Upload
vanbao
View
293
Download
9
Embed Size (px)
Citation preview
1
DEHUMIDIFIKASI BAGI SI MANIS Penurunan Kadar Air Madu
Oleh : Ryke L. S. Siswari
Pendahuluan
Madu merupakan salah satu produk hasil hutan bukan kayu yang cukup populer dan
prospektif. Budidaya madu banyak dilakukan oleh masyarakat sekitar hutan sebagai salah satu
usaha produktif dari kelompok tani. Madu dipilih antara lain karena pengelolaannya yang
tidak terlalu rumit, bernilai ekonomi, dan memiliki banyak manfaat. Manfaat madu antara lain
adalah untuk obat dan kesehatan, serta bahan kosmetik. Budidaya lebah penghasil madu ini
diharapkan mampu membantu pningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitar hutan
Gambar : koloni lebah penghail madu
Komposisi utama yang terkandung dalam madu adalah fruktosa, glukosa dan air. Banyaknya
air yang terdapat di dalam madu inilah yang dikenal sebagai kadar air madu. Kadar air madu
akan mangalami perubahan tergantung dari kondisi lingkungannya. Dengan kata lain, madu
bersifat higroskopis, dimana madu akan menyerap air ketika terekspos pada lingkungan yang
memiliki kelembapan udara (RH) tinggi dan akan melepaskan air apabila kelembapannya
2
rendah. Sifat ini sangat penting terutama dalam penanganan madu baik saat pemanenan,
pengolahan maupun penyimpanan.
Madu yang berkualitas baik memiliki kadar air rendah. Hal inilah yang belum banyak
disadari dan ditangani secara professional oleh para petani madu. Madu berkadar air tinggi
akan m,udah terfermentasi. Penurunan KA madu akan meningkatkan kualitas madu yang
tentu saja juga akan meningkatkan nilai jualnya.
Umumnya, kadar air madu di Indonesia lebih dari 20% karena Indonesia berada didaerah
beriklim tropis dengan tingkat kelembapan udara tinggi, curah hujan besar dan panjang.
Untuk itulah diperlukan upaya-upaya menurunkan kadar air madu yang dihasilkan, agar
kualitas madu tetap terjaga dan mampu bersaing di pasaran.
Pengurangan kadar air madu relatif lebih mudah dilakukan pada madu yang memiliki
kandungan air tinggi dibandingkan madu dengan kandungan air rendah. Tulisan ini akan
menguraikan cara-cara penurunan kadar air madu, yang disarikan dari berbagai tulisan.
Penurunan Kadar Air Madu
Beberapa cara dapat dilakukan untuk menurunkan kadar air pada madu, diantaranya adalah :
1. Pemanasan secara langsung : dilakukan dengan memasak madu melalui perebusan madu.
Namun cara ini tidak menjamin kualitas madu tetap terjaga
2. Pemanasan tidak langsung (dehidrasi-vacum) : dilakukan dengan menggunakan
dehidrator – vakum dan pemanasan dengan suhu rendah. Namun pemanasan yang
dilakukan tetap akan berpengaruh pada enzim diastase yang juga mempengaruhi kualitas
madu
3. Penguapan (dehumidifikasi) : Dengan menggunakan dehumidifi er. Cara ini akan lebih
aman dalam menjaga kualitas madu dibandingkan dengan teknik lainnya karena
menggunakan suhu rendah (suhu ruangan).
Penurunan Kadar Air Madu dengan Dehumidifikasi
Dalam Tulisan ini akan diulas lebih dalam mengenai penurunan kadar air madu melalui
dehumidifikasi yang telah dilakukan oleh Badan Litbang Kehutanan di Sumbawa dan
Koperasi Hanjuang di Banten.
3
A. Bahan dan Peralatan
1. Bangunan / ruangan penurunan kadar air madu
2. Badan Litbang Menggunakan bangunan dilengkapi dengan AC sebagai ruangan
penurunan kadar air madu. Koperasi hanjuang menggunakan etalase kaca berukuran
200 cm x 60 cm x 120 cm sebagai ruang penurunan kadar air.
Gambar : Etlase Kaca dan dehumidifier pada dehumidifikasi madu di Koperasi Hanjuang (dokumentasi Koperasi Hanjuang)
3. Dehumidifier
Alat ini menggunakan listrik sebagai sumber energi yang
berfungsi untuk menurunkan kelembapan udara (lihat gambar)
dengan cara mengkondensasi air di dalam ruangan. Dehumidifier
menurunkan kadar air madu berdasarkan prinsip hubungan
keseimbangan antara kelembapan udara dan kadar air madu dimana
semakin rendah kelembapan ruangan maka semakin besar
kandungan air dalam madu yang dapat dikeluarkan.
Gambar : dehumidifier (Dok. Badan Litbang dan Inovasi)
4. Refraktometer kadar air madu
Alat ini digunakan untuk mengukur kadar air madu.
4
5. Rak penyimpan
Digunakan untuk meletakkan wadah penyimpan madupada proses dehumidifikasi.
Sebaiknya terbuat dari bahan yang aidak mengkontaminasi madu. Yang digunakan oleh
Badan Litbang Kehutanan maupun Koperasi Hanjuang tebuat dari stainless steel
6. Wadah Penyimpan Madu
Digunakan unuk menyimpan madu yang akan dikurangi kadar airnya., kemudian
disusun pada rak penyimpanan. Wadah penyimpan juga dibuat dari bahan yang tidak
mengkontaminasi madu. Seperti plastik atau stainless steel.
B. Proses Dehumidifikasi
Untuk proses penurunan kadar air madu, ada 2 tahapan proses penurunan kada air madu,
antara lain :
1. Tahapan Persiapan
a. Pembersihan ruangan penurun kadar air madu dan peralatan yang digunakan.
Kebersihan dan higienitas bangunan, ruang penurun kadar air madu, wadah madu,
serta perlatan-peralatan yang digunakan selama proses penurunan kadar air madu.
Peralatan yang digunakan dan lingkungan disekitarnya harus dijaga untuk
meminimalkan terjadinya kontaminasi madu oleh pengotor fisik (debu) dan mikroba.
b. Madu disaring terlebih dahulu menggunakan saringan nylon yang berfungsi untuk
memisahkan kotoran-kotoran yang tersimpan pada madu
c. Madu yang telah disaring ditentukan kadar airnya menggunakan refraktometer kadar
air. Selanjutnya madu dituang dalam wadah dengan ketebalan sesuai kebutuhan.
d. Madu disimpan dalam rak penyimpanan dan ditutup wadahnya terlebih dahulu.
e. Penimbangan madu dalam wadah.
2. Tahapan pelaksanaan.
a. Ruangan penurun kadar air madu dikondisikan terlebih dahulu dengan suhu 25C dan
dehumidifier (kelembaban) dalam ruangan 40% dengan kondisi ruangan tertutup rapat.
b. Wadah yang tersusun di rak dibuka tutupnya dan proses alat dalam ruangan berjalan
selama 24 jam.
c. Pengukuruan kembali kadar air dengan refraktometer.
Apabila penurunan kadar air telah mencapai 22 atau < 22 % (standar SNI), wadah
ditutup rapat untuk mengurangi udara yang dapat menaikan kembali kadar air madu.
Apabila belum mencapai kadar air yang ditentukan maka proses penurunan kadar air
terus dilanjutkan sampai hari berikutnya.
5
d. Proses kerja alat dalam ruangan dapat di hentikan apabila seluruh kadar air madu
dalam wadah telah memenuhi standar kadar air..
e. Masukan madu dalam botol atau jerigen didalam ruangan utama dalam k dehumidifier
berjalan.
f. Selanjutnya madu dikemas dalam botol sesuai kebutuhan .
Gambar: Madu dalam kemasan botol (Dokumentasi Badan Litbang Kehutanan)
Kadar Air Madu Setelah Dehumidifikasi
Dari Penelitian dehumidifikasi yang dilakukan oleh Badan Litbang Kehutanan pada
Kelompok Tani Madu Hutan Alam di Sumbawa, pengaturan pengaturan suhu AC sebesar
25oC, alat dehumidifier (kelembaban) 40% serta ketebalan madu dalam wadah 4 cm mampu
menurunkan kadar air madu dari 26,46% menjadi 19,88% dalam waktu 8 hari. Bangunan
yang digunakan berukuran 4,5 x 2 m dan mampu mengolah madu sebanyak 240-480 kg
dalam 120 wadah penyimpan.
Koperasi Hanjuang melakukan dehumidifikasi madu dalam etalase kaca dengan rak tiga
tingkat dan dehumidifier type drytronics DT 300 dengan kelembaban 40 %. Ketebalan madu
6
dalam wadah stainless adalah 1 cm. Dalam waktu 12 jam dicapai penurunan kadar air madu
dari 26 % menjadi 22 %. Dengan kondisi yang sama, Kadar air 21 % dapat dicapai dalam
waktu dehumidifikasi 24jam. Etalase kaca/ruangan dehumidifikasi yang dimiliki koperasi ini
mampu menampung 15 wadah stainless dan mengolah 19, 9 kg madu. Dari kadar air madu
26 % menjadi 21 % terjadi penyusutan berat sebesar 5.8 kg.
Penutup
Peningkatan kualitas madu dapat dilakukan melalui penurunan kadar airnya. Kadar air
rendah ini mencegah madu mudah terfermentasi dan menjadi rusak. Penurunan kadar air
madu melalui dehumidifikasi belum banyak dilakukan. Namun cara ini lebih baik
dibandingkan dengan pemanasan langsung maupun tidak langsung yang beresiko merusak
kualitas madu baik dari segi kerusakan enzim maupun perubahan warna dan aroma madu.
Merupakan tantangan bagi para penyuluh kehutanan dengan wilayah binaan penghasil madu
untuk juga mengembangkan pengetahuannya mengenai dehumidifikasi dan kemungkinan
penerapannya bagi kelompok-klompok tani madu yang didampinginya. Penyuluh perlu
mempelajari teknik dan kemungkinan modifikasi penyederhanaan agar lebih mudah
diterapkan.
BAHAN BACAAN
Kuntadi. 2002. Madu: Komposisi, Sifat, dan Khasiatnya. Sylvatropika 7:15-16. Departemen Kehutanan, Badan Litbang Kehutanan Jakarta.
Anonim. 2014. http://koperasi-hanjuang.blogspot.co.id. Diakses tanggal 16 November 2015 Saptadi Darmawan, Nurul Wahyuni, Retno Agustarini dan Abdul Jafar Maring, 2015.
Penurunan Kadar Air Madu. Makalah disampaikan pada Forum Komunikasi Peneliti, Widya Iswara dan Penyuluh Kehutanan. 2015