23
 Simple Inspiring Performing Phenomenal   i MATA PELAJARAN 05 Pelumasan TUJUAN PEMBELAJARAN : Setelah mengikuti pembelajaran pelumasan ini peserta mampu memahami pelumasan pada pembangkit dengan aman dan benar sesuai SOP yang berlaku di perusahaan DURASI : 4 JP PENYUSUN : 1. MM

Dasar Pelumasan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Dasar Pelumasan

8/20/2019 Dasar Pelumasan

http://slidepdf.com/reader/full/dasar-pelumasan 1/22

 

Simple Inspiring Performing Phenomenal    i

MATA PELAJARAN 05

Pelumasan

TUJUAN PEMBELAJARAN :

Setelah mengikuti pembelajaran pelumasan ini peserta mampu

memahami pelumasan pada pembangkit dengan aman dan

benar sesuai SOP yang berlaku di perusahaan 

DURASI : 4 JP

PENYUSUN :

1. MM

Page 2: Dasar Pelumasan

8/20/2019 Dasar Pelumasan

http://slidepdf.com/reader/full/dasar-pelumasan 2/22

 

Simple Inspiring Performing Phenomenal    ii

DAFTAR ISI

TUJUAN PEMBELAJARAN : ........................................................................................... i 

DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii 

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ iii 

DAFTAR TABLE ............................................................................................................ iv 

PRINSIP DASAR PELUMASAN .................................................................................... 1 

1.  Gesekan dan Keausan ........................................................................................ 1 

2.  Fungsi Pelumasan .............................................................................................. 1 

3. 

Jenis-Jenis Pelumas ........................................................................................... 4 

4.  Sistem Pelumasan .............................................................................................. 7 

4.1.  Sistem Terbuka ................................................................................................... 7 

4.2. 

Sistem Tertutup ................................................................................................... 9 

5.  Metoda Pemurnian Minyak Pelumas (Oil Conditioning) ......................................12 

5.1.  Tangki Pengendap (Settling Tank) .....................................................................13 

5.2.  Penyaringan Minyak ...........................................................................................13 

5.3. 

Pemisah Sentrifugal (Oil Centrifuge) ..................................................................15 

6. 

Penanganan Pelumas ........................................................................................17 

6.1.  Faktor Kebersihan dan Perawatan .....................................................................17 

6.2.  Keselamatan kerja dan kesehatan yang perlu diperhatikan meliputi : .................17 

Page 3: Dasar Pelumasan

8/20/2019 Dasar Pelumasan

http://slidepdf.com/reader/full/dasar-pelumasan 3/22

 

Simple Inspiring Performing Phenomenal    iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Gaya yang Bekerja pada Bidang Permukaan tanpa Pelumas ....................... 2 

Gambar 2 Pelumas Menjadi Media Pemisah ................................................................. 2 

Gambar 3 Pelumasan Film ............................................................................................ 2 

Gambar 4 Pelumas sebagai Perapat ............................................................................. 3 

Gambar 5 Pelumasan sebagai Peredam Kejut .............................................................. 3 

Gambar 6 Peralatan Sistem Pelumas Manual ............................................................... 7 

Gambar 7 Pelumasan Gemuk secara manual ............................................................... 7 

Gambar 8 Pelumasan gemuk secara otomatis .............................................................. 8 

Gambar 9 Pelumasan Tetes dengan Katup ................................................................... 9 

Gambar 10 Pelumasan tetes dengan tanpa katup ......................................................... 9 

Gambar 11 Pelumasan dengan cincin ..........................................................................10 

Gambar 12 Pelumasan dengan percikan ......................................................................11 

Gambar 13 pelumasan dengan Sirkulasi Bertekanan ...................................................11 

Gambar 14 Tipical Minyak Pendingin Pelumas .............................................................12 

Gambar 15 tangki Pengendap ......................................................................................13 

Gambar 16 Pemurnian dengan saringan ......................................................................15 

Gambar 17 Pemurnian minyak pelumas dengan conditioning.......................................15 

Gambar 18 Saringan centrifugal minyal pelumas ..........................................................16 

Page 4: Dasar Pelumasan

8/20/2019 Dasar Pelumasan

http://slidepdf.com/reader/full/dasar-pelumasan 4/22

 

Simple Inspiring Performing Phenomenal    iv

DAFTAR TABLE

Tabel 1 Macam-macam Grease ..................................................................................... 6 

Page 5: Dasar Pelumasan

8/20/2019 Dasar Pelumasan

http://slidepdf.com/reader/full/dasar-pelumasan 5/22

Page 6: Dasar Pelumasan

8/20/2019 Dasar Pelumasan

http://slidepdf.com/reader/full/dasar-pelumasan 6/22

 

Simple Inspiring Performing Phenomenal    2

Gambar 1 Gaya yang Bekerja pada Bidang Permukaan tanpa Pelumas

Gambar 2 Pelumas Menjadi Media Pemisah

Gambar 3 Pelumasan Film

  Untuk mengurangi korosi

Pelumas dapat mengurangi laju korosi dengan cara membentuk lapisan

pelindung pada permukaan logam. Lapisan ini akan mencegah kontak langsung

antara permukaan logam dengan zat penyebab korosi seperti asam dan

sebagainya.

  Sebagai perapat 

Pelumas dapat membentuk perapat sehingga kotoran dari luar dapat dicegah

agar tidak masuk ke dalam bidang kontak

Page 7: Dasar Pelumasan

8/20/2019 Dasar Pelumasan

http://slidepdf.com/reader/full/dasar-pelumasan 7/22

 

Simple Inspiring Performing Phenomenal    3

  Sebagai peredam beban kejut 

Beban kejut dapat terjadi pada banyak komponen mesin dimana dua permukaan

kontak langsung seperti roda-roda gigi yang saling berhubungan dan berputar

pada kecepatan tinggi. Pelumas akan memperkecil kejutan/benturan yang terjadi

pada titik B sehingga dapat meredam getaran dan mengurangi kebisingan.

Gambar 4 Pelumas sebagai Perapat

Gambar 5 Pelumasan sebagai Peredam Kejut

Page 8: Dasar Pelumasan

8/20/2019 Dasar Pelumasan

http://slidepdf.com/reader/full/dasar-pelumasan 8/22

 

Simple Inspiring Performing Phenomenal    4

3. Jenis-Jenis Pelumas 

Menurut wujudnya, pelumas dapat dibedakan menjadi :

a. Pelumas Cair (minyak pelumas)

Minyak pelumas yang banyak dipakai adalah minyak pelumas mineral. Minyak

pelumas ini merupakan hasil sampingan dari penyulingan minyak bumi. Karakteristik

minyak pelumas merupakan gambaran dari sifat-sifat pelumas serta

kemampuannya untuk melumasi. Dipasaran tersedia cukup banyak jenis minyak

pelumas. Diantara sifat-sifat minyak pelumas yang terpenting adalah :

  Kadar Viskositas (Viscosity)

Viskositas atau kekentalan merupakan suatu ukuran yang menyatakan besarnya

tahanan cairan terhadap aliran. Dengan kata lain juga disebut sebagai

kemampuan suatu cairan untuk mengalir. Viskositas cairan merupakan fungsi

dari temperatur. Menurut SAE (Society of Automotive Engineers), kekentalan

minyak pelumas dibedakan menurut nomor. Makin tinggi nomornya makin kental

minyak pelumas tersebut.

Contoh :

Minyak pelumas SAE 30 lebih kental dari minyak pelumas SAE 10.

Indeks Viskositas (Viscosity Index / V.I). Merupakan ukuran dari laju perubahan

viskositas minyak pelumas terhadap perubahan temperatur. Minyak pelumas

yang viskositasnya berubah cukup banyak terhadap perubahan temperatur

dikatakan memiliki indeks viskositas rendah dan sebaliknya. Indeks viskositas

dinyatakan dengan angka dari 0 sampai 100.

  Titik Tuang (Pour Point)

Merupakan temperatur dimana minyak pelumas mulai menjadi kental dan tidak

dapat mengalir. Minyak pelumas yang akan digunakan pada temperatur rendah

harus memiliki titik tuang yang rendah.

1. Titik Nyala (Flash Point)

Merupakan temperatur terendah dimana uap minyak pelumas akan terbakar bila

diberikan sumber panas tetapi pembakaran berhenti bila sumber panas

dihilangkan.

2. Titik Bakar (Fire Point)

Merupakan temperatur dimana uap minyak/pelumas yang timbul akan terbakar

dan akan terus menyala meskipun tidak diberikan sumber panas.

b. Pelumas Semi Padat (grease)

Pelumas semi padat berwujud pasta dan sering disebut gemuk (grease). Gemukmerupakan campuran yang terdiri dari 4 komponen yaitu :

Page 9: Dasar Pelumasan

8/20/2019 Dasar Pelumasan

http://slidepdf.com/reader/full/dasar-pelumasan 9/22

 

Simple Inspiring Performing Phenomenal    5

  Cairan dasar (base fluid)

Bahan dasar gemuk kebanyakan adalah minyak mineral. Minyak mineral dengan

viskositas rendah dipakai sebagai bahan dasar bagi gemuk untuk temperatur

rendah dan kecepatan tinggi. Untuk pemakaian temperatur tinggi dan kecepatan

rendah dipakai gemuk dengan bahan dasar minyak mineral viskositas lebih

tinggi. Bahan pengental berfungsi untuk mengentalkan bahan dasar hingga

menjadi gemuk (grease).

  Bahan Pengental

Bahan pengental yang sering dipakai adalah sabun yang berasal dari campuran

lemak (binatang dan tumbuh-tumbuhan) dengan logam seperti : Logam Barium,

Lithium, Calsium, Timah atau Seng.

  Bahan tambah (additive)

Berfungsi untuk memperbaiki sifat dan daya lumas gemuk. Tipe-tipe bahan

tambah yang dipakai diantaranya adalah : bahan anti oksida, anti korosi, dsb.

  Bahan pengisi (filler)

Berfungsi untuk meningkatkan stabilitas gemuk. Bahan yang paling banyak

dipakai adalah Graphite, Molybdenum, dan Mica. Bahan pengisi dapat

dilepaskan sedikit demi sedikit untuk membantu pelumasan dengan membentuk

lapisan pelumas pada permukaan yang dilumasi. Meskipun bahan pengisi (filler)

 juga memiliki daya lumas, tetapi peranan utama tetap dipegang oleh bahan

dasarnya sendiri.

Karakteristik gemuk yang perlu diketahui diantaranya :

  Kekerasan (hardness)

Bila minyak pelumas memiliki indeks viskositas maka gemuk memiliki kekerasan /

kepadatan (hardness). Pengaruh dan kegunaannya setara dengan viskositas.

  Titik leleh (dropping point)

 Adalah temperatur dimana gemuk mulai mencair

  Ketahanan terhadap air (water resistance)

 Adalah sifat gemuk tentang kekedapan terhadap air

  Kemampuan untuk dipompa (pump ability)

Ialah sifat gemuk yang menyatakan dapat atau tidaknya gemuk tersebut

dipompakan, dan merupakan sifat gemuk yang menyatakan tingkat stabilitasnya

terhadap kondisi operasi dari peralatan yang dilumasi.

Page 10: Dasar Pelumasan

8/20/2019 Dasar Pelumasan

http://slidepdf.com/reader/full/dasar-pelumasan 10/22

 

Simple Inspiring Performing Phenomenal    6

Tabel 1 Macam-macam Grease 

Buttery

to sringyKecoklat

pertambangan dan alat konstruksi,

banyak tujuan plain bearing dan

bearing anti friksi

pemakaian temperatur rendah dan

tinggi, banyak tujuan, bearing roda,

bearing anti friksi

500° FCalcium

complex250° F Baik Buttery

Coklat

Kemerah

an

200° FCalsium

Tujuan umum, gemuk mangkok,

gemuk poros, plain beraring kerja

berat

Smooth

Buttery

Sodium 325° F 250° FTujuan umum, bearing-bearing,

convayer, bearing anti friksi tugas

Kuning

kemerah

an

Warna

(colour) Aplikasi

Tipe

(Gemuk)

Kuning/hi

 jau

Fibroua/

spongyJelek

Baik160° F

Lithium 300° F 300° F Baik

Barium 375° F 275° F BaikSmooth

to sringy

Kuning

kemerah

an

berat. Tujuan umum, plain bearing

dan bearing anti friksi, pelumasan

untuk kendaraan, alat berat

Titik leleh (dropping

Point)

Tempera

tur Max.

operasi

kontinyu

Water

Resistan

ce

Wujud

(texture)

 

c. Pelumas Padat

Pelumas padat biasanya terbuat dari graphite dan molybden disulfida (MoS2).

Pelumas ini dipakai apabila pelumas cairdan pelumas semi padat sudah tidak

memungkinkan untuk dipakai misalnya pada temperatur operasi yang terlalu

tinggi atau terlalu rendah.

Cara terbaik untuk memakai pelumas padat adalah dengan cara

menyemprotkan (spraying) ke permukaan yang akan dilumasi. Bila cara spray

tidak tersedia, bahan pelumas padat dapat disapukan ke permukaan yang akandilumasi dengan menggunakan kuas meskipun sebenarnya cara ini kurang

menjamin pemerataan distribusi pelumas. Baut dapat dikencangkan sampai

kekuatan maksimum tanpa mengalami kesukaran waktu melepaskan kembali

asalkan sebelumnya ulir / drad baut tersebut dibubuhi pelumas padat Molybden

Disulfida (MoS2). Pelumas ini seing dipakai untuk melumasi baut-baut ketel,

melumasi baut-baut turbin, flens katup sampai rantai-rantai conveyor yang

bersuhu tinggi.

Page 11: Dasar Pelumasan

8/20/2019 Dasar Pelumasan

http://slidepdf.com/reader/full/dasar-pelumasan 11/22

 

Simple Inspiring Performing Phenomenal    7

4. Sistem Pelumasan

4.1. Sistem Terbuka

Pada sistem ini tidak terjadi sirkulasi tertutup pada pelumas. Metoda pelumasan

untuk sistem terbuka dibedakan :

a. Pelumasan secara manual

Penggunaannya terbatas dan dilakukan secara periodik. Kemungkinan terjadinya

kelebihan atau kekurangan pelumas sangat besar. Pemberian pelumas dilakukan

secara manual dengan bantuan peralatan seperti pada gambar berikut.

Gambar 6 Peralatan Sistem Pelumas Manual

b. Pelumasan Gemuk secara manual

Pelumasan cara ini dilakukan dengan menginjeksikan gemuk secara berkala

pada bantalan yang dilumasi. Gemuk yang diinjeksikan dengan menggunakan

peralatan khsusus (grease gun) melalui saluran pemasukan (grease nipple)

yang disediakan.

Gambar 7 Pelumasan Gemuk secara manual

Page 12: Dasar Pelumasan

8/20/2019 Dasar Pelumasan

http://slidepdf.com/reader/full/dasar-pelumasan 12/22

Page 13: Dasar Pelumasan

8/20/2019 Dasar Pelumasan

http://slidepdf.com/reader/full/dasar-pelumasan 13/22

Page 14: Dasar Pelumasan

8/20/2019 Dasar Pelumasan

http://slidepdf.com/reader/full/dasar-pelumasan 14/22

Page 15: Dasar Pelumasan

8/20/2019 Dasar Pelumasan

http://slidepdf.com/reader/full/dasar-pelumasan 15/22

 

Simple Inspiring Performing Phenomenal    11

Gambar 12 Pelumasan dengan percikan

  Pelumasan dengan bertekanan

Sistem sirkulasi tertutup bertekanan menggunakan minyak yang bertekanan

untuk melumasi bagian-bagian yang perlu dilumasi. Karena itu diperlukan

pompa untuk mensirkulasikan minyak. Metoda pelumasan ini banyak dipakai

pada peralatan- peralatan yang harus memikul beban berat dan berputar pada

putaran yang tinggi. Di PLTU, metoda pelumasan ini dipakai pada sistem

pelumasan turbin, pompa besar dan fan.

Peralatannya terdiri dari komponen-komponen seperti :- Tangki minyak pelumas

- Saringan / strainers

- Pompa minyak pelumas

- Pendingin minyak pelumas

Gambar 13 pelumasan dengan Sirkulasi Bertekanan

Page 16: Dasar Pelumasan

8/20/2019 Dasar Pelumasan

http://slidepdf.com/reader/full/dasar-pelumasan 16/22

 

Simple Inspiring Performing Phenomenal    12

Minyak pelumas disirkulasikan oleh pompa ke bantalan-bantalan atau komponen

yang dilumasi. Setelah melakukan tugasnya, minyak pelumas akan kembali ke

tangki penampung. Setelah melalui saringan, pelumas ini disirkulasikan kembali ke

bantalan oleh pompa pelumas. Sebelum mencapai bantalan, minyak pelumasdidinginkan terlebih dahulu di dalam pendingin pelumas dengan media pendingin

yang dipakai biasanya air.

Disamping sebagai pelumas, minyak pada sistem ini juga berfungsi sebagai

pendingin bantalan (minyak menyerap panas dari bantalan dan membawa ke

pendingin minyak). Tangki pelumas harus cukup besar sehingga aliran minyak yang

melaluinya dapat mengalir dengan lambat, ini dimaksudkan agar minyak tidak

berbusa. Selain itu juga untuk memudahkan kotoran dan air mengendap ke dasar

tangki. Dasar tangki dibuat miring agar endapan air dan kotoran dapat berkumpul di

satu lokasi untuk selanjutnya mudah untuk di drain.

Pendingin minyak pelumas :

Umumnya pendingin pelumas dipasang 2 buah yang beroperasi 100% bergantian,

bila salah satu dari pendingin tersebut dipelihara / diperbaiki, maka yang lain masih

tetap dapat beroperasi denga beban penuh. Pendingin ini dipasang secara paralel,

terletak di antara main oil pump (pompa pelumas utama) atau auxiliary oil pump

(pompa pelumas bantu) dan pipa-pipa minyak menuju bantalan-bantalan.

Gambar 14 Tipical Minyak Pendingin Pelumas

5. Metoda Pemurnian Minyak Pelumas (Oil Conditioning)

Minyak pelumas dalam sistem perlu selalu di jaga agar tetap dalam kondisi baik

terutama kebersihannya. Minyak yang tercemar akan mengurangi daya pelumasan

Page 17: Dasar Pelumasan

8/20/2019 Dasar Pelumasan

http://slidepdf.com/reader/full/dasar-pelumasan 17/22

 

Simple Inspiring Performing Phenomenal    13

dan bahkan mengakibatkan gesekan dan keausan pada komponen yang dilumasi.

Beberapa contoh pencemaran minyak diantaranya adalah air, pasir, partikel logam,

karat, abu, lumpur.

Metoda pemurnian minyak pelumas terdiri dari :

- Pemurnian minyak dengan tangki pengendap (Settling Tank)

- Pemurnian minyak dengan penyaring minyak (Oil Filter)

- Pemurnian minyak dengan pemisah sentrifugal (Oil Centrifuge)

5.1. Tangki Pengendap (Settling Tank)

Gambar 15 tangki Pengendap

Gambar di atas memperlihatkan tangki pengendap sebagai perlengkapan sistem

pelumasan. Minyak yang digunakan dikeluarkan dari sistem dan dialirkan dengan

lambat ke salah satu tangki pengendap. Minyak kemudian dipanaskan untukmenurunkan viskositasnya. Ini dimaksudkan untuk mempercepat proses

pengendapan bahan-bahan pencemaran ke dasar tangki. Kotoran dan air yang

mengendap dan terkumpul di dasar tangki kemudian dapat di drain. Dengan cara ini

diharapkan minyak dapat dibersihkan dari pencemaran kotoran dan air.

5.2. Penyaringan Minyak

 Ada dua jenis penyaring yang lazim dipakai yaitu : saringan halus dan saringan

kasar (filters and strainers).

Page 18: Dasar Pelumasan

8/20/2019 Dasar Pelumasan

http://slidepdf.com/reader/full/dasar-pelumasan 18/22

 

Simple Inspiring Performing Phenomenal    14

  Saringan minyak (Oil Filter)

Saringan minyak (filter) berfungsi untuk menangkap zat pencemar padat dalam

minyak pelumas. Bahan-bahan yang dipakai untuk saringan dapat berupa

logam, selulosa, tanah liat, bulu (flet) dan kertas.

Saringan terbuat dari piringan-piringan logam tipis yang disusun menjadi satu

dengan jarak yang sangat rapat antar sesamanya. Piringan pembersih (cleaning

blades) dan pemisah (spacer) ditempatkan diantara piringan-piringan tersebut.

Minyak kotor akan mengalir dari bawah melintasi ruang jarak diantara piringan-

piringan menuju ke bagian atas filter.

Partikel-partikel padat yang berukuran lebih besar dari ruang jarak akan

tertinggal pada saringan.

Bila kotoran yang yang tertangkap sudah cukup banyak, piringan-piringan dapat

diputar melalui handel pemutar. Berputarnya piringan pemutar akan

mengakibatkan kotoran-kotoran akan menempel pada sisi piringan pembersih

(cleaning blade) dan selanjutnya jatuh ke bagian bawah rumah saringan.

Kotoran-kotoran tersebut kemudian dapat di buang dengan membuka sumbat

yang ada di bawah rumah saringan.

  Oil conditioner (Filter and Strainers)

Saringan-saringan halus dan kasar (filter dan strainers). Cara ini juga dikenal

sebagai kondisioner minyak (oil condisioner). Terdiri dari saringan- saringan

yang dipasang pada sistem pelumas turbin dan terdiri dari satu paket saringan

metal. Minyak pelumas yang kembali ke tangki dialirkan melalui saringan

tersebut sebelum disirkulasikan kembali. Dua atau lebih paket saringan

(baskets) dipasang dan disusun secara seri sehingga memungkinkan salah satu

paket saringan dilepas untuk dibersihkan dalam keadaan turbin operasi.

Terkadang juga dilengkapi dengan saringan tipe “autoclean” yang dipasang

pada sisi tekan pompa untuk menangkap partikel-partikel asing dari minyak

pelumas bantalan dan minyak governor.

Page 19: Dasar Pelumasan

8/20/2019 Dasar Pelumasan

http://slidepdf.com/reader/full/dasar-pelumasan 19/22

 

Simple Inspiring Performing Phenomenal    15

Gambar 16 Pemurnian dengan saringan

Gambar 17 Pemurnian minyak pelumas dengan conditioning

5.3. Pemisah Sentrifugal (Oil Centrifuge)

Pemurnian minyak pelumas dengan sistem sentrifugal menerapkan efek gayasentrifugal terhadap material-material yang mempunyai berat jenis yang berbeda

untuk volume yang sama. Minyak pelumas diputar pada kecepatan tinggi dalam

Page 20: Dasar Pelumasan

8/20/2019 Dasar Pelumasan

http://slidepdf.com/reader/full/dasar-pelumasan 20/22

 

Simple Inspiring Performing Phenomenal    16

pemisah sentrifugal sehingga benda-benda padat yang mempunyai berat jenis lebih

besar dari pada minyak pelumas akan terlempar keluar ke sisi bagian luar mangkok.

Gambar 18 Saringan centrifugal minyal pelumas

Benda-benda padat yang terlempar keluar terkumpul disisi luar mangkok dan dapat

dikeluarkan dengan tangan atau secara otomatis. Air dalam minyak pelumas juga

terlempar keluar melalui saluran buang air dan minyak pelumas yang bersih kembali

ke sistem melalui saluran pelepasan minyak pelumas.

Sebuah pompa kecil memompa minyak pelumas dari tangki minyak pelumas,

melalui sebuah pemanas menuju ke saluran masuk pemisah sentrifugal. Setelah

pembersihan, minyak pelumas jatuh kembali ke tangki. Suatu contoh yang spesifik

dari tiga tipe saringan sentrifugal digunakan pada turbin-turbin modern sebagaimana

terlihat pada gambar di atas.

Pemisah sentrifugal terdiri dari berisi sejumlah piringan kerucut yang diputar pada

kecepatan tinggi. Minyak pelumas kotor memasuki atas mangkok dan mengalir ke

bawah ke distributor . Minyak terus mengalir ke dasar dan selanjutnya akan

terlempar oleh efek gaya sentrifugal melalui celah-celah bagian kiri antara piringan

dasar dengan dasar mangkok atau melalui lubang-lubang di piringan dasar.

 Air dan benda-benda padat dibuang ke sisi mangkok, sedangkan minyak pelumas

yang lebih ringan daripada benda padat mengalir naik ke atas dan masuk ke dalam

saluran diantara piringan kerucut. Minyak pelumas yang bersih akhirnya mengalir ke

atas dan keluar dari mangkok melalui saluran dalam dan dikembalikan ke tangki

minyak pelumas. Benda-benda padat tetap pada sisi-sisi mangkok, sedangkan air

mengalir naik dan keluar dari mangkok melalui saluran keluar dan akhirnya dibuang

sebagai limbah.

Pemisah sentrifugal dilengkapi dengan pemanas sehingga minyak pelumas diisikan

ke mangkok pada temperatur dan viskositas yang tepat. Pada peralatan yang

mutakhit, minyak pelumas dari sentrifugal mengalir kembali melalui pipa-pipa air

yang berdekatan sehingga sejumlah panas diambil dari minyak pelumas yang

mengalir kembali ke tangki minyak pelumas turbin. Hal ini tentunya lebih ekonomis.

Waktu pemisah sentrifugal baru dijalankan, air perapat dapat di supply ke mangkok

Page 21: Dasar Pelumasan

8/20/2019 Dasar Pelumasan

http://slidepdf.com/reader/full/dasar-pelumasan 21/22

 

Simple Inspiring Performing Phenomenal    17

melalui saluran yang dihubungkan ke ruangan air pada pemanas minyak pelumas

seperti terlihat pada gambar di atas.

6. Penanganan Pelumas

6.1. Faktor Kebersihan dan Perawatan

Faktor kebersihan dan perawatan bagi pelumas merupakan hal sangat penting, baik

pelumas yang sedang di pakai maupun yang masih tersimpan harus dirawat dan

dijaga kebersihannya. Terlebih lagi pada daerah yang berdebu seperti PLTU. Debu

yang masuk ke dalam pelumas dapat berperan seperti ampelas sehingga dapat

merusak komponen yang dilumasi. Faktor kebersihan berhubungan erat dengan

perawatan. Bila kebersihan lingkungan diperhatikan dengan baik, maka beban

perawatan pelumas menjadi berkurang. Untuk mengurangi beban perawatan, maka

perlu dilakukan tindakan-tindakan preventif.

Tindakan-tindakan preventif ini diantaranya adalah :

•  Menjaga kebersihan lingkungan, baik lingkungan pada lokasi penyimpanan

maupun lingkungan sistem pelumasan. Disini termasuk juga menjaga suhu,

kelembaban, pengaruh cuaca dsb, agar tetap pada kondisi yang diizinkan.

•  Memberi tanda-tanda yang jelas pada setiap jenis pelumas sehingga

kemungkinan tertukarnya pelumas atau kesalahan pemakaian pelumas dapat

dihindari. Tanda-tanda ini dapat berupa kode, warna dan sebagainya.

•  Mengenali dan memahami ciri dan tanda-tanda setiap jenis pelumas. Bagi

petugas, hal ini sangat penting untuk menghindari kesalahan pemakaian

pelumas.

Selain itu dilakukan perawatan yang rutin, diantaranya :

•  Melakukan pembuangan air secara periodik pada sistem pelumas dengan

conditioner

•  Menjaga temperatur pelumas tetap pada batas yang diizinkan

•  Secara periodik mengalirkan pelumas ke dalam pemisah sentrifugal

•  Melakukan pengujian terhadap sampel minyak secara periodik

6.2. Keselamatan kerja dan kesehatan yang perlu diperhatikan meliputi :

•  Alat / kaleng pengambil pelumas jangan ditaruh pada sembarangan tempat,

maksudnya agar jangan sampai ada petugas yang terluka karena jatuh di atas

alat (ingat tempat pelumas kebanyakan licin).

•  Bekas ceceran minyak / gemuk di atas lantai harus cepat dibersihkan, agar

lantai tidak licin dan membahayakan.

Page 22: Dasar Pelumasan

8/20/2019 Dasar Pelumasan

http://slidepdf.com/reader/full/dasar-pelumasan 22/22

 

•  Untuk mengangkat drum sebaiknya dipakai alat penyangga bukan dengan

sling atau tali.

•  Pelumas jangan diletakan pada tempat yang panas atau terik matahari, atau

 jangan di tempat yang ada bunga api untuk mencegah kemungkinan

kebakaran.

•  Grease gun yang bertekanan tinggi harus dipakai dengan hati-hati, untuk

menghindari kecelakaan.

•  Majun yang berminyak dimasukkan dalam tempat sampah yang tertutup, dan

secara teratur di buang ke tempat pembuangan.

•  Vent tangki penyimpanan harus dalam keadaan terbuka terus.

•  Dilarang merokok di ruangan pelumas•  Ruangan penyimpanan minyak ringan harus diberi ventilasi, agar uapnya tidak

terhisap terlalu banyak oleh personel / petugas.