18
Definisi Miopia adalah suatu kelainan refraksi dimana sinar sejajar yang masuk ke mata jatuh di depan retina pada mata yang istirahat (tanpa akomodasi). Gambaran kelainan pemfokusan cahaya di retina pada miopia, dimana cahaya sejajar difokuskan didepan retina. Gambar. Pembentukan fokus pada mata miopia Klasifikasi Miopia Miopia dibagi berdasarkan beberapa karakteristik sebagai berikut : 1. Menurut jenis kelainannya, Vaughan membagi miopia menjadi : o Miopia aksial, dimana diameter antero-posterior dari bola mata lebih panjang dari normal. o Miopia kurvatura, yaitu adanya peningkatan curvatura kornea atau lensa. o Miopia indeks, terjadi peningkatan indeks bias pada cairan mata. 2. Menurut perjalanan penyakitnya, miopia di bagi atas (Ilyas, 2005) : o Miopia stasioner yaitu miopia yang menetap setelah dewasa.

Definisi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

semoga bermanfaat bagi nusa dan bangsa

Citation preview

DefinisiMiopia adalah suatu kelainan refraksi dimana sinar sejajar yang masuk ke mata jatuh di depan retina pada mata yang istirahat (tanpa akomodasi). Gambaran kelainan pemfokusan cahaya di retina pada miopia, dimana cahaya sejajar difokuskan didepan retina.

Gambar. Pembentukan fokus pada mata miopia Klasifikasi MiopiaMiopia dibagi berdasarkan beberapa karakteristik sebagai berikut :1. Menurut jenis kelainannya, Vaughan membagi miopia menjadi : Miopia aksial, dimana diameter antero-posterior dari bola mata lebih panjang dari normal. Miopia kurvatura, yaitu adanya peningkatan curvatura kornea atau lensa. Miopia indeks, terjadi peningkatan indeks bias pada cairan mata.2. Menurut perjalanan penyakitnya, miopia di bagi atas (Ilyas, 2005) : Miopia stasioner yaitu miopia yang menetap setelah dewasa. Miopia progresif, yaitu miopia yang bertambah terus pada usia dewasa akibat bertambah panjangnya bola mata. Miopia maligna, yaitu keadaan yang lebih berat dari miopia progresif, yang dapat mengakibatkan ablasi retina dan kebutaan.Faktor-faktor yang mempengaruhi progresifitas miopia antara lain : (Mangunkusumo, 1986; Rahman, 1992) :1. Usia, makin muda usia anak semakin besar pertumbuhan anatomis bola matanya.2. Penyakit pada mata.3. Kerja dekat.4. Intensitas cahaya.5. Posisi tubuh.6. Berdasarkan penyebab miopia, menurut Sidarta Ilyas : Miopia refraktif adalah bertambahnya indeks bias media penglihatan, seperti pada katarak. Miopia aksial adalah akibat panjangnya sumbu bola mata, dengan kelengkungan kornea dan lensa yang normal.7. Berdasarkan ukuran derajat dapat dibagi atas (Ilyas, 2006):8. Miopia ringan 1-3 dioptri9. Miopia sedang 3-6 dioptri10. Miopia berat > 6 dioptri11. Menurut timbulnya oleh Lendner dibagi atas (Rahman,1992) :12. Kongenital13. Infantil14. Yuvenil15. Secara klinik dan berdasarkan perkembangan patologi yang timbul pada mata, maka miopia dibagi atas (Ilyas, 2003) : Miopia simple Miopia patologiEtiologi MiopiaEtiologi miopia belum diketahui secara pasti. Ada beberapa keadaan yang dapat menyebabkan timbulnya miopia seperti alergi, gangguan endokrin, kekurangan makanan, herediter, kerja dekat yang berlebihan dan kekurangan zat kimia (kekurangan kalsium, kekurangan vitamin) (Desvianita cit Slone, 1997).Pada mata miopia fokus sistem optik mata terletak di depan retina, sinar sejajar yang masuk ke dalam mata difokuskan di dalam badan kaca. Jika penderita miopia tanpa koreksi melihat ke objek yang jauh, sinar divergenlah yang akan mencapai retina sehingga bayangan menjadi kabur. Ada dua penyebab yaitu : daya refraksi terlalu kuat atau sumbu mata terlalu panjang (Hoolwich, 1993).Miopia yang sering dijumpai adalah miopia aksial. Miopia aksial adalah bayangan jatuh di depan retina dapat terjadi jika bola mata terlalu panjang. Penyebab dari miopia aksial adalah perkembangan yang menyimpang dari normal yang di dapat secara kongenital pada waktu awal kelahiran, yang dinamakan tipe herediter. Bila karena peningkatan kurvatura kornea atau lensa, kelainan ini disebut miopia kurvatura (desvianita cit Slone, 1997).Penyebab panjangnya bola mata dapat diakibatkan beberapa keadaan :1. Tekanan dari otot ekstra okuler selama konvergensi yang berlebihan.2. Radang, pelunakan lapisan bola mata bersama-sama dengan peningkatan tekanan yang dihasilkan oleh pembuluh darah dari kepala sebagai akibat dari posisi tubuh yang membungkuk.3. Bentuk dari lingkaran wajah yang lebar yang menyebabkan konvergensi yang berlebihan (Desvianita cit Perera, 1997).Peningkatan kurvatura kornea dapat ditemukan pada keratokonus yaitu kelainan pada bentuk kornea. Pada penderita katarak (kekeruhan lensa) terjadi miopia karena lensa bertambah cembung atau akibat bertambah padatnya inti lensa ( Desvianita cit Slone, 1997).Miopia dapat ditimbulkan oleh karena indeks bias yang tidak normal, misalnya akibat kadar gula yang tinggi dalam cairan mata (diabetes mellitus) atau kadar protein yang meninggi pada peradangan mata. Miopia bias juga terjadi akibat spasme berkepanjangan dari otot siliaris (spasme akomodatif), misalnya akibat terlalu lama melihat objek yang dekat. Keadaan ini menimbulkan kelainan yang disebut pseudo miopia (Sastradiwiria, 1989).Gambaran Klinik MiopiaSebahagian kasus-kasus miopia dapat diketahui dengan adanya kelainan pada jarak pandang. Pada tingkat ringan, kelainan baru dapat diketahui bila penderita telah diperiksa (Desvianita cit Adler, 1997).Gejala subjektif :1. Akibat sinar dari suatu objek jauh difokuskan di depan retina, maka penderita miopia hanya dapat melihat jelas pada waktu melihat dekat, sedangkan penglihatan kabur bila melihat objek jauh.2. Keluhan astenopia, seperti sakit kepala yang dengan sedikit koreksi dari miopianya dapat disembuhkan.3. Kecendrungan penderita untuk menyipitkan mata waktu melihat jauh untuk mendapatkan efek pinhole agar dapat melihat dengan lebih jelas.4. Penderita miopia biasanya suka membaca, sebab mudah melakukannya tanpa usaha akomodasi (Slone, 1979).Gejala objektif :1. Miopia simple : Pada segmen anterior ditemukan bilik mata yang dalam dan pupil yang relatif lebar. Kadang-kadang bola mata ditemukan agak menonjol. Pada segmen posterior biasanya terdapat gambaran yang normal atau dapat disertai kresen miopia yang ringan disekitar papil saraf optik. Miopia Patologi : Gambaran pada segmen anterior serupa dengan miopia simple. Gambaran yang ditemukan pada segmen posterior berupa kalainan-kelainan pada : Korpus vitreum Papil saraf optik Makula Retina terutama pada bagian temporal Seluruh lapisan fundus yang tersebar luas berupa penipisan koroid dan retina.Diagnosis MiopiaDiagnosis miopia dapat ditegakkan dengan cara refraksi subjektif dan objektif, setelah diperiksa adanya visus yang kurang dari normal tanpa kelainan organik (Sastrawiria, 1989).A. Cara SubyektifCara subyektif ini penderita aktif menyatakan kabur terangnya saat di periksa. Pemeriksaan dilakukan guns mengetahui derajat lensa negatif yang diperlukan untuk memperbaiki tajam penglihatan sehingga menjadi normal atau tercapai tajam penglihatan terbaik. Alat yang digunakan adalah kartu Snellen, bingkai percobaan dan sebuah set lensa coba.Tehnik pemeriksaan :1. Penderita duduk menghadap kartu Snellen pada jarak 6 meter.2. Pada mata dipasang bingkai percobaan dan satu mata ditutup.3. Penderita di suruh membaca kartu Snellen mulai huruf terbesar dan diteruskan sampai huruf terkecil yang masih dapat dibaca.4. Lensa negatif terkecil dipasang pada tempatnya dan bila tajam penglihatan menjadi lebih baik ditambahkan kekuatannya perlahan-lahan hingga dapat di baca huruf pada baris terbawah.5. Sampai terbaca basis 6/6. 1. Mata yang lain dikerjakan dengan cara yang sama (Ilyas, 2003).B. Cara ObyektifCara ini untuk anomali refraksi tanpa harus menanyakan bagaimana tambah atau kurangnya kejelasan yang di periksa, dengan menggunakan alat-alat tertentu yaitu retinoskop. Cara objektif ini dinilai keadaan refraksi mata dengan cara mengamati gerakan bayangan cahaya dalam pupil yang dipantulkan kembali oleh retina. Pada saat pemeriksaan retinoskop tanpa sikloplegik (untuk melumpuhkan akomodasi), pasien harus menatap jauh. Mata kiri diperiksa dengan mata kiri, mata kanan dengan mata kanan dan jangan terlalu jauh arahnya dengan poros visuil mata. Jarak pemeriksaan biasanya meter dan dipakai sinar yang sejajar atau sedikit divergen berkas cahayanya. Bila sinar yang terpantul dari mata dan tampak di pupil bergerak searah dengan gerakan retinoskop, tambahkan lensa plus. Terus tambah sampai tampak hampir diam atau hampir terbalik arahnya. Keadaan ini dikatakan point of reversal (POR), sebaliknya bila terbalik tambahkan lensa minus sampai diam. Nilai refraksi sama dengan nilai POR dikurangi dengan ekivalen dioptri untuk jarak tersebut, misalnya untuk jarak meter dikurangi 2 dioptri (Sastrawiria, 1989).Cara pemeriksaan subyektif dan obyektif biasanya dilakukan pada setiap pasien. Cara ini sering dilakukan pada anak kecil dan pada orang yang tidak kooperatif, cukup dengan pemeriksaan objektif. Untuk yang tidak terbiasa, pemeriksaan subjektif saja pada umumnya bisa dilakukan (Sastrawiria, 1989).Penatalaksanaan MiopiaPenatalaksanaan miopia adalah dengan mengusahakan sinar yang masuk mata difokuskan tepat di retina. Penatalaksanaan miopia dapat dilakukan dengan cara :1. Cara optik2. Cara operasiCara optikKacamata (Lensa Konkaf)Koreksi miopia dengan kacamata, dapat dilakukan dengan menggunakan lensa konkaf (cekung/negatif) karena berkas cahaya yang melewati suatu lensa cekung akan menyebar. Bila permukaan refraksi mata mempunyai daya bias terlalu tinggi atau bila bola mata terlalu panjang seperti pada miopia, keadaan ini dapat dinetralisir dengan meletakkan lensa sferis konkaf di depan mata. Lensa cekung yang akan mendivergensikan berkas cahaya sebelum masuk ke mata, dengan demikian fokus bayangan dapat dimundurkan ke arah retina (Guyton, 1997).Lensa kontakLensa kontak dari kaca atau plastik diletakkan dipermukaan depan kornea. Lensa ini tetap ditempatnya karena adanya lapisan tipis air mata yang mengisi ruang antara lensa kontak dan permukaan depan mata. Sifat khusus dari lensa kontak adalah menghilangkan hampir semua pembiasan yang terjadi dipermukaan anterior kornea, penyebabnya adalah air mata mempunyai indeks bias yang hampir sama dengan kornea sehingga permukaan anterior kornea tidak lagi berperan penting sebagai dari susunan optik mata. Sehingga permukaan anterior lensa kontaklah yang berperan penting.Cara operasi pada korneaAda beberapa cara, yaitu :1. Radikal keratotomy (dengan pisau) yaitu operasi dengan menginsisi kornea perifer sehingga kornea sentral menjadi datar. Hal ini menyebabkan sinar yang masuk ke mata menjadi lebih dekat ke retina.2. Excimer laser (dengan sinar laser) yaitu operasi dengan menggunakan tenaga laser untuk mengurangi kecembungannya dan dilengketkan kembali.3. Keratomileusis yaitu bila kornea yang terlalu cembung di insisi kemudian dikurangi kecembungannya dan dilengketkan kembali.4. Epiratopati yaitu operasi dengan melakukan penjahitan keratolens yang sesuai dengan koreksi refraksi ke kornea penderita yang telah di buang epitelnya.Cara operasi di atas masih mempunyai kekurangan kekurangan, oleh karena itu para ahli mencoba untuk mencari jalan lain yang dapat mengatasi kekurangan tersebut dengan jalan mengambil lensa mata yang masih jernih (clear lens extraction/CLE).Prognosis MiopiaPada tingkat ringan dan sedang dari miopia simple prognosisnya baik bila penderita miopia memakai kacamata yang sesuai dan mengikuti petunjuk kesehatan. Bila progresif miopia prognosisnya buruk terutama bila di sertai oleh perubahan koroid dan vitreus, sedangkan pada miopia maligna prognosisnya sangat jelek.

Diagnosa ditegakkan berdasarkan pada pemeriksaan refraksi dan gambaran klinis yang tipikal. Pasien myopia merupakan penglihat dekat yang baik. Ketika melihat jauh, mereka akan memicingkan mata sebagai usaha untuk memperjelas visus. Hal ini bisa ditemukan pada anak usia sekolah penderita myopia. Ketika mereka melihat ke papan tulis, maka seringkali mereka memicingkan mata. Beberapa perubahan morfologi yang tipikal antara lain: penipisan sclera, esotropia (tampak jelas pada penderita anak-anak), COA (Camera Occuli Anterior) yang dalam, atrofi m.ciliaris, dan vitreus yang opak yang dirasakan penderita sebagai sensasi floaters.Pada miopi, refraksi sinar terlalu konvergen, sehingga bayangan terbentuk di depan retina. Penderita miopi memiliki visus < 6/6 dan kesulitan melihat benda yang terletak jauh. Secara prinsip, penderita miopi terlalu sering menggunakan akomodasi mata. M ciliaris menjadi lebih rigid, tonusnya meningkat dan fleksibilitasnya menurun, sehingga lambat laun panjang m Ciliaris semakin memendek. Selain itu, bentuk orbita dengan jarak superior dan inferior yang pendek menyebabkan kecenderungan terjadinya miopi. Solusi bagi penderita miopi adalah mengurangi konvergensi dengan menambahkan lensa cekung (minus) di depan mata.Penanganan penderita anak-anak memerlukan perhatian khusus karena tujuan penanganannya berbeda dengan penderita dewasa. Pada penderita dewasa, tujuan penangan adalah mendapatkan visus terbaik sedangkan pada anak ada dua tujuan: menghasilkan bayangan yang berfokus di retina dan mendapatkan keseimbangan antara akomodasi dan konvergensi. Secara khusus, orang tua penderita perlu mendapatkan edukasi tentang progresifitas alami myopia dan kemungkinan perubahan resep kacamata yang cukup sering.

Penyebab MiopiPenyebab miopia dapat bersifat keturunan (herediter), ketegangan visual atau faktor lingkungan. Faktor herediter pada miopi pengaruhnya lebih kecil dari faktor ketegangan visual. Terjadinya miopi lebih dipengaruhi oleh bagaimana seseorang menggunakan penglihatannya, dalam hal ini seseorang yang lebih banyak menghabiskan waktu di depan komputer atau seseorang yang menghabiskan banyak waktunya dengan membaca tanpa istirahat akan lebih besar kemungkinannya untuk menderita miopi. Faktor lingkungan juga dapat memengaruhi misalnya pada rabun malam yang disebabkan oleh kesulitan mata untuk memfokuskan cahaya dan membesarnya pupil, keduanya karena kurangnya cahaya, menyebabkan cahaya yang masuk kedalam mata tidak difokuskan dengan baik. Dapat juga terjadi keadaan pseudo-miopi atau miopi palsu disebabkan ketegangan mata karena melakukan kerja jarak dekat dalam waktu yang lama. Penglihatan mata akan pulih setelah mata diistirahatkan.Myopia atau rabun jauh terbagi menjadi 3 fase, yakni :a. Myopia Rendah dengan dioptre mendekati 0 -3.00Cara membaca dioptre diatas adalah apabila anda termasuk pengguna atau penderita rabun jauh/myopia dengan minus 0 s/d 3.00 ( minus 0 sampai dengan minus 3 ) dapat dikatakan anda adalah penderita myopia rendah. Kemungkinan untuk mengurangi minus tersebut masih sangat mungkin.b. Myopia Sedang dengan dioptre -3.00 -6.00Cara membaca dioptre diatas sama dengan membaca dioptre (a). Jika anda mengenakan kacamata minus dengan kadar minus antara -3.00 -6.00 (minus 3.00 sampai dengan minus 6.00) dikategorikan penderita myopia tingkat sedang, namun penderita myopia tingkat sedang juga cukup rentan, hal ini dikarenakan kebanyakan orang yang memiliki minus myopia sedang tidak dapat melepaskan kacamata dalam beberapa waktuc. Myopia Tinggi dengan Dioptre -6 hingga ke bawah (-10)Penderita myopia tingkat tinggi memang cukup berbahaya dan dikatakan kerusakan pada bagian retina, kornea serta pupil tidak dapat bekerja optimal, bahkan cenderung mata tidak mampu menangkap cahaya dan membiaskan cahaya pantul dalam keadaan tanpa mengenakan kacamata. Hal ini hampir sama dengan penderita mata katarak sebelah.

Di Indonesia sendiri sudah cukup banyak penderita myopia atau rabun jauh, hal ini dikarenakan kebiasaan buruk yang sering kali dilakukan, ada pula karena faktor keturunan. Diperkirakan penderita myopia atau rabun jauh antara 800 juta-2,3 milyar orang. Di negara-negara seperti Cina, India dan Malaysia 41 % penduduk negara tersebut dari orang dewasa menderita myopia dengan minus 1 (-1.00).Para peneliti dari Australia menyimpulkan bahwa pancaran sinar matahari bermanfaat untuk membatasi bola mata yang dapat menyebabkan myopia atau rabun jauh. Jika dilakukan suatu perbandingan antara penduduk Australia dan Singapura, akan ditemui kesimpulan seperti : rata-rata anak-anak dan remaja di Singapura hanya menghabiskan waktu di luar rumah untuk sekedar bermain hanya menghabiskan waktu 30 menit per hari, akan tetapi 90% remaja dan anak-anak di Singapura mengenakan kacamata permanen maupun sementara, berbeda dengan anak-anak dan remaja di Australia. Para remaja dan anak anak di Australia lebih banyak menghabiskan waktu bermain di luar rumah sekitar 2-3 jam per hari dan tentunya hal ini yang mendorong remaja dan anak-anak di Australia, lebih sedikit yang menderita myopia atau rabun jauh cenderung sekitar 20 % dari total penduduk Australia. Oleh karenanya para bayi atau balita usia 0-3 bulan sering kali dijemur pada pagi hari akan sel-sel dan syaraf tubuh seluruhnya agar berkembang baik dan memberi rangsang terhadap jaringan otot, otak dan mata.Cara mengatasi mata rabun jauh atau Myopia adalah :1. Membaca jangan terlalu dekat (minimal sepanjang siku anda)Cobalah untuk tidak membaca dengan jarak terlalu dekat dengan objek atau benda, berilah jarak pada mata dan objek (benda) minimal sepanjang siku anda atau lebih. Bagi anda yang sudah menggunakan alat bantu kacamata cobalah untuk tidak terlalu dekat jarak pandang dari kacamata anda dengan objek benda.

2. Membacalah di ruangan yang cukup terangUsahakan membaca pada ruangan yang cukup mendapatkan cahaya penerangan agar mata tidak terlalu tegang atau kaku.

3. Jangan membaca sambil tiduranMembaca sambil tiduran merupakan salah satu penyebab utama mata menjadi rabun. Hal dikarenakan retina dan kornea menangkap cahaya terbalik ketika mata dalam posisi keatas, sehingga pantulan cahaya jatuh di belakang retina dan membuat mata terasa lebih perih

4. Hindari menonton TV/main play station terlalu dekat secara terus menerusJika anda sudah mengenakan kacamata, cobalah untuk tidak terlalu larut dan dekat dengan monitor televisi anda baik saat menonton televisi maupun saat bermain play station. Bila perlu lepaskan terlebih dahulu kacamata anda sekiranya anda masih mampu melihat objek dalam beberapa jarak pandang mata.

5. Hindari memakai komputer dengan monitor terlampau dekat. Sekali-sekali pandanglah ke tempat yang jauh.Cahaya atau pantulan cahaya pada monitor juga dapat membuat mata anda terasa cepat lelah, kepala pusing, mata seperti orang mengantuk. Bila perlu gunakan kaca pelapis untuk monitor komputer anda agar pantulan cahaya tersebut tidak cepat merusak mata anda.

6. Bermainlah di luar rumah selama 2-3 jam setiap hari dan lihat obyek yang jauh.Cobalah untuk bermain di luar rumah selama kurang lebih 2-3 jam per hari dan cobalah melatih mata anda untuk melihat objek jarak jauh. Guna melatih otot-otot mata anda merefleksikan dari urat-urat mata.

7. Berolahragalah agar otot-otot mata anda menjadi kuatOlahraga tidak hanya untuk kesehatan tubuh semata, namun adapula olahraga untuk melenturkan dan merefleksikan mata anda dari rutinitas anda sehari-hari.8. Makanlah makanan yang bermanfaat bagi mata anda seperti vitamin A, Beta Karotin, dan sebagainya.Makanan juga dapat mempengaruhi kesehatan mata. Mata juga membutuhkan nutrisi penting agar mata senantiasa sehat dan segar. Mata sangat membutuhkan vitamin A meski dengan dosis yang cukup tinggi.Kacamata Berlensa Cekung untuk miopiMata miopi tidak dapat melihat dengan jelas benda-benda yang jauh atau titik jauhnya terbatas pada jarak tertentu. Lensa kacamata yang digunakan penderita miopi harus membentuk bayangan benda-benda jauh (S ~ ) tepat di titik jauh mata atau S = PR, dengan PR singkatan dari punctum remotum, yang artinya titik jauh. Tanda negatif pada S diberikan karena bayangan yang dibentuk lensa kacamata berada di depan lensa tersebut atau bersifat maya.

Penderita miopi dapat ditolong dengan kaca mata berlensa negatif (cekung), yang bersifat menyebarkan berkas cahaya. Lensa ini berfungsi membentuk bayangan maya di titik jauh mata dari benda yang berada di jauh tak berhingga. Dengan demikian, benda yang berada di jauh tak berhingga akan membentuk bayangan tepat di retina, sehingga terlihat jelas

III.1 DEFINISIMiopia adalah ketidakmampuan untuk melihat objek pada jarak jauh dengan jelas. Pada orang dengan miopia, bola mata akan lebih panjang dari normal sehingga sinar yang datang dari objek yang jauh difokuskan di depan retina. Miopia dapat diklasifikasikan menjadi miopia simpleks (miopia yang fisiologik) dan miopia degeneratif (miopia patologik). Mata dengan miopia simpleks mempunyai kelainan refraksi kurang dari 6 Dioptri dan tidak terdapat perubahan patologis sedangkan mata dengan miopia degeneratif mempunyai kelainan refraksi paling sedikit 6 Dioptri dan berhubungan dengan perubahan degeneratif terutama di segmen posterior bola mata.Miopia merupakan kelainan optik yang sering dijumpai. Pada fisiologi miopia, kekuatan lensa kurang dari -6 D, hal ini dianggap variasi biologi yang normal. Keadaan mata yang eror yaitu dengan kekuatan lensa lebih dari 6 D disebut sebagai miopia tinggi. Dimana pada keadaan ini, panjang aksial miopia tersebut tidak dapat stabil selama dewasa muda. Patofisiologi dari progresivitas kelainan ini sebagai bentuk degeneratif miopi yang tidak diketahui.III.2 ETIOLOGISecara umum masih belum jelas namun faktor herediter dan faktor lingkungan memegang peranan penting. Suatu varitas pola genetik untuak miopia telah digambarkan termasuk X-Linked myopia (myp1 pada kromosom X q28), autosomal dominan myp2 pada kromosom 18p, autosomal dominan myp3 pada kromosom 12q, autosomal dominan myp4 pada kromosom 7q dan autosomal dominan myp5 pada kromosom 17q. Pada penelitian yang dilakukan baru-baru ini dianggap bahwa heterogenitas genetik dari miopia ditentukan oleh X-Linked pada lokus sekunder di daerah q12q2123.Faktor lingkungan yang mempengaruhi perkembangan miopi antara lain pekerjaan dekat, stres emosional, dan meningkatnya pendidikan formal seseorang. Akomodasi yang lama dan tekanan intra okular dicurigai dapat mempengaruhi elongasi bola mata dengan penurunan tahanan dari sklera. Faktor lain yang diduga dapat mempengaruhi perkembangan miopi yaitu diet dan nutrisi serta stres.III.3 PATOFISIOLOGITipe mata miopia yang ekstrim dapat meluas dalam semua bagian posterior, tetapi memiliki panjang aksial yang sangat panjang. Pada bagian anterior, kornea kemungkinan agak menipis dan terlihat datar dari normal, dengan ruangan anterior yang dalam dan terlihat sudut sempit yang menunjukkan proses mendekatnya iris ke arah trabekulum. Lensa memiliki kecenderungan untuk mengalami awal sklerosis inti. Biasanya terdapat defek pada membran zonula dan kemungkinan terdapat sebuah hambatan selama pembedahan katarak.Penipisan skleral pada umumnya berhubungan dengan elastisitas skleral atau penurunan kekakuan okular. Terutama ketika bergabung dengan zonular dehiscence, ini dapat mengakibatkan cairan vitreus cepat regress dan rapuh ketika mata membuka terhadap tekanan atmosfer. Kadang-kadang terjadi hipotoni bisa diakibatkan oleh serosa atau pendarahan koroid selama pembedahan intra okular. Secara anatomi, sklera tidak hanya tipis tetapi juga bisa menjadikan kondisi abnormal. Mikroskop elektron yang ditemukan oleh Garzino menunjukkan serat kolagen yang rata-rata berdiameter kecil dan menunjukkan banyak serat pemisah antar serat.III.4 GAMBARAN KLINISManifestasi klinis yang terpenting pada miopi tinggi adalah Manifestasi Anatomi : Astigmatisma kornea Sudut anterior yang dalam Angle iris processes Zonular dehiscences Sineresis vitreus Degenerasi retina yang berpola geometris Ekspansi dan penipisan sklera Berkurangnya rigiditas okuler Penambahan panjang aksial bola mata Stafiloma posterior Diskus miring/ tidak pada posisi yang normal Lepasnya peripapiler pada miopi patologi Bentukan kresen daerah temporan / atrofi halo Macular lacquer cracks Penipisan pigmen epitel Penipisan koroidal Foveal retinoskisis Manifestasi Fungsional Penglihatan menurun Ambliopia anisometropia ketajaman penglihatan subnormal defek lapangan pandang Mengganggu penglihatan pada malam hari Diskriminasi warna abnormalPenderita dengan high myopia sering mengalami strabismus, khususnya eksoforia dan eksotrofia, dan kebanyakan seperti pertumbuhan opasitas lensa yang prematur. Prevalensi galukoma berkaitan dengan derajat miopi. Pada penelitian Curtin didapatkan 3% penderita glaukoma mempunyai panjang aksial kurang dari 26,5 mm, 11% mempunyai panjang aksial antara 26,5 33,5 mm, dan 28% mempunyai panjang aksial lebih dari 33,5 mm. Determinasi dari perubahan glaukoma, sangat sulit pada highly tiled optic disk, dengan perbatasan stafiloma posterior atau kavitasi peripapiler intrakoroidal mempersulit dalam mengevaluasi defek lapang pandang. Frekuesi pigmentasi dan glaukoma normo-tension juga terjadi pada banyak miopi.Pada miopi tinggi, badan kaca mencair, disertai kekeruhan di dalamnya yang disebut vitreous floaters. Karena itu irisnya tremulens, juga didapat kekeruhan pada polus posterior lensa. Pada pemeriksaan oftalmoskop, dilihat papil melebar. Oleh karena pada miopi tinggi terdapat stafiloma sklera posterior, yang terdapat di polus posterior maka retina harus meliputi permukaan yang lebih luas, sehingga teregang dan menimbulkan fundus tigroid pada tempat ini, dimana pigmen tidak terbagi rata, tetapi berkelompok-kelompok menyerupai kulit harimau. Di sebelah temporal dari papil terdapat crescent myopi yang berupa bercak atrofi dari koroid akibat regangan. Kadang-kadang atrofi ini mengenai papil dan disebut annular patch. Daerah atrofi ini berwarna putih, bayangan dari sklera. Adanya pigmen yang memisahkannya dari koroid yang masih baik, menunjukkan bahwa prosesnya sudah tenang. Kadang-kadang didapat proliferasi dari epitel pigmen di daerah makula, yang disebut Forster-Fuchs black spot. Akibat regangan mungkin menyebabkan ruptur dari pembuluh darah retina dan mengakibatkan perdarahan yang mungkin dapat juga masuk ke dalam badan kaca. Mungkin juga terjadi ablasio retina akibat timbulnya robekan karena tarikan. Jadi pada mipia tinggi didapatkan : Bola mata yang mungkin lebih menonjol Bilik mata depan yang dalam Pupil yang relatif lebih lebar Iris premulans yang menyertai badan kaca Kekeruhan badan kaca Kekeruhan dipolus lensa posterior Staphyloma posterior, fundus tigroid di retina Atropi koroid berupa crescent miopi atau anular patch, disekitar papil. Berwarna puih dengan pigmentasi dipinggirnya. Pendarahan didaerah makula dengan inti masuk kedalam kaca Proliferasi sel epitel pigment didaerah makula ( Forster-Fuchs black spot ) Predisposisi untuk ablasio retinaOleh karena orang miopi kurang berakomodasi, dibandingkan dengan yang emetropia, maka ia senang melakukan pekerjaan-pekerjaan dekat, tetapi mengeluh tentang penglihatan jauh yang kabur. Pada miopi tinggi, terutama bila disertai astigmatisma, penderita tidak saja mengeluh pada penglihatan jauh, tetapi juga pada penglihatan dekat, oleh karena harus melakukan konvergensi berlebihan, sebab pungtum remotum, yaitu titik terjauh yang dapat dilihat dengan akomodasi, letaknya dekat sekali, pada miopi S (-)6 D, titik ini terletak pada jarak 100/6=16 cm. Pada titik ini ia tidak berakomodasi, tetapi berkonvergensi kuat sekali, sehingga pada mata timbul astenovergens dengan keluhan : lekas capai, pusing, silau, mengantuk, melihat kilatan cahaya. Pada miopia tinggi, disertai mata menonjol, bilik mata yang dalam dan pupil yang lebar, penderita mencoba menutup sebagian kelopak matanya, untuk mengurangi cahaya yang masuk, sehingga ketajaman penglihatannya diperbaiki. Kadang-kadang astenovergens menimbulkan rasa sakit, sehingga penderita tidak mencobanya lagi, dengan mengakibatkan strabismus divergens. Strabismus divergens dapat pula timbul akibat penderita sedikit melakukan akomodasi, sehingga kurang pula melakukan konvergensi.