38
DATA REDUCTION

DATA REDUCTION

  • Upload
    erma

  • View
    75

  • Download
    5

Embed Size (px)

DESCRIPTION

DATA REDUCTION. DIMENSIONS OF LARGE DATA SETS. Pemilihan representasi data, seleksi , reduksi atau transformasi fitur  kualitas solusi dalam data mining Menentukan masalah apakah dapat dipecahkan seluruhnya ? Bagaimana kekuatan model hasil dari data mining? - PowerPoint PPT Presentation

Citation preview

Page 1: DATA REDUCTION

DATA REDUCTION

Page 2: DATA REDUCTION

DIMENSIONS OF LARGE DATA SETS

Pemilihan representasi data, seleksi, reduksi atau transformasi fitur kualitas solusi dalam data mining

Menentukan masalah apakah dapat dipecahkan seluruhnya ?

Bagaimana kekuatan model hasil dari data mining?

Jumlah fitur beberapa ratus. Diperlukan reduksi model untuk penggunaan

dalam praktek Alasan lain beberapa algoritma data-mining

tidak dapat diaplikasikan

Page 3: DATA REDUCTION

Tiga dimensi utama dari data set (plain files): Kolom (fitur) Baris (kasus/ contoh) Nilai fitur

Tiga operasi dasar dari proses reduksi data: Delete kolom, Delete baris Pengurangan jumlah nilai kolom (penghalusan suatu

fitur).

Page 4: DATA REDUCTION

Operasi lain: mereduksi tetapi data baru tidak dikenali lagi.

Pendekatan yang digunakan menggantikan sekumpulan fitur awal dengan fitur campuran yg baru. Sebagai contoh, data set mempunyai dua fitur, tinggi-

orang dan berat-orang diganti hanya satu fitur, BMI (body-mass-index), merupakan proporsi hasil bagi dari dua fitur awal.

Page 5: DATA REDUCTION

Beberapa parameter yang digunakan sebagai analisa dasar untuk pereduksian:

1. Computing timeData yang lebih sederhana diharapkan mereduksi waktu

yang diambil untuk data mining.

2. Predictive/ descriptive accuracy Ukuran ini mendominasi bagi kebanyakan model data

mining, oleh karena mengukur seberapa baik data disimpulkan dan digeneralisir ke dalam suatu model.

3. Representation of the data mining model. Kesederhanaan representasi model yang dapat dimengerti.

Page 6: DATA REDUCTION

Hal yang ideal adalah jika dapat mereduksi waktu, meningkatkan akurasi dan representasi sederhana pada waktu yg sama, menggunakan reduksi dimensi. Namun tidak ada metode reduksi data yg tunggal dapat paling cocok untuk semua aplikasi.

Pemilihan metode seleksi didasarkan atas pengetahuan yg ada tentang suatu aplikasi (relevansi data, noise data, meta-data, fitur yg berhubungan), dan constraint waktu yg diminta untuk solusi akhir.

Page 7: DATA REDUCTION

Feature Reduction

Pada dasarnya, kita memilih fitur yg relevan pada aplikasi data-mining agar supaya mencapai hasil yang maksimum dengan ukuran dan usaha pemrosesan minimum. Suatu proses reduksi fitur harus menghasilkan:

1. Data yang lebih kecil sehingga algoritma data-mining dapat mempelajari lebih cepat

2. Akurasi dari proses data-mining lebih tinggi sehingga model dapat mengeneralisasi lebih baik dari data

3. Hasil sederhana dari proses data-mining sehingga mereka lebih mudah untuk mengerti dan menggunakan

4. Fitur lebih kecil sehingga rentetan berikutnya dari kumpulan data, suatu penghematan dapat dibuat dengan menghilangkan redundansi atau fitur yang tidak relevan

Page 8: DATA REDUCTION

Dua tugas standar dikaitkan dengan produksi kumpulan fitur, dan mereka diklasifikasikan sebagai: Feature selection – human analyst mungkin

memilih bagian dari fitur yg ditemukan di data set awal. Proses dari seleksi fitur dapat manual atau didukung oleh beberapa prosedure otomatis

Feature composition – komposisi dari fitur adalah faktor penentu yang lebih besar dalam kualitas hasil data-mining dari teknik mining khusus.

Page 9: DATA REDUCTION

Feature Selection

Perbedaaan metoda-metoda pemilihan fitur diklasifikasikan menjadi dua: algoritma feature-rangking dan algoritma subset minimum.

Algoritma feature-rangking. Daftar fitur terurut yg disusun menurut ukuran evaluasi ukuran khusus. Suatu ukuran dapat digunakan atas akurasi data yg tersedia, konsistensi, isi

informasi, jarak antar contoh dan terakhir, secara statistik bergantung antara fitur-fitur.

Algoritma ini tidak memberitahukan apakah kumpulan fitur minimum untuk analisa lebih lanjut; mereka mengindikasikan relevansi fitur dibanding pada yang lainnya.

Algoritma subset minimum Mendapatkan subset fitur minimum dan tidak ada perbedaan dibuat diantara fitur-

fitur dalam subset semua mampunyai rangking yg sama. Fitur-fitur dalam subset relevan ditujukan untuk proses mining; yg lainnya tidak

relevan.

Skema fitur-evaluasi: cara di mana fitur dievaluasi dan kemudian dirangking, atau ditambahkan ke subset terpilih.

Page 10: DATA REDUCTION

Seleksi fitur secara umum dapat digambarkan sebagai masalah pencarian, dengan setiap state di area pencarian khusus subset dari fitur yg mungkin. Jika, suatu data set mempunyai 3 fitur {A1, A2, A3}, dan proses seleksi fitur-fitur, keberadaan fitur dikodekan 1 dan keabsenannya dengan 0, sehingga ada 23 subset reduksi fitur dikodekan dengan {0, 0, 0},{1, 0, 0}, { 0,1, 0}, {0, 0, 1}, {1, 1, 0}, {1, 0, 1}, {0, 1, 1}, dan {1, 1, 1}.

Masalah seleksi fitur adalah relatif sepeleh jika ruang pencarian kecil, oleh karena kita dapat menganalisa seluruh subset dibeberapa perintah dan suatu pencarian akan lengkap dalam waktu singkat.

Namun pencarian biasanya 2N di mana jumlah dimensi N di aplikasi data-mining adalah besar (N>20). Exhaustive search dari seluruh subset fitur sering digantikan dengan prosedur heuristic search. Penggunaan pengetahuan masalah, prosedur-prosedur ini menemukan subset fitur yang memperbaiki lebih lanjut meningkatkan kualitas proses data mining.

Tujuan seleksi fitur adalah menemukan subset fitur dengan performa data mining dapat dibandingkan pada kumpulan fitur utuh.

Page 11: DATA REDUCTION

Aplikasi seleksi fitur dan reduksi dimensi data membantu seluruh fase proses data mining untuk penemuan pengetahuan.

Dimulai pada fase preprocessing, meliputi seleksi fitur dan reduksi adalah bagian dari algoritma data-mining, meskipun kadang diaplikasikan di postprocessing untuk evaluasi dan konsulidasi hasil yg dicapai lebih baik.

Page 12: DATA REDUCTION

Entropy Measure for Ranking Features

Suatu metoda untuk seleksi unsupervised fitur atau merangking berdasarkan ukuran entropy adalah teknik yg relatif sederhana

Asumsi dasar adalah semua contoh diberikan sebagai vektor tanpa adanya klasifikasi dari output sample.

Pendekatan didasarkan atas observasi pembuangan fitur yang tidak relevan, fitur redundan, atau keduanya dari kemungkinan yg tidak mengubah karakteristik data set.

Algoritma didasarkan atas ukuran similarity S yang berbanding terbalik dengan jarak D antara dua n-dimensional sample. Ukuran jarak D kecil, dekat dengan contoh, dan yang besar untuk perbedaan pasangan.

Page 13: DATA REDUCTION

Ada 2 formula yg dipakai untuk mengukur similarity terhadap fitur: data numerik dan non numerik (kategori).

1. Data numerik:Similarity (S) dimana: e=2.7183;Namun sering digunakan sebagai konstantaDan ukuran jarak D didapatkan:

, namun sering digunakan konstanta

Page 14: DATA REDUCTION

2. Data non-numerik

Di mana |xij=xjk| adalah 1 jika xij=xjk, dan sebaliknya 0. Jumlah variable adalah n.

Sample F1 F2 F3

R1R2R3R4R5

ABCBC

XYYXZ

12213

R1 R2 R3 R4 R5

R1R2R3R4

0/3 0/32/3

2/31/30/3

0/30/31/30/3

Data set dgn 3 fitur kategoriTabel ukuran similarity Sij diantara samples

Page 15: DATA REDUCTION

Nilai Entropy yang digunakan untuk rangking fitur adalah:

Kedekatan suatu fitur ditunjukan semakin kecilnya perbedaan nilai entropy.

Page 16: DATA REDUCTION

DATA REDUCTION METHODS:

Principal Component Analysis Values Reduction Feature Discretization

Page 17: DATA REDUCTION

1. Principal Component Analysis (PCA)

Metoda statistik yang populer untuk mereduksi dimensi data set yang besar adalah metode Karhunen-Loeve (K-L), disebut juga Principal Component Analysis

Merupakan metoda pentranformasian data set awal yg direpresentasikan vector sample menjadi kumpulan vector sample baru dengan dimensi yg didapatkan.

Tujuannya memfokuskan informasi terhadap perbedaan-perbedaan diantara sample menjadi dimensi yang kecil.

Page 18: DATA REDUCTION

Ide dasar: sekumpulan vector sampel berdimensi n X={x1, x2, x3, …, xm} ditransformasikan ke himpunan lain Y = {y1, y2, y3, …, ym} dengan dimensi yg sama, tetapi y ,memiliki property yg paling informatif isinya disimpan dalam dimensi pertama.

Transformasi didasarkan atas asumsi bahwa informasi yg tinggi berhubungan dengan varian yg tinggi. Sehingga jika mereduksi ke satu dimensi dari matrik X ke matrik Y dapat dituliskan:Y= A ∙ X, pemilihan A sehingga Y mempunyai varian terbesar dari

data set yg diberikan. Dimensi tunggal dari Y diperoleh dari transformasi ini disebut first principal component.

Page 19: DATA REDUCTION

Maka untuk menentukan matrix A, dihitung dahulu covariance matrix S sebagai tahap awal dari transformasi fitur.

Dimana:

Page 20: DATA REDUCTION

Eigen values & Eigen vector Eigenvalues dari matrix covariance S : λ1 ≥ λ2 ≥… λn

≥0 Eigenvectors v1,v2,… vn berhubungan dengan

eigenvalues λ1 ≥ λ2 ≥… λn dan disebut principal axes. Kriteria untuk seleksi fitur didasarkan atas rasio

penjumlahan eigenvalue terbesar S ke nilai seluruh S, sehingga dapat dituliskan:

Ketika nilai rasio R cukup besar (lebih besar dari nilai threshold), seluruh analisa dari subset atas fitur m merepresentasikan estimasi awal yg baik dari n dimensi ruang.

Page 21: DATA REDUCTION

Nilai eigen value diperoleh dengan mengetahui nilai covariance sehingga dituliskan: det (S – λ) = 0 ; dimana S= matrix covariance

Sedangkan nilai eigen vector (v) diperoleh dengan rumusan berikut:

λv = Sv

Page 22: DATA REDUCTION

Contoh lain:

Feature 1 Feature 2 Feature 3 Feature 4

Feature 1   1.0000 1.1094   0.8718   0.8180

Feature 2 −0.1094   1.0000 −0.4205 −0.3565

Feature 3   0.8718 −0.4205   1.0000   0.9628

Feature 4   0.8180 −0.3565   0.9628   1.0000

Feature EigenvalueFeature 1 2.91082Feature 2 0.92122Feature 3 0.14735Feature 4 0.02061

Eigenvalue dari data

Covariance

Page 23: DATA REDUCTION

Dengan nilai threshold R*=0.95, maka dipilih 2 fitur pertama, sebab:R = (2.91082 + 0.92199)/(2.91082 + 0.92122 +

0.14735 + 0.02061) = 0.958 > 0.95, sehingga 2 fitur tersebutcukup

mendeskripsikan karakteristik data set.

Page 24: DATA REDUCTION

2. Value Reduction

Suatu reduksi jumlah nilai-nilai diskrit untuk figure yg diberikan didasarkan atas teknik diskritisasi.

Tujuannnya : mendiskritisasi nilai fitur kontinu menuju sejumlah kecil interval, yg mana setiap interval dipetakkan ke simbol diskrit.

Keuntungan: diskripsi data disederhanakan sehingga data dan hasil-hasil data-mining mudah dimengerti, juga kebanyakan teknik data mining dapat diaplikasikan dengan nilai fitur diskrit.

Page 25: DATA REDUCTION

Sebagai contoh: suatu umur seseorang, diberikan diawal proses data-mining sebagai nilai kontinu (antara 0 dan 150 tahun) mungkin diklasifikasikan menjadi segmen2 kategori: anak, remaja, dewasa, setengah tua, tua. Titik2 batas didefinisikan secara subyektif.Cut points?

                 Child      Adolescent          Adult             Middle-age               Elderly

age

0 150

Page 26: DATA REDUCTION

Pengelompokan nilai-nilai fitur Diberikan suatu fitur mempunyai suatu jarak nilai-

nilai numerik, dan nilai-nilai ini dapat diurutkan dari yg terkecil ke yg terbesar. penempatan pembagian nilai-nilai ke dalam kelompok-

kelompok dengan nilai-nilai yg dekat.

Seluruh nilai dalam kelompok akan digabung ke konsep tunggal yg direpresentasikan dengan nilai tunggal, biasanya mean atau median dari nilai-nilai tersebut.

Nilai mean/ mode biasanya efektif untuk jumlah nilai yg lumayan besar.

Namun bila kecil/ sedikit, batasan dari setiap kelompok dapat menjadi kandidat untuk representasinya.

Page 27: DATA REDUCTION

Sebagai contoh, jika diberikan fitur f {3, 2, 1, 5, 4, 3, 1, 7, 5, 3} kemudian setelah sorting didapatkan : {1, 1, 2, 3, 3, 3, 4, 5, 5, 7}

Maka sekarang, mungkin dipecah jumlah kumpulan nilai kedalam 3 bins{1, 1, 2, 3, 3, 3, 4, 5, 5, 7} BIN1 BIN2 BIN3

Page 28: DATA REDUCTION

{1, 1, 2, 3, 3, 3, 4, 5, 5, 7} BIN1 BIN2 BIN3

Langkah berikutnya, perbedaan representasi dapat dipilih untuk setiap bin.

Berdasarkan mode dalam bin, maka nilai-nilai baru:{1, 1, 1, 3, 3, 3, 5, 5, 5, 5} BIN1 BIN2 BIN3

Berdasarkan mean{1.33, 1.33, 1.33, 3, 3, 3, 5.25, 5.25, 5.25, 5.25} BIN1 BIN2 BIN3

Berdasarkan kedekatan dengan batasan nilai dalam bin:

{1, 1, 2, 3, 3, 3, 4, 4, 4, 7}BIN1 BIN2 BIN3

Page 29: DATA REDUCTION

Masalah utama dari metoda ini adalah menemukan batasan terbaik untuk bin. Maka prosedurenya terdiri langkah-langkah berikut: Urutkan seluruh nilai bagi fitur yg diberikan Assign dengan perkiraan sejumlah nilai-nilai yg

berdekatan setiap bin Pindahkan elemen batas dari satu bin ke

berikutnya (atau sebelumnya) ketika mereduksi error jarak keseluruhan (ER)

Page 30: DATA REDUCTION

Contoh: Kumpulan nilai dari fitur f adalah {5, 1, 8, 2, 2, 9, 2, 1, 8, 6}. Split

ke dalam 3 bin (k=3), dimana bin2 akan direpresentasikan dengan mode-nya.

Sorted nilai2 fitur f : { 1, 1, 2, 2, 2, 5, 6, 8, 8, 9} Inisialisasi bin (k=3) BIN1 BIN2 BIN3(i) Modes untuk ketiga bin terpilih : {1, 2, 8}. Maka total error: ER = 0 + 0 + 1+ 0 + 0 + 3 + 2 + 0 + 0 + 1 = 7(ii) Setelah memindahkan 2 elemen dari BIN2 ke BIN1 dan 1 elemen

dari BIN3 ke BIN2, maka diperoleh ER yg lebih kecil dan distribusi akhir menjadi:

Final bins f= { 1, 1, 2, 2, 2, 5, 6, 8, 8, 9} BIN1 BIN2 BIN3

Modesnya: {2, 5, 8}, dan total error ER diminimisasi menjadi 4.  Distribusi akhir, dengan median-median sebagai representative

akan didaptkan masalah reduksi nilai.

Page 31: DATA REDUCTION

3. FEATURE DISCRETIZATION ChiMerge: suatu algoritma diskritisasi yang

menganalisi kualitas interval atas fitur yg diberikan dengan menggunakan statistik X2.

Algoritma menentukan kesamaan antara distribusi data dalam interval yg berdekatan berdasarkan klasifikasi output sample.

Jika kesimpulan dari X2 test ini adalah class output yg independen maka interval harus digabungkan, sebaliknya jika perbedaannya terlalu besar maka tidak digabung.

Page 32: DATA REDUCTION

Algoritma ChiMerge berisi 3 tahap untuk diskritisasi:1. Sort data atas fitur yg diberikan secara urut naik2. Definisikan inisial awal interval sehingga setiap nilai

dalam interval terpisah3. Ulangi hingga tidak ada X2 dari 2 interval yg berdekatan

lebih kecil dari nilai threshold.

Page 33: DATA REDUCTION

Dimana: k= jumlah kelas Aij=jumlah contoh dalam interval ke-i, kelas ke-j Eij =frekuensi yg diharapkan dari Aij, yg mana dihitung (Ri.Cj)/N Ri= jumlah contoh dalam interval ke –i Cj = jumlah contoh dalam kelas ke –j N= jumlah total dari contoh

Class 1 Class 2 ∑

Interval-1 A11 A12 R1

Interval-2 A21 A22 R2

∑ C1 C2 N

Page 34: DATA REDUCTION

Contoh ilustrasi

Sample: F K

1   1 1

  2   3 2

  3   7 1

  4   8 1

  5   9 1

  6 11 2

  7 23 2

  8 37 1

  9 39 2

10 45 1

11 46 1

12 59 1

Page 35: DATA REDUCTION

No Median

1 5.0

2 7.5

3 8.5

4 10.0

5 17.0

6 30.0

7 38.0

8 42.0

9 45.5

10 52.5

Page 36: DATA REDUCTION

K = 1 K = 2 ∑

Interval [7.5, 8.5]

A11 = 1 A12 = 0 R1 = 1

Interval [8.5, 10] A21 = 1 A22 = 0 R2 = 1

∑ C1 = 2 C2 = 0 N = 2Berdasarkan tabel di atas didapatkan:E11 = 2/2 = 1E12 0/2 ≈ 0.1 E21 = 2/2 = 1 dan E22 = 0/2 ≈ 0.1

X2 =(1-1)2/1+(0-0.1)2/0.1 +(1-1)2/1 +(0-0.1)2/0.1 = 0.2Oleh karena lebih kecil dari threshold (2.706 untuk distribusi dg α =0.1, maka dilakukan penggabungan

Page 37: DATA REDUCTION

K = 1 K = 2 ∑

Interval [0, 7.5]

A11 = 2 A12 = 1 R1 = 3

Interval [7.5, 10]

A21 = 2 A22 = 0 R2 = 2

∑ C1 = 4 C2 = 1 N = 5

E11 = 12/5 = 2.4E12 = 3/5 = 0.6E21 = 8/5 = 1.6E22 = 2/5 = 0.4

X2 = 0.834

Page 38: DATA REDUCTION

K = 1 K = 2 ∑

Interval [0, 10.0]

A11 = 4 A12 = 1 R1 = 5

Interval [10.0, 42.0]

A21 = 1 A22 = 3 R2 = 4

∑ C1 = 5 C2 = 4 N = 9

E11 = 2.78, E12 = 2.22, E21 = 2.22, E22 = 1.78, dan χ2 = 2.72

Oleh karena dihasilkan > dari threshold (2.706), maka tidak diperlukan lagi penggabungan