Click here to load reader
Upload
icha-roito-hutasoit
View
73
Download
9
Embed Size (px)
Citation preview
DECOMPENSATIO CORDISOLEH ANNEKE SUSILO 11-2010-154
Decompensasi CordisGagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologis berupa kelainan fungsi jantung sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan atau kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian volume diastolic secara abnormal.
EtiologiMekanisme fisiologis yang menyebabkan gagal jantung mencakup keadaan-keadaan yang meningkatkan beban awal,beban akhir atau menurunkan kontraktilitas miokardium.
Keadaan-keadaan yang
meningkatkan beban awal meliputi regurgitasi aorta dan cacat septum ventrikel beban akhir meningkat pada keadaan dimana terjadi stenosis aorta dan hipertensi sistemik. Kontraktilitas miokardium dapat menurun pada infark miokardium, ruptur miokard, dan kardiomiopati.
Epidemiologi Masalah yang global, lebih dari 20 juta orang
menderita HF Prevalensi keseluruhan di negara berkembang adalah 2% HF dipengaruhi pola exponen, meningkat dengan umur dan menyerang 6-10% orang diatas 65 tahun Risiko lama hidup 1:5 pada pasien usia 40 tahun. Di Asia dan Afrika, penyebab utama HF pada usia muda adalah penyakit jantung rematik. Pada African dan Afrikan-America, penyebab utama HF adalah hipertensi Amerika Utara chagas disease
Pasien HF secara luas dikategorikan menjadi 2 kelompok: 1. HF dengan depresi EF (ejection fraction) umumnya mengarah pada kegagalan sistolik 2. HF dengan preserved EF umumnya mengarah pada kegagalan diastolik
Patofisiologi gagal jantung
RESPON TERHADAP KEGAGALAN Peningkatan tonus simpatis
Peningkatan sistem saraf simpatis yang mempengaruhi arteri vena jantung. Akibatnya meningkatkan aliran balik vena ke jantung dan peningkatan kontraksi. Tonus simpatis membantu mempertahankan tekanan darah normal. Retensi air dan natrium
Bila ginjal mendeteksi adanya penurunan volume darah yang ada untuk filtrasi, ginjal merespon dengan manahan natrium dan air dengan cara
Patofisiologi respon kegagalanPenurunan curah jantung
penurunan aliran darah ginjal dan akhirnya laju filtrasi glomeruluspelepasan rennin dari apparatus juksta glomerulus
interaksi rennin dengan angiotensinogen dalam darah untuk menghasilkan angiotensin Ikonversi angiotensin I menjadi angiotensin II Perangsangan sekresi aldosteron dari kelenjar adrenal, dan retansi natrium dan air pada tubulus distal dan duktus pengumpul.
KlasifikasiNew York Heart Association (NYHA) membuat klasifikasi fungsional CHF dalam 4 kelas : Kelas 1;Bila pasien dapat melakukan aktivitas berat tanpa keluhan Kelas 2;Bila pasien tidak dapat melakukan aktivitas lebih berat dari aktivitas sehari hari tanpa keluhan Kelas 3;Bila pasien tidak dapat melakukan aktivitas sehari hari tanpa
Klasifikasi gagal jantung akut (menurut Killip) Kelas I. Tidak terlihat tanda/gejala disfungsi ventrikel kiri (kematian di RS 6%) Kelas II. Gallop S3 / kongesti pulmoner ringan sampai moderate (kematian di RS 30%) Kelas III. Edema paru berat yang akut (kematian di RS 40%)
Berdasarkan bagian jantung yang mengalami kegagalan pemompaan, gagal jantung terbagi atas: gagal jantung kiri gagal jantung kanan gagal jantung kongestif.
Gagal Jantung Kiri dyspneu deffort ventricular
Fatigue Ortopnea dispnea nocturnal
paroksismal Batuk pembesaran jantung irama derap
heaving bunyi derap S3 dan S4 pernapasan cheyne stokes Takikardi pulsus alternans Ronkhi kongesti vena
Gagal Jantung Kanan Edema tekanan vena
liver engorgement Anoreksia dan
kembung. hipertrofi jantung kanan heaving ventrikel kanan irama derap atrium kanan Murmur
jugularis meningkat bunyi P2 mengeras Asites Hidrothoraks peningkatan tekanan vena Hepatomegali pitting edema.
Pada gagal jantung kongestif terjadi
manifestasi gabungan gagal jantung kiri dan kanan.
Sifat nyeri pada pasien dengan decompensasi cordis Akut Timbul secara mendadak dan segera lenyap bila penyebab hilang. Ditandai oleh : nyeri seperti tertusuk benda tajam, pucat, disritmia, tanda syock kardiogenik (akral dingin gan perfusi turun) Kronis Nyeri yang terjadi berkepanjangan hingga berbulan-bulan. Penyebab sulit dijelaskan dan gejala obyektif lidak jelas umumnya
Derajat nyeri Ringan : tidak mengganggu ADL dan pasien dapat tidur Sedang : mengganggu ADL dan pasien dapat tidur Berat : mengganggu ADL dan pasien tidak dapat tidur