19
TUGAS MEKANIKA FLUIDA ‘DECANTER’ DISUSUN OLEH: Kelompok I Andy Junianto S (120405034) Agus Winarta (120405040) Putri Defriska Siagian (120405052) Riando Oktavianus Sihombing (120405058) Chandra Sitorus (120405060) Leonardo Indra (120405068) Astri Devi Y. S. (120405072) Hagaina Kasih (120405076) Anita Tiurmaida (120405080) Rory Faham Partogi (120405094)

Decanter

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Chemical Engineering Tools

Citation preview

TUGAS MEKANIKA FLUIDA‘DECANTER’

DISUSUN OLEH:

Kelompok I

Andy Junianto S (120405034) Agus Winarta (120405040) Putri Defriska Siagian (120405052) Riando Oktavianus Sihombing (120405058) Chandra Sitorus (120405060) Leonardo Indra (120405068) Astri Devi Y. S. (120405072) Hagaina Kasih (120405076) Anita Tiurmaida (120405080) Rory Faham Partogi (120405094)

FAKULTAS TEKNIK

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARAKATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan karunia-nya sehingga makalah tugas Mekanika Fluida tentang ”Decanter” ini dapat diselesaikan dengan baik. Kami juga berterima kasih kepada ibu Farida Hanum, ST, MT yang telah menjadi pembimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini berisikan tentang hal-hal yang berhubungan dengan ”Decanter”, seperti: apa itu defenisi decanter, prinsip kerja decanter Kelebihan dan kekurangan decanter, serta contoh aplikasi decanter.

Makalah ini diharapkan dapat membantu mahasiswa/i yang belum terlalu paham tentang Decanter agar menjadi lebih mengerti dan lebih mengetahui lagi tentang Decanter.

Kelompok menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam makalah ini, oleh sebab itu kelompok kami dengan tangan terbuka selalu menerima saran-saran yang bersifat membangun dan membantu perbaikan makalah ini.

Medan, September 2013

Kelompok I

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. i

DAFTAR ISI .............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1

1.2 Tujuan Penulisan....................................................................................... 1

1.3 Manfaat Penulisan..................................................................................... 2

1.4 Rumusan Masalah......................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 3

2.1 Defenisi Decanter ...................................................................................... 3

2.2 Prinsip Kerja Decanter............................................................................... 3

2.3 Jenis-Jenis Decanter .................................................................................. 4

2.4 Contoh Aplikasi Penggunaan Decanter..................................................... 8

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN......................................................................9

3.1 Kesimpulan................................................................................................ 9

3.2 Saran........................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 10

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Decanter adalah alat pemisah berdasarkan perbedaan berat jenis dengan

menggunakan prinsip sentrifugal, bisa antara fase liquid-liquid atau fase liquid-solid.

Prinsipnya cairan atau suspensi dimasukkan dalam decanter yang biasanya berbentuk

silinder dari bagian porosnya, lalu decanter diputar dengan kecepatan tertentu tergantung

bahan yang akan dipisahkan.

Dengan putaran tersebut akan menciptakan gaya sentrifugal pada cairan atau

suspensi tersebut, dan makin besar massa zat, maka akan makin besar pula gaya

sentrifugal yang diderita, sehingga zat yang yang berat jenisnya lebih besar akan terdesak

ke arah dinding decanter dimana terdapat outlet untuk mengeluarkan zat tersebut. Dan zat

dengan berat jenis yang lebih kecil akan tertahan di bagian poros yang di situ juga

dibuatkan outlet untuk mengeluarkan zat yang lebih ringan tersebut.

Decanter dapat di gunakan untuk pengolahan minyak juga dan di luar negeri

decanter diaplikasi kan sebagai alat pengolahan limbah. Secara garis besar kegunaan

decanter adalah untuk memisahkan serat-serat halus (non-oil solid) yang terkandung

dalam minyak kasar (crude oil) dari crude oil tank (COT). Serat halus ini berasal dari

serat atau ampas yang terputus-putus pada waktu pengepresan. Dengan berkurangnya

serat halus ini, cairan minyak tidak akan terlalu kental, sehingga proses pemisahan

didalam CST akan lebih sempurna. Jadi tujuan utama pengoperasian decanter adalah

untuk memisahkan sludge menjadi light phase, heavy phase dan solid.

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun penulisan makalah ini bertujuan untuk:

1. Untuk melengkapi tugas Mekanika Fluida tentang ‘Decanter’.

2. Menjelaskan defenisi Decanter

3. Menjelaskan prinsip kerja Decanter

4. Menjabarkan tipe-tipe serta kelebihan dan kekurangan Decanter

5. Memberikan contoh aplikasi Decanter

1.3 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat penulisan makalah adalah:

1. Sebegai pelengkap untuk tugas Mekanika Fluida tentang ‘Decanter’.

2. Memberikan penjelasan mengenai defenisi Decanter

3. Memberikan informasi mengenai prinsip kerja Decanter

4. Menjabarkan tipe-tipe serta kelebihan dan kekurangan Decanter

5. Memberikan contoh aplikasi Decanter

1.4 Rumusan Masalah

Adapun hal-hal yang dibahas adalah mengenai :

1. Apa defenisi dari Decanter?

2. Bagaimanakah prinsip kerja Decanter?

3. Jelaskan tipe-tipe serta kelebihan dan kekurangan Decanter?

4. Jelaskan contoh aplikasi Decanter?

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defenisi Decanter

Decanter adalah alat yang bertindak sebagai unit pemurnian. Decanter yang

berfungsi memisahkan fase padat, fase minyak dan fase air. Salah satu fungsi dari stasiun

pemurnian adalah untuk memisahkan minyak dari fase lainnya dengan pemurnian supaya

tidak terjadi penurunan mutu. Keberhasilan dalam pengoperasian decanter dipengaruhi

oleh :

a. Komposisi umpan yang akan diolah, karena ratio antara minyak, air dan lumpur

mempengaruhi terhadap daya pisah alat tersebut.

b. Fungsi alat Decanter tersebut.

c. Perimbangan kapasitas alat dengan jumlah Sludge yang diolah.

2.2 Prinsip Kerja Decanter

Fungsinya adalah untuk memisahkan sisa minyak dan air yang masih terdapat

pada sludge untuk dikembalikan ke proses CST.

Decanter bekerja berdasarkan gaya sentrifugal, bisa antara fase liquid-liquid atau

fase liquid-solid. Prinsipnya cairan atau suspensi dimasukkan dalam decanter yang

biasanya berbentuk silinder dari bagian porosnya, lalu decanter diputar dengan kecepatan

tertentu tergantung bahan yang akan dipisahkan. Dengan putaran tersebut akan

menciptakan gaya sentrifugal pada cairan atau suspensi tersebut, dan makin besar massa

zat, maka akan makin besar pula gaya sentrifugal yang diderita, sehingga zat yang yang

berat jenisnya lebih besar akan terdesak ke arah dinding decanter dimana terdapat outlet

untuk mengeluarkan zat tersebut. Dan zat dengan berat jenis yang lebih kecil akan

tertahan di bagian poros yang di situ juga dibuatkan outlet untuk mengeluarkan zat yang

lebih ringan tersebut.

Prinsip kerja decanter juga berdasarkan gaya sentrifugal yang dihasilkan oleh

bowl yang berputar secara horizontal. Produk yang masuk ke dalam decanter akan masuk

ke dalam bowl melalui distribution chamber. Dengan memanfaatkan gaya sentrifugal

yang muncul dari sistem putaran tinggi dari bowl secara horizontal, proses pemisahan

ketiga unsur ini dapat berlangsung cepat sekali. Setelah terjadi proses pemisahan maka

solid akan disalurkan menuju tempat pembuangan lumpur yang tidak mungkin diproses

lagi melalui decanter solid conveyor, sludge yang merupakan fasa berat akan menuju ke

drain dan tiba di sludge pit yang memiliki temperatur sekitar 90 oC sampai dengan 100

oC, sedangkan minyak yang merupakan fasa ringan akan dipompa kembali menuju

continous settling tank untuk diproses kembali. Sludge yang sebelumnya masih

mengandung sekitar 5 % minyak murni, setelah melalui proses di decanter ini tinggal

menyisakan kadar minyak sekitar 0,85 % sampai dengan 1,2 %.

2.3 Jenis – Jenis Decanter

I. Decanter dibagi atas dua berdasarkan keluarannya, yaitu :

a. Two-Phase Decanter

Alat ini bekerja memisahkan fraksi minyak dengan fraksi air dan fraksi padat

atau fraksi padat dengan cairan, dengan penggunaan tersendiri.

Gambar 2.1 Two-Phase Decanter

Cairan minyak yang masuk dari Crude Oil Tank ke dalam Decanter dipisahkan

menjadi dua fraksi yaitu fraksi padat dan cair. Fraksi padat yang berbentuk lumpur padat

diangkut dengan bak trailer ke kebun, sedangkan fraksi cair dipompakan ke dalam

Settling Tank untuk diolah lebih lanjut. Tujuan pengolahan ini merupakan cara

pengurangan bahan padatan dalam cairan dengan maksud agar pemisahan minyak dalam

settling tank.

Decanter dapat ditempatkan sebagai pengganti Oil Purifier yakni minyak yang

berasal dari Settling Tank atau Buffer Tank diolah menjadi dua fraksi yaitu fraksi minyak

dan fraksi cairan yang masih mengandung Sludge. Karena prinsip kerja alat ini

menggantikan Oil Purifier maka mekanisme pemisahan berpegang kepada kemurnian

minyak, akibatnya Sludge yang keluar masih mengandung minyak, sehingga perlu diolah

lagi dengan menggunakan Sludge Separator atau Decanter, sedangkan fraksi minyak

bersih langsung diolah ke Vacuum Drier.

Decanter sebagai pengganti Sludge Separator, yaitu mengolah cairan yang berasal

dari Sludge Tank dipisahkan. Cairan dipisahkan menjadi cairan minyak dan Sludge.

Cairan minyak yang dipisahkan dipompakan ke Settling Tank, sedangkan fraksi Sludge

dibuang ke Fa tPit untuk diteruskan ke unit pengolah limbah.

b. Three-Phase Decanter

Alat ini bekerja dengan prinsip yang sama dengan two-phase Decanter, hanya

terdapat perbedaan dari fase fraksi. Pada alat ini dihasilkan 3 fraksi yaitu fraksi minyak,

fraksi air (cair) dan fraksi padat.

Alat ini dapat ditempatkan sebagai pengganti Oil Purifier dan akan menghasilkan

fraksi minyak, fraksi air dan padatan. Fraksi air yang masih mengandung minyak

dilanjutkan pengolahannya pada Sludge Separator, dan Sludge dan minyak akan terpisah.

Gambar 2.2 Three-Phase Decanter

II. Berdasarkan Letak Penempatan Dekanter

Decanter yang berfungsi memisahkan fase padat, fase minyak dan fase air

memberikan peluang penempatannya dihulu, tengah dan diakhir proses klarifikasi.

Umumnya penempatan di :

a. Hulu sebelum Settling Tank

Cairan hasil pressan yang keluar melalui Oil Gutter ditampung di Crude Oil Tank,

memiliki kandungan lumpur yang tinggi. lumpur tersebut jika dipisahkan sebelum masuk

kedalam proses klarifikasi akan lebih baik, karena lumpur tersebut tidak lagi mengendap

di dasar tanki klarifikasi yang dapat menurunkan “Retention Time”. Decanter bekerja

memerlukan keseimbangan, maka diperlukan “Buffer Tank” tambahan, yaitu

ditempatkan diatas decanter. Kalau hanya menggantungkan stabilitas tekanan pada

pompa dapat menyebabkan efisiensi pemisahan lumpur yang rendah dan kehilangan

minyak yang tinggi dalam lumpur.

Decanter yang sesuai untuk dikembangkan pada cara ini adalah Decanter 2 phase,

yaitu memisahkan cairan menjadi phase padat (lumpur) dan phase cair. Phase padat

dikirmkan kelapang, sedangkan phase air dipompakan ke settling tank

Gambar 2.3 Penempatan Decanter di Hulu sebelum Settling Tank

b. Tengah sebelum Sludge Separator

Cairan yang keluar dari bagian bawah Settling Tank mengandung lumpur yang

tinggi dan kadar minyak yang mencapai 10%. Cairan ini diolah dalam Decanter akan

menghasilkan : phase padat akan dibuang, phase minyak dipompakan ke Settling Tank

sedangkan phase cair tetap dialirkan ke Sludge Tank. Cara ini akan mengurangi beban

lumpur yang masuk ke dalam Sludge Separator, umumnya digunakan adalah Decanter-3-

phase. Cara ini akan membantu Sludge Separator dan dapat menggantikan “Sand

Cyclone” dan “Strainer”.

c. Hilir Klarifikasi

Penempatan decanter di hilir sebagai pengganti sludge separator yang

memisahkan lumpur minyak dan air. Jika di hulu ditempatkan decanter maka pemisah

lumpur yang ditempatkan diakhir klarifikasi adalah sludge separator. Jenis decanter yang

digunakan mengganti sludge separator adalah decanter 2 phase dan decanter 3 phase.

d. Hilir klarifikasi sebagai pengganti oil purifier

Pemurnian minyak dilakukan dengan alat Oil Purifier yang memisahkan minyak

dan non minyak. Karena sifat-sifat ini dimiliki oleh Decanter-2-phase maka ada pabrik

yang menggunakan Decanter memisahkan minyak dengan lumpur. Metode proses yang

diterapkan ialah cairan minyak yang keluar dari Crude Oil Tank dipompakan ke Buffer

Tank dan dialirkan kedalam Decanter dan akan menghasilkan minyak, lumpur dan cair.

Dalam proses ini yang menjadi tujuan ialah memisahkan minyak yang bersih tanpa

mempertimbangkan kehilangan minyak pada fase padat.

2.4 Contoh Aplikasi Penggunaan Decanter

Decanter dapat di gunakan untuk pengolahan minyak juga dan di luar negeri

decanter diaplikasi kan sebagai alat pengolahan limbah.

Secara garis besar kegunaan decanter adalah untuk memisahkan serat-serat halus

(non-oil solid) yang terkandung dalam minyak kasar (crude oil) dari crude oil tank

(COT). Serat halus ini berasal dari serat atau ampas yang terputus-putus pada waktu

pengepresan. Dengan berkurangnya serat halus ini, cairan minyak tidak akan terlalu

kental, sehingga proses pemisahan didalam CST akan lebih sempurna. Jadi tujuan utama

pengoperasian decanter adalah untuk memisahkan sludge menjadi light phase, heavy

phase dan solid.

Dalam pengaplikasian pada pengutipan minyak ada beberapa faktor keberhasilan

dalam pengoperasian decanter ini:

a. Komposisi umpan yang akan diolah, karena rasio antara minyak, air dan lumpur

mempengaruhi terhadap daya pisah alat tersebut.

b. Fungsi alat decanter tersebut.

c. Perimbangan kapasitas alat dengan jumlah sludge yang diolah.

Decanter 3-Phase (PANX Alvalafal)BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

1. Decanter adalah alat pemisah berdasarkan perbedaan berat jenis dengan

menggunakan prinsip sentrifugal, bisa antara fase liquid-liquid atau fase

liquid-solid.

2. Decanter bekerja berdasarkan gaya sentrifugal, bisa antara fase liquid-liquid

atau fase liquid-solid. Prinsipnya cairan atau suspensi dimasukkan dalam

decanter yang biasanya berbentuk silinder dari bagian porosnya, lalu decanter

diputar dengan kecepatan tertentu tergantung bahan yang akan dipisahkan.

3. Berdasrkan letak keluarannya Decanter terbagi menjadi dua, yaitu Two-Phase

Decanter dan Three-Phase Decanter. Berdasrkan letak penempatannya,

dibedakan menjadi tiga, yaitu: hulu sebelum settling tank, tengah sebelum

sludge separator, Hilir klarifikasi, dan hilir klarifikasi sebagai pengganti oil

purifier.

4. Decanter dapat di gunakan untuk pengolahan minyak juga dan di luar negeri

decanter diaplikasi kan sebagai alat pengolahan limbah.

3.2 Saran

1. Diperlukan adanya suatu penelitian atau peninjauan secara lansung terhadap

alat yang bersangkutan agar dapat dipahami secara teori maupun praktek,

sehingga lebih mudah pemahamannya.

2. Masih banyak terdapat sumber-sumber bacaan lain yang bisa dijadikan

referensi tambahan mengenai Decanter, sebab makalah ini hanyalah

merupakan ringkasan dari beberapa teori yang sudah ada.

DAFTAR PUSTAKA

Antan, Rudy. 2013. Decanter (Equiment Sludge Treatment). http://surgapetani.

blogspot.com /2013/01/decanter-equiment-sludge-treatment.html. Diakses pada

26 September 2013.

Meysari, Rina. 2009. Prinsip Kerja Decanter. http://hijaupabrik.blogspot.com

/2009/09/stasiun-klarifikasi.html. Diakses pada 29 September 2013.

Palm oil. 2012. Jenis-Jenis Decanter dan Fungsinya. http://intisawit.blogspot.com

/2012/07/jenis-jenis-decanter-dan-fungsinya.html Diakses pada 25 September

2013.

Pwidayaka. 2011. Decanter (Stasiun Klarifikasi). http://pwidayaka.wordpress.com

/2011/02/04/decanter-stasiun-klarifikasi. Diakses pada 29 September 2013.

Rendemen. 2012. Pabrik Kelapa Sawit. http://rendemen.wordpress.com /2012/02/08/

pemurnian-klarifikasi/. Diakses pada 29 September 2013.