128

repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat
Page 2: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat
Page 3: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat
Page 4: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat
Page 5: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat
Page 6: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat
Page 7: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat
Page 8: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat
Page 9: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

1Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

1.1. Bahan Pangan Hasil Pertanian

Umumnya bahan makanan bersifat mudah rusak (perishable).Buah-buahan dan sayuran setelah dipanen akan mengalamiperubahan-perubahan fisiologis yang disertai perubahan fisik,kimia dan mikrobiologi. Kerusakan pangan tersebut merupakanakibat perubahan-perubahan fisiologis tersebut. Prosespematangan alamiah pada buah dan sayuran akibat respirasi yangterus berlanjut setelah pemetikan saat panen. Pematangan terusberlangsung hingga bahan pangan menjadi layu dan tidak dapatdimakan.

Sewaktu berespirasi (bernapas), bahan makanan menyerapoksigen dan mengeluarkan karbondioksida. Buah dan sayuranmenjadi masak sewaktu sel bernapas. Proses ini membutuhkanoksigen. Bahan makanan itu menjadi layu jika terus mengambiloksigen meskipun sudah masak. Maka, jika kadar oksigen rendah,proses respirasi berkurang dan memperlambat prosespematangan. Penyebab lain kerusakan bahan adalah akibatmikroorganisme semacam bakteri, jamur dan cendawan.Mikroorganisme itu dapat menyerang makanan danmenyebabkan pembusukan. Proses ini dapat terjadi pada segalajenis makanan. Selama ribuan tahun, ilmuwan dan juru masaktelah mengembangkan sejumlah cara pengawetan gunamencegah proses kerusakan bahan pangan tersebut.

Pendahuluan

I

Page 10: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

2 Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

Mikroorganisme yang membusukkan makanan hanyatumbuh dalam keadaan tertentu, antara lain adanya oksigen(aerobik), kelembaban dan suhu. Karena itu diperlukan cara untukmengancurkan mikroorganisme tersebut. Menyimpan makananpada suhu rendah (pada lemari es atau lemari beku) ataumensterilkannya dengan pemanasan akan menundapembusukan. Metode pengawetan lain, yaitu dengan kemasanhampa udara atau penyimpanan dengan sejumlah karbondioksidadapat mengurangi persentuhan bahan makanan itu denganoksigen. Dengan demikian mengurangi kecepatan pelayuan danpertumbuhan bakteri. Teknik lain ialah pengeringan makanan danpengawetan dengan garam atau gula.

Sebagian besar bahan pangan merupakan hasil pertanian.Hasil pertanian dapat berupa produk pangan maupun non pangan.Hasil pertanian, dapat berupa :

1. Tanaman pangan, seperti umbi-umbian dan serealia2. Hasil ternak, seperti daging sapi dan ayam3. Hasil perikanan, seperti jenis-jenis ikan dan udang

Hasil pertanian merupakan bahan yang bersifat biologis, yangmudah rusak dan busuk. Bahan ini merupakan bahan biologis yangdipengaruhi oleh lingkungan. Lingkungan disekitar bahan penganini merupakan faktor intrinsic yang sangat mempengaruhi kondisibahan pangan setelah panen. Berdasarkan sifat mudah rusak ini,maka bahan pangan perlu dilakukan penanganan pasca panenatau pengolahan dengan metode tertentu sehingga bahan pangantersebut lebih tahan lama dan mempunyai nilai tambah baiksecara social maupun secara ekonomi.

Bahan pangan hasil pertanian, sekarang ini, merupakan hasildari domestikasi dari komoditi hasil pertanian yang dilakukansecara bertahap, yang kemudian diikuti juga denganperkembangan ilmu pemuliaan tanaman, misalnya buah tomatyang dijumpai sekarang berbeda dengan buah tomat jaman duluyang hanya terdiri dari satu jenis tomat, sedangkan sekarang adatomat jenis cherry dan tomat jenis besar yang kandungan

Page 11: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

3Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

vitaminnya lebih banyak dan dapat diatur. Ada pula jenis buahsemangka tanpa biji, yang merupakan hasil pemuliaan tanamandan dapat memenuhi permintaan konsumen yang membutuhkankepraktisan.

Masing-masing komoditi hasil pertanian, mempunyai daerahasal (center of origin) pertama kali tanaman tersebut tumbuh atauditemukan, misalnya jagung yang berasal dari Mexico. Tahap-tahap perkembangan ilmu pengolahan dan teknologi pemuliaantanaman adalah sebagai berikut :

Food gathering

Food preservation

Ilmu hibridisasi

(GMO = Genetically Modified Organism)

end use tertentu (kuantitas atau kualitas sesuai kebutuhan)

1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bahan Pangan HasilPertanian

Bahan pangan hasil pertanian merupakan bahan biologisyang dipengaruhi oleh lingkungan. Selain itu, juga dipengaruhioleh faktor-faktor lainnya yang berasal dari bahan pangan itusendiri.

Faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu :1. Faktor ekstrinsik

Lingkungan merupakan faktor ekstrinsik yang sangatberpengaruh terhadap kualitas bahan pangan hasil pertanian,sehingga hasil pertanian mempunyai sifat mudah rusak(perishable). Faktor ini antara lain yaitu O2, RH, suhu, mikrobadan insekta

Page 12: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

4 Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

2. Faktor intrinsik

Faktor ini merupakan faktor yang berasal dari dalam hasilpertanian itu sendiri yaitu komponen-komponen dalambahan pangan seperti kandungan air. Adanya air bahanpangan dapat mempengaruhi terjadinya reaksi enzimatis danenzim yang ada dapat memecah komponen bahan pangansehingga berpengaruh terhadap kualitasnya.

Teknologi pengolahan bahan pangan tidak akan mampumemperbaharuhi kualitas bahan baku, sehingga banyakdilakukan rekayasa pada bahan baku tersebut, misalnyajagung mempunyai kandungan lisin yang rendah, padahal lisinmerupakan salah satu asam amino yang sangat dibutuhkantubuh sehingga dilakukan rekayasa untuk meningkatkankandungan lisinnya.

Tiga tingkatan perishable foods, yaitu :

1. Highly perishableBahan pangan yang termasuk tipe ini mempunyai sifat

sangat mudah rusak, daya tahannya hanya 1-2 hari, kadarair tinggi, kandungan enzim tinggi, kadar protein tinggi.Contohnya adalah asparagus dan kecambah

2. Moderately perishable

Bahan pangan yang termasuk tipe ini mempunyai sifattidak terlalu mudah mengalami kerusakan karena meskipunkadar airnya masih tinggi tetapi kandungan enzimnya tidakterlalu banyak, sehingga daya tahannya mencapai 1-2minggu. Contohnya adalah jenis buah-buahan sepertimangga

3. Slightly perishableBahan pangan jenis ini tidak mudah rusak karena kadar

enzim dan airnya yang rendah, sehingga daya tahannya biasmencapai 1-2 bulan.

Page 13: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

5Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

Istilah hasil pertanian sering diidentikkan dengan bahanpangan. Hal ini disebabkan oleh persamaan keduanya yangmerupakan bahan biologis, yang berarti bahan ini merupakanbahan hidup dan khususnya tanaman pangan masih melakukanmetabolisme.

Metabolisme dibagi dua yaitu :

1. Anabolisme

Suatu kegiatan yang menghasilkan sintesa-sintesa barudan yang menghasilkan enzim. Yang bersifat dominant dalamtahap ini adalah kondisi pra panen atau sebelum panen

2. KatabolismeSuatu kegiatan perombakan-perombakan yang makin

lama hasil yang dirombak makin habis. Yang paling dominanpada tahap ini adalah kondisi pasca panen. Kehidupan pascapanen khususnya tanaman, sangat tergantung pada suplaikomponen yang masih ada pada bahan tersebut.

Dalam bahan pangan, ada dua istilah penting yaitu :

1. Pengawetan (preservation)Bertujuan untuk memperpanjang daya simpan, misalnya

proses pengeringan bahan pangan sehingga dapatmenurunkan kadar airnya

2. Pengolahan (processing)

Bertujuan untuk meningkatkan daya guna dan dayasimpan bahan pangan, sehingga dikenal adanya PohonIndustri, yaitu suatu skema atau diagram alir dari satu bahanpangan dapat dihasilkan bermacam-macam produk yangmungkin dihasilkan, misalnya dari jagung dapat dihasilkanpati, gula jagung, permen jagung. Semakin bahan pangan itudiolah, maka akan semakin tinggi nilai tambahnya.

Page 14: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

6 Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

2.1. Jenis Kerusakan Bahan Pangan Hasil Pertanian

Bahan pangan terutama hasil pertanian, selama prosespendistribusian ke konsumen, dapat mengalami kerusakan.Kerusakan yang terjadi sebagian besar disebabkan penangananyang salah baik karena proses alamiah maupun tindakan manusia.Kerusakan bahan pangan ini berkisar 30 - 40%, sehingga untukmengurangi terjadinya kerusakan ini diperlukan teknologi tepatguna. Kerusakan pada bahan pangan hasil pertanian, antara lainyaitu :

1. Kerusakan fisiologis

Suatu kerusakan yang disebabkan oleh reaksi fisiologisdalam bahan pangan itu sendiri, misalnya karena kadar airyang tinggi, enzim yang ada dan suhu penyimpanan

2. Kerusakan mikrobiologis

Suatu kerusakan yang disebabkan oleh adanya mikrobiayang dapat merombak komponen dalam bahan pangan ataumenghasilkan suatu metabolit, yang dapat mengubahkomposisi kimia dalam bahan pangan tersebut, misalnya jenisbakteri, ragi dan jamur. Makin tinggi kadar air bahan pangandapat menjadi faktor yang dapat mendorong pertumbuhanjenis mikrobia tersebut.

II

Kerusakan Bahan Pangan HasilPertanian

Page 15: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

7Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

3. Kerusakan karena faktor mekanis

Kerusakan ini akan mendorong sel-sel pada hasilpertanian menjadi pecah, sehingga mengakibatkan terjadinyaretak dan memar serta kondisi ini akan mendorong masuknyamikrobia kedalam bahan tersebut sehingga akan menambahtingkat kerusakan yang terjadi.

4. Kerusakan fisis

Kerusakan ini disebabkan oleh kondisi lingkungan sekitarbahan pangan, misalnya pengaruh suhu lingkungan dankelembaban

5. Kerusakan kimia

Kerusakan ini juga disebabkan oleh pengaruh lingkungandi sekitar bahan pangan, namun kerusakan ini mengarahkepada berubahnya komponen kimia yang ada dalam bahanakibat terjadinya reaksi kimia. Akibat adanya reaksi kimia ini,perubahan yang terjadi dapat terlihat dari luar bahan panganmaupun tidak nampak jika tidak dilakukan analiusa kimiaterhadap bahan tersebut, misalnya berkurangnya vitamin Cakibat masuknya oksigen kedalam buah.

6. Kerusakan biologis

Kerusakan ini sebagian besar disebabkan oleh serangga,ulat dan tikus

7. Kerusakan karena proses

Kerusakan ini disebabkan oleh berbagai kesalahan yangterjadi selama proses pengolahan bahan pangan, misalnyapada pembuatan makanan dalam kaleng, terjadi kerusakantermometer atau terjadi kesalahan dalam perhitungan suhu,maka akan terjadi loss gizi dan tekstur produk menjadi lembekatau bahkan hancur

Berdasarkan jenis-jenis kerusakan tersebut, dapatdikelompokkan pengaruh jenis kerusakannya menjadi dua macamyaitu :

Page 16: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

8 Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

1. Kerusakan yang berasal dari luar, misalnya karena mikroba,suhu, cahaya, RH.

2. Kerusakan yang berasal dari dalam, misalnya enzim dankomponen alami dalam bahan pangan.

Penerapan teknologi dalam pengolahan bahan pangan hasilpertanian, harus memperhatikan komponen bahan bakunya.Teknologi yang dimaksud adalah gabungan antara ilmu danketeknikan yang diterapkan secara tepat guna dalam suatu sistem.Sedangkan dalam pengolahan hasil pertanian, yang dimaksuddengan teknologi pengolahannya adalah gabungan antara ilmudan keteknikan yang diterapkan secara tepat guna dalam suatusistem penanganan dan pengolahan bahan pangan hasilpertanian. Penerapan teknologinya harus tepat guna secara teknisdan sesuai dengan kondisi sosial budaya yang ada. Dampak positifadanya teknologi ini yaitu :

1. Meningkatkan daya simpan dan daya awet bahan pangan2. Meningkatkan ketersediaan bahan pangan3. Meningkatkan nilai tambah bahan pangan, dalam bentuk

ekonomis dan sosial misalnya penciptaan lapangan kerjabaru

4. Mendorong terbentuknya industri non hasil pertanian,misalnya dalam pengolahan ubi kayu menjadi produk gulacair, yang pengemasan gula cair ini membutuhkanpenanganan khusus seperti kemasan plastik tertentu,sehingga dari pengolahan ini diperlukan industri lain yangmampu mengolah plastik yang cocok untuk mengemasgula cair tersebut.

Dampak negatif dari penerapan teknologi jika teknologi yangdigunakan tidak tepat guna yaitu :

1. Munculnya pencemaran lingkungan, misalnyapencemaran karena limbah industri mengandung logamberat dan penggunaan bahan kimia tertentu yang sulituntuk diuraikan oleh proses alamiah lingkungan.

Page 17: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

9Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

2. Munculnya penyalahgunaan teknologi, sepertipenggunaan bahan pewarna dan pengawet makanan yangtidak food grade atau menyalahi aturan badan pengawaskesehatan dan keamanan makanan misalnya borax,formalin dan bahan pewarna tekstil.

3. Munculnya gejolak sosial yang ada akibat adanyapenggunaan teknologi dan mesin-mesin pengolahansehingga meningkatkan efisiensi proses pengolahannamun dengan adanya hal ini justru akan menurunkanjumlah tenaga kerja yang terserap dalam industri.

2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Resiko Kerusakan BahanPangan

Faktor-faktor yang mempengaruhi resiko kerusakan bahanpangan hasil pertanian, yaitu :

1. IntrinsikFaktor yang berasal dari dalam bahan pangan, misalnya

aw, kadar air, tingkat kedewasaan, struktur atau konstruksi

bahan serta sifat-sifat lain yang ada dalam bahan pangan itusendiri, misalnya keberadaan jenis enzim tertentu yang dapatmendorong terjadinya perubahan komposisi kimia danstruktur bahan pangan.

a. Enzim

Enzim mempunyai peranan yang sangat penting dalamindustri pangan, terutama dalam proses pengolahan bahanpangan itu sendiri maupun dalam mempertahankan stabilitaspangan tersebut. Jenis-jenis enzim endogen seperti enzimpada susu, dapat membantu dalam proses pengolahan susumenjadi keju. Selain itu, keberadaan enzim endogen initernyata dapat meningkatkan daya simpan dari keju. Namuntidak semua enzim endogen dapat menguntungkan selamaproses pengolahan bahan pangan. Beberapa jenis enzimendogen ternyata dapat mengakibatkan terjadinyapencoklatan (browning) pada bahan pangan. Enzim ini dikenalsebagai enzim polyphenol oxidase.

Page 18: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

10 Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

Hampir semua enzim, mempunyai aktivitas optimal padasuhu 30oC sampai dengan 40oC dan terjadi denaturasi mulaipada suhu 45oC. Namun terjadinya inaktivasi pada enzim ini,juga berguna sebagai cara untuk mengukur keberhasilansuatu proses pengolahan dengan menggunakan panas,seperti pada proses blanching buah dan sayur denganmenggunakan pemanasan atau pengukusan, yangmempunyai tujuan untuk menginaktifkan berbagai enzimyang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan atautimbulnya warna yang tidak diinginkan. Pemanasan dapatmenginaktifkan enzim fenolase, klorofilase, katalase,peroksidase dan asam askorbat oksidase.

Perubahan pH dapat mengakibatkan terjadinyadenaturasi enzim sehingga dapat berakibat pada hilang atauberkurangnya aktivitas enzim itu sendiri. Enzimmenunjukkkan suatu aktivitas yang maksimum pada kisaranpH yang disebut sebagai pH optimum. Kisaran pH optimumini adalah 4,5 sampai dengan 8,0. Disekitar ph optimumenzim, enzim mempunyai stabilitas yang tinggi. Padamakanan kering atau kue kering, keaktifan enzim lebih banyakdipengaruhi oleh Aw bahan dan kelembaban udaradisekitarnya.

b. Kadar air

Keberadaan air dalam bahan pangan hasil pertanianadalah berkisar 25 – 95%. Kandungan air yang tinggi inidicapai oleh jenis buah-buahan berkadar air tinggi sepertisemangka yaitu sekitar 95%. Kadar air alami terendah, dimilikioleh jenis biji-bijian golongan leguminosae. Dampak positifadanya air dalam bahan pangan adalah sebagai pelarut bahanyang dapat meningkatkan cita rasa ketika diolah serta sebagaipembawa vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkantubuh. Sedangkan dampak negatif adanya air dalam bahanpangan adalah sebagai media tumbuh mikroba serta dapatmeningkaykan reaksi kimia dan enzimatis.

Page 19: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

11Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

Kandungan air bebas dalam bahan pangan dapatdijadikan sebagai media hidup bagi mikroba terutama bagibakteri. Kandungan aw bahan yang dianggap aman darigangguan bakteri, ragi dan jamur adalah pada aw 0.70.

Sebagian besar enzim yang ada dalam bahan panganadalah bersifat hidrolase yang membutuhkan air dalamreaksinya untuk mengidrolisis produk, sehingga dengankandungan air yang tinggi dapat mendorong kerja enzimuntuk mendegradasi produk dan berakibat pada percepatankerusakan produk

c. Protein

Protein adalah suatu poliamida dan ikatan amidanya (-CONH-) disebut ikatan peptida yang menghubungkan duaunit asam amino. Protein adalah salah satu bio-makromolekulyang penting peranannya dalam makhluk hidup. Fungsi dariprotein itu sendiri secara garis besar dapat dibagi ke dalamdua kelompok besar, yaitu sebagai bahan struktural dansebagai mesin yang bekerja pada tingkat molekular. Strukturprotein terbagi menjadi empat yaitu : primer, sekunder,tertier, kuarterner. Gambar ikatan kimia protein serta strukturprotein dan ikatan penyusunnya, dapat dilihat pada Gambar1, 2, 3 dan 4.

Gambar 1. Ikatan kimia proteinSumber : Anonimus (2004)

Page 20: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

12 Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

Gambar 3. Struktur sekunder proteinSumber : Hertadi (1999)

Gambar 2. Struktur protein dan ikatan penyusunnyaSumber : Hertadi (1999)

Gambar 4. Struktur tersier proteinSumber : Hertadi (1999)

a-heliks b-sheet

Page 21: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

13Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

Sifat protein yang berperan pada bahan pangan:

1. Hidrasi protein : water binding capacity, water holdingcapacity (WHC) .

2. Kelarutan:

a. peran : pengental, pengemulsi, foaming, gellingb. factor : hidrofobicity dan ionic repulsion

3. Denaturasi protein

a. Faktorb. Efek terhadap sifat fungsional yaitu : kelarutan, water

holding capacity, viskositas, rentan terhadap proteolitik.Terjadinya denaturasi protein pada pangan,mengakibatkan kelarutan protein menurun, viskositasmeningkat, koagulasi, presipitasi, kapasitas penjebakanair menurun sehingga tekstur akan berubah dan rentanterhadap enzim proteolitik.

4. Gel Protein

Gel protein adalah agregasi dari molekul-molekul proteinterdenaturasi dengan keteraturan tertentu sehinggadihasilkan jaringan yang kontinyu. Proses pembentukan gelprotein disebabkan oleh dua hal yaitu :1. Denaturasi2. Agregasi (pada saat didinginkan)

a. Pro-gel (jika bersifat reversibel)b. Ikatan silang dalam rantai proteinc. Akibatnya : absorpsi air protein eksterior dan interior

Faktor yang mempengaruhi pembentukan gel protein yaitusuhu (T), pH, garam, konsentrasi protein. Sifat gel proteinadalah mempunyai viskositas tinggi, elastis, plastis dan efeksineresis. Kekuatan gel protein merupakan kemampuanprotein dengan berat molekul tertentu untuk membentukgel dengan mengikat sejumlah air pada kondisi tertentu.Faktor yang mempengaruhi kekuatan gel protein yaitukonsentrasi protein, suhu, pH (perlu dikendalikan), agitasi dan

Page 22: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

14 Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

berat molekul (MW). Perubahan pada struktur akanmempengaruhi fungsi dari protein.

Kerusakan protein pada pengolahan susu dapat berupaterbentuknya pigmen coklat (melanoidin) akibat reaksiMaillard. Reaksi Mallard adalah reaksi pencoklatan nonenzimatik yang terjadi antara gula dan protein susu akibatproses pemanasan yang berlangsung dalam waktu bubuk.Reaksi pencoklatan tersebut menyebabkan menurunnya dayacerna protein. Proses pemanasan susu dengan suhu tinggidalam waktu yang cukup lama juga dapat menyebabkanterjadinya rasemisasi asam-asam amino yaitu perubahankonfigurasi asam amino dari bentuk L ke bentuk D. Tubuhmanusia umumnya hanya dapat menggunakan asam aminodalam bentuk L. Dengan demikian proses rasemisasi sangatmerugikan dari sudut pandang ketersediaan biologis asam-asam amino di dalam tubuh. Reaksi pencoklatan (Maillard)dan rasemisasi asam amino telah berdampak kepadamenurunnya ketersediaan lisin pada produk-produk olahansusu.

d. Karbohidrat

Karbohidrat adalah sebuah senyawa organik yang terdiridari zat-zat: karbon, hidrogen, dan oksigen. Senyawa ini terdiriatas satu molekul gula sederhana atau lebih. Sakarida yangterdiri dari satu molekul aldehid atau keton disebutmonosakarida. Glukosa dan manosa adalah monosakarida.Monosakarida dapat bergabung melalui ikatan asetal atauikatan glikosida membentuk disakarida, trisakarida,tetrasakarida atau polisakarida. Oligosakarida terdiri daribeberapa unit sakarida, berbeda dengan polisakarida yangterdiri dari ribuan unit sakarida yang sama atau yang berbeda.Sakarida yang mengandung aldehid digolongkan sebagaialdosa, sedangkan yang terdiri dari ketos digolongkan sebagaiketosa. Glukosa disebut juga aldoheksosa dan fruktosasebagai ketoheksosa. Keduanya mengandung enam atomkarbon. Ribosa adalah aldopentosa kerana ia mempunyai

Page 23: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

15Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

lima atom karbon. Gambar contoh struktur senyawa dalamkarbohidrat, dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Struktur senyawa dalam karbohidratSumber : Anonimus (2006)

Karbohidrat merupakan bahan makanan penting dansumber tenaga yang terdapat dalam tumbuhan dan daginghewan. Merupakan komponen penyusun pangan terbesarsetelah air. Beberapa karbohidrat yang banyak terdapatdalam pangan adalah glukosa, fruktosa, sukrosa, maltosa danlaktosa Bahan-bahan makanan yang mengandungkarbohidrat, antara lain adalah beras, kentang dan terigu.

Senyawa disakarida kebanyakan diperoleh dari hasilhidrolisis sebagian dari polisakarida. Sukrosa disebut juga gulameja, yang diperoleh dari tebu atau beet. Sifatnya bukan gulapereduksi, proses pemanasannya menghasilkan karamel dan

Page 24: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

16 Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

dapat difermentasi. Gula invert adalah hasil hidrolisis sukrosadengan asam, panas atau dengan invertase (perbandinganglukosa : fruktosa = 1 : 1). Manfaat sukrosa dalam pengolahanpangan, misalnya pada proses fermentasi yaitu pembuatanroti dan pakan ternak, pembuatan brown sugar yang berupakristal gula putih yang diberi perlakuan dangan molase,pembuatan gula bubuk yang diproses dari bubuk sukrosayang mengandung 3% tepung jagung sebagai anticakingagent serta pembuatan gula fondant untuk hiasan kue ataupermen yang dibuat dari kristal sukrosa yang sangat halusdiselaputi larutan jenuh gula invert, sirup jagung,maltodextrin. Maltosa jarang diproduksi oleh tanaman, hasilhidrolisis tepung oleh enzim b-amilase (bakteri Bacillus) danmerupakan senyawa antara pada proses fermentasi. Sifatmaltosa sebagai gula pereduksi, dapat mengalami mutarotasidan dapat dihidrolisis oleh asam, panas atau maltase.Manfaatnya sebagai sirup jagung dan kombinasi pemanis.

Laktosa adalah gula yang paling tidak manis, bersifatpaling sukar larut, digunakan sebagai pembawa senyawapewarna atau senyawa pembangkit rasa (adsorbsi), tidakdapat difermentasi oleh kapang, mampu bereaksi denganprotein membentuk reaksi pencoklatan, merangsangadsorbsi nutrisi di usus halus dan menyebabkan waktu tinggalkalsium lebih lama. Laktosa dapat membentuk kristal yangtidak selalu diinginkan terjadi pada produk pangan sepertikristalisasi laktosa pada es krim.

Manfaat dan sifat polisakarida dalam pangan yaitumengatur dengan menurunkan mobilitas air pada sistembahan pangan, air dapat mengubah sifat fisik dan fungsionalpolisakarida, bersama-sama air dapat mengubah sifatfungsional bahan pangan. Peran tepung dalam bahan panganadalah adhesive (bread), binding (formed meats), clouding(cream fillings), dusting (bread), film forming, foamstrengthening (marshmallows), gelling (gum drops), glazing(nuts), moisture retaining (breading) dan thickening (soups).

Page 25: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

17Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

e. Lemak

Kegunaan lipid pada bahan pangan adalah sebagaipenambah rasa dan tekstur, medium penggorengan dankepuasan. Penggolongan lipid yaitu :1. Lipid sederhana atau trigliserida : lemak, minyak, wax2. Lipid kompleks : glikolipid, fosfolipid, lipoprotein3. Turunan lipid : sterols, carotenoids, terpens

Struktur lemak dan asam lemak jenuh, dapat dilihat padaGambar 6 dan 7.

Gambar 6. Struktur lemakSumber : Handoko (2004)

gliserol asam stearat tristearin

Gambar 7. Struktur asam lemak tidak jenuhSumber : Warganegara (2002)

(16:1ω7)

(18:2ω6)

Page 26: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

18 Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

Sifat fisik lipid yang berhubungan dengan sifat fungsional lipidyaitu :

1. Plastisitas lemak (fat)2. Titik leleh3. Polimorfisme4. Massa jenis5. Titik asap minyak

Contoh bahan pangan yang mengandung lemak adalahjenis beans dan nuts. Penelitian menunjukkan, jenis lemakyang dikandungnya termasuk jenis lemak tak jenuh.Kandungan lemak dari beberapa jenis kacang, dapat dilihatpada Tabel 1.

Tabel 1. Kandungan lemak dari beberapa jenis kacang

Jenis Protein Lemak Serat Kalsium Besi(g) (g) (g) (mg) (mg)

Kacang almond 20 55.2 8.8 235 3.5Kacang mete (cashew nut) 15-17 49.2 5.9 34 5Kacang tanah (peanut) 26 50 - - -Kacang kastanye (chesnut) 3.2 2.2 12.9 29 0.9Kacang kemiri (hazelnut) 14.8 61.4 10.4 86 3.2Kacang makademia 7.6-8 76.2 6 48 1.8Kacang pistasio 19.7 50.6 9 90 3.9Kacang kenari (walnut) 14.4 69.2 6.4 89 2.5

Sumber : Anonimus (2006)

Oksidasi lipida (minyak dan lemak) merupakan penyebabterbesar kerusakan mutu makanan. Terjadinya oksidasi lipidadapat mengawali perubahan-perubahan lain dalam makananyang berdampak pada mutu nutrisi, keamanan, wama, flavordan tekstur makanan. Salah satu cara efektif untuk mencegah

Page 27: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

19Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

kerusakan oksidatif tersebut adalah penggunaan antioksidan.Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambatterjadinya kerusakan oksidatif lipida, namun tidak dapatmemperbaiki produk makanan yang telah teroksidasi. Adabeberapa macam antioksidan yang diijinkan untuk makanan,baik dari jenis antioksidan sintetis (Butil Hidroksi Anisol/BHA,Butil Hidroksi Toluen/BHT) maupun antioksidan alami (ekstrakdaun Rosemary). Antioksidan sintetis yang diproduksi secarareaksi kimia dianggap kurang aman, maka konsumencenderung mencari antioksidan alami yang dipandang lebihaman karena diperoleh dad ekstrak bahan alami. Semakinmeningkatnya permintaan antioksidan alami, mendorongbanyak peneliti untuk terus menggali dan mencari lebih jauhbahan pangan yang dapat menjadi sumber antioksidan alami.Ada banyak bahan pangan yang dapat menjad sumberantioksidan alami, misalnya rempahrempah, teh, coklat,dedaunan, biji-bijian serealia, sayursayuran, enzim danprotein. Kebanyakan sumber antioksidan alami adalahtumbuhan dan umumnya merupakan senyawa fenolik yangtersebar di seluruh bagian tumbuhan, baik di kayu, biji, buah,daun, akar, bunga maupun serbuk sari. Salah satu bahanpangan yang menarik untuk diteliti sebagai salah satu sumberkomponen aktif antioksidan adalah biji buah Atung(Parinarium glaberrimum Hassk.).

2. Ekstrinsik

Faktor yang berasal dari luar bahan pangan yaitu suhuruang penyimpanan, kelembaban, kandungan oksigen,jumlah dan jenis mikroorganisme, cara penyimpanan sertakondisi cahaya. Pada metode penyimpanan bulk, dapatterjadi timbunan panas dan tingkat aerasi yang rendahsehingga mendorong bahan pangan lebih cepat busuk.Metode penyimpanan bulk, dapat dilihat pada Gambar 8.

Page 28: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

20 Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

a. MikrobaKerusakan karena faktor mikrobiologis disebabkan oleh

jenis bakteri, ragi dan jamur. Keberadaannya diuntungkanapabila terdapat nutrisi dan kadar air yang cukup untukmendukung pertumbuhannya. Semakin tinggi kadar air suatubahan pangan maka akan meningkatkan pertumbuhanketiganya. Hasil pertanian mengandung 25–95 % air.Ketersediaan air ini berhubungan dengan a

w bahan, karena

adanya air bebas ini dapat menunjukkan ketersediaan airdalam bahan pangan yang dapat digunakan untukpertumbuhan mikroba. Nilai a

w yang dibutuhkan oleh

beberapa jenis mikroba, dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Nilai aw yang dibutuhkan oleh beberapa jenis mikroba

- panas meningkat

- aerasi rendah

Gambar 8. Metode penyimpanan bulk

No. Jenis Mikroba aw

1 Bakteri > 0.90

2 Ragi 0.88

3 Kapang 0.80

4 Bakteri halofilik 0.755 Bakteri xerofilik 0.65

6 Bakteri osmofilik 0.61

Page 29: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

21Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

Berdasarkan syarat suhu untuk pertumbuhannya, mikrobadapat dibedakan menjadi tiga yaitu :

1. PsikrofilikMikroba psikrofilik mempunyai suhu pertumbuhan

optimum adalah 10 – 15oC2. Mesofilik

Mikroba mesofilik mempunyai suhu pertumbuhanoptimum adalah 25oC

3. TermofilikMikroba termofilik mempunyai suhu pertumbuhan

optimum adalah 30 – 40oC. Jenis mikroba ini adalah jenisyang paling berbahaya karena dalam kondisi tertentudapat menghasilkan racun dan membentuk spora ataukapsul. Pada kondisi dimana mikroba membentuk suatulapisan kulit yang keras saat kondisinya tidakmemungkinkan untuk berkembang biak atau pada saatmikroba tidak mampu bertahan terhadap kondisilingkungan yang merugikan maka akan membentukkapsul atau kapsula yang akan melindungi dirinyaterhadap perubahan faktor luar yang dapatmembahayakan kehidupannya. Mikroba dapat jugamenghasilkan racun untuk melindungi dirinya terhadapgangguan makhluk hidup lain yang membahayakandirinya atau menghasilkan racun sebagai hasil darimetabolismenya. Racun yang diproduksi mikroba iniharus diwaspadai keberadaannya dalam bahan panganatau dalam produk jadi karena akan sangatmembahayakan kesehatan konsumen serta prosespembentukannya harus dapat dicegah denganmemberikan kondisi yang tidak cocok untuk dihasilkannyaracun tersebut dan melakukan proses pengolahan yangtepat sehingga tidak memungkinkan bagi mikroba untukmembentuknya.

Page 30: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

22 Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

Berdasarkan kebutuhan terhadap oksigen, jenis mikrobadapat dibedakan menjadi tiga yaitu :

1. AerobikGolongan mikroba ini sangat membutuhkan oksigen,

jika tidak ada oksigen maka akan mati.2. An aerobik

Golongan ini tidak membutuhkan oksigen untukmendukung kehidupannya, sehingga jika ada oksigenmaka mikroba ini akan mati.

3. FakultatifMikroba dalam golongan ini dapat hidup dengan

atau tanpa keberadaan oksigen dalam lingkungannya.

Kondisi lingkungan juga dapat menjadi salah satu syaratbagi pertumbuhan mikroba, diantaranya yaitu :1. Osmofilik

Mikroba ini dapat hidup dan tumbuh pada kadar gulayang tinggi

2. HalofilikMikroba jenis ini dapat tumbuh dan berkembang

pada media dengan kandungan garam yang tinggi3. Asidurik

Mikroba yang dapat tumbuh dengan baik padakondisi lingkungan yang asam. Kehidupan jenis bakteri,jamur dan ragi juga mensyaratkan adanya nutrisi tertentudalam lingkungannya. Bakteri dapat tumbuh dengan baikpada kondisi lingkungan yang mengandung jumlahprotein, air dan karbohidrat yang cukup banyak.Sedangkan bagi jamur dan ragi, masing-masing cukupmensyaratkan adanya karbohidrat dan gula dalam jumlahyang cukup tinggi.

b. Oksigen

Keberadaan oksigen di lingkungan bahan panganterutama yang berlemak tinggi mengakibatkan rentannya

Page 31: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

23Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

terjadi oksidasi lemak dan ketengikan. Oksidasi lipid biasanyamelalui proses pembentukan radikal bebas yang terdiri daritiga proses dasar yaitu tahap inisiasi, propagasi dan terminasi.Pada tahap awal reaksi terjadi pelepasan hidrogen dari asamlemak tidak jenuh secara homolitik sehingga terbentukradikal alkil yang terjadi karena adanya inisiator (panas,oksigen aktif, logam atau cahaya). Pada keadaan normalradikal alkil cepat bereaksi dengan oksigen membentukradikal peroksi dimana radikal peroksi ini bereaksi lebih lanjutdengan asam lemak tidak jenuh membentuk hidroproksidadengan radikal alkil, kemudian radikal alkil yang terbentukini bereaksi dengan oksigen. Dengan demikian reaksiautoksidasi adalah reaksi berantai radikal bebas. Karena lajureaksi antara radikal alkil dengan oksigen cepat, makakebanyakan radikal bebas berbentuk radikal peroksi.Akibatnya, reaksi terminasi utama biasanya melibatkan 2radikal peroksi. Laju oksidasi meningkat denganmeningkatnya jumlah ikatan rangkap pada asam lemak.

c. Suhu

Pada umumnya kenaikan suhu akan diikuti oleh kenaikankecepatan reaksi kimia. Pada umumnya, enzim bekerja sangatlambat pada suhu titik beku, namun keaktivannya akanmeningkat sampai pada suhu 45oC. Pengaruh suhu terhadapkecepatan reaksi enzim dapat disebut sebagai Q10. Q10 samadengan 2 berarti bahwa kecepatan reaksi enzim akanmeningkat hingga dua kali lipat untuk setiap kenaikan suhu10oC. Penyimpanan dingin pada lemari es atau refrigratordapat mengurangi kerusakan makanan dan memperlambatproses pelayuan. Suhu dingin juga membatasi tumbuhnyabakteri yang merugikan. Upaya lain dengan pembekuanmakanan berarti ‘mematisurikan’ makanan dalam keadaanhidup yang tertunda. Pernapasan dan proses pelayuanterhenti, dan suhu dingin akan menghentikan pertumbuhanbakteri. Selanjutnya, proses pendinginan, misalnya

Page 32: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

24 Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

penyimpanan di refrigerator dapat mempertahankankesegaran buah dan sayur. Namun perlu diketahui bahwapendinginan tidak dapat menghilangkan atau membunuhmikroorganisme patogen. Penyimpanan di refrigerator hanyaefektif untuk menghambat aktivitas dan pertumbuhanmikroorganisme patogen, sehingga sebelum buah dan sayurdisimpan dalam refrigerator, proses pencucian sangatdiperlukan. Setelah dicuci, buah atau sayur dikeringkandengan lap bersih dan dimasukkan ke refrigerator.Kontaminasi silang dapat terjadi selama proses penyimpanandingin, terutama bila kita mencampur buah atau sayur yangmasih segar dengan yang sudah mulai rusak. Oleh karena itupemisahan antara buah atau sayur yang segar dengan yangmulai layu atau busuk dalam refrigerator hendaknyadiperhatikan. Buah yang mulai busuk jangan dibiarkan terlalulama di refrigerator.

d. Serangga perusak

Adanya serangga perusak atau tikus dan hewan perusaklainnya, mengakibatkan percepatan tingkat kerusakan bahanpangan. Keberadaannya dapat merusak fisik bahan pangan,selain itu hasil metabolitnya juga akan berfungsi sebagaimedia pertumbuhan mikroba pembusuk dan jika masukkedalam bahan pangan juga akan menurunkan nilaikeamanan pangannya. Jika hasil metabolit tersebutdigunakan sebagai media hidup mikroba, tentunya mikrobaakan menggunakan komponen dalam bahan pangan tersebutuntuk mendukung pertumbuhannya, sehingga kerusakanbahan akan lebih cepat.

e. Kondisi penyimpananMengendalikan pembusukan merupakan hal yang

membuat makanan memiliki kondisi yang tidak nyaman bagipertumbuhan mikroorganisme yang merugikan. Dengan cara

Page 33: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

25Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

menurunkan kadar air, menurunkan suhunya danmeningkatkan keasaman merupakan cara yang baik untukditempuh untuk mencegah pembusukan.

Cara penyimpanan makanan melalui berbagai prosespengolahan merupakan hal utama untuk mencegahkerusakan. Kondisi lingkungan yang terkontrol dapatmenentukan mutu dan aspek mikrobiologi. Bakteri patogendalam makanan tidak dapat tumbuh di luar kisaran suhuantara 40 - 60 , sehingga makanan yang disimpan pada suhudi bawah 40 derajat Celsius atau di atas 60 derajat Celsiusakan aman dari proses pembusukan/pelayuan. Bahanmakanan sebelum diolah harus disimpan pada lemaripendingin. Bahan-bahan yang mudah rusak harus didinginkandan suhu lemari pendingin harus diperiksa secara teratur.Bahan-bahan makanan yang sudah dimasak sebaiknyadimakan setelah 1 - 2 jam pemasakan. Apabila akan disimpanharus dimasukkan ke dalam lemari es secepatnya, jangandibiarkan di luar semalaman agar menjadi dingin sebelumdimasukkan ke dalam lemari pendingin. Khusus untuk produkdaging dan ayam yang telah dimasak, jika pemasakannyakurang baik maka memungkinkan bakteri jenis Salmonelladan Closridium perfringens masih hidup. Bahan-bahanpangan yang harus disimpan dalam keadaan panas (misalnyadi restoran yang disajikan selalu panas), harus diperhatikanagar suhu penyimpanan di atas 60 derajat Celsius, karenabakteri Clostridium dapat tumbuh pada suhu 55 serajatCelsius. Bahan-bahan yang dibekukan harus segera dimasaksetelah dicairkan (thawing) dan jangan dibiarkan dalamkeadaan cair untuk jangka waktu yang lama.

3. Perlakuan terhadap bahan pangan

Kerusakan terhadap bahan pangan sering kalidisebabkan oleh tingkat perlakuan yang dikenakanterhadapnya, seperti jenis perlakuan misalnya metodepemanasan dan pengeringan bahan pangan, serta lama

Page 34: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

26 Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

perlakuan. Kerusakan bahan pangan dapat disebabkan olehmasing-masing faktor tersebut, namun juga dapat terjadiinteraksi antara faktor tersebut, misalnya kenaikankelembaban udara akan berpengaruh pada kondisi aw dankenaikan jumlah mikroba. Dalam menangani adanyakerusakan tersebut, harus dapat dilihat faktor yang palingdominan terjadi dan penggunaan teknologinya harusdiupayakan tepat guna.

Contoh terjadinya interaksi antar faktor, dapat dilihat padaGambar 9.

Gambar 9. Interaksi antar faktor yang ada dalam bahan pangan

H2O + panas + kotoran

enzim (internal)Bahan pangan + O

2 (eksternal) (CHO)n + H

2O + CO

2 + panas

mempengaruhi RH

mempengaruhi peningkatan suhu ruang

T mikroba respirasi

mikroba RH

Kerusakan bahan pangan dapat terjadi pada saatpengolahan dan ketika pemasaran ke konsumen. Kerusakanini yaitu :

1. Pra-proses

Sebelum proses pengolahan, bahan pangan hasilpertanian mengalami proses pendahuluan yang dapatmengakibatkan terjadinya butir pecah, trimming berlebihan,dehulling berlebihan

2. Proses dan pengepakanProses pengolahan yang tidak benar dapat

mengakibatkan penurunan kadar gizi, pelunakan tekstur dan

Page 35: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

27Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

inefisiensi proses. Penggunaan bahan pengepak yang tidakbenar akan berakibat pada masa simpan produk danmasuknya mikroba kedalam produk

3. Penyimpanan (storage)Proses penyimpanan yang tidak benar akan

mengakibatkan masuknya kontaminasi kedalam produkseperti serangga, mikroba, hewan dan pengaruh lingkungansehingga akan berakibat pada terjadinya pertunasan,ketengikan dan overripening

4. Transport

Proses transport yang tidak baik akan mengakibatkankerusakan fisik produk seperti memar, lecet dan pecah atautercecer dan terkena panas yang berlebihan

5. PemasaranAliran produk pertanian ke konsumen yang tidak baik

akan menimbulkan kontaminasi, kualitas menurun danproduk menjadi tidak aman untuk dikonsumsi

Page 36: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

28 Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

3.1. Aspek Dasar Pengolahan Bahan Pangan Hasil Pertanian

Salah satu faktor yang mempengaruhi kesehatan manusiaadalah gizi yang diperoleh dari makanan sehari-hari. Jenis dancara pengolahan bahan pangan sangat menentukan kadar gizi hasilolahan makanan tersebut. Kebutuhan pangan dan gizi keluargadapat terpenuhi dari ketersediaan pangan setempat, daya beliyang terjangkau dan memenuhi syarat menu seimbang.

Sudah diketahui bahwa bahan pangan, seperti daging, ikan,telur, sayur maupun buah, tidak dapat disimpan lama dalam suhuruang. Masa simpan bahan pangan dapat diperpanjang dengandisimpan pada suhu rendah; dikeringkan dengan sinar matahariatau panas buatan; dipanaskan dengan perebusan; diragikandengan bantuan ragi, jamur atau bakteri; dan ditambah bahan-bahan kimia seperti garam, gula, asam dan lain-lain.

Penyimpanan bahan pangan pada suhu rendah dapatmemperlambat reaksi metabolisme. Selain itu dapat jugamencegah pertumbuhan mikroorganisme penyebab kerusakanatau kebusukan bahan pangan. Cara pengawetan bahan panganpada suhu rendah dibedakan menjadi 2 (dua) cara yaitupendinginan dan pembekuan. Pendinginan adalah penyimpananbahan pangan pada suhu di atas titik beku (di atas 0°C), sedangkanpembekuan dilakukan di bawah titik beku.

III

Pengolahan Bahan Pangan

Page 37: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

29Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

Pendinginan biasanya dapat memperpanjang masa simpanbahan pangan selama beberapa hari atau beberapa minggu,sedangkan pembekuan dapat bertahan lebih lama sampaibeberapa bulan. Pendinginan dan pembekuan masing-masingberbeda pengaruhnya terhadap rasa, tekstur, warna,nilai gizi dansifat-sifat lainnya.

Pengawetan dengan jalan pendinginan dapat dilakukandengan penambahan es yang berfungsi mendinginkan dengancepat suhu 0°C, kemudian menjaga suhu selama penyimpanan.Jumlah es yang digunakan tergantung pada jumlah dan suhubahan, bentuk dan kondisi tempat penyimpanan, sertapenyimpanan atau panjang perjalanan selama pengangkutan.

Bahan pangan yang diawetkan dengan cara pendinginan tidakmengalami perubahan, sedangkan dengan cara pengeringanbahan mengalami sedikit penurunan rasa. Bahan pangan yangdiawetkan dengan pemanasan, peragian atau penambahanbahan-bahan kimia akan berubah baik rasa, bentuk maupuntampilannya, misalnyua selai, sari buah, tempe, kecap, tape danlain-lain.

Daya tahan bahan pangan dapat diperpanjang untuk waktutertentu apabila disimpan pada suhu rendah, misalnya dalamlemari es. Namun masih banyak masyarakat yang belum memilikilemari es yang masih tergolong barang mewah. Selain itu masihbanyak tempat tinggal di desa yang belum menggunakan listrik.Oleh karena itu, pengetahuan cara mengolah dan mengawetkanbahan pangan untuk memperpanjang masa simpannya perludiketahui oleh masyarakat pedesaan atau yang ekonominya masihrendah.

Pengetahuan cara mengolah bahan pangan untukmemperpanjang masa simpannya dapat digunakan olehmasyarakat yang tertinggal jauh dari pasar atau untuk mengatasikelebihan hasil panen. Hasil dari olahan bahan pangan tersebutdapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga ataudiperdagangkan.

Page 38: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

30 Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

Selain untuk memperpanjang masa simpan, pengolahan ataupengawetan bahan pangan juga dimaksudkan untukpenganekargaman pangan, meningkatkan nilai gizi, nilai ekonomi,dayaguna, memperbaiki mutu bahan pangan dan mempermudahpemasaran dan pengankutan.

Pengolahan bahan pangan dengan tujuan memperpanjangmasa simpan harus dilakukan dengan hati-hati karena hasil olahantersebut harus bebas kuman, bakteri atau jamur. Selain itu harusdiusahakan agar nilai gizi yang terkandung dalam bahan pangantersebut tidak banyak berkurang karena proses pengolahan.

3.2. Pengawetan Bahan Pangan

Secara garis besar pengawetan bahan pangan, dapat dibagidalam tiga golongan yaitu :

1. Pengawetan secara alami

Proses pengawetan secara alami meliputi prosespemanasan dan pendinginan

2. Pengawetan secara biologis

Proses pengawetan secara biologis misalnya denganperagian (fermentasi). Peragian (fermentasi) merupakanproses perubahan karbohidrat menjadi alkohol. Zat-zat yangbekerja pada proses ini ialah enzim yang dibuat oleh sel-selragi. Lamanya proses peragian tergantung dari bahan yangakan diragikan.

3. Pengawetan secara kimia

Pengawetan bahan pangan secara kimia dilakukandengan menggunakan bahan-bahan kimia, seperti gula pasir,garam dapur, nitrat, nitrit, natrium benzoat, asam propionat,asam sitrat, garam sulfat, dan lain-lian. Proses pengasapanjuga termasuk cara kimia sebab bahan-bahan kimia dalamasap dimasukkan ke dalam makanan yang diawetkan. Apabilajumlah pemakainannya tepat, pengawetan dengan bahan-bahan kimia dalam makanan sangat praktis karena dapat

Page 39: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

31Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

menghambat berkembangbiaknya mikroorganisme sepertijamur atau kapang, bakteri, dan ragi.

3.3. Pengolahan Bahan Pangan

Ada dua alasan penting yang mendasari pengolahan panganperlu dilakukan. Yang pertama adalah untuk mendapatkan bahanpangan yang aman untuk dimakan sehingga nilai gizi yangdikandung bahan pangan tersebut dapat dimanfaatkan secaramaksimal. Yang kedua adalah agar bahan pangan tersebut dapatditerima, khususnya diterima secara sensori, yang meliputipenampakan (aroma, rasa, mouthfeel, aftertaste) dan tekstur(kekerasan, kelembutan, konsistensi, kekenyalan, kerenyahan). Disatu sisi pengolahan dapat menghasilkan produk pangan dengansifat-sifat yang diinginkan yaitu aman, bergizi dan dapat diterimadengan baik secara sensori. Di sisi lain, pengolahan juga dapatmenimbulkan hal yang sebaliknya yaitu menghasilkan senyawatoksik sehingga produk menjadi kurang atau tidak aman,kehilangan zat-zat gizi dan perubahan sifat sensori ke arah yangkurang disukai dan kurang diterima seperti perubahan warna,tekstur, bau dan rasa yang kurang atau tidak disukai. Dengandemikian diperlukan suatu usaha optimasi dalam suatupengolahan agar apa-apa yang diinginkan tercapai dan apa yangtidak diinginkan ditekan sampai minimal. Untuk itulah pentingnyapengetahuan akan pengaruh pengolahan terhadap nilai gizi dankeamanan pangan. Walaupun demikian, hal yang lebih pentingadalah bagaimana seharusnya melakukan suatu pengolahanpangan agar bahan pangan yang kita hasilkan bernilai gizi tinggidan aman. Dalam makalah ini akan lebih ditekankan padabagaimana melakukan pengolahan dan penanganan bahanpangan yang baik agar tujuan yang diinginkan yaitu bahan danproduk pangan bernilai gizi tinggi dan aman dapat tercapai (akandisampaikan pada bagian kedua dari makalah ini). Jika kitaberbicara pengolahan pangan maka sebenarnya kita berbicarasuatu proses yang terlibat dari mulai penanganan bahan pangan

Page 40: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

32 Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

setelah bahan pangan tersebut dipanen (nabati) atau disembelih(hewani) atau ditangkap (ikan) sampai kepada usaha-usahapengawetan dan pengolahan bahan pangan menjadi produk jadiserta penyimpanannya. Disamping itu, dimaksudkan pulapengolahan yang biasa dilakukan oleh ibu-ibu di dapur dalammenyiapkan masakan yang siap untuk dihidangkan. Pemahamanyang benar dalam pengolahan makanan sangat dibutuhkan olehibu-ibu agar makanan yang disiapkannya aman dikonsumsi dantidak banyak berkurang gizinya.

Page 41: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

33Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

4.1. Pendinginan (Cooling) Bahan Pangan

Penggunaan suhu rendah merupakan salah satu carauntuk mengawetkan bahan pangan. Suhu rendah dapatmemperlambat terjadinya reaksi kimia dan reaksi enzimatis sertadapat memperlambat bahkan menghentikan aktivitasmikroorganisme dalam bahan pangan. Prinsip dasar pendinginanadalah menghambat aktivitas mikroorganisme dan enzim yangterdapat dalam bahan pangan dengan cara menurunkan suhusampai mendekati titik nol derajat namun tidak sampai membeku.Prinsip pendinginan hanya dapat menghambat kerja enzim dantidak dapat menghentikan aktivitasnya secara total sehingga lajuperubahan komponen dalam bahan pangan akan diperlambat danpenurunan mutu juga akan dihambat serta akhirnya akanberakibat pada terjaganya kesegaran bahan pangan tersebut.Enzim yang terdapat dalam bahan pangan yaitu :

1. Enzim endogen

Enzim-enzim yang dipunyai bahan pangan seperti lipase,protease,

2. Enzim eksogen

Enzim ini berasal dari luar bahan pangan, dihasilkan olehmikroba yang bersamaan dengan aktivitas perkembang-biakannya.

IV

Metode Pengolahan danPengawetan Bahan Pangan

Page 42: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

34 Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

Proses pendinginan lebih baik hanya untuk bahan nabati,sedangkan bahan pangan hewani lebih cocok menggunakanmetode pembekuan (freezing). Bahan pangan mentahmengandung berbagai jenis bakteri, ragi dan jamur yangmembutuhkan kondisi tertentu untuk tumbuh dan berkembang.Hasil tumbuh dan berkembangnya ini akan mengubah strukturdan komposisi bahan pangan. Setiap mikroorganisme mempunyaisuhu optimal untuk tumbuh. Suhu rendah akan mencegahpertumbuhannya namun proses metabolisme masih berjalan.Pengaruh suhu rendah akan berbeda pada setiap jenis mikrobayang berbeda. Setiap penurunan suhu 10 oC akan menurunkanatau menghentikan aktivitasnya pada beberapa jenis mikroba.Pertumbuhan dan reaksi metabolis mikroba tergantung dari enzimyang ada dan reaksi enzimatis sangat dipengaruhi oleh suhu.

Penyimpanan dingin adalah penggunaan suhu diatas suhubeku dengan menggunakan es atau mesin pendingin tertentudengan metode refrigerasi. Tujuannya adalah untuk pengawetanyang bersifat sementara sampai dilakukan proses pengolahanselanjutnya. Bahan pangan yang mudah rusak seperti telur, susu,daging, hasil perikanan, sayur dan buah dapat disimpan dalamkondisi dingin. Perubahan karena kegiatan mikroba dan enzimtidak dapat dicegah namun hanya dapat diturunkan kecepatannyadengan lambat. Faktor-faktor yang mempengaruhi prosespenyimpanan dingin yaitu :

1. Suhu penyimpanan

Semakin rendah suhu yang diguanakan akanmeningkatkan jumlah biaya yang harus dikeluarkan,meskipun bahan pangan akan tetap dapat dipertahankankesegarannya. Suhu pendinginan yang digunakan tergantungdari jenis bahan pangan yang didinginkan, waktu dan kondisipenyimpanan dinginnya. Beberapa bahan panganmempunyai suhu optimal tertentu atau kisaran suhu yangdapat menjaga kesegarannya ketika berada dalam ruangpenyimpanan dingin. Beberapa bahan pangan justru akanrusak jika suhunya terlalu rendah. Pisang dapat tetap dalam

Page 43: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

35Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

kondisi baik bila disimpan pada suhu 13.3 sampai dengan16.7 oC. Apel akan mudah sekali rusak jika suhu yangdigunakan mendekati suhu pembekuan. Suhu penyimpanandingin yang dianjurkan adalah pada 0 sampai dengan 10 oC

2. Kelembaban relatifKelembaban relatif pada penyimpanan dingin sangat

tergantung dai jenis bahan yang didinginkan serta pengaruhlingkungan seperti suhu, komposisi udara di atmosfer danpengaruh cahaya. Jika kelembaban relatif terlalu rendah akanmengakibatkan hilangnya kelembaban alami, berat bahanpangan serta sayur akan mengalami kelayuan jugapengerutan pada buah-buahan. Terlalu tingginya kelembabanjuga dapat mendorong pertumbuhan mikroba. Kelembabantinggi yang mendekati jenuh akan sangat menguntungkanpertumbuhan bakteri yang ada di permukaan bahan yaitupada kelembaban 90–92 %, kapang pada 85–90 %. Perubahankelembaban yang cepat dan tidak sesuai dengan sifat bahanpangan, akan mengakibatkan terjadinya pengembunansweating pada permukaan bahan pangan. Kelembabanoptimal bahan pangan, dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Kelembaban optimal bahan pangan

Produk Suhu (oC) RH (%)

Sumber : Frazier and Westhoff (1998)

Aprikot -0.5 – 0 85 – 90

Pisang 11.7 – 15.6 85 – 90

Melon 4.4 – 10 80 – 85

Tomat 4.4 - 10 85 - 90

3. Kondisi ventilasi (pertukaran udara)Adanya pertukaran udara selama penyimpanan sangat

penting untuk menjaga keseragaman kelembaban udara

Page 44: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

36 Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

diseluruh ruangan, menghilangkan bau yang tidak sedap danmencegah terjadinya produk yang hambar karena kehilanganbau dan cita rasa. Kecepatan sirkulasi udara mempengaruhikecepatan terjadinya pengeringan produk, namun jika diaturpertukaran udaranya akan mengekibatkan terjadinyapeningkatan kelembaban sehingga berpengaruh padapertumbuhan mikroba

4. Komposisi udara di ruang penyimpananJumlah dan komposisi udara yang ada diruang

penyimpanan akan mempengaruhi metode pengawetan ini.Keberadaan oksigen dan karbondioksida dapatmempengaruhinya. Pengaturan udara yang digabungkandengan metode pendinginan, menginginkan adanyakonsentrasi karbondioksida atau ozone yang optimal. Hal iniakan berakibat pada terjaganya produk dari terjadinyapembusukan dalam jangka waktu yang cukup lama,penggunaan kelembaban yang cukup tinggi tidak akanmerusak kualitas produk dan penggunaan suhu yang lebihtinggi dapat dilakukan tanpa mempercepat waktupenyimpanan jika dibandingkan dengan metode pendinginanbiasa. Konsentrasi optimal CO

2 adalah 2.5 % untuk telur dan

10 % untuk daging sapi.

Selain itu, faktor-faktor yang mempengaruhi prosespendinginan adalah:

1. Jenis media pendingin (coolant) dan suhunya.Jenis media pendingin seperti es, udara, gabungan es

dan garam, air laut atau larutan garam yang didinginkan.Masing-masing bahan pendingin berpengaruh pada prosespenghantaran suhu, seperti es dalam ukuran yang lebih kecilakan lebih cepat meleleh sehingga tidak bisa memberikansuhu yang cukup dingin pada bahan yang didinginkan

2. Perbandingan jumlah bahan pangan yang didinginkan denganbahan pendingin.

Page 45: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

37Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

Jumlah bahan pandingin yang digunakan harus mampumemberikan suhu dingin dan mampu mendinginkan bahansesuai dengan suhu yang diinginkan dalam menjagakesegarannya. Jika jumlahnya tidak sesuai akan tidak efektifsebagaimana fungsinya dalam menjaga kesegarannya

3. Suhu awal bahan pangan.Suhu awal bahan pangan yang tinggi, membutuhkan

jumlah bahan pendingin yang lebih banyak dalammendukung suhu dingin yang dibutuhkan untukmendinginkan bahan tersebut. Tiap jenis bahan panganmempunyai suhu alami yang berbeda dan untuk mencapaisuhu dingin yang dibutuhkan, dapat mengakibatkandiperlukannya jenis bahan pandingin yang berbeda untuk tiapjenis bahan pangan.

4. Suhu udara lingkungan.

Suhu udara lingkungan sekitar tempat pendinginanbahan, harus diatur sedemikian rupa sehingga tidakmempengaruhi proses pendinginan. Upaya pencegahanmasuknya udara panas dari luar, sangat diperlukan gunamenjaga suhu pendinginan tetap stabil sampai jangka waktuyang telah ditetapkan. Jika tidak dilakukan pengaturan yangbaik, maka proses pendinginan tidak akan berjalan efektif

5. Jenis insulasi dan metode perambatan panas.Insulasi yang dimaksud adalah jenis bahan dari tempat

yang digunakan untuk proses pendinginan ini. Insulasi dapatberupa styreofoam, daun, plastik, terpal atau bahan lainnya.Bahan insulasi yang baik menggunakan coolbox yangberbahan styreofoam.

Karakteristik produk yang didinginkan adalah suhu pada pusattermal produk sekitar 0 oC dan ciri-ciri organoleptiknya sepertirasa, rupa, bau dan teksturnya tidak jauh berbeda dengan bahanbaku awal. Jika bahan baku dalam bentuk segar, maka harus segeradilakukan penurunan suhu pada pusat termalnya sampai 0oC dan

Page 46: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

38 Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

dipertahankan pada suhu yang sama selama penyimpanan danpengangkutan untuk distribusi. Jika bahan baku dalam bentukolahan, maka setelah diolah, produk harus segera didinginkansampai mencapai suhu yang diinginkan dengan deret suhu yangsama dan dipertahankan pada suhu yang sama selamapenyimpanan dan distribusi. Kurva penurunan suhu produkselama didinginkan, dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10. Kurva penurunan suhu produk selama pendinginanSumber : Ilyas (1988)

Pada permulaan pendinginan, penurunan suhu berlangsunglambat karena lebih banyak panas yang harus ditarik dari dalambahan. Setelah itu akan dipercepat, yang kemudian diperlambatmenuju ke suhu 0 oC, karena pada saat ini dimulai perubahanbentuk padat dari cairan yang ada dalam bahan dan jumlah panasyang ditarik dari dalam bahan relatif lebih besar. Setelah suhubahan mencapai 0 oC, proses penurunan mutu yang berupakimiawi, autolisis dan aktivitas bakteri menjadi berjalan lambatsehingga daya awet bahan menjadi lebih panjang jika tidakdilakukan pendinginan.

Page 47: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

39Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

Proses pendinginan dapat dibagi menurut tiga metode yaitu:

1. Pengesan (icing)Bahan yang akan didinginkan, dibersihkan dengan air

bersih kemudian dilapisi permukaannya dengan es curahdalam wadah yang sudah dilengkapi dengan insulasi.Pendinginan dengan menggunakan es disebut jugapendinginan dalam coolant heterogen. Syarat pengesanadalah bahan yang didinginkan mempunyai ukuran yangseragam, sejenis, jumlahnya memadai dan dalam kondisisegar

2. Pendinginan dalam udara yang didinginkan (chilling in coldair)

Bahan yang telah dibersihkan dengan segera didinginkandalam ruangan yang telah dilengkapi dengan refrigerasi(udara didinginkan, dihembuskan dan diputar disekelilingruangan) dan pada permukaan bahan dilapisis dengan escurah. Metode seperti ini disebut pendinginan dalam coolantyang homogen

3. Pendinginan dalam air (chilling in water)Metode pendinginannya yaitu :

a. Air tawar, menggunakan hancuran es dan air yangdidinginkan

b. Air laut, menggunakan hancuran es air laut dan air lautyang didinginkan

c. Air garam, menggunakan es ditambah air garam dingindan air garam yang didinginkan. Beberapa metodependinginan, dapat dilihat pada Gambar 11.

Page 48: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

40 Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

Gambar 11. Metode pendinginanSumber : FAO

chilled sea water (CSW)

Perubahan fisik bahan yang mengalami proses pendinginanadalah :

1. Kenaikan densitas daging dan cairan2. Penurunan berat karena adanya penguapan sebagian cairan

bahan dan timbulnya drip. Hal ini disebabkan adanyagravitasi, perbedaan tekanan, perbedaan densitas dan berat

3. Dehidrasi pada permukaan bahan

4. Perubahan warna akibat oksidasi

5. Perubahan fisik karena kegiatan mikroba6. Perubahan tekstur karena terjadinya autolisis

Page 49: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

41Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

4.2. Pembekuan (Freezing) Bahan Pangan

Prinsip dasar pembekuan adalah menurunkan suhu bahansampai dibawah titik beku yaitu pada suhu -20 sampai dengan -40 oC. Pada proses pembekuan, suhu pusat bahan harusditurunkan dengan cepat hingga mencapai -18 oC. Selama prosespembekuan, sebagian besar ar yang ada dalam bahan panganmembeku. Mekanisme pembekuan bahan pangan adalahterbentuknya kristal es karena adanya air bebas dalam bahanmakanan. Pembekuan juga dapat diartikan sebagai usaha untukmenurunkan suhu produk hingga jauh dibawah titik bekumisalnya -40 oC. Kurva penurunan suhu produk selamapembekuan, dapat dilihat pada Gambar 12.

Keterangan:1. Tahap 1 : pendinginan2. Tahap 2 : penahanan panas3. Tahap 3 : pembekuan lanjutan4. A : pendinginan5. B : pembekuan6. C : refrigerasi

Gambar 12. Kurva penurunan suhu produk selama pembekuanSumber : Ilyas (1988)

Page 50: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

42 Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

Beberapa metode pembekuan yaitu :

1. Immersion freezingProses ini dilakukan dengan cara pencelupan bahan

dalam cairan dingin seperti sodium klorida atau larutan guladingin. Proses perpindahan panas dari bahan ke medium yangterfrigerasi berlangsung cepat. Bahan akan membeku dalamair atau larutan garam yang direfrigerasi. Alatnya seringdisebut brine freezer. Alat pembekuan metode immersionfreezing, dapat dilihat pada Gambar 13.

Gambar 13. Alat pembekuan metode immersion freezingSumber : Fellows (2000)

2. Blast freezing

Metode ini termasuk dalam sistem konveksi paksaan(forced convection system), dalam bentuk batch, semikontinyu dan kontinyu. Pembekuan ini menggunakan udarabeku yang disirkulasikan secara cepat pada suhu dibawah 0oC, menggunakan medium perpindahan panas. Produk yangakan dibekukan, diletakkan dalam ruangan yang dihembuskanudara beku oleh blower dengan kuat. Alatnya disebut air blastfreezer, yang dapat dilihat pada Gambar 14.

Page 51: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

43Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

Gambar 14. Air blast freezerSumber : FAO (1977)

3. Sharp freezingProduk yang akan dibekukan ditaruh diatas lilitan pipa

evaporator (refrigerated coils) dan pembekuannyaberlangsung lambat. Metode ini tidak dianjurkan karenamenimbulkan banyak kerusakan produk

4. Contact plate freezing

Pembekuannya berlangsung cepat seperti padaimmersion freezing. Produk berkontak dengan plat-plat metalpada suhu beku. Plat-plat ini dapat disusun vertikal atauhorisontal. Aplikasinya pada ikan, daging, buah dan sayurdalam wadah yang kuat dan rapat. Alatnya disebut contactplate freezer, dapat dilihat pada Gambar 15.

Gambar 15. Contact plate freezerSumber : Desrosier (1988)

Page 52: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

44 Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

5. Cryogenic freezing

Metode pembekuan ini termasuk cara pembekuan ultracepat (ultra quick freezing). Pembekuan ini benar-benarmenggunakan refrigeran, tidak seperti metode yang lain yanghanya menggunakan medium yang didinginkan. Bahanberkontak langsung dengan nitrogen cair yang sangat dingin.Produk yang biasanya dibekukan dengan metode ini adalahyang komersial tinggi seperti paha katak, udang galah danlobster. Produk dilewatkan melalui terowongan alat danketika melewati daerah nitrogen maka bahan akan disemprotdengan nitrogen cair. Setelah itu, dicelupkan dengan nitrogensehingga benar-benar beku pada suhu -195 oC. Kapasitas alatpembekuan ini sekitar 300-3000 lb/jam. Selain nitrogen cair,digunakan juga CO2 cair. Alatnya disebut liquid carbon dioxidefreezer dan liquid nitrogen freezer. Cryogenic freezing, dapatdilihat pada Gambar 16.

Gambar 16. Cryogenic freezingSumber : Seiz (2006)

6. Freeze drying (lyophilization)Pengeringan beku (freeze drying) adalah salah satu

metoda pengeringan yang mempunyai keunggulan dalammempertahankan mutu hasil pengeringan, khususnya untuk

Page 53: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

45Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

produk-produk yang sensitif terhadap panas. Keunggulanpengeringan beku, dibandingkan metoda lainnya, antara lainadalah :

1. Dapat mempertahankan stabilitas produk(menghindari perubahan aroma, warna, dan unsurorganoleptik lain)

2. Dapat mempertahankan stabilitas struktur bahan(pengkerutan dan perubahan bentuk setelah pengeringansangat kecil).

3. Dapat meningkatkan daya rehidrasi (hasil pengeringansangat berongga dan lyophile sehingga daya rehidrasisangat tinggi dan dapat kembali ke sifat fisiologis,organoleptik dan bentuk fisik yang hampir sama dengansebelum pengeringan).

Keunggulan-keunggulan tersebut tentu saja dapat diperolehjika prosedur dan proses pengeringan beku yang diterapkan tepatdan sesuai dengan karakteristik bahan yang dikeringkan. Kondisioperasional tertentu yang sesuai dengan suatu jenis produk tidakmenjamin akan sesuai dengan produk jenis lain. Dalam hal ini,penelitian rinci mengenai karakteristik pengeringan beku berbagaijenis produk sangat diperlukan karena masih sangat terbatas,khususnya untuk produk-produk khas Indonesia. Pengeringanbeku merupakan prosedur yang umum diterapkan pada bahanpangan dan bahan farmasi (obat-obatan). Pengeringan bekubahan pangan masih jarang dilakukan, karena biaya pengeringanyang relatif mahal dibandingkan harga bahan pangan tersebut. Salah satu penyebabnya adalah tingginya resistensi terhadapperpindahan panas selama periode akhir pengeringan yangmenyebabkan lambatnya laju pengeringan dan sebagaikonsekuensinya akan meningkatkan biaya operasi. Selainpembuatan kopi instan dengan pengeringan beku, yang sejak lamatelah dilakukan secara komersil, akhir-akhir ini produk hasilpengeringan beku semakin marak di pasar internasional, sepertiudang kering beku dan durian kering beku.

Page 54: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

46 Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan lajupengeringan tersebut, diantaranya dengan menerapkan sistempemanasan volumetrik menggunakan energi gelombangelektromagnetik (gelombang mikro dan frekuensi radio) danmengatur siklus tekanan dan pemanasan selama pengeringanuntuk meningkatkan konduktivitas panas dan permeabilitas uapair bagian kering bahan. Terlepas dari berbagai usaha tersebut,optimalisasi proses pengeringan beku harus dimulai daripemahaman mendalam mengenai mekanisme pengeringan bekutersebut.

Penurunan mutu yang terjadi pada produk beku adalah :1. Denaturasi dan autolisis juga dapat terjadi pada produk

beku, jika metode pembekuannya tidak baik

2. Oksidasi dapat terjadi pada bahan berlemak tinggi jikaberkontak dengan udara luar tanpa perlindungan

3. Produk, rawan terjadi dehidrasi karena perpindahan panasdengan udara yang sangat dingin berlangsung terus-menerusdan jika tidak ditangani dengan baik akan mengakibatkanfreeze burn. Freezeburn yakni suatu perubahan cita rasa,perubahan warna, kehilangan zat gizi serta perubahan teksturdari bahan pangan beku akan cepat terjadi jika bahan pangandisimpan pada suhu di atas minus 9o C.

Hasil yang terbaik dari bahan pangan yang dibekukan, suhupenyimpanan harus dijaga agar konstan dan tidak boleh lebihtinggi dari -17 oC, serta harus diikuti dengan pengemasan yangbaik atau memenuhi standar pengemasan untuk bahan panganbeku. Sebenarnya pembekuan hanya salah satu caramengawetkan bahan pangan untuk jangka waktu tertentu,terutama dari pengaruh mikrobia sebelum dikonsumsi. Pengaruh langsung dari pembekuan terhadap bahan pangan adalah penurunan yang tajam dari populasi mikrobia yang ada pada suatu bahan pangan. Metode dan contoh produk freeze drying,dapat dilihat pada Gambar 17.

Page 55: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

47Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

Gambar 17. Metode dan contoh produk freeze dryingSumber:www.wildbackpacker.com; www.cuddonfreezedry.com

Page 56: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

48 Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

Sayur-sayuran dan buah-buahan misalnya akan kehilanganvitamin C sebanyak 6 persen selama pembekuan. Bila keduakomoditas di atas ditingkatkan suhu pembekuannya dari -18 oCmenjadi -8 oC akan mengakibatkan kecepatan laju penguranganvitamin C dalam produk sebesar 6-20 kali. Hal yang sama jugaterjadi pada vitamin D, E dan protein pada daging dan ikan.Fenomena ini menunjukkan bahwa suhu pembekuan yang lebihrendah dapat mengawetkan makanan lebih baik dibanding suhubeku yang lebih tinggi. Ini satu bukti, tinggi rendahnya suhupembekuan akan berpengaruh pada susut gizi. Maka untukmenghindari susut gizi yang lebih banyak, suhu pembekuan harusdipertahankan serendah mungkin. Suatu penelitian menunjukkanbahwa susut beku yang disimpan pada suhu -25 oC bisa bertahanselama 19 minggu tanpa mengalami susut gizi yang berarti.

Suatu cara untuk mengurangi kerusakan akibat prosespembekuan adalah perlakuan blanching, yaitu pemanasan singkatdengan uap panas atau perebusan terhadap bahan pangan yangdibekukan. Perlakuan ini dapat menyebabkan dinding sel jaringanmenjadi sedikit lunak sehingga tidak mudah rusak. Selain itu,enzim menjadi nonaktif sehingga tidak merangsang perubahanmetabolisme yang menyebabkan perubahan warna dan timbulnyabau tidak enak. Akan tetapi perlu diingat pemberian panas yangberlebihan akan menyebabkan bahan kehilangan semua sifatsegarnya.

Ada beberapa faktor lain yang perlu diperhatikan dalammembuat produk beku yaitu mutu bahan awal dan kebersihan.Bahan pangan dengan mutu yang kurang baik akan mengalamipenurunan mutu dibandingkan dengan bahan bermutu baik.Kebersihan juga perlu diperhatikan, karena kotoran merupakansumber kontaminan. Kontaminan ini selama pelelehan akanmempercepat pembusukan.

Kecepatan pembekuan juga berpengaruh terhadap mutuproduk beku yang dihasilkan. Semakin rendah suhu pada produkmaka mutu produk yang dihasilkan semakin baik, karenakemungkinan kerusakan jaringan dapat diperkecil. Walaupun

Page 57: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

49Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

demikian suhu pembekuan optimal untuk setiap jenis bahan bakuberbeda. Selain itu, suhu penyimpanan produk beku juga akanberpengaruh pada mutu produk.

4.3. Iradiasi Bahan Pangan

Iradiasi pangan pada awalnya merupakan salah satu metodedalam pengawetan bahan pangan. Pada perkembangannya,metode penyinaran terhadap pangan, baik dengan menggunakanzat radioaktif maupun akselerator untuk mencegah terjadinyapembusukan, kerusakan, dan membebaskan pangan dari jasadrenik patogen. Melalui radiasi pengion yang terukur dan tepat,maka kerusakan pangan dan pencemaran oleh mikroorganismekhususnya bakteri koliform dan bakteri gram negatif lainnya yangsering menyebabkan keracunan dapat dihindari. Iradiasi bahanpangan pada awalnya menggunakan elektromagnetik tertentuyaitu energi dari radiasi pengion. Sinar-X yang ditemukan olehW.K. Roentgen pada tahun 1895. Radioaktivitas dan radiasipengion lainnya adalah sinar Alfa, Beta dan Gamma. Istilah radiasipengion digunakan untuk ketiga sinar tersebut, di mana saatmenghantam materi atau bahan akan menyebabkan terjadinyapartikel bermuatan listrik yang disebut ion. Radiasi pengiontersebut dapat membunuh mikroorganisme (bakteri, kapang dankhamir), bahkan juga mengurangi risiko parasit seperti Trichinellaspiralis dan lain-lainnya. Iradiasi bahan pangan relatif lambanperkembangannya terutama karena faktor ekonomis.

Iradiasi merupakan suatu proses fisika yang dapat digunakanuntuk mengawetkan dan meningkatkan keamanan bahan pangan.Jenis radiasi yang digunakan adalah radiasi berenergi tinggi yangdisebut radiasi pengion, karena menimbulkan ionisasi pada materiyang dilaluinya. Energi yang dihasilkan oleh sumber radiasi dapatdimanfaatkan untuk tujuan menghambat pertunasan danpematangan serta membasmi serangga (dosis rendah) danmembunuh mikroba patogen (dosis sedang), serta membunuhseluruh jenis bakteri yang ada (dosis tinggi), sehingga mutu bahan

Page 58: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

50 Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

pangan dapat tetap dipertahankan dalam kemasan yang baikselama penyimpanan. Besarnya energi radiasi yang diserap olehbahan pangan dapat diukur dengan metode spektroskopi. Sumberradiasi yang dapat digunakan untuk proses pengawetan bahanpangan antara lain adalah Go-60 dan Cs-137 masing-masingmenghasilkan sinar gamma, mesin berkas elektron dan mesingenerator sinar-X. Dengan menggunakan pembatas dosis iradiasidan batas maksimum energi dari keempat sumber tersebut, makabahan pangan yang diawetkan dengan iradiasi tidak menjadiradioaktif.

Uji keamanan makanan iradiasi untuk konsurnsi manusiadikenal dengan istilah wholesomeness test, mencakup ujitoksikologi, makro dan mikro nutrisi serta uji mikrobiologi dansensorik. Dalam teknologi radiasi, terjadinya interaksi antararadiasi dengan materi/sel hidup dapat menimbulkan berbagaiproses fisika dan kimia di dalam materi tersebut, yang diantaranyadapat menghambat sintesa DNA dalam sel hidup, misalnyamikroba. Proses ini yang selanjutnya dimanfaatkan untuk berbagaitujuan, yaitu menunda pertunasan, membunuh serangga danmikroba. Efektifitas dari proses radiasi pada bahan pangan sangatbergantung pada beberapa faktor, antara lain faktor intrinsikbahan, kondisi lingkungan radiasi dan dosis yang digunakan.

Sumber sinar gamma seperti Cobalt-60 telah mendorongpenggunaan iradiasi sebagai alternatif pengembangan keamananpangan produk peternakan. Pada bahan pangan, dosis radiasi yaitujumlah energi radiasi yang diserap ke dalam bahan panganmerupakan faktor kritis proses iradiasi. Jumlah energi diserap yangdinyatakan dalam gray (Gy) yaitu energi yang dihasilkan radiasipengion yang diserap bahan per satuan massa sebaiknya sesuaidengan anjuran Komisi Codex Alimentarius FAO/WHO, yaitu tidakboleh melebihi 10 kGy dan tergantung pada jenis pangan dan efekyang diinginkan. Suatu jumlah yang sebenarnya sangat kecil karenahanya setara dengan jumlah panas yang diperlukan untukmeningkatkan suhu air 2,4 oC. Melalui proses ini, pangan tidakbanyak berubah secara fisik dan aman untuk dikonsumsi oleh

Page 59: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

51Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

manusia. Penetapan dosis tersebut telah diteliti di banyak negaradan hasilnya menurut FAO/IAEA/WHO tidak diketemukan efekkarsinogenik dan efek toksik lainnya.

Iradiasi menggunakan sinar Gamma pada daging ayam bekumenggunakan dosis 58 kGy atau hampir 6 kali lipat dari dosis yangdisarankan FAO/WHO ternyata tidak dijumpai efek buruk.Meskipun demikian penelitian lain menunjukkan, susu dan hasilolahannya yang diiradiasi dengan dosis 0,1 kGy menimbulkan bauyang tidak disukai konsumen. Begitu pula iradiasi pada daging takberlemak menimbulkan perubahan aroma dan rasa yang tidakdiinginkan. Warna adalah sifat daging yang juga berubah karenairadiasi. Penggunaan iradiasi dengan dosis lebih tiggi dari 1,5 kGymengakibatkan timbulnya warna coklat bila daging terkena udara.Dosis 2-7 kGy sudah cukup untuk membasmi organisme patogenpada daging, telur, dan udang.Metode pengolahan danpemasakan pangan pada umumnya cenderung mengakibatkankehilangan zat gizi. Pada proses iradiasi dengan dosis rendahsampai 1 kGy, kehilangan zat gizi pangan sangat rendah.Sedangkan dosis 1-10 kGy kehilangan vitamin dapat terjadi padapangan yang terkena udara selama iradiasi atau penyimpanan danpada dosis tinggi 10-50 kGy, kehilangan vitamin dapat dikurangidengan upaya perlindungan radiasi pada suhu rendah danmenghilangkan oksigen selama pengolahan dan penyimpanan.Beberapa vitamin yaitu riboflavin, niasin dan vitamin D tidakbegitu peka terhadap iradiasi. Sedangkan vitamin A, B, B1, E danK relatif mudah rusak, oleh karenanya perlu pertimbangan dalampenentuan dosis. WHO telah menegaskan, bahan pangan iradiasiyang dihasilkan dengan berpedoman pada Good ManufacturingPractices dinyatakan aman dan kualitasnya terjamin.

4.4. Pengalengan Bahan Pangan

Pengalengan atau canning berarti proses pengawetan ataupengolahan makanan dengan cara mengemasnya dalam kemasanatau menutupnya secara hermitis, kemudian diikuti dengan

Page 60: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

52 Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

pemanasan. Pengalengan dapat juga didefinisikan sebagai suatucara pengawetan bahan pangan yang dipak secara hermetis (kedapterhadap udara, air, mikroba, dan benda asing lainnya) dalamsuatu wadah, yang kemudian disterilkan secara komersial untukmembunuh semua mikroba patogen (penyebab penyakit) danpembusuk. Pengalengan secara hermetis memungkinkanmakanan dapat terhindar dan kebusukan, perubahan kadar air,kerusakan akibat oksidasi, atau perubahan cita rasa. Namun,karena dalam pengalengan makanan digunakan sterilisasikomersial (bukan sterilisasi mutlak), mungkin saja masih terdapatspora atau mikroba lain (terutama yang bersifat tahan terhadappanas) yang dapat merusak isi apabila kondisinya memungkinkan.Itulah sebabnya makanan dalam kaleng harus disimpan padakondisi yang sesuai, segera setelah proses pengalengan selesai.Dalam industri pengalengan makanan, yang diterapkan adalahsterilisasi komersial (commercial sterility). Artinya, walaupunproduk tersebut tidak 100 persen steril, tetap cukup bebas daribakteri pembusuk dan patogen (penyebab penyakit), sehinggatahan untuk disimpan selama satu tahun atau lebih dalamkeadaan yang masih layak untuk dikonsumsi.

Pada prinsipnya hampir semua produk asal laut dapatdikalengkan, seperti teripang, cumi-cumi, kerang, kepiting, ubur-ubur, udang, berbagai jenis ikan, dan sebagainya. Hanya saja, padaumumnya ikanlah yang paling banyak dikalengkan. Beberapa jenisikan yang biasa dikalengkan adalah cakalang, tuna, lemuru, sardin,salmon, kembung, banyar, kenyar, bengkunis, corengan, tembang,layang, bentong, dan juhi. Bahan pangan hasil pertanian lain yangjuga dapat dikalengkan adalah semua buah-buahan, sayuran dandaging. Contoh makanan yang dikalengkan, dapat dilihat padaGambar 18.

Page 61: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

53Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

Gambar 18. Makanan KalengSumber : hub.sierratradingpost.com; www.ehow.com

Kaleng dipilih orang untuk kemasan makanan karena sifatnyakedap udara, relatif ringan (lebih ringan daripada gelas yangmempunyai kekedapan yang sama), mudah dibentuk, dan tidakmudah pecah. Dengan keunggulan sifat ini, sejak abad XVIII kalengtelah digunakan sebagai pengemas pada produk aseptik (bebasinfeksi) yang kita kenal sebagai produk kalengan konvensional.Dewasa ini pun sebutan produk kalengan identik dengan produkaseptik dalam keleng yang diolah pada suhu tinggi yang didasarkanpada prinsip sterilisasi komersial. Sejak dikembangkan oleh

Page 62: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

54 Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

Dunkey pada tahun 1918, pemanfaatan pengolahan aseptik terusberkembang pesat. Saat ini teknologi pengolahan aseptik telahberkembang sedemikian rupa, hingga selain dalam kemasankaleng, juga dikenal produk-produk aseptik yang terkemas dalamtetrapack (kemasan karton steril), aluminium pouch, dan banyaklagi. Sedangkan secara tradisional kemasan konvensional lain yangbisa juga digunakan untuk keperluan yang sama adalah botol/gelas jar yang biasa dikerjakan juga di rumah-rumah. Untukmengetahui proses pengalengan, diperlukan pengenalanmengenai kemasan kaleng. Tujuan mengetahui kaleng sebagaibahan pengemas adalah agar dapat mnegerti dan mencegahterjadinya karatan dan migrasi logam terutama timah putih (Sn)dan timbal (Pb) kedalam makanan, yang dapat membahayakankonsumen. Struktur kaleng, dapat dilihat pada Gambar 19.

Gambar 19. Struktur kaleng

Secara umum proses pengalengan ikan dalam skala industriumumnya dilakukan melalui beberapa tahap. Tahapan itu,meliputi pemilihan bahan baku, penyiangan, pencucian,penggaraman, pengisian bahan baku, pemasakan awal(precooking), penirisan, pengisian medium pengalengan,penghampaan udara, penutupan kaleng, pemasakan (retorting),pendinginan, dan pemberian label. Pemilihan bahan mentahdilakukan dengan cara organoleptik (subyektif) dan metode ilmiah(kimia dan obyektif). Thawing dilakukan bila bahan baku dalamkondisi beku, dengan menggunakan bantuan udara lingkungan,penyemprotan dengan air selama 2-5 jam, perendaman dalam

Page 63: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

55Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

air selama 7-8 jam, penyiraman dengan air mengalir selama 2-5jam atau dengan mikrowave. Pembersihan bahan baku dan sortasidilakukan dengan cara pencucian dengan air untuk mengurangijumlah mikroba dan membersihkan bahan serta pemilihan bahanyang sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Persiapan bahanmeliputi kegiatan pendahuluan yang mensyaratkan bahan sesuaidengan grade dan bentuknya masing-masing dengan caramemotong, mengiris, membentuk dan menimbangnya.

Blansing wortel, bayam, dan polong-polongan dilakukandalam air panas atau dengan uapa panas. Perlakuan ini bertujuanuntuk mencegah pengerutan bahan, mencegah penguranganberat bahan, inaktivasi enzim dan untuk memperkuat warna danflavor dengan cara menghilangkan flavor yang tidak dikehendakidari bagian bahan yang tidak dapat dimakan. Pengisian bahandalam kaleng dilakukan secara otomatis sesuai tipe produk sepertipadat, semi padat dan cair serta sesuai dengan kapasitas kaleng.Pengisian mencakup pengisian daging dan medium. Pengisianmedium dilakukan dengan memberikan ruang sekitar 8-10mm dibawah pinggir atas kaleng agar kaleng tidak pecah danmenggembung saat sterilisasi. Medium yang diisikan sesuaidengan produk jadi yang diinginkan yaitu air garam 2-3 %, minyaknabati atau bumbu-bumbu seperti saus.

Proses exhausting dilakukan secara otomatis melalui airmendidih atau uap panas. Proses ini akan memanaskan produkdan membuat produk mengembang sehingga dari produk akankeluar gas CO

2 dan O

2 dari dalam sel. Tujuannya adalah :

1. Melindungi permukaan bagian dalam kaleng agar tidakberkarat.

2. Mencegah perubahan warna, bau, flavor dan vitamin.

3. Mencegah keruakan bentuk kaleng saat sterilisasi.4. Penutupan kaleng yang lebih baik.

5. Menghilangkan udara untuk mengurangi tekanan dalamkaleng sehingga suhu saat sterilisasi cepat tercapai.

Page 64: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

56 Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

Exhausting berkaitan dengan pengembangan tekananinternal dan pengontrolan tekanan selama pemanasan, sehinggamenjamin bahan bebas dari gas-gas yang terperangkap yang dapatmempengaruhi sterilisasi dan peningkatan suhu saat sterilisasi.Metode exhausting secara umum yaitu :

1. Secara mekanis, dengan pompa vakum.2. Pengisian panas untuk menghilangkan gas-gas yang

terperangkap.3. Dengan melewatkan dalam bak air panas (80-95 oC) atau

ruangan uap.4. Mengalirkan uap panas saat penutupan wadah.

Kaleng yang sudah diisi dengan produk ini kemudian ditutupmenggunakan metode double seaming. Metode penutupankaleng secara hermitis dan double seaming, dapat dilihat padaGambar 20. Sterilisasi pada pengalengan umumnya dilakukanlewat pemanasan pada suhu 121 oC selama 20 - 40 menit. Lamanyapemanasan dan tingginya suhu yang digunakan biasanyatergantung pada jenis pH produk. Semakin rendah pH produk,semakin pendek dan rendah waktu serta suhu yang digunakan.Misalnya pada produk buah, sayur, atau sari buah. Besarnya kalengjuga ikut menentukan waktu, juga kecepatan perambatan panasdari makanan tersebut. Sterilisasi dapat dilakukan secara mutlaknamun cara ini jarang diterapkan pada bahan pangan karena dapatmengakibatkan kerusakan bahan secara fisik maupun gizinya.Sterilisasi komersial dapat menginaktifkan spora bakteri walaupunmasih ada bakteri patogen yang hidup dalam kondisi dorman.Kondisi proses termal sterilisasi tergantung dari :

1. Keadaan makanan2. Keadaan penyimpanan setelah pemanasan3. Ketahanan panas bakteri maupun sporanya4. Karaketristik pindah panas bahan5. Wadah dan medium pemanas6. Jumlah awal mikroba dalam bahan

Page 65: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

57Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

Setelah proses sterilisasi selesai, harus segera dilakukanpendinginan dengan cepat untuk mencegah pertumbuhankembali mikroba termofilik (tahan panas).

Gambar 20. Sterilisasi makanan kalengSumber : http://www.fao.org

Keuntungan utama penggunaan kaleng sebagai wadah bahanpangan adalah:

1. Kaleng dapat menjaga bahan pangan yang ada di dalamnya.Makanan yang ada di dalam wadah yang tertutup secara

Page 66: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

58 Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

hermetis dapat dijaga terhadap kontaminasi oleh mikroba,serangga, atau bahan asing lain yang mungkin dapatmenyebabkan kebusukan atau penyimpangan penampakandan cita rasanya.

2. Kaleng dapat juga menjaga bahan pangan terhadapperubahan kadar air yang tidak diinginkan.

3. Kaleng dapat menjaga bahan pangan terhadap penyerapanoksigen, gas-gas lain, bau-bauan, dan partikel-partikelradioaktif yang terdapat di atmosfer.

4. Untuk bahan pangan berwarna yang peka terhadap reaksifotokimia, kaleng dapat menjaga terhadap cahaya.

Di antara bakteri-bakteri yang berhubungan denganpengalengan ikan, Clostridium botulinum adalah yang palingberbahaya. Bakteri tersebut dapat menghasilkan racun botulindan membentuk spora yang tahan panas. Pemanasan selamaempat menit pada suhu 120 derajat C atau 10 menit pada suhu115 derajat C sudah cukup untuk membunuh semua strain C.botulinum (A-C). Karena sifatnya yang tahan panas, jika prosespengalengan dilakukan secara tidak benar, bakteri tersebut dapataktif kembali selama penyimpanan. Dalam proses biasanyadilakukan penambahan medium pengalengan. Di Indonesia,dikenal tiga macam medium pengalengan, yaitu larutan garam(brine), minyak atau minyak yang ditambah dengan cabai danbumbu lainnya, serta saus tomat. Penambahan medium bertujuanuntuk memberikan penampilan dan rasa yang spesifik padaproduk akhir, sebagai media pengantar panas sehinggamemperpendek waktu proses, mendapatkan derajat keasamanyang lebih tinggi, dan mengurangi terjadinya karat pada bagiandalam kaleng. Apabila menginginkan produk yang siap olah,pilihlah yang bermedia saus tomat. Bila ingin mengolah produkdalam kaleng lebih lanjut, produk berlarutan garam atau minyaknabati dapat dipilih.

Page 67: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

59Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

Pada produk kaleng aseptik, semua mikroba patogen(penyebab penyakit) dan perusak (penyebab pembusukan)dihilangkan. Produk selanjutnya ditutup dengan teknolgi khususyakni penutupan sempurna hingga tidak dapat dilalui oleh udara,gas, dan uap air. Pada kondisi tertutup rapat seperti ini mikroba takdapat masuk ke dalam produk. Kondisi kedap juga membuatperusakan oleh oksidasi dan sinar dapat dihindari. Ingatlah sinardan oksidasi bisa mempercepat kerusakan produk. Itulah sebabnyawalau tanpa penambahan pengawet, tidak disimpan di tempatdingin, atau perlakuan khusus lainnya, produk dapat disimpandalam jangka waktu lama tanpa mengalami kerusakan (awet).

Umur simpan makanan dalam kaleng sangat bervariasitergantung pada jenis bahan pangan, wadah, proses pengalenganyang dilakukan, dan kondisi tempat penyimpanan. Jika prosespengolahan dan penyimpanan dilakukan dengan baik, makanandalam kaleng umumnya awet sampai jangka waktu dua tahun.

Beberapa hal yang menyebabkan awetnya bahan pangandalam kaleng adalah :

1. Bahan yang digunakan telah melewati tahap seleksi,sehingga mutu dan kesegarannya dijamin masih baik

2. Bahan tersebut telah melalui proses penyiangan, sehinggaterhindar dari sumber mikroba kontaminan

3. Pemanasan telah cukup untuk membunuh mikrobapembusuk dan penyebab penyakit.

4. Bahan termasuk ke dalam makanan golongan berasamrendah, yaitu mempunyai kisaran pH 5,6 - 6,5. Adanyamedium pengalengan dapat meningkatkan derajat keasaman(menurunkan pH), sehingga produk dalam kaleng menjadiawet. Pada tingkat keasaman yang tinggi (di bawab pH 4,6),Clostridium botulinum tidak dapat tumbuh

5. Penutupan kaleng dilakukan secara rapat hermetis, yaiturapat sempurna sehingga tidak dapat dilalui oleh gas,mikroba, udara, uap air, dan kontaminan lainnya. Dengandemikian, produk dalam kaleng menjadi lebih awet.

Page 68: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

60 Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

Walau dikatakan awet, produk akan berubah juga denganberlalunya masa simpan. Umumnya produk kalengan mempunyaidaya simpan antara 2 sampai 3 tahun. Tergantung pada jenisproduk dan tingkat pengolahan. Produk biasanya tidak menuntutkondisi penyimpanan tertentu, dapat disimpan pada suhu kamardan di mana saja. Namun penyimpanan pada suhu rendah dantempat yang kering akan memperpanjang masa simpan. Tempatyang lembap dan basah dapat menyebabkan pengkaratan kalengyang tidak diinginkan. Kerusakan produk yang lain dapatdisebabkan oleh kurang sempurnanya pengolahan. Kurangnyasuhu dan waktu pemanasan dapat memberi peluang bagitumbuhnya mikroba yang mungkin berbahaya bagi manusia.Misalnya, Clostridium botulinum. Bakteri ini paling tahan panasdan dapat hidup pada kondisi anaerobik (tanpa oksigen). Botulininadalah racun yang umu ditemukan dalam makanan kaleng dandilaporkan sangat mematikan. Tanda-tanda keracunan botulininantara lain tenggorokan menjadi kaku, mata berkunang-kunang,dan kejang-kejang yang membawa kematian karena sukarbernafas. Untungnya racun botulinin peka terhadap pemanasan.

Biasanya bakteri tidak dapat tumbuh dengan baik padaproduk pH rendah seperti pada buah , sari buah, buah, dansayuran. Tetapi pemanasan produk ber-pH tinggi seperti padaproduk daging ikan, pemanasan ringan sebelum dikonsumsimembantu pencegahan keracunan botulinin. Kebusukan produkkaleng ada yang bisa dilihat secara kasat mata dari kondisikalengnya (seperti pengembungan kaleng atau kecembunganpada sisi tertentu). Tetapi ada juga yang tidak terdeteksi dari luar.

Satu hal yang harus diingat adalah bahwa pemanasan tidakdapat membunuh semua mikroba, khususnya thermofilik (tahanterhadap panas). Mikroba tahan panas tersebut tidak akantumbuh pada kondisi penyimpanan yang normal. Apabilapenyimpanan dilakukan pada ruang yang bersuhu cukup tinggiatau terkena cahaya matahari langsung, mikroba tahan panastersebut akan aktif kembali dan merusak produk. Penyimpanan

Page 69: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

61Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

produk harus dilakukan pada suhu yang cukup rendah, sepertipada suhu kamar normal dengan kelembaban rendah. Akanmenjadi lebih baik lagi bila disimpan pada lemari pendingin.Kondisi penyimpanan sangat berpengaruh terhadap mutu ikandalam kaleng. Suhu yang terlalu tinggi dapat meningkatkankerusakan cita rasa, warna, tekstur, dan vitamin yang dikandungoleh bahan akibat terjadinya reaksi-reaksi kimia.

Kerusakan produk kaleng menurut Winarno dkk (1984) dapatdigolongkan sebagai berikut :

1. Flat sour kaleng tidak cembung, tetapi isinya sangat asam

2. Flipper , kaleng kelihatan normal, tetapi jika salah satu ujungditekan, maka akan cembung ke arah yang berlawanan.

3. Springer, salah satu ujung datar, sedang ujung lainnyacembung. Jika ditekan akan cembung ke arah berlawanan.

4. Swell (cembung) yang dibedakan atas soft swell dan hardswell. Kaleng menjadi cembung karena adanya bakteripembentukan gas.

Karena diolah dengan suhu tinggi, produk pengalenganaseptik umumnya kehilangan cita rasa segarnya. Produkcenderung memberi rasa matang. Perubahan cita rasa tampakjelas pada produk dengan bahan dasar buah dan sayur. Pemanasansuhu tinggi juga menurunkan nilai gizi produk. Khususnyakomponen yang mudah rusak oleh panas. Misalnya, vitamin danlemak tak jenuh. Fortifikasi (penambahan) vitamin dapat dilakukanuntuk mengganti kehilangan selama proses. Produk kaleng jugaumumnya kehilangan sifat segar. Tekstur umumnya lebih lunakdari bahan segarnya. Pada beberapa produk buah dan sayur bisadiatasi dengan penambahan bahan-bahan yang bisa memperbaikitekstur. Satu lagi yang tidak menguntungkan ialah timbulnya rasataint kaleng (rasa seperti besi) yang terkadang cukup mengganggu.Rasa ini timbul terutama bila coating kaleng tidak sempurna.

Page 70: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

62 Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

Pemilihan dan penanganan produk kaleng yang baik yaitu :

1. Kaleng yang tidak bocor, bentuk boleh tidak sempurna(sedikit penyok), tidak ada kebocoran atau pengkaratanterutama dilipatan kaleng tutup atau sambungan kaleng

2. Perhatikan tanggal kadaluarsa. Memang tidak semua produkkaleng yang melampaui tanggal kadaluarsa, selalu sudahrusak. Tetapi demi keamanan dan kelezatan produk, pilihproduk yang belum melampaui tanggal kadaluarsa. Bilaterpaksa harus mengkonsumsi produk lewat masakadaluarsa, pastikan tidak ada penampakan dan rasa yangmenyimpang

3. Perhatikan tanda-tanda kerusakan kaleng. Janganmengkonsumsi produk kaleng yang mempunyai tanda-tandakerusakan seperti yang telah dibahas di atas

4. Khusus untuk produk kaleng aseptik, pilih ukuran kalengsesuai dengan keperluan sekali pakai. Jangan menyimpan sisapoduk tetap dalam kalengnya. Pindahkan dari kaleng kewadah lain

5. Produk kaleng yang sudah dibuka sebaiknya cepatdipakai karena keawetannya sudah tak sama lagi denganproduk awalnya. Produk yang sudah terbuka hendaknyadisimpan di refrigerator. Karena itu, makanan kalengsebaiknya tetap disimpan dalam ruang bersuhu rendah (dibawah 10 derajat Celcius) untuk mencegah kerusakan danpembusukan. Simpanlah produk pada kelembaban rendahuntuk mencegah karat pada bagian luar kaleng dantumbuhnya jamur. Jauhkan produk dari terpaan cahayamatahari langsung

6. Sedapat mungkin simpan di tempat yang kering dan sejuk.Hindari dari genangan air atau kelembapan yang tinggi.

7. Pastikan membeli produk yang diproduksi atau diedarkanoleh manufaktur atau produsen/penyalur yang jelas.

Page 71: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

63Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

4.5. Fermentasi Bahan Pangan

Fermentasi berasal dari bahasa latin ferfere yang artinyamendidihkan, yaitu berdasarkan ilmu kimia terbentuknya gas-gasdari suatu cairan kimia yang pengertiannya berbeda dengan airmendidih. Gas yang terbentuk tersebut di antaranyakarbondioksida (CO2). Penemuan cara fermentasi ini diawalidengan pembuatan bir sekira 6.000 tahun sebelum masehi. Selainitu pembuatan roti dengan bantuan khamir atau ragi sekira 4.000tahun sebelum masehi (SM). Pembuatan produk fermentasi kecapdan tauco di Cina sejak 722 SM. Kira-kira abad ke-17 mulaiberkembang fermentasi anggur menggunakan bakteriAcetobacter menghasilkan asam asetat (asam cuka). Lantas tahun1817, mulai diproduksi enzim dari tumbuhan dan jaringan hewanyang dapat memecah zat pati menjadi gula maltose (diastase).Kemudian tahun 1860, suatu enzim dari khamir dapatmemecahkan sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.

Akhirnya banyak penelitian yang dilakukan para ahli danmelahirkan istilah baru dari fermentasi yaitu reaksi oksidasi-reduksi, di mana zat yang dioksidasi (pemberi elektron) maupunzat yang direduksi (penerima elektron) adalah zat organik denganmelibatkan mikroorganisme (bakteri, kapang dan ragi). Zat organikyang digunakan umumnya glukosa yang dipecah menjadi aldehida,alkohol atau asam.

Untuk melakukan metabolisme, mikroorganismemembutuhkan sumber energi berupa karbohidrat, protein, lemak,mineral dan zat-zat gizi yang terdapat dalam bahan pangan. Dalamproses fermentasi tampaknya mikroorganisme pertama kali akanmenyerang karbohidrat, kemudian protein dan selanjutnya lemak.Bahkan terjadi tingkatan penyerangan terhadap karbohidrat yaituterhadap gula, kemudian alkohol dan setelah itu terhadap asam.

Fermentasi terbagi dua tipe berdasarkan tipe kebutuhan akanoksigen yaitu tipe aerobik dan anaerobik. Tipe aerobik adalahfermentasi yang pada prosesnya memerlukan oksigen. Semuaorganisme untuk hidupnya memerlukan sumber energi yang

Page 72: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

64 Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

diperoleh dari hasil metabolisme bahan pangan, di manaorganisme itu berada. Mikroorganisme adalah organisme yangmemerlukan energi tersebut. Bahan energi yang paling banyakdigunakan mikroorganisme untuk tumbuh adalah glukosa. Denganadanya oksigen maka mikroorganisme dapat mencerna glukosamenghasilkan air, karbondioksida dan sejumlah besar energi.Sedangkan tipe anaerobik adalah fermentasi yang pada prosesnyatidak memerlukan oksigen. Beberapa mikroorganisme dapatmencerna bahan energinya tanpa adanya oksigen. Jadi hanyasebagian bahan energi itu dipecah, yang dihasilkan adalahsebagian dari energi, karbondioksida dan air, termasuk sejumlahasam laktat, asetat, etanol, asam volatile, alkohol dan ester.

Pada tipe-tipe tersebut harus diperhatikan perubahan secaramikrobiologi dalam makanan, di mana mikroba yang bersifatfermentatif dapat mengubah karbohidrat dan turunannya menjadialkohol, asam dan karbondioksida. Disusul dengan mikrobaproteolitik dapat memecah protein dan komponen nitrogenlainnya, sehingga menghasilkan bau busuk yang tidak diinginkan.Sedangkan mikroba lipolotik akan menghidrolisa lemak, fosfolipiddan turunannya dengan menghasilkan bau tengik. Bila alkoholdan asam yang dihasilkan mikroba cukup tinggi, makapertumbuhan mikroba proteolitik dan lipolitik dapat dihambat.Jadi pada prinsipnya, fermentasi adalah menumbuhkanpertumbuhan mikroba pembentuk alkohol dan asam, danmenekan pertumbuhan miroba proteolitik dan lipolitik.

Faktor keberhasilan fermentasi sangat ditentukan jenis bahanpangan (substrat). Mikroba membutuhkan energi yang berasaldari karbohidrat, protein, lemak, mineral dan zat-zat gizi lainnyayang ada dalam bahan pangan (substrat). Demikian pula denganmacam mikroba. Yang perlu dimiliki mikroba dalam fermentasiadalah harus mampu tumbuh pada substrat dan mudahberadaptasi dengan lingkungannya, dan mikroba harus mampumengeluarkan enzim-enzim penting yang dapat melakukanperubahan yang dikehendaki secara kimia. Fermentasidipengaruhi pula kondisi lingkungan yang diperlukan bagi

Page 73: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

65Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

pertumbuhan mikroba yaitu suhu, udara (oksigen), kelembaban,garam, asam.

Makanan fermentasi merupakan makanan yang digunakansebagai menu makanan sehari-hari, karena cara membuatnyamudah, praktis, murah dan aman. Banyak keuntungan yang bisadiambil dari produk makanan yang difermentasi baik dari sifat-sifat organoleptik (indrawi), peningkatan nilai gizi ataupun sanitasi.Keunggulan dari makanan fermentasi antara lain memberikanpenampakan, dan cita rasa yang khas, misalnya pada tempe,oncom, tauco, berbeda dari penampakan atau rasanya denganbahan aslinya kedelai. Lantas memunyai aroma yang lebihmenyenangkan dengan terbentuknya asam, alkohol, ester dansenyawa pembentuk aroma lainnya pada produk bir, yoghurt, keju,kecap, anggur, acar, tape, tauco, brem.

Fermentasi juga menurunkan senyawa beracun seperti antitirosin pada kedelai, yang kadarnya menurun bila dijadikan tempe.Fermentasi turut mempertinggi nilai gizi, karena mikroba bersifatmemecah senyawa kompleks memjadi senyawa sederhana.Misalnya Rhizopus oligosporus dapat meningkatkan vitamin B12pada tempe. Begitu pula dengan kandungan niacin dan riboflavin.Produk fermentasi terdiri dari minuman beralkohol seperti bir,sake, brem, wine (anggur), lantas produk fermentasi berbahansusu seperti keju, dan yoghurt. Produk fermentasi sayuran sepertisourkrout (acar kubis), pikel (acar timun). Produk serelia sepertiroti, lalu produk kacang kedelai seperti tempe, oncom, tauco,kecap. Contoh Produk pangan hasil proses fermentasi olehmikroorganisme, dapat dilihat pada Gambar 21.

Nata de coco juga salah satu contoh makanan hasil fermentasiair kelapa dengan starter mikroba. Nata adalah biomassa yangsebagian besar terdiri dari selulosa, berbentuk agar dan berwarnaputih. Massa ini berasal pertumbuhan Acetobacter xylinum padapermukaan media cair yang asam dan mengandung gula. Natadapat dibuat dari bahan baku air kelapa, dan limbah cairpengolahan tahu (whey tahu). Nata yang dibuat dari air kelapadisebut dengan nata de coco, dan yang dari whey tahu disebut

Page 74: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

66 Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

dengan nata de soya. Bentuk, warna, tekstur dan rasa kedua jenisnata tersebut tidak berbeda.

Fermentasi Nata dilakukan melalui tahap-tahap berikut:a. Pemeliharaan Biakan Murni Acetobacter xylinum.

Fermentasi nata memerlukan biakan murni Acetobacterxylinum. Biakan murni ini harus dipelihara sehingga dapatdigunakan setiap saat diperlukan. Pemeliharan tersebutmeliputi:

1. Proses penyimpanan sehingga dalam jangka waktu yangcukup lama viabilitas (kemampuan hidup) mikroba tetapdapat dipertahankan

2. Penyegaran kembali mikroba yang telah disimpansehingga terjadi pemulihan viabilitas dan mikroba dapatdisiapkan sebagai inokulum fermentasi

3. Penyimpanan.A.xylinum biasanya disimpan pada agar miring yang terbuatdari media Hassid dan Barker yang dimodifikasi dengankomposisi sebagai berikut : Glukosa (100 gram), ekstrakkhamir (2,5 gram), K2HPO4 (5 gram), (NH4)2SO4 (0,6 gram),MgSO4 (0,2 gram), agar (18 gram) dan air kelapa (1 liter).Pada agar miring dengan suhu penyimpanan 4-7°C,mikroba ini dapat disimpan selama 3-4 minggu.

4. Penyegaran.Setiap 3 atau 4 minggu, biakan A. xylinum harusdipindahkan kembali pada agar miring baru. Setelah 3 kalipenyegaran, kemurnian biakan harus diuji denganmelakukan isolasi biakan pada agar cawan. Adanya koloniasing pada permukaan cawan menunjukkan bahwakontaminasi telah terjadi. Biakan pada agar miring yangtelah terkontaminasi, harus diisolasi dan dimurnikankembali sebelum disegarkan.

b. Pembuatan Starter.

Starter adalah populasi mikroba dalam jumlah dankondisi fisiologis yang siap diinokulasikan pada media

Page 75: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

67Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

fermentasi. Mikroba pada starter tumbuh dengan cepat danfermentasi segera terjadi. Media starter biasanya identikdengan media fermentasi. Media ini diinokulasi denganbiakan murni dari agar miring yang masih segar (umur 6 hari).Starter baru dapat digunakan 6 hari setelah diinokulasidengan biakan murni. Pada permukaan starter akan tumbuhmikroba membentuk lapisan tipis berwarna putih. Lapisanini disebut dengan nata. Semakin lama lapisan ini akansemakin tebal sehingga ketebalannya mencapai 1,5 cm.Starter yang telah berumur 9 hari (dihitung setelah diinokulasidengan biakan murni) tidak dianjurkan digunakanlagikarenakondisifisiologis mikroba tidak optimum bagifermentasi, dan tingkat kontaminasi mungkin sudah cukuptinggi. Volume starter disesuaikan dengan volume mediafermentasi yang akan disiapkan. Dianjurkan volume startertidak kurang dari 5% volume media yang akan difermentasimenjadi nata. Pemakaian starter yang terlalu banyak tidakdianjurkan karenatidak ekonomis.

c. Fermentasi.

Fermentasi dilakukan pada media cair yang telahdiinokulasi dengan starter. Fermentasi berlangsung padakondisi aerob (membutuhkan oksigen). Mikroba tumbuhterutama pada permukaan media. Fermentasi dilangsungkansampai nata yang terbentuk cukup tebal (1,0 – 1,5 cm).Biasanya ukuran tersebut tercapai setelah 10 hari (semenjakdiinokulasi dengan starter), dan fermentasi diakhiri pada harike 15. Jika fermentasi tetap diteruskan , kemungkinanpermukaan nata mengalami kerusakan oleh mikrobapencemar. Nata berupa lapisan putih seperti agar. Lapisanini adalah massa mikroba berkapsul dari selulosa. Lapisannata mengandung sisa media yang sangat masam. Rasa danbau masam tersebut dapat dihilangkan dengan perendamandan perebusan dengan air bersih. Contoh hasil nata de coco,dapat dilihat pada Gambar 22.

Page 76: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

68 Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

Gambar 21. Produk pangan hasil proses fermentasi olehmikroorganisme

Sumber : http://textbookofbacteriology.net

Gambar 22. Nata de coco Sumber : kesehatan.kompasiana.com

Page 77: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

69Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

Penggunaan minuman berakohol sebagi campuran makanandan minuman cukup luas dan bervariasi dalam berbagai bentukyang sering tidak disadari keberadaannya oleh konsumen.Minuman beralkohol dibuat dengan cara fermentasi khamir daribahan baku yang mengandung pati atau gula tinggi. Bahan bakuyang umum dipakai adalah biji-bijian (seperti jagung, beras,gandum dan barley), umbi-umbian (seperti kentang dan ubi kayu),buah-buahan (seperti anggur, apel, pear, cherry), tanaman palem(seperti aren, kelapa, siwalan, nipah), gula tebu dan gula beet,serta molases. Khusus bahan baku biji-bijian, sebelum prosesfermentasi berlangsung, bahan-bahan tersebut diproses terlebihdahulu dengan cara merendamnya sampai menjadi kecambah,kemudian dirbus dan diproses menjadi bubur dan dimasakkembali.

Lamanya proses fermentasi tergantung kepada bahan danjenis produk yang akan dihasilkan. Proses pemeraman singkat(fermentasi tidak sempurna) yang berlangsung sekitar 1 - 2 minggudapat menghasilkan produk dengan kandungan etanol 3-8 %.Contohnya adalah produk bir. Sedangkan proses pemeraman yanglebih panjang (fermentasi sempurna) yang dapat mencapai waktubulanan bahkan tahunan seperti dalam pembuatan wine dapatmenghasilkan produk dengan kandungan etanol sekitar 7-18 %.Kandungan etanol yang dihasilkan dalam fermentasi minumanberalkohol biasanya berkisar sekitar 18% karena pada umumnyakhamir tidak dapat hidup pada lingkungan dengan kandunganetanol di atas 18%. Jadi untuk menghasilkan minuman beralkoholdengan kandungan etanol yang lebih tinggi, dilakukan prosesdistilasi terhadap produk yang dihasilkan melalui prosesfermentasi. Kelompok produk yang dihasilkan dinamakan distilledbeverages. Cara produksi yang lain untuk menghasilkan minumanberkadar etanol tinggi adalah dengan cara mencampur produkhasil fermentasi dengan produk hasil distilasi. Contohnya adalahproduk port wine dan sherry yang termasuk kelompok fortifiedwine. Pada produk tertentu, untuk menghasilkan cita rasa yang

Page 78: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

70 Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

diinginkan, dapat dilakukan penambahan bahan-bahan tertentuseperti herba, buah-buahan, ataupun bahan flavoring.

Kandungan etanol minuman beralkohol dapat dinyatakandalam persen volume per volume (% v/v), persen berat per berat(% b/b) atau dinyatakan dalam proof. Nilai proof merupakan rasio2:1 dibandingkan kandungan etanol dalam persen volume.Contohnya, minuman dengan kandungan etanol 40 % (v/v)sebanding dengan 80 proof. Berdasarkan Peraturan MenteriKesehatan RI No. 86/Menkes/Per/IV/77 tentang minuman keras,minuman beralkohol dikategorikan sebagai minuman keras dandibagi menjadi 3 golongan berdasarkan persentase kandunganetanol volume per volume pada suhu 20øC. Minuman dengankadar etanol 1 - 5 persen dikategorikan sebagai minuman kerasgolongan A, minuman dengan kadar etanol lebih dari 5 persensampai dengan 20 persen tergolong minuman keras golongan Bsedangkan minuman dengan kadar etanol golongan Cmengandung etanol lebih dari 20 persen sampai dengan 55persen.

Secara umum wine dan brandy merupakan minumanberalkohol yang dibuat dari buah anggur, jika tidak disebut jenisbuahnya secara spesifik seperti plum wine (terbuat dari buahplum) atau cherry brandy (terbuat dari buah ceri). Dari jus apeldapat dibuat minuman cider. Di Amerika dan Kanada, cider atausweet cider merupakan istilah untuk jus apel yang tidakdifermentasi, sedangkan jus apel yang difermentasi disebut hardcider. Di Inggris, istilah cider selalu digunakan untuk minumanberalkohol. Akan tetapi di Australia, istilah cider dapat digunakanbaik untuk produk beralkohol ataupun tidak. Hasil distilasi ciderdengan proses pembekuan menghasilkan produk yang dinamakanapplejack. Bir secara umum terbuat dari barley. Akan tetapi dapatjuga terbuat dari campuran beberapa jenis biji-bijian. Minumanberalkohol yang dibuat dari campuran beberapa jenis biji-bijiandikenal dengan nama whisky. Jenis-jenis whisky seperti scotch,rye, dan bourbon menunjukkan jenis biji-bijian utama yangdigunakan dengan tambahan biji-bijan lain (yang paling sering

Page 79: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

71Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

adalah barley dan kadang-kadang oat). Dua jenis distilledbeverages yang paling umum adalah vodka dan gin. Vodka dapatmerupakan hasil distilasi dari hasil fermentasi berbagai jenis bahandimana biji-bijian dan kentang merupakan sumber yang palingumum. Karakteristik vodka yang utama adalah dilakukannyaproses distilasi secara tuntas sehingga aroma bahan asal sudahtidak tersisa sama sekali. Sedangkan gin merupakan hasil distilatseperti vodka yang diberi flavor dengan cara menambahkan herbaataupun jenis-jenis tumbuhan lain khususnya juniper berries.Nama gin sendiri berasal dari nama minuman genever yangberasal dari Belanda yang berarti juniper. Minuman beralkoholtidak hanya menyebabkan mabuk, akan tetapi pada tingkattertentu dapat menyebabkan kematian. Pada tingkat kandungan0,05 - 0,15 persen etanol dalam darah peminum akan mengalamikehilangan koordinasi, pada tingkat 0,15 - 0,20 persen etanolmenyebabkan keracunan, pada tingkat 0,30-0,40 persen peminumhilang kesadaran dan pada tingkat yang lebih tinggi lagi yaitu 0,50persen dapat menyebabkan kematian. Kandungan etanolbeberapa minuman beralkohol, dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Kandungan etanol beberapa minuman beralkohol

Bir 3 - 5Wine 9 - 18Anggur obat 9 - 18Liquor Min. 24Whisky Min. 30Brandy Min. 30Genever Min. 30Cognac Min. 35Gin Min. 38Arak Min. 38Rum Min. 38Vodka Min. 40

Sumber : Anomimus (2006)

Jenis Minuman Kandungan Etanol (%)

Page 80: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

72 Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

4.6. Pengeringan Bahan Pangan

Pengeringan bahan pangan merupakan salah satu carapengawetan dan pengolahan pangan yang mengaplikasikanpenggunaan suhu tinggi atau sedang, dengan tujuan untukmenurunkan kadar air dalam bahan pangan. Pengeringan bahnapangan tidak membahas tentang junlah air yang hilang selamaproses tetapi cara untuk menurunkan aw bahan pangan. Evaporasiatau desikasi merupakan istilah yang menunjukkan kegiatanpengeringan bahan pangan, namun desikasi lebih mengarahkepada efek negatifnya. Dalam industri bahan pangan, dehidrasiberarti pengeringan buatan. Dalam suatu hukum kesetimbangan(equilibrium) bahwa bahan dengan kelembaban rendah akanmenyerap air dari luar sehingga seimbang dan bahan dengan RHtinggi akan melepaskan air ke sekitarnya sampai terjadikeseimbangan.

Pengeringan tradisional adalah menggunakan sinar mataharidan pertimbangannya adalah didasarkan atas biaya, namun jikaditinjau dari hasil warna buah yang dikering matahari lebih baik.Jika dibandingkan dengan pengering buatan, kualitas bahan lebihbaik dan lebih saniter. Bahan pangan dapat dikeringkan dalamudara, dalam uap lewat panas, dalam hampa, dalam gas inertdan dengan panas langsung. Penggunaan udara untukpengeringan, dengan maksud untuk menghantarkan panaskedalam bahan dan membawa uap air yang dibebaskan dari bahanpangan. Udara memberikan panas kedalam bahan, menguapkanair dan mengangkut uap air yang dilepaskan. Volume udara yangdiperlukan untuk menguapkan satu pond air tergantung dari tinggisuhu. Untuk menaikkan suhu 1 ft3 udara pada suhu 60 oC dengan1 oF, memerlukan panas sebesar 0.018 B.t.u, sedangkan 1 ft3 udaraakan melepaskan panas sebesar 0.018 B.t.u bila suhunya turunsebesar 1 oF.Keuntungan pengeringan yaitu :

1. Bahan pangan lebih tahan simpan, misalnya ikan segarhanya awet selama satu hari, jika dikeringkan akan rusak

Page 81: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

73Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

selama 1-2 bulan dan jika dikering asin mengalami kerusakan3-6 bulan

2. Mempermudah transportasi, penanganan lanjutan,penyimpanan dan pengemasan

3. Nilai gizi bahan pangan cukup baik, kecuali vitamin C padabuah kering

Sedangkan kerugian bahan pangan yang dikeringkan yaitu :

1. Tekstur bahan menjadi keras bila kadar air terlalu rendah2. Reaksi oksidasi berlangsung lebih cepat sehingga produk

menjadi tengik dan dapat terjadi penurunan kadar vitamin C

3. Terjadi penurunan mutu fisik dan kimia

Kecepatan pengeringan dipengaruhi oleh luas permukaanbahan, suhu yang digunakan, pergerakan udara, komponen yangada dalam bahan pangan dan arah udara panas. Produk yang lebihkecil, luas permukaannnya lebih besar sehingga air mudahberdifusi keluar bahan dan bahan mudah kering. Makin besar luaspermukaan dan makin berpori permukaan suatu bahan pangan,akan makin tinggi kecepatan pengeringannya. Suhu udara yangterlalu tinggi akan mengakibatkan air lebih cepat menguap padapermukaan bahan pangan daripada air yang dapat berdifusi daribagian dalam keluar, sehingga akan menimbulkan kerak atau casehardening pada permukaan bahan yang dikeringkan. Selain itudapat mengakibatkan cracking yang merupakan suatu keadaanterjadinya keretakan antara granula bahan karena hilangnya air,misalnya pada beras yang digiling dan suhu yang digunakan terlalutinggi dan akibatnya beras yang dihasilkan berukuran kecil-kecil.Udara yang bergerak akan memudahkan dalam penarikan air daribahan. Bahan yang mengandung protein dan lemak, lebih lambatdikeringkan daripada yang banyak mengandung karbohidratkarena lemak dapat menghambat keluarnya air dari dalam bahan.Arah udara panas yang searah (co-current), menyebabkan bahanterkena panas yang tinggi pada awal pemanasan. Sedangkan arah

Page 82: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

74 Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

panas yang berlawanan (counter current) menyebabkan bahandengan kadar air yang masih tinggi terkena panas yang sudahmulai menurun sehingga metode ini paling banyak digunakankarena panas yang digunakan bertahap.

Pemilihan metode pengeringan bahan pangan, ditentukanoleh jenis komoditi yang akan dikeringkan, bentuk akhir produkyang diinginkan, faktor ekonomi dan kondisi operasionalnya. Jenismetode pengeringan dan produk yang dikeringkan, dapat dilihatpada Tabel 5.

Tabel 5. Jenis metode pengeringan dan produk yang dikeringkan

Pengering drum Susu, sari sayuran, pisangPengering hampa Bubuk jeruk, bubuk tomatPengering ban berjalan SayuranPengering busa padat Sari buahPengering beku DagingPengering semprot Telur utuh, kuning telur, susuPengering putar Sebagian produk dagingPengering kabinet Buah dan sayuranPengering tungku Apel, sebagian sayuranPengering terowongan Buah dan sayuran

Jenis pengering Produk

Sumber : Desrosier (1988)

Pengering tipe drum menggunakan drum beruluran 2-6 kaki(feet) yang berputar yang dipanaskan dengan uap. Produkdituangkan diatas permukaan drum sebagai lapisan yang tipisdalam udara terbuka atau hampa. Gambar pengering tipe drum,dapat dilihat pada Gambar 23.

Page 83: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

75Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

Gambar 23. Pengering tipe drumSumber : satu-teknik.blogspot.com; Desrosier (1988)

Pengering rak hampa menggunakan rak berongga yangberlubang dan produk diletakkan dalam nampan diatasnya,kemudian dihampakan. Untuk memanasi produk, dapat dialirkanuap, air panas atau minyak panas melalui rongga berlubangtersebut. Pada pengering tipe semprot, produk yang akandikeringkan berupa larutan, pasta atau bubur. Produkdidispersikan sebagai tetes bahan halus yang tersuspensikandalam udara pengering. Pengering kabinet terdiri dari suaturuangan dan produk yang akan dikeringkan diletakkan diatasnampan-nampan. Udara dihembuskan oleh kipas angin melaluipemanas yang menembus nampan yang berisi produk. Pengeringterowongan merupakan pengering yang snagat umum digunakan

Page 84: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

76 Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

untuk mengeringkan buah dan sayuran, yang terdiri dariterowongan panjang dan didalamnya terdapat troli berisi rak-rakproduk. Udara panas dihembuskan menerobos rak-rak produk.Tipe pengering terowongan, dapat dilihat pada Gambar 24.

Gambar 24. Tipe pengering terowonganSumber : Desrosier (1988); cvkaruniateknik.blogspot.com

Produk-produk yang berupa cairan, biasanya dikeringkanmenggunakan metode :

1. Spray dryingProduk cair disemprotkan kedalam suatu ruangan yang

bersuhu tinggi sehingga dengan segera produk akanmelepaskan air karena luas permukaannya yang lebih tinggi

Page 85: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

77Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

2. Foam mate drying

Produk cair ditambah komponen-komponen proteinsehingga produk bisa membentuk busa ketika bersentuhandengan panas. Busa ini akan mengakibatkan luas permukaanbahan menjadi lebih besar sehingga memudahkanpengeringan, misalnya pada pembuatan sari buah,memerlukan penambahan gelatin dan putih telur untukmembantu terbentuknya busa

Pengaruh pengeringan terhadap bahan adalah penurunannilai gizi bahan pangan terutama vitamin C, tekstur bahan menjadikeras karena terlepasnya air yang mengakibatkan granula-granulasaling berdekatan serta masih adanya kesempatan bagi mikrobauntuk tumbuh karena pengeringan tidak membunuhnya tetapimengurangi jumlah air.

4.7. Pemanasan Bahan Pangan

Dasar pemilihan metode pemanasan dalam pengolahanpangan adalah bahwa panas dapat mematikan mikroba perusakdan dapat menonaktifkan enzim. Dampak positif pemanasanadalah dapat meningkatkan daya simpan bahan pangan,sedangkan dampak negatifnya adalah mengakibatkan gizi turun.Pemanasan dilakukan untuk mneurunkan kandungan zat anti gizi,inaktivasi enzim dan membunuh atau menurunkan jumlahmikroba. Beda tujuan akhir pengeringan dengan pemanasanadalah jika pengeringan hanya menurunkan kadar air dan tidakdapat membunuh mikroba, sedangkan pemanasan lebih utamauntuk membunuh mikroba. Pemanasan dapat mempengaruhidaya simpan produk, namun harus diperhatikan tentangpenggunaan suhu dan lama pemanasan karena akanmempengaruhi kualitas dan gizi produk akhir. Faktor-faktor yangmempengaruhi efektifitas panas yaitu :

1. Sistem pemanasan yang paling efektif adalah jikamenggunakan udara panas yang basah.

Page 86: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

78 Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

2. pH medium yang rendah lebih efektif dalam membunuhmikroba, contohnya jenis Clostridium mati setelah 10 menitpada pH 2 sedangkan pada pada pH 6 yang akan mati pada180 menit kemudian.

3. Komposisi pangan yang mengandung lemak dan proteinakan melindungi mikroba sehingga diperlukan waktupemanasan yang lebih lama.

4. Bentuk pangan yang padat kurang efektif daripada bentukcair.

5. Umur sel mikroba yang lebih tua lebih tahan panas daripadayang masih muda karena mekanisme perlindungan tubuhnyalebih kuat.

6. Mikroba yang membentuk spora lebih tahan panas karenaspora akan melindunginya terhadap panas sehinggadiperlukan suhu yang lebih tinggi.

Metode pemanasan bahan pangan, dapat dibagi menjadi duamacam yaitu :

1. Pemanasan dengan suhu dibawah 100 oC

Metode ini digunakan untuk bahan cair misalnya susudan sari buah. Penggunaannya hanya menyebabkan kematiansebagian mikroba pembusuk namun beberapa jenis mikrobapatogen atau penyebab penyakit masih hidup. Pasteurisasisering digunakan pada metode ini dan nilai gizi produk akhirmasih baik

2. Pemanasan dengan suhu diatas 100 oCPenggunaannya cocok untuk bahan pangan berbentuk

padat dan cair dan nilai gizi produk akhir lebih banyakmengalami kerusakan. kebanyakan mikroba mati sehinggadaya simpan bahan pangan akan lebih lama.

Page 87: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

79Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

Prinsip dasar pasteurisasi adalah menghambat pertumbuhanmikroba dan bentuk yang mampu dibunuh adalah sel vegetatifyang tidak berspora, yang akan mati pada suhu 80-100 oC.Pasteurisasi digunakan untuk produk cair karena panas akanbergerak dari suhu yang lebih rendah menuju ke suhu yang lebihtinggi, yang dikenal sebagai heat transfer dan prosesperambatannya lebih mudah pada produk yang berupa cairan.Makin cepat perambatan panas maka makin cepat pemanasan.Dengan adanya perambatan panas, produk cair ini akan ikutbergerak sehingga proses perambatan panasnya lebih cepat.

Sterilisasi bertujuan untuk membunuh mikroba. Sterilisasibiasanya dikaitkan dengan pengolahan bahan pangan denganpengalengan. Yang menjadi patokan dalam keberhasilan prosespemanasan adalah matinya bakteri yang membentuk sporaseperti Bacillus stearothermophilus. Sedangkan patokan untukkesehatan dan keamanan pangan adalah jenis Clostridiumbotulinum. Jenis ini hanya tumbuh pada bahan pangan yangmempunyai pH diatas 4,5 sehingga pH 4,5 dianggap sebagaipatokan dan makanan diatas pH tersebut harus tersterilisasisempurna atau makanan dapat ditambah dengan asam organiksehingga pH menjadi rendah. Sterilisasi yang dibutuhkan padakondisi ini adalah 121 oC dengan waktu 20-30 menit. Bakteri inidapat mati jika suhu pemanasan mencapai lebih dari 100-121 oC.Sterilisasi memerlukan autoklaf untuk menghasilkan suhu yangtinggi dan tekanan 15 psi. Prinsip autoklaf adalah tangki pemanasyang dapat diatur tekanannya dengan manometer dan ada kleppengaman. Uap basah yang dihasilkannya dapat meningkatkansuhu dan uap keringnya harus dikeluarkan dari retort. Dalamsterilisasi dikenal adanya come up time yaitu waktu yangdiperlukan produk pada titik dingin (coldest point) yangmempunyai suhu yang dikehendaki dan perhitungannyamenggunakan thermocouple. Penentuan titik ini tergantung daripanjang dan volume kaleng. Grafik pemanasan dengan sterilisasi,dapat dilihat pada Gambar 25 dan proses sterilisasi denganautoklaf, dapat dilihat pada Gambar 26.

Page 88: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

80 Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

Gambar 25. Grafik pemanasan dengan sterilisasi

Thermal Death Time (TDT) adalah waktu yang dibutuhkanuntuk membunuh sel atau spora mikroba pada suhu tertentu.Nilai D (Thermal reduction time) adalah waktu yang dibutuhkanuntuk membunuh 90 % sel mikroba atau untuk menurunkanjumlah satu siklus log mikroba. Nilai F adalah waktu pemanasanpada suhu tertentu untuk mencapai tingkat sterilisasi yangdiinginkan. Nilai Z adalah perbedaan suhu yang dibutuhkan untukmenurunkan satu siklus log nilai D. Skema metode sterilisasi, dapatdilihat pada Gambar 27.

Gambar 26. Proses sterilisasi dengan autoklafSumber : generasighurabaq.blogspot.com

Page 89: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

81Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

Faktor penyebab kerusakan makanan kaleng adalahadanya sterilisasi yang tidak sempurna, pencemaran sekundersetelah sterilisasi, pendinginan yang tidak cukup, penyimpananpada suhu yang tinggi, pengkaratan kaleng, reaksi kimia makanankaleng serta exhausting yang kurang dan pengisian bahan yangberlebihan.

Gambar 27. Skema metode sterilisasi

Sterilisasi

Dengan container (wadah) sebelum ditempatkan dalam wadah

Agitated (A) atau non agitated (NA)1. Rolling2. End over and rotation3. Rocking or reciprocating

1. Dole process2. Aseptic filling of flexible and rigid

plastic container

batch methodscontinuous methods1. vertical retort dengan tidak ada2. Retort horisontal dengan atau A tipe

2 atau 3

pengadukan

dengan tekanan1. pressure cooker-cooler NA2. rotary / reel cooker A tipe ½ dan NA3. hydrostat cooker NA atau A tipe 1/2/3

tidak dengan tekanan1. hot air A tipe 12. flame A tipe 1

Page 90: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

82 Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

4.8. Pengasapan (Smoking) Bahan Pangan

Prinsip pengasapan adalah penggunaan asap daripembakaran kayu untuk mengolah bahan pangan. Faktor utamayang mempengaruhi keberhasilan proses pengasapan adalah :

1. Mutu dan volume asap, dipengaruhi oleh jenis kayu yangkeras, tidak mudah terbakar dan dapat menghasilkan asapdalam jumlah besar dalam waktu yang lama sehingga asapdapat menempel pada daging dan mencegah pertumbuhanmikroba.

2. Suhu dan kelembaban ruang pengasapan dipengaruhi olehruangan yang memiliki suhu dan kelembaban udara yangrendah.

3. Sirkulasi udara dalam ruang pengasapan harus baik agaraliran asap berjalan lancar dan kontinyu.

Jenis kayu bakar yang digunakan akan mempengaruhi rasadan warna khas bahan yang diasapkan. Komposisi kimia asap akanmeningkatkan daya awet bahan, misalnya jika hanya disimpanpada suhu kamar dapat tahan sekitar 7 hari. Komposisi kimia asapadalah air, aldehid, asam asetat, keton, alkohol, asam formiat,fenol dan CO2. Pengasapan tradisional menggunakan asappembakaran secara langsung, metode ini mempunyai kelemahanyaitu :

1. Kualitas bahan kurang konsisten

2. Terdapatnya senyawa ter pada bahan makanan yang dapatmembahayakan kesehatan

3. Pencemaran lingkungan

Sistem pengasapan dibagi menjadi dua yaitu pengasapanpanas (hot smoking) dan dingin (cold smoking). Kedua pengasapanini menggunakan tungku pembakaran yang menghasilkan asap.Letak sumber pemanas pengasapan panas berdekatan denganbahan yang akan diasap dan hasil pengasapannya seolah-olah

Page 91: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

83Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

telah mengalami proses pemanggangan sehingga bahan menjadimatang, proses lebih cepat tetapi bahan menjadi kering.Sedangkan letak sumber pemanas pengasapan dingin diletakkanjauh dari bahan melalui cerobong atau pipa sehingga waktunyamenjadi semakin lama untuk mematangkan bahan. Produk hasilpengasapan panas bersifat lebih tahan simpan, karenapertumbuhan serta aktivitas enzim terhambat atau terhenti,mengurangi jumlah bakteri pembusuk dalam bahan, air dalambahan menguap serta protein dalam bahan lebih padat danmenyatu. Suhu yang digunakan dalam pengasapan panas adalah65-80 oC. Yang perlu diperhatikan dalam metode pengasapan iniyaitu :

1. Kondisi kesegaran bahan sebelum diasap.2. Waktu pengasapan apakah sudah mencukupi untuk

menghasilkan bahan yang matang dengan baik.

3. Perlunya usaha untuk memeratakan asap diseluruh ruangan.

4. Perlunya pengaturan suhu dalam ruangan sehingga produktidak terlalu keras dan tidak hangus.

Sistem pengasapan dingin menggunakan suhu 30-40 oC.Penyelenggaraan waktu pengasapan dingin adalah lebih lamadaripada pengasapan panas, bahkan sampai dua minggu. Ruangpengasapannya terletak lebih jauh dengan bahan yang diasap.Pengaturan pengasapan dilakukan dengan pemberian kipas angin.Untuk melengkapi ruang pengasapan , dapat diberikan generatorasap yang berfungsi untuk menyerap asap dalam tungkupengasapan dan menyemburkan kedalam ruang pengasapan.Pengasapan sederhana dan alat pengasapan ikan, dapat dilihatpada Gambar 28 dan 29.

Page 92: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

84 Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

Gambar 28. Sistem pengasapan sederhanaSumber : bisnisukm.com

Gambar 29. Alat pengasapan ikanSumber : Maripul (2004)

Page 93: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

85Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

Sisetem pengasapan modern, menggunakan metode yangdapat dikontrol (controlled smoking). Perlengkapan yang harusada adalah alat pengatur suhu (thermostat), alat pengatur udara,alat pemerataan asap, alat pengtur kecepatan asap dan generatorasap. Keuntungan metode ini adalah waktu, tenaga dan biayaproduksi lebih hemat, asap dapat tersaring sehingga senyawa terdapat dikurangi, jumlah asap yang terbentuk merata keseluruhpermukaan bahan, hasil produksi dan mutu bahan dapatterkontrol.

Gambar 30. Sistem pengasapan modern (alat pengasapan ikantiga dimensi)

Sumber : Fansuri (2011)

Kelemahan metode pengasapan sederhana, dapat diatasidengan penggunaan asap cair yang merupakan campuran larutandari dispersi asap kayu dalam air yang dibuat denganmengkondensasikan asap hasil pembakaran. Adanya senyawafenol, karboksil dan asam dapat berfungsi sebagai anti oksidan,anti mikroba dan memberi cita rasa spesifik. Kandungan senyawafenol, karbonil dan pH asap cair dari beberapa jenis bahan serta

Page 94: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

86 Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

aktivitas anti bakteri komponen asap cair, dapat dilihat pada Tabel5 dan Tabel 6. Alat produksi asap cair, dapat dilihat pada Gambar31.

reaktor

Dudukanpenyangga

Keluarnya ter

Pengukur suhu

Kolom pendingin

Dapur pemanas

Saluran airpendingin masuk

Saluran airkeluar

Penampung hasilasap cair

Gambar 31. Alat produksi asap cair

Tabel 6. Kandungan kimia asap cair

1 Kelobot 3.05 17.41 3.0 9.6

2 Sabut sawit 3.06 10.20 3.1 9.3

3 Kulit kakao 2.30 11.32 2.9 9.8

4 Kulit kopi 2.11 12.62 3.1 9.45 Tempurung kelapa 3.13 9.30 3.2 9.2

No. Jenis Fenol Karbonil pH KeasamanBahan (%) (%) (asam asetat)

Page 95: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

87Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

Tabel 7. Aktivitas anti bakteri komponen asap cair

1 Bacillus subtilis 2.9 1.82 Pseudomonas fluorescens 3.0 1.63 Staphylococcus aureus 3.3 1.14 E. coli 3.2 1.5

Aktivitas anti bakteriNo. Jenis bakteri Asam asetat Fenol

(9,6%) (2,2%)

4.9. Selai, Jeli dan Marmalade

Selai adalah produk makanan yang kental atau setengahpadat, yang terbuat dari campuran 45 bagian buah (cacahan buah)dan 55 bagian gula. Sedangkan jeli adalah produk yang hampirsama dengan selai, hanya berbeda pada campuran bahannya yaitu45 bagian sari buah dan 55 bagian gula. Secara umum, jellymempunyai empat atau lima komponen utama, yaitu bahanpembentuk jel (hidrokoloid), air, pengasam (bisa berupa asamsitrat atau sari buah), gula (pemanis), perasa (komponen flavoratau buah), serta pewarna.

Komponen terpenting untuk membuat gel berasal dariberbagai sumber seperti gelatin, serta bisa diperoleh dalambentuk bubuk ataupun dalam bentuk gel yang dapat langsungdikonsumsi. Jika dilarutkan dalam air, bahan pembentuk jelmengubah cairan menjadi semi padat dan dapat dicetak dalamaneka bentuk. Tiga bahan pokok pada proses pembuatan jeli danselai adalah pektin, asam dan gula dengan perbandingan tertentuuntuk menghasilkan produk yang baik. Selai atau jeli buah yangbaik, harus berwarna cerah, jernih dan kenyal seperti agar-agartetapi tidak terlalu keras serta mempunyai rasa buah asli. Teksturgel yang terbentuk sangat dipengaruhi oleh jenis bahanpembentuk gel serta penambahan gula, asam dan komponenlainnya. Dengan pengaturan formulasi yang sesuai, karakter geldari berbagai jelly bisa beragam. Misalnya, jika menggunakan

Page 96: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

88 Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

bubuk gelatin, kekerasan gel dipengaruhi oleh banyaknya jumlahair dan jumlah bubuk gelatin. Semakin banyak bubuk gelatin,semakin keras gel. Untuk mendapatkan cita rasa yang diinginkan,bisa menambahkan berbagai bahan, misalnya cita rasa buahdidapat dari buah segar dan ini lebih baik buat kesehatan ataurasa lainnya seperti asam dari asam sitrat. Kalau inginmengeraskan jelly sehingga mirip permen, tambahkan pengawet,terutama sodium propionat, sesuai dengan kondisi asam yang ada(sekitar pH 5–6). Agar tidak lengket, permukaan jelly pada permenditambahkan bahan pelapis, berupa campuran tepung tapiokadengan tepung gula. Umumnya, permen dari gelatin dilapisidengan tepung pati kering untuk membentuk lapisan luar yangtahan lama, dan menghasilkan bentuk gel yang baik.

Komponen jeli di pasaran, biasanya hanya mengandungbahan tambahan makanan dan bukan dari buah asli, misalnyaMaltitol, Pectin, Malic Acid, Artificial Flavors, Potassium Sorbate(A Preservative), Artificial Colors including Yellow #5, & #6, Red#40 and Blue #1. Pemilihan bahan yang digunakan dalampembuatan selai, jeli dan marmalade perlu mempertimbangkansegi kesehatam keamanan konsumen. Sifat dasar dari makananini memang rendah lemak dan tinggi serat. Karena itu, jellydisarankan untuk dikonsumsi oleh anak yang berumur 3 tahunatau lebih, sebagai salah satu variasi jenis makanan yang perludiperkenalkan. Kini, di pasaran tersedia berbagai jenis dan merkjelly . Tetapi, terlepas dari sifat dasar di atas, kandungan gizi jellytergantung betul dari bahan pembuatnya. Kalau menggunakanbahan yang tidak tepat, bisa-bisa makanan ini tidak lagibermanfaat dan malahan berpotensi menggemukkan. Jadinya,bahan pembuat yang bermanfaat adalah bahan asalnya jugamengandung banyak serat dan nilai gizi lainnya. Misalnya, saribuah, yogurt, susu, probiotik (bakteri yang akan menghadangkuman penyakit dalam saluran cerna dan menimbulkangangguan), dan prebiotik (makanan yang tepat bagi bakteriprobiotik agar jumlahnya meningkat dalam saluran cerna). Bahanlain yang berguna adalah agar-agar atau alginat karena sarat

Page 97: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

89Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

yodium. Diagram alir pembuatan selai atau jeli buah, dapat dilihatpada Gambar 32.

Gambar 32. Diagram alir pembuatan selai atau jeli buah Sumber : Margono, Suryati dan Hartinah (2002)

Jam atau biasa disebut dengan selai adalah produk awetanyang terbuat dari daging buah (45%) yang dihaluskan, gula pasir(35%), dan ¼ sendok teh asam sitrat. Semua bahan dicampur dandirebus hingga teksturnya mengental. Hampir semua buah bisadijadikan selai. Hanya saja perlu diperhatikan kandungan gula danpektinnya. Semakin manis buah berarti penambahan gula bisadikurangi sesuai dengan tingkat kemanisan buah. Untuk buah yang

Page 98: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

90 Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

pektin tinggi seperti jeruk, stroberi dan anggur, tidak diperlukanpenambahan bahan pengental seperti gelatin. Sedangkan untukbuah yang pektinnya rendah namun airnya tinggi (melon, ceri,semangka dan lainnya), perlu ditambah bahan pengental agartekstur selai yang dihasilkan lebih baik. Aroma pada buah sangatmudah menguap selama proses perebusan. Agar aroma buahlebih nyata, tambahkan beberapa tetes esens buah-buahan sesaatsebelum selai diangkat dari perapian. Jangan lupa menambahkanasam sorbat untuk menghambat pertumbuhan khamir, kapangdan bakteri agar selai yang dihasilkan lebih tahan lama. Dalammembuat jam, penggunaan air biasanya lebih banyak (1:3) karenaperlu waktu untuk memperoleh tekstur kulit buah yang empuk.Contoh selai yang terbuat dari buah, dapat dilihat pada Gambar33.

Gambar 33. Selai buahSumber : indonetwork.co.id; kitabmasakan.com

Komposisi bahan dan proses pembuatan marmalade hampirsama dengan jam. Hanya pemilihan buah biasanya menggunakankeluarga citrus seperti jeruk lemon, jeruk nipis dan jeruk mandarin.Satu hal lagi yang membedakan adalah marmalade selalumenambahkan potongan buah, kulit buah (biasanya jeruk) didalamnya. Tekstur marmalade juga tidak sepekat jam karena buahyang digunakan (jeruk) tidak mengandung banyak ampas ataupati.

Page 99: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

91Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

Gambar 34. MarmaladeSumber : cooking-varieties.blogspot.com

Berbeda dengan jam dan marmalade yang terbuat daridaging buah yang dihaluskan, jeli terbuat dari sarinya buah-buahan. Bentuknya pun berbeda, jeli lebih padat, bening dantransparan. Hal yang perlu diperhatikan jika membuat jeli adalahkandungan pektin dalam buah. Semakin tinggi kandungan pektin,jeli yang dihasilkan akan semakin baik. Proses pembuatan jeliberbeda dengan jam. Prosesnya, buah dihaluskan, kemudiandicampur air dengan perbandingan 1:2. tambahkan gula (1% dariberat sari buah) dan ¼ sendok teh asam sitrat. Prosespencampuran diikuti dengan perebusan selama 30 menitkemudian disaring dengan kain kasa. Panaskan kembali sari buahhingga tekstur jeli terbentuk. Selagi panas, masukkan dalam botolyang sudah disterilisasi, tutup rapat dan dinginkan.

Page 100: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

92 Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

Gambar 35. JellySumber : surabaya.olx.co.id

Selain dari buah, jeli juga dapat dibuat dari sari daun tanamanCincau. Cincau adalah bahan pembentuk jel hasil ekstraksi daridaun tanaman cincau atau camcau. Ada beberapa macamtanaman cincau yaitu cincau merambat (Mesona palustris atauJanggelan) yang menghasilkan cincau hitam, cincau perdu(Melastoma polyanthum sp. ) yang menghasilkan cincau hijau agakkecoklatan (kurang diminati karena aroma khasnya), dan Cycleabarbata yang menghasilkan cincau hijau. Kandungan gizi, terbataspada karbohidrat saja. Cincau mempunyai beberapa komponennon gizi, yaitu serat dan klorofil, yang memberikan manfaat bagikesehatan. Aneka bahan pembentuk gel, dapat dilihat pada Tabel7.

Page 101: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

93Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

Tabel 8. Aneka bahan pembentuk gel

BahanPembentuk Keterangan

Gel

Gelatin • Dari ekstraksi tulang dan / atau kulit berbagaibinatang.

• Mampu membentuk gel cukup kuat danbersifat transparan.

• Sangat populer di industri pangan dunia.Namun, bagi vegetarian atau masyarakatmuslim, status kehalalannya masihdipertanyakan.

• Proses pembuatannya sederhana: tambahkanair panas (mendidih) pada bubuk gelatin, laluaduk hingga rata. Masukkan larutan kentalgelatin ke dalam cetakan, kemudian dinginkandalam lemari es. Setelah dingin, larutan berubahmenjadi gel (semi padat) yang bisa langsungdiambil dari cetakan.

Agar-agar • Dari proses esktraksi ganggang/rumput lautmerah ( Rhodophycae ).

• Kaya yodium (160 mg per 100 gram agar-agar),kalsium dan fosfor yang penting untuk tumbuhkembang anak. Misalnya, pertumbuhan tulang.

• Di pasaran, paling banyak dalam bentuk tepung,walaupun ada pula dalam bentuk serpihan.

• Secara alami, mampu memproduksi jel yangkuat, kenyal, jernih, serta bersifat “setting”, yaitumemadat (membentuk jel) yang lebih kuat.Hanya memerlukan suhu ruang biasa untukmembentuk jel. Dengan alasan kesehatan dankeamanan pangan, disarankan prosespembentukan jel dalam lemari es.

• Umum digunakan di Indonesia.

Page 102: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

94 Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

Konyaku • Berasal dari ekstraksi umbi tanaman iles-iles(Amorphophallus).

• Mampu membentuk jel yang sangat kenyal.• Sangat populer di Jepang dan negara-negara

Asia lain. Di Indonesia sudah mulai populer.

Karagenan • Dari proses ekstraksi rumput laut merah(Rhodophycae)

• Kaya yodium dan vitamin A (antara lainbermanfaat membantu proses metabolismeyang berkaitan dengan penglihatan dan sistimsaraf).

• Gel lebih lembut dan empuk daripada gel agar-agar.

• Banyak dipakai di Indonesia.

Alginat • Diperoleh dari rumput laut cokelat(Phaeophyceae)

• Dipakai pula di Indonesia.

Sumber : Anonimus (2006)

4.10. Pengolahan Minyak Hasil Pertanian

Minyak goreng yang ada dipasaran, terbuat dari bahan dasarseperti dari minyak kelapa, minyak sawit, minyak kedelai, minyakjagung, dan minyak biji bunga matahari. Bahkan ada juga yangmerupakan campuran dua macam minyak.

Selain itu terdapat pula minyak goreng sawit yang berbedaproses pembuatannya. Produk pertama dikenal sebagai produksingle fractionation (fraksinasi tunggal) sedangkan produk keduaadalah produk double fractionation (fraksinasi ganda). Minyakkelapa, dahulu, merupakan satu-satunya minyak goreng yangdigunakan di Indonesia tapi kini pasarannya terdesak oleh minyaksawit. Beberapa jenis minyak goreng atau minyak bahan panganyang dihasilkan dari hasil pertanian, dapat dilihat pada Gambar36.

Page 103: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

95Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

Gambar 36. Minyak olahan hasil pertanianSumber : Handoko (2006)

Proses pengolahan kelapa sawit menjadi minyak sawit adalahmelalui proses pemanasan dan pengepresan. Dari buah sawit akandiperoleh minyak sawit mentah (crude palm oil) berwarna jinggakemerahan karena mengandung beta-karoten (sekitar 400-700ppm). Minyak mentah ini terdiri atas dua fraksi yaitu fraksi padat(stearin) dan fraksi cair (olein). Untuk menjadi minyak goreng,minyak sawit mentah ini mengalami proses rafinasi (refining)pertama, yaitu penetralan, pencucian, penghilangan warna(bleaching), dan penghilangan bau (deodorization) sehinggadiperoleh refined bleached deodorized palm oil (RBDPO) yangterdiri atas dua fraksi yaitu fraksi padat dan fraksi cair.

Proses rafinasi kedua adalah proses fraksinasi yang sering jugadisebut sebagai proses penyaringan. Proses fraksinasi ini bertujuanuntuk memisahkan fraksi padat dari fraksi cair. Caranya dilakukandengan menurunkan suhu minyak menjadi 20 oC, kemudiandisaring sehingga fraksi padat bisa dipisahkan dari fraksi cair. Fraksipadat yang terkandung dalam fraksi cair itu dikenal sebagai solidfat content (SFC). Minyak goreng sawit yang diperoleh dari prosesfraksinasi tunggal pada suhu 10 oC, mengandung sekitar 15-20 %SFC, sedangkan yang didapat dari proses fraksinasi ganda hanyamengandung sekitar 0-5% SFC.

Page 104: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

96 Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

Minyak goreng sawit fraksinasi ganda selalu akan berbentukcair pada suhu rendah karena kandungan SFC-nya juga rendah.Sedangkan minyak goreng sawit fraksinasi tunggal akan membekuapabila direndam dalam air es karena kandungan SFC-nya lebihtinggi. Sehingga kandungan asam lemak tak jenuh minyak gorengsawit fraksinasi ganda lebih tinggi ketimbang produk fraksinasitunggal. Untuk mencegah adanya ketengikan akibat terjadinyaoksidasi pada rantai lemak tidak jenuh ini, maka produk minyakgoreng ditambahkan antioksidan baik yang alami maupun yangsintetis.

Oksidasi lipida (minyak dan lemak) merupakan penyebabterbesar kerusakan mutu makanan. Terjadinya oksidasi lipidadapat mengawali perubahan-perubahan lain dalam makanan yangberdampak pada mutu nutrisi, keamanan, wama, flavor dantekstur makanan. Salah satu cara efektif untuk mencegahkerusakan oksidatif tersebut adalah penggunaan antioksidan.Antioksidan bisa dikelompokkan menjadi tiga yaitu :

1. Antioksidan primer

Antioksidan primer ini bekerja untuk mencegahpembentuk senyawa radikal bebas baru, yang mengubahradikal bebas yang ada menjadi molekul yang berkurangdampak negatifnya, sebelum radikal bebas ini sempatbereaksi. Contoh antioksidan ini adalah enzim SOD yangberfungsi sebagai pelindung hancurnya sel-sel dalam tubuhserta mencegah proses peradangan karena radikal bebas.Enzim SOD sebenarnya sudah ada dalam tubuh kita. Namunbekerjanya membutuhkan bantuan zat-zat gizi mineralseperti mangan, seng, dan tembaga. Selenium (Se) jugaberperan sebagai antioksidan. Jadi, jika ingin menghambatgejala dan penyakit degeneratif, mineral-mineral tersebuthendaknya tersedia cukup dalam makanan yang dikonsumsisetiap hari.

2. Antioksidan sekunder

Antioksidan ini berfungsi menangkap senyawa sertamencegah terjadinya reaksi berantai. Contoh antioksidan

Page 105: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

97Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

sekunder: vitamin E, vitamin C, beta karoten, asam urat,bilirubin, dan albumin.

3. Antioksidan tersierAntioksidan jenis ini memperbaiki kerusakan sel-sel dan

jaringan yang disebabkan radikal bebas. Contoh enzim yangmemperbaiki DNA pada inti sel adalah metionin sulfoksidanreduktase. Adanya enzim-enzim perbaikan DNA ini bergunauntuk mencegah penyakit kanker, misalnya hasil berbagaipenelitian dengan menggunakan hewan percobaan telahmendukung teori bahwa mengkonsumsi antioksidan yangmemadai dapat mengurangi terjadinya berbagai penyakitseperti kanker, kardiovaskuler, katarak serta penyakitdegeneratif lain.

Antioksidan merupakan senyawa utama yang dapatmenghambat terjadinya kerusakan oksidatif lipida, namun tidakdapat memperbaiki produk makanan yang telah teroksidasi. Adabeberapa macam antioksidan yang diijinkan untuk makanan, baikdari jenis antioksidan sintetis (Butil Hidroksi AnisoI/BHA, ButilHidroksi Toluen/BHT) maupun antioksidan alami (ekstrak daunRosemary). Antioksidan sintetis yang diproduksi secara reaksikimia dianggap kurang aman, maka konsumen cenderung mencariantioksidan alami yang dipandang lebih aman karena diperolehdari ekstrak bahan alami. Ada banyak bahan pangan yang dapatmenjadi sumber antioksidan alami, misalnya rempah-rempah, teh,coklat, dedaunan, biji-bijian serealia, sayur-sayuran, enzim danprotein. Kebanyakan sumber antioksidan alami adalah tumbuhandan umumnya merupakan senyawa fenolik yang tersebar diseluruh bagian tumbuhan, baik di kayu, biji, buah, daun, akar,bunga maupun serbuk sari.

4.11. Pengolahan menggunakan Bahan Tambahan Makanan(Food Additive)

Salah satu faktor yang mempengaruhi kesehatan manusiaadalah gizi yang diperoleh dari makanan. Jenis dan cara

Page 106: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

98 Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

pengolahan bahan pangan sangat menentukan kadar gizi hasilolahan makanan tersebut. Usaha pengolahan makanan tidakterlepas dari uasaha untuk memperpanjang daya simpanmakanana tersebut, terutama produk hasil pertanian yang bersifatperishable atau sangat mudah rusak. Salah satu cara untuk lebihmeningkatkan daya simpan produk sekaligus untuk meningkatkankualitasnya adalah dengan menggunakan bahan tambahanmakanan. Bahan tambahan yang digunakan dalam makanan harusaman dikonsumsi dan tidak merugikan kesehatan konsumen.Bahan tambahan makanan adalah bahan/ campuran yang secaraalamiah tidak terdapat dalam makanan, tetapi ditambahkansecara sengaja kedalamnya. Tujuannya adalah untuk :

1. Meningkatkan warna, rasa, stabilisasi2. Meningkatkan tekstur, menahan kelembaban3. Pengental, pengikat, cegah pelengketan4. Pengkayaan vitamin dan mineral5. Penghambat tumbuhnya mikroba6. Sebagai antioksidan, yang merupakan bahan yang dapat

mencegah terjadinya oksidasi pada minyak dan lemak yangmengakibatkan ketengikan pada bahan pangan. Proses tengikkarena pembentukan radikal bebas. Antioksidan yang seringdigunakan adalah BHA (butiled hiroksianisol) dan BHT (butiledhidroksitoluen). Struktur kimia BHA dan BHT, dapat dilihatpada Gambar 37 dan 38.

Gambar 37. Struktur kimia BHA

Page 107: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

99Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

Gambar 38. Struktur kimia BHT

Bahan tambahan pangan yang berfungsi sebagai anti mikrobayang berasal dari bahan-bahan kimia, antara lain adalah gula pasir,garam dapur, nitrat, nitrit, natrium benzoat, asam propionat, asamsitrat, garam sulfat, dan lain-lain. Apabila jumlah pemakainannyatepat, pengawetan dengan bahan-bahan kimia dalam makanansangat praktis karena dapat menghambat berkembangbiaknyamikroorganisme seperti jamur atau kapang, bakteri, dan ragi.Bahan tambahan pangan ini, misalnya :

1. Asam propionat (natrium propionat atau kalsium propionat),yang ditambahakan dengan tujuan untuk mencegahtumbuhnya jamur atau kapang. Untuk bahan tepung terigu,dosis maksimum yang digunakan adalah 0,32 % atau 3,2gram/kg bahan; sedangkan untuk bahan dari keju, dosismaksimum sebesar 0,3 % atau 3 gram/kg bahan. Rumus kimiaasam propionat, dapat dilihat pada Gambar 39.

Gambar 39. Rumus kimia asam propionat

Page 108: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

100 Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

2. Asam Sitrat (citric acid), merupakan senyawa dari asamorganik yang berbentuk kristal atau serbuk putih. Asam sitratini mudah larut dalam air, spriritus, dan etanol, tidak berbau,rasanya sangat asam, serta jika dipanaskan akan melelehkemudian terurai yang selanjutnya terbakar sampai menjadiarang. Asam sitrat juga terdapat dalam sari buah-buahanseperti nenas, jeruk, lemon, markisa. Asam ini dipakai untukmeningkatkan rasa asam (mengatur tingkat keasaman) padaberbagai pengolahan minum, produk air susu, selai, jeli, danlain-lain. Asam sitrat berfungsi sebagai pengawet pada kejudan sirup, digunakan untuk mencegah proses kristalisasidalam madu, gula-gula (termasuk fondant), dan juga untukmencegah pemucatan berbagai makanan, misalnya buah-buahan kaleng dan ikan. Larutan asam sitrat yang encer dapatdigunakan untuk mencegah pembentukan bintik-bintik hitampada udang. Penggunaan maksimum dalam minuman adalahsebesar 3 gram/liter sari buah.

3. Benzoat (acidum benzoicum atau flores benzoes atau benzoicacid), yang biasa diperdagangkan adalah garam natriumbenzoat, dengan ciri-ciri berbentuk serbuk atau kristal putih,halus, sedikit berbau, berasa payau, dan pada pemanasanyang tinggi akan meleleh lalu terbakar. Struktur kimia asambenzoat dan sodium benzoat, dapat dilihat pada Gambar 40dan 41.

Gambar 40. Struktur kimia asam benzoat

Page 109: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

101Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

Gambar 41. Struktur kimia sodium benzoat

4. Bleng, merupakan larutan garam fosfat, berbentuk kristal,dan berwarna kekuning-kuningan. Bleng banyakmengandung unsur boron dan beberapa mineral lainnya.Penambahan bleng selain sebagai pengawet padapengolahan bahan pangan terutama kerupuk, juga untukmengembangkan dan mengenyalkan bahan, serta memberiaroma dan rasa yang khas. Penggunaannya sebagai pengawetmaksimal sebanyak 20 gram per 25 kg bahan. Bleng dapatdicampur langsung dalam adonan setelah dilarutkan dalamair atau diendapkan terlebih dahulu kemudian cairannyadicampurkan dalam adonan

5. Garam dapur (natrium klorida), garam dapur dalam keadaanmurni tidak berwarna, tetapi kadang-kadang berwarnakuning kecoklatan yang berasal dari kotoran-kotoran yang adadidalamnya. Air laut mengandung lebih dari 3 % garam dapur.Garam dapur sebagai penghambat pertumbuhan mikroba,sering digunakan untuk mengawetkan ikan dan juga bahan-bahan lain. Penggunaannya sebagai pengawet minimalsebanyak 20 % atau 2 ons/kg bahan

6. Garam sulfat, digunakan dalam makanan untuk mencegahtimbulnya ragi, bakteri dan warna kecoklatan pada waktupemasakan

7. Gula pasir, digunakan sebagai pengawet dan lebih efektif biladipakai dengan tujuan menghambat pertumbuhan bakteri.Sebagai bahan pengawet, pengunaan gula pasir minimal 3%atau 30 gram/kg bahan

Page 110: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

102 Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

8. Kaporit (Calsium hypochlorit atau hypochloris calsiucus atauchlor chalk atau kapur klor), merupakan campuran daricalsium hypochlorit, -chlorida dan -oksida, berupa serbukputih yang sering menggumpal hingga membentuk butiran.Biasanya mengandung 25-70 % chlor aktif dan baunya sangatkhas. Kaporit yang mengandung klor ini digunakan untukmensterilkan air minum dan kolam renang, serta mencuciikan

9. Natrium Metabisulfit, yang diperdagangkan berbentukkristal. Pemakaiannya dalam pengolahan bahan panganbertujuan untuk mencegah proses pencoklatan pada buahsebelum diolah, menghilangkan bau dan rasa getir terutamapada ubi kayu serta untuk mempertahankan warna agar tetapmenarik

10. Asam sorbat yang ditambahakan kedalam makanan,berfungsi untuk mencegah pertumbuhan kapang dan bakteri.Struktur kimia asam sorbat dan potasium sorbat, dapat dilihatpada Gambar 42 dan 43.

Gambar 42. Struktur kimia asam sorbat

Gambar 43. Struktur kimia potasium sorbat

Page 111: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

103Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

Warna adalah salah satu penentu mutu yaitu indikatorkesegaran, alat bantu proses pengolahan, penyimpanan bahanpangan. T iga golongan pewarna yang digunakan dalampengolahan bahan pangan adalah :

1. Pewarna alamiah yaitu pigmen dari bahan nabati, hewaniatau jenis mineral, misalnya antosianin, oranye, merah, biru.Bersifat stabil pada pH asam dan larut dalam air. b-carotenberwarna kuning, merah, oranye, bersifat peka oksidasi, tidaklarut dalam air dan sedikit larut dalam lemak. Kurkumin yangberwarna kuning dari kunyit

2. Pewarna yang identik dengan bahan alamiah atau sintetikdengan struktur alamiah, seperti karotenoida murni

3. Sintetis. Konsentrasi yang diijinkan dalam makanan adalah5-600 ppm, seperti FD&C orange no 1 untuk pewarnapermen. Struktur kimia FD&C orange no 1 dan contohpewarna makanan, dapat dilihat pada Gambar 44 dan 45.

Gambar 44. Struktur kimia FD&C orange no 1

Gambar 45. Pewarna makanan Sumber : Handoko (2006)

Page 112: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

104 Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

Pembangkit rasa atau disebut juga penyedap rasa merupakanbahan tambahan makanan yang sering kali ditambahkan padaproses pengolahan bahan pangan. Jenisnya dibagi dua yaitu :

1. Penyedap rasa alamiah, seperti jahe, kayu manis dan merica2. Penyedap rasa sintetik merupakan penyedap rasa yang

komponen utamanya identik dengan alamiah misalnyavanilin, garam meja dan MSG. Contoh bahan penyedap rasa,dapat dilihat pada Gambar 46.

Gambar 46. Bahan penyedap rasa

4.12. Teknologi Ekstraksi Alginat

Rumput laut merupakan makroalga multiseluler dandiklasifikasikan dalam Divisio Thallophyta. Divisio ini mempunyaiempat kelas besar yaitu Rhodophyceae (alga merah),Phaeophyceae (alga coklat), Chlorophyceae (alga hijau) danCyanophyceae (alga biru-hijau) (Sediadi dan Budihardjo, 2000).Thallus rumput laut coklat berbentuk lembaran, bulatan ataubatangan yang bersifat lunak atau keras. Rumput laut coklatmengandung pigmen karoten, fukosantin dan klorofil (Atmadja,1996).

Alga coklat sering disebut kelp atau rockweed, yangmerupakan sumber alginat. Jenis alga coklat penghasil alginatdiantaranya adalah M.pyrifera, L.hyperborea dan A.nodosum, L.

Page 113: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

105Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

digitata, L. japonica, Eclonia maxima dan Eicenia bycyclis. Jenisalga coklat yang tumbuh di Indonesia adalah beberapa jenis darigenus Sargassum dan Turbinaria (Anonim, 1999). Alginat terdapatdalam semua spesies ganggang coklat dengan kadar yangberbeda-beda. M.pyrifera merupakan sumber utama produksialginat di dunia. Rumput laut tersebut merupakan grand kelp,yang banyak terdapat pada daerah dingin di Lautan Pasifik.L.hyperborea juga merupakan sumber alginat utama dari jenis kelpyang lebih kecil (Winarno, 1996).

Sargassum merupakan kelompok rumput laut semak yangbatang dan daunnya berbentuk seperti pisau. Pada bagianbatangnya mengandung sel-sel reproduksi. Sargassum berwarnacoklat atau pirang, namun warnanya akan sedikit berubah menjadihijau kebiru-biruan apabila mati kekeringan. Ukuran rumpunnyalebih tinggi daripada jenis lainnya, yaitu dapat mencapai tigameter (Anonymous, 2002).

Perbedaan tiap spesies Sargassum didasarkan atas bentukdari cabang, batang, daun, pinggir daun dan gelembung udara.S.duplicatum mempunyai pinggir daun yang berduplikasi secarakeseluruhan. S.crassifolium mempunyai pinggir daun yangberduplikasi sebagian. S.binderi mempunyai pinggir daun bulatdengan ujung melengkung atau runcing. S. echinocarpummempunyai daun yang lonjong dengan ujung pipih meruncing(Atmadja, 1996).

S. crassifolium mempunyai ciri-ciri yaitu batang utamaberbentuk bulat dan agak kasar, percabangan berselang-selingteratur, daun oval dan urat daun jelas dari pangkal ke ujung, pinggirdaun bergerigi jarang dan berombak, ujung melengkung atauruncing dan berduplikasi sebagian pada bagian ujung sampaitengah terutama pada daun-daun yang berada di bagian ataspercabangan, serta habitat pada substrat dasar batu di daerahperairan yang terkena ombak. Padina spp. merupakan jenisalginofit yang berbentuk lembaran-lembaran halus yang tidakmempunyai akar yang kuat dan tumbuh melekat pada karang diperairan yang lebih jernih. Penyebaran jenis ini banyak dijumpai

Page 114: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

106 Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

di Pantai Selatan Jawa dan Selat Sunda. Jenis S. polycystummemiliki ciri-ciri yaitu mempunyai duri-duri kecil pada thallusnya,batangnya pendek dengan percabangan utama tumbuh rimbundi bagian ujung, dapat mencapai tinggi sekitar dua meter, daunnyakecil dan lonjong, serta habitatnya pada substrat batu keras padarataan terumbu. (Atmadja, 1996). Baik S. crassifolium dan S.polycystum, keduanya masih belum dimanfaatkan. Sargassumspp., Turbinaria spp. dan Padina sp.dapat dilihat pada Gambar47, 48 dan 49.

Gambar 47. S.echinocarpumSumber : Atmadja (1996)

Gambar 48. T. decurrensSumber : Atmadja (1996)

Page 115: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

107Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

Gambar 49. Padina sp.Sumber : Atmadja (1996)

Alginat merupakan kandungan utama dari dinding selrumput laut coklat, yang tersusun atas asam guluronat danasam manuronat, dengan ikatan 1,4 -D-asam manuronat dan a-L-guluronat (Draget et al., 2005; Donati et al., 2009; Ertesvag etal., 2009). Rumus bangun asam manuronat dan asam guluronatserta struktur kursi alginat, dapat dilihat pada Gambar 50.

Gambar 50. (a) Rumus bangun asam manuronat dan guluronat

(b) Struktur kursi alginatSumber : Moe, et al (1996)

Page 116: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

108 Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

Proses pengolahan alginat, secara umum meliputi prosespencucian rumput laut, perendaman dalam alkali (Na2CO3),penambahan larutan H2SO4 atau HCl sehingga didapatkanendapan asam alginat atau garam kalsium, perendaman dalamlarutan basa, ekstraksi dengan larutan basa hingga didapat garamalginat, pengeringan dan penggilingan (Anonim, 2001).

Sortasi dilakukan dengan cara memisahkan jenis rumputlaut lain dan kotoran-kotoran seperti pasir, kerang-kerangan danbatu-batuan yang dapat mengganggu proses ekstraksi (Anonim,1999). Selanjutnya rumput laut dipotong-potong hinggaberukuran 0,5 - 1 cm. Pemotongan ini bertujuan untukmeningkatkan luas permukaan bahan sehingga mempercepatproses ekstraksi (Mujianto, 1999).

Berdasarkan proses Le Gloahee-Herter dan Mexican Process,perlakuan pre-ekstraksi atau leaching dilakukan dalam dua tahapyaitu perendaman dalam larutan CaCl

2 dan dilanjutkan dengan

perendaman dalam larutan HCl. Kedua proses ini bertujuan utamauntuk menghilangkan sebagian besar mineral yang ada dalamrumput laut. Selain itu, perendaman dalam larutan CaCl

2 juga

bertujuan untuk menghilangkan senyawa-senyawa laminaran danmanitol b (Chapman dan Chapman, 1980). Selain itu menurutIstini, et al. (1985), perlakuan asam dapat mengubah alginat dalamrumput laut coklat menjadi asam alginat.

Perlakuan pre-ekstraksi alginat dari M.pyrifera dapatdilakukan dengan perendaman dalam HCl pada pH 4 selama 15menit (Hernandez-Carmona et al., 1998). Penelitian yang telahdilaksanakan oleh Yunizal, dkk (1999), menggunakan HCl 0,5%(1:10) dengan lama perendaman selama 30 menit. Penelitian yangdilakukan oleh Mujianto (2001) dengan rumput laut coklat jenisPadina spp., perendaman HCl dilakukan pada konsentrasi HCl 1%.

Perlakuan alkali dalam ekstraksi alginat, biasanyamenggunakan larutan NaOH atau KOH. Fungsi perlakuan alkaliini adalah untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang larut dalam

Page 117: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

109Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

alkali (Istini et al., 1985). Menurut Fessenden dan Fessenden(1997), perendaman dalam larutan alkali berfungsi untukdeproteinasi. Protein dan lendir yang ada pada rumput laut akanmengkoagulasi.

Perlakuan ekstraksi alginat dan kelarutan alginat dipengaruhipH pelarut. Alginat larut dalam pH basa dan akan menurunkelarutannya dengan menurunnya pH (Moe et al., 1996). Wikanta,dkk (1998) menyatakan bahwa keberhasilan proses ekstraksialginat tergantung dari konsentrasi larutan pengekstraksinya.Konsentrasi Na2CO3 yang terbaik dalam mengekstraksi alginatadalah 1,5% dan jika konsentrasinya terlalu tinggi akanmengakibatkan terjadinya degradasi alginat. Secara umum, beratmolekul alginat berkisar 200,000, namun dapat mengalamiperubahan jika terjadi degradasi selama proses ekstraksi (Vold etal., 2006). Natrium alginat dari Padina spp. (Mujianto, 1999), dapatdiekstraksi dengan cara perendaman dalam larutan Na2CO3 5%selama dua jam pada suhu 50oC. Menurut Hernandez-Carmona,et al (1999), kondisi terbaik untuk ekstraksi M. pyriferamenggunakan alkali adalah pada pH 10 pada suhu 80oC selamadua jam.

Perlakuan pemucatan dilakuakan dengan perendaman dalamlarutan NaOCl yang berfungsi sebagai bleaching agents, yangdapat mengoksidasi zat warna dari warna yang gelap menjadiwarna yang lebih cerah (Anonymous, 2004). Penggunaan larutanini, dapat mengoksidasi zat warna fucoxantin yaitu penyebabwarna coklat pada rumput laut coklat, sehingga warna alginat akanlebih cerah (Glasby, 1982). Pengendapan asam alginat bertujuanuntuk mendapatkan asam alginat dengan cara penambahanlarutan HCl. Pengendapan ini dilakukan pada pH 2,8–3,2. Endapanasam alginat yang terbentuk, dicuci dan dipisahkan dari larutannya(Chapman dan Chapman, 1980).

Tahap penetralan dilakukan dengan menggunakan larutanNa2CO3 hingga pH 5–10. Perlakuan penetralan ini bertujuan untukmencegah terjadinya degradasi alginat. Menurut Wikanta, et al

Page 118: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

110 Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

(1998), penetralan dilakukan dengan menggunakan larutanNa2CO3 10% sampai pH 6 – 7. Alginat dalam bentuk natrium alginatini, dapat dipisahkan dari larutannya dengan penambahanisopropanol (Truss et al., 2001). Berdasarkan penelitian yangdilakukan oleh Sari (1994), didapatkan hasil terbaik pada tahappemurnian yaitu menggunakan jenis pemurni isopropanol.Menurut Yunizal, dkk (1999), untuk mendapatkan serbuk alginatdengan kualitas tinggi, pada tahap pemurnian digunakanisopropanol dengan konsentrasi 75-95%. Isopropanol atauisopropil alkohol mempunyai rumus molekul C3H8O, berupa cairanyang tidak berwarna, digunakan sebagai pelarut dan dapatdigunakan dalam pembuatan alginat (Anonymous, 2001).Isopropanol berfungsi untuk menarik air dari sistem sol alginatsehingga natrium alginat dapat terpisah dari larutannya danmengendap (Anonim, 2001; Mairamo, 1977).

Pengeringan alginat bertujuan untuk mendapatkan kadar airtepung natrium alginat < 15 %. Suhu pengeringan alginat yangdigunakan akan berakibat pada viskositas larutan natrium alginatyang dihasilkan (Hernandez-Carmona et al., 2001). Suhupengeringan natrium alginat dari M. untuk mencapai kadar air 12% adalah 50-80oC (Hernandez-Carmona et al., 2002). Suhupengeringan alginat dari S. cinereum, H. triquetra dan T. conoides,yang telah dilakukan oleh Wikanta, dkk (1998) adalah 50-60oCdan didapatkan natrium alginat yang mempunyai kadar air <15%.Menurut Mujianto (2001), pengeringan natrium alginat dariPadina spp. adalah pada suhu 50oC selama 17 jam.

Page 119: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

111Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

Gambar 51. Diagram alir proses ekstraksi natrium alginatSumber : Mushollaeni (2007; 2010; 2011a; 2011b)

Rumput laut coklat

Sortasi dari tanah dan kotoran tanah dankotoran

Pengecilan ukuran (1 cm)

Pencucianair air kotor

Pengeringan sampai kadar air 13,5 %

CaCl2 1 % Leaching I (30 menit, 1:10 b/v)larutan buangan

leaching Iaquades Pencucian air kotor

HCl 5% Leaching II (30menit,30-40oC,1:10 b/v)larutan buangan

leaching IIaquades Pencucian air kotor

Perendaman dalam larutan KOH 0,5 % (60 menit, 50-60oC, 1:10 b/v)

aquades Pencucian air kotor

aquades Ekstraksi dengan Na2CO

3 2.25% (50-

60oC,1jam,1:10 b/v)residu

Filtrat hasil ekstraksi

Pemucatan dengan NaOCl 10 % (5 jam, 1:10 b/v)

Pengendapan dengan HCl 5 % (1:10 b/v)

Endapan asam alginat

Pencucianaquades air kotor

Penetralan dengan Na2CO3 10 % sampai pH 6-7

Pemurnian dengan isopropanol 95%

Pengeringan (50-60 oC)

Penggilingan

Tepung sodium alginat

Page 120: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

112 Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

Afrianti, L. H. 2004. Keunggulan Makanan Fermentasi. http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/0604/24/cakrawala/lainnya02.htm.

Anonim. 1999. Budidaya, Pengolahan dan Pemasaran RumputLaut. Penebar Swadaya. Jakarta.

_______. 2001. Rosella Jam. http://www.bushtuckershop.com/shop/prod8.htm

_______. 2001. Pengolahan Algin. Pusat Penelitian Oseanografi-LIPI. http://www.oseanologi-lipi.go.id/bdrumputlaut.htm.[17 Januari 2005]

_______. 2004. Nata de Coco Boom and the Philippines.www.american.edu/projects/ mandala/TED/coconut.htm

_______. 2006a. Aplikasi Teknik Nuklir dalam Pengawetan. http:// w w w . i n f o l a b - o n l i n e . c o m / v 1 /index.php?infolab=detail&detail=190.

_______. 2006b. Jeli Mengkonsumsi Jelly. http://www.ayahbunda-o n l i n e . c o m / i n f o _ a y a h b u n d a /info_detail.asp?id=Nutrisi&info_id=156.

_______. 2006c. Kacang-kacangan, Si Gurih Kaya Gizi. http://w w w. aya h b u n d a - o n l i n e . co m / i n fo _ aya h b u n d a /info_detail.asp?id=Nutrisi&info_id=159.

_______. 2006d. Makanan Iradiasi = Tidak Aman dan Tidak Bergizi.http://www.citizen.org/cmep/foodsafety/international/articles.cfm?ID=7816.

_______. 2006e. Karbohidrat. http://id.wikipedia.org/wiki/Karbohidrat.

_______. 2006f. Kanji (karbohidrat). http://id.wikipedia.org/wiki/Kanji_(karbo/produk2004/pp2004/pp28’04.htm.

_______. 2006g. Karbohidrat & Polisakarida . http://pkukmweb.ukm.my/~mbz/

DAFTAR PUSTAKA

Page 121: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

113Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

Anonymous. 2002. Alginates. http://www.genialab.de/inventory/alginate.htm. [20 Oktober 2007]

_______. 2001. Introduction to Alginate. http://www.cybercolloids.net/lib rary/alginate/introduction.php.[17 Januari 2005]

_______. 2004. Glossary. http://216.239.41.104/search?q=cache:RO9KfhR UIIYJ:list.emich.edu/~dyers/pdsf/d y e g l o s s a r y . P D F + n a o c l % 2 B a l g i n a t e + bleaching&hl=en&ie=UTF-8. [20 Oktober 2007]

Arintawati, M. 2005. Mengenal Minuman Beralkohol. http://republika.co.id/supp

Armansyah H. T. dan L. P. Manalu. 2005. Mekanisme PengeringanBeku Produk Pertanian. PUSTAKA IPTEK. Jurnal Saint danTeknologi BPPT. http://www.iptek.net.id/ind/?ch=jsti&id=174.

Astawan, M. 2003. Ikan Kalengan Tetap Kaya Gizi. http://www.kompas.com/kesehatan/news/0303/20/232600.htm

Atmadja WS. 1996. Pengenalan Jenis Algae Coklat (Phaeophyta).Dalam: W.S. Atmadja, A. Kadi, Sulistijo dan R. Satari (Eds).Pengenalan Jenis-Jenis Rumput Laut Indonesia. P. 42-52.Puslitbang Oseanologi LIPI. Jakarta.

Brennan, J. G., J. R. Butters, N. D. Cowell and A. E. V. Lilly. 1976.Food Engineering Operations. 2nd Editions. Applied SciencePublisher Limited. London.

Budinuryanto, D. C. 2004. Pemanfaatan Nuklir pada IndustriPeternakan. http:// www.pikiranrakyat.com/cetak/0304/18/cakrawala/penelitian02.htm.com/artikel.php?noid=168.

Chapman VD, dan Chapman J. 1980. Seaweed and Their Uses. 3rd

Edition. Chapman and Hall. London.Connell, J. J. 1980. Control of Fish Quality. 4th Editions. Fishing

News Books. United Kingdom. London.

Desrosier, N. W. 1988. Teknologi Pengawetan Pangan. Edisi Ketiga.Alih Bahasa : Mulyoharjo, M. Universitas Indonesia. Jakarta.

Page 122: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

114 Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

Donati I, dan Paoletti S. 2009. Materials Properties of Alginates.Dalam: B.H.A Rehm (Ed). Alginates: Biology and Applications.P. 1-54. Springer-Verlag. Berlin.

Draget KI, Smidsrod O, dan Skjak-Braek G. 2005. Alginates. In:Steinbuchel A, Rhee SK (eds) Polysaccharides and Polyamidesin the Food Industry: Properties, Production, and Patents.Wiley. Winheim, pp 1-30.

Ertesvag H, Vall S, dan Skjak-Braek G. 2009. Enzymatic AlginateModification. Dalam: B.H.A. Rehm (Ed). Alginates: Biologyand Applications. P. 102-122. Springer-Verlag. Berlin.

Fansuri, A. 2011. Rancang Bangun Alat Pengasapan Dingin BerbasisMikrokontroler. Skripsi. Departemen Ilmu dan TeknologiKelautan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. InstitutPertanian Bogor.

Fessenden RJ, dan Fessenden JS. 1997. Dasar-dasar Kimia Organik.Alih Bahasa: S. Maun, K. Anas, T.S. Sally. Bina Aksara. Jakarta.

Food and Agriculture Organization of the United Nations. 1977.Ice in Fisheries. FAO Fisheries Technical Paper. Rome. Italy.

Frazier, W. C. and D. C. Westhoff.1998. Food Microbiology. 3rdEdition. McGraw Hill Book Co., New York. USA.

Glasby JS. 1982. Encyclopedia of the Terpenoids. Wiley-Interscience. New York.

Handoko, D. 2004. Kimia Pangan. Handout Kuliah. IPB. Bandung.

Hariyadi, P. 2005. Teknologi Ultra High Pressure. http://www.kompas.com/kom

Hernandez-Carmona G, McHugh DJ, Arvizu-Higuera DL, danRodriguez-Montesinos YE. 1998. Pilot plant scale extractionof alginate from Macrocystis pyrifera. Effect of pre-extractiontreatment on yield and quality of alginate. J. of AppliedPhycology 10 (6): 507-513.

Page 123: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

115Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

Hernandez-Carmona G, McHugh DJ, Arvizu-Higuera DL, danRodriguez-Montesinos YE. 2001. Pilot plant scale extractionof alginates from Macrocystis pyrifera. Conversion of alginicacid to sodium alginate. J. of Applied Phycology 13 (5): 415-422.

Hernandez-Carmona G, McHugh DJ, Arvizu-Higuera DL, danRodriguez-Montesinos YE. 2002. Pilot plant scale extractionof alginate from Macrocystis pyrifera. Conversion of alginicacid to sodium alginate. drying and milling. J. of AppliedPhycology 14 (6): 445-451.

Hersom, a. C. and E. P. Hulland. 1969. Canned Foods. ThermalProcessing and an Introduction to their Microbiology. 6th

Editions. J&A Churchill Living Stone Ltd., London and NewYork.

Hertadi, R. Keajaiban Protein : Molekul Biomilenium. http://wwwstd.ryu.titech. ac. jp/~indonesia/tokodai/iken/iken-rukman.htm.

http://www.wildbackpacker.com

http://www.cuddonfreezedry.comhttp://hub.sierratradingpost.com

http:// www.ehow.com

http://www.fao.org

http://textbookofbacteriology.nethttp:// kesehatan.kompasiana.com

http://satu-teknik.blogspot.com

http:// cvkaruniateknik.blogspot.com

http:// generasighurabaq.blogspot.comhttp:// bisnisukm.com

http://indonetwork.co.id

http:// kitabmasakan.com

http:// cooking-varieties.blogspot.comhttp:// surabaya.olx.co.id

Page 124: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

116 Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

Ikrawan, Y. 2004. Menangani Bahan Pangan Beku. http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/0404/29/cakrawala/penelitian.htm.

Ilyas, S. 1988. Refrigerasi Hasil Perikanan. Jakarta.Istini S, Zatnika A, dan Suhaimi. 1985. Manfaat dan Pengolahan

Rumput Laut. Workshop Budidaya Laut. Deputi BidangPengkajian Ilmu Dasar dan Terapan. BPP Teknologi. Jakarta.

Jeremiah, L. E. 1996. Effect of Preparation and Packaging on FrozenFish. In : Food Chemistry. Fennema, O. R. (Ed.). Marcel Dekker,Inc., New York. Basel.

Kordylas, J. M. 1991. Processing and Preservation of Tropical andSubtropical Foods. ELBS. Hongkong.

lemen/cetak_detail.asp?mid=5&id=244566&kat_id=105&kat_id1=147&kat_id2=218.

Lisac, H. 1982. Equipment Review. Samll-scale Chill StorageFacilities. Infofish Marketing Digest. Malaysia.

Mairamo AL. 1977. Sulfated Seaweed Polysaccharide FoodColloids. AVI. Wesport, Connecticut.

Margono, T., D. Suryati dan S. Hartinah. 2000. Pengawetan danBahan Kimia. Buku Panduan Teknologi Pangan, PusatInformasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPIbekerjasama dengan Swiss Development Cooperation, 1993.http://www.ristek.go.id.

_______. 2002. Selai dan Jeli Buah. Buku Panduan TeknologiPangan. Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI bekerjasama dengan Swiss Development Cooperation.IPTEKnet. http:// www. iptek. net.id.

Maripul. 2004. Kajian Alat Pengasap Ikan Sistem Terbuka danTertutup. Buletin Teknik Pertanian. 9(1): 16-19.

Moe ST, Draget KI, Skjak-Braek G, dan Smidsrod O. 1996. Alginates.Dalam: A.M. Stephen (Ed). Food Polysaccharides and TheirApplications. P. 230-265. Marcell Dekker Inc., New York.

Page 125: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

117Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

Muchtadi, D. 2003. Seri Healty Food : Minyak Goreng. http://www.indohalal.

Mujianto. 2001. Karakterisasi Ekstrak Alginat dari Padina spp. Tesis.Program Studi Teknologi Hasil Pertanian. ProgramPascasarjana. Universitas Brawijaya. Malang.

Mushollaeni W. 2007. Ekstraksi Alginat dari Rumput Laut CoklatJenis Sargassum, spp. dan Turbinaria spp. Laporan PenelitianDosen Muda. 2007.

_______. 2010. Karakterisasi Alginat dari Sargassum sp., Turbinariasp. dan Padina sp. sebagai Potensi Penghasil Alginat danAplikasi pada Produk Pangan. Laporan Penelitian HibahBersaing. 2010.

_______ . 2011a. The Physicochemical Characteristics of SodiumAlginate from Indonesian Brown Seaweeds. African Journalof Food Sci. 5(5): 148-155.

_______. 2011b. Karakterisasi Natrium Alginat dari Sargassum sp.,Turbinaria sp. dan Padina sp. Jurnal Teknologi dan IndustriPangan. Vol XXII No. 1, September 2011.

Nurwantoro dan Djarijah, A.S. 1997. Mikrobiologi Pangan Hewani-Nabati. Kanisius. Yogyakarta.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2004tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan. 2004. http://www.ri.go.id/produk_uu

Rajadurai, P. N. 1985. Improving the Quality of Shrimp throughProper handling. Infofish Marketing Digest. Malaysia.

Rees, J. A. G. 1994. Introduction. In : Processing and Packaging ofHeat Preserved Foods. Rees, J. A. G. and J. Bettison (Eds.)Blackie Academic and Professional. London.

Rohanah, A. 2002. Pembekuan. http://library.usu.ac.id/download/fp/Tekper-Ainun.pdf.

Sarastani, D., S.T. Soekarto, T.R. Muchtadi, D. Fardiaz dan A.Apriyantono. 2006. Aktivitas Antioksidan Ekstrak dan FraksiEkstrak Biji Atung (Parinarium glaberrimum Hassk.). http://www.iptek.net.id/ind/pustaka-_

Page 126: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

118 Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

Sari LA. 1994. Pengaruh Penggunaan Natrium Hidroksida sertaPemurni Metanol dan Isopropanol terhadap Rendemen danMutu Natrium Alginat dari Sargassum aquifolium. Skripsi.Jurusan Pengolahan Hasil Perikanan. Fakulatas Perikanan.IPB. Bogor.

Seiz, K. 2006. Going Gourmet pays off for The Christie Cookie Co.http://baking-management.com/successful_plants/bm_imp_11743/

Sibuea, P. 2003. Mengelola Makanan Beku Menyongsong Lebaran.http://www.kompas.com/kompas-cetak/0212/03/iptek/meng30.htm

Slade, F. H. 1971. Food Processing Plant. Volume 2. The ChemicalRubber, Co., USA.

Sutomo, B. 2006. Jam, Jelly dan Marmalade. http://tipspangan.blogspot.com/.

Sutoyo, M. D. 1987. Pedoman Mengasap Ikan. Cara Sederhanadan Modern. Titik Terang. Jakarta.

Truss, Vaher dan Taure. 2001. Algal biomass from Fucus vesiculosus(Phaeophyta): investigation of the mineral and alginatecomponents. Proc. Estonian Acad. Sci. Chem 50 (2): 95-103.

Vold IMN, Kristiansen KA, dan Christensen BE. 2006. A Study ofthe chain stiffness and extension of alginates, in vitroepimerized alginates, and periodate-oxidized alginates usingsize-exclusion chromatography combined with lightscattering and viscosity detectors. Biomacromolecules 7:2136–2146.

Widianarko, B., A. R. Pratiwi dan Ch. Retnaningsih. 2000. BahanPangan Dibekukan. http : // www. deptan . go. id/bkpriau/Bahan%20Pangan%20

Wijaya, C. H. 2000. Makanan Kaleng, Praktis disaat Krisis. http://www.sedap-sekejap.com/artikel/2000/edisi10/fi les/tekno.htm.

Page 127: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat

119Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian

Wikanta T, Rejeki DS, dan Rahayu L. 1998. The Content and thephysio-chemical characteristics of alginate extracted fromthree spesies of brown algae (S. cinereum, H. triquetra andT. conoides). Indonesian Fisheries Journal 4 (1): 46-50.

Winarno, F. G. 1993. Pangan, Gizi dan Konsumen. Gramedia.Jakarta.

Winarno FG. 1996. Teknologi Pengolahan Rumput Laut. PustakaSinar Harapan. Jakarta.

Yunizal J, Murtini T, Basmal J, Nasran S, Marsiana E, Abdulrokim I,Darwin, Maryadi dan Sahid. 1999. Penelitian TeknologiEkstraksi Alginat dari Rumput Laut Coklat (Phaeophyceae).Laporan Teknis. Badan Penelitian dan PengembanganPertanian. Jakarta.

Zaitzev, V., Kizevetter, I., Luganov, L., Makarova, T., Minder, L. AndPodsevalov, V. 1969. Fishcuring and Processing. MirPublishers. Moscow.

Page 128: repository.unitri.ac.idrepository.unitri.ac.id/1459/1/Buku-Penanganan dan... · 2020. 8. 29. · Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian 3 vitaminnya lebih banyak dan dapat