Upload
yuliana-purnamasari
View
219
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Daya hantar listrik adalah parameter yang dipengaruhi oleh salinitas tinggi
rendahnya berkaitan erat dengan nilai salinitas. Konduktivitas (Daya Hantar
Listrik / DHL) adalah gambaran numeric dari kemampuan air untuk meneruskan
listrik. Oleh karena itu, semakin banyak garam-garam terlarut yang dapat
terionisasi, semakin banyak pula nilai DHL. Reaktivitas, bilangan valensi, dan
kosentrasi ion-ion terlarut sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai DHL.
1.2 Tujuan
a. Mengetahui perubahan daya hantar pada titrasi asam basa
b. Mengetahui beda hantar dari senyawa yang berbeda
BAB II
ISI
2.1 Pengertian Elektrolit
Elektrolit adalah suatu senyawa yang bila dilarutkan dalam pelarut (misalnya air)
akan menghasilkan larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Elektrolit
diklasifikasikan berdasarkan kemampuannya dalam menghantarkan arus listrik
yaitu elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Suatu elektrolit dapat berupa asam, basa
maupun garam. Menurut Michael Faraday, elektrolit merupakan suatu zat yang
dapat menghantarkan listrik jika berada dalam bentuk larutan atau lelehannya.
Dalam suatu larutan elektrolit bila diberi dua batang elektroda inert dan diberi
tegangan listrik diantaranya, maka anion-anion akan bergerak ke elektroda negatif
(katoda). Proses ini merupakan fenomena transport seperti halnya yang terjadi
dalam molekul gas adalah adanya pengaruh medan listrik dan molekul pelarut.
Analisis kimia yang didasarkan pada daya hantar listrik berhubungan dengan
pergerakan suatu ion didalam larutan ion yang mudah bergerak mempunyai daya
hantar listrik yang besar (salirawati,2008).
Sumber gambar: (salirawati, 2008)
2.2 Macam-Macam Elektrolit
1) Larutan Elektrolit Kuat
Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang mempunyai daya hantar arus listrik,
karena zat terlarut yang berada didalam pelarut (biasanya air), seluruhnya dapat
berubah menjadi ion-ion dengan harga derajat ionisasi adalah satu (α = 1)
(Kamaludin,2010).
Studi tentang elektrolit telah menunjukkan bahwa beberapa dari mereka yang
hadir dalam larutan hampir seluruhnya sebagai ion, tetapi bahwa tingkat ionisasi
zat lain yang lebih terbatas. asam sulfat, natrium hidroksida, dan natrium klorida,
untuk contoh, hampir sepenuhnya terionisasi dalam air, dan mereka dikenal
sebagai elektrolit kuat (Kath,2004).
Yang tergolong elektrolit kuat adalah :
a) Asam kuat, Larutan Asam kuat adalah zat
asam yang terionisasi 100% dalam larutan. Karena itu, larutan ini dapat
menghasilkan ion hidrogen yang banyak untuk dapat menhantarkan listrik dengan
baik. antara lain:
HCl
Di dalam air HCl akan terionisasi sempurna menjadi ion H+ dan Cl- . mekanisme
reaksi penghantaran listriknya adalah HCl (aq) → H+(aq) + Cl-
(aq)
H2SO4
Aliran electron dari sumber arus listrik masuk ke dalam larutan melalui salah satu
elektroda sehingga elektroda itu bermuatas negative. Ion 2H+ akan bermigrasi
menuju elektroda yang bermuatan listrik negative dan mengambil elektronnya.
Pada elektroda lain, ion SO4 melepaskan electron dan keluar dari larutan elektroda
tersebut. Mekanisme reaksi penghantaran listriknya adalah
H2SO4 → 2H+ + SO44-
HNO
Ion H+ mengambil electron dan ion NO3- melepaskan electron. Mekanisme reaksi
penghantaran listriknya adalah HNO3 → H+ + NO3
-
(Hong,2008)
HBr
Adalah asam kuat dan di dalam air akan terionisasi asempurna membentuk ion H+
dan ion Br-. Mekanisme reaksi penghantaran listriknya adalah
HBr → H+ + Br-
HClO4
Ion H+ adalah sangat reaktif dalam larutan tidak dapat berdiri sendiri. Ion H+ akan
terikat oleh molekul H2O membentuk H3O+ akan disolvasi oleh moleku-molekul
air, begitu pula dengan ion Cl- sehingga larutan tersebut dapat menghantarkan
arus listrik dengan kuat. Mekanisme reaksi penghantaran listriknya adalah
HClO4 + H2O → H3O+ + ClO4-
(Sutrisna,2008)
b) Basa kuat. Larutan Basa kuat adalah zat basa yang terpisah 100% menjadi
ion logam dan ion hidroksida dalam larutan. Karena itu, larutan ini juga dapat
menghasilkan ion hidroksida yang banyak untuk dapat menghantarkan listrik
dengan baik
antara lain:
NaOH
Adalah basa kuat dan di dalam air akan terionisasi sempurna membentuk ion Na +
dan ion OH-. Mekanisme
reaksi penghantaran listriknya adalah
NaOH → Na + + OH-
KOH
Larutan ini akan terionisasi menjadi K+ dan OH-. Mekanisme reaksi penghantaran
listriknya adalah
KOH → K+ + OH-
Ca(OH)2
Di dalam air, Ca(OH)2 akan terionisai sempurna membentuk ion Ca 2+ dan 2OH-.
Mekanisme reaksi penghantaran listriknya adalah
Ca(OH)2 → Ca 2+ + 2OH-
Ba(OH)2
Larutan ini akan terionisasi menjadi Ba2+ dan 2OH-. Mekanisme reaksi
penghantaran listriknya adalah
Ba(OH)2 → Ba2+ + 2OH-
Mg(OH)2
Adalah basa kuat dan di dalam air akan terionisasi sempurna membentuk ion Mg2+
dan ion 2OH-. Mekanisme reaksi penghantaran listriknya adalah
Mg(OH)2 →Mg2+ + 2OH-
c) Garam, Suatu garam akan terdiosiasi sempurna di dalam air menjadi
kation dan anionnya. Oleh karena itu, larutan garam digolongkan kepada larutan
elektrolit kuat .
Garam yang mempunyai kelarutan tinggi, antara lain :
NaCl NaCl→Na+ + Cl-
KCl KCl→K- + Cl-
KI KI→K+ + I-
Al2(SO4)3 Al2(SO4)3→2Al3+ + 3(SO4)4-
(Sutrisna,2008)
2) Larutan Elektrolit Lemah
Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang mampu menghantarkan arus
listrik dengan daya yang lemah, dengan harga derajat ionisasi lebih dari nol
tetapi kurang dari satu (0 < α < 1) (Kamaludin,2010).
Yang tergolong elektrolit lemah adalah:
a) Asam lemah, antara lain:
CH3COOH CH3COOH CH3COO- + H+
C2H5COOH C2H5COOH C2H5COO- + H+
HCN HCN H+ + CN-
H2CO3 H2CO3 2H3+ + 3 CO32-
H2S H2S H+ + S-
a) Basa lemah, antara lain:
NH4OH NH4OH 4NH+ + OH-
Ni(OH)2 Ni(OH)2 Ni2+ + 2OH-
Fe(OH) Fe(OH) Fe+ + OH-
Fe(OH)3 Fe(OH)3 Fe3+ + 3OH-
Al(OH)2 Al(OH)2 Al2+ +2OH-
b) Garam-garam yang sukar larut, antara lain:
AgCl AgCl Ag+ + Cl -
CaCrO4 CaCrO4 Ca+ + CrO4-
PbI2 PbI2 Pb2+ + 2I-
(Sutrisna,2008)
3) Larutan non-Elektrolit
Larutan non-elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan
arus listrik, hal ini disebabkan karena larutan tidak dapat menghasilkan ion-
ion (tidak meng-ion). Nilai derajat ionisasi larutan ini = 0. (Kamaludin,2010).
Yang termasuk dalam larutan non elektrolit antara lain :
Larutan urea (CO(NH)2)
Larutan gula (C12H22O11)
Larutan glukosa (C6H12O6)
Etanol (C2H5OH), dan lain-lain
(Sutrisna,2008)
2.3 Hukum
Daya Hantar Larutan
Menurut Arrhenius (tahun 1890), hantaran listrik larutan disebabkan oleh partikel
bermuatan yang disebut ion. Ion positif tertarik ke katoda dan ion negative tertatik
ke anoda. Orbitalnya merupakan perpindahan muatan dari suatu kutub ke kutub
lainnya. Oleh sebab itu, listrik dapat mengalir dalam dua medium, yaitu logam
dan larutan. Dalam logam, listrik dihantarkan oleh elektron (bermuatan negative)
yang bergerak sehingga disebut penghantar elektronik. Dalam larutan, listrik
dihantarkan oleh ion yang bergerak dan disebut penghantar elektronik.
Hantaran listrik larutan ditentukan dengan mengukur kuat arus yang melalui
larutan. Kemudian diketahui bahwa cara ini mengandung kesalahan, karena arus
listrik dalam larutan menimbulkan polarisasi, yaitu penumpukan ion pada
elektroda. Ini dapat diatasi dengan menggunakan arus bolak-balik, dan mengukur
tahanan larutan.
Daya hantar larutan (L) adalah kebalikan dari tahanan (R)-nya, yaitu :
L= 1R
Karena satuan tahanan adalah ohm, maka satuan daya hantar adalah 1
o h m atau
oh m−1. Tahanan dihitung dari beda potensial listrik yang digunakan dan kuat
arusnya sesuai dengan hukum Ohm :
E=I R atau R=EI
hingga :
L= IE
Dengan :
L = hantaran (o hm−1)
I = kuat arus (ampere)
E = beda potensial (volt)
R = tahanan
(Syukuri, 2003)
Hambatan, Konduktansi, Konduktivitas, dan Konduktivitas Molar
Konduktansi larutan merupakan kebaikan dari tahanan R : makin rendah tahanan
larutan, makin besar konduktansinya. Karena tahan dinyatakan dalam ohm, Ω,
maka konduktansi sampel dinyatakan dalam Ω−1. Kebalikan ohm biasanya disebut
mho, tetapi sekarang satuan resminya adalah siemens, S, dan 1 S = 1Ω−1.
Tahanan sampel bertambah dengan pertambahan panjang l dan berkurang dengan
pertambahan luas penampang lintang A. Oleh karena itu kita menuliskan :
R=ρ× lA
Konstanta perbandingan ρ disebut resisvitas sampel. Konduktivitas K
merupakan kebalikan resisvitas, sehingga :
R= 1K
× lA
atau K= lRA
Dengan tahanan dalam Ω dan dimensi dalam m, maka satuan K adalah Sm−1
(kadang-kadang lebih mudah S Cm−1).
Perhitungan konduktivitas secara langsung dari tahanan sampel dan dimensi sel l
dan A tidak dapat diandalkan, karena distribusi arusnya rumit. Dalam prakteknya,
sel dikalibrasikan dengan sampel yang diketahui konduktivitasnya K* (yang khas
adalah larutan kalium klorida dalam air), dan konstanta sel C ditentukan dari :
K∗¿ CR∗¿¿
Dengan R* merupkan tahanan standar. Dimensi C adalah [ panjang ]−1. Jika
sampel mempunyai tahanan R dalam sel yang sama, maka konduktivitasnya
adalah :
K=CR
Konduktivitas larutan bergantung pada jumlah ion yang ada, dan kita biasa
memperkenalkan konduktivitas molar Am, yang didefinisikan sebagai :
Am=KC
Dengan c merupakan konsentrasi molar elektrolit yang ditambahkan.
Konduktivitas molar biasanya dinyatakan dalam SCm2 mol−1.
Konduktivitas molar elektrolit, tidak bergantung pada konsentrasi jika K tepat
sebanding dengan konsetrasi elektrolit. Walaupun demikian pada prakteknya,
konduktivitas molar bervariasi terhadap konsentrasi. Salah satu alasannya adalah :
jumlah ion dalam larutan mungkin tidak sebanding dengan konsentrasi elektrolit.
Misalnya, konsentrasi ion dalam larutan asam lemah bergantungpada konsentrasi
asam secara rumit, dan penduakalian konsentrasi nominal asam itu, tidak
menduakalikan jumlah ion tersebut. Kedua, karena ion saling berinteraksi dengan
kuat , maka konduktivitas larutan tidk tepat sebanding dengan jumlah ion yang
ada (Atkins, 2003)
2.4 Alat Pengukur Daya Hanta
2.5 Faktor yang Mempengaruhi Daya Hantar suatu Larutan
Besarnya daya hantar jenis dapat dicari dari tahanan larutan. Jadi dengan
mengukur tahanan larutan dapat ditentukan daya hantar ekivalen. Untuk ini
biasanya dipakai jembatan wheat stone. Daya hantar suatu larutan tergantung
dari :
1. Jenis ion
2. Konsentrasi ion
3. Jarak elektroda
4. Luas kedua elektroda
5. Suhu
(Syukuri, 2003)
2.5 Aplikasi dalam Teknologi Pertanian
a) Larutan elektrolit berperan sebagai bahan pokok minuman istonik.
Contohnya yaitu minuman Pocari Sweat.
b) Pengukuran daya hantar listrik mempunyai arti penting dalam proses-
proses kimia. Pada pembuatan akuades, efisiensi dari penghilang zat terlarut yang
berupa garam-garam dapat diikuti dengan mudah dengan cara mengukur daya
hantar larutan selama titrasi dan dengan menggunakan grafik dapat digunakan
untuk menentukan titik akhir titrasi. Derajat ionisasi elektrolit lemah dapat
ditentukan dengan pengukuran daya hantarnya. Seperti diketahui, daya hamtar
berbanding lurus dengan jumlah ion yang ada dalam larutan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari laporan daya hantar listrik tersebut dapat disimpulkan bahwa ditinjau dari
kemampuannya menghantarkan arus listrik, larutan dibedakan menjadi dua yaitu
larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit. Larutan elektrolit adalah larutan yang
mampu menghantarkan arus listrik, sedangkan larutan non elektrolit tidak mampu
menghantarkan arus listrik. Elektrolit dibedakan menjadi elektrolit kuat dan
elektrolit lemah. Elektrolit kuat merupakan elektrolit yang larutannya
menghasilkan ion, sedangkan pada elektrolit lemah tidak menghasilkan ion.
3.2 Kesan dan pesan
Laporan makalah daya hantar memberikan pengetahuan bahwa ada beberapa
macam larutan yang dapat menghantarkan listrik dan tidak dapat menghantarkan
listrik. Dam juga mengajarkan tentang berbagai jenis elektrolisis, serta prisip-
prinsip dalam arus listrik.
DAFTAR PUSTAKA
Atskin, P.W. 2003. Kimia Fisika Jilid 2 Edisi keempat. Jakarta: Erlangga
Hong, Eng Nguan, dkk. 2008. Fokus Supet Hot SPM Chemistry. Malaysia:
Penerbit Pelangi Sdn Bhd
Kamaludin, Agus. 2010. Cara Cepat Kuasai Konsep Kimia dalam 8 Jam SMA
Kelas X. Yogyakarta: C.V Andi
Kath, J. Laidler. 2004. Principles of Chemistry. New York: Mc Graw Hill
Salirawati, Das, dkk. 2008. Belajar Kimia Secara Menarik Kelas X. Jakarta:
Grasindo
Sutresna, Nana, dkk. 2008. Persiapan Ujian Nasional Kimia untuk SMA/MA.
Bandung: Grafindo Media Utama
Syukuri,S. 2003. Kimia Dasar Jilid 3. Bandung: Penerbit ITB