3

Click here to load reader

Dengan dasar visi pembangunan perikanan yaitu PERIKANAN ... · seluruh pabrik pengalengan ikan di Indonesia akan tercukupi bahan bakunya, daya saing tuna kaleng (canned tuna) di pasar

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Dengan dasar visi pembangunan perikanan yaitu PERIKANAN ... · seluruh pabrik pengalengan ikan di Indonesia akan tercukupi bahan bakunya, daya saing tuna kaleng (canned tuna) di pasar

IV. RENCANA JANGKA MENENGAH, 2005-2009 Dengan dasar visi pembangunan perikanan yaitu ”PENGELOLAAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN YANG BERTANGGUNGJAWAB BAGI KESATUAN DAN KESEJAHTERAAN ANAK BANGSA”, maka disusun program jangka menengah, tahun 2005-2009. Seperti sudah disebutkan sebelumnya bahwa perikanan Indonesia adalah perikanan yang multispecies, memiliki keragaman jenis yang banyak tetapi jumlah dan besar populasi setiap ragam kecil, maka pembangunan perikanan jangka menengah 2005-2009, dan bahkan seterusnya, tetap mempertimbangkan aspek ini. Dalam jangka menengah, 2005-2009, beberapa target yang ingin dicapai adalah sebagai berikut: 1. Indonesia sebagai produsen utama udang dunia, khususnya

jenis udang windu (monodon) sebagai spesies asli Indonesia. Dengan produksi udang yang ditingkatkan secara masal, maka posisi Indonesia di pasar Jepang dan Amerika Serikat, akan meningkat sebagai penentu (market leader and price setter). Sebagai dampak dari pencapaian target ini adalah harga di tingkat produsen akan naik dan selanjutnya tingkat pendapatan dan kesejahteraan produsen akan meningkat.

2. Indonesia sebagai produsen utama tuna dunia, khususnya

jenis cakalang (skipjack tuna) dan madidihang (yellowfin tuna). Kedua spesies ini mendominasi produksi tuna Indonesia. Dengan produksi cakalang yang besar jumlahnya, baik dari perairan pedalaman, ZEE, dan High Sea, maka seluruh pabrik pengalengan ikan di Indonesia akan tercukupi bahan bakunya, daya saing tuna kaleng (canned tuna) di pasar internasional semakin naik, dan pada akhirnya Indonesia sebagai market leader and price setter. Untuk jenis madidihang, Indonesia akan menguasai pasa tuna segar dunia. Namun supaya pasar bisa dikendalikan dan dikuasai maka ekspor tuna segar gelondongan dikurangi dan diganti dengan bentuk segar lain yang lebih tinggi nilai dan harganya. Produksi cakalang dan madidihang dilakukan secara terpadu oleh perusahaan perikanan dan nelayan kecil sehingga nilai tambah pengolahan dan pemasaran dapat dirasakan dan dinikmati pula oleh nelayan kecil.

3. Indonesia sebagai produsen utama semi-refined seaweed

dunia. Sampai akhir tahun 2009, status Indonesia sebagai produsen rumpaut laut kering (tanpa proses pengolahan)

REVITALISASI PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN (RPPK) 2005 IV - 1

Page 2: Dengan dasar visi pembangunan perikanan yaitu PERIKANAN ... · seluruh pabrik pengalengan ikan di Indonesia akan tercukupi bahan bakunya, daya saing tuna kaleng (canned tuna) di pasar

akan beralih menjadi produsen rumput laut yang telah diolah menjadi bahan baku industri dan setengah jadi (semi-refined seaweed). Untuk itu maka di daerah produsen dan di pusat industri, dibangun pabrik-pabrik pengolahan rumput laut, berbagai skala, sesuai dengan kapasitas produksi rumput laut mentah di setiap daerah. Karena produksi semi-refined seaweed terjamin maka industri lanjutan akan berkembang. Di sisi lain, produsen rumput laut yaitu penduduk daerah pesisir dan pulau kecil akan semakin meningkat pendapatan dan kesejahteraanya.

Target-target ini akan dicapai melalui program utama pembangunan perikanan jangka menengah (2005-2009) sebagai berikut:

1. Pengembangan Industri Perikanan Terpadu, meliputi:

• Pengembangan industri perikanan tuna terpadu secara vertikal dan horizontal, termasuk inisiasi dan pengembangan awal budidaya tuna untuk menghasilkan tuna segar.

• Pengembangan industri tambak udang terpadu, secara vertikal dan horizontal, termasuk pembangunan broodstock, panti perbenihan, pabrik pakan, dan obat-obatan penanggulangan hama dan penyakit.

• Pengembangan pabrik industri rumput laut terpadu dan masal di daerah produsen di seluruh Indonesia, serta pabrik pengolahan bahan kering menjadi semi-refined products di pusat-pusat industri.

2. Pengembangan prasarana pelabuhan sebagai basis

pengembangan industri terpadu, khususnya di daerah perbatasan sebagai penangkal dan pencegah IUU fishing, transhipment dari kapal ikan ke kapal angkut secara illegal. Pengembangan pelabuhan diharapkan dilakukan oleh swasta, sementara dana publik dimanfaatkan untuk membangun pangkalan pendaratan ikan di daerah-daerah potensial, terpencil, dan kurang memiliki insentif bagi swasta.

3. Pengembangan prasarana budidaya perikanan, khususnya

saluran primer bagi irigasi tambak udang, termasuk mendorong swasta untuk mengembangkan industri benih, industri pakan, dan industri penangkal hama dan penyakit udang.

4. Peningkatan partisipasi Indonesia dalam perikanan regional,

utamanya sebagai anggota (contracting party) dari Indian

REVITALISASI PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN (RPPK) 2005 IV - 2

Page 3: Dengan dasar visi pembangunan perikanan yaitu PERIKANAN ... · seluruh pabrik pengalengan ikan di Indonesia akan tercukupi bahan bakunya, daya saing tuna kaleng (canned tuna) di pasar

Ocean Tuna Commission (IOTC) dan Commission for Conservation of Southern Bluefin Tuna (CCSBT). Keanggotaan ini akan membuka akses Indonesia sebagai pemanfaat sumberdaya ikan (utamanya tuna) di perairan internasional (high seas), yaitu Samudera Hindia. Keanggotaan juga akan membuat Indonesia memiliki kuota produksi dan kuota pasar internasional serta menghindari Indonesia dari kemungkinan embargo produk tuna-nya.

REVITALISASI PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN (RPPK) 2005 IV - 3