Dasar Diagnosis Klinis Handout Edited

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/27/2019 Dasar Diagnosis Klinis Handout Edited

    1/33

    DASAR DASAR DIAGNOSIS KLINISDALAM DERMATOLOGI

    RosmeliaFakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia

    Yogyakarta

    Secara umum, dalam diagnosis penyakit kulit dan kelamin, digunakancara-cara yang sama dengan cara diagnosis penyakit lain, yaitu secara klinis(meliputi anamnesis dan pemeriksaan fisik) dan didukung oleh pemeriksaanpenunjang (laboratorium, biopsi, radiologi dll.).

    Pada praktek, umumnya penegakan diagnosis penyakit kulit dapatdilakukan dengan alur sebagai berikut:

    Kesan Umum

    Pemeriksaan singkat

    ANAMNESIS

    PEMERIKSAAN FISIK

    DIAGNOSIS ?

    ya tidak

    Penatalaksanaan Pemeriksaan penunjang

    EVALUASI

    DD

    DD

    DD

    Kesan Umum

    Pemeriksaan singkat

    ANAMNESIS

    PEMERIKSAAN FISIK

    DIAGNOSIS ?

    ya tidak

    Penatalaksanaan Pemeriksaan penunjang

    EVALUASI

    DD

    DD

    DD

    Alur pemeriksaan fisik pada penyakit kulit

    ANAMNESIS

    Dalam diagnosis dermatologi, anamnesis memegang peranan yangsangat penting, dan dapat dimulai bersamaan dengan pemeriksaan UjudKelainan Kulit (UKK), baik UKK individu maupun dalam konfigurasi dandistribusinya. Sebaiknya pertanyaan dibuat dengan selalu dikonfirmasikandengan teori, dengan mengingat diferensial diagnosis (DD) dari UKK yangteramati. Dengan cara ini, pertanyaan dapat lebih terfokus dan tidak banyakmenghabiskan waktu dan tenaga.

    Beberapa hal penting yang perlu ditanyakan adalah:1. Identitas: nama, umur, alamat, pekerjaan, suku/ras, agama

    2. Keluhan utama: alasan pasien datang berkunjung, dengan menggunakanbahasa/istilah pasien sendiri3. Riwayat penyakit sekarang :

    a) Onset: kapan mulai muncul UKK, lokasi, jumlah dan rupab) Simptom yang menyertai: apakah terasa gatal, panas, perih,c) Gejala sistemik yang ada: demam, mual muntah, malaised) Pola penyebaran: bagaimana lokasi pemunculan UKK dari hari ke hari

    (misal: awalnya di dada, lalu muncul lesi serupa di punggung danwajah, lalu menyebar ke lengan)

    Kuliah Dermatologi Rosmelia 2011 1

  • 7/27/2019 Dasar Diagnosis Klinis Handout Edited

    2/33

    e) Evolusi: bagaimana perubahan UKK individu (misal: awalnya bentol,lalu melebar dan bersisik)

    f) Faktor provokatif : misal: lesi tambah gatal bila berkeringatg) Faktor yang memperingan: misal gatal berkurang jika udara dinginh) Riwayat pengobatan dan responnya

    4. Riwayat penyakit dahulu: kondisi kesehatan pada umumnya, riwayat sakit

    serupa, riwayat operasi/sakit berat, riwayat penggunaan obat dan jamu,riwayat lain terkait DD kondisi sekarang (misal: riwayat cacar air jikaterdapat DD herpes zoster)

    5. Riwayat penyakit keluarga: riwayat atopi keluarga, riwayat sakit serupa,riwayat tumor

    6. Anamnesis sistem: sesuai dengan DD (demam, malaise, batuk pilek,penurunan berat badan)

    7. Kebiasaan pribadi, sosial dan lingkungan: kebiasaan merokok, olahraga,orientasi seksual, pemakaian kosmetik dan perawatan kulit, rambut dankuku, kondisi lingkungan kerja dan perumahan, paparan terhadapmatahari, bahan kimia, serta kontak dengan hewan

    PEMERIKSAAN KULIT

    Sebelum memulai pemeriksaan kulit, perlu diingat lagi struktur danbagian-bagian kulit.

    Struktur dan bagian-bagian kulit

    Kuliah Dermatologi Rosmelia 2011 2

  • 7/27/2019 Dasar Diagnosis Klinis Handout Edited

    3/33

    Pemeriksaan kulit lengkap meliputi inspeksi terhadap keseluruhan permukaankulit, termasuk daerah yang sering terlewatkan seperti kulit kepala, kelopakmata, telinga, genital, bokong, perianal, dan area interdigital, rambut, kuku, danmembran mukosa mulut, mata, anus dan genital. Namun pada pemeriksaanrutin sehari-hari, tidak seluruh daerah kulit diperiksa kecuali ada alasan spesifik,misalnya riwayat melanoma atau keluhan tertentu.

    Untuk pemeriksaan kulit, diperlukan kondisi ideal berupa pencahayaanyang optimal. Sumber cahaya yang baik adalah cahaya alami yang tidakmempengaruhi penampilan warna lesi kulit. Namun sumber cahaya ini sukardidapat jika pemeriksaan dilakukan di ruangan tertutup, malam hari, atau cuacamendung, sehingga diperlukan cahaya lampu fluoresen yang kuat. Senterdiperlukan untuk membantu pemeriksaan lebih teliti, terutama memeriksadaerah kulit yang tidak terjangkau sinar ruangan, dan dapat membantumenentukan apakah ada penonjolan atau tidak. Ruangan periksa sebaiknya jugadilengkapi dengan wastafel untuk mencuci tangan sebelum maupun sesudahpemeriksaan.

    Jika diperlukan pemeriksaan di daerah kulit yang biasanya tertutup,penderita sebaiknya memakai pakaian pemeriksaan khusus yang mudah

    disibakkan, dengan selimut penutup. Jika pemeriksa dan pasien berlawananjenis, sebaiknya di dalam ruang periksa hadir seorang pendamping sehinggapasien dan dokter merasa lebih nyaman.

    Lakukan pengamatan secara visual pada lesi, kemudian lakukan palpasiuntuk menentukan penonjolan, kedalaman dan konsistensi, serta teksturpermukaan kulit. Palpasi juga dilakukan untuk menentukan ada tidaknya nyeritekan pada UKK. Umumnya palpasi dilakukan tanpa sarung tangan, namun padakasus dengan dugaan infeksius, atau pemeriksaan di daerah anogenital danmembran mukosa, pemeriksa sebaiknya menggunakan sarung tangan.

    Langkah berikutnya adalah pemeriksaan menggunakan kaca pembesar(lup). Penggunaan kaca pembesar ini diperlukan untuk membantu menentukantekstur lesi dan detil UKK misalnya skuama halus, dan dapat membantu melihat

    gambaran yang patognomonis tetapi sangat sulit dilihat dengan mata telanjang,seperti striae Wickham pada liken planus, atau burrow pada skabies. Jika didugaterdapat skuama halus, skalpel dapat digunakan untuk membuktikannya jugauntuk mengumpulkan bahan pemeriksaan penunjang.

    Selanjutnya lesi tunggal diukur menggunakan penggaris atau alatpengukur lain. Ukuran ini dicatat sehingga perubahannya dapat diketahui.Berikutnya dapat dilakukan diaskopi menggunakan gelas obyek, sehinggadapat membedakan lesi eritem karena vasodilatasi dan purpura. Jika diperlukandapat dilakukan pemeriksaan dengan lampu Wood.

    Setelah pemeriksaan selesai dilakukan, hasil pemeriksaan perlu dicatat,mencakup lokasi dan morfologi lesi., secara deskriptifmaupun dibantu dengangambar body map. Deskripsi UKK penting dalam komunikasi dan konsultasi

    dermatologi, maupun dalam evaluasi kondisi pasien. Tutorial online mengenaipemeriksaan kulit dan UKK dapat diperoleh di www.learnderm.com danwww.DermatologyLexicon.org

    Deskripsi UKKumumnya berisikan: LOKASI dan distribusi (letak lokal, distribusi: trunkal, generalisata,

    dermatomal) Jenis UKK primer, sekunder, atau khusus (mis. papula, makula)

    Kuliah Dermatologi Rosmelia 2011 3

    http://www.learnderm.com/http://www.dermatologylexicon.org/http://www.learnderm.com/http://www.dermatologylexicon.org/
  • 7/27/2019 Dasar Diagnosis Klinis Handout Edited

    4/33

    Warna atau istilah deskriptif tambahan (mis. pigmentasi: eritem,hiperpigmentasi, bentuk: bulat/numuler, anuler, polisiklik, permukaan:verukosa, licin, batas: tegas/tdk)

    Ukuran (khusus: milier,pinpoint) Susunan (berkelompok, diskret, herpetiformis, zosteriformis, linier, anuler)

    Berdasarkan morfologi lesinya, UKK dapat dibagi menjadi: Lesi meninggi : papul, plak, nodul, kista, urtika/bidur, skar, komedo

    Lesi mencekung: erosi, ulkus, atrofi, poikiloderma, sinus, striae, burrow,sklerosis

    Lesi mendatar: makula, patch

    Perubahan permukaan: skuama, krusta, ekskoriasi, fisura, likenifikasi,keratoderma

    Berisi cairan: vesikel, bula, pustula, abses

    Vaskular: purpura, telangiekstasia, infarkBerdasarkan kejadiannya, UKK dibagi atas UKK primer, sekunder, dan

    UKK khusus. UKK primer adalah bentuk lesi awal, sebelum mengalami

    perubahan karena trauma, manipulasi (garukan, gesekan), infeksi sekunder,atau perubahan alamiah. UKK khusus merupakan UKK yang terjadi pada kondisiatau penyakit tertentu saja.

    Contoh lesi primer: makula, papula, urtika/bidur, patch, plak, vesikel, bula,pustula, nodul, kistaContoh lesi sekunder: krusta, skuama, ulkus, erosi, fisura, ekskoriasi, skar,likenifikasi, atrofiContoh UKK khusus: teleangiektasia, purpura, ptekie, komedo, burrow, lesitarget.

    A. UKK datar tanpa perubahan tekstur dan konsistensi

    Makula : perubahan warna kulit berukuran diameter 2cm disebut ekimosis

    Kuliah Dermatologi Rosmelia 2011 4

  • 7/27/2019 Dasar Diagnosis Klinis Handout Edited

    5/33

    Teleangiektasi : makula eritem yang disebabkan oleh vasodilatasimenetap pembuluh darah kecil.

    B. UKK dengan peninggian solid

    Dalam mendeskripsikan UKK dengan peninggian solid, perlu disebutkanteksturatau morfologi permukaannya, misalnya:

    Dome-shaped(kubah) : seperti kubah masjid, misalnya pada nevuspigmentosus tipe junctional

    Lancip : seperti pada lichen nitidus

    Umbilicated(melekuk) : seperti pada molluscum contagiosum

    Verrucous (kasar berjonjot-jonjot) : seperti pada verruca vulgaris

    Velvety(seperti beludru) : pada acanthosis nigricans

    Papillomatous (bertangkai) : pada papilloma kutis

    Accuminate (seperti jengger ayam) : pada condyloma accuminata

    Bentuk UKK dengan peninggian solid adalah sebagai berikut:

    Papul : peninggian kulit yang solid dengan diameter 0,5 cm. Berdasarkan kompotenanatomis utama yang terlibat, terdapat 5 subtipe : epidermal,epidermal-dermal, dermal, dermal-subdermal, subkutan. Nodul dapatterjadi karena edema, kelompokan sel inflamasi, granuloma danbenda asing, atau kelompokan sel neoplastik. Misal: Sweets syndrome(kelompokan sel netrofilik dan edema), nodul rheumatoid (granulomasubkutan dengan sentral fibrin), karsinoma sel basal (kelompokan sel-sel basaloid atipikal).

    Keterangan tambahan yang dapat membantu diagnosis pada nodulantara lain keterangan apakah nodul tersebut teraba hangat, kerasatau lunak, ada fluktuasi atau tidak, mudah digerakkan atau tidak,nyeri atau tidak.

    Kista : ruangan pada kulit yang mengandung cairan atau materialsemisolid (sel dan produk sel), bagian dinding kista dilapisi epitelium.Nodul dapat dianggap kista jika pada palpasi teraba kenyal danterdapat fluktuasi.

    Kuliah Dermatologi Rosmelia 2011 5

  • 7/27/2019 Dasar Diagnosis Klinis Handout Edited

    6/33

    Urtika : pembengkakan pada kulit yang bersifat sementara dan hilangdalam beberapa jam. Urtika atau bidur terjadi karena edema yangdiakibatkan plasma yang keluar melalui dinding pembuluh darah padadermis bagian atas. Ukuran urtika dapat kecil atau besar, danbentuknya bermacam-macam. Urtika umumnya berwarna merahmuda dikelilingi flare daerah eritem (karena vasodilatasi) dan pucat di

    bagian tengah (jika besarnya edema sampai menekan pembuluhdarah superfisial).

    Angioedema adalah reaksi edema kulit yang lebih dalam yang terjadipada daerah dengan jaringan dermis dan subkutis yang longgar,seperti kelopak mata, bibir, dan skrotum.

    Skar : penonjolan kulit yang disebabkan oleh kumpulan jaringan ikatbaru, dapat hipertrofik (menonjol), atau atrofik (mencekung). Skarmenunjukkan adanya kerusakan dermoepidermal. Skar umumnyaawalnya berwarna merah muda, yang lama kelamaan menjadi hipo-atau hiperpigmentasi. Struktur adneksa pada skar umumnya rusak,dan epidermis menjadi tipis dan berkerut.

    Skar hipertrofik berbentuk papul, plak atau nodul. Keloidmerupakan skar yang menonjol dan membesar melebihi luas lukaasalnya. Skar atrofikberbentuk cekungan kecil (contoh: pada skarakne).

    Komedo : merupakan muara folikel rambut yang melebar dantersumbat keratin dan lipid. Komedo terbuka terjadi jika unitpilosebasea terbuka ke permukaan kulit dan sumbat keratin terlihat.Warna hitam (blackhead) pada komedo terbuka terjadi karenakandungan sebasea infundibulum mengalami oksidasi. Komedotertutup terjadi muara folikel tidak tampak dan mengandungkumpulan keratin berwarna keputihan (whitehead)

    C. UKK dengan peninggian berisi cairan

    Dalam mendeskripsikan UKK dengan peninggian berisi cairan, perludisebutkan keadaan dindingnya kendor atau tegang, isinya apakah jernih,kuning atau merah, dan dasar lesinya apakah eritem atau sesuai warnakulit. Apabila dindingnya kendor, kemungkinan patologi lesi ini terletak distratum korneum atau lesi lama, untuk menguji keadaan dinding ini, perludilakukan uji Nikolsky. Isi bening berarti ada proses transudasi serum, jikakuning berarti ada proses eksudasi atau infeksi, dan apabila merah berartiada darah. Dasar lesi eritem jika terdapat proses inflamasi dibawahepidermis.

    Bentuk UKK dengan peninggian berisi cairan sebagai berikut:

    Vesikel : peninggian kulit berisi cairan berukuran

  • 7/27/2019 Dasar Diagnosis Klinis Handout Edited

    7/33

    karena fragilitas mekanik, atau proses autoimun, atau perubahangenetis terhadap salah satu komponen basement-membrane zone.Contohnya pada bullous pemphigoid.

    Vesikel dan bula intraepidermal dapat terjadi karena proses:

    Akantolisis, yaitu lepasnya ikatan antar sel pada epidermis,

    menyebabkan sel keratinosit terlepas dan membulat, sepertipada pemphigus.

    Spongiosis, yaitu edema interseluler epidermis, menyebabkanmelebarnya celah antar sel, seperti pada dermatitis akut.

    Degenerasi balon, yaitu pembengkakan sitoplasama disertaihilangnya ikatan keratinosit, misalnya pada infeksi virusvaricella-zoster

    Tanda Nikolskyadalah pemisahan epidermis ke arah sisi lesi yang lainjika ditekan dari satu sisi. Tanda Nikolsky positif pada vesikel atau bulayang proses patologisnya terdapat di atas membrana basalis (misalnya

    pada pemphigus atau nekrolisis epidermal toksik). Pustul : peninggian kulit berisi pus, yaitu eksudat purulen yang

    terdiri dari lekosit dengan atau tanpa debris seluler, dapatmengandung bakteri namun juga dapat steril. Contohnya adalah padapioderma superfisial.

    Abses : akumulasi lokal material purulen yang terletak pada dermisatau subkutan, sehingga biasanya pus tidak terlihat pada permukaankulit. Abses biasanya berupa penonjolan/nodul yang disertai eritema,teraba hangat, nyeri tekan, dan terdapat fluktuasi. Abses biasanyadiakibatkan infeksi stafilokokus atau streptokokus.

    D. UKK dengan permukaan kulit terpotong atau mencekung

    Erosi : diskontinuitas atau hilangnya sebagian dari epidermis ataumukosa. Erosi dapat diakibatkan oleh trauma, lepasnya lapisanepidermis karena maserasi, rupturnya vesikel atau bula, atau nekrosisepidermal. Contoh klinis adalah nekrolisis epidermal toksik.

    Ulkus : diskontinuitas atau defek pada dermis dan sebagian dermis(dermis papiler). Terpotongnya membran basalis dan hilangnyastruktur adneksa mengganggu reepitelisasi, sehingga defek sembuhdengan pembentukan jaringan parut. Ulkus perlu diberi keterangantambahan mengenai bentuk tepi, dinding, dasar, serta isi ulkus.

    Contohnya pada sifilis primer, ektima Atrofi : penipisan epidermis, dermis atau subkutis akibat

    berkurangnya ukuran dan/atau jumlah sel dan jaringan. Atrofi dapatterjadi pada komponen epidermis, dermis-epidermis, dermis, dansubkutis. Pada atrofi epidermis, biasanya kulit tampak tipis dan licin,garis kulit hilang, terdapat peningkatan transparensi, dan kerutan(wrinkled). Pada atrofi dermal dan subkutan tanpa disertai atrofi

    Kuliah Dermatologi Rosmelia 2011 7

  • 7/27/2019 Dasar Diagnosis Klinis Handout Edited

    8/33

    epidermis, permukaan kulit tampak normal, karena cekungan hanyadisebabkan oleh berkurangnya jaringan di dermis/subkutis.

    Poikiloderma : kombinasi antara atrofi, teleangiektasia, danperubahan pigmentasi (hiper- dan hipopigmentasi) pada suatu areakulit. Contohnya pada radiodermatitis kronik.

    Sinus : saluran yang menghubungkan suatu ruang/kavitas kepermukaan kulit atau ke ruang lainnya. Isi ruang (biasanya pus, cairanatau keratin), dapat muncul ke permukaan bila terdapat sinus.Contohnya adalah pada hidradenitis supurativa.

    Striae : cekungan linier pada kulit yang biasanya berukuran beberapacm, dan terjadi karena perubahan pada kolagen akibat regangan kulit.Awalnya warnanya merah muda dan sedikit meninggi, yang kemudianberubah menjadi lebih pucat dan mendatar. Contohnya adalah striaedistensae

    Burrow : lorong pada epidermis superfisial yang disebabkan olehadanya parasit. Contoh : burrow skabies

    Sklerosis : pengerasan kulit lokal atau difus yang disebabkan olehfibrosis dermal. Pada palpasi didapatkan kulit keras seperti papan,sukar digerakkan dan sulit diangkat. Permukaannya dapat tampakhipo- atau hiperpigmentasi. Contohnya pada morfea.

    Infark: daerah nekrosis yang diakibatkan oleh oklusi pembuluh darahkulit. Infark kulit tampak sebagai daerah berwarna merah-ungu-abu-abu tak teratur yang nyeri, dan kadang-kadang sedikit mencekung. Disekelilingnya sering terdapat area eritem yang menunjukkan adanyahiperemia. Contoh klinis adalah nekrosis pada thromboangiitisobliterans

    E. UKK perubahan permukaan

    Skuama : bagian stratum korneum yang tampak karena mengalamiperubahan dan terakumulasi di permukaan kulit. Pada keadaan normalskuama pada bagian paling luar stratur korneum akan terdeskuamasitanpa terlihat. Namun jika proses ini terganggu, skuama akan tampakdalam berbagai ukuran mulai dari yang paling halus sampai yangberupa lembaran.

    Berbagai jenis skuama :

    - halus/pitiriasiformis : terlihat jika digaruk (finger nail sign).

    Contoh pada pitiriasis versikolor, pitiriasis rosea- psoriasiformis: skuama kasar keperakan dan membentuk

    lapisan, seperti mika (micaceous). Contoh: psoriasis vulgaris

    - kolaret (collarette) : skuama halus, melekat di tepi dan lepas dibagian tengah. Contoh pada pitiriasis rosea

    - iktiosiformis (crack-like, craquele) : skuama berbetuk poligonalreguler berbentuk pola belah ketupat atau paralel (seperti sisikikan). Contoh pada iktiosis vulgaris, craquele dermatitis

    Kuliah Dermatologi Rosmelia 2011 8

  • 7/27/2019 Dasar Diagnosis Klinis Handout Edited

    9/33

    - folikuler: skuama tampak seperti sumbatan keratin, seperti duriatau filamen. Contoh pada keratosis pilaris

    - seboroik: skuama tebal, berminyak, berwarna kekuningan.Contohnya pada dermatitis seboroik

    - eksfoliatif: skuama terpisah dari epidermis dalam ukuran kecil

    atau bentuk lembaran. Contoh pada erupsi obat

    Krusta : deposit atau debris sel, serum, pus, atau darah yangmengering di permukaan kulit. Bentuk dan warna krusta tergantungpada bahan sekresi. Krusta berwarna kekuningan berasal dari serum,kuning kehijauan/kecoklatan dari pus, dan merah kehitaman daridarah. Jika krusta diangkat, di bawahnya dapat ditemukan erosi atauulkus. Contoh krusta terdapat pada impetigo krustosa.

    Ekskoriasi : erosi yang disebabkan oleh garukan, sehingga bentuknyalinier.

    Fisura : hilangnya bagian epidermis atau mukosa secara linier yang

    disebabkan regangan yang melebihi elastisitas jaringan. Contohnyaadalah fisura pada telapak kaki. Jika elastisitas kulit menurun,misalnya karena dermatitis kontak iritan, dapat dijumpai fisura padatelapak tangan atau bibir.

    Likenifikasi : penebalan kulit yang disebabkan oleh garukan ataugesekan kronik, disertai dengan aksentuasi garis kulit. Likenifikasitimbul karena penebalan reaktif epidermis disertai perubahan kolagendermis superfisial. Contohnya pada liken simpleks kronikus.

    Keratoderma : penebalan kulit berwarna kekuningan yangdiakibatkan oleh hiperkeratosis berlebihan, biasanya terjadi pada kulittelapak tangan dan kaki, yang bersifat genetik (kelainan pada

    produksi keratin abnormal) atau didapat (stimulasi mekanik).Contohnya pada keratoderma plantaris.

    CONTOH UJUD KELAINAN KULIT

    UKK datar tanpa perubahan tekstur dan konsistensi

    Makula dan patch hipopigmentasi padaPVC

    Teleangiektasi

    Kuliah Dermatologi Rosmelia 2011 9

  • 7/27/2019 Dasar Diagnosis Klinis Handout Edited

    10/33

    Purpura : ptekie dan ekimosis Caf au lait : patch hiperpigmentasi oval

    UKK dengan peninggian solid

    Verucca vulgaris : papul permukaanverukosus

    Molluscum contagiosum: papul dome-shaped

    Psoriasis vulgaris: plak eritem denganskuama kasar keperakan

    Dermatofibroma: nodul kenyal multipel

    sewarna kulit

    Nodular melanoma: nodulhiperpigmentasi

    Steatocystoma multipel: kista multipel

    Urtikaria: urtika multipel dengan bentukdan ukuran bervariasi

    Angioedema : pada kelopak mata

    Kuliah Dermatologi Rosmelia 2011 10

  • 7/27/2019 Dasar Diagnosis Klinis Handout Edited

    11/33

    Keloid: skar berbentuk plak denganperluasan berupa pseudopodia, dan

    teleangiektasis serta membesar melebihiukuran lukanya

    Skar atrofik, pada acne

    Komedo (tertutup): kumpulan sebum dankeratin folikulosentrik Komedo terbuka (blackheads)

    UKK dengan peninggian berisi cairan

    Vesikel dan bula pada herpes zoster Bula hipopion pada impetigo bulosa

    Abses berisi pus Pustula pada folikulitis superfisial

    UKK dengan permukaan kulit terpotong atau mencekung

    Erosi pada impetigo bulosa

    Kuliah Dermatologi Rosmelia 2011 11

  • 7/27/2019 Dasar Diagnosis Klinis Handout Edited

    12/33

    Ulkus dangkal dikelilingi daerah eritempada ektima

    Atrofi epidermis Burrow pada skabies

    UKK perubahan permukaan

    Skuama pada dermatitis tangan Skuama ichtyosiformis

    Skuama keperakan pada psoriasis Skuama kolaret pada pitiriasis rosea

    Krusta honey-colored padaimpetigo krustosa

    Ekskoriasi, erosi linier karena garukan

    Fisura pada telapak kaki Likenifikasi pada liken simplekskronikus

    Kuliah Dermatologi Rosmelia 2011 12

  • 7/27/2019 Dasar Diagnosis Klinis Handout Edited

    13/33

    BENTUK, SUSUNAN, dan DISTRIBUSI UKK

    Dalam deskripsi UKK, selain keterangan mengenai warna, batas tepi, sertaketerangan tambahan sesuai dengan UKK primer (misalnya keterangan tentang

    permukaan pada UKK papul atau plak, keterangan mengenai konsistensi padaUKK nodul), perlu juga diberi deskripsi mengenai bentuk atau konfigurasi,susunan, dan distribusi UKK.

    Bentuk atau Konfigurasi UKK

    Anuler : seperti cincin. Bagian tepi UKK berbeda dengan bagiantengahnya, misalnya lebih meninggi, atau berbeda warna. Contohpada tinea korporis.

    Bulat/numuler/diskoid : bentuk bulat sampai oval dengan morfologiuniform pada bagian tepi sampai ke tengahnya. Contoh dermatitisnumularis, psoriasis tipe plak.

    Polisiklik : terbentuk dari lingkaran-lingkaran yang bergabung.Contoh pada tinea korporis, urtikaria

    Arkuata : bentuk seperti panah, seperti anuler yang tidak sempurna.Contoh tinea korporis

    Linier : seperti garis. Konfigurasi linier dapat muncul karena kontakdengan bahan eksogen bersifat linier (misal pada dermatitis kontakiritan toksik/dermatitis cantharides/dermatitis paederus), atau sebagaiakibat fenomena Koebner dari garukan (misal pada psoriasis vulgaris,lichen planus), atau mengikuti arah pembuluh darah atau vasalimfatika (misal pada thrombophlebitis), atau tidak diketahui

    sebabnya.

    Serpiginosa : berkelak-kelok seperti ular. Contoh pada cutaneuslarva migran

    Targetoid/iris/lesi target : seperti sasaran panah, dengan palingtidak tiga zona yang berneda. Contoh pada eritema multiforme

    Whorled : bergelombang dan berlapis seperti kue marmer, dengandua warna yang berbeda yang berselang-seling. Contohnya padahipomelanosis Ito, inkontinensia pigmenti

    Susunan UKK multipel

    Berkelompok/herpetiformis : letak UKK bergerombol. Contoh padaherpes simpleks

    Tersebar : letak UKK saling berjauhan tak teratur. Contoh padavaricella

    Distribusi UKK multipel

    Kuliah Dermatologi Rosmelia 2011 13

  • 7/27/2019 Dasar Diagnosis Klinis Handout Edited

    14/33

    Dermatomal : unilateral dan berada pada satu daerah inervasisegmen saraf spinal tertentu, misalnya herpes zoster

    Limfangitik : berada pada jalur distribusi pembuluh limfe,menunjukkan penyebab infeksi menyebar melalui pembuh limfe,misalnya sporotrikosis

    Sun-exposed : berada pada daerah yang terpapar matahari, misalpada dermatitis fotokontak alergika

    Sun-protected: berada pada daerah yang tertutup oleh selapis ataulebih pakaian, misalnya pitiriasis rosea

    Akral : berada pada lokasi distal ekstremitas, misal pustulosispalmoplantar

    Trunkal : berada pada badan sentral

    Intertriginosa: di daerah lipatan kulit, misalnya aksila, lipat inguinal,paha bagian dalam, infra mammae, misanya kandidiasis intertrigo

    Ekstensor : tersebar di daerah diatas otot ekstensor, misalnyapsoriasis

    Fleksor : tersebar di daerah otot fleksor, misalnya dermatitis atopik

    Lokalisata: terbatas pada satu daerah tubuh, misalnya selulitis

    Generalisata: menyebar ke daerah luas tubuh, misalnya viralexanthem, erupsi obat makulopapuler

    Simetris bilateral: terjadi pada kedua sisi tubuh seperti bayanganpada kaca, misalnya psoriasis

    Universal : meliputi seluruh daerah kulit, misalnya : eritroderma,alopesia universal

    Blaschkoid : mengikuti daerah migrasi sel kulit pada masaembriogenesis, sebagaimana yang dipaparkan oleh Alfred Blaschko,misalnya pada incontinentia pigmenti

    PEMERIKSAAN RAMBUT DAN KULIT KEPALA

    Pemeriksaan rambut dan kulit kepala merupakan bagian dari pemeriksaan kulitsecara keseluruhan. Evaluasi kondisi rambut dan kulit kepala secara umum.Bagaimana kuantitas dan kualitas rambut, yaitu: panjang, densitas, warna dan

    tekstur rambut. Lakukan inspeksi pada seluruh daerah kepala secara sistematisuntuk menilai daerah-daerah kebotakan dan penipisan rambut, tanda-tandatrauma pada kepala atau batang rambut, parasit (pada pedikulosis), pola danlokasi pertumbuhan rambut berlebih, perubahan pada pigmentasi, warna dantekstur rambut. Sebelum pemeriksaan perlu diingat lagi struktur rambut (folikeldan batang rambut).

    Kuliah Dermatologi Rosmelia 2011 14

  • 7/27/2019 Dasar Diagnosis Klinis Handout Edited

    15/33

    Struktur rambut

    ALOPESIA (kebotakan)

    Alopesia dapat terjadi lokalisata atau difus. Alopesia lokal dapat terjadi tunggalatau multipel. Pada inspeksi dapat ditemukan patch alopesia bentuk bulat atauoval, linier atau moth-eaten. Daerah tepi alopesia lokal dapat ditemukan

    rambut yang tipis, exclamation mark (rambut menipis di dekat kulit kepala),rambut patah atau terpotong. Alopesia lokal dapat berupa scarring alopecia(dengan gambaran hilangnya folikel oleh jaringan parut) atau non-scarringalopecia (muara folikel masih tampak).

    Alopesia difus umumnya berkaitan dengan kerontokan yang berlebihan. Contohalopecia difus antara lain telogen/anagen efluvium.

    Selain pemeriksaan klinis pada kulit kepala, pada alopecia dapat dilakukanpemeriksaan khusus rambut antara lain:

    Pull test: dengan cara menggenggam kurang lebih 30-40 rambut antaraibu jari dan jari telunjuk, tarik perlahan sampai kulit sedikit terangkat, dan

    perlahan lepaskan genggaman rambut. Normalnya tidak lebih dari 6 helairambut terlepas. Ulangi pemeriksaan pada beberapa bagian kepala.

    Hitung rambut harian: rambut yang rontok pada saat menyisir rambutpagi hari, termasuk yang rontok saat keramas, dikumpulkan dalam satuwadah plastik setiap hari selama 14 hari. Setiap wadah diberi tanda dan

    jumlah rambut. Normalnya rambut yang lepas sampai 100 helai rambutsetiap hari, dan 200-250 helai pada hari keramas. Tindakan ini tidakdiperlukan jika hasilpull testpositif.

    Kuliah Dermatologi Rosmelia 2011 15

  • 7/27/2019 Dasar Diagnosis Klinis Handout Edited

    16/33

    Hair pull test

    KULIT KEPALA

    Pemeriksaan terhadap kulit kepala dilakukan sebagaimana pemeriksaan kulit dibagian tubuh lainnya. Perhatikan apakah kulit kepala tampak berminyak ataukering. Carilah bagian-bagian dengan tanda-tanda inflamasi lokal atau eritem.Periksa adanya eritem atau skuamasi difus, lokal, atau perifolikuler, cari adanyakutu rambut atau telurnya, perhatikan tanda-tanda ekskoriasi.

    PERTUMBUHAN RAMBUT BERLEBIH

    Pertumbuhan rambut berlebih dapat berupa hipertrikosis lokal atau difus, ataupada perempuan hirsutisme (pertumbuhan rambut seperti laki-laki). Hipertrikosisadalah adanya pertumbuhan rambut berlebihan pada wajah, lengan, tungkaiatau badan. Hipertrikosis dapat disebabkan adanya peningkatan lanugo (rambut

    halus dan tipis) atau rambut terminal.Pada hirsutisme, periksa pertumbuhan rambut wajah di daerah kumis dan

    janggut dan di perut bawah. Hirsutisme juga dapat terjadi pada dada danpunggung.

    PEMERIKSAAN KUKU

    Kuku adalah bentuk khusus stratum korneum, yang terutama terdiri dari keratin.Jika pasien datang dengan kelainan kuku, tanyakanlah riwayat penyakit kulit ditempat lain dan periksalah secara keseluruhan. Kelainan kuku juga seringterkain dengan kondisi sistemik, sehingga perlu juga ditanyakan tentang

    kelainan sistemik yang terkait dengan kondisi kuku tersebut.Pemeriksaan kuku dilakukan dengan inspeksi kuku (lempeng kuku, dasar kuku,lunula, hiponikium dan lipat kuku) serta kulit disekitarnya. Perlu diingat lagimengenai anatomi kuku.

    Kuliah Dermatologi Rosmelia 2011 16

  • 7/27/2019 Dasar Diagnosis Klinis Handout Edited

    17/33

    Struktur dan bagian-bagian kuku

    Pada pemeriksaan kuku, perlu dilihat:

    Perubahan pada permukaan kuku:

    Pitting (permukaan kuku berlekuk kecil-kecil) ,misalnya pada: psoriasis, eksema, alopesia areata

    Transverse ridging (lekuk transversal kuku), padaeksema, psoriasis. Beaus line (lekuk tunggal) padatrauma, penyakit sistemik akut

    Longitudinal ridging / longitudinal splittin, dapatterjadi pada trauma, liken planus, onikomikosis

    Onychogryphosis (lempeng kuku keras, tebal, danbergumpal), dapat terjadi pada penuaan, psoriasis,trauma

    Permukaan kuku kasar, pada lichen planus,onikomikosis

    Diskolorisasi kuku

    Kuliah Dermatologi Rosmelia 2011 17

    http://dermnetnz.org/doctors/principles/images/crumb-om.jpghttp://dermnetnz.org/doctors/principles/images/trachy.jpghttp://dermnetnz.org/doctors/principles/images/gryphosis.jpghttp://dermnetnz.org/doctors/principles/images/notch.jpghttp://dermnetnz.org/doctors/principles/images/beau.jpghttp://dermnetnz.org/doctors/principles/images/nail-pits-aa.jpg
  • 7/27/2019 Dasar Diagnosis Klinis Handout Edited

    18/33

    Kuning, pada onikomikosis, psoriasis (oil drop)

    Onikolisis (lepasnya nail plate dari nail bed)

    berwarna kekuningan atau putih, misalnya padatrauma, psoriasis, dermatitis, liken planus, idiopatik

    Hijau, pada infeksi

    Coklat atau hitam, pada infeksi, nevus,melanoma

    Putih (leukonikia), pada vitiligo, trauma,onikomikosis superfisial putih, hipoalbuminemia

    Ungu/hitam, pada splinter haemorrhage, hematom

    Abnormalitas pada kutikula dan lipat kuku

    Kutikula kasar dan teleangiektasis, padadermatomiositis, taruma

    Infark jari distal, pada vaskulitis

    Hiperkeratosis subungual distal, pada onikomikosis,psoriasis

    Kuliah Dermatologi Rosmelia 2011 18

    http://dermnetnz.org/doctors/principles/images/hk-ps.jpghttp://dermnetnz.org/doctors/principles/images/infarct-vasc.jpghttp://dermnetnz.org/doctors/principles/images/telang-le.jpghttp://dermnetnz.org/doctors/principles/images/splinter.jpghttp://dermnetnz.org/doctors/principles/images/white-om.jpghttp://dermnetnz.org/doctors/principles/images/brown-mn.jpghttp://dermnetnz.org/doctors/principles/images/paron-ps.jpghttp://dermnetnz.org/doctors/principles/images/onych-q.jpghttp://dermnetnz.org/doctors/principles/images/yell-om.jpg
  • 7/27/2019 Dasar Diagnosis Klinis Handout Edited

    19/33

    Paronikia, pada onikomikosis, paronikia bakterial

    Abnormalitas bentuk kuku

    Kuku panjang karena tidak dipotong

    Clubbing, pada penyakit paru kronik, penyakitjantung, penyakit hati, penyakit kolagen

    Koilonikia (bentuk seperti sendok), pada anemiadefisiensi besi, trauma

    Pachyonychia (kuku seperti baji), padapachyonychia congenita, idiopatik

    In-grown nail, misalnya karena granuloma,

    pemakaian retinoid sistemik

    Pincer nail (over curvature transversal) , pada kistaepidermal, idiopatik

    Hilangnya kuku

    Tanpa jaringan parut, pada trauma kuku

    Kuliah Dermatologi Rosmelia 2011 19

    http://dermnetnz.org/doctors/principles/images/bitten.jpghttp://dermnetnz.org/doctors/principles/images/pincer.jpghttp://dermnetnz.org/doctors/principles/images/ingrown.jpghttp://dermnetnz.org/doctors/principles/images/pachy.jpghttp://dermnetnz.org/doctors/principles/images/koilo.jpghttp://dermnetnz.org/doctors/principles/images/club.jpghttp://dermnetnz.org/doctors/principles/images/nail-long.jpghttp://dermnetnz.org/doctors/principles/images/paron-cand.jpg
  • 7/27/2019 Dasar Diagnosis Klinis Handout Edited

    20/33

    Dengan jaringan parut, pada trauma ataupembedahan, tumor

    Onikomadesis (kuku lepas), pada penyakit sistemik

    berat, liken planus

    Lesi sekitar kuku

    Veruka vulgaris

    Corn

    Nevus melanositik

    Myxoid cyst

    Melanoma

    PEMERIKSAAN SARAF PADA LEPRA

    Kuliah Dermatologi Rosmelia 2011 20

    http://dermnetnz.org/doctors/principles/images/lesion-mel.jpghttp://dermnetnz.org/doctors/principles/images/lesion-myx.jpghttp://dermnetnz.org/doctors/principles/images/nail-naevus.jpghttp://dermnetnz.org/doctors/principles/images/corn.jpghttp://dermnetnz.org/doctors/principles/images/lesion-wart.jpghttp://dermnetnz.org/doctors/principles/images/loss2.jpghttp://dermnetnz.org/doctors/principles/images/loss.jpg
  • 7/27/2019 Dasar Diagnosis Klinis Handout Edited

    21/33

    Salah satu tanda kardinal lepra adalah adanya tanda-tanda kerusakan sarafperifer, antara lain gangguan sensorik, paralisis atau gangguan motorik, denganatau tanpa adanya pembesaran saraf. Sehingga penegakan diagnosis lepramenuntut keterampilan dalam pemeriksaan saraf,

    Pemeriksaan Gangguan SensorisGangguan sensoris pada lesi kulit (patch/plak) dan bagian distal ekstremitasharus ditentukan baik sensasi taktil (menggunakan kapas/cottonwool, SemmesWeinstein Monofilament/SWM, atau ujung bolpoint/ballpoint pen test), sensasinyeri (menggunakan jarum pentul), sensasi suhu, maupun sensasi gerak danvibrasi. (Lihat panduan keterampilan medik blok sistem saraf).Lokasi pemeriksaan meliputi daerah wajah, lengan, dan kaki (lihat gambar)

    Wajah meliputi daerah inervasi N. trigeminal

    Lengan meliputi daerah ainervasi N. medianus dan N. ulnaris

    Kaki meliputi daerah inervasi N. tibialis posterior

    Pemeriksaan Gangguan Motoris

    Pemeriksaan dilakukan dengan menguji gerakan otot yang dipersarafi baberapasaraf utama seperti n. ulnaris, n. radialis, n. medianus, n. poplitea, dan n. facialis(lihat tabel) .

    Saraf Pergerakan OtotUlnaris Abduksi jari kelingking Abductor digiti minimi

    Medianus Abduksi ibu jari Abductor pollicis brevisRadialis Ekstensi pergelangan

    tanganWrist extensors

    Poplitea lateralis Dorsofleksi kaki Foot dorsoflexorsFacialis Menutup mata Orbicularis oculi

    Pemeriksaan Pembesaran SarafPemeriksaan saraf dilakukan pada nervus auricularis magnus, ulnaris, medianus,radialis, poplitea lateral dan tibialis posterior. Saraf harus dipalpasi untukmencari pembesaran, konsistensi, dan nyeri tekan.

    Kuliah Dermatologi Rosmelia 2011 21

  • 7/27/2019 Dasar Diagnosis Klinis Handout Edited

    22/33

    Tehnik pemeriksaan

    N. auricularis magnusUntuk memeriksa nervus auricularis magnus, pasien diminta untuk menoleh kearah berlawanan. Jika terjadi pembesaran, n. auricularis magnus akan terlihat

    jelas pada perlintasannya di atas m. stermomastoideus. Lakukan palpasi untukmencari nyeri tekan. (lihat gambar)

    N. ulnaris

    Tangan kanan pemeriksa memegang lengan kanan bawah penderitadengan posisi siku sedikit ditekuk sehingga lengan penderita rileks

    Dengan jari telunjuk dan jari tengah tangan kiri pemeriksa mencari sambilmeraba n. ulnaris dalam sulcus nevi ulnaris di bagian medial (epicondylusmedialis), apakah ada pembesaran atau tidak

    Dengan memberi tekanan ringan pada n. ulnaris sambil digulirkan dan

    menelusuri keatas sambil melihat ekspresi penderita apakah tampakkesakitan atau tidak.

    Ulangi dengan prosedur yang sama untuk memeriksa n. ulnaris kiri.Tangan kiri pemeriksa memegang lengan kiri penderita dan tangan kananpemeriksa meraba sulcus nevi ulnaris kiri. (lihat gambar)

    Kuliah Dermatologi Rosmelia 2011 22

  • 7/27/2019 Dasar Diagnosis Klinis Handout Edited

    23/33

    N. peroneus communis

    Penderita diminta duduk di suatu tempat dengan kaki dalam keadaanrileks

    Pemeriksa duduk di depan penderita dengan tangan kanan memeriksa

    kaki kiri penderita (tangan kiri untuk memeriksa kaki kanan) Pemeriksa meletakkan jari telunjuk dan jari tengah pada pertengahan

    betis bagian luar penderita sambil pelan-pelan meraba ke atas sampaimenemukan benjolan tulang (caput fibula), setelah menemukan caputfibula jari pemeriksa meraba n. peroneus 1 cm ke arah belakang

    Dengan tekanan ringan saraf tersebut digulirkan bergantian ke kanan danke kiri sambil melihat ekspresi penderita

    N. tibialis posterior

    Penderita dalam keadaan duduk relaks Dengan jari telunjuk dan tengah pemeriksa meraba n. tibialis posterior di

    bagian belakang bawah dari maleolus medialis dengan tangan menyilang(tangan kiri memeriksa n. tibialis kiri dan tangan kanan memeriksa n.tibialis kanan).

    Dengan tekanan ringan saraf tersebut digulirkan sambil melihat ekspresipenderita.

    Kuliah Dermatologi Rosmelia 2011 23

  • 7/27/2019 Dasar Diagnosis Klinis Handout Edited

    24/33

    PEMERIKSAAN PENUNJANG SEDERHANA

    I. PEMERIKSAAN ELEMEN JAMUR DENGAN KOHPemeriksaan elemen jamur secara langsung menggunakan KOH

    merupakan pemeriksaan yang cukup cepat, berguna dan efektif dalampenegakan diagnosis jamur kulit. Pemeriksaan ini dapat dilakukan terhadapbahan-bahan pemeriksaan yang berasal dari kerokan kulit, rambut, maupunkuku. Pada kecurigaan kandidiasis vulvovaginalis, pemeriksaan ini dapatdilakukan terhadap bahan pemeriksaan yang berasal dari discar vagina.

    Alat dan bahan pemeriksaan:1. Mikroskop cahaya2. Skalpel, kuret kulit, sengkelit, gunting, lidi kapas, selotip, kapas

    3. Larutan alkohol 70%4. Larutan KOH 10%-30%5. Larutan KOH + tinta Parker blue black6. Gelas obyek dan gelas penutup7. Cawan petri

    Cara pengambilan sampelBagian tubuh (kulit, rambut, atau kuku yang hendak diperiksa, dibersihkandengan larutan alkohol 70% yang akan mengangkat kotoran misalnya sel keratinyang terlepas, krusta, sisa obat topikal, sisa kosmetik, serta membunuhorganisme lain supaya tidak terjadi kesukaran jika diperlukan pemeriksaanbiakan.

    Kulit:Bahan pemeriksaan sebaiknya diambil dari daerah lesi yang aktif, biasanyadibagian tepi, (dengan tanda aktivitas berupa eritem dan peninggian kulit), tidakdari tengah lesi yang biasanya sudah mulai menyembuh. Kerokan kulit dilakukandengan menggoreskan sisi skalpel (tidak boleh berdarah), skuama yang didapatdapat langsung ditempatkan pada gelas obyek, atau dikumpulkan pada cawanpetri telebih dahulu, jika diperlukan juga untuk kultur.

    Kuliah Dermatologi Rosmelia 2011 24

  • 7/27/2019 Dasar Diagnosis Klinis Handout Edited

    25/33

    Pada kecurigaan Pityriasis versicolor, skuama dapat diambil denganmenggunakan selotip. Caranya: selotip dengan lebar 2,5 cm, dipotong kuranglebih - panjang gelas obyek, lalu ditempelkan pada lesi. Berhati-hatilahdengan hanya memegang salah satu ujung selotip. Pengambilan spesimendengan selotip biasanya hanya dilakukan untuk pemeriksaan dengan KOHParker.

    Kuku:Bahan pemeriksaan diambil dari bagian kuku yang diduga terinfeksi (dasar kuku,lipatan kuku, lempeng kuku, hiponikium). Dengan menggunakan skalpel ataukuret kulit, fragmen kuku yang rusak dikumpulkan lalu diletakkan pada cawanpetri atau langsung pada gelas obyek.

    Rambut:Rambut yang akan diperiksa harus dicabut, bukan dipotong. Rambut yangpanjang dapat dipotong hingga kurang lebih 1-2 cm dari permukaan kulit.Bagian yang diperiksa adalah paling dekat dengan pemukaan kulit. Pemeriksaanrambut juga dapat dilengkapi dengan bahan kerokan kulit dari daerah

    disekitarnya.

    Tehnik pemeriksaan1. Pemeriksaan dengan larutan KOH:

    Larutan KOH 10%-30% dibuat dengan mencampurkan:KOH 10-30 gAir suling 100 ml

    Bahan pemeriksaan yang didapat, diletakkan pada gelas obyek, laluditetesi dengan larutan KOH 10%-30%. Tutup dengan gelas penutup,tekan perlahan untuk menghilangkan glembung udara.

    Untuk bahan yang didapat dari rambut dibiarkan selama 2-5 menit,sedangkan untuk bahan yang didapat dari kuku harus dibiarkan lebihlama lagi (1-2 jam). Larutan KOH dapat melarutkan protein, lipid, danmelisiskan epithel. Untuk mempercepat proses tersebut dapat dilakukanpemanasan (tetapi tidak boleh sampai mendidih) Elemen jamur akanbertahan terhadap KOH karena adanya khitin dan glikoprotein padadinding sel.

    Sediaan diperiksa dengan mikroskop. Mulai dengan pembesaran lemah

    (lensa objektif 10x), sinar yang masuk dikurangi supaya lebih kontras.

    Bila elemen jamur sudah terlihat, pembesaran dapat dinaikkan (objektif40x) agar pemeriksaan lebih detil.

    2. Pemeriksaan dengan larutan KOH Parker: Larutan ini dibuat dengan mencampurkan:

    KOH 10 gGliserol 10 ml

    Kuliah Dermatologi Rosmelia 2011 25

  • 7/27/2019 Dasar Diagnosis Klinis Handout Edited

    26/33

    Tinta Parker Quinck Permanent blue black 10 mlAir suling 80 ml

    Tehnik pemeriksaan sama dengan pemeriksaan menggunakan larutanKOH. Jika bahan pemeriksaan diambil menggunakan selotip, teteskan 1-2tetes larutan KOH Parker terlebih dahulu diatas gelas obyek, kemudian

    letakkan selotip yang mengandung skuama di atasnya. Dengan cara ini,tidak diperlukan gelas penutup.

    Larutan campuran KOH Parker ini akan menambah kontras antara jamurdengan sekitarnya, sehingga memudahkan penilaian hasil pemeriksaan.

    Hasil Pemeriksaan1. Elemen jamur dermatofit : tampak sebagai garis-garis yang tersusun atau

    hifa diantara sel-sel epitel, bersepta dan biasanya bercabang-cabang.(Gbr. 1)

    2. Kandida : terlihat sebagai spora yang bulat atau lonjong, kadang-kadangada yang menonjol di dinding spora (budding), disebut sebagai

    pseudohifa. (Gbr. 2)3. Malassezia furfur : tampak sebagi spora yang bundar dengan dinding

    yang tebal atau dua lapis dinding, ditemukan dalam kelompok bersamapseudohifa yang biasanya pendek, seperti gambaran spaghetti andmeatballs.(Gbr. 3)

    4. Infeksi jamur pada rambut. (Gbr. 4)Ektotriks: terlihar artrospora di bagian luar batang rambut.Endotriks: terlihat artrospora di dalam batang rambut.

    Gb. 1Gb. 2

    Gb. 3 Gb. 4

    Kuliah Dermatologi Rosmelia 2011 26

  • 7/27/2019 Dasar Diagnosis Klinis Handout Edited

    27/33

    II. PEMERIKSAAN GRAMPemeriksaan Gram berguna untuk mengklasifikasikan bakteri berdasarkan

    bentuk, ukuran, morfologi sel dan reaksi Gram. Pemeriksaan Gram dilakukanpada kasus dermatologi dengan kecurigaan infeksi bakterial, baik infeksi bakteriprimer maupun sekunder. Pemeriksaan gram tidak dapat diandalkan untuk

    penegakan diagnosis selulitis maupun erisipelas, karena hasil positif yangdidapatkan sangat rendah.

    Alat dan bahan pemeriksaan:1. Gelas obyek dan rak preparat2. Larutan NaCl fisiologis steril3. Kapas dan lidi kapas steril4. Spuit injeksi steril5. Skalpel6. Cat Gram A (carbol gentian violet), B (lugol), C (aseton alkohol), D (fuchin)

    Cara pengambilan sampel

    PusPada kasus ulkus atau erosi dengan pus, pengambilan sampel dapat dilakukansecara langsung menggunakan kapas lidi steril. Pus pada kapas lidi langsungdiusapkan ke gelas obyek sampai membentuk lapisan tipis. Pus juga dapatdiambil dengan aspirasi menggunakan spuit steril. Pus pada spuit steril ini jugadapat digunakan untuk pemeriksaan kultur.Pada kecurigaan uretritis gonorrhoea pada laki-laki, penderita disarankan untuktidak BAK minimal 4 jam sebelum pengambilan. Discar uretra diambilmenggunakan kapas lidi steril secara langsung (dimasukkan 2 cm dari OUE)

    jika discar cukup banyak. Jika discar uretra sedikit, pengambilan sampeldilakukan dengan milking atau pengurutan penis agar didapatkan sampelyang cukup.

    Pada kecurigaan servisitis gonorrhoea, pengambilan sampel dilakukanbersamaan dengan pemeriksaan ginekologik. Sampel diambil menggunakankapas lidi panjang yang diusapkan ke endoserviks.

    Pustula dan absesPengambilan pus dalam pustul maupun abses sebaiknya dilakukan denganaspirasi menggunakan spuit steril. Terlebih dahulu, bersihkan daerah yang akandiambil menggunakan alkohol 70% untuk meminimalkan kontaminasi daribakteri atau organisme lain yang berada di permukaan kulit. Pustula kecil dapatdipecahkan menggunakan skalpel, kemudian dilakukan pengambilan pusmenggunakan usapan kapas lidi steril seperti pada pengambilan pus secaralangsung. Kapas lidi diusapkan langsung pada gelas obyek hingga didapat

    lapisan tipis pus.

    Cara pengecatan dan pemeriksaan

    Preparat yang akan diperiksa dibiarkan kering.

    Genangi dengan cat Gram A selama 1-5 menit

    Cat dibuang, cuci preparat dengan air mengalir

    Genangi dengan cat Gram B selama 0,5-1 menit

    Cat dibuang, lalu preparat dicuci dengan air mengalir

    Kuliah Dermatologi Rosmelia 2011 27

  • 7/27/2019 Dasar Diagnosis Klinis Handout Edited

    28/33

    Tetesi preparat dengan cat Gram C sampai warna tepat luntur.

    Cat dibuang, lalu preparat dicuci dengan air mengalir

    Genangi dengan cat Gram D selama 1-2 menit

    Sisa cat dibuang lalu preparat dicuci dengan air mengalir dan dikeringkandi udara

    Hasil pemeriksaan:Pada infeksi bakterial yang disebabkan coccus Gram positif dapat ditemukanbentuk coccus berkelompok menyerupai anggur (stafilokokus, gbr. 5) ataumembentuk rantai (streptokokus, gbr. 6 ) berwarna keunguan.Pada infeksi yang disebabkan gonokokus, dapat ditemukan diplokokus gramnegatif intra maupun ekstrasel. (gbr. 7 )

    Gb. 5

    Gb. 6 Gb. 7III. PEMERIKSAAN BAKTERIOLOGI PADA LEPRA

    Pemeriksaan bakteriologi pada lepra diperlukan sebagai salah satu kriteriadiagnosis. Pengecatan yang digunakan adalah pengecatan Ziehl Nielsen, serupadengan pengecatan pada tuberkulosis.

    Alat dan bahan pemeriksaan1. Gelas obyek baru, rak preparat2. Skalpel (bisturi/tangkai pisau ukuran no. 3 dan pisau no. 15)3. Lampu spiritus (bunsen), spiritus dan korek api4. Kapas alkohol 70%.

    5. Sarung tangan6. Larutan ZN A, ZN B dan ZN C

    ZN A berupa larutan carbol fuchsin 0,3%ZN B berupa larutan asam alkohol 3% atau laturan asam hidroklorit 1%ZN C berupa larutan metilen biru 0,3%

    7. Marker/pena untuk menandai gelas obyek

    Cara pengambilan sampel

    Kuliah Dermatologi Rosmelia 2011 28

  • 7/27/2019 Dasar Diagnosis Klinis Handout Edited

    29/33

    Pemeriksaan bakteriologi pada lepra dilakukan melalui slit-skin smears.Pilihlah bagian lesi yang nampak paling aktif (meninggi dan berwarnakemerahan).

    Cucilah tangan dan kenakan sarung tangan.

    Bersihkan daerah sampel dengan kapas alkohol. Biarkan mengering.

    Kulit dijepit diantara ibu jari dan telunjuk sampai terlihat memucat.Tekanan harus dipertahankan untuk menjaga supaya daerah ini tidakberdarah sampai sampel selesai diambil.

    Dengan menggunakan skalpel, dibuat insisi sejanjang 5 mm dengankedalaman 2-3 mm pada kulit yang terjepit antara jari. Kemudian pisaudiputar sampai membentuk sudut 90 terhadap insisi dan dasar lukadikerok hingga didapatkan sedikit cairan dan jaringan dermis di ujungnya.

    Tidak boleh ada darah pada spesimen karena dapat mengganggupengecatan dan pembacaan.

    Lepaskan jepitan pada kulit dan hapus darah dengan kapas alkohol.

    Cairan ini dengan hati-hati dioleskan pada area lingkaran kurang lebihdiameter 8 mm pada gelas obyek. Gelas obyek harus selalu dipegang

    pada ujung-ujungnya. Satu gelas obyek dapat digunakan untuk 6 apusankulit.

    Hapus kotoran di skalpel dengan kapas alkohol . Lewatkan skalpel di atasnyala api bunsen 3-4 detik. Biarkan dingin tapi jangan menyentuh apapun.

    Ulangi langkah di atas untuk lokasi sampel lain.

    Pada penderita lepra aktif, harus diambil 6 sampel, satu dari tiap-tiaplobus telinga, dan 4 dari lesi aktif. Lokasi pengambilan sampel harusdicatat (dapat dibantu dengan menggunakan diagram) dan indeksbakteriologik dihitung untuk tiap lokasi.

    Gbr. 1. Cara memegang gelas obyek Gbr. 2 . Diagram lokasi tubuhuntuk membantu pencatatan

    Tehnik pemeriksaan1. Lakukan fiksasi dengan mendiamkan preparat di udara terbuka selama 5-

    10 menit, sampai benar-benar kering. Preparat jangan sampai terkenasinar matahari langsung karena akan mempengaruhi kemampuan basillepra mengikat pewarna carbol fuchsin. Fiksasi juga dapat dilakukandengan melewatkan preparat di atas api spiritus dua atau tiga kali.

    2. Letakkan preparat pada rak preparat. Genangi preparat dengan cat ZN Aselama 30 menit (metode dingin), atau panaskan di atas api sampai

    Kuliah Dermatologi Rosmelia 2011 29

  • 7/27/2019 Dasar Diagnosis Klinis Handout Edited

    30/33

    terlihat uap tetapi tidak boleh sampai mendidih, kemudian biarkan 15menit (metode panas)

    3. Cuci preparat dengan air yang mengalir pelan.4. Lunturkan preparat dengan ZN B selama 10-20 detik.5. Cuci kembali preparat dengan air mengalir.6. Tetesi sediaan dengan ZN C selama 1-3 menit.

    7. Bilas kembali dengan air dan biarkan preparat mengering di rak preparatdengan posisi miring dengan sisi apusan menghadap ke bawah.

    8. Lakukan pemeriksaan di bawah mikroskop.

    Hasil PemeriksaanBasil lepra nampak sebagai kuman bentuk batang berwarna merah, menyerupaibatang lurus atau sedikit bengkok. Basil lepra dapat nampak utuh, fragmented,atau granuler. (lihat gb. 8). Basil lepra dapat terlihat sendiri-sendiri,berkelompok, atau berupa kelompok padat yang dikenal sebagai globus.Indeks bakteriologi (IB) menunjukkan kepadatan basil lepra dan meliputi baikbasil solid, fragmented, maupun granular (lihat gb. 9). Menurut skala Ridley, IBberkisar antara 0 sampai 6+ berdasarkan jumlah basil rata-rata yang terlihat

    pada lapang pandang (LP) menggunakan pembesaran kuat dan minyak imersi.

    0 tidak tampak basil pada 100 LP1+ 1-10 basil / 100 LP2+ 1-10 basil / 10 LP3+ 1-10 basil / LP4+ 10-100 basil / LP5+ 100-1000 basil / LP6+ lebih dari 1000 basil / LP

    Gb. 8

    Kuliah Dermatologi Rosmelia 2011 30

  • 7/27/2019 Dasar Diagnosis Klinis Handout Edited

    31/33

    Gb. 9

    IV. PEMERIKSAAN TZANCKPemeriksaan Tzanck merupakan salah bentuk pemeriksaan sitologi yang

    sering digunakan dalam dermatologi. Tes Tzanck digunakan sebagaipemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan dengan cepat antara lain padapenyakit virus (varisela, herpes zoster, infeksi virus herpes simpleks), danpenyakit bulla autoimun (pemfigus vulgaris).

    Alat dan bahan pemeriksaan1. Gelas obyek dan rak preparat2. Skalpel3. Pewarna May-Grunwald Giemsa

    Cara pengambilan dan pemeriksaan sampel

    Sampel diambil dari vesikel atau bula yang baru dan masih utuh

    Atap vesikel atau bula dibuka menggunakan skalpel, kemudian dilakukankerokan pada dasar vesikel/bula.

    Material yang didapat dioleskan pada gelas obyek hingga membentuklapisan tipis, dan dibiarkan sampai kering.

    Genangi dengan cat Giemsa selama 20 menit

    Kuliah Dermatologi Rosmelia 2011 31

  • 7/27/2019 Dasar Diagnosis Klinis Handout Edited

    32/33

    Cuci dengan air mengalir perlahan, biarkan kering.

    Hasil pemeriksaanPada varicella, herpes zoster dan infeksi virus herpes simpleks, dapat ditemukanmultinucleated giant cells. Sel tampak seolah-olah menggelembung(ballooning degeneration), pola kromatin nukleus tampak mengabur (Gb. 10)

    Pada pemfigus, dapat ditemukan sel akantolitik (atau sel Tzanck) berbentukbulat, dengan sitoplasma basofilik (terutama pada perifer). (Gb. 11)

    Gb 10 Gb. 11

    V. PEMERIKSAAN PREPARAT BASAH SKABIESPemeriksaan preparat basah pada skabies dapat membantu penegakan

    diagnosis skabies.

    Alat dan bahan1. Gelas obyek dan gelas penutup2. Skalpel3. Minyak imersi atau mineral oil

    Cara pengambilan dan pemeriksaan sampel

    Lakukan pengambilan sampel dari beberapa tempat, dari burrow, ataupapul dan vesikel di dekat burrow.

    Lakukan kerokan kulit menggunakan skalpel (no. 15) yang telah dilapisiminyak imersi atau mineral oil.

    Lakukan pemeriksaan dengan pembesaran lemah, carilah skabies dewasa,telur, fragmen telur atau kotoran skabies. (Gb. 12)

    Gb. 12

    Kuliah Dermatologi Rosmelia 2011 32

  • 7/27/2019 Dasar Diagnosis Klinis Handout Edited

    33/33