata saldo bulanan sesuai dengan periode premi. Adapun

pembayaran premi penjaminan simpanan dilakukan 2 kali dalam 1 tahun yaitu

periode Januari sampai dengan Juni, pembayaran paling lambat tanggal 31

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 55: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

41

Universitas Indonesia

Januari. Sedangkan periode Juli sampai dengan Desember tahun berjalan,

pembayaran paling lambat dilakukan pada tanggal 31 Juli.

3.6 Suku Bunga Penjaminan

Perangkat lain yang digunakan LPS dalam rangka mengendalikan risiko

moral hazard bank adalah penetapan suku bunga penjaminan. Tingkat bunga bank

yang dijamin oleh LPS dibatasi sampai dengan tingkat bunga yang dinilai wajar

oleh LPS, yaitu dalam bentuk suku bunga penjaminan yang ditetapkan oleh LPS

setiap periode 4 bulan.

Gambar 3.2 Pergerakan Suku Bunga LPS Sumber : Laporan Keuangan LPS (2009 dan 2010)

Tingkat suku bunga wajar simpanan dalam valuta asing yang ditetapkan oleh LPS

selama periode 2008 sampai dengan 2010 menunjukkan tren penurunan.

Sedangkan tingkat suku bungan wajar simpanan dalam rupiah sedikit mengalami

kenaikan pada periode Oktober 2008 sampai dengan awal tahun 2009. Adapun

kenaikan tingkat bungan tersebut dilakukan untuk mengantisipasi dampak global

crisis pada tahun 2008.

Penetapan premi penjaminan simpanan dilakukan dengan memperhatikan

beberapa variabel yaitu BI rate; suku bunga pasar, SBI 1 bulan dan 3 bulan;

0.00%

2.00%

4.00%

6.00%

8.00%

10.00%

12.00%

Tin

gk

at

Bu

ng

a L

PS

Periode (4 bulanan)

RUPIAH

VALAS

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 56: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

42

Universitas Indonesia

jumlah dan trend simpanan perbankan; distribusi simpanan; indikator utama

perbankan; tingkat inflasi; posisi Surat Utang Negara (SUN); nilai dan volume

transaksi saham; nilai tukar rupiah; dan the Federal Funds Rate.

3.7 Simpanan Nasabah Yang Dijamin LPS

Berdasarkan Undang-undang nomor 24 tahun 2004 tentang Lembaga

Penjaminan Simpanan, maka simpanan nasabah di bank umum yang dijamin LPS

meliputi simpanan giro, deposito, tabungan, sertifikat deposito, dan bentuk lain

yang sejenis produk bank umum tersebut.

Jaminan atas simpanan tersebut diberikan sesuai batas maksimum tertentu

yang ditetapkan oleh LPS.

3.8 Profil Risiko LPS

Dalam menjalankan tugasnya, LPS tidak terlepas dari risiko khususnya

risiko-risiko terkait dengan kegagalan bank yang meliputi risiko internal LPS,

risiko eksternal, dan risiko perekonomian. Oleh karena itu, LPS membangun

sistem manajemen risiko yang khusus ditangani oleh Direktorat Penjaminan dan

Manajemen Risiko.

Gambar 3.3 Manajemen Risiko LPS

Sumber : Laporan Keuangan LPS (2010)

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 57: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

43

Universitas Indonesia

Manajemen risiko melibatkan peran aktif karyawan LPS – Direktorat

Pengamanan dan Manajemen Risiko, yang diwajibkan untuk mengidentifikasi dan

pengukuran risiko lembaga. Hasil identifikasi dan pengukuran tersebut kemudian

dituangkan dalam bentuk matriks risiko dalam laporan yang diterbitkan setiap

periode 6 bulan.

Alur proses manajemen risiko secara umum terdiri dari penilaian risiko

(identifikasi, analisis, dan evaluasi), dan pengawasan risiko lembaga. Output dari

direktorat terkait dengan manajemen risiko adalah profil risiko lembaga yang

memuat risiko utama lembaga beserta strategi penanganannya.

Gambar 3.4 Alur Proses Manajemen Risiko LPS

Sumber : Laporan Keuangan LPS (2010)

LPS membedakan risiko utama yang dihadapi institusi kedalam 3 kelompok risiko

yaitu : 1) new risk, yaitu risiko yang baru diidentifikasi pada saat pembahasan

profil risiko; 2) existing risk, yaitu berbagai risiko yang sudah teridentifikasi pada

perumusan profil risiko periode sebelumnya, namun belum dihilangkan

sepenuhnya; dan 3) closed risk, yaitu risiko-risiko potensial yang telah berhasil

ditangani sepenuhnya.

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 58: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

44

Universitas Indonesia

Risiko terjadinya moral hazard bank dikategorikan LPS sebagai risiko

yang memiliki dampak pada level menengah, dan kecenderungan timbulnya

dinilai sangat jarang. Namun demikian, risiko tersebut diakui LPS dapat berakibat

fatal apabila tidak dapat ditangani dengan baik.

Menghadapi risiko-risiko yang berkaitan dengan kondisi individu bank

atau industri perbankan secara umum, LPS cenderung pasif. Respon dari LPS

lebih kepada merumuskan langkah-langkah antisipasi internal LPS dan

mengumpulkan informasi terkait risiko tersebut.

3.9 Kinerja LPS

Berdasarkan Laporan Keuangan LPS tahun 2010, diperoleh informasi

bahwa saat ini terdapat 1.990 bank yang menjadi anggota LPS yang terdiri dari

bank umum, bank umum syariah, bank prekreditan rakyat, dan bank pembiayaan

syariah.

Tabel 3.1 Jumlah Bank Anggota LPS (2009/2010)

No. Jenis Bank Jumlah Bank Anggota LPS

31-Des-09 31-Des-10

1 Bank Umum 115 111

2 Bank Umum Syariah 6 11

3 BPR 1.768 1.720

4 BPR Syariah 136 148

Total 2.025 1.990

Sumber : Laporan Tahunan LPS (2010)

Dengan batas penjaminan simpanan sebesar Rp 2 Miliar per nasabah, saat ini total

simpanan nasabah yang dijamin LPS mencapai Rp 1.435,2 Triliun atau sebesar

60,35% dari total simpanan nasabah di bank.

Dengan jumlah simpanan yang dijamin maksimal sebesar Rp 2 Miliar per

nasabah, saat ini total simpanan nasabah yang dijamin LPS mencapai

Rp 4.135,2 Triliun. Jumlah premi yang diterima LPS selama tahun 2010 mencapai

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 59: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

45

Universitas Indonesia

Rp 4.178,4 Miliar, dengan komposisi premi yang berasal dari bank umum sebesar

98,55% dan 1,45% berasal dari Bank Perkreditan Rakyat (BPR).

Gambar 3.5 Likuidasi Bank dan Bank Dalam Pengawasan Khusus

Periode Tahun 2007 sd. 2010

Sumber : Laporan Keuangan LPS (2010)

Penetapan Bank Dalam Pengawasan Khusus (DPK) oleh Bank Indonesia

cenderung mengalami kenaikan. Demikian juga halnya dengan perubahan jumlah

bank yang ditetapkan LPS untuk tidak diselamatkan karena tidak berdampak

sistemik sejak tahun 2007 sampai dengan tahun 2010 terus mengalami

peningkatan. Hal ini dapat digunakan sebagai salah satu sinyal penurunan tingkat

kesehatan bank selama periode tersebut.

Dari total 10 BPR yang ditutup LPS selama tahun 2010, jumlah simpanan

nasabah yang dijamin adalah sebesar Rp 25,55 Miliar sedangkan

Rp 214,31 Miliar tidak dijamin oleh LPS yang mayoritas disebabkan karena

tingkat bunga bank yang lebih tinggi dari tingkat bunga yang wajar.

3.9.1 Klaim Penjaminan Simpanan Nasabah Oleh LPS

Pembayaran klaim simpanan nasabah yang telah direalisasikan oleh LPS

sejak pertama kali didirikan sampai dengan akhir tahun 2010, mencapai

Rp584 Miliar. Cadangan klaim penjaminan simpanan nasabah bank oleh LPS

untuk antisipasi penutupan bank, sampai dengan bulan Desember 2010 telah

mencapai posisi Rp 11,10 Triliun. Dari total simpanan nasabah layak bayar

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 60: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

46

Universitas Indonesia

sebesar Rp 620,75 Miliar, yang telah dibayarkan adalah sebesar Rp584,09 Miliar

per tanggal 31 Desember 2010.

Terhitung tanggal 31 Desember 2010, LPS telah menetapkan likuidasi 31

bank gagal. Dari ke-31 bank gagal tersebut, hanya satu yang merupakan bank

umum. Selama tahun 2010 LPS telah menyelesaikan likuidasi lima Bank Dalam

Likuidasi (BDL). Selama periode 2009, proses likuidasi yang telah dilakukan LPS

mencapai 20 BPR dan satu bank umum.

3.9.2 Penanganan Bank Century (sekarang Bank Mutiara, Tbk) oleh LPS

Penanganan PT Bank Mutiara, Tbk, telah dilakukan LPS dengan total

biaya penanganan mencapai Rp6.762 Miliar. Adapun Rp4.977 Miliar dari total

biaya tersebut telah disetor pada tahun 2008, dan sisanya sebesar Rp1.785 Miliar

telah disetor pada tahun 2009. Biaya penanganan tersebut diperlakukan sebagai

penyertaan modal sementara (PMS) LPS pada Bank Mutiara, Tbk yang telah

diterbitkan sahamnya berupa convertible preferred stock sebanyak 99,996% dari

total saham.

Kinerja Bank Mutiara Setelah Penanganan oleh LPS adalah sesuai

indikator keuangan berikut.

Tabel 3.2 Kinerja Bank Mutiara, Tbk Setelah Penanganan Posisi 31

Desember 2010

Indikator Keuangan Posisi 31 Des

2010 Posisi 31 Des 2009 Perubahan

CAR 11,16% 10,02% 0,83%

LDR 70,86% 81,66% -10,80%

NPL 4,84% 9,53% -4,69%

Posisi Devisa Neto 14,61% 131,63% -116,57%

DPK (Rp Juta) 8.900.801 5.949.461 2.955.432

Kredit (Rp Juta) 6.302.264 4.864.097 1.443.156

Total Aset (Rp Juta) 10.783.886 7.531.145 3.209.817

Laba Bersih (Rp Juta) 217.963 265.483 -59.707 Sumber : laporan keuangan LPS (2010)

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 61: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

47

Universitas Indonesia

Dari laporan LPS tersebut maka secara umum kinerja Bank Mutiara, Tbk telah

membaik setelah penanganan oleh LPS. Kecukupan modalnya meningkat

meskipun tidak signifikan yaitu sebesar 0,83%. Posisi LDR lebih hati-hati

dibandingkan tahun 2009 yaitu sebesar 70,86%. Demikian juga dengan posisi

devisa neto bank menurun cukup signifikan menjadi 14,61% dibawah batas

maksimum 20% yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

3.9.3 Investasi LPS

Investasi LPS terbatas pada instrumen investasi yang konservatif

sebagaimana diatur dalam Undang-undang tentang Lembaga Penjaminan

Simpanan.

Tabel 3.3 Investasi LPS Posisi 31 Desember 2010

Deskripsi 31-Desember-2010 31-Desember-2009

SBI Bank Indonesia 6.054.500.000 3.004.700.000

- Diskonto SBI -67.697.422 -11.817.132

Jumlah SBI Bersih 5.986.820.578 2.992.882.868

SBN 9.445.050.000 7.711.240.000

- Premium SBN 62.250.607 70.506.368

- Diskonto SBN -141.759.955 -158.004.049

Jumlah SBN Bersih 9.365.540.652 7.623.702.319

Jumlah Investasi dalam Surat Berharga 15.352.343.230 10.616.585.187 Sumber : Laporan Tahunan LPS Tahun 2010.

Berdasarkan data pada tabel tersebut diatas, diketahui bahwa investasi yang

dimiliki oleh LPS ditempatkan pada surat berharga yang diterbitkan oleh Bank

Indonesia, yaitu dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan surat berharga

yang diterbitkan oleh Pemerintah, yaitu dalam bentuk Surat Berharga Negara

(SBN) sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 62: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

48 Universitas Indonesia

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Formulasi Model Penelitian

Dari berbagai literatur diketahui bahwa alasan utama implementasi

penjaminan simpanan berbagai negara adalah untuk menghindari terjadinya bank

run, meningkatkan deposit bank, namun potensial untuk mendorong terjadinya

bank risk shifting (Diamond dan Dybvig, 1983; McCarthy, 2011).

Berdasarkan teori tersebut diatas, penelitian ini akan menguji efektivitas

penjaminan simpanan di Indonesia menggunakan model yang juga diaplikasikan

oleh Chernykh (2010) dalam pengujian Deposit Insurance Corporation (DIC) di

Rusia. Dengan memperhatikan implementasi DIS di Indonesia yang mewajibkan

setiap bank untuk menjadi peserta LPS dan memberlakukan limit tanggungan

simpanan nasabah bank oleh LPS, maka model tersebut sedikit disesuaikan

menjadi sebagai berikut :

𝑌𝑖 ,𝑡 = 𝛽0 + 𝛽1 × 𝑆𝑡𝑎𝑡𝑒 − 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙𝑙𝑒𝑑𝑖,𝑡 + 𝛽2 × 𝐷𝑎𝑦𝑠 𝑖𝑛 𝐷𝐼𝑆𝑖 ,𝑡 + 𝛽3 ×

𝑆𝑡𝑎𝑡𝑒 − 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙𝑙𝑒𝑑𝑖,𝑡 × 𝐷𝑎𝑦𝑠 𝑖𝑛 𝐷𝐼𝑆𝑖,𝑡 +

𝛽4 × 𝐴𝑣𝑎𝑖𝑙𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 𝑜𝑓 𝐷𝐼𝑆𝑖,𝑡 + 𝛽5 × 𝐴𝑣𝑎𝑖𝑙𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 𝑜𝑓 𝐿𝑖𝑚𝑖𝑡𝑖,𝑡 + 𝛽𝑗 ×

𝐶𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 𝑖,𝑡 + 휀𝑖,𝑡

(4.1.)

Dimana,

𝑌𝑖 ,𝑡 adalah logaritma dari retail deposit pada bank (i); rasio total retail deposit

terhadap total aset bank (i); rasio ekuitas terhadap aset bank (i); rasio loan

terhadap aset bank (i).

𝑆𝑡𝑎𝑡𝑒 − 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙𝑙𝑒𝑑𝑖,𝑡 adalah zero-one indicator variable untuk bank (i)

selama periode (t). Dimana angka satu untuk bank BUMN, dan nol untuk bank

bukan BUMN.

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 63: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

49

Universitas Indonesia

𝐷𝑎𝑦𝑠 𝑖𝑛 𝐷𝐼𝑆𝑖,𝑡 adalah jumlah hari bank sudah menjadi anggota LPS pada

periode (t), diukur dengan 𝑙𝑛(𝐷𝑎𝑦𝑠 𝑖𝑛 𝐷𝐼𝑆 + 1).

𝐴𝑣𝑎𝑖𝑙𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 𝐷𝐼𝑆𝑖 ,𝑡 adalah zero one indicator variable untuk bank (i) selama

periode (t). Angka satu untuk adanya jaminan simpanan, dan nol untuk

perbankan tanpa jaminan simpanan secara eksplisit.

𝐴𝑣𝑎𝑖𝑙𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 𝐿𝑖𝑚𝑖𝑡𝑖,𝑡 adalah zero one indicator variable untuk bank (i)

selama periode (t). Angka satu untuk adanya batas maksimal tanggungan

simpanan nasabah oleh LPS, dan nol untuk perbankan tanpa batas maksimal

tanggungan simpanan nasabah oleh LPS.

𝐶𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 𝑖,𝑡 adalah vektor j control variables untuk bank i termasuk variabel

yang mewakili bank BUMN, Bank asing, BPD, BUSN. Variabel kontrol

merupakan variabel yang dimasukkan dalam model untuk mengeluarkan

pengaruh tertentu yang dapat membuat hasil regresi menjadi bias.

휀𝑖 ,𝑡 adalah random effect error term untuk bank i pada periode t.

4.2 Hipotesis

Dari studi literatur sebagaimana bab dua, maka penerapan penjaminan

simpanan (explisit deposit insurance) mempengaruhi kemampuan bank menarik

deposit dari masyarakat dan perilaku risk taking bank. Disamping itu, dampak

dari penjaminan simpanan tersebut juga dipengaruhi oleh ada tidaknya

kepemilikan pemerintah di bank, dan coverage dari penjaminan simpanan.

Penjaminan simpanan yang tanpa batas meningkatkan potensi bank untuk

menaikkan risk taking-nya (Kunt, Kane, dan Laeven, 2008).

Berdasarkan hal tersebut diatas, berikut hipotesa pengaruh implementasi

penjaminan simpanan terhadap beberapa tingkat simpanan bank, konsentrasi

market share, dan risk taking bank yaitu :

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 64: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

50

Universitas Indonesia

A. Deposit Bank

H1 : DIS memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah simpanan

masyarakat di bank umum. Penjaminan simpanan yang diberikan

mengalihkan risiko kegagalan bank kepada institusi penjamin simpanan.

Hal ini berdampak pada peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap

perbankan sehingga berpotensi untuk menaikkan jumlah simpanan

masyarakat pada bank. Pada saat krisis perbankan, penjaminan simpanan

juga efektif dalam menjalankan peran utamanya untuk menghindari

terjadinya bank run yang dapat merusak stabilitas sistem keuangan

(Diamond dan Dybvic, 1983).

B. Tingkat Simpanan Per Kelompok Bank Umum

Penjaminan simpanan menekan competitive advantage gap antara bank

besar dengan bank kecil karena tingkat risiko kegagalan bank besar maupun bank

kecil sudah dialihkan ke DIC. Demikian juga halnya dengan konsentrasi market

share semula pada bank-bank milik pemerintah karena dinilai lebih aman, dapat

lebih tersebar ke bank-bank non BUMN karena adanya penjaminan simpanan

kepada seluruh bank bank BUMN maupun non BUMN (McCarthy, 1980). Oleh

karena itu, hipotesis selanjutnya adalah sebagai berikut :

H2 : Kepemilikan pemerintah memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap

jumlah simpanan bank umum BUMN dengan diimplementasikannya DIS

di Indonesia. Penjaminan simpanan baik melalui blanket guarantee maupun

melalui pengelolaan oleh LPS diperkirakan akan menurunkan jumlah

simpanan BU-BUMN.

H3 : Kepemilikan swasta nasional memiliki pengaruh positif dan signifikan

terhadap jumlah simpanan bank umum BUSN dengan

diimplementasikannya DIS di Indonesia. Karena konsentrasi pasar yang

semakin tersebar, jumlah simpanan BUSN diperkirakan akan meningkat

setelah adanya penjaminan simpanan baik pada periode blanket guarantee

maupun pada periode operasional LPS.

H4 : Kepemilikan pemerintah daerah memiliki pengaruh positif dan signifikan

terhadap jumlah simpanan bank umum BPD dengan diimplementasikannya

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 65: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

51

Universitas Indonesia

DIS di Indonesia. Penjaminan simpanan baik melalui blanket guarantee

maupun melalui pengelolaan oleh LPS diperkirakan akan meningkatkan

jumlah simpanan BU-BPD.

H5 : Kepemilikan asing memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap

jumlah simpanan bank umum Asing dengan diimplementasikannya DIS di

Indonesia. Penjaminan simpanan baik melalui blanket guarantee maupun

melalui pengelolaan oleh LPS diperkirakan akan meningkatkan deposit

BU-Asing.

C. Risk Taking Bank

Penjaminan simpanan yang diberikan kepada bank, menyebabkan

beralihnya risiko dari pihak bank kepada institusi penjamin simpanan. Hal ini

memberikan insentif bagi bank untuk meningkatkan risiko operasional maupun

risiko keuangannya. Hal ini tentu menjadi ancaman bagi pihak pengelola

penjaminan simpanan. Oleh karena itu regulator merespon potensi risiko tersebut

dalam bentuk pengaturan CAR dan Premi penjaminan simpanan, yang mendorong

bank untuk mengalihkan investasinya ke pasar modal atau instrumen yang

menawarkan return yang lebih tinggi untuk mengimbangi penurunan peluang

bank memperoleh net interest margin (Zarruck dan Madura, 1992). Oleh karena

itu, dua hipotesis terakhir penelitian ini meliputi :

H6 : Penjaminan simpanan memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap

komposisi modal terhadap aset bank i selama t periode.

Peningkatan risk taking bank ditandai dengan penurunan rasio modal

setelah implementasi DIS terhadap bank umum di Indonesia. Penurunan

komposisi modal terhadap aset terbesar diperkirakan terjadi pada periode

penjaminan tanpa batasan jumlah simpanan yang ditanggung (sampai

dengan 22 Maret 2006).

H7 : Penjaminan simpanan memiliki pengaruh positif dan signifikan atas

proporsi kredit terhadap aset bank (i) selama t periode.

Ukuran lain yang digunakan untuk menilai risk taking bank adalah dalam

bentuk rasio kredit terhadap aset bank (i). Sebagaimana komposisi kredit

terhadap aset bank umum diperkirakan meningkat akibat implementasi DIS

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 66: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

52

Universitas Indonesia

di Indonesia. Peningkatan tersebut diperkirakan semakin besar apabila limit

tanggungan simpanan semakin tinggi.

4.3 Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dan

pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan menggunakan hasil regresi

dan analisis beberapa indikator kinerja perbankan Indonesia, seperti : rasio

kecukupan modal (CAR), rasio tingkat pengembalian terhadap aset (ROA),

tingkat penyaluran kredit (LDR), tingkat pendapatan bunga bersih (NIM), dan

tingkat kredit bermasalah (NPL).

Pendekatan kualitatif dilakukan melalui proses wawancara dengan

pengawas bank dan perwakilan dari divisi yang menangani tugas penelitian dan

penyusunan regulasi perbankan. Proses wawancara tersebut dilakukan untuk

menggali informasi terkait dengan perilaku risiko kelompok bank umum tertentu,

seperti : BU-BUMN, BU-BPD, BUSN, BU-Asing.

4.3.1 Pendekatan Kuantitatif

Tahapan yang digunakan dalam implementasi model ekonometrik meliputi

formulasi model, pengumpulan data, pengujian model, interpretasi dan analisis

hasil operasional data.

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 67: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

53

Universitas Indonesia

Gambar 4.1 Tahapan Model Penelitian

Sumber : Brooks, 2008, “Introductory Econometrics for Finance”, Cambridge University Press,

edisi kedua, Halaman 9.

4.3.2 Pengumpulan Data : Populasi dan Sampel

A. Populasi

Penelitian ini dilakukan dengan populasi data mencakup data keuangan

seluruh bank umum di Indonesia yang beroperasi selama periode pengamatan.

Total bank umum per bulan Desember 2010 mencapai 119 bank umum, yang

terdiri dari 3 bank BUMN, 63 BUSN (devisa dan non devisa), 27 bank asing

(termasuk 17 bank campuran), dan 26 bank BPD. Adapun data keuangan bank

yang digunakan meliputi data simpanan bank umum berupa total dana pihak

ketiga (DPK), rasio DPK terhadap total aset, rasio modal terhadap total aset, dan

rasio kredit yang diberikan terhadap total aset, yang diperoleh dari Direktori

Perbankan Bank Indonesia.

Untuk menganalisis pengaruh bank BUMN, digunakan variabel dummy

(0-1 variabel) dimana angka satu untuk bank BUMN dan angka nol untuk bank

non BUMN. Sedangkan pengaruh penjaminan simpanan dianalisis menggunakan

variabel dummy dimana angka satu untuk periode adanya penjaminan simpanan

dan angka nol untuk periode tanpa penjaminan simpanan. Selanjutnya penelitian

ini juga menguji pengaruh pembatasan jumlah tanggungan simpanan nasabah

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 68: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

54

Universitas Indonesia

bank dengan menggunakan variabel dummy kembali, dimana angka satu untuk

penjaminan simpanan dengan batasan tanggungan, sedangkan angka nol untuk

penjaminan simpanan tanpa batas (unlimited).

Periode data dibedakan atas tiga periode yaitu periode 1995 sampai

dengan 1997 (tanpa penjaminan simpanan), periode 1998 sampai dengan 2005

(unlimited deposit insurance), serta periode 2006 sampai dengan 2010 (limited

deposit insurance).

Disamping itu, penelitian ini juga menggunakan data atau informasi

implementasi penjaminan simpanan berupa batas maksimum simpanan nasabah

bank yang ditanggung oleh LPS. Informasi tersebut diperoleh dari peraturan

perundang-undangan tentang Lembaga Penjamin Simpanan.

B. Sampel

Penelitian ini menggunakan sampel yang sama dengan populasi data

penelitian yaitu data keuangan 121 bank umum dan data batas simpanan nasabah

bank yang ditanggung pada saat berlakunya blanket guarantee maupun pada saat

operasional LPS, yaitu selama periode 2005 sampai dengan 2010.

Data keuangan seluruh bank umum diperoleh dari laporan keuangan

tahunan bank yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia. Sedangkan data GDP

Indonesia selama periode pengamatan diperoleh dari publikasi IMF.

4.3.3 Variabel Yang Digunakan Dalam Model

Sesuai dengan hipotesa yang akan diuji dalam penelitian ini, maka

variabel model dibedakan atas variabel bebas dan variabel terikat.

A. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat (dependent variable) terdiri dari simpanan nasabah yang

dapat ditarik bank (i) dan rasio deposit terhadap total aset bank (i) pada periode

(t). Variabel terikat berikutnya adalah risk taking setiap individu bank (i).

Variabel terikat yang menggambarkan risk taking bank tersebut menggunakan

ukuran komposisi modal terhadap aset, dan proporsi kredit yang disalurkan bank

terhadap asetnya.

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 69: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

55

Universitas Indonesia

Data-data setiap variabel tersebut diperoleh dari direktori perbankan

berupa laporan keuangan seluruh bank umum termasuk bank umum syariah yang

dikeluarkan oleh Bank Indonesia sebagai bank sentral Republik Indonesia. Format

laporan keuangan bank yang diterbitkan oleh Bank Indonesia tersebut secara

umum menggunakan format standar bagi setiap bank umum sehingga data yang

digunakan berasal dari pos yang sama untuk setiap bank. Perbedaan hanya terjadi

untuk data yang terkait dengan penamaan produk yang berbeda untuk bank umum

syariah.

Deposit diperoleh dari pos dana pihak ketiga (DPK) bank dari sisi aktiva

neraca bank (i). Adapun DPK tersebut dapat dibedakan antara bank umum

konvensional dengan bank umum syariah, dimana DPK untuk bank umum terdiri

dari pos giro, tabungan, dan deposito. Sedangkan DPK untuk bank umum syariah

terdiri dari dana simpanan wadiah (giro wadiah dan tabungan wadiah), serta

dana investasi tidak terikat atau Mudharabah Muthlaqah (tabungan mudharabah

dan deposito mudharabah).

Total aset atau total aktiva bank (i) diambil langsung dari sisi aktiva dalam

neraca setiap bank umum termasuk bank umum syariah, sesuai periode (t).

Sedangkan modal diperoleh langsung dari pos ekuitas dalam neraca setiap bank

umum (i). Variabel komposisi modal terhadap aset bank dihitung dengan

membagi nilai total ekuitas terhadap total aktiva per tahun setiap bank.

Loan atau pinjaman diperoleh dari pos kredit yang diberikan pada sisi

pasiva dalam neraca bank (i) setiap periode (t). Namun demikian, untuk bank

syariah data pinjaman diambil dari pos pembiayaan dalam rupiah dan valuta

asing, yang terdapat dalam sisi aktiva neraca bank umum syariah (i). Variabel

komposisi kredit terhadap aset bank diperoleh dengan membagi jumlah kredit

yang disalurkan bank (i) terhadap total aktiva bank setiap tahunnya.

B. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas (independent variable) meliputi variabel status bank (bank

BUMN versus non BUMN), jumlah hari bank (i) sebagai anggota LPS (days in

DIS), dummy variable yang menggambarkan perbankan dengan atau tanpa

penjaminan simpanan (availability of DIS), dan dummy variable yang

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 70: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

56

Universitas Indonesia

menggambarkan sistem penjaminan simpanan tanpa limit simpanan nasabah yang

ditanggung atau dengan limit tertentu yang ditetapkan oleh LPS. Adapun

penerapan sistem penjaminan simpanan dan limit penjaminan simpanan secara

umum sama untuk setiap individu bank (i) dalam periode (t).

Dengan demikian, penelitian ini dilakukan dengan empat model sesuai

dengan jumlah variabel tidak bebasnya. Setiap model mencakup data 119 individu

bank (N), 16 tahun (t), serta 1904 data panel (=119 x 16). Masing-masing model

diregresi sebanyak empat kali yaitu menggunakan full sample (tahun 1995-2010),

periode 1995-1997, periode 1998-2005, dan periode 2006-2010.

4.3.4 Panel Data

Regresi dapat dilakukan menggunakan 3 pendekatan sesuai dengan data

yang akan diobservasi yaitu time series, cross sectional, dan data panel. Time

series merupakan metode regresi yang dilakukan menggunakan data satu individu

selama beberapa periode pengamatan (t). Cross sectional merupakan pendekatan

regresi yang dilakukan menggunakan data beberapa individu yang ditarik pada

satu titik periode pengamatan (t). Sedangkan data panel merupakan pendekatan

regresi menggunakan data beberapa individu (i) selama beberapa periode

pengamatan (t). Oleh karena itu, data panel sering disebut sebagai penggabungan

antara data time series dan data cross sectional (Baltagi, 2001).

Studi ini dilakukan menggunakan 119 individu bank umum selama

periode 16 tahun (1995 sd. 2010). Oleh karena itu, analisis ekonometrik yang

digunakan dalam studi ini dapat dikategorikan sebagai jenis data panel yang

merupakan kombinasi antara data time series dan data cross section. Baltagi

(2001) mengemukakan beberapa kelebihan dari data panel yaitu : Pertama,

membantu untuk mengendalikan heterogenity setiap individu yang digunakan

dalam pengamatan. Kedua, memberikan data yang lebih informatif, lebih

bervariasi, koleniaritas yang lebih rendah, serta derajat kebebasan dan efisiensi

yang lebih tinggi dibandingkan dengan data time series dan cross section. Ketiga,

data panel menawarkan studi mengenai dinamika suatu perubahan dengan lebih

baik. Berbeda dengan data cross section yang tidak dapat menunjukkan perubahan

suatu variabel dalam setiap periode pengamatan karena seluruh data ditarik pada

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 71: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

57

Universitas Indonesia

satu titik waktu tertentu. Keempat, panel data memungkinkan untuk

mengidentifikasi dan mengukur „pengaruh‟ yang tidak dapat dilakukan dengan

menggunakan time series maupun cross section. Kelima, panel data

memungkinkan studi dan pengujian dengan model yang kompleks, dan beberapa

kelebihan lainnya.

Disamping kelebihan tersebut diatas, data panel juga memiliki

keterbatasan yaitu : Pertama, permasalahan dalam memperoleh data atau

informasi setiap individu dan referensi yang dapat digunakan untuk menentukan

periode pengamatan (t) yang akan digunakan. Kedua, bisa menimbulkan distorsi

akibat kesalahan pengukuran. Ketiga, selectivity problem yang dibedakan atas self

selectivity (kesalahan memilih data), non response (sebagian atau seluruh

pertanyaan tidak terjawab), dan attrition (data yang dikumpulkan tidak lengkap

karena responden menghilang, pindah, atau meninggal). Keempat, dimensi waktu

yang pendek. Kelima, cross sectional dependence yang bisa menimbulkan

misleading inference karena tidak mempertimbangkan adanya keterkaitan antara

individu.

Selanjutnya regresi data panel dilakukan dengan menggunakan ketiga jenis

metode yaitu ordinary least square (OLS), fixed effect model, dan random effect

model. OLS merupakan metode panel dimana nilai intercept (α) dan koefisien

variabel bebas diasumsikan konstan. Sedangkan nilai α konstan untuk semua

individu bank selama periode (t) dinilai kurang realistik (Nachrowi dan Usman,

2006). Hal ini dapat diatasi dengan The Fixed Effect dan The Random Effect.

Perbedaan karakteristik individu dan waktu dapat diakomodir dengan

perubahan intercept dalam pendekatan The Fixed Effect. Efek perbedaan setiap

individu yang diobservasi dapat diakomodir dengan pendekatan melalui

penambahan dummy variable untuk setiap individu sebanyak (N-1). Sedangkan

efek perbedaan periode pengamatan diakomodir dengan penambahan dummy

variable untuk setiap periode (t) sebanyak (T-1)

𝑌𝑖 ,𝑡 = 𝛼1 + 𝛼2𝐷2𝑖 + 𝛼3𝐷3𝑖 + ……+ 𝛼𝑛𝐷𝑖𝑡 + 𝛾0 + 𝛾1𝐷𝑡𝑖𝑚𝑒𝑖,1 +

𝛾2𝐷𝑡𝑖𝑚𝑒𝑖,2 + ……+ 𝛾𝑡𝐷𝑡𝑖𝑚𝑒𝑖,𝑡 + 𝛽2𝑋2𝑖 + 𝛽3𝑋3𝑖 + 𝜇𝑖𝑡

(4.2)

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 72: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

58

Universitas Indonesia

Dimana,

𝐷𝑖𝑡 = 1, untuk individu ke-i, dimana i = 2, 3, …, N

𝐷𝑖𝑡 = 0, untuk sebaliknya

𝐷𝑡𝑖𝑚𝑒𝑖𝑡 = 1, untuk periode ke-t, dimana t = 2, 3, …, N

𝐷𝑡𝑖𝑚𝑒𝑖𝑡 = 0, untuk sebaliknya

Dengan demikian maka kemungkinan error yang disebabkan karena

adanya hubungan antar variabel bebas dapat ditekan. Namun demikian derajat

kebebasan berkurang dari sebesar NT menjadi NT-N-T (=NT-(N-1)-(T-1)).

Dalam The Random Effect, perbedaan karakteristik individu (i) selama

periode (t) tersebut diwakili dengan perubahan error. Dengan demikian, error

dalam The Random Effect diasumsikan tidak berkorelasi dengan variabel bebas

(Nachrowi dan Usman, 2006). Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan persamaan

berikut :

𝑌𝑖 ,𝑡 = 𝛼 + 𝛽𝑋𝑖𝑡 + 휀𝑖𝑡 (4.3)

휀𝑖 ,𝑡 = 𝜇𝑖𝑡 + 𝑣𝑡 + 𝑤𝑖𝑡 (4.4)

Dimana,

𝜇𝑖~𝑁(0,𝛿𝑢2) = komponen cross section error

𝑣𝑡~𝑁(0,𝛿𝑣2) = komponen time series error

𝑤𝑖𝑡~𝑁(0,𝛿𝑤 2) = komponen kombinasi error

Pemilihan model dilakukan berdasarkan nilai 𝑅2 masing-masing metode

dengan tingkat signifikansi masing-masing variabel bebas. Pengolahan data

dilakukan menggunakan software STATA versi 10.

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 73: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

59

Universitas Indonesia

4.3.5 Pemilihan Metode Estimasi

Untuk menentukan pendekatan yang paling tepat untuk data panel yang

digunakan dalam studi ini, dilakukan 3 jenis pengujian yaitu Chow Test, Hausman

Test, dan Breusch Pagan LM Test.

A. Chow Test

Chow Test merupakan pengujian yang dilakukan untuk memilih

pendekatan yang paling tepat antara pendekatan Pooled Least Square atau

pendekatan The Fixed Effect. Pengujian dalam chow test dilakukan menggunakan

hipotesis sebagai berikut :

H0 = pendekatan Pool Least Square

H1 = pendekatan The Fixed Effect

Dimana H0 ditolak apabila nilai F Statistik lebih besar dibandingkan

dengan nilai F tabel. Menolak H0 berarti pendekatan PLS tidak terbukti lebih tepat

untuk diterapkan dalam model data panel, atau dengan kata lain dipilih

pendekatan The Fixed Effect.

B. Hausman Test

Hausman Test merupakan pengujian untuk memilih antara pendekatan The

Fixed Effect dengan pendekatan The Random Effect, yang paling sesuai untuk

digunakan dalam studi yang dilakukan. Berikut hipotesis yang digunakan dalam

Hausman Test :

H0 = pendekatan The Random Effect

H1 = pendekatan The Fixed Effect

Keputusan untuk menerima atau menolak H0 menggunakan nilai chi

square statistic yang dibandingkan dengan nilai chi square table. Apabila nilai chi

square statistic > nilai chi square table atau p-value > α maka H0 ditolak dan

pendekatan yang dipilih adalah The Fixed Effect. Demikian juga sebaliknya.

C. Breusch Pagan LM Test

Breushc Pagan LM Test, yang digunakan untuk memilih pendekatan yang

lebih tepat antara The Random Effect atau Pooled Least Square.

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 74: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

60

Universitas Indonesia

H0 = pendekatan Pool Least Square

H1 = pendekatan The Random Effect

Dasar pertimbangan dalam menentukan untuk menerima atau menolak H0

juga dilakukan berdasarkan nilai chi square statistic dengan ketentuan bahwa

apabila nilai chi square statistic > nilai chi square table atau p-value < α maka

tolak H0. Dengan demikian pendekatan Pool Least Square tidak terbukti lebih

tepat untuk digunakan, sehingga model yang dipilih adalah pendekatan Random

Effect.

Studi ini menggunakan dua dari ketiga jenis pengujian pendekatan data

panel tersebut diatas yaitu Hausman Test dan Breusch Pagan LM Test. Disamping

ketiga jenis pengujian tersebut diatas, Nachrowi dan Usman (2006) juga

mengemukakan „rule of thumbs‟ yang digunakan beberapa ahli ekonometri dalam

memilih antara pendekatan The Fixed Effect dengan pendekatan The Random

Effect yaitu :

1) Apabila jumlah periode waktu (T) yang digunakan lebih banyak daripada

jumlah individu pengamatan (i) maka direkomendasikan untuk memilih

pendekatan The Fixed Effect.

2) Apabila jumlah periode waktu (T) yang digunakan lebih sedikit daripada

jumlah individu pengamatan (i) maka direkomendasikan untuk memilih

pendekatan The Random Effect.

4.3.6 Pengujian Kriteria Ekonometrik

Untuk menghasilkan model regresi yang baik, penelitian ini mengandalkan

beberapa indikator yaitu meliputi koefisien standard error, interval keyakinan,

Uji-t, Uji-F, dan koefisien determinasi. Standard error yang bernilai dua atau

kurang dari dua menunjukkan nilai yang relatif kecil dibandingkan dengan

parameternya. Interval keyakinan menunjukkan memperkirakan nilai koefisien

dalam suatu interval nilai atau yang dapat dituliskan dalam formula berikut :

𝛽 𝑖 ± 𝑡𝛼/2𝑠. 𝑒 (𝑏𝑗 ) (4.5)

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 75: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

61

Universitas Indonesia

Dimana,

𝛽 𝑖 adalah koefisien regresi i

t adalah waktu

𝛼 adalah tingkat kesalahan yang dapat ditorerir

𝑠. 𝑒 (𝑏𝑗 ) adalah standard error

Semakin sempit interval, maka koefisien regresi yang akan diperoleh akan

semakin akurat. Oleh karena itu, standard error (𝑠. 𝑒 (𝑏𝑗 )) harus minimal.

Untuk membuktikan bahwa variabel bebas mempengaruhi variabel tidak

bebas, dilakukan uji hipotesis berupa Uji-t dan Uji-F. Adapun Uji-t dilakukan

untuk menguji koefisien regresi (slope dan intercept) setiap individu i. Sedangkan

Uji-F dilakukan untuk menguji koefisien regresi secara bersamaan. Akhirnya,

koefisien determinasi yang dinotasikan dengan 𝑅2, menunjukkan seberapa baik

model regresi yang dibuat.

Selanjutnya, analisis regresi menggunakan metode Ordinary Least Square

(OLS) dilanjutkan dengan memastikan bahwa data yang digunakan memenuhi

kriteria asumsi ekonometrik Gauss-Markov yang dikenal dengan Best Linear

Unbiased Estimators (BLUE) yaitu memiliki sifat yang linier, tidak bias, dan

varian minimum. Untuk tujuan tersebut, penelitian ini juga melibatkan uji klasik

yang meliputi uji asumsi normalitas, uji multicolinierity, uji heteroscedastisity,

dan uji autocorrelation.

A. Uji Asumsi Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk memastikan nilai residual yang digunakan

dalam model regresi memiliki distribusi normal. Uji normalitas dapat dilakukan

dengan uji histogram, uji normal P-Plot, uji Chi Square, Skewness dan Kurtosis

atau uji Kolmogorov Smirnov.

Dalam studi ini uji normalitas untuk setiap variabel observasi

menggunakan ukuran skewness dan kurtosis. Adapun yang dimaksudkan dengan

skewness adalah ukuran derajat simetri dari distribusi probabilitas. Data dikatakan

memiliki distribusi normal apabila nilai skewness adalah nol. Nilai skewness lebih

besar dari nol menunjukkan distribusi probabilitas data tersebut skewed to the

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 76: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

62

Universitas Indonesia

right. Dan sebaliknya, nilai skewness lebih kecil dari nol menunjukkan data

tersebut memiliki distribusi yang skewed to the left (Park, 2008).

Kurtosis merupakan ukuran lain yang digunakan untuk menguji normalitas

distribusi probabilitas suatu data. Nilai kurtosis menggambarkan ketinggian

(peakness) distribusi probabilitas suatu data. Distribusi normal ditandai dengan

nilai kurtosis sebesar tiga. Sedangkan nilai kurtosis lebih besar dari tiga

menunjukkan bahwa distribusi data memiliki ketinggian yang lebih tinggi

daripada distribusi normal, dan sebaliknya.

Dalam hal nilai residual menunjukkan jauh dari normal, maka dapat

dilakukan transformasi data, trimming data outliers atau menambah data

observasi.

B. Uji Multicolinierity

Multicolinierity merupakan permasalahan yang timbul dalam suatu model

regresi dimana terdapat korelasi antar variabel bebas. Sedangkan untuk variabel

bebas yang baik dalam suatu model regresi, adalah variabel bebas yang

berhubungan dengan variabel terikat namun tidak berhubungan dengan variabel

bebas lain dalam model regresi yang sama.

Dampak yang dapat ditimbulkan dari Multicolinierity meliputi : 1)

memperbesar varian koefisien regresi; 2) memperlebar interval keyakinan

sehingga menurunkan akurasi koefisien regresi; 3) t-statistik cenderung tidak

signifikan karena standard error meningkat; 4) uji-F cenderung signifikan karena

nilai 𝑅2 yang semakin besar. Hal-hal tersebut mengakibatkan estimasi yang tepat

semakin sulit dilakukan.

Pengujian multicolinierity terhadap suatu model regresi dapat dilakukan

dengan beberapa cara yaitu : Pertama, menggunakan ukuran nilai F dan nilai t.

Apabila nilai F signifikan sedangkan nilai t tidak signifikan, maka kondisi

tersebut merupakan pertanda adanya multicolinierity dalam model regresi. Kedua,

menggunakan ukuran koefisien zero order correlation. Multicolinierity terjadi

apabila nilai koefisien zero order correlation cukup tinggi, misalkan sebesar 0,8.

Ketiga, pengujian partial correlation. Apabila 𝑅1.2342 sangat tinggi namun 𝑟12.34

2 ,

𝑟13.242 , dan 𝑟14.23

2 rendah, maka kondisi tersebut merupakan tanda adanya masalah

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 77: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

63

Universitas Indonesia

multicolinierity (Farrar dan Glauber, 1967). Keempat, menggunakan regresi

tambahan (auxiliary regressions). Berdasarkan Klein‟s rule of thumbs bahwa

apabila 𝑅2 regresi tambahan lebih besar daripada 𝑅2 regresi secara menyeluruh,

menandakan adanya multicolinierity (Klein, 1962).

Untuk mengatasi Multicolinierity, dapat dilakukan beberapa cara yaitu : 1)

mengganti atau menghilangkan data yang kolinier dari model; 2) melakukan

transformasi variabel; atau 3) mencari data tambahan. Namun demikian pada

kenyataannya sulit untuk mendapatkan data tambahan untuk mengurangi

kolinearitas.

Dalam STATA versi 10, masalah colinierity diatasi dengan fasilitas „xtreg‟

sehingga program secara otomatis menindaklanjuti masalah tersebut, seperti

menghapus variabel yang kolinier dari model. Dengan demikian, model regresi

akan memiliki nilai VIF yang lebih kecil dari sepuluh atau bebas dari masalah

multicolinierity.

C. Uji Heteroscedasticity

Heteroscedasticity merupakan suatu kondisi dimana nilai varian dalam

model regresi nilainya tidak sama. Kondisi ini dapat terjadi dalam regresi

sederhana maupun regresi majemuk. Sedangkan agar model regresi memenuhi

syarat BLUE maka variannya harus konstan.

Heteroscedasticity mengakibatkan nilai varian koefisien regresi semakin

besar yang kemudian mempengaruhi nilai t pada Uji-t dan nilai F pada Uji-F

sehingga mengganggu akurasi pengujian hipotesis. Dengan demikian maka

perumusan kesimpulan atau pengambilan keputusan menjadi bias.

Pengujian heteroscedasticity dapat dilakukan menggunakan Whites

General heteroscedasticity test, yaitu pengujian yang didasarkan pada nilai chi

square dari auxiliary regression.

Misalkan model regresi berikut :

𝑌𝑖 = 𝛽1 + 𝛽2𝑋2𝑖 + 𝛽3𝑋3𝑖 + 𝑢𝑖

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 78: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

64

Universitas Indonesia

Maka auxiliary regression adalah sebagai berikut :

𝑢 𝑖2 = 𝛼1 + 𝛼2𝑋2𝑖 + 𝛼3𝑋3𝑖 + 𝛼4𝑋2𝑖

2 +𝛼5𝑋3𝑖2 + 𝛼6𝑋2𝑖𝑋3𝑖 + 𝑣𝑖

Nilai chi square yang melebihi nilai critical chi square mengindikasikan

adanya heteroscedasticity, dan sebaliknya (Gujarati dan Porter, 2009).

Dalam STATA versi 10, masalah heteroscedasticity diatasi dengan

fasilitas „robust‟ sehingga program secara otomatis menindaklanjuti masalah

tersebut, seperti menghapus variabel yang menyebabkan heteroscedasticity dari

model. Dengan demikian, model regresi akan memiliki nilai chi square yang lebih

kecil dari nilai critical chi square atau bebas dari masalah heteroscedasticity.

D. Uji Autocorrelation

Autocorrelation merupakan kondisi dimana variabel bebas pada periode t

berhubungan dengan variabel pada periode t-1 dalam model regresi yang sama.

Autocorrelation berdampak pada penurunan jumlah observasi bebas dalam

regresi.

Model yang menggunakan data panel dengan pendekatan the fixed effect

mengasumsikan bahwa model bebas dari korelasi variabel antar waktu. Dengan

demikian, pendekatan tersebut tidak memerlukan pengujian autocorrelation.

Masalah autocorrelation dalam penelitian ini diatasi dengan estimasi 𝜌

berdasarkan Durbin Watson (Gujarati dan Porter, 2009). Dalam hal model

estimasi memiliki masalah heteroscedasticity dan autocorrelation, maka regresi

dijalankan dengan perintah „xtgls‟ dalam STATA versi 10.

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 79: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

65 Universitas Indonesia

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Analisis Deskriptif

Analisis data dalam studi ini diawali dengan analisis deskriptif untuk

setiap faktor internal bank yang menjadi objek penelitian yaitu deposit dan risk

taking bank umum selama periode 1995 sampai dengan 2010. Adapun faktor

deposit bank umum diwakili oleh data Dana Pihak Ketiga (DPK), logaritma DPK,

dan deposit to asset ratio. Sedangkan faktor risk taking bank umum selama

periode 1995 sampai dengan 2010, diwakili oleh data komposisi modal terhadap

aset bank, dan komposisi kredit yang disalurkan bank terhadap asetnya.

5.1.1 Perkembangan Jumlah Bank

Selama periode pengamatan (1995 sd. 2010) perbankan di Indonesia telah

banyak mengalami perubahan jumlah bank yang beroperasi.

Gambar 5.1 Perkembangan Jumlah Bank Yang Beroperasi di Indonesia

Periode 1995 sd. 2010

Sumber : Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia (telah diolah kembali)

239 239

222

168162

150 145137 137 132 131 130

122 121 122 121

0

100

200

300

400

500

600

1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Ju

mla

h B

an

k (

un

it)

Periode Pengamatan (tahun)

TOTAL

ASING&

CAMPURAN

BUSN

BPD

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 80: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

66

Universitas Indonesia

Selama periode 1995 sampai dengan 2010 pernurunan jumlah bank umum

mengalami penurunan sekitar 49,4% atau rata-rata sebesar 4,23% per tahun.

Penurunan jumlah bank umum terbesar terjadi pada tahun 1998 yaitu sebesar

24,3% menjadi 168 bank umum. Adapun fluktuasi jumlah bank umum tersebut

paling besar terjadi pada Bank Umum Swasta Nasional (BUSN), yang dimulai

pada saat krisis perbankan tahun 1997 yang menyebabkan penutupan 16 beberapa

bank.

Selanjutnya, penurunan jumlah bank umum terjadi karena merger

beberapa bank menjadi satu bank umum, seperti penggabungan empat bank

umum BUMN (Bank Ekspor Impor, Bank Pembangunan Indonesia, Bank Bumi

Daya, dan Bank Dagang Negara) menjadi Bank Mandiri pada bulan Oktober

1998. Namun demikian penggabungan laporan keuangan efektif pada bulan Juli

1999. Pada tahun akhit tahun 2009, perubahan bank terjadi karena Bank Ekspor

Indonesia ditutup dan berubah menjadi lembaga keuangan non bank. Sedangkan

Bank Century ditetapkan untuk diselamatkan dan berubah nama menjadi Bank

Mutiara. Sampai dengan saat ini, Bank Century masih dikendalikan oleh LPS

sebagai institusi penjamin simpanan yang antara lain berfungsi untuk

menyelamatkan bank yang dinilai berdampak sistemik.

5.1.2 Dana Pihak Ketiga (Deposit)

Distribusi data perkembangan DPK Bank Umum selama periode 1995 sd.

2010, secara umum menunjukkan pola distribusi normal dengan nilai skewness

yang mendekati angka nol. Nilai kurtosis setiap variabel DPK Bank Umum secara

umum mendekati angka 3. Kurtosis variabel DPK paling tinggi sebesar 74,2 untuk

data DPK Bank Umum Swasta Nasional (BUSN). Hal ini menunjukkan distribusi

data DPK BUSN mayoritas berkumpul pada daerah tengah distribusi.

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 81: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

67

Universitas Indonesia

Tabel 5.1 Ringkasan Statistik Dana Pihak Ketiga (DPK) Per Jenis Bank

Umum (1995 sd. 2010)

A. DPK (Rp Juta)

Jenis Bank Mean Std. Dev Min Max

1. BUMN 110.000.000 89.700.000 3.439.432 333.000.000

2. BUSN 5.963.287 20.500.000 156 278.000.000

3. BPD 2.622.089 3.888.004 34.068 32.000.000

4. ASING dan

CAMPURAN 4.012.665 6.260.519 1.503 37.400.000

B. Rasio DPK Terhadap Aset

Jenis Bank Mean Std. Dev Min Max

1. BUMN 0,764 0,182 0,361 1,484

2. BUSN 0,767 0,150 0,001 1,919

3. BPD 0,768 0,102 0,168 0,962

4. ASING dan

CAMPURAN 0,555 0,209 0,032 1,016

Sumber : Laporan Tahunan Bank Umum, Publikasi Bank Indonesia (telah diolah kembali)

Tingkat DPK Bank Umum BUMN selama periode 1995 sd. 2010 rata-rata berada

pada angka Rp 110 Triliun, dengan jumlah maksimum sebesar Rp 333 Triliun

yang dicapai Bank Mandiri pada tahun 2010. Angka tersebut jauh diatas rata-rata

DPK Bank Umum lainnya. Tingkat DPK yang cukup fluktuatif terjadi pada

BUSN dengan kisaran jumlah DPK dari Rp 156 Juta sampai dengan Rp 278

Triliun. DPK terkecil BUSN tersebut adalah DPK Bank Akita (BUSN) pada tahun

2010 dengan komposisi DPK terhadap asetnya sebesar 0,1%.

Ditinjau dari komposisi DPK terhadap aset bank umum, maka posisi DPK

bank umum relatif seimbang pada kisaran 55,5% sampai dengan 76,8%. Hal ini

menunjukkan bahwa kemampuan bank dalam menyerap dana dari masyarakat

relatif seimbang sesuai dengan aset yang dimilikinya. Komposisi DPK terhadap

aset terendah BUSN dan BU-Asing terjadi pada Bank Akita (BUSN) yaitu sebesar

0,1% tahun 2010 dan pada Bank Capital Indonesia (BU-Asing) sebesar 3,2%

tahun 2002. Sedangkan posisi rasio DPK terhadap aset terendah BU-BUMN dan

BU-BPD terjadi pada periode 1995-1997 yaitu sebesar 36,1% pada Bank BTN

(1995) dan 16,8% untuk BPD Jakarta (1997).

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 82: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

68

Universitas Indonesia

Rincian nilai DPK dan Komposisi DPK terhadap Aset per jenis bank per

kelompok periode terlampir.

Pergerakan pangsa pasar DPK yang dapat diserap bank umum BUMN dan

bank umum Non BUMN selama periode 1995-2010 ditunjukkan pada gambar 5.2.

Gambar 5.2 Pergeseran Pangsa Pasar DPK Per Jenis Bank Umum

Sumber : Direktori Perbankan Indonesia (telah diolah kembali)

Pergerakan pangsa pasar DPK Bank Umum periode 1995 - 2010 menunjukkan

bahwa secara umum pangsa pasar Bank Umum BUMN jauh diatas pangsa pasar

Bank Umum Non BUMN. Namun demikian, pangsa pasar DPK BU-BUMN

selama periode tersebut terus mengalami penurunan terutama pada tahun 1998 ke

tahun 1999. Selama periode tersebut, terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan

penurunan pangsa pasar DPK BU-BUMN. Pertama, penutupan empat bank

umum BUMN (Bank Ekspor Impor, Bank Pembangunan Indonesia, Bank Bumi

Daya, dan Bank Dagang Negara) yang kemudian dilebur menjadi satu yaitu Bank

Mandiri pada tahun 1999. Sejak peleburan keempat bank tersebut, pangsa pasar

DPK BU-BUMN sangat dipengaruhi oleh pangsa pasar DPK Bank Mandiri

dengan komposisinya diatas 50% dari total DPK BU-BUMN.

Kedua, pemberlakuan blankeet guarantee oleh pemerintah sejak bulan

Januari 1998. Pangsa pasar BU-BPD secara umum meningkat sejak tahun 1999,

meskipun kenaikannya tidak signifikan. Kenaikan pangsa pasar yang signifikan

0.39 0.39 0.39

0.41 0.40 0.43

-

0.10

0.20

0.30

0.40

0.50

0.60

0.70

0.80

1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Mark

et S

hare

Periode Pengamatan (tahun)

BUMN

BPD

BUSN

ASING & CAMPURAN

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 83: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

69

Universitas Indonesia

terjadi pada Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) terutama sejak tahun 1998

sampai dengan 2004. Kenaikan tersebut berlanjut sampai posisi pangsa pasar

BUSN melampaui pangsa pasar Bank Umum BUMN sejak tahun 2006.

Ketiga, pembentukan institusi penjaminan simpanan (LPS) sejak tahun

2005 berdasarkan UU No. 24 tahun 2004 tentang Lembaga Penjaminan Simpanan

yang efektif berlaku sejak bulan Oktober 2005. Sebagaimana teori yang

disampaikan oleh McCarthy (1980) bahwa DIS dalam hal ini LPS memiliki

dampak meminimalisir gap competitive advantage antar bank karena adanya

transfer risiko dari bank ke LPS.

5.1.3 Risk Taking Bank Berdasarkan Komposisi Modal Terhadap Aset

Bank Umum Periode 1995-2010

Risk taking bank umum dianalisis menggunakan ukuran modal terhadap

aset bank selama periode 1995-2010 sebagaimana ditunjukkan pada tabel berikut.

Tabel 5.2 Pergerakan Komposisi Modal Bank Terhadap Aset Per Kelompok

Bank Umum Periode 1995 – 2010

Jenis Bank Obs Mean Std. Dev Min Max

1. BUMN 64 (0,004) 0,262 (1,294) 0,119

2. BUSN 1.008 0,146 0,143 (1,313) 0,940

3. BPD 416 0,100 0,038 (0,047) 0,235

4. ASING + CAMPURAN

416 0,148 0,157 (0,790) 0,990

Sumber : hasil estimasi penulis

Berdasarkan data posisi modal bank umum terhadap asetnya selama periode 1995-

2010, menunjukkan kondisi yang relatif berbeda antara BU-BUMN, BUSN, BU-

BPD, dan BU-Asing. Berdasarkan rata-rata posisi modal terhadap asetnya, maka

risiko tertinggi BU-BUMN dan BUSN terjadi pada periode 1998-2005.

Sedangkan risiko tertinggi BU-BPD dan BU-Asing terjadi pada periode 1995-

1997.

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 84: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

70

Universitas Indonesia

Rata-rata posisi modal terhadap aset BU-BUMN selama periode 1995 –

2010 menunjukkan nilai tertinggi dibandingkan dengan bank umum lainnya yaitu

sebesar -0,4%. Tingkat risiko tertinggi terjadi pada Bank BTN tahun 1999 dengan

posisi modal terhadap aset sebesar -129,37%. Sedangkan tingkat risiko terendah

terjadi pada Bank BTN juga tahun 1995 dengan posisi modal terhadap aset

mencapai 11,9%. Ditinjau dari rata-rata posisi modal BU-BUMN per kelompok

periode (1995-1997, 1998-2005, dan 2006-2010) maka tingkat risikonya cukup

fluktuatif dibandingkan dengan bank umum lainnya. Rata-rata posisi modal BU-

BUMN per kelompok periode tersebut antara -8,4% (1998-2005) sampai dengan

7,7% (2006-2010) terhadap asetnya (Lampiran 2).

Rata-rata posisi modal terhadap aset BUSN relatif tinggi diatas BU-

BUMN dan BU-BPD yaitu sebesar 14,6%. Namun demikian, nilainya cukup

berfluktuatif pada interval -131,3% (terendah) sampai dengan 94% (tertinggi).

Risiko tertinggi terjadi pada Bank Danamon dengan posisi modal sebesar -131,3%

terhadap asetnya di tahun 1997. Risiko terendah terjadi pada Bank Nationalnobu

dengan posisi modal sebesar 94% terhadap asetnya di tahun 2007 dan 2009. Posisi

modal yang terlalu tinggi tersebut bisa dinilai kurang baik karena ada dana idle

yang tidak dimanfaatkan untuk investasi yang menguntungkan. Hal ini terjadi

sebagai upaya bank mengantisipasi dampak krisis global yang terjadi sejak bulan

Oktober 2008 yang meruntuhkan perekonomian negara adikuasa Amerika Serikat

dan Eropa. Ditinjau dari rata-rata posisi modal BUSN per kelompok periode

(1995-1997, 1998-2005, dan 2006-2010) maka tingkat risikonya relatif rendah

dengan rata-rata posisi modal antara 12,9% sampai dengan 18,1% terhadap

asetnya (Lampiran 2).

Fluktuasi posisi modal BU-BPD relatif kecil dengan interval -4,7% sampai

dengan 23,5% terhadap asetnya selama periode 1995-2010. Risiko tertinggi

terjadi pada BPD Maluku tahun 1997 dengan posisi modal sebesar -4,7% terhadap

asetnya. Risiko terendah terjadi pada BPD-Kalimantan Selatan tahun 1997 dengan

posisi modal sebesar 23,5% terhadap asetnya. Ditinjau dari rata-rata posisi modal

BU-BPD per kelompok periode (1995-1997, 1998-2005, dan 2006-2010) maka

tingkat risikonya relatif rendah dengan rata-rata posisi modal antara 9,5% sampai

dengan 10,8% terhadap asetnya (Lampiran 2).

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 85: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

71

Universitas Indonesia

Fluktuasi posisi modal BU-Asing relatif tinggi dengan interval -78,89%

sampai dengan 99,01% terhadap modal bank selama periode 1995-2010. Risiko

tertinggi terjadi pada Agris Bank tahun 1997 dengan posisi modal -78,89%

terhadap asetnya. Risiko terendah terjadi pada Bank Capital Indonesia tahun 2002

dengan posisi modal 99,01% terhadap asetnya. Ditinjau dari rata-rata posisi modal

BU-Asing per kelompok periode (1995-1997, 1998-2005, dan 2006-2010) maka

tingkat risikonya relatif rendah dengan rata-rata posisi modal antara 9,3% sampai

dengan 18,6% terhadap asetnya (Lampiran 2).

Berikut pergerakan rata-rata posisi modal terhadap aset per kelompok

bank umum per tahun selama periode 1995-2010.

Gambar 5.3 Pergerakan Risk Taking Bank Umum Menggunakan Komposisi

Modal Terhadap Aset Per Kelompok Bank Umum Per Tahun

Sumber : Direktori Perbankan Indonesia (telah diolah kembali)

Fluktuasi risiko finansial bank umum non BUMN relatif kecil selama

periode 1998-1999. Hal ini dapat disebabkan karena program restrukturisasi

perbankan pasca krisis 1997/1998 yang meliputi program penyehatan perbankan

dan program pemantapan ketahanan sistem perbankan Indonesia. Program

penyehatan perbankan mencakup program penjaminan (blankeet guarantee dan

pendirian DIC), program rekapitalisasi bank umum, dan program restrukturisasi.

Sedangkan program pemantapan ketahanan sistem perbankan Indonesia

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 86: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

72

Universitas Indonesia

mencakup program pengembangan infrastruktur, peningkatan mutu pengelolaan

perbankan, dan pemantapan pengawasan bank (Bank Indonesia, 2003).

Program rekapitalisasi perbankan merupakan program penyehatan

perbankan Indonesia melalui penyertaan modal pemerintah pada bank umum yang

mengalami kesulitan modal, dengan cara menerbitkan obligasi pemerintah dan

menyerahkannya kepada bank sebagai penyertaan modal. Penyertaan modal

tersebut dicatat pada sisi aktiva sementara, sehingga meningkatkan modal bank

umum pada sisi pasiva. Program rekapitalisasi tersebut mencakup :1) seluruh

bank persero dengan dana pemerintah; 2) seluruh BPD dengan CAR kurang dari

8%; 3) bank umum eks bank campuran dengan CAR kurang dari 4%; 4) BUSN

dengan CAR antara -25% sampai dengan 4%.

Peningkatan risiko BU-BUMN yang ditunjukkan dengan penurunan posisi

modal terhadap aset pada tahun 1998 dan 1999 terutama dipengaruhi oleh

penurunan posisi modal terhadap aset bank BNI, bank BRI, dan bank BTN pada

periode 1998-1999 menjadi sebesar -1% (BNI) sampai dengan -129% (BTN).

Penurunan posisi modal terhadap aset tersebut disebabkan oleh beberapa faktor.

Pertama, krisis tahun 1997/1998 yang mengganggu stabilitas perbankan

Indonesia. Rata-rata NIM BU-BUMN mengalami penurunan tajam pada tahun

1998 mencapai 161,56% menjadi -7,55%.

Kedua, manajemen likuiditas BU-BUMN dinilai belum memadai. Pada

saat terjadi bank runs pada tahun 1997/1998, bank tidak memiliki cash yang

cukup untuk mengembalikan dana nasabah. Akhirnya bank harus mencari sumber

dana dengan tingkat bunga yang tinggi seperti pinjaman antar bank (PUAB). Hal

ini menyebabkan kenaikan rata-rata beban bunga BU-BUMN mencapai 287,91%

menjadi Rp 11,29 Triliun pada tahun 1998. Pada tahun 1999 rata-rata beban

bunga tersebut kembali menurun sebesar 20,97% menjadi Rp 8,93 Triliun.

Ketiga, BU-BUMN belum memperoleh rekapitalisasi pemerintah pada

tahun 1998. Berdasarkan data yang diperoleh dari Bank Indonesia (2003) bahwa

implementasi program rekapitalisasi pada tahun 1998 mencakup rekapitalisasi

terhadap tujuh BUSN, 12 BU-BPD, dan empat bank take over dengan

menerbitkan obligasi pemerintah sebesar Rp 103 Triliun. Sedangkan rekapitalisasi

pada tahun 1999 dilakukan terhadap bank mandiri dengan menerbitkan obligasi

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 87: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

73

Universitas Indonesia

sebesar Rp 103 Triliun (Oktober 1999) dan Rp 75 Triliun (Desember 1999). Bank

BNI, BRI, dan BTN belum memperoleh rekapitalisasi pada tahun 1998 dan 1999

sampai mengalami penurunan posisi modal terhadap aset bank yang cukup tinggi.

Rincian total rekapitalisasi bank umum pada Lampiran 8.

5.1.4 Kredit dan Risk Taking Bank Umum Menggunakan Ukuran

Komposisi Kredit Terhadap Aset Bank

Sebagai institusi yang menjalankan fungsi intermediasi, bank umum diberi

kewenangan untuk menyalurkan kredit baik dalam bentuk kredit konsumsi

maupun kredit modal usaha dengan tetap mengutamakan prinsip kehati-hatian.

A. Kredit Yang Disalurkan Bank Umum

Berdasarkan data kredit yang disalurkan bank umum selama periode 1995-

2010, pangsa kredit BU-BUMN merupakan yang terbesar dibandingkan dengan

bank umum lainnya dengan rata-rata kredit yang disalurkan sebesar Rp 66 Triliun.

Tabel 5.3 Posisi Kredit Yang Disalurkan Bank Umum

Periode 1995-2010 (Rp Juta)

Jenis Bank Obs Mean Std. Dev Min Max

1. BUMN 64 66.000.000 57.400.000 6.222.202 247.000.000

2. BUSN 1.008 3.731.491 11.900.000 1.229 154.000.000

3. BPD 416 1.648.892 2.744.161 12.988 23.700.000

4. ASING + CAMPURAN 416 3.473.802 5.042.753 2.645 28.400.000

Sumber : Hasil estimasi penulis

Selama periode periode tersebut, Bank BRI mencatat total penyaluran kredit

terbesar mencapai Rp 247 Triliun pada tahun 2010. Sedangkan total penyaluran

kredit terkecil tercatat pada Bank Nationalnobu (BUSN) yaitu sebesar

Rp 1,23 Triliun pada tahun 2009.

Trend penyaluran kredit oleh bank umum per kelompok periode (1995-

1997, 1998-2005, dan 2006-2010) menunjukkan trend yang meningkat. Rata-rata

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 88: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

74

Universitas Indonesia

penyaluran kredit terbesar oleh bank umum secara umum terjadi pada periode

1996-2005, kecuali BU-BUMN yang mencatat penyaluran kredit terbesar pada

periode 2006-2010 yaitu sebesar Rp 117 Triliun. Rata-rata penyaluran kredit

terkecil untuk setiap kelompok bank umum tercatat pada periode 1995-1997.

Detail ringkasan statistik kredit dan risk taking bank umum per kelompok periode

pengamatan pada Lampiran 2.

Untuk melihat perubahan komposisi kredit yang disalurkan BU-BUMN

dibandingkan dengan bank umum lainnya, maka total kredit dikelompokkan per

jenis Bank Umum per tahun selama periode pengamatan seperti gambar berikut.

Gambar 5.4 Pangsa Pasar Kredit Per Jenis Bank Umum Per Tahun Periode

1995 – 2010

Sumber : Direktori Perbankan Indonesia (telah diolah kembali)

Selama periode 1995 sampai dengan 2004, pangsa kredit BU-BUMN masih

mendominasi meskipun menunjukkan trend yang terus menurun. Sementara

komposisi kredit BUSN, BU-BPD, dan BU-Asing secara umum terus

meningkatkan. Pada tahun 2005, BUSN berhasil melampaui pangsa kredit BU-

BUMN dan mencapai puncaknya pada tahun 2007 mencapai 59,1% jauh diatas

pangsa kredit BU-BUMN yang menurun sampai mencapai posisi 25,1%.

Sedangkan bank umum lainnya secara umum mengalami penurunan jumlah kredit

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 89: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

75

Universitas Indonesia

yang disalurkan pada tahun 2007 meskipun tidak signifikan. Detail rata-rata

pangsa kredit per kelompok bank umum per tahun pada Lampiran 5.

B. Perkembangan Risk Rating Bank Umum Menggunakan Ukuran Proporsi

Kredit Terhadap Aset

Tujuan akhir studi ini adalah untuk melihat pengaruh implementasi DIS

terhadap risk taking bank umum yang diukur menggunakan proporsi kredit yang

disalurkan bank umum terhadap asetnya.

Tabel 5.4 Risk Taking Bank Umum Menggunakan Ukuran Komposisi Kredit

Terhadap Aset Per Kelompok Bank Umum Periode 1995-2010

Jenis Bank Obs Mean Std. Dev Min Max

1. BUMN 64 0,535 0,223 0,168 1,253

2. BUSN 1.008 0,546 0,207 0,014 1,397

3. BPD 416 0,474 0,171 0,095 0,899

4. ASING + CAMPURAN 416 0,599 0,302 0,006 3,557

Sumber : Direktori Perbankan Indonesia (telah diolah kembali)

Selama periode 1995 – 2010, rata-rata proporsi kredit terhadap aset bank umum

terbesar mencapai angka 59,9% oleh BU-Asing. Angka tersebut relatif lebih

tinggi dibandingkan dengan rata-rata komposisi kredit terhadap aset bank umum

non BUMN lainnya yang berada pada interval 47,4% sampai dengan 54,6%.

Rata-rata komposisi kredit terhadap aset bank umum per kelompok

periode pengamatan (1995-1997, 1998-2005, dan 2006-2010) secara umum

mencapai nilai terendah pada periode 1998-2005, kecuali BU-Asing yang

memiliki komposisi kredit terhadap aset terendah pada periode 2006-2010.

Sedangkan komposisi kredit terhadap aset tertinggi untuk setiap kelompok bank

umum terjadi pada periode 1995-1997. Dengan demikian, risk taking bank dalam

bentuk komposisi kredit per total aset bank umum per kelompok periode

menunjukkan trend yang terus menurun.

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 90: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

76

Universitas Indonesia

Untuk melihat pergeseran risk taking bank umum dalam bentuk komposisi

kredit terhadap aset bank selama periode 1995-2010, seluruh data tersebut

dikelompokkan per kelompok bank umum per tahun selama periode pengamatan

sebagaimana gambar berikut.

Gambar 5.5 Pergerakan Proporsi Kredit Terhadap Aset

Per Kelompok Bank Umum Periode 1995-2010 Sumber : Direktori Perbankan Indonesia (diolah)

Pada tahun 1998, komposisi kredit terhadap aset BU-BUMN meningkat cukup

signifikan yaitu mencapai titik tertinggi dibandingkan dengan bank umum lainnya

yaitu mencapai 98%, diikuti BU-Asing pada angka 75%. Kenaikan komposisi

kredit terhadap aset BU-BUMN terjadi terutama karena kenaikan jumlah kredit

yang disalurkan dan penurunan jumlah aktiva tiga BU-BUMN. Pertama, kredit

yang disalurkan Bank BNI pada tahun 1998 meningkat sebesar 54%, sedangkan

jumlah aset relative tetap. Kedua, Bank BRI juga meningkatkan jumlah kredit

yang disalurkan pada tahun 1998 yaitu sebesar 36.5% sedangkan asetnya

mengalami penurunan sebesar 16,5%. Ketiga, Bank BTN mengalami penurunan

aktiva sampai dengan 26,17% meskipun kredit yang disalurkan hanya meningkat

sekitar 8%.

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 91: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

77

Universitas Indonesia

Hasil wawancara yang dilakukan terhadap beberapa pengawas bank umum

menunjukkan bahwa kenaikan posisi kredit oleh BU-BUMN tersebut, terutama

dipicu oleh dua hal. Pertama, pemberlakuan blankeet guarantee oleh pemerintah

sejak bulan Januari 1998. Penyaluran kredit menjadi diperlonggar dari sisi

volume, karena risikonya dapat ditutup dengan Bantuan Likuiditas Bank

Indonesia atau Kredit Likuiditas Bank Indonesia. Pada tahun 1998 dan 1999

terjadi penghapusan kredit BU-BUMN sebesar 50,44% atau sebesar Rp 59,2

Triliun dan 39,76% atau sebesar Rp 46 Triliun. Kedua, kenaikan posisi kredit

tersebut juga disebabkan karena nilai tukar Rupiah yang menurun tajam selama

periode krisis 1997/1998. Hal ini mengakibatkan kredit yang disalurkan oleh bank

umum dalam valuta asing menjadi melonjak pada saat dikonversi kedalam mata

uang rupiah. Pada periode 1997-1998 terjadi kenaikan jumlah kredit BU-BUMN

dalam valuta asing masing-masing sebesar 130,72% dan 35,12%. Sedangkan

kredit yang disalurkan dalam rupiah mengalami kenaikan sebesar 21,42% (1997)

dan 42,99% (1998). Detail data kredit yang disalurkan dalam rupiah dan valuta

asing selama periode 1996-1999 sesuai Lampiran 11.

Berbeda dengan BU-BUMN dan BU-Asing, rata-rata komposisi kredit

terhadap aset BUSN dan BU-BPD mengalami penurunan sejak tahun 1997. Hal

ini menunjukkan bahwa BUSN dan BU-BPD memperketat pemberian kredit

selama periode krisis perbankan 1997-1998 meskipun pada tahun 1998

pemerintah memberlakukan penjaminan simpanan tanpa batas (blanket

guarantee).

5.2 Pengujian Hipotesis Dengan Metode Regresi

Studi akan dilanjutkan dengan pengujian hipotesis 1 sampai dengan

hipotesis 7 sebagaimana dikemukakan pada bab 4. Model yang akan digunakan

dalam pembuktian hipotesis tersebut dibedakan berdasarkan tujuan penelitian

yaitu :

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 92: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

78

Universitas Indonesia

𝑌𝑖 ,𝑡 = 𝛽0 + 𝛽1 × 𝑆𝑡𝑎𝑡𝑒 − 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙𝑙𝑒𝑑𝑖,𝑡 + 𝛽2 × 𝐷𝑎𝑦𝑠 𝑖𝑛 𝐷𝐼𝑆𝑖 ,𝑡 +

𝛽3 × 𝑆𝑡𝑎𝑡𝑒 − 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙𝑙𝑒𝑑𝑖,𝑡 × 𝐷𝑎𝑦𝑠 𝑖𝑛 𝐷𝐼𝑆𝑖,𝑡 + 𝛽4 ×

𝐴𝑣𝑎𝑖𝑙𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 𝑜𝑓 𝐷𝐼𝑆𝑖,𝑡 + 𝛽5 × 𝐴𝑣𝑎𝑖𝑙𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 𝑜𝑓 𝐿𝑖𝑚𝑖𝑡𝑖,𝑡 + 𝛽𝑗 ×

𝐶𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 𝑖,𝑡 + 휀𝑖,𝑡

(5.1.)

Dimana,

𝑌𝑖 ,𝑡 merupakan variabel terikat berupa logaritma DPK dan deposit to asset

ratio, yang diperoleh dari hasil bagi DPK terhadap total aset masing-masing

Bank Umum.

𝐶𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 𝑖,𝑡 merupakan variabel kontrol yang digunakan untuk membedakan

pengaruh implementasi DIS terhadap setiap kelompok bank umum (bank

BUSN, BU-BPD, BU-Asing dan Campuran).

Regresi yang dijalankan untuk setiap model, diawali dengan pengujian normalitas,

pengujian asumsi ekonometrik, dan pemilihan model regresi panel. Tahap

selanjutnya adalah pengolahan data sesuai model regresi panel yang dipilih serta

analisis hasil estimasi berdasarkan hasil regresi model yang dipilih.

5.2.1 Pengujian Kriteria Statistik Dan Ekonometrika

Pengujian yang dilakukan pertama kali dilakukan untuk mengidentifikasi

pemenuhan kriteria statistik dan ekonometrika yang meliputi : 1) uji normalitas

setiap variabel yang digunakan dalam regresi; 2) uji multicolinierity; 3)

heteroscedasticity; dan 3) uji autocorrelation. Semua tahap pengujian tersebut

dilakukan menggunakan STATA.

a. Uji Normalitas

Pengujian normalitas dilakukan menggunakan ukuran skewness dan

kurtosis. Skewness merupakan ukuran yang digunakan untuk mengetahui

kecondongan (skewness) distribusi data. Sedangkan Kurtosis menggambarkan

bentuk (peakness) distribusi. Distribusi data yang normal ditandai dengan nilai

skewness sebesar nol, sedangkan nilai kurtosis sebesar tiga. Pengujian normalitas

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 93: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

79

Universitas Indonesia

menggunakan perintah „sktest‟ terhadap masing-masing variabel dalam program

STATA versi 10.

Hasil uji normalitas bahwa seluruh variabel tidak menunjukkan distribusi

normal. Berikutnya diupayakan pengecekan untuk melakukan transformasi data

menggunakan perintah „ladder‟ dan „gladder‟, namun hasilnya menunjukkan

tidak satupun variabel yang dapat dinormalisasi melalui transformasi kecuali

variabel logaritma DPK. Oleh karena itu, transformasi hanya dilakukan terhadap

variabel logaritma DPK. Sedangkan variabel lainnya tetap menggunakan data

awal atau tanpa transformasi.

b. Uji Multicolinierity

Regresi yang baik dan valid dicapai apabila parameter estimasinya

memenuhi kriteria yang dikenal dengan BLUE (best linear unbiased estimator)

yaitu memiliki sifat yang linier, tidak bias, dan varian minimum. Untuk mencapai

kondisi tersebut, studi ini menguji bahwa model regresi yang digunakan terbebas

dari masalah multicolinierity, Heteroscedasticity, dan autocorrelation.

Uji multicolinierity dilakukan untuk memastikan bahwa tidak ada

hubungan antar variabel bebas yang digunakan dalam model regresi. Pengujian

tersebut dapat dilakukan menggunakan nilai korelasi antar variabel bebas. Apabila

nilai korelasinya lebih kecil atau sama dengan 0,8 maka model dapat dikatakan

bebas dari masalah multicolinierity. Disamping itu, varians inflation factor (VIF)

juga dapat digunakan untuk menguji adanya masalah multicolinierity tersebut.

Nilai VIF lebih besar dari 10 menunjukkan adanya masalah multicolinierity.

(Gujarati dan Porter. 2009).

STATA memiliki fungsi menghilangkan masalah multicolinierity dengan

menghapus variabel yang dinilai memiliki masalah colinierity. Dengan demikian,

pada akhirnya nilai VIF menjadi lebih kecil dari 10 yaitu 2,48 yang

mengindikasikan bahwa model yang digunakan bebas dari masalah

multicolinierity.

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 94: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

80

Universitas Indonesia

c. Uji Heteroscedasticity

Pengujian heteroscedasticity dilakukan untuk memastikan bahwa varian

dari error untuk setiap titik nilainya sama. Apabila kondisi tersebut tidak dipenuhi.

maka dapat dikatakan bahwa model yang digunakan memiliki masalah

heteroscedasticity. Pengujian masalah tersebut dapat dilakukan menggunakan

White Test, Breusch Pagan LM Test, dan Modified Wald Test dalam STATA.

Berdasarkan pengujian ketiga pendekatan tersebut, hasil regresi

menunjukkan adanya heteroscedasticity karena nilai p-value (hettest dan im-test)

lebih kecil dari 0,05. Berkaitan dengan model yang memiliki heteroscedasticity,

Profesor Halbert White mengemukakan bahwa heteroscedasticity bisa ditangani

dengan heteroskedasticity-consistent covariance matrix estimator (Davidson dan

McKinnon, 1993). Untuk mengatasi masalah tersebut, model regresi dilakukan

menggunakan fungsi „xtgls‟ dalam STATA versi 10.

d. Uji Autocorrelation

Pengujian autocorrelation dilakukan untuk memastikan bahwa error pada

periode t tidak berhubungan dengan error pada periode t-1. Hal ini ditunjukkan

dengan nilai koefisien autocorrelation (𝜌) yang berada pada interval -1 sampai

dengan +1. Dimana nilai 𝜌 = -1 menunjukkan korelasi error yang sempurna

secara berlawanan. Sedangkan nilan 𝜌 = +1 menunjukkan korelasi error pada

waktu t dengan error pada waktu t-1 memiliki korelasi sempurna dan sejalan. Uji

autocorrelation tersebut dilakukan menggunakan perintah „xtserial yi xi‟ yang

tersedia dalam STATA versi 10.

Berdasarkan hasil pengujian autocorrelation terhadap keempat model

regresi tersebut, ditemukan masalah serial correlation karena nilai p>F sangat

kecil dibawah 0.05. Dalam studi ini masalah heteroscedasticity dan

autocorrelation dikoreksi dengan menggunakan metode Generalized Least

Squares (GLS) untuk model regresi yang mengandung heteroscedasticity dan

autocorrelation.

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 95: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

81

Universitas Indonesia

5.2.2 Pengolahan Data Menggunakan Panel Data Dengan Pendekatan

Random Effect Model

Pengujian menggunakan panel data analysis dapat dilakukan

menggunakan pendekatan PLS, Fixed Effect, atau Random Effect. Untuk

menentukan model regresi yang tepat, studi ini menggunakan pengujian dengan

Hausman Test dan Breusch Pagan LM Test untuk setiap model regresi.

Berdasarkan hasil pengujian kedua jenis metode pemilihan model regresi

tersebut, ditemukan bahwa model yang paling tepat untuk digunakan adalah

random effect dengan pertimbangan :

b. Nilai prob>chi2 untuk Hausman Test lebih kecil dari 0,05 (terima H0).

c. Nilai prob>chi2 untuk Breusch Pagan LM Test lebih kecil dari 0,05 (terima

H0).

5.2.3 Hasil Regresi Dan Analisis

Analisis selanjutnya dilakukan berdasarkan hasil pengujian hipotesis

menggunakan model regresi random effect yang ditunjukan untuk membuktikan

dampak implementasi sistem penjaminan simpanan terhadap tingkat deposit bank

umum dan risk taking bank umum.

5.2.3.1 Apakah Implementasi DIS Berdampak Pada Kenaikan Tingkat

Deposit Bank Umum?

Implementasi DIS di Indonesia secara umum ditujukan untuk mendukung

berjalannya fungsi intermediasi perbankan yaitu menyerap dana dari masyarakat

dan menyalurkannya dalam bentuk kredit/ pinjaman sebagaimana teori yang

disampaikan oleh Levine (1997). Pengujian dalam studi ini diawali dengan

analisis pengaruh implementasi DIS terhadap tingkat deposit bank umum selama

periode 1995 sampai dengan 2010 sebagaimana hipotesis sebagai berikut :

H1 : Implementasi DIS memiliki pengaruh signifikan terhadap jumlah simpanan

masyarakat di bank umum. Penjaminan simpanan yang diberikan

mengalihkan risiko kegagalan bank kepada institusi penjamin simpanan.

Hal ini berdampak pada peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap

perbankan sehingga berpotensi untuk menaikkan simpanan masyarakat di

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 96: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

82

Universitas Indonesia

bank. Pada saat krisis perbankan. penjaminan simpanan juga efektif dalam

menjalankan peran utamanya untuk menghindari terjadinya bank run yang

dapat merusak stabilitas sistem keuangan (Diamond dan Dybvic, 1983).

McCarthy (1980) mengemukakan bahwa dengan pengalihan risiko bank

ke DIC, maka konsentrasi market share dapat lebih tersebar ke bank-bank non

BUMN. Berdasarkan hal tersebut, berikut hipotesis yang akan dibuktikan dalam

studi ini selanjutnya.

H2 : Implementasi DIS memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap

jumlah simpanan bank BUMN. Penjaminan simpanan baik melalui blanket

guarantee maupun melalui pengelolaan oleh LPS diperkirakan akan

menurunkan tingkat simpanan bank BUMN.

H3 : Implementasi DIS memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap

jumlah simpanan bank umum swasta nasional (BUSN). Penjaminan

simpanan baik melalui blanket guarantee maupun melalui pengelolaan oleh

LPS diperkirakan akan meningkatkan tingkat simpanan BUSN.

H4 : Implementasi DIS memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap

jumlah simpanan bank pembangunan daerah (BPD). Karena konsentrasi

market share yang semakin tersebar. jumlah simpanan BPD diperkirakan

akan meningkat setelah adanya penjaminan simpanan baik pada periode

blanket guarantee maupun pada periode operasional LPS.

H5 : Implementasi DIS memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap

jumlah simpanan bank asing. Penjaminan simpanan baik melalui blanket

guarantee maupun melalui pengelolaan oleh LPS diperkirakan akan

meningkatkan tingkat simpanan asing.

Dalam rangka pembuktian hipotesis tersebut, regresi dilakukan menggunakan dua

ukuran deposit bank yaitu logaritma dana pihak ketiga (DPK), dan rasio deposit

terhadap total aset bank umum, sebagai variabel terikat. Adapun model regresi

yang digunakan dalam pengujian H1 sampai dengan H5 adalah random effect

sebagaimana hasil pengujian model regresi sebelumnya.

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 97: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

83

Universitas Indonesia

A. Hasil Regresi Dengan Panel Data Menggunakan Random Effect Model

Pengujian hipotesis pertama diawali dengan menggunakan logaritma DPK

sebagai ukuran tingkat deposit bank umum. Selanjutnya regresi dilakukan

menggunakan komposisi DPK terhadap aset bank umum sebagai variabel terikat.

Variabel yang menjadi fokus pengujian ini adalah variabel availability of deposit

insurance system. Berikut hasil pengolahan data menggunakan regresi panel data

dengan random effect model.

Tabel 5.5 Dampak Sistem Penjaminan Simpanan Terhadap Tingkat Deposit

Bank Umum di Indonesia (1995-2010)

Variabel

Ukuran

Deposit

Bank

Koe-

fisien

Signifikansi Tanda Koefisien Konsis-

tensi

Dgn

Teori P-

value

Signifikan/

Tidak

Hipote

sis

Awal

Hasil

Regre

si

H1: Availability

of Deposit

Insurance

Log DPK 0.053 0.000* Signifikan + +

Ya

DPK/Aset 0.065 0.000* Signifikan + +

H2: State

controlled

banks

Log DPK -0.070 0.009* Signifikan - -

Ya

DPK/Aset -0.069 0.008* Signifikan - -

H3:

National

private

banks

Log DPK 0.801 0.801 Tidak + +

Tidak

DPK/Aset 0.004 0.661 Tidak + +

H4:

Regional

controlled

banks

Log DPK na Na na + na

Na

DPK/Aset na Na na + na

H5: Foreign

controlled

banks

Log DPK -0.201 0.000* Signifikan + -

Tidak

DPK/Aset -0.236 0.000* Signifikan + -

Sumber : hasil estimasi penulis

Keterangan :

* Tingkat signifikan 5%.

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 98: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

84

Universitas Indonesia

** Nilai R

2 = 0,970 (full sample Log DPK) dan 0,314 (full sample Rasio

DPK/Aset)

F-test menunjukkan koefisien regresi secara bersama-sama memiliki nilai

yang signifikan berbeda dari nol.

t-test menunjukkan bahwa pada tingkat signifikansi 5%, variabel availability

of DIS mempengaruhi logaritma DPK.

Hasil regresi dengan random effect model yang menunjukkan dampak

implementasi sistem penjaminan simpanan terhadap tingkat deposit bank adalah

sebagaimana tabel diatas. Hasil regresi tersebut menunjukkan bahwa :

1) Implementasi DIS memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat

deposit bank umum di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan koefisien

variabel availability of DIS yang bernilai positi, serta p value signifikan pada

tingkat signifikan 5%.

2) Dengan demikian, hipotesi satu studi ini terbukti atau dengan kata lain hasil

studi ini konsisten dengan teori yang disampaikan oleh Levine (1997).

3) Kepemilikan pemerintah pada bank terhadap tingkat deposit bank

menunjukkan koefisien yang negatif dan signifikan pada pengujian

menggunakan full sample. Hasil pengujian ini membuktikan bahwa

kepemilikan pemerintah pada bank umum berdampak negatif terhadap tingkat

deposit BU-BUMN. Dengan demikian, maka hasil pengujian ini konsisten

dengan hipotesis dua yang mengatakan bahwa implementasi sistem

penjaminan simpanan dapat menekan gap competitive advantage antar bank

umum sebagaimana teori yang disampaikan McCarthy (1980).

Namun demikian, koefisien variabel bebas yang mewakili kepemilikan

swasta nasional, pemerintah daerah, dan asing, tidak menunjukkan hasil yang

sejalan dengan teori McCarthy (1980) tersebut, karena :

1) Kepemilikan swasta tidak menunjukkan pengaruh secara signifikan pada

tingkat deposit bank. Hal ini terbukti dari nilai p-value variabel diatas 0,05

meskipun menunjukkan koefisien yang positif. Dengan demikian hasil ini

tidak cukup untuk mendukung hipotesis tiga.

2) Tingkat deposit bank umum BPD (diwakili variabel regional bank) tidak

terbukti dipengaruhi secara positif dan signifikan dipengaruhi oleh

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 99: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

85

Universitas Indonesia

kepemilikan pemerintah daerah (regional controlled). Hasil tersebut

menunjukkan bahwa hipotesis empat tidak terbukti.

3) Kepemilikan asing pada bank umum menunjukkan pengaruh secara negatif

dan signifikan terhadap tingkat deposit BU-Asing. Dengan demikian, hasil

tersebut berbeda dengan hipotesis lima yang memprediksikan hubungannya

secara positif dan signifikan.

Disamping itu, pengujian tersebut menunjukkan bahwa pemberlakuan

limit tanggungan simpanan nasabah yang diwakili oleh variabel bebas availability

of limit tidak berdampak signifikan terhadap tingkat deposit bank umum

Indonesia.

B. Analisis Hasil Regresi

Hasil regresi panel data dengan random effect model tersebut diatas telah

membuktikan bahwa :

1) Implementasi DIS terhadap perbankan di Indonesia berpengaruh positif dan

signifikan terhadap tingkat deposit bank umum sebagaimana teori Levine

(1997).

2) Implementasi DIS juga terbukti memperkecil pengaruh pemerintah dalam

peningkatan deposit BU-BUMN konsisten dengan teori McCarthy (1980).

3) Ditinjau dari variabel bebas yang mewakili kepemilikan swasta nasional,

pemerintah daerah, dan asing, tidak mendukung teori yang disampaikan

McCarthy tersebut diatas.

Gap Competitive Advantage Antar Bank Umum

Hasil regresi yang tidak sejalan dengan hipotesis tiga, hipotesis empat, dan

hipotesis lima serta teori yang disampaikan oleh McCarthy (1980) terjadi karena

faktor lain yang diperkirakan mempengaruhi kemampuan bank umum menyerap

dana dari masyarakat. DIS hanya sebagai dapat meminimalisir gap competitive

advantage melalui aspek risiko bank yang dialihkan kepada DIC, dalam hal ini

adalah LPS.

Rujukan teori terkait dengan determinants tingkat deposit bank saat ini

masih sangat terbatas. Penulis menemukan working paper IMF yang ditulis oleh

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 100: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

86

Universitas Indonesia

Finger dan Hesse (2009) yang meneliti determinants tingkat deposit bank di

Lebanon. Adapun hasilnya menunjukkan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi tingkat deposit bank di Lebanon meliputi faktor domestik dan

eksternal. Bank specific factor, seperti perceived riskiness, liquidity buffers, loan

exposure dan interest margins, dinilai mempengaruhi demand deposit bank di

Lebanon.

Dengan demikian, efektivitas DIS di Indonesia dalam meminimalisir gap

competitive advantage antara BU-BUMN dengan BU-Non BUMN dinilai

memerlukan waktu yang tidak singkat. Namun demikian, hal ini perlu dibuktikan

dengan penelitian selanjutnya yang dapat memperpanjang periode pengamatan

setelah operasional LPS di Indonesia.

Limit Penjaminan Simpanan Oleh LPS

Hasil regresi ini juga menunjukkan bahwa pembatasan penjaminan

simpanan tidak terbukti menurunkan tingkat deposit bank umum secara

signifikan.

Tabel 5.6 Distribusi Simpanan Nasabah di Bank Umum Per September 2011

Jumlah

Nominal (N)

TOTAL SIMPANAN *)

Nominal Rekening (Ribu) Nom/Rek (Rp Juta)

Rp Juta % Rp Juta % Rp Juta %

N100 Jt 433.549.660,44 16,52% 98.199,58 97,53% 4,41 0,02%

100 Jt<N200 Jt 158.391.941,74 6,03% 1.114,29 1,11% 142,15 0,48%

200 Jt<N500 Jt 249.359.964,11 9,50% 766,96 0,76% 325,13 1,11%

500 Jt<N1 M 237.149.296,44 9,03% 320,89 0,32% 739,04 2,51%

1 M<N2 M 214.915.651,96 8,19% 153,76 0,15% 1.397,73 4,75%

2 M<N5 M 249.922.452,69 9,52% 80,72 0,08% 3.096,17 10,53%

N>5 M 1.081.869.087,37 41,21% 45,64 0,05% 23.704,41 80,60%

Total 2.625.158.054,75 100% 100.681,84 100% 29.409,03 100%

Sumber : http://www.lps.go.id/v2/data/publikasi/PERTUMBUHAN%20SIMPANAN%

%202011.pdf, tanggal : 18 Desember 2011 pk. 13.00 wib

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 101: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

87

Universitas Indonesia

Keterangan :

*) Simpanan sudah memperhitungkan simpanan antar bank.

Mayoritas rekening di bank umum memiliki saldo nominal maksimal sebesar Rp

100 juta per rekening yaitu dengan komposisi 97,53% dari total rekening, dan

komposisi nominal mencapai 16,53% dari total simpanan masyarakat di bank

umum. Jumlah rekening nasabah dengan nominal diatas Rp 2 Miliar hanya

sebesar 0,13%, namun komposisi nominal jumlah simpanan tersebut mencapai

50,73% dari total simpanan masyarakat di bank umum. Dengan demikian,

rekening minoritas ini juga tetap perlu menjadi pertimbangan dalam penetapan

batas maksimum penjaminan simpanan nasabah di bank umum.

Faktor lain yang dapat menyebabkan pengaruh limit penjaminan simpanan

tidak signifikan terhadap tingkat deposit bank umum adalah pemahaman

masyarakat yang terbatas mengenai sistem perbankan di Indonesia

(http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/0906143C-163D-4A02BC59C2D6C0E31AE9

/903/CetakBiruEdukasiMasyarakatdiBidangKeuangan.pdf, 20 Desember 2011

pukul 10.00 wib). Hal ini berakibat pada rendahnya sensitifitas masyarakat

terhadap perubahan keputusan LPS terkait dengan batas penjaminan simpanan.

Dengan demikian, perlu dilakukan sosialisasi dari pihak LPS khususnya dan dari

pihak bank untuk mendukung efektivitas implementasi DIS di Indonesia.

5.2.3.2 Apakah Implementasi DIS Mempengaruhi Risk Taking Dalam Bentuk

Penurunan Komposisi Modal Terhadap Aset Bank?

Tujuan studi ini berikutnya adalah untuk menguji pengaruh negatif atas

implementasi penjaminan simpanan dalam bentuk perilaku risk taking bank

umum sebagaimana teori Kunt, Kane, dan Laeven (2008), serta Zarruck dan

Madura (1992). Risiko bank dalam studi ini diwakili oleh dua variabel bebas yaitu

komposisi modal terhadap aset bank, dan ukuran proporsi kredit bank terhadap

asetnya.

Pengujian pertama dilakukan menggunakan ukuran komposisi modal

terhadap aset untuk mewakili risiko bank. Adapun hipotesis awal yang akan diuji

adalah sebagai berikut :

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 102: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

88

Universitas Indonesia

H6 : Penjaminan simpanan memiliki korelasi positif dan signifikan terhadap

rasio modal terhadap total asset (aktiva) bank i. Peningkatan risk taking

bank diukur antara lain menggunakan komposisi modal terhadap total asset

(aktiva) bank i selama t periode. Penerapan penjaminan simpanan

diperkirakan akan menurunkan komposisi modal terhadap aset bank.

Penurunan komposisi modal terhadap aset bank terbesar diperkirakan

terjadi pada periode penjaminan tanpa batasan jumlah simpanan yang

ditanggung (blanket guarantee sampai dengan 22 Maret 2006).

A. Hasil Regresi Dengan Panel Data Menggunakan Random Effect Model

Pengujian ini fokus pada variabel bebas availability of DIS dan variabel

terikat berupa komposisi modal terhadap aset bank. Apabila hasilnya konsisten

dengan hipotesis maka koefisien variabel akan bernilai negatif dan signifikan.

Tabel 5.7 Dampak DIS Terhadap Komposisi Modal Terhadap Aset Bank

Umum Periode 1995-2010

Variabel

Bebas Koefisien

Signifikansi Tanda Koefisien Konsis-

tensi Dgn

Teori P-value Signifikan

/Tidak Hipotesis

Awal Hasil

Regresi

H6: Availability

of Deposit Insurance

0.031 0.000* Signifikan - + Tidak

Availability

of limit 0.046 0.001* Signifikan + + Ya

Sumber : hasil estimasi penulis

* Tingkat signifikan 5%.

** Nilai R2 = 0,22 (full sample)

F-test menunjukkan koefisien regresi secara bersama-sama memiliki nilai

yang signifikan berbeda dari nol.

t-test menunjukkan bahwa pada tingkat signifikansi 5%, variabel availability

of DIS mempengaruhi equity to asset ratio bank umum.

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 103: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

89

Universitas Indonesia

Hasil regresi tersebut diatas menunjukkan kondisi yang berbeda dengan hipotesis

awal. Berdasarkan hasil regresi diketahui bahwa implementasi DIS tidak

berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap komposisi modal terhadap aset

bank umum. Dengan demikian, teori yang dikemukakan Kunt, Kane, dan Laeven

(2008), serta Zarruck dan Madura (1992) bahwa implementasi DIS berdampak

pada peningkatan risk taking bank, tidak terbukti untuk kondisi perbankan di

Indonesia sampai dengan periode 2010.

Disamping itu, hasil regresi ini juga menunjukkan bahwa pemberlakuan

limit jaminan simpanan berdampak positif dan signifikan terhadap komposisi

modal bank terhadap asetnya.

B. Analisis Hasil Regresi

Hasil regresi menunjukkan kondisi berbeda dengan teori yang

dikemukakan Kunt, Kane, dan Laeven (2008), serta Zarruck dan Madura (1992).

Beberapa hal yang mempengaruhi kondisi tersebut sebagaimana teori yang telah

dikemukakan pada bab 2 khususnya mengenai pre requisite implementasi DIS

yaitu meliputi sistem hukum, disiplin pasar, dan regulator yang kuat (Cull et al.,

2005; Hovakimian et al., 2003), Kebebasan politik dan ekonomi yang relatif

tinggi (Hovakimian et al., 2003), penerapan differential premium system (Gordon

dan Winton, 2002), regulasi tentang CAR (Cooper dan Ross, 2002), dan sistem

perizininan perbankan yang selektif dari pemerintah (Buser, Chen, dan Kane,

1981; Marcus, 1984).

Pertama, sistem hukum, disiplin pasar, dan regulator khususnya bidang

perbankan memiliki berbagai instrumen dalam mengendalikan tingkat risiko bank

umum di Indonesia. Bank Indonesia sebagai regulator memberlakukan berbagai

kebijakan terkait yaitu antara lain : 1) Peraturan Bank Indonesia Nomor

13/23/PBI/2011 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum yang

ditujukan untuk mengendalikan risiko bank umum yang terdiri dari risiko kredit,

risiko pasar, risiko operasional, risiko likuiditas, risiko stratejik, risiko kepatuhan,

risiko hukum, dan risiko reputasi; 2) Penetapan tingkat kesehatan bank umum

dengan memperhitungkan tingkat manajemen risiko bank sebagaimana PBI

Nomor 13/1/PBI/2011 tentang Penilaian Tingkat Risiko Bank Umum; 3)

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 104: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

90

Universitas Indonesia

Penerapan basel II berupa penetapan kecukupan modal minimum (CAR) bank

dengan memperhitungkan risiko pasar, risiko kredit, dan risiko operasional.

Disamping Bank Indonesia, LPS sebagai pelaksana DIS di Indonesia juga

memiliki instrumen yang ditujukan untuk mengantisipasi potensi moral hazard

bank terkait dengan adanya penjaminan simpanan nasabahnya, berupa penerapan

limit penjaminan simpanan dan batas suku bunga simpanan yang dijamin LPS.

Dalam rangka pengambilan keputusan bank yang akan dilikuidasi atau bank yang

akan diselamatkan, LPS menggunakan laporan profil risiko bank yang

disampaikan oleh Bank Indonesia.

Kedua, kebebasan berpolitik dan ekonomi masyarakat Indonesia selama

periode operasional LPS dinilai cukup tinggi. Hal ini terutama sejak runtuhnya

pemerintahan orde lama pasca krisis yang menimpa Indonesia tahun 1997/1998

yang ditandai dengan jatuhnya nilai tukar rupiah sampai dengan terutama sejak

dihapusnya sistem band intervensi diganti dengan sistem pasar murni sesuai

gambar berikut.

Gambar 5.6 Perkembangan Kurs Spot Harian Rp/USD (3 Januari 1996 sd.

16 September 1998)

Sumber:http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/18E242E4-4095-48C9-ABBF-42C45E7221EA/

3013/bempvol1no2sept.pdf tanggal 20 Desember 2011, pk. 10.00 wib

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 105: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

91

Universitas Indonesia

Demikian juga halnya dengan pertumbuhan GDP pada periode krisis tersebut

yang sampai mencapai angka -17,13% triwulan ketiga tahun 1998. Sejak

pemerintahan orde baru dan reformasi politik di Indonesia, kebebasan berpolitik

dan ekonomi semakin terasa di kalangan masyarakat Indonesia. Hal tersebut

ditunjukkan juga dengan semakin bebasnya media masa dalam menyampaikan

berbagai berita baik itu politik maupun ekonomi.

Pre requisite ketiga yaitu pemberlakuan sistem premi menggunakan

differential premium system dimana tingkat premi setiap bank dibedakan

berdasarkan tingkat risiko masing-masing Gordon dan Winton (2002). Syarat ini

belum dipenuhi karena sistem premi yang ditetapkan oleh LPS saat ini masih

menggunakan fixed premium system. Namun berdasarkan hasil diskusi dengan

pihak LPS dalam seminar yang diselenggarakan oleh LPS dan Universitas

Indonesia tanggal 10 November 2011, bahwa LPS merencanakan untuk

menerapkan differential premium system terhadap perbankan Indonesia pada

periode tahun 2012. Hal ini diperkirakan dapat meningkatkan efektivitas

implementasi DIS di Indonesia pada periode kedepan.

Keempat, regulasi tentang CAR sebagaimana teori yang disampaikan oleh

Cooper dan Ross (2002). Saat ini Bank Indonesia telah melengkapi instrumen

pengendalian sistem perbankan Indonesia dengan peraturan yang mewajibkan

bank untuk memenuhi posisi modal minimum sebesar 8% terhadap aktiva

tertimbang menurut risiko (ATMR). Adapun ATMR dihitung dengan

mempertimbangkan risiko pasar, risiko kredit, dan risiko operasional.

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 106: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

92

Universitas Indonesia

Gambar 5.7 Perkembangan Indikator Kinerja Perbankan Periode 2001 sd.

2010

Sumber : Statistik Perbankan Indonesia, Bank Indonesia Tahun 2011 (telah diolah kembali)

Secara umum tingkat kecukupan modal bank umum di Indonesia sejak tahun 2001

sampai dengan 2010 secara konsisten menunjukkan peningkatan. Dengan

demikian, pemberlakuan ketentuan mengenai CAR tersebut diharapkan dapat

menekan kenaikan risk taking bank dalam bentuk penurunan tingkat modal

terhadap asetnya.

Dalam analisis deskriptif sebelumnya telah disampaikan bahwa posisi

modal terhadap aset yang terlalu tinggi dapat dinilai kurang baik dari sisi peluang

investasi (idle) maupun dari sisi biaya modal. Dari sisi investasi, posisi modal

yang terlalu tinggi menggambarkan bank terlalu konservatif dan tidak mencari

berbagai peluang investasi yang menguntungkan. Dari sisi biaya modal, diketahui

bahwa sumber pendanaan dalam bentuk saham dituangkan dalam posisi ekuitas

(modal) pada pasiva neraca bank. Pecking Order Theory menyatakan bahwa

sumber pendanaan berupa saham (ekuitas) merupakan alternatif terakhir yang

dapat dipilih perusahaan setelah modal sendiri, dan pinjaman (debt). Dengan

demikian, perusahaan termasuk bank perlu mempertimbangkan kombinasi sumber

pendanaan dari pinjaman (debt) dan saham yang menghasilkan biaya modal yang

minimal (weighted average cost of capital-WACC). Demikian juga halnya bagi

otoritas pengawas dan pemeriksa bank, perlu mempertimbangkan efisiensi biaya

modal (WACC) bank menggunakan ukuran proporsi modal terhadap asetnya.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Kin

erja

(%

)

PeriodeCAR (%) ROA (%) LDR (%) NIM (%) NPL (%)

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 107: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

93

Universitas Indonesia

Pre requisite terakhir yaitu adanya sistem perizininan perbankan yang

selektif dari pemerintah sebagaimana rekomendasi Buser, Chen, dan Kane (1981)

dan Marcus (1984). Pendirian bank dilakukan berdasarkan peraturan perundang-

undangan yang mengatur tentang perbankan yaitu melalui persetujuan Gubernur

Bank Indonesia. Disamping itu, terdapat beberapa persyaratan yang ditetapkan

regulator untuk mendirikan bank seperti modal minimum, pemilihan direksi yang

dilakukan melalui proses fit and proper test oleh Bank Indonesia, dan sebagainya.

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka kondisi Indonesia telah

memenuhi empat dari lima pre requisite implementasi DIS sebagaimana teori

yang berlaku yaitu sistem hukum dan regulator yang memadai, kebebasan

berpolitik dan ekonomi yang relatif tinggi, pemberlakuan kewajiban penyediaan

modal minimum, dan sistem perizinan bank yang melibatkan instansi

pemerintahan dalam hal ini Bank Indonesia sebagai bank sentral Indonesia. Hal

ini yang diperkirakan menjadi penyebab tidak terbuktinya peningkatan risk taking

dalam bentuk penurunan posisi modal terhadap aset bank sebagai akibat

implementasi DIS di Indonesia.

Selain hal-hal tersebut diatas, risk apetite pemilik bank juga dapat

mempengaruhi risk taking bank umum. Hasil diskusi dengan pengawas bank

antara lain menyimpulkan bahwa bank umum campuran dari Jepang seperti Bank

Mizuho Indonesia, Bank Tokyo Mitsubishi cenderung lebih prudent dibandingkan

bank umum asing lain.

5.2.3.3 Apakah Implementasi DIS Mempengaruhi Risk Taking Dalam Bentuk

Peningkatan Komposisi Kredit Terhadap Aset Bank Umum?

Pengujian terakhir dilakukan untuk melihat pengaruh implementasi DIS

terhadap risk taking dalam bentuk proporsi kredit terhadap aset bank umum

sebagaimana teori yang dikemukakan oleh Kunt, Kane, dan Laeven (2008), serta

Zarruck dan Madura (1992). Hipotesis awal terkait dengan teori dimaksud adalah:

H7 : Penjaminan simpanan memiliki korelasi positif dan signifikan terhadap

rasio pinjaman terhadap total asset (aktiva) bank i. Ukuran lain yang dapat

digunakan untuk menilai risk taking bank adalah operasional risk bank

dalam bentuk rasio pinjaman terhadap total asset (aktiva) bank i.

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 108: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

94

Universitas Indonesia

Sebagaimana komposisi modal terhadap aset, proporsi kredit terhadap aset

bank juga diperkirakan akan meningkat dengan adanya penjaminan

simpanan. Peningkatan tersebut diperkirakan semakin besar apabila

tanggungan simpanan semakin tinggi.

A. Hasil Regresi Dengan Panel Data Menggunakan Random Effect Model

Pengujian ini dilakukan menggunakan explanatory variable yang sama

dengan model regresi sebelumnya. Variabel bebas yang menjadi fokus perhatian

dalam pengujian ini adalah availability of deposit insurance (DIS). Apabila teori

tersebut relevan dengan kondisi di Indonesia, maka nilai koefisien variabel

tersebut positif dan signifikan secara statistik.

Tabel 5.8 Dampak DIS Terhadap Proporsi Kredit Terhadap Aset Bank

Umum Periode 1995-2010

Variabel

Bebas Koefisien

Signifikansi Tanda Koefisien Konsis-

tensi

Dengan

Teori P-value

Signifikan/

Tidak

Hipotesis

Awal

Hasil

Regresi

H7:

Availability

of Deposit Insurance

-0,147 0,000 Signifikan + - Tidak

Availability

of limit 0,031 0,186 Tidak - + Tidak

Sumber : hasil estimasi penulis

Keterangan :

* Tingkat signifikan 5%.

** Nilai R2 = 0,112 (full sample)

F-test menunjukkan koefisien regresi secara bersama-sama memiliki nilai

yang signifikan berbeda dari nol.

t-test menunjukkan bahwa pada tingkat signifikansi 5%, variabel availability

of DIS mempengaruhi proporsi kredit bank terhadap asetnya.

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 109: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

95

Universitas Indonesia

Hasil pengujian model regresi tersebut diatas adalah sebagai berikut :

a. Ditinjau dari variabel availability of DIS, hasilnya menunjukkan pengaruh

implementasi DIS mempengaruhi secara negatif dan signifikan terhadap

proporsi kredit terhadap aset bank umum. Dengan demikian hipotesis tujuh

tidak terbukti bahwa implementasi DIS menimbulkan moral hazard pihak

bank dalam bentuk peningkatan proporsi kredit terhadap asetnya.

b. Pemberlakuan limit penjaminan simpanan oleh LPS menunjukkan pengaruh

positif dan tidak signifikan pada proporsi kredit terhadap aset bank umum.

Dengan demikian, limit penjaminan simpanan tidak cukup efektif digunakan

untuk mempengaruhi penyaluran kredit oleh bank umum.

B. Analisis Hasil Regresi

Dari hasil pengujian menggunakan regresi panel data dengan random

effect model, tidak terbukti bahwa implementasi DIS berdampak pada peningkatan

risk taking bank dalam bentuk peningkatan proporsi kredit terhadap aset bank

umum. Sejalan dengan landasan teori yang digunakan dalam studi ini, maka

kondisi tersebut dipengaruhi oleh ketersediaan pre requisite efektivitas

implementasi DIS sebagaimana halnya penjelasan atas hasil pengujian dampak

implementasi DIS terhadap komposisi modal terhadap aset bank umum.

Empat dari lima pre requisite yang diperlukan agar implementasi DIS

efektif telah dipenuhi untuk kondisi di Indonesia. Keempat aspek tersebut

meliputi : 1) sistem hukum dan regulator yang memadai; 2) kebebasan berpolitik

dan ekonomi yang relatif tinggi; 3) pemberlakuan kewajiban penyediaan modal

minimum; dan 4) sistem perizinan bank yang melibatkan instansi pemerintahan

dalam hal ini Bank Indonesia sebagai bank sentral Indonesia.

Sebagai lembaga intermediasi, bank dituntut untuk menyalurkan kredit

dalam rangka mendukung pertumbuhan sektor riil. Sehubungan dengan misi

tersebut, Bank Indonesia menetapkan peraturan yang memuat persyaratan

penyaluran kredit yang diukur dengan komposisi kredit terhadap deposit (LDR).

Adapun persyaratan LDR yang berlaku saat ini berada pada angka minimal 78%

sampai dengan 100% dari deposit bank.

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 110: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

96

Universitas Indonesia

Berkaitan dengan upaya regulator untuk menekan risiko kerugian bank

akibat kesalahan dalam kegiatan penyaluran kredit oleh bank, Bank Indonesia

telah melengkapi pengawas bank dengan instrumen peraturan mengenai batas

maksimum pemberian kredit (BMPK). Peraturan tersebut ditujukan untuk

menghindari fraud pihak bank dalam bentuk penyaluran kredit secara berlebihan

kepada pihak terkait sebagaimana diatur dalam PBI Nomor 7/3/PBI/2005 tentang

Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum. Pihak terkait yang

dimaksudkan disini adalah perseorangan atau perusahaan yang memiliki pengaruh

dalam pengendalian bank baik secara langsung maupun tidak langsung.

Berdasarkan PBI tersebut, regulator membatasi BMPK kepada pihak terkait

maksimal sebesar sepuluh persen dari modal bank. Sedangkan BMPK kepada

pihak tidak terkait dibatasi maksimal sebesar 20% dari modal bank. BMPK

kepada satu kelompok peminjam dibatasi maksimal sebesar 25% dari modal bank.

Selanjutnya Bank Indonesia juga memiliki instrumen yang ditujukan untuk

meningkatkan kehati-hatian bank dalam penyaluran kreditnya dalam bentuk batas

maksimal non performing loan (NPL) sebagaimana diatur dalam PBI Nomor

13/3/PBI/2011 tentang Penetapan Status dan Tindak Lanjut Pengawasan Bank.

Dalam peraturan tersebut Bank Indonesia membatasi NPL netto bank sampai

dengan 5% dari total kredit. Pengaturan ini juga ditujukan untuk menjaga tingkat

kesehatan bank. Dalam hal NPL bank melewati angka tersebut, bank akan

menerima sanksi berupa penetapan status “Dalam Pengawasan Intensif”. Status

tersebut akan berdampak pada risiko reputasi bank. Hal ini diharapkan dapat

memotivasi bank untuk mempertahankan prinsip kehati-hatiannya. Gambar 5.7

menunjukkan bahwa perkembangan NPL bank umum selama periode 2001-2010

memiliki tren yang terus menurun. Dengan demikian pengaturan atau koridor

terkait dengan penyaluran kredit oleh bank yang berlaku saat ini, dinilai efektif

untuk memastikan penerapan prinsip kehati-hatian oleh pihak bank dapat

mempertahankan tingkat NPL bank pada posisi dibawah 5%.

5.3 Perbedaan Hasil Studi Empiris di Indonesia, Canada, dan Rusia

Hasil studi ini menunjukkan bahwa implementasi DIS tidak terbukti

meningkatkan risk taking bank umum di Indonesia dalam bentuk penurunan posisi

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 111: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

97

Universitas Indonesia

modal terhadap aset bank, dan dalam bentuk peningkatan proporsi kredit yang

disalurkan bank terhadap asetnya. Demikian juga halnya dengan pembuktian

empiris terhadap perbankan di Canada yang dilakukan oleh (Gueyie & Lai, 2003).

Namun berbeda dengan hasil studi empiris yang dilakukan terhadap perbankan

Rusia (Chernych dan Cole, 2010).

Pre requisite efektivitas implementasi DIS di suatu negara secara umum

merupakan faktor-faktor yang mencerminkan kondisi industri perbankan dalam

hal ini intervensi pemerintah dalam bentuk peraturan yang ditujukan membatasi

risk taking bank, seperti : kewajiban melakukan manajemen risiko, kewajiban

menjaga posisi modal bank, kewajiban menjaga posisi NPL, dan sebagainya.

Disamping itu faktor makroekonomi juga merupakan bagian dari pre requisite

implementasi DIS seperti : disiplin pasar dan sistem hukum yang kuat. Dengan

demikian, maka perbedaan hasil studi di Indonesia, dengan hasil studi di Rusia

dan Texas tersebut terjadi karena perbedaan karakteristik industri perbankan dan

kondisi makroekonomi di Indonesia dengan Rusia.

Data pergerakan posisi modal terhadap aset, penyaluran kredit perbankan,

dan tingkat NPL perbankan di Rusia, Canada, dan Asia (Indonesia dan Singapore)

menunjukkan perbedaan karakteristik khususnya untuk perbankan di Rusia dan

Canada. Sedangkan perbankan di Indonesia dan Singapore memiliki kondisi yang

relatif sama.

Perbankan di Canada

Perbankan di Canada memiliki posisi modal terhadap aset terendah dibandingkan

dengan Indonesia, Singapore, dan Rusia (tertinggi). Penyaluran kredit perbankan

di Canada merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan ketiga negara lainnya.

Namun posisi NPL perbankan di Canada menunjukkan posisi terendah

dibandingkan dengan yang lainnya. Dengan demikian, fungsi intermediasi

perbankan di Canada dapat dikatakan berjalan dengan baik.

Perbankan di Rusia

Perbankan di Rusia memiliki posisi modal terhadap aset tertinggi dibandingkan

dengan perbankan di Indonesia, Singapore, dan Canada. Namun penyaluran kredit

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 112: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

98

Universitas Indonesia

perbankan di Rusia memiliki posisi terendah dengan tingkat NPL relatif tinggi

khususnya pada tahun 2008 dan 2009. Tingginya NPL bank di Rusia pada periode

tersebut dipicu oleh krisis global yang menimpa Eropa dan Amerika.

Perbankan di Indonesia dan Singapore

Perbankan di Indonesia dan Singapore memiliki karakteristik yang relatif sama.

Posisi modal terhadap aset bank relatif sama khususnya sejak tahun 2003. Kredit

yang disalurkan perbankan Indonesia dan Singapore berada diantara Canada

(tertinggi) dan Rusia (terendah). NPL perbankan Singapore relatif stabil pada

posisi yang relatif rendah. NPL perbankan Indonesia cukup fluktuatif namun

mulai mengalami penurunan sejak tahun 2003.

Gambar pergerakan modal terhadap aset, kredit yang disalurkan, dan NPL

Perbankan di keempat negara pada Lampiran 12.

Dari hasil perbandingan karakteristik perbankan di empat negara tersebut

dapat dikatakan bahwa perbankan di Canada memiliki kondisi perbankan yang

relatif paling baik dibandingkan dengan yang lainnya. Tingkat penyaluran kredit

yang sangat rendah oleh perbankan di Rusia dapat mendorong perbankan di Rusia

mencari alternatif investasi lain.

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 113: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

99 Universitas Indonesia

BAB 6

SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

Studi ini ditujukan untuk membuktikan bahwa implementasi DIS

mempengaruhi tingkat deposit bank umum di Indonesia. Disamping itu studi ini

juga ditujukan untuk membuktikan bahwa dengan sistem penjaminan simpanan,

tingkat ketergantungan masyarakat terhadap bank umum BUMN dapat berkurang

karena transfer risiko dari bank umum ke LPS meminimalisir perbedaan tingkat

risiko antar bank. Akhirnya hipotesis yang ingin dibuktikan dalam studi ini bahwa

implementasi sistem penjaminan simpanan berdampak pada peningkatan risk

taking bank umum menggunakan ukuran komposisi modal terhadap aset dan

proporsi kredit terhadap aset bank sebagaimana terjadi pada perbankan di Texas

(Hooks dan Robinson, 2002) dan Rusia (Chernych dan Cole, 2010).

Berdasarkan hasil analisis dalam bab 5 dapat disimpulkan hal-hal sebagai

berikut :

1. Implementasi DIS terbukti efektif meningkatkan tingkat deposit bank umum

di Indonesia baik untuk pengujian dengan menggunakan ukuran logaritma

Dana Pihak Ketiga (DPK) maupun rasio DPK terhadap aset bank umum

sebagai variabel terikat. Dengan demikian, hasil ini konsisten dengan teori

yang disampaikan oleh Levine (1997) bahwa implementasi DIS efektif

meningkatkan tingkat deposit bank.

2. Implementasi DIS berdampak pada penurunan konsentrasi simpanan

masyarakat dari BU-BUMN ke bank umum lainnya sebagaimana teori yang

disampaikan McCarthy (1980).

3. Studi ini tidak memiliki bukti yang cukup kuat untuk mendukung hipotesis

bahwa pengaruh kepemilikan swasta terhadap tingkat deposit BUSN akan

semakin meningkat dengan diimplementasikannya DIS. Hal ini dapat

disebabkan karena : 1) BUSN memerlukan waktu yang tidak singkat untuk

mengalahkan BU-BUMN; 2) Masih banyak faktor lain yang mempengaruhi

kemampuan bank menyerap dana dari masyarakat, baik faktor internal

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 114: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

100

Universitas Indonesia

maupun eksternal. Demikian juga halnya dengan bank specific factor seperti

perceived riskiness, liquidity buffer, dan sebagainya sebagaimana Finger dan

Hesse (2009); dan 3) perlu didukung dengan pemahaman masyarakat

mengenai perbankan termasuk implementasi DIS oleh LPS.

4. Studi ini tidak membuktikan hipotesis bahwa pengaruh kepemilikan

pemerintah daerah terhadap tingkat deposit BU-BPD akan semakin meningkat

dengan diimplementasikannya DIS. Hal ini kemungkinan disebabkan karena :

1) BU-BPD memerlukan waktu yang tidak singkat untuk mengalahkan BU-

BUMN; 2) Masih banyak faktor lain yang mempengaruhi kemampuan bank

menyerap dana dari masyarakat, baik faktor internal maupun eksternal.

Demikian juga halnya dengan bank specific factor seperti perceived riskiness,

liquidity buffer, dan sebagainya sebagaimana Finger dan Hesse (2009); dan 3)

perlu didukung dengan pemahaman masyarakat mengenai perbankan

termasuk implementasi DIS oleh LPS.

5. Studi ini juga tidak memiliki bukti yang cukup kuat untuk mendukung

hipotesis bahwa pengaruh kepemilikan asing pada bank terhadap tingkat

deposit BU-Asing semakin meningkat dengan diimplementasikannya DIS.

Hal ini dapat disebabkan karena : 1) BU-Asing memerlukan waktu yang tidak

singkat untuk mengalahkan BU-BUMN; 2) Masih banyak faktor lain yang

mempengaruhi kemampuan bank menyerap dana dari masyarakat, baik faktor

internal maupun eksternal. Demikian juga halnya dengan bank specific factor

seperti perceived riskiness, liquidity buffer, dan sebagainya sebagaimana

Finger dan Hesse (2009); dan 3) perlu didukung dengan pemahaman

masyarakat mengenai perbankan termasuk implementasi DIS oleh LPS.

6. Hasil pengujian atas pengaruh implementasi DIS terhadap perilaku risk taking

bank umum di Indonesia menggunakan ukuran posisi modal terhadap asetnya,

menunjukkan bahwa implementasi DIS tidak terbukti meningkatkan risk

taking bank umum dalam bentuk penurunan posisi modal terhadap asetnya

sebagaimana teori Kunt dan Detragiache (2002). Hal ini disebabkan karena

perbankan di Indonesia, sudah memenuhi empat dari lima pre requisite

efektivitas implementasi DIS di suatu negara yaitu meliputi : 1) sistem hukum

dan regulator yang memadai; 2) kebebasan politik dan ekonomi yang cukup

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 115: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

101

Universitas Indonesia

tinggi; 3) pengaturan mengenai CAR yang harus dijaga oleh pihak bank; dan

4) sistem perizinan bank melalui institusi Bank Indonesia. Sedangkan pre

requisite dalam bentuk penerapan differential premium system baru akan

diimplementasikan oleh LPS pada tahun 2012.

7. Hasil pengujian atas pengaruh pemberlakuan sistem penjaminan simpanan

terhadap perilaku risk taking bank umum di Indonesia menggunakan ukuran

posisi kredit terhadap asetnya, menunjukkan bahwa implementasi DIS tidak

terbukti meningkatkan risk taking bank umum dalam bentuk peningkatan

posisi kredit yang disalurkan bank terhadap asetnya sebagaimana teori Kunt

dan Detragiache (2002). Sejalan dengan pengujian pengaruh DIS pada posisi

modal terhadap aset bank, hasil studi ini terjadi karena dipenuhinya mayoritas

pre requisite condition efektivitas implementasi DIS.

Limit penjaminan simpanan oleh LPS menunjukkan pengaruh positif dan

signifikan terhadap posisi modal terhadap aset bank. Namun tidak

membuktikan pengaruh signifikan terhadap posisi kredit bank di Indonesia.

Hal ini disebabkan karena 97,53% rekening masyarakat di bank umum

memiliki saldo maksimal Rp 100 juta. Namun dari sisi jumlah nominal hanya

sebesar 16,53% dari total nominal deposit bank umum di Indonesia.

6.2 Saran

Saran dari hasil studi ini ditujukan kepada akademisi, nasabah, bank

umum, LPS, dan Bank Indonesia sebagai regulator dan supervisi bank umum

sampai dengan periode 2014.

1. Akademisi

Studi ini menguji pengaruh sistem penjaminan simpanan di Indonesia

terhadap risk taking bank menggunakan ukuran komposisi modal terhadap aset

dan proporsi kredit terhadap aset bank selama periode 1995-2010. Penelitian

berikutnya dapat dilakukan untuk menguji pengaruh sistem penjaminan simpanan

terhadap jenis risiko bank lainnya seperti risiko likuiditas, risiko reputasi, risiko

pasar, dan risiko imbal hasil sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 116: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

102

Universitas Indonesia

Nomor 13/23/Pbi/2011 Tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum

Syariah Dan Unit Usaha Syariah.

Disamping itu, penelitian berikutnya juga dapat dilakukan dengan

memperbanyak data individu seperti memasukkan Bank Perkreditan Rakyat, dan

memperpanjang periode pengamatan khususnya setelah implementasi DIS di

Indonesia atau menggunakan data bulanan bank.

Akhirnya, LPS direncanakan akan memberlakukan sistem premi yang

dibedakan berdasarkan tingkat risiko masing-masing bank (differential premium)

pada tahun 2012-2013. Akademisi dapat menilai bagaimana respon perbankan

atas kebijakan tersebut.

2. Nasabah

Berdasarkan hasil studi ini, diharapkan dapat menambah pengetahuan

masyarakat bahwa risiko setiap bank umum sudah ditransfer ke LPS. Dengan

demikian simpanan nasabah di bank umum manapun aman sepanjang tidak

melampaui batas maksimum simpanan yang ditanggung LPS dan tingkat bunga

simpanan sesuai tingkat bunga LPS.

Dalam rangka meningkatkan pengendalian risk taking bank umum, kontrol

pihak eksternal sangat diperlukan termasuk kontrol dari masyarakat. Adapun

kontrol tersebut dapat dilakukan melalui perilaku masyarakat yang selektif dalam

pemilihan bank untuk penempatan dananya (saving) antara lain dengan

mempertimbangkan faktor likuiditas bank.

3. Bank Umum

Berdasarkan hasil studi, pihak bank umum dapat memahami bahwa

kemampuan kompetisi bank umum relatif sama apabila ditinjau dari risiko

likuidasi bank dengan adanya penjaminan simpanan nasabah oleh LPS. Oleh

karena itu, strategi yang paling tepat untuk meningkatkan competitive advantage

bank adalah melalui keunggulan produk teknologi yang mendorong kualitas

pelayanan kepada nasabah.

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 117: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

103

Universitas Indonesia

4. LPS

Studi ini membuktikan bahwa penetapan limit penjaminan simpanan oleh

LPS dinilai tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap peningkatan tingkat

deposit bank umum. Hal ini dapat diakibatkan karena 97,3% rekening nasabah

bernilai dibawah Rp 100 juta.

Pemberlakuan premi penjaminan simpanan yang berlaku saat ini juga

dinilai memadai untuk menekan risk taking bank umum. Namun demikian sebagai

antisipasi moral hazard bank, penerapan differential premium dimana premi

dibedakan berdasarkan tingkat risiko bank umum juga dinilai relevan mengingat

mayoritas deposit insurance coorporation (DIC) sudah menerapkan sistem

tersebut. Sebelum perubahan sistem premi tersebut, perlu dipastikan akurasi profil

risiko setiap bank, dan transparansi risk rating bank (termasuk CAMEL rating,

dan supervisory rating) sebagaimana rekomendasi financial stability forum

(2001).

Dalam rangka meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai

operasional DIS di Indonesia, LPS perlu meningkatkan sosialisasi khususnya

kepada masyarakat di wilayah tingkat II kebawah yang memiliki jangkauan

terhadap sistem informasi yang terbatas. Disamping itu, sosialisasi kepada

nasabah perbankan juga diperlukan untuk meningkatkan awareness dan kontrol

nasabah terhadap perilaku risk taking bank. Misalnya mempertimbangkan tingkat

kesehatan bank dalam pemilihan bank untuk menempatkan dana (saving)

masyarakat. Hal ini dapat mendukung meminimalisir potensi kerugian LPS akibat

kemungkinan terjadinya moral hazard bank yang memanfaatkan penjaminan

simpanan nasabahnya.

5. Bank Indonesia

Bank Indonesia merupakan regulator dan institusi pengawas bank sampai

dengan peirode 2014 karena akan dialihkan ke suatu badan baru yang disebut

dengan otoritas jasa keuangan (OJK). Berdasarkan hasil studi ini, implementasi

Basel II yang memperhitungkan risiko kredit, risiko operasional, dan risiko pasar

dalam penetapan batas minimum penyediaan modal (CAR) bank dinilai efektif

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 118: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

104

Universitas Indonesia

menekan risk taking bank umum khususnya dalam bentuk komposisi modal

terhadap aset bank dan proporsi kredit terhadap aset bank umum.

Kedepannya, Bank Indonesia diharapkan untuk mempertimbangkan

penerapan Basel III yaitu dengan menambahkan risiko lain dalam perhitungan

CAR bank seperti risiko reputasi, risiko strategis, risiko likuiditas, dan risiko

investasi. Disamping itu Bank Indonesia saat ini juga sedang mengupayakan

penetapan posisi modal bank yang ideal bagi bank termasuk penetapan

pencadangan modal yang dapat meng-cover risiko bank karena terjadinya krisis.

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 119: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

105 Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Allen, Franklin, dan Douglas Gale. (1998). Optimal Banking Crisis. Journal of

Finance 53 (4): 1245-1284.

Angkinand, Apanard. (2009). Banking Regulation and the Output Cost of Banking

Crises. Journal of International Financial Markets, Institutions and Money

19 : 240–257.

Baltagi, B. H. (2001). Econometric of Panel Data. England : John Wiley and Sons

Ltd.

Bank Indonesia. Peraturan Bank Indonesia nomor 13/1/PBI/2011 tentang

Penilaian Tingkat Kesehatan Bank.

Bank Indonesia. (2010). Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia

dalam Rupiah dan Valuta Asing. Peraturan Bank Indonesia

No.12/19/PBI/2010.

Bank Indonesia. (2009). Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum.

Peraturan Bank Indonesia No.11/25/PBI/2009.

Bank Indonesia. (2005). Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum. Peraturan Bank

Indonesia No. 7/2/PBI/2005.

Bank Indonesia. (Oktober, 2003). Tinjauan Kelembagaan, Kebijakan, Dan

Organisasi.

Brickley, J.A. and C.M. James. (1986). Access to deposit insurance, insolvency

rules, and the stock returns of financial institutions. Journal of Financial

Economics 16 : 345-372.

Buser, Stephen A., Andrew H. Chen, dan Edward J. Kane. (1981). Federal

Deposit Insurance, Regulatory Policy, and Optimal Bank Capital. Journal

of Finance, Vol. 36: 51-60

Calomiris, Charles W. (1992). Do “Vulnerable Economies Need Deposit

Insurance? Lessons from U.S. Agriculture in the 1920s. In If Texas Were

Chile: A Primer on Banking Reforms, ed. Philip L.Brock. San Francisco:

Insttute for Contemporary Studies Press.

Calomiris, Charles W., Joseph R. Mason. (1997). Contagion and Bank Failures

During the Great Depression: The June 1932 Chicago Banking Panic.

American Economic Review 87 (5): 863-883.

Chernykh, Lucy, dan Cole, Rebel A. (2010). Does deposit insurance improve

financial intermediation? Evidence from the Russian experiment. Journal

of Banking and Finance, 35 : 388-402.

Cooper, Russel, dan Thomas W. Ross. (2002). Bank Runs: Deposit Insurance and

Capital Requirement. International Economic Review 43 : 55-72.

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 120: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

106

Universitas Indonesia

Cull, Robert, Lemma Senbet, dan Marco Sorge. (2005). Deposit Insurance and

Financial Development. Journal of Money, Credit, and Banking 37 (1):

43–82.

Demirgüç-Kunt, Asli, dan Edward J. Kane. (2002). Deposit Insurance Arround

The World : Where Does It Work? Journal of Economic Perspectives 16 :

175-195.

Demirgüç-Kunt, Asli, Edward J. Kane, dan Luc Laeven. (2006). Deposit

Insurance Design And Implementation : Policy Lesson from Research and

Practice. Policy Research Paper no. 3969. The World Bank, Washington,

DC.

Demirgüç-Kunt, Asli, Edward J. Kane, dan Luc Laeven. (2005). Determinants of

Deposit Insurance Adoption and Design. Mimeo., The World Bank,

Washington, DC.

Demirgüç-Kunt, Asli, dan Enrica Detragiache. (2002). Does Deposit Insurance

Increase Banking System Stability? An Empirical Investigation. Journal of

Monetary Economics 49 (7): 1373-1406.

Demirgüç-Kunt, Asli, dan Harry Huizinga. (2004). Market Discipline and Deposit

Insurance. Journal of Monetary Economics 51 (2): 375-399.

Diamond, Douglas, dan Philip Dybvig. (1983). Bank Runs, Deposit Insurance and

Liquidity. Journal of Political Economy 91: 401-419.

Dobson, Wendy, dan Mary Hallward-Driemer, Anqing Shi, Scott Wallsten,

Shuilin Wang, and Lixin Colin Xu. (2003). Improving The Investment

Climate in China. Mimeo., The World Bank, Washington D.C.

Finger, Harald, dan Hesse, Heiko. (2009). Lebanon-Determinants of Commercial

Bank Deposits in a Regional Financial Center. International Monetary

Fund. 1 September 2009.

González, Francisco. (2005). Bank regulation and risk-taking incentives: An

international comparison of bank risk. Journal of Banking and Finance 29:

1153–1184.

G.King, Robert, dan Ross Levine. (1993). Finance and Growth : The Schumpeter

Might be Right. The Quarterly Journal of Economics 108 : 717-737.

Gueyie, J.P. and V.S. Lai. (2003). Bank Moral Hazard and the Introduction of

Official Deposit Insurance in Canada. International Review of Economics

and Finance 12: 247-273

Gujarati, Damodar N., dan Dawn C. Porter. Basic Econometrics, 5th edition. New

York. McGraw Hill, Inv. (1998).

Haq, Mamiza. (2007). Factors Determining Bank Risk: A European Perspective.

School of Economics, Finance and Marketing, Royal Melbourne Institute

of Technology.

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 121: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

107

Universitas Indonesia

Ho, Thomas S., dan Anthony Saunders. (1981). The Determinants of Bank

Interest Margins: Theory and Empirical Evidence. Journal of Financial

and Quantitative Analysis 16: 581-600.

Hooks, Linda M., dan Robinson, Kenneth J. (2002). Deposit Insurance and Moral

Hazard: Evidence from Texas Banking in the 1920s. Journal of Economic

History 62 : 833-853.

Hovakimian, Armen, dan Edward J. Kane. (2000). Effectiveness of Capital

Regulation at U.S. Commercial Banks, 1985 to 1994. Journal of Finance

55: 451-468.

Hovakimian, Armen, Edward J.Kane, dan Luc Laeven. (2003). How Country and

Safety Net Characteristics Affect Bank Risk Shifting. Journal of Financial

Services Research 23 (3): 177-204.

International Monetary Fund. 1999. Financial Sector Crisis And Restructuring:

Lessons From Asia, By Tomas Balino, Charles Enoch, Anne-Marie, Carl-

Johan Lendgren, March Quintyn, dan Leslie Teo. Advance Copy

(September).

Kim, Daesik., dan Anthony M. Santomero. (1988). Risk in Banking and Capital

Regulation. Journal of Finance 43: 1219-1233.

Kane, Edward J. (1995). Three Paradigms For The Role Of Capitalization

Requirement In Insured Financial Institution. Journal of Banking and

Finance 19 : 431-459.

Kane, Edward J., dan Berry K. Wilson. (1998). A Contradicting-Theory

Interpretation of the Origins of Federal Deposit Insurance. Journal of

Money, Credit, and Banking 30: 573-595.

Kane, Edward J., dan Berry K. Wilson. (2004). Alternatives to Blanket

Guarantees for Containing a Systeminc Crisis. Journal of Financial

Stability 1 (September): 31-63.

Kane, Edward J. (2007). Designing Financial Safety Nets to Fit Country

Circumstances. Policy Research Working Paper no. 2453, The World

Bank, Washington D.C.

Krugman, P. (1998a). What happened to Asia? Mimeo. Cambridge, MA:

Department of Economics, Massachusetts Institute of Technology.

Laeven, Luc. (2001). Pricing the Adoption of deposit Insurance: The Case of

Russia. Mimeo., The World Bank, Washington, D.C.

Laeven, Luc. (2002). Bank Risk and Deposit Insurance. World Bank Economic

Review 16: 109-137.

Laeven, Luc. (2004). The Political Economy of Deposit Insurance. Journal of

Financial Service Research 26 (3) : 201-224.

Levine, Ross. (1997). Financial Development and Economic Growth: Views and

Agenda. Journal of Economic Literature 35: 688-726.

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 122: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

108

Universitas Indonesia

Marcus, A.J. (1984). Deregulation and bank financial policy. Journal of Banking

and Finance 8: 557-565.

McCarthy, Ian S. (1980). Deposit Insurance: Theory and Practice. International

Monetary Fund 27: 578-600.

McKinnon, R. dan Pill, H. (1998). International Overborrowing - A

Decomposition Of Credit And Currency Risk. World Development 26 :

1267-1282.

M.Hooks, Linda, dan Kenneth J. Robinson. (2002). Deposit Insurance and Moral

Hazard : Evidence From Texas Banking in 1920s. Journal of Economic

History 62 : 833-853.

Merton, Robert. (1977). An Analytical Derivationof the Cost of Deposit Insurance

and Loan Guarantees. Journal of Banking and Finance 1: 3-11.

Merton, Robert. (1978). On the Cost of Deposit Insurance When There Are

Surveillance Costs. Journal of Business 51: 439-452.

Mondschean, Thomas S., and Opiela, Timothy P. (1999). Banking System Reform

in a Transition Economy: The Case of Poland. Economic Perspectives,

Federal Reserve Bank of Chicago (1997), 16-32.

Nachrowi, Nachrowi D., dan Hardius Usman. (2006). Ekonometrika Untuk

Analisis Ekonomi dan Keuangan. Fakultas Ekonome Universitas

Indonesia. Jakarta.

Oldfield, G. and A.Santomero. (1997). “The Place of Risk Management in

Financial Institutions,” Sloan Management Review. 95-05-B

Pyle, David H. (Mei 1997). Bank Risk Management Theory. Paper presented at

the meeting of The Conference on Risk Management And Deregulation in

Banking, Jerusalem.

Ronn, E. and A. Verma. (1986). Pricing Risk-Adjusted Deposit Insurance: An

Option-Based Model. Journal of Finance 41: 871-895.

Talley, Samuel H., dan Ignacio Mas. (1990). Deposit Insurance in Developing

Countries. Policy Research Working Paper no. 548, The World Bank,

Washington, D.C.

White, H. (1980). A Heteroskedasticity-Consistent Covariance Matrix Estimator

and a Direct Test for Heteroskedasticity. Econometrica 48 : 817-838.

Zarruk, Emilio R. and Madura, Jeff. (1992). Optimal Bank Interest Margin under

Capital Regulation and Deposit Insurance. Journal of Financial and

Quantitative Analysis, 27 : 143-149.

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 123: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

109 Universitas Indonesia

Lampiran 1:

Negara-Negara Yang Telah Memiliki Deposit Insurance Corporation (Per

tanggal November 2011)

Sumber : http://www.iadi.org/di.aspx?id=67, 19 November 2011 pk. 10.15 wib

1. Afghanistan 38. Gibraltar 75. Nicaragua

2. Albania 39. Greece 76. Nigeria

3. Algeria 40. Guatemala 77. Northern Mariana Islands

4. Argentina 41. Honduras 78. Norway

5. Armenia 42. Hong Kong 79. Oman

6. Australia 43. Hungary 80. Paraguay

7. Austria 44. Iceland 81. Peru

8. Azerbaijan 45. India 82. Philippines

9. Bahamas 46. Indonesia 83. Poland

10. Bahrain 47. Ireland 84. Portugal

11. Bailiwick of Jersey 48. Isle of Man 85. Puerto Rico

12. Bailiwick of Guernsey 49. Italy 86. Romania

13. Bangladesh 50. Jamaica 87. Russian Federation

14. Barbados 51. Japan 88. Serbia

15. Belarus 52. Jordan 89. Singapore

16. Belgium 53. Kazakhstan 90. Slovakia

17. Bermuda 54. Kenya 91. Slovenia

18. Bosnia and Herzegovina 55. Korea 92. Spain

19. Brazil 56. Kyrgyz Republic 93. Sri Lanka

20. British Virgin Islands 57. Lao PDR 94. Sudan

21. Brunei 58. Latvia 95. Sweden

22. Bulgaria 59. Lebanon 96. Switzerland

23. Canada 60. Libya 97. Tajikistan

24. Chile 61. Liechtenstein 98. Tanzania

25. Chinese Taipei 62. Lithuania 99. Thailand

26. Colombia 63. Luxembourg 100. Trinidad and Tobago

27. Croatia 64. Macedonia 101. Turkey

28. Cyprus 65. Malaysia 102. Uganda

29. Czech Republic 66. Malta 103. Ukraine

30. Denmark 67. Mexico 104. United Kingdom

31. Dominican Republic 68. Micronesia 105. United States

32. Ecuador 69. Moldova 106. Uruguay

33. El Salvador 70. Montenegro 107. Uzbekistan

34. Estonia 71. Morocco 108. Venezuela

35. Finland 72. Netherlands 109. Vietnam

36. France 73. Nepal 110. Yemen

37. Germany 74. New Zealand 111. Zimbabwe

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 124: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

110 Universitas Indonesia

Lampiran 2:

Ringkasan Data Statistik Per Jenis Bank dan Per Periode Pengamatan

1995 sd. 2010

A. Kemampuan Penyerapan Dana Masyarakat (Dana Pihak Ketiga, DPK)

Jenis Bank Variable | Observasi Mean Std. Dev Min Max

lndpk | 1995 - 1997 12 17.120 1.435 15.051 19.179

| 1998 - 2005 32 17.980 0.902 16.238 19.179

| 2006 - 2010 20 18.669 0.894 16.888 19.623

DPK2AST | 1995 - 1997 12 0.605 0.137 0.361 0.738

| 1998 - 2005 32 0.823 0.212 0.631 1.484

| 2006 - 2010 20 0.765 0.062 0.659 0.837

DPK (Rp Jt) | 1995 - 1997 12 66,700,000 89,100,000 3,439,432 213,000,000

| 1998 - 2005 32 88,800,000 62,200,000 11,300,000 213,000,000

| 2006 - 2010 20 170,000,000 101,000,000 21,600,000 333,000,000

lndpk | 1995 - 1997 189 12.196 1.567 8.661 17.602

| 1998 - 2005 504 13.244 1.915 9.094 18.696

| 2006 - 2010 315 14.211 2.156 5.050 19.441

DPK2AST | 1995 - 1997 189 0.721 0.131 0.228 0.904

| 1998 - 2005 504 0.794 0.136 0.121 1.919

| 2006 - 2010 315 0.752 0.173 0.001 1.259

DPK (Rp Jt) | 1995 - 1997 189 1,318,437 4,786,739 5,775 44,100,000

| 1998 - 2005 504 4,443,482 14,300,000 8,902 132,000,000

| 2006 - 2010 315 11,200,000 31,100,000 156 278,000,000

lndpk | 1995 - 1997 78 12.244 0.939 10.436 14.179

| 1998 - 2005 208 13.595 1.198 10.465 16.260

| 2006 - 2010 130 15.120 0.978 13.153 17.280

DPK2AST | 1995 - 1997 78 0.763 0.125 0.168 0.907

| 1998 - 2005 208 0.774 0.097 0.168 0.962

| 2006 - 2010 130 0.762 0.093 0.524 0.926

DPK (Rp Jt) | 1995 - 1997 78 327,424 347,353 34,068 1,437,976

| 1998 - 2005 208 1,565,084 1,997,701 35,057 11,500,000

| 2006 - 2010 130 5,690,097 5,261,566 515,537 32,000,000

lndpk | 1995 - 1997 78 12.912 1.336 9.976 15.890

| 1998 - 2005 208 13.993 1.564 7.315 17.073

| 2006 - 2010 130 15.038 1.368 11.348 17.438

DPK2AST | 1995 - 1997 78 0.454 0.249 0.065 0.896

| 1998 - 2005 208 0.585 0.195 0.032 1.016

| 2006 - 2010 130 0.569 0.185 0.046 0.919

DPK (Rp Jt) | 1995 - 1997 78 914,665.800 1,307,284.000 21,498.000 7,963,295.000

| 1998 - 2005 208 3,174,583.000 4,670,635.000 1,503.000 26,000,000.000

| 2006 - 2010 130 7,212,395 8,532,929 84,798 37,400,000

4. ASING +

CAMPURAN

1. BUMN

2. BUSN

3. BPD

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 125: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

111 Universitas Indonesia

Lampiran 2:

Ringkasan Data Statistik Per Jenis Bank dan Per Periode Pengamatan

1995 sd. 2010 (lanjutan)

B. Risk Taking Bank Per Periode Pengamatan

Jenis Bank Variable | Observasi Mean Std. Dev Min Max

Loan | 1995 - 1997 12 42,800,000 40,400,000 6,222,202 108,000,000

| 1998 - 2005 32 43,000,000 27,000,000 7,262,156 108,000,000

| 2006 - 2010 20 1.17E+08 6.97E+07 1.81E+07 2.47E+08

Loan to Asset | 1995 - 1997 12 0.643 0.175 0.373 0.824

| 1998 - 2005 32 0.479 0.277 0.168 1.253

| 2006 - 2010 20 0.561 0.093 0.395 0.713

Equity to Asset | 1995 - 1997 12 0.074 0.023 0.045 0.119

| 1998 - 2005 32 (0.084) 0.355 (1.294) 0.116

| 2006 - 2010 20 0.077 0.029 0.000 0.109

Loan | 1995 - 1997 189 1,254,283 4,460,992 6,765 40,400,000

| 1998 - 2005 504 2,144,801 5,763,882 2,070 54,200,000

| 2006 - 2010 315 7,756,518 19,100,000 1,229 154,000,000

Loan to Asset | 1995 - 1997 189 0.653 0.150 0.130 0.902

| 1998 - 2005 504 0.488 0.220 0.027 1.397

| 2006 - 2010 315 0.574 0.181 0.014 1.129

Equity to Asset | 1995 - 1997 189 0.135 0.158 (1.313) 0.758

| 1998 - 2005 504 0.129 0.122 (1.275) 0.800

| 2006 - 2010 315 0.181 0.157 (0.275) 0.940

Loan | 1995 - 1997 78 303,188 529,264 12,988 4,124,182

| 1998 - 2005 208 856,179 1,349,250 14,431 10,100,000

| 2006 - 2010 130 3,724,655 3,832,354 209,191 23,700,000

Loan to Asset | 1995 - 1997 78 0.568 0.139 0.262 0.845

| 1998 - 2005 208 0.404 0.152 0.095 0.899

| 2006 - 2010 130 0.528 0.170 0.147 0.893

Equity to Asset | 1995 - 1997 78 0.095 0.047 (0.047) 0.235

| 1998 - 2005 208 0.096 0.038 0.023 0.218

| 2006 - 2010 130 0.108 0.033 0.057 0.222

Loan | 1995 - 1997 78 1,013,263 827,821 43,094 3,981,475

| 1998 - 2005 208 2,425,830 2,833,955 2,645 14,800,000

| 2006 - 2010 130 6,626,882 7,284,273 16,350 28,400,000

Loan to Asset | 1995 - 1997 78 0.683 0.174 0.200 0.939

| 1998 - 2005 208 0.604 0.378 0.006 3.557

| 2006 - 2010 130 0.540 0.196 0.033 0.899

Equity to Asset | 1995 - 1997 78 0.093 0.190 (0.790) 0.656

| 1998 - 2005 208 0.146 0.144 (0.307) 0.990

| 2006 - 2010 130 0.186 0.145 (0.009) 0.766

2. BUSN

3. BPD

4. ASING +

CAMPURAN

1. BUMN

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 126: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

112 Universitas Indonesia

Lampiran 3:

Hasil Pengujian Normalitas Variabel Yang Digunakan Dalam Regresi

Variable Pr

(Skewness) Pr

(Kurtosis) adj

chi2(2) Prob>chi2

LogDPK 0.000 0.627 26.350 0.000

Deposit to Total Asset Ratio 0,0000 0,0000 - 0,0000

Equity to Total Asset Ratio 0,0000 0,0000 - 0,0000

Loan to Total Asset Ratio 0,0000 0,0000 - 0,0000

State Controlled Var 0,0000 0,0000 - -

Days in DIS 0,0000 0,0000 - 0,0000

State Controlled&Days in DIS 0,0000 0,0000 - 0,0000

Regional Controlled 0.000 0.193 . 0.000

Regional Controlled&Days in DIS

0.000 0.000 . .

Private Bank 0.036 . . .

Private Bank&Days in DIS 0,0000 0,0000 - 0,0000

Foreign Controlled Bank 0.000 0.193 . 0.000

Foreign Contr. Bank&Days in

DIS 0,0000 0,0000 - 0,0000

Availability of DIS 0,0000 0,0000 - 0,0000

Availability of Limit 0,0000 0,0000 - -

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 127: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

113 Universitas Indonesia

Lampiran 4:

Variabel Yang Digunakan Dalam Model Regresi

Variable Definisi Sumber

LogDPK Logaritma dari total dana pihak

ketiga bank umum yang

dikelompokkan per jenis bank umum

Publikasi Bank Indonesia

tentang laporan tahunan

keuangan bank umum (1995-2010)

Deposit to Total Asset

Ratio Rasio antara jumlah dana pihak

ketiga terhadap total aset bank umum per tahun

Publikasi Bank Indonesia

tentang laporan tahunan keuangan bank umum

(1995-2010) Equity to Total Asset

Ratio Rasio antara modal terhadap

total aset bank umum per tahun Publikasi Bank Indonesia

tentang laporan tahunan keuangan bank umum

(1995-2010) Loan to Total Asset

Ratio Rasio antara kredit yang

disalurkan terhadap total aset bank umum per tahun

Publikasi Bank Indonesia

tentang laporan tahunan keuangan bank umum

(1995-2010) State Controlled Var Dummy variable dimana 1

untuk bank BUMN dan 0 untuk

bank non BUMN

Laporan Tahunan Bank Indonesia (2010)

Days in DIS Jumlah hari kepesertaan bank

umum dalam LPS Laporan Tahunan Bank

Indonesia (2010) Regional Controlled Dummy variable dimana 1

untuk bank BPD dan 0 untuk

bank non BPD

Laporan Tahunan Bank

Indonesia (2010)

Private Bank Dummy variable dimana 1 untuk bank umum swasta

nasional dan 0 untuk bank

bukan bank umum swasta nasional

Laporan Tahunan Bank Indonesia (2010)

Foreign Controlled

Bank Dummy variable dimana 1

untuk asing dan campuran dan

0 untuk bank umum lainnya

Laporan Tahunan Bank

Indonesia (2010)

Availability of DIS Dummy variable dimana 1

periode ada sistem penjaminan

simpanan dan 0 untuk periode

tanpa penjaminan simpanan

Laporan Keuangan

Tahunan Lembaga

Penjaminan Simpanan

Availability of Limit Dummy variable dimana 1

periode ada limit penjaminan

simpanan dan 0 untuk periode tanpa limit penjaminan

simpanan

Laporan Keuangan

Tahunan Lembaga

Penjaminan Simpanan

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 128: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

114 Universitas Indonesia

Lampiran 5:

Perkembangan Pangsa Pasar Per Kelompok Bank Umum Periode 1995-2010

A. Berdasarkan Deposit Bank Umum

TAHUN RATA-RATA PANGSA DPK

BUMN BPD BUSN ASING

1995 0.75 0.02 0.18 0.05

1996 0.69 0.02 0.23 0.06

1997 0.66 0.02 0.24 0.08

1998 0.63 0.02 0.27 0.09

1999 0.49 0.03 0.37 0.11

2000 0.49 0.03 0.35 0.13

2001 0.49 0.05 0.35 0.11

2002 0.48 0.06 0.37 0.10

2003 0.45 0.06 0.39 0.10

2004 0.42 0.07 0.41 0.11

2005 0.40 0.08 0.40 0.12

2006 0.39 0.11 0.40 0.10

2007 0.39 0.09 0.41 0.12

2008 0.39 0.08 0.40 0.12

2009 0.41 0.08 0.41 0.11

2010 0.39 0.08 0.43 0.10

B. Berdasarkan Kredit Yang Disalurkan Bank Umum

TAHUN MARKET SHARE KREDIT PER KELOMPOK BANK UMUM

BUMN BU-BPD BUSN BU-ASING

1995 66.1% 2.4% 22.3% 9.2%

1996 61.4% 2.7% 27.3% 8.6%

1997 55.2% 3.1% 31.8% 9.8%

1998 54.7% 3.2% 30.3% 11.9%

1999 54.8% 3.2% 21.7% 20.3%

2000 40.0% 3.7% 30.0% 26.2%

2001 41.7% 5.2% 30.9% 22.2%

2002 43.5% 6.2% 34.8% 15.6%

2003 42.4% 7.0% 37.4% 13.2%

2004 42.0% 7.1% 37.7% 13.2%

2005 38.7% 6.9% 39.7% 14.8%

2006 37.8% 7.4% 39.6% 15.1%

2007 25.1% 5.1% 59.1% 10.8%

2008 36.4% 7.6% 40.1% 15.9%

2009 40.0% 8.4% 38.6% 13.0%

2010 39.3% 8.3% 40.1% 12.4%

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 129: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

115 Universitas Indonesia

Lampiran 6:

Perkembangan Jumlah Bank Per Kelompok Bank Umum Periode 1995-2010

Sumber : Direktori Perbankan Indonesia

TAHUN BUMN BPD BUSNASING&

CAMPURANTOTAL

1995 7 27 164 41 239

1996 7 27 164 41 239

1997 7 27 144 44 222

1998 7 27 93 41 168

1999 4 26 91 41 162

2000 5 26 81 38 150

2001 5 26 80 34 145

2002 5 26 76 30 137

2003 5 26 75 31 137

2004 5 26 71 30 132

2005 5 26 71 29 131

2006 5 26 71 28 130

2007 5 26 64 27 122

2008 5 26 63 27 121

2009 5 26 64 27 122

2010 4 26 64 27 121

239

0

100

200

300

400

500

1995

Jum

lah

Ba

nk

(un

it)

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 130: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

116 Universitas Indonesia

Lampiran 7

Perkembangan Jumlah Bank Peserta LPS Periode 2005 sd. 2010

A. Perkembangan Jumlah Bank Peserta LPS

No. Uraian 2005 2006 2007 2008 2009 2010

1 Bank Umum 131 130 127 119 115 111

2 Bank Umum Syariah - - 3 5 6 11

3 BPR 1.980 1.914 1.814 1.792 1.768 1.720

4 BPRS 94 102 110 131 136 148

Total 2.205 2.146 2.054 2.047 2.025 1.990

Sumber : Laporan Keuangan Tahunan LPS 2010

B. Pergerakan Jumlah Bank Dalam Pengawasan Khusus Periode 2007 -

2010

Uraian 2007 2008 2009 2010

Jumlah Bank DPK Awal Tahun 34 21 25 21

Jumlah Bank DPK selama Tahun Berjalan 81 46 51 33

Total 115 67 76 54

Jumlah Bank Dikeluarkan DPK -89 -38 -49 -20

Selisih 26 29 27 34

Bank Dicabut Izin Usaha -5 -4 -6 -10

Jumlah Bank DPK Akhir Tahun 21 25 21 24

Sumber : Laporan Keuangan Tahunan LPS 2010

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 131: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

117 Universitas Indonesia

Lampiran 8

Rincian Nominal Penerbitan Obligasi Pemerintah Untuk Program

Rekapitalisasi Bank Umum (Posisi 31 Desember 2001)

Kelompok Bank Jumlah

Bank

Nominal Obligasi (Rp Triliun) Total (Rp

Triliun) Fixed Rate Variable

Rate

Hedge

Bond

Perbankan

1. Bank Umum BUMN 4 123,2 112,2 28,5 263,9

2. BTO 4 28,9 74,3 0 103,1

3. Bank Rekap 7 4,0 12,5 11,9 28,4

4. BPD 12 0,4 0,8 0 1,2

5. Non Rekap 0 6,7 18,0 0 24,8

Sub Registry 0 11,3 1,7 0 13,0

Departemen

Keuangan 0 0,9 0 0 0,9

Total 27 175,5 219,5 40,4 435,3 Sumber : Bank Indonesia, PPSK (2003)

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 132: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

118 Universitas Indonesia

Lampiran 9

Detail Hasil Regresi Pengaruh DIS Terhadap Tingkat Deposit Bank Umum

Periode 1995-2010

A. Menggunakan Ukuran Logaritma DPK

Variabel Full Sample 1995-1997 1998-2005 2006-2010

p-value coef p-value coef p-value coef p-value Coef

Statecontrolled Bank 0.009 -0.070 0.001 -0.194 dropped Dropped

Daysindis 0.000 -0.001 dropped 0.589 -0.001 -0.002 -0.001

State controlled & days in

DIS 0.080 0.000 dropped 0.479 -0.001 0.000 0.000

Nat.Private Bank 0.801 0.003 0.247 -0.025 0.088 0.045 -0.207 0.032

Regional controlled&days

in DIS 0.833 0.000 dropped 0.896 0.000 0.000 0.000

Foreign controlled 0.000 -0.201 dropped -0.3241 -0.130 -0.370 -0.133

Foreign controlled & days

in DIS 0.097 0.000 dropped 0.874 0.000 0.000 0.000

availability of DIS 0.000 0.053 dropped dropped dropped

availability of Limit 0.161 0.023 dropped dropped dropped

Bank size 0.000 1.029 0.000 1.041 0.000 1.030 0.949 1.004

Bank size x days in DIS 0.000 0.000 dropped 0.593 0.000 0.000 0.000

Constanta 0.000 -0.498 0.001 -0.590 0.000 -0.510 -0.968 -0.156

p value 0.000 0.000 0.000 0.000

R square 0.970 0.949 0.979 0.951

Sumber : hasil estimasi penulis

B. Menggunakan Ukuran Komposisi DPK Terhadap Aset

Variabel Full Sample 1995-1997 1998-2005 2006-2010

p-value coef p-value coef p-value coef p-value coef

Statecontrolled Bank 0.008 -0.069 0.000 -0.238 dropped dropped

Daysindis 0.000 -0.001 dropped 0.312 -0.002 0.000 -0.001

State controlled & days in DIS

0.041 0.000 dropped 0.180 -0.001 0.314 0.000

Nat.Private Bank 0.661 0.004 0.053 -0.042 0.521 0.021 0.435 0.072

Regional controlled & days in DIS

0.274 0.000 dropped 0.931 0.000 0.183 0.000

Foreign controlled 0.000 -0.236 0.000 -0.331 0.000 -0.201 0.076 -0.163

Foreign controlled & days in DIS

0.335 0.000 dropped 0.532 0.000 0.740 0.000

availability of DIS 0.000 0.065 dropped dropped dropped

availability of Limit 0.625 0.008 dropped dropped dropped

Bank size 0.000 0.030 0.018 0.036 0.000 0.029 0.190 0.028

Bank size x days in DIS

0.000 0.000 dropped 0.312 0.000 0.001 0.000

Constanta 0.000 0.368 0.046 0.350 0.000 0.428 0.212 0.391

p value 0.000 0.000 0.000 0.000

R square 0.314 0.326 0.271 0.338

Sumber : hasil estimasi penulis

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 133: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

119 Universitas Indonesia

Lampiran 10

Detail Hasil Regresi Pengaruh DIS Terhadap Komposisi Modal Terhadap

Aset Dan Komposisi Kredit Terhadap Aset Bank Umum Periode 1995-2010

A. Dampak DIS Terhadap Komposisi Modal Terhadap Aset Bank Umum

Variabel Full Sample 1995-1997 1998-2005 2006-2010

p-value coef p-value coef p-value coef p-value coef

Statecontrolled Bank 0.995 0.000 0.000 0.238 dropped dropped

Daysindis 0.000 0.000 dropped 0.871 0.000 0.412 0.000

State controlled &

days in DIS 0.002 0.000 dropped 0.022 0.002 0.550 0.000

Nat.Private Bank 0.001 0.029 0.022 0.040 0.000 0.131 0.049 -0.142

Regional controlled & days in DIS

0.783 0.000 dropped 0.650 0.000 0.834 0.000

Foreign controlled 0.000 0.058 0.003 0.067 0.000 0.171 0.019 -0.167

Foreign controlled & days in DIS

0.011 0.000 dropped 0.676 0.000 0.003 0.000

availability of DIS 0.000 0.031 dropped dropped dropped

availability of Limit 0.001 0.046 dropped dropped dropped

Bank size 0.000 -0.066 0.000 -0.117 0.000 -0.050 0.000 -0.123

Bank size x days in DIS

0.000 0.000 dropped 0.964 0.000 0.376 0.000

Constanta 0.000 0.858 0.000 1.432 0.000 0.592 0.000 1.821

p value 0.000 0.000 0.000 0.000

Adj R square 0.220 0.216 0.166 0.359

Sumber : hasil estimasi penulis

* Tingkat signifikan 5%.

Keterangan :

• Model regresi yang digunakan adalah random effect model.

• Nilai R2 = 0,22 (full sample)

• F-test menunjukkan koefisien regresi secara bersama-sama memiliki nilai

yang signifikan berbeda dari nol.

• t-test menunjukkan bahwa pada tingkat signifikansi 5%, variabel availability

of DIS mempengaruhi equity to asset ratio bank umum.

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 134: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

120 Universitas Indonesia

Lampiran 10

Detail Hasil Regresi Pengaruh DIS Terhadap Komposisi Modal Terhadap

Aset Dan Komposisi Kredit Terhadap Aset Bank Umum Periode 1995-2010

(lanjutan)

B. Dampak DIS Terhadap Komposisi Kredit Terhadap Aset Bank Umum

Variabel Full Sample 1995-1997 1998-2005 2006-2010

p-value coef p-value Coef p-value coef p-value coef

Statecontrolled Bank 0,040 0,077 0,595 -0,030 dropped dropped

Daysindis 0,073 0,000 Dropped 0,935 0,000 0,407 0,000

State controlled & days in

DIS 0,578 0,000 Dropped 0,402 -0,001 0,406 0,000

Nat.Private Bank 0,000 0,097 0,000 0,084 0,542 -0,034 0,147 0.112

Regional controlled &

days in DIS 0,005 0,000 Dropped 0,267 -0,001 0,000 0,000

Foreign controlled 0,000 0,183 0,001 0,087 0,039 0,113 0,231 0.111

Foreign controlled & days

in DIS 0,000 0,000 Dropped 0,002 -0,002 0,641 0,000

availability of DIS 0,000 -0,147 dropped dropped dropped

availability of Limit 0,186 0,031 dropped dropped dropped

Bank size 0,893 0,001 0,001 0,047 0,243 -0,015 0,541 0,026

Bank size x days in DIS 0,043 0,000 dropped 0,715 0.000 0,459 0,000

Constanta 0,000 0,533 0,870 0,027 0,000 0,682 0,527 0,381

p value 0,000 0,000 0,000 0,000

Adj R square 0,112 0,092 0,063 0,084

Sumber : hasil estimasi penulis

Keterangan :

* Tingkat signifikan 5%

** Model regresi yang digunakan adalah random effect model.

Nilai R2 = 0,112 (full sample)

F-test menunjukkan koefisien regresi secara bersama-sama memiliki nilai

yang signifikan berbeda dari nol.

t-test menunjukkan bahwa pada tingkat signifikansi 5%, variabel availability

of DIS mempengaruhi proporsi kredit terhadap aset bank.

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 135: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

121 Universitas Indonesia

Lampiran 11

Detail Posisi Kredit Yang Disalurkan Bank Umum Dalam Rupiah Dan Valuta Asing Periode 1995-2010

Bank Tahun

Kredit Rp Kredit Valas Penghapusan Kredit

Dlm Rp Juta Perubahan

(%)

Komposisi terhadap total

kredit (%) Dlm Rp Juta

Perubahan (%)

Komposisi terhadap

total kredit (%)

Dlm Rp Juta

Komposisi terhadap

total kredit (%)

MANDIRI 1999 26.047.227 - 59,52% 17.716.163 - 40,48% 22.113.091 37,79%

BNI

1996 15.619.393 - 68,33% 7.240.120 31,67% 468.321 0,80% 1997 21.194.371 35,69% 53,41% 18.484.701 155,31% 46,59% 1.149.860 1,97% 1998 35.812.083 68,97% 58,59% 25.312.358 36,94% 41,41% 32.067.239 54,81% 1999 21.199.738 -40,80% 54,93% 17.392.395 -31,29% 45,07% 18.893.229 32,29%

BRI

1996 22.607.605 - 85,14% 3.946.221 - 14,86% 731.966 1,25% 1997 24.172.279 6,92% 77,42% 7.050.766 78,67% 22,58% 872.880 1,49% 1998 33.878.873 40,16% 79,51% 8.730.467 23,82% 20,49% 22.040.559 37,67% 1999 22.431.202 -33,79% 85,84% 3.701.142 -57,61% 14,16% 4.719.670 8,07%

BTN

1996 8.830.063 - 97,08% 265.167 - 2,92% 106.796 0,18% 1997 11.768.345 33,28% 93,00% 885.410 233,91% 7,00% 155.628 0,27% 1998 12.008.029 2,04% 87,88% 1.656.685 87,11% 12,12% 5.111.926 8,74% 1999 7.262.156 -39,52% 100,00% - -100,00% 0,00% 296.933 0,51%

Agregat BU-BUMN

1996 47.057.061 - 80,43% 11.451.508 19,57% 1.307.083 2,23% 1997 57.134.995 21,42% 68,38% 26.420.877 130,72% 31,62% 2.178.368 2,61% 1998 81.698.985 42,99% 69,59% 35.699.510 35,12% 30,41% 59.219.724 50,44% 1999 76.940.323 -5,82% 66,47% 38.809.700 8,71% 33,53% 46.022.923 39,76%

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 136: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

122 Universitas Indonesia

Lampiran 12

Perbandingan Kondisi Perbankan Di Rusia, Canada, dan Asia

A. Posisi Modal Terhadap Aset Perbankan (capital to asset ratio) Di

Indonesia, Rusia, Canada, dan Singapore (2001-2009)

Sumber : http://data.worldbank.org/indicator/FB.BNK.CAPA.ZS/countries, tgl : 19 Desember

2011 pk. 08.00 wib (telah diolah kembali)

B. Posisi Kredit Yang Disalurkan Perbankan Di Indonesia, Rusia, Canada,

dan Singapore (1995-2010)

Sumber : http://data.worldbank.org/indicator/FB.BNK.CAPA.ZS/countries, tgl : 19 Desember

2011 pk. 08.00 wib (telah diolah kembali)

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012

Page 137: DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298214-T29966-Maulisa Yanti... · UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK SISTEM PENJAMINAN SIMPANAN TERHADAP TINGKAT

123 Universitas Indonesia

Lampiran 12

Perbandingan Kondisi Perbankan Di Rusia, Canada, dan Asia (lanjutan)

C. Posisi NPL Perbankan Di Indonesia, Rusia, Canada, dan Singapore (2001-2009)

Sumber : http://data.worldbank.org/indicator/FB.BNK.CAPA.ZS/countries, tgl : 19 Desember 2011 pk. 08.00

wib (telah diolah kembali)

Dampak sistem..., Maulisa Yanti Nasution, FE UI, 2012