7
I. DASAR TEORI 1.1 Spektofotometri Teknik spektroskopi adalah suatu teknik analisis fisika kimia yang mengamati tentang interaksi atom atau molekul dengan radiasi elektromagnetik. Pada prinsipnya interaksi radiasi elektromagnetik dengan molekul akan menghasilkan satu atau dua dari tiga kejadian yang mungkin terjadi. Ketiga macam kejadian yang mungkin terjadi adalah hamburan (scattering), absorpsi (absorption), dan emisi (emision) radiasi elektromagnetik oleh atom atau molekul yang diamati. Apabila pada suatu molekul dikenakan radiasi elektromagnetik maka akan terjadi eksitasi ke tingkat energi yang lebih tinggi yang dikenal sebagai orbital elektron “anti-bonding” (Mulya & Suharman, 1995). Spektofotometri adalah metode dalam kimia analisis yang digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya. Peralatan yang digunakan dalam spektrofotometri disebut spektrofotometer. Cahaya yang dimaksud dapat berupa cahaya visibel, UV dan inframerah, sedangkan materi dapat berupa atom dan molekul namun yang lebih berperan adalah elektron valensi ( Sutopo, 2006 ). Spektrofotometer UV-Visibel adalah pengukuran panjang gelombang dan intensitas sinar ultraviolet dan cahaya tampak yang diabsorpsi oleh sampel. Sinar

Dasar Teori

Embed Size (px)

DESCRIPTION

nnn

Citation preview

I. DASAR TEORI

1.1 SpektofotometriTeknik spektroskopi adalah suatu teknik analisis fisika kimia yang mengamati tentang interaksi atom atau molekul dengan radiasi elektromagnetik. Pada prinsipnya interaksi radiasi elektromagnetik dengan molekul akan menghasilkan satu atau dua dari tiga kejadian yang mungkin terjadi. Ketiga macam kejadian yang mungkin terjadi adalah hamburan (scattering), absorpsi (absorption), dan emisi (emision) radiasi elektromagnetik oleh atom atau molekul yang diamati. Apabila pada suatu molekul dikenakan radiasi elektromagnetik maka akan terjadi eksitasi ke tingkat energi yang lebih tinggi yang dikenal sebagai orbital elektron anti-bonding (Mulya & Suharman, 1995).Spektofotometri adalah metode dalam kimia analisis yang digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya. Peralatan yang digunakan dalam spektrofotometri disebut spektrofotometer. Cahaya yang dimaksud dapat berupa cahaya visibel, UV dan inframerah, sedangkan materi dapat berupa atom dan molekul namun yang lebih berperan adalah elektron valensi ( Sutopo, 2006 ).Spektrofotometer UV-Visibel adalah pengukuran panjang gelombang dan intensitas sinar ultraviolet dan cahaya tampak yang diabsorpsi oleh sampel. Sinar ultraviolet dan cahaya tampak memiliki energi yang cukup untuk mempromosikan elektron pada kulit terluar ke tingkat energi yang lebih tinggi. Sinar UV berada pada panjang gelombang 200-400 nm, sedangkan sinar tampak berada pada panjang gelombang 400-800 nm. Spektroskopi UV-Visibel biasanya digunakan untuk molekul dan ion anorganik atau kompleks di dalam larutan. Spektrum UV-Visibel mempunyai bentuk yang lebar dan hanya sedikit informasi tentang struktur yang bisa didapatkan dari spektrum ini.tetapi spektrum tersebut berguna untuk pengukuran secara kuantitatif. Konsentrasi analit di dalam larutan bisa ditentukan dengan mengukur absorban pada panjang gelombang tertentu dengan menggunakan Hukum Lambert-Beer (Dachriyanus, 2004).

1.2 Hukum Lambert-BeerMenurut Hukum Lambert, serapan berbanding lurus terhadap ketebalan sel yang disinari. Menurut Hukum Beer, yang hanya berlaku untuk cahaya monokromatik dan larutan yang sangat encer, serapan berbanding lurus dengan konsentrasi (banyak molekul zat). Kedua pernyataan ini dapat dijadikan satu Hukum Lambert Beer sehingga diperoleh bahwa serapan berbanding lurus terhadap konsentrasi dan ketebalan sel, yang dapat ditulis dalam persamaan:A= a.b.c (g/liter) atau A= . b. c (mol/liter)

Dimana: A = serapan

a = absorptivitas

b = ketebalan sel

c = konsentrasi

= absorptivitas molar Hukum Lambert-Beer menjadi dasar aspek kuantitatif spektrofotometri dimana konsentrasi dapat dihitung berdasarkan rumus di atas. Absorptivitas (a) merupakan konstanta yang tidak tergantung pada konsentrasi, tebal kuvet dan intensitas radiasi yang mengenai larutan sampel. Absorptivitas tergantung pada suhu, pelarut, struktur molekul, dan panjang gelombang radiasi (Day and Underwood, 1999; Rohman, 2007).Menurut Roth dan Blaschke (1981), absorptivitas spesifik juga sering digunakan untuk menggantikan absorptivitas. Absortivitas spesifik adalah serapan yang dihasilkan oleh larutan 1 % (b/v) dengan ketebalan sel 1 cm, sehingga dapat diperoleh persamaan:

A = A11. b. c

Dimana : A1= absorptivitas spesifik b = ketebalan sel

c = konsentrasi senyawa terlarut (g/100 ml larutan) 1.3 Penggunaan Spektofotometri UltravioletSpektrum UV-Vis dapat digunakan untuk analisis kualitatif dan kuantitatif.

1. Aspek KualitatifKegunaan spektrofotometri ultraviolet dan sinar tampak dalam analisis kualitatif sangat terbatas, karena rentang daerah radiasi yang sangat sempit (500 nm) hanya dapat mengakomodasi sedikit sekali puncak absorpsi maksimum dan minimum, karena senyawa tidak diketahui, tidak memungkinkan. Kegunaannya terbatas pada konfirmasi identitas dengan menggunakan parameter panjang gelombang puncak absorpsi maksimum, nilai absorptivitas, nilai absorptivitas molar atau nilai ekstingsi, yang khas untuk suatu senyawa yang dilarutkan dalam suatu pelarut pada pH tertentu (Satiadarma, 2004).2. Aspek KuantitatifDalam aspek kuantitatif, suatu berkas radiasi dikenakan pada cuplikan (larutan sampel) dan intensitas sinar radiasi yang diteruskan diukur besarnya.Radiasi yang diserap oleh cuplikan ditentukan dengan membandingkan intensitas sinar yang diteruskan dengan intensitas sinar yang diserap jika tidak ada spesies penyerap lainnya. Intensitas atau kekuatan radiasi cahaya sebanding dengan jumlah foton yang melalui satu satuan luas penampang perdetik. Serapan dapat terjadi jika foton/radiasi yang mengenai cuplikan memiliki energi yang sama dengan energi yang dibutuhkan untuk menyebabkan terjadinya perubahan tenaga.

Penetapan kadar dilakukan dengan mengukur absorban pada panjang gelombang maksimum, agar dapat memberikan absorban tertinggi untuk setiap konsentrasi. Bila suatu senyawa mempunyai lebih dari satu puncak, lebih diutamakan panjang gelombang maksimum yang absorptivitasnya terbesar dan memberikan kurva kalibrasi linier dalam rentang konsentrasi yang relatif lebar dan meningkat yang ditentukan dengan persamaan regresi yang merupakan hubungan antara konsentrasi dan serapan dan dapat dinyatakan sebagai berikut (Rohman, 2007; Satiadarma, 2004) :

Y = bx + aDimana : Y = absorbansi

x = konsentrasi

b = koefisien regresi (juga menyatakan slope/kemiringan)

a = tetapan regresi dan juga disebut dengan intersepAda 2 metode yang digunakan dalam analisa kuantitatif suatu senyawa dengan spektrofotometer :1. Metode kurva kalibrasiDengan cara mengukur absorban (A) sampel pada beberapa konsentrasi (c), kemudian dibuat kurva kalibrasi konsentrasi (C) terhadap absorban (A). Jika absorptivitas (a) suatu senyawa pada lmax telah diketahui dari perhitungan atau literatur, maka kadar larutan senyawa yang sama dapat dihitung. Larutan senyawa dengan kadar tidak diketahui dibuat dalam pelarut yang sama dengan larutan senyawa yang diketahui kdarnya. Kadar larutan pembanding harus sesuai dengan kadar dimana hukum Lambert-Beer masih dipenuhi. Maka kadar larutan uji dapat dihitung : Cu=Au/(b.a)2. Metode One Point

Digunakan untuk penentuan kadar secara rutin pada lmax, suhu pelarut, dan instrumen yang sama. Larutan uji dibandingkan terhadap larutan baku yang telah diketahui kadar dan kemurniannya : Cu= (Ac/Ab).Cb . Dalam analisis menggunakan one point method, konsentrasi baku yang digunkan hanyalah satu tingkat, karena hanya satu tingkat maka tentu kemungkinan galat akan lebih besar daripada jika digunkan beberapa tingkat konsentrasi. Untuk meminimalkan galat, tentu saja menggunakan nilai A= 0,434 yang berdasarkan teori akan memberikan galat minimum.2.4 Uraian Bahan

1. Parasetamol

Nama Resmi : Acetaminophenum

Nama Lain

: Asetaminofen, Parasetamol

RM/BM

: C8H9NO2 / 151,16 g/mol

Pemerian

: serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa pahit

Kelarutan

: Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol (95%) dalam 40 bagian gliserol dan dalam 9 bagian propilenglikol, larut dalam larutan alkali hdroksida

Penyimpanan : Dalam wadah tertutupbaik, terlindung dari cahaya

Persyaratan kadar : Mengandung tidak kurang dari 98% dan tidak lebih dari 101% C8H9NO2 dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.

II. TUJUAN PRAKTIKUM1. Menentukan paracetamol dengan cara mengukur absorbannya pada panjang gelombang maksimal dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis.