Upload
ulfatikhah
View
224
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
kkkkk
Citation preview
I. Judul Percobaan
Alkohol dan Fenol
II. Hari / Tanggal Percobaan
Jum’at/ 17 Oktober 2014 pukul : 07.00 WIB
III. Hari/ Tanggal Selesai Percobaan
Jum’at/ 17 Oktober 2014 pukul : 10.30 WIB
IV. Tujuan Percobaan
1. Membedakan sifat-sifat antara alkohol dan fenol
2. Mengetahui jenis-jenis reaksi dan pereaksi yang dapat digunakan untuk
membedakan antara senyawa alkohol dan fenol
V. Tinjauan Pustaka
A. Teori Umum
Alkohol adalah Persenyawaan organik yang mempunyai satu atau lebih
gugus hidroksil. Karena ikatan hidroksil bersifat kovalen, maka sifat alkohol
tidak serupa dengan hidroksida, tetapi lebih mendekati sifat air. Alkohol
diberi nama yang berakhiran-ol.
Alkohol dapat digolongkan berdasarkan ;
a. Letak gugus OH pada atom karbon
b. Banyaknya gugus OH yang terdapat (jumlah gugus hidroksilnya)
c. Bentuk rantai karbonnya.
Alkohol dan Fenol yang disebut sebagai alkohol aromatik mempunyai
rumus struktur R-OH. Dimana pada alkohol (alkohol alifatik) R adalah gugus
alkil. Sedangkan perbedaan nya dengan fenol adalah gugus R nya adalah
gugus aril (Benzena yang kehilangan 1 atom H atau -C6H5)
CH3 – CH2 – OH
Fenol Etanol (alkohol)
Alkohol dapat dibagi menjadi alkohol primer, sekunder dan tersier
berdasarkan posisi gugus hidroksil (-OH) pada atom C.
R-CH2-OH R2-CH-OH R3C-OH
Alkohol primer Alkohol sekunder Alkohol tersier
Alkohol banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya etanol
digunakan sebagai pelarut sterilisasi alat kedokteran, campuran minyak harum
dan lainnya.
Adapun sifat fisik dari alkohol dan eter adalah sebagai berikut :
1. Titik didih
Karena alkohol dapat membentuk ikatan hidrogen antara molekul-
molekulnya, maka titik didih alkohol lebih tinggi daripada titik didih alkil
halida atau eter yang bobot molekulnya sebanding.
2. Kelarutan dalam air
Alkohol berbobot molekul rendah larut dalam air sedangkan alkil halida
pada dasarnya tidak larut. Kelarutan air ini langsung disebebkan oleh
ikatan hidrogen alkohol dan air (Ralp. S. Fessenden. 1986 : 260).
3. Alkohol mempunyai kesamaan geometris dengan air, sudut ikatan R-O-H
mendekati nilai tetrahedral dan atom oksigen terhibridisasi sp3. Gugus –
OH merupakan gugus yang polar, dimana atom hidrogen berikatan dengan
atom oksigen yang elektronegatif. Alkohol dapat membentuk ikatan
hidrogen intramolekuler sehingga alkohol mempunyai titik didih lebih
besar daripada eter yang bersesuaian (Riswiyanto. 2009 : 210).
Fenol merupakan senyawa dengan gugus –OH yang terikat langsung pada
cincin aromatik. Senyawa fenol banyak terdapat di alam dan merupakan
intermediet bagi industri untuk berbagai macam produk seperti adhesif dan
antiseptik. Fenol atau asam karbolat atau benzenol adalah zat kristal tak
berwarna yang memiliki bau khas. Rumus kimianya adalah C6H5OH dan
strukturnya memiliki gugus hidroksil (-OH) yang berikatan dengan cincin
fenil.Kata fenol juga merujuk pada beberapa zat yang memiliki cincin
aromatik yang berikatan dengan gugus hidroksil. Fenol (fenil alkohol)
mempunyai substituen pada kedudukan orto, meta atau para. Fenol berguna
dalam sintesis senyawa aromatis yang terdapat dalam batu bara. Turunan
senyawa fenol (fenolat) banyak terjadi secara alami sebagai flavonoid
alkaloid dan senyawa fenolat yang lain. Contoh dari senyawa fenol adalah
eugenol yang merupakan minyak pada cengkeh. Dengan rumus strukturnya:
Fenol mempunyai gugus yang seperti alcohol akan tetapi gugus fungsinya
melekat langsung pada cincin aromatic .Tata namanya biasa dipergunakan
nama yang lazim dengan akhiran –ol.Fenol mempunyai sifat-sifat yaitu:
- Mempunyai sifat asam.Atom H dapat diganti tak hanya dengan logam
(seperti alcohol)tetapi juga dengan basa,terjadi fenolat.Sifat asam dari
fenol-fenol lemah dan fenolat ini dapat diuraikan dengan asam karbonat.
- Mudah dioksidasi,juga oleh oksigen udara dan memberikan zat-zat warna
,mereduksi larutan fehling dan Ag beramoniak.
- Memberi reaksi-reaksi berwarna dengan FeCl3
- Mempunyai sifat Antiseptik, beracun, mengikis.(Riawan,1990).
Naftol adalah persenyawaan - persenyawaan kimia jenis fenolik yang
diperoleh dengan menggantikan satu atau lebih hidrogen dengan gugus-
gugus hidroksil. Persenyawaan-persenyawaan setelah dikopel dengan para-
nitranilina yang telah didiazotasi atau denganbasa yang lain, menghasilkan
zat warna yang dapat digunakan untuk memberi warta pada katun
atau krayon. Hasil pewarnaan sangat tahan pencucian, sinar, klor, dan lain-
lain. Ada dua macam senyawa naftol yakni 1-naftol dan 2-naftol. 1-Naftol
termasuk dalam golongan asam organik naftalen alkohol. Deskripsi senyawa
ini berbentu kristal padat berwarna putih dan berbau seperti etanol. Senyawa
ini sangat sedikit larut di dalam air tetapi mudah untuk larut di
dalam alkohol. [2]Memiliki titik lebur antara 94-96 derajat celcius.
B. Pengujian Alkohol dan Fenol
Kelarutan
- Alkohol berbobot molekul rendah larut dalam air, sedangkan alkil
halide padanannya tidak larut. Kelarutan dalam air ini langsung
disebabkan oleh ikatan hydrogen antara alkohol dengan
air. (Fessenden, 1994)
- Bagian hidrokarbon suatu alcohol besifat hidrofob, yakni menolak
moekul-molekul air. Makin panjang bagian hidrokarbon ini akan
makin rndh kelarutannya dalam air. Bila rantai karbon cukup
panjang, sifat hidrofob ini akan mengalahkan sifat hidrofil gugus
hidroksil. (Fessenden, 1994)
- Fenol memiliki kelarutan terbatas dalam air, yakni 8,3 gram/100
ml. Fenol memiliki sifat yang cenderung asam, artinya ia dapat
melepaskan ion H+dari gugus hidroksilnya. Pengeluaran ion
tersebut menjadikan anion fenoksida C6H5O− yang dapat
dilarutkan dalam air.
Reaksi dengan alkali
- Fenol lebih asam dari alkohol karena ion feroksidanya distabilkan
resonansi sehingga kesetimbangan untuk pembentukannya lebih
disukai. Seperti halnya atom hidrogen dari gugus hidroksil dalam
alkohol dan fenol dapat disingkirkan oleh natrium.
2 R–OH(l) + Na(s) 2 R–O–Na+(l) + H2(l)
Alkohol natrium alkoksida
2 (l) + Na(s) 2 R–O–Na+(l) + H2(l)
Fenol natrium fenoksida
Alkoksida dan fenoksida yang dihasilkan adalah basa kuat yang
berguna sebagai katalis dalam reaksi-reaksi organik.
- Dibandingkan dengan alkohol alifatik lainnya, fenol bersifat lebih
asam.Hal ini dibuktikan dengan mereaksikan fenol dengan NaOH,
di mana fenol dapat melepaskan H+. Pada keadaan yang sama,
alkohol alifatik lainnya tidak dapat bereaksi seperti itu. Pelepasan
ini diakibatkan pelengkapan orbital antara satu-satunya pasangan
oksigen dan sistem aromatik, yang mendelokalisasi beban negatif
melalui cincin tersebut dan menstabilkan anionnya.
Pengujian lucas
- Alkohol- alkohol dapat mempunyai kecepatan reaksi yang berbeda
terhadap suatu pereaksi tertentu, bahkan dapat berbeda dalam hal
hasil yang diperoleh, bergantung pada golongan alkoholnya.
Pengujian- pengujian yang dapat membedakan antara golongan
tersebut sangat berguna dalam penentuan struktur suatu alkohol-
alkohol primer, sekunder dan terseir dapat diubah menjadi
senyawa klorida.
R–OH + HCl ZnCl R–Cl + H2O
- Untuk membedakan suatu alkohol termasuk alkohol primer,
sekunder atau tersier dapat dilakukan menggunakan pereaksi
Lucas.Pereaksi Lucas dibuat dengan dengan mereaksikan asam
klorida pekat dan seng klorida. Pengamatan yang terjadi ketika
ditambah pereaksi Lucas adalah:
2. Untuk alkohol primer ketika ditembahkan pereaksi Lucas tidak
terjadi perubahan karena tidak terjadi reaksi kimia.
3. Pada alkohol sekunder ketika ditambah pereaksi Lucas terjadi
reaksi kimia namun sangat lambat. Untuk mempercepat reaksi
yang terjadi yaitu dilakukan pemanasan, setelah pemanasan
sekitar 10 menit akan terbentuk 2 lapisan.
4. Sedangkan alkohol tersier ketika ditambahkan pereaksi Lucas
akan bereaksi denga cepat membentuk alkil klorida yang tak
larut dalam larutan
Oksidasi dengan asam kromat
Reaksi fenol dengan air brom
Reaksi fenol dengan besi (III) klorida
Fenol dan senyawa yang mengandung gugus hidroksil yang
terikat pada suatu karbon tidak jenuh (enol) dapat berekasi
dengan besi (III) klorida menghasilkan warna merah jambu, ungu,
dan hijau. Hasil yang terbentuk merupakan senyawa kompleks
dengan besi. Alkohol- alkohol jenuh tidak bereaksi dengan besi
(III) klorida sehingga pengujian ini dapat digunakan untuk
membedakan antara senyawa fenol dari alkohol.
C. Perbedaan Alkohol dan Fenol
Perbedaan alkohol dan fenol dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Hidrogen pada fenol bersifat asam dari pada alkohol
2. Guguh –OH pada fenol terikat dengan cincin aromatik sedangkan pada
alkoholterikat pada atom karbon terbuka. Gugus OH pada aromatik sulit
disubtitusi pada alkohol bisa disubtitusi.
1. Alkohol
Bereaksi dengan asam karboksilat membentuk ester
Bereaksi dengan oksidator kuat
- Alkohol primer membentuk aldehida kemudian oksidasi lanjut
membentuk asam karboksilat
- Alkohol sekunder membentuk keton
- Alkohol tersier tidak bereaksi
Bereaksi dengan logam atau hidrida reduktor kuat reduktor kuat
seperti Na atau NaH membentuk R-ONa (Ntrium alkoksida)
Etanol dengan asam kuat membentuk etilen dan air
Bereaksi dengan asam halida membentuk alkil halida
Bereaksi dengan PX3 membentuk alkil halida
Bereaksi dengan asam sulfat membentuk alkil hidrosulfat
2. Fenol
Bereaksi dengan asam nitrat membentuk p-nitrofenol
Bereaksi dengan gas halogen membentuk 2,4,6 trihalofenol
Bereaksi dengan basa kuat seperti NaOH membentuk garam
natrium fenoksida
Perbedaan alkohol dan fenol
Fenol Alkanol
Bersifat asam Bersifat netral
Bereaksi dengan NaOH (basa),
membentuk garam natrium fenolat
Tidak bereaksi dengan basa
Tidak bereaksi dengan logam Na atau
PX3
Bereaksi dengan logam Na atau PX3
Tidak bereaksi dengan RCOOH
namun bereaksi dengan asil halida
(RCOX) membentuk ester
Bereaksi dengan RCOOH namun
bereaksi dengan asil halida (RCOX)
membentuk ester
VI. Alat dan Bahan
VII. Prosedur Percobaan
VIII.Hasil Pengamatn
IX. Analisis Data
X. Pembahasan
XI. Kesimpulan
XII. Jawaban Pertanyaan
1. Bagaimana cara mengurangi kesadahan pada air?
Pemanasan.
Pemanasan dapat menghilangkan kesadahan sementara. Pada suhu
tinggi, garam hidrogen karbonat Ca(HCO3)2 akan terurai, sehingga
ion Ca2+ akan mengendap sebagai CaCO3
Ca(HCO3)2(aq) CaCO3(s) + CO2(g) + H2O(l)
Penambahan ion karbonat.
Soda (Na2CO3).10H2O yang ditambahkan dalam air sadah dapat
mengendapkan ion Ca2+ menjadi endapan CaCO3.
Na2CO3.10H2O(s) 2Na+(aq) + CO3
2- + 10H2O(l)
CaCl2 Ca2+(aq) + 2Cl-
(aq)
Na2CO3.10H2O(s)+ CaCl2 2NaCl + CaCO3 + 10H2O
Menggunakan resin penukar ion.
Resin berfungsi mengikat semua kation atau anion yang ada di
dalam air sadah.
2. Termasuk jenis atau kesadahan manakah sampel air yang kalian
gunakan? Jelaskan !
Sampel air sumur yang kami gunakan termasuk dalam tingkat
kesadahan tinggi ( keras ) karena total kesadahan yang diperoleh
sebesar 200,72 mg/l dan batas kesadahan keras antara 150 – 300 ppm
XIII.Daftar Pustaka
Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-dasatr Kimia
Organik. Bina Aksara. Jakarta.
Brady, James E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur.jilid 1.
Bina rupa.Jakarta.
Keenan, W. Charles. 1986. Ilmu Kimia Untuk Universitas Edisi VI. Jakarta :
Penerbit erlangga.
Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia ; Jakarta.
Fessenden, J, S & Fessenden, R, J. 1994. Kimia Organik edisi ketiga jilid
I. Erlangga ; Jakarta.
Parappung, 1987. Kimia Organik. SHA Bandung ; Bandung.
Rasyid, M. 1989. Kimia organik. UNM ; Makassar.
Riawan, S .1990 . Kimia Organik. Jakarta Binapura Aksara.