48
PIDATO PENGUKUHAN Diucapkan aalam Upacara Penerimaan Jabatan Gurlu Besar Tetap dalam Ilmu Gizi pada Fakultas KI3dokteran Universitas Diponagoro Semarang, 8 Nopember 1997 Oleh: SATOTO dan TUMBUIH-KEMBANG ANAK

dan TUMBUIH-KEMBANG ANAK

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: dan TUMBUIH-KEMBANG ANAK

PIDA TO PENGUKUHAN

Diucapkan aalam Upacara PenerimaanJabatan Gurlu Besar Tetap dalam Ilmu Gizi

pada Fakultas KI3dokteran Universitas Diponagoro

Semarang, 8 Nopember 1997

Oleh:

SATOTO

dan

TUMBUIH-KEMBANG ANAK

Page 2: dan TUMBUIH-KEMBANG ANAK

Assalamu'alaikum warahmatullahi waharokatuh.Yang saya muliakan: .

Rektor/Ketua Senat Universitas DiponegoroPara Anggota Dewan Penyantun Universitas DiponegoroPara Anggota SenatIDewan Guru Besar Universitas DiponegoroPara Ptmbantu Rektor Universitas Diponegoro

Para Dekan clan Pembanu! Dekan di lingkungan Universitas

DiponegoroPara Ketua clan Sekretaris Lembaga di lingkungan Universitas

DiponegoroPara Dosen di lingkungan Universitas Diponegoro

Para Karyawan Administrasi di lingkungan Universitas DiponegoroPara Alumni Universitas Diponegoro

Para Mahasiswa Universitas DiponegoroPara Tamu Undangan Sekalian,

Dalam kesempalan yang saflgat bcrbahagia ini, izinkanlah saya untuk

pcrtama-tama meffiAnjatkan rasa syukur yang sedalam-dalamnya kc hadiratAllah Subhanahu Wata 'ala, yang tiada henti-hentinya melimpahkan rahmat

clan rahimNya, sehingga pada saat ici saya diberi kesempatan untuk

mengucapkan Pidato Pengukuhan sebagai Guru Besar Tctap dalam matapelajaran Ilmu Gizi di hadapan Rapat Senat T erbuka Universitas Diponcgoroyang dimuliakan Allah daD di hadapan para hadirin sekali~..n.

Perkenankan saya menyampaikan ucapan terima kasih dan per.,g-

hargaan yang setinggi-tingginya kepada para hadirin yang saya muliakan,yang tclah meluangkan waktu yang berharga untuk menghadiri upacara

pengukuhan ini.

Ilmu Gizi berkembang sangat pesat, khususnya pada tahun-tahunterakhir. Secara vertikaJ dari tataran ilmu-ilmu dasar, ilmu gizi merentang ke

arab teknologi gizi clan aplikasinya dalam ilmu kedokteran klinik. Secara

Page 3: dan TUMBUIH-KEMBANG ANAK

horizontal bersentuhan dengan berbagai ilmu pengetahuan lain, termasuk di

antaranya anatomi, ilmu faal, psikologi, khususnya psikologi perkembangan,serta berbagai ilmu-ilmu perilaku clan ilmu-ilmu sosial terkait. Salah sam

ranting daTi ilmu gizi ialah antropometri gizi, yang merupakan perpaduan

antara anatomi, antropometri ragawi clan ilmu gizi. Antropometri gizi ini

yang kemudian disepakati secara luas sebagai alat ukur pertumbuhan aDak disamping ala! ukur lain. I

Perpaduan antara ilmu giii, neurologi (anak), ilmu kesehatan aDak,psikiatri (anak) clan berbagai ilmu perilaku bersama-sama dengan psikologi

perkembangan, bermuara pada ,uatu kawasan kajian keilmuan barn yangdisebut perkembangan aDak.

~Berkaitan dengan hal ters but, izinkanlah saya membacakan pidatopengukuhan saya dengan judul : "FITRAH DAN TUMBUH-KEMBANGANAK". I

Para hadirin yang dimu/iakan A/~h

Fitrah I

Allah Yang Maha Esa ~enciptakan manusia dalam bentuk yang

sebaik-baiknya (a! Qur'an 95:4), dengan kcwajiban untuk beribadah kehadiratNya (al-Qur'an 51 :56), sebagai khalifah (al-Quran 2:30), denga., tugasmelestarikan kehidupan clan memakmurkan alam (al-Quran 21: 107) (Dipo, et

ai, 1980). Konsep tersebut, secara sadar ataupun tersirat, diadopsi clankemudian dijabarkan secara ketatanegaraan ke dalam tujuan nasional dalam

pemyataan pembangunan manj ia seutuh'1ya clan masyarakat seluruhnya

(GBHN, 1993).Terkait dengan pengerti sebaik-baiknya, Allah berfirman:

2

Page 4: dan TUMBUIH-KEMBANG ANAK

"Maka hadapkanlah w4;ahmu kepada agama. (pilihan) .f/trah Allahyang telah menciptakan manusia ataS"fitrah itu. Tidak ado perubahan

pada .fitrah Allah. ltulah agama yang lurllS. tetapi kebanyakan

manusia tidak mengelahuin,va" (al-Quran 30:30)

Sebagai pcnjelas dari £lrman Allah tersebut, Nabi Muhammad SAW

bc!"sabda:

6/\~-\1 /i/-~~)...&

(Hadits-Muslim) (Zein, 1992)."Setiap anak dilahirkan alas fitrah,J.

Fitral1 diturunkan dari kala al fathr yang berarti belahan. Oari makna

itu kemudian berkembang makna lain seperti penciptaan atau kejadian. Oari

berbagai makna linguistik tersebut, diarahkan makna konseptual. MisalnyaLanggulung (1985), yang menafsirkan sebagai instink. naluri atau patensi

baik. Semcntara Abdullah scbagaimana dikutip Zein (1996) menafsimyasebagai potensi keberagam"an yang dimiliki manusia, dalam pengcrtiai1

kecenderungannya untuk beramal sesuai de:1gan arahan agama, ialah dalamkebaikan.. Pengertian keberagamaan acapkali ditafsir oleh para mufassir pada

fokus aspek ruhaniyah (moral), ialah berbuat balk alih-alih berbuat jabal.

Beramal shaleh alih-alih berbuat kerusakan (Zein 1996). Namun NurcholisMadjid (1995) mengingatkan kembali istilah Arab yang asli ialah din, Yar!g

secara kebahasaan berarti tunduk dan patuh. Sehingga secara konseptual ia

menuliskan makna tersebut menjadi "tunduk dan paluh kepada Allah, yangmencipta alam semesta, sebagai pelaksanaan perjanjian primordial terkait

dengan kelahiran seorang manusia. fa lalll mengaitkan fitrah dengan .~ifathan~r. yang berarti !J'ecara a/ami merindukan dan mencari yang benar dan

baik".

3

Page 5: dan TUMBUIH-KEMBANG ANAK

Muhammad bin Asyar, sebagaimana dikutip Shihab (1996), menafsirsurat 30:30 al-Quran tersebut pada keseluruhan tataran jasmaniyah, jasadiyah

(psikomotorik), ruhaniyah dam akliyah (kognitif). Bahkan Imam Ghazalidalam karya agungnya "Ihya I Ulumuddin" menegaskan bahwa fitrah juga

menjangkau aspek estetika. Shihab( 1996) menambahkan bahwa Allah sendiri

me~gingatkan bahwa potensi tersebut memang menjangkau berbagai aspek

kehidupan insani se~ara menY11uruh, termasuk 2.Spek aganla (al-Quran 2:36-39), kenikmauo (a!,Quran 20:~ 16-119) daD pengetah11an (al-Qllran2'30-33).

Dalam Pupuh-XIII dari Serat Wulangreh, dalam kupel kedua clanketiga disebutkan tentang takdir diri pemberian Hyang Mulia yang terkesan

sebagai kepastian masa depan seseorang yang tidak dapat diubah: "(2) Aja nakurang panrimal ing papasthfning sarira! ten saking Hyang Mahamulya!nitahken ing badanira!lawan dipun uwas uga!asor luhur lawan lara! tanapi

begja cilakalurip tanapi antaka,' (3) lku saking ing Hyang Sukma! miwah taI

ing umurira! kang cendhak lqwan kang dawa./ wu.\' pinesthi mring Hyang,s'ukma! duraka yen maidoa!l1:liwah kurang panarima,/ ing Lohkilmahfule

kana!tulisanepan wus ana" {P~ Buwana '/1, ).

Potensi bawaan, yang 9alam bahasa sehan-hari acap disebut gawan

bayi. didefinisikan oleh para I pakar biologi scbagai gen, ialah sederetankarakteristik bio!ogik da.lam ~entuk sederetan asa.'11 desoksii1ukleat (DNA)yang terletak dalam khromoso~ inti set. Selama berabad-abad diperdebatkan

pcranan gen clan batas kepas~ian (dalam bahasa biologi disebut 'coding')peranan gen dalam memun~ul~ karakter (fenotip) daTi manusia yang me-

milikinya. Sejak beberapa dekade yang lalu, berbagai CIhak mengira bahwadalam batas tertentu gen mene(1tukan pcrilaku tertentu dari manusia. Namunstudi-studi yang paling mutakhir sebagaimana dikutip oleh Sapolsky (1997)

menunjukkan bahwa dari IOq.OOO gen yang ada, hanya sekitar 5% yangsudah dikode, scdang sisanya srbanyak 95% belum dikode, dalam pcngertian

bahwa pengendalian perilaku ~rtentu terbcntuk sebagai reaksi gen tcrhadap

rangsangan (yang dibaca seb~gai permin~ pengkodean) yang sebagianbesar berasal daTi lingkungan hidup anak dalam masa pertumbuhannya. Gen

4

Page 6: dan TUMBUIH-KEMBANG ANAK

..

tidak menghasilkan penlaku, namun gen menghasilkan protein spesifik yang

sepsifik untuk pembentukan enzim. barman dan berbagai kompleks protein.penentu faal tubuh. Untuk menjelaskan perkembangan sel otak, Peyser clanUnderwood (1997) menjelaskan bahwa 50-70% dan gen yang ada terlibatdalam fungsi otak. termasuk mengontrol transmiter clan reseptor syaraf yangbekerja untuk mentransfer informasi mental. Walau sturn lanjutan tentang

gen masih diperlukan. kajian mutakhir tersebut membuka peluang untuklebih memahami pcngertian t.trah pada patens! bawaan. yang batasnya cukup

luas, sebagai bagian proses tumbuh-kembang seorang anak. Jelas pulaperanan lingkungan dalam proses tersebut.

Masih dalam kaitan dengan pengertian potensi yang dibawa seoranganak pada saat kelahirannya, layak diperhatikan salah satu sajak KahlilGibran dalam kumpulan sajaknya berjudul "The Prophet ". Sajak tersebutsecara cerdas mengaitkan p,otensi bawaan anak clan kewajiban orang tua

(difokuskan pada ibu) untuk memelihara potensi tersebut sesuai dengan

kehendak Sang Pencipta. Demikian bunyi sajak tersebut:

"Your children are not your children.

They are the sons and daughters of Life's longing for itself'

They come through you but not from you,And tht"Jugh they are with you yet they belong not to you..

You may give them yolfr love but not your thoughts,For they have their O~'n thoughts.

You may house their bodies but not their souls,

For their souls dwell in the house of to-morrow,which you cannot visit,

not even in your dreams.You may strive to be like them, but ~.eek not to make them like you,

For life not backwards nor tarries with yesterday.

You are the bows from! which your children

as living arrows are sl~nt forth.

The archer sees the mark upon the path of the infinite,

5

Page 7: dan TUMBUIH-KEMBANG ANAK

And He bends you withf iS might .that His arrows may go swift and far.

Let your bending in the rcher '~. hand be for gladnes~';

For even He loves the a row that flies, so He loves also the bow that isstable ".

Hadirin yang saya hormati, ! "";';"', ') .1~jl

PerttAmbuhan Anak

Pengertian pertumbuhan anak (child growth) dibatasi pada suatu

proses perubahan jasmaniyah kuantitatif pada tubuh seorang anak sejakpembuahan, berupa pertamb~an ukuran dan struktur tubuh jasmaninya(Satoto, 1990). Pertumbuhan dapat diukur dengan berbagai cara, salah satuyang paling umum ialah dengan metoda antropomctri (yang secara litererberarti pengukuran manusia). ;Berat badan digunakan untuk mengukur per-

tumbuhan umum atau menyelt ruh. Tinggi atau panjang badan dipakai untuk

mengukur pertumbuhan linear Lingkaran organ tubuh tertentu (lengan atas,

kepala, dada, paba), atau panj g organ tertentu (paha, tulang beiakang) atauteba! lemak di bawah '.rulit dipakai sebagai ukuran pengganti tak langsung(proxy) atau ukuran sederharla untuk kepentingan penapisan ~\'creening).

Pertumbuhan anak dimasukkan secara keseluruhannya ke dalam kajian ilmugizi, oleh karena sebagaimanJ akan dikaji dalam bab-bab berikut, perananmasukan clan metabolisme zat~zat gizi, khususnya enersi clan protein, sangat

menentukan pencapaian pertu buhan aDak.

Satuan ukuran yang bi a dipergunakan iaiah Tinggi Badan untukUmur (TB/U) atau Berat B untuk Umur (BB/U) atau Berat Badan untuk

Tinggi Badan (BBrrB). TB merefleksi pertumbuh3.n jangka panj::mg,BB/U merefleksi pertumbuh jangka pendek, sedang BBrrB kombinasi

keduanya. Hasil pengukuran dlpaJankan terhadap baku tertcntu dengan caraI .

tertentu. Selama beberapa pul~ tahun Baku Harvard dalam ukuran persentil

dipa..1<ai secara luas di indonesIa. Karena kelemahan sistcmnya, maka mulai

per-tengahan tahun 1980-an, d'pergunakan Baku WHO/NCHS dalam satuanskor simpang baku. Persamaan BB, TB daD Umur scrta ukuran dengan

6

Page 8: dan TUMBUIH-KEMBANG ANAK

berbagai cara lain (misalnya Indeks Masa Tubuli, Quac .s'tik, Baku Asuransi

Metropolitan), kadang dipakai untuk pengukuran pengganti atau penapisan

pertumbuhan (Satoto, 1990).

Bertumpu pada berbagai kajian yang ada, Margen (1984) menjelaskanrentang teori-teori pertumbuhan anak. Dalam penjelasan tersebut ia menge-mukakall bahwa setidak-tidaknya ada dua determinan utama yang saling ber-int~krasi daiam rr.empengaruhi pertumbuhan anak, ialah faktor bawaan

(genetic facJois atau ilalllre:) dan faktor lingkung~n (envircnmental factorsatau nurture). Faktor ba\\-a.in mengacu pada faktor statik yang menyertai

anak sejak pembuahan, sedang faktor lingkungan lebih banyak terfokus pada

kecukupan gizi clan keschatan anak (Satoto, 1990). Teori-teori pertumbuhanpada hakekatnya adalah upaya untuk menjelaskan paradigma hubunganinteraktif antara kcdua determinan terscbut. Secara garis besar. ia memilahberbagai teori pertumbuhan anak menjadi tiga kclompok, ialah:

.Teori Deprivasi Pertu'mbuhan (Konvensiona/). yang mendeskripsikan

pertumbuhan sebagai suatu patokan yang pasti; seorang anak telah

mcmiliki patokan tersebut sejak lahir, yang bersifat ~, clan ia

akan temp berada pada kurva pertumbuhan tersebut selama hidupnya;dan ia akan 'jatuh' ke keadaan terganggu hanya manakala faktorlingkungam1ya tidak mendukung~

.Teori Homeostatik Pertumbuhan, yang menjelaskan bahwa faktor

genetik berperan dalam memberikan 'ruang pertumbuhan potensial',suatu kawasan bers~ektrum luas. Faktor lingkungan membentuk kurva

pertumbuhan dalam kawasan tersebut. dikontrol oleh mekanismehomeostatik.

.1'eori Potensi Pertumbuhan Optimal, yang mendeskripsikan bahwa

faktor genetik menyediakan batas atas kurva pertumbuhan, yangapabila faktor lingkungan seorang anak mendukung pertumbuhannya,

t:tik maksimal pertumbuhannya akan tercapai; sebaliknya kelemahanfaktor lingkungan dapat menycbabkan tidak tercapainya kurva

pertumbuhan maksimalnya.

7

Page 9: dan TUMBUIH-KEMBANG ANAK

Ketiga teori tersebut dit lompOkkan sccara deskriptif, den~an fisiko

bahwa masing-masing teori m miliki kekuatan dan kelemahan. Drtemukan-

nya berbagai hat yang menari pada akhir tahun 80'an membuka peluang

dikembangkannya pemikiran barn, khususnya tentang sulitnya menetapkanpotensi bawaan seseorang, serta seberapa luas kemampuannya untuk ber-

adaptasi terhadap faktor lingkuhgan.

Kajian tentang penyimpangan pertumbuhan positif (positive defiance)membuka wawasan barn te~tang keluasan adaptasi manusia terhadap

pengaruh lingkungan hidUpnyj ' yang menimbulkan kesulitan mendefinisikan

potensi pertumbuhan dalam b tasan yang jelas (Zeitlin and Ghassemi 1986,Zeitlin et at. 1987). Secara fit sofis, pengertian .\'ebaik-baiknya dalam firman

;

"Allah telah menciptakan manusia dalam bentuk yang ~.ebaik-baiknya" (atQur'an 95:4) dapat ditafsir sebagai 'kemampuan penyesuaian yang besar'

sebagaimana dalam kajian terS! but. Rila fitrah dipadankan erhadap potensi pertumbuhan dalam paparan

tersebut di atas, maka dapat di ontarkan hipotesis eklektik pertumbuhan, ia!ah

fitrah, paling tidak scbagian db-lam pengertian kecendelllngan bawaan untuk

menjadi balk dalam aspek jast niYah, adalah potensi pertumbuhan soorang

anak sejak saat pembuahan.

Secara eklek1ik d~pat d nyatakan bahwa potensi pertumbuhan tersebuttidak tunggal, namun juga tidak luas menjangkau dari titik sempurna ke titik

paling tidak sempuma, nam~n dalam suatu spektrum luas dalam kawasan

yang baik. Atau dalam bfasa aksiologi (ilmu tentang pertumbuhan)dinyatakan dalam kawasan pertumb'lhan yang normal sesuai kaidah tertentu.Jelasnya, seorang anak membawa dalam dirinya potensi tumbuh normal.

Mengutip lalu menganalogi I had its Nabi Muhammad SAW., 'kemudianterserah kepada kedua oran~ tuanya apakah ia akan tetap tumbuh normal

mengik'Uti fitrahn~va, ataukah ia akan mendapatkan gangguan pertumbuhanyang diakibatkan faktor lingFngan yang kurang sesuai dengan kebutuhan

pertumbuhannya ". I

8

Page 10: dan TUMBUIH-KEMBANG ANAK

Para hadirin yang berbahagia,Perkembangan Anak .

Berbeda namun berhimpitan satu sarna lain dengan pcrtumbuhan,maka perkembangan anak (kadang disebut perkcmbangan psiko-sosial)secara populer didefinisikan scbagai suatu kombinasi proses jasmani daD nir-

jasmani secara kualitatif, sebagai basil pematangan fungsi-fungsi bawaan,

ditur!jang Glen falctor lingkungan dalam kuru:1 waktu tertentu, menujukedewasaan (Satoto, i 99U).

Bila pcrtumbuhan anak mengarah pada ukuran-ukuran kuantitatifjasmaniyah mencakup bentuk dan struktur, maka perkcmbangan mengarahpada ukuran-ukuran kualitatif tentang fungsi-fungsi tubuh dalam hampirsemua ranah kehidupan manusia. Dalam rangka memahami keseluruhan

proses pcrkembangan anak, para ahli mencoba mendeskripsikanperkembangan anak menjadi beberapa kawasan, agar perkembangan aDak

lebih mudah difahami, diukur dan dipengaruhi. Kawasan tersebut mencakup

kawasar. jasadiyah dalam arti fungsi psikornotorik, kawasan mentalkhususnya fungsi kOgllitif atau kecerdasan, kawaSatl sosial dais cmosional,serta kawasan ruhaniyah dalam pengertian fungsi moral dan keagamaan.

Masih ada beberapa kawasan yang memadu keempat kawasan (utama)perkembangan tersebut, misalnya fungsi kebahasaan, adaptasi s()sial dan lainsebagainya. Dengan penj~baran kesatuan proses perkembangan aDak ke

dalam perkembangan di kawasan tertentu, membuka peluang untukmengukur tingkat pencapaian perkembangan anak tersebut. Alat-alat ukur

(kadang disebut batere uji) kemudian diciptakan untuk mengukur titik-titik

pencapaian perkembangan anak dalam kawasan tertentu, biasanya disebuttitik ukur perkembangan (miles(ones)~ yang adalah sebagian kecil dari

kescluruhan perkembangan anak, yang dapat diukur dengan alar tersebut dankemudian dibakukan dalam satu.m rasio antara umur perkembangan denganumur ~.hronologis. Semua batere uji disl1su~ untuk sesuatu tujuan tertentu.

Dengan demikian, basil pengukurannya SaIrla sekali bukan statusperkembangan aDak secara menyeluruh, namun terbatas pada keadaan

9

Page 11: dan TUMBUIH-KEMBANG ANAK

perkembangan aDak sesaat dalam kawasan tertentu. dibandingkan dengan

norma yang dipilih untuk tuju~ tertentu.

Saat ini hampir semuaJkawasan perkembangan memiliki alat ukuryang disepakati, kecuali perkembangan moral, yang berkembang tidaksecepat kawasan lain. Salah satu sebabnya ialah karena keperluan adanyapemahaman tentang perkemb~gan moral kurang mendesak, disebabkan

karena agama (khususnya ~a samawi) telah memiliki ukuran tertentu,

yang acap dianggap cukup memadai untuk menilai perkembangan moralseorang aDak. Kohlber (1996) 'memerinci tahap-tahap perkembang-an moralmenjadi 4 periode clan 30 tahapan, daTi yang paling sederhana menuju keyang paling kompleks. Namun kritik masih sangat tajam terhadap upayatersebut, oleh karena dianggap kurang berdasar pada realitas. Namun

pengkajian yang lebih realistis juga belum banyak dilakukan oleh paraahli.

Sebagaimana halnya dengan pertumbuhan aDak, maka proses per-

kembangan aDak dipengaruhiEua determinan, ialah faktor bawaan clan faktordapatan, yang !ebih tepat di:;e ut sebagai faktor lingkungan Keseimbangan

bobot pengaruh antara kedua or tersebut mendorong banyak pakar untukmencoba mt;mah3mi perkemb~gan aDak dari ta!aran teoretis.

Secal"a lebih sistematis, mengjutip paparan T'.1rner (i,:1fl Helms (1982) juga

Shaeffer (1988), maka ada 5! pertanyaan yang menggoda para teoretL~us

perkembangan anak, ii\lah seb ai berikut: ,( I ) Apakah seorang aDak dilahirkan dalam keadaan baik, netral atau

buruk ?;(2) Apakah alain (atau I" gkungan) yang memberikan pengaruh utama

terhadap perkembang aDak;(3) Apakah aDak berper aktif atau pasif dalam proses perkembangan-

nya ?;(4) Apakah perkembang anak berjalafl kontinyu atau diskontinyu

dalam tahapan-tahap tertentu?;(5) Apakah perkembang anak sarna atau berbeda untuk semua aDak ?

10

Page 12: dan TUMBUIH-KEMBANG ANAK

..

Teori tabula rasa dari John Locke pada limumnya di-anggap sebagaiawal dari pengembangan teori perkembangan anak, yang merupakan cikalbakal teori empirisme atau environmetalisme" yang menjelaskan bahwa

seorang dilahirkan seperti kertas putih yang terserah sepenuhnya kepada

lingkungan untuk mengembangkannya. Teori-teori berikutnya, antara lainialah teori belajar, teori belajar sosial clan teori etologi masih berangkat dari

premis yang sarna, ialah bahvva seorang anak dilahirkan tanpa kecenderungantertentu dalam aspek apapun juga (Satoto, 1990).

Dimulai dari pikiran Jean Jacques Rousseau (1712-1778) maka selamaberabad-abad banyak pakar berpcndapat bahwa pada hakekatnya seorang

anak dilahirkan membawa kecenderungan yang baik (noble savage),sebagaimana yang ia kemukakan bahwa "segala-galanya adalah baik keluardari tangan Tuhan; segala-galanya memburuk di tangan manusia". Teori-

teori yang dihasilkan pada waktu-waktu kemudian masih memegang premis

segalanya adalah baik ters~:but. Seperti teori perkembangan kognitif dari

Piaget dan teori humanistik.

Patut juga dicerm~ti t~:ori psikoanalisis dari Freud, yang mel1dasarkankajiannya pada premis bahwa pada hakekatnya seorang anak dilahirkan

deagan kecenderungan negatif, agresif dal1 egois. Ego menjadi faktor utamadari keseluruhan masa per~:embangan seorang anak, dengan interaksinyadengan lingkungannya. Dik~:mbangkan dari teori ini, tcori psikososiai dariErickson diberangkatkan clari asumsi bahwa anak dilahirkan dengan

kecenderungan yang baik.

Sebagai penutup da!am kajian arnat singkat tentang teori-teoriperkembangan anak, dapat dinyatakan bahwa semua teori berangkat dariasumsi yang sarna, yaitu bahwa seorang anak lahir dengan potensiperkembangan tertentu. Bis:a netral (te"ori tabula rasa dan lain-lain), bisacenderung baik (teori Rousseau clan lain-lain) atau cenderung tidak baik

(teori psikoanalisis). Masing-masing teori selanjutnya mencandra hubunganantara potensi bawaan tersebut dengan faktor lingkungan sesuai dengan

...asuml masmg-masmg.

11

Page 13: dan TUMBUIH-KEMBANG ANAK

Apabila dipadankan dehgan pengertian fitrah sebagaimana diungkap-kan pada awal sajian ini, maka potensi perkembangaIl sebagaimana diungkapoleh scmua teori perkembangan adalah fitrah, suatll potensi primordial yang

diberikan Allah kepada maklitluk yang dikasihiNya, ialah manusia. Dalam

padanan tafsir fitrah clan teorl-teori perkembangan anak, pengertian potensi

perkcmbangan tersebut memcakup keseluruhan potensi perkembangan,

sebagaimana dinyatakan Ole[ ";hihab (1996) clan Madjid (1996) dalam

menafsir al-Quran, mencaku kawasan jasmaniYah' jazadiyah, akliyah dai1

ruhaniyah.

Jawaban terhadap pe yaan tentang tcori yang cocok dengankeyakinan mengenai fitrah, dapat dilihat dari berbagai sisi pemahaman.Kesamaan keyakinan tentang: kebenaran adanya potensi pemberian Tuhan,dimiliki semua teori yang ada. Kalau kebenaran ilahiyah dibatasi padakeyakinan bahwa potensi tersebut cenderung agamis, dalam arti menuju

kepada kebaikan, maka teori Rousscau clan tcori-teori lain yang sefahamdapat diterima. 'Baik' dalam ~engertian berkembang dalam ba/as-batasyang

normal, sesuai dengan kaidah 1norma yang disepakati.

Bila dalam memahami paparan ini kita dapat menggunakan teori

potensi pertumbuhan optimal clan selanjutnya menyusun hipotesis adaoyapotensi perkembangan optimdl, rr.aka dalam arlalogi hipotetik dengan haditsNabi Muhammad SAW. dapat dinyatakan bahwa ".\'etiap anak dilahirkan

dengan membawa potensi p rkembangan dalam batas optimal tertenlll;tcrserah kepada kedua orang tuanya (baca: lingkllngannya) apakah ia akan

berkembang bail menjadi su her daya insani yang bermutu .5esuai dengan

batas mak.5imal ter.5ebut, taukah lingkungan hidupnya menggangguperkembangannya sehingga i41 jatuh menjadi insan yan",? kinerjanya di bawah

batas alas potensi perkembC't1gannya ".

12

Page 14: dan TUMBUIH-KEMBANG ANAK

Hadirin yang terhormat,

Hubungan Pertumbuhan daD Perkembangan Anak

Sebagaimana dikemukakan dalam bab terdahulu, pertumbuhan danperkembangan anak saling berhubungan satu dengan yang lain, namun duahal yang bcrbeda. Kajian berikut ini dimaksudkan untuk memahami

hubungan timbai balik alltara pertum1;>uhan de:1gan perkembangarr a.'1ak.

Kajian para pakar gizi d:ln perkembang:'.n anak, antarn lain Cravioto et al(1972), Chaves clan Martinez (1982), Landers (1983), Grantham-McGregor

(1991), Husaini et al (1991), Pol!itt et al (1993), Engles (1997) mendapatkanbahwa gangguan pertumbuhan anak, terutama selama dalam kandungan danpada tiga tahun pertama kehidupan, akan mempengaruhi perkembangananak. Winnick dan Noble (1966), Soemantri (1978), Dobing (1985), di antarapara ahli ilmu syaraf dan perkembangan anak, menjelaskan bahwa gangguan

pertumbuhan akan mengganggu pertumbuhan, pematangan dan faal dari sel-sel syaraf. Tergantung pada jenis gangguannya, berbagai gangguan faal

syaraf dapat diidentifikasikan dengan baik. Penjelasan demikian biasa disebut

sebagai penjela.van anaiomi-faali.

Selain itu, dimulai dengan kajia:1 Lcvitsky dan Strupp t 1984), di-kembangkan penjelasan i.vola.vi 30.vi,1/. Inti dari penjelasan ini ialah bahwa

bayi clan anak yang pertumbuhannya terganggu akan me.ngisolasikan dirisecara sosial untuk penghematan energi, agar gangguan pertumbuhannyatidak melanjut. Risikonya, ia lalu menutup diri dari berbagai informasi

ekstemal, tennasuk infonnasi yang diperlukan untuk perkembangannya.

Secara eklektik, mengikuti jalan fikiran Chen (1980), maka keduapenjelasan tersebut dapat diterima. Hila gangguannya sedang sampai berat,dapat terjadi kerusakan anatomi dan/atau faal sistem syaraf secara menetap.

Sedang dalam gangguan yang bersifat ringan sampai sedang, mekanisme

alamiah dalam bentuk isolasi sosial pada gilirannya menunlilkan pencapaianpotensi perkembangan, namun masih ireversibel. Lebih lanjut Pollitt et al

(1996) melihat lebih kompleksnya interaksi ked'..la keadaan tersebut.

11

Page 15: dan TUMBUIH-KEMBANG ANAK

Dalam kaitan dengan kompleksitas tersebut Brown dan Pollitt (1996)

menggambar-kannya ke dalam suatu teori 'barn' untuk dibandingkan dengan

teori. 'lama' tersebut (Gambar I).

I Letargi/Penolakan '__~L

:::iKurang Gin

EksplornsiMinimmn

-.~""\.~

.Pendidikar. dan PelayananKesehatan Rendall'---~ K emiskinan ..

Gambar 1. Penganah kuraitg gizi terh~dap g?nggua!1 perkcmbangan(Brown dan Pollitt, 1996)

Berbagai kajian mencoba menjelaskan pengaruh gangguan perkem-bangan aDak terhadap pertumbuhan aDak. Setidak-tidaknya ada sekelompok

model di mana faktor lingkl:lnl!,an mengambil peranan utama, termasuk

pengasuh (Galler et al., 1984) atau lingkungan nir-insani (Calloway, 1980)atau modulasi lingkungan nir~insani (Chaves daD Martincz, 1982). Dalam

I

model ini, kejadian gangguan pertumbuhan clan gangguan perkembanganaDak terjadi secara bersamaan disebabkan oleh pengaruh faktor lingkungan.

14

Page 16: dan TUMBUIH-KEMBANG ANAK

Pada rase bcrikutnya, gangguan perkembangan mempengaruhi faktor

lingkungan, yang pada gilirannya mem~rparah gangguan pertumbuhan.Model holistik psikobiologi:; (Lester et al., 1982), dengan jalan pikiran yangsama menunjukkan adanya interelasi pertumbuhan dan perkembangan anaksecara holistik.

Sesuai kajian-kajian yang mutakhir sebagaimana dikutip Satoto(! 990), ma!~a daj)3t disimtJulkall eratnya hubu"gaf! a~tara pertumbuhan

rlengaii perkemb:mga:1 a.'1ak. Oleh karenarlya, Satoto mengusulkan agar untukkepentingan operasional maka layak hila kedua proses pertumbuhan anak danperkembangan anak disatukan ke dalam satu saWall istilah operasional, ialah

tumbuh-kembang aDak. Penyatuan istilah tersebut, dalam kerangkaprogram dan kegiatan inten'ensi, khususnya bagi anak-anak usia dini (sejaklahir sampai usia tertentll1, antara 5-8 tabun tergantung titik berat

orientasinya), kemudian di~~enal dengan istilah perkembangan aDak diniusia (selanjutnya sesuai ke:sepakatan, disebut PADU), sebagai terjemahandari istilah Early Child Development (ECD), yang kajiannya mencakup

pertumbuhan dan perkembanga., anak sebagaimana dikajl dalam bab-babsebe1umnya. Secara teoreti~;, sebagaimana disimpulkan olch the CarnegieTask Force di tabun 199~~, penyatuan pellgkajian tersebut adalah layak.Selain itu, sccara praktis penyatuan upaya peningkatan vJmbuh-kembanganak usia dini adalah menguntungkan, baik dari sisi hak az3Si anak, dari sisi

ekonomi dan dari sisi kesiap;lll belajar anak (the World Bank, 1996).

Hadirin yang dimuliakan Allah.

PERAN GIZI DAN DETERMINAN LAIN

Mengacu pada bahasan dalam. bab sebelumnya, dapat dinyatakanbahwa tumbuh-kembang anak adalah suatu kesatuan proses pematangan

jasmani dan fungsi-fung~,i nir-jasmani. menuju suatu kedewasaan.Determinan utama tumbuh-kembang seoraJlg manusia ialah fitrah (dalarnbahasa lain disebut nature), potensi positif optimal yang diberikan Sang

Khalik kepada makhluknya.

15

Page 17: dan TUMBUIH-KEMBANG ANAK

Sedang determinan yang kedua ialah lingkungan hidup (atau disebutnurture). Hampir semua faktorllingkungan hidup anak mempengaruhi prosespematangan tersebut (Pollitt rt ai, 1996). Dapat disebutkan antara lain

konsumsi energi dan zat gizi esensial dalam makanan (Whitehead 1984,

Djokomuljanto 1984: Sommer 1986: UN ACC/SCN 1993), kesakitan(Scrimshaw, 1981), karakteristik keluarga (Caldwell dan Bradley, 1984),

kemakmuran keluarga (Satoto da.'1 Colletta, 1987), pendidikan keluarga(Schultz, 19R4), aktivitas so~ial keluarga (I..anders, 1982), struktur dan

jumlah keluarga (GranthamMcpregor, 1984), karakteristik biologi ibu (Chen1983; Lander, 1984), pendidi~ ibu (Zimmerman dan Arumkurnar, 1994)serta lingkungan asuhan an~ termasuk interaksi ibu-anak (Galler, 1984;GranthamMcGregor, 1984; Division of Mental Health WHO, 1995) sertastimulasi dalam keluarga (Caldwell dan Bradley, 1984).

Peran gizi terhadap tutnbuh' kembang sangat jelas. Pertumbuhan,dalam arti proses bertambahliya struktur dan ukuran tubuh, adalah hasil

langsung pemenuhan kebutu~n gizi, khusus enersi clan protein. Karena

proses pertumbuhan pacta hakekatnya ialah proses bertambahnya (terutamadalam kandungan clan anak sampai usia 1-3 tahun) clan membesamya sel-sel

se!uruh tubuh. Pengukuran antropometri sebagai i~dikator pertumbuhan,

pada hakekatnya ialah pengukUraI1 jumlah clan ukuran seJ-sei tub!.lh. Kajian

hubungan pertumbuhan dan perkembangan anak pada hakekatnya adalah

pula kajian tentang hubUngj gizi dengan tumbuh-kembang anak secaraumum.

Oi luar pengaruh gizi 1 cara umum (makro, dengan titik berat pada

pem~n.uhan .e~ersi da~ prot~i .' pe~garuh .gi~imikro (m!~ronutrient~ secarasendm-sendm, sampal saat ffil maslh menJadl bahan kaJlan berbagal pakar.Kadang di satu sisi temuann a kurang meyakinkan, sedang di sisi lain,

mekanismenya belum cukup mbyakinkan. Setidaknya beberapa temuan dapat

memberikan garrlbaran selintas,tentang hal tersebut.

Page 18: dan TUMBUIH-KEMBANG ANAK

Peranan pemenuhan kebutuhan yodium diamati sejak bcbcrapa dekadc.Hasilnya semakin jelas bahwa kekurangan.yodium, semakin dini selamadalam kandungan, semakin berat efeknya, mempengaruhi keselu~han

tumbuh-kembang aDak, dalam bentuk kretinisme, suatu penurunankeseluruhan pertumbuhan badan daD pencapaian perkembangan psikososial

aDak, khususnya kognitif (Djokomulyanto 1984, Levin et aI, 1993). Metaanalisis yang dilaksakana oleh Bleitchrodt et al (1996) menunjukk:mkcrugia.'1 13 angka IQ pad.1 anak kura!!g yodium dibanding anak-anaknormal.

Dampak kckurangan besi terhadap bcberapa komponen perkembangankognitif telah lama diketahui: (Soemantri, 1978). Akhir-akhir ini pengaruhkekurangan bcsi terhadap !:angguan perkembangan motorik juga mulai

mcndapat pcrhatian (Pollitt et al., 1993; Grantham-McGregor et al., 1994).Secara umum, misalnya Pollitt mendapatkan perbedaan status perkembangan

aDak sebesar 0.5 sampai 1.5 simpang baku antara bayi kekurangan besidengan bayi normal.

Pengaruh kekurangan vitamin A terhadap pertumbuhan c:.1kup dikenal

(Tarwotjo, 1990). Sedang peugaruhnya terhadap perkembangan masih dikajiclan diduga karena pengaruh tidak langsung melalui mekanisme penurunankcsehatall akibat penurunan imunitas (Satoto 1990; Sommer, 1986).

Peranan seng (Zn) dalam tumbuh-kembang barn tahun-tahun terakhirdikaji. Namun arab temuan semakin jelas bahwa kckurangan seng cenderung

menyebabkan bayi dan aDak kurang aktif, yang pada gilirannya

mempcngaruhi tumbuh-kembangnya (Sawazal et al., 1996, Satoto 1996 a).

Proses penyusuan (breastfeeding) dalam tumbuh-kembang aDak sangatlayak dicermati. Penyusuan adalah pemberian makanan optimal bagi bay;,pemindahan globulin gama clan sistem kekebalan lain, clan yang Icbih rentingadalah pemberian asuhan yang sangat intim, yang menciptakan interaksiyang efektif dalam pencapaian tumbua11-kembang anak (Zeitlin et al. 1989

dalam kutipan Engles clan Lotska, 1997; Brown et al. 1995).

17

Page 19: dan TUMBUIH-KEMBANG ANAK

Oalam upaya mengem~ kompleksitas faktor determinan tumbuh-kern bang anak, dalam suatu' paparan yang komprehensif, Sternberg dan

Grigorenko (1996) menggamijarkan hubungan timbal balik antara berbagai

f~or ~ang kesernuanya rnen~u pencapaian op~i~al perkembangan anak, disml dlfokuskan pada per~mbangan kOgrutlf (Gambar 2). Merekarnenjelaskan tentang peran.:.n asali atau mula-mula alias pembawaan, yangdisebutkan sebagai Novice: /'1Jcused Practice yang dilerakkan dalam suatu

kontinurn dengan kernampuad akhir sebagai hasll belajar <Ian pengalaman,yang disebutkannya sebagai Expert: Reflective and Focused Practices.

Sedang pernenuhan kebutuh~ gizi, bersama-sama dengan kebebasan dariinfeksi clan keracunan, diletaRkan sebagai determinan terhadap pencapaiankemampuan ekspert tersebut, Mhususnya dalam aspck kognitif.

18

Page 20: dan TUMBUIH-KEMBANG ANAK

\\

/I

Gambar 2. Modl~1 Aktivasi Perkembangan Kognitif(Sternberg da.'1 Grigorenko, 1996)

Setahun sebelumnya, sebenamya UNICEF tclah mengembangkanmodel determinan tumbuh-k(~mbang anak tersebut. dalam suatu pendekatanpelapisan determinan (Jons~;on, 1995), sebagaimana ditunjukkan dalamGarnbar 3. Dapat dilihat dalam gambar tersebut bahwa 2 determinan utama

(disebut sebagai penyebab langsung) tumbuh-kembang anak ialahpemenuhan kcbutuhan gizi di satu fihak dan kesakitan di fihak yatlg lain.

Sedang determinan lain dikelompokkan menjadi lapisan penyebab tidak

langsung dan lapisan pcnyebab mendasar.

19

Page 21: dan TUMBUIH-KEMBANG ANAK

Outcome-/"

Adequate ~

Dietary Intake

I' 1'\~::I

-\ Healtb mtennediateDetenninants

t ~~~.-:---:-::-- +--Household, Care for I

I~~

( EnvirfJnment) Underlying~--".~::::~~ Determinants

, J;. ~Information, Education, f ommunicittion..

,

BasicDetem1inants

~Political, Cultural and Sbcial Su-uctare

~ECODODJic Strurure

..[~~~~~~::~

Gambar 3. Kerangka Kerja KonseptuaJ Tumbuh-Kembang Anak(Jonsson, 1995)

20

Page 22: dan TUMBUIH-KEMBANG ANAK

Patut dicatat letak stJrategis dari determin,an asuhan (care), di sampingkeamanan pangan keluar,ga (hou.\'ehold .food security) serta pelayanan

kesehatan dan lingkungan yang sehat~ (health .\'ervice.\' and healthy

environment) sebagai ke~;atuan determinan tidak langsung (underlyingdeterminants). Asuhan ini selanjutnya dijabarkan oleh Engles dan Lhotska

(1997) sebagai (i) asuhan bagi ibu, (ii) penyusuan dan pemberian makananbagi bayi dan anak, (iii) ~;uhan psikososial, (iv) penjagaan kebersihan dan

(v) pcmeliharaan k~sehata!l rumali. Sedemikian sentra!nya peranan asuhan,

sehingga pemcnuhan kebutuhan gizi bayi dan alJak, serta pemeliharaankesehatan anak sebagai detl~iminan langsung kembar yang ada dalam gambar

tersebut, keduanya dipengalruhi asuhan secara langsung.

Dalalll tataran yang lebih mikro, Satoto (1990) dalam disertasinyamemformulasikan model holistik tumbuh-kcmbang anak, scbagaimana

digambarkan dalam Gambar 4.

Gambar 4. Model Holistik Tumbuh-Kembang Anak(Satoto. 1990)

21

Page 23: dan TUMBUIH-KEMBANG ANAK

Dapat dilihat dalam gambar tersebut, yang diungkapkan dalam tahun

yang lebih awal daripada model UNICEF, diungkapkan bahwa dua

determinan utama tumbuh-keQ1bang anak ialah masukan energi dan zat gizi

esensial di satu sisi serra int~raksi ibu-anak dan stimulasi keluarga di sisi

yang lain. Semua determinaI) lain mempengaruhi tumbuh-kembang aDaksecara tidak langsung, ialah ~elalui salah satu atau kedua determinan utamatersebut. Interaksi ibu-anak d~n stimulasi dalam keluarga (sebagai variabel

disebut demikian sesuai dengan teknik pengukurannya) tidak lain adalah

asuhan sebagaimana digambarkan dalam model UNICEF.

Secara transendental, m alah asuhan atau care ini adalah sangat vital.

Allah SWT berfirman:

;. ~~).L--< -I J/;;-"f---" .i« ~~~~~ ~/-/~ -,,-..Y<d'~ , ...y " --"

~}~::>~~:J; --/(~~L.:~~.;,.,..-:;"","_/' -'.,..p ,+' \.. -/ '. ~~-~J ~ >- '¥ ~ .' J~ ,.

'Dan hendaklah lakul kcpada Allah orang-orang yang seana'ainyameninggalkan di belalcang mereka anak-anak yang lemah, yangmereka khawalirkaf: terhadap kesejahteraan mereka. Oleh sebah iIll

hendaklah mereka be1aqwa kepada Allah dan hendaklah mereka

mengucapkan perkataaltl yang benar" (al Qur'an 4:9).

Anak-anak bisa menjaj i lemah baik secara jasmaniyah, yang bisa

karcna kurang gizi atau sakit atau secara jasadiyah, akliyah atau ruhaniah.

Dengan kata lain, anak-anak yang tumbuh-kembangnya terganggu. Adalahkewajiban orang tua, yang m nerima amanat Allah, untuk menghindari atau

mencegahnya. Salah satu caranya ialah bertaqwa kepada Allah SWT.

Kemudian mengucapkan perkataan yang benar, yang dapat ditafsir sebagaiinteraksi intensif dai1 penuh makna ibu-anak dali stimulasi untuk membawa

aDak mencapai kemampuan (fitrah) perkembangalmya daD menjadi sejahtera,sebagaimana dijabarkan oleh ~abi Muhammad SAW sebagai berikut:

22

Page 24: dan TUMBUIH-KEMBANG ANAK

'K('~'ajiban orang tUG terhadap anakr.ya ialah (1) memberi nama yangbagus; (2) mendidik budi pekertin>'a; (3) rncngujar menulis/membaca ;

(4) mengajar ber(~hang don memanah; (5) memberi makan denganbaik; (6) mengawinkannya kalau Judah tiba saatnya ,. {Hadits -

HR. Hakim) (Zaini, 1982).

Pada hadits tersebut sangatlah jelas cakupan asuhan orang tua yangdiharapkan akan dapat 'mengantarkan' anak kembali ke fitrahnya, yang

sangat komprehensif daD menjangkau kescluruhan pertumbuhan daD berbagaikawasan perkembangan, ialah: (i) doa (antara lain melalui pemberian nama

yang baik)~ (ii) stimulasi perkembangan morai~ (mendidik budi pekerti) (iii)

stimulasi kognitif (mengajar menulis/mcmbaca); stimulasi psikomotor(antara lain dengan mengajar berenang clan memaIlah: se.rta (iv) pemenuhangizi (dalam pcmbcrian makanan yar.g bergizi dan halal) dan kesehatan, serta

(v) persiapan reproduksi (san1pai saatnya tiba).

Hadirin yang terhormat,

Keadaan Tumbuh-Kembang Anak di Indonesia

Oari SUSENAS 1995 dapat dicatat, bahwa dengan menggunakan

BB/U yang dikonversikan ke dalam persentil baku WHO/NCHS, didapatkanbahwa secara umum di Indonesia terdapat 14.6% anak di bawah umur 5

tahun (balita) yang mend,erita Kurang Enersi protein (KEP) Nyata (dengangaris batas kurang dari 70% baku) dan 35.0% balita yang menderita KEPTotal (dengan garis batas kurang dari 80% baku). Tabel I di bawah ini

menyajikan sebararl di semua propinsi.

23

Page 25: dan TUMBUIH-KEMBANG ANAK

Tabell.Sebaran Gangguan Pertumbuhan Anak

per Propinsi di Indonesia (%)

Prouinsi KEP TotalKEP Nvata

[f~I ~~~2. Sumatra Utarn

23.916.614.823.916.214.09.8

10.813.812.210.04.9

12.88.3

-~ ~-

--~. ~~rnatra Barat I4. Riau 45.9

31.735.2

23.6

28.928.021.1

22.4

14.4

5. Jambi6. Sumatra Selatan

7. Bengkulu8. LamOlm~

~---

I 9. DKI Jakarta --

r1O.~wa Bar~~(__I 1. Ja~~ -12. DI Yo akarta13. Jawa Timur

14. Bali r;:32.6

18.3

.':~';:::'Ii: -2-3.5I I 22.2

17.3

I !.815.416.914.2

38.836.5

13.2

~-*) Berdasarkan BB/U dikonversi ke dalam ~til terhadap baku

WHO/NCHS: KEP Nyata = <700/0 baku; KEP Total = <800/0 baku

(Swnber :SUSENAS 1995 dikutip dari Kodyat 1997)

24

Page 26: dan TUMBUIH-KEMBANG ANAK

Sementara itu, dari Studi Persiapan Pengembangan PAOU di 5

propinsi (Laporan Sementara Studi, 1997) didapatkan bahwa antara 25-45%anak-anak umur 0-8 tahun "turnbuh di bawah baku normal, ialah di bawah -2

SO Baku WHO/NCHS. Tabcl 2 menyajikan sebaran pertumbuhan tersebut,khusus untuk anak umur 3-5 tahun.

Tahe! 2.Proporsi Gangguan Pertumbuhan anak umur 3-5 tahun

'di 5 propinsi (%)

~

Bali Kalba.'-

29.3

Sulsel

42.0

Kel.amin

Laki-laki (0=45 I}

Perempuan (0=473)

Sumbar--46.0

Jabar

455 37.926.3

35.5 25.3 24.6

27.1

29.0

35.9

32.544.1

35.2Total 45.0 40.6 25.8

*)t5iukur dengan TMJ dikonversi dengan baku WHO/NCIISNitai hams = -2 simpang baku.

**) Khusus untuk Kalimantan Barat: haI1ya dlierah pe[\(otaan dan pinggiran kola.

Setelah anak-anak mcmasuki sekolah dasar, temyata rnasalahpcrtumbuhan tetap ada. Data dari pcnelitian Kemitraan Indoncsia untuk

Perkembangan Anak (MiTRA) di SClllruh Kabupaten Karanganyar padatabU!l 1995 menunjukkan bahwa sckitar 30-55% a11ak usia seko!ah tumbuh di

bawah baku yang ada, sebagaimana dip.lnjukkan dalam Tabcl 3.

25

Page 27: dan TUMBUIH-KEMBANG ANAK

Layak dicatat bahwa status pertumbuhan (d; Jam kajian makro sebagai-

mana digambarkan dalam kedua tabel di atas) I.:rkait erat dengan tingkat

kemajuan sosial ekonomi (kecuali data Kalima"ltan Barat pada tabel 2).

Menarik pula adanya konsistensi bahwa pertumbuhan anak laki-laki mudacenderung lebih jelek daripada anak perempuan. Namun ketika saat

menstruasi (menarche) datang, pada usia 11-13 tahun, anak perempuan

cenderung 'jatuh' clan pertumbuhannya memburuk secara nyata. Kajian SriKarjati (1997) di Jawa Timur menunjukkan bahwa gangguan pertumbuhan

dalam kandungan serta di masa bayi clan anak mengakibatkan gangguan

berlanjut di usia sekolah clan remaja.

Kondisi kekurangan gizimikro, yang pada gilirannya mempengaruhiD.1ffibuh-kembang anak, juga masih layak diperhatikan. Gangguan akibat

kurang yodium (GAKY) masih menghantui kita. Berdasarkan hasil pemetaan3 kali selama 20 tahun menunjukkan penurunal1 berarti, namun masihmenjadi masalah. Di Jawa Tengah misalnya, jumlah penderita GAKY

keseluruhannya (Total Goiter Rate -TGR) menurun daTi 36.8% pada tahun1982 menjadi 22.4% dalam tahun 1990 daD 4.5% di tahun 1996. Masalah

anemia gizi bes: lebih memprihatinkan. Dari Survey Kesehatan RumahTangga 1995 didap:ltKan masjh adanya 40.5% balita clan 47.1% aDak usai

sekolah yang menderita a.l1emia gizi besi. Sedang kekurangan vitamin A

sudah membaik sccara nyata di Indonesia. Dari studi di i 5 propinsi rawan diIndonesia, buta senja clan kekeringan kelopak mata didapati menu run dari

1.3% pada tahun 1978 menjadi 0.3% pada tahun 1992 (Kodhyat, 1997)

Berbagai sensus nasional tidak mencakup perkembangan anak, olehkarenanya tidak ada data nasional. Dari studi pendahuluan PerkembanganAnak Dini Usia (PADU) di 5 propinsi, didapatkan bahwa pada umumnya

perkembangan kognitif aDak tidak begitu buruk, demikian pula per-

kembangan motorik halus (yang diperlukan untuk kegiatan akademik). Yangpaling buruk ialah perkembangan kebahasaan, perkembangan sosial clan

perkembangan preakademik.

26

Page 28: dan TUMBUIH-KEMBANG ANAK

Tabel4 di bawah ini menyajikan gambaran scb~ran persentase anak umur 3-5

tahun yang memiliki kcmampuan baik pada masing-rnasing kawasan

pcrkembangan, yang dikumpulkan dengaribatere lEA.

Tabel 4.Persentase p.~rkembangan yang baik per propinsi (%)

~~

Jahar(n::=188L

Bali(~=!8J)

48

---~

KI!!bar~=.:!2!tL---

SosiaJ

Motor HaIus

38 50 56 48

43 51 55

22

-

5R-

50

30

52

28---

Bahasa

Kognitif

Pre-akademik

-

28 28 34

65-

70

19

65 65

28

71 68

~

26 34 35

*) diukur dengan batere IEA**) khusus Kalimantan Bamt: hatlya daerah kola datI pinggiran kola.

Sebenarnya telah ada upaya-upaya penggarapan masalah tersebut,termasuk di dalamnya Posyandu untuk peningkatan pertumbuhan a.f1ak, Bina

Kcluarga Balita (BKB) untllk pcmbinaan perkembangan aDak, di samping

berbagai sistem pendidikan, aJ1tara lain Taman Bcrmain, Tarnal1 Kanak-Kanak, Sekolah Dasar dan bcrbagai kegiatan lain. Posyandu men.iangkaulebih dari 80 desa dan kelurahan di Indonesia, dan mutu kegiatar.nyabervariasi dari sangat aktif sarnpai sangat kurang aktif. Lebih dari 60% balita

dicatat dan mengunjungi Posyandu. Bina Keluarga Ba!ita (BKB)

dikembangkan sebagai upaya untuk mendidik ibu agar mengasuh anaknyauntuk mencapai tingkat perkembang~ yang optimal. Sarnpai dengan tahun

1993, sekitar 10~~ desa dana kelurahan di Indonesia terjangkau BKB,sebagian b~sar di daerah perkotaan. Sayang sejak itu pembinaan BKB

menjadi sangat menu run karcna menurunnya prioritas pembinaan BKB di

beberapa departemen daD kantor non-departemen terkait. Taman Bcrmain

27

Page 29: dan TUMBUIH-KEMBANG ANAK

muncul sebagai basi! inisialif masyarakat; clan juml~hilya sangat sedikit.

Oemikian pula halnya Taman K!31iak-Kanak, yang seb 19ian besar berada di.

daerah perkotaan (Studi Pendahuluan P ADU; 1997). Y .tng Icbih memerlukcan

perhatian ialah adanya kenyataaJn bahwa masing-masing kclcmbagaan daD

kegiatalJ reDdenIng berjalan sendiri-sendiri. Tidak diatur clan terlaksanapemaduan kegiatan, baik secara horizontal antara berbagai lembaga yangmenangani aDak usia yang sarna, maupun vertikal di antara lembaga yang

mcnang(afli aDak dalam urutan usia berkesinambungan.

Hadirin yang dimuliakan Allah,

Rangkuman

Sebagai rangkuman dari kescluruhan pidato ini dapat disimpulkanbahwa Allah Tuhan Yang Maha Esa membcrikan fitrah kcpada sctiap aDak

manusia, suatu potensi tumbuh-kembang yang optin'al. DiserahkanNya

kepada kedua orang tua (dan masyarakat) untuk memelihara aDak terscbutsebagai amanat (titipan Allah), ~engan cara mcngelola semua sumber daya

(Iingkungan mi,uture) yang disediakan Allah, agar anak tersebut kembalikepada fitrah yang telah ditetapkanNya.

Upaya utama bag! amanat Allah tersebut r.dalr.h 38uhan, dalam artipemberiarl semua hak anak, khus~snya hak hidup dan berkcmbang {KonvensiHal Anak, Pasal 6 Ayat 2), ag~ ia dapat tumbuh clan berkembang secara

optimal. Hak-hak aDak tersebut rencakup hat untuk mendapatkan makanan

yang bergizi (dan halal) dan menjaganya agar tidak sakit schingga

pertumbuhan atau perkembangan jasmaninya optimal. Termasuk jtlgapendidikan atau latihan untuk mengembangkan kemampuan jasadiyah atau

motorik, akliyall atau kognitif pan ruha.'1iyah atau moral, sehingga anaktumbuh dan berkcmbang mende~ati fitrahnya, siap beribadah ke hadiratNya,

menjadi khalifahNya, untuk melostarikan kehidupan dan memakmurkan alamciptaan Tuhan.

28

Page 30: dan TUMBUIH-KEMBANG ANAK

.Kondisi tumbuh-kcmbang anak di Indonesia masih mcmcrlukan

pcrhatian yang cukup. Ditemukan masih tingginya angka gangguanpertumbuhan, pada bayi dan anak balita. s~rta pada anak usia sekolah. Begitupula masih ditemukan berbagai gangguan perkembangan anak. SebenamyaPosyandu, BKB clan berbagai sistem pcndidikan pra-sekolah dan sekolah

dasar sudah tersedia secara luas di Indonesia. Sayang belum dipadukan ke

dala;r. sistem pelayari4n yang komprehefisif.

Hadirin yang saya hormati;

Saran

Keyakinan bahwa kcbenaran hakiki hanyalah berasal dart Allah SWT,daD bahwa kcbenaran keilmuan hanyalah kesepakatan operasional sementaradalam upaya untuk ffi{;ndekati kebenaran hakiki, layak kita pegang dengan

teguh.

Bag! seorang ilmuwan. kewajiban mengkaji secara sangat mcndalamcabang clan ranting ilmu yang dipilih di satu sisi, clan kewa.jiban mengkajiseca:-a lintas cabang iJ.mu baik seCc1.ra vertikal maupun horizontal untuk

memperkaya khasanah keilmuan masing-masing, layak dilaksanakan secaraseimbang clan bijaksana. Dalam kajian lintas cabang ilmu, layak puladimasukkan kajian transendental tcrhadap,cabang clan ranting llmu terpilih,

scbagai bagian upaya memberikan landasan kcimanan untuk kian mendekat-kan kajian kcilmuannyake arah kebertaran hakiki.

Bagi ilmuwan yang memilih ilmu gizi, khususnya bagi para sejawat diBagian Ilmu Gizi di Fakultas Kedoktcran UNDIP, Fakultas-Fakultas lain diUNDIP clan di berbagai lembaga-lembaga lain, juga bagi sejawat lain yang

memasukkan ilmu gizi dalam kawasan peminatannya, saya mengharapkanuntuk mendalami aspek khusus ilmu gizi secara konsisten dan tuntas. Selain

itu, diharapkan pula untuk melcbarkan horizon kajiannya kc cabang danranting ilmu terkail. lain. Bisa dipilih ekc!ogi, antropologi, ilmu sosial clanperilaku, ilmu pertanian, psikologi, dengan kekhususan psikologi per-

29

Page 31: dan TUMBUIH-KEMBANG ANAK

kembangan. Kajian ilmu gizi menurut ajaran agama, sc,uai dengan agama

masing-masing ilmuwan, tentu saja arnat dianjurkan.

Tumbuh-kembang anak, khususnya pada usia jini, dalam bentukkajian komprehensif lintas cabang ilmu, serra dikaitkan dengan kajiantransendental, layak untuk diberik¥ kepada para mahasiswa strata-I, strata-2clan strata-3 di Fakultas Kedokteran serra fakultas clan program studi lainterkait. Kepada para mahasiswa saya mengharapkan agar pemahaman tentang

ilmu gizi selama pendidikan seyogyanya diletakkan dalam kerangka

pemahaman holistik dalam kaitan ilmu gizi dengan ilmu-iimu lain terkait.

Kajian tumbuh-kembang anak usia dini (PADU) layak dilaksanakansebagai prioritas pengembangan sumber daya manusia di Indonesia. Kajian

terhadap pengaruh berbagai faktor terhadap pemeliharaan clan peningkatantumbuh-kembang untuk pencapaian fitrah masing-masing anak, layak

dilaksanakan dalam kajian multifaktorial yang mend~larn. Kaji tindak

pengembangan model peningkatan tumbuh-kembang, khususnya bagi anakusia dini, perlu dilaksanakan di berbagai tempat di Indonesia dengan berbagai

kekhususannya, dalarn rangka pemantapan sistem program nasional di masadepan, yang dikait dengan sistem pendidikan dasar d~ sistem pelayanan

anak yang lain. I

Dari b~rbagai sisi, maka pcngembangan program P ADU akall sangat

bermanfaat, baik secara mikro bagi anak clan keluarga yang tercaklJp,maupun secara makro. Lebih khusus lagi, Bleichrodt ct al., (1996) menegas-

kan keuntungan sosial ekonomi, keuntungan produktivitas di masa depan clan

yang lebih penting adalah hak aDak untuk mcndapatkan pelayanan sedini

mungkin.

30

Page 32: dan TUMBUIH-KEMBANG ANAK

Karena pada hakekatnya tumbuh-kembang anak merupakan subsistemdari sistem kehidupan manusia seluruhn~a, maka pengembangan program

tersebut hendaknya bersifat komprehensif, menjangkau seluruh lapisan

sasaran primer kegiatan, ~;asaran sekunder dan tersier kegiatan (Myer, 1992).Program tersebut hend.-lknya pula menggunakan strategi ganda dalamberbagai bentuk, dan saling terkait satu dengan yang lain secara terpadu,

sebagaimana d:tulijukkail daiam G".mbar: 5 di bawah ini (Brown daD Pollitt,199! ).

(;ambar 5. Strategi program terpadu PADU(Brown dan Pollitt, 1991)

31

Page 33: dan TUMBUIH-KEMBANG ANAK

Hadirin yang saya hormati, .j~-l1tfUcapan terima kasih ,f!. I

Dalam suasana penuh rahmat clan nikmat Allah pada saar ini,perkenankan sara sckali lagi memanjatkan rasa syukur ke hadirat Allah

S\\'T. Salam clan salawat bagi Nabi Muhammad SAW. Serra 1Jcapan tcrima

kasih kcpada semua fihak, yang secara langsung maupun tidak langsung,

telah menyetujui, memberikan kesempatan dan peluang, mcngarahkan,membantu dan mendukung serra hadir saar ini untuk memberikan restu

~~

kasih saya yang terhormatMenteri saya

sebagai Guru kasih yangtulus pula saya sampaikan kepada yang terhormat Prof. Dr. H. Muladi SH,

Rcktor Universitas Diponegoro, yang membcrikan segala kemudahan

schingga saya dapat bcrdiri di atas mirnba. ini.

Kepada Prof. dr. Moclyono S. Trastotenojo, Sp.AK., selama mcnjabatRektor Universitas Diponegoro, dan khususnya scbdgai pembimbing, baikdalam kallcah keilmuan maupun bidang kehidupan lain, saya ucapkan terimakasih yang tulus. Rasa terima kasih pula saya sampaikan kepada dr. A.

Soeroyo almarhum clan Prof. Soedarto SH almarhum dalam kapasitasnya

sebagai rektor pada masanya.

Kcpada yang tcrhormat dr. Anggoro DB.Sachro, DTM&H, Sp.AK.,Oekan Fakultas Kedokteran UNDIP, clan Prof. Dr. Soebowo, SpPA., dr M.

Saleh Mangunsudirja, FICS. dalam kcdudukannya sebagai Dekan Fakultas

Kedokteran UNDIP pada masanya, sara ucapkan pula tcrima kasih.

Rasa terima kasih sara sampaikan pula kepada Ketua clan AnggotaSenat Universitas Diponegoro, Ketua dan Anggota Dcwan Guru BesarUniversitas Diponcgoro, serta Ketua dan Anggota Scnat Fakultas Kedokteran

Universitas Diponegoro.

32

Page 34: dan TUMBUIH-KEMBANG ANAK

,Kepada ya Ig terhormat Prof. Dr. dr: Darwin Karyadi, Prof. Drs.

Sutrisno Hadi, PrlJf. Marian F. Zeitlin, ehD. clan Prof. Dr. Saparinah Sadli,para pembimbing saya dal.am studi doktoral clan kajian keilmuan pada waktu-

waktu berikutnya, saya ucapkan beribu terima kasih.

Penghargaan yang setinggi-tingginya saya sampaikan kcpada KepalaSekolah daD guru-guru di Sckolah Rakyat Cangkring, Sekolah RakyatDawuhan daD Sekolah Rakyat VI di Tegal, SMP Negeri daD SMA Negeri

Tegal yang telah mengr.nt3.rkan saya se~ra berlahap menuju jenjangkeilmuan daD kependid,ikan seperti sekarang ini.

Kepada para sallabat-sahabat saya di Bagian Gizi Fakultas KedokteranUNDIP, dr. Wiratmo Haryoko, dr. Siti Fatimah, MSc., dr. Darmono SS,MPH., dr. Muhammad Sulchan MSc., dr. Nurkukuh, dr. Yekti Wirawani, dr.Hertanto W.Soebagyo, MS., dr. Wahyu Rochadi MSc, clan dr. Endang

Purwaningsih, MPiI., Ny. Muinah clan Wagiman, ingin pula saya sampaikan

rasa terima kasih atas kerjasama yang baik di bagian ini.

Kepada Prof. dr. R. Bocdhi Dannojo, Sp.PD., Prof. Dr. dr. Ag.Soemantri, Sp.AK. clan kepada semua sahabat karib saya oi LembagaPenelitian Universitas Diponegoro, saya ucapkan pula terima kasih atassaling bimbing clan kerjasama yang terlaksana dengan baik.

Kepada Prof. Dr. dr. RRJ. Sri Djokomoeljanto, Sp.PD., Prof. dr.Soebowo, Sp.PA., Prof. dr. R. Boedhi Darmojo, Sp.PD., Prof. Dr. dr.

Suharyo Hadisaputro,Sp.PD., Prof. Drs. Soehardjo, Prof. Drs. Y. Warella,MP A, PhD., saya ucapkan bany~ terima k3Sih atas saran-sarannya untuk

membuat pidato pengukuhan ini menjadi lebih baik. Demikian pula kepada

Retno clan Nita, yang telah bekerja keras membantu mempersiapkan pidatopengukuhan ini.

Kepada ayah almarhum daD ibu almarhumah, saya ingin menyatakanrasa hormat clan terima kasih atas sega!a pengertian, bimbingan pengorbananclan doa, sehingga saya dapat mencapai jenjang akademik ini. Perkenankan

saya berdoa untuk diampuni dosanya, clan diterima amal sha:eh~ya.

11

Page 35: dan TUMBUIH-KEMBANG ANAK

Kcpada ayah mcrtua almarhum dan ibu me tua almarhumah, atassegal a dorongan, bimbingan daD doa restunya, saya ~paikan rasa hormat

dan terima kasih. Semoga Allah SWT meridhoiNya.

Kepada kakak daD adik saya, kakak daD adik ipar saya daD semua

anggota keluarga saya, rasa terima kasih saya sampaikan untuk semua

bantuan dan dorongan yang membawa saya mencapai jenjang akademik ini.

Kcpada istri saya Esti Retno Wuryaningsih, yang dengan penuh kasih!;ayang telah mengorbankan sebagian hidl1pnya, waktu dan pt:rhaciannya,untuk mendukung karier keilmuan clan jcnjang akademik saya. Tiada kata

lain kecuali rasa sayang clan ucapan terima kasih yang dapat saya berikankepadanya. Kepada kedua anak saya, Dito clan Tyas, rasa sayang dan

pengorbanan kalian untuk mendukung pcncapaian karicr ayah kalian

sungguh membuat saya bangga. Tcrima kasih banyak, anak-anakku.

Akhimya, kepada semua hadirin yang saya hormati, terimalah

pcnghargaan clan ungkapan terima kasih yang setulus-tulusnya.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan petunjukNY A.

Wassalamu 'alaikum warahmatullahi }vabarokaIUh.

34

Page 36: dan TUMBUIH-KEMBANG ANAK

RUJUKAN

AI Qur'an dan ter.;emahnya. Scrnarang: Toha Putrn, 1989.

Blcichrodt N., Shrestha RM., West CE., Hautvast JG., van de Vijver FJR.,

Born MPh. The benefits of adcquate iron inta-ke. Nutr. Rev. 1996,

54:S72-S78.

Brown JL., Pollitt E. Malnutrition, poverty and int~lectual devciopment. Sci.

Am. 1991,274:38-43.

Brown K., Allen, L., Dewey K. State of the art of complementary feeding.

Paper prepared for UNICEF/WHO Consultative Meeting. Motlcpier,France, 1996.

Brozek J. Comment on cnergy-protcin malnutrition: The web of causes and

consequences. In Brozek, Schurch (eds), Malnutrition and behavioral:Critical assess me It of key issues. An International Symposium at a

Distance 1982-1983. Laussanc: Nestle Publication 1984: 34-9.

Caldwell BM, Bradley RH. Administration manul: Home observation formca.~urement. of t;c environment. Rev.Ed. Arkansas: ArkansasUniversity 1984: 12-25.

Chavez A, Martinez C. Growing in dev~loping community, Mexico City:lnstituto Nacional dc la Nutricion, 1982: 26-41.

Chavez A, Martinez C. Behavioral effects of undernutrition and food

supplementation. In Brozek (ed), Behavioral effects of energy andprotein deficits. Proceeding of International Nutrition Conference. NIH

Publication 1979~79-1906:2 I 6-28.

Chen LC. Interaction of diarrhea and malnutrition: Mechanism and

intervention. In Chen, Scrimshaw, Diarrhea and malnutrition:Interactions, mechanism and intervention. New York: Plenum Press1983: 3-21.

35

Page 37: dan TUMBUIH-KEMBANG ANAK

Cravioto J, DeLicardie E. Environmental correl.. :cs of severe clinical

malnutrition and language development in sur'isors from kwashiorkorand marasmus. In Nutrition, the Nervous System and Behaviour.

PAHO Sci.PubI1972, 251:73-94.

Dipo B. et al. Mimbar Ulama: Randangan Islam tentang Gizi. Jakarta:Majelis

Ulama Indonesia 1980: 20-3

Djokomuljanto R. Iodine deficiclncy in Indonesia: Reassessment of its controlprogram. In Tanfaichirt et al (cds), Human nutrition: Better nutritionbetter life. Bangkok: Askomsmai 1984: 318-24.

Dobing J. Infant nutrition and later achievement. AmJ.Clin.Nutr. 1985,

41:477-84. I

Engles PL, Lothska L. The care initiative: assessmcnt, analysis and action toI

improve care for nutrition. New York: UNICEF, 1997.

Galler JR, Ricciuti HN, Crawfo~d MA, Kurcharski MA. The role of mother-

infant interaction in nutrition disorders. In Galler (ed), Malnutrition

and behaviour. New York~ Plenum Press 1984: 1269-304.

Grantham-McGregor SM. The social backgrou!1d of childhood malnutrition.In Brozek, Schurch (eds), Malnutrition and behavioral: Criticalassessment of key issues. I An International Symposium a£ a Distance

i

1982-1983. Laussane: Nestle Publication 1984: 338-47.

Grantham-Mc.Gregor SM., Po\~ell CA., Walker SP., Himes JH. Nutritionalsupplementation, psy?hos?cial stimulation and mental development ofstunted children: the Jamaica StUdy. Lancet 1991,338:1-5. -

Gibran K. The Prophet. London: Mandarin. 1996:20-23.

Husaini MA., Karyadi L., H~aini YK., Sanjaya, Karyadi D., Pollitt E.

Developmental effects ~f short term supplementary feeding in

nutritionally-at-risk Indonrsian infants. Am.J.Clin.Nutr. 1991,54:799-804.

Jonsson U. Ethic and child nutr tion. Food and Nutrition Bulletin 16:293-8,

1995.

36

Page 38: dan TUMBUIH-KEMBANG ANAK

Karjadi S. Peran nut isi prnnatal untuk masa pertumbuhan dan tekanan darah

pada usia pra-rcmaja. Semiloka P~-Widyakarya Nasional Pangan danGizi. Surabaya, 1997.

Kodyat B. Permasalah gizi utama di Indonesia. Semiloka Pra-WidycikaryaPangan dan Gizi. Surabaya, 1997.

Kohlberg L. Tahap-tahap perkembangan moral. Diterjemahkan oleh Santo,

Cremers. JakaruL: Kanisius, 1996:63-78.

Landers C. Biological, so.cial and cultural detrminants of infant behavIour inSouth Indian community. PhD Diss. Harvard University 1983.

Langgulung H. Pendidikan dan peradaban Islam. Jakarta: Pustaka AI Husna,1970: 214.

Lester BM., Als H., Brazelton TB. Regional obstetric anesthesia andnewborn behav'or: A reanalysis towards synergistic effects. Chld.Dev.

1982,53:687-94.

Levin HM., Pollitt E., Galloway R., McGurie J. Micronutrient deficiencydisorders. In Jamison, Mosley, Measham, Bobadilla (eds), Diseasccontrol priorities in deveioping countries. London: Oxford University

Press, 1993:421-51.

Levitsky DA, Strupp BJ. Functional Isol3tion in Rat. In Brozek C\!1d Schurch(eds), Malnutrition and Behaviour: Critical Assessment of Keay

Issues; An International Symposium at a Distance 1982-1983,Laussane: Nestle 1984: 411-420.

Madjid N. Pintu-Pintu Menuju Tuhan. Jakarta: Paramadina 1995: 146, 183,

233,235.

Margen S. Energy protein mall:tutrition: The web of causes and

consequences. In Brozek, Schurch (eds), Malnutrition and behavioral:Critical assessment of key issues. An Internation:ll Symposium at aDistance 1982-1983. Laussa.'1e: Nestle PublicatIon 1984: 20-31.

Myer R. The twelve who survive. London: Routlcdge, 1992:84-117.

".,

Page 39: dan TUMBUIH-KEMBANG ANAK

Pakubuwana IV. Serat Wulangreh. Diterjemahkan da t ditulis dalam huruf

latin tanpa nama. Semarang: Da.;ara, 1991: 169-7,).

Peuser M., Underwood A. Shyness, sadness, curioucity, Joy. Is it nature ornurture? Newsweek, Speci I Edition: Your Child. Spring/Summer

1997: 60-5.

Pollitt E.Iron deficiency and co nitive function. Ann. Rev. Nutr. 1993,

13:521-37.

Pollitt E., Gorman K., Granthani-McGregor S., Levitsky D., Schurch B.,Wachs T. A recomceptualization of the effects of undernutrition on

children's biological, psychosocial, and behavioral development.Social Policy Report 1996, f (5): 1-2 I .

Sapolsky. A gen for nothing. Discover, October 1997:40-5.

Satoto. Pcrtumbuhan clan Perkembangan Anak : Pengan'atan Anak Umur 0-18 Bulan di Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jeparam Jawa Tengah.

Disertasi. Semarang: Universitas Diponegoro 1990.

Satoto, Colletta NO. Changing ca~etakjng behaviour to improve child growthand nutrition. IDRC/UNESCO/UNICEF Regional Workshop on Early

Childhood Education. Bangkok! 987.

Saloto. Hubunga.'1 antara kekur.utgan seng dengan tumbuh kembang anakbalita.Maj.Penel.Diponegoro \' (4): 231-6, 1996 (a)

Satoto. Care, feeding and child growth and development. Proceeding OfInternational Seminar on mfant Feeding. UNCEF, Jakarta, 1996. (b)i - Sawazal S., Bentley M., Black ., DingraP., George S., Bhan MK. Effect

of zinc supplementation 0 observed activity in low socioeconomicmdian preschool children. ediatricts 1998,98: 1132-7.

Shaffer DR. Development Psych<plogy: Childhood and Adolescence. 2nd ed.

California: Brook/Cole 198t: 312-20.

Shihab K. Wawasan AI-Quran: Tafsir maudhu'i atas pelbagai persoalanumat. Jakarta: Mizan 1992: 256-7, 283-5, 289-91.

38

Page 40: dan TUMBUIH-KEMBANG ANAK

Schultz TP. Studying tJ c impact of household economic and communityvariables on child mortality. Pop.Dev.Rev. 1984, 10:215-36.

Scrimshaw NS. Childhood malnutrition and function. Implication fro feedingprogram. National Seminar on Infant and young Child Feeding. Seoul

1981.

Soemantri A. Hubungarl anemia kekurangan zat besi dengan kost:nu'asi danprestasi belajar. DisertaSi, Scmar:mg: Universitas Diponegoro, 1978.

Sommer A, Djunaedi E, Loedin AA, Tarwotjo I, Wcst K, Tilden R. Mele L.Infact of vitamin A supplementation on childhood mortality. Lancet

1986,24: 1169-13. i

SUSENAS 1995. Jakarta: BPS, 1996.

Tarwotjo I. Hubungan kurang vitamin A dengan status gizi. Discrtasi.

Semaang; Universitas Diponegoro, 1990.

Turner IS, Helms DB. Lifespan development. 2nd cd. London: Holt-Saunders

1982: 356-367.

UN ACC/SCN. SCN News 1993, No.9.

Unicef. First cali foj ch~ldren. Nev.' York: UNICEF, i 990.

Whitehead R. Comment on aetiology and definition of malnutrition. .InBrozek, Schurch (eds), Malnutrition and behavioral: Critical

assessment of key issues. An International Symposiumj at a Distance

1982-1983. Laussane: Nestle Publication 1984: 32-3.

Zeitlin M, Ghassemi H. Positive deviance in nutrition: Adequate growth inpoor households; in a Workshop Report-Proceedings of the XIII

International Congress of Nutrition. London: John Libbey 1986: 158-

161

Zeitlin M; Mansour M, Bajrai JBR. Positive defiance in nutrition: Anapproach to child health whose time has come. In Recellt advancc in

International MCH 1987: 94-117.

39

Page 41: dan TUMBUIH-KEMBANG ANAK

Zeitlin MF. Child care and nutrition: Finding from p< sitive defiance researc.

Corneil International Nutrition Monograph Seri.:s, no.27, 1996.

Zimmerman MA., Arunkumar R. Resiliency research: Implication for school

and policy. Soc. Policy Rep., 1994,8 (4):1-18.

Improving the psychosocial development of children: A programme frothe enrichment of intcractions between mothcrs and children. Geneva:

Division of Mental Health World Health Organization, 1995.

&rly child development: Investing in the future. Washington: the WorldI

Bank,1996.

Laporan sementara studi pendahuluan pengembangan anak dini usiaJakarta: Depdikbud, 1997 (tidak dipublikasikan).

40

Page 42: dan TUMBUIH-KEMBANG ANAK

Lampiran

RIWAYA'f HIDUP

A. DATA PRIBADI

NamaT empat dan tanggallahir

AgamaStatus perkawinan

Anggota ke\uarga : IstriAnak

SalataKudus, 21 April 1945IslamKawin

Esti Rctno Wuryaningsih1. Budi Torokusumo (Dito)

2. Estiworo Kusulnaningtyas (Tyas)

B. RIWAYATPENDmIKAN1. Pendidikan FormalSR Cangkring, SR Da\\'Uhandan SR Negeri 6 TegalSMP Negeri TegalSMA Negeri Tegal

Fakultas Kedokteran UNDIP

Fakultas Kedokteran VIFakultas Kedokteran UNDIP

Fakultas Kedokteran UNDIP

1951-1957

1957-19601960-19631963-1971

1973-19741974-1978

-!990

Dokter

Diploma Gizj

Spesialis Gizj

Doktor Ilmu Gizi

Page 43: dan TUMBUIH-KEMBANG ANAK

2. Pendidikan TambahanAIIMS New Delhi, Mahido~University Bangkok, Nation

University Singapore,University of Philippine

Griffith UniversityTaft University &

Boston UniversityUniversitas Indonesia

Community ro.:;edicineComparative Studies

1983

1983Primary Health Carc

Nutrition Evaluation

ProgrammeRiset metodologi: Metoda

Kualitatif dan Kuantitatif

c. JENJANG KEPEGA W ~lAN

\973

1974

\976\978

\98\1984

\990

\995

II fa

II fa

IIII cII fd

IVfa

IY/b

rVfc

Calon PegawaiAsisten Ahli Madya

Asisten Ahli

Lektor MudaLektor MadyaLektor Kepala Madya

Lektor KepalaGuru Besar

1980-198511993-1995]1995-l9971997-

[1. Sekrctaris Tim pelaksa

j a COME FK UNDiP [2. Sekrctaris Eksekutif K PKK (J"NDIP

3. Sekretaris Lembaga Pc e1itian UNDIP

4. Kctua Lembaga Pcne1it an LTNDlP

42

Page 44: dan TUMBUIH-KEMBANG ANAK

E. PENGALAMAN Pf KERJAAN LAIN (PARUH WAKTUI

* Consultant for de./eloping nutriti~n communication in Burma, 2

months in 1983* Konsultant untuk UNIGEF Indonesia dalam pengembangan

program gizi masyarakat, 1979 -1986 (annual/project basis)* Consultant for UNICEF Sierra Leone, for d~veloping nutrition

communication strategy, 3 monti}s in 1988.* Konsultant Lepas untuk Intergrated Task Force of Posyandu

(US AID), 1987..1990 (project/activity basis)* Consultant to UNICEF-HQ, preparing assessment of growth

monitoring and promotion in China on October 1990* Consultant to lTNICEF Bangladesh, for child care and nutrition, for

I month in 1995* Consultant to {JNIC~F Bangladesh, for child care and nutrition, for

I month in 19~)5* Anggota Tim Pakar 8ina Keluarga Baiita, di bawah koordinasi

Meneg UPW, 1994-1995* Short-term Consultant for Evaluation of Integrated Food Security

Project;n Lombok and Flores, GTZ-Gcrma.,y, 1994.* Medi'.lm-tcmt Consultant of Asian Development Bank (ADB) for

developing population programme in the Solomon Islands, 3months at the end of 1994

* Short-term Consultant/Resource Person of PCD/Oxford University

for development Qf school health programme in Vietnam, early

1995.* WHO Expert Committee on I.ntegrating Child Development into

Nutrition Prog~me, 1997

43

Page 45: dan TUMBUIH-KEMBANG ANAK

F. KEANGGOTAAN BADAN/ORGANISASINASIONAL/INTERNASIONAL* Ikatan Dokter Indonesia (101), sejak 1972. Mcnjadi Ketua CabaI1g

Semarang pada tahun 1980-1983 dan Kctua Wilayah Jawa Tengahpada tabun 1982-1983.

~ Gra",Yth Monitoring Network, sejak 1992.* Early Education and Child Development Network, scjak 1993.* World Association of Breastfeeding Actions (W ABA), sejak 1992.* Network of Environmental Epidemiology, scjakl993;* Jaringan Epidemiologi Nasional (IEN), sejak 1990;

Menjadi Ketua sejak 1996.* Perhimpunan Pcminat Gizi dan Pangan (Pergizi Pangan) sejak 1993;

Menjadi Wakil Ketua Pengurus Pusat sejak 1997.* Asian Red Cross/Red Crescent Task Force for AIDS sejak 1993;

Mcnjadi Chairman sejak tal1un 1997.* Persatuan Dokter Gizi Medik Indonesia (seb..!gai Penasehat) sejak

1997

G. PENGALAMAN KEGIATAN KEILMUAN1. Pelaksanaan Penelitiai1:

* Nutritional Status of Underfives in Coast.al Area,A/D/C/, 1976.

* Hair Root Morphology for Nutrition Assessment, UNDIP, 1980.

* P~nyusunan di wilayah pesisir Jawa Tengah, UNDIP, 1981.* INDP-NIPP (Nutrition) Evaluation, World Bank,1983.

* Nutition.al status of community in Urban Residncy, UNDIP, 1985.

* Problems of ORS Program Implementation, the Population

Council,1986* Pattern of Child Growth and Development in Rural Area in Central

Java, the Ford Foundation, 1989.* Assessment of Growth Monitoring and Promotion Activities in

Indonesia, UNICEF, 1990.

44

Page 46: dan TUMBUIH-KEMBANG ANAK
Page 47: dan TUMBUIH-KEMBANG ANAK

* Study of prevalence of Vitamin A Deficiency ar ong women and

undrer-5 children in CeQtral Java, HKI, : 995-1997.

2. Publikasi:

* William.G and Satoto. Power ~d Its Meaning for Village People.

PRISMA vol. VIII No.311979.* Satoto and L.Hendrata. "Blue Spoon" for Making Sugar Salt Solution.

MEDIKA 3:191, 1982.* William.G ~,d Satoto. Sociopolitical Constraints of Primary Health

Care. In Morley.D et al (eds). Practising Health for All, Oxford

Medical Publication, London, 1983.* Salata. Health Programme Monitoring and Evaluation. MEDIKA

4:312,1985.* Satoto and N.D.Colletta. Coordinator's Note Boo~, No.3,1989.* Satoto. Goncangan Pertumbuhan. Buletin Epidemologi. No.4. 1990.

* Satoto. Pedoman Pengisian K~. Universitas Diponegoro. Semarang.

199i.* Salata. Kcsulitall makali pad.:1, anak: Kajian aspek gizi (Anorexia:

Nutritional Explanation). Dalam Subagio, FatiI'.1ah-Muis,Darmono (cds). Kesulitan mak;ln pada aDak. Badan Pcnerbit

Undip. Semarang, 1991. p. 19-25.* Satoto. Tumbuh kembang anak clan faktor-faktor yang mempengaruhi-

nya. Dalam Karjati (ed) Kesejahteraan Ibu, kelangsungan hidup

clan tumbuh kembang anak. Airlangga University, Surabaya,

1990. p. 109-26.* Satoto. ROV[T A sebagai upaya pemngkatan cakupan distribusi Kapsul

Vitamin A.Gizi indonesia. Vo. XVI No. 4:345,1991.* Salata, Fatimah-Muis S. Bidan di Tingkat Desa, terobosan kebijakan

pelaYallan kesehatan dasar di desa: Apa kabar. KumpulanMakalah clan Abstrak Temu Tahunan JEN IV, Yogyakarta, 1991

* Satoto. Keadaan gizj anak umur 1-2 tal1un di daerah pemukiman kola;

Maj.Ked.Diponegoro. Vol.26 No.4 Suppl:297-312, 1991.

4()

Page 48: dan TUMBUIH-KEMBANG ANAK

* Satoto et al. Impact ofs()Cic marketing efforts on megadose Vitamin A

capsule consumptiol\ rate: Resu1t of a pilot project in CentralJava. 6th Intern,ltional Conference of Intrnational Nutrition

Planner Forum. Paris, 1991.* Elder J, Reis T, Satoto. A examination of the performance and

motivation of Indonesian village health volunteers.

Intl.Quarterly of Community Hcaltth Vol 11(1):19-27,1992.* Satoto. Peron Vitamin A dalam menurunkan angka morbiditas clan

mortalitas. Giz:i Indonesia. Vol XVII No.I-2: 14-24, 1992.* Satoto. Goncangan pertumbuhan dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya.Ked.Diponegoro. Vol.27 No.1 Suppl:87-106, 1992. ~

* Satoto, Fatimah-Mui~; S. Behavior in sex, STD and AIDS among high

school in Semarang f\~unicipality Indonesia.Maj.Kcd.Diponegoro.Vol.27 No.3: 247-52, 1992.

* Satoto. Gro\\1h Monitoring iTI Indonesia: Docs Behavioural change take

place'? Proceedings of a Coloquium on Growth Promotion for

Child Development. Nyeri, Kenya, 1992.~ Satoto. KIE Gizi Lebih sebagai bagian dari KIE Gizi .Ganda. Prosiding

Wldyakarya Nasional Pangan clan Gizi V. Jakarta, 1993.* Satoto et al. Buku Pedoman Kesehatan Remaja Palang Merah Indonesia.

Jakarta, 1993.* Satoto. Tumbuh-kembang dan prestasi belajarBerita Pcnelitian

Depdikbud.4:56-59,1994~ Satoto. Terobosan peningkatan kualitas Posyandu: Gaftar Alur

Konsultasi Posyandu Berita Penelitian Depdikbud. 4:23-27,1994~ Satoto. Bekerja bersamalremaja: Pedoman Pelatihan AIDS. Palang

Merah Indonesia, 1995* Satoto. Hubungall antara kekurangan seng dengan tumbuh kembang

anak balita. Maj:Penel.Diponegoro V (4): 231-6, 1996.~ Satoto. Care, feeding and child growth and development. Proceeding Of

International Seminar on Infant Feeding. UNCEF, Jakarta, 1996.

47

49