DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragmatik)

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma

    1/50

    DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA

    DALAM NOVEL THE WHIPPING BOYKARYA SID FLEICHMAN

    (Sebuah Kajian Pragmatik)

    SECOND PERSON DEI XI S

    IN THE NOVEL THE WH IPPING BOY

    BY SID FLEICHM AN

    (A Study of Pr agmatics)

    SKRIPSI

    diajukan untuk menempuh Ujian Sarjanapada Program Studi Sastra InggrisFakultas SastraUniversitas Komputer Indonesia

    ANDREAS TOBING

    NIM. 63707016

    PROGRAM STUDI SASTRA INGGRIS

    FAKULTAS SASTRA

    UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

    BANDUNG

    2014

  • 8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma

    2/50

    ix

    KATA PENGANTAR

    Skripsi ini bertujuan untuk mendapatkan gelar sarjana dan saya berharap

    skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca ataupun bagi mereka-mereka yang

    ingin melanjutkan penelitian ini. Maka dari itu, saya ingin mengucapkan rasa

    terima kasih terhadap orang-orang yang banyak membantu saya dalam

    menyelesaikan skripsi ini.

    1. Prof. Dr. H. Moh. Tadjuddin, M.A. sebagai dekan Fakultas Sastra.

    2. Dr. Juanda, sebagai Ketua Program Studi Sastra Inggris. Terima kasih

    atas kebaikan bapak selama ini.

    3. Dr. Juanda sebagai wali dosen dan juga sebagai pembimbing I, terima

    kasih atas bantuan, dukungan dan kepercayaan yang telah diberikan

    beliau.

    4. Dr. Ahmad Yani, M.A. sebagai pembimbing II saya, terima kasih pak

    atas bantuan bapak sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini.

    Terima kasih buat kesabaran dan waktu luang yang bapak berikan.

    5. Terima kasih untuk semua dosen-dosen, mahasiswa/mahasiswi, staff-

    staff Sastra Inggris atas bantuan kalian semua.

    6. Terima kasih untuk keluarga dan saudara, khususnya kepada ibu saya,

    Sondang Siahaan atas segala doa dan dukungan yang telah diberikan .

    7. Untuk teman-teman angkatan 2007 dan 2010 terima kasih untuk

    dukungan semangat.

  • 8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma

    3/50

    x

    Serta kepada pihak-pihak lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Semoga

    TUHAN membalas kebaikan kalian.

    Bandung, 29 Januari 2014

    Andreas Tobing

  • 8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma

    4/50

    xi

    DAFTAR ISI

    LEMBAR PENGESAHAN

    LEMBAR PENGESAHAN REVISI

    LEMBAR BUKTI KEPEMILIKAN

    HALAMAN PERSEMBAHAN

    ABSTRAK vii

    ABSTRACT viii

    KATA PENGANTAR ix

    DAFTAR ISI xi

    DAFTAR GAMBAR xiv

    DAFTAR LAMPIRAN xv

    BAB I: PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang 11.2. Rumusan Masalah 21.3.Tujuan Penelitian 31.4. Manfaat Penelitian 31.5. Kerangka Pemikiran 3

    BAB II: Kajian Teori

    2.1. Pragmatik 6

    2.2. Deiksis 6

    2.2.1. Kategori Deiksis 8

  • 8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma

    5/50

    xii

    2.2.2. Penjelasan tentang kategori deiksis 8

    2.2.3. Penjelasan cara penggunaangesturaldansimbolic 10

    2.2.4. Penjelasan bentuk asymmetricdansymmetric 10

    2.3. Konteks Wacana 14

    BAB III: OBJEK DAN METODE PENELITIAN

    3.1. Objek Penelitian 15

    3.2. Metode Penelitian 15

    3.3.1. Teknik Pengumpulan Data 16

    3.3.2. Analisis Data 16

    BAB IV: PEMBAHASAN

    4.1. Cara penggunaan ekspresis deiksis persona orang kedua 18

    4.1.1. Penggunaan secara Gestural 18

    4.1.2. Penggunaan secara Simbolik 25

    4.2. Hubungan sosial yang terjadi antara partisipan 27

    4.2.1. Hubungan sosial secaraAsymmetric 27

    4.2.2. Hubungan sosial secara Symmetric 33

    BAB V: SIMPULAN DAN SARAN

    5.1. Simpulan 39

    5.2. Saran 40

  • 8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma

    6/50

    xiii

    DAFTAR PUSTAKA 42

    SINOPSIS 43

    LAMPIRAN 46

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP 52

  • 8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma

    7/50

    xiv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran 5

    Gambar 2.1 Tabel Penggunaan T/V- form 14

  • 8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma

    8/50

    xv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Kumpulan Data 45

    Lampiran 2 Klasifikasi Data 47

  • 8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma

    9/50

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Penelitian

    Dalam wacana sebuah novel terdapat penggunaan ekspresi deiksis persona

    orang kedua dalam menyampaikan ujaran-ujaran yang menyebutkan nama tokoh,

    seringkali pengarang menggunakan ekspresi deiksis persona orang kedua seperti

    you, your, yourself. Hal ini bertujuan untuk menghindari kesan monoton dalam

    penyebutan nama tokoh tersebut serta memperjelas peran dari tokoh tersebut

    dalam sebuah ujaran.

    Penggunaan ekspresi deiksis orang kedua tersebut ternyata juga dapat

    menunjukkan status sosial dari masing-masing tokoh dalam suatu ujaran.

    Penafsiran makna dari penggunaan tersebut juga harus melihat dari situasi

    kontekstual dalam sebuah ujaran seperti: kepada siapa ujaran tersebut ditujukan

    serta harus mempertimbangkan aspek status sosial antara partisipan pada saat

    ujaran tersebut disampaikan, karena setiap tokoh mempunyai latar belakang

    status sosial yang berbeda didalam lingkungan sosial masyarakat sehingga akan

    terjadi perbedaan makna dalam penggunaan deiksis persona orang kedua tersebut.

    Atas alasan tersebut penulis memilih untuk melakukan penelitian terhadap

    penggunaan deiksis persona orang kedua untuk dapat mengetahui tentang makna

    dan pesan yang unik yang terdapat dalam penggunaan ekspresi deiksis orang

    kedua tersebut terutama dalam kaitannya dengan status sosial antara tokoh-tokoh

    dalam sebuah ujaran.

  • 8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma

    10/50

    2

    Penelitian tentang deiksis persona pernah diteliti baik dalam skiripsi

    maupun dalam makalah. Antara lain Sitepu (1998) dengan judul Bromcorah

    karya Mochtar Lubis, tetapi dibatasi hanya penggunaan dia dan mereka.

    Simanjuntak (2011) dengan judul Deiksis Persona Dalam Novel Lasker Pelangi

    Karya Andrea Hinatadi Universitas Sumatera Utara, dia menyimpulkan bahwa

    deiksis persona yang terdapat dalam novel tersebut dibagi dalam tiga bentuk,

    yaitu, deiksis persona pronominal pertama, deiksis persona pronominal kedua,

    deikis personal pronominal ketiga. Dia juga meneliti tentang ketidakjelasan

    rujukan pada ketiga bentuk deiksis persona tersebut. Penelitian ini berbeda dengan

    penelitian sebelumnya karena penelitian ini berfokus pada cara penggunaan

    ekspresi deiksis persona orang kedua serta mengkaji hubungan status sosial yang

    terjadi antara partisipan dalam sebuah ujaran yang ditimbulkan oleh penggunaan

    ekspresi deiksis persona orang kedua. Dengan demikian, penulis menetapkan

    judul Deiksis Persona Orang Kedua dalam novelThe Whipping Boy karya Sid

    Fleichman.

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan deskripsi di atas, penelitian ini berfokus pada pertanyaan

    berikut:

    1. Dengan cara apa penggunaan deiksis persona orang kedua dalam novelThe Whipping Boy?

  • 8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma

    11/50

    3

    2. Hubungan sosial apakah yang terjadi antara partisipan dalam sebuahkonteks ujaran dilihat dari penggunaan deiksis persona orang kedua dalam

    novel The Whipping Boy?

    1.3 Tujuan Penelitian

    Terdapat dua tujuan utama dalam menjawab pertanyaan yang muncul

    dalam rumusan masalah di atas. Di antaranya adalah sebagai berikut:

    1. Menjelaskan cara penggunaan deiksis persona orang kedua dalam novelThe Whipping Boy?

    2. Menjelaskan hubungan sosial yang terjadi antara partisipan dalam sebuahkonteks ujaran dilihat dari penggunaan deiksis persona orang kedua dalam

    novel The Whipping Boy.

    1.4 Manfaat Penelitian

    Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan secara detil serta menentukan

    cara penggunaan ekspresi deiksis persona orang kedua. Penulis mengambiltopik

    di atas agar pembaca dapatmengetahui carapenggunaan ekspresi deiksis persona

    orang kedua dalam wacana tertulis. Pembaca juga dapat memahami hubungan

    status sosial yang terjadi antara partisipan dalam sebuah ujaran yang ditunjukkan

    oleh penggunaan ekspresi deiksis persona orang kedua tersebut. Selain itu,

    penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap penelitian

    selanjutnya yang akan membahas ekspresi deiksis persona.

  • 8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma

    12/50

    4

    1.5 Kerangka Pemikiran

    Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori pragmatic untuk

    menganalisis makna dari suatu ujaran dengan melihat pada konteks yang ada pada

    kalimat tersebut. Kajian dalam pragmatic meliputi kajian tentang deiksis,

    praanggapan, implikatur, tindak bahasa, dan aspek-aspek struktur wacana.

    Teori deiksis yang digunakan penulis untuk meneliti elemen deiksis yang

    terdapat di dalam novel The Whipping Boy adalah teori Levinson. Dia

    menjelaskan hubungan deiksis dan pengaruhnya dengan konteks. Menurut

    Levinson (1983: 54):

    Deixis essentially concerns with the way in which

    language encode or grammatically feature of the context

    of utterance or speech event and this also concerns with

    ways in which the interpretation of utterance depends on

    the analysis of that context of utterance

    Dari penjelasan di atas simpulannya adalah ekspresi deiksis berhubungan

    dengan pengunaan rujukan didalam sebuah konteks ujaran dan penafsiran makna

    ekspresi deiksis tersebut harus melalui analisis situasi dari konteks ujaran tersebut.

    Menurut Levinson terdapat lima kategori deiksis yaitu deiksis persona,

    deiksis waktu, deiksis tempat, deiksis wacana dan deiksis sosial. Penelitiakan

    berfokus untuk menganalisis penggunaan ekpresi deiksis persona orang kedua dan

    menjelaskan hubungan sosial apakah yang terjadi antara partisipan dalam sebuah

    konteks ujaran dilihat dari penggunaan deiksis persona tersebut.

  • 8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma

    13/50

    5

    Kerangka Pemikiran, sebagai berikut:

    Gambar 1.1

    Kerangka Pemikiran

    Teori Pragmatik

    Teori Deiksis

    Levinson

    Gestural

    Bentuk penggunaan

    ekspresi deiksis orang

    kedua

    Hubungan status

    sosial yang terjadi

    antara partisipan

    Symbolic SymmetricAsymmetric

    Data dari novel The

    Whipping Boy

  • 8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma

    14/50

    6

    BAB II

    KAJIAN TEORI

    2.1 Pragmatik

    Pragmatik merupakan bidang ilmu yang mempelajari tentang makna yang

    terdapat dalam sebuah ujaran yang disampaikan oleh penutur kepada orang yang

    diajak berkomunikasi. Untuk dapat memahami makna dari ujaran tersebut harus

    memahami konteksnya. Seperti menurut Levinson (1983:9):Pragmatics is the

    study of those relations between language and context that are grammaticalized,

    or encoded in the structure of languange

    Pernyataan di atas menjelaskan bahwa pragmatik adalah ilmu yang

    mempelajari pemakaian bahasa serta makna yang ingin disampaikan pembicara

    dengan melihat kepada konteks situasi pada saat tuturan tersebut berlangsung

    2.2 Deiksis

    Deiksis merupakan salah satu bidang kajian pragmatik yang membahas

    tentang rujukan dalam konteks ujaran yang ada dalam sebuah bahasa. Kata deiksis

    tersebut diambil dari bahasa Yunani yaitu (Deitikos) yang berarti menunjuk atau

    mengindikasikan.

    Seperti menurut Levinson (1983: 54):

    Deixis essentially concerns with the way in which

    language encode or grammatically feature of the context of

    utterance or speech event and this also concerns with ways

    in which the interpretation of utterance depends on the

    analysis of that context of utterance

  • 8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma

    15/50

    7

    Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa setiap bentuk bahasa yang

    memiliki fungsi menunjuk atau merujuk termasuk dalam ekspresi deiksis.Di mana

    harus memperhatikan setiap aspek yang ada dalam suatu konteks ujaran untuk

    dapat memahami maknanya.

    Dalam menentukan tujuan dari suatu rujukan dalam penggunaan ekpresi

    deiksis harus mengetahui titik awal atau pembicara dari rujukan tersebut. Di mana

    bentukan dari deiksis itu berdasarkan susunan egocentric.

    Seperti menurut Levinson (1983: 65): Further, it is generally (but not invariably)

    true that deixis is organized in an egocentric way.

    Pernyataan di atas menjelaskan bahwa memahami makna rujukan deiksis

    di dalam suatu konteks ujaran harus melihat dari sudut pandang pembicara.

    Seperti dalam penjelasan berikut ini:

    1. Pembicara adalah pusatnya.2. Rujukan waktunya adalah waktu pembicara melakukan ujaran3. Rujukan tempatnya adalah tempat pembicara sewaktu melakukan

    ujaran

    4. Rujukan wacananya adalah wacana yang berasal dari pembicarasewaktu melakukan ujaran

    5. Rujukan kedudukan sosialnya adalah status sosial pembicara terhadaporang yang dirujuk sewaktu melakukan ujaran.

  • 8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma

    16/50

    8

    2.2.1 Kategori Deiksis

    Menurut Levinson deiksis mempunyai lima kategori yaitu:

    a. Deiksis Persona

    b. Deiksis Tempat

    c. Deiksis Waktu

    d. DeiksisWacana

    e. Deiksis Sosial

    Berhubungan dengan tujuan dari penelitian maka penulis akan

    membatasi pemaparan hanya kepada kategori deiksis yang digunakan

    dalam penelitian.

    2.2.2 Penjelasan tentang kategori deiksis

    a. Deiksis persona orang keduaMenurut Levinson (1983: 62) deiksis persona orang kedua menunjuk

    peran dari partisipan dalam peristiwa percakapan sebagai pendengar atau orang

    yang dirujuk oleh pembicara dalam sebuah konteks ujaran. Penggunaan deiksis

    persona orang kedua ini terdiri atas penggunaan: You, Yourself, Yourselves, Your,

    danYours.

    b. Deiksis sosialMenurut Levinson (1983: 63) deiksis sosial berhubungan dengan

    hubungan atau perbedaan-perbedaan sosial antara partisipan, statusnya dan

    hubungannya dengan topik wacana.

  • 8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma

    17/50

    9

    Levinson (1983: 90) menyatakan bahwa deiksis sosial dapat dibagi

    menjadi dua yaitu: absolutedan relational.

    Penjabaran dari kedua bagian tersebut adalah seperti dibawah ini:

    a. Relational:i. Penutur dan acuan (honorifiks acuan)

    ii. Penutur dan petutur (Honorifiks petutur)iii. Penutur dan pendengar/penonton yang bukan petutur

    (honorifiks pendengar)

    iv. Penutur dan latar (tingkat formalitas bahasa)b. Absolute:

    i. authorized speaker (penggunaan kata yang hanya secaramutlak bagi penutur atau petutur saja)

    ii. authorized recipients(penggunaan titel kehormatan)

    Deiksis sosial berkaitan dengan penggunaan honorifiks untuk merujuk

    kepada lawan bicara. Seperti menurut Levinson (1983: 90) Furthermore,

    honorifics concerns about the relative rank or respect between speaker, referent,

    and also bystander.

    Dari ujaran tersebut simpulannya bahwa pengunaan honorifiks berkaitan

    dengan status sosial antara partisipan dalam suatu konteks ujaran. Selain

    penggunaan honorifiks ada juga bentuk lain yang mempunyai fungsi

    menunjukkan status sosial antara partisipan dalam sebuah ujaran. Seperti menurut

    Levinson (1983: 63) in which case we talk of honorifics; but such distinction are

  • 8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma

    18/50

    10

    also regularly encoded in choices between pronouns, summons forms or vocative,

    and titles of address in familiar languange.

    Pernyataan di atas menjelaskan bahwa selain penggunaan honorifiks,

    status sosial antara partisipan dalam sebuah ujaran juga dapat dilihat dari kata

    ganti orang, kata untuk memanggil, istilah pronominal keturunan dan kehormatan.

    2.2.3 Penjelasan cara penggunaan Gestur aldan Simbolic

    Menurut pengunaannya, ekspresi deiksis ini dapat dibagi menjadi dua hal

    yaitu penggunaangesturaldansymbolic. Dengan pengertian seperti dibawah ini:

    a. GesturalPenggunaan deiksis secara gestural yaitu penggunaan ekspresi deiksis

    yang memerlukan informasi indikasi gerakan atau audio visual yang dapat

    membantu memahami makna penggunaan ekspresi deiksis tersebut. Mengutip

    pernyataan Levinson (1983: 65):

    Terms used in a gestural deitic way can only be

    interpreted with reference to an audio-visual-tactile, and in

    general a physical, monitoring of the speech event. Instance

    would be demonstrative prounouns used with a selection

    gesture or second or third person pronouns used with some

    physical indication of the referent (e.g direction of gaze)

    Dari ujaran tersebut maka simpulannya bahwa untuk dapat memahami

    makna dari penggunaan suatu rujukan penggunaan ekspresi deiksis tersebut

    dibutuhkan pengamatan atau pemantauan aspek indikasi fisikal dalam suatu

    konteks ujaran, di mana indikasi fisikal ini dapat berupa gerakan-gerakan tubuh

    seperti: pandangan mata, gerakan tangan atau ekspresi wajah dari partisipan.

  • 8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma

    19/50

    11

    Fungsi darigesturedalam deiksis adalah untuk mempertegas rujukan dari

    suatu ujaran. Mengutip pernyataan Levinson (2004: 11): It also brings us back

    to gesture and its central role in deixis, for gesture is of course one way to direct

    the addressees attention, in this case by funneling visual attention.

    Simpulan dari ujaran tersebut adalah penggunaangestureberfungsi untuk

    mengarahkan perhatian dari lawan bicara dengan memberikan gerakan visual

    untuk menunjuk kepada rujukan dari pembicara sehingga dapat membantu

    memahami kemana rujukan itu ditujukan.

    b. SymbolicPenggunaan deiksis secarasymbolicyaitu penggunaan yang penafsirannya

    dilakukan dengan menganalisis aspek situasi yang terdapat di dalam suatu konteks

    ujaran. Mengutip pernyataan Levinson (1983: 65): Incontrast, symbolic usages

    of deitic terms require for their interpretation only knowledge of the basic spatio-

    temporal parameters of the speech event and to know the set of potential

    addressees in the situation.

    Simpulan dari ujaran tersebut adalah untuk memahami maksud rujukan

    ekspresi tersebut dapat dilakukan dengan informasi tentang faktor tempat dan

    waktu ataupun melihat rujukan lawan bicara agar dapat memahami maksud ujaran

    tersebut.

    2.2.4 Penjelasan bentuk asymmetric dan symmetric

    Deiksis sosial juga berkaitan dengan penggunaan bentuk T/V yang

    memberi rujukan familiar, non-familiar atau solidaritas antara partisipan dalam

  • 8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma

    20/50

    12

    suatu konteks ujaran, rujukan ini membawa pengaruh terhadap formal atau

    informalnya suatu ujaran melihat dari status sosial pembicara terhadap lawan

    bicaranya. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Brown dan Gilman (1972:

    257) very gradually, a distinction developed which is sometimes called the T of

    intimacy and the V of formality

    Penggunaan T/V form ini dapat dikategorikan dalam dua bentuk yaitu

    powerdansolidarity, penjabarannya sebagai berikut

    a. Power (asymmetric)Bentuk V-formdigunakan apabila pembicara lebih rendah status sosialnya

    dari penerima tuturan atau apabila pembicara tidak familiar dengan penerima

    tuturan dan dia akan mendapat balasan dalam bentuk T-form. Tingkat formalitas

    bahasa juga sangat tinggi serta adanya penggunaan gelar dalam merujuk kepada

    lawan bicara untuk menunjukan hormat dan kesopanan. Seperti menurut Brown

    dan Gilman (1972: 257-258): The use of V in the singular developed as a form of

    address to a person of superior power, the V form is linked with difference

    between person

    Dari pernyataan di atas simpulannya adalah penggunaan bentuk V-form

    untuk merujuk kepada orang yang status sosialnya lebih tinggi (asymmetric)

    karena beberapa faktor antara lain adalah: umur atau jabatan dari pembicara dalam

    ruang lingkup sosial kemasyarakatan.

    b. Solidarity (symmetric)Bentuk T-form digunakan apabila pembicara mempunyai status lebih

    tinggi dari penerima tuturan atau apabila pembicara dan penerima tuturan

  • 8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma

    21/50

    13

    mempunyai kedudukan sosial yang setara atau familiar. Tingkat formalitas bahasa

    yang digunakan juga rendah.

    Seperti menurut Brown dan Gilman (1972: 255-256):

    One person may said to have power over another in the

    degree that he is able to control the behavior of the other.

    Power is a relationship between at least two person, and it

    is nonreciprocal in the sense that both cannot have power

    in the same area of behaviour

    Dari ujaran tersebut simpulannya adalah penggunaan bentuk T-form ini

    bertujuan untuk merujuk kepada orang yang status sosialnya lebih rendah atau

    orang yang familiar (symmetric).

    Penggunaan T/V-form ini juga dapat dikaitkan dengan penggunaan deiksis

    persona orang kedua karena seperti menurut Levinson (1983: 99) Thus the

    familir tu/vous type of distinction in singular prounouns of address is really a

    referent honorific system, where the referent happens to be the addressee .

    Berikut ini adalah tabel dari penjelasan di atas tentang penggunaan T/V-

    formyang berhubungan dengan power dan solidarity antara partisipan dari sebuah

    konteks ujaran.

  • 8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma

    22/50

    14

    V V

    T T

    Gambar 2.1 Penggunaan T/V-form menurut Brown dan Gilman (1977:289)

    2.3 Konteks Wacana

    Konteks merupakan bagian dari sebuah wacana yang berfungsi sebagai

    informasi yang menyertai sebuah wacana dan dapat menjadi acuan untuk dapat

    memahami wacana tersebut.

    Seperti menurut Levinson (1983: x):

    context (in this book) includes only some of the basic

    parameters of the context of utterance, including

    participants, identity, role and location, assumptions about

    what participants know or take for granted, the place of an

    utterance within a sequence of turns at talking, and so on.

    Dari pernyataan di atas simpulannya bahwa konteks yang melekat pada

    sebuah wacana merupakan gambaran dari sebuah teks wacana yang menunjukkan

    informasi tentang identitas partisipan, peran dari partisipan, tempat atau latar,

    serta pengetahuan yang diketahui oleh partisipan untuk dapat menciptakan suatu

    kesepahaman dari suatu ujaran.

    Superiors

    Equal and solidary Equal and not solidary

    T V

    Inferiors

  • 8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma

    23/50

    15

    BAB III

    OBJEK DAN METODE PENELITIAN

    3.1 Objek penelitian

    Objek penelitian ini adalah deiksis persona orang kedua yang berasal dari

    novel yang berjudul The Whipping Boy yang ditulis oleh Sid Fleichman.

    Penelitian ini menjelaskan penggunaan deiksis persona orang kedua dalam bentuk

    ujaran yang tertulis di dalam cerita, serta mendeskripsikan bentuk penggunaan

    deiksis persona orang kedua. Penulis juga akan menganalisis tentang penggunaan

    deiksis persona orang kedua yang berkaitan dengan status sosial antara partisipan

    dalam pembicaraan. Penggunaan deiksis persona tersebut dibahas dengan teori

    deiksis.

    3.2 Metode penelitian

    Pada proposal ini data yang digunakan dalam penelitian adalah data tulisan

    dalam bentuk ujaran sehingga penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif

    untuk mendeskripsikan hasil darianalisis. Menurut Kothari (2008: 3) menyatakan

    bahwa:

    Descriptive research is description of the state of affairs as it

    exists at present. While analytical research is using facts or

    information already available, and analysis these to make a

    critical evaluation of the material. Thus, it can be concluded that

    analytic descriptive is conducted by describing and analyzing the

    facts of the research data.

    Metode ini digunakan penulis dengan tujuan untuk menuturkan dan

    menafsirkan data yang berhubungan dengan fakta. Data tersebut akan dijabarkan

  • 8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma

    24/50

    16

    dan dianalisis dengan seksama dan terperinci menggunakan teori deiksis

    Levinson. Deiksis terbagi dalam beberapa bentuk yaitu: deiksis persona, deiksis

    waktu, deiksis tempat, deiksis wacana dan deiksis sosial. Penulis akan berfokus

    pada pengunaan ekspresi deiksis persona orang kedua dan menggunakan deiksis

    sosial untuk menentukan hubungan status sosial diantara partisipan dalam

    percakapan.

    3.2.1 Teknik pengumpulan data

    Sumber data yang penulis dapatkan adalah dari novel yang berjudul The

    Whipping Boy. Ada beberapa langkah yang dilakukan penulis untuk

    mengumpulkan data yaitu:

    1. Penulis membaca dan mempelajari novel The Whipping Boyuntuk mencari datayang berhubungan dengan deiksis orang kedua.

    2. Penulis kemudian mengklasifikasikan data yang berhubungan dengan bentukpenggunaan deiksis persona orang kedua.

    3. Penulis kemudian akan menganalisis deiksis persona orang kedua yangmenunjukkan hubungan sosial antara partisipan dalam novel The Whipping Boy.

    3.2.2 Teknik Analisis Data

    Penulis akan memilih sumber data dari ujaran yang memuat deiksis

    persona orang kedua dan kemudian menganalisis bentuk penggunaan deiksis

    persona tersebut. Kemudian penulis akan menganalisis tentang hubungan status

  • 8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma

    25/50

    17

    sosial antara partisipan dalam ujaran menggunakan deiksis sosial dengan melihat

    dari formal atau tidak ujarannya atau adanya penggunaan gelar nama.

    Contoh analisis:

    The tutor's cheeks, swelling with anger, almost unhorsed

    the small spectacles saddling his nose. "It would be easier

    to educate a boiled cabbage! You must prepare to be

    punished, Your Lordship!" (SF: 3)

    Data di atas memaparkan tentang pipi Master Peckwitt yang membesar

    menahan kemarahan dan hampir saja menjatuhkan kacamata yang terdapat di

    hidungnya. Kemudian Master Peckwitt melakukan ujaran bahwa lebih mudah

    untuk mendidik sebuah sayuran rebus dan menyuruh Prince (Pangeran)bersiap

    menerima hukuman.

    Penggunaan gelar pronominal Your Lordship merupakan penggunaan royal

    honorifics atau gelar bangsawan yang fungsinya untuk menunjukan rasa hormat

    dalam merujuk kepada lawan bicara yang berasal dari keluarga kerajaan.

    Dari penggunaan deiksis persona orang kedua disertai dengan adanya

    pemakaian gelar kehormatan Your Lordshippada data di atas dapat dideskripsikan

    bahwa penggunaan deiksis tersebut merujuk pada perbedaan status sosial antara

    pembicara dan lawan bicara dalam suatu ujaran atau asymmetric. Perbedaan status

    ini terjadi karena Master Peckwit yang posisinya sebagai guru dari Pangeran

    berasal dari kalangan rakyat biasa sedangkan Prince walaupun hanya sebagai

    seorang murid akan tetapi berasal dari kalangan keluarga kerajaan. Sehingga

    Master Peckwit menggunakan ekspresi deiksis orang kedua ditambah dengan

    gelar kehormatan untuk menunjukkan rasa hormat dia terhadap penerima tuturan.

  • 8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma

    26/50

    18

    BAB IV

    TEMUAN DAN PEMBAHASAN

    Pada bab ini penulis menganalisis data yang mewakili objek penelitian

    dalam novel The Whipping Boy. Penulis akan membahas data dalam bentuk ujaran

    yang tertulis di dalam novel tersebut sesuai dengan rumusan masalah. Penulis

    hanya menganalisis tujuh belas data yang mewakili dan membagi empat bagian

    analisis, di mana keempat bentuk analisis tersebut adalah analisis bentuk

    pemakaian ekspresi deiksis personaorang keduayaitu pemakaian secara gestural

    dan pemakaian secara simbolik kemudian analisis ekspresi deiksis persona orang

    kedua yang menunjukkan hubungan sosial yang terjadi antara pembicara dan

    lawan bicara secarasymmetric dan asymmetric

    4.1 Bentuk penggunaan ekspresi deiksis persona orang kedua

    4.1.1 Penggunaan secara gestural

    Data 1

    In the main hall, the King said, "Twenty whacks!

    Defiantly biting back every yelp and cry, The Whipping Boy

    received the twenty whacks. Then the King turned to the

    Prince. "And let that be a lesson to you! (SF:1)

    Data di atas memaparkan situasi ketikaKing (Raja)yang sedang berada di

    hall utama memberi perintah untuk mencambuk The Whipping Boy (Jemmy)

    sebanyak dua puluh kali. The Whipping Boypun hanya bisa menahan sakit karena

    menerima hukuman cambuk tersebut. King (Raja) kemudian berpaling kepada

    Prince (Pangeran) dan berkata ini merupakan pelajaran buat kamu. Untuk dapat

  • 8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma

    27/50

    19

    mengetahui partisipan dalam ujaran ini dapat melihat dari konteks wacana yaitu:

    One night the king was holding a grand feast. Sneaking around behind the

    lords and ladies, Prince Brat tied their powdered wigs to the backs of their

    oak chairs.(SF: 1) yang mengatakan bahwa sang Raja sedang mengadakan pesta

    besar. Bersembunyi diantara tamu undangan Prince Brat atau sang Pangeran

    mengikat rambut palsu para tamu ke kursi mereka. Sehingga diketahui

    partisipannya adalah Raja, para tamu undangan, danPrince.

    Pemahaman terhadap arah rujukan dari penggunaan deiksis persona orang

    kedua dalam ujaran King (Raja)"And let that be a lesson to you! yang

    mengatakan ini merupakan pelajaran buat kamu, dipertegas dengan adanya

    indikasi fisikal Then the King turned to the Prince.yang menunjukkan bahwa

    King (Raja) melakukan gerakan memutar tubuhnnya kepada Prince (Pangeran)

    sehingga membantu menunjukkan arah dari ujarannya yaitu kepada Prince

    (Pangeran).

    Dari penggunaan deiksis persona orang kedua disertai dengan adanya

    indikasi fisikal pada data di atas, membantu menentukan arah rujukan dalam

    suatu ujaran. Sehingga dapat dipahami lebih jelas makna dari ujaran tersebut.

    Indikasi fisikal berfungsi untuk mempertegas dan membantu mengarahkan untuk

    menentukan pembicara dalam ujaran tersebut yaitu King (Raja) dan lawan

    bicaranya yaitu Prince (Pangeran) sehingga dapat dideskripsikan bahwa

    penggunaan deiksis tersebut adalah secaragestural.

  • 8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma

    28/50

    20

    Data 2

    The tutor, Master Peckwit, was a round-faced man with fatcheeks. He pointed his switch at the Prince. "You fiddle-

    faddled scholar!"(SF: 2)

    Data di atas memaparkan situasi yang terjadi pada saat Master Peckwitt

    yang berwajah bulat dengan pipi yang besar mengarahkan tongkat yang dia

    pegang kepada Prince (Pangeran) sambil melakukan sebuah ujaran yang

    mengatakan bahwa Prince (Pangeran) adalah murid yang nakal. Untuk dapat

    mengetahui partisipan dalam ujaran ini dapat melihat dari konteks wacana yaitu:

    Jemmy, who was obliged to be close at hand for the daily lessons,

    reckoned that freedom was now close at hand. (SF: 2) yang mengatakan bahwa

    Jemmy harus selalu beradat dekat dengan Pangeran pada saat dia sedang diajar

    orang Master Peckwitt. Sehingga diketahui partisipannya adalah Master Peckwitt,

    Prince, Jemmy.

    Pemahaman terhadap arah rujukan dari penggunaan deiksis persona orang

    kedua dalam ujaran Master Peckwitt "You fiddle-faddled scholar!" yang

    mengatakan dia murid yang tidak becus dipertegas dengan adanya indikasi fisikal

    He pointedhis switch at the Princeyang menunjukkan bahwa Master Peckwitt

    melakukan gerakan mengarahkan tongkatnya kepada Prince (Pangeran) sehingga

    membantu menunjukkan arah dari ujarannya yaitu kepadaPrince (Pangeran).

    Dari penggunaan deiksis persona orang kedua disertai dengan adanya

    indikasi fisikal pada data di atas, membantu menentukan arah rujukan dalam

    suatu ujaran. Sehingga dapat dipahami lebih jelas makna dari ujaran tersebut.

    Indikasi fisikal berfungsi untuk mempertegas dan membantu mengarahkan untuk

  • 8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma

    29/50

    21

    menentukan pembicara dalam ujaran tersebut yaitu Master Peckwitt dan lawan

    bicaranya yaitu Prince (Pangeran) sehingga dapat dideskripsikan bahwa

    penggunaan deiksis tersebut adalah secaragestural.

    Data 3

    Raising the lantern, the man held it close enough that Jemmy could

    feel the heat of the flame. Billy said with a thunderclap of laughter.

    "Don't youknow who I am!" (SF: 6)

    Data di atas memaparkan situasi yang terjadi pada saat JemmydanPrince

    (Pangeran) dalam tawanan Billy dan Cutwater.Billy sedang berbicara kepada

    mereka berdua kemudian dia mengangkat lenteranya dan mengarahkan kepada

    Jemmy sambil bertanya apakah kamu tidak tahu siapa saya?. Untuk dapat

    mengetahui partisipan dalam ujaran ini dapat dilihat dari konteks wacana yaitu:

    Billy pulled Prince Brat from the saddle and threw him into Jemmy. (SF: 6)yang

    mengatakan bahwa Billy menarik Pangeran dari atas pelana kuda dan

    mendorongnya kearah Jemmy Sehingga diketahui partisipannya adalah Billy,

    Prince, Jemmy.

    Pemahaman terhadap arah rujukan dari penggunaan deiksis persona orang

    kedua dalam ujaran Jemmy "Don't youknow who I am!" yang mengatakan apakah

    kamu tidak tahu siapa saya?, dipertegas dengan adanya indikasi fisikal Raising

    the lantern, the man held it close enough that Jemmy could feel the heat of the

    flame. yang menunjukkan bahwa Billy mengarahkan pandangannya kepada

  • 8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma

    30/50

    22

    Jemmy dengan menaikkan lentera dan mendekatkannya kepada Jemmy sehingga

    membantu menunjukkan arah dari ujarannya yaitu kepadaJemmy.

    Dari penggunaan deiksis persona orang kedua disertai dengan adanya

    indikasi fisikal pada data di atas, membantu menentukan arah rujukan dalam

    suatu ujaran. Sehingga dapat dipahami lebih jelas makna dari ujaran tersebut.

    Indikasi fisikal berfungsi untuk mempertegas dan membantu mengarahkan untuk

    menentukan pembicara dalam ujaran tersebut yaitu Jemmy dan lawan bicaranya

    yaituPrince (Pangeran)sehingga dapat dideskripsikan bahwa penggunaan deiksis

    tersebut adalah secaragestural.

    Data 4

    Hold-Your-Nose Billy clapped a leery eye on the rat-catcher's

    son."Do youtake me for a precious fool! Send your whipping boy!

    To blab out where we're hid, eh! The King will come chopping

    down every tree if he finds out we're nested in the forest." (SF: 14)

    Data tersebut memaparkan situasi yang terjadi pada saatBillyyang sedang

    memandang dengan pandangan tajam terhadap rat-catcher's son atau Jemmy yang

    merupakan anak dari seorang penangkap tikus akan tetapi mereka kira sebagai

    sebagai Pangeran yang asli dan kemudian berkata apakah kamu berpikir saya

    adalah orang yang bodoh. Mengirim Pangeran yang mereka anggap sebagai The

    Whipping Boy kembali ke istana untuk mengarahkan raja menemukan tempat

    persembunyian mereka. Untuk dapat mengetahui partisipan dalam ujaran ini

    dapat melihat dari konteks wacana yaitu:Prince Brat scoffed under his breath. He

    hadn't shown a moment's interest in Jemmy's scheme to free him. (SF: 14) yang

  • 8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma

    31/50

    23

    mengatakan bahwa Pangeran sama sekali tidak tertarik dengan rencana Jemmy

    untuk membebaskan dia. Sehingga diketahui partisipannya adalah Billy, Prince,

    Jemmy.

    Pemahaman terhadap arah rujukan dari penggunaan deiksis persona orang

    kedua dalam ujaran Billy."Do youtake me for a precious fool!yang mengatakan

    apakah kamu berpikir saya adalah orang yang bodoh., dipertegas dengan adanya

    indikasi fisikal: Hold-Your-Nose Billy clapped a leery eye on the rat-catcher's

    son yang menunjukkan bahwa Billy mengarahkan pandangannya kepadaJemmy

    sehingga membantu menunjukkan arah dari ujarannya yaitu kepadaJemmy

    Dari penggunaan deiksis persona orang kedua disertai dengan adanya

    indikasi fisikal pada data di atas, membantu menentukan arah rujukan dalam

    suatu ujaran. Sehingga dapat dipahami lebih jelas makna dari ujaran tersebut.

    Indikasi fisikal berfungsi untuk mempertegas dan membantu mengarahkan untuk

    menentukan pembicara dalam ujaran tersebut yaitu Billy dan lawan bicaranya

    yaitu Jemmy. Sehingga dapat dideskripsikan bahwa penggunaan deiksis tersebut

    adalah secaragestural.

    Data 5

    Hold-Your-Nose Billy fixed Prince Brat with a hairy smile. "Never

    let it be sung about that me and Cutwater ain't generous to a fault,

    lad. We'll share out with youa bucketful of gold and jewels!" (SF:

    17)

    Data tersebut memaparkan situasi yang terjadi pada saat Billy sedang

    tersenyum kepada Prince Brat yang mereka anggap sebagai Whipping boy dan

  • 8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma

    32/50

    24

    berkata. Jangan sampai ada lagu yang mengatakan bahwa aku dan Cutwater

    adalah orang yang pelit. Kami akan berbagi emas dan permata denganmu. Untuk

    dapat mengetahui partisipan dalam ujaran ini dapat dilihat dari konteks wacana

    yaitu : The murderers shuffled back into the hut. Jemmy turned on his companion.

    and gave the prince an angry hash of eyes.(SF: 17) yang mengatakan bahwa pada

    saat para penjahat masuk kembali kedalam gubuk mereka, Jemmy berputar

    menghadap Princedan sedang marah padanya Sehingga diketahui partisipannya

    adalahBilly, Cutwater,Prince,Jemmy.

    Pemahaman terhadap arah rujukan dari penggunaan deiksis persona orang

    kedua dalam ujaran Billy We'll share out with you a bucketful of gold and

    jewels!" yang mengatakan kami akan berbagi emas dan permata denganmu.,

    dipertegas dengan adanya indikasi fisikal Hold-Your-Nose Billy fixed Prince

    Brat with a hairy smile. yang menunjukkan bahwa Billy mengarahkan

    pandangannya dan tersenyum kepada Prince Brat sehingga membantu

    menunjukkan arah dari ujarannya yaitu kepadaPrince Brat.

    Dari penggunaan deiksis persona orang kedua disertai dengan adanya

    indikasi fisikal pada data di atas, membantu menentukan arah rujukan dalam

    suatu ujaran. Sehingga dapat dipahami lebih jelas makna dari ujaran tersebut.

    Indikasi fisikal berfungsi untuk mempertegas dan membantu mengarahkan untuk

    menentukan pembicara dalam ujaran tersebut yaitu Billy dan lawan bicaranya

    yaitu Prince Brat sehingga dapat dideskripsikan bahwa penggunaan deiksis

    tersebut adalah secaragestural.

  • 8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma

    33/50

    25

    4.1.2 Penggunaan secara symbolic

    Data 6

    "Dim-witted villains!" shouted the prince. "I command youto turn

    us loose. Or Papa will hang you!"(SF: 7)

    Data di atas memaparkan situasi pada saat Pangeran berteriak dan

    melakukan ujaran yang berkata dasar penjahat-penjahat keras kepala, saya

    perintahkan kau untuk membebaskan kami atau ayahku akan menggantung mu.

    Pemahaman terhadap arah rujukan dari penggunaan deiksis persona orang

    kedua pada data di atas harus melihat dari pembicara dan lawan bicara dalam

    ujaran tersebut. Dalam menentukan pembicara dan lawan bicara dapat dilakukan

    dengan melihat konteks wacana yang menyertai ujaran tersebut. Karena suatu

    ujaran selalu terikat dengan konteks wacana. Konteks wacana tersebut adalah:

    Hold-Your-Nose Billy hung on to the boys' ears. At the horse's side, Cutwater was

    holding the lantern close to the saddle.(SF: 7).

    Kalimat tersebut menunjukkan situasi yang terjadi pada saat Jemmy dan

    Prince (Pangeran) sedang menjadi tawanan kawanan penjahat dan salah seorang

    penjahat tersebut sedang memeriksa isi dari tas bawaan mereka. Sehingga

    diketahui partisipannya adalahBilly, Cutwater,Prince,Jemmy.

    Dari penggunaan deiksis persona orang kedua tersebut disertai dengan adanya

    konteks wacana pada data di atas membantu menentukan arah rujukan dengan

    memahami partisipan dalam ujaran tersebut. Konteks wacana berfungsi menjadi

    acuan yang memperjelas situasi yang terjadi seputar ujaran tersebut sehingga

    membantu menentukan rujukan pembicara sewaktu menggunakan deiksis persona

  • 8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma

    34/50

    26

    orang kedua dalam ujaran tersebut yaitu kepada Billy dan Cutwater. Dapat

    dideskripsikan bahwa penggunaan ekspresi deiksis persona tersebut adalah secara

    symbolic terhadapBilly danCuttwater.

    Data 7

    Certain as eggs is eggs youare the Prince. The genuine, straight-

    up-and-down Royal Highness!" (SF: 10)

    Data di atas memaparkan situasi adanya suatu ujaran yang berkata seperti

    sebuah telur tetap sebuah telur kamu adalah Prince (Pangeran). Mulai dari atas

    sampai bawah tidak dipungkiri lagi bahwa kamu adalah Yang Mulia.

    Pemahaman terhadap arah rujukan dari penggunaan deiksis persona orang

    keduayoupada data di atas harus melihat dari pembicara dan lawan bicara dalam

    ujaran tersebut. Dalam menentukan pembicara dan lawan bicara dapat dilakukan

    dengan melihat konteks wacana yang menyertai ujaran tersebut. Karena suatu

    ujaran selalu terikat dengan konteks wacana. Konteks wacana tersebut adalah:

    "Hold on," said Hold-Your-Nose Billy, his sharp gaze flicking from one boy to the

    other. "This ignorant whipping boy knows his lettersand the royal Prince can't

    sign his own name. Something amiss here. (SF: 10)

    Kalimat tersebut memaparkan situasi yang terjadi pada saat Billy yang

    sedang memandang kedua anak tersebut dan merasa bahwa ada yang aneh dari

    kedua anak tersebut karena Jemmyyang merupakan Whipping boy tahu menulis

  • 8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma

    35/50

    27

    sedangkan Prince (Pangeran) tidak dapat menulis namanya sendiri. Sehingga

    diketahui partisipannya adalahBilly,Prince,Jemmy.

    Dari penggunaan deiksis persona orang kedua disertai dengan adanya konteks

    wacana pada data di atas membantu menentukan arah rujukan dengan memahami

    partisipan dalam ujaran tersebut. Konteks wacana berfungsi menjadi acuan yang

    memperjelas situasi yang terjadi seputar ujaran tersebut sehingga membantu

    menentukan rujukan pembicara sewaktu menggunakan deiksis persona orang

    kedua dalam ujaran tersebut yaitu kepada Jemmy Dapat dideskripsikan bahwa

    penggunaan ekspresi deiksis persona tersebut adalah secara symbolic terhadap

    Jemmy dan bukan orang yang lain.

    4.2 Hubungan sosial yang terjadi antara partisipan.

    4.2.1 Deiksis persona orang kedua menunjukan status sosial secara

    asymmetric

    Data 8

    The tutor's cheeks, swelling with anger, almost unhorsed

    the small spectacles saddling his nose. "It would be easier

    to educate a boiled cabbage! You must prepare to be

    punished, Your Lordship!" (SF: 3)

    Data di atas memaparkan tentang pipi Master Peckwitt yang membesar

    menahan kemarahan dan hampir saja menjatuhkan kacamata yang terdapat di

    hidungnya. Kemudian Master Peckwitt melakukan ujaran bahwa lebih mudah

    untuk mendidik sayuran rebus dan menyuruh Prince (Pangeran) bersiap

    menerima hukuman.

  • 8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma

    36/50

    28

    Penggunaan gelar pronomina Your Lordship merupakan penggunaan royal

    honorificsatau gelar bangsawan yang fungsinya untuk menunjukan rasa hormat

    dalam merujuk kepada lawan bicara yang berasal dari keluarga kerajaan.

    Dari penggunaan deiksis persona orang kedua you disertai dengan adanya

    pemakaian gelar kehormatan Your Lordship!" pada data di atas dapat

    dideskripsikan bahwa penggunaan deiksis tersebut merujuk pada perbedaan status

    sosial antara pembicara dan lawan bicara dalam suatu ujaran. Perbedaan status ini

    terjadi karenaMaster Peckwityang posisinya sebagai guru dariPrince (Pangeran)

    berasal dari kalangan rakyat biasa sedangkan Prince (Pangeran) walaupun hanya

    sebagai seorang murid akan tetapi berasal dari kalangan kerajaan. Sehingga

    Master Peckwit menggunakan menggunakan gelar kehormatan atau V-form

    (asymmetric)untuk menunjukkan rasa hormat dia terhadap penerima tuturan.

    Data 9

    "I'd be obliged if you would snuff out your candle, sir. There's

    bloodthirsty ruffians after us."(SF: 39)

    Data tersebut memaparkan situasi yang terjadi pada saat Jemmy dan

    Prince berjumpa Johny Tosherdan meminta untuk memadamkan lilinnya karena

    mereka sedang dikejar olehBillydan Cutwater.

    Pada data tersebut terdapat penggunaan deiksis persona orang kedua

    dalam ujaran yang dikatakan Jemmy kepada Johny "I'd be obliged if you would

    snuff out your candle, sir. yang mengatakan saya sangat berterimakasih pabila

    anda dapat memadamkan lilin anda pak. Melihat dari ujaran yang dikatakan

  • 8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma

    37/50

    29

    Jemmy menggunakan nama panggilan sir dan penggunaan kalimat meminta

    dengan sopan obliged dan would yang digunakan Jemmy sewaktu berbicara

    kepadaJohny menunjukkan bahwa Jemmy sebagai pembicara mempunyai status

    lebih rendah dari lawan bicara. Apabila melihat dari konteks wacana: "Speak up,"

    said the old man, cupping a hand to his ear. (SF: 39)

    Menunjukkan bahwa Johny merupakan orang yang lebih tua daripada

    Jemmy .Dapat di ambil kesimpulan bahwa perbedaan status diantara mereka

    terjadi karena Jemmy mempunyai umur yang lebih muda dibandingkan Johny

    SehinggaJemmy menggunakan kalimat meminta dengan sopan dengan bentuk V-

    form (asymmetric) serta dengan pemakaian bahasa formal untuk menunjukkan

    rasa hormatnya terhadap lawan bicara.

    Data 10

    "If youwould be kind enough to point us toward the river, I'd be

    ever so much obliged, sir" (p8)

    Data tersebut memaparkan situasi yang terjadi pada saat Jemmy

    melakukan sebuah ujaran yang berkata aku akan sangat berterima kasih tuan

    apabila anda dengan baik hati dapat menunjukkan jalan menuju sungai.

    Pada data tersebut terdapat penggunaan ekspresi deiksis persona orang

    kedua dan penggunaan nama panggilansir serta dengan pemakaian bahasa formal

    would be kind enough yang digunakanJemmysewaktu berbicara kepadaBilly.

    Seperti yang di tunjukkan oleh kalimat "If you would be kind enough to point us

  • 8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma

    38/50

    30

    toward the river, I'd be ever so much obliged, sir" yang berarti aku akan sangat

    berterima kasih tuan apabila anda dengan baik hati dapat menunjukkan jalan

    menuju sungai. Menunjukkan bahwa Jemmy sebagai pembicara mempunyai rasa

    hormat kepadaBillysebagai lawan bicara. Apabila melihat dari konteks wacana:

    Jemmy thought he remembered. Hadn't he heard ballad sellers fling that name

    about the streets! The exploits of Hold-Your-Nose Something-or-otherin verses by

    the yard! "The murderer!" (SF: 6)

    Menjelaskan bahwa Jemmy pernah mendengar tentang sebuah lagu yang

    bercerita tentang seorang penjahat terkenal dan seorang pembunuh. Simpulannya

    bahwa perbedaan status mereka terjadi karena Billymerupakan penjahat terkenal

    dan Jemmy baru saja bertemu dengan Billy sehingga Jemmy menggunakan

    menggunakan panggilan kehormatan atau V-form (asymmetric)dan menggunakan

    bahasa formalwould be kind enough yang mengindikasikan dia bersikap sopan

    dan meminta persetujuan dan kebaikan dariBilly.

    Data 11

    The prince's eyes widened and his face blanched white. The

    prospect of taking a whipping himself had never occurred to him.

    "But, it wasn't me who called younames, Sir!" (SF: 13)

    Data tersebut memaparkan situasi yang terjadi pada saat Prince

    (Pangeran) terkejut dan wajahnya menjadi pucat karena mengetahui

    kemungkinan dia kan dicambuk oleh Billy dan Cutwater karena perbuatan yang

  • 8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma

    39/50

    31

    dilakukan Jemmy. Dia pun mencoba mengelak dengan membilang bahwa bukan

    dia yang menghina mereka

    Pada data tersebut terdapat ujaran yang menggunakan ekspresi deiksis

    persona orang kedua you dalam ujaran Prince (Pangeran) kepada Billy "But, it

    wasn't me who called younames, Sir!" yang berarti bukan saya yang menghina

    anda pak. Penggunaan ekspresi deiksis persona orang kedua dan disertai

    penggunaan nama panggilan sir merupakan penggunaan panggilan yang

    menunjukkan rasa hormat.

    Dari sini terlihat hubungan kelas sosial antara pembicara dan lawan bicara

    di dalam konteks percakapan di mana Prince (Pangeran) sebagai pembicara

    mempunyai status sosial lebih rendah dari Billy sebagai lawan bicara. Perbedaan

    status ini terjadi karena walaupun Prince (Pangeran) berasal dari keluarga

    bangsawan akan tetapi dia sedang berada dalam tawanan Billy seperti yang

    ditunjukkan dalam konteks wacana: Hold-Your-Nose Billy threw a bushy-eyed

    glance at his fellow outlaw. "Cutwater, what do you reckon a genuine prince on

    the hoof is worth!". Yang menjabarkan tentang situasi pada saat Billy melihat

    Cutwater dan bertanya kira-kira berapa harga uang tebusan untuk seorang

    pangeran. Sehingga Prince (Pangeran) menggunakan eskpresi deiksis persona

    orang keduayoudan katasir yang merupakan bentuk V-form (asymmetric).

    Data 12

    Jemmy crawled over the embankment. A ride to the city would

    suit him fine. "Would youmind take on a passenger, sir?(p25)

  • 8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma

    40/50

    32

    Data tersebut memaparkan situasi yang terjadi pada saat Jemmy

    merangkak keluar dari persembunyiannya. Dia merasa bahwa tumpangan ke kota

    merupakan hal yang bagus. Dia kemudian berkata kepada Capten Nips, apakah

    anda keberatan untuk menerima penumpang pak.

    Pada data tersebut terdapat penggunaan ekspresi deiksis persona dan

    penggunaan nama panggilan sir serta dengan pemakaian bahasa formal would

    you mind yang digunakanJemmysewaktu berbicara kepada Capten Nips.Seperti

    yang di tunjukkan oleh kalimat "Would you mind take on a passenger, sir?

    apakah anda keberatan untuk menerima penumpang pak. Menunjukkan bahwa

    Jemmy sebagai pembicara mempunyai rasa hormat kepada Capten Nips sebagai

    lawan bicara. Dari sini dapat diketahui perbedaan kelas sosial antara pembicara

    dan lawan bicara di dalam konteks percakapan. Apabila melihat dari konteks

    wacana:A weary old coach was mired in a mud hole on the road. The coachman,

    looking just as old and rickety, held the reins of his two-horse team and cracked

    his whip in the air again. (SF: 25)

    Memaparkan tentang seorang pengendara kereta kuda yang sudah sangat

    tua. Dia memegang tali kekang kedua kudanya dan kemudian mencambuk mereka

    agar berjalan kembali. Maka dapat di tarik kesimpulan bahwa perbedaan status

    mereka terjadi karena Captain Nips merupakan orang yang lebih tua umur nya

    dari Jemmy dan juga mereka baru saja bertemu sehingga Jemmy menggunakan

    panggilan kehormatan atau V-form (asymmetric) dan menggunakan bahasa

    formalWould you mindyang mengindikasikan dia bersikap sopan dalam

    meminta persetujuan dari Captain Nips.

  • 8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma

    41/50

    33

    4.2.2 Deiksis persona youmenunjukan status sosial secara symmetric

    Data 13

    "Remember," he whispered to the Prince, "it's me they're after, not

    you. Tell 'em we split up. Tell 'em I swam the river."(SF: 37)

    Data tersebut memaparkan ujaran yang dilontarkan oleh Jemmy kepada

    Prince (Pangeran)yang bermaksud menyuruh Prince (Pangeran) agar berbohong

    kepada para penjahat dengan mengatakan bahwa mereka telah berpisah dan

    Jemmyberenang ke sungai.

    Pada data tersebut terdapat penggunaan ekspresi deiksis persona orang

    kedua sewaktu Jemmy berbicara kepada Prince (Pangeran). Dari penggunaan

    deiksis persona orang kedua tersebut, dapat dideskripsikan bahwa penggunaan

    ekspresi tersebut merujuk pada status sosial yang setara antara pembicara dan

    lawan bicara dalam ujaran. Kesetaraan antara pembicara dan lawan bicara dalam

    ujaran ini terjadi karena Jemmy dan Prince (Pangeran) sudah menjadi teman dan

    sudah familiar, seperti yang di tunjukkan dalam konteks wacana: "Stop, Cap'n!"

    Jemmy shouted. "We left my friend behind." The hot-potato man pulled up on the

    reins. Jemmy leaned out a window. With an arm he motioned Prince Brat to come

    along. (SF: 26)

    Memaparkan Jemmy meminta Capten Nips untuk menghentikan kereta

    kudanya dan berkata bahwa temannya Prince (Pangeran) ketinggalan dan

    kemudian menjulurkan tangannya keluar untuk mengajak Prince (Pangeran)

    memasuki kereta kuda. Kedekatan hubungan antara pembicara dan lawan bicara

  • 8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma

    42/50

    34

    dalam ujaran ini membuat tingkat formalitas bahasa yang digunakan pembicara

    berkurang serta adanya pemakaian nama panggilan terhadap lawan bicara atau T-

    form (symmetric).

    Data 14

    "By gigs, it is you, Jemmy!" said Smudge.(SF: 32)

    Data tersebut memaparkan ujaran yang dilontarkan oleh Smudge kepada

    Jemmyyang terkejut karena baru bertemu kembali dengan Jemmysetelah sekian

    lama.

    Pada data tersebut terdapat penggunaan ekspresi deiksis persona orang

    kedua dan penggunaan nama panggilan Jemmy yang digunakan Smudgesewaktu

    berbicara kepadaJemmy. Dari penggunaan ekspresi deiksis persona orang kedua

    disertai dengan adanya pemakaian nama panggilan Jemmy, dapat dideskripsikan

    bahwa penggunaan ekspresitersebut merujuk pada status sosial yang setara antara

    pembicara dan lawan bicara dalam ujaran. Kesetaraan antara pembicara dan lawan

    bicara dalam ujaran ini terjadi karena Jemmydan Smudgemerupakan teman lama

    dan sudah familiar, seperti yang di tunjukkan dalam konteks wacana:Jemmy spied

    a tall boy wearing a checked cap. It was Smudge tending a sawdust pit squared

    off by a board fence--a dog-and-rat pit. Beside him stood a stack of rat-filled

    cages and a black terrier leashed to a post. (SF: 32)

    Memaparkan Jemmy melihat seorang anak laki-laki yang dikenalnya

    dengan nama Smudge yang mengenakan topi dan sedang berdiri menjaga barang

  • 8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma

    43/50

    35

    dagangannya, disekitarnya terdapat banyak kandang anjing dan tikus. Kedekatan

    hubungan antara pembicara dan lawan bicara dalam ujaran ini membuat tingkat

    formalitas bahasa yang di gunakan pembicara berkurang serta adanya pemakaian

    nama panggilan terhadap lawan bicara atau T-form (symmetric).

    Data 15

    "Do youthink I'd do that, Jemmy!" (SF: 38)

    Data tersebut memaparkan ujaran yang dilontarkan oleh Prince

    (Pangeran) kepada Jemmy karena Prince (Pangeran) merasa Jemmy

    mempertanyakan kesetiakawanan Prince (Pangeran). Pada data tersebut terdapat

    penggunaan ekspresi deiksis persona orang kedua dan penggunaan nama

    panggilan Jemmy yang digunakan Prince (Pangeran) sewaktu berbicara kepada

    Jemmy. Dari penggunaan deiksis persona orang kedua disertai dengan adanya

    pemakaian nama panggilan Jemmy, dapat dideskripsikan bahwa penggunaan

    ekspresi ersebut merujuk pada status sosial yang setara antara pembicara dan

    lawan bicara dalam ujaran. Biasanya Prince (Pangeran) tidak pernah memanggil

    Jemmy dengan namanya sebelumnya, seperti yang di tunjukkan dalam konteks

    wacana:Jemmy! Not Jemmy-From-The-Streets ! Not boy! The wonder of it.Jemmy

    thought. Like we was old knockabout friends of the streets.(SF: 38)

    Memaparkan rasa terkejut Jemmy dengan panggilan tersebut karena

    biasanya Prince (Pangeran) menggunakan nama pangilan yang yang bersifat

    merendahkan sepertiJemmy from the streetatau hanya menyebutkan boy.

  • 8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma

    44/50

    36

    Kesetaraan ini terjadi karenaPrince (Pangeran) sebagai pembicara merasa

    setara atau familiar dengan Jemmywalaupun mereka berasal dari keluarga yang

    berbeda status sosialnya sehingga tingkat formalitas bahasa berkurang serta

    adanya pemakaian nama panggilan terhadap lawan bicara atau T-form

    (symmetric).

    Data 16

    "Reckon I do trust you," said Jemmy.(SF: 38)

    Data tersebut memaparkan ujaran yang dilontarkan oleh Jemmy kepada

    Prince (Pangeran) yang semakin mempercayai dirinya. Pada data tersebut

    terdapat penggunaan ekspresi deiksis persona orang kedua dan yang digunakan

    Jemmy sewaktu berbicara kepada Prince (Pangeran). Dari penggunaan deiksis

    persona orang kedua dalam ujaran itu dapat dideskripsikan bahwa penggunaan

    ekspresi tersebut merujuk pada status sosial yang setara antara pembicara dan

    lawan bicara dalam ujaran. Kesetaraan antara pembicara dan lawan bicara dalam

    ujaran ini terjadi karena Jemmy merasaPrince (Pangeran) sudah banyak berubah

    sehingga dia berani untuk memanggil Prince (Pangeran) tanpa menggunakan

    gelar kebangsawaan.seperti yang di tunjukkan dalam konteks wacana: As they

    edged along the wet walls, Jemmy gave his reply a second thought. He'd wronged

    the Prince. This wasn't the same Prince who'd run away the night before, bored

    with his own meanness and haughtiness and cruelty. (SF: 38)

  • 8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma

    45/50

    37

    Memaparkan pikiran Jemmyyang merasa bahwa Prince (Pangeran) yang

    sedang bersamanya sudah bukan seperti Prince (Pangeran) yang lari

    meninggalkan istana pertama kali, yang suka bersikap kejam dan hanya peduli

    dengan dirinya sendiri. Kedekatan hubungan antara pembicara dan lawan bicara

    dalam ujaran ini membuat tingkat formalitas bahasa yang di gunakan pembicara

    terhadap lawan bicara atau T-form (symmetric).

    Data 17

    "youare skin and bones, Cutwater. You could slip in and out of a

    key- hole. I'll guard the Prince."(SF: 21)

    Data tersebut memaparkan ujaran yang dilontarkan oleh Billy kepada

    Cutwater pada saat menyuruh Cutwater untuk pergi ke istana karena merasa

    tubuh Cutwateryang kurus dapat lebih mudah untuk menyusup masuk.

    Pada data tersebut terdapat penggunaan ekspresi deiksis persona orang

    kedua dan penggunaan nama panggilan Cutwater yang digunakan Billy sewaktu

    berbicara kepada Cutwater. Dari penggunaan deiksis persona orang kedua disertai

    dengan adanya pemakaian nama panggilan Cutwater, dapat dideskripsikan bahwa

    penggunaan ekspresi tersebut merujuk pada status sosial yang setara antara

    pembicara dan lawan bicara dalam ujaran. Kesetaraan antara pembicara dan lawan

    bicara dalam ujaran ini terjadi karena Billy dan Cutwater merupakan teman

    seprofesi dan sudah familiar, seperti yang di tunjukkan dalam konteks wacana:

  • 8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma

    46/50

    38

    Cutwater snickered. "This is the first time we've feasted off the King's own table,

    and there's hardly enough for me an Billy."(SF: 13)

    Menunjukkan bahwa ini pertama kalinya Cutwater dan Billy makan

    makanan enak langsung dari meja makan Raja. Kesetaraan ini terjadi karenaBilly

    sebagai pembicara merasa setara secara status sosial atau familiar dengan

    Cutwater sehingga tingkat formalitas bahasa berkurang serta adanya pemakaian

    nama panggilan untuk menunjukkan kedekatan pembicara terhadap lawan bicara

    atau T-form (symmetric).

  • 8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma

    47/50

    39

    BAB V

    SIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Simpulan

    Dalam analisis terhadap deiksis persona orang kedua dalam novel The

    Whipping Boy karya Sid Fleichman ini, ditemukan penggunaan deiksis persona

    orang kedua tersebut dalam dua bentuk, yaitu: gestural dan symbolic, dan

    penggunaan deiksis persona orang kedua yang menunjukkan hubungan status

    sosial antara pembicara dan lawan bicara dalam suatu ujaran terbagi dalam dua

    bentuk yaitu: asymmetric dansymmetric.

    Berdasark ananalisis data, ditermukan bahwa bentuk penggunaan deiksis

    persona orang keduasecaragestural dapat dilihat dari adanya indikasi fisikal baik

    dalam gerakan tubuh, pandangan mata, ataupun gerakan tangan yang dapat

    menunjukkan arah rujukan penutur terhadap penerima tuturan serta membantu

    memahami makna dari ujaran tersebut.

    Bentuk deiksis persona orang kedua yang digunakan secara symbolic

    pemahaman makna dan arah rujukan pembicara terhadap lawan bicaranya dapat

    dilihat dari konteks wacana ataupun melihat dari partisipan yang terdapat pada

    saat ujaran tersebut terjadi di dalam suatu wacana tertulis,

    Penggunaan deiksis persona orang kedua yang menunjukkan hubungan

    status sosial secara asymmetric yang terjadi antara pembicara dan lawan bicara

    dalam suatu konteks ujaran dapat dilihat dari adanya pemakaian bahasa formal

  • 8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma

    48/50

    40

    serta penggunaaan gelar yang digunakan pembicara dalam rujukan terhadap lawan

    bicara.

    Penggunaan deiksis persona orang kedua yang menunjukkan hubungan

    status sosial secara symmetric yang terjadi antara pembicara dan lawan bicara

    dalam suatu konteks ujaran dapat dilihat dari adanya pemakaian bahasa informal

    maupun penggunaaan nama panggilan langsung yang digunakan pembicara untuk

    menunjukkan kesetaraan dan kedekatan secara status sosial terhadap lawan bicara.

    Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa penggunaan deiksis

    persona orang kedua di dalam teks berbahasa Inggris merupakan unsur yang

    penting karena jika pemahaman rujukan dari penggunaan deiksis persona orang

    kedua tidak dipahami akan menimbulkan kesulitan dalam memahami suatu teks.

    Dalam analisis juga terlihat bahwa penggunaan deiksis persona orang keduadapat

    memudahkan para pembaca untuk memahami isi dari bacaan dengan cara

    mengetahui pembicara dan lawan bicara dari suatu ujaran dalam bentuk tulisan,

    selain itu juga dapat dilihat bahwa penggunaan deiksis persona orang kedua dapat

    memudahkan pembaca untuk memahami kedudukan sosial masing-masing

    karakter sehingga membuat pemahaman isi dari novel tersebut lebih efektif .

    5.2 Saran

    Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis menyarankan kepada peneliti

    selanjutnya yang tertarik untuk melakukan analisis tentang deiksis bisa lebih

    detail dalam pembahasannya. Dalam penelitian ini pertama, penulis tidak

    menemukan banyak data dari cara penggunaan deiksis persona orang kedua secara

  • 8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma

    49/50

    41

    symbolic maka dari itu penulis selanjutnya disarankan agar mencoba memilih

    skrip film agar lebih banyak menemukan banyak data analisis. Kedua, penulis

    selanjutanya bisa menganalisis tentang hubungan status sosial antara partisipan

    dengan lebih detail dengan cara menyimpulkan manakah yang lebih dominan

    antara bentuk hubungan asymmetric dan symmetric. Demikian saran yang bisa

    penulis berikan semoga penelitian selanjutnya bisa melengkapi penelitian penulis

    saat ini, agar pembaca dapat lebih mengerti mengenai ekspresi deiksis persona

    orang kedua dan membantu pemahaman teks bahasa Inggris

  • 8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma

    50/50

    DAFTAR PUSTAKA

    Brown, P and S. Levinson. 1987. Politeness. Cambridge: Cambridge University

    Press

    Brown, and Gilman. 1972 The Pronouns of Power and Solidarity dalam Giglioli

    Pier Paolo(ed.).Language and Social Context. England:

    Penguin Books.

    Levinson, S.C. 1979Pragmatics and social deixis, in C. Chiarello (ed.)

    Proceedings of the Fifth Annual Meeting of the Berkeley Linguistic

    Society. Berkeley, CA:Berkeley Linguistics Society.

    Kothari, C.R. 2008.Research Methodology: Methods and Techniques. India:

    New Age International

    Leech, G. 1983.Principles of Pragmatics. London: Longman Group Ltd.

    Levinson, Stephen C. 1983.Pragmatics. Cambridge: Cambridge University Press.

    Levinson, S. C. 2004.Deixis. In L. Horn (Ed.), The handbook of pragmatics(pp.

    97-121). Oxford: Blackwell.

    Yule, George. 1996.Pragmatics. New York: Oxford University Press.

    Cutting, Joan. 2002.Pragmatics and Discourse.London and New York:

    Routledge.

    Grundy, P. 2000.Doing Pragmatics. Arnold. London.